UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN
SKRIPSI PENGARUH FDR, BOPO DAN NPF TERHADAP PROFITABILITAS (ROE) PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
OLEH : NAMA
: DINA RIZKIAH HUTASUHUT
NIM
: 050503136
DEPARTEMEN
: AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Medan 2009 Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
PERNYATAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “Pengaruh FDR, BOPO dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah di Indonesia” adalah benar hasil karya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program S-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 15 Juni 2009 Yang membuat pernyataan,
Dina Rizkiah Hutasuhut NIM : 050503136
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji syukur penulis ucapkan kepada Sang Pencipta dan Penguasa Alam beserta isinya, Allah SWT yang telah memberikan nikmat, rahmat, hidayah dan berkah yang tiada terhingga, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat berangkaikan Salam tak lupa penulis hadiahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, Nabi akhir zaman sebagai perantara turunnya cahaya Islam ke dunia ini berikut juga ilmu pengetahuan kepada ummatnya. Adapun skripsi ini berjudul Pengaruh FDR, BOPO dan NPF Terhadap Profitabilitas Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia, dan disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada yang terhormat:: 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, Msi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak, selaku Sekertaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
3. Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang dengan tulus ikhlas meluangkan waktu, memberi saran, bimbingan dan arahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. 4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak dan Bapak Drs. Rustam, MSi, Ak selaku Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II yang telah membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini. 5. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Alm. Drs. Iman Hutasuhut dan Ibunda Dra. Rukiah Siagian yang senantiasa mendidik dan mengajarkan dengan penuh cinta dan kesabaran serta mencurahkan kasih sayang tiada tara, dan selalu mendoakan penulis agar menjadi anak yang saleh dan berguna bagi agama, orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Terima kasih kepada segenap keluarga atas perdebatan, masukan, dan do’a yang selalu menjadi motivasi positif bagi penulis. Bagi Abangda, Anggia Putra Hutasuhut, kakanda Melva Aisyah Hutasuhut, dan adik tersayang, Budi Kurniawan Hutasuhut, semoga kita dapat mewujudkan cita – cita dengan meraih masa depan yang cerah dan gemilang, dapat membanggakan orang tua dan keluarga, serta senantiasa mendapat perlindungan dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan – kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, Penulis Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
berharap semoga kiranya skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang akuntansi.
Medan, 15 Juni 2009 Penulis,
Dina Rizkiah Hutasuhut NIM : 050503136
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing Financing (NPF) baik secara parsial maupun simultan terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Penelitian ini menjelaskan tingkat profitabilitas yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktorfaktor tersebut adalah FDR (Financing Deposit to Ratio), BOPO (Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional, dan NPF (Non Performing Financing); sedangkan alat ukur untuk menilai profitabilitas perbankan syariah adalah ROE (Return On Equity). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan dengan modifikasi tertentu. Metode sampling yang digunakan adalah metode sensus, yakni menggunakan seluruh populasi sebagai sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder, dengan Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing Financing (NPF) sebagai variabel bebas dan Return On Equity (ROE) sebagai variabel terikatnya. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing Financing (NPF) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROE) perbankan syariah pada tingkat kepercayaan 95%. Pengujian secara parsial menunjukkan hanya variabel FDR yang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROE) perbankan syariah pada tingkat kepercayaan 95%. Kata Kunci: FDR, BOPO dan NPF, Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
ABSTRACT
The purpose of this research is to acquire knowledge about the effect of financing to deposit ratio, operating cost and non performing finacing either partially or simultaneously to islamic banking profitability. This research will describe the profitability that influenced by some factor. Those are financing to deposit ratio, operating cost and non performing financing; and return on equity as the measurement of islamic banking profitability. This research is classified as causal research and replication to former research, with certain modification. This research is using sensus sampling method, which using whole population as the research sample. Secondary data is used, which consist of financing to deposit ratio, operating cost and non performing financing as independent variable; and return on equity as dependent variable. This research is using multiple regressions analysis which has been tested in classic assumptions. The result indicates that financing to deposit ratio, operating cost and non performing financing variable simultaneously have significantly influence to return on equity of islamic banking in 95% confidence interval. Partially, a mere financing to deposit ratio can explain significantly to the islamic banking profitability in confidence interval of 95%. Keywords: financing to deposit ratio, operating cost, and non performing financing, Islamic Banking Profitability.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN .................................................................................... i KATA PENGANTAR .......................................................................... ii ABSTRAK ............................................................................................ v ABSTRACT .......................................................................................... vi DAFTAR ISI ........................................................................................ vii DAFTAR TABEL ................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................. . 1 B. Perumusan Masalah....................................................... 5 C. Tujuan Penelitian .......................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ........................................................ 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Bank Syariah ................................................................. 7 1. Pengertian Bank Syariah......................................... 7 2. Prinsip Bank Syariah .............................................. 9 3. Lingkup Kegiatan Usaha Bank Syariah................... 10 4. Laporan Keuangan Bank Syariah ............................ 27 B. Penilaian Kinerja Keuangan .......................................... 32 1. FDR (Financing to Deposit Ratio)............................ 36 2. BOPO........................................................................ 37 3. NPF (Non Performing Financing)............................. 38
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
4. ROE (Return On Equity)........................................... 38 C. Tinjauan Penelitian Terdahulu ....................................... 40 1. Iqbal Haridh (2008).................................................. 39 2. Arfian Zuhri Nasution (2008) ................................. 40 3. Imam Gozali (2007) ............................................... 40 4. Ryan Anggarapasha Yusananta............................... 41 D. Kerangka Konseptual .................................................... 43 E. Hipotesis Penelitian ....................................................... 45 BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian............................................................ . 47 B. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................... 47 C. Jenis Data dan Sumber Data............................................ 50 D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ............. 51 E. Metode Analisis Data .................................................... 54 1. Pengujian Asumsi Klasik.......................................... 54 2. Pengujian Hipotesis ................................................ 56
BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian .............................................................. 58 1. Gambaran Umum dan Sejarah Singkat Perbankan Syariah ................................................................... 58 2. Perbankan Syariah di Indonesia................................ 61 B. Analisis Data ................................................................. 64 1. Statistik Deskriptif .................................................. 64 2. Uji Asumsi Klasik .................................................. 65
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
3. Pengujian Hipotesis ................................................ 71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................. 79 B. Keterbatasan Penelitian.................................................. 80 C. Saran ............................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 82 LAMPIRAN ......................................................................................... 85
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
Tabel 2.1
Matriks Transaksi Teori Pertukaran................
19
Tabel 2.2
Matriks Transaksi Teori Percampuran............
20
Tabel 2.3
Penilaian
Kesehatan
Bank
Berdasarkan
Aspek Permodalan, Kualitas Aset dan Rentabilitas....................................... .............. Tabel 2.4
Penilaian
Kesehatan
Bank
35
Berdasarkan
Aspek Likuiditas dan Sensivitas Atas Risiko Pasar .............................................................
35
Tabel 4.1
Statiati Deskriptif……………………………
64
Tabel 4.2
Uji Normalitas……………………………….
66
Tabel 4.3
Uji Autokorelasi……………………………..
69
Tabel 4.4
Uji Multikolinearitas………………………...
70
Tabel 4.5
Hasil Pengujian Hipotesis……………….......
71
Tabel 4.6
Uji Statistik t...................................................
73
Tabel 4.7
Uji Statistik F..................................................
76
Tabel 4.8
Hasil Analisis Regresi.....................................
77
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
Gambar 2.1
Skema Akad Teori Pertukaran….....................
18
Gambar 2.2
Skema Akad Perbankan Syariah......................
21
Gambar 2.3 Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Zakat,
infak
dan
Sedekah............................................ ..............
31
Gambar 2.4 Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan Qardhul Hasan............................................ ...
32
Gambar 2.5 Kerangka Konseptual ....................................
45
Gambar
4.1
...................................................................... Scatterplot………………………
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Tabel rasio FDR, BOPO DAN NPF Januari 2006 s/d Januari 2008. ................................................................... 85
Lampiran 2
Hasil pengolahan data dengan statistik dan tabel interpretasi nilai R ........................................................... 86
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut
memungkinkan bank beroperasi
sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah. Titik tolak kemunculan akuntansi syariah di Indonesia adalah kemunculan Bank Muamalat pada tahun 1990-an. Hal ini mengakibatkan Indonesia menganut dual banking sistem, yakni sistem perbankan ganda yang terdiri dari sistem konvensional dan sistem syariah. Sistem konvensional sudah berjalan sejak lama di Indonesia, sedangkan sistem perbankan syariah dapat dikatakan baru saja tumbuh. Jika dibandingkan dengan negara Malaysia yang juga menganut dual banking system, Indonesia masih tertinggal jauh. Hal ini terbukti dari pangsa perbankan syariah terhadap total bank yang masih sangat rendah. Keadaan tersebut tentu mendorong kemunculan pertanyaan terhadap kinerja bank syariah di Indonesia. Secara garis besar, penilaian suatu organisasi dapat diterapkan melalui dua paradigma penilaian, yakni penilaian kinerja keuangan dan penilaian kinerja non keuangan. Penilaian kinerja yang paling umum digunakan adalah penilaian Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
kinerja melalui elemen – elemen laporan keuangan dengan menggunakan rasio – rasio keuangan tertentu, sehingga dapat diambil keputusan yang memadai. Penilaian kinerja melalui elemen – elemen laporan keuangan merupakan penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan. Penilaian tersebut dilakukan dengan menghitung rasio – rasio keuangan yang dianggap memiliki kaitan dengan kinerja keuangan perusahaan, kesehatan perusahaan, maupun prinsip going concern perusahaan tersebut. Beberapa penelitian terdahulu telah meneliti tentang kinerja keuangan bank syariah dengan menggunakan rasio keuangan tertentu. Seperti yang dilakukan oleh Iqbal Haridh (2008) mengenai kinerja perbankan syariah. Penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan kinerja perbankan syariah berpengaruh signifikan terhadap perkembangan perbankan syariah. Penelitian yang serupa dilakukan oleh Imam Gozali (2007) meneliti pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap profitabilitas (ROE) bank Syariah Mandiri. Hasil dari penelitian ini memberikan penjelasan bahwa tingkat profitabilitas bank syariah mandiri tergolong baik walaupun dilihat dari sisi CAR masih ada kekurangan, hal tersebut karena bank syariah mandiri lebih mengedepankan sektor riil. Hal tersebut yang membuat CAR masih kurang karena pembiayaan sector riil tergolong sangat beresiko. Tapi dilihat dari variable lainnya bank syariah mandiri masih layak menjadi bank syariah yang tergolong profitabilitas baik. Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Adapun perbedaan penelitian Imam Gozali dengan penelitian penulis adalah penulis hanya menggunakan tiga variabel independen yaitu FDR (Financing to Deposit Ratio), BOPO (Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional) dan NPF (Non Performing Financing). Objek penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah pada seluruh perbankan syariah di Indonesia. Wren dalam Haryati (2006) menyatakan bahwa kinerja suatu organisasi dapat diukur melalui kinerja keuangan. Penggunaan rasio keuangan untuk mengukur kinerja suatu organisasi telah diperkenalkan sejak tahun 1902 oleh Coleman, Piere dan Alfred I Du Pont. Hempel dalam Haryati (2006) menyimpulkan bahwa terdapat lima kelompok rasio keuangan yang dapat digunakan pada industri perbankan. Lima kelompok rasio tersebut adalah rasio profitabilitas, likuiditas, kualitas risiko kredit, risiko tingkat bunga dan risiko permodalan. Chapra dalam Gunawan (1999) menyatakan bahwa terdapat beberapa indikator keberhasilan bank syariah di beberapa negara. Indikator – indikator tersebut adalah pertumbuhan simpanan, modal, tingkat keuntungan dan rasio perbankan lainnya. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perbankan syariah yang dikeluarkan otoritas perbankan tertinggi yaitu Bank Indonesia (BI), menunjukkan bahwa kondisi ROE dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan ROA. Hal ini menyebabkan penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh apakah peningkatan ROE tersebut dipengaruhi oleh variabel – variabel yang akan diteliti penulis. Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Rasio-rasio finansial umumnya diklasifikasikan menjadi 4 macam yaitu rasio likuiditas atau liquidity ratio, rasio leverage, rasio aktivitas atau activity ratio, dan rasio keuntungan atau profitability ratio. Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari pinjaman dan investasi. Indikator yang biasa digunakan utnuk mengukur kinerja profitabilitas bank adalah ROE (Return on Equity) yaitu rasio yang menggamabarkan besarnya kembalian atas total modal untuk menghasilkan keuntungan, ROA (Return on Assets) yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan dari keseluruhan aktiva yang ada dan yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian untuk mengukur tingkat profitabilitas perbankan syariah adalah FDR (Financing to Deposit Ratio), BOPO ( Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dan NPF (Non Performing Financing). 1. FDR FDR adalah rasio antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. FDR ditentukkan oleh perbandingan antara jumlah pinjaman yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun yaitu mencakup giro, simpanan berjangka (deposito), dan tabungan. 2. BOPO Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasi (Denda wijaya, 2000 : 120). 3. NPF NPF adalah tingkat pengembalian kredit yang diberikan deposan kepada bank dengan kata lain NPF merupakan tingkat kredit macet pada bank tersebut. Perbankan syariah merupakan fenomena yang baru pada dunia perbankan Indonesia. Perbankan syariah memberikan pandangan yang relatif berbeda dengan perbankan konvensional yang sudah berjalan lebih awal di Indonesia. Berdasarkan penelitian – penelitian tersebut serta keadaan fenomena perbankan syariah, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap kinerja perbankan dari aspek keuangan. Penilaian kinerja tersebut dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara kinerja perbankan syariah tersebut dengan profitabilitas perbankan syariah. Dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penulis memilih mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh FDR, BOPO dan NPF terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah di Indonesia”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka peneliti merumuskan masalah yaitu apakah, Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROE) baik secara simultan maupun secara parsial? Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh, Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap profitabilitas (ROE) baik secara simultan maupun parsial.
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis, diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis secara khusus, dan pembaca secara umum, mengenai analisis profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. 2. Bagi perusahaan perbankan syariah, sebagai bahan informasi dan sumbangan pemikiran untuk membuat keputusan bagi praktisi perbankan syariah. 3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan masukan untuk memperbaiki penelitian sejenis berikutnya pada sektor perbankan, khususnya perbankan syariah, sehingga penelitian perbankan syariah tidak berhenti.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Jenis bank dilihat dari cara menetapkan harga baik harga beli maupun harga jual dapat dibagi dua, yaitu : 1. Bank Konvensional 2. Bank Syariah Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan (revisi 2000) paragraf pertama bahwa bank merupakan lembaga yang beperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang membutuhkan dana, serta lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan bank adalah kepercayaan masyarakat yang diimplementasikan dalam kegiatan pokok bank yang menerima dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada pihak yang membutuhkannya. Undang – Undang No. 7/1997 sebagaimana diubah dengan Undang – Undang No. 10/1998 menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Menurut Undang – Undang No. 10 Tahun 2008 tentang perbankan, terdapat dua jenis bank, yaitu: a. Bank Umum, merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b. Bank Perkreditan Rakyat, merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Secara terminologis, syariah berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna jalan garis yang dilalui. Syaltut dalam Karim (2006:7) menyatakan definisi syariah secara terminologis: “Peraturan – peraturan yang telah digariskan oleh Allah, atau telah digariskan pokok – pokoknya dan dibebankan kepada kaum muslimin supaya mematuhinya, supaya syariah ini diambil oleh orang Islam sebagai penghubung di antaranya dengan Allah dan di antaranya dengan manusia”. Akuntansi syariah merupakan proses akuntansi yang diimplementasikan pada setiap proses bisnis yang melibatkan akuntansi. Hal ini berarti bahwa akuntansi syariah memasukkan nilai – nilai syariah Islam ke dalam setiap prosesnya. Perbankan merupakan suatu bentuk entitas yang membentuk sistem ekonomi. Maka perbankan syariah harus mengimplementasikan prinsip akuntansi syariah pada setiap aktivitasnya. Konsep ini merupakan kebalikan dari sistem akuntansi konvensional.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Karim (2006:63) menyatakan bahwa bank syariah merupakan real sector based banking yang secara mayoritas melibatkan real and financial asset. Hal ini berbeda dengan bank konvensional yang bergerak dalam financial sector based banking. Prinsip syariah menurut Pasal 1 ayat 13 Undang-undang No.10 tahun 1998 tentang perbankan adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip
bagi hasil (mudharabah), pembiayaan
berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
2. Prinsip Bank Syariah Pada dasarnya prinsip bank syariah menghendaki semua dana yang diperoleh dalam sistem perbankan syariah dikelola dengan integritas tinggi dan sangat hati-hati. a) Shiddiq, memastikan bahwa pengelolaan bank syariah dilakukan dengan moralitas yang menjunjung tinggi nilai kejujuran. Dengan nilai ini pengelolaan diperkenankan (halal) serta menjauhi cara-cara yang meragukan (subhat) terlebih lagi yang bersifat dilarang (haram). Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
b) Tabligh, secara berkesinambungan melakukan sosialisasi dan mengedukasi masyarakat mengenai prinsip-prinsip, produk dan jasa perbankan syariah. Dalam melakukan sosialisasi sebaiknya tidak hanya mengedepankan pemenuhan prinsip syariah semata, tetapi juga harus mampu mengedukasi masyarakat mengenai manfaat bagi pengguna jasa perbankan syariah. c)
Amanah, menjaga dengan ketat prinsip kehati-hatian dan kejujuran dalam mengelola dana yang diperoleh dari pemilik dana (shahibul maal) sehingga timbul rasa saling percaya antara pemilik dana dan pihak pengelola dana investasi (mudharib).
d) Fathanah, memastikan bahwa pegelolaan bank dilakukan secara profesional dan kompetitif sehingga menghasilkan keuntungan maksimum dalam tingkat resiko yang ditetapkan oleh bank. Termasuk di dalamnya adalah pelayanan yang penuh dengan kecermatn dan kesantunan (ri’ayah) serta penuh rasa tanggung jawab (mas’uliyah)
3. Lingkup Kegiatan Usaha Bank Syariah a. Teori Pertukaran dan Percampuran Persamaan dalam konsep fungsi yang terdapat antara bank konvensional dan bank syariah dapat memberikan persepsi yang berkembang di masyarakat bahwa secara keseluruhan, bank syariah sama dengan bank konvensional. Persepsi ini dibantah secara tidak langsung oleh Karim yang menjelaskan bahwa bank konvensional bergerak dalam bidang financial sector based banking, sedangkan bank syariah bergerak dalam bidang real sector based banking. Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Pernyataan tersebut sesuai dengan konsep dasar akad yang diajukan oleh Muhammad (2005 : 176). Terdapat lima akad membentuk hubungan ekonomi menurut syariah Islam secara garis besar, yaitu: a) Prinsip Simpanan Murni (al-Wadi’ah) Prinsip simpanan murni merupakan fasilitas yang disediakan bank syariah kepada pihak yang kelebihan dana untuk menyimpan dananya pada bank syariah. b) Bagi Hasil (Syirkah) Sistem syirkah merupakan sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara pihak penyedia dana dengan pihak pengelola dana. Sistem bagi hasil diterapkan pada mudharabah dan musyarakah. Mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasar pembiayaan maupun pendanaan, sedangkan mayoritas akad musyarakah diaplikasikan pada pembiayaan. c) Prinsip Jual Beli (at-Tijarah) Prinsip ini merupakan sistem yang menetapkan tata cara jual beli dengan nasabah sebagai konsumen akhir dan bank syariah sebagai perantara antara produsen dengan nasabah. Dalam akad ini, bank syariah akan mengambil sejumlah keuntungan (margin) yang telah disepakati lebih dahulu. d) Prinsip Sewa (al-Ijarah) Prinsip sewa secara garis besar terbagi ke dalam dua kelompok yaitu sewa murni (ijarah) atau ijarah muntahiyah bittamlik yang merupakan kombinasi antara sewa dan beli. e) Prinsip Jasa (al-Ajr Wal Umulah) Prinsip jasa merupakan seluruh layanan yang meliputi layanan non pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah. Melalui lima konsep akad yang dijelaskan oleh Muhammad, maka dapat disimpulkan bahwa bank syariah lebih berpihak pada kegiatan dengan basis real sector. Perbedaan dengan konsep bank konvensional membawa bank syariah pada paradigma berbeda terhadap sistem dan ruang lingkup kegiatan yang dijalankan oleh bank syariah.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Berdasarkan tingkat kepastian dari hasil yang diperoleh, jenis kontrak dapat dibedakan ke dalam dua jenis yaitu Natural Certainty Contract dan Natural Uncertainty Contract (Karim, 2006 : 51). Lebih lanjut Karim menjelaskan bahwa dalam setiap kontrak / akad, dibedakan dua jenis objek yaitu ‘Ayn (Real Asset) dan Dayn (Financial Asset). Kombinasi antara jenis kontrak ditinjau dari kepastian hasil yang diperoleh dan objek kontrak, akan menentukan teori yang akan dipakai dalam menjalankan kontrak tersebut (2006 : 51-52). Natural Certainty Contract merupakan jenis kontrak / akad dalam bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah maupun waktunya. Aliran kas (cash flow) pada kontrak ini sudah dapat dipastikan karena sudah ditentukan lebih dahulu oleh pihak – pihak yang berkepentingan pada awal akad. Kontrak dengan jenis ini secara normal memberikan tingkat pengembalian (return) yang tetap dan pasti (fixed and presetermined). Sebagai syarat terhadap kontrak jenis ini adalah penentuan awal sifat objek yang meliputi jumlah, mutu, harga dan waktu penyerahan. Dalam kontrak dengan jenis Natural Certainty Contract, pihak – pihak yang saling bertransaksi saling mempertukarkan asetnya (real atau financial asset) sehingga masing – masing pihak berdiri sendiri dan berdampak pada ketiadaan pertanggungan risiko bersama. Natural Certainty Contract dapat dijelaskan dengan teori yang disebut dengan teori pertukaran (the theory of exchange) (Karim, 2006 : 51).
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Sebaliknya Natural Uncertainty Contract merupakan akad kontrak yang tidak dapat memberikan kepastian pendapatan baik dari segi jumlah atau waktunya. Tingkat pendapatan pada kontrak jenis ini dapat berbentuk positif, negatif atau nol. Kontrak jenis ini juga menimbulkan risiko disebabkan oleh ketidakpastian tingkat pengembalian yang melekat pada kontrak tersebut. Natural Uncertainty Contract dapat dijelaskan dengan teori percampuran (the theory of venture) (Karim, 2006 : 52). Penjelasan jenis kontrak yang disebutkan oleh Karim secara umum sesuai dengan pendapat Zulkifli dalam Wiyono (2005 : 35-48) yang menyatakan bahwa sistem ekonomi syariah umumnya membagi akad transaksi ke dalam dua kelompok besar, yaitu akad tabarru’ dan akad tijarah. Akad tabarru’ merupakan akad untuk transaksi kebajikan. Hal ini berarti bahwa transaksi ini bersifat tolong menolong tanpa mengharapkan adanya keuntungan materiil dari pihak - pihak yang melakukan perikatan. Contoh – contoh transaksi yang menggunakan pola akad tabarru’ adalah sebagi berikut: o qard, merupakan akad yang timbul disebabkan salah satu pihak meminjamkan objek perikatan yang berbentuk uang kepada pihak lain tanpa berharap keuntungan materiil apa pun, o rahn, merupakan akad yang timbul disebabkan peminjaman yang dilakukan oleh suatu pihak kepada pihak lain dengan disertai jaminan,
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
o hawalah, merupakan akad yang timbul disebabkan peminjaman suatu objek perikatan yang berbentuk uang untuk mengambil alih piutang/utang dari pihak lain, o wakalah, merupakan akad yang timbul disebabkan pemberian suatu objek berbentuk jasa. Jasa tersebut juga dapat disebut dengan peminjaman dirinya atas nama diri pihak lain untuk melakukan sesuatu, o wadi’ah, merupakan akad yang timbul sebagai akibat dari pemberian objek perikatan yang berbentuk jasa khusus yaitu custodian (penitipan atau pemeliharaan), o kafalah, merupakan akad yang timbul disebabkan pemberian objek yang berbentuk jaminan atas suatu kejadian tertentu di masa yang akan datang (contingent guarantee), o wakaf, merupakan akad yang timbul ketika suatu pihak memberikan suatu objek kepada pihak lain tanpa disertai kewajiban untuk mengembalikan pinjaman tersebut. Karim (2006 : 66) juga memberikan penjelasan mengenai akad tabarru’ yaitu semua perjanjian yang menyangkut not-for profit transaction. Akad tabarru’ dibagi ke dalam tiga kelompok umum yaitu meminjamkan harta, meminjamkan jasa, atau memberikan sesuatu.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Sedangkan akad tijarah merupakan akad yang ditujukan untuk transaksi dengan orientasi laba. Akad tijarah dibagi ke dalam dua kelompok besar yakni transaksi dengan basis Natural Certainty Contrtact (NCC) dan Natural Uncertainty Contract (NUC). Penjelasan teori pertukaran dan percampuran kembali dijelaskan oleh Karim (2006 : 52-63) yang akan diuraikan lebih lanjut sebagai berikut. (1)
Teori Pertukaran (The Theory of Exchange) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kombinasi antara jenis kontrak ditinjau
dari kepastian hasil yang diperoleh dengan objek kontrak akan membentuk kontrak yang diterapkan. Syarat tersebut dilengkapi dengan perbedaan waktu pertukaran, yang terdiri dari naqdan (immediate delivery) dan ghairu naqdan (deferred delivery). Berdasarkan objek pertukaran dalam transaksi syariah (‘ayn dan dayn), dapat dibentuk tiga jenis pertukaran, yakni pertukaran ‘ayn dengan ‘ayn (real asset vs real asset), pertukaran dayn dengan ‘ayn (financial asset vs real asset), dan dayn dengan dayn (financial asset vs financial asset). (a) Pertukaran ‘Ain dengan ‘Ain (Real Asset vs Real Asset). Transaksi pertukaran ‘ayn dengan ‘ayn (real asset vs real asset) diperbolehkan jika jenisnya berbeda. Namun, untuk jenis kontrak pertukaran dengan objek yang sama, hanya diperbolehkan pada lingkup kondisi bahwa real asset yang dipertukarkan secara kasat mata dapat dibedakan mutunya. Jika real asset yang dipertukarkan terjebak dalam kondisi dengan mana bahwa mutunya tidak dapat dibedakan dengan kasat mata, maka harus dapat Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
dipastikan bahwa real asset tersebut bermutu, berjumlah, dan diserahkan pada waktu yang sama. (b) Pertukaran ‘Ayn dengan Dayn (Real Asset vs Financial Asset). Sedangkan pada kontrak pertukaran ‘ayn dengan dayn, dapat dibedakan dua jenis real asset. Jika real asset merupakan benda, maka kontrak tersebut disebut dengan kontrak jual beli (al-bai’), sedangkan jika real asset merupakan jasa, maka kontrak tersebut akan berbentuk sewa-menyewa/upah mengupah (al-ijarah). Islam memperbolehkan kontrak transaksi jual beli baik secara tunai (bai’ naqdan / now for now), tangguh bayar (bai’ muajjal / deferred payment) atau secara tangguh serah (bai’ salam / deferred delivery). Bai’ muajjal dapat dilakukan dengan pembayaran penuh (muajjal) atau cicilan (taqsith). Sedangkan jual beli tangguh serah dapat dilakukan dengan pembayaran lunas sekaligus di muka (bai’ salam) atau dengan cicilan namun dengan syarat cicilan harus selesai sebelum barang diserahkan (bai’ istishna’). Akad ijarah dapat dibedakan dalam dua kontrak yaitu ijarah yang pembayarannya tergantung pada kinerja yang disewa (ju’alah / success fee) dan ijarah yang pembayarannya tidak tergantung pada kinerja yang disewa. Akad ini biasa disebut dengan ijarah saja. (c) Pertukaran Dayn dengan Dayn (Financial Asset vs Financial Asset) Pertukaran antara dayn dapat dibedakan dengan uang dan bukan uang (surat berharga). Pertukaran uang yang sejenis hanya diperbolehkan jika
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
terjadi pada syarat sawa-an bi sawa-in (same quantity) dan yadan bi yadin (same time of delivery). Sedangkan pertukaran uang yang berbeda jenisnya hanya diperbolehkan dengan syarat yadan bi yadin (same time of delivery). Jenis pertukaran ini disebut juga dengan sharf (money changer). Syarat yang diberlakukan pada pertukaran uang yang berbeda jenis menyebabkan pelarangan transaksi forward dan swap pada pertukaran valutas asing (foreign exchange). Hal ini mencegah terjadinya forward selling yang dilindungnilaikan (hedged) dengan forward buying dan selanjutnya akan diikuti dengan forward selling – forward buying
berikutnya. Pelarangan ini ditujukan untuk mencegah
terjadinya bubble growth pada sektor finansial, serta mencegah domino effect bila terjadi default pada salah satu mata rantai para pihak yang terlibat dalam transaksi forward buying – forward selling tersebut. Skema transaksi yang berhubungan dengan Teori Pertukaran (The Thoery of Excange) dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Lain Jenis
‘Ayn dengan ‘Ayn
Kasat mata Mutu beda Sejenis Kasat mata Mutu sama
Now for Now Kasat mata Mutu beda Al-Bai’ (Goods)
Deferred Payment (Muajjal)
Deferred Delivery (Salam)
‘Ayn dengan Dayn
Kasat mata Mutu sama
Kasat mata Mutu beda Kasat mata Mutu sama
Ijarah Al-Ijarah (Services)
Ju’alah
Of Same Type Uang Of Different Type Dayn dengan Dayn Surat Berharga
Representing ‘Ayn Representing Dayn
Sumber: Karim (2006 : 59)
Gambar 2.1 : Skema Akad Teori Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR,Pertukaran BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Skema transaksi berdasarkan Teori Pertukaran pada halaman sebelumnya menggambarkan pola transaksi yang terdapat dalam lingkup cakupan Teori Pertukaran. Ringkasan akad berdasarkan Teori Pertukaran ditinjau dari objek pertukaran dapat diterangkan sebagai berikut: Object Ayn for 'Ayn Ayn for Dayn Dayn for Dayn
Now for Now V V X
Time Now for Deferred V V X
Deferred for Deffered X X X
Sumber: Karim (2006 : 60)
Tabel 2.1 Matriks Transaksi Teori Pertukaran Matriks yang disajikan di atas memberikan panduan yang menyeluruh pada kehalalan transaksi pertukaran. Semua transaksi dengan sifat tanggung serah (deferred for deferred) akan diharamkan, demikian juga halnya dengan transaksi Dayn for Dayn, kecuali pada transaksi sharf. (2)
Teori Percampuran (The Theory of Venture) Teori Percampuran berlaku pada jenis kontrak dengan sifat Natural
Uncertainty Contract, yang mana tingkat pengembalian pada transaksi tersebut tidak dapat dipastikan. Objek dan jangka waktu yang diaplikasikan pada aplikasi Teori Percampuran pada dasarnya sama dengan aplikasi Teori Pertukaran, yakni ‘ayn (real asset) dan dayn (financial asset) serta dapat dijalankan pada jangka waktu naqdan (immediate delivery) dan ghairu naqdan (deferred delivery). (i)
Percampuran ‘Ayn dengan ‘Ayn Percampuran ‘ayn dengan ‘ayn terjadi ketika dua pihak atau lebih
sepakat untuk berkolaborasi membentuk atau membangun sesuatu dengan Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
memadukan sumber daya dari pihak – pihak yang terkait. Dalam percampuran ‘ayn dengan ‘ayn sumber daya yang dipadukan berupa real asset, tidak ada pihak yang memberikan sumber daya dalam bentuk financial asset. (ii)
Percampuran ‘Ayn dengan Dayn Percampuran ‘ayn dengan dayn terjadi ketika beberapa pihak terkait
setuju untuk berkolabari dengan memadukan aset mereka, dengan satu atau lebih pihak memberikan financial aset sedangkan pihak lain memberikan real aset dalam perjanjian tersebut. (iii) Percampuran Dayn dengan Dayn Percampuran dayn dengan dayn dapat mengambil beberapa jenis kontrak, di antaranya adalaah syirkah mufawadhah dan syirkah ‘inan. Syirkah mufawadhah terjadi pada kontrak kerjasama dengan jumlah financial asset yang sama antara pihak – pihak yang terkait. Hal ini merupakan kebalikan dari sirkah ‘inan, bahwa kontrak yang terjadi dengan jumlah financial asset yang berbeda. Matriks untuk transaksi percampuran dapat dilihat sebagai berikut: Object Ayn for 'Ayn Ayn for Dayn Dayn for Dayn
Now for Now V V V
Time Now for Deferred X X X
Deferred for Deffered X X X
Sumber: Karim (2006 : 63)
Tabel 2.2 Matriks Transaksi Teori Percampuran Melalui matriks yang terdapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bagi transaksi percampuran, hanya dengan karakteristik now for now yang
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
diperbolehkan, sedangkan transaksi dengan karakteristik now for deferred dan deferred for deferred dilarang/diharamkan. Ringkasan transaksi yang diperbolehkan dalam perbankan syariah dapat dilihat pada skema berikut ini:
Akad
Transaksi Sosial
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Transaksi Komersial
Qard Wadiah Wakalah Kafalah Rahn Hibah Waqf
Natural Certainty Contract
1. 2. 3. 4.
Murabahah Salam Istishna’ Ijarah
Teori Pertukaran
Natural Uncertainty Contract
1. 2. 3. 4.
Musyarakah Muzara’ah Musaqah Mukhabaran
Teori Percampuran
Sumber: Karim (2006 : 71)
Gambar 2.2 : Skema Akad Perbankan Syariah
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
b. Kegiatan Operasional Bank Syariah Secara umum, kegiatan operasional bank syariah dapat dilihat dari jenis produk yang ditawarkan oleh bank syariah. Produk yang ditawarkan bank syariah secara umum adalah (Karim, 2006: 97 dan Muhammad, 2005: 177): 1) Penyaluran Dana (Financing) 2) Penghimpunan Dana (Funding) 3) Jasa (services) Penjelasan masing – masing produk juga dijelaskan oleh Karim (2006: 97112) dan Muhammad (2005: 178-190). Terdapat sedikit perbedaan antara penjelasan Karim dan Muhammad mengenai penyaluran dana. Karim berpendapat bahwa produk penyaluran dana terdiri dari pembiayaan dengan prinsip jual beli, pembiayaan dengan prinsip sewa, pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, pembiayaan dengan akad pelengkap. Sedangkan Muhammad berpendapat bahwa penyaluran dana hanya terdiri dari pembiayaan dengan prinisp jual beli, prinsip sewa dan prinsip bagi hasil. Menurut Muhammad (2005: 188), akad pelengkap dikembangkan sebagai akad pelayanan jasa. a) Penyaluran Dana (Financing) Produk penyaluran dana dapat dilakukan dengan prinsip sebagai berikut: (1) Pembiayaan dengan prinsip jual beli. Pembiayaan ini dilakukan sehubungan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda. Berdasarkan bentuk pembayaran dan waktu penyerahan, transaksi jual beli dapat dibedakan menjadi:
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
(a) Pembiayaan Murabahah (al-bai’ bi tsaman ajil). Akad ini lebih dikenal dengan murabahah saja. Dalam skema murabahah, bank bertindak sebagai penjual, sedangkan nasabah bertindak sebagai pembeli. Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan waktu penyerahan. Hal harus
diperhatikan
adalah
bahwa
bank
harus
memberitahukan tingkat keuntungan yang diambil bank pada transaksi tersebut. (b) Pembiayaan Salam. Akad ini merupakan akad transaksi jual beli dengan barang yang bertindak sebagai objek belum ada. Namun, sebagai syarat transaksi ini adalah bahwa kuantitas, kualitas, harga dan waktu penyerahan barang harus ditentukan secara pasti. (c) Pembiayaan Istishna’. Akad ini hampir sama dengan akad salam, namun pada akad istishna’, pembayaran yang dilakukan oleh bank dapat dicicil. Pembiayaan ini biasanya dilakukan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi. (2) Pembiayaan dengan prinsip sewa. Transaksi ijarah didasari atas perpindahan manfaat. Perbedaan prinsip sewa dengan prinsip jual beli terletak pada objek transaksi. Pada prinsip sewa, objek transaksi adalah jasa, sedangkan pada prinsip jual beli objeknya adalah barang/benda. Terdapat akad sewa yang diikuti dengan
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
perpindahan kepemilikan objek pada akhir masa sewa. Akad ini disebut dengan ijarah muntahhiyah bittamlik (IMBT). (3) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil dapat dibedakan sebagai berikut: i) Pembiayaan Musyarakah. Akad pembiayaan ini merupakan bentuk umum dari pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. Akad musyarakah merupakan perpaduan aset dua pihak atau lebih guna membentuk usaha. Asset yang dipadukan dapat berbentuk berwujud maupun tidak berwujud. Secara spesifik, bentuk kontribusi yang dipadukan oleh pihak – pihak
yang
terkait
perdagangan,
dapat
berbentuk
kewiraswastaan,
dana,
kepandaian
barang (skill),
kepemilikan (property), peralatan, intangible asset, atau bahkan reputasi. ii) Pembiayaan
Mudharabah.
Pembiayaan
mudharabah
terbentuk dengan komposisi pemilik modal (shahib almaal), dalam hal ini bank, dengan pengelola usaha (modharib).
Dalam
bentuk
kerjasama
ini,
proporsi
kontribusi modal 100% diberikan oleh shahib al-maal, yaitu bank. Hal ini membedakan pembiayaan mudharabah dengan pembiayaan musyarakah. mudharabah,
Dalam pembiayaan
modal hanya berasal dari satu pihak
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
sedangkan pada pembiayaan musyarakah, dana modal dapat berasal dari dua pihak atau lebih. b) Penghimpunan Dana (Funding) Penghimpunan dana yang dilakukan oleh bank dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito, namun dengan melekatkan prinsip operasional syariah pada penghimpunan dana tersebut. Prinsip operasional syariah yang dapat diterapkan pada penghimpunan dana adalah prinsip wadi’ah dan prinsip mudharabah. (1) Prinsip Wadi’ah. Terdapat dua jenis simpanan dengan prinsip wadi’ah, yaitu wadi’ah yad dhamanah dan wadi’ah amanah. Jenis wadi’ah yad dhamanah merupakan akad yang sering diterapkan pada rekening giro. Dalam prinsip wadi’ah yad dhamanah, nasabah yang menitipkan dana pada bank tersebut tidak dijanjikan imbalan pendapatan, namun juga tidak menanggung kerugian. Keuntungan dan kerugian murni dipegang oleh bank. Bank dapat memberikan bonus pada nasabah, namun tidak boleh dijanjikan pada awal pembentukan akad. (2) Prinsip Mudharabah. Dalam prinsip himpunan dana mudharabah, bank bertindak sebagai mudharib (pengelola) sedangkan nasabah bertindak sebagai sahib al-maal (pemilik modal). Prinsip mudharabah diaplikasikan dalam produk tabungan berjangka dan
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
deposito berjangka. Prinsip mudharabah dapat dibagi ke dalam dua bagian, ditinjau dari kewenangan pengelola: •
Mudharabah Mutlaqah. Prinsip mudharabah mutlaqah juga disebut dengan Unrestricted Investment Account (URIA). Dalam prinsip URIA, tidak terdapat limitasi yang dibebankan pemilik dana kepada bank sebagai pihak pengelola dana. Hal ini berarti bahwa bank selaku pihak pengelola dana tersebut bebas menentukan penyaluran dana tersebut ke sektor manapun.
•
Mudharabah Muqayyadah. Prinsip mudharabah muqayyadah disebut juga dengan Restricted Investment Account (RIA). Dalam prinsip RIA, terdapat limitasi yang dibebankan oleh pemilik dana kepada bank selaku pengelola dana. Artinya, dalam penyaluran dana tersebut yang dilakukan oleh bank, terdapat syarat – syarat yang diajukan oleh pemilik dana.
c) Jasa (Services) Sehubungan dengan perbedaan pendapat yang terjadi antara Karim dan Muhammad pada akad pelengkap, maka perbedaan tersebut juga berimplikasi pada produk jasa perbankan syariah. Menurut Karim (2006: 112) jasa perbankan meliputi sharf (forex trading) dan ijarah (sewa). Sewa dalam hal ini adalah jasa penyewaan kotak simpanan
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
(safe deposit box) dan jasa tata laksana administrasi dokumen (custodian).
4. Laporan Keuangan Bank Syariah Laporan keuangan pada sektor perbankan syariah, sama seperti sektor lainnya, adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan aktifitas operasi bank yang bermanfaat dalam mengambil keputusan. Suatu laporan keuangan pada hakikatnya merupakan sebuah hasil akhir (output) dari proses akuntansi selama suatu periode tertentu. Laporan keuangan tersebut mencerminkan kegiatan yang dilakukan oleh entitas pada suatu periode tersebut. Kegiatan entitas pada periode tersebut harus dipertanggunjawabkan oleh manajemen entitas terkait, yang direfleksikan dalam pertanggungjawaban laporan keuangannya. Laporan keuangan yang dipertanggungjawabkan tersebut utamanya dapat digunakan sebagai alat pengambil keputusan (decision making) oleh pihak – pihak yang berkaitan dengan entitas. Hal ini menyebabkan para manajemen entitas seharusnya memiliki social contract dengan para stakeholder. Menurut IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 (Revisi 2000) paragraf 80, laporan keuangan bank umum meliputi:
Neraca,
Laporan Laba Rugi,
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Laporan Arus Kas,
Laporan Perubahan Ekuitas,
Catatan Atas Laporan Keuangan.
Laporan keuangan bank dalam PSAK No. 31 tersebut tidak secara umum tidak berbeda dengan laporan keuangan perusahaan lain. Hal ini dapat dibuktikan bahwa menurut International Accounting Standards (IAS) Number 1, presentasi laporan keuangan suatu perusahaan harus meliputi (dalam Robinson, Munter dan Grant, 2004 : 52): o Balance Sheet (Neraca), o Income Statement (Laporan Laba Rugi), o Statement showing either all changes in equity or changes in equity other than those arising from capital transactions with owners dan distributions to owners (Laporan Perubahan Ekuitas), o Cash-flow Statement (Laporan Arus Kas), o Accounting Policies and Explanatory Notes (Catatan Atas Laporan Keuangan). Laporan keuangan bank syariah ternyata tidak sama dengan laporan bank konvensional sebagaimana telah disebutkan dalam PSAK No. 31 (Revisi 2000). Dalam PSAK No. 59 (Revisi 2003) tentang Akuntansi Perbankan Syariah Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
dijelaskan pada paragraf 152 bahwa bank syariah yang beroperasi di Indonesia disaranakan menyusun laporan keuangannya secara lengkap yang terdiri dari: Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat, Laporan Sumber dan Penggunaan Dasa Zakat, Infaq, dan Shadaqah, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Investasi terikat merupakan investasi yang berasal dari pemilik dana investasi terikat dan sejenisnya yang dikelola oleh bank sebagai manajer investasi berdasarkan mudharabah muqayyadah atau sebagai agen investasi. Investasi terikat bukan merupakan aset maupun kewajiban karena bank tidak mempunyai hak untuk menggunakan atau mengeluarkan investasi tersebut serta bank tidak memiliki kewajiban mengembalikan atau menanggung risiko investasi. Dalam hal bank bertindak sebagai manajer investasi dengan akad mudharabah muqayyadah, bank mendapatkan keuntungan sebesar nisbah atas keuntungan investasi. Jika terjadi kerugian, maka bank tidak mendapat imbalan Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
apapun. Sedangkan dalam hal bank bertindak sebagai agen investasi, imbalan yang diterima adalah sebesar jumlah yang disepakati tanpa memperhatikan hasil investasi tersebut (PSAK No. 59, Revisi 2003 : paragraf 167-171) Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan merupakan merupakan komponen utama laporan keuangan bank syariah. Penjelasan tentang Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan dapat dilihat pada PSAK No. 59 (Revisi 2003) paragraf 178-182 dan Muhammad (2005 : 233-234) yang meliputi: a. Sumber dana qardhul hasan yang berasal dari: 1) infaq, 2) shadaqah, 3) denda, 4) pendapatan nonhalal. b. Penggunaan dana qardhul hasan yang meliputi: a) pinjaman, b) sumbangan. c. Kenaikan atau penurunan sumber dana qardhul hasan d. Saldo awal dana penggunaan qardhul hasan
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
e. Saldo akhir dana penggunaan qardhul hasan. Contoh bentuk Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infak, dan Sedekah dapat dilihat pada bentuk laporan berikut ini: (Nama Bank) Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infak, dan Sedekah Untuk Tahun yang Berakhir xxxx (tahun) Catatan Sumber-Sumber Zakat dan Sumbangan Zakat Jatuh Tempo dari Bank Zakat Jatuh Tempo dari Para Pemilik Rekening Sumbangan Total Sumber Zakat
xxxx (tahun) Unit Moneter xxx xxx xxx xxx xxx
Penggunaan Zakat dan Sumbangan Zakat Untuk Fakir Miskin Zakat Untuk Ibnu Sabil Zakat Untuk Gharimin dan Membebaskan Budak Zakat Untuk Mu'allaf Zakat Untuk Fisabilillah Zakat Untuk Amil Zakat (Biaya Adm dan Umum) Total Penggunaan Dana
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Kenaikan (Penurunan) Sumber - Sumber Terhadap Penggunaan Zakat dan Sumbangan yang Belum Dibagikan Pada Awal Tahun Zakat dan Sumbangan yang Belum Dibagikan Pada Akhir Tahun
xxx xxx xxx
Sumber: Arifin dalam Muhammad (2005 : 244) dengan modifikasi
Gambar 2.3 Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, infak dan Sedekah
Sedangkan contoh bentuk Laporan Sumber dan Penggunaan Qardhul Hasan adalah sebagai berikut:
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan Untuk Tahun yang Berakhir xxxx (Tahun)
Saldo Awal Pinjaman Kebajikan Sumber - Sumber Dana Qardhul Hasan Alokasi dari Rekening Koran Alokasi dari Pendapatan yang Dilarang Syari'ah Sumber di Luar Bank Total Sumber Dana Selama Tahun ini
xxxx (Tahun) xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Penggunaan Qardhul Hasan Pinjaman Kepada Para Pelajar Pinjaman Kepada Para Pengrajin Penyelesaian Rekening Koran Total Penggunaan Dana Selama Tahun ini
xxx xxx xxx xxx xxx
Saldo Akhir Tahun Pinjaman Kebajikan Dana Tersedia Untuk Pinjaman
xxx xxx
Uraian
Cat
Sumber: Arifin dalam Muhammad (2005 : 245) dengan modifikasi
Gambar 2.4 Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan Qardhul Hasan
B. Penilaian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan suatu entitas dapat diukur melalui analisis laporan keuangan yang diimplementasikan pada penggunaan elemen – elemen laporan keuangan untuk membentuk rasio keuangan kunci agar dapat menilai kondisi kesehatan keuangan perusahaan (Garrison & Noreen, alih bahasa Budisantoso, 2004 : 780). Metode – metode lain yang dapat digunakan sebagai penilaian kinerja perusahaan adalah analisis common-size, studi diferensiasi komponen
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
laporan keuangan industri, review terhadap material deskriptif dan perbandingan data – data lain (Gibson, 2001 : 161). Melalui analisis rasio keuangan, dapat diambil kesimpulan terhadap komparasi kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu (time – series analysis) atau komparasi dengan perusahaan lain (cross – sectional analysis) (Robinson, Munter and Grant, 2004 : 230). Secara garis besar, Robinson et al. mengklasifikasikan rasio keuangan ke dalam enam kategori yang dijelaskan sebagai berikut (Robinson et al, 2004 : 231): 1. Rasio Aktivitas, mengindikasikan efesiensi dan efektivitas operasi dan manajemen aset. 2. Rasio Likuiditas, mengindikasikan kemampuan entitas untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. 3. Rasio Solvabilitas, mengindikasikan kemampuan entitas untuk memenuhi kewajiban jangka panjang. 4. Rasio Profitabilitas, mengindikasikan kemampuan entitas untuk menghasilkan laba (menciptakan pertumbuhan) setelah menutupi biaya (cost). 5. Rasio Arus Kas, merupakan komposisi dari rasio – rasio yang telah disebutkan sebelumnya. Rasio arus kas secara khusus menjadi penting ketika terdapat keraguan terhadap kemampulabaan suatu entitas. 6. Rasio Multiplikasi Harga Saham, merupakan rasio yang terfokus pada harga pasar saham daripada nilai buku (book value).
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor : 9/1/PBI/2007 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah disebutkan bahwa penilaian tingkat kesehatan bank dapat dinilai melalui:
a) permodalan (Capital), b) kualitas Aset (Asset Quality), c) manajemen (management), d) rentabilitas (Earning), e) likuiditas (Liquidity), f) sensivitas terhadap risiko pasar (Sensivity to Market Risk). Dalam melakukan penilaian rasio keuangan untuk menilai kinerja dan kesehatan bank, Bank Indonesia membagi rasio – rasio keuangan ke dalam tiga kategoti besar yakni rasio utama, rasio penunjang dan rasio pengamatan (observed ratio). Rasio utama memiliki pengaruh kuat (high impact) terhadap kesehatan bank, rasio penunjang memiliki pengaruh langsung terhadap rasio utama, sedangkan rasio pengamatan merupakan rasio tambahan yang digunakan dalam analisa dan pertimbangan (judgement). Berdasarkan Surat Edaran (SE) No.9/24/DPbS tahun 2007 dapat disimpulkan kriteria penilaian tingkat kesehatan bank sebagai berikut:
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Faktor Rasio
KPMM
Kemampuan modal inti & PPAP dalam mengamankan risiko write off
Kemampuan modal Trend KPMM inti menutup kerugian saat likuidasi
Karakteristik Utama Penunjang Penunjang Penunjang Faktor Rasio Kualitas Risiko konsentrasi Kualitas penyaluran Kemampuan aktiva penyaluran dana dana kepada bank dalam produktif kepada debitur inti debitur inti menangani aset dihapusbuku Karakteristik Utama Penunjang Faktor Rasio Net Return On Asset Operating (ROA) Margin (NOM) Karakteristik Utama Penunjang
Sumber: Bank Indonesia
Penunjang Efisiensi kegiatan operasional
Penunjang
Penunjang
Permodalan (Capital) Kemampuan bank Intentsitas fungsi Perbandingan modal inti dengan dalam menambah keagenan bank syariah dana mudharabah modal
Penunjang Observed Observed Kualitas Aset (Asset Quality) Non Performing Tingkat kecukupan Proyeksi kualitas Financing (NPF) agunan aset produktif
Penunjang
Observed Rentabilitas Aktiva yang Diversifikasi Proyeksi dapat pendapatan Pendapatan menghasilkan Operasional pendapatan Bersih Utama Penunjang Penunjang Penunjang
Observed Net Structural Operating Margin
Observed
Deveidend Pay Out Ratio
Observed
Akses pada sumber permodalan
Observed
Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank Observed
Trend aktiva produktif bermasalah yang direstrukturisasi Observed
Observed
Observed
Return On Equity Komposisi Disparitas imbal (ROE) penempatan jasa tertinggi dan terendah dana pada surat berharga Observed Observed Observed
Tabel 2.3 Penilaian Kesehatan Bank Berdasarkan Aspek Permodalan, Kualitas Aset dan Rentabilitas
Faktor Rasio
Likuiditas Perbandingan Kemampuan Ketergantungan Pertumbuhan aset jangka aset jangka dana kepada dana deposan pendek pendek, kas & deposan inti inti terhadap dengan sec. reserve total DPK kewajiban dlm memenuhi jangka pendek kewajiban jgk pendek
Kemampuan Ketergantungan bank pada dana antar memperoleh bank dana dari pihak lain, jika terjadi mismatch
Utama Karakteristik Penunjang Penunjang Penunjang Observed Observed Faktor Sensivitas Atas Risiko Pasar Rasio Perbandingan kelebihan modal yang digunakan untuk menutupi risiko bank dengan tingkat risiko yang timbul dari pengaruh perubahan risiko pasar
Karakteristik Sumber: Bank Indonesia
Tabel 2.4 Penilaian Kesehatan Bank Berdasarkan Aspek Likuiditas dan Sensivitas Atas Risiko Pasar
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
1. FDR (Financing Deposit to Ratio) FDR adalah rasio antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. FDR ditentukkan oleh perbandingan antara jumlah pinjaman yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun yaitu mencakup giro, simpanan berjangka (deposito), dan tabungan. FDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar
kembali
penarikan
dana
yang
dilakukan
deposan
dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin besar kredit maka pendapatan yang diperoleh naik, karena pendapatan naik secara otomatis laba juga akan mengalami kenaikan. Kebutuhan likuiditas setiap bank berbeda-beda tergantung antara lain pada khususan usaha bank, besarnya bank dan sebagainya. Oleh karena itu untuk menilai cukup tidaknya likuiditas suatu bank dengan menggunakan ukuran financing deposito to ratio, yaitu dengan memperhitungkan berbagai aspek yang berkaitan dengan kewajibannya, seperti memenuhi commitment loan, antisipasi atas pemberian jaminan bank yang pada gilirannya akan menjadi kewajiban bagi bank. Apabila hasil pengukuran jauh berada di atas target dan limit bank tersebut maka dapat dikatakan bahwa bank akan mengalami kesulitan likuiditas yang pada gilirannya akan menimbulkan beban biaya yang besar. Sebaliknya bila berada di bawah target dan limitnya, maka bank tersebut dapat memelihara alat likuid yang berlebihan dan ini akan menimbulkan tekanan terhadap pendapatan bank berupa tingginya biaya pemeliharan kas yang menganggur (idle money). Dari uraian
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
diatas maka dapat dikatakan Financing Deposit to Ratio adalah perbandingan jumlah pembiayaan yang diberikan dengan simpanan masyarakat.
Pembiayaan yang diberikan FDR = Dana masyarakat
2. BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) BOPO menurut kamus keuangan adalah kelompok rasio yang mengukur efisiensi
dan
efektivitas
operasional
suatu
perusahaan
dengan
jalur
membandingkan satu terhadap lainnya. Berbagai angka pendapatan dan pengeluaran dari laporan rugi laba dan terhadap angka-angka dalam neraca. Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan opeasi (Denda Wijaya, 2000:120). Semakin rendah BOPO berarti semakin efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar.
Biaya operasional BOPO = Pendapatan operasional
BOPO merupakan upaya bank untuk meminimalkan resiko operasional, yang merupakan ketidakpastian mengenai kegiatan usaha bank. Resiko operasional berasal dari kerugian operasional bila terjadi penurunan keuntungan Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
yang dipengaruhi oleh struktur biaya operasional bank, dan kemungkinan terjadinya kegagalan atas jasa - jasa dan produk-produk yang ditawarkan.
3. NPF (Non Performing Financing) NPF adalah tingkat pengembalian kredit yang diberikan deposan kepada bank dengan kata lain NPF merupakan tingkat kredit macet pada bank tersebut. NPF diketahui dengan cara menghitung Pembiayaan Non Lancar Terhadap Total Pembiayaan. Apabila semakin rendah NPF maka bank tersebut akan semakin mengalami keuntungan, sebaliknya bila tingkat NPF tinggi bank tersebut akan mengalami kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet.
Pembiayaan nonlancar NPF = Total Pembiayaan
4. ROE (Return on Equity) Profitabilitas merupakan dasar dari adanya keterkaitan antara efisiensi operasional dengan kualitas jasa yang dihasilkan oleh suatu bank. Profitabilitas adalah ukuran spesifik dari performance sebuah bank, dimana ia merupakan tujuan dari manajemen perusahaan dengan memaksimalkan nilai dari para pemegang saham, optimalisasi dari berbagai tingkat return, dan minimalisasi resiko yang ada. Tujuan analisis profitabilitas sebuah bank adalah untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh suatu bank. Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Net Income ROE = Total Equity
ROE menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan net income. Semakin tinggi return semakin baik, berarti dividen yang dibagikan atau ditanamkan kembali sebagai retained earning juga semakin besar.
C. Tinjauan Penelitian Terdahulu 1. Iqbal Haridh (2008) Penelitian yang dilakukan oleh Iqbal Haridh menganalisis pengaruh kinerja perbankan syariah terhadap perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Analisis kinerja perbankan syariah pada penelitian ini menggunakan lima rasio keuangan yang mengukur kinerja keuangan perbankan syariah. Lima rasio tersebut adalah Tingkat Kecukupan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Tetap (PPAP) atau Rasio PPAP, Kualitas Aktiva Produktif Bank (KAPB), Non Performing Financing (NPF), Return On Equity (ROE), dan Financing to Deposit Ratio (FDR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan variabel tersebut secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perkembangan perbankan syariah pada tingkat kepercayaan 95%. Tetapi secara parsial menunjukkan hanya variabel ROE yang berpengaruh signifikan pada tingkat kepercayaan 95%.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
2. Arfian Zuhri Nasution (2008) Arfian Zuhri Nasution melakukan penelitian terhadap peranan rasio keuangan dalam mengukur kinerja keuangan PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan dalam kurun waktu tiga tahun selama tahun 2005, tahun 2006, dan tahun 2007. Rasio keuangan yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan tersebut adalah Perbandingan Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) Terhadap Total Aktiva Produktif, Tingkat Kecukupan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Akitva Produktif (PPAP), Return On Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM), Perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan paling baik terjadi pada tahun 2006 dengan skor 28 atau 93,33% dari total skor dan masuk dalam kategori sangat baik. 3. Imam Gozali (2007) Imam Gozali menganalisis pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing Deposit Ratio), BOPO (Biaya OPerasional terhadap Pendapatan Operasional) dan NPL (Non Performing Loan) terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Aquacy Ratio), FDR (Financing to Deposit Ratio), BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional), NPL (Non Performing Loan) sebagai variabel independen dan ROE (Return On Equity) sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas bank sayriah mandiri tergolong baik walaupun dilihat dari sisi CAR masih ada kekurangan, hal tersebut Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
karena bank syariah mandiri lebih mengedepankan sektor riil. Hal tersebut yang membuat CAR masih kurang karena pembiayaan sektor riil tergolong sangat beresiko. Tapi dilihat dari variable lainnya bank syariah mandiri masih layak menjadi bank syariah yang tergolong profitabilitas baik. 4. Ryan Anggarapasha Yusananta Ryan Anggarapasha Yusananta menganalisis pengaruh perubahan rasio profitabilitas dan rasio hutang terhadap perubahan harga saham perusahaan jasa keuangan yang terdaftar di BEJ. Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham sebagai variabel dependen. ROA dan DER sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari variabel independen yang digunakan, faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham adalah ROE (Return On Equity). Penelitian – penelitian terdahulu yang telah dijelaskan disajikan kembali secara komprehensif sebagai berikut: Peneliti
Judul
Variabel
Teknik Analisis Data M. Iqbal Analisis Variabel Metode Haridh Pengaruh independen analisis (2008) Kinerja yaitu Tingkat statistik Perbankan Kecukupan regresi linear Syariah Pembentukan berganda Terhadap Penyisihan dengan Perkembanga Penghapusan pengujian n Perbankan Aktiva asumsi klasik. Syariah di Produktif Pengujian Indonesia hipotesis (PPAP), Kualitas secara Aktivva statistik Produktif Bank dilakukan (KAPB), Non dengan Performing menggunakan
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan variabel tersebut secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perkembangan perbankan syariah pada tingkat kepercayaan 95%. Tetapi
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Financing (NPF), Return On Equity (ROE), dan Financing to Deposit Ratio (FDR).
Arfian Zuhri Nasutio n (2008)
Imam Gozali (2007)
Peranan Rasio Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan
Variabel yang digunakan yaitu Perbandingan Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) Terhadap Total Aktiva Produktif, Tingkat Kecukupan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Akitva Produktif (PPAP), Return On Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM), Perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) Pengaruh CAR (Capital CAR (Capital Aquacy Ratio), Adequacy FDR (Financing Ratio), FDR to Deposit (Financing Ratio), BOPO Deposit (Biaya
uji signifikansi parsial (uji t) dan simultan (uji F).
secara parsial menunjukkan hanya variabel ROE yang berpengaruh signifikan pada tingkat kepercayaan 95%. Metode Kinerja PT. analisis Bank Sumut deskriptif, Cabang Utama metode Medan paling komparatif, baik terjadi pada dan metode tahun 2006 analisis trend. dengan skor 28 atau 93,33% dari total skor dan masuk dalam kategori sangat baik.
Metode analisis statistik regresi linear berganda dengan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas bank sayriah mandiri
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Ratio), BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dan NPL (Non Performing Loan) terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri Ryan Pengaruh Anggara Perubahan pasha Rasio Yusanan Profitabilitas ta dan Rasio (2007) Hutang Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Jasa Keuangan yang Terdaftar di BEJ
Operasional terhadap Pendapatan Operasional), NPL (Non Performing Loan) sebagai variabel independen dan ROE (Return On Equity) sebagai variabel dependen. Harga saham sebagai variabel dependen. ROA dan DER sebagai variabel independen.
menggunakan tergolong baik pengujian walaupun dilihat asumsi klasik. dari sisi CAR masih ada kekurangan, hal tersebut karena bank syariah mandiri lebih mengedepankan sektor riil.
Metode korelasi dan metode analisis statistik regresi linear berganda dengan melakkukan uji t dan uji F
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari variabel independen yang digunakan, faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham adalah ROE (Return On Equity).
D. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor – faktor yang penting yang telah diketahui pada masalah tertentu. Kerangkan teoritis akan menghubungkan secara teoritis antar variabel – variabel penelitian, yakni variabel bebas dan terikat (Erlina dan Sri Mulyani, 2007 : 28). Kerangka teoritisis merupakan suatu landasan konseptual untuk menjawab masalah atau persoalan penelitian. Penyusunan Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
kerangkan konseptual tidak terlepas dari upaya tinjauan literatur atas berbagai teori dan penelitian sebelumnya (Supramono dan Utami, 2004 : 30). Profitabilitas sebagai dasar dari adanya keterkaitan antara efisiensi operasional dengan kualitas jasa yang dihasilkan oleh suatu bank. Profitabilitas adalah ukuran spesifik dari performance sebuah bank, dimana ia merupakan tujuan dari manajemen perusahaan dengan memaksimalkan nilai dari para pemegang saham, optimalisasi dari berbagai tingkat return, dan minimalisasi resiko yang ada. Kebutuhan likuiditas setiap bank berbeda-beda tergantung antara lain pada khususan usaha bank, besarnya bank dan sebagainya. Oleh karena itu untuk menilai cukup tidaknya likuiditas suatu bank dengan menggunakan ukuran financing deposito to ratio, yaitu dengan memperhitungkan berbagai aspek yang berkaitan dengan kewajibannya, seperti memenuhi commitment loan, antisipasi atas pemberian jaminan bank yang pada gilirannya akan menjadi kewajiban bagi bank. Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasi (Lukman D Wijaya, 2000, 120). NPF adalah tingkat pengembalian kredit yang diberikan deposan kepada bank dengan kata lain NPF merupakan tingkat kredit macet pada bank tersebut. Apabila semakin rendah NPF maka bank tersebut akan semakin mengalami
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
keuntungan, sebaliknya bila tingkat NPF tinggi bank tersebut akan mengalami kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet. Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing Financing (NPF) dengan profitabilitas (ROE) bersifat kausal. Berdasarkan
landasan
teoritis
dan
tujuan
penelitian
yang
telah
dikemukakan, maka penulis menyusun kerangka teoritis berikut ini:
FDR (X1) Tingkat Profitabilitas BOPO (X2)
ROE (Y)
NPF (X3)
Gambar 2.5 Kerangka Konseptual B. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Sedangkan proporsi merupakan suatu ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena – fenomena. Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Erlina dan Mulyani, 2007 : 41). Sedangkan Supramono dan Utami (2004 : 31-32) bahwa hipotesis adalah harapan peneliti yang berkenaan dengan hubungan dua atau lebih variabel yang kebenarannya perlu diuji lebih lanjut melalui pengumpulan data. Supramono dan Utami (2004 : 31) menjelaskan bahwa perumusan hipotesis harus didasarkan pada penalaran yang mampu memberikan penjelasan yang rasional (rational explanation) oleh sebab itu penting untuk menelusuri teori – teori tertentu atau hasil – hasil penelitian sebelumnya (prior research) melalui tinjauan literatur untuk mendapatkan pengarahan mengenai jenis variabel dan hubungannya. Hipotesis yang penulis susun dalam penelitian ini adalah: Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROE) baik secara parsial maupun simultan.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan suatu cetak biru bagi pengumpulan, pengukuran dan penganalisisan data
yang
membantu
ilmuwan dalam
mengalokasikan sumber daya penelitian yang terbatas dengan mengemukakan pilihan – pilihan penting (Babie dalam Erlina dan Mulyani, 2007 : 61). Desain penelitian dapat juga didefinisikan sebagai suatu rencana dan struktur penelitian yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan – pertanyaan penelitian. Rencana tersebut merupakan program menyeluruh dari penelitian (Krathwohl dalam Erlina dan Mulyani, 2003 : 62). Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian kausal, yakni penelitian yang menganalisis hubungan yang terjadi antara suatu variabel dengan variabel lainnya (Umar, 2003 : 30). Erlina dan Mulyani (2007 : 65-66) menyatakan bahwa berdasarkan hubungan antar varibel, suatu penelitian dapat dikategorikan sebagai penelitian dengan hubungan sebab akibat. Penelitian tersebut tercermin ketika variabel terikat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel bebas tertentu.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian, atau sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Sedangkan sampel merupakan merupakan bagian dari populasi yang memperkirakan karakteristik populasi (Erlina dan Mulyani, 2007 : 73-74). Populasi yang digunakan dalan penelitian ini adalah bank – bank syariah yang ada di Indonesia. Terdapat dua metode untuk mengumpulkan data mengenai karakteristik populasi yakni metode complete enumeration dan metode sample enumeration. Metode complete enumeration disebut juga dengan sensus. Dalam metode sensus, penelitian diadakan pada seluruh anggota populasi, maka dengan kata lain bahwa dalam metode sensus sampel dari penelitian adalah seluruh populasi penelitian itu sendiri. Sedangkan metode sample enumeration disebut juga dengan metode survey sample. Survey sample dilakukan pada suatu penelitian dengan mengambil sebagian dari populasi penlitian (Supramono dan Utami, 2004 : 52). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode sensus atau complete enumeration. Metode ini dipakai disebabkan oleh ukuran populasi yang relatif kecil, sehingga sesuai dengan dinyatakan dalam Erlina dan Mulyani (2007 : 73) bahwa penelitian sensus dapat dilakukan jika populasi penelitian relatif kecil. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Kantor Pusat/Unit Usaha Syariah
Bank Bank Umum Syariah PT. Bank Muamalat Indonesia 1 PT. Bank Syariah Mandiri 1 PT. Bank Syariah Mega Indonesia 1 Total 3 Unit Usaha Syariah PT. Bank IFI 1 PT. Bank Negara Indonesia 1 PT. Bank Jabar 1 PT. Bank Rakyat Indonesia 1 PT. Bank Danamon 1 PT. Bank Bukopin 1 PT. Bank International Indonesia 1 HSBC, Ltd 1 PT. Bank DKI 1 BPD Riau 1 BPD Kalsel 1 PT. Bank Niaga 1 BPD Sumatera Utara 1 BPD Aceh 1 Bank Permata 1 Bank Tabungan Negara 1 BPD Nusa Tenggara Barat 1 BPD Kalimantan Barat 1 BPD Sumatera Selatan 1 BPD Kalimantan Timur 1 BPD DIY 1 BPD Sulawesi Selatan 1 BPD Sumatera Barat 1 BPD Jatim 1 PT. Bank Ekspor Indonesia 1 Bank Lippo 1 Bank Tabungan Pensiunan Nasional 1 (ROE) Perbankan Syariah Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas Di Indonesia, 2010. BPD Jawa Tengah 1 Total 28 Total Bank Syariah 31
Sumber: Tim Informasi Perbankan Syariah, Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia
C. Jenis Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Supramono dan Utami (2004 : 61) menyatakan bahwa sebagian besar penelitian studi akuntansi dan keuangan menggunakan data sekunder antara lain mengambil obyek penelitian mengenai kinerja
perusahaan
publik
dengan
menganalisis
rasio
keuangan
yang
memanfaatkan data sekunder. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM), Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI), Biro Pusat Statistika, Laporan Keuangan yang dikeluarkan oleh suatu entitas tertentu (Supramono dan Utami, 2004 : 61-62). Selain itu, data sekunder juga dapat diperoleh dari halaman – halaman web yang menyajikan data sekunder seperti www.bisnis.com, www.idx.com, www.indoexchange.com, dan lain – lain (Supramono dan Utami, 2004 : 62). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perbankan syariah yang dikeluarkan oleh otoritas perbankan tertinggi yaitu Bank Indonesia (BI).
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
D. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah data eksternal dari luar perusahaan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi atas data sekunder berupa laporan keuangan masing – masing perusahaan. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari media internet dengan cara mendownload melalui situs
- situs seperti www.bisnis.com, www.idx.com,
www.indoexchange.com dan lain – lain.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable) yang dijelaskan sebagai berikut: 1.
Variabel Terikat. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang tidak bebas dalam suatu hubungan penelitian, sehingga variabel ini selalu dipengaruhi oleh variabel bebas. Hal ini menyebabkan variabel terikat adalah konsekuensi dari variabel bebas (Erlina dan Mulyani, 2007 : 33). Dalam penelitian yang penulis lakukan, variabel terikat tercermin pada tingkat Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah di Indonesia. Variabel terikat dalam penelitian ini disimbolkan dengan “Y”.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
ROE (Return On Equity) adalah rasio untuk mengetahui tingkat pengembalian perusahaan terhadap ekuitas perusahaan. Data ROE diperoleh dengan cara menghitung rasio laba terhadap total modal. Tingkat Pangsa Perbankan Syariah Terhadap Total Bank merupakan suatu ukuran perkembangan perbankan syariah yang diukur melalui perbandingan – perbandingan suatu kriteria tertentu terhadap total perbankan secara umum. Secara garis besar, terdapat tiga parameter yang dapat digunakan dalam mengukur pangsa perbankan syariah terhadap total bank yaitu, total aktiva (total asset), total pembiayaan (total financing extended), dan total dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun bank (total deposit fund). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pangsa perbankan syariah terhadap total bank ditinjau dari total ekuitas sebagai indikator profitabilitas perbankan syariah, maka variabel tersebut akan digunakan sebagai variabel terikat. 2.
Variabel Bebas. Variabel bebas (independent variable) sering juga disebut dengan variabel stimulus, prediktor, atau antecedent. Variabel ini merupakan variabel yang dapat memberi pengaruh kepada variabel terikat (Erlina dan Mulyani, 2007 : 34). Terdapat empat variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO dan Non performing Financing (NPF).
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Variabel bebas disimbolkan dengan “X”. Oleh karena terdapat empat variabel bebas, maka variabel – variabel bebas tersebut disimbolkan sebagai X1 (FDR) X2 (BOPO), X3 (NPF). Skala pengukuran yang digunakan dalam variabel independen dan variabel dependen adalah skala ratio yang merupakan skala pengukuran yang menunjukkan kategori, peringkat, jarak dan perbandingan konstruk yang diukur. FDR (Financing to Deposit Ratio) adalah ratio yang mengukur dan menilai cukup tidaknya likuiditas suatu bank. Data FDR diperoleh dengan cara menghitung perbandingan antara jumlah pinjaman yang diberikan kepada deposan dengan dana masyarakat yang dihimpun yaitu mencakup giro, simpanan berjangka (deposito), dan tabungan. BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) adalah rasio yang mengukur efisiensi dan efektivitas operasional suatu perusahaan dengan jalur membandingkan satu terhadap lainnya. Berbagai angka pendapatan dan pengeluaran dari laporan rugi laba dan terhadap angka-angka dalam neraca. Data BOPO diperoleh dengan cara membandingkan antara Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional. NPF (Non Performing Financing) merupakan tingkat pengembalian kredit yang diberikan deposan kepada bank dengan kata lain NPL merupakan tingkat kredit macet pada bank tersebut. Data NPL diperoleh dengan cara Pembiayaan Non Lancar Terhadap Total Pembiayaan. Seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan ditransformasi ke dalam bentuk logaritma natural. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
yang lebih seragam. Perlakuan ini sesuai dengan tujuan transformasi data menurut Hadi (2006 : 116) bahwa transformasi data dilakukan dengan tujuan agar data yang digunakan dalam penelitian bersifat “lebih normal”, “lebih homogen” dan tidak terlalu ekstrim.
F. Metode Analisis Data Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS (Statistic Product and Services Solution) untuk memperoleh kesimpulan dari objek penelitian. Sebelum melakukan analisis statistik guna pengujian hipotesis, peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik. 1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mendeteksi normalitas data yang digunakan dalam pengujian hipotesis kelak. Tujuan dari uji normalitas adalah mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Erlina, 2007: 103). Normalitas data merupakan asumsi terpenting dalam statistika parametrik sehingga pengujian terhadap normalitas data harus dilakukan agar asumsi dalam statistika parametrik terpenuhi (Supramono dan Utami, 2004: 82). b. Uji Heteroskedatisitas Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel residual dari suatu pengamatan ke Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, demikian jika sebaliknya. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi gejala heteroskedatisitas (Erlina, 2007: 108). c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi gejala korelasi antara data yang satu dengan data yang lain. Uji autokorelasi dapat menggunakan DurbinWatson test, dengan kriteria jika nilai Durbin Watson ≤ 2 maka tidak terdapat gejala autokorelasi (Supramono dan Utami, 2004: 82) d. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menganalisis eksistensi gejala korelasi antar variabel independen. Pengujian dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF), atau dengan melihat hasil koefisien korelasi antarvariabel independen (Supramono dan Utami, 2004: 83). Multikolinieritas dapat dilihat pada nilai tolarance atau Variance Inflation Factor (VIF). Nilai tolarance berbanding terbalik dengan Variance Inflation Factor yang dapat dijelaskan dengan VIF = 1/tolerance, maka dengan itu nilai cutoff yang sering diterima adalah tolerance < 0,1 atau VIF > 10. Setiap peneliti yang melakukan penelitian sering kali harus menentukan tingkat kolinieritas sendiri (Ghozali, 2005 : 91-92). Hair dkk dalam Supramono dan Utami (2004 : 82) menyebutkan bahwa gejala multikolinieritas terjadi jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
2. Pengujian Hipotesis a)
Untuk melakukan pengujian digunakan analisis regresi linear berganda. Pengujian dengan teknik regresi linear berganda merupakan teknik yang lebih sering digunakan untuk kepertingan pengujian hipotesis. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diutarakan oleh Supramono dan Utami (2004 : 81) bahwa analisis regresi merupakan teknik yang paling sering digunakan dibandingkan dengan teknik yang lain, mengingat sebagian besar rumusan penelitian akuntansi dan keuangan berkenaan dengan dugaan adanya pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. Model persamaannya adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana : Y
= Tingkat profitabilitas / Return On Equity (ROE)
a
= Konstanta
b1,b2,b3
= Koefisien Regresi variabel X1, X2, dan X3
X1
= Financing to Deposit Ratio (FDR)
X2
= BOPO
X3
= Non Performing Financing (NPF)
e
= Tingkat kesalahan pengganggu / Error
b) Uji hipotesis secara statistik. Uji hipotesis terhadap suatu variabel umumnya berupa uji perbedaan antara nilai sampel dengan populasi atau nilai data yang diteliti dengan nilai ekspektasi peneliti (Erlina, 2007: 113). Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Uji hipotesis secara statistik dilakukan dengan menggunakan uji signifikansi parsial (uji t) dan simultan (uji F) sesuai dengan teknik pengujian yang dipaparkan oleh Supramono dan Utami (2004 :77) bahwa jenis hipotesis perbedaan antar kelompok dapat menggunakan t-test bila terdiri dari dua kelompok atau F-test bila menggunakan lebih dari dua kelompok. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji t dan uji F diterangkan sebagai berikut: H0 diterima jika thitung < ttabel pada α 5% Ha diterima jika thitung > ttabel pada α 5% H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel pada α 5% Ha diterima jika Fhitung ≥ Ftabel pada α 5%
G. Jadwal Penelitian Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut : No
Kegiatan
Tahun 2009 April
Mei
Juni
1
Penyelesaian Proposal
X
2
Pengajuan Proposal
X
3
Bimbingan Proposal
X
4
Seminar Proposal
X
5
Pengumpulan Data
X
X
6
Pengolahan dan Analisis Data
X
X
7
Penyelesaian Laporan
Juli
Agus
X
X
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A.
Data Penelitian
1.
Gambaran Umum dan Sejarah Singkat Perbankan Syariah “O you who believe! When you deal with each other, in transactions
involving future obligations in a fixed period of time, reduce time to writing let a scribe write down faithfully as between the parties; let not the scribe refuse to write: as Allah has taught him, so let him write. Let him who incurs the lability dictate, but let him fear his Lord Allah, …” (QS Al-Baqarah [2]: 282). Ayat yang telah disebutkan di atas merupakan suatu bukti otentik bahwa Islam memiliki sistem yang mendorong terciptanya transparansi dan senantiasa tertib administrasi (Antonio dalam Triyuwono, 2006 : vii). Disertasi Hayashi (dalam Harahap, 2007 : 142) membuktikan bahwa sistem doube entry bookkeeping bukan berasal dari Italia dengan Luca Paciola sebagai pencetus dan pengembang doube entry bookkeeping dalam sistem akuntansi tersebut. Hayashi berhasil membukt ikan bahwa sistem double entry bookkeeping dalam sistem akuntansi sesungguhnya berasal dari Timur Tengah, karena sistem tersebut telah dipraktikkan pada abad ke – 12 di Timur Tengah. Hal ini sesuai dengan pendapat Luzzatto pada tahun 1961 dan Littleton & Yamey pada tahun 1978 (dalam Triyuwono, 2006 : 154-155) namun memiliki sedikit perbedaan. Lazzatto menyatakan bahwa tempat kelahiran pertama sekali Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
tata – buku berpasangan (double entry bookkeeping) tidak diketahui dengan jelas. Namun Luca Paciola tidak benar jika dianggap sebagai orang pertama yang menciptakan double entry bookkeeping. Hal ini disebabkan karena sistem tersebut telah diterapkan lebih dari 200 tahun di Venice sebelum buku Paciola diterbitkan. Namun Luca Paciola merupakan orang pertama yang mengangkat metode pencatatan tersebut ke permukaan dan memberikan penjelasan – penjelasan yang berkaitan dengan teknik tersebut (dalam Triyuwono, 2006 : 154155). Sedangkan Littleton & Yamey menyatakan bahwa kemungkinan besar sistem double entry bookkeeping berasal dari Spanyol. Pendapat tersebut didasarkan atas fakta yang mendukung bahwa pada zaman tersebut, teknologi Muslim abad pertengahan lebih unggul dan canggih jika dibandingkan dengan Eropa Barat. Kenyataan ini diperkuat bahwa Spanyol pada masa tersebut adalah saluran utama melalui mana kebudayaan dan teknologi Muslim mengalir ke Eropa (dalam Triyuwono, 2006 : 155). Triyuwono dalam Muhammad (2005 : 148) menyatakan bahwa sampai pada tahun 1970-an, akuntansi dianggap sebagai praktik yang bebas nilai (value free). Sifat akuntansi yang bebas nilai merupakan ciri bahwa akuntansi merupakan pandangan keilmuan yang cenderung berpikir logonsentrisme, yaitu sistem pola berpikir yang mengklaim adanya legimitasi dengan referensi kebenaran universal dan eksternal (Rosenau dalam Triyuwono, 2006 : 121). Karakteristik logosentrisme juga tampak pada aspek praksis akuntansi, yakni bentuk standar dan praktik akuntansi yang harus berlaku secara universal, Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
khususnya pada sudut pandang internasional. Penerapan wacana harmonization of accounting pada international accounting membuktikan hal tersebut. Terdapat beberapa pihak yang berbeda pendapat dengan konsep yang baru saja dikemukakan, yakni yang kontra terhadap universalitas akuntansi internasional. Pihak – pihak berikut berpendapat bahwa akuntansi sangat dipengaruhi oleh kultur masyarakat (Hofstede 1987; Gray 1988; Perera 1989; Riahi – Belkaoui dan Picur 1991), sistem ekonomi (Abdel – Magid 1981; Bailey 1988), sistem politik (Solomons 1978, 1983; Tinker 1984; O’leary 1985; Daley & Mueller 1989), atau sistem sosial (Gambling 1974; Burchell et al. 1985) (dalam Triyuwono, 2006 : 123). Partaonan dan Maratua (2005) menyatakan bahwa secara sepintas konvergensi antara ilmu pengetahuan dan agama tidak akan dapat terjadi. Hal ini disebabkan ilmu pengetahuan memandang segala sesuatu dengan sifat empiris, kalkulatif dan verifikatif, positivistik dan rasional sedangkan agama memandang segala
sesuatu
dengan
sifat
metafisis,
intuitif
dan
moral.
Mencoba
mempertemukan kedua aspek ini ( agama dan ilmu pengetahuan ) berarti mencoba untuk mempertemukan sesuatu yang bersifat konkrit dan abstrak pada saat yang sama. Padahal dalam kenyataannya, sekumpulan teori tidak murni lahir dari eksperimen deduktif, melainkan ditopang dengan asumsi metafisik ilmuwan yang memberi pengaruh cukup luas dalam perkembangan dan juga interpretasi teori tersebut. Pernyataan ini juga berlaku pada akuntansi karena asumsi yang menyatakan bahwa akuntansi adalah ilmu pengetahuan dan praktik yang bebas Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
nilai, akuntansi konvensional terlalu menghamba pada kepentingan stockholder, sehingga menyebabkan sejumlah skandal – skandal keuangan pada berbagai perusahaan yang melibatkan akuntansi. Setiawan (2006) menyatakan bahwa krisis keuangan internasional yang terjadi sepanjang dua dekade terakhir menimbulkan
kesadaran
akan
reformasi
arsitektur
keuangan,
sehingga
memberikan peluang pada sistem keuangan Islam. Penyebab terjadinya krisis keuangan pada abad ke 20 adalah bunga bank. Sistem akuntansi Indonesia yang sekian lama berlaku di Indonesia juga tidak luput dari skandal karena praktik akuntansi di Indonesia juga berasal dari Amerika Serikat secara langsung atau diadopsi dari Amerika Serikat. Fenomena ini menimbulkan kemunculan sistem syariah di Indonesia yang dimulai dari sistem perbankan. Permulaan ini ditandai dengan pendirian Bank Muamalat, sehingga menyebabkan seolah – olah terjadi kemunculan kembali sistem ekonomi syariah yang telah lama terkubur ketika renaissance terjadi. Seiring dengan perkembangan ekonomi syariah yang dimotori oleh perbankan syariah, maka wacana untuk mengembangkan ekonomi islam sebagai alternatif sistem ekonomi kapitalis dan sosialis dapat direkonstruksi menjadi tujuan utama, bukan hanya sebagai alternatif.
2.
Perbankan Syariah di Indonesia Jika dibandingkan dengan negara lain, respon Indonesia sebagai negara
dengan penduduk muslim terbesar di dunia sangat terlambat. Wacana pembentukan sistem ekonomi syariah mungkin telah didengungkan pada awal Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
tahun 1980 (lihat Kasmir, 2008 : 188) sebagai alternatif sistem ekonomi kapitalis. Namun tindakan yang dilakukan untuk membentuk sistem ekonomi tersebut serta membawa sistem ekonomi syariah ke dalam tatanan praktis tidak mendapat kemajuan yang berarti. Keterlambatan Indonesia dalam membangun ekonomi syariah dapat disimpulkan dengan melihat komparasi antar negara yang telah lebih dahulu mendirikan lembaga keuangan syariah antara lain Mesir (1963, Islamic Ghmar Bank), Uni Kasmirat Arab (1975, Dubai Islamic Bank), Kuwait (1977, Kuwait Finance House), Siprus (1983, Faisal Islamic Bank of Kibris), Malaysia (1983, Bank Islam Malaysia Berhad), dan Turki (1984, Daar al-Maal al-Islami & Faisal Finance Institution) (lihat Kasmir, 2008 : 188). Perkembangan lembaga keuangan syariah di luar Indonesia sangat pesat, sampai memasuki negara – negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Swiss, Australia dan lain – lain (lihat Triyuwono 2006, : 17-18; Setiawan, 2006; Kasmir, 2008 : 189). Kerangka pembentukan ekonomi syariah dalam tatanan praktis tidak disangkal bukan hanya terbatas pada perbankan syariah. Hal ini sesuai dengan pendapat Triyuwono yang menyatakan bahwa pemikiran akuntansi syariah tidak hanya terbatas pada praktik perbankan syariah. Namun, mengingat bottleneck yang menghadang sistem ekonomi syariah secara umum, membawa sistem perbankan syariah kepada tatanan praktis adalah pilihan yang paling rasional. Pilihan ini juga didasari atas pengalaman negara lain yang lebih dahulu
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
membangun sistem ekonomi syariah melalui perbankan syariah sebagai motornya. Pembentukan bank syariah yang pertama sekali di Indonesia terjadi lebih kurang sepuluh tahun sejak wacana pembentukan bank syariah dilakukan pada awal tahun 1980. Pendirian bank syariah ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pihak – pihak lain yang mempunyai andil. Prakarsa tersebut berhasil membentuk PT. Bank Muamalat Indonesia yang ditandatangani pada 1 November 1991. Mulai saat itu, perbankan syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan sampai saat ini. Saat ini, terdapat tiga Bank Umum Syariah yang beroperasi di Indonesia. Komposisi ini dilengkapi dengan dua puluh delapan (28) Unit Usaha Syariah (UUS) dan seratus tujuh belas (117) Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) sehingga total bank syariah yang beroperasi di Indonesia adalah 146 bank. Penulis menggunakan data perbankan syariah yang terdiri dari tiga Bank Umum Syariah dan dua puluh delapan (28) Unit Usaha Syariah (UUS). Hal ini berarti bahwa Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) tidak termasuk dalam data penelitian.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
B. Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Berikut disajikan statistik secara umum dari data yang digunakan secara keseluruhan: Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
FDR
36
.9514
1.1302
1.040646
.0533802
BOPO
36
.3207
.6426
.512462
.0659102
NPF
36
.0354
.0663
.048982
.0088105
ROE
36
.0204
.2553
.113956
.0642090
Valid N (listwise)
36
Sumber: Pengolahan SPSS Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Melalui analisis statistik deskriptif dapat disimpulkan bahwa: a. jumlah populasi yang digunakan adalah 36, b. variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki nilai minimum 95,14% dan maksimum 113,02% dengan rata – rata nilai 104,06% serta penyimpangan baku sebesar 5,33%, c. variabel Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) memiliki nilai minimum 32,07% dan maksimum 64,26% dengan rata – rata nilai 51,24% serta penyimpangan baku sebesar 6,59%,
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
d. variabel Non Performing Financing (NPF) memiliki nilai minimum 3,54% dan maksimum 6,63% dengan rata – rata nilai 4,89% serta penyimpangan baku sebesar 0,88%, e. variabel Return On Equity (ROE) memiliki nilai minimum 2,04% dan maksimum 25,53% dengan rata – rata nilai 11,39% serta penyimpangan baku sebesar 6,42%. 2. Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dilakukan sebelum penerapan pengujian hipotesis melalui analisis regresi berganda. Pengujian tersebut dilakukan agar data – data yang diteliti memenuhi kriteria Best Linier Unbiased Estimator (BLUE) sehingga dapat menghasilkan parameter penduga yang sahih. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan
meliputi
normalitas,
heteroskedatisitas,
autokorelasi
dan
multikolinearitas (Supramono dan Utami, 2005 : 81). a) Uji normalitas Uji normalitas berguna pada tahap awal dalam analisis data. Pengujian normalitas data adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi yang normal (Erlina dan Mulyani, 2007 : 103). Pengujian normalitas data dapat menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test atau menggunakan kurva persebaran data, dengan menggunakan kriteria jika p-value < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal (Supramono dan Utami, 2004 : 81-82). Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Hasil uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov – Smirnov Test adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
36 a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 .53880416
Absolute
.106
Positive
.106
Negative
-.088
Kolmogorov-Smirnov Z
.637
Asymp. Sig. (2-tailed)
.812
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Pengolahan oleh SPSS, 2008 Pada tabel terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,812, dan di atas nilai signifikan (0,05), dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal. Melalui hasil uji normalitas yang dilakukan, maka dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
b) Uji heteroskedatisitas Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedatisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang bersifat homoskedastisitas. Untuk menguji apakah data penelitian terjadi gejalan heterokedatisitas, maka digunakan pendekatan grafik dengan bantuan aplikasi SPSS 16.0 for windows. Hasil pengujian yang didapat adalah sebagai berikut: Gambar 4.1 Scatter Plot
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Melalui hasil pengujian heteroskedatisitas, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas dan tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejalan keterokedatisitas pada data penelitian, sehingga pengujian asumsi klasik dapat dilanjutkan kepada pengujian – pengujian berikutnya. c) Uji autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi gejala korelasi antara data yang satu dengan data yang lain. Sedangkan Erlina dan Mulyani menyatakan (2007 : 109) bahwa uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat suatu korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya) pada suatu model regresi. Problem autokorelasi terjadi muncul disebabkan karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Untuk menguji apakah terdapat gejalan problem autokorelasi dalam data penelitian, maka dapat digunakan Durbin-Watson Test, dengan kriteria jika nilai Durbin Watson ≤ 2 maka tidak terdapat gejala autokorelasi (Supramono dan Utami, 2004: 82) Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin-Watson Test dapat dilihat sebagai berikut:
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Tabel 4.3 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model 1
R
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
.578a
.334
.272
Durbin-Watson
.56349
.943
a. Predictors: (Constant), LnNPF, LnFDR, LnBOPO b. Dependent Variable: LnROE
Melalui hasil perhitungan Durbin-Watson Test dihasilkan angka 0,94 sehingga tidak terdapat gejala autokorelasi, dengan menggunakan kriteria bahwa hasil Durbin-Watson Test < 2. Maka dengan demikian, disimpulkan bahwa tidak terjadi problem autokorelasi. d) Uji multikolinearitas Multikolinearitas merupakan kondisi terjadinya eksistensi korelasi variabel – variabel bebas (independent variable). Keadaan tersebut dapat dikatakan bahwa variabel – variabel bebas tersebut tidak ortogonal. Variabel yang bersifat orotogonal merupakan kondisi dengan variabel – variabel bebas tidak memiliki nilai korelasi di antara sesamanya. Jika terjadi korelasi sempurna di antara sesama variabel bebas, maka koefisien – koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Untuk
menguji
apakah
pada
model
regresi
terdapat
problem
multikolinearitas, maka dapat dilihat pada nilai tolerance dan Variance Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Inflation Factor (VIF) (Supramono & Utami, 2004 : 83 dan Erlina & Mulyani, 2007 : 107). Kriteria yang digunakan adalah jika nilai tolerance < 0,1 dan VIF > 10, maka disimpulkan bahwa pada model regresi tersebut terdapat problem multikolonearitas (Ghozali, 2005 : 91-92 dan Hair dkk dalam Supramono & Utami, 2004 : 82). Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Coefficients
Std. Error
(Constant)
-.027
2.107
LnFDR
6.772
1.926
LnBOPO
-.809
LnNPF
1.035
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
-.013
.990
.524
3.516
.001
.935
1.069
.765
-.167
-1.058
.298
.836
1.197
.613
.275
1.688
.101
.786
1.272
a. Dependent Variable: LnROE
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Melalui tabel 4.5 dapat dilihat bahwa semua variabel bebas memenuhi kriteria
yang
menjurus
VIF
kepada
keadaan
tidak
terdapat
problem
multikolinearitas pada model regresi. Kesimpulan tersebut dapat diambil dengan melihat pada hasil uji multikolinearitas bahwa seluruh variabel bebas memiliki nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10. Hubungan antara
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
nilai tolerance dan VIF dapat dijelaskan dengan hubungan yang berbanding terbalik (lihat Ghozali, 2005 : 91-92).
3.
Pengujian Hipotesis Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresis berganda.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan aplikasi SPSS, maka didapat hasil sebagai berikut: Keratan Hubungan Tabel 4.5 Hasil Pengujian Hipotesis
Model Summaryb
Model 1
R
R Square
.578a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.334
.272
.56349
a. Predictors: (Constant), LnNPF, LnFDR, LnBOPO b. Dependent Variable: LnROE
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Pada model summary di atas, dapat dilihat hasil analisa regresi secara keseluruhan menunjukkan nilai R sebesar 0,578 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara Return On Equity (ROE) Terhadap Total Bank (variabel terikat) dengan FDR, BOPO dan NPF (variabel bebas) mempunyai hubungan yang cukup kuat yaitu sebesar 57,8%. Hubungan tersebut dikatakan kuat karena nilai tersebut lebih besar dari pada 0,5 (50%). Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Melalui tabel yang digunakan Nova (2008) dapat diambil kesimpulan bahwa dengan nilai R sebesar 0,578 hubungan antara ROE sebagai variabel terkikat dengan FDR, BOPO dan NPF sebagai variabel bebas merupakan hubungan yang cukup erat. Tabel yang digunakan Nova dalam menilai hubungan antara variabel terikat dan bebas penulis lampirkan pada lampiran penelitian ini. Nilai R Square atau koefisien determinasi adalah sebesar 0,578. Angka ini mengindikasikan bahwa ROE (variabel terikat) mampu dijelaskan oleh FDR, BOPO dan NPF (variabel independen) sebesar 33,4% sedangkan selebihnya sebesar 66.6% (100% - 33,4%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain yang tidak dijelaskan pada penelitian ini. Nilai Standard Error of the Estimate (SEE) sebesar 0,56349. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik, maka model regresi layak digunakan. Selanjutnya pengujian hipotesisis secara statistik dilakukan dengan menggunakan: (a) Uji t (t-test) Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel – variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial (individu). Dalam uji t digunakan hipotesis sebagai berikut: H0: b1,b2,b3 = 0, berarti bahwa FDR, BOPO dan NPF secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan perbankan syariah di Indonesia.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Ha: b1,b2,b3 ≠ 0, artinya FDR, BOPO dan NPF secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: H0 diterima jika t hitung < t tabel untuk α = 5% Ha diterima jika t hitung > t tabel untuk α = 5% Tabel 4.6 Uji Statistik t
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
-.027
2.107
LnFDR
6.772
1.926
LnBOPO
-.809
LnNPF
1.035
Coefficients Beta
t
Sig. -.013
.990
.524
3.516
.001
.765
-.167
-1.058
.298
.613
.275
1.688
.101
a. Dependent Variable: LnROE
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Hasil pengujian statistik t pada Tabel 4.6 dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR, X1) terhadap ROE: o nilai t hitung = 3,516 menunjukkan bahwa peningkatan FDR secara umum akan meningkatkan ROE,
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
o untuk nilai t tabel, dimana level of significance (α) = 0,05 (5%) dan derajat kebebasan (df) = (n – k) atau (36 – 3), maka dengan menggunakan fungsi TINV di Microsoft Excel, diperoleh t tabel untuk TINV (0.05,33) adalah sebesar 2,042, o nilai t hitung < t tabel (3,516 > 2,042), berarti Ha diterima, bahwa peningkatan dalam FDR berpengaruh secara signifikan terhadap ROE pada tingkat kepercayaan 95%. (2) Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO, X2) terhadap Return On Equity: •
nilai t hitung = -1,058 menunjukkan bahwa peningkatan BOPO secara umum akan menurunkan ROE,
•
untuk nilai t tabel, dimana level of significance (α) = 0,05 (5%) dan derajat kebebasan (df) = (n – k) atau (36 – 3), maka dengan menggunakan fungsi TINV di Microsoft Excel, diperoleh t tabel untuk TINV (0.05,33) adalah sebesar 2,042,
•
nilai t hitung < t tabel (-1,058 < 2,042), berarti H0 diterima, bahwa peningkatan dalam BOPO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROE pada tingkat kepercayaan 95%.
(3) Pengaruh Non Performing Financing (NPF, X3) terhadap Return On Equity (ROE):
nilai t hitung = 1,688 menunjukkan bahwa peningkatan Non Performing Financing (NPF) secara umum akan meningkatkan ROE,
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
untuk nilai t tabel, dimana level of significance (α) = 0,05 (5%) dan derajat kebebasan (df) = (n – k) atau (36 – 3), maka dengan menggunakan fungsi TINV di Microsoft Excel, diperoleh t tabel untuk TINV (0.05,33) adalah sebesar 2,042,
nilai t hitung < t tabel (1,688 < 2,042), berarti H0 diterima, bahwa peningkatan NPF tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROE pada tingkat kepercayaan 95%.
(b)
Uji F (F-Test) Uji F (F-Test) merupakan pengujian yang dilakukan untuk melihat besar
pengaruh variabel bebas (independent variable) secara bersama – sama (simultan) terhadap variabel terikat (dependent variable). Uji F diterapkan dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut: H0:
b1 = b2 = b3 = 0, artinya variabel FDR, BOPO, NPF secara bersama-sama (simultan)
tidak
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Ha: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya variabel FDR, BOPO, NPF secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Penerapan hipotesis yang telah disebutkan pada uji F tersebut dilengkapi dengan kriteria sebagai berikut: H0 diterima jika F hitung < F tabel untuk α = 5% Ha diterima jika F hitung > F tabel untuk α = 5% Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Uji F dilakukan dengan menggunakan uji ANOVA (Analysis of Variance), yaitu disajikan sebagai berikut: Tabel 4.7 Uji Statistik F
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
5.100
3
1.700
Residual
10.161
32
.318
Total
15.261
35
F 5.354
Sig. a
.004
a. Predictors: (Constant), LnNPF, LnFDR, LnBOPO b. Dependent Variable: LnROE
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Melalui uji ANOVA (Analysis of Variance), didapat F hitung sebesar 5,354. Hasil perhitungan uji F tersebut akan dibandingkan dengan F tabel untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama – sama (simultan). Nilai F tabel dapat diperoleh dengan menggunakan fungsi FINV pada Microsoft Excel, dengan formula FINV (0.05,5,32) sehingga didapatkan hasil 2,51. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih besar dari pada F tabel (5,354 > 2,51). Hal ini berarti Ha diterima, bahwa secara bersama-sama (simultan) seluruh variabel bebas yang terdiri dari FDR, BOPO dan NPF berpengaruh terhadap ROE secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95%.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Hasil analisis regresi dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi a
Coefficients
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
-.027
2.107
LnFDR
6.772
1.926
LnBOPO
-.809
LnNPF
1.035
Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
-.013
.990
.524
3.516
.001
.935
1.069
.765
-.167
-1.058
.298
.836
1.197
.613
.275
1.688
.101
.786
1.272
a. Dependent Variable: LnROE
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Berdasarkan tabel koefisien regresi di atas, pada kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: LN_Y = – 0,027 + 6,772 LN_X1 – 0,809 LN_X2 + 1,035 LN_X3 Keterangan : LN_Y = Return On Equity (ROE) yang telah ditransformasi. LN_X1 = Financing to Deposit Ratio (FDR) yang telah ditransformasi. LN_X2 = Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang telah ditransformasi. LN_X3 = Non Performing Financing (NPF) yang telah ditransformasi. . Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Kolom Unstandardized Coefficients, diperoleh nilai a, b1, b2 dan b3 dijelaskan sebagai berikut: Nilai B Constant (a) = –0,027; nilai konstanta ini menunjukkan bahwa jika seluruh variabel bebas (FDR, BOPO dan NPF) diabaikan, maka Return On Equity (ROE) akan mengalami penurunan sebesar 0,027 (2,7%). Nilai b1 = 6,772; dimana nilai anti-LN b1 = 7,772; koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) meningkat 100%, maka Return On Equity (ROE) akan menjadi sebesar 7,772 atau 777,2% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap (X2 dan X3 = 0) atau cateris paribus. Nilai b2 = -0,809; dimana nilai anti-LN b2 = 0,191; koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap variabel Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) meningkat 100%, maka Return On Equity (ROE) akan menjadi sebesar 0,191 atau 19,1% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap (X1 dan X3 = 0) atau cateris paribus. Nilai b3 = 1,035; dimana nilai anti-LN b3 = 2,035; koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap variabel Non Performing Financing (NPF) meningkat 100%, maka nilai Return On Equity (ROE) akan menjadi sebesar 2,035 atau 203,5% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap (X1 dan X2 = 0) atau cateris paribus.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah FDR, BOPO dan NPF
memiliki pengaruh terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Dalam hal ini, Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing Financing (NPF) yang bertindak sebagai variabel bebas. Profitabilitas perbankan syariah diukur dengan Return On Equity (ROE), yang bertindak sebagai variabel terikat. Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Secara parsial, penelitian ini menunjukkan bahwa hanya variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) yang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia pada tingkat kepercayaan 95%. Variabel bebas lainnya (BOPO dan NPF) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan perbankan syariah secara parsial.
2.
Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing Financing (NPF) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Hal ini
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
mengindikasikan bahwa H0 ditolak, dan Ha sebagai hipotesis alternatif diterima.
B.
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini mengandung beberapa kelemahan yang diharapkan untuk
disempurnakan pada penelitian – penelitian selanjutnya. Kelemahan – kelemahan yang dimaksud yaitu: 1.
Rasio yang digunakan sebagai variabel bebas untuk mengukur profitabilitas (ROE) hanya menggunakan tiga ratio keuangan, sehingga tidak banyak rasio yang mewakili variabel tersebut.
2.
Bank memiliki sangat banyak rasio yang dapat menjadi faktor kinerja keuangan, dimana pada penelitian ini hanya dipakai rasio profitabilitas sebagai faktor kinerja keuangan.
3.
Identifikasi terhadap profitabilitas perbankan syariah secara umum dapat diukur dengan menggunakan dua rasio, yaitu Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) tetapi dalam penelitian ini hanya menggunakan Return On Equity (ROE) sebagai tolak ukur untuk menilai profitabilitas.
C.
Saran Dengan pengungkapan keterbatasan pada penelitian ini, maka penulis dapat
mengemukakan beberapa saran, yaitu:
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
1.
Profitabilitas (ROE) dapat dipengaruhi oleh banyak variabel bebas, sehingga pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel bebas yang dianggap dapat mempengaruhi ROE.
2.
Rasio – rasio keuangan yang mengukur kinerja bank direpresentasikan melalui rasio yang mengukur kesehatan bank. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menggunakan rasio – rasio utama yang dianjurkan oleh Bank Indonesia, sembari menemukan alat ukur kinerja yang baru.
3.
Peneliti – peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat menambah variabel yang menjadi tolak ukur profitabilitas perbankan syariah, sehingga variabel yang dapat digunakan sebagai profitabilitas perbankan syariah juga berkembang.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Burhanuddin, 2003. Refleksi dan Arah Pengembangan Industri Perbankan Syariah Indonesia Tahun 2004. Seminar Akhir Tahun Perbankan Syariah, Jakarta. Daulay, Saleh Partaonan dan Maratua Siregar, 2005. Kloning Dalam Perspektif Islam: Mencari Formulasi Ideal Relasi Sains dan Agama. Penerbit Teraju, Jakarta. Dendawijaya, Lukman, 2001. Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia : Jakarta. Erlina, dan Mulyani, Sri, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen, Penerbit USU Press, Medan. Gibson, Charles H., 2001. Financial Reporting & Analysis: Using Fiancial Accounting Information 8th edition. South – Western College Publishing: Cincinnati. Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gozali, Imam, 2007. Pengaruh Capital Adequacy ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri. Universitas Islam Indonesia Fakultas Ekomoni Yogyakarta. Gunawan, 1999. “Perbankan Syariah Indonesia Menuju Millenium Baru Suatu Tinjauan Pengembangan, Pengawasan, dan Prospek”. Buletin Ekonomi Moneter Perbankan, Volume 2 Nomor 3, Desember 1999. Harahap, Sofyan Safri, 2007. Krisis Akuntansi Kapitalis dan Peluang Akuntansi Syariah. Penerbit Pustaka Quantum, Jakarta.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Haridh, Iqbal, 2008. Analisis pengaruh Kinerja Perbankan Syariah Terhadap Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia. Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi Medan. Haryati, Sri, 2006. “Studi Tentang Model Prediksi Tingkat Kesehatan Bank Umum Swasta Nasional”. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi Ventura, Volume 9 Nomor 3 Desember 2006. Jurusan Akuntansi, 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan. Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan. Salemba Empat, Jakarta. , 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 59 Tentang Akuntansi Perbankan Syariah. Salemba Empat, Jakarta. Karim, Adiwarman Azwar, 2006. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Edisi Ketiga. Rajawali Pers, Jakarta. Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi. Penerbit PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta. Leeguer, Endry, 2008. Pengaruh Aktiva Produktif Terhadap Tingkat Rentabilitas pada Bank – Bank yang Terdapat di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi Medan. Muhammad, 2005. Pengantar Akuntansi Syariah, Edisi 2. Salemba Empat, Jakarta. Nasution, Arfian Zuhri, 2008. Peranan Rasio Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan. Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi Medan. Octaviana, Citra, 2007. “Potret Perbankan Syariah di Indonesia”. Buletin Ekonomika dan Bisnis Islam, Edisi IV/VII. Laboratorium Ekonomika dan Bisnis Islam (LEBI) FEB UGM. Pemerintah Republik Indonesia, 1998. Undang – Undang Perbankan. Jakarta.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Robinson, Thomas R., Paul Munter & Julia Grant. 2004. Financial Statement Analysis: A Global Perspective. Pearson Education International: New Jersey. Sasmitasiwi, Banoon dan Malik Cahyadin, 2007. “Prediksi Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2008”. Paper Simposium Riset Ekonomi III ISEI Cabang Surabaya, Universitas Kristen Petra Surabaya. Sei Susilo dkk, 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta. Setiawan, Aziz Budi, 2006. “Perbankan Syariah; Challenges dan Opportunity Untuk Pengembangan di Indonesia”. Paper pada Jurnal Kordinat, Volume VIII Nomor 1 Sholahuddin, 2007. Asas – Asas Ekonomi Islam. Rajawali Pers, Jakarta. Supramono dan Intyas Utami, 2004. Desain Proposal Penelitian Akuntansi dan Keuangan. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Tim Informasi Hukum, Direktorat Hukum, Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. . Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbS Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. . Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbS Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Tim Informasi Perbankan Syariah, Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia. Statisitik Perbankan Syariah Januari 2006 s/d Desember 2008. Triyuwono, Iwan, 2006. Perspektif, Metodologi, dan Teori Akuntansi Syariah. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Wiyono, Slamet, 2005. Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Berdasar PSAK dan PAPSI. Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Yusananta, Ryan, 2007. Pengaruh Perubahan Rasio Profitabilitas dan Rasio Hutang Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Jasa Keuangan Yang Terdaftar Di BEJ. Universitas Gadjah Mada Program Pasca Sarjana. Zubeirsyah, dan Nurhayati Lubis, 2004. Bahasa Indonesia dan Teknik Penyusunan Karangan Ilmiah. Penerbit USU Press, Medan.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
LAMPIRAN
no
bulan
tahun
FDR%
BOPO%
NPF%
ROE%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
January February March April May June July August September October November December January February March April May June July August September October November December January February March April May June July August September October November December
2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008
0.99387 1.033227 1.069622 1.092244 1.096759 1.105241 1.12229 1.11285 1.093852 1.065332 1.053975 0.989006 0.985574 0.971904 0.951429 0.970278 0.97118 1.01122 1.019602 1.057029 1.036847 1.026515 1.034689 0.997595 0.978732 0.97605 1.002607 0.998642 1.018541 1.031806 1.069668 1.130196 1.122496 1.116643 1.119304 1.036438
0.64264 0.642301 0.531938 0.578578 0.565445 0.4739 0.505007 0.607228 0.467336 0.557644 0.320667 0.470479 0.367082 0.428454 0.451487 0.517057 0.528781 0.517474 0.515313 0.475811 0.480934 0.482967 0.488484 0.497857 0.630724 0.559198 0.54773 0.548121 0.496534 0.494685 0.49117 0.500997 0.498687 0.497149 0.528026 0.540764
0.035374 0.03972 0.042735 0.039851 0.041945 0.04226 0.047069 0.050846 0.051258 0.050749 0.052369 0.047504 0.051715 0.055367 0.057342 0.061385 0.061711 0.061969 0.06577 0.066294 0.06263 0.062282 0.056551 0.040481 0.041758 0.041613 0.041745 0.043892 0.049427 0.042274 0.041748 0.040408 0.041238 0.044904 0.049652 0.039499
0.020446 0.041043 0.052372 0.044921 0.060995 0.071452 0.085929 0.094431 0.108598 0.109397 0.123345 0.134846 0.02735 0.041729 0.057851 0.07213 0.087307 0.110465 0.127485 0.139096 0.150082 0.163626 0.173325 0.1801 0.025241 0.05211 0.069965 0.087328 0.146442 0.173844 0.199672 0.212216 0.238096 0.255265 0.226071 0.137844
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
FDR
36
.9514
1.1302
1.040646
.0533802
BOPO
36
.3207
.6426
.512462
.0659102
NPF
36
.0354
.0663
.048982
.0088105
ROE
36
.0204
.2553
.113956
.0642090
Valid N (listwise)
36
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa
36 Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 .53880416
Absolute
.106
Positive
.106
Negative
-.088
Kolmogorov-Smirnov Z
.637
Asymp. Sig. (2-tailed)
.812
a. Test distribution is Normal.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
b
Model Summary
Std. Error of the Model
R
R Square .578a
1
Adjusted R Square
.334
Estimate
.272
Durbin-Watson
.56349
.943
a. Predictors: (Constant), LnNPF, LnFDR, LnBOPO b. Dependent Variable: LnROE
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
-.027
2.107
LnFDR
6.772
1.926
LnBOPO
-.809
LnNPF
1.035
Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
-.013
.990
.524
3.516
.001
.935
1.069
.765
-.167
-1.058
.298
.836
1.197
.613
.275
1.688
.101
.786
1.272
a. Dependent Variable: LnROE
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.
Model Summaryb Std. Error of the Model
R
R Square .578a
1
Adjusted R Square
.334
Estimate
.272
.56349
a. Predictors: (Constant), LnNPF, LnFDR, LnBOPO b. Dependent Variable: LnROE
ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
5.100
3
1.700
Residual
10.161
32
.318
Total
15.261
35
F 5.354
Sig. .004a
a. Predictors: (Constant), LnNPF, LnFDR, LnBOPO b. Dependent Variable: LnROE
Tabel Interpretasi Nilai R Nilai R Interpretasi 0 - 0.19 Sangat Tidak Erat 0.2 - 0.39 Tidak Erat 0.4 - 0.59 Cukup Erat 0.6 - 0.79 Erat 0.8 - 0.99 Sangat Erat
Dina Rizkiah Hutasuhut : Pengaruh FDR, BOPO Dan NPF Terhadap Profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah Di Indonesia, 2010.