PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PENDEKATAN INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN SAINS ERINA DWIRAHMAH PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. E-mail:
[email protected]
Abstract: This study aims to determine the increase in children's creativity drawing and playing with clay through the inquiry approach to learning science. the study involved 10 children from kindergarten group B as the respondent. Research carried out by using the method of action research spiral cyrcle model developed by Kemmis & Taggart and successfully in two cycles. data score of the child's creativity collected through the performence of early assessment and assessment of each the end of the cycles. data score of the child's creativity improvement was analyzed using descriptive statistics. the results show that: (1) the creativity of drawing between cycles has increased, which is an average score of the pre-action ( ), first cyrcle ( ) and second cyrcle or post-action ( ; and (2) the creativity of playing with clay between cycles increased, which is an everage score on the pre-actions first cyrcle ( ) and second cyrcle or post-action ( Key words: Creativity, Science basic and Implementation of Inquiry.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kreativitas menggambar dan bermain dengan tanah liat melalui pendekatan inkuiri dalam pembelajaran sains. Penelitian ini melibatkan 10 anak-anak, kelompok TK B sebagai responden. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan, model yang dikembangkan oleh Kemmis & Taggart dan berhasil dalam dua siklus. Skor data kreativitas anak dikumpulkan melalui performence penilaian awal dan penilaian setiap akhir siklus. Skor data peningkatan kreativitas anak dianalisis menggunakan statistik deskriptif. hasil menunjukkan bahwa: (1) kreativitas gambar antara siklus telah meningkat, yang merupakan nilai rata-rata pra tindakan (x1 = 48,10), siklus pertama (x2 = 50,00) dan siklus kedua atau pasca-tindakan (x3 = 53,60), dan (2) kreativitas bermain dengan tanah liat antar siklus meningkat, yang merupakan skor everage pada pra-tindakan (x4 = 45,00) siklus pertama (x5 = 48,05) dan siklus kedua atau pasca-tindakan (x6 = 54,00) Kata kunci: Kreativitas, sains dasar dan Implementasi Inquiry.
Sumber daya manusia yang
dapat lebih cerdas sebagaimana yang
kreatif hanya dapat diciptakan lewat
diamanatkan
lembaga pendidikan, baik pendidikan
Undang-Undang Dasar 1945 alinea
formal
ke empat, "mencerdaskan kehidupan
maupun
pendidikan
non
oleh
Indikator
Pembukaan
formal. Kedua lembaga ini secara
bangsa".
sumber
daya
simultan memproses row input untuk
manusia yang berkualitas adalah 243
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
munculnya produk kreatif seseorang.
sebenarnya kreativitas sudah ada
Produk kreatif akan muncul bila ada
dalam diri semua orang, hanya ada
motivasi
intrinsik
yang mengembangkannya dan ada
disertai
yang membiarkannya begitu saja
baik
motivasi
maupun
ekstrinsik
komitmen
yang
tinggi
untuk
mencapai
prestasi
serta
adanya
kembangkan potensi kecerdasan dan
wahana
yang
memungkinkan
kreativitas merupakan salah satu
munculnya
kreativitas.
(Sebastian,
2009:10).
Menumbuh
Semakin
tujuan pendidikan. Semua lembaga
tinggi potensi kreativitas seseorang
pendidikan tentu sudah menyadari
dan didukung keterbukaan wahana
peran
untuk
mencerdaskan
mengekspresikan
kreativitasnya,
maka
semakin
pendidikan
dalam
peserta
didik,
walaupun dalam implementasinya
terbuka pula peluang munculnya
belum
produk kreatif.
kecerdasan. Peningkatan kreativitas
Orang yang kreatif selalu optimis,
karena
tidak
pernah
anak
menyentuh
belum
keberhasilan
kehabisan akal. Praktisi psikologi
dengan
anak
kurikulum,
dalam
mengatakan merupakan
Tabloit bahwa
hal
Spirit
kreativitas
yang
mutlak
menjadi lembaga
dalih
memberi
semua
indikator pendidikan
mengejar terkadang
ruang
aspek
target kurang
gerak
bagi
berkembangnya kreativitas.
dibutuhkan oleh dunia pada era
Parnes menekankan bahwa
globalisasi ini (Mulyadi, 2009: 10).
anak didik harus atau diarahkan
Dikatakan bahwa terobosan kreatif
instruksi dalam melakukan sesuatu
diberbagai
baik di rumah, di sekolah dan di
bidang
melahirkan sehingga
hasil ia
yang
mampu optimal,
dalam
pekerjaan
menjadikan
berpendapat
bahwa
kebanyakan kita kehilangan hampir
adalah
kunci
disetiap kesempatan untuk menjadi
keberhasilan di masa depan”. Hal
seseorang yang kreatif (Munandar,
senada dikatakan oleh entrepreneur
2009:11).
muda,
dilaksanakan dengan cara bermain
“kreativitas
bahwa
secara
alami
Kegiatan
di
TK
244
Peningkatan Kreativitas… Erina Dwirahmah
sesuai dengan prinsip pembelajaran
Kecil di awal masuk semester
TK yaitu "bermain sambil belajar
Januari
2013,
dan belajar seraya bermain", hal ini
dengan
studi pendahuluan dibulan
merupakan cara yang paling efektif,
Januari
karena dengan bermain anak dapat
pembelajaran
mengembangkan berbagai kreativitas
beberapa kelemahan. Kelemahan ini
anak
terlihat
didik
di
TK,
termasuk
yang
2013.
dari
dilanjutkan
Pada masih
adanya
II
proses ditemui
beberapa
perkembangan motorik halus anak,
komponen yang penting yang belum
meningkatkan
dan
berjalan. Komponen tersebut antara
memahami keberadaan lingkungan,
lain: penyambutan kedatangan anak
terbentuk
mengikuti
belum dilakukan; jurnal pagi hanya
imajinasi, mengikuti peraturan, tata
diikuti sebagian kecil peserta didik;
tertib dan disiplin. Dalam kegiatan
pemanfaatan alat permainan edukatif
bermain, anak menggunakan seluruh
dari bahan alam dan limbah atau
aspek panca inderanya. Menurut
bahan
Cosby dan Sawyer, permainan secara
pembelajaran sains dilakukan secara
langsung mempengaruhi seluruh area
klasikal dengan menggunakan buku
perkembangan
dengan
paket; pada saat menggambar dan
memberikan kesempatan bagi anak
bermain plastisin anak cenderung
untuk belajar tentang dirinya, orang
menunggu bantuan guru; dan masih
lain dan lingkunganya (Sujiono,
menggunakan kurikulum lama yang
2011:145).
banyak mengandalkan kemampuan
TK
penalaran
imajinasi,
anak
Bintang Kecil sebagai
kognitif
sisa
masih
kurang;
(akademik) dan sedikit
lembaga pendidikan anak usia dini
aspek lain seperti materi pelajaran
jalur
naungan
bersifat
abstrak,
guru
Yayasan Cipto Purbo merupakan
sebagai
pengajar
dan
salah satu lembaga yang bergerak
masih pasif mendengarkan guru. Hal
dibidang pendidikan anak usia dini di
ini berdampak hasil pembelajaran,
Indonesia.
termasuk perkembangan kreativitas
formal
dibawah
Pada
melakukan survey
saat
peneliti
di TK Bintang
dominan anak-anak
anak. 245
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
Berdasarkan yang
ada,
permasalahan
peneliti
Pendidikan Anak Usia Dini
berminat
Istilah pendidikan anak usia
melakukan penelitian tindakan di TK
dini mulai digunakan di Indonesia
Bintang Kecil. Mengingat begitu
sejak tahun 1998 dan semakin
pentingnya kreativitas dalam dunia
popular sejak berdirinya Direktorat
pendidikan anak, karena dengan
Pendidikan Anak Usia Dini pada
melaksanakan
pendidikan
tahun 2011. Istilah yang digunakan
memungkinkan anak berpartisipasi
antara lain pendidikan prasekolah,
langsung sehingga dapat menemukan
pendidikan
karya baru, cara baru, ataupun solusi
pendidikan
baru dari permasalahan yang ada.
Undang-undang nomor 20 tahun
Masalah tersebut adalah bagaimana
2003 tentang Sistem Pendidikan
proses
Nasional, Pendidikan anak usia dini
untuk
kreativitas
meningkatkan
anak
usia
dini.
dan Menurut
melalui
adalah suatu upaya pembinaan yang
dalam
ditujukan kepada anak sejak lahir
pembelajaran sains di Taman Kanak-
sampai dengan usia enam tahun yang
kanak.
dilakukan
pendekatan
didik
pra-dasar,
inquiri
Berdasarkan
pemberian
rangsangan
pendidikan
masalah di atas beberapa perma-
membantu
pertumbuhan
salahan
perkembangan jasmani dan rohani
yang
latar belakang
melalui
dapat
dirumuskan
sebagai berikut : 1.
inquiry
meningkatkan
melalui dalam
pendekatan pembelajaran
sains? 2.
Apakah
dan
agar anak memiliki kesiapan dalam
Bagaimanakah kreativitas
untuk
memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini merupakan menentukan
pendidikan
yang
terbentuknya
kreativitas
melalui
kepribadian anak (Santoso, 2002:9).
inquiry
dalam
Proses pendidikan anak usia dini
sains
dapat
terjadi sejak anak dalam kandungan
pendekatan pembelajaran ditingkatkan?
(secara tidak langsung), masa bayi hingga anak berusia delapan tahun. 246
Peningkatan Kreativitas… Erina Dwirahmah
Satu saran James adalah memulai
berkaitan dengan afektif atau sikap
pelajaran
tingkat
dan perasaan meliputi: (1) Adanya
pengetahuan dan pemahaman anak
dorongan dari dalam diri untuk
agar dapat memperluas pikirannya
berbuat
(Yufiarti, 2009:1). Namun dalam
terhadap tugas; (3) rasa ingin tahu;
konteks
(4)
melebihi
pengembangan,
prinsip-
sesuatu;
tertarik
(2)
komitmen
terhadap tugas-tugas
prinsip pendidikan anak usia dini
majemuk; (5)
masih tetap dilakukan hingga anak-
resiko; (6) tidak mudah putus asa; (7)
anak duduk di kelas III pendidikan
menghargai
dasar. Karena pada masa ini, anak
mempunyai rasa humor; (9) ingin
berusaha mengendalikan lingkungan
mencari
dan
baru; dan (10) dapat menghargai diri
belajar
menyesuaikan
diri
dengan peraturan dan perintah orang
mengambil
keindahan;
(8)
pengalaman-pengalaman
sendiri dan orang lain.
dewasa di rumah dan di sekolah.
Menurut kreativitas
Kreativitas
berani
yang
Guilford
ciri-ciri
terkait
dengan
keberbakatan, meliputi: (1) kepekaan
Ada empat komponen dalam
terhadap masalah; (2) kelancaran
kreativitas, yang biasa disebut 4P’s
dalam berfikir (kelancaran dalam
yaitu perseorangan (person), proses
perkataan, berekspresi, berasosiasi,
(process), pendorong (press), dan
dan kelancaran dalam memperoleh
produk (product) (Rhodes, 2004:
gagasan); (3) fleksibelitas dalam
661-663). Tanpa salah satu dari
berfikir;
komponen di atas maka kreativitas
kemampuan
akan hilang atau sulit untuk tercapai.
kembali;
Ciri-ciri kreativitas yang berkaitan
mengelaborasi
dengan kognitif seseorang, meliputi:
Begani, 2007: 2). Sedangkan ciri-ciri
(1) kelancaran; (2) fleksibilitas; (3)
kreativitas non-keberbakatan adalah
orisinalitas; (4) elaborasiori atau
adanya motivasi (dari dalam dan
perincian (Munandar, 1985: 51).
luar)
Sedangkan ciri-ciri kreativitas yang
mendukung kinerja kreatif.
(4)
dan
dan
orisinalitas;
(5)
mendefinisikan (5)
kemampuan
(Sonawat
temperamen
dan
yang
247
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
Paparan disimpulkan
di
atas
bahwa
dipandang
dapat
krayon, spidol, kapur, dan kertas.
kreativitas
Masing-masing menghasilkan efek
penting
untuk
yang
berbeda
yang
dapat
diperhatikan. Selain lebih mudah
menimbulkan
untuk
melalui
kenikmatan. Pada tahap awal anak-
berguna
anak lebih menyukai krayon, spidol
dikembangkan
lingkungan, membekali
kreativitas anak
semenjak
prasekolah
dengan
pengalaman
dan
melalui
sebuah
usia
karena
kepuasan
beraneka
dan
warna
yang
berbagai
dihasilkan. Pada umumnya anak-
pengetahuan
anak menggambar di atas kertas,
proses
kreatif,
tetapi berbagai permukaan lainnya
sehingga mampu mencapai masa
membuat
variasi
yang
menarik.
depan dan pendidikan yang lebih
Berbagai bentuk dan ukurun kertas
baik.
juga dapat mendorong anak untuk mencoba pendekatan yang berbeda dalam karya seni anak.
Menggambar Naluri anak-anak usia dua atau tiga tahun pada umumnya senang
bercorat-coret,
ini
Anak-anak mulai menyukai
dalam
penggunaan media tiga dimensi,
rangka mengembangkan otot tangan
anak akan menghasilkan karya seni
dan jemarinya kelak untuk menulis.
yang
Kemampuan membuat coretan acak
ketinggian dan solidaritas di samping
kearah coretan yang mulai berbentuk
permainan
dan akhirnya tertuang dalam bentuk
Plastisin yang beraneka warna dan
gambar, kepuasan yang diperoleh
lembut ditangan, mudah dibentuk
akan memacu anak terus mencari
oleh anak-anak untuk memuaskan
pengalaman
pengalaman
merupakan
gambar Peralatan
potensi
baru
yang
hal
Bermain Plastisin
besar
dalam lebih
menggambar
bentuk kongkrit. yang
dibutuhkan antara lain pensil warna,
memiliki
warna
plastisin
kedalaman,
dan
bentuk.
sensorik.
Dengan
anak-anak
dapat
membentuk benda-benda tiruan yang anak
sukai.
Anak-anak
dapat 248
Peningkatan Kreativitas… Erina Dwirahmah
menggulung,
menepuk,
meregangkan,
memutar,
menarik,
dan
merupakan kegiatan yang dilakukan dan menimbulkan kepuasan atau
membentuknya menjadi bola, ular,
kesenangan
pohon, rumah, buah-buahan, atau
memungkinkan
benda lain yang anak sukai.
eksplorasi terhadap berbagai benda,
Peralatan
pendukung
terciptanya bentuk yang unik seperti
bagi
diri
seseorang,
anak
melakukan
baik benda hidup maupun benda tak hidup yang ada disekitarnya.
plastik, penggulung, cetakan, pisau
Anak
belajar
menemukan
plastik, dan peralatan lainnya dapat
gejala benda dan gejala peristiwa
ditambahkan.
plastisin
dari benda-benda tersebut. Anak
dapat dilakukan langsung di atas
memperoleh pengetahuan baru dari
papan yang tahan air. Dengan banyak
hasil
pilihan warna akan lebih membuat
berbagai
anak-anak
karya
disekitarnya.
alam
diperoleh
Bermain
menghasilkan
orisinal
sesuai
dengan
pikirannya.
penginderaanya
sebagai
benda
dengan
yang
ada
Pengetahuan
yang
anak modal
akan
berguna
berpikir
lanjut.
Melalui proses sains, anak dapat melakukan
Pembelajaran Sains Program pembelajaran sains dapat
sukses,
sederhana
secara langsung. Percobaan tersebut
komponen-
melatih anak menghubungkan sebab
komponen yang harus masuk di
dan akibat dari suatu perlakuan
dalamnya adalah konten atau produk,
sehingga melatih anak berpikir logis
proses
dalam menyelesaikan masalah yang
atau
jika
percobaan
metode,
dan
sikap
(Nugraha, 2008: 3). Pembelajaran sains
akan dihadapi kemudian.
untuk anak prasekolah lebih
ditekankan pada proses daripada produk.
Untuk
anak
Pendekatan Inquiry
prasekolah
Pendekatan Inquiry adalah
keterampilan proses sains hendaknya
rangkaian
dilakukan secara sederhana sambil
yang
bermain.
berfikir secara kritis dan analitis
Pembelajaran
sains
kegiatan
menekankan
pembelajaran pada
proses
249
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
untuk mencari
dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan.
sebelum
dan
sesudah
penelitian
tindakan dilakukan.
pendekatan
Penelitian ini menggunakan
inquiry tidak bertujuan mengajarkan
desain Kemmis dan Mc Taggart.
suatu konsep sains kepada anak,
Desain dan prosedur pada penelitian
tetapi
tindakan
lebih
melakukan
mengajak
eksplorasi
fenomena alam melalui langsung
anak
ini
meliputi
tahap
terhadap
perencanaan, pelaksanaan, observasi,
interaksi
dan
dengan obyek (Suyanto,
2010: 139).
refleksi.
perencanaan
Sebelum
membuat
program
kegiatan,
dilakukan asesmen awal terlebih
Haury,
Teaching
Science
dahulu. Tes awal dilakukan untuk
Through Inquiry mengutip definisi
mengetahui
yang diberikan oleh Novak bahwa
menggambar dan bermain plastisin
inquiry merupakan tingkah laku yang
permulaan yang dimiliki anak. Hasil
terlibat dalam usaha manusia untuk
tes
menjelaskan
membandingkan hasil tes pada akhir
secara
rasional
fenomena-fenomena
kemampuan
tersebut
digunakan
untuk
yang
tindakan
untuk
melihat
apakah
memancing rasa ingin tahu (Sutrisno,
tindakan
yang
dilakukan
sudah
2008: 58). Dengan kata lain, inkuiri
menunjukkan
peningkatan
atau
barkaitan
belum.
dengan
aktivitas
dan
keterampilan aktif yang fokus pada pencarian
pengetahuan
atau
Proses
perencanaan,
membuat desain pembelajaran yang
pemahaman untuk memuaskan rasa
memadukan
kegiatan
ingin tahu.
meningkatkan
untuk kreativitas
menggambar dan bermain plastisin dengan menggunakan pembelajaran
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah sainspenelitian sederhanatindakan melaluiyang pendekatan bersifat partisipatif dan kolabor untuk menganalisis data hasil proses
inquiri.
belajar
pembelajaran dibuat peneliti dan
mengajar
atau
membandingkan nilai peserta didik
Rancangan
desain
disepakati oleh pihak sekolah. 250
Peningkatan Kreativitas… Erina Dwirahmah
Tindakan
dilakukan
sebesar 10% dari skor pada saat
skenario
asesmen awal. Jika belum mencapai
pembelajaran yang telah dirancang
rata-rata perkembangan kemampuan
pada tahap pertama. Pada saat proses
menggambar dan bermain plastisin,
pelaksanaan
maka penelitian ini dilanjutkan ke
berdasarkan
pada
tindakan
berlangsung,
peneliti
sedang melakukan
siklus II.
pengamatan detail tentang kegiatan
Kriteria keberhasilan juga
belajar mengajar. Peneliti mencatat
dilakukan secara kuantitatif dengan
dan
mengukur
anakm
permasalahan
yang
tingkat
pencapaian
timbul pada saat kegiatan belajar
perkembangan
berlangsung.
refleksi
dibidang menggambar dan bermain
dilakukan untuk melihat keberhasilan
plastisin. Pengumpulan data dalam
atau kegagalan yang terjadi pada saat
penilitian
tindakan
Keberhasilan
instrumen pengamatan. Instrumen
dan kegagalan tersebut kemudian
yang digunakan dalam penelitian ini
didiskusikan bersama peneliti dan
ada dua macam yaitu: (1) instrumen
guru.
peneliti
penilaian skor kreativitas anak dalam
berkolaborasi dengan guru untuk
menggambar; dan (2) instrumen
merancang dan memperbaiki rencana
penilaian skor kreativitas anak dalam
selanjutnya, kemudian didiskusikan
bermain plastisin. Kedua instrumen
bersama
guru.
tersebut dikembangkan sendiri oleh
Selanjutnya peneliti berkolaborasi
peneliti dengan mengacu pada teori
dengan guru untuk merancang dan
yang
memperbaiki rencana selanjutnya.
instrumen
Tahap
dilakukan.
Selanjutnya
peneliti
Kriteria tindakan
didasarkan
kesepakatan
dan
ada.
kreativitas
ini
anak
menggunakan
Sebelum divalidasi
digunakan, melalui
keberhasilan
justifikasi tim ahli dan uji coba
pada
lapangan.
kolaborator
hasil dengan
Format penilaian digunakan
pihak pimpinan lembaga, kepala
sebagai panduan bagi rater dalam
sekolah dan guru, target peningkatan
melakukan
kreativitas anak ditetapkan minimal
Penilaian dilakukan oleh dua orang
penilaian
kreativitas.
251
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
rater
yang
memiliki
dengan bermain melalui pendekatan
pendidikan
minimal
inkuiri, terdapat peningkatan skor
sarjana dibidang ilmu pendidikan
kreativitas menggambar dan bermain
atau psikologi dan dinilai cukup
plastisin dari pra-penelitian sampai
memahami
kreativitas.
pada akhir siklus II. Peningkatan
Validitas data dilakukan melalui uji
kreativitas menggambar dan bermain
validitas internal dan uji realibilitas
plastisin anak dapat dilihat pada tabel
instrumen.
di bawah ini.
kualifikasi
konsep
Uji
validitas
internal
Tabel 1. Data Skor Perkembangan Kreativitas Menggambar No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Responden Fatih Zahwa Anggi Tasya Fahrul Hilmy Putri Puput Nida Lucky Rata-rata
dilakukan
dengan
Awal 50.50 49.00 46.50 46.50 48.50 44.50 47.50 49.50 45.50 45.50 48.10
Skor Siklus 1 51.00 51.00 51.00 50.50 50.50 48.50 50.50 50.50 49.00 47.50 50.00
Siklus 2 56.00 54.50 56.00 52.00 54.00 52.50 52.50 56.00 51.50 51.00 53.60
Peningkatan % 10.79 10.94 19.47 11.57 11.05 17.22 10.27 12.91 12,79 11,75 12,79
mengukur
Berdasarkan data di atas,
koefisien korelasi antara skor butir
terlihat adanya kenaikan skor tiap
dengan
responden
skor
total
instrumen,
setelah dilakukannya
menggunakan perhitungan statistik
siklus I dan siklus 2. Berarti terdapat
koefisien korelasi product moment
peningkatan kreativitas menggambar
(r).
anak.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Setelah diberikan tindakan berupa kegiatan pembelajaran sains 252
Peningkatan Kreativitas… Erina Dwirahmah
Tabel 2 Data Skor Perkembangan Kreativitas Bermain Plastisin No.
Nama Responden
Peningkatan
Awal
Skor Siklus 1
Siklus 2
%
1 2
Fatih Zahwa
45.00 48.00
51.00 54.00
57.50 55.00
26.07 14.35
3 4 5 6 7 8 9 10
Anggi Tasya Fahrul Hilmy Putri Puput Nida Lucky Rata-rata
46.50 45.00 44.00 44.50 45.00 45.00 44.00 43.00 45.00
49.50 47.00 47.00 44.00 47.50 48.50 46.00 46.00 48.05
56.50 50.50 54.00 51.00 54.50 57.50 52.00 51.50 54.00
20.59 11,88 21.07 14.77 20.23 26.32 17.58 18.92 19.15
peningkatan Berdasarkan data di atas,
plastisin.
kreativitas Jika
bermain
data
tersebut
terlihat adanya kenaikan skor tiap
ditampilkan dalam bentuk histogram
responden
maka dapat dilihat pada Grafik 1 dan
setelah
dilakukannya
siklus I dan siklus 2. Berarti terdapat
2 berikut ini.
60.00 40.00
Skor Awal
20.00
Skor Siklus 1
0.00
Skor Siklus 2
Grafik 1. Histogram Skor Perkembangan Kreativitas Menggambar
80.00 60.00 40.00 20.00 0.00
Skor Awal Skor Siklus 1 Skor Siklus 2
Grafik 2. Histogram Skor Perkembangan Kreativitas Bermain Plastisin
253
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
Pada
Histogram
Berdasarkan
Tabel
4,
Perkembangan Kreativitas terlihat
bermain plastisin puput juga berada
adanya kenaikan skor tiap responden
diperingkat pertama bersama Fatih.
setelah dilakukannya siklus I dan
Sementara
siklus 2. Berarti terdapat peningkatan
menggambar
Kreativitas
tertinggi bersama Fatih dan Puput
setelah
dilakukan
penelitian tindakan dengan 2 siklus.
Anggi
dalam
mendapat
peringkat
namun dalam hal bermain Plastisin
Tabel 3. Data Skor Asesmen Akhir Kreativitas Menggambar No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Responden
A1 7.50 6.50 7.00 6.50 8.00 6.00 6.50 7.00 6.50 7.00 68.50 6.85
Fatih Zahwa Anggi Tasya Fahrul Hilmy Putri Puput Nida Lucky Jumlah Rata-rata
A2 7.50 7.50 8.00 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50 6.00 6.50 68.00 6.80
Skor Anak Menurut Indikator B1 B2 C1 C2 6.50 8.00 6.00 6.00 7.00 7.50 6.00 7.00 7.00 6.50 7.00 7.00 7.00 6.00 6.50 7.00 7.00 7.00 7.00 6.00 6.50 6.50 6.00 7.00 6.50 7.00 6.50 7.50 6.50 7.00 7.50 7.50 6.50 7.00 6.50 6.00 6.50 6.00 6.50 6.00 67.00 68.50 65.50 67.00 6.70 6.85 6.55 6.70
Berdasarkan data skor hasil asesmen
akhir
D1 7.00 6.50 6.50 6.00 6.50 7.00 6.00 7.00 6.50 6.50 65.50 6.55
D2 7.50 6.50 7.00 6.50 6.00 7.00 6.00 7.00 6.50 6.00 66.00 6.60
Total Skor 56.00 54.50 56.00 52.00 54.00 52.50 52.50 56.00 51.50 51.00 536.00 53.60
Anggi mendapat peringkat ke tiga
kreativitas
setelah Fatih dan Puput, karena pada
menggambar sebagaimana tertuang
saat bermain plastisin Anggi hanya
dalam tabel 3 terlihat bahwa skor
memiliki total skor 56,50 sedangkan
tertinggi
Fatih dan Puput memiliki skor 57,50.
kreativitas
menggambar
yang diraih oleh Fatih, Anggi, Puput
Sedangkan
skor
tertinggi
dengan skor yang sama yaitu 56,00
kreativitas bermain plastisin diraih
disusul oleh Zahwa dengan skor
oleh Fatih dan Puput dengan skor
54,50 dan Fahrul dengan skor 54,00.
57,50 disusul Anggi dengan skor
Skor
kreativitas
56,50 dan Zahwa dengan skor 55,00
menggambar dialami oleh Lucky
.Dalam bermain plastisin kreativitas
dengan skor 51,00.
Fatih tertinggi.
terendah
dalam
254
Peningkatan Kreativitas… Erina Dwirahmah
Tabel 4. Data Skor Asesmen Akhir Kreativitas Bermain Plastisin
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Responden Fatih Zahwa Anggi Tasya Fahrul Hilmy Putri Puput Nida Lucky Jumlah Rata-rata
A1 7.00 6.50 6.50 6.50 7.00 6.00 6.50 6.50 6.50 6.50 65.50 6.55
A2 7.50 7.00 6.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.50 6.50 7.00 69.50 6.95
Skor Anak Menurut Indikator B1 B2 C1 C2 7.50 8.00 7.00 7.50 6.00 7.00 7.00 8.00 7.00 7.50 8.00 7.00 6.50 6.00 6.00 5.50 6.50 6.50 6.50 6.50 7.00 6.00 6.50 6.00 6.00 7.00 7.50 6.50 7.00 8.00 7.00 7.50 6.50 6.50 6.00 6.50 6.00 7.00 6.50 6.00 66.00 69.50 68.00 67.00 6.60 6.95 6.80 6.70
(keaslian
D1 7.00 7.00 7.00 6.50 7.00 6.00 7.00 7.00 6.50 6.50 67.50 6.75
ide)
D2 6.00 6.50 7.50 6.50 7.00 6.50 7.00 7.00 7.00 6.00 67.00 6.70
dan
Total Skor 57.50 55.00 56.50 50.50 54.00 51.00 54.50 57.50 52.00 51.50 540.00 54.00
D2
Begitu juga Puput, ia memperoleh
(pengembangan ide) memiliki nilai
skor 6,5 ke atas semua indikator
rendah dan skor yang didapat Hilmi
tidak ada yang di bawah 6,5 dan skor
C2 (keaslian ide) memiliki nilai
terendah dalam kreativitas bermain
rendah
plastisin dialami oleh Hilmi dengan
responden lainnya. Jika data tersebut
skor 51,00 kemudian disusul lucky
ditampilkan dalam bentuk grafik
dengan
maka dapat dilihat pada grafik 3 dan
skor
51,00.
Hal
ini
disebabkan karena skor yang didapat
yaitu 6,00 dibandingkan
grafik 4 berikut ini.
Lucky B1 (keluwesan berfikir), C2 60.00 40.00
Skor Awal
20.00
Skor Siklus 1
0.00
Skor Siklus 2
Grafik 3. Grafik Perkembangan Kreativitas Menggambar
255
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
80.00 60.00 40.00 20.00 0.00
Skor Awal Skor Siklus 1 Skor Siklus 2
Grafik 4. Grafik Perkembangan Kreativitas Bermain Plastisin
Pada grafik perkembangan kreativitas
menggambar
Penyambutan
kedatangan
dan
anak yang dilakukan dengan penuh
bermain plastisin terlihat adanya
keramahan. Hal ini sangat penting
kenaikan skor tiap responden setelah
karena
dilakukannya siklus I dan siklus 2.
dengan penuh keramahan membuat
Berarti
anak
terdapat
peningkatan
kegiatan
merasa
penyambutan
nyaman
berpisah
kreativitas dikeduanya. Kreativitas
dengan orang tua atau keluarganya,
menggambar dan bermain plastisin
sehingga dapat memulai kegiatan
meningkat sebesar 12,79%, untuk
dengan penuh keceriaan (Mulyadi,
kreativitas
2001:1).
menggambar
dan
Ini
merupakan
modal
bermain plastisin meningkat sebesar
penting mengingat bukan sekedar
19,15%. Tujuan penelitian ini adalah
untuk membuka system limbic dan
untuk memperbaiki kelemahan yang
terbangunnya emosi positif, tetapi
ada dalam pembelajaran sains yang
juga untuk menciptakan kebebasan
dampak
psikologis yang merupakan syarat
terhadap
perbaikannya peningkatan
diukur kreativitas
tumbuhnya
kreativitas.
Pendapat
anak dibidang menggambar dan
senada juga disampaikan bahwa
bermain
Perbaikan
kebebasan psikologis yang didukung
dilakukan
oleh lingkungan aman, nyaman, dan
tindakan
plastisin. yang
telah
selama penelitian yang diduga turut
tenang
merupakan
prasyarat
berkontribusi terhadap peningkatan
munculnya kreativitas (Munandar,
kreativitas anak antara lain:
2009:12). Kebebasan psikologis ini 256
Peningkatan Kreativitas… Erina Dwirahmah
tampak di wajah anak-anak saat
hanya di dalam kelas; (3) bahan yang
kedatangannya.
diberikan kepada tiap anak seperti
Peningkatan tersebut terjadi karena
perbaikan
pembelajaran,
dalam
antara
proses
lain:
(1)
balon dan sedotan membuat anak bebas bereksplorasi; (3) Strategi pembelajaran yang berbeda dimana
suasana belajar lebih menyenangkan
tiap
dimana
mempraktikkan
anak
lebih
bebas
bereksplorasi; (2) pembelajaran tidak
kelompok
membuat
maju
bergiliran
percobaannya
pengamatan
terhadap
Tabel 5. Perbandingan hasil intervensi Siklus I dan siklus 2 Siklus I Asesmen siklus I kreativitas menggambar perolehan skor rata-rata 50,00 atau mengalami kenaikan sebesar 5,59% dari asesmen awal. Asesmen siklus I kreativitas bermain plastisin perolehan skor rata-rata 48,05 atau mengalami kenaikan sebesar 6,77% dari asesmen awal Skor rata-rata 5,59% untuk kreativitas menggambar dan 6,77% untuk bermain plastisin belum mencapai target 10% Hasil Observasi Proses Guru cukup baik merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Semua desain pembelajaran terlaksana namun ada 1 aspek kemampuan yang belum terukur. Guru masih sering mendominasi kegiatan, anak kurang bebas berekplorasi Guru cukup baik dalam melakukan evaluasi pembelajaran. Tanya jawab untuk menarik kesimpulan kadang terlewati karena guru beranggapan bahwa anak-anak sudah faham dalam percobaan yang dilakukannya Motivasi belajar sains siswa cukup tinggi. Hal itu tampak pada minat, semangat, tanggung jawab siswa dalam melaksanakan tugas cukup baik, dan hampir semua anak merasa senang Siswa aktif dalam bertanya, berdiskusi, dan melakukan self assessment setiap akhir pembelajaran Siswa masih belum terbiasa dan cukup aktif menggunakan media kelompok
Siklus 2 Asesmen siklus 2 kreativitas menggambar perolehan skor rata-rata 53,60 atau mengalami kenaikan sebesar 12,79% dari asesmen awal Asesmen siklus 2 kreativitas bermain plastisin perolehan skor rata-rata 54,00 atau mengalami kenaikan sebesar 19,15% dari asesmen awal Skor rata-rata 12,79% untuk kreativitas menggambar dan 19,15% untuk bermain plastisin keduanya telah mencapai target 10% Hasil Observasi Proses Guru baik merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Semua desain pembelajaran terlaksana namun ada 1 aspek kemampuan terukur. Guru lebih member kebebasan anak berekplorasi Guru lebih baik dalam melakukan evaluasi pembelajaran termasuk tanya jawab untuk menarik kesimpulan.
Motivasi belajar sains siswa tinggi. Hal itu tampak pada minat, semangat, tanggung jawab siswa dalam melaksanakan tugas sudah lebih baik, dan hampir semua anak merasa senang Siswa lebih aktif dalam bertanya, berdiskusi, dan melakukan self assessment setiap akhir pembelajaran Siswa sudah terbiasa dan aktif menggunakan media berkelompok
257
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
kemampuan anak lebih efektif; (5)
melakukannya.
pemilihan media pembelajaran yang
pada
dekat dengan kehidupan anak, seperti
pendorong, proses, produk maka
permainan balon, bermain plastisin
faktor
yang
lucu
adalah pendorong dan proses serta
dapat
memberikan apresiasi setiap produk
membuat satu bentuk yang unik ia
yang dihasilkan anak. Kreativitas
akan senang dan bangga akan hasil
menggambar berkembang saat anak
yang dibuatnya.
banyak melakukan latihan diberbagai
dibentuk
sehingga
unik
apabila
dan
anak
Berdasarkan
perbandingan
teori
Dengan
“4P”,
utama
mengacu
yaitu
yang
pribadi,
dikondisikan
kesempatan, terutama saat jurnal
hasil intervensi siklus I dan siklus 2
pagi
maka terlihat perubahan hasil yang
menggambar terpimpin disetiap hari
didapat pada akhir siklus 2, baik
kamis minggu ke dua dan ke empat
kreativitas
menggambar
dan
setiap bulannya. Faktor pendorong
kreativitas
bermain
plastisin
dilakukan dengan cara memberikan
mengalami peningkatan dan akibat
motivasi saat mengomentari hasil
kenaikan ini berarti pada siklus
karya anak. Faktor proses dilakukan
kedua sudah melampaui target yang
dengan
disepakati.
kesempatan
Maka
menyimpulkan penelitian
peneliti
bahwa
tindakan
ini,
di
sentra
persiapan
memberikan yang
waktu
cukup
dan
dan
kepada
kegiatan
setiap anak untuk mengembangkan
telah
dan menuangkan gagasannya dalam
memberikan tingkat ketuntasan hasil.
gambar.
Hal
yang
tidak
kalah
penting adalah selalu memberikan Cara
Peningkatan
Kreativitas
apresiasi yang tinggi terhadap hasil karya anak, melalui pujian dan
Anak Peningkatan
Kreativitas
komentar lainnya.
dilakukan dengan melalui berbagai
Kreativitas bermain plastisin
upaya yang mendukung munculnya
dapat dikembangkan dengan cara
kreativitas. Selain itu hal yang utama
yang
bagi
Permasalahan
anak
adalah
kesempatan
tidak
jauh utama
berbeda. dalam 258
Peningkatan Kreativitas… Erina Dwirahmah
mengembangkan
kreativitas
anak
adalah sedikitnya kesempatan anak bermain
plastisin,
yaitu
yaitu
skor
penelitian
melakukannya.
pada
pra
akhir siklus I
hanya
dan akhir siklus
seminggu sekali itupun tidak semua anak
rata-rata
.
2
Perkembangan
Namun
kreativitas anak dalam menggambar
demikian peneliti meyakini bahwa
mengalami peningkatan yang paling
perkembangan kreativitas dibidang
pesat terjadi pada siklus kedua. Pada
lain
menggambar
siklus pertama mengalami kenaikan
berpengaruh terhadap peningkatan
2,65 atau 5,59% sedangkan pada
kreativitas dalam bermain plastisin.
siklus
termasuk
kedua
3,60
atau
7,20%.
Sedangkan dalam bermain plastisin SIMPULAN
peningkatan yang paling pesat juga
Kreativitas
anak
dalam
terjadi pada siklus kedua. Pada siklus
menggambar dan bermain plastisin
pertama mengalami kenaikan 3,05
dapat
atau 6,77% dan siklus kedua 5,95
ditingkatkan
melalui
peningkatan kualitas pembelajaran
atau 12,38%.
sains dengan pendekatan inquiry. Hal
Berdasarkan
kesimpulan,
ini dapat dilihat dengan adanya
maka implikasi yang terkait dengan
kenaikan rerata skor kreativitas yang
hasil penelitian dapat dikemukakan
diperoleh
berikut ini:
menggambar
anak
baik
maupun
dalam bermain
plastisin. Data skor kreativitas anak
1. Perlunya
anak
mengalami
Sains
dengan Pendekatan Inquiry
menunjukan bahwa: (1) kreativitas menggambar
Pembelajaran
Pembelajaran sains bagi anak usia
dini
ditekankan
pada
peningkatan yaitu skor rata-rata pada
penguasaan proses dari pada produk
pra penelitian (
, akhir
sains. Hal ini dikarenakan anak usia
dan akhir siklus
5-6 tahun (TK Kelompok B) menurut
siklus I 2
; dan (2) rata-rata
Piaget
dalam
Santrok
(2002:44)
kreativitas bermain plastisin anak
berada pada masa praoperasional,
antar siklus mengalami peningkatan
dimana anak mulai mengembangkan 259
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
konsep
meski
sehingga
belum
disebut
lengkap
menuntaskan gagasannya. Dengan
preconcepts.
demikian anak merasa terpuaskan,
Pendekatan inquiry menggunakan
sehingga
dasar teori konstruktivisme dalam
koneksitas
mengembangkan pembelajarannya.
optimal. Anak akan merasa kecewa
2. Perlunya Kecukupan Alat Bermain
jika sedang asik-asiknya bermain
Kecukupan alat bermain agar
tiba-tiba
perkembangan otaknya
jaringan
dapat
lebih
diperingatkan
bahwa
anak dapat bermain dengan tenang,
waktunya telah habis.
tidak
4. Perlunya Pemberian Dukungan
berebutan,
dan
dapat
menyelesaikan gagasan main. Anak akan
bermain
plastisin
plastisin
yang
ada
Yang Berkelanjutan
ternyata
berkelanjutan
agak
diperlukan untuk membantu agar
mengeras, menimbulkan bau atau
gagasan anak terus berkembang.
plastisin hanya sedikit tidak sesuai
Dukungan secara berkelanjutan dari
jumlah murid, maka akan muncul
orang dewasa atau guru diperlukan
kekecewaan
bisa
agar anak tidak mengalami frustasi
menimbulkan berebutan alat. Jika hal
saat kehabisan gagasan atau gagal
ini
dalam menyelesaikan tugas tertentu.
atau
terjadi
sudah
Dukungan
bahkan
berulang-ulang
maka
justru akan kontra produktif terhadap tujuan
pendidikan
Kecukupan
itu
jumlah
dan
5. Perlunya perubahan Peran Guru
sendiri.
Peran guru masih sangat
ragam
dominan sebagai pengajar. Peran ini
mainan sangat dibutuhkan dalam
perlu
penyelenggaraan PAUD.
menonjolkan
3.
Perlunya
Kecukupan
Waktu
Bermain
dikurangi
dengan peran
lebih sebagai
fasilitator. Perkembangan optimal dari kemampuan berfikir kreatif
Kecukupan diperlukan
agar
waktu anak
memiliki
berhubungan
erat
dengan
cara
mengajar (Munandar, 2009:12).
kesempatan dan waktu yang cukup untuk
bermain,
berimajinasi,
bereksplorasi, bereksperimentasi dan 260
Peningkatan Kreativitas… Erina Dwirahmah
Keempat,
SARAN
untuk
para
Pertama, untuk Lembaga TK.
mahasiswa dan peneliti, agar dapat
Bintang Kecil, hendaknya dapat terus
melanjutkan penelitian ini dalam
mengembangkan
melalui
skala yang lebih besar dan luas.
berbagai upaya termasuk penelitian
Pembelajaran sains untuk anak usia
tindakan, baik yang dilakukan oleh
dini
guru sendiri maupun melalui bantuan
berbagai penelitian baik yang terkait
penelitian dari para akademisi atau
dengan pengembangan kreativitas
ahli.
anak
ide
Kedua, untuk para pengelola dan
pendidik
dapat
PAUD
terus
pengetahuan
pemahamannya
terhadap esensi pembelajaran PAUD. Memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan diri dengan lebih banyak, memberi kesempatan untuk dan
berimajinasi, bereksplorasi, bereksperimentasi
terhadap
lingkungannya. Ketiga,
Untuk
Lembaga
Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK)
penyelenggara
Program
Studi PAUD. Diharapkan dapat lebih banyak melakukan berbagai kajian dan
pengembangan
untuk
mendukung praktik penyelenggaraan PAUD yang sesuai dengan kaidahkaidah
keilmuan
dikembangkan
maupun
dalam
berbagai
kecerdasannya.
hendaknya
meningkatkan
dan
dapat
serta
mudah
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Kemmis, Stephen. dan Taggart, Robin Mc. The Action Planner 3rd Edition. Victoria:Deakin University Press, 1990. Mulyadi, Seto, Kreatif Kunci Masa Depan Anak. Jakarta:Tabloid Spirit, 2009. Munandar, Utami. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta:Gramedia,1985. ________. Kreativitas dan KeberbakatanStrategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004. ________. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat Jakarta:Rineka Cipta, 2009.
dilaksanakan. 261
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
Nugraha, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains pada AUD. Bandung:JILSI Foundation, 2008. Runco, Mark A. Creativity, Psychology Department. California USA, 2004. Santoso, Soegeng. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Pendirinya 2 Jakparta: UNJ, 2011. Santrock, John W. Live-Span Development Jilid 1.Jakarta: Erlangga, 2002. Sebastian, Yoris, Kreatif Kunci Masa Depan Anak, Jakarta:Tabloid Spirit, 2009. Seefedt, Carol. dan Wasik, Barbara A. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks, 2008. Semiawan Conny R, Th.I Setiawan, dan Yufiarti, Panorama Filsafat Ilmu: Landasan Perkembangan Ilmu Sepanjang Zaman, Jakarta:Teraju, 2007. Semiawan, Conny R. Landasan Pembelajaran dalam Perkembangan Manusia. Jakarta: Pusat Pengembangan Kemampuan Manusia, 2007.
Sonawat Reeta dan Begani Priya, Creativity for Preschool Children, Mumbai: Multi-tech Publishing co., 2007. Sujiono, Yuliani Nurani, Konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks,2011. Sujiono, Yuliani Nurani. dan Sujiono, Bambang. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: Indeks, 2010. _______. Menu Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta: Citra Pendidikan Indonesia, 2006. Sutrisno, Joko. ”Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry dalam Belajar Sains terhadap Motivasi Belajar Siswa”, 2008. Suyanto, Slamet. “Pengenalan Sains Untuk Anak”. http://staff.uny.ac.id/sites/default/ filesjournal (diakses 20 November 2012). Woolfolk, Anita. Education Psychologi Active Learning Edition. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Yufiarti, Psikologi Pendidikan dan Penerapannya. Jakarta: Pusat Pengembangan Kemampuan Manusia, 2009.
262
Peningkatan Kreativitas… Erina Dwirahmah
203