PENERAPAN MODEL POE (PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN) BERBASIS MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI PANAS DAN BUNYI Sri Pujiyati1), Peduk Rintayati2), Suharno3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail:
[email protected] Abtract:The purpose of this research is to improve concept comprehension of heat energy and sound by applying POE’s model based on realia medium. The research subjects were students and teacher offourth grade of State Primary School of Karangasem IVLaweyan Surakarta in the academic year 2015/2016. The number of studentsare 34 children. The model of research is classroom action research (CAR). It consists of two cycles. Each cycles consist of two meeting. Which consist of four phases, that are planning, action implementation, observation, and reflection.Data of this research were collected from the teacher and students through test, interview, observation, and documentation. Data were validated by content validity. The data is analyzed by using an interactive analysis model, it consists of four component, that are data collection, data reduction, display data, and taking the conclution or verification. The improvement of concept comprehension is seen by the average values before action was 60,73 with classical completeness was 11,76%. At the first cycle, the average values increased to 68,01 with classical completeness 55,88%. After the action at second cycle the average values increased to 76,17 with classical completeness was 85,29%. Based on result of the research, it can be conclude that applying POE’s Model based on realia medium can improve concept comprehension of heat energy and sound for the fourth grade students of Karangasem IV state primary school Laweyan Surakarta in the academic year 2015/2016. Abstak: Tujuan penelitian untuk meningkatkan pemahaman konsep energi panas dan bunyi dengan menerapkan model POE berbasis media realia.Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IV SD Negeri Karangasem IV Laweyan Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Subjek berjumlah 34 siswa. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan dua pertemuan.Dan dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sumber data berasal dari guru dan siswa.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan caravaliditas isi. Analisis data menggunakan model analisis interaktif yang mempunyai empat buah komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Peningkatan pemahaman konsep dilihat dari nilai rata-rata sebelum tindakan yaitu 60,73 dengan ketuntasan klasikal 11,76%. Pada siklus I, nilai rata-rata meningkat yaitu 68,01 dengan ketuntasan klasikal 55,88%. Setelah tindakan pada siklus II, nilai rata-rata meningkat menjadi 76,17 dengan ketuntasan klasikal 85,29%. Berdasarkan pada hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan model POE berbasis media realia dapat meningkatkan pemahaman konsep energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV laweyan Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Kata kunci: model POE, media realia, pemahaman konsep, energi panas dan bunyi
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan Indonesia. IPA diajarkan dari jenjang sekolah dasar sampai jenjang perguruan tinggi. Hal itu dikarenakan pentingnya perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam. IPA perlu dikembangkan melalui serangkaian penelitian. IPA meneliti segala bentuk kejadian dan hasilnya disusun secara sistematis. Penyusunan dilakukan sesuai dengan hasil pengamatan dan percobaan manusia. Pengamatan fakta, peristiwa, atau gejala alam yang terjadi di lingkungan
sekitar adalah salah satu rangkaian penelitian. Penemuanteknologi yang membantu penelitian adalah salah satu tonggak keberhasilan pembelajaranIPA. Pembelajaran IPA menjadi rangkaian upaya guru dalam meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan, serta meningkatkan pemahaman siswa. Pembelajaran dilaksanakan dengan pemberian pengalaman langsung dan kegiatan yang bermakna. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Dahar (Trianto, 2008: 55) bahwa belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-
1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2), 3), Dosen Prodi PGSD FKIP UNS 1
2 konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang pembelajaran bermakna sebaiknya dibiasakan sejak usia sekolah dasar. Pembelajaran yang bermakna diharapkan mampu membelajarkan suatu pengetahuan, peningkatan kecerdasan, dan pemahaman suatu konsep. Salah satu konsep yang terjadi di lingkungan sekitar adalah konsep energi panas dan bunyi. Pemahaman konsep energi panas dan bunyi menjadi hal yang sangat penting. Hal itu dikarenakan pemahaman di usia sekolah dasar menjadi landasan pengembangan pemahaman konsep yang lebih tinggi dan penerapannya. Pemahaman siswa terhadap suatu konsep jelas berbeda. Pembelajaran pemahaman konsep energi panas dan bunyi sebaiknya dilaksanakan dengan pemberian pengalaman langsung, namun pada kenyataannya pembelajaran yang dilakukan selama ini belum memberikan kele-luasaan pada siswa untuk melakukan pengamatan secara langsung sehingga kemampuan berpikir siswa masih sampai pada tahap mengenal. Susanto (2013: 165) menjelaskan proses pembelajaran yang berlangsung saat ini umumnya kurang mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Siswa biasanya diarahkan untuk menghafal tanpa memahami. Keterangan tersebut menjelaskan bahwa menurut taksonomi Bloom pembelajaran saat ini hanya berhenti pada tingkatan mengenal. Proses belajar mengajar belum sampai pada tahap pemahaman suatu konsep. Permasalahan dalam pembelajaran konsep energi panas dan bunyi juga terjadi pada siswa kelas IVSDNegeri Karangasem IV. Berdasarkan pada hasil wawancara dengan guru kelas IV (27 November 2016), diketahuibahwa pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa masih rendah, dan pembelajaran yang dilakukan dalam pemahaman konsep energi panas dan bunyi antara guru dengan siswa kelas IV di SDN Karangasem IVbelum pernah menggunakanmodel dan media pembelajaran yang inovatif, sehingga siswa kesulitan dalam memahami konsep energi panas dan bunyi.Berdasarkan hasil uji pratindakan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai pemahaman kon-
sep energi panas dan bunyi siswa kelas IV dapat diketahui bahwa dari 34 siswa, hanya 4 siswa atau 11,76% yangdapat mencapai batas tuntas KKM (Kriteria Kelulusan Minimal) yaitu 70, sedangkan 30 siswa atau 88,24% siswa mendapat nilai di bawah KKM.Kondisi tersebut apabila terus dibiarkan dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar IPA.Oleh karena itu perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran agar pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa kelas IV SDNegeri Karangasem IVLaweyan Surakarta dapat meningkat. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang disertai bantuan media sehingga dapatmenciptakan kebermaknaan dan keaktifan siswa.Salah satu model pembelajaran disertai penggunaan media yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa adalah model POE berbasis media realia.Pada masing-masing tahap model ini disesuai-kan dengan tingkat perkembangan siswa usia sekolah dasar.Anak usia sekolah dasar akan memperoleh pemahaman yang bermakna jika mereka mengkontruksi pengetahuannya sendi-ri. Pengkontruksian pengetahuan akan lebih banyak diserap jika mereka melakukannya se-cara langsung. Model POE ini tepat dilaksana-kan untuk meningkatkan pemahaman konsep karena pada setiap tahap sintaks yang diten-tukan, anak akan mengalami atau melaksana-kan secara langsung proses pembentukan pemahamannya. Keaktifan siswa dalam membuktikan suatu konsep menjadikan pengetahuan yang mereka dapat jauh lebih bermakna. Akhirnya siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Penggunaan media realia sebagai pendukung penerapan model POE menjadi salah satu cara pembelajaran yang diharapkan memungkinkan anak terlibat secara penuh dengan menggunakan berbagai proses mental dan perseptual. Berdasarkan tahap perkembangan pikiran piaget yaitu fase ketiga operasional konkret pada usia 7–11 tahun. Dalam hal ini adalah usia Sekolah Dasar (SD) khususnya
3 kelas IV. Tahap operasional konkret adalah suatu tindakan mental berdasarkan objek real dan konkret. Anak-anak yang berada pada tahap berpikir konkret harus bekerja dengan benda-benda yang konkret (real) sebelum menangkap dan memahami hal-hal yang bersifat abstrak. Berdasarkan uraian tersebut rumusan permasalahan dalam penelitian ini yaitu: apakah penerapan model POE berbasis media realia pada siswa kelas IV SDNegeri Karangasem IVLaweyan Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep energi panas dan bunyi melalui penerapan model POE berbasis media realia pada siswa kelas IV SDNegeri Karangasem IVLaweyan Surakarta ta-hun ajaran 2015/2016.
2007:16).Penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila ketuntasan klasikal dalam pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa mencapai 80% atau 28 siswa dari 34 siswa mendapat nilai di atas nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70.
METODE Penelitian ini dilaksanakan di SDNegeri Karangasem IV yang terletak di jalan Pepaya 1,Karangasem,Laweyan, Surakarta.Penelitian dilaksanakan kurang lebih 7 bulan, yakni dari bulan November 2015−Mei 2016.Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDNKarangasem IVtahun ajaran 2015/2016, yang berjumlah 34 orang siswa.Siswa tersebut terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.Setiap siklus dilaksanakan dalam dua pertemuan. Masing-masing siklus terdiri dari empattahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari siswa dan guru kelas IV SDNegeri Karangasem IVtahun ajaran 2015/2016, arsip dokumen yang digunakan dalam penelitian seperti silabus, RPP, daftar siswa, dan hasil nilai pemahaman konsep energi panas dan bunyi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi.Teknik uji validitas data dengan menggunakan teknik validitas isi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif, terdiri dari tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Miles & Huberman,
Tabel1. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Sebelum tindakan
HASIL Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan uji pratindakan, diperoleh hasil bahwa pemahaman konsep energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SDNegeri Karangasem IVLaweyan, Surakarta masih rendah. Hasil terse-but ditunjukkan dengan dari 34 hanya 4 siswa atau 11,76% siswa yang memenuhi KKM. Da-ta hasil uji pratindakan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
Interval Nilai 40 – 46 47 – 53 54 – 60 61 – 67 68 – 74 75 – 81 Jumlah
FrekNilai Presenuensi tengah fi.xi tase (%) (fi) (xi) 2 43 86 5,9 3 50 150 8,8 12 57 684 35,3 13 64 832 38,2 2 71 142 5,9 2 78 156 5,9 34 363 2050 100 Nilai Rata-rata = 60,73 Ketuntasan Klasikal = 11,76 % Nilai Tertinggi = 80 Nilai Terendah = 40
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa nilai rata-rata kelas pada pratindakan adalah sebesar 60,73. Dari 34 siswa terdapat 4 siswa atau 11,76% siswa yang mampu mencapai KKM yaitu 70, sedangkan 30 siswa atau 88,24% siswa belum mencapai nilai KKM. Nilai tertinggi pada saat pratindakan yang didapat siswa sebesar 80, sedangkan nilai terendah yang didapat adalah 40. Berdasarkan hasil pemahaman konsep energi panas dan bunyi pada uji pratindakan tersebut, perlu diadakan perbaikan terhadap pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan menerapkan model POE berbasis me-
4 dia realia dalam pembelajaran pemahaman konsep energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SDNegeri Karangasem IV. Hasil pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa meningkat dibandingkan dengan hasil pratindakan.Hal tersebut terbukti dari adanya peningkatan nilai pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa pada siklus I. Hasil pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa pada siklus I ditunjukan pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Siklus I Interval Nilai 50 – 55 56 – 61 62 – 67 68 – 73 74 – 79 80 – 85
Frekuensi (fi)
Nilai Tengah (xi)
fi.xi
2 52.5 105 8 58.5 468 5 64.5 322,5 11 70.5 775,5 4 76.5 306 4 82.5 330 34 405 2307 Jumlah Nilai Tertinggi = 85 Nilai Terendah = 52,5 Rata-rata = 68,01 Persentase Ketuntasan = 55,88%
Persent ase (%) 5,9 23,5 14,7 32,3 11,8 11,8 100
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas menunjukkan sebesar 68,01. Dari 34 siswa terdapat 19 siswa atau 55,88% siswa yang memenuhi KKM (70). Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 85, sedangkan nilai terendahnya adalah 52,5. Berdasarkan hasil yang ditampilkan tersebut dapat diketahui bahwa ada peningkatan pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa dibandingkan ketika uji pratindakan. Namun, hasil tersebut belum memenuhi indikator kinerja penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 80% atau 27 siswa memenuhi KKM (70), sehingga penelitian ini dilanjutkan pada siklus II. Data hasil dari pelaksanaan siklus II jugamengalami peningkatan. Peningkatan pemaha-man konsep energi panas dan bunyi dapat di-lihat pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Siklus II FrekNilai Peruensi Tengah fi.xi sentase (fi) (xi) (%) 60 – 64 2 62 124 5,9 65 – 69 3 67 201 8,8 70 – 74 8 72 576 23,5 75 – 79 8 77 616 23,5 80 – 84 9 82 738 26,5 85 – 89 2 87 174 5,9 90 – 94 2 92 184 5,9 34 539 2613 100 Jumlah Nilai Tertinggi = 92,5 Nilai Terendah = 60 Rata-rata = 76,17 Persentase Ketuntasan = 85,29%
Interval Nilai
Berdasarkan Tabel 3 di atas diketahui bahwa nilai rata-rata siswa pada siklus II adalah 76,17. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak29 siswa atau 85,29%. Nilai tertinggi yang didapat pada siklus II adalah 92,5, sedangkan nilai terendahnya adalah 60. Dilihat dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa nilai pemahaman konsep energi panas dan bunyi pada siklus II meningkat jika dibandingkan pada saat siklus I. Pada siklus I persentase ketuntasan klasikal mencapai 55,88%, sedangkan siklus II mencapai 85,29%. Hasil yang diperoleh pada siklus II tersebut telah dapat mencapai indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan yaitu 80%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan melalui penerapan model POE berbasis media realia telah dapat meningkatkan pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa kelas IV SDNegeri Karangasem IVtahun ajaran 2015/2016. Oleh karena itu pelaksanaan tindakan peneliti-an dihentikan pada siklus II dan dinyatakan berhasil. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan pemahaman konsep energi panas dan bunyi melalui penerapan model POE berbasis media realia. Peningkatan tersebut tidak hanya pada pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa saja, namun juga kinerja guru, nilai afektif, dan
5 nilai psikomotor siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat diketahui dari perbandingan nilai sebelum tindakan dan setelah tindakan yang dapat dilihat pada Tabel 4di bawah sebagai berikut. Tabel 4.Rekapitulasi hasil tindakan Keterangan Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Ketuntasan klasikal
KKM
70
Pratindakan
Siklus I
Siklus II
80
85
92,5
40
52,5
60
60,73
68,01
76,17
11,76%
55,88%
85,29%
Berdasarkan Tabel 4 di atas, terihat bahwa terjadi peningkatan nilai pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa dari tahap pratindakan, siklus I, dan siklus II. Sebelumnya pada uji pratindakan persentase ketuntasan klasikal adalah11,76% atau hanya 4 siswa mencapai nilai KKM (70), dengan nilai ratarata 60,73. Setelah dilakukan tindakan siklus I, persentase ketuntasan klasikal pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa meningkat 44,12% dari hasil uji pratindakan. Ketuntasan kla-sikal pada saat pratindakan sebesar 11,76% meningkat menjadi 55,88% atau 19 siswa dari 34 siswa mendapatkan nilai di atas KKM. Nilai rata-rata siswa meningkat dari 60,73 menjadi 68,01. Peningkatan nilai rata-rata sebesar 7,28. Peningkatan tersebut dikarenakan siswa mulai tertarik dengan pembelajaran yang melibatkannya secara langsung.Penerapan model POE berbasis media realia dapat menarik antusias dan memberikan kesempatan kepada siswa dalam membentuk pemahamannya sendiri berdasarkan hasil penentuan prediksi, pengamatan, dan penjelasan.Meskipun nilai pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa meningkat, namun belum dapat memenuhi indikator penelitian yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 80%. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan guru masih belum terbiasa menerapkan model pembelajaran inovatif khususnya model POE berbasis media realia
Daripihak siswa, hal tersebut terjadi karena siswa belum fokus dalam pelaksanaan pembelajaran mulai dari langkah penentuan prediksi, masih ada beberapa siswa yang ramai dan berbicara sendiri saat proses pembelajaran berlangsung. Untuk memperbaiki kekurangan pada tindakan siklus I, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II. Setelah pelaksanaan siklus II, persentase ketuntasan klasikal pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa meningkat menjadi 85,29% atau 29 siswa dari 34 siswa mendapat nilai di atas KKM. Peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II adalah 29,41%. Nilai rata-rata yang didapat pada siklus II adalah 76,17. Nilai tersebut meningkat 8,16dari siklus I. Peningkatan hasil pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa tersebut terjadi karena sudah adanya perbaikan pengajaran dari guru serta sudah terbiasanya penerapan model POE berbasis media realia. Melalui penerapan model POE berbasis media realia siswa semakin mendapat kesempatan untuk melakukan pengamatan langsung terhadap konsep-konsep yang dibentuk pemahamannya. Berdasarkan persentase ketuntasan siklus II, dapat dikatakan bahwa persentase tersebut sudah mencapai indikator kinerja penelitian yang ditetapkan dan penelitian ini dapat dinyatakan berhasil. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa penerapan model POE berbasis media realia dapat meningkatkan pemahaman konsep energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SDNegeri Karangasem IV tahun ajaran 2015/2016. Hal tersebut selaras dengan pendapat yang dinyatakan oleh Rahayu, Widodo, dan Sudarmin (2013) yang mengungkapkan penerapan model POE dapat meningkatkan hasil belajar, karena siswa menggunakan pengetahuan yang telah mereka lakukan untuk menjelaskan suatu konsep.Pada pretest, hasil belajar kognitif siswa sebesar 11,43%. Sedangkan pada postest hasil belajar siswa menjadi 97%. Hasil penelitian juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Lisa Putri (2015) dengan judul“Penerapan Model Kolaboratif
6 Teknik Predict Observe Explaindengan Media Benda Konkret dalam peningkatan pembelajaran IPA”. Pada awal tindakan ketuntasan klasikal mencapai 52,63%, siklus I meningkat menjadi 54,41%, siklus II 90,43%, dan siklus III ketuntasan klasikal menjadi 98,57%. Dari kedua penelitian yang mendukung di atas, dapat disimpulkan bahwa model POE baik berbasis media maupun tidak merupakan model pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil penelitian pada masing-masing variabel yang diteliti. Peningkatan hasil belajar kognitif juga dibuktikan pada peneltian ini, model POE berbasis media realia dapat meningkatkan pemahaman konsep energi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SD Negeri Karangasem IV Laweyan Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Pendapat tersebut diperkuat oleh Restami, Suma, dan Pujani (2013: 3) menyebutkan salah satu model pembelajaran yang mampu memfa-
silitasi siswa untuk mengembangkan aktivitas mental dan fisik secara optimal adalah model pembelajaran POE. Model tersebut dapat mencakup cara guru untuk membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman konsepnya dan psikomotornya. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus, dapat disimpulkan bahwa penerapan model POE berbasis media realia dapat meningkatkan pemahaman konsep energi panas dan bunyi siswa kelas IV SDNegeri Karangasem IVtahun ajaran 2015/2016. Peningkatan tersebut ditandai dengan meningkatnya persentase ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata siswa kelas IV SDNegeri Karangasem IV.
DAFTAR PUSTAKA Miles, Matthew B; Huberman, A. (2007). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press Putri, Lisa. (2015). Penerapan Model Kolaboratif teknik Predict Observe Explain (POE) dengan Media Benda Konkretdalam Peningkatan Pembelajaran IPA. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Rahayu, Siti; Widodo; Sudarmin. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model POE Berbantuan Media I Am a Scientist. Semarang: Universitas Negeri Semarang Restami, M.P; Suma, K; Pujani, M. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran POE (PredictObserve-Explain) terhadap Pemahaman Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Vol 3 (1-11) Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group Trianto. (2008). Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Pupbliserss