PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL ) (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Klego Tahun Pelajaran 2009/2010 )
SKRIPSI OLEH : SITI TRI KUNTARI NIM : X 7108518
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
1
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL ) (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Klego Tahun Pelajaran 2009/2010 )
Oleh Siti Tri Kuntari NIM X 7108518
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
2
PERSETUJUAN Skripsi dengan judul ” PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL ) ” ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Klego Tahun Pelajaran 2009/2010 )” Oleh Nama
: SITI TRI KUNTARI
NIM
: X 7108518
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada hari
: Rabu
Tanggal
: 4 November 2009
Persetujuan Pembimbing Pembimbing 1
Pembimbing 2
Prof. Dr. St.Y.Slamet, M.Pd NIP : 19461208 198203 1 001
Drs. Sukarno, M.Pd NIP : 19570203198303 1 001
3
PENGESAHAN Skripsi dengan judul : ” PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL ) ” ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Klego Tahun Pelajaran 2009/2010 )” telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Pada Hari
: Rabu
Tanggal
: 4 November 2009
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda tangan
Ketua
: Drs. Kartono, M.Pd
.........................
Sekretaris
: Drs. Hasan Mahfud, M.Pd
Anggota I
: Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd
Anggota II
: Drs. Sukarmo, M.Pd
.............................
..............................
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP : 19600727 198702 1 001
4
........................
ABSTRAK Siti Tri Kuntari, PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL ). ( Penelitian Tindakan Kelas SD Negeri 1 Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 ). Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Nopember 2009. Tujuan Penelitian untuk meningkatkan kemampuan menulis melalui Contextual Teaching and Learning pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010. Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian tindakan kelas adalah kemampuan menulis puisi , sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Contextual Teaching and Learning. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek adalah siswa dan guru kelas V SD Negeri 1 Klego yang berjumlah 18 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan pengamatan, wawancara, kajian dokumen, tes. Uji validitas data menggunakan triangulasi dan review informan kunci.Teknik analisis data menggunakan model Deskriptif komparatif teknik analisis kritis. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I menunjukkan peningkatan kemampuan menulis puisi untuk aspek menyampaikan gagasan dan menentukan tema. Aspek menyampaikan gagasan dan menentukan tema nilai rata-rata 63,33 dan 60,28 dengan prosentase siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 22,22 % ( 4 siswa ). Pada siklus II menunjukan peningkatan kemampuan menulis puisi untuk aspek menyampaikan gagasan, menentukan tema dan memilih kata-kata nilai rata-rata 65,28 dengan prosentase siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 72,22 % ( 13 siswa ). Pada siklus III menunjukan peningkatan kemampuan menulis puisi untuk aspek menyampaikan gagasan, menentukan tema, memilih kata-kata dan menyusun kata-kata nilai rata-rata 69,23 dengan prosentase siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 100 % ( 18 siswa). Dengan demikian diajukan rekomendasi bahwa kemampuan menulis puisi dapat ditimgkatkan melalui Contextual Teaching and Learning pada siswa kelas V SDN 1 Klego tahun pelajaran 2009/2010.
5
ABSTRACT Siti Tri Kuntari, IMPROVEMENT OF POETRY WRITING BY USING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL). (Study of Classroom Research Action in SD Negeri 1 Kecamatan Klego of Boyolali Regency. School Year of 2009-2010). Minithesis, Surakarta: Education and Teacher Training Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta, November 2009. Purpose of the research is to improve writing skill of 5th grade students of SD Negeri 1 Kecamatan Klego of Boyolali Regency of School Year of 2009-2010 by using Contextual Teaching and Learning. A variable that is targeted for improvement in the study of classroom action is skill of poetry writing, whereas action variable of the research is Contextual Teaching and Learning. The research design is a study of classroom action by using cyclic model. Every cycle consists of 4 phases, namely: planning, implementation of action, observation and reflection. Subject of the research is 18 students of 5th grade of SD Negeri 1 Klego and their classroom teacher. Data is collected by using observation, interview, documents review, and tests. Data validity is tested by using triangulation and key informant review. Data is analyzed by using a descriptive-comparative model with critical analytical technique. Based on results of the study of classroom action, Cycle I indicated improvement of poetry writing in aspects of idea presentation and theme determination. Average grades of the aspects of idea presentation and thematic determination were 63.33 and 60.28, respectively, with percentage of students who achieved KKM grades were 22.22% (4 students). In Cycle II, improvement of poetry writing was indicated for aspects of idea presentation, theme determination and words selection with average grade was 65.29 and students who achieved KKM grades were 72.22% (13 students). Cycle III showed improvement of poetry writing in aspects of idea presentation, theme determination, words selection and words composing and the average grade was 69.23 and percentage of students who achieved KKM grades were 100% (18 students). Therefore, it is recommended that improvement of poetry writing pg 5th grade students of SDN 1 Klego of school year 2009-1010 may be achieved by using Contextual Teaching and Learning.
6
MOTTO •
Mintalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara tersembunyi sesungguhnya ia tidak menyukai orang-orang yang melampui batas ( Al-araf-55 )
7
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur kehadirat Illahi, Siti Tri Kuntari persembahkan Karya ini kepada :
Keluarga besar Sujoto dan ibu Ruminah yang telah memberikan semangat, doa dan kasih sayang yang tak terhingga nilainya Suamiku tercinta Mas Putut yang memberikan motivasi, inspirasi dan kasih sayang yang tulus dan doanya. Anak-anakku Rosinta, Ria, Rahajeng yang selalu memberikan motivasi dan doanya Terestimewa anak keponakanku Moh Zidan Elfakih Yang tersayang Rekan-Rekan mahasiswa S 1 PGSD Boyolali Seluruh keluarga besar SDN 1 Klego Almamater
8
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT bahwa skripsi : ”
PENINGKATAN
KEMAMPUAN
MENULIS
PUISI
MELALUI
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL ) ” ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Klego Tahun Pelajaran 2009/2010 )” Telah berhasil disusun dalam memenuhi syarat yang diwajibkan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Didalam penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha dengan cara yang sebaik mungkin, walaupun demikian tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu kritik, saran untuk perbaikan akan saya terima dengan senang hati. Atas terwujudnya skripsi ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Dr. HM, Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. 3. Drs. Kartono, M.Pd selaku Ketua Progam PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd selaku sekretaris Progam PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
9
5. Prof. Dr. St.Y. Slamet, M.Pd. selaku pembimbing 1 yang dengan sabar mengarahkan dan membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Drs. Sukarno, M.Pd selaku Pembimbing 2 yang dengan sabar mengarahkan dan membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Semua Dosen Progam PGSD Universitas Sebelas Maret yang dengan sabar
mengarahkan
dan
membimbing
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikakn skripsi ini. 8. Keluarga Besar SD Negeri 1 Klego Kecamatan Klego yang telah memberikan bantuan dan menjadi tempat penelitian. 9. Mas Putut suami tercinta, Rosinta, Ria, Rahajeng anak-anak tersayang yang telah membantu selesainya sekripsi ini. Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan yang Maha Esa. Walaupun disadari dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, namun diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu Pengetahuan dan juga dunia Pendidikan
Surakarta, November 2009
10
DAFTAR ISI HALAMAN JUUDUL .............................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN .....................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................
iv
HALAMAN ABSTRAK.........................................................................
v
HALAMAN MOTTO..............................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN..............................................................
viii
KATA PENGANTAR ............................................................................
ix
DAFTAR ISI............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL....................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Identifikasi Masalah....................................................................
4
C. Pembatasan Masalah...................................................................
4
D. Perumusan Masalah....................................................................
5
E. Tujuan Penelitian........................................................................
5
F. Manfaat Penelitian.....................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Pembelajaran kemampuan menulis..............................
11
7
a. Pengertian Kemampuan..................................................
7
b. Pengertian Menulis..........................................................
7
c. Unsur-unsur menulis .......................................................
8
d. Manfaat Menulis ....................................................................
9
e. Tahap-tahap menulis...............................................................
10
2. Hakikat Pembelajaran Puisi..........................................................
12
a. Pengertian Puisi ...................................................................
15
b. Tujuan puisi...........................................................................
16
c. Unsur-unsur puisii............................................................ ....
16
d. Karakteristik puisi................................................ .................
19
e. Tahap-tahap menulis puisi....................................................
20
f. Bahan pembelajaran puisi.....................................................
21
g. The Definition of Poetry.......................................................
22
h. The Enchanting versis International Poetry Journal ……..
22
i.
23
Poetry in third grade : Getting started………………………
3. Hakekat Contextual Teaching and Learning………………….
24
a. Landasan Filosofi Pembelajaran Contextual………………
24
b. Komponen pembelajaran Contextual …………………….
27
c. Langkah-langkah Pembelajaran CTL …………………….
30
B. Hasil Penelitian yang relevan…………………………………
35
C. Kerangka Berpikir…………………………………………….
35
D. Hipotesis ……………………………………………………..
38
12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................
39
B. Bentuk dan Strategi Penelitian.................................................
40
C. Subjek Data..............................................................................
42
D. Sumber Data............................................................................
42
E. Teknik Pengumpulan Data.....................................................
43
F. Validitas Data........................................................................
45
G. Teknik Analisis Data ...............................................................
46
H. Indikator Kinerja.......................................................................
46
I. Prosedur Penelitian...................................................................
48
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Kondisi Awal...........................................................
50
B. Deskripsi hasil siklus I............................................................
52
C. Deskripsi hasil siklus II..........................................................
59
D. Deskripsi hasil siklus III........................................................
66
E. Pembahasan Hasil Penelitian...................................................
72
F. Hasil Penelitian ......................................................................
74
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan.................................................................................
76
B. Implikasi................................................................................
77
C. Saran-saran............................................................................
78
DAFTAR PUSTAKA........................................................................
80
13
DAFTAR TABEL Tabel 1 Waktu dan Jenis Kegiatan.................................................................39 Tabel 2 Indikator Kinerja................................................................................46 Tabel 3 Data Daftar Nilai Kemampuan Menulis Puisi sebelum tindakan ..... 50 Tabel 4 Data Daftar Nilai Kemampuan Menulis Puisi siklus I...................... 55 Tabel 5 Data Daftar Nilai Kemampuan Menulis Puisi siklus II..................... 62 Tabel 6 Data Daftar Nilai Kemampuan Menulis Puisi siklus III.................... 69 Tabel 7 Data Datar Nilai Rata-Rata Per Siklus............................................... 72
14
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Alur Kerangka Berfikir ............................................................. 36 Gambar 2 Grafik Nilai kemampuan menulis puisi sebelum tindakan........ 51 Gambar 3 Grafik Nilai Kemampuan menulis puisi siklus I......................
56
Gambar 4 Grafik Nilai Kemampuan menulis puisi siklus II....................
63
Gambar 4 Grafik Nilai Kemampuan menulis puisi siklus III ..................
70
15
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumen Proses Perijinan Penelitian..................................
82
Lampiran 2 Pedoman Wawancara untuk guru.........................................
83
Lampiran 3 Kritiria Ketuntasan Minimal................................................
85
Lampiran 4 RPP sebelum Tindakan .......................................................
86
Lampiran 5 Daftar Nilai sebelum tindakan ...........................................
90
Lampiran 6 RPP Siklus I .......................................................................
91
Lampiran 7 Lembar Observasi siswa siklus I .......................................
97
Lampiran 8 Lembar Observasi Guru siklus I .......................................
98
Lampiran 9 Daftar Nilai Siklus I .........................................................
99
Lampiran 10 RPP Siklus II...................................................................
100
Lampiran 11 Lembar Observasi siswa siklus II ..................................
106
Lampiran 12 Lembar Observasi Guru siklus II...................................
107
Lampiran 13 Daftar Nilai siklus II......................................................
108
Lampiran 14 RPP siklus III................................................................
109
Lampiran 15 Lembar Observasi siswa siklus III................................
115
Lampiran 16 Lembar Observasi guru siklus III..................................
116
Lampiran 17 Lembar penilaian aspek gagasan...................................
117
Lampiran 18 Lembar penilaian aspek tema .......................................
118
Lampiran 19 Lembar penilaian aspek kata-kata ................................
119
Lampiran 20 Lembar Penilaian aspek menyusun kalimat .................
120
16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran Bahasa Indonesia mempunyai ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan kemampuan mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pada hakekatnya pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka dapat meningkatkan minat baca terhadap karya sastra, karena dengan mempelajari sastra siswa diharapkan dapat menarik berbagai manfaat dari kehidupannya. Maka dari itu seorang guru harus dapat mengarahkan siswa memiliki karya sastra yang sesuai dengan minat dan kematangan jiwa mereka. Berbagai upaya dapat dilakukan salah satunya dengan memberikan tugas untuk membuat karya sastra yaitu menulis puisi. Ketrampilan menulis puisi perlu ditanamkan kepada siswa di Sekolah Dasar, sehingga mereka mempunyai kemampuan untuk mengapresiasikan puisi dengan baik. Mengapresiasikan sebuah puisi bukan hanya ditujukan untuk penghayatan dan pemahaman puisi, melainkan berpengaruh mempertajam terhadap kepekaan perasaan, penalaran, serta kepekaan anak terhadap masalah kemanusiaan. Kemampuan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor penting dalam proses pembelajaran menulis puisi. Selain penerapan model, metode dan strategi yang tepat, juga yang sangat menentukan adalah peranan guru dalam proses pembelajaran terhadap siswa.
17
Dalam pembelajaran menulis puisi di Sekolah Dasar masih ditemukan berbagai kendala dan hambatan. Hal ini yang berkaitan dengan ketepatan penggunaan model atau teknik dalam pembelajaran dalam menulis puisi. Demikian pula dengan permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran menulis puisi di kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Kecamatan Klego , selama ini kurang menggembirakan. Penulis menemukan beberapa permasalahan yang timbul dari guru maupun dari murid. Hal ini diperoleh dari penelitian, pengamatan dan wawancara dengan guru dan murid kelas V SD Negeri 1 Klego pada hari Selasa 14 Juli 2009 dalam pembelajaran menulis puisi. Dalam pembelajaran menulis puisi guru hanya membacakan salah satu puisi dalam buku paket dan menyuruh siswa untuk menuliskan puisi tersebut lalu guru menyuruhnya untuk membacakannya di depan kelas. Sedangkan siswa tidak diberi kesempatan untuk menulis puisi dengan bahasa dan kata-katanya sendiri dan kemampuannya sendiri. Pastinya pembelajaran tersebut sangat kurang tepat, disini terkesan tidak adanya aktivitas dan kreativitas siswa dalam menulis puisi. Ketika penulis memberikan tugas pada siswa untuk menulis puisi dengan katakata atau bahasanya sendiri, siswa terlihat kesulitan dalam menyusun kata-kata dengan bahasanya sendiri, hal itu disebabkan karena selama pembelajaran bahasa indonesia dengan guru kelas V mereka tidk diberi kesempatan untuk menuliskan puisi dengan kata-kata atau bahasanya sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut Wellek dan Weren ( 2004:13-15) menyatakan : Dalam menulis puisi, anak harus diperhatikan bahasa yang sesuai dengan unsur-unsur yang ada dalam puisi. Melihat dari kondisi tersebut, akhirnya penulis mempunyai ide untuk
18
memperbaiki pembelajaran tersebut dengan menerapkan teknik pendekatan konstektual. Pembelajaran kontekstual ( constextual teaching and learning-CTL ) menurut Nurhadi ( 2003 ) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri. Pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru ketika ia belajar. Sedangkan menurut Johnson ( 2002 ) CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungan Subjek-Subjek
akademik dengan kontek dalam kehidupan
keseharian mereka, yaitu dengan kontek keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, system tersebut meliputi tujuh komponen berikut : mebuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti , melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, melakukan kerja sama, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, berfikir kritis dan kreatif untuk mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan autentik. Dikarenakan sudah menggunakan pembelajaran kontekstual, siswa sudah dilibatkan dalam menggali materi yang dipelajari . seperti siswa diajak ke sekitar sekolah untuk melihat alam sekitar untuk ditulis dan dirangkai menjadi kalimat-kalimat puisi. Namun demikian selama masih ada kesenjangan antara guru dengan siswa antara harapan dan kenyataan. Dan siswa kenyataan yang ada yaitu kemampuan menulis puisi siswa kelas 5 pada Sekolah Dasar Negeri 1 Kecamatan Klego masih
19
rendah, sementara harapan yang ingin dicapai yaitu kemampuan menulis puisi bisa meningkat. Dari pihak guru, selama ini belum menggunakan metode pembelajaran kostektual. Sedangkan harapan yang dicapai adalah guru sudah menggunakan metode pembelajaran kontekstual. Ini semua arahnya untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas 5 SDN 1 Kecamatan Klego. untuk itu perlu melakukan tindakan yaitu, menggunakan metode pembelajaran metode Contextual Teaching & Learning. B. Indentifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Kurang tepatnya media yang digunakan guru dalam menyampaikan materi menulis puisi yaitu hanya dengan membaca dan menghafal dalam kelas. 2. Terbatasnya pengetahuan yang dimiliki guru menyebabkan proses penyampaian materi menulis puisi terhadap siswa tidak tepat 3. Kurangnya pemahaman Guru Kelas V SDN 1 Klego dalam menggunakan metode konstektual sehingga membawa dampak rendahnya keterampilan menulis puisi. C. Pembatasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kemampuan menulis puisi yang dimaksud adalah gagasan, tuturan, tatanan, dan wahana yang diungkapkan secara tertulis lewat puisi.
20
2. Pembelajaran Contektual Teraching and Learning yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang memberikan gambaraan nyata anak di alam lingkungan sekitarnya D. Rumusan Masalah Apakah Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas 5 SD Negeri 1 Klego Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 ? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian adalah : Untuk Meningkatkan kemampuan menulis puisi melalui Contektual Teaching and Learning pada siswa kelas V SD Negeri 1 Klego Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis a) Hasil penelitian ini nanti secara Teoretis diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran puisi, umunya pada peningkatan mutu pendidikan Bahasa Indonesia melalui Contextual Teaching and Learning. b) Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai rujukan bagi peneliti yang akan datang c) Secara khusus penelitian ini memberikan konstribusi pada strategi pembelajaran berupa penggeseran dari paradigma mengajar menuju ke paradigma belajar yang mementingkan pada proses untuk mencapai hasil.
21
2. Manfaat Praktis a) Bagi siswa Meningkatnya kemampuan siswa sehingga dapat mengembangkan potensi diri secara optimal terutama dalam belajar menulis puisi. b). Bagi guru Dapat digunakan sebagai bahan masukan bahwa Contextual Teaching and Learning dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam KBM Bahasa Indonesia pada pokok bahsan menulis puisi. c). Bagi Sekolah Memberikan masukan kepada sekolah dalam usaha perbaikan proses pembelajaran, sehingga berdampak pada peningkatan mutu sekolah.
22
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Kemampuan Menulis a. Pengertian Kemampuan Menurut kamus umum Poerwadarminta kemampuan berarti mengusai, menurut kamus bergambar Nurkasanah dan Didik Tuminto ( 2007:423 ) kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan atau kekuatan berdasarkan pengertian, pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kesanggupan atau kekeuatan untuk menguasai sesuatu. b.Pengertian Menulis Menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain ( Suparno, 2006 :1-26 ) jadi menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi kepada orang lain yang penyampaiannya dengan tulisan. Menulis merupakan salah satu komponen sistem komunikasi ( Muyono Abdurrahman, 2003:224), menunjukan bahwa menulis sangat penting dalam komunikasi. Menulis adalah menggambarkan pikiran, perasaan, dan ide-ide ke dalam bentuk lambang-lambang bahasa grafis ( Mulyono Abdurrahman, 2003:224), hal ini senada dengan pendapat H.G.Turigan yang dikutip oleh STY Slamet ( 2008 :99) menulis pada hakikatnya adalah melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang untuk dibaca orang lain yang dapat memahami bahasa dan lambang-lambang grafis.
23
Secara lebih jelas hakikat menulis ( STY Slamet, 2008:99) bukan hanya sekadar melukiskan lambang-lambang grafis melainkan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap dan jelas, sehingga tulisan tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca secara berhasil. Dari berbagai pendapat tentang menulis dapat disimpulkan bahwa menulis adalah rangkaian aktivitas yang bersifat fleksibel untuk menyampaikan pesan berupa gambaran pikiran, perasaan dan gagasan dalam bentuk lambang-lambang bahasa yang dapat dipahami oleh penyampai dan penerima pesan. c.Unsur-unsur Menulis Menurut The liang Gie ( 2002), unsur menulis terdiri atas gagasan, tuturan ( narasi, deskripsi, ekposisi, argumentasi, dan persuasi ), tatanan, dan wahana. 1) Gagasan Gagasan berupa pendapat, pengalaman, atau pengetahuan seseorang. Gagasan seseorang tergantung pengalaman masa lalu atau pengetahuan yang dimilikinya. 2) Tuturan adalah pengungkapan gagasan yang dapat dipahami pembaca. Ada bermacam-macam tuturan, antara lain narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi dan persuasi 3) Tatanan Tatanan merupakan aturan yang harus diindahkan ketika akan menuangkan gagasan. Berarti ketika menulis tidak sekedar menulis harus mengindahkan aturan-aturan dalam menulis misalnya :
24
a) Bagaimana mengatur agar persoalan yang sudah dibahas tidak diulangi lagi b) Apa saja yang akan ditulis c) Fokus yang akan ditulis 4) Wahana Wahana juga sering disebut dengan alat. Wahana berupa kosakata, gramatika, retorika ( seni memakai bahasa ). Bagi penulis pemula, wahana sering menjadi masalah . mereka masih menggunakan kosakata, gramatika, retorika yang masih sederhana dan terbatas. Untuk mengatasi hal tersebut, seorang penulis harus memperkaya kosakata yang belum diketahui artinya. Seorang penulis harus rajin menulis dan membaca. d. Manfaat Menulis Menulis mempunyai manfaat yang positif yakni : 1) Sarana untuk mengungkapan diri Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan perasaan hati ( kegelisahan, keinginan atau kemarahan ). Seorang penulis puisi akan mengungkapkan perasaanya dengan puisi. 2) Sarana untuk pemahaman Seseorang yang membaca buku ibarat ia melekatkan pengetahuan dalam pikiran. Akan tetapi, seseorang yang membaca disertai menulis ia sedang mengingat kuat ilmu pengetahuan dalam otaknya. Hal ini
25
berarti, menulis dapat mengikat kuat dalam otak penulis. Dengan kata lain, menulis digunakan sebagai sarana untuk pemahaman 3) Mengembangkan Kepuasan Pribadi, Kebanggaan dan Perasaan diri Menulis merupakan aktivitas yang langka karena tidak semua orang mempu menulis. Tidak semua orang yang pandai berbicara bisa menulis. Menulis sebenarnya sebuah kebanggan yang tiada taranya. Menulis bisa meningkatkan kepercayaan akan kemampuan diri. 4) Meningkatkan kesadaran dan terhadap Lingkungan Orang yang menulis selalu dituntut untuk terus belajar. Ia akan mengetahui
informasi.
Akibatnya,
pengetahuan
menjadi
luas.
Seseorang yang biasa menulis akan menjadi manusia yang kreatif dan peduli pada masalah-masalah sekitar. 5) Keterlibatan secara Bersemangat Seorang penulis adalah seorang pencipta. Ia manusia kreatif. Jika ada sesuatu yang tidak abaik, ia akan terpanggil untuk mengomentari lewat tulisan-tulisannya. 6) Kemampuan menggunakan bahasa Seseorang menulis tidak asal menulis. Ia harus mempunyai alat yakni bahasa. Seseorang yang ingin menulis harus menguasai bahasa yang dijadikan alat untuk menulis. e. Tahap-tahap Menulis Tahap-tahap menulis secara sederhana terdiri atas tiga tahap yaitu prapenulisan, tahap penulisan dan tahap revisi ( Subarti Akhadiah, dkk,1992:104).
26
Sedangkan tahap-tahap menulis menurut Weaver ( dalam STY Slamet, 2008:111) dan Ahmad R dan Darmiyati Z ( 2001;51) terdiri dari lima tahap yaitu : 1) Prapenulisan ( Prewriting ) Pada tahap ini merupakan langkah awal dalam menulis yang mencakup kegiatan (1) menentukan dan membatasi topik tulisan (2) merumuskan tujuan, menentukan bentuk tulisan, dan menentukan pembaca yang akan dituju (3) memilih bahan (4) menentukan generalisasi dan cara-cara mengorganisasi ide untuk tulisannya. 2) Pembuatan Draft ( Drafting ) Pada tahap ini dimulai dengan menjabarkan ide ke dalam bentuk tulisan. Para siswa mula-mula mengembangkan ide atau perasaannya dalam bentuk kata-kata, kalimat-kalimat sehingga menjadi sebuah wacana sementara (draf). Pada tahap ini siswa dapat mengubah keputusan – keputusan yang telah dibuat pada tahap sebelumnya antara lain yang berkaitan dengan masalah tujuan, pembaca yang dituju bahkan pada bentuk tulisan yang telah ditentukan. 3) Perevisian ( Revising ) Pada tahap merevisi dilakukan koreksi terhadap keseluruhan karangan. Koreksi dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya struktur karangan dan kebahasan. Tahap revisi dalam pembelajaran menulis, siswa dapat memeriksa rancangan tulisannya dalam segi isi untuk langkah perbaikan.
27
4) Pengeditan/Penyuntingan ( Editing ) Hasil tulisan/karangan perlu dilakukan pengeditan ( penyuntingan). Hal ini berarti siswa sudah hampir menghasilkan sebuah bentuk tulisan final. Pada tahap ini perhatian difokuskanpada aspek mekanis bahasa sehingga siswa dapat memperbaiki tulisannya dengan membetulkan kesalahan penulisan kata maupun kesalahan mekanis lainnya. 5) Pemublikasian ( publishing/Sharing ) Publikasi mempunyai dua pengertian. Pengertian pertama publikasi berarti menyampaikan karangan kepada publik dalam bentuk cetakan, sedangkan pengertian kedua adalah menyampaikan dalam bentuk noncetakan. Penyampaian
mencetakan dapat berupa pementasan,
penceritaan, peragaan, dan pembacaan. 2. Hakikat Pembelajaran Puisi Menurut Dr Oemar Hamalik dalam Kurikulum dan Pembelajaran (1994 : 55-57) Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga labotarium. Material, meliputi buku-buku,papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan vidio tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.
28
Rumusan tersebut tidak terbatas dalam ruang saja. Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar di kelas atau di sekolah, karena diwarnai oleh organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk pembelajarankan peserta didik. Istilah pembelajaran berasal dari kata ” instruction ”. Menurut Gagne Briggs, dan Wager ( 1992 ) dalam Udin S.Winataputra Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Mulyasa ( 2005:100) berpendapat bahwa pembelajaran adalah proses interaksi anatara peserta didik dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut terdapat banyak faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal yang datang dari dalam maupun faktor eksternal yang datang dari luar lingkungan diri individu. Berdasarkan pasal 1 butir 20 UU No 20 tahun 2003 tentang Sikdiknas pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam konsep pembelajaran tersebut terkandung 5 konsep yaitu : (1) interaksi,(2) Peserta didik, (3) Pendidik, (4) Sumber belajar, (5) Lingkungan Belajar. Berdasarkan definisi-definisi pembelajaran yang diuraian di atas, dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah interaksi aktif antara guru dengan siswa, dengan mengoptimalkan faktor internal maupun exsternal untuk mencapai tujuan pembelajaran
29
Terselenggaranya kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari komponenkomponen pendukung kelancaran KBM. Komponen tersebut antara lain : (1) siswa, (2) guru, (3) tujuan, (4) isi pelajaran, (5) metode, (6) media, (7) evaluasi ( H.J.Gino dkk, 2000:30-31). Pendapat di atas dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai pelajaran. 2. Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar, fasilitator belajar mengajar, dan peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. 3. Tujuan yakni pernyataan tentang perubahan perilkau yang diharapkan terjadi pada diri siswa setelah mengikuti belajar mengajar, perubahan perilaku tersebut mencakup perubahan kognitif,psikomotor dan efektif. 4. Isi pelajaran, yakni segala informasi berupa fakta,prinsip, dan konsep yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. 5. Metode, yakni cara teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai tujuan informasi yang dibutuhkan. 6. Media, yakni bahan mengajar dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar mereka dapat mencapai tujuan. 7. Evaluasi, yakni cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya.
30
a. Pengertian Puisi Perrine mengatakan bahwa poetry might be defined a king of language that says more and says it more intensenly than does ordinary Language ( 1974 : 553) Pernyataan ini menegaskan kalau puisi merupakan sejenis bahasa yang berbeda dari bahasa sehari-hari karena puisi lebih banyak mengatakan dan mengekspresikan dirinya secara intens. Kata intens dalam bahasa kita dapat dijabarkan dengan padat,
sarat
muatan makna,
dan sebagainya
yang
membedakannya dari bahasa keseharian atau prosa yang longgar, dan cenderung menggunakan kata dengan makna lugas. Bahasa harian sifatnya sekedar menyampaikan informasi seperti kita berkata ” Sekarang ini negeri kita sedang didera krisis multi dimensi, bangsa indonesia sedang terancam disintergrasi” ” Megawati Soekarnoputri adalah presiden kelima Republik Indonesia ” Pendengar atau lawan bicara kita tidak akan menghadapi kekaburan makna dalam interaksi komunikasi. Makna tiap kata jelas, tidak menimbulkan ambiguitas. Inilah sifat bahasa keseharian yang cenderung praktis. Bahasa puisi bersifat plastis namun mampu mengakomodasi berbagai dimensi makna dibalik apa yang tersurat. Dimensi itu semisal imagry, yaitu gambar angan-angan pada saat kita membaca sebuah karya sehingga kita merasa terlibat pengalaman penyair, atau juga dimensi gaya bahasa yang hanya menggunakan satu atau kata-kata tertentu, tetapi menyampaikan pesan atau makna yang menjangkau luas ketimbang banyak kata namun tidak efektif. Atau juga dimensi kesan elegan dan anggun yang kita rasakan pada saat menelusuri barisbaris.
31
b. Tujuan puisi Puisi bertujuan untuk menyampaikan informasi namun dikemas dalam bentuk yang padat dan terkonsentrasi dan pada saat yang sama mengungkap banyak dimensi lewat sejumlah kecil kata.objek yang dikomunikasikan sangat beragam mulai dari pengalaman pribadi penyair seperti pengalaman waktu kecil,perjalan hidup atau biografinya,pengalaman cinta pertamanya,perasaan sedih ditinggal kekasihnya,sampai renungan hidup tentang manusia,pengamatan dirinya tentang lingkungan dan pesan moral,edukatif,relegius dan filosophy. c. Unsur-unsur Puisi Struktur fisik puisi adalah media untuk mengungkapkan makna yang hendak disampaikan penyair. I.A.Richards menyebut makna atau struktur batin itu dengan istilah hakikat puisi ( 1976:180-181). ada empat unsur hakekat puisi, yakni : tema ( sense ), perasaan penyair ( filling ), anda atau sikap penyair terhadap pembaca ( tone ), dan amanat ( intention ). keempat unsur itu menyatu dalam ujud penyampaian bahasa penyair 1. Tema Tema merupakan gagasan pokok atau Subjek matter yang dikemukakan oleh penyair. Pokok pikiran atau pokok persoalan itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair, sehingga menjadi landasan utama pengucapannya. Jika desakan yang kuat itu berupa hubungan antara penyair dengan Tuhan , maka puisinya bertema ketuhanan. Jika desakan yang kuat berupa rasa belas kasih atau kemanusiaan, maka puisi bertema kemanusianan. Jika yang kuat dorongan untuk memprotes ketidakadilan,
32
maka tema puisinya adalah protes atau kritik sosial. Perasaan cinta atau patah hati yang kuat juga dapat melahirkan tema cinta atau tema kedudukan hati karena cinta. Dengan latar belakang pengetahuan yang sama, bagi sebuah puisi akan memberikan tafsiran-tafsiran tema yang sama bagi sebuah puisi, karena tema puisi bersifat lugas, obyektif, dan khusus. Tema puisi harus dihubungkan dengan penyairnya, dengan konsep-konsepnya yang terimajinasikan. Oleh karena itu tema yang bersifat khusus (penyair ), tetapi obyektif ( bagi semua penafsir ), dan lugas ( tidak dibuat-buat), 2. Perasaan ( Feeling ) Dalam menciptakan puisi, suasana perasaan penyair ikut diexpresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca. Untuk mengungkapkan tema yang sama, penyair yang satu dengan perasaan yang berbeda dari penyair lainnya, sehingga hasil puisi yang diciptakan berbeda pula. Dalam menghadapi tema keadilan sosial atau kemanusiaan, penyair banyak menampilkan kehidupan pengemis atau gelandangan. 3. Nada dan Suasana Dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca,
apakah
dia
ingin
bersikap
menggurui,
menasehati,
mengejek,menyindir, atau bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Sikap penyair kepada pembaca ini disebut nada puisi. Sering kali puisi bernada santai karena penyair bersikap santai kepada pembaca. Hal ini dapat kita jumpai dalam puisi mbeling.
33
Jika nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca, maka suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca, jika kita berbicara tentang suasana jiwa pembaca yang timbul setelah membaca puisi, maka kita berbicara tentang suasana. Nada dan suasana puisi saling berhubungan
karena
nada
puisi
menimbulkan
suasana
terhadap
pembacanya. Nada duka yang diciptakan penyair dapat menimbulkan suasana iba hati pembacanya. Nada kritik yang diberikan penyair dapat menimbulkan suasana penuh pemberontakan bagi pembaca. Nada religus dapat menimbulkan susasana khusus. Begitu seterusnya 4. Amanat ( Pesan ) Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah kita memahami tema, rasa, dan nada puisi itu. Tujuan amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat tersirat di balik kata-kata yang tersusun, dan juga berada di balik tema yang diungkapkan. Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair mungkin secara sadar berada dalam pikiran penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan amanat yang diberikan. Banyak penyair yang tidak menyadari apa amanat puisi yang ditulisnya. Mereka yang berada dalam situasi demikian biasanya merasa bahwa menulis puisi merupakan kebutuhan untuk berekpresi atau kebutuhan untuk berkomunikasi atau kebutuhan untuk aktualisasi diri. Bagaimanapun juga,
karena
penyair
adalah
34
manusia
yang
memiliki kelebihan
dibandingkan dengan manusia biasa dalam hal menghayati kehidupan ini, maka karyanya pasti mengandung amanat yang berguna bagi manusia dan kemanusiaan. d. Karakteristik Puisi Georgia di dalam Calkins ( 1989:297) menunjukan empat karakteristik puisi, yaitu : 1) Puisi menggunakan bahasa yang padat, setiap kata penting 2) Biasanya bahasa puisi bersifat figuratif simile,metafora, dan imajinasi. 3) Puisi bersifat ritmis 4) Unit organisasinya lirik dan bait. Puisi yang sangat bagus adalah hasil penyulingan pengalaman yang tertangkap pikiran dan perasaan dari suatu obyek dan intensifikasi serupa itu memerlukan pola struktur kata yang lebih tinggi dari pada prosa. Untuk kepentingan bunyi dan arti setiap kata harus dipilih lebih teliti, dalam puisi bahasa sangat konotatif dan padat. Robert Fros menyatakan puisi itu menyenangkan anak-anak tetapi juga membantu mereka mengembangkan pengetahuan baru dan cara baru untuk memahami dunianya ( dalam Huck 1989:394). Itulah rupanya mengapa ia mengatakan bahwa puisi itu berangkat dari kesenangan kearifan. Terjadi demikian karena dari puisi dapat diperoleh kesenangan. Jika demikian puisi untuk anakanak yang kita sediakan berisi hal-hal yang membuat senang. Menemukan hal baru dan cara baru.
35
Menurut Sumardi dkk ( 1985 : 25-32) ciri-ciri sajak ( puisi ) yang lemah adalah sebagai berikut : 1) Sajak yang mengandung kata-kata, ungkapan, atau pernyataan yang berlebihan atau bombastis. 2) Menampilkan masalah atau tema yang terlalu kecil, jika dibandingkan dengan alat ekspresinya yang kuat 3) Mengandung kelemahan penalaran 4) Mengandung sisipan obyek sehingga penonjolan obyek utama dan keutuhan sajak terganggu. 5) Mengandung lebih dari satu sudut panjang 6) Pemakaian suatu gaya pengucapan atau gaya bahasa yang kurang tepat 7) Mengandung kelemahan rima 8) Bersifat prosais 9) Bersifat mengekor e. Tahap-tahap menulis puisi. Kata puisi berasal dari bahasa Yunani 'poesis' yang berarti membuat atau menciptakan. Puisi terdiri atas dua unsur yang menjadi ciri umum puisi. Unsur yang berkaitan dengan bentuk puisi adalah unsur bunyi (irama dan rima), pilihan kata, dan tampilan cetak/tulisan (tipografi). Unsur yang berkaitan dengan makna puisi adalah tema, pesan tersurat, dan pesan tersirat Langkah-langkah dalam membuat puisi antara lain: sumber inspirasi ( membaca dan melatih kepekaan), penulisan, dan publikasi.
36
Dalam membuat puisi dibutuhkan imajinasi/inspirasi yaitu proses pengolahan kehidupan dalam benak dan perasaan seniman. Imajinasi bertolak dari pesan dan pengalaman serta pengetahuan seniman, pengalaman diperoleh dari kehidupan di tengah-tengah masyarakat maupun dari buku-buku yang dibacanya. Sedang kegiatan menulis puisi merupakan kegiatan yang mutlak ditentukan oleh kreatifitas
seseorang,
kemamouan
memunculkan
sebuah
gagasan
serta
mengorganisasikanya dalam bentuk jalinan kata-kata indah yang penuh makna. Tidak kalah pentingnya tentang publikasi puisi karena sebagai sarana penyampaian karangan atau pesan dalam bentuk tulisan. f. Bahan Pembelajaran Puisi Menurut Sumardi dkk ( 1985: 20-23) memberikan rambu-rambu yang harus dipertimbangkan sewaktu memilih bahan pembelajaran puisi adalah : a) Sesuai lingkungan anak didik b) Sesuai kelompok usia anak didik c) Keragaman sajak d) Kesesuaian sajak dengan siswa Norton (1983:323-324) yang menggeluti sastra untuk anak-anak, mengemukakan kritiria pemilihan puisi untuk anak-anak, sebagai berikut : 1) Puisi untuk anak-anak adalah puisi yang berisi kegembiraan dan rima. 2) Puisi untuk anak-anak seharusnya mengutamakan bunyi bahasa dan membangkitkan semangat bermain bahasa. 3) Puisi untuk anak-anak seharusnya memperbaiki ketajaman imajinasi visual dan kesegaran kata-kata yang digunakan di dalam ragam novel, untuk
37
memperluas imajinasi mereka, dan melihat atau mendengar kata-kata dalam cara baru. 4) Puisi untuk anak-anak seharusnya menyajikan cerita sederhana dan memperkenalkan tindakan yang dilakukan. 5) Puisi untuk anak bukan yang ditulis dengan dugaan rendah kepada anakanak. 6) Puisi yang sangat efektif disajikan dengan suatu ketidaksempurnaan informasi yang seksama. Jadi ada ruang bagi anak untuk menafsirkan, dan memungut sesuatu dari puisi sendiri. 7) Tema harus menyenangkan anak-anak mengatakan sesuatu pada anak-anak, menggelitik
egonya,
mengingatkan
kebahagiaan,
menyentuh
kejenakaannya, atau membangkitkan semangat menggali. 8) Puisi seharusnya cukup baik untuk dibaca ulang. g. The Definition of Poetry Some of Edwin Arlington Robinson’s poems, addressed to writer og the past, mean very; title to a reader who does not recognize. Ozymandias, like most poem is written in normal English sentences, is to understand the plain sense of these sentences, using the poets punctuation and oar own knowledge of grammar and sentence structure as guides. h. The Enchanting Verses International Poetry Journal ISSN-0974-3057 ISSUE -II MAY 2008 ALL SELECTED POETS AND POEMS 30 Poems selected from 2150 submissions " Poetry is concerned with using with abusing, with losing with wanting, with denying with avoiding with adoring with replacing the noun. It is doing that always doing that, doing that and doing nothing but that. Poetry is doing nothing but using losing refusing and pleasing and betraying and caressing nouns. That is what poetry does, that is what poetry has to do no matter what kind of poetry it is. And there are a great many kinds of poetry." ~~~~~Gertrude Stein (1874-1946)
38
Menurut Gertrude Stein puisi banyak jenisnya dan subjeknya. Puisi diisi dengan makian, dengan kehilangan, dengan keinginan, dengan penolakan, dengan penghindaran, dengan pemuja, dengan penggantian kata benda.puisi tidak sedang melakukan apapun tetapi menggunakan kehilangan penolakan dan kesenangan dan penghianatan dan pengusapan kata benda. i. Poetry in third grade : Getting started Diane Carver Sekeres, Madeleine Gregg. The Reading Teacher. Nework : Feb 2007.Vol 60, Iss,5;pg,466,10 pgs Abstract ( Summary ) Reading poetry was a daily experience in this third-grade public school classroom, serving primarily inner-city, minority families living in poverty. Techers do not often lead students to learn how the elements of poetry contribute to the experience of reading a poem or use poetrys unique properties as part of reading instruction ( Elster& Hansuer,2002;Sioan,2000), The first 30 minutes of it were required whole group reading instruction at grade level; the next 60 minutes were devoted to reading groups organized according to studens needs and progress. Puisi didalam nilai/kelas ketiga: Menjadi dimulai Diane Pengukir Sekeres, Madeleine Gregg. Pembacaan Guru. Nework: Feb 2007.Vol 60, Iss,5;Pg,466,10 pgs Abstrak ( Ringkasan) Pembacaan puisi adalah suatu pengalaman sehari-hari di dalam sekolah negeri kelas kelas ketiga ini, melayani terutama semata bagian tertua suatu kota, keluarga-keluarga minoritas tinggal di kemiskinan. Para guru tidak sering memimpin para siswa untuk belajar bagaimana unsur-unsur puisi berperan untuk pengalaman pembacaan suatu syair/puisi atau puisi penggunaan kekayaan unik sebagai bagian dari pembacaan instruksi (Elster& Hansuer,2002;Sioan,2000), Yang pertama 30 menit tentangnya memerlukan kelompok utuh yang membaca instruksi pada dataran yang sama mengukur; yang berikutnya 60 menit diabdikan
39
bagi membaca kelompok yang diterorganisir menurut para siswa memerlukan dan maju. 1. Hakikat Contextual Teaching and Learning. Contextual Teaching and Learning (CTL) menurut Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri. Pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh dari usaha siswa menkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru ketika ia belajar. Sedangkan menurut Johnson (2002) CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan Subjek-Subjek dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi tujuh komponen berikut : membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, melakukan pembelajaran yang diatur sendiri melakukan kerja sama, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, berfikir kritis dan kreatif untuk mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik. a. Landasan Filosofi Model Pembelajaran Kontekstual Para pendidik yang menyetujui pandangan ilmu pengetahuan bahwa alam semesta itu hidup, tidak diam, dan bahwa alam semesta ditopang oleh tiga prinsip
40
saling bergantungan, diferensiasi, dan organisasi diri, harus menerapakan pandangan dan cara berfikir baru mengenai pembelajaran dan pengajaran. Menurut Johnson (2004) tiga pilar dalam system CTL, yaitu : 1) CTL mencerminkan prinsip saling bergantungan,saling ketergantungan mewujudkan diri misalnya ketika para siswa bergabung untuk memecahkan masalah dan ketika guru mengadakan pertemuan dengan rekanya. Hal ini tampak jelas ketika subjek yang berbeda dihubungkan dan ketika kemitraan menghubungkan sekolah dengan dunia bisnis dan komonitas. 2) CTL, mencerminkan prinsip diferensiasi menjadi nyata ketika CTL, menantang para siswa untuk saling menghormati keunikan masingmasing, intuk menhormati perbedaan-perbedaan, untuk menjadi kreatif,untuk bekerja sama,utuk menghasilkan gagasan dan hasil baru yang berbeda, dan untuk menyadari bahwa keragaman adalah tanda kemantapan dan kekuatan. 3) CTL, mencerminkan prinsip pengorganisasian diri. Pengorganisasian diri terlihat ketika para siswa mencari dan menemukan kemampuan dan minat mereka sendiri yang berbeda, mendapat manfaat dari umpan balik yang diberikan oleh penilaian aotentik, mengulas usaha-usaha mereka dalam tuntunan tujuan yang jelas dan standar yang tinggi, dan berperan serta dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa yang membuat hari mereka bernyanyi.
41
Landasan filosofi CTL adalah kontruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkontruksi pengetahuan di benak mereka sendiri. Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta, atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan ketrampilan yang dapat diterapkan. Kontruktivisme berakar pada filsafat pragamatisme yang digagas oleh John Dewey pada abad ke 20, yaitu sebuah filosofi belajar yang menekankan pada pengembangan minat dan pengalaman siswa. Anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajari bukan hanya mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti hanya berhasil dalam kompetensi ”mengingat” jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Dengan Contextual Teaching and Learning (CTL) proses pembelajaran diharapkan berpegang alamiah dalam bentuk kegiatan siswa untuk bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran dipentingkan dari pada hasil. Dalam kontek itu siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, merka dalam status apa dan bagaimana mencapainya. Mereka akan menyadari bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya. Dengan demikian mereka memposisikan dirinya yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti. Mereka mempelajari sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, mereka memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing. Untuk menciptakan kondisi tersebut diperlukan
42
strategi belajar baru yang lebih memperdayakan siswa, sebuah strategi yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksi pengetahuan di benak mereka sendiri. Melalui strategi CTL, siswa diharapkan belajar mengalami bukan menghafal. b. Komponen Model Pembelajar CTL Pembelajaran berbasis CTL menurut Sanjaya ( 2004 ) melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran, yakni : konstruktivisme ( Construkvisan), bertanya ( Questioning ), menemukan ( inquiry ), masyarakat belajar ( learning comonity), permodelan ( modeling ), dan penilaian sebenarnya ( autentic assesment). Kontruktivisme adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan baru
dalam struktur
kognitif siswa
berdasarkan pengalaman.
Menurut
kontruktivisme, pengetahuan memang berasal dari luar tetapi dikontruksi oleh dalam diri seseorang. Oleh sebab itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting yaitu obyek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan Subjek untuk menginterprestasi obyek tersebut. Asumsi ini melandasi CTL. Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa bisa mengkontruksi pengetahuannyan melalui proses pengamatan nyata yang dibangun oleh individu sipembelajar. Inkuiri, artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencairan dan penemuan seleksi proses berfikir secara sistematis. Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah yaitu : 1) merumuskan masalah, 2)
43
mengajukan hepotesis, 3) mengumpulkan data, 4) menguji hepotesis, membuat kesimpulan. Penerapan azas inkuiri pada CTL dimulai dengan adanya masalah yang jelas yang ingin dipecahkan, dengan cara mendorong siswa untuk menemukan masalah sampai merumuskan kesimpulan. Asas menemukan dan berfikir sistematis akan dapat menumbuhkan sikap ilmiah, sebagai dasar pembentukan kreativitas. Bertanya adalah bagian inti belajar dan menemukan pengetahuan. Dengan adanya keingintahuanlah pengetahuan selalu
dapat berkembang.
Dalam
pembelajaran model CTL guru tidak menyampaikan informasi begitu saja tetapi memancing siswa dengan bertanya agar siswa dengan bertanya dapat menemukan jawabannya sendiri. Dengan demikian pengembangan ketrampilan guru dalam bertanya sangat diperlukan. Hal ini sangat penting karena pertanyaan guru menjadikan pembelajaran lebih produktif, yaitu berguna untuk : 1) Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan pelajaran 2) Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar 3) Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu 4) Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan 5) Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu. Masyarakat belajar ( learning community ) didasarkan pada pendapat Vygotaky, bahwa pengetahuan dan pengalaman anak banyak dibentuk oleh kominikasi dengan orang lain. Permasalahan tidak mungkin dipecahkan sendirian, tetapi membutuhkan bantuan orang lain untuk saling membutuhkan. Dalam model
44
CTL, hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, teman, antar kelompok, sumber lain dan bukan hanya guru. Dengan demikian asas masyarakat belajar dapat diterapkan melalui belajar kelompok, dan sumber sumber lain dari luar yang dianggap tahu tentang sesuatu yang menjadi fokus pembelajaran. Pemodelan (modeling) adalah proses pembelajaran dengan memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Sebagai contoh, membaca berita, membaca lafal bahasa, mengoperasikan instrumen memerlukan contoh agar siswa dapat mengerjakan dengan benar. Dengan demikian modeling merupakan asas penting dalam pembelajaran melalui CTL, karena melalui CTL siswa dapat terhindar dari verbalisme atau pengetahuan yang bersifat Teoretis-abstrak. Perlu juga dipahami bahwa modeling tidak terbatas dari guru saja tetapi dapat juga memanfaatkan siswa atau sumber lain yang mempunyai pengalaman atau keahlian. Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajarinya dengan cara mengurutkan dan mengevaluasi kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran telah dilaluinya untuk mendapatkan pemahaman yang dicapai baik yang bernilai positif atau tidak bernilai ( negatif ). Melalui refleksi siswa akan dapat memperbarui pengetahuan yang telah dibentuknya serta menambah khasanah pengetahuannya. Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak,
45
penilaian itu berguna untuk mengetahui apakah pengalaman belajar mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangan siswa baik intelektual, mental, maupun psikomotorik. Pembelajaran CTL lebih menekankan pada proses belajar dari pada sekedar hasil belajar. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan terus menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dan dilakukan secara terintergrasi. Dalam
CTL
keberhasilan
pembelajaran
tidak
hanya
ditentukan
oleh
perkembangan kemampuan intelektual saja, akan tetapi perkembangan seluruh aspek. c. Langkah-langkah pembelajaran CTL Secara sederhana langkah penerapkan CTL dalam kelas secara garis besar adalah sebagai berikut : 1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan
cara
bekerja
sendiri,
menemukan
sendiri,
dan
mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya ! Dalam teori konstruktivisme dijelaskan bahwa struktur pengetahuan dikembangkan oleh otak manusia melalui dua cara, asimilasi dan akomodasi. Asimilasi maksudnya struktur pengetahuan baru dibangun atas dasar pengetahuan yang sudah ada. Sementara itu, akomodasi adalah struktur pengetahuan yang sudah ada dimodifikasi untuk menampung dan menyesuaikan hadirnya pengalaman baru. 2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. Komponen inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh
46
peserta didik bukan hasil mengingat seperangkat fakta, melainkan dari hasil menemukan sendiri. Kegiatan inkuiri dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut : a) Merumuskan maslah b) Mengambil/melakukan pengamatan c) Menganalisis dan menyajikan hasil d) Mengkomunikasikan kepada pembaca 3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya ! Bertanya merupakan strategi utama dalam pembelajaran berbasis kontekstual. Tujuannya bertanya adalah untuk menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian kepada aspek yang belum diketahuinya. Kegiatan bertanya dapat diterapkan dalam bentuk ketika peserta didik berdiskusi, bekerja dalam kelompok, menemui kesulitan, mengamati sesuatu. Kegiatan bertanya ini dapat dilakukan antara sesama peserta didik, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan nara sumber. 4) Ciptakan masyarakat belajar ( belajar dalam kelompok-kelompok ) ! Ciri kelas berbasis masyarakat belajar adalah pembelajaran dilakukan dalam bentuk kelompok-kelompok. Hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama. Kelompok belajar disarankan terdiri atas peserta didik yang kemampuannya hetrogen. Yang pandai mengajari yang lemah, yang sudah tahu membimbing yang belum tahu, yang memiliki gagasan segera menyampaikan usulnya. Kelompok belajar bisa
47
bervariasi, baik jumlahnya, maupun keanggotaanya, bisa juga melibatkan peserta didik di kelas atasnya. 5) Hadirkan ” model ” sebagai contoh pembelajaran Pemodelan dalam pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan model atau contoh yang perlu ditiru. Anda yang merasa kurang mampu membacakan puisi, atau bermain drama, tidak perlu cemas karena guru bukan satu-satunya yang dapat dijadikan model. Anda dapat meminta kepada teman sejawat, atau mendatangkan pihak luar, pembaca puisi, atau pemain drama yang sudah terkenal. Dengan demikian andapun dapat melaksanakan pembelajaran puisi drama lewat model tadi. Demikian
pula
pembelajaran
menulis/mengarang
kita
dapat
memberikan contoh-contoh tulisan yang baik yang telah kita pilih. 6) Lakukan refleksi di akhir penemuan ! Refleksi yang dimaksud disini adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa yang baru dilakukan. Refleksi juga merupakan tanggapan terhadap kegiatan yang baru dilakukan atau pengetahuan yang baru diterima. Pada akhir pembelajaran , kita menyediakan waktu sejenak agar peserta didik melakukan refleksi. Kegiatan refleksi diwujudkan dalam bentuk : a) Pernyataan langsung tentang semua yang diperolehnya. b) Catatan di buku peserta didik c) Kesan dan saran peserta didik tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan.
48
d) Berlangsung e) Diskusi dan f) Hasil karya 7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara ! Penilaian pembelajaran berbasis kontekstual ini dilakukan dengan mengamati peserta didik menggunakan bahasa, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, Kemajuan belajar juga dinilai dari proses, bukan semata-mata dari hasil. Penilaian bukan hanya oleh guru, melainkan bisa juga dari teman atau orang lain. Asesmen autentik dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung berkesinambungan
dan
terinergrasi.
Asesmen
tersebut
secara pun
dilaksanakan untuk ketrampilan performasi. Ciri kelas yang menggunakan Contextual Teaching & Learning : •
Pengalaman nyata Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa bisa mengkontruksi
pengetahuannya
melalui
proses
pengamatan
dan
pengalaman nyata yang dibangun oleh individu sipembelajar. •
Kerja sama saling menunjang Dalam model CTL, hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, teman, antar kelompok, sumber lain dan bukan hanya guru. Dengan demikian asas masyarakat belajar dapat diterapkan melalui belajar kelompok, dan sumber-sumber lain dari luar yang dianggap tahu tentang sesuatu yang menjadi fokus pembelajaran
49
•
Gembira, belajar dengan bergairah Menambah khasanah pengetahuan tentang berbagai model pembelajaran inovatif menuju pelaksanaan pembelajaran yang aktif, inovatif,kreatif, efektif dan menyenangkan.
•
Pembelajaran terintergrasi Pembelajaran CTL lebih menekankan pada proses belajar dari pada sekedar belajar. Oleh karena itu penelitian dilakukan secara terus menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung, dan dilakukan secara terintergrasi.
•
Menggunakan berbagai sumber Pembelajaran CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong siswa melihat makna di dalam materi akademik yang dipelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan kontek kehidupan keseharian.
•
Siswa aktif dan kritis Membuat keterkaitan –keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, melakukan kerja sama, membantu individu untuk numbuh dan berkembang, berpikir kritis dan kreatif untuk mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik.
•
Menyenangkan, tidak membosankan Dalam pembelajaran CTL siswa didorong senang dan tidak bosan dalam mempelajari berbagai macam pembelajaran.
50
•
Sharing dengan teman
•
Guru Kreatif B. Hasil Penelitian Yang Relevan Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai dengan subtansi yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan peneliti yang sudah ada dengan penelitian yang akan dilakukan. Menurut penelitian ada penulisan yang dianggap relevan dengan penelitian ini, adalah : Iksan ( 2008 ) yang mengadakan penelitian tentang Meningkatkan Kemampuan Menulis Prosa melalui Teknik Parafrase Puisi berdasarkan data empirik dalam penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti mulai kondisi awal, tindakan pada siklus I dan Siklus II maka dapat disimpulkan bahwa melalui teknik parafrase puisi dapat meningkatkan kemampuan menulis prosa. C. Kerangka Berfikir Pembelajaran bahasa Indonesia pada pokok bahasan menulis puisi di sekolah belum menunjukan hasil yang diharapkan. Hal itu terlihat dari kemampuan pembelajaran bahasa Indonesia pada pokok bahasan menulis puisi yang dimiliki siswa selama ini dilihat masih kurang. Kenyataan di kelas bahwa metode yang digunakan guru cenderung ceramah dan penugasan. Penggunaan media pembelajaran yang digunakan guru masih terbatas pada buku. Apabila pembelajaran tersebut dilakukan secara terus menerus akan mengakibatkan kemampuan yang dimiliki siswa berkurang.
51
Dari uraian permasalahan diatas, peneliti berusaha untuk mencari pemecahannya. Kerjasama dengan guru dilakukan untuk memperoleh alternatif pemecahannya. Yaitu dengan penggunaan Contextual Teaching & Learning. Dengan metode pembelajaran kontekstual diharapkan kemampuan siswa untuk menulis puisi meningkat.
52
Secara skematis kerangka berfikir digambarkan sebagai gambar 1 dibawah ini
Masalah yang dihadapi sebelum tindakan
Bahan ajar
Keaktifan siswa kurang
Kemampuan siswa menulis puisi rendah
Perencanaan
Tindakan Penelitian Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Contextual Teaching and Learning
Refleksi
Hasil Akhir
Keaktifan siswa meningkat
Kemampuan siswa menulis puisi meningkat
Gambar 1 : Skema Kerangka Berfikir
53
D. HIPOTESIS Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan kerangka pemikiran serta kondisi obyektif dilapangan, maka perlu dirumuskan hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan disusun sebagai berikut : Jika menggunakan Contextual Teaching and Learning dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia ( Menulis Puisi ) maka kemampuan menulis puisi siswa kelas V SD Negeri 1 Klego Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun ajaran 2009/2010 akan meningkat.
54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian. Tempat Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 1 Klego yang beralamat di jalan Karanggede Gemolong Km 7 Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali, Sekolah ini terletak di ibukota kecamatan adalah merupakan sekolah tertua di kecamatan Klego yang didirikan pada tahun 1943. Memiliki 6 ruang kelas, 1 perpustakaan, 1 laboratorium computer, 1 kantor kepala dan guru, 1 mushola yang semuanya menhadap ke jalan raya, dengan tenaga kependidikan sejumlah 9 orang yang terdiri dari Kepala Sekolah, guru dan penjaga SD. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai lokasi penelitian adalah peneliti sebagai guru di SDN 1 Klego sejak tahun 1988. kedua sekolah belum pernah digunakan sebagai obyek penelitian yang sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang, ketiga berdasarkan hasil pengamatan peneliti di lapangan , terdapat permasalahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan selama enam bulan, yakni bulan Juni – November 2009. dengan rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian dapat dilihat pada table 1 berikut ini :
55
Tabel 1 : Waktu dan jenis Kegiatan Penelitian Bulan No
Kegiatan Juni 2009 XXXX
Juli 2009
1
Penyusunan dan Pengajuan Proposal
2
Mengurus izin Penelitian
X
3
Pelaksanaan Penelitian
XXX
4
Analisis data
5
Penyusunan laporan
Agustus 2009
September 2009
Oktober 2009
Nopember 2009
X
XXX
XXXX
XXXX
XXXX
B. Bentuk Dan Strategi Penelitian 1. Bentuk penelitian Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas ( classroom action research ). IGAK Wardhani, dkk ( 2007:1-3) Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Researh. yaitu Penelitian tindakan kelas Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang reflektif,. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan yang riil yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalahnya
56
dan ditindak lanjuti dengan tindakan-tindakan terencana da terukur. Oleh karena itu, maka penelitian tindakan kelas membutuhkan kerjasama antara peneliti, guru, siswa dan staf sekolah lainya untuk menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik. Sarwiji Suwandi ( 2008:34) langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat tahap yaitu perencanaan ( planning ), tindakan ( acting ), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). 2. Strategi Penelitian. Strategi penelitian adalah penelitian tindakan kelas secara rinci diuraiakan sebagai berikut : a. Tahap persiapan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut : a
Membuat skenario pembelajaran
b
Mempersiapkan instrumen penelitian
c
Mempersiapkan dan merancang tindakan yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
d
Mengajukan solusi alternatif
b. Tindakan Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melaksanakan proses pembelajaran sesuai rancangan. Setiap tindakan dan proses pembelajaran tersebut selalu diikuti kegiatan pemantauan. c. Tiap pengamatan dan interprestasi dilakukan dengan mengamati dan menginterprestasi aktivitas penerapan tindakan pada pembelajaran. Pada tahap insterprestasi, proses koreksi hasil kerja akan dilaksanakan. Interprestasi ini
57
berguna untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat mengatasi permasalahan yang ada. d. Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil pengamatan dan interprestasi sehingga diperoleh simpulan tentang bagian yang perlu di perbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Dari hasil penarikan kesimpulan tersebut, dapat diketahui apakah penelitian ini mencapai keberhasilan. Arikunto ( 2006:63) menjelaskan bahwa refleksi adalah kegiatan mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti apa yang telah dicatat dalam pengamatan. C. Subjek Data Dalam hal ini peneliti mengambil subjek penelitian siswa dan guru kelas 5 SD Negeri Klego 1 Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada pokok bahasan menulis puisi. D. Sumber Data Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang kemampuan siswa dalam menulis puisi dalam pelajaran bahasa indonesia. Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi : 1) Informan atau nara sumber, yaitu siswa dan guru 2) Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran bahasa indonesia pada pokok bahasan menulis puisi 3) Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, hasil pekerjaan siswa dan buku penilaian.
58
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi pengamatan, wawancara atau diskusi, kajian dokumen, dan tes yang masingmasing secara singkat diuraian sebagai berikut : 1) Pengamatan Pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan berperan serta secara pasif. Pengamatan itu dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kinerja siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan mengambil tempat duduk paling belakang. Dalam posisi itu, peneliti dapat secara lebih leluasa melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar mengajar siswa dan guru di kelas. Pengamatan terhadap guru difokuskan pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran bahasa indonesia dalam pokok bahasan menulis puisi. Pengamatan terhadap kinerja juga diarahkan pada kegiatan guru dalam menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan balik, dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Sementara itu pengamatan terhadap siswa difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran, seperti terlihat pada keaktifan bertanya dan menanggapi stinuli baik yang datang dari guru atau teman lain, keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas, dan sebagainya.
59
2) Wawancara Wawancara dilakukan setelah hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara dilakukan antara peneliti dan guru. Wawancara dengan guru dilaksanakan setelah melakukan pengamatan pertama terhadap kegiatan belajar mengajar
dimaksudkan untuk
memperoleh tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran bahasa indonesia, khususnya pembelajaran menulis puisi. Dari wawancara itu serta kegiatan pengamatan dan kajian dokumen yang telah dilakukan diidentifikasikan permasalahanpermasalahan yang berkenan dengan pembelajaran menulis puisi serta faktor-faktor
penyebabnya.
Selain
untuk
mengidentifikasi
permasalahan wawancara dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen dalam setiap siklus yang ada. 3) Kajian dokumen Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada., seperti Kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pelajaran yang dibuat guru, buku atau materi pelajaran, hasil ulangan dan nilai yang dibeikan oleh guru. 4) Tes Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Tes menulis puisi
diberikan
pada
awal
60
penelitian
untuk
mengidentifikasi
kekurangan atau kelemahan siswa dalam menulis puisi dan setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan mutu hasil menulis puisi. dengan perkataan lain, tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan siswa sesuai dengan siklus yang ada. F. Validitas Data Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain adalah trianggulasi dan review informan kunci. Triangulasi
adalah
teknik
pemeriksaan
validitas
data
dengan
memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu (Lexy H.Moleong.1995:178). Teknik trianggulasi yang digunakan antara lain berupa sumber data dan pengumpulan data. Misalnya, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam kegiatan menulis puisi dan faktor-faktor penyebabnya, peneliti melakukan hal-hal berikut : (1) memberikan tes menulis puisi dan selanjutnya menganalisis hasil tulisan puisi itu untuk mengidentifikasi kesalahan yang masih mereka buat dan (2) melakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui pandangan guru tentang hambatanhambatan yang dialami siswa dalam menulis puisi, fasilitas pembelajaran yang dimiliki atau tidak dimiliki sekolah, kegiatan pembelajaran menulis puisi di kelas, penilaian yang dilakukan guru dan sebagainya.
61
Review informan kunci adalah mengkonfirmasikan data atau interprestasi temuan kepada informan kunci sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan informan tentang data atau interprestasi temuan tersebut G. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis. Teknik deskriptif komperatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antar siklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil akhir setiap siklus. Misalnya membandingkan rerata nilai kemampuan menulis siswa pada kondisi sebelum tindakan, setelah siklus I, stelah sikluas II, dan seterusnya. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kritiria normatif yang diturunkan dari kajian Teoretis maupun dari ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersamaan dan/atau setelah pengumpulan data. H. Indikator Kinerja Menurut Sarwiji Suwandi ( 2008:70 ) indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan atau lolok ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan menulis puisi melalui pembelajaran Contextual, Teaching
and Learning. Indikator penelitian ini
62
bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP Bahasa Indonesia kelas V serta nilai Kritiria Ketuntasan Minimal ( KMM ) menulis puisi dua atau tiga bait sesuai dengan langkah-langkah menulis puisi. Indikator kinerja kemampuan menulis puisi setiap siklus berbeda-beda dijabarkan pada tabel berikut : No Siklus
Ukuran Keberhasilan
Target
1
I
2 kemampuan a. Siswa Mampu menulis 1. Mampu puisi menyampaikan gagasan 2. Mampu Menentukan Tema 60 % b.Siswa yang memperoleh Nilai di atas KKM
2
II
3
III
a. Siswa Mampu menulis 3 kemampuan puisi 1. Mampu menyampaikan gagasan 2. Mampu Menentukan Tema 3. Mampu memilih bahan ( kata-kata) b.Siswa yang memperoleh 70% Nilai di atas KKM a. Siswa Mampu menulis 4 kemampuan puisi 1. Mampu menyampaikan gagasan 2. Mampu Menentukan Tema 3. Mampu memilih bahan ( Kata-kata ) 4. Mampu menyusun bahan ( kata-kata ) b.Siswa yang memperoleh 80 % Nilai di atas KKM
Tebel 2 Indikator Kinerja
63
Teknik Pengumpulan Evaluasi Unjuk kerja
Unjuk kerja
Unjuk kerja
I. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menempuh prosedur dengan tahaptahap sebagai berikut : 1. Siklus Pertama ( Siklus 1 ) a. Merencanakan tindakan yang dilakukan pada siklus 1, dengan siswa disuruh menulis puisi b. Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan pada siklus 1 yaitu pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media buku ajar yang ada. c. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus 1 d. Membuat refleksi/tindakan pada siklus 1 oleh peneliti dan guru e. Melakukan refleksi atau tindakan oleh peneliti. 2. Siklus Kedua ( Siklus 2 ) a. Merencanakan tindakan pada siklus 2 yang berdasarkan perbaikan pada siklus 1 dengan media alam sekitar, lingkungan., sosial dan budaya. b. Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan pada siklus 1 yaitu pembelajaran menulis puisi secara kelompok dengan media alam sekitar, lingkungan, sosial dan budaya. c. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus 2 d. Membuat refleksi pada siklus 2 oleh peneliti dan guru e. Melakukan refleksi atau tindakan oleh peneliti
64
3. Siklus Ketiga ( Siklus 3 ) a. Merencanakan tindakan pada siklus 2 yang berdasarkan perbaikan pada siklus 1 dengan media alam sekitar, lingkungan dan sosial budaya. b. Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan pada siklus 1 yaitu pembelajaran menulis puisi dengan media buku ajar yang ada c. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus 3 d. Melakukan refleksi analisis analisis dari tindakan yang telah dilakukan.
65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Kondisi Awal Sebelum melaksanakan proses penelitian terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan survei awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Hasil survei awal antara lain : 1. Siswa sulit menulis puisi 2. Rendahnya nilai menulis puisi Dari hasil pengamatan yang diperoleh pada hasil ulangan nilainya masih rendah, yaitu : a. Nilai rata rata kelas 55.41 b. sedangkan Nilai ketuntasan kelas adalah 6.50 c. anak yang mendapat nilai diatas ketuntasan adalah : 0 d. Jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah nilai ketuntasan adalah 18 siswa Secara rinci dapat dilihat pada tabel 3 dan grafik 2 berikut ini :
66
Tabel 3 DATA DAFTAR NILAI KEMAMPUAN MENULIS PUISI SEBELUM TINDAKAN NO URUT SISWA
PENYAMPAIAN GAGASAN
ASPEK YANG DINILAI MENENTUKAN MEMILIH MENYUSUN TEMA KATA-KATA KATA-KATA
JUMLAH
RATARATA
1
40.00
50.00
45.00
45.00
180.00
45.00
2
50.00
50.00
50.00
50.00
200.00
50.00
3
50.00
50.00
50.00
50.00
200.00
50.00
4
65.00
60.00
65.00
55.00
245.00
61.25
5
50.00
50.00
55.00
60.00
215.00
53.75
6
55.00
55.00
55.00
55.00
220.00
55.00
7
55.00
50.00
60.00
50.00
215.00
53.75
8
60.00
60.00
65.00
55.00
240.00
60.00
9
60.00
50.00
60.00
60.00
230.00
57.50
10
55.00
50.00
60.00
60.00
225.00
56.25
11
50.00
55.00
50.00
50.00
205.00
51.25
12
55.00
50.00
50.00
50.00
205.00
51.25
13
50.00
50.00
50.00
50.00
200.00
50.00
14
50.00
60.00
55.00
60.00
225.00
56.25
15
60.00
65.00
60.00
60.00
245.00
61.25
16
55.00
55.00
60.00
60.00
230.00
57.50
17
65.00
60.00
65.00
65.00
255.00
63.75
18 RATARATA
65.00
60.00
65.00
65.00
255.00
63.75
55.00
54.44
56.67
55.56
221.67
67
55.41
SISWA
NILAI
Gambar 2 Grafik Nilai kemampuan Menulis Puisi Sebelum Tindakan B. Deskripsi Hasil Siklus I a. Perencanaan Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Senin 20 Juli 2009 di ruang guru SD Negeri 1 Klego, Peneliti dan guru kelas V mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Kemudian ada kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan yaitu pada hari Rabu 22 Juli 2009 dan hari Jumat 24 Juli 2009 Berdasarkan hasil survey dan pengamatan peneliti pada pelaksanaan penelitian bahwa siswa sangat sulit menulis puisi, nilai kemampuan menulis puisi rendah.hal tersebut disebabkan karena kurang tepatnya strategi pembelajaran yang diterapkan guru. Peneliti dan guru melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning yang pelaksanaan tindakan pada sklus I dilaksanakan 2 pertemuan ( dengan alokasi waktu 3 X 35 menit ). Dengan
68
berpedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD tahun 2006 kelas V. Peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran sebagai berikut : 1) Mempelajari dan memilih KTSP SD dan Silabus kelas V Standar Kompetensi : Menggunakan pikiran, perasaan, informasi dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas. Kompetensi Dasar : Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat. Indikator : Siswa mampu menjelaskan langkah-langkah menulis puisi Siswa mampu menulis 2 – 3 bait puisi sesuai dengan langkah-langkah menulis puisi. b. Tindakan Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran dengan penggunaan metode cotextual teaching and learning sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Pembelajaran yang telah disusun pada siklus I dengan menggunakan media Perpustakaan 1) Pertemuan Pertama Pada pertemuan kesatu dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 22 Juli 2009 materi menulis puisi adalah mengemukakan gagasan dan tema sesuai dengan media yang dilihat dalam bentuk tulisan. Sebagai kegiatan awal guru mengadakan kegiatan tanya jawab tentang puisi, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu mengemukakan gagasan, menentukan tema dalam bentuk tulisan. Siswa membuat kelompok sesuai dengan kelompoknya masing masing yaitu siswa dibagi menjadi empat kelompok masing masing
69
kelompok adalah empat siswa. Kegiatan siswa yang dilakukan yaitu keperpustakaan, kemudian siswa menyampaikan gagasan tema sesuai apa yang dilihat di Perpustakaan dalam bentuk tulisan. Guru memberikan penilaian terhadap gagasan, tema yang diajukan dalam bentuk tulisan. Kegiatan selanjutnya guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas. Sebagai tindak lanjut, guru memberikan pesan pesan agar selalu rajin belajar dan memberikan tugas untuk memperhatikan tentang gagasan, tema, dalam bentuk puisi. 2) Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 24 Juli 2009 materi menulis puisi adalah tentang alam sekitar dalam kehidupan sehari hari ( Jalan raya ) sesuai apa yang dilihat sehingga timbul gagasan, ide-ide dan tema dalam bentuk tulisan puisi. Sebagai kegiatan awal guru mengadakan tanya jawab tentang puisi, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu menentukan gagasan, tema, Siswa membuat kelompok sesuai dengan kelompoknya masing masing
yaitu siswa dibagi menjadi 4
kelompok yang masing masing kelompok adalah 4 siswa. Kegiatan yang dilakukan yaitu diajak diluar kelas menuju jalan raya. Kemudian siswa mengadakan pengamatan jalan raya kemudian siswa menyampaikan gagasan, tema, dalam bentuk tulisan puisi. Kegiatan selanjutnya guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya apabila kurang jelas. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan pesan rajin belajar dan
70
berlatih. Nilai kemampuan menulis puisi dapat dilihat pada lampiran adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : a. Nilai rata rata kelas 61.80 b. sedangkan Nilai ketuntasan kelas adalah 6.50 c. anak yang mendapat nilai diatas ketuntasan adalah : 5 siswa d. Jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah nilai ketuntasan adalah 13. e. Nilai tertinggi : 70.00 f. Nilai terendah : 57.50 Secara rinci dapat dilihat di Tabel 4 dan Gambar 3 berikut ini :
71
Tabel 4 DATA DAFTAR NILAI KEMAMPUAN MENULIS PUISI SIKLUS I ASPEK YANG DINILAI NO URUT SISWA
MEMILIH KATAKATA
PENYAMPAIAN GAGASAN
MENENTUKAN TEMA
1
60.00
55.00
-
-
115.00
57.50
2
65.00
50.00
-
-
115.00
57.50
3
65.00
55.00
-
-
120.00
60.00
4
70.00
65.00
-
-
135.00
67.50
5
65.00
50.00
-
-
115.00
57.50
6
65.00
60.00
-
-
125.00
62.50
7
60.00
60.00
-
-
120.00
60.00
8
65.00
65.00
-
-
130.00
65.00
9
60.00
60.00
-
-
120.00
60.00
10
60.00
60.00
-
-
120.00
60.00
11
60.00
60.00
-
-
120.00
60.00
12
60.00
55.00
-
-
115.00
57.50
13
60.00
60.00
-
-
120.00
60.00
14
60.00
60.00
-
-
120.00
60.00
15
65.00
70.00
-
-
135.00
67.50
16
60.00
60.00
-
-
120.00
60.00
17
70.00
70.00
-
-
140.00
70.00
18
70.00
70.00
-
-
140.00
70.00
63.33
60.28
123.61
61.80
70
70
140.00
70
60
55
115.00
57.50
RATARATA NILAI TERTINGGI NILAI TERENDAH
72
MENYUSUN KATA-KATA
JUMLAH
RATARATA
SISWA
GRAFIK NILAI KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA SIKLUS I ASPEK MENYAMPAIKAN GAGASAN DAN MENENTUKAN TEMA
NILAI
Gambar 3 Grafik Nilai Kemampuan menulis puisi siklus I Aspek menyampaikan gagasan dan tema c. Pengamatan Berdasarkan pengamatan dilapangan siklus satu selama 2 kali pertemuan diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut : 1) Kegiatan guru dalam pembelajaran sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dirancang sebelumnya dan menggunakan waktu dengan tepat. 2) Guru sudah memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran dan mengarahkan kegiatan siswa menggunakan berbagai sumber sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran serta memberikan motifasi kepada siswa yaitu dengan cara memberikan reword atau ucapan kata ya, bagus, lanjutkan, pintar.
73
3) Rendahnya aspek menyampaikan gagasan, tema disebabkan oleh kurang minatnya siswa terhadap pembelajaran menulis puisi 4) Kurang berhasilnya guru karena belum mampu mengarahkan siswa untuk lebih imajinatif dalam kegiatan penulisan. 5) Kurang efektifnya pembelajaran yang diciptakan guru yang disebabkan oleh kurang tepatnya strategi pembelajaran. d. Refleksi Data yang diperoleh melalui pengamatan dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi sebagai berikut : 1) Siswa yang melakukan kemampuan menulis puisi semua siswa telah melakukan pada pembelajaran siklus pertama. Prosentase jumlah kemampuan menulis puisi yang dilakukan oleh siswa dari seluruh kemempuan menulis puisi yang terakomodasi pada materi pembelajaran. 2) Nilai rata rata kelas kemampuan menulis puisi pada aspek menyampaikan gagasan 63.33 poin atau 63.33 % dan kemampuan menentukan tema 59.72 poin atau 59.72 %. dari rata-rata kelas pada siklus I bahwa kemampuan menulis puisi pada aspek menyampaikan gagasan belum mencapai nilai KKM, sedangkan aspek memilih tema dan mencari katakata belum mencapai nilai KKM. 3) Agar minat siswa untuk berlatih menulis puisi siswa didorong untuk berinteraksi dengan alam sekitar yang ada dilingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
74
4) Strategi pembelajaran yang tepat bisa memicu pengembangan potensi dan kreatifitas siswa dalam menulis puisi. Dari hasil penelitian siklus I, maka peneliti mengulas secara cermat bahwa ada beberapa siswa yang belum menunjukan kemampuan menulis puisi secara maksimal. Dan dalam hasil unjuk kerja ada beberapa anak yang belum mencapai KKM. Berdasarkan hasil siklus I peneliti melanjutkan siklus ke II dengan media alam sekitar dalam kehidupan sehari-hari. C. Deskripsi Hasil Siklus II a. Perencanaan Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Senin, 27 Juli 2009 di ruang guru SD Negeri 1 Klego. Peneliti dan guru kelas V mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I diketahui bahwa belum menunjukan adanya peningkatan kemampuan menulis puisi yang cukup signifikan. Karena dari dua aspek yang ditetapkan baru aspek gagasan sedangkan pemilihan tema. Oleh karena itu peneliti dengan arahan observer serta pertimbangan masukan dari dosen pembimbing, kembali mengulang pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan aspek gagasan, tema dan pemilihan kata-kata. Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam 2 pertemuan ( dengan alokasi waktu 3 X 35 menit ). Upaya mengatasi berbagai kekurangan yang ada perlu diperbaiki guru dalam mengajarkan menulis puisi yang meliptui : 1) Guru sebaiknya memberikan dorongan /pengarahan minat kepada siswa agar kesungguhan siswa dalam berlatih menulis puisi.
75
2) Guru
sebaiknya
memberikan
Strategi
pembelajaran
siswa
yang
menyenangkan, dari suasana yang menyenangkan siswa dapat lebih aktif, kreatif dan inovatif Mengingat hasil analisis terhadap unjuk kerja siswa pada siklus I, sebagian siswa masih mengalami kesulitan pada kemampuan menyampaikan gagasan, menentukan tema rancangan kegiatan belajar mengajarnya menekankan pada aspek gagasan, tema, tetapi aspek gagasan termasuk dalam kritiria penilaian. Dengan berpedoman pada Kurikulum KTSP 2006 kelas V. Peneliti dan guru melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan strategi Contextual, Teaching and Learning dengan media alam sekitar dalam kehidupan sehari-hari yaitu permainan Egrang dan Puskesmas sebagai berikut : 1) Mempelajari dan memilih KTSP SD dan Silabus Kelas V Standar Kompetensi : mengungkapakan gagasan, tema dan pemilihan kata-kata dalam bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas. Kompetensi Dasar : Menulis puisi dengan gagasan, tema dan kata-kata yang tepat. Indikator : Siswa mampu menjelaskan pengertian puisi Siswa mampu menjelaskan langkah-langkah menulis puisi Siswa mampu menulis puisi tentang apa yang dilihat di alam sekitar dalam kehidupan sehari-hari. ( Permainan Egrang dan Puskesmas )
76
b. Pelaksanaan Tindakan Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran dengan penggunaan media pasar sesui dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Pembelajaran yang telah disusun pada siklus ke II dengan menggunakan media pasar akan dilaksanakan 2 kali pertemuan 1) Pertemuan pertama Pada pertemuan kesatu dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Juli 2009 materi menulis puisi adalah mencetuskan gagasan, menentukan tema, dan memilih kata kata yang tepat. Sebagai kegiatan awal guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang lalu. Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu menulis puisi sesuai dengan alam sekitar dalam kehidupan sehari hari. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan siswa yaitu mengamati permainan Egrang dan Puskesmas. Setelah mengadakan pengamatan secara kelompok siswa melakukan unjuk kerja berupa penyampaian gagasan, menentukan tema, memelih kata kata secara tepat dalam bentuk tulisan puisi. Guru memberikan penilaian yaitu relevansi gagasan yang dilihat, menentukan tema dan memelih kata kata yang tepat. Kegiatan selanjutnya guru melakukan refleksi dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas. 2) Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 31 Juli 2009 materi menulis puisi adalah tentang menyampaikan gagasan, tema, pemilihan kata kata. Sebagai kegiatan awal guru mengadakan tanya jawab tentang materi
77
yang lalu. Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu menulis puisi. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru kegiatan yang akan dilakukan. Kemudian siswa mengamati media alam sekitar dan kehidupan sehari hari berupa permainan Egrang dan Puskesmas. Setelah mengadakan pengamatan secara kelompok siswa melakukan unjuk kerja berupa penyampaian gagasan, menentukan tema, memelih kata kata secara tepat dalam bentuk tulisan puisi. Guru memberikan penilaian yaitu relevansi gagasan yang dilihat, menentukan tema dan memelih kata kata yang tepat. Kegiatan selanjutnya guru melakukan refleksi dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas. Serta menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Foto pada siklus ke II dapat dilihat pada lampiran. Nilai hasil belajar kemampuan menulis puisi pada siklus II pada lampiran. Adapun hasil nilai kemampuan menulis puisi terlihat berikut ini : a. Nilai rata rata kelas 65.28 b. sedangkan Nilai ketuntasan kelas adalah 65.00 c. anak yang mendapat nilai diatas ketuntasan adalah : 11siswa d. Jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah nilai ketuntasan adalah 5 siswa e. Nilai rata-rata tertinggi 70.00 f. Nilai rata rata terendah 57.50 Secara rinci dapat dilihat pada tabel 5 dan gambar 4 berikut ini :
78
DATA DAFTAR NILAI KEMAMPUAN MENULIS PUISI SIKLUS II ASPEK MENYAMPAIAN GAGASAN, MENENTUKAN TEMA MEMILIH KATA NO URUT SISWA
ASPEK YANG DINILAI PENYAMPAIAN GAGASAN
MENENTUKAN TEMA
MEMILIH KATAKATA
1
55.00
55.00
60.00
170.00
56.67
2
65.00
65.00
65.00
195.00
65.00
3
65.00
65.00
65.00
195.00
65.00
4
70.00
75.00
70.00
215.00
71.67
5
65.00
60.00
65.00
190.00
63.33
6
65.00
65.00
65.00
195.00
65.00
7
60.00
65.00
65.00
190.00
63.33
8
60.00
65.00
65.00
190.00
63.33
9
70.00
70.00
70.00
210.00
70.00
10
65.00
60.00
65.00
190.00
63.33
11
60.00
65.00
65.00
190.00
63.33
12
65.00
65.00
65.00
195.00
65.00
13
65.00
65.00
60.00
190.00
63.33
14
65.00
70.00
65.00
200.00
66.67
15
65.00
70.00
65.00
200.00
66.67
16
60.00
70.00
65.00
195.00
65.00
17
70.00
70.00
65.00
205.00
68.33
18 RATARATA
70.00
75.00
65.00
210.00
70.00
64.44
66.39
65.00
195.83
65.28
70.00
70.00
70.00
140.00
70.00
60.00
55.00
60.00
115.00
57.50
NILAI TERTINGGI NILAI TERENDAH
79
MENYUSUN KATA-KATA
JUMLAH
RATARATA
SISWA
Grafik Nilai Kemampuan Menulis Puisi Siklus II Aspek menyampaikan gagasan, menentukan tema dan memilih kata
NILAI
Gambar 4 Grafik Nilai Kemampuan Menulis Puisi Siklus II c. Pengamatan Berdasarkan pengamatan dilapangan siklus dua selama 2 kali pertemuan diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut : 1) Kegiatan guru dalam pembelajaran sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dirancang sebelumnya dan menggunakan waktu dengan tepat. 2) Guru sudah memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran dan mengarahkan kegiatan siswa menggunakan berbagai sumber sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran serta memberikan motifasi kepada siswa yaitu dengan cara memberikan reword atau ucapan kata ya, bagus, lanjutkan, pintar. 3) Rendahnya aspek menyampaikan gagasan, tema disebabkan oleh kurang minatnya siswa terhadap pembelajaran menulis puisi
80
4) Kurang berhasilnya guru karena belum mampu mengarahkan siswa untuk lebih imajinatif dalam kegiatan penulisan. 5) Kurang efektifnya pembelajaran yang diciptakan guru yang disebabkan oleh kurang tepatnya strategi pembelajaran. d. Refleksi Data yang diperoleh melalui pengamatan dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi sebagai berikut : 1) Siswa yang melakukan kemampuan menulis puisi semua siswa telah melakukan pada pembelajaran siklus kedua. Prosentase jumlah kemampuan menulis puisi yang dilakukan oleh siswa dari seluruh kemempuan
menulis
puisi
yang
terakomodasi
pada
materi
pembelajaran adalah 100 % 2) Nilai rata rata kelas kemampuan menulis puisi pada aspek menyampaikan gagasan 64.44 poin atau 64.44 % dan kemampuan menentukan tema
66.39 poin atau 66.39 %. Memilih kata-kata 65
poin 65 % dari rata-rata kelas pada siklus II bahwa kemampuan menulis puisi pada aspek menyampaikan gagasan belum mencapai nilai KKM, sedangkan aspek memilih tema dan mencari kata-kata belum dan menyusun kata-kata telah mencapai nilai KKM. 3) Agar minat siswa untuk berlatih menulis puisi siswa didorong untuk berinteraksi dengan alam sekitar yang ada dilingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
81
4) Strategi pembelajaran yang tepat bisa memicu pengembangan potensi dan kreatifitas siswa dalam menulis puisi. Dari hasil penelitian siklus II, maka peneliti mengulas secara cermat bahwa ada beberapa siswa yang belum menunjukan kemampuan menulis puisi secara maksimal. Dan dalam hasil unjuk kerja ada beberapa anak yang belum mencapai KKM. Berdasarkan hasil siklus II peneliti melanjutkan siklus ke III dengan strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan media alam sekitar dalam kehidupan sehari-hari ( Pasar dan Sawah ). D. Deskripsi Hasil Siklus III a. Perencanaan Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Senin 3 Agustus 2009 di ruang guru SD Negeri 1 Klego. Peneliti dan guru kelas V mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian berikutnya. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II diketahui bahwa kemampuan menulis puisi meningkat dengan signifikan. Karena dari empat aspek yang ditetapkan baru tiga aspek yaitu gagasan, penentuan tema dan memilih kata-kata. sedangkan menyusun kata-kata belum dimasukan. Oleh karena itu peneliti dengan arahan observer serta pertimbangan masukan dari dosen pembimbing, kembali mengulang pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan aspek gagasan, tema dan pemilihan kata-kata, dan susunan kata-kata menjadi tulisan puisi bebas.
82
Pelaksanaan tindakan pada siklus III dilaksanakan dalam 2 pertemuan ( dengan alokasi waktu 3 X 35 menit ). Upaya mengatasi berbagai kekurangan yang ada perlu diperbaiki guru dalam mengajarkan menulis puisi yang meliputi : 1) Guru sebaiknya memberikan dorongan /pengarahan minat kepada siswa agar kesungguhan siswa dalam berlatih menulis puisi. 2) Guru
sebaiknya
memberikan
Strategi
pembelajaran
siswa
yang
menyenangkan, dari suasana yang menyenangkan siswa dapat lebih aktif, kreatif dan inovatif Mengingat hasil analisis terhadap unjuk kerja siswa pada siklus II, sebagian siswa masih mengalami kesulitan pada kemampuan menyampaikan gagasan, menentukan tema, memilih kata-kata dan menyusun kata-kata karena kurangnya perbendaharaaan kata, rancangan kegiatan belajar mengajarnya selanjutnya menekankan pada aspek susunan kata-kata tetapi aspek gagasan, tema, dan kata-kata termasuk dalam kritiria penilaian. Dengan berpedoman pada Kurikulum KTSP 2006 kelas V. Peneliti dan guru melakukan langkah-langkah perencanaan
pembelajaran
menulis
puisi
dengan
menggunakan
strategi
Contextual, Teaching and Learning dengan media alam sekitar dalam kehidupan sehari-hari yaitu Pasar dan Sawah sebagai berikut : Mempelajari dan memilih KTSP SD dan Silabus Kelas V Standar Kompetensi : mengungkapakan gagasan, tema dan pemilihan kata-kata dalam bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas.
83
Kompetensi Dasar : Menulis puisi dengan gagasan, tema dan kata-kata yang tepat. Indikator : Siswa mampu menjelaskan pengertian puisi Siswa mampu menjelaskan langkah-langkah menulis puisi Siswa mampu menulis puisi tentang apa yang dilihat di alam sekitar dalam kehidupan sehari-hari. ( Permainan Egrang dan Puskesmas ) b. Pelaksanaan Tindakan Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran dengan penggunaan media pasar dan sawah sesuaia dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Pembelajaran pada siklus ke II dengan menggunakan media pasar dan sawah akan dilaksanakan 2 kali pertemuan 1)
Pertemuan pertama Pada pertemuan kesatu dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29 Juli 2009 materi menulis puisi adalah mencetuskan gagasan, menentukan tema, dan memilih kata kata yang tepat. Sebagai kegiatan awal guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang lalu. Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu menulis puisi sesuai dengan alam sekitar dalam kehidupan sehari hari. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan siswa yaitu mengamati permainan Egrang dan Puskesmas. Setelah mengadakan pengamatan secara kelompok siswa melakukan unjuk kerja berupa penyampaian gagasan, menentukan tema, memelih kata kata secara tepat dalam bentuk tulisan puisi. Guru memberikan penilaian yaitu relevansi gagasan yang dilihat, menentukan
84
tema dan memelih kata kata yang tepat. Kegiatan selanjutnya guru melakukan refleksi dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas. 2)
Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 5 Agustus 2009 materi menulis puisi adalah tentang menyampaikan gagasan, tema, pemilihan kata kata dan menyusun kata-kata. Sebagai kegiatan awal guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang lalu. Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu menulis puisi. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru kegiatan yang akan dilakukan. Kemudian siswa mengamati media alam sekitar dan kehidupan sehari hari berupa Pasar dan Sawah. Setelah mengadakan pengamatan secara kelompok siswa melakukan unjuk kerja berupa penyampaian gagasan, menentukan tema, memelih kata dan menyusun kata-kata kedalam tulisan puisi bebas. Guru memberikan penilaian yaitu penyampaian gagasan, tema, pemilihan kata-kata yang dilihat, Kegiatan selanjutnya guru melakukan refleksi dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas. Serta menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Foto pada siklus ke III dapat dilihat pada lampiran. Nilai hasil belajar kemampuan menulis puisi pada siklus II pada lampiran. Adapun hasil nilai kemampuan menulis puisi terlihat pada tabel dan grafik dibawah ini : a. Nilai rata rata kelas 69.23 b. sedangkan Nilai ketuntasan kelas adalah 65.00
85
c. anak yang mendapat nilai diatas ketuntasan adalah : 18 siswa d. Jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah nilai ketuntasan adalah 0 siswa Secara rinci dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut ini :
SISWA
Grafik Nilai Kemampuan Menulis Puisi Siklus III
NILAI
Gambar 5 Grafik Nilai Kemampuan Menulis Puisi Siklus III e. Pengamatan Berdasarkan pengamatan dilapangan siklus ketiga selama 2 kali pertemuan diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut : 1) Kegiatan guru dalam pembelajaran sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dirancang sebelumnya dan menggunakan waktu dengan tepat. 2) Guru sudah memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran dan mengarahkan kegiatan siswa menggunakan berbagai sumber sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran serta memberikan motifasi kepada
86
siswa yaitu dengan cara memberikan reword atau ucapan kata ya, bagus, lanjutkan, pintar. 3) Siswa sudah mulai tertarik dengan materi pembelajaran puisi dikarenakan siswa diajak bermain imajinasi dengan kata dan kalimat yang diciptakan siswa sendiri 4) Guru tidak lagi kesulitan dalam menerapkan teknik yang tepat dalam pembelajaran menulis puisi. f. Refleksi Data yang diperoleh melalui pengamatan dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi sebagai berikut : 1) Siswa yang melakukan kemampuan menulis puisi semua siswa telah melakukan pada pembelajaran siklus ketiga. Prosentase jumlah kemampuan menulis puisi yang dilakukan oleh siswa dari seluruh kemempuan
menulis
puisi
yang
terakomodasi
pada
materi
pembelajaran adalah 100 % 2) Nilai rata rata kelas kemampuan menulis puisi pada aspek menyampaikan gagasan 68.61 poin atau 68.614 % dan kemampuan menentukan tema
68.33 poin atau 68.33 %. Memilih kata-kata 69.17
poin atau 69.17 %, menyusun kata-kata 70.83 atau 70.83 % dari ratarata kelas pada siklus III bahwa kemampuan menulis puisi pada semua aspek telah mencapai nilai KKM
87
Dari hasil penelitian siklus III, maka peneliti mengulas secara cermat bahwa masih ada beberapa siswa yang belum menunjukan kemampuan menulis puisi secara maksimal. Dan dalam hasil unjuk kerja ada beberapa anak yang hanya pas mencapai KKM. E. Pembahasan Hasil Penelitian Dengan melihat hasil penelitian di atas maka dapat dijelaskan sebab dari perhitungan rata-rata nilai dan ketuntasan belajar yang diperoleh siswa setelah mendapat pengajaran menulis puisi dengan menggunakan metode Contextual, Teaching and Learning. Peningkatan terlihat dari sebelum tindakan, setelah tindakan siklus I, II dan III dengan masing-masing siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL 7 DATA DAFTAR NILAI RATA-RATA PER SIKLUS RATA-RATA NO
PENILAIAN
1
Menyampaikan gagasan
2
Menentukan Tema
3
Memilih kata-kata
4
Menyusun Kata-kata
SBL TINDK
SIKLUS I
SIKLUS II
SIKLUS III
55.00 55.44 56.67 55.56
63.33 59.72 58.06 61.94
64.44 66.39 65.00 65.00
68.61 68.33 69.17 70.83
Adapun hambatan-hambatan yang ditemui pada tiap –tiap siklus berbeda antara lain sebagai berikut : 1. Siklus I hambatan yang dihadapi yaitu (a) Rendahnya aspek menyampaikan gagasan, tema disebabkan oleh kurang minatnya siswa terhadap pembelajaran menulis puisi ( b ) Kurang berhasilnya guru dalam mengarahkan siswa untuk
88
lebih imajinatif dalam kegiatan penulisan ( c ) Kurang efektifnya pembelajaran yang diciptakan oleh guru. 2. Usaha untuk mengatasi hambatan pada siklus I dilaksanakan pada siklus II, antara lain : ( a ) Agar minat siswa untuk berlatih menulis puisi siswa didorong untuk berinteraksi dengan alam sekitar yang ada dilingkungan dalam kehidupan sehari-hari ( b ) Strategi pembelajaran yang tepat bisa memicu pengembangan potensi dan kreatifitas siswa dalam menulis puisi. 3. Usaha mengatasi hambatan pada siklus II dilaksanakan pada siklus III antara lain : ( a ) Siswa sudah mulai tertarik dengan materi pembelajaran puisi dikarenakan siswa diajak bermain imajinasi dengan kata dan kalimat yang diciptakan siswa sendiri ( b ) Guru tidak lagi kesulitan dalam menerapkan teknik yang tepat dalam pembelajaran menulis puisi. Pada siklus III , indikator keberhasilan yang direncanakan sudah dapat terpenuhi. Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I dan siklus II sudah dapat teratasi. Peningkatan kwalitas proses embelajaran menulis puisi tercermin melalui (a) siswa menjadi tertarik dengan materi pembelajaran menulis puisi ( b ) guru tidak lagi kesulitan dalam membangkitkan motivasi siswa dan ( c ) guru tidak lagi kesulitan dalam menerapkan teknik yang tepat dalam menulis puisi. Sementara itu, peningkatan hasil pembelajaran menulis puisi dengan Contextual Teaching and Learning ini tampak pada kenaikan nilai rata-rata kelas kelulusan siswa pada setiap siklusnya.
89
F. Hasil Penelitian 1. Pada siklus I siswa yang melakukan kemampuan menulis puisi semua siswa telah melakukan pada pembelajaran siklus pertama , prosentase nilai rata-rata yang dilakukan oleh siswa dari seluruh kemampuan menulis puisi yang terakomodasi pada materi pembelajaran 2. Nilai rata-rata kelas kemampuan menulis puisi pada aspek menyampaikan gagasan 63.33 poin dan kemampuan menentukan tema 59.72 poin dari ratarata jelas pada siklus I bahwa kemampuan menulis puisi pada aspek menyampaikan gagasan dan menentukan tema belum mencapai nilai KKM. 3. Agar minat siswa untuk berlatih menulis puisi siswa didorong untuk berinteraksi dengan alam sekitar yang ada dilingkungan dalam kehidupan sehari-hari.. 4. Strategi Pembelajaran yang tepat bisa memicu pengembangan potensi dan kreatifitas siswa dalam menulis puisi. 5. Pada siklus II siswa yang melakukan kemampuan menulis puisi semua siswa telah melakukan pasda pembelajaran siklus II. Prosentase jumlah kemampuan menulis puisi yang dilakukan oleh siswa dari seluruh kemampuan menulis puisi yang terakomodasi pada materi pembelajaran adalah 100 % 6. Nilai rata-rata kelas kemampuan menulis puisi pada aspek menyampaikan gagasan 64.44 poin dan kemampuan menentukan tema adalah 66.44 poin, memilih kata-kata 65 poin dari rata-rata kelas siklus I bahwa kemampuan menulis pada aspek menyampaikan gagasan belum mencapai nilai KKM,,
90
sedangkan aspek menentukan tema dan memilih kata-kata sudah mencapai nilai KKM. 7. Agar Minat siswa untuk berlatih menulis puisi siswa didorong untuk berinteraksi dengan alam sekitar yang ada dilingkungan dalam kehidupan sehari-hari. 8. Stategi pembelajaran yang tepat bisa memicu pengembangan potensi dan kreatifitas siswa dalam menulis puisi. 9. Pada siklus III siswa yang melakukan kemampuan menulis puisi semua siswa telah melakukan pada pembelajaran siklus III. Prosentase jumlah kemampuan menulis puisi yang dilakukan oleh siswa datri seluruh kemampuan menulis puisi yang terakomodasi pada materi pembelajaran adalah 100 %. 10. Nilai rata-rata kelas kemampuan menulis puisi pada aspek menyampaikan gagasan 68.61 poin, menentukan tema 68.33 poin, memilih kata-kata 69.17 poin, dan menyusun kata-kata 70.83 poin. Dari rata-rata kelas pada siklus III bahwa kemampuan menulis puisi pada semua aspek telah mencapai nilai KKM, tetapi masih ada beberapa siswa yang belum menunjukan kemampuan menulis puisi secara maksimal. Hanya mencapai nilai pas KKM.
91
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning telah mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas V SD Negeri 1 Klego Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali. Peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis puisi tampak pada prosentase peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sebagai berikut : 1. Meningkatnya keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan apersepsi Implikasinya siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan guru tentang pembelajaran puisi. 2. Meningkatnya keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran Implikasinya
siswa
senang
dan
tertarik
pembelajaran
yang
dihubungkan dengan alam sekitarnya karena pembelajaran sebelumnya hanya dilakukan didalam kelas. 3. meningkatnya keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan, baik lesan maupun tertulis Implikasinya siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru baik lesan maupun tertulis. Peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis puisi juga berimbas pada kenaikan kualitas hasilnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan kualitas puisi ciptaan siswa dengan memperhatikan aspek rima dan iramanya atau
92
bentuk dan isi dari setiap siklus yang dijalani. Pada siklus I , kualitas puisi ciptaan siswa yang sudah sesuai dengan standar yang ingin dicapai hanya sebesar 54 % .sementara 56 % belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang dicanangkan. Pada siklus II dan hanya 88 % saja yang masih dikategorikan kurang pada siklus III. Pendekatan Contextual Teaching and Learning merupakan salah satu upaya untuk membantu guru dan siswa dalam proses berimajinasi dalam pembelajaran menulis puisi. Dari penelitian ini kiranya dapat dijadikan pedoman bagi peningkatan kualitas pembelajaran selanjutnya. B. Implikasi Penetapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning. Model yang digunakan dalam penelitian adalah model siklus, yaitu terdiri dari 3 siklus. Siklus I dengan kemampuan menulis puisi pada aspek menyampaikan gagasan dan menentukan tema tulisan, sedangkan pada siklus II dengan kemampuan menulis puisi dengan aspek menyampaikan gagasan, menentukan tema dan memilih katakata, sedangkan pada siklus III dengan kemampuan menulis puisi dengan aspek menyampaikan gagasan, menentukan tema, memilih kata-kata dan menyusun kata-kata yang masing-masing siklus dilaksanakan selama 2 pertemuan. Dalam setiap siklus terdiri dari 4 ( empat ) tahapan kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi/pengamatan dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang. Sebelum
melaksanakan
tindakan
dalam
setiap
siklus,
perlu
perencanaan.perencanaan ini selalu memperhatikan setiap perubahan yang dicapai
93
pada siklus sebelumnya terutama pada setiap tindakan yang dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi. Hal ini didasarkan pada hasil analisis perkembangan dari pertemuan yang satu ke pertemuan yang lain dalam satu siklus pertama sampai ketiga. Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini layak digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi masalah yang sejenis, yang pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adanya kendala yang dihadapi dalam pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning ( CTL ) harus diatasi semaksimal mungkin. Oleh sebab itu, kreatifitas, kemampuan dan kemauan sangat menentukan keberhasilan pembelajaran menulis puisi. C. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, maka peneliti merumuskan beberapa saran sebagai berikut : 1. Untuk Guru : a. Guru hendaknya melakukan suatu perencanaan dan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan b. Guru hendaknya mengoptimalkan pengembangan potensi dan kreatifitas siswa baik di dalam maupun di luar kelas sebagai penunjang pembelajaran. c. Guru diharapkan selalu berpikir kreatif dan inovatif dalam upaya menciptakan suasana pembelajaran yang kundusif, menyenangkan, dan mampu memicu keaktifan, keantusiasan, dan ketertarikan siswa terhadap materi dan jalannya pembelajaran yang sedang berlangsung.
94
d. Guru diharapkan mampu melaksanakan penelitian tindakan kelas sebagai upaya perbaikan terhadap masalah dalam pembelajaran. 1. Untuk Siswa a. Siswa hendaknya lebih membuka diri untuk menerima atau merasakan sesuatu yang pernah dialami sehingga hal itu akan memperkaya kepekaan batin siswa. Dengan demikian, itu akan membantu menghadirkan daya imajinasi dalam kemampuan bersastra. b. Siswa diharapkan untuk dapat berperan aktif dalam upaya penciptaan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. c. Siswa diharapkan dapat berlatih belajar tuntas dan mandiri, tidak hanya selama kegiatan pembelajaran di dalam kelas, tetapi juga harus mampu mengembangkan potensinya di luar kelas.
95
DAFTAR PUSTAKA Amir, 2007 Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah Penerbit : UPT Penerbitan dan Percetakan UNS. A.Chaedar Alwasilah, 2009 Contextual Teaching & Learning Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia Penerbit MLC. Calkins, 1989 The Art of Teaching writing, Portemouth, New Hampshire Heinemann Djago Tarigan,dkk, 1997 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka. Elia Wati, 2008 Terampil Menulis Penerbit : Sinar Grafika Jakarta. Gino HJ dkk, 2000 Belajar dan Pembelajaran Surakarta Sebelas Maret university Press Huck Charlatle & Co, 1989 Childrens literature in the Elementary school, fort wooth : Harcourt Bruce Javanovich College Publisher Herman J Waluyo, 1995 Teori dan Apresiasi Puisi Universitas Sebelas Maret Surakarta Penerbit Erlangga. Hairuddin, dkk, 2007 Pembelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. IGAK Wardhani, Kuswaya Wihardit , 2008 Penelitian Tindakan Kelas Peneribit : Universitas Terbuka. Lynn Altenbernd and Leslie L Lewis, 1970 Handbook for the Study of Poetry University of Illinois and University of Colorado the Mac Milan Company. Monica Abigail W.A, 2008 Kreatif dengan Menulis Penerbit : Permata Equator Media Jakarta. Oemar Hamalik, 1999 Kurikulum dan Pembelajaran Penerbit : Bumi Aksara Jakarta. Rofiuddin, Ahmad dkk, 2001 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi ; Penerbit Universitas Negeri Malang Sumardi, 1985, Pedoman Pengajaran Puisi untuk SD, SLTP, dan SLTA Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud
96
Subarti Akhadiah M.K.dkk, 1992 Bahasa Indonesia I Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Tenaga Kependidikan Suharsini Arikunto, 2006 Penelitian Tindakan Kelas : Jakarta Bumi Aksara Sanjaya Wina, 2006 Stategi Pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta STY Slamet dan Suwarto WA, 2007 Dasar-Dasar Metodologi Penelitian kualitatif Penerbit : UPT Penerbitan dan Percetakan UNS. Sugiyanto, 2007 Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Model-model Pembelajaran inovatif Sarwiji Suwandi, 2008 Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dan Penulisan Karya Ilmiah Modul Pendidikan dan Latihan profesi Guru. Udin S Winataputra dkk,2007 Teori Belajar dan Pembelajaran Jakarta Universitas Terbuka Waluyo, Herman J 1995 Teori dan Apresiasi Puisi Jakarta ; Erlangga
97
Lampiran 1
Gambar 2 Lokasi Penelitian
Gambar 3 Penyerahan surat izin Penelitian kepada Kepala Sekolah Dasar Negeri Klego 1 Hari / tanggal : Senin, 13 Juli 209 Tempat : Kantor SD Negeri 1 Klego Boyolali Peneliti menyerahkan surat permohonan ijin penelitian dan melampirkan 1 proposal penelitian dengan judul : Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Contextual Teaching and Learning ( CTL ) Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Klego Tahun Pelajaran 2009/2010
98
Lampiran 2 PANDUAN WAWANCARA UNTUK GURU Hari / tanggal
: Selasa, 14 Juli 2009
Tempat
: Kantor Guru SD Negeri 1 Klego
Jenis Kegiatan
: Wawancara mengenai pembelajaran Bahasa Indonesia pada pokok bahasan menulis puisi
Interviewer
: Siti Tri Kuntari ( Peneliti )
Interviewee
: Trisnanto ( Guru kelas V )
Gambar 4 Peneliti sedang wawancara dengan guru kelas V SD Negeri 1 Klego Kec.Klego Kabupaten Boyolali Berikut ini hasil wawancara peneliti dengan guru kelas V mengenai pembelajaran menulis puisi di ruang guru kelas SD Negeri 1 Klego. Peneliti
: Selamat Siang Pak Tris !
Guru kelas V
: “Selamat Siang, bu”
Peneliti
: “ Maaf pak, saya mengganggu istirahat bapak “
Guru kelas V
: “ oh ya, tidak apa-apa. Ada apa bu ?
Peliti
: “ Begini pak saya ingin menindak lanjuti penelitian yang akan saya lakukan di kelas bapak
Guru kelas V
: “ Ya silahkan, apa yang bisa saya bisa bantu bu ?
99
Peneliti
:
“
Menurut
bapak,
bagaimana
proses
pembelajaran menulis puisi yang bapak lakukan selama ini ? Peneliti
: “ Metode dan media apa yang bapak gunakan dalam pembelajaran menulis puisi ?
Guru kelas V
; Metode Ceramah dan demontasi
Peneliti
: Media yang bapak gunakan
Guru kelas V
: Media buku ajar
Peneliti
: Kesulitan apa yang bapak hadapi dalam pembelajaran menulis puisi
Guru kelas V
: kesulitannya anak kurang berminat
Peneliti
: Bagaimana dengan nilai mereka
Guru kelas V
: Nilainya masih rendah
Peneliti
: Apakah selama ini bapak sudah mencoba menggunakan metode Contextual Teaching and Learning
Guru Kelas V
: Belum
Peneliti
: Bagaimana pak ? kalau kita coba dengan metode Contextual Teaching and Learning ( CTL )
Guru Kelas V
: Boleh, boleh ... supaya kemampuan menulis puisi, siswa bisa meningkat
Peneliti
: Wawancara cukup terima kasih pak
Guru kelas V
: sama-sama bu, semoga penelitian nanti bisa digunakan sebagai mana mestinya.
Peneliti
: ya pak terima kasih
100
Lampiran 3 KRITIRIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) Nama Sekolah
: SD Negeri 1 Klego
Kelas / Smester
: V / II
Tahun Pelajaran
: 2009/2010
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Aspek
: Menulis
Standar Kompetensi
:
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, intonasi dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas Penentuan Faktor No
1
Kopetensi Dasar
8.3. Menulis
KKM
Urgen si/Ese nsial
Kompl eksitas
Daya Dukung
Instaks Siswa
SDM Guru
Jumlah
64
65
65
65
70
32.9
Puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
101
Ratarata
65.8
Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Sebelum Tindakan ) Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas
: V ( Lima )
Semester
:2
Alokasi Waktu
: 5 X 35 menit ( 2 kali pertemuan )
I. STANDAR KOMPETENSI 8.
Mengungkapkan pikiran, perasaan, intonasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas
II. KOMPETENSI DASAR 8.3
Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
III. INDIKATOR 8.3.1 Mampu menjelaskan langkah-langkah menulis puisi 8.3.2 Mampu menulis puisi 2/3 bait puisi sesuai dengan langkah-langkah puisi 8.3.3 Mampu membacakan puisi hasil karya sendiri dengan penuh penghayatan IV. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa dapat menulis puisi bebas dengan menggunakan dengan pilihan kata yang tepat. V. MATERI Puisi bebas
102
VI. KEGIATAN PEMBELAJARAN A. Metode Tanya jawab, ceramah, penugasan B. Langkah-langkah pembelajaran Pertemuan pertama a. Kegiatan awal ( + 10 menit ) 1. Guru mengkondisikan siswa 2. Salah seorang siswa membacakan puisi didepan kelas b. Kegiatan Inti ( + 80 menit ) 1. Siswa guru melakukan tanya jawab tentang pengalaman yang sangat mengesankan 2. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang pengalaman menulis puisi 3. Siswa membaca puisi dengan pengalaman yang pernah dialami 4. Siswa Memperhatikan Penjelasan guru tentang langkahlangkah menulis puisi 5. Siswa mengingat ingat peristiwa yang sangat mengesankan 6. siswa menulis peristiwa tersebut dalam bentuk puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat c. Kegiatan Akhir ( + 15 menit ) 1. Siswa menerima pengarahan dan saran-saran dari guru 2. siswa menerima tugas rumah untuk menulis sebait puisi tentang pengalaman
103
Pertemuan Kedua a. Kegiatan awal ( + 10 menit ) 1. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang penulisan puisi 2. Siswa membacakan puisi tugas rumahnya 3. Siswa menyerahkan tugas rumahnya kepada guru b. Kegiatan Inti ( + 80 menit ) 1. siswa menentukan pengalaman yang sangat berkesan 2. Siswa menulis 2/3 puisi bebas 3. Siswa menulis judul puisi 4. Siswa membac puisi hasil karya sendiri dengan penghayatan yang tepat didepan kelas 5. Siswa menyerahkan karyanya kepada guru c. Kegiatan akhir ( + 15 menit ) 1. Siswa menerima saran kritik dan motivasi dari guru 2. Siswa membuat kliping dari puisi-puisi VII. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN a. Pgalaman / peristiwa b. Buku Bahasa Indonesia Kelas V SD Penerbit Erlangga c. Buku Silabus Kelas V d. Kurikulum KTSP VIII. PENILAIAN a. Prosedur
: Tes Proses
b. Jenis tes
: Tertulis
104
c. Instrumen
:
1. Tulislah 2/3 bait puisi yang berisi tentang pengalaman/peristiwa yang mengesankan Tentukan lebih dahulu tema pengalamanmu Rangkaikan pengalaman peristiwa tersebut menjadi kalimat-kalimat puisi Rangkaikan baris / kalimat kalimat tersebut menjadi bait Berilah judul yang tepat 2. Bacalah puisi karyamu didepan kelas dengan penuh penghayatan 3. Serahkan puisi karyamu kepada guru
Mengetahui Kepala Sekolah
Klego, 22 Juli 2009 Guru Kelas V
Drs. ISTININGSIH,M.Pd NIP : 130925556
TRISNANTO,Ama.Pd NIP : 131179502
105
Lampiran 5 DATA DAFTAR NILAI KEMAMPUAN MENULIS PUISI SEBELUM TINDAKAN NO URUT SISWA
ASPEK YANG DINILAI MEMILIH MENYUSUN KATA-KATA KATA-KATA
PENYAMPAIA N GAGASAN
MENENTU KAN TEMA
1
40.00
50.00
45.00
45.00
180.00
45.00
2
50.00
50.00
50.00
50.00
200.00
50.00
3
50.00
50.00
50.00
50.00
200.00
50.00
4
65.00
60.00
65.00
55.00
245.00
61.25
5
50.00
50.00
55.00
60.00
215.00
53.75
6
55.00
55.00
55.00
55.00
220.00
55.00
7
55.00
50.00
60.00
50.00
215.00
53.75
8
60.00
60.00
65.00
55.00
240.00
60.00
9
60.00
50.00
60.00
60.00
230.00
57.50
10
55.00
50.00
60.00
60.00
225.00
56.25
11
50.00
55.00
50.00
50.00
205.00
51.25
12
55.00
50.00
50.00
50.00
205.00
51.25
13
50.00
50.00
50.00
50.00
200.00
50.00
14
50.00
60.00
55.00
60.00
225.00
56.25
15
60.00
65.00
60.00
60.00
245.00
61.25
16
55.00
55.00
60.00
60.00
230.00
57.50
17
65.00
60.00
65.00
65.00
255.00
63.75
18 RATARATA
65.00
60.00
65.00
65.00
255.00
63.75
55.00
54.44
56.67
55.56
221.67
55.41667
106
JUMLAH
RATARATA
Lampiran 6 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Siklus 1 ) Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas
: V ( Lima )
Semester
:2
Alokasi Waktu
: 3 X 35 menit ( 2 kali pertemuan )
Hari / tanggal
: Rabu, 22- 07 –2009 Jumat, 24-07--2009
I. STANDAR KOMPETENSI 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, intonasia, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas. II. KOMPETENSI DASAR 8.3 Menulis puisi dengan pilihan kata-kata yang tepat III. INDIKATOR -
Siswa dapat menyampaikan gagasan sesuai yang dilihat di lingkungan sekitar dalam kehidupan sehari-hari
-
Siswa dapat menentukan tema puisi yang ditulis sesuai yang dilihat dilingkungan sekitar dalam kehidupan sehari-hari
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalu unjuk kerja siswa dapat menyampaikan gagasan – gagasan sesuai yang dilihat dilingkungan sekitar dalam kehidupan sehari-hari 2. Melalui unjuk kerja siswa dapat menentukan tema puisi yang ditulis sesuai yang dilihat dilingkungan sekitar dalam kehidpan sehari-hari.
107
V. DAMPAK PENGIRING Setelah Pembelajaran ini selesai siswa diharapkan dapat menyampaikan gagasan-gagasan dalam kehidupan sehari-hari VI. MATERI PEMBELAJARAN -
Perpustakaan Sekolah
-
Jalan raya
VII. STRATEGI PEMBELAJARAN Model
: Kontekstual
Metode
: Ceramah, tanya jawab, pengamatan, diskusi, observasi, unjuk kerja.
VIII.LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Pertemuan pertama, 22-07-2009 1. Kegiatan awal ( + 10 menit ) a. Guru Mengkondisikan siswa b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai c. Tanya jawab tentang puisi 2. Kegiatan Inti ( + 80 menit ) a. siswa memperhatikan penjelasan guru, tentnag kegiatan yang akan dilakukan b. Siswa membentuk kelompok c. Guru Mengajak siswa keluar kelas, menuju ke perpustakaan Sekolah d. siswa melakukan unjuk kerja menulis puisi sesuai gagasan yang dilihat di perpustakaan
108
e. guru mengajak siswa masuk kelas, tiap kelompok melaporkan hasil kerjanya yang berupa puisi. 3. Kegiatan akhir : ( + 15 menit ) a. Tiap kelompok membacakan hasil karyanya didepan kelas b. siswa dan guru menyimpulkan hasil kerja kelompok Pertemuan II ( 24 – 07 – 2009 ) I. Kegiatan Awal ( + 10 menit ) a. Guru mengkondisikan murid b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai c. tanya jawab tentang puisi yang telah ditulis ( tentang perpustakaan ) II. Kegiatan inti : ( + 80 menit ) a. Siswa memperhatikan guru, tentang kegiatan yang akan dilakukan b. Guru mengajak siswa keluar kelas, melihat jalan raya yang ada di depan sekolahan. c. Siswa melakukan unjuk kerja menulis puisi sesuai tema dan gagasan yang dilihat di jalan raya. d. Guru mengajak siswa masuk kelas dan melaporkan hasil kerjanya yang berupa tulisan puisi. III. Kegiatan akhir : ( + 15 menit ) a. tiap kelompok membacakan hasil kerjanya didepan kelas b. guru dan siswa menyimpulkan hasil kerjanya c. guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas
109
d. guru menutup pelajaran IX. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN A. Media : - Jalan raya B. Sumber pembelajaran a. Kurikulum KTSP b. Silabus kelas V c. Buku Bahasa Indonesia kelas V penerbit erlangga hal 123-124 X. PENILAIAN a. Prosedur
: Tes Proses
b. Jenis tes
: Unjuk kerja
c. Bentuk tes
: Rubrik Observasi
d. Alat
: lembar penilaian Klego, 21 Juli 2009 Praktikan
Peneliti :
SITI TRI KUNTARI NIM : X 7108518
TRISNANTO,Ama.Pd NIP : 131179502
Mengetahui : Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Klego Kabupaten Boyolali
Drs. ISTININGSIH,M.Pd NIP : 130925556
110
Instrumen Soal Tes Menulis Puisi Pada pertemuan pertama siklus I aspek gagasan 1. Tulislah sebuah puisi dengan gagasan atau idemu mengenai perpustakaanmu ! 2. Bacalah puisi karyamu didepan kelas dengan penuh penghayatan ! 3. Serahkan puisi karyamu kepada guru !
111
Instrumen Soal Tes Menulis Puisi Pada pertemuan kedua siklus I aspek Tema 1. Tulislah dua bait puisi yang bertemakan lalu lintas sesuai dengan gagasan atau idemu ! Berilah judul yang tepat 2. Bacalah puisi karyamu didepan kelas dengan penuh penghayatan 3. Serahkan puisi karyamu kepada guru
112
Dokumen SUASANA PEMBELAJARAN PUISI PADA SIKLUS I PERTEMUAN PERTAMA
Suasana Pembelajaran Di Kelas
Lokasi pembelajaran siklus I
Suasana Pembelajaran puisi di Perpustakaan Sekolah
113
Peneliti sedang mengamati Siswa dalam Pembelajaran siswa Tentang puisi pada pertemuan pertama
Peneliti sedang mengamati Siswa dalam Pembelajaran siswa Tentang puisi pada pertemuan pertama
114
Dokumen SUASANA PEMBELAJARAN PUISI PADA SIKLUS I PADA PERTEMUAN PERTAMA
Suasana Pembelajaran di ruang kelas
Suasana Pengamatan Siswa Guru dan Peneliti Dalam pembelajaran puisi di jalan raya
Suasana Pengamatan Siswa Guru dan Peneliti Dalam pembelajaran puisi di jalan raya
115
Lampiran : 7 Lembar Observasi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas Siklus I No
Aspek yang diamati
1
Aktif mmemperhatikan penjelasan
Pertemuan Siklus I Rendah Sedang Tinggi V
guru 2
Aktif menjawab pertanyaan guru
3
Kesungguhan siswa dalam
V V
mengikuti pelajaran 4
Kesungguhan siswa dalam
V
berlatih menulis puisi 5
Rasa ingin tahu siswa meningkat
V
6
Kerjasama dalam kelompok
V
7
Keaktifan dalam kelompok
V
Catatan : 4. dikatakan rendah, jika kurang 40 % dari jumlah siswa yang hadir 5. Dikatakan sedang, jika lebih 40 % sampai 70 % dari jumlah siswa yang hadir 6. Dikatakan tinggi, jika lebih dari 70 % sampai 100 % dari jumlah siswa yang hadir. Observer 1 Trisnanto NIP : 131179502
Observer 2 Utami Sri Margiati NIP : 19550604197502 2 003
116
Lampiran : 8 Lembar Observasi Guru dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas Siklus I Pertemuan Siklus II No Aspek yang diamati Rendah Sedang Tinggi 1 Aktif mmemperhatikan penjelasan v guru 2
Aktif menjawab pertanyaan guru
v
3
Kesungguhan siswa dalam
v
mengikuti pelajaran 4
Kesungguhan siswa dalam
v
berlatih menulis puisi 5
Rasa ingin tahu siswa meningkat
v
6
Kerjasama dalam kelompok
v
7
Keaktifan dalam kelompok
v
Catatan : 4. Dikatakan rendah, apabila ketrampilan guru dalam mengajar dapat bertahan dari 1-10 menit 5. Dikatakan sedang apabila ketrampilan guru dalam mengajarr dapat bertahan dari 11- 20 menit 6. Dikatakan tinggi, apabila ketrampilan guru dalam mengajar dapat bertahan > 20 menit Catatan khusus ; 1. minat siswa dalam mapel puisi kurang 2. Media yang digunakan kurang menarik
Observer 1
Observer 2 Utami Sri Margiati NIP : 19550604197502 2 003
Trisnanto NIP :131179502
117
Lampiran : 9 Tabel 4 DATA DAFTAR NILAI KEMAMPUAN MENULIS PUISI SIKLUS I ASPEK YANG DINILAI NO URUT SISWA
MEMILIH KATAKATA
PENYAMPAIAN GAGASAN
MENENTUKAN TEMA
1
60.00
55.00
-
-
115.00
57.50
2
65.00
50.00
-
-
115.00
57.50
3
65.00
55.00
-
-
120.00
60.00
4
70.00
65.00
-
-
135.00
67.50
5
65.00
50.00
-
-
115.00
57.50
6
65.00
60.00
-
-
125.00
62.50
7
60.00
60.00
-
-
120.00
60.00
8
65.00
65.00
-
-
130.00
65.00
9
60.00
60.00
-
-
120.00
60.00
10
60.00
60.00
-
-
120.00
60.00
11
60.00
60.00
-
-
120.00
60.00
12
60.00
55.00
-
-
115.00
57.50
13
60.00
60.00
-
-
120.00
60.00
14
60.00
60.00
-
-
120.00
60.00
15
65.00
70.00
-
-
135.00
67.50
16
60.00
60.00
-
-
120.00
60.00
17
70.00
70.00
-
-
140.00
70.00
18
70.00
70.00
-
-
140.00
70.00
63.33
60.28
123.61
61.80
70
70
140.00
70
60
55
115.00
57.50
RATARATA NILAI TERTINGGI NILAI TERENDAH
118
MENYUSUN KATA-KATA
JUMLAH
RATARATA
Lampiran : 10 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Siklus 2 ) Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas
: V ( Lima )
Semester
:2
Alokasi Waktu
: 3 X 35 menit ( 2 kali pertemuan )
Hari / tanggal
: Rabu, 29- 07 –2009 Jumat, 31-07--2009
I. STANDAR KOMPETENSI 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, intonasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas. II. KOMPETENSI DASAR 8.3 Menulis puisi dengan pilihan kata-kata yang tepat III. INDIKATOR -
Siswa dapat memilih kata-kata kedalam bentuk tulisan puisi
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalu unjuk kerja siswa dapat memilih kata-kata yang sesuai dengan apa yang dilihat dilingkungan sekitarnya ke dalam bentuk tulisan puisi V. DAMPAK PENGIRING Setelah Pembelajaran ini selesai siswa diharapkan dapat mengemukakan gagasan-gagasan dalam kehidupan sehari-hari VI. MATERI PEMBELAJARAN -
Puskesmas
-
Egrang
119
VII. STRATEGI PEMBELAJARAN Model
: Kontekstual
Metode
: Ceramah, tanya jawab, pengamatan, diskusi, observasi, unjuk kerja.
VIII.LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Pertemuan I ( 29-07-2009 ) 1. Kegiatan awal ( + 10 menit ) a. Guru Mengkondisikan siswa b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai c. Tanya jawab tentang puisi yang telah ditulis ( menentukan tema ) 2. Kegiatan Inti ( + 80 menit ) a. siswa memperhatikan penjelasan guru, tentnag kegiatan yang akan dilakukan b. Guru mengajak siswa keluar kelas, menuju Puskesmas melihat kegiatan yang ada di puskesmas c. siswa melakukan unjuk kerja menulis puisi dengan memilih kata-kata yang sesuai dengan kegiatan yang dilihat di puskesmas e. guru mengajak siswa masuk kelas, tiap kelompok melaporkan hasil kerjanya yang berupa puisi. 3. Kegiatan akhir : ( + 15 menit ) a. Tiap kelompok membacakan hasil karyanya didepan kelas b. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas
120
c. Guru dan siswa menyimpulkan hasil kerjanya d. Guru menutup pelajarannya Pertemuan II ( 31 – 07 – 2009 ) I. Kegiatan Awal ( + 10 menit ) a. Guru mengkondisikan murid b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai c. tanya jawab tentang puisi yang telah ditulis kemarin (memilih kata-kata) II. Kegiatan inti : + 80 menit ) a. Siswa memperhatikan guru, tentang kegiatan yang akan dilakukan b. Guru mengajak siswa keluar kelas, untuk bermain egrang yang terbuat bambu di halaman sekolah c. Setelah bermain egrang, siswa melakukan unjuk kerjanya menulis puisi dengan memilih kata-kata yang sesuai dengan kegiatan permainan egrang d. Guru mengajak siswa masuk kelas dan melaporkan hasil kerjanya yang berupa tulisan puisi. III. Kegiatan akhir : ( + 15 menit ) a. Siswa membacakan hasil kerjanya yang berupa puisi di depan kelas b. guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas c. guru dan siswa menyimpulkan hasil kerjanya d. guru menutup pelajaran
121
IX. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN A. Media : - Puskesmas - Egrang B. Sumber pembelajaran a. Kurikulum KTSP b. Silabus kelas V c. Buku Bahasa Indonesia kelas V Penerbit Erlangga hal 123 - 124 X. PENILAIAN a. Prosedur
: Tes Proses
b. Jenis tes
: Unjuk kerja
c. Bentuk tes
: Rubrik Observasi
d. Alat
: lembar penilaian Klego, 21 Juli 2009 Praktikan
Peneliti :
SITI TRI KUNTARI NIM : X 7108518
TRISNANTO,Ama.Pd NIP : 131179502
Mengetahui : Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Klego Kabupaten Boyolali
Drs. ISTININGSIH,M.Pd NIP : 130925556
122
Instrumen Soal Tes Menulis Puisi Pada pertemuan pertama siklus II aspek memilih kata-kata 1. karena kita sekarang berada di Puskesmas, coba perhatikan apa yang kamu lihat disekitarmu . Buatlah puisi yang bertemakan kesehatan sesuai dengan gagasan dan katakatamu sendiri ! 2. Bacakan hasil karya puisimu didepan kelas 3. Serahkan puisi karyamu kepada guru
123
Instrumen Soal Tes Menulis Puisi Pada pertemuan kedua siklus II aspek memilih kata-kata 1. Sekarang kita sedang bermain egrang permainan tradisional , kemudian buatlah puisi yang bertemakan permainan tradisional sesuai gagasan dan kata-katamu sendiri ! 2. Bacalah hasil karyamu didepan kelas 3. Serahkan hasil karyamu kepada guru !
124
Dokumen SUASANA PEMBELAJARAN PUISI PADA SIKLUS II PADA PERTEMUAN PERTAMA
Suasana Pembelajaran Puisi di Kelas
Lokasi Pembelajaran Puisi di Puskesmas
Suasana Pembelajaran Puisi di Puskesmas
125
Dokumen SUASANA PEMBELAJARAN PUISI SIKLUS II PADA PERTEMUAN KEDUA
Suasana Pembelajaran puisi pada siklus II di ruang kelas
Suasana siswa dalam bermain egrang Pada pembelajaran puisi yang disaksikan guru dan peneliti
126
Suasana siswa dalam bermain egrang Pada pembelajaran puisi yang disaksikan peneliti
127
Lampiran : 11 Lembar Observasi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas Siklus II Siklus II No Aspek yang diamati Rendah Sedang 1 Aktif mmemperhatikan penjelasan v
Tinggi
guru 2
Aktif menjawab pertanyaan guru
v
3
Kesungguhan siswa dalam mengikuti
v
pelajaran 4
Kesungguhan siswa dalam berlatih
v
menulis puisi 5
Rasa ingin tahu siswa meningkat
v
6
Kerjasama dalam kelompok
v
7
Keaktifan dalam kelompok
v
Catatan : 7. dikatakan rendah, jika kurang 40 % dari jumlah siswa yang hadir 8. Dikatakan sedang, jika lebih 40 % sampai 70 % dari jumlah siswa yang hadir 9. Dikatakan tinggi, jika lebih dari 70 % sampai 100 % dari jumlah siswa yang hadir. Observer 1 Trisnanto NIP : 131179502
Observer 2 Utami Sri Margiati NIP : 19550604197502 2 003
128
Lampiran : 12 Lembar Observasi Guru dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas Siklus II Siklus II No Aspek yang diamati Rendah Sedang 1 Kesesuaian RPP dengan kegiatan
Tinggi v
pembelajaran 2
Memberikan Informasi secara tepat
3
Menggunakan berbagai sumber
4
Menggunakan waktu dengan tepat
v v v
sesuai dengan rencana 5
Penuh Perhatian terhadap siswa
v
6
Memberikan motivasi kepada siswa
v
7
Menggunakan multi metode
v
8
Memberi umpan balik terhadap siswa
v
9
Memberi Tindak lanjut
v
Catatan : 7. Dikatakan rendah, apabila ketrampilan guru dalam mengajar dapat bertahan dari 1-10 menit 8. Dikatakan sedang apabila ketrampilan guru dalam mengajarr dapat bertahan dari 11- 20 menit 9. Dikatakan tinggi, apabila ketrampilan guru dalam mengajar dapat bertahan > 20 menit Catatan khusus ; 1. minat siswa dalam mapel puisi kurang 3. Media yang digunakan kurang menarik Observer 1 Observer 2
Utami Sri Margiati NIP : 19550604197502 2 003
Trisnanto NIP :131179502
129
Lampiran : 13 DATA DAFTAR NILAI KEMAMPUAN MENULIS PUISI SIKLUS II ASPEK MENYAMPAIAN GAGASAN, MENENTUKAN TEMA MEMILIH KATA NO URUT SISWA
ASPEK YANG DINILAI PENYAMPAIAN GAGASAN
MENENTUKAN TEMA
MEMILIH KATAKATA
1
55.00
55.00
60.00
170.00
56.67
2
65.00
65.00
65.00
195.00
65.00
3
65.00
65.00
65.00
195.00
65.00
4
70.00
75.00
70.00
215.00
71.67
5
65.00
60.00
65.00
190.00
63.33
6
65.00
65.00
65.00
195.00
65.00
7
60.00
65.00
65.00
190.00
63.33
8
60.00
65.00
65.00
190.00
63.33
9
70.00
70.00
70.00
210.00
70.00
10
65.00
60.00
65.00
190.00
63.33
11
60.00
65.00
65.00
190.00
63.33
12
65.00
65.00
65.00
195.00
65.00
13
65.00
65.00
60.00
190.00
63.33
14
65.00
70.00
65.00
200.00
66.67
15
65.00
70.00
65.00
200.00
66.67
16
60.00
70.00
65.00
195.00
65.00
17
70.00
70.00
65.00
205.00
68.33
18 RATARATA
70.00
75.00
65.00
210.00
70.00
64.44
66.39
65.00
195.83
65.28
70.00
70.00
70.00
140.00
70.00
60.00
55.00
60.00
115.00
57.50
NILAI TERTINGGI NILAI TERENDAH
130
MENYUSUN KATA-KATA
JUMLAH
RATARATA
Lampiran : 14 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Siklus 3 ) Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas
: V ( Lima )
Semester
:2
Alokasi Waktu
: 3 X 35 menit ( 2 kali pertemuan )
Hari / tanggal
: Rabu, 05-08-2009 Jumat, 07-08-2009
I. STANDAR KOMPETENSI 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, intonasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas. II. KOMPETENSI DASAR 8.3 Menulis puisi dengan pilihan kata-kata yang tepat III. INDIKATOR -
Siswa dapat menyusun kata kata ke dalam bentuk tulisan puisi
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui unjuk kerja siswa dapat memilih kata-kata yang sesuai dengan apa yang dilihat dilingkungan sekitarnya ke dalam bentuk tulisan puisi V. DAMPAK PENGIRING Setelah Pembelajaran ini selesai diharapkan siswa dapat mengemukakan pendapatnya dalam kehidupan sehari-hari
131
VI. MATERI PEMBELAJARAN -
Pasar
-
Sawah
VII. STRATEGI PEMBELAJARAN Model
: Kontekstual
Metode
: Ceramah, tanya jawab, pengamatan, diskusi, observasi, unjuk kerja.
VIII.LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Pertemuan I ( 05-08-2009 ) 1. Kegiatan awal ( + 10 menit ) a. Guru Mengkondisikan siswa b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai c. Tanya jawab tentang puisi yang telah ditulis ( menentukan tema ) 2. Kegiatan Inti ( + 80 menit ) a. siswa memperhatikan penjelasan guru, tentnag kegiatan yang akan dilakukan b. Guru mengajak siswa keluar kelas, menuju Pasar melihat kegiatan yang ada di Pasar c. siswa melakukan unjuk kerja menulis puisi dengan memilih kata-kata yang sesuai dengan kegiatan yang dilihat di pasar e. guru mengajak siswa masuk kelas, tiap kelompok melaporkan hasil kerjanya yang berupa puisi.
132
3. Kegiatan akhir : ( + 15 menit ) a. Tiap kelompok membacakan hasil karyanya didepan kelas b. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas c. Guru dan siswa menyimpulkan hasil kerjanya d. Guru menutup pelajarannya Pertemuan II ( 07-08-2009 ) I. Kegiatan Awal ( + 10 menit ) a. Guru mengkondisikan murid b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai c. Tanya jawab puisi tentang pasar II. Kegiatan inti : + 80 menit ) a. Siswa memperhatikan guru, tentang kegiatan yang akan dilakukan b. Guru mengajak siswa keluar kelas, menuju sawah siswa melihat kegiatan yang ada di sawah c. Siswa melakukan unjuk kerja menulis, menyusun kata-kata yang sesuai dengan kegiatan yang ada di sawah kedalam bentuk tulisan puisi. d. Guru mengajak siswa masuk kelas dan melaporkan hasil kerjanya yang berupa tulisan puisi. III. Kegiatan akhir : ( + 15 menit ) a. Siswa membacakan hasil kerjanya yang berupa puisi di depan kelas
133
b. guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas e. guru dan siswa menyimpulkan hasil kerjanya f. guru menutup pelajaran IX. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN A. Media : - Pasar B. Sumber pembelajaran a. Kurikulum KTSP b. Silabus kelas V c. Buku Bahasa Indonesia kelas V Penerbit Erlangga hal 123 - 124 X. PENILAIAN a. Prosedur
: Tes Proses
b. Jenis tes
: Unjuk kerja
c. Bentuk tes
: Rubrik Observasi
d. Alat
: lembar penilaian Klego, 21 Juli 2009 Praktikan
Peneliti :
SITI TRI KUNTARI NIM : X 7108518
TRISNANTO,Ama.Pd NIP : 131179502
Mengetahui : Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Klego Kabupaten Boyolali
Drs. ISTININGSIH,M.Pd NIP : 130925556
134
Instrumen Soal Tes Menulis Puisi Pada pertemuan kedua siklus III aspek menyusun kata-kata 1. Sekarang kita berada di pasar perhatikan kegiatan yang ada disekitarmu ! Buatlah puisi dua bait yang bertemakan pasar sesuai gagasan, kata-katamu sendiri sehingga menjadi kalimat puisi yang bermakna dan benar ! 2. Bacalah karya puisimu didepan kelas ! 3. Serahkan karya puisimuj kepada guru !
135
Instrumen Soal Tes Menulis Puisi Pada pertemuan kedua siklus III aspek menyusun kata-kata 1. Sekarang kita berada ditengah- tengah sawah perhatikan kegiatan yang kamu lihat disekelilingmu Buatlah puisi dua – tiga bait yang bertemakan pertanian sesuai dengan gagasan pilihan kata-katamu sehingga menjadi kalimat puisi yang bermakna dan benar ! 2. Bacalah karyamu didepan kelas 3. Serahkan karya puisimu kepada guru
136
Dokumen SUASANA PEMBELAJARAN PUISI PADA SIKLUS III PADA PERTEMUAN PERTAMA
Suasana pembelajaran puisi di kelas
Lokasi pembelajaran puisi di pasar
137
Suasana pembelajaran puisi di pasar yang dipandu guru dan disaksikan peneliti
Suasana pembelajaran puisi di pasar yang dipandu guru dan disaksikan peneliti
138
Dokumen SUASANA PEMBELAJARAN PUISI PADA SIKLUS III PADA PERTEMUAN KEDUA
Suasana pembelajaran puisi di kelas
Suasana pembelajaran puisi di sawah yang dipandu guru
139
Suasana Siswa mengamati sawah dan menulis kata-kata yang disaksikan guru dan peneliti
Suasana Siswa mengamati sawah dan menulis kata-kata yang disaksikan guru dan peneliti
140
Lampiran : 14 Lembar Observasi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas Siklus III Siklus III No Aspek yang diamati Rendah Sedang 1 Aktif mmemperhatikan penjelasan guru 2
Aktif menjawab pertanyaan guru
3
Kesungguhan siswa dalam mengikuti
Tinggi v
v v
pelajaran 4
Kesungguhan siswa dalam berlatih
v
menulis puisi 5
Rasa ingin tahu siswa meningkat
v
6
Kerjasama dalam kelompok
v
7
Keaktifan dalam kelompok
v
Catatan : 1. dikatakan rendah, jika kurang 40 % dari jumlah siswa yang hadir 2. Dikatakan sedang, jika lebih 40 % sampai 70 % dari jumlah siswa yang hadir 3. Dikatakan tinggi, jika lebih dari 70 % sampai 100 % dari jumlah siswa yang hadir. Observer 1
Observer 2
Trisnanto NIP : 131179502
Utami Sri Margiati NIP : 19550604197502 2 003
141
Lampiran : 15 Lembar Observasi Guru dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas Siklus III Siklus III No Aspek yang diamati Rendah Sedang 1 Aktif mmemperhatikan penjelasan guru v 2
Aktif menjawab pertanyaan guru
3
Kesungguhan siswa dalam mengikuti
Tinggi
v v
pelajaran 4
Kesungguhan siswa dalam berlatih
v
menulis puisi 5
Rasa ingin tahu siswa meningkat
v
6
Kerjasama dalam kelompok
v
7
Keaktifan dalam kelompok
v
Catatan : 1. Dikatakan rendah, apabila ketrampilan guru dalam mengajar dapat bertahan dari 1-10 menit 2. Dikatakan sedang apabila ketrampilan guru dalam mengajarr dapat bertahan dari 11- 20 menit 3. Dikatakan tinggi, apabila ketrampilan guru dalam mengajar dapat bertahan > 20 menit Catatan khusus ; 1. Minat siswa dalam mapel puisi kurang 2. Media yang digunakan kurang menarik Observer 1 Observer 2
Utami Sri Margiati NIP : 19550604197502 2 003
Trisnanto NIP :131179502
142
Lampiran : 16 LEMBAR PENILAIAN ASPEK GAGASAN Indikator Penilaian Menulis Puisi 1. Prosedur : Tes Proses 2. Jenis : Perbuatan 3. Teknik : Unjuk Kerja 4. Bentuk : Rubrik Pengamatan No
Aspek
1
Gagasan
Skor 5
Deskriptor Penyusunan kata-kata sesuai dengan gagasan
4
Penyusunan kata-kata kurang sesuai dengan gagasan
3
Penyusunan kata-kata tidak sesuai dengan gagasan
143
Nilai
Lampiran : 17 LEMBAR PENILAIAN ASPEK MENENTUKAN TEMA Indikator Penilaian Menulis Puisi 1. Prosedur : Tes Proses 2. Jenis : Perbuatan 3. Teknik : Unjuk Kerja 4. Bentuk : Rubrik Pengamatan No
Aspek
Skor
1
Tema
5
Deskriptor Penyusunan kata-kata sesuai dengan gagasan dan tema
4
Penyusunan kata-kata kurang sesuai dengan gagasan dan tema
3
Penyusunan kata-kata tidak sesuai dengan gagasan dan tema
144
Nilai
Lampiran : 18
1. 2. 3. 4.
LEMBAR PENILAIAN ASPEK MEMILIH KATA-KATA Indikator Penilaian Menulis Puisi Prosedur : Tes Proses Jenis : Perbuatan Teknik : Unjuk Kerja Bentuk : Rubrik Pengamatan
No
Aspek
1
Pilihan kata-kata
Skor 5
Deskriptor Pilihan
kata-kata
Nilai sesuai
dengan gagasan dan tema 4
Pilihan kata-kata kurang sesuai dengan gagasan dan tema
3
Pilihan kata-kata tidak sesuai dengan gagasan dan tema
145
Lampiran : 19
1. 2. 3. 4. No 1
LEMBAR PENILAIAN ASPEK MENYUSUN KATA Indikator Penilaian Menulis Puisi Prosedur : Tes Proses Jenis : Perbuatan Teknik : Unjuk Kerja Bentuk : Rubrik Pengamatan Aspek Menyusun kata-kata
Skor 5
Deskriptor
Nilai
Penyusunan kata-kata sesuai dengan gagasan, tema, tatanan bahasa
4
Penyusunan kata-kata kurang sesuai dengan gagasan, tema, dan tatanan bahasa
3
Penyusunan kata-kata tidak sesuai dengan gagasan, tema, dan tatanan bahasa
Keterangan : Untuk mencari nilai dari setiap siswa dapat menggunakan teknik penilaian sebagai berikut : 1. Jumlah 5 berarti baik sekali, nilai 4 berarti baik, nilai 3 berarti kurang baik 2. Jumlah nilai diperoleh dari menjumlahkan dari aspek penilaian yang diperoleh siswa 3. Nilai akhir diolah menggunakan rumus : Tota nilai X 100 = NA 3
146