PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS MELALUI PENDEKATAN PROYEK WINDA WIDYA SARI, SUWIRMAN NURYADIN, YULIANI NURANI SUJIONO
PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur.E-mail:
[email protected] Abstract: The aims of this research is to improve the science skills through project approach. The research was conducted in PAUD Dahlia Indah, Medan, North Sumatra in February–April 2013. The method of this research use the action research through one cycle that consists of 4 sessions: planning, action, observation andreflection. The subjects in this research are fifteen children. The data collected in this research using instrument observation pre cycle and after cycle I, field notes and documentation notes. The percentage the analysis of the data in this study based on the consensus of the investigator and collaborator are the achievements of the value each children reached 70%. The result of the data at cycle I is 81.85% and at the pre cycle II is 23.33%. The summary of this research is the science skills can be increased through project approach. Keywords: Science Skill, Approach Project, Children
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan sains melalui pendekatan proyek. Penelitian ini dilakukan di PAUD Dahlia Indah, Medan, Sumatera Utara pada Februari-April 2013. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan dengan satu siklus yang terdiri dari 4 tahap: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subyek dalam penelitian ini adalah lima belas anak-anak. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan instrumen observasisebelum siklus dan setelah siklus I, catatan lapangan, dan catatandokumentasi.Dalam penelitian ini persentase analisis data yang didasarkan pada kesepakatan peneliti dan kolaborator adalah nilai masing-masing anak-anak yang mencapai 70%. Hasil datapra-penelitianadalah 23,33% dan pada siklus I adalah 81,85%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kemampuan sains dapat ditingkatkan melalui pendekatan proyek. Kata kunci: Kemampuan Sains, Pendekatan Proyek, Children
Anak
Usia dini merupakan periode
usia
dini
atau
usia
awal yang paling penting dan mendasar
prasekolah berada dalammasa puncak
di
perkembangan otaknya, salah satu hasil
sepanjangrentang
pertumbuhan
danperkembangan kehidupan manusia.
penelitian
Masa ini ditandai oleh berbagai periode
kecerdasan anak sudah mencapai 50 %
penting sebagai dasar dalam kehidupan
pada usia 0-4 tahun. Kapasitas itu akan
anak selanjutnya sampai periode akhir
meningkat hingga 80%pada usia delapan
perkembangannya. Salah satu ciri masa
tahun.
usia dini adalahthe golden age atau
memberikan rangsangan pada anak usia
periode keemasan.
dini. Mengenalkan sains pada anak bukan
menyebutkan
kapasitas
Ini menunjukkan pentingnya
berarti
mengenalka
55
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi I, April 2014
rumus-rumus.
Suasana harus dalam
seharusnya
sudah
bisa
keadaan bermain. Mengenalkan sains
kegiatan
pada anak harus sesuai dengan tahapan
seperti observasi, klasifikasi, melakukan
umur dan perkembangannya.
aktifitas eksploratif, mengenal sebab
Seefeldt dan Barbour (1994:
kemampuan
melakukan
proses
sains
akibat terjadinya sesuatu di lingkungan
ke-
dan memecah-kan masalah sederhana
mampuan sains proses pada anak usia
dalam kehidupan sehari–hari. Selama
dini,
melakukan observasi peneliti melihat
490-492)
menyebutkan
di
antaranya:
bahwa
kemampuan me-
proses pembelajaran di PAUD ini hanya
narik kesimpulan, mengkomunikasikan,
berorientasi pada baca, tulis dan hitung.
dan mengaplikasikannya berdasarkan
Proses pembelajaran pada anak yang
pengalaman sains yang diperolehnya.
berorientasi
Sains
untuk
nyebabkankemampuan proses sains anak
berpikir kritis, karena dengan sains anak
tidak dapat terstimulasi dengan baik.
tidak
atau
Kemampuan sains proses ini dapat
pemaparan
terstimulasi dengan baik ketika anak
penjelasan di atas maka kemampuan
melakukan kegiatan sains secara mandiri
sains
dimulai
mengamati,
dapat
mengklasifikasikan,
mengajak
begitu
saja
menolaksesuatu.
sebaiknya
anak
me-nerima Dari
melibatkan
aspek
pada
dari
Calistung
tahap
me-
observasi,
pengetahuan afektif dan psikomotor
klasifikasi,menarik
kesimpulan,
sehingga pengetahuan untuk memahami
mengo-munikasikan objek yangdiamati.
konsep diperoleh melalui proses berpikir
Karena kemampuan sains proses ini
dengan memiliki keterampilan proses
sangat penting untuk anak,diperlukan
sikap ilmiah. Pemahaman ini ber-
menerapkan
manfaat bagi anak untuk memecahkan
merangsang kemampuan proses sains
masalah dalam kehidupan sehari-hari,
anak.
kegiatan
yang
dan
akan
dan dapat menanggapi secara kritis perkembangan sains. Peneliti melakukan observasi di
Pengertian Sains
PAUD Dahlia Indah pada 29 November
Sains menurut Carin (1989:4)
2012.Dari hasil observasi diketahui
adalah sistem tentang alam semesta yang
bahwa kemampuan sains proses anak
diperoleh melalui pengumpulan data
masih
dengan caraobservasi dan eksperimen
rendah.Kemampuan
yang
dimaksud adalah kemam-puan kognitif
terkontrol.
di bidang sains pada usia 5-6 tahun yang
menyatakan
56
Brewer(2007:386) sains
adalah
Peningkatan Kemampuan Sains....... Winda Widya Sari, Suwirman Nuryadin, & Yuliani Nurani Sujiono
prosesmengamati,
berpikir,
berbagai
hipote-sis,
membuat
kemudian
mengulangi
generalisasi,
danmerenungkantindakan pendapat
siklus (Carin, 1989:4). Ketrampilan
pakar di atas dapat disimpulkan sains
dasar yang digunakan dalam proses
adalah ilmu pengetahuan berkenaan
saintifik
dengan fakta gejala alam yang tersusun
mengelompokkan dan membandingkan,
secara sistematis yang diperoleh dari
mengukur, mengomunikasikan, melaku-
berbagai metode melalui observasi, dan
kan
eksperimen.
menyimpulkan dan mengaplikasikan.
danperistiwa.Dari
beberapa
mencakup
eksperimen,
Brewer
Setiap anak dibekali dengan
pengamatan,
menghubungkan,
(2007:386)mendefi-
berbagai kemampuan dan potensi untuk
nisikan sains proses adalah bagaimana
dapat
anak membangun rasa ingin tahunya
bertahan
hidup
di
dunia.
Kemampuan anak akan berkembang
dengan
secara
investigasi, dan mendapatkan jawaban
penuh
apabila
mendapatkan
mengajukan
bimbingan dan tuntunan dari orang lain.
serta
Kemampuan yang telah berkembang
temannya yang lain, yang dilakukan
melalui bimbingan atau latihan baik
melalui observasi, klasifikasi, menarik
yang
ke-simpulan,
disengaja
berguna
bagi
ataupun seorang
tidak,akan anak
untuk
Semua anak dapat belajar sains memiliki
jawaban
dan
kepada
berkomunikasi.
Abruscato (1992:6-9) mendefinisikan sains proses adalah proses keingintahuan
menjalani kehidupannya kelak.
dan
membagi
pertanyaan,
kesempatan
untuk
anak bertanya mengapa, apakah, kapan, dan mengapa pada lingkungan yang
memiliki ilmu pengetahuan (alam), dan
dihadapinya.
kenyataannya anak usia dini sangat
meliputi observasi, klasifikasi, menarik
antusias
rasa
kesimpulan, dan berkomunikasi. Sains
berpikir
saintifik
proses adalah kemampuan siswa untuk
dengan
mengkonstruksi
sebuah
memperoleh informasi baru melalui
kerangka
kerja
berhubungan
pengalaman yang konkret. Kemampuan
dengan informasi faktual yang dapat
proses meliputi observasi, klasifikasi,
diorganisir
mengukur dan berkomunikasi (Rosalind,
bereksplorasi
takut.Anak-anak
yang
kedalam
tanpa
konsep–konsep
Kemampuan
proses
yang bermakna dan berguna. Proses
Karen, 1995:54).
Sains proses adalah
saintifik adalah sebuah siklus dari
cara untuk memperoleh pengetahuan.
pembentukan hipotesis, me-ngumpulkan
Cara memperoleh pengetahuan melalui
data, mengkonfirmasikan atau menolak
observasi,
eksperimen,
menemukan
57
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi I, April 2014
konsep maupun merumuskan berbagai
aspek pembelaja-ran yang memung-
teori (Ali Nugraha, 2007:5).
kinkan anak melakukan berbagai bentuk kegiatan
mempelajari,
pakar di atas, maka dapat disimpulkan
membuat,
mengamati,
sains proses adalah keingin-tahuan anak
meninjau,
mengumpulkan,
untuk memperoleh informasi baru yang
pulkan, dan menyampaikan sebagai
dilakukan melalui observasi, klasifikasi,
temuan
menarik kesimpulan dan berkomunikasi.
dalam memahami berbagai pengetahuan.
Berdasarkan
uraian
pendapat
yang
menyelidiki,
dilakukan
Henninger
Sehingga dapat disintesiskan bahwa
mencatat,
menyim-
anak–anak
(2013:82)
kemampuan sains sebagai proses adalah
nyatakan
daya atau kesanggupan dalam diri anak
didefinisikansebagai
untuk memperoleh pengetahuan yang
mendalam
pada
baru
yangmenarik
bagisekelompok
melalui
observasi,
klasifikasi,
bahwa
me-
proyekdapat studiyang suatu
(2011:150)
topik anak-
menarik kesimpulan dan berkomunikasi
anak.Essa
dalam menyelesaikan tugasnya.
bahwa
pendekatan
proyekmemungkinkan
anak-anak,
biasanya Pembelajaran Pendekatan Proyek Pembelajaran
menyatakan
dalamkelompok-kelompok
kecil,
“Project
untuk
mengeksplorasikonsepatautopiksecara
Approach” (pendekatan proyek) me-
mendalam.Dengan
rupakan
pembe-
paparan ahli di atas dapat disimpulkan
lajaran yang dinamis serta bersifat
bahwa pendekatan proyek adalah studi
fleksibel yang sangat membantu anak
yang mendalam pada satu topik.
model
pendekatan
Clark
memahami berbagai pengetahuan secara logis, nyata, dan aktif. Pendekatan
menyatakan
proyek memberikan kesempatan pada
pembelajaran
anak
membutuhkan
untuk
mengeksplorasi
dan
demikian,
dari
dalam
penelitiannya
bahwa
pelaksanaan
pendekatan
proyek
perencanaan
menemukan sendiri setiap pengetahuan
matang.
secara nyata karena dikemas melalui
proyek dalam kurikulum, membantu
kegiatan yang aktif dalam tema yang
perkembangan intelektual anak dengan
saling berkaitan satu dengan yang lain.
meningkatkan pemikiran mereka melalui
Penyusunan suatu proyek pada dasarnya
observasi
merupakan
me-rencanakan
aspek–aspek
suatu pemecahan masalah pada berbagai
pengalaman
58
kegiatan
Menerapkan
yang
dan
pembelajaran
investigasi yang
terhadap
terpilih
dari dan
Peningkatan Kemampuan Sains....... Winda Widya Sari, Suwirman Nuryadin, & Yuliani Nurani Sujiono
lingkungan.Pembelajaran
pende-katan
pengetahuan secara logis, nyata, dan
proyek tidak memiliki struktur dan
aktif. Penyusunan suatu proyek pada
sangatlah kompleks, tetapi memiliki
dasarnya adalah merencanakan suatu
bingkai kerja yang fleksibel atau tidak kaku dalam proses belajar mengajar. Ketika guru dapat meng-implikasikan pembelajaran
pendeka-tan
dengan
maka
baik,
pendekatan
proyek
pem-belajaran
proyek
akan
dapat
pemecahan masalah pada berbagai bidang pengembangan yang memungkinkan anak melakukan berbagai bentuk kegiatan mempelajari, mencatat, membuat, mengamati, me-
meningkatkan kemampuan anak dan
nyelidiki, meninjau, mengumpulkan,
menghasilkan
menyimpulkan, dan menyampaikan
pekerjaan
yang
berbagai temuan yang dilakukan
berkualitas tinggi. Salah satu kunci dari pembelajaran
pendekatan
proyek
adalah
anak dalam memahami berbagai pengetahuan.
pembelajaran yang difokuskan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan
METODE PENELITIAN
tentang topik yang diangkat. Proses penemuan jawaban tersebut melibatkan keaktifan anak serta guru yang dapat saling
bekerjasama
dominansi
tanpa
tertentu.
adanya
Tujuan
dari
Penelitian ini dilaksanakan di Pendidikan Anak Usia Dini Dahlia Indah, Medan, Sumatera Utara pada bulan
Februari-April tempat
2013.
pembelajaran pendekatan proyek untuk
Penentuan
mempelajari lebih dalam tentang sebuah
didasarkan pada hasil pengamatan
topik, bukan sekedar mencari dan
peneliti
menemukan jawaban yang benar dari
kemampuan sains anak kelompok B
pertanyaan yang diberikan guru.
di PAUD Dahlia Indah. Penelitian
terhadap
penelitian
kurangnya
Berdasarkan uraian di atas
tindakan ini adalah anak Taman
dapat dideskripsikan bahwa pembe-
Kanak-kanak Dahlia Indah, Medan,
lajaran pendekatan proyek merupa-
Sumatera Utara anak usia 5-6 tahun
kan salah satu pendekatan pembela-
yang berjumlah 15 orang yang terdiri
jaran yang dinamis serta bersifat
dari 9 orang perempuan dan 6 orang
fleksibel yang sangat membantu anak
laki-laki.
dalam
memahami
berbagai 59
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi I, April 2014
Hasil yang
intervensi
diharapkan
dari
tindakan penelitian
mungkinkan
untuk
melakukan
perencanaan tindakan lanjutan dalam
tindakan yang dilakukan ini adalah
siklus selanjutnya.
me-ningkatnya
HASIL DAN PEMBAHASAN
kemampuan
sains
anak usia 5-6 tahun yang sesuai
Peningkatan kemampuan sains
dengan tindakan yang diberikan pada
proses melalui pendekatan proyek pada
anak yaitu pembelajaran pendekatan proyek. Meningkatnya kemampuan sains proses anak dapat dilihat melalui
beberapa
kriteria
pertama
peningkatan
yakni:
kemampuan
siklus I dapat diketahui dengan cara membandingkan perolehan prosentase kemampuan sains proses. Dari hasil data penelitian dapat diketahui perolehan rata-rata persentase kemampuan sains proses pada prapenelitian adalah sebesar
melakukan observasi terhadap objek
23.33%
yang diamati,kedua mampu meng-
peningkatan setelah akhir siklus I yaitu
klasifikasi untuk mengelompokkan
sebesar 81.85%.
benda berdasarkan ciri-ciri, ketiga mampu menyimpulkan, yaitu membuat perkiraan sederhana berdasarkan pengamatan serta mengklasifikasikan, keempat kemampuan mengkomunikasikan
yaitu
mentransfer
informasi yang didapat dari kegiatan observasi, klasifikasi dan menyimpulkan suatu objek. Desain penelitian yang digunakan adalah model spiral dari Kemmis dan Taggart yang memaparkan dasar pelaksanaan penelitian tindakan
atau
action
research.Berdasarkan
refleksi,
peneliti mendapatkan peningkatan hasil intervensi tindakan dan me60
kemudian
Berdasarkan
mengalami
data
yang
dihasilkanatas dapat terlihat bahwa kemampuan sains proses anak pada tahap prapenelitian belum memiliki kemampuan proses, hal initerlihat dari hasil prosentase yang dimiliki oleh setiap anak. Berdasarkan hasil perolehan
ini
maka
penelitian
tindakan
dilakukan yang
me-
nggunakan pendekatan proyek untuk meningkatkan
kemampuan
sains
proses anak. Penelitian tindakan yang
telah
menggunakan
dilakukan
dengan
pendekatan
proyek
didapatkan hasil perolehan pada masing-masing anak dan masing-
Peningkatan Kemampuan Sains....... Winda Widya Sari, Suwirman Nuryadin, & Yuliani Nurani Sujiono
masing
aspek
mengalami
observasi benda sesuai dengan materi yang disediakan oleh guru dan
peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan data hasil ke-
meningkatnya
kemampuan
mampuan sains proses akhir siklus I
dalam
mengklasifikasikan
pada setiap aspek sudah mengalami
kedalam
peningkatan yang signifikan. Pening-
perintah yang diberikan.
kategori
anak benda
sesuai
dengan
katan pada aspek mengamati men-
Anak sudah mampu menarik
capai 84.7%, mengklasifikasi menca-
kesimpulan dari hasil klasifikasi
pai 82.24%, menarik kesimpulan
yang
75.58% dan berkomunikasi sebesar
mendapatkan kesimpulan percobaan
79.28%. Untuk aspek menarik ke-
sains yang dilakukan. Pada akhirnya
simpulan dan berkomunikasi rata-
anak sudah mampu berkomunikasi
rata anak masih berada jauh di bawah
kepada teman-teman dikelas tidak
aspek
hanya
mengamati
dan
dilakukan,
melalui
sehingga
lisan
dengan
kembali
materi
mengklasifikasi dikarenakan aspek
menceritakan
ini membutuhkan latihan yang terus
pelajaran yang didapat dari guru
menerus sehingga anak akan terbiasa
tetapi juga melalui gambar yang
melakukan
membuktikan
kegiatan
menarik
bahwa
anak-anak
kesimpulan dan berkomunikasi di
tersebut memahami hasil percobaan
depan kelas.
yang mereka lakukan sendiri.
Hasil
penelitian
memperlihatkan
siklus
tercapainya
Serangkaian
I
hasil
pelaksanaan
penelitian tindakan yang dilakukan
intervensi tindakan yang diharapkan
pada
dari penelitian ini, yaitu mening-
peningkatan kemampuan sains anak
katnya kemampuan sains anak usia
dapat dilihat dari hasil rata-rata
5-6 tahun. Peningkatan kemampuan
kemampuan sains proses pada akhir
sains anak dapat dilihat dari semakin
siklus yaitu sebesar 81.85% dimana
antusiasnya anak dalam melakukan
kemampuan sains pada prapenelitian
kegiatan sains yang direncanakan
23.33%. Dari data ini menunjukkan
oleh
peningkatan yang signifikan terhadap
guru.Ditandai
kemampuan
anak
meningkatnya dalam
meng-
siklus
I
memperlihatkan
keefektifan pendekatan proyek dalam 61
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi I, April 2014
meningkatkan
kemampuan
sains
mampu mendisplay hasil dari setiap percobaan yang telah dikerjakan
proses anak. Pendekatan
proyek
adalah
anak baik berupa gambar dan berupa
salah satu cara anak memperoleh
lisan.
pembelajaran
membagi informasi yang dimilikinya
sendiri
dengan
proses
mengalami
pembelajaran
itu.
Sehingga
anak-anak
akan
kepada teman-teman dikelas.
Anak-anak selalu antusias dalam
Sehingga kesimpulan dari semua
menjalani pembelajaran yang dilaku-
peningkatan kemampuan sains ini
kan oleh guru setiap harinya. Dimana
sejalan dengan perkembangan anak
langkah pembelajaran pendekatan
yang didapat dari hasil penggunaan
proyek ini membaur dengan proses
pendekatan
kemampuan sains anak. Pada fase
dengan kegiatan sains.
proyek
yang
sesuai
memulai, anak diminta untuk mulai mengobservasi
benda-benda
yang
SIMPULAN
Pendekatan
menjadi bahan belajar hari itu,
salah
proyek satu
me-
kemudian dilanjutkan untuk meng-
rupakan
klasifikasikan benda sesuai dengan
pembelajaran yang dinamis serta
kategori.
bersifat
fleksibel
pendekatan
yang
sangat
melaksanakan,
membantu anak dalam memahami
proses sains yang terjadi adalah anak
berbagai pengetahuan secara logis,
mulai melakukan percobaan yang
nyata dan aktif. Melalui pendekatan
telah dirancang guru secara mandiri,
ini
antusiasme anak
dengan
dengan mengamati segala sesuatu
banyaknya pertanyaan yang muncul
bahan kegiatan, melalui kegiatan
ketika proses percobaan itu diker-
sains yang dilakukan anak akan
jakan. Pertanyaan dari anak yang
mampu mengklasifikasikan benda
muncul pada saat percobaan adalah
atau objek dalam kategori–kategori
gambaran bahwa kemampuan proses
tertentu
sains anak mengalami peningkatan.
Setelah mampu melakukan klasi-
Pada
fikasi maka anak dengan sendirinya
Pada
fase
dimaksudkan 62
fase
terlihat
mengakhiri,
fase
bagaimana
ini anak
anak
dapat
memulai
yang
menarik
sudah
pembelajaran
ditentukan.
kesimpulan
dari
Peningkatan Kemampuan Sains....... Winda Widya Sari, Suwirman Nuryadin, & Yuliani Nurani Sujiono
kegiatan yang dilakukan oleh anak
dengan tahap observasi pembelajaran
sendiri,
diminta
dirancang dan dilaksanakan dengan
untuk mengkomunikasikan apa saja
melibatkan komponen pendekatan
yang didapat dari hasil kegiatan yang
proyek
mereka
laksanakan dan mengakhiri proyek.
kemudian
lakukan
anak
kepada
teman–
yaitu:
teman dikelas melalui lisan dan
Adapun
berupa
nunjukkan
tulisan
atau
Langkah–langkah
gambar.
yang dilakukan
memulai,
hasil
penelitian
peningkatan
me-
medimana
setiap anak telah memenuhi 70%
dalam melakukan kegiatan sains
capaian
sejalan dengan langkah yang harus
dirancang.Hal tersebut menunjukkan
dilakukan pada pendekatan proyek,
adanya
dimana langkah pendekatan proyek
sains
yang
pembelajaran dengan menggunakan
pertama
adalah
dengan
memulai kegiatan melalui kegiatan
indikator
peningkatan anak
setelah
yang
telah
kemampuan dilakukan
pendekatan proyek.
observasi dan klasifikasi kemudian fase
melaksanakan
yaitu
anak
melakukan kegiatan sains yang sudah dirancang
dan
menghasilkan
SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di TK Dahlia Indah,
kesimpulan, langkah terakhir pada
Sumatera Utara maka saran yang dapat
pendekatan
proyek
diberikan adalah hendaknya sebagai
mengakhiri
yaitu
dilakukan
adalah
fase
pameran
yang
anak
usia
dini
dalam
anak–anak
merencanakan kegiatan pembelajaran
mengkomunikasikan apa saja hasil
khususnya pendidikan sains, jangan
kegiatan sains lewat gambar dan
hanya terpaku dengan Calistung. Namun
lisan,
pembelajaran
yang
dengan
pendidik
selanjutnya
anak
melakukan kegiatan display hasil
Pada
pembelajaran
sains
pendekatan proyek di TK B dapat meningkatkan
dapat menstimulasi kemampuan sains anak.
kegiatan sains.
kemampuan
yang dilakukan harus
Salah
satu
cara
untuk
meningkatkan kemampuan sains anak adalah dengan menggunakan pendekatan proyek.
sains
anak karena pembelajaran dimulai 63
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi I, April 2014
DAFTAR PUSTAKA
Brewer, Jo Ann, Introduction to Early Childhood Education. Boston: Pearson Education, Inc, 2007 Carin, Sund, Teaching Science Through Discovery, Colombus, Ohio: Merril Publishig Company, 1989
Charlesworth, Rosalind dan Karen K Lind, Math and Science for young Children, New York: Delmar Publishing, 1979 Clark, Ann Marie, Changing Classroom Practice to Include the Project Approach,http://www.ecrp.ui uc.edu/v8n2/clark.html Essa, Eva L, Introduction to Early Shildhood Education, Belmont: Wadsworth, 2011 Henninger, Michael L, Teaching Young Children, Boston: Pearson, 2013
Nugraha, Ali, Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Bandung, JILSI Foundation, 2007 Seefeldt, Carol dan Nita Barbour, Early Childhood Education, USA: Macmillan College Publishing Company, 1994 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, Yogyakarta, Bumi Aksara, 2005
64