PENURUNAN SKALA NYERI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI RUANG PEDIATRIK MELALUI TERAPI BERMAIN Grace Solely Houghty 1, Shinta Marina J. P. Sihaloho2, Janet Elaine Weeda 3 Faculty of Nursing and Allied Health Sciences UPH 1,2,3 e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Kebutuhan bermain anak dirumah sakit sering diabaikan karena banyak tenaga kesehatan berpikir bahwa tujuan utama rumah sakit adalah menyelamatkan jiwa. Terapi bermain dapat digunakan sebagai salah satu terapi distraksi untuk menurunkan skala nyeri pada anak. Di Siloam Hospital Lippo Village, nyeri merupakan salah satu dari lima tanda vital. Dari 20 responden di Siloam Hospital Lippo Village, rata-rata pasien mengalami nyeri sedang sekitar empat sampai dengan lima kali saat dirawat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh terapi bermain terhadap skala nyeri pada anak usia prasekolah di ruang Pediatrik Siloam Hospital Lippo Village. Prosedur terapi bermain diberikan sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan kognitif anak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif quasi eksperimen dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling sesuai kriteria inklusi dengan jumlah 14 responden pada anak usia prasekolah di ruang Pediatrik Siloam Hospital Lippo Village yaitu 7 kelompok kontrol dan 7 kelompok perlakuan. Pengumpulan data dilakukan dengan mengobservasi skala nyeri anak dengan menggunakan FLACC (Face, Leg, Activity, Cry and Consolability) pain scale sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain baik pada kelompok kontrol maupun perlakuan. Uji statistik yang dilakukan dengan uji t test independen. Dari hasil penelitian didapatkan nilai p = < 0,001, α = 0.005 sehingga secara statistik dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Ada pengaruh terapi bermain terhadap skala nyeri pada anak usia prasekolah di ruang Pediatrik Siloam Hospital Lippo Village. Kata kunci: anak pra sekolah, , FLACC pain scale, terapi bermain
ABSTRACT Children’s play needs when hospitalization are often ignored because the hospital thought that the main purpose of the hospital is saving lives and many parents wanted their children to take a rest when hospitalized. Play therapy can be used as a distraction therapy to reduce pain scale in children. Pain scale in Siloam Hospital Lippo Village is one of the five vital signs. Among 20 patients in Siloam Hospital Lippo Village complain had a medium pain about four or five times when hospitalized. The purpose of this study was to identify the effect of play therapy on the pain scale in preschool aged children in Pediatric room Siloam Hospital Lippo Village. Play therapy procedures provided in accordance with the age and level of child cognitive development. This study uses quantitative research methods with quasi experimental cross sectional design. Sampling was conducted with a purposive sampling technique in accordance with inclusion criteria and took 14 respondents in preschool aged children in Pediatric room Siloam Hospital Lippo Village which 7 respondents as control group and 7 respondents as experiment group. Data collected by observing the child's pain scale by using FLACC (Face, Leg, Activity, Cry and Consolability) pain scale before and after the play therapy in control and experiment group. The statistical test performed by Independent t Test. The result of this research showed that the p value = < 0.001, α = 0.005 .It is proved that there is an effect of play therapy on decreasing pain scale in preschool children in the Pediatric Room Siloam Hospital Lippo Village. Keywords: FLACC pain scale, play therapy, preschool children
1
PENDAHULUAN Nyeri merupakan salah satu masalah
dilakukan hanya pada 36 pasien. Dari hasil
kesehatan yang utama pada anak-anak
wawancara dengan perawat bahwa faktor
layaknya orang dewasa (Hasanpour et all,
utama tidak maksimalnya program terapi
2006). Nyeri merupakan salah satu dari
bermain
lima tanda vital. Manajemen nyeri yang
jumlah
efektif bukan saja memiliki nilai – nilai
kooperatifnya orangtua.
adalah
karena
tenaga
perawat
keterbatasan dan
tidak
yang berkaitan dengan hak pasien untuk tidak merasakan nyeri tetapi juga memiliki
Data yang didapatkan peneliti dari audit
keuntungan medis dan ekonomis seperti
efektivitas nyeri di SHLV dari dua puluh
lama rawat inap yang lebih pendek karena
pasien, rata-rata pasien anak usia pra
waktu pemulihan yang lebih cepat. Oleh
sekolah
karena itu, perawat harus mampu untuk
nyeri dengan skala nyeri dengan rentang 4-
mengurangi rasa nyeri yang dialami
6 pada bulan Mei 2010 sekitar empat
pasien.
sampai dengan lima kali pada masa rawat
mengeluh nyeri sedang, yaitu
inap. Bulan Juni 2010 keluhan nyeri Terapi bermain adalah respon modalitas
sedang dua sampai dengan tiga kali dan
sesuai dengan perkembangan anak untuk
bulan juli 2010 keluhan satu kali dalam
mencegah
masalah
masa perawatan. Dari uraian diatas, maka
mencapai
peneliti tertarik untuk meneliti tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak
penurunan skala nyeri pada anak usia
yang optimal (Bratton et al, 2005).
prasekolah di ruang Pediatrik SHLV
Menurut
melalui terapi bermain.
psikososial
dan
memecahkan
serta
untuk
Goymour,
Stephenson,
Goodenough, dan Bolton (2000) salah satu cara yang penting untuk mempersiapkan
Tujuan
anak
mengetahui
terhadap
prosedur
medis
yang
menyebabkan nyeri adalah terapi bermain.
Penelitian pengaruh
adalah
untuk
terapi
bermain
terhadap skala nyeri pada anak usia prasekolah di ruang Pediatrik SHLV .
Siloam Hospital Lippo Village (SHLV)
Hipotesa penelitian adalah ada perbedaan
telah memiliki fasilitas ruang bermain dan
skala nyeri antara kelompok kontrol dan
sarana alat permainan, tetapi pelaksanaan
intervensi
program terapi bermain kurang maksimal.
ruangan Pediatrik SHLV. Penelitian ini
Terapi bermain yang dilakukan pada bulan
diharapkan
dapat
Januari 2010 sampai dengan Oktober 2010
pengetahuan
mengenai
melalui
terapi
bermain
di
memberikan pentingnya 2
bermain bagi anak walaupun dalam masa
(informed consent). Responden memiliki
perawatan di rumah sakit yang akan
hak untuk mengundurkan diri atau tidak
meningkatkan
menjawab pertanyaan – pertanyaan dalam
asuhan
pelayanan
keperawatan di Rumah Sakit.
penelitian. Peneliti menjaga kerahasiaan identitas responden.
METODE Metode penelitian yang digunakan dalam
Variabel dependen penelitian ini adalah
penelitian ini adalah metode kuantitatif
skala nyeri sedangkan variabel independen
Quasy Experimental dengan pre dan post
adalah terapi bermain. Populasi penelitian
design. Rancangan ini berupaya untuk
adalah anak usia pra sekolah yang dirawat
mengungkapkan hubungan sebab akibat
di ruang pediatrik SHLV. Penentuan
dengan cara melibatkan kelompok kontrol
sampel adalah dengan purposive sampling
disamping
eksperimental.
dengan kriteria inklusi adalah anak usia
Pemilihan kedua kelompok ini tidak
prasekolah yang sedang dirawat di ruang
menggunakan teknik acak. Kelompok
Pediatrik
eksperimental diberi intervensi sedangkan
mendapat persetujuan dari orangtuanya
kelompok kontrol tidak. Pada kedua
untuk menjadi responden, pasien dalam
kelompok diawali dengan pre-tes, dan
keadaan sadar, pasien yang mengalami
setelah pemberian intervensi diadakan
nyeri
pengukuran kembali (post-tes) (Nursalam,
appendiktomi
2004).
perforasi, pasien 24 jam post operasi dan
kelompok
SHLV,
dengan
anak
yang
telah
diagnosa
post
operasi
maupun
appendiktomi
pasien yang memiliki analgetik propyretic Pertimbangan etis penelitian ini adalah
suppositoria,
pasien
yang
dapat
dengan meminta ijin kepada orang tua
berkomunikasi
dengan
baik.
Kriteria
anak. Orangtua terlebih dahulu diberikan
eksklusi adalah anak yang mengalami
penjelasan tentang maksud dan tujuan
spesial need yaitu autism dan ADHD
serta
(Attention Deficit Hyperactive Disorder).
dampak
dilaksanakan
intervensi
penelitian.
sebelum
Orang
tua
Sampel penelitian berjumlah 14 anak,
diinformasikan bahwa partisipasi mereka
dengan 7 responden untuk kelompok
adalah sukarela dan setiap data yang
kontrol dan 7 responden untuk kelompok
diberikan bersifat anonymity yaitu nama
intervensi. Penelitian ini menggunakan
responden tidak dicantumkan pada lembar
instrumen
pengumpulan data. Orang tua yang setuju
dikembangkan dari Supartini (2004), terapi
akan menandatangani lembar persetujuan
bermain di sesuaikan dengan usia anak pra
terapi
bermain
yang
3
sekolah. Terapi bermain dibagi menjadi:
Penelitian ini melakukan uji kesetaraan
Social affective play, Sense pleasure play,
atau
Skill play, dan Dramatic role play.
eksperimen dan kelompok kontrol (Polit & Beck,
Instrumen
Uji
kelompok
kesetaraan
pada
penelitian ini menggunakan uji Chi-
menggunakan
Square. Uji Chi-Square dilakukan untuk
FLACC pain scale (face, leg, activity, cry,
melihat kesetaraan karakteristik responden
consolability). FLACC pain scale adalah
yaitu: umur, jenis kelamin dan diagnose
instrumen pengkajian nyeri untuk anak
medis. Uji Chi-Square digunakan untuk
dengan rentang usia 2 bulan sampai
mengetahui
dengan 10 tahun (Jaques, 2009). FLACC
katagorik
dengan
adalah
(Hastono,
2007).
skala
alat
digunakan
2009).
antara
untuk
mengukur
yang
homogenitas
nyeri
pengkajian
dengan
lima
hubungan
antara
variabel
variabel katagorik
Analisis
untuk
kategori dan setiap kategori memiliki skala
perbedaan skala nyeri antara kelompok
0-2
eksperimen dan kelompok kontrol dengan
Anak
dan hasil keseluruhan antara 0-10. diobservasi
selama
2-5
menit
menggunakan uji t independen karena data
mencakup aktivitas tubuh, gerakan kaki,
berdistribusi normal.
wajah dan tangisan serta kenyamanan anak sesuai dengan skala nyeri.
HASIL Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia, Jenis kelamin, Diagnose Medis Dan Skala Nyeri Data Demografi
Usia 3.5 – 4.5 tahun 4.5 – 5.5 tahun 5.5 – 6 tahun Total Jenis Kelamin Laki – laki Perempuan Total Diagnosa medis Appendektomi Appendektomi perforasi Total
Kontrol
Intervensi
Total
n
%
n
%
n
1 3 3 7
14.2% 42.9% 42.9% 100%
3 3 1 7
42.9% 42.9% 14.2% 100%
4 6 4 14
3 4 7
42.9% 57.1% 100%
4 3 7
57.1% 42.9% 100%
7 7 14
5 2 7
71.6% 28.4% 100%
5 2 7
71.6% 28.4% 100%
10 4 14
Tabel 1 menunjukkan bahwa usia paling
– 5.5 tahun dan 5.5 – 6 tahun sebanyak 3
banyak pada kelompok kontrol adalah 4.5
responden
(42.9%).
Pada
kelompok 4
intervensi usia 3.5 – 4.5 tahun dan 4.5 –
adalah laki – laki sebanyak 4 responden
5.5 tahun sebanyak 3 responden (42.9%).
(57.1%). Diagnosa medis paling banyak
Pada kelompok kontrol jenis kelamin
adalah appendektomi untuk kelompok
perempuan lebih banyak yaitu 4 responden
kontrol dan kelompok intervensi sebanyak
(57.1%) sedangankan
5 orang (71.6%).
pada kelompok
intervensi jenis kelamin paling banyak Tabel 2 Perbedaan Skala Nyeri Pasien Sebelum dan Sesudah Intervensi Pada Kelompok Kontrol Dan kelompok intervensi Melalui Terapi Bermain
n Sebelum Intervensi Skala nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Total Sesudah Intervensi Skala nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Total
Kontrol %
Intervensi n %
2 4 1 7
28.6% 57.2% 14.2% 100%
3 3 1 7
42.9% 42.9% 14.2% 100%
3 3 1 7
42.9% 42.9% 14.2% 100%
5 1 1 7
71.6% 14.2% 14.2% 100%
p value
< 0.001
Tabel 2 menunjukkan nilai p sebesar <
antara kelompok kontrol dan kelompok
0.001, dari hasil uji statistik menunjukkan
intervensi melalui terapi bermain.
perbedaan skala nyeri yang signifikan
PEMBAHASAN Nyeri adalah suatu gejala yang terlihat
menggali
dan
pada anak yang dapat disebabkan oleh
perasaan
suatu tekanan, injuri atau kekurangan
merupakan kegiatan yang dilakukan secara
oksigen ke jaringan tubuh, nyeri juga dapat
sukarela untuk memperoleh kesenangan
terjadi karena adanya masalah kesehatan
atau
atau penyakit atau diakibatkan karena
cerminan kemampuan fisik, intelektual,
suatu pengobatan (Ross, 2004).
emosional
dan
mengkomunikasikan
kebutuhannya.
kepuasan.
dan
Bermain
sosial,
Bermain
merupakan
dan
bermain
merupakan media yang baik untuk belajar Bermain adalah sarana ekspresi bagi anak
karena dengan bermain, anak-anak akan
dimana pada saat anak mengalami tahap
berkata-kata
perkembangannya, anak dapat belajar
menyesuaikan diri dengan lingkungan,
(berkomunikasi),
belajar
5
melakukan apa yang dapat dilakukannya,
Fungsi bermain adalah untuk merangsang
dan mengenal waktu, jarak serta suara.
perkembangan
(Hockenberry & Wilson, 2007).
perkembangan intelektual, perkembangan sosial,
Bermain
merupakan
aspek
terpenting
dalam kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling efektif untuk
sensorik
motorik,
perkembangan
perkembangan
kreatifitas,
kesadaran
diri,
perkembangan moral dan terapi sebagai bermain (Soetjiningsih, 1995).
menurunkan stres pada anak, dan penting untuk kesejahteraan mental dan emosional
Hasil penelitian yang dilakukan Li, Lopez
anak (Campbell & Glasper, 1995 dalam
& Lee (2007) menunjukkan bahwa anak
Supartini, 2004). Terapi bermain adalah
yang menerima intervensi terapi bermain
intervensi yang efektif untuk membantu
memiliki tingkat kecemasan yang lebih
anak
rendah pada periode sebelum dan sesudah
menggali
perasaan
dan
mengekspresikan dirinya serta membantu
operasi
daripada
anak
yang
anak untuk mengerti pengalaman yang
menerima informasi di rumah sakit.
hanya
telah mereka alami (Play Therapy Careers, Li, Lopez, & Lee (2007) menyatakan
2004).
bahwa pada anak yang telah menerima Fokus dari terapi bermain adalah untuk
persiapan permainan teraupetik memiliki
menolong anak untuk melepaskan emosi,
tingkat kecemasan yang lebih rendah,
perasaan dan masalah anak (Potts and
emosi yang negatif, penurunan denyut
Mandleco,
bermain
jantung dan tekanan darah daripada anak
meningkatkan
yang hanya menerima persiapan informasi.
koping terhadap nyeri dan menggunakan
Hasil penelitian yang dilakukan Azevedor,
permainan
nyeri.
Santos, Justino, Miranda & Simpson
dapat
(2008) menunjukkan dengan adanya terapi
membantu anak untuk menjelaskan nyeri
bermain dapat menurunkan tingkat stress
yang dirasakan dengan seperti perasaan
pada anak karena adanya hospitalisasi dan
sakit tanpa mengatakan bahwa mereka
dapat membantu anak saat pelaksanaan
merasakan nyeri (Potts & Mandleco,
prosedur medis.
digunakan
Contohnya,
2002). anak
untuk
Terapi
untuk
menghambat
menggambar
akan
2002). Penelitian Li, Lopez, & Lee (2007) Pada dasarnya, fungsi bermain bagi anak
menyatakan bahwa adanya perbedaan
adalah untuk mendapatkan kesenangan
yang
bagi dirinya sehingga tdak merasa bosan.
perlakuan dan kontrol pada kecemasan
signifikan
antara
kelompok
6
anak dan kurang signifikan pada nyeri
persepsi
postoperatif. Terapi bermain efektif pada
Hockenberry
saat preoperasi untuk mengatasi rasa
menjelaskan bahwa reaksi anak terhadap
cemas
nyeri
anak
manajemen
dibandingkan postoperasi.
dengan
responden &
mengenai Wilson
dipengaruhi
nyeri. (2007)
oleh
tingkat
Penelitian
perkembangan usia, pengalaman nyeri
Gariepy & Howe (2003) menunjukkan
sebelumnya dan pengalaman dirawat di
hasil adanya hubungan antara terapi
Rumah Sakit, sistem dukungan (support
bermain
system) yang tersedia, keseriusan penyakit,
dengan
tingkat
stress
yang
dialami anak selama hospitalisasi.
dan keterampilan koping dalam mengatasi nyeri. Berdasarkan uraian diatas dapat
Penelitian yang dilakukan oleh Wikstrom
dinyatakan
bahwa
(2005) hasil menunjukkan bahwa terapi
merupaka
komponen
bermain dengan metode mengekspresikan
mempersiapkan anak untuk operasi Li,
seni
Lopez, & Lee (2007).
dengan
cara
menggambar
dan
terapi
bermain
penting
dalam
mewarnai dapat menurunkan kecemasan dan rasa putus asa serta dapat menjadi
KESIMPULAN
sarana
untuk
Skala nyeri anak usia prasekolah di SHLV
mengekspresikan perasaan anak. Terapi
sebelum dilakukan terapi bermain pada
bermain juga dapat digunakan untuk
kelompok
mempersiapkan anak yang mengalami
menunjukkan bahwa mayoritas responden
nyeri akibat prosedur medis.
mengalami nyeri sedang. Skala nyeri anak
komunikasi
bagi
anak
usia Penelitian oleh Sinha, Christophe, Fenn & Reeves (2006) menunjukkan hasil berbeda bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap skala nyeri pada kelompok kontrol dan perlakuan pada anak umur kurang dari 10 tahun. Penelitian yang dilakukan
Hendon
&
Bohon
(2007)
menyatakan bahwa terapi musik memiliki pengaruh yang lebih dominan dan lebih banyak memberikan kesenangan daripada terapi bermain pada anak di rumah sakit.
kontrol
prasekolah
di
dan
SHLV
perlakuan
sesudah
dilakukan terapi bermain pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa presentasi nyeri ringan dan berat sama, sementara pada
kelompok
perlakuan
mayoritas
responden mengalami nyeri ringan. Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi, sehingga dapat dilihat adanya pengaruh terapi bermain terhadap skala nyeri pada anak usia prasekolah di ruang Pediatrik SHLV.
Hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai 7
Pihak SHLV dapat mengimplementasikan
meningkatkan
kembali program terapi bermain di ruang
Peneliti
Pediatrik
dapat
perbedaan efektifitas terapi bermain yang
memberikan terapi bermain sebagai teknik
diberikan secara kelompok atau individual
distraksi untuk menurunkan skala nyeri
dengan melakukan terapi bermain di ruang
pada
bermain atau di tempat tidur pasien.
anak
SHLV.
usia
Perawat
prasekolah
guna
asuhan
selanjutnya,
keperawatan. dapat
meneliti
REFERENSI Azevedor, D. M., Santos, J. J. S., Justino, M .A. R., Miranda, F.A.N., & Simpson, A. (2008). Playing as Theraupetic Instrument: Opinion of Companios. Revista Electronica de Efermagem, 10 (1), 137-144. Retrieved from http://www.fen.ufg.br/revista/v10/n1/v10n1a12.html. Bratton, S., Ray, D., Rhine, T., & Jones, L. (2005). The efficacy of play therapy with children: A Meta-analytic Review of the Outcome Research. Professional Psychology: Research and Practice, 36(4), 376-390. Gariepy,N., & Howe, N. (2003). The Theraupetic Power of Play: Examining the Play of Young Children with Leukimia. Child, Health, Care & Development, 29(6), 523-537. Goymour, K., Stephenson, C., Goodenough, B., & Bolton, C., (2000). The Role of Play Therapy in Pediatric Emergency. Australian Emergency Nursing Journal, 3(2). 10-12. Hasanpour, M., Tootoonchi, M., & Yadegarfar, G. (2006). The Effect of Two Nonpharmacologic Pain Management Methods for Intramuscular Injection Pain in Children. Acute Pain 8, 7-12. Hastono, S. P. (2007). Analisis Data Kesehatan. Jakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Hendon, C., & Bohon, L.M. (2007). Hospitalized Children’s Mood Differences During Play and Music Therapy. Journal Compilation Blackwell Publishing Ltd. Advanced Online Publication. doi:10.1111/j.1365-2214-2007-00746.x. Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2007). Wong's essentials of pediatric nursing (6th ed.). St. Louis, MO: Mosby/Elsevier. Jaques, E. (2009). FLACC Scale Pain Assessment Tool. Diambil dari http://pain.about.com/od/testingdiagnosis/ig/pain-scales/Flacc-Scale.htm. Tanggal 16 Maret 2010. Li, H. C. W., & Lopez, V. (2007). Effectiveness and Appropriateness of Therapeutic Play Intervention in Preparing Children for Surgery: A Randomized Controlled Trial Study. JSPN, 13(2), 63-73 Li, H. C. W., Lopez, V., & Lee, T. L. I. (2007). Effects of Perioperative Therapeutic Play on Outcomes of School-Age Children Undergoing Day Surgery. Research in Nursing and Health, 30, 320-332. Nursalam. (2004) Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis. Jakarta: Salemba Medika.
8
Play
Therapy Carriers. (2004). What Is Play Therapy. Retrieved from http://www.playtherapycareers.org.uk/whatisplaytherapy.htm tanggal 6 Mei 2010. Polit, D. L, & Beck, C. T. (2006). Essentials of Nursing Research (6th ed.). United State of America, USA: Lippincoltt Williams and Wilkins. Potts, N., & Mandleco, B. (2002). Pediatric Nursing Caring for Children and Their Families. United States of America. USA: Delmar Learning. Ross, E. L. (2004). Hot Topics Pain Management. United States of America, USA: Manley and Belfus Sinha, M., Christopher, N.C., Fenn, R., & Reeves L. (2006). Evaluation of Nonpharmacologic Methods of Pain and Anxiety Management for Laceration Repair in the Pediatric Emergency Department. Pediatrics Nurse. Vol. 117 (4), pp. 1162-8. Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. Supartini. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. Wikstrom, B. M. (2005). Communicating Via Expressive Arts: The Natural Medium of Self Expression for Hospitalized Children. Pediatric Nursing,31(6).
9