No. Kode: 26/1801.013/011/C/RPTP/2014
LAPORAN AKHIR TAHUN
PENGKAJIAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH ANEKA PRODUK TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA LOKAL UNGGULAN BENGKULU
WILDA MIKASARI
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2014
LAPORAN AKHIR TAHUN
PENGKAJIAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH ANEKA PRODUK TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA LOKAL UNGGULAN BENGKULU
Wilda Mikasari Lina Ivanti Taufik Hidayat Sri Hartati Ujang Hamidi
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2014
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nyalah Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu dapat diselesaikan. Laporan ini berisi
hasil pelaksanaan kegiatan
Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu pada tahun 2014. Kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPTP Bengkulu atas bimbingan dan arahannya dalam kegiatan ini, demikian juga kepada rekan-rekan anggota tim yang telah memberikan tenaga dan pikiran sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bengkulu, Desember 2014 Penanggungjawab Kegiatan
Wilda Mikasari, S. TP, M.Si NIP. 19690812 199803 2 001
LEMBAR PENGESAHAN 1.
Judul RPTP
: Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu
2.
Unit Kerja
: Balai
Pengkajian
Teknologi
Pertanian
Bengkulu 3.
Alamat Unit Kerja
: Jl. Irian Km 6.5 Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu 38119
4.
Sumber Dana
: APBN
5.
Status Penelitian
: Lanjutan
6.
Penanggung Jawab
:
a. Nama
: Wilda Mikasari, S.TP., M.Si.
b. Pangkat/Golongan
: Penata Tk.I /IIId
c. Jabatan
: Peneliti Muda
7.
Lokasi
: Kabupaten Lebong dan Bengkulu Tengah
8.
Agroekosistem
: Dataran tinggi dan rendah
9.
Tahun Mulai
: 2013
10.
Tahun Selesai
: 2014
11.
Output Tahunan
:
a. Paket
teknologi
pembuatan
tepung
ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong
dari
tanaman
pangan
dan
hortikulltura lokal unggulan Bengkulu b. Peningkatan nilai tambah yang dihasilkan dari proses pembuatan tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong dari tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu c. Terdiseminasinya
hasil
pengkajian
ke
stakeholder dan pengguna 12.
Output Akhir
:
a. Paket teknologi aneka produk tanaman pangan dan hortikulltura lokal unggulan Bengkulu b. Peningkatan nilai tambah yang dihasilkan i
dari proses pengolahan aneka produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu c. Terdiseminasinya
hasil
pengkajian
stakeholder dan pengguna 13.
Biaya
: Rp. 75.000.000,- (Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah)
14.
Biaya setelah revisi
Rp 65.000.000,- (Enam Puluh Lima Juta Rupiah)
Koordinator Program,
Penanggung Jawab RPTP
Ir. Wahyu Wibawa, MP, P hd NIP. 19690427 199803 1 001
Wilda Mikasari, S.TP, M.Si NIP. 19690812 199803 2 001
Mengetahui : Kepala BBP2TP
Kepala BPTP Bengkulu
Dr. Ir. Abdul Basit, MS NIP. 19610929 198603 1 003
Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP.19590206 198603 1 002
ii
ke
DAFTAR ISI halaman LEMBAR PENGESAHAN...................................................................... ..
i
KATA PENGANTAR ..............................................................................
ii
DAFTAR ISI .......................................................................................
iii
DAFTAR TABEL...................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
vi
RINGKASAN .......................................................................................
vi
I. PENDAHULUAN ..............................................................................
1
1.1. Latar Belakang ............................................................................
1
1.2. Dasar Pertimbangan .....................................................................
2
1.3. Tujuan ........................................................................................
3
1.4. Keluaran......................................................................................
3
1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak.....................................................
3
II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................
4
III. METODOLOGI...............................................................................
6
3.1. Pendekatan...... ...........................................................................
6
3.2. Ruang Lingkup Kegiatan ..............................................................
6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .... .........................................................
10
4.1. Tahapan Pelaksanaan..................................................................
10
4.2. Pelaksanaan Pengkajian...............................................................
11
4.3. Pelaksanaan pelatihan dalam rangka diseminasi pengkajian peningkatan nilai tambah aneka produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu.....................................................................
18
KESIMPULAN..............................................................................
20
VI. KINERJA HASIL PENGKAJIAN .......................................................
21
VII. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................
22
VIII. ANALISIS RESIKO .......................................................................
24
8.1. Daftar Resiko...............................................................................
24
8.2. Daftar Penanganan Resiko ............................................................
24
V.
iii
IX. JADUAL KERJA .............................................................................
25
X. PEMBIAYAAN................................................................................
26
10.1. Rencana Anggaran Belanja.........................................................
26
10.2. Realisasi Anggaran ....................................................................
26
XII. TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANA...........................................
28
iv
DAFTAR TABEL halaman Tabel 1.
Analisis Nilai Tambah Metode Hayami et.all..........................
8
Tabel 2.
Hasil Rendemen Sawut Ubikayu ..........................................
12
Tabel 3.
Hasil Pengamatan FisikTepung Ubikayu Termodifikasi ...........
12
Tabel 4.
Hasil Analisis Proksimat Tepung Ubikayu Termodifikasi berbagai Perlakuan ............................................................
15
Tabel 5.
Kadar Serat Kasar, Kadar Pati,dan Kandungan HCN pada Tepung Ubikayu Termodifikasi berbagai Perlakuan ...............
15
Tabel 6.
Hasil Analisis Proksimat Jeruk Gerga lebong dalam Bentuk Segar.....................................................................
15
Tabel 7.
Skor Kesukaan Panelis Terhadap Atribut Sensori Sari Buah Jeruk RGL...........................................................
16
Tabel 8.
Hasil Analisis Nilai Tambah Tepung MOCAF ..........................
17
Tabel 9.
Hasil Analisis Nilai Tambah Sari Buah Jeruk RGL ...................
17
v
DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 1. Lokasi Kegiatan di Desa Sungai Suci, Kab. Bengkulu Tengah .
29
Gambar 2. Mesin Pengolahan Tepung Kelompok Sungai Suci .................
29
Gambar 3. Bahan Baku Pembuatan Tepung MOCAF ..............................
30
Gambar 4. Pelaksanaan Pengkajian Pembuatan Tepung MOCAF.............
30
Gambar 5. Pelaksanaan Pengkajian Pembuatan Tepung MOCAF.............
31
Gambar 6. Pelaksanaan Pengkajian Pembuatan Tepung MOCAF.............
31
Gambar 7. Pelaksanaan Pengkajian Pembuatan Sari Buah Jeruk RGL......
32
Gambar 8. Pelaksanaan Pengkajian Pembuatan Sari Buah Jeruk RGL......
32
Gambar 9. Pelatihan Pembuatan Sari Buah Jeruk RGL ...........................
33
Gambar 10. Pelatihan Pembuatan Sari Buah Jeruk RGL ..........................
33
vi
RINGKASAN 1
Judul
:
Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu
2
Unit kerja
:
BPTP Bengkulu
3
Tujuan
:
1. Mengkaji teknologi pembuatan tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong dari tanaman
pangan
dan
hortikultura
lokal
unggulan Bengkulu 2. Mengkaji
dan
menganalisa
nilai
tambah
teknologi pembuatan tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong dari tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu 3. Melakukan diseminasi hasil pengkajian ke stakeholder dan pengguna 4
Keluaran/Output
1. Paket teknologi pembuatan tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong dari tanaman
pangan
dan
hortikultura
lokal
unggulan Bengkulu 2. Peningkatan nilai tambah tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong yang dihasilkan dari tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu 3. Terdiseminasinya
hasil
pengkajian
ke
stakeholder dan pengguna 5
Lokasi
:
Kabupaten Lebong dan Bengkulu Tengah
6
Prosedur
:
1. Tahap Persiapan (Koordinasi dengan instansi yang terkait di tingkat Propinsi dan Kabupaten dan berkonsultasi dengan Balai Besar Pasca Panen di Bogor) 2. Tahap
Pelaksanaan.
Peningkatan Tanaman vii
Nilai
Pangan
Kegiatan
Tambah dan
Pengkajian
Aneka
Hortikultura
Produk Lokal
Unggulan Bengkulu menjadi tepung dan sari buah jeruk dilaksanakan di kelompok tani di lokasi pengkajian yaitu di kabupaten Lebong dan
kabupaten
lingkup
Bengkulu
kegiatan
Tengah.
Pengkajian
Ruang meliputi:
Pelaksanaan pengkajian pada kelompok tani di Kabupaten Lebong untuk pengkajian teknologi pengolahan sari buah jeruk Gerga Lebong dan Kabupaten Bengkulu Tengah untuk pengkajian teknologi pengolahan tepung dari ubikayu, data yang dihasilkan dianalisa secara statistik dengan uji anova dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5% (Steel
dan
Torrie,1995),
parameter
yang
diamati dari masing-masing produk olahan adalah sifat fisik dan sifat kimia berupa kadar air, kadar serat, kadar gula, kadar lemak, kadar protein, kadar abu,kadar karbohidrat
(AOAC,
1990) dilanjutkan dengan analisis karakter kimia produk, uji nutrisi, uji organoleptik, analisis
kelayakan
ekonomi
produk,
dan
analisis nilai tambah produk. Dan dilaksanakan diseminasi hasil pengkajian ke stakeholder dan pengguna 7
Capaian
1. Paket teknologi aneka produk olahan tanaman pangan
dan
hortikultura
lokal
unggulan
Bengkulu (Es krim pisang Curup, Tortila jagung dan Selai Jeruk Gerga Lebong) 2. Peningkatan nilai tambah paket teknologi aneka
produk
tanaman
pangan
dan
hortikultura lokal unggulan Bengkulu (Es krim pisang Curup, Tortila jagung dan Selai Jeruk Gerga Lebong)
viii
8
Manfaat
:
1. Meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomi produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu menjadi tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong 2. Meningkatkan pengetahuan petani mengenai teknologi pengolahan produk tanaman pangan dan hortukultura lokal unggulan Bengkulu menjadi tepung dan sari buah jeruk Gerga Lebong 3. Tersedia pangan
teknologi dan
pengolahan
hortikultura
lokal
tanaman unggulan
Bengkulu menjadi tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong 4. Meningkatnya pendapatan petani 9
Dampak
:
1. Meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomi produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu menjadi tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong 2. Meningkatkan pengetahuan petani mengenai teknologi pengolahan produk tanaman pangan dan hortukultura lokal unggulan Bengkulu menjadi tepung dan sari buah jeruk Gerga Lebong 3. Tersedia pangan
teknologi dan
pengolahan
hortikultura
lokal
tanaman unggulan
Bengkulu menjadi tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong 4. Meningkatnya pendapatan petani 10
Janka Waktu
:
1 (satu) tahun
11 Biaya
:
Rp. 75.000.000,- (Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah)
12
:
Rp. 65.000.000,- (Enam Puluh Lima Juta Rupiah)
Biaya setelah revisi
ix
SUMMARY 1
Title
:
2 3
Unit Objective
: :
4
Output
:
5 6
Location Methodology
: :
7
Result/Achievement :
Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu AIAT Bengkulu 1. To observe the processing technology of Modified Cassava Flour (MOCAF) and RGL citrus juice from Bengkulu Local Main Food Crops and Horticulture Comodity. 2. To study and analyze the added value of Modified Cassava Flour (MOCAF) and RGL citrus juice, products of Bengkulu Local Main Food Crops and Horticulture Comodity. 3. To spread the result of study to stakeholders. 1. Packet of Modified Cassava Flour (MOCAF) and RGL citrus juice technology. 2. Increasing of Bengkulu Local Main Food Crops and Horticulture Comodity Added Value. 3. The spread of study result to stakeholders. Lebong and Bengkulu Tengah Distric 1. Preparation Step (coordination with related institution in tingkat Province and Distric level and consultation with Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen di Bogor) 2. Implementation Step. The study was held in two location with farmer group as a cooperator. The location were Lebong and Bengkulu Tengah Distric. Study activities concist of MOCAF processing in Bengkulu Tengah Disctris and RGL citrus juice processing in Lebong Distric. The result of study (data) was analyzed by statistical method with Analysis of Variance then continued by Duncan Multiple Range Test (DMRT) at trust level 5% (Steel and Torrie,1995). Product analysis include physical dan chemical characteristic that consist of water content, crush content, Titratable Acidity,%Brix, fat content, protein content, ash content, and carbohydrate content (AOAC, 1990), Organoleptik Testing and Added Value Analysis. The end step was disemination of technology to stakeholders. 1. The technology packet of Bengkulu Local Main Food Crops and Horticulture Comodity (Curup banana ice cream, corn tortila and RGL citrus jam) 2. The added value of Bengkulu Local Main Food i
8
Expected Benefitt and Impact
:
1.
2. 3. 4. 9
10 12 13
Duration Budget Budget after revision
Crops and Horticulture Products (Curup banana ice cream, corn tortila and RGL citrus jam) To increase the benefit and economic value of Main Food Crops and Horticulture Comodity into Modified Cassava Flour and RGL citrus juice. To increase the farmer knowledge of Modified Cassava Flour and RGL citrus juice processing ttechnology. The availability of Modified Cassava Flour and RGL citrus juice technology. To increase of farmer income.
:
1. To increase the benefit and economic value of Main Food Crops and Horticulture Comodity into Modified Cassava Flour and RGL citrus juice. 2. To increase the farmer knowledge of Modified Cassava Flour and RGL citrus juice processing ttechnology. 3. The availability of Modified Cassava Flour and RGL citrus juice technology. 4. To increase of farmer income.
:
1 (one) year
:
Rp. 75.000.000,- (Seventy five million rupiahs) Rp. 65.000.000,- (Sixty Five million rupiahs)
ii
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Propinsi Bengkulu memiliki banyak potensi komoditas pangan dan hortikultura lokal unggulan, seperti sukun, ubikayu, ubi jalar, talas, garut, ganyong, jagung, jeruk kalamansi, jeruk Gerga Lebong, manggis, pisang curup, kentang merah, cabe, tomat, dan terung ungu. Keberadaan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu ini masih belum mendapat perhatian dari masyarakatnya, hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat yang memiliki potensi tanaman pangan dan hortikultura lokal untuk memanfaatkannya sebagai produk olahan pangan alternative dalam variasi makanan sehari-hari serta kurangnya pengetahuan mereka tentang pengolahan pangan menjadi makanan yang diminati. Kegiatan pengolahan pangan lokal di tingkat rumah tangga dan industri kecil berkembang sangat lambat dan cenderung tidak berkembang. Umumnya petani masih menjual dalam bentuk bahan baku primer dan membeli hasil olahan industri besar dengan harga yang jauh lebih mahal. Berbagai jenis tanaman pangan lokal unggulan Bengkulu ini dapat diolah menjadi tepung. Pengembangan aneka olahan dari aneka tepung diharapkan memberikan nilai tambah ekonomi dan meningkatkan nilai sosial komoditas, pengolahan bahan pangan lokal dari aneka tepung menjadi produk olahan seperti krupuk, kue-kue basah dan kue-kue kering. Untuk tanaman hortikultura jenis jeruk kalamansi dan jeruk Rimau Gergah lebong (RGL) merupakan tanaman lokal unggulan Bengkulu. Jeruk Gerga lebong adalah salah satu unggulan komoditas prioritas nasional. Pemerintah Daerah Kabupaten Lebong mulai mengembangkan kawasan tanaman jeruk Gerga Lebong yang akan berdampak dengan hasil panennya. Pada musim panen jeruk Gerga lebong hampir 40% kehilangan hasil panen karena buah rontok, sehingga perlu adanya sentuhan teknologi pengolahan untuk memanfaatkan buah rontok menjadi aneka olahan jeruk seperti sari buah, minuman fungsional, selai dll. Dengan introduksi teknologi aneka produk olahan melalui pemanfaatan tepung berbasis pangan lokal dan teknologi aneka produk olahan tanaman hortikultura unggulan Bengkulu diharapkan nilai ekonomi dan guna dari tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu meningkat, ketergantungan terhadap terigu dan beras semakin berkurang, peningkatan nilai tambah pengolahan dapat dinikmati petani, pemberdayaan
1
masyarakat sekitar dan pada akhirnya tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat meningkat. 1.2 Dasar Pertimbangan Kegiatan pengolahan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu di tingkat rumah tangga dan industri kecil berkembang sangat lambat dan cenderung tidak berkembang. Umumnya petani masih menjual dalam bentuk bahan baku primer dan membeli hasil olahan industri besar dengan harga yang jauh lebih mahal. Tanaman pangan lokal unggul Bengkulu seperti ubi jalar, ubikayu, umbi ganyong dan garut dapat diolah menjadi tepung. Tepung umbi-umbian dari tanaman pangan lokal yang lainnya merupakan bentuk olahan setengah jadi (intermediate product) yang dapat memperpanjang daya simpan, menghemat ruang simpan, meningkatkan nilai guna, mudah diolah dan diformulasi menjadi tepung komposit (Widowati dan Damardjati, 1993).
Secara komersial bentuk tepung
mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan dalam sistem agroindustri (Damardjati, at al., 1993). Pengembangan aneka olahan dari aneka tepung diharapkan memberikan nilai tambah ekonomi dan meningkatkan nilai sosial komoditas, pengolahan bahan pangan lokal dari aneka tepung menjadi produk olahan seperti beras instant, krupuk, kue-kue basah dan kue-kue kering dan beberapa jenis olahan lain banyak dijumpai di pasar-pasar kota maupun di pasar lokal di daerah. Teknologi tepung merupakan salah satu proses alternatif produk setengah jadi yang dianjurkan, karena lebih tahan disimpan, mudah dicampur atau dibuat komposit, diperkaya zat gizi (difortifikasi), dibentuk, dan lebih cepat dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang ingin serba praktis. Tepung digolongkan menjadi dua, yaitu tepung tunggal adalah tepung yang dibuat dari satu jenis bahan pangan, misalnya tepung beras, tepung ubikayu, tepung ubijalar. Tepung komposit yaitu tepung yang dibuat dari dua atau lebih bahan pangan, misalnya tepung komposit kasava-terigu-kedelai, tepung komposit jagung-beras, atau tepung komposit kasava-terigu-pisang. Tujuan pembuatan tepung komposit antara lain untuk mendapatkan karakteristik bahan yang sesuai untuk produk olahan yang diinginkan atau untuk mendapatkan sifat fungsional tertentu (Widowati, 2009). Secara
komersial
bentuk
tepung
mempunyai
prospek
yang
baik
untuk
dikembangkan dalam sistim agroindustri (Damardjati, et.al., 1993). Pembuatan cookies (kue kering) dari tepung jagung komposit campuran dari tepung jagung 40%, tepung gude
2
10% dan tepung kedelai 50% memiliki nilai gizi tinggi dan rasanya dapat diterima (Antarlina dan Utomo, 1991). Produk hortikultura lokal unggulan Bengkulu seperti kentang merah, cabe, tomat, jeruk kalamansi, jeruk RGL, papaya, pisang dan mangga Bengkulu umumnya memiliki nilai tambah rendah, mudah rusak, daya simpan pendek, serta mutu dan tingkat keamanannya kurang terjamin. Kondisi ini menyebabkan pendapatan petani dan pengolah hasil pertanian skala kecil-menengah rendah. Oleh karena itu, diperlukan teknologi pengolahan dalam meningkatkan nilai tambah komoditas tersebut. 1.3 Tujuan a. Paket teknologi pembuatan tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong dari tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu b. Mengkaji dan menganalisa nilai tambah teknologi pengolahan tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga lebong dari tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu c. Melakukan diseminasi hasil pengkajian ke stakeholder dan pengguna 1.4 Keluaran a. Paket teknologi pembuatan tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong dari tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu b. Peningkatan nilai tambah tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga lebong yang dihasilkan dari tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu c. Terdiseminasinya hasil pengkajian ke stakeholder dan pengguna 1.5
Perkiraan Manfaat dan Dampak a. Meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomi produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu menjadi tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong b. Meningkatkan pengetahuan petani mengenai teknologi pengolahan produk tanaman pangan dan hortukultura lokal unggulan Bengkulu menjadi tepung dan sari buah jeruk Gerga Lebong. c. Tesedia teknologi pengolahan tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu menjadi tepung dan sari buah jeruk Gerga Lebong d. Meningkatnya pendapatan petani 3
II. TINJAUAN PUSTAKA Peran agroindustri di pedesaan dalam meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian terwujud dalam penciptaan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja, dan keterkaitan dengan sektor lain. Namun, pengembangan agroindustri masih menghadapi sejumlah kendala, antara lain: (1) rendahnya jaminan ketersediaan dan mutu bahan baku; (2) mutu produk agroindustri belum mampu memenuhi persyaratan yang diminta pasar, khususnya pasar internasional; (3) sumber daya manusia belum profesional; (4) sarana dan prasarana belum memadai; (5) teknologi pengolahan belum berkembang; (6) sumber pendanaan masih kecil; (7) pemasaran belum berkembang; dan (8) belum ada kebijakan riil yang mampu mendorong berkembangnya agroindustri di dalam negeri (Anonim, 2008). Umbi-umbian dan buah-buahan bersifat mudah rusak atau daya simpannya rendah bila tidak dilakukan penanganan dan pengolahan dengan baik. Pengolahan produk setengah jadi merupakan salah satu cara pengawetan hasil panen, terutama untuk komoditas yang berkadar air tinggi, seperti ubikayu. Keuntungan lain dari pengolahan produk setengah jadi ini yaitu sebagai bahan baku yang fleksibel untuk industry pengolahan lanjutan, aman dalam distribusi, serta menghemat ruangan dan biaya penyimpanan. Teknologi ini mencakup teknik pembuatan sawut/chip/granula/grits,teknik pembuatan tepung dan pati, teknik separasi atau ekstraksi, dan sebagainya (Badan litbang pertanian, 2012). Teknologi tepung merupakan salah satu proses alternative produk setengah jadi yang dianjurkan, karena lebih tahan disimpan, mudah dicampur (dibuat komposit), diperkaya zat gizi (difortifikasi), dibentuk, dan lebih cepat dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang serba praktis.Prosedur pembuatan tepung sangat beragam, dibedakan berdasarkan sifat dan komponen kimia bahan pangan (Badan litbang Pertanian, 2012). Untuk tanaman hortikultura, jenis jeruk kalamansi dan jeruk Rimau Gergah Lebong (RGL) adalah tanaman lokal unggulan Bengkulu. Jeruk Gerga Lebong merupakan salah satu unggulan komoditas prioritas nasional. Jeruk kompetitif, yaitu buahnya
Gerga Lebong
mempunyai keunggulan
berwarna kuning-orange, berbuah sepanjang tahun, ukuran
buah besar 200-350 gram, kadar sari buah tinggi dan mempunyai potensi pasar yang baik (Suwantoro, 2010). Pemerintah Daerah Kabupaten Lebong mulai mengembangkan kawasan tanaman jeruk Gerga Lebong yang akan berdampak dengan hasil panennya. Pada 4
musim panen jeruk Gerga lebong hampir 40% kehilangan hasil panen karena buah rontok, sehingga perlu adanya sentuhan teknologi pengolahan untuk memanfaatkan buah rontok menjadi aneka olahan jeruk seperti selai, sirup dan sari buah.
5
III. METODOLOGI a.
Pendekatan Pengkajian dilakukan di kelompok tani di lokasi penghasil produksi tanaman pangan
dan hortikultura lokal unggul Bengkulu yakni komoditas hortikultura jeruk Gerga Lebong di Kabupaten Lebong dan komoditas tanaman pangan ubikayu di Kabupaten Bengkulu Tengah. Pengkajian dilakukan untuk optimalisasi formula pengolahan pangan dan hortikultura lokal unggulan di Bengkulu dengan teknologi petani. b.
Ruang Lingkup Kegiatan
3.2.1 Jenis Komoditas Bahan yang digunakan meliputi komoditas tanaman pangan berupa ubikayu dan komoditas hortikultura spesifik Bengkulu yakni jeruk Gerga (RGL). 3.2.2 Jenis komoditas yang digunakan Kegiatan pengkajian ini dilaksanakan pada kelompok tani “Sungai Suci” di Desa Pasar Pedati, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah yang merupakan salah satu sentra budidaya dan pengolahan ubikayu. Selain itu, pengkajian juga dilaksanakan di Kabupaten Lebong sebagai kawasan pengembangan jeruk RGL. Kelompok yang menjadi kooperator kegiatan ini adalah kelompok pengolahan hasil “Julu Kalang” di Desa Bioa Sengok, Kecamatan Rimbo Pengadang, Kabupaten Lebong. 3.2.3 Teknologi yang diimplementasikan Teknologi yang diimplementasikan meliputi teknologi pembuatan tepung MOCAF (Modified Cassava Flour) dan pembuatan minuman sari buah jeruk RGL. 3.2.4 Metode Pengkajian Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan metode eksperimental dilaksanakan di lokasi kelompok tani/pengolahan hasil pertanian dengan membandingkan formula teknologi yang akan dikaji dengan teknologi petani. 3.2.5 Prosedur Pelaksanaan Pengkajian A. Pengolahan Tepung MOCAF (Modified Cassava Flour) Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah ubikayu serta bahan tambahan berupa starter/ragi, dan air. Alat yang digunakan terdiri atas alat pengering/press, oven, alat penepung, waring, terpal dan plastik.
6
Metode pengkajian Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan metode eksperimental. Perlakuan terdiri dari 1) jenis starter yang digunakan (cara petani, Bimo CF, ragi tape), 2) varietas ubikayu (melati, rema) masing-masing perlakukan diulang sebanyak 3 kali. Parameter pengamatan Parameter yang diamati dari masing-masing tepung yang dihasilkan adalah sifat fisik (rendemen) dan sifat kimia berupa: kadar air, kadar serat, kadar lemak, kadar protein, kadar abu dan kadar karbohidrat (AOAC, 1990), viskositas saat dimasak, tingkat gelatinisasi serta derajat putih. Analisis data Data yang dihasilkan dianalisa secara statistik dengan uji ANOVA dan dilanjukan dengan uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf nyata 5% (Steel dan Torrie, 1995). B. Teknologi pengolahan sari buah jeruk Gerga Lebong Jeruk Gerga Lebong memiliki karakter rasa buah yang manis asam, memiliki kadar jus dan vitamin C yang cukup tinggi, sehingga pada pengkajian ini buah jeruk Gerga Lebong diolah menjadi sari buah jeruk. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam pembuatan sari buah jeruk Gerga Lebong adalah buah Jeruk Gerga Lebong, gula pasir, asam sitrat, penstabil, dan kemasan. Alat-alat yang digunakan adalah pisau, panci, kompor, selaer, gelas ukur, timbangan, saringan, pH meter, dan cup sealer. Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (Scheaffer et al., 1990) dengan 2 faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi asam sitrat (A=0%,B=0.1%, C=0.2%, D=0.3%, E=0.4%) faktor kedua adalah jenis penstabil (X=agar-agar, Y=CMC). Perameter Pengamatan Parameter yang diamati meliputi sifat fisik meliputi rendemen dan TPT (Total Padatan Terlarut), sifat kimia (pH, TAT, dan kadar vitamin C, aktivitas antioksidan) serta sifat organoleptik (warna, rasa, aroma, tekstur dan penerimaan secara keseluruhan). 7
Analisis data Data yang dihasilkan dianalisa secara statistik dengan uji ANOVA dan dilanjukan dengan uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf nyata 5% (Steel dan Torrie, 1995). C. Analisis nilai tambah aneka produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan di Bengkulu Analisis nilai tambah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan nilai tambah yang dihasilkan dari penerapan teknologi pembuatan tepung ubikayu dan sari buah jeruk Gerga Lebong. Data yang dihasilkan dianalisa secara statistik dengan uji Anova dan dilanjukan dengan uji lanjutan pada taraf nyata 5% (Steel dan Torrie, 1995). Selanjutnya Metode yang digunakan untuk mengukur peningkatan nilai tambah adalah metode Hayami, et all (Tabel 1). Tabel 1. Analisis Nilai Tambah Metode Hayami, et all. Variabel Nilai Tambah Nilai I. Output, Input, Harga : 1. Output (kg) ..............................................................................................A 2. Input bahan baku (kg)................................................................................B 3. Input tenaga kerja (HOK)............................................................................C 4. Faktor Konversi (1)/(2) .....................................................................D = A/B 5. Koefisien tenaga kerja (3)/(2)............................................................E = C/B 6. Harga output (Rp/kg)..................................................................................F 7. Upah rata-rata tenaga kerja (Rp/HOK).........................................................G II. Pendapatan dan keuntungan : 1. Harga input bahan baku (Rp/kg).................................................................H 2. Sumbangan input lain (Rp/kg bahan baku)..................................................I 3. Nilai output (4)x(6) ........................................................................J = D X F 4. Nilai tambah (10)-(8)-(9)...........................................................K = J – H – I 5. Rasio nilai tambah (11a)/(10)x100%..................................L% = K/J X 100% a. Pendapatan tenaga kerja (5)x(7).................................................. M = E X G b. Bagian tenaga kerja (12a)/(11a)x100%........................... N% = M/K X 100% 6. Keuntungan (11a)-(12a).............................................................. O = K – M 7. Tingkat keuntungan (13a)/(10)x100%..............................P% = O/J X 100% III. Balas Jasa dari Pemilik Faktor Produksi : 8. Marjin (10)–(8) Q = J – H a. Pendapatan tenaga kerja (12a)/(14)x100%.................R% = M/Q X 100% b. Sumbangan input lain (9)/(14)x100%...........................S% = I/Q X 100% c. Keuntungan perusahaan (13a)/(14)x100%....................T% = O/Q X 100% Sumber : Hayami et all. (1987)
8
D. Diseminasi hasil pengkajian ke pengguna Diseminasi hasil pengkajian bertujuan menyebarluaskan serta mempercepat adopsi teknologi pengolahan hasil tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu kepada pengguna. Proses penybarluasan tersebut dilakukan dalam bentuk temu lapang, ekspose, pelatihan dan pertemuan tingkat petani.
9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tahapan kegiatan Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu yang telah dilaksanakan antara lain tahap persiapan, pengkajian di tingkat petani serta kegiatan diseminasi melalui pelatihan di tingkat petani. 4.1 Tahapan Pelaksanaan 4.1.1 Koordinasi dengan instansi yang terkait dalam penetapan lokasi pengkajian. Koordinasi dilakukan dengan instansi terkait yaitu Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM serta Badan Ketahanan Pangan pada tingkat kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu. Kordinasi dilakukan untuk menetapkan lokasi pengkajian, disesuaikan dengan potensi produk unggulan lokal berbasis tanaman pangan dan hortikultura. Berdasarkan hasil koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah, diperoleh informasi bahwa potensi komoditas unggulan tanaman pangan di kabupaten ini adalah ubikayu. Sudah banyak Kelompok tani yang telah memproduksi olahan dari ubikayu diantaranya opak, tape, ulir-ulir, dan keripik. Salah satu sentra budidaya dan pengolahan ubikayu di Kaupaten Bengkulu Tengah berada di Desa Sungai Suci. Terdapat satu kelompok tani yang bernama “Sungai Suci” yang sebagian anggotanya bertanam ubikayu dan menghasilkan aneka produk dari komoditas tersebut. Selain itu, dengan peralatan penggiling tepung 1 unit yang terdiri dari disc mill, alat pengayak, alat pengiris/perajang, oven dan sealer yang merupakan bantuan dari Dinas Pertanian kabupaten Bengkulu Tengah, kelompok “Sungai Suci” juga memproduksi tepung ubikayu sejak pertengahan tahun 2013. Hanya saja, usaha tersebut terkendala pada kualitas tepung yang dihasilkan belum seragam. Oleh karena itu, lokasi ini ditetapkan sebagai tempat kegiatan pengkajian berlangsung. Lokasi pengkajian di Kabupaten Lebong ditetapkan berdasarkan kordinasi dengan Dinas Pertanian untuk penetapan lokasi pengkajian, hasil kordinasi dengan bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP). Terdapat satu kelompok pengolahan hasil yang kooperatif yakni kelompok pengolahan hasil “Julu Kalang” di Desa Bioa Sengok, Kecamatan Rimbo Pengadang. 10
4.1.2 Sosialisasi dan Pembinaan Sosialisasi awal dan pembinaan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman petani/kelompok pengolah hasil pertanian bagaimana prosedur pelaksanaan pengkajian yang dilakukan di kelompok mereka mulai dari pemilihan bahan baku, sortasi
bahan baku,
prosesing
persiapan bahan baku mulai dari proses
pembuatan/prosedur kerja setiap pengkajian sampai pengemasan produk jadi. 4.2.
Pelaksanaan Pengkajian
A. Pengolahan Tepung Ubikayu Termodifikasi (MOCAF) Bahan baku pembuatan tepung ubikayu termodifikasi pada pengkajian ini adalah ubikayu yang biasa dibudidayakan di desa Pasar Pedati, Sungai Suci Kabupaten Bengkulu Tengah yakni ubikayu varietas REMA dan varietas MELATI. Kedua jenis ubikayu ini memiliki kerakteristik yang berbeda. Ubikayu varietas REMA memiliki ciri-ciri bentuk umbi yang besar dan teksturnya pulen dan lembut, sementara ubikayu varietas MELATI bentuk umbinya kecil dan teksturnya kurang pulen serta berserat. Biasanya, petani di desa Pasar Pedati dan sekitarnya (Desa Pekik Nyaring) menggunakan ubikayu varietas REMA sebagai bahan baku keripik karena umbinya besar dan lebih mudah diiris sementara ubikayu varietas MELATI lebih banyak digunakan sebagai bahan pembuatan tape. Selanjutnya bahan baku tersebut digunakan dalam pembuatan tepung MOCAF. Proses pembuatan tepung ubikayu MOCAF diadopsi dari teknologi yang dikembangkan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen) yang meliputi tahap pengupasan ubikayu, pencucian/pembersihan, pengirisan, dan perendaman dalam larutan starter. Starter yang digunakan pada pengkajian ini adalah starter BIMO-CF yang merupakan hasil inovasi teknologi BB Pascapanen. Selain itu digunakan starter fermipan dan ragi tape yang digunakan sebagai alternatif starter BIMO-CF. Starter-starter tersebut mudah diperoleh di pasaran. Dosis penggunaan starter mengacu pada penggunaan starter BIMO-CF dengan modifikasi penambahan air untuk merendam yakni 1 kg starter/1 ton bahan dalam 1,1 m3 air. Proses perendaman (fermentasi) dilakukan pada ember tertutup selama ± 12 jam agar terhindar dari kotoran. Setelah proses perendaman selesai, dilakukan penirisan dan pengepresan untuk meminimalisir kandungan air pada cacahan ubikayu sehingga dapat mempermudah proses penjemuran. Proses penjemuran dilakukan selama ± 2 hari menggunakan waring dan terpal. Selanjutnya dilakukan penepungan
11
menggunakan mesin penepung dan pengayakan untuk memperoleh tekstur tepung yang lebih halus dan menghilangkan kotoran pada tepung. Pengukuran Rendemen Berdasarkan hasil pengukuran rendemen sawut/cacahan, diperoleh hasil sementara
rendemen
sawut/cacahan
ubikayu
varietas
MELATI
lebih
banyak
dibandingkan ubikayu varietas REMA (Tabel 2). Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh karakteristik ubikayu varietas REMA yang lembut dan pulen sehingga mudah dicerna oleh mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi ubikayu. Sedangkan karakteristik ubikayu varietas MELATI yang lebih berserat, sulit untuk terurai dalam proses fermentasi. Tabel 2. Hasil Rendemen Sawut/Cacahan Ubikayu No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Ubikayu Ubikayu Ubikayu Ubikayu Ubikayu Ubikayu Ubikayu Ubikayu
Perlakuan varietas REMA+starter fermipan varietas REMA+starter BIMO-CF varietas REMA+starter ragi tape varietas REMA tanpa starter varietas MELATI+starter fermipan varietas MELATI+starter BIMO-CF varietas MELATI+starter ragi tape varietas MELATI tanpa starter
Rendemen Sawut (%) 39.05 38.20 32.53 31.60 36.90 43.32 37.05 39.47
Pengamatan Visual Tepung MOCAF Berdasarkan
pengamatan
visual,
tepung
ubikayu
yang
difermentasi
menggunakan starter BIMO-CF memiliki keunggulan dari aspek warna dan aroma. Terutama warna, varietas ubikayu yang digunakan ternyata mempengaruhi warna tepung yang dihasilkan. Secara visual warna tepung ubikayu varietas MELATI lebih putih dibandingkan warna ubikayu varietas REMA. Hasil ini tentunya perlu didukung dengan pengukuran derajat putih tepungmenggunakan tester. Tabel 3. Hasil Pengamatan Fisik Tepung MOCAF No. 1.
Perlakuan Ubikayu varietas REMA+starter fermipan
2.
Ubikayu varietas REMA+starter BIMO-CF
3. 4. 5. 6.
Ubikayu Ubikayu Ubikayu Ubikayu
7. 8.
Ubikayu varietas MELATI+starter ragi tape Ubikayu varietas MELATI tanpa starter
varietas varietas varietas varietas
REMA+starter ragi tape REMA tanpa starter MELATI+starter fermipan MELATI+starter BIMO-CF
12
Hasil Pengamatan Visual Warna putih, muncul aroma alkohol yang tajam Warna putih, aroma singkong hilang, muncul aroma spesifik Warna putih, aroma kurang tajam Warna putih, aroma spesifik singkong Warna lebih putih, muncul aroma alkohol Warna lebih putih, aroma singkong hilang, muncul aroma spesifik Warna lebih putih, aroma kurang tajam Warna lebih putih, aroma spesifik singkong
Analisis Proksimat Tepung MOCAF Analisis proksimat tepung ubikayu hanya dilakukan pada tepung MOCAF dengan starter BIMO-CF. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan visual tepung yang menunjukkan penampilan dari aspek warna dan aroma yang terbaik. Selain itu dilakukan analisis proksimat terhadap tepung ubikayu varietas MELATI tanpa fermentasi yang merupakan teknologi eksisting petani sebagai pembanding. Tabel 4. Hasil Analisis Proksimat Tepung Ubikayu Termodifikasi Berbagai Perlakuan No.
1.
Perlakuan
Parameter Uji Kadar Air (%) 13.75a
Kadar Abu (%) 0.15b
Kadar Lemak (%) 1.11a
Kadar Protein (%) 1.53a
Kadar Karbohidrat (%) 83.46a
Ubikayu varietas MELATI-starter BIMO-CF 2. Ubikayu varietas 13.58a 0.05a 1.12a 1.53a 83.72a REMA-starter BIMOCF 3. Ubikayu varietas 13.73a 0.37c 0.96a 1.35a 83.59a MELATI-tanpa starter Keterangan : nilai yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan nilai tidak berbeda nyata (uji Duncan α = 5%) (P<0.05)
Berdasarkan hasil analisis proksimat (Tabel 4), dapat diketahui bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap komposisi kimia tepung MOCAF pada taraf kepercayaan 95% (P<0.05), kecuali kadar abu. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Amanu dan Susanto (2014) yang menggunakan ubikayu jenis mentega dan karet yang ditanam di empat lokasi berbeda di Pulau Madura dalam pembuatan tepung MOCAF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lokasi penanaman berpengaruh nyata terhadap kenaikan kadar pati dan kadar abu, sedangkan varietas tidak berpengaruh nyata terhadap penurunan kadar air, peningkatan kadar protein, kadar lemak, kadar abu dan tingkat kecerahan. Perbedaan kadar abu yang signifikan pada tepung MOCAF varietas MELATI dan REMA tersebut dipengaruhi oleh proses ekstraksi yang menyebabkan sebagian mineral ikut terbuang bersama ampas. Apabila mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Syarat Mutu Tepung Ubikayu (SNI 01-2997-1992), nilai kadar abu tepung MOCAF pada Tabel 4, sudah memenuhi persyaratan yakni kurang dari 1.5%. Namun, kadar air tepung MOCAF belum memenuhi persyaratan SNI tepung singkong yang mempersyaratkan kadar air tepung ubikayu tidak boleh lebih dari 13%.
13
Selain itu, kandungan pati pada tepung ubikayu menurut SNI tepung ubikayu minimal 75%, sedangkan kadar pati pada tepung MOCAF
(Tabel 3) yang berkisar
antara 1.27-1.51, belum memenuhi persyaratan. Hal ini karena pada proses pembuatan tepung MOCAF, pati yang terdapat ekstrak ubikayu ikut terbuang bersama air rendaman. Namun, kadar serat kasar pada tepung MOCAF tersebut telah memenuhi persyaratan mutu CODEX STAN 176-1989 tentang Edible Cassava Flour yang mempersyaratkan kadar serat kasar pada tepung ubikayu maksimal 0.2. Begitu juga dengan kadar asam sianida (HCN) pada tepung MOCAF yang tidak terdeteksi. Hal ini menunjukkan proses modifikasi pati ubikayu dengan cara
fermentasi dapat
mengurangi kadar yang banyak terkandung pada ubikayu. Beberapa
penelitian
menunjukkan
pengurangan
HCN
selama
pembuatan tepung MOCAF. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh dkk. (2012)
bahwa terdapat
proses Kurniati,
kecenderungan penurunan kadar HCN pada tepung
mocaf selama proses fermentasi berlangsung. Kadar HCN terendah pada tepung mocaf hasil fermentasi menggunakan Lactobacillus plantarum diperoleh pada fermentasi 5 hari, yaitu sebesar 1,800 mg/kg. Sedangkan pada Saccharomyces cerevisae dan Rhizopus diperoleh pada fermentasi 3 hari, yaitu sebesar 2,850 mg/kg dan 2,775 mg/kg. Penurunan
kadar
HCN
pada
proses
pembuatan
tepung
MOCAF
juga
ditunjukkan pada penelitian Amanu dan Susanto (2014) yang menunjukkan bahwa produk tepung singkong terfermentasi dari ubikayu jenis mentega dan karet yang difermentasi menggunakan starter lactobacillus sudah tidak mengandung HCN yaitu 0 ppm, hasil ini sudah sesuai dengan standar karakteristik MOCAF yang baik memiliki kadar HCN maksimal 10 ppm. Menurut Mkpoy, et al. (1990) yang diacu dalam Cardoso, et al. (2005) yang menyatakan bahwa reaksi antara linamarin and linamarase tidak terjadi pada saat pengeringan dengan sinar matahari atau fermentasi, karena umbi yang telah dikupas biasanya dipotong di tengah secara longitudinal sehingga linamarin yang tersimpan di dalam sel terpisah dari linamarinase yang terdapat pada dinding sel.
14
Tabel 5. Kadar Serat Kasar, Kadar Pati, dan Kandungan HCN pada Tepung ubikayu Termodifikasi Berbagai Perlakuan No. Perlakuan Parameter Uji
1. 2. 3.
Ubikayu varietas MELATI-starter BIMO-CF Ubikayu varietas REMA-starter BIMO-CF Ubikayu varietas MELATI-tanpa starter
Serat Kasar (%) 0.93a
Pati (%) 1.27a
1.37b
1.34a
1.85c
1.51a
HCN (%) Tidak terdeteksi Tidak terdeteksi Tidak terdeteksi
Keterangan : nilai yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan nilai tidak berbeda nyata (uji Duncan α = 5%) (P<0.05)
B. Pengolahan Sari Buah Jeruk RGL Komposisi Kimia Jeruk RGL Hasil analisis jeruk RGL (Tabel 6) menunjukkan dalam 100 gram bagian yang dapat dimakan, jeruk Gerga mengandung energi yang cukup dibandingkan dengan jeruk yang lain seperti jeruk Siam yang hanya mengandung 28.00 kkal energi. Komponen utama penyumbang
energi pada buah jeruk
diantaranya adalah
karbohidrat. Selain itu, buah jeruk banyak mengandung gula-gula sederhana antara lain fruktosa, glukosa, dan sukrosa, serta asam sitrat yang menyumbang sebagian kecil energi (Anonim, 2002). Selain energi, jeruk RGL juga mengandung vitamin C yang cukup tinggi. Dibandingkan dengan jeruk lain, jeruk Gerga mengadung vitamin C setara dengan jeruk manis. Tabel 6. Kandungan gizi berbagai jeruk per 100 gram bahan*. Jenis Jeruk
Energi (kkal)
Protein (gram)
Jeruk nipis
37
0.8
0.1
12.3
Vitami nC (mg) 27
Jeruk manis
45
0.9
0.2
11.2
49
Jeruk keprok
44
0.8
0.3
10.9
31
Jeruk Bali
48
0.6
0.2
12.4
43
Jeruk Gerga**
52
1.4
0.2
11.4
46
* Sumber: Direktorat Gizi, Depkes (1992) ** Sumber : Hasil analisis proksimat
15
Lemak (gram)
Karbohidrat (gram)
Hasil Uji Organoleptik dan Penetapan Formula Terbaik Sari Buah Jeruk RGL Berdasarkan hasil uji organoleptik (Tabel 7), menunjukkan bahwa penggunaan bahan penstabil baik agar-agar maupun CMC tidak berpengaruh nyata terhadap seluruh atribut sensori sari buah jeruk RGL pada taraf kepercayaan 95% (P<0.05). Namun demikian, pada taraf kepercayaan yang sama, perlakuan konsentrasi asam sitrat ternyata berpengaruh nyata terhadap rasa dan keseluruhan sari buah jeruk RGL, walaupun panelis menganggap warna, aroma dan kekentalan antarperlakuan sama. Tabel 7. Skor Kesukaan Panelis Terhadap Atribut Sensori Sari Buah Jeruk RGL Perlakuan (% Asam Sitrat) 0
Skor Kesukaan Panelis Rasa Kekentalan
Warna
Aroma
Keseluruhan
5.13ab
4.89b
5.07b
4.69a
4.13a
0.1
5.36b
4.91b
5.33b
4.70a
4.33a
0.2
5.05ab
4.80ab
5.05b
4.74a
4.67ab
0.3
4.87ab
4.64ab
4.22a
4.91a
5.18b
0.4
4.76a
4.36a
4.36a
5.18a
5.18b
Keterangan : nilai yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan nilai tidak berbeda nyata (uji Duncan α = 5%) (P<0.05)
Sementara itu, hasil analisis sidik ragam (ANOVA), dapat diketahui bahwa terdapat interaksi antara penggunaan bahan penstabil dan konsentrasi asam yang berpengaruh nyata terhadap aroma sari buah jeruk RGL pada taraf kepercayaan 95% (P<0.05). Formula terbaik ditetapkan berdasarkan skor tertinggi atribut sensori produk sari buah jeruk RGL. Perlakuan dengan skor kesukaan tertinggi pada atribut sensori warna, aroma, rasa, kekentalan, dan keseluruhan adalah sari buah jeruk RGL dengan penambahan asam sitrat 0.1%, yang oleh panelis dianggap tidak berbeda nyata dengan sari buah jeruk RGL tanpa penambahan asam sitrat. Penilaian panelis terhadap atribut sensori adalah warna (agak suka), aroma (netral), rasa (agak suka), kekentalan (netral), dan keseluruhan (netral). Komposisi Kimia Sari Buah Jeruk RGL Formula Terbaik Komposisi kimia sari buah jeruk RGL formula terbaik terdiri atas 5.93% Total Asam Tertitrasi, 16.80% Brix Total Asam Tertitrasi (TAT), dan 3.52 mg/100 g vitamin C.
16
4.1.4 Analisis Nilai Tambah Tepung MOCAF dan Sari Buah Jeruk RGL A. Nilai Tambah Tepung MOCAF Hasil analisis nilai tambah tepung MOCAF dan Sari Buah Jeruk RGL dapat dilihat pada tabel 7 dan tabel 8. Tabel 8. Hasil Analisis Nilai Tambah Tepung MOCAF* No.
Variabel (Output, Input, Harga) 1. Hasil/Produksi (kg/proses) 2. Bahan baku (kg/proses) 3. Tenaga kerja (orang/proses) 4. Faktor konversi 5. Koefisien tenaga kerja 6. Harga produk rata-rata (Rp/kg) 7. Upah rata-rata (Rp/kg) 8. Harga bahan baku (Rp/kg) 9. Sumbangan input lain (Rp/kg) 10. Nilai produk (Rp/kg) 11. a.Nilai tambah (Rp/kg) b.Rasio nilai tambah (%) * Hasil Olah Data
Nilai 50 150 4 0.33 0.03 8.000 30.000 500 60 2.666,67 2.106,67 0.79
Hasil perhitungan nilai tambah dengan asumsi bahan baku ubikayu merupakan hasil panen di lahan petani sendiri, menunjukkan bahwa dengan melibatkan jumlah tenaga kerja sebanyak 4 orang, pengolahan ubikayu sebanyak 150 kg dapat menghasilkan 50 kg tepung MOCAF, sehingga pengolahan ubikayu menjadi tepung MOCAF dapat menghasilkan nilai tambah ubikayu sebesar Rp. 2.106,67 B. Nilai Tambah Sari Buah Jeruk RGL Tabel 9. Hasil Analisis Sari Buah Jeruk RGL* No.
Variabel (Output, Input, Harga) 1. Hasil/Produksi (kg/proses) 2. Bahan baku (kg/proses) 3. Tenaga kerja (orang/proses) 4. Faktor konversi 5. Koefisien tenaga kerja 6. Harga produk rata-rata (Rp/liter) 7. Upah rata-rata (Rp/kg) 8. Harga bahan baku (Rp/kg) 9. Sumbangan input lain (Rp/kg) 10. Nilai produk (Rp/kg) 11. a. Nilai tambah (Rp/liter) b.Rasio nilai tambah (%) * Hasil Olah Data 17
Nilai 125 50 3 2.50 0.06 10.000 30.000 5.000 2.500 25.000 17.500 0.70
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dengan melibatkan jumlah tenaga kerja sebanyak 3 orang, pengolahan jeruk RGL sebanyak 50 kg dapat menghasilkan 125 liter sari buah jeruk. Berdasarkan analisis nilai tambah, pengolahan jeruk RGL menjadi sari buah dapat menghasilkan nilai tambah jeruk Gerga sebesar Rp. 17.500,00 dengan rasio sebesar 0.70. Asumsi yang ditetapkan pada analisis nilai tambah tersebut antara lain, hasil sari buah jeruk dalam satuan liter diasumsikan sama dengan satuan kg. Selain itu, harga bahan baku jeruk RGL diasumsikan sebesar Rp. 5.000,00 karena menggunakan bahan baku dari lahan sendiri. 4.3. Pelaksanaan Pelatihan, Pertemuan dan Ekspose dalam Rangka Diseminasi Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu Tujuan Pelatihan pada Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan Lokal Unggulan Propinsi Bengkulu adalah untuk memberikan pengetahuan kepada petani/pengolah hasil serta
mendiseminasikan Teknologi
pembuatan produk dari tepung ubikayu termodifikasi. Sehingga diharapkan dapat tersampaikannya informasi tentang Teknologi pembuatan produk dari tepung ubikayu termodifikasi sebagai salah satu pemanfaatan hasil tanaman pangan lokal unggulan di kabupaten Bengkulu Tengah serta dapat meningkatkan nilai tambah produk. Kegiatan Pelatihan teknologi pengolahan aneka produk dari tepung ubikayu termodifikasi ini dilaksanakan pada lokasi Kegiatan pengkajian ini dilaksanakan pada kelompok tani “Sungai Suci” di Desa Pasar Pedati, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah. Pada kegiatan Pelatihan teknologi pengolahan aneka produk dari tepung ubikayu termodifikasi ini diberikan teknologi pembuatan cake, pempek dan kue kering. Peserta pelatihan memberikan respon yang positif terhadap teknologi pengolahan aneka produk dari tepung ubikayu termodifikasi ini, diharapkan produk yang telah dilatihkan dapat diadopsi dan dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai tambah tepung ubikayu termodifikasi dan pendapatan petani. Ekspose dan pameran Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Propinsi Bengkulu bertujuan untuk mendiseminasikan Teknologi pembuatan produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Propinsi Bengkulu. Sehingga diharapkan dapat tersampaikannya informasi tentang Teknologi pembuatan produk tanaman pangan dan hortikultura lokal 18
unggulan Propinsi Bengkulu sebagai salah satu pemanfaatan hasil buah lokal unggulan di kabupaten Lebong dan Bengkulu Tengah untuk dapat meningkatkan nilai tambah produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan di propinsi Bengkulu kepada pengunjung ekspose. Kegiatan Ekspose dalam bentuk Pekan Agro Inovasi Teknologi Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Propinsi Bengkulu telah dilaksanakan pada tanggal 8 – 9 September 2014 bertempat di BPTP Bengkulu. Kegiatan Ekspose Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Propinsi Bengkulu dihadiri undangan yaitu Gubernur Propinsi Bengkulu dan perangkatnya, seluruh Kepala Dinas Pertanian se Propinsi Bengkulu, Perguruan Tinggi di Propinsi Bengkulu dan Sisa SD, SMP, SMA di kota Bengkulu,Penyuluh dan stakeholders instansi terkait. Pembukaan kegiatan pada tanggal 8 September 2014 dibuka secara resmi oleh Gubernur Bengkulu Bapak Junaidi Hamzah S.Pd, MM dan dihadiri juga Bapak Kepala BBP2TP yang diwakili oleh Direktur Perpustakaan Litbangtan. Dalam kesempatana tersebut berkenan beliau mengunjungi stand Ekspose Pekan Agroinovasi dan meresmikan Taman Agro Inovasi di BPTP Bengkulu, serta pada pondok “Infotek dan Produk Olahan hasil Pengkajian” dan mencoba beberapa produk olahan aneka tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan propinsi Bengkulu. Pada kegiatan Ekspose Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Propinsi Bengkulu di tampilkan produk hasil olahan tanaman pangan dan hortikultura yaitu tepung mokaf dan aneka produk turunannya, sari buah jeruk Gerga lebong, sari buah jeruk gerga lebong, sari buah tomat, manisan tomat, manisan terung Dan disiapkankan bahan informasi yang disebarkan berupa leaflet semua produk yang ditampilkan, baner pengolahan sari buah jeruk Gerga lebong, dan pengolahan tepung mokaf.
19
V. KESIMPULAN
1. Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Tanaman Pangan Lokal Unggulan Bengkulu untuk komoditas ubikayu di kabupaten Bengkulu Tengah yang baik diolah menjadi tepung mocaf adalah ubikayu varietas Melati dengan jenis starter yang digunakan adalah
BIMO-CF
sedangkan
untuk
pengkajian
Peningkatan
Nilai
Tambah
Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu di kabupaten Lebong adalah komoditas jeruk RGL yang diolah menjadi sari buah dengan formula terbaik dengan pemberian bahan penstabil CMC dengan penambahan asam sitrat sebanyak 0.1%. 2. Peningkatan nilai tambah komoditas ubikayu yang diolah sebanyak 150 kg dapat menghasilkan 50 kg tepung mocaf dengan peningkatan nilai tambah ubikayu sebesar Rp.2.106,67/kg, untuk komoditas jeruk RGL yang diolah sebanyak 50 kg dapat menghasilkan 125 liter sari buah jeruk RGL sehingga dapat meningkatkan nilai tambah komoditas jeruk RGL sebesar Rp.17.500/kg. 3. Kegiatan Ekspose hasil pengkajian dilaksanakan pada kegiatan Pekan Agro Inovasi dan Pelatihan Teknologi Pengolahan Tepung ubikayu Termodifikasi dan Pengolahan sari buah jeruk RGL di lokasi pengkajian merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan petani serta mendiseminasikan teknologi pengolahan aneka produk tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu sebagai salah satu pemanfaatan hasil komoditas lokal unggulan daerah dan dapat meningkatkan nilai tambah produk. 4. Pemerintah Daerah kabupaten Bengkulu Tengah mengembangkan pertanaman ubikayu sekitar 100 ha pada tahun 2015 yang tersebar di kecamatan Taba Penanjung 50 ha, Pondok Kelapa 30 ha dan Sungai Suci 20 ha, dengan keadaan eksisting sudah ada pertanaman ubikayu sebanyak 150 ha dan 36%nya terdapat di desa Sungai Suci. Diharapkan untuk masa yang akan datang kabupaten Bengkulu Tengah dapat menjadi kawasan agro industri ubikayu
20
VI. KINERJA HASIL PENGKAJIAN 1. Telah dihasilkan paket teknologi pengolahan tepung MOCAF (Modified Cassava Flour) dan Sari buah jeruk RGL yang merupakan komoditas tanaman pangan dan hortikultura lokal unggulan Bengkulu. 2. Telah dilakukan diseminasi dalam bentuk pelatihan Teknologi Pengolahan Tepung MOCAF (Modified Cassava Flour) terhadap kelompok tani di Desa Sungai Suci, Kabupaten Bengkulu Tengah serta Sari Buah Jeruk RGL terhadap kelompok pengolahan hasil di Desa Air Dingin, Kabupaten Lebong. 3. Selain Pelatihan, juga dilakukan ekspose Teknologi Pengolahan Tepung MOCAF dan Sari Buah Jeruk RGL dengan sasaran para pengguna teknologi dan stakeholder.
21
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Amanu, N.F. dan Susanto, W.H. 2014. Pembuatan Tepung Mocaf Di Madura (Kajian Varietas Dan Lokasi Penanaman) Terhadap Mutu Dan Rendemen. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2.p. 161-169. Anonim. 2008. Meningkatkan Nilai Tambah Melalui Agroindustri. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Volume 30. Nomor 4. Antarlina, S.S. dan J.S. Utomo, 1999. Proses pembuatan dan penggunaan tepung ubijalar untuk produk pangan. Pemberdayaan Tepung Ubijalar sebagai Substitusi Terigu dan Potensi Kacang-kacangan untuk Pengayaan Kualitas Pangan. Edisi Khusus Balitkabi, Malang. AOAC, 1990. Official Methods of Analysis of the Association of Official Analytical Chemists. Vol I, Published by AOAC International, Arlington, USA. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, 2007. Prospek dan arah pengembangan agribisnis:Dukungan aspek teknologi pascapanen. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Propinsi Bengkulu dalam Angka 2011. Badan Pusat Statistik Bengkulu, Bengulu. [BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1992. Tepung Singkong (SNI 01-2997-1992). Badan Standardisasi Nasional. Damarjati ,D.S., S.Widowati dan Suismono . 1993 .Sistem pengembangan agro industri tepung kasava di pedesaan (studi kasus di kabupaten Ponorogo) disampaikan pada symposium penelitian tanaman pangan III Bogor. Hayami, Y. T., Y. Kawagoe., Marooka dan M. Siregar. 1987. Agricultural Marketing and processing in Upland Java, A Perspective From A Sunda Village. Diacu dalam Wiradisastra, F. A. 2008. Analisis Nilai Tambah Pemasaran Ayam Broiler (Kasus Pedagang Pemotong di Pasar Baru Kota Bogor). Skripsi. Departemen Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Kurniati, I.L., dkk. (2012). Pembuatan Mocaf (Modified Cassava Flour) dengan Proses Fermentasi Menggunakan Lactobacillus plantarum, Saccharomyces cereviseae, dan Rhizopus oryzae. Jurnal Teknik Pomits Vol. 1.p. 1-6 Mkpong, et al.1990. Purification, characterization and localization of linamarase in cassava. Plant Physiology diacu dalam Cardosoa, P.A., et al. 2005. Processing of cassava roots to remove cyanogens (short communication). Journal of Food Composition and Analysis Vol.18.p. 451–460. Resurreccion, A.V.A., 1998. Consumer Sensory Testing for Product Development. Aspen Publisher, Inc., Maryland. 22
Steel, R.G.D. and J.H. Torrie. 1993. Principples and Procedures of Statistics. A Biomedical Approach, 3rd Edition. Mc Graw Hill, Tokyo. Suwantoro, B. 2010. Mengenal jeruk rimau gerga lebong lebih dekat. Balai benih hortikultura Rimbo Pengadang. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lebong. Widowati ,S dan D.S. Damarjati 1993. Tepung komposit sebagai alternatif difersifikasi produk untuk mempertahankan swasembada pangan dalam Syam, Hermanto, A. Musadad dan Sunihardi. (eda) . Pros. Simp. Tan. Pangan III. Kinerja Penelitian Tan Pangan .
23
VIII.
ANALISIS RESIKO
DAFTAR RISIKO No. 1.
Risiko
Penyebab
Waktu pelaksanaan yang tidak tepat
Anomali iklim berdampak pada ketersediaan komoditas
Dampak Waktu tidak sesuai dengan jadwal palang
DAFTAR PENANGANAN RISIKO No. 1.
Risiko Waktu pelaksanaan kurang tepat
Penyebab Perubahan/anomaly iklim
24
Dampak
Penanganan
- Komoditas yang digunakan belum/kurang tersedia di lokasi pengkajian - Ketersediaan Bahan baku tidak memadai
Mencari alternatif lain dengan mengambil bahan penelitian dari daerah lain Melaksanakan penelitian menyesuaikan musim panen komoditas tersebut.
IX. JADWAL KERJA No 1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8. 9.
Uraian Kegiatan Perbaikan RPTP/ROPTP Persiapan : Pelaksanaan Diseminasi Ekspose/Temu lapang Pameran/pelatihan Laporan Tengah Tahun Tabulasi Data Analisis Data Laporan Akhir Seminar Hasil
1 X X
Bulan 6 7
2
3
4
5
X
X X
X
X
X
X
X
25
X X
X X
8
9
10
X X
X
X
X X
X
X X
11
X X
12
X. PEMBIAYAAN 10.1 RENCANA ANGGARAN BELANJA (RAB) No 1.
2
3. 4.
5. 6.
Jenis Pengeluaran Belanja Bahan Bahan pengkajian, bahan pendukung ATK, Komputer suply dan pelaporan Fotocopy, jilid,c etak dan dokumentasi Materi informasi teknologi Honor Output kegiatan UHL Honor Petugas lapang Belanja Barang Non Operasional Lainnya Analisa proksimat/nutrisi Belanja Jasa Profesi Narasumber, fasilitator,evaluator, moderator Belanja Perjalanan biasa Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan Belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota Akomodasi dalam rangka temu lapang, ekspose, dan pertemuan tingkat petani Perjalanan keluar propinsi/pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan
1 paket
11.685
Biaya (Rp. 000) 16.000 11.685
1 paket
2.315
2.315
1 paket
1.000
1,000
1 paket
1.000
100 OH 25 OH
35 100
1.000 6.000 3.500 2.500
Volume
Harga Satuan (Rp.000)
6.000 1 kali
2 OJ 4 OP
6.000
6.000
500
1.000 1.000 20.000
5.000
20.000 16.000
50 OH
220
11.000
1 OH
5.000
5.000
Jumlah
65.000
26
10.2 REALISASI ANGGARAN No.
Jenis Pengeluaran
1.
Belanja Bahan Bahan Baku dan Bahan Pendukung Pengkajian ATK dan Computer Supply dan Pelaporan Fotocopy, jilid,c etak dan dokumentasi Materi Informasi Teknologi Honor yang Terkait dengan Output Kegiatan Honor Petugas Lapang UHL Belanja Barang Non Operasional Lainnya Analis Proksimat/nutrisi Belanja Jasa Profesi Narasumber, fasilitator,evaluator, moderator Belanja Perjalanan biasa Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan Belanja perjalanan dinas paket meeting luar kota Akomodasi dalam rangka temu lapang, ekspose, dan pertemuan tingkat petani Perjalanan keluar propinsi/pusat dalam rangka pelaksanaan kegiatan Jumlah
2
3. 4 5
6.
Realisasi Anggaran (Rp)
Persentase Keuangan (%)
Persentase Fisik (%)
15.984.000 11.680.000
99.95
99.95
2.314.000
99.95
99.95
1.000.000
100.00
100.00
990.000 5.900.000
99.00
99.00
2.400.000 3.500.000 6.000.000
96.00 100.00
100.00 100.00
6.000.000 400.000 400.000
100.000
100.00
40.00
40.000
100.00
100.00
11.000.000
100.00
100.00
5.000.000
58.35
58.35
64.284.000
95.71
95.71
20.000.000 20.000.000 16.000.000
27
XI. TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANA No.
Nama/NIP
Jabatan Fungsional/ Bidang Keahlian Peneliti Utama/ Teknologi Pascapanen
Jabatan dalam Kegiatan
Uraian Tugas
Alokasi Waktu (jam)
Penanggung Jawab
Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pengkajian Menyusun dan merencanakan operasional kegiatan dan mempresentasikan Mengkoordinir anggota tim Menyusun laporan Melaksanakan koordinasi dan konsultasi kebijakan di luar propinsi
25
1.
Wilda Mikasari, S. TP, MSi/ 19690812 199803 2 001
2.
Lina Ivanti, S. TP/ 19841004 200901 2 004
PNK/ Teknologi Pangan
Anggota
Membantu pelaksanaan pengkajian Membantu menyusun laporan,juknis
20
3.
Taufik Hidayat, S. TP/ 19820511 200912 1 004
PNK/ Teknologi Hasil Pertanian
Anggota
Membantu pelaksanaan pengkajian Membantu menyusun laporan,juknis
20
4.
Ujang Hamidi
Teknisi
Anggota
Membantu pelaksanaan pengkajian Membantu menyusun laporan
15
4.
Sri hartati S
Teknisi
Anggota
Membantu pelaksanaan pengkajian Membantu menyusun laporan
15
28
DOKUMENTASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Gambar 1. Lokasi Kegiatan di Desa Sungai Suci, Kabupaten Bengkulu Tengah
Gambar 2. Mesin Pengolahan Tepung Kelompok Sungai Suci
29
Gambar 3. Bahan Baku Pembuatan Tepung MOCAF
Gambar 4. Pelaksanaan Pengkajian Pembuatan Tepung MOCAF
30
Gambar 5. Pelaksanaan Pengkajian Pembuatan Tepung MOCAF
Gambar 6. Pelaksanaan Pengkajian Pembuatan Tepung MOCAF
31
Gambar 7. Pelaksanaan Pengkajian Pembuatan Sari Buah Jeruk RGL
Gambar 8. Pelaksanaan Pengkajian Pembuatan Sari Buah Jeruk RGL
32
Gambar 9. Pelatihan Pembuatan Sari Buah Jeruk RGL
Gambar 10. Pelatihan Pembuatan Sari Buah Jeruk RGL
33