ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : DEDE ARDIANSYAH NIM 109016200002
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
i
ABSTRAK
Dede Ardiansyah 109016200002; Penelitian berjudul Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Asam Basa Menggunakan Model Pembelajaran Guided Inquiry. Skripsi, jurusan pendidikan kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014
Pembelajaran sains saat ini kurang mengedepankan keterampilan proses sains (KPS), padahal aspek keterampilan proses sains merupakan dasar utama pembelajaran sains di laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas keterampilan proses sains siswa dan keterampilan proses sains yang dominan muncul pada kegiatan pembelajaran dan praktikum menggunakan model Guided Inquiry. Subyek penelitian ini berjumlah 29 siswa. Untuk mengukur keterampilan proses sains siswa, digunakan instrument berupa Tes, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Lembar Observasi. Penelitian ini dilakukan dengan metoda deskriftif. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukan bahwa keseluruhan aspek keterampilan proses sains siswa MAN 1 Bayah termasuk ke dalam kategori Baik. Tetapi dari kesembilan aspek keterampilan proses sains siswa, ada 2 aspek yang termasuk kedalam kategori Cukup. Aspek tersebut yaitu merencanakan Percobaan dan Berhipotesis Berdasarkan hasil tersebut, untuk meningkatkan aspek yang memiliki nilai rendah, seorang guru perlu menanamkan pemahaman dasar ketika diawal pembelajaran. Upaya tersebut dilakukan agar siswa dapat mengembangkan ide-ide kreatif pada kegiatan pembelajaran maupun praktikum.
Kata Kunci : Keterampilan Proses Sains, Guided Inquiry
i
ii
ABSTRACK
Ardiansyah Dede 109016200002; The research titled Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Asam Basa Menggunakan Model Pembelajaran Guided Inquiry. These, Chemistry Education, Faculty of Education and Teacher Training, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.
The current science learning less of science process skill, whereas aspect of the basic science process skill is the primary learning of science in the laboratory. This research aims to identify the quality of students science process skill and the skill of dominant process appears on learning activities and guided inquiry lab using model subject of this research is 29 students, to measure the students science process skill used instrument in the form of the test, the students worksheet (LKS) and the observation sheet. This research is done by descriptive methods. Based on obtained data, show the overall aspect of science process skill students MAN 1 Bayah include in proper category. But from the nine aspect of science process skill of student, there are two aspect which belong to the sufficient category. The aspect that is planned trial and hypothesize based on these result to improve the aspect is that have a low grade. A teacher needs to a basic understanding of when in the beginning of learning. This effort aim to make that students can develop creativitness in learning activities and practikcum.
Key word: Science Process Skill, Guided Inquiry
ii
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat segala nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, dan sahabat-sahabatnya. Skripsi ini berjudul “Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Asam Basa Menggunakan Model Pembelajaran Guided Inquiry”. Skripsi ini menggambarkan bagaimana kualitas keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa kelas XI IPA MAN 1 Bayah pada praktikum Asam Basa berbasis guided inquiry di sekolah”. Selain itu skripsi ini memberikan gambaran kepada guru kimia yang akan menggunakan model ini sebagai salah satu alternatif model dalam pembelajaran kimia di sekolah. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan berbagai saran dan kritik yang membangun sehingga dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam penelitian ini. Dalam pembuatan dan penulisan skripsi ini, tidak lepas dari dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Penulis menyadari selama pembuatan dan penulisan skripsi ini banyak terdapat hambatan dan kendala yang dihadapi baik yang bersifat materil maupun moril. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada : 1.
Bapak Prof. Dr Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Nurlena Rifa’i, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Ibu Baiq Hana Susanti, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.
4.
Bapak Dedi Irwandi, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia dan Pembimbing II yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, dan
iii
iv
pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini. 5.
Bapak Tonih Feronika, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini.
6.
Ibu Salamah Agung, Ph.D yang dengan ramah dan bersemangat membantu penulis dalam konsultasi skripsi penulis.
7.
Bapak Ibu dosen yang telah memberikan ilmu selama proses perkuliahan di UIN Syarif Hidayatllah Jakarta Program Studi Pendidikan Kimia.
8.
Bapak Kepala Sekolah, Guru, serta Staf MAN 1 Bayah, khususnya Bapak Ahmad, M.Pd., selaku Guru Kimia yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
9.
Mamah dan Bapak tercinta yang telah mendidik, mengajar dan memberikan kepercayaan kepada penulis untuk melangkah
lebih jauh, menyelesaikan
kuliah dan skripsi, yang selalu berdoa dalam setiap hela nafas dan sujudnya, yang selalu mendukung penulis sehingga penulis mempunyai kepercayaan diri yang sangat tinggi serta selalu optimis dalam menjalani hidup. Terima kasih atas nama terbaik yang diberikan. 10. Kakak dan adikku tercinta teh Euis, teh mimin, aa Kris dan Ovi terima kasih atas segala doa, cinta, harapan, motivasi dan semangat yang diberikan, terima kasih atas segalanya. 11. Siswa-siswi MAN 1 Bayah khususnya kelas XI IPA 1 dan XI IPA II yang telah membantu penulis saat proses pengumpulan data. Kegembiraan, keriangan dan kelucuan dari kalian sangat penulis rindukan. 12. Teman teristimewa Euis Karlina, S.Pd yang telah memberikan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 13. Teman-teman terbaik yang selalu memberi semangat di Berkah Familly dan rekan keluarga kimia. Thanks for being my friends in the health and sick, in the the happiness and sadness, in the love and cherish, Thank you for all.
iv
v
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi para pengembang produk pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaan kimia di sekolah.
Jakarta, 26 Mei 2014 Penulis
v
vi
DAFTAR ISI Abstrak ............................................................................................................................... i Kata Pengantar ................................................................................................................. iii Daftar Isi........................................................................................................................... vi Daftar Tabel ..................................................................................................................... ix Daftar Grafik .................................................................................................................... ix Daftar Bagan ..................................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah ................................................................................................... 5 D. Perumusan Masalah .................................................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 6 F. Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Model Pembelajaran Inquiry ....................................................................................... 7 1. Pengertian Model Inquiry ..................................................................................... 7 2. Tingkatan Inquiry ................................................................................................ 10 3. Langkah-Langkah Model Pemebelajaran Inquiry............................................... 11 4. Peranan Model Pemebelajaran Inquiry ............................................................... 13 5. Keunggulan dan Kelemahan Inquiry .................................................................. 13 B. Model Pembelajaran Guided Inquiry ........................................................................ 14 1. Pengertian Model Pembelajaran Guided Inquiry ................................................ 14 2. Karakteristik Model Pembelajaran Guided Inquiry ............................................ 15 3. Tahapan Pembelajaran Guided Inquiry............................................................... 17 4. Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Guided Inquiry .......................................... 19
vi
vii
C. Hakikat Keterampilan Proses Sains .......................................................................... 20 1. Pengertian Keterampilan Proses Sains ................................................................ 20 2. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains dan Karakteristiknya.............................. 23 3. Tujuan Keterampilan Proses Sains...................................................................... 28 D. Konsep Asam Basa ................................................................................................... 28 E. Hasil Kajian Pustaka Yang Relevan ......................................................................... 30 F. Kerangka Berpikir ..................................................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Lokasi Peneliitian .................................................................................. 34 1. Lokasi Penelitian ................................................................................................. 34 2. Waktu Penelitian ................................................................................................. 34 B. Metode Penelitian...................................................................................................... 34 C. Sampel Penelitian ...................................................................................................... 36 D. Instrument Penelitian ................................................................................................ 36 1. Tes ....................................................................................................................... 36 2. Lembar Observasi ............................................................................................... 36 3. Lembar Kerja Siswa ............................................................................................ 38 4. Lembar Wawancara ............................................................................................ 38 5. Catatan Lapangan ................................................................................................ 38 E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................ 39 1. Tahap Persiapan .................................................................................................. 40 2. Tahap Pelaksanaan .............................................................................................. 40 F. Kalibrasi Instrumen Penelitian .................................................................................. 43 1. Validitas Isi ......................................................................................................... 43 2. Validitas Konstruksi ............................................................................................ 43 G. Teknik Analisis Data ................................................................................................. 44 1. Lembar Observasi ............................................................................................... 44 2. Lembar Kerja Siswa ............................................................................................ 46 3. Tes ....................................................................................................................... 46 4. Data Wawancara ................................................................................................. 46
vii
viii
5. Data Catatan Lapangan ....................................................................................... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ......................................................................................................... 48 1. Hasil Tes Keterampilan Proses Sains Siswa ....................................................... 48 2. Hasil Penilaian LKS Keterampilan Proses Sains Siswa ..................................... 49 3. Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa ............................................. 50 4. Hasil Wawancara Terhadap Siswa ...................................................................... 52 5. Data Catatan Lapangan ....................................................................................... 53 B. Pembahasan .............................................................................................................. 55 1. Keteampilan Proses Sains a. Keterampilan Proses sains Siswa Berdasarkan TES ..................................... 56 b. Keterampilan Proses sains Siswa Berdasarkan LKS .................................... 57 c. Keterampilan Proses sains Siswa Berdasarkan Lembar Observasi............... 58 2. Keterampilan Proses sains (KPS) Beradasarkan Setiap Indikator ...................... 59 a. Observasi ....................................................................................................... 59 b. Mengklasifikasi ............................................................................................. 60 c. Interpretasi..................................................................................................... 61 d. Memprediksi ................................................................................................. 61 e. Mengajukan Pertanyaan ................................................................................ 62 f. Hipotesis........................................................................................................ 63 g. Merencanakan Percobaan.............................................................................. 64 h. Menerapkan Konsep...................................................................................... 65 i. Mengkomunikasikan ..................................................................................... 66
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ............................................................................................................... 68 B. Saran .......................................................................................................................... 68 Daftar Pustaka Lampiran
viii
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya ................................................. 22 Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 43 Tabel 3.2 Persentase KPS ............................................................................................... 46 Tabel 4.1 Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan Tes Berupa soal Esay........... 49 Tabel 4.2 Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan LKS ...................................... 50 Tabel 4.3 Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan Lembar Observasi ................ 52 Tabel 4.4 Hasil Wawancara ............................................................................................ 53 Tabel 4.5 Data Catatan Lapangan ................................................................................... 55
ix
x
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir.......................................................................................... 34 Bagan 3.1 Desain Penelitian ........................................................................................... 36
x
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan ................................................................................................. 74 Lampiran 2 Analisis SK/KD ........................................................................................... 75 Lampiran 3 RPP .............................................................................................................. 81 Lampiran 4 Tes ............................................................................................................... 95 Lampiran 6 LKS pertemuan ke 1 .................................................................................... 98 Lampiran 7 LKS pertemuan ke 2 .................................................................................. 106 Lampiran ke 8 LKS pertemuan ke 3 ............................................................................. 113 Lampiran ke 9 Parameter LKS ...................................................................................... 119 Lampiran 10 Lembar Observasi .................................................................................... 137 Lampiran 11 Parameter Lembar Observasi................................................................... 139 Lampiran 12 Parameter Tes .......................................................................................... 150 Lampiran 13 Hasil Wawancara ..................................................................................... 156 Lampiran 14 Catatan Lapangan .................................................................................... 158 Lampiran 15 Surat Permohonan Penelitian................................................................... 159 Lampiran 16 Surat Keterangan Penelitian .................................................................... 160 Lampiran 17 Lembar Uji Refrensi ................................................................................ 161
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Arahan program pendidikan sains adalah pada pengembangan keterampilan dan kemampuan siswa untuk pemecahan masalah kehidupan sehari-hari, berpikir kritis, dan juga meyakinkan bahwa semua siswa memperoleh pengetahuan yang diperlukan untuk latihan tanggung jawab sosial serta mengatasi masalah kehidupan dalam masyarakat yang selalu mengalami perubahan yang kompleks dan dinamis. Demikian pula bakatbakat untuk berpikir kreatif inovatif hendaknya dikembangkan dalam pembelajaran sains karena ciri manusia bermakna adalah manusia kreatif. Menurut UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa: Tujuan Pendidikan untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.1 Berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tersebut, pendidikan ditujukan untuk mengembangkan potensi-potensi peserta didik serta keterampilan yang dapat siswa gunakan dalam menjalani hidup di masyarakat, bangsa dan negara, dimana salah satu keterampilan yang diharapkan adalah keterampilan proses sains. Dalam amanah tersebut, pendidikan bukan hanya sekedar proses belajar mengajar belaka, atau hanya sebatas memberikan ilmu saja kepada siswa. tetapi dalam UU tersebut tersirat pesan yang sangat penting sekali. Bahwasanya pendidikan harus mencakup ke dalam semua aspek siswa. baik dari segi pengetahuannya, keterampilannya, dan juga kepribadiannya.
1
UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional
1
2
Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang zat atau materi dan perubahannya serta energi yang menyertai perubahan tersebut.2Fenomena perubahan ini dapat diamati lewat penjelasan teoritis dan deskripsi secara matematis/perhitungan. Michael purba menjelaskan bahwa ilmu kimia adalah ilmu pemahaman dan rekayasa materi. Rekayasa yaitu mengubah suatu materi menjadi materi lain. Untuk dapat melakukan rakayasa tersebut, para ahli perlu memahami ilmu kimia, yaitu mengetahui susunan, struktur, serta sifat-sifat materi. Oleh karena itu, ilmu kimia dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan tersebut.3 Bidang kimia seharusnya merupakan pelajaran yang menyenangkan, karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi apa yang diharapkan umumnya berlainan dengan kenyataan. Hal ini dapat terjadi salah satunya adalah dengan penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat oleh guru dalam mengajar. Guru lebih banyak menanamkan konsep-konsep materi pelajaran melalui transfer informasi dan pemberian contoh-contoh yang cenderung dihafal siswa, sehingga tidak membentuk konsepsi yang benar. Pembelajaran seperti ini tentu saja akan menciptakan suasana kelas yang statis, monoton, dan membosankan. Dengan demikian perlu adanya peran guru dalam menentukan model pembelajaran yang tepat yang tidak hanya berpengaruh terhadap hasil belajar saja, tetapi dapat juga berpengaruh terhadap keterampilan prosesnya. Proses belajar merupakan hasil yang kompleks, siswalah yang menentukan terjadi atau tidak terjadi belajar.4 Guru hanya berfungsi sebagai pembimbing dan pengarah, sedangkan yang menggerakan proses tersebut harus datang dari siswa. Dengan demikian, seorang pendidik perlu menerapkan sebuah pendekatan yang mengarahkan
2
Ucu Cahyana, dkk. Kimia Untuk SMA dan MA kelas X, (Jakarta: Piranti Darma Kalokatama, 2007), h. 10 3 Michael Purba. Kimia SMU kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 3. 4 Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h. 238
3
siswa untuk berperan aktif dan menggali potensi yang ada pada dirinya sendiri, sehingga siswa mampu mengembangkan keterampilan-keterampilan tertentu
seperti
keterampilan
dalam
mengamati,
mengelompokkan,
meramalkan,
komunikasi,
membuat
menafsirkan, hipotesis,
merencanakan penelitian, menggunakan alat dan bahan, dan mengajukan pertanyaan. Menurut Jerome J. Burner, tujuan yang ingin dicapai melalui proses
pendidikan
mencakup
bukan
semata-mata
segi
kecerdasan
(kemampuan intelektual) saja, tetapi juga mencakup segi sikap, dan keterampilan. Tujuan pendidikan yang demikian luas ini tidak bisa dicapai hanya melalui proses pembelajaran yang semata-mata menekankan pada penyampaian materi pembelajaran, tetapi menuntut keaktifan belajar yang beraneka ragam, sesuai dengan tuntutan pencapaian tujuan.5 Kenyataan yang terjadi dilapangan, pembelajaran cenderung hanya berfokus pada guru (teacher center) dan hanya mengembangkan beberapa keterampilan saja, misalnya keterampilan berkomunikasi dan observasi. Keterampilan komunikasi kegiatan yang dilakukan misalnya dengan diskusi kelompok, siswa melakukan kegiatan diskusi dan tanya jawab. Sedangkan keterampilan observasi kegiatan yang bisa dilakukan misalnya melalui kegiatan praktikum. Dari aspek keterampilan komunikasi dan observasi tersebut sebenarnya tidak hanya sebatas itu, tetapi masih banyak keterampilanketerampilan yang dapat dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran, misalnya keterampilan menyampaikan ide atau gagasan, keterampilan mengamati, menggunakan/mengumpulkan fakta yang relevan, menganalisis data, menyajikan pemahaman yang baru, dan masih banyak lagi keterampilanketerampilan proses sains yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran. Apabila kegiatan belajar-mengajar terus menerus seperti ini maka akan menimbulkan ketidaktahuan siswa mengenai proses dari konsep kimia yang diperoleh. Akibatnya, keterampilan proses yang dimiliki siswa menjadi rendah. Untuk mewujudkan hasil seperti diatas, diperlukan suatu model 5
65
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h.
4
pembelajaran yang mengarahkan siswa dalam membangun pengetahuannya melalui proses penyelidikan. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa untuk mengkonstruk sendiri pengetahuannya adalah model guided inquiry (inkuiri terbimbing). Metoda guided inquiry merupakanaplikasi dari pembelajaran konstruktivisme yang didasarkan pada observasi dan studi ilmiah. Dalam pembelajaran guided inquirysiswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan “prinsip” untuk diri mereka sendiri.6 Salah satu konsep kimia yang sesuai dengan karakteristik diatas adalah konsep asam basa. Konsep asam basa membutuhkan pemikiran dan penjelasan melalui penalaran, sehingga siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Konsep asam basa juga dapat dilakukan dengan menggunakan percobaan sederhana karena konsep ini sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Melalui suatu percobaan sederhana, siswa akan merasa tertarik untuk melakukan suatu pengamatan dan penyelidikan. Kegiatan penyelidikan sangat penting karena dapat mengoptimalkan keterlibatan pengalaman langsung siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam menggunakan keterampilan proses dengan mengamati, menafsirkan, menggunakan alat, bahan dan sumber, menerapkan konsep dan mengkomunikasikan hasil penyelidikan kepada guru dan teman-teman. Hal ini membuat belajar siswa lebih bermakna dan berlangsung tetap. Oleh karena itu, pembelajaran menggunakan guided inquiry membuat siswa mengkonstruk sendiri pengetahuannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam pembelajarannya. Pelajaran kimia pun menjadi lebih menarik dan mudah dipahami, lebih menekankan pada aspek proses dan diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
6
Hamzah B. Uno & Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), h. 30
5
Berkaitan dengan hal tersebut, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian mengenai : ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diidentifikasi beberapa masalah diantaranya : 1.
Siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari kimia karena konsepkonsep kimia cenderung bersifat abstrak.
2.
Siswa kurang memahami materi dalam proses belajar akibat sistem pembelajaran yang monoton (teacher centered).
3.
Model pembelajaran yang hanya menekankan pada aspek kognitif tanpa menekankan pada aspek psikomotor.
4.
Pembelajaran siswa masih bersifat menerima bukan membangun sendiri pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam pembelajarannya.
5.
Pembelajaran
yang
diberikan
hanya
mengembangkan
beberapa
keterampilan saja seperti keterampilan berkomunikasi dan observasi.
C. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut : 1.
Penggunaan model pembelajaranInquiry berupa Guided.
2.
Indikator KPS yang dimaksud dalam penelitian ini menurut Nuryani Y. Rustaman yang meliputi observasi, mengelompokan, menafsirkan pengamatan berhipotesis,
(Interpretasi), merencanakan
meramalkan
(Prediksi),
percobaan/penyelidikan,
berkomunikasi, menerapkan
konsep/prinsip, dan mengajukan pertanyaan.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini: “Bagaimana keterampilan proses sains siswa pada materi asam basa
6
menggunakan model pembelajaran guided inquiry pada kelas XI IPA di MAN 1 Bayah”.
E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang akan dicapaidalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas keterampilan proses sains siswa MAN 1 Bayah dengan menggunakan model guided inquiry.
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1.
Bagi guru atau pendidik sebagai informasi yangdapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai sehingga dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
2.
Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkanketerampilan proses sainsnya, khususnya pada konsep asam basa.
3. Bagi
peneliti
diharapkan
dapat
dijadikan
sebagai
alternatif
modelpembelajaran kimia dalam membuat suatu kebijakan untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran kimia di sekolah.
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Model Pembelajaran Inquiry 1.
Pengertian Model Inquiry Kata Inquiry berasal dari bahasa inggris yang berarti pertanyaan, pemeriksaan,atau
penyelidikan.Menurut
Trowbridge&
Bybee
mengemukakan,Inquiry is prosess of defining and investigating problems, formulating hypotheses, designing experiment, gathering data, and drawinf conclusions about problems. 7 Menurut mereka inquiry adalah proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan kesimpulan masalah-masalah tersebut. Lebih lanjut, dikemukakan bahwa esensi dari pengajaran inquiry adalah menata lingkungan atau suasana belajar yang berfokus pada siswa dengan memberikan bimbingan secukupnya dalam menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmiah. Menurut Hamzah. B Uno dan Nurdin Mohamad, inquiry adalah pembelajaran yang berorientasi pada pencarian, dimana siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep dan prinsipprinsip, guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melaukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan “prinsip” untuk diri mereka sendiri.8 Menurut Wina Sanjaya, “inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan”.9 Menurut
Lukman,
“pembelajaran
inquiry
adalah
memberi
pembelajaran pada siswa untuk menangani permasalahan yang mereka 7
Asri Widowati, Penerapan Pendekatan Inquiry dalam Pembelajaran Sains sebagai Upaya Pengembangan Cara Berpikir Divergen, Majalah Ilmiah Pembelajaran, Vol. 3, No. 1, Mei 2007. 8 Hamzah B. Uno & Nurdin Mohamad,Loc Cit, h. 30 9 Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2006) Cet. 7, h. 196.
7
8
hadapi ketika berhadapan dengan dunia nyata dengan menggunakan teknik yang diterapkan oleh seorang peneliti”.10 Menurut Gulo yang dikutip dari Trianto, menyatakan strategi inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.11 Menurut Slameto,inquiry adalah cara penyampaian bahan pengajaran dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mengembangkan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang disusunnya sendiri untuk menemukan sesuatu sebagai jawaban yang meyakinkan terhadap permasalahan yang dihadapkan kepadanya melalui proses pelacakan data dan informasi serta pemikiran yang logis, kritis, dan sistematis.12 “Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami, karena inquiry menuntut para peserta didik untuk berpikir. Metode ini menempatkan peserta didik pada situasi yang melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual”. 13 Lebih luas, para siswa ingin mengetahui apa yang yang sedang terjadi, melakukan sesuatu, menggunakan simbol, menemukan jawaban terhadap pertanyaanpertanyaan
siswa,
menghubungkan
temuan-temuan
dan
membandingkannya. Adapun menurut Roestiyah, inquiry merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas dengan cara pelaksanaanya yaitu : guru membagi tugas meneliti sesuatu masalah kekelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan.Kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja 10
Lukmanul Hakim, Op. Cit., h. 49. Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivisme, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007) Cet. 1, h. 134 12 Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991) Cet. 1, h. 116 13 E. Mulyasa,Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan Implementasinya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), cet . 12, h. 235 11
9
mereka dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik.14 Tujuan utama dari pembelajaran inquiry adalah mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep sains, mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja seperti layaknya seorang ilmuwan, dan membiasakan siswa bekerja keras memperoleh pengetahuan. Dalam kegiatan ilmiah, para saintis melakukan pengamatan, menemukan
masalah,
melakukan
hipotesis,
bereksperimen,
mengumpulkan data berdasarkan instrumen yang dibuatnya, dan membuat kesimpulan.Tahapan-tahapan ini sering disebut metoda ilmiah. Sementara itu proses inquirymenekankan pada pengembangan pertanyaan pada setiap tahap dari metoda ilmiah, seperti :15 a.
Pertanyaan apa yang muncul saat observasi?
b.
Pertanyaan apa yang relevan dengan hipotesis?
c.
Pertanyaan apa yang memformulasikan suatu prediksi?
d.
Pertanyaan apa yang terjawab dari pengujian prediksi dan pertanyaan apa saja (baru atau lama) yang tidak terjawab. Menurut Jack Hassars and Michael Dias dalam buku The Art Of Teaching Science :In Guided inquiry, student are involved in working out procedur to solve a problem that is possed by the teacher. The purpose guided inquiry is to involve students in the use of science inquiry processes (observing, inferring, formulating explanations, making predictions, collecting data, analyzing data, suggesting new question).16 Menurutnya guided inquiry berarti guru hanya membimbing dan
memberikan permasalahan, siswalah yang menyelesaikan masalah tersebut menggunakan tahapan-tahapan guided inquiry. 14
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), Cet.7,h. 75 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN, 2009), Cet.I, h. 120-121 16 Jack Hassard and Michael Dias, The Art Of Teaching Science, ( London: Oxford University press, inc. 2005. h. 341 15
10
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa inquirymerupakan kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terkandung kegiatan ilmiah. Kegiatan ilmiah tersebut adalah berupa pertanyaan ilmiah yang dapat mengarahkan kepada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan sehingga dengan berkemampuan mengajukan pertanyaan tersebut kita dapat memperoleh informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh ilmuwan atau orang dewasa yang memiliki motivasi tinggi. Pada pembelajaran ini tugas guru hanya sebagai fasilitator dan mediator, yaitumembantu siswa untuk belajar dan menggunakan keterampilan proses mereka untuk memperoleh lebih banyak ilmu pengetahuan. 2.
Tingkatan Inquiry Setelah dijabarkan tentang pengertian-pengertian inquiry menurut para ahli, dalam hal ini pun inquiry mempunyai beberapa tingkatan. DalamStandard For Science Teacher Preparation (1998) terdapat 3 tingkatan inquiry, yaitu :17 a. Discovery/Struktur inquiry Dalam tingkatan ini tindakan utama guru ialah mengidentifikasi permasalahan dan proses, sementara siswa mengidentifikasi alternatif hasil. b. Guided Inquiry Tahapan ini mengacu pada tindakan utama guru ialah mengajukan permasalahan, siswa menentukan proses dan penyelesaian masalah.
17
Zulfiani., Loc,cit., h. 121-122.
11
c. Open Inquiry Tindakan utama pada Open Inquiry ialah guru memaparkan konteks penyelesaian masalah kemudian siswa mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah.
3. Langkah-langkah model pembelajaran Inquiry Menurut Wina Sanjaya, terdapat enam langkah dalam pelaksaan model inquiry, yaitu:18 a. Orientasi Orientasi adalah satu langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif, dimana guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajarandan guru juga merangsang dan mengajak siswanya untuk berpikir dan memecahkan masalah. Adapun beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi, yaitu: 1) Menjelaskan
topik,
tujuan,
dan
hasil
belajar
yang
diharapkan dapat tercapai oleh siswa 2) Mejelaskan pokok-pokok kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inquiry serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai merumuskan kesimpulan. 3) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa b. Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah untuk membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah itu tentu ada jawabannya. Teka-teki yang menjadi masalah
18
Wina Sanjaya, Op. Cit, h. 201-205.
12
dalam inquiryadalah teka-teki yang mengandung konsep yang harus dicari dan ditentukan. c. Merumuskan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu dikaji kebenarannya. d. Mengumpulkan Data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam model inquiry, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yag kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemauan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh karena itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. e. Menguji Hipotesis Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.Dalam pengujian hipotesis yang paling terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.Disamping
itu,
menguji
hipotesis
juga
berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional.Artinya kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus dibuktikan dengan data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan. f. Merumuskan Kesimpulan Merumuskan
kesimpulan
adalah
proses
mendeskripsikan
temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan
kesimpulan
merupakan
“gongnya”
dalam
pembelajaran.Oleh karena itu, banyaknya data yang diperoleh
13
menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan.Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan kepada siswa data-data yang relevan. 4.
Peranan Model Pembelajaran Inquiry Dalam perkembangannnya model inquiry mempunyai peran penting terhadap pendidikan di sekolah. Sebagian besar guru di Indonesia belum menggunakan model inquiry dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam pelaksanaanya, penggunaan model inquiry mempunyai peranan penting bagi guru maupun peserta didik. Hasil penelitian Schlenker, dalam Joyce dan Weil mengungkapkan bahwa latihan inquiry dapat meningkatkan pemahaman sains, Produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi.19
5.
Keunggulan dan Kelemahan Inquiry Setiap model pembelajaran yang digunakan pasti mempunyai keunggulan serta kelemahan masing-masing. Dalam hal ini menurut Wina Sanjaya pembelajaran inquiry memiliki keunggulan dan kelemahan. Adapun keunggulan Strategi Pembelajaran Inquiry(SPI) yang dapat dikemukakan sebagai berikut :20 a. Strategi
Pembelajaran
Inquiry(SPI)merupakan
strategi
pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran ini dianggap lebih bermakna. b. Strategi Pembelajaran Inquiry(SPI) dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. c. Strategi Pembelajaran Inquiry(SPI) merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar
19
Trianto, Op Cit, h. 136 Wina Sanjaya, Op. Cit, h. 208.
20
14
modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. d. Keuntungan lain dari strategi pembelajaran ini adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampua diatas rata-rata. Artinya, siswa yang mempunyai kebutuhan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Selain keunggulan tadi, terdapat pula kelemahan dari pembelajaran inquiry. Adapun kelemahan menurut Wina Sanjaya adalah:21 a.
Jika Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b.
Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c.
Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu
yang
panjang
sehingga
sering
guru
sulit
menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. d.
Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai pelajaran, maka Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI)akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
B. Model PembelajaranGuided Inquiry 1.
Pengertian Model Pembelajaran Guided Inquiry Menurut Zulfiani, dkk “Guided Inquiry adalah tahap guided inquiry mengacu pada tindakan utama guru ialah mengajukan permasalahan, siswa menentukan proses dan penyelesaian masalah”.22 Menurut Rustaman, “guided inquiry atau inkuiri terbimbing adalah salah satu model pembelajaran dimana guru membimbing siswa
21
Ibid., h. 208-209. Zulfiani, dkk, Op. Cit., h. 122.
22
15
melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi”.23 Berdasarkan pengertian yang dikutip dari jurnal Alan Colburn, “inquiryis the teacher provides only the material and problems to in vestigate. Students devise their own to solve the problem”. 24 Guided inquiry atau inkuiri terbimbing merupakan salah satu
model
pembelajaran inquiry dimana guru memberikan suatu tema permasalahan dan memberitahukan bahan-bahan dan alat-alat yang dibutuhkan, tetapi tidak memberikan prosedur kerja dan siswalah yang meyelesaikan permasalahannya. Kegiatan guided inquiry masalah dikemukakan oleh oleh guru atau bersumber dari buku teks kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut dibawah bimbingan yang intensif dari guru. Dalam hal ini, pertanyaan yang diberikan oleh guru tersebut akan membimbing siswa untuk mencari dan terlibat sepenuhnya dalam proses pembelajaran.25 Dari uraian diatas, guided inquiry dapat diartikan sebagai salah satu model pembelajaran berbasis inquiry yang penyajian masalah, pertanyaan dan materi atau bahan penunjang ditentukan oleh guru. Masalah dan pertanyaan ini yang mendorong siswa melakukan penyelidikan untuk menentukan jawabannya.Kegiatan siswa dalam pembelajaran ini adalah mengumpulkan data dari masalah yang ditentukan
guru,
membuat
hipotesis,
melakukan
penyelidikan,
menganalisis hasil, membuat kesimpulan, dan mengkomunikasikan hasil penyelidikan.
23
Nuryani Y. Rustaman, et al, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UNM, 2005), cet ke-1, h. 95 24 Alan Corburn, an Inquiry primer, 2000 (online), http://www.experientiallearning.ucdavis.edu/module2/el2-60-primer.pdf 25 Ahmad Sharif Ahmad Hasan, 2012, “The Effects of Guided Inquiry Instruction on Students’ Achievement and Understanding of the Nature of Science in Environmental Biology Course” The British University in Dubai. h.3 Diakses 19/02/14 dari http://bspace.buid.ac.ae/bitstream/handle/1234/395/100026.pdf?sequence=1
16
2.
Karakteristik Model Pembelajaran Guided Inquiry Menurut Carol C. kuhlthau dan Ross J. Todd ada enam karakteristik model Guided Inquiry, yaitu:26 a.
Siswa belajar aktif dan terefleksi pada pengalaman Jhon Dewey menggambarkanpembelajaran sebagai proses aktif induvidu, bukan sesuatu dilakukan untuk seseorang tetapi lebih kepada sesuatu itu dilakukan oleh seseorang. Pembelajaran merupakan
sebuah
kombinasi
dari
tindakan
refleksi
yang
berpengalaman. Dewey sangat menekankan pembelajaran hand on (berdasarkan pengalaman) sebagai penentang metode otoriter dan menganggap bahwa pengalam dan inquiry sangat penting dalam pembelajaran bermakna. b.
Siswa belajar berdasarkan apa yang mereka tahu Pengalaman
masa
lalu
dan
pengertian
sebelumnya
merupakan bentuk dasar untuk membangun pengetahuan baru. Ausubel prihatin dengan individu yang belajar materi verbal/tekstual dengan
jumlah yang besar di sekolah. Menurut
Ausubel faktor terpenting yang mempengaruhi pembelajaran adalah melalui apa yang mereka tahu. c.
Siswa
mengembangkan
rangkaian
berfikir
dalam
proses
pembelajaran melalui bimbingan. Rangkaian berfikir kearah yang lebih tinggi memerlukan proses yang mendalam yang membawa kepada sebuah pemahaman. Proses yang mendalam memerlukan waktu dan motivasi yang dikembangkan oleh pertanyaan-pertanyaan yang otentik mengenai objek yang telah digambarkan dari pengalaman dan keingintahuan siswa. Proses yang mendalam juga memerlukan perkembangan kemampuan 26
intelektual
yang
melebihi
dari
penemuan
dan
Carol C. Kuhtau dan Ross J. Todd, 2006, “Guided Inquiry: A Framework for Learning Throug School Libraries in 21st Century School”, diakses 20/01/13 dari http://cissl.scils.rutgers.edu/guided inquiry/char.htm
17
pengumpulan fakta. Menurut Bloom, kemampuan intelektual seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analitik sisntesis, dan evaluasi membantu merangsang untuk berinquiry yang membawa kepada pengetahuan dan pemahaman yang mendalam. d.
Perkembangan siswa terjadi secara bertahap Siswa berkembang melalui tahap perkembangan, kognitif, kapasitas mereka untuk berpikir abstrak ditingkatkan oleh umur. Perkembangan ini merupakan proses komplek yang meliputi kegiatan
berpikir,
tindakan
refleksi,
menemukan
dan
menghubungkan ide, membuat hubungan, mengembangkan dan mengubah pengetahuan sebelumnya, kemampuan, serta sikap dan nilai. e.
Siswa mempunyai cara yang berbeda dalam pembelajaran Siswa
belajar
melalui
semua
pengertiannya.
Mereka
menggunakan seluruh kemampuan fisik, mental dan sosial untuk membangun pemahaman yang mendalam mengenai dunia dan apa yang hidup di dalamnya. f.
Siswa belajar melalui interkasi sosial dengan orang lain. Siswa hidup di lingkungan sosial dimana mereka terus menerus belajar melalui interaksi dengan orang lain di sekitar mereka. Orang tua, teman, saudara, guru, kenalan, dan orang asing merupakan bagian dari lingkungan sosial yang membentuk pembelajaran lingkungan pergaulan dimana mereka membangun pemahaman mengenai dunia dan membuat makna untuk mereka. Vigotsky
berpendapat
bahwa
perkembangan
proses
hidup
bergantung kepada interaksi sosial dan pembalajaran sosial berperan penting untuk pengembangan kognitif. Berdasarkan karakteristik tersebut, guided inquirymerupakan sebuah pendekatan yang berfokus pada proses berpikir yang membangun pemahaman oleh keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Siswa belajar dengan membangun pemahaman
18
mereka sendiri berdasarkan pengalaman-pengalaman dan apa yang telah mereka tahu. Selain itu, siswa juga belajar melalui interaksi dengan orang lain yang berperan penting dalam perkembangan kognitifnya. 3. Tahapan Pembelajaran Guided Inquiry Selain memiliki karakteristik, guided inquiry mempunyai beberapa tahapan. Menurut David M. Hanson dan Richard S. Moog, kegiatan guided iquiry terdiri dari lima tahapan, yaitu :27 a.
Orientasi Orientasi
menyiapkan
siswa
untuk
belajar.
Orientasi
memberikan motivasi untuk beraktivitas, menciptakan minat, membangkitkan keingintahuan, dan membuat hubungan dengan pengetahuan sebelumnya. Pengenalan terhadap tujuan pembelajaran dan kriteria keberhasilan memfokuskan siswa untuk menghadapi persoalan penting dan menentukan tingkat penguasaan yang diharapkan. b.
Eksplorasi Pada tahap eksplorasi, siswa mempunyai kesempatan untuk mengadakan observasi, mendesain, eksperimen, mengumpulkan, menguji, dan menganilisis data, menyelidiki hubungan serta mengemukakan pertanyaan dan menguji hipotesis.
c.
Pembentukan Konsep Sebagai hasil eksplorasi, konsep ditemukan, dikenalkan, dan dibentuk. Pemahaman konseptual dikembangkan oleh keterlibatan siswa dalam penemuan, bukan penyampaian informasi melalui naskah atau ceramah.
d.
Aplikasi Aplikasi melibatkan penggunaan pengetahuan baru dalam latihan, masalah, dan situasi penelitian lain. Latihan memberikan kesempatan bagi siswa untuk membentuk kepercayaan diri pada situasi yang sederhana dan konteks yang akrab. Pemahaman dan
27
David M. Hanson & Richard S. Moog.”Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) In 21st Century Pedagogies”. Vol. IV. (http://www.POGIL.org)
19
pembelajaran yang sebenarnya diperlihatkan pada permasalahan yang mengharuskan siswa untuk mentransfer pengetahuan baru kedalam konteks yang tidak akrab, memadukannya pada cara yang baru dan berbeda untuk memecahkan masalah-masalah nyata di dunia. e.
Penutupan Setiap kegiatan diakhiri dengan membuat validasi terhadap hasil yang merela dapatkan, refleksi terhadap apa yang telah mereka pelajari dan menilai penampilan mereka.
4.
Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Guided Inquiry Kegiatan pembelajaran yang memuat tindak interaksi antara pembelajar dan pengajar berorientasi pada sasaran belajar, berakhir dengan evaluasi. Kegiatan evaluasi terdiri dari kegiatan evaluasi hasil belajar dan kegiatan evaluasi proses pembelajaran. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan evaluasi merupakan bagian dari integral dari kegiatan pembelajaran/pendidikan. Dalam pendidikan yang lebih tinggi, siswa belajar melalui penilaian yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, dimana siswa belajar memahami pendidikan dengan
membangun pengetahuan dan
menggunakan hasil penilaian tersebut untuk meningkatkan ilmu pendidikan. Karena pembelajaran itu sendiri dapat diartikansebagai sebuah usaha mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan kehendaknya sendiri. 28 Evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu evaluation. Oemar Hamalik mengatakan bahwa,“evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpuulan dan penafsiran informasi untuk menilai (assess) keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem
28
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), edisi I. Cet. I h. 85
20
pengajaran”. 29 Sedangkan menurut Ralph Tyler, mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai.30 Evaluasi berarti sebagai proses sistematik menetapkan nilai tentang sesuatu hal, seperti objek, unjuk kerja, kegiatan, hasil, tujuan dan hal lain berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian. Evaluasi belajar adalah proses penetuan pemerolehan hasil belajar berdasarkan kriteria tertentu.
C. Hakikat Keterampilan Proses Sains 1.
Pengertian Keterampilan Proses Sains Menurut Syamsuar Mochtar dalam A. Samana, keterampilan proses sains adalah cara memandang siswa serta kegiatannya sebagai manusia seutuhnya,yang diterjemahkan dalam kegiatan belajar mengajar yang memperhatikan perkembangan pengetahuan, nilai hidup serta sikap, perasaan, dan keterampilan sebagai kesatuan (baik sebagai tujuan maupun sekaligus bentuk pelatihannya), yang akhirnya semua kegiatan belajar dan hasilnya tersebut tampak dalam bentuk kreativitas.31 Menurut Zulfiani dkk, “keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan
yang biasa
dilakukan
ilmuwan
untuk
memperoleh pengetahuan”.32Dalam hal ini, beberapa alasan keterampilan proses sains diperlukan dalam pendidikan dasar dan menengah ialah:33 a.
Memiliki manfaat dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
b.
Memberi bekal siswa untuk membentuk konsep sendiri dan cara bagaimana mempelajari sesuatu.
29
Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. (Jakarta: Bumi Aksara, 2001) h. 210 30 Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2007) h. 3 31 A Samana, Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) dan Pertimbangan Metodologisnya, ( Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 111 32 Zulfiani, dkk, Op. Cit., h. 51. 33 Ibid., h. 51-52.
21
c.
Membantu siswa mengembangkan dirinya sendiri.
d.
Sangat
membantu
siswa
yang
masih
berada
pada
taraf
perkembangan berpikir konkret. e.
Mengembangkan kreativitas siswa. Menurut Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, “jika seluruh
kegiatan pembelajaran dalam proses belajar mengajar dalam gerak dan tindakan untuk menemukan dan mengembangkan fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai, maka peristiwa tersebut dinamakan keterampilan proses sains”.34 Menurut Rustaman, Keterampilan Proses Sains melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses sains siswa menggunakan pikirannya, keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin mereka mungkin melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat, dan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa dengan keterampilan proses siswa berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan.35 Cara berpikir dalam sains, kimia misalnya perlu keterampilanketerampilan
proses.
Dengan
mengembangkan
keterampilan-
keterampilan memproseskan perolehan anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. 36 Dengan demikian, keterampilan-keterampilan itu menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai. Keterampilan proses sains juga dapat diartikan sebagai kemampuan atau kecakapan untuk melaksanakan suatu tindakan dalam belajar sains sehingga menghasilkan 34
Hamzah B. Uno & Nurdin Mohamad, Op. Cit., h. 38-39. Nuryani Y. Rustaman, et al, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UNM, 2005), cet ke-1, h. 78 36 Conni Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia, 1992),,h. 18. 35
22
konsep, teori, prinsip, maupun hukum atau bukti. Mengajarkan keterampilan proses sains pada siswa berarti memberi kesempatan kepada mereka untuk melakukan sesuatu bukan hanya membicarakan sesuatu tentang sains.37 Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains adalah keterampilan-ketampilan memproses perolehan, sehingga anak akan mampu menemukan dan mengembangkan konsep, teori, prinsip, hukum maupun fakta. Proses sains diturunkan dari langkah-langkah yang dilakukan saintis ketika melakukan penelitian ilmiah, yaitu seperti merencanakan penelitian ilmiah, melaksanakan penelitian ilmiah, mengkomunikasikan penelitian ilmiah. Berikut ini adalah tabel keterampilan proses sains dan indikatornya menurut Harlen yang dikutip dari Zulfiani, dkk.38 Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikator Observasi Klasifikasi
Interpretasi
Prediksi
Menggunakan sebanyak mungkin indra
Menggunakan fakta relevan
Mencatat setiap pengamatan
Mencari perbedaan/persamaan
Mengontraskan ciri-ciri
Membandingkan
Mencari dasar pengelompokkan
Menghubungkan hasil pengamatan
Menghubungkan hasil pengamatan
Menemukan pola dalam 1 seri pengamatan
Menyimpulkan
menggunakan pola/hasil pengamatan
mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati
37
Widayanto, pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X Melalui Kit Optik, (Jurnal Pendidikan Fisika Ind, Volume 5, Nomor 1, Januari 2009), h. 2 38 Zulfiani, dkk, Op. Cit., h. 56.
23
Mengajukan
bertanya apa, bagaimana, mengapa
pertanyaan
bertanya untuk meminta penjelasan
Berhipotesis
mengetahui bahwa ada lebih dari 1 kemungkinan penjelasan dari 1 kejadian
menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti
Merencanakan
menentukan alat dan bahan yang digunakan
percobaan
menentukan variabel/faktor penentu
menentukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat.
Menggunakan
memakai alat/bahan
alat/bahan
mengetahui
alasan
mengapa
menggunakan
alat/bahan
mengetahui bagaimana menggunakan alat/bahan
Menerapkan
menerapkan konsep pada situasi baru
konsep
menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi
Berkomunikasi
memberikan data empiris hasil percobaan dengan tabel/grafik/diagram
menyampaikan laporan sistematis
menjelaskan hasil percobaan
membaca grafik
mendiskusikan hasil kegiatan
Eksperimentasi -
2.
Jenis-Jenis Keterampilan Proses Sains dan Karakteristiknya
24
Setelah dijelaskan beberapa pengertian keterampilan proses sains, keterampilan proses sains pun memiliki beberapa jenis. Jenis-jenis keterampilan proses sains menurut Rustaman, adalah sebagai berikut:39 a.
Melakukan pengamatan (observasi) Keterampilan ini berhubungan dengan penggunaan secara optimal seluruh indera penglihatan, penciuman, pendengaran, pengecapan dan peraba. Menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan juga termasuk keterampilan proses mengamati.
b.
Menafsirkan Pengamatan (Interpretasi) Mencatat
setiap
pengamatan,
menghubungkan
hasil
pengamatan dan menentukan pola keteraturan dari satu seri pengamatan dan menyimpulkannya. c.
Mengelompokan (Klasifikasi) Dalam proses penglompokan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari perbedaan, mengkontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan.
d.
Meramalkan (prediksi) keterampilan
meramalkan
atau
prediksi
mencakup
keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecendrungan atau pola yang sudah ada. e.
Berkomunikasi Membaca tabel, grafik atau diagram, menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel atau diagram, menjelaskan hasil percobaan, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas.
f.
Berhipotesis Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel, atau mengajukan
perkiraan
penyebab
sesuatu
terjadi.
Dengan
berhipotesis diungkapkan cara melakukan pemecahan masalah,
39
Nuryani Y. Rustaman, et al, Loc. Cit. h. 80-81.
25
karena dalam rumusan hipotesis biasanya terkandung cara untuk mengujinya. g.
Merencanakan percobaan atau penyelidikan Beberapa kegiatan menggunakan pikiran termasuk kedalam keterampilan proses merencanakan penyelidikan. Apabila dalam lembar kegiatan siswa tidak dituliskan alat dan bahan secara khusus, tetapi tersirat dalam masalah yang dikemukakan, berarti siswa diminta merencanakan dengan cara menentukan alat dan bahan untuk penyelidikan tersebut. Menentukan variabel atau peubah yang terlibat dalam suatu percobaan, menentukan variabel kontrol dan variabel bebas, menentukan apa yang diamati, diukur dan ditulis, serta menentukan cara dalam penyusunan rencana kegiatan penelitian perlu ditentukan cara mengolah data untuk dapat disimpulkan, maka dalam merencanakan penyelidikan pun terlibat kegiatan menetukan cara mengolah data sebagai bahan untuk menarik kesimpulan.
h.
Menerapkan konsep atau prinsip Apabila seorang siswa mampu menjelaskan peristiwa baru dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki, berarti ia menerapkan prinsip yang telah dipelajarinya. Begitu pula apabila siswa menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru.
i.
Mengajukan pertanyaan Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan, tentang apa, mengapa, bagaimana,
atau menanyakan latar
belakang hipotesis. Dengan demikian, jelas bahwa bertanya tidak sekedar bertanya tetapi melibatkan pikiran. Aspek-aspek keterampilan proses menurut Semiawan adalah:40 a.
Observasi atau pengamatan; Observasi atau pengamatan adalah salah satu keterampilan ilmiah yang mendasar. Mengobservasi atau mengamati tidak sama
40
Conni Semaiwan, Op. Cit. h. 19-32.
26
dengan melihat. Dalam mengobservasi atau mengamati kita memilah-milahkan mana yang penting dari yang kurang atau tidak penting.
Kita
menggunakan
semua
indra,
untuk
melihat,
mendengar, merasa, mengecap, dan mencium. Dalam observasi tercakup berbagai kegiatan seperti menghitung, mengukur, klasifikasi, maupun mencari hubungan antar ruang dan waktu. b.
Pembuatan hipotesis Kemampuan
membuat
hipotesis
adalah
salah
satu
keterampilan yang sangat mendasar dalam kinerja ilmiah. Hipotesis
adalah
suatu
perkiraan
yang
beralasan
untuk
menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu, dalam kinerja ilmia, seorang ilmuwan biasanya membuat hipotesis yang kemudian diuji melalui eksperimen. Penyusunan hipotesis adalah salah satu kunci pembuka tabir penemuan berbagai hal baru. c.
Perencanaan penelitian/eksperimen Para
ilmuwan
eksperimentasi.
biasanya
Namun,
terbiasa
kegiatan
dengan
eksperimen
pekerjaan
tidak
hanya
merupakan hak mutlak para ilmuwan. Terbanyak orang dalam hidupnya melakukan eksperimen atau percobaan. Eksperimen tidak lain adalah usaha menguji atau mengetes melalui penyelidikan praktis. Dalam mealakukan eksperimen atau penelitian sederhana, para guru perlu melatih siswa dalam merencanakan eksperimen atau penelitian sederhana itu, karena tanpa rencana bisa terjadi pemborosan waktu, tenaga, dan biaya serta hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. d.
Pengendalian variabel Dalam
penyelidikan
ilmiah
para
ilmuwan
sering
mengendalikan variabel eksperimen atau penyelidikan. Variabel adalah faktor yang berpengaruh. Sedangkan pengendalian variabel adalah suatu aktivitas yang dipandang sulit, namun sebenarnya tidak sesulit seperti yang kita bayangkan. Yang penting adalah
27
bagaimana guru menggunakan kesempatan yang tersedia untuk melatih anak mengontrol dan memperlakukan variabel. e.
Interpretasi data Kemampuan menginterpretasi atau menafsirkan data adalah salah satu keterampilan penting yang umumnya dikuasai oleh para ilmuwan. Data yang dikumpulkan melalui observasi, perhitungan, pengukuran, ekperimen, atau penelitian sederhana dapat dicatat atau disajikan dalam bentuk, seperti tabel, grafik, histogram, atau diagram. Data yang disajikan tersebut dapatlah diinterpretasikan atau ditafsirkan.
f.
Menyusun kesimpulan sementara (inferensi) Membuat kesimpulan sementara atau inferensi sering dilakukan oleh seorang ilmuwan dalam proses penelitiannya. Para guru dapat melatih anak-anak dalam menyusun suatu kesimpulan sementara dalam proses penelitian sederhana yang dilakukan. pertama-tama
data
dikumpulkan,
kadang-kadang
melalui
eksperimen terlebih dahulu, lalu dibuat kesimpulan sementara berdasarkan informasi yang dimiliki sampai suatu waktu tertentu. Kesimpulan tersebut bukanlah merupakan kesimpulan akhir, hanya merupakan kesimpulan sementara yang dapat diterima sampai pada saat itu. g.
Meramalkan (prediksi) Dalam
kehidupan
sehari-hari
kita
sering
membuat
peramalan berdasarkan pengalaman kita sebelumnya. Kalau cuaca mendung, kita meramalkan bahwa hujan mungkin tururn. Para ilmuwan sering membuat ramalan atau predikasi berdasarkan hasil observasi, pengukuran, atau penelitian yang memperlihatkan kecendrungan gejala tertentu. Para guru dapat melatih anak-anak dalam membuat peramalan kejadian-kejadian yang akan datang, berdasarkan dikumpulkan.
pengetahuan,
pengalaman,
atau
data
yang
28
h.
Menerapkan (aplikasi) Keterampilan menerapkan atau mengaplikasikan konsep adalah kemampuan yang umumnya dimiliki oleh para ilmuwan. Para guru dapat melatih anak-anak untuk menerapkan konsep yang telah dikuasai
untuk
memecahkan masalah tertentu, atau
menjelaskan suatu peristiwa baru dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki. i.
Mengkomunikasikan. Setiap ahli dituntut agar mampu menyampaikan hasil penemuannya kepada orang lain. Ia mungkin menyusun laporan penelitian, membuat paper, atau menyusun karangan. Ia mungkin pula menyampaikan penemuannya kepada orang lain secara lisan. Sering ia membuat gambar, model, tabel, diagram, grafik, atau histogram
yang
dapat
dibaca
orang
lain.
Keterampilan
mengkomunikasikan apa yang ditemukan adalah salah satu keterampilan mendasar yang dituntut dari para ilmuwan. 3.
Tujuan Keterampilan Proses Sains Dalam setiap konsep yang diterapkan , keseluruhan konsep tersebut sudah pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini pun keterampilan proses sains memiliki beberapa tujuan. Menurut Syamsuar Mochtar dalam A. Samana tujuan dari keterampilan proses sains adalah sebagai berikut:41 a.
Membina motivasi belajar dan memberikan rangsangan belajar.
b.
Mendorong timbulnya pertanyaan dari siswa dan keberanian siswa untuk mencari jawabannya.
c.
Membimbing siswa dalam berbagai kegiatan belajarnya (termasuk kegiatan penelitiannya); dan
d.
Membimbing siswa dalam menafsirkan data hasil penelitiannya serta melaporkan hasil kerjanya (baik lisan maupun tertulis).
41
A. Samana, Op. Cit, h. 119
29
D. Konsep Asam Basa Seorang ilmuwan kimia dari Swedia bernama Svante August Arrhenius telah berhasil mengemukakan konsep asam dan basa yang memuaskan hingga teori tersebut dapat diterima sampai sekarang. Jauh sebelum Arrhenius, berabad-abad yang lalu, para ilmuwan telah mendefinisikan asam dan basa atas dasar sifat-sifatnya dalam air. Asam diartikan sebagai suatu senyawa yang berasa masam, memerahkan lakmus biru, larutannya dalam air mempunyai pH lebih kecil dari 7, dan dapat menetralkan larutan basa. Basa didefinisikan sebagai senyawa yang mempunyai sifat berasa pahit/kesat dan dapat membirukan lakmus merah. Pada tahun 1777, lavoiser menyimpulkan bahwa penyebab asam adalah oksigen. Namun, teori ini dibantah oleh Davy yang menyatakan bahwa hydrogen sebagai penyebab asam. Beberapa Teori asam basa akan dijelaskan di bawah ini:42 1. Asam dan basa menurut Arrhenius Menurut Arrhenius, larutan bersifat asam jika senyawa tersebut melepaskan ion hidronium (H3O+) saat dilarutkan dalam air. Contoh Asam : CH3COOH (aq) + H2O(l)
H3O+(aq)+ CH3COO−(aq)
Basa menurut Arrhenius Sedangkan basa adalah senyawa yang dapat melepaskan ion hidroksida (OH−) jika dilarutkan dalam air. Contoh Basa : NaOH(aq)
OH−(aq) + Na+(aq)
Arrhenius menyimpulkan bahwa ion OH− yang dihasilkan saat proses ionisasi merupakan penyebab basa suatu larutan. 2. Asam dan basa menurut Bronsted-Lowry Dalam teori asam basa menurut Arrhenius hanya terpaku pada reaksi dalam air. Tetapi dalam kenyataannya reaksi tidak hanya dalam air. Tetapi dalam kenyataannya ada reaksi dalam bentuk gas yang tidak menghasilkan ion H+ dan ion OH− tetapi tergolong kedalam reaksi asam 42
Shidiq Premono, dkk. Kimia SMA/MA Kelas XI, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2006), h. 130
30
basa. Karena alas an inilah maka diperlukan teori asam basa yang lebih luas dan umum. Berdasarkan kenyataan inilah, seorang ahli kimia Denmark bernama Bronsted dan ahli kimia inggris bernama Lowry secara terpisah mengusulkan bahwa yang dimaksud dengan asam adalah suatu zat yang memberikan proton (ion hydrogen) pada zat lain, sedangkan basa adalah suatu zat yang menerima proton dari asam. 43 Berdasarkan definisi ini, maka reaksi antara gas NH3 dan HCl dapat ditulis seperti dibawah ini.
Dari struktur tersebut terlihat bahwa HCl bersifat asam karena donor proton, sedangkan NH3 adalah basanya karena menerima proton. Jadi menurut Bronsted Lowry, setiap ada reaksi yang didalamnya terjadi suatu perpindahan proton dari partikel satu ke partikel lainnya, disebut reaksi asam basa meskipun tidak mengikutsertakan ion H+ atau OH− dan bereaksi tanpa ada suatu pelarut. 3. Asam dan basa menurut Lewis Teori yang dikemukakan oleh Bronsted-Lowry lebih umum daripada Arrhenius karena telah meniadakan pembatasan teori yang hanya berlaku untuk larutan dalam air. Tetapi masih ada beberapa reaksi yang tidak sesuai dengan konsep Bronsted-Lowry. Konsep dari Bronsted-Lowry hanya melibatkan pertukaran proton saja.
Jadi menurut lewis, yang
dimaksud dengan asam adalah suatu senyawa yang mampu menerima pasangan electron atau akseptor electron. Sedangkan basa adalah suatu senyawa yang dapat memberikan pasangan elektron kepada senyawa lain atau donor proton44. Perhatikanlah rekasi dibawah ini.
43 44
Keenan, dkk. Kimia untuk Universitas Jilid I, (Jakarta: Erlangga, 1984) Edisi ke-6, h. 408 Shidiq Premono, dkk, Op.Cit, h. 152
31
E. HASIL KAJIAN PUSTAKA YANG RELEVAN Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai model inquiry di dalam sistem pembelajaran. Diantaranya : a.
Nita Nurtafita, dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model Guided Inquiry Terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep kalor”. Di SMP N 3 Tangsel. Dalam kesimpulannya dikatakan bahwa : terdapat pengaruh yang signifikan dalam model guided inquiry terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep kalor. Pengaruh ini terlihat dari peningkatan persentase dari pretest ke posttest pada setiap aspek KPS yang diukur. Pada aspek menafsirkan terjadi peningkatan persentase tiga kali dari nilai awalnya (nilai pretest), sedangkan pada aspek menerapkan konsep dan melakukan komunikasi terjadi peningkatan persentase dua kali dari nilai awalnya. Pada aspek mengobservasi melalui lembar kinerja sebesar 78,75% yang berada pada kategori baik45
b.
TH. Agustanti, dalam jurnal pendidikan IPA Indonesia yang berjudul "Implementasi Metode Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi” di SMP N 2 Wonosobo Jawa Tengah. Dalam kesimpulannya dikatakan bahwa: pembelajaran dengan meneliti (inquiry) di kelas VIIE SMP N 2 Wonosobo dapat menjadikan siswa aktif, bergairah, antusias, berpartisipasi dan peduli terhadap perkembangan teknologi. Dan
45
Nita Nurtafita, dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model Guided Inquiry Terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep kalor”. Di SMP N 3 Tangsel, 2012, UIN Jakarta, Prodi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan IPA, Skripsi tidak diterbitkan.
32
Pembelajaran dengan meneliti (inquiry) di kelas VIIE SMP N 2 Wonosobo dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa serta menjadikan proses pembelajaran lebih kondusif.46 c.
Wahyudin, Sutikno , A. Isa, dalam jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 58-62 yang berjudul “Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia
Menggunakan
Metode
Inkuiri
Terbimbing
Untuk
Meningkatkan Minat Dan Pemahaman Siswa”. Dalam kesimpulannya Berdasarkan pembahasan hasil penelitian diperoleh simpulan adalah: peningkatan rata-rata hasil belajar pada siklus II cukup signifikan karena secara individu siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat dari 13 siswa menjadi 38 siswa. Pemahaman siswa meningkat dari 60% siswa yang dinyatakan tidak paham pada siklus I menjadi 5% siswa yang dinyatakan tidak paham pada siklus II, hasil analisis tanggapan siswa terhadap pengajaran diperoleh rata-rata tanggapan siswa sebelum tindakan sebesar 72,90%. Setelah tindakan, nilai rata-rata tanggapan siswa meningkat menjadi 76,81%. Secara keseluruhan nilai yang diperoleh untuk setiap indikator dalam angket mengalami peningkatan. Jadi, penerapan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dengan berbantuan multimedia dapatmeningkatkan minat dan pemahaman siswa kelas X-Isemester 2SMAN14 Semarang.47 F. KERANGKA BERPIKIR Pembelajaran inquiry merupakan pengembangan dari proses discovery. Dalam pembelajaran inquiry siswa harus menemukan sendiri konsep materi yang sedang dipelajari. Seorang siswa bertindak sebagai ilmuan (scientist), ditandai dengan mengajukan pertanyaan, merumuskan masalah, berhipotesis, melakukan eksperimen, dan memiliki sikap ilmiah. Pembelajaran inquiry menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan masalah yang dipertanyakan. 46
TH. Agustanti, "Implementasi Metode Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi” diakses pada 13/02/13, dari http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii 47 Wahyudin, Sutikno, A. Isa, “Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Minat Dan Pemahaman Siswa”. Diakses pada tanggal 18/04/2013, dari journal.unnes.ac.id/index.php/usej/article/view/868/892
33
Inquirymerupakan salah satu kegiatan unuk menciptakan tantangan dalam kegiatan belajar, sehingga proses pembelajaran lebih bermakna dan berpusat pada siswa (student center). Model pembelajaran inquiry yang digunakan adalahguidedinquiry atau inkuiri terbimbing. Pada model ini siswa diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil, dan mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkan dalam hal menentukan topik, pertanyaan dan bahan penunjang, guru hanya berperan sebagai fasilitator, motivator, serta membantu dan membimbing siswa dalam menentukan konsep. Peran siswa dalam pembelajaran sebagai subjek belajar, siswa diprogramkan agar selalu aktif secara mental maupun secara fisik. Sehingga pembelajaran menjadi milik mereka dan siswa menjadi lebih akrab dengan konsep-konsep mereka temukan. Materi yang disajikan guru bukan hanya ditransfer begitu saja kepada siswa, namun diusahakan sedemikian rupa hingga siswa memperoleh berbagai pengalaman dalam rangka “menemukan sendiri” konsep-konsep yang direncanakan oleh guru, bukan sekedar menerima konsep yang sudah jadi dan menghafalnya. Dalam proses menemukan konsep tersebut, siswa melakukan aktifitas-aktifitas diataranya merancang eksperimen, mengukur, memprediksi, mengklasifikasi, membandingkan, menyimpulkan, merumuskan hipotesis, melakukan observasi, menganalisis data, membuat laporan penelitian dan mengkomunikasikan hasil penelitian, menerapkan konsep dan melakukan metode ilmiah. Dengan demikian, siswa akan memahami konsep tersebut dengan lebih baik. Oleh karena itu, dengan model pembelajaran guided inquiry siswa dilatih untuk melakukan proses-proses ilmiah sehingga menumbuhkan sikap ilmiah yang lebih baik, dan pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan proses sains. Untuk lebih jelasnya bagan kerangka berpikir dapat dilihat pada bagan 2.1
34
Masalah dalam pembelajaran: 1. Konsep kimia cenderung abstrak 2. Siswa kurang paham materi kimia karena pembelajaran monoton 3. Siswa hanya menerima pelajaran saja tanpa bisa mengkonstruk pengetahuannya sendiri 4. Pembelajaran hanya mengembangkan aspek kognitif saja 5. Pembelajaran kimia hanya menekankan pada beberapa aspek keterampilan proses saja
Menerapkan sebuah metode yang mengarahkan siswa untuk berperan aktif dan menggali potensi yang ada pada dirinya.
Menerapkan model Pembelajaran GuidedInquiry
Pengetahuan Fisik
Pengetahuan Logis
Pengetahuan Sosial
keterampilan mengamati, mengklasifikasi, dan memprediksi
kemampuan Berhipotesis, Merencanakan percobaan, menggunakan alat, intrepetasi data, dan menerapkan konsep
keterampilan mengajukan pertanyaan, dan mengkomunikasikan
KPS Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
BAB III METODE PENELITIAN A.
Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di MAN 1 Bayah Kabupaten Lebak Banten.
2.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 09 Januari 2014 s/d 16 Januari 2014.
B.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu penelitian yang dianggap sebagai suatu kajian yang ingin
menemukan
fakta
yang
kemudian
disusul
oleh
suatu
penafsiran. 48 Tujuan utama penelitian deskriptif yaitu, mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaannya dengan fenomena lain. 49 Dalam penelitian ini aspek yang akan diteliti adalah analisis keterampilan proses sains siswa pada saat pembelajaran asam basa menggunakan model guided inquiry. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Skema 3.1.
48
Drs. S. Margono., Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.
114 49
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 72
35
36
Analisis Standar Isi Mata Pelajaran Kimia SMA Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Analisis Materi Pelajaran Penyusunan Instrumen
Validasi Instrumen
Ya Perbaikan
Memperbanyak Instrumen
Pelaksanaan Pembelajaran (menggunakan Guided Inquiry) Analisis KPS Siswa
Temuan Penelitian
Pembahasan
Kesimpulan dan Saran Bagan 3.1 Desain Penelitian
37
C.
Sampel Penelitian “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. 50 Penelitian ini dilakukan di MAN 1 Bayah Kabupaten Lebak Banten, dengan sampel penelitian siswa kelas XI IPA semester II tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 29 siswa. Adapun teknik pengambilan subjek penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan pada strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.51
D.
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data dalam penelitian yang dilakukan. Pada penelitian ini digunakan 4 jenis, yaitu: 1.
Tes berupa soal esay sebanyak 16 soal tentang materi asam basa. Tes tersebut mengukur per kelompok dan memuat beberapa indikator tentang
keterampilan
proses
sains
siswa
yaitu
observasi,
mengelompokan, menafsirkan pengamatan (Interpretasi), meramalkan (Prediksi),
berkomunikasi,
berhipotesis,
merencanakan
percobaan/penyelidikan, menerapkan konsep/prinsip, dan mengajukan pertanyaan. 2.
Lembar Observasi Menurut
Nana
Syaodih,
“Observasi
atau
pengamatan
merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan
pengamatan
terhadap
kegiatan
yang
sedang
berlangsung”. 52 Observasi yang dilakukan disini adalah observasi langsung dengan satu observer pada setiap kelompok siswa. Lembar observasi ini mengukur per kelompok dan observasi dilakukan untuk melihat kegiatan belajar mengajar dan praktikum dimana keterampilan 50
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: , 2008), h.118 Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Bumi aksara, 2010), h. 183 52 Nana Syaodih Sukmadinata, Op.cit., h. 220 51
38
proses yang akan lebih diamati oleh peneliti. Observasi juga digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa dalam melakukan percobaan dan keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa. Instrumen yang digunakan untuk menyaring data aspek kecakapan hidup siswa secara tertulis berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan adalah lembar observasi. Format observasi yang digunakan adalah menggunakan empat kategori 0, 1, 2, 3 dan 4 Observasi yang dilakukan terhadap siswa dimulai dari awal kegiatan belajar mengajar sampai pada kegiatan praktikum. Hal tersebut meliputi observasi, mengklasifikasikan, menafsirkan, memprediksi, keterampilan siswa dalam mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, kegiatan menggunakan seluruh alat,, bagaimana siswa merancang dan memakai alat percobaan, menerapkan konsep, serta bagaimana mengkomunikasikan hasil temuan mereka setelah percobaan. Hal-hal tersebut merupakan keterampilan proses sains sains yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lembar observasi berbentuk rating scale. Sehingga peneliti dapat mengetahui sejauh mana keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa. Menurut Gronlund secara garis besar prosedur instrumen penilaian praktikum adalah menentukan kinerja yang dinilai, memilih fokus penilaian, menentukan situasi kinerja, dan menentukan metode pengamatan dan mekanisme pencatatan serta penentuan skor. 53 Peneliti menentukan kisi-kisi lembar observasi serta mengatur bagaimana penilaian diberikan terhadap apa yang dilakukan oleh siswa agar observer memiliki acuan/pedoman dalam mengisi lembar observasi sehingga lembar observasi diisi dengan sebagaimana mestinya.
53
Amalia Sapriati, Pengembangan Instrumen Penilaian Praktikum Fotosintesis, Jurnal
Pendidikan Volume 7, 2006, h. 3
39
3. Lembar Kerja Siswa “Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk
pelaksanaan
tugas
pembelajaran
yang
harus
dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai”.54Lembar kerja siswa merupakan instrumen yang digunakan pada penelitian ini. Lembar kerja siswa ini mengukur aspek KPS siswa per orangan. Lembar kerja siswa ini mengukur aspek KPS dimulai dari kegiatan belajar mengajar siswa sampai kegiatan praktikum dilakukan. 4. Lembar Wawancara “Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya”.55 Wawancara ini dilakukan melalui tanya jawab secara langsung kepada siswa dengan menggunakan alat perekam. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara terstruktur dalam mengumpulkan data penelitian. Peneliti telah menyiapkan beberapa pertanyaan yang sudah disusun dengan rapi sebagai panduan pada saat melakukan wawancara. Wawancara ini berisikan respon siswa terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan praktikum mengenai keterampilan proses sains siswa
meliputi
keterampilan
mengamati,
menerapkan
konsep,
melakukan percobaan dan keterampilan mengkomunikasikan. Data hasil wawancara ini digunakan untuk memperjelas dan memperkuat data yang diperoleh dari lembar observasi pelaksanaan kegiatan praktikum. 5. Catatan Lapangan Catatan lapangan merupakan sumber informasi yang penting yang dibuat oleh peneliti dalam melakukan pengamatan atau observasi. 54
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: Diva Press, 2011), h. 204 55 Dr. Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula. (Bandung: Alfabeta, 2010) h. 74
40
Ada dua kategori yang membedakan dalam membuat catatan lapangan. Kategori pertama adalah menggunakan deskriptor inferensial rendah dan kategori kedua yaitu menggunakan deskriptor inferensial tinggi.56 Catatan lapangan kategori pertama termasuk catatan verbatim atau kata demi kata dari setiap pembicaraan, perilaku dan kegiatan.Sedangkan kategori kedua dibuat berdasarkan kombinasi skema analisis yang sudah disepakati termasuk komentar-komentar yang diucapkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan deskriptor inferensial rendah karena berkenaan dengan perilaku dan kegiatan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan model guided inquiry dan praktikum. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan catatan terhadap fakta-fakta yang muncul selama kegiatan praktikum khususnya terhadap keterampilan proses sains siswa yang diteliti. Catatan kegiatan pembelajaran di kelas memiliki bagian tersendiri dimana dengan catatan ini diharapkan adanya sinkronisasi antara catatan pada saat siswa melakukan kegiatan praktikum dengan kegiatan belajar mengajar di kelas. Peneliti juga melakukan pencatatan terhadap data dokumen seperti Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dirancang oleh guru yang bersangkutan, alat ukur/evaluasi hasil pembelajaran (soal ulangan) dan data nilai siswa. Selain itu, rekaman kegiatan praktikum dan pembelajaran yang disimpan dalam bentuk foto tidak luput dari pencatatan untuk mendukung data hasil observasi.
E.
Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh berasal dari tes, lembar observasi, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan hasil wawancara. Keempat data tersebut digunakan untuk mengetahui kualitas keterampilan proses sains siswa menggunakan model guided inquiry. Agar semua data dapat diperoleh dengan baik dan lengkap,
56
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja
RosdaKarya 2009), h. 125
41
ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan. Tahapan pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Tahap Persiapan Adapun langkah-langkah dalam tahap persiapan adalah sebagai berikut: a. Menganalisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada standar isi mata pelajaran Kimia SMA kelas XI dengan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dipergunakan sekarang, serta menganalisis materi pada buku teks atau paket. Pada penelitian ini pokok bahasan yang dipilih adalah asam basa. b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). c. Membuat instrument tes berupa soal esay, lembar observasi, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan pertanyaan-pertanyaan untuk wawancara sebagai alat pengumpulan data. d. Menguji validasi RPP dan instrumen penelitian oleh para ahli (dosen dan guru kimia SMA), kemudian diperbaiki sesuai dengan saran para ahli. e. Memperbanyak instrumen untuk digunakan dalam penelitian. f. Dan melakukan validasi instrumen kepada siswa yang telah mengikuti pelajaran kimia materi asam basa sebelumnya yaitu pada kelas XII.
2.
Tahap Pelaksanaan Pengumpulan data dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar dan kegiatan praktikum.Adapun rincian pengumpulan data penelitian adalah sebagai berikut: a. Data observasi kegiatan belajar dilakukan pada kegiatan belajar berlangsung dimulai
pada saat
apersepsi
sampai penutup.
Sedangkan pada kegiatan praktikumyang diobservasi dalam penelitian inisebanyak tiga kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum pertama menguji sifat larutan asam/basa dengan berbagai indikator. Yang kedua adalah praktikum tentang tetapan ionisasi asam (Ka)
42
dan tetapan ionisasi basa (Kb). Dan kegiatanpraktikum ketiga adalah mengamati penetralan asam/basa. Ketiga praktikum ini merupakan praktikum yang dilakukanpada semester genap kelas XI IPA.Peneliti dengan bantuan observer mengobservasi aktifitas kegiatan belajar mengajar dengan model guided inquiry dan praktikum siswa. Keterampilan proses sains
yang diamati
adalahmengobservasi, mengklasifikasi, interpretasi, memprediksi, mengajukanpertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan, menerapkan konsep, dan berkomunikasi. b. Data wawancara Pengumpulan data wawancara dilakukan setelah kegiatan praktikum berakhir. Peneliti hanya mewawancarai satu orang siswa dari masing-masing kelompok. Peneliti melakukan wawancara dengan menggunakan pertanyaan yang ada pada lembar wawancara. Pertanyaan-pertanyaan
yang
diajukan
meliputi
respon
dan
keterangan siswa mengenai kegiatan praktikum dan kegiatan belajar menggunakan guided inquiryserta keterampilan proses sains selama melakukan
kegiatan
praktikum.
Peneliti
merekam
kegiatan
pengumpulan data penelitian berupa foto pada saat kegiatan belajar menggunakan guided inquiry dan pada saat praktikum. Data dokumentasi ini digunakan sebagai pendukung atau bukti nyata dari proses penelitian yang telah dilakukan, dimana foto kegiatan dapat membantu mendeskripsikan apa yang dicatat dalam catatan lapangan dan lembar observasi. Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan terhadap data-data tersebut. Kemudian dideskripsikan berdasarkan data-data atau fakta-fakta yang muncul selama penelitian. Setiap data pada masing-masing instrumen dihubungkan untuk membuktikan kebenaran fakta-fakta yang muncul. Sehingga diakhir peneliti dapat menyimpulkan sejauh mana kualitas keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa kelas XI IPA MAN 1 Bayah.
43
c. Data catatan lapangan Catatan lapangan ini dibuat oleh peneliti dengan mendokumentasikan seluruh data selama proses penelitian berlangsung, mulai dari tahap persiapan sampai memperoleh data. Catatan lapangan tersebut dibuat dengan cara mencatat data-data faktual tentang hal-hal yang tidak terungkap pada saat menggunakan model inquiry pada materi asam basa. Data yang dikumpulkan merupakan data tambahan yang akan mendukung data-data inti dalam penelitian ini. Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data No
Informasi 1
Sumber
Jenis Data
mengenai keterampilan proses sains
Data RPP
Guru
Proses
Guru
Pembelajaran
siswa
Instrumen
Teknik
Analisis RPP
Observasi
dan Rubrik Observasi
Observasi
Rubrik Keterampilan Proses Sains
Siswa
Observasi Keterampilan
Observasi
Proses Sains 2
Tes Soal
Siswa
Butir
Soal
Esay
Tes
Informasi 3
Mengenai Tanggapan
Siswa
Wawancara
Wawancara
Guru
Wawancara
Wawancara
Siswa Informasi 4
Mengenai Tanggapan Guru
44
Informasi Mengeni halhal
yang
terjasi selama 5
penelitian,kea daan
dan
Sekolah,guru
Catatan
dan siswa
Lapangan
Dokumentasi
kondisi sekolah,guru dan siswa
F. Kalibrasi Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian harus diuji apakah instrumen tersebut telah memiliki validitas atau daya ketepatan dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dari pengertian tersebut dapat diartikan lebih luwes lagi bahwa valid itu mengukur apa yang hendak diukur.57 1. Validitas isi Validitas isi dari suatu instrumen penelitian adalah validitas yang diperoleh setelah dilakukan penganalisaan, penelusuran atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam instrumen tersebut. Validitas isi ditilik dari segi isi tes itu sendiri berkenaan dengan isi dan format dari instrumen. Apakah intstrumen tepat mengukur hal yang ingin diukur, apakah butir-butir pertanyaan telah mewakili aspek-aspek yang akan diukur, dan apakah pemilihan format instrumen cocok untuk mengukur segi tersebut.
58
Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah
57
Riduwan, Op Cit, h. 97 Nana Syaodih, Op Cit., h. 229
58
45
diajarkan.59 Seorang peneliti yang memberikan tes di luar konteks yang telah ditetapkan, berarti instrumen tersebut tidak memiliki validitas isi. Untuk instrumen yang akan mengukur efektifitas pelaksanaan program, maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan. 2. Validitas konstruksi Validitas konstruksi dari suatu instrumen dapat dilakukan penganalisaanya dengan jalan melakukan pencocokan antara aspek-aspek berpikir yang terkandung dalam instrumen tersebut, dengan aspek-aspek berpikir yang dikehendaki untuk diungkap oleh tujuan instruksional khusus. Uji validitas isi dan konstruksi akan dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi ini terdapat variabel yang akan diteliti yaitu keterampilan proses siswa dimana akan terfokuskan pada mengamati percobaan, menerapkan konsep, merancang percobaan dan mengkomunikasikan hasil percobaan. Kalibrasi instrumen penelitian dilakukan oleh seorang ahli untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel. Yang menjadi seorang ahli untuk mengkalibrasi instrumen penelitian ini adalah orang sudah dianggap ahli dalam bidang pendidikan seperti dosen pendidikan kimia, atau guru kimia. Instrumen dikalibrasi berdasarkan struktur instrumen, gaya bahasa, hubungan dengan indikator materi dan tingkat kesukaran instrumen.
G. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, analisis yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif, dalam Suharsimi Arikunto dijelaskan bahwa “penelitian deskriptif Merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu gejala menurut apa adanya saat penelitian dilakukan”.60 59
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: , 2008), h. 129 Suharsimi Arikunto, Menejemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Cet. Ke-9, h.
60
234.
46
1.
Lembar Observasi Data yang diperoleh dari format lembar observasi kemudian dianalisis lebih lanjut dengan cara: a. Untuk setiap pernyataan, siswa diberikan skor yang sesuai dengan kegiatan yang dilakukannya dan selanjutnya, skor siswa pada setiap pernyataan dijumlahkan. Jadi, skor pada setiap pernyataan merupakan rating dan karena rating itu dijumlahkan untuk kesemua pernyataan maka metode ini dinamai metode rating yang dijumlahkan atau method of sum mated ratings yang dikenal dengan metode pengembangan skala sikap model Likert. Dalam Kusaeri dan Suprananto dijelaskan bahwa “Metode rating yang dijumlahkan atau Metode penyekalaan Likert merupakan metode penyekalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi jawaban sebagai dasar penentuan nilai skalanya”.61 b. Menentukan kategori kemampuan untuk masing-masing siswa berdasarkan skala kategori KPS. Hasil presentase yang diperoleh dan dikategorikan dalam pedoman konversi presentase rata-rata KPS siswa. Sebelum menentukan skor, peneliti harus menentukan dulu kategori penilaian dengan menggunkan standar 100. Peneliti menggunakan kategori nilai menjadi 4 (empat) kategori maka tiap-tiap bagian jarak nilainya 25. 62 Tabel 3.2 Persentase KPS Tingkat Penguasaan 86 – 100 % 76 – 85 % 60 – 75 % 55 – 59 % ≤ 54 %
61
Nilai Huruf A B C D TL
Bobot
Predikat
4 3 2 1 0
Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali
Kusaeri., Suprananto, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), Cet. Pertama, h. 221. 62 Ngalim Purwanto, Prinsip – Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 102 - 103
47
a. Kemudian
dicari
rata-rata
dan
presentase
masing-masing
keterampilan proses sains siswa berdasarkan rumus berikut: ∑
rata-rata = Presentase (%) =
x 100
b. Menganalisis hasil jawaban LKS. c. Menginterpretasikan secara deskriptif data presentase tiap-tiap aspek keterampilan proses siswa yang muncul selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran dan selama praktikum, 2. Lembar Kerja Siswa Pada lembar kerja siswa, untuk penilaian setiap pernyataan, siswa diberikan skor yang sesuai dengan kegiatan yang dilakukannya dan selanjutnya, skor siswa pada setiap pernyataan dijumlahkan. pada lembar kerja siswa, penilaiannya hampir sama dengan penilaian lembar observasi. Pada lembar kerja siswa, penilaiannya dilakukan per individu. sedangkan pada lembar observasi penilaianya per kelompok. Setelah dijumlahkan, Kemudian hasil tersebut dikonversi ke dalam persen dan selanjutnya persentase tersebut dikonversi ke dalam bentuk kategori yang sesuai dengan range yang telah ditentukan para ahli seperti pada tabel persentase KPS diatas. 3. Tes Penilaian pada tes dilakukan perorangan yaitu dengan cara menjumlahkan per indikator keterampilan proses sains pada setiap butir soal. Selanjutnya hasil yang didapat dibuat rata-rata. Kemudian hasil rata-rata setiap indikator tersebut kemudian dikonversi ke dalam bentuk persen dan selanjutnya ditentukan kategori persentase tersebut sesuai dengan range persentase yang telah ditetapkan oleh para ahli seperti pada tabel persentase KPS diatas. 4. Data Wawancara Data ditranskipkan
yang secara
didapatkan verbatim
setelah dan
melakukan
wawancara
diklasifikasikan
berdasarkan
48
keterampilan proses sains yang ditanyakan. Kemudian data tersebut dianalisa untuk melihat bentuk penekanan kualitas keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa, dan kemudian dideskriptifkan untuk mengambil suatu kesimpulan. Seperti halnya dengan data dari catatan lapangan, data hasil wawancara ini digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui kualitas keterampilan proses sains siswa yang telah muncul pada saat kegiatan pembelajaran dan praktikum. 5. Data Catatan Lapangan Lembar catatan lapangan yang digunakan untuk mengumpulkan data selama penelitian berlangsung kemudian dideskripsikan sesuai dengan fakta-fakta yang ada. Catatan lapangan dapat menjelaskan kondisi keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa pada saat melakukan kegiatan praktikum. Secara garis besar, data-data yang ada pada catatan lapangan ini akan menjelaskan alur atau proses penelitian yang telah dilakukan dan mendukung data hasil penelitian yang didapatkan melalui observasi. Catatan mengenai keterampilan proses sains siswa pada saat melakukan kegiatan praktikum ditinjau kembali dengan
melihat
rekaman
kegiatan
praktikum
yang
telah
didokumentasikan. Peninjauan ini dilakukan untuk melihat catatan lapangan yang didapatkan sesuai dengan fakta-fakta yang ada atau tidak, atau dapat disebut dengan validasi hasil catatan lapangan kegiatan praktikum. Catatan rekaman berupa foto-foto kegiatan selama penelitian digunakan sebagai bukti penjelas kegiatan penelitian dan keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa. Dengandata rekaman ini dapat dilihat secara langsung keterampilan proses sains siswa saat melakukan praktikum. Setelah itu catatan tersebut dibandingkan dengan data hasil observasi untuk melihat sinkronisasi data yang didapatkan. Kemudian data tersebut dibandingkan kembali dengan catatan selama kegiatan pembelajaran dikelas. Hal ini dilakukan untuk melihat adanya hubungan kualitas keterampilan proses sains yang dimiliki siswa dengan proses kegiatan pembelajaran dikelas dengan menggunakan model guided inquiry.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini disajikan hasil, deskripsi dan interpretasi hasil penelitian tentang analisis keterampilan proses sains siswa Madrasah Aliyah kelas XI semester 2 sebanyak 29 siswa, dimana aspek keterampilan proses sains yang diamati
meliputi
menafsirkan
9
keterampilan,
pengamatan
berkomunikasi,
yaitu:
observasi,
(Interpretasi),
berhipotesis,
merencanakan
mengelompokan,
meramalkan
(Prediksi),
percobaan/penyelidikan,
menerapkan konsep/prinsip, dan mengajukan pertanyaan. Dalam hal tersebut didapat beberapa hasil penelitian. Dimana hasil penelitian tersebut diantaranya: 1. Hasil Tes Keterampilan Proses Sains Siswa Tes merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan keterampilan sains siswa. Tes ini mengukur per individu. Tes yang digunakan berupa soal esay yang terdiri 16 soal dan setiap soal mewakili setiap indikator keterampilan proses sains. Hasil tes disajikan pada tabel 4.1 berdasarkan 9 indikator KPS Table 4.1 Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan Tes berupa Soal Esay Aspek Keterampilan Persentase (%) No. Kategori Proses Sains Rata-Rata 1. Observasi 82,75 Baik 2
Mengklasifikasikan
75,50
Baik
3
Interpretasi
75,50
Baik
4
Memprediksi
77,50
Baik
5
Mengajukan Pertanyaan
82,25
Baik
6
Hipotesis
63,00
Cukup
7
Merencanakan Percobaan
60,25
Cukup
8
Menerapkan Konsep
77,50
Baik
9
Mengkomunikasikan
73,25
Cukup
Jumlah
74,90
Cukup
49
50
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat hasil tes persentase rata-rata setiap indikator keterampilan proses sains siswa. Dari tabel tersebut didapat persentase keterampilan proses sains siswa per indikator yaitu observasi sebesar 82,75% (Baik), mengklasifikasikan sebesar 75,50% (Baik), interpretasi 75,50% (Baik), memprediksi 77,50% (Baik), mengajukan pertanyaan 82,25% (Baik), hipotesis 63,00% (Cukup), merencanakan percobaan 60,25% (Cukup), menerapkan konsep 77,50% (Baik), dan indikator terakhir yaitu mengkomunikasikan sebesar 73,25% (Cukup). Dari tabel diatas, indikator yang memperoleh persentase rendah yaitu indikator hipotesis sebesar 63,00% (Cukup) dan merencanakan percobaan sebesar 60,25% (Cukup). Kemudian untuk rata-rata keseluruhan indikator diperoleh persentase sebesar 74,90% (Cukup). 2. Hasil Penilaian LKS Keterampilan Proses Sains Siswa Lembar kerja siswa merupakan instrumen yang digunakan untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa. Dimana setiap masingmasing siswa mengisi lembar kerja siswa yang dibagikan tersebut berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan. LKS ini mengukur per individu. Hasil dari lembar kerja siswa (LKS) ini disajikan dalam tabel 4.2 Table 4.2 Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan Lembar Kerja Siswa (LKS)
1.
Aspek Keterampilan Proses Sains Observasi
2
Mengklasifikasikan
75,75
Baik
3
Interpretasi
80,00
Baik
4
Memprediksi
76,75
Baik
5
Mengajukan Pertanyaan
78,25
Baik
6
Hipotesis
67,25
Cukup
7
Merencanakan Percobaan
65,50
Cukup
8
Menerapkan Konsep
80,00
Baik
9
Mengkomunikasikan
75,75
Baik
Jumlah
75,58
Baik
No.
Persentase (%) Rata-Rata 81,00
Kategori Baik
51
Berdasarkan Tabel 4.2, dapat dilihat hasil persentase penilaian lembar kerja siswa (LKS) setiap indikator keterampilan proses sains siswa. Dari tabel tersebut didapat persentase keterampilan proses sains siswa per indikator yaitu observasi sebesar 81,00% (Baik), mengklasifikasikan sebesar 75,75% (Baik), interpretasi 80,00% (Baik), memprediksi 76,75% (Baik), mengajukan pertanyaan 78,25% (Baik), hipotesis 67,25% (Cukup), merencanakan percobaan 65,50% (Cukup), menerapkan konsep 80,00% (Baik), dan indikator terakhir yaitu mengkomunikasikan sebesar 75,75% (Baik). Dari tabel diatas indikator yang memperoleh persentase rendah yaitu indikator hipotesis sebesar 67,25% (Cukup) dan merencanakan percobaan sebesar 65,50 (Cukup). Kemudian untuk rata-rata keseluruhan indikator diperoleh persentase sebesar 75,58% (Baik).
3. Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa Observasi
yang dilakukan di MAN 1 Bayah adalah
menganalisis aspek-aspek keterampilan proses sains siswa yang muncul pada saat kegiatan pembelajaran menggunakan model Guided Inquiry dan kegiatan praktikum pada asam basa. Observasi ini dilakukan per kelompok. Dimana terlebih dahulu dibuat kelompok pada saat kegiatan belajar mengajar dan pada saat praktikum. Hasil ini diperoleh melalui observasi yang dilakukan oleh lima observer pada saat pembelajaran berlangsung. Sebelum observasi dilakukan, observer diberikan pedoman teknis pengamatan dan cara mengisi lembar observasi yang akan digunakan. Proses pengamatan dengan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran yang berlangsung. Hasil observasi keterampilan proses sains siswa di seluruh kegiatan pembelajaran dan praktikum disajikan dalam Tabel 4.3.
52
Tabel 4.3 Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan Lembar Observasi No.
Aspek Keterampilan
Persentase (%)
Proses Sains
Rata-Rata
Kategori
1.
Observasi
80,00
Baik
2
Mengklasifikasikan
75,00
Cukup
3
Interpretasi
70,00
Cukup
4
Memprediksi
75,00
Cukup
5
Mengajukan Pertanyaan
70,00
Cukup
6
Hipotesis
60,00
Cukup
7
Merencanakan Percobaan
60,00
Cukup
8
Menerapkan Konsep
80,00
Baik
9
Mengkomunikasikan
75,00
Cukup
Jumlah
72,22
Cukup
Tabel 4.3 menunjukkan hasil observasi persentase rata-rata keterampilan proses sains siswa selama melakukan kegiatan belajar menggunkan guided inquiry dan melakukan kegiatan praktikum. Dari tabel tersebut didapat persentase keterampilan proses sains siswa per indikator yaitu observasi sebesar 80,00% (Baik), mengklasifikasikan sebesar 75,00% (Cukup), interpretasi 70,00% (Cukup), memprediksi 75,00% (Cukup), mengajukan pertanyaan 70,00% (Cukup), hipotesis 60,00% (Cukup), merencanakan percobaan 60,00% (Cukup), menerapkan konsep 80,00% (Baik), dan indikator terakhir yaitu mengkomunikasikan sebesar 75,00% (Cukup). Dari tabel diatas indikator yang memperoleh persentase rendah
yaitu
indikator
hipotesis
sebesar
60,00%
(Cukup)
dan
merencanakan percobaan 60% (Cukup). Kemudian untuk rata-rata keseluruhan indikator diperoleh persentase sebesar 72,22% (Cukup).
53
4. Hasil Rata-rata Keseluruhan Instrumen Setelah masing-masing instrumen mendapatkan hasil persentase, kemudian instrumen-instrumen tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan hasil rata-rata keseluruhan, yang kemudian hasil persentase rata-rata tersebut dijadikan sebagai pembahasan. Tabel 4.4Hasil Rata-rata Keseluruhan Instrumen Instrumen Soal Esay LKS Observasi
No
Aspek
1
Observasi
2
Mengklasifikasikan
3
Interpretasi
4
Memprediksi
5
Mengajukan Pertanyaan
6
Hipotesis
7
Merencanakan Percobaan
8
Menerapkan Konsep
9
Mengkomunikasikan
Rata-rata
Kategori
82.00
81.00
80.00
81.00
Baik
75.50
75.75
75.00
75.42
Baik
75.50
80.00
70.00
75.17
Baik
77.50
76.75
75.00
76.42
Baik
82.25
78.25
70.00
76.83
Baik
63.00
67.25
60.00
63.42
Cukup
60.25
65.50
60.00
61.92
Cukup
77.50
80.00
80.00
79.17
Baik
73.25
75.75
75.00
74.67
Cukup
5. Hasil Wawancara Terhadap Siswa Wawancara terhadap siswa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang diberikan dengan menggunakan model guided inquiry dan dampak dari penerapan belajar menggunakan guided inquiry terhadap kualitas keterampilan proses sains siswa. Wawancara ini adalah refleksi dari ketiga instrument yang tekah dugunakan untuk mengetahui kualitas KPS siswa tersebut. Berdasarkan
54
wawancara yang telah dilakukan terhadap 10 siswa yang dijadikan sebagai sampel, didapat data sebagai berikut Tabel 4.5 Hasil wawancara No
1
2
3
4
5
6
7
8
Indikator Hasil Wawancara Tanggapan siswa terahadap Siswa merasa lebih senang dikarenakan mereka pembelajaran menggunakan lebih banyak mendapat kesempatan untuk inkuiri terbimbing? bertanya tentang hal-hal yang mereka anggap kurang dipahami. Model guided inquiry menurut mereka lebih membantu dalam memahami materi asam basa dikarenakan mereka dapat lebih memperoleh informasi mengenai materi yang dipelajari dikarenakan mereka yang menjadi subyek penelitinya. Tanggapan siswa mengenai Siswa merasa dengan menunjukkan benda yang pembelajaran dengan berhubungan dengan materi pada awal menunjukkan benda yang pembelajaran dapat membantu mereka dalam berhubungan dengan materi memahami konsep awal materi tersebut. pada awal pembelajaran? (observasi) Tanggapan siswa tentang Siswa merasa dengan cara diklasifikasikan akan mengklasifikasikan cirilebih mempermudah mereka membedakan ciri benda yang ditunjukkan setiap bahan yang termasuk asam atau basa pada awal materi? sehingga mereka akan lebih memahami konsep asam dan basa Tanggapan siswa tentang Siswa merasa menjadi lebih paham dan tidak interpretasi yang miss konsep karena dengan cara tersebut, dilakukan oleh guru di awal konsep lebih sistematis karena dihubungkan pembelajaran? antara konsep satu dan konsep lainnya. Tanggapan siswa tentang Siswa merasa senang dapat belajar memprediksi belajar dalam suatu konsep. Hal tersebut dikarenakan dengan memprediksi suatu belajar memprediksi, siswa tersebut berarti lebih konsep? mempunyai pondasi awal tentang konsep tersebut. Tanggapan siswa tentang Siswa merasa lebih senang. Dikarenakan dengan kesempatan dalam cara memberi kesempatan bertanya kepada siswa, siswa akan lebih leluasa dalam mengajukan pertanyaan yang diberikan oleh guru? memahami setiap konsep yang mereka belum pahami. Tanggapan siswa tentang Siswa merasa senang dapat belajar berhipotesis belajar berhipotesis? suatu konsep. Hal tersebut dikarenakan dengan belajar berhipotesis, siswa tersebut berarti lebih mempunyai pondasi awal tentang konsep tersebut dan juga mereka merasa seolah-olah mereka seperti seorang ilmuwan yang sedang meneliti suatu percobaan. Tanggapan siswa mengenai Siswa merasa senang dikarenakan mereka lebih
55
belajar merencanakan percobaan suatu praktikum?
9
10
Tanggapan siswa tentang menerapkan konsep yang diajarkan guru? Tanggapan siswa tentang belajar mengkomunikasikan?
mandiri. Menurut mereka dengan cara merencanakan percobaan sendiri akan mambuat mereka lebih paham dalam melakukan percobaan. Dikarenakan mereka yang merancang sendiri percobaan tersebut. Siswa merasa lebih senang dikarenakan kemampuan mereka akan lebih terasah dalam menghitung konsep pH. Menurut mereka hal tersebut sangat bermanfaat dikarenakan mereka dapat belajar cara membuat tabel, membuat grafik, cara membuat laporan yang benar.
6. Data Catatan Lapangan Catatan lapangan yang dikumpulkan pada saat penelitian meliputi kegiatan pembelajaran kimia di kelas XI IPA dan kegiatan praktikum di laboratorium dengan materi asam basa. Catatan lapangan ini ditulis oleh peneliti dan juga lima observer yang telah diberi kesempatan untuk mengisi lembar catatan lapangan pada saat observasi. Lembar catatan lapangan berisi data-data diluar lembar observasi maupun LKS, karena lembar observasi dan LKS terbatas. Data catatan lapangan ini berisikan 9 indikator keterampilan proses sains. Dimana data catatan lapangan ini dijadikan data pendukung dalam penelitian yang dilakukan. Adapun
dalam
penelitian
ini,
lembar
catatan
lapangan
mengkonfirmasi dari lembar observasi dan lembar kerja siswa. Data catatan lapangan ini tersaji pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Data Catatan Lapangan Siswa No
Temuan
1
Model guided inquiry
2
RPP
2
Observasi
3
Mengklasifikasikan
Keterangan Guru belum menerapkan model tersebut. Guru masih menerapkan model ceramah dalam pembelajaran. Guru MAN Bayah masih menerapkan RPP lama. Siswa melakukan observasi dengan baik tentang benda yang ditunjukkan oleh guru pada awal pembelajaran Siswa melakukan klasifikasi dengan baik. Hal tersebut terlihat dari catatan siswa mengenai materi yang
56
4
Interpretasi
5
Prediksi
6
Mengajukan pertanyaan
7
Berhipotesis
8
Merencanakan percobaan
9
Menerapkan Konsep
10
Mengkomunikasikan
disampaikan Interprertasi yang dilakukan cukup baik. Siswa melakukan prediksi cukup baik. Hal tersebut terlihat dari prediksi mereka tentang konsep yang diberikan hampir tepat. Siswa sangat antusias dalam bertanya. Hal tersebut bertujuan untuk lebih memahami konsep yang belum mereka pahami Siswa belum maksimal dalam berhipotesis. Hal tersebut terlihat dari siswa yang masih merasa bingung tentang hipotesis itu sendiri Siswa belum maksimal dalam merencanakan percobaan. Mereka masih bergantung pada LKS instan yang diberikan oleh guru. Siswa cukup baik dalam menerapkan konsep. Siswa cukup baik dalam mengkomunikasikan. Hal ini terlihat dari pembuatan laporan, membuat grafik yang lumayan baik.
Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa di MAN 1 Bayah guru kimia masih menerapkan metoda ceramah dalam penyampaian materi kimia kepada siswa. Kemudian RPP yang digunakan oleh guru kimia di MAN 1 Bayah masih menerapkan RPP biasa. Setelah dikonfirmasi kepada guru tersebut tentang mengapa tidak menerapkan RPP kurikulum 2013, guru kimia menjawab hal tersebut berkaitan dengan keterbatasan informasi serta kurangnya pelatihan yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan. Dalam hal ini pun peneliti menemukan bahwa siswa masih kurang dalam hal berhipotesis dan merencanakan percobaan. Setelah dilakukan konfirmasi kepada siswa, hal tersebut terjadi karena siswa masih diberikan konsep ceramah dalam pembelajaran sehingga mereka belum bisa dalam mengkonstruk pengetahuan mereka. Kemudian mereka juga masih bingung dalam membedakan antara prediksi dan hipotesis. Mereka bahkan
57
belum tahu apa hipotesis itu sendiri. Dalam hal merencanakan percobaan, mereka mengkonfirmasi bahwa hal tersebut terjadi karena mereka jarang dalam melakukan percobaan walaupun fasilitas laboratorium sudah mendukung. Dan juga mereka terbiasa menggunakan LKS yang sudah jadi. Sehingga mereka tidak bisa ketika disuruh membuat perencanaan percobaan sendiri.
B. Pembahasan “Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang biasa dilakukan ilmuwan untuk memperoleh pengetahuan” 63 . Dimana keterampilan proses sains tersebut meliputi berbagai aspek. Diantaranya observasi, meramalkan
mengelompokan, (Prediksi),
percobaan/penyelidikan,
menafsirkan
berkomunikasi, menerapkan
pengamatan berhipotesis,
konsep/prinsip,
dan
(Interpretasi), merencanakan mengajukan
pertanyaan. Berdasarkan data keterampilan proses sains yang telah dipaparkan pada bagian hasil penelitian akan dibahas lebih lanjut dengan membandingkan aspek keterampilan proses sains dari masing-masing data berdasarkan setiap indikator. 1. Keterampilan Proses Sains (KPS) Berdasarkan Setiap Indikator Setelah dilakukan pemaparan dari ketiga instrumen yang digunakan, terlihat indikator keterampilan proses sains yang tergolong rendah dan tinggi. Dalam hal ini akan dijelaskan perbandingan dari setiap indikator berdasarkan analisis data yang diperoleh. Berikut penjelasan dari keseluruhan indikator. a.
Observasi Keterampilan proses sains aspek observasi memiliki 2 indikator yaitu menggunakan sebanyak mungkin indra dan menggunakan fakta relevan
64
. Pada aspek tes, observasi
memperoleh persentase sebesar 82,75% (Baik), dan pada lembar 63
Zulfiani, dkk, Loc. Cit., h. 51. Zulfiani, dkk, Loc. Cit., h. 56
64
58
kerja siswa (LKS), observasi memperoleh persentase sebesar 81,00% (Baik), dan pada lembar observasi memperoleh persentase sebesar 80,00% (Baik). Kemudian untuk rata-rata keseluruhan instrumen, persentase yang diperoleh sebesar 81,00% dan termasuk ke dalam kategori “Baik”. Hal ini terjadi dikarenakan siswa hanya mengobservasi benda yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa sebagai apersepsi. Dalam hal ini siswa hanya mengobservasi jeruk, sabun, besi karat, bunga dan lainlain. Hal ini pun diperkuat data wawancara yang mengatakan bahwa mereka merasa dengan mengobservasi dapat dapat membantu mereka dalam memahami konsep awal materi tersebut, dan catatan lapangan yang mengatakan bahwa siswa melakukan observasi dengan baik.
b.
Mengklasifikasi Keterampilan proses sains aspek mengklasifikasikan memiliki beberapa indikator yaitu mencatat setiap pengamatan, mencari
perbedaan/persamaan,
membandingkan,
mencari
mengontraskan dasar
pengamatan.
ciri-ciri,
pengelompokkan,
menghubungkan
hasil
Pada
mengklasifiksikan
memperoleh persentase
Tes,
sebesar
aspek 75,50%
(Baik), dan pada lembar kerja siswa (LKS) memperoleh persentase sebesar 75,75% (Baik), dan pada lembar observasi memperoleh persentase sebesar 75,00% (Cukup). Kemudian untuk rata-rata keseluruhan instrumen memperoleh persentase sebesar 75,42% dan termasuk ke dalam kategori “Baik”. Hal ini disebabkan
para
siswa
selalu
membawa
peralatan
yang
dibutuhkan untuk mendokumentasikan setiap data yang didapat selama kegiatan belajar mengajar, diantaranya para siswa membawa kamera baik dari handphone maupun kamera digital, alat tulis dan sebagainya. Sehingga hasil akhir yang diperoleh sangat bagus karena data yang mereka peroleh sangat sistematis.
59
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang mengatakan Siswa
merasa
dengan
cara
diklasifikasikan
akan
lebih
mempermudah mereka membedakan setiap bahan yang termasuk asam atau basa sehingga mereka akan lebih memahami konsep asam dan basa, dan juga hasil catatan lapangan yang mengatakan bahwa siswa melakukan klasifikasi dengan baik.
c.
Interpretasi/Menafsirkan Keterampilan proses sains aspek interpretasi memiliki beberapa indikator yaitu menghubungkan hasil pengamatan, menemukan pola dalam 1 seri pengamatan, dan menyimpulkan pada
lembar
observasi.
Pada
lembar
observasi,
aspek
mengklasifikasi memperoleh persentase sebesar 70,00% (Cukup), pada Tes memperoleh persentase sebesar 75,50% (Baik), pada lembar kerja siswa (LKS) memperoleh persentase sebesar 80,00% (Baik), dan pada lembar observasi memperoleh persentase sebesar 70,00% (Cukup). Kemudian untuk rata-rata keseluruhan instrumen, persentase yang diperoleh sebesar 75,17% dan termasuk ke dalam kategori “Baik”. Dalam aspek menafsirkan, kelengkapan data merupakan syarat wajib agar data dapat dihubungkan antara satu dengan yang lainnya. Berdasarkan data penelitian, siswa mampu menyimpulkan berdasarkan data percobaan dan mampu menghubungkan hasil pengamatan yang di dapat.
Hal
ini
dikarenakan
siswa
merekam
dan
mendokumentasikan dengan baik setiap data yang diperoleh selama kegiatan belajar dan praktikum berlangsung, sehingga tidak ada satu pun data yang tidak lengkap. d.
Memprediksi/Meramalkan Keterampilan proses sains aspek memprediksi memiliki beberapa indikator yaitu menggunakan pola/hasil pengamatan, dan mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati. Pada lembar observasi, aspek mengklasifikasi
60
memperoleh persentase sebesar 75,00% (Cukup), pada Tes memperoleh persentase sebesar 77,50% (Baik), pada lembar kerja siswa (LKS) memperoleh persentase sebesar 76,75% (Baik), dan pada lembar observasi memperoleh persentase sebesar 75,00% (Cukup). Kemudian untuk rata-rata keseluruhan instrumen, persentase yang diperoleh sebesar 76,42% dan termasuk ke dalam kategori “Baik”. Hal tersebut terjadi karena siswa mampu meramalkan ekstrak bunga dapat dijadikan sebagai indikator. Hal ini terjadi karena siswa sebelumnya telah diberikan buku paket kimia oleh sekolah tempat mereka belajar 1 orang 1 buah sehingga mereka telah membaca terlebih dahulu informasi tentang teori kegunaan ekstrak bunga dapat dijadikan sebagai indkator asam basa. Selain itu, dengan bantuan benda yang ditunjukkan kepada siswa pada awal kegiatan belajar mengajar dapat membantu siswa dalam memprediksi suatu kejadian yang berhubungan dengan materi yang sedang mereka pelajari. e.
Mengajukan Pertanyaan Keterampilan proses sains aspek mengajukan pertanyaan memiliki beberapa indikator yaitu pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan, tentang apa, mengapa, bagaimana, atau menanyakan latar belakanng hipotesis. 65 Pada lembar observasi, aspek mengklasifikasi memperoleh persentase sebesar 70,00% (Cukup), pada Tes memperoleh persentase sebesar 82,25% (Baik), pada lembar kerja siswa (LKS) memperoleh persentase sebesar 78,25% (Baik), dan pada lembar observasi memperoleh persentase sebesar 70,00% (Cukup). Kemudian untuk rata-rata keseluruhan instrumen, persentase yang diperoleh sebesar 76,83% dan termasuk ke dalam kategori “Baik”. Hal ini terjadi karena model
65
pembelajaran
yang
digunakan
yang
memberikan
Nuryani Y. Rustaman, Keterampilan Proses Sains. (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2007), h. 8
61
keleluasaan kepada siswa untuk bertanya apa yang mereka tidak pahami. Dan juga kurangnya siswa melakukan praktikum sehingga ketika mereka melakukan praktikum, para siswa sangat antusias untuk bertanya seputar yang akandipraktikumkan.Selain itu sebagian besar dari siswa mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Hal tersebut tersirat ketika ada beberapa siswa yang bertanya seputar kejadian yang ada di kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan yangakan dipraktikumkan, kemudian hal tersebut memancing siswa lain untuk bertanya kepada peneliti seputar yang akan dipraktikumkan.Tetapi dalam hal ini pun ada beberapa siswa yang terlihat pasif.Hal ini disebabkan siswa tersebut masih merasa canggung dan terlihat malu-malu untuk bertanya. f.
Hipotesis Keterampilan proses sains aspek hipotesis memiliki beberapa indikator yaitu menyatakan hubungan antara dua variabel,
atau
mengajukan
perkiraan
penyebab
sesuatu
terjadi. 66 Pada lembar observasi, aspek hipotesis memperoleh persentase sebesar 60,00% (Cukup), pada Tes memperoleh persentase sebesar 63,00% (Cukup), pada lembar kerja siswa (LKS) memperoleh persentase sebesar 67,25% (Cukup), dan pada lembar observasi memperoleh persentase sebesar 63,00% (Cukup). Kemudian untuk rata-rata keseluruhan instrumen, persentase yang diperoleh sebesar 63,42% dan termasuk ke dalam kategori “Cukup”. Dalam hal ini, aspek hipotesis ini berada pada kategori cukup dan termasuk kedalam indikator yang terendah. Penyebab hal ini terjadi dikarenakan kurangnya kesempatan yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk lebih mengasah menggunakan kemampuan logikanya. Guru lebih cenderung menjadi pusat informasi. Sehingga konsep pembelajarannya 66
Nuryani Y. Rustaman, Op. Cit. h. 7
62
hanya
bersifat
transper
pengetahuan
saja
tanpa
melatih
kemampuan logika siswa dan tidak melatih untuk mengkonstruk pengetahuannya.Hal ini diperkuat oleh data hasil wawancara yang mengatakan bahwa mereka belum paham apa itu hipotesis. Kemudian data catatan lapangan mengatakan bahwa Siswa belum maksimal dalam berhipotesis. Hal tersebut terlihat dari siswa yang masih merasa bingung tentang hipotesis itu sendiri. g.
Merencanakan Percobaan Keterampilan proses sains aspek merencanakan percobaan memiliki beberapa indikator yaitu kegiatan menggunakan pikiran, menentukan alat dan bahan yang digunakan, menentukan variabel/faktor penentu, menentukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat, menentukan cara dan langkah kerja. Pada lembar observasi,
aspek
merencanakan
percobaan
memperoleh
persentase sebesar 60,00% (Cukup), pada Tes memperoleh persentase sebesar 60,025% (Cukup), pada lembar kerja siswa (LKS) memperoleh persentase sebesar 65,50% (Cukup), dan pada lembar observasi memperoleh persentase sebesar 60,00% (Cukup). Kemudian untuk rata-rata keseluruhan instrumen, persentase yang diperoleh sebesar 61,92% dan termasuk ke dalam kategori “Cukup”. Indikator merencanakan percobaan ini termasuk aspek yang terendah bersama dengan aspek hipotesis dibandingkan dengan aspek yang lain. Setelah dilakukan penyelidikan
kepada
siswa
seputar
aspek
keterampilan
prosessains yang rendah persentasenya, ternyata hal tersebut secara umum dikarenakan olehsiswa yang tidak terbiasa dalam melakukan kegiatan praktikum, kurangnya fasilitas seperti tidak adanya internet dan juga ketidaktahuan siswa mengenai apa keterampilan
proses
sains
itu
sendiri.
Ketidakbiasaandan
ketidaktahuan ini dikarenakan oleh proses pembelajaran di sekolah yang tidakmemperhatikan aspek psikomotorik siswa
63
dibidang sains. Hal ini ditunjukan oleh kegiatan pembelajaran di kelas yang cenderung monoton dan lebih menekankanpada aspek kognitif
siswa
saja.Sehingga
mampumengeluarkan
menyebabkan
keterampilan
dan
siswa
tidak
mengembangkan
keterampilan tersebut dengansebagaimana mestinya.Berdasarkan pengakuan
dari
siswa
yang
menyatakan
bahwa
mereka
hanyamelakukan praktikum sekali pada materi larutan elektrolit dan
menggunakan
menunjukanbahwa
LKS
yang
minimnya
sudah
jadi.
pengalaman
Hal
siswa
ini
dalam
melakukan praktikum. Minimnyapengalaman ini menyebabkan siswa
kurang
kreatif
dan
kurang
mampu
menjalankan
praktikumdengan baik dan rendahnya kualitas keterampilan proses sains yang dimiliki olehsiswa.Penyebab lain tidak munculnya keterampilan proses sains tersebut adalahpenggunaan LKS yang instan. Guru tidak menekankan kepada siswa kemandirian untuk berusaha terlebih dahulu mencari sumbersumber dan refrensi tentang praktikum. Siswa hanya diberikan LKS yang sudah ada kemudian praktikum menggunakan LKS yang ada tersebut tanpa diajarkan untuk mencari terlebih dahulu. Hal ini didukung oleh hasil wawancara yang mengatakan bahwa mereka masih bergantung pada LKS instan jadi masih belum maksimal dalam menentukan percobaan sendiri. Dan juga dari hasil catatan lapangan mengatakan bahwa Siswa belum maksimal dalam merencanakan percobaan. Mereka masih bergantung pada LKS instan yang diberikan oleh guru. h.
Menerapkan Konsep Keterampilan proses sains aspek menerapkan konsep memiliki beberapa indikator yaitu menerapkan konsep pada situasi baru, menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi. Pada Tes memperoleh persentase sebesar 77,50% (Baik), pada lembar kerja siswa (LKS) memperoleh persentase sebesar 80,00% (Baik), dan pada lembar
64
observasi memperoleh persentase sebesar 80,00% (Baik). Kemudian untuk rata-rata keseluruhan instrumen, persentase yang diperoleh sebesar 79,17% dan termasuk ke dalam kategori “Baik” Dalam aspek ini sebagian besar siswa mampu menghitung pH dengan data yang mereka dapatkan walaupun masih ada sebagian yang masih bingung cara menghitung pH dengan data yang didapat langsung dari praktikum. Karena para siswa biasanya hanya menghitung pH dari soal yang diberikan secara langsung oleh guru. Kemudian kesulitan yang ditemukan siswa adalah cara menghitung logaritma. Hal ini dikarenakan siswa terbiasa menggunakan kalkulator scientific.Tetapi sebagian besar mereka mampu
menghitung
pH
dengandata
praktikum.Hal
ini
dikarenakan menurut siswa, mereka hanya perlu memasukan saja data yang ada kedalam rumus yang sudah tersedia. Hal tersebut diperkuat oleh data wawancara yang mengatakan bahwa Siswa merasa lebih senang dikarenakan kemampuan mereka akan lebih terasah dalam menghitung konsep pH, dan juga data catatan lapangan yang mengatakan bahwa Siswa cukup baik dalam
menerapkan konsep. i.
Mengkomunikasikan Keterampilan proses sains aspek mengkomunikasikan memiliki beberapa indikator yaitu menggambarkan data empiris hasil percobaan dengan tabel/grafik/diagram, menyampaikan laporan sistematis, menjelaskan hasil percobaan, membaca grafik, mendiskusikan hasil kegiatan. Pada lembar observasi, aspek mengkomunikasikan memperoleh persentase sebesar 75,00% (Cukup), pada Tes memperoleh persentase sebesar 73,25% (Cukup), dan pada lembar kerja siswa (LKS) memperoleh persentase sebesar 75,75%(Baik). Kemudian untuk rata-rata keseluruhan instrumen, persentase yang diperoleh sebesar 74,67% dan termasuk ke dalam kategori “Cukup”. Walaupun termasuk ke
65
dalam kategori Cukup, aspek mengkomunikasikan ini hampir mendekati ke dalam kategori baik disbanding aspek hipotesis dan merencanakan percobaan. Hal ini berkaitan erat dengan aspek mengelompokan.Karena pada aspek mengelompokan, siswa dituntut agar dapat mendokumentasikan secara sistematis setiap data yang diperoleh.Hal ini pun berpengaruh terhadap aspek mengkomunikasikan.Dikarenakan pada aspek mengelompokan para siswa telah melakukan dengan baik (pendokumentasian data praktikum) sehingga hal itupun mempermudah terhadap aspek mengkomunikasikan yang berisikan indikator membuat tabel pengamatan,
membuat
grafik
pengamatan
dan
membuat
laporan.Sebagian besar siswa mampu membuat tabel, grafik pengamatan, dan membuat laporan dikarenakan data yang mereka peroleh lengkap dan sistematis.Selain itu, para siswa sebagian besar sudah berpengalaman membuat laporan walaupun mereka jarang melakukan praktikum. Menurut beberapa siswa mereka sudah biasa membuat laporan yang ditugaskan oleh guru mata pelajaran yang lain selain guru kimia. Dan juga menurut sebagian siswa, mereka dapat membuat laporan yang baik dengan mempelajari di internet. Hasil ini pun didukung oleh data wawancara yang mengatakan bahwa Menurut mereka hal tersebut sangat bermanfaat dikarenakan mereka dapat belajar cara membuat tabel, membuat grafik, cara membuat laporan yang benar, dan juga data hasil catatan lapangan yang mengatakan bahwa Siswa cukup
baik dalam mengkomunikasikan. Hal ini terlihat dari pembuatan laporan, membuat grafik yang lumayan baik.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telahdikemukakan, maka diperoleh kesimpulan mengenaiketerampilan proses sains siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan praktikum yaitu sebagai berikut: Keterampilan proses sains siswa pada materi asam basa menggunakan model pembelajaran guided inquiry pada kelas XI IPA di MAN 1 Bayah adalah “Baik”. Ada beberapa dari 9 aspek keterampilan proses sains siswa yang kemampuannya termasuk kedalam kategori “Cukup” diantaranya kemampuan merencanakan percobaan, berhipotesis dan Mengkomunikasikan. Hal ini terjadi karena : 1. Merencanakan Percobaan; Aspek merencanakan percobaan termasuk ke dalam kategori Cukup dikarenakan siswa yang tidak terbiasa dalam melakukan praktikum dan juga kurangnya fasilitas informasi seperti tidak adanya internet. 2. Hipotesis; Aspek hipotesis termasuk ke dalam kategori Cukup dikarenakan kurangnya kesempatan yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk lebih mengasah menggunakan kemampuan logikanya. Dan juga sistem pembelajaran yang hanya bersifat transper ilmu saja tanpa mengkonstruk sendiri pengetahuannya. 3. Mengkomunikasikan; Aspek mengkomunikasikan termasuk ke dalam kategori Cukup dikarenakan siswa kesulitan dalam membuat tabel, grafik dan menghubungkan antara data satu dan yang lainnya.
69
70
B. Saran 1. Hendaknya seorang pendidik menguasai berbagai macam model pembelajaran supaya lebih bervariasi dan tidak monoton dalam mengajar. 2. Pendidik memiliki kewajiban untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa, supaya siswa mempunyai bekal dan lebih siap ketika mereka terjun ke dunia masyarakat. 3. Kegiatan praktikum sebaiknya lebih sering dilaksanakan. Supaya siswa dapat melihat secara langsung fenomena yang terjadi pada materi kimia dan juga kegiatan praktikum dapat menstimulisasi siswa untuk lebih meningkatkan keterampilan proses sains yang dimilikinya. 4. Penggunaan LKS hendaknya yang dapat merangsang dan mengembangkan keterampilan proses sains siswa. LKS yang digunakan dapat berupa pertanyaan produktif atau dikemas lebih menarik sehingga siswa lebih tertarik dalam melakukan praktikum dan dapat mengembangkan keterampilan proses sains yang dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA A. Isa, Wahyudin, Sutikno. “Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Minat Dan Pemahaman
Siswa”.
Diakses
pada
tanggal
18/04/2013,
dari
journal.unnes.ac.id/index.php/usej/article/view/868/892 Agustanti, TH. "Implementasi Metode Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi”
diakses
pada
13/02/13,
dari
http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii Alan
Corburn,
an
Inquiry
primer,
2000http://www.experientiallearning.ucdavis.edu/module2/el2-60primer.pdf Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2007. ------------------------. Menejemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2007. Cahyana, Ucu, et al. Kimia Untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Piranti Darma Kalokatama, 2007. Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006. Hakim, Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima, 2009. Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara, 2001. Hanson M David & Richard S. Moog.”Process Oriented Guided Inquiry Learning(POGIL)
In
21st
Century
Pedagogies”.
Vol.
IV.
(http://www.POGIL.org) Hassard Jack and Michael Dias,The Art Of Teaching Science, London: Oxford University press, inc. 2005 Keenan, dkk.Kimia untuk Universitas Jilid I. Jakarta; Erlangga, 1984.
71
72
Kuhtau C Carol, dan Todd J Ross. 2006, “Guided Inquiry: A Framework for Learning Throug School Libraries in 21st Century School”, diakses 20/01/13 dari http://cissl.scils.rutgers.edu/guided inquiry/char.htm Margono, S Drs. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan Implementasinya.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010. N.K, Roestiyah.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta, 2008. Nata, Abuddin, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2009. Soleh, Arif. Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Kegiatan Praktikum Termokimia Dan Laju Reaksi BerbasisInquiry, 2013, UIN Jakarta, Prodi Pedidikan Kimia, JurusanPendidikan IPA, Skripsi tidak diterbitkan Nurtafita, Nita. dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model Guided Inquiry Terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep kalor”. Di SMP N 3 Tangsel, 2012, UIN Jakarta, Prodi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan IPAPendidikan Volume 7, 2006. Premono, Shidiq. dkk. Kimia SMA/MA Kelas XI. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2006. Purba, Michael. Kimia SMU kelas X. Jakarta: Erlangga, 2006. Purwanto, Ngalim.Prinsip – Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010. Riduwan, Dr. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta, 2010. Rustaman Y, Nuryani. et al, Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UNM, 2005. __________________, Keterampilan Proses Sains. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2007.
Samana A, Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) dan Pertimbangan Metodologisnya. Yogyakarta: Kanisius, 1992. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2006.
73
Sapriati, Amalia. Pengembangan Instrumen Penilaian Praktikum Fotosintesis, JurnalPendidikan Volume 7, 2006. Semiawan,Conni. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia, 1992. Sharif Ahmad, Ahmad Hasan. 2012, “The Effects of Guided Inquiry Instruction on Students’ Achievement and Understanding of the Nature of Science in Environmental Biology Course” The British University in Dubai. Diakses 19/02/14darihttp://bspace.buid.ac.ae/bitstream/handle/1234/395/100026.p df?sequence=1 Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta: Bumi Aksara, 1991. Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2009. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009. Suprananto, Kusaeri. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012. Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivisme. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007. UnoB, Hamzah. & Nurdin Mohamad.Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011. UU No. 2/1989 tentang sistem pendidikan nasional Widayanto, pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X Melalui Kit Optik. Jurnal Pendidikan Fisika Ind, Volume 5, Nomor 1, Januari 2009. Widowati, Asri. Penerapan Pendekatan Inquiry dalam Pembelajaran Sains sebagai Upaya Pengembangan Cara Berpikir Divergen, Majalah Ilmiah Pembelajaran, Vol. 3, No. 1, Mei 2007. Wiriaatmadja, Rochiati.Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT. Remaja Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta : Lembaga Penelitian UIN, 2009.
LAMPIRAN
Hasil Observasi
PERHITUNGAN 1. Instrumen Lembar Kerja Siswa
Aspek Observasi ∑
rata-rata = = = 3,20 Presentase (%) =
x 100
=
x 100% = 80%
2. Instrumen Tes
Aspek Observasi
∑
rata-rata = =
= 3,06
x 100
Presentase (%) =
=
x 100%
= 76,65%
74
75
76
77
78
79
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah
: MAN 1 Bayah
Kelas
: XI (Sebelas)
Semester
: Genap
Mata Pelajaran
: Kimia
Jumlah Pertemuan
: 3 kali pertemuan ( 3 x 2 jam pelajaran)
Standar Kompetensi : 4. Memahami
sifat-sifat
larutan
asam-basa,
metode
pengukuran, dan terapannya Kompetensi Dasar
: 4.1 Mendeskripsikan
teori-teori
asam
basa
dengan
menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan Indikator
:
1. Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Arrhenius. 2. Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry. 3. Menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry dan menunjukkan pasangan asam basa konjugasinya. 4. Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis. 5. Menghubungkan kekuatan asam atau basa dengan tetapan asam (Ka) dan tetapan basa (Kb). 6. Memperkirakan pH berdasarkan tetapan ionisasi asam (Ka) atau tetapan ionisasi basa (Kb). A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat 1. menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Arrhenius; 2. menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry; 3. menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry dan menunjukkan pasangan asam-basa konjugasinya;
81
4. menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis. 5. Siswa dapat menentukan konsentrasi ion H+ berdasarkan tetapan ionisasi basa (Kb). 6. Siswa dapat memahami tahapan ionisasi asam poliprotik. 7. Siswa dapat menghitung konsentrasi ion H+ berdasarkan tetapan ionisasi asam (Ka). 8. Siswa dapat menghitung pH berdasarkan tetapan ionisasi basa (Kb). 9. Siswa dapat memahami hubungan kekuatan asam berdasarkan tetapan ionisasi asam (Ka).
B. Materi Pembelajaran Asam Basa
C. Metode Pembelajaran Guided Inquiry D. Media Pembelajaran
Papan Tulis, Spidol
Alat dan Bahan Eksperimen
E. Langkah-langkah Pembelajaran
PERTEMUAN PERTAMA No 1
Guided Inquiry
Kegiatan Belajar Kegiatan Pendahuluan a) Guru mengucapkan salam dan mengkondisikan kelas
Kegiatan siswa
a. Siswa menjawab salam dan mengkondisikan diri b) Guru mengabsen siswa satu per b. Siswa memperhatikan satu guru
82
Waktu (menit)
10
c) Guru membacakan indicator yang harus dicapai oleh siswa
c. Siswa memperhatikan guru
d) kemudian guru menyampaikan d. Siswa memperhatikan masalah kepada siswa dan memerintahkan kepada siswa untuk Mengobservasi beberapa benda diantaranya jeruk, sabun, detergen, cuka, air accu dan logam karat. setelah itu guru meminta siswa mengemukakan pendapat tentang benda tersebut.
2
Tahapan Bertanya
e) Guru meminta siswa mengemukakan pendapat tentang benda yang ditunjukkan
e. siswa mengemukakan pendapat tentang benda yang diberikan oleh guru
f) Guru meminta siswa untuk mengelompokan yang dikemukakan tentang benda yang ditunjukkan kedalam tabel. g) kemudian guru Mengiterpretasikan dengan cara menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang akan dipelajari h) Guru menyampaikan tahapan pembelajaran
f. siswa mencatat setiap pendapat yang dikemukakan
Kegiatan Inti a) Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok. b) kemudian guru menyuruh kepada siswa untuk membuat Prediksi tentang asam basa berdasarkan pengamatan di
83
g. siswa memperhatikan
h. siswa memperhatikan
a) siswa membentuk kelompok b) siswa membuat prediksi awal
30
3
awal pembelajaran c) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan asam basa d) guru memberikan waktu kepada siswa untuk menyimpulkan pertanyaan dan selanjutnya untuk ditentukan sebagai Hipotesis dan dapat dibuktikan melalui percobaan pada langkah selanjutnya. a) Guru memberikan Lembar Tahap Penyelidikan Kerja Siswa (LKS) yang berisi tugas kepada masing-masing kelompok 1. LKS Praktikum 1: Menyelidiki sifat larutan asam/basa dengan berbagai indikator yaitu dengan menyiapkan larutan HCl dan NaOH serta beberapa indikator asam-basa (Lakmus merah, lakmus Biru, Fenolftalin, dan Metil Merah). b) Guru memerintahkan kepada siswa untuk Merencanakan percobaan dengan mendiskusikan LKS dan mencari, mengumpulkan data mengenai masalah yang diajukan guru tentang membuat langkah-langkah percobaan sebelum praktikum mengenai asam basa dari berbagai sumber. c) Guru mempersilahkan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan. d) guru membimbing siswa
84
c) siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
d) siswa membuat kesimpulan dan membuat hipotesis sementara
a) siswa menerima LKS yang diberikan oleh guru
b) siswa berdiskusi dengan teman kelompok dan mencari serta mengumpulkan data dari berbagai sumber sebelum melakukan praktikum.
c) siswa mengajukan pertanyaan kepada guru. d) siswa membuat
20
4
5
6
Tahap Kumpulkan Data
Tahap Menarik Kesimpulan
Tahap Mengkomunikasikan
menyimpulkan diskusi hasil pembuatan langkah-langkah percobaan. a) pada tahap ini guru menginstruksikan kepada siswa untuk melakukan percobaan untuk menjawab hipotesis mereka yang telah didapatkan (Menggunakan Alat dan Bahan) b) guru mengawasi jalannya praktikum sekaligus membantu kelompok yang mengalami kesulitan. c) Guru mempersilahkan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan. d) guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok untuk mencatat hasil percobaan. e) Guru menyuruh kepada siswa untuk Menerapkan Konsep dengan cara menghitung pH berdasarkan data yang di dapat
kesimpulan dengan bimbingan guru a) siswa melakukan percobaan untuk menjawab hipotesis yang mereka telah dapatkan.
b) siswa dengan serius mengikuti praktikum dengan bimbingan dari guru. c) siswa mengajukan pertanyaan. d) setiap kelompok mencatat setiap hasil dari percobaan. e) Siswa menghitung pH berdasarkan data percobaan
a) pada tahap ini guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok untuk Mengkomunikasikan hasil percobaan dengan cara mengolah data dan membuat kesimpulan dari hasil kegiatan praktikum
a) siswa mengolah data serta membuat kesimpulan dari hasil praktikum
b) guru memberikan pengarahan kepada siswa tentang cara pembuatan laporan praktikum yang baik. a) guru memerintahkan kepada setiap kelompok untuk
b) siswa memperhatikan dan menyimak penjelasan guru.
85
30
10
a) siswa mengutus perwakilan
20
mengirimkan perwakilannya untuk mempresentasikan hasil percobaannya. b) guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk mengajukan pertanyaan dan menanggapinya.
c) guru mengomentari jalannya diskusi dan memberikan penguatan serta meluruskan hal-hal yang kurang tepat.
kelompoknya untuk mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan. b) siswa yang berbeda kelompok mengajukan pertanyaan serta menanggapi presentasi yang dilakukan oleh kelompok yang tampil. c) siswa memperhatikan penjelasan guru
PERTEMUAN KEDUA No 1
Guided Inquiry
Kegiatan Belajar Kegiatan Pendahuluan a) Guru mengucapkan salam dan mengkondisikan kelas
Kegiatan siswa
a) Siswa menjawab salam dan mengkondisikan diri
b) Guru mengabsen siswa satu per satu
b) Siswa memperhatikan guru
c) Guru membacakan indicator yang harus dicapai oleh siswa
c) Siswa memperhatikan guru
d) kemudian guru memberikan pertanyaan sebagai ulasan pelajaran yang lalu dengan memberikan beberapa pertanyaan.(diantaranya : Apakah yang dimaksud
d) siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
86
Waktu (menit)
10
dengan asam dan basa? e) kemudian guru e) siswa menjawab memerintahkan untuk pertanyaan yang Mengobservasi kepada siswa diberikan oleh guru dengan menunjukan beberapa zat diantaranya HCl, NaOH, CH3COOH, dan NH4OH dan bertanya sifat dari zat tersebut? f) Guru meminta siswa untuk f) siswa mencatat Mengelompokan dengan pendapat yang mencatat setiap pendapat dikemukakan ke dalam yang dikemukakan tentang tabel benda yang ditunjukkan kedalam tabel. g) kemudian guru g) siswa memperhatikan Menginterpretasikan dengan guru cara menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang akan dipelajari h) Guru menyampaikan tahapan h) siswa memperhatikan pembelajaran 2
Tahapan Bertanya
a) Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok. b) kemudian guru menyuruh kepada siswa untuk membuat Prediksi tentang asam basa berdasarkan pengamatan di awal pembelajaran c) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk Mengajukan Pertanyaan berkaitan dengan asam basa d) guru memberikan waktu kepada siswa untuk menyimpulkan pertanyaan
87
a) siswa membentuk kelompok b) siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru
30 c) siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
d) siswa membuat kesimpulan dan membuat hipotesis
3
Tahap Penyelidikan
a)
b)
c)
d)
Tahap Kumpulkan Data
a)
dan selanjutnya untuk ditentukan sebagai Hipotesis dan dapat dibuktikan melalui percobaan pada langkah selanjutnya. Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi tugas kepada masingmasing kelompok. 1. LKS Praktikum 2: Menyelidiki tetapan ionisasi asam (Ka) dan tetapan ionisasi basa (Kb) berdasarkan pH, yaitu dengan menyiapkan larutan HCl, NaOH, CH3COOH, dan NH4OH serta pH meter. Guru memerintahkan kepada siswa Merencanakan Percobaan dengan cara mendiskusikan LKS dan mencari, mengumpulkan data mengenai masalah yang diajukan guru tentang membuat langkah-langkah percobaan sebelum praktikum mengenai asambasa kuat dan asam-basa lemah dari berbagai sumber. Guru mempersilahkan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan. guru membimbing siswa menyimpulkan diskusi hasil pembuatan langkah-langkah percobaan. pada tahap ini guru menginstruksikan kepada siswa untuk melakukan percobaan untuk menjawab
88
sementara
a) siswa menerima LKS yang diberikan oleh guru
b) siswa berdiskusi dengan teman kelompok dan mencari serta mengumpulkan data dari berbagai sumber sebelum melakukan praktikum.
c. siswa mengajukan pertanyaan kepada guru. d. siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru a) siswa melakukan percobaan untuk menjawab hipotesis yang mereka telah
20
30
hipotesis mereka yang telah didapatkan (Menggunakan alat dan bahan) b) guru mengawasi jalannya praktikum sekaligus membantu kelompok yang mengalami kesulitan. c) Guru mempersilahkan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan. d) guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok untuk mencatat hasil percobaan. e) Guru memerintahkan kepada siswa untuk Menerapkan Konsep dengan cara menghitung nilai Ka dan Kb dari data yang diperoleh a) pada tahap ini guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok untuk Mengkomunikasikan hasil percobaan dengan cara mengolah data dan membuat kesimpulan dari hasil kegiatan praktikum. b) guru memberikan pengarahan kepada siswa tentang cara pembuatan laporan praktikum yang baik. a) guru memerintahkan kepada Tahap setiap kelompok untuk Mengkomunikasikan mengirimkan perwakilannya untuk mempresentasikan hasil percobaannya. Tahap Menarik Kesimpualan
b) guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk mengajukan pertanyaan dan
89
dapatkan.
b) siswa dengan serius mengikuti praktikum dengan bimbingan dari guru. c) siswa mengajukan pertanyaan. d) setiap kelompok mencatat setiap hasil dari percobaan. e) Siswa menghitung nilai Ka dan Kb berdasarkan data yang diperoleh
a) siswa mengolah data serta membuat kesimpulan dari hasil praktikum 10 b) siswa memperhatikan dan menyimak penjelasan guru. a) siswa mengutus perwakilan kelompoknya untuk mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan. b) siswa yang berbeda kelompok mengajukan pertanyaan serta menanggapi presentasi
20
menanggapinya
c) guru mengomentari jalannya diskusi dan memberikan penguatan serta meluruskan hal-hal yang kurang tepat. d) kemudian guru menginstruksikan kepada setiap siswa untuk melakukan latihan mengerjakan soal menentukan konsentrasi ion H+ dan OH-.
yang dilakukan oleh kelompok yang tampil. c) siswa memperhatikan penjelasan guru
d) siswa melakukan latihan dengan menjawab soal
PERTEMUAN KETIGA No 1
Guided Inquiry
Kegiatan Belajar Kegiatan Pendahuluan a) Guru mengucapkan salam dan mengkondisikan kelas
b) kemudian guru memberikan pertanyaan sebagai ulasan pelajaran yang lalu dengan memberikan beberapa pertanyaan.(diantaranya : Apakah yang dimaksud dengan asam-basa kuat dan asam-basa lemah? c) kemudian guru menyampaikan masalah kepada siswa dan memerintahkan siswa untuk Mengobservasi bunga, pH meter dan Kertas Lakmus dan bertanya apa yang siswa bayangkan tentang bunga dan fungsi dari kedua alat 90
Kegiatan siswa
Waktu (menit)
a) Siswa menjawab salam dan mengkondisikan diri b) siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
10 c) siswa mengenukakan pendapat mengenai benda yang ditunjukkan oleh guru
tersebut? d) Guru meminta siswa untuk d) siswa mencatat setiap Mengelompokan dengan pendapat yang cara mencatat setiap dikemukakan pendapat yang dikemukakan tentang benda yang ditunjukkan kedalam tabel. e) kemudian guru e) siswa memperhatikan Menginterpretasikan dengan cara menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang akan dipelajari f) Guru menyampaikan tahapan f) siswa memperhatikan pembelajaran 2
3
Tahapan Bertanya
Tahap Penyelidikan
Kegiatan Inti a) Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok. b) kemudian guru menyuruh kepada siswa untuk membuat Prediksi tentang asam basa berdasarkan pengamatan di awal pembelajaran c) guru menerangkan tentang konsep derajat keasaman asam-basa kuat dan asambasa lemah d) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk Mengajukan Pertanyaan. e) guru memberikan waktu kepada siswa untuk menyimpulkan pertanyaan dan selanjutnya untuk ditentukan sebagai Hipotesis dan dapat dibuktikan melalui percobaan pada langkah selanjutnya. a) Guru memberikan Lembar
91
a) siswa membentuk kelompok b) siswa membuat prediksi awal tentang asam basa
c) siswa memperhatikan penjelasan guru. 30 d) siswa mengajukan pertanyaan kepada guru e) siswa membuat kesimpulan dan membuat hipotesis sementara
a) siswa menerima LKS
20
b)
c)
d)
Tahap Kumpulkan Data
a)
b)
Kerja Siswa (LKS) yang berisi tugas kepada masingmasing kelompok. 1. LKS Praktikum 3: Mengamati Penetralan Asam-Basa, yaitu dengan menyiapkan larutan HCl, NaOH, indikator penolftalein, serta indicator Universal. Guru memerintahkan kepada siswa untuk Merencanakan Percobaan dengan cara mendiskusikan LKS dan mencari, mengumpulkan data mengenai masalah yang diajukan guru tentang membuat langkah-langkah percobaan sebelum praktikum mengenai asambasa kuat dan asam-basa lemah dari berbagai sumber. Guru mempersilahkan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan. guru membimbing siswa menyimpulkan diskusi hasil pembuatan langkah-langkah percobaan. pada tahap ini guru menginstruksikan kepada siswa untuk melakukan percobaan untuk menjawab hipotesis mereka yang telah didapatkan (Menggunakan Alat dan bahan) guru mengawasi jalannya praktikum sekaligus membantu kelompok yang mengalami kesulitan.
c) Guru mempersilahkan
92
yang diberikan oleh guru
b) siswa berdiskusi dengan teman kelompok dan mencari serta mengumpulkan data dari berbagai sumber sebelum melakukan praktikum.
c) siswa mengajukan pertanyaan kepada guru. d) siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru a) siswa melakukan percobaan untuk menjawab hipotesis yang mereka telah dapatkan. b) siswa dengan serius mengikuti praktikum dengan bimbingan dari guru.
c) siswa mengajukan
30
kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan. d) guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok untuk mencatat hasil percobaan.
pertanyaan. d) setiap kelompok mencatat setiap hasil dari percobaan.
a) pada tahap ini guru a) siswa mengolah data menginstruksikan kepada serta membuat masing-masing kelompok kesimpulan dari hasil untuk Mengkomunikasikan praktikum hasil percobaan dengan cara mengolah data dan membuat kesimpulan dari hasil kegiatan praktikum. b) guru memberikan b) siswa memperhatikan pengarahan kepada siswa dan menyimak tentang cara pembuatan penjelasan guru. laporan praktikum yang baik. a) guru memerintahkan kepada a) siswa mengutus Tahap setiap kelompok untuk perwakilan Mengkomunikasikan mengirimkan perwakilannya kelompoknya untuk untuk mempresentasikan mempresentasikan hasil hasil percobaannya. percobaan yang telah dilakukan. b) guru memberikan b) siswa yang berbeda kesempatan kepada kelompok mengajukan kelompok lain untuk pertanyaan serta mengajukan pertanyaan dan menanggapi presentasi menanggapinya. yang dilakukan oleh kelompok yang tampil. c) guru mengomentari jalannya c) siswa memperhatikan diskusi dan memberikan penjelasan guru penguatan serta meluruskan hal-hal yang kurang tepat. d) dan melakukan latihan d) siswa melakukan menjawab soal tentang latihan dengan derajat keasaman asam dan menjawab soal basa. Tahap Menarik Kesimpualan
93
10
20
Jakarta, /09/2013 Guru Mata Pelajaran
(_________________)
94
INSTRUMEN PENELITIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA KONSEP ASAM BASA
No
NamaSekolah
: MAN 1 BAYAH
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/2
PokokBahasan
: AsamBasa
JumlahSoal
: 16
Indikator Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Arrhenius
IndikatorSoal Mengetahui suatu larutan mengandung ion H+atau OH-
1
MenerapkanKonsep
Soal 1. Menurut teori Arrhenius, ion hidronium adalah penyebab sifat asam dan ion hidroksida penyebab sifat basa. Bagaimanakah agar kitatahu suatu larutan mengandung ion H+atau OH― hingga ia bias dikatakan larutan asam atau basa?................ 2. Diantara larutan berikut ini : Air kapur Air sungai Cuka Air jeruk LarutanGula LarutanSabun Manakah yang dapat memerahkan lakmus biru? Jelaskan…………………………. 3. Reaksi ionisasi terjadi pada H2SO4 dan NaOH. Tulislah persamaan reaksinya………
Menerapkan Konsep
4. Jelaskan pengertian asam dan basa menurut Brosnted Lowry…………………..
Menafsirkan
Meramalkan konsep asam basa dengan menggunakan indicator asam basa
2
Aspek KPS
Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry.
Menjelaskan pengertian asam basa menurut konsep Arrhenius Menjelaskan pengertian asam basa menurut konsep Bronsted Lowry Mencari kelebihan suatu teori asam basa para ahli
Meramalkan
Mengelompokan
95
5. Sebutkan kelebihan teori Bronsted Lowry atas teori Arrhenius………………….
Mencari hubungan antara kekuatan asam dengan basa konjugasinya Mengkomunikasikan
3
Memperkirakan pH berdasarkan derajat ionisasi (α,), tetapan ionisasi asam (Ka), atau tetapan ionisasi basa (Kb) dan menghubungkanny a dengan kekuatan asam atau kekuatan basa
Mencari pengertian asam Mengajukan Pertanyaan basa konjugasi Mencari perbandingan kelebihan teori Mengelompokan asam basa para ahli Menghubungka n kekuatan asam atau basa dengan tetapan asam (Ka) dan tetapan basa Mengkomunikasikan (Kb).
Menghubungka n kekuatan asam dengan tetapan asam (Ka) Mengelompokan
Menghitung konsentrasi ion H+ berdasarkan tetapan ionisasi asam (Ka)
Menerapkan Konsep
6. Dalam konsep asam basa bronsted lowry, yang disebut asam kuat adalah spesi yang mudah melepas proton, sedangkan basa kuat adalah spesi yang kuat menarik proton. Ada hubungan antara kekuatan asam dengan basakon jugasinya. Bagaimana hubungan tersebut?................ 7. Apa yang dimaksud dengan asam konjugasi dan basa konjugasi? 8. Sebutkan kelebihan teori asam basa lewis atas teori asam basa Arrhenius danBrosted Lowry…………… 9. Perhatikan table dibawah ini Asam Ka ―4 HA 7 x 10 HB 6,5 x 10―5 HC 6 x 10―10 HD 1,8 x 10―5 HE 1 x 10―8 HF 4,7 x 10―11 Bagaimana hubungan kekuatan asam dengan tetapan ionisasi asam ?........... 10. Perhatikan table dibawahini! Asam Ka HA 1,8×10―4 HB 1,8×10―5 HC 6,7×10―5 HD 3,4×10―8 HE 7,2×10―10 Susunlah asam-asam berikut dari asamyang terlemah……. 11. Perhatikanlah larutan berikut ini a. 0,1 M larutan HNO2 Ka = 5,1 x 10―4 b. 0,1 M HCN Ka = 2,1 x 10―9 Hitunglah masing-masing harga konsentrasi ion [H]+ larutan diatas……………
96
Memperkirakan suatu permasalahan tentang pH
Mencari perbandingan antara konsentrasi larutan 1 dan yang lain Mengobservasi suatu larutan yang terdapat dalam larutan penetralan
Berhipotesis
Menafsirkan
Observasi
Merancang sebuah percobaan reaksi Merencanakan penetralan percobaan menggunakan idikator asam basa Menghubungka n kekuatan asam dan basa berdasarkan pH Mengajukan Pertanyaan sebuah larutan yang memiliki konsentrasi yang sama
97
12. Asam lambung merupakan HCl. Jika antacid digunakan, yang manakah yang lebihbanyak yang memerlukan antacid, lambung dengan pH 1,5atau pH 2,0? Jelaskan jawabanmu………………….. 13. Jika larutan P mempunyai pH 5 dan larutan Q mempunyai pH 6, maka berapakah perbandingan konsentrasi ion hydrogen dalam larutan P dan dalam larutan Q…….. 14. Larutan suatu senyawa natrium bila ditambahkan asam sulfat encer menghasilkan suatu gas yang dapat mengeruhkan air kapur. Apakah senyawa natrium tersebut?....................... 15. Rancanglah sebuah percobaan untuk membuktikan bahwa terjadi reaksi penggaraman antara larutan asam klorida (HCl) dengan natrium hidroksida (NaOH)………….
16. Bagaimana hubungan antara pH dengan kekuatan asam dan basa. Pada konsentrasi yang sama?.......................
Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 1 Menguji Sifat Larutan Asam/Basa Dengan Berbagai Indikator I.
Tujuan Memperkirakan pH berbagai larutan dengan menggunakan berbagai indikator asam-basa.
II.
Teori Indikator asam-basa adalah zat yang warnanya berubah bergantung pada pH larutan. Indikator asam-basa dapat digunakan untuk menentukan sifat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Larutan asam mempunyai pH < 7, larutan netral = 7, dan larutan basa mempunyai pH > 7. Semua indicator asam basa merupakan asam dan basa lemah yang dapat memperlihatkan perbedaan warna didalam larutan asam atau basa. Trayek atau daerah perubahan warna adalah daerah batas pH yang merupakan daerah transisi perubahan warna. Indicator yang berbeda mempunyai trayek perubahan warna yang berbeda. Sebagai contoh larutan lakmus akan berwarna merah pada pH < 5,5 dab berwarna biru pada pH > 8. Pada larutan dengan pH= 5,5-8, warna lakmus merupakan kombinasi antara warna merah dengan biru. Jadi bias dikatakan trayek perubahan warna lakmus adalah antara pH 5,5 dan pH 8. Sebuah indicator biasanya menunjukan rentang pH tertentu dan tidak menunjukan sebuah nilai pH yang pasti, karenanya diperlukan indicator lain untuk mempersempit rentang perkiraan pH sampel yang diuji. Berikut adalah rentang pH dari beberapa indicator. Indicator
Rentang pH
Perubahan warna
Metal Jingga
3,1-4,4
Merah-Kuning
Metil Merah
4,4-6,2
Merah-Kuning
Fenolptalein
8,2-9,8
Tidak berwarna-Merah
98
Brom Timol Blue 6,0-7,6
Kuning- Biru
(BTB)
III.
Alat dan bahan A. Alat 1. Tabung reaksi 2. Rak tabung reaksi 3. Pipet tetes B. Bahan 1. Air suling 2. Air gula 3. Air teh 4. Air kapur 5. Air Sitrun 6. Larutan NaOH 7. Larutan NaCl 8. Lariutan Soda kue 9. Larutan Na2CO3 10. Larutan HCl 11. Lakmus
Merah
dan
Biru 12. Indicator Metil Jingga 13. Indicator Metil Merah 14. Indicator Fenolptalein 15. Indikator Brom Timol Blue (BTB)
99
IV.
Cara Kerja (langkah 1-5 dilakukan terhadap semua bahan No. 1 – 10 diatas) a. Masukan larutan kedalam tabung reaksi kira-kira setinggi 4 cm. b. Celupkan kertas lakmus indicator merah dan biru kedalam larutan. Amati perubahan warnanya. Periksa dan catat pH larutan sesuai trayek perubahan warna indikator. c. Ganti larutan dalam tabung reaksi dengan yang baru dan lakukan langkah 3 dengan indicator cair lainnya (metil merah, metil jingga, pp, BTB). d. Dengan menggabungkan hasil pencatatan pH tiap indicator, perkirakan harga pH masing-masing larutan tersebut.
V.
Hasi Pengamatan pH Tiap Indikator
No
Larutan
1
Air Suling
2
Air Gula
3
Lar. HCl
4
Lar. NaOH
5
Lar. NaCl
6
Larutan
Lakmus
Lakmus
Metil
Metil
merah
Biru
Jingga
Merah
Soda Kue 7
Larutan Na2CO3
8
Air The
9
Air Kapur
10
Air Sitrun
VI.
Pertanyaan 1. Kelompokan larutan yang diuji tersebut ke dalam 100
Perkiraan PP
BTB
pH Larutan
a. Larutan asam ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… ……………………………………
b. Larutan Netral ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… …………………………………………………………………
101
………………………………………………………………… ………………………………………………………………… …………………………………………… c. Larutan Basa ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ……………………………………………
2. Kelompokan larutan yang kamu uji tersebut berdasarkan ketepatan pemakaian indikator (gabungan atau tunggal) ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………
102
………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… …… 3. Jelaskan bagaimana memilih indikator yang tepat untuk menentukan pH suatu larutan ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………
VII.
Kesimpulan 103
……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………… Komentar : ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………
104
……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
Jakarta, /09/2013 Validator
(_________________)
105
Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 2 TETAPAN IONISASI ASAM (Ka) DAN TETAPAN IONISASI BASA (Kb) VIII.
Tujuan Menentukan Ka dan Kb berdasarkan pH larutan
IX.
Teori Asam dan basa lemah ialah asam dan basa yang hanya sebagian kecil yang dapat terionisasi. Oleh karena hanya sedikit terionisasi berarti dalam larutan asam dan basa lemah terjadi kesetimbangan reaksi antara ion yang dihasilkan asam-basa tersebut dengan molekul asam asam-basa yang terlarut dalam air. Untuk asam Monoprotik HA, akan terjadi reaksi setimbang : H+(aq) + A+(aq)
HA(aq) Tetapan ionisasi asam (Ka) Ka =
Sedangkan ionisasi pada basa lemah ialah : B+(aq) + OH-(aq)
BOH(aq) Tetapan ionisasi basanya : Kb =
Harga Ka atau Kb merupakan gambaran kekuatan asam dan basa. Semakin besar harga Ka dan Kb semakin banyak ion H+ dan OH- yang dihasilkan, atau semakin kuat asam atau basa tersebut.
X.
Alat dan bahan C. Alat 4. Gelas kimia 100 ml (4 buah) 5. pH meter D. Bahan
106
16. Larutan CH3COOH 0,1 M 17. Larutan HCl 0,1 M 18. Larutan NH4OH 0,1 M 19. Larutan NaOH 0,1 M
XI.
Cara Kerja e. Siapkan 4 buah gelas kimia f. Masukan larutan CH3COOH kedalam gelas kimia 1 sebanyak 100 ml. ukurlah pH larutan menggunakan pH meter. Kemudian catat angka yang tertera pada layar pH meter. g. Masukan larutan HCl kedalam gelas kimia 2 sebanyak 100 ml. ukurlah pH larutan menggunakan pH meter. Kemudian catat angka yang tertera pada layar pH meter. h. Masukan larutan NH4OH kedalam gelas kimia 3 sebanyak 100 ml. ukurlah pH larutan menggunakan pH meter. Kemudian catat angka yang tertera pada layar pH meter. i. Masukan larutan NaOH kedalam gelas kimia 4 sebanyak 100 ml. ukurlah pH larutan menggunakan pH meter. Kemudian catat angka yang tertera pada layar pH meter. j. Tentukan Ka dan Kb larutan dari prosedur 2,3,4 dan 5
XII.
Hasi Pengamatan Larutan
Hasil
Pengukuran
Berdasarkan pHMeter
CH3COOH 0,1 M Larutan HCl 0,1 M Larutan NH4OH 0,1 M Larutan NaOH 0,1 M
107
pH
Ka/Kb Larutan
XIII.
Pertanyaan 4. Berdasarkan hasil pengamatan, manakah larutan yang paling asam? Berikan alasanmu! …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… ……
5. Manakah larutan yang mengion sempurna dan manakah larutan yang mengion secara sebagian? Berikan penjelasanmu berdasarkan persamaan reaksi! …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… 108
…………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………. …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… ……………………………………………………. …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………….
XIV.
Kesimpulan ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………. ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 109
………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………….
110
Komentar : ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………
111
………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………
Jakarta, /09/2013 Validator
(_________________)
112
Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 3 MENGAMATI PENETRALAN ASAM-BASA I.
Tujuan Mengamati dan menjelaskan reaksi penetralan asam-basa
II.
Teori Reaksi penetralan adalah reaksi asam dan basa membentuk garam dan air. Asam + Basa
Garam + Air
Reaksi ion : H+ + OH -
H2O
Hasil reaksi akan bersifat netral, jika seluruh ion H+ dari asam berekasi dengan seluruh ion OH
–
dari basa. Larutan netral tidak bersifat asam atau
basa sehingga tidak mempengaruhi warna indicator. Pada larutan netral berlaku
mol H+ = mol OH-
[H]+ x Vasam = [OH]- x Vbasa Pada percobaan ini larutan asam klorida (HCl) direaksikan dengan larutan NaOH dengan indikatro PP. indicator PP mengubah warna larutan menjadi warna merah muda jika larutan bersifat basa, dan tidak mengubah warna larutan jika larutan bersifat asam atau netral. III.
Alat dan bahan E. Alat 1. Wadah (stoples/gelas ukur) 3 buah 2. Kertas putih 3 lembar 3. Pipet tetes 3 buah 4. Sendok/pengaduk F. Bahan 1. Larutan HCl 0,1 M 2. Indicator PP 3. Larutan NaOH 0,1 M 113
4. Indikator Universal
114
IV.
Cara Kerja 1. Taruh wadah diatas kertas putih (agar lebih mudah mengamati perubahan warna) 2. Tambahkan pada masing-masing wadah dengan pipet a. Wadah A : 25 tetes HCl dan 3-4 tetes indikator PP (goyangkan untuk menguji pengaruh indikator PP pada asam. Catat perubahan warna) b. Wadah B : 25 tetes NaOH dan 3-4 tetes indikator PP (goyangkan untuk menguji pengaruh indikator PP pada basa. Catat perubahan warna). c. Wadah C : 25 tetes HCl dan 3-4 tetes indikator PP. kemudian teteskan NaOH sambil digoyang hingga tepat mulai terjadi perubahan warna. Uji pH larutan tersebut dengan indikator Universal.
V.
Hasi Pengamatan Warna indikator PP (Fenolptalein)…………………… Wadah A
Asam HCl
B
Basa NaOH
Hasil pengamatan perubahan warna Sebelum ditetesi PP………………………………... Sesudah ditetesi PP………………………………… Sebelum ditetesi PP………………………………... Sesudah ditetesi PP………………………………… Sebelum ditetesi PP………………………………...
C
Sesudah ditetesi PP…………………………………
Asam + Basa
Sesudah ditetesi NaOH……………………………. pH :…………………………………………………
VI.
Pertanyaan 1. Buatlah persamaan reaksi penetralan asam klorida dan natrium hidroksida …………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………
115
…………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………
2. Mengapa pada reaksi penetralan tersebut digunakan indikator PP? …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… ………………………………………… 3. Jika perlakuan pada wadah C dibalik (basa ditetesi asam), bagaimana perubahan warna indikator PP yang terjadi? Jelaskan jawabanmu! …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… 116
…………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… 4. Dari uji pH wadah C, apakah reaksi bersifat netral? Jelaskan jawabanmu! …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… ………………………………… VII.
Kesimpulan ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………
117
Komentar : ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………
118
STANDAR PENILAIAN LKS No. 1.
2.
Indikator Pembelajaran Mengamati dan
Indikator KPS Observasi
Pokok Uji LKS
Jawaban Yang Diinginkan
Standar Penilaian
Apa yang siswa pikirkan
Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri
0 = tidak mengobservasi
menyebutkan apa yang
jika ditunjukkan air Accu,
berdasarkan apa yang mereka
1 = siswa mengobservasi tetapi
dipikirkan tentang bahan
detergen, sabun, air keras,
pikirkan.
hanya 2 bahan saja
berdasarkan sifat,
air mineral dan cuka,
2 = siswa mengobservasi tetapi
karakteristik dan fungsi.
bunga yang berbeda-beda
hanya 3 bahan saja
Dan juga mangamati
warna, dan besi karat?
3= siswa mengobservasi tetapi
alat yang akan
hanya 4 bahan saja
digunakan beserta
4 = siswa mengobservasi seluruh
fungsinya
bahan
Memisahkan bahan
Mengklasifikasikan
Setelah siswa melakukan
Siswa dapat memisahkan
0 = siswa tidak mengklasifikasi
berdasarkan kelompok
observasi terhadap bahan
berdasarkan sifat asam dan basa
1 = siswa mengklasifikasi tetapi
bahan tersebut
yang telah disebutkan,
nya.
hanya 2 bahan saja
manakah yang termasuk
2 = siswa mengklasifikasi seluruh
asam dan basa
tetapi tidak tepat 3= siswa mengklasifikasi keseluruhan tetapi hanya 4 yang benar
119
4 = siswa mengklasifikasi seluruh bahan dengan benar
3.
Menyimpulkan hasil
Interpretasi
Setelah siswa melakukan
Siswa dapat menarik
0 = tidak mengerjakan
dari pengamatan yang
observasi dan
kesimpulan dari hasil
1 = menyimpulkan namun tidak
telah dilakukan
mengelompokkan data,
observasi bahan diawal
tepat
sebelumnya
bisa ditarik kesimpulan
tentang asam dan basa
2 = menyimpulkan tanpa dengan
bahwa sifat asam dan basa
alasan
seperti apa
3 = menyimpulkan dengan alasan yang kurang jelas 4 = menyimpulkan sesuai dengan hasil pengamatan
4.
Memprediksi
Memprediksi
Setelah siswa mengamati
Memprediksi ekstrak bunga dapat
0 = tidak memprediksi
penggunaan indikator
beberapa bunga yang
digunakan sebagai indicator alami
1 = memprediksi namun tidak
alami sebagai pengganti
mempunyai warna
pengganti indicator sintesi.
tepat
indikator sintesis
mencolok dan berbeda-
2 = memprediksi tanpa alasan
beda, kemudian
3 = memprediksi dengan benar
memprediksi ekstrak
namun tidak bisa menjelaskan
bunga dapat digunakan
4 = memprediksi dengan benar
sebagai indikator
dan bisa menjelaskan
120
5.
Bertanya seputar
Mengajukan
Setelah memprediksi
Bertanya “Apa yang dimaksud dengan
0 = tidak bertanya
indikator
pertanyaan
ekstrak bunga bisa
indikator”?
1 = bertanya namun di luar
digunakan sebagai
“Bagaimana indikator bekerja dalam
konteks
indicator, siswa bertanya
menentukan sifat asam dan basa”?
2 = bertanya tetapi hanya salah
tentang indicator
“Apa yang dimaksud dengan trayek
satu saja
pH
3 = bertanya tetapi hanya 2 pertanyaan saja 4 = menanyakan keseluruhannya
6.
Membuat hipotesis dari permasalahan yang
Hipotesis
Menyusun hipotesis dari
“Asam dapat Mengkaratkan logam”
0. Siswa tidak berhipotesis
permasalahan
“Hujan asam dapat membuat kepala
1. Siswa
pusing”
terjadi pada kehidupan sehari-hari
berhipotesis
tetapi
tidak tepat 2. Siswa
berhipotesis
tetapi
hanya salah satunya saja 3. Siswa berhipotesis keduaduanya
tetapi
tidak
bisa
menjelaskan. 4. Siswa berhipotesis dan bisa menjelaskan
121
7.
Merancang dan
Merencanakan
Menetukan prosedur/ 1. 1. Menguji Sifat Larutan Asam/Basa 0 = tidak mengerjakan
melaksanakan
Percobaan
langkah kerja praktikum
percobaan tentang asam
1 = siswa menuliskan hanya
Dengan Berbagai Indikator k. Masukan
basa
larutan
kedalam separuh langkah percobaan denga
tabung reaksi kira-kira setinggi tepat 4 cm. l.
Celupkan indicator kedalam
2 = siswa menuliskan satu kertas merah
lakmus langkah percobaan dengan tepat dan
larutan.
biru 3= siswa menuliskan dua langkah Amati percobaan dengan tepat
perubahan warnanya. Periksa 4 = siswa menuliskan tiga langkah dan catat pH larutan sesuai percobaan dengan tepat trayek
perubahan
warna
indikator. m. Ganti larutan dalam tabung reaksi dengan yang baru dan lakukan langkah 3 dengan indicator cair lainnya (metil merah, metil jingga, pp, BTB). n. Dengan menggabungkan hasil pencatatan pH tiap indicator, perkirakan harga pH masing-
122
masing larutan tersebut. 2. Tetapan Ionisasi Asam (Ka) Dan Tetapan Ionisasi Basa (Kb) a. Siapkan 4 buah gelas kimia b. Masukan larutan CH3COOH kedalam
gelas
kimia
1
sebanyak 100 ml. ukurlah pH larutan
menggunakan
pH
meter. Kemudian catat angka yang tertera pada layar pH meter. c. Masukan larutan HCl kedalam gelas kimia 2 sebanyak 100 ml.
ukurlah
pH
larutan
menggunakan
pH
meter.
Kemudian catat angka yang tertera pada layar pH meter. d. Masukan kedalam
larutan gelas
NH4OH kimia
3
sebanyak 100 ml. ukurlah pH
123
larutan
menggunakan
pH
meter. Kemudian catat angka yang tertera pada layar pH meter. e. Masukkan
larutan
kedalam
gelas
NaOH
kimia
4
sebanyak 100 ml. ukurlah pH larutan
menggunakan
pH
meter. Kemudian catat angka yang tertera pada layar pH meter. f.
Tentukan Ka dan Kb larutan dari prosedur 2,3,4 dan 5
3. Mengamati Penetralan AsamBasa a. Taruh wadah diatas kertas putih
(agar
lebih
mudah
mengamati perubahan warna) b. Tambahkan
pada
masing-
masing wadah dengan pipet
124
1). Wadah A : 25 tetes HCl dan 3-4 tetes indikator PP (goyangkan untuk menguji pengaruh indikator PP pada asam. Catat perubahan warna) 2). Wadah B : 25 tetes NaOH dan 3-4 tetes indikator PP (goyangkan untuk menguji pengaruh indikator PP pada basa. Catat perubahan warna). 3). Wadah C : 25 tetes HCl dan 3-4 tetes indikator PP. kemudian teteskan NaOH sambil digoyang hingga tepat mulai terjadi perubahan warna. Uji pH larutan tersebut dengan indikator Universal. 8.
Mengetahui fungsi dan
Menggunakan Alat
Apa fungsi penggunaan
Tabung reaksi: Menampung larutan
0 = tidak mengerjakan
kegunaan alat dan bahan
dan Bahan
alat dan bahan dalam
dalam jumlah sedikit
1= menuliskan penggunaan alat/
percobaan asam basa?
Rak tabung reaksi : Tempat tabung
bahan saja tetapi kurang tepat
yang akan di gunakan
125
dalam praktikum
reaksi
2= menuliskan penggunaan alat/
Beker gelas: Mengukur volume larutan
bahan saja dengan tepat
dalam jumlah banyak
3 = menuliskan penggunaan alat
Pipet tetes: Memindahkan beberapa
dan bahan tetapi kurang tepat
tetes zat cair.
salah satunya
Botol semprot: Menyimpan aquades
4 = menuliskan penggunaan alat
dan digunakan untuk mencuci atau
dan bahan dengan tepat
membilas alat-alat dan bahan-bahan Gelas ukur: Mengukur volume larutan Lakmus/indicator asam basa : sebagai penunjuk suatu larutan apakah bersifat asam/basa pH meter : alat pengukur pH Menggunakan alat ukur yang tepat dalam mengambil larutan dengan volum tertentu
0. Siswa
langsung
menuang
larutan ke dalam gelas kimia 1. Siswa menggunakan gelas kimia
untuk
mengambil
larutan dan memindahkan larutan 2. Siswa menggunakan gelas
126
kimia dan pipet tetes untuk mengambil
larutan
dan
memindahkan larutan 3. Siswa menggunakan gelas ukur dan pipet tetes untuk mengambil
larutan
dan
memindahkan larutan 4. Siswa menggunakan pipet volum dengam bulp untuk mengambil
larutan
dan
memindahkan larutan Menggunakan pipet seukuran dengan benar
0. Siswa tidak menggunakan pipet seukuran 1. Siswa menggunakan pipet namun bukan pipet seukuran 2. Siswa menggunakan pipet seukuran
namun
tidak
menggunakan bulb 3. Siswa menggunakan pipet seukuran, bulb, namun tidak
127
bisa
menggunakan
bulb
tersebut 4. Siswa menggunakan pipet seukuran,
bulb
dan
bisa
menggunakan bulb tersebut dengan benar Menggunakan pH meter
0. Siswa tidak menggunakan pH meter 1. Siswa tidak menggunakan pH
meter
namun
dapat
menjelaskan fungsi pH meter 2. Siswa
menggunakan
pH
meter, tahu fungsi pH meter, namun tidak paham dalam pengoperasiannya 3. Siswa
menggunakan
pH
meter,
paham
pengoperasiannya
namun
hasil yang didapat tidak maksimal
128
4. Siswa
menggunakan
meter,
pH
paham
pengoperasiannya dan hasil akhir yang didapat maksimal Menggunakan lakmus merah/biru dengan baik dan benar
0. Siswa tidak menggunakan lakmus 1. Siswa menggunakan lakmus namun tidak tahu arti warna dari lakmus 2. Siswa menggunakan lakmus, tahu
arti
warna
namuntidak
lakmus,
menggunakan
penjepit ketika mencelupkan kedalam sampel 3. Siswa menggunakan lakmus, tahu
arti
warna
menggunakan namun
hasil
lakmus, penjepit
akhir
tidak
sesuai dengan hasil yang seharusnya
129
4. Siswa menggunakan lakmus, tahu
arti
warna
lakmus,
menggunakan penjepit dan hasil akhir sesuai dengan hasil yang seharusnya Menggunakan indikator universal
0. Siswa tidak menggunakan indicator universal 1. Siswa tidak menggunakan indicator universal namun dapat
menjelaskan
fungsi
indicator universal 2. Siswa indicator
menggunakan universal,
tahu
fungsi indicator universal, namun tidak paham dalam pengoperasiannya 3. Siswa indicator
menggunakan universal,
tahu
fungsi indicator universal, paham
130
pengoperasiannya
namun hasil yang didapat tidak maksimal 4. Siswa
menggunakan
indicator
universal,
tahu
fungsi indicator universal, paham
pengoperasiannya
dan hasil akhir yang didapat maksimal 9.
Menghitung pH asam basa dan Ka/Kb
Menerapkan Konsep
Setelah siswa
Menghitung pH masing-masing larutan
mendapatkan data
0. Siswa tidak menghitung pH 1. Siswa mengetahui konsep
percobaan, kemudian
dan rumus pH, namun siswa
menghitung pH asam dan
tidak menghitungnya.
basa, dan Ka/Kb
2. Siswa menghitung pH, tetapi masih memasukan
salah
dalam data
ke
rumusnya 3. Siswa mengetahui konsep dan rumus pH, menentukan pH namun salah dalam hasil akhir.
131
4. Siswa mengetahui konsep dan rumus pH, menentukan pH
dengan
tepat
dan
menghitung dengan benar Menghitung Ka dan Kb masingmasing larutan
0. Siswa tidak menghitung Ka dan Kb 1. Siswa mengetahui konsep dan rumus Ka dan Kb, namun
siswa
tidak
menghitungnya. 2. Siswa menghitung Ka dan Kb, tetapi masih salah dalam memasukan
data
ke
rumusnya 3. Siswa mengetahui konsep dan rumus Ka dan Kb, menentukan
Ka
dan
Kb
namun salah dalam hasil akhir. 4. Siswa mengetahui konsep
132
dan rumus Ka dan Kb, menentukan
Ka
dengan
tepat
dan
Kb dan
menghitung dengan benar \10.
Membuat tabel, grafik
Mengkomunikasikan
Buatlah tabel, grafik dan
dari laporan hasil
laporan dari data hasil
percobaan yang
pengamatan yang
dilakukan
dilakukaan dalam
Mendiskusikan Hasil praktikum
0. Siswa tidak mendiskusikan 1. Siswa mendiskusikan tetapi di luar konteks 2. Siswa mendiskusikan sesuai
percobaan tersebut!
konteks
namun
tidak
kompak 3. Siswa mendiskusikan sesuai konteks,
kompak,
namun
tidak didokumentasikan. 4. Siswa mendiskusikan sesuai konteks,
kompak,
dan
didokumentasikan Membuat tabel pengamatan
0. Siswa tidak membuat tabel pengamatan 1. Siswa
membuat
pengamatan
133
tabel tanpa
menuliskan reaksi 2. Siswa
membuat
pengamatan, reaksi
tabel
menuliskan
tetapi
menyertakan
tidak komponen-
komponennya. 3. Siswa
membuat
pengamatan, reaksi,
tabel
menuliskan menyertakan
komponen-komponennya tetapi tidak lengkap data yang didapat. 4. Siswa
membuat
tabel
pengamatan dengan lengkap Membuat grafik Asam Basa
0. Siswa tidak membuat grafik percobaan 1. Siswa
membuat
percobaannamun
grafik tidak
lengkap 2. Siswa
134
membuat
grafik
percobaan lengkap namun tidak rapih 3. Siswa
membuat
percobaan
grafik
lengkap,
rapih
tetapi belum benar 4. Siswa
membuat
grafik
percobaan dengan lengkap, rapih dan benar .
Membuat laporan
0. Siswa
tidak
membuat
laporan sementara. 1. Siswa
membuat
sementara
laporan
namun
tidak
lengkap dan tidak sistematis. 2. Siswa
membuat
laporan
sementara dengan lengkap namun tidak sistematis. 3. Siswa
membuat
laporan
sementara dengan sistematis namun tidaklengkap. 4. Siswa
135
membuat
laporan
sementara dengan lengkap dan sistematis
136
LEMBAR OBSERVASI PRAKTIKUM ASAM BASA Tujuan : Untuk memperoleh informasi mengenai keterampilan proses sains siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan praktikum Petunjuk : Berilah chek list (√) pada kolom penilaian sesuai dengan hasil observasi Keterangan : 0 = kurang sekali, 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik, dan 4 = sangat baik. Kelas Kelompok No
: :
Aspek KPS
1
Observasi
2
Mengklasifikasi
3
Interpretasi
4
Prediksi
5
Mengajukan Pertanyaan
6
Berhipotesis
7
Merencanakan Percobaan
8
Menerapkan Konsep
Pernyataan Menunjukkan kepada siswa sebuah “jeruk” dan “sabun” dan meminta siswa untuk menyebutkan apa yang mereka bayangkan tentang “jeruk” dan “sabun” Mencatat setiap ciri-ciri yang siswa kemukakan tentang “jeruk” dan “sabun” ke dalam tabel. Menghubungkan setiap ciri-ciri yang dikemukakan dan menyimpulkan setiap ciri yang dikemukakan tentang “jeruk” dan “sabun” sesuai dengan teori. Memprediksi bahwa asam dapat dinetralkan dengan basa dan juga sebaliknya Bertanya mengenai “Apa yang dimaksud dengan asam dan basa menurut para ahli?” “Apakah sifat asam dan basa juga sangat berbahaya dan merugikan?” Mengemukakan bahwa asam dapat memerahkan lakmus merah dan memerahkan lakmus biru. Dan juga basa dapat membirukan lakmus merah dan tetap biru pada lakmus biru Mengemukakan bahwa pH asam < 7 dan basa > 7 Mencari prosedur kerja di buku, internet atau sumber lainnya tentang praktikum asam basa Menentukan dan mengambil alat dan bahan-bahan praktikum Mensterilisasi alat-alat praktikum Menghitung pH masing-masing larutan 137
0
1
Skor 2
3
4
9
Mengkomunikasikan
Menghitung Ka dan Kb masing-masing larutan Mendiskusikan Hasil praktikum Membuat tabel pengamatan Membuat grafik Asam Basa Membuat laporan Bayah, / /2014 Observer
(_________________)
138
Parameter/ Rubrik Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa Praktikum Kimia Kelas X1 IPA Semester 1 2014/2015 No. 1.
Indikator Observasi
Aspek-Aspek Penilaian Menunjukkan kepada siswa sebuah “jeruk” dan “sabun” dan meminta siswa untuk menyebutkan apa yang mereka bayangkan tentang “jeruk” dan “sabun”
Skala Penilaian 0. Siswa tidak melakukan pengamatan 1. Siswa mengamati ciri-ciri benda yang ditunjukkan namun tidak paham terhadap obyek yang sedang diamati tersebut. 2. Siswa mengamati ciri-ciri benda yang ditunjukkan, paham terhadap
obyek
yang
sedang
diamati
tetapi
tidak
mendokumentasikan 3. Siswa mengamati ciri-ciri benda yang ditunjukkan, paham terhadap obyek yang sedang diamati, mendokumentasikan tetapi tidak bisa menjelaskan 4. Siswa mengamati ciri-ciri benda yang ditunjukkan, paham terhadap obyek yang sedang diamati, mendokumentasikan dan bisa menjelaskan 2.
Mengklasifikasi
Mencatat setiap ciri-ciri yang siswa kemukakan tentang “jeruk” dan “sabun” ke dalam
139
0. Siswa tidak mencatat 1. Siswa mencatat tetapi hanya ciri-ciri 1 benda
tabel.
2. Siswa mencatat ciri-ciri kedua benda tetapi tidak di dalam tabel 3. Siswa mencatat ciri-ciri kedua benda dan di dalam tabel tetapi tidak lengkap 4. Siswa mencatat ciri-ciri kedua benda, di dalam tabel dan lengkap
3.
Interpretasi
Menghubungkan setiap ciri-ciri yang dikemukakan dan menyimpulkan setiap ciri yang dikemukakan tentang “jeruk” dan “sabun” sesuai dengan teori.
0. Siswa tidak menghubungkan dan tidak menyimpulkan hasil pengamatan 1. Siswa menghubungkan tetapi tidak menyimpulkan 2. Siswa menghubungkan dan menyimpulkan tetapi tidak tepat 3. Siswa menghubungkan dan menyimpulkan dengan benar tetapi tidak sesuai dengan teori 4. Siswa menghubungkan dan menyimpulkan dengan benar dan sesuai dengan teori.
4.
Prediksi
Memprediksi bahwa asam dapat dinetralkan dengan basa dan juga sebaliknya
0. Siswa tidak memprediksi 1. Siswa memprediksi tetapi asal-asalan 2. Siswa memprediksi tetapi tidak tepat 3. Siswa memprediksi hampir tepat 4. Siswa memprediksi dengan tepat dan sesuai dengan teori.
5.
Mengajukan Pertanyaan
Siswa menanyakan tentang Asam Basa
140
0. Siswa tidak bertanya 1. Siswa bertanya namun di luar konteks
2. Siswa bertanya tetapi hanya salah satu saja 3. Siswa bertanya kedua-duanya tetapi hanya meminta penjelasan menurut Arrhenius 4. Siswa bertanya kedua-duanya dan meminta penjelasan menurut semua ahli (Arrhenius, Bronsted Lowry dan Lewis) Siswa menanyakan dampak
0. Siswa tidak bertanya
dari asam dan Basa
1. Siswa bertanya namun di luar konteks 2. Siswa
bertanya
sesuai
konteks
tetapi
tidak
antusias
mendengarkan jawaban 3. Siswa bertanya sesuai konteks dan antusias mendengarkan tetapi tidak didokumentasikan apa yang dijelaskan 4. Siswa bertanya sesuai konteks, antusias mendengarkan dan didokumentasikan apa yang dijelaskan. 6.
Berhipotesis
Mengemukakan bahwa asam
5. Siswa tidak berhipotesis
dapat memerahkan lakmus
6. Siswa berhipotesis tetapi tidak tepat
merah dan memerahkan
7. Siswa berhipotesis tetapi hanya salah satunya saja
lakmus biru. Dan juga basa
8. Siswa berhipotesis kedua-duanya tetapi tidak bisa menjelaskan.
dapat membirukan lakmus
9. Siswa berhipotesis dan bisa menjelaskan
merah dan tetap biru pada lakmus biru
141
Mengemukakan bahwa pH asam < 7 dan basa > 7
0. Siswa tidak berhipotesis 1. Siswa berhipotesis tetapi tidak tepat 2. Siswa berhipotesis tetapi hanya salah satunya saja 3. Siswa berhipotesis kedua-duanya tetapi tidak bisa menjelaskan. 4. Siswa berhipotesis dan bisa menjelaskan
7.
Merencanakan Percobaan
Mencari prosedur kerja di buku, internet atau sumber lainnya tentang praktikum asam basa
0. Siswa tidak mencari 1. Siswa mencari tetapi tetapi tidak didokumentasikan 2. Siswa mencari, didokumentasikan tetapi belum tepat 3. Siswa mencari, didokumentasikan, tepat tetapi tidak bisa menjelaskan. 4. Siswa mencari, didokumentasikan, tepat dan bisa menjelaskan.
Menentukan dan mengambil alat dan bahan-bahan praktikum
0. Siswa tidak menentukan dan mengambil 2 alat dan 2 bahan yang diperlukan 1. Siswa tidak menentukan dan mengambil 4 alat dan 2 bahan yang diperlukan 2. Siswa tidak menentukan dan mengambil 8 alat dan 4 bahan yang diperlukan 3. Siswa menentukan dan mengambil 8 alat dan 4 bahan yang diperlukan
142
4. Siswa menentukan dan mengambil semua alat dan bahan yang diperlukan dengan tepat 8.
Menggunakan Alat dan bahan
Menggunakan alat ukur yang tepat dalam mengambil larutan dengan volum tertentu
0. Siswa langsung menuang larutan ke dalam gelas kimia 1. Siswa menggunakan gelas kimia untuk mengambil larutan dan memindahkan larutan 2. Siswa menggunakan gelas kimia dan pipet tetes untuk mengambil larutan dan memindahkan larutan 3. Siswa menggunakan gelas ukur dan pipet tetes untuk mengambil larutan dan memindahkan larutan 4. Siswa menggunakan pipet volum dengam bulp untuk mengambil larutan dan memindahkan larutan
Menggunakan pipet seukuran dengan benar
0. Siswa tidak menggunakan pipet seukuran 1. Siswa menggunakan pipet namun bukan pipet seukuran 2. Siswa menggunakan pipet seukuran namun tidak menggunakan bulb 3. Siswa menggunakan pipet seukuran, bulb, namun tidak bisa menggunakan bulb tersebut 4. Siswa menggunakan pipet seukuran, bulb dan bisa menggunakan bulb tersebut dengan benar
143
Menggunakan pH meter
0. Siswa tidak menggunakan pH meter 1. Siswa tidak menggunakan pH meter namun dapat menjelaskan fungsi pH meter 2. Siswa menggunakan pH meter, tahu fungsi pH meter, namun tidak paham dalam pengoperasiannya 3. Siswa menggunakan pH meter, paham pengoperasiannya namun hasil yang didapat tidak maksimal 4. Siswa menggunakan pH meter, paham pengoperasiannya dan hasil akhir yang didapat maksimal
Menggunakan lakmus merah/biru dengan baik dan benar
0. Siswa tidak menggunakan lakmus 1. Siswa menggunakan lakmus namun tidak tahu arti warna dari lakmus 2. Siswa
menggunakan
lakmus,
tahu
arti
warna
lakmus,
namuntidak menggunakan penjepit ketika mencelupkan kedalam sampel 3. Siswa
menggunakan
lakmus,
tahu
arti
warna
lakmus,
menggunakan penjepit namun hasil akhir tidak sesuai dengan hasil yang seharusnya 4. Siswa
144
menggunakan
lakmus,
tahu
arti
warna
lakmus,
menggunakan penjepit dan hasil akhir sesuai dengan hasil yang seharusnya Menggunakan indikator universal
0. Siswa tidak menggunakan indicator universal 1. Siswa tidak menggunakan indicator universal namun dapat menjelaskan fungsi indicator universal 2. Siswa menggunakan indicator universal, tahu fungsi indicator universal, namun tidak paham dalam pengoperasiannya 3. Siswa menggunakan indicator universal, tahu fungsi indicator universal, paham pengoperasiannya namun hasil yang didapat tidak maksimal 4. Siswa menggunakan indicator universal, tahu fungsi indicator universal, paham pengoperasiannya dan hasil akhir yang didapat maksimal
Menetesi larutan dengan indikator
0. Siswa tidak melakukan prosedur tersebut 1. Siswa
menetesi
larutan
dengan
indikator
tetapi
bukan
menggunakan pipet tetes 2. Siswa menggunakan pipet tetes namun penetesannya tidak rapi 3. Siswa menggunakan pipet tetes, penetesannya rapi tetapi tetesannya terlalu banyak.
145
4. Siswa menggunakan pipet tetes, penetesannya rapi, dan tetesannya pun tepat (sesuai) 9.
Menerapkan Konsep
Mensterilisasi alat-alat praktikum
0. Siswa tidak mensterilisasi alat 1. Siswa mencuci alat tanpa sabun 2. Siswa mencuci alat dengan sabun tanpa mengeringkannya 3. Siswa mencuci alat menggunakan sabun lalu mengeringkannya 4. Siswa mencuci alat dengan sabun lalu mengeringkannya dan membilas alat tersebut dengan larutan yang akan dipakai.
Menghitung pH masingmasing larutan
0. Siswa tidak menghitung pH 1. Siswa mengetahui konsep dan rumus pH, namun siswa tidak menghitungnya. 2. Siswa menghitung pH, tetapi masih salah dalam memasukan data ke rumusnya 3. Siswa mengetahui konsep dan rumus pH, menentukan pH namun salah dalam hasil akhir. 4. Siswa mengetahui konsep dan rumus pH, menentukan pH dengan tepat dan menghitung dengan benar
Menghitung Ka dan Kb masing-masing larutan
146
0. Siswa tidak menghitung Ka dan Kb 1. Siswa mengetahui konsep dan rumus Ka dan Kb, namun siswa
tidak menghitungnya. 2. Siswa menghitung Ka dan Kb, tetapi masih salah dalam memasukan data ke rumusnya 3. Siswa mengetahui konsep dan rumus Ka dan Kb, menentukan Ka dan Kb namun salah dalam hasil akhir. 4. Siswa mengetahui konsep dan rumus Ka dan Kb, menentukan Ka dan Kb dengan tepat dan menghitung dengan benar 10.
Mengkomunikasikan
Mendiskusikan Hasil praktikum
0. Siswa tidak mendiskusikan 1. Siswa mendiskusikan tetapi di luar konteks 2. Siswa mendiskusikan sesuai konteks namun tidak kompak 3. Siswa mendiskusikan sesuai konteks, kompak, namun tidak didokumentasikan. 4. Siswa
mendiskusikan
sesuai
konteks,
kompak,
dan
didokumentasikan Membuat tabel pengamatan
0. Siswa tidak membuat tabel pengamatan 1. Siswa membuat tabel pengamatan tanpa menuliskan reaksi 2. Siswa membuat tabel pengamatan, menuliskan reaksi tetapi tidak menyertakan komponen-komponennya. 3. Siswa
147
membuat
tabel
pengamatan,
menuliskan
reaksi,
menyertakan komponen-komponennya tetapi tidak lengkap data yang didapat. 4. Siswa membuat tabel pengamatan dengan lengkap Membuat grafik Asam Basa
0. Siswa tidak membuat grafik percobaan 1. Siswa membuat grafik percobaannamun tidak lengkap 2. Siswa membuat grafik percobaan lengkap namun tidak rapih 3. Siswa membuat grafik percobaan lengkap, rapih tetapi belum benar 4. Siswa membuat grafik percobaan dengan lengkap, rapih dan benar
Membuat laporan
0. Siswa tidak membuat laporan sementara. 1. Siswa membuat laporan sementara namun tidak lengkap dan tidak sistematis. 2. Siswa membuat laporan sementara dengan lengkap namun tidak sistematis. 3. Siswa membuat laporan sementara dengan sistematisnamun tidaklengkap. 4. Siswa membuat laporan sementara dengan lengkap dan sistematis
148
Ciputat,
Januari 2014
Validator
149
RUBRIK PENILAIAN TES KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA KONSEP ASAM BASA NamaSekolah
: MAN 1 BAYAH
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/2
PokokBahasan
: AsamBasa
JumlahSoal
: 16
No
Indikator Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Arrhenius
IndikatorSoal Mengetahui suatu larutan mengandung ion H+atau OH-
1
Aspek KPS
Menafsirkan
Meramalkan konsep asam basa dengan menggunakan indicator asam basa
Meramalkan
Soal 17. Menurut teori Arrhenius, ion hidronium adalah penyebab sifat asam dan ion hidroksida penyebab sifat basa. Bagaimanakah agar kita tahu suatu larutan mengandung ion H+atau OH― hingga ia bias dikatakan larutan asam atau basa?................ 18. Diantara larutan berikut ini : Air kapur Air sungai Cuka Air jeruk Larutan Gula Larutan Sabun Manakah yang dapat memerahkan lakmus biru? Jelaskan………… 150
penilaian 0. Siswa tidak menjawab 1. Siswa menjawab sebagian namun tidak tepat 2. Siswa menjawab sebagian, tepat namun tanpa reaksi 3. Siswa menjawab sebagian, tepat dan ada reaksi 4. Siswa menjawab semua, tepat dan ada reaksi 0. Tidak menjawab 1. Siswa menjawab namun tidak tepat 2. Siswa menjawab dua, namun salah satu tidak tepat 3. Siswa menjawab dua dengan tepat namun tidak beralasan 4. Siswa menjawab dua dengan tepat dan beralasan
Menjelaskan pengertian asam basa menurut konsep Arrhenius
2
Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry.
Menjelaskan pengertian asam basa menurut konsep Bronsted Lowry
Mencari kelebihan suatu teori asam basa para ahli
Menerapkan Konsep
19. Reaksi ionisasi terjadi pada H2SO4 dan NaOH. Tulislah persamaan reaksinya………
20. Jelaskan pengertian asam dan basa menurut Brosnted Lowry………………….. Menerapkan Konsep
21. Sebutkan kelebihan teori Bronsted Lowry atas teori Mengelompok Arrhenius…………………. an
151
0. Siswa tidak menjawab 1. Siswa menjawab salah satu namun tidak tepat 2. Siswa menjawab dua namun tidak tepat 3. Siswa menjawab dua namun salah satu tepat 4. Siswa menjawab dua dengan tepat 0. Siswa tidak menjawab 1. Siswa menjawab salah satu namun tidak tepat 2. Siswa menjawab dua namun salah satu tidak tepat 3. Siswa menjawab dua dengan tepat tetapi tanpa reaksi 4. Siswa menjawab dua dengan tepat dan ada reaksi 0. Siswa tidak menjawab 1. Siswa hanya menjawab satu 2. Siswa hanya menjawab dua 3. Siswa hanya menjawab tiga 4. Siswa menjawab keseluruhan dengan tepat
Mencari hubungan antara kekuatan asam dengan basa konjugasinya
Mengkomuni kasikan
Mencari pengertian asam basa konjugasi
22. Dalam konsep asam basa bronsted lowry, yang disebut asam kuat adalah spesi yang mudah melepas proton, sedangkan basa kuat adalah spesi yang kuat menarik proton. Ada hubungan antara kekuatan asam dengan basa konjugasinya. Bagaimana hubungan tersebut?................
0. 1. 2. 3.
23. Apa yang dimaksud dengan asam konjugasi dan basa konjugasi?
0. Siswa tidak menjawab 1. Siswa menjawab salah satu namun tidak tepat 2. Siswa menjawab dua namun salah satu tidak tepat 3. Siswa menjawab dua dengan tepat tetapi tanpa reaksi 4. Siswa menjawab dua dengan tepat dan ada reaksi
Mengajukan Pertanyaan
3
Mencari 24. Sebutkan kelebihan teori asam perbandingan basa lewis atas teori asam basa Mengelompok kelebihan teori Arrhenius dan Brosted an asam basa para Lowry…………… ahli Memperkirakan Menghubungkan 25. Perhatikan table dibawahini pH berdasarkan kekuatan asam Asam Ka Mengkomuni derajat ionisasi (α,), atau basa HA 7 x 10―4 kasikan tetapan dengan tetapan HB 6,5 x 10―5 152
Siswa tidak menjawab Siswa menjawab namun tidak tepat Siswa menjawab namun kurang tepat Siswa menjawab tepat namun tidak ada reaksi 4. Siswa menjawab dengan tepat dan ada reaksi
0. 1. 2. 3. 4. 0. 1. 2.
Siswa tidak menjawab Siswa hanya menjawab satu Siswa hanya menjawab dua Siswa hanya menjawab tiga Siswa menjawab keseluruhan dengan tepat Siswa tidak menjawab Siswa menjawab namun tidak tepat Siswa menjawab semua, namun tidak berhubungan
ionisasiasam (Ka), atau tetapan ionisasi basa (Kb) dan menghubungkanny a dengan kekuatan asam atau kekuatan basa
HC 6 x 10―10 HD 1,8 x 10―5 HE 1 x 10―8 HF 4,7 x 10―11 Bagaimana hubungan kekuatan asam dengan tetapan ionisasi asam ?...........
3. Siswa menjawab semua dengan tepat namun tidak beralasan 4. Siswa menjawab semua dengan tepat, berhubungan dan beralasan
26. Perhatikan table dibawahini! Asam Ka HA 1,8×10―4 HB 1,8×10―5 Mengelompok HC 6,7×10―5 an HD 3,4×10―8 HE 7,2×10―10 Susunlah asam-asam berikut dari asam yang terlemah……. 27. Perhatikanlah larutan beriku tini c. 0,1 M larutan HNO2Ka = 5,1 x 10―4 d. 0,1 M HCN Ka = 2,1 x 10―9 Menerapkan Hitunglah masing-masing harga Konsep konsentrasi ion [H]+larutan diatas……………
0. Siswa tidak menjawab 1. Siswa menjawab namun tidak tepat 2. Siswa menjawab lima, namun salah satu tidak tepat 3. Siswa menjawab lima dengan tepat namun tidak beralasan 4. Siswa menjawab semua dengan tepat dan beralasan
asam (Ka) dan tetapan basa (Kb).
Menghubungkan kekuatan asam dengan tetapan asam (Ka)
Menghitung konsentrasi ion H+ berdasarkan tetapan ionisasi asam (Ka)
Memperkirakan
Berhipotesis
28. Asam lambung merupakan HCl. 153
0. Siswa tidak menjawab 1. Siswa menjawab satu namun tidak tepat 2. Siswa menjawab dua namun salah satu tidak tepat 3. Siswa menjawab dua dengan sistematis namun hasil akhir belum tepat 4. Siswa menjawab dua dengan sistematis dan tepat
0. Siswa tidak menjawab
suatu permasalahan tentang pH
Mencari perbandingan antara konsentrasi larutan 1 dan yang lain Mengobservasi suatu larutan yang terdapat dalam larutan penetralan
Merancang sebuah percobaan reaksi penetralan menggunakan idikator asam basa Menghubungkan
Menafsirkan
Observasi
Merencanaka n percobaan
Mengajukan
Jika antacid digunakan, yang manakah yang lebih banyak yang memerlukan antacid, lambung dengan pH 1,5atau pH 2,0? Jelaskan jawabanmu………………….. 29. Jikalarutan P mempunyai pH 5 danlarutan Q mempunyai pH 6, maka berapakah perbandingan konsentrasi ion hydrogen dalam larutan P dan dalam larutan Q…….. 30. Larutan suatu senyawa natrium bila ditambahkan asam sulfat encer menghasilkan suatu gas yang dapat mengeruhkan air kapur. Apakah senyawa natrium tersebut?....................... 31. Rancanglah sebuah percobaan untuk membuktikan bahwa terjadi reaksi penggaraman antara larutan asam klorida (HCl) dengan natrium hidroksida (NaOH)………….
32. Bagaimanahubunganantara
154
pH
1. Siswa menjawab namun tidak tepat 2. Siswa menjawab namun tidak sistematis 3. Siswa menjawab dengan benar namun tanpa alasan 4. Siswa menjawab dengan benar dan beralasan 0. Siswa tidak menjawab 1. Siswa menjawab namun tidak tepat 2. Siswa menjawab namun tidak sistematis 3. Siswa menjawab dengan benar hasil akhir tidak tepat 4. Siswa menjawab dengan benar dan tepat 0. Siswa tidak menjawab 1. Siswa menjawab namun tidak tepat 2. Siswa menjawab tepat namun tanpa reaksi 3. Siswa menjawab dengan tepat namun reaksi salah 4. Siswa menjawab dengan tepat dan reaksi benar 0. Siswa tidak menjawab 1. Siswa menjawab namun tidak tepat 2. Siswa menjawab namun ada beberapa yang kurang tepat 3. Siswa menjawab dengan tepat tetapi tanpa reaksi 4. Siswa menjawab dengan tepat dan reaksi yang tepat 0. Siswa tidak menjawab
kekuatan asam dan basa berdasarkan pH sebuah larutan yang memiliki konsentrasi yang sama
Pertanyaan
dengan kekuatan asam dan basa. P ada konsentrasi yang sama?.......................
155
1. Siswa menjawab namun tidak tepat 2. Siswa menjawab namun kurang tepat 3. Siswa menjawab tepat namun tidak ada reaksi dan grafik 4. Siswa menjawab dengan tepat, ada reaksi dan grafik
HASIL WAWANCARA No
Indikator
Tanggapan siswa terahadap pembelajaran menggunakan inkuiri terbimbing? 1
2
3
4
5
6
Tanggapan siswa mengenai pembelajaran dengan menunjukkan benda yang berhubungan dengan materi pada awal pembelajaran? (observasi) Tanggapan siswa tentang mengklasifikasikan ciriciri benda yang ditunjukkan pada awal materi? Tanggapan siswa tentang interpretasi yang dilakukan oleh guru di awal pembelajaran? Tanggapan siswa tentang belajar dalam memprediksi suatu konsep? Tanggapan siswa tentang kesempatan dalam mengajukan pertanyaan yang diberikan oleh guru? Tanggapan siswa tentang belajar berhipotesis?
7
8
Tanggapan siswa
Hasil Wawancara
Siswa merasa lebih senang dikarenakan mereka lebih banyak mendapat kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang mereka anggap kurang dipahami. Model guided inquiry menurut mereka lebih membantu dalam memahami materi asam basa dikarenakan mereka dapat lebih memperoleh informasi mengenai materi yang dipelajari dikarenakan mereka yang menjadi subyek penelitinya. Siswa merasa dengan menunjukkan benda yang berhubungan dengan materi pada awal pembelajaran dapat membantu mereka dalam memahami konsep awal materi tersebut. Siswa merasa dengan cara diklasifikasikan akan lebih mempermudah mereka membedakan setiap bahan yang termasuk asam atau basa sehingga mereka akan lebih memahami konsep asam dan basa Siswa merasa menjadi lebih paham dan tidak miss konsep karena dengan cara tersebut, konsep lebih sistematis karena dihubungkan antara konsep satu dan konsep lainnya. Siswa merasa senang dapat belajar memprediksi suatu konsep. Hal tersebut dikarenakan dengan belajar memprediksi, siswa tersebut berarti lebih mempunyai pondasi awal tentang konsep tersebut. Siswa merasa lebih senang. Dikarenakan dengan cara memberi kesempatan bertanya kepada siswa, siswa akan lebih leluasa dalam memahami setiap konsep yang mereka belum pahami. Siswa merasa senang dapat belajar berhipotesis suatu konsep. Hal tersebut dikarenakan dengan belajar berhipotesis, siswa tersebut berarti lebih mempunyai pondasi awal tentang konsep tersebut dan juga mereka merasa seolah-olah mereka seperti seorang ilmuwan yang sedang meneliti suatu percobaan. Siswa merasa senang dikarenakan mereka 156
9
10
mengenai belajar merencanakan percobaan suatu praktikum?
lebih mandiri. Menurut mereka dengan cara merencanakan percobaan sendiri akan mambuat mereka lebih paham dalam melakukan percobaan. Dikarenakan mereka yang merancang sendiri percobaan tersebut.
Tanggapan siswa tentang menerapkan konsep yang diajarkan guru? Tanggapan siswa tentang belajar mengkomunikasikan?
Siswa merasa lebih senang dikarenakan kemampuan mereka akan lebih terasah dalam menghitung konsep pH. Menurut mereka hal tersebut sangat bermanfaat dikarenakan mereka dapat belajar cara membuat tabel, membuat grafik, cara membuat laporan yang benar.
157
CATATAN LAPANGAN No
Temuan
1
Model guided inquiry
2
RPP
2
Observasi
3
Mengklasifikasikan
4
Interpretasi
5
Prediksi
6
Mengajukan pertanyaan
7
Berhipotesis
8
Merencanakan percobaan
9
Menerapkan Konsep
10
Mengkomunikasikan
Keterangan Guru belum menerapkan model tersebut. Guru masih menerapkan model ceramah dalam pembelajaran. Guru MAN Bayah masih menerapkan RPP lama. Siswa melakukan observasi dengan baik tentang benda yang ditunjukkan oleh guru pada awal pembelajaran Siswa melakukan klasifikasi dengan baik. Hal tersebut terlihat dari catatan siswa mengenai materi yang disampaikan Interprertasi yang dilakukan cukup baik. Siswa melakukan prediksi cukup baik. Hal tersebut terlihat dari prediksi mereka tentang konsep yang diberikan hampir tepat. Siswa sangat antusias dalam bertanya. Hal tersebut bertujuan untuk lebih memahami konsep yang belum mereka pahami Siswa belum maksimal dalam berhipotesis. Hal tersebut terlihat dari siswa yang masih merasa bingung tentang hipotesis itu sendiri Siswa belum maksimal dalam merencanakan percobaan. Mereka masih bergantung pada LKS instan yang diberikan oleh guru. Siswa cukup baik dalam menerapkan konsep. Siswa cukup baik dalam mengkomunikasikan. Hal ini terlihat dari pembuatan laporan, membuat grafik yang lumayan baik.
158
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Dede Ardiansyah lahir di Bayah Kabupaten Lebak pada tanggal 18 November 1989. Menyelesaikan pendidikan dasarnya di SDN 05 Bayah Barat. Kemudian, saya melanjutkan pendidikannya di SMP N 1 Bayah. Setelah itu, saya melanjutkan pendidikan di SMK Analis Kimia Serang. Saya kemudian meneruskan ke perguruan tinggi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2009 pada Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.