PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI BERMAIN BALOK
RATNA ISTIARINI PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. E-Mail:
[email protected]
Abstract: The research was conducted in Kindergarten Bunga Hati Keluarga District of Tangerang City, Banten Province. The allocation of time in the field learning tailored to the kindergarten schedule B (5-6 year olds ) 2nd semester school year 2012/2013 in the month of February to April. Subjects were students in kindergarten B by 12 students.Action research design using Kemmis and Mc. Taggart. This design consists of stages from planning, action, observation and reflection. Collecting data using assessment sheets, observation, field notes, interviews and documentation sheets. Analysis of the data using qualitative and quantitative approaches.Assessment of the second lowest score of the first cycle of the acquisition of 73.75 and a highest score of 90.25, the overall scores for the speaking skills through play activities in the group has not reached the target group, namely the acquisition of a minimum score of 80. Therefore, the second cycle followed by a second cycle of assessment results is the third lowest score of the acquisition of 81.25 and the highest 96 scores, overall scores for the ability to speak through play activities in the beam has reached the target group, namely the acquisition of a minimum score of 80. Key words: ability to speak, play activities,Children
Abstrak: Penelitian dilaksanakan di TK Bunga Hati Keluarga Kecamatan Periuk Kota Tangerang Propinsi Banten. Alokasi waktu dilapangan disesuaikan dengan jadwal pembelajaran TK B (anak usia 5-6 tahun) semester 2 tahun ajaran 2012/2013 pada bulan Februari-April. Subjek penelitian adalah anak TK B sebanyak 12 anak.Penelitian tindakan menggunakan desain Kemmis dan Mc. Taggart.Desain ini berisikan tahapan mulai dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.Pengumpulan data menggunakan lembar asesmen, observasi, catatan lapangan, lembar wawancara dan dokumentasi.Analisa data menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Asesmen kedua siklus pertama perolehan skor terendah 73,75 dan skor tertinggi 90,25, Skor keseluruhan untuk kemampuan berbicara melalui kegiatan bermain balok dalam kelompok belum mencapai target yaitu pemerolehan skor minimal 80. Oleh karena itu dilanjutkan siklus kedua dengan hasil asesmen ketiga siklus kedua perolehan skor terendah 81,25 dan skor tertinggi 96, Skor keseluruhan untuk kemampuan berbicara melalui kegiatan bermain balok dalam kelompok telah mencapai target yaitu pemerolehan skor minimal 80.
Kata Kunci: Kemampuan Berbicara, Bermain Balok, Anak
Bermain dapat memuaskan tuntutan perkembangan
dan dimensi
kebutuhan motorik,
kognitif, kreativitas, bahasa, emosi, nilai dan sikap hidup hal ini sejalan dengan pendapat Hoorn bahwa
145
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 1, April 2014
bermain mendorong seluruh aspek
anak
perkembangan
berpikir.
anak:
emosional,
Perkembangan
fungsi
otak
membangun
konsep
Anak dapat mengungkapkan
sosial, intelektual, linguistik, dan fisik (Hoorn and Friends, 2007:3).
untuk
sebuah
pikiran,
gagasan
digunakan
persepsi,
atau
sarana
yaitu
dan kecerdasan anak, peran orang
bahasa.Bahasa memegang peranan
tua,
penting
guru,
pendamping
dapat
dalam
kehidupan
dan
manusia.Bahasa merupakan sarana
yang
berkomunikasi antar manusia.Tanpa
menjadi dasar kecerdasan tersebut
komunikasi manusia tidak dapat
sejak usia dini agar bertahan sampai
bersosialisasi.
mengembangkan mempertahankan
sifat-sifat
tumbuh dewasa dengan memberikan
Sebagai sarana komunikasi
faktor lingkungan dan stimulasi yang
maka segala hal yang berkaitan
baik
dan
dengan komunikasi tidak lepas dari
mengoptimalkan fungsi otak dan
bahasa, seperti berpikir sistematis
kecerdasannya, sehingga jika anak
dalam
sudah
pengetahuan.
untuk
merangsang
berlanjut
pada
jenjang
menggapai Dengan
ilmu
dan
kata
lain,
pendidikan selanjutnya anak tidak
orang yang bahasanya sistematis
lagi
maka
mengalami
kesulitan
dalam
sistematis
mencari potensi dirinya. Salah
kegiatan
satu
upaya
berpikirnya
atau
teratur
juga
(Amsal,
2006:176).
pengembangan yang dapat dilakukan
Bahasa merupakan salah satu
untuk anak usia dini adalah melalui
kemampuan manusia terpenting yang
bermain, salah satunya adalah jenis
menjadikan manusia unggul dari
permainan membangun yang selaras
makhluk-makhluk
dengan perkembangan anak usia
merupakan
dini. Permainan membangun dapat
konvensional yang disepakati secara
dilakukan dengan berbagai bahan,
sosial untuk menyajikan berbagai
diantaranya
pengertian
bahan
146
adalah
pembangunan
balok.
Main
mendukung
kode
melalui
lain. atau
Bahasa sistem
simbol-simbol
arbiter yang tersusun menurut aturan
Peningkatan Kemampuan Berbicara Ratna Istiarini
yang telah ditetapkan (Mulyono,
kaca
2003:196).
pemanfaatan maksimal media yang
Permasalahan dalam dunia
saja,
belum
adanya
dimiliki sekolah seperti balok-balok
pendidikan saat ini adalah rendahnya
terlihat
minat baca anak.Rendahnya minat
plastik yang cukup besar berisi balok
baca iniakan berpengaruh terhadap
unit tanpa warna yang tidak pernah
perbendaharaan
yang
digunakan sama sekali, kemampuan
dimiliki anak. Permasalahan yang
berbicara anak yang rendah ditandai
lain yaitu pada kemampuan berbicara
dengan kepemilikan kosakata yang
anak yang rendah. Ketiga hal ini
terbatas dalam memberi gagasan atau
tampaknya saling berkaitan erat. Hal
ide-ide yang di ungkapkan oleh anak
ini
pendapat
dan tidak dibuatnya perencanaan
Iskandarwassid bahwa keterampilan
kegiatan pembelajaran pada setiap
berbicara menduduki tempat utama
hari belajarnya.
kosa
didukung
dalam
kata
oleh
memberi
dan
dengan
tumpukan
kotak
Oleh karena itu pemanfaatan
menerima
informasi serta memajukan hidup
media
dalam
modern
diperlukan guna menunjang kegiatan
(Iskandarwassid dan Sunendar, tanpa
pembelajaran yang maksimal dengan
tahun:1).
perencanaan kegiatan yang matang
peradaban
dunia
Keadaan di TK Bunga Hati
yang
sehingga
dimiliki
diharapkan
sangat
kemampuan
Keluarga berdasarkan kegiatan pra-
berbicara anak pun dapat meningkat
penelitian melalui pengamatan dan
lebih baik lagi sesuai dengan tingkat
wawancara kepada guru kelas dan
pencapaian perkembangan berbicara
kepala
anak usia 5-6 tahun.
sekolah
menghasilkan
Media balok dipilih karena
informasi yang cukup menarik untuk tindakan
telah dimiliki oleh sekolah sejak
penelitian, seperti pembelajaran yang
lama namun penggunaannya belum
berpusat pada guru, pilihan main
terarah.Kegiatan bermain balok yang
yang terbatas hanya di luar ruang
terarah
karena alat main yang berada di
meningkatkan kemampuan berbicara
dalam kelas menjadi pemanis lemari
anak melalui penjelasan bentuk-
dilanjutkan
kepada
diharapkan
dapat
147
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 1, April 2014
bentuk bangunan oleh anak dan
yang
penyampaian ide atau gagasan yang
memerlukan latihan berkelanjutan
terkandung dalam bangunan yang di
untuk mencapai tingkat yang paling
bangun oleh anak.
mahir.
Penelitian
relevan
yang
paling
kompleks
Brown
komponen
dan
menyebutkan
tersebut
diantaranya
mendukung penelitian ini adalah dari
adalah penguasaan tata bahasa dan
Soon Hwan Kim yang meneliti
kosakata,
tentang program pendekatan bahasa
pemahaman tentang konteks, dan
yang seimbang berbasis karakteristik
pelibatan komponen nonlinguistik,
Haengul dan dampaknya terhadap
seperti bahasa tubuh, suara dan
motivasi membaca serta kemampuan
sebagainya (Brown, 2004:140-143).
membaca kata pada anak usia dini di
Anak usia lima sampai enam tahun
Seoul. Hasil penelitian Soon Hwan
memiliki tingkatan tersendiri dalam
Kim menunjukkan bahwa program
setiap
yang berbasis pendekatan berbahasa
nonlinguistik, namun mereka telah
pada anak usia dini dapat membantu
memiliki
meningkatkan
tersebut.
motivasi
membaca
pelafalan,
aspek
yang mendukung dari Yi-Che Lan
kemampuan
meneliti
suatu
tentang
faktor
relatif
linguistik
kemampuan
Santrock
pada anak usia dini. Penelitian lain
kelancaran,
dan
berbicara
mengemukakan
berbicara
merupakan
kemampuan
untuk
pembelajaran rumah bahasa Inggris
berkomunikasi dengan orang lain,
untuk anak prasekolah di Taiwan.
dimana pikiran dan perasaan individu
Hasil
Lan
dinyatakan dalam bentuk lambang
menunujkkan bahwa pembelajaran
atau simbol seperti lisan, tulisan,
ELF
isyarat, bilangan, lukisan, maupun
penelitian
berindikasi
Yi
Chen
positif
pada
perolehan bahasa kedua yaitu bahasa
mimik
yang
Inggris di lembaga prasekolah.
mengungkapkan
digunakan
untuk
sesuatu
kepada
orang lain (Santrock, 2008:67). Anak mengungkapkan
Pengertian Berbicara Kemampuan merupakan 148
komponen
sesuatu
kepada
berbicara
orang lain dengan gayanya sendiri,
berbahasa
dapat berupa lisan dalam hal ini
Peningkatan Kemampuan Berbicara Ratna Istiarini
adalah
berbicara
maupun
dapat
keruntutan, dan pelafalan, kemudian
berupa mimik wajah yang berbeda-
aspek
beda dalam menyikapi sesuatu hal.
ekspresi, interaksi, dan sikap.
Kemampuan
berbicara
nonkebahasaan
Pengertian Bermain Balok Dunia anak adalah bermain,
seorang anak dapat dilihat dari
bagi seorang anak bermain adalah
(Ahmad HP, 2008:6) terdiri:
“pekerjaannya”
penempatan tekanan nada (intonasi),
menyenangkan
pilihan
kebutuhan
Aspek
kebahasaan
kata,
meliputi
ketepatan
pembicaraan,
sasaran ketepatan
tidak tetapi
yang
hanya merupakan
sudah
melekat
(inhernt) dan juga dibutuhkan bagi
ucapan.Aspek non kebahasaan terdiri
perkembangannya.Ketika
dari: sikap tubuh atau ekspresi
anak
(pandangan, bahasa tubuh dan mimik
sendiri
yang tepat), kesediaan menghargai
membanggakan
pembicaraan maupun gagasan orang
bentuk,
lain,
dan
Mengembangkan diri dalam aspek
berbicara,
perkembangan emosi, sosial, fisik
relevansi penalaran dan penguasaan
dan intelektualnya, aspek tersebut
terhadap topik tertentu.
saling menunjang satu sama lain dan
penyaringan
kelancaran
suara
dalam
Berdasarkan
paparan
para
tidak
bereksplorasi, hal
menemukan
yang
sangat
seperti
warna,
dan
dapat
bermain
ukuran.
dipisahkan.
Melalui
ahli maka kemampuan berbicara
bermain anak berusaha mengenal
anak usia lima sampai enam tahun
lingkungan
merupakan pemahaman makna bunyi
dirinya, setiap aktivitas geraknya
bahasa
berbicara
dilakukan dengan bermain, tiada hari
sehingga mampu berinteraksi dengan
tanpa bermain artinya di dalam
teman sebaya maupun orang dewasa.
proses bermain anak terdapat dasar
Kemampuan berbicara anak usia
untuk belajar dengan serius.
dalam
konteks
lima sampai enam tahun terlihat
dan
Bermain
mengembangkan
dilakukan
untuk
dalam beberapa aspek kebahasaan
mengembangkan
meliputi
kosakata,
keterampilan salah satunya adalah
tatabahasa, kelancaran, pemahaman,
keterampilan sosial. Keterampilan
tekanan,
berbagai
149
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 1, April 2014
sosial terdapat didalamnya interaksi
anak-anak dapat menciptakan suatu
antar anak sebagai makhluk sosial
bangunan atau bentuk baru. Dengan
yang
berbicara
kata lain, terjadi temuan-temuan baru
dengan teman sebaya ataupun orang
ketika anak sedang bermain (Sudono,
lain di sekitarnya. Wolfgang and
2000:123). Melalui balok-balok kayu
Wolfgangmengatakan
yang didirikan
berinteraksi
dan
bahwa
akan
gagasan
yang
terlihat
yaitu bermain dapat mengembangkan
dimiliki oleh anak karena ia akan
keterampilan
menemukan bentuk-bentuk baru dari
emosional,
bangunan yang mereka dirikan akan
kognitif (Yuliani, 2009 : 145). Tedjasaputra mengungkapkan kegiatan
bermain
dan
anak
terdapat nilai-nilai dalam bermain
sosial,
ide
oleh
dapat
berbeda dengan bentuk yang ada dalam pikiran mereka.
mengembangkan bermacam-macam
Parton mengemukakan salah
aspek perkembangan anak salah
satu bentuk interaksi saat anak
satunya adalah aspek sosial, belajar
bermain
komunikasi dengan temannya untuk
bersama(cooperative play), ditandai
mengemukakan
dan
dengan adanya kerja sama atau
perasaannya (Tedjasaputra, 2001: 38-
pembagian tugas dan pembagian
45).Kegiatan bermain sebagai sarana
peran antara anak-anak yang terlihat
berkomunikasi dengan teman sebaya
dalam permainan untuk mencapai
merupakan salah satu media untuk
tujuan tertentu (Tedjasaputra, 2001:
mengungkapkan
21-24).
isi
isi
pikiran
pikiran
dan
bermain
Hirsch menjelaskan kegiatan
perasaan anak. Smilansky
adalah
menyatakan
mendirikan bangunan dari balok-
bahwa terdapat empat jenis main
balok
salah
main
kemampuan bahasa mereka, dengan
pembangunan, yaitu main untuk
motivasi yang di berikan guru. Anak-
merepresentasikan ide melalui media
anak
seperti balok-balok kayu (Dockett
bangunan mereka melalui kata-kata.
dan
Setelah
satunya
Flerr,
adalah
2003:59-60).Balok
merupakan mainan yang digemari 150
akan
dapat
anak-anak
meningkatkan
mengekspresikan
memiliki
ide
tentang bangunan yang didirikan,
Peningkatan Kemampuan Berbicara Ratna Istiarini
tentang
observing, (4) Refleksi atau hasil
bangunan mereka (Hirsch, 2001:131-
observasi. Berdasarkan refleksi ini
132).
pula
mereka
akan
berbicara
Berdasarkan
paparan
para
suatu
perbaikan
(replanning)selanjutnya
tindakan ditentukan
ahli maka bermain balok dalam
(Kusumah dan Dwitagama, 2009:
kelompok
40).
bermain
merupakan bersama
kegiatan
teman
sebaya
maupun orang dewasa yang ada
HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam lingkungannya untuk bekerja sama
dan
berinteraksi
Taman Kanak – kanak Bunga
dalam
Hati Keluarga mulai beroperasi pada
mendirikan bangunan dari balok-
tahun 2006 berada di Jalan Nuri 6
balok kayu kemudian merepresen-
No. 12 Perum Griya Sangiang Mas
tasikan ide yang dimiliki setiap anak
Kelurahan Gebang Raya, Kecamatan
untuk diungkapkan dalam aktivitas
Periuk, Kota Tangerang, Provinsi
berbicara.
Anak
menyumbangkan
juga
dapat
Banten. Sekolah ini mudah ditemui
gagasan
untuk
karena
berada
di
lingkungan
mendirikan bagian-bagian bangunan
perumahan yang cukup ramai juga
bersama teman sebaya maupun orang
lokasi yang berada di sudut membuat
dewasa dalam hal ini adalah guru.
jalan menuju sekolah tersebut mudah dilewati dari berbagai arah. Taman
METODE PENELITIAN Metode
ini
yang
memiliki jumlah anak 41 orang, yang
digunakan adalah penelitian tindakan
terbagi dalam dua kelompok A dan
yang
dan
dua kelompok B. Kelompok B1
kolaboratif. Perencanaan penelitian
memiliki 13 anak, kelompok B2
ini menggunakan metode penelitian
memiliki 12 anak, kelompok A1
tindakan model Kemmis dan Taggart
memiliki 8 anak dan kelompok A2
dengan dua siklus, dimana setiap
memiliki 8 anak. Penelitian tindakan
siklus mempunyai langkah-langkah
ini difokuskan pada kelompok B2
seperti:
dengan jumlah anak sebanyak 12
bersifat
(1)
penelitian
Kanak-kanak
partisipatif
perencanaan,
(2)
tindakan/ acting, (3) pengamatan/
orang
anak.
Kesempatan
yang 151
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 1, April 2014
kepada
peran antara anak-anak yang terlihat
peneliti hanya pada kelompok B2
dalam permainan untuk mencapai
dengan alasan kelompok tersebut
tujuan
dimulai pada akhir jam sekolah maka
2001:21-24). Penelitian ini bermain
akan
bersama
diberikan
pihak
sekolah
mempermudah
penataan
tertentu
adalah
(Tedjasaputra,
bermain
dalam
lingkungan main dan kesempatan
kelompok kecil yang telah di bentuk
diskusi
oleh kolaborator. Bermain dalam
kolaborator
setelah
kelompok
pelaksanaan tindakan.
memunculkan
bentuk-
Hirsch menjelaskan kegiatan
bentuk interaksi salah satunya adalah
mendirikan bangunan dari balok-
interaksi berbicara, banyak makna
balok
meningkatkan
yang terkandung dalam pendirian
kemampuan bahasa mereka, dengan
dari bangunan-bangunan tersebut di
motivasi yang di berikan guru. Anak-
ungkapkan
melalui
anak
pemberian
pernyataan
akan
dapat
mengekspresikan
pertanyaan, maupun
bangunan mereka melalui kata-kata.
penyampaian ide dan gagasan antara
Setelah
anak yang satu dengan anak lain.
anak-anak
memiliki
ide
tentang bangunan yang didirikan, mereka
akan
berbicara
tentang
SIMPULAN
bangunan mereka (Hirsch, 2001:
Kemampuan berbicara anak
131-132). Kegiatan bermain balok
dapat ditingkatkan melalui kegiatan
dapat
kemampuan
bermain balok, hal ini dilihat dengan
dengan
adanya peningkatan skor terendah
mengungkapkan ide yang terkadung
pada asesmen kedua siklus pertama
dalam pendirian bangunan dengan
73,75 menjadi skor terendah 81,25
kata-kata yang mereka miliki.
pada asesmen ketiga siklus kedua.
mendukung
berbahasa
Sesuai
anak
dengan
pendapat
Skor terendah 81,25 pada siklus
Parton salah satu bentuk interaksi
kedua
saat anak bermain adalah bermain
keberhasilan tindakan yaitu skor
bersama(cooperative play), ditandai
minimal 80.
dengan adanya kerja sama atau pembagian tugas dan pembagian 152
telah
memenuhi
Cara-cara selama
proses
yang
kriteria
dilakukan
penelitian
dalam
Peningkatan Kemampuan Berbicara Ratna Istiarini
upaya
meningkatkan
berbicara
anak
bermain
melalui
balok
memberikan
kemampuan kegiatan
penelitian dari para akademisi atau
lain:
ahli. Siklus demi siklus perlu terus
antara
kesempatan
guru sendiri maupun melalui bantuan
kepada
dilanjutkan
untuk
mencapai
anak untuk banyak berbicara di
kemajuan demi kemajuan, karena
berbagai
proses pengembangan tidak pernah
kesempatan
mengungkapkan
ide
baik
saat
maupun
akan berakhir.
berbicara dengan teman sekelompok
Kedua, untuk para pengelola
dan berbeda kelompok, memberikan
dan pendidik PAUD. Hendaknya
motivasi saat mengomentari hasil
dapat
karya anak, memberikan waktu dan
pengetahuan
kesempatan yang cukup kepada anak
terhadap esensi pembelajaran PAUD.
untuk
gagasan
Berikanlah kebebasan pada anak
bangunan,
untuk mengembangkan diri dengan
memberikan apresiasi yang tinggi
lebih banyak memberi kesempatan
terhadap hasil karya anak melalui
untuk
pujian dan kesempatan pada anak
dan
untuk menjelaskan bangunan apa
lingkungannya.
saja yang mewakili gagasannya.
terlalu di kekang oleh tugas-tugas
mengembangkan
dalam
mendirikan
terus dan
pemahamannya
berimajinasi,
bereksplorasi,
bereksperimen
terstruktur
terhadap
Janganlah
dengan
anak
menggunakan
lembar-lembar kerja yang disiapkan
SARAN Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan
meningkatkan
diatas, maka
secara
seragam,
mewarnai,
seperti
sekedar
menebalkan
garis,
dapat disampaikan beberapa saran
melengkapi gambar dan sejenisnya.
sebagai rekomendasi hasil penelitian
Berikan kesempatan kepada anak
sebagai berikut:
untuk
Pertama, untuk lembaga TK
mengembangkan
menemukan
sendiri
dan berbagai
Bunga Hati Keluarga dapat terus
pengetahuan sesuai dengan tahap
mengembangkan
melalui
perkembangan dan potensi setiap
berbagai upaya termasuk penelitian
anak agar seluruh aspek kecerdasan
tindakan, baik yang dilakukan oleh
anak terbangun.
ide
153
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 8 Edisi 1, April 2014
Ketiga,
untuk
Perguruan
Tinggi penyelenggara Program Studi PAUD.
Diharapkan
dapat
lebih
banyak melakukan berbagai kajian dan
pengembangan
untuk
mendukung praktik penyelenggaraan PAUD yang sesuai kaidah-kaidah keilmuan secara mudah dilaksanakan antara teori dan praktik. Sehingga hasilnya dapat menjadi contoh bagi masyarakat dan dunia pendidikan, dengan demikian diharapkan akan berdampak
terhadap
peningkatan
mutu pendidikan di Indonesia. Keempat,
untuk
para
mahasiswa dan peneliti, agar dapat melanjutkan penelitian ini dalam skala yang lebih besar dan luas. Bermain balok untuk anak usia dini dapat dikembangkan untuk berbagai penelitian baik yang terkait dengan pengembangan
kreativitas
anak
maupun berbagai kecerdasannya.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2003. Ahmad HP. Perkembangan bahasa anak prasekolah, UNJ: Jakarta, 2008.
154
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006. Brown,
H. Douglas Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. Pearson Education, Inc., 2008. Hirsch, Elisabeth S. The Block Book. Washington D. C.: NAEYC, 2001. Hoorn, Judith Van and Friends.Play at the Center of the Curriculum. New Jersey: Pearson Education, 2007. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar.Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda, 2008. Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 58 tentang Standar PAUD Formal dan Nonformal, Jakarta, 2009. Santrock, John. Psikologi Pendidikan (Edisi Kedua). Jakarta: Kencana, 2008. Sudono, Anggani. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: Grasindo, 2000. Sujiono, Yuliani Nurani. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak Bagi Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks, 2009. Tedjasaputra, Mayke S. Bermain, Mainan, dan Permainan. Grasindo: Jakarta, 2001.