ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP KEMAMPUAN ZAKAT PADA BANK SYARIAH MANDIRI DAN BANK MEGA SYARIAH
SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata S.1 dalam Ilmu Ekonomi Islam
Disususn Oleh: AHMAD NURUL MUAMMAR 052411168
JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
i
KEMENTRIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG FAKULTAS SYARI’AH Jl.Prof. Dr. Hamka KM. 2 Kampus III Ngaliyan Telp. (024) 7601291 Semarang 50185
NOTA PEMBIMBING Lamp. Hal
: 4 (empat) eksemplar : Naskah Skripsi A.n. Sdr Ahmad Nurul Muammar
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini kami kirim naskah skripsi saudara : Nama Nim Judul
: Ahmad Nurul Muammar : 052411168 : ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP KEMAMPUAN ZAKAT PADA BANK SYARI’AH MANDIRI DAN BANK MEGA SYARIAH
Selanjutnya kami mohon agar skripsi saudara tersebut dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
ii
KEMENTRIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG FAKULTAS SYARI’AH Jl.Prof. Dr. Hamka KM 2 Kampus III Ngaliyan Telp. (024) 7601291 Semarang 50185
PENGESAHAN Nama
: Ahmad Nurul Muammar
NIM
: 052411168
Fakultas/Jurusan
: Syari'ah/Ekonomi Islam
Judul Skripsi
: ANALISIS
PENGARUH
KEMAMPUAN
ZAKAT
TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI DAN BANK MEGA SYARIAH. Telah Dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, pada tanggal: 28 Desember 2010 Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studi Program Sarjana Strata I (S.1) tahun akademik 2010/2011 guna memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Syari’ah. Semarang, 05 Januari 2011 Dewan Penguji
iii
MOTTO
Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahu. (At-Taubah: 103).
iv
PERSEMBAHAN
Karya Kecil ini kupersembahkan untuk : Persembahan yang tertinggi hanyalah kepada Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan dan keringanan langkah hingga pada-Nyalah segalanya bergantung serta sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan ilmu yang berkah serta manfaat fiddunya wal akhirah. Ayahanda Drs.H. Moh. Suhri Utsman M.Pd., dan Ibunda Hj. Ucu yang tercinta yang selalu melimpahkan kasih sayang tak terhingga, yang selalu memberikan baik berupa materi maupun berupa do’a di setiap langkah anak-anaknya untuk menuntut ilmu. Kakanda A. Ayatullah Bahauddin SE., Teteh Dewi Ridiawati A.Md., Teteh Yun Surni B. S.Psi.I. A’ A. Najmuddin S.Pt. dan Adikku tersayang A. Yusuf Purnama, Nung Siti Nurunnadhiyah, A. Abd. Fathir Antar Bangsa, A. Khaerul Umam, Keponakan: A. Rizkqi Fadlullah, A. Rifqi Fadlullah, serta Keluarga Besar: Banten, Bandung, Karawang, Jakarta, Semarang, Purwokerto dan Salatiga. Yang selalu memberikan motivasi dan do’a Dan Sahabat-Sahabat terbaik, Teman-Teman Seperjuangan, serta Adik-Adik termanis Yang selalu memberikan dorongan semangat dan tawa ceria
v
DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis Menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah atau pernah ditulis oleh orang lain
atau
diterbitkan.
Dengan
demikian skripsi ini tidak berisi satupun pikiran orang lain, kecuali informasi
yang
terdapat
dalam
referensi yang menjadi bahan rujukan.
Semarang, 13 Desember 2010 Deklarator
Ahmad Nurul Muammar 052411168
vi
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh ROA dan ROE terhadap Kemampuan Zakat baik secara parsial maupun secara simultan. Dalam bentuk yang lebih operasional, metafora “amanah” bisa diturunkan menjadi metafora “zakat” atau realitas organisasi yang dimetaforakan dengan zakat (a zakat methsphorarised organisational reality). Dengan orientasi zakat ini, perusahaan berusaha untuk mencapai “angka” pembayaran zakat yang tinggi, dengan demikian laba bersih (net profit) tidak lagi menjadi ukuran kinerja (performance) perusahaan, tetapi sebaliknya zakat menjadi ukuran kinerja perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer sebanyak 34 observasi berupa laporan keuangan triwulanan Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah tahun 2005-2009. Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan uji asumsi klasik. Selanjutnya diolah dengan menggunakan regresi dengan bantuan SPSS versi 11,5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA dan ROE secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap kemampuan zakat. Hal ini ditunjukkan dengan hasil signifikansi uji F sebesar 0,000, dimana angka ini berada diatas level of significance yang digunakan yaitu 5 % (0,05). Sehingga ROA dan ROE dapat dipergunakan secara bersama-sama dalam kinerja bank syariah yang menjadi komponen laporan keuangan Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah selama periode penelitian. Rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kemampuan zakat. Hal ini ditunjukkan dengan signifikansi uji t sebesar 0,035, dimana angka ini berada di bawah level of significance yang digunakan yaitu 5 % (0,05). Hubungan kinerja keuangan dilihat dari rasio profitabilitas (ROA dan ROE) dengan kemampuan zakat pada bank syariah dari hasil pengujian koefisien determinasi yang dinotasikan Adjusted R Square adalah 0,380 atau 38,00%. Artinya sebesar 38,00% variasi kemampuan zakat bisa dijelaskan oleh variasi dari variabel independen ROA dan ROE. Dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan kinerja keuangan dilihat dari rasio Profitabilitas (ROA dan ROE) dengan kemampuan zakat pada bank syariah dengan nilai sebesar 38,00%.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, setelah melewati waktu begitu panjang dan melelahkan serta menghadapi berbagai tantangan, cobaan dan ujian, ditengah gelombang keharusan untuk menyelesaikan berbagai amanah, kewajiban dan tanggung jawab, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan penelitian dalam bentuk karya ilmiah skripsi. Tentu ini bukan akhir dari studi yang telah dijalankan pada masa sekarang, akan tetapi penulis yakin ini adalah awal dari tanggung jawab sebagai bagian dari peran akademis cendekiawan muslim untuk terus memberikan kontribusi dan masukan dalam rangka membumikan ekonomi Islam. Inilah sebuah perjuangan dan jalan hidup yang telah ditempuh. Semua ini tentunya tak akan menjadi sebuah kenyataan tanpa adanya uluran tangan dan kepedulian serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu Penulis perlu menyampaikan : 1. Rasa puji serta syukur kepada Allah Subhanallahu Wata’ala atas curahan segala nikmat, rahmat, dan karunia yang tiada tara. Tak sanggup hamba ini dalam menyelesaikan skripsi ini, tanpa adanya pertolongan dan petunjuk serta hidayah-Nya. 2. Rasa terimakasih yang begitu mendalam dan tentu tak mencukupi hanya disampaikan dengan sekedar kata, Penulis haturkan kepada Kedua Orang Tua, yang telah berjuang dengan gigih dan tanpa pamrih dalam membesarkan mendidik dan memberikan yang dperlukan serta mendo’akan dengan tulus dan mendalam dan mengajarkan pentingnya mencari ilmu. Dan Aa, Teteh serta Adik-adikku yang telah memberikan dorongan dan semangatnya serta do’a kepada Penulis.
viii
3. Penulis haturkan terima kasih kepada segenap jajaran pimpinan IAIN Walisongo Semarang, Bpk. Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag selaku Pgs. Rektor IAIN Walisongo Semarang beserta jajarannya. 4. Kepada Bpk. Dr. Imam Yahya, M.Ag selaku Dekan IAIN Walisongo Semarang beserta jajarannya. 5. Kepada Bpk. Dr. Ali Murtadlo, M.Ag dan Bpk. Muchamad Fauzi, MM selaku pembimbing skripsi yang senantiasa setia dan sabar dalam membimbing Penulis dalam menyusun skripsi dari awal hingga akhir penyusunan skripsi. 6. Kepada Bpk. M. Saifullah, M.Ag selaku Pembantu Dekan II Fakultas Syariah dan selaku Wali Studi, Penulis haturkan terimakasih atas segala perhatian, nasehat serta saran-saran yang dari awal senantiasa mendampingi Penulis hingga menyelesaikan studi. 7. Kepada Bpk. Rahman El Yunusi, SE, MM selaku Pgs. Ketua Jurusan Ekonomi Islam yang telah memberikan bimbingan akademik hingga menyelesaikan studi. 8. Segenap Bapak/Ibu Dosen yang tidak mampu penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan ilmu yang tak terkira dan banyak menambah ilmu bagi Penulis. 9. Kepada Bpk. KH. Dimyati Rois selaku Pengasuh Pon.Pes. Al-Fadlu Kaliwungu, Bpk. KH. Abdul Basit dan Bpk. KH. Dr. Hamdani Mu’in, M.Ag selaku Pengasuh Pon.Pes. Salaf KH. Ibrohimiyah beserta Keluarga Besar Pon.Pes. Salaf KH. Ibrohimiyah yang telah memberiakan saran, kritik dan do’a serta ilmu Agama yang manfaat, barokah, fiddunya wal akhirah.
ix
10. Serta Sahabat-Sahabat Terbaik: Kang Riyadi, Kang Heru, Gus Imam, Gus Ab, Kang Asep, Kang Ubay, Kang Dedi, Mas Syekhu, Mas Gomloh, Mas Sigit, Imam, Sholeh, Johan, Mansur, Wahid, Tommy, Wiwit, Rouf, Irfa, Yunny, Maya, Hana, Dilla, Diyah, akang-akang sareng teh-teh Seorganisasi HMJB baik senior atau junior, temen-temen PKHI, temen-temen Camp. Kaliwungu dan temen-temen Camp. Semarang terimakasih karena kalian telah memberikan bantuan, mendengarkan keluh kesah dalam masa penyelesaian penulisan skripsi tak lupa teman-teman Seangkatan dan Seperjuangan ”2005” Ekonomi Islam A dan B yang selama ini kita telah bersama-sama dalam suka maupun duka dan berjuang bersama serta Adik-adik Angkatan yang meneruskan perjuangan untuk kemajuan Ekonomi Islam. Semoga segala bantuan, dukungan, dan do’anya kepada Penulis Allah balas dengan kebaikan yang berlimpah. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat. Amin..
Semarang, 13 Desember 2010 Penulis
Ahmad Nurul Muammar 052411168
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................i HALAMAN NOTA PEMBIMBING ..................................................................ii HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................iii HALAMAN MOTTO ..........................................................................................iv HALAMAN PEERSEMBAHAN .........................................................................v HALAMAN DEKLARASI ..................................................................................vi HALAMAN ABSTRAKSI ..................................................................................vii HALAMAN KATA PENGANTAR ....................................................................viii HALAMAN DAFTAR ISI ...................................................................................xi DAFTAR TABEL ................................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xv DAFTAR GRAFIK ..............................................................................................xv BAB I
: PENDAHALUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................1 B. Perumusan Masalah ...............................................................7 C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .............................8 D. Sistematika Penulisan …………...……………………………9
xi
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Lembaga Keuangan Syariah …………………………….11 2. Pengertian Bank Syariah ...................................................12 a. Tujuan Bank Syari'ah ..................................................14 b. Fungsi Bank Syari'ah ………………………………..15 c. Laporan Keuangan Bank Syariah ……………….…..17 d. Kinerja Keuangan Bank Syariah …………………....21 e.
Analisis Rasio Keuangan Bank Syariah ....................22
f. Rasio Profitabilitas ......................................................23 B. Akuntansi Zakat .....................................................................26 1. Pengertian Zakat ..........................................................26 2. Zakat Perusahaan …………………………....………..27 3. Nisab (Batas Pembebasan) Zakat .................................30 4. Perhitungan Zakat Perusahaan ......................................31 5. Syarat-Syarat Zakat Perusahaan …………….………..33 C. Penelitian Terdahulu ...............................................................33 D. Kerangka Pemikiran Teoritis ..................................................34 E. Hipotesis .................................................................................35 BAB III
: METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .......................................................................36 B. Jenis Data dan Sumber Data ...................................................36 C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................37
xii
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................37 E. Teknik Analisis Data ...............................................................38
BAB IV
: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data 1. Gambaran Obyek Penelitian.………………………….....47 2. Deskripsi Data ……………………………………...…...54 3. Deskripsi Variabel Penelitian …………………………...55 B. Analisis Data dan Pembahasan 1. Analisis Data …………………………………………….57 2. Uji Asumsi Klasik ……………………………………….57 3. Koefisien Determinasi …………………………………...62 4. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik t) .........................63 5. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ........................65 6. Hasil Perhitungan Persamaan Regresi Berganda ……….66 7. Pembahasan ……………………………………...……...68
BAB V
: PENUTUP A. Kesimpulan ………………………………………………….70 B. Saran-Saran ………………………………………………….71 C. Penutup ………………………………………...……………72
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian…………………….………..38 Tabel 3.2 Klasifikasi Nilai d..............……………………………………………42 Tabel 4.1 Rasio ROA, ROE dan Zakat..............………………………...………56 Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolineari.........................................................................60 Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi............................................................................62 Tabel 4.4 Hasil Koefisien Determinasi…………………………………………..63 Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik t................................................................................64 Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik F...............................................................................66 Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Berganda...........................................................67
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 kerangka Pemikiran Teoritis..............................................................35
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Histogram.............................................................................................58 Grafik 4.2 Normal P Plot.......................................................................................58 Grafik 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas...............................................................61
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan Islam merupakan fenomena yang menarik bagi kalangan akademisi maupun praktisi,1 untuk mengadakan penelitian di era kemajuan zaman sekarang ini dalam bidang lembaga keuangan yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi. Telah banyak dari mereka yang melaksanakan kajian-kajian atas praktek perbankan Islam sebagai alternatif sistem keuangan internasional yang memberikan peluang upaya penyempurnaan sistem keuangan internasional. Dimana belakangan ini dirasakan banyak sekali mengalami goncangan dan ketidakstabilan pada bank-bank konvensional yang berawal dari krisis pasar perumahan sub-prima telah mengakibatkan kekeringan likuiditas global di seluruh dunia,2 terutama di Amerika Serikat. Sehingga pada tahun 2008 bank-bank konvensonal banyak yang gulung tikar di kawasan negara-negara maju dan bank-bank yang tergantung pada Negara tersebut di seluruh dunia, International Monetary Fund (IMF) memperkirakan terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,9% pada 2008 menjadi 2,2% pada tahun 2009. Sedangkan Perbankan syariah di Indonesia telah eksis dalam menghadapi 1
Sri Zaitun, Tesis: Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Zakat Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro Semarang 2001, hlm. 1 2 http://www.bi.go.id, Diah Indira, Artikel : Imbas Krisis Financial Global Terhadap Sumber Pembiayaan Luar Negeri Dan Sektor Riil Indonesia hlm 100
1
2
berbagai krisis keuangan global bahkan mengalami peningkatan yang cukup baik. Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang kegiatan usahanya disesuaikan dengan Prinsip Syariah Islam.3 Usahanya berdasarkan Prinsip Syariah, yaitu prinsip pembagian keuntungan dan kerugian atau bagi hasil (profit and loss sharing principle atau PLS principle).4 Operasionalnya lebih mengutamakan pada sektor riil dibandingkan sektor finansial sesuai dengan prinsip Syariah. Lembaga keuangan syariah secara formal membentuk badan khusus yang dinamakan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertugas untuk mengawasi operasionalisasi bank berprinsip syariah dari sudut syariahnya,5 dengan persetujuan Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI) yang menunjuk aggotaanggota DPS diberbagai lembaga keuangan syariah termasuk bank syariah. Karakteristik sistem bagi hasil yang terbukti tahan terhadap krisis, telah menarik minat beberapa bank konvensional untuk memanfaatkan kesempatan itu. Tercatat di Bank Indonesia selama tahun 2009 telah hadir bank umum syariah baru, yaitu Bank Panin Syariah. Ditambah dua Unit Usaha Syariah, yaitu OCBC NISP dan Bank Sinar Mas Syariah. Dengan demikian, Bank Umum Syariah menjadi enam bank, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank BRI Syariah, Bank Bukopin Syariah dan Bank Panin Syariah. Selain itu, tumbuh pula 7 BPR Syariah baru. Dari sisi institusional ini 3
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2005, hlm. 1 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tatanan Hukum Perbankan Indonesia, Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1999, hal 1 5 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2004, hlm. 41 4
3
penyebaran jaringan kantor perbankan syariah pun mengalami pertumbuhan pesat. Pada tahun 2009, outlet pelayanan mengalami penambahan sebanyak 148 kantor. Dengan demikian, kini bank syariah telah memiliki sekitar 3012 jaringan, dengan rincian 6 kantor Pusat Bank Umum Syariah, 25 kantor UUS (Unit Usaha Syariah), 1101 Kantor Cabang, 1742 office channeling (layanan bank syariah di bank konvensional) dan 138 BPRS.6 Kemudian beberapa bank konvesional lainnya sudah mengajukan permohonan kepada Bank Indonesia (BI) untuk membuka cabang sistem bank syariah. Hal itu menandakan pesatnya pertumbuhan perbankan syariah dan tahan terhadap krisis ekonomi global. Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Mega Syariah (BMS) dengan sistem syariahnya mampu menunjukan kestabilan dan menampilkan gejala perbaikan kinerja, hal ini ditandai dengan bertambahnya jumlah kekayaan BSM selama tahun 2009 laba bersih tercatat sebesar Rp. 290.943 juta, apabila dibanding tahun 2008 sebesar Rp. 196.416 juta. Selama tahun 2009 laba bersih tercatat sebesar 94.527 juta atau 48,13% dan BMS selama tahun 2009 laba bersih tercatat sebesar Rp. 59.986 juta, apabila dibanding tahun 2008 sebesar Rp. 16.320 juta terjadi kenaikan sebesar Rp. 43.666 juta atau 267,56% dari tahun sebelumnya. Secara eksplisit terlihat bahwa eksistensi syariah dalam organisai Bank Syariah ini merupakan konsekuensi logis penggunaan metafora “amanah” dalam memandang sebuah organisasi. Dalam metafora amanah ini ada tiga bagian 6
http://www.bi.go.id//perkembangan perbankan syariah
4
penting yang harus diperhatikan yaitu: pemberi amanah, penerima amanah dan amanah itu sendiri. Pemberi amanah dalam hal ini adalah Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta, sehingga dalam semua aktifitas bisnisnya bank syariah (sebagai penerima amanah) dengan kesadaran diri (self-conscioursness) selalu berorientasi kepada nilai-nilai dan keinginan dari sang pemberi amanah (the will of God). Dalam bentuk yang lebih operasional, metafora “amanah” bisa diturunkan menjadi metafora “zakat” atau realitas organisasi yang dimetaforakan dengan zakat (a zakat methsphorarised organisational reality). Dengan orientasi zakat ini, perusahaan berusaha untuk mencapai “angka” pembayaran zakat yang tinggi, dengan demikian laba bersih (net profit) tidak lagi menjadi ukuran kinerja (performance) perusahaan, tetapi sebaliknya zakat menjadi ukuran kinerja perusahaan.7 Orientasi pada zakat (zakat oriented) ini bukan berarti perusahaan melupakan mencari laba dari sisi ekonomis, tetapi pencapaian laba yang maksimal adalah sasaran antara dan pencapaian zakat adalah tujuan akhirnya (ultimate goal). Untuk mengetahui perhitungan dana zakat dan kinerja perusahaan diperlukan adanya laporan keuangan secara umum yang sudah berlaku. Laporan keuangan ini disampaikan perusahaan digunakan sebagai dasar untuk mengetahui perhitungan harta yang dikenakan zakat, laba yang dikenakan
7
Iwan Triyuwono, Akuntansi Syariah dan Koperasi MencariBentuk dalam Bingkai Metafora Amanah, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol. 1, No. 1, 1997
5
zakat dan jumlah asset yang harus dizakati.8 Laporan keuangan menyajikan halhal penting dari pribadi perusahaan yang berupa laba, tetapi dari laba dan kekayaan bersih yang diperolehnya dialokasikan sebagai zakat. Zakat yang dibayarkan mencerminkan kepedulian perusahaan kepada kesejahteraan pemilik saham karena dikenakan dari laba dan kekayaan perusahaan. Zakat juga mencerminkan kepedulian perusahaan kepada kesejahteraan manusia dan alam lingkungan karena zakat akan diberikan sebagai santunan kepada mereka. Selain itu yang paling penting bahwa zakat adalah penghubung kehidupan duniawi dengan hal-hal yang harus dipertanggungjawabkan manusia kelak di akhirat.9 Dalam laporan perbankan syariah terdapat perbedaan dari jumlah yang disajikan menurut prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Modal pemilik harus dianggap bagian dari laporan modal. Jumlah zakat harus dikurangkan dan didistribusikan kepada orang yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat, sehingga perlu adanya pengelolaan dan pengawasan terhadap dana zakat yang telah dikumpulkan. Hal ini sesuai dengan tujuan sosial yang dilakukan oleh perbankan syariah. Penelitian mengenai zakat lembaga-lembaga keuangan syariah dan perusahaan sudah banyak penelitian yang dikutip oleh Sri Zaitun pada penelitian: 1) Barrak: 1981, 2) Atiya: 1984, 3) Gambling: 1986, 4) Hayashi: 1989, dan 5) Sabri: 1992 di Arab Saudi dan Mesir. Namun penelitian tersebut hanya sebatas 8
Maisyaroh Sulistyoningsih, Skripsi: Analisis Efisiensi Biaya pada Bank Umum Syariah Di Indonesia, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2006, hlm. 27-28 9 Iwan Triyuwono, Op. Cit Vol. 1, No. 1
6
pada zakat perusahaan yang mempertimbangkan variabel aktiva, laba, modal, dan hutang. Hasil penelitian tersebut adalah adanya penggolongan kinerja perusahaan dengan tolak ukur perusahaan sudah wajib zakat (mampu membayar zakat) dan perusahaan yang tidak wajib zakat karena belum sampai batas wajib zakatnya (nishab).10 Akan tetapi kendala utama untuk mengetahui dana zakat di perusahaan, sebenarnya tidak adanya kesadaran yang tinggi dari pemilik maupun pengelola perusahaan, karena zakat dianggap sebagai suatu urusan pribadi yang tidak bisa dicampur adukkan dengan urusan perusahaan. Selain tidak adanya perangkat hukum yang jelas mengatur mengenai dana zakat maupun sangsinya menyebabkan pencapaian kinerja perusahaan dengan mendasarkan kepada zakat (zakat oriented) tidak bisa disadari oleh perusahaan. Padahal seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa kinerja perusahaan berdasarkan zakat tetap harus melalui pencapaian kinerja perusahaan yang lain (likuiditas, profitabilitas, solvabilitas dan lain-lain) sebagai sasaran antara, hal tersebut akan tercapai apabila ada pendekatan secara ilmiah yang intensif sehingga timbul kesadaran diri tentang zakat dan manfaatnya.11 Khususnya pihak bank syariah yang mengeluarkan zakat dan menyalurkan dana zakat dari pihak luar kepada yang berhak menerima zakat. Dalam penelitian ini akan dibahas kinerja perusahaan dari sisi profitabilitas yang berhubungan dengan kinerja perusahaan yang berorientasikan 10
Sri Zaitun, Op. Cit., hlm. 6 Iwan Triyuwono, Perspektif, Metedologi, dan Teori: Akuntansi Syariah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 349. 11
7
pada kemampuan zakat. Sehingga implikasi manajemen yang diharapkan adalah perusahaan secara kesadaran sendiri dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa apabila perusahaan berorientasi pada zakat sebenarnya berorientasi pada kinerja perusahaan secara keseluruhan, sebab untuk meningkatkan kemampuan zakat perusahaan harus terlebih dahulu meningkatkan kinerja perusahaannya.12 Dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penulis memilih judul ” ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP KEMAMPUAN ZAKAT PADA BANK SYARIAH MANDIRI DAN BANK MEGA SYARIAH.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang diteliti sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh kinerja keuangan dilihat dari rasio profitabilitas (ROA dan ROE) terhadap kemampuan zakat pada bank syariah? 2. Bagaimana hubunganan kinerja keuangan dilihat dari rasio profitabilitas (ROA dan ROE) dengan kemampuan zakat pada bank syariah?
12
Khoirul Ikhwan A, ST., Tesis: Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Kemampuan Zakat pada Lembaga Keuangan Syariah, Program Studi Magister Manajemen UNDIP, 2000, hlm 6.
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan dari aspek: rasio profitabilitas (ROA dan ROE) terhadap kemampuan zakat pada bank syariah. 2. Untuk mengetahui hubungan antara kinerja keuangan dengan kemampuan zakat pada bank syariah. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat atau kegunaan bagi semua. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain: 1. Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan penulis khususnya mengenai analisis kinerja keuangan dengan menggunakan kemampuan zakat. 2. Bagi Bank Syariah Dapat dijadikan sebagai evaluasi kinerja keuangan dan kinerja zakat perusahaan dilihat dari kemampuan zakat. 3. Bagi Masyarakat Umum Dapat menambah khasanah keilmuan dan referensi yang dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk mengetahui kinerja keuangan perbankan syariah dilihat dari kemampuan zakat.
9
D. Sistematika Penelitian Untuk mempermudah pembahasan dan penulisan skripsi ini, terlebih dahulu penulis uraikan sistematika penelitian yang terdiri atas lima bab dan beberapa sub-sub bab. Adapun sistematika penelitiannya adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab I ini, penulis akan kemukakan: latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab II ini penulis akan mengungkapkan beberapa hal yaitu: tinjauan lembaga keuangan syariah, pengertian bank syariah, tujuan bank syariah, fungsi bank syariah, laporan keuangan bank syariah, kinerja bank keuangan bank syariah, analisis rasio keuangan bank syariah, rasio profitabilitas terdiri dari Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) serta
akuntansi zakat, pengertian zakat,
zakat perusahaan, nisab (batas pembebasan) zakat, perhitungan zakat perusahaan, syarat-syarat zakat perusahaan, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab III ini berisikan jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, definisi operasional variabel penelitian, metode
10
analisis data yang terdiri dari uji asumsi klasik, analisis regresi, dan penguji hipotesis. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini penulis akan membahas mengenai deskripsi obyek penelitian yang terdiri dari gambaran umum bank syariah, profil obyek penelitian, deskripsi variabel penelitian, hasil analisis data serta pembahasan dan keterbatasan penelitian. BAB V PENUTUP Dalam bab V ini berisikan kesimpulan dan saran yang diberikan peneliti.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Lembaga Keuangan Syariah Lembaga keuangan syariah (Islam) pada saat ini tumbuh dengan cepat dan menjadi bagian dari kehidupan di dunia Islam. Lembaga keuangan syariah ini tidak hanya terdapat di negara-negara Islam, tetapi juga terdapat di negara-negara yang ada masyarakat muslimnya. Kerangka dasar dari lembaga keuangan Islam yaitu serangkaian aturan main dan hukum secara keseluruhan berdasarkan syariah, yang mengatur bidang ekonomi, sosial, politik dan aspek budaya. Jenis usaha dan produk lembaga keuangan pada dasarnya sama dengan lembaga keuangan konvensional yaitu, Lembaga Keuangan Bank (LKB) dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB).1 Pertama, LKB seperti Bank Syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Kedua, LKBB seperti Asuransi Takaful, Asuransi Sosial dan Kesehatan, Dana Pensiun, Koperasi dan Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) serta Pasar Modal Syariah.
1
M. Sholahuddin, Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam, Surakarta: MU Press, 2006, hlm.
4
11
12
Prinsip utama yang membedakan dengan lembaga keuangan konvensional adalah lembaga keuangan syariah “bebas bunga” yang tercermin dalam produk-produk yang dihasilkannya. Misalnya Murabahah (pembiayaan dengan laba), Bai’ As-Salam (pesanan dibayar tunai), Bai’ Al-Istishna (pesanan dibayar dengan cicilan), Mudharabah (usaha dengan bagi hasil), Musyarakah (penyertaan modal), Al-Hawalah (perpindahaan piutang), AlWakalah (pendeledasian) Al-qardhul Hasan (pembiayan kebajikan), Ijarah (sewa-menyewa), Al-Kafalah (jaminan), Al-Wadi’ah (simpanan deposito), AlRahn (gadai), saham, Sekuritas, dan Intrumen dalam Kebijakan Moneter Pemerintah tetap didasarkan pada prinsip Syariah. Bank Syariah juga mempunyai produk-produk jasa keuangan yang telah disebutkan diatas, jadi dalam operasionalnya sesuai dengan prinsip Syariah.
Oleh
karena
itu,
bank
syariah
harus
mengeluarkan
dan
mengadministrasikan zakat guna membantu mengembangkan lingkungan masyarakatnya.2
2. Pengertian Bank Syariah Pengertian bank syariah atau bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah maksudnya adalah bank yang dalam beroperasinya itu mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya 2
Sofyan S. Harahap, et al, Akuntansi Perbankan Syariah, Jakarta: LPFE Usakti, 2004, hlm 23
13
yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.3 Landasan hukum bank syariah di Indonesia yaitu Undang-Undang nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Didalam Undang-Undang Perbankan Syariah pasal 1 pengertian bank syariah, bank umum syariah, bank pembiayaan rakyat syariah, unit usaha syariah adalah sebagai berikut: Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu Bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah. Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip syariah dijelaskan pada pasal 1 butir 12 Undang-Undang tersebut, yaitu Prinsip Syariah adalah prinsip
3
Edy Wibowo dan Untung Hendy, Mengapa Memilih Bank Syariah?, Bogor : Ghalia Indonesia, 2005, hlm. 33
14
hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa dibidang syariah.4
a. Tujuan Bank Syariah Prinsip utama bank syariah terdiri dari larangan atas riba pada semua jenis transaksi; pelaksanaan aktivitas bisnis atas dasar kesetaraan (equality),
keadilan
(fairness)
dan
keterbukaan
(transparency);
pembentukan kemitraan yang saling menguntungkan; serta tentu saja keuntungan yang didapat harus dari usaha dengan cara yang halal. Selain itu, ada satu ciri yang khas yaitu bank syariah harus mengeluarkan dan mengadministrasikan zakat guna membantu mengembangkan lingkungan masyarakatnya sesuai dengan prinsip syariah. Walaupun demikian, sama seperti bisnis entity lainnya, bank syariah tentu diharapkan dapat menghasilkan keuntungan dalam operasionalnya. Jika tidak, tentu bank syariah disebut tidak amanah dalam mengelola dana-dana yang diinvestasikan masyarakat. Maka bank syariah harus menyelaraskan antara tujuan profit dengan aspek moralitas Islam yang melandasi semua operasionalnya.5
4 5
Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Sofyan S. Harahap, et al, Op. Cit., hlm 23
15
b. Fungsi Bank Syariah Fungsi
bank
konvensional
adalah
sebagai
intermediary
(penghubung) antara pihak yang kelebihan dana dan membutuhkan dana selain menjalankan fungsi jasa keuangan, akan tetapi bank syariah mempunyai fungsi yang berbeda dengan bank konvensional, antara lain: 1) Manajer Investasi, salah satu fungsi bank syariah yang sangat penting adalah sebagai manajer investasi, maksudnya adalah bahwa bank syariah tersebut merupakan manajer investasi dari pemilik dana yang dihimpun, karena besar kecilnya pendapatan (bagi hasil) yang diterima oleh pemilik dana yang dihimpun sangat tergantung pada keahlian, kehati-hatian, dan profesionalisme dari bank syariah. 2) Investor, bank-bank Islam menginvestasikan dana yang disimpan pada bank tersebut (dana pemilik bank maupun dana rekening investasi) dengan jenis dan pola investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi yang sesuai dengan syariah tersebut meliputi akad murabahah, sewamenyewa, musyarakah, akad mudharabah, akad salam atau istisna’, pembentukan perusahaan atau akuisisi pengendalian atau kepentingan lain dalam rangka mendirikan perusahaan, memperdagangkan produk, dan
investasi
diperjualbelikan.
atau
memperdagangkan
saham
yang
dapat
16
Keuntungan dibagikan kepada pihak yang memberikan dana, setelah menerima bagian keuntungan Mudharibnya yang sudah disepakati sebelum pelaksanaan akad antara pemilik rekening investasi dan bank, sebelum pelaksanaan akad. Fungsi ini dapat dilihat dalam hal penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah, baik yang dilakukan dengan mempergunakan prinsip jual beli maupun dengan menggunakan prinsip bagi hasil sendiri. 3) Jasa Keuangan, bank syariah tidak jauh berbeda dengan bank konvensional, seperti misalnya memberikan layanan kliring, transfer, inkaso, pembayaran gaji dan sebagainya, hanya saja yang sangat diperhatikan adalah prinsip-prinsip syariah yang tidak boleh dilanggar. 4) Fungsi Sosial, Konsep perbankan Islam mengharuskan bank-bank Islam memberikan pelayanan sosial apakah melalui dana Qard (pinjaman kebajikan) atau zakat dan dana sumbangan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Fungsi ini juga yang membedakan fungsi bank syariah dengan bank konvensional, walaupun hal ini ada dalam bank konvensional
biasanya dilakukan
oleh
individu-individu
yang
mempunyai perhatian dengan hal sosial tersebut, tetapi dalam bank syariah fungsi sosial merupakan salah satu fungsi yang tidak dapat dipisahkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Fungsi ini merupakan bagian dari sistem. Bank syariah harus memegang amanah dalam
17
menerima ZIS (zakat, infak dan sodaqah) atau qardhul hasan dan menyalurkan kepada pihak-pihak yang berhak menerimanya dan atas semuanya
itu
haruslah
dibuatkan
laporan
keuangan
sebagai
pertanggungjawaban dalam memegang amanah tersebut.6
c. Laporan Keuangan Bank Syariah Secara umum, laporan keuangan untuk bank syariah dijelaskan sebagai berikut: 1) Laporan keuangan yang menggambarkan fungsi bank Islam sebagai investor, hak dan kewajibannya, dengan tidak memandang tujuan bank Islam itu dari masalah investasinya apakah ekonomi atau sosial. Mekanisme investasi yang digunakan terbatas hanya kepada beberapa cara yang diperbolehkan syariah. Karenanya laporan keuangan meliputi: a) Laporan posisi keuangan b) Laporan laba rugi c) Laporan arus kas d) Laporan laba ditahan atau laporan perubahan pada saham pemilik
6
Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk Dan Implementasi Operasional Bank Syariah, Jakarta : Djambatan, 2001, hlm. 8
18
2) Sebuah laporan keuangan yang menggambarkan perubahan dalam investasi terbatas, yang dikelola oleh bank syariah untuk kepentingan masyarakat, baik berdasarkan kontrak mudharabah atau kontrak perwakilan. Laporan semacam ini akan dirujuk sebagai ”Laporan Perubahan dalam Investasi Terbatas.” 3) Laporan keuangan yang menggambarkan peran bank syariah sebagai fiduciary dari dana yang tersedia untuk jasa sosial ketika jasa semacam itu diberikan melalui dana terpisah. a) Laporan sumber dan penggunaan dana zakat dan dana sosial b) Laporan sumber dan penggunaan dana qardh.7 Fungsi laporan keuangan bank syariah sebagai bahan informasi yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan, laporan keuangan setidaknya harus berfungsi sebagai berikut: 1) Informasi dalam pengambilan putusan investasi dan pembiayaan laporan
keuangan
bermanfaat pengambilan
bagi
bertujuan pihak-pihak
keputusan
yang
menyediakan yang
a) Shahibul maal /pemilik dana b) Kreditur c) Pembayar zakat, infak dan sadaqah 7
Ibid, hlm. 235
berkepentingan
rasional.
berkepentingan antara lain:
informasi
Pihak-pihak
yang dalam yang
19
d) Pemegang saham e) Otoritas pengawasan f) Bank Indonesia g) Pemerintah h) Lembaga penjamin simpanan i) Masyarakat 2) Informasi dalam menilai prospek arus kas 3) Informasi atas sumber daya ekonomi 4) Informasi mengenai kepatuhan bank terhadap prinsip syariah 5) Informasi untuk membantu pihak terkait didalam menentukan zakat bank atau pihak lainnya 6) Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan bank terhadap tanggung jawab amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang rasional, serta informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh pemilik dan pemilik rekening investasi. Informasi mengenai pemenuhan fungsi sosial bank, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat.8 Serta Bank syariah harus mengeluarkan dan mengadministrasikan zakat guna membantu mengembangkan lingkungan masyarakatnya.
8
Ibid, hlm. 283
20
Mekanisme
kerja
masing-masing
bagian
pada
sistem
perbankan syariah yang disesuaikan dengan struktur organisasi adalah sebagai berikut: a. Dengan adanya keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang memutuskan laporan pertanggungjawan direksi serta rencana kerja selanjutnya maka bank syariah dapat mengadakan langkah kebijaksanaan serta operasionalisasi selanjutnya. b. Adanya fatwa agama dari DPS (Dewan Pengawas Syariah) yang terutama berkaitan dengan produk-produk bank syariah maka langkah-langkah kebijaksanaan serta operasionalisasi bank syariah akan mendapatkan mengabsahan dari DPS. Pada hakikatnya DPS dengan fatwa agama yang memegang peranan penting dalam bank syariah meskipun personalianya ditetapkan oleh RUPS, karena merupakan dasar operasianal yang mengikat bagi bank syariah. Para anggota DPS ditunjuk oleh DSN (Dewan Syariah Nasianal) untuk menentukan calon siapa saja yang masuk pada lembaga keuangan syariah tersebut sebagai DPS. c. Dalam operasional bank syariah terdapat dua macam pengawasan, ialah: pertama pengawasan internal oleh Dewan Komisaris, DPS dan direksi, kedua pengawasan eksternal oleh bank Indonesia.9
9
115.
Zainul Arif, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006, hlm.
21
d. Kinerja Keuangan Bank Syariah Penggunaan rasio-rasio keuangan sebagai variabel adalah salah satu metode untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan terutama yang bergerak dalam sektor keuangan, baik sudah go publik maupun yang belum demikian pula halnya pada bank syariah. Dalam laporan keuangan bank syariah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum mencakup pula pedoman akuntansi dan pelaporan terkait yang ditetapkan oleh otoritas perbankan. Rasio-rasio keuangan yang digunakan pada bank syariah umumnya sama dengan yang
digunakan
pada
bank
konvensional.
Banyak
peneliti
menggunakan rasio keuangan yang dikategorikan dalam beberapa kategori seperti rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, efesiensi usaha dan rasio komitmen kepada masyarakat untuk meneliti kondisi kinerja keuangan perusahaan. Zakat adalah salah satu komitmen perusahaan
kepada
masyarakat
sehingga
besarnya
komitmen
perusahaan tergantung juga kepada besarnya kapasitas perusahaan.10 Menurut Triyuwono, melalui zakat dapat diketahui kinerja perusahaan yaitu semakin tinggi zakat yang dikeluarkan oleh perusahaan berarti semakin besar laba yang didapat perusahaan. Organisasi bisnis Islami tidak lagi berorientasi pada laba atau 10
Sri Zaitun, Tesis: Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Zakat Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro Semarang 2001, hlm. 15
22
berorintasi pada pemegang saham tetapi berorientasi pada zakat. Dengan oreintasi zakat, perusahaan berusaha untuk mencapai ”angka” pembayaran zakat yang tinggi. Dengan demikian, laba berarti tidak lagi menjadi ukuran kinerja (performance) perusahaan, tetapi sebaliknya zakat menjadi ukuran kinerja perusahaan.11 Bank syariah harus mengeluarkan dan mengadministrasikan zakat guna membantu mengembangkan lingkungan masyarakatnya. Untuk mengetahui zakat bank syariah, terlebih dahulu harus mengetahui kinerja keuangan bank syariah melalui rasio yang berlaku secara umum, setelah itu baru dapat menghitung dana zakat bank syariah.12
e. Analisis Rasio Keuangan Bank Syariah Analisis rasio adalah suatu periode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi individual atau kombinasi kedua laporan tersebut.13 Rasio-rasio yang digunakan bank syariah sama dengan bank konvensional pada umumnya, sebagai berikut : a. Rasio likuiditas adalah ukuran kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang berupa hutang – hutang jangka pendek. 11
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002, hlm. 141 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2005, hlm. 158 13 S Munawir, Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta: Liberty, 2002, hlm. 36 12
23
b. Rasio profitabilitas/ Ratio Rentabilitas, adalah rasio yang menunjukan tingkat efektivitas yang dicapai melalui usaha operasional bank yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan. c. Rasio
Solvabilitas
atau
Ratio
leverage,
yaitu
mengukur
perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut.14 Pada penelitian ini, rasio yang digunakan adalah rasio profitabilitas, yaitu return on assets (ROA) dan return on Equity (ROE).
f. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas/ Ratio Rentabilitas, adalah rasio yang menunjukan tingkat efektivitas yang dicapai melalui usaha operasional bank yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba atau keuntungan. Tingkat keuntungan bersih (net income) yang dihasilkan oleh bank dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat dikendalikan (controlable factors) dan faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan (uncontrolable facrors).
14
http://shelmi.wordpress.com/2009/03/04/rasio-%E2%80%93-rasio-keuangan-perusahaan /22/07/2010
24
Controlable
factors
adalah
faktor-faktor
yang
dapat
dipengaruhi oleh manajemen seperti segmentasi bisnis (orientasinya kepada whole sale dan retail), pengendalian pendapatan (tingkat bagi hasil, keuntungan atas transaksi jual beli, pendapatan fee atas layanan yang diberikan) dan pengendalian biaya-biaya. Uncontrolable factors atau
faktor-faktor
eksternal
adalah
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi kinerja bank seperti kondisi ekonomi secara umum dan situasi persaingan dilingkungan wilayah operasinya. Bank tidak dapat mengendalikan
faktor-faktor
eksternal,
tetapi
mereka
dapat
membangun fleksibilitas dalam rencana operasi mereka untuk menghadapi perubahan faktor-faktor eksternal.15 Ada dua rasio yang biasanya dipakai untuk mengukur kinerja bank, yaitu return on assets (ROA) dan return on equity (ROE) yang akan diuraikan oleh Penulis sebagai bahan penelitian dibawah ini: 1. Return On Assets (ROA). ROA
merupakan
ukuran
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga ROA sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis. ROA adalah rasio yang menunjukkan kemampuan bank menghasilkan laba bersih bagi semua investor dari modal yang
15
Zainul Arifin, Op. Cit., hlm. 59
25
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva.16 Semakin tinggi ROA maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: ROA
=
Laba Bersih Sebelum Pajak X 100% Total Aktiva
2. Return on Equity (ROE). ROE didefinisikan sebagai perbandingan antara laba setelah pajak dengan
modal.
Menggambarkan
kemampuan
bank
dalam
mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan modal yang menghasilkan keuntungan. Dari pandangan para pemilik, ROE adalah ukuran yang lebih penting karena merefleksikan kepentingan kepemilikan mereka. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: ROE
=
Laba Bersih Setelah Pajak X 100% Total Modal
Di Indonesia, Bank Indonesia menetapkan angka ROE ≥ 12% agar sebuah bank dapat dikatakan dalam kondisi sehat.17
16
Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah, Jakarta: Salemba Empat, 2005, hlm. 259 Mandala Manurung, Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter (Kajian Kontekstual Indonesia), Jakarta : FEUI, 2004, hlm. 157 17
26
B. Akuntansi Zakat Zakat adalah salah satu dari 5 rukun Islam. Setiap muslim berkewajiban membayar zakat sesuai hukum syari’at. Zakat ini dianggap sebagai sarana untuk menyucikan harta seseorang. Zakat berhubungan erat dengan rukun Islam lainnya, seperti shalat adalah kewajiban badan, keduanya membersihkan badan dan harta.18 1. Pengertian Zakat Berdasarkan pengertian secara etimologi, kata zakat berasal dari bahasa Arab adalah ”Zakaa” memiliki arti tumbuh atau berkembang. Jika diucapkan, زآﻲ اﻟﺰرع, artinya adalah tanaman itu tumbuh dan bertambah.19 Sedangkan menurut terminologi, Zakat adalah mengeluarkan harta secara khusus kepada orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu. Artinya, orang yang telah sampai nisab dan syarat zakatnya (muzakki), maka diwajibkan baginya untuk memberikan kepada fakir miskin dan orang-orang yang berhak menerimanya (mustahiq).20 Zakat sendiri terbagi menjadi dua: 1) Zakat Fitrah, ialah zakat yang wajib dikeluarkan Muslim menjelang Idul Fitri pada bulan Ramadhan. Besar Zakat yang harus dikeluarkan setara dengan 2,5 kilogram makanan pokok yang ada di daerah
18
Khoirul Ikhwan A, ST., Tesis: Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Kemampuan Zakat pada Lembaga Keuangan Syariah, Program Studi Magister Manajemen UNDIP, 2000, hlm. 15 19 Ahmad Warson Munawwir, AL MUNAWWIR Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997, hlm. 577 20 Sofyan Syafri Harahap, Wiroso, Muhammad Yusuf, Akuntansi Perbankan Syari’ah, Jakarta: LPFE Usakti, 2005, hlm. 61
27
bersangkutan. 2) Zakat Maal (Zakat Harta), mencakup hasil perdagangan atau perusahaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan (rikaz), emas, perak, uang dan hasil pendapatan atau jasa. Masing-masing tipe memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.21
2. Zakat Perusahaan Zakat
perusahaan
pada
umumnya
dianalogikan
pada
zakat
perdagangan, hal tersebut sesuai dengan pendapat Muktamar Zakat Internasional, dan berdasarkan pada pendapat para ulama, diantaranya adalah Abu Ishaq Asy Syatibi, seperti dalam ungkapannya “Hukumnya adalah seperti hukum zakat perdagangan, karena dia memproduksi dan kemudian menjualnnya, atau menjadikan apa yang diproduksinya sebagai komoditas perdagangan, maka dia harus mengeluarkan zakatnya tiap tahun dari apa yang dia miliki baik berupa stok barang yang ada ditambah nilai dari hasil penjualan yang ada, apabila telah mencapai nishabnya.22 Perusahaan sebagian besar tidak dikelola secara individual, akan tetapi dikelola secara bersama-sama dalam sebuah kelembagaan dan organisasi dengan manajemen modern, seperti dalam bentuk PT, CV, atau koperasi dan lain-lain. Jenis perusahaan pada umumnya mencakup tiga hal yang besar. Pertama, perusahaan yang menghasilkan produk-produk tertentu, contohnya 21
Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 Tentang Zakat http://konsultasimuamalat.wordpress.com/2007/12/13/fikih-harta-wajib-zakat-dan-teknikpenghitungan-zakat-zakat-profesi-dan-perusahaan/22/07/2010 22
28
perusahaan yang memproduksi sandang dan pangan, alat-alat kosmetik, obatobatan dan sebagainya. Kedua, perusahaan yang bergerak di bidang jasa, seperti perusahaan transportasi, perusahaan perhotelan dan sebagainya. Ketiga, perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, seperti lembaga keuangan baik bank dan non bank. Jika dikaitkan dengan kewajiban zakat, maka produk yang dihasilkannya harus halal dan dimiliki oleh orang-orang yang beragama Islam.23 Landasan hukum dalam kaitan kewajiban zakat perusahaan ini, terdapat dalam Undang-undang No. 38 Tahun 1999, tentang Pengelolaan Zakat, Bab IV pasal 11 ayat (2) bagian (b) dikemukakan bahwa di antara yang objek zakat yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah perdagangan dan perusahaan.24 Landasan hukum agama Islam
kewajiban zakat pada perusahaan
adalah nash-nash yang bersifat umum, seperti dalam firman Allah SWT. sebagai berikut:
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (At-Taubah: 103).25 hlm. 99
23
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani Press, 2002,
24
Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 Tentang Zakat Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta: Departemen Agama, 1989, hlm. 297-298
25
29
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji” (Al-Baqarah: 267).26 Dapat diambil isi kandungan dari ayat diatas yang mewajibkan setiap harta dan hasil usaha untuk dikeluarkan zakatnya dan peranan zakat sebagai instrumen untuk mewujudkan keadilan antara sesama pelaku usaha dengan bentuk intevensi pemerintah secara langsung,27 yaitu berupa pengenaan zakat terhadap setiap usaha ekonomi diperkuat dengan Undan-undang zakat. Operasi perusahaan yang positif akan mempengaruhi jumlah laba yang dihasilkan dan berapa besarnya zakat yang akan ditunaikan.28
3. Nisab (Batas Pembebasan) Zakat Pemenuhan bagi semua jenis harta bersifat tetap yang berada di tangan pemiliknya selama satu tahun dikenakan zakat, dengan syarat memenuhi atau 26
Ibid, hlm. 67 Murasa Sarkaniputra, Adil dan Ihsan dalam Persepektif Ekonomi Islam, Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, 2005, hlm. 60 28 Maisyaroh Sulistyoningsih, Skripsi: Analisis Efisiensi Biaya pada Bank Umum Syariah Di Indonesia, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2006, hlm. 8 27
30
melebihi minimum yang ditetapkan hukum Islam. Sedangkan harta yang belum memenuhi ketentuan minimal maka harta itu akan terbebaskan dari kewajiban zakat. Islam telah menentukan batas pembebasan atas setiap harta yang disebut nisab. Batas tersebut bagi seorang pengutang, adalah jumlah harta yang dimiliki dikurangi jumlah utang.29 Para ulama peserta Muktamar Internasional Pertama tentang Zakat, meanalogikan zakat perusahaan ini kepada zakat perdagangan, karena dipandang dari aspek legal dan ekonomi kegiatan sebuah perusahaan intinya berpijak pada kegiatan tranding atau perdagangan. Oleh karena itu, secara umum pola pembayaran dan perhitungan zakat perusahaan adalah sama dengan zakat perdagangan. Demikian nisabnya adalah senilai 85 gram emas murni, perhitungan zakat perusahaan didasarkan pada laporan keuangan (neraca) dengan mengurangkan kewajiban atas aktiva lancar atau dikurangi pembayaran utang dan kewajiban lainnya, zakat yang wajib dikeluarkan adalah 2,5% oleh perusahaan.30
4. Perhitungan Zakat Perusahaan Perusahaan
yang
sudah
memiliki
kemampuan
zakat
wajib
membayarkannya sesuai dengan hukum syariah yang berlaku. Perhitungan zakat perusahaan adalah pentingnya melakukan berbagai koreksi atas nilai aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek yang disesuaikan dengan 29
Iwan Triyuwono & Moh. As’udi, Akuntansi Syariah: Memformasikan Konsep Laba dalam Konteks Metafora Zakat, Jakarta: Salemba Empat, 2001, hlm. 32-33 30 Didin Hafidhuddin, Op. Cit, hlm. 101-102
31
ketentuan syariah.31 Prinsip penghitungan zakatnya yaitu mengacu pada prinsip penghitungan zakat perdagangan atau perniagaan, yaitu berdasarkan pada riwayat Maimun bin Muhran yang diriwayatkan oleh Abu Ubaid dalam kitabnya Al-Amwal: “Apabila telah sampai waktu penunaian zakat (berlalu haul) maka lihatlah uang yang ada padamu atau persediaan barang dagangan, dan nilailah uang dan piutang yang ada pada orang lain. Hitunglah, kemudian hutangnya pada orang kemudian zakatilah sisanya. AAOIFI (The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution) merumuskan standar zakat untuk institusi keuangan yaitu sebagaimana berikut: a) Metode Aktiva Bersih (Net Asset), Subjek zakat pada metode aktiva bersih terdiri dari: kas dan setara kas, piutang bersih (total piutang dikurangi piutang ragu), aktiva yang diperdagangkan, pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan salam dan Istisna. b) Metode Dana Investasi Bersih (Net Invested Funds). Subjek zakat pada metode dana investasi bersih sebagai berikut: modal disetor, cadangan yang tidak dikurangkan dari aktiva, laba ditahan termasuk laba ditahan yang digunakan sebagai cadangan, laba bersih yang belum dibagikan, komponen pengurangnya adalah: aktiva tetap bersih, investasi yang tidak digunakan dalam perdagangan mislnya gedung yang disewakan, kerugian
31
M. Arif Mufraini, Akuntansi Manajemen Zakat: Mengomunikasikan Kesadaran dan Membangun Jaringan, Jakarta: Kencana, 2006, hlm. 119
32
yang terjadi selama 1 periode.32 c) Rasio Kinerja Zakat (ZR), lembaga keuangan syariah diwajibkan untuk membayar zakat dengan berbasis pada aset bersih. Dalam penelitian ZR diperoleh dengan membandingkan zakat yang dibayarkan bank syariah dengan laba sebelum pajak. Karena secara konsensus umum bank syariah di Indonesia menghitung zakat berbasis pada laba sebelum pajak ini. Semakin tinggi komponen ini mengindikasikan zakah performance bank syariah yang baik. Kriteria penilaian peringkat untuk ZR adalah: Peringkat 1 = ZR > 2,5%; Peringkat 2 = 2% < ZR ≤ 2,5%; Peringkat 3 = 1,5% < ZR ≤ 2%; Peringkat 4 = 1% < ZR ≤ 1,5%; dan Peringkat 5 = ZR ≤ 1%.33
5. Syarat-Syarat Zakat Perusahaan a. Kepemilikan dikuasai oleh muslim/muslimin b. Bidang Usaha harus halal. c. Aset Perusahaan dapat dinilai. d. Aset Perusahaan dapat berkembang. e. Minimal kekayaan perusahaan setara dengan 85 gram emas.34
32
http://konsultasimuamalat.wordpress.com/2007/12/13/fikih-harta-wajib-zakat-dan-teknikpenghitungan-zakat-zakat-profesi-dan-perusahaan/22/07/2010 33 Seminar Ilmiah Kerjasama Magister Bisnis Keuangan Islam Univ. Paramadina, Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Pusat dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Aula Nurcholis Madjid, Jakarta, Kamis, 30 Juli 2009, yang disampaikan oleh Azis Budi Setiawan,dengan tema Kesehatan Finansial dan Kinerja Sosial Bank Umum Syariah di Indonesia. 34 http://konsultasimuamalat.wordpress.com, Op. Cit.
33
C. Penelitian Terdahulu Dalam studi literatur ini, penulis mencantumkan beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh pihak lain sebagai bahan rujukan dalam mengembangkan materi yang ada dalam penelitian yang dibuat oleh penulis. Beberapa penelitian sebelumnya yang memiliki korelasi dengan penelitian ini adalah: 1. Khoirul Ikhwan A, ST., (2000), tesis dengan judul Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Kemampuan Zakat pada Lembaga Keuangan Syariah. Hasil analisis pengaruh diketahui bahwa variabel bebas secara bersamaan maupun sendiri mempunyai pengaruh yang kuat terhadap dana zakat. Nilai kesehatan kinerja keuangan, modal, dan laba mempunyai pengaruh positif terhadap kemampuan zakat perusahaan. 2. Sri Zaitun (2001), tesis dengan judul Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap zakat Pada PT. Bank Muamalat Indonesia. Hasil analisis bahwa Secara parsial Current Ratio (CR), Debt to Assets Ration (DtRAR) berpengaruh secara statistik signifikan terhadap zakat dan Variabel kinerja keuangan mempunyai pengaruh yang dominan terhadap zakat. 3. Iwan Triyuwono 1997, Akuntansi Syariah dan Koperasi Mencari Bentuk dalam Bingkai Metafora Amanah. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia dengan hasil penelitiannya adalah Laba bersih tidak lagi menjadi ukuran kinerja tetapi sebaliknya zakat dapat menjadi ukuran kinerja perusahaan.
34
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang telah dipaparkan, belum ada yang membahas secara detail tentang analisis pengaruh kemampuan zakat terhadap kinerja keuangan pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah maka, penulis tertarik untuk meneliti lebih detail berkaitan dengan analisis kinerja bank syariah hubungannya dengan kemampuan zakat pada bank syariah.
D. Kerangka Pemikiran Teoritis Berdasarkan tinjauan pustaka, maka kerangka berpikir teoritik yang disajikan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
Lapora Keuangan
Kinerja Keuangan (X)
Rasio Profitabilitas: (X1) - ROA (X2) - ROE
Sumber: data primer yang di olah.
Zakat Perusahaan (Y)
35
E. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis dan hasil dari beberapa penelitian, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: H.a:
Kinerja keuangan dilihat dari profitabilitas berpengaruh positif terhadap zakat perusahaan.
H.a:
Ada hubungan yang signifikan kinerja keuangan dengan kemampuan zakat perusahaan.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, karena data diperoleh secara langsung di Bank Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah.
B. Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu data yang menggunakan angka. Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama atau sumber primer dari data yang dibutuhkan.1 Data dapat diperoleh dari laporan keuangan berdasarkan time series periodisasi mencakup data neraca per triwulanan dari triwulan IV 2005 sampai triwulan IV 2009 pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. Rasio-rasio yang digunakan merupakan rasio mengenai perubahan laba perusahaan, yang sangat erat hubungan dengan zakat, jenis data yang digunakan terdiri dari: 1. Rasio Profitabilitas: a) Return of Assets (ROA), menunjukan kemampuan manajemen dalam menghasilkan keuntungan laba dari pengelolaan aset yang dimiliki.
1
Burhan bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Public serta Ilmu-Ilmu Social Lainnya, Jakarta : Kencana, 2006 hlm 122
36
37
b) Return of Equity (ROE), menunjukan kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan keuntungan atau laba. 2. Kemampuan Zakat merupakan implementasi dari kinerja keuangan perusahaan.
C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
dokumenter.
Metode
ini
dilakukan
dengan
mencatat
dan
mengumpulkan data-data laporan keuangan triwulanan Bank Syariah periode 2005-2009 yang dipublikasikan umum melalui situs Bank Indonesia (BI), Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Mega Syariah (BMS), yaitu http://www.bi.go.id,
http://www.mandirisyariah.co.id,
dan
http://www.megasyariah.co.id.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan dideskripsikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Rasio-rasio yang digunakan merupakan rasio mengenai perubahan laba, dikarenakan hubungannya sangat erat dengan zakat. 2. Zakat adalah zakat yang harus dibayar dengan nilai 2,5% dari laba sebelum pajak yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS). Ringkasan definisi operasional dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
38
Tabel Variabel 3.1 Variabel
Definisi
Pengukuran
A. Profitabilitas: 1. Return of Assets (ROA)
1. Rasio Laba Bersih Sebelum Pajak dibagi
1. Laba bersih Sebelum Pajak : Total Aktiva
Total Aktiva 2. Return Of Equity (ROE)
2. Rasio Laba Bersih Setelah Pajak dibagi
2. Laba bersih Setelah Pajak : Total Modal
Total Modal B. Zakat
Kemampuan zakat dalam melampaui batas zakat
2,5% x Laba sebelum Pajak
(nishab). Peraturan ini dikeluarkan oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS)
E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul dimasyarakat yang menjadi obyek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.2
2
Ibid, hlm 36
39
Penggunaan metode statistik deskriptif memiliki tujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang diantaranya dilihat dari rata-rata,
minimum,
maksimum
dan
standar
deviasi.
Analisa
ini
mendeskripsikan data sampel yang telah terkumpul tanpa membuat kesimpulan yang bersifat umum. Teknik analisis kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran dari data tersebut serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan tabel, grafik, bagan atau gambar.3 Variabel yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah variabel Return of Assets (ROA) dan Return Of Equity (ROE) sebagai variabel independen dan Zakat sebagai variabel dependen. Analisis atau interpretasi dari hasil data penelitian dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product And Service Solution) versi 11,5.
F. Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan uji hipotesis, perlu dilakukan pengujian persyarat analisis regresi dalam statistik parametrik. Karena dalam penggunaan statistik parametrik, bekerja dengan asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis harus membentuk distibusi normal.4 Dalam penelitian ini dilakukan uji normalitas data, uji multikolinieritas , uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. 3
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:PT Rineka Cipta, 2002, hlm 10 4 Sugiyono , Metode Penelitian Bisnis.Bandung : Alfabeta, 2007, hlm 75
40
1. Uji Normalitas Data Uji Normalitas Data adalah untuk menguji apakah model regresi variabel independen dan variabel dependen memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dapat dilakukan dengan cara: a. Mlihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. b. Dengan melihat Normal Probability Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jka distribusi adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.5
2. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi adalah dengan Nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dalam 5
Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang:Undip, 2001, hlm 76
41
pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi dan menunjukkan adanya kolenieritas yang tinggi. Nilai yang umum dipakai adalah nilai Tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10.
3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan varian nilai residual satu pengamatan ke pengamatan
yang
heteroskedasitas
lain.
dapat
Dekteksi
dilakukan
kemungkinan dengan
adanya
menggunakan
gejala diagram
scatterpoot, dimana sumbu X adalah residual (SRESID) dan sumbu Y adalah niali Y yang diprediksi (ZPRED). Jika pada grafik tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar ai atas dan di bawah sumbu 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi hereroskedasitas dalam suatu model regresi.6
4. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. 6
Ibid, hlm. 56, 70
42
Masalah ini muncul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena gangguan pada seseorang individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi: a. Bila nilai D-W terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4du) maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, yang berarti tidak ada autokorelasi. b. Bila nilai D-W lebih rendah dari batas bawah (dl), maka koefisien autokorelasi sama lebih besar nol, yang berarti ada autokorelasi positif. c. Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari pada nol, berati ada korelasi negatif. d. Bila nilai D-W terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka tidak dapat disimpulkan. 7 Jika n<15, pembuktian dilakukan melalui Tabel Klasifikasi Nilai d sebagai berikut:8 Tabel Klasifikasi Nilai d 3.2 Nilai D
Keterangan
< 1,10
Ada autokorelasi
7
Ibid, hlm 60 Toni Wijaya, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, Yogyakarta: Universinas Atma Jaya Yogyakarta, 2009, hlm. 122 8
43
1,10 – 154
Tidak ada kesimpulan
1,55 – 2,46
Tidak ada autokorelasi
2,46 – 2,90
Tidak ada kesimpulan
>2,91
Ada autokorelasi
G. Uji Hipotesis Untuk mengetahui pengaruh Return of Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) terhadap Kemampuan Zakat, persamaan linear yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + bX1 + b X2 + b X3 + e Variabel dependen adalah: Y = Zakat Variabel independent adalah: X1= Return of Assets (ROA) X2 = Return of Equty (ROE) a = konstanta b1-b2 = koefisien regresi e = error Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai statistik t, nilai statistik F, dan koefisien determinasinya. Suatu perhitungan statistik disebut signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak).
44
Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima.
1. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara invidual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau H0 : bi = 0, artinya apakah suatu variabel bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini berarti variabel independen (ROA dan ROE) secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependennya Zakat. Hipotesis alternatifnya (HA) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau HA : bi ≠ 0, artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini berarti variabel independen (ROA dan ROE) secara individual berpengaruh terhadap variabel dependennya Zakat. Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut: a) Quick look : bila jumlah degree of freedom adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka H0 yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilait lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
45
b) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat/dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau H0 : b1 = b2 = ….= bk = 0, artinya suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini berarti variabel independen (ROA dan ROE) secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependennya Zakat. Hipotesis alternatifnya (HA) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau HA : b1 ≠ b2 ≠ ….≠ bk ≠ 0, artinya semua variabel independent secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini berarti variabel independen (ROA dan ROE) secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependennya Zakat. Untuk menguji kedua hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
46
a) Quick look : bila nilai F lebih besar dari pada 4 maka H0 yang menyatakan b1 = b2 ….= bk = 0 dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyataka bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. b) membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hasil perhitungan lebih besar dari pada nilai F menurut tabel, maka H0 ditolak dan menerima HA.
3. Koefisien Determinasi Uji Koefisien determinasi (R2) pada intinya menunjukkan seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Selain R2 untuk menguji determinasi variabel babas (X) terhadap variabel terikat (Y) akan dilakukan dengan melihat pada adjusted R2. Karena banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik.9
9
Imam Ghazali, Op. Cit. , hlm 40-43
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian Data 1. Gambaran Obyek Penelitian a) Bank Syariah Mandiri (BSM) Pada tahun 1997, terjadi krisis moneter dan perekonomian nasional yang disusul dengan krisis politik nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bankbank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bankbank di Indonesia. Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah. PT Bank Susila Bakti (PT Bank Susila Bakti) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997 - 1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger
47
48
sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik. Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, BankExim dan Bapindo) ke dalam PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT Bank Mandiri (Persero). PT Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah, sejalan dengan keinginan PT Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit syariah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris: Ny. Machrani M.S. SH, No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8 September 1999 Notaris: Sutjipto, SH nama PT Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999,
49
Bank Indonesia telah menyetujui perubahaan nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT Bank Susila Bakti dan Manajemen PT Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah dilingkungan PT Bank Mandiri (Persero). PT
Bank
Syariah
Mandiri
hadir
sebagai
bank
yang
mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia. 1 BSM mendapatkan penghargaan Annual Report Award adalah penghargaan atas-keterbukaan perusahaan pemerintah dan swasta, publik (listed) dan nonpublik (nonlisted) yang ditunjukkan dalam laporan tahunan perusahaan. Penerapan prinsip GCG atau transparansi informasi yang baik merupakan komponen utama penilaian pada acara ARA 2009. Penghargaan tersebut merupakan kerja sama Kementerian Keuangan, BUMN, Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia, Ikatan Akuntan Indonesia, Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Direktorat Jenderal Pajak, serta Bapepam-LK. 1
http://www.mandirisyariah.co.id/profil
50
Pada 2011 Bank Mandiri akan menambahan modal bagi Bank Syariah Mandiri (BSM) sebesar Rp 300 miliar sampai Rp. 500 miliar. Dari dua tahun yang lalu sebesar Rp. 200 miliar sisanya akan direalisasikan sebelum akhir tahun ini atau pada 2011 adalah komitmen Bank Mandiri sebagai pemegang saham mayoritas. BSM pada kuartal III 2010 memperoleh laba bersih sebesar Rp.320 miliar. Pencapaian tersebut telah melampaui perolehan laba pada akhir 2009 yang sebesar Rp291 miliar. BSM cukup optimistis dapat mencapai target laba bersih Rp366 miliar pada akhir tahun. Perolehan laba pada kuartal tiga ini didorong oleh ekspansi yang dilakukan BSM sepanjang tahun ini. Per September 2010, aset BSM Rp. 28,07 triliun, dana pihak ketiga (DPK) Rp. 24,86 triliun, dan pembiayaan Rp. 21,44 triliun. Rasio pembiayaan terhadap DPK (financing to deposit ratio/FDR), BSM akan mempertahankan pada level 85-90 persen hingga tahun depan. Saat ini, FDR tercatat pada kisaran 87 persen.2
b) Bank Mega Syariah (BMS)/Bank Syariah Mega Indonesia Perjalanan PT Bank Syariah Mega Indonesia diawali dari sebuah bank umum bernama PT Bank Umum Tugu yang berkedudukan di Jakarta. Pada tahun 2001, Para Group (PT. Para Global Investindo dan PT. Para Rekan Investama), kelompok usaha 2
http://www.mandirisyariah.co.id/berita-berita bsm
51
yang juga menaungi PT Bank Mega, Tbk., Trans TV, dan beberapa Perusahaan lainnya, mengakuisisi PT Bank Umum Tugu untuk dikembangkan menjadi bank syariah. Hasil konversi tersebut, pada 25 Agustus 2004 PT. Bank Umum Tugu resmi beroperasi syariah dengan nama PT. Bank Syariah Mega Indonesia. Komitmen penuh PT Para Global Investindo sebagai pemilik saham mayoritas untuk menjadikan PT Bank Syariah Mega Indonesia sebagai bank syariah terbaik, diwujudkan dengan mengembangkan bank ini melalui pemberian modal yang kuat demi kemajuan perbankan syariah dan perkembangan ekonomi Indonesia pada umumnya. Penambahan modal dari Pemegang Saham merupakan landasan utama untuk memenuhi tuntutan pasar perbankan yang semakin meningkat dan kompetitif. Dengan upaya tersebut, PT. Bank Syariah Mega Indonesia yang memiliki semboyan "untuk kita semua" tumbuh pesat dan terkendali serta menjadi lembaga keuangan syariah ternama yang berhasil memperoleh berbagai penghargaan dan prestasi. Dalam upaya mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang disandangnya, PT. Bank Syariah Mega Indonesia selalu berpegang pada azas profesionalisme, keterbukaan dan kehati-hatian. Didukung oleh beragam produk dan fasilitas perbankan terkini, PT. Bank Syariah Mega Indonesia terus berkembang, hingga saat ini memiliki 15 jaringan kerja yang terdiri dari kantor cabang, cabang pembantu dan
52
kantor kas yang tersebar di hampir seluruh kota besar di Pulau Jawa dan di luar Jawa. Guna memudahkan nasabah dalam memenuhi kebutuhannya di bidang keuangan, PT Bank Syariah Mega Indonesia juga bekerjasama dengan PT Arthajasa Pembayaran Elektronis sebagai penyelenggara ATM Bersama serta PT. Rintis Sejahtera sebagai penyelenggara ATM Prima dan Prima Debit. Ini dilakukan agar nasabah dapat melakukan berbagai transaksi perbankan dengan lebih efisien, praktis, dan nyaman.3 Telkom Group (Telkom, Telkom Vision dan Finnet) dan PT. Bank Syariah Mega Indonesia (Bank Mega Syariah) pada 17 Juni 2008 menandatangani Perjanjian Kerjasama (PKS) untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pelanggan. Secara umum perjanjian mencakup kerjasama penerimaan pembayaran jasa telekomunikasi dan langganan Telkom Vision (collecting agent) melalui fasilitas layanan jasa Cash teller, Autodebet, ATM, EDC (Electronic Data Capture) serta jenis layanan perbankan lainnya yang dikembangkan lebih lanjut oleh Bank Mega Syariah. Sedangkan kerjasama dengan Finnet meliputi penyediaan layanan koneksi untuk transaksi pembayaran elektronik bagi nasabah.4
3
4
http://www.megasyariah.co.id/profil
http://www.megasyariah.co.id/berita_berita, Kerjasama Bank Mega Syariah dengan Telkom Group, 17 Juni 2008
53
Pada tanggal 29 Juni 2010 di Jakarta, menlaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2009 dan Rapat Umum Luar Biasa PT. Bank Syariah Mega Indonesia bertempat di Menara Bank Mega Lantai 24 Jl. Kapten Tendean 12-14 A Jakarta Selatan. Dalam RUPS tersebut disetujui dan menerima baik Laporan Pertangungjawaban Pengurus Perseroan atas jalannya Perseroan selama Tahun 2009 dan menyetujui dan mensahkan Laporan Keuangan Perseroan yang telah diaudit oleh akuntan publik serta menyetujui perubahan nama Perseroan yang semula PT. Bank Syariah Mega Indonesia menjadi PT. Bank Mega Syariah dan meningkatkan modal dasar Perseroan yang semula Rp 400 Milyar menjadi Rp 1,2 Trilyun dan meningkatkan modal disetor sebesar Rp 150 Milyar lebih menjadi Rp 318 Milyar lebih. Jalinan kerjasama penyaluran zakat dengan lembaga penerima zakat merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Menyadari masih banyaknya kaum dhuafa di nusantara yang memerlukan uluran tangan, maka penyaluran zakat ini menjadi wujud kepedulian Bank Mega Syariah terhadap mereka. Secara rutin, setiap tahun Bank Mega Syariah akan menyalurkan zakat korporasinya kepada lembaga penerima zakat. Kali ini Bank Mega Syariah menyalurkannya melalui enam lembaga zakat di atas dengan jumlah nominal total Rp. 2.150.000.000. Dana zakat
54
2009 tersebut dipergunakan untuk berbagai program lembaga zakat seperti pemberian santunan bagi kaum dhuafa, pembinaan, sosialisasi penggalangan ZIS, permodalan, pengadaan fasilitas medis, pendidikan kaum dhuafa, dan sebagainya. Bank Mega Syariah meraih penghargaan sebagai Best Performance Banking 2010 untuk kategori bank syariah dari ABFI (ASEAN Banking Financial and Informative Institute) pada 8 Juni 2010 di Jakarta. Selain perbankan syariah juga dipilih untuk katagori bank persero, bank swasta besar, bank swasta menengah, bank swasta kecil, bank BPD besar dan BPD menengah,. Khusus untuk bank syariah hanya dua bank yang terpilih yaitu Bank Mega Syariah dan Bank Syariah Mandiri. Riset yang dilakukan ABFI tersebut menempatkan 29 bank sebagai bank dengan kinerja terbaik sepanjang Tahun 2009. Analisa terhadap bank dalam riset ini tidak hanya fokus pada kinerja bank berdasarkan rasio-rasio keuangan, tetapi juga dari sisi efisiensi.5
2. Deskripsi Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer sebanyak 34 observasi berdasarkan data laporan keuangan triwulanan yang dimulai pada triwulanan IV tahun 2005 sampai dengan triwulanan ke IV tahun 2009. Data diperoleh dari laporan keuangan publikasi Bank Umum 5
http://www.megasyariah.co.id/berita_berita
55
Syariah di Bank Indonesia, Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Mega Syariah (BMS).
3. Deskripsi Variabel-Variabel Penelitian Untuk memperoleh penelitian yang sesuai dengan yang diharapkan peneliti dan menghindari bias teori dalam hasil pengolahan, maka varibelvariabel yang digunakan sebagai berikut: a. Data Zakat Data
variabel
dependen
dalam
penelitian
ini
adalah
kemampuan zakat. Bersumber dari laporan keuangan Triwulanan Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah periode 2005 – 2009. Data zakat yang harus dibayar dengan nilai 2,5% dari laba sebelum pajak, zakat terhadap total modal karena ROA dan ROE berkaitan erat dengan Laba. b. Data Return on Assets (ROA) Data variabel independen yang pertama dari dalam penelitian ini adalah ROA. Bersumber dari laporan keuangan Triwulanan Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah periode 2005 – 2009. Data ROA diperoleh dengan cara menghitung laba bersih sebelum pajak terhadap total aktiva. c. Data Return on Equity (ROE) Data variabel independen yang kedua dalam penelitian ini adalah ROE. Bersumber dari laporan keuangan Triwulanan Bank Syariah Mandiri periode 2005 – 2009. Data ROE diperoleh dengan
56
cara menghitung laba bersih setelah pajak terhadap total modal. Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah dapat dilihat dari tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Rasio ROA, ROE dan Zakat BANK BSM
BMS
TAHUN Th. 2005 TR IV Th. 2006 TR I Th. 2006 TR II Th. 2006 TR III Th. 2006 TR IV Th. 2007 TR I Th. 2007 TR II Th. 2007 TR III Th. 2007 TR IV Th. 2008 TR I Th. 2008 TR II Th. 2008 TR III Th. 2008 TR IV Th. 2009 TR I Th. 2009 TR II Th. 2009 TR III Th. 2009 TR IV Th. 2005 TR IV Th. 2006 TR I Th. 2006 TR II Th. 2006 TR III Th. 2006 TR IV Th. 2007 TR I Th. 2007 TR II Th. 2007 TR III Th. 2007 TR IV Th. 2008 TR I Th. 2008 TR II Th. 2008 TR III Th. 2008 TR IV Th. 2009 TR I Th. 2009 TR II Th. 2009 TR III Th. 2009 TR IV
ROA
ROE
Zakat
1.83 1.26 1.10 0.95 1.10 2.03 1.75 1.65 1.53 2.05 1.94 1.91 1.83 2.08 2.00 2.09 2.23 1.61 0.89 2.02 3.45 3.98 5.43 5.37 5.59 5.36 4.25 3.15 2.14 0.98 0.62 1.56 2.08 2.22
14.58 11.15 9.85 8.70 10.23 20.04 17.49 16.57 16.05 22.64 22.78 22.18 21.34 19.40 18.90 19.60 44.20 9.72 10.33 17.29 33.76 44.78 89.83 60.70 61.84 57.99 43.45 32.00 22.45 11.05 9.72 25.32 35.11 39.97
0.54 0.10 0.17 0.22 0.34 0.18 0.30 0.42 0.52 0.20 0.35 0.51 0.59 0.17 0.31 0.42 0.65 0.83 0.02 0.26 0.53 0.88 0.45 0.74 0.98 1.28 0.22 0.31 0.32 0.23 0.05 0.24 0.45 0.66
57
B. Analisis Data Dan Pembahasan 1. Analisis Data Analisis atau interpretasi dari hasil data penelitian dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product And Service Solution) versi 11,5. Analisis data ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE), terhadap Kemampuan Zakat.
2. Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas Data Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen zakat dan variabel independen (ROA dan ROE) keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas adalah melihat histogram dan melihat normal probability plot. Asumsinya adalah: 1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
58
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada tabel berikut ini. Grafik 4.1
Grafik 4.2
Dengan melihat grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang normal. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal,
59
serta penyebarannya mengikuti arah garis diagnal. Kedua grafik ini menunjukkan variabel zakat terhadap variabel Return on Assets (ROA) dan variabel Return on Equiy (ROE) keduanya mempunyai distribusi normal. Hal ini berarti model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.
b) Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (ROA dan ROE). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi adalah dengan Nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Asumsinya adalah jika nilai tolerance kurang dari 0,10 maka tidak terjadi multikolonieritas serta nilai VIF tidak lebih dari 10 maka tidak terjadi multikolonieritas. Dari hasil pengujian multikolinearitas yang dilakukan nilai tolerance variabel ROA, ROE, masing-masing sebesar 0,156, 0,156 dan nilai VIF masing-masing sebesar 6,422, 6,422. Hasil ini juga menunjukkan hal yang sama bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki tolerance kurang dari 10 persen dan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi, atau tidak ada korelasi antar variabel Return On Assets (ROA) dan
60
Return On Equity (ROE) dalamodel regresi. Hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas Tolerance
VIF
ROA
.156
6.422
ROE
.156
6.422
c) Uji Heteroskedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homokedastis atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Homokedastis terjadi apabila variance dari nilai residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain kontan (sama). Untuk mengetahui apakah terjadi heteroskedastisitas antar nilai residual dari observasi dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah sumbu 0 (nol) pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada suatu model regresi. Berdasarkan Hasil perhitungan dengan SPSS untuk variabel kemampuan zakat pada tabel berikut ini.
61
Grafik 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplot dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa regresi yang dihasilkan tidak mengandung heteroskedastisitas.
d) Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi atau tidak dalam suatu modelregresi dilakukan dengan melihat nilai statistic Durbin Watson (DW). Tes pengambilan keputusan dilakukan dengan cara membandingkan nilai DW dengan du dan dl pada tabel.
62
Dari hasil uji Autikorelasi yang dilakukan Nilai DW (Durbin Watson) adalah sebesar 1,996 sedangkan nilai dl (lower bound) adalah sebesar 1,55. Maka diperoleh nilai 1,55 > dw < 2,46 hal ini berarti tidak terdapat autokorelasi positif. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berbeda. Masalah ini muncul karena residual (kesalahan pengganggu) terbebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena gangguan pada seseorang individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Hasil pengujian Autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi Change Statistics
Model
1
Durbin-
df1
df2
Watson
2
31
1.996
3. Koefisien Determinasi Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variabel dependen atau seberapa jauh kemampuan variabel ROA dan ROE dalam menerangkan variabel Zakat, maka digunakanlah koefisien determinasi dengan melihat Adjusted R Square. Hasil koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
63
Tabel 4.4 Hasil Koefisien Determinasi Model R
R Square
Adjusted R Square
1
.418
.380
.646
Std. Error of the Estimate .22058
Dari tampilan output SPSS besarnya Adjusted R Square adalah 0,380 atau 38,00%. Hal ini berarti 38,00% kemampuan model regresi dari penelitian ini dalam menerangkan variabel dependen. Artinya sebesar 38,00% variasi zakat bisa dijelaskan oleh variasi dari variabel independen ROA dan ROE. Sedangkan sisanya (100%-38,00% = 62,00%) dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diperhitungkan dalam analisis penelitian ini.
4. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statitik t) Untuk menjawab hipotesis pertama dan kedua dalam penelitian ini maka digunakanlah uji statistik t. Uji statistik t digunakan untuk menjawab pertanyaan apakah variable independen (ROA dan ROE) secara individual mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variable dependen (zakat). Asumsinya adalah : 1. Apabila nilai signifikansi
<0,05 maka dapat disimpulkan terdapat
pengaruh yang signifikan secara individual masing-masing variable.
64
2. Apabila nilai signifikansi
>0,05 maka dapat disimpulkan tidak
terdapat pengaruh yang signifikan secara individual masing-masing variable. 3. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, maka H0 ditolak dan menerima HA. Hasil uji Statistik t dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik t Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
Standardized Coefficients
T
Significance
B .155
Std. Error .076
1.315
.140
ROA
.154
.070
.764
2.200
.035
ROE
-.002
.005
-.130
-.375
.710
(Constant)
Beta
a Dependent Variable: ZAKAT
Dilihat dari output SPSS versi 11,5 diatas, maka diperoleh uji t statistik, untuk variabel ROA diperoleh nilai t hitung adalah 2,200. Dengan nilai signifikansi 0,035 < 0,05. Maka ROA secara signifikan berpengaruh positif terhadap variabel zakat. Hal ini berarti jika ROA tinggi akan berpengaruh terhadap kemampuan zakat yang akan meningkat. Jika ROA tinggi akan berdampak pada pendapatan laba sebelum pajak pada bank syariah yang akan meningkat kemampuan zakat yang akan bertambah. Sebaliknya jika ROA rendah akan berpengaruh terhadap kemampuan zakat yang semakin menurun. Hal ini terjadi karena jika ROA
65
rendah akan berdampak pada pendapatan laba sebelum pajak pada bank syariah yang akan meningkat kemampuan zakat yang akan menurun. Sedangkan variabel ROE diperoleh nilai t hitung -0,375. Dengan nilai signifikansi 0,710 > 0,05. Maka terbukti ROE tidak signifikan berpengaruh terhadap variabel Zakat. Mungkin hal ini disebabkan karena pengukuran zakat bank syari'ah adalah menggunakan laba sebelum pajak dikali 2,50% sesuai dengan Dewan Pengawas Syariah. ROE sendiri dihitung dari laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan total modal. Sehingga ROE tidak berpengaruh terhadap kemampuan zakat.
5. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Untuk menjawab hipotesis ketiga dari penelitian ini maka digunakanlah uji statistik F. Uji statistik F digunakan untuk menjawab pertanyaan apakah variable independen (ROA dan ROE) secara bersamasama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen Zakat. Asumsinya adalah: 1. Apabila nilai signifikansi <0,05 maka H0 ditolak dan menerima HA. Artinya variable independen (NPF dan CAR ) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variable dependen (ROE). 2. Apabila nilai signifikansi >0,05 maka H0 diterima dan menolak HA. Artinya variable independen (NPF dan CAR ) secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variable dependen (ROE).
66
3. Apabila hasil nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0 ditolak dan menerima HA. Hasil uji Statistik F dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik F ANOVA(b)
Sum of Mean Squares df Square Regression 1.082 2 .541 Residual 1.508 31 .049 Total 2.591 33 a Predictors: (constant) ROE, ROA... b Dependent Variable: ZAKAT Model 1
F Significance 11.121 .000(a)
Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung sebesar 11,121. Dengan tingkat probabilitas 0,000 (signifikansi). Dengan melihat asumsi diatas, maka probabilitas lebih kecil dari 0,05 artinya H0 ditolak dan menerima HA. Berarti model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Kemampuan Zakat atau dapat dikatakan bahwa variabel ROA dan ROE secara
bersama-sama
berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel
Kemampuan Zakat.
6. Hasil Perhitungan Persamaan Regresi Berganda Suatu model persamaan regresi berganda digunakan untuk menjelaskan hubungan antara satu variabel dependen dengan lebih dari satu variabel lain. Dalam penelitian ini model persamaan regresi linier berganda yang disusun untuk mengetahui pengaruh Return on Assets
67
(ROA) dan Return on Equity (ROE) terhadap Kemampuan Zakat adalah Y = a + bX1 + b X2 + e Dengan menggunakan komputer program SPSS versi 11,5 diperoleh hasil perhitungan sebagi berikut: Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Berganda Unstandardized Coefficients
Model
1
Standardized Coefficients
B .155
Std. Error .076
ROA
.154
.070
.764
ROE
-.002
.005
-.130
(Constant)
Beta
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel diatas diperoleh koefisien untuk variabel independen ROA (X1) = 0,154 dan ROE (X2) =-0,002 dan konstanta sebesar 0,155 sehingga model persamaan regresi yang diperoleh dalam penelitian ini adalah : Y = 0,155 + 0,154 X1 – 0,002 X2 + e. Dimana : Y = variabel dependen Zakat X1 = variabel independen (ROA) X2= variabel independen (ROE) a. Nilai konstanta sebesar 0,155 b. Kofisien regresi X1 (ROA) dari perhitungan linier berganda didapat nilai koefisien 0,154. Hal ini berarti jika ROA naik sebesar 1% maka
68
Kemampuan Zakat akan meningkat sebesar 0,155% dengan asumsi variabel yang lain dianggap tetap (ceteris paribus). c. Kofisien regresi X2 (ROE) dari perhitungan linier berganda didapat nilai koefisien -0,002. Hal ini berarti jika ROE naik sebesar 1% maka Kemampuan Zakat akan mengalami penurunan sebesar 0,002% dengan asumsi variabel yang lain dianggap tetap (ceteris paribus).
7. Pembahasan a. Return on Equity (ROE) tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kemampuan zakat. Hasil ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Sri Zaitun tahun 2001 yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap kemampuan zakat artinya semakin besar ROE, maka nilai kemampuan zakat akan semakin besar. Mungkin hal ini disebabkan karena pengukuran zakat bank syari'ah adalah menggunakan laba sebelum pajak dikali 2,50% sesuai dengan Dewan Pengawas Syariah. ROE sendiri dihitung dari laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan total modal. Sehingga ROE tidak berpengaruh terhadap kemampuan zakat. b. Dengan ANOVA atau uji F dapat diketahui pengaruah variabel ROA dan ROE secara bersama-sama terhadap pengaruh kemampuan zakat sebesar 11,121, dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan melihat asumsi diatas, maka probabilitas lebih kecil dari 0,05 dan F hitung lebih besar daripada F tabel artinya H0 ditolak dan menerima HA.
69
Berarti
model
regresi
dapat
digunakan
untuk
memprediksi
Kemampuan Zakat atau dapat dikatakan bahwa variabel ROA dan ROE secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel Kemampaun Zakat. c. Dalam penelitian ini hasil analisis regresi linier berganda (linier multiple regresion) yang terdapat dalam tabel diketahui bahwa koefisien determinasi (cofficient of determination) yang dinotasikan Adjusted R Square adalah 0,380 atau 38,00%. Hal ini berarti 38,00% kemampuan model regresi dari penelitian ini dalam menerangkan variabel dependen. Artinya sebesar 38,00% variasi kemampuan zakat bisa dijelaskan oleh variasi dari variabel independen ROA dan ROE. Sedangkan sisanya (100%-38,00% = 62,00%) dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diperhitungkan dalam analisis penelitian ini.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan
yang
telah
dikemukakan pada Bab IV dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengaruh kinerja keuangan dilihat dari rasio profitabilitas (ROA dan ROE) terhadap kemampuan zakat pada bank syariah sebaga berikut : a) Rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kemampuan zakat. Hal ini ditunjukkan dengan signifikansi uji t sebesar 0,035, dimana angka ini berada di bawah level of significance yang digunakan yaitu 5 % (0,05). Sehingga perubahan yang terjadi pada kemampuan zakat mampu diprediksikan dengan menggunakan variabel ROA. b) Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA dan ROE secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap kemampuan zakat. Hal ini ditunjukkan dengan hasil signifikansi uji F sebesar 0,000, dimana angka ini berada diatas level of significance yang digunakan yaitu 5 % (0,05). Sehingga ROA dan ROE dapat dipergunakan secara bersama-sama dalam kinerja bank syariah yang menjadi komponen
70
71
laporan keuangan Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah selama periode penelitian. 2. Hubungan kinerja keuangan dilihat dari rasio profitabilitas (ROA dan ROE) dengan kemampuan zakat pada bank syariah dari hasil pengujian koefisien determinasi yang dinotasikan Adjusted R Square adalah 0,380 atau 38,00%. Artinya sebesar 38,00% variasi kemampuan zakat bisa dijelaskan oleh variasi dari variabel independen ROA dan ROE. Dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan kinerja keuangan dilihat dari rasio Profitabilitas (ROA dan ROE) dengan kemampuan zakat pada bank syariah dengan nilai sebesar 38,00%.
B. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan diatas penelitian dapat memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi bank syariah yang sudah mampu (nisab) untuk menunaikan zakat perlu mempublikasikan laporan keuangan agar masyarakat mengetahui bahwa perbankan syariah dengan prinsip syariahnya sudah menunaikan zakat. 2. Bagi peneliti berikutnya diharapkan menambah rasio keuangan lainnya sebagai variabel independen, karena sangat dimungkinkan rasio keuangan lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap kemampuan zakat.
72
C. Penutup Alhamdulillah, segala puja dan puji milik Allah SWT semata. Teriring panjat syukur kepada Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kekurangan dan kekhilafan sebagai manusia, menyadarkan penulis akan kekurangsempurnaan skripsi ini. Oleh karena itu, tegur sapa dan saran kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan. Sebagai akhir kata, terbesit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca budiman pada umumnya, dan khususnya bagi penulis sendiri di masa-masa yang akan datang. Amin Yaa Rabbal ’Alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta: Departemen Agama, 1971. Arif Mufraini, M., Akuntansi Manajemen Zakat: Mengomunikasikan Kesadaran dan Membangun Jaringan, Jakarta: Kencana, 2006. Arif Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006. Arikunto Suharsimi, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002. Bungin Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Public serta Ilmu-Ilmu Social Lainnya, Jakarta : Kencana, 2006. Ikhwan Khoirul, A., ST., Tesis: Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Kemampuan Zakat pada Lembaga Keuangan Syariah, Program Studi Magister Manajemen UNDIP, 2000. Hafidhuddin Didin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani Press, 2002. http://konsultasimuamalat.wordpress.com/2007/12/13/fikih-harta-wajib-zakatdan-teknik-penghitungan-zakat-zakat-profesi-dan-perusahaan. http://shelmi.wordpress.com perusahaan.
/2009/03/04/rasio-%E2%80%93-rasio-keuangan-
http://www.bi.go.id, Diah Indira, Artikel : Imbas Krisis Financial Global Terhadap Sumber Pembiayaan Luar Negeri Dan Sektor Riil Indonesia http://www.bi.go.id//perkembangan perbankan syariah http://www.mandirisyariah.co.id/profil http://www.megasyariah.co.id/profil, Kerjasama Bank Mega Syariah dengan Telkom Group, 17 Juni 2008 Ghazali Imam, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang:Undip, 2001. Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002. _________, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2005. Munawir S, Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta: Liberty, 2002.
Murasa Sarkaniputra, Adil dan Ihsan dalam Persepektif Ekonomi Islam, Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, 2005. Manurung Mandala, Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter (Kajian Kontekstual Indonesia), Jakarta : FEUI, 2004. Remy Sjahdeini, Sutan, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tatanan Hukum Perbankan Indonesia, Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1999. Seminar Ilmiah Kerjasama Magister Bisnis Keuangan Islam Univ. Paramadina, Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Pusat dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), yang disampaikan oleh Azis Budi Setiawan,dengan tema ”Kesehatan Finansial dan Kinerja Sosial Bank Umum Syariah di Indonesia” , di Aula Nurcholis Madjid, Jakarta, Kamis, 30 Juli 2009. Sholahuddin M, Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam, Surakarta: MU Press, 2006. Sulistyoningsih Maisyaroh, Skripsi: Analisis Efisiensi Biaya pada Bank Umum Syariah Di Indonesia, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2006. S. Harahap, Sofyan, et al, Akuntansi Perbankan Syariah, Jakarta: LPFE Usakti, 2004. Syafri Harahap, Sofyan, Wiroso, Muhammad Yusuf, Akuntansi Perbankan Syari’ah, Jakarta: LPFE Usakti, 2005. Sri Zaitun, Tesis: Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Zakat Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro Semarang 2001. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung:Alfabeta, 2008. Sudarsono Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2004. Triyuwono Iwan & Moh. As’udi, Akuntansi Syariah: Memformasikan Konsep Laba dalam Konteks Metafora Zakat, Jakarta: Salemba Empat, 2001. Triyuwono Iwan, Akuntansi Syariah dan Koperasi MencariBentuk dalam Bingkai Metafora Amanah, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol. 1, No. 1, 1997 Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk Dan Implementasi Operasional Bank Syariah, Jakarta : Djambatan, 2001.
Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 Tentang Zakat. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Warson Munawwir, Ahmad, AL MUNAWWIR Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997. Wijaya Toni, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, Yogyakarta: Universinas Atma Jaya Yogyakarta, 2009 Wibowo Edy dan Untung Hendy, Mengapa Memilih Bank Syariah?, Bogor : Ghalia Indonesia, 2005
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Lengkap
: Ahmad Nurul Muammar
Tempat Tanggal Lahir
: Pandeglang, 16 Desember 1985
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
: Jl. Raya Serang KM. 2 RT/RW 03/01 Kadu Merak Kec. Karangtanjung Kab. Pandeglang Prov. Banten
Jenjang Pendidikan 1. SD Negeri Pangawinan
Lulus Tahun 1998
2. SLTPN 1 Cadasari
Lulus Tahun 2001
3. MA-Alkhsan & MA-Anwarul Hidayah
Lulus Tahun 2005
4. Fakultas Syari'ah IAIN Walisongo Semarang (EI)
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, 05 Januari 2011 Penulis,
Ahmad Nurul Muammar 052411168
Rasio ROA, ROE dan Zakat pada Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Mega Syariah (BMS) tahun 2005-2009. BANK
TAHUN
BSM
Th. 2005 TR IV Th. 2006 TR I Th. 2006 TR II Th. 2006 TR III Th. 2006 TR IV Th. 2007 TR I Th. 2007 TR II Th. 2007 TR III Th. 2007 TR IV Th. 2008 TR I Th. 2008 TR II Th. 2008 TR III Th. 2008 TR IV Th. 2009 TR I Th. 2009 TR II Th. 2009 TR III Th. 2009 TR IV Th. 2005 TR IV Th. 2006 TR I Th. 2006 TR II Th. 2006 TR III Th. 2006 TR IV Th. 2007 TR I Th. 2007 TR II Th. 2007 TR III Th. 2007 TR IV Th. 2008 TR I Th. 2008 TR II Th. 2008 TR III Th. 2008 TR IV Th. 2009 TR I Th. 2009 TR II Th. 2009 TR III Th. 2009 TR IV
BMS
ROA 1.83 1.26 1.10 .95 1.10 2.03 1.75 1.65 1.53 2.05 1.94 1.91 1.83 2.08 2.00 2.09 2.23 1.61 .89 2.02 3.45 3.98 5.43 5.37 5.59 5.36 4.25 3.15 2.14 .98 .62 1.56 2.08 2.22
ROE 14.58 11.15 9.85 8.70 10.23 20.04 17.49 16.57 16.05 22.64 22.78 22.18 21.34 19.40 18.90 19.60 44.20 9.72 10.33 17.29 33.76 44.78 89.83 60.70 61.84 57.99 43.45 32.00 22.45 11.05 9.72 25.32 35.11 39.97
Zakat .54 .10 .17 .22 .34 .18 .30 .42 .52 .20 .35 .51 .59 .17 .31 .42 .65 .83 .02 .26 .53 .88 .45 .74 .98 1.28 .22 .31 .32 .23 .05 .24 .45 .66
Hasil SPSS versi 11,5
Variables Entered/Removed(b) Variables Variables Entered Removed ROE, . ROA(a) a All requested variables entered. b Dependent Variable: ZAKAT Model 1
Method Enter
Model Summary(b)
Model 1
R R Square .646(a) .418 a Predictors: (constant) ROE, ROA... b Dependent Variable: ZAKAT
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.380
.22058
DurbinWatson 1.996
ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares Regressio n Residual Total
df
Mean Square
1.082
2
.541
1.508
31
.049
2.591
33
F
Significance
11.121
.000(a)
a Predictors: (constant) ROE, ROA... b Dependent Variable: ZAKAT
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
B 1
Standardized Coefficients
.115
Std. Error .076
ROA
.154
.070
ROE
-.002
.005
(Constant)
Significance
Beta
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
1.513
.140
.764
2.200
.035
.156
6.422
-.130
-.375
.710
.156
6.422
a Dependent Variable: ZAKAT
T