PENGARUH KAP, BOPO, DAN FDR TERHADAP NET OPERATING MARGIN (NOM) PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2014 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh: Sherty Junita NIM: 1111046100048 PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/1437 H
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Sherty Junita
No. Induk Mahasiswa
: 1111046100048
Jurusan
: Perbankan Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 3 Maret 2015
(Sherty Junita)
iii
ABSTRACT Sherty Junita. 1111046100048. The effect of KAP, BOPO, and FDR on the Net Operating Margin (NOM) Islamic Banking in Indonesia Period 2010-2014. Concentration of Islamic Banking, Muamalat Studies Program, Faculty of Sharia and Law. Syarif Hidayatullah State Islamic University , Jakarta, 2015 This research aims to know the Effect of KAP, BOPO,and the FDR to Net Operating Margin (NOM) Islamic Bank. The data used in this study is a monthly series data from March 2010-March 2014, published by the Financial Services Authority in the monthly statistical report of Islamic banking. The analytical method used is multiple linear regression. The results showed that KAP, BOPO,and FDR simultaneously affected NOM. For Partial Result, BOPO and FDR significantly effected NOM, while KAP has no significant effect on NOM.
Keywords: NOM, KAP, BOPO, FDR, Profitability, Asset Quality, Efficiency, Liquidity, Multiple Linear Regression.
Supervisor: Rr. Tini Anggraeni, ST, M.Si
iv
ABSTRAK Sherty Junita. 1111046100048. Pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap Net Operating Margin (NOM) Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2014. Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap Net Operating Margin (NOM) Perbankan Syariah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data runtut bulanan dari Maret 2010-Maret 2014 yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam laporan statistik bulanan perbankan syariah. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KAP, BOPO, dan FDR secara simultan berpengaruh signifikan terhadap NOM. Secara parsial BOPO dan FDR berpengaruh signifikan terhadap NOM, sedangkan KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap NOM. Kata Kunci: NOM, KAP, BOPO, FDR, Rentabilitas, Kualitas Aset, Efisiensi, Likuiditas, Regresi Linear Berganda. Pembimbing: Rr. Tini Anggraeni, ST, M.Si
v
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahiim Alhamdulillah wa syukurillah. Segala puji penulis haturkan kepada Allah SWT karena atas ridho, rahmat, nikmat, karunia, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “PENGARUH KAP, BOPO, DAN FDR TERHADAP NET OPERATING MARGIN (NOM) PERBANKAN SYARIAH PERIODE 2010-2014”. Shalawat serta salam selalu dicurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW sang pencerah yang membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang saat ini. Penyusunan skripsi ini bertujuan sebagai salah salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi Muamalat Strata Satu (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan yang mungkin perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan tema yang sama dan juga penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dari pihak lain. Pada kesempatan ini, penulis bermaksud untuk mengucapkan rasa terima kasih yang teramat sangat kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, baik yang tertulis maupun tidak tertulis dalam kesempatan kali ini.
vi
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH., dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA., selaku ketua dan sekretaris program studi Muamalat (Ekonomi Islam) FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Rr. Tini Anggraeni, ST, M.Si selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, saran, ilmu, serta meluangkan waktunya hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 4. Bapak Dr. Alimin Mesra, M.Ag, selaku dosen penasihat akademik yang telah banyak memberikan bantuan dan masukan dalam banyak hal. 5. Bapak Sofyan Rizal, SE, M.Si dan Bapak M. Nur Rianto Al Arif. SE, M.Si selaku dosen penguji Ujian Munaqasah. 6. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis semasa kuliah, semoga amal kebaikkan dan ilmu yang telah diberikan mendapat balasan di sisi Allah SWT. 7. Seluruh Staf Karyawan TU, staf perpustakaan FSH dan Perpustakaan Utama, atas kemudahan dalam pembuatan surat dan juga peminjaman buku. 8. Kepada Yang Tercinta Ayahandaku tersayang H. Sumarna dan Ibundaku Tersayang Hj. Sri Syamsi Ramadhani yang telah mencurahkan segalanya bagi penulis. Tiada kata yang dapat menggambarkan segala budi yang telah Mereka
vii
lakukan demi keberhasilan penulis hanya do’a yang tak kan pernah putus agar Mereka selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah SWT. 9. Kepada Abang-Abangku tercinta Fiksi Wahyu Sumarna, ST. dan Rio Nur Azis, SE. yang telah memberikan semangat baik moril maupun materil kepada penulis sampai skripsi ini terselesaikan. 10.
Kepada Kakak-Kakak Iparku Fenty Kusludhiana, ST. dan Elwis Sumiati,
S.ST. telah memberikan semangat baik moril maupun materil kepada penulis sampai skripsi ini terselesaikan, serta untuk Keluarga besar Didi Oding dan Keluarga besar Abdul Malik atas bantuan moril dan materil yang telah diberikan kepada penulis. 11. Untuk sahabat-sahabatku Nimas, Fina, Annisa, Subhi, Herdian, Hasby, Afrizal alias Ucil Kibo, Ijal, Bayu, Anggit, Indra dan teman senasib sepenanggungan Amrina, Chea, Nida, Ni’ma, Riri serta teman-teman sekelasku tercinta di PS-B angkatan 2011, teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah angkatan 2011 atas dukungan dan doanya serta untuk kakak-kakak senior yaitu kak Eko Ardiyanto, Kak Puri Hukmi, Kak Citra, Kak Zahra yang telah membantu. 12. Untuk teman-teman KKN P.E.A.R.L 2011 Fitri, Alfia, Laila, Aska, Ali, Wira, Micky, Yudho, Hendra, Ivan, Ka Fauzan atas dukungan dan doanya selama ini. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, guna penyempurnaan penulisan lainnya di masa mendatang. Jakarta, 14 Februari 2015 Sherty Junita viii
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ...................................................... i LEMBAR PENGESAHAAN PANITIA PENGUJI ................................ii LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................iii ABSTRAK ................................................................................................. iv KATA PENGANTAR ............................................................................... vi DAFTAR ISI .............................................................................................. ix DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................xii DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................xiii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1 B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah ................... 9 C. Perumusan Masalah........................................................... 11 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 11 E. Kerangka Teori .................................................................. 13 F. Sistematika Penulisan........................................................ 15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Operasional Bank Syariah ..................................... 17 B. Analisis Laporan Keuangan .............................................. 23 C. Net Operating Margin ....................................................... 27 ix
D. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) ...................................... 30 E. Beban Operasional Pendapatan Operasional .................... 34 F. Financing to Deposit Ratio (FDR) .................................... 36 G. Tinjauan Studi Terdahulu .................................................. 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................. 44 B. Metode Pengumpulan Data ............................................... 45 C. Operasional Variabel Penelitian ........................................ 46 D. Hipotesis ............................................................................ 52 E. Metode Analisis................................................................. 53 F. Kerangka Kerja ................................................................. 63 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian dan Analisis Deskriptif ........................................................................... 64 B. Penemuan dan Pembahasan .............................................. 70 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan........................................................................ 95 B. Saran .................................................................................. 97 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 98 LAMPIRAN PENELITIAN .................................................................. 102
x
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Perkembangan NIM Bank Konvensional dan NOM Bank Syariah
3
Tabel 1.2 Perkembangan NOM, KAP, BOPO, dan FDR ..............................
7
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian NOM .................................................................
30
Tabel 2.2 Kriteria Penilaian KAP ..................................................................
32
Tabel 2.3 Kriteria Penilaian BOPO ................................................................
35
Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu ......................................................................
38
Tabel 3.1 Penjelasan dan Operasional Variabel .............................................
51
Tabel 4.1 Perkembangan Jaringan Kantor Bank Umum Syariah ..................
65
Tabel 4.2 Descriptive Statistic .......................................................................
67
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................
73
Tabel 4.4 Uji Durbin Watson .........................................................................
77
Tabel 4.5 Koefisien Regresi ...........................................................................
79
Tabel 4.6 Uji F ...............................................................................................
81
Tabel 4.7 Uji t ................................................................................................
83
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ....................................................
86
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pengaruh Pembiayaan KAP, BOPO, dan FDR Terhadap NOM ..................................................................
13
Gambar 2.1 Sistem Operasional Bank Syariah ..............................................
19
Gambar 4.1 Normal P-P Plot .........................................................................
71
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas .....................................................
75
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Data NOM, KAP, BOPO, FDR, .......................................... 103 Lampiran 2 Uji Normalitas P-P Plot ........................................................ 105 Lampiran 3 Uji Multikolinearitas............................................................. 106 Lampiran 4 Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 107 Lampiran 5 Uji Autokorelasi ................................................................... 107 Lampiran 6 Hasil Regresi dengan Metode OLS ...................................... 108 Lampiran 7 Hasil Analisis Deskriptif ...................................................... 110
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profitabilitas atau rentabilitas merupakan faktor utama yang selalu diperhatikan dalam menjalankan suatu usaha. Ini dikarenakan harapan pertama kali yang diinginkan dalam setiap kegiatan adalah memperoleh keuntungan secara maksimal. Bank sebagai suatu badan usaha yang menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat 1 juga tak luput memperhatikan setiap keuntungan yang didapat dari kegiatan operasionalnya. Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan tergantung pada kinerja bank syariah tersebut. Penilaian terhadap profitabilitas atau rentabilitas ini merupakan salah satu dari indikator penilaian kinerja keuangan suatu bank. Bank akan selalu mengoptimalkan kinerja keuangannya, khususnya pada profitabilitas atau rentabilitas. Penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi penilaian
1
Menurut UU RI No.21 tahun 2008 pasal 1
1
2
terhadap komponen-komponen sebagai berikut:2 pertama, kemampuan dalam menghasilkan laba, kemampuan laba mendukung ekspansi dan menutup resiko, serta tingkat efisiensi. Kedua, Diversifikasi pendapatan termasuk kemampuan bank untuk mendapatkan fee based income, dan diversifikasi penanaman dana serta penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya. Dalam praktiknya perbankan di Indonesia saat ini terdapat dua model dalam mencari keuntungan, yaitu bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan berdasarkan prinsip syariah. Keuntungan utama bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional adalah berdasarkan bunga yang telah ditentukan,3 sedangkan keuntungan utama bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah tidak mengenal bunga melainkan margin dan bagi hasil. Terkait dengan faktor rentabilitas ini, Bank Indonesia mengeluarkan surat edaran No.9/24/DPbS/2007 sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 mengenai Net Operating Margin (NOM) sebagai rasio utama dalam penilaian rentabilitas suatu bank. Hal ini berbeda dengan bank konvensional yang memakai Net Interest Margin (NIM) dikarenakan adanya unsur bunga. Net Operating Margin berasal dari selisih antara pendapatan penyaluran 2
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h. 3 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012-Ed.Rev), h. 40.
3
dana setelah bagi hasil dengan beban operasional (disetahunkan) dibagi rata-rata Aktiva Produktif.4 Perbedaan Net Interest Margin (NIM) dengan Net Operating Margin yaitu NIM berasal dari suku bunga yang diterima dikurangi suku bunga yang dibayar dibagi rata-rata aset investasi. Boleh pula dikatakan bahwa NIM dihasilkan dari selisih antara suku bunga kredit dan suku bunga simpanan kemudian dibagi investasi. Suatu bank akan selalu mengusahakan supaya NIM atau NOM positif. NIM negatif akan menunjukkan bahwa biaya investasi lebih tinggi daripada hasilnya yang berarti merugi. Untuk itu, sudah barang tentu bank akan mengupayakan agar NIM positif dan tinggi. Hal ini akan menghasilkan buah manis berupa pendapatan yang berujung pada laba tinggi. Dengan demikian, semakin tinggi NIM akan semakin tinggi pula pendapatan bank.5 Tabel 1.1 Perkembangan NIM Bank Konvensional dan NOM Bank Syariah Rasio
2010
2011
2012
2013
2014
NIM
5,35 %
5,42 %
5,17 %
4,42 %
4,23 %
NOM
1,77 %
1,20 %
2,04 %
1,82 %
0,52 %
Sumber: Data Statistik Perbankan Indonesia 4
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/SEOJK.03/2014 pada lampiran 1.3 Menggagas Indikator Efisiensi, artikel diakses pada Senin, 7 oktober 2014 pukul 13.50 WIB pada http://nasional.sindonews.com/read/719656/18/menggagas-indikator-efisiensi. 5
4
Pada tabel di atas terlihat perbedaan rentabilitas bank konvensional dengan rentabilitas bank syariah sangat berbeda jauh. Pada tahun 2014, perbedaan terlihat sangat signifikan dikarenakan NIM berada di level 4,23% sedangkan NOM berada di level 0,52% yang bahkan tidak mencapai level 1%. Ini mengartikan kemampuan bank syariah dalam menghasilkan laba dari aktiva produktifnya tertinggal jauh daripada bank konvensional. Demi mempertahankan stabilitas dari sistem perbankan syariah, seharusnya bank syariah dapat lebih meningkatkan rentabilitasnya, apabila rentabilitas bank syariah tidak dapat ditingkatkan maka ini akan menjadi kendala bagi kinerja bank syariah khususnya. Perhatian lebih harus diberikan terhadap NIM dan khususnya terhadap NOM perbankan syariah. Ini dikarenakan disatu sisi NIM atau margin bank yang besar bagus untuk pertumbuhan perbankan, bank mendapatkan tambahan modal tetapi disisi lain margin bank yang tinggi membebani para debitur yang harus membayar beban pinjaman yang tinggi. Bank berdalih mereka memerlukan margin bank yang tinggi untuk melindungi mereka dari risiko perbankan. Bank juga membutuhkan tambahan modal untuk mengekspansi usahanya mengingat potensi nasabah di Indonesia masih cukup tinggi.6 Apabila hal tersebut dikaitkan terhadap NOM perbankan syariah maka NOM harus dijaga kestabilannya, hal ini didasarkan pada cangkupan sektor
6
Mufti Nur Cahyo, “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Margin Bank Umum Syariah”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2013), h.7.
5
pembiayaan bank syariah baik untuk penggunaan modal kerja, investasi maupun konsumsi. Apabila NOM terlalu rendah, maka akan menurunkan tingkat rentabilitas suatu bank dan akhirnya keuntungan yang diperoleh akan semakin kecil khususnya keuntungan yang bersumber pada operasional bank tersebut. Hal ini menjadi penting karena pada Laporan Perkembangan Perbankan Syariah tahun 2013 menyatakan bahwa pembiayaan merupakan pilihan utama penempatan dana perbankan syariah dibandingkan penempatan lainnya seperti penempatan pada bank lain ataupun surat-surat berharga. Pada akhir 2013 pembiayaan BUS dan UUS tercatat sebesar Rp188,6 triliun, sementara dana pihak ketiga yang dihimpun mencapai Rp187,2 triliun, sehingga financing to deposit ratio perbankan syariah tetap relatif tinggi. Pada kelompok BUS misalnya, financing to deposit ratio tercatat sebesar 95,9% pada akhir periode laporan. Dengan peningkatan KAP menjadi sebesar 96,96%. Hal yang sama juga terjadi dengan BOPO yang masih dalam kisaran 80% yang seharusnya masih dapat ditekan lagi. Keadaan ini membuat rentabilitas Bank Syariah menarik untuk diteliti. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan NIM pada perbankan konvensional yaitu faktor persaingan bank, faktor resiko kredit (likuiditas), faktor biaya operasional (efisiensi), dan faktor volume kredit serta
6
deposito (penilaian kualitas aset produktif).7 Rasio KAP merupakan rasio utama yang digunakan dalam penilaian kualitas aset produktif. Penilaian kualitas aset bank termasuk antisipasi atas resiko gagal bayar dari pembiyaan (credit risk) yang akan muncul. Rasio FDR (Financing to Deposit Ratio) merupakan salah satu dari rasio likuiditas yang analog dengan LDR (Loan to Deposit Ratio). Rasio ini, berpengaruh positif pada tingkat profitabilitas, karena semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas semakin kecil yang berdampak pada semakin meningkatnya profitabilitas atau rentabilitas bank. Hal ini karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kreditnya semakin banyak.8 Peningkatan profitabilitas atau rentabilitas bank memberikan ukuran yang baik dalam tingkat efektivitas manajemen khususnya efektivitas dalam pengelolaan biaya operasional. Rasio BOPO merupakan salah satu rasio yang biasa digunakan untuk mengukur efisiensi usaha yang dilakukan bank. Semakin efisiensi suatu bank menandakan bank menggunakan biaya yang kecil untuk memperoleh pendapatan yang optimal.
7
Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011). 8 Teguh Pudjo Muljono, Analisa Laporan Keuangan untuk Perbankan (Yogyakarta : BPFE, 1996), h. 66
7
Tabel 1.2 Perkembangan NOM, KAP, BOPO, dan FDR Rasio
2010
2011
2012
2013
2014
NOM
1,77 %
1,20 %
2,04 %
1,82 %
0,52 %
KAP
96,84%
94,38%
97,34%
96,96%
95,22%
BOPO
82,38%
81,65%
76,35%
82,16%
96,97%
FDR
87,6%
91,41%
120,65%
95,87%
98,11%
Sumber: Data Statistik Perbankan Syariah Berdasarkan Tabel 1.2, dapat dilihat bahwa rasio NOM Bank Umum Syariah berfluktuasi dari tahun ke tahun. NOM Bank Umum Syariah mengalami penurunan yang cukup signifikan dan mencapai angka 0,52% di tahun 2014 menunjukkan bahwa rentabilitas Bank Umum Syariah menurun dan tergolong sangat rendah (NOM < 1%) menurut standar penilaian Bank Indonesia. Nilai KAP yang dilihat dari Tabel 1.2 di atas mengalami kenaikan di tahun 2012 dengan nilai KAP sebesar 97,34% dan mengalami penurunan terendah di tahun 2014 dengan nilai KAP sebesar 95,22%. Namun NOM Bank Umum Syariah mengalami hal yang sama, dimana seharusnya berdasarkan teori semakin tinggi rasio ini mencerminkan kualitas aktiva produktif buruk sehingga menuntut
8
Bank untuk menyediakan PPAP semakin besar, sehingga akan menurunkan pendapatan marjin bank semakin kecil (NOM menurun).9 Berdasarkan Tabel 1.2, tahun 2011 rasio BOPO mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 82,38% menjadi sebesar 81,65%. Hal ini mengartikan efisiensi bank umum syariah meningkat dari tahun sebelumnya. Namun tingkat rentabilitas yang diperlihatkan dari rasio NOM Bank Umum Syariah pada tahun yang sama mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu dari 1,77% menjadi sebesar 1,20%. Fakta ini bertentangan dengan teori bahwa ketika nilai BOPO menurun dapat dikatakan kinerja bank meningkat. Semakin kecil nilai BOPO semakin bagus efisiensi sebuah bank dan akan membuat rentabilitas bank semakin meningkat.10 Namun berbeda dengan rasio FDR Bank Umum Syariah yang mengalami peningkatan pada tahun 2011 dan 2014 sebesar 91,41% dan 98,11%, dimana pada tahun yang sama Rentabilitas Bank Umum Syariah mengalami penurunan sebesar 1,20% dan 0,52%. Fakta ini bertentangan dengan teori bahwa ketika dalam kondisi risk averse, makin tinggi resiko yang dihadapi oleh bank, maka kompensasi marjin terhadap resiko tersebut juga akan semakin besar, begitu juga
9
Romdayanah, “Pengaruh Faktor Permodalan, Kualitas Aset, dan Likuiditas terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2011), h.67. 10 Mufti Nur Cahyo, “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Margin Bank Umum Syariah”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2013), h.45.
9
dengan kondisi sebaliknya.11 Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas dan mengingat pentingnya mengetahui faktor penentu NOM perbankan syariah dalam peningkatan rentabilitas Perbankan Syariah serta masih sedikitnya penelitian di bidang perbankan syariah khususnya NOM, maka pada kesempatan kali ini penulis tertarik membahas tentang “ Pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap Net Operating Margin Perbankan Syariah di Indonesia periode 2010-2014.” B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah Penelitian tentang profitabilitas atau rentabilitas bank sangat penting sebagai salah satu tujuan utama dalam setiap melakukan kegiatan usaha khususnya perbankan syariah. Penelitian ini akan meneliti tentang tingkat efisiensi dengan mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi NOM perbankan syariah di Indonesia ? 2. Bagaimana keadaan tingkat kinerja perbankan syariah ketika NOM Perbankan Syariah dalam keadaan rendah ? 3. Apa saja faktor-faktor yang membuat NIM perbankan konvensional lebih tinggi dibandingkan NOM Perbankan Syariah di Indonesia ?
11
Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011).
10
Permasalahan tingkat rentabilitas (NOM) perbankan di Indonesia sangat beragam dan kompleks dalam pemecahannya, maka sesuai dengan judul di atas. Dalam pembahasan substansi dibatasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi NOM Perbankan Syariah di Indonesia. Penulis juga membatasi penelitian dengan hanya menggunakan data tiga variabel sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi NOM perbankan syariah di Indonesia, yaitu rasio KAP, BOPO, dan FDR diambil dari Publikasi Laporan Statistik Perbankan Indonesia yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang bisa diakses melalui www.bi.go.id atau www.ojk.go.id. Data Net Operating Margin juga dilihat dari Publikasi Laporan Statistik Perbankan Indonesia yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dikarenakan keterbatasan data UUS yang dipublikasikan dan agar lebih fokus juga spesifik dalam penelitian ini penulis akan meneliti sebatas faktor-faktor yang mempengaruhi NOM perbankan syariah di Indonesia dalam rentang waktu Maret 2010 – Maret 2014 yang dilihat dari rasio KAP, BOPO, dan FDR perbankan syariah (hanya dilihat dari BUS yang ada di Indonesia). Alasan penggunaan data BUS yang ada di Indonesia dalam mewakili NOM perbankan syariah di Indonesia karena aset gabungan BUS mencapai 75% dari total aset perbankan syariah, pembiayaan gabungan BUS mencapai 74% dari total pembiayaan perbankan syariah dan kinerja BUS dalam bentuk rasio seperti KAP, BOPO, dan FDR lebih baik dan stabil dibandingkan UUS.
11
C. Perumusan Masalah Melalui pembatasan masalah di atas, maka untuk mempermudah penulisan skripsi ini, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1.
Bagaimana pengaruh variabel KAP, BOPO, dan FDR berpengaruh terhadap Net Operating Margin (NOM) pada perbankan syariah secara simultan?
2.
Bagaimana pengaruh variabel KAP, BOPO, dan FDR berpengaruh terhadap Net Operating Margin (NOM) pada perbankan syariah secara parsial?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk menganalisis pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap Net Operating Margin (NOM) perbankan syariah secara simultan. b. Untuk menganalisis pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap NOM pada perbankan syariah secara parsial. 2. Manfaat Penelitian a.
Akademisi Gagasan, Pemahaman, Pemikiran, Literatur, dan hasil dari penelitian ini agar dapat menambah rujukan untuk referensi pembaca yang
12
ingin melakukan penelitian mengenai judul yang terkait dalam mempelajari dan memahami tentang tingkat profitabilitas perbankan syariah yang dilihat dari rasio Net Operating Margin. b.
Praktisi Hasil ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik bagi Perbankan Syariah (Bank Umum Syariah) di Indonesia dalam proses
peningkatan
kinerja
dari
aspek
keuangan
dalam
memaksimalkan profitabilitas/rentabilitas bank secara maksimal yang diproxykan oleh Net Operating Margin (NOM) dan diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan dalam menentukkan tingkat NOM yang ideal bagi perbankan Syariah. Dan juga hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk menerbitkan regulasi yang bertujuan memaksimalkan dan mengoptimalkan Net Operating Margin perbankan syariah di Indonesia bagi regulator perbankan (Bank Indonesia). c.
Peneliti Bagi peneliti sendiri, diharapkan penelitian ini dapat menjadi pemacu semangat atau motivator untuk terus belajar dan memperluas wawasan tentang tingkat pendapatan marjin perbankan syariah yang dilihat dari rasio Net Operating Margin.
13
D. Kerangka Teori
KAP BOPO FDR
H1 -
H2 -
NOM
H3 +
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pengaruh Pembiayaan KAP, BOPO, dan FDR Terhadap NOM Rentabilitas/Profitabilitas pada bank syariah merupakan faktor yang sangat penting bagi keberlangsungan kegiatan operasi bank syariah. NOM merupakan rasio utama yang digunakan sebagai penilaian Rentabilitas suatu bank syariah. NOM dianalogkan dengan NIM dimana NIM digunakan sebagai rasio utama yang digunakan sebagai penilaian Rentabilitas suatu bank konvensional. Disimpulkan dari studi Ho dan Saunder (1981) dan disesuaikan oleh Maudos dan guevera (2004) mengenai analisa net interest margin terdapat model perbankan sebagai lembaga intermediasi antara penerima dana dan penyalur dana, yang berdasarkan model tersebut terdapat enam faktor yang mempengaruhi NIM,
14
faktor persaingan bank, faktor resiko kredit (likuiditas), faktor biaya operasional (efisiensi), dan faktor volume kredit serta deposito (penilaian kualitas aset).12 Dimana faktor-faktor tersebut diproxykan dengan beberapa rasio terkait seperti KAP, BOPO dan FDR terhadap NOM bank syariah. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) sebagai rasio dalam penilaian kualitas asset yang sangat berguna untuk mengetahui bagaimana pihak bank dapat mengelola aktiva yang dimilikinya dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menghasilkan pendapatan atau keuntungan semaksimal mungkin. Semakin tinggi rasio ini mencerminkan kualitas aktiva produktif buruk yang memungkinkan bank dalam kondisis bermasalah makin besar. Penilaian kualitas asset dimaksudkan untuk menilai kondisi suatu bank dalam menghadapi resiko kredit dimana dalam resiko kredit di proxy kan oleh rasio FDR.13 Semakin tinggi rasio ini akan meningkatkan NIM suatu bank. Apabila perbankan diasumsikan memiliki sikap risk averse maka dalam kondisi risk averse, makin tinggi resiko yang dihadapi oleh bank akan berdampak pada peningkatan kompensasi marjin terhadap resiko tersebut.14
12
Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011). 13 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2013), h.95-96. 14 Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011).
15
Tingkat kinerja, efisiensi dan kesehatan bank merupakan faktor pendukung untuk meningkatkan pendapatan suatu bank. BOPO seringkali menjadi rasio utama dalam melihat efisiensi operasional suatu bank. Makin tinggi biaya operasional, makin tinggi tingkat net interest margin yang harus ditetapkan oleh bank. Apabila bank dapat meningkatkan efisiensi operasionalnya, maka spread atau marjin dapat juga ditekan atau dikurangi.15 Apabila efisiensi bisa ditingkatkan maka akan memberikan dampak pada tingkat keuntungan suatu bank. E. Sistematika Penulisan Adapun teknik penulisan skripsi ini adalah mengacu pada “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2012”. BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, dan sistematika penulisan.
15
Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011).
16
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan disajikan teori terkait Sistem Operasional Bank Syariah, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, Net Operating
Margin,
Kualitas
Aktiva
Produktif
(KAP),
Beban
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Tinjauan Kajian Terdahulu. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Mengenai Ruang Ligkup Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Operasional Variabel Penelitian, Hipotesis, Metode Analisis, dan Kerangka Kerja. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Mengenai Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian tentang Perbankan Syariah (BUS) di Indonesia dan Analisis deskriptif, serta Penemuan dan Pembahasan yang menjelaskan Interpretasi Penelitian. BAB V
: PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Operasional Bank Syariah Dalam beberapa literature perbankan syariah, bank syariah dengan beragam skema transaksi yang dimiliki dalam skema non-riba memiliki setidaknya empat fungsi, yaitu:1 1.
Fungsi Manajer Investasi, fungsi ini dapat dilihat pada segi penghimpunan dana oleh bank syariah, khususnya dana mudharabah. Dengan fungsi ini, bank syariah bertindak sebagai manajer investasi dari pemilik dana (shahibul maal) dalam hal dana tersebut harus dapat disalurkan pada penyaluran
yang produktif, sehingga dana
yang dihimpun
dapat
menghasilkan keuntungan yang akan dibagi hasilkan antara bank syariah dan pemilik dana. Makin besar pendapatan bank yang dibagi hasilkan, makin besar pula imbalan yang akan diberikan kepada pemilik dana yang memercayakan uangnya dikelola oleh bank syariah. Sebaliknya, makin kecil pendapatan bank yang dapat dibagi hasilkan, makin kecil pula imbalan yang akan diberikan kepada pemilik dana.
1
Rizal Yaya, dkk., Akuntansi Perbankan Syariah (Teori dan Praktik Kontemporer), (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h. 55
17
18
2.
Fungsi Investor, dalam penyaluran dana, bank syariah berfungsi sebagai investor (pemilik dana). Sebagai investor, penanaman dana yang dilakukan oleh bank syariah harus dilakukan pada sektor-sektor yang produktif dengan resiko yang minim dan tidak melanggar ketentuan syariah.
3.
Fungsi sosial, merupakan sesuatu yang melekat pada bank syariah. Setidaknya ada dua instrument yang digunakan oleh bank syariah dalam menjalankan fungsi sosialnya, yaitu instrument Zakat, Infak, Sadaqah, Wakaf (ZISWAF) dan instrument qardhul hasan.
4.
Fungsi jasa keuangan, layanan yang diberikan tidaklah jauh berbeda dengan bank konvensional namun mekanisme dalam hal mendapatkan keuntungan sesuai dengan prinsip syariah seperti melalui upah (fee).
19
I. Sistem operasional Bank Syariah dan Manajemen Penetapan Harga Bank Syariah
4. menyalurkan pendapatan; Bagi hasil/bonus
Nasabah pemilik dan penitip dana
Bank Syariah 1.Penghimpunan dana
3. Menerima pendapatan; Bagi hasil, margin, fee
Sebagai pengelola dana/penerima dana Sebagai pemilik dana/penjual/pe mberi sewa
2.Penyaluran dana
Sebagai penyedia jasa keuangan
5.Penyediaan jasa
Nasabah mitra, pengelola investasi, pembeli, penyewa Instrumen penyaluran dana lain yang dibolehkan
Jasa Administrasi tabungan, ATM, transfer, kliring, LC, Bank Garansi, Transaksi Valuta asing, dsb.
Gambar 2.1 Sistem Operasional Bank Syariah Sistem operasional bank syariah dapat disimpulkan terdiri atas sistem penghimpunan, sistem penyaluran dana yang dihimpun, dan sistem penyediaan jasa keuangan. Jika dibandingkan dengan antara sistem operasional bank syariah dengan bank konvensional, perbedaannya terletak pada mekanisme
20
perolehan keuntungan pada pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana bank. Pada bank syariah langkah untuk memperolehan keuntungan yang maksimal salah satunya dengan cara menetapkan tingkat keuntungan dan nisbah bagi hasil yang ideal (bank syariah mampu memberikan bagi hasil kepada dana pihak ketiga minimal sama dengan, atau lebih besar, daripada suku bunga yang berlaku di bank konvensional serta menerapkan marjin keuntungan yang lebih rendah daripada suku bunga kredit bank konvensional). Ini dikarenakan semakin tinggi keuntungan yang diperoleh bank, semakin tinggi pula bagi hasil yang diberikan bank kepada dana pihak ketiga. Terdapat dua jenis penetapan harga pada bank syariah, yaitu:2
Penetepan Marjin Keuntungan, bank syariah menerapkan marjin keuntungan terhadap produk-produk pembiayaan yang berbasis Natural Certainty Contracts (NCC), yakni akad bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah (amount) maupun waktu (timing), seperti pembiayaan murabahah, ijarah, ijarah muntahia bit tamlik, salam, dan istishna’.
Penetapan Nisbah Bagi Hasil, bank syariah menerapkan Nisbah Bagi Hasil terhadap produk-produk pembiayaan yang berbasis Natural Uncertainty Contracts (NUC), yakni akad bisnis yang tidak
2
Adiwarman Karim, Bank Islam (Analisis Fiqih dan Keuangan), (Jakarta: Rajawali Pers,2011), h. 279.
21
memberikan kepastian pendapatan (return), baik dari segi jumlah (amount) maupun waktu (timing), seperti mudharabah dan musyarakah. II. Manajemen dana bank3 Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya biaya yang ditanggung. Oleh karena itu, pemilihan sumber dana harus dilakukan secara tepat. Jika tujuan perolehan dana untuk kegiatan sehari-hari, jelas berbeda sumbernya, dengan jika bank hendak melakukan investasi baru atau untuk melakukan perluasan suatu usaha. Kebutuhan dana untuk kegiatan utama bank diperoleh dalam berbagai simpanan, sedangkan jika kebutuhan dana digunakan untuk investasi baru atau perluasan usaha, maka diperoleh dari modal sendiri. Secara garis besar sumber dana bank dapat diperoleh dari: bank itu sendiri, masyarakat luas dan lembaga lainnya. Yang paling penting bagi bank adalah bagaimana memilih dan mengelola sumber dana yang tersedia. Bagi bank pengelolaan sumber dana dari masyarakat luas, terutama dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito adalah sangat penting. Dalam pengelolaan sumber dana dimulai dari perencanaan akan kebutuhan dana, kemudian pelaksanaan pencairan dana yang tersedia. Pengelolaan sumber dana ini kita kenal dengan nama manajemen Dana Bank (suatu kegiatan 3
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers,2012-Ed.Rev), h. 51
22
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap penghimpunan dana yang ada di masyarakat). Alokasi dana bank berdasarkan sifat aktiva adalah pengalokasian dana bank ke dalam bentuk-bentuk aktiva, baik aktiva yang memberikan hasil (income) maupun aktiva yang tidak memberikan hasil. Dengan kata lain, terdapat perbedaan antara aktiva yang memberikan hasil (aktiva produktif atau earning asset) dan aktiva yang tidak memberikan hasil (aktiva tidak produktif atau nonearning assets). Penanaman dana pada aktiva produktif (earning assets)4, aktiva produktif atau earning assets adalah semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Pengelolaan dana dalam aktiva produktif merupakan sumber pendapatan bank yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya operasional bank, termasuk biaya bunga, biaya tenaga kerja, dan biaya operasional lainnya. Komponen aktiva produktif terdiri atas: kredit yang diberikan, penempatan dana pada bank lain, surat-surat berharga, dan penyertaan modal. Penanaman dana dalam aktiva tidak produktif, alokasi dana dalam aktiva tidak produktif atau nonearning assets adalah penanaman dana bank ke dalam aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank. Komponen dana dalam bentuk aktiva tidak produktif ini terdiri atas: cash asset (aktiva yang dapat 4
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor: Ghalia Indonesia. 2009), h.61-63
23
dipergunakan setiap saat untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank, seperti: kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, dan warkat dalam proses penagihan) dan aktiva tetap serta inventaris (berbentuk tanah, gedung kantor, peralatan kantor, peralatan promosi, dan lain-lain. B. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu periode. Keuntungan dengan membaca laporan ini pihak manajemen dapat memperbaiki kelemahan yang ada serta mempertahankan kekuatan yang dimilikinya. Laporan keuangan di samping menggambarkan kondisi keuangan suatu bank juga menilai kinerja manajemen bank yang bersangkutan. Penilaian kinerja manajemen akan menjadi patokan apakah manajemen berhasil atau tidak dalam menjalankan kebijakan yang telah digariskan oleh perusahaan.5 Dalam praktiknya, jenis-jenis laporan keuangan bank yang dimaksud adalah sebagai berikut:6 1. Neraca, merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada tanggal tertentu. Posisi keuangan yang dimaksudkan adalah posisi aktiva
5 6
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers,2012-Ed.Rev), h. 280-281. Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers,2012-Ed.Rev), h. 284.
24
(harta), pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu bank. Penyusunan komponen di dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo. 2. Laporan Komitmen dan Kontinjensi, Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Sedangkan laporan kontinjensi merupakan tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang. 3. Laporan laba rugi, merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan. 4. Laporan arus kas, merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kas. 5. Catatan atas Laporan Keuangan, merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai Posisi Devisa Neto, menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya. 6. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi, Laporan Gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang bank yang bersangkutan,
25
baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri, sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya. Sedangkan dalam perbankan syariah, komponen-komponen Laporan Keuangan yang dipaparkan dalam PAPSI 2013, yaitu: 1. Laporan Posisi Keuangan 2. Laporan Laba Rugi Komprehensif 3. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Laporan Arus Kas 5. Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil 6. Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat 7. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan, dan 8. Catatan Atas Laporan Keuangan. Analisis laporan keuangan adalah untuk mendapatkan gambaran kondisi keuangan perusahaan sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan perusahaan di masa yang akan datang. Menurut Harahap (2006; 190), menyatakan bahwa: “Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna
26
antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.” Tujuan analisis laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada para pemakai laporan keuangan dengan berbagai teknik dan metode yang berguna untuk menilai kinerja, keputusan investasi dan memprediksi keadaan perusahaan di masa yang akan datang.7 Menurut Harahap terdapat beberapa teknik laporan keuangan sebagai berikut:8 1. Perbandingan Laporan Keuangan 2. Seri Trend atau Angka Indeks 3. Laporan Keuangan Common Size (Bentuk Awam) 4. Analisis Rasio 5. Analisis Khusus; berupa Ramalan Kas, Analisis Perubahan Posisi Keuangan, Laporan Variasi Gross Margin, Analisis Break Even, Analisis Dupont. Pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan satu teknik analisis laporan keuangan yaitu dengan Analisis Rasio. Rasio laporan keuangan adalah
7
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.56 8 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.63
27
perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan (berarti). Analisis rasio pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua cara:9 a. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio dari waktu yang telah lalu. b. Membandingkan rasio-rasio ini dengan perusahaan yang sejenis. Dari dasar inilah, variabel-variabel Dependen dan Independen dalam penelitian ini menggunakan beberapa rasio yang ada di dalam laporan keuangan bank syariah sebagai proxy dari beberapa faktor kinerja bank untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisis, yaitu diantaranya: C. Net Operating Margin (NOM) I. Rentabilitas Bank Syariah Rentabilitas merupakan kemampuan suatu bank untuk menghasilkan laba. Terdapat beberapa Rasio sebagai penilaian kuantitatif faktor rentabilitas, diantaranya sebagai berikut:10 Satu Rasio Utama: Net Operating Margin (NOM) Lima Rasio Penunjang: Return on Assets (ROA), Rasio Efisiensi kegiatan Operasional (REO), rasio aktiva yang dapat menghasilkan
9
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.65. 10 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/24/DPbs tahun 2007
28
Pendapatan, Diversifikasi pendapatan, Proyeksi Pendapatan Bersih Operasional Utama (PPBO). Rasio Pengamatan: Net structural operating margin, Return on equity
(ROE),
Komposisi
penempatan
dana
pada
surat
berharga/pasar keuangan, Disparitas imbal jasa tertinggi dengan terendah, Pelaksanaan fungsi edukasi, Pelaksaan Fungsi Sosial, Korelasi antara tingkat bunga di pasar dengan return/bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah, Rasio Bagi hasil dana investasi, dan Penyaluran dana yang diwrite-off dibandingkan biaya operasional. II. Pengertian Net Operating Margin (NOM) Net Operating Margin merupakan rasio utama Rentabilitas pada bank syariah untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba.11 Net Operating Margin juga dapat diartikan rasio rentabilitas untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba melalui perbandingan pendapatan operasional dan beban operasional dengan rata-rata aktiva produktif.12
11
Bank Indonesia, Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank(Jakarta: Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral, 2012), h. 183. 12 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.101
29
Net Operating Margin dapat dilihat dari dua perspektif. Jika dilihat dari perspektif pertama yaitu dari sisi sifat kompetitif bank dan sisi rentabilitas, margin yang kecil mengindikasikan sistem perbankan yang kompetitif dengan biaya intermediasi yang rendah, namun disisi rentabilitas margin yang tinggi menggambarkan stabilitas dari sistem perbankan ini dilatarbelakangi bank yang dapat menambahkan margin yang tinggi ke dalam rentabilitas dan modal sehingga dapat melindungi dari resiko. Namun jika dilihat dari perspektif kedua yaitu dari sifat efisiensi bank, margin yang lebih tinggi biasanya mengindikasikan rendahnya efisiensi sektor perbankan, ditandai dengan biaya yang tinggi karena ketidakefisienan perbankan dengan rendahnya investasi dan rendahnya aktivitas ekonomi. Tingginya margin juga dapat mengindikasikan tingginya risiko karena kebijakan yang tidak tepat dari sektor perbankan.13 II. Rumus Perhitungan Net Operating Margin (NOM) Rumus menghitung NOM sebagai berikut:14 NOM =
(
)
Sumber: sesuai SE No.9/24/DPbs/2007
13
Mufti Nur Cahyo, “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Margin Bank Umum Syariah”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2013), h.26 14 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.101
30
Tabel 2.1 Kriteria penilaian NOM Kriteria
Keterangan
Peringkat 1: NOM > 3%
Tinggi
Peringkat 2: 2% < NOM ≤ 3%
Cukup Tinggi
Peringkat 3: 1,5% < NOM ≤ 2%
Rendah
Peringkat 4: 1% < NOM ≤ 1,5%
Cukup Rendah
Peringkat 5: NOM ≤ 1%
Sangat Rendah
Sumber: Kodifikasi Penilaian Tingkat Kesehatan BI,2012. D. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) I. Pengertian KAP Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) sebagai rasio dalam penilaian kualitas aset sangat berguna untuk mengetahui bagaimana pihak bank dapat mengelola aktiva yang dimilikinya dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menghasilkan pendapatan atau keuntungan semaksimal mungkin.15 Penilaian kualitas aset ini juga bertujuan untuk menilai kondisi aset bank, termasuk
15
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.96
31
antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang akan muncul.16 II. Rumus Perhitungan KAP Rumus perhitungan KAP yaitu:17
KAP =
(
)
Sumber: sesuai SE No.9/24/DPbs/2007 Keterangan: APYD adalah Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan adalah aktiva produktif yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian yang besarnya ditetapkan sebagai berikut:
25% dari aktiva produktif yang digolongkan Dalam Perhatian Khusus.
50% dari aktiva produktif yang digolongkan Kurang Lancar.
16
Surat Edaran Bank Indonesia nomor 9/24/DpBs/2007 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.96 17
32
75%
dari
aktiva
produktif
yang
digolongkan
Diragukan.
100% dari aktiva produktif yang digolongkan Macet.
Aktiva Produktif adalah Penanaman bank dalam bentuk pembiayaan, surat berharga, penyertaan dan penanaman lainnya yang dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan bagi bank. Tabel 2.2 Kriteria penilaian KAP Kriteria
Keterangan
Peringkat 1: KAP > 0,99
Tinggi
Peringkat 2: 0,96 < KAP ≤ 0,99
Cukup Tinggi
Peringkat 3: 0,93 < KAP ≤ 0,96
Rendah
Peringkat 4: 0,90 < KAP ≤ 0,93
Cukup Rendah
Peringkat 5: KAP ≤ 0,90
Sangat Rendah
Sumber: Kodifikasi Penilaian Tingkat Kesehatan BI,2012 III. Manajemen Aset dan Liabilitas Assets and Liability Management pada dasarnya adalah merupakan suatu proses planning, organizing, actuating dan controlling untuk mendapatkan penetapan kebijaksanaan di bidang pengelolaan: permodalan
33
(equity), pemupukan dana (funding) dan penggunaan dana (lending) yang satu sama lain saling terkait dalam mencapai tingkat laba yang optimal dengan tingkat risiko yang telah diperhitungkan. Tujuan Assets And Liability Management, diantaranya: 18 1)
Pertumbuhan bank yang wajar
2)
Pendapatan atau laba yang maksimal
3)
Menjaga likuiditas yang memadai
4)
Membentuk cadangan-cadangan untuk berjaga-jaga
5)
Memelihara atau menjaga dana masyarakat
6)
Memenuhi kebutuhan masyarakat akan pembiayaan.
Fokus manajemen aset dan liabilitas adalah mengkoordinasikan portofolio aset atau liabilitas bank guna memaksimalkan profit bagi bank dan hasil yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan memperhatikan kebutuhan likuiditas dan prinsip kehati-hatian. Hasil Akhir dari manajemen aset/liabilitas akan bermuara kepada kemampuan untuk menutup kerugian dan penyediaan kecukupan modal, trend pendapatan yang semakin baik dan kompetitif terhadap peer group-nya, serta kualitas dan komposisi pendapatan bersih (net income) yang semakin baik. Manajemen aset atau liabilitas bank syariah lebih banyak bertumpu pada kualitas aset dan
18
Edy Setiadi, “Asset and Liability Management (ALMA)”.
34
hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan daya tariknya bagi nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui bank tersebut.19
E. Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) I. Pengertian BOPO Menurut Sidabalok dan Viverita, BOPO yang bagus dicerminkan dari kemampuan untuk mengelola profitabilitas aktivanya dengan biaya lebih rendah. Variabel ini diharapkan memiliki hubungan positif dengan margin bank. Ini berarti semakin tinggi BOPO bank semakin tinggi bank menetapkan marginnya. Rendahnya BOPO mencerminkan kualitas manajemen yang tinggi pada bank. Semakin rendah rasio ini semakin bagus karena bank menghasilkan banyak pendapatan operasional dari pengelolaan aktivanya dengan biaya operasional yang rendah.Variabel ini dihitung dengan rasio antara biaya operasional dibagi pendapatan operasional.20 Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.21 Semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank
19
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: GEMA INSANI,2009), h. 177. 20 Mufti Nur Cahyo, “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Margin Bank Umum Syariah”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2013), h.33 21 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, cetakan Kedua, 2009), h. 119-120.
35
tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan.22 II. Rumus Perhitungan BOPO Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut. (
BOPO =
)
Sumber: sesuai SE No.6/23/DPNP/2004 Biaya operasional yang digunakan dalam rumus di atas adalah beban operasional termasuk kekurangan PPAP. Dan pendapatan operasional yang digunakan adalah pendapatan operasional setelah bagi hasil.23 Tabel 2.3 Kriteria penilaian BOPO Kriteria
Keterangan
Peringkat 1: BOPO ≤ 83%
Rendah
Peringkat 2: 83% < BOPO ≤ 85%
Cukup Rendah
Peringkat 3: 85% < BOPO ≤ 87%
Rendah
Peringkat 4: 87% < BOPO ≤ 89%
Cukup Tinggi
Peringkat 5: BOPO > 90%
Tinggi
Sumber: Kodifikasi Penilaian Tingkat Kesehatan BI,2012
22
Muhammad Fazlur Rachmad, “Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas UUS PT. Bank X Menggunakan Rasio Keuangan,” (Tesis S2 Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, Jakarta, 2009), h.45. 23 Bank Indonesia, “Kodifikasi Penilaian Tingkat Kesehatan Bank”.
36
F. Financing to Deposit Ratio (FDR) I. Pengertian FDR Dalam kamus Bank Indonesia, FDR merupakan rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga (DPK) yang diterima oleh bank. FDR sering dianalogkan dengan LDR, rasio yang digunakan Bank Konvensional. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.24 Begitu juga FDR sebagai rasio Likuiditas Bank Syariah dapat mengukur komposisi jumlah pembiayan yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana pihak ketiga dan modal sendiri yang digunakan. Maksimal FDR yang diperkenankan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 110%. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar.25 II. Rumus Perhitungan FDR FDR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:26 FDR =
24
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers,2012-Ed.Rev), h. 319. Rr. Tini Anggraeni, “Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah”. 26 Suryani, “Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia,” Walisongo, Volume 19, Nomor 1 (Mei 2011): h. 60. 25
37
III. Likuiditas Bank Syariah27 Likuiditas secara luas dapat didefenisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai. Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnis sehari-hari, mengatasi kebutuhan dana yang mendesak, memuaskan permintaan nasabah terhadap pinjaman, dan memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan. Likuiditas yang tersedia harus cukup, tidak boleh terlalu kecil sehingga mengganggu kebutuhan operasional sehari-hari, tetapi juga tidak boleh terlalu besar karena akan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas atau rentabilitas. Kemudahan yang diberikan pihak bank dalam memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas merupakan penyebab utama terjadinya risiko kredit. Risiko kredit muncul jika bank tidak memperoleh kembali cicilan pokok dari pinjaman dan bagi hasil dari investasi yang sedang dilakukannya. Peningkatan resiko ini akan berdampak pada pengurangan pendapatan, sehingga bank mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban membayar utang-utangnya. Hal ini semakin berat ketika bank akan mengeksekusi kredit
27
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: GEMA INSANI,2009), h. 178.
38
macetnya, bank tidak akan memperoleh hasil yang memadai karena jaminan yang ada tidak sebanding dengan besarnya kredit yang diberikan. H. Tinjauan Studi Terdahulu Dilatar belakangi oleh jarangnya penelitian terdahulu terkait Net operating Margin (NOM) pada perbankan syariah, Maka peneliti memaparkan beberapa penelitian terdahulu yang mendukung hasil penelitian dan penelitian terkait Net Interest Margin pada perbankan konvensional, diantaranya adalah: Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu No. Identitas Peneliti
Judul Penelitian
Variabel
Alat Analisis
Hasil
Penelitian 1.
Analisis Faktor-
Variabel
Regresi Linier Risiko
Faktor Yang
Dependen
Berganda
Mempengaruhi
adalah Margin
BOPO, primary
Margin Bank
Bank.
ratio, dan
Umum Syariah
Variabel
opportunity cost
(Studi pada Bank
Independen
berpengaruh
Umum Syariah di
adalah Risiko
signifikan secara
Indonesia periode
Pembiayaan,
simultan terhadap
Mufti Nur Cahyo, Pembiayaan,
Mahasiswa FEB Universitas Diponegoro (2009).
39
2009-2012).
BOPO,
Margin Bank.
primary ratio,
Namun secara
dan
parsial hanya
opportunity
opportunity cost
cost.
yang tidak berpengaruh signifikan terhadap Margin Bank.
2.
Faktor Penentu
Variabel
Ordinary Least
NIM periode
Net Interest
Dependen
Square
sebelumnya, LDR,
Margin Perbankan adalah NIM.
(OLS)Regressi
NPL, EQA
Indonesia.
on.
berpengaruh
Taufik Ariyanto, (Komisi Pengawas Variabel
Persaingan Independen
signifikan secara
adalah NIM
lag. Sedangkan
periode
BOPO berpengaruh
sebelumnya,
secara aktual
BOPO, LDR,
terhadap NIM. Dan
NPL, EQA,
market power tidak
CR4 (market
berpengaruh
power)
signifikan terhadap
Usaha), Volume 13 No.1 Juni 2011.
NIM perbankan
40
Indonesia. 3.
Adler Haymans
Net Interest
Variabel
Model
Data BOPO,
Manurung dan
Margin: Bank
Peubah adalah Panel.
power,
Anugraha
Publik di
NIM. Peubah
berpengaruh
Dezmercoledi
Indonesia.
bebas adalah
signifikan terhadap
(Sampoerna
LDR, NPL,
NIM.
School of
Size, dan
NPL
Business), 2013.
Market
berpengaruh
Journal of
Power.
signifikan terhadap
Business and
market dan
LDR
size
dan tidak
NIM secara parsial.
Entrepreneurship Volume 1, No.1; January 2013. 4.
Syahru
Syarif, Analisis Pengaruh Variabel
Ordinary Least CAR, NPL, BOPO,
Mahasiswa pasca Rasio-rasio
dependen
sarjana
CAMELS
adalah
Manajemen
terhadap
Universitas
Interest
Margin bebas adalah
simultan
Diponegoro,
(Study
Empiris CAR,
NIM.
(2006).
Pada
Bank-bank BOPO, ROA,
secara
yang
Listed
CAR, NPL, BOPO
NIM.
Net Variabel
di LDR.
Square (OLS)
ROA,
dan
berpengaruh signifikan
NPL,
LDR
secara terhadap
Sedangkan parsial,
41
Bursa Jakarta
Efek
berpengaruh
Periode
signifikan terhadap
tahun 2001-2004. 5.
Pengaruh
NIM.
Faktor Variabel
Regresi Linear Hasil penelitian ini
Romdayanah, Permodalan,
Dependen
Berganda.
menemukan
Mahasiswa Kualitas Aset, dan adalah NOM.
bahwa, permodalan
Likuiditas
Variabel
(KPMM)
terhadap
Independen
berpengaruh
Profitabilitas
adalah
negatif terhadap
Umum KPMM, KAP,
NOM, Kualitas
STM.
Aset (KAP) dan
Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang Bank (Ekonomi Islam). Syariah. 2011. STM sama-sama berpengaruh positif terhadap NOM. Penelitian ini dilakukan pada Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia. 6.
“Faktor yang
Variabel
Regresi Linier Hasil penelitian
mempengaruhi
Dependen
Berganda.
Muhammad Fazlur Rachmad,
dari tesis tersebut
42
Mahasiswa Pasca
Profitabilitas UUS adalah ROE.
adalah, dengan
Sarjana
PT. Bank X
Variabel
menggunakan
Universitas
Menggunakan
Independen
analisis Du Pont
Indonesia
Rasio Keuangan.”
adalah CAR,
menunjukkan
(Magister Sains)
(Tesis)
NPF, BOPO,
bahwa Net Profit
FDR, NIM.
Margin sangat
2009.
mempengaruhi profitabilitas USS Bank X yang diproxykan oleh ROE. Ditemukan juga bahwa CAR, FDR, BOPO, dan NIM berpengaruh terhadap ROE. 7.
Diah
Aristya Analisis Pengaruh Variabel
Ordinary Least Ukuran
Hesti, Mahasiswa Ukuran
Dependen
Ekonomi
Perusahaan,
adalah ROA.
dan
Universitas
Kecukupan
Variabel
berpengaruh
Diponegoro
Modal,
(2010)
Aktiva Produktif adalah
Kualitas Independen
Square (OLS).
perusahaan, KAP, Likuiditas
signifikan terhadap Kinerja Keuangan
43
(KAP),
dan Ukuran
Likuiditas terhadap
Perusahaan, Kinerja Modal, KAP,
(ROA). Sedangkan Kecukupan Modal tidak berpengaruh
Keuangan (Studi dan
signifikan terhadap
Pada Bank Umum Likuiditas.
kinerja
Syariah
(ROA).
di
keuangan
Indonesia Periode 2005-2009).
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dibuat oleh peneliti yang berjudul “Pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap Net Operating Margin Perbankan Syariah di Indonesia periode 2010-2014” yaitu Variabel dependen yang digunakan adalah NOM perbankan syariah di Indonesia. Sedangkan variabel Independen yang digunakan pada penelitian ini adalah KAP, BOPO, dan FDR. Kurun waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2010 sampai dengan Maret 2014. Objek penelitian yaitu Perbankan Syariah di Indonesia yang termasuk dalam BUS yang ada di Indonesia.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabelvariabel penelitian dalam angka, dan melakukan analisis data dengan prosedur statistika atau permodelan matematis.1 Setelah itu, memberikan gambaran tentang hubungan-hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, dan menginterpretasikannya. Penelitian ini memakai pendekatan statistik parametrik. Statistik Parametrik adalah metode statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis data yang mempunyai skala pengukuran paling sedikit interval, disamping juga data tersebut harus berdistribusi normal dan memenuhi asumsi-asumsi lainnya.2 Penelitian ini juga menggunakan angka rasio atau skala rasio yang menyajikan nilai sesungguhnya dari variabel-variabel yang diukur dengan skala rasio.3
1
Efferin Sujoko, dkk, Metode Penelitian Untuk Akuntansi, Suatu Pendekatan Praktis, (Jawa Timur: Bayu Media Publishing, Juni, 2004); Cet-1, h.18. 2 Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS (Penerbit Mitra Wacana Media, 2007), h. 80. 3 Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS (Penerbit Mitra Wacana Media, 2007), h. 76.
44
45
Dalam penelitian ini, maka peneliti akan menghitung seberapa besar pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap Net Operating Margin (NOM). Penelitian dibatasi dengan menganalisa laporan keuangan gabungan pada Perbankan Syariah di Indonesia dalam rentang waktu Maret 2010 sampai dengan Maret 2014 yang tercantum dalam situs Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Penggunaan waktu tersebut didasarkan dari ketersediaan data pada laporan statistik perbankan Indonesia yang dikeluarkan oleh OJK. B. Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat time series. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, hasil dari pengumpulan dan pengolahan pihak lain. 4 Data sekunder juga dapat diartikan sebagai data yang tidak secara langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan dengan data tersebut.5 Serangkaian kegiatan untuk memperoleh data sekunder untuk kelengkapan penelitian ini antara lain: 1. Pengumpulan Data Secara Kepustakaan (Library Research) Pengumpulan data yang bersumber pada literatur seperti dari bukubuku, jurnal, artikel, dan sumber informasi lain yang terkait dengan penelitian ini yang dilakukan untuk memperoleh data yang bersifat 4
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi Regresi dan Jalur dalam penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2011); Cet-2, h. 17 5 Boediono dan Wayan Koster, Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya); Cet-4, h.7.
46
teoritis dan dapat menunjang materi agar relevan dengan penelitian ini. Penulis melakukan penelitian dengan membaca, memahami, mempelajari, dan mengutip bahan-bahan yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Penelitian Internet (Internet Research) Mencari data dari laporan keuangan gabungan perbankan syariah yang terdapat dalam kolom Publikasi Laporan Statistik Perbankan Indonesia di situs www.bi.go.id atau www.ojk.go.id dan Laporan Keuangan dari 11 BUS. Data tersebut meliputi Net Operating Margin, KAP, BOPO, dan FDR Perbankan Syariah dari maret 2010 sampai dengan maret 2014. C. Operasional Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat variabel bebas (independen) yaitu KAP, BOPO, dan FDR serta satu variabel terikat (Dependen) yaitu Net Operating Margin. 1. Variabel Terikat (Dependen) Net Operating Margin (NOM) Variabel terikat (dependen) Net Operating Margin yaitu rasio rentabilitas untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba melalui perbandingan pendapatan operasional dan
47
beban operasional dengan rata-rata aktiva produktif. Rumus menghitung NOM sebagai berikut:6 NOM =
(
)
PO = Pendapatan operasional adalah pendapatan operasional setelah distribusi bagi hasil dalam 12 (dua belas) bulan terakhir. DBH =
Distribusi Bagi Hasil adalah hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer
BO =
Biaya
Operasional
adalah
beban
operasional
termasuk kekurangan PPAP yang wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan dalam 12 (dua belas) bulan terakhir. Perhitungan rata-rata aktiva produktif merupakan rata-rata aktiva produktif 12 (dua belas) bulan terakhir. NOM merupakan analog dari NIM yang digunakan oleh Bank Konvensional, ada enam faktor yang mempengaruhi NIM yaitu pertama, struktur persaingan dari produk perbankan. Kedua, rata-rata biaya operasional. Ketiga, risk averse. Keempat, Volatilitas suku bunga pasar
6
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.101
48
uang. Kelima, Tingkat resiko kredit. Keenam, Volume atau nilai dari Kredit dan Deposit.7 2. Variabel Bebas (Independen) a.
(X1) Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Rasio ini digunakan untuk mengetahui kualitas aktiva produktif, yaitu penanaman dana bank dalam rupiah atau valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan pada bank lain dan penyertaan. Penilaian tersebut dilakukan untuk melihat apakah aktiva produktif digunakan untuk menghasilkan laba/pendapatan secara maksimal. Selain itu penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang akan muncul.8 Ini dilatarbelakangi oleh kegiatan usaha bank, bank perlu mengelola risiko kredit antara lain dengan menjaga kualitas aset .9 Rumus perhitungan KAP yaitu:10
KAP =
7
(
)
Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011). 8 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.95 9 Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum 10 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.96
49
b.
(X2) Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO yaitu Rasio biaya operasional yang merupakan perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
BOPO =
(
)
Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
dan
kemampuan
bank
dalam
melakukan
kegiatan
operasinya.11 Semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan.12 Ini sangat membantu bank untuk menghasilkan keuntungan yang lebih maksimal dikarenakan kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana. Apabila bank dapat memperoleh keuntungan yang maksimal mengisyaratkan adanya efisiensi biaya operasional dan kondisi bank yang tidak bermasalah. 11
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, cetakan Kedua, 2009), h. 119-120. 12 Muhammad Fazlur Rachmad, “Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas UUS PT. Bank X Menggunakan Rasio Keuangan,” (Tesis S2 Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, Jakarta, 2009), h.45.
50
c. (X3) Financing to Deposit Ratio (FDR) FDR adalah perbandingan antara total pembiayaan yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh Bank. FDR menunjukkan kemampuan bank dalam menyalurkan DPK. Maksimal FDR yang diperkenankan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 110%.13 Sedangkan dalam kamus Bank Indonesia, FDR merupakan rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga (DPK) yang diterima oleh bank. FDR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:14 FDR = Salah satu faktor penentu mikro terhadap profitabilitas adalah likuiditas. Likuiditas perbankan syariah sebagian besar sangat bergantung pada perolehan dana pihak ketiga yang akan disalurkan ke dalam berbagai bentuk pembiayaan sesuai syariah. Kekurangan likuiditas akan mengakibatkan penurunan kepercayaan dari nasabah seperti kasus pada bank Century pada tahun 2008, sedangkan jika kelebihan likuiditas bisa menurunkan profitabilitas/rentabilitas.15 13
Muhammad Fazlur Rachmad, “Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas UUS PT. Bank X Menggunakan Rasio Keuangan,” (Tesis S2 Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, Jakarta, 2009), h.45. 14 Suryani, “Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia,” Walisongo, Volume 19, Nomor 1 (Mei 2011): h. 60. 15 Muhammad Fazlur Rachmad, “Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas UUS PT. Bank X Menggunakan Rasio Keuangan,” (Tesis S2 Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, Jakarta, 2009), h.6.
51
Tabel 3.1 Penjelasan dan Operasional Variabel Variabel
Penjelasan
Sumber
Proxy
Rujukan
Terhadap NOM
Pendapatan operasional-
Statistik
Profitabilitas
Ariyanto (2011),
Dana bagi hasil tidak
Perbankan
atau
Romdayanah
terikat-beban
Indonesia
Rentabilitas
(2011),
Bank Syariah
(2013)
Kualitas Asset
Romdayanah
operasional / rata-rata
Cahyo
aktiva produktif KAP
BOPO
1-Aktiva produktif yang
Statistik
diklasifikasikan
Perbankan
dibagi
(2011)
total aktiva produktif
Indonesia
Biaya
Statistik
operasional/Pendapatan
Perbankan
Cahyo
operasional
Indonesia
Manurung
Efisiensi
Ariyanto (2011), (2013), dan
Dezmercoledi (2013) FDR
Jumlah
dana
yang
Statistik
diberikan/Total
Dana
Perbankan
Romdayanah
Indonesia
(2011)
Pihak ketiga Sumber: Penulis (2014)
Likuiditas
Ariyanto (2011),
52
D. Hipotesis Hipotesis merupakan suatu asumsi atau anggapan yang bisa benar atau bisa salah mengenai suatu hal dan dibuat untuk menjelaskan sesuatu hal tersebut sehingga memerlukan pengecekan lebih lanjut.16 Berdasarkan landasan teori diatas, maka dapat dirumuskan beberapa hipotesis sebagai berikut:
1. Uji Statistik F (Uji Simultan) Ho : β = 0, KAP, BOPO, dan FDR tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NOM. H1 : β ≠ 0, KAP, BOPO, dan FDR berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NOM. 2. KAP, BOPO, dan FDR terhadap NOM secara parsial. Hipotesis 1 Ho : KAP tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap NOM. H1 : KAP berpengaruh signifikan secara parsial terhadap NOM.
16
Boediono dan Wayan Koster, Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cetakan keempat, 2008), h.433.
53
Hipotesis 2 Ho
:
BOPO tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap NOM.
H2
:
BOPO berpengaruh signifikan secara parsial terhadap NOM.
Hipotesis 3 Ho
:
FDR tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap NOM.
H3
:
FDR berpengaruh signifikan secara parsial terhadap NOM.
D. Metode Analisis Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis linier berganda. Metode analisis linier berganda bertujuan menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas.17 Apabila dinyatakan dalam persamaan matematika, model regresi linier berganda untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Yt = α + β1X1t + β2X2t + β3X3t + et
17
h.135.
Anwar Sanusia, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat, 2013 – Cet.III),
54
Keterangan: Yt
= Net Operating Margin (NOM)
α
= Konstanta
β
= Koefisien Regresi
X1t
= Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
X2t
= Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
X3t
= Financing to Deposit Ratio (FDR)
et
= perkiraan kesalahan pengganggu
Regresi linier berganda harus memenuhi asumsi-asumsi yang ditetapkan agar menghasilkan nilai-nilai koefisien sebagai penduga yang tidak bias.18 Pelanggaran asumsi-asumsi tersebut dapat dideteksi dengan cara melakukan: I.
Uji Asumsi Klasik Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk mengetahui kesesuaian model pada regresi berganda, apakah sudah lolos menjadi pemerkira linear terbaik tak bias (BLUE = Best Linear Unbiased Estimator) agar hasil analisis dan uji hipotesis menjadi valid atau tidak bias. 18
h.135.
Anwar Sanusia, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat, 2013 – Cet.III),
55
a. Uji Normalitas Data Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Metode pengujian uji normalitas yang digunakan penelitian ini menggunakan uji grafik Probability Plot. Cara untuk mendeteksinya adalah dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual sebagai dasar pengambilan keputusannya. Jika menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka residual pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal.19 b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (independen). Cara Mengetahui adanya gejala multikolinearitas pada model regresi dengan melihat nilai Inflation Factor (VIF) dan
19
Duwi Priyatno, Buku Saku Analisis Data SPSS , (Yogyakarta: Media Kom, 2011), h. 278
56
Tolerance. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan Tollerance lebih dari 0,1 maka model tersebut bebas dari multikolinearitas.20 c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.21 Karena dalam salah satu asumsi klasik menyatakan bahwa “kov (ɛi,) = σ2 untuk setiap i, i = 1, 2, …, n.” Artinya setiap kesalahan pengganggu mempunyai varian yang
sama.
22
Uji
heteroskedastisitas
dalam
penelitian
ini
menggunakan uji Scatter plot. Suatu model dinyatakan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas apabila titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada suatu sumbu Y.23 d. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah yang tidak adanya masalah otokorelasi. Metode pengujian yang sering
20
Duwi Priyatno, Buku Saku Analisis Data SPSS , (Yogyakarta: Media Kom, 2011), h.288. Duwi Priyatno, Buku Saku Analisis Data SPSS , (Yogyakarta: Media Kom, 2011), h.296 22 J.Supranto, Ekonometri (Buku Satu), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 151. 23 Duwi Priyatno, Buku Saku Analisis Data SPSS , (Yogyakarta: Media Kom, 2011), h. 303. 21
57
digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (Uji DW). Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson sebagai berikut:24
du < dw < 4 – du maka Ho diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi.
dw < dL atau dw > 4 – dL maka Ho ditolak, artinya terjadi autokorelasi.
dL < dw < du atau 4 – du < dw < 4 – dL, artinya tidak ada kepastian atau kesimpulan yang pasti. Nilai du dan dL dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson.
II.
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis merupakan langkah-langkah atau prosedur yang
dilakukan dengan tujuan untuk memutuskan apakah kita menerima atau menolak hipotesis mengenai parameter populasi.25 Berikut ini adalah langkah-langkah pengujian yang digunakan untuk menguji hipotesis pada model penelitian ini. a. Uji Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat (dependen).26 Uji seluruh
24
Duwi Priyatno, Buku Saku Analisis Data SPSS , (Yogyakarta: Media Kom, 2011), h. 292. Boediono dan Wayan Koester, Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h. 434. 26 Duwi Priyatno, Buku Saku Analisis Data SPSS , (Yogyakarta: Media Kom, 2011), h. 258. 25
58
koefisien regresi secara serempak sering disebut dengan uji model. Nilai yang digunakan untuk melakukan uji serempak adalah nilai Fhitung yang dihasilkan dari rumus.
Nilai Fhitung = (
⁄ ⁄
(
)
Karena nilai Fhitung berhubungan erat dengan nilai koefisien determinasi (R2) maka pada saat melakukan uji F, sesungguhnya menguji signifikansi koefisien determinasi (R2). Uji F yang signifikan menunjukkan bahwa variasi variabel terikat dijelaskan sekian persen oleh variabel bebas secara bersama-sama adalah benar-benar nyata dan bukan terjadi karena kebetulan. Dengan kata lain, berapa persen variabel terikat dijelaskan oleh seluruh variabel bebas secara serempak (bersama-sama), dijawab oleh koefisien determinasi (R2), sedangkan signifikan atau tidak yang sekian persen itu, dijawab oleh uji F. Berdasarkan asumsi ini, nilai koefisien determinasi (R2) dan uji F menentukan baik tidaknya model yang digunakan. Uji keseluruhan koefisien regresi secara bersama-sama (uji F) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.27
27
h.137.
Anwar Sanusia, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat, 2013 – Cet.III),
59
1. Menentukan hipotesis H0 : β = 0, Variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. H1 : β ≠ 0, Variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2. Menentukan tingkat signifikan Tingkat signifikan pada pengujian ini adalah 5% artinya resiko kesalahan mengambil keputusan 5%. 3. Pengambilan keputusan Uji F statistik ini menentukan model linier berganda dapat digunakan atau tidak sebagai model analisis. Dengan menggunakan kriteria ini, jika H0 ditolak maka model dapat digunakan karena, baik besaran maupun tanda (+/-) koefisien regresi dapat digunakan untuk memprediksi perubahan variabel terikat akibat perubahan variabel bebas. Kriteria pengambilan keputusan mengikuti aturan berikut.
Jika Fhitung ≤ Ftabel; maka H0 diterima, artinya variasi dari model regresi tidak berhasil menerangkan variasi variabel secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap variabel terikat.
60
Jika Fhitung > Ftabel; maka H1 diterima, artinya variasi dari model regresi berhasil menerangkan variasi variabel secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap variabel terikat.
b. Uji Parsial dengan T-Test Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independen) secara parsial terhadap variabel terikat (dependen).28 Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan nilai thitung masing-masing koefisien regresi dengan nilai ttabel (nilai kritis) sesuai dengan signifikan yang digunakan.
Jika thitung < ttabel , maka keputusannya menerima daerah penerimaan
hipotesis nol (H0). Artinya, variabel bebas
(independen) tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (dependen).
Jika thitung > ttabel , maka keputusannya menolak hipotesis nol (H0), dan menerima hipotesis alternative (Hi). Artinya, variabel bebas (independen) berpengaruh terhadap variabel terikat (dependen).29
28 29
Duwi Priyatno, Buku Saku Analisis Data SPSS , (Yogyakarta: Media Kom, 2011), h. 252 . Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi, (Yogyakarta: BPFE, 2013), h. 71.
61
Uji t juga dilakukan dari melihat nilai signifikan dengan kriteria berikut:30
Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan menerima Hi.
Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan menolak Hi.
c. Koefisien Determinasi (R2) Uji Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel bebas (independen) secara bersama-sama terhadap variabel terikat (dependen) yang dapat dilihat dari Adjusted R Square apabila menggunakan lebih dari dua variabel bebas (independen).31 Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati 0 (nol) besarnya koefisien determinasi (R2), semakin kecil pula pengaruh variabel bebas (independen) terhadap nilai terikat (dengan kata lain semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel dependen). Sebaliknya,
semakin
mendekati
1
(satu)
besarnya
koefisien
determinasi (R2), semakin besar pula pengaruh semua variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen).32 Besarmya
30
Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS (Penerbit Mitra Wacana Media, 2007), h. 127. 31 Duwi Priyatno, Buku Saku Analisis Data SPSS , (Yogyakarta: Media Kom, 2011), h. 251. 32 Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi, (Yogyakarta: BPFE, 2013), h. 68.
62
koefisien determinasi (R2) dapat juga dicari dengan menggunakan formulasi sebagai berikut:33 (
R2
(
)
)
Keterangan: n = jumlah data y = nilai variabel terikat (dependen) x = nilai variabel bebas (independen) b = nilai koefisien regresi Dalam praktiknya, nilai koefisien determinasi yang digunakan untuk analisis adalah nilai R2 yang telah disesuaikan (Adjusted RSquare) yang dihitung dengan rumus berikut.
(
)
Keterangan: n = jumlah data k = jumlah variabel bebas (independen)
33
Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi, (Yogyakarta: BPFE, 2013), h.48.
63
E. Kerangka Kerja
Perbankan Syariah di Indonesia
Laporan Keuangan Gabungan Maret 2010 - Maret 2014
KAP (X1)
NOM (Y)
BOPO (X2) FDR (X3)
Uji Asumsi Klasik
Normalitas Multikolinearitas Heteroskedastisitas Autokorelasi
Regresi Linier Berganda
Uji F
Uji t
Interpretasi Kesimpulan dan Saran
Koefisien determinasi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian dan analisis deskriptif 1. Gambaran umum Perbankan Syariah (BUS) di Indonesia Bank syariah di Indonesia secara konsisten telah menunjukkan perkembangannya dari waktu ke waktu. Walaupun aset perbankan tahun 2013 tumbuh 24,2% lebih rendah dari tahun 2012 yaitu 34% namun pertumbuhan aset tersebut tetap diikuti pelaksanaan fungsi intermediasi yang optimal. Hal ini tercermin pada tren pertumbuhan dan nominal pembiayaan BUS dan UUS pada tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp. 188,6 triliun, sementara dana pihak ketiga yang dihimpun mencapai Rp. 187,2 triliun, sehingga financing to deposit ratio (FDR) perbankan syariah pada kelompok BUS misalnya tetap relatif tinggi tercatat sebesar 95,9% pada akhir periode laporan. Jumlah bank yang melakukan kegiataan usaha berdasarkan prinsip syariah pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 pun bertambah seiring dengan beroperasinya sejumlah bank baru. Jumlah BUS tercatat bertambah satu dari tahun sebelumnya yaitu PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah. Bertambahnya jumlah bank juga diikuti dengan penambahan jaringan kantor,
64
65
begitu juga dengan pengurangannya diikuti dengan penurunan jaringan kantor.1 Tabel 4.1 Perkembangan Jaringan Kantor Bank Umum Syariah Kelompok Bank
2011
2012
2013
2014
Bank Umum
11
11
11
12
1390
1734
1987
2151
Syariah Jumlah Kantor BUS
Sumber: data diolah Didukung dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi.2
1 2
OJK, Publikasi Laporan perkembangan keuangan syariah 2013, hal.4. OJK, Publikasi Laporan perkembangan keuangan syariah 2013, hal.1.
66
2. Analisis Deskriptif Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software program komputer Microsoft Excel dan SPSS 20.0. Pengolahan data ini untuk mempercepat hasil perhitungan dan dapat menjelaskan variabel yang akan diteliti, yaitu KAP, BOPO, dan FDR sebagai variabel Independen serta Net Operating Margin (NOM) sebagai variabel Dependen. Tahapan awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan penentuan sampel dengan metode purposive sampling, yaitu pada BUS di Indonesia yang tersedia pada laporan keuangan gabungan bulanan secara time series dari Maret 2010 – Maret 2014 dengan jumlah data (n) sebanyak 49. Berdasarkan hasil analisis deskripsi statistik, maka berikut didalam Tabel 4.2 akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan pada penelitian ini meliputi: jumlah sampel (n), rata-rata sampel (mean), nilai maksimum, nilai minimum serta standar deviasi (σ) untuk masing-masing variabel. Penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut:
67
Tabel 4.2 Descriptive Statistic
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
NOM
49
.87
2.34
1.6871
.29975
KAP
49
94.38
98.21
96.4741
.78542
BOPO
49
75.68
92.09
80.9188
3.66240
FDR
49
87.60
121.71
105.4792
13.05570
Valid N (listwise)
49
Sumber: data diolah Pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 49 sampel data yang diambil dari Laporan Keuangan Gabungan Bulanan Perbankan Syariah dalam kurun waktu Maret 2010 sampai dengan Maret 2014. Data rasio NOM terendah (minimum) adalah 0,87% yaitu pada bulan Februari 2014 dan yang tertinggi (maxmimum) adalah 2,34% yaitu pada bulan Januari 2014, kemudian rata-rata NOM sebesar 1,6871%. Hal ini menunjukkan bahwa selama periode penelitian, secara statistik dapat dijelaskan bahwa tingkat rentabilitas BUS dan UUS di Indonesia termasuk peringkat 3 (rendah) menurut kriteria peringkat yang ditetapkan Bank Indonesia, dimana tingkat NOM tersebut jauh tertinggal jika dibandingkan pada NIM Bank Umum Konvensional. Sementara standar deviasi sebesar
68
0.29975% masih kecil jika dibandingkan dengan nilai mean-nya sebesar 1.6871% dengan demikian dapat dikatakan bahwa simpangan data NOM relatif baik. Rasio KAP (Kualitas Aktiva Produktif) menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktif bermasalah terhadap total aktiva produktif. Semakin tinggi angka KAP akan memperlihat semakin tingginya pembentukan PPAP yang memungkinkan bank dalam kondisi bermasalah semakin besar yang berdampak pada berkurangnya pendapatan bank. Rasio KAP diperoleh rata-rata sebesar 96.4741% dengan tingkat rasio KAP terendah sebesar 94.38% yaitu berada di periode Desember 2011, dan yang tertinggi 98.21% yaitu pada periode September 2012. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara statistik, selama periode penelitian, tingkat rasio KAP Perbankan Syariah yang diperoleh melalui Laporan Keuangan Gabungan Bulanan berada pada peringkat 2 (baik) yaitu berada pada kisaran 0,96 < KAP ≤ 0,99. Sementara untuk standar deviasi sebesar 0.78542% jauh lebih kecil dari pada nilai mean-nya, sehingga simpangan data pada rasio KAP ini dapat dikatakan baik. Rasio BOPO diperoleh rata-rata sebesar 80.9188% dengan data terendah sebesar 75.68% yaitu pada periode Juli 2013 dan yang tertinggi sebesar 92.09% yaitu pada periode Januari 2012. Secara statistik, dengan rata-rata tersebut rasio BOPO dalam waktu penelitian dapat disimpulkan
69
menggambarkan bahwa tingkat efisiensi operasional yang dimiliki perbankan syariah melalui Laporan Keuangan Gabungan Bulanan, masih relatif terjaga yaitu tergolong peringkat 1 ( ≤ 83%). Sementara untuk standar deviasi sebesar 3.66240% jauh lebih kecil dari pada nilai mean-nya, sehingga simpangan data pada rasio BOPO ini dapat dikatakan baik. Rasio FDR diperoleh rata-rata sebesar 105.4792% dengan data terendah sebesar 87.60% yaitu pada periode Desember 2010 dan yang tertinggi sebesar 121.71% yaitu pada periode Juni 2013. Secara statistik, dengan rata-rata tersebut rasio FDR dalam waktu penelitian dapat disimpulkan menggambarkan bahwa tingkat likuiditas dan resiko kredit yang dimiliki perbankan syariah melalui Laporan Keuangan Gabungan Bulanan, masih tergolong tinggi yaitu hampir menyentuh kisaran 110% (standar yang ditetapkan BI 80% - 110%). Sementara untuk standar deviasi sebesar 13.05570% jauh lebih kecil dari pada nilai mean-nya, sehingga simpangan data pada rasio FDR ini dapat dikatakan baik.
70
B. Penemuan dan Pembahasan I.
Uji Asumsi Klasik Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa (Ordianary Least Square / OLS) merupakan model regresi yang menghasilkan estimator linear tidak bias yang terbaik (Best Linear Unbias Estimator / BLUE).3 Untuk menghasilkan model regresi tersebut maka suatu model harus memenuhi beberapa uji asumsi klasik, diantaranya: a. Uji Normalitas Data Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. Jadi dalam hal ini yang di uji normalitas bukan masing – masing variabel independen dan dependen tetapi nilai residual yang dihasilkan dari model regresi. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal.4 Pada penelitian ini menggunakan grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual sebagai dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data.
3
Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi, (Yogyakarta: BPFE, ed.2;cet.IV, 2013),
4
Duwi Priyatno, Buku Saku Analisis Data SPSS , (Yogyakarta: Media Kom, 2011), h. 277
h.83.
71
Cara normal probability plot lebih handal daripada cara grafik histogram, karena cara ini membandingkan data riil dengan data distribusi normal (otomatis oleh komputer) secara komulatif. Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika garis data riil mengikuti garis diagonal.5 Berikut ini disajikan hasil normal P-Plot dari data yang telah diolah:
Sumber: data sekunder diolah Gambar 4.1 Normal P-P Plot
5
Danang Sunyoto, Uji Khi Kuadrat & Regresi untuk penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, Ed.I; Cet.I,2010), h.108
72
Dari hasil olahan data, dihasilkan normal P-Plot seperti terlihat di gambar 4.3 menunjukkan bahwa titik sampel secara keseluruhan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian untuk memenuhi model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikoliniearitas Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa suatu model regresi dinyatakan bebas multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan nilai VIF. Nilai Tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara statistik (α), sedangkan nilai variance inflation factor (VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan baku kuadrat. Variabel bebas mengalami multikolonearitas jika: α hitung < α dan VIF hitung > VIF. Sedangkan Variabel bebas tidak mengalami multikolinearitas jika: α hitung > α dan VIF hitung < VIF. Nilai tolerance (α) dan nilai VIF dapat dicari dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut:6
Besar nilai tolerance (α): α hitung = 1 / VIF
6
Besar nilai variance inflation factor (VIF):
Danang Sunyoto, Uji Khi Kuadrat & Regresi untuk penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, Ed.I; Cet.I,2010), h.97
73
VIF = 1 / α hitung Berikut ini adalah hasil uji multikolinearitas yang disajikan pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas No.
Variabel
Collinearity Statistic Tolerance
VIF
1
KAP (X1)
0.658
1.520
2
BOPO (X2)
0.833
1.201
3
FDR (X3)
0.715
1.399
Sumber: Olah data hasil output SPSS Hasil uji multikoliniearitas pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa jika menggunakan alpha/tolerance = 10% atau 0,10, maka VIF = 10. Dari output nilai VIF hitung ( VIF KAP = 1.520, VIF BOPO = 1.201, dan VIF FDR = 1.399) < VIF = 10 dan semua tolerance variabel bebas ( KAP = 65,8%, BOPO = 83,3%, dan FDR = 71,5%) lebih dari 10%, dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas.
74
c. Uji Heteroskedastisitas Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS melalui grafik scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan variabel bebas (sumbu X = Y hasil prediksi) dan nilai residualnya (SRESID) merupakan variabel terikat (sumbu Y = Y prediksi – Y riil). Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah maupun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur. Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombang-gelombang.7
7
Danang Sunyoto, Uji Khi Kuadrat & Regresi untuk penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, Ed.I; Cet.I,2010), h.101.
75
Sumber: data sekunder yang diolah. Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Analisis hasil output SPSS (gambar scatterplot) di atas didapatkan titik – titik menyebar di bawah dan di atas sumbu Y, dan tidak mempunyai pola yang teratur, jadi kesimpulannya variabel bebas di atas tidak terjadi heteroskedastisitas atau bersifat homoskedastisitas.
76
d. Uji Autokorelasi Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi. Masalah autokorelasi baru timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu
periode t
(berada)
dengan kesalahan
pengganggu periode t-1 (sebelumnya). Selain kriteria pengambilan keputusan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya dengan menggunakan nilai dl dan du pada tabel durbin Watson terhadap uji autokorelasi, terdapat pula ukuran lain dalam menentukkan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan berikut:8 1) Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW di bawah -2. 2) Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤ DW ≤ +2. 3) Terjadi autokorelasi negative jika nilai DW di atas +2 atau DW > +2.
8
Danang Sunyoto, Uji Khi Kuadrat & Regresi untuk penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, Ed.I; Cet.I,2010), h.110.
77
Berikut ini adalah hasil uji multikolinearitas yang disajikan pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Uji Durbin Watson
b
Model Summary Model
1
R
.555
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.308
.262
Durbin-Watson
.25746
1.422
a. Predictors: (Constant), FDR, BOPO, KAP b. Dependent Variable: NOM
Sumber: data sekunder yang diolah. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai hitung Durbin-Watson
sebesar
1.422.
Apabila
digunakan
kriteria
pengambilan keputusan menggunakan nilai dl dan du pada tabel DW dengan signifikansi 0.05 dan jumlah data (n) = 49, serta k = 3 (k adalah jumlah variabel independen) diperoleh nilai dl sebesar 1,4136 dan du sebesar 1,6723. Karena nilai DW (1.422) berada pada daerah antara dL dan du (dL < dw < du), maka Ho diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi atau tidak ada kepastian terdapat autokorelasi pada model regresi. Karena berdasarkan kriteria nilai dL dan du belum terdapat kepastian adanya autokorelasi atau tidak dalam model regresi maka
78
perlu dilihat dari kriteria pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai uji DW itu sendiri. Sehingga jika dilihat dari kriteria pengambilan keputusan dengan standar dari perhitungan Uji DW dapat disimpulkan bahwa DW test terletak pada daerah uji (berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤ DW ≤ +2) yang berarti tidak terdapat masalah autokorelasi pada persamaan regresi dalam penelitian ini.
II.
Analisis Regresi Analisis regresi digunakan untuk meramalkan nilai suatu variabel. Regresi linier berganda bertujuan menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas.9 Pengolahan data menggunakan software SPSS versi 20.0 dalam metode regresi linier berganda atau Ordinary Least Square (OLS) yang ditampilkan pada tabel berikut.
9
Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS (Penerbit Mitra Wacana Media, 2007), h. 142.
79
Tabel 4.5 Koefisien Regresi
Coefficients Model
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Toleranc
VIF
e (Constant)
7.864
5.817
1.352
.183
KAP
-.042
.058
-.110
-.720
.475
.658
1.520
BOPO
-.036
.011
-.437
-3.213
.002
.833
1.201
.007
.003
.316
2.155
.037
.715
1.399
1 FDR
a. Dependent Variable: NOM
Sumber: data sekunder yang diolah. Dari tabel di atas maka dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: NOM = 7.864 – 0.042 KAP – 0.036 BOPO + 0.007 FDR Dari hasil olah data OLS, nilai konstanta sebesar 7.864 artinya bahwa apabila variabel bebas (independen) dianggap konstan atau tidak mengalami perubahan maka akan menaikkan atau menambah nilai NOM sebesar 7.864. Hal ini menunjukkan akan terjadi kenaikkan nilai NOM apabila variabel KAP, BOPO dan FDR dianggap konstan. Sehingga tabel di atas dapat memberikan gambaran bahwa melalui hasil regresi berganda dengan menggunakan OLS menunjukkan hasil sebagai berikut:
80
a. Dari hasil perhitungan SPSS versi 20.0 menunjukkan nilai koefisien regresi KAP adalah sebesar 0.042 yang berarti bahwa setiap peningkatan 1 satuan KAP akan menurunkan NOM sebesar 0.042 dengan asumsi kondisi variabel bebas lain tetap. b. Dari hasil perhitungan SPSS versi 20.0 menunjukkan nilai koefisien regresi BOPO adalah sebesar 0.036 yang berarti bahwa setiap peningkatan 1 satuan BOPO akan menurunkan NOM sebesar 0.036 dengan asumsi kondisi variabel bebas lain tetap. c. Dari hasil perhitungan SPSS versi 20.0 menunjukkan nilai koefisien regresi FDR adalah sebesar 0.007 yang berarti bahwa setiap peningkatan 1 satuan FDR akan menurunkan NOM sebesar 0.008 dengan asumsi kondisi variabel bebas lain tetap. III.
Pengujian Hipotesis a. Uji Statistik F (Simultan) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel independen (KAP, BOPO, dan FDR) secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen (NOM). Untuk melihat besarnya pengaruh tersebut dapat diketahui dari nilai Adjusted R-Square yang ada pada tabel di bawah ini.
81
Tabel 4.6 Uji F
a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1.330
3
.443
Residual
2.983
45
.066
Total
4.313
48
F 6.688
Sig. .001
a. Dependent Variable: NOM b. Predictors: (Constant), FDR, BOPO, KAP
Sumber: data yang diolah. Dasar pengambilan keputusan uji F dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Variabel KAP, BOPO, FDR dan NPF dinyatakan berpengaruh secara simultan terhadap NOM perbankan syariah apabila nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel. Berikut ini adalah bunyi hipotesis yang akan diuji oleh peneliti. Ho : β = 0, KAP, BOPO, FDR dan NPF tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NOM. H1 : β ≠ 0, KAP, BOPO, FDR dan NPF berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NOM.. Berdasarkan tabel 4.6 di atas diperoleh hasil nilai F-Statistik sebesar 6.688 dengan nilai probabilitas sebesar 0.001. Sedangkan nilai
b
82
F tabel dengan tingkat signifikansi 5% dapat diperoleh melalui perhitungan berikut: df1 = (jumlah variabel – 1) = 4 – 1 = 3 df2 = (jumlah data – jumlah variabel independen -1 ) df2= 49 – 2 – 1 = 46 Berdasarkan perhitungan tersebut, maka diperoleh nilai F tabel sebesar 2,81. Nilai F hitung yang ditunjukkan oleh tabel lebih besar dari nilai F tabel, yaitu 4.984 > 2,81. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan Ho ditolak, yang berarti KAP, BOPO, dan FDR secara simultan memiliki pengaruh terhadap NOM perbankan syariah. Selanjutnya adalah membandingkan nilai sig pada tabel ANOVA dengan tarif signifikansi (α) yang digunakan oleh peneliti, yaitu 0,05. Diketahui pada tabel bahwa nilai sig sebesar 0.001. Karena nilai sig lebih kecil dari taraf signifikansi (α) 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan Ho ditolak. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel KAP (X1), BOPO (X2), dan FDR (X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel NOM perbankan syariah (Y).
83
b. Uji Statistik t (Parsial) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu
variabel
independen
secara
individual
dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Hasil pengujian statistic t dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini: Tabel 4.7 Uji t Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1
a
Std. Error
(Constant)
7.864
5.817
KAP
-.042
.058
BOPO
-.036 .007
FDR
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance 1.352
.183
-.110
-.720
.475
.658
1.520
.011
-.437
-3.213
.002
.833
1.201
.003
.316
2.155
.037
.715
1.399
a. Dependent Variable: NOM
Sumber: data sekunder yang diolah. Metode pengujian uji t atau uji parsial dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Nilai t tabel, dengan signifikansi
0,025
VIF
(diperoleh
dari
0,05/2
=
0,025,
karena
menggunakan uji dua arah), serta nilai df = 47 (diperoleh dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 49 – 2 = 47), maka diperoleh t tabel sebesar 2.01174. Berdasarkan hasil uji t yang dihitung menggunakan SPSS versi 20.0 maka dapat diambil keputusan sebagai berikut:
84
1. Pengujian terhadap variabel KAP Ho1: β1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh secara parsial antara KAP terhadap NOM. H1: β1≠ 0 : Terdapat pengaruh secara parsial antara KAP terhadap NOM. Berdasarkan tabel diatas, KAP memiliki t hitung sebesar (-) 0.720 dengan tingkat signifikansi 0.475. Karena nilai t hitung lebih kecil daripada nilai t tabel (0.475 < 2.01174), maka variabel KAP dinyatakan tidak berpengaruh secara parsial terhadap NOM. Kemudian, diketahui pula bahwa variabel KAP memiliki nilai signifikansi 0.475, lebih besar dari 0,05 (0.475 > 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa cukup bukti untuk menerima Ho1 dan menolak H1. Jadi, variabel KAP (X1) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel NOM. 2. Pengujian terhadap variabel BOPO Ho2: β2 = 0 : Tidak terdapat pengaruh secara parsial antara BOPO terhadap NOM. H2: β2≠ 0 : Terdapat pengaruh secara parsial antara BOPO terhadap NOM. Berdasarkan tabel diatas, BOPO memiliki t hitung sebesar (-) 3.213 dengan tingkat signifikansi 0.002. Karena nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel (3.213 > 2.01174), maka variabel BOPO
85
dinyatakan berpengaruh secara parsial terhadap NOM. Kemudian, diketahui pula bahwa variabel BOPO memiliki nilai signifikansi 0.002, lebih kecil dari 0,05 (0.002 < 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa belum cukup bukti untuk menolak Ho2 dan menerima H2. Jadi, variabel BOPO (X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel NOM. 3. Pengujian terhadap variabel FDR Ho2: β2 = 0 : Tidak terdapat pengaruh secara parsial antara FDR terhadap NOM. H3: β3 ≠ 0 : Terdapat pengaruh secara parsial antara FDR terhadap NOM. Berdasarkan tabel diatas, FDR memiliki t hitung sebesar
(+)
2.155 dengan tingkat signifikansi 0.037. Karena nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel (2.155 > 2.01174), maka variabel FDR dinyatakan berpengaruh secara parsial terhadap NOM. Kemudian, diketahui pula bahwa variabel FDR memiliki nilai signifikansi 0.034, lebih kecil dari 0,05 (0.037 < 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa belum cukup bukti untuk menolak Ho3 dan menerima H3. Jadi, variabel FDR (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel NOM.
86
c. Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) Adjusted R Square adalah nilai R square yang telah disesuaikan. Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersamasama terhadap variabel dependen. Persamaan regresi linier berganda semakin baik apabila nilai koefisien determinasi semakin besar (mendekati 1) dan cenderung meningkat nilainya sejalan dengan peningkatan jumlah variabel bebas.10 Hasil data yang dianalisis menggunakan SPSS versi 20.0 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi
b
Model Summary Model
1
R
.555
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.308
.262
.25746
Durbin-Watson
1.422
a. Predictors: (Constant), FDR, BOPO, KAP
S b. Dependent Variable: NOM sumber: data sekunder yang diolah. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat nilai koefisien determinan (Adjusted R Square) sebesar 0.262 atau sebesar 26,2%. Hal ini menunjukkan KAP, BOPO, FDR dan NPF berkontribusi sebesar 26,2% terhadap NOM. 10
136.
Anwar Sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis, Jakarta: Salemba Empat, 2013 – Cet.III), h.
87
Sedangkan sisanya sebesar 73,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. IV.
Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa NOM dapat dijelaskan oleh KAP, BOPO, FDR dan NPF sebagai berikut: a. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Dari hasil pengolahan data dan perhitungan data yang dibantu oleh SPSS versi 20.0 variabel KAP memiliki nilai signifikan sebesar 0,475 yang menunjukkan variabel ini tidak berpengeruh terhadap NOM. Hal ini terjadi dikarenakan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Romdayanah (2011) yang menjadikan KAP sebagai proxy kualitas asset dalam faktor yang mempengaruhi NOM Bank Umum Syariah Devisa menggunakan model penelitian yang kurang tepat. Pada penelitian tersebut menggunakan model regresi linear berganda untuk meneliti objek penelitian yang mengharuskan peneliti menggunakan model data panel dikarenakan objek penelitian menggunakan empat BUS Devisa dan waktu penelitian terdiri dari data bulanan dalam kurun waktu tiga tahun.11 Ini mengartikan data yang digunakan oleh peneliti tersebut
11
Romdayanah, “Pengaruh Faktor Permodalan, Kualitas Aset, dan Likuiditas terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah, IAIN Walisongo Semarang, 2011), h.39.
88
merupakan gabungan antara data deret waktu (time series) dengan data kerat lintang (cross-section) yang disebut dengan data panel.12 Kurang tepatnya metode penelitian yang digunakan mengakibatkan hasil model penelitian yang salah sehingga model tersebut tidak dapat memperhitungkan atau memperkirakan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya. Hal ini dibuktikan dengan tidak lolosnya model regresi linier berganda yang digunakan peneliti dalam uji asumsi klasik. Penerapan metode statistika didasarkan
kepada
asumsi-asumsi
tertentu,
misalnya
kesalahan
pengganggu (disturbance’s error) mempunyai varian yang sama (homoscedasticity), tidak ada multicollinearity dalam beberapa variabel bebas, tidak ada autocorrelation dalam data berkala (time series data) dan lain sebagainya.13 Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel KAP (X1) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel NOM. Hal ini tidak selaras dengan pendapat Romdayanah (2011) dalam penelitiannya yang berjudul, “Pengaruh Faktor Permodalan, Kualitas Aset, dan Likuiditas terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah”. Pada penelitian yang dilakukan pada BUS yang tergolong dalam Bank Devisa tersebut,
12
Adler Hayman Manurung, dkk., The Determinant of Commercial Banks’Interest Margin in Indonesia: An Analysis of Fixed Panel Regression, International Jurnal of Economics and Financial Issues, Vol. 4, No.2, (2014), h. 299. 13 J.Supranto, Ekonometri buku kesatu, (Bogor: Ghalia Indonesia, Cet.I,2005),h.13.
89
diketahui bahwa KAP yang memproxykan kualitas asset berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank syariah yang diproxykan dengan NOM sebagai rasio utama. Namun hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Diah Aristya Hesti (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan Likuiditas terhadap Kinerja Keuangan”. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa besar kecilnya kualitas aktiva produktif bank (KAP) belum tentu menyebabkan besar kecilnya keuntungan bank. Walau Bank yang memiliki Aktiva produktif yang diklasifikasikan berimbang dengan peningkatan aktiva produktifnya namun tidak dapat menyalurkan dana aktiva produktif tersebut dengan baik akan menciptakan dana mengendap yang tidak menghasilkan pendapatan bagi bank sehingga KAP yang baik pun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas atau rentabilitas bank.14 Tidak berpengaruhnya KAP terhadap NOM dapat disebabkan karena bank umum syariah yang beroperasi pada tahun tersebut tidak mengoptimalkan dana aktiva produktif yang ada.15 Jadi secara realitas, Bank umum syariah menyalurkan dana aktiva produktif tersebut lebih banyak pada pembiayaan yang bersifat konsumtif yang memiliki resiko 14
Diah Aristya Hesti, “Analisis pengaruh ukuran perusahaan, kecukupan modal, kualitas aktiva produktif (KAP), dan likuiditas terhadap kinerja keuangan,”(Skripsi S1 Fakultas Ekonomi,UNDIP, Semarang,2010), h. 86. 15 Candra Puspita Ningtyas,dkk., “Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah Berdasarkan Analisis Rasio Keuangan,”(Fakultas Ilmu Administrasi, UNBRAW, Malang,2012),h.5.
90
lebih tinggi daripada pembiayaan yang bersifat produktif. Karena pembiayaan yang bersifat konsumtif memiliki resiko gagal bayar lebih besar sehingga kemungkinan terjadinya peningkatan APYD yang tidak berimbang dengan peningkatan dana aktiva produktifnya lebih tinggi. b. Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO). Dari hasil pengolahan data dan perhitungan data yang dibantu oleh SPSS versi 20.0 variabel BOPO memiliki nilai signifikan sebesar 0,002 yang menunjukkan variabel BOPO berpengeruh terhadap NOM. Tanda negatif koefisien regresinya, menunjukkan bahwa apabila terdapat peningkatan nilai BOPO maka nilai NOM akan menurun. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel BOPO (X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel NOM. Hal ini selaras dengan pendapat Taufik Ariyanto (2011) dalam penelitiannya yang berjudul, “Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia”. Pada penelitian tersebut,
diketahui
bahwa
BOPO
yang memproxykan
efisiensi
operasional berpengaruh signifikan terhadap Net Interest Margin (NIM) Perbankan Indonesia yang dianalogkan dengan NOM sebagai rasio utama rentabilitas yang digunakan pada Perbankan Syariah Indonesia. Hasil ini didukung pula oleh penelitian Manurung dan Dezmercoledi (2013), Cahy (2009), dan Syarif (2006). Berdasarkan penjelasan beserta hasil analisis data yang telah diolah maka dapat dipaparkan bahwa BOPO memiliki hubungan berbanding
91
terbalik dengan NOM. Ini berarti, jika BOPO bank syariah semakin kecil, maka NOM akan semakin besar.16 Hal ini terjadi dikarenakan dengan adanya peningkatan kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional maka akan memperbesar peluang suatu bank dalam meningkatkan perolehan pendapatan operasionalnya sehingga berdampak pada tingkat NOM suatu bank menjadi lebih baik. BOPO sering digunakan dalam mengukur efisiensi suatu bank. Rendahnya BOPO mencerminkan kualitas manajemen yang tinggi pada bank. Semakin rendah rasio ini semakin bagus karena bank menghasilkan banyak pendapatan operasional dari pengelolaan aktivanya dengan biaya operasional yang rendah.17 BOPO menunjukkan seberapa besar bank dapat menekan biaya operasionalnya di satu pihak, dan seberapa besar bank dapat melakukan efisiensi terhadap biaya operasional yang dikeluarkan. Semakin kecil rasio BOPO, berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan yang lebih besar bagi
16
Adler Haymans Manurung dan Anugraha Dezmercoledi, “Net Interest Margin: Bank Publik di Indonesia,”Journal of Business and Entrepreneurship, Vol.1, No.1 (January,2013),h.9. 17 Mufti Nur Cahyo, “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Margin Bank Umum Syariah”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2013), h.33
92
bank untuk mendapatkan keuntungan yang lebih dan menunjukkan bahwa bank tidak berada dalam kondisi bermasalah.18 c. Financing to Deposit Ratio (FDR) Dari hasil pengolahan data dan perhitungan data yang dibantu oleh SPSS versi 20.0 variabel FDR memiliki nilai signifikan sebesar 0,037 yang menunjukkan variabel ini berpengeruh terhadap
NOM.
Tanda positif koefisien regresinya, menunjukkan bahwa apabila terdapat peningkatan nilai FDR maka nilai NOM akan meningkat. Berdasarkan penjelasan beserta hasil analisis data yang telah diolah maka dapat dipaparkan bahwa FDR memiliki hubungan searah dengan NOM. Ini berarti, jika FDR bank syariah semakin kecil, maka NOM akan semakin kecil, dan begitu sebaliknya. Hubungan positif antara FDR dengan NOM mempunyai arti bahwa kenaikkan likuiditas akan diikuti oleh kenaikkan profitabilitas atau rentabilitas bank.19 Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel FDR (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel NOM. Hal ini selaras dengan pendapat Taufik Ariyanto (2011) dalam penelitiannya yang berjudul, “Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia”. Pada penelitian tersebut, diketahui bahwa LDR analog dari FDR yang memproxykan 18
Kartika Wahyu Sukarno dan Muhamad Syaichu, “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia,” Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, Vol. 3,No.2 (Juli,2006),h.50. 19 Romdayanah, “Pengaruh Faktor Permodalan, Kualitas Aset, dan Likuiditas terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah, IAIN Walisongo Semarang, 2011), h.67.
93
kinerja manajemen bank dan volume pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap Net Interest Margin (NIM) Perbankan Indonesia yang dianalogkan dengan NOM sebagai rasio utama rentabilitas yang digunakan pada Perbankan Syariah Indonesia. Hasil ini didukung pula oleh penelitian yang dilakukan Manurung dan Dezmercoledi (2013). FDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin besar pembiayaan maka pendapatan yang diperoleh naik.20 Dalam kegiatan operasional, bank dapat mengalami kelebihan atau kekurangan likuiditas. Apabila terjadi kelebihan, maka hal itu dianggap sebagai keuntungan bank. Sedang apabila terjadi kekurangan likuiditas, maka bank memerlukan sarana untuk menutupi kekurangan tersebut. Likuiditas yang rendah menunjukkan bahwa bank lebih banyak menempatkan dananya pada Bank Indonesia, pada bank lain atau dalam bentuk surat berharga. Rendahnya likuiditas berdampak pada ekspansi pembiayaan. Hal ini dilakukan karena bank mempertimbangkan resiko kredit sehingga berdampak pada rendahnya rentabilitas bank syariah.21
20
Dina Rizkiah Hutasuhut, “Pengaruh FDR, BOPO dan NPF terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia,” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara,2009),h. 36. 21 Romdayanah, “Pengaruh Faktor Permodalan, Kualitas Aset, dan Likuiditas terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah, IAIN Walisongo Semarang, 2011), h.68.
94
Sehingga untuk melindungi bank dari resiko kredit tersebut, bank harus meningkatkan tingkat marjinnya. Jika diasumsikan perbankan memiliki sikap risk averse, maka dalam kondisi risk averse makin tinggi resiko yang dihadapi oleh bank, maka kompensasi marjin terhadap resiko tersebut juga akan makin besar, begitu juga dengan kondisi sebaliknya.22
Likuiditas secara umum bukan merupakan
masalah utama bank pada sistem perbankan yang kompetitif. Selain likuiditas terdapat faktor lain yang tidak kalah penting. Bank dalam melakukan usahanya dituntut untuk senantiasa menjaga keseimbangan antara pemeliharaan likuiditas yang cukup dengan pencapaian profitabilitas atau rentabilitas yang wajar, serta pemenuhan kebutuhan modal yang memadai.23
22
Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011). 23 Diah Aristya Hesti, “Analisis pengaruh ukuran perusahaan, kecukupan modal, kualitas aktiva produktif (KAP), dan likuiditas terhadap kinerja keuangan,”(Skripsi S1 Fakultas Ekonomi,UNDIP, Semarang,2010), h. 88.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini meneliti untuk melihat bagaimana pengaruh Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Net Operating Margin (NOM) yang merupakan rasio utama dalam Rentabilitas Perbankan Syariah di Indonesia periode Maret 2010 – Maret 2014. Berdasarkan hasil uji asumsi klasik dan hasil analisis regresi linear berganda yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1.
Berdasarkan hasil uji F (simultan) dapat dilihat bahwa semua variabel independen yang digunakan pada penelitian ini berpengaruh signifikan secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen, yaitu KAP, BOPO, dan FDR berpengaruh signifikan secara simultan terhadap NOM perbankan syariah. Ini dikarenakan hasil nilai sig pada tabel ANOVA dengan tarif signifikansi (α) yang digunakan peneliti lebih kecil yaitu 0.001 < 0,05. Dan Berdasarkan uji koefisien determinasi (Adjusted R Square) dapat dilihat bahwa Koefisien determinasi yang disesuaikan
95
96
sebesar 0.262 atau sebesar 26,2%. Hal ini menunjukkan bahwa KAP, BOPO, FDR dan NPF berkontribusi sebesar 26,2% terhadap NOM. Sedangkan sisanya sebesar 73,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Rendahnya nilai koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square) dikarenakan NOM bukan hanya dipengaruhi oleh Kualitas Aset (KAP), Efisiensi Operasional (BOPO), dan komposisi jumlah pembiayaan yang diberikan serta resiko kredit (FDR), namun juga faktor internal dan faktor eksternal lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 2.
Berdasarkan hasil uji t (parsial) yang berujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: a.
Kualitas Aktiva Produktif (KAP) secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap
variabel
NOM
dan
memiliki
hubungan
berbanding terbalik (negatif) terhadap variabel NOM. Nilai koefisien KAP sebesar (-)0.042 dengan tingkat signifikansi 0.475. b. Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel NOM dan memiliki hubungan berbanding terbalik (negatif) terhadap variabel NOM. Nilai koefisien BOPO sebesar (-)0.036 dengan tingkat signifikansi 0.002. c. Financing to Deposit Ratio (FDR) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel NOM dan memiliki hubungan searah
97
(positif) terhadap variabel NOM. Nilai koefisien FDR sebesar (+)0.007 dengan tingkat signifikansi 0.037. B. Saran 1. Bagi Akademisi, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk meneliti lebih jauh lagi mengenai Rentabilitas khususnya yang diproxykan oleh Net Operating Margin (NOM), karena dalam penelitian ini hanya menggunakan 3 variabel yang merupakan faktor internal. Maka untuk peneliti selanjutnya memasukkan variabel yang merupakan faktor eksternal seperti Inflasi, struktur persaingan antar perbankan syariah, volatilitas suku bunga BI. 2. Bagi para praktisi perbankan syariah, dari hasil penelitian bahwa perbankan syariah harus lebih memperhatikan efisiensi (BOPO) dan likuiditas
(FDR)
yang
memiliki
hubungan
signifikan
dalam
mempengaruhi tingkat rentabilitas (NOM) perbankan syariah di Indonesia. Untuk membantu mendorong optimalisasi rentabilitas, bank dapat lebih meningkatkan porsi penyaluran dana pada sektor produktif daripada sektor konsumtif yang memiliki tingkat resiko yang lebih tinggi. 3. Bagi antara
Industri Perbankan Syariah, senantiasa menjaga keseimbangan pemeliharaan
likuiditas
yang
cukup
dengan
pencapaian
profitabilitas atau rentabilitas (NOM) yang wajar, serta pemenuhan kebutuhan modal yang memadai.
DAFTAR PUSTAKA Algifari. Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi. Yogyakarta: BPFE, 2013. Anggraeni , Rr. Tini. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah. Antonio, Muhammad Syafi’I. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: GEMA INSANI, 2009. Ariyanto, Taufik, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia, Jurnal Perbanas, Vol.13 no.1 (juni 2011). Boediono, Wayan Koster. Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Cahyo, Mufti Nur. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Margin Bank Umum Syariah. Semarang: Universitas Diponegoro, 2013. Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia, 2009. Hesti, Diah Aristya. Analisis pengaruh ukuran perusahaan, kecukupan modal, kualitas aktiva produktif (KAP), dan likuiditas terhadap kinerja keuangan, Semarang: Universitas Diponegoro, 2010. Hutasuhut, Dina Rizkiah. Pengaruh FDR, BOPO dan NPF terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia. Medan: Universitas Sumatera Utara, 2009. Ihsan, Dwi Nur’aini. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, Banten: UIN Jakarta Press, 2013. Indonesia, Bank. Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian
98
99
Tingkat Kesehatan Bank. Jakarta: Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral, 2012. Karim, Adiwarman. Bank Islam (Analisis Fiqih dan Keuangan). Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers-Ed.Rev, 2012. Manurung, Adler Hayman, dkk., The Determinant of Commercial Banks’Interest Margin in Indonesia: An Analysis of Fixed Panel Regression, International Jurnal of Economics and Financial Issues, Vol. 4, No.2, (2014). Muhidin, Sambas Ali Muhidin dan Abdurrahman, Maman. Analisis Korelasi Regresi dan Jalur dalam penelitian. Bandung: Pustaka Setia, Cet-2, 2011. Muljono, Teguh Pudjo. Analisa Laporan Keuangan untuk Perbankan. Yogyakarta : BPFE, 1996. Ningtyas, Candra Puspita, dkk. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah Berdasarkan Analisis Rasio Keuangan. Malang: Universitas Brawijaya, 2012. Otoritas Jasa Keuangan. Laporan Perkembangan Keuangan Syariah. 2013 Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum. Priyatno, Duwi. Buku Saku Analisis Data SPSS. Yogyakarta: Media Kom, 2011.
100
Rachmad, Muhammad Fazlur. Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas UUS PT. Bank X Menggunakan Rasio Keuangan, (Tesis). Jakarta: Universitas Indonesia, 2009. Rochaety, Ety, dkk. Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2007. Romdayanah, Pengaruh Faktor Permodalan, Kualitas Aset, dan Likuiditas terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah. Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2011. Sanusia, Anwar. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat, cet-III, 2013. Setiadi, Edy. Asset and Liability Management (ALMA). (dokumen bahan ajar kuliah). Sujoko, Efferin, dkk. Metode Penelitian Untuk Akuntansi, Suatu Pendekatan Praktis. Jawa Timur: Bayu Media Publishing, cet-1, Juni, 2004. Sukarno, Kartika Wahyu dan Muhamad Syaichu. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia. Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, Vol. 3,No.2 (Juli,2006). Sunyoto, Danang. Uji Khi Kuadrat & Regresi untuk penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu, Ed.I; Cet.I, 2010. Supranto, J. Ekonometri (Buku Satu). Bogor: Ghalia Indonesia, 2005. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/24/DPbs tahun 2007 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tahun 2001 Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/SEOJK.03/2014
101
Suryani. Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia. Walisongo, Volume 19, Nomor 1 (Mei 2011). Undang-Undang RI nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Yaya, Rizal, dkk. Akuntansi Perbankan Syariah (Teori dan Praktik Kontemporer). Jakarta: Salemba Empat, 2013.
http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2014/07/01/259609/margin-industriperbankan-indonesia-tinggi http://nasional.sindonews.com/read/719656/18/menggagas-indikator-efisiensi http://NIMPerbankandiIndonesiaPalingTinggidiASEA-www.inilah.comTelinga,Mata,danHatiRakyat.htm http://www.neraca.co.id/article/41121/NIM-Tinggi-Cermin-Belum-Efisien.
http://www.republika.co.id/berita/koran/pareto/14/10/01/ncrn2t-menilik-kesiapanbank-syariah-hadapi-mea-2015 .
102
LAMPIRAN
103
Lampiran 1: Data NOM, KAP, BOPO, FDR (dalam Persentase) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Waktu Maret 2010 April 2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010 September 2010 Oktober 2010 November 2010 Desember 2010 Januari 2011 Februari 2011 Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011 Agustus 2011 September 2011 Oktober 2011 November 2011 Desember 2011 Januari 2012 Februari 2012 Maret 2012 April 2012 Mei 2012 Juni 2012 Juli 2012 Agustus 2012 September 2012
NOM
KAP
1.71 1.4 1.45 1.54 1.42 1.76 1.76 1.7 1.89 1.77 1.54 1.71 1.85 1.55 1.62 1.79 1.5 1.59 1.7 1.61 1.07 1.6 1.72 1.36 1.63 1.37 1.54 1.83 1.68 1.44 2.08
94.88 95.22 95.14 95.60 95.52 95.29 95.75 96.12 96.07 96.84 96.93 96.37 96.70 96.46 96.39 96.43 96.27 96.25 96.31 96.70 96.89 94.38 96.64 95.89 96.66 96.62 96.89 95.74 98.03 97.89 98.21
BOPO 79.26 80.85 82.07 83.9 82.48 82.62 81.83 80.62 80.14 82.38 78.89 81.98 78.85 79.92 80.35 80.41 80.2 80.6 80.52 80.67 80.94 81.65 92.09 82.71 79.86 80.67 78.59 77.77 77.18 76.91 76.48
FDR 92.97 92.97 96.65 93.46 92.36 95.28 91.72 92.11 93.5 87.6 90.69 94.39 93.28 93.28 92.84 92.87 91.56 95.99 93.51 93.85 91.41 91.41 114.83 116.95 116.57 116.76 118.4 120.01 117.58 118.46 120.09
104
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
1.73 97.88 76.26 118.23 Oktober 2012 1.53 97.90 76.21 118.38 November 2012 Desember 2012 2.04 97.34 76.35 120.65 2.34 96.92 76.6 117.65 Januari 2013 2.22 96.65 76.86 118.42 Februari 2013 2.29 96.61 81.64 121.50 Maret 2013 2.25 96.66 76.32 120.05 April 2013 2.02 96.54 81.50 119.88 Mei 2013 Juni 2013 2.05 96.78 79.86 121.71 2.23 96.91 75.68 119.86 Juli 2013 1.77 96.59 83.30 119.36 Agustus 2013 1.46 96.80 81.52 121.05 September 2013 1.55 96.64 84.11 120.24 Oktober 2013 1.49 96.50 83.88 121.46 November 2013 1.82 96.96 82.16 95.87 Desember 2013 1.45 96.40 89.25 94.94 Januari 2014 0.87 96.09 89.22 97.77 Februari 2014 1.38 95.98 90.91 98.11 Maret 2014 Sumber: Laporan Statistik Perbankan Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan.
105
Lampiran 2: Uji Normalitas P-P Plot
106
Lampiran 3: Uji Multikolinearitas
Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1
Std. Error
(Constant)
7.864
5.817
KAP
-.042
.058
BOPO
-.036 .007
FDR
a
a. Dependent Variable: NOM
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance
VIF
1.352
.183
-.110
-.720
.475
.658
1.520
.011
-.437
-3.213
.002
.833
1.201
.003
.316
2.155
.037
.715
1.399
107
Lampiran 4: Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 5: Uji Autokorelasi b
Model Summary Model
1
R
.555
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.308
a. Predictors: (Constant), FDR, BOPO, KAP b. Dependent Variable: NOM
.262
.25746
Durbin-Watson
1.422
108
Lampiran 6: Hasil Regresi dengan Metode Regresi Linear Berganda GET FILE='D:\SKRIPSIKU\SKRIPSI FIX BISMILLAH\hasil running\DATA INPUT SEBENARNYA.sav'. DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT. REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT NOM /METHOD=ENTER KAP BOPO FDR /SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED) /RESIDUALS DURBIN HISTOGRAM(ZRESID) NORMPROB(ZRESID).
Regression
[DataSet1] D:\SKRIPSIKU\SKRIPSI FIX BISMILLAH\hasil running\DATA INPUT SEBENARNYA.sav
Variables Entered/Removed Model
1
Variables
Variables
Entered
Removed
FDR, BOPO, b
KAP
a. Dependent Variable: NOM b. All requested variables entered.
a
Method
. Enter
109
b
Model Summary Model
R
1
.555
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.308
.262
Durbin-Watson
.25746
1.422
a. Predictors: (Constant), FDR, BOPO, KAP b. Dependent Variable: NOM
a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1.330
3
.443
Residual
2.983
45
.066
Total
4.313
48
F
Sig.
6.688
.001
b
a. Dependent Variable: NOM b. Predictors: (Constant), FDR, BOPO, KAP
Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1
Std. Error
(Constant)
7.864
5.817
KAP
-.042
.058
BOPO
-.036 .007
FDR
a
a. Dependent Variable: NOM
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1.352
.183
-.110
-.720
.475
.658
1.520
.011
-.437
-3.213
.002
.833
1.201
.003
.316
2.155
.037
.715
1.399
110
Lampiran 7: Hasil Analisis Deskriptif
DESCRIPTIVES VARIABLES=NOM KAP BOPO FDR /STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.
Descriptives
[DataSet1] D:\SKRIPSIKU\SKRIPSI FIX BISMILLAH\hasil running\DATA INPUT SEBENARNYA.sav
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
NOM
49
.87
2.34
1.6871
.29975
KAP
49
94.38
98.21
96.4741
.78542
BOPO
49
75.68
92.09
80.9188
3.66240
FDR
49
87.60
121.71
105.4792
13.05570
Valid N (listwise)
49