Jurnal Ilmiah Research Sains VoL.2 No.1 Januari 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS DARI BAKAT VERBAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BINJAI Oleh : Tinur Rahmawati. S.Pd.,M.Pd Dosen Univ. Graha Nusantara P. Sidempuan ABSTRAK Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran bermain dan bakat verbal terhadap kemampuan berbicara Bahasa Inggris siswa kelas XI SMA Negeri 1 Binjai. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan Post-Test Only Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Binjai tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 5 kelas. Dengan memperhatikan kesetaraan kemampuan kelas, diambil secara random 2 kelas sebagai kelompok eksperimen dan 2 kelas sebagai kelompok kontrol. Data kemampuan berbicara Bahasa Inggris siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes kinerja sedangkan bakat verbal siswa dikumpulkan melalui tes bakat verbal. Hipotesis diuji dengan analisis varians dua jalur dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Dari hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran bermain
berpengaruh terhadap kemampuan berbicara Bahasa
Inggris ditinjau dari bakat verbal siswa. Dengan demikian dapat disarankan kepada para guru untuk dapat menerapkan model pembelajaran bermain dengan mempertimbangkan bakat verbal siswa.
Kata Kunci:
model pembelajaran bermain , bakat verbal, kemampuan
berbicara Bahasa Inggris.
1. Pendahuluan
mampu
1. Latar Belakang
komunikasi di dunia internasional.
Bahasa Inggris merupakan
menjalin
Pembekalan
hubungan
penguasaan
Bahasa
syarat utama bagi aset sumber daya
Inggris ini penting terutama bagi
manusia
siswa
Indonesia
agar
mereka 12
sekolah
menengah
baik
Jurnal Ilmiah Research Sains VoL.2 No.1 Januari 2016
kejuruan maupun umum yang akan
mencakup
menghasilkan
dan
memasuki
menerima
informasi
serta
dunia
kerja
atau
melanjutkan studi ke jenjang yang
memperosesnya.
lebih
maknanya tergantung dari konteks
tinggi,
misalnya
masuk
perguruan tinggi.
Bentuk
dan
dimana berlangsungnya, termasuk
Kemampuan
berbahasa
siapa yang berbicara, pengalaman
Inggris siswa sewaktu mengenyam
kolektifnya, lingkungan fisik, dan
pendidikan
di
tingkat
sekolah
tujuan dari berbicara itu. Berbicara
menengah
baik
umum
maupun
sering sifatnya spontan, terbuka dan
kejuruan,
bahkan
di
tingkat
berkembang.
Namun
demikian,
perguruan tinggi pun belum optimal
berbicara tidak selalu sifatnya tidak
dan cenderung terjadi penurunan
terduga.
kualitas
dari
tahun
ke
tahun.
Salah
satu
keterampilan
Beberapa hal yang menjadi penyebab
berbahasa, berbicara menginginkan
mengapa
peserta didik untuk mengetahui tidak
siswa
belum
mampu
menguasai Bahasa Inggris dengan
hanya
baik antara lain dari faktor guru,
menghasilkan bagianbagian bahasa
siswa dan lingkungan. Dari sisi guru,
tertentu
metode belajar yang diterapkan di
pronunciation,
dalam
(linguistic competence), tetapi juga
kelas
belum
sepenuhnya
bagaimana
seperti atau
grammar, vocabulary
mendukung untuk tercapainya tujuan
mereka
belajar yang sudah ditetapkan. Selain
bagaimana, dan dengan cara apa
metode belajar, dari sisi siswa, bakat
menghasilkan bahasa (sociolinguistic
juga menjadi salah satu penyebab
competence).
mengapa siswa kurang berminat dan bersemangat pembelajaran
dalam bahasa
memahami
caranya
Keterampilan
mengikuti
kapan,
berbicara
Bahasa Inggris selama ini juga
Inggris,
kurang
utamanya keterampilan berbicara.
Guru-guru
mendapatkan tidak
perhatian. menekankan
Brown (1994) dalam Burns &
kompetensi kemampuan berbicara
Joyce (1997) menyatakan bahwa
karena hal ini tidak menjadi tuntutan
berbicara
proses
Standar Kompetensi Lulusan dari
konstruksi makna interaktif yang
Ujian Nasional. Oleh karena itu
merupakan
13
Jurnal Ilmiah Research Sains VoL.2 No.1 Januari 2016
guru-guru memberikan kapasitas dan prioritas
yang
keterampilan
lebih
yang
lain
Menurut
pada
terdapat
yaitu
mendasari
Mulyasa
empat
(2004)
asumsi
pembelajaran
yang bermain
membaca dan mendengarkan yang
untuk mengembangkan perilaku dan
diujikan secara nasional.
nilai-nilai sosial, yang kedudukannya
Dalam pembelajaran Bahasa Inggris
utamanya
sejajar
dengan
model-model
kemampuan
mengajar lainnya. Keempat asumsi
berbicara, model yang digunakan
tersebut sebagai berikut: (a) Secara
adalah model yang dapat mendukung
implisit bermain mendukung suatu
peningkatan kemampuan berbicara
situasi
siswa.
sebuah
pengalaman dengan menitikberatkan
pembelajaran yang menyenangkan
isi pelajaran pada situasi „‟di sini
(enjoyable
pada saat ini‟‟. Model ini percaya
Menciptakan
sebuah
learning)
tantangan
haruslah
merupakan
dimana
mampu
orkestrasi
yang
berdasarkan
guru
bahwa sekelompok peserta didik
melakukan
dimungkinkan untuk menciptakan
segala
analogi mengenai situasi kehidupan
terhadap
kemampuan
belajar
ada
menjadi
nyata.
Terhadap
analogi
yang
sebuah kekuatan pembelajaran total.
diwujudkan dalam bermain , para
Rasa senang dalam pembelajaran
peserta didik dapat menampilkan
karena
adanya
totalitas
dalam
respons emosional sambil belajar
kita
untuk
aktif
dari respons orang lain. (b) Bermain
berpartisipasi dalam pembelajaran.
memungkinkan para peserta didik
Dalam
model
untuk mengungkapkan perasaannya
menemukan
yang tidak dapat dikenal tanpa
inderawi
konteks
inilah
pembelajaran bermain arti
pentingnya
di
dalam
bercermin
pada
pembelajaran kemampuan berbicara.
Mengungkapkan
Karena
mengurangi
bila
diimplementasikan
orang
lain.
perasaan
untuk
beban tujuan
emosional
secara tepat dan kreatif, permainan
merupakan
utama
akan menjadi sarana yang efektif
psikodrama (jenis bermain
yang
untuk membangkitkan kegairahan
lebih
pada
siswa untuk belajar.
penyembuhan). Namun demikian,
menekankan
dari
terdapat perbedaan penekanan antara
14
Jurnal Ilmiah Research Sains VoL.2 No.1 Januari 2016
bermain
dalam
konteks
pengalaman orang lain tentang cara
pembelajaran dengan psikodrama.
memecahkan masalah yang pada
Bermain
gilirannya dapat dimanfaatkan untuk
pembelajaran diskusi
dalam
konteks
memandang
bahwa
setelah
dirinya
secara
dan
optimal. Oleh sebab itu, model
pemeranan itu sendiri merupakan
mengajar ini berusaha mengurangi
kegiatan utama dan integral dari
guru
pembelajaran;
sedangkan
dalam
pembelajaran
dalam
pendekatan
psikodrama,
pemeranan
dan
tradisional.
Model
bermain
keterlibatan
pemeranan
mengembangkan
teralu
mendominasi
pengamat
mendorong peserta didik untuk turut
itulah yang paling utama. Perbedaan
aktif dalam pemecahan masalah
lainnya, dalam psikodrama bobot
sambil menyimak secara seksama
emosional lebih ditonjolkan daripada
bagaimana
orang
bobot intelektual, sedangkan pada
mengenai
masalah
bermain
dihadapi.
(d)
yang
emosional
yang
keduanya memegang an sangat
penting
lain
berbicara
yang
Model
sedang bermain
dalam
berasumsi bahwa proses psikologis
pembelajaran. (c) Model bermain
yang tersembunyi, berupa sikap,
berasumsi bahwa emosi dan ide-ide
nilai,
dapat diangkat ke taraf sadar untuk
keyakinan, dapat diangkat ke taraf
kemudian
melalui
sadar melalui kombinasi pemeranan
proses kelompok. Pemecahan tidak
secara spontan. Dengan demikian,
selalu datang dari orang tertentu,
para pserta didik dapat menguji sikap
tetapi bisa saja muncul dari reaksi
dan nilainya yang sesuai dengan
pengamat terhadap masalah yang
orang lain, apakah sikap dan nilai
sedang dikan. Denagn demikian,
yang dimilikinya perlu dipertahankan
para peserta didik dapat belajar dari
atau diubah. Tanpa bantuan orang
pengalaman orang lain tentang cara
lain, para peserta didik sulit untuk
memecahkan masalah yang pada
menilai
gilirannya dapat dimanfaatkan untuk
dimilikinya.
ditingkatkan
mengembangkan
dirinya
perasaan
sikap
dan
dan
nilai
system
yang
secara
Model pembelajaran bermain
optimal. Dengan demikian, para
ini memiliki kelebihan dan juga
peserta didik dapat belajar dari
kelemahan. Kelebihan dari model
15
Jurnal Ilmiah Research Sains VoL.2 No.1 Januari 2016
pembelajaran bermain
ini adalah
itu tidaklah cukup hanya dengan
siswa dimungkinkan untuk ber lebih
memperhatikan
aktif dan merangsang berpikir kritis
seperti metode pembelajaran saja
dalam kegiatan belajar. Selain itu,
tetapi
siswa juga mendapat kesempatan
siswa harus juga diketahui dan
untuk
diteliti karena hal ini akan membantu
memahami
permasalahan-
faktor-faktor
permasalahan realitas hidup dalam
guru
kehidupan
pembelajaran
nyata,
pengetahuan
menemukan
baru,
dan
faktor
dalam
eksternal
internal
memilih untuk
dari
metode mengelola
proses belajara mengajar yang lebih
memungkinkan terjadinya interaksi
efektif.
sosial.
Faktor-faktor internal siswa Disamping
dimiliki,
model
kekuatan
yang
yang
pembelajaran
bisa
kemampuan
mempengaruhi
berberbicara
bermain juga memiliki kelemahan.
Inggris
Dalam
dengan
intelegensi, bakat dan lainlain. Salah
model ini, siswa harus melibatkan
satu faktor internal siswa yang
diri secara aktif sedangkan guru
dibahas dalam penelitian ini adalah
sebagai pengamat harus membantu
pengaruh
siswa
kemampuan
kegiatan
dengan
belajar
memberikan
adalah
bahasa
bakat
motivasi,
verbal
minat,
terhadap
berberbicara
siswa.
bimbingan untuk mengarahkan agar
Bakat verbal merupakan kemampuan
pemeranannya berjalan lancar. Guru
dasar yang dapat berkembang apa
dalam hal ini perlu mempersiapkan
bila
tema bermain lebih awal sehingga
lingkungan, terutama dalam bidang
siswa bisa menentukan siapa ber
bahasa. Plucker dan Levy (dalam
sebagai apa agar mereka lebih siap
Parinithi, 2009) menguraikan bahwa
untuk tampil dalam bermain .
anak-anak
Berdasarkan kelebihan model pembelajaran diprediksi
akademis
yang
rangsangan
memiliki
cendrung
dari
bakat
kecepatan
bermain
dapat
belajarnya lebih tinggi dari anak-
memberikan
pengaruh
anak lainnya yang tidak atau kurang
yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan
mendapat
berberbicara
memiliki bakat akademis.
bahasa
Thurstone
Inggris siswa. Namun upaya untuk
dalam
Klinis
(2008) menyatakan bahwa bakat
16
Jurnal Ilmiah Research Sains VoL.2 No.1 Januari 2016
verbal
adalah
hubungan
pemahaman
akan
kosakata,
dan
kata,
unsur-unsur yang sudah ada, yang mencerminkan
kelancaran,
penguasaan komunikasi. Sinolungan
kelenturan,
(2001)
(2008)
berpikir divergen yang terungkap
menyatakan bahwa bakat verbal
secara verbal. Nampaknya cukup
adalah kemampuan berkomunikasi
beralasan untuk mengetahui dan
yang diawali dengan pembentukan
mempertimbangkan
ide
serta
bakat verbal dengan kemampuan
mengarahkan fokus permasalahan
berberbicara bahasa Inggris karena
pada penguasaan bahasa atau kata-
tinggi rendahnya bakat verbal siswa
kata, yang akan menentukan jelas
akan memberikan pengaruh terhadap
tidaknya pengertian mengenai ide
peningkatan
yang disampaikan.
berberbicara bahasa Ingrris. Bakat
dalam
melalui
Klinis
kata-kata,
orisinalitas
dalam
kaitan
antara
kemampuan
Mednick & Mednick (dalam
verbal juga memiliki an dalam
Sinolungan, 2001: Klinis, 2008)
mengungkapkan dan menunjukkan
menambahkan bahwa bakat verbal
kemampuan
adalah
menyampaikan
kemampuan
melihat
siswa
dalam pendapat
hubungan antar ide yang berbeda
berdasarkan
rangsangan
satu sama lain dan kemampuan untuk
diperoleh dari lingkungan.
yang
mengkombinasikan ide-ide tersebut
Berdasarkan latar belakang di
ke dalam asosiasi baru. Anak-anak
atas, masalah-masalah yang ingin
yang
dicari jawabannya adalah sebagai
mempunyai
kemampuan
tersebut mampu membuat pola-pola
berikut:
baru berdasarkan prakarsanya sendiri
perbedaan
menurut
Bahasa Inggris antara siswa yang
ide-ide
yang
terbentuk
dalam kognitif mereka.
1)
Apakah
terdapat
kemampuan
berbicara
mengikuti
model
pembelajaran
bermain
dengan
siswa
bakat verbal adalah kemampuan
mengikuti
model
pembelajaran
membentuk ide-ide atau gagasan
konvensional? 2) Apakah terdapat
baru, serta mengkombinasikan ide-
pengaruh interaksi antara model
ide tersebut kedalam sesuatu yang
pembelajaran bermain dengan bakat
baru berdasarkan informasi atau
verbal
Dapat
disimpulkan
bahwa
17
terhadap
yang
kemampuan
Jurnal Ilmiah Research Sains VoL.2 No.1 Januari 2016
berbicara Bahasa Inggris? 3) Pada
5 kelas. Dengan memperhatikan
siswa yang bakat verbalnya tinggi,
kesetaraan
apakah
perbedaan
diambil secara random 2 kelas
Bahasa
sebagai kelompok eksperimen dan 2
Inggris antara siswa yang mengikuti
kelas sebagai kelompok kontrol.
model
bermain
Data kemampuan berbicara Bahasa
dengan siswa yang mengikuti model
Inggris siswa dikumpulkan dengan
pembelajaran konvensional? 4) Pada
menggunakan tes kinerja sedangkan
siswa yang bakat verbalnya rendah,
bakat verbal siswa dikumpulkan
apakah
perbedaan
melalui tes bakat verbal. Hipotesis
Bahasa
diuji dengan analisis varians dua
Inggris antara siswa yang mengikuti
jalur dan dilanjutkan dengan uji
model
Tukey.
terdapat
kemampuan
berbicara
pembelajaran
terdapat
kemampuan
berbicara
pembelajaran
bermain
kemampuan
kelas,
dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional?
2. Hasil dan Pembahasan Hipotesis
pertama,
berdasarkan hasil analisis varians
2. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini
dua
jalur
tampak
bahwa
nilai
adalah untuk mengetahui pengaruh
FAhitung = 11,925 > Ftabel = 3,960
model pembelajaran bermain
dan
pada (=0,05). Oleh karena itu,
bakat verbal terhadap kemampuan
hipotesis nol (Ho) yang menyatakan
berbicara Bahasa Inggris siswa kelas
bahwa
XI SMA Negeri 1 Binjai.
kemampuan
tidak
ada
perbedaan
berbicara
Bahasa
Inggris siswa antara yang mengikuti 3. Metode Penelitian Penelitian
model pembelajaran bermain
dan
ini
adalah
model pembelajaran konvensional di
eksperimen
dengan
SMA Negeri 1 Binjai ditolak. Jadi,
menggunakan rancangan Post-Test
ada perbedaan kemampuan berbicara
Only
Bahasa Inggris siswa antara yang
penelitian
Control
Group
Design.
Populasi penelitian ini adalah siswa
mengikuti
kelas XI SMA Negeri 1 Binjai tahun
bermain
pelajaran 2013/2014yang berjumlah
konvensional di SMA Negeri 1
18
model
pembelajaran
dan model pembelajaran
Jurnal Ilmiah Research Sains VoL.2 No.1 Januari 2016
Binjai.
Hasil
perhitungan
Hasil tersebut ditunjukkan
kemampuan
oleh nilai FBhitung = 27,540 >
berbicara Bahasa Inggris siswa yang
Ftabel = 3,960 pada = 0,05.
mengikuti
dengan
Berdasarkan hasil penelitian yang
bermain
diperoleh telah sesuai dengan teori
menunjukkan
model
bahwa
pembelajaran pembelajaran
dengan skor rata-rata skor 74,886,
yang
sedangkan kelompok siswa yang
beberapa
mengikuti
Dengan demikian hasil penelitian
model
pembelajaran
ada
dan
didukung
penelitian
oleh
sebelumnya.
konvensional memiliki skor rata-rata
yang
sebesar 72,000. Ternyata skor rata-
penemuan bahwa terdapat perbedaan
rata kemampuan berbicara Bahasa
kemampuan
Inggris siswa yang mengikuti model
Inggris antara siswa yang mengikuti
pembelajaran bermain
model
lebih tinggi
diperoleh
melengkapi
berbicara
Bahasa
pembelajaran
bermain
dibandingkan dengan siswa yang
dengan siswa yang mengikuti model
mengikuti
pembelajaran
pembelajaran
siswa
konvensional.
model
konvensional
pada
SMA
Negeri 1 Binjai. Dengan demikian, dapat
disimpulkan
Hipotesis kedua, berdasarkan
bahwa
hasil
Bahasa
tampak bahwa nilai FABhitung =
Inggris siswa yang mengikuti model
22,128 dan Ftabel = 3,960 pada
pembelajaran bermain
lebih tinggi
=0,05. Oleh karena itu FABhitung
pembelajaran
signifikan, maka dapat disimpulkan
siswa
bahwa ada interaksi antara model
kemampuan
daripada
berbicara
model
konvensional
pada
SMA
analisis
Negeri 1 Binjai. Hasil perhitungan
pembelajaran
analisis
terhadap
varians
dua
jalur
juga
varians
dan
dua jalur
bakat
kemampuan
verbal
berbicara
menunjukkan bahwa kelompok siswa
Bahasa Inggris pada siswa SMA
yang memiliki bakat verbal tinggi
Negeri 1 Binjai. Hasil uji hipotesis
memiliki
berbicara
ini mengindikasikan adanya interaksi
dengan
antara model pembelajaran dengan
kelompok siswa yang memiliki bakat
bakat verbal dalam pengaruhnya
verbal rendah secara signifikan pada
terhadap
taraf signifikansi = 0,05.
Bahasa Inggris siswa SMA Negeri 1
Bahasa
kemampuan Inggris
berbeda
19
kemampuan
berbicara
Jurnal Ilmiah Research Sains VoL.2 No.1 Januari 2016
Binjai. Pada siswa memiliki bakat
tersebut, maka Ho yang berbunyi
verbal
rata-rata
“tidak ada perbedaan kemampuan
Bahasa
berbicara Bahasa Inggris antara yang
tinggi
kemampuan
skor berbicara
Inggris siswa yang mengikuti model
mengikuti
pembelajaran bermain
bermain
daripada
lebih tinggi
kemampuan
model
pembelajaran
dan model pembelajaran
berbicara
konvensional pada siswa memiliki
Bahasa Inggris siswa yang mengikuti
bakat verbal tinggi” ditolak dengan
model pembelajaran konvensional.
perkataan lain “pada siswa memiliki
Sedangkan pada siswa memiliki
bakat verbal tinggi, kemampuan
bakat
berbicara Bahasa Inggris siswa yang
verbal
kemampuan
rendah,
rata-rata
berbicara
Bahasa
mengikuti
model
pembelajaran
Inggris siswa yang mengikuti model
bermain lebih tinggi daripada siswa
pembelajaran
yang mengikuti model pembelajaran
tinggi
konvensional
daripada
lebih
konvensional” diterima.
kemampuan
berbicara Bahasa Inggris siswa yang mengikuti
model
Hipotesis
pembelajaran
perhitungan
bermain .
keempat,
hasil
Tukey
pada
uji
kelompok siswa yang memiliki bakat
Hipotesis
ketiga,
hasil
verbal rendah yang mengikuti model
Tukey
pada
pembelajaran bermain dengan skor
kelompok siswa yang memiliki bakat
rata-rata 70,727 dan simpangan baku
verbal tinggi yang mengikuti model
sebesar 2,453 dan kelompok siswa
pembelajaran bermain dengan skor
yang mengikuti model pembelajaran
rata-rata 79,046 dan simpangan baku
konvensional dengan skor rata-rata
sebesar 3,632 dan kelompok siswa
sebesar 71,773 dan simpangan baku
yang mengikuti model pembelajaran
sebesar 5,415 ditemukan Qhitung =
konvensional dengan skor rata-rata
1,251 ternyata lebih kecil daripada
sebesar 72,227 dan simpangan baku
Qtabel = 3,960 dengan derajat
sebesar 3,598 ditemukan Qhitung =
kebebasan
8,157 ternyata lebih besar daripada
signifikansi
Qtabel = 3,960 dengan derajat
kemampuan
kebebasan
Inggris siswa yang mengikuti model
perhitungan
uji
=
4/22
pada
taraf
signifikansi = 0,05. Dengan hasil
=
pembelajaran
20
4/22
pada
taraf
= 0,05, sehingga berbicara
konvensional
Bahasa
lebih
Jurnal Ilmiah Research Sains VoL.2 No.1 Januari 2016
tinggi daripada model pembelajaran
interaksi
bermain pada kelompok siswa yang
pembelajaran
sama-sama memiliki bakat verbal
terhadap
rendah. Dengan demikian dugaan
Bahasa Inggris pada siswa SMA
yang menyatakan bahwa pada siswa
Negeri 1 Binjai. (3) Pada siswa yang
yang memiliki bakat verbal rendah,
memiliki
terdapat
perbedaan
terdapat
perbedaan
berbicara
Bahasa
antara
berbicara
Bahasa
model
siswa
siswa
yang
kemampuan
Inggris
mengikuti
antara dan
jenis
model
bakat
verbal
kemampuan
bakat
yang
berbicara
verbal
tinggi,
kemampuan
Inggris
mengikuti
antara model
pembelajaran konvensional dengan
pembelajaran bermain dengan siswa
siswa
yang mengikuti model pembelajaran
yang
mengikuti
model
pembelajaran bermain telah terbukti
konvensional.
secara empirik dalam penelitian ini.
memiliki
Pada
bakat
kemampuan
siswa
verbal
rata-rata
yang tinggi,
berbicara
Bahasa Inggris siswa yang mengikuti
3. Penutup Berdasarkan
analisis
dan
model pembelajaran bermain lebih
yang
telah
besar daripada model pembelajaran
dipaparkan pada bagian sebelumnya,
konvensional. (4) Pada siswa yang
dapat
memiliki
bakat
pembahasan
seperti
ditemukan
sebagai
berikut.
perbedaan
beberapa
hal
verbal
(1)
Terdapat
terdapat
perbedaan
kemampuan
berbicara
berbicara
Bahasa
kemampuan
Inggris
siswa
mengikuti
model
pembelajaran
pembelajaran konvensional dengan
bermain
dengan
siswa
siswa
mengikuti
model
pembelajaran
pembelajaran bermain . Pada siswa
siswa
yang memiliki bakat verbal rendah,
konvensional
pada
SMA
yang
mengikuti
antara
Bahasa Inggris antara siswa yang
yang
yang
rendah,
mengikuti
model
Negeri 1 Binjai dimana kemampuan
kemampuan
rata-rata berbicara Bahasa Inggris
Bahasa Inggris siswa yang mengikuti
siswa
model pembelajaran konvensional
yang
mengikuti
pembelajaran bermain daripada
model
model
lebih tinggi
lebih
besar
rata-rata
model
daripada
berbicara
model
pembelajaran
pembelajaran bermain . Berdasarkan
konvensional. (2) Terdapat pengaruh
uraian tersebut, dapat disimpulkan
21
Jurnal Ilmiah Research Sains VoL.2 No.1 Januari 2016
bahwa terdapat
pengaruh model
pembelajaran bermain kemampuan
Campbell, Donald T. dan Julain C.
terhadap
berbicara
Stanley. 1966. Experimental
Bahasa
and
Inggris ditinjau dari bakat verbal.
Quasi-Experimental
Designs
for
Research.
Chicago:
Rand
College
DAFTAR PUSTAKA
McNally Publishing
Company. Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian
Candiasa, I Made. 2010. Pengujian
Suatu
Pendekatan
Instrumen
Praktik.
Disertai
Jakarta: Rineka Cipta.
dan
Arsyad, Siddik, Ed. 1988. Model Pembelajaran
Aplikasi
Bigsteps.
Berbicara
Rosda Jayaputra.
Erlangga.
Brown, H.D. 2001. Principles of
Belajar.
and
Varians. Singaraja: FKIP Unud.
Addison Wesley. Brown,
Departemen Pendidikan Nasional.
H.D. 2001. Principles of
2005.
Language
Pembelajaran
and
Penilaian
Teaching. San Francisco:
Inggris.
Addison Wesley.
Pendidikan
Burhan, dkk. 2000. Statistik Terapan untuk
Ilmu-ilmu
Sosial.
Hamzah
B.
Uno,
University Press.
Candiasa,
Burns, A. & Joyce, H. (1997). Focus Sydney:
Teaching
dan
Herminanto I
Made 2001.
Pengembangan Alat Ukur untuk Penelitian. Jakarta:
National Center for English Language
Lanjutan
Pertama.
Sofyan,
speaking.
Bahasa Direktorat
Yogyakarta: Gajah Mada
on
Jakarta:
Dantes, Nyoman. 1986. Analisis
Teaching. San Francisco:
Learning
Singaraja.
Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teoriteori
Learning
Iteman
Unit Penerbitan Undiksha.
dengan CBSA. Jakarta: PT
Language
Penelitian
Delima Pers.
and
Research.
22