1|Antologi UPI
Volume
Edisi No.
Juli 2016
PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL POE (PREDICT OBSERVE EXPLAIN) PADA KONSEP SUMBER DAYA ALAM Mia Lestari¹, Novi Yanthi², Solihin Ichas H³ Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi kurang berkembangnya keterampilan proses sains siswa di Sekolah Dasar. Pembelajaran yang dilakukan masih konvensional sehingga guru yang banyak berperan di dalam kelas, siswa hanya duduk mendengarkan perintah dari guru. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas pada konsep sumber daya alam dengan menggunakan model POE (Predict Observe Explain). Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Bojong 5, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung. Dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang. Model POE ini menitikberatkan agar siswa terampil memprediksi, mengobservasi dan mengkomunikasikan suatu fenomena. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian tindakan kelas John Elliot yang terdiri dari 3 siklus setiap siklus terdiri dari 3 tindakan. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar evaluasi, lembar observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan peneliti yaitu secara kualitatif, kuantitatif dan triangulasi. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan melalui penerapan model POE, maka pada siklus I keterampilan proses sains siswa sebesar 40,90 dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 55,21 serta pada siklus III meningkat kembali sebesar 68,95. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa model POE telah berhasil meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
Kata Kunci: Keterampilan Proses Sains, Model POE
1
Penulis
2
penulis penanggungjawab penulis penanggungjawab This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite.
3
Please use purchased version to remove this message.
Mia Lestari¹, Novi Yanthi², Solihin Ichas H³ Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui Penggunaan Model POE ( Predict Observe Explain) Pada Konsep Sumber Daya Alam|2 ENHANCEMENT SCIENCE PROCESS SKILLS THROUGH THE USE OF MODEL POE(PREDICT OBSERVE EXPLAIN)THE CONCEPT OF NATURAL RESOURCES
ABSTRACT This research is motivated underdevelopment of science process skills in elementary school students. Conventional still learning undertaken so that teachers who play leading roles in the classroom, students sat listening to commands from the teacher. The purpose of this study is to improve students' science process skills class on the concept of natural resources by using a model of POE(PredictObserveExplain).The research was conducted in the fourth grade of SD Negeri Bojong 5, Majalaya subdistrict, Bandung regency. With the number of students as many as 40 people. POE Model emphasizes that skilled students predict, observe and communicate a phenomenon. The method used is the method of classroom action research John Elliot consisting of three cycles each cycle consisting of three acts. The research instrument used in this study is the evaluation sheets, observation sheets, field notes, and documentation. Data analysis conducted by researchers are qualitatively, quantitatively and triangulation. From the research that has been done through the application of models POE, then the first cycle science process skills of students at 40.90 and the second cycle increased by 55.21 and in the third cycle to bounce back by 68.95. Based on the results of the study it can be concluded that the model of POE has succeeded in improving students' science process skills.
Keywords:
Science Process Skills, Model POE (Predict, Observe Explain).
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
3|Antologi UPI
Volume
PENDAHULUAN Di zaman modern ini manusia dihadapkan dengan berbagai tantangan dari segala aspek kehidupan. Oleh karena itu manusia dituntut untuk mengikuti setiap perkembangan yang ada. Salah satunya melalui pendidikan. Pendidikan pada umumnya merupakan hal yang sangat fundamental bagi setiap manusia karena merupakan modal utama untuk mengembangkan setiap kompetensi yang ada pada diri manusia. Kompetensi merupakan kumpulan kemampuan dapat berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pendidikan seyogianya dapat menjadikan manusia ideal yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan masa depan. Manusia ideal itu sendiri adalah manusia yang memiliki keseimbangan emosional, spritual dan intelektual. Maka dari itu perlu diaplikasikan dalam dunia pendidikan. Sekolah adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis. Secara idealnya pembelajaran di sekolah harus memuat beberapa kemampuan yang dapat dikembangkan oleh setiap peserta didik. Untuk tercapainya kompetensi di atas dapat direalisasikan melalui proses belajar. Proses belajar ini biasanya dilaksanakan di kelas antara guru dengan siswa berdasarkan kurikulum yang berlaku. Agar guru dapat membimbing siswa ke arah proses belajar yang tepat, maka guru harus memahami terlebih dahulu konsep belajar. Schwartz ( dalam Hernawan dkk, 2007, hlm. 2) mengemukakan bahwa “belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif menetap, yang tidak berhubungan dengan kematangan, efek obat-obatan, atau kedaaan fisiologis, melainkan merupakan hasil pengalaman dan seringkali dipengaruhi oleh latihan.” Pengertian belajar di atas mewakili pendapat para ahli yang senada, bahwa
Edisi No.
Juli 2016
belajar merupakan proses dilakukan oleh individu untuk mengubah perilaku baik secara psikis atau fisik secara menetap dan berdasarkan pengalaman dan latihan. Untuk itu dalam implikasinya siswa membutuhkan pelayanan yang sesuai dari seorang guru untuk memahami kelebihan dan kelemahan dirinya agar dapat mencapai kemampuan yang diharapkan. Pada dasarnya suatu pembelajaran harus melibatkan siswa secara langsung untuk mengalaminya, agar terjadi pembelajaran yang efektif sesuai dengan tujuan pembelajaran. Proses belajar juga akan menentukan perhatian dan minat siswa terhadap materi pada bidang studi tertentu dan muncul motivasi dalam dirinya untuk mempelajarinya. Salah satu bidang studi yang dapat memunculkan minat dan motivasi siswa di Sekolah Dasar (SD) adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA adalah mata pelajaran yang berhubungan dengan alam. Setiap pembelajaran IPA pasti berhubungan dengan kehidupan di alam sekitar. Oleh karena itu dengan belajar IPA membantu siswa memahami kejadian atau fenomena yang terjadi sesuai pengalaman di kehidupan sehariharinya. Sehingga kemampuan yang dimiliki setiap siswa dapat berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Menurut Piaget (dalam Budiningsih, 2012, hlm. 38) Anak usia SD berada pada tahap operasional konkret yaitu pada usia 7-12 tahun. Anak telah memiliki kecakapan berfikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret. Oleh karena itu proses pembelajaran IPA di SD harus dapat mengembangkan kompetensi siswa sesuai tahap perkembangannya. Secara idealnya tujuan pembelajaran IPA yang tercantum pada KTSP harus tercapai bagi semua siswa di SD agar setiap siswa dapat mengembangkan kemampuannya secara seimbang antara pengetahuan, keterampilan dan sikap
1
Penulis
2
penulis penanggungjawab penulis penanggungjawab This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite.
3
Please use purchased version to remove this message.
Mia Lestari¹, Novi Yanthi², Solihin Ichas H³ Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui Penggunaan Model POE ( Predict Observe Explain) Pada Konsep Sumber Daya Alam|4 pada mata pelajaran IPA untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi pada kenyataan sebenarnya berdasarkan hasil observasi di SDN Bojong 5 hanya sebagian tujuan yang terpenuhi. Itu disebabkan berbagai faktor yang menghambat pada proses pembelajaran IPA. Seperti kurang tepatnya model pembelajaran yang digunakan oleh guru, guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran di kelas. Siswa cenderung diam dan mendengarkan informasi dari guru saja. Informasi dari guru tersebut juga biasanya hanya berupa materi dari buku saja itupun hanya dengan ceramah. Akibatnya pembelajaran di kelas hanya berlangsung satu arah. Itu menyebabkan keterampilan proses sains menjadi rendah. Adapun keterampilan proses sains siswa seperti keterampilan memprediksi fenomena, mengamati gejala alam, serta menjelaskan konsep-konsep IPA. Keterampilan proses sains tersebut jarang dilatih di kelas oleh guru dikarenakan media yang mendukungnya terbatas. Sehingga pembelajaran yang dilakukan guru kurang menarik bagi siswa. Siswa merasa bosan atau monoton terhadap pembelajaran di kelas, oleh karena itu banyak siswa yang mengobrol, berkelahi, keluar masuk kelas, dsb. Akibatnya siswa tidak menguasai materi pembelajaran karena kurang memperhatikan. Dan pembelajaran menjadi tidak efisien sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa. Jika di dalam pembelajaran guru kurang mengembangkan keterampilan proses sains siswa, maka dalam hal evaluasi juga kurang menekankan pada soal-soal yang menunjang keterampilan proses sains siswa. Soal evaluasi yang dibuat guru kebanyakan hanya meminta siswa menyebutkan kembali materi yang sudah dipelajari. Sehingga siswa hanya perlu mengingat materi. Akibatnya siswa
mudah lupa. Idealnya soal-soal evaluasi yang diberikan harus memuat keterampilan proses sains, agar siswa dapat terlatih untuk mengembangkan setiap kemampuannya. Berdasarkan permasalahanpermasalahan yang muncul di atas, penting bagi sebagai calon guru SD khususnya pada mata pelajaran IPA, mengembangkan setiap keterampilan proses sains siswa secara optimal di kelas. Maka perlu difasilitasi agar kemampuan yang dikembangkan sesuai dengan tujuan yang hendak di capai. Oleh karena itu penulis mencoba menerapkan model POE (Predict Observe Explain )untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa dalam konsep sumber daya alam. Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model POE. Model POE dikembangkan oleh White and Gunstone pada tahun 1992 (dalam Warsono dan Hariyanto, 2012, hlm. 93). Model ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan siswa untuk memprediksi suatu fenomena atau demonstrasi dalam pembelajaran, sehingga diharapkan dapat memotivasi siswa untuk mengeksplorasi konsep-konsep yang telah dimiliki sebelumnya dan membangkitkan keinginan untuk menyelidiki suatu kejadian. Menurut Ma’rifatun, D dkk (2014, hlm. 12) Model pembelajaran POE ini mampu memfasilitasi siswa untuk mengembangkan aktivitas mental dan fisik secara optimal, serta dapat meningkatkan pemahaman siswa. Warsono dan Hariyanto (2012) mengemukakan bahwa model pembelajaran POE meliputi 3 langkah yaitu: predict, observation, explain. Berikut secara rinci langkah-langkah pembelajaran POE:1)Melakukan prediksi (predict). Guru memberikan suatu
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
5|Antologi UPI
Volume
pernyataan yang terdapat pada suatu wacana/kejadian. Siswa secara perseorangan menuliskan prediksinya tentang apa yang akan terjadi. Guru bertanya kepada siswa tentang apa yang mereka pikirkan terkait apa yang akan mereka lihat dan mengapa berpikir seperti itu. 2)Melakukan observasi (observe). Siswa melakukan suatu pengamatan/percobaan berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. Guru memberikan waktu pada siswa untuk mengobservasi suatu pengamatan atau percobaan tersebut.Siswa menuliskan hasil observasi. 3) Menjelaskan (explain). Siswa memperbaiki atau menambahkan penjelasan tentang hasil observasinya. Siswa diminta untuk berdiskusi bersama teman sekelompoknya mengenai hasil obervasi kemudian siswa membandingkan prediksi awal dengan hasil observasi pada suatu konsep pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa SD melalui penggunaan model POE. METODE Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Bojong 5 pada kelas IV dengan jumlah 40 siswa. Metode penelitian yang diterapkan peneliti menggunakan model PTK dari John Elliot. Model John Elliot terdiri dari tiga siklus dan setiap siklus terdapat tiga tindakan. Manfaat PTK yaitu untuk membantu guru memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Oleh karena itu guru harus selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan situasi di kelas. Maka proses pembelajaran dapat berjalan secara aktif, inovatif dan menyenangkan. Untuk memperoleh hasil yang optimal PTK ini tidak dapat dilaksanakan sekali dalam
Edisi No.
Juli 2016
pembelajaran, perlu dilakukan berulang kali secara berkesinambungan agar permasalahan yang terjadi di dalam kelas dapat segera diperbaiki. Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu lembar observasi, lembar catatan lapangan, alat dokumentasi dan lembar evaluasi. Lembar observasi adalah lembar kerja yang berfungsi untuk mengobservasi dan mengetahui pelaksanaan tahapan model POE. berupa daftar ceklis yang disusun selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Lembar catatan lapangan adalah catatan yang berisi semua kejadian yang berlangsung selama pembelajaran.Alat dokumentasi ini berupa foto. Berfungsi sebagai alat penunjang pembelajaran untuk mendokumentasikan gambar-gambar yang sudah diambil sehingga dapat disimpan sebagai bukti hasil penelitian. Lembar Evaluasi adalah lembar yang berisikan soal-soal tentang keterampilan proses sains siswa. Soal –soal yang dibuat untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa tentang memprediksi, mengamati dan menjelaskan materi yang sudah siswa ikuti selama pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu teknik data kuantitatif, data kualititatif dan triangulasi. Teknik analisis data kuantitatif merupakan data yang disajikan berupa angka-angka. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data yaitu observasi, catatan lapangan.Data triangulasi yaitu gabungan antara data kualitatif dan data kuantitatif. Sehingga peneliti mencari hubungan antara data kualitatif dan kuantitatif untuk melihat keakuratan data. TEMUAN DAN PEMBAHASAN PTK ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Langkah pertama yang dilakukan
1
Penulis
2
penulis penanggungjawab penulis penanggungjawab This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite.
3
Please use purchased version to remove this message.
Mia Lestari¹, Novi Yanthi², Solihin Ichas H³ Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui Penggunaan Model POE ( Predict Observe Explain) Pada Konsep Sumber Daya Alam|6 yaitu penentuan ide kegiatan pembelajaran, konsep yang diajarkan pada siswa. Setelah itu ide dituangkan dalam bentuk RPP dan menyusun instrumen penelitian. Sosialisasi kepada siswa mengenai pembelajaran IPA menggunakan model POE. Setelah membuat RPP, melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model POE. Setelah pelaksanaan siklus I selesai maka dilakukan refleksi hasil dari perencanaan dan pelaksanaan tiap tindakan. Sehingga dapat dianalisis kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan perencanaan yang sudah dibuat. Pada tahap ini juga dapat dilihat ketercapaian tujuan yang diharapkan oleh peneliti. Siklus I Pada tindakan 1 materi yang diajarkan yaitu tentang klasifikasi sumber daya alam dengan menggunakan media gambar. Pada tindakan 2 materi yang diajarkan tentang pemanfaatan teknologi dalam pengolahan sumber daya alam hayati. Media yang digunakan yaitu video tentang pemanfaatan teknologi dalam pengolahan sumber daya alam hayati.Selanjutnya pada tindakan 3 materi yang diajarkan tentang upaya pelestarian sumber daya alam hayati. Media yang digunakan yaitu gambar upaya pelestarian sumber daya alam hayati. Berikut merupakan data hasil penilaian keterampilan proses sains siswa yang diperoleh peneliti setelah melaksanakan evaluasi pembelajaran. Tabel 4.1 Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus I Nilai Frekuensi Jumlah 18,20 4 72,80 27,30 7 191,10 36,40 7 254,80 45,50 13 591,50 54,50 6 327,00 63,60 2 127,20 72,70 1 72,70
Jumlah Rata-rata
40
1637,10 40, 93
Siklus II Pada siklus II peneliti merancang kegiatan pembelajaran berdasarkan langkah-langkah pembelajaran POE (Predict Observe Explain). Dengan adanya siklus II diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa mulai dari prediksi, observasi dan komunikasi. Sama halnya seperti siklus I tahapan Siklus II juga terdiri dari tiga tindakan mulai dari tindakan 1 hingga tindakan 3. Adapun materi yang diajarkan pada siklus II tindakan 1 yaitu pemanfaatan sumber daya alam non hayati. Media yang digunakan yaitu gambar pencemaran udara.Pada tindakan 2 materi yang diajarkan tentang penggunaan teknologi dalam pemanfaatan sumber daya alam non hayati. Media yang digunakan gambar bendungan. Pada tindakan 3 materi yang diajarkan tentang upaya pelestarian sumber daya alam non hayati. Media yang digunakan yaitu gambar upaya pelestarian sumber daya alam non hayati. Berikut rata-rata nilai keterampilan proses sains dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini. Tabel 4.2. Nilai Keterampilan Proses Sains Siklus II Nilai Frekuensi Jumlah 16,67 1 16,67 25,00 2 50,00 33,33 3 99,99 41,67 4 166,68 50,00 8 400,00 58,33 10 583,30 66,67 5 333,35 75,00 4 300,00 83,33 2 166,66 91,66 1 91,66
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
7|Antologi UPI
Jumlah 40 Rata-rata
Volume
2208,31 55,21
Siklus III Pada tindakan 1 siklus III materi yang diajarkan yaitu tentang kerusakan sumber daya alam karena faktor alam. Media yang digunakan yaitu gambar beberapa kerusakan sumber daya alam karena faktor alam. Sedangkan pada tindakan 2 materi yang disampaikan oleh peneliti tentang kerusakan sumber daya alam karena ulah manusia. Media yang digunakan gambar kerusakan sumber daya alam karena ulah manusia.Materi yang diajarkan pada tindakan 3 tentang perilaku manusia yang peduli lingkungan. Media yang digunakan yaitu gambar beberapa perilaku manusia yang peduli lingkungan. Berikut rata-rata nilai keterampilan proses sains siklus III. Tabel 4.3. Nilai Keterampilan Proses Sains Siklus III Jumlah Nilai Frekuensi 25,00 2 50,00 33,33 1 33,33 41,67 2 83,34 50,00 2 100,00 58,33 4 233,32 66,67 9 600,03 75,00 10 750,00 83,33 4 333,32 91,66 3 274,98 100,00 3 300,00 Jumlah 40 2758,32 Rata-rata 68,96
Pembahasan Kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti selama tiga siklus dilaksanakan menggunakan model POE (Predict Observe Explain) terdiri dari tiga
Edisi No.
Juli 2016
tahapan yaitu memprediksi, mengobservasi dan mengkomunikasikan. Pada awal pertemuan dengan siswa pada tindakan 1, siswa cenderung ribut ketika hendak dikondisikan oleh guru, karena siswa beranggapan bahwa peneliti mengajar sementara bukan guru kelas tetap sehingga jika siswa tidak menuruti perintah guru maka tidak akan mempengaruhi apapun. Oleh karena itu guru melakukan beberapa strategi pengkondisian kelas agar siswa mau menuruti perintah dari guru. hal itu sejalan dengan pendapat Sarwono (2014) bahwa penciptaan lingkungan pembelajaran tersebut ditujukan untuk menghindari kemungkinan terbentuknya kondisi lingkungan pembelajaran yang tidak kondusif terhadap pelaksanaan pembelajaran. Awal pembelajaran sangat penting untuk dikondisikan karena penentu kegiatan selanjutnya. Tahap awal model POE ialah predict, kegiatan yang dilakukan selama tahap ini yaitu memprediksi suatu fenomena atau permasalahan. Langkah awal yang dilakukan yaitu dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari lima orang siswa. Pada saat pembagian kelompok, siswa tidak mau duduk berkelompok dengan teman yang tidak dekat dengannya, dengan alasan mereka tidak leluasa berkomunikasi dengan orang baru dikenalnya walaupun dalam satu kelas. Hal itu sesuai dengan pendapat Suryabrata (dalam Azizah, D. M, dkk, 2013, hlm. 59) menyatakan bahwa siswa SD kelas tinggi memiliki sifat yaitu “Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok-kelompok sebaya, biasanya untuk bisa bermainmain bersama”. Sehingga mereka cenderung nyaman belajar dan berkomunikasi dengan kelompokkelompok sebayanya. Biasanya kelompok-kelompok sebaya itu terbentuk berdasarkan letak rumah, kesamaan hobby dan tingkat pengetahuan. Untuk
1
Penulis
2
penulis penanggungjawab penulis penanggungjawab This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite.
3
Please use purchased version to remove this message.
Mia Lestari¹, Novi Yanthi², Solihin Ichas H³ Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui Penggunaan Model POE ( Predict Observe Explain) Pada Konsep Sumber Daya Alam|8 menghindari hal di atas maka guru memberikan penjelasan kepada siswa pentingnya berinteraksi dengan sesama, walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu tujuan. Setelah diberikan penguatan seperti itu, pada siklus selanjutnya siswa sudah bisa berdiskusi dengan teman baru dikelompoknya, akan tetapi belum semua anggota kelompok berpartisipasi dalam mengemukakan pendapat. Setiap kelompok diberikan LKS oleh guru, hampir semua siswa belum memahami cara mengerjakan LKS. Kemudian guru meminta seluruh kelompok mengisi identitas terlebih dahulu, setelah itu siswa secara bergantian membacakan pertanyaan yang mengandung prediksi dengan suara lantang. Siswa pun diam sejenak tetapi tidak lama kemudian keadaan kelaspun menjadi ribut. Itu dikarenakan siswa tidak mengerti maksud dari prediksi. Ketika guru menanyakan arti prediksi, hanya satu orang siswa yang bisa menjawab, tetapi siswa lain masih tampak kebingungan. Hal itu dikarenakan siswa belum pernah mendengar kata prediksi selama belajar di SD. Sehingga bagi mereka prediksi merupakan istilah asing yang baru mereka ketahui. Setiap kelompok diberikan LKS oleh guru, hampir semua siswa belum memahami cara mengerjakan LKS. Kemudian guru meminta seluruh kelompok mengisi identitas terlebih dahulu, setelah itu siswa secara bergantian membacakan pertanyaan yang mengandung prediksi dengan suara lantang. Siswa pun diam sejenak tetapi tidak lama kemudian keadaan kelaspun menjadi ribut. Itu dikarenakan siswa tidak mengerti maksud dari prediksi. Ketika guru menanyakan arti prediksi, hanya satu orang siswa yang bisa menjawab, tetapi siswa lain masih tampak kebingungan. Hal itu dikarenakan siswa belum pernah mendengar kata prediksi
selama belajar di SD. Sehingga bagi mereka prediksi merupakan istilah asing yang baru mereka ketahui. Ketika siswa diminta membacakan prediksi, banyak siswa yang mengeluh karena soal yang dibuat terlalu panjang, padahal soal tersebut memuat fakta-fakta yang sangat dibutuhkan ketika akan menjawab prediksi. Hal itu terjadi karena siswa tidak terbiasa membaca wacana yang panjang, cenderung hanya soal dengan satu kalimat saja. Menurut Nurdiansyah, C.L, dkk. (2015, hlm. 4) “pada kenyataan saat ini siswa kelas 4 sekolah dasar masih kurang mampu untuk memahami suatu teks wacana dengan baik. Hal ini bisa terjadi karena siswa hanya membaca sebuah teks secara ekstensif dalam artian membaca secara dangkal.” Karena dalam membaca sendiri terdapat dua jenis yaitu membaca secara singkat seperti contonya membaca sekilas dan membaca dangkal yang bertujuan untuk dapat mendapatkan informasi secara cepat. Kemudian membaca untuk menelaah isi suatu bacaan untuk mendapatkan pemahaman terhadap teks wacana yang telah dibaca. Kemampuan membaca intensif ini sangat kurang dikuasai oleh siswa kelas 4. Maka dari itu untuk melatih kemampuan siswa membaca pemahaman teks wacana dengan membiasakan membaca 15 menit sebelum memulai pelajaran. Membaca buku apapun tetapi harus dengan teks wacana yang mengandung pemahaman bagi siswa. Setelah itu guru melakukan tanya jawab tentang isi cerita yang ada pada buku yang siswa baca. Dengan cara pembiasaan seperti itu maka pada siklus selanjutnya siswa menjadi terbiasa membaca wacana yang mengandung pemahaman siswa. Oleh karena itu pada siklus II siswa sudah ada ketertarikan untuk membaca soal, walaupun belum memahami secara keseluruhan isi bacaan
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
9|Antologi UPI
Volume
yang ada pada soal. Berbeda dengan siklus III minat baca siswa semakin tinggi maka tingkat pemahaman siswa terhadap isi bacaan juga meningkat. Sama halnya dengan pendapat Widiyati, E. (2013, hlm. 406) mengatakan bahwa “Minat baca juga menentukan frekuensi membaca. Seseorang yang memiliki minat baca yang tinggi, akan selalu membaca setiap ada kesempatan”. Hal ini dapat dibenarkan karena seseorang yang memiliki hasrat yang kuat untuk membaca, tidak akan membaca tanpa alasan dan tujuan yang jelas pasti akan terus menelusuri maksud dari bacaan tersebut. Bacaan yang dimaksud pada penelitian kali ini yaitu bacaan yang ada pada soal prediksi di LKS. Maka minat baca siswa sangat penting untuk menentukan keberhasilan siswa memahami suatu konsep. Pada saat siswa diminta memperkirakan peristiwa apa yang akan terjadi pada bacaan di soal. Siswa nampak kebingungan dalam mengisi jawaban. Karena siswa belum paham jawaban seperti apa yang diinginkan soal. Maka dari itu guru harus memancing siswa mengeluarkan berbagai jawaban, setelah itu guru meminta siswa memilih jawaban mana yang sesuai dengan fakta yang relevan. Cara seperti itu sesuai dengan pendapat Bundu, P (2006, hlm. 35) “kemampuan memprediksi dapat dikembangkan dengan melatih siswa mencari pola tertentu dari kejadiankejadian atau fenomena-fenomena tertentu yang saling berhubungan”. Tahap kedua yaitu Observe. Kegiatan observasi yang dilakukan siswa yaitu mengamati gambar/video pembelajaran. mengamati yang baik dan benar yaitu siswa dapat mengidentifikasi perbedaan dan persamaan yang tampak pada gambar, menggunakan lebih dari satu jenis alat indera dan siswa dapat menentukan urutan lebih dari suatu obyek atau peristiwa.
Edisi No.
Juli 2016
Pada siklus I keterampilan mengamati yang dilakukan siswa hanya sekedar melihat sekilas saja, mereka tidak fokus dalam memperhatikan media gambar, mereka cenderung ribut mengobrol dengan temannya. Sehingga siswa tidak dapat mengidentifikasi perbedaan dan persamaan pada gambar. Maka hal pertama yang dilakukan guru menyediakan waktu untuk siswa mengobservasi tentang obyek yang dipelajari. Sedangkan menurut Bundu. (2016) “Pengembangan keterampilan observasi dapat dilakukan guru dengan mengatur/menata kelas dengan pajanganpajangan menantang yang memberikan daya tarik siswa untuk melakukan observasi”. Karena jika obyek sudah menjadi daya tarik siswa, siswa akan termotivasi untuk melakukan kegiatan seluruhnya. Pada siklus II keterampilan proses sains siswa mulai berkembang, siswa dapat mengidentifikasi perbedaan dan persamaan pada gambar namun belum sesuai dengan harapan. Sehingga siswa hanya sebagian menyebutkan perbedaan/persamaan pada gambar. Hal tersebut tidak ditemukan lagi pada siklus III karena mengalami peningkatan. Keterampilan observasi siswa dapat meningkat jika dilakukan secara terusmenerus dengan tepat. Salah satu caranya dengan cara mengamati sesuatu lebih dalam dan lebih teliti. Agar data pengamatan yang diperoleh dapat terukur secara akurat. Tahap terakhir yaitu Explain yaitu tahap menjelaskan, menjelaskan hasil diskusi tentang observasi dan prediksi melalui komunikasi. Pada siklus I siswa belum memiliki sikap percaya diri ketika maju ke depan kelas, karena mereka masih malu untuk berbicara di depan banyak orang. Kemudian mereka takut jika salah dalam penyampaian informasi akan ditertawakan oleh teman-temannya yang lain. Maka langkah pertama yang harus dilakukan guru yaitu
1
Penulis
2
penulis penanggungjawab penulis penanggungjawab This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite.
3
Please use purchased version to remove this message.
Mia Lestari¹, Novi Yanthi², Solihin Ichas H H³ Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui Penggunaan Model POE ( Predict Observe Explain)) Pada Konsep Sumber Daya Alam Alam|10 menumbuhkan rasa percaya pada siswa. Kemudian guru harus memperkenalkan teknik-teknik teknik penyajian informasi melalui latihan langsung dengan presentase di depan kelas dan diiringi dengan pemberian penguatan. Adapun menurut Halimah, L. (2012) beberapa penguatan yang harus diberikan guru kepada siswa antara lain: penguatan verbal, penguatan gestural, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan, penguatan berupa tanda atau benda serta penguatan bagi yang menyenangkan ataupun kurang menyenangkan. Karena dengan percaya diri dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Pada siklus II rasa percaya diri mulai tumbuh pada diri siswa untuk menyampaikan informasi di depan kelas. Seiring berjalannya waktu rasa percaya diri mulai meningkat dari tindakan ke tindakan selanjutnya pada siklus III. Berikut merupakan peningkatan nilai rata-rata rata kemampuan proses sains siswa sesuai dengan indikatornya dapat dilihat pada gambar 4.1
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa keterampilan pilan proses sains siswa
mengalami peningkatan ddari siklus I hingga siklus III. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan oleh peneliti menggunakan model POE ( Predict Observe Explain) pada konsep sumber daya alam, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut;Penerapan model POE ( Predict Observe Explain) dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu memprediksi, mengobservasi dan mengkomunikasikan. Pada tahap prediksi siswa menuliskan prediksinya di LKS secara berkelompok, keterampilan prediksi siswa dilatih untuk menghubungkan pola sesuai dengan fakta yang relevan. Kemudian pada tahap observasi siswa mengamati objek/gambar dengan cara mengidentifikasi perbeda perbedaan dan persamaan. Begitu pula pada tahap menjelaskan dengan cara megkomunikasikan siswa dilatih menyampaikan informasi di depan kelas dengan menggunakan bahasa sesuai EYD. Model POE dilaksanakan selama tiga siklus yang terdiri dari tiga tindakan setiap siklusnya, lusnya, sehingga jika penerapan model ini dilaksanakan secara terus menerus maka dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Terdapat peningkatan keterampilan proses sains siswa pada konsep sumber daya alam menggunakan model POE ( Predict Observe Explain). xplain). Nilai hasil evaluasi mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat dari nilai rata rata-rata hasil evaluasi. Pada siklus I nilai rata keterampilan proses sains siswa adalah 40,90, pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 55,21, begitu juga pada siklus lus III yang mengalami peningkatan sebesar 68,95. DAFTAR PUSTAKA
This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite. Please use purchased version to remove this message.
11 | A n t o l o g i U P I
Volume
Azizah, D. M, Setyowani, N dan Supriyo. (2013). Mengurangi Perilaku Agresif Siswa melalui Layanan Klasikal Menggunakan Teknik Sosiodrama. E-journal: Indonesian Journal of Guidance and Conseling Theory and Application. 2(3), hlm. 59
Budingsih, A. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Bundu, P. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Halimah, L. (2012). Sikap Profesional Guru dan Keterampilan Dasar Mengajar. Bandung: Rizqi Press
Edisi No.
Juli 2016
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
[email protected], hlm 4 Sarwono. (2014). Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Disiplin Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani. E-journal: Universitas Sebelas Maret. Warsono dan Haryanto. (2012). Pembelajaran Aktif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Widiyati, E. (2013). Peningkatan Minat dan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Buku Cerita Binatang dan Permainan Bahasa Siswa Kelas II SD Plus AlAnwar Pacul Gowang Jombang. Ejournal: Pendidikan Dasar IPSUniversitas Negeri Malang. 1(4). Hlm 405
Hernawan, A. H., Asra, M., & Laksmi, D. M. (2007). Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS Ma’rifatun, D., Martini, K. S & Utomo, S.B. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Predict Observe Explaint (POE) Menggunakan Metode Eksperimen dan Demonstrasi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga Kelas XI Sma Al Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. e-Journal: Program Studi Kimia Universitas Sebelas Maret. 3(3), hlm. 12 Nurdiansyah, C. L, Syahruddin, D dan Ismail, M, H. (2015). Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Pada Wacana Sains Dengan Menggunakan Metode Gist. EJournal: Program Studi PGSD 1
Penulis
2
penulis penanggungjawab penulis penanggungjawab This PDF file is Created by trial version of Quick PDF Converter Suite.
3
Please use purchased version to remove this message.