PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY DISERTAI MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR SPIRITUAL, KETERAMPILAN PROSES, DAN PENGETAHUAN BIOLOGI SISWA BERKEMAMPUAN AKADEMIK BERBEDA Anisa Khumairo, Sri Endah Indriwati, dan Nursasi Handayani FMIPA, Jurusan Biologi, Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5, Malang E-mail:
[email protected] ABSTRAK: Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran Guided Inquiry disertai Mind Mapping berpengaruh terhadap hasil belajar sikap spiritual, sikap keterampilan proses dan pengetahuan siswa yang memiliki kemampuan akademik berbeda. Penelitian ini menggunakan desain pretest posttest nonequivalent control group design. Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan kuisioner terstruktur (sikap spiritual), dan soal tes (keterampilan proses dan pengetahuan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Guided Inquiry disertai Mind Mapping berpengaruh terhadap peningkatan terhadap hasil belajar sikap spiritual, sikap keterampilan proses dan pengetahuan siswa yang berkemampuan akademik berbeda (tinggi dan rendah). Pengaruh yang terdapat pada siswa berkemampuan akademik berbeda tentunya juga berbeda-beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui Guided Inquiry disertai Mind Mapping, hasil belajar sikap spiritual dan keterampilan proses siswa yang terlihat lebih baik adalah pada siswa yang berkemampuan akademik rendah, dan untuk hasil belajar pengetahuannya lebih baik pada siswa berkemampuan akademik tinggi. Kata kunci: Guided Inquiry disertai Mind Mapping, Spiritual, Keterampilan Proses, Pengetahuan, Berkemampuan Akademik Berbeda ABSTRACT: The purpose of the implementation of the research is to find out effect from the learning model with Mind Mapping Guided Inquiry effect on learning results spiritual attitude, the attitude of the skills and knowledge that students have different academic abilities. This study used a pretest-posttest design nonequivalent control group design. In the researcher collected data using a structured questionnaire (spiritual attitude), and question tests (process skills and knowledge). The results suggest that Guided Inquiry learning model with Mind Mapping effect on the improvement of learning results spiritual attitude, the attitude of the skills and knowledge students are capable of academic different (high and low). Influence contained in different academic ability students must also vary. The results showed that through Guided Inquiry with Mind Mapping, learning results process spiritual attitudes and skills of students who look better is the low academic capability of students, and to learning results better knowledge on high academic ability students. Keywords: Guided Inquiry with Mind Mapping, Spiritual, Process Skills, Knowledge, Different Academic Ability
Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang ditempuh pada jenjang SMA yang mempelajari ilmu hayat atau ilmu yang mempelajari makhluk hidup. Kondisi ideal yang diinginkan dalam pembelajaran Biologi adalah pembelajaran yang mampu dilaksanakan secara efektif dan menarik dengan suasana belajar yang baik. 1
Pendidikan di Indonesia saat ini sedang mengalami sebuah pembaharuan, yakni dalam hal pembaharuan kurikulum yang melandasi jalannya sistem pendidikan tersebut. Kurikulum yang ada di Indonesia telah berubah menjadi Kurikulum 2013. Perubahan kurikulum ini dimaksudkan agar kelak diperoleh para generasi penerus bangsa yang mampu bersaing di lingkungannya sampai ke tingkat internasional. Agar tujuan tersebut dapat terwujud, dimulai dari bagaimana para tenaga pendidik di Indonesia mendidik siswa-siswi generasi penerus bangsa dengan sebaik mungkin. Kurikulum 2013 mengacu pada pendekatan ilmiah, yang secara tidak langsung menuntut para siswa untuk dapat berperilaku ilmiah. Perilaku ilmiah ini dapat muncul dengan cara guru menerapkan sebuah model pembelajaran ilmiah seperti problem based learning, project based learning ataupun inquiry. Model pembelajaran Guided Inquiry (inkuiri terbimbing) merupakan model pembelajaran yang mempunyai langkah-langkah untuk memecahkan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan (Irwandi, 2007). Proses inkuiri, siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan permasalahan yang diberikan guru. Siswa akan terbiasa bersikap seperti ilmuwan, yaitu teliti, objektif, kreatif, dan menghormati pendapat orang lain. Penerapan model pembelajaran ilmiah tersebut dirasa dapat meningkatkan hasil belajar yang diharapkan dalam Kurikulum 2013, yakni hasil belajar sikap spiritual, keterampilan proses, dan pengetahuan. Pada penelitian ini, peneliti memilih untuk menerapkan model pembelajaran Guided Inquiry disertai Mind Mapping. Alasan dipilihnya model pembelajaran tersebut, karena menurut pendapat Irwandi (2007), dinyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ilmiah salah satunya adalah Guided Inquiry, akan memberikan dampak positif pada siswa, bukan saja pada saat pembelajaran itu terjadi tetapi juga nantinya di masa yang akan datang, yakni kecakapan-kecakapan yang diperoleh akibat proses itu. Peneliti juga memfokuskan hanya meneliti peningkatan yang terjadi pada hasil belajar sikap spiritual, keterampilan proses, dan pengetahuan siswa. Hal ini dikarenakan, di kurikulum sebelumnya masih kurang adanya kesadaran guru untuk memperhatikan kompetensi sikap spiritual siswa dan guru kurang memfasilitasi siswa untuk berperilaku ilmiah. Selain alasan tersebut, peneliti juga telah melakukan observasi kepada guru biologi di MAN Malang I, dan dari hasil observasi tersebut diketahui bahwa prosentase ketuntasan kelas siswa di kelas XI yang akan digunakan berdasarkan nilai UAS semester ganjil siswa 40%. Berbeda pula dengan penelitian lainnya yang menganggap sama tentang kemampuan akademik siswa dalam satu kelas, dalam penelitian ini peneliti sadar bahwa dalam satu kelas siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda, yakni ada siswa yang berkemampuan akademik tinggi dan ada pula siswa yang berkemampuan akademik rendah. Oleh karenanya, berdasarkan penjelasan di atas peneliti ingin mengetahui pengaruh dari model pembelajaran Guided Inquiry disertai Mind Mapping untuk meningkatkan hasil belajar sikap spiritual, keterampilan proses, dan pengetahuan pada siswa berkemampuan akademik berbeda kelas XI IPA MAN Malang I. Alasan dilakukannya penelitian ini adalah agar ada sebuah alternatif pilihan yang dapat dipilih oleh guru dalam tujuannya untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang diinginkan di dalam Kurikulum 2013. 2
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experiment dengan menggunakan desain penelitian pretest posttest nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA MAN Malang I, dan sampelnya adalah siswa kelas XI IPA 3 yang menjadi kelas kontrol yang akan diajar dengan pembelajaran Think Pair Share, dan kelas XI IPA 6 yang menjadi kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Guided Inquiry disertai Mind Mapping. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam, yakni instrumen untuk variabel bebas yang berupa perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, dan LKPD. Sedangkan, instrumen untuk variabel terikat berupa angket kuisioner terstruktur (untuk memperoleh data mengenai sikap spiritual siswa) dan soal tes yang berupa 10 soal pilihan ganda dan 3 soal uraian dengan tingkatan dimensi pengetahuan C2 sampai C4 (untuk memperoleh data mengenai keterampilan proses dan pengetahuan siswa). Sebelum digunakan, Silabus, RPP, LKPD, dan soal tes terlebih dahulu divalidasi oleh dosen ahli, dan dilakukan uji coba soal kepada 10 orang siswa yang telah memperoleh materi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini, berupa skor pretest dan posttest sikap spiritual, skor pretest dan posttest keterampilan proses dan pengetahuan siswa. Kegiatan pengumpulan data tersebut, dilakukan melalui kegiatan pretest (siswa mengerjakan soal tes/pretest, pengisian kuisioner terstruktur dan angket sebelum diajarkannya model pembelajaran guided inquiry disertai mind mapping di dalam kelas), dan melalui kegiatan posttest (siswa mengerjakan soal tes/posttest, pengisian kuisioner terstruktur dan angket setelah diajarkannya model pembelajaran guided inquiry disertai mind mapping di dalam kelas). Nantinya dari tiap-tiap jawaban siswa akan diperoleh skor masing-masing. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis menggunakan analisis kovarian (ANAKOVA). Perhitungan anakova dilakukan dengan bantuan SPSS 16 for windows. Uji hipotesis dilakukan setelah melakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dengan menggunakan Uji Kolmogorov–Smirnov dan Uji Homogenitas dengan menggunakan Test of Homogenity of Variance. HASIL DAN PEMBAHASAN Seperti yang telah dijelaskan di poin sebelumnya, bahwa untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian diterima/tidak harus diuji dengan menggunakan ANAKOVA. Setelah dilakukan pengujian dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows diketahui bahwa seluruh hipotesis penelitian diterima, yang mana hal tersebut berarti bahwa model pembelajaran Guided Inquiry disertai Mind Mapping berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar sikap spiritual, keterampilan proses, dan pengetahuan siswa yang berkemampuan akademik berbeda (tinggi dan rendah). Kemudian untuk lebih memperkuat hasil pengujian, dilakukan analisis terhadap data sikap spiritual, keterampilan proses, dan pengetahuan siswa dan diperoleh perbandingan rata-rata skor per masing-masing hasil belajar yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik seperti berikut.
3
Rata-Rata Skor dengan Kenaikan Hasil Belajar Sikap Spiritual Siswa Berkemampuan Akademik Berbeda berdasarkan Nilai Pretest dan Posttest Tabel 1 Rata-rata Skor Pretest dan Posttest Hasil Belajar Sikap Spiritual Skor Rata-rata Kemampuan Kelas Pembelajaran Akademik Pretest Posttest Tinggi 59 85 Kontrol Think Pair Share Rendah 49 85 Guided Inquiry Tinggi 48 89 Eksperimen Disertai Mind Rendah 45 87 Mapping
Kenaikan (%) 30 43 46 48
Selain Tabel 1 juga disajikan data dalam bentuk diagram batang untuk lebih memahami perbandingan skor rata-rata dan peningkatan pretest ke posttest dari kedua kelas seperti pada Gambar 1.
Gambar 1. Grafik Skor Pretest dan Posttest Hasil Belajar Sikap Spiritual pada Siswa Berkemampuan Akademik Tinggi dan Berkemampuan Akademik Rendah
Data yang disajikan dalam bentuk grafik di atas menunjukkan perbedaan peningkatan rata-rata skor sikap spiritual siswa yang berkemampuan akademik tinggi dan siswa berkemampuan akademik rendah berdasarkan nilai pretest dan posttest. Perbedaan pada kedua tingkat akademik siswa tersebut terjadi di kelas kontrol dan kelas eksperimen yang selanjutnya akan dijelaskan secara lengkap pada penjelasan di bawah. Rata-Rata Skor dengan Kenaikan Hasil Belajar Keterampilan Proses Siswa Berkemampuan Akademik Berbeda berdasarkan Nilai Pretest dan Posttest Tabel 2 Rata-rata Skor Pretest dan Posttest Hasil Belajar Keterampilan Proses Kelas
Pembelajaran
Kontrol
Think Pair Share
Eksperimen
Guided Inquiry Disertai Mind Mapping
Kemampuan Akademik Tinggi Rendah Tinggi Rendah
Skor Rata-rata Pretest Posttest 56 86 52 86 52 89 51
93
Kenaikan (%) 35 40 42 45
Kemudian dari tabel tersebut, data ditampilkan dalam bentuk diagram batang seperti pada Gambar 2 untuk memudahkan dalam memahami adanya peningkatan kompetensi sikap spiritual pada siswa berkemampuan akademik berbeda di kelas yang digunakan. 4
Gambar 2. Grafik Skor Pretest dan Posttest Hasil Belajar Keterampilan Proses pada Siswa Berkemampuan Akademik Tinggi dan Berkemampuan Akademik Rendah
Data yang disajikan dalam bentuk grafik di atas menunjukkan perbedaan peningkatan rata-rata skor keterampilan proses siswa yang berkemampuan akademik tinggi dan siswa berkemampuan akademik rendah berdasarkan nilai pretest dan posttest. Perbedaan pada kedua tingkat akademik siswa tersebut terjadi di kelas kontrol dan kelas eksperimen yang selanjutnya akan dijelaskan secara lengkap pada penjelasan di bawah. Rata-Rata Skor dengan Kenaikan Hasil Belajar Pengetahuan Siswa Berkemampuan Akademik Berbeda berdasarkan Nilai Pretest dan Posttest Tabel 3 Rata-rata Skor Pretest dan Posttest Hasil Belajar Pengetahuan Kelas
Pembelajaran
Kontrol
Think Pair Share
Eksperimen
Guided Inquiry Disertai Mind Mapping
Kemampuan Akademik Tinggi Rendah Tinggi Rendah
Skor Rata-rata Pretest Posttest 57 85 52 85 48 89 48
87
Kenaikan (%) 33 39 47 44
Kemudian untuk memudahkan dalam memahami perbandingan skor ratarata hasil belajar pengetahuan pada siswa berkemampuan akademik tinggi dan siswa berkemampuan akademik rendah di kelas kontrol dan kelas eksperimen tersebut, data disajikan dalam bentuk diagram batang pada Gambar 3.
Gambar 3. Grafik Skor Pretest dan Posttest Hasil Belajar Pengetahuan pada Siswa Berkemampuan Akademik Tinggi dan Berkemampuan Akademik Rendah
5
Data yang disajikan dalam bentuk grafik di atas menunjukkan perbedaan peningkatan rata-rata skor pengetahuan siswa yang berkemampuan akademik tinggi dan siswa berkemampuan akademik rendah berdasarkan nilai pretest dan posttest. Perbedaan pada kedua tingkat akademik siswa tersebut terjadi di kelas kontrol dan kelas eksperimen yang selanjutnya akan dijelaskan secara lengkap pada penjelasan di bawah. Berdasarkan hasil rekapan rata-rata skor yang diperoleh siswa pada ketiga hasil belajar yakni sikap spiritual, keterampilan proses, dan pengetahuan, kemudian akan dibahas satu persatu mengenai pengaruh dari adanya perlakuan yang diperlukan terhadap masing-masing hasil belajar. Perlakuan yang dimaksud adalah pemberian model pembelajaran Guided Inquiry disertai Mind Mapping di kelas eksperimen. Penjelasan secara lengkap akan dijabarkan sebagai berikut. Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry disertai Mind Mapping terhadap Hasil Belajar Sikap Spiritual Biologi Siswa Berkemampuan Akademik Berbeda Berdasarkan hasil uji hipotesis hasil belajar sikap spiritual menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak dan hipotesis penelitian diterima, artinya model pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar sikap spiritual pada siswa yang memiliki kemampuan akademik berbeda. Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui persentase peningkatan dari rerata pretest dan posttest pada kelas eksperimen yang memperoleh kenaikan lebih tinggi adalah siswa berkemampuan akademik rendah. Alasan tentang kemungkinan siswa berkemampuan akademik rendah mengalami peningkatan lebih tinggi dibandingkan siswa berkemampuan akademik tinggi karena siswa berkemampuan akademik rendah memiliki motivasi belajar yang tinggi dalam hasil belajar sikap spiritualnya. Menurut Yurmilza (2011), menyatakan bahwa fungsi dalam belajar lebih besar sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk termotivasi belajar. Siswa yang berminat kepada pelajaran akan nampak terdorong terus untuk tekun belajar, dan mengulangi pelajaran selain jam pelajaran di kelas. Berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima pelajaran saja cenderung akan malas untuk mempelajari atau mengulasnya kembali. Sejalan dengan penelitian oleh Kaswara (2012), menyatakan bahwa motivasi yang dimiliki oleh setiap siswa dalam mencapai hasil belajar yang maksimal dengan usaha untuk mencoba mengulas kembali pelajaran yang sudah dipelajari selain jam pelajaran di kelas. Hubungannya dengan model pembelajaran Guided Inquiry disertai Mind Mapping dengan dihadapkan sebuah permasalahan menjadikan siswa melatih kemampuan spiritualnya juga dalam hal memecahkan masalah dan tantangan. Kalimat spiritual yang dikembangkan dari tiga spiritual core meliputi sikap tanggung jawab, sikap visioner, dan sikap peduli terhadap Tuhan yang Maha Esa, muncul dengan berbagai pemikiran atau pendapat (tafakur), perbuatan (amar ma’ruf nahimunkar), dan ucapan yang mencakup aspek (tanggung jawab, visioner dan peduli) dalam materi sistem respirasi manusia. Adanya Mind Mapping membuat siswa semakin terampil mengolah informasi, membuat hubungan antar konsep, dan menyimpulkan atau membentuk suatu generalisasi (Emma, 2009). Penelitian ini sejalan dengan hal tersebut dalam 6
hasil belajar sikap spiritual yang menanamkan spiritualisme pada diri siswa dengan terampil mengolah informasi dan membuat hubungan antar konsep materi dengan dalil Aqli dan Naqli. Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry disertai Mind Mapping terhadap Hasil Belajar Keterampilan Proses Biologi Siswa Berkemampuan Akademik Berbeda Berdasarkan hasil uji hipotesis hasil belajar keterampilan proses menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak dan hipotesis penelitian diterima, artinya model pembelajaran dan kemampuan akademik berbeda (tinggi dan rendah) berpengaruh terhadap hasil belajar keterampilan proses siswa. Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui persentase kenaikan dari rerata pretest dan posttest pada kelas eksperimen yang memperoleh kenaikan lebih tinggi adalah siswa berkemampuan akademik rendah. Penelitian ini menunjukkan siswa berkemampuan akademik rendah mempunyai motivasi dan kemauan untuk mencoba dan berlatih terus dalam berketerampilan proses sains, sehingga hasil belajar keterampilan prosesnya dapat memperoleh peningkatan yang tinggi dibandingkan dengan siswa berkemampuan akademik tinggi. Kondisi ini nampak pada penelitian di kelas eksperimen siswa berkemampuan akademik tinggi kurang memanfaatkan momen mencoba kembali dan berlatih terus dalam berketerampilan proses sains. Hal ini tidak sesuai dengan Slameto (2003), yang menyatakan bahwa dengan minat kemauan yang besar dalam mencoba sesuatu dan berlatih dengan tekun akan mempengaruhi ketercapain belajar yang akan diperolehnya. Itulah mengapa siswa berkemampuan akademik rendah bisa mencapai perolehan peningkatan skor yang lebih tinggi dalam hasil belajar keterampilan proses daripada siswa yang berkemampuan akademik tinggi. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Prayitno (2011) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siswa berkemampuan akademik bawah atau rendah lebih terangkat dalam mencapai hasil belajar dibandingkan siswa berkemampuan akademik atas atau tinggi. Model pembelajaran Guided Inquiry disertai Mind Mapping lebih meningkatkan hasil belajar keterampilan proses siswa karena tahapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping melatih siswa untuk berketerampilan proses sains karena ada kesamaan tahapan dengan keterampilan proses terpadu/terintergrasi, berpikir ilmiah, sehingga siswa terbiasa dengan soal yang menuntut untuk berpikir ilmiah, sedangkan model pembelajaran Think Pair Share yang dibelajarkan pada kelas kontrol tidak begitu banyak melatih siswa untuk berketerampilan proses sains berpikir ilmiah dan siswa hanya berlatih pertanyaan-pertanyaan yang bersifat sederhana. Sejalan dengan hal tersebut mengenai pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share, kurang efektif untuk memecahkan masalah secara individu karena dapat memecahkan masalah dengan alternatif berdiskusi (teman berpasangan) dan kurang melatih soal-soal yang berfikir ilmiah (Handini, 2010).
7
Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry disertai Mind Mapping terhadap Hasil Belajar Pengetahuan Biologi Siswa Berkemampuan Akademik Berbeda Berdasarkan hasil uji hipotesis pengetahuan siswa menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak dan hipotesis penelitian diterima, artinya model pembelajaran dan kemampuan akademik berbeda (tinggi dan rendah) berpengaruh terhadap hasil belajar pengetahuan siswa. Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui persentase kenaikan dari rerata pretest dan posttest pada kelas eksperimen yang memperoleh kenaikan lebih tinggi adalah siswa berkemampuan akademik tinggi. Model pembelajaran Guided Inquiry disertai Mind Mapping lebih meningkatkan hasil belajar pengetahuan siswa. Hal ini disebabkan oleh tahapan Guided Inquiry disertai Mind Mapping yang melatih siswa untuk berpikir pada tingkatan dimensi pengetahuan yang tinggi pada jenjang SMA/MA atau sederajat dengan tingkatan dimensi pengetahuan tinggi C2-C4 (pemahaman, aplikasi, dan analisis) sehingga pengetahuan siswa terbiasa dengan soal yang menuntut untuk berpikir pada tingkatan dimensi pengetahuan yang tinggi, sedangkan pada kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share kurang banyak melatih siswa untuk berpikir pada tingkatan dimensi pengetahuan yang tinggi. Menurut Efendi (2013), model pembelajaran Think Pair Share sangat sulit diterapkan jika pengetahuan siswa terhadap materi kurang sehingga dalam pengerjaan soal dengan tingkatan ranah kognitif yang tinggi sulit untuk dipecahkan. Model pembelajaran Guided Inquiry disertai Mind Mapping merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Model pembelajaran tersebut memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mengembangkangkan potensi intelektualnya dan mendorong siswa untuk bertindak aktif mencari jawaban atas masalah yang dihadapinya sehingga hasil belajar pengetahuan siswa juga meningkat. Hal ini sejalan dengan penelitian Octadhitia (2011) yang menyatakan bahwa metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa. Menurut Bilgin (2009) dalam hasil penelitiannya digambarkan bahwa inkuiri terbimbing sebagai pendekatan yang berpusat pada siswa, mengembangkan keterampilan proses ilmiah, dan sikap ilmiah mereka. Pembelajaran Guided Inquiry disertai Mind Mapping terdapat banyak pengajuan pertanyaan sehingga dapat mendorong siswa berpikir pada tingkatan dimensi pengetahuan yang lebih tinggi. Pertanyaan dapat memiliki manfaat antara lain membantu siswa berpikir runtut, mengembangkan kemampuan berpikir, menjelaskan sebab akibat, menemukan minat, dan lain sebagainya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Chambers (2002) yang menyatakan bahwa proses inkuiri didorong oleh rasa ingin tahu, heran, minat, atau gairah untuk memahami pengamatan atau memecahkan masalah sehingga pertanyaan merupakan jantung inkuiri. Sejalan dengan perolehan persentase peningkatan hasil belajar pengetahuan juga dibedakan berdasarkan kemampuan akademik berbeda yaitu siswa dengan kemampuan akademik tinggi dan kemampuan akademik rendah. Berdasarkan data, yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah siswa berkemampuan akademik tinggi dibanding dengan siswa berkemampuan akademik rendah. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian sebelumnya bahwa siswa dengan kemam8
puan akademik tinggi mempunyai perilaku dan kebiasaan belajar yang lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan akademik rendah (Wulaningsih, 2012). PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1) Model pembelajaran Guided Inquiry disertai Mind Mapping berpengaruh terhadap hasil belajar spiritual Biologi siswa berkemampuan akademik berbeda, 2) Model pembelajaran Guided Inquiry disertai Mind Mapping berpengaruh terhadap hasil belajar keterampilan proses Biologi siswa berkemampuan akademik berbeda, dan 3) Model pembelajaran Guided Inquiry disertai Mind Mapping berpengaruh terhadap hasil belajar pengetahuan Biologi siswa berkemampuan akademik berbeda. Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang dapat direkomendasikan yaitu: 1) kisi-kisi jawaban angket terstruktur atau terbuka dalam penilaian sikap spiritual agar dapat mengakomodasi semua jawaban siswa, 2) pengalaman belajar masa lalu siswa tentang keterampilan proses yang melekat pada diri siswa perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan hasil belajar keterampilan proses, 3) fenomena-fenomena yang memperkaya pengetahuan siswa perlu dirancang untuk memperkaya pengalaman belajar siswa.
DAFTAR RUJUKAN Bilgin, I. 2009. The Effect of Guided Inquiry Intruction Incorporating a Cooperative Learning Approach on University Student Achievement of Acid and Bases Concepts and Attitude Toward Guided Inquiry Intruction. Academic Jurnal, Vol 4 (10). (Online), (http://www.academicjournals.org/sre/pdf/pdf2009/Oct/Bilgin.pdf), diakses pada 13 Juni 2014. Chambers, Carl. 2002. Multi-Cultural Inquiry-Based Learning. (Online), (http://condor.admin.ccny.cuny.edu/~group5/carlchambers.researchpaaper. doc), diakses pada 13 Juni 2014. Depdikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta. Efendi, N. 2013. Pengaruh Pembelajaran Reciprocal Teaching dipadukan Think Pair Share terhadap Peningkatan Kemampuan Metakognitif Belajar Biologi siswa SMA Berkemampuan Akademik Berbeda di Kabupaten Sidoarjo. Vol 4(2)page: 23-45 (Online), (http://jurnal.fmipa.uny.ac.id/index.php/bio/article/view/1222/1 32565), diakses pada tanggal 16 Juli 2014.
9
Emma, R. 2009. Pengaruh Metode Inkuiri dengan Teknik Mind Map dalam Pembelajaran IPA. Skripsi. Tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Handini, A. 2010. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIIIA SMPN 2 Nanggulan dalam Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share. Vol 3(2)page: 1325 (Online), (http://jurnal.fmipa.uny.ac.id/index.php/bio/article/view/1222/1 32565), diakses pada tanggal 16 Juli 2014. Irwandi. 2007. Pengaruh Pendekatan Kontekstual dalam pembelajaran Biologi melalui strategi Inkuiri dan Masyarakat Belajar pada Siswa dengan Kemampuan Awal Berbeda terhadap Kecakapan Hidup, Minat, dan Hasil Belajar Kognitif di SMAN kota Bengkulu. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: PPS UM. Kaswara. A. 2012. Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Energi dan Usaha melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di Kelas VII SMP Negeri Bojongasih Kabupaten Tasikmalaya. (Online), (http:/ journal/motivasi.htm) diakses pada 17 Juli 2014. Octhadhia, D. 2011. Efektifitas Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing dalam pembelajaran Kimia terhadap Motivasi dan Hasil Belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gondanglegi pada Pokok Bahasan Hidrolisis Garam. Skripsi. Tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Prayitno, B. A. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Biologi SMP Berbasis Inkuiri Terbimbing dipadu Kooperatif STAD serta Pengaruhnya terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, Metakognisi, dan Keterampilan Proses Sains pada Siswa Berkemampuan Akademik Atas dan Bawah. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: PPS Universitas Negeri Malang. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Fakktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rinea cipta. Wulanningsih, S., dkk. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan Proses Sains Ditinjau dari Kemampuan Akademik Siswa SMA Negeri 5 Surakarta. Vol 4(2)page: 33-43 (Online), (http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/bio/article/view/1434/132 5), diakses pada tanggal 4 april 2014. Yurmilza, D. 2011. Minat Belajar Siswa dalam Pelajaran Biologi. Skripsi. Tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
10