PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) MELALUI LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-MIA 2 DI SMAN 9 MALANG Silvanie Giyanatta1), Herawati Susilo2), Sri Endah Indriwati3) Universitas Negeri Malang Email:
[email protected])
[email protected])
[email protected])
ABSTRACT: The purpose of this action research is improve character and the learning outcomes students of X-MIA 2 SMAN 9 Malang through applying Problem Based Learning (PBL) by Lesson Study. This research was conducted in two cycles. Each cycle consists of four phases: (1) planning, (2) action, (3) observation, (4) reflection. Methods of data collection is observation, questionnaires, leaning journals and test. Data were analyzed in the form of (1) implementative of PBM by LS through observation sheets and sheets monitoring phases of LS, (2) the character of students through observation sheets and questionnaires as well as learning journals, (3) the results of student learning through tests for cognitive and through observation sheet for psychomotor aspects. Keywords: Problem Based Learning, Lesson Study, character, learning outcomes. ABSTRAK: Tujuan penelitian tindakan kelas ini yaitu untuk meningkatkan karakter dan hasil belajar siswa kelas X-MIA 2 SMAN 9 Malang dengan penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) melalui Lesson Study (LS). Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas 4 tahapan yakni (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, angket, jurnal belajar dan tes. Data yang dianalisis berupa (1) keterlaksanaan PBM melalui LS melalui lembar observasi dan lembar monitoring tahapan LS (2) karakter siswa melalui lembar observasi dan angket serta jurnal belajar, (3) hasil belajar siswa melalui tes untuk aspek kognitif dan melalui lembar observasi untuk aspek psikomotorik. Kata Kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), karakter, hasil belajar
PENDAHULUAN Adisusilo (2012: 77) menyatakan bahwa karakter merupakan sesuatu yang merepresentasikan seorang pribadi. Karakter merupakan seperangkat nilai yang telah menjadi kebiasaan hidup sehingga menjadi sifat tetap dalam diri seseorang. Zuchdi (2011: 173) menyatakan bahwa pendidikan karakter berkaitan dengan pengembangan nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan sikap yang positif guna mewujudkan individu yang dewasa dan bertanggungjawab. Seligman (2004: 611) menyatakan aktivitas berkarakter dalam pembelajaran muncul secara alami, merupakan dampak dari kebiasaan atau aktivitas yang melibatkan proses pemilihan dalam hidup. Karakter dapat menunjukkan perilaku siswa dan menggambarkan sikap. Hal ini nampak ketika pembelajaran yang menunjukkan kemauan siswa ingin mendalami konten dari pembelajaran. Adisusilo (2012: 77) mengungkapkan tujuan dari pembelajaran karakter yaitu penanaman seperangkat nilai-nilai agar menjadi sifat pada diri siswa yang dapat mewarnai kepribadian atau karakter siswa. Jadi karakter berkaitan dengan
apa saja yang baik yang harus dilakukan dan apa saja yang jelek yang harus dihindari dalam mewujudkan tujuan hidup. Pembelajaran karakter merupakan proses yang berlangsung terus menerus tiada kenal kata henti. Pada kenyataannya, pembelajaran di kelas X-MIA 2 SMAN 9 Malang menunjukkan bahwa rasa ingin tahu siswa rendah. Hal ini ditunjukkan dengan ada satu atau dua siswa saja yang bertanya saat kegiatan diskusi berdasarkan hasil observasi tanggal 11 Januari 2016. Pada 11 Januari 2016 itu pula siswa diberi angket tentang penanaman karakter dalam pembelajaran Biologi yang dapat dilihat pada Tabel 1. Karakter kejujuran siswa rendah. Hal ini ditunjukkan dengan siswa masih menyontek saat ulangan berdasarkan wawancara pada 11 Januari 2016 dengan guru Biologi yaitu Ibu Dwi Rahmiatus Selfiati,. Observasi tanggal 13 Januari 2016 menunjukkan siswa tidak jujur ketika memecahkan kaca benda saat pengamatan. Karakter menghargai dan kedisiplinan siswa rendah. Hal ini ditunjukkan dengan siswa yang tidak menghargai tugas yang diberikan sehingga dampaknya ialah keterlambatan dalam pengumpulan tugas. Karakter tanggungjawab siswa rendah. Hal ini ditunjukkan dengan banyak siswa yang tidak terlibat aktif dalam kegiatan praktikum mengamati Bryophyta dan Pteridophyta. Beberapa kali siswa tidurtiduran di kursi saat siswa yang lainnya sedang melaksanakan praktikum. Usaha guru dalam melakukan perbaikan karakter dilakukan secara verbal. Guru memberikan wejangan atau nasihat kepada siswa saat pembelajaran. Peningkatan karakter kejujuran diupayakan oleh guru dengan memberikan peringatan kepada siswa untuk berlaku jujur dalam mengerjakan ujian. Peningkatan karakter menghargai diupayakan oleh guru kepada siswa dengan memperhatikan teman ketika melakukan presentasi dan menerima setiap pendapat ketika diskusi. Peningkatan karakter kedisiplinan diupayakan oleh guru dengan memberikan nasihat kepada siswa ketika terlambat tiba di kelas dan terlambat mengumpulkan tugas. Peningkatan karakter rasa ingin tahu dan tanggungjawab masih belum diupayakan oleh guru dalam pembelajaran. Tabel 1. Hasil Karakter Siswa Saat Observasi Karakter Rasa ingin tahu Kejujuran Kedisiplinan Tanggungjawab Menghargai
Persentase Klasikal 31% 6% 57,44% 29% 9,6%
Menurut Yulia (2013: 73) karakter seseorang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sehingga perlu ditanamkan dalam proses belajar. Sudjana (1995: 112) menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku dalam pengertian yang luas mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil merupakan akibat dari proses. Arikunto (2008: 89) menyatakan tentang penilaian ranah kognitif yang bertujuan untuk mengukur pengembangan penalaran, sedangkan terdapat empat tujuan penilaian afektif adalah (1) mendapatkan umpan balik baik bagi guru maupun siswa untuk memperbaiki pembelajaran, (2) mengetahui tingkat perubahan tingkah laku siswa, (3) menempatkan siswa dalam situasi pembelajaran yang tepat, sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik siswa, (4) mengenal latar belakang kegiatan belajar siswa. Sehubungan dengan adanya pengaruh karakter
terhadap hasil belajar, dilakukan pula observasi hasil belajari siswa kelas X-MIA 2 SMAN 9 Malang melalui telaah dokumen pada 18 dan 20 Januari 2016 dan wawancara dengan Ibu Dwi Rahmatus Selfiati. Melalui telaah dokumen nilai siswa, hanya ada 1 siswa dari 25 siswa yang mencapai KKM pada saat Ujian Akhir Semester Gasal 2015/2016 yakni nilai di atas 80, sedangkan 24 siswa lainnya memperoleh nilai dibawah KKM. Hal tersebut menujukkan persentase sebesar 4% siswa saja yang mendapat nilai di atas KKM. Nilai UAS yang diperoleh siswa menunjukkan rerata yang menurun dibandingkan dengan nilai UTS Gasal 2015/2016 pada matapelajaran Biologi. Upaya yang telah dilakukan oleh guru dalam memperbaiki hasil belajar yakni dengan melakukan remidi. Remidi yang dilakukan guru selama ini yaitu dengan memberikan tugas tambahan kepada siswa. Siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM diberi tugas yakni merangkum atau menjawab pertanyaanpertanyaan yang diberikan oleh guru. Upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan karakter dan hasil belajar tidak menunjukkan dampak yang signifikan. Oleh sebab itu diperlukan upaya yang lain untuk memberikan peningkatan karakter dan hasil belajar siswa. Diperlukan perbaikan proses pembelajaran dengan melakukan kolaborasi pembelajaran oleh guru agar kelemahan-kelemahan yang terjadi dapat ditemukan solusi perbaikannya. Usaha perbaikan ini dilakukan dalam rangka penelitian tindakan kelas (PTK) melalui kegiatan Lesson Study (LS). LS diharapkan dapat meningkatkan kebersamaan antar tim LS dan wawasan dalam merancang, melakukan, dan merefleksi tindakan secara kolaboratif dalam hal ini meningkatkan karakter dan hasil belajar. Perbaikan karakter dan hasil belajar ini menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) yang akan membuat pembelajaran berpusat pada siswa (student centered), juga mengandung aspekaspek berkarakter jika diterapkan dalam pembelajaran.. Menurut Wena (2011: 103) salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan karakter dan hasil belajar siswa adalah PBM melalui LS. PBM berkontribusi dalam mengingkatkan karakter dan hasil belajar. Menurut Raimi (2012: 8) PBM dapat meningkatkan secara drastis kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan mengembangkan perilaku-perilaku baik siswa jika dilakukan secara berkesinambungan. Trenberth, (2013: 193) menyatakan bahwa yang mendukung peningkatan karakter melalui pendidikan ialah bagaimana guru memadukan pendidikan sikap dengan materi yang diajarkan. Menurut Putri (2014: 39) siswa melakukan proses refleksi diakhir pembelajaran PBM mampu memberikan kontribusi pada peningkatan perbaikan proses pembelajaran. Wulandari (2013: 187) menyatakan bahwa adanya perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan metode PBM dan siswa yang diajar dengan metode konvensional. Chotimah (2007: 7) menyatakan metode PBM mampu menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran yang berdampak pada meningkatnya respon yang positif dari siswa. Hasil belajar siswa juga meningkat jika diawal pembelajaran disajikan permasalahan yang harus diselesaikan. Siswa mampu mengimplementasikan pengetahuannya dan menciptakan hubungan antara permasalahan dan pengetahuannya. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) yakni penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) melalui LS untuk meningkatkan karakter dan hasil belajar siswa.
METODE Penelitian ini dilaksanakan di kelas sehingga disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK dimanfaatkan secara langsung untuk kepentingan peningkatan kualitas pembelajaran. Penelitian ini berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks (holistic contextual). Dalam hal ini, peneliti berperan sebagai perencana kegiatan, guru model, pengumpul data baik melalui pengamatan langsung atau telaah dokumen, serta pengevaluasi kegiatan penelitian. Penelitian ini dilakukan di SMAN 9 Malang, Jalan Puncak Borobudur No. 1 Malang, di kelas X MIA-2 yakni kelas dengan pola 5 semester. Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas X MIA-2 dengan jumlah siswa sebanyak 25 siswa, terdiri atas 7 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Jenis data yang dikumpulkan adalah data penelitian informan, dokumen/arsip dan aktivitas pembelajaran siswa saat kegiatan pembelajaran. Variabel penelitian ini menggunakan instrumen diantaranya 1) silabus, 2) RPP, 3) LKS, 4) lembar observasi ketercapaian Model PBM melalui LS, 5) angket open lesson untuk siswa, 6) lembar monitoring kegiatan LS, 7) tes, 8) jurnal belajar, 9) lembar penilaian karakter. Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Genap 2015/2016 mulai bulan Januari 2016 – Mei 2016. Prosedur penelitian terdiri atas tahap pra penelitian dengan mengobservasi pembelajaran biologi hingga ditemukannya permasalahan dalam pembelajaran. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui LS dengan tahapan Plan, Do, See dengan materi K.D. 3.8 dan 4.8. materi Kingdom Animalia untuk siklus 1 serta K.D. 3.9 dan 4.9. materi Ekolosistem untuk siklus 2. Selanjutnya pengumpulan data yang dibantu oleh 3 orang observer yakni guru biologi SMAN 9 Malang yang bernama Ibu Dwi Rahmiatus Selfiati, 2 teman sejawat dari prodi pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang yang bernama Siti Nur Arifah dan Putri Ani Puji K. K., lalu menganalisis data, melakukan pembahasan, dan melaporkan penelitian. ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini selanjutnya dianalisis. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah data data karakter siswa, tes hasil belajar kognitif, dan analisis data hasil belajar psikomotorik siswa. Selain itu juga menelaah data pendukung yakni keterlaksanaan pembelajaran melalui Lesson Study. Secara rinci pengolahan data terdiri atas 1) Karakter siswa yang dianalisis melalui 2 hal yakni jurnal belajar dinilai berdasarkan rubrik penilaian jurnal belajar dan persentase keberhasilan 5 karakter yang diteliti, 2) Hasil belajar diukur berdasarkan persentase keberhasilan hasil belajar kognitif siswa yang memperoleh nilai >80 dan hasil belajar psikomotorik dilihat berdasarkan persentase keberhasilan melalui rubrik penilaian kinerja praktikum. PAPARAN DATA Siklus 1 PTK Perencanaan Tindakan Siklus 1 Pada kegiatan perencanaan dilakukan penyusunan silabus, RPP, LKS, dan perangkat penelitian berupa lembar ketercapaian PBM, angket siswa peserta open lesson, lembar monitoring tahap LS, jurnal belajar beserta rubriknya, angket
penilaian karakter siswa, soal tes objektif dan lembar penilaian kinerja praktikum beserta rubriknya. Silabus, RPP, LKS, dan soal tes yang digunakan dalam kedua siklus telah divalidasi dosen ahli. Siklus 1 divalidasi oleh Dr. Ibrohim, M.S. Diperoleh hasil berdasarkan kriteria kevalidan menurut Akbar (2013: 82). Hasil validasi silabus siklus 1 ialah 80,00% dengan predikat valid. Hasil validasi RPP pada siklus 1 yaitu 81,33% dengan predikat sangat valid. Validasi LKS siklus 1 sebesar 81,80% yang menunjukkan predikat sangat valid. Soal objektif siklus 1 yang terdiri atas 20 butir soal juga telah divalidasi oleh para dosen ahli. Soal siklus 1, hasilnya menunjukkan bahwa soal no 18 dan 20 menunjukkan predikat valid sedangkan soal lainnya sangat valid. Selain dilakukan validasi kepada dosen ahli, dilakukan pula uji validitas dan reliabilitas menggunakan bantuan aplikasi SPSS 16,0 Ink serta dilakukan uji daya beda dan tingkat kesukaran yang dilakukan dengan bantuan software Excell for Windows. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai indeks validitas < r tabel (5%), maka soal tersebut dikatakan valid. Uji validitas soal objektif siklus 1 menunjukkan bahwa tiap butir soal memberikan nilai indeks validitas < r tabel (5%) maka dinyatakan valid. Uji reliabilitas soal objektif dilihat dari kriteria reliabilitas butir soal menurut Arikunto (2009: 109). Salah satu teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas suatu tes adalah Cronbach’s Alpha atau Koefisien Alpha. Koefisien korelasi yang ditunjukkan dari 20 butir soal tersebut disesuaikan dengan kriteria reliabilitas butir soal. Koefisien korelasi dari soal objektif siklus 1 sebesar 0,630. Keduanya menunjukkan kriteria tinggi. Uji tingkat kesukaran soal untuk objektif dilakukan dengan perhitungan menurut Arifin (2014: 266). Soal siklus 1 dengan kriteria sukar yakni soal nomor 7 dan 8, kriteria sedang yakni soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, dan 20. Soal dengan kriteria mudah yakni nomor 6 dan 19. Selanjutnya dilakukan uji daya pembeda soal siklus 1 yang dilihat berdasarkan kriteria daya pembeda yakni menggolongkan indeks determinasi dalam item evaluation menurut Ebel dalam Arifin (2014: 274). Butir soal objektif siklus 1 seluruhnya menunjukkan kriteria very good item. Perangkat tersebut yang akan digunakan dalam penelitian tindakan ini. Pelaksanaan dan Refleksi Siklus 1 Siklus 1 PTK ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016 dengan 5 kali pertemuan pembelajaran. Kompetensi dasar pada siklus 1 ini yaitu KD 3.8 dan 4.8 yakni menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan perannya dalam kehidupan. Berikut merupakan ringkasan dari penerapan Lesson Study pada siklus 1 yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Ringkasan Penerapan Lesson Study Siklus 1 X-MIA 2 SMAN 9 Malang Open Waktu Pelaksanaan Lesson Materi Observer Plan Do See keI Avertebrata 1 Jumat, Senin, Senin, Dwi Rahmatus (Prorifera, 4 Maret 7 Maret 7 Maret Seltiati, S.Pd. Coelenterata, 2016 2016 2016 Putri Ani Puji Platyhelminthes, (13.00 – (07.30 – (09.00 – Siti Nur Arifah Nemathelminthes, 14.00) 09.00) 10.00) Annelida)
LanjutanTabel 2. Open Lesson Materi keII Avertebrata 2 (Mollusca, Arthropoda, Echinodermata)
Waktu Pelaksanaan Observer Dwi Rahmatus Seltiati, S.Pd. Putri Ani Puji Siti Nur Arifah
III
Vertebrata 1 (Pisces, Reptilia, Amphibia)
Dwi Rahmatus Seltiati, S.Pd. Putri Ani Puji Siti Nur Arifah
IV
Vertebrata 2 (Aves, Mamalia)
Dwi Rahmatus Seltiati, S.Pd. Putri Ani Puji Siti Nur Arifah
V
Peranan Animalia dalam Kehidupan
Dwi Rahmatus Seltiati, S.Pd. Putri Ani Puji Siti Nur Arifah
Plan Senin, 7 Maret 2016 (10.00 – 10.45) Senin, 14 Maret 2016 (09.50 – 10.25) Senin 21 Maret 2016 (10.00 – 10.35) Rabu, 23 Maret 2016 (15.00 – 15.20)
Do Senin, 14 Maret 2016 (07.30 – 09.00) Senin 21 Maret 2016 (07.30 – 09.00) Rabu, 23 Maret 2016 (13.30 – 14.10) Senin, 27 Maret 2016 (07.30 – 09.00)
See Senin, 14 Maret 2016 (09.00 – 09.50) Senin 21 Maret 2016 (09.00 – 10.00) Rabu, 23 Maret 2016 (14.10 – 15.00 Senin, 27 Maret 2016 (09.00 – 10.00)
Dari kelima pertemuan yang dilakukan melalui LS di atas, terdapat perbaikan yang dilakukan. Sikap menghargai siswa ditingkatkan saat pembagian kelompok mulai dari awal pertemuan (7 Maret 2016), siswa seperti Rischka, Marsa dan Bilqis tidak mau menerima teman lain. Pada pertemuan 2 (14 Maret 2016) guru memberikan penjelasan melalui PPT untuk memiliki sikap menghargai kepada teman lain. Perbaikan kedisiplinan siswa dengan memberikan peraturan yang dimulai pada pertemuan 1 (7 Maret 2016) yakni siswa tidak diperkenankan bermain game saat pembelajaran berlangsung. Siswa juga diperingatkan oleh guru model secara berkala untuk disiplin dalam kelompok, tidak mengganggu kelompok lain saat melakukan investigasi, karena observer menemukan siswa atas nama Hammam dan Hafiz tidak melakukan investigasi dengan baik dalam kelompok (14 dan 23 Maret 2016). Perbaikan rasa ingin tahu siswa dilakukan dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya saat diskusi, guru menunjuk siswa sebagai kelompok presenter untuk menjadi notulis dan moderator, agar suasana diskusi lebih hidup. Hal ini dilakukan mulai pertemuan ke 2 (14 Maret 2016). Perbaikan rasa ingin tahu siswa juga dilakukan saat merumuskan permasalahan di awal pembelajaran. Guru memberikan stimulasi berupa pertanyaan-pertanyaan sederhana dan tidak langsung memberikan masalah pada siswa, hal ini berlangsung mulai pertemuan 1 (7 Maret 2016), namun guru sempat melakukan kelalalian pada pertemuan ke 3 (23 Maret 2016) yakni disaat siswa bertanya akan hal yang kurang dipahami, guru langsung menjawabnya dan tidak menuntun siswa dengan pertanyaan-pertanyaan stimulus. Hal ini diperbaiki pada pertemuan 4 dan 5 (23 dan 27 Maret 2016). Perbaikan kejujuran siswa dilakukan oleh guru model dengan memberikan pengarahan pada saat melakukan bimbingan dalam kelompok agar siswa tidak menyontek saat mengerjakan LKS, selain itu juga menggunakan pemikirannya sendiri dalam mengerjakan jurnal belajar, mengisi
angket karakter, serta mengisi angket peserta open lesson. Dalam pengisian angket ini perlu diantisipasi kelemahannya yakni siswa tidak mengerjakannya sendiri berdasarkan pada yang dirasakan, namun mengerjakan dengan melihat milik teman yang lainnya. Kejujuran siswa juga ditingkatkan saat mengerjakan Ujian Akhir Siklus 1 pada 30 Maret 2016, seluruh handphone dikumpulkan dan guru membuat denah ujian untuk tempat duduk siswa. Pada saat ujian ini siswa juga diberikan kesmepatan untuk belajar dari PPT reviu agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Perbaikan juga dilakukan pada saat pelaksanaan PBM melalui LS. Perbaikan yang dilakukan dari pertemuan 1 yakni guru memberikan petunjuk dalam pengisian LKS yang tergolong dalam sintaks mengorganisasi siswa untuk belajar. Perbaikan dari pertemuan 2 yakni guru model melakukan bimbingan kelompok secara adil, tidak pada kelompok-kelompok tertentu saja. Pertemuan 3 dilakukan perbaikan pelaksanaan PBM yakni guru model hendaknya melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah direncanakan sebelumnya. Guru juga diharapkan memberikan motivasi kepada siswa sesuai dengan yang tertera pada lembar observasi ketercapaian pembelajaran agar dalam melakukan penilaian individu dan investigasi kelompok siswa melakukannya dengan lebih antusias. Perbaikan pertemuan ke 4 yakni guru model lupa menyampaikan tujuan pembelajaran, oleh sebab itu ketercapaian pelaksanaan PBM tidak maksimal sesuai harapan. Pada siklus 5, guru model perlu melakukan perbaikan di siklus selanjutnya yakni menekankan kembali proses evaluasi pemecahan masalah, untuk menuntun siswa pula dalam melakukan evaluasi dalam jurnal belajar. Dari kelima pertemuan di siklus 1 diperoleh hasil karakter hasil belajar dan ketercapaian pelaksaaan PBM melalui LS yang disajikan dalam Tabel 3, Tabel 4, dan Tabel 5 serta keterlaksanaan LS melalui lembar monitoring observer pada Tabel 6 sebagai berikut. Tabel 3. Hasil Karakter Siswa Siklus 1 Karakter Rasa ingin tahu Kedisiplinan Kejujuran Tanggungjawab Menghargai
Hasil (%) Penilaian Observer Angket Siswa 77,28% 89,48% 81,53% 87,83% 77,13% 87,75% 76,12% 89,20% 76,87% 91,33%
Tabel 4. Hasil Belajar Siswa Siklus 1 Hasil Belajar Kognitif Psikomotorik
Rerata (%) 83,38% 84,68% 82,44% 82,66% 84,10%
Hasil 86,32% 85,45%
Tabel 5. Ketercapaian Pembelajaran PBM melalui LS Siklus 1 Taraf Sumber Pertemuan Keterlaksanaan Taraf Data kePembelajaran Keberhasilan (%) 1 96.42% Sangat baik Lembar 2 96.42% Sangat baik observasi 3 85.71% Sangat baik oleh observer 4 89.28% Sangat baik 5 91.07% Sangat baik
Rerata (%)
91.78%
Lanjutan Tabel 5. Sumber Data
Pertemuan ke-
Angket siswa peserta open lesson.
1 2 3 4 5
Taraf Keterlaksanaan Pembelajaran (%) 89.23% 93.54% 99.08% 93.54% 99.69%
Taraf Keberhasilan
Rerata (%)
Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik
95.01%
Tabel 6. Keterlaksanaan LS Siklus 1 Tahapan Plan Do See
Pertemuan 1 2 3 4 5 100% 100% 87,50% 84,37% 93,75% Melalui monitoring tahap Do (deskriptif) 89,06% 90,62% 89,06% 92,17% 95,31%
Rerata (%) 93,12 100 91,2%
Berdasarkan pada data observasi keseluruhan siklus 1 ini, maka sangatlah perlu dilakukan perbaikan pembelajaran. Hal inilah yang mendasari Tim LS melanjutkan kegiatan pembelajaran ke siklus 2 dengan materi Ekosistem Siklus 2 PTK Perencanaan Tindakan Siklus 2 Silabus, RPP, LKS, dan soal tes yang digunakan dalam siklus 2 juga telah divalidasi dosen ahli. Perangkat dan materi siklus 2 divalidasi oleh Prof. Dr. Mimien Henie Irawati, M.Pd. diperoleh berdasarkan kriteria kevalidan menurut Akbar (2013: 82). Hasil validasi silabus siklus 2 yaitu 96,90% dengan predikat sangat valid. Hasil validasi RPP pada siklus 2 yaitu 100,00% menunjukkan predikat sangat valid. Hasil validasi LKS dari siklus 2 yaitu 91,30% menunjukkan predikat sangat valid. Soal objektif siklus 2 yang terdiri atas 20 butir soal juga telah divalidasi oleh dosen ahli. Hasilnya menunjukkan bahwa soal no 2, 14, 18 dan 19 menunjukkan predikat valid sedangkan soal lainnya menunjukkan predikat sangat valid. Selain dilakukan validasi kepada dosen ahli, dilakukan pula uji validitas dan reliabilitas menggunakan bantuan aplikasi SPSS 16,0 Ink serta dilakukan uji daya beda dan tingkat kesukaran yang dilakukan dengan bantuan software Excell for Windows. Uji validitas soal objektif siklus siklus 2 menunjukkan bahwa tiap butir soal (masing-masing siklus 20 butir soal) memberikan nilai indeks validitas < r tabel (5%) maka dinyatakan valid. Uji reliabilitas soal objektif dilihat dari kriteria reliabilitas butir soal menurut Arikunto (2009: 109). Reliabilitas soal yang dilihat dari koefisien korelasi dari soal objektif siklus 2 yakni 0,628. Keduanya menunjukkan kriteria tinggi. Soal objketif siklus 2 ini juga telah dilakukan uji tingkat kesukaran soal. Soal siklus 2 dengan kriteri sukar yakni nomor 14, kriteria sedang yakni nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 15, 16, 18 dan 20. Soal dengan kriteria mudah yakni 3, 8, 11, 13, 17, dan 19. Selanjutnya dilakukan uji daya pembeda soal siklus 2, dilihat berdasarkan kriteria daya pembeda yakni menggolongkan indeks determinasi dalam item evaluation menurut Ebel dalam Arifin (2014: 274). Soal objektif siklus 2 seluruhnya menunjukkan kriteria very good item.
Direncanakan pula perbaikan pembelajaran yang terdiri atas pemberian waktu pengumpulan LKS untuk melatih karakter disiplinan siswa, karakter tanggungjawab dalam kelompok untuk terlibat dalam diskusi pemecahan masalah, karakter menghargai teman untuk tidak membeda-bedakan dalam membentuk kelompok. Seharusnya guru juga memberikan penguatan konsep untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Peningkatan karakter kejujuran siswa juga dilakukan dalam melakukan pengamatan ekosistem di lingkungan sekolah, diharapkan siswa dapat menuliskan data sesuai dengan fakta pada pertemuan 1 dan 2. Seperti guru memastikan siswa melakukan investigasi dalam kelompok dengan baik dan menekankan kembali proses evaluasi pemecahan masalah pada akhir sintaks PBM. Selain itu juga guru model melakukan pemberian motivasi dan penyampaian tujuan pembelajaran seperti yang telah tertera pada lembar observasi ketercapaian pembelajaran. Pada upaya perbakan ini juga dilakukan pembicaraan tentang variabel penelitian dan penggunaan instrumennya agar optimal dan menyamakan persepsi antar pada tim LS bagaimana cara mengamati dan menilai siswa. Pelaksanaan dan Refleksi Siklus 2 Siklus 2 PTK ini dilaksanakan pada bulan April 2016 yang terdiri atas 4 pertemuan. Kompetensi dasar yang digunakan dalam pembelajaran pada siklus 2 ini yaitu KD 3.9 dan 4.9 yaitu menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan semua interaksi yang berlangsung di dalamnya. Ringkasan pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 6. berikut ini. Tabel 7. Ringkasan Penerapan Lesson Study X-MIA 2 SMAN 9 Malang Open Waktu Pelaksanaan Lesson Materi Observer Plan Do See ke1 Penyusun Rabu,30 Rabu,13 Rabu,13 Dwi Rahmatus Ekosistem Maret 2016 April 2016 April 2016 Seltiati, S.Pd. dan (09.50 – (08.15 – (09.45 – Putri Ani Puji Interaksinya 10.30) 09.45) 10.20) Siti Nur Arifah 2 Pola Interaksi Dwi Rahmatus Rabu,13 Senin,18 Senin,18 dalam April 2016 April 2016 April 2016 Seltiati, S.Pd. Ekosistem (10.20 – (07.30 – (08.15 – Putri Ani Puji 11.00) 08.15) 08.40) Siti Nur Arifah 3 Pola Interaksi Dwi Rahmatus Senin,18 Rabu,20 Rabu,20 dalam April 2016 April 2016 April 2016 Seltiati, S.Pd. Ekosistem (08.40 – (08.15 – (09.45 – Putri Ani Puji 09.25) 09.45) 10.05) Siti Nur Arifah 4 Daur Rabu,20 Senin,25 Senin,25 Dwi Rahmatus Biogeokimia April 2016 April 2016 April 2016 Seltiati, S.Pd. (10.30 – (07.30 – (08.15 – Putri Ani Puji 10.55) 08.15) 08.50) Siti Nur Arifah
Keempat peremuan siklus 2 yang dilaksanakan melalui LS menunjukkan adanya upaya perbaikan pembelajaran yang dilihat dengan peningkatan karakter dan hasil belajar siswa melalui PBM. Peningkatan karakter menghargai dilakukan oleh siswa saat menyimak guru dan teman lain presentasi. Guru tetap meminta siswa untuk menjadi notulis dan moderator saat diskusi berlangsung mulai dari pertemuan 1 (13 April 2016) dan terutama pada pertemuan 3 yang terdiri atas
presentasi pola interaksi dalam ekosistem ada sintaks PBM siswa memperlihatkan bukti artifaknya. Peningkatan sikap disiplin dan tanggungjawab juga dilakukan oleh siswa dalam hal pengumpulan tugas. Guru model memberikan batasan waktu dalam pengumpulan LKS yakni 1 minggu setelah mengerjakan dan memberikan pengurangan nilai pada siswa yang tidak mengumpulkan tepat waktu. Pada pertemuan 1 diupayakan perbaikan untuk pertemuan 2 (18 April 2016) yakni siswa diharuskan membawa LKS saat pengamatan di luar ruangan. Berdasarkan pengamatan observer, Hammam dan Dirga tidak membawa LKS saat melakukan pengamatan, oleh sebab itu guru model memberikan peringatan perbaikan karakter tanggungjawab agar siswa menyelesaikan tugasnya dengan baik. Peningkatan karakter rasa ingin tahu siswa dilakukan dengan membimbing siswa untuk menuliskan pertanyaan baru yang menarik pada jurnal belajar, hal ini dilakukan guru pada pertemuan 2 dan 3 (18 dan 20 April 2016). Penilaian jurnal belajar juga digunakan untuk mengukur karakter siswa. Pada pertemuan keempat (25 April 2016) dilakukan upaya peningkatan hasil belajar dengan dilakukan reviu pembelajaran sebelum melakukan Ujian Akhir Siklus 2. Peningkatan karakter kejujuran siswa juga dilakukan saat Ujian Akhir Siklus 2 pada 2 Mei 2016. Ujian dilakukan dengan denah tempat duduk yang sudah diatur oleh guru model, dan semua handphone dikumpulkan, tas siswa diletakkan di depan kelas. Upaya perbaikan karakter ini juga menunjang hasil belajar siswa. Pada pertemuan 1 dan 2 peningkatan hasil belajar dilakukan dengan penilaian LKS, guru memberikan reviu di akhir pembelajaran agar siswa dapat menuliskannya pada buku catatan. Reviu juga dilakukan pada perteman keempat menjelang Ujian Akhir Siklus untuk meningkatkan hasil belajar. Dari keempat pertemuan di siklus 2 diperoleh hasil karakter,hasil belajar dan ketercapaian pembelajaran yang dapat dilihat pada Tabel 8, Tabel 9, dan Tabel 10 serta keterlaksanaan LS pada Tabel 11 yang diperoleh dari lembar monitoring sebagai berikut. Tabel 8. Hasil Karakter Siswa Siklus 2 Karakter Rasa ingin tahu Kedisiplinan Kejujuran Tanggungjawab Menghargai
Hasil (%) Penilaian Observer Angket Siswa 86,95% 92,10% 91,00% 90,58% 88,16% 89,00% 76,92% 90,65% 90,66% 94,50%
Tabel 9. Hasil Belajar Siswa Siklus 1 Hasil Belajar Kognitif Psikomotorik
Rerata 89,50% 90,79% 88,58% 83,78% 92,58%
Hasil 90,60% 96,30%
Tabel 10. Ketercapaian Pembelajaran PBM melalui LS Siklus 2 Taraf Sumber Pertemuan Keterlaksanaan Taraf Data kePembelajaran Keberhasilan (%) 1 96,42% Sangat baik Lembar 2 100% Sangat baik observasi 3 100% Sangat baik oleh observer 4 Sangat baik 100%
Rerata (%)
99,107%
Lanjutan Tabel 10. Sumber Data
Pertemuan ke-
Angket siswa peserta open lesson.
1 2 3 4
Taraf Keterlaksanaan Pembelajaran (%) 99,69% 100% 92,00% 100%
Taraf Keberhasilan
Rerata (%)
Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik
97,92%
Tabel 11. Keterlaksanaan LS Siklus 2 Tahapan Plan Do See
Pertemuan 1 2 3 4 96,87% 100% 100% 95,30% Melalui monitoring tahap Do (deskriptif) 95,31% 95,31% 95,31% 100%
Rerata 96,48%
Berikut merupakan perbandingan rerata ketercapaian pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 pada penelitian tindakan kelas sebagai berikut. Tabel 12. Rerata Ketercapaian Pembelajaran Siklus 1 dan Siklus 2 Rerata Ketercapaian Siklus Observer Angket Siswa 91,78% 95,01% 1 99,107% 97,92% 2
Berdasarkan paparan data observasi keseluruhan siklus 2 ini, maka telah diperoleh peningkatan karakter dan hasil belajar siswa yang merupakan perbaikan pembelajaran dari siklus 1. Hal inilah yang mendasari Tim LS tidak lagi melanjutkan kegiatan pembelajaran ke siklus selanjutnya. TEMUAN PENELITIAN Ada peningkatan keterlaksanaan model yang dilihat oleh observer siklus 1 ke siklus 2. Keterlaksanaan model PBM siklus 1 sebesar 91,78% dan siklus 2 sebesar 99,10%, peningkatannya sebesar 7,32%. Hasil monitoring tahap Plan siklus 1 sebesar 93,12% menjadi 98,04% pada siklus 2. Tahap Do pada siklus 1 dan siklus 2 sebesar 100%. Tahap See siklus 1 sebesar 91,25% dan siklus 2 96,48%. Peningkatan hasil monitoring tahap Plan sebesar 4,92% sedangkan tahap See meningkat sebesar 5,20% dari siklus 1 ke 2. Hal ini menunjukkan bahwa keterlaksanaan PBM melalui Lesson Study terlaksana semakin baik dari siklus 1 ke 2. Karakter rasa ingin tahu menunjukkan rerata sebesar 31,00% saat observasi, 77,00% pada siklus 1 meningkat menjadi 87,00% pada siklus 2. Karakter rasa ingin tahu meningkat sebesar 56%. Karakter kedisiplinan menunjukkan rerata sebesar 57,00% saat observasi, 81,00% pada siklus 1 meningkat menjadi 91,00% pada siklus 2. Karakter kedisiplinan meningkat sebesar 34%. Karakter kejujuran menunjukkan rerata sebesar 6,00% saat observasi, 77,00% pada siklus 1 meningkat menjadi 88,00% pada siklus 2. Karakter kejujuran meningkat sebesar 82%. Karakter tanggungjawab menunjukkan rerata sebesar 29,00% saat observasi, 76,00% pada siklus 1 meningkat menjadi 77,00% pada siklus 2. Karakter tanggungjawab meningkat sebesar 48,00%. Karakter menghargai menunjukkan rerata sebesar 9,60% saat observasi, 77,00% pada siklus 1 meningkat menjadi 91,00% pada siklus 2. Karakter menghargai meningkat
sebesar 81,40%. Peningkatan karakter juga dapat dilihat dari penilaian jurnal belajar siswa sebesar 9,88%. Hasil belajar ranah kognitif sebesar 86,32% pada siklus 1 dan meningkat menjadi 90,60% pada siklus 2. Hasil belajar kognitif meningkat dari siklus 1 ke 2 sebesar 4,28%. Hasil belajar ranah psikomotorik sebesar 85,45% pada siklus 1 dan meningkat menjadi 96,30% pada siklus 2. Hasil belajar psikomotorik sebesar 10,85%. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan keterlaksanaan PBM melalui LS adanya peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Keterlaksanaan meningkat sebesar 7,32% sedangkan LS pada tahap Plan meningkat sebesar 4,92%, tahap Do terlaksana 100% dan pada tahap See meningkat sebesar 5,20%. Pembelajaran kolaboratif yang dilakukan dalam penelitian mampu menunjang keterlaksanaan PBM. Susilo (2012: 12) menyatakan empat komponen dalam penelitian tindakan dipandang sebagai suatu siklus. Siklus tersebut diartikan sebagai suatu putaran kegiatan yang terdiri atas perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Dalam penelitian tindakan ini, dilakukan perbaikan dari siklus 1 dan siklus 2 melalui kegiatan refleksi akhir siklus. Observer memberikan fakta yang terjadi dalam pembelajaran lalu tim LS mengupayakan solusi untuk perbaikan. Fakta dalam lapangan, dalam melakukan model PBM guru model kurang maksimal ketika memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan investigasi kelompok. Alokasi waktu pembelajaran pada tahap tersebut kurang, sehingga siswa terburu-buru dalam melakukan investigasi. Evaluasi proses pemecahan masalah juga kurang maksimal dilakukan oleh siswa dalam penerapan PBM. Siswa hanya menuliskan dalam jurnal belajar, tidak mendapat tindakan secara langsung dari guru. PBM dalam meningkatkan karakter siswa dalam penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Fakta yang terjadi di lapangan ialah peningkatan karakter rasa ingin tahu siswa dilakukan oleh guru model dengan mendorong siswa untuk menggunakan buku literatur yang ada dan sumber internet untuk memecahkan permasalahan yang disajikan. Arends (2007: 392) menyatakan bahwa guru akan membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah. Hal ini dapat meningkatkan karakter rasa ingin tahu siswa. Seligman (2004: 608) menyatakan aktivitas berkarakter dalam pembelajaran muncul secara alami, merupakan dampak dari kebiasaan, aktivitas yang melibatkan proses pemilihan dalam hidup, perilaku manusia untuk menggambarkan sikap, hal ini nampak pada pembelajaran yang menjadikan siswa ingin mendalami konten dari pembelajaran. Dengan demikian PBM dapat meningkatkan karakter rasa ingin tahu siswa. Peningkatan karakter kedisiplinan dan tanggungjawab siswa dilakukan dengan pemberian dateline pengumpulan tugas dan keterlibatan siswa dalam kelompok. Selain itu siswa akan menemukan kesenjangan dari materi dan kenyataan. Permasalahan pada PBM tentu akan menjadi hal yang membantu proses evaluasi terjadi pada siswa, meningkatkan karakter disiplin dan tanggungjawab siswa untuk menyelesaikan tugas (Raimi, 2012: 7). Secara kolaboratif, siswa akan menyelesaikan permasalahan yang ada dalam pembelajaran. Sikap siswa untuk disiplin dimulai dengan menyenangi hal-hal yang dibebankan pada dirinya. Jika dihubungkan dengan PBM, maka permasalahan yang akan dipecahkan siswa membuat siswa akan lebih disiplin
dalam pembelajaran (Pettigrew, 1992: 17). Siswa akan lebih menunjukkan sikapnya ketika melakukan relasi dengan orang lain. Dalam hal ini dilihat melalui Model PBM yang di dalamnya terdapat artivitas berkelompok (Seligman, 2004: 611). Dengan demikian, PBM dapat meningkatkan karakter disiplin dan tanggungjawab siswa. Peningkatan karakter kejujuran dan menghargai dilakukan dengan melatih siswa untuk menuliskan data pengamatan Animalia dan Ekosistem sesuai dengan fakta serta kejujuran dalam pengerjaan ulangan harian. Guru model membimbing siswa untuk memperhatijan pendapat teman lain dalam diskusi dan memperhatikan kelompok yang sedang presentasi. Pada sintaks PBM yakni guru mengorganisasi siswa untuk belajar serta sintaks PBM yakni penilaian individu dan investigasi kelompok, melatih siswa untuk bersikap jujur dan menghargai. Dalam penelitian ini, kedua sintaks PBM tersebut selalu dilakukan oleh guru. Keterlaksanaannya baik karena tidak ada catatan khusus tentan kedua sintaks PBM tersebut. Raimi (2012: 8) PBM dapat meningkatkan secara drastis kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan mengembangkan perilakuperilaku baik siswa jika dilakukan secara berkesinambungan Karakter kejujuran dan menghargai dapat ditingkatkan melalui PBM. Trenberth, (2013: 193) menyatakan bahwa yang mendukung peningkatan karakter melalui pendidikan ialah bagaimana guru memadukan pendidikan sikap dengan materi yang diajarkan. Secara natural siswa akan mampu mengembangkan sikap baik dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam materi Animalia yang digunakan dalam siklus 1, siswa diminta untuk menerapkan prinsip klasifikasi sesuai dengan KD 3.8. Karakter siswa terutama rasa ingin tahu, kejujuran, dan tanggungjawab terlatih dalam materi ini. Pada siklus kedua dengan materi Ekosistem, karakter siswa terutama disiplin dan menghargai sangat dilatih. Pembelajaran yang dilakukan di luar ruangan dari pertemuan 1 – 2 membuat siswa disiplin, sedangkan sikap menghargai ditunjukkan dengan menghargai bukti artifak setiap kelompok berupa konsep pola interaksi dan piramida ekoklogi. Oleh sebab itu, sangat perlu memadukan karakter dengan materi pembelajaran. Berryman (2010: 162) menyatakan tentang kemampuan kognitif siswa ditunjukkan melalui tes soal kognitif yang dikerjakan setelah siswa melalui proses berpikir yang dalam terhadap konteks materi pembelajaran. Wulandari (2013: 187) menyatakan hasil belajar siswa dengan metode PBM bersifat student centered. Pada metode pembelajaran ini guru memberikan tugas berupa masalah kemudian siswa mencari solusi untuk memecahkan masalah yang diberikan. Dengan adanya permasalahan yang autentik pada PBM, siswa menjadikan pembelajaran menjadi sesuatu yang bermakna. Trianto (2007: 67) bahwa pembelajaran yang menyajikan situasi masalah yang autentik dan bermakna kepada siswa dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan. Pembelajaran pada siklus 2 yang terdiri atas pengamatan diluar ruangan, menurut Higgins (2005: 218) memberikan dampak positif pada siswa untuk terampil dalam merepresentasikan kinerjanya ke dalam hasil pembelajaran. Siswa terlatih untuk melakukan pengamatan lalu menuliskan hasilnya seperti pada materi komponen dalam ekosistem. Allan (2007: 69) menyatakan tentang hasil belajar kognitif siswa melibatkan proses yang mendalam mengenai pengetahuannya akan kehidupan sehari-hari yang didukung dengan sikap yang
baik terhadap kehidupan tersebut. Kemampuan kognitif siswa ditunjang dengan keinginannya untuk mempelajari lingkungan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan, kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 1) Keterlaksanaan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) melalui Lesson Study untuk meningkatkan karakter dan hasil belajar siswa diketahui meningkat melalui persentase rerata keterlaksanaan PBM secara berturut-turut dari siklus 1 dan 2 ialah 91,78% dan 99,10%, sedangkan tahapan LS (plan,do,see) juga menunjukkan peningkatan secara berturut-turut pada siklus 1 ialah 93,12%, 100,00%, 91,25% pada siklus 2 yaitu 98,04%, 100%, 96,48%, 2) PBM dapat meningkatkan karakter, 3) PBM dapat meningkatkan hasil belajar kognitif dan psikomotorik siswa. Saran yang diperoleh dari penelitian ini yaitu 1) Tahap evaluasi proses pemecahan masalah pada PBM perlu adanya tindak lanjut, sebaiknya tidak hanya dituliskan dalam jurnal belajar siswa 2) Tim LS harus mengoptimalkan cara pengambilan data baik dalam pengamatan, penilaian, dan pengambilan keputusan upaya perbaikan, 3) Siswa diingatkan terus menerus untuk memiliki sikap tanggungjawab dalam mengerjakan tugas untuk menghindari rendahnya peningkatan karakter tanggungjawab. DAFTAR RUJUKAN Adisusilo, S. 2012. Pembelajaran Nilai Karakter. Depok: PT. Rajagrafindo Persada Allan J, Charlir K. 2007. Nurturing Supportive Learning Environments in Higher Education Through the Teaching of Study Skills: To Embed or Not to Embed?” International Journal of Teaching and Learning in Higher Education, 19 (1), 64 – 76 Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Berryman, S.E. 2010. Designing Effective Learning Environments: Cognitive Apprenticeship Models. Journal Institute on Education and The Economy, Box 174, Teachers College 3 (1), 156 – 171 Higgins, S. 2005. The Impact of School Environments: A Literature Review. Journal The Centre for Learning and Teaching School of Education, 7 (2), 202 – 229 Pettigrew, A.W. 1992. The Character and Significance of Strategy Proccess Research, Strategic Management Journal, 13 (2), 5 – 16 Raimi, S.M. dan F.A. Adeoye. 2012. Problem Based Learning Strategy and Quantitative Ability in College of Education Student’s Learning of Integrated Science, Ilorin Journal of Education, 5 (I), 1 – 11 Seligman, Martin. E.P. 2004. Strengths of Character and Weel-Being, Journal of Social and Clinical Psycology. 23 (5), 603 – 619 Sudjana, N. 1995. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Susilo, H., dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang: Bayumedia Publishing Trenberth, K.E. 2013. The Canging Character of Precipitation, Journal of Social and Clinical Science, 11 (2), 184 – 201
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis. Jakarta: Prestasi Pustaka Wena. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan Konseptual Operasional). Jakarta: Bumi Aksara Wulandari, B. 2014. Pengaruh Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar PLC di SMK, Jurnal Pendidikan Vokasi, 3 (2): 178 – 191 Zuchdi, Darmiyati. 2011. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: UNY Press