.
-~-~
Bul. Agron. (32) (2) 12 - 20 (2004)
Pengaturan Pembungaan Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.) di Luar Musim dengan Strangulasi, serta Aplikasi Paklobutrazol daD Etepon Off Season Flower Forcing of Mangosteen (Garcinia man20stana L.) Through Strangulation, and Aplication of Paclobutrazol and Ethephon
I Nyoman Rail., Roedhy poerwanto2,Latifah K. Darusman3daD Bambang S. Purwoko2 Diterima 2 Juni 2004/Disetujui 7 Agustus 2004
ABSTRACT
~
~ ~ \. ~" ~;~
r~ ~
Theobjective of the researchwas to study the application of strangulation,packlobutrazol and ethephonto stimulateflowering of mangosteen trees. Theexperimentwas conductedfrom June 2002 to September2003, locatedat Farmer's MangosteenOrchards, Leuwiliang, Bogor. A randomizedblock design with two factors was used in this expe~im~nt. Thefirst factor was treatmentsto stimulateflowering consistedof three levels i.e strangulation (8), application of paclobubtrazol (P) and control (K). Thesecondfactor was treatmentsfor dormancybreakingconsisted of two levels i.e without ethephon(Eo) and with ethephon(EJ. Each treatmentwas replicatedfour times. Theresult showedthat strangulationand application of paclobutrazol wereeffectivein stimulatingflowering of mangosteentrees. Thosetreatmentsdecreasedgibberellic acid content and increasedtotal sugar and C:N ratio. Interaction effect was found betweentreatmentsto stimulateflowering and ethephonon ltumber of flowers, number of fruits and weight of fruits per tree. The highestfruits weight (2.,50 kg/tree) was obtained on the combination of paclobutrazol with ethephonwhile the lowestwas in control without ethephon(6.05kg/tree). Key words: Mangosteen,Strangulation,Paclobutrazol,Ethephon,Flowering;
I f'
PENDAHULUAN
harga clan menyulitkan dalam memenuhi kontinyuitas
:;~::;;c"
;~~,
: c
Manggls
(Garcinia
mangostana
L.)
yang
mendapatjulukan "Queen of Tropical Fruits" (Hume, 1947) merupakanbuah segarterbanyakke dua setelah pisang yang diekspor Indonesia, sehingga terrnasuk komoditaseksporunggulan. Ekspor manggisIndonesia meningkatdaTi4 743 ton pada taboo 1999 menjadi 8 176 ton pada tahun 2003 (Deptan, 2004) denganpasar Taiwan, Eropa, Hongkong, Timur Tengah, Singapura clan Jepang. Meningkatnya volume ekspor menuntut upaya peningkatan pengembangannyakarena rnasih rendahnya kuantitas, kua1itas rnaupun kontinyuitas produksinya(Poerwanto,2003). Manggis merupakan tanarnan buah tropis yang berbuah musirnan. PaneD rnanggis di Indonesia berlangsungpadabulan NopembersampaiApril dengan puncakproduksipadaFebruari - Maret. Sifat musirnan menyebabkanketersediaanbuah melimpah pacta saat musim paneDclan tidak adanyasuplai pada saat tidak musim sehingga daTi segi agribisnis kurang menguntungkan,di antaranya menyebabkanfluktuasi
ekspor. Manipulasi produksi tanarnan agar dapat berbuah di loaf musim atau perentangan periode
pembuahandenganmempercepatawal musim buahclan memperlambat akhir musim buah merupakan suatu metodeyang dapatdilakukan agarterjadi keseimbangan penawaran-permintaandalam rentang waktu yang panjang. Titik kritis pros'espembungaanterletakpadatahap induksi bunga yaitu saat terjadi transisi daTi rase vegetatif ke rase reproduktif (Bernier et al., 1985; Pidkowich et al., 1999). Pengaturan pembungaan mungkin dilakukan apabila mengacu pada dua teori universal tentang pembungaan seperti dikemukakan oleh Bernier et al. (1985), yaitu bahwa (1) inisiasi bunga pada tanarnan tidak akan terjadi kecuali hila dirangsang(diinduksi), clan (2) tanarnanyang berada pada kondisi yang kurang sesuai untuk pembungaan menghasilkan satu atau beberapa zat penghambat pembungaan clan inisiasi bunga akan terjadi bila produksizat tersebutdicegah. "
.1
Star PengajarJurusanBudidayaPertanian,FapertaUniversitasUdayana,Denpasar
;~
JI. PB Sudirrnan Denpasar Bali, Telp. (0361)430238. E mail:
[email protected] (* Penulis untuk korespondensi) 2 Star Pengajar Departemen Budidaya Pertanian, Faperta IPB J StafPengajar Departemen Kimia, FMIPA IPB
12
PengaturanPembungaanTanamanManggis...
.
Bul. Agron. (32) (2) 12 - 20 (2004)
i
Giberelinadalahfaktor endogenyang menghambat pembungaanbeberapatanaman buah karena merangsang pertumbuhan tunas vegetatif (Arteca, 1996; Koshita et al., 1999). Paklobutrazol merupakan zat penghambat tumbuh (retardant) yang berfungsi menghambat biosintesis giberelin (Davies, 1995), sehingga pemberian zat tersebut menyebabkan terhambatnyapertumbuhanvegetatif dan menstimulasi induksi bunga (Mehouachi et al., 1996; Poerwantoet al.. 1997). Aplikasi paklobutrazol dapat menyebabkan dormansi tunas generatif (tunas bunga) yang telah terinduksi karena paklobutrazol meningkatkan biosintesisasam absisat (ABA) (Davies, 1995). Oleh karenaitu pemberianzat tersebutperlu dikombinasikan denganzat pemecahdormansi.Etepon(asam2-kloroetil fosfonat) merupakansalah satu zat pengatur tumbuh sintetik yang dilaporkan mampu mengatasi dormansi tunasgeneratif,antaralain pada leci (Chaitrakulsubet al., 1992),mangga(Poerwanto et al., 1997) dan jeruk (Shahbudin,1999). Pengaturan pembungaan dapat pula dilakukan secara fisik dengan strangulasi (mencekik pangkal ) pohon atau cabang dengan kawat). Perlakuan strangulasiakan menghambattranslokasifotosintat daTi tajuk ke akar untuk sementarawaktu sehinggaterjadi peningkatanakumulasikarbohidrat di bagian tajuk. Di sisi lain terhambatnyatranslokasike akar menyebabkan akar kekuranganfotosintat (hungry root) dan respirasi akar menurun sehingga mengganggu aktivitas akar dalam hal absorpsiair (tanamanmengalamistres air), sintesis hormon di antaranya hormon giberelin dan sitokinin dan absorpsi hara mineral. Berkurangnya absorpsi hara terutama nitrogen akan meningkatkan nisbah C/N pada bagian pucuk. Stres air, penurunan giberelindan peningkatannisbahC/N padapucuk dapat menginduksi pembungaan(Yamanishi et al., 1993; Yamanishi& Hasegawa,1995). Tujuan daTi penelitian ini adalah dapat menstimulasi pembungaantanamanmanggis denganstrangulasi, serta aplikasi paklobutrazol dan etepon sehingga dapatmemproduksibuahmanggisdi luar musim.
i i I
I
:
BAHAN DAN METODE
Penelitiandilakukandi kebunmanggispetanidi
Desa Karacak, Leuwiliang, Bogor, terletak pada ketinggian 420 m di atas permukaanlaut. Penelitian berlangsungdaTi bulan Juni 2002 sampai September 2003. Penelitian menggunakantanaman manggis umur 12 tahun dengan tinggi rata-rata 5.47 m dan jumlah cabangprimer rata-rata39.6 buah. Tanamantersebut sebelurnnya telah berbungadan berproduksisebanyak3 (tiga) kali. Tanaman dipilih berdasarkankesamaan diameter batang, ukuran tajuk, tinggi tanaman dan
kesamaansejarah pemeliharaandenganmaksuduntuk mengurangikeragamankondisi tanaman.Bahan-bahan yang digunakanmeliputi paklobutrazol,etepon,pupuk kandang dan pupuk N, P dan K. Alat-alat yang digunakanantaralain alat untuk aplikasi paklobutrazol dan etepon, kawat untuk strangulasi,pengering beku (freezedryer), high performanceliquid chromatography, (HPLC) dan spektrofotorneterUV -VIS. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengandua faktor. Faktor pertama, perlakuan untuk rnenstimulasi pembungaan terdiri atas tiga taraf yaitu strangulasi (S), aplikasi paklobutrazol (P) dan kontrol (K). Faktor kedua, pemberianeteponsebagaipemecahdormansiterdiri atas 2 taraf yaitu tidak diberi etepon(Eo) dan diberi etepon (E1). Dari kombinasi tersebut diperoleh 6 perlakuan, masing-masing diulang 4 kali. Setiap ulangan digunakan2 tanaman,sehinggaterdapat48 tanaman. Dosis paklobutrazol yang digunakan adalah 2 g bahanaktif/pohon (diberikan dalam bentuk Cultar 250 EC 8 ml/pohon), dilarutkan dalam satu 1 air kemudian disirarnkansecarameratapadatanah(soil drenching)di sekitar pangkal batang. Zat pemecahdormansietepon (diberikan dalam bentuk Ethrel) disemprotkanmerata padatajuk dengankonsentrasi400 ppm denganvolume semprotsatul per pohon. Aplikasi strangulasidilakukan dengan cara melilit pangkal pohon pada dua tempat berbedamemakaikawat berdiameter3 mm. Satulilitan pada ketinggian 30 cm dan lilitan ke dua pada ketinggian 40 cm. Kawat lilitan ditarik dengankuat, diketok pelan-pelandenganpalu agar seluruhnyamasuk ke dalam kulit kayu. Pemilihan diameterkawat 3 mm berdasarkanatas tebalnya kulit pohon yang dipakai penelitian. Lilitan dibuka 2 minggu setelah bunga pertamamlmcul. Strangulasidan pemberian paklobutrazol dilakukan padahari yang sarnayaitu padatangga12Juli 2002, sedangkan pemberian etepon dilakukan 5 rninggu setelah strangulasi dan perlakuan paklobutrazol (6 Agustus 2002). Secaranormal tanamanmanggisyang dipakai bahan penelitian mulai berbunga setiap awal Oktober. Variabel yang diamati meliputi: saat pertarna berbunga, jumlah bunga, jumIah buah pallen, basil (bobot) buahper pohon,bobot per buah,diameterbuah, total padatan terlarut, asam tertitrasi, kandungan
giberelin(GAJ, GAs, GA7),nitrogen(N) total daun,
gula total daundannisbahC:N daun. Contohuntuk analisiskandungangiberelin,N total dan gula total adalahdaunterminal pucuk padastadium dorman. Pengambilancontohuntuk analisisN total dan gula total sebanyakempatkali yaitu pada 2, 4, 6 dan 8 minggu setelahperlakuanstrangulasidan paklobutrazol (MSP), sedangkan contoh untuk analisis giberelin pengambilannya hanyasekali yaitu pada8 MSP. Analisis giberelin mengikuti metode Barendse (1987). Contoh daun daTi lapangan dimasukkanke
I I.
1
I NyomanRai, RoedhyPoerwanto,Latifah K. DarusmanclanBambangS. Purwoko
,
13
r--~
I.
-
Bul. Agron. (32) (2) 12 - 20 (2004)
dalam kotak pendingin (cooler box) yang berisi es kering kemudian dikeringkan dengan pengering beku (jreezedryer). Setelah itu contoh diturnbuk halus, diekstraksi, dimurnikan kemudian dianalisis dengan HPLC. Analisisnya menggunakanrase gerak metanol daD asamasetat(60 : 40), rase diam (kolom) C-18, kecepatanalir rase gerak I rnI/menit, tekanan saat injeksi 900 psi daD dideteksi dengandetektor UV -VIS padapanjanggelombang210 nm. Cara kuantifikasinya: luas area contoh dibagi luas area standar dikalikan konsentrasistandar. Analisis N total dilakukan denganmetode Semirnikro Kjeldahl. Contoh daun dengan bobot 0.2 g ditambah 2 rn1 H2SO498% didestruksi sampaijernih . . katalisatorselenium. o. dengan Setelahdidestilasi sampai Jernihdengan NaOH lalu drtampungdengan25 rn1 0 . 40 Yo... . 4 Yo, . destllatoyadldestllasl dengan HCI 0.1 N H3BO3 An I. . I I k t d kemudlandltetapkankandungan(%) N totalnya. a ISIS gu a tota menggunaan me 0 e A thr ' d 'k k k I h A . I none sepertI 1 emu a an 0 e pnantono et a . (1994). Nisbah C:N daun dihitung dengan cara . membagl N 1d kandungan gula total daun dengan kandungan
tota aun. HASIL ktu MuIal. Berbunga rra l.l/ PerlakuanstrangulasidaDpemberianpaklobutrazol (untuk menstimulasipembungaan)berpengaruhsangat nyataterhadapwaktu mulai berbunga,tetapi pemberian etepon daD interaksi antara perlakuan untuk Tabell.
mensitimulasi pembungaan dengan etepon, tidak berpengaruhnyataterhadap variabeltersebut. Strangulasi daD pemberian paklobutrazol menyebabkantanarnanmulai berbungarnasing-rnasing pada41.1 daD46.8 hari setelahaplikasi strangulasidaD paklobutrazol (HSP), sedangkanpada kontrol tanarnan barn mulai berbungapada 87.3 HSP (Tabel I). Jadi perlakuan strangulasi daD paklobutrazol mempercepat tanarnan berbunga rnasing-rnasing46 daD 40 hari. Waktu mulai berbungapadatanarnanyangdiberi etepon (58.1 HSP) tidak berbeda nyata dengantanpa etepon (58.6 HSP). KandunganHorman Giberelin Perlakuan untuk menstImu . IaSI . pemb ungaan berpengaruh nyata terhadap kandungan GA3 GAs dan GA7 pada 8 MSP t etapI. pemb enan . et epondan .. mterakSI. antara perIakuan ' untuk menstImu . IaSI . pembungaandan . . etepon berpengaruh tldak nyata terhadap vanabel t b I . erseSUtrt. angu aSI d an pakl 0butr azoI nyata menurunkan k d GA GA d GA d .b d ' an ungan 3, s an 7 1 an mgk an dengan kontiol (Tabel 1). Perlakuan strangulasimenurunkan kandunganGA3, GAs daD GA7 berturut-turut 38.15; 38.55; daD 29.60%, sedangkan paklobutrazol menurunkankandunganGA3, GAs daD GA7 berturutturnt 46.30; 21.79 daD 37.94% dibandingkan dengan . kontrol. Perlakuantanpaeteponmembenkankandungan GA3, GAs daD GA7 berturnt-turut 29.15; 18.07 daD 14.38ngig bobot kering daDtidak berbedanyatadengan perlakuanyang diberi eteponyaitu berturut-turut24.66; 17.43daD17.60ngig bobot kering.
Waktu mulai berbungadaDkandungangiberelin karenapengaruhperlakuanuntuk menstimulasipembungaan daDetepon ~.._~ Perlakuan Waktu mulai Kandungangib,erelinpada8 MSP berbunga (ngig , - - beratkering) -(HSP) GA3 GAs GA7 --
Stimulasipembungaan Strangulasi(S) Paklobutrazol(P) Kontrol(K) BNT ~... 5% ~'V.
41.1 46.8 87.3 - - -6.6 ---
Pemecahan dorrnansl Tanpaetepon(EO) Diberietepon(E1) ~'V¥"¥.¥Y~"\-./ BNT5% ~"£ ~'v
58.6 58.1 to ---
.~~..~~.
\£~/
b b a -
24.58b 21.34b 39.74a 4.73
14.14b 17.16ab 21.94 - -- a 7.77
14.53b 12.81b 20.64 . ~.a 4.34
29.15 24.66 to
18.07 17.43 to
14.38 17.60 . tn
Keterangan: Angka-angkayang diikuti oleh huruf yang sarnapadakolom yang sarnaberarti tidak berbedanyatapada uji BNT taraf 5%, to = tidak berbedanyata,HSP = hari setelahperlakuanstrangulasidaDpaklobutrazol, MSP = minggu setelahperlakuanstrangulasidaDpaklobutrazol Gula Total.N Total dan Nisbah C:N Daun P I ku k . I ' b er ruh a an untuh d menstlmu ungaan b k d aSI pem I I d erpenga nyata ter a ap an ungan gu a tota an 14
nisbah C:N daun pada semua waktu pengarnatan, sedangkanetepon daDinteraksi antaraperlakuanuntuk menstlmUlaSIpembungaan daD etepon berpengaru h .,
Pengaturan Pembungaan Tanaman Manggis.,.
.
-'"
c~
Cc,"
-,,-'
"
".--
Bol. Agron. (32) (2) 12 - 20(2004)
tidak nyata. Terhadap kandunganN total, perlakuan untuk menstimulasi pembungaanhanya berpengaruh nyatapadapengarnatanumur 8 MSP, sedangkanetepon dan interaksi antara perlakuan untuk menstimulasi pembungaandan etepon berpengaruhtidak nyata pada semuawaktupengarnatan. Strangulasi meningkatkan kandungan gula total dan nisbah C:N pada daun secara nyata pada semua waktu pengarnatan,tetapi kandungan N total pada perlakuan strangulasi cenderung menurun walaupun secara statistik tidak berbeda nyata dibandingkan dengankontrol (Tabel 2). Perlakuanstrangulasimemberikankandungangula total pada pengarnatanumur 4, 6, 8 dan 10 MSP lebih tinggi berturut-turut 35.22%;
46.24%; 38.84% dan 11.00%, sedangkannisbah C:Nnya berturut-turutlebih tinggi 40.06%; 56.06%;41.69% dan 17.73%dibandingkankontrol. Paklobutrazolmeningkatkan kandungan gula total secara nyata pada pengarnatanumur 4, 6 dan 10 MSP yaitu lebih tinggi berturut-turut 16.81%; 32.23% dan 11.00%dibandingkan kontrol. Peklobutrazoljuga berpengaruhmeningkatkan nisbah C:N daun secaranyata pada pengarnatan umur 4, 6, 8 dan 10 MSP yaitu lebih tinggi berturutturut 40.06%; 56.06%; 41.69% dan 17.73%. KandunganN total padapengarnatanumur 4,6 dan 10 MSP berbedatidak nyata antaraperlakuanpaklobutrazoldan etepon,tetapi pada pengarnatanumur 8 MSP paklobutrazol meningkatkankandunganN total (Tabe13).
Tabel 2. Kandungangula total, nitrogen dan nisbah C:N daun karena pengaruh per1akuanuntuk menstimulasi pembungaan dan etepon Perlakuan
Waktu pengarnatan 6 MSP 8 MSP Gula total daun(mgig)
4 MSP Stimulasipembungaan Strangu1asi (S) Paklobutrazol(P) Kontrol (K)
BNT 5% Pemecahan dorrnansi Tanpaetepon(EO) Diberi etepon(E1) BNT 5%
50.10 a
'
10 MSP
52.66 a
50.62 a
50.65 a
43.28 b 37.05 c
47.65 a 36.01 b
36.13 b 36.46 b
49.13 a 45.63 b
1.95
5.40
4.16
2.53
i
43.47 43.47 tn
44.75 42.81 a 46.13 39.33 b tn 3.40 KandunganN total (%)
49.05 47.89 tn
1.097
1.033 '
1.047b
1.020
1.057 1.133 tn
1.065 1.097 tn
1.188a 1.090b 0.079
1.007 1.083 tn
1.096 1.096 tn
1.058 1.107 1.072 1.110 tn tn NisbahC:N daun
Stimulasipembungaan
Strangulasi (S) Paklobutrazol(P) Kontrol (K) BNT 5% Pemecahan dorrnansi Tanpaetepon(EO) Diberi etepon(El) BNT5% Stimulasipembungaan Strangulasi(S)
Paklobutrazol (P) Kontrol (K) BNT 5% Pemecahan dorrnansi Tanpaetepon(EO)
Diberietepon(El) BNT5%
4.58 a
5.15 a
4.10b
4.51 a
3.27 c 0.25
3.30 b 0.77
3.98
4.26
3.98
4.38
tn
tn
1.030 1.043 tn
4.69 a 4.19 a 3.31 b 0.50
4.98 a
4.03 4.10 tn
4.80
4.93 a 4.23 b 0.61
4.62 tn
Keterangan: Padavariabel pengarnatanyang sarna,angka-angkayang diikuti oleh huruf yang sarnapadakolom yang sarnaberarti tidak berbedanyatapadauji BNT taraf 5%, tn = tidak berbedanyata
~c;~,~.
11111111111"","",
I NyomanRai,RoedhyPoerwanto, LatifahK. Darusman clanBambang S.Purwoko
-..~I~I-
.
15
Bul. Agron. (32) (2) 12 - 20 (2004) .'
:
~;
i
. .'
~ ,,~
Jumlah Bunga. Jumlah Buah Panen dan Bobot Buah
bunga,jumlah buah pa.nendan bo~ot b~ah per pabon
per P0hon
tetapi Peningkatannyattdak nyata dIbandmgkandengan kontrol tanpaetepon(Tabel 3). Bobot buah per pabon tertinggi (25.50 kg) diperoleh pada kombinasi antara paklobutrazol dan eteponatau lebih tinggi 321.49% dibandingkjanbobot buah per pabon terrendah (6.05 kg) pada kombinasi antara kontrol tanpa etepon. Kombinasi antara strangulasitanpa eteponjuga memberikanbobot buah per pabon tinggi (23.78 kg) yaitu lebih tinggi 293.06% dibandingkankontrol tanpa etepon. Bobot buah per pabon pada kombinasi strangulasitanpa etepon tidak berbeda nyata dengan bobot buah per pabon pada kombinasipaklobutarazoldenganetepon(Tabel 3).
. . lnteraksi antara perlakuan untuk mensttmuiasl pembungaandan etepo~ berpengaruh sangat nya~ terhadapjumlah bunga, Jumlah buah pallen dan basIl (bobot)buahper pabon. . Pemberianetepon pada stranguiasl menurunkan jurnlah bunga,jumlah buah pallen dan bobot buah per pabon secara nyata ~ibandingkan ~engan strangulasl tanpa etepon. Sebaliknya pembenan e~epon pada paklobutrazolmeningkatkanjumlah bunga,Jumlahbuah pallen dan bobot buah per pabon secara nyata dibandingkan dengan pa~lobutrazo! tanpa etepon. Kontrol diberi etepon Juga memngkatkan Jurnlah
Tabel 3. Jurnlahbunga,jumlah buah dan bobot buah per pabon karenapengaruhinteraksi antaraperlakuanuntuk menstimulasipembungaandan etepon.
~
Strangulasitanpaetepon(SEo)
Jumlahbunga per pabon (kuntum) , 429.13a '
:~
~
Strangulasi+ diberi etepon(SE() Paklobutrazoltanpaetepon(PEa)
~ ~
;~~ ~ ~~
KombinasiPerlakuan ..~
~
Jumlahbuah pallenper pabon (buah)
Bobot buah per pabon (kg)
295.75a
23.78ab
247.63b 251.13b
197.25b 191.75b
15.99c 17.61bc
Paklobutrazol + diberi etepon (PEl) Kontrol tanpa etepon (KEo)
370.88 a 80.25 c
28;8.38 a 63.75 c
25.5~ ~ 6.0
Kontrol + diberi etepon(KE1)
132.38c
102.50c
9.47 d
Keterangan: Angka-angkayang diiukuti oleh huruf yang sarnapadakolom yang sarnaberarti tidak berbedanyatapada uji Duncantaraf 5%.
,'; ,I
Kualitas Hasil
Ii Ii
Buah
Perlakuan
untuk
Strangulasidan paklobutrazol menurunkan.bobot menstimulasi
pembungaan
berpengaruh nyata terhadap bob?t per buah dan diameter buah, tetapi berpengaruh tt~k ~yata terha~ap total padatan terlarut dan asam tertItraSI. Pembenan etepon dan interaksi antara perlakuan untuk menstimulasi pembungaan dan etepon berpengaruh tidak nyata terhadap variabel-variabel tersebut.
per buah daD diameter buah secara nyata, tetapl total padatan terlarut danasam tertitrasi tidak berbeda nyata antara strangulasi, paklobutrazol dan kontrol. Demikian pula pemberian etepon memberikan bobot per buah, diameter buah, total padatan terlarut dan asam tertitrasi tidak berbeda nyata dengan tanpa etepon (TabeI4).
"
16
PengaturanPembungaan TanamanManggis... .
~ ~...
i
f i :
Bol. Agron. (32) (2) 12 - 20 (2004)
j
Tabel 4. Bobot per buah, diameter buah, total padatan terlarut daD asam tertitrasi pembungaan daD etepon
Bobot per buah (g)
Diameter buah (cm)
81.22 c 90.75 b 9~.Z~a 2.20
Tanpaetepon(EO)
89.49
~!~:r~~~epon(E I) BNT5%
88.35 tn
Perlakuan ~. .. . Stimulasipembungaan Strangulasi(S) Paklobutrazol(P) ~~~trg~,(K) - BNT...5% Pemecahan dormansi
pada perlakuan untuk menstimulasi
Total padatan terlarut (% Brix)
Asamtertitrasi (mg asamsitrat/ 100g bahan)
5.75 b 6.24 a 6.41 a 0.20
16.04 16.61 16.73 tn --
617.14 583.93 615.33 tn ...
6.19 6.07 tn
16.46
590.15
16.46 tn ---
620.79 tn ...
-
Keterangan: Angka-angkayang diikuti oleh huruf yang sarnapadakolom yang sarnaberarti tidak berbedanyatapada oji BNT taraf 5%, tn = tidak berbedanyata
PEMBAHASAN
,
j I
! ! i
'
j
Hasil percobaanini menunjukkanstrangulasidan; paklobutrazol rnampu menginduksi pembungaan rnanggis sehingga tanarnan berbunga lebih cepat' rnasing-rnasing 46 daD40 hari. Hal tersebutmenunjukkan terbuka peluang untuk dapat mernproduksibuah rnanggisdi luar musim. Strangulasi dapat menginduksi pembungaan berhubungandengan kernarnpuanperlakuan tersebut dalam menurunkankandungan giberelin (GA3, GAs, GA7) (Tabell) daDmeningkatkankandungangula total daD nisbah C:N daun (Tabel 2). Strangulasi juga dilaporkan dapat menginduksi pembungaantanarnan jeruk besar (Yarnanishiet al., 1993) karenaperlakuan tersebutmeningkatkankadargula total daun(Yarnanishi et al., 1995). Guntur (2002) juga melaporkanbahwa strangulasi menyebabkanjeruk besar "Nambangan" berbunga lebih cepat 56 hari dibandingkan kontrol karena meningkatnya kandungan karbohidrat, tetapi kandungan nitrogen daun menurun. Hubungan meningkatnya kandungan gula total daun dengan pembungaan juga terjadi padajeruk SatsurnaMandarin (Luis et al., 1995),apel (Vemmos, 1995) sertaleci daD longan (Thunyarpar, 1997). Menurut Yarnanishi & Hasegawa(1995) strangulasimenginduksipembungaan
ditunjukkan oleh turunnya kandungan N total daun sehingganisbah C;N pada perlakuanstrangulasitinggi (Tabel 2). Nisbah C:N tinggi menurut CamerondaD Dennis (1986) merupakan faktor pendorong tanarnan berbunga. Akar yang kekurangan fotosintat mengganggusintesis daD transport giberelin sehingga kandungannyadipucuk menurun (Wallerstein et al., 1978). Hasil yang sarnadiperoleh pada penelitian ini dirnana strangulasimenyebabkankandungangiberelin di daun menurunnyata (Tabel I). Kandungangiberelin rendah merupakan tanda akan berbunganyatanarnan apokat (Garcia & Lovatt, 2000), jeruk (Khosita et al., 1999)daDmangga(Turnbull et al., 1996). Paklobutrazol dapat menginduksi pembungaan pada tanarnan rnanggis juga berhubungan dengan kernarnpuan perlakuan tersebut dalam menurunkan kandungangiberelin (GA3, GAs, GA7) (Tabel I) daD meningkatnyakandungan gula total daD nisbah C:N daun (Tabel 2). Hasil yang sarna dilaporkan oleh Poerwanto et al. (1997) bahwa paklobutrazol menginduksi munculnya bunga rnangga Gadung 21 lebih cepat 51 hari dibandingkan kontrol daD menghambat pertumbuhan vegetatif dengan menurunnya total panjang trubus, panjang ruas daD jumlah daun. Poerwanto daD Susanto (1996) juga melaporkan bahwa paklobutrazol efektif menginduksi
translokasifotosintatdaTitajuk ke akar sehinggaterjadi akumulasikarbohidrat di bagian tajuk. Terhambatnya translokasifotosintatke akar menurut Wallersteinet al. (197.3).menyebabkanakar ke~angan fotosin~atdaD resplrasl akar menurun sehmgga mengaklbatkan aktivitas akar dalammengabsorpsihara mineral daDair terganggu. Dalam penelitian ini terhambatnya translokasifotosintat ditunjukkan oleh tingginya gula total daun, sedangkan terganggunya serapan hara
Turunnyakandungangiberelin menyebabkan penurunan laju pembelahansel pada meristemsub-apikalsehingga menghambatpertumbuhan vegetatif (Davies, 1995). De~gante~hamb~~yape~mbuhan vege~atif,.sebagian basil fotosmtatdlslrnpandl pucuk kemudlandlgunakan untuk mendukungterbentuknyabunga. Hasil penelitian ini menunjukkan perlakuan paklobutrazol yang diikuti dengan pemberian etepon meningkatkanjumlah bunga, jumlah buah pallen daD
pada tanarnanjeruk besar karena menghambat
bunga daD meningkatkan jumlah bungajeruk siem.
I NyomanRai,RoedhyPoerwanto, LatifahK. Darusman danBambang S.Purwoko
.
17
Bul. Agron. (32) (2) 12 - 20 (2004)
I.
'! I]
f.
bobot buah per pabon, sebaliknya bila strangulasi diikuti denganpemberian etepon menurunkanjurnlah bunga,jurnlah buah pallen daDbobot buah per pabon. Fungsi etepon setelahpemberianpaklobutrazol adalah sebagai zat pemecahdormansi rnata tunas generatif, karena menurut Mehouachi et al. (1996) aplikasi paklobutrazol juga meningkatkan biosintesis asam
StrangulasidaD paklobutrazol dapat mengindu\csi pembungaantanarnan rnanggis sehingga berpeluang untuk mernproduksibuah rnanggisdi luar musim. Hal. tersebut disebabkankarena kedua perlakuan tersebut dapatmenurunkankandungangiberelin dan meningkat-
absisatdan hal itu menyebabkan pucuk yang telah
kankandungan gulatotaldannisbahC:Ndaun.
..
terinduksi berbunga mengalarni dormansi. Kurang baiknya pemberian etepon setelah strangulasi karena
Kombinasi paklobutrazol dengan diberi etepon memberikan jurnlah bunga, jurnlah buah pallen dan
. '
bunga dan buah gugur pada kombinasi perlakuan tersebut tinggi (data tidak ditarnpilkan). Menurut Moore (1979) etepon dalam jaringan tanarnan terhidrolisis menghasilkanetilen, ion klor dan fosfat. Etilen disamping berfungsi mendorong pemecahan dormansi tunas, juga mendorong terjadinya absisi. Diduga etilen yang dihasilkan daTi proses hidrolisis eteponmenambahstIesbagi tanarnanyang semulatelah mengalarnistIeskarenadistrangulasi. Strangulasidan paklobutrazol menurunkanbobot per buah dan diameter buah karena kedua perlakuan tersebutmenghasilkanjurnlah buah nyata lebih banyak dibandingkankontrol. Hasil penelitianini menunjukkan bobot buahper pabonberkorelasipositif denganjurnlah buah dan jurnlah bunga (r = 0.98** dan r = 0.99**), tetapi berkorelasinegatif denganbobot per buah (r = 0.65*)dandiameterbuah (r = - 0.62*). Hal tersebut menggambarkan bahwajurnlah bunga dan jurnlah buah yang lebih banyak memberikanbobot buah per pabon lebih tinggi, tetapi bobot per buah dan diameter buah lebih kecil. Walaupun dernikian perlakuan strangulasi dan paklobutrazoltidak mengurangikualitas rasa buah karenatotal padatanterlarut dan asamtertitrasinyatidak berbedadengankontrol. Strangulasi dan paklobutrazol tidak hanya berpengaruhpositif karena dapat membuat tanarnan rnanggisberbungalebih cepat, tetapi juga berpengaruh meningkatkan basil buah pallen. Strangulasi dan paklobutrazol pada penelitian ini tidak berpengaruh buruk terhadappertumbuhanberikutnya, secaravisual pertumbuhan tunas barn tidak mengalarni kelainan ditunjukkan oleh panjang tunas, bentuk daun, ukuran daun dan warna daun pada tanarnanyang distrangulasi atau yang mendapatpaklobutrazol sarna seperti pada kontrol. Berdasarkanbasil penelitian ini, pembungaanpada tanaman manggis membutuhkan kondisi kandungan giberelinrendah,gula total dan nisbah C:N dauntinggi. Oleh karena itu direkomendasikan untuk memacu pembungaantanaman manggis dengan paklobutrazol disertai dengan pemberian etepqn atau dengan strangulasitanpadiberikanetepon. Pemberiannyaharns .dilakukan secara hati-hati pada tanaman sehat dan lingkunganyangbaik agartidak menimbulkanpengaruh negatifterhadappertumbuhanberikutnya.
bobot buahper pabon lebih tinggi dibandingkandengan paklobutrazoltanpaetepon,tetapi kombinasistrangulasi dengandiberi eteponmemberikanjurnlahbunga,jurnlah buah dan bobot buah per pabon lebih rendah dibandingkandengan strangulasitanpa etepon. Bobot buah per pabon tertinggi (25.50 kg) diperoleh pada paklobutrazoldiberi etepon atau lebih tinggi 321.49% dibandingkandengankontrol, tetapi tidak berbedanyata dengan strangulasi tanpa etepon yang memberikan bobot buah per pabon 23.78 kg atau lebih tinggi 293.06%dibandingkankontrol. Strangulasidan pak1obutrazolmenurunkanbobot per Quahdan diameter buah, tetapi berpengaruhtidak nyataterhadaptotal padatanterlarut dan asam tertitrasi.
18
KESIMPULAN
UC-,\PAN TERIMA KASIH ..
Penelitianini dibiayai oleh ProyekRiset Unggulan Strategis Nasional (Rusnas) Buah. Untuk itu penulis mengucapkanterirna kasih kepada KementerianRiset dan Teknologi Republik Indonesia dan Pusat Kajian Buah-BuahanTropika IPB.
DAFTAR PUSTAKA Apriyantono, A., 'D. Fardiaz, N .L. Puspitasari, Sedarnawati, S. Budiyanto. 1994. Petunjuk Laboratorium Analisis PangalloInstitut Pertanian Bogor, FakultasTeknologi Pertanian.Bogor. Arteca, R.N. 1996. Plant Growth Substances. Principles and Applications. Champan & Hall. New York. 332 p. Barendse,G.W.M. 1987. High performanceliquid chromatographyof gibberellins. In: LisnkensHF, Jackson JF. (eds.). High Performance Liquid Chromatography in Plant Sciences. SpringerVerlag. London. Bernier, G.B., J.M. Kinet, R.M. Sachs. 1985. Transition to reproductive growth. In: The Physiologyof Flowering. Volume II. CRC Press, Inc. p.1-90.Florida.
Pengaturan Pembungaan Tanaman Manggis...
.
;:
c~
c:
;"
~
,, i Bul. Agron. (32) (2) 12 - 20 (2004)
Cameron, J.S., F.G. Dennis. 1986. The carbohydratenitrogen relationship and flowering/fruiting: Kraus and Kraybill Revisited. Hort. Science 21(5):10991102
,
Pidkowich, M.S., J.E. Klenz, G.W. Haughn. 1999. The making of a flower: Control of floral meristem identity in Arabidopsis. Trends in Plant Science 4(2):64- 70.
Chaitrakulsub, S., S. Subhadrabandhu, T. Powsung, Ogata, R.H. Gemma. 1992. Effect of paclobutrazol on vegetative growth, flowering, fruit-set, fruit drop, fruit quality and yield of lychee cv. Hong Huay. Acta Hort. 321:291-299. Davies, P.J. 1995. The plant hormone concept: concentration, sensitivity and transport. In: Davies Pl. (eds.). Plant Hormones. Physiology,
.~:i'
r
Poerwanto, R. 2003. Peran manajemen budiday'!c tanarnan dalam peningkatan ketersediaan dan mutu buah-buahan. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 13 September 2003. 86 halo
~
~,
, ;
Poerwanto, R., D. Effendi, S.S. Haryadi. 1997. Pengaturan pembungaan mangga Gadung 21 di
biochemistryand molecularbiology. 21bedition.
luarmusimdenganpaklobutrazol danzatpemecah
Netherlands: Kluwer Academic Publishers. p. 13-
dormansi. Hayati 4(2):41-46
38.
C'c~
Deptan (Departemen Pertanian). 2004. Ekspor hortikultura Indonesia. Nilai dan volume ekspor buah-buahan. h!m.//www.de~tan.go.id. [21 April 2001]. i
Poerwanto, R., S. Susanto. 1996. Pengaturan pembungaan dan pembuahan jeruk siem (Citrus reticulata Blanco) dengan paklobutrazol dan zat pemecah dormansi. J. Inter. Pert. Indon. 6(2):3944
Garcia, S.S., C.J. Lovatt. 2000. Effect of gibberellic acid on inflorescence phenology of the "Has"
Syahbudin. siem
Avocado (Persea americana Mill.). Proceedings of world avocado congress III. hIm. 37-41. http://www.Avocadosource.corn/wac3-p037 .htm. [7 Januari 2003]. Guntur, A.P. 2002. Pengaruh strangulasi terhadap pembungaan jeruk besar 'Nambangan' (Tesis). Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hume, E.P. 1947. Difficulties in mangosteen culture. Tropical Agriculture 24:1-3. Koshita, Y., T. Takahara, T. Ogata, A.Goto. 1999. Involvement of endogenous plant hormones (IAA, ABA, GAs) in leaves and flower bud formation of SatsurnaMandarin (Citrus unshiu Marc.). Scientia Horticulturae 79:185-194. Luis, A.G., F. Fornes, J.L. Guardiola. 1995. Leaf carbohydrate and flower formation in citrus. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 120(2):222-227.
,
..
Mehouachi, J., F.R.Tadeo, S. Zaragoza, E. Primo-Millo, M. Talon. 1996. Effects of gibberellic acid and paclobutrazol on growth and carbohydrate accumulation in shoots and roots of citrus rootstock seedlings. J. Hort. Sci. 71(5):747-754.
.
1999. Studi stimulasi pembungaan jeruk (Citrus reticulata Blanco) dengan
paklobutrazol dan zat pemecah dormansi ethepon [Thesis]. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor: Bogor. Thunyarpar, T. 1997. Physiological Aspects on Flowering of Lychee and Longan. Thailand: Dept. of Hort. Fac. of Agr. Univ., Chiang Mai 50200. Chiang Mai. Turnbull, C.G.N, K.L. Anderson, E.C. Winston. 1996. Influence of gibberellin treatment on flowering and fruiting patterns in mango. Aust. J. of Agric. 36:603-611 Vemmos, N. 1995. Carbohydrate changes in flowers, leaves, shoots and spurs of "Cox's Orange Pippin" apple during flowering and fruit setting periods. J. Hort. Sci. 70(6):889-900. Wallerstein, I., R. Goren, S.P. Monselise. 1973. Seasonal changes in gibberellin-like substancesof Shamouti orange (Citrus sinensis (L.) Osbeck) trees in relation to ringing. J. Hort. Sci. 48:75-82. Yamanishi, OK. 1995. Trunk strangulation and winter heating effects on carbohydrate levels and its relation with flowering, fruiting and yield of 'Tosa Buntan' purnmelo grown in a plastic house. J. Hort. Sci. 70(1):85-95
Moore, T.C. 1979. Biochemistry and Physiology of Plant Hormones. Springer-Verlag Inc. New York. 274p.
I NyomanRai, RoedhyPoerwanto,Latifah K. DarusmanclanBambangS. Purwoko
'
19
Bul. Agron. (32) (2) 12 - 20 (2004)
Yamanishi, OK, K. Hasegawa. 1995. Trunk strangulationresponsesto the detrimental effects of heavy shadeon fruit size and quality of 'Tosa Buntan' pummelo. J. Hort. Science 70(6):875887.
Yamanishi, OK, Y. Nakajima, K. Hasegawa. 1993. Effect of branch strangulation in late seasonon reproductivephaseof young pummelotreesgrown in a plastic house. JapanJ. Trop. Agr. 37(4):290297.
,~
, ,
20
"'-'
PengaturanPembungaanTanamanManggis...
0 :~c
~
"..
~...
'c,~