PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP RETURN ON ASSET (Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya)
Okky Octavia Tazkhirah
[email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jln. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya ABSTRACT This study aimed to determine (1) murabahah financing, non perfoming finance and ROA PT. Bank Syariah Mandiri Tasikmalaya, (2) relationships financing murabahah with non performing finance, (3) the influence of murabahah financing and non performing finance either partially or simultaneously to the ROA. The method used in this research is descriptive analytical method with a case study approach. Data analysis methods are used path analysis. Hypothesis testing using t test partially and simultaneously using the F test. Data are taken from the monthly financial statements of PT. Bank Syariah Mandiri Tasikmalaya from 2010 s / d 2012. The results showed that (1) murabahah financing, non performing finance and ROA has increased and decreased each month, (2) financing murabahah have a relationship with the non performing finance, (3) murabahah financing partially non significant effect on ROA, (4) non performing finance partially significant effect on ROA, (5) murabahah financing and non performing finance simultaneously significant effect on ROA. Keywords: Murabahah Financing, Non Performing Finance, ROA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pembiayaan murabahah, pembiayaan bermasalah dan ROA PT. Bank Syariah Mandiri Tasikmalaya, (2) hubungan pembiayaan murabahah dengan pembiayaan bermasalah, (3) pengaruh pembiayaan murabahah dan pembiayaan bermasalah baik secara parsial maupun simultan terhadap ROA. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis jalur. Pengujian hipotesis secara parsial menggunakan uji t dan secara simultan menggunakan uji F. Data diambil dari laporan keuangan bulanan PT. Bank Syariah Mandiri Tasikmalaya dari tahun 2010 s/d 2012. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) pembiayaan murabahah, pembiayaan bermasalah dan ROA mengalami kenaikan dan penurunan tiap bulannya, (2) pembiayaan murabahah memiliki hubungan dengan pembiayaan bermasalah, (3) pembiayaan murabahah secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA, (4) pembiayaan bermasalah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA, (5) pembiayaan murabahah dan pembiayaan bermasalah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA. Kata Kunci: Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Bermasalah, ROA
PENDAHULUAN Bank pada hakikatnya merupakan suatu lembaga keuangan yang berlaku sebagai perantara yang menjembatani para penabung dengan investor. Bank memiliki tugas pokok yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam berbagai tujuan. Dana yang dihimpun dari masyarakat akan lebih bermanfaat apabila diinvestasikan dalam berbagai tujuan. Masyarakat sebagai pemilik dana memilih bank untuk mengelola dananya karena mereka yakin bahwa bank dapat mengelola simpanannya dan memilihkan jenis investasi yang terbaik. Atas dasar kepercayaan pula, bank memberikan kredit kepada masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan merupakan landasan utama dari usaha perbankan. Tingkat kepercayaan inilah yang menentukan eksistensi suatu usaha perbankan. Semakin lemah kepercayaan antara masyarakat dengan lembaga perbankan maka akan semakin lemah pula eksistensi perbankan tersebut,begitu pula sebaliknya. Pada 1988 gagasan mengenai bank syariah muncul dan gagasan ini muncul karena pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober (PAKTO) yang berisi liberalisasi industri perbankan di Indonesia. Setelah ada rekomendasi lokakarya ulama tentang bunga bank dan perbankan di Cisarua, Bogor tanggal 19-22 Agustus 1990, hasil lokakarya ini dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasional IV Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang berlangsung di Hotel Sahid Jaya, Jakarta pada 22-25 agustus 1990. Berdasarkan amanat Munas MUI ini dibentuklah kelompok kerja untuk mendirikan bank syariah di Indonesia. Hasil kerja kelompok ini adalah dibentuknya PT Bank Muamalah Indonesia dengan ditandatangani akta pendiriannya pada 1 November 1991 dengan total modal awal sebesar Rp 106.126.382.000,-. Pada 1 Mei 1992 Bank Muamalah mulai beroperasi (http://pencerahanmasadepan.blogspot.com/2013/04/sejarahbank-syariah-di-dunia-dan.html).
Sebagaimana halnya bank konvensional, bank syariah juga berfungsi sebagai lembaga intermediasi (intermediary institution), yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan (dalam hal ini pembiayaan murabahah). Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain,
pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan (Muhamad:2005). Perbedaan pembiayaan dengan kredit dalam bank konvensional terletak pada sistem imbalannya. Bank syariah memberlakukan sistem operasional bank dengan sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil yang diterapkan dalam perbankan syariah sangat berbeda dengan sistem bunga, dimana dalam sistem bunga keuntungannya dapat diperhitungkan di awal, yaitu dengan cara menghitung jumlah beban bunga dari dana yang disimpan atau dipinjamkan. Sedang dalam sistem bagi hasil, ketentuan keuntungan akan ditentukan berdasarkan besar kecilnya keuntungan dari hasil usaha, atas modal yang telah diberikan hak pengelolaan kepada nasabah mitra bank syariah. Dalam istilah syariah, murabahah diartikan sebagai suatu perjanjian yang disepakati antara bank syariah dengan nasabah, dimana bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku atau modal kerja lainnya yang dibutuhkan nasabah, yang akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank (harga beli bank + margin keuntungan) pada waktu yang ditetapkan. Dalam murabahah, penjual harus memberitahu harga produk yang dia beli dan mencantumkan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Perkembangan perbankan syariah selama beberapa tahun terakhir, telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Total asset perbankan syariah sampai bulan Oktober 2011 telah mencapai Rp130,5 triliun dengan total penyaluran dana sebesar Rp122,73 triliun yang didominasi oleh pembiayaan murabahah sebesar Rp52,06 triliun atau 42,42% dan tingkat ROA sebesar 1,75%. Hingga tahun 2012, perbankan syariah masih mengalami perkembangan yang pesat. Sampai dengan bulan Oktober 2012 perbankan syariah mampu tumbuh 37% sehingga total asetnya sebesar Rp174,09 triliun dengan tingkat keseluruhan penyaluran dana bank syariah sebesar Rp135,58 triliun dimana penyaluran dana tersebut masih didominasi oleh pembiayaan murabahah sebesar Rp80,95 triliun atau 59,71% dan tingkat ROA sebesar 2,11% (www.bi.go.id). Semakin besar pembiayaan murabahah yang disalurkan, maka bank syariah akan memperoleh margin keuntungan yang besar. Margin keuntungan sebagai pendapatan keuntungan bank syariah pada akhirnya dapat berpengaruh pada tingkat ROA yang merupakan suatu indikator penilaian kinerja suatu bank syariah.
Non Perforning Finance (NPF) adalah pembiayaan yang tidak menepati jadwal angsuran sehingga terjadi tunggakan. NPF merupakan risiko dari adanya penyaluran dana dari bank kepada nasabah. Besar kecilnya NPF akan berpengaruh pada ROA karena hal tersebut kemungkinan akan menurunkan tingkat ROA pada bank syariah. Pada tahun 2011, secara rerata, NPF gross perbankan syariah berkisar 3,11% dan tingkat ROA sebesar 1,75%. Sedangkan pada tahun 2012, secara rerata NPF gross perbankan syariah berkisar 2,58% dan tingkat ROA sebesar 2,11% (www.bi.go.id). Dilihat dari fenomena-fenomena diatas, tingkat ROA perbankan syariah kemungkinan dipengaruhi oleh tingkat pembiayaan murabahah yang disalurkan kepada masyarakat dan tingkat pembiayaan bermasalah (NPF) selain dipengaruhi oleh faktor lainnya, hal itulah yang akan diteliti. Peneliti Finsa Agustina (2009) menyatakan bahwa risiko pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan terhadap ROA bank syariah. Peneliti Aulia Fuad menyatakan bahwa pembiayaan jual beli (murabahah) berpengaruh signifikan positif terhadap ROA. Peneliti Dwi Fany Wicaksana yang meneliti tentang pengaruh pembiayaan mudharabah,musyarakah, dan murabahah tehadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia menyatakan bahwa pembiayaan mudharabah,musyarakah, dan murabahah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Peneliti Dea Naufal Kharisma menyatakan bahwa dana pihak ketiga berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas sedangkan NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
METODE PENELITIAN Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah pembiayaan murabahah, pembiayaan bermasalah dan ROA pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Teknik Analisis Data Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis jalur (path analysis). Analisis jalur digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel yang berbentuk sebab akibat (bukan hubungan interaktif/reciprocal). Sehingga tujuan digunakannya analisis jalur adalah untuk mengetahui pengaruh seperangkat variabel X (independent variable) dan untuk mengetahui pengaruh antara
variabel X. Dalam analisis jalur ini dapat dilihat pengaruh dari setiap variabel secara bersama-sama. Selain itu, tujuan dilakukannya analisa jalur adalah untuk menerangkan pengaruh langsung atau tidak langsung dari beberapa variabel penyebab variabel lainnya sebagai variabel terikat.
PEMBAHASAN Pembiayaan Murabahah pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya Tabel 1 Saldo Pembiayaan Murabahah PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya Tahun 2010 - 2012 Tahun 2010
2011
2012
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November
Saldo Pembiayaan Murabahah 55.631.619.253,40 67.697.914.680,00 78.657.011.192,69 88.322.845.535,23 96.428.809.976,73 108.830.218.931,50 117.335.253.195,20 126.127.605.332,44 134.679.109.305,44 134.867.324.574,38 143.157.345.433,19 148.305.617.772,46 156.615.793.340,62 160.899.280.930,84 168.752.951.496,47 180.519.677.683,88 189.013.593.743,39 180.998.517.736,79 202.382.369.991,48 206.254.768.489,20 183.016.830.640,97 184.431.531.020,99 185.337.897.022,58 184.638.152.250,54 184.673.883.834,04 184.697.314.108,57 189.493.615.042,30 189.495.786.516,75 187.820.849.252,92 187.147.598.930,39 189.900.499.344,73 182.861.114.944,93 181.960.493.473,51 179.326.847.927,34 178.213.495.263,51
Perubahan Rp 12.066.295.426,60 10.959.096.512,69 9.665.834.342,54 8.105.964.441,50 12.411.408.954,77 10.505.034.263,70 8.792.352.137,24 8.551.503.973,00 188.215.268,94 8.290.020.858,81 5.148.272.339,27 8.310.175.568,16 4.283.486.590,22 7.853.670.565,63 11.866.726.187,41 8.493.916.059,51 -8.015.076.006,60 21.383.852.254,69 3.872.398.497,72 -23.237.937.848,23 1.414.700.380,02 906.366.001,59 -699.744.772,04 35.731.583,50 23.430.274,53 4.796.300.934,13 2.171.474,45 -1.675.137.263,83 -673.251.322,53 2.752.900.414,34 -7.039.384.399,80 -900.621.471,42 -2.633.645.546,17 -1.113.352.663,83
% 21,69 % 16,19 % 12,29 % 9,18 % 12,87 % 9,65 % 7,49 % 6,78 % 0,14 % 6,15 % 3,59 % 5,60 % 2,73 % 4,88 % 7,03 % 4,70 % -4,24 % 11,81 % 1,91 % -11,27 % 0,77 % 0,49 % -0,38 % 0,02 % 0,01 % 2,59 % 0,001 % -0,88 % -0,36 % 1,47 % -3,71 % -0,49 % -1,45 % -0,62 %
Desember
176.713.458.590,62
-1.500.036.672,89
-0,84 %
Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya
Pada tahun 2010 saldo pembiayaan murabahah yang disalurkan terus meningkat. Perubahan paling besar terjadi pada bulan Juni 2010 yaitu meningkat sebesar 12,87% atau meningkat sebesar Rp12.411.408.954,77 dari bulan sebelumnya. Sementara itu, perubahan paling kecil terjadi pada bulan Oktober yaitu peningkatannya hanya sebesar 0,14% atau sebesar Rp188.215.268,94 dari bulan sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2011 dan 2012, saldo pembiayaan murabahah yang disalurkan mengalami perubahan yang fluktuatif. Pada tahun 2011 peningkatan yang paling besar terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar 11,81% atau sebesar Rp21.383.852.254,69 dari bulan sebelumnya dan penurunan yang paling besar terjadi pada bulan September yaitu sebesar 11,27% atau sebesar Rp23.237.937.848,23. Dibandingkan dengan tahun 2011, pada tahun 2012 perubahan saldo pembiayaan murabahah tidak terlalu besar. Peningkatan paling besar selama tahun 2012 terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 2,59% atau Rp 4.796.300.934,13, sedangkan penurunan yang paling besar terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 3,71% atau sebesar Rp7.039.384.399,80 dari bulan sebelumnya.
Pembiayaan Bermasalah pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya Tabel 2 Saldo Pembiayaan Bermasalah PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya Tahun 2010 - 2012 Tahun 2010
2011
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari
Saldo Pembiayaan Bermasalah 2.530.912.442,17 2.461.305.371,87 2.085.603.495,17 1.906.511.976,68 2.082.351.641,25 2.052.718.932,07 2.035.291.174,99 2.322.358.074,95 2.251.493.709,11 1.863.100.623,44 2.411.092.532,49 2.455.761.929,66 2.020.189.805,43
Perubahan Rp -69.607.070,30 375.701.876,70 -179.091.518,49 176.839.764,57 -29.632.709,18 -17.427.757,08 287.066.899,96 -70.864.365,84 -388.393.085,67 547.991.909,05 44.669.397,17 - 435.572.124,23
% -2,75 % 15,26 % -8,59 % 9,28 % - 1,42 % - 0,85 % 14,10 % - 3,05 % - 17,25 % 29,41 % 1,85 % - 17,74 %
Tahun
2012
Bulan Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Saldo Pembiayaan Bermasalah 2.195.805.601,78 2.241.319.545,13 3.338.619.601,99 3.597.497.156,14 2.883.465.118,81 3.542.882.095,78 3.034.869.252,59 4.685.392.075,63 4.960.059.919,72 6.627.151.205,95 6.593.941.657,36 1.814.601.051,82 1.896.858.111,29 2.084.470.577,07 2.562.258.755,44 2.511.498.955,60 2.433.235.618,99 2.700.387.406,36 2.567.528.917,60 2.787.377.845,86 1.601.835.107,49 3.783.527.837,64 3.890.228.712,58
Perubahan Rp 175.615.796,35 45.513.943,35 1.097.300.056,86 258.877.554,15 - 714.032.037,33 659.416.976,97 - 508.013.843,19 1.650.522.822,04 274.667.844,09 1.667.091.286,23 - 33.209.548,59 - 4.779.340.605,54 82.257.059,47 187.612.465,78 477.788.178,37 - 50.759.799,84 - 78.263.336,61 267.151.787,37 - 132.858.488,76 219.848.928,26 - 1.185.542.738,37 2.181.692.730,15 106.700.874,94
% 8,69 % 2,07 % 48,96 % 7,75 % - 19,85 % 22,87 % - 14,34 % 54,39 % 5,86 % 33,61 % - 0,50 % - 72,48 % 4,53 % 9,89 % 22,92 % - 1,98 % - 3,12 % 10,98 % - 4,92 % 8,56 % - 42,53 % 136,19 % 2,82 %
Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya
Saldo pembiayaan bermasalah selama tiga tahun terakhir mengalami perubahan yang fluktuatif setiap tahunnya. Pada tahun 2010, perubahan saldo pembiayaan bermasalah yang terjadi tidak terlalu besar. Kenaikan saldo terbesar terjadi pada bulan November sebesar 29,41 % atau sebesar Rp 547.991.909,05 dari bulan sebelumnya. Sedang penurunan terbesar terjadi pada bulan Oktober yaitu sebesar 17,25% atau sebesar Rp 388.393.085,67. Berbeda dengan tahun 2010, pada tahun 2011 saldo pembiayaan bermasalah beberapa kali mengalami kenaikan yang cukup besar sehingga pada bulan November saldonya mencapai Rp 6.627.151.205,95 dimana ini merupakan nilai saldo tertinggi selama 3 tahun terakahir. Tidak jauh berbeda dengan tahun 2011, pada tahun 2012 telah terjadi perubahan yang cukup drastis. Terutama penurunan saldo pada bulan Januari yaitu sebesar Rp 4.779.340.605,54 atau turun sebesar 72,48 % dari saldo bulan Desember 2011. Sedang kenaikan saldo terbesar pada tahun 2012 terjadi pada bulan November dengan nilai kenaikan sebesar Rp 2.181.692.730,15 atau 136,19% dari saldo bulan sebelumnya.
Return On Asset pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya Tabel 3 Return On Asset PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya Tahun 2010 - 2012 Tahun 2010
2011
2012
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Return On Asset 0,97 % 1,51 % 2,50 % 2,84 % 3,05 % 4,73 % 4,41 % 5,74 % 7,85 % 9,09 % 7,89 % 8,54 % 0,60 % 2,08 % 3,02 % 5,74 % 6,54 % 5,92 % 9,05 % 10,22 % 7,40 % 7,95 % 8,63 % 10,51% 1,09 % 1,38 % 1,97 % 2,46 % 2,72 % 3,11 % 3,37 % 3,56 % 3,98 % 4,25 % 4,68 % 4,85 %
Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya
Tingkat ROA selama 3 tahun terakhir hampir selalu meningkat pada setiap bulannya. Tingkat ROA terbesar yang telah dicapai selama 3 tahun terakhir terjadi pada bulan Desember 2011 dengan tingkat ROA sebesar 10,51%, sedang tingkat ROA terkecil terjadi pada bulan Januari 2011 sebesar 0,60%.
Hubungan Pembiayaan Murabahah dengan Pembiayaan Bermasalah pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya Correlations Pembiayaan
Pembiayaan
Murabahah (X1) Bermasalah (X2) Pembiayaan Murabahah (X1) Pearson Correlation
.372*
.299
.025
.077
36
36
36
1
.583**
1
Sig. (2-tailed) N Pembiayaan Bermasalah
Pearson Correlation
.372*
(X2)
Sig. (2-tailed)
.025
N ROA (Y)
ROA (Y)
.000
36
36
36
Pearson Correlation
.299
.583**
1
Sig. (2-tailed)
.077
.000
36
36
N
36
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Output SPSS 17.0
Hasil dari pengolahan data dan hasil analisis menunjukkan bahwa besarnya hubungan antara pembiayaan murabahah dengan pembiayaan bermasalah dengan koefisien korelasi sebesar r = 0,372 berarti hubungan antara pembiayaan murabahah dengan pembiayaan bermasalah memiliki hubungan yang rendah. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan bahwa pembiayaan bermasalah yang dapat ditekan akan membuat aktivitas pembiayaan yang sebelumnya tersendat menjadi lebih lancar atau baik, dengan begitu besarnya pembiayaan yang disalurkan akan menjadi lebih baik. Atau sama halnya dengan ketika pembiayaan bermasalah semakin tinggi, maka kemampuan pembiayaan Bank Syariah akan menurun, karena dari dana pembiayaan yang ada tidak akan tersalurkan secara optimal (Dendawijaya:2005).
Pengaruh Pembiayaan Murabahah Secara Parsial terhadap Return On Asset pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Pembiayaan Murabahah
Std. Error .085
1.660
6.660E-12
.000
1.296E-9
.000
Coefficients Beta
t
Sig. .051
.959
.095
.626
.536
.548
3.617
.001
(X1) Pembiayaan Bermasalah (X2) a. Dependent Variable: ROA (Y)
Sumber : Output SPSS 17.0
Pengaruh pembiayaan murabahah secara parsial terhadap ROA pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya dapat dilihat dari indikator yang digunakan. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 17.0 untuk analisis jalur, koefisien beta (𝛽) atau koefisien standar untuk pembiayaan murabahah (X1) terhadap ROA (Y) sebesar 0,095 dan koefisien determinasi sebesar 0,009 berarti sebesar 0,9% variabilitas dari ROA (Y) dapat dipengaruhi oleh pembiayaan murabahah (X1). Artinya semakin besar pembiayaan murabahah hanya memberikan sedikit pengaruh pada tingkat ROA yang dihasilkan. 1
1
Dengan kaidah keputusan terima Ho jika −t2 α ≤ t hitung ≤ t2 𝛼 dan tolak Ho jika 1
1
−t2 α > t hitung atau t hitung > 𝑡 2 α maka dengan koefisien beta (𝛽) = 0,095 diperoleh nilai t hitung sebesar 0,626 dengan mengambil taraf signifikansi 𝛼 sebesar 5% maka nilai ttabel 2,042, sehingga t hitung < t tabel , maka terima Ho dengan tingkat signifikan 0,536>0,05 maka pembiayaan murabahah secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aulia Fuad Rahman Ridha Rochmanika yang menyatakan bahwa pembiayaan jual beli (murabahah) berpengaruh signifikan terhadap ROA. Jadi sedikit besarnya pembiayaan murabahah yang disalurkan tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Pengaruh Pembiayaan Bermasalah Secara Parsial Terhadap Return On Asset pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Pembiayaan Murabahah
Std. Error .085
1.660
6.660E-12
.000
1.296E-9
.000
Coefficients Beta
t
Sig.
.051
.959
.095
.626
.536
.548
3.617
.001
(X1) Pembiayaan Bermasalah (X2) a. Dependent Variable: ROA (Y)
Sumber : Output SPSS 17.0
Berdasarkan hasil pengolahan data yang menggunakan program SPSS versi 17.0 untuk analisis jalur, koefisien beta (𝛽) atau koefisien standar untuk pembiayaan bermasalah (X2) terhadap ROA (Y) sebesar 0,548 dan koefisien determinasi sebesar 0,300304 berarti sebesar 30,03% variabilitas dari ROA (Y) dapat dipengaruhi oleh pembiayaan bermasalah (X2). 1
1
Dengan kaidah keputusan terima Ho jika −t2 α ≤ t hitung ≤ t2 𝛼 dan tolak Ho jika 1
1
−t2 α > t hitung atau t hitung > 𝑡 2 α maka dengan koefisien beta (𝛽) = 0,548 diperoleh nilai t hitung sebesar 3,617 dengan mengambil taraf signifikansi 𝛼 sebesar 5% maka nilai ttabel 2,042, sehingga t hitung > t tabel , maka tolak Ho dengan tingkat signifikan 0,001<0,05 maka pembiayaan bermasalah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang mengemukakan bahwa pembiayaan bermasalah (NPF) yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas pembiayaan bank yang menyebabkan jumlah pembiayaan non lancar semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang diperoleh Bank (Kasmir:2006).
Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Pembiayaan Bermasalah Secara Simultan terhadap Return On Asset pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya Model Summaryb Change Statistics
Adjuste Std. Error Mod
R
el
R
1
.590a
dR
Square Square .348
of the
R Square
Estimate
Change
.308
2.37487
F Change
.348
df1
8.800
df2 2
Sig. F Change
33
.001
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Bermasalah (X2), Pembiayaan Murabahah (X1) b. Dependent Variable: ROA (Y)
ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
99.264
2
49.632
Residual
186.121
33
5.640
Total
285.384
35
F 8.800
Sig. .001a
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Bermasalah (X2), Pembiayaan Murabahah (X1) b. Dependent Variable: ROA (Y)
Sumber : Output SPSS 17.0
Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 17.0 diperoleh R yang menunjukkan keeratan hubungan antara pembiayaan murabahah dan pembiayaan bermasalah terhadap ROA sebesar 0,590 berarti tingkat keeratan hubungan sedang dan besarnya pengaruh dari pembiayaan murabahah dan pembiayaan bermasalah terhadap ROA adalah sebesar 0,348 atau 34,8%. Dari hasil perhitungan SPSS 17.0 diperoleh nilai Fhitung sebesar 8,800 dengan kaidah keputusan terima Ho jika Fhitung ≤ Ftabel dan tolak Ho jika Fhitung > Ftabel , dengan mengambil taraf signifikan 𝛼 sebesar 5%, maka dari tabel F–Snedecor diperoleh F 𝛼 ; k ; (n−𝑘 − 1) =36−2 − 1 adalah sebesar 3,28 atau cukup melihat sig F yaitu 0,001.
PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh dari PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Pembiayaan murabahah pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya setiap bulannya berfluktuatif dengan perubahan yang bervariasi. Sedang pembiayaan bermasalah pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya setiap bulannya mengalami perubahan namun manajemen bank dapat menanganinya dengan cukup baik sehingga pembiayaan bermasalah yang muncul dapat ditekan. Return On Asset pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya setiap bulannya mengalami peningkatan hanya beberapa kali mengalami penurunan namun dapat disimpulkan bahwa PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya memiliki profitabilitas (ROA) yang baik.
2.
Pembiayaan murabahah mempunyai hubungan dengan pembiayaan bermasalah pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya. Dimana berdasarkan perhitungan koefisien korelasi hubungan pembiayaan murabahah dengan pembiayaan bermasalah memiliki hubungan yang rendah.
3.
Pembiayaan murabahah secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya. Pembiayaan bermasalah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya. Sedangkan secara simultan pembiayaan murabahah dan pembiayaan bermasalah berpengaruh signifikan terhadap ROA pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya. Artinya apabila pembiayaan murabahah dan pembiayaan bermasalah mengalami kenaikan atau penurunan secara bersamaan, maka akan merubah tingkat ROA yang dihasilkan.
Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberi manfaat yang berguna baik
bagi PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya maupun kepada peneliti selanjutnya. Dimana saran tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Bagi PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya Manajemen perlu memanfaatkan sebaik mungkin pasar yang sudah ada dan lebih jeli dalam melihat peluang diantara persaingan antar bank, mengingat hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA pada Bank Syariah Mandiri Cabang Tasikmalaya. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan produk-produk dan fasilitas pembiayaan murabahah yang baru sehingga selain dapat mempertahankan nasabah yang ada juga dapat menarik nasabah baru. Sosialisasi mengenai produk-produk bank syariah juga perlu ditingkatkan khususnya mengenai produk pembiayaan murabahah baik melalui media cetak maupun media elektronik. Untuk kasus side streaming yang terjadi pada tahun 2011, penulis memberikan masukan agar manajemen bank perlu menganalisa pihak seperti bendahara suatu lembaga yang melakukan pembayaran khususnya pada kasus implan sehingga diharapkan dapat mengurangi resiko penyelewengan yang dapat menimbulkan pembiayaan bermasalah. Selain itu, pemberian reward kepada nasabah yang melakukan pembayaran baik berupa ucapan terima kasih melalui SMS atau dalam bentuk penghargaan lainnya, sehingga diharapkan hal ini dapat memberikan efek positif berupa motivasi kepada nasabah untuk selalu melakukan pembayaran tepat waktu.
2.
Bagi penulis selanjutnya Diharapkan penelitian yang selanjutnya dapat melakukan penelitian yang sifatnya pengembangan dan perbaikan dari penelitian ini, sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang permasalahan yang sama. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama, disarankan agar meneliti kembali dengan menggunakan indikator yang sama sehingga dapat dilihat apakah hasil yang didapat akan sama atau berbeda sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pembanding.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Ifham, Solihin. 2010. Buku Pintar Ekonomi Syariah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum. Bambang, Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat Dahlan Siamat. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: FE UI Kasmir. 2001. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. ______. 2006. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers. Mahmoedin. 2004. Melacak Kredit Bermasalah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Mohammad, Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Muhamad. 2002. Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam. Jakarta: Salemba Empat. ________. 2005. Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam. Jakarta: Salemba Empat. Muhammad Syafi’I, Antonio. 2008. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani. ________________________. 2011. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani. Sitepu. 1994. Path Analysis. Bandung: FMIPA UNPAD Sri Nurhayati, Wasilah. 2011. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat Sri Susilo, Sigit Triandarudan Torok Budi Santoso. 2000. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998. Tentang Pokok-Pokok Prinsip Syariah. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008. Tentang Perbankan Syariah. Wiroso. 2009. Produk Perbankan Syariah. Jakarta: LPFE Usakti www. bi.go.id www.bsm.co.id