Vol. 2 No. 1 Oktober, Th. 2016
PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI INTERAKSI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MIND MAPPING DAN MOTIVASI Dara Fitrah Dwi Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah JL.Garu II No.93 Medan
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, interaksi antara model pembelajaran inquiry training menggunakan mind mapping dan motivasi dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Penelitian yang dilakukan secara quasi eksperimen. Populasi Penelitian ini adalah siswa kelas X SMA IT Al-Fityan School Medan. Pemilihan sampel dilakukan secara cluster random sampling yaitu kelas X2 dan X1 . Instrumen penelitian ini menggunakan tes keterampilan proses sains dalam bentuk uraian dan tes motivasi dalam bentuk angket. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan ANAVA dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Kemampuan keterampilan proses sains fisika siswa pada kelompok motivasi diatas rata-rata lebih baik dibandingkan kemampuan keterampilan proses sains fisika siswa pada kelompok motivasi di bawah rata-rata, dan Pada penelitian ini motivasi diatas ratarata dominan meningkatkan keterampilan proses sains pada model Inquiry Training menggunakan mind mapping dari pada di pembelajaran konvensional. Kata Kunci : Inquiry Training, Motivasi, Keterampilan Proses Sains. Abstract The objective of the research is to investigate students’ science process skill taught by inquiry training model and mind mapping. In order to achieve the objectives of the research, quasi experimental design was used. The students of grade X2 and X1. of private Islamic school of Al-Fityan Medan were chosen through cluster random sampling. The finding of the research showed that students’ science process skill taught by inquiry training model and mind mapping better than taught by conventional teaching model. Keywords : inquiry training model, science process skill
1. Pendahuluan
mata
1.1. Latar Belakang
diantaranya: Bahasa inggris 25,81 %,
Berdasarkan observasi di SMA IT AL-
pelajaran
yang
tidak
disukai
Fisika 22,58 %
(disini dengan catatan
Fityan School Medan kelas XI IPA
yang
suka
rendahnya keterampilan proses sains siswa
prakteknya saja untuk masalah konsep
disebabkan bahwa tidak tertariknya siswa
mereka tidak menyukainya), Matematika
kepada
dan
19,35 %, seni budaya 12,9%, Bahasa Arab
kurangnya motivasi yang diberikan kepada
dan Kimia adalah 6,45 %, Biologi dan
siswa. Dimana dari 31 orang siswa yang
PKN 3,23 %. Dari data ini terlihat bahwa
telah diberikan angket terdapat beberapa
siswa lebih menyukai proses pembelajaran
pelajaran
materi
fisika
38
sebagaian
hanya
berupa
Vol. 2 No. 1 Oktober, Th. 2016
yang berlangsung secara praktek dari pada
Penelitian yang terdahulu tentang inquiry
ceramah yang tidak memacu motivasi
training memiliki kendala yaitu waktu
mereka untuk cinta dan menyukai proses-
yang mengharuskan siswa kebanyakan
proses ilmiah pada mata pelajaran fisika
mencatat sehingga proses pembelajaran
1.2. Tujuan
belum terorganisasi dengan baik., maka
Menganalis keterampilan proses sains siswa
yang diajarkan
pembelajaran
dengan
inquiry
dengan ini peneliti ingin mengoptimalkan
model
waktu
yang
disediakan
dengan
cara
training
memberi catatan hal yang penting saja dan
menggunakan mind mapping lebih baik
dapat mengulangnya dengan baik kedalam
dibandingkan
dengan
yang
pikiran siswa pada jangka waktu yang
dibelajarkan
dengan
pembelajaran
lama yaitu dalam bentuk mind mapping
siswa
konvensional. Beberapa
dengan penelitian
terdahulu
efek
model
inquiry
training
joyce
(2009)
model
tersebut.
menyatakan bahwa model pembelajaran
Menurut
inquiry training secara signifikan lebih
pembelajaran Inquiry Training adalah
efektif
pembelajaran
model pembelajaran yang dirancang untuk
konvensional ( Trisno,dkk. 2013 ; Pandey
membawa siswa secara langsung kedalam
et al., 2011; Abdi, 2014; Sirait, 2012)
proses ilmiah melalui latihan- latihan yang
Model
pembelajaran
dapat memadatkan proses ilmiah tersebut
secara
signifikan lebih efektif
dibandingkan
inquiry
training dapat
ke dalam periode waktu yang singkat.
meningkatkan hasil belajar siswa (Hayati,
Dalam
dkk. 2013; Vaishnav , 2013).
menekankan
Model
inquiry
pada
training
proses
berpikir
inquiry
secarakritis dan analitis untuk mencari
dalam
danmenemukan sendiri jawaban dari suatu
dampak
masalah yang dipertanyakan.Pembelajaran
instruksional dan dampak pengiring Joyce
ini juga menempatkan siswa sebagai
(2009). Adapun dampak instruksional dari
subjek
model
training
membantu
para
antara lain adalah keterampilan proses
melakukan
penelitian
sains. Penelitian (Setiawati, et al., 2012;
dengan
Indah Permasari,2013; Iseetyadi, 2010) ,
diharapkan
dari hasil penelitian diperoleh dengan
mempertanyakan, mengapa suatu peristiwa
menggunakan
training
terjadi, dan menelitinya dengan cara
seluruh mahasiswa meningkat prestasinya.
mengumpulkan dan mengolah data secara
training
pembelajaran
model
apabila
pembelajaran
akan
pembelajaran
model
diterapkan memiliki
inquiry
inquiry
39
belajar,
cara
dengan
yang ialah
model
mahasiswa secara
untuk mandiri
berdisiplin, para
siswa
ini
yang dapat
Vol. 2 No. 1 Oktober, Th. 2016
logis. Lima fase model pembelajaran
bandingkan
inquiry training (Joyce, 2009), yaitu:
dibelajarkan dengan siswa yang diajarkan
Menghadapkan
dengan pembelajaran konvensisonal?
masalah
(menjelaskan
prosedur penelitian, menyajikan situasi
dengan
siswa
yang
2. Metode
yang saling bertentangan), Menemukan
Populasi
dalam
penelitian
ini
masalah (memeriksa hakikat obyek dan
adalah seluruh siswa kelas X SMA IT Al-
kondisiyang
memeriksa
Fityan Medan tahun pelajaran 2015-2016
tampilnya masalah), Mengkaji data dan
pada semester II (genap), berjumlah 95
eksperimentasi (mengisolasi variabel yang
orang siswa yang terdiri dari 3 kelas.
sesuai,
Pengambilan sampel penelitian adalah
dihadapi,
merumuskan
Mengorganisasikan,
hipotesis),
merumuskan,
dan
siswa kelas X sebanyak 2 kelas. Teknik
menjelaskan, dan Menganalisis proses
pengambilan sampel dilakukan secara
penelitian untuk memperoleh prosedur
cluster random class. Jumlah kelompok
yang lebih efektif.
pertama sebanyak 30 orang yang akan
Penelitian (windura, 2013; Alamsyah,
menggunakan model pembelajaran inquiry
2009; Septiana, 2007) menyatakan yang
training menggunakan mind mapping.
dapat membantu siswa dalam membuat
Kelompok kedua diambil 30 orang siswa
catatan-catatan
yang akan menggunakan pembelajaran
nantinya
berupa
akan
memperoleh
outline
menjadikan
informasi
siswa
konvensional
jangka
Variabel Penelitian ini terdiri dari
waktu yang panjang, maka dari itu
tiga jenis yaitu variabel bebas, variabel
efektifitas penggunaan mind mapping
terikat. Pada penelitian ini yang menjadi
dapat
dalam
variabel bebas adalah model pembelajaran,
membuat catatan penting untuk sebagai
sedangkan variabel terikat pada penelitian
penduan siswa ketika selesai mempelajari
ini adalah keterampilan proses sains siswa.
mempersingkat
dalam
yang
waktu
materi yang sudah diberikan kepada siswa.
Penelitian
ini
bersifat
quasi
eksperiment yaitu merupakan penelitian
1.3. Pendekatan Pemecahan Masalah Apakah Keterampilan proses sains
yang
dimaksudkan
untuk
mengetahui
siswa yang dibelajarkan dengan model
apakah ada atau tidaknya akibat dari
pembelajaran
sesuatu yang dikenakan pada subyek yaitu
inquiry
training
menggunakan mind mapping lebih baik di
siswa
40
Vol. 2 No. 1 Oktober, Th. 2016
Tabel 1. Rancangan Penelitian Kelas
Pretest
Perlakukan
Post
Y2 : Postes yang diberikan setelah
Test
adanya perlakukan pada kelas kontrol dan eksperimen
Experi men Kontrol
Y1
X1
Y2
Y1
X2
Y2
3. Hasil dan Pembahasan Analisis Data Postes Keterampilan Proses Sains
Keterangan :
Terlihat
X1 : Perlakuan berupa model
rata-rata
dengan
keterampilan proses sains fisika sebelum
menggunakan mind mapping,
dan sesudah diberikan perlakuan sebesar
terhadap keterampilan proses
37,73
sains.
mengalami peningkatan rata-rata sebesar
Inquiry
X2
peningkatan
training
sedangkan
kelas
eksperimen
berupa
46,8. Maka dapat disimpulakan bahwa
konvensional,
peningkatan keterampilan proses sains
terhadap keterampilan proses
siswa kelas yang dibelajarkan dengan
sains
model
:
Perlakuan
pembelajaran
pembelajaran
inquiry
training
menggunakan mind mapping lebih baik
kelas eksperimen dan kelas
dari pada kelas kontrol yang dibelajarkan
kontrol sebelum perlakukan
dengan
Nilai Rata-rata KPS
Y1 : Prestes yang diberikan kepada
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
pembelajaran
konvensional.
78,67 70,4
32,67
31,87
Pretes Postes
Konvensional
Inquiry Training
Pembelajaran
Gambar 1. Hubungan Nilai Keterampilan Proses sains terhadap Pembelajaran
41
Vol. 2 No. 1 Oktober, Th. 2016
Hasil
yang
diperoleh
dalam
menyebabkan siswa lebih kreatif dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa rata-
memecahkan masalah. Penerapan model
rata hitung keterampilan proses sains siswa
pembelajaran inquiry training juga mampu
pada kelas inquiry training menggunakan
membuat
siswa
mind mapping lebih tinggi dibandingkan
melalui
diskusi
dengan pembelajaran konvensional. Hal
mengharuskan
ini dikarenakan tahapan- tahapan dari
masukan kepada siswa lain sehingga siswa
model inquiry training dapat meneliti
yang
secara alamiah ketika mereka sedang
termotivasi dalam mempelajari materi
menghadapi persoalan.
yang
Hasil penelitian sukarman dkk (2014)
menyatakan
pembelajaran
siswa
mampu
yang
memberikan
menjadi
dimengerti.
lebih
Tingkat
pemahaman yang diperoleh siswa lebih
model
mendalam
disebabkan
karena
siswa
terlibat langsung dalam proses menemukan
kurikulum 2013 adalah model inkuiri,
jawaban terhadap persoalan yang ada dan
model ini sangat baik digunakan dalam
langsung
proses pembelajaran dari pada model
proses pembelajaran lebih efektif dan
pembelajarn
konvensional.
ini
efisien serta siswa lebih termotivasi untuk
mengarahkan
peserta
bisa
berpikir kreatif dan hasil keterampilan
kemudian
proses sains siswa lebih baik, temuan
mampu
disarankan
kurang
kelompok
sama
pada
menemukan
yang
satu
kurang
saling bekerja
masalah
Model didik
dan
memecahkan
sehingga
yang
penilitian ini menghasilkan rata-rata hasil
ditemukan tersebut secara ilmiah. Model
belajar menggunakan inquiry training
inkuiri mengacu pada teori konstruktivitas,
sebesar 6,69, sementara hasil belajar
belajar merupakan proses aktif dimana
berbentuk
keterampilan
peserta didik membangun ide atau konsep
menggunakan
inquiry
baru
disuntik menggunakan
berdasarkan
masalah
mempraktekkannya
pengalaman
dan
pengetahuan sebelumnya.
model
yang
mind mapping
memperoleh rata-rata sebesar 78,67, maka
Hasil penelitian Sani dkk (2010:21) mengemukakan
training
proses
dalam hal ini peneliti mendapatkan rata-
pembelajaran
rata yang berbeda jauh dari peneliti
inquiry training lebih baik dibandingkan
sebelumnya, dengan demikian maka dapat
dengan model konvensional karena model
disimpulkan bahwa dengan diberikannya
inquiry trainingmenanamkan dasar-dasar
media mind mapping dapat meningkatkan
berpikir ilmiah pada diri siswa karena
hasil belajar keterampilan proses siswa.
dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak
belajar
sendiri
Temuan peneliti ini senada dengan
sehingga
hasilpenelitian 42
(Sakdiah,2014;
Vol. 2 No. 1 Oktober, Th. 2016
Kristianingsih, 2010) yang menyimpulkan
memiliki perbedaan signifikan dengan
bahwa model inkuiri adalah suatu model
siswa yang mendapatkan perlakuan model
pembelajaran
pembelajaran konvensional.
yang
digunakan
dalam
pembelajaran IPA-Fisika dan mengacu
Dapat
disimpulkan
bahwa
pada suatu cara untuk mempertanyakan,
keterampilan proses sains siswa lebih baik
mencari pengetahuan atau informasi, atau
jika diajarkan menggunakan model inqury
mempelajari suatu gejala. Tujuan umum
training
model pembelajaran inkuiri adalah untuk
dibandingkan pembelajaran konvensional.
membantu
mengembangkan
Selain itu dapat pula dilihat pada analisis
keterampilan intelektual dan keterampilan-
pretes-postes pada penjelasan sebelumnya
keterampilan lainnya seperti mengajukan
telah
pertanyaan dan keterampilan menemukan
keterampilan proses sains pada kelas
(mencari) jawaban yang berawal dari
kontrol dan kelas eksperimen.
keingintahuan
4. Kesimpulan
siswa
mereka.Proses
pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam
mengembangkan
menggunakan
mind mapping
digambarkan
perbandingan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
keterampilan
di uraikan pada bab sebelumnya, maka
proses sains siswa dan membangkitkan
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
semangat dalam penemuan serta dari isi
Kemampuan
LKS yang diberikan dapat menuntut siswa
sainsfisika
dalam mengembangkan pengetahuannya.
pembelajaraninquirytraining
Pada bukti
yang
keterampilan mendapatkan pembelajaran
penelitian ini
didapatkan
menguatkan proses
sains
perlakukan inquiry
keterampilan siswa
proses
menggunakan
menggunakan mind mapping lebih baik
bahwa
dibandingkan
yang
keterampilan
model
menggunakan
training
konvensional.
dengan proses model
kemampuan sains
siswa
pembelajaran
menggunakan mind mapping ternyata lebih Inkuiri. http:jurnal.pasca.uns.ac.id. Aulia, Parmin. 2012. Inquary Training untuk mengembangkan keterampilan meneliti mahasiswa. Unnes Science Education Journal. Calik, et.al. 2013. Effect of TechnologyEmbeded Scientific on Senior Science Student
Daftar Pustaka Astuti, Rina, dkk. 2012. Pembelajaran IPA dengan pendekatan Keterampilan Proses Sains menggunakan Metode Eksperimen bebas termodifikasi dan eksperimen terbimbing ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Motivasi Belajar Siswa. Surakarta. Jurnal
43
Vol. 2 No. 1 Oktober, Th. 2016
Teachers”SelfEfficiacy”. Eurasia Journal. Desi, Makmur.2014. Pengaryh Model Pembelajaran Inquiry Training menggunakan Media Power Point Terhadap Hasil Belajar Siswa.Jurnal INPAFI. Endah, Kurniawan. 2010. Pembelajaran fisika dengan metode inquiry terbimbing untuk mengembangkan keterampilan proses sains. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika (JP2F). Haryono. 2006. Model Pembelajaran BerbasisPeningkatan Keterampilan Berbasis Proses Herliana,Supriyati,Astra. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Blended Learmimh Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMA. Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015:Universitas Negeri Jakarta. Hilman, 2014. Pengaruh Pembelajran Inkuiri Terbimbing dengan Main Map terhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar IPA. Jurnal Pendidikan Sains. Indahwati, Jouli, Setyo, Toenas, Sunanwida & Sajid.2012. Penerapan Model Inquiry Training melalui Peta Konsep dan Teknik Puzzle ditinjau dari tingkat Keberagaman aktivitas Belajar dan kemampuan Memori. Surakarta. Jurnal Inquiry .Joyce,B,Weil,M.& Calhoun,E.(2009). models of teaching (8th ed). Model-Model Pengajaran ( Terjemahan Achmad Fawai & Ateila Mirza). Yogyakarta : Pustaka Pelajar Kritianingsih.2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Pictorial Riddle
Pada Pokok Bahasan AlatAlat Optik di SMP. JPFI. Kumari, U.N. & Rao, D.B.2008.Science Process Skills of School Students. New Delhi : Discovery Publishing House PVT. LTD. Levy, Campbel. 2008. Student Motivation: Premise, Effective Practice and Policy Stuart Levy.Australian Journal of Teacher Education. Levy, S., & Campbell, H. 2008. Student Motivation: Premise, Effective Practice and Nata, Abdullah. 2011. Persfektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Pandey, A., Nanda, G.K., & Ranjan V . 2011. Effectiveness of Inquiry Training model Over Convetinonal Teaching Method on Academic Achievement of Sciense Students in India. Journal of Innovative Research in Education. Rafiqoh. 2013. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi.Jurnal FKIP UNILA. Sani, Ridwan Abdullah, M. Zainul Abidin T. Syihab.2010. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training (Latihan Inkuiri) Terhadap Penguasaan Konsep Fisika Siswa Kelas X Sma Negeri 1Tanjung Beringin. Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika 2(2) : 1622 Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : PT Bumi Aksara. Setyawan, L.H. 2011. Pembelajaran Fisika dengan Media Peta Konsep dan Modul Ditinjau dari Kemampuan Awal dan Kreativitas Siswa. Tesis. Program Pascasarjana 44
Vol. 2 No. 1 Oktober, Th. 2016
universitas Sebelas Maret Surakarta. Suwondo,& Wulandari, S. (2013). InquiryBased Active Learning: The Enhancement of Attitude and Understanding of the Concept of Experimental Design in Biostatics Course. Asian Social Science; (volume 9 No 12), (online), tersedia di: Widya, L.A., Sarwonto, Prayitno, B.A. 2013. Pembelajaran Biologi Menggunakan Model Accelerated Learning Melalui Concept Mapping dan Mind Mapping Ditinjau Dari Kreativitas dan Kemampuan Verbal siswa.. Windura, S.2013.1st Mind Map Langkah untuk siswa, Guru, dan Orangtua (Teknik Berfikir dan Belajar Sesuai Cara Kerja Alami Otak). Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Zaini, H. (2009). Strategi Pembelajaran Aktif Implementasi Dan Kendala Di Dalam Kelas. Makalah disajikan pada Seminar Dan Lokakarya Nasional ‘Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Aktif Learning Menuju Profesionalisme Guru, Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret. Zuhriyati,Isettyadi, dkk.2013. Penerapan Model Inquiry dengan Teknik Mind Mapping dalam Pembelajaran IPA- Fisika di MTs.
45