DAMPAK PEMBIAYAAN SYARIAH TERHADAP PROFITABILITAS USAHA MIKRO PADA NASABAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH HARTA INSAN KARIMAH KECAMATAN CILEDUG KOTA TANGERANG
LUTHFI HIBATUR RACHMAN
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Dampak Pembiayaan Syariah Terhadap Profitabilitas Usaha Mikro Pada Nasabah Bank Perkreditan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah Kecamatan Ciledug Kota Tangerang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Oktober 2014 Luthfi Hibatur Rachman NIM H54100068
ABSTRAK LUTHFI HIBATUR RACHMAN. Dampak Pembiayaan Syariah Terhadap Profitabilitas Usaha Mikro Pada Nasabah Bank Perkreditan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah Kecamatan Ciledug Kota Tangerang Dibimbing oleh WIWIEK RINDAYATI dan LAILY DWI ARSYIANTI Usaha mikro membutuhkan suntikan modal yang disediakan pihak eksternal seperti lembaga keuangan formal, bank. Akan tetapi syarat pembiayaan serta tingkat bunga yang diajukan bank menjadi faktor penghambat usaha mikro untuk mengakses modal dari bank. Salah satu lembaga keuangan yang dapat menjangkau usaha mikro adalah bank perkreditan rakyat syariah (BPRS). BPRS Harta Insan Karimah menawarkan pembiayaan syariah qardhul hasan dan murabahah kepada pelaku usaha mikro. Studi ini bertujuan untuk menganalisis dampak pembiayaan syariah terhadap perubahan pendapatan, perubahan keuntungan dan perubahan tingkat keuntungan pelaku usaha mikro dan menganalisis faktor dampak pembiayaan syariah terhadap perubahan pendapatan, perubahan keuntungan dan perubahan tingkat keuntungan pelaku usaha mikro. Penelitian ini dilakukan terhadap 30 pelaku usaha mikro di wilayah Kecamatan Ciledug yang menerima pembiayaan qardhul hasan dan murabahah dari BPRS HIK dengan menggunakan metode analisis uji-T berpasangan dan regresi berganda. Hasil uji-T berpasangan menunjukkan bahwa variable pendapatan, keuntungan dan tingkat keuntungan mengalami perubahan pada setiap masingmasing pembiayaan. Hasil metode menggunakan regresi berganda pada variable perubahan pendapatan, faktor yang berpengaruh nyata adalah pengalaman berdagang, dummy status pernikahan, dummy jenis kelamin dan dummy sedekah. Pada variabel perubahan keuntungan setelah menerima pembiayaan qardhul hasan dan murabahah yaitu umur, tingkat pendidikan, pengalaman berdagang, dummy skema pembiayaan, dummy jenis kelamin dan dummy sedekah. Pada variabel perubahan tingkat keuntungan setelah menerima pembiayaan qardhul hasan dan murabahah yaitu umur, dummy skema pembiayaan, dummy status pernikahan, dummy jenis dagang makanan dan minuman serta dummy jenis dagang sayur dan buah. Kata kunci: Murabahah, Qardhul hasan, Regresi Berganda, Uji-t Berpasangan, Usaha mikro
ABSTRACT LUTHFI HIBATUR RACHMAN. Sharia Financing Impact On The Profitability Of Micro Enterprises For Customers Of Bank Financing Sharia Harta Insan Karimah District Of Ciledug In Tangerang Supervised by Wiwiek Rindayati and Laily Dwi Arsyianti Micro-businesses require capital injections provided by external parties such as formal financial institutions, banks. However, the terms of financing and the
interest rate offered by the banks become barriers for microfinance to access capital from banks. One of the financial institutions that can reach micro business is the people's bank financing sharia (BPRS). BPRS Harta Insan Karimah offering Islamic financing murabaha and qardhul hasan for micro businesses. This study aims to analyze the impact of Islamic finance on changes in revenue, profit and profit rate of the micro and analyzes the impact of Islamic finance on changes in revenue, profit and profit rate of micro businesses. This study was conducted on 30 microfinance providers in the region Ciledug districts that receive financing murabaha and qardhul hasan from BPRS HIK by using paired T-test analysis and multiple regression. Paired T-test results indicate that the variable revenue, profit and profit rate of change in each individual-each financing. The results of the multiple regression method using variable change of income, factors that are significant trading experience, marital status, gender dummy and dummy shodaqah . In a variable change of profit after receiving qardhul hasan financing and murabaha is age, formal education, trading experience, dummy financing scheme, gender dummy and dummy shodaqah. In the variable change of profit rate after receiving financing qardhul hasan and murabaha is age, dummy financing scheme, marital status, dummy trade types of food and beverages as well as a dummy trade types of vegetables and fruits. Keywords: Micro finance, Multiple Regression, Murabaha, Paired t-test, Qardhul hasan
DAMPAK PEMBIAYAAN SYARIAH TERHADAP PROFITABILITAS USAHA MIKRO PADA NASABAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH HARTA INSAN KARIMAH KECAMATAN CILEDUG KOTA TANGERANG
LUTHFI HIBATUR RACHMAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Prodi Ekonomi Syariah pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi : Dampak Pembiayaan Syariah Terhadap Profitabilitas Usaha Mikro Pada Nasabah Bank Perkreditan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah Kecamatan Ciledug Kota Tangerang Nama : Luthfi Hibatur Rachman NIM : H54100068
Disetujui oleh
Laily Dwi Arsyianti, M.Sc. Pembimbing II
Dr. Ir. Wiwiek Rindayati, M.Si. Pembimbing I
Diketahui oleh
Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec. Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Dampak Pembiayaan Syariah Terhadap Profitabilitas Usaha Mikro Pada Nasabah Bank Perkreditan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah Kecamatan Ciledug Kota Tangerang”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Institut Pertanian Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak pembiayaan syariah terhadap perubahan pendapatan, perubahan keuntungan dan perubahan tingkat keuntungan serta mengidentifikasi faktor-faktor dampak pembiayaan syariah terhadap perubahan pendapatan, perubahan keuntungan dan perubahan tingkat keuntungan para pelaku usaha mikro. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada orang tua dan keluarga penulis, yaitu Ayah Abdurrachman dan Ibu Harin Riandrini, serta adik dari penulis, Ghassani Adani Rachman atas segala doa dan dukungan yang selalu diberikan. Selain itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada: Dr. Ir. Wiwiek Rindayati, M.Si dan Laily Dwi Arsyianti, M.Sc selaku dosen 1. pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, saran, waktu, dan motivasi dengan sabar sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. 2. BPRS Harta Insan Karimah, baik para pegawai maupun nasabah serta pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Para dosen, staf, dan seluruh civitas akademik Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan untuk penulis. Saudara satu bimbingan, Geri Suryadi, Myrella Velika, Dyah Ayu Ninda, 4. Pramono Widagdo, Putri Eka, Ghina Zahra, Rizki Eka, Raisa yang telah banyak memberikan bantuan, kritik, saran, dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Para sahabat penulis khususnya Iin Zahratain yang telah memberikan bantuan serta motivasi kepada penulis. 6. Sahabat-sahabat terdekat penulis Irfan Purnama, Nadilla Ambarfauziah, Muhammad Haris, Faris Rahman, Qiyammudin Rabbani, Fathony Syaukat, Abdul Halim, Ukke serta segenap sahabat yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 7. Seluruh keluarga Ilmu Ekonomi, terutama Ilmu Ekonomi Prodi Ekonomi Syariah 47 terimakasih atas doa dan dukungannya. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Oktober 2014 Luthfi Hibatur Rachman
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
5
Tujuan Penelitian
6
Manfaat Penelitian
6
Ruang Lingkup Penelitian
7
TINJAUAN PUSTAKA
7
Bank
8
Profitabilitas
8
Pembiayaan
10
Unit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
15
Penelitian Terdahulu
16
Kerangka Pikir
17
Karakteristik Pengusaha
19
METODE PENELITIAN
20
Jenis dan Sumber Data
20
Lokasi dan Waktu Penelitian
20
Metode Pengumpulan Data
20
Metode Pengolahan dan Analisis Data
21
GAMBARAN UMUM
24
Gambaran Umum PT. BPRS Harta Insan Karimah Kecamatan Ciledug Kota Tangerang 24 HASIL DAN PEMBAHASAN
26
Skema Pembiayaan Qardhul Hasan dan Murabahah pada BPRS Harta Insan Karimah 26 Karakteristik Responden
27
Hasil Estimasi
36
SIMPULAN DAN SARAN
40
Simpulan
40
Saran
41
DAFTAR PUSTAKA
41
LAMPIRAN
45
RIWAYAT HIDUP
59
DAFTAR TABEL 1 Jumlah Pengangguran di Indonesia 2 Perkembangan Data Unit, Tenaga Kerja dan PDB Atas Harga Konstan 2000 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia 3 Dana Ziswaf dan Qardul Hasan pada Bank Harta Insan Karimah 4 Statistik Deskriptif Karakteristik Responden 5 Demografi Responden Penerima Pembiayaan Qardhul Hasan dan Murabahah Dari BPRS Harta Insan Karimah Kecamatan Ciledug 6 Modal Awal Usaha Mikro Responden 7 Pendapatan Usaha Mikro Perbulan 8 Keuntungan Responden Penerima Pembiayaan Qardhul Hasan dan Murabahah 9 Tingkat Keuntungan Responden Penerima Pembiayaan Qardhul Hasan dan Murabahah 10 Besar Jumlah Pembiayaan Qardhul Hasan dan Murabahah Yang Diterima Responden 11 Jumlah Responden Setelah Mendapatkan Pembiayaan Qardhul Hasan dan Murabahah 12 Perubahan Pendapatan, Perubahan Keuntungan dan Perubahan Tingkat Keuntungan Responden setelah Mendapatkan Pembiayaan 13 Faktor-faktor yang Memengaruhi Perubahan Pendapatan, Perubahan Keuntungan dan Perubahan Tingkat Keuntungan Pelaku Usaha Mikro
1 2 4 28 31 32 33 34 35 35 36 37 39
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah Piutang Murabahah Teori Profitabilitas dalam Islam Skema Pembiayaan Murabahah Skema Pembiayaan Qardul Hasan Kerangka Penelitian Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Status Usaha Responden Sumber Modal Usaha Awal Responden
4 8 12 15 18 28 29 31 32 33
DAFTAR LAMPIRAN 1 Laporan Penerima Pembiayaan Qardhul Hasan oleh BPRS Harta Insan Karimah 2 Kuesioner Penelitian 3 Hasil Olahan Uji-t Berpasangan 4 Hasil Olahan Regresi Berganda
45 47 53 56
PENDAHULUAN Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 dan krisis global pada tahun 2008 telah melumpuhkan kegiatan ekonomi di Indonesia, sehingga banyak perusahaan yang bangkrut dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Sulistyo dan Hakim (2013) menyatakan bahwa hal tersebut berakibat pada meningkatnya jumlah pengangguran dan kemiskinan yang ada di Indonesia. Peningkatan jumlah pengangguran di Indonesia tumbuh pesat terjadi pada tahun 1998 dan 2005 yang dimana pada kedua tahun ini, jumlah pengangguran yang ada di di Indonesia mencapai angka 5.05 dan 11.37 juta orang dengan besar tingkat pengangguran terbuka sebesar 49.50% dan 35.10% sedangkan kemiskinan mencapai angka 49.50 juta orang dan 35.10 juta orang dengan persentase penduduk miskin sebesar 24.20% dan 15.97% (Tabel 1). Seiring perkembangan perekonomian Indonesia yang mulai stabil, jumlah pengangguran yang ada di Indonesia mulai menunjukkan penurunan yang cukup besar setiap tahunnya. Tabel 1 Jumlah Pengangguran dan Kemiskinan di Indonesia Tahun
Pengangguran (juta/orang)
1998 5.05 1999 6.03 2000 5.81 2001 8.01 2002 9.13 2003 9.94 2004 10.25 2005 11.37 2006 11.01 2007 10.28 2008 9.41 2009 9.11 2010 8.45 2011 7.91 2012 7.42 2013 7.28 Sumber : Sakernas (BPS) 2014 (diolah)
Indikator Tingkat Kemiskinan pengangguran (Desa+Kota) terbuka (%) (juta/orang) 5.46 49.50 6.36 57.97 6.08 38.74 8.10 37.87 9.06 38.39 9.67 37.34 9.86 36.15 10.75 35.10 10.36 39.30 9.43 37.17 8.42 34.96 8.00 32.53 7.27 31.02 6.68 29.95 6.23 28.86 6.08 28.07
Persentase Penduduk Miskin (%) 24.20 23.43 19.14 18.41 18.20 17.42 16.66 15.97 17.75 16.58 15.42 14.15 13.33 12.42 11.81 11.37
Pengangguran terus berkurang tiap tahunnya dan pada tahun 2013 berjumlah 7.28 juta orang. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah lapangan kerja di Indonesia semakin meningkat sehingga dapat digunakan oleh masyarakat untuk menuntaskan masalah pengangguran. Selain itu, cara untuk menuntaskan masalah pengangguran di Indonesia salah satunya adalah melalui pengembangan dan penciptaan lapangan kerja di sektor informal (Firdausy 1995). Penciptaan lapangan kerja di sektor informal di antaranya melalui usaha mikro. Usaha mikro merupakan usaha pada bidang informal
2 yang tidak memerlukan modal yang besar, tingkat pendidikan yang tinggi serta dapat menjadi lapangan kerja sendiri. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, usaha mikro yang tergolong dalam UMKM, merupakan usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 000 000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 000 000 (tiga ratus juta rupiah). Tabel 2 Perkembangan Data Unit, Tenaga Kerja dan PDB Atas Harga Konstan 2000 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia Indikator
Tahun 2011*
2010 Jumlah
Pangsa (%)
Jumlah
Usaha Mikro Unit Usaha 53.504.416 98.86 54.559.969 (Unit) Tenaga kerja 91.729.384 90.83 94.957.797 (Orang) PDB atas harga 719.070.2 32.66 761.228.8 konstan 2000 (Rp Milyar) Usaha Kecil Unit Usaha 568.397 1.05 602.195 (Unit) Tenaga kerja 3.768.885 3.73 3.919.992 (Orang) PDB atas harga 239.111.4 10.74 261.315.8 konstan 2000 (Rp Milyar) Usaha Menengah Unit Usaha 42.008 0.08 44.280 (Unit) Tenaga kerja 2.740.644 2.71 2.844.669 (Orang) PDB atas harga 324.390.2 14.65 346.781.4 konstan 2000 (Rp Milyar) Sumber : Kementrian koperasi dan UMKM 2013 (diolah) Keterangan: *angka sementara **angka sangat sementara
Pangsa (%)
2012** Pangsa Jumlah (%)
98.82
55.856.176
98.79
90.77
99.859.517
90.12
32.02
790.825.6
31.32
1.09
629.418
1.11
3.75
4.535.970
4.09
10.99
294.260.7
11.65
0.08
48.997
0.09
2.72
3.262.023
2.94
14.59
366.373.9
14.51
Pelaku usaha dapat melakukan usaha mikro seperti usaha barang dan jasa secara mandiri, mengolah sendiri, memasarkan dan menjual sendiri hasil usahanya. Selain mudah untuk dilakukan, usaha mikro tidak membutuhkan sistem operasional berskala besar sehingga usaha mikro dapat menjadi solusi alternatif untuk mengurangi pengangguran. Saat ini, usaha mikro sudah tersebar luas di seluruh Indonesia. Dalam perkembangannya, usaha mikro memiliki jumlah terbesar diantara jumlah UMKM lainnya (Tabel 2). Hingga tahun 2012, jumlah usaha mikro mencapai angka 55 856 176 unit. Yang mana jumlah usaha mikro ini berbeda jauh dengan
3 jumlah usaha kecil maupun usaha menengah yang hanya menunjukkan angka sebesar 629 418 unit dan 48 997 unit pada tahun 2012. Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia selalu bertumbuh dengan baik. Hal ini ditunjukan dengan pertumbuhan positif tiap tahunnya dan tentu saja akan mengurangi pengangguran yang terjadi di Indonesia. Tetapi usaha mikro memilki jumlah unit terbesar diantara lainnya dan memberikan kontribusi terbesar yaitu 98.79 % pada tahun 2012 dari total seluruh jumlah UMKM dan usaha besar. Usaha mikro menjadi tumpuan penting untuk memerangi pengganguran dengan jumlah yang sangat besar yaitu dapat dilihat penyerapan tenaga kerja oleh usaha mikro sebesar 99 859 517 orang dibandingkan usaha kecil maupun menengah. Peran usaha mikro, kecil dan menengah dalam menyumbangkan Produk Domestik Bruto (PDB) harga konstan 2000 di Indonesia sangatlah penting. Terutama pada sektor usaha mikro, memiliki jumlah yang lebih besar dibandingkan usaha kecil ataupun usaha menengah. Usaha mikro yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan PDB di Indonesia yaitu sebesar Rp 790 825 6 milyar dengan kontribusi sebesar 31.32 % pada tahun 2012. Pelaku usaha mikro memiliki hambatan utama seperti ketidakmilikan modal maupun kurangnya modal untuk membuat atau mengembangkan usahanya. Para pelaku usaha berkeinginan untuk meminjam modal kepada bank, tetapi memiliki kendala yaitu adanya suku bunga kredit yang tinggi dan diperlukannya jaminan kebendaan (collateral minded) yang sukar dipenuhinya (Uswatun 2010). Padahal, pengusaha mikro bila mendapatkan modal yang cukup untuk mengembangkan usahanya tentu pendapatan pelaku usaha mikro akan meningkat dan memperluas lapangan kerja. Oleh karena itu, perbankan syariah memerankan posisi yang sangat penting untuk menjaga stabilitas terhadap perkembangan sektor riil yang erat kaitannya dengan masyarakat kelas menengah kebawah dengan memberikan produkproduk pembiayaan syariah yang terbagi ke dalam lima kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunannya yaitu: (a) Pembiayaan dengan prinsip bay‟ (Murabahah, Salam, dan Istisna); (b) Pembiayaan dengan prinsip sewa (Ijarah); (c) Pembiayaan dengan prinsip syariah (Musyarakah, Mudharabah, Muzara‟ah, dan Musaqah); (d) Fee based service ata jasa (Wakalah, Kafalah, Hawalah, Rahn); dan (e) Produk sosial (Qard al-Hasan) ( Adnan 2005). Pembiayaan syariah seperti qardhul hasan dan murabahah menjadi salah satu solusi untuk mendapatkan pembiayaan. Qardhul hasan yang dapat memberikan modal tanpa perlu adanya margin dalam pengembalian sedangkan murabahah menggunakan margin dalam pengembaliannya tanpa menggunakan riba atau bunga. Pemberian modal oleh bank syariah terhadap pelaku usaha baik untuk pengembangan usaha dan mempermudah kegiatan usaha mikro tersebut. BPRS Harta Insan Karimah menjadi salah satu BPRS yang mengeluarkan produk murabahah dan qardhul hasan di kecamatan Ciledug kota Tangerang. BPRS HIK memberikan dana qardhul hasan kepada pelaku usaha mikro yang berhak menerimanya karena ketidakmampuan dalam segi keuangan dan pelaku usaha mikro yang sudah mampu dalam segi financial dapat diberikan dana murabahah sesuai dengan ketentuan yang telah dikeluarkan BPRS tersebut. BPRS HIK memilki dana qardhul hasan yang telah dihimpun selama 4 tahun yang terdapat pada Tabel 3.
4 Tabel 3 Dana ZISWAF dan Qardul Hasan pada Bank Harta Insan Karimah Tahun
Dana Ziswaf dan Qardhul Hasan
2011 2012 2013 2014 Sumber : BPRS HIK 2014 (diolah)
Rp 201 359 269 Rp 207 901 673 Rp 163 029 074 Rp 168 490 821
BPRS HIK sampai saat ini memiliki dana ZISWAF (zakat Infaq Sedekah dan Waqaf) dan qardhul hasan yang cukup besar. Untuk membiayai nasabah penerima qardhul hasan, BPRS HIK mengambil dana tersebut dari dana ZISWAF dan qardhul hasan yang terkumpul dari nasabah yang aktif berperan dalam pengumpulan dana dengan memberikan sebagian hartanya dan sebagian keuntungan yang didapatkan BPRS HIK . Dana ini bila dikelola dengan baik dan penggunannya maksimal, tentu akan membantu para pelaku usaha mikro untuk berkembang menjadi lebih besar. Namun dana yang dimiliki dengan perkembangan penerima pembiayaan qardhul hasan pada BPRS HIK selama selang 2010-2014 belum disalurkan secara maksimal. Hal ini dikarenakan BPRS HIK bertujuan untuk mencari keuntungan (profit oriented). Perkembangan penerima pembiayaan qardhul hasan terbilang cukup sedikit dilihat dari dana yang dimilki BPRS HIK. Penerima pembiayaan qardhul hasan di BPRS HIK baru terdapat 18 orang hingga tahun 2014. Perkembangan yang lamban ini dikarenakan qardhul hasan tidak memilki unsur pengambilan profit kepada pengusaha mikro, sehingga tidak menjadi peran utama pembiayaan pada BPRS HIK. Pembiayaan qardhul hasan sangat diharapkan bagi para pelaku usaha mikro, karena sangat membantu dalam menjalankan usaha. Tetapi perkembangan qardhul hasan pada BPRS HIK terbilang lamban. Pelaku usaha untuk memulai atau mengembangkan usaha mikro dengan tidak memiliki modal maupun jaminan, dapat diberikan dana qardhul hasan dengan ketentuan yang diberikan oleh bank. Pelaku usaha mikro dengan keterbatasan modal dapat menggunakan dana murabahah dengan jaminan barang itu sendiri maupun jaminan lainnya yang dimiliki pelaku usaha. BPRS HIK akan menganalisis terlebih dahulu pembiayaan mana yang tepat untuk pelaku usaha mikro tersebut. Pembiayaan murabahah pada BPRS HIK dapat dilihat pada Gambar 1. JtRp/Tahun 250000000 200000000 150000000 100000000 50000000 0
Piutang Murabahah
Juni 2010
2011
2012
2013
2014
Sumber: Bank Indonesia 2014 (diolah)
Gambar 1 Jumlah Piutang Murabahah
5 Piutang murabahah yang dikeluarkan BPRS HIK selalu bertumbuh dari tahun ke tahun. Murabahah menjadi pembiayaan syariah utama pada BPRS HIK. Pelaku usaha mikro umumnya lebih diutamakan pada pembiayaan murabahah. BPR Syariah resikonya lebih kecil untuk memberikan pembiayaan murabahah, dikarenakan adanya jaminan dan pengambilan marjin jual beli yang adil bagi bank dan nasabah diketahui dan diteliti secara transparan (Mulyanti 2011). Murabahah dapat membiayai seluruh kepentingan dan keperluan pelaku usaha, sehingga pembiayaan murabahah dianggap cukup fleksibel dalam membangun usaha mikro. Prinsip yang digunakan untuk menjalankan pembiayaan tersebut sesuai dengan aturan syari‟ah. Semakin baik bank menjalankan sesuai dengan syariah, maka bank akan mendapatkan kepercayaan lebih dari nasabah untuk melakukan pembiayaan. Sehingga, dengan adanya pembiayaan mudah tanpa jaminan akan membantu para pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar dan tumbuh menjadi lebih mandiri mengambil pembiayaan murabahah yang penerimaan modalnya lebih tinggi.
Perumusan Masalah Usaha mikro berkontribusi dalam peningkatan pendapatan masyarakat. Semakin banyak usaha mikro bertumbuh, jumlah pengangguran di Indonesia akan terus berkurang, namun ditengah pertumbuhan usaha mikro di Indonesia adapun kendala yang harus dihadapi pelaku usaha mikro seperti kurangnya modal untuk memulai usaha maupun modal untuk mengembangkan usaha. Modal yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu usaha tentu tidak sedikit bahkan pelaku usaha mikro tidak berani untuk memulai usaha karena khawatir akan merugi serta modal yang telah dikeluarkan tidak dapat kembali. Selain itu untuk mendapatkan modal yang cukup, pelaku usaha mikro diberi tawaran oleh bank konvensional berupa pinjaman modal dengan pengembalian modal serta bunga yang telah ditentukan oleh bank tersebut. Umumnya mereka menghadapi kesulitan dalam memperoleh pembiayaan dari bank umum sebagai lembaga keuangan mikro yang menyediakan pembiayaan untuk usaha mikro dengan syarat suku bunga yang tinggi (Widiyanto et al. 2011). Hal ini tentu saja masih memberatkan pelaku usaha mikro untuk mendapatkan modal sesuai dengan kemampuan pelaku usaha mikro. Kebutuhan modal bagi pelaku usaha mikro di respon baik oleh bank syariah untuk mengeluarkan produk-produk pembiayaan syariah. Salah satu produk pembiayaan syariah yang dikeluarkan oleh bank syariah yaitu qardhul hasan dan murabahah. Menurut Widiyanto et al (2011) menyimpulkan bahwa pembiayaan qardhul hasan mampu meningkatkan kinerja usaha mikro ditunjukkan oleh peningkatan pendapatan dan keuntungan dan penelitian yang dilakukan Sa‟ad (2010) menyimpulkan bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh positif terhadap perubahan pendapatan nasabah. Pembiayaan murabahah diharapkan dapat terus diberikan kepada usaha mikro yang terlebih membutuhkan modal karena kondisi saat ini untuk mencari pekerjaan cukup sulit dan terkendala dengan modal. Hal ini menjadi menarik apakah sebuah pembiayaan syariah yang dikeluarkan oleh bank
6 syariah seperti qardhul hasan dan murabahah dapat mempengaruhi profitabilitas para pelaku usaha mikro. Berdasarkan penjelasan diatas, maka permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana dampak pembiayaan syariah terhadap perubahan pendapatan, perubahan keuntungan dan perubahan tingkat keuntungan pelaku usaha mikro ? 2. Apasaja faktor-faktor dampak pembiayaan syariah terhadap perubahan pendapatan, perubahan keuntungan dan perubahan tingkat keuntungan para pelaku usaha mikro?
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis dampak pembiayaan syariah terhadap perubahan pendapatan, perubahan keuntungan dan perubahan tingkat keuntungan pelaku usaha mikro 2. Identifikasi faktor–faktor dampak pembiayaan syariah terhadap perubahan pendapatan, perubahan keuntungan, dan perubahan tingkat keuntungan para pelaku usaha mikro
Manfaat Penelitian
1.
2.
3. 4.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya adalah: Memberikan informasi mengenai dampak pembiayaan qardhul hasan dan murabahah terhadap perubahan pendapatan, perubahan keuntungan dan perubahan tingkat keuntungan pelaku usaha mikro Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang memengaruhi perubahan pendapatan, perubahan keuntungan dan perubahan tingkat keuntungan pelaku usaha mikro Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan pemberiaan pembiayaan syariah kepada usaha mikro Dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi para peminat dan peneliti untuk bahan penelitian lanjutan
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mengambil studi kasus di BPRS HIK yang berada di Kecamatan Ciledug Kota Tangerang. Populasi dalam penelitian ini adalah para penerima pembiayaan qardhul hasan dan murabahah BPRS HIK. Sampel yang dianalisis adalah pelaku usaha mikro rumah tangga di Kecamatan Ciledug Kota Tangerang.
7
TINJAUAN PUSTAKA Bank Pengertian Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai: lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut serta memberikan jasa Bank lainnya. Sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan dana. Kemudian pengertian Bank menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu berkaitan masalah bidang keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu: 1). Menghimpun dana; 2). Menyalurkan dana dan; 3). Memberikan jasa Bank lainnya (Kasmir 2002) Pengertian Bank Perkreditan Rakyat Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan Pasal 5 Ayat 1 yang di perbaharui dengan UU Nomor 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa menurut jenisnya, bank terdiri dari bank umum dan bank perkreditan rakyat. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menurut Undang-Undang (UU) Perbankan No. 7 tahun 1992, adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR (UU Nomor 7 Tahun 1992, Pasal 1 Ayat 3). Sedangkan pada UU Perbankan No. 10 tahun 1998, disebutkan bahwa BPRS adalah lembaga keuangan bank yang melakukan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Menurut UU Perbankan bab III pasal 1 “ bank menurut jenisnya terdiri dari a) bank umum b) bank perkreditan rakyat.”. lebih jauh lagi pasal 13 butir c menyatakan bahwa usaha-usaha BPR meliputi: menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan dalam peraturan pemerintah (Sholahuddin 2006). Pelaksanaan BPR yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah selanjutnya diatur menurut Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No. 32/36/KEP/DIR/1999 tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkereditan Rakyat Syariah (BPRS). Dalam hal ini, secara teknis BPRS bisa diartikan sebagai lembaga keuangan sebagaimana BPR konvensional, yang operasionalnya mengikuti prinsipprinsip ekonomi Islam (Sjahdeini 1999)
8 Kegiatan BPRS dijelaskan dalam pasal 27 SK Direktur BI No. 32/36/KEP/DIR/1999 tanggal 12 Mei 1999. Menurut surat keputusan ini, kegiatan operasional BPRS adalah: 1. Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan meliputi: a. Tabungan wadiah atau mudharobah. b. Deposito berjangka mudharobah. c. Bentuk lain yang mengguanakan prinsip wadiah atau mudharobah. 2. Melakukan penyaluran dana melalui: a. Transaksi jual beli: a). Murabahah b). Istishna c). Ijarah d). Salam e). Jual beli lainya. b. Pembiayaan bagi hasil berdasrkan prinsip: a). Mudharobah b). Musyarakah c). Rhn d). Qardh 3. Melalukan Kegiatan lain yang lazim dilakukan BPRS sepanjang disetujui oleh Dewan Syariah Nasional. Profitabilitas Pengertian Profitabilitas Profitabilitas atau kemampuan menghasilkan laba merupakan ukuran seberapa baik suatu sistem berfungsi menurut besarnya laba yang berhasil dicetaknya (Benyamin 2002). Menurut Chen (2004) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta yang dimilikinya. Teori Profitabilitas dalam islam 1.Al-Bay’ 2.Al-Ijarah 3.Salam
RESIKO (Ghorm)
4.Istisna’ 5.Mudharabah 6.Musyarakah
KEUNTUNGAN
=
„IWAD (counter value)
KEWAJIBAN (Daman) BERUSAHA (Kasb)
Sumber: Rosly (2005)
Gambar 2 Teori Profitabilitas dalam Islam
9 Iwad‟ (counter value) menjadi hal yang penting dari transaksi jual beli yang halal dalam ekonomi syariah (Gambar 2). Transaksi jual beli dalam ekonomi syariah adalah pertukaran suatu nilai atau harga dengan nilai benda yang setimpal yang sudah termasuk dalam unsur ‘iwad di dalamnya.Adanya tambahan atau kenaikan harga jual yang tidak mengandung ‘iwad maka transaksi jual beli tersebut masuk dalam kategori riba. Keuntungan diperoleh dari usaha dan kesempatan yang diberikan serta resiko yang diambil oleh penjual. Pada saat transaksi jual beli untuk mendapatkan keuntungan harus terdapat 3 unsur yaitu adanya risiko pasar, bekerja keras dalam berusaha serta kewajiban dan bertanggung jawab. Sehingga ‘iwad sangat dianjurkan dalam setiap bertransaksi jual beli karena jika tidak menggunakan ‘iwad transaksi tersebut termasuk dalam kategori riba (Rosly 2005). Pengertian Pendapatan Lipsey (1995), pendapatan terbagi dua macam, yaitu pendapatan perorangan dan pendapatan disposable. Pendapatan perorangan adalah pendapatan yang dihasilkan oleh atau dibayarkan kepada perorangan sebelum dikurangi dengan pajak penghasilan perorangan. Sebagian dari pendapatan perorangan dibayarkan untuk pajak, sebagian ditabung oleh rumah tangga yaitu pendapatan perorangan dikurangi dengan pajak penghasilan. Pendapatan disposible merupakan jumlah pendapatan saat ini yang dapat di belanjakan atau ditabung oleh rumah tangga yaitu pendapatan perorangan dikurangi dengan pajak penghasilan. Adapun menurut Gilarso (1998), pendapatan atau penghasilan adalah sebagai balas karya. Pendapatan sebagai balas karya terbagi dalam enam (6) kategori, yaitu : 1. Upah/gaji yang merupakan balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dalam hubungan kerja dengan orang/instansi lain (sebagai karyawan yang dibayar) 2. Laba usaha sendiri yaitu balas karya untuk pekerjaan yang dilakukan sebagai pengusaha yang mengorganisir produksi, mengambil keputusan tentang kombinasi faktor produksi serta menanggung resikonya sendiri entah sebagai petani/ tukang/pedagang dan sebagainya 3. Laba perusahaan (perseroan) atau laba yang diterima atau diperoleh perusahaan yang berbentuk atau badan hukum 4. Sewa atas jasa yang diterima oleh pemilik atas penggunaan hartanya seperti tanah, rumah atau barang-barang tahan lama 5. Penghasilan campuran yaitu penghasilan yang diperoleh dari usaha seperti petani, tukang, warung, pengusaha kecil, dan sebagainya 6. Disebut bukan laba, melainkan terdiri dari berbagai kombinasi unsur-unsur pendapatan, serta bunga atau balas jasa untuk pemakaian faktor produksi uang Case and Fair (2007) total penerimaan adalah penerimaan sama dengan harga per unit (P) dikali kuantitas barang yang terjual (Q). Jika ditulis dalam rumus adalah TR= PxQ. Dengan demikian pendapatan (TR) adalah perolehan hasil penjualan yang belum dikurangi dengan harga pokok penjualan, biaya penjualan, biaya sewa dan biaya lainnya. TR =
PXQ
10 Pengertian Keuntungan Suwardjono (2008) berpendapat bahwa laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat dalam kegiatan produksi dan penyerahan barang/jasa). Menurut Harnanto (2003) Laba secara umum adalah selisih dari penapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (periode) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi. Menurut Soekartawi (2003) rumus dari keuntungan adalah dimana keuntungan yang dilambangkan dengan π perolehan hasil total pendapatan atau total Revenue(TR) dikurangi dengan total biaya atau total cost (TC). π =
TR -TC
Pengertian Tingkat Keuntungan Profit margin atau tingkat keuntungan menurut Riyanto (2001) perbandingan antara net operating income dengan net sales. Besar kecilnya profit margin atau tingkat keuntungan pada setiap transaksi sales ditentukan oleh 2 faktor, yaitu net sales dan laba usaha. Besar kecilnya laba usaha (net operating income) tergantung pada pendapatan dari penjualan dan besarnya biaya usaha (operating expense). Menurut Jumingan (2006) menyatakan bahwa rasio laba usaha dengan penjualan neto disebut profit margin yaitu dihitung dengan membagi laba usaha dengan penjualan neto. Dengan demikian tingkat keuntungan jika ditulis dalam rumus
Profit Margin =
Laba Bersih X 100% Penjualan Pembiayaan
Pengertian Pembiayaan Pembiayaan (kredit) menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang di keluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan (Kasmir 2002).
11 Pembiayaan Murabahah Murabahah adalah juak-beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak bank dan nasabah. Tingkat keuntungan ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual. Dalam murabahah, pejual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atas laba dalam jumlah tertentu. Pada perjanjian murabahah, bank membiayai pembelian barang yang dibutuhkan oleh nasabahnya dengan membeli barang itu dari pemasok, dan kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga yang ditambh keuntungan atau di mark up. (Sudarsono 2007). Pengertian mengenai murabahah bermacam-macam yang mengartikannya antara lain: a. Dalam Penjelasan Pasal 19 huruf d Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah disebutkan bahwa murabahah adalah Akad Pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati. b. Dalam Pasal 1 angka 7 Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 7/46/PBI/2005 Tentang Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana Bagi Bank Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah disebutkan bahwa murabahah adalah jual beli barang sebesar harga pokok barang ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati. Dasar Hukum Pembiayaan Murabahah Setiap pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah tentunya mempunyaisuatu dasar yang kuat untuk dapat melaksanakan hal tersebut. Pada umumnya dasar yang digunakan berasal dari surat-surat dalam kitab suci dan Fatwa MUI yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional. Dasar hukum pelaksanaan murabahah dalam sumber utama hukum Islam adalah sebagai berikut: a. QS.Al-Baqarah (2):275, “Dan Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba.” b. HR.Al-Baihaqi dan Ibnu Majah (Dari Abu SA‟id al-Khudri bahwa Rasullulah SAW. bersabda, “Sesungguhnya jual-beli itu harus dilakukan suka sama suka”). c. Dari Suaib ar-Rumi ra bahwa Rasulullah saw bersabda, “Tiga hal yang di dalam terdapat keberkahan: jual-beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual” (HR. Ibnu Majah) Fatwa DSN MUI Tentang Murabahah Pembiayaan murabahah telah diatur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 04/DSN MUI/IV/2000. Dalam Fatwa tersebut disebutkan ketentuan umum mengenai murabahah yaitu sebagai berikut: 1. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba. 2. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari‟ah Islam.
12 3. 4. 5. 6.
7. 8. 9.
Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip, menjadi milik bank.
Skema Pembiayaan Murabahah (1) Negosiasi
(2)Akad jual-beli BANK
(2) Akad jual-beli
NASABAH (6) Bayar (4)Kirim
(3)Beli barang Produsen
(2) Akad jual-beli
(5)Teriama barang & dokumen
(2) Akad jual-beli
Sumber: Sudarsono (2007)
Gambar 3 Skema Pembiayaan Murabahah Pembiayaan Qardul Hasan Qardhul Hasan gabungan dari dua kata qardh dan hasan. Menurut bahasa (etimologi) qardh berasal dari kata qat’u yang berarti potongan. Yang dimaksud adalah potongan atas harta piutang untuk dipinjamkan. Sedangkan hasan artinya baik. Apabila digabungkan qardhul hasan berarti pinjaman yang baik, dimana pinjaman ini bertujuan untuk menolong menyelesaikan masalah keuangan atau untuk keperluan peminjam (Sabran 2002).
13 Qardhul Hasan dalam operasionalisasinya merupakan produk yang ditawarkan dari segi pembiayaan. Qardhul Hasan atau benevolent loan adalah suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban sosial semata-mata. Dalam hal ini, pinjaman tidak dituntut untuk mengembalikan apa pun kecuali modal pinjaman (Zainuddin 2008) Menurut syara’ (terminologi) pengertian Qardhul Hasan dilihat dari berbagai mazhab adalah sebagai berikut: a. Mazhab Hanafi mendefinisikan qard sebagai suatu harta yang diberikan oleh piutang kepada peminjam yang nantinya peminjam membayarnya kembali dengan harta yang sama. b. Mazhab Maliki mendefinisikan qard sebagai pinjaman harta yang bernilai dan diberikan oleh piutang ke peminjam, semata-mata untuk mendapat manfaat, piutang hanya akan mengambil ganti harta yang dipinjamkanya dengan jumlah yang sama. c. Mazhab Syafi‟i mendefinisikan qard adalah piutang memberikan suatu harta kepada peminjam yang nantinya dikembalikan sesuai dengan harta yang diberikan atau dengan bentuk lain yang nilainya sama dengan harta tersebut. Dasar Hukum Qardhul Hasan Dasar hukum qardhul Hasan itu mubah (boleh), yang didasarkan atas asas saling menolong dalam kebaikan (ta’awanu ‘ala al birri). “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepadaNya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah:245) Landasan qardh Hasan dalam hadis Nabi diantaranya adalah yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah bahwa Nabi bersabda: “Dari Ibnu Mas‟ud ra, bahwa Nabi SAW bersabda: “Tidaklah seorang Muslim memberikan pinjaman kepada orang Muslim lainnya sebanyak dua kali pinjaman, melainkan layaknya ia telah menyedekahkan satu kali.” (Antonio 2001) Kemudian dalam hadis lain juga dijelaskan, yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda: Aku melihat pada waktu malam di israkan, pada pintu surga tertulis: Sedekah dibalas 10 kali lipat dan qardh 18 kali. Aku bertanya: „Wahai Jibril mengapa qardh lebih utama dari sedekah?‟ ia menjawab: karena peminta-minta sesuatu dan ia punya, sedangkan yang meminjam tidak akan meminjam kecuali karena keperluan.”(HR. Ibnu Majah) Hadis-hadis di atas menjelaskan bahwa memberikan pinjaman kepada orang lain yang membutuhkan lebih utama daripada orang yang bersedekah. Allah akan lebih banyak melipatgandakan kepada orang yang meminjamkan hartanya di jalan Allah daripada orang yang bersedekah karena seseorang tidak akan meminjamkannya jika dia benar-benar membutuhkannya. Dan juga mengajarkan bahwa tolong menolong merupakan salah satu bagian yang tidak bisa dipisahkan dari ajaran Islam
14 untuk selalu memperhatikan sesama Muslim dan memberikan pertolongan jika seseorang membutuhkannya, yaitu tolong menolong dalam kebaikan. Fatwa DSN MUI Tentang Qardhul Hasan Pembiayaan qardul hasan telah diatur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 19/DSN MUI/IV/2001 tentang Qardh. Dalam Fatwa tersebut disebutkan ketentuan mengenai Qardh yaitu: Pertama: Ketentuan Umum al-Qardh 1. Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah (muqridh) yang memerlukan. 2. Nasabah qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah disepakati bersama. 3. Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah 4. LKS dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana dipandang perlu. 5. Nasabah qardh dapat meminta tambahan (sumbangan) dengan suka rela kepada LKS selama tidak diperjanjikan dalam akad. 6. Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan LKS telah memastikan ketidakmampuannya, LKS dapat: a. Memperpanjang jangka waktu pengembalian, atau b. Menghapus (write off) sebagian/seluruh kewajibannya. Kedua: Sanksi 1. Dalam hal nasabah tidak menunjukkan keinginan mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya dan bukan karena ketidakmampuannya, LKS dapat menjatuhkan sanksi kepada nasabah. 2. Sanksi yang dijatuhkan kepada nasabah dapat berupa (dan tidak terbatas pada) penjualan barang jaminan. 3. Jika barang jaminan tidak mencukupi, nasabah tetap harus memenuhi kewajibannya secara penuh. Ketiga: Sumber Dana Qardh 1. Bagian modal LKS/Bank Syariah (paid up capital). 2. Keuntungan LKS yang disisihkan. 3. Lembaga lain atau individu yang mempercayakan penyaluran infaknya kepada LKS Keempat 1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah. 2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya. 3. Rukun dan Syarat Qardhul Hasan
15 Skema Pembiayaan Qardul Hasan Perjanjian Qard
Modal
Tenaga 100%
NASABAH
BANK
Proyek/Usaha 100%
Kembali Modal Keuntungan
Sumber: Sudarsono (2007)
Gambar 4 Skema Pembiayaan Qardul Hasan Rukun Qardhul Hasan adalah: a. Orang yang meminjamkan pinjaman (muqtaridh) b. Pihak yang memberi pinjaman (muqridh) c. Objek akad yang merupakan pinjaman yang dipinjamkan oleh pemilik kepada pihak yang menerima pinjaman (dana/qardh) d. Ijab qabul (sighat) Syarat-Syarat Qardhul Hasan adalah: 1. Pihak yang meminjam (muqtaridh) wajib mengembalikan pinjaman. 2. Orang yang memberikan pinjaman (muqridh) benar-benar memiliki harta yang akan dipinjamkan. 3. Pinjaman tidak memberikan nilai manfaat yang disyaratkan 4. Tidak digabungkan dengan akad lain. Unit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pengertian Unit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Pengertian dan karakteristik usaha mikro, kecil, dan menengah menurut Undang-Undang no. 20 tahun 2008, adalah: 1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro, yakni: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 000 000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 000 000 (tiga ratus juta rupiah).
16 2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil, yakni: a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50 000 000 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500 000 000 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 000 000 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2 500 000 000 (dua milyar lima ratus juta rupiah). 3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan yang memenuhi kriteria usaha menengah, yakni: a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500 000 000 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10 000 000 000 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2 500 000 000 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50 000 000 000 (lima puluh milyar rupiah).
Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Uswatun (2010) mengenai bagaimana pengaruh pembiayaan qardhul Hasan pada BNI Syari‟ah cabang Semarang terhadap perkembangan usaha kecil. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, dokumentasi, dan penyebaran angket. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis regresi, yang terdiri dari satu variabel dan independen. Pengujian hipotesis pada penelitian ini dengan perhitungan Uji-T dan menentukan nila F hitung. Temuan pada penelitian ini bahwa variabel pembiayaan qardhul hasan memiliki pengaruh yang kecil terhadap perkembangan usaha kecil, qardhul hasan memiliki peranan membantu para pelaku usaha kecil dalam penambahan modal usaha dan mempertahankan kelangsungan hidup usaha. Penelitian Sa‟ad (2010) mengenai pengaruh pembiayaan murabahah terhadap peningkatan pendapatan nasabah BMT Berkah Madani. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif menggunakan metode uji statistic non parametrik yaitu korelasi rank spearman dan uji dua sampel berpasangan wilcoxon, sedangkan metode kualitatif yang digunakan melalui kuisioner dan wawancara. Temuan pada penelitian ini bahwa ada hubungan atau pengaruh positif yang signifikan antara pendapatan sebelum menerima pembiayaan murabahah terhadap pendapatan sesudah menerima pembiayaan murabahah. Selain itu BMT
17 juga memberikan sejumlah manfaat yang dirasakan oleh anggotanya juga mempunyai peranan dalam pemberdayaan ekonomi. Widiyanto et al (2011) menganalisis tentang efektivitas pembiayaan qardhul hasan sebagai model pengetasan kemiskinan. Metode yang digunakan adalah regresi logistik. Penelitian ini untuk mengukur tingkat pertumbuhan pendapatan usaha sebagai pendapatan usaha, di mana perbedaan mengacu pada saat usaha mikro pertama kali memperoleh pembiayaan qardhul hasan. Dengan mengambil tujuh variabel independen yaitu ukuran pembiayaan, pengalaman bisnis, pendidikan formal, usia pengusaha, dummy kontrol bisnis, dummy status perkawinan dan dummy kegiataan keagamaan yang dilakukan oleh BMT untuk motivasi. Temuan pada penelitian ini terdapat 3 variabel yang signifikan yaitu ukuran pembiayaan, pengalaman bisnis dan dummy kontrol bisnis. Selain itu, qardhul hasan mampu meningkatkan kinerja bisnis usaha mikro secara signifikan yang ditunjukkan oleh peningkatan pendapatan dan keuntungan bisnis mereka disertai kemampuan pengusaha. Penelitian selanjutnya oleh Sulistyo dan Hakim (2013) mengenai model pembiayaan pedagang kaki lima melalui qardhul hasan. Metode yang digunakan yaitu deskriptif dengan mengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer melalui kuisioner kepada pedagang kaki lima dan pedagang yang pernah memperoleh pinjaman qardhul hasan. Variabel PKL mencakup karakteritik pedagang yaitu jenis kelamin, umur, status perkawinan, jumlah tanggungan keluarga, pendidikan, jam kerja, jenis dagangan, sejarah pekerjaan, dan keterlibatan tenaga kerja lain (termasuk keluarga). Selain itu analisis pembiayaan qardhul hasan mencakup karakter nasabah, refrensi dan payment. Hasil temuan pada penelitian ini bahwa pembiayaan qardhul hasan terhadap pedagang kaki lima berperan penting sebagai solusi pembiayaan yang selama ini tidak memiliki akses permodalan ke lembaga keuangan. Beberapa lembaga keuangan sudah menyalurkan pembiayaan namun masih dalam proporsi yang kecil. Qardhul hasan menunjukan bahwa tingkat kemacetan pembiayaan qardhul hasan sangat kecil dan mayoritas PKL merasakan adanya peningkatan omset. Kerangka Pikir Setelah terjadinya krisis moneter pada tahun 1998 di Indonesia, banyak perusahaan yang bangkrut akibat krisis tersebut sehingga pengangguran tercipta. Pengganguran menjadi masalah utama setelah krisis terjadi jadi karena kurangnya lapangan kerja yang tersedia. Oleh karena itu, masyarakat harus memenuhi kebutuhannya dengan membuka lapangan kerja sendiri yaitu usaha mikro, kecil dan menengah. Usaha kecil dan menengah terus berkembang setiap tahunnya, semakin banyak usaha kecil dan menengah yang terus tumbuh berkembang akan memperkecil jumlah pengganguran di Indonesia. Seiring berkembangnya usaha mikro, kecil dan menengah para pelaku usaha memilki kendala dalam memulai maupun mengembangkan usaha. Kendala para pelaku usaha tersebut adalah modal untuk mengelola usahanya. Para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah ingin mendapatkan modal usaha dari sebuah lembaga keuangan yaitu bank. Akan tetapi, hal itu dianggap tidak bankable oleh lembaga
18 keuangan karena tidak memilki untung besar tetapi memiliki resiko yang cukup besar. Pelaku usahapun juga tidak memiliki keberanian untuk meminjam uang kepada lembaga keuangan karena adanya bunga bank serta tidak memiliki jaminan. Oleh karena itu, lembaga keuangan syariah menjadi pembeda dengan lembaga keuangan konvensional. Lembaga keuangan syariah dalam mendistribusikan modal kepada nasabah tidak menggunakan bunga melainkan menggunakan akad bagi hasil ataupun dengan akad yang telah ditentukan bersama nasabah. Salah satu produk pembiayaan syariah yaitu qardhul hasan dan murabahah. Produk pembiayaan syariah tersebut di berikan kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah sebagai suntikan modal dalam memulai atau mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, apakah produk pembiayaan syariah yaitu qardhul hasan dan murabahah menjadi solusi yang tepat untuk meningkatkan profitabilitas para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah. Penelitian ini bertujuan menganalisis perubahan pendapatan, keuntungan, dan tingkat keuntungan pelaku usaha mikro setelah mendapatkan pembiayaan syariah serta faktor–faktor yang memengaruhi perubahan pendapatan, keuntungan, dan tingkat keuntungan para pelaku usaha mikro setelah mendapatkan pembiayaan syariah. Adapun kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 6. Terkendalanya modal untuk memulai atau mengembangkan usaha
Pembiayaan syariah qardhul hasan dan murabahah menjadi salah satu solusi pembiayaan
Pendapatan
Keuntungan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan, keuntungan dan tingkat keuntungan Gambar 5 Kerangka Penelitian
Tingkat keuntungan
19 Karakteristik Pengusaha Karakteristik pengusaha serta hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini didefiniskan sebagai berikut: 1. Umur Variabel umur menggambarkan tingkat usia pelaku usaha mikro tanpa ada batasan usia tertentu. Menurut Widiyanto et al (2011) Usia pengusaha berdampak negatif pada peluang bisnis kinerja. Ini berarti bahwa semakin tinggi usia pengusaha, semakin rendah kemampuan untuk meningkatkan bisnis mereka karena kegiatan usaha di sektor mikro secara langsung terkait dengan aktivitas fisik pengusaha. Orang-orang yang lebih tua cenderung menurunkan kemampuan fisik mereka. 2. Pengalaman Usaha Variabel pengalaman usaha menggambarkan lama pelaku usaha mikro dalam kegiatan usaha. Menurut Widiyanto et al (2011) Pengalaman usaha berdampak kepada usaha mikro secara signifikan, hal ini disebabkan semakin berpengalaman semakin baik dalam melakukan usahanya. 3. Tingkat Pendidikan Variabel tingkat pendidikan menggambarkan lama pelaku usaha mikro telah menempuh pendidikan formal. Menurut Tarigan (2006) tingkat pendidikan yang tinggi akan memberikan pendapatan yang lebih tinggi dengan adanya pekerjaan untuk dipilih dengan posisi yang berbeda maka dari itu pembangunan pendidikan dan ekonomi harus bersama-sama dan menurut Zahratain (2014) semakin tinggi tingkat pedagang akan memiliki pengetahuan yang lebih luas sehingga akan mempengaruhi perilaku pedagang dalam pengambilan keputusan, berpikir secara rasional dan berhati-hati dalam menghadapi masalah. 4. Status Pernikahan Variabel status pernikahan menggambarkan hubungan pelaku usaha mikro dengan orang lain secara sah maupun sudah tidak adanya hubungan karena faktor tertentu. Menurut QS An-Nur ayat 32 bahwa nikahkanlah orang-orang yang masih membujang didorong untuk menikah agar Allah mencukupkan rejekinya dan memberi kemampuan kepadanya. Menurut Andari dan Aswitari (2012) bahwa status pernikahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas, hal ini disebabkan seseorang yang telah menikah akan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap keluarganya sehingga mereka akan termotivasi untuk bekerja lebih giat. 5. Jenis Kelamin Variabel jenis kelamin menggambarkan jumlah pelaku usaha mikro baik lakilaki maupun perempuan. Menurut Zahratain (2014) bahwa pedagang laki-laki mampu menjual komoditas dengan omset dan keuntungan lebih banyak dari pada perempuan. 6. Sedekah Variabel Sedekah menggambarkan pemberian sedekah oleh pelaku usaha mikro kepada siapapun yang berhak menerima sedekah tersebut. Menurut QS
20 Al-Baqarah ayat 261 bahwa orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai pada setiap tangkai ada seratus biji dan Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki Dan Allah Maha luas, Maha Mengetahui. Menurut Mirza (2013) bahwa sedekah berpengaruh positif dan signifikan terhadap perkembang usaha mikro, semakin sering melakukan sedekah maka akan semakin tinggi perkembangan usahanya dengan niat tulus dan keikhlasan hati. 7. Jenis Usaha Variabel jenis usaha menggambarkan jenis usaha olahan yang diperjualbelikan oleh pelaku usaha mikro kepada konsumen. Menurut hasil penelitian Widodo (2000) bahwa barang yang diusahakan pedagang kaki lima berharga relatif tidak tinggi, barangnya tersedia dibanyak tempat dan calon pembeli tidak banyak pertimbangan lain bila ingin membelinya sehingga barang tersebut banyak diminati oleh kelompok masyarakat berpendapat menengah dan rendah.
METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner dengan para responden yang merupakan pelaku usaha mikro yang mendapatkan pembiayaan qardhul hasan dan murabahah dari BPRS HIK di Kecamatan Ciledug. Data tersebut digunakan untuk mengetahui perubahan pendapatan, keuntungan dan tingkat keuntungan setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan dan murabahah. Sedangkan data sekunder digunakan untuk melengkapi data primer. Sumber data lain yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan melalui BPRS HIK di Kecamatan Ciledug, buku, jurnal, skripsi, tesis dan internet. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Ciledug. Pemilihan lokasi penelitian di Kecamatan Ciledug karena salah satu daerah strategis yang menghubungkan Kota Jakarta dengan Kota Tangerang sehingga perkembangan usaha mikro di Kecamatan Ciledug cukup banyak. Selain itu, Kecamatan Ciledug memiliki BPRS yang menyediakan produk pembiayaan qardhul hasan dan murabahah. Pemilihan BPRS di Kecamatan Ciledug tersebut dilakukan secara purposive (sengaja) dengan beberapa pertimbangan, yaitu Ciledug merupakan salah satu kecamatan yang memiliki BPRS syariah yang menyediakan produk pembiayaan qardhul hasan dan murabahah. Penelitian ini dilakukan selama bulan mei hingga juni 2014. Metode Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini diambil dengan metode studi kasus (case study) melalui wawancara kepada pelaku usaha mikro yang menjadi responden dengan
21 menggunakan kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pengambilan total sampling untuk responden penerima pembiayaan qardhul hasan, yaitu mengambil jumlah data seluruhnya yang berada di lokasi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 30 responden penerima pembiayaan qardhul hasan dan murabahah dari BPRS HIK yang terdiri dari 14 responden penerima pembiayaan qardhul hasan dan 16 responden penerima pembiayaan murabahah secara cluster random sampling based on home industry yaitu dikelompokkan data pelaku usaha mikro berdasarkan jenis usaha dan di wawancara secara acak. Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, analisis uji beda dan analisi regresi berganda. Analisis deskriptif digunakan untuk menampilkan data dalam bentuk narasi, analisis uji beda digunakan untuk menampilkan data pengujian hipotesis dan analisis regresi berganda digunakan untuk menampilkan data pengukur. Data yang digunakan dari hasil fakta wawancara dan kuesioner yang didapat dari pelaku usaha mikro. Analisis Deskriptif Skema Pembiayaan Qardhul Hasan dan Murabahah pada BPRS Harta Insan Karimah Kecamatan Ciledug Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang (sementara berlangsung). Travers dalam Sevilla et al. menyatakan tujuan utama kita dalam menggunakan metode ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Namun Gay dalam Sevilla et al. mendefinisikan metode penelitian deskriptif sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. Menurut Sevilla et al. (1993), ada beberapa alasan menggunakan metode deskriptif. Salah satu di antaranya adalah bahwa metode ini telah digunakan secara luas dan dapat meliputi lebih banyak segi dibanding dengan metodemetode penyelidikan lain. Selain itu, metode ini banyak memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan melalui pemberian informasi keadaan mutakhir dan dapat membantu kita dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang berguna untuk pelaksanaan percobaan. Selanjutnya, metode ini dapat digunakan dalam menggambarkan keadaan-keadaan yang mungkin terdapat dalam situasi tertentu. Dalam penelitian ini analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan karakteristik sosial demografi ekonomi serta perilaku berinfak dalam rumah tangga responden. Selain itu analisis deskriptif juga digunakan untuk menjelaskan hasil kuesioner. Data dari kuesioner yang telah disebar kepada responden akan disajikan dalam bentuk tabel-tabel sederhana yang akan dikelompokkan. Analisis Uji Beda Perubahan Pendapatan, Perubahan Keuntungan dan Perubahan Tingkat Keuntungan Responden setelah Mendapatkan Pembiayaan Qardhul hasan Metode analisis data yang digunakan adalah uji-t berpasangan (paired t-test). Uji-t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis dengan
22 menggunakan data tidak bebas (berpasangan). Pada uji-t berpasangan, objek penelitian dikenakan dua perlakuan yang berbeda sehingga menghasilkan dua macam data sampel, yaitu data dari perlakuan pertama dan data dari perlakuan kedua (Kurniawan 2008). Uji-t berpasangan (paired t-test) dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis pendapatan, keuntungan dan tingkat keuntungan pelaku usaha mikro sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan. Uji-t berpasangan dirumuskan sebagai berikut: …………………...…………....……………………………(1)
Keterangan: t = t statistik D1 = Perbedaan pendapatan, keuntungan dan tingkat keuntungan sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan = Banyaknya sampel penelitian n Hipotesis H0 : µsebelum = µsesudah H1 : µsebelum < µsesudah Analisis Uji Beda Perubahan Pendapatan, Perubahan Keuntungan dan Perubahan Tingkat Keuntungan Responden setelah Mendapatkan Pembiayaan Murabahah Metode analisis data yang digunakan adalah uji-t berpasangan (paired t-test). Uji-t berpasangan (paired t-test) dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis pendapatan, keuntungan dan tingkat keuntungan pelaku usaha mikro sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan murabahah. Uji-t berpasangan dirumuskan sebagai berikut: …………......………………………………………………(2)
Keterangan: t = t statistik D2 = Perbedaan pendapatan, keuntungan dan tingkat keuntungan sebelum dan setelah mendapatkan pembiayaan murabahah n = Banyaknya sampel penelitian Hipotesis H0 : µsebelum = µsesudah H1 : µsebelum < µsesudah Analisis Regresi Berganda Faktor-Faktor Dampak Pembiayaan Syariah Terhadap Perubahan Pendapatan, Perubahan Keuntungan dan Perubahan Tingkat Keuntungan Para Pelaku Usaha Mikro Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda adalah suatu alat analisis untuk mengukur hubungan lebih dari 2
23 peubah bebas (independent variable) dengan peubah tak bebas (dependent variable) (Walpole 1995). Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi perubahan pendapatan, keuntungan dan tingkat keuntungan pelaku usaha mikro sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan dan murabahah. Regresi berganda dirumuskan sebagai berikut:
....................................................................................................... (3) Keterangan: = Perubahan pendapatan (rupiah) = Perubahan keuntungan (rupiah) = Perubahan tingkat keuntungan (persen) βi = Parameter penduga X1 = Umur (tahun) X2 = Tingkat pendidikan (tahun) X3 = Pengalaman usaha (bulan) Dsp = Dummy skema pembiayaan Dp = Dummy status pernikahan Djk = Dummy jenis kelamin Ds = Dummy sedekah Dmm = Dummy makanan dan minuman Dsb = Dummy sayur dan buah Responden dalam penelitian ini adalah pelaku usaha mikro, sedangkan variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah variabel peubah tak bebas yaitu faktorfaktor yang memengaruhi perubahan pendapatan, perubahan keuntungan dan perubahan tingkat keuntungan pelaku usaha mikro setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan dan murabahah per pelaku usaha per rumah tangga per bulan. X1 menunjukkan umur responden, sedangkan X2 menunjukkan menunjukkan tingkat pendidikan responden yang memiliki rentan tidak bersekolah (0), SD (6), SMP (9), SMA/STM/SMK (12) dan S1 (Sarjana) (16). X3 menunjukkan lamanya pengalaman responden dalam melakukan usahanya sedangkan. Dsp adalah dummy skema pembiayaan dengan responden yang mendapatkan pembiayaan qardhul hasan= 1 dan responden yang mendapatkan pembiayaan murabahah= 0. Dp adalah dummy status pernikahan dengan responden yang belum menikah= 1, responden yang sudah menikah=0. Ds adalah dummy sedekah dengan responden yang melakukan sedekah= 1, responden yang tidak melakukan sedekah = 0. Djk merupakan dummy jenis kelamin dengan responden yang berjenis kelamin perempuan= 0, responden yang berjenis kelamin laki-laki= 1. Dmm adalah dummy jenis usaha makanan dan minuman dengan responden yang menjual makanan dan minuman= 1 sedangkan selain responden yang menjual makanan dan minuman= 0. Dsb adalah dummy jenis usaha sayur dan buah dengan responden yang menjual sayur dan buah= 1 dan selain
24 responden yang menjual sayur dan buah= 0. Dul adalah dummy usaha lainnya sebagai dummy pembanding, dengan responden yang berjualan produk selain makanan, minuman, sayur dan buah= 1 dan responden yang menjual makanan, minuman, sayur dan buah= 0.
GAMBARAN UMUM Gambaran Umum PT. BPRS Harta Insan Karimah Kecamatan Ciledug Kota Tangerang Latar Belakang BPRS HIK Ciledug Bank Perkereditan Rakyat Syariah HIK didirikan pada tanggal 8 September 1993, berpengalaman selama lebih dari 13 tahun di dunia perbankan syariah. Perseroan telah meletakkan pondasi yang kuat untuk menjaga pertumbuhan kinerja yang sehat dan berkesinambungan melalui pengembangan sektor pembiayaan dengan prinsip kehati-hatian (frudential banking) yang berorientasi pelayanan yang cepat dan Islami. Perseroan sangat serius dalam pembinaan dan pengembangan sumber daya insani untuk dijadikan sebagai tenaga yang profesional. Berbagai pelatihan yang berlatar belakang religius dan motivasi prestatip serta keahlian dibidang perbankan senantiasa dilaksanakan dengan tujuan semata-mata untuk tumbuh dan berkembangnya iman, ilmu dan amal. Pengelolaan perseroan dilaksanakan dengan mengacu pada nilai-nilai islam, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku yang saat ini dikenal sebagai tata kelola Perusahaan yang baik. Pemegang Saham Perseroan adalah Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Fakultas Ekonomi Gajah Mada (HMI FE UGM) Jogjakarta. Sampai dengan desember 2011, jumlah pemegang saham sebanyak 249 orang dengan jumlah saham yang tersebar (tidak ada pemegang saham pengendali). Kekeluargaan dan silaturahmi adalah niat dan tekad awal para pemegang saham ketika mendirikan Perseroan, yang sampai saat ini tetap terbina dengan baik. Melalui visinya, Perseroan bertekad untuk menjadi Bank Syariah yang unggul dan amanah serta terkemuka di segmen jasa usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Inisiatif dan arah baru Perseroan ini akan memberikan landasan yang lebih kokoh serta mempercepat proses perubahan dan perwujudan dari keinginan Perseroan untuk menjadi salah satu Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang terbaik di Indonesia. Susunan Pengurus PT. BPRS HIK Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 16 Maret 2013 dengan Akta Notaris Nomor 52 tanggal 28 oktober 2013 yang dibuat dihadapan Sulchiah Ulfah SH notaris di Tangerang. Bahwa Susunan Dewan Pengawas Syariah, Dewan Komisaris dan Direksi PT. BPRS Harta Insan Karimah terhitung 16 Maret 2013 adalah sebagai berikut :
25 DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) Ketua DPS : Dr. H. Muhammad Masyhuri Na‟im, MA Anggota DPS : Drs. H. Karnaen Anwar Perwataatmadja, MPA DEWAN KOMISARIS Komisaris Utama : Drs. Zahrul Hadiprabowo Komisaris : Noraini Bawazier, BSc Komisaris : Dr. Khomsiyah, Ak. MM DIREKSI Direktur Utama Direktur Direktur *)
: Khusnul Khorip, SH. SE : Alfi Wijaya, SE, MM : Kurniawan
Visi dan Misi Visi: Terwujudnya Bank Syariah yang Unggul dan Terpercaya Misi: 1. Menjalankan usaha perbankan yang sehat dan amanah 2. Memberikan pelayanan yang baik dan Islami 3. Berperan aktif dalam pengembangan dunia usaha dan peningkatan kesejahteraan masyarakat 4. Meningkatkan kemakmuran pemegang saham, pengurus, dan karyawan 5. Menjalankan misi dakwah yang rahmatan lil alamin. Produk-produk Penghimpunan Pembiayaan pada BPRS HIK Ciledug Produk Penghimpunan dana: a. Tabungan Hikmah b. Tabungan Karimah c. Tabungan Lembaga Islam d. Tabungan Kurban e. Tabungan Haji f. Tabungan Pelajar g. Tabungan Anak Shaleh h. Tabungan Wadiah i. Deposito Mudharabah j. Deposito Hasanah Produk Pembiayaan: a. Murabahah b. Musyarakah c. Mudharabah d. Ijarah e. Pembiayaan Qardh f. Pembiayaan Berbasis Rahn
26
HASIL DAN PEMBAHASAN Skema Pmbiayaan Qardhul Hasan dan Murabahah pada BPRS Harta Insan Karimah Skema Pembiayaan pada BPRS Harta Insan Karimah Kecamatan Ciledug Bank perkreditan rakyat syariah (BPRS) Harta Insan Karimah menawarkan pembiayaan syariah qardhul hasan dan murabahah kepada pelaku usaha mikro. Pelaku usaha mikro dapat meminjam modal kepada BPRS HIK dengan persyaratan yang mudah dan tidak memberatkan nasabah yang meminjammnya. BPRS HIK akan menganalisis pembiayaan nasabah yang akan meminjam modal untuk menyesuaikan kebutuhan modal yang akan diberikan kepada nasabah. Dalam proses pengembaliannya BPRS HIK tidak menggunakan bunga atau riba melainkan menggunakan margin yang telah ditentukan BPRS HIK. Skema Pembiayaan Qardhul Hasan pada BPRS Harta Insan Karimah BPRS Harta Insan Karimah memiliki dana tersendiri untuk memberikan pembiayaan qardhul hasan kepada nasabahnya. Dana tersebut diperoleh dari dana Zakat Infaq Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) serta qardhul hasan yang terkumpul dari nasabah yang memberikan sebagian rejekinya dan keuntungan yang diperoleh dari BPRS Harta Insan Karimah. Pembiayaan qardhul hasan diberikan kepada pelaku usaha mikro sebagai nasabah yang membutuhkan dan memiliki usaha yang produktif. Karakter nasabah harus diketahui secara jelas dan BPRS HIK memiliki keyakinan bahwa nasabah mampu mengembalikan dana yang dipinjamnya. BPRS HIK tidak boleh memberikan imbalan atau hadiah kepada nasabah peminjam serta akan memberikan sanksi jika nasabah penerima pembiayaan qardhul hasan tidak menjalankan sesuai dengan kesepakatan bersama antara nasabah dengan BPRS HIK. Modal yang diberikan kepada nasabah harus sesuai dengan kebutuhan nasabah dan dikembalikan dalam jumlah yang sama dengan jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan antara nasabah dengan pihak BPRS HIK dengan nilai maksimal yang dapat diberikan sebesar Rp 5 000 000. Biaya administrasi qardhul hasan dibebankan kepada nasabah penerima pembiayaan qardhul hasan. Proses pengembalian modal kepada BPRS HIK dapat dilakukan secara angsuran atau langsung lunas. Pengembalian modal kepada BPRS HIK dapat langsung datang ke bank atau melalui pegawai yang mengkontrol pembiayaan qardhul hasan. Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh modal pada saat kesepakatan yang telah disepakati serta BPRS HIK telah memastikan ketidakmampuannya untuk mengembalikan maka BPRS HIK dapat memperpanjang jangka waktu pengembalian modal atau menghapus sebagian atau seluruh peminjaman modal. Penerima pembiayaan qardhul hasan selalu dikontrol setiap satu bulan sekali oleh BPRS HIK. Pengkontrolan ini bertujuan untuk menjaga silaturahmi kepada nasabah dan mencegah terjadinya penyimpangan dalam penggunaan modal tersebut. Dalam pembiayaan qardhul hasan, pihak bank tidak mendapatkan keuntungan dari
27 proses pembiayaan qardhul hasan kepada nasabah. BPRS HIK secara rela mengeluarkan modal kepada nasabah untuk menjalankan salah satu permodalan berprinsip syariah sebagai fungsi sosial. BPRS HIK juga memiliki kepentingan dalam pembiayaan qardhul hasan yaitu nasabah penerima pembiayaan qardhul hasan yang sudah mampu mengelola usaha mikro secara mandiri untuk selanjutnya diberikan skema pembiayaan dengan margin dalam pengembaliannya yaitu murabahah untuk mendapatkan suntikan modal yang lebih besar. Skema Pembiayaan Murabahah pada BPRS Harta Insan Karimah Pembiayaan murabahah menjadi pembiayaan utama pada BPRS HIK. Setiap pelaku usaha mikro dapat meminjam modal kepada BPRS HIK melalui pembiayaan murabahah. Murabahah atau akad jual beli disepakati antara BPRS HIK selaku penyedia barang dengan pelaku usaha mikro sebagai nasabah yang memesan untuk membeli barang yang diinginkan dengan nilai minimal pembiayaan yang dapat diberikan sebesar Rp 10 000 000. Nasabah sepakat untuk membeli barang yang diinginkan dengan BPRS HIK yang mendapatkan keuntungan melalui margin yang telah ditentukan oleh bank. Pengambilan marjin tersebut diketahui oleh nasabah secara transparan Marjin yang telah ditentukan oleh BPRS HIK tentu berbeda dengan bunga yang diberikan bank konvensional. Secara teknis, marjin keuntungan adalah persentase tertentu yang diterapkan pertahun. Perhitungan marjin keuntungan dilakukan secara harian maka jumlah hari dalam setahun ditetapkan 360 hari dan perhitungan marjin kuntungan secara bulanan dalam setahun ditetapkan 12 bulan. BPRS HIK menerapkan marjin keuntungan terhadap produk-produk pembiayaan yang berbasis Natural Certainty Contracts (NCC) yaitu akad bisnis yang memberikan kepastian pembayaran seperti murabahah. Kesepakatan antara nasabah dengan BPRS HIK atau ijab qabul dalam akad jual beli sudah dilaksanakan, maka harga jual tidak boleh berubah hingga berakhirnya akad jual beli tersebut. BPRS HIK harus teliti dalam menganalisis pembiayaan murabahah kepada nasabah agar tidak saling merugikan. Nasabah dituntut untuk wajib membayar secara angsuran kepada BPRS HIK setelah adanya akad jual beli. Nasabah harus mempunyai kemampuan untuk membayar angsuran dan memiliki keuangan yang produktif. BPRS HIK harus membeli barang sesuai dengan keinginan nasabah yang memesan setelah adanya akad jual beli diantara mereka. Barang yang diperjualbelikan harus berwujud seperti rumah, alat-alat rumah tangga dan sejenisnya serta tidak termasuk kategori yang diharamkan. BPRS HIK memberikan barang tersebut kepada nasabah dengan tepat waktu sesuai akad yang telah disepakati bersama. Karakteristik Responden Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 responden yang terdiri dari 14 pelaku usaha mikro penerima pembiayaan qardhul hasan dan 16 pelaku usaha mikro penerima pembiayaan murabahah. Pelaku usaha mikro sebagai
28 responden dipilih dengan karakteristik memiliki usaha mikro yang mendapatkan pembiayaan qardhul hasan atau murabahah serta tidak memiliki pengetahuan sebelumnya mengenai tujuan penelitian. Dari sampel tersebut didapatkan cukup banyak data yang beragam mengenai keadaan sosial ekonomi dari pedagang yang dijadikan sebagai responden. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 6. 100% 37,50%
80% 60%
85,71% Perempuan
40%
Laki-Laki
62,50% 20% 14,29%
0%
Responden Qardhul Hasan
Responden Murabahah
Gambar 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Hasil survei lapang menunjukkan bahwa pelaku usaha mikro yang dijadikan responden pada pembiayaan qardhul hasan lebih banyak berjenis kelamin perempuan. Responden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 2 orang atau sebesar 14.29 persen dan 12 orang berjenis kelamin perempuan atau sebesar 85.71 persen. Pada pembiayaan murabahah, pelaku usaha mikro responden laki-laki dengan persentase sebesar 62.50 persen atau sebanyak 10 orang, sedangkan responden perempuan sebanyak 6 orang atau 37.50 persen. Karakteristik responden berdasarkan tingkat usia, status perkawinan, tingkat pendidikan, pengalaman berdagang dan jumlah tanggungan ditampilkan dalam bentuk statistik deskriptif pada Tabel 4. Statistik deskriptif ditampilkan untuk mengetahui karakteristik data berdasarkan pada ukuran pemusatan dan penyebaran data. Ukuran standar deviasi digunakan untuk menggambarkan variasi data. Tabel 4 Statistik Deskriptif Karakteristik Responden Variabel
Rata-rata
Responden Pembiayaan Qardhul Hasan Usia (tahun) 39.07 Tingkat Pendidikan (tahun) 7.93 Pengalaman Berdagang (bulan) 66.2 Jumlah Tanggungan (orang) 2.71 Responden Pembiayaan Murabahah Usia (tahun) 44 Tingkat Pendidikan (tahun) 13.06 Pengalaman Berdagang (bulan) 99.38 Jumlah Tanggungan (orang) 2.25
Nilai Maksimum
Nilai Minimum
Standar Deviasi
58 12 360 7
24 0 13 1
10.19 3.25 91.46 1.59
62 16 288 5
32 9 30 0
9.35 2.17 64.92 1.40
29 Berdasarkan hasil survei, nilai rata-rata tingkat pendidikan responden pembiayaan qardhul hasan adalah 7.93 tahun dengan tingkat pendidikan tertinggi yaitu 12 tahun atau setara dengan lulusan SMA sedangkan tingkat pendidikan terendah yaitu 0 tahun atau tidak bersekolah. Pada responden pembiayaan qardhul hasan, nilai rata-rata tingkat pendidikan responden adalah 13.06 tahun, dengan pendidikan tertinggi adalah 16 tahun atau setara dengan S1 sedangkan tingkat pendidikan terendah 9 tahun atau setara dengan SMA. Menurut hasil penelitian, rata-rata pengalaman berdagang responden pembiayaan murabahah lebih tinggi dibandingkan dengan pengalaman berdagang responden pembiayaan qardhul hasan. Rata-rata pengalaman berdagang responden pembiayaan qardhul hasan adalah 66.2 bulan, dengan pengalaman terbesar adalah 360 bulan dan terkecil adalah 13 bulan. Pada responden pembiayaan murabahah, rata-rata pengalaman adalah sebesar 99.38 bulan, dengan pengalaman terbesar 288 bulan dan terkecil adalah 30 bulan. Jumlah rata-rata tanggungan masing-masing responden pembiayaan qardhul hasan dan murabahah menunjukkan angka yang tidak jauh berbeda. Pada responden pembiayaan qardhul hasan, rata-rata jumlah tanggungan sebesar 2.71 sedangkan ratarata responden pembiayaan murabahah adalah sebesar 2.25. Jumlah tanggungan responden pembiayaan qardhul hasan yang terbesar yaitu 7 orang dan terkecil adalah 1 orang, sedangkan pada responden pembiayaan murabahah, jumlah tanggungan terbesar adalah 5 orang dan terkecil adalah tidak memiliki tanggungan. 100% 80% 60% 40%
93,75%
Menikah
64,29%
Belum Menikah
20% 0%
Duda/Janda
7,14%
6,25%
Responden Qardhul Hasan
Responden Murabahah
Gambar 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan Pada karakteristik responden berdasarkan status perkawinan dapat dilihat pada Gambar 7. Pada responden pembiayaan qardhul hasan, jumlah responden yang belum menikah sebanyak 1 orang atau sebesar 7.14%, responden yang sudah menikah sebanyak 9 orang atau sebesar 64.29%, sedangkan responden yang berstatus janda/duda memiliki persentase sebesar 28.57% atau sebanyak 4 orang. Pada responden pembiayaan murabahah, jumlah responden yang belum menikah sebanyak 1 orang atau sebesar 6.25%, responden yang sudah menikah sebanyak 15 orang atau sebesar 93.75%, sedangkan pada pembiayaan murabahah tidak terdapat responden yang berstatus janda/duda.
30 Demografi Responden Penerima Pembiayaan Qardhul Hasan dan Murabahah Pada hasil penelitian ini, responden penerima pembiayaan qardhul hasan dan murabahah dimana pada variabel usia diantara umur 30-39 tahun memiliki jumlah terbesar yaitu 11 orang dengan persentase sebesar 37%. Pada variabel tingkat pendidikan dimana responden dengan pendidikan akhir SMA memiliki jumlah terbesar yaitu 14 orang dengan persentase sebesar 47%. Responden yang memiliki jenis usaha makanan dan minuman memiliki jumlah terbesar diantara jenis usaha lainnya yaitu sebesar 18 orang dengan persentase sebesar 60%. Pada variabel jumlah tanggungan, responden yang memiliki tanggungan dibawah 2 orang sebesar 16 orang dengan persentase sebesar 53%. Responden yang sudah menikah memiliki jumlah terbesar yaitu 24 orang dengan presentase 80%. Pada variabel pendapatan usaha setelah mendapatkan pembiayaan syariah dengan pendapatan sebesar Rp 10 000 000 hingga Rp 15 000 000 memiliki jumlah terbesar yaitu 11 orang dengan persentase 37% (Tabel 5). Tabel 5 Demografi Responden Penerima Pembiayaan Qardhul Hasan dan Murabahah Dari BPRS Harta Insan Karimah Kecamatan Ciledug Variabel Usia
Tingkat Pendidikan
Jenis Usaha Mikro
Jumlah Tanggungan
Status Perkawinan
Pendapatan Usaha Setelah mendapatkan Pembiayaan Syariah(Rp/bulan)
Total Responden
Jumlah (orang)
Persentase (%)
Dibawah 30 tahun 30-39 40-49 50 atau lebih Lulus sd atau dibawahnya Pendidikan Akhir SMP Pendidikan Akhir SMA Pendidikan Akhir kuliah Makanan dan Minuman Sayur dan buah Pakaian Elektronik ATK Dibawah 2 3-4 5-6 7 keatas Menikah Belum menikah Duda/janda
3 11 9 7 6 6 14 4 18 3 3 4 2 16 10 2 1 24 2 4
10 37 30 23 20 20 47 13 60 10 10 13 7 53 33 7 3 80 7 13
5
17
9 11 3 0 1 1 30
30 37 10 3 3
Rp 5 juta
31 Jenis Usaha Responden Persentase masing-masing jenis usaha pada responden penerima pembiayaan qardhul hasan dan murabahah dapat dilihat pada Gambar 8. Pada responden qardhul hasan, komoditas yang terbanyak diteliti adalah makanan dan minuman yaitu sebesar 64.28%, sedangkan komoditas yang tersedikit adalah pakaian sebesar 15.00%. Jenis komoditas yang terbanyak diteliti pada responden murabahah adalah makanan dan minuman dengan persentase sebesar 56.25%, sedangkan komoditas yang tersedikit adalah pakaian, yaitu sebesar 6.25%. Jenis usaha makanan dan minuman yang diperjuabelikan oleh responden seperti mie ayam, makanan ringan dan minuman ringan serta warung nasi siap saji. Jenis usaha sayur dan buah yang diperjualbelikan oleh responden seperti kangkung, timun, terong dan sayuran kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Jenis usaha pakaian yang diperjualbelikan oleh responden seperti pakaian bekas dan pakaian baru. Jenis usaha elektronik yang diperjualbelikan oleh responden seperti barang elektronik bekas dan barang elektronik baru yaitu kipas angin, lampu, kabel dan lainnya. Jenis usaha ATK atau alat tulis kertas yang diperjualbelikan oleh responden seperti buku, pulpen, pensil dan lainnya. 0
0% 0,00% 15,00% 25,00% 21,42% 64,28%
12,50%
56,25%
6,25% Makanan dan Minuman Sayur dan Buah Pakaian Elektronik ATK
Makanan dan minuman Pakaian ATK elektronik Sayur dan buah
Gambar 8 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Status Usaha Responden Pada penelitian ini, pembiayaan qardhul hasan dan murabahah oleh bank digunakan untuk membiayai usaha mikro yang dimiliki oleh responden. Status usaha mikro yang dilakukan oleh para responden baik responden pembiayaan qardhul hasan dan pembiayaan murabahah dapat dilihat pada Gambar 9. Dari 14 responden pembiayaan qardhul hasan, sebanyak 13 orang atau sebesar 90% responden menjadikan usaha mikronya sebagai pekerjaan utama, sedangkan sebanyak 15 orang atau sebesar 90.60% responden menjadikan usaha mikronya sebagai pekerjaan sampingan
32 100% 80% Pekerjaan Utama
60%
Pekerjaan Sampingan
40% 20% 0% Pembiayaan Qardhul Hasan
Pembiayaan Murabahah
Gambar 9 Status Usaha Responden Modal Awal Usaha Mikro Responden Berdasarkan survei terhadap responden yang merupakan pelaku usaha mikro penerima pembiayaan qardhul hasan dan murabahah, pedagang memiliki beragam modal dagang (Tabel 6). Jumlah modal usaha mikro penerima pembiayaan qardhul hasan memiliki rata-rata modal sebesar Rp 567 857 dengan modal tertinggi Rp 2 000 000 dan terendah Rp 100 000. Modal tertinggi dimiliki oleh pelaku usaha makanan dan minuman dan modal terendah dimiliki oleh pelaku usaha makanan, minuman dan pakaian. Pada penerima pembiayaan murabahah, rata-rata modal sebesar Rp 7 937 500 dengan modal tertinggi oleh pelaku usaha elektronik sebesar Rp 20 000 000 dan modal terendah dimiliki oleh pelaku usaha makanan dan minuman sebesar Rp 2 500 000. Tabel 6 Modal Awal Usaha Mikro Responden Variabel Modal Responden Qardhul Hasan(Rp) Modal Responden Murabahah (Rp)
Rata-rata
Nilai Maksimum
Nilai Minimum
Standar Deviasi
567 857
2 000 000
100 000
530 096.9225
7 937 500
20 000 000
2 500 000
4 480 984.125
Pendapatan Responden Penerima Pembiayaan Qardhul Hasan dan Murabahah Pendapatan usaha mikro perbulan responden pada penerima pembiayaan qardhul hasan dan murabahah antara sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan oleh BPRS HIK mengalami peningkatan yang cukup signifikan (Tabel 7). Pada penerima pembiayaan qardhul hasan, rata-rata pendapatan perbulan responden penerima pembiayaan qardhul hasan dan murabahah antara sebelum mendapatkan pembiayaan sebesar Rp 7 862 678 sedangkan sesudah mendapatkan pembiayaan sebesar Rp 13 200 000. Pendapatan responden penerima pembiayaan murabahah sebelum mendapatkan pembiayaan sebesar Rp 9 384 375 sedangkan sesudah mendapatkan pembiayaan sebesar Rp 12 333 750. Pendapatan usaha terbesar setelah mendapatkan pembiayaan syariah dengan jenis usaha mikro yaitu jenis usaha makanan dan minuman dengan besar pendapatan sebulan sebesar Rp 90 000 000 sedangkan pendapatan usaha mikro terkecil setelah mendapatkan pembiayaan syariah
33 dengan jenis usaha mikro yaitu jenis usaha pakaian dengan besar pendapatan sebulan sebesar Rp 1 350 000. Terdapat salah satu responden penerima pembiayaan qardhul hasan pada penelitian ini memiliki pendapatan Rp 60 000 000 sebelum mendapatkan pembiayaan qardhul hasan hal ini mengindikasikan terjadi ketidaktepatsasaran BPRS HIK dalam penyaluran dana qardhul hasan. Responden ini lebih tepat diberikan pembiayaan murabahah karena pendapatan responden dianggap sudah mampu untuk mengembalikan pinjaman dengan margin. Tabel 7 Pendapatan Usaha Mikro Perbulan Variabel
Rata-rata
Pendapatan Penerima Pembiayaan Qardhul Hasan Sebelum Mendapatkan 7 862 678 571 Pembiayaan (Rp) Sesudah Mendapatkan 13 200 000 000 Pembiayaan(Rp) Pendapatan Penerima Pembiayaan Murabahah Sebelum Mendapatkan 9 384 375 000 Pembiayaan (Rp) Sesudah Mendapatkan 12 333 750 000 Pembiayaan (Rp)
Nilai Maksimum
Nilai Minimum
Standar Deviasi
60 000 000
750 000
15 243 395.18
90 000 000
1 350 000
22 589 303.50
20 550 000
3 450 000
4 434 513.08
29 490 000
5 500 000
6 054 669.69
Sumber Modal Awal Usaha Mikro Responden Pada hasil penelitian ini, modal yang diperoleh para responden pedagang mayoritas berasal dari modal sendiri. Sumber modal awal responden penerima pembiayaan qardhul hasan dan murabahah dapat dilihat pada Gambar 10. Jumlah responden penerima pembiayaan qardhul hasan yang menggunakan modal sendiri berjumlah 11 orang atau sebesar 78.57% dan 3 melalui pinjaman orang lain. Pada responden pembiayaan murabahah, dari seluruh jumlah responden terdapat 4 orang atau 25% melalui pinjaman orang. Responden penerima pembiayaan qardhul hasan maupun murabahah mayoritas menggunakan modal pribadi karena mereka tidak berani untuk meminjam uang ke bank dan menimbulkan hutang yang berkepanjangan. Selain itu, belum banyak pedagang yang mengerti sistem pinjaman dari bank dan lembaga lainnya sehingga lebih memilih meminjam pada orang lain. 100,00% 80,00% 60,00% Modal Pribadi
40,00%
Pinjaman 20,00% 0,00% Responden Qardhul Hasan
Responden Murabahah
Gambar 10 Sumber Modal Usaha Awal Responden
34 Keuntungan Responden Penerima Pembiayaan Qardhul Hasan dan Murabahah Keuntungan usaha mikro pebulan responden pada responden pembiayaan qardhul hasan dan murabahah antara sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan oleh BPRS HIK mengalami peningkatan yang cukup signifikan (Tabel 8). Pada penerima pembiayaan qardhul hasan, rata-rata keuntungan perbulan penerima pembiayaan qardhul hasan sebelum mendapatkan pembiayaan sebesar Rp 1 580 357 sedangkan sesudah mendapatkan pembiayaan sebesar Rp 3 075 000. Tabel 8 Keuntungan Responden Penerima Pembiayaan Qardhul Hasan dan Murabahah (bulan) Variabel
Rata-rata
Keuntungan Responden Pembiayaan Qardhul hasan Sebelum Mendapatkan 1 580 357 Pembiayaan(Rp) Sesudah Mendapatkan 3 075 000 Pembiayaan(Rp) Keuntungan Responden Pembiayaan Murabahah Sebelum Mendapatkan 4 171 875 Pembiayaan(Rp) Sesudah Mendapatkan 6 046 875 Pembiayaan(Rp)
Nilai Maksimum
Nilai Minimum
Standar Deviasi
8 250 000
375 000
2 034 159.687
12 000 000
900 000
3 358 614.069
11 550 000
1950 000
2 290 776.342
15 450 000
2 550 000
2 904 334.046
Penerima pembiayaan murabahah, dimana rata-rata keuntungan perbulan penerima pembiayaan murabahah sebelum mendapatkan pmbiayaan sebesar Rp 4 171 875 sedangkan sesudah mendapatkan pembiayaan murabahah sebesar Rp 6 046 875. Keuntungan usaha mikro terbesar setelah mendapatkan pembiayaan syariah dengan jenis usaha mikro yaitu jenis usaha pakaian dengan besar keuntungan sebulan sebesar Rp 15 450 000 sedangkan keuntungan usaha mikro terkecil setelah mendapatkan pembiayaan syariah dengan jenis usaha mikro yaitu jenis usaha makanan dan minuman serta sayur dan buah dengan besar keuntungan sebulan sebesar Rp 900 000. Tingkat Keuntungan Responden Penerima Pembiayaan Qardhul Hasan dan Murabahah Tingkat Keuntungan usaha mikro perbulan responden pada responden pembiayaan qardhul hasan dan murabahah antara sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan oleh BPRS HIK mengalami peningkatan yang cukup signifikan (Tabel 9). Pada penerima pembiayaan qardhul hasan, rata-rata tingkat keuntungan perbulan penerima pembiayaan qardhul hasan sebelum mendapatkan pembiayaan sebesar 32.36% sedangkan sesudah mendapatkan pembiayaan sebesar 35.61%. Hal ini juga terjadi pada penerima pembiayaan murabahah, dimana rata-rata keuntungan perbulan penerima pembiayaan murabahah sebelum mendapatkan pmbiayaan sebesar 46.51% sedangkan sesudah mendapatkan pembiayaan murabahah sebesar 51.31%. Tingkat Keuntungan usaha mikro terbesar setelah mendapatkan pembiayaan syariah dengan jenis usaha mikro yaitu jenis usaha pakaian dengan besar persentase tingkat
35 keuntungan sebulan sebesar 71% sedangkan tingkat keuntungan usaha mikro terkecil setelah mendapatkan pembiayaan syariah dengan jenis usaha mikro yaitu jenis usaha pakaian dengan besar presentase tingkat keuntungan sebulan sebesar 11%. Tabel 9 Tingkat Keuntungan Responden Penerima Pembiayaan Qardhul Hasan dan Murabahah Per Bulan Nilai Maksimum Tingkat Keuntungan Responden Pembiayaan Qardhul hasan Sebelum Mendapatkan 32.36 60 Pembiayaan (persen) Sesudah Mendapatkan 35.61 70 Pembiayaan (persen) Tingkat Keuntungan Responden Pembiayaan Murabahah Sebelum Mendapatkan 46.51 66.66 Pembiayaan (persen) Sesudah Mendapatkan 51.31 71.42 Pembiayaan (persen) Variabel
Rata-rata
Nilai Minimum
Standar Deviasi
10.71
15.09
13.33
19.83
15
56.52
23
45.94
Besar Jumlah Pembiayaan Qardhul Hasan dan Murabahah Yang Diterima Responden Besar jumlah pembiayaan qardhul hasan dan murabahah yang diberikan kepada responden oleh BPRS HIK cukup bervariatif sesuai dengan kebutuhan responden. Pada penerima pembiayaan qardhul hasan, rata-rata besar jumlah pembiayaan yang diterima responden qardhul hasan sebesar Rp 2 264 285 karena qardhul hasan tidak menggunakan marjin keuntungan untuk mengambalikan pinjaman maka rata-rata besar pengembalian sama dengan besar pengambalian (Tabel 10). Periode pembiayaan qardhul hasan rata-rata 18 bulan, dengan nilai maksimum 24 bulan dan minimum 12 bulan. Hal ini tentu berbeda dengan pembiayaan qardhul hasan. Rata-rata besar jumlah pembiayaan murabahah yang diterima responden pembiayaan murabahah sebesar Rp 20 750 000 karena murabahah menggunakan marjin yang telah ditentukan oleh BPRS HIK maka rata-rata besar pengembalian pembiayaan murabahah sebesar Rp 25 978 842. Periode pembiayaan murabahah rata-rata 19 bulan, dengan nilai maksimum 36 bulan dan minimum 5 bulan. Tabel 10 Besar Jumlah Pembiayaan Qardhul Hasan dan Murabahah Yang Diterima Responden Variabel
Rata-rata
Besar pembiayaan Responden Qardhul hasan Besar Pembiayaan(Rp) 2 264 285 Besar Pengembalian(Rp) 2 264 285 Periode Pembiayaan(bulan) 18 Besar Pembiayaan Responden Murabahah Besar Pembiayaan(Rp) 20 750 000 Besar Pengembalian(Rp) 25 978 842 Periode Pembiayaan(bulan) 19
Nilai Maksimum
Nilai Minimum
Standar Deviasi
5 000 000 5 000 000 24
1 000 000 1 000 000 12
936 940.309 936 940.309 6.16
30 000 000 44 672 668 36
10 000 000 10 710 781 5
6 637 959.024 9 578 483.175 11.147
36 Kemampuan Responden Untuk Bersedekah Responden setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan dan murabahah (Tabel 11) menunjukan bahwa responden penerima pembiayaan qardhul hasan yang dapat bersedekah sebesar 12 orang dan tidak bisa bersedekah sebesar 2 orang sedangkan responden penerima pembiayaan murabahah yang dapat bersedekah sebesar 16 orang dari total keseluruhan pengambilan responden. Tabel 11 Jumlah Responden Setelah Mendapatkan Pembiayaan Qardhul Hasan dan Murabahah Variabel Bersedekah Qardhul hasan Murabahah
Responden sebelum mendapatkan pembiayaan Bisa Tidak 10 4 16 0
Responden setelah mendapatkan pembiayaan Bisa Tidak 12 2 16 0
Hasil Estimasi Analisis Dampak Pembiayaan Syariah Terhadap Perubahan Pendapatan, Perubahan Keuntungan dan Perubahan Tingkat Keuntungan Responden Hasil uji-t berpasangan pada Tabel 12 menunjukkan bahwa pada pembiayaan qardhul hasan, rata-rata pendapatan dan keuntungan mengalami perbedaan yang signifikan. Variabel pendapatan dan keuntungan menunjukkan bahwa pendapatan dan keuntungan responden pembiayaan qardhul hasan sesudah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan lebih besar dibandingkan dengan pendapatan dan keuntungan responden pembiayaan qardhul hasan sebelum mendapatkan pembiayaan qardhul hasan dengan peningkatan pendapatan sebesar Rp 5 337 320 dan peningkatan keuntungan sebesar Rp 1 494 642. Pada pembiayaan murabahah, variabel pendapatan dan keuntungan juga menunjukkan bahwa pendapatan dan keuntungan responden pembiayaan murabahah sesudah mendapatkan pembiayaan lebih besar dibandingkan dengan pendapatan dan keuntungan responden sebelum mendapatkan pembiayaan murabahah dengan selisih untuk pendapatan sebesar Rp 2 949 380 dan Rp 1 875 000 untuk keuntungan. Hal ini menunjukkan bahwa baik pembiayaan qardhul hasan maupun pembiayaan murabahah mampu meningkatkan pendapatan maupun keuntungan yang diperoleh oleh pelaku mikro. Seiring peningkatan pendapatan dan keuntungan, tingkat keuntungan yang didapatkan oleh masing-masing responden pembiayaan baik qardhul hasan dan murabahah juga mengalami peningkatan, namun hanya signifikan pada pembiayaan qardhul hasan. Hal ini disebabkan karena besaran pembiayaan yang disalurkan melalui pembiayaan murabahah lebih besar dibandingkan dengan besaran pembiayaan yang disalurkan oleh pembiayaan qardhul hasan. Selain itu, jenis usaha yang dimiliki oleh responden pembiayaan murabahah memiliki tingkat keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan jenis usaha yang dimiliki oleh responden qardhul hasan.
37 Tabel 12 Perubahan Pendapatan, Perubahan Keuntungan dan Perubahan Tingkat Keuntungan Responden setelah Mendapatkan Pembiayaan Indikator
Pendapatan(Rp) Keuntungan (Rp) Tingkat Keuntungan (%)
Qardhul hasan N 14 14 14
N Sebelum 7 862 678 1 580 357 32.3675
P-Value Selisih 5 337 320 1 494 642 3.24292
0.000*** 0.000*** 0.007***
Murabahah
Indikator
Pendapatan(Rp) Keuntungan (Rp) Tingkat Keuntungan (%)
Mean Sesudah 13 200 000 3 075 000 35.6104
16 16 16
N Sebelum 9 384 375 4 171 875 51.3163
Mean Sesudah 12 333 750 6 046 875 46.5111
Keterangan: ***) significant alpha 1% Selisih:Perbedaan rata-rata responden pembiayaan
P-Value Selisih 2 949 375 1 875 000 4.80519
sesudah-sebelum
0.000*** 0.000*** 0.125
mendapatkan
Pada pembiayaan qardhul hasan dan murabahah menjelaskan bahwa pendapatan, keuntungan dan tingkat keuntungan mengalami peningkatan yang cukup signifikan oleh karena itu, pembiayaan qardhul hasan dan murabahah dapat diaplikasikan kepada para pelaku usaha mikro untuk meningkatkan pendapatan, keuntungan dan tingkat keuntungan. Terbukti pada uji-t pada Tabel 11 yang menunjukan bahwa perolehan responden mengalami peningkatan setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan dan murabahah. Analisis Faktor-Faktor Dampak Pembiayaan Syariah Memengaruhi Perubahan Pendapatan, Perubahan Keuntungan dan Perubahan Tingkat Keuntungan Responden Analisis faktor-faktor dampak pembiayaan syariah terhadap perubahan pendapatan, perubahan keuntungan dan perubahan tingkat keuntungan responden yang merupakan pelaku usaha mikro dengan variabel umur, tingkat pendidikan, pengalaman berdagang, dummy skema pembiayaan, dummy status pernikahan, dummy jenis kelamin, dummy sedekah, dummy jenis usaha makanan dan minuman dan dummy jenis usaha sayur dan buah menggunakan analisis regresi berganda. Hasil analisis regresi berganda terhadap perubahan pendapatan, perubahan keuntungan dan perubahan tingkat keuntungan pelaku usaha mikro setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan dan murabahah menunjukkan beberapa faktor yang berpengaruh (Tabel 13). Variabel umur, umur berpengaruh signifikan terhadap variabel keuntungan dan tingkat keuntungan dimana setiap peningkatan umur responden dapat menurunkan keuntungan sebesar 0.0034% dan menurunkan tingkat keuntungan sebesar 0.3305%. Hal ini disebabkan oleh penurunan produktifitas responden seiring dengan bertambahnya umur. Sehingga hal ini mampu memengaruhi kinerja responden dalam
38 berdagang. Pada penelitian ini sejalan dengan Widiyanto et al (2011) yang menyimpulkan bahwa semakin tinggi usia pengusaha, semakin rendah kemampuan mereka untuk meningkatkan bisnis mereka karena umumnya kegiatan usaha disektor mikro secara langsung terkait dengan aktivitas fisik pengusaha yaitu orang yang lebih tua cenderung menurunkan kemampuan fisik mereka. Variabel tingkat pendidikan, setiap peningkatan tingkat pendidikan yang dimiliki oleh responden mampu meningkatkan perolehan keuntungan responden sebesar 0.0142 %. Responden dengan tingkat pendidikan yang semakin tinggi memiliki pengetahuan yang lebih luas sehingga responden cenderung lebih efektif dan efisien dalam mengelola usahanya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Zahratain (2014) bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan pedagang akan memengaruhi perilaku pedagang dalam pengambilan keputusan. Pengalaman berdagang menunjukan siginifikan pada variabel pendapatan dan keuntungan sehingga setiap peningkatan pengalaman berdagang responden mampu meningkatkan perolehan pendapatan responden sebesar 0.0018% dan meningkatkan keuntungan sebesar 0.0012%. Semakin lama responden menekuni usahanya, maka responden semakin memahami usaha yang dijalankan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Widiyanto et al (2011) yang menunjukan pengalaman usaha berdampak kepada usaha mikro bahwa semakin berpengalaman semakin baik dalam mengelola usahanya. Pada dummy skema pembiayaan, responden pembiayaan murabahah memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan responden yang mendapatkan pembiayaan qardhul hasan dengan selisih sebesar 0.15% begitupun juga di tingkat keuntungan, responden yang mendapatkan pembiayaan murabahah memiliki tingkat keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan responden yang mendapatkan pembiayaan qardhul hasan dengan selisih sebesar 20%. Hal ini dikarenakan responden yang mendapatkan pembiayaan murabahah mendapatkan jumlah pembiayaan yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah pembiayaan qardhul hasan. Dummy jenis kelamin berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan dan keuntungan, dimana responden berjenis kelamin laki-laki memiliki perolehan pendapatan dan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan perolehan pendapatan dan keuntungan responden berjenis kelamin perempuan dengan selisih masing-masing sebesar 0.24% untuk pendapatan dan 0.28% untuk keuntungan. Hal ini disebabkan karena responden laki-laki dalam pengambilan jumlah besaran pembiayaan baik qardhul hasan maupun murabahah lebih besar dibandingkan dengan responden perempuan. Variabel dummy status pernikahan, responden yang telah menikah memiliki pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan responden yang belum menikah dengan selisih 0.33%. Hal ini dikarenakan pelaku usaha memiliki keluarga serta tanggungan yang harus dipenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga pelaku usaha termotivasi untuk mendatangkan pendapatan yang lebih besar sedangkan untuk responden yang belum menikah memiliki tingkat keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan responden yang sudah menikah dengan selisih sebesar 6.1%. Hal ini dikarenakan pelaku usaha yang belum menikah memiliki usaha dengan tingkat keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan usaha lainnya Penelitian ini
39 sejalan dengan penelitian Andari dan Aswitari (2012) bahwa status pernikahan berpengaruh positif dan signifikan meningkatkan produktivitas dikarenakan pelaku usaha memiliki tanggung jawab terhadap keluarga sehingga lebih termotivasi dalam bekerja. Tabel 13 Faktor-faktor yang Memengaruhi Perubahan Pendapatan, Perubahan Keuntungan dan Perubahan Tingkat Keuntungan Pelaku Usaha Mikro Karakteristik usaha mikro Umur
Pendapatan 0.000889 (0.779) -0.00234 (0.830) 0.0018884*** (0.000) 0.04625 (0.365)
Keuntungan -0.003457* (0.063) 0.014237*** (0.003) 0.0012235*** (0.000) -0.15006*** (0.000)
Tingkat keuntungan -0.3305*** (0.009) 0.6019 (0.345) -0.05228 (0.145) -20.092*** (0.006)
Dummy status pernikahan (Belum menikah=1; Menikah =0)
-0.3393* (0.093)
-0.1541 (0.175)
6.120** (0.013)
Dummy jenis kelamin(Laki-laki =1; Perempuan = 0)
0.24130*** (0.000)
0.28453*** (0.000)
1.543 (0.613)
Dummy sedekah (Melakukan sedekah=1; Tidak melakukan sedekah = 0)
0.4606** (0.003)
0.31200*** (0.000)
-12.297 (0.151)
Dummy jenis dagang adalah makanan dan minuman (Makanan dan Minuman=1; selain makanan dan minuman =0)
0.01859 (0.777)
-0.01296 (0.826)
-5.249** (0.046)
Dummy jenis dagang adalah sayur dan buah (Sayur buah=1; selain sayur buah=0)
-0.0263 (0.875)
-0.12538 (0.141)
-15.370*** (0.000)
R-Sq 93.4% F Statistic 31.64** Jumlah Penelitian 30 Keterangan: *) significant alpha 10% **) significant alpha 5% ***) significant alpha 1%
97.7% 95.72** 30
99.5% 409.77** 30
Tingkat pendidikan Pengalaman berdagang Dummy skema pembiayaan (Qardhul hasan =1; Murabahah = 0)
Variabel dummy sedekah berpengaruh signifikan terhadap pendapatan dan keuntungan. Perolehan pendapatan dan keuntungan responden yang melakukan sedekah lebih besar dibandingkan perolehan pendapatan dan keuntungan responden yang tidak bersedekah dengan selisih pendapatan sebesar 0.46% dan selisih keuntungan sebesar 0.31%. Hasil penelitian ini sejalan dengan QS.Al-Baqarah ayat 261 berisikan bahwa orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir
40 biji yang menumbuhkan tujuh tangkai pada setiap tangkai ada seratus biji dan Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki Dan Allah Maha luas, Maha Mengetahui dan Menurut Mirza (2013) bahwa sedekah berpengaruh signifikan terhadap perkembangan usaha mikro, semakin sering melakukan sedekah maka akan semakin tinggi perkembangan usahanya dengan niat tulus dan keikhlasan hati. Dummy jenis dagang makanan dan minuman berpengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan. Perolehan tingkat keuntungan yang diperoleh pedagang yang menjual makanan dan minuman lebih kecil dibandingkan dengan pedagang yang menjual produk lainnya yaitu sayur dan buah, elektronik, pakaian dan ATK dengan selisih tingkat keuntungan sebesar 5.24%. Hal ini disebabkan semakin banyaknya pedagang makanan dan minuman serta pembeli yang tidak selalu tetap perharinya. Sehingga para pedagang makanan dan minuman yang tidak dapat menjual habis barang dagangannya akan merugi karena makanan dan minuman sudah kadaluwarsa. Variabel dummy jenis dagang sayur dan buah, pedagang yang menjual sayur dan buah juga memiliki perolehan tingkat keuntungan yang lebih kecil dibandingkan dengan perolehan tingkat keuntungan yang diterima oleh pedagang lainnya yaitu makanan dan minuman, elektronik, pakaian dan ATK dengan selisih perolehan tingkat keuntungan 15.3%. Hal ini disebabkan banyaknya pesaing yang menjual produk sayur dan buah seperti pasar tradisional ataupun toko moderen. Sehingga pedagang sayur dan buah tidak dapat menjual sayur dan buah lebih banyak serta kecenderungan untuk menjual sayur dengan harga modal jika tidak laku untuk menjual sayur dan buah.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1.
2.
Pembiayaaan qardhul hasan dan murabahah yang diberikan oleh BPRS Harta Insan Karimah kepada pelaku usaha mikro di Kecamatan Ciledug berdampak positif bagi pendapatan, keuntungan dan tingkat keuntungan para pelaku usaha mikro. Dengan adanya suntikan modal dari bank, pelaku usaha mikro mampu meningkatkan profitabilitas usaha dengan pengembalian pembiayaan tanpa margin yaitu qardhul hasan serta pengembalian pembiayaan menggunakan margin yaitu murabahah. Faktor-faktor yang memengaruhi perubahan pendapatan setelah menerima pembiayaan qardhul hasan dan murabahah adalah pengalaman berdagang, dummy pernikahan, dummy jenis kelamin dan dummy sedekah. Pada variabel perubahan keuntungan setelah menerima pembiayaan qardhul hasan dan murabahah yaitu umur, tingkat pendidikan, pengalaman berdagang, dummy skema pembiayaan, dummy pernikahan, dummy jenis kelamin dan dummy sedekah. Pada variabel perubahan tingkat keuntungan setelah menerima pembiayaan qardhul hasan dan murabahah yaitu umur, tingkat pendidikan dummy pernikahan, dummy skema pembiayaan, dummy jenis dagang makanan dan minuman serta dummy jenis dagang sayur dan buah. Variabel perubahan tingkat keuntungan untuk menggambarkan per unit modal sebagai efisiensi usaha
41 karena variabel perubahan pendapatan dan perubahan keuntungan belum menggambarkan tingkat efisien sebuah usaha. Pada penelitian ini, skema pembiayaan murabahah lebih efisien dibandingkan skema pembiayaan qardhul hasan yang diterima pelaku usaha mikro pada nasabah BPRS Harta Insan Karimah Kecamatan Ciledug. Barang olahan pelaku usaha mikro yang tidak mudah kadaluwarsa memiliki tingkat keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan barang olahan pelaku usaha mikro yang mudah kadaluwarsa.
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan pada beberapa variabel perubahan pendapatan, perubahan keuntungan dan perubahan tingkat keuntungan. Oleh karena itu: 1. Setiap pelaku usaha mikro disarankan untuk selalu bersedekah dalam setiap usahanya dan bersedekah dengan keihklasan hati tanpa ada unsur keterpaksaan melainkan karena niat tulus kepada Allah SWT. Dalam penelitian ini sedekah berpengaruh dalam meningkatkan pendapatan dan keuntungan pelaku usaha mikro. 2. Bank Syariah dapat memberikan pembiayaan qardhul hasan kepada pelaku usaha mikro selain sebagai fungsi sosial juga untuk mendapatkan keuntungan. Nasabah yang mendapatkan pembiayaan qardhul hasan jika telah mampu menjalankan usaha secara mandiri maka bank syariah untuk selanjutnya dapat memberikan pembiayaan murabahah kepada nasabah agar nasabah mendapatkan suntikan modal yang lebih besar. 3. Pelaku usaha mikro disarankan untuk berdagang dengan jenis dagangan yang tidak mudah kadaluwarsa sehingga risiko untuk mendapatkan kerugian semakin kecil.
DAFTAR PUSTAKA Adnan MA, Furywardhana F. 2006. Evaluasi Non Performing Loan (NPL) Pinjaman Qardhul Hasan(Studi Kasus di BNI Syariah Cabang Yogyakarta)[jurnal]. Yogyakarta(ID): Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia 10(2):155-171 Andari NPU dan Aswitari LP. 2012. Pengaruh Sosial Demografi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Perempuan Pengarajin Lontar Di Desa Bona, Gianyar[jurnal]. Denpasar(ID): E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana 1(1): 23-31. Antonio S. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta (ID) :Gema Insani Press. Benyamin Molan. 2002. Glosarium Prentice hall untuk Manajemen dan Pemasaran. Jakarta (ID): Prenhallindo.
42 [BI] Bank Indonesia. 2014. Laporan Keuangan Publikasi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah Provinsi Banten Kota Tangerang Periode Juni 2011-Maret2014. Bank Indonesia[Internet]. [waktu dan tempat pertemua tidak diketahui]. Jakarta (ID): Bank Indonesia. Tersedia pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-keuangan/bank/bprsyariah/Default.aspx. [BI] Bank Indonesia.2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Bank Indonesia[Internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Jakarta (ID): Bank Indonesia. Tersedia pada: http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-bi/Documents/ UU 20 Tahun 2008UMKM.pdf [BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Jumlah Angkatan Kerja, Penduduk Bekerja, Pengangguran, TPAK dan TPT 1986-2013. Jakarta (ID): BPS. [BPRS HIK] Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah. 2014. Dana Ziswaf dan Qardhul hasan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah dan Perkembangan Qardhul hasan. Tangerang (ID): BPRS HIK. Case and Fair. 2007. Prinsip-prinsip Ekonomi Mikro. Jakarta(ID): Erlangga. Chen CK. 2004. Research on impacts of team leadership on team effectiveness (jurnal). Cambridge (US): The Journal of American Academy of Business 5(1):266-278 Damayanti. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Di Pasar Gede Kota Surakarta[skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Negeri Surakarta Firdausy CM. 1995. Pengembangan Sektor Informal Pedagang Kaki Lima Di Perkotaan. Jakarta (ID): Dewan Riset Nasional Dan Bappenas Puslitbang Ekonomi dan Pembangunan LIPI. Gilarso T (1998). Ekonomi Indonesia sebuah pengantar. Yogyakarta(ID): Kanisius. Harnanto. 2003. Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta(ID): BPFE Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta(ID): PT. Bumi Aksara. Kasmir. 2002. Manajemen Perbankan. Jakarta (ID) :PT. Raja Grafindo Persada. [Kemenkop dan UKM] Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. 2012. Data Usaha Mikro Kecil Dan Menengah 2010. Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. [Internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Jakarta(ID) : Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.Tersediapada: http://www.depkop.go.id/data/dataUMKM/dataUMKM2010/Perkembangandata-usaha-mikro-Kecil-menengah(UMKM)-dan-usaha-besar(UB)-tahun2009-2010.pdf. [Kemenkop dan UKM] Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. 2013. Data Usaha Mikro Kecil Dan Menengah 2011. Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. [Internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Jakarta(ID): Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.Tersediapada: http://www.depkop.go.id/data/dataUMKM/dataUMKM2010/Perkembangan-
43 data-usaha-mikro-Kecil-menengah(UMKM)-dan-usaha-besar(UB)-tahun2010-2011.pdf. [Kemenkop dan UKM] Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. 2014. Data Usaha Mikro Kecil Dan Menengah 2012. Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. [Internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Jakarta (ID): Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.Tersediapada: http://www.depkop.go.id/data/dataUMKM/dataUMKM2010/Perkembangandata-usaha-mikro-Kecil-menengah(UMKM)-dan-usaha-besar(UB)-tahun2011-2012.pdf. Kurniawan D. 2008. Uji T Berpasangan(Paired T-Test)[internet]. Vienna(AT): Foundation for Statistical Computing. Tersedia pada: http://ineddeni.wordpress.com Lipsey dan Richard G. (1995). Pengantar Ilmu Makroekonomi. Alih bahasa Jaka Wasana, dkk. Jakarta(ID): Erlangga. Mirza FF. 2013. Pengaruh Perilaku Sedekah Terhadap Perkembangan Usaha (Studi Kasus Peserta Komunitas Usaha Mikro Muamalat Berbasi Masjid (KUM3) di KJKS BMT An-Najah Wiradesa)[skripsi]. Semarang(ID): Institut Agama Islam Negeri Walisongo Mulyanti S. 2011. Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Margin Murabahah Pada BMT Khairu Ummah Leuwiliang Bogor[skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor Osman S. 2002. Urus Niaga Al-Qard Al-hasan dalam Pinjaman Tanpa Riba, Johor Baru (MY): University Teknologi Malaysia. Pemerintah Republik Indonesia. 2008. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah(UMKM). Jakarta (ID). Riswandi D. 2011. Bank Syariah Dan Penguatan sektor Mikro (Studi Terhadap Pembiayaan Qardhul hasan Di BSM Kota Mataram)[tesis]. Yogyakarta (ID): UIN Sunan Kalijaga. Riyanto B. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat. Yogyakarta(ID): BPFE-UGM Sa‟ad AA. 2010. Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Peningkatan Pendapatan Nasabah BMT Berkah Madani[skripsi]. Jakarta (ID): UIN Syarif Hidayatullah. Osman S. 2002. Urus Niaga Al-Qard Al-hasan dalam Pinjaman Tanpa Riba. Johor Baru (MY): University Teknologi Malaysia Sari SP. 2013. Pengaruh Pembiayaan Qardhul hasan Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Mustahik Zakat(Studi Kasus Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid Cabang Bogor)[jurnal]. Bogor(ID): Jurnal Ekonomi Islam AL-Infaq Universitas Ibn Khaldun Bogor 4(1):57-93. Rosly SA. 2005. Critical Issus On Islamic Banking and Financial Markets. Kuala Lumpur (MY): Danamas. Sevilla CG, Ochave AJ, Punsalan TG, Regala BP, Uriarte GG. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta (ID): UI-Press.
44 Sholahuddin, M. 2006. Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam. Surakarta (ID):Muhammadiyah University Press. Sjahdeini SR. 1999. Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia. Jakarta (ID) :Grafiti. Soekartawi. 2003. Prinsip Ekonomi Pertanian. Jakarta(ID): Rajawali Press. Sudarsono H. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Edisi ke-4. Depok (ID): Ekonisia. Sulistyo H. dan Hakim A. 2013. Model Pembiayaan Pedagang Kaki Lima(PKL) Melalui Qardhul hasan[jurnal]. Semarang (ID): Riptek. 7(1):39-46. Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi, Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta(ID): BPFE Tarigan R. 2006. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Pendapatan Perbandingan Antara Empat Hasil Penelitian[Jurnal]. Medan (ID): Jurnal Wawasan 11(3): 21-27 Uswatun. 2010. Pengaruh Pembiayaan Qardhul hasan Pada BNI Syari‟ah Cabang Semarang Terhadap Perkembangan Usaha Kecil[skripsi]. Semarang (ID): Institut Agama Islam Negeri Walisongo. Walpole RE. 1995. Pengantar Statistika. Sumantri B, penerjemah. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Ed ke-6. Widiyanto, Mutamimah, Hendar. 2011. Effectiveness Of Qardh Al-hasan Financing As A Poverty Alleviation Model[jurnal]. Semarang (ID): Economic Journal Of Emerging markets. 3(1):27-42. Widodo A. (2000). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Usaha Pedagang Kaki Lima[skripsi]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro Zahratain I. 2014. Dampak Perkembangan Toko Modern Terhadap Kinerja Pedagang Produk Pertanian pada Pasar Tradisional di Kota Bekasi[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Zainuddin A. 2008. Hukum Perbankan Syariah. Jakarta (ID) :Sinar Grafika.
45 Lampiran 1 Laporan Penerima Pembiayaan Qardhul Hasan oleh BPRS Harta Insan Karimah
12000000 900000 900000 1200000 1500000 6750000 7500000 900000 1950000 900000 2250000 3750000 1050000 1500000
Tingkat Keuntungan sebelum (persen) 13.75 25 33.33333 12.5 10.71429 50 42.85714 50 20 35.71429 29.62963 37.64706 60 32
Tingkat keuntungan sesudah (persen) 13.33333 15 33.33333 14.54545 11.11111 50 50 48 18.57143 66.66667 42.85714 38.46154 70 26.66667
3075000
32.36755
35.61048
Respo nden
Pendapatan Sebelum (rupiah)
Pendapatan Sesudah (rupiah)
Keuntungan Sebelum (rupiah)
Keuntungan sesudah (rupiah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Avera ge
60000000 1500000 1800000 6000000 10500000 5250000 5250000 1200000 6000000 840000 4050000 3187500 750000 3750000 7862678.57 1
90000000 6000000 2700000 8250000 13500000 13500000 15000000 1875000 10500000 1350000 5250000 9750000 1500000 5625000
8250000 375000 600000 750000 1125000 2625000 2250000 600000 1200000 300000 1200000 1200000 450000 1200000
13,200,000
1580357.143
46 Penerima Pembiayaan Murabahah Oleh BPRS Harta Insan Karimah
4500000 6450000 7800000 7500000 4500000 6450000 7050000 3450000 6450000 15450000 5550000 5550000 4500000 4500000 4500000 2550000
Tingkat Keuntungan sebelum (persen) 15 28.33333 57.14286 66.66667 56.66667 35.92233 42.85714 45.94595 47.61905 56.20438 40.35088 47.61905 40.35088 53.48837 53.48837 56.52174
Tingkat keuntungan sesudah (persen) 23.07692 39.09091 57.77778 71.42857 69.76744 39.09091 52.22222 57.5 56.57895 52.39064 52.85714 52.85714 42.85714 47.61905 60 45.94595
6046875
46.5111
51.3163
Resp onde n
Pendapatan Sebelum (rupiah)
Pendapatan Sesudah (rupiah)
Keuntungan Sebelum (rupiah)
Keuntungan sesudah (rupiah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Aver age
15000000 9000000 10500000 6750000 4500000 15450000 10500000 5550000 9450000 20550000 8550000 9450000 8550000 6450000 6450000 3450000
19500000 16500000 13500000 10500000 6450000 16500000 13500000 6000000 11400000 29490000 10500000 10500000 10500000 9450000 7500000 5550000
2250000 2550000 6000000 4500000 2550000 5550000 4500000 2550000 4500000 11550000 3450000 4500000 3450000 3450000 3450000 1950000
9384375
12333750
4171875
47 Lampiran 2 Kuesioner Penelitian Dampak Pembiayaan Syariah Terhadap Profitabilitas Usaha Mikro Studi Kasus: BPRS Harta Insan Karimah Kecamatan Ciledug KUESIONER PENELITIAN DAMPAK PEMBIAYAAN SYARIAH TERHADAP PROFITABILITAS USAHA MIKRO PADA NASABAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH HARTA INSAN KARIMAH KECAMATAN CILEDUG KOTA TANGERANG
Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam pengisian kuesioner penelitian saya Luthfi Hibatur Rachman ( H54100068), mahasiswa S1 Departemen Ilmu Ekononomi Program Studi Ilmu Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak pembiayaan syariah terhadap profitabilitas usaha mikro. Kuesioner ini hanya digunakan untuk kepentingan penelitian, sehingga jawaban yang Bapak/Ibu sampaikan sepenuhnya akan dijaga kerahasiaannya. Atas kerjasama Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.
No Pewawancara Hari/Tanggal wawancara Jam Lokasi
: : : : :
48 IDENTITAS RESONDEN Nama Responden Jenis Kelamin Alamat Lengkap
No 1 2. 3. 4. 5.
: : 1. Laki-laki : RT : Desa : Kecamatan :
2. Perempuan RW :
Uraian Umur Status* Pendidikan** Pekerjaan*** Jumlah Tanggungan
Keterangan : *Isikan untuk status 1 = Menikah 2 = Belum menikah 3 = Janda / Duda
: ................... tahun : ................... : ................... tahun : ................... orang
**Isikan untuk pendidikan Tamat SD = 6 th Tamat SMP = 9 th Tamat SMA = 12 th S1 = 16 th dst
***Isikan untuk jenis dagang 1 = Makanan 2 = Minuman 3 = Pakaian 4 = Buah - buahan 5 = Sayuran 6 = Aksesoris 7 = Lainnya Sudah berapa lama anda menjadi pelaku usaha mikro? ( ) bulan ( ) tahun Status pekerjaan anda sebagai usaha : ( ) Utama ( ) Sampingan Struktur Pendapatan Rumah Tangga Sumber Pemasukan A. Pendapatan/gaji B. Hasil Jualan/dagang C. D.
Bulan (Rp)
Tahun (Rp)
49 E. F. G. Lainnya... Jenis pembiayaan apa saja yang anda bayarkan dalam 1 tahun terakhir ? (boleh lebih dari 1) Jumlah yang No. Jenis Pembiayaan Periode Pembayaran Dibayarkan 1. Mudharabah 2. Musyarakah 3. Murabahah 4. Qardhul hasan 5. Pinjaman riba 6. Dll Apakah Anda tahu pembiayaan qardhul hasan/murabahah *itu apa ? ( ) Ya, yaitu... ( ) Tidak Apakah pendapat Anda tentang pembiayaan qardhul hasan/murabahah *? ( ) baik ( ) Tidak baik ( ) Tidak tahu Dari mana Anda mendapatkan informasi mengenai pembiayaan hasan/murabahah* ? ( ) Iklan ( ) Sosialisasi bank ( ) Teman / keluarga / saudara ( ) Brosur/Koran ( ) Internet (website,facebook,twitter,dll) ( ) Lainnya..
qardhul
Berapa modal awal hasan/murabahah*? ( ) diatas Rp.100.000 ( ) diatas Rp.500.000
qardhul
anda
sebelum
mendapatkan
pembiayaan
( ) diatas Rp.1000.000 ( ) lainnya, Rp..........
Modal awal anda berasal dari mana? ( ) Modal sendiri ( ) Modal orang lain Berapa modal yang diberikan oleh pihak bank untuk pembiayaan qardhul hasan/murabahah*? ( ) diatas Rp.100.000 ( ) diatas Rp.1000.000 ( ) diatas Rp.500.000 ( ) lainnya, Rp..........
50 Sudah berapa lama Anda menjadi nasabah di BPRS Harta Insan Karimah ? (....) bulan (....) tahun Berapa kali anda telah mengajukan pembiayaan qardhul hasan/murabahah*? ( ) 1kali ( ) 3kali ( ) 2kali ( ) Lainnya,.........kali Sudah berapa lama anda mendapatkan pembiayaan qardhul hasan/murabahah*? ( ) bulan ( ) tahun Selain qardhul hasan/murabahah*, apakah Anda juga menggunakan pembiayaan lainnya ? ( ) Ya ( ) Tidak Apakah pihak bank hasan/murabahah*? ( ) Ya ( ) Tidak
membimbing
dalam
penggunaan
dana
qardhul
Apakah pihak bank memberikan bimbingan teknis kepada anda secara langsung? ( ) Ya ( ) Tidak Berapa kali anda mendapat bimbingan dalam setiap bulan? Ya, berapa kali ( ) Lainnya, ( ) Tidak sama sekali ( ) Apakah adanya jaminan hasan/murabahah*? ( ) Ya, saya menjaminkan ..... ( ) Tidak
untuk
Tabel Pendapatan Usaha Mikro Jenis Pendapatan Usaha dagangan QH/MH* Hari
mendapatkan
pembiayaan
Sebelum Pendapatan QH/MH* Bulan
Hari
Usaha
qardhul
Sesudah
Bulan
51
Tabel Penghasilan Usaha Mikro Bahan input Penerimaan usaha
Tabel Profit (Keuntungan) Usaha Mikro Jenis Profit sebelum QH/MH* dagangan Hari Bulan
Pengeluaran(Modal)
Profit sesudah QH/MH* Hari
Tabel Setelah Mendapatkan Dana Qardhul Hasan/Murabahah* No Kegiatan Ya 1 Dapat membayar zakat(fitrah,harta,dll) 2 Dapat berinfaq dan sodaqah 3 Dapat menyimpan uang 4 Mampu memenuhi kebutuhan dasar 5 Dapat membayar uang sekolah untuk anak 6 Dapat membayar kesehatan untuk keluarga
Bulan
Tidak
Pembiayaan qardhul hasan /murabahah* membantu anda dalam kegiatan usaha sehari – hari? ( ) Ya ( ) Tidak Apakah bank mengadakan kegiatan keagamaan dalam membangun motivasi dan meningkatkan ahlak? ( ) Ya ( ) Tidak
52
Setelah mendapat kegiatan keagamaan dan motivasi, apakah mempengaruhi anda? ( ) Ya ( ) Tidak Nb:*Coret salah satu
53 Lampiran 3 Hasil Uji-t Perubahan Pendapatan, Perubahan Keuntungan dan PerubahanTingkat Keuntungan Sesudah Mendapatkan Pembiayaan Qardhul Hasan (14data) Paired Samples Statistics Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
omset_sblm_QH
7.8627E6
14
1.52434E7
4.07397E6
omset_ssd_QH
1.3200E7
14
2.25893E7
6.03725E6
Pair 2
untung_sblm_QH untung_ssd_QH
1.5804E6 3.0750E6
14 14
2.03416E6 3.35861E6
5.43652E5 8.97627E5
Pair 3
tingkat_untung_sblm_qh tingkat_untung_ssdh_qh
32.3676 35.6105
14 14
15.09065 19.83763
4.03315 5.30183
Pair 1
Paired Samples Correlations Pair 1
omset_sblm_QH omset_ssd_QH
&
Pair 2
untung_sblm_QH untung_ssd_QH
&
Pair 3
tingkat_untung_sblm_qh tingkat_untung_ssdh_qh
&
N
Correlation
Sig.
14
0.992
0.000
14
0.919
0.000
14
0.874
0.000
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference
Pair omset_sblm_QH 1 omset_ssd_QH
-
Pair untung_sblm_QH 2 untung_ssd_QH
-
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean Lower
-5.33732E6
7.69105E6
2.05552E6
-1.49464E6
1.69028E6
9.90908
Pair tingkat_untung_sblm 3 _qh -3.24292 tingkat_untung_ssdh _qh
f
d Sig. (2-tailed)
-9.77800E6 -8.96640E5 -2.597
13
0.022
4.51746E5
-2.47058E6 -5.18706E5 -3.309
13
0.006
2.64831
-8.96426
13
0.242
Upper
2.47841
t
-1.225
54 Hasil Uji-t Perubahan Pendapatan, Perubahan Keuntungan dan Perubahan Tingkat Keuntungan Setelah Mendapatkan Pembiayaan Murabahah (16data) Paired Samples Statistics
Pair 1
Pair 2
Pair 3
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Omset_sblm_Murabahah
9.3844E6
16
4.43451E6
1.10863E6
Omset_ssdh_Murabahah
1.2334E7
16
6.05467E6
1.51367E6
Keuntungan_sblm_Murabahah
4.1719E6
16
2.29078E6
5.72694E5
Keuntungan_ssdh_Murabahah
6.0469E6
16
2.90433E6
7.26084E5
TingkatKeuntungan_sblm_Murabahah
46.5111
16
12.75795
3.18949
TingkatKeuntungan_ssdh_Murabahah
51.3163
16
11.95885
2.98971
Paired Samples Correlations
Pair 1
Omset_sblm_Murabahah
&
Omset_ssdh_Murabahah Pair 2
Keuntungan_sblm_Murabahah
&
Keuntungan_ssdh_Murabahah Pair 3
TingkatKeuntungan_sblm_Murabahah TingkatKeuntungan_ssdh_Murabahah
&
N
Correlation
Sig.
16
.948
.000
16
.946
.000
16
.847
.000
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference
Std. Mean
Deviation
Std. Error Mean Lower
-2.94938E6
-2.33002E6 5.82506E5
Sig. (2Upper
t
df
tailed)
-1.70779E6
-5.063
15
.000
Pa Omset_sblm_ ir Murabahah 1
Omset_ssdh_ Murabahah
-
-4.19096E6
55 Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference
Std.
Sig. (2-
Mean
Deviation
Std. Error Mean Lower
Upper
t
df
tailed)
-1.87500E6
1.04499E6
2.61247E5
-2.43183E6
-1.31817E6
7.177
15
.000
-4.80519
6.88535
1.72134
-8.47414
-1.13625
-2.792
15
.014
Pair Keuntungan 2
_sblm_Mura bahah
-
Keuntungan _ssdh_Mura bahah Pair TingkatKeun 3
tungan_sblm _Murabahah TingkatKeun tungan_ssdh _Murabahah
56 Lampiran 4 Hasil Olahan Regresi Berganda MODEL PERUBAHAN PENDAPATAN The regression perubahan pendapatan equation is logy1 = 6,24 + 0,00089 X1 - 0,0023 x2 + 0,00189 x3 + 0,0462 Dsp - 0,339 Dp + 0,241 Djk + 0,461 ds + 0,0186 Dmm - 0,026 Dsb Predictor Constant X1 X2 X3 Dsp Dp Djk Ds Dmm Dsb
Coef 6,2350 0,000889 -0,00234 0,0018884 0,04625 -0,3393 0,24130 0,4606 0,01859 -0,0263
SE Coef 0,2373 0,003125 0,01075 0,0002824 0,04986 0,1922 0,04365 0,1383 0,06477 0,1651
T 26.27 0,28 -0,22 6,69 0,93 -1,76 5,53 3,33 0,29 -0,16
P 0,000 0,779 0,830 0,000 0,365 0,093 0,000 0,003 0,777 0,875
VIF 3,470 4,437 4,234 3,627 1,034 3,280 1,491 3,140 2,091
S = 1,03428 R-Sq = 93,4% R-Sq(adj) = 90,5%
Source Regression Residual Error Total
DF 9 20
Analysis of Variance SS MS 304.636 33.848 21.395 1.070
29
326.031
Durbin-Watson statistic = 1.75723
F 31.64
P 0.000
57 The regression perubahan keuntungan equation is logy2 = 6,16 - 0,00474 X1 + 0,0091 x2 + 0,00149 x3 - 0,131 Dsp - 0,175 Dp + 0,293 Djk + 0,374 ds - 0,028 Dmm - 0,171 Dsb Predictor Constant X1 X2 X3 Dsp Dp Djk Ds Dmm Dsb
Coef 6,10981 -0,003457 0,014237 0,0012235 -0,15006 -0,1541 0,28453 0,31200 -0,01296 -0,12538
SE Coef 0,08292 0,001754 0,004125 0,0002586 0,02213 0,1097 0,05660 0,04305 0,05802 0,08173
T 73,69 -1,97 3,45 4,73 -6,78 -1,41 5,03 7,25 -0,22 -1,53
P 0,000 0,063 0,003 0,000 0,000 0,175 0,000 0,000 0.826 0,141
VIF 1.784 3.662 2.615 3.647 1.131 1.540 1.447 1.660 2.034
S = 1,04584 R-Sq = 97,7% R-Sq(adj) = 96,7%
Source Regression Residual Error Total
DF 9 20
Analysis of Variance SS MS 942.29 104.70 21.88 1.09
29
964.16
Durbin-Watson statistic = 2.08691
F 95.72
P 0.000
58 The regression perubahan tingkat keuntungan equation is y3 = 77,1 - 0,262 X1 + 0,30 x2 - 0,0651 x3 - 19,0 Dsp + 6,9 Dp + 3,45 Djk - 11,4 ds 5,13 Dmm - 14,6 Dsb Predictor Constant X1 X2 X3 Dsp Dp Djk Ds Dmm Dsb
Coef 78.20 -0.3305 0.6019 -0.05228 -20.092 6.120 1.543 -12.297 -5.249 -15.370
SE Coef 14,03 0,1146 0,6229 0,03447 6,502 2,232 3,002 8,227 2,461 3,604
T 5,57 -2,89 0,97 -1,52 -3,09 2,74 0,51 -1,49 -2,13 -4,26
P 0,000 0,009 0,345 0,145 0,006 0,013 0,613 0,151 0,046 0,000
VIF 1.784 3.662 2.615 3.647 1.131 1.540 1.447 1.660 2.034
S = 14,3012 R-Sq = 57,8% R-Sq(adj) = 38,8%
Source Regression Residual Error Total
DF 9 20
Analysis of Variance SS MS 5602.8 622.5 4090.5 1,25
29
9693.3
Durbin-Watson statistic = 1,89248
F 3.04
P 0.018
59 RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta, 21 Maret 1992 dari Ayah Abdurrachman dan Ibu Harin Riandrini. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara. Penulis memulai pendidikan di TK dan melanjutkan pendidikan di SD Islam PB Soedirman Cijantung, Jakarta. Pada tahun 2005 penulis duduk dibangku SMP yaitu di SMP Negeri 1 Cilacap. Kemudian pada tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Cilacap dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan diterima di program studi Ilmu Ekonomi prodi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama Berkuliah di IPB, penulis beberapa kali mengikuti kegiatan kepanitiaan diantaranya SES-C IPB sebagai staff devisi logstran, BAFEST (Bogor Art Festival) sebagai staff divisi acara, Malam keakraban Ilmu Ekonomi 2012 sebagai ketua panitia, Eksyar Goes to Jeddah dan Farewell Party sebagai ketua panitia dan sebagai salah satu pencetus dan penyusun ikatan alumni Ilmu Ekonomi Syariah Institut Pertanian Bogor.