PENGARUH TINGKAT PEMBIAYAAN HIWALAH DAN BOPO TERHADAP PROFITABILITAS DI BMT WIRA MANDIRI KOTA TASIKMALAYA Eko Setiadi 121002017 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui sebagai berikut tingkat pembiayaan hiwalah di BMT Wira Mandiri, 2) BOPO di BMT Wira Mandiri 3) profitabilitas di BMT Wira Mandiri, 4) pengaruh tingkat pembiayaan hiwalah terhadap profitabilitas di BMT Wira Mandiri, 5) pengaruh BOPO terhadap profitabilitas di BMT Wira Mandiri, 6) pengaruh tingkat pembiayaan hiwalah dan BOPO terhadap Profitabilitas di BMT Wira Mandiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi kuantitatif, pendekatan kuantitatif, pengumpulan data menggunakan interview dan dokumentasi, analisis data menggunakan regresi linier berganda, uji deskriptif, uji regresi sederhana dan regresi ganda. Hasil penelitian ini adalah antara lain: 1) Tingkat pembiayaan di BMT Wira Mandiri Kota Tasikmalaya pada tahun 2013 – 2015 stabil setiap bulannya, dimana nilai pembiayaan terendah di BMT Wira Mandiri adalah 1,80 dan tertinggi adalah 3,39. 2) Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) di BMT Wira Mandiri Kota Tasikmalaya pada tahun 2013 -2015 mengalami fluktuatif setiap bulannya diamana nilai BOPO terendah adalah 80,80 dan tertinggi adalah 101,38. 3) Profitabilitas (ROA) di BMT Wira Mandiri Kota Tasikmalaya pada tahun 2013 - 2015 setiap bulannya stabil dimana keuntungan terendah adalah 0,20 dan yang tertinggi adalah 3,11. 4) Tingkat pembiayaan hiwalah memiliki nilai sig 0,086 dengan derajat signifikan 0,05 ini berarti 0,885 > 0.05 yang berarti variabel tingkat pembiayaan hiwalah secara parsial berpengaruh negativ dan tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA).5)Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) mempunyai niai 0,698 ini berarti > 0.05 sehingga biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) secara parsial berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap profit profitabilititas (ROA). 6). Tingkat pembiayaan hiwalah memiliki nilai sig 0,086 dengan derajat signifikan 0,05 ini berarti 0,885 > 0.05 yang berarti variabel tingkat pembiayaan hiwalah secara parsial berpengaruh negativ dan tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) mempunyai niai 0,698 ini berarti > 0.05 sehingga biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) secara parsial berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap profit profitabilititas (ROA). Kata Kunci: Hiwalah, BOPO (BiAYA Operasional dan pendapatan operasional), Profitabilitas (ROA)
1
ABSTRACT The purpose of this study was 1) to determine the following funding levels Hiwalah in BMT Wira Mandiri, 2) BOPO in BMT Wira Mandiri 3) profitability in BMT Wira Mandiri, 4) the effect of the level of financing Hiwalah to profitability in BMT Wira Mandiri, 5) influence BOPO to profitability in BMT Wira Mandiri, 6) the effect of the level of financing Hiwalah and ROA to profitability in BMT Wira Mandiri. The method used in this study is a quantitative correlation method, quantitative approach, collecting data using interviews and documentation, analysis of data using multiple linear regression, descriptive test, simple regression test and multiple regression. The results of this study are among others: 1) The level of financing in BMT Wira Mandiri Tasikmalaya in 20132015 stable each month, where the value of the lowest financing in BMT Wira Mandiri is 1.80 and the highest was 3.39. 2) Operating Expenses and Operating Income (ROA) in the BMT Wira Mandiri Tasikmalaya in 2013 -2015 experiencing fluctuating every month diamana BOPO lowest value is 80.80 and the highest was 101.38. 3) Profitability (ROA) in the BMT Wira Mandiri Tasikmalaya in 2013-2015 monthly stable where profits are lowest is 0.20 and the highest is 3.11. 4) The level of financing Hiwalah have sig 0.086 with a significant degree of 0.05 means 0.885> 0.05, which means the variable rate financing negativ Hiwalah partially influence and no significant effect on profitability (ROA) .5) Operating Expenses and Operating Income (ROA) has this means niai 0.698> 0.05 so that the operating expenses and operating income (ROA) partially and no significant negative effect on the profit profitabilititas (ROA). 6). Hiwalah funding levels have sig 0.086 with a significant degree of 0.05 means 0.885> 0.05, which means the variable rate financing negativ Hiwalah partially influence and no significant effect on profitability (ROA), Operating Expenses and Operating Income (ROA) has 0.698 niai this means > 0.05 so that the operating expenses and operating income (ROA) partially and no significant negative effect on the profit profitabilititas (ROA). Key Word : Hiwalah, Operating expenses and operating income, Profitabilitas
PENDAHULUAN kegiatan Baitul maal wat Tamwil(BMT) tidak hanya sebatas mengumpulkan dana zakat, infaq, shodaqoh saja akan tetapi juga melakukan pembinaan dan pengembangan usaha kecil masyarakat yang berdasarkan kepada prinsip syariah. Salah satu kegiatannya yakni berupa penyaluran pembiayaan kepada para pelaku usaha kecil dengan menggunakan prinsip syariah yakni dengan menggunakan proporsi bagi hasil. pembiayaan merupakan sumber utama pendapatan lembaga keuangan, maka profitabilitas menjadi tolak ukur yang utama pada lembaga keuangan untuk mengetahui sejauh mana lembaga keuangan tersebut memperoleh laba untuk meningkatkan keuntungan dari lembaga keuangan tersebut. Selain itu profitabilitas juga dapat dikatakan sebagai salah satu indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, karena kinerja keuangan suatu perusahaan atau lembaga keuangan juga mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan atau lembaga keuangan tersebut. Rasio yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja profitabilitas salah satunya adalah Return On Asset (ROA). Alasan dipilihnya Return On Asset (ROA) sebagai ukuran kinerja adalah karena ROA digunakan untuk mengukur kemampuan
2
manajemen suatu lembaga keuangan maupun perusahaan dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Selanjutnya mengenai rasio Biaya Operasional semakin efisien kinerja operasional suatu lembaga keuangan, maka laba yang akan diperoleh akan semakin besar. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan, Sehingga semakin kecil rasio efisiensi, maka akan semakin meningkatkan profitabilitas lembaga keuangan tersebut. Oleh karena itu, peranan anggaran bagi lembaga keuangan sangatlah penting sebagai bentuk awal perencanaan lembaga keuangan dimana tidak hanya dianggap sebagai penunjang kegiatan operasional saja tetapi digunakan juga sebagai tolak ukur dalam mencapai keberhasilan usaha-usaha yang telah digariskan sebelumnya. TINJUAN PUSTAKA Baitul Maal Wattamwil Baitul Maal Wattamwil (BMT) adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka mengangkat drajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas modal paraksa dan modal awal dari tokoh– tokoh masyarakat setempat dan berlandaskan sistem ekonomi yang salaam: keselamatan (berintikan keadilan), kedamaian dan fungsi kesejahtraan. Biaya Operasioanal dan Pendapatan Operasional Menurut Dahlan Siamat (2004:104), Rasio biaya efisiensi (BOPO) adalahperbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional, rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.1 Sedangkan Frianto (2012:72), menyatakan bahwa Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) adalah rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional.2 Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Pengertian yang samadisampaikan oleh Husnan (2001) bahwa Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Sedangkan Menurut Michelle & Megawati (2005) Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profit) yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan.3
1
Dahlan, Siamat.2004.Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Keempat. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 2
Frianto, Pandia. 2012. Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. Jakarta: RinekaCipta http://www.pps.unud.ac.id/diakses pada tanggal 17-03-2016
3
3
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode korelasi dengan pendekatan kuantitatif, untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.Sugiyono (2014;13) menjelaskan: “Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif / statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.” a. Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif Descriptive Statistics N
Range
Minimum Maximum
Statistic
Statistic
Statistic
HIWALAH
36
1.59
1.80
BOPO
36
20.58
80.80
ROA
36
3.08
.03
Valid N (listwise)
36
Statistic 3.39
Sum
Mean
Std. Deviation
Statistic
Statistic Std. Error
Statistic
2.5236
.06936
.41616
101.38 3395.56 94.3211
.96365
5.78189
.13657
.81940
3.11
90.85 33.17
.9214
Sumber : Data Sekunder Diolah Melalui Hasil SPSS 16, 2016 Keterangan
:
N
: Jumlah Data
Minimum
: Nilai Terkecil Variabel
Maximum
: Nilai Terbesar Variabel
Mean
: Nilai Rata-Rata Variabel
Std. Deviation
: Ukuran Dispersi atau Penyebaran Data
150 100
Series1
50
Series2
0 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34
4
Series3 Series1
Keterangan: Series 1 = Hiwalah Series 2 = BOPO Series 3 = Profitabilitas (ROA) 1) Dari grafik series 1 (Hiwalah) menunjukan bahwa tingkat pembiayaan di BMT Wira Mandiri Kota Tasikmalaya stabil setiap bulannya, dimana nilai pembiayaan terendah di BMT Wira Mandiri adalah 1,80 dan tertinggi adalah 3,39. 2) Dari grafik series 2 (BOPO) menunjukan bahwa Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) mengalami fluktuatif setiap bulannya diamana nilai BOPO terendah adalah 80,80 dan tertinggi adalah 101,38. 3) Dari grafik series 3 (Profitabilitas (ROA)) menunjukan bahwa keuntungan yang dimiliki oleh BMT Wira Mandiri setiap bulannya stabil dimana keuntungan terendah adalah 0,20 dan yang tertinggi adalah 3,11. b. Analisis Regresi 1) Uji Prasyarat Analisis a) Uji Linieritas
Uji Linieritas Berdasarkan hasil uji linieritas diatas dapat disimpulkan bahwa hasil dan uji tersebut adalah linier ini dikarenakan hasil sig lebih besar dari nilai anovanya 0,05.
b) Uji Normalitas Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model ANOVA Table Sum of Squares ROA * Between Groups HIWAL AH
(Combined) Linearity Deviation from Linearity
Within Groups Total
Mean Square
df
F
Sig.
16.080
27
.596
.642
.815
2.022
1
2.022
2.180
.178
14.058
26
.541
.583
.858
7.419
8
.927
23.499
35
regresi nilai residul memiliki distribusi normal atau tidak.Model regresi yang baik adalah yang terdistribusi secara normal atau mendekati normal sehingga data layak untuk diuji secara statistik. Uji normalitas data ini dilakukan dengan uji kolmogorof-smirnof berdasarkan probabilitas (asympototic significance ) sebagai berikut : Jika Signifikansi > 0,05 maka data terdistribusi secara normal. Jika Signifikansi < 0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal. Hasil uji normalitas disajikan pada tabel berikut ini :
5
Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test HIWALAH N Normal a Parameters
36 2.5236 .41616 .143 .143 -.132 .856 .456
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
BOPO 36 94.3211 5.78189 .200 .111 -.200 1.199 .113
ROA 36 .9214 .81940 .213 .213 -.138 1.280 .076
a. Test distribution is Normal.
Dari uji normalitas diatas menunjukan bahwa nilai signifikasi Asymp Sig 2 tailed menunjukkan residul, menujukkan lebih dari 0,05 maka residul tersebut berdistribusi normal. c) Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut runtun waktu (rianto,2009). Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah autokorelasi. Jika terdapat korelasi, maka terdapat pula problem autokorlasi, masalah autokorelasi akan berakibat pada interval keyakinan hasil estimasi menjadi melebar, sehingga uji signifikansi menjadi tidak kuat. Pengambilan keputusan pada uji autokorelsi sebagai berikut : dU< d< 4 –dU H0 diterima, tidak tejadi autokoreutokorelasi. d < dL atau d > 4 –dL maka Ho ditolak, terjadi autokorelasi dL< d < dU atau 4 – dU < d < 4 – dL maka tidak ada kesimpulan.
Nilai Durbin Watson dapat dilihat pada output regression disajikan sebagai berikut : Uji Autokorelasi b
Model Summary
Model 1
R .841
a
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
.707
.689
.45676
1.611
a. Predictors: (Constant), BOPO, HIWALAH b. Dependent Variable: ROA
Dari uji autokorelasi diatas diketahui bahwa nilai Durbin Watson sebesar 1.611 sedangkan dari tabel DW dengan signifikasi 0,05 dan jumlah data (n) = 36, serta K = 2 (K adalah jumlah variabel independen ) diperoleh nilai dl sebesar 1.354 dan du sebesar 1.587. karena nilai DW 1.611 berada pada daerah antara du dan 4-du, maka H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. 6
d) Uji Heteroskedasitas Heterokedasitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan didalam model regresi. Regresi yang baik tidak terjadi heteroskeastisitas.Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedasitas dengan melihat pola titik – titik pada scatterplots dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedasitas. Uji Heteroskedasitas
Dari hasil analisis grafik terlihat bahwa titik-titik menyebar diatas angka nol dan dibawah angka nol, ini berarti tidak terjadi heteroskedasitas.
e) Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan ( korelasi ) yang signifikan antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna diantara variabel bebasnya. Konsekuensi adanya multikolonieritas adalah koefisien variabl tidak tentu dan kesalahan menjadi sangat besar. Uji Multikolonieritas Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
12.262
1.273
HIWALAH
-.195
.191
BOPO
-.115
.014
a
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
9.630
.000
-.099
-1.020
.315
.943
1.061
-.812
-8.363
.000
.943
1.061
a. Dependent Variable: ROA
Dari hasil diatas menunjukan bahwa nilai tolerance adalah 0.943 dan nilai VIF adalah 1.061 ini menunjukan bahwa tidak terjadi multikolonieritas karena nilai tolerance lebih dari 0.10 dan nilai VIF kurang dari 10.
7
VIF
2) Uji Hipotesis a) X1 (Hiwalah) dengan Profitabilitas (ROA) b
Model Summary Model
R
1
Adjusted R Square
R Square
.293
a
.086
Std. Error of the Estimate
.059
Durbin-Watson
.79479
1.005
a. Predictors: (Constant), HIWALAH b. Dependent Variable: ROA
Coefficients
Standardized Coefficients
Unstandardized Coefficients Model 1
B
a
Std. Error
Collinearity Statistics
Beta
(Constant)
2.379
.825
HIWALAH
-.578
.323
t
-.293
Sig.
Tolerance
2.882
.007
-1.789
.082
VIF
1.000
1.000
a. Dependent Variable: ROA
Hiwalah mempunyai niai 0,086 ini berarti > 0.05 sehingga H0 diterima yang berarti variabel hiwalah secara parsial berpengaruh negativ dan tidak signifikan terhadap ROA. b) X2 (BOPO) dengan Y (Profitabilitas (ROA))
Model Summary Model 1
R
Adjusted R Square
R Square
.835
a
.698
Std. Error of the Estimate
.689
.45704
a. Predictors: (Constant), BOPO
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) BOPO
Std. Error 12.087
1.263
-.118
.013
a
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
-.835
Sig. 9.574
.000
-8.860
.000
Tolerance
1.000
a. Dependent Variable: ROA
BOPO mempunyai niai 0,698 ini berarti > 0.05 sehingga H0 diterima yang berarti variabel BOPO secara parsial berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA). 3) Regresi Sederhana (a) Hiwalah terhadap Profitabilitas (ROA)
8
VIF
1.000
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B
a
Standardized Coefficients
Std. Error
Collinearity Statistics
Beta
(Constant)
2.379
.825
HIWALAH
-.578
.323
T
Sig.
-.293
Tolerance
2.882
.007
-1.789
.082
VIF
1.000
1.000
a. Dependent Variable: ROA
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa persamaan estimasinya adalah ROA = 2.379 + - 0.578 * Hiwalah, jadi setiap penurunan profitabilitas (ROA) sebesar satu satuan maka hiwalah turun – 0.578 (b) BOPO terhadap Profitabilitas Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error 12.087
1.263
-.118
.013
BOPO
a
Beta
Collinearity Statistics T
-.835
Sig.
9.574
.000
-8.860
.000
Tolerance
1.000
a. Dependent Variable: ROA
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa persamaan estimasinya adalah ROA = 12.087 + - 0.118 * BOPO, jadi setiap penurunan profitabilitas (ROA) sebesar satu satuan maka hiwalah turun – 0.118 4) Regresi Linier Ganda Uji Linier Berganda dilakukan untuk memprediksi apakah variabel X berpengaruh terhadap variabel Y dan seberapa besar pengaruhnya kedua variabel bebas terhadap variabel terikat Y, Uji Regresi Linier Berganda terdiri dari Uji secara Simultan (Uji F) dan secara Parsial (Uji T). a) Pengaruh Tingkat Pembiayaan Hiwalah terhadap Profitabilitas (ROA) (1) Uji F-test Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Apabila F hasil perhitungan lebih besar daripada nilai F menurut tabel maka hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. UJI F b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
Df
Mean Square
16.615
2
8.307
6.885
33
.209
23.499
35
a. Predictors: (Constant), BOPO, HIWALAH b. Dependent Variable: ROA
9
F 39.817
Sig. .000
a
VIF
1.000
Diketahui nilai sig uji F 0,000 < 0,05 maka hipotesis Ho ditolak artinya menerima hipotesis Ha, yaitu secara simultan (bersama-sama) variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. (2) Uji t – test Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat signifikan yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen. Uji T Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model
B
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
1(Constant)
12.262
1.273
HIWALAH
-.195
.191
BOPO
-.115
.014
t
Sig.
9.630
.000
-.099
-1.020
.315
-.812
-8.363
.000
a. Dependent Variable: ROA
Diketahui nilai sig 0,315 > 0,05 maka hipotesis Ho diterima artinya secara parsial hiwalah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA). b) Pengaruh Bopo terhadap Profitabilitas (ROA) Sig BOPO – 0,000 < 0,05 maka hipotesis Ho ditolak artinya menerima hipotesis Ha yaitu secara parsial BOPO (X2) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). c. Uji Koefisien Determinan (R2) Koefisien determinan digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari beberapa variabel dalam pengertian yang lebih jelas koefisien determinasi akan menjelaskan seberapa besar perubahan atau variasi suatu variabel bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi pada variabel lain. Uji Koefisien Determinan (R2) b
Model Summary Model 1
R .841
Adjusted R Square
R Square a
.707
.689
Std. Error of the Estimate .45676
a. Predictors: (Constant), BOPO, HIWALAH b. Dependent Variable: ROA
Uji determinasi menunjukan nilai R square 0,707 hal ini menunjukan bahwa tingkat pemiayaan Hiwalah dan BOPO berpengaruh
10
70,7 % terhadap ROA dan sisanya 29,3 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab IV mengenai pengaruhtingkatpembiayaanhiwalahdanbopoterhadapprofitabilitas, maka secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat pembiayaan di BMT Wira Mandiri Kota Tasikmalaya pada tahun 2013 – 2015 stabil setiap bulannya, dimana nilai pembiayaan terendah di BMT Wira Mandiri adalah 1,80 dan tertinggi adalah 3,39. 2. Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) di BMT Wira Mandiri Kota Tasikmalaya pada tahun 2013 -2015 mengalami fluktuatif setiap bulannya diamana nilai BOPO terendah adalah 80,80 dan tertinggi adalah 101,38.
3.Profitabilitas (ROA) di BMT Wira Mandiri Kota Tasikmalaya pada tahun 2013 2015 setiap bulannya stabil dimana keuntungan terendah adalah 0,20dan yang tertinggi adalah 3,11. 4.Tingkat pembiayaan hiwalah memiliki nilai sig 0,086 dengan derajat signifikan 0,05 ini berarti 0,885 > 0.05 yang berarti variabel tingkat pembiayaan hiwalah secara parsial berpengaruh negativ dan tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA) 5. Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) mempunyai niai 0,698 ini berarti > 0.05 sehingga biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) secara parsial berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap profit profitabilititas (ROA). 6. Tingkat pembiayaan hiwalah memiliki nilai sig 0,086 dengan derajat signifikan 0,05 ini berarti 0,885 > 0.05 yang berarti variabel tingkat pembiayaan hiwalah secara parsial berpengaruh negativ dan tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) mempunyai niai 0,698 ini berarti > 0.05 sehingga biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) secara parsial berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap profit profitabilititas (ROA). DaftarPustaka Abdul GhofurAnshori, Perbankansyariah di Indonesia ,GadjahMada University Press, Yogyakarta, 2009, hlm 31. Abdurrahman Al-Jaziri, Kitab Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib Al-Arba’ah, Beirut, Dar AlFikr, t.t.,h.. 210. Ad-Dur Al-Mukhtar Syarhu Tanwir Al-Abshar, V:340; dinukil dari Mauqif Asy-Syari’ah min Al-Masharif Al-Islamiyyah Al-Mu’ashshirah, karya Dr. Abdullah Abdurrahim AlAbadi, h.. 339. Ali Fikri, Al-Mu’amalat Al-Madiyah wa al-Adabiyah, Juz 2, Mathba’ah Musthafa AlBabiy Al-Halaby, Mesir, cet I, 1357 H, h. 74-80 Dahlan, Siamat.2004.Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Keempat. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya,(Jakarta: Depag RI, 2009). Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Nomor 12/DSN-MUI/VI/2000 Tentang Hiwalah Frianto, Pandia. 2012. Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. Jakarta: RinekaCipta
11
Idris Ahmad, Fiqh al-Syafi’iyah, Jakarta, Karya Indah, 1986, h. 47 James C, Van Horne dan John M. Wachowicz. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Edisi kedua belas. Jakarta: Salemba Empat. Kasmir. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT. Rajagrafindo persada Lukman, Dendawijaya.2005. Manajemen Perbankan, Jakarta: Erlangga Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari TeoridanPraktek, GemaInsani, Jakarta, 2001, hlm. 160. M. Nur Rianto Al Arif, lembaga Keuangan Syariah , CV PustakaSetia, Bandung, 2012, hlm. 317. Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, Juz 2, Dar al-Fikr, Beirut, tt, h.. 37. Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan,PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis,(Bandung: Alfabeta, 2014), hlm 59. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis Pendekatan kuantitatif, Kualitatif, dan R&D; (Bandung;Alfabeta,2014) Hlm 4 Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Perbankan Syari’ah, Jakarta : Zikrul Hakim, hal. 30 Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Syamsuddin, Lukman, 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 231 Sugiyono, Susanto Agus, Cara Mudah Belajar SPSS dan Lisrel teori dan aplikasi untuk analisis data penelitian,(Bandung:Alfabeta,2015) Hlm 318. Undang-undang No 10 tahun 1998 tentang pengertian pembiayaan Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh Al Islamy Wa Adillatuh, Juz 5, Dar Al-Fikr, Damaskus, 1986, h. 143 http://eprints.undip.ac.id/35651/1/Jurnal_Dhian_Dayinta_C2A008042.pdf diakses tanggal 17-03-2016 http://www.pps.unud.ac.id/diakses pada tanggal 17-03-2016
12