perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM PADA SISWA KELAS III SDN KAYUAPAK 01 KEC.POLOKARTO KAB.SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh : MELATI OKTIYANINGSIH X7109069
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM PADA SISWA KELAS III SDN KAYUAPAK 01 KEC.POLOKARTO KAB.SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh: MELATI OKTIYANINGSIH X7109069
SKRIPSI Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
ii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Melati Oktiyaningsih. NIM KX7109069. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kuantum Pada Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Kec.Polokarto Kab.Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi melalui penerapan model pembelajaran Kuantum pada siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01 Tahun Pelajaran 2010/2011. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01 Kecamatan Polokarto Kabupatan Sukoharjo yang berjumlah 19 anak. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,dokumen,dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi, berdasarkan hasil observasi didapatkan skor rata rata aktivitas siswa mengalami peningkatan pada siklus I rata rata skor aktivitas siswa 2,12 dengan kategori cukup. Pada siklus II rata rata skor aktivitas siswa meningkat menjadi 2,82 dengan kategori baik. Dengan adanya peningkatan aktivitas siswa dengan penerapan model pembelajaran kuantum pada pembelajaran menulis puisi maka juga mempengaruhi hasil tes siswa. Pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata kemampuan menulis puisi adalah 53,94 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 26,32 %, siklus I nilai rata-rata kelas 66,36 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 42,10 %, dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 79,02 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 78,94 %. Dengan demikian, dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa penerapan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01 Kec.Polokarto, Kab. Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Melati Oktiyaningsih. NIM X7109069. The Improvement of Poetry Writing Ability Through The Application Of Quantum Learning Model Student In 3rd Class State Primary Schools of Kayuapak 01 Sub-District Polokarto Sukoharjo School Year 2010/2011. Script. Surakarta: Pedagogic and Education Science of Sebelas Maret University. 2011 The purpose of this study is to improve the ability to write poetry through the application of quantum models on student learning 3rd class Kayuapak Elementary School 01 on School Years 2010/2011. Form of research is classroom action research by using 2 cycles. Each cycle consists of four stages: planning, implementation of the action, observation, andreflection. As the subjects were students in 3rd grade Elementary School District 01 Kayuapak Polokarto Sukoharjo Regency totaling 19 children. The data was collected by observation, document, and test. Data analysis techniques used were analytical interactive model which has three components, namely data reduction, data presentation, and conclusion drawing or verification. Based on this research could be concluded that through the application of quantum learning model can improve the ability to write poetry, based on observations obtained average score of students' activity has increased on first cycle average score of student activity is 2,12 with enough categories. In the second cycle average student activity average score increased to 2.82 with either category. With the increased activity of the students with the application of quantum learning model to learning to write poetry it also affects students' test results. At the initial conditions before the action implemented the average value of the ability to write poetry is 53.94 with a percentage of 26.32% classical exhaustiveness, the cycle I the average value of 66,36 with a percentage grade of 42,10 % exhaustiveness classical, and cycle II the average grade increased to with 79,02 a percentage of 78,94 % classical exhaustiveness. Thus, it can be put forward a recommendation that the application of quantum models of learning can improve students' ability to write poetry in 3rd Class State Primary Schools Of Kayuapak 01 Sub-District Polokarto Sukoharjo School Year 2010/2011.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Ibarat cinta,sastra memberikan kesejukan dan kehangatan Melembutkan hati menghaluskan perasaan Menjernihkan yang keruh, meluruskan yang bengkok Menghentikan keluh, membuat hidup lebih elok Mengajak mencintai Tuhan, kehidupan,umat manusia Dengan eksotika rasa dan pijar pesona kata (Suksmawan Yant Mujiyanto)
Hidup adalah perjuangan yang harus dimenangkan. ( Penulis)
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Dengan segala doa dan puji syukur kehadirat Allah SWT Penulis persembahkan karya sederhana ini kepada: Ayah dan Almarhumah Ibu Tercinta.
Bapak Soebarto dan (Alm) Ibu Suparmi
Bapak H.Soeharyoko,S.E dan Ibu Hj. Ria
Keluarga besar SD Negeri Kayuapak 01
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kuantum Pada Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Kec.Polokarto Kab.Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011, diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka hambatan ini dapat diatasi. Oleh sebab itu pada kesempatan yang baik ini diucapkan terimakasih kepada : 1. Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rusdiana Indianto, M. Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Hadi Mulyono, M. Pd selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Hasan Mahfud, M. Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Drs. Sukarno, M. Pd selaku Ketua Tim Penguji. 6. Drs. Usada, M. Pd selaku Sekretaris Tim Penguji. 7. Dra. Siti Istiyati, M. Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 8. Dra. Yulianti, M. Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 9. Ibu Sri Suwarni, S. Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kayuapak 01 Kecamatan Polokarto,Kabupaten Sukoharjo yang telah memberikan ijin penelitian dalam penyusunan skripsi ini. 10. Teman sejawat di SD Negeri Kayuapak 01.Dan semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi bahan bacaan yang menarik dan mudah dipahami.
Surakarta, Penulis
commit to user x
Juni 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................ HALAMAN PERSETUJUAN ....................................
i iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv HALAMAN ABSTRAK ........................................................................................ v HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... viii KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 7 A. Kajian Pustaka ............................................................................................ 7 1. Hakikat Kemampuan Menulis Puisi ..................................................... 7 2. Hakikat Model Pembelajaran Kuantum ............................................. 18 B. Penelitian yang Relevan ........................................................................... 31 C. Kerangka Berpikir .................................................................................... 32 D. Hipotesis Tindakan................................................................................... 35 BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 36 A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 36 B. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................................. 37 C.
......38
D. Sumber Data ............................................................................................. 39 E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 39
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Validitas Data ........................................................................................... 41 G. Teknik Analisis Data ................................................................................ 42 H. Indikator Kinerja ...................................................................................... 43 I. Prosedur Penelitian................................................................................... 43 BAB IV HASIL PENELITIAN.............................................................................53 A. Diskripsi Lokasi Penelitian ....................................................................... 53 B. Diskripsi Kondisi Awal ............................................................................. 53 C. Diskripsi Hasil Penelitian .......................................................................... 57 1. Siklus Pertama ..................................................................................... 57 2. Siklus Kedua ........................................................................................ 68 D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 80 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .............................................. 87 A. Simpulan................................................................................................................ 87 B. Implikasi......... ....................................................................................................... 88 C. Saran........... ................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 91 LAMPIRAN ......................................................................................................... 93
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Silabus KTSP Kelas III Sekolah Dasar..................................................17 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Bergolong Nilai Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN
Kayuapak
01
Pada
Kondisi
Awal
Sebelum
dilakukan
Tindakan................................................................................................54 Tabel 3. Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes sebelum Tindakan Tabel 4. Frekuensi Skor Rata
......
Rata Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Siklus I Pertemuan 1 ............................................................................ . 61 Tabel 5. Frekuensi Skor Rata Siklus I Pertemuan 2
Rata Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran ...................................................................... . 63
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Bergolong Hasil Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Pada Siklus I..................................65 Tabel 7. Prosentase Ketuntasan Belajar Siswa yang Memperoleh Nilai sebelum dan sesudah tindakan siklus I...........................................67 Tabel 8. Frekuensi Skor Rata
Rata Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Siklus II Pertemuan 1............................................................................. 73 Tabel 9. Frekuensi Skor Rata
Rata Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Siklus II Pertemuan 2............................................................................. 75 Tabel 10. Disribusi Frekuensi Bergolong Nilai Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Pada Siklus II....................................................77 Tabel 11. Prosentase Ketuntasan Siswa yang Memperoleh Nilai Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II..
................................ .79
Tabel 12. Perkembangan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II.......................... .81 Tabel 13. Perbandingan Hasil Pra-Siklus, Siklus I dan Siklus II
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Kerangka Berpikir .......................................................................... 34
Gambar 2.
Spiral Tindakan Kelas ..................................................................... 38
Gambar 3.
Model Analisis Interaktif ................................................................ 43
Gambar 4.
Grafik Nilai Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Sebelum dilakukan Tindakan .......................................................... 55
Gambar 5.
Grafik Ketuntasan Nilai Kemampuan Menulis Puisi Pra Siklus..... 56
Gambar 6.
Grafik Skor Rata
Rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam
Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1.................................................61 Gambar 7.
Grafik Grafik Skor Rata
Rata Hasil Observasi Aktivitas
Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ........................ 63 Gambar 8. Grafik Nilai Menulis Puisi Siswa Kelas III SD N Kayuapak 01 Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo Pada Siklus I ........... 65 Gambar 9.
Grafik Perbandingan Ketuntasan Nilai Menulis Puisi Pra Siklus dan Siklus I ......................................................................................67
Gambar 10. Grafik Skor Rata
Rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1................................... 73 Gambar 11. Grafik Skor Rata
Rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2.................................... 75 Gambar 12. Grafik Nilai Menulis Puisi Siswa kelas III SDN Kayuapak 01 Siklus II ........................................................................................... 77 Gambar 13. Grafik Perbandingan Ketuntasan Nilai Menulis Puisi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus .............................................................. 79 Gambar 14. Grafik Perkembangan Ak vitas Siswa Dalam Pembelajaran
Siklus I dan II....................................................................................82 Gambar 15. Grafik Perbandingan Persentase dan Nilai Rata
Rata
Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Pra Siklus , Siklus I, Siklus II..........................................................84
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Waktu Pelaksanaan Penelitian ......................................................... ..93 Lampiran 2. Hasil Wawancara Dengan Siswa Sebelum Menerapkan Model Pembelajaran Kuantum Dalam Pembelajaran Menulis Puisi .......... ..94 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ................................... ..95 Lampiran 4. Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Untuk Siswa ................. 110 Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ........................................................................ 114 Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ........................................................................ 115 Lampiran 7. Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Untuk Guru Siklus I Pertemuan 1 ..................................................................................... 116 Lampiran 8. Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Untuk Guru Siklus I Pertemuan 2 ..................................................................................... 119 Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ................................. 122 Lampiran10. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 ....................................................................... 137 Lampiran11.Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 ....................................................................... 138 Lampiran12. Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Untuk Guru Siklus II Pertemuan 1 ..................................................................................... 139 Lampiran13. Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Untuk Guru Siklus II Pertemuan 2 ..................................................................................... 142 Lampiran14. Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Pada Pra Siklus ...............................................145 Lampiran15. Rekapitulasi Hasil Tes Kemapuan Menulis Puisi Siswa Kelas III Siklus I ........................................................................................ 146 Lampiran16. Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Pada Siklus I Pertemuan 1...............................147
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran17. Hasil Evaluasi Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Pada Siklus I Pertemuan 2......................................................................................148 Lampiran18. Rekapitulasi Hasil Tes Kemapuan Menulis Puisi Siswa Kelas III Siklus I ........................................................................................ 149 Lampiran19. Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Pada Siklus II Pertemuan 1......................................147 Lampiran 20. Hasil Evaluasi Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Pada Siklus II Pertemuan 2.....................................................................................148 Lampiran 21.Rekapitulasi Hasil Tes Kemapuan Menulis Puisi Siswa Kelas III Siklus II ...................................................................................... 149 Lampiran 22. Foto
Foto Kegiatan Penelitian ................................................... 153
Lampiran 23.Dokumentasi Evaluasi Siswa........................................................... 154 Lampiran 24.Surat Perijinan ................................................................................. 155
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang harus diterima dan dipelajari oleh siswa sekolah dasar yang didalamnya terdapat empat aspek yaitu menyimak, membaca, berbicara,
dan
menulis.
Pada
kegiatan
pembelajaran
dikelas
III
SD,
membelajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia haruslah menarik sehingga dapat meningkatkan semangat siswa untuk belajar. Dengan semangat belajar yang tinggi siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya. Guru sebagai fasilitator harus mampu mengelola proses pembelajaran secara maksimal karena dalam kegiatan pembelajaran pasti ditemukan kendala kendala. Kendala yang muncul akibat dari faktor siswa maupun faktor dari guru. Adanya masalah dalam pembelajaran harus dapat diatasi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Adapun beberapa faktor dari guru yang mengakibatkan terjadinya kendala dalam proses pembelajaran menurut Degeng (1998:1) antara lain adalah belum menggunakan media pembelajaran, metode yang tidak tepat diterapkan guru pada proses pembelajaran, proses pembelajaran yang belum berpusat pada siswa dan model pembelajaran yang diterapkan masih konvensional. Beberapa faktor dari guru tersebut dapat berdampak pada kemampuan siswa dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Materi pokok dalam pembelajaran sastra disampaikan melalui bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Salah satu hasil karya sastra adalah puisi yaitu merupakan seni kreatif yang menggunakan bahasa sebagai medianya untuk menyampaikan pikiran dan perasaan. Mengembangkan apresiasi sastra pada siswa salah satunya dapat dilakukan melalui menulis puisi. Dalam Standar Nasional Pendidikan khususnya di kelas III SD, menulis puisi merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki siswa. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
untuk meningkatkan kemampuan menulis pada siswa kelas III. Hal ini disebabkan karena pembelajaran menulis puisi masih kurang dikuasai oleh siswa kelas III. Pada kenyataannya berdasarkan observasi yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas III pada kompetensi dasar menulis puisi masih belum efektif. Dari hasil evaluasi kompetensi menulis puisi pada semester I tahun pelajaran 2010/2011 menunjukkan bahwa hanya 5 siswa yang dapat menulis puisi dengan baik dari 19 siswa yang ada di kelas III SDN Kayuapak 01. Sehingga persentase kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III hanya 26,32 %. Berdasarkan hasil analisis ketuntasan belajar pada kompetensi menulis puisi pada semester I menunjukkan rata
rata nilai yang dicapai siswa adalah 53,94.
Dengan hasil belajar yang masih rendah dan belum mencapai kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) maka guru berupaya mengatasi masalah yang ditemui. Adapun beberapa hal yang menyebabkan masih rendahnya kemampuan siswa dalam menulis puisi antara lain sebagai berikut : guru masih menerapkan model pembelajaran konvensional dengan metode ekspositori dan penugasan sehingga pembelajaran berpusat pada guru, sehingga interaksi antara guru dengan siswa menjadi pasif. Siswa dalam proses pembelajaran hanya mendengarkan ceramah guru,setelah itu guru memberi siswa tugas tanpa memandu siswa dengan baik. Guru belum menggunakan media pembelajaran pada saat menyampaikan pembelajaran menulis puisi sehingga kemampuan siswa untuk mengeluarkan ide ide pada saat proses pembelajaran belum efektif. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa dalam aspek menulis puisi. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat empat aspek kompetensi yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan menulis harus dapat dimiliki siswa dengan mereka dapat menghasilkan produk tulisan. Salah satunya yaitu kemampuan menulis puisi. Menulis puisi berdasarkan gambar pada semester I sudah dilakukan, dan pada silabus kelas III semester II kemampuan menulis puisi juga harus dapat dicapai siswa karena termasuk kompetensi dasar dalam aspek menulis. Upaya meningkatkan kemampuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
menulis puisi harus dilakukan oleh guru karena bila tidak maka mempunyai dampak antara lain: siswa mengalami kendala lagi dalam menulis puisi di kelas selanjutnya, apresiasi siswa terhadap puisi tetap rendah, siswa tidak dapat lebih mengembangkan kemampuan dan kemahirannya dalam menghasilkan karya yang berbentuk puisi, aspek menulis yang ada pada kompetensi dasar yang terdapat di Silabus tidak dapat terpenuhi dengan baik. Masih rendahnya kemampuan siswa dalam menulis puisi mendorong peneliti untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi. Hal tersebut dapat dilakukan guru dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai untuk melibatkan keaktifan siswa sampai siswa menghasilkan tulisan yang berupa puisi. Dalam usaha mengatasi masalah pembelajaran yang terjadi di kelas, guru dapat melakukan alternatif pilihan dan pengubahan kegiatan pembelajaran yang kreatif. Guru dapat menerapkan model yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Model yang dipilih merupakan model yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Pada proses pembelajaran juga menggunakan beberapa metode yang saling mendukung, karena proses pembelajaran yang hanya menggunakan satu metode pembelajaran misalnya metode ceramah saja maka tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai secara maksimal. Dalam pembelajaran menulis puisi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia diperlukan model
belajar yang lebih mengaktifkan siswa. Sebuah model
pembelajaran inovatif yang mendorong siswa mengkontruksikan pengetahuan mereka sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia hendaknya guru dapat melibatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajarannya. Untuk itu diperlukan model pembelajaran baru yang lebih memperdayakan siswa. Model pembelajaran baru maksudnya model pembelajaran yang sekarang ini sedang berkembang, model pembelajaran yang bukan konvensional lagi melainkan model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan perkembangan kemajuan pendidikan. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal
fakta-fakta,
tetapi
sebuah
strategi
commit to user
yang
mendorong
siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
mengkontruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. ( Diknas, 2003 : 2 ). Melalui landasan filosofi kontruktivisme,siswa diharapkan belajar melalui mengalami bukan menghafal. Dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kompetensi menulis puisi, guru dapat menggunakan dan menerapkan model pembelajaran inovatif. Salah satu model pembelajaran inovatif
yang dapat digunakan dan
diterapkan adalah model pembelajaran Kuantum. Dalam model pembelajaran Kuantum, guru harus menciptakan suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai. Prinsip Kuantum adalah semua berbicara bermakna, mempunyai tujuan, konsep harus dialami, tiap usaha diberi reward (hadiah). ( Sugiyanto, 2010 : 74 ). Model pembelajaran Kuantum merupakan model pembelajaran yang mampu menciptakan interaksi dan keaktifan siswa, sehingga kemampuan, bakat, dan potensi siswa dapat berkembang, yang pada akhirnya mampu meningkatkan prestasi belajar dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat yang tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah. Pada proses pembelajaran Kuantum terjadi penyelarasan dan pemberdayaan komunitas belajar, sehingga guru dan siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran sama- sama merasa senang dan saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang maksimal. Model
pembelajaran
Kuantum
menekankan
pemercepatan
pembelajaran
(accelerated learning) dengan taraf keberhasilan tinggi. ( DePorter dalam Sugiyanto , 2010 : 75 ). Peneliti memilih model pembelajaran Kuantum karena menurut Sugiyanto ( 2010 : 83 ) mempunyai kelebihan yaitu menarik, semua bermakna,meningkatkan keaktifan siswa, semua usaha siswa diberi hadiah, dan dapat diterapkan pada semua mata pelajaran dan jenjang pendidikan. Penerapan model pembelajaran Kuantum menekankan pada aspek TANDUR. Aspek TANDUR tersebut dapat digunakan guru untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan menulis puisi, TANDUR sendiri merupakan
akronim
dari Tanamkan,
Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Aspek tanamkan dalam menulis puisi dapat diterapkan guru dengan menjelaskan pentingnya menghasilkan karya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
berbentuk tulisan seperti puisi. Aspek alami dapat diterapkan dengan guru memfasilitasi siswa mengungkapkan kemampuannya dalam menciptakan kata kata indah dalam syair puisi. Aspek namai dapat diwujudkan dengan guru menyampaikan konsep
konsep yang melibatkan siswa mengoptimalkan
pengetahuan dalam mempelajari cara menulis puisi. Aspek demonstrasikan dapat diterapkan
dengan
guru
memberi
kesempatan
kepada
siswa
untuk
mendeklamasikan puisi sesuai hasil karya yang telah dibuat siswa. Aspek ulangi dapat diterapkan guru dengan mengulang kegiatan pembelajaran yang masih belum optimal untuk dilakukan refleksi. Dan aspek rayakan dapat dilakukan guru dengan memberi penghargaan pada hasil terbaik yang dicapai siswa dalam menulis puisi. Model pembelajaran Kuantum yang menekankan aspek TANDUR dipandang dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Kayuapak 01. Dari ulasan latar belakang diatas, maka peneliti akan mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kuantum pada Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Kec.Polokarto, Kab. Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2011.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut: Apakah penerapan model pembelajaran Kuantum dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01 Tahun Pelajaran 2010/2011 ?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
C. Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah penelitian diatas, tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi melalui penerapan model pembelajaran Kuantum pada siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01 Tahun Pelajaran 2010/2011 .
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
beberapa manfaat
diantaranya sebagai berikut : 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi penelitian
selanjutnya,
sehingga
dapat
mengembangkan
khasanah
keilmuan tentang model pembelajaran Kuantum. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru : 1) Meningkatnya kemampuan dalam mengatasi masalah yang terjadi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dikelasnya. 2) Meningkatnya
wawasan
pengetahuan
mengenai
model
pembelajaran inovatif. b. Bagi siswa : 1) Diperolehnya pengalaman baru yaitu cara belajar yang aktif, kreatif dan inovatif. 2) Meningkatnya kemampuan menulis puisi. 3) Dapat diterapkannya secara langsung pengalaman belajarnya dalam dunia nyata. c. Bagi sekolah 1) Tumbuhnya iklim pembelajaran yang kondusif. 2) Meningkatnya kualitas proses pembelajaran secara efektif. 3) Meningkatnya
kemajuan
commit to user
mutu
sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1.Hakikat Kemampuan Menulis Puisi
a. Pengertian Kemampuan Kemampuan yaitu ketrampilan untuk mengeluarkan semua sumber daya internal, keunggulan, dan bakat agar bisa mendatangkan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Ketrampilan diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan tepat dan mahir. (kemampuan,kecakapan,ketangkasan,bakat,kesanggupan) merupakan
tenaga (daya
kekuatan) untuk
melakukan
suatu
perbuatan.
Kemampuan bisa merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan. Kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir atau
(1994:1) berpendapat kemampuan adalah kekuatan siswa dalam menunjukkan tindakan responsif, termasuk gerakan-gerakan terkoordinasi yang bersifat kompleks dan pemecah problem. Kemampuan dibagi menjadi dua jenis,yaitu: a) actual ability, dan b) potential ability. Actual ability atau kemampuan nyata merupakan kecakapan yang diperoleh karena belajar yang dapat segera didemonstrasikan atau diuji sekarang. Potential ability atau kemampuan potensial merupakan aspek kecakapan yang masih terkandung dalam diri individu karena faktor keturunanDari beberapa pengertian tentang kemampuan maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan merupakan
suatu
kesanggupan
yang
dilakukan
oleh
seseorang
dalam
menyelesaikan hal, kemampuan dimiliki seseorang karena bawaan dari lahir maupun setelah belajar.
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
b. Pengertian Menulis Menulis merupakan proses kreatif memindahkan gagasan kedalam lambang
lambang tulisan. Dalam hal ini seorang ahli mengemukakan bahwa
menulis memiliki 3 aspek utama, yaitu adanya: 1) tujuan yang hendak dicapai penulis, 2) gagasan yang hendak dikomunikasikan kepada pembaca, 3) sistem pemindahan gagasan yang berupa sistem bahasa yang baik dan bemar. ( M. Atar Semi, 2007 : 14 ). Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang
lambang grafik
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang - orang lain dapat membaca lambang
lambang grafik tersebut kalau
mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut.( Tarigan, 2008:22 ). Menulis adalah kerja keras, bahwa menulis merupakan kerja dengan keseimbangan konsentrasi yang sulit dilakukan
bukan dengan membelakangi
dunia, melainkan dengan membiarkan segala sesuatu mengada. ( Judith Guest dalam Natalie Goldberg, 2005 :19 ). Menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan ( emosional ) dan belahan otak kiri ( logika ). ( De Porter dan Mike Hernachi, 2007 : 179 ). Dalam hal ini yang merupakan bagian logika adalah perencanaan, outline, tata bahasa, penyuntingan, penulisan kembali, penelitian, dan tanda baca. Sementara itu yang termasuk bagian emosional ialah semangat, spontanitas, emosi, warna, imajinasi, gairah, ada unsur baru, dan kegembiraan. Jurnal 28/01/2011)
internasional tentang
penelitian
dalam
(http://www.isetl.org/ijtlhe,diakses
menulis
(journal
of
writing
research)
mengemukakan beberapa hal yang terkait dengan menulis sebagai berikut : Writing contributes uniquely to learning. Through writing we can create new possibilities not inherent to speaking and observation. (Emig,1977). Menulis memberikan konstribusi unik untuk belajar. Melalui menulis kita dapat membuat kemungkinan
kemungkinan baru tidak melekat pada berbicara dan observasi
semata (Emig,1977). Writing is an active learnig process key to improving communication ( both written and oral ) and thinking, writing is embedded within social process
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
some formal and others informal, and writing is primarily ( although formal not exclusively ) in a social activit. ( Rusell, 1997; young, 1994 ). Secara garis besar dapat diartikan sebagai berikut menulis adalah proses pembelajaran aktif kunci untuk meningkatkan komunikasi ( baik tertulis maupun lisan ) dan berpikir, menulis adalah proses sosial yang tertanam dalam beberapa formal dan informal lain, dan menulis adalah terutama ( walaupun tidak eksklusif ) dalam kegiatan sosial. ( Rusell, 1997; Young, 1994 ). Dari definisi para ahli tentang menulis yang telah diuraikan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa menulis merupakan kegiatan menggambarkan ide, gagasan, pikiran, dan perasaan kedalam bentuk visual atau lambang lambang bahasa grafis yang sesuai dengan sistem kebahasaan dan dipahami oleh orang lain, kegiatan yang berfungsi untuk mencatat dan komunikasi, aktivitas kompleks dengan keseimbangan konsentrasi yang melibatkan kemampuan visual ( mata ) dan kinestetik ( gerakan lengan, tangan, jari ) yang saling terintregasi, proses pembelajaran aktif dan unik, melalui menulis dapat meningkatkan cara berpikir, dan menulis kita dapat membuat kemungkinan
kemungkinan baru
tidak melekat pada berbicara dan observasi semata.
c. Pengertian Puisi Puisi adalah bentuk karya sastra
yang mengungkapkan pikiran dan
perasaaan penyair secara imajinatif yang disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.( Herman J.Waluyo,1995:25). Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. ( Sudjiman dalam Nadeak,1985:7). Puisi adalah satu-satunya cara yang paling indah,impresif,dan paling
efektif
mendendangkan
sesuatu.
(Mattew
Arnold
dalam
Sitomurang,1981:9). Secara etimologi puisi berasal dari bahasa latin versus yang berasal dari kata verso, versare ( menghadap ). Dalam bahasa Inggris puisi berasal dari kata verse yang mengacu pada pengaturan baris demi baris yang membedakannya dari prosa. ( Wallace dalam Kinayati, 2005 : 10 ).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
bahasa Inggris puisi disebut poetry yang berarti puisi, poet berarti penyair, poem berarti syair,sajak. Arti puisi semacam ini kemudian dipersempit ruang katanya disusun berdasarkan aturan dan syarat syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kata bersifat imajinatif karena cenderung menggunakan bahasa konotasi yang memiliki makna kias dan makna lambang atau majas. ( Tarigan, 1984: 4). Poetry is a articulate music, poetry not to speak but to sing. ( John Dreyden dalam Kinayati,2005:10). Maksudnya dari ungkapan tersebut yaitu puisi adalah musik yang tersusun rapi, puisi tidak berbicara tapi berdendang kepada peminatnya. Puisi merupakan ucapan atau ekspresi tidak langsung, disamping itu juga puisi
adalah
ucapan
ke inti
pati
masalah,
peristiwa,
ataupun
narasi
(cerita,penceritaan ). (Pradopo,2005: 314). Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra dengan menggunakan irama,sajak,dan kata kata kiasan yang tidak berbicara tetapi berdendang kepada peminatnya, bersifat imajinatif, dan disusun berdasarkan aturan tertentu dan berkonsentrasi pada kekuatan bahasa meliputi struktur fisik dan batinnya.
d. Kemampuan Menulis Puisi Beberapa pendapat dari para ahli tentang pengertian kemampuan, pengertian menulis, dan pengertian puisi, maka dapat ditarik suatu benang merah yang menghubungkannya. Kemampuan menulis merupakan kemampuan berbahasa yang bersifat produktif, artinya kemampuan menulis ini merupakan kemampuan yang menghasilkan, dalam hal ini menghasilkan tulisan. ( St.Y.Slamet, 2008:72). Kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diperoleh secara otomatis. Sholehan menjelaskan bahwa kemampuan menulis seseorang bukan dibawa
sejak
lahir
melainkan
diperoleh
melalui
tindak
pembelajaran.
Berhubungan dengan cara pemerolehan kemampuan menulis seseorang yang telah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
mendapatkan pembelajaran menulis belum tentu memiliki kompetensi menulis dengan handal tanpa banyak latihan menulis. ( Sholehan, 2008: 94). Adapun kesimpulan dari ketiga pengertian tentang kemampuan, menulis, dan puisi dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi adalah kesanggupan seseorang melakukan aktivitas kompleks yang mencakup gerakan lengan, tangan, jari, dan mata secara terintegrasi untuk mengekspresikan pikiran/ perasaan yang bersifat imajinatif kedalam lambang kebahasaan dengan aturan aturan tertentu. Kemampuan menulis puisi merupakan kemampuan produktif untuk menghasilkan sesuatu yang berupa tulisan yang diperoleh melalui pembelajaran.
e. Tujuan Menulis Puisi Dalam jurnal internasional oleh David Holliwat tujuan dari kegiatan menulis sebagai berikut : emerged in the 1970s with the primary interest helping students to improve their academic and civic abilities to communicate, and to assist students in becoming (http://isetl.org/ijtlhe,diakses 28/01/2011). Maksud dari ungkapan tersebut adalah menulis mulai digerakkan dalam kurikulum pada 1970-an dengan kepentingan utama dalam membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan akademis dan kewarganegaraan kemampuan untuk berkomunikasi, dan untuk membantu siswa menjadi pelajar kritis. Aktivitas menulis adalah sebuah aktivitas yang memiliki tujuan, setiap orang yang hendak menulis tentu mempunyai tujuan didalam hati atau pikirannya mengenai apa yang akan dicapainya dengan menulis. Adapun tujuan menulis sebagai berikut : 1) Untuk menceritakan sesuatu, 2) Untuk memberikan petunjuk atau pengarahan, 3) Untuk menjelaskan sesuatu, 4) Untuk meyakinkan, 5) Untuk merangkum. ( M. Atar Semi,2007:15).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Puisi diciptakan mempunyai beberapa tujuan antara lain : 1) bukan untuk menyatakan makna tetapi untuk menyarankannya, 2) bukan untuk menceritakan tetapi untuk melukiskan, 3) bukan untuk menerangkan atau menjelaskan tetapi mengajak atau mendorong para pembaca berkreasi, 4) bukan untuk berbicara tetapi berdendang atau berlagu, 5) bukan untuk berdendang atau berlagu melulu tetapi justru membangun atau menimbulkan dendang atau lagu bagi penikmatnya. ( Mirrielees dalam Tarigan,1984:43-44). Dari pendapat yang telah dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan
menulis
puisi
adalah
untuk
meningkatkan
kemampuan
mengungkapkan pikiran,ide,gagasan dalam bentuk tulisan yang tersusun dalam larik/bait dan terangkai dalam kata - kata yang indah yang dapat disampaikan kepada orang lain. f. Manfaat Menulis Puisi Pada umumnya hasil karya dalam bentuk tulisan yang dihasilkan seseorang mempunyai manfaat. Kegiatan menulis juga banyak memiliki manfaat,seperti yang diungkapkan oleh Sabarti dalam St.Y.Slamet, (2008:169) yaitu : 1) Dapat mengenali kemampuan dan potensi pribadi yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang ditulis, 2) Dapat mengembangkan dan menghubungkan beberapa gagasan atau pemikiran, 3) Dapat memperluas wawasan dan kemampuan berpikir, baik dalam bentuk teoritis maupun dalam bentuk berpikir terapan, 4) Dapat menjelaskan dan mempertegas permasalahan yang kabur, 5) Dapat menilai gagasan sendiri secara objektif, 6) Dapat memotivasi diri untuk belajar dan membaca lebih giat, 7) Dapat membiasakan diri untuk berpikir dan berbahasa secara tertib. Kegiatan menulis puisi memiliki beberapa manfaat menurut Njoo Mee Fang sebagai berikut : 1) Melatih kita berani mengekspresikan diri melalui kata kata tanpa partner bicara secara langsung, 2) Menuntun kita memasuki dunia seni yang menjanjikan keindahan yang melebihi logika dan kata, 3) Memampukan kita dapat menyampaikan makna ganda yakni yang tersurat maupun tersirat. ( http://aeiou.blogspot.com ,diakses 28/01/2011 ). Dari pendapat ahli tentang manfaat menulis dan menulis puisi maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis mempunyai manfaat yang beranekaragam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
bagi penulis dan orang lain yang membaca hasil tulisan tersebut. Menulis puisi bermanfaat untuk mengekspresikan diri dalam belajar seni membuat kata
kata
indah. g. Unsur
unsur Pembangun Puisi
Puisi memiliki unsur
unsur pembangun didalamnya. Unsur
unsur
tersebut tidak berdiri sendiri, namun merupakan sebuah struktur. Seluruh unsur dalam puisi tersebut merupakan kesatuan, antara unsur yang satu dengan yang lainnya menunjukkan hubungan saling keterjalinan. Unsur bersifat fungsional, artinya unsur
unsur itu juga
unsur itu berfungsi bersama unsur lain dan
didalam kesatuan dengan totalitas. i terdiri dari dua unsur pokok yaitu struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik puisi terdiri atas : diksi, pengimajian (pencitraan), kata konkret, gaya bahasa (majas), versifiasi, dan tipografi puisi. Majas terdiri atas : lambang dan kiasan, sedangkan versifikasi terdiri atas: rima, ritme, dan metrum. Adapun struktur batin puisi terdiri atas : tema,(sense), nada (tone), perasaan (feeling J.Waluyo,1995 : 28 ). Marjori
Boulton
dalam
Kinayati,(2005:15)
menyebutkan
unsur
pembangun puisi adalah bentuk fisik dan bentuk mental. Lebih lanjut Dick Hartoko dalam Herman J.Waluyo,(2995:27) menyebutkan adanya dua unsur penting dalam puisi yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dengan unsur sintaktik puisi. Unsur sintaktik menunjuk kearah struktur fisik puisi. Struktur fisik puisi dibangun oleh diksi, bahasa kias (figurative language), pencitraan (imagery), dan persajakan, sedangkan struktur batin dibangun oleh pokok pikiran (subject matter), tema, nada (tone), suasana (atmosphere), amanat (message). ( Kinayati,2005:15). Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa unsur puisi terdiri atas dua bagian besar yaitu struktur fisik dan struktur batin puisi. Struktur fisik yang dibangun oleh diksi, gaya bahasa, pencitraan, kata konkret, versifikasi, dan tipografi puisi. Struktur batin yang dibangun oleh tema, nada, perasaan, dan amanat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
h. Ciri Puisi Anak SD Ciri yang menonjol adalah puisi anak berkaitan langsung dengan bahasa pantun.(Djojosuroto dalam Alfiah,2009:26). Ciri
ciri bahasa puisi yang
diungkapkan Djojosuroto dalam Alfiah sebagai berikut : 1) Unsur ekstrinsik Unsur ekstrinsik terdiri dari beberapa hal yaitu : a) Diksi atau dikenal dengan pilihan kata pada puisi anak masih termasuk mudah dipahami, belum begitu menggunakan makna kias. b) Bait dan baris pada puisi anak biasanya tidak terlalu banyak, satu bait memiliki 3 sampai 4 baris dalam setiap puisi. c) Intepolasi (penyisipan kata pada kalimat dalam sebuah puisi untuk memperjelas makna) pada puisi anak jarang digunakan. d) Kata nyata pada puisi anak sangat dominan. Bentuk kata nyata itu berupa kata konkret dan khusus bukan kata abstrak. e) Rima, yaitu sajak atau persamaan bunyi atau pengulangan bunyi ciri yang dominan pada puisi anak. 2) Unsur Instrinsik a) Tema Adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Dalam pembelajaran siswa harus mampu menuliskan sebuah puisi dengan tema yang mudah sebagai contoh alam, kemanusiaan, kasih sayang kepada orang tua, dan lain lain. b) Tujuan dan amanat Tujuan dan amanat yaitu hal hal yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca melalui puisinya. Dalam puisi anak, tujuan atau amanat yang hendak disampaikan adalah perasaan suka, duka, benci, amarah, kagum, dan kasih sayang. c) Gagasan Pokok Gagasan pokok dalam penulisan puisi anak tidak berbeda jauh dalam setiap larik pada baitnya. Anak dalam menuliskan sebuah puisi setelah menemukan tema dan topik dilanjutkan menuliskan gagasan pokok. d) Majas Majas yaitu penggunaan gaya bahasa oleh penyair untuk melukiskan, mengeluarkan, dan mengungkapkan perasaan maupun pikiran dalam menulis puisi. Pada puisi anak, gaya bahasa yang digunakan tidak terlalu sulit. e) Bahasa Puisi Bahasa yang digunakan dalam puisi anak masih termasuk bahasa yang lugu. Ciri ciri yang perlu diperhatikan dalam memilih puisi di SD adalah: (a) isi sajak harus merupakan pengalaman dari dunia anak sesuai umur dan taraf perkembangan jiwa anak, (b) sajak yang dibuat diusahakan agar menarik hati
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
anak, (c) sajak itu harus mempunyai keindahan, (d) kata
kata yang ada pada
puisi harus sesuai dengan dunia anak. ( Rusyana dalam Nadeak, 1985:62). Puisi yang diberikan kepada anak sebagi bahan pembelajaran menulis puisi di SD sebaiknya memiliki ciri berikut bahasa yang digunakan dapat dipahami anak, pesan yang dikandung puisi dapat dibaca dan dipahami anak, puisi disesuaikan dengan usia anak, puisi mempunyai kesesuaian dengan lingkungan sekitar tempat anak berada. (Sutawijaya, 1992: 7-21). Dari pendapat ahli mengenai ciri puisi anak SD maka dapat ditarik kesimpulan bahwa puisi anak SD mempunyai ciri antara lain puisi sesuai dengan pengalaman siswa, sesuai usia siswa, bahasanya lugu, sesuai dengan lingkungan siswa, makna dan amanat mudah dipahami siswa, juga menarik bagi siswa.
i. Langkah
langlah Menulis Puisi
Puisi merupakan bentuk karya sastra yang dapat juga dihasilkan oleh siswa sekolah dasar. Untuk memudahkan siswa menulis puisi maka ada beberapa langkah untuk membantu siswa. Sebelum menulis puisi diperhatikan beberapa langkah. Langkah
langkah menulis puisi menurut Yunarko (2009:23) adalah
sebagai berikut : 1) Pemadatan bahasa Dalam penulisan sebuah puisi bahasa dipadatkan agar berkekuatan gaib. Puisi dituliskan dengan kata kata tidak membentuk kalimat dan alinea, tetapi membentuk larik dan bait. 2) Pemilihan kata khas Dalam penulisan puisi digunakan kata kata yang khas untuk puisi, bukan kata kata untuk bahasa sehari hari. 3) Persamaan rima dan bunyi Pemilihan kata didalam sebuah puisi, khususnya pada baris baris puisi mempertimbangkan kata kata yang mempunyai persamaan bunyi yang selaras. 4) Kata konkret Dalam menulis puisi, penggunaan media gambar bagi anak dapat dirasakan lebih jelas karena lebih konkret. 5) Pengimajian Dengan pengimajian, penggunaan kata atau susunankata kata dapat memperjelas atau mengkonkretkan apa yang dinyatakan oleh penyair, melalui pengimajian apa yang digambarkan seolah olah dapat dilihat, didengar, atau dirasa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Sedangkan menurut Sutedjo Kasnadi (2008:34), adapun langkah langkah menulis puisi adalah sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Mencari ide/ilham. Menentukan tema. Memilih aliran puisi. Menentukan jenis puisi. Menentukan pilihan kata yang padat dan khas. Membuat larik yang menarik. Membuat judul yang menarik. Kegiatan pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas III Sekolah Dasar
dapat dilakukan dengan membimbing siswa mengetahui langkah menulis puisi. Adapun langkah
langkah
langkah menulis puisi menurut H.Suryatno
(2008:137 ) adalah sebagai berikut : a) Menentukan ide, ide atau gagasan pokok adalah dasar penulisan puisi. Ide tersebut dapat diperoleh dimana saja, dari apa saja, dan kapan saja, contohnya dari lingkungan di sekitar tentang sampah yang berserakan, sungai yang kotor, kupu
kupu di taman, dan lain
b) Menentukan pilihan kata, kata
lain.
kata dalam puisi harus bermakna oleh
karena itu perlu adanya pilihan kata yang tepat, yaitu kata kata yang dapat mewakili pikiran dan perasaan. Kata
kata yang dipilih bisa berupa kata
yang bermakna lugas maupun kiasan. Selain itu pemilihan kata juga harus memperhatikan rima, dan irama agar menimbulkan kesan indah pada puisi. c) Mengembangkan pilihan kata, setelah menemukan ide dan memilih kata kata yang tepat maka langkah selanjutnya adalah mengembangkan kata kata itu menjadi larik
larik yang indah yang tersusun dalam bait
bait
puisi. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka disimpulkan bahwa langkah menulis puisi yaitu menentukan ide dasar penulisan puisi atau tema yang sesuai dengan dunia anak, menentukan pilihan kata
kata yang indah dan menarik,
mengembangkan pilihan kata yang menarik, mengembangkan kata yang indah menjadi larik kemudian menyusunnya dalam bait,dan membuat judul puisi yang menarik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
j. Materi Pembelajaran Menulis Puisi Anak SD Materi pembelajaran menulis puisi yang disampaikan kepada siswa SD berdasarkan pada silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 mata pelajaran Bahasa Indonesia, adapun uraian dari silabus KTSP tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut : Tabel 1. Silabus KTSP Kelas III Sekolah Dasar Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Menulis Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan sederhana dan puisi
8.2.Menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik
Materi Pokok
Puisi dengan gambar ilustrasi
Indikator
Menyebutkan langkah langkah menulis puisi. Menentukan tema puisi. Menuliskan puisi sesuai dengan langkah langkahnya.
Alokasi Waktu
2x pertemu an (4x35 menit)
Materi pembelajaran menulis puisi yang disampaikan di SD harus sesuai dengan standar dan kompetensi dasar tersebut, tidak terkecuali juga untuk buku pegangan yang digunakan. Ada beberapa buku yang dijadikan pegangan dalam mengajarkan materi menulis puisi di SD salah satunya adalah buku BSE Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SD/MI Kelas III karangan H.Suryatno (2008:137) dkk. Materi menulis puisi antara lain sebagai berikut : 1) Pengertian puisi bebas yaitu puisi yang tidak terikat oleh rima, irama, serta penyusunan larik, bait, dan suku kata. 2) Contoh Puisi Berikut ini contoh beberapa puisi :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Taman Bunga Bila kutatap engkau Hatiku sangat senang Rupamu cantik Warnamu amat menarik Oh.... taman bungaku Berserilah sepanjang waktu Jangan pernah layu Menebar keindahan ( karya Lin )
Seruling Suaramu sangat merdu Aku terbuai alunanmu Ketika senja berganti Suaramu tetap terdengar Seruling oh seruling Betapa setianya kau Dengan si anak pengembala Pagi,siang,dan malam
2. Hakikat Model Pembelajaran Kuantum
a. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subyek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subyek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.(Depdiknas, 2004: 7).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.( Nurhadi ,2002:34). Kemudian menurut pendapat Darsono (2000:24) secara umum dan khusus sebagai berikut: 1. Secara umum, pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik 2. Secara khusus, pengertian pembelajaran adalah sebagai berikut: a) Menurut aliran Behavioristik, pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus); b) Menurut pandangan Kognitif, pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari; c) Menurut pandangan Gestalt, pembelajaran adalah usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah mengorganisirnya menjadi gestalt (pola bermakna); d) Menurut pandangan Humanistik, pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan pembelajaran adalah proses atau usaha guru berinteraksi dengan peserta didik untuk memberikan materi sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah memahami apa yang sedang dipelajari,
guru berperan dalam membentuk tingkah laku, memberikan
kesempatan berpikir kepada siswa, dan membantu siswa belajar dengan maksimal.
b. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu,dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran
dan
para
pengajar
dalam
merencanakan
melaksanakan aktivitas pembelajaran.( Winataputra ,2001: 35 ).
commit to user
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Models of teaching are really models of learning.As we help student acquire information,ideas,skills,value,ways of thinking and means of expressing themselves,we are also teaching them to learn.
(Joyce dan Weil,1992:1 ).
Artinya Model pembelajaran adalah pelajaran model sesungguhnya. Yang mana kita membantu murid
murid memberikan informasi, ide, ketrampilan, jalan
(Joyce dan Weil,1992:1 ). Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. ( Trianto,2007:2). Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau kerangka konseptual dalam kegiatan pembelajaran yang dibuat sistematis untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran di kelas, membantu siswa mengembangkan ide, ketrampilan, ekspresi, dan serta kemampuan intelektual.
c. Pengertian Model Pembelajaran Kuantum Model pembelajaran Kuantum merupakan penggabungan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode ciptaannya sendiri. (Bobbi DePorter,2006:16). Termasuk diantaranya konsep
konsep kunci
dari berbagai teori dan strategi belajar yang lain, seperti teori otak kanan dan kiri, pilihan modalitas, teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik, belajar berdasarkan pengalaman, simulasi/permainan. Sebagaimana ungkapan di atas, Colin Rose (1998:46) juga berpendapat bahwa Model Pembelajaran Kuantum adalah panduan praktis dalam mengajar yang berusaha mengakomodir setiap bakat siswa atau dapat menjangkau setiap siswa. Model pembelajaran kuantum sarat dengan penemuan-penemuan terkini yang menimbulkan antusiasme siswa. Model Pembelajaran kuantum menjadikan ruang-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
ruang kelas ibarat sebuah konser musik yang memadukan berbagai instrumen sehingga tercipta komposisi yang menggerakkan dari keberagaman tersebut. Sebagai guru yang akan mempengaruhi kehidupan murid, anda seolah-olah memimpin konser saat berada di ruang kelas. is a Comprehensive model that covers both educational theory and immediate classroom implementation. Into integrates research-based best practices in education into a unified whole, making content . Artinya Model Pembelajaran Kuantum merupakan keseluruhan model yang mencakup kedua teori pendidikan dan pelaksanaan dikelas dengan cepat. Ini menggambarkan praktek dasar penelitian terpadu yang terbaik dalam pendidikan ke dalam keseluruhan, yang membuat isi lebih bermakna dan relevan bagi kehidupan siswa. Selain itu, dinyatakan bahwa Model Pembelajaran Kuantum adalah suatu model yang komprehensif yang mencakup baik teori pendidikan dan implementasi kelas. Hal mengintegrasikan praktik terbaik berbasis penelitian dalam pendidikan menjadi suatu kesatuan yang utuh, konten yang lebih bermakna dan relevan dengan kehidupan siswa. (Bobbi DePorter ,2005:18). Menurut DePorter (dalam http://www.learningforum.com,diakses tanggal 15 Maret 2011) menyatakan bahwa: The perpeptual question facing our education system is how to improve s working and by what evidence? Settings, was completed by William Benn. Benn, an External Evaluator for Program Improvement Schools, approved by the California Department of Education, studied the impact of the Quantum Learning model on 18 schools in four states. The schools were chosen for their degree of commitment to Quantum Learning. All had implemented Quantum Learning over a number of years from staff is a key component that correlates to the success of any method. New Lexington Elementary School in the El Monte School District in California was one of the schools chosen for the study. New Lexington began conducting the Quantum Learning school wide reform model during the 2001-2002 school year and have continued through 2003. The results of the
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
Academic Performance Index (API) score from 2001 and 2002 indicate that New Lexington made statistically and educationally significant gains in academic achievement compared to 44 comparison schools. It also showed gains based on SAT-9 results. New Lexington Principal,Karen Smith um Learning strategies played a key role in raising our
I see students get excited abaut learning, demonstrated a consistent pattern of positive impact on students achievement. These outstanding results ranged from statistically and educationally significant gains in reading,mathematic,writing to more comprehensive measures of core academic achievement. Students whom attend schools that use the Quantum Learning model show a pattern of greater achievement than comparison sample students that have not been taught these strategies. Menurut
DePorter
dalam
http://www.learningforum.com
di
atas
dijelaskan bahwa pertanyaan tiada henti tentang sistem pendidikan mengenai bagaimana meningkatkan prestasi akademik siswa pada tes yang berstandar, bagaimana teknik instruksionalnya, dan bagaimana meningkatkan prestasi siswa secar keseluruhan, apa yang perlu dikerjakan dan dengan bukti apa. Seorang peneliti bernama William Benn dalam studi atau penelitiannya tentang Quantum ct on Achievement in Multiple setting, telah meneliti dan mempelajari dampak dari pembelajaran quantum learning pada 18 sekolah di 4 negara bagian. Hasilnya dari 18 sekolah tersebut, menunjukkan bahwa model pembelajaran kuantum memberlakukan pola pengaruh positif yang konsisten terhadap prestasi siswa. Hasil yang memuaskan bergerak dari perolehan yang dicapai secara statistik dan signifikan dalam bidang membaca, matematika, menulis, dan lain-lain. Siswa
siswa yang datang ke sekolah yang menerapkan
model pembelajaran kuantum, menunjukkan pola prestasi yang lebih besar dibandingkan dengan siswa yang tidak belajar dengan model pembelajaran tersebut. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kuantum adalah suatu cara yang mampu menciptakan interaksi dan keaktifan siswa,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
sehingga kemampuan, bakat, dan potensi siswa dapat berkembang, yang pada akhirnya mampu meningkatkan prestasi belajar dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat yang tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah. Model pembelajaran kuantum merupakan model percepatan belajar (accelerated learning) yang merupakan model belajar untuk mempercepat perolehan hasil belajar. d. Karakteristik Umum Model Pembelajaran Kuantum Model Pembelajaran Kuantum memiliki karakteristik umum yang dapat memantapkan dan menguatkan sosoknya. Beberapa karakteristik umum yang tampak membentuk sosok pembelajaran Kuantum menurut Sugiyanto (2009:73) sebagai berikut : (1) Pembelajaran Kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika. (2) Pembelajaran Kuantum lebih bersifat humanitis, bukan positivistis(3) Pembelajaran Kuantum lebih bersifat konstruktivistis, bukan positivistisempiris, behavioristis. (4) Pembelajaran Kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna. (5) Pembelajaran
Kuantum
sangat
menekankan
pada
pemercepatan
pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. (6) Pembelajaran Kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat (7) Pembelajaran
Kuantum
sangat
menekankan
kebermaknaan
buat. dan
kebermutuan proses pembelajaran. (8) Pembelajaran Kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. (9) Pembelajaran
Kuantum
memusatkan perhatian
pada
pembentukan
keterampilan akademis, keterampilan (dalam) hidup, dan prestasi fisikal atau material.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
(10)Pembelajaran Kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran. (11)Pembelajaran Kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban. (12)Pembelajaran Kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran. Mengacu pada kerakteristik model pembelajaran kuantum di atas maka dapat diulas bahwa model pembelajaran kuantum berkaitan dengan psikologi kognitif, bukan teori fisika kuantum. Dalam model pembelajaran kuantum potensi diri siswa, kemampuan pikiran, motivasi siwa diyakini bisa berkembang atau meningkat secara optimal. Model pembelajaran kuantum menekankan pentingnya lingkungan dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu juga memusatkan perhatian pada interaksi
interaksi
bermutu, dan bermanfaat bagi keberhasilan siswa. Model pembelajaran kuantum dalam prosesnya dapat diterapkan dengan cepat dan mempunyai keberhasilan tinggi karena penerapannya menghilangkan hambatan
hambatan yang mengganggu kegiatan pembelajaran,pembelajaran
diciptakan dan dikelola dengan sebaik
baiknya. Model pembelajaran kuantum
diwujudkan dengan kealamiahan dan kewajaran sehingga menimbulkan suasanan nyaman dan menyenangkan. Model
pembelajaran
kuantum
menekankan
kebermaknaan
dan
kebermutuan proes pembelajaran sehingga guru membawa dunianya pada dunia siswa. Model pembelajaran kuantum memadukan konteks dan isi pembelajaran meliputi suasana yang mendukung prose pembelajaran. Selain itu juga berlangsung lebih nyaman dan hasilnya optimal.
e. Prinsip Utama Model Pembelajaran Kuantum Prinsip dapat berarti sebuah aturan aksi atau perbuatan yang diterima atau dikenal dan sebuah hukuman, aksioma, atau doktrin fundamental. Ada tiga macam prinsip utama yang membangun sosok model pembelajaran Kuantum.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
Ketiga prinsip utama yang dirangkum dalam Sugiyanto (2009:78) adalah sebagai berikut: 1) Prinsip utama model pembelajaran Kuantum berbunyi: Mereka (Pembelajar) ke dalam Dunia Kita (Pengajar), dan Antarkan Dunia
2) Dalam model pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa proses pembelajaran merupakan permainan orkestra simfoni. Selain memiliki lagu atau partitur, pemainan simfoni ini memiliki struktur dasar chord. Struktur dasar chord ini dapat disebut prinsip-prinsip dasar model pembelajaran Kuantum yang antara lain sebagai berikut: a) Ketahuilah bahwa segalanya berbicara b) Ketahuilah bahwa segalanya betujuan c) Sadarilah bahwa pengalaman mendahului penamaan d) Akuilah setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran. e) Sadarilah bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula dirayakan. 3) Dalam model pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa pembelajaran harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan. Dengan kata lain, pembelajaran perlu diartikan sebagai pembentukan keunggulan. Oleh karena itu, keunggulan ini bahkan telah dipandang sebagai jantung fondasi model pembelajaran kuantum. Keunggulan tersebut antara lain: a) Menerapkan hidup dalam integritas, b) Mengakui kegagalan dapat membawa kesuksesan, c) Berbicara dengan niat baik, d) Megaskan komitmen, e) Menjadi pemilik, f) Tetap lentur, g) Tetap lentur dan mempertihankan keseimbangan. Mengacu pada pendapat ahli di atas maka dapat diulas peneliti tentang ketiga prinsip model pembelajaran kuantum sebagai berikut, dalam penerapan model pembelajaran kuantum diharapkan guru mampu memasuki dunia siswa siswanya, guru dapat memanfaatkan pengalaman
commit to user
pengalaman yang dimiliki
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
siswa sebagai titik tolaknya. Melalui hal tersebut maka guru dapat memudahkan siswa menuju kesadaran dan ilmu yang luas, sehingga guru dan siswa memperoleh pemahaman baru. Dalam model pembelajaran kuantum yang berlaku prinsip bahwa proses pembelajaran merupakan permainan orkestra simfoni maksudnya adalah kegiatan pembelajaran diibaratkan seperti permainan akan tetapi memiliki suatu tujuan tertentu, kegiatan pembelajaran diharapkan bermakna. Lingkungan pembelajaran termasuk juga guru dapat megirimkan pesan pembelajaran kepada siswanya, guru dan siswa juga harus memahami bahwa kegiatan pembelajaran pasti mempunyai tujuan, dalam proses pembelajaran paling baik terjadi jika siswa telah mengalami informasi sebelum memperoleh makna untuk apa yang siswa pelajari, guru dalam menerapkan model pembelajaran kuantum harus mampu memberi penghargaan kepada siswa sehingga siswa merasa dihargai atas usaha yang telah dilakukan. Pada dasarnya merayakan suatu yang dicapai siswa akan berdampak pada kemajuan dan tingkat asosiasi emosi positif dengan pembelajaran. Model
pembelajaran
kuantum
berdasarkan
prinsip
yang
ketiga
mempunyai delapan kunci keunggulan yang mana dapat diulas peneliti sebagai berikut, dalam penerapan model pembelajaran kuantum guru bersikap apa adanya,tulus,dan menyeluruh sehingga meningkatkan motivasi belajar siswa yang selanjutnya dapat mencapai tujuan pembelajaran. Guru mampu mengerti dan mengakui kesalahan maupun kegagalan dapat memberikan informasi untuk belajar labih lanjut sehingga dapat berhasil dengan baik. Guru juga harus mampu meningkatkan ketrampilan berbicara dan bertanggungjawab atas komunikasi yang jujur dan secara langsung kepada siswa sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar siswa. Guru dan siswa harus mempunyai visi,misi dengan kuat sehingga mempunyai komitmen pada tujuan yang akan dicapai. Guru bersama siswa diharapkan mampu bertanggungjawab agar pembelajaran dapat bermutu dan bermakna,bertanggungjawab pada tugas yang telah ditentukan. Kegiatan pembelajaran tidak kaku, tetapi fleksibel dan dapat berubah jika memang diperlukan demi keberhasilan siswa. Dalam pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
diperlukan pertahanan jiwa, tubuh, serta emosi dan semangat yang satu kesatuan dan mempunyai keselarasan agar proses dan hasil pembelajaran efektif dan optimal. Dari uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kuantum mempunyai tiga prinsip utama dan memmpunyai delapan kunci keunggulan yang sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran, dapat membantu guru dan siswa mencapai tujuan pembelajaran, pembelajaran dapat menjadi meningkat dan bermakna.
f. Faktor Pendukung Model Pembelajaran Kuantum Model Pembelajaran Kuantum melihat kesuksesan siswa pada unsur unsur terkait yang tersusun dalam sudut pandang yang berbeda, diantaranya adalah suasana, lingkungan, landasan, rancangan nilai-nilai,dan keyakinan. Bobbi DePorter dkk, (2008: 14) menjelaskan model pembelajaran Kuantum dapat diterapkan di kelas dengan kontek menata panggung belajar dan mempunyai empat aspek. Diantaranya adalah suasana, lingkungan, landasan, rancangan. Unsur-unsur tersebut harus benar-benar dimengerti oleh guru. Penjelasan dari pendapat diatas dapat uraikan sebagai berikut: 1) Suasana Dalam pembelajaran guru harus dapat memilih dan menerapkan bahasa dengan baik dan benar, menjalin rasa simpati dengan siswa, membuat suasana nyaman dan gembira, karena suasana tersebut akan membawa kegembiraan siswa dalam belajar. 2) Landasan Kerangka kerja, tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan aturan bersama yang memberikan pedoman bagi siswa dan guru untuk bekerja dalam komunitas belajar. 3) Lingkungan Cara guru mengatur tatanan ruang kelas. Hal ini meliputi pengaturan meja dan kursi, penerangan yang cukup, warna, serta iringan musik yang membuat suasana belajar lebih santai dan nyaman.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
4) Rancangan Yang dimaksud adalah penciptaan unsur-unsur penting yang bisa menumbuhkan minat siswa secara terarah. Selain itu rancangan juga berfungsi agar siswa dapat lebih mendalami makna, dan memperbaiki proses tukar menukar informasi. Jika semua aspek ditata dengan baik, suatu keajaiban akan terjadi. Konteks tersebut dapat menciptakan rasa saling memiliki. Kelas akan menjadi komunitas belajar, tempat belajar yang menyenangkan bagi siswa bukan karena unsur keterpaksaan. Pembelajaran Kuantum menciptakan lingkungan fisik yang mendukung yang akan meningkatkan dan memperkuat belajar. Ideal lingkungan belajar meliputi pencahayaan yang memadai, warna tujuan, poster, tanaman, alat peraga dan musik. Elemen ini mudah dimasukkan dalam satu kelas, dan siswa menikmati belajar lebih dalam lingkungan yang nyaman. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam menerapkan model pembelajaran kuantum di kelas guru dapat memanfaatkan lingkungan, memaksimalkan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, guru dan siswa saling bekerjasama sehingga untuk mewujudkan komunitas belajar, selain itu kegiatan guru dalam menata dan menyiapkan ruangan, media, maupun alat
alat peraga perlu dilakukan agar tercipta suasana yang menarik dan
menyenangkan bagi siswa, dan yang terakhir guru harus dapat meningkatkan minat siswa sehingga dapat merasakan kebermaknaan.
g. Penerapan Model Pembelajaran Kuantum Didalam penerapan pembelajaran model Kuantum kita dikenalkan dengan konsep TANDUR yang merupakan akronim dari; Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Unsur-unsur tersebutlah yang telah membentuk basis struktur yang mendasari model pembelajaran Kuantum. Konsep TANDUR akan membawa siswa pada kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan mengesankan. Sugiyanto (2009:83) menyatakan bahwa Kerangka TANDUR dapat membawa siswa menjadi tertarik dan berminat pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
setiap pelajaran apapun mata pelajarannya, tingkat kelas, dengan beragam budayanya, jika pada guru betul-betul menggunakan prinsip-prinsip atau nilainilai pembelajaran model Kuantum. Kerangka perencanaan pembelajaran Kuantum TANDUR secara singkat dapat peneliti uraikan sebagai berikut: 1) Tumbuhkan
: Guru mengaktifkan siswa, memikat siswa, memuaskan
keingintahuan
siswa.
Guru
membuat siswa tertarik atau penasaran tentang materi yang akan diajarkan. 2) Alami
: Guru memberikan pengalaman belajar, dan
3) Namai
:
tepat ketika minat siswa memuncak dan guru dapat mengenalkan konsep-konsep pokok dari materi pelajaran.
4) Demonstrasikan
: Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru sehingga dapat menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi.
5) Ulangi
: Guru dapat merekatkan gambaran keseluruhan. Ini dapat dilakukan melalui pertanyaan postest, ataupun penugasan, atau membuat ikhtisar hasil belajar
6) Rayakan
: Guru menghargai usaha siswa melalui perayaan dengan asosiasi positif.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimplkan bahwa dalam penerapan model pembelajaran kuantum konsep atau kerangka TANDUR harus ada ketika guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan guru dengan menerapkan model pembelajaran kuantum akan terlaksana dengan baik karena
kerangka TANDUR dapat
membantu guru sistematis dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Kerangka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
TANDUR yang dapat membuat siswa tertarik senang dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran.
h. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kuantum Model pembelajaran kuantum mempunyai beberapa kelebihan apabila diterapkan dalam pembelajaran. Adapun kelebihan model pembelajaran kuantum menurut Sugiyanto (2010: 83) yaitu mempunyai kerangka TANDUR yang dapat membuat siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap pelajaran apapun, tingkat kelas, dengan beragam budayanya jika diterapkan dengan benar sesuai nilai atau prinsip-prinsip pembelajaran kuantum. Selain itu kerangka TANDUR yang dimiliki oleh model pembelajaran kuantum dapat membuat siswa mengalami pembelajaran, berlatih, dan menjadikan isi pembelajaran nyata bagi siswa sehingga dapat mencapai kesuksesan dalam belajar. Selain yang telah dikemukakan diatas, model pembelajaran kuantum mempunyai kelebihan lain yaitu: membuat siswa meningkatkan motivasi, meningkatkan nilai, meningkatkan rasa percaya diri, dan meningkatkan ketrampilan pribadi.(Vos-Groenendal dalam Bobbi DePorter,2009:4). Kelebihan model pembelajaran kuantum yang lain adalah mempunyai 8 kunci keunggulan yang bermanfaat baik diterapkan di lingkungan sekolah maupun yang lain.(Hart dalam Bobbi DePorter,2009:47). Model pembelajaran kuantum seperti yang telah dipaparkan diatas mempunyai banyak kelebihan tetapi juga mempunyai kekurangan menurut Sugiyanto (2010:83) yaitu hanya dapat membantu siswa mencapai hasil belajar yang tinggi apabila diterapkan oleh para guru yang benar-benar menggunakan prinsip-prinsip atau nilai
nilai model pembelajaran kuantum.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kelebihan model pembelajaran kuantum adalah mempunyai kerangka TANDUR yang berbeda dari model
model pembelajaran lain yang dapat meningkatkan motivasi siswa,
menarik, membuat
siswa mengalami
pembelajaran,
meningkatkan rasa percaya diri, dan ketrampilan pribadi.
commit to user
meningkatkan
nilai,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
1) Alfany Rufaida (2009) melakukan penelitian yang berjudul Meningkatkan Keterampilan Menulis Permulaan Melalui Model Quantum Learning Pada Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar Negeri Karangasem 1 Laweyan Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010
Berdasarkan hasil penelitian yang
sudah dilakukan diperoleh hasil: 1) Model Quantum Learning dapat meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa kelas 2 SD Negeri Karangasem 1 Laweyan Surakarta tahun pelajaran 2009/2010, 2)Hambatan yang terjadi pada siklus I adalah guru mengalami sedikit kesulitan menghadapi 45 siswa dengan model Quantum Learning karena sebagian besar siswa menjadi sangat aktif dengan adanya kebebasan dalam belajar dan sebagian besar siswa masih kesulitan menuliskan huruf yang rumit seperti(f),(q),dan (x). 2)
Meynita Sucillia Anggraeni S (2009). Belajar IPA Dengan Menggunakan Model Quantum Learning Pada Siswa Kelas III SD
. Berdasarkan hasil
dari penelitian disimpulkan bahwa ada peningkatan aktivitas belajar IPA dengan menggunakan model Quantum Learning. Hal itu ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa dari sesudah tindakan. Pada siklus I ada peningkatan aktivitas belajar dari rata-rata 61,42 menjadi 73,14 dengan ketuntasan klasikal 72,22% dan siklus II ada peningkatan aktivitas belajar IPA dari rata-rata 73,14 menjadi 79,47 dengan ketuntasan klasikal 86,11%. Sehingga dapat
direkomendasikan
bahwa
pembelajaran
IPA
dengan
menggunakan model Quantum Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA pada siswa kelas III SD Negeri Sondakan No.11 Kecamatan Laweyan Surakarta tahun pelajaran 2009/2010. 3) Sri Mulyani (2009).
gkatkan Kemampuan Membaca Huruf
Jawa Berbasis Quantum Learning Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri I Sukorampe Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali Tahun Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
peningkatan kemampuan membaca huruf jawa setelah diadakan tindakan kelas dengan pendekatan quantum learning. Pada siklus I ada peningkatan untuk materi membaca huruf jawa nglegena dari rata-rata 62,2, menjadi 76, pada siklus II ada peningkatan untuk materi membaca huruf jawa dengan sandhangan dan pasangan sederhana dari rata-rata 62 menjadi 71,2, dan materi membaca huruf jawa dengan sandhangan dan pasangan sederhana dari ratarata 60,2 menjadi 71. Dari tiga hasil penelitian di atas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan hasil belajar setelah dua siklus dan meningkatkan prestasi belajar juga setelah dua siklus pada mata pelajaran yang berbeda. Sehingga dengan hasil penelitian yang relevan tersebut memperkuat peneliti melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kuantum untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01 tahun pelajaran 2010/2011.
C. Kerangka Berpikir
Pada kegiatan pembelajaran di kelas III SD, kompetensi dasar menulis harus dapat dicapai oleh semua siswa. Menulis merupakan proses kreatif memindahkan gagasan kedalam lambang
lambang tulisan. Pembelajaran
menulis puisi di kelas III adalah menulis karangan dan menulis puisi, sehingga anak harus mampu menghasilkan karya berbentuk tulisan seperti karangan dan puisi. Agar siswa mencapai kompetensi yang diharapkan maka perlu diusahakan perbaikan mutu dalam pembelajaran menulis. Kondisi awal yang ditemukan khususnya pada pembelajaran menulis puisi di kelas III SDN Kayuapak 01 yaitu masih rendahnya kemampuan menulis puisi karena faktor yang disebabkan oleh guru. Sebagian besar siswa belum mencapai batas ketuntasan minimal dalam kompetensi menulis puisi pada semester I.Hal ini karena model pembelajaran yang diterapkan masih bersifat tradisional atau konvensional. Belum digunakannya media pembelajaran dengan maksimal dan guru cenderung hanya melakukan ceramah selanjutnya memberi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
tugas pada siswa untuk membuat puisi tanpa siswa belum memiliki kemampuan yang optimal. Model pembelajaran Kuantum merupakan model pembelajaran yang mampu menciptakan interaksi dan keaktifan siswa, sehingga kemampuan, bakat, dan potensi siswa dapat berkembang, yang pada akhirnya mampu meningkatkan prestasi belajar dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat yang tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah. Pada proses pembelajaran Kuantum terjadi penyelarasan dan pemberdayaan komunitas belajar, sehingga guru dan siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran sama- sama merasa senang dan saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang maksimal. Model pembelajaran Kuantum merupakan model inovatif yang dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, yang dalam penerapannya menggunakan kerangka TANDUR. Kerangka TANDUR tersebut dapat digunakan guru untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan menulis puisi, TANDUR sendiri merupakan akronim dari Tanamkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Aspek tanamkan dalam menulis puisi dapat diterapkan guru dengan menjelaskan pentingnya menghasilkan karya dapat
diterapkan
dengan
berbentuk tulisan seperti puisi. Aspek alami
guru
memfasilitasi
kemampuannya dalam menciptakan kata
siswa
mengungkapkan
kata indah dalam syair puisi. Aspek
namai dapat diwujudkan dengan guru menyampaikan konsep
konsep yang
melibatkan siswa mengoptimalkan pengetahuan dalam mempelajari cara menulis puisi. Aspek demonstrasikan dapat diterapkan dengan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mendeklamasikan puisi sesuai hasil karya yang telah dibuat siswa. Aspek ulangi dapat diterapkan guru dengan mengulang kegiatan pembelajaran yang masih belum optimal untuk dilakukan refleksi. Dan aspek rayakan dapat dilakukan guru dengan memberi penghargaan pada hasil terbaik yang dicapai siswa dalam menulis puisi. Model pembelajaran Kuantum yang menekankan aspek TANDUR dipandang dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Kayuapak 01.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Penerapan model pembelajaran Kuantum pada proses pembelajaran menulis puisi dapat dilakukan secara berulang hingga mencapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian diduga hasil akhir dari penerapan model pembelajaran Kuantum dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu adanya peningkatan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III SDN Kayuapak 01 tahun pelajaran 2010/2011. Dari alur kerangka berpikir maka peneliti dapat gambarkan sebagai berikut: Kondisi Awal
Guru masih
Kemampuan
menerapkan model
menulis puisi
pembelajaran
siswa kelas III
konvensional.
masih rendah.
Siklus I Guru menerapkan
Tindakan
model pembelajaran Kuantum dalam proses pembelajaran
Adanya peningkatan kemampuan menulis puisi siswa sebesar 6
menulis puisi. Siklus II Adanya peningkatan
Kondisi Akhir
kemampuan menulis puisi siswa sebesar
Diduga melalui model pembelajaran kuantum kemampuan menulis puisi siswa kelas III dapat meningkat. Gambar 1. Alur Karangka Berpikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
D. Hipotesis Berdasarkan kerangka berfikir di atas, dari landasan teori yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah : Penerapan model pembelajaran Kuantum dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01 Kec.Polokarto, Kab. Sukoharjo Tah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kayuapak 01 yang beralamat di Kayuapak RT 03/RW 03,Kayuapak, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo. Sekolah ini terdiri dari 6 kelas mulai dari kelas I sampai kelas VI, dengan jumlah siswa 116. Sarana dan prasarana yang cukup mendukung pembelajaran antara lain ruang kelas yang layak pakai, alat peraga, perpustakaan dan yang lainnya. Ruang kelas III berada diantara kelas II dan kelas IV. Adapun alasan yang mendasari penelitian dilaksanakan di SDN Kayuapak 01, yaitu: a. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Kuantum belum pernah diteliti di SDN Kayuapak 01 Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo. b. Kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III di SD tersebut masih rendah. c. Peneliti juga merupakan guru di SDN Kayuapak 01 Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011, selama 5 bulan, mulai dari bulan Pebruari 2011 sampai Juni 2011. Tahap perencanaan, persiapan, dan pelaksanaan tindakan dilakukan pada bulan Pebruari 2011 sampai Maret 2011. Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dilaksananakan pada bulan Maret 2011 dengan perincian siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan selama satu minggu yaitu pada minggu kedua. Siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan selama satu minggu yaitu pada minggu ketiga. Pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III.
commit to user 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Data yang diperoleh serta dikumpulkan berupa data yang langsung tercatat dari kegiatan peneliti di lapangan sehingga bentuk model yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sedangkan pendekatan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR). Iskandar (2009: 20) mengemukakan PTK merupakan bagian dari penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru di kelas tempat ia mengajar yang bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas serta kuantitas proses pembelajaran di kelas. PTK
menggunakan
strategi
tindakan
dari
identifikasi
masalah,
penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan refleksi. Rangkaian kegiatan secara berurutan yang dimulai dari rencana tindakan sampai dengan refleksi disebut satu tindakan penelitian. Apabila dalam pelaksanaan tindakan
ditemukan permasalahan
yang dapat mengganggu
tercapainya tujuan PTK maka guru dapat memperbaiki permasalahan tersebut pada tindakan selanjutnya.
2. Strategi Penelitian Pada strategi penelitian tindakan kelas, langkah-langkah yang diambil adalah strategi tindakan kelas model siklus karena objek penelitian yang diteliti hanya satu sekolah. Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK meliputi: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) analisis dan refleksi. Langkah-langkah tersebut dapat dilihat dalam gambar 2:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Identifikasi Masalah
Siklus I Perencanaan
Refleksi
Tindakan
Observasi
Perencanaan Ulang
Refleksi
Observasi
Siklus II Tindakan
Gambar 2. Spiral Tindakan Kelas Sumber : Zainal A (2009,adaptasi dari Hopkins,1993:48)
C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitiannya adalah siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01 Tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 19 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Peneliti memilih kelas ini karena berdasarkan pendekatan dan survei awal, siswa kelas ini mempunyai kelemahan dalam menulis puisi. Selain siswa, guru juga menjadi subjek penelitian berkaitan dengan kegiatan guru saat mengajar. Objek penelitiannya adalah pembelajaran menulis puisi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
D. Sumber Data Sumber data Penelitian Tindakan Kelas pada dasarnya sejalan dengan penelitian kualitatif. Sumber data dapat berupa manusia dengan tingkah lakunya, peristiwa, dokumen, arsip, dan benda
benda lain. (Sutopo, 2002: 23). Apabila
peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber data adalah subyek berupa manusia, benda, gerak atau proses dari subyek tersebut dapat diperoleh data yang diperlukan. (Suharsini Arikunto,1996: 114). Ada 3 sumber data yang dijadikan penggalian dan pengumpulan data serta informasi dalam penelitian ini adalah: 1) Informan, yaitu guru dan siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01,Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo yang berjumlah 19 siswa. 2) Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan siswa kelas III untuk mengetahui masalah yang terjadi dalam pembelajaran menulis puisi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III SDN Kayuapak 01 Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo. 3) Data dan dokumen yang berupa nilai kemampuan menulis puisi pada kondisi awal, tes siklus I dan siklus II, dan lembar observasi guru dan siswa. E. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, peneliti melakukan beberapa kegiatan. Data dikumpulkan melalui beberapa metode, antara lain: a. Observasi Observasi dilakukan untuk mendapatkan data tentang kegiatan siswa dan guru saat pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran kuantum. Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan
pembelajaran
menulis puisi yang dilakukan oleh siswa kelas III SDN Kayuapak 01 dan guru, sebelum pelaksanaan tindakan, saat tindakan, dan sampai akhir tindakan. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu guru kelas III SDN Kayuapak 01 dan teman sejawat sebagai pengamat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
langsung melihat dan mengadakan pengamatan secara langsung pada kegiatan pembelajaran siswa, kemudian mencatat kegiatan siswa dan peristiwa yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya. Alat yang digunakan dalam kegiatan observasi adalah lembar observasi siswa dalam pembelajaran menulis puisi dan lembar observasi guru. Hasil observasi kemudian didiskusikan oleh peneliti dengan teman sejawat yang bersangkutan untuk kemudian dianalisis bersama-sama untuk mengetahui berbagai kelemahan yang ada dan untuk mencari solusi yang tepat. Observasi terhadap siswa difokuskan pada kegiatan siswa dalam pembelajaran menulis puisi, sedangkan observasi guru dalam penggunaan model pembelajaran kuantum pada pembelajaran menulis puisi. b. Dokumentasi Dengan melakukan pengamatan terhadap dokumen-dokumen dan catatan sekolah mengenai kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa. Digunakan untuk memperoleh data berupa nama siswa kelas III, data nilai siswa, dan sejarah perkembangan SD Negeri Kayuapak 01, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo. Selain itu, saat proses pembelajaran berlangsung dilakukan dokumentasi yang berupa foto. c. Tes Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam menulis puisi dan digunakan untuk
mengetahui/mengukur
tercapainya
tujuan
pembelajaran
yang
diharapkan. Dengan diketahui hasil tes ini maka peneliti dapat merencanakan kegiatan yang akan dilakukan agar dapat meningkatkan kemapuan siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi. Selain itu, tes digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan dan keberhasilan pelaksanaan tindakan berupa tes tertulis dalam bentuk uraian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
F. Validitas Data Informasi yang telah dikumpulkan oleh peneliti dan dijadikan data dalam penelitian
harus
diperiksa
validitasnya
sehingga
data
tersebut
dapat
dipertanggungjawabkan. Selain itu data tersebut dapat dijadikan dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Adapun teknik yang digunakan dalam memeriksa validitas data dalam penelitian ini adalah dengan triangulasi data. Triangulasi data sering disebut triangulasi sumber (Slamet, 2007:54) adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan data diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu (Lexi J.Meleong dalam
Sarwiji
Suwandi,2008:69).
Triangulasi
data
dilakukan
dengan
memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis. Teknik triangulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Pada penelitian ini membandingkan data yang diperoleh dari berbagai sumber atau triangulasi sumber. Triangulasi data dilakukan dengan memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis. Teknik triangulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber. Pada penelitian ini membandingkan data yang diperoleh dari berbagai sumber atau triangulasi sumber. Sumber yang didapat dari data nilai awal, data nilai tes siklus pertama dan data nilai tes siklus kedua pada pembelajaran menulis puisi. Selain Triangulasi sumber, peneliti juga menggunakan triangulasi metode. Metode yang digunakan yaitu observasi, tes, dan dokumentasi. Observasi dilakukan pada waktu pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II. Metode tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo dalam menulis puisi. Dojumentasi digunakan untuk menyimpan data yang telah didapat dalam penelitian. Hasil observasi jika menunjukkan aktivitas siswa yang tinggi maka hasil tes juga menunjukkan hasil yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk bahan pertimbangan, yang kemudian dapat digunakan untuk penarikan kesimpulan. Dari data yang diperoleh lewat beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan data yang lebih kuat validitasnya.
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif (interactive model analysis) Miles dan Huberman. Miles dan Huberman (2007:15) menjelaskan bahwa kegiatan pokok analisis tersebut terdiri dari tiga komponen utama, yaitu (1) reduksi data, (2) penyajian data (display data), (3) penarikan simpulan (verifikasi) dan refleksi. 1) Reduksi Data Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote. Dalam reduksi data yang diperoleh dari hasil observasi yang ditulis dalam bentuk data, dikumpulkan, dirangkum, dan dipilih hal-hal yang pokok, kemudian dicari polanya. Jadi, data sebagai bahan data mentah singkat disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting sehingga lebih tajam hasil pengamatan dalan penelitian ini, juga mempermudah peneliti untuk mencatat kembali data yang diperoleh bila diperlukan. 2) Penyajian Data (Display Data) Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Pada tahap ini data yang telah direduksi dan dikelompokkan dalam berbagai pola dideskripsikan dalam bentuk kata-kata yang berguna untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian tertentu. Penyajian data aktivitas siswa, data nilai kemampuan menulis puisi siswa, data ketuntasan belajar siswa disajikan dalam bentuk tabel dan grafik agar mudah dianalisis, dimengerti, dan ditarik kesimpulan. 3) Penarikan Simpulan (Verifikasi), dan Refleksi Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan simpulan dari tampilan data agar dapat dipertanggungjawabkan. Seluruh hasil analisis yang terdapat dalam reduksi data maupun penyajian data diambil suatu simpulan. Penarikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
simpulan tentang peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara bertahap mulai dari simpulan sementara, simpulan yang ditarik pada akhir siklus I, dan simpulan terakhir yaitu pada akhir siklus II. Simpulan yang pertama sampai dengan yang terakhir harus terkait. Hasil simpulan akhir dilakukan refleksi untuk menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya. Menurut Miles dan Huberman(2007: 20) model analisis interaktif dapat ditampilkan pada gambar 3: pengumpulan data
reduksi data
sajian data penarikan simpulan/verifikasi Gambar 3. Model Analisis Interaktif
H. Indikator Ketercapaian Tujuan Dalam penelitian ini adapun indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut: kemampuan menulis puisi siswa pada siklus I mencapai 60% dan siklus II mencapai 75% dari keseluruhan siswa di dalam kelas yang mendapat nilai lebih dari sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70.
I. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang akan dilakukan meliputi tahap-tahap sebagai berikut: 1. Persiapan Pada tahap persiapan ini yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui wawancara dengan siswa kelas III untuk menentukan penyebab masalah pada proses pembelajaran menulis puisi. b. Menelaah materi pembelajaran menulis puisi serta mengkaji indikatornya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dengan menggunakan model pembelajaran kuantum. d. Menyiapkan media pembelajaran dan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran menulis puisi. e. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis, dan lembar kerja siswa. f. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran menulis puisi yang menerapkan model pembelajaran kuantum. 2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Setiap siklus dalam penelitian ini mencakup empat langkah, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan pada tiap tahap ini adalah : a. Siklus I 1) Perencanaan Tahap perencanaan dalam penelitian ini berupa rencana kegiatan yang menentukan langkah-langkah untuk memecahkan masalah sebagai upaya memperbaiki kelemahan dalam proses pembelajaran menulis puisi selama ini. Pada tahap perencanaan ini disiapkan Rencana Pelaksanaa Pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran kuantum. Dengan menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain RPP peneliti juga menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari soal tes dan Lembar Kerja Siswa sebagai alat untuk mengukur kemampuan menulis puisi siswa kelas III, menyusun lembar observasi aktivitas siswa untuk mengamati aktivitas dan interaksi siswa pada saat pembelajaran berlangsung, menyusun lembar observasi kinerja guru untuk mengamati kegiatan guru pada saat melaksanakan pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas III SDN Kayuapak 01 Tahun Pelajaran 2010/2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
2) Pelaksanaan Tindakan Guru menjelaskan rencana kegiatan dengan melaksanakan skenario
pembelajaran
yang
telah
dibuat
Pelaksanaan Pembelajaran. Adapun langkah
berdasar
Rencana
langkah pembelajaran
dengan menggunakan menerapkan model pembelajaran kuantum adalah sebagai berikut : a) Pertemuan 1 (a) Kegiatan Inti (±50menit) Ekslplorasi (1) Siswa menceritakan pengalamannya yang berkaitan dengan puisi. (Alami) (2) Siswa menerima pertanyaan dari guru tentang pengertian puisi.(Namai) (3) Siswa menjawab dan memberi ulasan pengertian puisi sesuai pengetahuan awal mereka.(Alami) (4) Siswa mengungkapkan ciri-ciri puisi anak. (Ulangi) (5) Siswa menentukan tema berdasarkan gambar. (Alami) (6) Siswa mengungkapkan langkah-langkah membuat puisi. (Namai) Elaborasi (7) Siswa belajar lebih mengenali karya sastra puisi dan pentingnya bisa menghasilkan karya
berbentuk tulisan
seperti puisi. (Tumbuhkan) (8) Menampilkan teks puisi dan teks karangan, lalu siswa memberi
tanggapan
tentang
perbedaan
puisi
dan
karangan.(Tumbuhkan dan Namai) (9) Melalui media laptop siswa mengamati gambar & video agar siswa membuat kata (Tumbuhkan)
commit to user
kata menarik untuk puisi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
(10) Siswa memunculkan kata kata indah sesuai tema puisi. (Alami) (11) Siswa menulis puisi sesuai langkah-langkah yang telah disampaikan guru.(Demonstrasikan) Konfirmasi (12) Guru
melakukan tanya jawab tentang kesulitan yang
dialami siswa pada materi yang telah disampaikan.(Ulangi) (13) Memberi penghargaan kepada siswa yang aktif dalam pembelajaran.(Rayakan) (14) Membuat kesimpulan materi dan kegiatan pembelajaran hari ini. (Ulangi) (15) Melakukan evaluasi . (b) Kegiatan Akhir (±10menit) (1) Menindaklanjuti hasil belajar siswa. (2) Memberikan pesan dan amanat. b) Pertemuan 2 (a) Kegiatan Inti (±50menit) Ekslplorasi (1) Siswa mengungkapkan pentingnya bisa menghasilkan karya berbentuk tulisan seperti puisi.(Tumbuhkan) (2) Menindaklanjuti hasil puisi yang dibuat siswa pada pertemuan sebelumnya. (Ulangi) (3) Siswa memberi judul puisi yang telah dibuatnya. (Namai) Elaborasi (4) Siswa
menyelesaikan
menulis
puisi
sesuai
kreatifitasnya.(Alami) Konfirmasi (5) Membahas hasil karya puisi siswa. (6) Siswa menukar hasil karya puisinya kepada lain.(Ulangi)
commit to user
siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
(7) Siswa menilai hasil karya puisi temannya.(Namai) (8) Guru
memberi
kesempatan
kepada
siswa
untuk
mendeklamasikan puisi sesuai hasil karya yang telah dibuat siswa.(Demonstrasikan) (9) Guru memberi penghargaan pada hasil terbaik yang dicapai siswa dalam menulis puisi.(Rayakan) (10) Membuat kesimpulan materi dan kegiatan pembelajaran hari ini.(Ulangi) (11) melakukan evaluasi akhir. (b) Kegiatan Akhir (±10menit) (1) Menindaklanjuti hasil belajar siswa. (2) Memberikan pesan dan amanat. 3) Pengamatan Pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran untuk mengamati aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pedoman lembar observasi siswa yang meliputi : (1)aktivitas siswa dalam kegiatan awal pembelajaran,(2)perhatian siswa selama pembelajaran menulis puisi, (3)keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menulis
puisi,
(4)keaktifan siswa dalam
menjawab pertanyaan, (5)antusias siswa dalam memanfaatkan media pembelajaran,
(6)ketekunan
siswa
saat
mengerjakan
evaluasi.
Pengamatan dalam kegiatan belajar mengajar dilakukan secara kolaboratif dengan teman sejawat terhadap pelaksanaan jalannya proses belajar mengajar. Adapun hasil pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran menulis puisi yaitu: (1) persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran, (2)kemampuan guru melakukan apersepsi, (3)ketrampilan guru menyampaikan materi menulis puisi, (4) Kemampuan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran menulis puisi, (5) Kemampuan guru menerapkan model pembelajaran kuantum, (6) Kemampuan guru dalam melakukan evaluasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
4. Refleksi Pada tahap refleksi dilakukan perbaikan perencanaan, peneliti melihat maupun merefleksi kelemahan atau hambatan yang ditemukan pada saat pelaksanaan tindakan. Adapun kelemahan-kelemahan antara lain
sebagai
berikut:
(1)siswa
belum
lancar
mengungkapkan
pemahamannya tentang puisi, (2)siswa belum lancar mengungkapkan langkah-langkah menulis puisi, (3)siswa masih banyak yang kurang aktif dalam pembelajaran menulis puisi, (4)kelemahan dalam pengorganisasian waktu dalam kegiatan pembelajaran, (5)penggunaan media yang kurang maksimal untuk dilihat siswa, (6)ada beberapa siswa yang masih kesulitan dalam menuliskan puisi, penyusunaan dan penjedaan antar bait. Selain itu peneliti menganalisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Peneliti menganalisis nilai hasil belajar siswa dalam menulis puisi, serta menentukan langkah perbaikan mutu untuk diterapkan pada siklus selanjutnya dengan mengacu kelemahan atau hambatan yang ditemukan pada kegiatan pembelajaran. b. Siklus II 1) Perencanaan Perencanaan tindakan siklus 2 dikaitkan dengan hasil yang telah diperoleh pada siklus 1 sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut
yaitu
dengan
merevisi
dan
menyempurnakan
lagi
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kuantum untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III. Melalui diskusi bersama teman sejawat, pada tahap perencanaan dilakukan langkah untuk mengatasi masalah yang pertama yaitu dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih lancar mengungkapkan pemahaman terhadap puisi, kelemahan yang kedua direncanakan diatasi dengan memberi kesempatan siswa mengungkapkan langkahlangkah menulis puisi denganbahasa mereka, kelemahan yang ketiga direncanakan diatasi dengan lebih mengaktifkan siswa terutama siswa yang masih pasif antara lain dengan memberi kesempatan kepada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
mereka mengungkapkan pendapat, dapat memunculkan kata-kata indah. Kelemahan yang keempat direncanakan diatasi dengan meminimalkan kegiatan yang sekiranya tidak bermanfaat seperti tidak memberikan waktu menjawab pertanyaan lisan yang terlalu lama, siap dalam menyalakan media pembelajaran yaitu TV dan VCD sehingga tidak banyak waktu yang terbuang, dan tetap mengacu pada waktu yang telah direncanakan dalam RPP. Kelemahan yang kelima direncanakan diatasi dengan memakai media yang lebih besar ukurannya sehingga dapat maksimal dilihat oleh semua siswa, siklus I peneliti mengamati bahwa media laptop yang digunakan untuk menampilkan video kurang dapat diamati oleh semua siswa, maka pada siklus II media laptop diganti dengan media televisi dan VCD. Sedangkan kelemahan keenam direncanakan diatasi dengan siswa diberi kesempatan menciptakan kata-kata dengan menyusun dalam larik-larik dengan penjedaan yang benar. Pada tahap perencanaan di siklus II peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat untuk mengatasi kelemahan ataupun hambatan yang muncul pada siklus I. Peneliti juga menyiapkan RPP yang direvisi,soal tes, instrumen lembar observasi sama seperti perencanaan siklus 1. 2) Pelaksanaan Tindakan Pada siklus 2 adapun langkah-langkah tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran menulis puisi adalah seperti kegiatan inti yang tercantum pada RPP sebagai berikut : a) Pertemuan 1 (a) Kegiatan Inti (±50menit) Ekslplorasi (1) Siswa menceritakan pengalamannya yang berkaitan dengan puisi. (Alami) (2) Siswa menerima pertanyaan dari guru tentang pengertian puisi.(Namai)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
(3) Siswa menjawab dan memberi ulasan pengertian puisi sesuai pengetahuan awal mereka.(Alami) (4) Siswa mengungkapkan ciri-ciri puisi anak. (Ulangi) (5) Siswa
menentukan
tema
puisi
berdasarkan
imajinasinya.(Alami) (6) Siswa mengungkapkan langkah-langkah membuat puisi. (Namai) Elaborasi (7) Siswa belajar lebih mengenali karya sastra puisi dan pentingnya bisa menghasilkan karya
berbentuk tulisan
seperti puisi. (Tumbuhkan) (8) Menampilkan teks puisi dan teks karangan, lalu siswa memberi
tanggapan
tentang
perbedaan
puisi
dan
karangan.(Tumbuhkan dan Namai) (9) Melalui media televisi dan VCD siswa mengamati gambar & video lalu semua siswa secara bergiliran menciptakan satu larik puisi berdasarkan video yang dilihatnya. (Tumbuhkan dan alami) (10) Siswa memunculkan kata kata indah sesuai tema puisi. (Alami) (11) Siswa menulis puisi sesuai langkah-langkah yang telah dipelajari.(Demonstrasikan) Konfirmasi (12) Guru
melakukan tanya jawab tentang kesulitan yang
dialami siswa pada materi yang telah disampaikan.(Ulangi) (13) Memberi penghargaan kepada siswa yang aktif dalam pembelajaran.(Rayakan) (14) Membuat kesimpulan materi dan kegiatan pembelajaran hari ini. (Ulangi) (15) Melakukan evaluasi . (c) Kegiatan Akhir (±10menit)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
(1) Menindaklanjuti hasil belajar siswa. (2) Memberikan pesan dan amanat. c) Pertemuan 2 (a) Kegiatan Inti (±50menit) Ekslplorasi (1) Siswa mengungkapkan pentingnya bisa menghasilkan karya berbentuk tulisan seperti puisi.(Tumbuhkan) (2) Menindaklanjuti hasil puisi yang dibuat siswa pada pertemuan sebelumnya. (Ulangi) (3) Siswa memberi judul puisi yang telah dibuatnya. (Namai) Elaborasi (4) Siswa
menyelesaikan
menulis
puisi
sesuai
kreatifitasnya.(Alami) Konfirmasi (5) Membahas hasil karya puisi siswa. (6) Siswa menukar hasil karya puisinya kepada siswa lain.(Ulangi) (7) Siswa menilai hasil karya puisi temannya.(Namai) (8) Guru
memberi
kesempatan
kepada
siswa
untuk
mendeklamasikan puisi sesuai hasil karya yang telah dibuat siswa.(Demonstrasikan) (9) Guru memberi penghargaan pada hasil terbaik yang dicapai siswa dalam menulis puisi.(Rayakan) (10) Membuat kesimpulan materi dan kegiatan pembelajaran hari ini.(Ulangi) (11) Melakukan evaluasi akhir. (b) Kegiatan Akhir (±10menit) (1) Menindaklanjuti hasil belajar siswa. (2) Memberikan pesan dan amanat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
3) Pengamatan Peneliti melakukan pengamatan secara kolaboratif dengan teman sejawat dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II. Peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar observasi yang sama pada saat siklus 1.Pada tahap ini berdasarkan lembar pengamatan proses pembelajaran untuk siswa dalam pembelajaran menulis puisi, dari evaluasi
diperoleh hasil
yang menunjukkan peningkatan
kemampuan siswa dalam menulis puisi, secara keseluruhan hasilnya lebih meningkat dari siklus 1. Selain itu pengamatan terhadap kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran kuantum juga mengalami peningkatan dilihat dari hasil yang tercatat pada lembar observasi. Kelemahan yang ada pada siklus I dapat diatasi pada tindakan siklus II. 4) Refleksi Pada tahap refleksi siklus II, peneliti mengkaji hasil akhir kemampuan siswa dalam menulis puisi. Pada siklus II diperoleh hasil adanya peningkatan ditunjukkan dengan hasil pada lembar observasi siswa, adanya peningkatan rata-rata nilai pada hasil tes siswa dalam menulis puisi, dan dapat diatasinya hambatan pada siklus I. Mengacu pada hasil yang diperoleh dari siklus II maka penelitian berakhir dalam dua siklus. Hasil yang dicapai siswa dikaji untuk dicatat dalam laporan hasil penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A.
Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kayuapak 01 yang terletak di dusun Kayuapak RT 03/RW III, Kayuapak, Polokarto, Sukoharjo. SD ini berstatus negeri dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101031107009. Sejak awal berdirinya SDN Kayuapak 01 yakni tahun 1954 sampai sekarang telah mengalami beberapa pergantian Kepala Sekolah. Kepala yang menjabat saat ini adalah Ibu Sri Suwarni,S.Pd. SDN Kayuapak 01 memiliki 6 ruang kelas utama, ruang guru, ruang kepala sekolah, UKS, perpustakaan, dan masjid. Dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan penelitian pada siswa kelas III SDN Kayuapak 01 dengan jumlah siswa 19 anak yang terdiri dari 10 siswa putra dan 9 siswa putri. Penelitian dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III dengan menerapkan model pembelajaran kuantum. Peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat dalam pelaksanaan penelitian. Kepala sekolah secara langsung ikut dalam pembelajaran menulis puisi untuk mengamati kegiatan siswa dan guru saat penelitian berlangsung. Dengan penelitian ini yang dilaksanakan di SDN Kayuapak 01 diharapkan siswa kelas III khususnya dapat lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar Bahasa Indonesia, sehingga kemampuan menulis puisi siswa dapat meningkat.
B. Deskripsi Kondisi Awal Dalam kondisi awal atau sebelum diadakannya tindakan, model pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis puisi yaitu dengan
menggunakan
model
pembelajaran
konvensional.
Dalam
model
pembelajaran tersebut, guru hanya menyuruh siswa membuka buku yang akan dipelajari pada halaman tertentu, kemudian siswa disuruh membaca dan langsung mengerjakan evaluasi yang berkaitan dengan pembelajaran menulis puisi. Peneliti menemukan banyak siswa yang masih rendah kemampuan menulis puisinya,terlihat dari hasil tes menulis puisi, masih banyak yang tidak
commit to user 53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
mencapai hasil yang diharapkan. Kemampuan menulis puisi siswa kelas III SDN Kayuapak 01 masih rendah disebabkan dari faktor guru yang sebelum dilaksanakan tindakan masih menerapkan model pembelajaran konvensional. Siswa masih menemui kesulitan dalam menulis puisi dan kemampuan menulis puisi siswa kelas III SD N Kayuapak 01 masih rendah karena guru belum menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran sehingga hasil yang diperolehpun juga belum maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan 5 siswa yang mencapai KKM atau sekitar 26,32% dan masih adanya 14 siswa atau sekitar 73,68% siswa yang nilainya belum dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, dan nilai rata-rata kelas adalah 53,94. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka peneliti mengadakan penelitian di kelas III dengan menerapkan model pembelajaran kuantum untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Data rekapitulasi nilai hasil tes siswa dalam pembelajaran menulis puisi pada saat sebelum dilakukan tindakan (pra-siklus) lampiran 14&15 selanjutnya dibuat interval selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2 dan grafik di bawah ini: Tabel 2. Disribusi Frekuensi Bergolong Nilai Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Pada Kondisi Awal Sebelum dilakukan Tindakan
No.
Kelas Interval
Titik Tengah (x)
Frekuensi
Fx
Persentase
1
85-75
80
4
320
21,05%
2
74-64
69
3
207
15,78%
3
63-53
58
3
174
15,78%
4
52-42
47
3
141
15,78%
5
41-31
36
3
108
15,78%
6
30-20
25
3
75
15,78%
Jumlah
N = 19
Rata-rata nilai = 1025:19
commit to user
100% 53,94
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Dari tabel distribusi frekuensi nilai menulis puisi pada siswa kelas III SDN Kayuapak 01 sebelum diadakan tindakan melalui penerapan model pembelajaran kuantum, dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut: 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 20-30
31-41
42-52 53-63 Interval
64-74
75-85
Gambar 4. Grafik Nilai Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Sebelum dilakukan Tindakan Berdasarkan data nilai di atas dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan tindakan, siswa kelas III SDN Kayuapak 01 banyak yang memperoleh di bawah batas nilai KKM yaitu 70. Berdasarkan tabel 2 dan gambar 4 grafik nilai kemampuan
siswa pada pokok bahasan perkalian pra siklus atau sebelum
tindakan, dengan interval 10 dan jumlah kelas 6. Diperoleh data sebagai berikut : Nilai tertinggi siswa adalah sebesar 85 dan nilai terendah adalah 20. Siswa yang memperoleh nilai memperoleh nilai 31 nilai 42
20
30 ada 3 siswa atau 15,78%. Siswa yang
41 ada 3 siswa atau 15,78%. Siswa yang memperoleh
52 ada 3 siswa atau 15,78 %. Siswa yang memperoleh nilai 53
ada 3 siswa atau 15,78%. Siswa yang memperoleh nilai 64
63
74 ada 3 siswa atau
15,78%. Siswa yang memperoleh nilai 75 - 85 ada 4 siswa atau 21,05%. Data ketuntasan belajar pada kondisi awal dapat diketahui pada tabel 3 di bawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Tabel 3. Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes sebelum Tindakan Jumlah Siswa No
Ketuntasan
Data awal Jumlah
Persen
1
Tuntas
5
26,32%
2
Tidak Tuntas
14
73,68%
Jumlah
19
100 %
Berdasarkan tabel 4 maka dapat digambarkan pada grafik gambar 5 sebagai berikut: 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Tidak Tuntas
Tuntas
Gambar 5. Grafik Ketuntasan Nilai Kemampuan Menulis Puisi Pra Siklus Berdasarkan data nilai pada tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan tindakan, siswa kelas III SDN Kayuapak 01 sebanyak 19 siswa hanya 5 siswa atau 26,32% yang memperoleh nilai lebih dari sama dengan batas nilai KKM. Sebanyak 14 siswa atau 73,68% memperoleh nilai di bawah KKM yaitu 70.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
C. Deskripsi Hasil Penelitian Dalam deskripsi
tindakan ini dibahas mengenai beberapa hal yaitu
siklus I dan siklus II sebagai berikut : 1. Siklus I Siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 - 18 Maret 2011 yang diikuti oleh siswa kelas III sebanyak 19 siswa. Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh seorang observer yaitu kepala sekolah SDN Kayuapak 01 yang bernama Sri Suwarni,S.Pd. Adapun kegiatan siklus I ini adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Berdasarkan informasi yang diperoleh sebagai data awal siswa sebagai subyek penelitian sebanyak 19 siswa dari 14 siswa mendapatkan nilai menulis puisi belum mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan guru yaitu 70. Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan siswa didapatkan informasi bahwa kemampuan menulis puisi siswa masih rendah. Oleh karena itu perlu diadakan pembelajaran dengan model pembelajaran kuantum untuk meningkatkan kemampuan siswa dalammenulis puisi. Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan beberapa hal antara lain: 1) Mengidentifikasi masalah belajar siswa terutama dalam pembelajaran menulis puisi. 2) Mengkaji materi pembelajaran menulis puisi kelas III semester II dengan Kompetensi Dasar: 8.2. Menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik. 3) Membuat
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
dengan
model
pembelajaran kuantum. 4) Merancang pelaksanaan kegiatan serta mempersiapkan sarana dan prasarana yang
digunakan
untuk
pembelajaran
menulis
puisi
yang
berupa:mengkondisikan kelas,menyiapkan media pembelajaran,menyiapkan buku teks,menyiapkan tes formatif untuk penilaian hasil belajar. Dalam merancang kegiatan berkolaborasi dengan kepala sekolah sebagai observer.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
5) Menyiapkan lembar observasi dan penilaian yang akan digunakan dalam pembelajaran menulis puisi. b. Pelaksanaan Setelah rencana tindakan dibuat, peneliti segera melakukan tindakan penelitian dengan melakukan kegiatan pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran kuantum. 1) Pertemuan pertama Pada pertemuan pertama,dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 Maret 2011. Adapun kegiatan awal yang dilakukan oleh guru adalah melakukan apersepsi yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti pada tahap eksplorasi, siswa menceritakan pengalamannya yang berkaitan dengan puisi, kegiatan tersebut merupakan aspek
Siswa
menerima pertanyaan dari guru tentang pengertian puisi, kegiatan tersebut Namai Siswa menjawab dan memberi ulasan pengertian puisi sesuai pengetahuan awal mereka, kegiatan tersebut merupakan aspek Siswa mengungkapkan ciri-ciri puisi anak kegiatan tersebut merupakan aspek Siswa menentukan tema puisi berdasarkan gambar, kegiatan tersebut Selanjutnya siswa mengungkapkan langkah-langkah Pada tahap elaborasi siswa belajar lebih mengenali karya sastra puisi dan pentingnya bisa menghasilkan karya berbentuk tulisan seperti puisi,. kegiatan tersebut merupakan aspek
Guru menampilkan teks puisi dan teks karangan, lalu siswa
memberi tanggapan tentang perbedaan puisi dan karangan, kegiatan tersebut Melalui media laptop siswa mengamati gambar & video agar siswa membuat kata
kata menarik untuk puisi, Siswa memunculkan kata Siswa
menulis puisi sesuai langkah-langkah yang telah disampaikan guru, kegiatan tersebut merupakan aspek
Pada tahap konfirmasi, guru
melakukan tanya jawab tentang kesulitan yang dialami siswa pada materi yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
telah disampaikan, kegiatan tersebut merupakan aspek
Memberi
penghargaan kepada siswa yang aktif dalam pembelajaran, kegiatan tersebut Guru bersama siswa membuat kesimpulan materi dan kegiatan pembelajaran hari ini, kemudian melakukan evaluasi. Sebagai kegiatan akhir Setelah itu menindaklanjuti hasil belajar siswa, dan yang terakhir memberikan pesan dan amanat. 2) Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 18 Maret 2011 dengan kegiatan awal guru memberikan pembelajaran dengan materi yang sama yaitu tentang puisi namun indikatornya berbeda. Sebagai kegiatan awal guru melakukan apersepsi tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dengan tujuan memberikan penguatan dan mengingat kembali pada pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan inti pada tahap eksplorasi, siswa mengungkapkan pentingnya bisa menghasilkan karya berbentuk tulisan seperti puisi, yang mana merupakan penerapan as
Guru menindaklanjuti hasil puisi yang dibuat
siswa pada pertemuan sebelumnya,kegiatan tersebut merupakan aspek
.
Lalu siswa memberi judul puisi yang telah dibuatnya, kegiatan tersebut siswa menyelesaikan menulis puisi sesuai kreatifitasnya,
A
Pada tahap
konfirmasi, guru membahas hasil karya puisi siswa. Dilanjutkan dengan siswa menukar hasil karya puisinya kepada siswa lain, kegiatan tersebut merupakan aspek
. Kemudian siswa menilai hasil karya puisi temannya, kegiatan Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk mendeklamasikan puisi sesuai hasil karya yang telah dibuat siswa, siswa Setelah itu guru memberi penghargaan pada hasil terbaik yang dicapai siswa dalam menulis puisi, yang mana menerapkan Guru bersama siswa membuat kesimpulan materi dan kegiatan pembelajaran hari ini, kemudian melakukan evaluasi akhir.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Sebagai kegiatan akhir Setelah itu menindaklanjuti hasil belajar siswa, dan yang terakhir memberikan pesan dan amanat. c. Observasi Dalam
tahap
ini dilaksanakan pengamatan
terhadap pelaksanaan
pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran kuantum, yang dilaksanakan dengan menggunakan alat yang berupa lembar observasi dan foto kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data tentang kegiatan siswa dan guru saat pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran kuantum. Serta untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran kuantum dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas III SD N Kayuapak 01, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo. Oleh karena itu, pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas siswa atau proses yang terjadi dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran termasuk suasana kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. 1) Pertemuan pertama Pada pertemuan pertama adapun hasil observasinya ketika pelaksanaan tindakan dapat dideskripsikan sebagai berikut: (a) Kegiatan Siswa Kegiatan siswa saat kegiatan pembelajaran menulis puisi berlangsung pada siklus I pertemuan pertama yaitu tidak ada siswa yang dapat menjelaskan pengertian puisi dengan benar karena kemampuan siswa tentang puisi masih rendah. Selain itu hanya 2 siswa yang bisa memberi tanggapan tentang perbedaan puisi dengan karangan, karena siswa yang lain kurang cermat dalam memperhatikan media pembelajaran. Kemudian hanya 1 siswa yang dapat menyebutkan ciri-ciri puisi anak, dan hanya 2 anak yang memberi tanggapan tentang langkah membuat puisi. Dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi hanya 4 siswa yang aktif menjawab. Selanjutnya ketika kegiatan menulis puisi, hanya 10 siswa yang dapat menentukan tema puisinya, karena siswa masih ada yang bingung padahal guru sudah memberikan contoh-contoh tema puisi. Selama proses menulis puisi, 7 siswa membutuhkan waktu yang lama untuk menciptakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
sebuah puisi, karena siswa masih kesulitan membuat kata-kata indah dan masih sulit untuk menyusun kata dalam larik puisi. Berdasarkan rekapitulasi skor rata - rata hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi dalam model pembelajaraan kuantum siklus I pertemuan 1 dapat dilihat dapat dilihat pada lampiran 5 dan dibuat tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4. Fekuensi Skor Rata
Rata Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1
Titik Tengah Interval
(x)
Frekuensi
fx
Persentase
Ket.
1,0 - 1,8
1,4
10
14
52,63%
Kurang
1,9 2,6
2,25
5
11.25
26,32%
Cukup
2,7 3,4
3,05
4
12,2
21,05%
Baik
Total
N=19
37,45
Rata rata
100%
1,97
Berdasarkan tabel 4 di atas mengenai skor rata
Cukup
rata aktivitas siswa dapat
dibuat grafik pada gambar 6 sebagai berikut : 12 10 8 6 4 2 0 1,0-1,8
1,9-2,6
2,7-3,4
Skala Nilai
Gambar 6. Grafik Skor Rata Rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 Berdasarkan tabel 4 dan gambar 6 diperoleh rata kategori cukup. Berdasarkan skor rata
rata 1,97 atau pada
rata nilai dapat dilihat aktivitas siswa
dalam pembelajaran masih perlu ditingkatkan, pada interval 1,0
commit to user
1,8 masih ada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
10 siswa atau 52,63% menunjukkan aktivitas dalam kategori kurang, pada interval 1,9
2,6 ada 5 siswa atau 26,32% menunjukkan aktivitas dalam kategori cukup,
sedangkan pada interval 2,7
3,4 hanya 4 siswa atau 21,05% menunjukkan
aktivitas dalam kategori baik dalam proses pembelajaran menulis puisi siklus I pertemuan I. Hal demikian disebabkan siswa belum terbiasa pada kondisi pembelajaran yang baru. (b) Kegiatan Guru Kegiatan guru pada siklus I pertemuan pertama yaitu guru aktif memberi pertanyaan kepada siswa tentang pokok materi puisi. Guru membimbing siswa untuk dapat mengungkapkan pengetahuan yang mereka miliki berkaitan tentang materi pembelajaran menulis puisi. Selain itu, guru juga sebagai fasilitator bagi siswa untuk bisa memperoleh pengetahuan mengenai puisi dengan memanfaatkan media pembelajaran. Guru menerapkan model pembelajaran kuantum di kelas dalam proses pembelajaran menulis puisi. Guru juga memotivasi siswa untuk mampu menciptakan atau membuat karya yang berbentuk tulisan yaitu puisi. 2) Pertemuan kedua Dalam pertemuan kedua pada siklus I, adapun hasil observasi dapat dideskripsikan sebagai berikut: (a) Kegiatan Siswa Kegiatan siswa selama proses pembelajaran menulis puisi pada pertemuan kedua yaitu siswa kembali memberi ulasan mengenai puisi dan siswa yang aktif sebanyak 9 siswa. Selain itu siswa melanjutkan menulis puisi dengan waktu yang telah ditentukan, akan tetapi 4 siswa membutuhkan waktu yang lebih lama. Setelah siswa selesai menulis puisi hasil karyanya, mereka mendemontrasikan diri untuk mendeklamasikan puisi hasil karyanya, sebanyak 17 siswa sudah mampu mendeklamasikan puisi hasil karyanya dengan baik. Dan yang terakhir, siswa mengerjakan evaluasi akhir, sebanyak 13 siswa nilainya belum mencapai KKM. Dibandingkan pada pertemuan pertama siswa sudah mulai terbiasa dengan kegiatan pembelajaran yang berbeda. Berdasarkan rekapitulasi nilai hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam model pembelajaraan kuantum siklus I
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
pertemuan 2 dapat dilihat pada lampiran 6 dan dapat dibuat tabel 5 sebagai berikut: Tabel 5. Frekuensi Skor Rata
Interval
Titik Tengah
Rata Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 Frekuensi
fx
Persentase
Ket.
(x) 1,0 - 1,8
1,4
6
8,4
31,57%
Kurang
1,9 2,6
2,25
8
18
42,10%
Cukup
2,7 3,4
3,05
3
9,15
15,78%
Baik
3,5 - 4,2
3,85
2
7,7
10,53%
Sangat baik
Total
N=19
43,25
Rata rata
100%
2,27
Cukup
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dibuat grafik pada gambar 7 sebagai berikut : 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1,0-1,8
1,9-2,6
2,7-3,4
3,5-4,2
Skala Nilai
Gambar 7. Grafik Skor Rata Rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 Berdasarkan tabel 5 dan gambar 7 di atas diperoleh rata pada kategori cukup. Berdasarkan skor rata
rata 2,27 atau
rata yang ada dapat dilihat aktivitas
siswa dalam pembelajaran berada pada kategori cukup, sudah ada peningkatan rata
rata aktivitas siswa dalam pembelajaran. Kalau pada pertemuan pertama
sebagian besar siswa masih pada kategori kurang, pada pertemuan kedua rata rata sudah pada kategori cukup. Dari keenam aspek yang diamati setelah dirata rata dari 19 siswa, 6 siswa atau 31,57% berada pada kategori kurang yaitu pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
interval 1,0 - 1,8, sebanyak 8 siswa atau 42,10% pada kategori cukup yaitu berada pada interval 1,9
2,6, sedangkan pada interval 2,7
3,4 ada 3 siswa atau
15,78% dalam kategori baik, dan pada interval 3,5 - 4,2 ada 2 siswa atau 10,53% dalam kategori sangat baik. (b) Kegiatan Guru Kegiatan guru selama proses pembelajaran menulis puisi pada pertemuan kedua yaitu guru memotivator siswa untuk menyelesaikan tugas menulis puisi. Kemudian guru memberi penilaian pada hasil karya siswa, juga memberi kesempatan kepada siswa untuk mendeklamasikan puisi hasil karya siswa itu sendiri. Selain itu guru juga memberi penghargaan kepada siswa dan melakukan evaluasi akhir. d. Analisis dan Refleksi Hasil siklus I yang didapat dari hasil observasi dan penilaian hasil menulis puisi melalui tes kemudian dianalisis dan direfleksi sebagai langkah pengambilan tindakan pada siklus berikutnya. Pada tahap refleksi dilakukan perbaikan perencanaan, peneliti melihat maupun merefleksi kelemahan atau hambatan yang ditemukan pada saat pelaksanaan tindakan. Adapun kelemahan-kelemahan antara lain sebagai berikut: (1)siswa belum lancar mengungkapkan pemahamannya tentang puisi, sehingga sehingga mempunyai pengaruh dengan nilai evaluasi akhir pada pertemuan kedua yang masih rendah, (2)siswa belum lancar mengungkapkan langkah-langkah menulis puisi, sehingga sehingga mempunyai pengaruh dengan nilai evaluasi akhir pada pertemuan kedua yang masih rendah, (3)siswa masih banyak yang kurang
aktif
dalam
pembelajaran
menulis
puisi,
(4)kelemahan
dalam
pengorganisasian waktu dalam kegiatan pembelajaran, (5)penggunaan media yang kurang maksimal untuk dilihat siswa, (6)ada beberapa siswa yang masih kesulitan dalam menuliskan puisi, penyusunaan dan penjedaan antar bait. Selain itu peneliti menganalisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Peneliti menganalisis nilai hasil belajar siswa dalam menulis puisi, serta menentukan langkah perbaikan mutu untuk diterapkan pada siklus selanjutnya dengan mengacu kelemahan atau hambatan yang ditemukan pada kegiatan pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Dari hasil tes kemampuan Menulis Puisi pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 16 - 18 dibuat interval nilai dan frekuensi dalam tabel 6 di bawah ini: Tabel 6. Disribusi Frekuensi Bergolong Hasil Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Pada Siklus I. No.
Kelas Interval
Titik Tengah (x)
Frekuensi
Fx
Persentase
1
90-84
87
2
174
10,52%
2
83-77
80
1
80
5,26%
3
76-70
73
5
365
26,31%
4
69-63
66
3
198
15,78%
5
62-56
59
5
295
26,31%
6
55-49
52
2
104
10,52%
7
48-42
45
1
45
5,26%
Jumlah
N = 19 Rata-rata nilai
100% 66,36
Dari tabel nilai menulis puisi siswa kelas III SDN Kayuapak 01 pada siklus I melalui penerapan model pembelajaran kuantum, dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut: 6 5 4 3 2 1 0 42-48
49-55
56-62
63-69
70-76
77-83
84-90
Interval
Gambar 8. Grafik Nilai Menulis Puisi Siswa Kelas III SD N Kayuapak 01 Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo Pada Siklus I
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
Dari data yang tersaji dalam tabel 6 dan gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai 42-48 sebanyak 1 siswa atau 5,26%, siswa yang mendapat nilai 49-55 sebanyak 2 siswa atau 10,52%, siswa yang mendapat nilai 56-62 sebanyak 5 siswa atau 26,31%, siswa yang mendapat nilai 63-69 sebanyak 3 siswa atau 15,78%, siswa yang mendapat nilai 70-76 sebanyak 5 atau 26,31%, siswa yang mendapat nilai 77-83 sebanyak 1 siswa atau 5,26%, siswa yang mendapat nilai 84-90 sebanyak 2 siswa atau 10,52%. Secara keseluruhan kemampuan menulis siswa kelas III pada siklus I sudah mengalami peningkatan, ditunjukkan dengan siswa yang masih belum mancapai KKM adalah 11 siswa, lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan hasil sebelum tindakan dan siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 8 siswa atau sebesar 42,10%. Dari hasil pembelajaran pada siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa kelas III dalam menulis puisi adalah 66,36, maka telah mengalami peningkatan. Berdasarkan indikator kinerja yang ditetapkan, peneliti dikatakan berhasil apabila apabila 60 % dari seluruh siswa kelas III mencapai nilai lebih dari sama dengan KKM yaitu 70, adapun perhitungan ketuntasan belajar pada siklus I adalah sebagai berikut: n r% =
x 100% N
8 =
x 100% 19
= 42,10% Keterangan: n = Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari sama dengan 70 N = Jumlah siswa Berdasarkan perhitungan di atas, siswa kelas III SDN Kayuapak 01 masih belum tuntas karena baru 42,10% siswa yang mendapatkan nilai lebih dari sama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
dengan KKM. Sedangkan 57,90% siswa masih mendapatkan nilai di bawah ketuntasan yaitu kurang dari 70. Secara lebih rinci perkembangan peningkatan kemampuan menulis puisi melalui penerapan model pembelajaran kuantum pada siswa kelas III dapat dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 7. sebelum dan sesudah tindakan siklus I
No
Jumlah siswa yang memperoleh nilai Sebelum Sesudah
1
Prosentase Keterangan Sebelum
Sesudah Mengalami peningkatan tetapi
5
8
26,32%
42,10%
belum mencapai indikator kinerja
Dari tabel 7 di atas maka dapat disajikan dalam bentuk grafik berikut ini: 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Pra siklus
Siklus I
Gambar 9. Grafik Perbandingan Ketuntasan Nilai Menulis Puisi Pra Siklus dan Siklus I Berdasarkan tabel 7 dan gambar 9 di atas maka dapat diperoleh hasil bahwa sudah ada peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai lebih dari sama dengan KKM yaitu 70, dari pra siklus sebesar 26,32% menjadi 42,10% akan tetapi hasil pada siklus I belum mencapai indikator kinerja. Adapun indikator kinerja pada penelitian ini dikatakan berhasil apabila 60% siswa mancapai nilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
lebih dari sama dengan KKM yaitu 70, maka peneliti memutuskan untuk mengadakan tindakan pada siklus ke II agar indikator kinerja dapat tercapai dan penelitian dapat dikatakan berhasil.
2. Siklus II Pada siklus I hasil pembelajaran menulis puisi pada umumnya sudah mengalami peningkatan, akan tetapi juga ditemukan beberapa masalah ataupun kelemahan-kelemahan sehingga harus dilakukan tindakan siklus II.
Kegiatan
penelitian tindakan kelas ini dilanjutkan ke siklus II dengan harapan pada siklus II dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan pada siklus I sehingga dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran kuantum. Kegiatan penelitian tindakan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 28 - 30 Maret 2011 yang diikuti oleh 19 siswa. Alokasi waktu yang digunakan yaitu 2 x 35 menit setiap satu kali pertemuan. Kegiatan dari siklus II ini adalah sabagai berikut: a.Perencanaan Perencanaan tindakan siklus 2 dikaitkan dengan hasil yang telah diperoleh pada siklus 1 sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut yaitu dengan merevisi dan menyempurnakan lagi pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kuantum untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III. Melalui diskusi bersama teman sejawat, pada tahap perencanaan dilakukan langkah untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan pada siklus I. Adapun dalam tahap perencanaan pada siklus II tindakan perbaikan yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Untuk
mengatasi
masalah
siswa
belum
lancar
mengungkapkan
pemahamannya tentang puisi yaitu dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih lancar mengungkapkan pemahaman terhadap puisi. (2) Untuk mengatasi masalah siswa belum lancar mengungkapkan langkahlangkah menulis puisi direncanakan diatasi dengan memberi kesempatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
siswa
mengungkapkan langkah-langkah menulis puisi dengan bahasa
mereka. (3) Untuk mengatasi masalah siswa masih banyak yang kurang aktif dalam pembelajaran menulis puisi direncanakan diatasi dengan lebih mengaktifkan siswa terutama siswa yang masih pasif antara lain dengan memberi kesempatan kepada mereka mengungkapkan pendapat, dan memunculkan kata-kata indah untuk puisi. (4) Kelemahan dalam pengorganisasian waktu dalam kegiatan pembelajaran direncanakan diatasi dengan meminimalkan kegiatan yang sekiranya tidak bermanfaat seperti tidak memberikan waktu menjawab pertanyaan lisan yang terlalu lama, siap dalam menyalakan media pembelajaran yaitu TV dan VCD sehingga tidak banyak waktu yang terbuang, dan tetap mengacu pada waktu yang telah direncanakan dalam RPP. (5) Kelemahan penggunaan media yang kurang maksimal untuk dilihat siswa yang direncanakan diatasi dengan memakai media yang lebih besar ukurannya sehingga dapat maksimal dilihat oleh semua siswa, siklus I peneliti mengamati bahwa media laptop yang digunakan untuk menampilkan video kurang dapat diamati oleh semua siswa, maka pada siklus II media laptop diganti dengan media televisi dan VCD. (6) Masalah adanya beberapa siswa yang masih kesulitan dalam menuliskan puisi, penyusunaan dan penjedaan antar bait direncanakan diatasi dengan siswa diberi kesempatan menciptakan kata-kata dengan menyusun dalam larik-larik dengan penjedaan yang benar. Pada tahap perencanaan di siklus II peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat untuk mengatasi kelemahan ataupun hambatan yang muncul pada siklus I. Peneliti juga menyiapkan RPP yang direvisi,soal tes, instrumen lembar observasi sama seperti perencanaan siklus I. b.Pelaksanaan Setelah rencana tindakan dibuat, peneliti melakukan tindakan penelitian sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
1) Pertemuan pertama Pertemuan pertama dilaksanaan pada hari Selasa tanggal 29 Maret 2011, jam pelajaran empat dan lima. Guru mengawali pembelajaran dengan memberikan apersepsi mengingat pelajaran sebelumnya. Kegiatan inti pada tahap eksplorasi, siswa menceritakan pengalamannya yang berkaitan dengan puisi, kegiatan tersebut merupakan aspek
Siswa
menerima pertanyaan dari guru tentang pengertian puisi, kegiatan tersebut Namai Siswa menjawab dan memberi ulasan pengertian puisi sesuai pengetahuan awal mereka, kegiatan tersebut merupakan aspek Siswa mengungkapkan ciri-ciri puisi anak kegiatan tersebut merupakan aspek Siswa menentukan tema puisi berdasarkan imajinasinya, kegiatan Selanjutnya siswa mengungkapkan langkahPada tahap elaborasi siswa belajar lebih mengenali karya sastra puisi dan pentingnya bisa menghasilkan karya berbentuk tulisan seperti puisi, kegiatan tersebut merupakan aspek
Guru menampilkan teks puisi dan teks karangan, lalu siswa
memberi tanggapan tentang perbedaan puisi dan karangan, kegiatan tersebut Melalui media televisi dan VCD siswa mengamati gambar & video agar siswa dapat membuat kata untuk puisi, yang mana merupakan aspek
kata menarik . Siswa
memunculkan kata kata indah sesuai tema puisi, kegiatan tersebut merupakan aspek
Alami
Selanjutnya siswa menulis puisi sesuai langkah-langkah yang
telah disampaikan guru, merupakan aspek
emonstrasikan
Pada tahap
konfirmasi, guru melakukan tanya jawab tentang kesulitan yang dialami siswa pada materi yang telah disampaikan,yang mana guru menerapakan aspek Guru memberi penghargaan kepada siswa yang aktif dalam pembelajaran menulis puisi, kegiatan tersebut merupakan aspek
Guru
bersama siswa membuat kesimpulan materi dan kegiatan pembelajaran hari ini, kegiatan tersebut merupakan , kemudian melakukan evaluasi. Sebagai kegiatan akhir Setelah itu menindaklanjuti hasil belajar siswa, dan yang terakhir memberikan pesan dan amanat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
2) Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 Maret 2011. Materi yang diberikan sama pada pertemuan pertama dengan indikator yang berbeda. Sebagai kegiatan awal guru melakukan apersepsi tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dengan tujuan memberikan penguatan dan mengingat kembali pada pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan inti pada tahap eksplorasi, siswa mengungkapkan pentingnya bisa menghasilkan karya berbentuk tulisan seperti puisi, yang mana merupakan Guru menindaklanjuti hasil puisi yang dibuat siswa pada pertemuan sebelumnya,kegiatan tersebut merupakan aspek Lalu siswa memberi judul puisi yang telah dibuatnya, kegiatan tersebut
puisi sesuai kreatifitasnya, kagiatan
Pada tahap
konfirmasi, guru membahas hasil karya puisi siswa. Dilanjutkan dengan siswa menukar hasil karya puisinya kepada siswa lain, kegiatan tersebut merupakan aspek
. Kemudian siswa menilai hasil karya puisi temannya, kegiatan
untuk mendeklamasikan puisi sesuai hasil karya yang telah dibuat siswa, siswa Setelah itu guru memberi penghargaan pada hasil terbaik yang dicapai siswa dalam menulis puisi, yang mana menerapkan
pembelajaran hari ini, kemudian melakukan evaluasi akhir. Sebagai kegiatan akhir Setelah itu menindaklanjuti hasil belajar siswa, dan yang terakhir memberikan pesan dan amanat. c. Observasi Pada tahap observasi siklus II digunakan alat berupa lembar observasi yang sama dengan lembar observasi siklus I. Observasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perbaikan siklus II yang dilaksanakan dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi melalui penerapan model pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
kuantum pada kelas III SDN Kayuapak 01, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011. Adapun hasil observasi berdasarkan lembar observasi sebgai berikut : 1) Pertemuan pertama (a) Kegiatan Siswa Kegiatan siswa saat kegiatan pembelajaran menulis puisi berlangsung pada siklus II pertemuan pertama yaitu sebanyak 9 siswa dapat menjelaskan pengertian puisi dengan benar. Selain itu sebanyak 8 siswa bisa memberi tanggapan tentang perbedaan puisi dengan karangan, karena siswa sudah cermat dalam memperhatikan media pembelajaran. Kemudian sebanyak 9 siswa yang dapat menyebutkan ciri-ciri puisi anak, dan 5 anak dapat memberi tanggapan tentang langkah membuat puisi. Dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi sebanyak 11 siswa sudah aktif menjawab. Selanjutnya ketika kegiatan menulis puisi, sebanyak 16 siswa sudah dapat menentukan tema puisinya, karena siswa sudah tidak bingung dalam menentukan tema puisi. Selama proses menulis puisi, 2 siswa membutuhkan waktu yang lama untuk menciptakan sebuah puisi. Kegiatan siswa pada umumnya lebih baik atau mengalami peningkatan dari sebelumnya. Berdasarkan rekapitulasi nilai hasil observasi terhadap kegiatan siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan penerapan model pembelajaraan kuantum siklus II pertemuan 1 dapat dilihat pada lampiran 10 dan dibuat tabel 8 sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
Tabel 8. Frekuensi Skor Rata Interval
Titik Tengah
Rata Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1
Frekuensi
fx
Persentase
Ket.
(x) 1,0 - 1,8
1,4
4
5,6
21,05%
Kurang
1,9 2,6
2,25
5
11,25
26,31%
Cukup
2,7 3,4
3,05
7
21,35
36,84%
Baik
3,5 - 4,2
3,85
3
11,55
15,78%
Sangat baik
Total
N=19
Rata rata
49,75
100%
2,61
Cukup
Berdasarkan tabel 8 di atas dapat dibuat grafik pada gambar 10 sebagai berikut : 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1,0-1,8 1,9-2,6 2,7-3,4 3,5-4,2 Skala Nilai
Gambar 10. Grafik Skor Rata Rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 Berdasarkan tabel 8 dan gambar 10 diperoleh rata kategori cukup. Berdasarkan rata
rata 2,61 atau pada
rata nilai dapat dilihat aktivitas siswa dalam
pembelajaran sudah cukup baik, masih ada 4 siswa yang berada pada interval 1,0 1,8 atau 21,05% dalam kategori kurang, pada interval 1,9
2,6 ada 5 siswa atau
26,32% menunjukkan aktivitas dalam kategori cukup, sedangkan pada interval 2,7 3,4 ada 7 siswa atau 36,84% menunjukkan aktivitas dalam kategori baik,dan pada interval 3,5 - 4,2 ada 3 siswa atau 15,78% dalam kategori sangat baik. Sehingga sudah terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
puisi. Dengan demikian dapat disimpulkan pada siklus II pertemuan pertama ini rata rata aktivitas siswa sudah meningkat dari siklus I. (b) Kegiatan Guru Kegiatan guru pada siklus II pertemuan pertama yaitu aktif memberi pertanyaan kepada siswa tentang pokok materi puisi. Guru membimbing siswa untuk dapat mengungkapkan pengetahuan yang mereka miliki berkaitan tentang materi pembelajaran menulis puisi. Selain itu, guru juga sebagai fasilitator bagi siswa untuk bisa memperoleh pengetahuan mengenai puisi dengan memanfaatkan media pembelajaran yang berbeda dari siklus sebelumnya agar dapat optimal untuk siswa. Guru menerapkan model pembelajaran kuantum di kelas dalam proses pembelajaran menulis puisi. Guru juga memotivasi siswa untuk mampu menciptakan atau membuat karya yang berbentuk tulisan yaitu puisi. Pada siklus II ketika proses pembelajaran pertemuan pertama, kegiatan guru pada umumnya lebih baik atau meningkat daripada sebelumnya. 2) Pertemuan kedua (a) Kegiatan Siswa Kegiatan siswa selama proses pembelajaran menulis puisi pada siklus II pertemuan kedua yaitu siswa kembali memberi ulasan mengenai puisi dan semua siswa sudah aktif, siswa yang paling bawah peringkatnya juga sudah menunjukkan keaktifan dengan mau memberi ulasan tentang pertanyaan dari guru. Selain itu siswa melanjutkan menulis puisi dengan waktu yang telah ditentukan, dan sebanyak 17 siswa dapat menyelesaikan tugas menulis puisi dengan tidak melebihi waktu yang ditentukan. Setelah siswa selesai menulis puisi hasil karyanya, mereka mendemontrasikan diri untuk mendeklamasikan puisi hasil karya mereka. Dan yang terakhir, siswa mengerjakan evaluasi akhir dan nilai evaluasi akhir hasilnya sudah meningkat karena kemampuan siswa sudah lebih meningkat sehingga hanya 5 siswa yang belum mencapai KKM. Kegiatan siswa pada umumnya lebih baik atau mengalami peningkatan dari sebelumnya. Dibandingkan pada pertemuan pertama dan juga siklus sebelumnya siswa sudah mulai terbiasa dengan kegiatan pembelajaran sehingga aktivitas siswa mengalami peningkatan. Berdasarkan rekapitulasi hasil observasi terhadap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
kemampuan siswa kegiatan siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan penerapan model pembelajaraan kuantum siklus II pertemuan 2 pada lampiran 11 dapat dibuat tabel 9 sebagai berikut: Tabel 9. Frekuensi Skor Rata
Interval
Titik Tengah (x)
Rata Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2
Frekuensi
fx
Persentase
Ket.
1,0 - 1,8
1,4
3
4,2
15,78%
Kurang
1,9 2,6
2,25
2
4,5
10,53%
Cukup
2,7 3,4
3,05
6
18,3
31,57%
Baik
3,5 - 4,2
3,85
8
30,8
42,12%
Sangat baik
Total
N=19
Rata rata
57,8
100%
3,04
Baik
Berdasarkan tabel 9 di atas dapat dibuat grafik pada gambar 11 sebagai berikut : 10 8 6 4 2 0 1,0-1,8 1,9-2,6 2,7-3,4 3,5-4,2 Skala Nilai
Gambar 11. Grafik Skor Rata Rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 Berdasarkan tabel 9 dan gambar 11 diperoleh rata kategori baik. Berdasarkan rata
rata 3,04 atau pada
rata skor siswa dapat dilihat aktivitas siswa
dalam pembelajaran berada pada kategori baik, sudah ada peningkatan rata
rata
aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Pada pembelajaran pertemuan kedua hanya 3 siswa atau 15,78% yang masih berada pada interval 1,0 - 1,8 dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
kategori kurang dan nilai tes yang dicapai siswa tersebut juga belum mencapai ketuntasan. Hanya 2 siswa atau 10,53% yang berada pada interval 1,9 kategori cukup, 6 siswa atau 31,57% berada pada interval 2,7
2,6 dalam
3,4 dalam kategori
baik, dan 8 siswa atau 42,12% berada pada interval 3,5 - 4,2 dalam kategori sangat baik. Secara keseluruhan pada siklus II pertemuan kedua terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi. (b) Kegiatan Guru Kegiatan guru selama proses pembelajaran menulis puisi pada pertemuan kedua yaitu guru memotivator siswa untuk menyelesaikan tugas menulis puisi. Kemudian guru memberi penilaian pada hasil karya siswa, juga memberi kesempatan kepada siswa untuk mendeklamasikan puisi hasil karya siswa itu sendiri. Selain itu guru juga memberi penghargaan kepada siswa dan melakukan evaluasi akhir. Kegiatan guru pada umumnya lebih baik atau meningkat daripada sebelumnya. d. Analisis dan refleksi Hasil siklus II yang didapat dari hasil observasi, dan penilaian hasil menulis puisi melalui tes kemudian dianalisis dan direfleksi. Adapun hasilnya adalah: (1) Sebagian siswa kelas III SDN Kayuapak 01 sudah lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menulis puisi. (2) Kemampuan siswa dalam menulis puisi melalui penerapan model pembelajaran kuantum lebih meningkat dari siklus sebelumnya dapat dilihat dari hasil tes menulis puisi. (3) Media yang digunakan berupa TV dan VCD pada siklus II lebih efektif untuk pembelajaran menulis puisi. Dari hasil penilaian kemampuan menulis puisi pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 19 - 21 dapat dibuat interval nilai dan frekuensi dalam tabel di bawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
Tabel 10. Disribusi Frekuensi Bergolong Nilai Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Pada Siklus II. No.
Kelas Interval
Titik Tengah (x)
Frekuensi
Fx
Persentase
1
96,5 - 90,5
93,25
2
186,5
10,52%
2
89,5
83,5
86,5
6
519
31,57%
3
82,5
75,5
79
5
395
26,31%
4
74,5
68,5
71,5
3
214,5
15,78%
5
67,5
61,5
64,5
2
129
10,52%
6
60,5
54,5
57,5
1
57,5
5,26%
Jumlah
N = 19 Rata-rata nilai
1501,5
100%
79,02
Dari tabel nilai menulis puisi siswa kelas III SDN Kayuapak 01 pada siklus II melalui penerapan model pembelajaran kuantum, dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut: 7 6 5 4 3 2 1 0 54,5-60,5 61,5-67,5 68,5-74,5 75,5-82,5 83,5-89,5 90,5-96,5 Interval
Gambar 12. Grafik Nilai Menulis Puisi Siswa kelas III SDN Kayuapak 01 Siklus II
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
Dari data yang tersaji dalam tabel 10 dan grafik 12 di atas dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai
54,5-60,5 ada 1 siswa atau 5,26%. Siswa
yang memperoleh nilai 61,5-67,5 ada 2 siswa atau 10,52%. Siswa yang memperoleh nilai 68,5-74,5 ada 3 siswa atau 15,78%. Siswa yang memperoleh nilai 75,5-82,5 ada 5 siswa atau 26,31%. Siswa yang memperoleh nilai 83,5-89,5 ada 6 siswa atau 31,57%. Siswa yang memperoleh nilai 90,5
96,5 ada 2 siswa
atau 10,52%. Secara keseluruhan kemampuan menulis siswa kelas III mengalami peningkatan, ditunjukkan dengan siswa yang masih belum mancapai KKM adalah 4 siswa, lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan hasil siklus I. Dari hasil pembelajaran pada siklus II diperoleh nilai rata-rata siswa kelas III dalam menulis puisi adalah 79,02, maka telah mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Berdasarkan indikator kinerja yang ditetapkan, peneliti dikatakan berhasil apabila apabila 75 % dari seluruh siswa kelas III mencapai nilai lebih dari sama dengan KKM yaitu 70, Adapun perhitungan ketuntasan belajar pada siklus II adalah sebagai berikut: n r% =
x 100% N 15
=
x 100% 19
=
78,94%
Keterangan: n = Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari sama dengan 70 N = Jumlah siswa Berdasarkan perhitungan di atas, siswa kelas III SDN Kayuapak 01 yang mendapatkan nilai lebih dari sama dengan KKM adalah sebanyak 15 siswa atau 78,94%. Sedangkan 4 siswa atau 21,05% siswa masih mendapatkan nilai di bawah ketuntasan yaitu kurang dari 70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator kinerja sudah dapat dicapai dan dikatakan berhasil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
Untuk mengetahui perkembangan peningkatan kemampuan menulis puisi dengan penerapan model pembelajaran kuantum pada siswa kelas III dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 11. Prosentase Ketuntasan Siswa yang Memperoleh Nilai Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II. Jumlah siswa yang
Prosentase
Keterangan
No Sebelum
Siklus I
Siklus II
Sebelum
Siklus I
Siklus II Meningkat dan sudah
1
5
8
15
26,32%
42,10%
78,94%
mencapai indikator kinerja.
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa prosentase siswa yang mendapatkan nilai kurang dari sama dengan 70 menurun dan prosentase siswa yang mendapatkan nilai lebih dari sama dengan 70 mengalami peningkatan. Prosentase jumlah siswa yang mendapatkan nilai lebih dari sama dengan 70 yaitu sebelum tindakan 26,32%, pada siklus pertama 42,10%, dan pada siklus kedua. 78,94%. Jika disajikan dalam bentuk grafik perbandingan nilai antara siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut: 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Pra siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 13. Grafik Perbandingan Ketuntasan Nilai Menulis Puisi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
Berdasarkan tabel 11 dan gambar 13 di atas maka dapat diperoleh hasil bahwa sudah mengalami peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai lebih dari sama dengan KKM yaitu 70, dari pra siklus sebesar 26,32% menjadi 42,10% pada siklus I, dan menjadi 78,94% pada siklus II.Oleh karena itu, pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran kuantum sudah dapat dinyatakan berhasil karena sudah mencapai indikator yang telah ditentukan, adapun indikator kinerja pada siklus II yaitu 75% siswa mencapai nilai lebih dari sama dengan 70, dan dari hasil siklus II sebesar 78,94% siswa mencapai nilai lebih dari sama dengan 70. Setelah melakukan tindakan penelitian dari siklus I sampai siklus II maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi siswa kelas III SDN Kayuapak 01 melalui penerapan model pembelajaran kuantum mengalami peningkatan dan tercapainya indikator kinerja sehingga tindakan berakhir pada siklus II.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Data yang berhasil dikumpulkan dianalisis berdasarkan hasil temuan yang dikaji sesuai dengan rumusan masalah yang selanjutnya dikaitkan dengan teori yang ada. Proses analisis data ditunjukkan untuk menemukan suatu hasil atau hal apa saja yang terjadi di lokasi penelitian, sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan dari penelitian tersebut yang pada akhirnya peneliti dapat mengambil pelajaran dan memberikan masukan kepada pihak yang terkait di dalamnya. Setelah melaksanakan tindakan pada setiap siklus diperoleh peningkatan kemampuan menulis puisi, ditandai dengan hasil tes belajar kemampuan menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran kuantum. Pada siklus I dan II disampaikan kompetensi dasar menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik.dengan indikator : 1) mengidentifikasi pengertian puisi, 2) menyebutkan langkah-langkah menulis puisi, 3) membedakan puisi dengan karangan, 4) menyebutkan ciri-ciri puisi anak, 5) menentukan tema puisi, 6)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
Menulis puisi sesuai dengan pilihan kata yang menarik, 7) mendeklamasikan puisi hasil karya. Pada Siklus I peneliti menerapkan model pembelajaran kuantum yaitu dengan memunculkan aspek TANDUR saat pembelajaran menulis puisi dilaksanakan dalam waktu 2 x pertemuan dan peneliti menggunakan media teks puisi, laptop, dan televisi. Media tersebut digunakan untuk menarik dan menjadikan pembelajaran menulis puisi lebih menyenangkan dengan penerapan model pembelajaran kuantum sehingga siswa lebih mudah membuat dan menuliskan kata
kata indah untuk dijadikan sebuah puisi.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat hasil kinerja guru terhadap pelaksanaan kegiatan siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa secara umum peneliti cukup baik dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran menulis puisi dengan penerapkan model pembelajaraan kuantum dan ada peningkatan aktivitas siswa yang diamati observer dengan lembar observasi. Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi adalah siswa lebih aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru, siswa lebih aktif dalam memberi tanggapan atau ulasan yang berkaitan dengan materi pembelajaran, keberanian siswa untuk bertanya meningkat, siswa dapat menghasilkan karya berbentuk tulisan yaitu puisi dengan kata
kata yang indah dan menarik,
kreativitas siswa berkembang, dan secara umum siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Adapun hasilnya sebagai berikut: Tabel 12. Perkembangan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II Skor No
Pertemuan
Siklus I
Siklus II
1
I
1,97
2,61
2
II
2,27
3,04
Rata rata
2,12
2,82
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
Dari tabel 12 di atas dapat dibuat grafik pada gambar 14 sebagai berikut:
Aktivitas Siswa 4 3 2 1 0
S iklus I
S iklus II
pertemuan I
1.97
2.27
P ertemuan 2
2.61
3.04
Gambar 14. Grafik Perkembangan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I dan II Berdasarkan tabel 12 dan gambar 14 di atas
dapat diperoleh hasil
sebagai berikut: pada siklus I pertemuan 1 aktivitas siswa mendapat rata skor 1,97 yaitu kategori cukup, pada siklus I pertemuan mendapat rata
rata
2 aktivitas siswa
rata skor 2,27 yaitu kategori cukup, pada siklus II pertemuan 1
aktivitas siswa mendapat rata
rata skor 2,61 yaitu kategori cukup, dan pada
siklus II pertemuan 2 aktivitas siswa mendapat rata
rata skor 3,04 yaitu kategori
baik Terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, hal ini berarti pembelajaran menulis puisi yang dilaksanakan mengalami peningkatan yang lebih baik. Aktivitas siswa yang semula kurang pada pertemuan berikutnya terus meningkat sehingga menjadi baik. Dalam penelitian yang telah dilaksanakan secara umum terjadi peningkatan dalam setiap siklusnya. Pada siklus I nilai rata
rata dan persentase
ketuntasan siswa meningkat dibandingkan nilai pada pra siklus, dan begitu pula pada siklus II nilai rata
rata dan persentase ketuntasan siswa meningkat
dibandingkan nilai pada siklus I.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
Hasil prestasi belajar mengalami peningkatan dibuktikan dengan adanya peningkatan kemampuan menulis puisi dengan hasil yang disajikan dalam bentuk rata-rata nilai dan ketuntasan belajar. Hasil rekapitulasi nilai rata-rata siswa pada siklus I dan II menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata dan jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan dalam kemampuan menulis puisi dengan penerapan model pembelajaran kuantum dibandingkan dengan nilai pra siklus. Nilai rata-rata dan persentase pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat disajikan pada tabel 13. Tabel 13. Perbandingan Hasil Pra-Siklus, Siklus I dan Siklus II Pembelajaran Menulis Puisi No
Mata Pelajaran Bahasa
Sesudah Dilaksanakan Tindakan
Pra Siklus
Indonesia
Siklus I
Siklus II
53,94
66,36
79,02
42,10% 90
78,94% 96
46
54,5
1
Nilai rata-rata
2
Persentase Ketuntasan
3
Nilai tertinggi
26,32% 85
4
Nilai terendah
20
Selanjutnya data pada tabel 13 perbandingan hasil pra-siklus, siklus I dan siklus II dapat digambarkan ke dalam grafik batang gambar 15 sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
G rafik P erbanding an 120 100 80 60 40 20 0 Nilai T erendah Nilai ter
nggi
R ata - rata
P ers entas e K etuntas an
P ra S iklus
20
85
53,94
26,42
S iklus I
46
90
66,36
42,1
S iklus II
54,5
96
79,02
78,94
Gambar 15. Grafik Perbandingan Persentase dan Nilai Rata Rata Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN Kayuapak 01 Pra Siklus , Siklus I, Siklus II. Dari gambar 15 terlihat bahwa nilai rata
rata kemampuan menulis
puisi siswa meningkat. Dapat dilihat pada kondisi awal atau pra siklus 53,94 yang kemudian meningkat pada siklus I menjadi 66,36 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi79,02. Sedangkan persentase ketuntasan belajar pada kondisi awal 26,32% kemudian pada siklus I meningkat menjadi 42,10% dan pada siklus II meningkat menjadi 78,94%. Dari penelitian yang dilaksanakan selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kuantum dapat meningkatan kemampuan menulis puisi siswa III SDN Kayuapak 01 Kec.Polokarto,Kab.Sukoharjo tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini tampak jelas dengan adanya peningkatanpeningkatan nilai yang diperoleh siswa baik pada setiap siklus sebagaimana terlihat pada tabel dan grafik di atas . Meskipun selalu terjadi peningkatan dalam setiap siklusnya namun pada penelitian yang dilakukan terjadi hambatan
habatan yang menyebabkan
pembelajaran belum berhasil sesuai yang diharapkan. Hambatan
commit to user
hambatan yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
ditemui diantaranya hambatan yang dijumpai pada siklus I yakni siswa belum lancar mengungkapkan pemahamannya tentang puisi, siswa belum lancar mengungkapkan langkah-langkah menulis puisi, siswa masih banyak yang kurang aktif dalam pembelajaran menulis puisi, kelemahan dalam pengorganisasian waktu dalam kegiatan pembelajaran, penggunaan media yang kurang maksimal untuk dilihat siswa, ada beberapa siswa yang masih kesulitan dalam menuliskan puisi, penyusunaan dan penjedaan antar bait. Adapun cara untuk mengatasi hambatan-hambatan selama proses pembelajaran
tersebut adalah: untuk mengatasi masalah siswa belum lancar
mengungkapkan pemahamannya tentang puisi yaitu dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih lancar mengungkapkan pemahaman terhadap puisi, untuk mengatasi masalah siswa belum lancar mengungkapkan langkah-langkah menulis
puisi direncanakan diatasi dengan
memberi kesempatan
siswa
mengungkapkan langkah-langkah menulis puisi dengan bahasa mereka. Untuk mengatasi masalah siswa masih banyak yang kurang aktif dalam pembelajaran menulis puisi direncanakan diatasi dengan lebih mengaktifkan siswa terutama siswa yang masih pasif antara lain dengan memberi kesempatan kepada mereka mengungkapkan pendapat, dan memunculkan kata-kata indah untuk puisi, kelemahan dalam
pengorganisasian waktu dalam kegiatan pembelajaran
direncanakan diatasi dengan meminimalkan kegiatan yang sekiranya tidak bermanfaat seperti tidak memberikan waktu menjawab pertanyaan lisan yang terlalu lama, siap dalam menyalakan media pembelajaran yaitu TV dan VCD sehingga tidak banyak waktu yang terbuang, dan tetap mengacu pada waktu yang telah direncanakan dalam RPP. Kelemahan penggunaan media yang kurang maksimal untuk dilihat siswa yang direncanakan diatasi dengan memakai media yang lebih besar ukurannya sehingga dapat maksimal dilihat oleh semua siswa, siklus I peneliti mengamati bahwa media laptop yang digunakan untuk menampilkan video kurang dapat diamati oleh semua siswa, maka pada siklus II media laptop diganti dengan media televisi dan VCD. Dan masalah adanya beberapa siswa yang masih kesulitan dalam menuliskan puisi, penyusunaan dan penjedaan antar bait
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
direncanakan diatasi dengan siswa diberi kesempatan menciptakan kata-kata dengan menyusun dalam larik-larik dengan penjedaan yang benar. Pada siklus II hambatan yang ditemui pada siklus I sudah dapat diatasi, akan tetapi pada kegiatan pembelajaran di siklus II masih ada 3 siswa yang kurang aktif memberi tanggapan pada kegiatan pembelajaran menulis puisi. Hambatan tersebut diatasi dengan memberi kesempatan kepada siswa yang kurang aktif untuk mengungkapkan pengetahuannya berkaitan dengan materi pembelajaran dan memberi kesempatan kepada siswa tersebut untuk bisa menciptakan kata-kata indah untuk puisinya sehingga hasil evaluasinya dapat mengalami peningkatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01 Kec.Polokarto, Kab. Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Dalam
proses
penerapan
model
pembelajaran
kuantum
yang
dilaksanakan selama dua siklus, pada siklus I dalam pembelajaran menulis puisi siswa tertarik mengikuti pembelajaran sehingga kemampuan menulis puisi siswa juga meningkat. Pada siklus II dalam proses penerapan model pembelajaran kuantum, antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi semakin meningkat sehingga terjadi peningkatan rata-rata skor aktivitas siswa dan adanya peningkatan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01 Kec.Polokarto, Kab. Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011. Penerapan
model
pembelajaran
kuantum
dapat
meningkatkan
kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III SD Negeri Kayuapak 01 Kec.Polokarto, Kab. Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011. Melalui penerapan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi, berdasarkan hasil observasi didapatkan skor rata peningkatan pada siklus I rata cukup. Pada siklus II rata
rata aktivitas siswa mengalami
rata skor aktivitas siswa 2,12 dengan kategori
rata skor aktivitas siswa meningkat menjadi 2,82
dengan kategori baik. Dengan adanya peningkatan aktivitas siswa dengan penerapan model pembelajaran kuantum pada pembelajaran menulis puisi maka juga mempengaruhi hasil tes siswa. Pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata kemampuan menulis puisi adalah 53,94 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 26,32%, siklus I nilai rata-rata kelas 66,36 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 42,10%, dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 79,02 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 78,94 %.
commit to user 87
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
B. Implikasi Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian ini, maka dapat diajukan implikasi yang berguna dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis puisi baik secara teoretis maupun secara praktis. 1. Implikasi Teoritis Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Kuantum dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa. Dengan penerapan Model Pembelajaran Kuantum, siswa dapat lebih tertarik dalam pembelajaran menulis puisi, meningkatnya konsep pengetahuan tentang puisi, meningkatnya kemampuan menulis puisi siswa, dan pembelajaran menjadi bermakna sehingga siswa tidak mudah lupa tentang hal yang dipelajari. Suasana dalam proses pembelajaran menjadi menyenangkan karena menggunakan media pembelajaran yang mendukung seperti teks puisi dan media elektronik untuk memunculkan video maupun gambar-gambar yang dapat menumbuhkan imajinasi siswa untuk menciptakan kata-kata indah untuk ditulis dalam bentuk puisi, dan siswa tidak cepat bosan untuk belajar Bahasa Indonesia. Keberanian siswa juga meningkat karena siswa harus membacakan puisi hasil karyanya di depan kelas. Partisipasi siswa yang aktif dan kreatif
dalam pembelajaran yang
semakin meningkat, suasana kelas juga menjadi lebih hidup dan menyenangkan dan pada akhirnya kemampuan menulis puisi pada siswa kelas III SDN Kayuapak 01 dapat meningkat. 2. Implikasi Praktis Penelitian ini telah membuktikan bahwa penerapan Model Pembelajaran Kuantum dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
menulis puisi yang akan dicapai. Kemampuan menulis puisi dapat ditingkatkan dengan menerapkan Model pembelajaran dan menggunakan media yang menarik bagi siswa. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian seperti yang diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk membantu guna dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Di samping itu, perlu penelitian lanjut tentang upaya guru untuk mempertahankan atau menjaga dan meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa. Pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kuantum pada hakikatnya dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi permasalahan yang sejenis, terutama untuk mengatasi masalah peningkatan kemampuan menulis puisi, yang pada umumnya dihadapi siswa di kelas rendah dan tinggi. Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penelitian ini harus diatasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu kreativitas dan keaktifan guru sangat diperlukan dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan Model Pembelajaran Kuantum pada siswa kelas III SDN Kayuapak 01, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2010 / 2011,maka saran-saran yang diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan meningkatkan kompetensi siswa SDN Kayuapak 01 pada khususnya sebagai berikut: 1.Bagi Sekolah Hendaknya sekolah mengupayakan pelatihan bagi guru untuk dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan. 2. Bagi Guru a. Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa menjadi lebih tertarik dan pembelajaran akan menjadi lebih kondusif dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
bermakna. Hal ini membuat siswa tidak mudah bosan dan tetap termotivasi untuk
mengikuti
proses
pembelajaran
yang
pada
akhirnya
dapat
meningkatkan kemampuan siswa pada materi pelajaran apapun. b. Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran kuantum pada mata pelajaran yang lain tidak hanya pada pembelajaran menulis puisi saja. c. Guru
hendaknya selalu
dapat menciptakan
suasana
belajar
yang
menyenangkan dan menarik, sehingga siswa menjadi lebih berminat untuk belajar. d. Guru hendaknya menggunakan dan memanfaatkan media pembelajaran saat menerapkan model pembelajaran apapun sehingga dapat membantu siswa mencapai kompetensi yang diharapkan. 3. Bagi Siswa Siswa harus lebih mengembangkan inisiatif, kreativitas, semangat belajar dan mengembangkan kemampuan menulis khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sehingga dapat menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi diri siswa dan orang lain. 4. Bagi Peneliti Lain Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan model pembelajaran kuantum guna melengkapi kekurangan yang ada serta sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan siswa yang belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
DAFTAR PUSTAKA
Darmiyati Zuhdi. 2002. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Malang : Universitas Negeri Malang. Alfiah dan Yunarko.2009. Pengajaran Puisi.Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Bobbi DePorter & Mike Hernacki. 2003. Quantum Learning. Bandung: Kaifa. Bobbi DePorter, Mark Reardon, & QuantumTeaching. Bandung : Kaifa.
Sarah
Singer-Nourie.
2009.
Burhan Nurgiyantoro.2000. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta : BPFB. Darmiyati Zuchdi dan Budiasih.2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Yogyakarta: PAS. Djago Tarigan.2004. Pendidikan Ketrampilan Berbahasa. Jakarta : Universitas Terbuka. Henry Guntur Tarigan.2001. Prisip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung : Angkasa. Herman J. Waluyo. 2002. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Herman J. Waluyo. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta :Erlangga. __________ .2000.Teori Sastra. Surakarta: Dekdikbud. http://aeiou.blogspot.com ,diakses 28/01/2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Kemampuan,diakses 28 Januari 2011. http://isetl.org/ijtlhe,diakses 28/01/2011. http://www.akhamadsudrajat.wordpress.com/008/01/25/kemampuan - individu/ diakses 18/02/2011 http://www.isetl.org/ijtlhe,diakses 28/01/2011. http://www.learningforum.com,diakses tanggal 15 Maret 2011. http://www.Ubaydillah,AN,2003e-psikologi.com/pengembangan,diakses 25/02/2011 Iskandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada.
commit to user