PENGARUH MIND MAPPING DALAM MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN METAKOGNITIF DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS X SMAN 1 SINGOSARI-MALANG JAWA TIMUR Ayun Indariswati, Murni Saptasari, Sunarmi Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang Email:
[email protected] [email protected] [email protected] ABSTRAK: Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh mind mapping melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan metakognitif dan hasil belajar biologi. Penelitian dilakukan di SMAN 1 Singosari dengan populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 Singosari tahun ajaran 2015/2016. Sedangkan sampel penelitian ini adalah kelas siswa kelas X IPA E dan X IPA F SMAN 1 Singosari.Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain penelitian menggunakan pretest postest non equivalent group design. Pengumpulan data dilakukan menggunakan rubrik keterampilan metakognitif terintegrasi tes essai, tes essai, lembar observasi sikap dan lembar observasi keterampilan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mind mapping melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa tetapi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan metakognitif. Kata Kunci: Mind mapping, Inkuiri Terbimbing, Keterampilan Metakognitif, Hasil Belajar ABSTRACT: The purpose of the research is to know the influence of mind mapping through a guided inquiry learning process on the metacognitive skills and the result of learning biology. This research is done is SMAN 1 Singosari with the population research of all the students grade X batch 2015/2016 and the sample of students grade X Science E and X Science F SMAN 1 Singosari. This research is using a quasi experiment method with the design of research is by pretest postest non equivalent group design. Data collected with metacognitif ability rubric integrated in essay test, essay test, student afective observation sheet and student psycomotor observation sheet. The result of this research has shown that mind mapping through a guided inquiry learning gives a significant influence to the student in the way of learning knowledge, attitude, and skills. On the other hand It doesn’t give a significant influence on the metacognitive skills Keywords: Mind mapping, Guided Inquiry, Metacognitive Skills, Learning result
1
Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam menentukan kualitas hidup suatu bangsa. Melalui pendidikan masyarakat diharapkan dapat menghadapi kehidupan di abad 21 yang menuntut masyarakat produktif, kreatif, inovatif dan mandiri melalui penguatan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Tujuan pendidikan dapat tercapai salah satunya melalui proses pembelajaran di sekolah. Sesuai tuntutan Kurikulum 2013, pembelajaran biologi seharusnya terpusat pada siswa (Student Center Learning) tidak lagi berpusat pada guru (Teacher Center Learning). Siswa dituntut untuk berperan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, menyusun konsep dan memaknai hasil pembelajaran yang mereka terima. Kemandirian siswa dapat mempermudah siswa selama proses pembelajaran dan berkaitan dengan keterampilan metakognitif siswa. Peters (2000 dalam Corebima 2006) berpendapat bahwa keterampilan metakognitif memungkinkan para siswa berkembang sebagai pebelajar mandiri, karena mendorong mereka menjadi manajer atas dirinya sendiri serta menjadi penilai atas pemikiran dan pembelajarannya sendiri. Keterampilan metakognitif mengacu pada kegiatan yang mengontrol keterampilan siswa seperti merencanakan (planning), memonitor pemahaman (monitoring), dan mengevaluasi (evaluation) (Nuryana&Sugiarto, 2012). Penelitian ini menerapkan mind mapping dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing. Hal ini karena pembelajaran inkuiri terbimbing memberi stimulus kepada siswa dengan menyajikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan fenomena yang terjadi di kehidupan nyata (Natalina, 2013). Mind maping yang diberikan dapat memberikan gambaran dari materi yang luas, merangkum materi pembelajaran yang telah dipelejari dan memasukkan informasi ke dalam ingatan siswa dengan jumlah yang signifikan dan waktu yang cukup singkat (Firdaus, 2010). Mind mapping dapat diterapkan dengan model pembelajaran inkuiri. Pembelajaran inkuiri dengan teknik mind mapping yang digunakan dirasa mampu meningkatkan keterampilan metakognitif dan hasil belajar siswa. Hasil observai yang telah dilakukan di kelas X SMAN 1 singosari menunjukkan bahwa keterampilan metakognitif siswa masih belum berkembang dengan baik dan hasil belajar berdasarkan nilai UTS semester ganjil juga
2
menunjukkan 40% siswa belum mencapai nilai KKM. Siswa belum mampu memecahkan suatu permasalahan dengan baik, kemampuan siswa merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran masih rendah. Hal ini diketahui dari tugas yang diberikan oleh guru tidak dikerjakan secara sungguhsungguh oleh siswa. Siswa juga
tidak mempersiapkan diri untuk mengikuti
pembelajaran. Saat kegiatan apersepsi berlangsung, siswa kurang memperhatikan dan tidak dapat membuat rumusan permasalahan mengenai materi yang diberikan.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasy experiment dengan menggunakan desain penelitian pretest posttest non equivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA SMAN 1 Singosari pada tahun ajaran 2015/2016.
Sampel dalam penelitian ini yaitu
siswa kelas X IPA E dan siswa kelas X IPA F. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam, yakni instrumen untuk variabel bebas yang berupa perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, dan LKS. Sedangkan, instrumen untuk variabel terikat berupa rubrik keterampilan metakognitif terinterasi tes essai, tes essai yang berjumlah 15 butir soal, lembar observasi sikap dan lembar observasi keterampilan siswa. Sebelum soal essai digunakan, terlebih dahulu dilakukan valididtas dan reliabilitas. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data keterampilan metakognitif dan hasil belajar siswa ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan. Data keterampilan metakognitif dan hasil belajar ranah pengetahuan diperoleh dari skor pretes dan postes. Sedangkan data hasil belajar ranah sikap dan ranah keterampilan diperoleh dengan pengisian lembar observasi pada setiap pertemuan. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kovarian (ANAKOVA) untuk keterampilan metakognitif dan hasil belajar ranah pengetahuan serta
Independent sample t-test untuk hasil belajar ranah sikap
dan keterampilan. Perhitungan dilakukan dengan bantuan SPSS 16 for windows. Uji hipotesis dilakukan setelah melakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dengan menggunakan Uji Kolmogorov–Smirnov dan Uji Homogenitas dengan menggunakan Leven`s Test for Equality of Variances.
3
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis data dilakukan dengan bantuan SPSS 16 for windows untuk mengetahui pengaruh mind mapping dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan metakognitif dan hasil belajar siswa. Ringkasan hasil uji analisis data terhadap keterampilan metakognitif ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Ringkasan rerata hasil belajar siswa disajikan dalam Tabel 3, Tabel 4, dan Tabel 5. Tabel 1. Rangkuman Hasil Uji Anakova Perbedaan Pencapaian Keterampilan Metakognitif Siswa Type III Sum Source of Squares df Mean Square Corrected Model 731,460a 2 365,730 Intercept 12009,393 1 12009,393 Pretes_Ket.Meta 667,134 1 667,134 Kelas 33,268 1 33,268 Error 6114,600 70 87,351 Total 269189,116 73 Corrected Total 6846,060 72 a. R Squared = ,107 (Adjusted R Squared = ,081)
F 4,187 137,484 7,637 ,381
Sig. ,019 ,000 ,007 ,539
Tabel 2. Tabel Rangkuman Rerata Terkoreksi dan Peningkatan Nilai Keterampilan Metakognitif
Kelas Eksperimen Kontrol
Pretes 23,013294
Postes 60,899471
Rerata Terkoreksi 60,635
Peningkatan 164,62736
%
21,956242
59,021879
59,279
168,81594
%
Data yang disajikan dalam Tabel 1 dan Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak ada pengaruh mind mapping melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap pencapain keterampilan metakognitif siswa meskipun rerata terkoreksi kelas eksperimen lebih tinggi bila dibanding dengan rerata terkoreksi kelas kontrol. Tabel 3 Tabel LSD Hasil Belajar Ranah Pengetahuan Rerata Notasi Kelas Pretes Postes Terkoreksi BNT Eksperimen 14,052778 77,027778 77,351 a Kontrol
14,937838
73,07027
72,756
4
b
Peningkatan 448,13204 % 389,16229
%
Tabel 4 Rerata Hasil Belajar Ranah Sikap Group Statistics kelompok Sikap
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Eksperimen
36
3.2417
.34926
.05821
Kontrol
37
3.0519
.28455
.04678
Tabel 5 Rerata Hasil Belajar Kompetensi Keterampilan Group Statistics KELOMPOK Ketera Eksperimen mpilan Kontrol
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
36
3.2022
.25951
.04325
37
3.0659
.18756
.03084
Data yang disajikan pada Tabel 3, Tabel 4 dan Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa H0 ditolak dan ipotesis penelitian diterima. Artinya ada pengaruh mind mapping dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan. Penjelasan secara lengkap akan dijabarkan sebagai berikut.
Pengaruh Mind mapping dalam Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Metakognitif Siswa Berdasarkan analisis data dengan ANAKOVA dapat diketahui H0 diterima dan hipotesis penelitian ditolak. Artinya, tidak ada pengaruh mind mapping melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap pencapaian keterampilan metakognitif siswa meskipun rerata terkoreksi kelas eksperimen lebih tinggi 1,356% daripada kelas kontrol. Tidak adanya pengaruh mind mapping pada kelas eksperimen disebabkan oleh banyak faktor antara lain keseriusan siswa dalam mengerjakan mind map. Pada saat pembuatann mind map, beberapa siswa terlihat kurang serius dalam pengerjaannya sehingga hasil mind map kurang maksimal. Sutarni (2011) menjelaskan bahwa pembuatan mind map tidak bisa dilakukan sambil bermain-main dan apabila dikerjakan dengan tidak serius maka hasil yang diharapkan tidak akan tercapai. Pembuatan mind map yang kurang serius ini
5
menunjukkan bahwa siswa belum memiliki kemampuan merencanakan (planning) dengan baik. Perencanaan (planning) merupakan kemampuan seseorang merancang apa yang dipelajari, bagaimana masalah tersebut dikuasai serta makna masalah yang dipelajari atau dihadapi, dan merencanakan cara yang tepat untuk memperoleh jawaban dari suatu masalah (Wachidah&Wasis, 2015). Kemampuan merencanaan ini merupakan salah satu indikator dari keterampilan metakognitif sehingga jika kemampuan merencanakan masih kurang, menunjukkan bahwa keterampilan metakognitif masih rendah. Faktor kedua adalah keaktifan siswa dalam pembuatan mind map secara berkelompok. Mind map yang dibuat merupakan kesimpulan akhir dari permasalahan yang diberikan guru di awal pembelajaran. Selama proses pembuatan mind map ada siswa yang tidak terlibat aktif dalam kelompok. Siswa tersebut terlihat kurang tertarik dalam pembuatan mind map mengenai klasifikasi Kingdom Plantae sehingga saat presentasi di depan kelas siswa tersebut kurang menguasai isi mind map yang telah dibuat. Sape (2012) dalam Nauli, dkk (2013) menjelaskan bahwa salah satu kekurangan penggunaan peta pikiran (mind map) adalah hanya siswa yang aktif yang terlibat dalam pembuatan mind map karena mind mapping merupakan catatan masing-masing siswa dan pembuatannya memiliki kebebasan sesuai kreativitas siswa. Pembelajaran yang diterapkan di kelas eksperimen dengan kelas kontrol hanya berbeda pada pemberian teknik mind mapping tetapi model pembelajaran yang digunakan pada kedua kelas adalah inkuiri terbimbing. Model pembelajaran inkuiri terbimbing mampu melibatkan peran aktif siswa dalam setiap langkah pembelajaran. Pada model pembelajaran inkuiri terbimbing peran guru membantu siswa melakukan investigasi terhadap suatu masalah, dan siswa yang akan melakukan proses penemuan konsepnya sendiri melalui investigasi sehingga dapat membangun keterampilan metakognitif (Mu’minin & Azizah, 2014). Secara konsep metakognisi dibedakan menjadi pengetahuan metakognitif dan regulasi kognisi (Brown, 1978; Schraw & Dennison, 1994). Regulasi kognisi adalah komponen prosedural metakognisi, sering disebut sebagai keterampilan metakognitif . Keterampilan ini berkaitan dengan penggunaan pengetahuan
6
prosedural seseorang untuk memantau, membimbing dan mengatur aktivitas belajar seseorang dan pemecahan masalah (Dedić, 2014). Sehingga untuk mampu meningkatkan keterampilan metakognitif diperlukan kurun waktu yang relatif lama. Kemampuan siswa dapat mengontrol bagaimana mereka belajar, bagaimana mereka mengatur pekerjaan mereka, dan bagaimana mereka merefleksi apa yang telah mereka lakukan memerlukan waktu yang relatif lama (Anonim, 2009). Pengaruh Mind mapping dalam Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Biologi Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa H0 ditolak dan hipotesis penelitian diterima. Artinya ada pengaruh mind mapping dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan. Teknik mind mapping melalui pembelajaran inkuiri
terbimbing
memberikan
kesempatan
pada
siswa
untuk
belajar
mengembangkan kemampuannya dan mendorong siswa lebih aktif mencari jawaban atas masalah atau fenomena yang diberikan selama proses pembelajaran. Teknik mind mapping membantu siswa dalam mengorganisasi materi, pemahaman, dan memberikan gambaran visual mengenai materi yang dipelajari. Agar pembelajaran bermakna bagi siswa, maka diperlukan penekanan materi yang telah dipelajari selama proses pembelajaran. Gambar atau tulisan yang menarik dan berkesan dapat membantu siswa mengingat kembali materi yang telah dipelajari (Septiana, 2007). Buzan (2009) menambahkan bahwa mind mapping membantu informasi lebih mudah diingat daripada menggunakan teknik pen-catatan tradisional. Pada saat siswa mengerjakan LKS yang diberikan secara berkelompok, kegiatan mengumpulkan data hasil pengamatan ditulis di buku tugas oleh setiap siswa. Sehingga setiap siswa memiliki catatan mengenai materi yang telah dipelajari. Data hasil pengamatan pada materi Kingdom Fungi dan Kingdom Plantae dilengkapi dengan gambar dan keterangan agar lebih mudah dipelajari kembali. Hal tersebut untuk mengantisipasi siswa yang tidak terlibat secara aktif dalam pembuatan mind map agar tetap memahami materi pembelajaran.
7
Pembuatan mind map dalam penelitian ini membantu siswa memahami materi Kingdom Fungi dan Kingdom Plantae. Mind map dikemas dengan penyajian yang menarik tanpa mengabaikan isi materi pembelajaran. Tampilan mind map yang menarik dan penuh dengan warna dapat membantu siswa lebih paham dan dapat mengingat materi yang telah dipelajari. Mustami (2007) menyatakan bahwa melalui mind mapping seseorang mampu memfokuskan perhatian pada apa yang menjadi inti persoalan melalui asosiasi dan pengembangan penyelidikan, memungkinkan melakukan penilaian terhadap gagasan yang menjadi prioritas, memberikan pemahaman konsep yang lebih utuh karena dapat menciptakan kesan yang lebih kuat sehingga mudah diingat.
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan, dapat diperoleh kesimpulan sebagia berikut: 1)Mind mapping dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
keterampilan
metakognitif siswa kelas X SMAN 1 Singosari. 2)Mind mapping dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa kelas X SMAN 1 Singosari Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diberikan saran sebagai berikut: 1) Pembuatan mind map diperlukan pengawasan guru yang lebih optimal agar semua siswa dapat terlibat aktif dalam pembuatannya. 2) Untuk mengukur keterampilan metakognitif sebaiknya ditambahkan dengan kuesioner keterampilan metakognitif
yang meliputi kegiatan siswa dalam merencanakan (planning),
memonitor pemahaman (monitoring) dan mengebaluation (evaluation)
8
DAFTAR RUJUKAN Anonim. 2009. Metacognition For The Classroom And Beyond: Differentiation And Support For Learners. (Online), (http://www.sess.ie/sites/all/modules/wysiwyg/tinymce/jscripts/tiny_mce /plugins/filemanager/files/Projects/Equality_of_Challenge/SESS_Metaco gnition_Resource_V1.pdf), diakses pada 23 Mei 2016 Buzan, T. (2009). Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Corebima, A.D. 2006. Metakognitif: Satu Ringkasan Kajian. Makalah Disampaikan pada Pelatihan Strategi Metakognitif pada Pembelajaran Biologi untuk Guru-guru Biologi SMA, Palangkaraya, 23 Agustus 2006 Dedić, Zrinka R. 2014. Metacognitive Knowledge in Relation to Inquiry Skills and Knowledge Acquisition Within a Computer-Supported Inquiry Learning Environment. Psychological Topics, 23(1) : 115-141 Firdaus, W. 2010. Uji Coba Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Sekilas (Skimming). Proceedings of The 4th International Conference on Teacher Education; Join Conference UPI & UPSI, (Online), (http://file.upi.edu/Direktori/PROCEEDING/UPIUPSI/2010/Book_2/UJI_COBA_METODE_MIND_MAPPING_UNTU K_MENINGKATKAN_KEMAMPUAN_MEMBACA_SEKILAS_%28 SKIMMING%29.PDF), diakses tanggal 24 Desember 2015 Mu’minin, S. K. F & Azizah, U. 2014. Keterampilan Metakognitif Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Asam Basa Di SMAN 1 Pacet Kelas XI. UNESA Journal of Chemical Education. 3(2) : 67-74 Mustami, Khalifah. 2007. Pengaruh Model Pembelajaran Synthetic dipadu Mind Maps terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif, Sikap Kreatif, dan Penguasaan Materi Biologi. Lentera Pendidikan. X(2) : 173-184 Nauli, H., Bistari, Hamdani. 2013. Pengaruh Metode Mind mapping Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Lingkaran di SMP. (Online), (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=112468&val=2338) , diakses pada 23 Mei 2016 Natalina M., Mahadi I., dan Suzane A. C. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA 5 SMAN 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, hlm: 83-91, (Online), dalam jurnal.fmipa.unila.ac.id (http%3A%2F%2Fjurnal.fmipa.unila.ac.id%2Findex.php%2Fsemirata%2 Farticle%2Fdownload%2F591%2F411&ei=_T7IU_DnI86UuATSpoHoA w&usg=AFQjCNE2KB4whw1P9NSrmwvo3TqycyAHSg), diakses tanggal 8 Juni 2016
9
Nuryana, E&Sugiarto, B. 2012. Hubungan Keterampilan Metakognitif Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Reaksi Reduksi Oksidasi (Redoks) Kelas X-1 SMA Negeri 3 Sidoarjo. Unesa Journal of Chemical Education, (Online), 1 (1):83-91(ejournal.unesa.ac.id/article/209/36/ article.pdf), diakses 17 Februari 2015 Septiana, N. (2007). Media Belajar dari Sudut Pandang Psikologi Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Inovatif. Volume 3: 11-15. Sutarni, M. 2011. Penerapan metode mind mapping dalam meningkatkan kemampuan mengerjakan soal cerita bilangan pecahan. Jurnal Pendidikan Penabur. 1(16): 26-33 Wachidah, U. & Wasis. 2015. Penerapan Strategi Mind mapping Untuk Meningkatkan Keterampilan Metakognitif Siswa Pada Materi Alat-Alat Optik Kelas X SMA Negeri 1 Krembung. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF). IV(2) : 33-39
10