Bambang : Pengkajian Skala Nyeri Bambang : Pengkajian Skala Nyeri PENGKAJIAN SKALA NYERI DI RUANG PERAWATAN INTENSIVE LITERATUR REVIEW Bambang Adi Marandina Clinical Instruktur RSUD Kota Tasikmalaya
abstrak Latar belakang Nyeri adalah gejala yang umum dan menyebabakan distress pada pasien kritis. Pasien kritis mengalami tingkat rasa nyeri yang berat sehingga beresiko menggangu psikologis dan fisiologis, beberapa di antaranya mungkin bisa mengancam jiwa. Tujuan. Mengetahui jenis asessment nyeri untuk pasien di ruang perawatan intensive. Metode. Desain penelitian dengan metode kajian literatur, membahas hasil penelitian tentang pengkajian skala nyeri di ruang perawatan intensive. Hasil. Hasil pencarian di dapatkan sebanyak 1.120 artikel yang ditemukan, dengan 17 artikel memenuhi kriteria inklusi. baik dalam bahasa indonesia maupun dalam bahasa inggris. Kesimpulan. Asessment skala nyeri untuk pasien dengan gangguan komunikasi bisa digunakan yang bersifat multidimensional asessment. Kata kunci : Pengkajian, Skala Nyeri, Intensive
Volume 1 Nomor 1 April 2014 18
Volume 1 Nomor 1 April 20141
Bambang : Pengkajian Skala Nyeri SCALE ASSESSMENT OF PAIN IN THE INTENSIVE CARE LITERATURE REVIEW Bambang Adi Marandina Hospital Tasikmalaya
abstract Background Pain is a common symptom and causing distress in critically ill patients. Critically ill patients experiencing severe levels of pain that interfere with psychological and physiological risk, some of which may be life-threatening. Purpose. Knowing the type of assessment and pain for patients in intensive care. Method. Design research with literature review method, discussing the results of research on pain assessment scales in intensive care room. Results. Search results in as many as 1,120 articles get found, with 17 articles met the inclusion criteria. both in Indonesian and in English. Conclusion. Pain scale for the assessment of patients with disorders of communication can be used multidimensional assessment and. Keywords: Assessment, Pain Scale, Intensive
Volume 1 Nomor 1 April 2014
2
Bambang : Pengkajian Skala Nyeri
Pendahuluan Ruang Perawatan intensive merupakan suatu unit perawatan pasien yang menderita berbagai kondisi yang kompleks dan mengancam jiwa. Pasien di ruang perawatan intensive memerlukan pemantauan dengan alat yang canggih dan terapi yang intensive, sehingga pasien menjalani berbagai prosedur rutin dan perawatan yang sering menimbulkan rasa tidak nyaman dan nyeri (Payen et al, 2001; Kinney et al, 1995; Puntillo, 1995). Nyeri adalah gejala yang umum dan membahayakannya pada pasien sakit kritis. Pasien sakit kritis mengalami tingkat tinggi rasa sakit beresiko untuk sejumlah konsekuensi psikologis dan fisiologis, beberapa di antaranya mungkin mengancam nyawa. Penilaian sistematis nyeri sulit di unit perawatan intensif karena tingginya persentase pasien yang noncommunicative dan tidak mampu nyeri laporan diri. Asosiasi internasional untuk penelitian nyeri (International Association for the Study of Pain, IASP) mendefinisan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan (IASP, 2012). Nyeri merupakan masalah yang signifikan dalam unit perawatan intensif. Penilaian nyeri dan manajemen nyeri yang tidak memadai berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas (Shannon & Bucknall, 2003). Respon fisiologis terhadap nyeri diantaranya menyebabkan ketidakstabilan hemodinamik, perubahan fungsi sistem kekebalan tubuh, hiperglikemia, dan peningkatan pelepasan katekolamin, kortisol, dan sekresi hormon antidiuretik (Puntillo et al., 2004). Nyeri yang tidak terkontrol menyebabkan berbagai efek psikososial termasuk depresi, kecemasan, delirium, gangguan stres pasca trauma, dan disorientasi (Jacobi et al., 2002). 20 Volume 1 Nomor 1 April 2014
Meskipun dalam literatur bahwa nyeri merupakan stressor umum di ruang perawatan intensive, tingginya tingkat nyeri yang tidak terkontrol tetap sering terjadi di ruang perawatan intensive (Campbell & Happ, 2010). Hal ini dapat dikaitkan dengan adanya keadaan, seperti ventilasi mekanis atau ketidakstabilan hemodinamik, yang menyebabkan sulitnya penilaian nyeri dengan selfreport. Ketersediaan bukti kuat bahwa dokumentasi penilaian nyeri meningkatkan manajemen rasa sakit dan mengurangi rasa sakit pasien, belum ada rekomendasi secara universal mengenai instrumen penilaian nyeri untuk digunakan pada pasien kritis yang tidak mampu laporan nyeri (Shannon & Bucknall, 2003). Pengkajian nyeri yang akurat sangat penting untuk penatalaksanaan nyeri yang efektif. (Kozier et al, 2011). Pengkajian nyeri menurut Powel et al (2010) dan Krohn (2002) terdiri dari precipitating (memperberat dan meringankan), quality, region/radiasi (area nyeri), scale (skala) dan timing (waktu). Pengkajian skala nyeri merupakan pengkajian untuk menentukan keparahan atau intensitas nyeri yang dirasakan pasien. Untuk pengkajian skala nyeri menurut McLafferty & Farley (2008) dapat digunakan alat ukur nyeri yang bersifat unidimensional atau multidimensional. Pelaksanaan penilaian rutin nyeri pada sakit kritis telah menunjukkan peningkatan kepuasan pasien mengenai tingkat persepsi kontrol nyeri (Gelinas et al., 2004). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengobatan yang tepat terhadap rasanyeri dan kecemasan berhubungan dengan penurunan lamanya pengunaan ventilasi mekanis dan angka infeksi nosokomial (Chanques, et al., 2006). Selain itu, penilaian nyeri sistematis dalam sakit kritis telah terbukti menurunkan lamanya hari rawat di ruang perawatan intensive (Payen, Bosson, Chaques, Mantz, & Labarere, 2009). Metode Volume 1 Nomor 1 April 2014 3
Bambang : Pengkajian Skala Nyeri Desain penelitian dengan metode kajian literatur, membahas hasil penelitian tentang pengkajian skala nyeri di ruang perawatan intensive. pencarian literatur dilakukan menggunakan PubMed, Medline, database CINAHL dan google search. Kunci kata pain, assessment, tool, instrument, scale, intensive care, critical care. Artikel yang diterbitkan dalam 10 tahun terakhir. Artikel berasal dari jurnal profesional, ilmiah, peer keperawatan terakhir dan perawatan kesehatan. Sebanyak 1.120 artikel yang ditemukan, dengan 17 artikel memenuhi kriteria inklusi. baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa inggris. Hasil McLafferty & Farley (2008) alat ukur nyeri dapat digunakan yang bersifat unidimensional atau multidimensional . Pengkajian unidimensional merupakan alat ukur nyeri yang hanya melihat satu dimensi nyeri yang dirasakan pasien. Pengkajian skala nyeri unidemensional terdiri dari Visual Analogue Scale, Verbal Rating Scale, Numeric Pain Rating Scale, Faces Pain Rating Scale.
Visual Analogue Scale merupakan metode pengukuran skala linier yang menggambarkan secara visual gradasi tingkat nyeri yang mungkin dialami seorang pasien. Metode ini menilai nyeri dengan skala kontinu terdiri dari gasir horisontal atau vertikal. Tanda pada kedua ujung garis ini dapat berupa angka atau peryataan deskriptif, biasanya pAnjangnya 10 cm (100 mm), skor nol menunjukan tidak nyeri dan skor 100 nyeri hebat. Pengukuran nyeri dilakukan dengan menganjurkan pasien untuk memberikan tanda pada garis lurus yang telah disediakan dan memberikan tanda titik dimana skala nyeri pasien dirasakan. Selanjutnya diinterprestasikan dengan menggunakan penggaris, lalu lihat dimana skala nyeri pasien berada. Kelebihan dari metode pengukuran VAS ini adalah pengukuran memerlukan waktu kurang dari 1 menit. Adapun kelemahannya adalah dalam interprestasi harus melakukan pengukuran ulang dengan penggaris, tidak bisa digunakan untuk pasien dengan gangguan kognitiv, dementsia dan pasien dengan penurunan kesadaran. (Hawker, 2011; Evan, 2010; Powel , 2010)
Visual Analogue Scale (Evan, 2010) Numeric Pain Rating Scale merupakan (Hawker, 2011; Evan, 2010; Powel , 2010). alat ukur skala nyeri unidimensional yang Penelitian yang dilakukan oleh Brunelli et al berbentuk garis horizontal sepanjang 10 cm, (2010) mengenai hubungan NPRS dengan 0 menunjukan tidak nyeri dan 10 nyeri berat. Verbal Rating Scale menunjukan inter-rater Pengukuran nyeri dilakukan dengan reliability dengan koefisien kappa 0,80 menganjurkan pasien untuk memberikan sampai dengan 0,86. Penelitian yang tanda pada angka yang ada pada garis lurus dilakukan oleh Ribeiro et al (2011) di ruang yang telah disediakan dan memberikan tanda IGD rumah sakit di Brazil menyatakan titik dimana skala nyeri pasien dirasakan. bahwa sebagian besar perawat (72,7%) Selanjutnya untuk interprestasi dilihat melaporkan mengetahui skala numerik langsung dimana pasien memberikan tanda untuk mengidentifikasi nyeri. untuk skala nyeri yang dirasakannya
Volume 1 Nomor 1 April 2014
4
Bambang : Pengkajian Skala Nyeri
Numeric Pain Rating Scale (Evan, 2010) Verbal rating scale merupakan Skala sebagai sama sekali tidak hilang, sedikit verbal menggunakan kata-kata dan bukan berkurang, cukup berkurang, baik/nyeri garis atau angka untuk menggambarkan hilang sama sekali. Karena skala ini tingkat nyeri. Skala yang digunakan dapat membatasi pilihan kata pasien, skala ini berupa tidak ada nyeri, sedang, parah. tidak dapat membedakan berbagai tipe nyeri Hilang/redanya nyeri dapat dinyatakan (Hawker, 2011; Evan, 2010; Powel , 2010).
Verbal Rating Scale (Evan, 2010) Faces Pain Rating Scale Metode pengkajian skala nyeri FPRS ini menyajikan gambar dari 6 ekspresi wajah yang berbeda
yang menggambarkan berbagai emosi. Skala ini mungkin berguna dalam anak-anak, pada pasien yang memiliki gangguan kognitif ringan sampai sedang.
Gambar 2. 8 Faces Pain Rating Scale (Evan, 2010) Pengkajian skala nyeri untuk pasien di ruang perawatan intensive dapat juga digunakan yang bersifat multidimensional yaitu diantaranya adalah McGill Pain Questionner, Nonverbal Pain Scale, Faces Legs Activity Cry Consolability, Critical care Pain Observasi Tool dan Behavior Pain Scales. Metode pengkajian skala nyeri McGill Pain Questionner adalah alat divalidasi klinis multidimensi yang menilai nyeri pada tiga dimensi yaitu sensorik,
afektif, dan evaluatif. Metode ini MPQ ini berdasarkan 20 set kata-kata yang menunjukan bahwa pasien memilih untuk menggambarkan nyerinya semua kata-kata yang dipilih oleh pasien dapat digunakan untuk menggambarkan kualitas rasa sakit mereka, seperti pembakaran, penembakan, listrik, atau pin dan jarum, dan sebagai berdenyut. MPQ baik digunakan untuk pasien dengn neuropati. Waktu yang dubutuhkan untuk mengkaji dengan metide MPQ adalah lima sampai dengan lima belas menit (Melzack, 1975).
22
Volume 1 Nomor 1 April 2014
Volume 1 Nomor 1 April 2014
5
Bambang : Pengkajian Skala Nyeri
The McGill Pain Questionnaire (Melzack 1975) Metode pengukuran skala nyeri dengan mengunakan FLACC merupakan pengukuran berdasarkan hasil observasi
tingkah laku. Metode ini dapat digunakan pada bayi atau anak yang belum dapat bicara. Teknik pengukuran yang dapat digunakan adalah FLACC scale. Skala FLACC dapat digunakan pada anak berusia 2 bulan sampai 7 tahun.
Tabel 2.2 Kategori Pengukuran Nyeri FLACC Kategori Faces (wajah) Legs (kaki) Activity (aktivitas)
0 Tidak ada ekspresi khusus, senyum Normal, rileks
Cry (menangis)
Berbaring tenang, posisi normal, gerakan mudah Tidak menangis
Consolability
rileks
Odhner (2003) mengembangkan NVPS berbasis pada satu alat ukur nyeri FLACC (Faces, Legs, Activity, Cry, Consolability) digunakan untuk menilai nyeri pada pasien luka bakar. Alat ukur NVPS berdasarkan pada lima domain pokok yaitu : ekspresi wajah, aktivitas/gerakan, penjagaan/posisi tubuh, tanda fisiologis I (tekanan darah sistolik, nadi dan laju pernafasan) dan tanda Volume 1 Nomor 1 April 2014
Skor 1 Menyeringai, mengerutkan dahi, tampak tidak tertarik Gelisah, tegang Menggeliat, tidak diam
Merintih, merengek, kadangkadang mengeluh Dapat ditenangkan dengan sentuhan, pelukan, dibujuk, dapat dialihkan
2 Dagu gemetar, gigi gemeretek Menendang, kaki tertekuk Kaku atau kejang
Terus menangis, berteriak Sulit dibujuk
fisiologis II ( kulit, respon pupil, keringat) setiap domain mencetak skor nol paling rendah sampai dengan skor dua paling tinggi. Oleh karena itu skor NVPS berkisar antara nol (tidak nyeri) sampai dengan 10 (nyeri berat). NVPS pada penelitian yang dilakukan tahun 2003 menunjukan nilai konsistensi internal (koefisien α 0.78). Hubungan NVPS dengan FLACC sebagai 6
Bambang : Pengkajian Skala Nyeri standar emas, menunjukan hubungan yang tinggi yaitu (0.86, ρ=0,05). Marmo & Fowler (2010) melakukan penelitian pada
populasi pasien-pasien operasi jantung. NVPS menunjukan reliability yang tinggi dengan koefisien alfa Cronbach 0,89.
Tabel 2.3 Non Verbal Pain Scale Skor
Kategori Wajah
Aktivitas (gerakan) Posisi tubuh
Fisiologi I (vital sign)
Fisiologi II
0 Tidak ada ekpresi atau senyum
1
Berbaring tenang, Posisi normal Berbaring tenang, tidak ada posisi tangan di atas tubuh Vital sign stabil Tidak ada perubahan
Kulit hangat kering
dan
Sesekali meringis, mengeluarkan airmata, mengerutkan dahi Mencari perhatian dengan gerakan berhati-hati Gerakan mengeliat, ketegangan pada tubuh Perubahan dari salah satu: Tekanan darah sistolik: >10 Denyut jantung:>10 Laju nafas:>5 Dilatasi pupil, berkeringat, memerah
2 Sering meringis, mengeluarkan airmata, mengerutkan dahi Gerakan gelisah dan atau gerakan melawan Kekakuan tubuh
Perubahan dari salah satu: Tekanan darah sistolik: >20 Denyut jantung:>15 Laju nafas:>10 banyak mengeluarkan keringat, pucat
Sumber : Non Verbal Pain Scale (Odhner, 2003) Ringkasan dan Rekomendasi Pengkajian skala nyeri untuk pasien di ruang perawatan intensive dapat digunakan beberapa assesment. Pasien yang dirawat di ruanf icu ada yang mengalami gagguan komunikasi verbal baik karena penurunan kesadaran ataupun karena terpasang alat bantu napas seperti ventilator.Untuk pasien -pasien dengan gangguan kognitiv, gangguan komunikasi verbal dapat digunakan alat ukur pengkajian yang bersifat miltidimensional. DAFTAR PUSTAKA Altman, D.G. (1991). Practical Statistics for Medical Research. London : Chapman and Hall. American Nurses Association. (2005). Pain Managemen Nursing scope and standards of practice. Silver Spring : The Association. Ardinata, D. (2007). Multidimensional Nyeri. Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatra Utara. 5 : 77-81 24 Volume 1 Nomor 1 April 2014
Pasien di ruang intensive juga ada yang masih bisa melakukan komunikasi verbal, untuk pengkajian pasien pasien yang masih bisa komunikasi dengan perawat untuk pengkajian skala nyeri bisa dipergunakan yang besifat unidimensional. Pemahaman yang baik tentang mekanisme timbulnya nyeri dan dimensidimensi nyeri secara holistik akan mempengaruhi pengambilan keputusan dalam memilih tindakan pengobatan dan perawatan yang tepat dalam mengatasi nyeri. Breivik, H., Borchgrevink, P. C., Allen, S. M., Rosseland, L. a, Romundstad, L., Hals, E. K. B., Kvarstein, G., et al. (2008). Assessment of pain. British journal of anaesthesia, 101(1), 17–24. doi:10.1093/bja/aen103 Brunelli, C., Zecca, E., Martini, C., Campa, T., Fagnoni, E., Bagnasco, M., Lanata, L., Ceraceni, A. (2010). Comparison of numerical and verbal rating scales to measure pain exacerbations in patients with chronic cancer pain. Health and Quality of Volume 1 Nomor 1 April 2014 7
Bambang : Pengkajian Skala Nyeri Life Outcomes. 8 : 42. Retrieved from http://www.hqlo.com/content/8/1/42
Krohn B (2002) Using pain assessment tools. Nurse Practitioner. 27, 10, 54-56
Davis, M. P., Walsh D (2003). Cancer pain syndromes. Europen Journal Palliative Care, 7: 206-209.
Marmo, L., & Fowler, S. (2010). Pain assessment tool in the critically ill post-open heart surgery patient population. Pain management nursing : official journal of the American Society of Pain Management Nurses, 11(3), 134–40. doi:10.1016/j.pmn.2009.05.007
Evan, R. M. (2010) Pathophysiology of Pain and Pain Assessment. American Medical Association. 1-12. Hawker, G, A., Mian, S., Kendzerska, T., Frech, M. (2011). Measures of Adult Pain. American College of Rheumatology.240– 252. doi:10.1002/acr.20543 Herr, K., Coyne, P. J., Key, T., Manworren, R., McCaffery, M., Merkel, S., Pelosi-Kelly, J., et al. (2006). Pain assessment in the nonverbal patient: position statement with clinical practice recommendations. Pain management nursing : official journal of the American Society of Pain Management Nurses, 7(2), 44–52. doi:10.1016/j.pmn.2006.02.003 Herr, K., Coyne, P. J., McCaffery, M., Manworren, R., & Merkel, S. (2011). Pain assessment in the patient unable to selfreport: position statement with clinical practice recommendations. Pain management nursing : official journal of the American Society of Pain Management Nurses, 12(4), 230–50. doi:10.1016/j.pmn.2011.10.002 Kozier B., Erb G., Berman A. & Snyder S. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Terjemahan E. Wahyuningsih D., Yulianti, Y. yuningsih & A Lusyana) (Vol. 2). New Jersey: EGC Krebs, E. E., Carey, T. S., & Weinberger, M. (2007). Accuracy of the pain numeric rating scale as a screening test in primary care. Journal of general internal medicine, 22(10), 1453–8. doi:10.1007/s11606-0070321-2 Volume 1 Nomor 1 April 2014
Masrul., Setianto, B., Haryono, N. (2007). Predictive Value of Terminal QRS Distortion in Anterior Wall Acute Myocardial Infarction, Jurnal Kardiologi Indonesia. 28(3), 203–210. McCaffery, M. & Pasero, C. (1999). Pain Clinical Manual (2nd ed.). St. Louis :Mosby McLafferty, E., & Farley, a. (2008). Assessing pain in patients. Nursing standard (Royal College of Nursing (Great Britain) : 1987), 22(25), 42–6. Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1837 6633 Merkel, S. (2002). Pain assessment in infants anf young children: The finger span scale. The American Journal of Nursing, 102(11), 55-56 Odhner, M. Wegman, D. Freeland, N. Steinmetz, A. and Ingersoll, G. L. (2003) Assessing Pain Control in Nonverbal Critically Ill Patients Dimensions of Critical Care Nursing Vol 22: No 6: pp 260-267 Oman, K., McLain, J., Scheetz, J. 2008. Keperawatan Emergensi. Terjemahan Hartono A. Jakarta : EGC. Pasero, C., & McCaffery, M. (2011). Pain assessment and pharmacologic management . St. Louis : Mosby Inc. Pasero, C. (2009). Challenges in pain assessment. Journal of perianesthesia nursing : official journal of the American Society of PeriAnesthesia Nurses / American 8
Bambang : Pengkajian Skala Nyeri Society of PeriAnesthesia Nurses, 24(1), 50– 4. doi:10.1016/j.jopan.2008.10.002
(edisi 6). Terjemah Suggiharto, L. Jakarta : EGC.
Patel, N. B. (2010). Chapter 3 Physiology of Pain Physiology of pain Nociceptors and the transduction. International Association for the Study of Pain. 4 (13-17)
Stillwell, Susan, B. (2011). Pedoman Keperawatan Kritis (edisi 3). Terjemahan Yuda, E. Jakarta : EGC
Poter, Patricia A & Perry, Anne G .(2010). Fundamental Keperawatan. Terjemahan Fitriani D N, Tampubolon O, Diba F.Edisi 7 (vol 3). Jakarta : Salemba Medika. Powell, R. A., Downing, J., Ddungu, H., & Mwangi-powell, F. N. (2010). Chapter 10 Pain History and Pain Assessment. International asociation for the study of pain/ IASP.12 (67-78) Price, S, A., & Wilson, L, M. (2006). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit (edisi 6). Terjemah Pendit, B., Hartanto, H., Wulansari, P., Mahanani. Jakarta : EGC. Silbelnagl, S. & Lang, F.(2007). Teks & Atlas Berwarna Ptaofisiologi. Terjemahan Setiawan Iwan dan Mochtar Iqbal. Jakarta : EGC Sinatra, R S., Casasola, O., Ginsberg, B., Viscusi, E. (2009). Acute pain Managemen. New York : Cambridge University Press. Smeltzer, Suzanne C., Bare, Brenda G., Hinkle Janice L., Cheever Kerry H. (2010). Texbook of Medical Surgical Nursing, 12th ed. Philadelphia : Wolters Kluwer Health. Snell, Richard, S. (2012). Anatomi Klinik (Clinical Anatomy for Medical Students)
26
Volume 1 Nomor 1 April 2014
Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC. Turk, D. C., Dworkin, R. H., Burke, L. B., Gershon, R., Rothman, M., Scott, J., Allen, R. R., et al. (2006). Developing patientreported outcome measures for pain clinical trials: IMMPACT recommendations. Pain, 125(3), 208–15. doi:10.1016/j.pain.2006.09.028 Turk, D. C. & Flor, H. (1999). Chronic pain: A biobehavioral perspective. In R. J. Gatchel & D. C. Turk (Ed.). Psychosocial factors in pain (pp. 18- 34). New York: The Guilford Press Vranic, T, J., Canzian, S., Innis, J., Pollmann-Mudryj, M. A., McFarlan, A. W., & Baker, A. J. (2010). Patient satisfaction and documentation of pain assessments and management after implementing the adult nonverbal pain scale. American journal of critical care : an official publication, American Association of Critical-Care Nurses, 19(4), 345–54; quiz 355. doi:10.4037/ajcc2010247 Wati, D. K., Pudjiadi, A., & Latief, A. (2012). Validitas Skala Nyeri Non Verbal Pain Scale Revised Sebagai Penilai Nyeri di Ruang Perawatan Intensif Anak, Sari Pediatri. 14(1) : 8-13
Volume 1 Nomor 1 April 2014
9
Bambang : Pengkajian Skala Nyeri
Volume 1 Nomor 1 April 2014
10