PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP OPERASI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) ( PTK pada mata pelajaran matematika kelas V di MI Bidayatussabiyl Cikarang Utara – Bekasi )
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
NURHASAN AFANDI NIM. 18130183000375
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
i
ii
iii
iv
v
vi
ABSTRAK Nurhasan Afandi, NIM : 18130183000375 (2015). Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Operasi Pecahan Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) (PTK pada mata pelajaran matematika kelas V di MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara Kabupaten Bekasi). Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V dalam konsep operasi pecahan. Penelitian ini dilakukan di MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara Kabupaten Bekasi pada bulan Oktober-Januari 2015 di kelas V dengan subjek penelitian berjumlah 23 siswa. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus memuat tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dalam konsep operasi pecahan kelas V di MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara-Bekasi. Hal ini terbukti pada kondisi awal dari 23 siswa hanya terdapat 9 siswa atau 39% yang mencapai nilai KKM, sedangkan 14 siswa atau 61% belum mencapai KKM. Pada siklus I diperoleh hasil nilai rata-rata 66,52 dengan hasil belajar klasikal 43%, artinya 10 siswa telah mencapai KKM dan pada siklus II meningkat nilai rata-rata menjadi 82,60 dengan hasil belajar klasikal 100% artinya terdapat 23 siswa telah mencapai KKM. Selain itu kegiatan siswa dan guru yang diamati pada lembar pengamatan juga mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengamatan yang diperoleh bahwa kegiatan guru pada siklus I adalah 65 atau cukup baik dan meningkat menjadi 86 atau baik. Kegiatan siswa pada siklus I adalah 65 atau cukup baik meningkat menjadi 86 atau baik. Kata Kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), Hasil Belajar.
vii
KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah, berkat Rahmat, Taufiq serta Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelsaikan penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP OPERASI PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Matematika kelas V di MIS Bidayatussabiyl Cikarang Utara Kabupaten Bekasi Tahun Pelajaran 2014/2015)”. Maksud dari penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memenuhi tugas akhir dari perkulian Program S1 ke 2 Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan penelitian ini masih banyak kekurangan, namun berkat bimbingan dan arahan dari para dosen pada akhirnya penulisan penelitian tindakan kelas ini dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Khalimi, MA., Ketua Jurusan/Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Abdul Muin, S.Si., M.Pd. Dosen pembimbing PTK yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dalam penyelesaian penelitian ini. 4. Bapak dan Ibu Dosen, selaku pengajar selama perkuliahan Proram S 1 Ke2 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Istri dan anak-anakku tersayang, yang selalu mendukung perkuliahan ini, semoga menjadi soleh dan cinta ilmu.
viii
Semoga amal kebaikan mereka mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi Penulis, calon Guru, Jakarta, Nopember 2014 Penulis,
NURHASAN AFANDI NIM : 18130183000375
ix
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................................... i LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ........................................................ ii SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ......................................................... iii UJI REFERENSI ...................................................................................................... iv ABSTRAK ................................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii DAFTAR ISI ............................................................................................................... x DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1 B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ............................................................ 7 C. Pembatasan Fokus Penelitian .......................................................................... 8 D. Rumusan Masalah ............................................................................................ 8 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................................... 8 BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Kajian Teoretik............................................................................................... 10 1. Hasil Belajar Matematika .......................................................................... 10 2. Hakikat Matematika .................................................................................. 11 3. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ............................................. 12 4. Materi Pecahan .......................................................................................... 13 5. Pengertian Model Pembelajaran ................................................................ 17 6. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ....................................... 18 7. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dalam Pembelajaran Pecahan ............................................................................... 20 B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................................... 21 C. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 23 D. Hipotesis Tindakan......................................................................................... 23
x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 24 B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ..................................... 24 C. Subjek Penelitian............................................................................................ 28 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .................................................... 28 E. Tahapan Intervensi Tindakan ......................................................................... 28 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .................................................. 34 G. Data dan Sumber Data ................................................................................... 34 H. Instrumen Penelitian....................................................................................... 36 I. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 36 J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ............................................................. 37 K. Analisis Data dan Interpretasi Data................................................................ 37 L. Pengembangan Perencanaan Tindakan .......................................................... 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ................................................................................................ 39 1. Tindakan Pembelajaran Siklus I......................................................... 39 2. Tindakan Pembelajaran Siklus II ....................................................... 48 B. Analsis Data ................................................................................................... 56 C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................... 57 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................... 59 B. Saran- ............................................................................................................. 59 DATFAR PUSTAKA ............................................................................................... 61 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Hasil observasi aktivitas Guru Siklus I ...................................................... 62 Tabel 4.2 Hasil Penilaian Pembelajaran Siklus I ....................................................... 63 Tabel 4.3 Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I..................................................... 64 Tabel 4.4 Daftar Frekuensi Nilia Hasil Tes Akhir Siklus I ........................................ 64 Tabel 4.5 Hasil observasi aktivitas Belajar Siswa Siklus II ....................................... 65 Tabel 4.6 Hasil Penilaian Akhir Siklus II .................................................................. 66 Tabel 4.3 Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II ................................................... 67 Tabel 4.8 Daftar Frekuensi Nilia Hasil Tes Akhir Siklus II ...................................... 67 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)....................................... 68 RPP Siklus I Pertemuan I ........................................................................................... 68 RPP Siklus I Pertemuan II.......................................................................................... 80 RPP Siklus II Pertemuan I.......................................................................................... 93 RPP Siklus II Pertemuan II ...................................................................................... 107 Kisis –kisi Soal Tes Formatif I................................................................................. 121 Kisis –kisi Soal Tes Formatif II ............................................................................... 127
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab III Pasal 4 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan adil dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Pemerataan pendidikan tersebut akan memberikan keterampilan hidup bagi seseorang, sehingga seseorang mampu mengatasi masalah diri dan lingkungannya, serta mendorong
tegaknya
masyarakat
yang
dilandasi
nilai-nilai
Pancasila.
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut yaitu dengan meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran yang disebut juga dengan tujuan instruksional, merupakan yang paling khusus. Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.2 Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu pendidikan nasional salah satunya yaitu dengan meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidaklah lepas dari peran seorang guru. Setiap media, metode dan model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar sangatlah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, baik
1
SISDIKNAS. Undang-undag SISDIKNAS. (Bandung:Fokusmedia,2009), hal.6 H.Afifuddin, dan Irfan Ahmad Zain. Perencanaan Pembelajaran. (Bandung:FTKUINSGD, 2012), hal .17 2
1
2
hasil belajar dari segi kognitif, afektif maupun psikomotor. Meskipun kemajuan teknologi saat ini sangatlah pesat, tetap saja peran guru sangat diperlukan. Berdasarkan perencanaan yang dibuat, guru melaksanakan apa yang telah direncanakan. Kegiatan utama guru mengajar adalah memberi rangsangan, memberi bimbingan, memberi pengarahan, dan memberi dorongan belajar. Semua upaya itu dimaksudkan untuk memberi kemudahan kepada siswa untuk belajar.3 Dengan demikian, peran guru dalam belajar semakin luas dan mengarah kepada peningkatan aktivitas belajar siswa. Aktivias tersebut dapat diwujudkan melalui bentuk kegiatan pembelajaran yang inovatif, beragam dan bermakna. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut, guru harus berpedoman pada kurikulum. Sebelum proses pembelajaran dilakukan seorang guru perlu merencanakan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dalam perencanaan ini dilakukan analisis tentang bentuk-bentuk tingkah laku yang diinginkan muncul pada diri siswa yang menjadi tujuan berdasarkan atas kurikulum yang digunakan.4 Khusus bagi guru sekolah dasar, mereka harus menguasai dan mampu mengajarkan berbagai mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum yang digunakan saat ini, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Salah satu mata pelajaran yang termuat dalam KTSP yaitu Matematika. Ruang lingkup materi atau bahan kajian Matematika di Madrasah Ibtidaiyah pada KTSP adalah bilangan, pengukuran, geometri, dan pengolahan data.5 Terdapat lima tujuan pembelajaran matematika dalam KTSP, yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan 3
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran. (Bandung: CV.Wacana Prima, 2009),
4
Ibid.,h.50 Wati Susilawati. Pendidikan Matematika I PGMI. (Bandung: Tidak diterbitkan,2011),
h.50. 5
h.6.
3
dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.6 Dalam mencapai tujuan pembelajaran matematika, profesionalisme guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sangat diperlukan. Tentunya metode pembelajaran yang dilahirkan dan diterapkan kemudian berupa metode yang dapat menjadikan pembelajaran yang inovatif, beragam dan bermakna. Inovatif maksudnya mengalami perkembangan positif, beragam maksdunya tidak sejenis dan bermakna maksudnya mengena dan meninggalkan kesan.7 Selain itu, guru perlu memahami bahwa kemampuan siswa berbeda-beda, dan tidak semua siswa menyenangi mata pelajaran Matematika. Oleh karena itu, guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran matematika yang dapat merangsang siswa untuk lebih focus dalam menerima pelajaran. Namun pada kenyataannya, model pembelajaran matematika yang masih digunakan oleh guru kurang tepat, sehingga menyebabkan kurangnya motifasi siswa untuk mempelajari matematika dengan sungguh-sungguh. Pembelajaran yang diterapkan masih berpusat pada guru, disampaikan dengan ceramah dan tugas-tugas pekerjaan rumah (PR). Apabila semangat belajar berkurang, maka akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Pendidik perlu menghadirkan inovasi dan cara baru dalam melaksanakan pembelajaran.8 Keadaan seperti ini terjadi pada siswa kelas V di MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara Bekasi, mengenai hasil belajar matematika terutama rendahnya nilai matematika pada konsep operasi pecahan. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas V MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara Bekasi, peneliti memperoleh data nilai-nilai tes Matematika kelas V terutama nilai-nilai pada materi operasi pecahan.
6
Wati Susilawati, Pendidikan Matematika I PGMI. (SGD, 2011),hal.6 Shoimatul Ula, Revolusi Belajar,Optimali Kecerdasan melalui Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk. (Jakarta:Ar-Ruzz Media,2013),hal.69. 8 Ibid..hal.67. 7
4
Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Materi Pecahan kelas V MI. Bidayatussabiyl Sebelum dilakukan tindakan penelitian. Nilai
Frekuensi Siswa
Persentase
< 65 ≥ 65
14 9
61% 39%
Jumlah
23
100
Data di atas memperlihatkan belum menunjukkan adanya indikasi keberhasilan belajar matematika yang baik. Terlihat dari 23 siswa terdapat 9 orang siswa atau 39% menunjukkan hasil belajar yang baik, sedangkan 14 siswa atau 61% lainnya memperoleh nilai di bawah KKM yang ditentukan sekolah, yakni 65 (KKM sekolah). Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila telah mencapai 80% orang siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dengan berpedoman pada ketentuan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika pada konsep operasi pecahan kelas V di MI. Bidayatussabiyl
Cikarang
Utara
Bekasi
belum
menunjukkan
adanyan
peningkatan hasil belajar. Untuk mengetahui lebih jauh tingkat kesulitan siswa dalam mempelajari operasi pecahan, peneliti meminta guru kelas untuk menyampaikan kesulitan yang telah dialami siswa dalam mempelajari materi pecahan. Peneliti beranggapan, bahwa guru kelas lebih mengetahui apa yang dialami pada tahun-tahun sebelumnya. Pertama, dalam bentuk penjumlahan. Guru menyampaikan bahwa : 2/4 + 1/4, angka 4 sebagai penyebut tidak perlu dijumlahkan dan hanya pembilang yang dijumlahkan. Sebagian besar siswa mengakhiri pekerjaanya dengan jawaban 3/8. Kedua dalam bentuk pengurangan, ketika siswa diberikan masalah : Satu buah semangka dikurangi 1/3, lalu dikurangi 1/3 dan dikurangi kembali 1/3, maka satu buah semangka tersebut tidak tersisa dan hasilnya nol (1 – 1/3-1/31/3=0). Ketika guru memberikan masalah pengurangan dengan soal : Satu buah semangka dikurangi 1/3 (1 – 1/3 = ….), sebagian besar siswa menjawab dengan angka 7 dan bahkan ada sebagian siswa menjawab nol.
5
Dalam proses pembelajaran, peran guru sangat penting. Guru harus bisa memberikan ruang waktu untuk siswa bertanya. Siswa tidak diberi kesempatan untuk menyampaikan ide dan gagasannya. Apabila kondisi pembelajaran matematika seperti ini berlarut, siswa akan manjadi pasif dan bosan untuk menerima pelajaran. Pada akhirnya akan berdampak pada hasil belajar yang kurang baik. Kualitas suatu pembelajaran dapat ditentukan dari nilai hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Meningkatnya nilai hasil belajar siswa dapat diperoleh melalui proses kegiatan pembelajaran yang baik dan menarik. Untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik, guru perlu menerapkan model pembelajaran yang tepat. Banyak model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain dengan model pembelajaran yang baik, tak kalah pentingnya menciptakan interaksi antara guru dan siswa dalam belajar. Terciptanya interaksi yang baik antara guru dan siswa dalam belajar, memungkinkan terciptanya situasi belajar yang bermakna. Terciptanya situasi belajar yang baik, belum menjadi ukuran dapat meningkatkan hasil belajar. Karena, Interaksi guru dengan pelajar yang tinggi belum tentu memperoleh hasil yang baik. Begitu pula interaksi guru dan pelajar yang rendah belum tentu memperoleh hasil yang jelek.9 Bagi sekolah sebagai penyelenggara, harus mampu dan berupaya menciptakan kondisi kegiatan proses pembelajaran yang lebih baik. Menyediakan media dan alat-alat lain sebagai sarana penunjang kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.10 Model pembelajaran 9
yang inovatif juga
perlu diberikan dalam
Wati Susilawai. Belajar dan Pembelajaran Matematika. (Bandung: CV. Insan Mandiri,2012),hal.40 10 Op.cit.hal.74
6
pembelajaran matematika di kelas V MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara Bekasi pada materi operasi pecahan. Pemilihan model pembelajaran ini diperlukan agar siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran. Selain inovatif, guru juga harus memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi. Materi operasi pecahan merupakan salah satu materi dalam pembelajaran matematika yang dianggap sulit bagi siswa sekolah dasar, terutama jika diterapkan dalam bentuk soal cerita. Hal ini disebabkan karena siswa sekolah dasar telah terbiasa melakukan operasi hitung menggunakan bilangan bulat. Pada saat siswa berhadapan dengan operasi hitung menggunakan bilangan pecahan, mereka sulit membayangkan seberapa besar bilangan pecahan tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran matematika pada konsep operasi pecahan harus diberikan secara bermakna kepada siswa sekolah dasar. Selama ini, siswa melakukan operasi hitung bilangan pecahan tanpa tahu maknanya. Siswa hanya melihat bilangan pecahan saja. Pembelajaran matematika yang abstrak tersebut mudah dilupakan siswa, sehingga guru harus mengulang kembali apa yang sudah dipelajari siswa sebelumnya. Oleh karena itu, dibutuhkan model pembelajaran yang inovatif dan tepat untuk merangsang kemampuan bernalar siswa, karena pada dasarnya belajar matematika secara keseluruhan merupakan belajar memecahkan masalah. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan jawaban terhadap permasalahan di atas. Model pembelajaran tersebut memiliki karakteristik yang khas, yaitu menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks belajar bagi siswa. Pada tingkat pendidikan dasar, masalah-masalah matematika hendaknya sesuai
dengan kehidupan nyata, disajikan secara realistic sesuai
dengan pengalaman dan social budaya siswa berupa soal cerita yang merupakan lingkungan kehidupan siswa.11 Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah sebuah cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, “Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
juga berhubungan
dengan belajar tentang kehidupan yang lebih luas, keterampilan memaknai informasi, kolaboratif dan belajar tim, serta keterampilan berpikir reflektif dan 11
Op.cit. hal.62.
7
evaluatif.”12 Secara garis besar, proses pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) diawali dengan menyajikan masalah yang autentik dan bermakna kepada siswa, dengan tujuan untuk memudahkan siswa dalam melakukan penyelidikan. Mengacu pada latar belakang masalah
di atas, mengenai rendahnya
tingkat keterampilan seorang guru dalam proses pembelajaran, rendahnya tingkat kesungguhan siswa dalam menerima pelajaran dan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dalam konsep operasi pecahan, serta pentingnya pembelajaran matematika untuk sisw sekolah dasar, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP OPERASI PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran Matematika kelas V di MIS Bidayatussabiyl
Cikarang Utara Kabupaten Bekasi Tahun Pelajaran
2014/2015)”. B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat diidentifikasikan masalah yang timbul antara lain: 1.
Rendahnya hasil belajar siswa kelas V dalam menjumlahkan dan mengurangkan materi pecahan pada mata pelajaran matematika.
2.
Kurangnya sosialisasi dalam pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran.
3.
Kurangnya antusias siswa dalam menerima pelajaran matematika.
4.
Pengaruh keterampilan mengajar seorang guru terhadap keberhasilan belajar siswa. Adapun fokus dari penelitian ini adalah:
1.
Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada konsep operasi pecahan siswa kelas V di MI. Bidayatussabiyl Tahun Pelajaran 2014/2015
12
Rusman. Model-Model Pembelajaran.(Jakarta: PT. Rajagrapido Persada,2012),.hal.238.
8
2.
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI. Bidayatussabiyl dalam konsep operasi pecahan melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
C. Pembatasan Fokus Penelitian Agar penelitian ini lebih efektif dan efisien, perlu dilakukan pembatasan focus penelitian. Pembatasan focus penelitian pada hal-hal sebagai berikut : 1.
Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
2.
Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar matematika siswa kelas V pada konsep operasi pecahan setelah menggunakan model pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada matapelajaran matematika dalam konsep operasi pecahan kelas V di MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara Kabupaten Bekasi ? 2. Apakah hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dalam konsep operasi pecahan melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM dapat meningkat ? E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, sebagai berikut. a. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V melalui model pembelajaran PBL di MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara Bekasi. b. Tujuan Khusus Selain tujuan umum, penelitian ini juga memiliki tujuan khusus yang akan
9
dicapai, yaitu: 1. Untuk mendeskripsikan penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dalam mata pelajaran Matematika pada konsep operasi pecahan kelas V di MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. 2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa kelas V di MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara Kabupaten Bekasi pada mata pelajaran Matematika dalam konsep operasi pecahan. 2. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi guna/manfaat, diantaranya yaitu : a.
Manfaat Teoritis
1) Memberi masukan dan wawasan kepada guru dalam proses pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran. 2) Memberikan solusi sebagai upaya perbaikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika dalam materi operasi pecahan b.
Manfaat Praktis Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu manfaat bagi siswa,
guru, sekolah dan bagi peneliti. Untuk lebih jelasnya keempat manfaat itu penulis uraikan sebagai berikut: 1) Manfaat bagi siswa : Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dalam konsep operasi pecahan. 2) Manfaat bagi guru : Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi baru atau pengetahuan guru dalam upaya meningkatkan kualitas suatu pembelajaran yang tidak hanya pada mata pelajaran matematika saja. 3) Manfaat bagi sekolah : Bertambah referensi kepustakaan sekolah dalam mata pelajaran matematika. 4) Manfaat bagi peneliti : Hasil penelitian ini akan menambah wawasan dan pengalaman yang berharga untuk bekal dalam suatu kegiatan di masa yang akan datang.
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A.
Kajian Teori Dalam kajian teori akan dipaparkan mengenai: (1) Hasil Belajar; (2) Hakikat Matematika; (3) Pembelajaran Matematika di SD/MI; (3) Materi Pecahan; (4) Model Problem Based Learning; dan (5) Penerapan Model Problem Based Learning dalam Pembelajaran Pecahan. 1. Hasil Belajar Matematika Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Banyak definisi yang diberikan tentang belajar. “Belajar adalah proses perubahan perilaku, akibat interaksi indiviu dengan lingkungan. Jadi perubahan perilaku adalah hasil belajar. Artinya, seseorang dikatakan telah belajar, jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya.”1 Belajar merupakan tindakan dan perilaku individu yang kompleks, kompleksitas belajar tersebut dapat dilihat dari dua obyek, yaitu dari siswa dan guru. Dari sudut pandang lain, Gagne berpendirian bahwa “memang belajar dipengaruhi oleh dua hal yakni variabel dalam diri individu dan di luar diri inividu yang saling berinteraksi.”2 Menurut pendapat Sunaryo menyatakan bahwa : “Belajar merupakan suatu kegiatan di mana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan.”3 Dalam suatu proses belajar, banyak segi yang sepatutnya dicapai sebagai hasil belajar, yaitu meliputi pengetahuan dan pemahaman tentang konsep, kemampuan menerapkan konsep, kemampuan menjabarkan dan menarik 1
Lukmanul Hakim. Perencanaan Pembelajaran.(Bandung: CV. Wacana Prima,2009),hal.27 2 Udin Saripuddin Winataputra, dan Rustana Ardiwinata. Perencanaan Pengajaran.. ( Jakarta: Ditjenbinbaga Islam,1994),hal.4 3 Kokom Komalasari.Pembelajaran Kontekstual konsep dan Aplikasi.(Bandung: PT. Refika Aditama,2011),hal.3
10
11
kesimpulan serta menilai kemanfaatan suatu konsep, menyenangi dan memberi resfons yang positif terhadap sesuatu yang dipelajari, dan diperoleh kecakapan melakukan suatu kegiatan tertentu.4 Hasil belajar yang telah dikemukakan para ahli, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah terjadinya perubahan ranah kognitif, yaitu terjadinya perubahan setelah siswa mengikuti pembelajaran matematika dalam konsep operasi pecahan dengan menerapkan model PBM, hasil belajar siswa meningkat. Jadi, perubahan tersebut diperoleh setelah siswa menyelesaikan program pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar. 2. Hakikat Matematika Matematika memiliki pengertian yang bermacam-macam. Bagi seorang pengajar Matematika, perbedaan dalam cara pandang tentang matematika ini akan memberikan implikasi pada perbedaan dalam memilih strategi pembelajaran matematika di kelas. Oleh karena itu, seorang pengajar Matematika perlu mengetahui beragam pandangan tentang hakikat matematika, karena hal ini akan membantunya dalam memilih strategi pembelajaran matematika di kelas dengan tepat. Jhonson dan Rising mengatakan : “bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat refresentasinya dengan symbol, berupa bahasa symbol.”5 Melanjutkan pendapat Ruseffendi tersebut, Ibrahim dan Suparni mendeskripsikan masingmasing pandangan mengenai matematika. “Pertama, matematika sebagai ilmu deduktif, artinya kebenaran generalisasi matematika harus dapat dibuktikan secara deduktif. Kedua, matematika sebagai ilmu tentang pola dan hubungan, sebab dalam matematika sering dicari keseragaman, seperti keterurutan dan keterkaitan pola dari sekumpulan konsep-konsep tertentu atau model-model yang merupakan representasinya, sehingga dapat dibuat generalisasinya untuk selanjutnya 4
Sumiati dan Asra.Metode pembelajaran.(Bandung: CV .Wacana Prima,2009),hal.41. Susilawati.Belajar dan Pembelajaran Matematika. (Bandung: CV. Insan Mandiri, 2012),hal.7 5
12
dibuktikan kebenarannya secara deduktif. Ketiga, matematika sebagai bahasa, artinya matematika merupakan sekumpulan simbol yang memiliki makna, atau dapat dikatakan sebagai bahasa simbol. Keempat, matematika sebagai ilmu tentang struktur yang terorganisasikan, artinya matematika berkembang mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke postulat/ aksioma, dan terakhir ke teorema. Kelima, matematika sebagai seni, artinya dalam matematika terdapat unsur keteraturan, keterurutan, dan konsisten. Keenam, matematika sebagai aktivitas manusia, artinya matematika merupakan hasil karya manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa matematika merupakan kebudayaan manusia. Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian dan pemecahan masalah matematika, maka dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari jumlah-jumlah yang diketahui melalui proses perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka atau symbol simbol. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media dan model pembelajaran inovatif yang dapat memperjelas materi yang disampaikan oleh guru, sehingga lebih cepat dipahami siswa. 3. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar. Hal tersebut bertujuan untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup dalam keadaan yang kompetitif dan selalu berubah. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran Matematika telah disusun dalam KTSP sebagai landasan dalam pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu, dimaksudkan pula
13
untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide dengan media simbol, tabel, diagram dan media lain. “Sajian matematika dalam buku sekolah tidak selalu diawali dengan teorema atau definisi. Melainkan disesuaikan antara lain dengan perkembangan intelektual peserta didik, dengan mengaitkan butir-butir matematika yang akan disampaikan dngan realitas di sekitar siswa.”6 Dalam pembelajaran matematika di SD/MI, diharapkan terjadi reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan suatu cara penyelesaian secara informasi dalam pembelajaran di kelas. Meskipun penemuan tersebut bersifat sederhana dan bukan hal baru bagi orang yang telah mengetahui sebelumnya, akan tetapi bagi siswa SD penemuan tersebut merupakan suatu hal yang baru. Dalam pembelajaran matematika, siswa harus menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya. Dalam hal ini, menemukan berarti menemukan lagi atau dapat juga menemukan yang sama sekali baru. Oleh karena itu, materi yang disajikan kepada siswa bukan dalam bentuk akhir dan tidak diberitahukan cara penyelesaiannya. Berdasarkan uraian di atas mengenai pembelajaran matematika di SD/MI, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika di SD/MI dilakukan dengan mengkonstruksi pengetahuan bersama guru, guru mengungkapkan permasalahan, menyampaikan pernyataan, mendengarkan jawaban siswa, merespon dengan jawaban lanjutan, kemudian menunggu jawaban dari siswa dalam pembentukan pengetahuan atau konsep matematika yang diharapkan. Guru harus bersabar mendengarkan argumentasi, presentasi dan penalaran yang diungkapkan siswa, baik dalam bentuk komunikasi lisan maupun komunikasi tulisan. Jadi, mendengarkan ide-ide matematika siswa merupakan aspek yang sangat penting dalam pembelajaran matematika di SD. 4. Materi Pecahan Materi pecahan merupakan materi dalam mata pelajaran Matematika di kelas V semester 2. Berdasarkan silabus, materi ini tercantum dalam Standar 6
Ibid.h.9
14
Kompetensi yang kelima, yaitu menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. Pada Standar Kompetensi tersebut, terdapat empat Kompetensi Dasar yang meliputi: (1) mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya; (2) menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan; (3) mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan; dan (4) menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala. Pada penelitian ini, peneliti memilih Kompetensi Dasar kedua untuk diterapkan dalam pembelajaran, yaitu menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. Indikator yang akan diambil dalam penelitian ini, yaitu: (1) siswa dapat melakukan operasi penjumlahan pecahan berpenyebut sama; (2) siswa dapat melakukan operasi pengurangan pecahan berpenyebut sama; (3) siswa dapat melakukan operasi penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama; dan (4) siswa dapat melakukan operasi pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama. Adapun uraian materi sesuai dengan indikator pembelajaran, yaitu sebagai berikut. Menurut Heruman, “pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh”7. Pecahan yang dipelajari anak di SD/ MI, merupakan bagian dari bilangan rasional yang dapat ditulis dalam bentuk dengan a dan b merupakan bilangan bulat, dan b tidak sama dengan nol. a. Menjumlahkan Pecahan
1) Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Sama Kemampuan prasyarat yang harus dikuasai siswa dalam operasi penjumlahan pecahan adalah penguasaan konsep nilai pecahan, pecahan senilai dan penjumlahan bilangan bulat.
Contoh : 1 + 1
= 1 + 1 = 2 Penulisan dua penyebut menjadi satu
3 3 3 3 penyebut harus dilakukan, agar terbentuk dalam pemikiran siswa bahwa bilangan penyebut harus sama dan tidak dijumlahkan. Penerapan konsep penjumlahan pecahan berpenyebut sama dalam soal cerita: 7
Heruman.Model Pembelajaran Matematika.(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2013),hal.43.
15
Bu Tiwi memiliki ¼ buah Semangka. Kemudian tetangganya memberikan 2/4 buah Semangka kepada Bu Tiwi. Berapakah banyaknya buah Semangka yang dimiliki Bu Tiwi sekarang? Penyelesaian: Dikethui : a. Bu Tiwi memiliki ¼ buah Semangka b. Tetangganya memiliki 2/4 buah Semangka Ditanyakan : Jumlah Semangka yang dimiliki bu Tiwi Jawab : ¼ + 2/4 = 1 + 2/4 = ¾ Jadi banyaknya Semangka yang dimiliki bu Tiwi sekarang yaitu ¾ bagian. 2) Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Tidak Sama “Penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama ini pengerjaannya dilakukan dengan cara penyebutnya harus disamakan terlebih dahulu, dan dua penyebut diganti dengan satu penyebut.”8 Contoh : ¼ + 1/6 = 3/12 + 2/12 = 3 + 2/12 = 5/12 Samakan penyebutnya dengan menggunakan KPK dari kedua penyebut. Kelipatan 4 yaitu: 4, 8, 12, 16, 20. Kelipatan 6 yaitu: 6, 12, 18, 24. KPK dari 4 dan 6 adalah 12. Penerapan konsep penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama dalam soal cerita: Pak Ikhsan memiliki 5/5 kg Rambutan. Kemudian Pak Ikhsan memberikan 2/6 kg Rambutan kepada anaknya. Berapakah sisa buah Rambutan yang dimiliki Pak Ikhsan sekarang? Penyelesaian : Diketahui : a. Pak Ihsan memiliki 5/6 kg buah rambutan. b. Pak Ihsan memberikan 2/6 kg buah rambutan kepada anaknya. Ditanyakan : Sisa buah Rambutan yang dimiliki Pak Ihsan. Jawab : 5/6 – 2/6 = 5 – 2/6 = 3/6 = 1/2 Jadi, banyaknya buah Rambutan yang dimiliki Pak Ikhsan sekarang yaitu ½ kg. 8
Ibid.hal.62
16
b. Mengurangkan Pecahan
Langkah-langkah dalam mengurangkan bilangan pecahan pada dasarnya sama dengan menjumlahkan. 1) Pengurangan pecahan berpenyebut sama Dalam operasi pengurangan pecahan, kemampuan prasyarat yang harus dikuasai oleh siswa adalah konsep nilai pecahan, pecahan senilai dan pengurangan bilangan bulat. Contoh : 2/3 – 1/3 = 2 – 1/3 = 1/3 dua penyebut digabung menjadi satu Penulisan dua penyebut menjadi satu penyebut harus dilakukan, agar terbentuk dalam pemikiran siswa bahwa bilangan penyebut harus sama dan tidak dikurangkan. Penerapan konsep pengurangan pecahan berpenyebut sama: Keisha mempunyai pita yang panjangnya 2/5 meter. Adiknya juga mempunyai pita yang panjangnya ½ meter. Berapa meter jumlah pita mereka berdua? Penyelesaian : Diketahui: a. Keisha mempunyai pita yang panjangnya 2/5 meter. b. Adik Keisha mempunyai pita yang panjangnya ½ meter. Ditanyakan: Jumlah pita Keisha dan adiknya. Jawab : 2/5 + ½ = 4/10 + 5/10 = 4 + 5/10 = 9/10 Jadi, jumlah pita Keisha dan adiknya yaitu 9/10 meter. 2) Pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama “Pada pengurangan dua pecahan berpenyebut ini, dua penyebut diganti dengan satu penyebut.”9 Contoh : 1/3 – 1/5 = 5/15 – 3/15 = 5 – 3/15 = 2/15 KPK dari 3 dan 5 Samakan penyebutnya dengan menggunakan KPK dari kedua penyebut. Kelipatan 3 yaitu: 3, 6, 9, 12, 15. Kelipatan 5 yaitu: 5, 10, 15, 20. KPK dari 3 dan 5 adalah 15. 9
Ibid.hal.66
17
Penerapan konsep pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama: Dalam keranjang terdapat 1/3 kuintal jeruk. Jika kamu mengambil 1/8 kuintal, maka berapakah jeruk yang tersisa dalam keranjang itu? Penyelesaian: Diketahui: a. Dalam keranjang terdapat 1/3 kuintal jeruk. b. Diambil 1/8 kuintal. Ditanyakan : sisa Jeruk dalam keranjang. Jawab : 1/3 – 1/8 = 8/24 – 3/24 = 8 – 3/24 = 5/24 Jadi, sisa jeruk dalam keranjang yaitu 5/24 kuintal. 5. Pengertian Model Pembelajaran Joyce dan Weil berpendapat; “ bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.”10 Istilah model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya dan sistem pengelolaannya. Selain model pembelajaran, terdapat komponen-komponen lain dalam suatu pembelajaran. Komponen lain tersebut antara lain, strategi, metode dan pendekatan pembelajaran. Ketiga komponen tersebut memiliki kemiripan dengan model
pembelajaran.
Rusman
:
mengemukakan
enam
ciri-ciri
model
pembelajaran, meliputi: (1) berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu; (2) mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu; (3) dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas; (4) memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: urutan langkah-langkah pembelajaran, adanya prinsip-prinsip reaksi, sistem sosial dan sistem pendukung; (5) memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran yang meliputi dampak pembelajaran dan dampak pengiring; dan (6) membuat persiapan mengajar dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya. Saat ini, terdapat berbagai macam model pembelajaran yang dapat diterapkan guru. Berdasarkan teori, Rusman mengelompokkan empat model 10
Op.cit.h.133.
18
pembelajaran. Model pembelajaran yang pertama yaitu model Interaksi Sosial, kedua yaitu model Pemrosesan Informasi, yang ketiga yaitu model Personal, dan yang terakhir yaitu model Modifikasi Tingkah Laku. Berdasarkan pendapat para ahli mengenai model pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran yang dirancang berdasarkan proses analisis yang diarahkan pada implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di depan kelas. Model pembelajaran diterapkan dengan maksud dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran. 6. Model Problem Based Learning Pendekatan model PBM berkaitan dengan penggunaan inteligensi dari dalam diri individu yang berada dalam sebuah kelompok orang atau lingkungan untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan kontekstual.”11 Bould dan Feletti dalam Rusman mengemukakan bahwa: “model Problem Based Learning adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan.”12 Menurut Tan dalam Rusman : “model Problem Based Learning merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada.”13 Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), siswa mengikuti pola eksplorasi tertentu yang dimulai dengan mempertimbangkan masalah yang terdiri dari kejadian yang membutuhkan penjelasan. Selama diskusi dengan anggota kelompoknya, siswa mencoba mengidentifikasi prinsip-prinsip dasar atau proses. Di sini, siswa dirangsang untuk menemukan suatu akar masalah yang perlu dilakukan penyelesaian lebih lanjut. Sebagai akibat dari hal ini, siswa meneliti hal-hal yang diperlukan dan kemudian mendiskusikan temuannya dan kesulitan dalam kelompok mereka. Sementara itu, Rusman mengemukakan: “sepuluh karakteristik model Problem Based Learning, yaitu: (1) permasalahan menjadi awal dalam 11 12 13
Ibid.h.230 Ibid.h.230 Ibid.h.232
19
pembelajaran; (2) permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata; (3) permasalahan membutuhkan perspektif ganda; (4) permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa; (5) belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama; 6) pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam merupakan proses yang penting dalam Problem Based Learning; (7) belajar melalui kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif; (8) pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan; (9) keterbukaan dalam proses Problem Based Learning meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar; dan (10) Problem Based Learning melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.”14 Selanjutnya, Nur dalam Rusmono menyebutkan lima tahap pembelajaran dengan menerapkan model Problem Based Learning, yaitu sebagai berikut: Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).”15 Fase 1
Indikator
Tingkah Laku Guru
Orientasi siswa Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan pada masalah logistik yang diperlukan dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah Mengorganisasi Membantu siswa mendefinisikan dan siswa untuk belajr mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut Membimbing Mendorong siswa untuk mengumpulkan pengalaman informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen individual/kelompo untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan k masalah Mengembangkan Membantu siswa dalam merencanakan dan dan menyajikan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, hasil karya dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya Menganalisis dan Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau mengevaluasi evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses proses pemecahan yang mereka gunakan masalah
2
3
4
5
14 15
Ibid.hal.232 Ibid.hal.243
20
7. Penerapan Model Problem Based Learning dalam Pembelajaran Pecahan Dalam setiap pembelajaran di kelas, guru perlu menerapkan suatu model agar pelaksanaan pembelajaran menjadi terarah, berjalan lancar dan diperoleh hasil yang optimal. Model pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. Salah satu model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika yaitu model Problem Based Learning. Model ini sangat baik untuk mendidik siswa dalam memecahkan masalah, karena pada dasarnya belajar matematika adalah belajar memecahkan masalah.
Materi pecahan merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran Matematika yang memerlukan model pembelajaran untuk mengarahkan siswa dalam memecahkan masalah. Adapun penerapan model PBL tersebut dikaitkan dengan Kompetensi Dasar yang akan dijadikan fokus penelitian, yaitu sebagai berikut. Pada kegiatan awal yaitu meliputi: (1) berdoa; (2) mengondisikan kelas; (3) presensi siswa; (4) menyiapkan media pembelajaran berupa kertas lipat; (5) melakukan apersepsi, yaitu mengingatkan siswa tentang materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya dan memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah; (6) guru menginformasikan tujuan-tujuan pembelajaran. Selanjutnya yaitu kegiatan inti meliputi kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi meliputi: (1) guru menyajikan permasalahan nyata kepada siswa; (2) guru melakukan peragaan menggunakan media berupa kertas lipat, yang nantinya mengarahkan siswa kepada permasalahan; (3) guru membantu siswa mencari pemecahan masalah menggunakan media kertas lipat. Pada kegiatan elaborasi, meliputi: (1) siswa membentuk kelompok; (2) siswa mendiskusikan permasalahan baru bersama anggota kelompoknya; (3) guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dengan materi pecahan, melakukan peragaan, mencari penjelasan dan solusi; (4) setiap kelompok menyusun laporan hasil diskusi kelompok; (6) setiap perwakilan kelompok maju
21
untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Kegiatan inti selanjutnya yaitu konfirmasi, meliputi: (1) guru bersama siswa mengoreksi hasil diskusi kelompok; (2) guru menjelaskan mengenai konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan; (3) guru bertanya-jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa; (4) guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan. Kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan akhir, meliputi: (1) guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan; (2) guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan; (3) guru memberikan soal evaluasi akhir pembelajaran kepada siswa; (4) guru memberikan tindak lanjut kepada siswa; (5) guru mengakhiri kegiatan pembelajaran. Jika guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik sesuai dengan langkah-langkah di atas, maka dampak positif yang terjadi pada siswa yaitu, siswa akan terlibat dengan konteks dari masalah, meningkatkan rasa keingintahuan siswa dengan bertanya, dan siswa akan mencoba mencari penyelesaian masalah yang disajikan. Menurut Tan dalam Amir, dalam melaksanakan langkah-langkah model Problem Based Learning, guru harus fokus dalam tiga hal, yaitu: (1) memfasilitasi proses pembelajaran Problem Based Learning, mulai dari mengubah kerangka berpikir siswa, mengembangkan kemampuan bertanya sampai membuat siswa terlibat dalam pembelajaran kelompok; (2) menuntut siswa dalam mendapatkan strategi pemecahan masalah, mulai dengan penalaran yang mendalam hingga berpikir metakognitif dan kritis; dan (3) memediasi proses mendapatkan informasi, mulai dengan mencari sumber informasi, membuat hubungan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan memberikan isyarat. B. Hasil Penelitian yang Relevan Untuk mendukung penelitian ini, berikut ini disajikan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tersebut antara lain : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Fatimatuzzahra, program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus tahun 2014 dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Operasi
Perkalian
dan
Pembagian
Melalui
Model
22
Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas IV SD 3 Ngembal Rejo. Kesimpulan yang didapat dalam Skripsi tersebut adalah diperoleh gambaran bahwa penelitian tersebut telah mencapai kriteria yang menjadi
bahan
indikator
keberhasilan
yang
ditunjukkan
melalui
peningkatan nilai rata-rata hasil belajar klasikal dan ketuntasan hasil belajar matematika siswa pada materi operasi perkalian dan pembagian yang cukup signifikan antara sebelum diadakan penelitian 60,3 (40%), siklus I 69,8 (60%), dan siklus II 77,9 (80%), didukung dengan peningkatan aktivitas belajar matematika siswa dari rata-rata siklus I 2,52 menjadi 2,97 di siklus II. Pengelolaan pembelajaran Problem Based Learing juga mengalami peningkatan rata-rata siklus I 2,59 menjadi 3,21 pada siklus II. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Majid (2011) dengan judul “Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas IVA SD Negeri Karangayu 02 Kota Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) aktivitas siswa pada siklus I memperoleh persentase sebesar 60% dengan kriteria cukup dan pada siklus II meningkat menjadi 70,75% dengan kriteria baik; (b) aktivitas guru pada siklus I memperoleh persentase sebesar 72,92% dengan kategori baik dan pada siklus II aktivitas guru meningkat menjadi 85,4% dengan kategori sangat baik; (c) ketuntasan hasil belajar siswa meningkat. Pada siklus I hasil belajar siswa mendapat nilai rata-rata 67 dengan persentase ketuntasan klasikal 80% dan meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata 71,5 dengan persentase ketuntasan klasikal 80%. Ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan yang ditetapkan sudah terpenuhi, sehingga penelitian dapat dikatakan berhasil. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas IVA SDN Karangayu 02 Kota Semarang. Berdasarkan hasil pnelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Prolem Based Learning (PBL) dapat
23
meningkatkan hasil belajar matematika pada konsep operasi pecahan pada siswa kelas V MI. Bidayatussaiyl Cikarang Utara Bekasi. C. Kerangka Pemikiran Pembelajaran matematika di SD/MI merupakan pengetahuan mendasar yang harus dipelajari oleh setiap siswa. Agar mendapatkan hasil pembelajaran matematika yang maksimal, guru harus mampu memilih dan menerapkan model pembelajaran yang dapat membantu siswa mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan. Karena faktor guru yang memiliki keterampilan mengajar yang baik, akan menentukan keberhasilan belajar yang baik pula. Kenyataan itu terjadi pada siswa kelas V MI. Bidayatussabiyl Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi. Rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika, karena siswa kurang menguasai dan kurang memahami materi yang dipelajarinya terutama materi pecahan. Pecahan sering siswa temui dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah, di sekolah atau di lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu, peran guru dalam hal ini bukan hanya bertugas mentransfer pengetahuan, tetapi lebih dari itu guru harus mampu mengkaitkan pengetahuan dengan kehidupan nyata . Salah satu upaya mningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada proses pembelajaran matematika di kelas V MI. Bidayatussabiyl Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi dalam konsep operasi pecahan. D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan latar belakang masalah, kajian teoritis dan kerangka berpikir, dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dalam konsep operasi pecahan kelas V di MI.Bidayatussabiyl Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Madrasah yang dijadikan lokasi penelitian adalah Madrasah Ibtidaiyah Swasta Bidayatussabiyl yang terletak di Jl. Industri no 49 Desa Cikarang Kota kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat. 2. Waktu Penelitian Penelitian yang berjudul “Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep operasi pecahan melalui pembelajaran berbasis masalah pada kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Bidayatussabiyl Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi, dilaksanakan pada awal bulan Oktober 2014 Tahun Pelajaran 2014/2015. B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tentang penerapan model Problem Based Learning dalam pembelajaran operasi pecahan ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Arikunto, Suhardjono dan Supardi :“PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”. PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.”1 Keempat tahap penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang kembali kelangkah sebelumnya. Jangka waktu untuk satu siklus tergantung dari materi yang dilaksanakan dengan cara tertentu. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang telah dilaksanakan dalam satu siklus, maka guru pelaksana dapat menentukan rancangan untuk siklus kedua. Jika 1
Mohammad Asrori.Penelitian Tinakan Kelas.(Bandung: CV. Wacana Prima,2009),hal.5
24
25
sudah selesai dengan siklus kedua namun belum mencapai hasil yang direncanakan, dapat melanjutkan ke siklus tiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus sebelumnya. Alasan penulis menggunakan metode PTK adalah karena metode PTK dilakukan secara kolaborasi antara guru, peneliti dan siswa guna mengadakan perubahan, perbaikan dan peningkatan pada proses pembelajaran. Dengan penelitian tindakan kelas guru dapat meneliti sendiri terhadap praktik pembelajaran yang dilakukannya di kelas.”2 Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 2. Rancangan Siklus Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I terdiri dari 3 pertemuan, yaitu 2 pertemuan untuk pembelajaran dan 1 pertemuan untuk tes siklus. Demikian pula pada siklus II, terdiri dari 3 pertemuan, yaitu 2 pertemuan untuk pembelajaran dan 1 pertemuan untuk tes siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/ observasi dan refleksi. Secara rinci pelaksanaan dalam 4 tahap diuraikan sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan Pada
tahap
ini
pelaksanaan
pembelajaran
direncanakan
dengan
menggunakan model pembelajaran PBM beserta langkah-langkah dalam PBM. Model ini diterapkan pada mata pelajaran Matematika dalam konsep operasi pecahan kelas V semester 2. Kegiatan pembelajaran diberikan pada siswa kelas V MIS Bidayatussabiyl tahun ajaran 2014/2015. b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini dilaksanakan implementasi tindakan sesuai perencanaan, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Pada saat proses pelaksanaan tindakan, peneliti sebagai observer memantau langsung cara guru menerapkan model Problem Based Learning dalam proses pembelajaran menjumlahkan dan mengurangkan pecahan biasa dengan langkah-langkah yang 2
Ibid.hal.4
26
ada dalam model pembelajaran. c. Tahap Pengamatan Pengamatan dilakukan peneliti dengan bantuan guru kelas untuk mengamati proses pembelajaran yang berlangsung. Hal ini bertujuan agar hasil pengamatan menjadi lebih akurat. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai observer dan guru kelas bertindak sebagai pengajar. Sesuai dengan rencana dan tujuan pada penelitian ini, maka pengamatan difokuskan pada langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru dengan menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). d. Tahap Refleksi Pada tahap ini, data-data yang diperoleh melalui hasil observasi dikumpulkan dan dianalisis guna mengetahui seberapa jauh tindakan telah membawa perubahan, dan bagaimana nilai perubahan yang terjadi. “Peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria.”3Hasil refleksi akan digunakan sebagai bahan evaluasi dan menetapkan simpulan yang didapat dari penelitian ini dan sebagai jawaban atas masalah-masalah penelitian juga sebagai tolok ukur untuk melaksanakan siklus selanjutnya.
3
H.A.Tafsir.at.all. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. (PLPG.SGD,2008),hal.181
27
Observasi Pendahuluan 1. Wawancara dengan guru dan siswa 2. Observasi pembelajaran siswa Analisis penyebab masalah
Siklus II
Siklus I Tahap Persiapan Persiapan RPP pembelajaran
Tahap Persiapan Persiapan RPP II berdasarkan refleksi pada siklus I
Tahap pelaksanaan Tindakan Proses pembelajaran dengan menggunakan model PBL I
Tahap pelaksanaan Tindakan Proses pembelajaran dengan menggunakan model PBL II
Tahap Analisis dan Evaluasi -Pengamatan aktifitas belajar siswa dan wawancara -Analisis hasil aktifitas belajar siswa dan wawancara
Tahap Analisis dan Evaluasi -Pengamatan aktifitas belajar siswa dan wawancara -Analisis hasil aktifitas belajar siswa dan wawancara
Tahap Refleksi -Analisis kekurangan yang ada pada siklus I - Penecekan criteria keberhasilan
Target tercapai
Tidak
Tahap Refleksi - Analisis kekurangan pada siklus II dan faktor penyebabnya Analisis keberhasilan penelitian dan faktor yang mempengaruhinya Target tercapai
Ya
Ya Tahap pembuatan laporan penelitian Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas
Tidak
Siklus 3
28
C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI. Bidayatussabiyl Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi yang berjumlah 23 siswa, terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Peneliti mengambil subjek penelitian ini atas dasar pengamatan peneliti pada saat kegiatan pembelajaran matematika berlangsung. Melalui pengamatan tersebut, peneliti memperoleh data bahwa kondisi belajar siswa kelas V masih pasif dan nampak tidak menarik. Mata pelajaran yang dipelajari adalah matematika pada konsep operasi pecahan. Proses pembelajaran yang demikian menyebabkan, hasil belajar siswa rendah. D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Dalam penelitian ini posisi peneliti bertindak sebagai observer, yakni melalukan penelitian secara langsung semua aktivitas siswa dan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil data yang didapat untuk dijadikan bahan evaluasi dan refleksi. Selama berlangungnya proses pembelajaran diamati oleh observer dengan berpedoman pada lembar observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mencatat seluruh aktivitas belajar yang dilakukan oleh masing-masing siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sama halnya bagi siswa, maka bagi gurupun selama proses pembelajaran berlangsung diamati oleh observer. Tujuannya yaitu untuk mengetahui langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan model PBM pada pelajaran matematika. Dengan adanya lembar observasi ini, diharapkan guru dapat memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya. Dengan demikian, maka tujuan penelitian pun akan mudah tercapai. E. Tahapan Intervensi Tindakan 1. Tahap Pra Penelitian 1. Pra penelitian a.
Observasi keadaan kelas
Pada kegiatan ini, peneliti mengamati proses pembelajaran matematika dalam konsep pecahan bahwa masih terlihat kurang baik, sebagian besar siswa masih terlihat belum focus terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Kegiatan ini
29
dimaksudkan ntuk mengetahui proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika. b.
Analisis dan Refleksi
Analisis dan refleksi dari kegiatan pra penelitian (pendahuluan) ini adalah menganalisis data yang diperoleh dari kegiatan pra penelitian untuk kemudian dilakukan refleksi agar memperoleh langkah-langkah yang tepat dalam mengatasi permasalahan yang terjadi untuk kemudian diberikan tindakan pada tahap pelaksanaan pembelajaran selanjutnya. 2. Siklus I Siklus I adalah siklus awal pada tahapan penelitian tindakan kelas (PTK). Pada siklus ini terdapat 4 tahap yang harus dilaksanakan secara berurutan. Adapun tahapan yang dimaksud yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan tahap refleksi. Berikut ini akan dijelaskan keempat tahap tersebut. a. Tahap Perencanaan Perencanaan merupakan tahap pertama dalam siklus I. Perencanaan sangat diperlukan guna menetapkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Beberapa tindakan yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu sebagai berikut: 1) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Kompetensi Dasar menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan untuk 4 jam pelajaran. Indikator untuk 2 jam pelajaran pertama yaitu melakukan operasi penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Selanjutnya, indicator untuk 2 jam pelajaran kedua yaitu melakukan operasi pengurangan pecahan berpenyebut sama. 2) Merancang media pembelajaran berupa kertas lipat dan Lembar Kegiatan Siswa. 3) Menyusun lembar pengamatan siswa dan guru 4) Menyusun kisi-kisi untuk lembar tes siklus I. 5) Menyusun instrumen berupa soal tes siklus I.
30
b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan merupakan tahap di mana segala potensi yang ada di dalam maupun di luar kelas diusahakan secara optimal sesuai perencanaan, supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pada saat proses pelaksanaan tindakan, peneliti sebagai observer memantau langsung cara guru menerapkan model Problem Based Learning dalam proses pembelajaran menjumlahkan dan mengurangkan pecahan biasa. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan yaitu: 1) Guru melakukan apersepsi. 2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran. 3) Guru menyiapkan media dan sumber belajar. 4) Guru menyajikan permasalahan nyata yang dekat dengan kehidupan siswa. 5) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. Selanjutnya, guru menentukan dan mengatur tugas-tugas kelompok yang berhubungan dengan masalah tersebut. 6) Guru membimbing siswa untuk mencari solusi dalam memecahkan masalah. 7) Guru membantu siswa dalam menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok. 8) Guru bersama siswa
menganalisis
dan
mengevaluasi
proses
pemecahan masalah. 9) Pada akhir siklus I, siswa mengerjakan tes siklus I. c. Tahap Pengamatan Pengamatan dilakukan peneliti dengan bantuan guru kelas untuk mengamati proses pembelajaran yang berlangsung. Hal ini bertujuan agar hasil pengamatan menjadi lebih akurat. Sesuai tujuan penelitian ini, maka pengamatan difokuskan pada:
31
1) Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) yang dilakukan guru pada pembelajaran mata pelajaran matematika dalam konsep operasi pecahan. 2) Kondisi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran akan diamati dari awal sampai akhir kegiatan pembelajaran. Antara lain mencakup: a) kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran; b) keterlibatan siswa dalam kegiatan eksplorasi; c) keterlibatan siswa dalam memecahkan masalah
menggunakan
media
kertas
lipat
bersama
anggota
kelompoknya (kegiatan elaborasi); d) sikap dan cara siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.; e) keterlibatan siswa dalam kegiatan konfirmasi; dan f) keterlibatan siswa dalam kegiatan akhir pembelajaran. 3) Hasil belajar siswa, diperoleh dari tes siklus pada akhir siklus. d. Tahap Analisis dan Refleksi Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan pada siklus I. Pada tahap ini dilakukan analisis mengenai peningkatan yang terjadi terhadap hasil belajar siswa setelah menerapkan model Problem Based Learning. Hasil refleksi akan digunakan sebagai bahan evaluasi dan menetapkan simpulan yang didapat dari penelitian ini. Hasil dari penelitian ini juga digunakan sebagai bahan rekomendasi untuk rancangan tindakan selanjutnya. 3. Siklus II Siklus II merupakan lanjutan dari siklus I. Siklus II dilaksanakan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I, berdasarkan refleksi siklus I yakni mengenai hasil belajar siswa. Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II juga terdapat 4 tahap yang harus dilakukan secara berurutan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan tahap refleksi. a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus II dirancang berdasarkan hasil refleksi siklus I. Hampir sama dengan kegiatan pada tahap perencanaan siklus I, kegiatan pada tahap perencanaan siklus II meliputi:
32
1) Merancang
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
dengan
Kompetensi Dasar menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan untuk 4 jam pelajaran. Indikator untuk 2 jam pelajaran pertama yaitu melakukan operasi penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama. Selanjutnya, indikator untuk 2 jam pelajaran kedua yaitu melakukan operasi pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama. 2) Merancang media pembelajaran berupa kertas lipat dan Lembar Kegiatan Siswa. 3) Menyusun kisi-kisi untuk soal tes siklus II. 4) Menyusun instrumen berupa soal tes siklus II. b. Tahap Pelaksanaan Sama seperti pada tahap pelaksanaan siklus I, tahap pelaksanaan pada siklus II juga merupakan tahap di mana segala potensi yang ada di dalam maupun di luar kelas diusahakan secara optimal sesuai perencanaan, supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pada saat proses pelaksanaan tindakan, peneliti sebagai observer mengamati langsung kegiatan guru dalam menerapkan model Problem Based Learning dalam proses pembelajaran penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa. Kegiatan pada tahap pelaksanaan meliputi: 1) Guru melakukan apersepsi. 2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran. 3) Guru menyiapkan media dan sumber belajar. 4) Guru menyajikan permasalahan nyata yang dekat dengan kehidupan siswa. 5) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. Selanjutnya, guru menentukan dan mengatur tugas-tugas kelompok yang berhubungan dengan masalah tersebut. 6) Guru membimbing siswa untuk mencari solusi dalam memecahkan masalah. 7) Guru membantu siswa dalam menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok.
33
8) Guru bersama siswa menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 9) Pada akhir siklus II, siswa mengerjakan tes siklus II. c. Tahap Pengamatan Tidak jauh berbeda dengan tahap pengamatan pada siklus I, tahap pengamatan pada siklus II dilaksanakan sebagai upaya untuk mencapai tujuan penelitian. Pengamatan dilakukan peneliti dengan bantuan guru kelas untuk mengamati proses pembelajaran yang berlangsung. Hal ini bertujuan agar hasil pengamatan menjadi lebih akurat. Sesuai tujuan penelitian ini, maka pengamatan difokuskan pada: 1) Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) yang dilakukan guru pada pembelajaran mata pelajaran matematika dalam konsep operasi pecahan. 2) Kondisi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran akan diamati dari awal sampai akhir kegiatan pembelajaran. Antara lain mencakup: a) kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran; b) keterlibatan siswa dalam kegiatan eksplorasi; c) keterlibatan siswa dalam memecahkan masalah menggunakan media kertas lipat bersama anggota kelompoknya (kegiatan elaborasi); d) sikap dan cara siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.; e) keterlibatan siswa dalam kegiatan konfirmasi; dan f) keterlibatan siswa dalam kegiatan akhir pembelajaran. 3) Hasil belajar siswa, diperoleh dari tes siklus pada akhir siklus. d. Tahap Analisis dan Refleksi Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan pada siklus II. Pada tahap ini dilakukan analisis mengenai peningkatan yang terjadi terhadap hasil belajar siswa setelah menerapkan model Problem Based Learning. Berdasarkan hasil analisis pada siklus I dan II, peneliti menyimpulkan apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak. Jika hasil belajar siswa meningkat, maka penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dikatakan berhasil. Namun jika hasil belajar siswa tidak meningkat, maka penerapan model
34
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dikatakan belum berhasil. Sebagai tindak lanjut, maka akan dilaksanakan siklus berikutnya, yaitu siklus III. F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Dalam suatu penelitian perlu adanya perencanaan sebagai langkah-langkah kegiatan awal, dan tujuan sebagai hasil langkah akhir yang diharapkan. Sebagai langkah awal untuk pijakan penelitian ini adalah hasil pembelajaran di kelas yang telah dilaksanakan sebelum tindakan intervensi penelitian berjalan. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui keberhasilan observer melakukan penelitian intervensi tindakan. Hasil pembelajaran matematika di kelas V pada konsep operasi pecahan dari 23 siswa dengan rata-rata 65% artinya 15 siswa yang mencapai KKM, dan setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), diharapkan hasil yang dicapai adalah 80% artinya 19 siswa diharapkan mencapai KKM. G. Data dan Sumber Data 1. Data Data adalah hasil pengukuran yang bisa memberikan gambaran suatu keadaan atau memberikan suatu informasi. Data sangat penting dalam penelitian tindakan kelas (PTK). Tanpa data, maka penelitian tidak akan berarti, karena tidak dapat memberikan hasil yang bermanfaat. Data yang dimaksud dalam peneliti ini adalah : 1. Data hasil belajar siswa, berupa hasil tes akhir siklus yang dilakukan siswa pada siklus I dan siklus II. 2. Data observasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru yang merupakan hasil pengamatan pada saat dilaksanakan tindakan. Data tersebut
diperoleh dengan menggunakan lembar obervasi pada setiap
proses pembelajaran berlangsung. 3. Data hasil catatan pengamatan, mengenai seluruh perubahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar di dalam kelas yang berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran PBM pada pembelajaran matematika dalam konsep operasi pecahan.
35
2. Sumber Data Sumber data sangat diperlukan untuk mengetahui dari mana data dalam penelitian ini diperoleh. Beberapa sumber data diperoleh melalui subjek maupun objek peneltian di antaranya guru kelas, peneliti dan siswa termasuk di dalamnya catatan dokumentasi (berupa nilai-nilai siswa) sebagai data pendukung. “Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dan dokumen-dokumen di mana data diperoleh.”4 3. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam PTK berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif menjelaskan data berupa angka-angka, sedangkan data kualitatif menjelaskan data berupa informasi tentang subjek yang diteliti atau dalam hal ini ialah siswa kelas V. Berikut ini akan dijelaskan mengenai data kuantitatif dan kualitatif. a. Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah hasil penelitian yang mendasarkan pada perhitungan matematis, sehingga dapat memberikan gambaran atas fenomena hasil penelitian. Data kuantitatif yang dikumpulkan pada penelitian tindakan kelas ini diperoleh
melalui hasil tes siklus (berupa nilai-nilai siswa) dalam materi operasi pecahan yang dilaksankan pada siklus I dan siklus II. b. Data Kualitatif Data kualitatif merupakan data berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang objek penelitian. Data kualitatif penelitian ini adalah hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dalam konsep operasi pecahan dengan menerapkan model Problem Based Learning. Informasi tersebut mengungkapkan terjadinya peningkatan hasil atau tidak mencapai peningkatan. Kegiatan ini dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung dari awal hingga akhir pembelajaran.
4
Suharsimi Arikunto,dkk.Prosedur Penelitian. (Jakarta:PT.Rineka Cipta,2009), Edisi VI.hal.129
36
H. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu: 1. Instrumen tes Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal operasi pecahan dengan model PBM. Tes diberikan pada setiap akhir siklus. Jenis soal yang digunakan dalam tes siklus dibagi 3, yaitu 10 soal pilihan ganda, 5 soal isian singkat dan 5 soal uraian. 2. Instrumen non tes a.
Lembar observasi Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
guru dan siswa yang berhubungan dengan peningkatan hasil belajar matematika dalam konsep operasi pecahan dengan model PBM. Peneliti berperan sebagai observer selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat menentukan dalam Penelitian Tindakan Kelas. b.
Catatan lapangan. Catatan lapangan diperlukan untuk merekam kejadian dan peristiwa-
peristiwa mengenai hal-hal spesifik, unik dan mendukung data penelitian yang terjadi selama kegiatan kelas. I. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah strategi atau cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati pada setiap aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan model PBM, situasi atau kejadian yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan berdasarkan lembar observasi, pengamatan terhadap kegiatan siswa selama pembelajaran, catatan lapangan, dan hasil tes matematika dalam konsep operasi pecahan setiap akhir siklus.
37
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi adalah memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis penelitian, membandingkan hasil orang lain. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh data yang valid. Adapun tindakan yang dilakukan adalah: 1. Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang aktivitas siswa dengan mengamati siswa, wawancara siswa, memeriksa hasil kerja dalam mengerjakan soal dan selain siswa pengambilan data bisa dilakukan oleh peneliti atau guru. 2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk informasi tentang hal yang sama. Untuk memperoleh informasi tentang peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika dalam konsep operasi pecahan dilakukan dengan memeriksa pekerjaan siswa dan mengadakan wawancara dengan guru. 3. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik tentang kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapan. 4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul. K. Analisis Data dan Interpretasi Data Proses analisis data terdiri dari hasil data saat pelaksanaan kegiatan. Data yang dilaksanakan adalah analisis catatan lapangan yang diperoleh dari observasi oleh kolaborator, peneliti, dan dari siswa diperoleh dari selama observasi untuk mengetahui informasi tersebut dan hasil belajar yang berupa nilai tes setiap akhir siklus. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dimulai dari analisis terhadap aktivitas pembelajaran dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model PBM. Adapun langkah-langkah pengolahan data yang terkumpul dari setiap siklus adalah:
38
1. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap siklus dengan analisis deskriptif yaitu analisis yang hanya menggunakan paparan sederhana. 2. Menentukan rata-rata dari seluruh siswa yang mengikuti tes. Tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang diperoleh ditetapkan dalam nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Tabel Keberhasilan Belajar Siswa Nilai Siswa
Kategori Prestasi Belajar
85 – 100
Sangat Baik (SB)
70 – 84
Baik (B)
55 – 69
Cukup (C)
46 – 54
Kurang (K)
0 – 45
Sangat Kurang (SK)
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Dalam penelitian ini, jika tindakan pada siklus I selesai diakukan dan hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan, maka penelitian ini akan ditindak lanjuti dengan melakukan perbaikan dalam pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), pada pembelajaran matematika dalam konsep operasi pecahan. Penelitian akan berakhir, apabila keberhasilan telah mencapai 80% mencapai nilai KKM.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Tindakan Pembelajaran Siklus I Tindakan pembelajaran siklus I merupakan tindakan penentu yang sangat penting, dikarenakan analisis dari hasil tindakan siklus I akan dijadikan bahan refleksi pada tindakan selanjutnya. Kegiatan penelitian pada siklus I dilaksanakan tiga kali pertemuan yang dilaksanakan secara berturut-turut sesuai dan setiap pertemuan 2 x 35 menit (2 jam pembelajaran). Adapun tahap pada siklus I adalah : a. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan ini dilakukan penyususnan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pelajaran matematika pada kelas V, dengan Kompetensi Dasar menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. Instrumen pembelajaran dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari lembar pengamatan aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru, lembar penilaian dan lembar soal tes. Perangkat lainnya yang disiapkan adalah media pembelajaran. Lembar tes siklus I dibuat untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam materi operasi pecahan pada siswa kelas V di MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara Bekasi dalam pelajaran matematika. Lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran dengan menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas dengan perencanaan yang telah dipersiapkan peneliti sebelumnya. Pada siklus I ini target yang ingin dicapai peneliti yaitu dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dalam konsep operasi pecahan dapat meningkat. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam 3 pertemuan dengan alokasi waktu (2 x 35 menit) pada setiap pertemuan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dapat dilihat pada lampiran.
39
40
1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertema ini dilaksanakan pada hari Senin, 20 Oktober 2014. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35 menit) yang dimulai pada pukul 08.20 WIB. sampai dengan 09.30 WIB. Pokok bahasan yang disampaikan adalah menjumlahkan pecahan berpenyebut sama. Pada pertemuan pertama ini seluruh siswa hadir dengan jumlah 23 siswa. Pada kegiatan pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan memandu siswa berbaris dan meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa. Setelah melakukan presensi, guru mempersiapkan materi ajar yang akan disampaikan dan menyajikan masalah nyata dengan menunjukkan 1/4 coklat dan 1/4 coklat. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Sebelum memulai pembelajaran, terlebih dahulu guru membentuk kelompok dan mengatur kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Pada kegiatan inti, guru menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Dalam pembelajaran berlangsung, guru melibatkan siswa dalam kegiatan eksplorasi, membimbing dalam penyelidikan dan pemecahan masalah dengan bantuan media. Selanjutnya guru mengarahkan siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan memberi tanggapan. Guru melibatkan siswa dalam kegiatan konfirmasi sampai akhir pembelajaran. Menjelang akhir pembelajaran, guru melakukan Tanya jawab kepada siswa mengenai penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Kemudian diakhir kegiatan pembelajaran, guru memberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan memerintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan yang ada pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tersebut. 2) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Selasa, 21 Oktober 2014. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35 menit) yang dimulai pada pukul 08.20 WIB. sampai dengan 09.30 WIB. Pokok bahasan yang disampaikan adalah mengurangkan pecahan berpenyebut sama. Pada pertemuan kedua ini seluruh siswa hadir dengan jumlah 23 siswa.
41
Kegiatan pembelajaran sebagaimana pada pertemuan I guru memandu siswa berbaris, meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa. Setelah melakukan presensi, guru mengingatkan kembali tentang materi ajar yang telah disampaikan yaitu tentang penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Guru menyajikan masalah nyata dengan menunjukkan 2/4 donat. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Untuk memulai pembelajaran, terlebih dahulu guru mengatur siswa dalam kelompoknya. Pada kegiatan inti, guru menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Saat pembelajaran berlangsung, guru melibatkan siswa dalam kegiatan eksplorasi, membimbing penyelidikan dalam memecahkan masalah dengan
bantuan
media.
Selanjutnya
guru
memandu
siswa
dalam
mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan memberi tanggapan. Guru melibatkan siswa dalam kegiatan konfirmasi sampai akhir pembelajaran. Menjelang akhir pembelajaran, guru melakukan Tanya jawab kepada siswa mengenai materi yang telah disampaikan. Kemudian diakhir kegiatan pembelajaran, guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan memerintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan yang ada pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tersebut. 3) Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Oktober 2014. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35 menit) yang dimulai pada pukul 08.20 WIB. sampai dengan 09.30 WIB. Materi yang akan disampaikan pada pertemuan ini adalah tes siklus. Pada pertemuan ini seluruh siswa hadir dengan jumlah 23 siswa. Kegiatan pada pertemuan ketiga ini adalah kegiatan tes seiklus I. Sebelum kegiatan tes dilaksanakan, guru mengingatkan kembali materi yang telah disampaikan dan mengulang pembelajaran dengan maksud memperkuat daya ingat siswa. Seperti biasa guru memandu siswa berbaris dan meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa. Setelah melakukan presensi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
42
Sebagaimana pertemuan sebelumnya, guru membentuk kelompok dan mengatur kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Pada kegiatan inti, guru menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Dalam pembelajaran berlangsung, guru melibatkan siswa dalam kegiatan eksplorasi, membimbing penyelidikan dan pemecahan masalah dengan bantuan media. Selanjutnya guru memandu siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan memberi tanggapan. Guru melibatkan siswa dalam kegiatan konfirmasi sampai akhir pembelajaran. Kemudian di akhir kegiatan pembelajaran, dan untuk mengukur hasil belajar siswa, pada pertemuan ketiga ini
dilaksanakan tes siklus I.
Selanjutnya guru membagikan Lembar Tes Siklus dan memerintahkan siswa untuk menjawab soal-soal yang ada pada Lembar soal tes siklus I. Dokumentasi kegiatan pembelajaran pada siklus I :
Gambar 4.1 Guru merapihkan posisi duduk siswa
Gambar 4.2 Guru membagi kelompok belajar
43
Gambar 4.3 Guru memandu siswa mengerjakan LKPD
Gambar 4.4 Siswa mengajukan pertanyaan c. Tahap Pengamatan 1) Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Tahap pengamatan ini dilakukan di setiap petemuan oleh peneliti yang bertindak sebagai observer dan dibantu oleh guru kelas yang merupakan teman sejawat peneliti yang bertindak sebagai pengajar. Semua aktivitas belajar siswa dari mulai kesiapan mengikuti pelajaran, siswa ikut terlibat dalam kegiatan eksplorasi, ikut terlibat dalam memecahkan masalah, kekompakan dalam kerja kelompok, dan melakukan presentasi di depan kelas sampai pada akhir kegiatan pembelajaran, observer melakukan pengamatan yang dibantu oleh guru kelas.
44
Observer juga, dibantu oleh guru kelaas mengamati kegiatan siswa dalam mengerjakan soal-soal seperti mengerjakan soal-soal pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) baik pada pertemuan petama maupun pertemuan kedua, dan mengamati siswa dalam mengerjakan soal-soal tes siklus yang dilaksanakan pada pertemuan ketiga dalam siklus I. Hasil pengamatan observer terhadap aktivitas belajar siswa dengan perolehan skor pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua dalam siklus I dapat dilihat dalam Tabel berikut : Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Perolehan Skor No
1
Aspek yang Diamati
60
60
120
15%
Cukup
70
70
140
18%
Baik
60
70
130
17%
Baik
60
60
120
15%
Cukup
60
70
130
17%
Baik
kegiatan akhir pembelajaran.
70
70
140
18%
Baik
Jumlah
380
400
780
100%
Baik
Kesiapan siswa untuk mengikuti
Keterlibatan
siswa
Keterlibatan
dalam
siswa
memecahkan
dalam masalah
menggunakan media kertas lipat. 4
Kriteria
2
kegiatan eksplorasi. 3
Prosentase Ketercapaian Siklus I
1
pembelajaran. 2
Pertemuan
Sikap dan cara siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.
5
Keterlibatan siswa dalam kegiatan konfirmasi.
6
Keterlibatan siswa dalam
45
Keterangan :
Jumlah Skor yang didapat
X 100
Jumlah Skor maksimal -
Sangat Baik
: 90 – 100
-
Baik
: 70 – 80
-
Cukup
: 50 – 60
-
Kurang
: 30 – 40
Berdasarkan Tabel observasi aktivitas belajar siswa di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I terlihat beberapa aspek perlu ditingkatkan lagi, seperti pada aspek kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran, pada pertemuan pertama perolehan skor 60 dan pertemuan kedua perolehan skor 60 dengan prosentase ketercapaian 15%. Pada aspek keterlibatan siswa dalam kegiatan eksplorasi sudah menunjukkan katgori baik terlihat dari perolehan skor pada pertemuan pertama 70 dan pada pertemuan kedua 70 dengan prosentase ketercapaian 18%. Selanjutnya pada aspek keterlibatan siswa dalam memecahkan masalah menggunakan media kertas lipat, mengalami peningkatan. Pada pertemuan pertama perolehan skor 60 dan pada pertemuan kedua perolehan skor 70 dengan prosentase ketercapaian 17%. Pada aspek cara siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas perlu ditingkatkan lagi, perolehan skor pada pertemuan pertama 60 dan pada pertemuan kedua 60 dengan prosentase ketercapaian 15%. Kemudian pada aspek keterlibatan siswa dalam kegiatan konfirmasi menunjukkan adanya peningkatan. Pada pertemuan pertama memperoleh sekor 60 dan pada pertemuan kedua memperoleh skor 70 dengan prosentase ketercapaian sebesar 17%. Selanjutnya untuk aspek keterlibatan siswa dalam kegiatan akhir pembelajaran sudah menunjukkan kategori baik, perolehan skor pada pertemuan pertama 70 dan pada pertemuan kedua perolehan skor sebesar 70 dengan prosentase ketercapaian 18%. 2) Penilaian Pembelajaran Siklus I Penilaian pembelajaran dilakukan pada setiap akhir siklus, yaitu pada pertemuan ketiga siklus I dan pada pertemuan ketiga siklus II.
46
Penilaian pembelajaran siklus I dilaksanakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dalam konsep operasi pecahan kelas V dengan menggunakan model pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) yang dilaksanakan pada pertemuan pertama dan pertmuan kedua. Tes akhir siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Oktober 2014. Pada tes akhir siklus I ini seluruh siswa kelas V hadir dengan jumlah 23 siswa. Hasil penilaian siswa pada pembelajaran siklus I terlampir. Tabel 4.2 Ketuntasan Jumlah Siswa pada Pembelajaran Siklus I Ketuntasan
Jumlah Siswa
Tuntas
10
Tidak Tuntas
13
Tabel 4.3 Daftar Frekuensi Nilai Hasil Tes Konsep Operasi Pecahan Siklus I Persentase
No
Nilai (n)
fi
f.n
1
50
5
250
16
2
60
8
480
31
3
70
3
210
14
4
80
4
320
21
5
90
3
270
18
23
1.530
100
Jumlah
(%)
Rata-rata
1.530 : 23 = 66,52
Ketuntasan klasikal
10 : 23 = 0.43 x 100% = 43%
Berdasarkan table penilaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dalam konsep operasi pecahan pada siklus I di atas diperoleh rata-rata nilai siswa sebesar 66,52. Selanjutnya akan dijelaskan pada grafik perolehan nilai siswa berikut :
47
8 7 6 5 4 3 2 1 0 50
60
70
80
90
Gambar 4.1 Grafik Perolehan Nilai Siswa Siklus I Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa 23 siswa yang mengikuti tes akhir siklus I ada 5 orang siswa mendapatkan nilai 50, 8 orang siswa mendapatkan nilai 60, 3 orang siswa mendapatkan nilai 70, 4 orang siswa mendapatkan nilai 80 dan 3 orang siswa mendapatkan nilai 90. d.
Tahap Refleksi Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar observasi aktivitas
mengajar guru dan aktivitas belajar siswa, serta penilaian hasil belajar siswa pada konsep operasi pecahan pada siklus I, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Guru a) Belum maksimal mengorganisasikan siswa untuk belajar. b) Belum maksimal dalam melibatkan siswa kepada masalah. c) Belum maksimal dalam menggunakan media pembelajaran. d) Belum
menerapkan
langkah-langkah
model
Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM)secara tepat. e) Belum
maksimal
membimbing
siswa
dalam
penyelidikan
pemecahan masalah. f) Belum maksimal membimbing siswa dalam mengevaluasi pemecahan masalah. 2) Siswa a) Belum terlihat adanya kesiapan untu belajar. b) Belum terlibat dalam pemecahan masalah. c) Belum fokus dalam penggunaan media pembelajaran.
48
d) Belum
antusias
dalam
memperhatikan
penjelasan
yang
disampaikan guru. e) Belum maksimal dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Berdasarkan
hasil penelitian tentang hasil belajar siswa pada materi
operasi pecahan dalam mata pelajaran matematika, dari 23 siswa yang mengikuti tes akhir siklus I terdapat 13 orang siswa yang nilainya belum mencapai nilai KKM, ini berarti kegiatan pembelajaran siklus I belum maksimal, dan masih perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Berdasarkan temuan kegiatan pembelajaran dan penilaian pada siklus I, maka peneliti menyususn rencana kembali melakukan perbaikan-perbaikan pada kegiatan pembelajaran siklus II. Rencana perbaikan tersebut antara lain : 1) Memaksimalkan penggunaan media pembelajaran. 2) Menerapkan langkah-langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dengan tepat. 3) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. 4) Melibatkan siswa dalam kegiatan konfirmasi. 5) Membimbing siswa dalam menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah. 6) Memandu siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas. 7) Memberikan reward kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan yang diberikan guru 2. Tindakan Pembelajaran Siklus II Tindakan pembelajaran siklus II merupakan tindakan lanjutan berdasarkan hasil refleksi pada tindakan pembelajaran siklus I. Kegiatan penelitian pada siklus II dilaksanakan tiga kali pertemuan, setiap pertemuan 2x35 menit (2 jam pembelajaran). Pada pertemuan ketiga di akhir pembelajaran dilaksanakan tes siklus. Adapun tahap tindakan pembelajaran pada siklus II adalah :
49
a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan siklus II ini sebagaimana pada pertemuan sebelumnya dimulai dengan menyiapkan instrument pembelajaran yang dibuat sendiri oleh peneliti, seperti rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan materi ajar dan media pembelajaran yang berkaitan dengan materi operasi pecahan, membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), membuat soal tes hasil belajar siswa, serta menyiapkan lembar pengamatan aktivitas mengajar guru, dan keperluan lainnya. Materi yang akan dibahas pada siklus II ini adalah menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak sama dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Target yang ingin dicapai pada siklus II ini adalah hasil belajar siswa dalam mempelajari konsep operasi pecahan pada mata pelajaran matematika semakin meningkat. b. Tahap pelaksanaan 1) Pertemuan Keempat Pertemuan keempat pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Senin, 27 Oktober 2014. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35 menit) yang dimulai pada pukul 08.30 WIB. sampai dengan 09.30 WIB. Pokok bahasan yang disampaikan adalah menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak sama. Pada pertemuan yang keempat ini seluruh siswa hadir dengan jumlah 23 siswa. Kegiatan pmbelajaran pada siklus II ini sama halnya dengan kegiatan pembelajaran pada siklus I diawali dengan membuka pelajaran, guru memandu siswa berbaris dan meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa. Setelah melakukan presensi, guru mengingatkan kembali tentang materi ajar yang telah disampaikan yaitu tentang pengurangan pecahan berpenyebut sama. Guru menyajikan masalah nyata dengan menunjukkan 1/2 buah pear dan 1/4 buah pear. Selanjutnya
guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran.
Untuk
memulai
pembelajaran, terlebih dahulu guru mengatur siswa dalam kelompoknya. Pada kegiatan inti, guru menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Saat pembelajaran berlangsung, guru melibatkan siswa dalam
50
kegiatan eksplorasi, membimbing penyelidikan dalam memecahkan masalah dengan
bantuan
media.
Selanjutnya
guru
memandu
siswa
dalam
mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan memberi tanggapan. Guru melibatkan siswa dalam kegiatan konfirmasi sampai akhir pembelajaran. Menjelang akhir pembelajaran, guru melakukan Tanya jawab kepada siswa mengenai penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama yang telah disampaikan. Kemudian diakhir kegiatan pembelajaran, untuk mengukur hasil belajar siswa pada pertemuan keempat ini, guru memberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan memerintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan yang ada pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tersebut. 2) Pertemuan Kelima Pertemuan kelima dilaksanakan pada hari Selasa, 28 Oktober 2014. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35 menit) yang dimulai pada pukul 08.20 WIB. sampai dengan 09.30.WIB. Pokok bahasan yang disampaikan adalah mengurangkan pecahan berpenyebut tidak sama. Pada pertemuan kelima ini seluruh siswa hadir dengan jumlah 23 siswa. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kelima ini diawali dengan memebuka pelajaran, guru memandu siswa berbaris dan meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa. Setelah melakukan presensi, guru mengingatkan kembali tentang materi ajar yang telah disampaikan yaitu tentang menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak sama. Guru menyajikan masalah nyata dengan menunjukkan soal cerita. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Untuk memulai pembelajaran, terlebih dahulu guru mengatur siswa dalam kelompoknya. Pada kegiatan inti, guru menerapkan model pembelajaran berbasis masalah. Saat pembelajaran berlangsung, guru melibatkan siswa dalam kegiatan eksplorasi, membimbing penyelidikan dalam memecahkan masalah dengan bantuan media. Selanjutnya guru memandu siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan memberi tanggapan. Guru melibatkan siswa dalam kegiatan konfirmasi sampai akhir pembelajaran. Menjelang akhir pembelajaran,
guru
melakukan
Tanya
jawab
kepada
siswa
mengenai
51
menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak sama yang telah disampaikan. Kemudian diakhir kegiatan pembelajaran, untuk mengukur hasil belajar siswa pada pertemuan kelima ini, guru memberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan memerintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan yang ada pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tersebut. 1) Pertemuan Keenam Pertemuan keenam pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Oktober 2014. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35 menit) yang dimulai pada pukul 08.20 WIB. sampai dengan 09.30 WIB. Pokok bahasan yang disampaikan adalah mengulang kembali pokok bahasan sebelumnya yakni tentang menjumlahkan dan mengurangkan pecahan berpenyebut tidak sama. Pada pertemuan yang keenam ini seluruh siswa hadir dengan jumlah 23 siswa. Kegiatan pada pertemuan keenam ini sebagaimana pada pertemuan sebelumnya, guru memandu siswa berbaris dan meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa. Setelah melakukan presensi, guru menyampaikan kegiatan untuk hari ini, yakni kegiatan tes siklus II di akhir pembelajaran. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru mengingatkan kembali dan mengulang pembelajaran materi sebelumnya. Yakni mengulang pokok bahasan berpenyebut tidak sama. Selanjutnya guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok dan mengatur kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Pada kegiatan inti, guru menerapkan model pembelajaran berbasis masalah. Dalam pembelajaran berlangsung, guru melibatkan siswa dalam kegiatan eksplorasi, membimbing penyelidikan dalam memecahkan masalah dengan bantuan media. Selanjutnya guru memandu siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan memberi tanggapan. Guru melibatkan siswa dalam kegiatan konfirmasi sampai akhir pembelajaran. Kemudian diakhir kegiatan pembelajaran, pada pertemuan keenam ini dilaksanakan tes siklus II. Selanjutnya guru membagikan Lembar Tes dan memerintahkan siswa untuk menjawab soalsoal yang ada pada Lembar soal tes siklus II.
52
c. Tahap Pengamatan 1) Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Tahap pengamatan pada siklus II ini dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan pembelajaran. Tahap pengamatan ini dilakukan pada setiap pertemuan oleh Peneliti yang bertindak sebagai observer dan dibantu oleh guru kelas yang merupakan teman sejawat peneliti yang bertindak sebagai pengajar. Pada siklus II, aspek mengorganisasikan siswa kepada masalah menunjukkan peningkatan dengan perolehan skor pada pertemuan keempat sebesar 80 dan pada pertemuan kelima perolehan skor 90 dengan prosentase ketercapaian 20%. Kemudian pada aspek mengorganisasikan siswa untuk belajar perolehan skor pada pertemuan keempat 90 dan pada pertemuan kelima 90 dengan prosentase ketercapaian 21%. Selanjutnya pada aspek bimbingan penyelidikan mandiri dan kelompok perolehan sekor pada pertemuan keempat 80 dan pada pertemuan kelima sebasar 80 dengan prosentase ketercapaian 18%. Pada aspek memberikan tanggapan dan masukan dari presentase hasil diskusi siswa, perolehan skor pada pertemuan keempat 80 dan pada pertemuan keima 90 dengan prosentase ketercapaian 20%. Pada aspek berikutnya yaitu membimbing siswa dalam menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah, dengan perolehan skor pada pertemuan keempat 90 dan pada pertemuan kelima sebesar 90 dengan prosentase ketrcapaian 21%. Semua aspek terlihat sudah menunjukkan adanya peningkatan dalam perolehan skor. Secara keseluruan perolehan skor-skor untuk semua aspek pada siklus II mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan perolehan skor-skor pada siklus I. Aktivitas belajar siswa dari mulai kesiapan mengikuti pelajaran, siswa ikut terlibat dalam kegiatan eksplorasi, ikut terlibat dalam memecahkan masalah dengan bantuan media, kekompakan dalam kerja kelompok, dan melakukan presentasi di depan kelas sampai pada akhir kegiatan pembelajaran sebagaimana kegiatan pada siklus I. Hasil perolehan skor aktivitas belajar siswa pada pertemuan keempat dan kelima dalam siklus II dapat dilihat dalam Tabel berikut :
53
Tabel 4.4. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
No
Aspek yang Diamati
1
Kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Keterlibatan
2
80 siswa
Keterlibatan
170
17%
90
170
17%
dalam
Sangat
Sangat Baik
masalah
menggunakan media kertas lipat.
90
90
180
17%
Sikap dan cara siswa dalam
4
Kriteria
Baik 80
siswa
memecahkan
90
dalam
kegiatan eksplorasi. 3
Perolehan Skor Pertemuan Prosentase Ketercapaian 4 5 Siklus II
Sangat Baik
mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.
90
90
180
17%
Keterlibatan siswa dalam
5
kegiatan konfirmasi.
Sangat Baik
80
80
160
15%
Baik
80
90
170
17%
Sangat
Keterlibatan siswa dalam
6
kegiatan akhir pembelajaran.
Baik Jumlah Keterangan :
500
Jumlah Skor yang didapat
530
1030
100%
Sangat Baik
X 100
Jumlah Skor maksimal -
Sangat Baik
: 90 – 100
-
Baik
: 70 – 80
-
Cukup
: 50 – 60
-
Kurang
: 30 – 40
Berdasarkan Tabel observasi aktivitas belajar siswa di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus II terlihat beberapa aspek sudah menunjukkan peningkatan, seperti pada aspek kesiapan siswa untuk mengikuti
54
pembelajaran, pada pertemuan keempat perolehan skor 80 pada pertemuan kelima 90 dengan prosentase ketercapaian 17%. Selanjutnya pada aspek keterlibatan siswa dalam kegiatan eksplorasi perolehan skor pada pertemuan keempat 80 pada pertemuan kelima 90 dengan prosentase ketercapaian 17%. Pada aspek keterlibatan siswa dalam memecahkan masalah menggunakan media kertas lipat perolehan skor pada pertemuan keempat 90 dan pada pertemuan kelima 90 dengan prosentase ketercapaian 17%. Pada aspek sikap dan cara siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas, perolehan skor pada pertemuan keempat 90 dan pada pertemuan kelima sebesar 90 dengan prosentase ketercapaian 17%. Selanjutnya pada aspek Keterlibatan siswa dalam kegiatan konfirmasi, menunjukkan adanya peningkatan dibanding pada siklus I, yaitu perolehan skor pada pertemuan keempat 80 dan pada pertemuan kelima sebesar 80 dengan prosentase ketercapaian 15%. Pada aspek keterlibatan siswa dalam kegiatan akhir pembelajaran sudah menunjukkan kategori baik dengan perolehan sekor pada pertemuan keempat 80 dan pada pertemuan kelima 90 dengan prosentase ketercapaian 17%. 2) Penilaian Pembelajaran Siklus II Penilaian pembelajaran pada siklus II dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah diketahui hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai peningkatan hasil belajar yang diharapkan. Maka kegiatan pembelajaran dilanjut pada siklus II. Pada siklus II dilaksanakan dengan tiga pertemuan yaitu pertemuan keempat dan pertemuan kelima kegiatan pembelajaran kemudian diakhiri dengan kegiatan tes siklus. Pada penelitian ini penilaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dalam konsep operasi pecahan melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dilaksanakan pada akhir siklus I dan siklus II. Tes akhir siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Oktober 2014 di akhir kegiatan pembelajaran. Pada tes akhir siklus II ini seluruh siswa kelas V hadir dengan jumlah 23 siswa. Hasil penilaian siswa pada pembelajaran siklus II dapat dilihat pada lampiran.
55
Tabel. 4.5 Ketuntasan Jumlah Siswa pada Pembelajaran Siklus II Ketuntasan
Jumlah Siswa
Tuntas
23
Tidak Tuntas
0
Tabel 4.6 Daftar frekuensi nilai hasil tes konsep operasi pecahan siklus II Persentase
No
Nilai (n)
fi
f.n
1
70
5
350
18
2
80
10
800
42
3
90
5
450
24
4
100
3
300
16
23
1.900
100
Jumlah
(%)
Rata-rata
1.900: 23 = 82.60
Ketuntasan klasikal
23 : 23 =1 x 100% =100%
Berdasarkan table hasil penilaian pembelajaran operasi pecahan pada siklus II diperoleh rata-rata nilai siswa 82,60. Selanjutnya hasil yang diperoleh akan dijelaskan pada grafik perolehan nilai siswa berikut ini : 10 8 6 4 2 0 70
80
90
100
Gambar 4.2 Grafik Perolehan Nilai Siswa Siklus II
56
Berdasarkan grafik perolehan nilai siswa di atas dapat dilihat bahwa dari 23 siswa yang mengikuti tes akhir siklus II terdapat 5 orang siswa mendapat nilai 70, 10 orang siswa mendapat nilai 80, 5 Orang siswa mendapat nilai 90, dan 3 orang siswa mendapatkan nilai 100. d. Tahap Refleksi Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar observasi lembar observasi siswa pada siklus II,
guru dan
dapat dijelaskan bahwa proses
pembelajaran siswa pada siklus II ini sudah berjalan dengan baik, hasil belajar siswa pada materi operasi pecahan pada siklus II sudah menunjukkan peningkatan, hal ini dapat dilihat dari nilai hasil tes akhir siklus II yang menunjukkan semua siswa kelas V telah mencapai nilai KKM 65. B. Analisis Data Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber baik tes maupun non tes. Di antaranya sebagai berikut : 1. Data Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Selama pelaksanaan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai observer didampingi oleh guru kelas yang bertindak sebagai pengajar. Peneliti melakukan pengamatan pada lembar observasi yang berfungsi sebagai alat pengamatan untuk mengetahui dan mengukur keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan menerapkan langkah-langkah model
pembelajaran Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM). Pengamatan juga dilakukan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa terutama respon siswa pada saat menerima pelajaran matematika tentang konsep operasi pecahan yang disampaikan. Kegiatan pengamatan ini dilakukan dalam setiap pertemuan pada siklus I dan siklus II. Indikator ketercapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dalam materi operasi pecahan dalam penelitian ini dapat ditunjukkan apabila lembar observasi akitvitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa selama dua siklus telah menunjukkan kategori baik pada setiap aspek yang diamati. 2. Data Hasil Penilaian Keberhasilan Belajar Siswa dalam Materi Operasi Pecahan
57
Dari hasil penilaian keberhasilan belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V dalam konsep operasi pecahan yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II diperoleh rata-rata nilai siswa pada siklis I sebesar 66,52 dan pada siklus II sebesar 82,60. Indikator ketercapaian hasil belajar siswa dalam pemelitian ini adalah jika seluruh siswa telah mencapai nilai KKM 65 maka penelitian dihentikan. Dilihat dari table di atas bahwa rata-rata nilai tes akhir pada siklus I sebesar 66,52 dan rata-rata nilai tes akhir pada seiklus II sebesar 82,60. Hal tersebut membuktikan bahwa keberhasilan belajar siswa dalam konsep operasi pecahan pada mata pelajaran matematika kelas V selama dua siklus ini mengalami peningkatan sebesar 16,08. C. Pembahasan Hasil Penelitian Pada siklus I yang terdiri dari 3 pertemuan diperoleh data hasil observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Pada siklus I terlihat beberapa aspek aktivitas mengajar guru sudah menunjukkan kategori baik, tetapi untuk aspek mengorganisasikan siswa kepada masalah dan membimbing siswa dalam menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah perlu ditingkatkan lagi. Selanjutnya hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I, beberapa aspek sudah menunjukkan kategori baik, tetapi untuk aspek kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran dan aspek sikap dan cara siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas, perlu ditingkatkan lagi. Pada akhir siklus I dilakukan tes untuk mengukur keberhasilan belajar siswa dalam konsep operasi pecahan setelah diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Berdasarkan hasil tes akhir siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 66,52. Dari 23 siswa yang mengikuti tes akhir siklus I terdapat 13 orang siswa yang belum mencapai nilai KKM 65. Hal tersebut berarti masih perlu ditingkatkan lagi proses pembelajaran pada siklus selanjutnya. Pada siklus II tindakan pembelajaran dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, selama tindakan pembelajaran siklus II ini diperoleh data hasil
58
observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa. Pada siklus II aktivitas mengajar guru pada semua aspek yang diamati sudah menunjukkan kategori baik bahkan sangat baik terutama untuk aspek mengorganisasikan siswa untuk belajar dan membimbing siswa dalam menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah. Pada siklus II, aktivitas belajar siswa pada semua aspek sudah menunjukkan kategori baik. Terutama pada aspek keterlibatan siswa dalam memecahkan masalah menggunakan media kertas lipat, dan sikap dan cara siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Selanjutnya, pada akhir siklus II dilakukan tes untuk mengukur keberhasilan belajar siswa dalam konsep operasi pecahan setelah diberi perlakuan dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Dari 23 siswa yang mengikuti tes akhir siklus II seluruh siswa sudah mencapai nilai KKM. Rata-rata nilai hasil belajar siswa dalam konsep operasi pecahan pada siklus II adalah 82,60, jika dibandingkan dengan rata-rata nilai keberhasilan belajar siswa pada siklus I sebesar 66,52, maka pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 16,08. Hal tersebut berarti tindakan penelitian berhenti di siklus II, karena tindakakan pembelajaran pada siklus II berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam konsep operasi pecahan pada pelajaran matematika dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dalam materi operasi pecahan. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengamatan dan hasil tes siklus. 2. Tes hasil belajar siswa pada siklus I nilai terendah 50, nilai tertinggi 90 dengan nilai rata-rata sebesar 66,52. Jumlah siswa yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 10 siswa (33,48%). Pada siklus II nilai terendah siswa 70, nilai tertinggi 100 dengan nilai rata-rata sebesar 82,60. Jumlah siswa yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 23 siswa (100%). B. Saran Saran pada penelitian ini berkaitan dengan penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) yaitu sebagai berikut: 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) perlu disosialisasikan agar lebih sering diterapkan dalam pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan kegiatan guru dalam proses pembelajaran. 2. Media pembelajaran yang digunakan sebaiknya lebih bervariasi, sehingga siswa lebih mudah memahami dan menerima materi pelajaran yang disampaikan guru. 3. Pengelolaan kelas sebaiknya disesuaikan dengan alokasi waktu, serta sarana dan prasarana yang tersedia, agar seluruh rangkaian proses pembelajaran dapat berjalan dengan tertib dan lancar. 4. Pihak sekolah hendaknya memberikan kesempatan, motivasi, sarana dan prasarana bagi guru yang hendak melakukan inovasi pembelajaran. 5. Praktisi pendidikan atau peneliti lain dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian dengan model
59
60
pembelajaran yang berbeda, sehingga diperoleh berbagai alternatif inovasi model pembelajaran.
61
DAFTAR PUSTAKA Hadi Amirul.2005. Metodologi Penelitian Pendidikan.Bandung:CV.Pustaka Setia. Kosasih. E.2014.Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum Rasyid Mansur Harun.2009.Penilaian Hasil Belajar.Bandung:CV.Wanaca Prima. H.Afifuddin,dan Ahmad Zain Irfan.2012.Perencanaan Pembeajaran. Bandung: FTK UIN SGD Heruman.2013.Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Rosdakarya. H.A.Tafsir, (et al).2008.Pengembangan Wawasan Profesi Guru Bahan Ajar PLPG. Bandung:FTKSGD. Rajasa Iman.2009.Ensiklopedia Matematika untuk Anak-anak.Mengenal Pecahan. Bandung : Graha Kencana. Komalasari Kokom.2011.Pembelajaran Kontekstual konsep dan Aplikasi. Bandung: PT.Refika Aditama. Hakim Lukmanul.2009.Perencanaan Pembelajaran.Bandung:CV.Wacana Prima. Yanto Medi.2013.Jadi Guru yang Jago Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: CV.Andi Offset. Asrori Muhammad.2009.Penelitian Tindakan Kelas.Bandung:CV. Wacana Prima. Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat.1991.Mimbar Agama dan Budaya.Nomor :18 Th.VIII. Alya Qonita.2009.Kamus Bahasa Indonesia UntukPendidikan Dasar. PT. Indahjaya Adipratama. Rusman. 2012.Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrapindo Persada. Sumiati dan Asra.2009.Metode pembelajaran.Bandung:CV.Wacana Prima. Ula Shoimatul.2013.Revolusi Belajar,Optimali Kecerdasan melalui Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk.Jakarta:Ar-Ruzz Media. SISDIKNAS.2009.Undang-undag SISDIKNAS.Bandung:Fokusmedia. Susilawati Wati.2011.Pendidikan diterbitkan
Matematika
I
PGMI.Bandung:
Tidak
Susilawai Wati.2012.Belajar dan Pembelajaran Matematika.Bandung:CV.Insan Mandiri.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
62
Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Perolehan Skor No
Aspek yang Diamati
Pertemuan
Prosentase Ketercapaian Siklus I
Kriteria
1
2
60
60
120
15%
Cukup
70
70
140
18%
Baik
60
70
130
17%
Baik
60
60
120
15%
Cukup
60
70
130
17%
Baik
kegiatan akhir pembelajaran.
70
70
140
18%
Baik
Jumlah
380
400
780
100%
Baik
Kesiapan siswa untuk mengikuti
1
pembelajaran. Keterlibatan
2
siswa
dalam
kegiatan eksplorasi. Keterlibatan
3
siswa
memecahkan
dalam masalah
menggunakan media kertas lipat. Sikap dan cara siswa dalam
4
mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Keterlibatan siswa dalam
5
kegiatan konfirmasi. Keterlibatan siswa dalam
6
Keterangan :
Jumlah Skor yang didapat Jumlah Skor maksimal
-
Sangat Baik
: 90 – 100
-
Baik
: 70 – 80
-
Cukup
: 50 – 60
-
Kurang
: 30 – 40
X 100
63
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Pembelajaran Konsep Operasi Pecahan Siklus I No
Nama
Nilai KKM
Hasil Tes Akhir Siklus I
1
S1
65
60
2
S2
65
60
3
S3
65
70
4
S4
65
90
5
S5
65
80
6
S6
65
50
7
S7
65
80
8
S8
65
50
9
S9
65
50
10
S10
65
90
11
S11
65
70
12
S12
65
60
13
S13
65
60
14
S14
65
80
15
S15
65
50
16
S16
65
60
17
S17
65
60
18
S18
65
60
19
S19
65
50
20
S20
65
90
21
S21
65
70
22
S22
65
80
23
S23
65
60
Jumlah
1530
Rata-rata
66,52
64
Tabel 4.3 Ketuntasan Jumlah Siswa pada Pembelajaran Siklus I Ketuntasan
Jumlah Siswa
Tuntas
10
Tidak Tuntas
13
Tabel 4.4 Daftar Frekuensi Nilai Hasil Tes Konsep Operasi Pecahan Siklus I Persentase
No
Nilai (n)
fi
f.n
1
50
5
250
16
2
60
8
480
31
3
70
3
210
14
4
80
4
320
21
5
90
3
270
18
23
1.530
100
Jumlah
(%)
Rata-rata
1.530 : 23 = 66,52
Ketuntasan klasikal
10 : 23 = 0.43 x 100% = 43%
65
Tabel 4.5. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
No
Aspek yang Diamati
1
Kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Keterlibatan
2
80 siswa
Keterlibatan
170
17%
90
170
17%
dalam
Sangat
Sangat Baik
masalah
menggunakan media kertas lipat.
90
90
180
17%
Sikap dan cara siswa dalam
4
Kriteria
Baik 80
siswa
memecahkan
90
dalam
kegiatan eksplorasi. 3
Perolehan Skor Pertemuan Prosentase Ketercapaian 4 5 Siklus II
Sangat Baik
mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.
90
90
180
17%
Keterlibatan siswa dalam
5
kegiatan konfirmasi.
Sangat Baik
80
80
160
15%
Baik
80
90
170
17%
Sangat
Keterlibatan siswa dalam
6
kegiatan akhir pembelajaran.
Baik Jumlah Keterangan :
500
Jumlah Skor yang didapat Jumlah Skor maksimal
-
Sangat Baik
: 90 – 100
-
Baik
: 70 – 80
-
Cukup
: 50 – 60
-
Kurang
: 30 – 40
530
X 100
1030
100%
Sangat Baik
66
Tabel. 4.6. Hasil Penilaian Pembelajaran Konsep Operasi Pecahan Siklus II Nilai KKM
Hasil Tes Akhir
No
Nama
1
S1
65
80
2
S2
65
80
3
S3
65
70
4
S4
65
100
5
S5
65
90
6
S6
65
70
7
S7
65
80
8
S8
65
80
9
S9
65
70
10
S10
65
100
11
S11
65
100
12
S12
65
80
13
S13
65
90
14
S14
65
90
15
S15
65
70
16
S16
65
80
17
S17
65
70
18
S18
65
80
19
S19
65
80
20
S20
65
90
21
S21
65
80
22
S22
65
90
23
S23
65
80
Siklus I
Jumlah
1900
Rata-rata
82,60
67
Tabel. 4.7. Ketuntasan Jumlah Siswa pada Pembelajaran Siklus II Ketuntasan
Jumlah Siswa
Tuntas
23
Tidak Tuntas
0
Tabel 4.8. Daftar frekuensi nilai hasil tes konsep operasi pecahan siklus II Persentase
No
Nilai (n)
fi
f.n
1
70
5
350
18
2
80
10
800
42
3
90
5
450
24
4
100
3
300
16
23
1.900
100
Jumlah
(%)
Rata-rata
1.900: 23 = 82.60
Ketuntasan klasikal
23 : 23 =1 x 100% =100%
68
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I PERTEMUAN 1 Satuan Pendidikan : Mata Pelajaran : Kelas : Semester : Alokasi Waktu : Pelaksanaan : I. Standar Kompetensi
MI. Bidayatussabiyl Matematika V (Lima) 2 (Dua) 2 JP (2 X 35 menit) ………………………..2014
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. II. Kompetensi Dasar 5.2. Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. III. Indikator Pembelajaran 1. Menemukan cara memecahkan masalah penjumlahan pecahan berpenyebut sama dalam soal cerita. 2. Menentukan penyelesaian masalah penjumlahan pecahan berpenyebut sama dalam soal cerita. IV. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah siswa melaksanakan kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat menemukan cara memecahkan masalah penjumlahan pecahan berpenyebut sama dalam soal cerita. 2. Setelah siswa mengerjakan LKPD, siswa dapat menentukan penyelesaian masalah penjumlahan pecahan berpenyebut sama dalam soal cerita.
Karakter yang diharapkan: 1. Disiplin (Discipline)
5. Toleransi (Tolerance)
2. Tekun (Diligence)
6. Percaya diri (Confidence)
3. Tanggung jawab (Responsibility) 7. Kerja sama (Cooperation) 4. Ketelitian (Carefulness) V. Materi Pokok Operasi Hitung Pecahan VI. Meode Pembelajaran A. Metode Pembelajaran
8. Keberanian (Bravery)
69
1. Informasi
4. Pemberian tugas
2. Diskusi
5. Tanya-jawab
3. Demonstrasi B. Model Pembelajaran Problem Based Learning VII. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (5 menit) 1. Guru memandu siswa untuk berbaris sebelum memasuki ruang kelas. 2. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. 3. Guru melakukan presensi. 4. Guru mempersiapkan materi ajar dan media pembelajaran. 5. Guru menyajikan masalah nyata kepada siswa, dengan menunjukkan ¼ cokelat dan ¼ cokelat. Kemudian guru bertanya kepada siswa, berapakah jumlah kedua cokelat tersebut? 6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. B. Kegiatan Inti (35 menit) 1. Eksplorasi a. Guru kembali menunjukkan dua buah cokelat yang masing-masing besarnya ¼ Kemudian guru bersama siswa mencari hasil dari penjumlahan dua buah cokelat tersebut. b. Seluruh siswa diminta untuk menyiapkan dua lembar kertas lipat. Dalam hal ini, guru mengumpamakan kertas lipat tersebut sebagai cokelat. c. Seluruh siswa diminta untuk melipat lembar kertas pertama menjadi empat bagian yang sama, dan salah satu bagian diarsir untuk menunjukkan pecahan ¼ Kemudian, kertas kedua dilipat menjadi empat bagian yang sama, dan salah satu bagian juga diarsir untuk menunjukkan pecahan ¼. d. Siswa memperhatikan dua kertas hasil lipatan yang telah diarsir. Kertas pertama
Kertas kedua
70
e. Melalui peragaan tersebut, guru bersama siswa akan menunjukkan hasil penjumlahan ¼ + ¼ = …… dipotong dan ditempelkan pada kertas yang satunya
f. Guru bersama siswa menyimpulkan bahwa ¼ cokelat ditambah ¼ cokelat hasilnya yaitu 2/4 cokelat 2. Elaborasi a. Siswa berkelompok mengerjakan LKPD. b. Setiap kelompok menyusun laporan hasil diskusi kelompok. c. Setelah diskusi selesai, setiap perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. 3. Konfirmasi a. Guru bersama siswa mengoreksi jawaban dari LKPD yang telah
dikerjakan
secara berkelompok. b. Guru menjelaskan mengenai konsep penjumlahan pecahan biasa berpenyebut sama. c. Guru bertanya-jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. d. Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan. C. Kegiatan Akhir (30 menit) 1. Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan. 2. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan. 3. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa. 4. Guru menganalisis hasil evaluasi siswa. 5. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa. 6. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.
71
VIII. Alat dan Sumber Belajar A. Alat Belajar: 1. Dua buah cokelat 2. Kertas lipat B. Sumber Belajar: 1. Buku Gemar Matematika 5 untuk Kelas V SD/MI, penulis Sumanto, Heny Kusumawati dan Nur Aksin, Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008, halaman 102. 2. Buku Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas V, penulis Sudwiyanto, Joko Sugiarto, Mangatur Sinaga, Hasnun M. Sidik dan Suripto, Penerbit Erlangga, Tahun 2007, halaman 109. IX. Penilaian A. Unjuk Kerja Siswa berkelompok untuk mengerjakan LKPD. B. Tes Tertulis 1. Teknik Penilaian : Tes tertulis 2. Bentuk Penilaian : Isian singkat dan uraian C. Skor Penilaian
Keterangan : B = Skor yang didapat N = Skor maksimal ======================================================= Kepala Sekolah
Bekasi,………………… 2014 Guru Kelas
NURHASAN AFANDI
NEMAN SULAEMAN, S.Pd.I
72
Lampiran RPP 2 BAHAN AJAR PENJUMLAHAN PECAHAN BIASA BERPENYEBUT SAMA Kemampuan prasyarat yang harus dikuasai siswa dalam operasi penjumlahan pecahan adalah penguasaan konsep nilai pecahan, pecahan senilai dan penjumlahan bilangan bulat.
dua penyebut digabung menjadi satu. Ada hal yang harus diperhatikan dalam penulisan proses penjumlahan ini, terutama dalam penulisan penyebut, karena penyebut tidak dijumlahkan. Adapun penulisan dua penyebut menjadi satu penyebut harus dilakukan, agar terbentuk dalam pemikiran siswa bahwa bilangan penyebut harus sama dan tidak dijumlahkan.
73
Lampiran RPP 3
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Nama Kelompok
:
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: V (Lima)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 15 menit
Pelaksanaan
: …………………………… 2014
Petunjuk: 1. Bentuklah 4/5 kelompok! 2. Setelah kelompok terbentuk, kerjakan tugas di bawah ini sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat pada contoh soal!
+
Cara penyelesaian: Langkah 1: Arsirlah kertas lipat tersebut sesuai dengan nilai pecahan pada soal!
+
Langkah 2: Potonglah bagian yang diarsir pada kertas lipat pertama, kemudian tempelkan pada kertas lipat kedua! dipotong dan ditempelkan pada kertas yang satunya
74
Langkah 3: Tempelkan kertas lipat kedua dan tulislah hasil jawabanmu pada lembar jawab yang telah disediakan oleh guru!
Kerjakan soal-soal berikut sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat dalam contoh di atas!
+
+
+
75
+ Nama Anggota Kelompok : 1. …………………………….. 2. …………………………….. 3. …………………………….. 4. …………………………….. 5. ……………………………..
76
Lampiran RPP 4 SOAL EVALUASI Nama
:
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: V (Lima)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 15 menit
Pelaksanaan
: ………………………………… 2014
Petunjuk : Kerjakan soal di bawah ini dengan teliti! 1. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar! a. 1/4 + 2/4 = … b. 3/6 + 2/6 = … c. 4/6 + …. = 5/8 d. 2/10 + …. = 7/10 e. …. + 7/12 = 9/12 2. Gambarlah 2 buah persegi panjang yang sesuai untuk menunjukkan besarnya bilangan pecahan berikut ini! a. b.
3/4 2/5
3. Bu Tiwi memiliki ¼ buah Mangga. Kemudian tetangganya memberikan 2/4 buah Mangga kepada Bu Tiwi. Berapakah banyaknya buah Mangga yang dimiliki Bu Tiwi sekarang? Kunci Jawaban Soal Evaluasi: 1. a. 3/4 b. 5/6 c. 1/8 d. 5/10
77
e. 2/12 2. a.
b.
3. Diketahui: a. Bu Tiwi memiliki ¼ buah Mangga. b. Tetangganya memberikan 2/4 buah Mangga Ditanyakan: Jumlah Mangga yang dimiliki Bu Tiwi.
Jadi, banyaknya Mangga yang dimiliki Bu Tiwi sekarang yaitu ¾ bagian.
78
Lampiran RPP 5
MEDIA PEMBELAJARAN
Coklat Batang
Kertas Lipat
79
Lampiran RPP 8
SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2 Standar Kompetesi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Belajar
5.Menggunaka 5.2. Operasi n pecahan Menjumlahkan Hitung dalam Dan Pecahan pemecahan mengurangkan Berbagai bentuk masalah pecahan.
Siswa berdiskusi secara kelompok untuk mencari pemecahan masalah untuk masalah yang disajikan oleh guru.
Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menemukan cara memecahkan masalah penjumlahan pecahan berpenyebut sama dalam soal cerita. 2. Menentukan penyelesaian masalah penjumlahan pecahan berpenyebut sama dalam soal cerita.
Penilaian 1. Tertulis: pilihan ganda, isian singkat dan uraian 2. Pengamatan 3. Pengisian lembar angket
Alokasi Waktu
Sumber
2 JP (2 X 1. Buku Gemar Matematika 5 35 untuk Kelas V SD/MI, penulis Sumanto, Heny menit) Kusumawati dan Nur Aksin, Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008, halaman 102. 2. Buku Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas V, penulis Sudwiyanto, Joko Sugiarto, Mangatur Sinaga, Hasnun M. Sidik dan Suripto, Penerbit Erlangga, Tahun 2007, halaman 109.
80
Lampiran 9 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I PERTEMUAN 2 Satuan Pendidikan
: MI. Bidayatussabiyl
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: V (Lima)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 JP (2 X 35 menit)
Pelaksanaan
: ……………………………… 2014
I. Standar Kompetensi 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. II. Kompetensi Dasar 5.2. Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. III. Indikator Pembelajaran 1. Menemukan cara memecahkan masalah pengurangan pecahan berpenyebut sama dalam soal cerita. 2. Menentukan penyelesaian masalah pengurangan pecahan berpenyebut sama dalam soal cerita. IV. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah siswa melaksanakan kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat menemukan cara memecahkan masalah pengurangan pecahan berpenyebut sama dalam soal cerita. 2. Setelah siswa mengerjakan LKPD, siswa dapat menentukan penyelesaian masalah pengurangan pecahan berpenyebut sama dalam soal cerita. Karakter yang diharapkan: 1. Disiplin (Discipline)
5. Toleransi (Tolerance)
2. Tekun (Diligence)
6. Percaya diri (Confidence)
3. Tanggung jawab (Responsibility) 7. Kerja sama (Cooperation) 4. Ketelitian (Carefulness)
8. Keberanian (Bravery)
81
V. Materi Pokok Operasi Hitung Pecahan VI. Media Pembelajaran A. Metode Pembelajaran 1. Informasi 2. Diskusi 3. Demonstrasi 4. Pemberian tugas 5. Tanya-jawab B. Model Pembelajaran Problem Based Learning VII. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (5 menit) 1. Guru memandu siswa untuk berbaris sebelum memasuki ruang kelas. 2. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. 3. Guru melakukan presensi. 4. Guru mempersiapkan materi ajar dan media pembelajaran. 5. Sebagai pengantar, siswa diingatkan kembali tentang penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama. 6. Guru menyajikan masalah nyata kepada siswa, dengan menunjukkan 2/4 donat. Kemudian guru bertanya kepada siswa, berapakah sisa donat jika ¼ donat diberikan kepada salah satu siswa? 7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. B. Kegiatan Inti (35 menit) 1. Eksplorasi a. Guru kembali menunjukkan 2/4 donat. Kemudian guru bersama siswa mencari sisa dari 2/4 donat dikurangi 1/4 donat b. Seluruh siswa diminta untuk menyiapkan selembar kertas lipat Dalam hal ini, guru mengumpamakan kertas lipat tersebut sebagai donat. c. Seluruh siswa diminta untuk melipat kertas lipat menjadi empat bagian yang sama, dan dua bagian diarsir untuk menunjukkan pecahan 2/4.
82
d. Siswa memperhatikan kertas hasil lipatan yang telah diarsir.
2/4
e. Melalui peragaan tersebut, guru bersama siswa akan menunjukkan
S memperhatikan kertas hasil lipatan yang telah diarsir.
f. Guru bersama siswa menyimpulkan bahwa 2/4 donat dikurangi 1/4
donat, hasilnya adalah 1/4 donat. 2. Elaborasi a. Siswa berkelompok mengerjakan LKPD. b. Setiap kelompok menyusun laporan hasil diskusi kelompok. c. Setelah diskusi selesai, setiap perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. 3. Konfirmasi a. Guru bersama siswa mengoreksi jawaban dari LKPD yang telah dikerjakan secara berkelompok. b. Guru menjelaskan mengenai konsep pengurangan pecahan biasa berpenyebut sama. c. Guru bertanya-jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
83
d. Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan. C. Kegiatan Akhir (30 menit)
1. Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan. 2. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan. 3. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa. 4. Guru menganalisis hasil evaluasi siswa. 5. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa. 6. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam. VIII. Alat dan Sumber Belajar A. Alat Belajar: 1. Sebuah donat 2. Kertas lipat B. Sumber Belajar: 1. Buku Gemar Matematika 5 untuk Kelas V SD/MI, penulis Sumanto, Heny Kusumawati dan Nur Aksin, Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008, halaman 104. 2. Buku Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas V, penulis Sudwiyanto, Joko Sugiarto, Mangatur Sinaga, Hasnun M. Sidik dan Suripto, Penerbit Erlangga, Tahun 2007, halaman 114. IX. Penilaian A. Unjuk Kerja Siswa berkelompok untuk mengerjakan LKPD.
84
B. Tes Tertulis 1. Teknik Penilaian : Tes tertulis 2. Bentuk Penilaian : Isian singkat dan uraian C. Skor Penilaian
Keterangan: B = skor yang didapat N = skor maksimal
Kepala Madrasah
NURHASAN AFANDI
Guru Kelas
NEMAN SULAEMAN, S.Pd.I
85
Lampiran RPP 10
BAHAN AJAR PENGURANGAN PECAHAN BIASA BERPENYEBUT SAMA
Dalam operasi pengurangan pecahan, kemampuan prasyarat yang harus dikuasai oleh siswa adalah konsep nilai pecahan, pecahan senilai dan pengurangan bilangan bulat.
Dua penyebut digabung menjadi satu. Ada hal yang harus diperhatikan dalam penulisan proses pengurangan ini, terutama dalam penulisan penyebut, karena penyebut tidak dikurangkan. Adapun penulisan dua penyebut menjadi satu penyebut harus dilakukan, agar terbentuk dalam pemikiran siswa bahwa bilangan penyebut harus sama dan tidak dikurangkan.
86
Lampiran RPP 11 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Nama Kelompok
: ……………………………….
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: V (Lima)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 20 menit
Pelaksanaan
: …………………………………..
Petunjuk: 1. Bentuklah 4 kelompok! 2. Setelah kelompok terbentuk, kerjakan tugas di bawah ini sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat pada contoh soal!
Cara Penyelesaian: Langkah 1: Arsirlah kertas lipat sesuai dengan nilai pecahan pada soal!
2/3
Langkah 2: Hapuslah bagian yang diarsir sesuai dengan nilai pecahan pada soal ! 1/3 bagian yang diarsir dihapus
87
Langkah 3: Tempelkan kertas lipat tersebut dan tulislah hasil jawabanmu pada lembar jawab yang telah disediakan oleh guru!
Kerjakan soal-soal berikut sesuai langkah-langkah yang terdapat dalam contoh di atas!
Nama Anggota Kelompok :
1. 2. 3. 4. 5.
…………………………… …………………………… …………………………… …………………………… ……………………………
88
Lampiran RPP 12 KISI-KISI SOAL EVALUASI Satuan Pendidikan
: MI.Bidayatussabiyl Cikarang Utara
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: V/2
Materi Pokok
: Operasi Hitung Pecahan
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah Alokasi Waktu Kompetensi Dasar 5.2. Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan.
: 15 menit Indikator Soal Menghitung pengurangan bilangan pecahan berpenyebut sama. Menggambar persegi panjang yang sesuai untuk Menunjukkan besarnya bilangan pecahan 2/4 dan 3/5 . Menentukan penyelesaian Masalah penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama dalam soal cerita.
Jenis Soal
Jenis Ranah
No. Soal
Isian Singkat
C2
1a, 1b, 1c, 1d, 1e
Uraian
P
2a, 2b
Uraian
A2
3
89
Lampiran RPP 13 SOAL EVALUASI Nama
: ………………………….
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: V (Lima)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 15 menit
Pelaksanaan
: …………………………..2014
Petunjuk : Kerjakan soal di bawah ini dengan teliti! 1. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
2. Gambarlah 2 buah persegi panjang yang sesuai untuk menunjukkan besarnya bilangan pecahan berikut ini! a. 2/4 b. 3/5 3. Pak Ikhsan memiliki 5/ 6 kg Rambutan. Kemudian Pak Ikhsan memberikan 2/6 kg Rambutan kepada anaknya. Berapakah sisa buah Rambutan yang dimiliki Pak Ikhsan sekarang? Kunci Jawaban Soal Evaluasi:
90
1. a. 1/4 b. 3/6 c. 2/8 d. 1/10 e. 11/12 2.
a.
b. 3. Diketahui: a. Pak Ikhsan memiliki 5/6 kg buah Rambutan. b. Pak Ikhsan memberikan 2/6 kg buah Rambutan kepada anaknya. Ditanyakan: Sisa buah Rambutan yang dimiliki pak Ikhsan.
Jadi, banyaknya buah Rambutan yang dimiliki Pak Ikhsan sekarang yaitu ½ kg.
91
Lampiran RPP 14
MEDIA PEMBELAJARAN
Donat
Kertas Lipat
92
Lampiran RPP 17
SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
5.Menggunakan 5.2.Menjumlahkan pecahan Dan dalam mengurangkan pemecahan Berbagai bentuk masalah. pecahan.
Materi Pokok Operasi Hitung Pecahan
Kegiatan Belajar Siswa berdiskusi secara kelompok untuk mencari pemecahan masalah untuk masalah yang disajikan oleh guru.
Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menemukan cara memecahkan masalah pengurangan pecahan berpenyebut sama dalam soal cerita. 2. Menentukan penyelesaian masalah pengurangan pecahan berpenyebut sama dalam soal cerita.
Penilaian 1. Tertulis: pilihan ganda, isian singkat dan uraian 2.Pengamatan 3. Pengisian lembar angket
Alokasi Waktu 2 JP (2 X 35 menit)
Sumber 1. Buku Gemar Matematika 5 untuk Kelas V SD/MI, penulis Sumanto, Heny Kusumawati dan Nur Aksin, Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Tahun2008, halaman 104 . 2. Buku Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas V, penulis Sudwiyanto, Joko Sugiarto, Mangatur Sinaga, Hasnun M. Sidik dan Suripto,Penerbit Erlangga, Tahun 2007, halaman 114.
93
Lampiran 18
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II PERTEMUAN I Satuan Pendidikan
: MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: V (Lima)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 JP (2 X 35 menit)
Pelaksanaan
: ……………………………… 2014
========================================================== I. Standar Komptensi 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. II. Kompetensi Dasar 5.2. Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. III. Indikator Pembelajaran 1. Menemukan
cara
memecahkan
masalah
penjumlahan
pecahan
berpenyebut beda dalam soal cerita. 2. Menentukan penyelesaian masalah penjumlahan pecahan berpenyebut beda dalam soal cerita. IV. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah siswa melaksanakan kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat menemukan cara memecahkan masalah penjumlahan pecahan berpenyebut beda dalam soal cerita. 2. Setelah siswa mengerjakan LKPD, siswa dapat menentukan penyelesaian masalah penjumlahan pecahan berpenyebut beda dalam soal cerita. Karakter yang diharapkan: 1. Disiplin (Discipline)
5. Toleransi (Tolerance)
2. Tekun (Diligence)
6. Percaya diri (Confidence)
3. Tanggung jawab (Responsibility) 7. Kerja sama (Cooperation) 4. Ketelitian (Carefulness)
8. Keberanian (Bravery)
94
V. Materi Pokok Operasi Hitung Pecahan VI. Metode Pembelajaran A. Metode Pembelajaran 1. Informasi 2. Diskusi 3. Demonstrasi 4. Pemberian tugas 5. Tanya-jawab B. Model Pembelajaran Problem Based Learning VII. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal (5 menit) 1. Guru memandu siswa untuk berbaris sebelum memasuki ruang kelas. 2. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. 3. Guru melakukan presensi. 4. Guru mempersiapkan materi ajar dan media pembelajaran. 5. Sebagai pengantar, siswa diingatkan kembali tentang penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama. 6. Guru menyajikan masalah nyata kepada siswa, dengan menunjukkan ½ buah Pear dan ¼ buah Pear. Kemudian guru bertanya kepada siswa, berapakah jumlah kedua buah Pear tersebut? 7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. B. Kegiatan Inti (35 menit) 1. Eksplorasi a. Guru kembali menunjukkan dua buah Pear yang masing-masing besarnya ½ dan ¼ Kemudian guru bersama siswa mencari hasil dari penjumlahan dua buah Pear tersebut.
95
b. Seluruh siswa diminta untuk menyiapkan dua lembar kertas lipat. Dalam hal ini, guru mengumpamakan kertas lipat tersebut sebagai buah Pear. c. Seluruh siswa diminta untuk melipat lembar kertas pertama menjadi dua bagian yang sama, dan salah satu bagian diarsir untuk menunjukkan pecahan ½ Kemudian, kertas kedua dilipat menjadi empat bagian yang sama, dan salah satu bagian juga diarsir untuk menunjukkan pecahan 1/4. d. Siswa memperhatikan dua kertas hasil lipatan yang telah diarsir. Kertas Pertama
Kertas kedua
1/2
1/4
e. Melalui peragaan tersebut, guru bersama siswa akan menunjukkan hasil penjumlahan 1/2 + 1/4 = …… satu bagian dipotong lalu digabungkan.
1/2
1/4
3/4
f. Guru bersama siswa menyimpulkan bahwa ½ buah Pear ditambah ¼ buah Pear, hasilnya yaitu 3/4 buah Pear. 2. Elaborasi a. Siswa berkelompok mengerjakan LKPD. b. Setiap kelompok menyusun laporan hasil diskusi kelompok. c. Setelah diskusi selesai, setiap perwakilan kelompok maju untuk d. mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
96
3. Konfirmasi a. Guru bersama siswa mengoreksi jawaban dari LKPD yang telah b. dikerjakan secara berkelompok. c. Guru menjelaskan mengenai konsep penjumlahan pecahan berpenyebut beda. d.
Guru bertanya-jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
e. Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan. C. Kegiatan Akhir (30 menit) 1. Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan. 2. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan. 3. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa. 4.
Guru menganalisis hasil evaluasi siswa.
5. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa. 6. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam. VIII. Alat dan Sumber Belajar A. Alat Belajar: 1. Buah Pear 2. Kertas lipat B. Sumber Belajar: 1. Buku Gemar Matematika 5 untuk Kelas V SD/MI, penulis Sumanto, Heny Kusumawati dan Nur Aksin, Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008, halaman 102-103. 2. Buku Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas V, penulis Sudwiyanto, Joko Sugiarto, Mangatur Sinaga, Hasnun M. Sidik dan Suripto, Penerbit Erlangga, Tahun 2007, halaman 109-110. IX. Penilaian A. Unjuk Kerja Siswa berkelompok untuk mengerjakan LKPD. B. Tes Tertulis 1. Teknik Penilaian : Tes tertulis
97
2. Bentuk Penilaian : Isian singkat dan uraian C. Skor Penilaian
Keterangan: B = skor yang didapat N = skor maksimal
Kepala Madrasah
NURHASAN AFANDI
Guru Kelas
NEMAN SULAEMAN, S.Pd.I
98
Lampiran RPP 19
BAHAN AJAR PENGURANGAN PECAHAN BIASA BERPENYEBUT SAMA Dalam operasi pengurangan pecahan, kemampuan prasyarat yang harus dikuasai oleh siswa adalah konsep nilai pecahan, pecahan senilai dan pengurangan bilangan bulat.
Dua penyebut digabung menjadi satu Ada hal yang harus diperhatikan dalam penulisan proses pengurangan ini, terutama dalam penulisan penyebut, karena penyebut tidak dikurangkan. Adapun penulisan dua penyebut menjadi satu penyebut harus dilakukan, agar terbentuk dalam pemikiran siswa bahwa bilangan penyebut harus sama dan tidak dikurangkan.
99
Lampiran RPP 20 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Nama Kelompok
:
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: V (Lima)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 20 menit
Pelaksanaan
: …………………………… 2014
Petunjuk: 1. Bentuklah 4 kelompok! 2. Setelah kelompok terbentuk, kerjakan tugas di bawah ini sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat pada contoh soal!
Cara Penyelesaian: Langkah 1: Arsirlah kertas lipat sesuai dengan nilai pecahan pada soal!
2/3 Langkah 2: Hapuslah bagian yang diarsir sesuai dengan nilai pecahan pada soal 1/3 bagian yang diarsir dihapus
100
Langkah 3: Tempelkan kertas lipat tersebut dan tulislah hasil jawabanmu pada lembar jawab yang telah disediakan oleh guru!
Kerjakan soal-soal berikut sesuai langkah-langkah yang terdapat dalam contoh di atas!
Nama Anggota Kelompok : 1. ……………………………………… 2. ……………………………………… 3. ……………………………………… 4. ……………………………………… 5.………………………………………
101
Lampiran RPP 21 KISI-KISI SOAL EVALUASI Satuan Pendidikan
: MI. Bidayatussabiyl
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: V/2
Materi Pokok
: Operasi Hitung Pecahan
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah Alokasi Waktu
Kompetensi Dasar
5.2. Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan
: 15 menit
Indikator Soal Menghitung pengurangan bilangan pecahan berpenyebut sama Menggambar persegi panjang yang sesuai untuk Menunjukkan besarnya bilangan pecahan 2/4 dan 3/5 Menentukan penyelesaian Masalah penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut sama dalam soal cerita.
Jenis Soal
Jenis Ranah
No. Soal
Isian Singkat
C2
1a, 1b, 1c, 1d, 1e
Uraian
P
2a, 2b
Uraian
A2
3
102
Lampiran RPP 22 SOAL EVALUASI Nama
:
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: V (Lima)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 15 menit
Pelaksanaan
: ……………………………… 2014
Petunjuk : Kerjakan soal di bawah ini dengan teliti! 1. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
2. Gambarlah 2 buah persegi panjang yang sesuai untuk menunjukkan besarnya bilangan pecahan berikut ini! a. 2/4 b. 3/5 3. Pak Ikhsan memiliki 5/6 kg Rambutan. Kemudian Pak Ikhsan memberikan 26 kg Rambutan kepada anaknya. Berapakah sisa buah Rambutan yang dimiliki Pak Ikhsan sekarang? 4. Kunci Jawaban Soal Evaluasi: 1. a. 1/4 b. 3/6
103
a. 2/8 b. 1/10 c. 11/12 2. a.
b. 3. Diketahui: a. Pak Ikhsan memiliki 5/6 kg buah Rambutan. b. Pak Ikhsan memberikan 2/6 kg buah Rambutan kepada anaknya. Ditanyakan: Sisa buah Rambutan yang dimiliki pak Ikhsan.
Jadi, banyaknya buah Rambutan yang dimiliki Pak Ikhsan sekarang yaitu ½ kg.
104
LAMPIRAN RPP 23
MEDIA PEMBELAJARAN
Donat
Kertas Lipat
105
Lampiran RPP 26
SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
5. Menggunakan Pecahan dalam pemecahan masalah.
5.2. Menjumlahkan Dan mengurangkan Berbagai bentuk Pecahan
Materi Pokok Operasi Hitung Pecahan
Kegiatan Belajar Siswa berdiskusi secara kelompok untuk mencari pemecahan masalah untuk masalah yang disajikan oleh guru.
Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menemukan cara memecahkan masalah pengurangan pecahan berpenyebut sama dalam soal cerita. 2. Menentukan penyelesaian masalah pengurangan pecahan berpenyebut sama dalam soal cerita.
Penilaian 1. Tertulis: Pilihan ganda, Isian singkat dan uraian 2. Pengamatan 3. Pengisian Lembar angket
Alokasi Waku 2 JP (2 X 35 menit)
Sumber 1. Buku Gemar Matematika 5 untuk Kelas V SD/MI, penulis Sumanto, Heny Kusumawati dan Nur Aksin Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008, halaman 104. 2. Buku Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas, penulis Sudwiyanto V, Joko Sugiarto, Mangatur Sinaga Hasnun M. Sidik dan Suripto, Penerbit Erlangga, Tahun 2007, halaman 114.
106
Lampiran RPP 27 SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
5.2. Menjumlahkan Dan mengurangkan Berbagai bentuk Pecahan
`
Materi Pokok Operasi Hitung Pecahan
Kegiatan Belajar Siswa berdiskusi secara kelompok untuk mencari pemecahan masalah untuk masalah yang disajikan oleh guru.
Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menemukan cara memecahkan masalah pengurangan pecahan berpenyebut sama dalam soal cerita. 2. Menentukan penyelesaian masalah pengurangan pecahan berpenyebut sama dalam soal cerita.
Penilaian 1. Tertulis: Pilihan ganda, Isian singkat dan uraian 2. Pengamatan 3. Pengisian Lembar angket
Alokasi Waku 2 JP (2 X 35 menit)
Sumber 1. Buku Gemar Matematika 5 untuk Kelas V SD/MI, penulis Sumanto, Heny Kusumawati dan Nur Aksin Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008, halaman 102-103. 2. Buku Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas, penulis Sudwiyanto V, Joko Sugiarto, Mangatur Sinaga Hasnun M. Sidik dan Suripto, Penerbit Erlangga, Tahun 2007, halaman 109-110.
107
Lampiran 28
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II PERTEMUAN 2 Satuan Pendidikan
: MI. Bidayatussabiyl Cikarag Utara Bekasi
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: V (Lima)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 JP (2 X 35 menit)
Pelaksanaan
: …………………………………… 2014
I. Standar Kompetesi 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. II. Kompetesi Dasar 5.2. Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. III. Indikator Pembelajaran 1. Menemukan cara memecahkan masalah pengurangan pecahan berpenyebut beda dalam soal cerita. 2. Menentukan penyelesaian masalah pengurangan pecahan berpenyebut beda dalam soal cerita. IV. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah siswa melaksanakan kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat menemukan cara memecahkan masalah pengurangan pecahan berpenyebut beda dalam soal cerita. 2. Setelah siswa mengerjakan LKPD, siswa dapat menentukan penyelesaian masalah pengurangan pecahan berpenyebut beda dalam soal cerita. Karakter yang diharapkan: 1. Disiplin (Discipline)
5. Toleransi (Tolerance)
2. Tekun (Diligence)
6. Percaya diri (Confidence)
3. Tanggung jawab (Responsibility) 7. Kerja sama (Cooperation) 4. Ketelitian (Carefulness)
8. Keberanian (Bravery)
108
V. Materi Pokok Operasi Hitung Pecahan VI. Metode Pembelajaran A. Metode Pembelajaran 1. Informasi 2. Diskusi 3. Demonstrasi 4. Pemberian tugas 5. Tanya-jawab B. Model Pembelajaran Problem Based Learning VII. Langkah-langkah Pembelajaran A.
Kegiatan Awal (5 menit) 1. Guru memandu siswa untuk berbaris sebelum memasuki ruang kelas. 2. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. 3. Guru melakukan presensi. 4. Guru mempersiapkan materi ajar dan media pembelajaran. 5. Sebagai pengantar, siswa diingatkan kembali tentang penjumlahan pecahan yang berpenyebut beda. 6. Guru menyajikan masalah nyata kepada siswa, dengan mengajukan soal cerita, jika Ibu mempunyai 1/2 kue, berapakah sisa kue tersebut jika 1/4 kue diberikan pada salah satu siswa? 7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
B. Kegiatan Inti (35 menit) 1. Eksplorasi a. Seluruh siswa diminta untuk menyiapkan selembar kertas lipat. Dalam hal ini, guru mengumpamakan kertas lipat tersebut sebagai kue. b. Seluruh siswa diminta untuk melipat kertas lipat menjadi dua bagian yang sama, dan salah satu bagian diarsir untuk menunjukkan pecahan 1/2. c. Siswa memperhatikan kertas hasil lipatan yang telah diarsir.
109
1/2 dilipat menjadi 1/4.
Sisa 1/4
diambil 1/4
d. Guru bersama siswa menyimpulkan bahwa 1/2 kue dikurangi 1/4 kue, hasilnya yaitu 1/4 kue. 2. Elaborasi a. Siswa berkelompok mengerjakan LKPD. b. Setiap kelompok menyusun laporan hasil diskusi kelompok. c. Setelah diskusi selesai, setiap perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. 3. Konfirmasi a. Guru bersama siswa mengoreksi jawaban dari LKPD yang telah dikerjakan secara berkelompok. b. Guru menjelaskan mengenai konsep pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama. c. Guru bertanya-jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. d. Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman dan memberikan penguatan. C. Kegiatan Akhir (30 menit) 1. Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan. 2. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan. 3. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa. 4. Guru menganalisis hasil evaluasi siswa. 5. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa. 6. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.
110
VIII. Alat dan Sumber Belajar A. Alat Belajar: Kertas lipat B. Sumber Belajar: 1. Buku Gemar Matematika 5 untuk Kelas V SD/MI, penulis Sumanto, Heny Kusumawati dan Nur Aksin, Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008, halaman 104. 2. Buku Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas V, penulis Sudwiyanto, Joko Sugiarto, Mangatur Sinaga, Hasnun M. Sidik dan Suripto, Penerbit Erlangga, Tahun 2007, halaman 114. IX. Penilaian A. Unjuk Kerja Siswa berkelompok untuk mengerjakan LKPD. B. Tes Tertulis 1. Teknik Penilaian : Tes tertulis 2. Bentuk Penilaian : Isian singkat dan uraian C. Skor Penilaian
Keterangan: B = skor yang didapat N = skor maksimal
Kepala Madrasah
Guru Kelas
NURHASAN AFANDI
NEMAN SULAEMAN, S.Pd.I
111
Lampiran RPP 29 BAHAN AJAR PENGURANGAN PECAHAN BERPENYEBUT TIDAK SAMA Pada pengurangan dua pecahan berpenyebut tidak sama, kedua penyebut pecahan harus disamakan terlebih dahulu dengan cara mencari KPK dari penyebutpenyebut tersebut. Contoh :
KPK dari 3 dan 5 Samakan penyebutnya dengan menggunakan KPK dari kedua penyebut. Kelipatan 3 yaitu: 3, 6, 9, 12, 15. Kelipatan 5 yaitu: 5, 10, 15, 20. KPK dari 3 dan 5 adalah 15.
112
Lampiran RPP 30 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Nama Kelompok
:
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: V (Lima)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 15 menit
Pelaksanaan
: ………………………………… 2014
Petunjuk: 1. Bentuklah 8 kelompok! 2. Setelah kelompok terbentuk, kerjakan tugas di bawah ini sesuai dengan langkahlangkah yang terdapat pada contoh soal!
Cara Penyelesaian: Langkah 1: Arsirlah kertas lipat tersebut sesuai dengan nilai pecahan pada soal!
1/3
1/5
Langkah 2: Sejajarkan kedua kertas lipat tersebut! Berilah garis dengan warna lain (merah), sejajar dengan garis sebelumnya (hitam). Setelah selesai, carilah bagian terkecil dari kertas lipat.
113
1/3
Bagian terkecil
1/5 Langkah 3: Garislah kertas lipat sesuai dengan besarnya bagian terkecil tadi, sehingga semua bagian sama besar! 5/15
5/15
3/5 Langkah 4: Hapuslah arsiran 3/15 bagian dari kertas lipat pertama!
Langkah 5: Tempelkan kertas lipat tersebut dan tulislah hasil jawabanmu pada lembar jawab yang telah disediakan oleh guru!
114
Kerjakan soal-soal berikut sesuai langkah-langkah yang terdapat dalam contoh di atas! 1. 3/5 – 2/10 = … / …
2. 2/4 – 1/8 = … / …
-
Nama Anggota Kelompok : 1. 2. 3. 4. 5.
115
Lampiran RPP 31
KISI-KISI SOAL EVALUASI Satuan Pendidikan
: MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara Bekasi
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: V/2
Materi Pokok
: Operasi Hitung Pecahan
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar
5.2. Menjumlahka n dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan
Indikator Soal
Menghitung penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut beda. Menggambar persegi panjang yang sesuai untuk menunjukkan besarnya bilangan pecahan 3/8 dan 2/6 . Menentukan penyelesaian masalah penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut beda dalam soal cerita.
Jenis Soal
Jenis Ranah
No. Soal
Isian Singkat
C2
1a, 1b, 1c
Uraian
P
2a, 2b
Uraian
C3
3
116
Lampiran RPP 32 SOAL EVALUASI Nama
:
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: V (Lima)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 15 menit
Pelaksanaan
: ………………………………. 2014
======================================================= Petunjuk : Kerjakan soal di bawah ini dengan teliti! 1. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
2. Gambarlah 2 buah persegi panjang yang sesuai untuk menunjukkan besarnya bilangan pecahan berikut ini!
3. Dalam keranjang terdapat 1/3 kuintal jeruk. Jika kamu mengambil 1/8 kuintal, maka berapakah jeruk yang tersisa dalam keranjang itu? Kunci Jawaban :
117
2. a.
b.
3. Diketahui: a. Dalam keranjang terdapat 1/3 kuintal jeruk. b. Diambil 1/8 kuintal. Ditanyakan: Sisa jeruk dalam keranjang
Jadi, sisa jeruk dalam keranjang yaitu 5/24 kuintal.
118
Lampiran RPP 33 MEDIA PEMELAJARAN
Kertas Lipat
Kue Donat
Buah Pear
119
Lampiran RPP 36
SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
5.2.Menjumlahkan Dan mengurangkan Berbagai bentuk Pecahan
Materi Pokok Operasi Hitung Pecahan
Kegiatan Belajar Siswa berdiskusi secara kelompok untuk mencari pemecahan masalah untuk masalah yang disajikan oleh guru.
Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menemukan cara memecahkan masalah pengurangan pecahan berpenyebut beda dalam soal cerita. 2. Menentukan penyelesaian masalah pengurangan pecahan berpenyebut beda dalam soal cerita.
Penilaian 1. Tertulis: Pilihan ganda, Isian singkat dan uraian 2. Pengamatan
Alokasi Waku 2 JP (2 X 35 menit)
Sumber 1. Buku Gemar Matematika 5 untuk Kelas V SD/MI, penulis Sumanto, Heny Kusumawati dan Nur Aksin, Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2008, halaman 104. 2. Buku Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas V, penulis Sudwiyanto, Joko Sugiarto, Mangatur Sinaga, Hasnun M. Sidik dan Suripto, Penerbit Erlangga, Tahun 2007, halaman 114.
120
121
Lampiran 14 KISI-KISI SOAL TES FORMATIF I Satuan Pendidikan
: MI. Bidayatussaiyl Cikarang Utara Bekasi
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: V/2
Materi Pokok
: Operasi Hitung Pecahan
Standar Kompetensi
: 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Alokasi Waktu
Kompetensi Dasar 5.2. Menjumlahkan Dan mengurangkan Berbagai bentuk pecahan.
: 30 menit
Indikator Soal Menghitung jumlah kedua bagian persegi panjang yang diarsir Menghitung jumlah dari bilangan Pecahan 2/10 dan 5/10 Melengkapi titik-titik dengan bilangan yang sesuai dalam sebuah penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Mengoreksi bilangan yang salah dalam sebuah penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Menyusun bilangan pecahan dari nilai tertinggi hingga nilai terendah. Menghitung pengurangan dari bilangan pecahan 7/10 dan 5//10 Melengkapi titik-titik dengan bilangan yang sesuai dalam sebuah pengurangan pecahan berpenyebut sama. Mengoreksi hasil pengurangan bilangan pecahan berpenyebut sama. Menukar huruf a, b dan c dengan 3 bilangan yang sesuai dengan pengurangan pecahan berpenyebut sama. Memiliki keyakinan dalam menentukan model penguranganpecahan yang berpenyebut tidak sama Memberi nama untuk angka 3 dalam lambang bilangan 1/3 Menjelaskan langkah-langkah dalam menjumlahkan dua bilangan pecahan berpenyebut sama. Melengkapi titik-titik dengan
Jenis Soal Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda
Jenis No. Ranah Soal C3 A1
C3
A2
C3
A3
Pilihan Ganda
C6
A4
Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda
C3
A5
C3
A6
C3
A7
Pilihan Ganda
C6
A8
Pilihan Ganda
C3
A9
Pilihan Ganda
C3
A10
Isian Singkat Isian Singkat
C1
B1
C2
B2
Isian
C3
B3
122
bilangan yang sesuai dalam sebuah penjumlahan pecahan berpenyebut sama Menghitung pengurangan dari bilangan pecahan 5/8 dan 2/8 Melengkapi titik-titik dengan bilangan yang sesuai dalam sebuah pengurangan pecahan berpenyebut sama Menggambar persegi panjang yang sesuai dengan hasil penjumlahan dari 1/6 dengan 1/6 Menggunakan konsep penjumlahan pecahan berpenyebut sama dalam soal cerita. Menggabungkan dua buah persegi panjang yang diarsir. Menentukan besarnya bagian yang diarsir dari 2 persegi panjang dan menghitung selisihnya. Menggunakan konsep pengurangan pecahan berpenyebut sama dalam soal cerita.
Singkat Isian Singkat Isian Singkat
C3
B4
C3
B5
Uraian
P
C1
Uraian
C3
C2
Uraian
P
C3
Uraian
C3
C4
Uraian
C3
C5
123
Lampiran 15 SOAL TES FORMATIF I Nama
:
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: V (Lima)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 30 menit
Pelaksanaan
: ………………………………… 2014
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang tepat! 1. Perhatikan kedua persegi panjang di bawah ini!
Jumlah dari kedua bagian persegi panjang yang diarsir yaitu .... a. 4
c. 4/10
b. 6
d. 4/5
2. 2/10 + 5/10 = ……. a. 3/20
c. 7/20
b. 3/10
d. 7/1
3.
Bilangan yang tepat untuk melengkapi titik-titik di atas yaitu ....
a. 6
c. 8
b. 7
d. 9
4.
Pada penjumlahan bilangan pecahan di atas, terdapat kesalahan pada angka
124
a. 4
c. 2
b. 3
d. 1
5. Susunan bilangan yang benar mulai dari yang tertinggi hingga terendah yaitu .... a. 1/8, 2/8, 3/8, 4/8
c. 6/8, 4/8, 1/8, 2/8
b. 2/8, 5/8, 3/8, 6/8
d. 68, 4/8, 2/8, 1/8
a. 2/10
c. 4/10
b. 3/10
d. 5/10
6.
7. Bilangan yang tepat untuk melengkapi titik-titik di atas yaitu .... a. 6
c. 8
b. 7
d. 9
8. Di bawah ini hasil pengurangan dua bilangan pecahan yang salah yaitu ....
Bilangan yang tepat untuk menggantikan huruf a, b dan c secara berturut-turut yaitu .... a. 12, 5, 3
c. 12, 8, 3
b. 12, 5, 13
d. 12, 8, 13
10. Di bawah ini yang bukan merupakan pengurangan pecahan berpenyebut sama yaitu ....
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
125
1. Dalam lambang bilangan 1/3 , “1” disebut pembilang, sedangkan “3” disebut …....
2. Dalam menjumlahkan dua bilangan pecahan yang berpenyebut sama, maka yang harus dilakukan yaitu ..... pembilang.
Bilangan yang tepat untuk melengkapi titik-titik di atas yaitu ....
Bilangan yang tepat untuk melengkapi titik-titik di atas yaitu .... C. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar! 1. Gambarlah sebuah persegi panjang yang sesuai dengan hasil penjumlahan Dari 1/6 dengan 1/6 ! 2. Ayah mempunyai 2 ekor bebek. Berat tiap-tiap bebek yaitu 5/12 kg dan 4/12
kg.
Berapa kg berat 2 ekor bebek tersebut? 3. Perhatikan kedua bangun persegi panjang di bawah ini!
Gabungkanlah kedua persegi panjang di atas dengan memperhatikan arsirannya! 4. Perhatikan kedua bangun persegi panjang di bawah ini!
a. Tulislah besarnya bagian yang diarsir pada masing-masing persegi panjang di atas! b. Hitunglah selisih dari besarnya bagian yang diarsir dari kedua bangun persegi panjang di atas! 5. Erwin mempunyai 4/6 potong buah pepaya. Kemudian Ratna meminta 3/6 potong buah pepaya. Hitunglah sisa buah pepaya yang dimiliki Erwin! 6. Kunci Jawaban Tes Formatif I A.
1. D
6. A
126
B.
2. D
7. C
3. B
8. D
4. A
9. C
5. D
10. B
1. penyebut 2. menjumlahkan 3. 4/8 4. 3/8 5. 7/13
C. 1.
2.
3. 4.
a. 5/6 dan 3/6
Jadi, sisa buah pepaya yang dimiliki Erwin yaitu 1/6 potong.
127
Lampiran 16 KISI-KISI SOAL TES FORMATIF II Satuan Pendidikan
: MI. Bidayatussabiyl Cikarang Utara Bekasi
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
:V/2
Materi Pokok
: Operasi Hitung Pecahan
Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar 5.2. Menjumlahkan Dan mengurangkan Berbagai bentuk pecahan.
Indikator Soal
Jenis Soal dari Pilihan yang Ganda
Melengkapi titik-titik susunan bilangan merupakan kelipatan 4. Memberi nilai terhadap empat bangun persegi panjang yang diarsir. Menunjukkan pecahan yang senilai dengan 4/7. Menghitung KPK dari 2 dan 3.
dari nilai terendah hingga nilai tertinggi. Menghitung penjumlahan dari dua bilangan pecahan yang berpenyebut beda. Menyusun bilangan pecahan dari nilai tertinggi hingga nilai terendah. Menghitung pengurangan dari dua bilangan pecahan yang berpenyebut beda. Memberi nama untuk angka 1 pada bilangan pecahan 1/3 . Menilai bagian yang diarsir pada sebuah bangun persegi panjang. Mengemukakan cara untuk menyamakan penyebut pada penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan berpenyebut beda. Menghitung penjumlahan dari dua bilangan pecahan yang
Jenis No. Ranah Soal C3 A1
Pilihan Ganda
C6
A2
Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda
C3
A3
C3
A4
C3
A5
C3
A6 A7
Pilihan Ganda
C3
A8
Pilihan Ganda
C3
A9 A10
Isian C1 Singkat Isian C2 Singkat Isian C2 Singkat
B1
Isian C3 Singkat
B4 B5
B2 B3
128
berpenyebut beda. Menggambar bangun persegi panjang yang bernilai sama dengan bangun persegi panjang yang terdapat pada soal. Memecahkan soal cerita dengan menggunakan konsep penjumlahan pecahan berpenyebut beda. Menentukan besarnya bagian yang diarsir dari sebuah persegi panjang, kemudian menghitung sisa persegi panjang yang diarsir jika dikurangi 2/8 . Memecahkan soal cerita dengan menggunakan konsep pengurangan pecahan berpenyebut beda.
Uraian
P
C1
Uraian
C3
C2 C3
Uraian
C3
C4
Uraian
C3
C5
129
Lampiran 17 SOAL TES FORMATIF II Nama
:
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: V (Lima)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 30 menit
Pelaksanaan
: ……………………………… 2014
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang tepat! 1. Kelipatan dari 4 yaitu: 8, 12, 16, ..., 24, 28. Bilangan yang tepat untuk melengkapi titik-titik di atas adalah .... a. 17
c. 19
b. 18
d. 20
2. Perhatikan gambar-gambar berikut ini! (1)
(2)
(2)
(4)
Di antara empat persegi panjang di atas, persegi panjang yang memiliki nilai tertinggi ditunjukkan pada nomor .... a. 4
c. 2
b. 3
d. 1
3. Di bawah ini merupakan bilangan pecahan yang senilai dengan 4/7 yaitu .... a. 7/4
c. 8/14
b. 8/7
d. 7/14
4. KPK dari 2 dan 3 yaitu ....
130
a. 3
c. 5
b. 4
d. 6
5. Perhatikan bilangan pecahan berikut! (1) 1/4
(3) 2/3
(2) 3/6
(4) 5/12
Susunan bilangan pecahan di atas mulai dari nilai terendah hingga nilai tertinggi yaitu .... a. (1), (4), (2), (3)
c. (3), (4), (2), (1)
b. (3), (4), (1), (2)
d. (4), (1), (3), (2)
a. 9/16
c. 6/16
b. 9/20
d. 6/20
a. 19/8
c. 4/9
b. 19/20
d. 4/20
8.. Perhatikan bilangan pecahan berikut! (1) 1/4
c. 1/3
(2) 1/6
d. 6/12
Susunan bilangan pecahan di atas mulai dari nilai tertinggi hingga nilai terendah yaitu .... a. (1), (2), (4), (3)
c. (4), (1), (3), (2)
b. (3), (4), (2), (1)
d. (4), (3), (1), (2)
a.5/12
c. 5/6
b. 6/12
d. 6/6
131
a. 1/10
c. 1/3
b. 3/10
d. 3/3
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Pada bilangan pecahan 1/3 , angka 1 disebut sebagai .... 2.
Bangun pesegi panjang yang diarsir besarnya ... bagian. 3. Pada penjumlahan dan pengurangan dua pecahan berpenyebut tidak sama, kedua penyebut pecahan harus disamakan terlebih dahulu dengan cara mencari .... 4.
1/2 + 3/8 = ….
5.
2/5 + 1/3 = ……
C. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar! 1. Gambarlah sebuah persegi panjang yang senilai dengan persegi panjang di bawah ini!
2. Lala mempunyai rambut yang panjangnya 3/7 meter. 2 bulan kemudian, panjang rambut Lala bertambah 1/2 meter. Berapa meter panjang rambut Lala sekarang? 3. Dwi mempuyai Jeruk seberat 2/8 kg. Kemudian ia diberi Jeruk oleh ibunya seberat 2/4 kg. Berapakah berat Jeruk yang dimiliki Dwi sekarang?
4.
a. Berapakah besarnya bagian yang diarsir pada persegi panjang di atas? b. Jika bagian yang diarsir dikurangi 2/8 , maka berapakah sisanya? 5. Dalam keranjang terdapat 1/4 kuintal Rambutan. Jika kamu mengambil 1/7 kuintal, maka berapa kuintal Rambutan yang tersisa dalam keranjang? Kunci Jawaban Tes Formatif II A.
1. D
6. A
2. A
7. B
3. C
8. D
4. D
9. A
5. A
10. B
132
B.
1. Pembilang 2. 5/10 3. KPK 4. 7/8 5. 11/15
C.
1.
2. Diketahui : a. Lala mempunyai rambut yang panjangnya 3/7meter. b. 2 bulan kemudian, panjang rambut Lala bertambah 1/2 meter. Ditanyakan : Panjang rambut Lala sekarang.
Jadi, panjang rambut Lala sekarang yaitu 13/14. 3. Diketahui : a. Dwi mempuyai Jeruk seberat 2/8 kg. b. Dwi diberi Jeruk oleh ibunya seberat 2/4 kg. Ditanyakan : Berat Jeruk yang dimiliki Dwi sekarang.
Jadi, Jeruk yang dimiliki Dwi sekarang seberat 3/4 kg. 4. a. Besarnya bagian yang diarsir pada persegi panjang di atas yaitu 3/4
Jadi, sisa bagian yang diarsir pada persegi panjang di atas jika Dikurangi 2/8 , yaitu 1/2 . 5. Diketahui : a. Dalam keranjang terdapat 1/4 kuintal Rambutan. b. Kamu mengambil 1/7 kuintal Rambutan. Ditanyakan : Sisa Rambutan yang tersisa dalam keranjang.
Jadi, sisa Rambutan yang tersisa dalam keranjang, yaitu 3/28 kuintal.
133