UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN PENUGASAN MIND MAPPING DAN MODEL PEMBELAJARAN RRB (ROUND ROBIN BRAINSTORMING) Anne Aulia Rachmawaty1, Susi Sutjihati2, Nandang Hidayat3 ABSTRAK Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas X-A di MAN 1 Cijeruk dan untuk mengetahui efektifitas dari penugasan mind mapping dan model pembelajaran RRB (Round Robin Brainstorming). Proses penelitian tindakan dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Nilai hasil belajar biologi siswa sebelum diterapkan dengan penugasan mind mapping dan model pembelajaran RRB (Round Robin Brainstorming) tes hasil belajar siswa rata-rata adalah 64,31. Pada siklus I nilai rata-rata biologi mencapai 67,16 dan pada siklus II mencapai 74,22. Persentase hasil pengamatan langkah-langkah model pembelajaran pada siklus I pertemuan ke-1 50%, siklus I pertemuan ke-2 59,97% yang terlihat memuaskan hingga meningkat mencapai 70,31% di siklus II pertemuan ke-1, dan meningkat menjadi 81,25% pada siklus II pertemuan ke-2. Antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan yang sangat baik terhadap model pembelajaran yang digunakan, pada siklus I pertemuan ke- 1 mencapai 62,87 % dan siklus I pada pertemuan ke- 2 meningkat menjadi 65,66%. Pada siklus II, antusias siswa lebih meningkat, yaitu pada pertemuan ke-1 mencapai 71,21%, dan pada siklus II pertemuan ke-2 mencapai 72,94%. Penerapan dengan penugasan mind mapping dan model pembelajaran RRB dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran biologi di kelas X-A MAN 1 Cijeruk Kabupaten Bogor. Kata kunci: RRB (Round Robin Brainstorming), Mind Mapping, Hasil belajar
1
Lulusan FKIP Prodi Biologi Universitas Pakuan Dosen FKIP Universitas Pakuan 3 Dosen FKIP Universitas Pakuan 2
1
Pendahuluan Perkembangan di dalam kelas umumnya ditentukan oleh peran guru dan siswa sebagai orang yang terlibat langsung di dalam proses tersebut. Pada saat ini kegiatan mengajar guru cenderung bersifat monoton. Guru masih menggunakan metode pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center), penggunaan metode didalam kelas lebih didominasi dengan metode konvensional yang sebagian besar ceramah, dan kegiatan siswa lebih banyak diam menyimak penjelasan guru, mencatat, dan mengerjakan tugas yang diberikan guru sehingga membuat siswa tidak aktif, tidak memiliki keberanian untuk mengajukan pendapat dan kondisi belajar menjadi membosankan, selain itu kenyataan yang terlihat saat ini pada proses pembelajaran di kelas masih diberikan tugas mencatat dan membaca tetapi tidak pernah diberikan tugas membuat rangkuman dalam bentuk peta konsep, bagan atau mind mapping. Suasana belajar dan kualitas pengajaran pun merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Suasana yang menyenangkan dapat memberikan hasil belajar yang optimal, dibandingkan dengan suasana belajar yang membosankan, menegangkan, tidak diberikan kebebasan dalam mengeluarakan pendapat sehingga dapat menimbulkan rasa cemas, takut dan tidak suka terhadap guru dan pelajaran biologi. Situasi kelas pada proses pengajaran seperti ini bersifat pasif, verbalistis dan mengakibatkan perhatian siswa menjadi tidak terpusat pada kegiatan pembelajaran
di kelas, dan dikarenakan materi pembelajaran biologi yang lebih banyak tertuang dalam bentuk wacana dan banyak hafalan, mengakibatkan siswa kurang begitu berminat dengan pembelajaran biologi, sehingga masih banyak siswa yang mendapatkan nilai yang kurang memuaskan, hanya beberapa siswa saja yang mendapat prestasi yang cukup memuaskan. Sikap seperti ini berdampak buruk terhadap rendahnya hasil belajar biologi. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di kelas X-A MAN 1 Cijeruk Kabupaten Bogor adalah masih rendahnya pencapaian hasil belajar biologi yang hanya memiliki nilai rata-rata 64,31 dan 11 orang (32%) yang telah mencapai nilai KKM (kreiteria ketuntasan minimal) pada tahun ajaran 2011/2012, sedangkan nilai KKM yang ditentukan sekolah yaitu 70. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan mencari strategi pembelajaran yang sesuai. Salah satu alternatif agar pembelajaran lebih efektif, bermakna dan menyenangkan dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan penugasan mind mapping dan model pembelajaran RRB (Round Robin Brainstorming). Pada model pembelajaran RRB siswa belajar dengan materi yang sudah disiapkan oleh guru. Pembelajaran dengan cara penugasan mind mapping dan model pembelajaran RRB ini diharapkan dapat membangun pemahaman siswa dengan mendorong siswa lebih aktif berpikir cepat dan tersusun, mendorong siswa untuk selalu menyampaikan ide atau gagasan,
2
mampu memecahkan masalah bersama dan berinteraksi secara berkelompok. Siswa diberikan penugasan berupa mind mapping yang dapat membuat siswa lebih aktif, kreatif dan dapat lebih memahami materi yang akan dipelajari. Pada saat pemberian topik permasalahan, siswa diharapkan menjawab atau mengungkapkan pendapatnya masing-masing dengan cepat dan jawaban akan ditampung semua oleh pencatat masing-masing kelompoknya. Saat menyimpulkan semua jawaban, siswa belajar untuk saling membantu, dan bekerja sama untuk kemenangan kelompoknya. Pada saat siswa aktif dalam proses belajar dan diskusinya, guru membimbing siswa yang berperan sebagai motivator serta fasilitator. Berdasarkan uraian di atas maka perlu diadakan penelitian mengenai pembelajaran dengan penugasan mind mapping dan model pembelajaran RRB dalam meningkatkan hasil belajar biologi, sehingga dapat dirumuskan bahwa masalah dalam penelitian ini adalah, apakah penugasan mind mapping dan model pembelajaran RRB (Round Robin Brainstroming) dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa dan bagaimana penerapan pembelajaran dengan penugasan mind mapping dan model pembelajaran RRB (Round Robin Brainstroming). Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar sesorang tergantung pada apa yang telah diketahui, subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang akan dipelajarinya
Menurut Winataputra (2004:2.6) hasil belajar merupakan perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan motorik atau penguasaan nilai-nilai (sikap). Perubahan perilaku sebagai hasil belajar ialah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan), dimana proses mental dan emosional terjadi. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar dikelompokan ke dalam tiga ranah (kawasan) yaitu pengetahuan (kognitif), keterampilan motorik (psikomotorik) dan penguasaan nilainilai atau sikap (afektif). Mind Mapping atau sering dikenal dengan peta pikiran, menurut Buzan (2010:4) peta pikiran (mind mapping) adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar otak. Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan memetakan pikiran pikiran kita. Mind Map juga sangat sederhana. Berarti mind mapping merupakan cara yang efektif dan kreatif dalam pembelajaran. De Porter dan Hernacki (2011:225) mengemukakan bahwa peta pikiran (mind mapping) merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis untuk membuat kesan, selain itu peta pikiran (mind mapping) merupakan metode mencatat kreatif yang memudahkan kita dalam mengingat banyak informasi. Jadi, mind mapping dapat digunakan sebagai alternatif jawaban dari sebuah soal dan memudahkan
3
kita dalam mengingat banyak informasi. Supomo dalam Nuryani (2003:22) reciproal teaching adalah model pembelajaran yang tujuan utama pembelajarannya tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan menjelaskan kembali hasil belajar tersebut kepada pihak lain, sehingga dengan menggunakan model pembelajaran ini siswa dapat lebih aktif dan kreatif dalam menyelesaikan masalah yang nantinya dapat meningkatkan prestasi belajar. Menurut Brow dan Palinscar dalam Santrock (2003:597) reciprocal teaching adalah prosedur pengajaran yang mengembangkan pemantauan kognitif. Dalam proses ini pelajaran secara bergiliran memimpin kelompok dalam menggunakan strategi untuk memahami dan mengingat isi suatu bacaan. Siswa diberi kesempatan yang sama untuk berlatih menggunakan keempat strategi dan menerima umpan balik dari angota kelompok yang lain. Guru sebagai fasilitator berperan penting dalam membimbing dan membantu siswa agar lebih pandai dalam menggunakan strategi pembelajaran tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas tentang mind mapping reciprocal atau penugasan mind mapping merupakan pembelajaran yang berupa penugasan terhadap siswa sebelum proses pembelajaran dengan berupa mind mapping sehingga dapat memudahkan siswa dalam mengembangkan pengetahuan melalui peta pikiran yang dapat membuat siswa lebih aktif, kreatif dan dengan cepat memahami materi
yang akan diajarkan serta mengingat lebih baik. Menurut Roestiyah (2008:73) bahwa sumbang saran atau brainstorming merupakan cara mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas, yaitu dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru. Selanjutnya siswa menjawab atau menyatakan pendapat atau komentar sehingga masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru. Utomo (2011:79) mengemukakan bahwa curah gagasan atau brainstorming dirancang untuk mendorong kelompok untuk mengekspresikan berbagai macam ide yang dicatat, kemudian dikombinasikan dengan berbagai macam ide yang yang lain. Pada akhirnya kelompok tersebut setuju dengan hasil akhirnya. Metode Penelitian Tujuan penelitian ini adalah upaya untuk meningkatkan hasil belajar biologi dan untuk mengetahui efektifitas dengan penugasan mind mapping dan Model Pembelajaran RRB kelas X-A di MAN 1 Cijeruk Bogor. Penelitian dilakukan di kelas X-A MAN 1 Cijeruk Bogor, waktu penelitian mengacu pada kalender akademik dan dilakasanakan pada semester II (dua) tahun ajaran 2011/2012, dengan melibatkan siswa kelas X-A berjumlah 32 orang, terdiri dari siswa perempuan berjumlah 18 dan siswa laki-laki berjumlah 14 serta karakteristik siswa heterogen dengan tingkat kecerdasan yang bervariasi. Materi yang disampaikan pada penelitian siklus pertama adalah ekosistem dan siklus kedua adalah permasalahan
4
lingkungan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2012. Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi ditandai dengan ketercapaian indikator yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan individu yaitu mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditetapkan dalam mata pelajaran biologi yaitu 70 dan peresentase kriteria pencapaian nilai KKM yaitu 70%. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini melibatkan peneliti, pengamat (observer), guru yang bertindak sebagai pelaksana strategi pembelajaran dan siswa sebagai subjek serta objek yang diteliti. Proses kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan penugasan mind mapping dan model pembelajaran RRB. Ada empat prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu : 1.Perencanaan (Planning), 2.Pelaksanaan (Action), 3.Observasi (Observation), 4.Refleksi (Reflection). Selanjutnya untuk memperoleh gambaran mengenai proses PTK dapat dijabarkan sebagai berikut: Perencanaan Tindakan, Observasi dan Refleksi. Perencanaan yang dilakukan pada prosedur pertama adalah siswa yang sudah diberi tugas mind mapping pada pertemuan sebelumnya mengumpulkan tugas individunya dan pengaturan kelompok siswa dibagi menjadi 4-5 orang setiap kelompoknya. Masingmasing siswa duduk berdasarkan kelompok masing-masing dengan menghadap ke arah tengah sehingga
setiap siswa dapat memperhatikan penjelasan guru. Alokasi waktu yang digunakan disesuaikan dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan sekolah yaitu 2 x 45 menit, dengan pembagian waktu: apersepsi 10 menit, kegiatan inti 60 menit dan kegiatan penutup 20 menit. Penggunaan media yang digunakan sesuaikan dengan materi pembelajaran yang dipelajari serta sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah. Persiapan lain yang dilakukan adalah membuat perencanaan pembelajaran, meyiapkan alat bantu pembelajaran yang diperlukan, menyiapkan instrumen tes untuk mengetahui peningkatan hasil belajar, menetapkan waktu yang tepat untuk melaksanakan tindakan dan yang melaksanakan adalah guru Biologi, membuat lembar observasi, membuat format wawancara guru dan siswa. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah guru Biologi kelas X melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncanakan kemudian diakhiri dengan kegiatan evaluasi pembelajaran. Observasi dilakukan pada tahap ini dilakasankan observasi terhadap pelaksanaan tindakan, efek, dan hasil tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat dalam setiap tindakan. Hasil observasi serta hasil belajar kemudian dievaluasi dan dijadikan landasan untuk melakukan refleksi. Refleksi adalah proses berfikir untuk melihat kembali aktivitas yang sudah dilakukan dan mencari jalan
5
keluarnya berdasarkan hasil observasi. Hasil yang didapat dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk melaksankan siklus berikutnya. Jumlah siklus tergantung terselesaikan masalah yang diteliti dan tujuan penelitian. Temuan Penelitian Selama berlangsungnya tindakan, observer dan peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pelaksnaan tindakan. Pengamatan dibatasi pada langkahlangkah model pembelajaran dan aktivitas siswa. Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 pertemuan pertama dan kedua di peroleh rekapitulasi nilai hasil belajar, langkah-langkah model pembelajaran dan antusias siswa, seperti tampak pada gambar 1.
Gambar 1. Grafik Nilai Siswa dalam Proses Pembelajaran Hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian (refleksi) adalah sebesar 64,31. Pada siklus kesatu, nilai rata-rata siswa adalah 67,16. Pada siklus kedua hasil belajar siswa mencapai rata-rata 74,22. pertemuan 1
Persentase %
100
40 20 0
Peningkatan aktivitas guru di siklus I, yang terlihat cukup memuaskan bertambah dari 50% menjadi 59,37% yaitu pertemuan 1 ke 2. Hingga siklus II aktivitas guru sangat memuaskan dari sebelumnya 70,31 % meningkat menjadi 81,25%.
Gambar
3. Grafik Persentase Kenaikan Aktivitas Siswa Dalam Setiap Siklus
Presentase aktivitas siswa pada siklus 1 pertemuan ke-1 on task 62,87% dan off task 37,13%, pertemuan ke-2 on task 65,66% dan of task 34,34%. Presentase aktivitas siswa pada siklus 2 pertemuan ke-1 on task
81,25 70,31
80 60
pertemuan 2
Gambar 2. Grafik Hasil Pengamatan Langkah-langkah Penugasan Mind Mapping dan Model Pembelajaran RRB
50
59,37
6
71,21% dan off task 28,79%, pertemuan ke-2 on task 72,94% dan of task 27,05%. Berdasarkan gambar 1 grafik hasil belajar diatas terlihat jelas bahwa hasil belajar siswa terus mengalami peningkatan dari siklus pertama dan kedua, bahkan pada siklus kedua rata-rata nilai siswa sudah melewati batas KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian (refleksi) adalah sebesar 64,31. Pada siklus kesatu, nilai rata-rata siswa adalah 67,16. Pada siklus kedua hasil belajar siswa mencapai rata-rata 74,22 , nilai ratarata siswa ini sudah mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Siswa yang mengalami kenaikan yaitu dicapai 24 orang siswa dan 8 orang siswa mendapat nilai kurang dari 70 . Adanya respon siswa yang lebih baik dalam proses pembelajaran dengan menggunakan penugasan mind mapping dan model pembelajaran RRB menimbulkan peran aktif siswa dalam kegiatan diskusi kelompok dan peningkatan hasil belajar yang sesuai dengan kriteria keberhasilan. Keberhasilan ini juga tidak lepas dari peran guru yang lebih memotivasi siswa, membimbing siswa, dan mengarahkan siswa sehingga siswa mampu mengemukakan pendapat, ide, dan gagasannya dalam pembelajaran. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum kegiatan pembelajaran pada siklus 2 telah sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Winataputra (2004:2.6) hasil belajar merupakan
perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan motorik atau penguasaan nilai-nilai (sikap). Perubahan perilaku sebagai hasil belajar ialah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan), dimana proses mental dan emosional terjadi. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar dikelompokan ke dalam tiga ranah (kawasan) yaitu pengetahuan (kognitif), keterampilan motorik (psikomotorik) dan penguasaan nilainilai atau sikap (afektif). Keunggulan penugasaan mind mapping dan model pembelajaran RRB merupakan model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, ide dan gagasannya tanpa perlu di nilai bahwa itu benar atau salah dan melatih siswa menjadi lebih mandiri serta dengan bantuan penugasan berupa mind mapping siswa dapat pengetahuan awal sebelum materi diberikan dengan lebih aktif, kreatif dan mengingat lebih cepat sehingga memberikan kemudahan dalam pembelajaran yang akan di pelajari dengan penuh motivasi dan tercipta suasana belajar yang baik antar sesama siswa ataupun antar siswa dan guru. Langkah-langkah model pembelajaran pada gambar 2 yang pengamatannya berdasarkan lembar observasi (pada lampiran) setiap pertemuan di siklus I sampai siklus II terdapat peningkatan yang cukup memuaskan. Peningkatan aktivitas guru di siklus I, yang terlihat cukup memuaskan bertambah dari 50% menjadi 59,37% yaitu pertemuan 1
7
ke 2. Hingga siklus II aktivitas guru sangat memuaskan dari sebelumnya 70,31% meningkat menjadi 81,25%. Dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 dengan penugasan mind mapping dan model pembelajaran RRB. Hal ini sesuai dengan Sanjaya (2008:196) bahwa pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan, yaitu membelajarkan siswa. Proses pembelajaran itu merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai komponen. Jadi, pembelajaran adalah suatu proses belajar yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa sehingga siswa dapat melakukan dengan baik Gambar 3 grafik di atas dapat dilihat bahwa aktivitas siswa dalam setiap pertemuan pada setiap siklus kegiatan di luar pembelajaran (Off task) mengalami penurunan, dan aktivitas siswa yang dilakukan selama pembelajaran (On task) mengalami peningkatan. Pada siklus 1 pertemuan ke-1 On task siswa meningkat 62,87% dan Off task menurun 37,13%, pada pertemuan ke-2 On task siswa meningkat 65,66% dan Off task menurun 34,34%. Sedangkan pada siklus 2 pertemuan ke-1 mengalami peningkatan aktivitas On task mencapai 71,21% dan Off task menurun 28,79%, kemudian On task meningkat lagi pada pertemuan ke-2 72,94% dan penurunan Off task 27,05%. Adanya peningkatan On task dan penurunan Off task dapat menciptkan kondisi kelas yang memungkinkan proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan berdampak juga pada tingkat keberhasilan siswa dalam belajar.
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktifitas siswa dengan penugasan mind mapping dan model pembelajaran RRB. Hal tersebut sesuai dengan Vigotsky dalam Winataputra (2007:6-9), yang berpendapat bahwa pengetahuan dibangun secara sosial, dalam pengertian bahwa peserta yang terlibat dalam suatu interaksi sosial akan memberikan kontribusi dan membangun bersama makna suatu pengetahuan. Kesimpulannya, teori belajar konstruktivisme memaknai belajar sebagai proses mengkonstruksi pengetahuan melalui proses internal seseorang dan interaksi dengan orang lain. Belajar merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajarinya. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang dilakukan melalui dua siklus terhadap penerapan penugasan mind mapping dan model pembelajaran RRB (Round Robin Brainstorming) didapatkan hasil sebagai berikut: Pertama, penugasan mind mapping dan model pembelajaran RRB dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap proses pembelajaran. Dimulai dari nilai rata-rata awal (refleksi) sebelum dilakukan tindakan yaitu 64,31, pada siklus I nilai rata-rata siswa mulai meningkat yaitu 67,16, dilanjutkan dengan siklus II semakin meningkat yaitu 74,22 dan 24 siswa (75%) telah mencapai KKM. Kedua, penerapan dengan penugasan mind mapping dan
8
menggunakan model pembelajaran RRB secara efektif dapat meningkatkan hasil belajar biologi melalui pembelajaran awal siswa diberikan penugasan mind mapping, selanjutnya dalam proses pembelajaran RRB, mind mapping dijadikan sebagai media dan sumber awal dari pembelajaran RRB sehingga diakhir kegiatan siswa dapat membuat mind mapping yang lebih baik dan kreatif. Daftar Pustaka Deporter, Bobbi dan Hernacki, Mike. 2011. Quantum Learning. Kaifa , PT Mizan Pustaka: Bandung Buzan, Tony. 2010. Buku Pintar Mind Mapping. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Kompetensi. Prenada Media Group: Jakarta. Santrock, Jhon W. 2003. Adolescense Perkembangan Remaja. Erlangga: Jakarta. Winataputra, Udin S. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka: Jakarta. Winataputra, Udin S. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Universitas Terbuka: Jakarta. Penulis Anne Aulia Rachmawaty. Lahir di Bogor, 24 Maret 1991. Lulusan Pendidikan Biologi Universitas Pakuan Bogor Tahun 2012.
Dananjaya, Utomo. 2011. Media Pembelajaran Aktif. Penerbit Nuansa: Bandung. Nuryani,
Putri. 2008. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran CUPs (Conceptual Understanding Prosedures) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Ekosistem (Eksperimen di MTS Pembangunan UIN. Ciputat): Jakarta. (Skrip)
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Penebit Rineka Cipta: Jakarta. Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
9
10