PENGARUH KOMPOSISI PEMBIAYAAN DAN FAKTOR MAKRO EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN BANK SYARIAH (STUDI EMPIRIS BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE 2012-2015)
SKRIPSI
Oleh Rifqah Amalia NIM : 1112086000013
JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437H/2016 M
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama NIM Jurusan Fakultas
: Rifqah Amalia : 1112086000013 : Ekonomi Syariah : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan ini skripsi ini, saya: 1. 2. 3. 4. 5.
Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat diertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Jakarta, 9 Juni 2016 Yang Menyatakan
(Rifqah Amalia)
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi: Nama Lengkap
: Rifqah Amalia
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Juli 1994 Kewarganegaraan
: Indonesia
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Alamat Rumah
: Jl. Pangkalan Jati II No. 34 RT. 005/02, Kel. Pangkalan Jati Kec. Cinere Kota Depok
Telepon/HP
: 021-7502410 / 085691073312
Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan : 1998 – 2000: TK. Islam Salafiyah syafi‟iyah 2000 – 2006 : SD Lazuardi GIS 2006 – 2009 : Mts. Darunnajah Ulujami 2009 – 2012 : MAN 11 2012 – 2016 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Pengalaman Organisasi : 2009 – 2012 : Saman on Bir 2014 – 2015 : Anggota Bidang Eksternal HMJ Ekonomi Syariah
v
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia, tren positif ini ditunjukkan oleh data pertumbuhan aset dan pendapatan BUS dan UUS yang diambil dari Bank Indonesia. Bank Syariah Mandiri sebagai sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perbankan syariah turut serta mengalami efek pertumbuhan yang mengalami peningkatan, akan tetapi peningkatan yang dialami perbankan syariah khususnya Bank Syariah Mandiri mengalami fluktuasi pendapatan yang disebabkan oleh faktor komposisi pembiayaan dan faktor makro ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bagaimana pengaruh komposisi pembiayaan dan faktor makro ekonomi terhadap pendapatan bank syariah. Indikator komposisi pembiayaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu komposisi pembiayaan murabahah dan komposisi pembiayaan ijarah dan indikator faktor makro ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu inflasi dan nilai tukar rupiah (kurs). Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari websitewww.bi.go.id dan Bank Syariah Mandiri periode 2012-2015. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, dengan menganalisis komposisi pembiayaan (murabahah dan ijarah) dan faktor makro ekonomi (inflasi dan nilai tukar) untuk mengetahui pengaruh kedua variabel tersebut terhadap pendapatan bank syariah pada Bank Syariah Mandiri dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa Komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan inflasi dan nilai tukar berpengaruh siginifikanterhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara parsial dimana hasil uji t menunjukan nilai signifikansi dari ketiga variabel tersebut dibawah 0,05. Dan nilai ijarah tidak berpengaruhsiginifikanterhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara parsial. Sedangkan pada uji f menunjukkan bahwa Komposisi pembiayan (murabahah dan ijarah) dan faktor makro ekonomi (inflasi dan nilai tukar rupiah) berpengaruh terhadap pendapatan bank syariah secara simultan. Kata kunci : pembiayaan murabahah, pembiayaan ijarah, inflasi, nilai tukar rupiah, pendapatan bank syariah.
vi
ABSTRACT This research is motivated by the development of the growth of Islamic banking in Indonesia, this positive trend shown by the data growth in assets and earnings BUS and UUS taken from Bank Indonesia. Bank Syariah Mandiri as a company engaged in Islamic banking participate in experiencing the effects of growth has increased, but the increase experienced by the Islamic banking especially Bank Syariah Mandiri experience income fluctuations caused by factors financing composition and macroeconomic factors. This study aims to identify and understand how to influence the composition of financing and macroeconomic factors to revenue Islamic banks. Indicators financing composition used in this study is the composition of the financing murabaha and Ijarah financing composition and indicators of macro economic factors used in this study, namely inflation and the exchange rate (exchange rate). This study uses secondary data obtained from the website www.bi.go.id and Bank Syariah Mandiri 2011-2014. This research is a quantitative descriptive study, by analyzing the composition of financing (murabaha and Ijarah) and macroeconomic factors (inflation and exchange rates) to determine the influence of these two variables on revenue Islamic banks in Bank Syariah Mandiri using multiple linear regression analysis.The results showed that the composition of the financing murabaha, exchange rate and affect inflation significantly to revenues in Bank Syariah Mandiri partially where the t test results showed the significance of these three variables under 0.05. And the Ijarah financing composition no significant effect on earnings at Bank Syariah Mandiri partially. While the F test showed that the composition of financing (murabaha and Ijarah) and macroeconomic factors (inflation and the exchange rate) affects earnings Islamic banks simultaneously. Keywords: murabaha financing, Ijarah financing, inflation, exchange rate, revenue Islamic banks.
vii
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah memberikan kita kesempatan untuk hidup di dunia ini dan memberikan nafas gratis yang dengarnya kita dapat merasakan keindahan untuk dapat mrnyrmbah-Mu. Sungguh tidak ada satupun kejadian yang terjadi secara kebetulan, semua sudah terncana, semua sudah ditentukam oleh qodha dan qadhar-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya sampai akhir zaman. Ilmu yang kita miliki pada hakikatnya adalah titipan dari Allah SWT, yang sama sekali tidak sulit bagi-Nya untuk mengambilnya kembali dari umat manusia. Semoga kita dimudahkan oleh Allah SWT untuk meraih ilmu yang dapat menjadi penerang dalam kegelapan dan dapat menjaga ilmu tersebut dengan penuh kerendahan hati. Tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau berdoa dan berusaha, seperti hadist Rasulullah SAW “Man Jadda Wa Jadda” yang artinya barang siapa yang bersungguh-sungguh akan mendapatkannya. Itulah kalimat yang menjadi penggunggah demi terselesaikannya skripsi yang sederhana ini dengan judul “Pengaruh Komposisi Pembiayaan dan Faktor Makro Ekonomi Terhadap Pendapatan Bank Syariah (Studi Empiris Bank Syariah Mandiri Periode 2012-2015)” Terselesaikannya skripsi ini tentu dengan dukungan, bantuan, semangat, serta doa dari orang-orang terbaik yang ada disekeliling penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Maka dari itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada: 1. Allah SWT, karena tanpa kehendak dan segala pertolongan-Nya tidak mungkin penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala nikmat dan kemudahan yang Engkau berikan, ya Rabb. 2. Kedua orang tuaku untuk kasih sayang tulus tiada hentinya, mamah tercinta Nurwahidah dan papah tercinta Buchori yang telah membesarkan, mendidik mengajarkan yang disertai nasihat, motivasi dan doa yang selalu terucap. Terimakasih banyak atas dukungan materi dan nonmateri untuk melancarkan studi ini yang tidak bisa terbalas oleh apapun atas apa yang mamah dan papah lakukan. Doa yang terbaik segalanya untuk mamah dan papah semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan, rahmat dan ridho-Nya kepadamu. 3. Kaka dan Adikku tercinta yaitu Rizka Khaizuran, Khairil Fajri, Hanan Nabilah, Farah Adiba Zahra dan Muhammad Zainul Ahda yang telah memberikan
viii
motivasi dan doanya selama mengajarkan skripsi ini. Semoga kalian selalu berada dalam lindungan Allah SWT. 4. Keponakanku tersayang Muhammad Asyraf Malik Arkana yang selalu memberikan canda serta tawanya yang menjadi penghibur dikala penulis lelah akan permasalahan skripsi. Semoga asyraf menjadi anak yang selalu berbakti kepada kedua orang tua dan selalu dalam lindungan Allah SWT. 5. Ihsan Amiruddin yang telah menjadi penyemangat selama masa perkuliahan dengan canda serta tawa, suka maupun duka, terima kasih atas segala masukan, support materi dan non materi, pengalaman serta doanya. Semoga Allah SWT membalas semua jasa-jasamu dan dipermudahkan untuk urusan kedepannya, amiiiin. 6. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga dapat memajukan dan mengembangkan jurusan Ekonomi menjadi lebih baik dan terdepan. 7. Bapak Dr. Burhanuddin Yusuf, MM.,MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi 1 dengan segala kerendahan hatinya yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, bimbingan, saran serta motivasi kepada penulis demi cepat terselasaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas segala kerendahan hati bapak dengan sebaik-baiknya balasan. 8. Ibu RR. Tini Anggraeni,M.Si selaku Dosen pembimbing II dengan segala kerendahan hatinya yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, bimbingan, saran serta motivasi yang sangat berarti selama penyelesaian skripsi ini. Terimakasih atas segala bentuk bimbingan yang telah ibu berikan demi terselesaikannya skripsi ini dengan baik. Semoga Allah SWT membalas segala kerendahan dan kemurahan hati ibu dengan sebaik-baiknya balasan. 9. Bapak Yoghi Citra Pratama, SE., M.Si dan ibu Endra Kasni Laila Yuda, M.Si selaku ketua dan sekretaris jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang meluangkan waktu dan arahan selama penyelesaian skripsi ini. 10. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan berharga bagi saya. Serta jajaran karyawan dan staf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memeberikan pelayanan selama perkuliahan. Semoga ini dapat menjadi nilai ibadah dan semoga Allah SWT membalas semua jasa-jasanya. 11. Sahabat terbaik selama masa perkuliahan Rahmatika Istiqamah alias kokom. Terimakasih telah menjadi sahabat terbaik dari awal semasa kuliah hingga saat ini dengan canda tawa, suka duka, dukungan, bantuan, doa, serta ada dikala
ix
membutuhkan dalam bentuk apapun hingga berjuang bersama-sama dalam mengerjakan skripsi ini. Semoga apapun yang kita kerjakan selalu dalam Ridho Allah SWT. 12. Sahabat kesayanganku, sahabat terbaik dari masa SMA hingga saat ini Nur Ariza, Siti Nurmellya Baskarani, Lorna Zelfa, Bunga Putri Gustini dan Azizah Nurafni Rizki. Terimakasih telah menjadi sahabat terbaik dari awal semasa SMA hingga saat ini dengan canda tawa, suka duka, dukungan, bantuan,doa,serta ada dikala membutuhkan dalam bentuk apapun hingga berjuang bersama-sama dalam mengerjakan skripsi ini. Semoga apapun yang kita kerjakan selalu dalam Ridho Allah SWT. 13. Seluruh kawan-kawan Ekonomi Syariah angkatan 2012 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang selalu memberikan canda tawa, saling membantu selama masa kuliah, serta doa yang selalu terucap. Semoga kita sukses dan selalu dapat menjaga tali silaturahmi. 14. Semua pihak yang belum disebut diatas, terimakasih atas segala bantuan selama proses penulisan skripsi ini.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih dan berharap semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semuanya. Wassalamualaikum Wr. Wb
Jakarta, 4 september 2016
Rifqah Amalia
x
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................................ i LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ..................................... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ..................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................. iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... v ABSTRAK .............................................................................................................. vi ABSTRACT ............................................................................................................ vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xviii DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xix DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xx BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian .................................................................. 1 B. Perumusan Masalah .......................................................................... 12 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 13 1.
Tujuan Penelitian ...................................................................... 13
2.
Manfaat Penelitian .................................................................... 14 a.
Manfaat Pihak Penulis ....................................................... 14
b.
Manfaat Pihak Akademis .................................................. 14
xi
BAB II
c.
Manfaat Pihak Perusahaan ................................................ 14
d.
Manfaat Pihak Masyarakat ................................................ 15
TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ................................................................................ 16 1.
2.
3.
4.
Mudharabah ............................................................................... 16 a.
Pengertian Mudharabah ...................................................... 16
b.
Unsur-unsur pembiayaan mudharabah .............................. 17
c.
Jenis-Jenis Mudharabah ..................................................... 18
Musyarakah ............................................................................... 19 a.
Pengertian Musyarakah ...................................................... 19
b.
Fitur dan Mekanisme Pembiayaan Musyarakah ................ 19
c.
Landasan Hukum Musyarakah .......................................... 20
d.
Aplikasi Musyarakah Dalam Perbankan ........................... 21
Murabahah ................................................................................ 22 a.
Pengertian Murabahah ....................................................... 22
b.
Dasar Hukum Murabahah ................................................. 23
c.
Syarat Murabahah ............................................................. 25
d.
Manfaat Murabahah .......................................................... 26
e.
Hubungan Murabahah terhadap Pendapatan ..................... 27
Ijarah ......................................................................................... 27 a.
Pengertian Ijarah ............................................................... 27
b.
Dasar Hukum Ijarah .......................................................... 28
xii
c.
Rukun dan Syarat Ijarah .................................................... 29
d.
Macam-Macam Ijarah ....................................................... 29
e.
Akad Ijarah Berakhir ......................................................... 30
f.
Skema Transaksi Pembiayaan Ijarah ................................. 31
g.
Jenis Barang / Jasa yang Dapat Disewakan ...................... 31
h. Hubungan Ijarah Terhadap Pendapatan ............................. 32 5.
6.
7.
Inflasi ........................................................................................ 33 a.
Pengertian Inflasi ............................................................... 33
b.
Jenis-Jenis Inflasi .............................................................. 34
c.
Efek Inflasi ........................................................................ 38
d.
Hubungan Inflasi Terhadap Pendapatan ............................ 40
Kurs (Nilai Tukar) .................................................................... 41 a.
Pengertian Kurs (Nilai Tukar) ........................................... 41
b.
Jenis Nilai Tukar ............................................................... 42
c.
Sistem Nilai Tukar di Indonesia ........................................ 43
d.
Hubungan Nilai Tukar Terhadap Pendapatan ................... 44
Pendapatan ................................................................................ 45 a.
Pengertian Pendapatan ...................................................... 45
b.
Klasifikasi Pendapatan ...................................................... 46
c.
Karakteristik Pendapatan .................................................. 48
B. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 50 C. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 52
xiii
D. Hipotesis .......................................................................................... 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 56 B. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 56 C. Metode Analisis Data ...................................................................... 57 1.
Analisis Regresi Linear Berganda ............................................ 58
2.
Uji Asumsi Klasik .................................................................... 58
3.
a.
Uji Normalitas ................................................................... 59
b.
Uji Multikolinieritas .......................................................... 59
c.
Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 60
d.
Uji Autokorelasi ................................................................ 61
Uji Hipotesis ............................................................................. 61 a.
Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t) ............................... 61
b.
Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik f) ........................... 62
c.
Uji Koefisien Determinasi (R2) ......................................... 62
D. Operasional Variabel Penelitian ...................................................... 63 1. Variabel Dependen: Pendapatan Bank Syariah Mandiri ........... 63 2. Variabel Independen .................................................................. 63 a. X1 (Komposisi Pembiayaan Murabahah) ........................... 63 b. X2 (Komposisi Pembiayaan Ijarah) .................................... 64 c. X3 (Inflasi) .......................................................................... 64 d. X4 (Nilai Tukar Rupiah) ..................................................... 64
xiv
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 66 1.
Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri ................................. 66
2.
Perkembangan Bank Syariah Mandiri ...................................... 68
3.
a.
Perkembangan dari Segi Aset ........................................... 68
b.
Perkembangan dari Segi Dana Pihak Ketiga ..................... 69
c.
Perkembangan dari Segi Pembiayaan ............................... 70
Gambaran Umum Penelitian .................................................... 70 a.
Perkembangan Komposisi Pembiayaan Murabahah ......... 71
b.
Perkembangan Komposisi Pembiayaan Ijarah .................. 72
c.
Perkembangan Inflasi ........................................................ 73
d.
Perkembangan Nilai Tukar ................................................ 74
e.
Perkembangan Pendapatan ................................................ 75
B. Pengujian dan Pembahasan ............................................................. 76 1.
2.
Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................ 76 a.
Hasil Uji Normalitas .......................................................... 76
b.
Hasil Uji Multikolinearitas ................................................ 78
c.
Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................ 79
d.
Hasil Uji Autokorelasi ....................................................... 80
Hasil Uji Hipotesis .................................................................... 80 a.
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik T) ................... 80
b.
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .............. 85
xv
c. 3. BAB V
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................ 86
Analisis Ekonomi .................................................................... 87
KESIMPULAN DAN SARAN A. Keimpulan ....................................................................................... 90 B. Saran ................................................................................................ 91
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 93 LAMPIRAN ........................................................................................................... 96
xvi
DAFTAR TABEL Tabel
Keterangan
Halaman
1.1
Data Tingkat Equivalen tingkat imbalan/Bagi Hasil/Fee/Bonus .................2
1.2
Data Pertumbuhan Aset BUS dan UUS ......................................................3
1.3
Data Pendapatan BUS dan UUS .................................................................4
1.4
Data Pendapatan Bank Syariah Mandiri .....................................................5
1.5
Data Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Syariah Mandiri ........6
1.6
Data Inflasi ..................................................................................................9
1.7
Data Nilai Tukar Rupiah ...........................................................................10
1.8
Data Pendapatan dari Transaksi Valuta Asing ..........................................11
2.1
Penelitian terdahulu ...................................................................................50
4.1
Perkembangan Aset ...................................................................................68
4.2
Perkembangan Dana Pihak Ketiga ............................................................69
4.3
Perkembangan Pembiayaan .......................................................................70
4.4
One-Sampel Kolmogorof-Swirnov Test ...................................................77
4.5
Hasil Uji Multikolinieritas .........................................................................78
4.6
Hasil Uji Autokorelasi ...............................................................................80
4.7
Hasil Uji Signifikan Parsial .......................................................................81
4.8
Hasil Uji Signifikan Simultan ...................................................................85
4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................................86
xvii
DAFTAR GAMBAR Gambar Keterangan
Halaman
2.1
Kurva Demand Pull Inflation .................................................................... 35
2.2
Kurva Cost – push inflation ...................................................................... 36
2.3
Kerangka pemikiran .................................................................................. 53
4.1
Normal P-P Plot of Regression Standardized ResidualDependent Variabel : Pendapatan (Y) ......................................................................... 76
4.2
Grafik Scatterplot ....................................................................................... 79
xviii
DAFTAR GRAFIK Grafik Keterangan
Halaman
4.1
Perkembangan Aset ..................................................................................... 68
4.2
Perkembangan Dana Pihak Ketiga .............................................................. 69
4.3
Perkembangan Pembiayaan ......................................................................... 70
4.4
Perkembangan Komposisi Pembiayaan Murabahah ................................... 71
4.5
Perkembangan Komposisi Pembiayaan Ijarah ............................................ 72
4.6
Perkembangan Inflasi .................................................................................. 73
4.7
Perkembangan Nilai Tukar .......................................................................... 74
4.8
Perkembangan Pendapatan .......................................................................... 75
xix
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Keterangan
Halaman
1
Data Variabel .............................................................................. 97
2
Hasil Output SPSS ................................................................... 101
xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Saat ini kegiatan usaha bisnis berbasis syariah semakin berkembang pesat, mulai dari perbankan syariah, asuransi syariah, pegadaian syariah, hingga koperasi berbasis syariah. Perkembangan bisnis berbasis syariah yang paling pesat terjadi pada industri perbankan syariah. Alasan utama masyarakat Indonesia khususnya yang beragama Islam beralih dari perbankan konvensional keperbankan syariah adalah penghapusan adanya bunga dalam transaksi keuangan dan sebagai gantinya bank syariah menerapkan konsep bagi hasil yang merupakan bagian dari ciri ekonomi Islam. Menurut Adiwarman A.Karim (2001) Profit-Loss Sharing berarti keuntungan dan atau kerugian yang mungkin timbul dari kegiatan ekonomi/bisnis ditanggung bersama-sama. Dalam atribut nisbah bagi hasil tidak terdapat fixed and certain return sebagaimana bunga tetapi dilakukan Profit-Loss Sharing berdasarkan produktivitas nyata dari produk tersebut. Dalam perjanjian bagi hasil yang disepakati adalah proporsi pembagian hasil (disebut nisbah bagi hasil) dalam ukuran presentase kemungkinan hasil produktivitas nyata. Nilai nominal bagi hasil yang nyata diterima, baru dapat diketahui setelah hasil pemanfaatan dana tersebut benar-benar telah ada. Nisbah bagi hasil ditentukan berdasarkan pihak-pihak yang bekerja sama. Besarnya nisbah biasanya akan dipengaruhi oleh pertimbangan kontribusi masing-masing
1
pihak dalam bekerja sama dan prospek perolehan keuntungan serta tingkat resiko yang mungkin terjadi (Hendri Anto : 2003). Berdasarkan data yang diperoleh dari statistik perbankan syariah Bank Indonesia, tingkat equivalen tingkat imbalan/ bagi hasil/ fee/ bonus Bank Umum Syariah adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Tingkat Equivalen Tingkat Imbalan/ Bagi Hasil/ Fee/ Bonus Bank UmumSyariah Tahun Pembiayaan 2012 2013 2014 Juni 2015 14,90% 14,40% 20,69% 17,94% Mudharabah 13,44% 12,45% 13,61% 12,14% Musyarakah 14,72% 13,18% 15,43% 14,94% Murabahah 0,78% 0,19% 9,81% 10,06% Ijarah 5,40% 6,94% 3,67% 11,52% Qardh 14,23% 13,36% 12,81% 12,98% Istishna Sumber : Bank Indonesia Dalam UU No.21 tahun 2008 mengenai Perbankan Syariah mengemukakan pengertian perbankan syariah dan pengertian bank syariah, yaitu: Perbankan Syariah yaitu segala sesuatu yang menyangkut bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, mencakup kegiatan usaha, serta tata cara dan proses di dalam melaksanakan kegiatan usahanya.Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya dengan didasarkan pada prisnsip syariah dan menurut jenisnya bank syariah terdiri dari BUS (Bank Umum Syariah) dan UUS (Unit Usaha Syariah). Perkembangan perbankan syariah ditunjukkan oleh lajupertumbuhan asset perbankan syariah yang tinggi. Hal ini dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan aset BUS dan UUS cenderung selalu naik, Data pertumbuhan BUS dan UUS dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini:
2
Tabel 1.2 Data Pertumbuhan Aset BUS dan UUS 2012 11 1460 24 427
2013 11 1998 23 590
2014 12 2145 22 320
2015 12 1990 22 311
Jumlah BUS Jumlahkantor Jumlah UUS Jumlahkantor Total Aset BUS dan UUS 195.018 242.276 272.343 296.262 (dalamtriliun) Sumber: Data BI diolah kembali Berdasarkan data pada tabel 1.2 pada tahun 2012-2013 jumlah BUS tidak mengalami kenaikan, jumlah BUS baru mengalami kenaikan pada tahun 2014 sebesar 1% dan pada tahun 2015 tidak mengalami kenaikan. Jumlah UUS pada tahun 2011 hingga 2014 mengalami penurunan sebesar 4% dan pada tahun 2015 jumlah UUS tidak mengalami kenaikan. Meskipun jumlah BUS dan UUS tidak mengalami kenaikan yang signifikan akan tetapi jumlah aset yang dimiliki BUS dan UUS mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Data pada tabel 1.2 juga menunjukan bahwa pertumbuhan aset BUS dan UUS pada tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar 24%, pada tahun 2014 sebesar terjadi peningkatan sebesar 12%, dan pada tahun 2015 terjadi peningkatan sebesar 9%. Faktor yang membuat perbankan syariah berkembang adalah karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari
kegiatan
spekulasi
dalam
bertransaksi
keuangan.
Dengan
3
menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat diminati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Efek dari perkembangan perbankan syariah adalah perolehan pendapatan bagi lembaga perbankan syariah itu sendiri. Pendapatan perbankan syariah ikut mengalami peningkatan, hal ini dibuktikan dengan data dari Bank Indonesia dari tahun 2012 hingga 2015 yaitu: Tabel 1.3 Data Pendapatan BUS dan UUS tahun 2012-2015 (Dalam Triliun) Lembaga Tahun Keuangan 2012 2013 2014 Syariah 17.734 27.207 24.712 BUS dan UUS Sumber: Bank Indonesia diolah kembali
2015 27.615
Berdasarkan data pada tabel 1.3 di atas perkembangan pendapatan BUS dan UUS pada tahun 2013 peningkatan sebesar 53%, pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 9%, pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 12%. Peningkatan pendapatan yang diterima oleh perbankan syariah tidak terlepas dari pendapatan produk-produk pembiayaan yang ditawarkan kepada nasabah perbankan syariah. Efek dari pesatnya perbankan syariah turut dirasakan oleh Bank Syariah Mandiri. Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perbankan syariah di Indonesia. Sebagai sebuah perusahaan, Bank Syariah
4
Mandiri dituntut untuk memperoleh pendapatan agar keberlangsungan hidup perusahaan dapat tetap berjalan, dan pendapatan yang diperoleh pun harus sesuai dengan ajaran agama Islam. Dengan kondisi perekonomian saat ini, kebijakan yang diterapkan pemerintah mempengaruhi produktivitas Bank Syariah Mandiri dalam memperoleh pendapatan. Data pendapatan yang berhasil penulis ambil dari Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut: Tabel 1.4 Data Pendapatan Bank Syariah Mandiri Tahun 2012 – 2015 (Dalam Ribuan Rupiah) Tahun
Jenis Pendapatan
2012
2013
2014
2015
4.684.793.297
5.432.851.397
5.487.192.071
5.960.015.903
1.138.747.549
1.193.418.732
1.002.089.656
938.859.243
Jumlah Pendapatan Nonusaha
14.612.830
15.905.362
15.597.902
16.795.574
Total Pendapatan
5.838.153.676
6.642.175.491
6.504.879.629
6.915.670.720
Pendapatan Pengelolaan Dana Oleh Bank Sebagai Mudharib Jumlah Pendapatan Usaha Lainnya
Sumber: PT. Bank Syariah Mandiri Pusat diolah kembali. Berdasarkan data pada tabel 1.4 diatas, total pendapatan yang diterima oleh Bank Syariah Mandiri cenderung meningkat kecuali pada tahun 2014. Hal ini dapat dilihat dalam tabel total pendapatan yang diterima pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 14%, pada tahun 2014 menurun sebesar 2%, pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 6%. Menurunnya pendapatan yang diterima Bank Syariah pada tahun 2014 disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kondisi makro ekonomi Indonesia yang kurang kondusif berdampak pada bisnis
5
nasabah pembiayaan sehingga kondisi keuangan mereka menurun, hal ini mempengaruhi kualitas aktiva produktif Bank Syariah Mandiri. Per Desember 2014, rasio pembiayaan bermasalah (NPF) naik menjadi 4,29% dari posisi Desember 2013 sebesar 2,29%. Sedangkan dari sisi internal perusahaan, Bank Syariah Mandiri menghadapi beberapa isu operasional utama yang membutuhkan perbaikan segera. Pertama, tingginya pembiayaan bermasalah (NPF) dan fraud. Kedua, lemahnya sanksi dan disiplin terhadap pelaku fraud. Ketiga, perlambatan pertumbuhan bisnis telah menggerus pangsa pasar Bank Syariah Mandiri. Keempat, pengembangan sumber daya manusia, teknologi informasi, dan produktivitas cabang belum optimal. Kelima, komunikasi internal belum efektif. Namun, secara garis besar pendapatan yang diterima oleh Bank Syariah Mandiri mengalami pengingkatan rata-rata sebesar 6% dalam 4 tahun terakhir. Peningkatan pendapatan total yang diterima oleh Bank Syariah Mandiri juga tidak terlepas dari komposisi pembiayaan yang ditawarkan kepada nasabah Bank Syariah Mandiri, hal ini sejalan dengan data komposisi pembiayaan yang diberikan Bank Syariah Mandiri sebagai berikut: Tabel 1.5 Data Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Syariah Mandiri Tahun 2012 – 2015 Jenis Pembiayaan Murabahah (Milyar) Musyarakah (Milyar) Mudharabah (Milyar) Qardh (Milyar) Ijarah (Milyar) Istishna (Milyar)
2012 283.444 69.180 54.303
Tahun 2014 2013 368.661 397.247 82.288 89.291 49.664 41.982
69.055
73.292
56.800
3.338
3.357
6.277
777 766 525 Sumber: data dari Bank Syariah Mandiri diolah kembali
2015 546.023 15.463 36.573 32.958 12.336 302
6
Berdasarkan pada tabel 1.5 diatas seluruh komposisi pembiayaan perbankan syariah mengalami kenaikan yang cukup signifikan, pada komposisi pembiayaan murabahah (dengan produk pembiayaan pengadaan barang konsumtif seperti rumah atau Griya BSM, kendaraan atau barang produktif seperti mesin produksi BSM Oto, pabrik dan lainnya) terjadi peningkatan dengan rata-rata sebesar 25%. Pada komposisi pembiayaan musyarakah (pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari Bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati) terjadi penurunan dengan ratarata sebesar 18%. Pada komposisi pembiayaan mudharabah (BSM Deposito, Tabungan BSM, BSM Tabungan Berencana, BSM Tabungan Mabrur, BSM Tabungan Investa Cendekia dan BSM Tabungan Kurban)terjadi penurunan dengan rata-rata sebesar 12%. Pada komposisi pembiayaan qardh (Gadai emas Bank Syariah Mandiri) mengalami penurunan dengan rata-rata sebesar 19%. Pada komposisi pembiayaan ijarah (BSM Pembiayaan Eduka dan BSM Pembiayaan Umrah) terjadi peningkatan dengan rata-rata sebesar 61%, dan terakhir pada
komposisi
pembiayaan
istishna
(umumnya
Bank
Syariah
Mandiri
memanfaatkan pembiayaan ini untuk konstruksi) terjadi penurunan dengan rata-rata sebesar 25%. Hal ini menjadi pertimbangan pada penelitian ini terkait pengaruh komposisi pembiayaan musyarakah, mudharabah, qardh dan istishna terhadap peningkatan
7
pendapatan Bank Syariah Mandiri, namun rata-rata pertumbuhan komposisi pembiayaan musyarakah, mudharabah, qardh dan istishna mengalami penurunan dari tahun 2012 hingga 2015. Maka dari itu, peneliti membatasi pembiayaan yang akan diteliti hanya pada pembiayaan yang mengalami peningkatan dari tahun 2012 hingga 2015, yaitu murabahah dan ijarah. Banyaknya
jumlah
komposisi
pembiayaan
murabahah,
musyarakah,
mudharabah, qardh, ijarah dan istishna sesuai dengan finance to deposit ratioBank Syariah Mandiri, finance to deposit ratio atau pada perbankan konvensional lebih dikenal dengan loan to deposit ratio adalah merupakan rasio pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga terhadap pendanaan dalam Rupiah dan mata uang asing. FDR digunakan untuk menilai besarnya jumlah dana yang bersumber dari dana publik, yang secara kontraktual biasanya dalam jangka pendek, dialokasikan untuk pembiayaan aset yang merupakan pembiayaan tidak lancar. FDR Bank Syariah Mandiri pada tahun tahun 2011 sebesar 86,03%, tahun 2012 sebesar 94,40%, tahun 2013 sebesar 82,13%, dan tahun 2014 sebesar 89,37%. Berdasarkan data tersebut, rasio FDR Bank Syariah Mandiri masih dalam batasan yang direkomendasikan oleh Bank Indonesia, sesuai dengan peraturan GWM LDR (laporan keuangan Bank Syariah Mandiri, 2014:98). Selain komposisi pembiayaan oleh perbankan syariah, faktor makro ekonomi akan mempengaruhi operasional perusahaan yang dalam hal ini keputusan pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perbankan. Variabel makro ekonomi yang dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan
8
perusahaan, khususnya perbankan syariah di Indonesia, yaitu Inflasi (Sahara, 2013:151). Fenomena inflasi yang terjadi pada perekonomian Indonesia sudah tentu akan berimbas kepada Bank Syariah Mandiri. Tinggi-rendahnya tingkat inflasi mempengaruhi masyarakat untuk menginvestasikan pendapatan mereka kepada perbankan dalam bentuk tabungan, obligasi dan produk perbankan lainnya. Data inflasi yang penulis ambil dari situs resmi Bank Indonesia adalah sebagai berikut: Tabel 1.6 Data Inflasi Tahun 2012 – 2015 (Dalam Presentase) 2012 2013 2014 2015 4,30 6,96 6,42 6,38 Inflasi Sumber: Situs resmi Bank Indonesia Berdasarkan data pada tabel 1.6, inflasi yang terjadi masuk kedalam golongan inflasi rendah, karena inflasi berada dibawah 10% menurut Sukirno (2004:337). Tingkat inflasi yang rendah membuat harga barang kebutuhan stabil, harga yang stabil membuat konsumsi masyarakat menjadi naik, tingkat konsumsi seperti ini menarik investor untuk menginvestasikan pendapatannya kepada perbankan agar diinvestasikan untuk sektor riil. Semakin banyak sektor riil yang dikembangkan, semakin besar pula tingkat pendapatan yang akan diperoleh perbankan. Faktor makro ekonomi yang mempengaruhi pendapatan perbankan syariah selanjutnya adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar, data tentang nilai tukar rupiah terhadap dollar adalah sebagai berikut:
9
Tabel 1.7 Data Nilai Tukar Rupiah Tahun 2012-2015 Nilai Tukar 2012 2013 2014 2015 Nilai dari USD 1 9880.39 10951.37 12378.30 13389.41 dalam rupiah Sumber: Situs resmi Bank Indonesia Berdasarkan data pada tabel 1.7 data nilai tukar rupiah pada tahun 2013 sebesar 11%, pada tahun 2014 sebesar 13% dan pada tahun 2015 sebesar 8%. Nilai mata uang dollar dapat mempengaruhi hampir seluruh mata uang di dunia, karena dollar sudah menjadi mata uang dunia dimana hampir seluruh negara menjadikan nilai dollar sebagai patokan bagi mata uangnya. Efek dari pertambahan nilai dollar terhadap perkembangan industri perdagangan baik itu barang ataupun jasa dapat terasa ketika nilai tukar rupiah melemah ataupun menguat (Lia Rizkiyah, 2011: 5). Terjadinya penurunan nilai mata uang rupiah pada tahun 2011-2015 disebabkan nilai mata uang dollar semakin menguat, menguatnya nilai mata uang dollar didasari pada pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang mencapai 2,5% sementara inflasi yang terjadi di Amerika Serikat hanya 1,6%, bahkan pada januari terjadi deflasi sekitar -0,1%, ditambah dengan tingkat pengangguran di Amerika Serikat menurun sangat drastis dan saat ini berada pada level 5,7%. Membaiknya perekonomian Amerika Serikat ini membuat The Fedmenaikan Fed fund rate pada Desember sebesar 0,25%-0,5% (www.worldbank.org). Dampak dari kenaikan suku bunga The Fed adalah membuat investor menarik investasinya keluar, jika investor menarik investasinya maka akan berdampak pada perekonomian Indonesia, termasuk perbankan. Jika tidak ada investor maka dana
10
yang berhasil perbankan himpun menjadi berkurang dan ini akan berimbas kepada pendapatan perbankan. Efek dari melemahnya nilai tukar rupiah adalah menjadikan pendapatan dari transaksi valuta asing pada Bank Syariah Mandiri fluktuatif, karena salah satu kegiatan bank syariah mandiri adalah memberikan jasa jual beli valuta asing. Maka dari itu, BSM salah satu perbankan yang memberikan jasa jual beli valuta asing akan memperoleh pendapatan berupa fee dan selisih kurs. Data pendapatan dari transaksi valuta asing yang penulis ambil dari situs resmi Bank Syariah Mandiri sebagai berikut: Tabel 1.8 Data Pendapatan dari Transaksi Valuta Asing Tahun 2012-2015 (Dalam Ribuan) 2012 2013 2014 2015 Pendapatan Rp32.071.826 dari transaksi Rp21.334.852 valuta asing Sumber: Situs resmi Bank Syariah Mandiri
Rp21.919.770
Rp44.922.010
Pada tahun 2013, pendapatan dari transaksi valuta asing pada Bank SyariahMandiri meningkat sebesar 50%, pada tahun 2014 terjadi penurunan sebesar 31%, kemudian pada tahun 2015 kembali meningkat sebesar 104%. Data pendapatan dari transaksi valuta asing bank syariah mandiri diatas menunjukan bahwa tingkat pendapatan yang diterima dari jasa jual beli valuta asing di BSM mengalami fluktuasi karena pendapatan BSM sebagian besar dipengaruhi oleh transaksi valuta asing. Oleh karena itu, pendapatan dari transaksi valuta asing berpengaruh terhadap pendapatan Bank Syariah Mandiri. tingkat fluktuasi valuta asing akan terjadi dikarenakan kebutuhan barang dan jasa ekspor impor, selera
11
masyarakat serta faktor makro ekonomi lainnya yang berbeda-beda setiap periode. Kondisi ini berbanding terbalik dengan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing yang terus menurun, hal ini disebebkan oleh kinerja yang baik ditunjukan oleh BSM dalam melakukan heading dan dalam menyediakan jasa pemenuhan akan kebutuhan masyarakat yang
berhubungan dengan mata uang asing seperti
pembelian bahan baku industridari luar negeri, ibadah haji dan umrah dan lain sebagainya. Gabungan dari seluruh pembiayaan berdasarkan karakteristik dari komposisi pembiayaan yang berbeda-beda dan faktor makro ekonomi yang ada membuat pendapatan yang diperoleh Bank Syariah Mandiri berbeda-beda, maka dari itu peneliti tertarik untuk membuat penelitian mengenai “PENGARUH KOMPOSISI PEMBIAYAAN
DAN
FAKTOR
MAKRO
EKONOMI
TERHADAP
PENDAPATAN BANK SYARIAH” (Studi Empiris Pada Bank Syariah Mandiri Periode 2012 - 2015). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, kita ketahui bahwa komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi dan nilai tukar rupiah merupakan elemen yang berpengaruh terhadap Pendapatan Bank Syariah Mandiri. Untuk itu dapat dirumuskan suatu pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh komposisi pembiayaan murabahah terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara parsial.
12
2. Bagaimana pengaruh komposisi pembiayaan ijarah terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara parsial. 3. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara parsial. 4. Bagaimana pengaruh nilai tukar rupiah terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara parsial. 5. Bagaimana pengaruh komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara simultan. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang sudah dirumuskan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Menganalsis
pengaruh
komposisi
pembiayaan
murabahah
terhadap
pendapatan pada Bank Syariah Mandiri. b. Menganalisis pengaruh komposisi pembiayaan ijarah terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri. c. Menganalisis pengaruh inflasi terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri. d. Menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri.
13
e. Menganalisis pengaruh komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri. 2. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini, Penulis mengharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yaitu: a. Manfaat pihak Penulis penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam bidang perbankan syariah, sehingga dapat berguna bagi kegiatan akademis dan non akademis penulis dikemudian hari. b. Manfaat pihak Akademisi Sebagai sarana untuk memberikan kontribusi positif baik untuk tambahan khasanah ilmu mengenai teori ekonomi islam umumnya dan komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi, nilai tukar rupiah dan pendapatan di Bank Syariah Mandiri pada khususnya serta penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya c. Manfaat pihak Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan dan kebijakan selanjutnya.
14
d. Manfaat pihak Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dibidang perbankan khususnya perbankan syariah dalam hal yang berkaitan dengan komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi, nilai tukar rupiah dan pendapatan.
15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Mudharabah a. Pengertian Mudharabah Mudharabah menurut Andri Soemitra,M.A (2009: 81) adalah akad kerja sama suatu usaha antara pihak pertama (Malik, Shahibul maal, atau bank syariah) yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua („amil, mudharib atau nasabah) yangbertindak selaku pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad, sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya oleh bank syariah kecuali jika pihak kedua melakukan kesalah yang disengaja, lalai atau menyalahi perjanjian. Mudharabah menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2000:135) adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertmana sebagai pemilik dana (shahibul maal) menyediakan seluruh dana sedangkan pihak lainnya (mudharib) mengelola usaha dengan keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan bersama yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila usaha rugi bukan akibat kelalaian pengelolaan usaha maka kerugian ditanggung oleh pemilik dana (Shahibul maal).
16
b. Unsur-Unsur Yang Terdapat Dalam Pembiayaan Mudharabah Menurut Muhammad (2005:102-105) unsur-unsur pembiayaan mudharabah adalah: 1) Ijab dan Qabul Ijab dan qabul antara kedua pihak memiliki syaratsyarat yaitu harus jelas menujukan maksud untuk melakukan kegiatan mudharabah dan harus bertemu antara kedua belah pihak agar dicapai kesepakatan. 2) Adanya dua pihak (pihak penyedia dana dan pengusaha) para pihal disyaratkan cakap bertindak secara syar‟i artinya penyedia dana memiliki kapasitas untuk menjadi pemodal dan pengusaha memiliki kapasitas menjadi pengelola. 3) Adanya modal. Adapun syarat-syarat modal adalah modal harus jelas jumlah dan jenisnya dan diketahui oleh kedua belah pihak pada waktu dibuatnya akad mudharabah sehingga tidak menimbulkan sengketa dalam pembagian keuntungan karena ketidakjelasan jumlah dan modal harus berupa uang bukan barang. 4) Adanya usaha (al-„amal) jenis usaha yang diperbolehkan adalah semua jenis usaha tentu saja tidak hanya menguntungkan tetapi juga harus sesuai dengan syariah sehingga merupakan usaha yang halal. Dalam usaha ini penyedia dana tidak boleh ikut campur dalam teknis operasional dan manajemen usaha dan tidak boleh membatasi usaha
17
sedemikian
rupa
sehingga
mengakibatkan
upaya
pemerolehan
keuntungan maksimal tidak tercapai. 5) Adanya keuntungan disyaratkan bahwa keuntungan tidak boleh dihitung berdasarkan presentase dari jumlah modal yang diinvestasikan, melainkan hanya keuntunganya saja setelah dipotong besarnya modal, keuntungan untuk masing-masing pihak tidak ditentukan dalam jumlah nominal dan nisbah pembagian keuntungan ditentukan dengan presentase. c. Jenis-Jenis Mudharabah Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2000:137) jenis-jenis mudharabah sebagai berikut: 1) Mudharabah Mutlaqah (Investasi Tidak Terikat) adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Dalam pembahasan bisnis ulama Salaf ash Shalih seringkali dicontohkan dengan ungkapan if‟al ma syi‟ta (lakukanlah sesukamu) dari shahibul maal ke mudharib yang memberi kekuasaan sangat besar. 2) Mudharabah Muqayyadah (Investasi Tidak Terikat) adalah kebalikan dari mudharabah mulaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum si shahibul maal dalam memasukin jenis dunia usaha.
18
2. Musyarakah a. Pengertian Musyarakah Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2000:129) musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/ expertisa) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Menurut Andri Soemitra,M.A (2009: 83) musyarakah adalah akad kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-masing. b. Fitur dan Mekanisme Akad Pembiayaan Musyarakah Menurut Andri Soemitra,M.A (2009: 83) fitur dan mekanisme akad pembiayaan musyarakah adalah: 1) Bank dan nasabah masing-masing bertindak sebagai mitra usaha dengan bersama-sama menyediakan dana dan/atau barang untuk membiayai suatu kegiatan usaha tertentu. 2) Nasabah bertindak sebagai pengelola usaha dan bank sebagai mitra usaha dapat ikut serta dalam pengeloaan usaha sesuai dengan tugas dan wewenang yang disepakati seperti melakukan review, dan meminta bukti-bukti dari laporan hasil usaha nasabah berdasarkan bukti pendukung yang dapat dipertanggung jawabkan.
19
3) Pembagian hasil usaha dari pengelolaan dana dinyatakan dalam nisbah yang disepakati. 4) Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah sepanjang waktu investasi kecuali atas dasar kesepakatan para pihak. 5) Pembiayaan atas dasar akad musyarakah diberikan dalam bentuk uang dan atau barang, seta bukan dalam bentuk piutang atau tagihan. 6) Bank dan nasabah dapat menanggung kerugian secara proporsional menurut porsi modal masing-masing. c. Landasan Hukum Musyarakah Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2000:129). Adapun dasar hukum musyarakah dapat dilihat dalam Al-Qur‟an, Al-Hadist, maupun Ijma sebagai berikut : 1) Al-Qur‟an Surah Shad: 24 Artinya :“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orangorang yang bersyarikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian lain kecuali orang yang berimana dan mengerjakan amal shalih. 2) Al-Hadist Artinya: dari Abu Hurairah, Rasulullah berkata: “sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman: „aku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak mengkhianati lainnya.”
20
3) Ijma‟ Arinya: ibnu Qudamah dalam kitabnya Al-Mughni 5/109 telah berkata, “kaum muslimin telah berkonsensus terhadap legitimasi musyarakah secara global walaupun terhadap perbedaan pendapat dalam beberapa elemen dari padanya.” d. Aplikasi Musyarakah Dalam Perbankan Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2000:133). Aplikasi musyarakah dalam perbankan sebagai berikut : 1) Pembiayaan Proyek Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank. 2) Modal Ventura Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan, musyarakah diterapkan dalam modal ventura. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu, dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.
21
3. Murabahah a. Pengertian Murabahah Menurut Adiwarman A. Karim (2007:98) murabahah yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah transaksi jual-beli dimana bank menyebutkan jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (margin). Menurut Adiwarman A. Karim (2007:113) murabahah adalah suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Misalnya, seseorang membeli barang kemudian menjualnya kembali dengan keuntungan tertentu. Berapa besar keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam nominal rupiah tertentu atau dalam bentuk presentase dari harga pembeliannya, misalnya 10% atau 20%. Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:101). Murabahah adalah jual-beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Menurut Sunarto Zulkifli (2003:43) Bai‟ al-murabahah adalah prinsip bai‟ (jual beli) dimana harga jualnya terdiri dari harga pokok barang ditambah nilai keuntungan (ribhun) yang disepakati. Pada murabahah, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi sementara pembayarannya dilakukan secara tangguh atau cicilan. Dari beberapa definisi diatas pembiayaan murabahah adalah akad jual-beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan
22
(margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan berapa required rate of profitnya (keuntungan yang ingin diperoleh). b. Dasar Hukum Murabahah Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:102). Adapun dasar hukum murabahah dapat dilihat dalam Al-Qur‟an maupun Al-Hadist, sebagai berikut : 1) Al-Qur‟an Surah Al-Baqarah:275 Artinya :“Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti, maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu dan urusannya kepada Allah. Orang yang kembali, maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka kekal di dalamnya. 2) Al-Hadist Artinya : “ Diriwayatkan dari shuhaib r.a. bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : tiga hal yang mengandung berkah, yaitu jual
23
beli secara tidak tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.” (H.R. Ibnu Majah dari Shuhaib) 3) Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional (DSN) MenurutBambang Rianto Rustam (2008:48) Dewan Syari‟ah Nasional menetapkan aturan tentang murabahah sebagaimana tercantum dalam fatwa Dewan Syari‟ah Nasional No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tertanggal 1 April 2000 sebagai berikut : (a) Bank dan Nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas dari riba. (b)Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syari‟ah islam. (c) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya. (d)Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba. (e) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara berhutang. (f) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam hal ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.
24
(g)Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati. (h)Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah. (i) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip menjadi milik bank. c. Syarat Murabahah Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:102) syarat murabahah sebagai berikut: 1) Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah. 2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan. 3) Kontrak harus bebas dari riba. 4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian. 5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang. Secara prinsip, jika syarat dalam (1), (4),atau(5) tidak dipenuhi, pembeli memiliki pilihan: 1) Melanjutkan pembelian seperti apa adanya.
25
2) Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang yang dijual. 3) Membatalkan kontrak. d. Manfaat Murabahah Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:106) murabahah memberi banyak manfaat kepada bank syariah. Salah satunya adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu, sistem murabahah sangat sederhana. Hal tersebut memudahkan penanganan administrasinya di bank syariah. Diantara kemungkinan risiko yang harus diantisipasi antara lain sebagai berikut: 1) Default atau kelalaian. Nasabah sengaja tidak membayar angsuran. 2) Fluktuasi harga komparatif. Ini terjadi bila harga suatu barang dipasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank tidak bisa mengubah harga jual-beli tersebut. 3) Penolakan nasabah: barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah karena berbagai sebab. Bisa jadi karena rusak dalam perjalanan sehingga nasabah tidak meu menerimanya. Karena itu, sebaiknya dilindungi dengan asuransi. Kemungkinan lain karena nasabah merasa spesifikasi barang tersebut berbeda dengan yang ia pesan. Bila bank telah menandatangani kontrak pembelian dengan penjualnya, barang
26
tersebut akan menjadi milik bank. Dengan demikian, bank mempunyai risiko untuk menjualnya kepada pihak lain. 4) Dijual: karena murabahah bersifat jual-beli dengan hutang, maka ketika kontrak ditandatangani, barang itu menjadi milik nasabah. Nasabah bebas melakukan apapun terhadap aset miliknya tersebut, termasuk untuk menjualnya. Jika terjadi demikian, risiko untuk default akan besar. e. Hubungan Murabahah terhadap Pendapatan Bank Syariah Murabahah merupakan akad jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati dalam murabahah, pembeli harus memberi tahu harga pokok yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya (Antonio, 2002: 101). Tingkat keuntungan yang diperoleh bank syariah adalah berupa margin, semakin besar pembiayaan murabahah yang disalurkan, diharapkan margin yang didapat bank syariah semakin besar pula. Tingginya pendapatan margin tersebut akan meningkatkan pendapatan yang akan diperoleh bank syariah. Dengan kata lain, pembiayaan murabahah dengan margin yang tinggi akan meningkatkan pendapatan bank syariah (Iqbal Ali Hamzah, 2014 : 24) 4. Ijarah a. Pengertian Ijarah Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
27
kepemilikan atas barang itu sendiri (Muhammad Syafi‟i Antonio, 2001:117). Ijarah artinya upah, sewa, jasa atau imbalan. Salah satu bentuk kegiatan manusia dalam muamalah adalah sewa-menyewa, kontrak, menjual jasa dan lain-lain (M. Ali Hasan, 2004:227). Menurut fatwa dewan syariah nasional ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau upah, tanpa diikuti pemindahan kepemilikan barang itu sendiri (Adiwarman A. Karim, 2007:138). Berdasarkan definisi diatas, pembiayaan ijarah adalah hak untuk pemanfaatan barang antara perusahaan pembiayaan sebagai pemberi sewa dengan penyewa dengan waktu dan imbalan tertentu. b. Dasar Hukum Ijarah Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:117). Adapun dasar hukum ijarah dapat dilihat dalam Al-Qur‟an maupun Al-Hadist, sebagai berikut : 1) Al-Quran Artinya : “Dan, kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan” (Al-Baqarah:233). Dalil pada ayat tersebut adalah ungkapan “apabila kamu memberikan pembayaran yang patut”. Ungkapan tersebut menunjukan
28
adanya jasa yang diberikan berkat kewajiban membayar upah (fee) secara patut. Dalam hal ini termasuk didalamnya jasa penyewaan atau leasing. 2) Al-Hadist Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw, “berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upayanya kepada tukang bekam itu” (HR Bukhari dan Muslim). Dari Ibnu Umar bahwa rasulullah bersabda, “berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.” (HR Ibnu Majah). c. Rukun dan Syarat Ijarah (M. Ali Hasan, 2004:231) Ulama Mazhab Hanafi mengatakan, bahwa rukun ijarah hanya satu, yaitu ijab dan kabul saja (ungkapan menyerahkan
dan
persetujuan
sewa-menyewa).
Jumhur
ulama
berpendapat, bahwa rukun ijarah ada 4: 1) Orang yang berakal. 2) Sewa/imbalan. 3) Manfaat. 4) Sighah (ijab dan qabul). d. Macam-Macam Ijarah Dilihat dari segi objek nya ijarah dapat dibagi menjadi dua macam (M. Ali Hasan, 2004:236) yaitu:
29
1) Ijarah yang bersifat manfaat. Seperti sewa menyewa rumah, toko, kendaraan, pakaian, dan perhiasan. 2) Ijarah yang bersifat pekerja yaitu dengan cara mempekerjakan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Ijarah semacam ini dibolehkan, seperti buruh bangunan, tukang jahit, tukang sepatu dan lain-lain.yaitu ijarah yang bersifat kelompok (serikat). Ijarah yang bersifat pribadi juga dapat dibenarkan seperti menggaji rumah tangga, tukang kebun dan satpam. e. Akad Ijarah Berakhir Menurut M. Ali Hasan (2004:237) Suatu akad ijarah berakhir: 1) Objek hilang atau musnah seperti rumah terbakar. 2) Habis tenggang waktu yang disepakati. Kedua point tersebut di atas disepakati oleh ulama. 3) Menurut mazhab Hanafi, akad berakhir apabila salah seorang meninggal dunia, karena manfaat tidak dapat diwariskan. Berbeda dengan jumhur ulama, akad tidak berakhir (batal) karena manfaat dapat diwariskan. 4) Menurut mazhab Hanafi, apabila ada uzur seperti rumah disita. Maka akad berakhir. Sedangkan jumhur ulama melihat, bahwa uzur yang membatalkan ijarah itu apabila objeknya mengandung cacat atau manfaatnya hilang seperti kebakaran dan dilanda banjir.
30
f. Skema Transaksi Pembiayaan Ijarah Menurut Adiwarman A. Karim (2007:147) skema transaksi pembiayaan ijarah adalah sebagai berikut: 1) Nasabah mengajukan pembiayaan ijarah ke bank syariah. 2) Bank syariah membeli/menyewa barang yang diinginkan oleh nasabah sebagai ijarah, dari supplier/penjual/pemilik. 3) Setelah dicapai kesepakatan antara nasabah dengan bank mengenai barang
objek
ijarah,
tarif
ijarah,
periode
ijarah
dan
biaya
pemeliharaanya, maka akad pembiayaan ijarah ditandatangani. Nasabah diwajibkan menyerahkan jaminan yang dimiliki. 4) Bank menyerahkan objek ijarah kepada nasabah sesuai akad yang disepakati. Setalah periode ijarah berakhir, nasabah mengembalikan objek ijarah tersebut kepada bank. 5) (a) Bila bank membeli objek ijarah tersebut (al-bai‟ wal ijarah), setelah periode ijarah berakhir objek ijarah tersebut disimpan oleh bank sebagai aset yang dapat disewakan kembali. (b) Bila bank menyewakan objek ijarah tersebut (al-ijarah wal ijarah, atau ijarah pararel) setelah periode ijarah berakhir objek ijarah tersebut dikembalikan oleh bank kepada supplier/penjual/pemilik. g. Jenis Barang/ Jasa yang Dapat Disewakan Menurut Adiwarman A. Karim (2007:147) Jenis barang/ jasa yang dapat disewakan adalah sebagai berikut:
31
1) Barang modal: aset tetap, misalnya bangunan, gedung, kantor, ruko dan lain-lain. 2) Barang produksi: mesin, alat-alat berat, dan lain-lain. 3) Barang kendaraan transportasi: darat, laut dan udara. 4) Jasa untuk membayar ongkos: (a) Uang sekolah/kuliah. (b) Tenaga kerja. (c) Hotel. (d) Angkut dan transportasi dan sebagainya. h. Hubungan Ijarah terhadap Pendapatan Bank Syariah Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:117).Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Ketika bank akan mengeksekusi kredit macetnya pada akad ijarah, bank tidak memperoleh hasil yang memadai karena jaminan yang tidak sebanding dengan besarnya kredit yang diberikan. Resiko kredit muncul ketika bank tidak dapat memperoleh kembali pinjaman yang diberikan. Selanjutnya pembiayaan yang bermasalah, bank mempunyai kewajiban melakukan penyisihan pencadangan aktiva produktif (PPAP) sebesar 100% dari modal yang belum dikembalikan, sehingga pengaruh pendapatan menjadi turun. Karena ada potensi resiko yang harus ditanggung oleh modal bank sendiri Muhammad (2002).
32
5. Inflasi a. Pengertian Inflasi Inflasi adalah harga barang dan jasa, ketika tingkat harga mengalami kenaikan maka individu harus mengeluarkan unag nya lebih banyak untuk membeli barang dan jasa dalam jumlah yang tetap. Inflasi juga merupakan ukuran nilai mata uang, yaitu ketika harga naik berarti nilai uang sekarang menjadi lebih rendah dari sebelumnya. Harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi, hal ini dikarenakan inflasi hanya terjadi jika proses naiknya harga berlangsung secara terus-menerus dan mempengaruhi barang yang lainnya. Naiknya harga mengakibatkan naiknya jumlah perminataan uang, ini dikarenakan semakin banyak uang yang dibutuhkan dalam transaksi (Mankiw, 2006:196) Menurut Sukirno (2004:27) inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentase kenaikan harga-harga pada satu tahun tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dari beberapa definisi diatas inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai
33
termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dapat diartikan sebagai proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. b. Jenis-Jenis Inflasi 1) Inflasi menurut sebabnya yaitu: a) Natural Inflation dan Human Error Inflation. Natural Inflation adalah inflasi yang terjadi karena sebabsebab alamiah yang manusia tidak mempunyai kekuasaan dalam mencegahnya. Human Error Inflation adalah inflasi yang terjadi karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri (Adiwarman A. Karim, 2007:138). b) Expected Inflation dan Unexpected Inflation Expected Inflation adalah tingkat suku bunga pinjaman riil akan sama dengan tingkat suku bunga pinjaman nominal dikurangi inflasi atau secara notasi ret = Rt-πet. Unexpected Inflation adalah tingkat
suku
bunga
pinjaman
nominal
belum
atau
tidak
merefleksikan kompensasi terhadap efek inflasi (Adiwarman A. Karim, 2007:138). c) Demand-Pull Inflation Diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada sisi Permintaan Agregatif (AD) dari barang dan jasa pada suatu perekonomian (Adiwarman A. Karim,2007:138).
34
Inflasi ini terjadi pada masa perekonomian berkembang pesat. Kesempatan kerja tinggi menciptakan pendapatan yang tinggi pula, yang pada akhirnya mengakibatkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi dalam penyediaan barang dan jasa (Sukirno, 2011:333). Gambar 2.1 Kurva Demand Pull Inflation
Menurut gambar 2.1 permintaan agregat awalnya berada pada AD1, pendapatan nasional Y1 dan tingkat harga P1. Karena perekonomian sedang berkembang maka mendorong permintaan agregat naik menjadi AD2, akibatnya pendapatan nasional mencapai tingkat kesempatan kerja penuh YF dan harga naik menjadi PF. Hal ini lah yang mewujudkan terjadinya inflasi. Apabila masyarakat tetap menambah pengeluarannya maka peningkatan agregat menjadi AD3. Untuk memenuhi perminataan yang semakin bertambah maka perusahaan menambah produksinya dan mengakibatkan pendapatan nasional riil meningkat menjadi Y2. Kenaikan produksi nasional
35
melebihi kesempatan kerja penuh menyebabkan kenaikan harga menjadi P2 (Sukirno, 2011:334). d) Cost- Push inflation Inflasi yang terjadi karena adanya perubahan-perubahan pada sisi Penawaran Agregatif (AS) dari barang dan jasa pada suatu perekonomian (Adiwarman A. Karim, 2007:138). Inflasi ini berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran sangat rendah. Keadaan ini cenderung menyebabkan kenaikan upah dan gaji karena : (1)Perusahaan akan berusaha mencegah perpindahan tenaga kerja dengan menaikkan upah dan gaji (2)Usaha untuk memperoleh pekerja tambahan hanya akan berhasil apabila perusahaan menawarkan upah dan gaji yang lebih tinggi (Sukirno, 2011:333). Gambar 2.2 Kurva Cost – push inflation
36
Berdasarkan gambar 2.2, pada mulanya kesimbangan ekonomi negara tercapai pada pendapatan nasional Y1, yaitu pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh dan tingkat harga P1. Pada tingkat kesempatan kerja tinggi, perusahaan sangat memerlukan tenaga kerja. Kenaikan upah akan menaikan biaya dan memindahkan penawaran agregat ke atas dari AS1 ke AS2. Akibatnya tingkat harga naik menjadi P2. Harga barang yang tinggi ini mendorong para pekerja menuntut kenaikan upah lagi maka biaya produksi akan makin tinggi. Akhirnya kurva penawaran agregat bergeser menjadi AS3 meningkatkan harga menjadi P3 dan mendapatkan nasional riil terus mengalami penurunan yaitu dari YF (Y1) menjadi Y2 dan Y3 (Sukirno, 2011:335). e) Spiralling Inflation Spiralling Inflation adalah inflasi yang diakibatkan oleh inflasi yang terjadi sebelumnya yang mana inflasi yang sebelumnya itu terjadi sebagai akibat dari inflasi yang terjadi sebelumnya lagi dan begitu sebelumnya (Adiwarman A. Karim, 2007:139). f) Imported Inflation dan Domestic Infaltion Imported inflation Adalah inflasi di negara lain yang ikut dialami oleh suatu negara karena harus menjadi price taker dalam pasar perdagangan internasional. Domestic Inflation adalah inflasi yang hanya terjadi di dalam negeri suatu negara yang tidak begitu
37
mempengaruhi negara-negara lainnya (Adiwarman A. Karim, 2007:139). 2) Inflasi berdasarkan tingkat kelajuan kenaikan harga Menurut Sukirno (2004:337) penggolongan inflasi berdasarkan tingkat kelajuan kenaikan harga yang berlaku, yaitu: (a) Inflasi merayap Inflasi merayap adalah kenaikan harga secara lambat, yang stingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen setahun. (b)Inflasi moderat (sederhana) Inflasi moderat adalah tingkat
inflasi yang antara 5-10 persen
setahun. Karakteristiknya adalah kenaikan tingkat harga yang lambat. Umumnya disebut sebagai “inflasi satu digit”, pada tingkat inflasi seperti ini orang-orang masih mau memegang uang dan menyimpan kekayaanya dalam bentuk uang dari pada dalam bentuk aset riil (Adiwarman A. Karim, 2007:137). (c) Hiperinflasi Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga yang sangat cepat, menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipat dalam masa yang singkat. c. Efek Inflasi Efek buruk menurut Sukirno (2004:338), efek-efek buruk dari inflasi yaitu sebagai berikut:
38
1. Inflasi dan perkembangan Ekonomi Inflasi yang tinggi tingkatnya akan menggalakan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan terwujud. Kenaikan harga-harga menimbulakan efek buruk pula ke atas perdangangan. Kenaikan harga-harga menyebabkan barang-barang negara itu tidak dapat bersaing di pasar internasional, selanjutnya ekspor akan menurun. Sebaliknya harga-harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi segabai akibat inflasi menyebabkan barang-barang impor relatif murah, maka lebih banyak impor yang dilakukan ekspor yang menurun dan diikuti oleh impor yang bertambah menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk. 2. Inflasi dan kemakmuran rakyat Disamping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi negara inflasi juga menimbulkan efek-efek terhadap individu dan masyarakat. 3. Inflasi
akan
menurunkan
pendapatan
rill
orang-orang
yang
berpendapatan tetap
39
Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan hargaharga. Maka inflasi akan menurunkan upah rill individu-individu yang berpendapatan tetap. Sehingga daya beli masyarakat juga akan menurun. 4. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusiinstitusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila inflasi terjadi. 5. Memperburuk pembagian kekayaan Telah ditunjukan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemerosotan dalam nilai riil pendapatannya, dan pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami nilai riil kekayaanya. Juga sebagian
penjual/pedagang
dapat
mempertahankan
nilai
riil
pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan diantara golongan berpendapat tetap dengan pemilikpemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan menjadi semakin merata. d. Hubungan Inflasi terhadap Pendapatan Bank Syariah Menurut Sukirno (2004:27) inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentase kenaikan harga-harga pada satu tahun tertentu dibandingkan dengan tahun
40
sebelumnya. Naiknya tingkat inflasi akan berdampak pada beban operasional bank yang juga akan meningkat, serta nilai suku bunga riil menurun yang mengakibatkan hasrat masyarakat untuk menabung di bank berkurang. Dengan naiknya tingkat inflasi maka suku bunga akan naik dan mengakibatkan masyarakat enggan meminjam pada pihak bank. Selain itu perusahaan sektor riil juga enggan untuk menambah modal guna membiayai produksinya, yang pada akhirnya akan berdampak pada turunnya pendapatan bank. Sedangkan jika inflasi turun maka pendapatan perbankan akan naik (Pohan, 2008). 6. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs (Nilai Tukar) Kurs sering disebut nilai tukar (exchange rate), keduanya memiliki arti yang sama yaitu: perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda (Halwani, 2005:157). Perubahan kurs disebut depresiasi atau apresiasi, bila mata uang suatu negara mengalami depresiasi yaitu melemahnya nilai mata uang karena hanya dapat membeli lebih sedikit mata uang asing, dampaknya adalah ekspor bagi pihak luar negeri menjadi makin murah sedang impor bagi penduduk neegara ini menjadi makin mahal. Apresiasi adalah menguatnya nilai mata uang karena dapat membeli lebih banyak mata uang asing, menimbulkan dampak harga produk bagi pihak luar negeri
41
makin mahal, sedangkan harga impor bagi penduduk domestik menjadi lebih murah (Krugman,1999:43). b. Jenis Nilai Tukar 1) Nilai tukar nominal: Nilai tukar nominal adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain (Mankiw, 2006:242). Nilai tukar nominal digunakan untuk mengukur perbedaan harga mata uang yang menyatakan berapa jumlah mata uang suatu negara yang diperlukan untuk memperoleh sejumlah mata uang dari negara lain (Halwani, 2005:157). 2) Nilai tukar riil Nilai tuka riil adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan barang dan jasa suatu negara dengan barang dan jasa negara lain (Mankiw, 2006:242). Rumus perhitungan nilai tukar riil: Nilai tukar riil = Nilai tukar nominal x harga dalam negeri Harga luar negeri Nilai tukar riil adalah penentuan berapa banyak suatu negara mengekspor dan mengimpor. Nilai tukar riil yang lebih tinggi mengakibatkan haraga dalam negri menjadi lebih mahal (Mankiw, 2006:261).
42
Nilai tukar ini mengukur harga relatif barang dan jasa yang tersedia didalam negri terhadap barang dan jasa yang tersedia diluar negeri (Mankiw, 2006:244). c. Sistem Nilai Tukar di Indonesia Adapun sistem nilai tukar yang diterapkan di Indonesia, adalah sebagai berikut: 1) Sistem kurs tetap Sistem ini terjadi pada tahun 1971 sampai 15 November 1978, sistem ini dalam jangka pendek dapat menunjang stabilitas nilai tukar dan
sejalan
dengan
strategi
inward
looking
yang
mewarnai
kebijaksanaan ekonomi pada periode tersebut. Sistem nilai tukar tersebut telah menyebabkan nilai tukar rupiah mengalami over-valued yang menjadi salah satu sebab menurunya daya saing produk dalam negeri.
Untuk menjaga keseimbangan nilai tukar dan mendorong
ekspor nonmigas, pada November 1978 dilakukan devaluasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sebesar 30,8 persen, dimana nilai rupiah terhadap dollar adalah tetap yaitu Rp 415 per dollar AS (Deliarnov, 2006:186). 2) Sistem mengambang terkendali (manage floating) Sistem ini terjadi pada periode 15 November 1978 sampai dengan Desember 1995, dimana kurs rupiah terhadap dollar diiringi dengan batas intervensi yaitu zona kurs batas atas dan batas bawah.
43
Kurs dibiarkan bergerak di pasar dengan spread tertentu. Pemerintah hanya melakukan intervensi apabila kurs bergejolak melebihi batas atas atau bawah dari batas intervensi (Deliarnov, 2006:186). 3) Sistem kurs mengambang (14 Agustus 1997-sekarang) Awal Agustus 1997 nilai rupiah terhadap dollar AS mencapai Rp. 2.650 per dollah AS. Dalam rangka mengamankan cadangan devisa yang terus berkurang maka pemerintah memutuskan untuk menghapus rentang intervensi (sistem nilai tukar mengambang terkendali) dan mulai menganut sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate) pada tanggal 14 Agustus 1997. Penghapusan rentang intervensi ini dimaksudkan untuk mengurangi kegiatan intervensi pemerintah terhadap rupiah dan memantapkan pelaksanaan kebijakan moneter dalam negeri (Basalim, 2007:74). d. Hubungan Nilai Tukar terhadap Pendapatan Bank Syariah Kurs sering disebut nilai tukar (exchange rate), keduanya memiliki arti yang sama yaitu: perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda (Halwani, 2005:157). Nilai tukar mata uang asing menjadi faktor pendapatan perbankan karena dalam kegiatannya, bank memberikan jasa jual beli valuta asing. Dalam situasi normal, memperdagangkan valuta asing pada dasarnya sangat menguntungkan karena transaksi menghasilkan keuntungan berupa selisih kurs. Hal itu terjadi karena para pelaku perdagangan valuta asing
44
selalu menawarkan dua harga nilai tukar (Loen & Ericson, 2008). Dalam kegiatan transaksi tersebut, nilai tukar akan mata uang asing menjadi perhatian bank karena hal tersebut mampu mempengaruhi tingkat pendapatan bank. Dengan terjadinya fluktuasi akan nilai tukar mata uang asing, bank dapat memperoleh pendapatan berupa fee dan selisih kurs. Adanya pengaruh nilai tukar mata uang terhadap pendapatan bank mengidentifikasikan apabila nilai tukar mengalami apresiasi atau depresiasi, maka akan berdampak pada kewajiban valas bank pada saat jatuh tempo. Akibatnya, pendapatan bank akan mengalami perubahan jika dalam kasus tersebut bank tidak melakukan headging. 7. Pendapatan a. Pengertian Pendapatan Menurut Niswonger (2006:56) pendapatan merupakan kenaikan kotor (gross) dalam modal pemilik yang dihasilakan dari penjualan barang dagang, pelaksanaan jasa kepada klien, menyewakan harta, peminjaman uang, dan semua kegiatan usaha profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan Menurut Kieso (2011:955) pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
45
Menurut Skousen, stice dan stice (2010:161) pendapatan adalah arus masuk atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi barang, memberikan jasa atau melakukan aktivitas lain yang merupakan aktivitas utama atau merupakan aktivitas centra yang sedang berlangsung Berdasarkan teori di atas, pendapatan adalah arus kekayaan dalam bentuk uang tunai, piutang atau aktiva lain yang masuk kedalam perusahaan atau menurunnya kewajiban sebagai akibat penjualan barang atau penyerahan jasa. b. Klasifikasi Pendapatan Menurut Kusnadi (2000:19) menyatakan bahwa pendapatan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: 1) Pendapatan Operasional Pendapatan operasional adalah pendapatan yang timbul dari penjualan barang dagangan, produk atau jasa dalam periode tertentu dalam rangka kegiatan utama atau yang menjadi tujuan utama perusahaan
yang berhubungan langsung dengan usaha pokok
perusahaan yang bersangkutan. Pendapatan ini sifatnya normal sesuai dengan tujuan dan usaha perusahaan dan terjadinya berulang-ulang selama perusahaan melangsungkan kegiatannya. Pendapatan operasional untuk setiap perusahaan berbeda-beda sesuai dengan jenis usaha yang dikelola perusahaan. Salah satu jenis
46
pendapatan operasional perusahaan adalah pendapatan yang bersumber dari penjualan. Penjualan ini berupa penjualan barang dan jasa yang menjadi objek maupun sasaran utama dari usaha pokok perusahaan. Pendapatan operasional dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu: (a) Penjualan kotor, yaitu merupakan semua hasil atau penjualan barang-barang maupun jasa sebelum dikurangi dengan berbagai potongan-potongan atau pengurangan lainnya untuk dibebankan kepada langganan atau yang membutuhkannya. (b)Penjualan bersih, yaitu merupakan hasil penjualan yang sudah diperhitungkan atau dikurangkan dengan berbagai potonganpotongan yang menjadi hak pembeli. Jenis pendapatan operasional timbul dari berbagai cara, yaitu: (a) Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha yang dilaksanakan sendiri oleh perusahaan tersebut. (b)Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha dengan adanya hubungan yang telah disetujui, misalnya penjualan konsinyasi. (c) Pendapatan dari kegiatan usaha yang dilaksanakan melalui kerjasama dengan para investor. 2) Pendapatan Non operasional Pendapatan yang diperoleh peerusahaan dalam periode tertentu, akan tetapi bukan diperoleh dari kegiatan utama perusahaan. Adapun jenis dari pendapatan ini dapat dibedakan sebagai berikut:
47
(a) Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan aktiva atau sumber ekonomi perusahaan oleh pihak lain. Contohnya: pendapatan bunga, sewa, royalti dan lain-lain. (b)Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva diluar barang dagangan atau hasil produksi. Contohnya: penjualan surat-surat berharga, penjualan aktiva tak berwujud. Pendapatan bunga, sewa, royalti, kentungan (laba), penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan deviden merupakan pendapatan di luar usaha bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan perdagangan. Dan pendapatan yang di peroleh dari peningkatan ekuitas dari transaksi-transaksi yang bukan kegiatan utama dari entitas dan dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian lainnya serat keadaan-keadaan yang mempengaruhi entitas selain yang dihasilkan dari investasi pemilik disebut dengan keuntungan. c. Karakteristik Pendapatan Menurut PSAK No.23 tahun 2010 pendapatan diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan perusahaan dalam memanfaatkan faktor-faktor produksi untuk
mempertahankan
diri
dan
pertumbuhan.
Seluruh
kegiatan
perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara keseluruhan disebut earning process. Secara garis besar earning process menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif atau pendapatan dan keuntungan dan pengaruh negatif atau beban dan kerugian. The activity of earning process
48
creates two effect, possitive stream (revenues and gains) and negative stream (expenses and loses). Selisih dari keduanya nantinya menjadi laba atau income dan rugi atau less. Pendapatan digolongkan atas pendapatan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan dan pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan. Pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh dari hasil penjualan barang ataupun jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan. Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan adalah hasil di luar kegiatan utama perusahaan yang sering disebut hasil non operasi. Pendapatan non operasi biasanya dimasukan ke dalam pendapatan lain-lain, misalnya pendapatan bunga dan deviden. Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan.
49
B. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. 1.
2.
Nama dan judul penelitian Reinissa (2015) pengaruh pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan murabahah terhadap profitabilitas bank syariah mandiri, tbk
Nur Amalia (2016) Struktur pembiayaan dan pengaruhnya
Variabel
Pembahasan
Variabel X: pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan murabahah Variabel Y: profitabilitas bank syariah mandiri, tbk
Penelitian ini menggunakan analisis Regresi linier berganda.Hasil penelitian menunjukkan pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan dan positif terhadap ROE tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dan ROF. Pembiayaan musyarakah berpengaruh signifikan dan positif terhadap ROA dan ROE tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap ROF. Pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan dan negatif terhadap ROA dan ROE tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap ROF. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linar berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil signifikansi (uji t) menunjukan bahwa
Variabel X: Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Istishna dan Ijarah
Persamaan dan perbedaan Persamaan: 1. Variabel Pembiayaan murabahah 2. Objek penelitian Bank Syariah Mandiri 3. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan terhadap pendapatan Perbedaaan: 1. Alat uji yang digunakan adalah eviews
Persamaan: 1. Variabel pembiayaan ijarah 2. Metode analisis regresi berganda
50
terhadap profitabilitas Bank Muamalat Indonesia
3.
Variabel Y: profitabilitas Bank Muamalat Indonesia
pembiayaan Perbedaan: mudharabah, 1. Hasil penelitian musyarakah, murbahah tidak dan istishna berpengaruh berpengaruh terhadap signifikan profitabilitas, terhadap sedangkan pembiayaan pendapatan ijarah tidak 2. Objek penelitian berpengaruh terhadap Bank Muamalat profitablitias Bank Indonesia muamalat Indonesia. (Iwan Variabel X: Penelitian ini Persamaan: Susanto,2014) PDRB, menggunakan analisis 1. Variabel inflasi Penduduk, regresi berganda. 2. Hasil penelitian Analisis Inflasi Hasil penelitian dapat variabel inflasi pengaruh disimpulakan bahwa berpegaruh PDRB, Variabel Y : secara simultan signifikan penduduk, dan Pendapatan variabel PDRB, terhadap inflasi Asli Daerah penduduk, dan Inflasi pendapatan terhadap (PAD) berpengaruh signifikan Perbedaan: pendapatam terhadap Pendapatan 1. Objek penelitian Asli Daerah Asli Daerah (PAD) di lakukan di (PAD) Kota Malang, secara Bank Muamalat parsial PDRB, (studi kasus Penduduk berpengaruh kota malang signifikan terhadap tahun 1998Pendapatan Asli 2012) Daerah (PAD) Karena PDRB menggambarkan sembilan sektor hasil perekonomian semakin meningkat perekonomian semakin meningkat perolehan pendapatan asli daerah didalam Kota Malang, sedangkan penduduk merupakan penggerak perekonomian dan Inflasi mempunyai nilai yang tidak signifikan atau hanya mempunyai pengaruh rendah terhadap
51
4.
Desi Marilin Swandayani dan Rohmawati Kusumaningty as (2011)
Variabel X: Inflasi,Suku Bunga, Nilai Tukar Valas dan jumlah uang beredar
Pengaruh Inflasi,Suku Bunga, Nilai Tukar Valas dan jumlah uang beredar terhadap profitabilotas pada perbankan syariah di Indonesia periode 20052009
Variabel Y: profitabilotas pada perbankan syariah di Indonesia periode 20052009
Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena Inflasi merupakan dampak pergerakan ekonomi secara positif ataupun negatif. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil Penelitian menunjukan bahwa secara simultan variabel inflasi,suku bunga, niai tukar valas dan jumlah uang beredar mempunyai pengaruh signifikan terhadap profiabilitas perbankan syariah. Hasil secaraparsial suku bunga,nilai tukar valas dan jumlah uang beredar mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitablitas sedangkan variabel inflasi mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap proitabilitas.
Persamaan: 1. Variabel independen yang diteliti, yaitu Nilai Tukar Mata Uang 2. Variabel independen Nilai Tukar Mata Uang berpengaruh signifikan 3. Metode analisis regresi linear berganda Perbedaan: 1. Periode penelitian dilakukan pada tahun 2005 2009
Sumber: Data yang diolah C. Kerangka Pemikiran Dalam suatu penelitian kerangka pemikiran sangat perlu dikemukakan, karena merupakan alur pikir dari gagasan penelitian yang mengacu pada kajian teori, hingga munculnya variabel-variabel yang digunakan di dalam penelitian. Kerangka pemikiran bukan merupakan urutan kegiatan pada penelitian atau penulisan yang dilakukan. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2010:88)
52
kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel independen dan dependen yang akan diteliti. Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam penelitian kali ini adalah pengaruh komposisi pembiayaan dan faktor makro ekonomi terhadap pendapatan bank syariah. Variabel independen dalam penelitian ini adalah komposisi pembiayaan seperti komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah dan faktor makro ekonomi seperti inflasi dan nilai tukar rupiah sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah pendapatan Bank syariah Mandiri. Gambar 2.3 Kerangka pemikiran (X1) Komposisi Pembiayaan Murabahah
H1
(X2) Komposisi Pembiayaan Ijarah
H2 (Y) Pendapatan H3
(X3) Inflasi (X4) Nilai Tukar Rupiah
H4
H5
53
D. Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan awal atau jawaban sementara, dengan hubungan atau pengaruhnya antara variabel independen terhadap variabel dependen yang masih perlu dibuktikan kebenarannya dan harus bersifat logis, jelas dan dapat diuji. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2010:93), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris. Berdasarkan kerangka penelitian tersebut, dapat dibuat hipotesis yang akan diujikan kebenarannya secara empiris sebagai berikut: Komposisi Pembiayaan Murabahah: H0 = Komposisi pembiayaan murabahah tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Pendapatan. Ha = Komposisi pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Pendapatan. Komposisi Pembiayaan Ijarah : H0 = Komposisi pembiayaan ijarah tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Pendapatan.
54
Ha = Komposisi pembiayaan ijarah berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Pendapatan. Inflasi: H0 = Inflasi tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Pendapatan. Ha = Inflasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Pendapatan. Nilai Tukar Rupiah: H0 = Nilai Tukar Rupiah tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Pendapatan. Ha = Nilai Tukar Rupiah berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Pendapatan. Komposisi Pembiayaan Murabahah, Komposisi Pembiayaan Ijarah, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah: H0 = Komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi dan nilai tukar rupiahtidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Pendapatan. Ha = Komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi dan nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Pendapatan.
55
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah tipe penelitian kuantitatif. Adapun objek penelitian ini dilakukan di Bank Syariah Mandiri. Ruang lingkup penelitian ini adalah membahas dua (2) variabel, yang terdiri dari 1. Variabel independen, yaitu komposisi pembiayaan murabahah dan komposisi pembiayaan ijarah, inflasi dan nilai tukar rupiah 2. Variabel dependen, yaitu Pendapatan Bank Syariah Mandiri. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data-data tersebut sudah dikumpulkan atau sudah tersedia pada suatu instansi. Observasi penelitian dimulai dari Januari 2012 sampai dengan Desember tahun 2015. B. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena pada dasarnya data merupakan alat pengambilan keputusan atau pemecah suatu permasalahan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh berdasarkan informasi yang telah disusun dan dipublikasikan oleh instansi tertentu. Pada data sekunder, peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti berupa dokumen perusahaan terkait komposisi
56
pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi, nilai tukar rupiah dan pendapatan Bank Syariah Mandiri
yang berkaitan dengan sasaran
penelitian. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1. Komposisi Pembiayaan Murabahah pada Januari tahun 2012– Desember 2015 bersumber dari Bank Syariah Mandiri. 2. Komposisi Pembiayaan Ijarah pada Januari tahun 2012 - Desember 2015 bersumber dari Bank Syariah Mandiri. 3. Inflasi
pada Januari tahun 2012 - Desember 2015 bersumber dari Bank
Indonesia. 4. Nilai tukar pada Januari tahun 2012 - Desember 2015 bersumber dari Bank Indonesia. 5. Pendapatan Bank Syariah Mandiri pada Januari tahun 2012 – Desember 2015 bersumber dari Bank Syariah Mandiri. C. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu dimana data yang digunakan dalam penelitian berbentuk angka. Untuk menguji hipotesis dari variabel-variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen, penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. penelitian ini akan diperkuat perhitungannya dengan menggunakan bantuan dari program Excel dan program SPSS.
57
1. Analisis Regresi Linear Berganda Alat analisis yang dipakai untuk mengetahui pengaruh variabel komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap pendapatan bank syariah mandiri adalah dengan menggunakan analisis regresi berganda. Regresi pada dasarnya adalah studi ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui. Hubungan linier antara variabel independen dan dipenden dapat di tulis dalam persamaan regresi sebagai berikut (Widarjono 2010:9) : Y= a+β1X1+β2X2+β3X3+β4X4+ e Keterangan : Y = pendapatan a = konstanta β1-β4 = koefisien regresi (menunjukan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada hubungan nilai variabel independen) X1 = Komposisi Pembiayaan murabahah X2 = Komposisi Pembiayaan ijarah X3 = Inflasi X4 = Nilai Tukar e = error 2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan empat uji, yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
58
a. Uji normalitas Uji
normalitas
bertujuan
untuk
mengetahui
apakah
variabel
dependent, independent atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memliki distribusi normal atau mendekati normal (Umar, 2010:77). Dalam penlitian ini, untuk mendeteksinya menggunakan uji normalitas berdasarkan Grafik Normal Probability plot (P-Plot) dan uji normalitas berdasarkan kolmogorov-Smirnov Tes . Uji normalitas berdasarkan grafik Normal Probability Plot (P-Plot) adalah apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asusmi normalitas. Dan sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Yama, 2008:13).
Sedangkan uji normalitas berdasarkan
Kolmogorov-Smirnov Tes yaitu uji yang dapat dilihat dari Asymp. Sig. (2tailed). Uji normalitas berdasarkan Kolmogorov-Smirnov Tes yang baik, memiliki hasil Asymp. Sig (2-tailed) harus lebih besar dari 0,05 (Umar, 2010:79). b. Uji multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi diajukan ditemukan korelasi kuat antar variabel independen (Bebas). Jika
59
terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas (multiko) (Umar, 2010:80). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (independen). Uji multikolinearitas dilihat dari nilai Tolerance dan Variance inflantion Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai angka Tolerance> 10 dan mempunyai nilai VIF < 10 (Umar, 2010: 81). c. Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas 2013:139).
atau
Model
tidak
regresi
terjadi yang
heteroskedastisitas
tidak
terjadi
(Ghozali,
heteroskedastisitas
menunjukkan bahwa model regresi tersebut memliki kesamaan varians atau data bersifat homogen (Umar, 2010:82). Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu
60
yang teratur (bergelombang, melebar, dan kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas (Yama, 2008:19). d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan adanya problem autokorelasi (Ghozali, 2013:110). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat diambil patokan sebagai berikut. (Singgih Santoso, 2015:194). 1) Angka DW di bawah -2, berarti terdapat autokorelasi positif. 2) Angka DW di antara -2 sampai +2, berarti tidak terdapat autokorelasi. 3) Angka DW diatas +2, berarti terdapat autokorelasi negatif. 3. Uji hipotesis Uji hipotesis dilakukan melalui tiga pengujian, diantaranya Uji Statistik t, Uji Statistik F, uji koefisien determinasi (R2). a. Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t) Uji statistik t bertujuan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh satu
variabel
penjelas
atau
dependent
secara
individual
dalam
menerangkan variasi variabel dependen yang di uji pada tingkat signifikansi harus lebih kecil dari 0,05 (Ghozali, 2013:98). Adapun
61
pengambilan keputusan yaitu dengan cara membandingkan antara thitung dengan ttabel dengan kriteria (Sujarweni, 2013:93): Jika thitung> ttabel = H0 ditolak Jika thitung< ttabel = H0 diterima b. Uji Sigifikan Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara semua variabel independen yang dimasukan dalam model regresi secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan harus lebi kecil dari 0,05 (Ghozali, 2013:98). Adapun pengambilan keputusan yaitu dengan cara membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel dengan kriteria (Sujarweni, 2013:95): Jika Fhitung> Ftabel = H0 ditolak Jika Fhitung< Ftabel = H0 diterima c. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi dapat dikatakan kuat apabila dalam menerangkan variasi variabel independen terhadap variabel dependent antara 0 (nol) dan 1 (satu) (Ghozali, 2013:100). Nilai adjusted R Square menandakan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang
mendekati
satu
berarti
variabel-variabel
independen
62
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:100). D. Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen : Pendapatan Bank Syariah Mandiri Pendapatan adalah arus kekayaan dalam bentuk uang tunai, piutang atau aktiva lain yang masuk kedalam perusahaan atau menurunnya kewajiban sebagai akibat penjualan barang atau penyerahan jasa. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Bank Syariah Mandiri yaitu statistik Perbankan Syariah. Berdasarkan perhitungan bulanan, yaitu dari Januari tahun 2012 hingga Desember tahun 2015 yang dinyatakan dalam bentuk nominal. 2. Variabel Independen Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel independen berupa nominal. Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka dan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pendapatan Bank Syariah Mandiri maka penelitian ini menspesifikasikan variabel independen dan definisi operasional sebagai berikut: a. X1 (Komposisi Pembiayaan Murabahah) Secara sederhana komposisi pembiayaan murabahah diartikan sebagai akad jual-beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam murabahah
63
ditentukan berapa required rate of profitnya (keuntungan yang ingin diperoleh). Data operasional yang digunakan dalam
penelitian
ini
diperoleh dari Bank Syariah Mandiri yaitu berdasarkan perhitungan bulanan, yaitu dari Januari tahun 2012 hingga Desember tahun 2015 yang dinyatakan dalam bentuk Nominal. b. X2 ( Komposisi Pembiayaan Ijarah) Komposisi Pembiayaan ijarah adalah hak untuk pemanfaatan barang antara perusahaan pembiayaan sebagai pemberi sewa dengan penyewa dengan waktu dan imbalan tertentu. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Bank Syariah Mandiri berdasarkan perhitungan bulanan, yaitu dari Januari tahun 2012 hingga Desember tahun 2015 yang dinyatakan dalam bentuk Nominal. c. X3 (Inflasi) Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Data operasional yang digunakan dalam
penelitian
ini diperoleh dari Bank Indonesia berdasarkan
perhitungan bulanan, yaitu dari Januari tahun 2012 hingga Desember tahun 2015 yang dinyatakan dalam bentuk Presentase. d. X4 (Nilai Tukar Rupiah) Kurs sering disebut nilai tukar (exchange rate), keduanya memiliki arti yang sama yaitu: perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda.
64
Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Bank Indonesia berdasarkan perhitungan bulanan, yaitu dari Januari tahun 2012 hingga Desember tahun 2015 yang dinyatakan dalam bentuk Nominal.
65
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dipaparkan gambaran umum objek penelitian, dilanjutkan dengan uji asumsi klasik. Bagian berikutnya menguraikan hasil analisis data, diikuti dengan pengujian hipotesis-hipotesis yang dianjurkan dalam penelitian ini. A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk dipanggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, yang tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakandengan merestrukrisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvesional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan
66
penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank bernama PT Bank Mandiri (persero) pada tanggal 31 juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (persero) Tbk. Sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut keputusan marger, bank mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk tim pengembangan perbankan syariah. Pembentuk tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberikan peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (Dual Banking System). Tim pengembangan perbankan syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menajadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim pengembangan perbankan syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris : Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 september 1999. PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan
67
Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik. 2. Perkembangan Bank SyariahMandiri a. Perkembangan dari Segi Aset Tabel 4.1 PerkembanganAset (Dalam Miliar) Aset
2012 54.229
2013 63.965
2014 66.956
2015 70.370
Sumber: Data diolahkembali Berdasarkan pada tabel 4.1 diatas perkembangan aset mengalami kenaikan yang signifikan. pada tahun 2013 Aset Bank Syariah Mandirimengalami kenaikan sebesar 17% dari tahun 2012, pada tahun 2014 Aset Bank Syariah Mandiri mengalami kenaikan sebesar 4% dari tahun 2013, dan pada tahun 2015 Aset Bank Syariah Mandiri mengalami kenaikan sebesar 5% pada tahun 2014. Seperti dijelaskan pada grafik dibawah ini: Grafik 4.1 PerkembanganAset 80.000 70.000 60.000 50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 0 2012
2013
2014
2015
Sumber: Data diolah Kembali
68
b. Perkembangan dari Segi Dana Pihak Ketiga (DPK) Tabel 4.2 PerkembanganDana Pihak Ketiga (Dalam Miliar) 2012
Dana Pihak 47.409 Ketiga Sumber: Data diolah kembali
2013
2014
2015
56.461
59.821
62.110
Berdasarkan pada tabel 4.2 diatas perkembangan dana pihak ketiga mengalami kenaikan yang signifikan. pada tahun 2013dana pihak ketiga Bank Syariah Mandiri mengalami kenaikan sebesar 19% dari tahun 2012, pada tahun 2014dana pihak ketiga Bank Syariah Mandiri mengalami kenaikan sebesar 5% dari tahun 2013, dan pada tahun 2015dana pihak ketiga Bank Syariah Mandiri mengalami kenaikan sebesar 3% pada tahun 2014. Seperti dijelaskan pada grafik dibawah ini: Grafik 4.2 PerkembanganDana Pihak Ketiga 70.000 60.000 50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 0 2012
2013
2014
2015
Sumber: Data diolah Kembali
69
c. Perkembangan dari Segi Pembiayaan Tabel 4.3 Perkembangan Pembiayaan (Dalam Miliar) 2012 44.755
Pembiayaan
2013 50.460
2014 49.133
2015 51.090
Sumber: Data diolahkembali Berdasarkan pada tabel 4.3 diatas pembiayaan mengalami fluktuatif. pada tahun 2013 pembiayaan Bank Syariah Mandiri mengalami kenaikan sebesar 12% dari tahun 2012, pada tahun 2014 pembiayaan Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan sebesar 2% dari tahun 2013, dan pada tahun 2015 pembiayaan Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan sebesar 3% pada tahun 2014. Seperti dijelaskan pada grafik dibawah ini: Grafik 4.3 PerkembanganPembiayaan 52.000 50.000 48.000 46.000 44.000 42.000 40.000 2012
2013
2014
2015
Sumber : Data Diolah Kembali 3. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini menggunakan obyek penelitian Bank Syariah Mandiri. Penelitian ini ditujukan untuk mengamati pengaruh komposisi pembiayaan dan
70
faktor makro ekonomi terhadap pendapatan bank syariah dari periode Januari 2012 hingga Desember 2015. Variabel komposisi pembiayaan dalam penelitian ini adalah komposisi pembiayaan murabahah dan komposisi pembiayaan ijarah, sedangkan variabel faktor makro ekonomi adalah inflasi dan nilai tukar. a. Perkembangan Komposisi Pembiayaan Murabahah Grafik 4.4 Perkembangan Komposisi PembiayaanMurabahah (Dalam Ribuan Rupiah) Rp60.000.000.000 Rp50.000.000.000 Rp40.000.000.000 Rp30.000.000.000 Rp20.000.000.000 Rp10.000.000.000 2012januari april juli oktober 2013januari april juli oktober 2014januari april juli oktober 2015januari april juli oktober
Rp0
Sumber: Data diolah kembali Dari grafik 4.4 dapat dilihat bahwa komposisi pembiayaan murabahah dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 mengalami kenaikan yang signifikan dengan rata-rata sebesar 2%, Pada tahun 2013 komposisi pembiayaan murabahah dengan rata-rata sebesar 1%, dan pada tahun 2014 komposisi pembiayaan murabahah dengan rarta-rata sebesar 0,1%. Pada tahun 2015 komposisi pembiayaan murabahah dengan rata-rata sebesar 3%. Komposisi pembiayaan murabahah tertinggi terjadi pada bulan Desember tahun 2015 sebesar Rp.
71
49.914.035.000 dan komposisi pembiayaan murabahah paling rendah terjadi pada bulan Januari 2012 sebesar Rp. 19.601.716.719 b. Perkembangan Komposisi Pembiayaan Ijarah Grafik 4.5 Perkembangan Komposisi Pembiayaan Ijarah (Dalam Ribuan Rupiah)
2012januari april juli oktober 2013januari april juli oktober 2014januari april juli oktober 2015januari april juli oktober
Rp1.400.000.000 Rp1.200.000.000 Rp1.000.000.000 Rp800.000.000 Rp600.000.000 Rp400.000.000 Rp200.000.000 Rp0
Sumber: Data diolah kembali Dari grafik 4.5 dapat dilihat bahwa komposisi pembiayaan ijarah dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 mengalami kenaikan yang signifikan dengan rata-rata sebesar 5%, pada tahun 2012 komposisi pembiayaan ijarah dengan rata-rata sebesar 1%. Pada tahun 2013 komposisi pembiayaan ijarahdengan rata-rata sebesar 3%, pada tahun 2014 komposisi pembiayaan ijarah dengan rata-rata sebesar 11% dan pada tahun 2015 komposisi pembiayaan ijarah dengan rata-rata sebesar 2%.Komposisi pembiayaan ijarah tertinggi terjadi pada bulan Agustus tahun 2015 sebesar Rp. 1.160.872.000 dan komposisi pembiayaan ijarah paling rendah terjadi pada bulan Desember 2012 sebesar Rp. 191.464.451.
72
c. Perkembangan Inflasi Grafik 4.6 Perkembangan Inflasi (Dalam Persentase)
2012 januari maret mei juli october nopember 2013 januari maret mei juli november nopember 2014 januari maret mei juli december nopember 2015 januari maret mei juli september nopember
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Sumber: Data diolah kembali Dari grafik 4.6 dapat dilihat bahwa inflasi dari tahun 2012sampai dengan tahun 2015 mengalami fluktuatif dengan rata-rata sebesar 15%, Pada tahun 2013 inflasi dengan rata-rata sebesar 6%, pada tahun 2014 inflasi dengan ratarata sebesar 1% dan pada tahun 2015 inflasi dengan rata-rata sebesar 1%.inflasi tertinggi terjadi pada bulan Agustus tahun 2013 sebesar 8,79% dan inflasi paling rendah terjadi pada bulan April 2015 sebesar 0,79%.
73
d. Perkembangan Nilai Tukar Grafik 4.7 Perkembangan Nilai Tukar (Dalam Satuan Rupiah)
oktober
juli
april
2015januari
oktober
juli
april
2014januari
oktober
juli
april
2013januari
oktober
juli
april
2012januari
20000 15000 10000 5000 0
Sumber: Data diolah kembali Dari grafik 4.7 dapat dilihat bahwa nilai tukar dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 mengalami fluktuatif dengan rata-rata sebesar 10%, pada tahun 2013 nilai tukar dengan rata-rata sebesar 19%, pada tahun 2014 nilai tukar dengan rata-rata sebesar 0,2% dan pada tahun 2015 nilai tukar dengan rata-rata sebesar 0,9%.Nilai tukar tertinggi terjadi pada bulan September tahun 2015 sebesar 14396,1 dan nilai tukar paling rendah terjadi pada bulan Februari 2012 sebesar 9025,76.
74
e. Perkembangan Pendapatan Grafik 4.8 Perkembangan Pendapatan (Dalam Ribuan Rupiah)
oktober
juli
april
2015januari
oktober
juli
april
2014januari
oktober
juli
april
2013januari
oktober
juli
april
2012januari
Rp14.000.000.000 Rp12.000.000.000 Rp10.000.000.000 Rp8.000.000.000 Rp6.000.000.000 Rp4.000.000.000 Rp2.000.000.000 Rp0
Sumber: Data diolah kembali Dari grafik 4.8 dapat dilihat bahwa pendapatan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 mengalami kenaikan yang signifikan dengan rata-rata sebesar 9%, Pada tahun 2013 pendapatan dengan rata-rata sebesar 0,8%, pada tahun 2014 terjadi penurunan pendapatan dengan rata-rata sebesar 1% dan pada tahun 2015 terjadi peningkatan pendapatan dengan rata-rata sebesar 38%. Pendapatan tertinggi terjadi pada bulan September tahun 2015 sebesar 12.373.400.000 dan pendapatan paling rendah terjadi pada bulan Maret tahun 2012 sebesar 417.691.306.
75
B. Pengujian dan Pembahasan 1. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel independen maupun keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah yang memiliki distribusi data yang normal. Uji normalitas residual dengan metode grafik yaitu melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-Plot of Regression Standardized Residual. Sebagai dasar pengambilan keputusannya, jika titiktitik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka residual tersebut telah normal. Gambar4.1 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variabel : Pendapatan (Y)
Sumber:Data Sekunder yang diolah, 2016
76
Dari grafik P-P Plot diatas terlihat bahwa sebaran data memusat pada nilai rata-rata dan median atau nilai P-P terletak digaris diagonal, maka dapat dikatakan bahwa data penelitian ini memiliki penyebaran dan terdistribusi normal. Dengan normalnya data pada penelitian ini maka penelitian ini dapat diteruskan. Untuk menegaskan hasil uji normalitas diatas maka peneliti melakukan uji Kolmogorov-Smirnov dengan hasil sebagai berikut: Tabel4.4 One-Sampel Kolmogorof-Swirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
48 a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
,0000000 ,36900833
Absolute
,089
Positive
,066
Negative
-,089
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed)
,089 ,200
c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan hasil Kolmogorov-Smirnov diatas, terlihat nilai Asymp. Sig memiliki nilai 0,200> 0,05. Hal ini menunjukan bahwa data pada penelitian ini terdistribusi secara normal dan model regresi tersebut layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen yaitu pendapatan berdasarkan masukan
77
variabel independen yaitu komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah,inflasi dan nilai tukar. Maka data penelitian layak digunakan sebagai penelitian. b. Hasil Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas diperlukan untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel4.5 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Model
B
1 (Constant)
5,123
,688
Murabahah
,000134
,000
Ijarah
,000783
Inflasi Nilai Tukar
a
Std. Error
Beta
T
Sig.
Tolerance
VIF
7,451
,000
1,057
7,576
,000
,135
7,397
,000
,240
1,923
,061
,169
5,903
-,117426
,046
-,173
-2,561
,014
,578
1,731
,000218
,000
-,321
-2,108
,041
,114
8,810
a. Dependent Variable: LnPendapatan
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.5 diatas terlihat bahwa nilai Tolerance semua variabel independen >0,10 dan nilai VIF semua variabel independen <10,00, yang ditunjukan dengan nilai Tolerance untuk komposisi pembiayaan murabahah sebesar 0,135, komposisi pembiayaan ijarah sebesar 0,169 inflasi sebesar 0,578, dan nilai tukar sebesar 0,114. Serta VIF untuk komposisi pembiayaanmurabahah sebesar 7,397, komposisi pembiayaan ijarah sebesar 5,903, inflasi sebesar 1,731, dan nilai tukar sebesar 8,810.
78
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multikolinieritas atau dapat dikatakan bebas dari problem multikolinieritas dan dapat digunakan dalam penelitian ini. c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengujian Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Gambar4.2 Grafik Scatterplot
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan gambar 4.2, grafik Scatterplot menunjukan bahwa titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas
79
d. Hasil Uji Autokorelasi Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari ketentuan berikut (Singgih Santoso, 2015:194). 1) Angka DW di bawah -2 berarti terdapat autokorelasi positif. 2) Angka DW di antara -2 sampai +2, berarti tidak terdapat autokorelasi. 3) Angka DW diatas +2, berarti terdapat autokorelasi negatif. Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi b
Model Summary
Model 1
R ,942
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,887
,876
,38579
Durbin-Watson ,731
a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi, Ijarah, Murabahah b. Dependent Variable: LnPendapatan
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan hasil uji autokorelasi, nilai hitung Durbin-Watson sebesar 0,731. Hasil ini menunjukan dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi karena nilai hitung Durbin-Watson lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari 2. 2. Hasil Uji Hipotesis a. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) Uji statistik t ini bertujuan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau indeoenden secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi harus lebih kecil dari
80
0,05 (Ghozali, 2013:93). Adapun pengambilan keputusan yaitu dengan cara membandingkan antara thitung dengan ttabel dengan kriteria (Sujarweni, 2013:93): Jika thitung > ttabel = Ho ditolak Jika thitung < ttabel = Ho diterima Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji statistik t) Coefficients
a
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
5,123
,688
Murabahah
,000
,000
Ijarah
,001
Inflasi Nilai Tukar
Beta
T
Sig.
7,451
,000
1,057
7,576
,000
,000
,240
1,923
,061
-,117
,046
-,173
-2,561
,014
,000
,000
-,321
-2,108
,041
a. Dependent Variable: LnPendapatan
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.7 diatas, untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut: Pengaruh Komposisi Pembiayaan Murabahah Terhadap Pendapatan Hasil perhitungan diperoleh untuk variabel komposisi pembiayaan murabahah (X1) dengan signifikansi sebesar 0,000 menunjukan bahwa nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), dan nilai thitung7,576>ttabel1,678, hal tersebut menunjukan bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak H0 dan menerima Ha. Dengan demikian hal ini menunjukan bahwa hipotesis 1 adalah
81
besarnya komposisi pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendapatan. Adapun nilai ttabel berasal dari n-2 (n merupakan jumlah sampel) yang kemudian hasil dari n-2 dapat dilihat pada form ttabel . pada penelitian ini jumlah sampel berjumlah 48-2 = 46 dan bila dilihat dari form ttabel dengan memakai tingkat kesalahan penelitian 5% (0,05) maka akan mendapat nilai 1,678. Pengaruh Komposisi Pembiayaan Ijarah Terhadap Pendapatan Hasil perhitungan diperoleh untuk variabel komposisi pembiayaan ijarah (X2) dengan signifikansi sebesar 0,061 menunjukan bahwa nilai tersebut lebih besar dari 0,05 (0,061 > 0,05), dan nilai thitung1,923>ttabel 1,678. Hal tersebut menunjukan bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak H0 dan menerima Ha. Dengan demikian hal ini menunjukan bahwa hipotesis 2 adalah komposisi pembiayaan ijarah tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendapatan. Adapun nilai ttabel berasal dari n-2 (n merupakan jumlah sampel) yang kemudian hasil dari n-2 dapat dilihat pada form ttabel . pada penelitian ini jumlah sampel berjumlah 48-2 = 46 dan bila dilihat dari form ttabel dengan memakai tingkat kesalahan penelitian 5% (0,05) maka akan mendapat nilai 1,678. Pengaruh Inflasi Terhadap Pendapatan Hasil perhitungan diperoleh untuk variabel inflasi (X3) dengan signifikansi sebesar 0,014 menunjukan bahwa nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,014< 0,05), dan nilai thitung-2.561
82
bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak H0 dan menerima Ha. Dengan demikian hal ini menunjukan bahwa hipotesis 3 adalah inflasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendapatan. Adapun nilai ttabel berasal dari n-2 (n merupakan jumlah sampel) yang kemudian hasil dari n-2 dapat dilihat pada form ttabel . pada penelitian ini jumlah sampel berjumlah 48-2 = 46 dan bila dilihat dari form ttabel dengan memakai tingkat kesalahan penelitian 5% (0,05) maka akan mendapat nilai 1,678. Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Pendapatan Hasil
perhitungan
diperoleh
untuk
variabel
nilai
tukar
(X4)
dengansignifikansi sebesar 0,041 menunjukan bahwa nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,041<0,05), dan nilai thitung-2.108
1,6772. Hal tersebut
menunjukan bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak H0 dan menerima Ha. Dengan demikian hal ini menunjukan bahwa hipotesis 4 adalah nilai tukar tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendapatan. Adapun nilai ttabel berasal dari n-2 (n merupakan jumlah sampel) yang kemudian hasil dari n-2 dapat dilihat pada form ttabel . pada penelitian ini jumlah sampel berjumlah 48-2 = 46 dan bila dilihat dari form ttabel dengan memakai tingkat kesalahan penelitian 5% (0,05) maka akan mendapat nilai 1,678. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari koefisien regresi diatas, maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut:
83
Y= 5.123 + 0,000134X1+ 0,000783X2- (-0,117)X3+ 0,000218X4 Keterangan: Y = Pendapatan X1= Komposisi Pembiayaan Murabahah X2= Komposisi Pembiayaan Ijarah X3= Inflasi X4= Nilai Tukar Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa angka koefisien regresi 0,000134 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% variabelkomposisi pembiayaan murabahah (X1) akan meningkatkan pendapatan (Y) sebesar 0,000134% dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Angka koefisien regresi 0,000783 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% variabelkomposisi pembiayaan ijarah (X2) akan meningkatkan pendapatan (Y) sebesar 0,000783% dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Angka koefisien regresi -0,117 menyatakan bahwa setiap peningkatan1% variabel inflasi (X3) akan mengurangi pendapatan (Y) sebesar 0,117% dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Angka koefisien regresi 0,000218 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% variabel nilai tukar (X4) akan meningkatkan pendapatan (Y) sebesar 0,000218 dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
84
b. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Pengujian hipotesis secara simultan bertujuan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen, hasil hipotesis dalam pengujian ini adalah: Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji statistik F) a
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
Df
Mean Square
50,176
4
12,544
6,400
43
,149
56,576
47
F 84,282
Sig. ,000
b
a. Dependent Variable: LnPendapatan b. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi, Ijarah, Murabahah
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.8 hasil perhitungan diperoleh signifikansi sebesar 0,000b. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 maka nilai signifikansi F sebesar 0,000 menunjukan lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), dan nilai Fhitung84,282> Ftabel 3,79. Dengan demikian Ha5 diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas komposisi pembiayaan murabahah (X1), komposisi pembiayaan ijarah (X2), inflasi (X3), nilai tukar (X4) secara simultan terhadap variabel terikat pendapatan (Y) dapat diterima. Adapun nilai Ftabel berasal dari perhitungan dengan menggunakan rumus: df1 = k-1 df2 = n-k
85
Keterangan: K= jumlah variabel bebas N= jumlah sampel pembentuk regresi Dengan menggunakan rumus perhitungan diatas, maka didapatkan hasil sebagai berikut: df1: 5-1= 4 df2: 48-5=43 Pada form Ftabel dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% didapatkan nilai 3,79. c. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependen. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) b
Model Summary
Model 1
R ,942
R Square a
,887
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,876
,38579
Durbin-Watson ,731
a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi, Ijarah, Murabahah b. Dependent Variable: LnPendapatan
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2016 Terlihat pada tabel 4.9 diatas, angka Adjusted R Square adalah 0,876, hal ini berarti 87,6% variabel dependen pendapatan dapat dijelaskan oleh variabel independen komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah,
86
inflasi, nilai tukar. Sedangkan sisanya (100%- 87,6%=12,4%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 3. Analisis Ekonomi Hipotesis 1 = Pengaruh Komposisi Pembiayaan Murabahah Terhadap Pendapatan Komposisi Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan dengan prinsip jual beli, dimana keuntungan yang diperoleh bank syariah berupa marjin. Dengan semakin besar pembiayaan murabahah yang disalurkan, diharapkan margin yang akan didapat semakin besar pula. Tingginya pendapatan margin tersebut tentunya akan meningkatkan pendapatan yang akan diperoleh bank syariah. Dengan kata lain, pembiayaan murabahah dengan keuntungan akan meningkatkan pendapatan bank syariah (Iqbal Ali Hamzah, 2014:24) Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Reinissa (2015), dimana penelitian tersebut menunjukan bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan terhadap pendapatan. Hipotesis 2 = Pengaruh Komposisi Pembiayaan Ijarah Terhadap Pendapatan Dari pengertian akad ijarah akad sewa menyewa antar pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapat imbalan atas objek sewa yang disewakannya. Mubarok (2009) menjelaskan bahwa kedudukan yang menjadi objek akad ijarah benda sewa, oleh karena itu, pembayaran berkala yang dilakukan pengguna barang serta diterima oleh pemilik barang adalah ujrah. Secara implisit menunjukkan bahwa objek ijarah masih tetap menjadi milik pihak yang menyewakan.
87
Pada pembiayaan ijarah ketika bank akan mengeksekusi kredit macetnya, bank tidak memperoleh hasil yang memadai karena jaminan yang tidak sebanding dengan besarnya kredit yang diberikan. Resiko kredit muncul ketika bank tidak dapat memperoleh kembali pinjaman yang diberikan. Selanjutnya pembiayaan yang
bermasalah,
bank
mempunyai
kewajiban
melakukan
pencadangan aktiva produktif sebesar 100% dari modal
penyisihan yang belum
dikembalikan, sehingga pengaruh laba menjadi turun. Karena ada potensi resiko yang harus ditanggung oleh modal bank sendiri Muhammad (2002). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Amalia (2016), dimana penelitian tersebut menunjukan bahwa pembiayaan ijarah tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas . Hipotesis 3 = Pengaruh Inflasi Terhadap Pendapatan Inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus, apabila terjadi inflasi yang parah maka keadaan perekonomian menjadi tidak stabil. Hal ini mengakibatkan minat masyarakat untuk menabung, atau berinvestasi dan berproduksi menjadi berkurang sehingga dapat menurunkan pendapatan, sehingga jika inflasi tinggi maka pendapatan perbankan akan turun, dan sebaliknya jika inflasi turun maka pendapatan perbankan akan naik. Bagi produsen inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi maupun operasional mereka sehingga menyebabkan kerugian bagi produsen karena harga jual meningkat sementara permintaan produk tersebut akan menurun (Wibowo, 2013:4). Seperti penelitian yang dilakukan oleh Iwan Susanto (2014), dimana
88
penelitian tersebut menunjukan bahwa inflasi berpengaruh signifikan terhadap pendapatan. Hipotesis 4 =Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Pendapatan Nilai tukar mata uang asing menjadi faktor pendapatan perbankan karena dalam kegiatannya, bank memberikan jasa jual beli valuta asing. Dalam situasi normal, memperdagangkan valuta asing pada dasarnya sangat menguntungkan karena transaksi menghasilkan keuntungan berupa selisih kurs. Hal itu terjadi karena para pelaku perdagangan valuta asing selalu menawarkan dua harga nilai tukar (Loen & Ericson, 2008). Dalam kegiatan transaksi tersebut, nilai tukar akan mata uang asing menjadi perhatian bank karena hal tersebut mampu mempengaruhi tingkat pendapatan bank. Dengan terjadinya fluktuasi akan nilai tukar mata uang asing, bank dapat memperoleh pendapatan berupa fee dan selisih kurs. Adanya pengaruh nilai tukar mata uang terhadap pendapatan bank mengidentifikasikan apabila nilai tukar mengalami apresiasi atau depresiasi, maka akan berdampak pada kewajiban valas bank pada saat jatuh tempo. Akibatnya, pendapatan bank akan mengalami perubahan jika dalam kasus tersebut bank tidak melakukan headging. berdasarkan penelitian oleh Desi Marilin Swandayani dan Rohmawati Kusumaningtyas(2011), nilai tukar berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas bank syariah.
89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Komposisi pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara parsial. Hasil perhitungan diperoleh untuk variabel komposisi pembiayaan murabahah (X1) dengan signifikansi sebesar 0,000 menunjukan bahwa nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), dan nilai thitung7.576>ttabel 1,678. 2. Komposisi pembiayaan ijarah tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara parsial. Hasil perhitungan diperoleh untuk variabel komposisi pembiayaan ijarah (X2) dengan signifikansi sebesar 0,061 menunjukan bahwa nilai tersebut lebih besar dari 0,05 (0,061> 0,05), dan nilai thitung1.923 >ttabel 1,678. 3. Inflasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara parsial.Hasil perhitungan diperoleh untuk variabel inflasi (X3) dengan signifikansi sebesar 0,014 menunjukan bahwa nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,014< 0,05), dan nilai thitung-2,561>ttabel 1,678. 4. Nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara parsial.Hasil perhitungan diperoleh untuk
90
variabel nilai tukar (X4) dengan signifikansi sebesar 0,041 menunjukan bahwa nilai tersebut lebih besar dari 0,05 (0,041 < 0,05), dan nilai thitung2,108>ttabel 1,678. 5. Komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi, dan nilai tukar berpengaruh siginifikan secara bersama-sama (simultan) terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri. hasil perhitungan diperoleh signifikansi sebesar 0,000b. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 maka nilai signifikansi F sebesar 0,000 menunjukan lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), dan nilai Fhitung 84,282> Ftabel 3,79. Dengan demikian Ha5 diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas komposisi pembiayaan murabahah (X1), komposisi pembiayaan ijarah (X2), inflasi (X3), nilai tukar (X4) secara simultan terhadap variabel terikat pendapatan (Y) dapat diterima. B. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah dilakukan maka saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini yaitu: 1. Atas dasar hasil yang didapat, maka disarankan bagi pihak manajemen agar dapat meningkatkan pendapatan melalui komposisi pembiayaan murabahah. 2. Bagi pihak manajemen agar dapat meningkatkan pendapatan, maka bank harus lebih selektif dalam mengeluarkan komposisi pembiayaan ijarah.
91
3. Jika terjadi inflasi
yang tinggi
pihak manajemen harus mampu
mempertahankan kinerjanya agar investor dan masyarakat dapat beralih ke perbankan syariah. 4. Pihak bank syariah harus mampu menghadapi jika kondisi rupiah melemah. 5. Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu meneliti variabel pendapatan, komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi dan nilai tukar saja. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk meneliti lebih banyak variabel lagi. 6. Dalam penelitian ini periode penelitiannya adalah 2012-2015. Penelitian berikutnya diharapkan lebih memperbaharui dan menambah periode penelitian agar hasil yang didapat lebih maksimal.
92
DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafi'i. "Bank Syariah: dari Teori ke Praktik", Gema Insani, jakarta, 2001. Arikunto, S. "Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik", Rineka Cipta, Jakarta, 2006. Deliarnov. "Ekonomi Politik", Erlangga, 2006 Dwijayanthy, Febrina & Naomi, Prima. "Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar Mata Uang terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007", Universitas Paramadina Jakarta, 2009. Emha, Muhammad Busthomi. "Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, dan Ijarah terhadap Kemampulabaan Bank Muamalat di Indonesia", Jurnal ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang, 2014. Ghozali, Imam. "Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS", Edisi 7, Penerbit UniversitaH. Kusnadi. "Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate), Prinsip, Prosedur & Metode Edisi Pertama", Brawijaya Malang, Malang, 2000. H. Kusnadi. "Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate), Prinsip, Prosedur & Metode Edisi Pertama", Brawijaya Malang, Malang, 2000. Halwani, Hendra. "Ekonomi Internasional & Globalisasi Ekonomi Edisi Kedua", Ghalia Indonesia, Bogor, 2005. Karim, Adiwarman A. "Bank Islam: Analisis Fiqih dan keuangan edisi ketiga", PT Raja grafindo persada, Jakarta, 2007. Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. "Intermediate Accounting Volume 1 IFRS Edition", Wiley, USA, 2011. Krugman, R., Paul & Obsfeld, Maurice. "Ekonomi Internasional", PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999. Laporan keuangan Bank Syariah Mandiri, 2014:98. Laporan keuangan Bank Syariah Mandiri, 2015:98. Loen, Boy & Ericson. "Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa", PT. Grasindo, Jakarta, 2008.
93
Mankiw, Gregory. "Pengantar Ekonomi Makro Edisi Ketiga", Salemba Empat, Jakarta, 2006. Muhammad. "Manajemen Bank Syariah", Edisi Revisi, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2002. Niswonger. "Prinsip-prinsip Akuntansi", Edisi ke-19, diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait, Helda Gunawan, Erlangga, Jakarta, 2006. PSAK No.23 tahun 2010 Reinissa. "Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, dan Murabahah terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri Tbk", Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang, 2015. Rustam, Bambang Rianto. "Manajemen Resiko Perbankan di Indonesia", Salemba Empat, Jakarta, 2013. Sahara, Ayu Yanita. "Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI dan Produk Domestik Bruto terhadap Return on Asset (ROA) Bank Syariah di Indonesia", Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 1 No. 1. Santoso, Singgih. "Menguasai Statistik Parametrik", PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2015. Stice, E. K., Stice J. D., & Skousen, K.F. "Intermediate Accounting", Edisi 15 (Buku 1), Salemba Empat, jakarta, 2010. Sugiyono. "Metode Penelitian Kuantitatij dan R&D", Alfavbeta, Bandung, 2010. Sujarweni. "Statistik untuk Penelitian", 2013. Sukirno, Sadono. "Pengantar Teori Ekonomi Makro", PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011. Umar, Husein. "Desain Penelitian MSDM dan perilaku Karyawan", Cet. Ke-3, PT. Raja Grafindo Persada, jakarta, 2010. Wibowo. "Manajemen Kinerja", Rajawali Press, Jakarta, 2013. Widarjono, Agus. "Analisis Statistika multivariat Terapan", Cet. Pertama, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta, 2010.
94
Yama, Indo. "Modul: Metodologi Penelitian disertai Contoh Kasus dengan Analisis SPSS", UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008. Zulkifli, Sunarto. "Panduan Praktis Perbankan Syariah", Cet. Ke-1, Zikrul Hakim, Jakarta, 2003. Rama, Ali. "Analisis Kerangka Regulasi Model Shariah Governance Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia Vol. 1, No. 1", UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta2015. Rama, Ali. "Shariah Governance dan Kualitas Tata Kelola Perbankan Syariah Vol. 4 No.2", UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta2015. Rama, Ali. "Analisis Sistem Tata Kelola Syari‟ah Bagi Perbankan Syari‟ah Di Indonesia Dan Malaysia Vol. 8 No.1", UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta2015. Rama, Ali. "Analisis Determinan Pengungkapan Islamic Social Reporting: Studi Kasus Bank Umum Syariah di Indonesia Vol. 2 No.1", UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta2014. Rama, Ali. "Sistem Ekonomi Islam ", PuslitpenUIN Syarif Hidayatullah, Jakarta2015. Website: www.worldbank.org.
www.syariahmandiri.co.id
95
LAMPIRAN
96
Lampiran 1 : Data Variabel A. Variabel Komposisi Pembiayaan Murabahah (X1)
Bulan 2012 19.601.716.719 Januari 20.328.708.611 Februari 21.297.981.829 Maret 22.061.146.004 April 22.742.521.797 Mei 23.560.706.578 Juni 24.019.450.619 Juli 24.539.832.259 Agustus September 25.321.803.152 25.945.937.776 Oktober Nopember 26.475.257.754 Desember 27.549.264.479
Tahun (Dalam Ribuan Rupiah) 2013 2014 27.349.730.729 32.653.138.209 28.052.319.562 32.470.327.645 28.911.863.246 33.283.630.766 29.566.964.146 33.519.045.047 30.050.686.791 33.374.981.278 30.597.818.720 33.340.158.780 31.642.923.851 33.157.754.242 31.524.477.375 32.922.624.111 32.291.379.216 32.888.668.610 32.567.165.954 33.062.177.907 32.898.757.279 32.859.910.928 33.207.375.747 33.714.638.094
2015 32.801.994.053 32.748.344.510 47.334.174.000 47.027.358.000 47.475.081.000 47.956.286.000 47.636.832.000 47.845.744.000 48.754.889.000 48.205.905.000 48.322.669.000 49.914.035.000
B. Variabel Komposisi Pembiayaan Ijarah (X2)
Bulan 2012 267.465.669 Januari 272.593.686 februari 291.194.040 Maret 288.571.473 April 378.155.768 Mei 278.376.717 Juni 276.542.946 Juli 267.214.308 agustus september 265.799.566 274.918.545 oktober nopember 286.463.084 desember 191.464.451
Tahun (Dalam Ribuan Rupiah) 2013 2014 260.932.122 314.347.181 260.367.279 319.001.695 257.743.460 315.788.298 259.446.954 332.630.676 273.103.912 343.452.823 229.724.799 339.926.714 234.150.007 510.902.601 310.589.585 508.324.633 349.537.070 736.358.096 330.656.294 830.907.269 323.628.859 908.290.513 267.552.052 817.813.418
97
2015 802.322.431 786.452.784 1.103.203.000 1.099.108.000 1.079.651.000 1.119.199.000 1.133.844.000 1.160.872.000 986.096.000 977.875.000 1.042.591.000 1.045.642.000
C. Variabel Inflasi (X3) Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
2012 3.65% 3.56% 3.97% 4.50% 4.45% 4.53% 4.56% 4.58% 4.31% 4.61% 4.32% 4.30%
Tahun 2013 2014 4.57% 8.22% 5.31% 7.75% 5.90% 7.32% 5.57% 7.25% 5.47% 7.32% 5.90% 6.70% 8.61% 4.53% 8.79% 3.99% 8.40% 4.53% 8.32% 4.83% 8.37% 6.23% 8.38% 8.36%
2015 6,96% 6,29% 6,38% 6,79% 7,15% 7,26% 7,26% 7,18% 6,83% 6,25% 4,89% 3,35%
D. Variabel Nilai Tukar Rupiah (X4)
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
2012 9109.14 9025.76 9165.33 9175.50 9290.24 9451.14 9456.59 9499.84 9566.35 9597.14 9627.95 9645.89
Tahun (Dalam Rupiah) 2013 2014 9687.33 12179.65 9686.65 11935.10 9709.42 11427.05 9724.05 11435.75 9760.91 11525.94 9881.53 11892.62 10073.39 11689.06 10572.50 11706.67 11346.24 11890.77 11366.90 12144.87 11613.10 12158.30 12087.10 12438.29
98
2015 12579.1 12749.84 13066.82 12947.76 13140.53 13313.24 13374.79 13781.75 14396.1 13795.86 13672.57 13854.6
E. Variabel Pendapatan (Y) 2012 (Dalam Ribuan Rupiah) Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib 359.798.160 351.751.573 348.210.028 358.716.355 401.549.857 370.032.466 399.513.961 388.460.961 396.179.424 406.164.501 405.488.505 498.927.506
jumlah pendapatan usaha lainnya
jumlah pendapatan(beban) nonusaha
145.360.104 114.372.262 68.802.916 95.765.946 92.765.064 96.020.600 76.601.179 77.176.743 94.330.817 110.703.637 104.572.965 62.275.316
556.076 2.407.639 678.362 624.450 240.666 4.718.771 316.116 1.096.030 587.043 432.490 1.188.779 1.766.408
Total
505.714.340 468.531.474 417.691.306 455.106.751 494.555.587 470.771.837 476.431.256 466.733.734 491.097.284 517.300.628 511.250.249 562.969.230
2013 (Dalam Ribuan Rupiah) Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib 421.128.926 399.886.002 418.469.923 442.704.751 444.615.500 484.795.189 463.667.464 423.907.233 423.396.191 500.144.190 489.811.142 520.324.886
jumlah pendapatan usaha lainnya 106.113.815 96.616.383 93.153.275 109.777.452 119.512.541 101.969.859 89.249.669 75.033.498 97.547.014 108.637.834 107.474.725 88.332.667
99
jumlah pendapatan(beban) nonusaha 978.307 155.647 265.423 1.082.262 503.042 4.034.508 1.087.469 3.360.107 993.363 1.904.193 1.265.243 275.798
Total 528.221.048 496.658.032 511.888.621 553.564.465 564.631.083 590.799.556 554.004.602 502.300.838 521.936.568 610.686.217 598.551.110 608.933.351
2014 (Dalam Ribuan Rupiah) Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib 503.120.100 424.737.586 457.151.289 471.371.956 445.700.115 466.693.003 469.445.594 456.149.251 460.625.549 459.056.049 455.287.066 477.223.755
jumlah pendapatan usaha lainnya
jumlah pendapatan(beban) nonusaha
95.944.478 88.283.630 94.225.488 74.382.807 72.584.906 79.512.883 94.347.481 93.965.863 91.151.373 96.585.074 96.598.045 24.970.828
99.741 41.745 914.630 4.067.235 5.987.119 1.413.867 2.553.469 904.619 684.969 1.400.555 367.894 12.734.612
Total 599.164.319 513.062.961 552.291.407 549.821.998 524.272.140 547.619.753 566.346.544 551.019.733 552.461.891 557.041.678 552.253.005 514.929.195
2015 (Dalam Ribuan Rupiah) Bulan
januari februari maret april mei juni juli agustus september oktober nopember desember
pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib 483.918.466 1.170.269.000 2.205.015.000 2.912.257.000 3.662.687.000 2.867.482.000 5.067.407.000 5.947.035.000 6.705.902.000 4.994.159.000 5.505.804.000 6.123.985.000
jumlah pendapatan usaha lainnya
jumlah pendapatan(beban) nonusaha
110.537.574 176.814.000 738.201.000 1.260.916.000 1.589.020.000 1.824.013.000 2.661.820.000 2.630.463.000 3.450.409.000 2.391.024.000 4.114.325.000 4.580.783.000
384.487 830.000 433.000 991.604.000 1.248.224.000 3.033.000 1.715.587.000 1.963.194.000 2.217.089.000 2.286.000 2.056.000 181.000
100
Total 594.840.527 1.347.913.000 2.943.649.000 5.164.777.000 6.499.931.000 4.694.528.000 9.444.814.000 10.540.692.000 12.373.400.000 7.387.469.000 9.622.185.000 10.704.949.000
Lampiran 4 : Hasil Output SPSS A. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
48 a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
,0000000 ,36900833
Absolute
,089
Positive
,066
Negative
-,089
Test Statistic
,089
Asymp. Sig. (2-tailed)
,200
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
101
c,d
B. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Model
B
1 (Constant)
5,123
,688
Murabahah
,000134
,000
Ijarah
,000783
Inflasi Nilai Tukar
a
Std. Error
Beta
T
Sig.
Tolerance
VIF
7,451
,000
1,057
7,576
,000
,135
7,397
,000
,240
1,923
,061
,169
5,903
-,117426
,046
-,173
-2,561
,014
,578
1,731
,000218
,000
-,321
-2,108
,041
,114
8,810
a. Dependent Variable: LnPendapatan
C. Hasil Uji Heteroskedastisitas
D. Hasil Uji Aurokorelasi b
Model Summary
Model 1
R ,942
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,887
,876
a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi, Ijarah, Murabahah b. Dependent Variable: LnPendapatan
102
,38579
Durbin-Watson ,731
E. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik T) Coefficients
Model 1
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
5,123
,688
Murabahah
,000
,000
Ijarah
,001
Inflasi
Beta
T
Sig.
7,451
,000
1,057
7,576
,000
,000
,240
1,923
,061
-,117
,046
-,173
-2,561
,014
,000
,000
-,321
-2,108
,041
Nilai Tukar
a. Dependent Variable: LnPendapatan
F. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) a
ANOVA Model
Sum of Squares
1
Regression Residual Total
Df
Mean Square
F
50,176
4
12,544
6,400
43
,149
56,576
47
Sig.
84,282
,000
a. Dependent Variable: LnPendapatan b. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi, Ijarah, Murabahah
G. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) b
Model Summary
Model 1
R ,942
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,887
,876
a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi, Ijarah, Murabahah b. Dependent Variable: LnPendapatan
103
,38579
Durbin-Watson ,731
b