Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No.01, hlm 114--124, 2015 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DENGAN KEGIATAN LABORATORIUM VIRTUAL MATERI FLUIDA STATIS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETRAMPILAN BERFIKIR KRITIS SISWA
Musdar
1
1)
Oleh: M. Hasan2), dan A. Halim 2)
Mahasiswa Magister pend.IPA Pascasarjana Unsyiah 2 Staf Pengajar Magister Pendidikan IPA Unsyiah
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model inkuiri terbimbing dengan kegiatan laboratorium virtual terhadap penguasaan konsep dan ketrampilan berfikir kritis siswa terhadap materi fluida statis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Eksperimen kontrol dengan desain control Group Pre-test post-test. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI-IA yang berjumlah 242 orang.dan yang menjadi sampel adalah siswa kelas XI-IA 5 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas XI-IA 6 sebagai kelas control pada sekolah SMAN 4 Banda Aceh tahun ajaran 2013/2014. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes tertulis berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 soal delakukan dengan pre-test dan post-test , lembar kerja siswa dan angket siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan untuk 3 sub konsep itu diperoleh hasil secara keseluruhan untuk penguasaan konsep terjadi peningkatakn sebanyak 0,12 (kategori Rendah) sedangkan untuk ketrampilan berfikir kritis diperoleh hasil secara keseluruhan terjadi peningkatan sebesar 0,09 (kategori rendah), sedangkan peningkatan yang paling tinggi pada ketrampilan berfikir kritis itu pada konsep membuat induksi dan mempertimbangkan induksi yaitu sebesar 0,40 (kategori sedang). Dan model inkuiri mendapatkan respon yang positif dari siswa berdasarkan hasil angket respon siswa yang positif. Disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri tebimbing berbasis laboratorium ini terjadi pengaruh walaupun peningkatannya berkategorikan rendah. Kata kunci : Model Inkuiri Terbimbing, Laboratorium Virtual, Ketrampilan Berfikir Kritis
Musdar: Efektivitas Penggunaan Model Inkuiri........|114
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No.01, hlm 114--124, 2015 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi
kinematika gerak lurus menunjukkan
PENDAHULUAN Salah
satu
mengakibatkan
faktor
yang
rendahnya
tingkat
pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran
ialah
peserta
pembelajaran
menggunakan
metode
inkuiri
meningkatkan
dapat
pemahaman siswa..
tidak
Dalam pembelajaran, pencapaian
memahami konsep. Hal ini sesuai dengan
dan pemahaman ketrampilan berpikir
pendapat
kritis jauh lebih penting dibandingkan
Sagala
didik
bahwa
(2005),
yaitu
“kesulitan–kesulitan dalam belajar yang
prestasi
mengakibatkan rendahnya penguasaan
dengan menggunakan skor tes yang
siswa
hanya
pada
suatu
materi
pelajaran
belajar
yang
hanya
menekankan
diukur
pada
aspek
sebagian besar disebabkan terabaikannya
menghafal pengetahuan, namun pada
konsep-konsep dasar”. Berkaitan dengan
kenyataannya yang berlangsung saat ini,
peningkatan kualitas proses dan hasilnya
pembelajaran
ada permasalahan krusial yang dihadapi
terfokus
dunia
informasi
pendidikan
bagaimana
saat
yaitu
pada
berorintasi
dan
paradigma
penerusan
hanya
melibatkan
yang
membangun
kemampuan berpikir tingkat rendah yaitu
pemahaman dan ketrampilan berfikir
menghafal (Ismaniati dalam Raka, 2005)
kritis.
upaya
ini,
masih
Hal itu perlu disiyalir karena
Hasil
beberapa
banyak peserta didik tidak memiliki
pendidikan
yang
ketrampilan berpikir kritis.
menunjukkan
penelitian
telah
bahwa
dilakukan,
berpikir
kritis
Ahmadi (2011) menyatakan bahwa,
ternyata mampu mempersiapkan peserta
“salah satu faktor penting yang dapat
didik untuk berpikir pada berbagai
mempengaruhi belajar anak adalah apa
disiplin ilmu serta dapat dipakai untuk
yang telah diketahui siswa”. Rendahnya
pemenuhan kebutuhan intelektual dan
pemahaman terhadap konsep fisika dan
pengembangan potensi
peserta didik
pemahaman konsep sebelumnya yang
(Liliasari,
Peneliti
salah dapat menimbulkan kontradiksi
menyatakan bahwa berpikir kritis siswa
dengan konsep ilmiah yang
dapat
diajarkan
oleh guru di sekolah.
Marnita
ditingkatkan
pembelajaran
Data hasil penelitian yang diperoleh oleh
1997).
(2005)
tentang
inkuiri
dengan dan
lain
model juga
berpengaruh pada penguasaan konsep (Ratna, 2012),
dan peneliti yang lain
pengembangan perangkat pembelajaran
juga mengungkapkan bahwa ketrampilan
berorientasi inkuiri pada pokok bahasan
berfikir kritis dan penguasaan konsep
115| Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (JPSI)
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No.01, hlm 114--124, 2015 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi
juga
dapat
ditingkatkan
dengan
dengan pokok bahasan yang akan
menggunakan
pembelajaran
dengan
dipelajari. Guru membantu siswa
model inkuiri (Rahmanto, 2012).
memahami dalam informasi yang
Albert Learning Center menentukan
meereka dapatkan baik itu dari
enam fase dalam inkuiri, yaitu planning,
buku
retrieving, processing, creating, shearing
maupun situs internet, dihasilkan
dan evaluating (dalam Nita Nurtafita,
oleh orang terpercaya.
2011):
perpustakaan,
3. Proses
1. Perencanaan (Planning), Siswa
(Processing)
dimulai
ketika
majalah
Fase
siswa
ini telah
harus memahami bahwa tujuan
menemukan
pokok
berinkuiri. Fokus tersebut adalah
pembelajaran
inkuiri
adalah
untuk
mengembangkan pembelajaran
berbasis
kemampuan
inkuiri
dimulai
dengan ketertarikan siswa untuk keingintahuannya terhadap suatu
aspek
dari
bahasan
melakukan investigasi/penyelidikan. 4. Produk (Creating) Pada fase ini siswa
sedikit atau tidak sama sekali
mensisntesis
berlatar
gagasannya.
dari
pokok
untuk
sehingga siswa menentukan untuk
pokok bahasan. Untuk siswa yang
belakang
fokus
menorganisasi
dan
informasi
dan Mereka
pengetahuan dari pokok bahasan
mengembangkan
yang akan dipelajari, guru harus
memperbaiki
memberikan informasi dan latar
merumuskan jawaban, solusi, dan
belakang pengetahuan yang akan
kesimpulan. Pada fase ini siswa
memotivisai siswa
menghasilkan
2. Mendapatkan informasi selanjutnya memikirkan
dan
analisis
(Retrieving), siswa informasi
dan laporan
produk
serta
yang
tertuang dalam bentuk oral, lisan
Tahap
dan tulisan.
mulai
5. Komunikasi
yang
presentasi
(Sharing), ini
Pada siswa
mereka punya dan yang mereka
mempresentasikan produk inkuiri
inginkan. Siswa mungkin perlu
kepada guru atau teman mereka.
mempergunakan waktu sebaik-
Fase
baiknya
untuk
menyelidiki
terbimbing,
informasi
yang
berhubungan
Musdar: Efektivitas Penggunaan Model Inkuiri........|116
memiliki
ini
harus
menjadi
sehingga
guru
pengetahuan
yang
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No.01, hlm 114--124, 2015 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi
masuk akal mengenai fenomena yang mereka amati 6. Evaluasi (Evaluation) Pada fase evaluasi,
menekankan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
penguasaan
ketrampilan
berfikir
konsep kritis
dan siswa
pada
berdasarkan latar belakang masalah maka
ketertiban siswa dalam proses
rumusan masalahnya adalah 1) Apakah
penilaian
Model
seperti
dalam
Inkuiri
Terbimbing
penyelidikan untuk menghasilkan
kegiatan
produk. Penilaian ini terletak pada
meningkatkan penguasaan konsep siswa
penilaian
pada materi Fluida Statis ? 2) Apakah
pemahaman
terhadap
proses
siswa
dan
proses
terhadap penguasan konsep Pembelajaran
inkuiri
berbasis
merupakan pembelajaran berbasis inkuiri yang
dalam
Inkuiri
kegiatan
simulasi komputer ini pada dasarnya
seperti
Model
tahapan-tahapan
laboratorium
dengan
virtual
Terbimbing
laboratorium
dapat
dengan
virtual
dapat
meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa? 3) Bagaimana respon siswa terhadap
model
inkuiri
terbimbing
dengan kegiatan laboratorium virtual ?
pembelajaran diintegrasikan (disisipkan) simulasi
komputer
sebagai
media/penunjang proses pembelajaran. Pembelajaran inkuiri berbantuan simulasi komputer
adalah
pembelajaran
yang
berpusat pada siswa (student centered) yang
menekankan
pengetahuan
secara
pada aktif
pencarian melalui
serangkain kegiatan yaitu, 1) Mengajukan pertanyaan
berbasis
masalah,
2)
merumuskan hipotesis, 3) mengumpulkan data (eksperimen), 4) analisis data, dan 5) membuat kesimpulan, disetiap kegiatankegiatan tersebut disisipkan simulasi komputer sebagai bantuan dalam proses pembelajaran.
METODE PENELITIAN Metode
yang
digunakan untuk menjawab penelitian ini adalah
metode
eksperimen
dengan
menggunakan dua kelas. Kelas pertama sebagai kelas eksperimen dan kelas kedua sebagai kelas kontrol. Perbedaan antara kedua kelas tersebut adalah perlakuan dalam proses pembelajaran, yaitu kelas eksperimen
dilakukan
dengan
memberikan
pembelajaran
dengan
kegiatan laboratorium inkuiri terbimbing, sedangkan kelas kontrol pembelajaran dengan kegiatan laboratorium verifikasi. Kedua kelas diberikan pretest dan postest yang
diharapkan
pemahaman
117| Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (JPSI)
penelitian
dapat
konsep
mengukur
siswa
dan
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No.01, hlm 114--124, 2015 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi
keterampilan berpikir kritis siswa pada
memberikan pre-test berupa tes tertulis
kedua
pada kelas ekperimen dan kelas kontrol.
kelas
sebelum
mendapatkan
dan
sesudah
pengajaran.
Desain
Kegiatan
ini
bertujuan
mengukur
penelitian yang digunakan adalah Control
kemampuan awal siswa tentang fluida
group pretest-postest design (Arikunto,
statis sebelum diberikan perlakuan.
2002).
Tahap
kedua
yaitu
memberikan
Penelitian ini dilaksanakan di SMA
perlakuan kepada kedua kelompok yaitu
Negeri 4 Banda Aceh yang direncanakan
memberikan pengajaran pokok bahasan
satu bulan pelaksanaannya.
fluida
Sampel
statis
dengan
pembelajaran
penelitian adalah siswa kelas XI-1A 5
kegiatan laboratorium virtual
sebagai kelas Eksperimen
dan siswa
kelompok eksperimen dan pembelajaran
sebagai kelas kontrol
dengan kegiatan laboratorium verifikasi
penelitian ini ddilakukan pada tanggal 12
pada kelompok kontrol. Pengajaran pada
Maret sampai dengan 15 April 2014.
kelompok eksperimen dan kelompok
kelas XI IA 6
Penelitian dengan penerapan model inkuiri
pembelajaran
laboratorium
berbasis
inkuiri
kepada
kontrol dilakukan oleh peneliti.
kegiatan
Tahap ketiga adalah pemberian pos-
untuk
test pada kedua kelompok dengan soal
meningkatkan
keterampilan
berpikir
yang sama yang diberikan pada saat pre-
kritis
dilaksanakan
dengan
test. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat
Pelaksanaannya
sejauh mana pengaruh yang dihasilkan
mengikuti urutan-urutan seperti yang
dari pembelajaran terhadap kemampuan
tercantum di bawah ini : a) tahap
siswa. Tujuan lain dari pelaksanaan
persiapan Pada tahap persiapan dilakukan
pretest ini juga untuk melihat sejauh
kegiatan
mana perbedaan dari hasil pembelajaran
siswa
beberapa
tahap
pembelajaran virtual
dan
penyusunan
rancangan
kegiatan
laboratorium
dengan
instrumen.
Penyusunan
dengan
model
pembelajaran
kegiatan
laboratorium
rancangan pembelajaran dimulai dari
dibandingkan
studi literatur terhadap GBPP mata
kegiatan laboratorium verifikasi.
pelajaran fisika, buku-buku fisika, dan
inkuiri
pembelajaran
dengan
Tahap keempat, siswa pada kelas
teori-teori belajar yang relevan dengan
eksperimen
pembelajaran
laboratorium
berhubungan dengan tanggapan siswa
berbasis inkuiri.b) Tahap pelaksanaan ;
terhadap pelajaran Fisika, tanggapan
kegiatan
Pelaksanaan penelitian diawali dengan
diberikan
angket
yang
terhadap model pembelajaran dengan Musdar: Efektivitas Penggunaan Model Inkuiri........|118
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No.01, hlm 114--124, 2015 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi
kegiatan laboratorium inkuiri terbimbing
sedangkan N-gain sebesar 0,11 (kategori
serta
Rendah).
kesulitan
kesulitan
ketika
mempelajari pokok bahasan fluida statis.
Sedangkan untuk sub konsep yang
terakhir
tentang
tegangan
permukaan terdapat 4 butir soal di mana
HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang dipoeroleh dari penelitian
nilai pretest kelas kontrol untuk konsep
ini berupa hasil pre-test dan post-test
ini sebesar 33,33 sedangkan untuk post-
untuk mengetahui kemampuan tentang
testnya sebesar 39,17 sedangkan N-gain
konsep dan ketrampilan berfikir kritis
sebesar
Untuk mengetahui peningkatan
0,09
sedangkan
untuk
(kategori kelas
Rendah), eksperimen
penguasaan sub konsep pada hukum
didapatkan nilai pre-test sebesar 28,75
archimedes diambil data skor pre-test dan
sedangkan nilai post-test sebesar 40,95
data skor post-test, untuk subkonsep
sedangkan N-gain sebesar 0,17 (kategori
hukum archimedes terdapat 8 butir soal
Rendah).
di mana nilai pre-test kelas kontrol untuk
Secara umum dari tiga konsep ada
konsep ini sebesar 36,68 sedangkan
sedikit
untuk
48,75
perlakuan tidak jauh berbeda kelas
N-gain sebesar 0,12
eksperimen dengan kelas kontrol tetapi
(kategori Rendah), sedangkan untuk kelas
ada sedikit peningkatan Hasil belajar
eksperimen didapatkan nilai
pada masing-masing sub konsep bisa
post-testnya
sedangkan
sebesar
pre-test
sebesar 32,5 sedangkan nilai post-test
peningkatan setelah diberikan
dilihat pada grafik di bawah ini
sebesar 42,92 sedangkan N-gain sebesar
60
0,15 (kategori Rendah).
50
Sedangkan untuk sub konsep
40
gejala kapilaritas terdapat 8 butir soal di
30
mana nilai pre-test kelas kontrol untuk
20
konsep ini sebesar 36,67 sedangkan
10
untuk post-testnya sebesar 40 sedangkan
0
HUKUM ARCHIMEDES GEJALA KAPILARITAS TEGANGAN PERMUKAAN
N-gain sebesar 0,05 (kategori Rendah), sedangkan
untuk
kelas
eksperimen
didapatkan nilai pre-test sebesar 30 sedangkan nilai post-test sebesar 37,5
119| Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (JPSI)
Untuk Indikator Ketrampilan kritis menurut indikator
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No.01, hlm 114--124, 2015 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi
a. Indikator
membuat
mempertimbangkan
dan nilai
keputusan
N-gain sebesar 0,02 (kategori Rendah), sedangkan
butir soal untuk kelas kontrol didapatkan nilai pre-test sebesar 38,67 dan untuk
eksperimen
sedangkan untuk post-test didapatkan nilai
33,33
dengan
N-gain
d. Indikator Membuat Induksi dan mempertimbangkan Induksi
N-gain sebesar 0,01(kategori Rendah), eksperimen
Untuk indikator ini terdapat 6
didapatkan nilai pre-test sebesar 36,00
butir soal untuk kelas kontrol didapatkan
sedangkan untuk post test didapatkan
nilai pre-test sebesar 28,33 dan untuk
nilai
post-test didapat sebesar 56,67 sedangkan
sebesar
kelas
sebesar
sebesar 0,03 (Kategori Rendah).
post-test didapat sebesar 39,33 sedangkan
untuk
kelas
didapatkan nilai pre-test sebesar 31,11
Untuk indikator ini terdapat 4
sedangkan
untuk
37,33
dengan
N-gain
sebesar 0,02 (Kategori Rendah).
N-gain sebesar 0,40 (kategori Sedang),
b. Indikator bertanya dan menjawab klarifikasi
dan
pertanyaan
Menantang
butir soal untuk kelas kontrol didapatkan nilai pre-test sebesar 46,67 dan untuk post-test didapat sebesar 56,67 sedangkan N-gain sebesar 0,19 (kategori Rendah), untuk
kelas
eksperimen
didapatkan nilai pre-test sebesar 44,44 sedangkan untuk post test didapatkan nilai
sebesar
untuk
kelas
eksperimen
didapatkan nilai pre-test sebesar 18,33 sedangkan untuk post-test didapatkan
Untuk indikator ini terdapat 3
sedangkan
sedangkan
45,56
dengan
N-gain
sebesar 0,02 (Kategori Rendah). c. Indikator Menganalisis Argumen Untuk indikator ini terdapat 5
nilai
sebesar
42,78
dengan
N-gain
sebesar 0,30 (Kategori sedang). Pembelajaran digunakan
dalam
inkuiri penelitian
yang ini
diharapkan dapat meningkatkan dapat meningkatkan ketrampilan berfikir kritis siswa.
Perkembangan
analisis
siswa
berdasarkan perbandingan skor yang diperoleh siswa antara pre-test dengan post-test berdasarkan yang dihubungkan dengan indikator ketrampilan berfikir kritis siswa dapat dilihat pada grafik dibawah ini
butir soal untuk kelas kontrol didapatkan nilai pre-test sebesar 33,89 dan untuk post-test didapat sebesar 35,00 sedangkan Musdar: Efektivitas Penggunaan Model Inkuiri........|120
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No.01, hlm 114--124, 2015 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi
praktikum
60 50
20 10 0
menarik
dengan
PRE-TES KONTROL
informasi biasa, terbukti dengan 80%
POST TEST KONTROL
kegiatan laboratorium.
PRE-TES EKSPERIM EN
menyatakan pelajaran yang menggunakan
POST TEST EKSPERIM EN
laboratorium virtual memahami konsep
40 30
lebih
siswa menyenangi pembelajaran dengan
Data dari angket 66,67 % siswa
model
inquiri
terbimbing
berbasis
siswa sehingga model seperti ini bisa diterapkan ke materi yang lain sesuai dengan kurikulum. Kurang
Pada gambar diatas lebih jelas terlihat
efektinya
model
perbandingan rata-rata kelas eksperimen
pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis
dengan kelas kontrol lebih bagus kelas
virtual laboratorium tidak lepas dari
Eksperimen serta normal gain lebih baik
siswa itu sendiri maupun dari proses
kelas eksperimen dibandingkan kelas
pembelajaran yang dilaksanakan, faktor
kontrol. Untuk indikator bertanya dan
dari siswa itu sendiri terkait dengan
menjawab pertanyaan klarifikasi yang
motivasi, minat, perhatian dan sikap
menantang (indikator kedua ketrampilan
belajar serta perhatian siswa terhadap
berfikir kritis) mengalami peningkatan
pembelajaran
yang paling besar dibandingkan dengan
diangket respon siswa pelajaran yang
indikator lain, kelas eksperimen terdapat
paling disukai yaitu praktek langsung
peningkatan juga sama halnya dengan
ternyata dengan menggunakan model
kelas kontrol.
inkuiri
itu
sendiri.
terbimbing
ini
Walaupun
peningkatan
Dari hasil pengisian angket siswa
penguasaan konsep siswa rendah. Nana
diperoleh data respon siswa terutama
Sudjana (2009) mengatakan bahwa satu
pada pokok belajar fluida statis terlihat
dari
rata-rata siswa yang menyatakan konsep
mempengaruhi hasil belajar yaitu siswa
fisika terutama tentang fluida statis dapat
itu sendiri, hal ini sangat wajar dan logis
dipahami dan dipelajari. Sebagian besar
sebab hakikat perbuatan belajar adalah
siswa menyatakan pokok bahasan fluida
perubahan tingkah laku individu yang
statis
dengan
diniati dan disadarinya. Siswa harus
praktikum karena beranggapan bahwa
merasakan adanya sesuatu kebutuhan
lebih
baik
diajarkan
121| Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (JPSI)
dua
faktor
yang
sangat
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No.01, hlm 114--124, 2015 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi
untuk belajar dan berprestasi, siswa harus berupaya untuk mencapai prestasi itu. Dari
paparan
menyatakan
dalam
Riyadi
bahwa
berfikir
(2011) kritis
tampak
merupakan proses dan kemampuan yang
bahwa peranan siswa sendiri sangat
dilibatkan dalam membuat keputusan
bersar pengaruhnya terhadap hasil belajar
yang rasional apa yang haruis dilakukan
walaupun
dan apa yang harus dipercaya. Membuat
secara
diatas,
Ennis
statistik
kelompok
eksperimen memiliki kemampuan yang
keputusan
lebih bagus di bandingkan kelompok
membutuhkan
kontrol, namun peningkatannya terlalu
perhitungan matematis yang tidak bias
rendah. Faktor lain yang tidak kalah
dikerjakan siswa akan berbuntut pada
pentingnya adalah tentu saja faktor proses
tidak
pembelajaran,yaitu dengan menggunakan
menginterpretasikan.
model inkuir terbimbing berbasis virtual
yang
rasional fakta
atau
memungkinnya
tentunya data
untuk
Harley dalam sarwanto (2012)
laboratorium, dalam kelas ini siswa
mengungkapkan
adanya
diberikan kesempatan untuk menemukan
pengalaman
sendiri konsep yang dipelajari melalui
pembelajaran akan mempengaruhi hasil
kegiatan percobaan dengan menggunakan
pembelajaran, selain dari itu menurut
simulasi Phet, sedangkan untuk kelas
Harley
kontrol langsung berhadapan dengan alat-
perubahan
alat dan bahan yang nyata.
pembelajaran
siswa
bahwa
keterbatasan
dalam
untuk
proses
memberikan
pembelajaran konvesional
dari ke
Model pembelajaran inkuiri ini
pembelajaran inkuiri memerlukan proses
sangat baik untuk melatih berbagai
sedikit demi sedikit sehingga hasilnya
ketrampilan siswa termasuk didalamnya
tidak bias langsung diamati dengan waktu
penguasaan
relatif singkat.
konsep,
hal
ini
telah
dijelaskan oleh Gulo dalam Gina (2011),
Berdasarkan pernyataan Holmes
inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan
(2011) yang telah melakukan penelitian
belajar secara maksimal keseluruhan
dengan
kemampuan siswa dalam mencari dan
inkuiri menyatakan bahwa pembelajaran
menyelidiki
kritis,
inkuiri dapat melatih kemampuan berfikir
analogis dan analitis sehingga mereka
kritis; meningkatkan prestasi dan sikap
dapat menemukan sendiri penemuannya
terhadap
dengan penuh percaya diri.
mempertahankan informasi yang lebih
secara
sistematis,
mengkaji
pelajaran
pelajaran;
dan
melalui
bias
baik. Prestasi belajar diraih tak lepas dari Musdar: Efektivitas Penggunaan Model Inkuiri........|122
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No.01, hlm 114--124, 2015 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi
proses pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan Sanjaya (2009), salah satu factor
yang
mempengaruhi
proses
pembelajaran adalah faktor sifat yang yang dimiliki siswa, factor sifat yang dimiliki oleh siswa tersebut meliputi ; kemampuan
dasar,
pengetahuan
dan
sikap, salah satu sikap itu adalah sika ilmiah. Menurut
Syah
(2003)
ada
beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu : 1) factor dalam diri siswa yang terdiri dari dari factor fisiologi dan factor psikologi sedangkan 2) factor yang mempengaruhi dari luar siswa yaitu faktor lingkungan dan factor instrumental . . UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimakasih yang sebesarbesarnya disampaikan kepada
dosen
pembimbimbing utama dan kepada dosen
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, I. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka. Arikunto, S. 2008 a. Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta. Arikunto, S. 2008 b, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Dahar, R.W. 1996. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Depdiknas. 2006. Kurikulum KTSP 2006, Standar Isi Mata Pelajaran Fisika SMA dan MA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Diyanto, 2000. Metode/Pendekatan Discovery Dan Inquiry. Forum Penelitian XIII. 43:45 Ennis. 1996. Critical Thinking. Nes Jersey: Prentice Hall. Uper Saddle River. Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia Hadi, A. 2003, Multimedia Interaktif Dengan Flash, Yokyakarta : Graha Ilmu
co-pembimbing yang telah membimbing peneliti untuk melakukan penelitian ini, dan kepada kepala sekolah SMA Negeri 4 banda aceh yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk bisa meneliti di sekolah tersebut, dan ucapan terima kasih peneliti kepada teman-teman peneliti yang
telah
membantu
sehingga
terlaksananya penelitian ini.
123| Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (JPSI)
Holmes,
Vicky-Lyn. (2011). Standardizing the inquiry lesson; improving the caliber of science inquiry. E. J of the Literacy Through Science Vol. 10. From http //ejlt.ucdavis. edu Hidayat, W. 2004. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Kegiatan Laboratorium Pada Pokok Bahasan Koloid. Bandung, Tesis Magister PPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Kaswan. 2005. Peningkatan Pemahaman
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 03, No.01, hlm 114--124, 2015 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi
Konsep Dan Kemampuan BerpikirKritis Siswa Melalui Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri Pada Pokok Bahasan Rangkaian Listrik Arus Searah, Tesis PPs UPI Bandung. Liliasari, 1997. Pengembangan Model Pembelajaran Materi Subjek untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Konseptual Tinggi Mahasiswa Calon Guru IPA. Laporan Penelitian, Bandung: FPMIPA IKIP Bandung. Marnita. 2005. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorentasi Inkuiri Pada Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus. Tesis PPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Raka , T. 2005 Pembelajaran yang mendidik, Artikel konseptual Terapa Konseptual dan verifikasi Konseptual, Malang, Jawa Timur: PPs UM Rusman, 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Edisi Kedua. Jakarta :Rajagrafindo Persada. Sagala. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta. Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran. Bandung: Prenada Media Group
inkuiri ISSN 2252-7893, Vol I No 2, Surakarta Slameto. 2003 Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rhineka Cipta Surtiana, Y. (2002). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Rangkaian Listrik Arus Searah Melalui Kegiatan Laboratorium. Tesis PPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Trianto.2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual.Jakarta : Cerdas Pustaka.
Wiyanto. 2005. Pengembangan Kemampuan Merancang dan Melaksanakan Kegiatan Laboratorium Fisika Berbasis Inkuiri Bagi Mahasiswa Calon Guru. Disertasi PPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Beorintasi standar proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Sarwanto. 2012. Pembelajaran IPA menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing Melauli metode Eksperimen dan Demontrasi ditinjau dari kemampuan analisis dan sikap ilmiah Siswa, jurnal Musdar: Efektivitas Penggunaan Model Inkuiri........|124