PENINGKATAN NILAI TAMBAH JAGUNG SEBAGAI PANGAN LOKAL Oleh : Endah Puspitojati
Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan pola konsumsi masyarakat. Ini menunjukkan indikasi bahwa diversifikasi pangan sangat diperlukan untuk mendukung pemantapan swasembada pangan. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah menetapkan program dalam pembangunan pertanian beberapa komoditas prioritas, diantaranya padi, jagung, kedelai, dan sapi potong. Jagung merupakan tanaman serbaguna yang dapat dimanfaatkan untuk pangan, pakan, maupun industri. Kedepan jagung akan mempunyai peran yang semakin strategis ditinjau dari aspek: 1. Agribisnis, karena jagung banyak terkait dengan kegiatan industri (pakan, pangan, dll) dan adanya peluang ekspor 2. Peningkatan ketahanan nasional, sebab biji jagung mempunyai nilai gizi (karbohidrat, protein, lemak, mineral) yang setara dengan beras dengan potensi hasil lebih tinggi dan lebih sedikit membutuhkan air dibandingkan dengan padi 3. Kesempatan penyerapan tenaga kerja dikaitkan dengan ketersediaan lahan yang cukup luas untuk pengembangan jagung Jagung sebagai komoditas pertanian mempunyai banyak harapan untuk dikembangkan menjadi makanan olahan dan bahan baku industri, karena dari sisi agronomis
masih
sangat memungkinkan
untuk
ditingkatkan produksi dan
produktivitasnya. Jagung sebagai pangan dan bahan baku industri akan memberi nilai tambah dengan teknologi pengolahan, beberapa produk olahan jagung adalah marning, emping, industri gula pati, sirup glukosa, fruktosa, bahan baku bioetanol, minyak jagung, gluten, pakan ayam dan lain-lain.
Pengembangan olahan jagung
dilakukan dalam rangka peningkatan nilai tambah produk.
1
Secara ekonomis
peningkatan suatu barang dapat dilakukan melalui perubahan bentuk (form utility), perubahan tempat (place utility), perubahan waktu (time utility) dan perubahan kepemilikan (position utility). mempunyai nilai tambah
Melalui perubahan bentuk , suatu produk akan
ketika barang itu mengalami perubahan bentuk. Misal biji
jagung berubah menjadi bentuk makanan ringan keripik jagung. Melalui perubahan tempat, suatu barang tersebut mengalami perpindahan tempat. Misalnya jagung ketika berada di desa hanya dimanfaatan sebagai makanan yang dikonsumsi sebagai jagung rebus saja, namun ketika jagung dibawa ke industri tepung di kota akan dijadikan tepung. Melalui perubahan kepemilikan akan barang tersebut dari satu pihak ke pihak lain , misal ketika jagung berada di tangan petani maka jagung tersebut hanya akan dijual menjadi jagung pipilan namun ketika jagung berada di tangan konsumen, jagung akan menjadi berbagai makanan olahan yang dikonsumsi (Setiawan, 2008) Sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dalam pembangunan perekonomian
nasional.
Namun
demikian,potensi
sektor
pertanian
belum
dikembangkan secara optimal. Hal tersebut tercermin dari sebagain besar hasil sektor pertanian
masih berupa komoditas (produk segar).
Hal tersebut mengakibatkan
aktivitas usaha pertanian yang dilakukan terperangkap pada resiko yang diakibatkan karateristik khas pertanian berbasis komoditas
seperti fluktuasi harga, tingkat
kerusakan tinggi dan musiman. Kondisi tersebut mengakibatkan instabilitas kinerja para pelaku di sektor pertanian. Hal itu sering terjadi pada produk pertanian yang menjadi bahan pangan. Dewasa ini, proporsi penggunaan jagung sebagai bahan pangan langsung cenderung menurun, tetapi meningkat sebagai bahan pangan, jagung dikonsumsi dalam bentuk kering dan dalam bentuk tepung.
Alternatif produksi yang dapat
dikembangkan dari jagung mencakup produk olahan segar, produk primer, produk siap santap dan produk instan.
2
Teknologi pengolahan jagung berpeluang meningkatkan nilai
tambah
komoditas jagung. Fungsi jagung tidak hanya sebagai sumber pakan tetapi dapat diolah menjadi berbagai produk pangan yang bernilai ekonomi seperti corn-flake, popcorn, tepung jagung, pati jagung dan minyak jagung, Pati jagung potensial mengganti terigu maupun tapioka dari 20-100%. Jika pati jagung menggantikan 10% saja, maka diperlukan 0,3-1,0 juta ton pati jagung per tahun. Biji jagung mengandung pati 54,171,7%, sedangkan kandungan gulanya 2,6-12,0%. Protein Jagung dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu albumin, globulin, glutelin dan prolamin, yang masing-masing mengandung asam amino yang berlainan, dengan berkembangnya ilmu genetika dan pemuliaan telah dihasilkan beberapa varietas jagung yang mengandung triptofan cukup tinggi. Jagung dapat disiapkan menjadi bahan setengah jadi (primer) sebagai bahan baku industri. Bentuk produk ini umumnya bersifat kering, awet dan tahan disimpan lama, antara lain adalah beras jagung, tepung terigu dan pati. Proses pembuatan beras dan tepung jagung, Biji jagung kering/pipilan disortir/dipilih akan menghasilkan biji bersih kemudian disosok, jagung sosoh jika direndam 4 jam kemudian ditiriskan dan digiling hingga menghasilkan tepung, disamping itu jagung sosoh juga dapat dijadikan beras jagung. Jagung sosoh dapat diolah menjadi bassang, yaitu makanan tradisional Sulawesi Selatan, sedang beras jagung dapat ditanak seperti layaknya beras biasa.
Tepung jagung dapat diolah menjadi berbagai makanan atau
mensubstitusi terigu pada proporsi tertentu, sesuai dengan bentuk produk olahan yang diinginkan. Tepung jagung bersifat fleksibel karena dapat digunakan sebagai bahan baku berbagai produk pangan dan relatif mudah diterima masyarakat, karena telah terbiasa menggunakan bahan tepung, seperti halnya tepung beras dan terigu.
3
Gambar 1. Produk Olahan Primer Jagung
Gambar 2. Olahan Sekunder Jagung Pemanfaatan tepung jagung komposit pada berbagai bahan dasar pangan antara lain untuk kue kering, kue basah, mie kering dan roti-rotian. Pada proses pembuatan beras jagung terdapat hasil samping berupa bekatul yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber serat kasar yang sangat berguna bagi tubuh. Bekatul dapat digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain dalam pembuatan kue kering berserat tinggi (Anonim, 2013) Dalam mengoptimalkan potensi sumber pangan lokal, jagung merupakan komoditi yang memiliki keunggulan sebagai pendukung kelestarian ketahanan pangan. Peningkatan ketahanan pangan bertujuan mengembangkan sistem ketahanan pangan mulai dari tingkat masyarakat sampai dengan tingkat nasional.
Peningkatan
ketahanan pangan perlu didukung dengan pemanfaatan sumber karbohidrat selain beras. Sekaligus dalam memenuhi kebutuhan protein, vitamin dan mineral bagi
4
penduduk. Jagung memiliki potensi besar sebagai komoditas unggulan bahan pangan dan penganekaragaman (diversifikasi) menu makanan bagi penduduk. Penganekaragaman jagung sangat penting untuk dikembangkan dan ditingkatkan dalam rangka ketahanan pangan. Sebagai upaya pengembangan produksi pokok menjadi beberapa produk baru, seperti memanfaatkan karbohidrat selain beras, lauk pauk sehingga konsumsi beras dapat dikurangi,dan memperbanyak jenis makanan kecil yang dibuat dari bahan yang murah namun nilai gizinya tinggi. Konsumsi jagung di pedesaan umumnya cenderung menurun dan berangsur-angsur ditinggalkan dan beralih ke beras, akibatnya peningkatan pendapatan masyarakat dan kurangnya informasi tentang berbagai jenis aneka pengolahan jagung dan sebaliknya masyarakat di perkotaan terutama diversifikasi cenderung meningkat serta adanya permintaan masyarakat kelas menengah dan kelas atas menunjukkan prospek industri pangan yang berasal dari jagung cukup baik (Sutanto, ____) Berdasarkan komposisi kimia dan kandungan nutrisi, jagung mempunyai prospek sebagai pangan dan bahan baku industri. Pemanfaatan jagung sebagai bahan baku industri akan memberi nilai tambah bagi usahatani komoditas tersebut. Penanganan dan pengolahan hasil pertanian sangat penting untuk meningkatkan nilai tambah, terutama pada saat produksi melimpah dan harga produk rendah, juga untuk produk yang rusak atau bermutu rendah. Jagung dapat diolah menjadi berbagai produk olahan. Jagung yang merupakan makanan non beras mudah diterima oleh masyarakat jika telah memenuhi syarat dan disukai oleh konsumen ( masyarakat luas). Selain harganya murah cara pembuatannya mudah sehingga jagung mempunyai potensi yang cukup potensial untuk dikembangkan. Apalagi dewasa ini sedang hangat-hangatnya disosialisasikan tentang penganekaragaman pangan non beras, sehingga baik dari pihak pemerintah swasta,
BUMN
dari
se
Kabupaten
/Kota
5
hingga diperdesaan
sudah
mulai
dilaksanakan, hanya saja sekarang yang menjadi permasalahannya adalah pemasaran yang masih belum relatif stabil dan bahan baku yang perlu ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA Anonim.2013.
Pengolahan
Pangan
Jagung.
Diakses
di
http://bp3ed.disperindag.ntbprov.go.id/index.php/profil/19-fungsional/39pengolahan-pangan-jagung pada tanggal 28 April 2014 Setiawan, Iwan. 2008. Alternatif Pemberdayaan Bagi Petani Lahan Kering. Skripsi. Universitas Padjadjaran. Sutanto, Agus. ______. Pengolahan Jagung Sebagai Bahan Pangan.
6