ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MODEL PEMBELAJARAN PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN (POE) PADA MATERI ASAM BASA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: FARHANA IQBALIA P NIM 1110016200038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
No. Dokumen
:
FITK-FR-LABF-023
Tgl. Terbit
:
1 Maret 2010
No. Revisi:
:
01
Hal
:
1/1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Farhana Iqbalia P
Tempat/Tgl.Lahir
: Malang/26 Agustus 1992
NIM
: 1110016200038
Jurusan/Prodi
: Pendidikan IPA/ Pendidikan Kimia
Judul Skripsi
: Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa dengan Model Predict, Observe, Explain (POE) Pada Materi Asam Basa
Dosen Pembimbing
: 1. Tonih Feronika, M.Pd 2. Nanda Saridewi, M.Si
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah. Jakarta, Oktober 2015 Mahasiswa Ybs.
Materai 6000 Farhana Iqbalia P NIM. 1110016200038
ABSTRAK
Farhana Iqbalia P (NIM: 1110016200038). Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa dengan Model Predict, Observe, Explain (POE) pada Materi Asam Basa. Skripsi, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) kualitas keterampilan proses sains siswa pada materi asam basa, 2) mengetahui aspek keterampilan proses sains dengan persentase tertinggi dan terendah pada siswa, dan 3) mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran melalui model Predict, Observe, Explain (POE). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi, lembar kegiatan siswa, dan wawancara. Teknik analisis data dihitung berdasarkan jumlah data checklist pada lembar observasi berdasarkan pedoman skala likert dan penilaian lembar kegiatan siswa berdasarkan pedoman penilaian yang telah dibuat.. Data yang sudah dijumlahkan dihitung rata-ratanya kemudian dipersentasekan pada setiap aspek keterampilan proses sains sehingga diperoleh persentase nilai rata-rata aspek keterampilan proses sains siswa secara keseluruhan. Hasil persentase yang diperoleh kemudian dikategorikan berdasarkan 5 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Hasil penelitian disimpulkan bahwa 1) kemampuan keterampilan proses sains siswa yang termasuk dalam kategori rata-rata sangat baik adalah observasi dan klasifikasi. Keterampilan hipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat bahan, prediksi, menerapkan konsep dan mengkomunikasikan termasuk dalam kategori rata-rata baik. Sedangkan mengajukan pertanyaan dan interpretasi termasuk dalam kategori rata-rata cukup, 2) Aspek keterampilan proses sains dengan persentase tertinggi adalah keterampilan mengobservasi dengan persentase sebesar 96,02% dengan kategori sangat baik. Sedangkan persentase terendah adalh keterampilan interpretasi dengan persentase sebesar 60,68% 3) Siswa senang belajar dengan model pembelajaran POE karena banyak melibatkan siswa dalam proses belajar sehingga siswa dituntut aktif dalam mengembangkan keterampilan proses sainsnya. Sedangkan diskusi kelompok dapat mengembangkan kemampuan siswa dlam berkomunikasi dan hubungan sosial antar siswapun semakin meningkat. Kata kunci: Keterampilan Proses Sains; Model Predict, Observe, Explain (POE); Asam Basa
ii
ABSTRACT
Farhana Iqbalia P (NIM: 1110016200038). The Analysis of Students Science Process Skills with the Model of Predict, Observe, and Explain (POE) on AcidBase Materials. Thesis, Chemistry Education Program, Science Education Major, the Faculty of Education and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. The purpose of this research is to discover 1) the quality of students’ science process skills on the acid-base material, 2) the aspect of science process skills with the highest and the lowest percentage of students, and 3) the students’ responses to learning activities through the model of Predict, Observe, and Explain (POE). The research method used is descriptive method. Purposive sampling technique is used in collecting the sample of research. While in collecting the data of research the observation sheets, student activity sheet, and interviews are used. The data analysis technique is calculated based on the amount of data on observation sheet checklist based on the Likert scale guidelines and the assessment of student activity sheet based on assessment guidelines that have been made. The data that has been calculated are summed up on its average then percentage on every aspect of science process skills in order to obtain the percentage of average values of students science process skills aspect overall. The percentage obtained is then categorized based on five categories: very good, good, fair, less, and very less. The final conclusion is that 1) the ability of science process skills of students who fall into the average very good category are the observation and classification. Skills hypotheses, planning experiments, using a tool, material, predicting, implementing and communicating the concepts are belong to the category of good average. Meanwhile, asking questions and interpreting are compiled in the category of pretty average, 2) the aspects of science process skills with the highest percentage is observing skills with a percentage of 96.02% with a very good category. Meanwhile the lowest percentage is interpreting skills with a percentage of 60.68%. 3) Students enjoy learning with POE learning model because it is involving the role of students in the learning process so that their active roles are recquired in order to develop their science process skills. While for the group discussion can develop students' communication skills so that eventually students’ social relationships are getting close. Keywords : Science process skills; Model Predict, Observe, Explain (POE); Acidbase
iii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji Syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai harapan dengan judul “Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa dengan Model Predict, Observe, Explain (POE) pada Materi Asam Basa”. Shalawat serta salam juga tak lupa tercurah kepada baginda Nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang membawa kita semua dari zaman Jahiliyah menuju zaman yang terang-benderang. Semoga kita selalu berada dalam syafa’at-Nya. Aamiin. Pada dasarnya, banyak kesulitan yang penulis alami selama penyusunan skripsi ini. Tetapi, atas bantuan dan banyak partisipasi dari berbagai pihak, skripsi ini pun dapat selesai. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih kepada: 1.
Keluarga, ibu tercinta, wanita terhebat yang tiada lelah memberi doa restu, perhatian, cinta, kasih dan sayang yang tiada putus dan selalu mengajarkan untuk terus berjuang untuk meraih apa yang di inginkan dan cita-citakan. Bapak, yang selalu memberi dukungan secara moril dan materiil, doa dan semangat tiada henti tanpa putus asa. Serta adikku tercinta dan satu-satunya, yang tidak pernah lelah menyemangati dan memberi dukungan sehingga penulis mampu mencapai pendidikan di jenjang Universitas.
2.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Bapak Tonih Feronika, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah membimbing dan memberi banyak arahan dan perhatiannya kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. iv
6.
Ibu Nanda Saridewi, M.Si., sebagai pembimbing II yang telah membimbing dan memberi banyak arahan serta menyemangati penulis selama penyusunan skripsi.
7.
Doden-dosen Program Studi Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas semua ilmu dan pengalaman yang telah diberikan.
8.
Teman-teman Pendidikan Kimia angkatan 2010 khususnya Tianur Secha, Tiwi Desrina, Ade Irma Nur, dan Fauzia Amina yang saling menyemangati dan memberikan motivasi.
9.
Sahabat seperjuangan selama penyusunan skripsi M. Atras Marami dan Selly Tri Minati yang selalu menemani penulis dalam proses penyelesaian skripsi.
10. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
per satu, yang telah
membantu hingga tersusunnya karya ini. Akhirnya, hanya kepada Allah jualah penulis persembahkan semuanya. Ditengah-tengah khasanah ilmu pengetahuan yang sangat luas, penyusun tetap berharap semoga karya ini dapat menjadi sumbangsih dan bermanfaat bagi adik-adik jurusan pendidikan IPA khususnya program studi kimia. Semoga Allah SWT. membalas semuanya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan agar dapat menjadi masukkan di waktu mendatang.. Semoga karya ini dapat memberikan kontribusi dan motivasi bagi pengembangan IPTEK dan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Amin.
Jakarta, Desember 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK .........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .............................. ...............................
1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................
6
C. Pembatasan Masalah
..................................................................
6
D. Perumusan Masalah
...................................................................
7
E. Tujuan Penelitian ........................................................................
7
F. Manfaat Penelitian .......................................................................
7
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, PENELITIAN RELEVAN DAN KERANGKA BERPIKIR.........................................................
9
A. Deskripsi Teoritis
................... ....................................................
9
1. Keterampilan Proses Sains (KPS).........................................
9
a. Pengertian Keterampilan Proses Sains ............................
9
b. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains ............................ 10 c. Peranan guru dalam mengembangkan KPS .................... 15 2. Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain)........ 20 a. Unsur-unsur Model Pembelajaran POE .......................... 22 3. Materi Asam Basa ................................................................. 23 B. Keranka Berpikir............................................................................ 31 C. Peneltian Relevan .......................................................................... 32
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 35 A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 35 B. Metode Penelitian .......................................................................... 35 C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 37 D.
Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 38
E.
Instrumen Penelitian ...................................................................... 40
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 48 A. Hasil Penelitian .............................................................................. 48 1. Hasil Pengamatan KPS Siswa Berdasarkan Lembar Observasi…………………………………………… 48 2. Hasil Penilaian KPS Berdasarkan LKS………………………. 49 3. Hasil Wawancara …………………………………………….. 50 B. Pembahasan ..................................................................................... 55 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 78 A. Kesimpulan ..................................................................................... 78 B. Saran ............................................................................................... 79 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80 LAMPIRAN ........ ............................................................................................. 81
vi
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1
Kerangkan Berpikir…………………......................................... 31
Gambar 4.1
Nilai Persentase KPS Berdasarkan Lembar Observasi……...... 55
Gambar 4.2
Nilai Persentasi KPS Berdasarkan penilaian LKS…….……… 57
Gambar 4.3
Kegiatan Pengamatan Siswa Observasi...................................... 60
Gambar 4.4
Kegiatan Pengamatan Siswa Klasifikasi.................................... 62
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikator........................................... 14 Tabel 2.2 Hubungan Nilai pH dan pOH dalam Larutan Asam Basa................. 27 Tabel 2.3 Hubungan Keterampilan Proses Sains Siswa dengan Model Predict Observe, Explain (POE).................................................................... 30 Tabel 3.1 Perhitungan Skala Pengukuran……………...................................... 46 Tabel 4.1 Nilai Rata-rata Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan Lembar Observasi………………....................................................... 48 Tabel 4.2 Nilai Rata-rata Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan Penilaian Lembar Kegiatan Siswa (LKS)........................................... 49
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1
Perhitungan Kualitas Keterampilan Proses Sains Siswa………… 81
Lampiran 2
Lampiran KPS Lembar Observasi Praktikum 1…………………. 83
Lampiran 3
Lampiran KPS Lembar Observasi Praktikum 2...……………….. 85
Lampiran 4
Lampiran KPS Lembar Kerja Siswa Praktikum 1...…………….. 87
Lampiran 5
Lampiran KPS Lembar Kerja Siswa Praktikum 2..………………89
Lampiran 6
Lembar Kerja Siswa Praktikum 1…………… …………………..91
Lampiran 7
Lembar Kerja Siswa Praktikum 2……………………………….. 100
Lampiran 8
Form Lembar Observasi Praktikum 1............................................ 109
Lampiran 9
Form Lembar Observasi Praktikum 2…………………………… 112
Lampiran 10 Kisi-Kisi Lembar Observasi Praktikum 1……………………….. 115 Lampiran 11 Kisi-Kisi Lembar Observasi Praktikum 2……………………….. 121 Lampiran 12 Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa Praktikum 1…………….. 127 Lampiran 13 Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa Praktikum 2…………….. 138 Lampiran 14 Lembar Wawancara Praktikum 1………………………………... 149 Lampiran 15 Lembar Wawancara Praktikum 2………………………………... 151 Lampiran 16 Transkip Data Wawancara 1…...………………………………... 153 Lampiran 17 Transkip Data Wawancara 2…...………………………………... 159 Lampiran 18 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……………………………... 166 Lampiran 19 Lembar Pernyataan Validasi Judgement....................................... 189 Lampiran 21 Lembar Uji Referensi
xi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wadah untuk berlatih, berkreasi, mewujudkan cita-cita manusia yang berkualitas serta melatih keterampilan di dalam bidang tertentu. Sebagaimana pendidikan umumnya, kita mengetahui bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. 1 Pendidikan bermaksud membantu peserta
didik
untuk
menumbuhkembangkan
potensi-potensi
kemanusiaannya. 2
Pendidikan di sekolah tidak bisa lepas dari kegiatan belajar mengajar yang meliputi seluruh aktivitas yang menyangkut pemberian materi pelajaran agar siswa memperoleh kecakapan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan. Tercapainya tujuan pembelajaran menjadi cerminan prestasi belajar siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru sebagai salah satu unsur pendidik, agar mampu melaksanakan tugas profesionalnya adalah memahami bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik, serta memahami tentang bagaimana siswa belajar. 3 Dalam proses belajar mengajar, baik siswa maupun guru tidak terlepas dengan ilmu pengetahuan. Setiap ilmu pengetahuan memiliki karakteristik spesifik yang membedakan ilmu tersebut dengan ilmu lainnya. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu cabang pokok ilmu pengetahuan yang didalamnya terdapat berbagai cabang keilmuan, antara lain ilmu fisika, imu biologi, dan ilmu kimia. Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam sekitar
1
15, h. 35.
h. 1.
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2003), Cet.
2
Umar Tirtarahardja dan S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Cet. 2, h. 1.
3
Udin S. Winataputra, dkk., Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), Cet. 3,
1
2
melalui proses mencari ”tahu” dan ”berbuat”, hal ini akan membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. 4 Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang harus dikuasai siswa di SMA/MA adalah kimia. Ilmu pengetahuan tentang kimia adalah ilmu yang mencakup sejumlah aspek mengenai bahan-bahan kimia. 5 Ilmu Pengetahuan alam (IPA) menekankan pada keterampilan proses sains siswa dalam setiap proses pembelajarannya. Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung siswa dalam mengembangkan kompetensinya agar mencari tahu alam sekitar melalui proses menemukan. Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. 6 Belajar dengan pengalaman mencari tahu akan lebih dipahami secara mendalam. Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 7 Namun, yang menjadi masalah bagi dunia pendidikan saat ini adalah berkaitan dengan mutu pendidikan, terutama kualitas keterampilan proses sains yang masih sangat rendah. Berdasarkan studi lapangan dan wawancara yang dilakukan di SMA Al-Hasra, peneliti dapat menyimpulkan beberapa permasalahan yaitu pembelajaran kimia banyak ditemui masih diarahkan pada penguasaan konsep materi saja, tetapi tidak diarahkan pada pengembangan keterampilan dan sikap ilmiah siswa agar tujuan pendidikan kimia keseluruhan dapat tercapai. Sebagai bagian dari ilmu sains, kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini masih dinilai sulit untuk dipahami baik dari segi konsep maupun penerapannya. Hal ini menyebabkan sebagian besar siswa merasa sulit untuk mempelajari ilmu tesebut lebih dalam. Gurupun akan menempuh jalan termudah yakni menginformaskan fakta dan konsep melalui metode ceramah karena harus mengejar ketentuan kurikulum. Akibatnya siswa hanya memiliki banyak pengetahuan tanpa dilatih untuk menemukan pengetahuan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Pembelajaran kimia yang dilakukan di sekolah memang cenderung menekankan pada menghafal konsep dan belum mengembangkan metode-metode yang bervariasi, maka ada saja siswa yang 4
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet.1, h. 48. 5
James. E Brady, Kimia Universitas Asas dan Struktur. (Jakarta:Binarupa Aksara, 1999), h.3.
6
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana), Cet. 1, h. 225.
7
Ibid.
3
menggunakan cara cepat seperti menghafal untuk mengatasi kesulitan memahami materi pelajaran kimia. Para siswa memang memiliki sejumlah pengetahuan, namun banyak pengetahuan itu diterima dari guru sebagai sebuah informasi saja, sedangkan mereka sendiri tidak dibiasakan untuk menemukan sendiri pengetahuan atau informasi itu. 8 Menurut Zulfiani dkk, pendekatan proses adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses sains. 9 Siswa dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan. Belajar memerlukan banyak kegiatan, agar anak memperoleh pengalaman guna mengembangkan pengetahuan dan pemahaman, sikap dan nilai, serta pengembangan keterampilan. 10 Mengajar dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan. Sedangkan siswa dapat menjadi pelajar yang aktif, tidak pasif. Banyak guru yang terkecoh oleh sikap siswa yang pura-pura aktif padahal sebenarnya tidak. Misalnya, ada siswa yang sepertinya memerhatikan guru sambil mengangguk-anggukkan kepala, padahal secara mental sebenarnya ia tidak memerhatikan, pikirannya jauh melayang ke rumah atau ke tempat lain. Menurut Funk, menggunakan keterampilan proses untuk mengajar ilmu pengetahuan, membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus. Proses pembelajaran hendaknya mendorong siswa turut serta secara aktif dalam memperoleh dan membangun pengetahuannya sendiri dengan melibatkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki sehingga siswa akan memperoleh pengalaman belajar secara langsung dan diharapkan pembelajaran akan lebih bermakna. Salah satu keterampilan yang perlu dimiliki siswa adalah keterampilan proses sains yang dapat membantu siswa dalam menemukan atau memperoleh ilmu pengetahuan dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan proses sains 8
Conny semiawan, dkk. Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia, 1992), h. 6.
9
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet.1, h. 93. 10
Lembaga
Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet.1, h. 109.
4
merupakan keterampilan-keterampilan yang biasa dilakukan ilmuwan untuk memperoleh pengetahuan. 11 Sudah sewajarnya apabila keterampilan proses menjadi bagian yang tak terpisahkan (milik) guru Sains pada jenjang pendidikan manapun. 12 Materi asam basa merupakan materi kimia yang diajarkan pada kelas XI IPA SMA semester genap. Pada materi asam
basa terdapat konsep yang memerlukan
pengamatan siswa sehingga diharapkan siswa dapat mengamati gejala-gejala, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, dan
menarik kesimpulan.
Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan proses ilmiah sehingga membutuhkan metode pembelajaran yang tepat. Materi asam basa merupakan materi yang berisi konsep dan hafalan yang membutuhkan kemampuan berpikir serta berkaitan dengan konsep-konsep yang belum pernah diajarkan sebelumnya. Oleh karena itu untuk mengajarkan materi asam basa kepada siswa diperlukan metode pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dalam memperoleh pengetahuan atau konsep sehingga dapat lebih dipahami dan tahan lama dalam ingatan siswa. Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa. 13 Pada dasarnya siswa memiliki keterampilan dalam belajar seperti keterampilan bertanya, hipotesis, investigasi (merencanakan percobaan), observasi (pengamatan), klasifikasi
(mengelompokkan),
prediksi
(meramalkan),
interpretasi
(menafsirkan
pengamatan), dan komunikasi. Namun keterampilan-keterampilan tersebut terkadang tidak muncul, maka diperlukan adanya pendekatan pembelajaran yang mampu memunculkan keterampilan proses sains siswa tersebut. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang cocok diterapkan pada materi asam basa dan dapat mendorong siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran POE (PredictObserve-Explain). Dengan demikian, materi kimia dapat disajikan lebih menarik sehingga dapat membantu siswa mengatasi kesulitan belajar dan menghilangkan persepsi 11
Lembaga
12
Nuryani R, Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), Cet. 1, h. 76.
13
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), Cet. 5, h. 138.
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet.1, h. 51.
5
buruk siswa terhadap pelajaran kimia. Dengan model pembelajaran POE siswa diarahkan dan diajak menemukan sendiri konsep pengetahuan dari pengamatan melalui metode eksperimen di laboratorium. Model POE dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa karena mereka akan menjadi lebih kritis dan menjadi ingin tahu mengenai apa yang sebenarnya terjadi sehingga dapat membuktikan sendiri keadaan yang sebenarnya. Model pembelajaran POE dapat mencakup cara-cara yang dapat ditempuh oleh seorang guru untuk membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman konsepnya, maupun psikomotor. Secara umum proses pembelajaran yang dilakukan selama ini jarang yang mencakup dalam beberapa tahapan POE. Siswa tidak diminta untuk meramalkan dan menemukan sendiri konsep, sehingga banyak siswa yang tidak terlibat langsung dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti mengajukan model pembelajaran POE untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Penerapan
model pembelajaran POE dalam
proses pembelajaran memerlukan keterlibatan kemampuan berfikir dan keterampilanketerampilan siswa secara maksimal agar setiap tahapan dapat berjalan efektif sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Salah satu keterampilan yang diperlukan yaitu keterampilan proses sains. Model pembelajaran POE mampu merangsang peserta didik untuk lebih kreatif khususnya dalam mengajukan prediksi. Sehingga kemudian siswa akan melakukan eksperimen untuk mencari tahu hasil prediksinya, dan akhirnya peserta didik mengetahui sesuai atau tidaknya antara hasil pengamatan dengan prediksinya. Dalam model POE pada tahap predict, siswa diberi kesempatan untuk memprediksi atau membuat dugaan sementara terhadap sesuatu yang akan di observasi. Kemudian pada tahap observe, siswa diberi kesempatan untuk mencari sebanyak-banyaknya informasi dengan memaksimalkan keterampilan proses yang dimiliki, serta melakukan observasi terhadap suatu fenomena atau objek menggunakan panca inderanya. Siswa juga diberi kesempatan lebih luas dalam berkomunikasi dan menerapkan konsep agar pemahamannya lebih luas dalam tahap explain. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran POE dapat digunakan untuk membantu memunculkan keterampilan proses sains siswa. Analisis keterampilan proses sains siswa menggunakan model pembelajaran POE ini dapat diterapkan pada materi asam basa. Indikator keterampilan proses sains yang akan dikembangkan dan model
6
pembelajaran POE akan diterapkan dan disesuaikan dengan kompetensi dasar materi asam basa. Serangkaian uraian tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa dengan Model Predict, Observe, Explain (POE) pada Materi Asam Basa.” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telahh diuraikan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah diantaranya : 1. Siswa cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran kimia. 2. Proses belajar mengajar yang terjadi di SMA Al-Hasra masih menggunakan metode yang kurang bervariasi dan kurang menekankan keterampilan proses sains pada mata pelajaran kimia. 3. Masih banyak guru-guru yang tidak menggunakan pendekatan keterampilan proses pada mata pelajaran kimia. 4. Model yang digunakan dalam penyampaian materi kimia kurang sesuai dengan materi yang bersangkutan. C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pembatasan masalah terhadap masalah penelitian yang akan dilakukan yaitu: 1. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode eksperimen dengan model Predict, Observe, Explain (POE). 2. Penelitian keterampilan proses sains siswa yang diteliti meliputi sepuluh aspek yaitu, keterampilan bertanya, memprediksi, berhipotesis, mengamati, mengklasifikasi, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, interpretasi dan berkomunikasi. 3. Pokok bahasan yang diteliti yaitu pada materi asam basa.
7
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana keterampilan proses sains pada materi sam basa melalui model Predict, Observe, Explain (POE)? 2. Bagaimana respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran pada materi asam basa melalui model Predict, Observe, Explain (POE)? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa pada materi asam basa melalui model Predict, Observe, Explain (POE) 2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran pada materi asam basa melalui model Predict, Observe, Explain (POE) F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Bagi siswa Mengetahui keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa dan dapat belajar melatih kemampuan berpikirnya melalui model pembelajaran POE sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan proses sainsnya menjadi siswa yang lebih aktif, kreatif, percaya diri, dan mandiri dalam belajar. 2. Bagi Guru Memberikan informasi dan diharapkan dapat menjadi masukan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan guru mengenai penerapan
model
pembelajaran POE dalam proses pembelajaran sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan keterampilan proses sains dan kualitas pembelajaran.
8
3.
Bagi Peneliti Bagi peneliti, penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam menggunakan model POE sebagai asesmen untuk mengukur peningkatan kemampuan keterampilan proses sains siswa, serta dapat mengetahui bagaimana kualitas dan perkembangan keterampilan proses sains siswa.
BAB II DESKRIPSI TEORITIS A. Landasan Teori 1. Keterampilan Proses Sains (KPS) a. Pengertian Keterampilan Proses Sains Keterampilan
proses
sains
merupakan
suatu
keterampilan-
keterampilan yang biasa dilakukan oleh para ilmuan untuk memperoleh pengetahuan. 1 KPS sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru untuk mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki. Keterampilan proses sains dalam pembelajaran merupakan suatu pengolahan kegiatan belajar mengajar yang melibatkan kemampuan dan keterampilan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses perolehan hasil belajar. Keterampilan proses sains melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial. 2 Hal ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar sains, sikap ilmiah dan sikap kritis siswa. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. 3 Seperti SAPA (Science A Process Approach) pendekatan keterampilan proses sains (KPS) merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada proses IPA. 4 Namun dalam pelaksanaannya, SAPA tidak 1
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.51
Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga
2
Nuryani R. Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), h.78
3
Ibid.
4
Ibid.
9
10
mementingkan konsep. SAPA menuntut pengembangan pendekatan proses secara utuh yaitu metode ilmiah dalam setiap pelaksanaannya, sedangkan jenis-jenis keterampilan proses dalam pendekatan KPS dapat dikembangkan secara terpisah-pisah, bergantung metode yang digunakan. Keterampilan proses sains dapat memberikan bekal kepada siswa untuk membentuk konsep sendiri dan cara bagaimana untuk mempelajari suatu temuan, mengembangkan kemampuan diri siswa sendiri, membantu berpikir konkret serta mengembangkan kreatifitas siswa. Keterampilan proses bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk menyadari, memahami, dan menguasai rangkaian bentuk kegiatan yang berhubungan dengan hasil belajar yang telah dicapai siswa. b. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains Keterampilan proses sains terdiri atas sejumlah keterampilan yang satu sama lain sebenarnya tak dapat dipisahkan, namun ada penekanan khusus dalam masing-masing keterampilan proses tersebut. Berikut merupakan jenis-jenis keterampilan proses sains dan karakteristiknya : 1) Melakukan pengamatan (Observasi) Menggunakan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap, dan peraba serta menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan juga termasuk keterampilan proses mengamati. 5 Melalui kegiatan mengamati, kita belajar tentang dunia sekitar. Mengobservasi beda dengan melihat. Kita menggunakan semua indra untuk melihat, mendengar, merasa, mengecap, dan mencium. Dalam mengobservasi kita memilah mana yang dianggap penting dari yang kurang atau tidak penting. 6 Mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam proses memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk mengembangkan keterampilan keterampilan proses yang lain.
5
Ibid.
6
Conny Semiawan, Pendekatan Ketrampian Proses, (Jakarta: Gramedia, 1985), h.19.
11
2) Menafsirkan pengamatan (Interpretasi) Kemampuan menginterpretasi atau menafsirkan data adalah salah satu keterampilan penting yang umumnya dikuasai oleh para ilmuwan.7 Dalam
menafsirkan
pengamatan
dilakukan
pencatatan
hasil
pengamatan dan menghubung-hubungkan hasil pengamatan dari satu seri pengamatan. Interpretasi meliputi keterampilan mencatat hasil pengamatan dengan bentuk angka-angka, menghubung-hubungkan hasil pengamatan, menemukan pola keteraturan dari satu seri pengamatan hingga memperoleh kesimpulan. 8 3) Mengelompokkan (Klasifikasi) Proses pengelompokkan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari perbedaan, mengontraskan, ciri-ciri, mencari
kesamaan,
membandingkan, dan mencari dasar penggolongan. 9 Agar kita memahami sejumlah besar objek, peristiwa, dan segala yang ada di kehidupan sekitar kita, lebih mudah apabila menentukan berbagai jenis golongan. Menentukan golongan dengan mengamati persamaan, perbedaan, dan hubungan serta pengelompokan objek berdasarkan kesesuaian dengan berbagai tujuan. 10 4) Meramalkan (Prediksi) Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecendrungan atau pola yang sudah ada. 11 Para ilmuwan sering membuat
ramalan
atau
prediksi
berdasarkan
hasil
observasi,
pengukuran, atau penelitian yang memperlihatkan gejala tertentu.
7
Ibid., h. 29.
8
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 53. 9
Nuryani R. Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), h. 80.
10
Dimyati, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h.142.
11
Nuryani, loc. cit. h. 80.
12
5) Mengajukan pertanyaan Keterampilan ini merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari suatu masalah lebih lanjut.12 Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan tentang apa, mengapa, bagaimana, atau menanyakan latar belakang hipotesis. 13 6) Berhipotesis Hipotesis
menyatakan hubungan antara dua variabel, atau
mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi. 14 Dengan berhipotesis, diungkapkan cara melakukan pemecahan masalah, karena dalam rumusan hipotesis biasanya terkandung cara untuk mengujinya. 15 Dalam kerja ilmiah, seorang ilmuwan biasanya membuat hipotesis yang kemudian diuji melalui eksperimen. Keterampilan
menyusun
hipotesis
dapat
diartikan
sebagai
kemampuan untuk menyatakan “dugaan yang dianggap benar” mengenai adanya suatu faktor yang terdapat dalam suatu situasi, maka akan ada akibat tertentu yang dapat diduga akan timbul. Keterampilan menyusun hipotetsis menghasilkan rumusan dalam bentuk kalimat pernyataan. 16
Kegiatan-kegiatan
yang
dilaksanakan
untuk
mengembangkan keterampilan menyusun hipotesis diantaranya adalah ; menyusun hipoteis kerja, hipotesis nol, memperbaiki rumusan suatu hipotesis atau kegiatan sejenis lainnya. 17
12
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 55. 13
Nuryani R. Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), h. 81.
14
Ibid. h. 80.
15
Ibid.
16
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2013), h. 149.
17
Ibid.
13
7) Merencanakan percobaan atau penyelidikan Beberapa kegiatan menggunakan pikiran termasuk ke dalam keterampilan proses merencanakan penyelidikan. 18 Siswa diminta menentukan alat bahan untuk penyelidikan, menentukan variabel atau peubah yang terlibat dalam suatu percobaan, selanjutnya menentukan variabel kontrol dan variabel bebas, menentukan apa yang diamati, diukur atau ditulis, serta menentukan cara dan langkah kerja juga termasuk merencanakan penyelidikan. 19 8) Menggunakan alat bahan Pada keterampilan ini mencakup beberapa indikator yaitu : memakai alat/bahan yang digunakan, mengetahui alsan mengapa menggunakan alat/bahan, dan mengetahui bagaimana menggunakan alat bahan. 20 9) Menerapkan konsep atau prinsip Siswa mampu menjelaskan peristiwa baru dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki kemudian menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru. 21 Dalam hal ini siswa juga dapat menerapkan rumus-rumus pada pemecahan soal-soal baru. 10) Berkomunikasi Menginformasikan hasil pengamatan, hasil prediksi atau hasil percobaan kepada orang lain termasuk keterampilan berkomunikasi.22 Membaca
grafik,
tabel
atau
diagram
dari
hasil
percobaan,
menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram juga termasuk
berkomunikasi. 23
Setiap
peneliti
dituntut
18
Nuryani R. Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), h. 80.
19
Ibid., h. 81
20
untuk
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 56. 21
Nuryani R, op. cit., h. 81
22
Zulfiani, dkk, op. cit., h. 54
23
Nuryani R, op. cit., h. 80.
14
menyampaikan hasil penemuannya kepada orang lain melalui penyusunan laporan penelitian, membuat paper, atau menyusun karangan. Bentuk komunikasi bisa dalam bentuk lisan tulisan, grafik, tabel, diagram atau gambar. Jenis komunikasi dapat berupa paparan sistematik (laporan) atau transformasi parsial. 24 Berikut ini adalah tabel mengenai keterampilan proses sains dan indikatornya menurut Harlen (1992) dan Rustaman (2005) : 25 Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikator (Harlen 1992, Rustaman, 2005) Keterampilan Proses Sains (KPS) Observasi
Klasifikasi
Interpretasi/menafsirkan Prediksi
Mengajukan pertanyaan
Indikator • • • • • • • • • • • • • • • • •
Berhipotesis
24
•
Menggunakan sebanyak mungkin indera Mengumpulkan/menggunakan fakta Mencatat setiap pengamatan secara terpisah Mencari perbedaan, persaman Mengontraskan ciri-ciri Membandingkan Mencari dasar pengelompokan atau penggolongan Mengubah hasil-hasil pengamatan Menghubungkan hasil-hasil pengamatan Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan Menyimpulkan Mengunakan pola-pola hasil pengamatan Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana Bertannya untuk meminta penjelasan Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis Mengetahui bahwa ada yang lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari satu kejadian Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenaranya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau- melakukan cara pemecahan masalah
Zulfiyani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h .54 25
Ibid., h. 56.
15
Keterampilan Proses Sains (KPS)
Indikator • • •
Merencanakan percobaan
• • •
Menggunakan alat/bahan
• Menerapakan konsep
• • • •
Berkomunikasi
• • • Eksperimentasi
-
Menentukan alat/ baha/ sumber yang akan digunakan Menentukan variabel/ faktor penentu Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja Memakai alat/bahan Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/ bahan Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi Mengubah bentuk penyajian Memberikan/ menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian Membaca grafik atau tabel atau diagram Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa
c. Peranan Guru dalam Mengembangkan KPS 1) Peranan Umum Secara umum peran guru terutama berkaitan dengan pengalaman mereka membantu siswa mengembangkan keterampilan proses sains, menurut Harlen (1992) sedikitnya terdapat lima aspek yang perlu diperhatikan oleh guru dalam berperan mengembangkan keterampilan proses. 26 Pertama,
memberikan
kesempatan
untuk
menggunakan
keterampilan proses dalam melakukan eksplorasi materi dan 26
Nuryani R. Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang : Universitas Negeri Malang, 2005), h. 82.
16
fenomena. 27 Pengalaman langsung tersebut dapat merangsang siswa menggunakan alat-alat inderanya dan mengumpulkan informasi atau bukti-bukti yang kemudian ditindaklanjuti dengan mengajukan pertanyaan, serta merumuskan hipotesis berdasarkan gagasan yang dimilikinya. Kedua, memberi kesempatan untuk berdiskusi dalam kelompokkelompok kecil dan juga diskusi kelas. 28 Tugas-tugas dirancang agar siswa berbagi gagasan serta menyimak teman lain, menjelaskan serta mempertahankan gagasan mereka sehingga siswa dituntut untuk berfikir mengenai hal-hal yang sudah dilakukannya. Ketiga, mendengarkan pembicaraan siswa dan mempelajari prodi mereka untuk menemukan proses yang diperlukan untuk membentuk gagasan mereka. 29 Dengan kata lain aspek ketiga lebih menekankan pada membantu pengembangan keterampilan bergantung pada pengetahuan bagaimana siswa menggunakannya. 30 Keempat, mendorong siswa mengulas (review) secara kritis tentang bagaimana kegiatan mereka telah dilakukan. 31 Selama dan setelah menyelesaikan kegiatan siswa hendaknya mendiskusikan bagian-bagian keseluruhan penyelidikan. Mereka juga hendaknya didorong untuk mempertimbangkan cara-cara alternative untuk meningkatkan kegiatan mereka. Ini akan membantu mereka mengenali keterampilan-keterampilan yang perlu ditingkatkan. Sehingga mereka menyadari bahwa keterampilan-keterampilan yang mereka perlukan adalah penting sebagai bagian dari proses mereka sendiri.
27
Nuryani R. Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), h. 82.
28
Ibid.
29
Ibid.
30
Ibid.
31
Ibid.
17
Kelima, memberikan teknik atau strategi untuk meningkatkan strategi untuk meningkatkan keterampilan, khususnya ketepatan dalam observasi dan pengukuran misalnya, atau teknik-teknik yang perlu rinci dikembangkan dalam berkomunikasi. 32 2) Peranan Khusus Apabila seorang guru akan mengembangkan keterampilan proses tertentu hendaknya dia memperhatikan syarat-syarat tertentu untuk dan menyiapkan kondisi yang diperlukan untuk itu. 33 a) Membantu mengembangkan keterampilan observasi Kesempatan untuk menggunakan alat-alat indera untuk memperoleh fakta dari obyek atau fenomena yang dijajagi. 34 Keterampilan observasi memang memerlukan waktu lebih banyak daripada keterampilan proses lainnya. Namun, tidak semua observasi perlu dilakukan di dalam kelas. Persiapan yang direncanakan dengan baik untuk melakukan observasi di luar kelas juga memungkinkan kegiatan yang kaya dengan observasi. Memberikan lembar pengamatan yang sudah dirancang dengan mempertimbangkan aspek-aspek penting yang harus diamati sangat membantu guru dan siswa untuk mengungkap hasil pengamatan siswa. b) Membantu keterampilan klasifikasi Klasifikasi sering dimasukkan ke dalam keterampilan observasi (Dahar, 1985; Harlen 1992). 35 Klasifikasi merupakan keterampilan yang didasarkan pada keterampilan observasi. Jadi, keterampilan
32
Ibid.
33
Ibid., h. 83.
34
Ibid.
35
Ibid.
klasifikasi
merupakan
keterampilan
beyond
18
observation. 36
Seperti
dalam
mempersiapkan
keterampilan
observasi, guru juga perlu menyiapkan beragam obyek yang perlu diobservasi sebagai persiapan mengembangkan keterampilan klasifikasi. Berdasarkan hasil observasi, ditentukan ciri tertentu yang diamati yang akan digunakan sebagai dasar klasifikasi. Setelah itu barulah dilakukan pemilahan anggota (obyek) yang memiliki ciri tersebut dan yang tidak. Untuk itu perlu disiapkan format lembar kerja yang berisi aspek-aspek tersebut (ciri yang teramati, ya, tidak) dalam bentuk matriks. c) Membantu mengembangkan keterampilan berkomunikasi Karena berkomunikasi dapat dilakukan melalui tulisan, gambar (grafik, bagan), membaca dan berbicara (diskusi, presentasi), maka guru hendaknya merencanakan agar dalam kegiatan belajar mengajarnya terdapat kesempatan untuk itu.37 Guru dapat memilihkan gambar (bagan, grfaik) dan tabel untuk memulai kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan berkomunikasi, dan meminta mereka untuk menjawab pertanyaan yang disertakan bersamanya. 38 Dengan kata lain, guru sebaiknya menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang meminta siswa untuk membaca data dalam gambar atau tabel dan mengemukakannya kembali. Selain itu, guru juga dapat memberikan tugas kepada siswa untuk menyajikan data hasil pengamatan ke dalam bentuk tabel atau grafik. d) Membantu mengembangkan keterampilan interpretasi Guru
sebaiknya
membantu
siswa
mengembangkan
keterampilan interpretasi dengan meminta mereka menemukan pola dari sejumlah data yang sudah dikumpulkan, dengan 36
Ibid.
37
Ibid., h. 84.
38
Ibid.
19
mengajak mereka mengartikan maksud atau maknanya, dengan menarik kesimpulan. 39 Gambar dan tabel dapat digunakan untuk membantu dalam interpretasi. e) Membantu mengembangkan keterampilan prediksi Untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan prediksi sebaiknya guru bertolak dari aspek keterampilan interpretasi tertentu yaitu menemukan pola. 40 Guru sebaiknya mengajak siswa untuk memperkirakan hal-hal yang belum terjadi berdasarkan pola tersebut. Melalui cara ini, prediksi akan lebih nyata bagi mereka dan jelas perbedaannya dengan meramal biasa atau dengan berhipotesis. f) Membantu mengembangkan keterampilan berhipotesis Ada
hal
penting
yang
harus
diketahui
dalam
mengembangkan keterampilan proses ini, yakni gagasan atau pendapat bahwa hipotesisnya itu benar. 41 Hipotesis dirumuskan berdasarkan pengetahuan tentang apa yang sedang terjadi. Walaupun keterampilan berhipotesis tidaklah mudah, namun yang penting disini adalah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan
berdasarkan
gagasan
penjelasan yang
ada.
pada Hal
kondisi ini
menjadi
spesifik dasar
pengembangan keterampilan proses selanjutnya, yaitu menerapkan konsep dan prinsip yang lebih luas, bahkan menerapkan teori (teknologi). 42
39
Ibid.
40
Ibid.
41
Ibid.
42
Ibid.
20
2. Model pembelajaran POE (Predict, Observe, and Explanation) Model pembelajaran merupakan bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. 43 Menurut Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) ada empat kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) Interaksi sosial; (2) pengolahan informasi; (3) personal-humanistik; dan (4) modifikasi tingkah laku. 44 Predict-observe-explain (POE) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1995 dalam buku Probing Understanding. 45 Model pembelajaran POE merupakan model pembelajaran dimana guru menggali pemahaman peserta didik dengan cara meminta peserta didik melaksanakan tiga tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan. Melalui ketiga kegiatan tersebut diharapkan siswa paham dan dapat mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan nyata. Menurut Rong Hsu (2004:1) secara tipikal POE melibatkan penggambaran situasi siswa dalam memprediksikan dan mengenal tentang apa yang akan terjadi ketika perubahan dibuat, dalam membuat alasan mengenai prediksi diperlukan observasi dan mencocokkan hasil prediksi dan pengamatan. 46 Model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) ini merupakan strategi pembelajaran dengan menggunakan eksperimen yang dimulai dengan penyajian sebuah persoalan dimana siswa diajak untuk menduga kemungkinan yang terjadi (memprediksi) yang kemudian dilanjutkan dengan mengobservasi dengan melakukan pengamatan langsung terhadap persoalan tersebut dan kemudian dibuktikan dengan melakukan percobaan untuk dapat menemukan kecocokan atau ketidakcocokan antara hasil pengamatan dengan prediksinya Salah satu tujuan dari model ini adalah untuk membangkitkan rasa ingin tahu 43
Yunita, Model-model pembelajaran KIMIA, (Bandung : CV. Insan Mandiri, 2012), Cet I, h. 3
44
Ibid., h. 4.
45
Yunita Putri Suyanto, Hadi Susanto dan Suharto Linuwih, Keefektifan Penggunaan Strategi PredictObserve-Explain untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa, Unnes Physics Education Journal, 2012, h. 16. (Tersedia online: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej. Pada 08/01/2014). 46
Yunita, op. cit, h. 53.
21
siswa terhadap suatu permasalahan, karena dalam model ini diawali dengan kegiatan memprediksi terlebih dahulu. Latihan memprediksi ini sangat penting bagi para siswa dan guru, karena dengan membuat alasan-alasan pada tahap predict, jelas akan membantu siswa menjadi lebih sadar tentang masalah yang dipikirkan. 47 Model pembelajaran POE adalah strategi yang sering digunakan dalam ilmu pengetahuan dan cocok untuk konteks pisik maupun dunia nyata. 48 Model pembelajaran POE merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan menggunakan langkah-langkah prediksi (predict), observasi (observe), dan menjelaskan (explain) yang bertujuan agar siswa
mampu
menemukan
pengetahuan
secara
sendiri
berdasarkan
pengalamannya. Urutan predict-observe-explain sangat penting untuk meningkatkan pemahaman siswa akan ide-ide saintifik. Strategi POE dapat mendorong peserta didik lebih aktif dan komunikatif. 49 Model POE merupakan salah satu model berorientasi konstruktivisme yang mampu melatih siswa untuk memberikan prediksi atau jawaban sementara dari permasalahan yang diberikan oleh guru. 50 Sesuai dengan teori tersebut maka dapat dikatakan bahwa pengetahuan itu berasal dari luar, misalnya dari objek pengamatan dan kemudian dibentuk atau dikonstruk dalam diri seseorang melalui kemampuan diri dalam menginterpretasikan objek tersebut. Sehingga dalam belajar, siswa tidak hanya sekedar meniru dari apa yang diamati atau diajarkan, tetapi secara aktif menyeleksi, menyaring, mengartikan, dan menguji kebenaran atas informasi yang diterimanya.
47
John Haysom dan Michael Bowen, Predict-Observe-Explain: Activities Enhancing Scientific Understanding, (Arlington: NSTA Press, 2010), h. 10. 48
Juniati, Penerapan Strategi Strategi Pembelajaran Probex untuk Meningkatkan Motibvasi dan Hasil Belajar Peserta Didik SMP Negeri 3 Purworejo, Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2007/2008 pada Konsep Kalor, Berkala Fisika Indonesia, Vol. 1, 2009, h. 33. (Tersedia online: http://journal.uad.ac.id. Pada 07/01/2014). 49 50
Ibid., h. 9.
Ratna Widyaningrum, Sarwanto dan Puguh Karyanto, Pengembangan Modul Berorientasi POE (Predict, Observe, Explain) Berwawasan Lingkungan pada Materi Pencemaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Bioedukasi, Vol. 6, 2013, h. 104. (Tersedia online: http://jurnal.fkip.uns.ac.id. Pada 01/04/2015).
22
a. Unsur-unsur Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) Proses pembelajaran dengan menggunakan model ini dapat menemukan sendiri (inkuiri) dengan 3 tahap, yaitu tahap Prediksi Observasi dan Eksplanasi. 51 a) Tahap Prediksi Kemampuan yang dapat mengantisipasi atau menyimpulkan suatu hal akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan perkiraan atas kecenderungan atau pola tertentu atau hubungan antar data atau informasi. Prediction atau membuat prediksi, merupakan suatu proses membuat dugaan terhadap
suatu
fenomena
alam. 52 Dari kedua hal di atas
mengenai prediksi dalam POE adalah tahapan pembelajaran yang akan memunculkan
kegiatan
menyimpulkan
sesuai
dengan
data
yang
didapatkan oleh siswa baik itu berupa dugaan ataupun benar. b) Tahap Observasi Kemampuan yang dapat mengobservasi untuk mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan dengan menggunakan pancaindra. Observation (observasi) yaitu melakukan penelitian/pengamatan apa yang terjadi pada suatu peristiwa, pada tahap ini bisa dilakukan penyelidikan/percobaan/ eksperimen, pengumpulan data, dan analisis data untuk menguji prediksi yang telah diajukan. 53 Berdasarkan dua pengertian di atas pada tahapan observasi di dalam POE, siswa diharapkan mengumpulkan segala informasi dalam proses pembelajaran baik itu dari eksperimen atau tidak dengan menggunakan pancaindra.
51
Yunita, Model-model pembelajaran KIMIA, (Bandung : CV. Insan Mandiri, 2012), Cet I, h. 53
52
USAID PRIORITAS. Buku Sumber untuk Dosen LPTK. Pembelajaran IPA SMP di LPTK. (Kerjasama: Amerika, Mendikbud, Depdiknas dan Depag, 2014), h.7. 53
Ibid.
23
c) Tahap Eksplanasi Pada akhir pembelajaran dalam mengembangkan kemampuan. Prediksi, Observasi dan Eksplanasi. Kemampuan yang terakhir ini untuk menjelaskan suatu kejadian secara terperinci. Explanation (penjelasan) yaitu pemberian penjelasan tentang kesesuaian antara dugaan dengan hasil eksperimen dari tahap observasi. 54 Jadi di dalam tahapan ini siswa diharapkan bisa menjelaskan data atau informasi yang telah mereka dapatkan dalam bentuk eksperimen atau tidak, serta bisa menghubungkan data atau informasi yang didapat sesuai dengan materi yang dipelajari. Metode pembelajaran POE memiliki tiga elemen, pertama adalah membuat prediksi (predict) yang bertujuan untuk memungkinkan guru bersama peserta didik memahami apa yang sedang mereka pikirkan, kedua adalah melakukan pengamatan (observe) baik melalui demonstrasi guru atau berupa kegiatan peserta didik, dan ketiga adalah membuat penjelasan (explain) yang merupakan tahap akhir dari model pembelajaran POE, pada tahap ini peserta didik mendiskusikan prediksi dan pengamatannya. Dari penjelasan mengenai pembelajaran POE serta penjelasan mengenai
Predict,
Observe
and
Explain
peneliti
mencoba
menghubungkannya dengan ada 8 tahapan dalam pembelajaran POE. Untuk tahapan satu sampai empat merupakan tahapan Predict, tahapan lima merupakan tahapan Observe, dan tahapan enam sampai delapan merupakan tahapan Explain. Hasil pengelompokkan ini akan membantu peneliti dalam mengelompokkan aspek-aspek KPS ke dalam pembelajaran POE yang nantinya akan membantu proses pengembagan instrumen penilaian. 3. Materi Asam Basa Larutan Asam dan Basa merupakan salah satu pokok bahasan dalam mata pelajaran IPA SMA kelas XI semester 2. Secara umum materi ini membahas tentang konsep Larutan Asam dan Basa menurut beberapa ahli seperti
54
Ibid.
24
Arrhenius, juga Bronsted Lowry serta Lewis. Selain itu, materi ini juga membahas kekuatan Asam dan Basa, serajat keasaman (pH), reaksi penetralan serta reaksi-reaksi larutan Asam dan Basa dalam kehidupan sehari-hari. Pada Kompetensi Inti (KI) 3 materi asam basa kemampuan yang ingin dicapai adalah memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Sementara pada KI 4 (keterampilan) kemampuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran adalah mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah kongkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Inti tersebut kemudian dijabarkan dalam kompetensi dasar yaitu, kompetensi dasar (KD) 3.10 Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam basa dan/atau pH larutan. Dan KD 4.10 Mengajukan ide/gagasan tentang penggunaan indikator yang tepat untuk menentukan keasaman asam/basa atau titrasi asam/basa. Dilihat dari dua kompetensi inti dan dua kompetensi dasar yang ada, materi asam basa merupakan materi yang syarat akan aplikasi dalam memahami konsepnya. Mengenalkan asam basa melalui penelitian langsung atau membuktikan konsepnya melalui percobaan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna kepada siswa. Konsep asam basa dapat disajikan melalui pembelajaran berbasis masalah. Menyajikan masalahmasalah dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan asam basa dan membawa siswa berperan aktif dalam mempelajari konsep tersebut. Asam dan basa mempunyai sifat-sifat tertentu yang dapat mempermudah kita untuk mengenalinya. Misalnya larutan asam mempunyai rasa asam. Inilah sebabnya mengapa jus lemon dan cuka mempunyai rasa masam. Sebaliknya,
25
basa seperti magnesium hidroksida mempunyai rasa sepat. Sifat-sifat lain dari asam dan basa adalah pengaruhnya pada indikator, suatu zat kimia yang warnanya tergantung dari keasaman atau kebasaan larutan contoh yang khas adalah lakmus. 55 Lakmus adalah zat kimia yang mempunyai warna biru dalam larutan basa dan warna pink dalam larutan asam. 56 Umumnya, kertas tipis yang telah dicelupkan kedalam lakmus terdapat di laboratorium untuk mengetes keasaman atau kebasaan dari larutan. Bila lakmus merah dicelupkan kedalam larutan basa, akan menjadi biru, sedangkan bila lakmus biru dicelupkan kedalam larutan asam akan menjadi merah pink. Pada umumnya, asam adalah zat-zat molekuler yang bila direaksikan dengan air akan menghasilkan ion hidronium. 57 Sedangkan basa ada dua macam: hidroksida ionik dan zat molekuler yang bila bereaksi dengan air akan menghasilkan ion OH- . Berikut adalah pengenalan materi asam basa : 1) Teori Asam Basa Sifat asam dan basa dari suatu larutan dapat dijelaskan menggunakan beberapa teori, yaitu teori asam-basa Bronsted-Lowry, dan teori asam basa G.N. Lewis. 58 Ketiga teori ini mempunyai dasar pemikiran yang berbeda, tetapi saling melengkapi dan memperkaya. Hal-hal yang tidak bisa dijelaskan oleh teori Arrhenius dapat dijelaskan dan dilengkapi oleh teori Bronsted-Lowry dan tidak bertentangan dengan teori Arrhenius. Demikian juga teori G.N Lewis dapat melengkapi hal-hal terkait asam-basa yang tidak dapat dijelaskan oleh teori Bronsted-Lowry. a. Teori Asam Basa Arrhenius
55
James. E Brady, Kimia Universitas Asas dan Struktur. (Jakarta:Binarupa Aksara, 1999), h. 179.
56
Ibid.
57
Brady, op. cit., h. 180.
58
Unggul Sudarmo, KIMIA untuk SMA/MA kelas XI (Jakarta : Erlangga, 2013), Cet I, h. 186
26
Svante Arrhenius (1887) mengemukakan bahwa asam adalah suatu zat yang jik dilarutkan kedalam air akan menghasilkan ion hidranium (H+). 59 Asam umumnya merupakan senyawa kovalen dan akan menjadi bersifat asam jika sudah larut dalam air. b. Teori Asam Basa Bronsted-Lowry Asam adalah spesi (ion atau molekul) yang berperan sebagai proton donor (pemberi proton atau H+) kepada suatu spesi yang lain. Basa adalah spesi (molekul atau ion) ynag bertindak menjadi proton akseptor (penerima proton atau H+). 60 Tiap reaksi asam basa Bronsted Lowry dapat dilihat sebagai dua reaksi yang bersaing antara pasangan asam dan basanya. 61 c. Teori Asam Basa Lewis Konsep asam basa menurut Bronsted Lowry mempunyai keterbatasan, terutama di dalam menjelaskan reaksi-reaksi yang melibatkan senyawa tanpa proton (H+), misalnya reaksi antara senyawa NH 3 dan BF 3, serta beberapa reaksi yang melibatkan senyawa kompleks. 62 Dalam definisi asam basa dari Lewis: suatu basa adalah suatu zat yang dapat memberikan sepasang elektron pada pembentukan sebuah ikatan kovalen. Suatu asam adalah suatu zat yang dapat menerima sepasang elektron untuk membentuk sebuah ikatan kovalen. 63
59
Ibid.
60
Ibid., h. 187
61
Brady, op. cit., h. 445.
62
Unggul, op, cit., h. 189.
63
Brady, loc. cit.
27
2) Nilai pH dan Sifat Larutan Air murni mempunyai nilai pH=7 dan pOH=7. Hubungan nilai pH dan pOH
dalam larutan asam dan basa dapat dinyatakan sebagai
berikut. 64 Tabel 2.2 Hubungan Nilai pH dan pOH dalam Larutan Asam Basa pH +
[H ]
0
1
2 -1
3 -2
4 -3
5 -4
6 -5
7 -6
8 -7
9 -8
10 -9
-10
11 -11
12 -12
13 -13
14
1
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10-14
10-14
10-13
10-12
10-11
10-10
10-9
10-8
10-7
10-6
10-5
10-4
10-3
10-2
10-14
1
(M) [OH-] (M)
Asam
Sifat
Netral
Basa
Pada dasarnya, pH digunakan untuk menyatakan konsentrasi ion +
H dalam larutan encer. Hubungan antara konsentrasi ion H+ dalam larutan dengan nilai pH pada suhu 25̊ C adalah sebagai berikut. 65 Larutan asam : [H+] > 1 X 10-7 M dan nilai pH < 7 Larutan basa : [H+] < 1 X 10-7 M dan nilai pH > 7 Larutan netral : [H+] < 1 X 10-7 M dan nilai pH = 7 Nilai pH dapat memberikan informasi tentang kekuatan suatu asam atau basa. Untuk konsentrasi yang sama, semakin kuat suatu asam, semakin besar konsentrasi ion H+ dalam larutan, dan nilai pH-nya semakin kecil. Semakin kuat suatu asam, semakin kecil nilai pHnya. Sebaliknya, semakin kuat suatu basa, semakin besar konsentrasi ion OH- dalam larutan. Semakin besar konsentrasi ion OH-, semakin kecil konsentrasi ion H+ dalam larutan. Akibatnya, nilai pH menjadi semakin besar. Semakin kuat suatu basa, semakin besar nilai pHnya. 66 64
Unggul, op. cit., h. 203.
65
Ibid.
66
Ibid.
28
3) Indikator Asam Basa dan Nilai pH Untuk mengetahui suatu larutan bersifat asam atau basa, secara umum dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan indikator kertas lakmus. 67 Namun, jika ingin diketahui pH suatu larutan lebih tepat, diperlukan indikator universal atau pH meter. Indikator universal merupakan campuran dari beberapa indikator yang telah diketahui trayek pH-nya. 68 B. Kerangka Berpikir Proses belajar mengajar merupakan suatu rangkaian proses yang terpadu yang melibatkan interaksi dan timbal balik antara guru dan siswa, interaksi tersebut bersifat edukatif dan mengarahkan siswa dalam pembelajaran agar hasil belajar siswa dapat tecapai secara optimal. Pembelajaran kimia tidak hanya berfungsi untuk membimbing siswa dalam menguasai konsep-konsep materi saja, tetapi juga sebagai sarana untuk mengembangkan
keterampilan
dan
sikap
ilmiah
siswa.
Namun
pada
kenyataannya, dalam proses pembelajaran kimia saat ini umumnya guru masih menilai kesuksesan pembelajaran hanya dari hasil belajar siswa sehingga proses pembelajaran kimia lebih difokuskan untuk penguasaan materi saja, tidak dalam prosesnya. Keterampilan proses sains dalam pembelajaran kimia akan membantu siswa dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan. Karena keterampilan proses sains dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Penerapan model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) dalam proses pembelajaran kimia diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Pada tahap memprediksi (Predict) siswa diminta untuk memprediksi atau membuat dugaan sementara (hipotesa) terhadap suatu 67
Unggul, op. cit., h. 206.
68
Ibid.,
29
fenomena, kemudian siswa akan melakukan pengamatan (observe) untuk membuktikan hasil dugaannya apakah sesuai atau tidak, lalu dalam tahap penjelasan (Explain) siswa dapat menjelaskan atau mengkomunikasikan hasil dari pengamatan terhadap dugaannya. Sehingga dalam proses pembelajaran Ilmu IPA khususnya Ilmu Kimia seorang guru tidak hanya sekedar penyampaian konsep/materi saja tetapi guru juga harus menjelaskan dan memberikan suatu pengalaman tertentu agar para siswa dapat menemukan konsep itu sendiri. Pengalaman-pengalaman tersebut akan didapatkan para siswa pada saat melakukan kegiatan praktikum. Dengan pengalaman tersebut, para siswa dapat memiliki keterampilan-keterampilan layaknya seorang ilmuan. Langkah-langkah ilmiah dalam pembelajaran kimia dapat dilakukan dalam pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen merupakan metode pembelajaran dengan cara siswa mempartekan langsung untuk
menguji atau
membuktikan suatu konsep yang dipelajari. Metode ini dapat didesain dengan pemblajaran model POE. Melalui perpaduan antara metode dan model yang tepat hal tersebut akan mendorong siswa belajar lebih efektif dalam menemukan suatu kebenaran dan menemukan jawaban atas permasalahanya yang berkaitan dengan konsep yang ada. Pembelajaran tersebut juga dapat menunjang berkembangnya dan terlaksananya keterampilan proses sains siswa, dimana keterampilan proses sains merupakan suatu keterampilan yang melibatkan keterampilan berpikir, keterampilan manual dan sosial. Keterampilan proses sains siswa merupakan keterampilan yang melibatkan proses-proses ilmiah dalam mempelajari suatu konsep. Keterampilan proses sains itu sendiri meliputi langkah pengamatan, menafsirkan,
mengelompokan,
meramalkan,
berkomunikasi,
berhipotesis,
merencanakan percobaan, menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan dan melakukan percobaan. Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. 69
69
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet ke-15, h. 92.
30
Berikut adalah langkah analisis Keterampilan Proses Sains siswa dengan model Predict Observe Explain (POE): Tabel 2.3 Hubungan Keterampilan Proses Sains Siswa dengan Model Predict, Observe, Explain Tahap Predict Indikator KPS Observe Explain terukur Predict • Mengamati
Observe
Explain
yang Sub indikator KPS
• Menggunakan sebanyak mungkin indra, menggunakan fakta. • Memprediksi • Menggunakan pola-pola hasil pengamatan. • Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati. • Berhipotesis • Mengetahui bahwa ada yang lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari satu kejadian. • Menyadari bahwa suatu kemungkinan perlu diuji kebenarannya. • Mengajukan • Meminta penjelasan, bertanya pertanyaan apa, mengapa, bagaimana atau menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan percobaan. • Klasifikasi • Mencatat pengamatan secara terpisah • Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah • Merencanakan kerja, menentukan alat dan percobaan bahan. • Menggunakan alat • Menentukan apa yang akan dan bahan dilaksanakan berupa langkah kerja, menentukan alat dan bahan. • Interpretasi • Menghubungkan hasil-hasil pengamatan, menyimpulkan. • Menerapkan konsep • Menggunakan konsep pada pengalaman baru pada situasi yang sedang terjadi. • Berkomunikasi • Menghubungkan hasil-hasil pengamatan, menyimpulkan. • Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian.
31
Berikut adalah gambaran mengenai kerangka berpikir dari penelitian ini :
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
32
C. Penelitian yang Relevan Hasil penelitian Haryono yang berjudul “Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan
Keterampilan
Proses
Sains”,
menunjukkan
bahwa
model
pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah; (1) Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah bentuk pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam rangkaian proses belajar mengajar guna mengarahkan siswa pada proses konstruksi pengetahuan secara mandiri. Proses pembelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep, teori, dan sikap tertentu melalui proses sains secara mandiri. Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains terbukti cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan proses sains siswa sekaligus pencapaian hasil belajarnya secara keseluruhan. 70 Selanjutnya, pada penelitian Bayram Costu, dkk yang berjudul “Investigating the effectiveness a POE-based teaching activity on students understanding of
condensation”,
menunjukkan
bahwa
POE
membantu
mereka
untuk
mengevaluasi pengetahuan mereka sebelumnya dan untuk menguji kembali ideide mereka dalam kelompok dan dalam diskusi seluruh kelas. Sehingga membantu mereka untuk memahami pelajaran yang lebih baik dan lebih ilmiah. 71 Penelitian mengenai “Critical Pedagogy for Constructing Knowledge and Process Skills in Science” yang dilakukan oleh Ramesh, M menyatakan bahwa
keterampilan proses mendorong peningkatan yang signifikan dalam pemahaman materi pelajaran dan ilmu pengetahuan, dengan alasan bahwa konten ilmu pengetahuan dan keterampilan proses sains harus diajarkan bersama-sama karena mereka saling melengkapi. Mengembangkan sikap ilmiah di kalangan pelajar 70
Haryono, Model pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. (UNNES, 2006) Vol. 7, No.1, h.11. 71 B.Costu, A.Ayas, and M. Niaz, Investigating the Effectiveness a POE-based Teaching Activity on Students Understanding of Condensation Vol. 5. p. 63
33
merupakan salah satu tujuan pengajaran sains di sekolah-sekolah, pendekatan proses pembelajaran sains dapat mempromosikan sikap yang menguntungkan terhadap ilmu pengetahuan. Guru sangat diperlukan dalam pedagogi kritis karena peran mereka sebagai fasilitator pembelajaran dan penyedia kesempatan untuk berpikir kritis. Dalam pedagogi kritis guru sangat penting untuk mencapai perubahan dalam kelas. Anak terlibat dalam eksplorasi kegiatan untuk memperoleh keterampilan kognitif dan psikomotor dasar melalui observasi, klasifikasi, inferensi, juga estimasi dan pengukuran. Dengan demikian pendekatan pedagogi kritis akan mengembangkan kesadaran siswa melalui keterampilan proses sains yang dapat membantu mereka memperoleh konsep-konsep ilmiah. 72. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Desi Nur Anisa, dkk yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, and Explanation) dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa pada materi Asam, Basa dan Garam kelas VII semester 1 SMP
1 Jaten tahun pelajaran 2012/2013” menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran POE menggunakan metode eksperimen dan demonstrasi terhadap prestasi belajar kognitif siswa pada materi asam, basa dan garam, terdapat pengaruh signifikan sikap ilmiah terhadap prestasi kognitif siswa pada materi asam, basa dan garam. 73 Penelitian lain terkait dengan keterampilan proses sains siswa yang dilakukan oleh Mahesa Kale, dkk dengan judul “Penerapan Keterampilan Proses Sains melalui Model Think Pair Share pada Pemebelajaran Fisika di SMA” menunjukkan bahwa data KPS (Keterampilan Proses Sains) siswa diperoleh dari hasil analisis jawaban pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Persentase rata-rata yang diperoleh dari eksperimen dan hasil penilaian LKS berturut-turut yaitu, merumuskan hipotesis dengan persentase sebesar 91,9%, mengidentifikasi variabel dengan persentase sebesar 85,3%, mencatat hasil pengamatan dengan 72
Ramesh M, Critical Pedagogy for Constructing Knowledge and Process Skills in Science, Vol. 2, No.1, 2013, h. 105. 73
Desi Nur Anisa, Mohammad Masykuri, dan Sri Yamtinah, “Pengaruh Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explanation) dan Sikap Ilmiah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Asam, Basa dan Garam Kelas VII Semester 1 SMP N 1 Jaten Tahun Pelajaran2012/2013”, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2, No.2, 2013, h. 16.
34
persentase sebesar 91,2%, menganalisis data dengan persentase sebesar 85,9% dan menarik kesimpulan dengan persentase sebesar 93,3%. Sedangkan persentase keterampilan proses sains rata-rata totalnya adalah 88,56% dan apabila persentase keterampilan proses siswa tersebut disesuaikan dengan kriteria keterampilan proses siswa maka tergolong dalam kategori baik. Persentase keterampilan proses sains siswa yang tertinggi adalah menarik kesimpulan (93,3%). Semua siswa melaksanakan percobaan dan diminta untuk menganalisis hasil pengamatan yang sudah tersedia pada isian LKS. Dalam melaksanakan percobaan, semua siswa aktif dalam pengambilan data sehingga siswa mencatat semua hasil percobaan yang telah dilaksanakan. Sedangkan persentase aspek keterampilan proses sains siswa yang terendah adalah mengidentifikasi variabel (79,7%). Hal ini karena siswa belum terbiasa untuk melakukan praktikum. Kurangnya pengalaman siswa dalam melakukan prakttikum mengakibatkan siswa kurang terampil dalam mengolah data untuk dianalisis pada isian LKS. 74
74
Mahesa Kale, Sri Astutik, Rif’ati Dina, “Penerapan Keterampilan Proses Sains melalui Model Think Pair Share pada Pembelajaran Fisika di SMA”, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2, 2013, h.237.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tangal 08-16 bulan Juni 2015. Tempat penelitian dilakukan di SMA Al-Hasra Jalan Raya Ciputat-Parung Km 24 Depok. B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah penelitian yang dilakukan untuk menjelaskan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu. 1 Penelitian deskriptif umumnya dilakukan dengan tujuan utama yakni menggambarkan secara sistematik fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat. Penelitian deskriptif secara kuantitatif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angka-angka yang bermakna. 2 Data yang berbentuk kata-kata tersebut disisihkan untuk sementara, karena akan sangat berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis
data
kuantitatif. 3
Penelitian
deskriptif
kuantitatif
sifat
kajiannya
menggunakan ukuran, jumlah atau frekuensi. Data yang diperoleh dari angket atau ceklis, dijumlahkan atau dikelompokkan sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan. 4 Dalam penelitian ini aspek yang akan diteliti adalah keterampilan proses sains siswa yaitu mengajukan pertanyaan, menyusun hipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan, observasi, mengklasifikasikan, memprediksi, 1
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 59 2
Nana Sudjana, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), Cet 1, h. 53.
3
Ibid., h. 282-283.
4
Ibid., h. 283.
35
36
interpretasi, menerapkan konsep, dan mengkomunkasikan. Penelitian ini memiliki lima tahapan. Adapun uraian kegiatan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut: 1. Tahap 1, tahap awal merupakan tahap persiapan meliputi pembuatan instrumen penelitian meliputi pembuatan RPP, lembar kerja siswa (LKS), lembar observasi KPS, lembar wawancara. RPP dirancang sesuai dengan model yang digunakan yaitu, RPP berbasis Predict Observe Explain (POE), demikian juga dengan LKS mengenai asam basa yang dirancang sesuai dengan tahapan POE. Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi yang didalamnya mencakup aspek-aspek penilaian Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa. Lembar wawancara yang dimaksud adalah lembar wawancara yang berisikan pertanyaan terbuka yang ditujukan kepada guru mata pelajaran kimia. 2. Tahap 2, meliputi validasi instrumen penelitian. Pada tahap ini instrumen yang digunakan untuk memperoleh data utama dilapangan di validasi dari segi rasional, isi dan konstruknya oleh staf ahli. Staf ahli dalam hal ini adalah dosen kimia dari jurusan pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan (FITK). Setelah instrumen divalidasi kemudian instrumen tersebut diperbaiki sesuai dengan komentar dan saran yang diberikan oleh staf ahli dan kemudian dapat digunakan dalam penelitian. 3. Tahap 3, pengumpulan data keterampilan proses sains siswa. Proses pengumpulan data utama dalam penelitian ini dilakukan dengan kegiatan praktikum berbasis POE untuk mengetahui kualitas KPS yang di miliki oleh masing-masing siswa. Wawancara juga dilakukan kepada siswa sebagai data pelengkap dan penguat penelitian serta untuk memperoleh gambaran siswa dalam kegiatan pembelajaran kimia di kelas. Dokumentasi berupa foto kegiatan praktikum juga dilakukan dalam penelitian ini. 4. Tahap 4, Mengolah data yang telah didapat selama penelitian berlangsung. Data KPS yang diperoleh melalui kegiatan observasi dikelompokan berdasarkan masing-masing KPS yang dimiliki oleh siswa, kemudian dicari nilai rata-rata dan presentasi masing-masing dari setiap aspek. Hasil pengolahan data yang diperoleh dari hasil observasi merupakan data utama yang digunakan dalam penelitian KPS ini. Data penilaian lembar kerja siswa (LKS) dan wawancara siswa serta
37
dokumentasi lainnya merupakan data pendukung dari data utama yang berasal dari observasi. 5. Tahap 5, meliputi tahap menarik kesimpulan beradsarkan hasil analisis KPS. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. 5 Jadi populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Mengingat luasnya populasi maka populasi dalam penelitian ini dibatasi untuk membantu mempermudah penarikan sampel. Dalam hal ini, populasi targetnya kelas XI IPA SMA Al-Hasra Jalan Raya Ciputat-Parung Km 24 Depok. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. 6 Sampel dalam penelitian ini merupakan bagian dari populasi yang menjadi subjek penelitian. Dalam penelitian ini, sampel diambil dengan teknik purposive sampling yaitu sampel bertujuan dilakukan bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan tujuan tertentu. 7 Sampel yang diambil yaitu kelas XI IPA Plus SMA Al-Hasra. Sampel ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan bahwa kelas XI IPA Plus memiliki homogenitas yang lebih baik dibandingkan dengan kelas regular dan dalam hal penentuan sample, pihak sekolah atau guru bersangkutan terlibat langsung dalam mempertimbangkan dan menentukan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa kemampuan siswa dalam hal kognitif, afektif dan psikomotorik berbeda-beda. Siswa dalam penelitian ini dibagi dalam lima
5
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 15, h. 80. 6
Ibid., h. 117. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Paktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h. 183. 7
38
kelompok, dimana dalam setiap anggota kelompok terdapat siswa laki-laki dan perempuan. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua tahapan, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Adapun penjabaran dari kedua tahap tersebut adalah sebagai berikut : 1. Persiapan Tahap persiapan dalam penelitian ini meliputi : a. Membuat instrumen penelitian, yaitu lembar observasi sebagai penghimpun data utama dan lembar wawancara guru sebagai data pendukung. Pendukung dalam kegiatan penelitian lainnya adalah pembuatan RPP dan Lembar Kegiatan Siswa yang akan digunakan oleh siswa dalam pembelajaran dan praktikum berbasis Predict, Observe, Explain (POE). b. Validasi instrumen penelitian, tahap validasi instrumen dilakukan oleh staf ahli yaitu dosen kimia jurusan pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta. Setelah tahap validasi kemudian dilakukan tahap perbaikan instrumen sesuai saran dan komentar validator sehingga instrumen dapat digunakan dalam penelitian. Setelah instrumen diperbaiki sesuai saran yang telah diberikan kemudian instrumen tersebut diperbanyak dan langsung digunakan dalam pengambilan data penelitian. 2. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan merupakan tahap pengumpulan data KPS siswa pada saat kegiatan praktikum kimia. a.
Observasi Kegiatan yang diobservasi dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran kimia berbasis POE melalui kegiatan praktikum asam basa. Observasi dilakukan pada dua kegiatan praktikum asam basa. Praktikum pertama mengenai pengujian sifat asam basa, dan praktikum kedua mengenai pengukuran nilai pH asam basa.
39
Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh observer untuk mengobservasi aktivitas siswa dan memberikan penilaian keterampilan proses sains siswa yang muncul setiap kegiatan siswa. Keterampilan proses sains siswa yang tercakup dalam lembar observasi dan diteliti dalam penelitian ini mencakup sepuluh aspek
KPS,
yaitu
keterampilan
bertanya,
memprediksi,
berhipotesis,
mengamati, mengklasifikasi, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, interpretasi, mengkomunikasikan. b.
Wawancara Wawancara atau interviu (interview) adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanyajawab
sepihak. 8
Wawancara
yang
digunakan
berupa
wawancara
langsung/mendalam (in-depth interviepew) yaitu wawancara yang dilakukan dengan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara. Wawancara dilaksanakan secara terstruktur dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Wawancara dilakukan kepada perwakilan siswa dalam masing-masing kelompok. Hasil wawancara ini digunakan sebagai data pelengkap dalam pengolahan data penelitian terkait dengan keterampilan proses sains dan respon siswa dalam kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE). E. Instrumen Penelitian 1. Lembar Observasi Pengamatan atau observasi (Observation) adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. 9 Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak 8
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi Aksara,2012), Cet.1, h.
9
Ibid., h. 45.
44.
40
digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Melalui pengamatan dapat diketahui bagaimana sikap dan perilaku siswa, kegiatan yang dilakukannya, tingkat partisipasi dalam suatu kegiatan, proses kegiatan yang dilakukannya, kemampuan, bahkan hasil yang diperoleh dari kegiatannya. Observasi yang dilakukan disini adalah observasi langsung, yaitu pengumpulan data berupa pengamatan mata atau telinga secara langsung. Dengan demikian melalui observasi dapat terlihat kemunculan keterampilan proses sains yang diamati dengan menggunakan panca indera secara langsung. Untuk mengetahui urutan kemunculan keterampilan proses dan frekuensi, peneliti mengadopsi format penskoran yang digunakan oleh Ngalim Purwanto. Cara penilaian dengan menggunakan persen atau yang disebut percentages correction 10. Besarnya nilai yang diperoleh siswa merupakan persentase dari skor maksimum ideal yang seharusnya dicapai jika tersebut di kerjakan dengan hasil 100% betul. 11 Format lembar observasi ini menggunakan Dalam penentuan skor digunakan skala Likert. Menurut Sugiyono, skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam skala Likert terdapat lima kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan kurang sekali. Lembar observasi digunakan untuk menjaring aspek keterampilan proses sains siswa berdasarkan kriteria-kriteria yang ada. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan melibatkan beberapa observer yang akan mengobservasi dengan mengambil data pada tiap-tiap kelompok. Setiap kelompok diobservasi oleh satu orang observer yang sudah mengetahui sistematika pelaksanaan observasi melalui penjelasan dari peneliti. Penjelasan yang diberikan berupa penjelasan penggunaan lembar observasi pada saat melakukan pengamatan dalam kegiatan praktikum serta tata cara pemberian kisi-kisi tiap poin pegamatan yang ada pada lembar observer. Peneliti berharap 10
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), H. 102 – 103. 11
Ibid.
41
bahwa persepsi dari masing-masing observer akan sama dalam mengamati fenomena yang muncul pada saat kegiatan pembelajaran. Dalam penelitian ini, pencuplikan data melalui lembar observasi melibatkan lima orang observer yang megobservasi terhadap lima kelompok. Setiap kelompok diobservasi oleh satu orang observer yang sebelumnya telah mendapatkan penjelasan tentang pelaksanaan observasi dari peneliti. Penjelasan yang diberikan berupa penggunaan lembar observasi pada saat kegiatan praktikum serta pemberian kisi-kisi tiap poin pengamatan pada lembar observasi. Dengan langkah tersebut diharapkan masing-masing observer memiliki persepsi yang sama pada saat observasi berlangsung. 2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Komponen yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan salah satunya adalah bentuk bahan ajar yang digunakan. Keberadaan bahn ajar yang inovatif dan kreatif merupakan harapan bagi semua peserta didik. Salah satu bahan ajar yang banyak digunakan saat ini guna menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan adalah Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Lembar Kegiatan Siswa (LKS) memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasl belajar yang harus ditempuh. Lembar kegiatan siswa (LKS) berfungsi agar setiap pengetahuan dan pemahaman siswa dapat diberdayakan melalui media pembelajaran sehingga situasi belajar menjadi lebih bermakna, lebih memudahkan peserta didik untuk memahami materi yang diberikan, mempermudah pelaksanaan pengajaran peserta didik, terstruktur dan terkesan lebih baik pada setiap pemahaman siswa, serta dapat meminimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan peserta didik. Lembar kegiatan siswa (LKS) digunakan dalam pembelajaran tidak berdiri sendiri atau menjadi bahan ajar yang utama satu-satunya untuk pembelajaran. Agar lebih sempurna maka LKS dapat juga dipadukan model pembelajaran yang bertujuan agar siswa lebih mudah dan cepat memahami apa yang dipelajarinya. Dalam hal ini peneliti merancang LKS sesuai dengan kompetensi keterampilan proses sains mengunakan langkah pembelajaran POE. Lembar
42
kegiatan siswa (LKS) berbasis POE dalam penelitian ini merupakan LKS yang didalamnya terdapat kegiatan predict, observe, dan explain. Lembar kegiatan siswa (LKS) ini disusun berdasarkan langkah-langkah pembuatan LKS sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, hanya saja dikembangkan dengan menggunakan
menggunakan
dan
menerapkan
karakteristik
POE
yang
mengarahkan siswa untuk menguasai konsep pada materi asam basa. 3. Wawancara Menurut Suharsimi Arikunto “wawancara atau interviu (Interview) adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya-jawab sepihak. 12 Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan”. Pada dasarnya, wawancara kepada siswa adalah kuesioner yang disajikan secara verbal kepada siswa. 13 Wawancara yang digunakan berupa wawancara langsung/mendalam (in-depth interviepew) yaitu wawancara yang dilakukan dengan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara. Wawancara dilaksanakan secara terstruktur dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Wawancara dilakukan kepada perwakilan siswa dalam masing-masing kelompok. Hasil wawancara ini digunakan sebagai data pelengkap dalam pengolahan data penelitian terkait dengan keterampilan proses sains dan respon siswa dalam kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE). F. Teknik Pengolahan Data 1. Data lembar observasi Data diperoleh dengan memberi di bagian mana tanda ceklis dalam lembar observasi dibubuhkan, dalam Suharsimi Akunto dijelaskan bahwa “Chek-List atau 12
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi Aksara,2012), Cet.1, h.
13
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), Cet. 15, h. 152.
44.
43
adalah deretan pertanyaan (yang biasanya singkat-singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok ditempat yang sudah disediakan. 14 Tanda ceklis tersebut dimasukkan kedalam lembar observasi sesuai dengan kriteria yang ada pada setiap aspek keterampilan proses sains siswa yang muncul selama berlangsungnya rangkaian kegiatan praktikum. a. Dalam penentuan skor digunakan skala Likert. Menurut Sugiyono, skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Untuk setiap sikap yang teramati, diberi skor dengan 5 skala penilaian seperti tabel berikut. Tabel 3.1 Skala Penilaian Sikap No.
Keterangan
Skor
1.
Sangat baik
4
2.
Baik
3
3.
Cukup
2
4.
Sangat kurang
1
5.
Kurang
0
b. Menjumlah banyaknya ceklis pada setiap kolom yang terdapat pada lembar observasi tiap kelompok untuk menunjukkan secara kuantitatif kegiatan praktikum dan keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa. c. Selanjutnya, jumlah persentase dapat dihitung dengan rumus : Nilai Persen =
14
43.
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
× 100%
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan edisi 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. 1, h.
44
Keterangan : 15 NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan R
= skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = bilangan genap 2. Data Lembar Kegiatan Siswa Data diperoleh dari penilaian lembar kegiatan siswa selama pelaksanaan kegiatan praktikum. Siswa mengerjakan lembar kegiatan siswa kemudian dinilai berdasarkan rubrik pedoman penilaian yang telah dibuat. 3. Data Wawancara Wawancara dilakukan kepada perwakilan siswa dalam masing-masing kelompok sebanyak 5 orang siswa. Wawancara dilaksanakan secara terstruktur dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Hasil wawancara ini digunakan sebagai data pelengkap dalam pengolahan data penelitian terkait dengan keterampilan proses sains dan respon siswa dalam kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE G. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, analisis yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif, dalam Suharsismi Arikunto dijelaskan bahwa “Analisis deskriptif kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mencari jumlah frekuensi dan mencari jumlah presentasenya.” Apabila datanya telah terkumpul, kemudian diklasifikasikan menjadi dua kelompok data yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol. Data kualitatif yang berbentuk kata-kata tersebut disisihkan untuk sementara, karena akan sangat berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif. Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan terhadap data yang telah terkumpul adalah trianggulasi 15
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip Dasar dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010), h.102.
45
yaitu peneliti menggabungkan data yang berasal dari lembar observasi, penilaian lembar
kegiatan
siswa
(LKS)
dan
wawancara
secara
bersamaan
untuk
mengkonfirmasi dan saling menguatkan data hasil penelitian. Adapun langkah-langkah teknik analisa dari data yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Analisis Data Lembar Observasi Hasil persentase yang diperoleh berdasarkan persentase rata – rata keterampilan proses sains siswa dari data lembar observasi kemudian diinterpretasikan kedalam 5 skala kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, atau sangat kurang. Setelah itu peneliti dapat menentukan bagaimana kategori keterampilan proses sains siswa berdasarkan masing-masing aspek keterampilan proses sains. Tabel 3.2 Perhitungan skala pengukuran 16 No.
Interval Skor
Kategori
Huruf
1.
81-100 %
Sangat Baik
A
2.
61-80 %
Baik
B
3.
41-60 %
Cukup
C
4.
21-40 %
Kurang
D
5.
0-20 %
Sangat Kurang (Buruk)
E
2. Analisis Data Lembar Kegiatan Siswa Hasil isian lembar kegiatan siswa diberi skor berdasarkan kriteria pedoman penilaian yang sudah dibuat. 3. Analisis Data Wawancara Data yang diperoleh dari hasil wawancara dibuat dalam bentuk transkripsi untuk kemudian ditrjemahkan secara deskriptif dan diklasifikasikan berdasarkan keterampilan proses sains yang dinyatakan. Kemudian data tersebut dianalisa sehingga dapat diketahui respon siswa terhadap pembelajaran model Predict, Observe, Explain (POE). 16
Riduwan dan Sunarto. Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Komunikasi, dan Bisnis. (Bandung : Alfabeta, 2010), Cet. 3, h.23.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN 1. Hasil
Pengamatan Keterampilan Proses Sains
Siswa Berdasarkan Lembar
Observasi Hasil dari penelitian keterampilan Proses Sains (KPS) siswa SMA kelas XI ini dilakukan di SMA Al-Hasra dan diperoleh melalui metode praktikum. Observasi yang dilakukan adalah menganalisis aspek-aspek keterampilan proses sains siswa yang muncul pada saat kegiatan pembelajaran menggunakan model POE (Predict, Observe, Explain) dalam kegiatan praktikum pada materi asam basa. Observasi dilakukan terhadap dua kegiatan praktikum yang berbeda yaitu; 1) menentukan sifat larutan dan 2) Memperkirakan nilai pH beberapa larutan. Pada praktikum pertama siswa diminta untuk menentukan sifat beberapa larutan (asam/basa) menggunakan kertas lakmus merah dan biru. Pada praktikum kedua, siswa diminta untuk memperkirakan nilai pH menggunakan indikator universal. Hasil ini merupakan data utama dan diperoleh dari pengamatan aktifitas kinerja siswa dalam lembar observasi yang dilakukan oleh lima observer pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Jawaban dari siswa diberi skor kemudian diubah menjadi bentuk persentase. Dari nilai persen tersebut dapat dikategorikan kemampuan siswa berdasarkan lima kategori kemampuan. Lima kategori kemampuan tersebut yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang. Sebelum observasi dilakukan, observer diberikan pedoman teknis pengamatan dan cara mengisi lembar observasi yang digunakan. Proses pengamatan dilakukan sebaik mungkin agar tidak mengganggu proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Hasil analisis data lembar observasi keterampilan proses sains siswa dalam penelitian ini dianalisis pada siswa kelas XI IPA Plus SMA Al-Hasra sebanyak 21 siswa. Analisis Keterampilan Proses Sains siswa pada praktikum pertama yaitu mengenai penentuan sifat asam/basa beberapa larutan sedangkan hasil analisis keterampilan proses sains siswa pada praktikum kedua yaitu memperkirakan pH larutan menggunakan indikator
46
47
universal. Hasil yang diperoleh berdasarkan lembar observasi dapat disajikan dalam Tabel 4.1. Tabel 4.1 Tabel Nilai Rata-rata Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan Lembar Observasi
No.
1. 2. 3. 4.
Aspek Keterampilan Proses Sains Mengajukan pertanyaan Menyusun hipotesis Merencanakan percobaan Menggunakan alat/bahan
Persentase KPS (%) Praktikum
Praktikum
1
2
Persentase Rata-rata
Kategori
(%)
71,50
71,50
71,50
Baik
80,75
89,25
85,00
Sangat baik
83,50
79,75
81,63
Sangat baik
75,00
73,75
74,38
Baik
5.
Observasi
96,50
96,25
96,38
Sangat baik
6.
Mengklasifikasikan
69,00
80,75
74,88
Baik
7.
Memprediksi
56,00
64,25
60,13
Cukup
8.
Interpretasi
58,75
62,00
60,38
Cukup
9.
Menerapkan konsep
95,00
95,00
95,00
Sangat baik
10.
Mengkomunikasikan
82,25
74,50
78,38
Baik
Persentase rata-rata
76,83
78,70
77,77
Baik
Berdasarkan Tabel 4.1 pada praktikum pertama dan kedua diperoleh persentase hasil rata-rata dari kesepuluh aspek keterampilan proses sains siswa dan hasilnya terdapat 4 aspek yang termasuk kategori sangat baik yaitu menyusun hipotesis dengan persentase sebesar 85,00%, merencanakan percobaan dengan persentase sebesar 81,63%, observasi dengan persentase sebesar 96,38%, dan menerapkan konsep dengan persentase sebesar 95,00%. Sedangkan 4 kategori yang termasuk baik yaitu mengajukan pertanyaan dengan persentase sebesar 71,50%, menggunakan alat bahan
48
dengan persentase sebesar 74,38%, mengklasifikasikan dengan persentase sebesar 74,88%, dan mengkomunikasikan dengan persentase sebesar 78,38%. Dan yang termasuk dalam kategori cukup yaitu memprediksi dengan persentase sebesar 60,13% dan interpretasi dengan persentase sebesar 60,38%. Berdasarkan hasil pengamatan melalui data lembar observasi nilai rata-rata dari kesepuluh aspek keterampilan proses sains (KPS) pada praktikum 1 dan 2 adalah 77,77 % dengan kategori baik. Artinya kesepuluh aspek keterampilan proses sains siswa muncul pada saat kegiatan praktikum. 2. Hasil Penilaian Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan LKS Hasil analisis data keterampilan proses sains siswa berdasarkan penilaian lembar kegiatan siswa (LKS) pada siswa dalam penelitian ini dianalisis pada siswa kelas XI IPA Plus SMA Al Hasra sebanyak 21 siswa. LKS yang digunakan oleh siswa juga didesain dengan langkah POE yang mengukur beberapa keterampilan proses sains siswa. Analisis Keterampilan Proses Sains siswa pada praktikum pertama yaitu mengenai penentuan sifat asam/basa beberapa larutan sedangkan hasil analisis keterampilan proses sains siswa pada praktikum kedua yaitu memperkirakan pH larutan menggunakan indikator universal. Hasil yang diperoleh berdasarkan data penilaian lembar kegiatan siswa (LKS) disajikan dalam tabel 4.2 Tabel 4.2 Tabel Nilai Rata-rata Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan Penilaian Lembar Kegiatan Siswa (LKS) No.
1. 2. 3. 4.
Aspek Keterampilan Proses Sains Mengajukan Pertanyaan Menyusun Hipotesis Merencanakan Percobaan Menggunakan
Persentase KPS (%)
Persentase
Praktikum
Praktikum
Rata-rata
Kategori
1
2
(%
71,50
74,75
73,13
Baik
74,50
79,75
77,13
Baik
80,75
80,75
80,75
Baik
71,50
73,75
72,63
Baik
49
No.
Aspek Keterampilan Proses Sains
Persentase KPS (%)
Persentase
Praktikum
Praktikum
Rata-rata
1
2
(%
Kategori
alat/bahan 5.
Observasi
95,00
96,50
95,75
Sangat baik
6.
Mengklasifikasikan
83,50
80,75
82,13
Sangat baik
7.
Memprediksi
75,00
64,25
69,63
Baik
8.
Interpretasi
60,00
62,00
61,00
Baik
9.
Menerapkan Konsep
96,50
80,75
88,63
Sangat baik
10.
Mengkomunikasikan
83,50
74,50
79,00
Baik
Persentase rata-rata
79,18
76,78
77,98
Baik
Berdasarkan Tabel 4.2 pada praktikum pertama dan kedua diperoleh persentase hasil rata-rata dari kesepuluh aspek keterampilan proses sains siswa dan hasilnya terdapat 3 aspek yang termasuk kategori sangat baik yaitu merencanakan percobaan dengan persentase sebesar 80,75%, observasi dengan persentase sebesar 95,75%, mengklasifikasikan dengan persentase sebesar 82,13%. Kemudian 7 aspek yang termasuk kategori baik yaitu mengajukan pertanyaan dengan persentase sebesar 73,13%, menyusun hipotesis dengan persentase sebesar 77,13%, menggunakan alat bahan dengan persentase sebesar 72,63%%, memprediksi dengan persentase sebesar 69,633%, interpretasi dengan persentase sebesar 61,00%, menerapkan konsep dengan persentase sebesar 88,63%, dan mengkomunikasikan dengan persentase sebesar 79,00%. Berdasarkan data hasil pengamatan melalui penilaian lembar kerja siswa (LKS) diperoleh nilai rata-rata dari kesepuluh aspek keterampilan proses sains (KPS) adalah 77,98% dengan kategori baik. 3. Hasil Wawancara Dalam penelitian ini, selain menggunakan data lembar observasi dan lembar kerja siswa, peneliti juga memperkuat hasil penelitian dengan menggunakan data wawancara. Wawancara atau interviu (interview) adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab
50
sepihak. 1 Wawancara dilaksanakan secara terstruktur dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Wawancara ini dilakukan dengan 11 poin pertanyaan. 1 pertanyaan mengenai model pembelajaran, dan 10 pertanyaan mengenai
keterampilan
proses
sains.
Wawancara
ini
dilakukan
dengan
mewawancarai 5 orang perwakilan dar masing-masing kelompok. Berdasarkan wawancara mengenai respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan POE, kelima siswa tersebut menjawab sennag mengikuti pembelajaran ini. Berikut uraian jawaban siswa : “… Ya, senang. Karena pembelajaran seperti ini membantu kami termotivasi dalam melakukan praktikum (siswa 1,2) “… Senang, karena bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ada dalam kehidupan sehari-hari (siswa 3) “… Senang, karena prosedur praktikumnya jelas tanpa harus dituntun guru (siswa 4) “… Senang, karena menarik dan siswa mendapat pengalam baru mengenai asam basa (5) Berdasarkan pernyataan diatas menunjukkan bahwa adanya respon positif dari siswa mengenai model pembelajaran menggunakan model pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain). Hal ini yang membuat siswa aktif dan senang mengikuti pembelajaran, karena siswa membuktikan sendiri hasil hipotesisnya melalui prakikum. Sehingga kegiatan yang mereka lakukan menjadi lebih bermakna dan mereka lebih mudah dalam memahami pelajaran. Para peserta didik harus dilatih tentang cara memecahkan masalah dengan mengembangkan kemampuan berfikir nya dalam memecahkan masalah tersebut. Pada saat wawancara, peneliti juga menanyakan mengenai aspek keterampilan proses sains siswa pada saat kegiatan praktikum. Fungsinya, peneliti ingin mengetahui sejauh mana aspek-aspek tersebut muncul dan bagaimana kualitasnya. Dalam kegiatan praktikum ini, ada beberapa keterampilan yang dinilai, diantaranya: mengajukan pertanyaan, menyusun hipotesis, merencanakan percoban, menggunakan
1
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. I, h. 44.
51
alat dan bahan, observasi, mengklasifikasikan, memprediksi, interpretasi, menerapkan konsep, dan mengkomunikasikan. Pada aspek pertama yaitu mengajukan pertanyaan. Peneliti memberi kesepatan siswa untuk bertanya. Berikut uraan jawaban siswa: “… Bagaimana cara menggunkan kertas lakmus?” (siswa 1) “… Bagaimana cara menggunakan indikator universal?” (siswa 3,4) “… Bagaimana cara membaca rentang pH pada indikator universal?” (siswa 5) Berdasarkan pernyataan diatas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa bertanya mengenai alat dan bahan praktikum. Pada aspek kedua yaitu menyusun hipotesis. Peneliti bertanya mengenai hipotesis yang dibrikan siswa sebelum pelkasanaan praktikum. Berikut uraian jawaban siswa: “… Yang termasuk asam: air jeruk, air gula. Sedangkan yang termasuk basa: air kapur, air sabun” (siswa 2) “… Yang termasuk asam: air jeruk, yang termsuk basa: air sabun” (siswa 5) Berdasarkan pernyataan diatas menunjukkan bahwa siswa dapat menyusun hipotesis dengan benar, meski hanya menyebutkan sebagian/beberapa bahan yang digunakan dari praktikum. Pada aspek ketiga yaitu merencanakan percobaan. Peneliti bertanya mengenai alat dan bahan praktikum. Berikut uraian jawaban siswa: “… Bisa, kertas lakmus, beberapa larutan, pipet tetes gelas kimia” (siswa 1) “… Ya, kertas lakmus (merah dan biru), beberapa larutan (air gula, air jeruk, air cuka, air kapur, air sabun), pipet tetes, plat tetes, gelas kimia” (siswa 2,3) Berdasarkan pernyataan diatas menunjukkan bahwa siswa dapat menyebutkan alat dan bahan praktikum. Pada aspek keempat yaitu melakukan observasi. Peneliti menanyakan seputar apa saja yang dilakukan siswa ketika melakukan observasi, dan indera apa saja yang digunakan dalam melakukan observasi. Berikut uraian jawaban siswa: “… Mengamati perubahan kertas lakmus dan indikator universal, indera yang digunakan berupa indera penglihatan (siswa 1,2,3)
52
“… Mengamati perubahan warna kertas lakmus dan perubahan pita warna indikator universal kemudian mencocokkan dengan range pH yang tertera pada indikator universal” (siswa 4) Berdasarkan pernyataan diatas menunjukkan bahwa siswa melakukan observasi dengan baik. Pada aspek kelima yaitu mengenai menggunakan alat/bahan Peneliti bertanya mengenai bagaimana cara siswa menggunakan kertas lakmus dan apa yang digunakan siswa dalam meneteskan larutan kedalam plat tetes. Berikut uraian jawaban siswa: “… Dipotong kecil, dimasukin dalam plat tetes kemudian diamati warna kertas lakmusnya berubah apa nggak” (siswa 2) “… Masukin kertas lakmus dalam plat tetes kemudian amati perubahan warna kertas lakmusnya” (siswa 3, 4) Berdasarkan pernyataan diatas menunjukkan bahwa siswa dapat menggunakan alat/bahan dengan baik dan benar. Pada aspek keenam yaitu mengenai klasifikasi. Peneliti bertanya mengenai data pengamatan siswa selama praktikum. Berikut uraian jawaban siswa: “… Ya, mencatat kedalam tabel pengamatan” (siswa 1) “…catat dan kemudian membandigkan dengan kelompok lain” (siswa 2, 3) “… Mencatat data kedalam tabel pengamatan kemudian hanya membandingkan data dengan beberapa kelompok saja” (siswa 4) Berdasarkan pernyataan diatas menunjukkan bahwa hampir semua siswa mencatat data hasil pengamatan kedalam tabel, namun beberapa siswa hanya membandingkan data pengamatan ke beberapa kelompok saja. Pada aspek ketujuh yaitu mengenai prediksi. Peneliti menanyakan apakah siswa memperkirakan larutan lain (selain dalam praktikum) untuk diuji. Berikut uraian jawaban siswa: “… Tidak” (siswa 1,4) “… Ya” (siswa 2,3,5) Berdasarkan pernyataan diatas menunjukkan bahwa hanya sebagian siswa yang memperkirakan larutan lain (selain dalam praktikum) untuk diuji.
53
Pada aspek kedelapan yautu aspek interpretasi. Peneliti bertanya mengenai kesimpulan yang didapat siswa setelah melakukan kegiatan praktikum. Berikut uraian jawaban siswa: “… Asam merubah warna lakmus biru menjadi merah, dan basa merubah warna lakmus merah menjadi biru. (siswa 3, 4) Berdasarkan pernyataan diatas menunjukkan bahwa hanya sedikit siswa yang dapat memberi kesimpulan sesuai hasil percobaan yang didapatkan. Pada aspek kesembilan yaitu mengenai menerapkan konsep. Peneliti menanyakan seputar kegunaan lakmus dan jenisnya. Berikut uraian jawaban siswa: “… Lakmus digunakan untuk menguji sifat asam/basa larutan. Lakmus ada 2 macam yaitu lakmus merah dan biru” (siswa 1, 2) “… Lakmus digunakan untuk menguji sifat asam/basa larutan. Lakmus ada 2 macam yaitu lakmus merah untuk pengujian sifat asam, dan lakmus biru untuk pengujian basa” 3, 4, 5) Berdasarkan pernyataan diatas menunjukkan bahwa semua siswa mengetahui kegunaan dan jenis lakmus. Pada aspek kesepuluh, yaitu mengkomunikasikan. Peneliti bertanya seputar komponen yang ada dalam tabel hasil pengamatan dan komponen dalam penyususnan laporan praktikum. Berikut uraian jawaban siswa: “… Pada tabel hasil pengamatan terdiri dari nomor, nama larutan, dan perubahan warna kertas lakmus)” (siswa 1) “… Tabel hasil pengamatn terdiri dari kolom nomor, nama larutan, dan perubahan warna kertas lakmus. Laporan praktikum terdiri dari judul, tujuan, alat bahan, dasar teori, langkah kerja, tabel pengamatan, pembahasan, kesimpulan. (siswa 2, 3, 4, 5) Berdasarkan pernyataan diatas menunjukkan bahwa semua siswa mengetahui komponen yang ada dalam tabel hasil pengamatan dan komponen dalam penyususnan laporan praktikum.
54
B. Pembahasan Berikut merupakan sub aspek KPS yang terukur berdasarkan analisis data pengamatan lembar observasi yang disajikan dalam bentuk diagram. Diagram tersebut menunjukkan nilai persentase rata-rata sub aspek keterampilan proses sains siswa.
120,00% 96,32%
100,00% 80,00%
80,36% 81,55% 71,43%
74,11%
95,24% 77,18%
75,00% 61,43% 60,42%
60,00% 40,00% 20,00% 0,00% Mengajukan pertanyaan
Menyusun hipotesis
Merencanakan percobaan
Menggunakan alat/bahan
Observasi
Mengklasifikasikan
Memprediksi
Interpretasi
Menerapkan konsep
Mengkomunikasikan
Gambar 4.1 Nilai Persentase KPS Berdasarkan Lembar Observasi Berdasarkan Gambar 4.1, dapat dilihat bahwa persentase rata-rata pada tiap aspek KPS mempunyai nilai yang berbeda. Nilai rata-rata total persentase KPS berdasarkan lembar observasi sebesar 77,77% dengan kategori baik. Persentase rata-rata tertinggi pada lembar observasi terdapat pada aspek KPS observasi dengan nilai sebesar sebesar 96,38%. Melakukan observasi atau mengamati merupakan keterampilan dengan penggunaan secara optimal dan proporsional seluruh alat indera untuk menggambarkan objek dan hubungan ruang waktu atau mengukur karakteristik fisik benda-benda yang diamati. 2 Pada lembar observasi, sub aspek 2
Zulfiani,Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2009), h. 53.
55
keterampian proses yang diamati pada aspek mengamati/observasi yaitu melakukan pengamatan terhadap perubahan lakmus dan melakukan pengamatan terhadap indikator universal. Berdasarkan pengamatan observer, siswa mengamati perubahan warna kertas lakmus dan perubahahan warna pada indikator universal degan benar dan tepat. Hal ini didukung karena sebelum melakukan kegiatan praktikum siswa diberikan wacana mengenai cara penggunaan kertas lakmus dan indikator universal. Berdasarkan pengamatan peneliti, siswa sudah mencapai nilai maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan analisis peneliti ketika praktikum yang menunjukkan bahwa semua siswa dapat melakukan pengamatan dengan baik dan benar menggunakan indera yang sesuai, sehingga proses pengamatan dapat berlangsung dengan lancar. Sedangkan persentase rata-rata terendah terdapat pada aspek KPS memprediksi dengan persentase sebesar 60,13% dan interpretasi dengan persentase sebesar 60,38%. Kedua persentase rata-rata ini termasuk dalam kategori cukup. Memprediksi merupakan salah satu keterampilan proses sains dimana kemunculanya saling berintegrasi dengan keterampilan-keterampilan proses sains yang lainnya. Apabila kemampuan memprediksi ini tidak sering dilatih atau dibiasakan terhadap siswa dalam proses menginvestigasi atau membentuk konsep dalam belajar, maka tidak akan muncul dengan baik. Pada aspek memprediksi, hanya 7 orang siswa dari 21 siswa pada praktikum pertama dan sebanyak 12 siswa dari 21 siswa pda praktikum kedua yang melakukan prediksi dengan benar dan tepat terhadap larutan yang akan diuji keasamannya maupun nilai pHnya. Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa yang melakukan prediksi dengan benar tersebut berada dalam kelompok yang sama. Pada kegiatan memprediksi ini siswa seharusnya dapat memprediksi sifat asam basa dan perkiraan pH larutan dengan tepat berdasarkan observasi/pengarah wacana yang terdapat dalam LKS. Siswa seharusnya dapat menemukan pola-pola kecenderungan yang terdapat dalam wacana dan kalimat pengarah percobaan dalam wacana tersebut. Namun berdasarkan kenyataan yang yang telah dipaparkan, kemampuan memprediksi siswa belum muncul dengan baik sehingga termasuk dlaam kategori cukup karena hanya sebagian siswa yang dapat menyebutkan prediksinya. Hal yang mempengaruhi siswa belum dapat mengemukakan suatu prediksi karena dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan praktikum mereka tidak terbiasa atau tidak dilatih untuk memprediksikan suatu kecenderungan tertentu. Menurut salah satu
56
siswa ketika akan melakukan kegiatan praktikum mereka hanya mencatat prosedur yang akan dilakukan dan alat bahan yang akan digunakan dari apa yang guru berikan. Sedangkan pada aspek interpretasi yaitu mencatat setiap hasil pengamatan dan menghubung-hubungkan hasil pengamatan. 3 Sub aspek yang diteliti dalam aspek interpretasi adalah menghubungkan data hasil pengamatan yang didapatkan dan menyimpulkan sesuai dengan hasil percobaan yang didapatkan. Berdasarkan persentase yang diperoleh, aspek interpretasi memiliki nilai rata-rata cukup dengan persentase sebesar 60,38%. Hal ini dilihat berdasarkan praktikum pertama dan kedua yang telah dilakukan siswa. Sebagian siswa tidak memberikan kesimpulan sementara dari data percobaan yang mereka lakukan, terlihat dari data skor observasi. Pada praktikum pertama terdapat 4 orang siswa dengan skor 1 yang berarti mereka menyimpulkan dan menghubungkan data hasil pengamatan yang mereka dapatkan tetapi belum sesuai dengan teori yang berhubungan dengan asam basa. Padahal, aspek interpretasi sangat penting untuk dilakukan, karena jika siswa tidak melakukannya maka hasil praktikum akan nihil. Aspek inerpretasi masih berkesinambungan dengan aspek lain seperti aspek menerapkan konsep dan aspek mengkomunikasikan. Selanjutnya merupakan sub aspek KPS yang terukur berdasarkan penilaian lembar kegiatan siswa (LKS) yang disajikan dalam bentuk diagram. Diagram tersebut menunjukkan nilai persentase rata-rata sub aspek keterampilan proses sains siswa.
3
Nuryani R. Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang : Universitas Negeri Malang, 2005), h. 78.
57 120% 95.72%
100% 80%
73.02%
77.18%
80.96%
72.33%
88.58% 82.15%
78.96%
71.43% 60.95%
60% 40% 20% 0% Mengajukan Pertanyaan
Menyusun Hipotesis
Merencanakan Percobaan
Menggunakan alat/bahan
Observasi
Mengklasifikasikan
Memprediksi
Interpretasi
Menerapkan Konsep
Mengkomunikasikan
Gambar 4.2 Nilai Persentase KPS berdasarkan Penilaian LKS Berdasarkan Gambar 4.2, dapat dilihat bahwa persentase rata-rata pada tiap aspek KPS mempunyai nilai yang berbeda. Nilai rata-rata total persentase KPS berdasarkan lembar kegiatan siswa sebesar 77,98 dengan kategori baik. Persentase rata-rata tertinggi pada lembar kegiatan siswa terdapat pada aspek KPS observasi dengan nilai sebesar 95,75%. Hasil yang diperoleh berdasarkan lembar observasi dan LKS memiliki kategori yang sama yaitu snagat baik. Artinya jika dilihat dari persentasenya nilai yang diperoleh berdasarkan data lembar observasi dan penilaian LKS tidak terlalu signifikan perbedaannya. Melakukan observasi atau mengamati merupakan keterampilan dengan penggunaan secara optimal dan proporsional seluruh alat indera untuk menggambarkan objek dan hubungan ruang waktu atau mengukur karakteristik fisik benda-benda yang diamati. 4 Pada lembar kerja
siswa,
sub
aspek
keterampilan
proses
yang diamati
pada
aspek
mengamati/observasi yaitu menuliskan perubahan warna kertas lakmus dan indikator 4
Zulfiani, loc. cit.
58
universal. Hampir semua siswa menuliskan jawaban dengan tepat. Hal ini disebabkan karena siswa membaca wacana yang terdapat pada LKS sebelum melaksanakan praktikum. Karena wacana tersebut merupakan pengarah siswa dalam melakukan praktikum, sehingga siswa dapat melakukan proses pengamatan dengan baik. Berikut akan dipaparkan lebih jelas lagi penjelasan mengenai hasil masingmasing keterampilan proses sains siswa berdasarkan lembar observasi, LKS dan wawancara siswa. Analisis keterampilan proses sains ini disesuaikan dengan langkah pembelajaran POE yang merupakan model pembelajaran untuk menyelidiki pemahaman siswa dengan menggunakan tiga langkah yaitu siswa harus memprediksi hasil dari suatu kejadian dan harus yakin akan prediksinya, kemudian menggambarkannya dengan apa yang dilihat, dan untuk selanjutnya harus dapat merekonsiliasi antara prediksi dan hasil observasi. Proses pembelajaran dengan model ini melalui 3 tahap yaitu Prediksi, Observasi dan Eksplanasi. Pada sub bab pembahasan ini akan dijelaskan masing-masing keterampilan proses sains siswa yang dianalisis berdasarkan 3 data yang diperoleh yaitu berdasarkan lembar observasi, lembar kegiatan siswa (LKS) dan wawancara atau biasa disebut triangulasi data. K1. Keterampilan Mengajukan Pertanyaan Keterampilan ini sebenarnya merupakan keterampilan mendasar yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari suatu masalah lebih lanjut. 5 Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, siswa cukup aktif bertanya jika ada hal-hal yang mereka kurang mengerti baik ketika diskusi maupun secara personal kepada guru. Siswa bertanya mengenai prosedur praktikum, alat dan bahan dan cara menggunakan alat bahan. Selain itu ada beberapa siswa yang masih ragu dan malu untuk bertanya kepada guru. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya interaksi siswa dengan guru dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari atau siswa yang pasif dalam kegiatan diskusi kelompok. Oleh karena itu guru harus membiasakan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. 5
Zulfiani, op. cit., h. 55.
59
Berdasarkan analisis dan hasil pengamatan melalui lembar observasi aspek keterampilan bertanya memiliki nilai dengan persentase yaitu 71,50% dengan kategori baik. Sedangkan hasil analisis dan pengamatan yang terdapat dalam LKS aspek keterampilan bertanya memiliki nilai dengan persentase yaitu 73,13% dengan kategori baik. Hasil yang diperoleh berdasarkan lembar observasi dan LKS memiliki nilai yang tidak terlalu signifikan perbedaannya. Artinya kedua data ini saling mendukung dan menguatkan dalam analisis keterampilan proses sains siswa. Pada lembar observasi peneliti meneliti satu sub aspek yaitu bertanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan praktikum. Sub aspek keterampilan ini dapat memudahkan siswa dalam memahami percobaan, karena siswa dapat bertanya apa saja yang belum mereka mengerti tentang praktikum yang akan dilakukan. Sebelumnya, guru harus menstimulus siswa untuk memahami konsep dasar materi sehingga nantinya siswa akan mampu untuk membayangkan hal-hal seputar percobaan yang kemudian akan mereka pertanyakan. Hal ini juga didukung berdasarkan data wawancara bahwa pada praktikum pertama dan kedua siswa mengajukan pertanyaan seputar prosedur praktikum mengenai tujuan praktikum, alat bahan dan penggunaan alat bahan. Keterampilan bertanya termasuk kedalam tahapan model pembelajaran observe yaitu siswa melakukan proses pengumpulan data atau informasi mengenai prcobaan yang akan dilakukan. Bertanya merupakan salah satu keterampilan KPS yang memang perlu dilatih dan dibiasakan dalam pembelajaran, karena ketika siswa sering dilatih keterampilan untuk bertanya atau distimulus bertanya, siswa pun akan memiliki kemampuan yang baik. K2. Keterampilan Menyusun Hipotesis Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel atau mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi. 6 Ada hal penting yang harus diketahui dalam mengembangkan keterampilan proses ini, yakni gagasan/pendapat bahwa hipotesis itu benar. 7 Berdasarkan hasil pengamatan aspek menyusun hippotesis, menunjukkan 6
Zulfiani, op. cit., h. 54.
7
Nuryani R, op. cit., h. 84.
60
bahwa hasil data lembar observasi memiliki nilai dengan persentase sebesar 85,00% dengan kategori baik, sedangkan hasil analisis dari penilaian LKS menunjukkan bahwa menyusun hipotesis memiliki nilai dengan persentase 77,13% dengan kategori baik. Hasil yang diperoleh berdasarkan lembar observasi dan LKS memiliki kategori yang sama yaitu baik. Artinya kedua data ini saling mendukung dan menguatkan dalam analisis keterampilan proses sains siswa. Pada lembar observasi, sub aspek keterampilan proses yang diamati pada praktikum pertama yaitu memprediksi bagaimana sifat masing-masing bahan yang akan diuji keasamannya. Sedangkan pada praktikum kedua yaitu memprediksi nilai perkiraan pH pada beberapa larutan. Dari pengamatan observer, siswa dapat membuat hipotesis dengan tepat. Hal ini didukung karena sebelum melakukan kegiatan praktikum siswa diberikan wacana mengenai asam basa dan pemahaman konsep yang berkaitan dengan percobaan yang akan dilakukan. Selain itu, berdasarkan penilaian dalam LKS yang menunjukkan bahwa siswa dapat menuliskan beberapa larutan yang termasuk dalam sifat asam/basa. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mampu menyusun hipotesis dengan baik karena sudah memiliki pengetahuan/konsep dasar mengenai asam basa. Selain itu, siswa terlihat sudah dibiasakan menyusun hipotesis dalam pembelajaran kimia. Fakta ini diperoleh peneliti ketika mewawancarai beberapa siswa yang dapat memberi hipotesis dengan baik berdasarkan pertanyaan peneliti mengenai hipotesis yang diberikan siswa pada saat percobaan. Berikut uraian jawaban siswa: “…Yang termasuk asam yaitu air jeruk, air gula, sedangkan yang termasuk basa yaitu air sabun dan air kapur” (siswa 2). Keterampilan berhipotesis termasuk dalam tahapan model pembelajaran Predict yaitu siswa diminta membuat dugaan sementara atau memprediksikan suatu hal yang nantinya akan diuji kebenarannya melalui langkah observasi atau melakukan percobaan untuk mendapatkan kesesuaian antara hasil prediksi dan pengamatannya. Penelitian yang dilakukan oleh Mahesa Kale mengenai “Penerapan Keterampilan Proses Sains Melalui Model Think Pair Share” diperoleh nilai persentase pada aspek menyusun hipotesis sebesar 91,9% dengan kategori baik. Artinya, meskipun nilai persentase yang diperoleh peneliti berbeda, namun berada pada kategori yang sama.
61
K3. Keterampilan Merencanakan Percobaan Keterampilan merencanakan percobaan terdiri dari dua sub aspek yaitu menentukan alat bahan dan menyiapkan alat dan bahan praktikum. Berhasilnya suatu percobaan atau eksperimen seringkali tergantung pada kemampuan menentukan dan menyiapkan alat dan bahan dengan tepat dan efektif. Hasil analisa dan pengamatan melalui lembar observasi menunjukkan bahwa aspek merencanakan percobaan memiliki nilai persentase rata-rata 81,63 % dengan kategori sangat baik, sedangkan keterampilan merencanakan percobaan yang dianalisis melalui pengamatan LKS memiliki persentase 80,75% dengan kategori baik. Hasil persentase yang diperoleh berdasarkan lembar observasi dan LKS memiliki nilai yang tidak terlalu signifikan perbedaannya. Artinya kedua data ini saling mendukung dan menguatkan dalam analisis keterampilan proses sains siswa. Pada tahap ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang telah mereka buat. serta kemampuuan siswa pada tahap merencanakan percobaan, yaitu menentukan alat dan bahan juga didukung dari desain LKS yang menyediakan daftar alat dan bahan yang mereka butuhkan nantinya, jadi dalam hal ini siswa hanya diminta untuk memiilih dengan tepat alat-alat dan bahan yang benar-benar digunakan dalam percobaan yaang akan mereka lakukan. Setiap anak telah menuliskan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam LKS masing-masing. Mereka menuliskannya pada kolom rancangan percobaan yang akan mereka lakukan dan sesuai dengan kebutuhan percoban yang akan dilakukan. Selain menentukan alat dan bahan yang akan digunakan, dalam merancang percobaan mereka juga diminta menuliskan prosedur kerja yang akan mereka lakukan dalam percobaan. Berdasarkan data penelitian, pada sub aspek menentukan alat dan bahan dan menyiapkan alat bahan, siswa mampu menentukan alat dan bahan yang akan digunakan praktikum berdasarkan arahan dari lembar kerja siswa yang didalamnya sudah tertera alat dan bahan praktikum dengan sangat jelas dan lengkap. Hasil ini juga didukung berdasarkan data wawancara bahwa siswa dapat menyebutkan alat bahan praktikum dengan benar. Keterampilan merencanakan percobaan termasuk dalam tahapan modep pembelajaran observe, yaitu siswa mulai mengumpulkan data
62
dengan mulai melakukan observasi/pengamatan untuk menguji kebenaran dari prediksi yang telah diajukaan. Keterampilan dalam mengenal alat-alat laboratorium yang dimiliki oleh siswa-siswa XI IPA Plus SMA Al-Hasra ini cukup baik. Antusias siswa ketika akan melakukan percobaan juga sangat tinggi sehingga hal ini juga dapat menciptakan pembelajaran yang berlangsung aktif pada tahap ini. Kemampunan merencanakan percobaan perlu dilatihkan kepada siswa agar siswa mampu bekerja dengan ilmiah. Pengalaman menggunakan alat dan bahan merupakan pengalaman konkrit yang dibutuhkan siswa untuk menerima gagasan-gagasan baru. K.4 Keterampilan Menggunakan alat bahan Keterampilan menggunakan alat dan bahan sangat penting untuk diperhatikan pada saat siswa melakukan praktikum karena keterampilan ini merupakan bagian yang sangat berpengaruh pada hasil praktikum yang dilakukan siswa. Berdasarkan hasil analisis pada lembar observasi aspek keterampilan menggunakan alat dan bahan diperoleh persentase sebesar 74,38 % dengan kategori baik. Sedangkan hasil pengamatan LKS memiliki nilai persentase sebesar 72,63% dengan kategori baik. Hasil yang diperoleh berdasarkan lembar observasi dan lembar kegiatan siswa tidak terlalu signifikan perbedaannya dengan memiliki kategori yang sama yaitu baik. Artinya kedua data ini saling mendukung dan menguatkan dalam analisis keterampilan proses sains siswa. Hasil ini didukung oleh hasil wawancara dengan lima orang perwakilan siswa yang empat diantaranya sudah mengetahui fungsi dan kegunaan kertas lakmus dan indikator universal karena sebelumnya siswa pernah membaca teori mengenai alat uji sifat larutan dan cara menentukan pH sehingga siswa sudah tahu cara menggunakan alat uji tersebut. Sedangkan 1 orang siswa mengaku belum mengetahui lakmus dan kegunaannya. Tetapi tidak semua siswa menggunakan keterampilan penggunaan alat dengan baik, seperti misalnya pada saat pengujian sifat larutan. Ketika meneteskan larutan yang akan diuji kedalam masing-masing plat tetes, masih ada beberapa siswa yang menggunakan pipet tetes yang sama ketika mengambil larutan yang satu dengan larutan yang lainnya. Hal ini dikhawatirkan akan mempengaruhi nilai pH larutan tersebut.
63
Selanjutnya, pada saat praktikum pengujian nilai pH menggunakan indikator universal 2 diantara 5 siswa yang diwawancarai mengaku bahwa masih kesulitan membaca rentang pH karena sulit membedakan dengan jelas warna pita indikator yang hampir mempunyai kesamaan warna. Berdasarkan pengamatan peneliti, hal ini bisa terjadi karena siswa kurang teliti dan jeli dalam menggunakan alat. Tentu keberhasilan praktikum bergantung pada bagaimana cara siswa menggunakan alat bahan ketika mereka melakukan praktikum. Jika siswa salah membaca warna pita indikator pH universal maka akan mempengaruhi hasil atau nilai pH yang diperoleh. Keterampilan menggunakan alat bahan termasuk dalam tahapan model pembelajaran observe
yaitu
tahapan
pengumpulan
data
yaitu
kemampuan
yang
dapat
mengobservasi untuk mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan dengan menggunakan pancaindra. 8 Oleh sebab itu diperlukan keterampilan khusus dalam menggunakan alat dan bahan dengan benar dan tepat. K5. Keterampilan Mengobservasi Keterampilan observasi berhubungan dengan penggunaan secara optimal dan proporsional seluruh alat indra untuk menggambarkan obyek dan hubungan ruang waktu atau mengukur karakteristik fisik benda-benda yang diamati. 9 Dalam keterampilan ini, pengembangan proses keterampilan sains harus memungkinkan siswa dapat melakukan pengamatan dengan seluruh panca indranya. Berdasarkan analisis hasil pengamatan melalui lembar observasi aspek keterampilan mengamati atau mengobservasi memiliki persentase rata-rata tertinggi yaitu sebesar 96,38% dengan kategori sangat baik, sedangkan hasil penilaian LKS menunjukkan bahwa aspek keterampilan mengamati atau mengobservasi
memiliki persentase sebesar
95,75% dengan kategori sangat baik. Hasil yang diperoleh berdasarkan lembar observasi dan LKS memiliki kategori yang sama yaitu sangat baik. Artinya kedua data ini saling mendukung dan menguatkan dalam analisis keterampilan proses sains siswa. 8
Yunita, loc. cit.
9
Zulfiani, loc. cit.
64
Pada lembar observasi, sub aspek keterampian proses yang diamati pada aspek mengamati/observasi yaitu melakukan pengamatan terhadap perubahan lakmus dan melakukan pengamatan terhadap indikator universal. Berdasarkan pengamatan observer, siswa dapat mengamati perubahan warna kertas lakmus dan perubahahan warna pada indikator universal dengan baik. Hal ini didukung karena sebelum melakukan kegiatan praktikum siswa diberikan wacana mengenai gambaran/cara penggunaan kertas lakmus dan indikator universal. Berdasarkan pengamatan peneliti, siswa sudah melakukan pengamatan dengan maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan analisis peneliti bahwa ketika pelaksanaan praktikum, semua siswa dapat melakukan pengamatan dengan baik dan benar menggunakan indera yang sesuai, sehingga proses pengamatan dapat berlangsung dengan lancar. Selain itu, berdasarkan pengamatan yang ada dalam LKS menunjukkan bahwa siswa mengamati dengan teliti perubahan warna lakmus pada saat pengujian sifat larutan dan perubahan warna pita indikator pada saat pengujian nilai pH kemudian menuliskan data hasil pengamatannya kedalam lembar kegiatan siswa. Hal ini juga didukung berdasarkan data wawancara ketika peneliti menanyakan seputar apa saja yang dilakukan siswa selama kegiatan observasi dan indera apa saja yang digunakan dalam melakukan observasi. Sebagian besar siswa menjawab: “…Mengamati perubahan warna kertas lakmus dan indikator universal” Berdasarkan jawaban siswa tersebut menunjukkan bahwa siswa melakukan observasi/pengamatan dengan baik. Berikut adalah kegiatan pengamatan dalam percobaan yang dilakukan oleh siswa, mereka menuliskan hasil pengamatannya dalam tabel pengamatan :
Gambar 4.3. Kegiatan Pengamatan yang dilakukan oleh siswa dan catatan hasil pengamatan siswa
65
Perolehanan skor siswa yang baik pada sub keterampilan ini juga dikarenakan setiap pengamatan yang diperoleh dicatat dalam tabel pengamatan yang terdapat pada LKS masing-masing. Hasil pengamatan juga bisa dijadikan bukti bahwa siswa telah melakukan kegiatan pengamatan. Keterampilan mengobservasi ini termasuk kedalam tahapan observe yaitu kemampuan yang dapat mengobservasi untuk mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan dengan menggunakan pancaindra. 10 Sehingga melalui pengamatan yang dilakukan selama percobaan, siswa dapat mengumpulkan data atau informasi untuk menguji kesesuaian antara prediksi dengan hasil percobaan. K6. Keterampilan Mengklasifikasikan Dasar keterampilan mengklasifikasi adalah kemampuan mengidentifikasi perbedaan dan persamaan antara berbagai obyek yang diamati. 11 Berdasarkan hasil analisis dan pengamatan aspek mengklasifikasikan, menunjukkan bahwa hasil data lembar observasi memiliki nilai persentase sebesar 74,88% degan kategori baik, dan hasil pengamatan LKS menunjukkan bahwa aspek mengklasifikasikan memiliki nilai dengan pesentase 82,13% dengan kategori sangat baik. Pada lembar observasi, sub aspek keterampilan proses yang diamati dalam penelitian ini adalah mencatat setiap hasil pengamatan kedalam tabel dan membandingkan data hasil pengamatan dengan kelompok lain. Berdasarkan pengamatan observer, hampir semua siswa mencatat setiap pengamatan kedalam tabel. Hal ini juga dilihat berdasarkan skor perolehan nilai siswa yang sebagian besar memperoleh skor 4. Artinya siswa mencatat seluruh hasil pengamatan dengan lengkap. Selain itu, berdasarkan penilaian LKS siswa dapat mengklasifikasikan beberapa zat yang termasuk kedalam sifat asam maupun basa. Hal ini juga didukung dengan pendapat siswa ketika wawancara, bahwa tidak ada kesulitan dalam tahap mengklasifikasikan karena selain memperoleh hasil pengamatannya sendiri, siswa juga dapat bertukar informasi dengan kelompok lain 10
Yunita, Model-model pembelajaran KIMIA, (Bandung : CV. Insan Mandiri, 2012), Cet. I, h. 54
11
Zulfiani, loc. cit.
66
sehingga memudahkan siswa dalam diskusi kelompok untuk menguji kesesuaian teori dengan hasil praktikum. Berikut merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan siswa pada tahap mengklasifikasi.
Gambar 4.4. Kegiatan Pengamatan yang dilakukan oleh siswa dan catatan hasil klasifikasi siswa Berkaitan
dengan
keterampilan
mengklasifikasi,
menurut
teori
mengklasifikasikan merupakan keterampilan untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan golongan atau kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud. 12 Sehingga kegiatan mencatat pengamatan dalam bentuk tabel dan membandingkan hasil pengamatan dengan kelompok lain dapat mengukur kemampuan siswa dalam mengklasifikasi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Mahesa Kale dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Keterampilan Proses Sains Melalui Model Think Pair Share” persentase yang diperoleh pada aspek mengklasifikasikan sebesar 91,2% dengan kategori baik. Persentase yang diperoleh mencapai nilai maksimal, karena siswa mampu mencari perbedaan dan persamaan, membandingkan dan mengelompokkan data hasil percobaan dengan tepat. Keterampilan mengklasifikasi termasuk dalam tahapan pembelajaran observe atau mengamati yaitu siswa melaksanakan pengumpulan data atau informasi melalui penerapan dengan menggunakan pancaindra. 13 Sehingga merupakan tahapan penyesuaian antara prediksi awal siswa dengan teori yang sesuai. 12
Dimyati, Belajar dan Bembelajaran (Jakarta: Rhineka Cipta, 2013), h.143
13
Yunita, loc. cit.
67
K7. Keterampilan Interpretasi Interpretasi meliputi keterampilan mencatat hasil pengamatan dengan bentuk angka-angka, menghubung-hubungkan hasil pengamatan, menemukan pola keteraturan dari satu seri pengamatan hingga memperoleh kesimpulan. 14 Pernyataan tersebut menerangkan bahwa selain siswa dapat menarik kesimpulan data yang mereka dapatkan, mereka juga harus dapat melakukan kegiatan lain seperti mencatat hasil pengamatan dan menemukan pola keteraturan yang dapat mendukung kesimpulan yang mereka dapatkan. Sub aspek yang diteliti dalam penelitian ini adalah menghubungkan hasil pengamatan yang didapatkan dan menyimpulkan sesuai dengan hasil percobaan yang didapatkan. Kedua aspek ini terdapat dalam penilaian LKS dan di analisis juga dalam lembar observasi. Siswa dituntut untuk melengkapi lembar kegiatan siswa yang telah disediakan. Aspek ini sangat penting untuk dilakukan karena aspek ini akan saling berkesinambungan dengan aspek yang lain seperti aspek menerapkan konsep dan aspek mengkomunikasikan. Berdasarkan hasi analisis dan pengamatan aspek interpretasi atau menafsirkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa data lembar observasi memiliki nilai persentase 60,38% dengan kategori cukup, sedangkan hasil penilaian lembar kegiatan siswa menunjukkan bahwa aspek interpretasi memiliki persentase 61,00% dengan kategori baik. Hasil yang diperoleh berdasarkan lembar observasi dan LKS memiliki nilai dan kategori yang sama. Ada perbedaan nilai persentase yang diperoleh berdasarkan analisis data lembar observasi data lembar kegiatan siswa yang berpengaruh pada kategori yang berbeda pula. Perolehan presentasi yang rendah pada lembar observasi bisa disebabkan karena keterampilan ini tidak diterapkan dalam pembelajaran atau praktikum yang biasa mereka lakukan. Meskipun mereka beberapa kali melakukan praktikum tetapi parktikum yang dilakukan hanya bersifat verifikasi yaitu siswa hanya membuktikan kebenaran konsep yang telah mereka dapatkan, sehingga mereka tidak dilatih untuk menginterpretasikan data secara langsung saat melakukan praktikum. Sementara itu keterampilan menginterpretasi merupakan suatu
14
Zulfiani, loc. cit.
68
keterampilan proses yang harus dibiasakan atau dilatihkan dan keterampilan menginterpretasikan tidak hanya bisa dinilai dari penilaian tes tertulis. Hal ini bisa dilihat berdasarkan skor yang diperoleh pada lembar observasi bahwa terdapat 4 siswa yang memiliki skor 1 yang artinya siswa melakukan interpretasi dengan menghubungkan hasil percobaan namun tidak dihubungkan dengan konsep materi yang benar. Artinya tidak semua siswa mampu menganalisis hasil percobaan dan menarik kesimpulan dengan menyebutkan alasannya dengan lengkap disertai dengan teori. Inilah yang membuat siswa belum bisa mengembangkan secara optimal aspek KPS interpretasi. Hal ini juga didukung berdasarkan data wawancara ketika peneliti bertanya mengenai kesimpulan yang didapat siswa setelah melakukan kegiatan praktikum. 3 dari 5 siswa menjawab: “…Air, garam netral. Buah-buahan asam, sampo, sabun dan pasta gigi basa.” Berdasarkan jawaban siswa tersebut menunjukkan bahwa 2 dari 5 siswa memang dapat memberi kesimpulan sesuai hasil percobaan yang didapatkan. Keterampilan interpretasi termasuk kedalam tahapan explain yaitu kemampuan yang ini bertujuan untuk menjelaskan suatu kejadian secara terperinci. 15 Pada aspek interpretasi
sangat
penting
untuk
dilakukan,
karena
aspek
ini
masih
berkesinambungan dengan aspek lain seperti aspek menerapkan konsep dan aspek mengkomunikasikan. Sehingga ketika siswa mampu menginterpretasi dengan baik akan berpengaruh pada hasil yang baik pada saat penarikan kesimpulan dan penerapan konsep. Berdasarkan penelitian relevan yang dilakukan Winda dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri pada Konsep Sistem Koloid” aspek inerpretasi memiliki persentase terendah dari aspek komunikasi. Aktivitas menyajikan pemahaman baru berdasarkan penarikan kesimpulan sementara yang dikaitkan dengan teori yang sudah ada muncul tidak sesuai dengan persentase jauh dibawah aspek lainnya yaitu menerapkan konsep dan mengkomunikasikan. Berdasarkan hal ini, hasil yang diperoleh sama dengan peneliti.
15
Yunita, loc. cit.
69
K8. Keterampilan Memprediksi Keterampilan meramal atau prediksi mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola data yang sudah ada. 16 Memprediksi merupakan salah satu keterampilan proses sains dimana kemunculanya saling berintegrasi dengan keterampilan-keterampilan proses sains yang lainnya. Apabila kemampuan memprediksi ini tidak sering dilatih atau dibiasakan terhadap siswa dalam proses menginvestigasi atau membentuk konsep dalam belajar, maka tidak akan muncul dengan baik. Pada aspek ini, terdapat satu sub aspek keterampilan proses sains pada 2 praktikum yang berbeda yaitu memprediksi sifat larutan lain selain larutan yang diuji, dan memperkirakan pH lain selain larutan yang telah diuji. Pada praktikum pertama, siswa memprediksi sifat dari beberapa larutan yang akan diuji berdasarkan pengetahuan atau wawasan mengenai asam basa yang telah diketahui sebelumnya. Selanjutnya, pada praktikum kedua siswa memprediksi perkiraan pH larutan lain selain larutan yang telah diuji guna mengetahui kemampuan berfikir siswa berdasarkan teori/konsep yang telah diketahui. Pada aspek ini, sebagian besar siswa melakukan prediksi berdasarkan pengamatan dan diskusi kelompok. Berdasarkan analisis dari hasil pengamatan data lembar observasi aspek memprediksi memiliki nilai persentase sebesar 60,13% dengan kategori cukup, dan hasil analisis dari penilaian LKS menunjukkan bahwa aspek prediksi memiliki persentase 69,63% dengan kategori baik. Dalam aspek ini, berdasarkan analisis lembar observasi pada praktikum pertama dan kedua, beberapa siswa mengalami kesulitan dalam memprediksi sifat dan perkiraan pH larutan. Hal ini dapat terjadi karena siswa merasa kurang memiliki informasi yang mendalam mengenai asam basa serta pH asam-basa suatu larutan, sehingga kemampuan memprediksi siswa tidak kurang baik. Berkaitan dengan keterampilan memprediksi, menurut Dimyati kegiatan memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdarkan pola atau kecenderungan tertentu, atau hubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu
16
Zulfiani, loc. cit.
70
pengetahuan. 17 Hal yang mempengaruhi siswa belum dapat mengemukakan suatu prediksi dengan baik karena dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan praktikum mereka tidak terbiasa atau dilatih untuk memprediksikan suatu kecendrungan tertentu. Menurut salah satu siswa ketika akan melakukan kegiatan praktikum mereka hanya mencatat hasil pengamatan yang telah dilakukan dan alat bahan yang akan digunakan. Hasil ini juga didukung oleh data wawancara bahwa pada praktikum pertama hanya 2 dari 5 siswa diwanwancara yang memprediksi 1 larutan selain yang tertera dalam praktikum. Disediakan 3 jenis larutan lain yaitu larutan asam cuka, larutan detergen dan larutan gula. Hal ini juga didukung berdasarkan data wawancara ketika peneliti bertanya mengenai kesimpulan yang didapat siswa setelah melakukan kegiatan praktikum. 2 dari 5 siswa menjawab: “…Ya, saya mencoba larutan cuka dan larutan sabun untuk diuji sifatnya” (siswa 2). “…Kelompok saya menguji semua larutan larutan cuka, sabun dan gula” (sisw 4). Keterampilan memprediksi merupakan model pembelajaran predict yaitu mengantisipasi atau menyimpulkan suatu hal yang akan terjadi berdasarkan perkiraan atas kecenderungan atau pola tertentu atau hubungan antar data atau informasi. 18 Sehingga dalam melakukan prediksi, siswa harus mengetahui informasi yang sudah ada agar dapat mengaitkan antara konsep pengetahuan dengan hal yang akan menjadi prediksinya. Beradsarkan penelitian relevan yang dilakukan oleh Mahesa Kale dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Keterampilan Proses Sains Melalui Model Think Pair Share” persentase yang diperoleh pada aspek memprediksi berada dalam nilai persentase sebesar 88,1%. Persentase yang diperoleh cukup besar dan masuk kedalam kategori baik dikarenakan siswa terbiasa melakukan praktikum sehingga mudah dalam melakukan prediksi. Siswa juga memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dilihat dari antusias para siswa dalam melakukan praktikum.
17
Dimyati, op. cit., h.144.
18
Yunita, loc. cit.
71
K9. Keterampilan Menerapkan Konsep Keterampilan ini meliputi antara lain keterampilan menggunakan konsepkonsep yang telah dipahami untuk menjelaskan peristiwa baru, menerapkan konsep yang dikuasai pada situasi baru atau menerapkan rumus-rumus pada pemecahan soalsoal baru. 19 Dengan melihat kualitas keterampilan ini, seorang guru dapat menilai sejauh mana siswa memahami konsep yang telah diajarkan dan sejauh mana pengaplikasian konsep tersebut. Keterampilan ini menjadi penunjang dalam memantapkan dan mengembankan konsep atau prinsip yang telah dimiliki oleh siswa. Pada lembar observasi yang diamati dalam penelitian ini, ada satu sub aspek keterampilan proses sains siswa dari masing-masing praktikum pertama dan kedua diantaranya adalah mengetahui perbedaan asam basa berdasarkan indikator kertas lakmus dan mengetahui cara menentukan pH menggunakan indikator universal. Berdasarkan analisis dan hasil pengamatan melalui lembar observasi aspek keterampilan menerapkan konsep memiliki nilai dengan persentase yaitu 95,00% dengan kategori sangat baik, sedangkan hasil pengamatan yang terdapat dalam LKS aspek keterampilan menerapkan konsep memiliki nilai persentase yaitu 88,63% dengan kategori sangat baik. Hasil yang diperoleh berdasarkan lembar observasi dan LKS memiliki nilai yang tidak terlalu signifikan perbedaannya dan berada dalam kategori yang sama yaitu sangat baik. Artinya kedua data ini saling mendukung dan menguatkan dalam analisis keterampilan proses sains siswa. Pada lembar observasi, sub aspek keterampilan proses yang diamati pada aspek menerapkan konsep yaitu mengetahui perbedaan asam basa menggunakan kertas lakmus pada praktikum 1 dan mengetahui cara menentukan pH menggunakan indikator universal pada praktikum 2. Dari pengamatan observer, siswa dapat mengetahui perbedaan asam basa menggunakan kertas lakmus dan mengetahui cara menentukan pH menggunakan indikator universal dengan tepat. Artinya hampir seluruh siswa dapat menerapkan konsep dengan baik. Dan perolehan skor siswa rata-rata sudah mencapai nilai maksimal dengan skor 4. 19
Zulfiani, op. cit., h. 55
72
Selain itu, berdasarkan penilaian LKS yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dapat menuliskan fungsi kertas lakmus, kegunaan dan jenisnya, serta dapat menuliskan fungsi indikator universal serta cara penggunaannya. Hal ini juga diproleh berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti mengenai pertanyaan seputar kegunaan lakmus dan jenisnya, serta fungsi dan kegunaan indikator. Berikut uraian beberapa jawaban siswa: “…Lakmus digunakan untuk menguji sifat asam/basa larutan. Lakmus ada 2 macam yaitu lakmus merah dan lakmus biru” ( siswa 1,2) “…Lakmus digunakan untuk menguji sifat asam/basa larutan. Lakmus ada 2 macam yaitu lakmus merah untuk pengujian asam dan lakmus biru untuk pengujian basa” (siswa 3,4,5) “...Indikator universal untuk menentukan perkiraan pH larutan” (siswa 2) “…Indikator universal digunkan untuk menentukan pH larutan dengan mencocokkan warna kertas pada skala rentang pH yang tersedia” (siswa 4) Berdasarkan hasil wawancara, siswa sudah memahami secara teknis dan dapat mengaplikasikan penggunaan lakmus maupun indikator universal dengan benar dan tepat. Keterampilan menerapkan konsep merupakan tahap akhir pembelajaran (explain). Pada tahap ini siswa dituntut untuk mengembangkan kemampuan prediksi observasi dan eksplanasi. Kemampuan eksplanasi ini mampu menjelaskan suatu kejadian secara terperinci. Setelah melakukan prediksi dan observasi, siswa dapat membandingkan hasil prediksi dan observasinya, kemudian menjelaskannya secara terperinci berupa alasan-alasan hasil prediksi dan observasi. 20 Pencapaian nilai persentasi siswa dengan kategori rata-rata baik dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran POE dengan berbasis keterampilan proses sains ini dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran dengan adanya diskusi dalam kelompok dan dalam diskusi kelas. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bayram Costu, dkk yang berjudul “Investigating the effectiveness a POE-based teaching activity on students understanding of condensation”, menunjukkan bahwa POE membantu mereka
untuk mengevaluasi pengetahuan mereka sebelumnya dan untuk menguji kembali
20
Yunita, loc. cit.
73
ide-ide mereka dalam kelompok dan dalam diskusi seluruh kelas. Sehingga membantu mereka untuk memahami pelajaran yang lebih baik dan lebih ilmiah. 21 Hal ini dapat diihat dengan perolehan persentase dengan kategori sangat baik yang artinya siswa mampu memahami dan mengevaluasi pemahaman mereka dengan baik setelah melakukan praktikum. K.10 Keterampilan mengkomunikasikan Keterampilan
mengkomunikasikan
merupakan
keterampilan
untuk
menginformasikan hasil pengamatan siswa, hasil prediksi atau hasil percobaan kepada orang lain merupakan keterampilan berkomunikasi. Bentuk komunikasi ini bisa dalam bentuk lisan, tulisan, grafik, tabel, diagram atau gambar. 22 Keterampilan mengkomunikasikan dalam penelitian ini terdiri dari enam sub aspek diantaranya yaitu membuat tabel/grafik hasil pengamatan, membuat laporan praktikum, mempresentasikan
hasil
pengamatan,
menyimak
pendapat/gambaran
yang
disampaikan tiap kelompok dan menanggapi/menjawab pertanyaan. Hasil analisis dan pengamatan pada lembar observasi, keterampilan proses sains siswa aspek mengkomunikasikan memiliki nilai dengan persentase 78,38% dengan kategori baik. Sedangkan pada lembar kerja siswa memperoleh nilai sebesar 79,00% dengan kategori baik. Hasil yang diperoleh berdasarkan lembar observasi dan LKSberada dalam kategori yang sama yaitu baik. Artinya kedua data ini saling mendukung dan menguatkan dalam analisis keterampilan proses sains siswa. Pada lembar observasi, sub aspek keterampian proses yang diamati pada aspek mengkomunikasikan yaitu mencatat setiap pengamatan kedalam tabel, membuat laporan, mendiskusikan hasil pengamatan, mempresentasikan hasil pengamatan, menyimak pendapat/gambaran yang disampaikan tiap kelompok, menanggapi/menjawab pertanyaan dan menyampaikan ide/gagasan data.
21
B.Costu, dkk, loc. cit.
22
Zulfiani, op. cit., h. 54.
74
Adapun penjelasan sub aspek tersebut adalah sebagai berikut : Membuat tabel/grafik hasil pengamatan. Setelah mendapatkan hasil praktikum, siswa merangkainya kedalam bentuk tabel/grafik pengamatan. Dalam hal ini kemampuan siswa sudah baik dalam membuat tabel hasil pengamatan. Tabel tersebut menggambarkan hasil dari praktikum menentukan sifat asam basa dari beberapa larutan dan perkiraan nilai pH dengan menggunakan indikator universal. Pada praktikum pertama mengenai penentuan sifat asam basa larutan, tabel pengamatan praktikum berisi nama larutan, perubahan warna lakmus, dan sifat larutan. Sedangkan pada praktikum kedua mengenai perkiraan nilai pH asam basa, tabel pengamatan berisi nama larutan dan nilai pH. Membuat laporan praktikum. Dalam hal ini siswa menggunakan tulisan dalam membuat laporan hasil praktikum. Membuat laporan hasil praktikum merupakan hal yang sudah lazim dilakukan ketika telah menyelesaikan praktikum. Penyusunan laporan merupakan hasil pemikiran dan hasil perbuatan ketika sebelum dan sesudah melakukan praktikum. Keterampilan ini dipengaruhi oleh keterampilan proses sains siswa seperti mengamati, memprediksi, menerapkan konsep, melakukan percoban dan yang lainnya. Apabila data yang dihasilkan kurang relevan atau salah maka nilainilai dalam laporan praktikum akan berkurang dan salah fatal. Sehingga siswa perlu untuk menjelaskan kekurangan/kekeliruan hasil yang didapatkan menggunakan alasan yang tepat dan sesuai dengan teori yang ada. Dalam pembuatan laporan praktikum, dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam menyusun laporan praktikum sudah cukup baik. Hal ini dikarenakan berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi sebelumnya, siswa sudah terbiasa membuat laporan setelah melakukan kegiatan praktikum. Laporan yang disusun siswa sudah sistematis sesuai petunjuk yang telah diberikan oleh peneliti. Mempresentasikan hasil pengamatan. Pada saat pembelajaran, tampak adanya kegiatan saling tukar menukar informasi dengan anggota sesama kelompok dan kelompok lain. Hal ini menunjukkan adanya komunikasi yang bagus antara kelompok satu dengan kelompok lainnya. Setelah mendapatkan hasil praktikum, semua kelompok melakukan diskusi mengenai data hasil praktikum.
75
Menanggapi/menjawab pertanyaan. Setelah selesai melakukan presentasi, maka guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanggapi hasil presentasi baik dengan cara menanggapi atau memberikan pertanyaan. Hal ini dilakukan agar siswa saling membuka fikiran untuk menyampaiakan ide, gagasan dan pendapat seputar materi yang sedang didiskusikan. Sub aspek ini juga dapat membantu guru untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami konsep dan menuntut siswa untuk aktif. Hasil tersebut didukung dengan data wawancara menunjukkan bahwa siswa merasa senang untuk melakukan diskusi melalui presentasi karena siswa dapat bertukar fikiran dengan kelompok lain dan membandingkan hasil pengamatan yang ia peroleh dengan teman sekelompoknya maupun dengan kelompok lain. Tahap mengkomunikasikan
merupakan tahap akhir pembelajaran
(explain). Pada tahap ini siswa dituntut untuk mengembangkan kemampuan prediksi observasi dan eksplanasi. Kemampuan eksplanasi ini mampu menjelaskan suatu kejadian secara terperinci. Setelah melakukan prediksi dan observasi, siswa dapat membandingkan hasil prediksi dan observasinya, kemudian menjelaskannya secara terperinci berupa alasan-alasan hasil prediksi dan observasi. 23 Pada tahap inilah guru dapat
mengetahui
sejauh
maa
pemahaman
siswa
dalam
mengkonstruk
pengetahuannya dan menguji kesesuaian antara hipotesis yang dilakukan siswa terhadap hasil yang didapatkan. Sehingga, belajar bisa menjadi suatu perubahan tingkah laku berdasarkan pengalamannya sendiri, penemuannya sendiri dan dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan hasil persentase yang diperoleh pada masing-masing aspek KPS yang memiliki persentase rata-rata dengan kategori baik, terbukti bahwa model pembelajaran POE berbasis keterampilan proses sains tebukti cukup efektif dalam meningkatkan kemmpuan proses sains siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Haryono yang berjudul “Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains”, dengan kesimpulan hasil penelitiannya yaitu model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains terbukti cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan proses sains siswa sekaligus pencapaian hasil
23
Yunita, loc. cit.
76
belajarnya secara keseluruhan. 24 Maka, dengan pencapaian nilai persentasi siswa dengan perolehan kategori rata-rata baik dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran POE dengan berbasis keterampilan proses sains ini dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran dengan adanya diskusi dalam kelompok dan dalam diskusi kelas. Selanjutnya,
keterampilan
proses
sangat
membantu
siswa
dalam
memahamimateri pelajara. Hal ini dpapat dilihat dari perolehan skor rata-rata berdasarkan analisis data lembar observasi sebesar 77,77% dan analisis data lembar kegiatan siswa sebesar 77,98% yang mencapai kategori baik. Hal ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramesh M yang berjudul
“Critical Pedagogy for
Constructing Knowledge and Process Skills in Science” yang menyatakan bahwa
keterampilan proses mendorong peningkatan yang signifikan dalam pemahaman materi pelajaran dan ilmu pengetahuan, dengan alasan bahwa konten ilmu pengetahuan dan keterampilan proses sains harus diajarkan bersama-sama karena mereka saling melengkapi. Dengan demikian pendekatan pedagogi kritis akan mengembangkan kesadaran siswa melalui keterampilan proses sains yang dapat membantu mereka memperoleh konsep-konsep ilmiah. 25 Sehingga pembelajaran menggunakan model POE dengan berbasis analisis keterampilan proses sains dapat membantu siswa dalam memperoleh keterampilan proses sains yang lebih baik. Hasil
wawancara
menunjukkan
adanya
respon
positif
terjadap
pembelajaran berbasis POE. Siswa dibiasakan untuk menguji kebenaran dari suatu teori (hipotesis) dan bergelut dengan ide-ide untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang ada dibenak mereka. Siswa merasa senang dengan adanya praktikum karena dituntut untuk merancang percobaan. Menurut mereka dengan adanya praktikum kegiatan belajar tidak lagi membosankan, mereka dapat menguji langsung teori yang mereka pelajari sebelumnya. Karena praktikum dilakukan berkelompok maka diantara mereka saling membantu, bekerjasama, yang kurang faham dapat diajari oleh siswa yang lebih faham, dan menurut mereka hal ini dapat 24
Haryoo, loc. cit.
25
Ramesh, loc. cit.
77
mengembangkan kemampuan berpikir mereka. Selain itu, adanya kegiatan diskusi setelah praktikum menjadi daya tarik minat belajar siswa sehingga siswa merasa kegiatan pembelajaran tidak monoton. Diskusi dapat memberikan pengaruh positif bagi siswa karena siswa merasa ditantang untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi
seperti
bertanya,
ide/gagasan/pendapat, dan lainnya.
menjawab
pertanyaan,
mengeluarkan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa SMA Al-Hasra pada kegiatan pembelajaran asam basa melalui model pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) dengan kegiatan praktikum di laboratorium. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab IV, maka diperoleh kesimpulan, yaitu sebagai berikut : 1. Pembelajaran dengan model POE (Predict, Observe, Explain) bepengaruh baik terhadap keterampilan proses sains siswa, hal ini terlihat dari persentase rata-rata keterampilan proses sains siswa pada 10 aspek keterampilan yang diamati yaitu mengajukan pertanyaan, menyusun hipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan, observasi, klasifikaasi, prediksi, interpretasi, menerpkan konsep, dan mengkomunikasikan. Hasil analisis berdasarkan lembar observasi diperoleh persentase rata-rata total sebesar 77,77% dengan kategori baik. Dan hasil analisis berdasarkan lembar kegiatan siswa diperoleh persentase rata-rata total sebesar 77,98% dengan kategori baik. 2. Siswa senang belajar dengan model pembelajaran POE karena banyak melibatkan siswa dalam proses belajar sehingga siswa dituntut aktif dalam mengembangkan keterampilan proses sainsnya. Selain itu, kegiatan praktikum dan diskusi kelompok menjadi daya tarik minat belajar siswa sehingga siswa merasa kegiatan pembelajaran tidak monoton. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti merekomendasikan beberapa saran sebagai berikut : 1.
Bagi Guru
79
80
a.
Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran praktikum disarankan lebih sering diterapkan karena dapat melatih keterampilan proses sains.
b.
Pendidik dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa dengan cara memberikan pengalaman-pengalaman yang dapat menstimulus keterampilan proses sains siswa. Pengalaman-pengalaman tersebut akan didapatkan oleh siswa ketika siswa melakukan kegiatan pembelajaran.
c.
Hendaknya guru memvariasikan praktikum agar lebih menarik seperti penggunaan LKS yang bervariasi, menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar.
2. Bagi Peneliti selanjutnya a.
Penggunaan
LKS
hendaknya
yang
dapat
merangsang
dan
mengembangkan keterampilan proses sains siswa. LKS yang digunakan dapat berupa pertanyaan produktif atau dikemas lebih menarik sehingga siswa
lebih
tertarik
dalam
melakukan
praktikum
dan
dapat
mengembangkan keterampilan proses sains yang dimilikinya. b.
Keterampilan proses sains siswa yang dikembangkan belum sepenuhnya optimal terutama keterampilan mengajukan pertanyaan dan interpretasi. Bagi peneliti lain hendaknya mengoptimalkan secara keseluruhan aspek keterampilan proses sains siswa agar sepenuhnya muncul.
DAFTAR PUSTAKA Anisa, Desi Nur, Mohammad Masykuri, dan Sri Yamtinah. Pengaruh Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explanation) dan Sikap Ilmiah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Asam, Basa dan Garam Kelas VII Semester 1 SMP N 1 Jaten Tahun Pelajaran2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 2, 2013. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara, 2012. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Paktis. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Brady, E. James. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara, 1999. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2013. Hamalik, Oemar. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007. Hamalik, Oemar. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2013. Haryono. Model pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. UNNES, 2006. Kale, Mahesa, Sri Astutik, dan Rif’ati Dina. Penerapan Keterampilan Proses Sains melalui Model Think Pair Share pada Pembelajaran Fisika di SMA. Jurnal Pendidikan Fisika. 2, 2013. Kearney, Matthew., and David Treagust, Contructivism as a refrent in the design and development of a computer program using interactive digital video to enhance learning in physics. Australian Journal, 2001. M, Ramesh. Critical Pedagogy for Constructing Knowledge and Process Skills in Science. India: Educational Confab, 2013. Purba, Michael. Kimia SMU Kelas. Jakarta: Erlangga, 2006. Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2003. Purwanto, Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.
80
R, Nuryani. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang, 2005. Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2008. Sanoe, Chairam, dkk. Enhancing Thai Student Learning of Chemical Kinetics. Research in Science and Technologi Education, 2009. Sci, Instr. Investigating the effectiveness a POE-based teaching activity on students understanding of condensation. Springer Science+Business Media, 2011. Semiawan, Conny dkk. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia, 1992. Subana, dkk. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pusaka Setia, 2001. Sudarmo, Unggul. KIMIA untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2013. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009. Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2012. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Jakarta : Rineka Cipta, 2010. Tirtarahardja, Umar., dan dan S. L. La Sulo. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2005. White and Gunstone. Probing Understanding. Great Britain: Falmel Press, 2010. Winataputra, S Udin, dkk. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka, 2008. Yunita. Model-model pembelajaran KIMIA. Bandung: CV. Insan Mandiri, 2012. Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sain. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
80
Lampiran 1 Cara Perhitungan Kualitas Keterampilan Proses Sains Siswa Data hasil observasi keterampilan proses sains siswa dihitung dengan membuat rata-rata keterampilan proses sains dan menentukan nilai persen sebagai berikut :
Rata-rata =
NP =
Jumlah skor seluruh siswa Jumlah siswa
Rata-rata KPS ×100% SM KPS
Keterangan: NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan R
= skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = bilangan tetap Berdasarkan lampiran data observasi dan lembar kerja siswa, persentase data keterampilan proses sains diperoleh data sebagai berikut : KPS yang dimati (%) KPS 1
KPS 2
KPS 3
KPS 4
KPS 5
71,50
78,77
81,25
73,22
96,02
KPS 6
KPS 7
KPS 8
KPS 9
KPS 10
78,57
66,43
60,68
91,91
78,07
Rata-rata =
=
Jumlah skor seluruh siswa Jumlah siswa 60 21
= 2,86
Persentase mengajukan pertanyaan =
=
Jumlah skor seluruh siswa X 100% Jumlah siswa 2,86 x 100% 4
= 71,50%
Lampiran 2 Hasil Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Lembar Observasi Praktikum 1
No
Nama
1. AD 2. AS 3. AN 4. AU 5. AY 6. DN 7. DY 8. DH 9. DI 10. FA 11 FH 12. FR 13. GS 14. IR 15. RN 16. RF 17. RR 18. SH 19. TR 20. TY 21. VD Jumlah rata-rata
Mengajukan pertanyaan 1 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2,86
Rata2 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2,86
Menyusun hipotesis 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,23
Rata2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,23
Merencanakan percobaan 1 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3,34
Rata2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3,34
Menggunakan alat bahan 1 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3,34
2 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2,86
3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 4 2 2 2 3 3 3 2 2,86
Rata2 3,34 3,34 3,34 3,34 3,00 3,00 2,67 3,67 3,67 3,67 2,34 2,34 2,34 3,67 3,00 3,00 2,67 2,67 2,67 2,67 2,67 3,02
Observasi 1 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,86
Rata2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,86
Hasil Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Lembar Observasi Praktikum 1
No
Nama
1. Ad 2. AS 3. AN 4. AU 5. AY 6. DN 7. DY 8. DH 9. DI 10. FA 11 FH 12. FR 13. GS 14. IR 15. RN 16. RF 17. RR 18. SH 19. TR 20. TY 21. VD Jumlah rata-rata
Meng klasifikasikan 1
2
2 2 2 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3,34
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2,19
Prediksi Rata2
Interpretasi Rata2
1 2 2 2 2 2,5 2,5 2,5 3 3 3 2,5 2,5 2,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3 3 3 2,5 2,76
2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 1 2,24
2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 1 2,24
Rata2 1
2
2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 2,28
2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 1 1 1 1 2,43
Menerapkan Konsep
Komunikasi Rata2
1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3,5 3,5 3,5 3 3 3 3 1 1 1 1 2,35
3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,80
3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,80
Rata2 1
2
3
4
5
3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,67
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3,19
2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,47
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3,34
2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2,80
2,60 2,60 2,60 2,60 3 3 3 3,20 3,20 3,20 3,40 3,40 3,40 3,60 3,60 3,60 3,60 3,40 3,40 3,40 3,40 3,29
Lampiran 3
Hasil Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Lembar Observasi Praktikum 2
No
Nama
1. Ad 2. AS 3. AN 4. AU 5. AY 6. DN 7. DY 8. DH 9. DI 10. FA 11 FH 12. FR 13. GS 14. IR 15. RN 16. RF 17. RR 18. SH 19. TR 20. TY 21. VD Jumlah rata-rata
Mengajukan pertanyaan 1 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2,86
Rata2 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2,86
Menyusun hipotesis 1 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,57
Rata2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,57
Merencanakan percobaan 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 3,19
Rata2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 3,19
Menggunakan alat bahan 1 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3,34
2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 2,50
3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 3,00
Rata2 3,34 3,34 3,34 3,34 3,34 3,34 3,34 3,67 3,67 3,67 2,34 2,34 2,34 3,67 4 4 4 2,67 2,67 2,67 2,67 2,95
Observasi 1 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,85
Rata2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,85
Lampiran 5
Hasil Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Lembar Observasi Praktikum 1
No
Nama
1. AD 2. AS 3. AN 4. AU 5. AY 6. DN 7. DY 8. DH 9. DI 10. FA 11 FH 12. FR 13. GS 14. IR 15. RN 16. RF 17. RR 18. SH 19. TR 20. TY 21. VD Jumlah rata-rata
Meng klasifikasikan 1
2
4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3,71
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2,76
Prediksi Rata2
Interpretasi Rata2
1 3 3 3 3 3 3 3 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 3 3 3 3 3,5 3,5 3,5 3,5 3,23
3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2,57
3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2,57
Rata2 1
2
4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2,38
3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2,57
Menerapkan Konsep
Komunikasi Rata2
1 3,5 3,5 3,5 3,5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,48
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3,80
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3,80
Rata2 1
2
3
4
5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3,67
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2,71
3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2,52
3,2 3,2 3,2 3,2 3,2 3,2 3,2 2,8 2,8 2,8 2,6 2,6 2,6 3 3 3 3 3 3 3 3 2,98
Lampiran 6
Hasil Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan LKS Praktikum 1
No
Nama
1. AD 2. AS 3. AN 4. AU 5. AY 6. DN 7. DY 8. DH 9. DI 10. FA 11 FH 12. FR 13. GS 14. IR 15. RN 16. RF 17. RR 18. SH 19. TR 20. TY 21. VD Jumlah rata-rata
Mengajukan pertanyaan 1 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2,86
Rata2 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2,86
Menyusun hipotesis 1 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2,98
Rata2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2,98
Merencanakan percobaan 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,23
Rata2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,23
Menggunakan alat bahan 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2,86
2 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2,86
3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 4 2 2 2 3 3 3 2 2,86
Rata2 3 3 3 3 2,67 2,67 2,67 3,67 3,67 3,67 2 2 2 3,34 2,67 2,67 2,67 2,34 2,34 2,34 2 2,86
Observasi 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3,80
Rata2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3,80
Lampiran 7
Hasil Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Lembar Observasi Praktikum 1
No
Nama
1. Ad 2. AS 3. AN 4. AU 5. AY 6. DN 7. DY 8. DH 9. DI 10. FA 11 FH 12. FR 13. GS 14. IR 15. RN 16. RF 17. RR 18. SH 19. TR 20. TY 21. VD Jumlah rata-rata
Meng klasifikasikan 1
2
3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3,43
4 4 4 4 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3,24
Prediksi Rata2
Interpretasi Rata2
1 3,5 3,5 3,5 3 3,5 3 2,5 3 3 3 3 3 3 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 4 4 3,5 3,34
3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3,00
3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3,00
Rata2 1
2
3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2,43
3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2,38
Menerapkan Konsep
Komunikasi Rata2
1 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2,5 2 2,40
4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,86
4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,86
Rata2 1
2
3
4
5
3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,67
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3,19
2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3,47
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3,34
2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2,98
2,60 2,60 2,60 2,60 3 3 3,20 3,20 3,20 3,20 3,40 3,40 3,40 3,60 3,60 3,60 3,60 3,40 3,40 3,40 3,40 3,34
Lampiran 8
Hasil Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan LKS Praktikum 2
No
Nama
1. AD 2. AS 3. AN 4. AU 5. AY 6. DN 7. DY 8. DH 9. DI 10. FA 11 FH 12. FR 13. GS 14. IR 15. RN 16. RF 17. RR 18. SH 19. TR 20. TY 21. VD Jumlah rata-rata
Mengajukan pertanyaan 1 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2,99
Rata2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2,99
Menyusun hipotesis 1 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2,99
Rata2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2,99
Merencanakan percobaan 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,23
Rata2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,23
Menggunakan alat bahan 1 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3,34
2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 2,50
3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 4 4 4 3 2 2 3 2 3,00
Rata2 3,34 3,34 3,34 3,34 3,34 3,34 3,34 3,67 3,67 3,67 2,34 2,34 2,34 3,67 4 4 4 2,67 2,67 3 2,67 2,95
Observasi 1 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,86
Rata2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3,86
Lampiran 9
Hasil Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Lembar Observasi Praktikum 1
No
Nama
1. Ad 2. AS 3. AN 4. AU 5. AY 6. DN 7. DY 8. DH 9. DI 10. FA 11 FH 12. FR 13. GS 14. IR 15. RN 16. RF 17. RR 18. SH 19. TR 20. TY 21. VD Jumlah rata-rata
Meng klasifikasikan 1
2
4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3,38
3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3,09
Prediksi Rata2
Interpretasi Rata2
1 3,5 3,5 3,5 3 3 3 2,5 3 3 3 3,5 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3,23
3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2,57
3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2,57
Rata2 1
2
4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2,38
3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2,57
Menerapkan Konsep
Komunikasi Rata2
1 3,5 3,5 3,5 3,5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,48
4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3,23
4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3,23
Rata2 1
2
3
4
5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3,67
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2,71
3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2,52
3,2 3,2 3,2 3,2 3,2 3,2 3,2 2,8 2,8 2,8 2,6 2,6 2,6 3 3 3 3 3 3 3 3 2,98
Lampiran 10
AYO BEREKSPERIMEN! LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) “PENENTUAN SIFAT ASAM BASA LARUTAN (UJI LAKMUS)” Kelompok
:
Nama
:
Tujuan Percobaan
: Menguji sifat buah-buahan dan beberapa senyawa kimia menggunakan kertas Lakmus
ASAM BASA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Tanpa kalian sadari, asam basa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pernahkah kalian makan buah jeruk? Anggur? Lalu tentunya kalian juga pernah menggunakan shampoo, sabun mandi, cairan pembersih, dan detergen bukan? Apakah keduanya termasuk kedalam senyawa asam atau basa?... Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam basa, larutan dikelompokkan kedalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral. Asam dan basa memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Untuk mengetahui suatu larutan bersifat asam atau basa, salah satunya menggunakan indikator asam-basa. Indikator adalah zat yang warnanya berbeda dalam lingkungan asam maupun basa. Salah satu contoh indikator yang digunakan untuk mengetahui sifat asam dan sifat basa suatu larutan adalah indikator dalam bentuk kertas yang disebut kertas lakmus. Kertas lakmus
merupakan kertas yang diberi suatu senyawa kimia sehingga kertas ini bisa membedakan suatu jenis senyawa, entah itu asam atau basa bila kertas lakmus tersebut dicelupkan dalam larutan dalam suatu plat tetes. Ada dua jenis lakmus yang biasa digunakan yaitu lakmus merah dan lakmus biru.
Dalam larutan asam, kertas lakmus biru akan berubah warna menjadi warna merah Dalam larutan basa, kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi kertas lakmus biru Jika dalam suatu larutan dicelupkan kertas lakmus merah dan kertas lakmus dan kertas lakmus biru secara bersamaan, ternyata pada kedua kertas lakmus tersebut tidak terjadi perubah warna, maka hal itu menunjukkan bahwa larutan itu tidak bersifat asam maupun basa. Larutan yang tidak bersifat asam amupun basa disebut larutan netral. Tingkat keasaman suatu larutan (derajat keasaman) dapat dinyatakan dengan satuan pH. Skala pH berkisar antara 0-14. Jika pH larutan < 7, berarti larutan bersifat asam Jika pH larutan > 7, berarti larutan bersifat basa Jika pH larutan = 7, berarti larutan bersifat netral Semakin kecil harga pH, bearrti semakin kuat sifat asam dan semakin lemah sifat basa.
Semakin besar harga pH, bearrti semakin kuat sifat basa dan semakin lemah sifat asam.
Predict Untuk melatihmu membuat prediksi, jawablah pertanyaan berikut ini! 1. Jika air dan garam memiliki pH = 7, bagaimana perubahan warna yang terjadi pada lakmus merah dan biru? Jawaban : ………………………………………………………………………………....... ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 2. Jika pir, jeruk, pisang dan apel memiliki pH < 7, bagaimana perubahan warna yang terjadi pada lakmus merah dan biru? Jawaban : ………………………………………………………………………………....... ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 3. Jika sabun, shampoo dan pasta gigi memiliki pH > 7, bagaimana perubahan warna yang terjadi pada lakmus merah dan biru? Jawaban : …………………………………………………………………………………... ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
4. Jika diketahui data hasil percobaan adalah sebagai berikut : No
Perubahan Warna
Zat
Lakmus Merah
Lakmus Biru
1.
Jeruk
Merah
Merah
2.
Lemon
Merah
Merah
3.
NaCl
Merah
Biru
4.
NaOH
Biru
Biru
5.
Detergen
Biru
Biru
a. Manakah yang bersifat asam? Tuliskan karakteristiknya! Jawaban : ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………….. b. Manakah yang bersifat basa? Tuliskan karakteristiknya! Jawaban : ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………….. .…………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………….. c. Manakah yang bersifat netral? Tuliskan karakteristiknya! Jawaban : ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………….. .…………………………………………………………………………………………. .
5. Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali produk makanan yang kalian konsumsi seperti makanan ringan, permen, coklat,dan lain-lain. Coba prediksikan perubahan warna lakmus merah dan biru yang akan terjadi! Jawaban : …………………………………………………………………………………... ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 6. Bagaimana cara kalian mengidentifikasi sifat asam / basanya? Jawaban : …………………………………………………………………………………... ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… Untuk mempermudahmu membuat hipotesis beserta alasannya, isilah tabel berikut ini! Lakukan terlebih dahulu uji ciri-ciri fisik setiap sampel! Kamu dipersilakan mencari pencarian di internet. Bahan Air Larutan garam Pir Jeruk Pisang Apel Sabun Shampoo Pasta gigi
Ciri-ciri fisik
Hipotesis (asam/basa/netral)
Alasan
Observe Perumusan Masalah Buatlah sebuah pertanyaan mengenai hal yang belum kalian ketahui sesuai tujuan percobaan! Jawaban: ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… Yuk.. mari bereksperimen dengan melakukan kegiatan berikut! Tulislah alat dan bahan yang kamu butuhkan dalam melakukan percobaan! Alat dan Bahan Alat-alat
Jumlah alat
Bahan-bahan
……………………… ……………………… Air
Jumlah bahan ………………………
Kertas lakmus
……………………… ……………………… ………………………
Lumpang dan alu
……………………… ……………………… ………………………
……………………… ……………………… Jeruk Gelas kimia 50mL
………………………
……………………… ……………………… ……………………… Apel
………………………
……………………… ……………………… Shampoo
………………………
Pasta gigi
………………………
Langkah Kerja Buatlah langah kerja sesuai tujuan percobaan yang akan dicapai!
Buatlah tabel pengamatan berdasarkan percobaan yang kamu amati! No
Sifat
Bahan
1.
Air
2.
Larutan garam
3.
Pir
4.
Jeruk
5.
Pisang
6.
Apel
7.
Sabun
8.
Shampoo
9.
Pasta gigi
Asam
Basa
Netral
Perbandingan data hasil pengamatanmu dengan kelompok lain : No
Bahan
1.
Air
2.
Larutan garam
3.
Pir
4.
Jeruk
5.
Pisang
6.
Apel
7.
Sabun
8.
Shampoo
9.
Pasta gigi
Sifat Kel 1
Kel 2
Kel 3
Kel 4
Kel 5
Perbandingan data hasil pengamatan pada tabel berikut! No
Bahan
1.
Air
2.
Larutan garam
3.
Pir
4.
Jeruk
5.
Pisang
6.
Apel
7.
Sabun
8.
Shampoo
9.
Pasta gigi
Asam Lakmus merah
Lakmus biru
Basa Lakmus merah
Lakmus biru
Netral Lakmus merah
Lakmus biru
Explain 1. Berdasarkan percobaan yang telah kamu lakukan, buatlah analisis dan tarik kesimpulan! Jawaban : …………………………………………………………………………………... ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 2. Apa kegunaan kertas lakmus? Sebutkan jenis-jenisnya! Jawaban : …………………………………………………………………………………... ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
3. Bagaimanakah caramu membedakan asam basa menggunakan kertas lakmus? Jawaban : …………………………………………………………………………………... ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 4. Dalam laporan praktikum bahaslah mengenai peristiwa terjadinya perubahan warna lakmus pada setiap sampel. Bandingkan kesesuaiannya dengan hipotesis dan prediksi yang sudah kamu buat! Jawaban : …………………………………………………………………………………... ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………….... Buatlah laporan hasil praktikum dengan format sebagai berikut : I.
Judul Praktikum
II.
Tujuan Praktikum
III.
Landasan Teori
IV.
Langkah Kerja
V.
Alat Bahan
VI.
Hasil pengamatan
VII.
Analisis Data (Pembahasan)
VIII.
Kesimpulan
Lampiran 11
AYO BEREKSPERIMEN! LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) “PENENTUAN NILAI pH MENGGUNAKAN INDIKATOR UNIVERSAL”
Kelompok
:
Nama
:
Tujuan Percobaan
: Menentukan nilai pH beberapa zat menggunakan indikator universal
INDIKATOR UNIVERSAL Sifat asam atau basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. pH merupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan larutan netral memiliki pH=7. pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator pH atau dengan pH meter. Indikator adalah suatu senyawa kompleks yang dapat bereaksi dengan asam dan basa. Dengan indikator, kita dapat mengetahui suatu zat bersifat asam dan basa. Indikator juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kekuatan suatu asam atau basa. Salah satu indikator yang memiliki tingkat kepercayaan yang baik adalah indikator universal. Indikator universal adalah indikator yang terdiri atas berbagai macam indikator yang memiliki warna berbeda untuk setiap nilai pH 1-14.
Indikator universal ada yang berupa larutan dan ada juga yang berupa kertas. Paket indikator universal tersebut selalu dilengkapi dengan warna standar untuk pH 1-14. Tingkat keasaman suatu larutan (derajat keasaman) dapat dinyatakan dengan satuan pH. Skala pH berkisar antara 0-14. Jika pH larutan < 7, berarti larutan bersifat asam Jika pH larutan > 7, berarti larutan bersifat basa Jika pH larutan = 7, berarti larutan bersifat netral Semakin kecil harga pH, bearrti semakin kuat sifat asam dan semakin lemah sifat basa. Semakin besar harga pH, bearrti semakin kuat sifat basa dan semakin lemah sifat asam.
Berikut merupakan cara menggunakan indikator universal : 1. Celupkan kertas indikator universal pada larutan yang akan diselidiki nilai pHnya 2. Amati perubahan warna yang terjadi
3. Bandingkan perubahan warna dengan pita warna indikator.
Predict Untuk melatihmu membuat prediksi, jawablah pertanyaan berikut ini! 1. Jika larutan gula dan larutan NaCl memiliki pH netral, berapakah perkiraan pHnya? Jawaban : ………………………………………………………………………………....... ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 2. Jika air jeruk dan cuka bersifat asam, berapakah perkiraan pHnya? Jawaban : ………………………………………………………………………………....... ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 3. Jika air kapur dan air sabun bersifat basa, berapakah perkiraan pHnya? Jawaban : ………………………………………………………………………………....... ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………
4. Dalam laboratorium, jika kalian menemukan beberapa larutan seperti pada data berikut : No
Larutan
1.
Larutan H 2 SO 4
2.
Larutan KOH
3.
Larutan HNO 3
4.
Larutan NH 4 Cl
5.
Larutan Mg(OH) 2
6.
Larutan CH 3 COONa
Sifat Asam
Basa
Netral
a. Berapakah perkiraan pH larutan 1 & 3? Jelaskan alasan anda! Jawaban : ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………….. b. Berapakah perkiraan pH larutan 2 & 5? Jelaskan alasan anda! Jawaban : ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………….. c. Berapakah perkiraan pH larutan 4 & 6? Jelaskan alasan anda! Jawaban : ………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………..
5. Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali produk makanan yang kalian konsumsi seperti makanan ringan, permen, coklat,dan lain-lain. Coba prediksikan perkiraan nilai pHnya! Jawaban : …………………………………………………………………………………... ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 6. Bagaimana cara kalian mengidentifikasi perkiraan nilai pHnya? Jawaban : …………………………………………………………………………………... ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… Untuk mempermudahmu membuat hipotesis, isilah tabel berikut ini! Lakukan terlebih dahulu uji ciri-ciri fisik setiap sampel! Kamu dipersilakan mencari pencarian di internet. Bahan Larutan gula Larutan NaCl Larutan KCl Larutan HCl Air jeruk Air cuka Larutan NaOH
Ciri-ciri fisik
Hipotesis (perkiraan pH)
Air kapur Air Sabun
Observe Perumusan Masalah Buatlah sebuah pertanyaan sesuai tujuan percobaan! Jawaban: ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………….. Yuk.. mari bereksperimen dengan melakukan kegiatan berikut! Tulislah alat dan bahan yang kamu butuhkan dalam melakukan percobaan! Alat dan Bahan Alat-alat
Jumlah alat
Bahan-bahan
Jumlah bahan
Tabung reaksi
……………………… Larutan gula
Pipet tetes
……………………… ……………………… ………………………
Indikator universal
……………………… ……………………… ………………………
Gelas kima 50 mL
……………………… Larutan HCl
………………………
………………………
……………………… ……………………… ……………………… ……………………… Larutan NaOH
………………………
……………………… ……………………… Air Sabun Langkah Kerja Buatlah langkah kerja sesuai tujuan percobaan yang akan dicapai!
………………………
Buatlah tabel pengamatan berdasarkan percobaan yang kamu amati! No
Bahan
1.
Larutan gula
2.
Larutan NaCl
3.
Larutan KCl
4.
Larutan HCl
5.
Air jeruk
6.
Air cuka
7.
Larutan NaOH
8.
Air kapur
9.
Air Sabun
Nilai pH
Sifat
Perbandingan data hasil pengamatanmu dengan kelompok lain : No
Bahan
1.
Larutan gula
2.
Larutan NaCl
3.
Larutan KCl
4.
Larutan HCl
5.
Air jeruk
6.
Air cuka
7.
Larutan NaOH
8.
Air kapur
9.
Air Sabun
Nilai pH Kel 1
Kel 2
Kel 3
Kel 4
Kel 5
Explain 1. Berdasarkan percobaan yang telah kamu lakukan, buatlah analisis dan tarik kesimpulan! Jawaban : …………………………………………………………………………………... ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 2. Apa kegunaan indikator universal? Jawaban : …………………………………………………………………………………... ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 3. Bagaimanakah caramu menggunakan indikator universal? Jawaban : …………………………………………………………………………………... ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 4. Dalam laporan praktikum bahaslah mengenai perkiraan pH pada setiap sampel. Bandingkan kesesuaiannya dengan hipotesis dan prediksi yang sudah kamu buat! Jawaban : …………………………………………………………………………………... ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………....
Buatlah laporan hasil praktikum dengan format sebagai berikut : I.
Judul Praktikum
II.
Tujuan Praktikum
III.
Landasan Teori
IV.
Langkah Kerja
V.
Alat Bahan
VI.
Hasil pengamatan
VII.
Analisis Data (Pembahasan)
VIII.
Kesimpulan
Lampiran 12 LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PRAKTIKUM 1 Tujuan
:
Untuk memperoleh informasi mengenai keterampilan proses sains siswa dalam kegiatan praktikum Petunjuk
:
Beri tanda check list/centang pada kolom-kolom (0, 1, 2, 3 dan 4) sesuai dengan hasil observasi Judul
: Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa menggunakan model POE (Predict, Observe, Explain) dalam materi asam basa
Nama
:
Tanggal
:
Kelompok
:
Kelas
:
Penilaian keterampilan proses sains siswa Keterangan: 4 = Amat baik 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang 0 = Amat kurang
Beri tanda ceklis No
Aspek KPS
Keterangan Observer
Indikator KPS 0
1.
Bertanya
a. Bertanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan praktikum
2.
Hipotesis
3.
Merencanakan percobaan
4.
Menggunakan alat/bahan
a. Memprediksi bagaiamana sifat masing-masing bahan yang akan diuji keasamannya a. Menentukan alat-alat dan bahanbahan praktikum b. Menyiapkan alat dan bahan praktikum a. Menggunakan kertas lakmus dengan benar b. Menggunakan alat ukur dan volume yang tepat ketika meneteskan larutan yang akan diuji kedalam plat tetes c. Menggunakan pipet tetes dengan baik dan benar
5.
Observasi
6.
Klasifikasi
a. Melakukan pengamatan terhadap perubahan lakmus menggunakan indera yang sesuai a. Mencatat setiap hasil pengamatan kedalam tabel b. Membandingkan data hasil pengamatan dengan kelompok lain
1
2
3
4
7.
Prediksi
8.
Interpretasi
9.
Menerapkan konsep
10. Komunikasi
a. Memperkirakan sifat larutan lain selain larutan yang telah diuji a. Menghubungkan hasil pengamatan yang didapatkan b. Menyimpulkan sesuai hasil percobaan yang didapatkan a. Mengetahui perbedaan asam basa berdasarkan indikator kertas lakmus a. Membuat laporan b. Mendiskusikan hasil pengamatan c. Mempresentasikan hasil pengamatan d. Menyimak pendapat/gambaran yang disampaikan tiap kelompok e. Menanggapi/menjawab pertanyaan f. Menyampaikan ide/gagasan/data
Observer,
……………..
Lampiran 13 LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PRAKTIKUM 2 Tujuan
:
Untuk memperoleh informasi mengenai keterampilan proses sains siswa dalam kegiatan praktikum Petunjuk
:
Beri tanda check list/centang pada kolom-kolom (0, 1, 2, 3 dan 4) sesuai dengan hasil observasi Judul
: Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa menggunakan model POE (Predict, Observe, Explain) dalam materi asam basa
Nama
:
Tanggal
:
Kelompok
:
Kelas
:
Penilaian Keterampilan Proses Sains Siswa Keterangan: 4 = Amat baik 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang 0 = Amat kurang
Beri tanda ceklis No
Aspek KPS
Indikator KPS 0
1.
Bertanya
a. Bertanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan praktikum
2.
Hipotesis
3.
Merencanakan percobaan
a. Memprediksi perkiraan nilai pH pada masing-masing bahan yang akan diuji a. Menentukan alat-alat dan bahanbahan praktikum b. Menyiapkan alat dan bahan praktikum
4.
Menggunakan alat/bahan
a. Menggunakan pipet tetes dengan benar kedalam tabung b. Menggunakan indikator universal dengan benar
5.
Observasi
6.
Klasifikasi
a. Melakukan pengamatan terhadap perubahan pita indikator universal dengan indera yang sesuai a. Mencatat setiap hasil pengamatan kedalam tabel b. Membandingkan data hasil pengamatan kedalam tabel
7.
Prediksi
8.
Interpretasi
Keterangan Observer
a. Memperkirakan pH larutan lain selain larutan yang telah diuji a. Menghubungkan hasil pengamatan yang didapatkan
1
2
3
4
b. Menyimpulkan sesuai hasil percobaan yang didapatkan 9.
Menerapkan konsep
10. Komunikasi
a. Mengetahui cara menentukan nilai pH menggunakan indikator universal a. Membuat laporan b. Mendiskusikan hasil pengamatan c. Mempresentasikan hasil pengamatan d. Menyimak pendapat/gambaran yang disampaikan tiap kelompok e. Menanggapi/menjawab pertanyaan f. Menyampaikan ide/gagasan/data
Observer,
……………..
Lampiran 14 KISI-KISI PENGAMATAN LEMBAR OBSERVASI PRAKTIKUM 1
No 1.
Aspek yang diamati Mengajukan pertanyaan
Indikator a. Bertanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan praktikum
Penilaian Keterampilan Proses Sains Kategori Amat Baik Baik Cukup Siswa bertanya Siswa bertanya Siswa bertanya mengenai tujuan mengenai tujuan mengenai tujuan praktikum alat dan praktikum alat dan praktikum dan alat bahan, prosedur bahan, dan prosedur bahan. kerja dan kerja. penggunaan alat dan bahan.
Kurang Siswa bertanya mengenai tujun praktikum.
Sangat Kurang Siswa tidak mengajukan pertanyaan.
2.
Hipotesis
a. Memprediksi bagaimana sifat masing-masing bahan yang akan diuju keasamannya.
Siswa membuat hipotesis dan menjelaskan dengan tepat.
Siswa menyusun hipotesis dengan penjelasan kurang sempurna.
Siswa melakukan hipotesis namun tidak mampu untuk menjelaskan.
Siswa tidak menyusun hipotesis, namun menjelaskan apa yang akan dilakukan.
Siswa tidak melakukan hipotesis.
3.
Merencanakan percobaan
a. Mengambil alat dan bahan praktikum
Siswa mengambil semua alat dan bahan yang diperlukan dengan tepat.
Siswa mengambil semua alat namun tidak mengambil 1 bahan yang diperlukan.
Siswa tidak mengambil 1 alat dan 1 bahan yang diperlukan.
Siswa tidak mengambil 1 alat dan 2 bahan yang diperlukan.
Siswa tidak mengambil alat dan bahan.
4.
5.
Menggunakan alat/bahan
Observasi
a. Menggunakan kertas lakmus dengan benar
Siswa memotong kecil kertas lakmus merah dan biru, namun tidak memasukkan kedalam pelat tetes.
Siswa hanya memotong sebagian kertas lakmus (lakmus merah/biru saja).
Siswa tidak memotong kecil kertas lakmus merah maupun biru (digunakan utuh).
Siswa tidak menggunakan lakmus karena tidak mengikuti praktikum.
b. Menggunakan alat ukur dan volume yang tepat ketika meneteskan larutan yang akan diuji kedalam pelat tetes
Siswa meneteskan 1 tetes larutan yang akan diuji menggunakan pipet tetes kedalam pelat tetes.
Siswa meneteskan lebih dari 1 tetes larutan yang akan diuji menggunakan pipet tetes kedalam pelat tetes.
Siswa menggunakan spatula dalam memindahkan larutan yang akan diuji ke dalam pelat tetes.
Siswa tidak menggunakan alat ukur dalam menuangkan larutan yang akan diuji kedalam pelat tetes.
Siswa tidak menggunakan alat bahan karena tidak melakukan praktikum.
c. Menggunakan pipet tetes dengan baik dan benar
Siswa menggunakan pipet tetes yang berbeda pada masingmasing larutan yang akan diuji dan mendekatkan larutan pada pelat tetes sehingga larutan tidak terecer.
Siswa menggunakan pipet tetes yang berbeda pada masingmasing larutan, namun posisi larutan agak jauh dengan pelat tetes.
Siswa menggunakan pipet tetes yang berbeda pada masingmasing larutan, namun posisi larutan jauh dengan pelat tetes.
Siswa menggunakan pipet tetes yang sama dalam pengujian larutan sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi hasil pengujian sifat keasaman.
Siswa tidak menggunakan pipet tetes karena tidak melakukan praktikum.
a. Melakukan pengamatan terhadap perubahan lakmus menggunakan indera yang sesuai
Siswa mengamati dengan indera penglihatan, peraba, serta mencatat hasil pengamatan.
Siswa hanya mengamati dengan indera penglihatan serta mencatat hasil pengamatan.
Siswa hanya mengamati dengan indera penglihatan, tanpa mencatat hasil pengamatan.
Siswa tidak mengamati, namun menyalin hasil pengamatan teman.
Siswa tidak melakukan pengamatan karena tidak melakukan praktikum.
6.
Mengklasifikas a. Mencatat setiap ikan pengamatan kedalam tabel
Siswa membuat tabel untuk mencatat hasil pengamatan, dan mencatat seluruh hasil pengamatan dengan lengkap.
Siswa membuat tabel untuk mencatat hasil pengamatan, dan mencatat seluruh hasil pengamatan namun tidak sistematis.
Siswa membuat tabel pengamatan namun tidak lengkap.
Siswa membuat tabel pengamatan tanpa menuliskan hasil yang telah diamati.
Siswa tidak membuat tabel hasil pengamatan.
b. Membandingkan data hasil pengamatan dengan kelompok lain
Siswa membandingkan data hasil pengamatan dengan 4 kelompok lain.
Siswa membandingkan data hasil pengamatan dengan 3 kelompok lain.
Siswa membandingkan data hasil pengamatan dengan 2 kelompok lain.
Siswa membandingkan data hasil pengamatan dengan 1 kelompok lain.
Siswa tidak membandingkan data hasil pengamatan.
7.
Prediksi
a. Memperkirakan sifat larutan lain selain larutan yang telah diuji
Siswa memprediksi sifat larutan dengan alasan yang tepat.
Siswa memprediksi sifat larutan dengan alasan yang kurang tepat.
Siswa memprediksi sifat larutan tanpa memberi alasan.
Siswa salah memprediksi sifat larutan.
Siswa tidak memperkirakan sifat larutan.
8.
Interpretasi
a. Menghubungkan hasil pengamatan yang didapatkan
Siswa menghubungkan hasil pengamatan dengan konsep materi.
Siswa menghubungkan masing-masing hasil pegamatannya saja.
Siswa menghubungkan data hasil percobaan dengan kelompok lain.
Siswa menghubungkan hasil percobaan saja.
Siswa tidak menghubungkan hasil pengamatan.
b. Menyimpulkan sesuai dengan hasil percobaan yang didapatkan
Siswa menyimpulkan tentang percobaan yang telah dilakukan sesuai dengan hasil pengamatan, dengan hasil yang tepat, dan sistematis.
Siswa menyimpulkan tentang percobaan yang telah dilakukan sesuai dengan hasil pengamatan, dengan hasil yang tepat, namun kurang jelas.
Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan sesuai dengan hasil pengamatan, namun tanpa penjelasan.
Siswa menyimpulkan berdasarkan teori dari buku paket kimia.
Siswa tidak membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan.
Menerapkan konsep
a. Mengetahui perbedaan asam basa berdasarkan indikator kertas lakmus
Siswa mengetahui fungsi indikator lakmus, dan perbedaan fungsi dari lakmus merah dan biru serta cara penggunaannya.
Siswa mengetahui fungsi indikator lakmus serta cara penggunaannya, namun belum memahami perbedaan fungsi dari lakmus merah dan biru.
Siswa mengetahui fungsi indikator kertas lakmus.
Siswa mengetahui sifat larutan berdasarkan perubahan lakmus.
Siswa tidak mengetahui perbedaan asam basa berdasarkan indikator kertas lakmus.
10. Komunikasi
a. Membuat laporan
Siswa membuat laporan sementara dengan sistematis dan lengkap
Siswa membuat laporan sementara dengan sistematis namun tidak lengkap.
Siswa membuat laporan sementara dengan lengkap namun tidak sistematis.
Siswa membuat laporan sementara tidak lengkap dan tidak sistematis.
Siswa tidak membuat laporan sementara.
b. Mendiskusikan hasil pengamatan
Siswa mendiskusikan hasil pengamatan yang didapat dengan sangat aktif
Siswa mendiskusikan hasil pengamatan yang didapat dengan aktif (hanya
Siswa tidak cukup aktif mendiskusikan hasil pengamatan yang didapat.
Siswa mendiskusikan diluar topik pembahasan.
Siswa tidak melakukan diskusi.
9.
(semua anggota mengerti dan memahami) pada masing-masing kelompok dalam diskusi kelas.
beberapa yang dominan berbicara), pada masingmasing kelompok dalam diskusi kelas.
c. Mempresentasikan hasil pengamatan
Siswa menjelaskan hasil pengamatan dengan baik dan sistematis berdasarkan percobaan yang benar dan sesuai teori.
Siswa menjelaskan hasil pengamatan dengan baik, namun kurang sistematis sistematis berdasarkan percobaan yang benar dan sesuai teori.
Siswa menjelaskan hasil pengamatan dengan baik dan sistematis, namun penjelasannya kurang tepat.
Siswa menjelaskan hasil pengamatan, namun hasil pengamatan tidak sesuai dengan teori yang sebenarnya.
Siswa tidak mempresentasikan hasil pengamatan.
d. Menyimak pendapat/gambaran yang disampaikan tiap kelompok
Siswa menyimak pendapat/gambaran yang disampaikan tiap kelompok dan memeberi tanggapan/saran.
Siswa menyimak pendapat/gambaran yang disampaikan tiap kelompok, namun tidak memberi tanggapan/saran.
Siswa tidak menyimak secara keseluruhan pendapat/gambaran yang disampaikan tiap kelompok, dan tidak memberikan saran.
Siswa dengan tidak serius menyimak pendapat/gambaran yang disampaikan tiap.kelompok.
Siswa menyimak pendapat/gambaran yang disampaikan tiap kelompok.
e. Menanggapi/ menjawab pertanyaan
Siswa menanggapi/menja wab pertanyaan dengan penjelasan yang tepat dan disertai alasan yang benar.
Siswa menanggapi/menja wab pertanyaan dengan penjelasan yang tepat, namun tidak disertai alasan.
Siswa menanggapi/menja wab pertanyaan dengan penjelasan yang kurang tepat, dan tidak disertai alasan.
Siswa Siswa tidak menanggapi/menja Menanggapi/menja wab pertanyaan wab pertanyaan. dengan tidak sesuai.
f. Menyampaikan ide/gagasan/data
Siswa menyampaikan ide/gagasan/data dengan tepat dan sesuai dengan teori.
Siswa hanya menyampaikan ide/gagasan/data dengan tepat, namun tidak menejelaskan teori.
Siswa menyampaikan ide/gagasan/data, namun kurang tepat.
Siswa tidak menyampaikan ide/gagasan/data dengan sesuai.
Siswa tidak menyampaikan ide/gagasan/data.
Lamapiran 15 KISI-KISI PENGAMATAN LEMBAR OBSERVASI PRAKTIKUM 2
No 1.
Aspek yang diamati Mengajukan pertanyaan
Indikator a. Bertanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan praktikum
Penilaian Keterampilan Proses Sains Kategori Amat Baik Baik Cukup Siswa bertanya Siswa bertanya Siswa bertanya mengenai tujuan mengenai tujuan mengenai tujuan praktikum alat dan praktikum, alat dan praktikum dan alat bahan, prosedur bahan dan prosedur bahan. kerja dan kerja. penggunaan alat dan bahan.
Kurang Siswa bertanya mengenai tujuan paktikum.
Sangat Kurang Siswa tidak mengajukan pertanyaan.
2.
Hipotesis
a. Membuat hipotesis/dugaan sederhana dengan bahasa sendiri mengenai kegiatan praktikum yang dilakukan
Siswa berhipotesis memperkirakan pH bahan bahan yang akan diuji dengan memberi penjelasan.
Siswa berhipotesis memperkirakan pH bahan bahan yang akan diuji namun penjelasannya kurang tepat.
Siswa melakukan hipotesis namun tidak mampu untuk menjelaskan.
Siswa tidak menyusun hipotesis, namun menjelaskan apa yang akan dilakukan.
Siswa tidak melakukan hipotesis.
3.
Merencanakan percobaan
a. Mengambil alat dan bahan praktikum
Siswa mengambil semua alat dan bahan yang diperlukan dengan tepat.
Siswa mengambil semua alat namun tidak mengambil 1 bahan yang diperlukan.
Siswa tidak mengambil 1 alat dan 1 bahan yang diperlukan.
Siswa tidak mengambil 1 alat dan 2 bahan yang diperlukan.
Siswa tidak mengambil alat dan bahan.
4.
5.
Menggunakan alat/bahan
Observasi
a. Menggunakan pipet tetes dengan baik dan benar
Siswa menggunakan pipet tetes yang berbeda pada masingmasing larutan yang akan diuji dan mendekatkan larutan pada pelat tetes sehingga larutan tidak terecer.
Siswa menggunakan pipet tetes yang berbeda pada masingmasing larutan, namun posisi larutan agak jauh dengan pelat tetes.
Siswa menggunakan pipet tetes yang berbeda pada masingmasing larutan, namun posisi larutan jauh dengan pelat tetes.
Siswa menggunakan pipet tetes yang sama dalam pengujian larutan sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi hasil pengujian sifat keasaman.
Siswa tidak menggunakan pipet tetes karena tidak melakukan praktikum.
b. Menggunakan indikator universal dengan benar
Siswa menggunakan indikator universal dengan baik dan benar dan mengetahui alasan penggunaannya.
Siswa menggunakan indikator universal dengan baik dan mengetahui alasan penggunaannya.
Siswa menggunakan indikator universal dengan baik namun alasan penggunaannya kurang tepat.
Siswa menggunakan indikator universal dengan baik tanpa mengetahui alasan penggunaannya.
Siswa tidak menggunakan indikator universal karena tidak mengikuti praktikum.
a. Melakukan pengamatan terhadap perubahan indikator universal menggunakan indera yang sesuai
Siswa mengamati dengan indera penglihatan, peraba, serta mencatat hasil pengamatan.
Siswa hanya mengamati dengan indera penglihatan serta mencatat hasil pengamatan.
Siswa hanya mengamati dengan indera penglihatan, tanpa mencatat hasil pengamatan.
Siswa tidak mengamati, namun menyalin hasil pengamatan teman.
Siswa tidak melakukan pengamatan karena tidak melakukan praktikum.
6.
Mengklasifikas a. Mencatat setiap ikan pengamatan kedalam tabel
Siswa membuat tabel untuk mencatat hasil pengamatan, dan mencatat seluruh hasil pengamatan dengan lengkap.
Siswa membuat tabel untuk mencatat hasil pengamatan, dan mencatat seluruh hasil pengamatan namun tidak sistematis.
Siswa membuat tabel pengamatan namun tidak lengkap.
Siswa membuat tabel pengamatan tanpa menuliskan hasil yang telah diamati.
Siswa tidak membuat tabel hasil pengamatan.
b. Membandingkan data hasil pengamatan dengan kelompok lain
Siswa membandingkan data hasil pengamatan dengan 4 kelompok lain.
Siswa membandingkan data hasil pengamatan dengan 3 kelompok lain.
Siswa membandingkan data hasil pengamatan dengan 2 kelompok lain.
Siswa membandingkan data hasil pengamatan dengan 1 kelompok lain.
Siswa tidak membandingkan data hasil pengamatan.
7.
Prediksi
a. Memperkirakan pH larutan lain selain larutan yang telah diuji
Siswa memprediksi pH larutan dengan alasan yang tepat.
Siswa memprediksi pH larutan dengan alasan yang kurang tepat.
Siswa memprediksi pH larutan tanpa memberi alasan.
Siswa salah memprediksi pH larutan.
Siswa tidak memperkirakan sifat larutan.
8.
Interpretasi
a. Menghubungkan hasil pengamatan yang didapatkan
Siswa menghubungkan hasil pengamatan dengan konsep materi.
Siswa menghubungkan masing-masing hasil pegamatannya saja.
Siswa menghubungkan data hasil percobaan dengan kelompok lain.
Siswa menghubungkan hasil percobaan saja.
Siswa tidak menghubungkan hasil pengamatan.
9.
Menerapkan konsep
10. Komunikasi
b. Menyimpulkan sesuai dengan hasil percobaan yang didapatkan
Siswa menyimpulkan tentang percobaan yang telah dilakukan sesuai dengan hasil pengamatan, dengan hasil yang tepat, dan sistematis.
Siswa menyimpulkan tentang percobaan yang telah dilakukan sesuai dengan hasil pengamatan, dengan hasil yang tepat, namun kurang jelas.
Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan sesuai dengan hasil pengamatan, namun tanpa penjelasan.
Siswa menyimpulkan berdasarkan teori dari buku paket kimia.
Siswa tidak membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan.
a. Mengetahui cara menentukan pH menggunakan indikator universal
Siswa mampu membedakan fungsi indikator universal dengan kertas lakmus dalam penentuan nilai pH larutan serta mengetahui cara penggunaannya.
Siswa mengetahui fungsi indikator universal dalam penentuan nilai pH larutan serta mengetahui cara penggunaannya.
Siswa mengetahui fungsi indikator universal dalam penentuan nilai pH larutan.
Siswa mengetahui fungsi indikator universal namun belum mengerti cara penggunaannya.
Siswa tidak mengetahui fungsi indikator universal karena tidak mengikuti praktikum.
a. Membuat laporan
Siswa membuat laporan sementara dengan sistematis dan lengkap
Siswa membuat laporan sementara dengan sistematis namun tidak lengkap.
Siswa membuat laporan sementara dengan lengkap namun tidak sistematis.
Siswa membuat laporan sementara tidak lengkap dan tidak sistematis.
Siswa tidak membuat laporan sementara.
b. Mendiskusikan hasil pengamatan
Siswa mendiskusikan hasil pengamatan yang didapat dengan sangat aktif (semua anggota mengerti dan memahami) pada masing-masing kelompok dalam diskusi kelas.
Siswa mendiskusikan hasil pengamatan yang didapat dengan aktif (hanya beberapa yang dominan berbicara), pada masingmasing kelompok dalam diskusi kelas.
Siswa tidak cukup aktif mendiskusikan hasil pengamatan yang didapat.
Siswa mendiskusikan diluar topik pembahasan.
Siswa tidak melakukan diskusi.
c. Mempresentasikan hasil pengamatan
Siswa menjelaskan hasil pengamatan dengan baik dan sistematis berdasarkan percobaan yang benar dan sesuai teori.
Siswa menjelaskan hasil pengamatan dengan baik, namun kurang sistematis sistematis berdasarkan percobaan yang benar dan sesuai teori.
Siswa menjelaskan hasil pengamatan dengan baik dan sistematis, namun penjelasannya kurang tepat.
Siswa menjelaskan hasil pengamatan, namun hasil pengamatan tidak sesuai dengan teori yang sebenarnya.
Siswa tidak mempresentasikan hasil pengamatan.
d. Menyimak pendapat/gambaran yang disampaikan tiap kelompok
Siswa menyimak pendapat/gambaran yang disampaikan tiap kelompok dan memeberi tanggapan/saran.
Siswa menyimak pendapat/gambaran yang disampaikan tiap kelompok, namun tidak memberi tanggapan/saran.
Siswa tidak menyimak secara keseluruhan pendapat/gambaran yang disampaikan tiap kelompok, dan tidak memberikan saran.
Siswa dengan tidak serius menyimak pendapat/gambaran yang disampaikan tiap.kelompok.
Siswa menyimak pendapat/gambaran yang disampaikan tiap kelompok.
e. Menanggapi/ menjawab pertanyaan
Siswa menanggapi/menja wab pertanyaan dengan penjelasan yang tepat dan disertai alasan yang benar.
Siswa menanggapi/menja wab pertanyaan dengan penjelasan yang tepat, namun tidak disertai alasan.
Siswa menanggapi/menja wab pertanyaan dengan penjelasan yang kurang tepat, dan tidak disertai alasan.
Siswa Siswa tidak menanggapi/menja Menanggapi/menja wab pertanyaan wab pertanyaan. dengan tidak sesuai.
f.
Siswa menyampaikan ide/gagasan/data dengan tepat dan sesuai dengan teori.
Siswa hanya menyampaikan ide/gagasan/data dengan tepat, namun tidak menjelaskan teori.
Siswa menyampaikan ide/gagasan/data, namun kurang tepat.
Siswa tidak menyampaikan ide/gagasan/data dengan sesuai.
Menyampaikan ide/gagasan/data
Siswa tidak menyampaikan ide/gagasan/data.
Lampiran 16 Rubrik Penilaian Lembar Kegiatan Siswa Praktikum 1 No. 1
Aspek KPS
Indikator KPS
Pokok Uji LKS
Jawaban yang Diinginkan
Standar Penilaian
Mengajukan
Bertanya
apa, Buatlah pertanyaan 1. Apa yang dimaksud dengan 0
pertanyaan
bagaimana,
dan mengenai hal yang
mengapa
belum
lakmus?
indikator:
kalian 2. Apa kegunaan lakmus?
1
=
Siswa
sesuai 3. Bagaimana cara menggunakan menuliskan tujuan percobaan! lakmus? pertanyaan 4. Adakah indikator lain selain
Bertanya
kertas lakmus yang digunakan
mengenai hal-hal yang
Siswa
untuk mengetahui sifat asam
berkaitan
hanya satu
2 = Siswa menuliskan dua pertanyaan 3 = Siswa menuliskan
basa?
dengan
tidak
mengerjakan
ketahui
Sub
=
tiga pertanyaan
praktikum
4 = Siswa menuliskan empat pertanyaan
2
Berhipotesis
Mengetahui
Tuliskanlah
bahwa ada lebih hipotesis dari
=
Siswa
tidak
beserta maka bersifat netral. Jika diuji mengerjakan
satu alasannya!
menggunakan
dari
perubahan warna (tetap).
kemungkinan penjelasan
1.Air dan garam memiliki pH=7 0 lakmus
merah 1 = Siswa menuliskan maupun biru tidak mengalami hipotesis tetapi salah 2
= Siswa menuliskan
satu kejadian
2.Pir, jeruk, apel memiliki pH<7 hipotesis dengan benar maka bersifat asam. Asam dapat tetapi memerahkan lakmus biru.
tidak
memberi
alasan
3.Sabun dan shampoo memiliki 3 = Siswa menuliskan pH>7 maka bersifat basa. Basa hipotesis dengan benar Sub
indikator:
dapat membirukan lakmus merah.
Membuat
hipotesis beserta alasan dengan benar dan tepat
Merencanakan
Menentukan alat Tentukan alat dan Alat:
0
Percobaan
dan bahan yang bahan
mengerjakan
akan digunakan
Sub
kurang
4 = Siswa menuliskan
sifat
beberapa larutan 3
alasan
tepat
penjelasan mengenai
namun
indikator:
percobaan
untuk Plat tetes 1 buah Pipet tetes 3 buah Kertas lakmus secukupnya
1
=
=
Siswa
Siswa
tidak
hanya
menuliskan 1-3
jenis
alat/bahan
tidak
tapi
Gelas kimia 50 mL
menuliskan jumlahnya
dan bahan untuk
Bahan:
2
melakukan
Air 5 mL
menuliskan 4-6
jenis
alat/bahan
tidak
Menentukan alat
percobaan
Larutan garam 5 mL Larutan pir 5 mL
=
Siswa tapi
hanya
menuliskan jumlahnya
Larutan jeruk 5 mL
3 = Siswa menuliskan
Larutan apel 5 mL
semua alat dan bahan namun tidak menuliskan
Air sabun 5 mL
jumlahnya
Air shampoo 5 mL
4 = Siswa menuliskan
Pasta gigi 5 mL
semua alat dan bahan beserta jumlahnya
4
Menggunakan
Mengetahui cara Bagaimana caramu Cara menggunakan kertas lakmus 0
alat bahan/bahan
menggunakan
menggunakan
yaitu uji masing-masing sampel mengerjakan
alat bahan
menggunakan
menggunkaan
Sub indikator:
kertas lakmus?
Mengetahui cara menggunakan kertas lakmus
=
Siswa
tidak
kertas
lakmus 1 = Siswa menuliskan merah dan biru, kemudian amati jawaban tetapi salah perubahan warnanya. Jika lakmus
merah berubah menjadi warna biru maka larutan bersifat basa. Jika lakmus biru berubah menjadi
2 = Siswa menuliskan jawaban
namun
tidak
disertai penjelasan
larutan 3 = Siswa menuliskan namun bersifat basa. Jika lakmus merah jawaban dan biru keduanya tidak penjelasan kurang tepat warna
merah
mengalami
maka
perubahan
maka larutan bersifat netral.
warna 4 = Siswa menuliskan jawaban dengan benar dan tepat
5
Melakukan
Menggunakan
Amatilah perubahan
Pengamatan
fakta relevan
warna
(Observasi)
lakmus Sub
indikator:
Melakukan pengamatan
0
kertas beberapa
No Bahan
larutan! 1. 2.
terhadap
Air Garam dapur
Netral Lakmus
Lakmus
merah
biru
merah
biru
merah
biru
No Bahan
Asam Lakmus
Lakmus
merah
biru
1.
Pir
merah
merah
2.
Jeruk
merah
merah
3.
Pisang
merah
merah
4.
Apel
merah
merah
No Bahan
Siswa
tidak
mengerjakan 1
=
Siswa
hanya
menuliskan 1-3 dari 9 jawaban 2
=
Siswa
hanya
menuliskan 4-5 dari 9
perubahan kertas lakmus!
=
Basa Lakmus
Lakmus
merah
biru
1.
Sabun
biru
biru
2.
Sampo biru
biru
3.
P.gigi
biru
biru
jawaban 3
=
Siswa
hanya
menuliskan 6-8 dari 9 jawaban 4 = Siswa menuliskan semua jawaban dengan benar dan tepat
6
Mengelompokkan Mencatat /mengklasifikasi-
setiap Buatlah data hasil
pengamatan
pengamatan
kan
tabel berikut! Sub
indikator:
Mencatat pengamatan
pada
0 No
Bahan
Sifat
=
Siswa
tidak
mengerjakan
1.
Air
Netral
1 = Siswa hanya mengisi
2.
Larutan
Netral
1-3 dari 8 jawaban
garam
hasil
2 = Siswa hanya mengisi
3.
Pir
Asam
4.
Jeruk
Asam
5.
Pisang
Asam
6.
Apel
Asam
7.
Sabun
Basa
8.
Sampo
Basa
9.
Pasta
Basa
gigi
4-5 dari 8 jawaban 3 = Siswa hanya mengisi 6-7 dari 8 jawaban 4 = Siswa mengisi semua jawaban dengan benar dan tepat
Sub
indikator: Bandingkan
Membandingkan
pengamatanmu dengan
Sub
indikator:
Membandingkan hasil pengamatan dengan kelompok lain
hasil
lain!
0
Sifat No Bahan
kelompok
=
Siswa
K K K K
K mengerjakan
1
5
2
3
4
1
=
tidak
Siswa
hanya data
1.
Air
membandingkan
2.
Larutan
dengan 1 kelompok lain
garam
2
=
Siswa
hanya
membandingkan
data
3.
Pir
4.
Jeruk
5.
Pisang
6.
Apel
7.
Sabun
8.
Sampo
9.
Pasta
4
Siswa
telah
gigi
membandingkan
data
dengan 2 kelompok lain 3
=
Siswa
hanya
membandingkan
data
dengan 3 kelompok lain =
dengan semua kelompok
7
Meramalkan
Mengemukakan
(Prediksi)
apa
Ramalkan
0
=
Siswa
tidak
yang perubahan
yang Jeruk dan lemon akan mengerjakan mungkin terjadi terjadi pada kertas memerahkan lakmus biru karena 1 = Siswa meramalkan pada keadaan lakmus pada larutan bersifat asam dengan nilai pH < 7. tetapi salah dan tidak yang belum baru! memberi alasan NaCl tidak akan mengubah warna diamati lakmus merah maupun biru 2 = Siswa hanya Sub indikator: karena bersifat netral dengan nilai meramalkan namun Memprediksi sifat
tidak memberi alasan
pH = 7
larutan
Sedangkan NaOH dan detergen 3 =
menggunakan
Siswa meramalkan
akan membirukan lakmus merah dengan
kertas lakmus
benar,
namun
karena bersifat basa dengan nilai alasan kurang tepat pH > 7
4 = Siswa meramalkan serta memberikan alasan dengan benar dan tepat
8
Menafsirkan
Menemukan pola Tuliskan data hasil
(Interpretasi)
dalam satu seri pengamatan pengamatan
Sub
tabel berikut!
pada
0 No
Sifat
Siswa
tidak
mengerjakan
1.
Air
Netral
1
2.
Larutan
Netral
jawaban tetapi salah dan
3.
Pir
= Siswa menuliskan
tidak memberi alasan
garam
indikator:
Menentukan
Bahan
=
Asam
2 = Siswa menuliskan
hasil pengamatan
4.
Jeruk
Asam
jawaban
namun tidak
yang didapat
5.
Pisang
Asam
memberi alasan
6.
Apel
Asam
3 =
7.
Sabun
Basa
jawaban, namun alasan
8.
Sampo
Basa
kurang tepat
9.
Pasta
Basa
Siswa menuliskan
4 = Siswa menuliskan
gigi
jawaban
serta
memberikan
alasan
dengan benar dan tepat
9
Menerapkan
Menerapkan
konsep
konsep
Jika diketahui data pada sebagai berikut :
situasi baru
Sub
0 No
No
indikator:
Memperkirakan nilai
pH
menggunakan indikator universal
Perubahan Warna
dalam
Zat
Zat
1.
Jeruk
2.
Lemon
3.
NaCl
4.
NaOH
5.
Dtergen
Lakmus
Lakmus
Merah
Biru
=
Siswa
tidak
mengerjakan 1 = Siswa menuliskan jawaban tetapi salah
1.
Jeruk
Merah
Merah
2.
Lemon
Merah
Merah
2 = Siswa menuliskan
3.
NaCl
Merah
Biru
jawaban
4.
NaOH
Biru
Biru
tidak disertai penjelasan
5.
Dtergen Biru
Biru
3 = Siswa menuliskan jawaban
benar
benar
namun
namun
penjelasan kurang tepat
kehidupan
Jeruk
sehari-hari
dan
lemon
akan 4 = Siswa menuliskan
berapa memerahkan lakmus biru karena jawaban dan memberikan bersifat asam dengan nilai pH < 7. alasan dengan benar dan perkiraan nilai tepat pHnya jika diuji NaCl tidak akan mengubah warna Tentukan
menggunakan
lakmus
merah
maupun
biru
indikator universal ! karena bersifat netral dengan nilai Beri penjelasan!
pH = 7 Sedangkan NaOH dan detergen akan membirukan lakmus merah karena bersifat basa dengan nilai pH > 7
10
Mengkomunikasi- Memberikan data Isilah kan
empiris
tabel
hasil
0
hasil pengamatan berikut
percobaan
ini!
No Bahan
dengan 1.
tabel/grafik/ diagram Sub
2.
indikator:
Membuat pengamatan
tabel
Air Garam dapur
Netral Lakmus
Lakmus
merah
biru
merah
biru
merah
biru
=
Siswa
tidak
mengerjakan 1 = Siswa hanya mengisi 1-3 dari 9 jawaban 2 = Siswa hanya mengisi 4-6 dari 9 jawaban 3 = Siswa hanya mengisi 7-8 dari 9 jawaban 4 = Siswa mengisi semua
jawaban dengan benar dan tepat
No Bahan
Buatlah
Lakmus
Lakmus
merah
biru
1.
Pir
merah
merah
2.
Jeruk
merah
merah
3.
Pisang
merah
merah
4.
Apel
merah
merah
No Bahan
Sub indikator :
Asam
Basa Lakmus
Lakmus
merah
biru
1.
Sabun
biru
biru
2.
Sampo biru
biru
3.
P.gigi
biru
biru
laporan Format laporan praktikum :
0
=
Siswa
tidak
praktikum Membuat laporan hasil berdasarkan hasil berdasarkan
I.
Judul Praktikum
mengerjakan
II.
Tujuan Praktikum
1
percobaan
III.
Landasan Teori
laporan
IV.
Langkah Kerja
dan tidak sistematis
V.
Alat Bahan
percobaan
yang
telah dilakukan!
=
Siswa tidak
membuat lengkap
VI.
Hasil pengamatan
2
VII.
Analisis Data
laporan
(Pembahasan)
sistematis namun tidak
Kesimpulan
lengkap
VIII.
3
=
=
Siswa
membuat dengan
Siswa
membuat
laporan dengan lengkap, namun tidak sistematis 4
=
laporan
Siswa
membuat dengan
sistematis dan lengkap
Lampiran 17 Rubrik Penilaian Lembar Kegiatan Siswa Praktikum 2 No. 1
Aspek KPS
Indikator KPS
Pokok Uji LKS
Jawaban yang Diinginkan
Standar Penilaian
Mengajukan
Bertanya
apa, Buatlah pertanyaan 1. Apa yang dimaksud dengan 0
pertanyaan
bagaimana,
dan mengenai hal yang
mengapa
Sub
indikator:
belum
kalian 2. Apa
ketahui
sesuai
tujuan percobaan!
Bertanya mengenai hal-hal yang
indikator?
berkaitan
dengan
=
Siswa
tidak
mengerjakan
kegunaan
universal?
indikator 1
=
Siswa
hanya
menuliskan satu 3. Bagaimana cara menggunakan pertanyaan indikator universal? 2 = Siswa menuliskan 4. Bagaimana cara menentukan dua pertanyaan nilai pH menggunakan 3 = Siswa menuliskan indikator universal? 5. Adakah indikator lain selain tiga pertanyaan
praktikum
indikator
universal
yang 4 = Siswa menuliskan digunakan untuk mengetahui empat pertanyaan perkiraan nilai pH asam basa?
2
Berhipotesis
Mengetahui
Tuliskanlah
bahwa ada lebih hipotesis dari kemungkinan
satu alasannya!
1.Larutan gula, NaCl, dan KCl 0 beserta bersifat netral. Perkiraan pH = 7
=
Siswa
tidak
mengerjakan
2.Larutan HCl, air jeruk, dan cuka 1 = Siswa menuliskan bersifat asam. Perkiraan pH < 7
hipotesis tetapi salah
penjelasan
dari
3.Larutan NaOH, air kapur dan air 2
satu kejadian
sabun bersifat basa.
hipotesis tetapi kurang
Perkiraan pH > 7.
tepat
Ciri-ciri fisik:
3 = Siswa menuliskan
1.Netral, tak berasa. Jika berupa Sub
garam merupakan reaksi antara
indikator:
Membuat
asm dan basa.
penjelasan
2.Asam.
mengenai
dicicipi. pH < 7.
perkiraan
pH
Terasa
masam
jika
hipotesis dengan benar tanpa menuliskan ciri-ciri fisik 4 = Siswa menuliskan hipotesis beserta ciri-ciri fisik dengan benar dan
3.Basa. Terasa pahit jika dicicipi. tepat pH > 7.
larutan 3
= Siswa menuliskan
Merencanakan
Menentukan alat Tentukan alat dan Alat:
0
Percobaan
dan bahan yang bahan
mengerjakan
akan digunakan Sub
indikator:
Menentukan alat
percobaan
untuk Tabung reaksi 1 buah Pipet tetes 3 buah Indikator universal secukupnya
1
=
=
Siswa
Siswa
tidak
hanya
menuliskan 1-3
jenis
alat/bahan
tidak
tapi
dan bahan untuk
Gelas kimia 50 mL
menuliskan jumlahnya
melakukan
Bahan:
2
Larutan gula 5 mL
menuliskan 4-6
jenis
alat/bahan
tidak
percobaan
=
Siswa tapi
hanya
Larutan NaCl 5 mL
menuliskan jumlahnya
Larutan KCl 5 mL
3 = Siswa menuliskan
Larutan HCl 5 mL
semua alat dan bahan namun tidak menuliskan
Air jeruk 5 mL
jumlahnya
Air cuka 5 mL
4 = Siswa menuliskan
Larutan NaOH 5 mL
semua alat dan bahan
Air kapur 5 mL
beserta jumlahnya
Air sabun 5 mL 4
Menggunakan
Mengetahui cara Bagaimana caramu Cara
alat bahan
menggunakan
menentukan
alat bahan
pH
Sub indikator: Mengetahui cara menggunakan indikator universal
menentukan
nilai
pH 0
=
Siswa
tidak
nilai menggunakan indikator universal mengerjakan
menggunakan yaitu dengan mencelupkan kertas 1 = Siswa menuliskan indikator universal? indikator universal kedalam jawaban tetapi salah sampel yang akan diuji, kemudian mencocokkan warnanya
perubahan berdasarkan
indikator universal.
pita
2 = Siswa menuliskan jawaban
namun
tidak
disertai penjelasan 3 = Siswa menuliskan jawaban
namun
penjelasan kurang tepat 4 = Siswa menuliskan
jawaban dengan benar dan tepat 5
Melakukan
Menggunakan
Tulislah nilai pH Larutan HCl, air jeruk, air cuka. 0
Pengamatan
fakta relevan
berdasarkan
Nilai pH = 7. Sifat larutan asam.
pengujian
Larutan NaOH, air kapur, air 1
(Observasi) Sub
indikator:
Melakukan
menggunakan indikator universal!
=
Siswa
tidak
mengerjakan =
Siswa
hanya
sabun. Nilai pH < 7. Sifat larutan menuliskan 1-3 dari 9 basa.
jawaban
pengamatan
Larutan
terhadap
larutan KCl. Nilai pH > 7. Sifat menuliskan 4-5 dari 9
perubahan
gula,
larutan basa.
pita
indikator
larutan
NaCl, 2
Siswa
hanya
jawaban 3
universal
=
=
Siswa
hanya
menuliskan 6-8 dari 9 jawaban 4 = Siswa menuliskan semua jawaban dengan benar dan tepat
6
Mengelompokkan Mencatat /mengklasifikasi-
setiap Buatlah data hasil
pengamatan
kan
pengamatan tabel berikut!
Sub
indikator:
pada
0
=
Siswa
tidak
mengerjakan 1 = Siswa hanya mengisi 1-3 dari 8 jawaban
Mencatat
hasil
No
pengamatan 1.
Bahan Larutan
Nilai pH 7
Sifat Netral
gula 2.
Larutan Larutan
7
Netral
7
Netral
<7
Asam
<7
Asam
<7
Asam
>7
Basa
>7
Basa
<7
Basa
KCl 4.
Larutan HCl
5.
Air jeruk
6.
Air cuka
7.
Larutan NaOH
8.
Air kapur
9.
Air Sabun
4-5 dari 8 jawaban 3 = Siswa hanya mengisi 6-7 dari 8 jawaban
NaCl 3.
2 = Siswa hanya mengisi
4 = Siswa mengisi semua jawaban dengan benar dan tepat
Sub
indikator: Bandingkan
Membandingkan
pengamatanmu dengan
Sub
indikator:
Membandingkan hasil pengamatan dengan kelompok lain
hasil
lain!
0
Sifat No Bahan
kelompok 1. 2.
6. 7.
5
2
3
4
data
gula
dengan 1 kelompok lain
Lar Lar Lar Air
1
2
=
=
Siswa
hanya
membandingkan
data
dengan 2 kelompok lain 3
=
Siswa
hanya
membandingkan
data
dengan 3 kelompok lain
jeruk
4
Siswa
telah
Air
membandingkan
data
cuka
dengan semua kelompok
Lar Air kapur
9.
1
membandingkan
NaOH 8.
K mengerjakan
Lar
HCl 5.
K K K K
tidak
hanya
KCl 4.
Siswa
Siswa
NaCl 3.
=
Air sabun
=
7
Meramalkan
Mengemukakan
(Prediksi)
apa
Ramalkan
yang perubahan
mungkin pada
terjadi terjadi
1.Perkiraan pH pada larutan yang 0 yang bersifat
diantaranya
pada Larutan H 2 SO 4
belum pada larutan baru!
diamati
tetapi salah dan tidak
2.Perkiraan pH pada larutan yang memberi alasan
pH > 7.
indikator:
perkiraan
hanya namun
tidak memberi alasan
3.Perkiraan pH pada larutan yang 3 = Siswa meramalkan bersifat netral diantaranya: dengan benar, namun
nilai
pH pada larutan
Larutan
menggunakan
NH 4 Cl
dan
CH 3 COONa yaitu pH = 7.
larutan alasan kurang tepat
4 = Siswa meramalkan
indikator
serta memberikan alasan
universal
dengan benar dan tepat
Menafsirkan
Menemukan pola Tuliskan data hasil
(Interpretasi)
dalam satu seri pengamatan pengamatan
tidak
= Siswa meramalkan
bersifat basa diantaranya : Larutan 2 = Siswa KOH dan larutan Mg(OH) 2 yaitu meramalkan
Memprediksi
8
Siswa
: mengerjakan
dan larutan 1
keadaan indikator universal HNO 3 yaitu pH < 7.
yang
Sub
asam
=
tabel berikut!
pada
0 No 1.
Bahan Larutan gula
Nilai pH 7
=
Siswa
tidak
mengerjakan Sifat Netral
1
= Siswa menuliskan
jawaban tetapi salah dan tidak memberi alasan 2 = Siswa menuliskan
Sub
indikator:
2.
Menentukan
Larutan
7
Netral
3.
yang didapat
Larutan
7
Netral
KCl 4.
Larutan Air
<7
Asam
<7
Asam
<7
Asam
>7
Basa
>7
Basa
>7
Basa
jeruk 6.
Air cuka
7.
Larutan
3 =
Siswa menuliskan
jawaban, namun alasan
HCl 5.
namun tidak
memberi alasan
NaCl
hasil pengamatan
jawaban
kurang tepat 4 = Siswa menuliskan jawaban
serta
memberikan
alasan
dengan benar dan tepat
NaOH 8.
Air kapur
9.
Air Sabun
9
Menerapkan
Menerapkan
konsep
konsep
Jika diketahui data pada sebagai berikut :
situasi baru
Zat Lar H 2 SO 4
Sub
indikator:
Lar KOH
0
=
Siswa
tidak
mengerjakan 1 = Siswa menuliskan jawaban tetapi salah 2 = Siswa menuliskan
Memperkirakan
NaCl
nilai
Lar HNO 3
pH
menggunakan
Detergen
indikator
Lar NH 4 Cl
universal
dalam
Mg(OH) 2
sehari-hari
Lar
Larutan
1.
Larutan
2.
Asam
Basa
Netral
<7
Larutan
3.
namun
tidak disertai penjelasan
jawaban
>7
benar
namun
penjelasan kurang tepat 4 = Siswa menuliskan
<7
jawaban dan memberikan
HNO 3
alasan dengan benar dan
Tentukan
berapa
perkiraan
nilai jika
Larutan
benar
3 = Siswa menuliskan
KOH
CH 3 COONa
pHnya
jawaban
pH
H 2 SO 4
Lar
kehidupan
No
diuji
4.
Beri penjelasan!
tepat
>7
Mg(OH) 2
5.
Larutan
>7
NH 4 Cl
menggunakan indikator universal !
Larutan
6.
Larutan
7
CH 3 CO ONa
Larutan H 2 SO 4
dan Larutan
HNO 3 memiliki nilai perkiraan pH<7 karena kedua zat tersebut bersifat asam. Larutan
KOH
dan
larutan
Mg(OH) 2,
memiliki
nilai
perkiraan pH>7 karena kedua zat tersebut bersifat basa. Sedangkan Larutan NH 4 Cl dan Larutan CH 3 COONa , memili nilai
perkiraan
pH=7
karena
kedua zat tersebut bersifat netral. 10
Mengkomunikasi- Memberikan data Isilah kan
empiris
tabel
hasil
hasil pengamatan berikut
percobaan
ini!
dengan
0 No 1.
tabel/grafik/
Bahan Larutan
Nilai pH 7
2.
Larutan
Sifat Netral
Sub
indikator:
Membuat pengamatan
Larutan
4.
Larutan Air
7
Netral
<7
Asam
4 = Siswa mengisi semua
<7
Asam
dan tepat
<7
Asam
jeruk 6.
Air
1-3 dari 9 jawaban
Netral
HCl 5.
1 = Siswa hanya mengisi
7
KCl
tabel
tidak
2 = Siswa hanya mengisi
NaCl 3.
Siswa
mengerjakan
gula
diagram
=
4-6 dari 9 jawaban 3 = Siswa hanya mengisi 7-8 dari 9 jawaban
jawaban dengan benar
cuka 7.
Larutan
>7
Basa
>7
Basa
>7
Basa
NaOH 8.
Air kapur
9.
Air abun
Sub indikator :
Buatlah
laporan Format laporan praktikum :
0
=
Siswa
tidak
praktikum Membuat laporan hasil berdasarkan hasil berdasarkan
I.
Judul Praktikum
mengerjakan
II.
Tujuan Praktikum
1
percobaan
III.
Landasan Teori
laporan tidak sistematis
IV.
Langkah Kerja
V.
Alat Bahan
2
VI.
Hasil pengamatan
VII.
Analisis Data
percobaan
yang
telah dilakukan!
(Pembahasan) VIII.
Kesimpulan
=
=
Siswa
Siswa
membuat
membuat
laporan sistematis namun tidak lengkap 3
=
Siswa
membuat
laporan dengan lengkap, namun tidak sistematis 4
=
laporan
Siswa
membuat dengan
sistematis dan lengkap
Lampiran 18 LEMBAR WAWANCARA PRAKTIKUM 1 Variabel Respon siswa terhadap model pembelajaran POE
Kisi-kisi Pertanyaan 1. Apakah kamu senang belajar kimia dengan disertai kegiatan praktikum? Mengapa? 2. Bagaimana kesan anda mengikuti pembelajaran dengan metode yang saya ajarkan? 3. Apakah pembelajaran ini menarik? Jelaskan! 4. Apakah kegiatan pembelajaran ini membantu kamu memahami materi asam basa? 5. Apakah kamu menemukan kesulitanselama praktikum berlangsung? Berikan alasanmu! 6. Apakah kamu termotivasi untuk melakukan kegiatan belajar menggunakan model yang saya gunakan? Mengapa?
Mengajukan pertanyaan
1. Pernahkah sebelumnya kalian mengetahui atau mendengar istilah asam basa? 2. Apakah ada hal yang masih belum kalian pahami sebelum melakukan praktikum?
Hipotesis
1. Apa hipotesismu pada praktikum penentuan sifat asam basa beberapa larutan?
Merencanakan Percobaan
1. Dapatkah kalian menyebutkan alat dan bahan praktikum?
Observasi
1. Apa yang kamu lakukan ketika melakukan observasi? 2. Indera apa saja yang kamu gunakan dalam mengikuti observasi?
Menggunakan alat/bahan
1. Bagaimana cara kamu menggunakan kertas lakmus?
Klasifikasi
1. Apakah kamu mencatat setiap pengamatan kedalam tabel? 2. Apakah kamu membandingkan data hasil pengamatan
dengan kelompok lain? Prediksi
1. Apakah kamu memperkirakan sifat larutan lain (selain dalam praktikum) untuk diuji?
Interpretasi
1. Dapatkah kamu memberi kesimpulan sesuai hasil percobaan yang didapatkan?
Menerapkan konsep
1. Apa kegunaan lakmus? Jelaskan!
Komunikasi
1. Sebutkan komponen dalam tabel hasil pengamatan? 2. Sebutkan komponen dalam menyusun praktikum!
LEMBAR WAWANCARA PRAKTIKUM 2 Variabel Respon siswa terhadap model pembelajaran POE
Kisi-kisi Pertanyaan 1. Apakah kamu senang belajar kimia dengan disertai kegiatan praktikum? Mengapa? 2. Bagaimana kesan anda mengikuti pembelajaran dengan metode yang saya ajarkan? 3. Apakah pembelajaran ini menarik? Jelaskan! 4. Apakah kegiatan pembelajaran ini membantu kamu memahami materi asam basa? 5. Apakah kamu menemukan kesulitanselama praktikum berlangsung? Berikan alasanmu! 6. Apakah kamu termotivasi untuk melakukan kegiatan belajar menggunakan model yang saya gunakan? Mengapa?
Mengajukan pertanyaan
1. Pernahkah sebelumnya kalian mengetahui indikator asam basa? 2. Ada berapa jenis indikator asma basa yang kalian ketahui? Sebutkan!
Menyususn Hipotesis
1. Apa hipotesismu pada praktikum penentuan nilai pH asam basa beberapa larutan?
Merencanakan Percobaan
1. Dapatkah kalian menyebutkan alat dan bahan praktikum?
Observasi
1. Apa yang kamu lakukan ketika melakukan observasi? 2. Indera apa saja yang kamu gunakan dalam mengikuti observasi? 3. Pada praktikum penentuan nilai pH asam basa larutan, apa yang kamu amati?
Menggunakan alat/bahan
1. Bagaimana cara kamu menggunakan indikator universal? 2. Alat ukur apa yang kamu gunakan ketika meneteskan larutan kedalam tabung?
Klasifikasi
1. Apakah kamu mencatat setiap pengamatan kedalam tabel? 2. Apakah kamu membandingkan data hasil pengamatan dengan kelompok lain?
Prediksi
1. Apakah kamu memperkirakan pH larutan lain (selain dalam praktikum) untuk diuji?
Interpretasi
1. Dapatkah kamu memberi kesimpulan sesuai hasil percobaan yang didapatkan?
Menerapkan konsep
1. Apa kegunaan indikator universal?
Komunikasi
1. Sebutkan komponen dalam tabel hasil pengamatan? 2. Sebutkan komponen dalam menyusun praktikum!
Lampiran TRANSKIP DATA WAWANCARA PRAKTIKUM 1 Variabel Respon siswa terhadap model pembelajaran POE
Kisi-kisi Pertanyaan 1. Apakah kamu senang belajar kimia dengan disertai kegiatan praktikum? Mengapa? Siswa 1: “Ya, senang. Karena biasanya jarang praktikum” Siswa 2: “Senang karena praktikumnya asyik” Siswa 3: “Senang, karena bahan praktikumnya ga bahaya, ada dalam kehidupan sehari-hari” Siswa 4: “Senang, karena kita lebih aktif dalam kegiatan belajar” Siswa 5: “Senang, karena punya pengalaman baru praktikum asam basa” 2. Bagaimana kesan anda mengikuti pembelajaran dengan metode yang saya ajarkan? Siswa 1: “Senang, asik” Siswa 2: “Ga jenuh karena praktikumnya seru” Siswa 3: “Santai tapi bisa mahamin pelajaran” Siswa 4: “Asik karna praktikumnya seru” Siswa 5: “Belajar santai, tapi lebih gampang mahamin pelajaran” 3. Apakah pembelajaran ini menarik? Jelaskan! Siswa 1: “Iya, karna kita jarang praktikum” Siswa 2: “Menarik karena ada wacana didalem LKS” Siswa 3: “Menarik karena kita jarang praktikum” Siswa 4: “Iya, karena pelajarannya jadi mudah dimengerti” Siswa 5: “Iya, karna kita lebih aktif daripada guru. Biasanya cuma guru yang jelasin materi”
4. Apakah kegiatan pembelajaran ini membantu kamu memahami materi asam basa? Siswa 1: “Pasti” Siswa 2: “Iya membantu” Siswa 3: “Sangat membantu” Siswa 4: “Membantu karena kita praktikum langsung” Siswa 5: “Membantu dengan adanya praktikum” 5. Apakah kamu menemukan kesulitan selama praktikum berlangsung? Berikan alasanmu! Siswa 1: “Tidak, karena prosedur yang diberikan jelas” Siswa 2: “Tidak” Siswa 3: “Tidak” Siswa 4: “Tidak” Siswa 5: “Tidak” 6. Apakah kamu termotivasi untuk melakukan kegiatan belajar menggunakan model yang saya gunakan? Mengapa? Siswa 1: “Termotivasi, karena praktikumnya asik” Siswa 2: “Termotivasi, karena praktikumnya jelas dengan adanya LKS” Siswa 3: “Termotivasi, karena setelah praktikum ada diskusi juga” Siswa 4: “Termotivasi, dengan adanya praktikum, pembelajaran lebih mudah untuk dipahami” Siswa 5: “Termotivasi, karena biasanya jarang ada praktikum” Mengajukan pertanyaan
1. Pernahkah sebelumnya kalian mengetahui atau mendengar istilah asam basa? Siswa 1: “Pernah” Siswa 2: “Belum pernah” Siswa 3: “Pernah waktu SMP”
Siswa 4: “Pernah” Siswa 5: “Pernah” 2. Apakah ada hal yang masih belum kalian pahami sebelum melakukan praktikum? Siswa 1: “Cara menggunakan kertas lakmus bu” Siswa 2: “Alat dan bahan praktikum” Siswa 3: “Memprediksi sifat larutannya” Siswa 4: “Memprediksi sifat larutannya” Siswa 5: “Cara menggunakan kertas lakmus” Hipotesis
1. Apa hipotesismu pada praktikum penentuan sifat asam basa beberapa larutan? Siswa 1: “Yang termasuk asam air jeruk, dan pir. Sedangkan yang termasuk basa air kapur, air sabun” Siswa 2: “Air jeruk dan buah-buahan termasuk asam. Air dan garam netral. Air sabun dan air kapur basa” Siswa 3: “Air jeruk, pisang, apel termasuk asam. Sedangkan sabun, shampoo, pasta gigi termsuk basa. Air dan garam netral” Siswa 4: “Air jeruk, dan buah-buahan termasuk asam. Air sabun, kapur, shampoo dan pasta gigi termasuk basa” Siswa 5: “Air jeruk asam, air sabun basa”
Merencanakan Percobaan
1. Dapatkah kalian menyebutkan alat dan bahan praktikum? Siswa 1: “Ya, kertas lakmus, beberapa larutan, pipet tetes, gelas kimia” Siswa 2: “Bisa, kertas lakmus (merah dan biru), beberapa larutan (air gula, air jeruk, air cuka, air kapur, air sabun, larutan garam, air), pipet tetes dan gels kimia” Siswa 3: “Kertas lakmus, larutan air gula, air jeruk, air cuka, air kapur, air sabun, larutan garam, pipet tetes dan gelas kimia”
Siswa 4: “Ya, kertas lakmus, beberapa larutan, pipet tetes, gelas kimia” Siswa 5: “Kertas lakmus, pipet tetes, larutan-larutan” Observasi
1. Apa yang kamu lakukan ketika melakukan observasi? Siswa 1: “Ngamatin perubahan warna lakmus” Siswa 2: “Mengamati perubahan kertas lakmus” Siswa 3: “Mengamati perubahan lakmus” Siswa 4: “Melihat perubahan warna kertas lakmus” Siswa 5: “Mengamati perubahan kertas lakmus” 2. Indera apa saja yang kamu gunakan dalam mengikuti observasi? Jelaskan! Siswa 1: “indera penglihatan” Siswa 2: “indera penglihatan” Siswa 3: “indera penglihatan Siswa 4: “indera penglihatan”
Menggunakan alat/bahan
1. Bagaimana cara kamu menggunakan kertas lakmus? Siswa 1: “Potong kertas lakmus, terus masukin dalem plat tetes” Siswa 2: “Dipotong kecil, dimasukin dalem plat tetes kemudian diamatin warna kertas lakmusnya berubah apa nggak” Siswa 3: “Masukin kertas lakmus dalem plat tetes kemudian amati perubahan warna lakmusnya” Siswa 4: “Masukin kertas lakmus dalem plat tetes kemudian amati perubahan warna lakmusnya” Siswa 5: “Potong kecil lakmus, masukkin dalem plat tetes trus amatin perubahan warnanya”
Klasifikasi
1. Apakah kamu mencatat setiap pengamatan kedalam tabel? Siswa 1: “Ya, mencatat kedalam tabel pengamatan” Siswa 2: “Ya, mencatat”
Siswa 3: “Ya” Siswa 4: “Mencatat” Siswa 5: “Mencatat” 2. Apakah kamu membandingkan data hasil pengamatan dengan kelompok lain? Siswa 1: “Hanya beberapa kelompok saja” Siswa 2: “Ya” Siswa 3: “Ya” Siswa 4: “Hanya dengan beberapa kelompok saja” Siswa 5: “Ya” Prediksi
1. Apakah kamu memperkirakan sifat larutan lain (selain dalam praktikum) untuk diuji? Siswa 1: “Tidak” Siswa 2: “Ya” Siswa 3: “Ya” Siswa 4: “Tidak” Siswa 5: “Ya”
Interpretasi
1. Dapatkah kamu memberi kesimpulan sesuai hasil percobaan yang didapatkan? Siswa 1: “Asam merubah warna lakmus biru menjadi merah, dan basa merubah warna lakmus merah menjadi biru” Siswa 2: “Asam merubah warna lakmus biru menjadi merah, dan basa merubah warna lakmus merah menjadi biru” Siswa 3: “Asam merubah warna lakmus biru menjadi merah, dan basa merubah warna lakmus merah menjadi biru” Siswa 4: “Asam merubah warna lakmus biru menjadi merah, basa merubah warna lakmus merah menjadi biru” Siswa 5: “Asam merubah warna lakmus biru menjadi
merah, dan basa merubah warna lakmus merah menjadi biru” Menerapkan konsep
1. Apa kegunaan lakmus? Jelaskan! Siswa 1: “Lakmus digunakan untuk menguji sifat asam/basa larutan” Siswa 2: “Untuk menguji sifat asam/basa larutan” Siswa 3: “Untuk menguji sifat asam/basa larutan” Siswa 4: “Menguji sifat asam/basa larutan” Siswa 5: “Untuk menguji sifat asam/basa larutan”
Komunikasi
1. Sebutkan komponen dalam tabel hasil pengamatan? Siswa 1: “ Tabel hasil pengamatan terdiri dari kolom nomor, nama larutan, dan perubahan lakmus” Siswa 2: ”kolom nomor, larutan, dan perubahan lakmus” Siswa 3: “kolom nomor, larutan, dan perubahan lakmus” Siswa 4: “kolom nomor, larutan, dan perubahan lakmus” Siswa 5: “kolom nomor, larutan, dan perubahan lakmus” 2. Sebutkan komponen dalam menyusun praktikum! Siswa 1: “Judul, alat bahan, landasan teori, langkah kerja, tabel pengamatan, kesimpulan” Siswa 2: “Judul, tujuan, alat bahan, landasan teori, langkah kerja, tabel pengamatan, pembahasan, kesimpulan” Siswa 3: “Judul, tujuan, alat bahan, landasan teori, langkah kerja, tabel pengamatan, pembahasan, kesimpulan” Siswa 4: “Judul, tujuan, alat bahan, landasan teori, langkah kerja, tabel pengamatan, pembahasan, kesimpulan” Siswa 5: “Judul, tujuan, alat bahan, landasan teori, langkah kerja, tabel pengamatan, pembahasan, kesimpulan”
Lampiran TRANSKIP DATA WAWANCARA PRAKTIKUM 2 Variabel Respon siswa terhadap model pembelajaran POE
Kisi-kisi Pertanyaan 1. Apakah kamu senang belajar kimia dengan disertai kegiatan praktikum? Mengapa? Siswa 1: “Senang karena membantu kami aktif dalam belajar kimia” Siswa 2: “Senang karena praktikum asyik dan bisa diskusi sama temen kelompok” Siswa 3: “Senang, praktikumnya seru” Siswa 4: “Senang,praktikumnya seru” Siswa 5: “Senang karna lebih mudah mahamin pelajaran” 2. Bagaimana kesan anda mengikuti pembelajaran dengan metode yang saya ajarkan? Siswa 1: “Asik” Siswa 2: “Praktikumnya seru” Siswa 3: “Santai tapi bisapaham pelajaran” Siswa 4: “Asik” Siswa 5: “Lebih mudah mahamin pelajaran” 3. Apakah pembelajaran ini menarik? Jelaskan! Siswa 1: “Menarik, karna ga cuma belajar dikelas” Siswa 2: “Menarik dan ga jenuh belajar dengan rumus” Siswa 3: “Menarik karena kita jarang praktikum” Siswa 4: “Iya, karena ga bosen dengan belajar dikelas” Siswa 5: “Iya, karna kita lebih aktif daripada guru. Biasanya cuma guru yang jelasin materi” 4. Apakah kegiatan pembelajaran ini membantu kamu memahami materi asam basa? Siswa 1: “Pasti” Siswa 2: “Iya membantu”
Siswa 3: “Sangat membantu” Siswa 4: “Membantu karena kita praktikum langsung” Siswa 5: “Membantu dengan adanya praktikum” 5. Apakah kamu menemukan kesulitan selama praktikum berlangsung? Berikan alasanmu! Siswa 1: “Kesulitan menentukan pH berdasarkan pita warna indikator universal” Siswa 2: “Tidak” Siswa 3: “Tidak” Siswa 4: “Kesulitan menentukan pH berdasarkan pita warna indikator universal” Siswa 5: “Tidak” 6. Apakah kamu termotivasi untuk melakukan kegiatan belajar menggunakan model yang saya gunakan? Mengapa? Siswa 1: “Ya, praktikumnya asik” Siswa 2: “Termotivasi, karena praktikumnya seru” Siswa 3: “Termotivasi, karena belajar kimia lebih paham dengan praktek langsung” Siswa 4: “Termotivasi, karena dengan adanya praktikum, pelajaran lebih mudah untuk dipahami” Siswa 5: “Termotivasi, karena biasanya jarang ada praktikum” Mengajukan pertanyaan
1. Pernahkah sebelumnya kalian mengetahui atau mendengar indikator Universal? Siswa 1: “Pernah” Siswa 2: “Belum pernah” Siswa 3: “Belum pernah” Siswa 4: “Tidak pernah” Siswa 5: “Tidak pernah”
2. Apakah ada hal yang masih belum kalian pahami sebelum melakukan praktikum? Siswa 1: “Cara melihat warna pHnya” Siswa 2: “Cara melihat warna pHnya” Siswa 3: “Memprediksi pH larutannya” Siswa 4: “Cara melihat warna pHnya” Siswa 5: “Cara memprediksi pH larutannya” Hipotesis
1. Apa hipotesismu pada praktikum penentuan sifat asam basa beberapa larutan? Siswa 1: “Air jeruk, air cuka dan HCl bersifat asam maka nilai pH<7, larutan NaOH, air kapur dan air sabun bersifat basa dengan nilai pH>7, sedangkan larutan NaCl bersifat netral dengan nilai pH=7” Siswa 2: “Air jeruk, air cuka dan HCl bersifat asam maka nilai pH<7, larutan NaOH, air kapur dan air sabun bersifat basa dengan nilai pH>7, sedangkan larutan NaCl bersifat netral dengan nilai pH=7” Siswa 3: “Air jeruk, air cuka dan HCl bersifat asam maka nilai pH<7, larutan NaOH, air kapur dan air sabun bersifat basa dengan nilai pH>7, sedangkan larutan NaCl bersifat netral dengan nilai pH=7” Siswa 4: “Air jeruk, air cuka dan HCl nilai pH<7, larutan NaOH, air kapur dan air sabun nilai pH>7, sedangkan larutan NaCl nilai pH=7” Siswa 5: “Air jeruk, air cuka dan HCl nilai pH<7, larutan NaOH, air kapur dan air sabun nilai pH>7, sedangkan larutan NaCl nilai pH=7”
Merencanakan Percobaan
1. Dapatkah kalian menyebutkan alat dan bahan praktikum? Siswa 1: “Ya, indikator universal, tabung reaksi dan raknya, larutan yang akan diuji, pipet tetes, gelas kimia” Siswa 2: “Bisa, indikator universal, tabung reaksi, larutan
yang akan diuji, pipet tetes, gelas kimia” Siswa 3: “Indikator universal, tabung reaksi, larutan yang akan diuji, pipet tetes, gelas kimia” Siswa 4: “Indikator universal, tabung reaksi, larutan yang akan diuji, pipet tetes, gelas kimia” Siswa 5: “Indikator universal, tabung reaksi, larutan yang akan diuji, pipet tetes, gelas kimia” Observasi
1. Apa yang kamu lakukan ketika melakukan observasi? Siswa 1: “Mengamati perubahan warna indikator universal” Siswa 2: “Mengamati perubahan warna indikator universal dan mencocokkan dengan pita warna indikator universal untu mengetahui nilai pHnya” Siswa 3: “Mengamati perubahan warna indikator universal” Siswa 4: “Mengamati perubahan warna indikator universal” Siswa 5: “Mengamati perubahan warna indikator universal” 2. Indera apa saja yang kamu gunakan dalam mengikuti observasi? Siswa 1: “indera penglihatan” Siswa 2: “indera penglihatan” Siswa 3: “indera penglihatan Siswa 4: “indera penglihatan”
Menggunakan alat/bahan
1. Bagaimana cara kamu menggunakan indikator universal? Siswa 1: “Ambil kertas indikator, terus masukin dalem tabung reaksi yang berisi larutan yang akan diuji, amatin perubahan warna dan cocokin sama pita warna indikator” Siswa 2: “Masukin kertas indikator dalam larutan yang diuji trus amatin perubahan warna indikatornya dan
dicocokin nilai pHnya berdasarkan pita warna indikator universal” Siswa 3: “Masukkan indikator universal kedalam tabung reaksi, kemudian amati perubahan warna dan cocokin warnanya berdasarkan pita warna indikator universal buat nentuin pHnya” Siswa 4: “Masukkan kertas indikator dalam larutan yang diuji kemudian amati perubahan warnakertas indikatornya dan cocokkan berdasarkan rentang nilai pH yag terdapat pada indikator universal” Siswa 5: “Masukkan indikator universal kedalam tabung reaksi, kemudian amati perubahan warna dan cocokin warnanya berdasarkan pita warna indikator universal buat nentuin pHnya” Klasifikasi
1. Apakah kamu mencatat setiap pengamatan kedalam tabel? Siswa 1: “Ya, mencatat kedalam tabel pengamatan” Siswa 2: “Ya, mencatat” Siswa 3: “Ya” Siswa 4: “Mencatat” Siswa 5: “Mencatat” 2. Apakah kamu membandingkan data hasil pengamatan dengan kelompok lain? Siswa 1: “Hanya beberapa kelompok saja” Siswa 2: “Ya” Siswa 3: “Ya” Siswa 4: “Hanya dengan beberapa kelompok saja” Siswa 5: “Ya”
Prediksi
1. Apakah kamu memperkirakan sifat larutan lain (selain dalam praktikum) untuk diuji? Siswa 1: “Tidak”
Siswa 2: “Ya” Siswa 3: “Ya” Siswa 4: “Tidak” Siswa 5: “Ya” Interpretasi 1. Dapatkah kamu memberi kesimpulan sesuai hasil percobaan yang didapatkan? Siswa 1: “Larutan gula, KCl dan NaCl memiliki pH=7. larutan bersifat netral. Larutan HCl pH=4, air jeruk pH=5 bersifat asam, air kapur pH=8, air sabun pH=10. Siswa 2: Larutan gula, KCl dan NaCl memiliki pH=7. larutan bersifat netral. Larutan HCl pH=4, air jeruk pH=4, air cuka pH=3 bersifat asam, air kapur pH=8, air sabun pH=10 larutan bersifat basa. Siswa 3: “Larutan gula, KCl dan NaCl memiliki pH=7. larutan bersifat netral. Larutan HCl pH=4, air jeruk pH=5 bersifat asam, air kapur pH=8, air sabun pH=10. Siswa 4: “Larutan gula, KCl dan NaCl memiliki pH=7. larutan bersifat netral. Larutan HCl pH=4, air jeruk pH=5 bersifat asam, air kapur pH=8, air sabun pH=11” Siswa 5: “Larutan gula, KCl dan NaCl memiliki pH=7. larutan bersifat netral. Larutan HCl pH=4, air jeruk pH=4 bersifat asam, air kapur pH=8, air sabun pH=10” Menerapkan konsep 1. Apa kegunaan indikator universal? Jelaskan! Siswa 1: “indikator universal digunakan untuk menentukan nilai pH larutan” Siswa 2: “Untuk menentukan nilai pH larutan” Siswa 3: “Untuk memperkirakan nilai pH larutan” Siswa 4: “Untuk menentukan nilai pH larutan” Siswa 5: “Untuk menentukan nilai pH larutan”
Komunikasi
1. Sebutkan komponen dalam tabel hasil pengamatan? Siswa 1: “ Tabel hasil pengamatan terdiri dari kolom nomor, nama larutan, dan perubahan lakmus” Siswa 2: ”kolom nomor, larutan, dan perubahan lakmus” Siswa 3: “kolom nomor, larutan, dan perubahan lakmus” Siswa 4: “kolom nomor, larutan, dan perubahan lakmus” Siswa 5: “kolom nomor, larutan, dan perubahan lakmus” 2. Sebutkan komponen dalam menyusun praktikum! Siswa 1: “Judul, alat bahan, landasan teori, langkah kerja, tabel pengamatan, kesimpulan” Siswa 2: “Judul, tujuan, alat bahan, landasan teori, langkah kerja, tabel pengamatan, pembahasan, kesimpulan” Siswa 3: “Judul, tujuan, alat bahan, landasan teori, langkah kerja, tabel pengamatan, pembahasan, kesimpulan” Siswa 4: “Judul, tujuan, alat bahan, landasan teori, langkah kerja, tabel pengamatan, pembahasan, kesimpulan” Siswa 5: “Judul, tujuan, alat bahan, landasan teori, langkah kerja, tabel pengamatan, pembahasan, kesimpulan”
Lampiran 19 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Materi Asam Basa (Pertemuan 1 s/d 2)
Sekolah
: Sekolah Menengah Atas Al-Hasra
Kelas / Semester
: XI IPA PLUS / Genap
Mata Pelajaran
: Kimia
Alokasi Waktu
: 2 x 2 JP
A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan 385
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar 3.10
Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam basa dan/atau pH larutan.
4.10
Mengajukan ide/gagasan tentang penggunaan indikator yang tepat untuk menentukan keasaman asam/basa atau titrasi
asam/basa. C. Indikator dan Tujuan Pembelajaran 3.10.1 Menentukan sifat larutan berdasarkan teori asam basa Arrhenius, Bronsted-Lowry, atau Lewis 3.10.2 Mendeskripsikan konsep pH • Menggunakan indera yang mungkin untuk mengetahui sifat asam basa larutan • Mengidentifikasi persamaan atau perbedaan asam dan atau basa • Membuat kesimpulan teori asam basa • Membuat pertanyaan yang mengindikasi dilakukannya percobaan 386
• Membuat dugaan sementara mengenai sampel uji apakah bersifat asam, basa, atau netral
• Memanfaatkan hubungan sifat larutan dengan perubahan warna lakmus untuk meramalkan perubahan warna lakmus berdasarkan data hasil hipotesis • Menyajikan hasil pengamatan secara tepat menggunakan tabel • Menulis laporan praktikum secara sistematis dan jelas • Menyajikan informasi yang dapat dimengerti orang lain • Membuat catatan selama pengamatan • Menggunakan sumber yang relevan • Memilih bahan yang tepat sesuai tujuan percobaan • Membuat langkah kerja • Membuat tabel pengamatan sesuai tujuan percobaan • Menggunakan bahan secara efisien dan hati-hati • Menggunakan kertas lakmus dengan benar • Menyimpulkan hasil uji lakmus • Memperkirakan nilai pH (>7, <7, atau =7) dari hasil uji lakmus 4.10.1 Memperkirakan nilai pH berdasarkan trayek pH indikator 4.10.2 Menentukan indikator yang harus digunakan untuk mengetahui sifat larutan (asam, basa, netral) 387
4.10.3 Mengukur pH larutan menggunakan indikator universal
• Mengidentifikasi perbedaan asam basa dan netral • Mengamati perubahan warna kertas lakmus • Mengamati perubahan warna indikator universal • Membedakan hasil pengamatan antar teman mengenai penentuan pH sampel uji menggunakan indikator • Mengajukan pertanyaan sesuai tujuan percobaan • Membuat dugaan sementara mengenai perkiraan pH suatu larutan • Memperkirakan nilai pH berdasarkan trayek pH indikator universal • Menyajikan hasil pengamatan secara tepat menggunakan tabel • Membuat catatan selama pengamatan • Memilih bahan yang tepat sesuai tujuan percobaan • Menentukan alat dan bahan sesuai tujuan percobaan • Membuat tabel pengamatan sesuai tujuan percobaan • Menggunakan indikator kertas lakmus dan indikator universal dengan benar • Menulis laporan praktikum secara sistematis dan jelas • Menyajikan informasi yang dapat dimengerti orang lain • Menggunakan sumber yang relevan
388
D. Materi Pembelajaran TEORI ASAM BASA Teori Asam Basa Definisi
Penemu Arrhenius
Asam
Basa
Zat yang menghasilkan ion H+ di dalam air
Zat yang menghasilkan ion OH- di dalam air
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
CH 3 COOH(aq) CH 3 COO-(aq) + H+(aq)
NH 4 OH(aq) NH 4 +(aq) + OH-(aq)
Bronsted – Lowry Zat yang memberikan (donor) proton (H+)
HCl(aq) + H 2 O(l) Cl-(aq) Asam
basa
Zat yang menerima (akseptor) proton (H+)
H 3 O+(aq)
+
asam atau
basa atau
Basa konjugasi asam konjugasi NH 3 (aq) + H 2 O(l) NH 4 +(aq) Basa
asam
+
OH-(aq)
basa atau
asam atau
Asam konjugasi
basa konjugasi 389
Lewis
Zat yang menerima (akseptor) pasangan elektron F
F
B
H
+
Asam
—>
F
H
..
F
N H
F
Zat yang memberikan (donor) pasangan electron
H
B<— N H F
H
basa
Kalsifikasi Asam Basa Asam berdasarkan ada tidaknya oksigen: asam oksi dan
•
ion H+.
asam non oksi. • •
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
Asam oksi adalah asam yang mengandung oksigen. HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
Asam monoprotik adalah asam yang mengandung 1
•
Asam diprotik adalah asam yang mengandung 2 ion
Asam non oksi adalah asam yang tidak mengandung
H+.
oksigen.
H 2 SO 4 (aq) 2H+(aq) + SO 4 2-(aq)
HClO(aq) H+(aq) + ClO-(aq)
•
Asam triprotik adalah asam yang mengandung 3 ion H+.
Asam berdasarkan valensi: asam monoprotik, diprotik,
390
dan triprotik.
H 3 PO 4 (aq) 3H+(aq) + PO 4 3-(aq)
Basa berdasarkan valensi: basa monohidroksi, dihidroksi,
Basa trihidroksi adalah basa yang mengandung 3 ion OH-.
dan trihidroksi. •
•
Basa monohidroksi adalah basa yang mengandung 1
Al(OH) 3 (aq) Al3+(aq) + 3OH-(aq)
ion OH-. NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq) •
Basa dihidroksi adalah basa yang mengandung 2 ion OH-. Mg(OH) 2 (aq) Mg2+(aq) + 2OH-(aq)
Oksida Biner Terbentuknya oksida biner
Gol IVA = C(s) + O 2 (g) CO 2 (g)
Reaksi antara suatu unsur dengan oksigen dapat
amfoter)
membentuk oksida biner
Gol VA
Gol IA
= 4Na(s) + O 2 (g) 2Na 2 O(s)
(oksida
basa)
= 2N 2 (g) + 5O 2 (g) 2N 2 O 5 (g)
(oksida
amfoter) Gol VIA = 2S(g) + 3O 2 (g) 2SO 3 (g)
Gol IIA
= 2Mg(s) + O 2 (g) 2MgO(s)
(oksida basa)
asam)
Gol IIIA
= 2Al(s) + 3O 2 (g) 2Al 2 O 3 (s)
(oksida
Gol VIIA = 4F 2 (g) + O 2 (g) 2OF 2 (g)
amfoter)
(oksida
(oksida (oksida
asam) cccxci
4Cl 2 (g) + 7O 2 (g) 2Cl 2 O 7 (g) asam)
(oksida
Na 2 O(s) + H 2 O(l) 2NaOH(aq) •
Oksida amfoter sebagai asam Al 2 O 3 (s) + 6H+(aq) 2Al3+(aq) + 3H 2 O(l)
• Reaksi oksida biner •
Oksida amfoter sebagai basa Al 2 O 3 (s) + 2OH-(aq) + 3H 2 O(l) 2Al(OH) 4 -(aq)
Oksida asam + air asam SO 3 (g) + H 2 O(l) H 2 SO 4 (aq)
•
Oksida basa + air basa
Autoionisasi Air Pada suhu 25oC, pH air adalah 7, dan pada saat seperti ini [H+] = [OH-]. Sehingga untuk mengetahui nilai [H+] dan [OH-] dapat dilakukan pemisalan berikut. Pemisalan 1. [OH-] = [H+]
[H+]
= 10-7
K w = [H+][OH-] = [H+][H+]
Pemisalan 2. [H+] = [OH-]
10-14
= [H+]2
K w = [H+][OH-]
[H+]
= �𝐾𝑤
10-14
= [OH-][OH-]
10-14
= [OH-]2
[H+]
= √10−14
392
10-14
[OH-]
[OH-]
[OH-]
= �𝐾𝑤
pK w
= - log K w
= √10−14
+
= - log 10-14
= 14
pH
= - log [H ]
-7
=7
pOH
= - log [OH-] = - log 10-7
=7
= - log 10
= 10-7
pH + pOH = pK w pH + pOH = 14 Uji Lakmus Jika lakmus biru berubah menjadi merah, maka larutan bersifat asam. Jika lakmus merah berubah menjadi biru, maka larutan bersifat basa. Jika lakmus merah dan biru tidak berubah warna (tetap), maka larutan tersebut bersifat netral. PERHITUNGAN DAN PENGUKURAN pH Rumus-Rumus Perhitungan pH Basa kuat
cccxciii
Asam kuat
[H+] = a . M a
[OH-] = b . M b
Asam lemah
Basa lemah
[H+] = �𝐾𝑎 𝑥 𝑀𝑎
[OH-] = �𝐾𝑏 𝑥 𝑀𝑏
[H+] = 𝛼 𝑥 𝑀𝑎 𝐾
α = �𝑀𝑎
𝑎
[OH-] = 𝛼 𝑥 𝑀𝑏 𝐾
α = �𝑀𝑏
𝑏
Keterangan: [H+]
= konsentrasi H+ (M) M a = konsentrasi asam
[OH-]
= konsentrasi OH- (M) M b = konsentrasi basa
a
= valensi asam
K a = tetapan asam lemah
b
= valensi basa
K b = tetapan basa lemah
α
= derajat ionisasi
Pengukuran pH • Tingkat keasaman suatu zat dapat dinyatakan dengan skala pH. • Skala pH bernilai 1 sampai 14. Asam memiliki pH < 7, basa memiliki pH > 7, dan senyawa netral memiliki pH = 7. 394
• Pengukuran pH asam basa dapat dilakukan menggunakan:
1. Larutan indikator (buatan dan alami) Trayek pH larutan indikator universal Warna
Indikator
Asam
Basa
Trayek pH
Metil hijau
Kuning
Biru
0,2 – 1,8
Timol biru
Kuning
Biru
1,2 – 2,8
Metil jingga
Merah
Kuning
3,2 – 4,4
Metil ungu
Ungu
Hijau
4,8 – 5,4
Bromkresol ungu Kuning
Ungu
5,2 – 6,8
Bromtimol biru
Kuning
Biru
6,0 – 7,6
Fenolftalein
Tidak berwarna
Merah muda
8,2 – 10,0
Kuning alizarin
Kuning
Merah
10,1 – 12,0
2. Indikator universal 3. pH meter E. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran : Keterampilan Proses Sains
Metode
: Diskusi, Tanya Jawab, Praktikum
395
Pendekatan
: Predict, Observe, Explain (POE)
Model Pembelajaran F. Skenario Pembelajaran
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 UJI LAKMUS
Pertemuan ke-1 Tahap
Kegiatan Pembelajaran Guru
A. Pendahuluan
Indikator KPS Siswa
1. Membuka proses pembelajaran
1. Menjawab salam dan
dengan memberi salam dan
berdo’a sebelum
berdo’a.
memulai pembelajaran.
2. Mengecek kesiapan kelas (absensi, tempat duduk dan perlengkapan lainnya). 3. Menyampaikan tujuan
(Keterampilan Proses Sains) 10 menit Observe
2. Menanggapi absensi kehadiran. 3. Menyimak penjelasan guru. 4. Termotivasi untuk
396
pembelajaran yang akan
Waktu
dicapai. 4. Memotivasi siswa yang
mempelajari Asam Basa.
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. B. Apersepsi Tahap Predict
1. Membagi siswa kedalam
1. Siswa berkumpul
kelompok berdasarkan
bersama kelompoknya
heterogenitas gender dan
masing-masing.
15 menit Memprediksi
kategori nilai tinggi, sedang, Berhipotesis
dan rendah. 2. Memberi pertanyaan-
2. Menjawab pertanyaan
pertanyaan seputar asam dan
guru mengenai Asam
basa.
Basa dalam kehidupan
a. “Asam dan basa banyak
sehari-hari.
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pernahkah kalian makan buah jeruk ? Ada yang tahu senyawa apa yang terkandung 397
didalamnya?”
b. Lalu tentunya kalian pernah menggunakan sampo, sabun mandi, cairan pembersih, dan detergen bukan? Kira-kira termasuk dalam senyawa asam atau basa kah produk tersebut? c. Bisakah kalian sebutkan produk-produk disekitar kalian yang mengandung asam maupun basa? d. Bagaimana cara kalian mengenali asam dan basa? e. Menurut kalian, apakah yang disebut asam dan basa? C. Kegiatan Inti
1. Menginstruksikan siswa
hipotesis melalui
Mengamati
80 menit 398
memprediksi beberapa larutan
1. Siswa melakukan
Tahap Predict
diskusi kelompok
LKS:
dengan bersumber dari
a. Air
buku paket dan internet. Merancang Percobaan
b. Larutan garam
Tahap Observe
Memprediksi
berdasarkan yang tertera dalam
2. Menyiapkan alat dan
c. Pir
bahan untuk melakukan
d. Jeruk
percobaan menguji
e. Pisang
sifat larutan
f. Apel
menggunakan kertas
g. Sabun
lakmus
h. Shampoo
Alat:
i. Pasta gigi
a. Plat tetes
Menurut kalian, manakah
b. Pipet tetes
yang termasuk asam? Dan
c. Kertas lakmus
mana yang termasuk basa?
d. Lumpang dan alu
Menyiapkan alat bahan Melakukan Percobaan Menggunakan alat bahan
e. Gelas kimia 50 mL Bahan: a. Air b. Larutan garam 399
c. Pir
d. Jeruk e. Pisang Hipotesis:
f. Apel
Membimbing berhipotesis kelompok
siswa diskusi
h. Shampoo
merancang
i. Pasta gigi
dalam serta
g. Sabun
Mengamati Mengklasifikasikan
percobaan untuk menguji sifat 3. Menyiapkanplat tetes, larutan dengan membuktikan
kemudian mengisi
secara
dengan sampel yang
langsung
melakukan percobaan!
melalui
Menafsirkan
akan diuji. 4. kemudian uji dengan kertas lakmus merah dan biru, lalu amati perubahan warnanya. 5. Menuliskan kedalam tabel pengamatan. 6. Menentukan sifat larutan 400
7. Menganalisis hasil
percobaan dan menarik kesimpulan. Tahap Explain
1. Meminta perwakilan tiap
1. Mempresentasikan
kelompok mempresentasikan
hasil percobaan dan
hasil percobaan dan
diskusinya didepan
diskusinya didepan kelas.
kelas serta disimak dan ditanggapi oleh siswa
Menerapkan Konsep
25 menit
Menafsirkan Mengkomunikasikan
yang lain. D. Kegiatan Penutup Tahap Explain
1.
Mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi
1. Menyimpulkan
materi Menerapkan Konsep
5 menit
pembelajaran. Mengkomunikasikan
berdasarkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
.
401
Pertemuan ke-2 KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 PENGUKURAN pH Tahap
Kegiatan Pembelajaran Guru
A. Pendahuluan
Indikator KPS Siswa
1. Membuka proses pembelajaran
1. Menjawab salam dan
dengan memberi salam dan
berdo’a sebelum
berdo’a.
memulai pembelajaran.
2. Mengecek kesiapan kelas (absensi, tempat duduk dan perlengkapan lainnya). 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 4. Memotivasi siswa yang
Waktu
(Keterampilan Proses Sains) 10 menit Observe
2. Menanggapi absensi kehadiran. 3. Menyimak penjelasan guru. 4. Termotivasi untuk mempelajari Asam Basa.
berkaitan dengan kehidupan 402
sehari-hari.
B. Apersepsi Tahap Predict
1. Membagi siswa kedalam
1. Siswa berkumpul
kelompok berdasarkan
bersama kelompoknya
heterogenitas gender dan
masing-masing.
15 menit
Memprediksi
kategori nilai tinggi, sedang, dan rendah. 2. Memberi pertanyaan-
2. Menjawab pertanyaan
pertanyaan seputar indikator
guru mengenai
asam basa.
indikator asam basa.
Berhipotesis
a. “Asam dan basa tentunya memiliki rentang pH yang berbeda-beda. Tahukah kalian berapa rentang pH untuk asam? Basa dan netral? b. Apa yang digunakan untuk dapat mengetahui perkiraan pH suatu larutan? 403
C. Kegiatan Inti Tahap Predict
1. Menginstruksikan siswa memprediksi beberapa
hipotesis melalui
larutan berdasarkan yang
diskusi kelompok
tertera dalam LKS:
dengan bersumber dari
a. Larutan gula b. Larutan NaCl
Tahap Observe
1. Siswa melakukan
80 menit
Memprediksi
buku paket dan internet. Merancang Percobaan 2. Menyiapkan alat dan
c. Larutan KCl
bahan untuk melakukan
d. Larutan HCl
percobaan menguji
e. Air jeruk
sifat larutan
f. Air jeruk
menggunakan kertas
g. Air cuka
lakmus
h. Larutan NaOH
Alat:
i. Air kapur
a. Tabung reaksi
j. Air Sabun
b. Pipet tetes
Dapatkah kalian
c. Indikator universal
memperkirakan nilai
d. Gelas kimia 50 mL
Menyiapkan alat bahan Melakukan Percobaan Menggunakan alat bahan
404
pHnya?
Mengamati
Bahan: a. Larutan gula
Mengamati
b. Larutan NaCl c. Larutan KCl
Mengklasifikasikan
d. Larutan HCl e. Air jeruk
Menafsirkan
f. Air jeruk g. Air cuka h. Larutan NaOH Hipotesis:
i. Air kapur
Membimbing berhipotesis kelompok
siswa dalam
serta
j. Air Sabun
diskusi 3. Menyiapkan tabung
merancang
reaksi, kemudian
percobaan untuk menguji sifat
mengisi dengan sampel
larutan dengan membuktikan
yang akan diuji.
secara
langsung
indikator universal, lalu
405
melakukan percobaan!
melalui 4. kemudian uji dengan
amati perubahan warnanya. 5. Menuliskan kedalam tabel pengamatan. 6. Menentukan nilai pH larutan. 7. Menganalisis hasil percobaan dan menarik kesimpulan. Tahap Explain
1. Meminta perwakilan tiap
1. Mempresentasikan
kelompok mempresentasikan
hasil percobaan dan
hasil percobaan dan
diskusinya didepan
diskusinya didepan kelas.
kelas serta disimak dan ditanggapi oleh siswa
Menerapkan Konsep
25 menit
Menafsirkan Mengkomunikasikan
yang lain. D. Kegiatan Penutup Tahap Explain
2.
Mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi berdasarkan kegiatan
materi Menerapkan Konsep
5 menit
pembelajaran. Mengkomunikasikan 406
pembelajaran yang telah
2. Menyimpulkan
dilakukan.
.
G. Sumber Belajar 1. Buku kimia SMA 2. Internet H. Alat dan Bahan 1. Alat tulis 2. Perlengkapan praktikum tertera pada LKS I. Penilaian Hasil Belajar Aspek
Jenis
Keterampilan
Penilaian Keterampilan Proses Sains
(Psikomotor)
Siswa, LKS, dan laporan praktikum
Sikap (Afektif)
Penilaian sikap
Bentuk Intrumen Rating scale Rating scale dan self assessment
407
Lampiran 20 LEMBAR PERNYATAAN VALIDASI JUDGEMENT
Dengan ini saya menyatakan bahwa lembar observasi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang ditulis Farhana Iqbalia P (NIM: 1110016200038) yang berjudul “Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) pada Materi Asam Basa” telah saya validasi. Dengan catatan sebagai berikut: ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………
Jakarta, Januari 2015 Validator
Ibu Salamah Agung, Ph.D.
Lampiran 22 Foto Kegiatan Selama Praktikum