PENGARUH DPK, FDR DAN NPF TERHADAP PERTUMBUHAN ASET BANK UMUM SYARIAH (BUS) DI INDONESIA TAHUN 2010-2014
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
ZAKARIA ARRAZY NIM 1111046100002
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M /1437 H
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1.
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta,`
Zakaria Arrazy
ii
Desember 2015
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan kewajiban studinya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW. beserta para keluarga dan sahabatnya. Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak tangan yang terulur memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan terima kasih atas segala kepedulian mereka yang telah memberikan bantuan, baik berupa sapaan moril, kritik, masukan, dorongan semangat, dukungan finansial maupun sumbangan pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak A.M. Hasan Ali, M.A., selaku ketua Pogram Studi Muamalat (Hukum Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Bapak H. Abdurrauf, Lc., M.A., selaku sekretris Program Studi Muamalat (Hukum Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Bapak Prof.Dr.H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan masukan saran mengenai proposal penelitian skripsi
iv
5.
Bapak Rizqon Halal Syah Aji, M. Si dan Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, SE, MM. selaku penguji pada sidang skripsi yang telah membantu saya dalam mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam penelitian saya.
6.
Bapak Edi Setiadi S.E, M.M, selaku pembimbing skripsi yang telah banyak membantu meluangkan waktu, pikiran dan tenaga serta kesabarannya untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan nasihat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7.
Seluruh dosen serta civitas akademika Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis.
8.
Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, serta Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. 9.
Kedua orang tua penulis, yaitu Bapak Edi Suparman dan Ibu Maryanah, yang telah memberikan banyak motivasi bagi penulis untuk secepatnya menyelesaikan skripsi ini. Setiap pesan dan nasihat yang disampaikan selalu memberikan inspirasi serta motivasi bagi penulis. Tak lupa juga, kakak penulis yang merupakan anugerah yang telah Allah SWT. berikan, yaitu Nurlaily Varkhania dan Farrah Rosdiana Laila.
10. Sahabat-sahabat seperjuangan yang selalu menginspirasi, mendukung, memotivasi dan menghibur untuk segera menyelesaikan skripsi ini, yaitu Imam Syuhada, Muhtar Nasir Apandi dan Mumin Billah.
v
11. Sahabat-sahabat Anasti yang selalu mendukung dan memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini, yaitu Achmad, Izul, Latif, Firdaus , Nuril, Aufar , Akiko, Ramadan dan sahabat lainnya dari PS A 2011. 12. Untuk Laskar Lisensi (Lingkar Studi Ekonomi Syariah) , baik kakak-kakak, adik-adik dan teman teman seperjuangan yang tak dapat saya sebutkan satupersatu. 13. Teman-teman seperjuangan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya mahasiswa/i Perbankan Syariah angkatan 2011 yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam skripsi ini. Terima kasih atas semua kenangan yang tidak terlupakan, semoga silaturahim kita dapat tetap terjalin sampai kapanpun. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal dan membalasnya dengan yang lebih baik. Selain itu, penulis akui bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, besar harapan penulis munculnya saran untuk menunjang kesempurnaan atas skripsi ini di waktu mendatang. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan. Aamiin.
Jakarta,
Desember 2015
Zakaria Arrazy
vi
ABSTRACT The purpose of this research is to test the influence of the variable Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Debt Ratio (FDR), dan Non-Performing Financing (NPF) terhadap Grows Asset (PA) .The result of this research could give contributions to banking managers in keeping its banking performance. Methodology research as the sample used purposive sampling with criteria as Listed Islamic General Banking on Bank Indonesia that is published in annual report of Islamic Banking on 2014 and provide financial report during period 2010 through 2014. Data that used on this research were panel data of sample Islamic Bank that acquired from criteria. Sample was acquired 7 Islamic Bank with 19 quarterly period and 133 data. Data analysis with multiple linear regression of ordinary least square with weighted and Cross-section SUR (Seemingly Unrelated Regression) adjusted. Hypotheses test used tstatistic and Fstatistic at level significance 5%, a classic assumption examination which consist of data normality test, multicollinearity test, heteroscedasticity test and autocorrelation test is also being done to test the hypotheses. The results showed that the DPK, FDR and NPLs simultaneously significant effect on the PA with a probability value of each is less than 0.05 at while DPK, FDR and NPF partially significant effect on the PA at Islamic banks in Indonesia period 2010- 2014, with a probability value of each is less than 0.05. The coefficient of determination shows that the regression model of 35.3% PA variable change caused by the four variables studied, while the remaining 64.7% is influenced by other factors not included in the research model. The results showed that the DPK, FDR and NPF simultaneously significant effect on the PA with a probability value of each is less than 0.05 at while DPK, FDR and NPF partially significant effect on the PA at Islamic banks in Indonesia period 20102014, with a probability value of each is less than 0.05. The coefficient of determination shows that the regression model of 35.3% PA variable change caused by the four variables studied, while the remaining 64.7% is influenced by other factors not included in the research model. Keyword : DPK, FDR, NPF dan PA
vii
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Debt Ratio (FDR), dan Non-Performing Financing (NPF) terhadap Pertumbuhan Aset (PA) . Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015. Teknik Sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria Bank Umum Syariah yang sudah terdaftar di Bank Indonesia berdasarkan statistik perbankan syariah yang dipublikasikan Bank Indonesia per-Desember 2014 dan mempublikasikan laporan keuangan triwulan selama periode 2010-2014. Data yang digunakan adalah data panel dari sampel bank yang memenuhi kriteria tersebut. Diperoleh jumlah sampel sebanyak 7 bank syariah dengan periode sebanyak 19 periode triwulan sehingga didapatkan 133 data. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda berbobot dengan penyesuaian Cross-section SUR (Seemingly Unrelated Regression) dilengkapi uji asumsi klasik normalitas, multikolinearitas, heterokedastisitas dan autokorelasi untuk mendapat model estimasi yang tidak bias. Hipotesis diuji menggunakan t-statistik untuk menguji keberartian koefisien regresi secara parsial serta F-statistik untuk menguji keberartian koefisien regresi secara bersama-sama pada tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa DPK, FDR dan NPF secara simultan berpengaruh signifikan terhadap PA dengan nilai probabilitas masingmasing lebih kecil dari 0,05 pada sedangkan DPK, FDR dan NPF secara parsial berpengaruh signifikan terhadap PA pada bank umum syariah di Indonesia periode 2010-2014 dengan nilai probabilitas masing-masing lebih kecil dari 0,05. Koefisien determinasi menunjukkan bahwa dalam model regresi sebesar 35,3% perubahan variabel PA disebabkan oleh keempat variabel yang diteliti, sedangkan sisanya 64,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Kata Kunci : DPK, FDR, NPF dan PA
viii
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................................. i LEMBAR PERNYATAAN................................................................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... iii KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iv ABSTRACT ...................................................................................................................... vii DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ix DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xi DAFTAR GRAFIK .......................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1 A. Latar Belakang........................................................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................................................... 10 1.
Pembatasan Masalah ............................................................................................ 10
2.
Perumusan Masalah ............................................................................................. 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................................ 11 D. Sistematika Penulisan .............................................................................................. 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 14 A. Pertumbuhan Aset ................................................................................................... 14 B. Bank ......................................................................................................................... 17 1.
Pengertian Bank ................................................................................................... 17
2.
Bank Umum Syariah ............................................................................................ 22
C. Dana Pihak Ketiga (DPK) ....................................................................................... 25 1.
Giro ...................................................................................................................... 25
2.
Tabungan ............................................................................................................. 27
3.
Deposito ............................................................................................................... 29
D. Financing To Deposit Ratio (FDR) ......................................................................... 32 E. Non Performing Financing (NPF) .......................................................................... 34 F. Penelitian Terdahulu ................................................................................................ 36
ix
G. Kerangka Konsep .................................................................................................... 41 H. Hipotesis .................................................................................................................. 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 43 A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................................... 43 B. Metode Penentuan Sampel ...................................................................................... 43 C. Metode Pengumpulan Data ..................................................................................... 45 D. Definisi Operasional Variabel ................................................................................. 46 E. Teknik Analisis Data ............................................................................................... 50 1.
Statistik Deskriptif ............................................................................................... 50
2.
Penentuan Model Regresi .................................................................................... 51
3.
Uji Asumsi Klasik................................................................................................ 55
4.
Analisis Regresi Berganda ................................................................................... 59
5.
Uji Hipotesis ........................................................................................................ 60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 64 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................ 64 B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ........................................................................... 67 1.
Hasil Uji Statistik Deskripsi ................................................................................ 67
2.
Penentuan Model Regresi Data Panel .................................................................. 71
3.
Hasil Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 74
4.
Hasil Uji Hipotesis ............................................................................................... 80
BAB V PENUTUP ............................................................................................................ 89 A. Kesimpulan .............................................................................................................. 89 B. Saran ........................................................................................................................ 90 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 92 LAMPIRAN ...................................................................................................................... 95
x
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 39 Tabel 3.1 Daftar Sample Penelitian ............................................................................ 44 Tabel 4.1 Daftar Sample Penelitian ............................................................................ 66 Tabel 4.2 Proses Seleksi Sampel................................................................................. 66 Tabel 4.3 Statistik Deskriptif ...................................................................................... 68 Tabel 4.4 Chow Test.................................................................................................... 72 Tabel 4.5 Hausman Test. ............................................................................................. 73 Tabel 4.6 Test Normalitas Jarque-Bera . .................................................................... 75 Tabel 4.7 Korelasi Variabel Independen ..................................................................... 76 Tabel 4.8 Uji Park ...................................................................................................... 77 Tabel 4.9 Uji Durbin-Watson..................................................................................... 78 Tabel 4.10 Hail Regresi Linear Berganda ................................................................... 80 Tabel 4.11 Adjusted R-Square..................................................................................... 82 Tabel 4.12 Uji Statistik t ............................................................................................. 84 Tabel 4.13 Uji F Statistik ............................................................................................ 87
xi
DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah di Indonesia .................................. 2 Grafik 1.2 Sumber Dana Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah ..................... 4 Grafik 1.3 Pertumbuhan DPK Bank Syariah di Indonesia ........................................... 5 Grafik 1.4 Perkembangan FDR Bank Syariah di Indonesia ........................................ 7 Grafik 1.5 Perkembangan NPF Bank Syariah di Indonesia ........................................ 8
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 41
xiii
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak pemerintah mengeluarkan Deregulasi Paket Kebijakan Oktober (Pakto) pada tanggal 27 Oktober 1988 telah menyebabkan perombakan secara mendasar pada industri perbankan. Berdirinya perbankan syariah selanjutnya didukung dengan munculnya UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, dimana
perbankan bagi hasil
diakomodasi. Selanjutnya pemberlakuan UU No. 10 Tahun 1998 serta UU No. 23 Tahun 1999 tentang perubahan UU No. 7 1992 tentang perbankan yang diikuti dengan dikeluarkannya sejumlah ketentuan pelaksanaan dalam bentuk SK direksi BI/Peraturan Bank Indonesia telah memberikan landasan hukum yang lebih kuat dan kesempatan yang lebih luas bagi pengembangan perbankan Syariah di Indonesia. Dimana menurut Undang-Undang tersebut perbankan konvensional diijinkan untuk membuka Unit Usaha Syariah. Dual banking system diberlakukan di Indonesia dengan diterapkannya sistem perbankan konvensional yang berbasis bunga dan sistem perbankan syariah yang berbasis bagi hasil. pada tahun 1991 didirikannya Bank Muamalat Indonesia sebagai awal cikal bakal perbankan Indonesia yang berbasis syariah dan beroperasi tahun 1992. syariah mulai menampakkan perkembangannya, terlebih setelah pada
2
tanggal 16 Desember 2003 MUI mengeluarkan fatwa tentang keharaman bunga bank yang pembukaan
kemudian disusul dengan diberlakukannya kebijakan
layanan
syariah
(office
chaneling)
pada
tahun
2006.
Eksistensi perbankan syariah semakin kukuh dengan dikeluarkannya UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah pada tanggal 16 Juli 2008 yang secara rinci mengatur perbankan syariah di Indonesia. Dan munculnya Gerakan Ekonomi Syariah (GRES) pada tahun 2013.1 Dan selanjutnya mulai terus bermunculannya Lembaga Keuangan Syariah yang salah satunya adalah dalam dunia Perbankan. Grafik 1.1
Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah di Indonesia 60% 50%
47%
49%
40% 36%
35%
30%
34%
33%
24%
20% 10%
3%
0% 2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Growth Asset
Sumber ; BI, Data diolah
1
Anif Punto Utomo, Dua Dekade Ekonomi Syariah: Menuju Kiblat Ekonomi Islam, Gres!, (Jakarta :Publishing Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah, 2014), hal. iv – v
3
Perbankan Syariah di Indonesia mempunyai prospek yang baik setiap tahunnya hal ini dibuktikan dari pertumbuhan kinerja 11 Bank Umum Syariah dengan indikator pertumbuhan asset dari tahun 2007 hingga 2013 sebesar 36%, 35%, 33%, 47%, 49%, 34%, dan 24%.2 Dan berdasarkan Statistik Perbankan Syariah sampai dengan Desember 2014 tercatat hanya sebesar 24,2 persen. Ini jauh di bawah rata-rata pertumbuhan sejak 2007 sampai dengan 2011 yang mampu mencapai 36,1 persen per tahun. Laju pertumbuhan tersebut jauh di atas rata-rata pertumbuhan aset perbankan nasional yang hanya sebesar 16,3 persen per tahun. Untuk itulah industri perbankan syariah mendapat julukan sebagai the fastest growing industry. Namun, sepertinya kemampuan alamiah perbankan syariah untuk tumbuh tinggi mulai menurun. Setelah mampu tumbuh mencapai 47,6 persen dan 49,2 persen pada 2010 dan 2011, laju pertumbuhan aset perbankan syariah menurun menjadi 34,1 persen dan 24,2 persen
pada 2012 dan 2013. Penurunan
pertumbuhan tersebut terus berlanjut pada 201, hingga menyentuh angka 3,4%. Kondisi ini membuat upaya untuk mendorong peningkatan pangsa perbankan syariah terhadap perbankan nasional semakin berat. Sampai dengan April 2014, pangsa perbankan syariah tercatat sebesar 4,88 persen atau sedikit menurun dari pangsa pada akhir 2013 sebesar 4,89 persen. Seiring
dengan
menurunnya
laju
pertumbuhan
aset,
akselerasi
peningkatan pangsa perbankan syariah akan semakin melandai, bahkan 2
Ibid, hal. 88
4
kembali menurun. Perlu perjuangan yang lebih gigih agar pangsa perbankan syariah nasional dapat kembali meningkat secara berkelanjutan. Upaya ini cukup berat karena ibarat mengejar target yang bergerak, sehingga perlu kecepatan yang lebih tinggi. Tantangan yang dihadapi perbankan syariah diperkirakan tidak terkait langsung dengan tekanan eksternal yang bersumber dari depresiasi nilai tukar, penurunan harga komoditas dan penurunan permintaan ekspor mengingat eksposur yang masih terbatas. Namun demikian, tantangan dalam persaingan memperebutkan dana
pihak ketiga tampaknya
cukup mempengaruhi
pertumbuhan perbankan syariah. Hal ini mengingat bank-bank syariah, sebagaimana umumnya bank-bank umum konvensional (BUK) berskala menengah-kecil, sulit mengimbangi daya saing BUK berskala besar dalam menarik likuiditas masyarakat, termasuk dalam kondisi suku bunga yang berada pada tren meningkat mengikuti kenaikan BI rate.3 Grafik 1.2
3
Laporan Perkemabangan Keuangan Syariah tahun 2013. Hal. 2
5
Sumber : statistik perbankan Indonesia Dari grafik 1.2 pada tahun 2013 dijelaskan bahwa sumber dana Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) 88,17 persen didominasi oleh Dana Pihak Ketiga (DPK). Grafik 1.3
Pertumbuhan DPK Bank Syariah di Indonesia 60% 51%
50% 45% 40%
41%
30%
27%
24%
20% 10% 6% 0% 2009
2010
2011
2012
2013
2014
Pertumbuhan DPK
Sumber ; BI, Data diolah
Salah satu penyebab turunnya pertumbuhan aset perbankan saat ini adalah kurangnya penghimpunan Dana Pihak Ketiga. Dengan demikian, kemampuan perbankan syariah dalam penghimpunan DPK sangat menentukan akselerasi pertumbuhan asetnya. Dapat kita lihat pada grafik 1.3, ditunjukkan bahwa pada tahun 2009 – 2011 Dana Pihak Ketiga megalami kenaikan, sedangkan pada tahun 2012 – 2014 Dana Pihak Ketiga mengalami penurunan.
6
Ini dapat kita lihat pada persaingan di pasar pendanaan khususnya dalam memperebutkan dana „murah‟ seperti giro dan tabungan semakin ketat sehingga perbankan syariah yang relatif kecil skala usahanya kembali mengandalkan deposito untuk mengejar target pertumbuhan dana. Namun seiring kenaikan suku bunga dana sebagai respon atas kenaikan BI rate sejak triwulan 2-2013, maka pertumbuhan deposito perbankan syariah juga melambat karena sulit menyaingi BUK besar yang memiliki struktur pendanaan yang lebih fleksibel untuk secara lebih agresif menaikkan suku bunga. Selain itu pada perbankan syariah, return dana pihak ketiga bergantung pada kinerja sektor riil di sisi aset bank, sehingga tidak se-fleksibel BUK yang dapat segera merespon perubahan suku bunga. Selain dari sisi penghimpunan dana, seperti dana pihak ketiga Perlu diperhatikan pula masalah yang menyangkut dengan penyaluran dana dan risiko kreditnya. Pembiayaan merupakan pilihan utama penempatan dana perbankan syariah dibandingkan penempatan lainnya seperti penempatan pada bank lain ataupun surat-surat berharga.
7
Grafik 1.4
Perkembangan FDR Bank Syariah di Indonesia 105,00% 100,00%
100,00%
100,32%
98,64%
95,00% 90,00%
89,70%
89,67%
88,94%
85,00% 80,00% 2009
2010
2011
2012
2013
2014
FDR
Sumber ; BI, Data diolah
Berdasarkan dari grafik di atas, dapat kita lihat bahwa pada tahun 20122014 mengalami kenaikan, terutama pada tahun 2012 yang megalami kenaikan sebesar 11,06% . ini memandakan bank syariah di Indonesia memiliki kebutuhan likuuiditas yang tinggi, karena jumlah FDR yang ikut meningkat. Tingginya FDR bank syariah saat ini meyebabkan tingkat resiko pembiayaan dan risiko likuiditas bank syariah menjadi tinggi. Selain itu penyisihan Penyisihan dan Penghapusan Aktiva Produktif yang harus disediakan bank syariah menjadi tinggi. PPAP yang tinggi ini memperkecil aset bank syariah. Peningkatan FDR pada tahun 2012 dikarenakan pangsa pembiayaan yang mencapai 75,6% pada tahun 2012. Ditengah perlambatan pertumbuhan DPK, pertumbuhan pembiayaan yang tergolong signifikan tersebut menegaskan
8
bahwa fungsi intermediasi perbankan syariah berjalan dengan baik dan tetap fokus kepadasektor riil. Grafik 1.5
Perkembangan NPF Perbankan Syariah di Indonesia 5% 4% 4% 3% 3% 2% 2% 1% 1% 0%
4,04%
4% 3,02% 2,52%
2009
2010
2011
2,62% 2,22%
2012
2013
2014
NPF
Sumber ; BI, Data diolah
Dapat kita lihat dari grafik di atas pada tahun 2012 sampai 2014 NPF mengalami kenaikan mencapai 4.04%. Meskipun pangsa pembiayaan non performing kurang dari 5% atau masih dalam batas yang terkendali, namun pertumbuhannya yang cukup signifikan perlu diperhatikan dan dimitigasi lebih lanjut dalam kerangka manajemen risiko yang lebih komprehensif. NPF (gross) pada beberapa sektor mengalami peningkatan, antara lain NPF sektor pertanian yang mencapai 5,2% dan konstruksi yang mencapai 5,0%. Pada segmen pembiayaan KPR, kualitas pembiayaan masih relatif
9
terjaga dengan rasio NPF sebesar 2,9%.4 Sedangkan NPF pada sector transportasi tercatat masih cukup tinggi yaitu 7,9%. 5 Berdasarkan hal tersebut di atas, rendahnya aset perbankan syariah serta factor-faktor yang mempengaruhinya. Hal ini menyebabkan bank syariah belum
dapat
banyak
memberikan
kontribusi
terhadap
perekonomian
Indonesia. Akibatnya, pertumbuhan perbankan syariah belum menjadi solusi
bagi
permasalahan
perekonomian
nasional
sebagaimana yang
diharapkan. Oleh Karena itu, ini merupakan tantangan terbesar Perbankan Syariah saat ini, untuk mendobrak dan menaikkan kembali pertumbuhan Aset Perbankan Syariah yang saat ini sedang mengalami penurunan. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengajukan proposal penelitian dengan judul : " PENGARUH DPK, FDR DAN NPF TERHADAP PERTUMBUHAN ASET BANK UMUM SYARIAH (BUS) DI INDONESIA TAHUN 2010-2014.”
4 5
Laporan Perkembangan Keuangan Syariah tahun 2013. Hal. 8 ibid. Hal. 11
10
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti pada aspek yang dianalisis agar tidak keluar dari pembahasan, diantaranya: a.
Data yang digunakan merupakan data yang diambil dari Laporan Keuangan
Bank Syariah pada tahun 2010 sampai dengan 2014.
Indikator yang mewakilinya adalah Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Debt Ratio (FDR), dan Non-Performing Financing (NPF). b.
Data Pertumbuhan Aset yang digunakan merupakan data dari Laporan Keuangan Bank Syariah pada tahun 2010 sampai dengan 2014. Indikator yang mewakilinya adalah Total Aktiva.
2. Perumusan Masalah Melalui pembatasan masalah di atas, maka untuk mempermudah penulisan skripsi ini, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: a. Bagaimana pengaruh DPK, FDR dan NPF terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah di Indonesia?
11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris pengaruh DPK, FDR dan NPF terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah dan juga untuk mengetahui: a.
Faktor apa yang berpengaruh terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah di Indonesia ?
b.
Bagaimana arah dari pengaruh DPK, FDR dan NPF terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah di Indonesia. Sehingga dapat disimpulkan saran strategis bagi Bank Syariah untuk
mempertahankan eksistensi, menjaga pertumbuhan aset, dan meminimalisir risiko dalam usahanya mendapat kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya di Bank Syariah. 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat menjawab semua masalah dalam penelitian ini, selain itu diharapkan juga dapat berguna bagi: a.
Dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca maupun peneliti pribadi.
b.
Dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian sejenis dan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada maupun yang akan dilakukan.
12
c.
Dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
tentang
factor-faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan asset pada bank syariah. d.
Membantu memberikan saran dan masukan bagi bank syariah dalam pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang diperoleh untuk merencanakan suatu setrategi baru, sehingga kinerja dan aset dari Bank Syariah di Indoensia mengalami peningkatan.
D. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan disajikan teori terkait Pertumbuhan Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Debt ratio (FDR) dan Non Performing Financing (NPF) Perbankan Syariah. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ruang lingkup penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data, penjelasan mengenai operasional variabel, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.
13
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi data penelitian mengenai pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Debt ratio (FDR) dna Non Performing Financing (NPF) terhadap Pertumbuhan Aset. BAB V : PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran.
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Aset Aset atau aktiva adalah harta atau sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang diharapkan memberikan manfaat usaha dalam operasi perusahaan. Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit. Pengertian aset ini dikemukakan oleh berbagai pihak sebagai berikut : 1. Menurut Accounting Principal Board (APB) Statement (1970:132) dikemukakan bahwa : “kekayaan ekonomi perusahaan termasuk didalam pembebanan yang ditunda yang dinilai dan diakui sesuai prinsip akuntansi yang berlaku.” 2. Financial Accounting Standard Board (FASB) (1985) memberikan definisi sebagai berikut : “aset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang lalu.” 3. Berdasarkan definisi tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa sesuatu dianggap sebagai aset jika di masa yang akan datang dapat diharapkan memberikan net cash inflow yang positif kepada perusahaan. Total aset adalah total dari keseluruhan harta yang dimiliki oleh perusahaan atau lembaga keuangan yang digunakan sebagai penunjang operasional perusahaan atau lembaga keuangan tersebut.
15
Pertumbuhan aset adalah pertumbuhan total aktiva lancar yang ditambah dengan pertumbuhan total aktiva tidak lancar. Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal). Aktiva dibagi dua, yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Adapun yang termasuk
dalam
aktiva lancar adalah
kas, investasi jangka pendek,
piutang wesel, piutang dagang,persediaan, piutang penghasilan atau penghasilan yang masih harus diterima, biaya yang dibayar dimuka. Sedangkan yang termasuk dalam aktiva tidak lancar adalah yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan, seperti investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, beban yang ditangguhkan dan aktiva lain–lain. Menurut Brimigham dan Erhart (2005), perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan bergantung pada dana dari luar perusahaan dikarenakan
dana
dari
dalam
perusahaan
tidak
mencukupi
untuk
mendukung tingkat pertumbuhan yang tinggi. Dengan demikian perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan yang tinggi akan lebih banyak menggunakan
utang sebagai sumber pendanaannya daripada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah.
16
Pertumbuhan aset ini dapat didefinisikan sebagai perubahan atau tingkat pertumbuhan tahunan dari total aset. Assets Growth secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan : PA
= Pertumbuhan Aktiva
TAt
= Total Aktiva periode t
TAt-1
= Total Aktiva untuk periode t-1
Pertumbuhan suatu bank sangat dipengaruhi oleh tingkat kesehatan bank tersebut. Untuk megukur pertumbuhan suatu bank, ada beberapa parameter yang dijadikan sebagai tolak ukur. Bank Indonesia menjadikan tujuh hal sebagai indicator utama perbankan, yaitu : 1. Total Aset, yaitu keseluruhan harta yang dimiliki oleh perbankan. 2. Dana Pihak Ketiga (DPK), dana yang berhasil dihimpun perbankan. 3. Earnig, atau pendapatan perbankan 4. CAR, Capital Adequasy Ratio yaitu persentasi kecukupan modal untuk menutup berbagai resiko, terutama resiko pasar dan resiko pembiayaan. 5. Non Performing Financing/Loan (NPF/NPL), prosentase jumlah kredit/ pembiyaan yang tidak dapat dikemabalikan debitur. 6. Return of Asset (ROA), prosentasi pendapatan terhadap aset perbankan. 7. Financing to Deposit Ratio (FDR)/Loan to Deposit Ratio (LDR) atau rasio
17
pembiayaan terhadap total dana pihak ketiga yang dapat dihimpun (Laporan Pengembangan Perbankan- LPP 2006)6 B. Bank 1. Pengertian Bank Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya
adalah menghimpun dana dari masyarakat
dan
menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.7 Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan prejanjian berdasarkan hukum Islam antara Bank dan pihka lain untuk penyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha , atau kegiatan lainnya yang di nyatakan sesuai dengan syariah. Jadi dapat disimpulkan bahwa, bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Masyarakat kelebihan dana maksudnya adalah masyarakat yang memiliki dana dan akan digunakan untuk investasi di bank. Penyimpanan uang di bank selain aman juga menghasilkan bunga dari uang yang disimpannya. Oleh bank dana simpanan masyarakat ini disalurkan kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana dalam bentuk pinjaman untuk
6
Yuria Pratiwi Cleopatra, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah di Indonesia. Universitas Indonesia, hal 24-25 7 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Cet. 10, (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2012), hal. 3
18
membiayai suatu usaha atau kebutuhan rumah tangga.8 Sebagai perantara keuangan bank akan memperoleh keuntungan dari selisih bunga yang diberikan kepada penyimpan (bunga simpanan) dengan bunga yang diterima dari peminjam (bunga kredit). Keuntungan ini dikenal dengan istilah Spread Based. Jenis keuntungan ini diperoleh dari bank jenis konvensional. Sedangkan bagi bank jenis syariah (muamalah) tidak dikenal istilah bunga, karena bank syariah mengharamkan bunga. Dalam bank syariah keuntungan yang diperoleh dikenal istilah bagi hasil atau Profit Sharing. Disamping keuntungan yang diperoleh dari Spread Based atau dari Profit Sharing, bank juga memperoleh keuntungan dari kegiatan jasa-jasa bank lainnya yang disebut fee based. Dalam Praktiknya bank dibagi dalam beberapa jenis. Jika ditinjau dari segi fungsinya bank dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:9 1. Bank Sentral, merupakan bank yang mengatur berbagai kegiatan yang berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia keuangan di suatu Negara. Di setiap Negara hanya ada satu bank sentral yang dibantu oleh cabangcabangnya. Di Indonesia fungsi bank sentral dipegang oleh Bank Indonesia (BI). Fungsi Bank Indonesia di samping bank sentral adalah sebagai bank sirkulasi, bank to bank dan lender of the last resort.
8 9
Ibid, h. 5 Ibid, h. 8 - 9
19
2. Bank Umum, merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa-jasa perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik masyarakat perorangan maupun lembaga-lembaga lainnya. Bank umum juga dikenal sebagai bank komersil dan dikelompokkan lagi kedalam berbagai jenis. 3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), merupakan bank yang khusus melayani masyarakat kecil di kecamatan dan pedesaan. Jenis produk yang ditawarkan oleh BPR relative lebih sempit jika dibandingkan dengan bank umum, bahkan ada beberapa jenis jasa bank yang tidak dibolehkan diselenggarakan oleh BPR, seperti pembukaan rekening giro dan ikut kliring. Selain itu jenis perbankan dewasa ini jika ditinjau dar berbagai segi antara lain:10 1. Dilihat dari segi kepemilikannya adalah: a. Bank milik Pemerintah, yaitu bank yang modalnya penuh atau sebagian besar milik pemerintah Indonesia, contohnya: BNI, BRI, BTN, dan Bank Mandiri. b. Bank milik swasta nasional, yaitu bank yang modalnya penuh atau sebagian besar milik swasta nasional, contohnya: BCA, Bank Danamon, Bank Lippo, dan Bank Mega. c. Bank milik koperasi, yaitu bank yang modalnya penuh atau sebagian besar milik perusahaan berbadan hokum koperasi, contohnya Bank 10
Ibid, h. 20 - 25
20
Umum Koperasi Indonesia (Bukopin). d. Bank milik asing, yaitu bank yang modalnya penuh atau sebagian besar milik swasta asing atau pemerintah asing, contohnya: America Express Bank, Bank of Tokyo, dan Standard Chartered Bank. e. Bank milik campuran, yaitu bank yang modalnya sebagian milik asing dan sebagian lagi milik swasta campuran 2. Dilihat dari segi statusnya adalah: a. Bank devisa, merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ditentukan oleh Bank Indonesia b. Bank non-devisa, merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa 3. Dilihat dari cara menentukan harga a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional (Barat), yaitu bank yang dalam menentukan harga menggunakan 2 metode, yaitu: 1)
Menetapkan bunga sebagai harga untuk jasa simpan pinjam
2)
Menetapkan biaya-biaya untuk jasa lainnya (Fee Based)
b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah (Islam)11, menurut ensiklopedi Islam, Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya 11
Warkum Sumitro, “Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait: BAMUI, TAKAFUL, dan Pasar Modal Syariah di Indonesia”, Cet. 4, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004, h. 5 -6
21
memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsipprinsip Syariat Islam. Berdasarkan rumusan tersebut, Bank Islam berarti bank yang tata cara beroperasinya didasarkan pada tata cara bermuamalat secara islam, yakni mengacu kepada ketentuan ketentuan Al Quran dan Hadits. Sedangkan pengertian muamalat adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia, baik hubungan pribadi maupun antara perorangan dengan masyarakat. Muamalah ini meliputi bidang kegiatan jual beli (bai‟), bunga (riba), piutang (qoroah), gadai (rahn), memindahkan utang (hawalah), bagi untung dalam perdagangan (qiro‟ah), jaminan (dhomah), persekutuan (syirkah), persewaan dan perburuhan (ijarah). Di dalam operasionalisasinya Bank Islam harus mengikuti dan atau berpedoman kepada praktik-praktik usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah, bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya tetapi tidak dilarang oleh Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha baru sebagai hasil ijtihad para ulama/cendekiawan muslim yang tidak menyimpang dari ketentuan Al Quran dan Hadits. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank syariah adalah sebagai berikut :12 1. 12
Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah) Kasmir, 2012, h. 26
22
2.
Pembiayaan berdasarkan penyertaan modal (musyarakah)
3.
Prinsip jual belli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)
4.
Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah)
5.
Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina) Sedangkan penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank syariah
juga berdasarkan prinsip syariah seperti hawalah, kafalah, dan wakalah. Sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank syariah dasar hukumnya adalah Al Quran dan Hadits. Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank Syariah bunga adalah riba.13 2. Bank Umum Syariah Bank
umum
syariah
adalah
bank
yang
dalam
aktivitasnya
melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan prinip syariah dan melaksanakan kegiatan lalu lintas pembayaran. 14 Perbankan syaria adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan prose dalam melaksanakan kegiatan usahanya (UU No. 21 Tahun 2008)
13 14
Ibid, h. 26 Zainuddin Ali, “Hukum perbankan syariah”, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, h. 51
23
Kegiatan usaha Bank Umum Syariah meliputi: a. menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi‟ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; b. menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; c. menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah, Akad musyarakah, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; d. menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad salam, Akad istishna‟, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; e. menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad qardhatau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; f. menyalurkan
Pembiayaan
penyewaan
barang
bergerak atau
tidak
bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah dan/atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
24
g. melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; h. melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah; i. membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasartransaksi nyata berdasarkan Prinsip
Syariah,
antara lain,
seperti
Akad
ijarah,
musyarakah,
mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah; j. membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang diterbitkan oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia; k. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak ketiga berdasarkan Prinsip Syariah; l. melakukan Penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu Akad yang berdasarkan Prinsip Syariah; m. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah; n. memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan Nasabah berdasarkan Prinsip Syariah; o. melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan Akad wakalah; p. memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan Prinsip Syariah; dan
25
q. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. C. Dana Pihak Ketiga Dana Pihak Ketiga atau yang biasa disingkat dengan DPK adalah seluruh dana yang berhasil dihimpun sebuah bank yang bersumber dari masyarakat luas. Dana masyarakat adalah dana-dana yang berasal dari masyarakat, baik perorangan
maupun
badan
usaha,
yang
diperoleh
bank
dengan
menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank (Kuncoro, 2002). Dana-dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga) diandalkan oleh bank (
merupakan sumber
dana terbesar
yang paling
mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang
dikelola oleh bank) (Kristian, 2011). Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 mei 2004 dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dapat berupa giro, tabungan, dan deposito. 1. Giro adalah titipan pihak ketiga pada bank syariah yang penarikannya dapat dilakuakan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro,sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan.15 Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO: 01/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Giro 15
Ismail, “Perbankan Syariah”, Cet. 1, Kencana, Jakarta, 2011, h. 66
26
Menimbang, Menimbang, Memperhatikan, Memutukan, Menciptakan Fatwa tetang giro : Pertama : Giro ada dua jenis 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari‟ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga. 2. Giro yang dibenarkan secara syari‟ah, yaitu giro yang berdasarkan prinsip Mudharabahdan Wadi‟ah. Kedua : Ketentuan umum Giro berdasarkan Mudharabah 1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maalatau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. 2. Dalam
kapasitasnya
sebagai
mudharib,
bank
dapat
melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari‟ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya 3. mudharabah dengan pihak lain. 4. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang. 5. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. 6. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional giro dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 7. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah
27
tanpa persetujuan yang bersangkutan. Ketiga : Ketentuan umum Giro berdasarkan Wadi‟ah 1. Bersifat titipan. 2. Titipan bisa diambil kapan saja (on call). 3. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian („athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank. 2. Tabungan (save deposit) menurut Undang-Undang Perbankan No. 1998, tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. a. Tabungan Wadiah Tabungan Wadiah merupakan jenis simpanan yang menggunakan akad wadiah/titipan yang penarikannya dapat dilakukan sesuai perjanjian. b. Tabungan Mudharabah Tabungan Mudharabh merupakan produk penghimpunan dana oleh bank syariah yang menggunakan akad mudharabah mutlaqoh. Bank Syariah bertindak sebagai mudharib dan nasabah sebagai shahibul maal. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No:02/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Tabungan
28
Menimbang, Menimbang, Memperhatikan, Memutukan, Menciptakan Fatwa tetang Tabungan : Pertama : Tabungan ada dua jenis 1. Tabungan yang tidak dibenarkan secara syari‟ah, yaitu tabungan yang berdasarkan perhitungan bunga. 2. Tabungan yang dibenarkan, yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip Mudharabahdan Wadi‟ah. Kedua : Ketentuan umum Tabungan berdasarkan Mudharabah 1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul mal atau pemilik
dana,
dan
bank
bertindak
sebagai
mudharib
atau
pengelola dana. 2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari‟ah
dan
mengembangkannya,
termasuk
di
dalamnya
mudharabah dengan pihak lain. 3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang. 4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
29
5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 6. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan. Ketiga : Ketentuan umum Tabungan berdasarkan Wadi‟ah 1. Bersifat simpanan. 2. Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasar-kan kesepakatan. 3. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian („athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank. 3.
Deposito Deposito menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah dan/ atau UUS. 16 Jangka waktu deposito berjangka ini bervariasi antara lain : a. Deposito jangka waktu 1 bulan b. Deposito jangka waktu 3 bulan c. Deposito jangka waktu 6 bulan 16
Ibid, h. 91
30
d. Deposito jangka waktu 12 bulan e. Deposito jangka waktu 24 bulan17 Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 03/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Deposito Menimbang, Menimbang, Memperhatikan, Memutukan, Menciptakan Fatwa tetang Deposito: Pertama : Deposito ada dua jenis 1. Deposito yang tidak dibenarkan secara syari‟ah, yaitu Deposito yang berdasarkan perhitungan bunga. 2. Deposito yang dibenarkan, yaitu Deposito yang berdasarkan prinsip Mudharabah. Kedua : Ketentuan umum Deposito berdasarkan Mudharabah 1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. 2. Dalam
kapasitasnya
sebagai
mudharib,
bank
dapat
melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip
17
Ibid, h. 92
31
syari‟ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain. 3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang. 4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. 5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan asset yang tinggi akan lebih
banyak menggunakan utang dalam struktur modalnya, daripada
perusahaan yang pertumbuhan assetnya rendah. Adanya pertumbuhan asset berarti perusahaan akan beroperasi pada tingkat yang lebih tinggi, dimana
penambahan
tersebut
berarti
juga penambahan biaya bagi
perusahaan. dari uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat pertumbuhan asset maka, perusahaan semakin memerlukan biaya atau dana agar perusahaan dapat terus beroperasi. Perusahaan
dengan
tingkat
pertumbuhan
yang
tinggi
pada
umumnya lebih tergantung pada modal dari luar perusahaan, pada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah kebutuhann modal
32
baru relatif kecil sehingga dapat dipenuhi dari laba ditahan (Lukas, 2003). Pemenuhan melalui
akumulasi
kebutuhan
akan
dana
tersebut
dapat
diperoleh
penyusutan aktiva tetap, maupun dengan laba
ditahan. Berkaitan dengan laba, perlu diingat bahwa tidak semua laba akan ditahan dan digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Sebagian laba harus dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham, sehingga semakin tinggi laba, maka semakin tinggi dividen yang harus dibagikan. Akibatnya adalah proporsi laba ditahan akan semakin berkurang, dalam hal ini perusahaan harus mencari sumber dana dari luar, yaitu dengan utang. Di sini utang lebih dipilih karena berkaitan dengan adanya pajak, semakin tinggi pendapatan maka pajak yang dikenakan akan semakin tinggi pula. Adanya utang maka bagi hasil dan bonus dapat dikurangkan kedalam penghitungan pajak, sehingga dianggap lebih menguntungkan. Semakin tinggi tingkat pajak perusahaan, semakin besar keuntungan dari penggunaan pajak, sehingga semakin besar daya tarik penggunaan utang (Lukas, 2003). D. Financing To Deposit Ratio (FDR)18 Rasio ini adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah pembiayaan yang diberikan bank
dengan dana
yang diterima oleh bank,
yang
menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber 18
Veithzal Rivai, 2007, h. 724
33
likuiditasnya. Oleh karena itu, semakin tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut, hal ini sebagai akibat jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai pembiayaan menjadi semakin besar, dengan rumusan sebagai berikut :
Bank Indonesia menetapkan rasio FDR sebagai berikut : 1.
Untuk rasio FDR sebesar 110% atau lebih, berarti likuiditas bank tersebut dinilai tidak sehat
2.
Untuk rasio FDR kurang dari 110%, berarti likuiditas bank tersebut dinilai sehat FDR merupakan ukuran likuiditas yang mengukur besarnya dana yang
ditempatkan dalam bentuk pembiayaan yang berasal dari dana yang dikumpulkan oleh bank (terutama dana masyarakat). Semakin tinggi FDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah FDR menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan pembiayaan. Karena semakin tinggi FDR dimana kondisi likuiditas terancam dan tidak mampu menahan kerugian, maka pertumbuhan aset semakin menurun, maka FDR berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan aset.
34
E. Non Performing Financing (NPF) 1. Definisi Non Performing Financing (NPF) Non Performing Financing atau Pembiayaan bermasalah berarti pembiayaan yang dalam pelaksanaannya belum mencapai atau memenuhi target yang diinginkan pihak bank seperti: a. pengembalian pokok atau bagi hasil yang bermasalah, b. pembiayaan yang memiliki kemungkinan timbulnya resiko di kemudian hari bagi bank, c. pembiayaan yang termasuk dalam golongan perhatian khusus, diragukan, dan macet d. golongan
lancar
yang
berpotensi
terjadi
penunggakan
dalam
pengembalian.19 Pembiayaan non lancar atau yang juga dikenal dengan istilah NPF dalam perbankan syariah adalah jumlah kredit yang tergolong lancar yaitu dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tentang kualitas aktiva produktif.20 NPF merupakan rasio yang menunjukkan jumlah pembiayaan yang tergolong dalam kolektabilitas 3 sampai 5. Jika NPF suatu bank selalu tinggi maka akan mempengaruhi permodalan bank tersebut karena dengan NPF yang
19
Veithal Rivai, Bank dan Financial Instituon Management (Conventional and Sharia System), Jakarta, PT. Grafindo Persada, 2007, h. 256 20 Heri Sudarsono, “Bank dam Lembaga Keuangan Syariah Deksripsi dan Ilustrasi, Ekonisia, Yogyakarta, 2007, h. 127
35
tinggi akan membuat bank mempunyai kewajiban untuk memenuhi PPAP yang terbentuk. Bila hal ini terus menerus terjadi maka mungkin saja modal bank tersebut akan tersedot untuk membayar PPAP. Karena itulah bank menginginkan NPF yang rendah. Nilai NPF yang rendah akan meningkatkan nilai profitabilitas bank syariah. 2. Perhitungan Non Performing Financing (NPF) NPF
merupakan
rasio
yang
mengukur
tingkat
permasalahan
pembiayaan yang dihadapi oleh Bank Syariah. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan Bank Syariah yang semakin buruk. Bank Syariah dengan NPF yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian Bank.21 NPF dapat dilihat dengan menggunakan rumusan sebagai berikut:
3. Penilaian Kesehatan Non Performing Financing (NPF) Besarnya NPF yang diperbolehkan Bank Indonesia adalah maksimal 5% jika melebih 5% akan mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangkutan yaitu akan mengurangi nilai skor yang diperoleh. Skor nilai NPF ditentukan sebagai berikut : 21
Dwi Nur‟aini Ihsan, “Analisa Laporan Keuangan Perbankan Syariah”, UIN Jakarta Press, Jakarta, 2013, h. 96
36
a. Lebih dari 8% skor nilai = 0 b. Antara 5% - 8% skor nilai = 80 c. Antara 3% - 5% skor nilai = 90 d. Kurang dari 3% skor nilai = 100 Semakin tinggi NPF, maka semakin tinggi debitur yang tidak memberikan kewajibannya dalam bentuk margin ataupun bagi hasil kepada kreditur,
sehingga
berpotensi
menurunkan
pendapatan
bank
serta
menurunkan kesehatan bank. F.
Penelitian Terdahulu Dalam
rangka
penentuan
fokus
penelitian,
peneliti
telah
membandingkan dengan penelitian terdahulu guna mendukung materi yang akan dibahas, yakni: 1.
Ida Syafrida dan Ahmad Abror yang berjudul “Faktor-Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah Di Indonesia”, 2011. Politeknik Negeri Jakarta. Variable yang digunakan adalah Metode analisis yang digunakan adalah metode regresi linier berganda. berdasarkan hasil penelitian diperoleh faktor yang mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan syariah adalah jumlah kantor bank syariah, Financing to Debt Ratio (FDR), dan biaya promosi sedangkan office
chaneling
dan
jumlah
uang
beredar tidak
pertumbuhan aset perbankan syariah secara signifikan.
jumlah
mempengaruhi
37
2.
Ellyn Herlia Nur Hidayah yang berjudul “Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan aset Perbankan Syariah”, 2008. Universitas Indonesia. metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Dengan variable Non Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Return On Assets (ROA).
Hasil
penelitiannya,
menunjukkan
bahwa
faktor
yang
mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan syariah adalah Dana Pihak Ketiga (DPK) dan SBI. Variabel Non Performing Financing (NPF) dan Return On Assets (ROA) berdasarkan hasilpenelitian ternyata tidak signifikan. 3.
Ian Ahmad Fauzi yang berjudul “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Berkah Madani”, 2011. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Metode yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. variabel yang digunakan Total aset (Y) Non Performing Financing (NPF), Total pendapatan hasil penelitiannya menyatakan bahwa Variabel Pembiayaan Bermasalah tidak signifikan dan tidak memberikan pengaruh negatif terhadap Total Aset BMT. Variabel Total Pendapatan menunjukkan signifikan dan berpengaruh yang bersifat positif terhadap Total Aset BMT.
variabel Pembiayaan Bermasalah dan
Total Pendapatan mempunyai hubungan yang positif dan kuat terhadap Total Aset BMT. Uji F statistik, menghasilkan bahwa semua variabel independen bersama-sama mempengaruhi variabel dependennya.
38
4.
Yuria Pratiwi Cleopatra yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah di Indonesia”. 2008. Universitas Indoneisa. Metode yang digunakan adalah Single linier Regression dan Multi Linier Regression. Variabel yang digunakan Jumlah Bank Syariah, Jumlah Kantor Bank Syariah, Dana Pihak Ketiga (DPK), Nisbah Bagi Hasil, Non Performing Financing (NPF), Financing to Debt Ratio (FDR), Office Channeling, Tingkat Inflasi, Tingkat suku bunga, SBI dan SWBI. Yang berpengaruh signifikan adalah variable Dana Pihak Ketiga (DPK), Jumlah Bank Syariah, Non Performing Financing (NPF), Financing to Debt Ratio (FDR), Nisbah Bagi Hasil dan Tingkat Suku Bunga.
5.
Anriza Witi Nasution yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Variabel Ekonomi Makro Dan Equivalent Rate Terhadap Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah Di Indonesia. 2009. Universitas Indonesia. Variable yang digunakan adalah Jumlah uang beredar, pertumbuhan kurs, pertumbuhan GDP sebagai variable Makro Ekonomi dan perkembangan equivalent rate. Menggunakan metode Regresi Linier Berganda. Dengan hasil jumlah uang beredar dan pertumbuhan kurs signifikan mempengaruhi pertumbuhan aset. Perbankan syariah. Sedangkan pertumbuhan GDP dan Equivalent rate tidak mempengaruhi secara signifikan.
39
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama Penulis / Judul Skripsi, Jurnal / Tahun
Variabel Penelitian
1.
Ida Syafrida dan Ahmad Abror yang berjudul “Faktor-Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah Di Indonesia”, 2011.
2.
3.
No.
4.
Metode Penelitian
Hasil Analisis
JK, FDR biaya promosi, OC, Jumlah uang beredar
Analisis Regresi Linear Berganda
Yang berpengaruh signifikan adalah variabel Jumlah kantor Bank Syariah, FDR , Biaya promosi, sedangkan OC dan Jumlah Uang Beredar tidak berpengaruh signifikan.
Ellyn Herlia Nur Hidayah yang berjudul “Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan aset Perbankan Syariah”, 2008.
DPK, NPF, SBI, ROA
Analisis Regresi Linear Berganda
Yang berpengaruh signifikan adalah variabel DPK dan SBI sedangkan NPF dan ROA tidak berpengaruh signifikan.
Ian Ahmad Fauzi yang berjudul “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Berkah Madani”, 2011. Yuria Pratiwi Cleopatra yang berjudul “FaktorFaktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah di Indonesia”. 2008.
Total Aset dan NPF
Analisis SWOT
NPF signifikan berpengaruh
DPK, NPF, FDR, jumlah bank, jumlah kantor, tingkat suku
Single linier Regression dan Multi Linier Regression.
Yang berpengaruh signifikan adalah variabel DPK, Jumlah Bank, NPF, FDR, Nisbah Bagi Hasil dan tingkat suku bunga sedangkan jumlah kantor, OC, inflasi,
40
bunga, R
5.
i n g Anriza Witi Nasution k yang berjudul “Pengaruh a Pertumbuhan Variabel s Ekonomi Makro Dana Equivalent Rate n Terhadap Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah Di Indonesia. 2009
tingkat inflasi, OC, SBI, SWBI Jumlah uang beredar, prtumbuha n Kurs, GDP dan Equivalent Rate
SBI, SWBI tidak berpengaruh signifikan. Analisis Regresi Linear Berganda
Yang berpengaruh signifikan adalah variabel jumlah uang beredar, pertumbuhan kurs sedangkan GDP dan Equivalent Rate tidak berpengaruh signifikan.
41
G. Kerangka Konsep Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Pengaruh DPK, FDR dan NPF terhadap Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah
Variabel Bebas (X)
DPK
FDR
Variabel Terikat (Y)
NPF
Pertumbuhan Aset
Model Estimasi Data Panel
Common Effect
Random Effect
Fixed Effect
Uji Hausman
Uji Chow
Model Estimasi Terpilih Uji Asumsi Klasik
Normalitas
Uji F
Multikolinieritas as
Autokorelasi
Koefisien Determinasi (R2)
Kesimpulan dan Saran
Heteroskedastisit as
Uji t
42
I.
Hipotesis Ha1
: Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh secara parsial terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah.
Ha2
: Financing to Debt Ratio (FDR) berpengaruh secara parsial terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah.
Ha3
: Non Pertforming Financing (NPF) berpengaruh secara parsial terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah.
Ha4
: Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Debt Ratio (FDR) dan Non Pertforming Financing (NPF) berpengaruh secara simultan kepada terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah.
43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kausalitas, dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini menguji pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Debt Ratio (FDR) dan Non Pertforming Financing (NPF) terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapatkan dari Laporan Keuangan Bank Umum Syariah yang dipublikasikan untuk umum periode 2010 sampai 2014. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan data panel dari tahun 2010 sampai tahun 2014. Data penelitian yang mencakup data periode 2010 sampai 2014 dipandang cukup mewakili kondisi perbankan syariah di Indonesia pada saat itu dan indikator-indikator keuangan perbankan syariah pada periode itu. B. Metode Penentuan Sampel Penelitian ini memiliki populasi yaitu Bank Umum Syariah di Indonesia yang terdaftar di Bank Indonesia yang sudah mempublikasikan laporan keuangan dari tahun 2010. Berdasarkan statistik perbankan syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia per-Desember 2014 terdapat total 12 Bank Umum Syariah yang merupakan besarnya populasi dalam penelitian ini.
44
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Metode purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan.22 Adapun persyaratan yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut: 1.
Bank Umum Syariah sudah terdaftar di Bank Indonesia berdasarkan statistik perbankan syariah yang dipublikasikan Bank Indonesia per-Desember 2014.
2.
Mempublikasikan laporan keuangan selama periode 2010-2014.
3.
Data tersedia lengkap. Tabel 3.1 Daftar Sample Penelitian No. 1 2 3 4 5 6 7
22
kode BSK BPS BSM BCAS BNIS BRIS BSMI
Nama Bank Bank Syariah Bukopin Bank Panin Syariah Bank Syariah Mandiri BCA Syariah BNI Syariah BRI Syariah Bank Syariah Mega Indonesia
Albert Kurniawan, “Metode Riset untuk Ekonomi dan Bisnis : Teori, Konsep, dan Praktik Penelitian Bisnis”, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2014, h. 83
45
C. Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara yang dicatat oleh pihak lain. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam data dokumenter yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.23 Peneliti memperoleh data-data penelitian yang bersumber dari: 1.
Penelitian pustaka (library research) Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, artikel, jurnal, laporan penelitian, tesis, internet dan perangkat lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
2.
Penelitian lapangan (field research) Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari laporan keuangan dari masing-masing Bank Umum Syariah selama periode tahun 2010-2014 yang bisa dilihat dari situs masing-masing perusahaan sampel.
23
Nur Indriantoro dan Babang Suporno, “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen,” Edisi pertama, Lembaga Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2002, h. 147.
46
D. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional adalah penjelasan dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan cara pengukuran dari masingmasing variabel tersebut. Pengertian dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1.
Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik secara positif maupun secara negatif. Variabel bebas dalam penelitian ini berupa: a. Dana Pihak Ketiga Dana Pihak Ketiga atau yang biasa disingkat dengan DPK adalah seluruh dana yang berhasil dihimpun sebuah bank yang bersumber dari masyarakat luas (Kasmir, 2000). Dana masyarakat adalah dana-dana yang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank (Kuncoro, 2002). Dana-dana pihak ketiga
yang
dihimpun
dari
masyarakat
(Dana
Pihak
Ketiga)
merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank ( mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank) (Kristian, 2011).
47
b. Financing to Debt Ratio (FDR) Rasio ini adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.24 Semakin tinggi FDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah FDR menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan pembiayaan. Karena semakin tinggi FDR dimana kondisi likuiditas terancam dan tidak mampu menahan kerugian, maka Pertumbuhan Aset menurun. FDR dirumuskan sebagai berikut:
c. Non Performing Financing (NPF) NPF merupakan rasio yang mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh Bank Syariah. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan Bank Syariah yang semakin buruk. Bank Syariah dengan NPF yang tinggi akan memperbesar biaya baik 24
Veithzal Rivai, 2007, h. 724
48
pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian Bank.25 Semakin tinggi NPF, maka semakin tinggi debitur yang tidak memberikan kewajibannya dalam bentuk margin ataupun bagi hasil kepada kreditur, sehingga berpotensi menurunkan pendapatan bank serta menurunkan Aset sehingga pertumbuhan aset menurun. NPF dapat diukur dengan rumusan sebagai berikut:
2. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi variabel tidak terikat, baik secara positif maupun secara negatif. Variabel terikat dalam penelitian ini berupa: a. Pertumbuhan Aset Pertumbuhan aset adalah pertumbuhan total aktiva lancar yang ditambah dengan pertumbuhan total aktiva tidak lancar. Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun dalam perputaran kegiatan perusahaan
25
Dwi Nur‟aini Ihsan, “Analisa Laporan Keuangan Perbankan Syariah”, UIN Jakarta Press, Jakarta, 2013, h. 96
49
yang normal). Aktiva dibagi dua, yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Adapun yang termasuk dalam aktiva lancar adalah kas, investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang dagang,persediaan, piutang penghasilan atau penghasilan yang masih Sedangkan
harus diterima, biaya
yang termasuk dalam
yang dibayar dimuka.
aktiva tidak lancar adalah yang
mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan, seperti investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, beban yang ditangguhkan dan aktiva lain–lain. Variabel pertumbuhan aset dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan persentase kenaikan atau peunrunan aset dari suatu periode ke periode berikutnya. Untuk mengukur besarnya pertumbuhan aset digunakan rumusan sebagai berikut :
Keterangan : PA = Pertumbuhan Aktiva TAt = Total Aktiva periode t TAt-1 = Total Aktiva untuk periode t-1
50
E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan perhitungan statistik yaitu dengan penerapan Eviews 8.1. Setelah data-data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis data yang terdiri dari metode statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Adapun penjelasan mengenai metode analisis data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Statistik deskriptif mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah dipahami. Statistik deskriptif digunakan untuk mengembangkan profil perusahaan yang menjadi sampel. Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peningkatan data, serta penyajian hasil peningkatan tersebut.26
26
Imam Ghozali, ”Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Edisi 5, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011, h. 19.
51
2. Penentuan Model Regresi Data panel adalah kombinasi antara data silang tempat (cross section) dengan data runtut waktu (time series). Secara umum dengan menggunakan data panel kita akan menghasilkan intersep dan slope koefisien yang berbeda pada setiap perusahaan dan setiap periode waktu. Oleh Karen itu di dalam mengestimasi persamaan akan sangat tergantung dari asumsi yang kita buat tentang intersep, koefisien slope dan variable gangguannya. Terdapat beberapa metode yang biasa digunakan dalam mengestimasi model regresi dengan data panel, yaitu pooling least square (Common Effect), pendekatan efek tetap (Fixed Effect), pendekatan efek random (Random Effect). a. Common Effect Model27 Model Common Effect menggabungkan data cross section dengan time series dan menggunakan metode OLS untuk mengestimasi model data panel tersebut. Model ini merupakan model paling sederhana dibandingkan dengan kedua model lainnya. Model ini tidak dapat membedakan varians antara silang tempat dan titik waktu karena memiliki intercept yang tetap, dan bukan bervariasi secara random.
27
Dedi Rosadi, “Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews”, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2012, h. 271
52
Model ini mengasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan bank sama dalam berbagai kurun waktu. b. Fixed Effect Model28 Pengertian model Fixed Effect adalah model dengan intercept berbedabeda untuk setiap subjek (cross section), tetapi slope setiap subjek tidak berubah seiring waktu. Model ini mengasumsikan bahwa intercept adalah berbeda setiap subjek sedangkan slope tetap sama antar subjek. Dalam membedakan satu subjek dengan subjek lainnya digunakan variabel dummy. Model ini sering disebut dengan model Least Square Dummy Variables (LSDV). c. Random Effect Model29 Random Effect disebabkan variasi dalam nilai dan arah hubungan antar subjek diasumsikan random yang dispesifikasikan dalam bentuk residual. Model ini mengestimasi data panel yang variabel residual diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar subjek. Model Random Effect digunakan untuk mengatasi kelemahan model fixed effect yang menggunakan variabel dummy. Metode analisis data panel dengan model Random Effect harus memenuhi persyaratan yaitu
28
Doddy Ariefianto, “Ekonometrika : Esensi dan Aplikasi dengan Menggunakan Eviews”, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2012, h. 150 29 Doddy Ariefianto, 2012, h. 150
53
jumlah cross section harus lebih besar daripada jumlah variabel penelitian. Penentuan model terbaik antara common effect, fixed effect, dan random effect menggunakan dua teknik estimasi model. Dua teknik ini digunakan dalam regresi data panel untuk memperoleh model yang tepat dalam mengestimasi regresi data panel. Dua uji yang digunakan, pertama Chow test digunakan untuk memilih antara model common effect atau fixed effect. Kedua, Hausman test digunakan untuk memilih antara model fixed effect atau random effect yang terbaik dalam mengestimasi regresi data panel.30 a. Chow Test Chow test merupakan uji untuk membandingkan model common effect dengan fixed effect. Chow test dalam penelitian ini menggunakan program Eviews. Hipotesis yang dibentuk dalam Chow test adalah sebagai berikut : H0 : Model Common Effect Ha : Model Fixed Effect
30
Dedi Rosadi, 2012, h. 276
54
H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H0 diterima jika P-value lebih besar dari nilai a. Nilai a yang digunakan sebesar 5%.31 b. Hausman Test Pengujian ini membandingkan model fixed effect dengan random effect dalam menentukan model yang terbaik untuk digunakan sebagai model regresi data panel. Hausman test menggunakan program yang serupa dengan Chow test yaitu program Eviews. Hipotesis yang dibentuk dalam Hausman test adalah sebagai berikut : H0 : Model Random Effect Ha : Model Fixed Effect H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H0 diterima jika P-value lebih besar dari nilai a. Nilai a yang digunakan sebesar 5%.32
31 32
Doddy Ariefianto, 2012, h. 157 Ibid, h. 157
55
3. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistic yang harus dipenuhi pada analisisi regresi linier berganda yang berbasis Ordinary Least Square (OLS). Beberapa alat uji yang sering dilakukan dalam uji asumsi klasik adalah:33 a. Uji Normalitas34 Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Metode untuk menguji normalitas data adalah dengan melihat Tes Normalitas Jarque-Bera. Data dianggap normal ketika nilai Jarque-Bera lebih kecil dari nilai ChiSquare tabel dengan degree of freedom sebanyak data sampel yang ada dan nilai probability lebih besar dari nilai signifikansi 0,05.
35
Selain
itu dapat juga digunakan one-Sample Kolgomorov-Smirnov Test
33
Albert Kurniawan, 2014, h. 156 Ibid, h. 156 35 Wing Wahyu Winarno, “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”, Edisi 3, UPP STIM YKPM, Yogyakarta, 2011, h. 5.37 34
56
dengan melihat tingkat signifikasinya, jika > 0,05 maka data terdistribusi secara normal. b. Uji Multikolinearitas36 Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi diantara variabelvariabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Pada kasus multikolinearitas serius, koefisien regresi tidak lagi menunjukkan pengaruh murni dari variabel independen dalam model. Beberapa kriteria untuk mendeteksi multikolinearitas dalam suatu model adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. Semakin tinggi VIF, maka semakin rendah Tolerance. 2) Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari 0,85, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. Jika lebih dari 0,85 maka 36
Albert Kurniawan, 2014, h. 157
57
diasumsikan terjadi korelasi (interaksi hubungan) yan sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolinearitas.37 3) Jika nilai koefisien determinasi, baik nilai R2 maupun Adjusted R2 di atas 0,60, namun tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen, maka diasumsikan model terkena multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas38 Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah dimana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Jika terjadi heteroskedastisitas, maka akan berpengaruh kepada penaksiran standar error yang bias sehingga menyebabkan nilai t hitung menjadi bias. t hitung yang bias menyebabkan pengambilan keputusan melalui pengujian hipotesis menjadi bias juga sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang salah. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Park39, dimana nilai residual data yang telah di log natural diregresikan dengan 37 38
Dedi Rosadi, 2012, h. 80 Ibid, h. 158
58
variabel independen yang ada. Jika dari salah satu variabel independen ada yang signifikan mempengaruhi nilai residual, maka dapat dikatakan model terkena heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara variabel pengganggu (et) pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya (et1). Jika dalam model regresi terjadi autokorelasi yang kuat maka dapat menyebabkan dua variabel
yang tidak berhubungan menjadi
berhubungan, biasa disebut spourious regression. Hal ini dapat terlihat dari R2. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi diuji dengan DurbinWatson.40 Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi adalah sebagai berikut:41 Bila nilai D-W terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du) maka koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak ada autokorelasi.
39
Wing Wahyu Winarno, 2011, h. 5.12 Ibid, h. 158 41 Imam Ghozali, 2011, h.111 40
59
Bila nilai D-W lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl) maka koefisien autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif. Bila nilai D-W lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi < 0, berarti ada autokorelasi negatif. Bila nilai D-W terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau D-W terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. 4. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan. Dengan demikian, analisis regresi sering disebut sebagai analisis prediksi. Karena merupakan prediksi, maka nilai prediksi tidak selalu tepat dengan nilai riilnya, semakin kecil tingkat penyimpangan antara nilai prediksi dengan nilai riilnya, maka semakin tepat persamaan regresi yang terbentuk.42 Bentuk umum persamaan analisis regresi berganda adalah: Y = a + bX1 + bX2 + bXn + … + e Dalam penelitian ini sendiri, jika variabel-variabelnya dimasukkan kedalam model diatas maka akan menjadi, seperti di bawah ini: 42
Albert Kurniawan, 2014, h. 178
60
Y = a + bX1 + bX2 + bX3 + …. + e Keterangan: Y = Pertumbuhan Aset (PA) a = Koefisien konstanta b = Koefisien regresi X1 = Dana Pihak Ketiga (DPK) X2 = Financing to Debt Ratio (FDR) X3 = Non Performing Financing (NPF) e = Error 5. Uji Hipotesis Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari: a. Uji Statistik F43 Digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh seluruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dengan
43
Ibid, h. 198
61
cara membandingkan F hitung dengan F tabel. F hitung dapat diperoleh dengan rumus:44
Dimana : R2
= Koefisien Determinasi
n
= Jumlah data
m
= Jumlah variabel independen
Sedangkan F tabel dapat diperoleh dari tabel F yang sudah ada dengan cara:
{ } Jika F hitung ≥ F tabel dan nilai signifikasi di bawah 0,05, maka Ha diterima dan berarti hubungannya signifikan.
44
Riduwan & Sunarto, “Pengantar Statistika untuk Penelitian : Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis”, Alfabeta Bandung, Bandung, 2013, h. 110
62
b. Uji Statistik t45 Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan asumsi variabel bebas yang lain tidak berubah (cateris paribus). Uji t dilakukan dengan cara membandingkan t hitung dengan t tabel. Rumus yang digunakan untuk mendapatkan t hitung adalah:46
Dengan b :
Dengan Sb :
Dimana Se :
√
45 46
160
Albert Kurniawan, 2014, h. 200 Jonathan Sarwono, “Strategi Melakukan Riset”, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2013, h. 159-
63
Setelah didapatkan t hitung, maka dicari t tabel dari tabel t yang sudah tersedia dengan ketentuan nilai alpha 5% harus dibagi 2 menjadi 0,025 dengan degree of freedom (DF) sebesar (n-2). Kesimpulan didapatkan apabila t hitung ≥ t tabel dan nilai signifikasi di bawah 0,05, maka Ha diterima dan berarti hubungannya signifikan. c. Koefisien determinasi Koefisien deteminasi (R2) digunakan untuk mendeteksi seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi (R2) dinyatakan dalam persentase yang nilainya berkisar antara 0 < R2 < 1. Koefisien determinasi dapat dihitung menggunakan rumus:47
( √[
][
)
]
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Sebaliknnya, nilai R2 yang mendekati satu menandakan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
47
Ibid, h. 158
64
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1.
Deskripsi Objek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah berdasarkan statistik perbankan syariah yang dipublikasikan Bank Indonesia per-Desember 2014 dengan total Bank Umum Syariah adalah 12 bank yang merupakan besarnya populasi dalam penelitian ini.
2.
Deskripsi Sampel Penelitian Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Sampel yang dipilih oleh peneliti adalah Bank Umum Syariah yang menyajikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data mengenai laporan keuangan perusahaan.\ Pertimbangan dalam pemilihan sampel pada umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Adapun kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah sebagai berikut:
65
a.
Perusahaan merupakan Bank Umum Syariah berdasarkan statistik perbankan syariah yang dipublikasikan Bank Indonesia per-Desember 2014.
b.
Menerbitkan serta mempublikasikan laporan keuangan 2010-2014.
c.
Data tersedia lengkap (data mengenai rasio-rasio keuangan dan bagianbagian yang membentuknya). Tabel di bawah ini menyajikan proses seleksi sampel berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Berdasarkan tabel dibawah dapat diketahui bahwa statistik perbankan syariah
yang
dipublikasikan Bank Indonesia per-Desember 2014 terlihat bahwa jumlah Bank Umum Syariah ada 12 bank. Namun, berdasarkan hasil seleksi sampel diperoleh sampel sebanyak 7 bank. Periode pengamatan yang diambil oleh peneliti adalah selama 5 (lima) tahun per triwulan dari kuartal ke 2 tahun 2010 hingga 2014. Jadi, total sampel yang diteliti sebanyak 133 data laporan tahunan Bank Umum Syariah. Berikut tabel yang menyajikan proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian.
66
Tabel 4.1 Daftar Sample Penelitian No. 1 2 3 4 5 6 7
kode BSK BPS BSM BCAS BNIS BRIS BSMI
Nama Bank Bank Syariah Bukopin Bank Panin Syariah Bank Syariah Mandiri BCA Syariah BNI Syariah BRI Syariah Bank Syariah Mega Indonesia
Tabel 4.2 Proses Seleksi Sampel
No 1
Kriteria
Melanggar Kriteria
Jumlah Sampel BUS
Total Sampel
12
12
7
7
Perusahaan merupakan Bank Umum Syariah berdasarkan statistik perbankan syariah yang dipublikasikan Bank Indonesia per-Desember 2014
2
Menerbitkan serta mempublikasikan laporan keuangan selama periode 20102014
5
67
3
Data tersedia lengkap (data mengenai rasio-rasio keuangan dan bagian-bagian yang
7
7
membentuknya) 7 Jumlah sampel yang memenuhi kriteria 19 Tahun Pengamatan (Triwulan) Jumlah Total Sampel
133
Sumber: Data Sekunder Diolah.
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian 1.
Hasil Uji Statistik Deskripsi Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Statistik deskriptif mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah dipahami. Statistik deskriptif digunakan untuk mengembangkan profil perusahaan yang menjadi sampel. Pada penelitian ini statistik deskriptif akan menggambarkan deskripsi dari masing-masing variabel. Table 2 menggambarkan statistik deskripsi seluruh variabel dalam penelitian ini yang meliputi minimum, maksmum dan mean (rata-rata) dan. Nilai minimum menggambarkan nilai paling kecil yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan terhadap bank sampel.
68
Nilai maksimum menggambarkan nilai paling besar yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan. Sedangkan mean (ratarata) menunjukkan nilai rata-rata dari masing-masing variabel. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Pertumbuhann Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Debt Ratio (FDR), Non-Performing Financing (NPF), Variabel-variabel tersebut akan diuji secara statistik dekriptif seperti yang terlihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel
PA
LNDPK
FDR
NPF
Mean
8.672406
15.33184
94.33346
1.660902
Median
6.250000
15.40154
92.13000
1.550000
Maximum
66.26000
17.89784
205.3100
4.460000
Minimum
-13.02000
11.64125
65.32000
0.000000
133
133
133
133
Observations
Sumber: Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.1)
a.
Variabel Independen 1) Dana Pihak Ketiga (DPK) Variabel DPK mempunyai nilai Mean sebesar 15,33%, sedangkan
nilai minimum DPK bernilai sebesar 11,64% yang
terdapat pada Bank Panin Syariah pada tahun 2010 dan menunjukkan tingkat DPK sehat.
69
Hasil uji statistik pada tabel 4.3 juga menunjukkan bahwa nilai DPK maksimum adalah 17,89% yang terdapat pada Bank Syariah Mandiri pada tahun 2014, ini menunjukkan tingkat DPK yang sangat sehat. Mean sebesar 15,33% menandakan bahwa ratarata Bank Umum Syariah dalam penelitian ini pada rentang waktu 2010 hingga 2014 mempunyai tingkat DPK yang bagus. 2) Financing to Debt Ratio (FDR) Variabel FDR mempunyai nilai Mean 94,33%. Tingkat FDR yang dinyatakan sehat adalah <110%, maka hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai FDR minimum adalah 65,32% yang terdapat pada Bank BCA Syariah pada tahun 2011 yang menunjukkan likuiditas yang sehat, sedangkan nilai maksimumnya adalah 205,31% yang terdapat pada Bank Panin Syariah pada tahun 2010 yang menunjukkan tingkat FDR yang tidak sehat. Mean sebesar 94,33% menandakan bahwa rata-rata Bank Umum Syariah dalam penelitian ini pada rentang waktu 2010 hingga 2014 mempunyai tingkat FDR dengan kategori sehat. 3) Non-Performing Financing (NPF) Variabel NPF mempunyai nilai Mean 1,66%. Tingkat NPF mempunyai batas maksimum sebesar 5%, maka hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai NPF minimum adalah 0% yang terdapat pada Bank BCA syariah pada tahun 2011-2013 dan
70
Bank Panin Syariah pada tahun 2011 dan nilai maksimumnya adalah 4,46% yang terdapat pada Bank Bukopin Syariah pada tahun 2012 yang menunjukkan tingkat NPF yang masih dapat ditolerir. Mean sebesar 1,66% menandakan bahwa rata-rata Bank Umum Syariah dalam penelitian ini pada rentang waktu 2010 hingga 2014 memiliki kinerja keuangan yang baik dan memiliki kemampuan yang baik dalam menyanggah risiko kegagalan pengembalian pembiayaan oleh nasabah. b. Variabel Dependen 1) Pertumbuhan Aset (PA) Variabel PA mempunyai nilai Mean 8,67% . Tingkat PA pada hasil uji statistik pada tabel 4.3
menunjukkan bahwa nilai
minimumnya adalah -13,02% yang terdapat pada Bank Mega Syariah pada tahun 2014 yang menunjukkan Pertumbuhan aset yang tidak sehat, sedangkan nilai maksimumnya adalah 66,26% yang terdapat pada Bank Panin Syariah pada tahun
2011 yang
menunjukkan tingkat Pertumbuhan aset yang sangat sehat. Mean sebesar 8,67% menandakan bahwa rata-rata Bank Umum Syariah dalam penelitian ini pada rentang waktu 2010 hingga 2014 mempunyai tingkat aset dengan kategori sangat sehat.
71
2.
Penentuan Model Regresi Data Panel Penentuan model terbaik antara Common Effect, Fixed Effect, Dan Random Effect menggunakan dua teknik estimasi model. Dua teknik ini digunakan dalam regresi data panel untuk memperoleh model yang tepat dalam mengestimasi regresi data panel. Dua uji yang digunakan, pertama Chow Test digunakan untuk memilih antara model Common Effect atau Fixed Effect. Kedua, Hausman Test digunakan untuk memilih antara model Fixed Effect atau Random Effect yang terbaik dalam mengestimasi regresi data panel. a.
Chow Test Chow Test merupakan uji untuk membandingkan model Common Effect dengan Fixed Effect. Chow test dalam penelitian ini menggunakan program Eviews. Hipotesis yang dibentuk dalam Chow test adalah sebagai berikut : H0 : Model Common Effect Ha : Model Fixed Effect H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H0 diterima jika P-value lebih besar dari nilai a. Nilai a yang digunakan sebesar 5%. Chow test dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
72
Tabel 4.4 Chow Test Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section Fixed Effects
Effects Test
Statistic
d.f.
Prob.
Cross-section F
8.411217
(6,122)
0.0000
45.726034
45.726034
6
0.0000
Sumber: Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.1)
Dari tabel diatas diperoleh P-value sebesar 0,0000 yang lebih kecil dari nilai signifikansi 5% sehingga H0 ditolak yang berarti model regresi yang digunakan adalah model Fixed Effect. b. Hausman Test Pengujian ini membandingkan model Fixed Effect dengan Random Effect dalam menentukan model yang terbaik untuk digunakan sebagai model regresi data panel. Hausman Test menggunakan program yang serupa dengan Chow test yaitu program Eviews. Hipotesis yang dibentuk dalam Hausman Test adalah sebagai berikut : H0 : Model Random Effect Ha : Model Fixed Effect
73
H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H0 diterima jika P-value lebih besar dari nilai a. Nilai a yang digunakan sebesar 5%. Hausman Test dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.5 Hausman Test Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section Random Effects
Test Summary
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
Cross-section random
37.299792
4
0.0000
Sumber: Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.1)
Dari tabel diatas diperoleh P-value sebesar 0,0000 yang lebih kecil dari nilai signifikansi 5% sehingga H0 ditolak yang berarti model regresi yang digunakan adalah model Fixed Effect. Dari kedua test diatas didapatkan kesimpulan bahwa model regresi data panel yang terbaik untuk model regresi dalam penelitian ini adalah model regresi dengan model Fixed Effect.
74
3.
Hasil Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik yang digunakan atas data sekunder dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi dengan hasil pengujian sebagai berikut: a.
Hasil Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Eviews 8.1 menggunakan Test Jarque-Bera untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak. Hasil dari uji normalitas dengan menggunakan Test Jarque-Bera dapat dilihat pada grafik dibawah ini:\
75
Tabel 4.6 Test Normalitas Jarque-Bera 24
Series: Standardized Residuals Sample 2010Q2 2014Q4 Observations 133
20
16
12
8
4
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-7.48e-16 -0.293490 24.26843 -19.31217 7.914384 0.279600 3.256070
Jarque-Bera Probability
2.096278 0.350590
0 -20
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
25
Sumber: Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.1)
Uji statistik Jarque-Bera mempunyai kriteria jika nilai Jarque-Bera diatas nilai Chi-Square Tabel dan nilai probability dibawah nilai signifikansi 0,05, maka data yang diuji memiliki perbedaan yang signifikan dengan data normal baku sehingga data yang diuji tidak berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai Jarque-Bera dibawah nilai Chi-Square Tabel dan nilai probability diatas nilai signifikansi 0,05, maka data yang diuji memiliki distribusi normal. Berdasarkan grafik diatas dapat dikatakan bahwa data residual terdistribusi normal. Hal ini tercermin dari nilai Jarque-Bera sebesar 2,096278 yang lebih kecil atau dibawah nilai Chi-Square Tabel dengan df 131 yaitu sebesar 153,204 dan nilai probability yang berada diatas nilai signifikansi 0,05 yaitu sebesar 0,35.
76
b. Hasil Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan melihat korelasi diantara variabel independennya, jika korelasi lebih dari 0,85 maka dinyatakan terdapat multikolinearitas dikarenakan nilai 0,85 pada korelasi berarti hubungan yang kuat. Korelasi antar variabel independen dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.7 Korelasi Variabel Independen PA LNDPK FDR NPF
PA 1.000000 -0.334639 0.068199 -0.315391
LNDPK -0.334639 1.000000 -0.147634 0.413692
FDR 0.068199 -0.147634 1.000000 -0.050997
NPF -0.315391 0.413692 -0.050997 1.000000
Sumber: Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.1)
Dari tabel diatas terlihat bahwa tidak ada variabel independen yang mempunyai korelasi dengan variabel independen lainnya bernilai diatas 0,85, sehingga dapat dikatakan data dalam penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas. Maka dapat disimpulkan semua variabel independen dalam model regresi terbebas dari problem multikolinearitas dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
77
c.
Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang homoskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan uji Park. Apabila
variabel
independen
signifikan
secara
statistik
mempengaruhi variabel residual (kurang dari 5%), maka terjadi heteroskedastisitas. Namun, apabila probabilitas signifikan diatas 5% maka dapat dikatakan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. tabel 4.8 Uji Park Dependent Variable: LOG(RES2) Method: Panel Least Squares Date: 12/09/15 Time: 10:15 Sample: 2010Q2 2014Q4 Periods included: 19 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 133 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LNDPK FDR NPF C
-0.365819 0.010037 -0.075291 2.749841
0.410421 0.014674 0.323232 7.152960
-0.891326 0.684020 -0.232931 0.384434
0.3745 0.4953 0.8162 0.7013
78
Sumber: Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.1)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi semua variabel diatas 5% atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi dalam penelitian ini bebas dari heteroskedastisitas. d. Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan antara satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Dalam penelitian ini menggunakan Durbin Watson Test (D-W) untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi. Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil uji autokorelasi Tabel 4.9 Uji Durbin-Watson Dependent Variable: PA Method: Panel Least Squares Date: 12/09/15 Time: 10:23 Sample: 2010Q2 2014Q4 Periods included: 19 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 133
79
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.397441 0.353352 8.351637 8579.229 -465.8077 9.014387 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
8.672406 10.38574 7.155003 7.372323 7.243314 2.254821
Sumber: Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.1)
Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi adalah sebagai berikut: 1) du < DW < (4-du) berarti tidak ada autokorelasi, 2) DW < dl berarti ada autokorelasi positif, 3) DW > (4-dl) berarti ada autokerelasi negatif, dan 4) du < DW < dl atau (4-du) < DW < (4-dl) berarti hasilnya tidak dapat disimpulkan. Berdasarkan tabel diatas, dengan n=133 dan k=3 dapat diketahui nilai batas atas dan batas bawah dari nilai Durbin-Watson dengan nilai dU adalah 1,6667 dan nilai dL adalah 1,7610. dikarenakan nilai D-W adalah 2,253151 berada diantara du dan (4-du), atau 1,7610 < 2,2548 < 2.3333 maka dapat disimpulkan bahwa data hasilnya tidak ada autokorelasi.
80
4.
Hasil Uji Hipotesis Pengujian
hipotesis
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression analysis) dengan model Fixed Effect sebagaimana telah dilakukan pada pemilihan model terbaik sebelumnya, yaitu diakukan melalui uji koefisien determinasi, uji statistik t, dan uji statistik F dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 atau 5 %. Apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima, sebaliknya apabila tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima. a.
Analisis Regresi Berganda Hasil analisis regresi berganda dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 4.10 Hasil Regresi Linear berganda Dependent Variable: PA Method: Panel Least Squares Date: 12/09/15 Time: 10:23 Sample: 2010Q2 2014Q4 Periods included: 19 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 133 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LNDPK FDR NPF C
2.996864 -0.161651 -1.922243 73.06158
1.372266 0.049643 1.051810 20.87256
-2.183881 -3.256232 -1.827557 3.500365
0.0309 0.0015 0.0400 0.0006
Sumber: Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.1)
Dari tabel diatas dapat dibuat model persamaan regresi sebagai berikut:
81
Y = 73,06 + 2,99*DPK - 0,16*FDR - 1,92*NPF + e
Berdasarkan persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Koefisien konstanta sebesar 73,06, dengan ini dapat diartikan bahwa Y (PA) akan bernilai 73,06% jika, Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Debt Ratio (FDR), Non-Performing Financing (NPF), masing-masing bernilai 0.
2.
Variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki nilai koefisien regresi 2,99. Hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 1% dengan asumsi variabel lain tetap, maka terjadi kenaikan
pada Pertumbuhan Aset Bank Syariah
dengan nilai 2,99%. 3.
Variabel Financing to Debt Ratio (FDR) memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,16. Hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan Financing to Debt Ratio (FDR) sebesar 1% dengan asumsi variabel lain tetap, maka akan menrunkan pertumbuhan aset Bank Syariah sebesar 0,16%.
4.
Variabel Non-Performing Financing (NPF) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -1,92. Hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan Non-Performing Financing (NPF) sebesar 1% dengan
82
asumsi variabel lain tetap, maka akan menurunkan pertumbuhan aset Bank Syariah sebesar 1,92%. b.
Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai Koefisien determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Penelitian ini menggunakan Koefisien determinasi dengan menggunakan nilai adjusted R-square untuk mengevaluasi model regresi. Nilai adjusted R-square dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 4.11 Adjusted R-Square Dependent Variable: PA Method: Panel Least Squares Date: 12/09/15 Time: 10:23 Sample: 2010Q2 2014Q4 Periods included: 19 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 133 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)
83
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.397441 0.353352 8.351637 8579.229 -465.8077 9.014387 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
8.672406 10.38574 7.155003 7.372323 7.243314 2.254821
Sumber: Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.1)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa besarnya adjusted Rsquare adalah 0,353352 atau 35,3%. Hal ini berarti 35,3% variabel dependen Pertumbuhan aset dapat dijelaskan secara signifikan oleh variasi variabel independen. Variabel independen tersebut adalah Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Debt Ratio (FDR), Non-Performing Financing (NPF), Sedangkan sisanya sebesar 64,7% (100% – 35,3%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi dalam penelitian ini. Dikarenakan besarnya adjusted R-square yang cukup kecil yang menandakan
kemampuan
variabel-variabel
independen
dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Ini disebabkan adanya perbedaan kualitas data dan kemampuan dari masing-masing sampel yang diteliti. Kita bisa lihat pada table statistik deskriptif, dijelaskan bahwa ada beberapa sample yang kurang bagus kualitasnya, dan ini menyebabkan dampak yang buruk terhadap sample yang lain, sehingga ketika keduanya diolah bersamaan akan menghasilkan hasil yang kurang bagus. Diantara sampel yang kurang bagus adalah Bank Panin yang memiliki nilai FDR yang paling tinggi
84
pada tahun 2011 sebesar 205,31% dan pertumbuhan aset Bank Syariah Mega Indoneia pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar -13%. Sedangkan pada tahun 2013 pertumbuhan aset Bank Syariah Mega Indoneia sebesar 5%, sehingga pada tahun 2014 Bank Syariah Mega Indoneia mengalami penuruna aset sebesar 18%. c.
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 5% atau 0, 05. Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka koefisien regresi signifikan dan Ha diterima. Sedangkan apabila nilai probabilitas > 0,05 maka koefisien regresi tidak signifikan dan Ha ditolak. Hasil uji signifikansi parameter individual (Uji Statistik t) dapat dilihat pada tabel output dibawah ini: Tabel 4.12 Uji Statistik t Dependent Variable: PA Method: Panel Least Squares Date: 12/09/15 Time: 10:23 Sample: 2010Q2 2014Q4
85
Periods included: 19 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 133
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LNDPK
2.996864
1.372266
-2.183881
0.0309
FDR
-0.161651
0.049643
-3.256232
0.0015
NPF
-1.922243
1.051810
-1.827557
0.0400
C
73.06158
20.87256
3.500365
0.0006
Sumber: Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.1)
Pada tabel diatas terlihat bahwa variabel independen Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Debt Ratio (FDR), Non-Performing Financing (NPF), berpengaruh signifikan terhadap Petumbuhan Aset perbankan syariah karena tingkat signifikansi masing-masing lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Berikut ini akan dijelaskan secara lebih lanjut mengenai hasil temuan pada tabel diatas: 1) Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah Hipotesis pertama (Ha1) adalah Tingkat (DPK) berpengaruh signifikan secara parsial kepada Pertumbuhan Aset Bank Syariah. Dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar (-2.183881) yang lebih besar dari nilai t tabel 1,65666 (negatif diabaikan) dengan tingkat signifikan sebesar 0,0309 (lebih kecil
86
dari tingkat signifikansi 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh negatif secara signifikan terhadap Petumbuhan aset Bank Syariah yang berarti Ha1 diterima. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif secara signifikan terhadap Petumbuhan aset Bank Syariah yang berarti Ha1 diterima. 2) Pengaruh
Financing
to
Debt
Ratio
(FDR)
terhadap
Pertumbuhan Aset Bank Syariah Hipotesis ketiga (Ha2) adalah Tingkat risiko likuiditas (FDR) berpengaruh secara parsial kepada Pertumbuhan Aset Bank Syariah. Dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar -3.256232 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,65666 dengan tingkat signifikan sebesar 0,0015 (lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Financing to Debt Ratio (FDR) berpengaruh positif secara signifikan terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah yang berarti Ha2 diterima. 3) Pengaruh
Non-Performing
Financing
(NPF)
terhadap
Pertumbuhan Aset Bank Syariah Hipotesis keempat (Ha4) adalah Tingkat risiko kredit (NPF) berpengaruh secara parsial kepada Pertumbuhan Aset
Bank
Syariah. Dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung
87
sebesar -1.827557 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,65666 (negatif diabaikan) dengan tingkat signifikan sebesar 0,0400 (lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Non-Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif secara signifikan terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah yang berarti Ha3 diterima d. Uji Signifikansi Simultan ( Uji Statistik F) Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji statistik F digunakan untuk
mengetahui
pengaruh
semua
variabel
independen
yang
dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika F hitung > F tabel dengan df (5,147) dan tingkat signifikansi < 0,05 maka Ha diterima. Uji Statistik-F dapat dilihat dari tabel di bawah: Tabel 4.13 Uji F Statistik Dependent Variable: PA Method: Panel Least Squares Date: 12/09/15 Time: 10:23 Sample: 2010Q2 2014Q4 Periods included: 19 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 133
88
R-squared
0.397441
Mean dependent var
8.672406
Adjusted R-squared
0.353352
S.D. dependent var
10.38574
S.E. of regression
8.351637
Akaike info criterion
7.155003
Sum squared resid
8579.229
Schwarz criterion
7.372323
Hannan-Quinn criter.
7.243314
Durbin-Watson stat
2.254821
Log likelihood
-465.8077
F-statistic
9.014387
Prob(F-statistic)
0.000000
Sumber: Data Sekunder Diolah (Output Eviews 8.1)
Hasil pengolahan data pada tabel diatas melalui F-test terlihat bahwa nilai F hitung sebesar 9,01 yang lebih besar dari F tabel sebesar 2,67 dan nilai signifikansi sebesar 0,00000 < 0,05. Uji ini menunjukkan bahwa model regresi dapat digunakan secara bersama-sama untuk memprediksi tingkat Pertumbuhan Aset. Hal ini membuktikan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Debt Ratio (FDR), NonPerforming
Financing
(NPF),
bersama-sama
secara
simultan
berpengaruh positif terhadap terhadap Petumbuhan Aset Bank Syariah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha4 diterima dalam model regresi penelitian ini.
89
BAB V PENUTUP A . Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Debt Ratio (FDR), dan Non-Performing Financing (NPF) terhadap Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah .Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan bank triwulan Bank Umum Syariah yang dipublikasikan untuk umum periode tahun 2010 sampai tahun 2014. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan hasil pengujian dapat dilihat bahwa besarnya adjusted Rsquare adalah 0,353352 atau 35,3%. Hal ini berarti 35,3% variabel dependen Pertumbuhan aset dapat dijelaskan secara signifikan oleh variasi variabel independen. Variabel independen tersebut adalah Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Debt Ratio (FDR), Non-Performing Financing (NPF), Sedangkan sisanya sebesar 64,7% (100% – 35,3%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi dalam penelitian ini. 2. Berdasarkan hasil uji t (secara parsial ) adalah : a. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan bahwa pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah.
90
b. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan bahwa pengaruh Financing to Debt Ratio (FDR) berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah. c. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan bahwa pengaruh Non-Performing Financing (NPF) berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah. 3. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda menunjukkan bahwa pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Debt Ratio (FDR), dan Non-Performing Financing
(NPF)
secara
keseluruhan berpengaruh
signifikan terhadap Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah. Dari jawaban permasalahan diatas, dapat disimpulkan bahwa secara umum variable independen mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam fluktuasi dan trend Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah pada periode 2010-2014. B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1.
Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan sampel atau jenis perusahaan yang berbeda sebagai pembanding, seperti memasukkan atau menambahkan Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) sebagai sampel dalam penelitian.
91
2.
Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan indikator lain selain Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Debt Ratio (FDR), dan NonPerforming Financing (NPF) terhadap Pertumbuhan Aset Syariah .
Perbankan
92
DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafi‟i. 2011. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta : Gema Insani. Ariefianto, Doddy. 2012. Ekonometrika : Esensi dan Aplikasi dengan Menggunakan Eviews. Jakarta: Penerbit Erlangga Arthesa, Ade & Edia Handiman. 2006. Bank & Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta: PT. Indeks. Ascarya. 2007. Akad & Produk Bank syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada . Brigham & Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi sepuluh. Jakarta: Salemba Empat. Cleeopatra, Yulia Pratiwi. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah di Indonesia. Depok : Univesitas Indonesia. Ghozali, Imam. 2011.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 5.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, N. Damonar. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama Erlangga. Hermansyah. 2005. Hukun perbankan nasional Indonesia. Jakarta : Kencana. Hidayah , Ellyn Herlia Nur. 2008. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan aset Perbankan Syariah. Depok : Universitas Indoneia. Huda, Nurul dan Mohammad Heykal. 2010. Lembaga Keuangan Islam : Tinjauan Teoritis dan Praktis. Jakarta : Kencana. Ian Ahmad Fauzi . 2011. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Berkah Madani. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Ida Syafrida, Ahmad Abror. Faktor-Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah di Indonesia . Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, Vol 10, No. 1, Juni 2011 : 25-33 Ihsan, Dwi Nur‟aini. 2013. Analisa Laporan Keuangan Perbankan Syariah. Jakarta: UIN Jakarta Press.
93
Indriantoro, Nur & Babang Suporno.2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen.Yogyakarta: Lembaga Penerbit BPFE. Irwan,
Muhammad dan Ida Ayu Putri Suprapti. 2014. Perkembangan Industri Perbankan Syariah Dan Peranannya Terhadap Perekonomian Nasional Muhammad Irwan Dan Ida Ayu Putri Suprapti. GaneÇ Swara Vol. 8 No.1 Maret 2014.
Irianto, Agus. 2004. Statistik : Konsep Dasar dan KencanaPrenada Media Group.
Aplikasinya.
Jakarta
:
Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta : Kencana Kasmir. 2011. Dasar – Dasar Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kurniawan, Albert. 2014. Metode Riset untuk Ekonomi dan Bisnis : Teori, Konsep, dan Praktik Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta. Nasution, Anriza Witi. 2009. Pengaruh Pertumbuhan Variabel Ekonomi Makro Dan Equivalent Rate Terhadap Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah Di Indonesia. Depok : Universitas Indonesia. Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005 Rivai, Veithzal. 2007. Bank And Financial Institution Management Conventional & Sharia System. Jakarta: Rajawali. Riduwan & Sunarto. 2013. Pengantar Statistika untuk Penelitian : Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta Bandung. Rosadi, Dedi. 2012. Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews.Yogyakarta : ANDI. Sarwono, Jonathan. 2013. Strategi Melakukan Riset. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Siregar, Mulya E. 2013. Outlook Perbankan Syariah 2014. Bank Indonesia Sudarsono, Heri. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah dan Illustrasi. Yogyakarta : Eknonisia. Sumitro, Warkum. 2004. Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait (BAMUI, TAKAFUL, dan Pasar Modal Syariah di Indonesia. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
94
Supangat. Andi. 2007. Statistika dalam kajian deskriptif, infrerensi, dan non parametrik. Jakarta : Kencana Winarno,Wing Wahyu. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Edisi 3. Yogyakarta: UPP STIM YKPM.
95
LAMPIRAN Tabel Data mentah
Bank Syariah Bukopin
No Bank 1
Bank Panin Syariah
2
Tahun PA DPK ln DPK FDR 2010 1 2 3.64 1311950 14.08703 108.91 14.2304 3 11.10 1514202 102.9 3 1.52 1621914 14.29912 99.37 2011 1 -4.72 1570284 14.26677 95.18 2 6.76 1735571 14.36685 93.45 3 8.17 1975349 14.49626 81.12 4 13.12 2291738 14.64482 83.66 14.62218 2012 1 -1.64 2240430 90.34 14.72222 2 17.71 2476161 93.55 3 10.38 2609448 14.77465 99.33 14.8631 4 3.65 2850784 92.29 2013 1 0.87 3079920 14.94041 87.8 14.9801 2 7.22 3204602 92.43 3 5.45 3252211 14.99485 95.15 4 5.30 3722262 15.12984 100.29 15.04771 2014 1 4.21 3428774 97.14 15.03109 2 2.64 3372243 102.84 3 3.12 3449246 15.05367 103.66 4 7.75 3994957 15.20054 92.89 2010 1 2 46.44 113692 11.64125 90.11 3 30.08 187274 12.14033 82.8 4 33.76 309763 12.64356 69.76 12.82178 2011 1 13.09 370192 78.64 12.89695 2 66.26 399094 97.85 12.43338 3 -4.87 251042 205.31 4 23.94 419772 12.94747 162.97 2012 1 1.59 506215 13.13472 140.35 2 23.15 722565 13.49056 127.88 3 35.70 898382 13.70835 149.82 4 23.99 1223290 14.01705 105.66 14.25886 2013 1 6.65 1557923 120.91
NPF 3.67 3.91 3.42 0.98 1.61 1.57 1.54 2.85 2.5 4.46 4.26 4.28 4.03 3.86 3.68 3.97 3.86 3.81 3.34 0.14 0.32 0.82 0 0 0 0 0.61 0.23 0.16 0.19 0.6
96
2 3 4 2014 1 2 3 4
Bank Syariah Mandiri
3
Bank BCA Syariah
4
2010 1 2 3 4 2011 1 2 3 4 2012 1 2 3 4 2013 1 2 3 4 2014 1 2 3 4 2010 1 2 3 4 2011 1 2 3 4 2012 1
1764391 2296565 2870310 2674295 2700350 3834621 5076082
14.38332 14.64693 14.86993 14.7992 14.80889 15.15958 15.44005
123.6 112.46 90.4 112.84 140.48 111.79 94.04
0.56 1.01 0.77 0.94 0.57 0.43 0.29
10.80 6.33 15.78 11.66 5.47 13.75 11.86 1.94 0.18 3.02 5.91 2.30 5.42 5.69 3.49 -1.49 -0.35 4.11 2.41
23091575 24564246 28680965 31877266 33549058 37778467 42133653 42371223 41686810 43918084 46687969 47619185 50529792 53649161 55767955 50217783 54652683 57071718 59283492
16.95498 17.0168 17.17174 17.2774 17.32852 17.44725 17.55636 17.56198 17.5457 17.59784 17.659 17.67875 17.73807 17.79798 17.83671 17.73188 17.81651 17.85982 17.89784
85.16 86.31 82.54 84.06 88.52 89.86 86.03 87.25 92.21 93.9 94.4 95.61 94.22 91.29 89.37 90.34 89.91 85.68 82.13
0.88 1.45 1.29 1.12 1.14 1.26 0.95 0.86 1.41 1.55 1.14 1.55 1.1 1.59 2.29 2.65 3.9 4.23 4.29
8.37 -0.59 8.40 10.59 1.83 6.81 15.69 4.69
509401 490200 556776 646179 632931 719357 864135 938446
13.14099 13.10257 13.22992 13.37883 13.35812 13.48611 13.66948 13.75198
70.57 65.32 77.89 76.83 77.69 79.92 78.84 74.14
1.02 0.2 0.15 0 0.09 0.14 0 0
14.18 23.11 26.30 6.16 9.05 12.12 18.00
97
2 3 4 2013 1 2 3 4 2014 1 2 3 4
Bank BNI Syariah
5
Bank BRI Syariah
6
2010 1 2 3 4 2011 1 2 3 4 2012 1 2 3 4 2013 1 2 3 4 2014 1 2 3 4 2010 1 2 3 4 2011 1
-1.99 1.81 26.02 -4.04 5.12 8.41 16.52 -0.74 9.77 13.83 18.26
925413 951829 1261824 1200506 1283684 1418648 1703049 1537639 1861348 1886345 2338709
13.738 13.76614 14.04807 13.99825 14.06524 14.16521 14.34793 14.24576 14.43681 14.45015 14.66511
77.41 91.67 79.91 86.35 85.86 88.98 83.48 89.53 85.31 93.02 91.17
0 0.01 0 0 0 0 0 0.05 0.04 0.05 0.1
12.34 14.73 5.04 -1.05 4.64 11.14 15.06 8.94 -3.89 5.75 13.55 17.69 3.77 8.13 4.63 6.14 11.14 6.53 5.46
3238622 4884309 5145258 5024462 5310555 5996930 6735491 6903015 7228919 7700487 8948868 10182501 10322039 10887212 11414363 12529614 13187546 14569540 16246405
14.99066 15.40154 15.45359 15.42983 15.48521 15.60676 15.7229 15.74747 15.7936 15.85679 16.00704 16.13618 16.14979 16.2031 16.25038 16.34361 16.39478 16.49444 16.60338
73.7 150.63 68.93 76.53 84.46 86.13 78.6 78.78 80.94 85.36 84.99 80.11 92.13 96.37 97.86 96.67 98.96 94.29 92.58
2.55 2.6 1.95 2.12 1.71 1.78 2.42 2.77 1.75 1.62 1.42 0.97 1.54 1.49 1.13 1.27 1.35 1.51 1.04
23.35 25.30 12.89 5.55
3674356 4861164 5762952 5960427
15.11689 15.39679 15.56696 15.60065
91.23 102.17 95.82 97.44
1.97 2.06 1.76 1.7
98
Bank Syariah Mega Indonesia
7
2 3 4 2012 1 2 3 4 2013 1 2 3 4 2014 1 2 3 4
6.49 23.69 17.51 -6.05 9.11 6.25 15.49 7.20 8.92 1.95 3.74 1.03 4.20 1.30 9.64
6577958 8370114 9906412 8899482 9410923 10153407 11948789 13064181 13832170 13924879 14349712 13990979 15022250 15397515 16848828
15.69923 15.94018 16.10869 16.0015 16.05738 16.13332 16.29614 16.38538 16.44251 16.44919 16.47924 16.45392 16.52504 16.54972 16.63979
93.34 95.58 90.55 101.76 102.77 99.99 103.07 100.9 103.67 105.61 102.7 102.13 95.14 94.85 93.9
2.77 2.27 2.12 2.4 2.15 1.89 1.84 2.01 1.94 2.14 3.26 3.36 3.61 4.19 3.65
2010 1 2 3 4 2011 1 2 3 4 2012 1 2 3 4 2013 1 2 3 4 2014 1 2 3 4
2.50 -0.42 4.08 -7.39 4.48 6.68 16.25 5.55 1.92 22.00 11.77 2.35 3.04 0.49 5.41 -7.08 -0.28 -4.19 -13.02
3815889 3763354 4038132 3818388 3846027 4177557 4926233 4506094 4992348 6521008 7086980 7245711 7042214 7103087 7726422 7070131 6894983 6751902 5817802
15.15468 15.14082 15.21129 15.15534 15.16255 15.24524 15.41009 15.32094 15.42342 15.69054 15.77377 15.79592 15.76743 15.77604 15.86016 15.77139 15.7463 15.72533 15.57643
86.68 89.11 78.17 79.2 81.48 83 83.08 79.2 92.09 88.03 88.88 98.37 104.19 102.89 93.37 95.53 95.68 90.5 93.61
2.02 2.6 2.11 2.64 2.14 2.25 1.79 1.53 1.51 1.41 1.32 1.42 2.19 1.63 1.45 1.62 1.81 1.83 1.81
*DPK dalam jutaan rupiah
99
Output eviews Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
37.299792
3
0.0000
Random
Var(Diff.)
Prob.
-1.988300 -0.022487 -1.766728
1.454914 0.000664 0.612568
0.4031 0.0000 0.8425
Test Summary Cross-section random
Cross-section random effects test comparisons: Variable LNDPK FDR NPF
Fixed 2.996864 -0.161651 -1.922243
Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: PA Method: Panel Least Squares Date: 12/09/15 Time: 10:13 Sample: 2010Q2 2014Q4 Periods included: 19 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 133 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LNDPK FDR NPF
73.06158 2.996864 -0.161651 -1.922243
20.87256 1.372266 0.049643 1.051810
3.500365 -2.183881 -3.256232 -1.827557
0.0006 0.0309 0.0015 0.0700
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.397441 0.353352 8.351637 8579.229 -465.8077 9.014387 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
8.672406 10.38574 7.155003 7.372323 7.243314 2.254821
100
Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test
Statistic
Cross-section F Cross-section Chi-square
d.f.
Prob.
8.411217 45.726034
(6,123) 6
0.0000 0.0000
Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: PA Method: Panel Least Squares Date: 12/09/15 Time: 10:12 Sample: 2010Q2 2014Q4 Periods included: 19 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 133 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LNDPK FDR NPF C
1.835260 -0.012324 -1.790802 38.62214
0.679783 0.047226 0.746943 11.52749
-2.699773 0.260947 -2.397509 3.350439
0.0079 0.7945 0.0179 0.0011
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.150209 0.130447 9.684686 12099.32 -488.6707 7.600704 0.000101
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
8.672406 10.38574 7.408582 7.495510 7.443907 1.743204
PA 8.672406 6.250000 66.26000 -13.02000 10.38574 1.941357 10.16404
LNDPK 15.33184 15.40154 17.89784 11.64125 1.375419 -0.127098 2.670572
FDR 94.33346 92.13000 205.3100 65.32000 18.04790 2.812557 15.02237
NPF 1.660902 1.550000 4.460000 0.000000 1.239648 0.502631 2.466463
Jarque-Bera Probability
367.9610 0.000000
0.959475 0.618946
976.3265 0.000000
7.177646 0.027631
Sum Sum Sq. Dev.
1153.430 14238.00
2039.135 249.7145
12546.35 42995.94
220.9000 202.8479
Observations
133
133
133
133
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
101
Dependent Variable: PA Method: Panel Least Squares Date: 12/09/15 Time: 10:23 Sample: 2010Q2 2014Q4 Periods included: 19 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 133 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LNDPK FDR NPF C
2.996864 -0.161651 -1.922243 73.06158
1.372266 0.049643 1.051810 20.87256
-2.183881 -3.256232 -1.827557 3.500365
0.0309 0.0015 0.0400 0.0006
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.397441 0.353352 8.351637 8579.229 -465.8077 9.014387 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
8.672406 10.38574 7.155003 7.372323 7.243314 2.254821
24
Series: Standardized Residuals Sample 2010Q2 2014Q4 Observations 133
20
16
12
8
4
0 -20
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
25
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-1.60e-16 -0.457546 23.86379 -20.76264 8.019650 0.285775 3.291422
Jarque-Bera Probability
2.280934 0.319670
102
PA LNDPK FDR NPF
PA 1.000000 -0.334639 0.068199 -0.315391
LNDPK -0.334639 1.000000 -0.147634 0.413692
FDR 0.068199 -0.147634 1.000000 -0.050997
NPF -0.315391 0.413692 -0.050997 1.000000
Dependent Variable: LOG(RES2) Method: Panel Least Squares 12/09/15 Time: 10:15 Sample: 2010Q2 2014Q4 Periods included: 19 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 133 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LNDPK FDR NPF C
0.365819 -0.010037 -0.075291 2.749841
0.410421 0.014674 0.323232 7.152960
-0.891326 0.684020 -0.232931 0.384434
0.3745 0.4953 0.8162 0.7013
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.146890 0.076963 2.461781 739.3643 -302.7957 2.100611 0.029218
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
2.318102 2.562357 4.718732 4.957784 4.815874 2.335257