ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH, SUKU BUNGA BANK INDONESIA DAN DEPOSITO MUDHARABAH TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2009-2013
Oleh : MUHAMMAD ZAKI RAIHAN 109084000057
JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435H/2014M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI Nama
:
Muhammad Zaki Raihan
Tempat, Tanggal Lahir
:
Duri, 20 April 1991
Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Alamat
:
Jl. Jend Sudirman no.22 Sebanga, Duri- Riau #28884
Kebangsaan
:
Indonesia
Agama
:
Islam
No. Telepon/HP
:
085365004220
Email
:
[email protected] [email protected]
Twitter
:
@zakiraihan20
PENDIDIKAN FORMAL Tingkat Pendidikan Perguruan Tinggi / Strata 1
Sekolah/Universitas Jurusan Universitas Islam Negeri Ilmu Ekonomi dan Syarif Hidayatullah Studi Pembangunan Jakarta Sekolah Menengah Atas SMA Cendana DuriIPS (SMA) Mandau. Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 2 Duri(SMP) Mandau Sekolah Dasar (SD) SD Negeri 004 DuriMandau Taman Kanak-kanak (TK) TK Mutiara Duri-Mandau
i
Tahun 2009-2014
2006-2009 2003-2006 1997-2003 1996-1997
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Profitabilitas (ROA), SBI dan Deposito Mudharabah (DM) terhadap Pembiayaan Murabahah. Analisis dilakukan dengn menggunakakn data runtun waktu bulanan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dalam penelitian periode 2009 sampai dengan 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ordinary Least Square (OLS) pada program Eviews 6. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ROA memiliki hasil t-hitung sebesar 2.937182 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.0053, yang berarti secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah (PM), Sedangkan pada SBI diperoleh t-hitung sebesar -0.643511 dengan tingkat signifikansi 0.5233 yang berarti secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah (PM) dan Deposito Mudharabah (DM) diperoleh thitung 26.93835 dengan tingkat signifikansi 0.0000 yang berarti secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah (PM). Selain itu Hasil regresi ini juga menunjukkan nilai F-Statistik sebesar 516.292 dengan Probabilitas sebesar 0.000000 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ROA, SBI dan Deposito Mudharabah (DM) secara stimultan atau bersama-sama memiliki pengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah (PM) Kata Kunci : Perbankan Syariah, ROA, SBI, DM, Pembiayaan Murabahah
ii
ABSTRACT This study aims to analyze the influence of profitability (ROA), SBI and Mudaraba deposits (DM) against Murabahah. Analyses were performed with less menggunakakn monthly time series data published by Bank Indonesia in the study period of 2009 to 2013. The method used in this study is the Ordinary Least Square (OLS) on the program Eviews 6. Results of this study indicate that the ROA has the t-count equal to 2.937182 with a significance level of 0.0053, which means partially positive and significant effect on Murabahah (AM), while the SBI obtained t-count equal to 0.643511 with a significance level of 0.5233 which means partially no significant effect on Murabahah (PM) and Mudaraba deposits (DM) obtained by t-test with a significance level of 0.0000 26.93835 meaning partially positive and significant effect on Murabahah (PM). Besides these regression results also demonstrate the value of the F-statistics of 516 292 with a probability of 0.000000 so it can be concluded that the variables ROA, SBI and Mudaraba deposits (DM) stimulatory or together have an influence on Murabahah (PM) Keywords: Islamic Banking, ROA, SBI, DM, Murabaha Financing
iii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah menurunkan Islam sebagai tuntunan kehidupan yang membawa kepada kesejahteraan, keadilan, keberkahan, dan kesempurnaan dan juga atas segala limpahan rahmat-Nya kepada kita semua hingga kita dapat merasakan nikmat Islam, nikmat Iman, dan nikmat sehat wal’afiat. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Salallahu A’laihi Wassalam, pembawa risalah, penyampai amanah, dan pemberi nasihat kepada umat manusia, serta para sahabat, keluarga dan orang-ornag sholeh yang Allah ridhoi. Hanya karena rahmat, karunia, dan keridhaan-Nya lah penulis memiliki kekuatan, kemauan, kesempatan, dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Pengaruh Profitabilitas Perbankan Syariah, Suku Bunga Bank Indonesia, Deposito Mudharabah, terhadap Pembiayaan Murabahah di Indonesia Periode 2009-2013” dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Alhamdulillah, dengan pertolongan dan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala, skripsi ini telah selesai, walupun penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Namun dari lubuk hati yang paling dalam, penulis berharap semoga skripsi ini sedikit banyak mudah-mudahan insya Allah dapat bermanfaat bagi banyak orang, Amin. Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan semoga Allah SWT memberikan pahala atas amal kebaikan dari semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, diantaranya adalah:
iv
1.
Teristimewa untuk kedua orang tua saya tercinta yaitu H. Abdul Fuad dan H. Hafni yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk kuliah jauh dari mereka ke Jakarta ini, sehingga saya dapat menuntaskan kuliah saya mulai dari awal kuliah hingga skripsi ini selesai, terima kasih do’anya,terima kasih semuanya, pemberian semangat mama, papa sampai skripsi ini selesai do’akan Raihan menjadi orang sukses dan Raihan ingin melihat Mama dan Papa bahagia dengan kesuksesan Raihan Aamiin
2.
Adekku Dewi Indah Pratiwi, Kel Zubir, seluruh keluarga H. Sani Ahmad yang tidak pernah henti nya memberikan dukungan dan motivasi untuk selalu tetap berjuang dan semangat menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini.
3.
Bapak Prof.Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Bapak Zuhairan S.Yunan, M.si selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP), yang telah memberikan dukungan untuk IESP dan semua mahasiswanya.
5.
Bapak Zainal Mutaqin, MPP selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan yang selalu memberikan informasi akademik kepada setiap mahasiswa IESP.
6.
Bapak Dr.Ir.H.Roikhan Mochamad Aziz, MM selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar dan mau meluangkan waktunya untuk membimbing, memberi arahan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi serta sebagai penggagas @Sinlammim dan @319913616. Selain itu sebagai Dosen Ekonomi Syariah, Mikro Syariah dan Moneter Syariah. Terima kasih banyak Pak Roy, Semoga Allah SWT selalu melimpahkan nikmat iman, nikmat Islam, nikmat sehat wal’afiat dan nikmat panjang umur serta kebahagiaan di dunia dan akhirat kelak.
7.
Bapak Ali Rama,SE, M.Ec, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi, semangat, saran dengan meluangkan waktu, pikiran, tenaga, dan juga memberikan ilmu dalam membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
v
8.
Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis terutama jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) yang telah memberikan ilmuilmu yang bermanfaat untuk mahasiswa dan kemajuan FEB khususnya.
9.
Seluruh karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membantu dan memberi pelayanan dengan seoptimal mungkin demi kelancaran kegiatan belajar kami.
10.
Thank’s to my lovely Nidia Wiyanti, terima kasih semuanya♥
11.
Terima kasih banyak kepada sahabat setia saya Taufik Hidayat (Kocco) dan Sandy(mamay), Armen untuk kebersamaannya selama kuliah☺, semoga silaturahmi terus terjaga walaupun sudah lulus.
12.
Terima kasih Kepada para sahabat saya Rismawan,( dalam menyelesaikan Skripsi),Rendy bg haji (pemilik kostan tempat berkumpul).
13.
Terima Kasih kepada teman-teman dan sahabat Jajang yang telah membantu saya, Jamrudin, Teman-teman The tamfans ciputat yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. semoga persahabatan kita terus erat
14.
Kepada seluruh teman-teman keluarga besar IESP 2009 yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat saya kepada teman-teman. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa, isi maupun analisisnya, sehingga penulis sangat berharap atas kritik dan saran dari berbagai pihak untuk penyempurnaannya. Akhirnya kata penulis mengucapkan Alhamdulillahirabil’alamin. Wassalamualaikum Wr. Wb. Jakarta, 1 Juli 2014
(Muammad. Zaki Raihan)
vi
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... i ABSTRACT ....................................................................................................... ii ABSTRAK .......................................................................................................... iii KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................... 15 C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 16 D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 19 A. Konsep dasar Ekonomi Islam ................................................................... 19 B. Bank Syariah ............................................................................................ 21 1. Pengertian Bank Syariah .................................................................... 17 2. Prinsip dan Ciri- Ciri Bank Syariah…………………………..……... 23 a. Prinsip Bank Syariah ............................................................. 23 b. Ciri-Ciri Bank Syariah .......................................................... 24 c. Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah .................. 25 C. Pembiayaan ............................................................................................. 27 1. Pengertian Pembiayaan ....................................................................... 27 vii
2. Macam-Macam Pembiayaan ............................................................... 28 3. Tujuan Pembiayaan……………………………………………………. 29 4. Fungsi Pembiayaan ............................................................................. 30 D. Murabahah…………………………………………………………………. 31 1. Pengertian Murabahah………………………………………………… 31 2. Landasan Hukum ................................................................................ 32 3. Rukun dan Syarat Murabahah………………………………………... 33 4. Ketentuan Umum Murabahah…………....………………………….... 34 5. Macam-macam Transaksi Murabahah………………………….…….. 35 E. Profitabilitas ............................................................................................. 36 1. Pengertian Profitabilitas ...................................................................... 36 2. Bagi Hasil……………………………………………………………… 37 a. Pengertian Profit Sharing ....................................................... 38 b. Pengertian Revenue Sharing................................................... 39 F. BI RATE .................................................................................................. 41 1. Pengertian BI RATE .......................................................................... 41 2. Fungsi BI RATE ................................................................................ 41 3. Pengeritan Bunga Bank………………………………………………. 42 a. Bunga Simpanan……………………………………………… 43 b. Bunga Pinjaman…………………………………………….... 43 4.
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga………………… 44
5.
Pengaruh BI RATE dan Bunga Konvensional……………………. .45
G. Deposito Mudharabah……………………………………………………....46 1.
Pengertian Deposito Mudharabah……………………..……………..46
2. Bentuk-Bentuk Mudharabah………………………………………….48 3. Manfaat Mudharabah…………………………………………………49 4. Skema Deposito Mudharabah………………………………………...51 5. Hubungan Deposito Mudharabah terhadap Perkembangan Murabahah ……………………………………………………………………...52 H. Penelitian Terdahulu………………………………………………….…….54 I. Ringkasan Pemikiran Terdahulu……………………………………….…..60
viii
J. Kerangka Pemikiran ………………………………………………………73 K. Hipotesis…………………………………………………………………… 76 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 78 A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 78 B. Metode Penentuan Sampel ....................................................................... 78 C. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 79 D. Metode Analisis Data ............................................................................... 80 1. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 82 a. Uji Normalitas ............................................................................ 82 b. Uji Multikolinearitas ................................................................... 83 c. Uji Heterokedastisitas ................................................................. 84 d. Uji Autokorelasi ......................................................................... 85 2. Uji Statistik....................................................................................... 87 a. Uji Parsial (Uji-t) ........................................................................ 87 b. Uji Signifikansi Stimultan (Uji F) ............................................... 88 3. Uji Koefisiean determinasi (R2) ......................................................... 88 E. Operasional Variabel Penelitian................................................................ 89 1. Variabel Dependen (Y) ...................................................................... 89 2. Variabel Independen (X).................................................................... 90 a. Profitabilias Bank Syariah........................................................... 90 b. Suku Bunga Bank Indonesia ....................................................... 90 c. Deposito Mudharabah ................................................................. 91 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 92 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 92 1. Sejarah Perkembangan Bank Syariah di Dunia ................................... 92 a. Praktik Perbankan di Masa Rasulullah ........................................ 92 b. Perbankan Syariah Modern ......................................................... 94 2. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia.......................................... 95 3. Visi dan Misi Perbankan Syariah ....................................................... 97
ix
4. Perkembangan Pembiayaan Murabahah ............................................. 98 5. Perkembangan Profitabilitas(Return on Asset) ................................... 101 6. Perkembangan Suku Bunga Bank Indonesia ...................................... 103 7. Perkembangan Deposito Mudharabah ................................................ 106 B. Hasil Analisis dan Pembahasan ................................................................ 108 1. Analisis Pembahasan dan Hasil Regresi ............................................. 108 a. Uji Normalitas ............................................................................ 109 b. Uji Multikolinearitas ................................................................... 110 c. Uji Heterokedastisitas ................................................................. 112 d. Uji Autokorelasi ......................................................................... 113 2. Pengujian Hipotesis Statistik.............................................................. 114 a. Uji Parsial (Uji t) ........................................................................ 116 b. Uji F ........................................................................................... 118 3. Koefisien Determinasi (R2) ................................................................ 118 C. Analisis Ekonomi ..................................................................................... 113 1. Pengaruh ROA Terhadap Pembiayaan Murabahah(PM)..................... 119 2. Pengaruh SBI Terhadap Pembiayaan Murabahah(PM) ....................... 120 3. Pengaruh Deposito Mudharabah Terhadap Pembiayaan Murabahah... 120 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ...................................................... 122 A. Kesimpulan .............................................................................................. 122 B. Implikasi .................................................................................................. 120 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... xiv LAMPIRAN ....................................................................................................... xvii
x
DAFTAR TABEL
No 1.1
Keterangan
Hal
Perkembangan ROA, Suku Bunga Bank Indonesia,Deposito Mudharabah, Pembiayaan murabahah Periode 2009-September 2013................................................... 5
2.1
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ........................................ 25
2.2
Penelitian Terdahulu ................................................................................... 59
4.1
UjiNormalitasJarque-Bera .......................................................................... 110
4.2
HasilUjiCorrelaion matrix .......................................................................... 111
4.3
HasilUjiWhite Heterokedasticity ................................................................. 113
4.4
HasilUjiLangrange Multiple Test (LM-Test) .............................................. 114
4.5
HasilRegresiMetodeOrdinary Least Square ................................................ 115
xi
DAFTAR GAMBAR
No
Keterangan
Hal
1.1
Perkembangan Profitabilitas Periode Desember 2009-September 2013……..7
1.2
Perkembangan Suku Bunga Periode Desember 2009-September 2013………8
1.3
Perkembangan Deposito Mudharabah Periode Desember 2009-September 2009…………………………………… ………10
1.4
Perkembangan Pembiayaan Murabahah Periode Desember 2009-September 2013……………………………………………..11
2.1
Skema Deposito Mudharabah ...................................................................... 51
2.2
Kerangka Pemikiran…………………………………………………………. 75
4.1
Perkembangan Profitabilitas Periode Desember 2009-September 2013……..100
4.2
Perkembangan Suku Bunga Periode Desember 2009-September 2013………102
4.3
Perkembangan Deposito Mudharabah Periode Desember 2009-September 2009…………………………………… ………105
4.4
Perkembangan Pembiayaan Murabahah Periode Desember 2009-September 2013……………………………………………..107
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No
Keterangan
Hal
1
Data Penelitian Desember 2009 – September 2013 ........................................ xviii
2
UjiNormalitas ................................................................................................. xx
3
UjiMultikolinearitas ....................................................................................... xx
4
UjiHeterokedastisitas ...................................................................................... xxi
5
UjiAutokorelasi .............................................................................................. xxii
6
HasilRegresiMetode Ordinary Least Square .................................................. xxiii
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awalnya keberadaan bank syariah di Indonesia ditandai dengan adanya atau berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992. Dengan adanya UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan yang merupakan revisi dari UU No. 7 tahun 1992. Undang-undang tersebut telah meletakkan dasar bagi terwujudnya sistem perbankan ganda, yaitu sistem bagi hasil (Bank Syariah) dan bank yang beroperasi dengan sistem bunga (Bank Konvensional). Oleh karena itu diberikan kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendirikan bank yang menyelenggarakan kegiatan umum untuk membuka kantor cabangnya yang khususnya melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah. Upaya untuk mengembangkan bank dengan sistem bagi hasil semakin kuat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya keinginan masyarakat guna memperoleh layanan perbankan dengan prinsip syariah. Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia sejak tahun 1997-1998 telah menyadarkan semua pihak bahwa perbankan dengan sistem konvensional bukan merupakan satu-satunya sistem yang dapat diandalkan, tetapi ada sistem perbankan lain yang lebih tangguh karena menanamkan prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu perbankan syariah. Meskipun pada waktu itu hanya ada satu lembaga keuangan perbankan syariah, namum diakui oleh banyak kalangan
1
bahwa sistem yang dianut dapat menjawab tantangan krisis yang terjadi pada tahun 1997-1998. Perbankan syariah dalam melakukan operasionalnya menerapkan prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem perbankan nasional, bank syariah mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian. Penerapan perbankan syariah dalam aktivitas ekonomi Indonesia tidak jauh berbeda dengan perbankan konvensional. Tidak dapat disangkal bahwa uang merupakan alat yang sangat penting bagi kebutuhan manusia.Saat ini lembaga-lembaga keuangan sengaja berdiri agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia. Bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai Intermediary, artinya bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai perantara antara pihak yang mempunyai kelebihan dana (kreditur) dengan pihak yang membutuhkan dana (debitur). Tingginya pertumbuhan aset perbankan syariah di Indonesia ini belum dapat dirasakan pengaruhnya dalam kehidupan perekonomian Indonesia. Keberadaan dan keunggulan perbankan syariah baru dapat dirasakan apabila perbankan syariah telah memiliki proporsi yang signifikan dalam tatanan perekonomian nasional. Untuk memberikan pengaruh terhadap perekonomian Indonesia maka volume perbankan syariah harus besar, yaitu dengan kestabilan ekonomi nasional dan kemampuan menarik dana syariah dari luar negeri. Dengan besarnya volume perbankan syariah maka kemampuan dalam melakukan penyerapan dana investasi dari luar negeri khususnya negara-negara Islam di 2
kawasan Timur Tengah akan menjadi besar. Kecilnya proporsi aset perbankan syariah di Indonesia menyebabkan perbankan syariah belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Seperti Bank Konvensional, Bank Syariah juga memberikan jasa-jasa pembiayaan. Jasa-jasa pembiayaan yang diberikan Bank Syariah jauh lebih beragam daripada jasa-jasa pembiayaan yang dapat diberikan oleh Bank Konvensional. Mengenai jasa pembiayaan yang dapat diberikan oleh bank Islam bukan saja pembiayaan dalam bentuk apa yang disebut dalam istilah perbankan konvensional sebagai kredit, tetapi juga memberikan jasa-jasa pembiayaan yang biasanya diberikan oleh lembaga pembiayaan (multi finance company), seperti leasing, hire purchase, pembelian barang oleh nasabah bank kepada bank Islam yang bersangkutan dengan cicilan, pembelian barang oleh bank Islam kepada perusahaan manufaktur dengan pembayaran di muka, penyertaan modal (equity participation atau venture capital). Jasa-jasa perbankan Islam yang terkait dengan jasa pembiayaan yang ditawarkan oleh Bank Syariah dikemas dalam produk-produk yang ada dalam Bank Syariah, salah satunya adalah pembiayaan murabahah.Pembiayaan murabahah merupakan jasa pembiayaan dengan mengambil bentuk transaksi jual beli dengan cicilan.Sedangkan pola pelayanannya dengan memakai jenis pembelian berdasarkan pesanan.Pada perjanjian murabahah atau mark-up, bank membiayai pembelian barang atau asset yang dibutuhkan oleh nasabahnya dengan membeli barang itu dari pemasok barang dan kemudian menjualnya 3
kepada nasabah tersebut dengan menambah suatu mark-up atau keuntungan. Dengan kata lain penjualan barang oleh bank kepada nasabah dilakukan atas dasar cost-plus profit. Transparasi bagi bank syariah bersifat mutlak dan harus dilakukan. Dengan adanya transparansi yang benar-benar transparan diharapkan akan semakin
meningkatkan kepercayaan
nasabah.
Salah
satu
implementasi
transparansi dalam operasional bank syariah adalah pembuatan laporan bagi hasil kepada semua deposan secara rutin setiap bulan. Dalam laporan bagi hasil antara lain dilaporkan berapa jumlah pendapatan yang diterima bank dalam satu bulan, yang akhirnya akan berpengaruh terhadap berapa nominal hasil investasi yang akan diterima deposan. Jika diamati, pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia memang cukup mengesankan dibandingkan sejak awal berdirinya bank syariah pertama di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indicator yaitu profitabilitas bank syariah, suku bunga bank Indonesia dan deposito mudharabah berdasarkan data Bank Indonesia periode Oktober tahun 2009 sampai dengan Desember 2013 perkembangan instrument aset perbankan syariah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dapat dilihat pada Tabel 1.1.
4
Tabel 1.1 Perkembangan ROA, Suku Bunga Bank Indonesia Dan Deposito Mudharabah, Pembiayaan Murabahah Di Indonesia Periode 2009 – September 2013 Tahun
ROA
Suku Bunga
DEPOSITO
PEMBIAYAAN
(%)
BI
MUDHARABAH
MURABAHAH
(%)
(Milyar Rp)
(Milyar Rp)
2009
1.48
6.50
17.530
26321.00
2010
1.67
6.50
20.375
37508.00
2011
1.70
6.50
23.396
56365.00
2012
2.14
28.560
88004.00
2013*09
2.04
31.062
106779.00
5.75 7.25
Sumber : Data Bank Indonesia yang sudah diolah di www.bi.go.id Pada tahun 2008 terjadi krisis subprime mortgage di Amerika Serikat (AS), profitabilitas perbankan syariah di Indonesia pada tahun 2009 justru masih turun sebesar 1.48%. Pasca pemulihan krisis subprime mortgage di Amerika Serikat (AS), pada tahun 2010 profitabilitas perbankan syariah naik sebesar 1.67%. Pada akhir Desember 2011 profitabilitas perbankan syariah semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 1.79. Pada akhir Desember 2012profitabilitas perbankan syariah sebesar 2.14%,dan terus
5
naik. pada September 2013 menjadi 2.04% tetap , hal ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia semakin percaya terhadap kinerja perbankan syariah sendiri. Pergerakan profitabilitas perbankan syariah ini tidak lepas dari beberapa
indikator
yang
mempengaruhinya
yaituSuku
Bunga
Bank
Indonesiadan Deposito Mudharabah. Perkembangan profitabilitas perbankan syariah tidak lepas dari variabel ekonomi makro lainya sepertiSuku Bunga Bank Indonesia.
6
Gambar 1.1 Perkembangan Profitabilitas Di Indonesia Periode Desember 2009 – September 2013
2.5
Persentase%
2
1.5 1
0.5 0 2009
2010
2011
2012
2013.09
Periode Profitabilitas
sumber: Bank Indonesia(data diolah) . Pada tahun 2009 profitabilitas bank syariah sebesar 1.48%, seiring berjalannya tahun profitabilitas menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Namun pada tahun 2012 profitabilitas mencapai angka yang cukup baik yaitu 2.14% itu disebabkan oleh suku bunga yang terendah pada tahun 2012 yaitu 5.75% yaitu dimana pada saat suku bunga terendah maka daya masyarakat untuk menyimpan dananya dibank syariah mengalami peningkatan, maka secara otomatis profitabilitas yang di dapat bank syariah akan meningkat pula,
7
Setelah itu pada tahun 2013 profitabilitas menurun menjadi 2.04% karena pada tahun yang sama suku bunga mengalami peningkatan yang cukup tinggi, yaitu sebesar 7.25% dimana saat suku bunga tinggi maka secara otomatis nasabah yang akan menyimpan dananya di bank syariah akan menurun. Karena nasabah pasti tidak mengharapkan dana yang mereka titipkan terkena suku bunga yang tinggi maka dari itulah profitabilitas yang didapat bank syariah menurun.
Gambar 1.2 Perkembangan Suku Bunga Bank Di Indonesia Periode Desember 2009 – September 2013 8 7
Persentase%
6 5 4 3 2 1 0 2009
2010
2011
2012
2013.09
Periode Suku Bunga Bank Indonesia
Sumber: Bank Indonesia(data diolah).
8
Pada taun 2009 Suku Bunga sebesar 6,50%, seiring berjalannya tahun , suku bunga mengalami penurunan, dapat kita lihat pada tahun 2010 suku bunga tetap di 6.50%, dan ditahun 2011 tetap 6.50%, namun pada saat tahun 2012 suku bunga mengalami penurunan menjadi 5,75. Ini tidak lepas dari tingginya profitabilitas bank syariah yang membuat suku bunga menurun, ini disebabkan pada saat suku bunga turun orang akan banyak menyimpan dan meminjam uang kebank yang akan menyebabkan profitabilitas bank akan menaik. Beagitu juga sebaliknya apabila suku bunga tinggi mempengaruhi ke profitabiltas yang akan menurun. Minat masyarakat akan semakin menurun pula.
9
Gambar 1.3 Perkembangan Deposito Mudharabah Di Indonesia Periode Desember 2009 – September 2013
35.0000 30.0000
Milyar
25.0000 20.0000 15.0000 10.0000 5.0000 0.0000 2009
2010
2011 Periode
2012
2013.09
Deposito Mudharabah
Sumber: Bank Indonesia(data diolah). Deposito mudhrabah pada tahun 2009 rp 17.530 milyar, setiap tahunnya deposito mudharabah mengalami peningkatan yang cukup baik. Dapat dilihat pada grafik diatas, nilai tertinggi deposito mudharabah pada tahun 2013 sebesar Rp 31.062 milyar ini menunjukkan betapa banyaknya daya masyarakat menyimpan dananya melalui deposito mudharabah. Karena deposito mudharabah pada tahun-tahun ini diminati masyarakat, sebab hasil yang didapat akan secara adil dan sesuai kesepakatan akan dibagi rata.
10
Mayarakat
akan
lebih
mengetahui
seberapa
besarnya
resiko
atau
keuntungannya mendepositokan melalui akad mudharabah,
Gambar 1.4 Perkembangan Pembiayaan Murabahah Di Indonesia Periode Desember 2009 – September 2013
120000.00
Milyar
100000.00 80000.00 60000.00 40000.00 20000.00 0.00 2009
2010
2011 Periode
2012
2013
Pembiayaan Murabahah
sumber: Bank Indonesia(Data diolah) Pembiayan
Murabahah
adalah
pembiayaan
yang
diminati
masyarakat,sebab akad murabahah, akad jual-beli yang ditambah oleh margin yang disepakati. Terlihat pada grafik diatas setiap tahunnya pembiayaan murabahah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Terlihat paling rendah pada tahun 2009 sebesar Rp 26.321 milyar dan tertinggi pada tahun 2013
11
sebesar Rp 106.779 milyar. Ini terlihat baik pada pembiayaan murabahah setiap tahunnya.Masyarakat lebih memilih pembiayaan murabahah karena dilihat dari segi resiko. Pada pembiayaan murabahah resiko yang akan diterima nasabah akan lebih kecil dibandingkan pada pembiayaan lain, segi resiko adalah salah satu minat masyarakat Komposisi pembiayaan murabahah dalam jangka waktu empat tahunsaja yaitu dari tahun 2009-2013 terusmengalami peningkatan, ini tidak lepas dari beberapa factor yang mempengaruhinya seperti Profitabilitas, Suku Bunga Bank Indonesia, Deposito Mudharabah. Peningkatan pembiayaan murabahah dari tahun 2007-2012 juga tidakterlepas dengan adanya perkembangan ekonomi di Indonesia secara makro pada tahun 2009-2013.Dalam makro ekonomi, ini juga tidak terlepas darivariabel ekonomi makro lainya seperti sertifikat bank Indonesia syariah. Dalam praktek penyaluran dana bank syariah ke sektor rill memerlukan waktu yang sering tak singkat penghimpunan dana, oleh karena itu bank syariah dapat memeutuskan penempatan kelebihan dananya pada instrument SWBI, walaupun hanya menjanjikan bonus tetapi cukup aman dan fleksibel. Terbukti apabila bank syariah kelebihan dana dari pihak ketiga, maka bank syariah memiliki opsi yaitu menyalurkan untuk pembiayaan atau dengan menyimpan dana tersebut di instrument moneter syariah yaitu suku bunga BI dan deposito mudharabah yang berfungsi untuk melihat likuiditas
12
suatu perbankan syariah jika dilihat tabel 1.1 variabel suku bunga BI selalu mengalami peningktan setiap tahunya, peningkatan tersebut disebabkan oleh banyaknya
profitabilitas
yang
ditempatkan
pada
variabel
deposito
mudharabah. Hasil penelitian Cleopatra (2008:18) ekuivalen rate tingkat bagi hasil deposito mudharabah menjelaskan signifikan terhadap proporsi aset dengan koefisien beta positif. Hal ini menyatakan bahwa perhatian dalam bentuk murabahah memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan bank syariah. Variabel
selanjutnya
yang
akan
mempengaruhi
profitabilitas
perbankan syariah yaitu deposito mudharabah. Perkembangan deposito mudharabah mengalami fluktuatif dari tahun ke tahun. Hal tersebut membuktikan bahwa fluktuasi tersebut terjadi karena kurangnya likuiditas yang disalurkan oleh pihak perbankan kepada sektor riil. Dimana penyaluran dana tersebut akan mempengaruhi besar kecilnya profitabilitas perbankan syariah. Semakin besar likuiditas pada suku bunga BI dan deposito mudharabah maka akan semakin besar pula profitabilitas perbankan syariah. Apabila sebaliknya, jika semakin kecil likuiditas pada suku bunga BI dan deposito mudharabah maka akan semakin kecil pula profitabilitas yang dimiliki oleh perbankan syariah. Perkembangan profitabilitas perbankan syariah tidak lepas dari variabel suku bunga BI dalam bentuk deposito mudharabah yang juga tidak serta merata menjadikan perbankan syariah menjadi semakin kokoh dan kuat. 13
Dari tahun ke tahun deposito mudharabah meningkat secara signifikan. Peningkatan tersebut disebabkan karena kepercayaan masyarakat Indonesia yang semakin tinggi untuk menghimpun dananya pada perbankan syariah. Masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim dan tingkat bagi hasil yang bersaing dengan tingkat bunga bank konvensional, mendorong masyarakat tertarik menanamkan dananya di bank syariah. Hasil penelitian Sasmitasiwi dan Cahyadi (2007:10) bahwa prospek perbankan syariah di Indonesia sangat bagus didasarkan pada variabel profitabilitas dan suku bunga BI akan meningkat pada kuartal ketiga 2007 sampai kuartal empat 2008, meskipun nilai pertumbuhan profitabilitas bank syariah dan suku bunga BI tersebutmenurun, pembangunan murabahah mempunyai hubungan yang sangat kuat sehingga biladeposito mudharabah mengalami pertumbuhan naik, maka bisa mengalami kenaikan juga. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas bahwa Profitabilitas Bank Syariah, Suku Bunga BI dan Deposito Mudharabah mempunyai dampak atau pengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia. Oleh karena itu penulis memilih judul “ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS INDONESIA
DAN
BANK
SYARIAH,
DEPOSITO
SUKU
BUNGA
MUDHARABAH
BANK
TERHADAP
PEMBIAYAAN MURABAHAH DI INDONESIAPADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2009-2013”.
14
B. Rumusan Masalah Perumusan masalah merupakan langkah yang sangat penting karena langkah ini akan menentukan kemana suatu penelitian diarahkan. Perumusan masalah pada dasarnya adalah merumuskan pertanyaan yang jawabannya akan dicari melalui penelitian berdasarkan seputar keadaan Pengaruh Profitabilitas Bank Syariah Suku Bunga Bank Indonesia dan Deposito Mudharabah Terhadap Pembangunan Murabahah di Indonesia periode Oktober 2009 – Desember 2013. Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, pembahasan yang akan dilakukan dirumuskan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut : 1. Seberapa besar pengaruh Profitabilitas Bank Syraiah secara parsial terhadap pembiayaan murabahah di Bnak Syariah 2. Seberapa besar pengaruh Suku Bunga Bank Indonesia secara parsial terhadap Pembiayaan Murabahah di Bank Syariah ? 3. Seberapa besar pengaruh Deposito Mudharabah secara parsial terhadap Pembiayaan Murabahah? 4. Seberapa besar pengaruh Profitabilitas Bank Syariah, Suku Bunga Bank Indonesia dan Deposito Mudharabah secara bersama-sama terhadap Pembiayaan Murabahah ?
15
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada perumusan masalah diatas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh tingkat Profitabilitas terhadap pembiayaan murabahah di Indonesia pada Bank Syariah periode November 2009 – September 2013, 2. Untuk menganalisis pengaruh Suku Bunga Bank Indonesia terhadap pembiayaan murabahah di Indonesia pada Bank Syariah periode November 2009 – September 2013. 3. Untuk menganalisis pengaruh Deposito Mudharabah terhadap pembiayaan murabahahdi Indonesia periode November 2009 – September 2013. 4. Untuk menganalisis pengaruh tingkat Profitabiltas,Suku Bunga Bank Indonesa, Deposito Mudharabah terhadap pembiayaan murabahah di Indonesia periode November 2009- September 2013.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi mahasiswa :
16
a. Dapat memberikan wawasan atau pengetahuan mengenai polahubungan antara Profitabilitas, Suku Bunga Bank Indonesia Terhadap Pembiayaan Murabahah Periode November 2009 - September2013 b.
Memperoleh
kesempatan
untuk
menerapkan
pengetahuan
teoritis
yangdiperoleh diperkuliahan dalam berbagai kasus riil di dunia kerja. 2. Bagi praktisi lembaga-lembaga keuangan Memberikan praktisilembaga
informasi
pemberdayaan
keuangan,khususnya
kepada umat
perbankan
masyarakat serta
syari`ah
sebagailembaga pemberdayaan umat
khususnya
praktisi
yang
para
lembaga-lembaga
mempunyai komitmen
terutama para pelaku ekonomi
mengenaiperan serta lembaga keuangan dan kebijakan-kebijakan yang dapatmengembangkan dunia usaha. 3. Bagi Pemerintah Dapat
dijadikan
dalammenentukan setiapperbankan danmenggerakkan
sebagai
kebijakannya syariah. sektor
dalam riil
salah
satu
mengenai
acuan
produk-produk
menumbuhkembangkan yang
ada
pemerintah
di
pada
dunia
Indonesia
usaha
sehingga
dapatmeningkatkan perekonomian nasional.
17
4. Bagi pihak lain Memberikan sumbangsih data dalam kaitannya denganperkembangan dan pertumbuhan keuangan atau lembaga pembinaanberbasis syari`ah dalam hal ini adalah perbankan syari`ah sebagailembaga pemberdayaan umat.
18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Ekonomi Islam Kata “ekonomi” berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata yaitu “oikos” yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan “nomos” yang berarti “peraturan, hukum” kemudian bila digabung bermakna “aturan rumah tangga”. Sedangkan kata “Islam” berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari 3 akar kata yaitu “sin” dan “mim” “sinlammim”
yang berarti “alam”, “lam”
yang berarti Allah,
yang berarti ibadah, kemudian bila digabung menjadi bermakna “alam dicipta Allah untuk ibadah”.
QS Adz-Dzariat [51]: 56
Artinya: Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untukberibadah kepada-Ku.
Kata “islam” terdapat dalam 4 ayat dalam 3 surat yang berbeda. Kata Islam dapat ditemukan dalam beberapa surat di al-Quran. 1. QS. Ali Imran [3]: 19.
Artinya : ”Sesungguhnya Din di sisi Allah adalah Islam”
19
Latar belakang keilmuan Ekonomi Islam disebut sebagai Ontologi Ekonomi Islam yaitu berupa alasan mendasar adanya Ekonomi Islam. Sesuai dengan sistem kehidupan yang ada pada diri manusia, keluarga, lingkungan, dan alam semesta maka elemen dasar penciptaan terdiri dari 3 unsur yaitu manusia, Allah, dan ibadah. Kemudian perpaduan 3 hal ini membentuk alasan besar penciptaan yaitu Islam, sehingga ontology dari Ekonomi Islam adalah Islam. Islam dalam Ekonomi Islam merupakan konsep besar sebagai suatu sistem yang menyeluruh. Kemudian Islam yang menyeluruh inilah yang menjadi epistemology dari keilmuan Ekonomi Islam yang sedang berkembang yaitu kafah. Ekonomi Islam yang kafah muncul sebagai konsep dasar ekonomi dengan batasan Islam sebagai suatu sistem.
QS. Al-Baqarah [2]: 208.
Artinya: Wahai orang-orang beriman masuklah kalian ke dalam Islam secara kafah. Konsep Ekonomi Islam yang kafah didukung oleh Quran Surat AlBaqarah [2] ayat 208 bahwa tujuan dari Ekonomi Islam dapat dijalankan oleh orang-orang yang beriman dan dilakukan secara sistematis dan menyeluruh
20
atau kafah yang berarti dimulai dari Islam sebagai kerangka dasar kehidupan yang di dalamnya mengandung makna bahwa manusia diciptakan Allah untuk ibadah. Kemudian dikembangkan ke berbahai aspek termasuk ekonomi (Mochamad Aziz, 2010). Kerangka dasar Islam dari konsep yang menyeluruh berupa kafah ini perlu diterjemahkan ke dalam penerapan berekonomi secara makro dan mikro ekonomi. Implementasi dari kedua hal tersebut dijabarkan dalam bentuk aksiologi yaitu keseimbangan sistem ekonomi yang terdiri dari 2 hal misalnya antara penawaran dan permintaan. Secara analogis, gambaran tentang keseimbangan antara 2 hal dalam Al-Quran disebutkan sebagai hubungan antara hal yang baik dan hal yang buruk (Mochamada Aziz, 2010). QS. Saba [34]: 28.
Artinya: dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan,
B. Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Antonio (2001) membedakan bank syariah menjadi dua pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syari`ah Islam. Bank Islam adalah (1) bank yang beroperasi sesuai dengan prinsipprinsipsyari`ah Islam; (2) bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada 21
ketentuan-ketentuan Al-Qur`an dan As Sunnah. Berdasarkan definisidefinisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa bank syari`ah merupakansalah satu bentuk dari perbankan nasional yang mendasarkan operasionalnya pada syari`at (hukum) Islam. Perbankan syariah adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum islam). Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram, dimana hal ini tidak dijamin olehsistem perbankan konvensional. (Inggrid, 2009) Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasajasa lain dalam lalu lintas pembayaran sertaperedaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.Bank syariah memiliki peran sebagai lembaga perantara (intermediary) antara unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surplus units) dengan unit-unit yang lain yang mengalami kekurangan dana (deficit units). Melalui bank, kelebihan tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan sehingga memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. Dalam bank syariah, hubungan antara bank dan nasabahnya bukan hubungan debitur dengan kreditur, melainkan hubungan kemitraan (partnership) antara penyandang dana (shohibul maal) dengan pengelola dana (mudharib). (Sudarsono,2007)
22
2. Prinsip dan Ciri-Ciri Bank Syariah a. Prinsip Bank Syariah Prinsip syariah
adalah aturan perjanjian
berdasarkan
hukum
Islamantara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah. Beberapa prinsip/ hukum yang dianut oleh sistem perbankan syariah antara lain : 1) Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan. 2) Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat hasil usaha institusi yang meminjam dana. 3) Islam tidak memperbolehkan "menghasilkan uang dari uang". Uang hanya merupakan media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki nilai intrinsik. 4) Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah pihak harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah transaksi. 5) Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan dalam islam. Usaha minuman keras misalnya tidak boleh didanai oleh perbankan syariah. Prinsip utama yang digunakan dalam kegiatan perbankan syariah adalah 23
sebagai berikut : a. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi. b. Melakukan kegiatan usaha perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan yang sah. c. Memberikan zakat. (Arifin,2006)
b. Ciri-Ciri Bank Syariah Bank syariah mempunyai cirri-ciri berbeda dengan bank konvensional, yaitu sebagai berikut (Sudarsono, 2007) : a.
Beban
biaya
yang
disepakati
bersama
pada
waktu
akad
perjanjiandiwujudkan dalam bentuk jumlah nominal, yang besarnya tidak kaku dan dapat dilakukan dengan kebebasan tawar-menawar dalam batas wajar. b. Penggunaan persentase dalam hal kewajiban untuk melakukan pembayaran selalu dihindari, karena persentase bersifat melekat pada sisa utang meskipun batas waktu perjanjian telah berakhir. c. Di dalam kontrak-kontrak pembiayaan proyek, bank syariah tidak menerapkan perhitungan berdasarkan keuntungan yang pasti yang ditetapkan di muka. d. Penyerahan dana masyarakat dalam bentuk deposito tabungan oleh penyimpan dianggap sebagai titipan (al-wadiah) sedangkan bagi bank
24
dianggap sebagai titipan yang diamanatkan sebagai penyertaan dana pada proyek-proyek yang dibiayai bank. C. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional Berikut ini beberapa perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional seperti ditunjukkan pada Tabel 2.1 Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional No. Perbedaan
Bank Syariah
1.
Berbasis revenue/profit loss Berbasis Bunga
Bunga
Bank Konvensional
sharing (bagi hasil) 2.
Risiko
Risk sharing
3.
Operasional Beroperasi
Anti Risk dengan Beroperasi
menggunakan sektor riil
dengan
pendekatan keuangan,
sektor-sektor tidak
terkait
langsung dengan sektor riil. 4.
Produk
Multi produk (jual beli, bagi Produk tunggal (kredit) hasil, jasa)
5.
Pendapatan
Pendapatan yang diterima Pendapatan deposan dengan diperoleh
terkait
diterima
langsung deposan tidak terkait dengan
pendapatan bank
yang
yang pendapatan yang diperoleh dari bank dari kredit
25
pembiayaan 6.
Tidak
mengenal
negative Mengenal negative spread
spread 7.
Dasar
Al-Qur’an, Sunnah, Fatwa Bank
Indonesia
hukum
ulama, Bank Indonesia dan Pemerintah
dan
Pemerintah 8.
Falsafah
Tidak
berdasarkan
(riba),
spekulasi
bunga Berdasarkan
atas
bunga
(maisir) (riba)
dan ketidak jelasan (gharar) 9.
Operasional
Dana masyarakat (Dana Pihak
Ketiga/DPK)
Dana Masyarakat (Dana Pihak
Ketiga/DPK)
berupa titipan (wa’diah)
berupa titipan simpanan
dan
yang
investasi
harus
dibayar
(mudharabah) yang baru
bunganya pada saat jatuh
akan mendapatkan hasil
tempo
jika
“diusahakan”
terlebih dahulu Penyaluran
Penyaluran
dana
sektor dana
yang
menguntungkan dan aspek
(financing) pada usaha
halal
yang
prioritas utama
halal
dan
pada
tidak
menjadi
menguntungkan
26
10.
Aspek
Dinyatakan secara eksplisit Tidak diketahui secara tegas
sosial
dan tegas yang tertuang dalam misi dan visi
11.
Organisasi
Memiliki Dewan Pengawas Tidak Syariah (DPS)
12.
Uang
memiliki
Dewan
Pengawas Syariah (DPS)
Uang bukan komoditi, tetapi Uang adalah komoditi selain hanya alat pembayaran
sebagai alat pembayaran
Sumber : (Rodoni dan Hamid, 2008:15) C. Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan Pengertian pembiayaan selalu berkaitan dengan aktivitas bisnis, bisnis adalah aktivitas yang mengarah kepada penambahan nilai tambah melalui proses penyerahan jasa, perdagangan atau pengelolaan barang (produksi). Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. Dalam kaitannya dengan pembiayaan pada perbankan syariah atau istilah teknisnya disebut sebagai aktiva produktif, menurut ketentuan Bank Indonesia aktiva produktif adalah penanaman dana bank syariah baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing dalam modal. Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit
27
unit(Antonio, 2001). Pembiayaan bagi hasil merupakan suatu jenis pembiayaan (produk penyaluran dana) yang diberikan Bank Syariah kepada nasabahnya. Pembiayaan skim bagi hasil dinilai memenuhi prinsip-prinsip kesetaraan, keadilan dan kejujuran, dimana dengan konsep bagi hasil ini, Bank Syariah siap berbagi risiko usaha, tidak seperti pembiayaan berbasis bunga pada bank konvensional yang nasabah peminjamnya menanggung semua risiko (Maryanah, 2006) 2. Macam-Macam Pembiayaan Menurut Antonio (2001) macam-macam pembiayaan terdiri dari: a. Menurut Penggunannya 1) Pembiayaan Produktif Yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas yaitu untuk peningkatan usaha baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi. 2) Pembiayaan Konsumtif Yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan. b. Menurut Keperluannya 1) Pembiayaan Modal Kerja Yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan (a) peningkatan
28
produksi baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi: dan (b) Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang. 2) Pembiayaan Investasi Yaitu
untuk
memenuhi
kebutuhan
barang-barang
modal
(capitalgoods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu. 3. Tujuan Pembiayaan Tujuan pembiayaan yang dilaksanakan oleh Bank Syariah adalah untuk memenuhi kebutuhan stakeholder, yakni: a. Pemilik, para pemilik modal mengharapkan akan memperoleh penghasilan atas dana yang ditanamkan pada bank tersebut. b. Pegawai, para pegawai mengharapkan dapat memperoleh kesejahteraan dari bank tersebut. c. Masyarakat, dapat dibedakan menjadi: 1) Pemilik Dana, sebagaimana pemilik mengharapkan dari dana yang di investasikan akan memperoleh bagi hasil. 2) Debitur yang Bersangkutan, para debitur dengan penyediaan dana baginya mereka terbantu guna menjalankan usahanya. 3) Bank, bagi bank yang bersangkutan, dari penyaluran pembiayaan di harapakan bank dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya semakin luas.
29
4) Pemerintah, akibat penyediaan pembiayaan pemerintah terbantu dalam pembiayaan pembangunan negara, disamping memperoleh pajak penghasilan yang diperoleh bank dan perusahaan-perusahaan. 4. Fungsi Pembiayaan a. Pembiayaan Sebagai Penggerak Ekonomi Pembiayaan dapat diartikan sebagai aktivitas menyalurkan dana yang terkumpul kepada nasabah atau pengguna dana, memiliki jenis usaha dan menentukan nasabah mana yang akan dibiayai agar diperoleh jenis usaha yang produktif atau menguntungkan serta dikelola nasabah yang jujur dan bertanggung jawab. b. Pembiayaan Sebagai Aktiva Produktif Aktiva produktif adalah penempatan dana oleh bank dalam aset yang menghasilkan pendapatan untuk menutupi beban-beban yang dikeluarkan oleh bank, dari aktiva ini bank mengharapkan adanya selisih keuntungan dari kegiatan pengumpulan dan penyaluran dana. Penanaman dana bank pada aktiva produktif wajib dilaksanakan berdasarkan prinsip kehati hatian. c. Pembiayaan Sebagai Proses Intermediasi Bank Syariah dalam melakukan intermediasi keuangan mempunyai cara yang sangat berbeda dengan bank-bank konvensional karena model pendanaan dan investasi sistem profit and loss sharing dalam perdagangan dan perniagaan sangat menonjol dalam aktivitas-aktivitas intermediasi (Maryanah, 2006).
30
D. Murabahah 1. Pengertian Murabahah Murabahah berasal dari kata ribhu (keuntungan), yaitu prinsip bai‟ (jual beli) dimana harga jualnya terdiri dari harga pokok barang ditambah nilai keuntungan (ribhun) yang disepakati. Pada murabahah, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi sementara pembayarannya dilakukan secara tunai, tangguh ataupun dicicil. (Karim, 2007). Transaksi murabahah ini lazim dilakukan oleh Rasulullah Saw dan para sahabatnya. Secara sederhana, murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Murabahah adalah jual-beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak bank dan nasabah. Dalam murabahah, penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atas laba dalam jumlah tertentu.(Antonio, 2001). Murabahah adalah perjanjian jual-beli antara bank dengan nasabah. Bank syariah membeli barang yang diperlukan nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah. Murabahah, dalam konotasi Islam pada dasarnya berarti penjualan. Satu hal yang membedakannya dengan cara penjualan yang lain adalah bahwa penjual dalam murabahah secara jelas memberi tahu kepada pembeli berapa nilai
31
pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang dibebankannya pada nilai tersebut. Keuntungan tersebut bisa berupa lump sum atau berdasarkan persentase (www.wikipedia.com). Menurut Heri Sudarsono (2003) murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak bank dan nasabah. Dalam murabahah, penjual menyebutkan harga pembelian barang barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atas laba dalam jumlah tertentu. Pada perjanjian murabahah, bank membiayai pembelian barang yang dibutuhkan oleh nasabahnya dengan membeli barang itu dari pemasok, dan kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga yang ditambah keuntungan atau di mark-up. Dengan kata lain, penjualalan barang kepada nasabah dilakukan atas dasar cost-plu profit. Pada perjanjian murabahah, bank membiayai pembelian barang yang dibutuhkan oleh nasabahnya dengan membeli barang itu dari pemasok, dan kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga yang ditambah keuntungan atau di mark-up. Dengan kata lain, penjualan barang kepada nasabah dilakukan atau dasar cost-plus profit. 2. Landasan Hukum Di dalam al-Qur„an, pembahasan secara langsung mengenai murabahah tidaklah ada, walaupun terdapat beberapa ayat yang menunjukkan kajian yang terkait dengannya seperti pembahasan mengenai jual-beli ataupun permasalahan keuntungan dan kerugian dalam suatu perdagangan Demikian 32
pula halnya dengan hadis-hadis Rasulullah Saw, tidak ada satupun hadist yang membahas atau memiliki rujukan langsung
mengenai permasalahan
murabahah ini. 3. Rukun dan Syarat Murabahah Pada murabahah, untuk terbentuknya akad pembiayaan multiguna di dalam Islam, haruslah memenuhi rukun-rukun dan syarat-syarat murabahah. Menurut mayoritas (jumhur) ahli-ahli hukum Islam, rukun yang membentuk akad murabahah ada lima yaitu: 1) Adanya penjual (ba‟i); 2) Adanya pembeli (musytari); 3) Objek atau barang (mabi‟) yang diperjualbelikan; 4) Harga (tsaman) nilai jual barang berdasarkan mata uang; 5) Ijab qabul (shigat) atau formula akad, suatu pernyataan kehendak oleh masing-masing pihak yang disebut Ijab dan Kabul. Sementara itu, syarat murabahah adalah : 1) Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah; 2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan; 3) Kontrak harus bebas riba; 4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian 5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
33
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang. Jadi disini terlihat adanya unsur keterbukaan. (Sumitro, 1997) 4. Ketentuan Umum Murabahah Ketentuan umum dalam pembiayaan di perbankan syariah dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba. 2. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariah Islam. 3. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya. 4. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba. 5. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang. 6. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan. 7. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepaki. 8. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah. 9. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang 34
dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip menjadi milik bank. (www.wikipedia.org). 5. Macam-Macam Transaksi Murabahah Berdasarkan sumber dana yang digunakan, pembiayaan murabahah secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu : a. Pembiayaan Murabahah yang didanai dengan URIA (Unrestricted Investment Account = Investasi Tidak Terikat) b. Pembiayaan Murabahah yang didanai dengan RIA (Restricted Investment Account = Investasi Terikat) c. Pembiayaan Murabahah yang didanai dengan Modal Bank Syariah desainan sebuah pembiayaan, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah : a. Kebutuhan nasabah b. Kemampuan financial nasabah (Karim, 2007). iayaan bagi hasil di perbankan syariah disebabkan oleh beberapa hal, menurut Imaduddin (2005), beberapa alasan yang menjelaskan tingginya prosentase pembiayaan murabahah dalam operasi investasi perbankan syariah : 1) Murabahah adalah suatu mekanisme investasi jangka pendek, dan dibandingkan dengan sistem bagi hasil, cukup memudahkan. 2) Mark-up dalam murabahah dapat ditetapkan sedemikian rupa sehingga memastikan bahwa bank dapat memperoleh keuntungan yang sebanding dengan keuntungan bank-bank berbasis suku bunga 35
yang menjadi saingan bank syariah. 3) Murabahah menjauhkan ketidakpastian yang ada pada pendapatan dari bisnis-bisnis dengan sistem bagi hasil. 4) Murabahah tidak memungkinkan bank-bank syariah untuk mencampuri manajemen bisnis, karena bank bukanlah mitra si nasabah, sebab hubungan mereka dalam murabahah adalah hubungan antara kreditur dan debitur. E. Profitabilitas 1. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas merupakan perbandingan antara laba operasi dengan jumlah seluruh aktiva perusahaan pada suatu periode. Menurut Bringham & Houston (2006: 107) Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Sedangkan menurut Sadikin (2005:36) Profitabilitas adalah keuntungan dan besarnya profitabilitas tergantung dari komponen harga jual, biaya produk per unit, dan jumlah yang terjual. Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Profitabilitas adalah kegiatan analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan yang memberikan informasi secara terinci terhadap hasil interpretasi mengenai prestasi yang dicapai perusahaan.Serta masalah yang mungkin terjadi dalam perusahaan. Tingkat profitabilitas ini diukur dengan menggunakan rasio keuangan Return on Asset 36
(ROA) karena ROA lebih menfokuskan pada kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan secara keseluruhan. Selain itu juga, dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank. Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian ROA daripada ROE karena bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan termasuk BPR (Dendawijaya,2001:38) Malayu Hasibuan (2007:100) menyatakan bahwa profitabilitas adalah suatu kemampuan bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam bentuk persentase.ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Menurut surat edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap total asset (total aktiva). 1. Bagi Hasil Sistem bagi hasil merupakan sistem di mana dilakukannya perjanjian atau ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut diperjanjikan adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan di dapat antara kedua belah pihak atau lebih. Bagi hasil dalam sistem perbankan syari’ah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kepada masyarakat dan di dalam aturan syari’ah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus 37
ditentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan (AnTarodhin) di masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan. Mekanisme perhitungan bagi hasil yang diterapkan di dalam perbankan syari’ah terdiri dari dua sistem, yaitu: a. Pengertian Profit Sharing Profit sharing menurut etimologi Indonesia adalah bagi keuntungan. Dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Profit secara istilah adalah perbedaan yang timbul ketika total pendapatan (total revenue) suatu perusahaan lebih besar dari biaya total (total cost). Di dalam istilah lain profit sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Pada perbankan syariah istilah yang sering dipakai adalah profit and loss sharing, di mana hal ini dapat diartikan sebagai pembagian antara untung dan rugi dari pendapatan yang diterima atas hasil usaha yang telah dilakukan. Sistem profit and loss sharing dalam pelaksanaannya merupakan bentuk dari perjanjian kerjasama antara pemodal (Investor) dan pengelola modal (enterpreneur) dalam menjalankan kegiatan usaha ekonomi, dimana di antara keduanya akan terikat kontrak bahwa di dalam usaha tersebut jika mendapat keuntungan akan dibagi kedua pihak sesuai nisbah kesepakatan di 38
awal perjanjian, dan begitu pula bila usaha mengalami kerugian akan ditanggung bersama sesuai porsi masing-masing. Kerugian bagi pemodal tidak mendapatkan kembali modal investasinya secara utuh ataupun keseluruhan, dan bagi pengelola modal tidak mendapatkan upah/hasil dari jerih payahnya atas kerja yang telah dilakukannya. Keuntungan yang didapat dari hasil usaha tersebut akan dilakukan pembagian setelah dilakukan perhitungan terlebih dahulu atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan selama proses usaha. Keuntungan usaha dalam dunia bisnis bisa negatif, artinya usaha merugi, positif berarti ada angka lebih sisa dari pendapatan dikurangi biaya-biaya, dan nol artinya antara pendapatan dan biaya menjadi balance. Keuntungan yang dibagikan adalah keuntungan bersih (net profit) yang merupakan lebihan dari selisih atas pengurangan total cost terhadap total revenue. b. Pengertian Revenue Sharing Revenue Sharing berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata yaitu, revenue yang berarti; hasil, penghasilan, pendapatan. Sharing adalah bentuk kata kerja dari share yang berarti bagi atau bagian. Revenue sharing berarti pembagian hasil, penghasilan atau pendapatan. Dalam arti lain revenue merupakan besaran yang mengacu pada perkalian antara jumlah output yang dihasilkan dari kegiatan produksi dikalikan dengan harga barang atau jasa dari suatu produksi. Di dalam revenue terdapat unsur-unsur yang terdiri dari total biaya (total cost) dan laba (profit). Laba bersih (net profit) merupakan laba 39
kotor (gross profit) dikurangi biaya distribusi penjualan, administrasi dan keuangan. Berdasarkan definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa arti revenue pada prinsip ekonomi dapat diartikan sebagai total penerimaan dari hasil usaha dalam kegiatan produksi, yang merupakan jumlah dari total pengeluaran atas barang ataupun jasa dikalikan dengan harga barang tersebut. Unsur yang terdapat di dalam revenue meliputi total harga pokok penjualan ditambah dengan total selisih dari hasil pendapatan penjualan tersebut. Tentunya
di
dalamnya
meliputi
modal
(capital)
ditambah
dengan
keuntungannya (profit). Revenue pada perbankan Syari'ah adalah hasil yang diterima oleh bank dari penyaluran dana (investasi) ke dalam bentuk aktiva produktif, yaitu penempatan dana bank pada pihak lain. Hal ini merupakan selisih atau angka lebih dari aktiva produktif dengan hasil penerimaan bank. Perbankan Syari'ah memperkenalkan sistem pada masyarakat dengan istilah Revenue Sharing, yaitu sistem bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana tanpa dikurangi dengan biaya pengelolaan dana. Sistem revenue sharing berlaku pada pendapatan bank yang akan dibagikan dihitung berdasarkan pendapatan kotor (gross sales), yang digunakan dalam menghitung bagi hasil untuk produk pendanaan bank.
40
F. BI RATE 1. Pengertian BI RATE BI rate merupakan suatu tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh Bank sentral (Bank INdonesia) sebagai indikator tingkat risiko. Apabila BI rate mengalami kenaikan maka artinya Bank Indonesia menaikkan tingat risiko pasar, karena dinilai perekonomian memburuk. Begitu juga sebaliknya. Surat berharga, seperti obligasi misalnya akan memberikan tingkat bunga yang melebihi BI rate, karena obligasi tersebut tidak menarik bagi investor apabila dibawah atau sama dengan BI rate. (www.wikipedia.org.) 2. Fungsi BI RATE BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran
operasional
kebijakan
moneter
dicerminkan
pada
perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan.
41
Dengan
mempertimbangkan
pula
faktor-faktor
lain
dalam
perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan. 3. Pengertian Bunga Bank Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). BI rate merupakan suku bunga kebijakan Bank Indonesia yang menjadi acuan suku bunga di pasar uang, seperti suku bunga deposito, suku bunga PUAB, dan suku bunga kredit. Peningkatan BI rate pada umumnya akan diikuti oleh peningkatan suku bunga di pasar uang sedangkan penurunan BI rate juga akan diikuti oleh penurunan suku bunga pasar. Penerapan BI rate sebagai suku bunga kebijakan Bank Indonesia sejak bulan Juli 2005 telah direspon secara positif oleh perbankan nasional.
42
Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya (Djinarto, 2000: 222-223) yaitu: a. Bunga Simpanan Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito. b. Bunga Pinjaman Bunga pinjaman dalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai cotoh bunga kredit. Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank konvensional. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah. Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik dan demikian pula sebaliknya.
43
4. .Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga Seperti dijelaskan di atas, bahwa untuk menentukan besar kecilnya suku bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya, artinya baik bunga simpanan maupun pinjaman saling mempengaruhi disamping faktor-faktor lainnya. Menurut Kasmir (2002: 122-124), faktorfaktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah: a) Kebutuhan dana, apabila bank kekurangan dana sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar kebutuhan dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. b) Persaingan, dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. c) Kebijakan pemerintah, dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita, tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. d) Jangka waktu, semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin
tinggi
tinggi
bunganya,
hal
ini
disebabkan
besarnya
kemungkinan risiko di masa mendatang. Serta faktor-faktor yang lain.
44
5. Pengaruh BI Rate dan Bunga Bank Konvensional Sesaat setelah tingkat suku bunga diumumkan oleh Bank Indonesia, bank konvensional segera menjadikannya landasan dalam menetapkan tingkat suku bunga pinjaman dan simpanan kepada para nasabah. Dalam hal ini, bank konvensional akan menetapkan bunga pinjaman di atas bunga simpanan sehingga diperoleh keuntungan sebesar selisih dari keduanya. Akan tetapi, pada waktu yang bersamaan, secara umum bankbank syariah di Indonesia melakukan pengamatan yang cermat terhadap fluktuasi
tingkat
suku
bunga
yang
diterapkan
oleh
bank-bank
konvensional, terutama bank konvensional yang memiliki kantor terdekat dengannya. Hal ini tentu saja dimaksudkan agar bank syariah tersebut dapat memonitor tingkat pendapatan aktual yang diterima oleh para nasabah penyimpan dana pada bank konvensional. Setelah informasi tersebut didapatkan, bank syariah akan meningkatkan porsi bagi hasilnya kepada nasabah penyimpan dan pemegang saham dengan cara menambah marjin keuntungan dari penjualan barang pada akad murabahah. Sebagai dampak langsung atas fluktuasi tingkat suku bunga yang berlaku di pasar dan kepastian bagi hasil kepada pemilik saham dan nasabah penyimpan dalam menentukan harga jual barang pada akad murabahah, maka akan ada beban marjin minimal yang tidak dapat ditawar lagi oleh calon nasabah kepada pihak bank. Konsep seperti ini dikenal sebagai cost of fund pada perbankan konvensional, dimana 45
operasional bank lebih dominan bertumpu pada selisih keuntungan. Oleh karena itu, semakin terlihat jelas bahwa dari sisi praktek penentuan harga jual barang pada akad murabahah belumlah sesuai dengan aturan Islam yang sempurna. Besar ataupun kecil, para nasabah pembiayaan, khususnya murabahah, menerima beban bagi hasil atas keuntungan nasabah penyimpan dan pemilik saham yang seharusnya ditanggung oleh bank, baik ketika untung ataupun rugi. Dampak langsung yang muncul ketika memahami bahwa marjin keuntungan
harus
diambil
dalam
persentase
adalah
bagaimana
menentukan proses perhitungan harga jual dan cicilannya sehingga dapat mengakomodasi aspek syariah sekaligus di dalamnya. G. Deposito Mudharabah 1. Pengertian Deposito Mudharabah Deposito adalah simpanan berjangka yang penarikannya hanya dapatdilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.Deposito, menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikanya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah peyimpan dana bank syariah dan UUS. Deposito merupakan dana yang diambil sesuai dengan perjanjian berdasarkan jangka waktu yang disepakati. Penaikan hanya
46
dapat dilakukan pada waktu tertentu. Misalnya deposito perjanjian jangka waktunya satu bulan maka deposito dapat dicairkan setelah satu bulan. Menurut Veithzal (2007:471) mudharabah adalah sistem kerjasama usaha antara dua pihak atau lebih di mana pihak pertama (shahib al-maal) menyediakan seluruh (100%) kebutuhan modal (sebagai penyuntik sejumlah dana sesuai kebutuhan pembiayaan suatu proyek), sedangkan nasabah sebagai pengelola (mudharib) menyediaka keahlian. Sedangkan menurut Ismail (2011:90) deposito mudharabah merupakan dana investasi yang ditempatkan oleh nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan antara bank dan nasabah investor. Deposito mudharabah yang disebut juga sebagai deposito investasi mudharabah, adalah jenis investasi melalui pihak ketiga (perseorangan atau badan hukum) yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu (tanggal jatuh tempo), dengan mendapatkan imbalan bagi hasil. Imbalan ini dilakukan dalam bentuk pembagian pendapatan (revenue sharing) atas penggunaan tersebut secara syariah dngan pembagian (nisbah atau proporsi) tertentu, misalnya 70:30 artinya, untuk deposan sebesar 70% dan untuk bank 30%. Jangka waktu deposito mudharabah ini berkisar antara 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan (Perwaatmadja, 1992:20-21).
47
2. Bentuk-Bentuk Mudharabah a. Mudharabah muthlaqah (investasi tidak terikat), adalah bentuk kerja sama antara pemilik dana (mudharib) yang cakupanya sangat luas dana tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis. Aplikasi perbankan yang sesuai dengan akad ini adalah tabungan dan time deposit biasa.Ketentuan umum dalam produk ini adalah : a. Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dab tata cara pemberitahuan keuntungan dan atau pembagian keuntungan secara risiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpangan dana. Apablila telah tercapai kesepakatan, maka hal tersebut dicantumkan dalam akad. b. Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberitahukan buku tabungan sebagai bukti penyimpangan, serta kartu ATM dan atau alat penarikan lainya kepada penabung. Untuk deposito mudharabah, bank wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan (bilyet) deposito kepada deposan. c. Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung sesuai dengan perjanjian yang disepakati, namun tidak diperkenakan mengalami saldo negatif. d. Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu yang disepakati. Deposito yang diperpanjang, setelah jatuh tempo akan diperlakukan sama seperti deposito baru, tetapi bila pada 48
akad sudah dilakukan perpanjangan otomatis maka tidak perlu dibuat akad baru. e. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan tabungan deposito tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. b. Mudharabah muqayyadah (investasi terikat), adalah bentuk kerja sama antara shahibul maal dan mudharaib. Dimana si pemilik dana tersebut dalam jangka waktu, tempat, jenis usaha dan sebagainya. Aplikasi perbankan yang sesuai dengan akad ini ialah special investement. Pemilik dana dan bank wajib menetapkan syarat tertentu yang harus diikuti oleh bank, dan wajib menetapkan syarat tertentu yang harus diikuti oleh bank, dan bank wajib membuat akad yang mengatur persyaratan penyaluran dana simpanan khusus. Selanjutnya sebagai tanda bukti simpanan bank menerbitkan buku simpanan khusus, bank wajib menisbahkan dana dari rekening lainnya. Dan untuk deposito mudharabah, bank wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan deposito kepada deposan. Gambar berikut menjelaskan skema Mudharabah Muqayyadah. 3. Manfaat Mudharabah Mudharabah memiliki manfaat antara lain (Antonio, 2009:97-98) a. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat.
49
b. Bila tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan atau hasil usaha bank, sehingga bank tidak akan pernah mengalami negatif sperad. c. Pengambilan produk pembiayaan disesuaikan dengan cash flow atau arus kas usaha nasabah, sehinnga tidak membertakan nasabah. d. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang kongkrit dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan. e. Prinsip bagi hasil dalam mudharabah atau musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan tidak terjadi krisis ekonomi.
50
4. Skema Deposito Mudharabah Gambar 2.1 Skema Deposito Mudharabah
BANK SYARIAH
NASABAH Akad Deposito Mudharabah 1.
NOMINAL DEPOSIT
2. PEMBIAYAAN
3. 5. PENDAPATAN % Nisbah bagi hasil
6.
4. % Nisbah bagi hasil
NOMINAL
Sumber: (Ismail, 2011:94)
51
Keterangan: 1. Nasabah investor menetapkan dananya dalam bentuk deposito mudharabah. 2. Bank syariah menyalurkan dana nasabah investor dalam bentuk pembiayaan. 3. Bank syariah memperoleh pendapatan atas penepatan atas penetapan dananya dalam bentuk pembiayaan. 4. Bank syariah akan menghitung bagi hasil atas dasar revenue sharing, yaitu pembagian bagi hasil atas dasar pendapatan sebelum dikurangi biaya. 5. Pada tanggal valuta, yaitu tanggal penetapan deposito, nasabah akan mendapatkan agi hasil sesuai dengan nisbah yang telah diperjanjikan (Ismail, 2011:94). 5. Hubungan
Deposito
Mudharabah
terhadap
Perkembangan
Murabahah Deposito mudharabah merupakan dana investasi yang ditetapkan oleh nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, sesuai dengan akad perjanjian yang dilakukan antara bank dan nasabah investor. Deposito mudah diprediksi ketersediaan dananya karena terdapat jangka waktu dalam penempatanya. Sifat deposito yaitu penarikanya hanya dapat dilakukan sesuai jangka
52
waktunya, sehingga pada umumnya balas jasa yang berupa nisbah bagi hasil yang diberikan oleh bank untuk deposito lebih tinggi dibandingkan tabungan mudharabah (Ismail,2011:91). Menurut Cleopatra (2008:18) Dana pihak ketiga dalam bentuk deposito mudharabah teryata memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan aset bank syariah. Karena semakin banyak nasabah mendeposito dana yang terhimpun di bank syariah menyebabkan peningkatan aset bank syariah itu sendiri. Peningkatan jumlah nasabah akan meningkatkan apresiasi bank syariah terhadap produk-produk bank syariah dan mengalihkan nasabah dari penggunaan produk bank konvensional ke produk bank syariah, yang pada giliranya meningkatkan total perkembangan murabahah perbankan syariah. Kenaikan jumlah dana pihak ketiga disebabkan karena beragamnya produk-produk yang dimiliki perbankan syariah dan pelayanan yang relatif baik. Perkembangan jumlah DPK juga menunjukkan semakin masyarakat yang menyimpan dananya di bank-bank syariah hal ini ini juga menunjukan tingkat kepercayaan masyarakat pada bank syariah dalam bentuk deposito mudharabah (Ulfa, 2008:12). Sesuai hasil penelitian hidayah (2008:82) Dana pihak ketiga berhubungan positif dengan pembangunan murabahah, berati jika dana pihak ketiga meningkat, maka perkembangan murabahah juga akan mengalami
53
peningkatan. Sebaliknya jika dana pihak ketiga mengalami penurunan, maka perkembangan murabahah juga akan mengalami penurunan. H . Penelitian Terhadulu Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa ProfitabilitasSuku
Bunga
Bank
Indonesiadan
Deposito
Mudharabah
mempengaruhi pembangunan Murabahah Perbankan Syariah. Diantaranya : 1. Dian Faiqotul Magfiroh (2008) Dengan judul “Aplikasi PembiayaanMudharabah dalam Meningkatkan Profitabilitas PT. BPRS Bumi Rinjani Batu”.Variabel yang terkait aplikasi pembiayaan mudharabah yang dilakukan oleh PT. BPRS Bumi Rinjani Batu adalah dengan menerapkan pembiayaan Modal Kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa dan Investasi Khusus. Dan dalam pemberian pembiayaan ini BPRS melakukan berbagai macam analisa yang dikenal dengan analisa 5C + S, dan PT BPRS Bumi Rinjani Batu merealisasikan tujuan dan anggaran dengan mengambil sektor ekonomi Perdagangan, Perindustrian, Pertanian dan Jasa. Adapun kontribusi pendapatan mudharabah di PT. BPRS umi Rinjani Batu mampu meningkatkan profitabilitas pada BPRS hal ini terbukti dari prosentase terbesar ada pada pembiayaan mudharabah yaitu sebesar 27%.
54
2. Nadziroh (2003) Dengan judul “Penerapan KonsepPembiayaan Mudharabah Sebagai
Pola Kredit Investasi Dalam Perspektif Islam (Studi Kasus Pada BMT Mitra Sarana Gadang)”. Variabel yang digunakan yaituSistem dan prosedur pembiayaan di BMT mitra sarana Gadang cukup memadai dengan proses penyaluran yang benar-benar memperhatikan prinsip prinsip kehati-hatian dengan analisis 5C sebagai dasar dalam melakukan analisa atau survey kredit. Penerapan konsep pembiayaan mudharabah di BMT Mitra Sarana Gadang sudah dapat dikatakan memenuhi ketentuan-ketentuan atau sudah sesuai dengan konsep pembiayaan mudharabah dalam perspektif Islam. Hal ini dapat dilihat pada ketetapan ketetapan, peraturan-peraturan, serta kebijakankebijakan dalam operasionalisasi pembiayaan mudharabah melalui sistem dan prosedur, target market, jenis pembiayaan, strategi penyaluran dan teknik perhitungan bagi hasil pembiayaan mudharabah. 3. Darna (2006) Dengan judul “Volatilitas Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Aset dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah”. Variabel yang digunakan yaitu suku bunga SBI, nilai tukar rupiah, pertumbuhan aset dan dana pihak ketiga perbankan syariah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat pertumbuhan aset atau Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah yang sensitif terhadap pengaruh volatilitas tingkat bunga (SBI) dan nilai tukar rupiah (Exchange Rate). Selain 55
dua variabel tersebut dalam penelitian ini juga mencoba memasukkan fatwa MUI tentang keharaman bunga sebagai variabel biner (dummy). Teknis analisis data menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), model Autoreggresive Conditional
Heteroscedasticity
(ARCH)
dan General
Autoreggressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH). Hasil penelitian ini adalah a. Uji regresi berganda dengan metode OLS menunjukkan tingkat bunga maupun nilai tukar memiliki korelasi negatif signifikan terhadap pertumbuhan Aset maupun Dana Pihak Ketiga perbankan syariah, sedangkan Fatwa MUI mempunyai korelasi positif signifikan terhadap pertumbuhan Aset dan DPK. b. Uji ARCH diperoleh hasil residual periode sebelumnya signifikan mempengaruhi Aset maupun Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah. Sedangkan melalui uji GARCH diperoleh hasil varian residual periode sebelumnya tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan keduanya. c. Tingkat bunga maupun nilai tukar melalui uji ARCH IGARCH diketahui memiliki volatilitas yang signifikan sehingga model yang diestimasi tidak bebas dari pengaruh residual periode sebelumnya. d. Pertumbuhan Aset dan DPK melalui uji ARCH-M ternyata signifikan memiliki sensitifitas terhadap fluktuasi perubahan tingkat bunga dan nilai tukar rupiah.
56
4. Ellyn Herlia Nur Hidayah (2008) Penelitiannya
yang
berjudul
“Faktor
yang
Mempengaruhi
Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah”. Variabel yang terkait yaitu Non Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Return On Assets (ROA). Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan syariah. Teknis analisis data menggunakan metode analisis Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian ini adalah variabel yang signifikan mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan syariah adalah variabel DPK (Dana Pihak Ketiga) dan variabel SBI (suku bunga Sertifikat Bank Indonesia). Variabel Non Performing Financing dan Return On Assets tidak signifikan mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan syariah. 5. Maria Ulfa (2008) Dengan judul “Analisa Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia”. Variabel yang digunakan yaitu Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah. Teknis analisis data menggunakan metode Autoreggresive Integrated Moving Average (ARIMA). Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pada periode 2009-2010 jumlah aset, dana pihak ketiga (DPK) dan pembiayaan perbankan syariah tidak mengalami peningkatan yang berarti dan cenderung stabil.
57
Sementara itu, tingkat pertumbuhan aset, DPK dan pembiayaan pada periode tersebut mengalami penurunan.
6. Yuria Pratiwhi (2006) Penelitiannya dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Proporsi Aset Perbankan Syariah Di Indonesia”. Variabel yang terkait yaitu Jumlah Kantor Bank Syariah, Jumlah Bank Umum Syariah, FDR (Financing Deposit Ratio), Inflasi, NPF (Non Performing Financing), SBI (Sertifikat Bank Indonesia), SWBI (Sertifikat Wadiah Bank Indonesia), OC (Office Chaneling), Porsi Deposito Terhadap DPK, ProBH (Porsi Pembiayaan Bagi Hasil Terhadap DPK) dan Proporsi Aset Perbankan Syraiah. Teknis analisis data menggunakan SingleLinear Regression dan Multi Linear Regression. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel yang signifikan mempengaruhi proporsi aset bank syariah terhadap keseluruhan aset perbankan nasional Indonesia adalah variabel Non Performing Financing (NPF), tingkat suku bunga SBI, Inflasi, tingkat suku bunga kredit bank konvensional (BKBK), Financing to Deposit Ratio bank syariah (FDR) dan porsi pembiayaan bagi hasil bank syariah (PBH). Model yang terbentuk dari MLR telah memiliki sifat BLUE (Best, Linear, Unbiased, Estimator) dan terbebas dari penyakit miltikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. 7. Ms. Sagarika Chakraborty, Mr. Soumya Banerjee (2009)
58
Penelitian ini berjudul “Krisis keuangan di negara berkembang posting "aset bencana Harga gelembung" - cara baru ke depan”. Studi tersebut meliputi kredit, suku bunga dan aset. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kualitatif. Kesimpulan ini adalah bahwa kondisi kredit mempengaruhi ekonomi sangat subur dan amergency langkah untuk merestrukturisasi neraca melalui pembenahan kebijakan sangat penting memperbaiki masalah leverage berlebihan. Ini berdiri kontras dengan pemandangan dari model konvensional - itu efek dari memburuknya intermediasi keuangan cenderung terbatas dan dapat ditangani oleh pemotongan suku bunga.
I.
Ringkasan Pemikiran Terdahulu Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu
Metodologi dan Hasil No. Nama Peneliti
Judul
Variabel Penelitian
1.
Dian Faiqotul
Aplikasi
Meningkatkan
Pembiayaan
Magfiroh(2008) PembiayaanMudharabah profitabilitas
mudharabah yang
dalam Meningkatkan
pada BPRS hal
dilakukan oleh PT.
Profitabilitas PT. BPRS
ini terbukti dari
BPRS Bumi Rinjani
59
Bumi Rinjani Batu.
prosentase
Batu adalah dengan
terbesar ada pada menerapkan pembiayaan
pembiayaan Modal
mudharabah
Kerja, seperti modal
yaitu sebesar
kerja perdagangan
27%.
dan jasa dan Investasi Khusus. Dan dalam pemberian pembiayaan ini BPRS melakukan berbagai macam analisa yang dikenal dengan analisa 5C + S, dan PT BPRS Bumi Rinjani Batu merealisasikan tujuan dan anggaran dengan mengambil sektor ekonomi Perdagangan, Perindustrian,
60
Pertanian dan Jasa. Adapun kontribusi pendapatan mudharabah di PT. BPRS umi Rinjani Batu mampu meningkatkan profitabilitas pada BPRS hal ini terbukti dari prosentase terbesar ada pada pembiayaan mudharabah yaitu sebesar 27%. 2.
Nadziroh
Penerapan
Pembiayaan
Sistem dan prosedur
(2003)
KonsepPembiayaan
mudharabah
pembiayaan di BMT
Mudharabah Sebagai
melalui sistem
mitra sarana Gadang
Pola Kredit Investasi
dan prosedur,
cukup memadai
Dalam Perspektif Islam
target market,
dengan proses
(Studi Kasus Pada BMT
jenis
penyaluran yang
Mitra Sarana Gadang)
pembiayaan,
benar-benar
61
strategi
memperhatikan
penyaluran dan
prinsip prinsip kehati-
teknik
hatian dengan analisis
perhitungan bagi
5C sebagai dasar
hasil pembiayaan dalam melakukan mudharabah.
analisa atau survey kredit. Penerapan konsep pembiayaan mudharabah di BMT Mitra Sarana Gadang sudah dapat dikatakan memenuhi ketentuan-ketentuan atau sudah sesuai dengan konsep pembiayaan mudharabah dalam perspektif Islam. Hal ini dapat dilihat pada ketetapan ketetapan, peraturan-peraturan,
62
serta kebijakankebijakan dalam operasionalisasi pembiayaan mudharabah melalui sistem dan prosedur, target market, jenis pembiayaan, strategi penyaluran dan teknik perhitungan bagi hasil pembiayaan mudharabah. 3.
Darna (2006)
Sensitivitas Aset dan Tingkat Dana (DPK) Syariah
Pihak
Suku
Ketiga Bunga,
Square (OLS),
Perbankan Pertumbuhan Terhadap Aset,
Volatilitas Tingkat Suku Tukar,
Ordinary Least
Autoreggresive
Nilai Conditional DPK Heteroscedasticity
Bunga (SBI) dan Nilai Perbankan
(ARCH) dan General
Tukar
Autoreggresive
Rupiah
serta Syariah
Pengaruh Fatwa MUI
Conditional
63
tentang
Pengharaman
Bunga Bank
Heteroscedasticity (GARCH) Hasil : a. Uji regresi berganda dengan metode OLS menunjukkan tingkat bunga maupun nilai tukar memiliki korelasi negatif signifikan terhadap pertumbuhan Aset maupun Dana Pihak Ketiga perbankan syariah, sedangkan Fatwa MUI mempunyai korelasi positif
64
signifikan terhadap pertumbuhan Aset dan DPK b. Uji ARCH diperoleh hasil nilai residual periode sebelumnya signifikan mempengaruhi pertumbuhan Aset maupun Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah. Sedangkan melalui uji GARCH diperoleh hasil bahwa varian residual periode
65
sebelumnya tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan keduanya. c. Tingkat bunga maupun nilai tukar melalui uji ARCH IGARCH diketahui memiliki volatilitas yang signifikan sehingga model yang diestimasi tidak bebas dari pengaruh residual periode sebelumnya. d. Pertumbuhan Aset dan DPK melalui
66
uji ARCH-M ternyata signifikan memiliki sensitifitas terhadap fluktuasi perubahan tingkat bunga dan nilai tukar rupiah.
4.
Ellyn Nur (2008)
Herlina
Faktor
Hidayah Mempengaruhi Pertumbuhan Perbankan Syariah
Yang
Variabel
Regresi
Linier
Independen :
Berganda
Faktor
Aset DPK, NPF, ROA, SBI
yang mempengaruhi pertumbuhan perbankan
aset syariah
Variabel
adalah
dana
pihak
Dependen : Aset
ketiga
dan
SBI.
Variabel
Non
Performing Financing dan Return on Assets berdasarkan
67
hasil
penelitian
signifikan.
5.
Maria Ulfah
Analisa Perkembangan
Asset, DPK,
Autoreggresive
(2008)
Asset, Dana Pihak
Pembiayaan
Integrated Moving
Ketiga dan Pembiayaan
Perbankan
Average (ARIMA)
Perbankan Syariah di
Syariah
Hasil :
Indonesia
Jumlah Asset, DPK dan Pembiayaan Syariah tidak meningkat dan cenderung stabil. Sementara itu, tingkat pertumbuhan asset, DPK dan Pembiayaan mengalami penurunan.
6.
Yuria Pratiwhi
Faktor-faktor Yang
Variabel
Single Linear
Cleopatra
Mempengaruhi
Independen :
Regression dan Multi
(2006)
Pertumbuhan Proporsi
Jumlah Kantor
Linear Reggression
68
Aset Perbankan Syariah
Bank Syariah,
Hasil :
di Indonesia.
jumlah Bank
a. Variabel yang
Umum Syariah,
signifikan
FDR, Inflasi,
mempengaruhi
NPF, SBI, OC
proporsi aset bank
(Office
syariah terhadap
Chanelling),
keseluruhan
Porsi Deposito
perbankan
terhadap DPK,
nasional Indonesia
ProBH (Porsi
adalah variabel
Pembiayaan
Non
Bagi Hasil
PerformingFinanc ing (NPF), Tingkat suku Bunga SBI, Inflasi (Inf), Tingkat Suku Bunga Kredit Bank konvensional (BKBK), Financing to
69
Deposit Ratio bank syariah (FDR) dan porsi pembiayaan bagi hasil bank syariah (PBH). Model yang terbentuk dari MLR telah memiliki sifat BLUE (Best Linear, Unbiased Estimator), dan terbebas dari penyakit Multikolinearitas, aurokorelasi dan heteroskedastisitas . Variabel NPF, ProDep, SBI, SWBI, BKBK, FDR dan
70
PBH secara bersamasama menjelaskan variabel terikat proporsi aset bank syariah terhadap keseluruhan aset perbankan nasional sebesar 94.5%, sedangkan sebanyak 5.5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk ke dalam objek penelitian. 7.
Anriza Witi Naution (2008)
Pengaruh Pertumbuhan
Variabel
Regresi Linier
Variabel Ekonomi
Independen :
Berganda
Makro dan Equivalen
Jumlah Uang
Hasil :
Rate Terhadap
Beredar, Kurs,
Pertumbuhan jumlah
Pertumbuhan Aset
GDP, Equivalen
uang beredar dan
Perbankan Syariah di
Rate
pertumbuhan kurs
Indonesia
secara signifikan
71
Variabel
mempengaruhi
Dependen :
pertumbuhan aset
Pertumbuhan
perbankan syariah di
Aset
Indonesia. Sedangkan pertumbuhan GDP dan Equivalen Rate tidak mempengaruhi signifikan.
8.
Ms. Sagarika
Krisis keuangan di
Kredit, suku
Analisis Kualitatif
Chakraborty,
negara berkembang
bunga, Aset
Hasil:
Mr. Soumya
posting "aset bencana
kondisi kredit
Banerjee
Harga gelembung" cara
mempengaruhi
(2009)
baru ke depan.
ekonomi sangat subur dan amergency langkah untuk merestrukturisasi neraca melalui pembenahan kebijakan sangat penting memperbaiki masalah leverage
72
berlebihan. Ini berdiri kontras dengan pemandangan dari model konvensional itu efek dari memburuknya intermediasi keuangan cenderung terbatas dan dapat ditangani oleh pemotongan suku bunga saja.
J. Kerangka Pemikiran Salah satu parameter yang paling umum dijadikan landasan pengukuran pertumbuhan perbankan adalah profitabilitas perbankan syariah. Penambahan profitabilitas perbankan merupakan indikasi utama pertumbuhan perbankan dengan perkembangan bank syariah di indonesia sejak berdirinya menunjukkan tingginya pertumbuhan profitabilitas bank syariah di dalam kehidupan perekonomian indonesia. Oleh karena itu peneliti juga dikuatkan dengan penelitian terdahulu untuk meneliti lebih lanjut dengan judul Analisis
73
Pengaruh Profitabilitas Bank Syariah, Suku Bunga Bank Indonesia dan Deposito Mudharabah Terhadap Pembangunan Murabahah di Indonesia Pada Perbankan Syariah di IndonesiaPeriode 2009-2013. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan variabel independent bebas yaitu Pengaruh Profitabilitas Bank Syariah, Suku Bunga Bank Indonesia dan Deposito Mudharabah terhadap variabel dependent yaitu pembangunan murabahah perbankan syariah yang dalam realisasinya tidak lepas dari kondisi internal maupun eksternal. Data dari masing-masing variabel dari situs resmi Bank Indonesia yaitu Statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan Laporan publikasi Bank Indonesia. Setelah memperoleh data disetiap variabel peneliti melakukan analisis regresi berganda menggunakan software Eviews 6 dengan metode ordinary least square (OLS) dan dilakukan uji stasioner, uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi), uji statistik dan uji koefisien determinasi agar penelitian dapat diuji dengan baik dan benar sesuai metodologi penelitian. Selanjutnya melakukan analisis tersebut untuk mengambil hasil data interpretasi data yang akan menghasilkan kesimpulan ini. Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas, berikut ini adalah kerangka pemikiran dari penelitian yang akan dilakukan
74
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Analisis Pengaruh Profitabilitas, Suku Bunga Bank Indonesia, Deposito Mudharabah,Terhadap Pembiayaan Murabahah Periode 2009-2013.09
Profitabilitas (X1)
SBBI (X2)
Deposito Mudharabah (X )
Pembiayaan Murabaahah (Y) Model Ekonometrika Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi
Regresi Berganda Uji t Uji f Uji Adj
Hasil dan Interpretasi
Kesimpulan dan Implikasi
75
K. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah yang diajukan dan jawaban itu masih diuji secara empiris kebenarannya. Adapun perumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : a) H0 : Diduga Profitabiltas Bank Syariah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia periode Oktober 2009 – September 2013. H1 : Diduga Profitabiltas Bank Syariah berpengaruh secara signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia Periode Oktober 2009 – September 2013. b) H0 : Diduga Profitabiltas Suku Bunga Bank Indonesiatidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia periode Oktober 2009 – September 2013. H1 : Diduga Profitabiltas SukuBunga Bank Indonesia berpengaruh secara signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia Periode Oktober 2009 – September 2013. c) H0 : Diduga Deposito Mudharabah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah di Indonesia Periode Oktober 2009 September2013.
76
H1 : Diduga Deposito Mudharabah bepengaruh secara signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah di Indonesia Periode Oktober 2009 – Desember 2013.
77
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini penulis memfokuskan variabel dependen yaitu Profitabilitas Perbankan Syariah dan variabel independennya difokuskan pada Suku Bunga Bank Indonesia dan Deposito Mudharabah. Penelitian ini merupakan penelitian analisis pengaruh, karena tujuan penelitian ini adalah meneliti hubungan pengaruh antara dua variabel, yaitu variabel independen (ROA, Suku Bunga BI dan Deposito Mudharabah) dengan variabel dependen (Pembiayaan Murabahah). Data operasionalnya yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data runtun waktu (time series). Semua data dalam bulanan yaitu periode bulan November 2009 hingga September 2013 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia serta dari sumber-sumber lainnya yang terkait.
B. Metode Penentuan Sampel Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian. Sampel yang baik umumnya memiliki karakteristik sebagai berikut : (Kuncoro, 2009:105)
78
1) Sampel yang baik memungkinkan peneliti untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan besarnya sampel untuk memperoleh jawaban yang dikehendaki. 2) Sampel yang baik mengidentifikasikan probabilitas dari setiap unit analisis untuk menjadi sampel. 3) Sampel yang baik dengan menghitung akurasi dan pengaruh (misalnya kesalahan) dalam pemilihan sampel. 4) Sampel yang baik dengan menghitung derajat kepercayaan yang diterapkan dalam estimasi populasi yang disusun dari sampel statistika. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian Pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah di Indonesia periode Oktober 2009 – September 2013. Sampel yang dipilih adalah ROA, Suku Bunga Bank Indonesia dan Deposito Mudharabah. C. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Field Research Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat sekunder yaitu data yang diperoleh melalui hasil pengolahan pihak kedua atau
79
data yang sudah dipublikasikan untuk menjelaskan gejala suatu fenomena, seperti pusat referensi Bank Indonesia (BI). 2) Library Research Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari membaca literatur, buku, jurnal dan sejenisnya yang berhubungan dengan aspek yang diteliti sebagai upaya untuk memperoleh data yang valid. 3) Internet Research Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau pinjam di perpustakaan
tertinggal
selama
beberapa
waktu
atau
kadaluarsa
(keilmuannya), karena ilmu selalu berkembang. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut penulis melakukan penelitian dengan teknologi yang juga berkembang yaitu internet sehingga data yang diperoleh merupakan data yang sesuai dengan perkembangan zaman.
D. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini untuk mengetahui analisis Profitabilitas Bank Syariah, Suku Bunga Bank Indonesia dan Deposito Mudharabah terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia, dengan menggunakan metode data kuantitatif, yaitu dimana data yang digunakan dalam penelitian berbentuk angka dengan menggunakan alat analisis Ordinary Least Square dugunakan untuk mencapai penyimpangan atau error yang minimum dengan
80
menggunakan analisis regresi berganda yaitu digunakan lebih dari dua variabel bebas. Menurut Ajija (2011:23) Ordinary Least Square merupakan metode estimasi yang sering digunakan untuk mengestimasi fungsi regresi populasi dari fungsi regresi sampel. Untuk analisis data akan dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer yaitu program Excel 2007 dan program Eviews 6. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data log natural (LN) data yang di LN adalah variabel Pembiayaan Murabahah dan Deposito Mudharabah penelitian di log karena untuk penyertaan data dari variabel tersebut satuan datanya berbeda dan juga sebagai pemecahan persamaan yang tidak diketahuinya merupakan perangkat dari variabel lain. Hubungan variabel Pembiayaan Murabahah dengan variabel Profitabilitas Bank Syariah, Suku Bunga BI dan Deposito Mudharabah diformulasikan sebagaiYberikut = β0 +: β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 e PM = β0 + β1 ROA + β2 SBBI + β3 Deposito Mudharabah e Y = f (X1, X2, X3, e) LNPM = β0 + β1 (ROA) + β2 (SBBI) + β3 (Deposito Mudharabah) e Sedangkan model ekonometrika ditulis : Dimana : β0
= Constanta
β1, β2, β3,
=
Koefisien
Regresi
dari
masing-masing
variabel yangmempengaruhi Murabahah LNPM
= LON Pembiayaan Murabahah
81
ROA
= Profitabilitas Bank Syariah
SBBI
= Suku Bunga Bank Indonesia
LNDeposito Mudharabah
= LON Deposito Mudharabah
e
= Error Terms (variabel diluar model tetapi tidak ikut berpengaruh terhadap variabel terikat.
1. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Uji asumsi klasik penting dilakukan untuk menghasilkan estimator yang linier tidak bias dengan varian yang minimum BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), yang berarti model regresi tidak mengandung masalah. Untuk itu diperlukannya pendeteksian lebih lanjut diantaranya:
a. Uji Normalitas Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi antara variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas menjadi sangat populer dan tercangkup dibeberapa komputer statistik. (Gujarati, 2006:164) Uji normalitas residual metode Ordinary Least Square secara formal dapat dideteksi dari metode yang dikembangkan oleh Jarque-Bera (JB). Deteksi dengan melihat Jarque-Bera yang merupakan asimtotis 82
(sampel besar dan didasarkan atas residual Ordinary Least Square). Uji ini dengan melihat probabilitas Jarque-Bera (JB) sebagai berikut:(Gujarati, 2006:165) Langkah-langkah pengujian normalitas data sebagai berikut : Hipotesis :
H0 : Model berdistribusi normal H1 : Model tidak berdistribusi normal
Bila probabilitas Obs*R2> 0.05 → Signifikan, H0 diterima Bila probabilitas Obs*R2< 0.05 → Tidak Signifikan, H0 ditolak
b. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan (independen) dari model regresi. (Gujarati, 2006:184) Sedangkan menurut Nachrowi (2006:95) jika tidak korelasi antara kedua variabel tersebut, maka koefisien pada regresi majemuk akan sama dengan koefisien pada regresi sederhana. Hubungan linier antar variabel bebas inilah yang disebut dengan multikolinearitas. Dalam penelitian ini penulis akan melihat mulkolinearitas dengan menguji koefisien korelasi (r) berpasanagan yang tinggi diantara variabelvariabel penjelas. Sebagai aturan main yang kasar (rule of thumb), jika
83
koefisien korelasi cukup tinggi katakanlah diatas 0.8 maka diduga terjadinya multikolinearitas dalam model. Sebaliknya jika koefisien korelasi rendah maka diduga model tidak mengandung multikolinearitas. Uji koefisien korelasinya yang mengandung unsur kolinearitas, misalnya variabel X1 dan X2. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut : Bila r < 0.8 (model tidak terdapat multikolinearitas) Bila r > 0.8 (model terdapat multikolinearitas) Ada
beberapa
cara
untuk
mengatasi
masalah
adanya
multikolinearitas, antara lain : melihat informasi sejenis yang ada, mengeluarkan variabel dan mencari data tambahan(Nachrowi, 2006:104)
c. Uji Heterokedastisitas Heteroskedastisitas terjadi apabila variasi Ut tidak konstan atau sering berubah-ubah seiring dengan berubahnya nilai variabel independen (Gujarati, 2006:146) Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain itu tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika variance
tidak
konstan
atau
berubah-ubah
disebut
denfan
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. (Nachrowi, 2008:108)
84
Untuk melacak keberadaan heterokedastisitas dalam penelitian ini digunakan uji white. Dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut :
Hipotesis :
H0 : Model tidak terdapat Heterokedastisitas H1 : Model terdapat Heterokedastisitas
Bila probabilitas Obs*R2> 0.05 → Signifikan, H0 diterima Bila probabilitas Obs*R2< 0.05 → Tidak Signifikan, H0 ditolak Apabila probabilitas Obs*R2 lebih besar dari 0.05 maka model tersebut tidak terdapat heterokedastisitas. Sebaliknya jika probabilitas Obs*R2 lebih kecil dari 0.05 maka model tersebut dipastikan terdapat heterokedastisitas. Jika model tersebut harus ditanggulangi melalui transformasi logaritma natural dengan cara membagi persamaan regresi dengan variabel independen yang mengandung heterokedastisitas. d. Uji Autokorelasi Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi diantara anggota observasi yang diurut menurut waktu (seperti deret berkala) atau ruang (seperti data lintas-sektoral)”. Menurut Nachrowi (2006:183) dalam berbagai studi ekonometrika, data time series sangat banyak digunakan. Namun dibalik pentingnya data
85
tersebut, ternyata data time series menimpan berbagai permasalahan, salah satunya yaitu autokorelasi. Autokorelasi merupakan penyebab yang akibat data menjadi tidak stasioner, sehingga bila data dapat distasionerkan maka autokorelasi akan hilang dengan sendirinya, karena metode transformasi data untuk membuat data yang tidak stasioner sama dengan tranformasi data untuk menghilangkan autokorelasi. Untuk melihat ada tidaknya penyakit autokorelasi dapat juga digunakan uji Langrange Multiplier (LM Test) atau yang disebut Uji Breusch-Goldfrey dengan membandingkan nilai probabilitas R-Squared dengan α = 0.05. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut (Gujarati, 2006:147) Hipotesis :
H0 : Model tidak terdapat Autokorelasi H1 : Model terdapat Autokorelasi
Bila probabilitas Obs*R2> 0.05 → Signifikan, H0 diterima Bila probabilitas Obs*R2< 0.05 → Tidak Signifikan, H0 ditolak Apabila probabilitas Obs*R2 lebih besar dari 0.05 maka model tersebut tidak terdapat autokorelasi. Apabila probabilitas Obs*R2 lebih kecil dari 0.05 maka model tersebut terdapat autokorelasi.
86
2. Pengujian Hipotesis Statistik Data yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari variabelvariabel yang akan diteliti. Pengolahan data menggunakan Excel 2007 dan Eviews 6. Dalam pengujian ini menggunakan Uji Statistik meliputi Uji-t dan Uji-F. a. Uji Parsial (Uji-t) Uji-t digunakan untuk menguji apakah setiap variabel bebas (independen) secara masing-masing parsial atau individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (dependen) pada tingkat signifikan 0.05 (5%) dengan menganggap variabel bebas bernilai konstan. Langkah-langkah yang harus dilakukan dengan uji-t yaitu dengan pengujian, yaitu : (Nachrowi, 2006:17) Hipotesis :
H0 : βi = 0 artinya masing-masing variabel bebas tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel terikat. H1 : βi ≠ 0 artinya masing-masing variabel bebas ada pengaruh yang signifikan dari variabel terikat.
Bila probabilitas α > 5% → variabel bebas tidak signifikan atau tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (H0 terima, H1 tolak) Bila probabilitas α < 5% → variabel bebas signifikan atau mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (H0 tolak, H1 terima).
87
b. Uji Fisher (Uji-F) Uji Fisher (Uji-F) digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel bebas (independen) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat (dependen) pada tingkat signifikan 0.05 (5%). Pengujian semua koefisien regresi secara bersama-sama dilakukan dengan uji-F dengan pengujian, yaitu (Nachrowi, 2006:16) Hipotesis :
H0 : βi = 0 artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. H1 : βi ≠ 0 artinya secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Bila probabilitas α > 5% → variabel bebas tidak signifikan atau tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Bila probabilitas α < 5% → variabel bebas signifikan atau mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. 3. Uji Koefisien Determinasi Menurut Ajija (2011:34) Uji koefisien determinasi koefisien R2 (adjusted R-squared). Koefisien determinasi ini menunjukkan kemampuan garis regresi menerangkan variasi variabel terikat Y yang dapat dijelaskan
88
oleh variabel bebas X. Nilai koefisien R2 (adjusted R-squared) berkisar antara 0 sampai 1. Semakin mendekati 1, semakin baik. E. Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen (Y) Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli” Sedangkan menurut Adiwarman Karim (2004 : 92) bahwa yang dimaksud dengan murabahah adalah sebagai berikut: ”Murabahah merupakan pembiayaan bank syariah melalui sistem jual beli untuk barang atau jasa dengan kesepakatan keuntungan dan jangka waktu tertentu. Mekanisme ini bisa digunakan untuk kebutuhan modal kerja atau kepemilikan sebuah barang dengan cara dicicil”. Adapun menurut Muhammad (2005 :181), definisi pembiayaan murabahah adalah: ”Pembiayaan murabahah (dari kata ribhu = keuntungan). Bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Barang diserahkan segera dan
pembayaran dilakukan secara tangguh. Skema untuk pembiyaan
murabahah diperlihatkan diserahkan”.Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa murabahah adalah akad jual beli antara bank selaku penyedia barang dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang.
89
2. Variabel Independen (X) Variabel independen identik dengan variabel bebas, penjelas, explanatory variable. Variabel ini biasanya dianggap sebagai variabel prediktor atau penyebab karena memprediksi atau menyebabkan variabel dependen (Kuncoro,2009). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen sebagai berikut : a. Profitabilitas Bank Syariah (X1) Profitabilitas Bank SyariahadalahProfitabilitas adalah keuntungan dan besarnya profitabilitas tergantung dari komponen harga jual, biaya produk per unit, dan jumlah yang terjual. Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yaitu Statistik Perbankan Syariah berdasarkan perhitungan bulanan, yaitu dari Oktober 2009 – Desember 2013 yang dinyatakan dalam bentuk milyar rupiah. b. Suku Bunga Bank Indonesia (X2) Suku Bunga Bank Indonesia adalahsebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Data yang diambil berdasarkan Bank Indonesia periode Oktober 2009 – Desember 2013 yang dinyatakan dalam milyar rupiah. 90
c. Deposito Mudharabah (X3) Deposito Mudharabah adalah jenis investasi melalui pihak ketiga (perseorangan atau badan hukum) yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu (tanggal jatuh tempo), dengan mendapatkan imbalan bagi hasil. Data yang diambil berdasarkan data Bank Indonesia periode Oktober 2009 – Desember 2013yang dinyatakan dalam bentuk milyar rupiah.
91
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1.
Sejarah Perkembangan Bank Syariah di Dunia a. Prkatik Perbankan di Zaman Rasulullah Saw Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian umat islam pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian dari tradisi umat islam sejak zaman Rasulullah Saw. Praktik-praktik seperti menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang telah lazim dilakukan sejak zaman Rasulullah Saw. Dengan demikian, fungsifungsi
utama
perbankan
modern,
yaitu
menerima
deposit,
menyalurkan dana, dan melakukan transfer dana telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan umat islam, bahkan sejak zaman Rasulullah Saw (Adiwarman Karim, 2004:18). Bank Syariah atau yang juga disebut bank Islam adalah bank yang beroperasi dengan menggunakan tata cara Islam yaitu mengacu pada ketentuan Al-Qur’an dan Al-Hadist. Oleh karena itu, bank syariah tidak beroperasi berbasis bunga tetapi menggunakan sistem bagi hasil. 92
Hal ini disebabkan Islam melarang adanya riba dan dalam Islam bunga bank termasuk riba. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 278-279 : “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka, jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba) maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya” (Al-Qur’an, Surah 2:278-279). Kegiatan perbankan selain dilakukan oleh bangsa Arab ternyata juga dilakukan di seluruh dunia, termasuk di Eropa.Pada mulanya dalam menjalankan praktik perbankan bangsa Eropa menggunakan sistem bunga.Seiring dengan semakin majunya peradaban mereka, bangsa Eropa mulai melakukan penjelajahan dan penjelajahan.Sebagai akibatnya, perekonomian di seluruh dunia mulai di dominasi oleh bangsa Eropa. Adanya ketidakadilan dalam perekonomian ini membuat beberapa Negara muslim di dunia membuat alternatif lembaga keuangan yang terbebas dari bunga.
93
b. Perbankan Syariah Modern Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah, perbankan syariah dilandasi dengan kehadiran dua gerakan renaissance Islam modern : neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan berdasarkan etika ini adalah tiada lain sebagai upaya kaum musilimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya berdasarkan Al-Qur’an dan AsSunnah. Upaya awal penerapan sistem profit and loss sharing tercatat di Pakistan dan Malaysia sekitar tahun 1940-am, yaitu adanya upaya mengelola dana jamaah haji secara non konvensional. Rintisan perbankan syariah lainnya berwujud di Mesir pada decade 1960-an dan beroperasi sebagai rural-social (semacam lembaga keuangan unit desa di Indonesia) di sepanjang delta sungai Nil. Lembaga dengan nama Mith Ghamr tersebut hanya beroperasi di pedesaan Mesir dan berskala kecil, namun isntitusi tersebut mampu menjadi pemicu yang sangat berarti bagi perkembangan sistem finansial dan ekonomi Islam. Beroperasinya Mit Ghamr Local Saving Bank di Mesir pada tahun 1963 merupakan tonggak sejarah perkembangan sistem perkembangan Islam.Pada tahun 1967 pengoperasian Mit Ghamr diambil alih oleh National Bank of Egpt dan Bank Sentral Mesir 94
disebabkan karena adanya kekacauan politik. Di Yordania, berdiri Bank Islam Yordania dan kemudian disusul beridirinya Bank Sosial Nasser di Mesir. Pada tahun 1975 berdiri juga IDB (Islamic Bank Development) dan Bank Islam Dubai di Arab Saudi beridiri atas prakarsa dari sidang menteri luar negeri dalam sidang tersebut diusulkan penghapusan sistem keuangan berdasarkan bunga dan menggantinya dengan sistem bagi hasil. Pada Perkembangan selanjutnya di era 1970-an, usahausaha untuk mendirikan bank islam mulai menyebar ke banyak Negara. Beberapa Negara seperti Pakistan, Sudan, dan Iran, bahkan merubah seluruh system keuangan dinegara itu menjadi sistem nir-bunga, sehingga semua lembaga keuangan di Negara tersebut beroperasi tanpa menggunakan bunga. Di negara Islam lain seperti Malaysia dan Indonesia, bank nir-bunga beroperasi berdampingan
dengan
bank-bank
konvensional.
(Karim:2004:24).
2.
Perkembangan Bank Syariah di Indonesia Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992 adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Walaupun perkembangannya agak lambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya, perbankan syariah di Indonesia akan terus berkembang. Dalam perjalanan waktu,
95
pengalaman membuktikan bahwa sistem perbankan syariah telah menjadi salah satu solusi untuk menyelamatkan perekonomian nasional dari krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1998.Ketika bank konvensional berguguran, sistem perbankan syariah terbukti mampu bertahan melewati guncangan, kemampuan tersebut semakin mempertegas posisi sistem perbankan syariah sebagai salah satu potensi penopang perekonomian yang layak diperhitungkan. Upaya intensif pendirian bank islam atau bank syariah di Indonesia dapat ditelusuri sejak 1998, yaitu pada saat pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober (Pakto) yang mengatur deregulasi industri perbankan di indonesia. Para ulama waktu itu telah berusaha untuk mendirikan bank bebas bunga, tapi tidak ada satu pun perangkat hukum yang dapat dirujuk kecuali penafsiran dari peraturan undang-undang yang ada bahwa perbankan dapat saja menetapkan bunga sebesar 0%(nol persen). (Arifin,2009:7). Setelah adanya rekomendasi dari Lokakarya Ulama tentang bunga bank dan perbankan di Cisarua (Bogor) pada 19-22 Agustus 1990, yang kemudian diikuti dengan diundangkannya UU No.701992 tentang Perbankan dimana perbankan bagi-hasil mulai diakomodasi, maka beridirlah Bank Muamalat Indonesia (BMI), yang merupakan bank umum Islam pertama yang beroperasi di Indonesia. Pembentukan BMI ini diikuti oleh pendirian bank-bank perkereditan rakyat syariah (BPRS). Namun karena lembaga ini masih dirasakan kurang mencukupi dan belum sanggup menjangkau 96
masyarakat Islam lapisan bawah, maka dibangunlah lembaga simpan pinjam yang disebut Bait al Maal wat Tamwil (BMT) atau Bait al Qiradh menurut masyarakat Aceh. Sejak era reformasi keberadaan bank syariah di Indonesia telah diatur dalam undang-undang ysitu UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan yang diikuti dengan dikeluarkannya sejumlah ketentuan pelaksanaan dalam bentuk SK Direksi BI/Peraturan Bank Indonesia, telah memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi pengembangan perbankan syariah di Indonesia. Peraturan-peraturan tersebut memberikan kesempatan yang luas mengembangkan jaringan perbankan syariah antara lain melalui izin pembukaan kantor cabang syariah (KCS) oleh bank konvensional. Dengan kata lain, bank umum dapat menajalankan dua kegiatan usaha, baik secara konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah (Heri Sudarsono,2003:34).
3.
Visi dan Misi Perbankan Syariah Konsep
pengembangan perbankan syariah dimasa depan harus
disusun dengan visi, misi, dan strategi yang tepat. Visi yang harus dibangun kedepan adalah bagaimana menjadikan perbankan syariah sebagai urat nadi perekonomian nasional yang berkah. Artinya perbankan syariah mampu memerankan fungsinya yang utama sebagai lembaga intermediasi dan setiap aktivitasnya selalu menambah kebaikan bagi semua pihak.
97
Untuk mencapai visi tersebut, diperlukan misi yang jelas dan misi perbankan syariah kedepan adalah : a. Menjadi lembaga keuangan yang professional dan dapat dipercaya sehingga menjadi tempat bagi proses akumulasi capital masyarakat. b. Menjadi fasilitator dalam pengembangan ekonomi umat dan masyarakat Indonesia melalui perannya sebagai sumber permodalan yang mudah dan murah dan menjadi mitra sejati bagi para pelaku ekonomi lainnya. c. Menjadi lokomotif perekonomian yang berdasarkan syariah. perbankan syariah diharapkan dapat menolong berkembangnya sektor ekonomi lain berlandaskan syariah seperti asuransi, reksadana, dan perusahaan pembiayaan.Membina jaringan networking yang luas, baik dalam skala nasional maupun global.
4.
Perkembangan Pembiayaan Murabahah Murabahah adalah salah satu produk yang dikeluarkan olehperbankan syariah di Indonesia.Pembiayaan murabahah adalah pembiayaanyang dialokasikan oleh perbankan syariah untuk jual beli.Jadi, bias dikatakan juga bahwa perjanjian yang dilakukan oleh perbankan syariahdengan nasabah untuk melakukan jual-beli.Produk murabahah ini biasadigunakan untuk pembiayaan property, pembelian kendaraan, pembeliankebutuhan konsumtif, pembelian kebutuhan barang dagangan dankebutuhan-kebutuhan lainnya.
98
Salah
satu
contohnya
yaitu
jika
nasabah
membutuhkan
pembiayaanuntuk membeli motor, nasabah akan mengajukan daftar pembelian barangmotor yang berisikan spesifikasi tentang motor yang diharapkan oleh nasabah Secara konsep, Bank Syariah akan membelikan motor atau mobilyang dimintakan oleh nasabahtersebut, yang kemudian akan di jual kembalikepada nasabah dengan menambahkan keuntungan/margin bank. Sehingga dalam transaksinya akan ada harga beli (harga pokok pembelian barang),ada margin (keuntungan yang diambil oleh bank), serta ada harga jual(harga pokok ditambah dengan margin keuntungan).Perkembangan pembiayaan murabahah periode 2009 - 2013.09 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
99
Gambar 4.1 Perkembangan Pembiayaan Murabahah Di Indonesia Periode Desember 2009 – September 2013 120000.00
Milyar
100000.00 80000.00 60000.00 40000.00 20000.00 0.00 2009
2010
2011 Periode
2012
2013
Pembiayaan Murabahah
sumber: Bank Indonesia(Data diolah) Pembiayan
Murabahah
adalah
pembiayaan
yang
diminati
masyarakat,sebab akad murabahah, akad jual-beli yang ditambah oleh margin yang disepakati. Terlihat pada grafik diatas setiap tahunnya pembiayaan murabahah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Terlihat paling rendah pada tahun 2009 sebesar Rp 26.321 milyar dan tertinggi pada tahun 2013 sebesar Rp 106.779 milyar. Ini terlihat baik pada pembiayaan murabahah setiap tahunnya.Masyarakat lebih memilih pembiayaan murabahah karena dilihat dari segi resiko. Pada pembiayaan murabahah resiko yang akan
100
diterima nasabah akan lebih kecil dibandingkan pada pembiayaan lain, segi resiko adalah salah satu minat masyarakat Komposisi pembiayaan murabahah dalam jangka waktu empat tahunsaja yaitu dari tahun 2009-2013 terusmengalami peningkatan, ini tidak lepas dari beberapa factor yang mempengaruhinya seperti Profitabilitas, Suku Bunga Bank Indonesia, Deposito Mudharabah.
5.
Perkembangan Return on Asset (ROA) Return on Asset adalah rasio yang menilai seberapa tingkat pengembalian dari asset ayng dimiliki. Semakin besar ROA semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan asset. ROA merupakan salah satu indikator yang mengukur sehat atau tidaknya suatu bank dalam memanfaatkan asset yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Asset yang berkualitas tentu akan mendukung kinerja perbankan syariah dalam menghasilkan profit guna keberlangsungan kinerja perbankan pada periode-periode selanjutnya. Dibawah ini adalah gambaran perkembangan ROA dari periode 2009 sampai dengan September 2013 dapat dilihat digambar dibawah ini.
101
Gambar 4.2 Perkembangan Profitabilitas Di Indonesia Periode Desember 2009 – September 2013
2.5
Persentase%
2
1.5 1
0.5 0 2009
2010
2011
2012
2013.09
Periode Profitabilitas
sumber: Bank Indonesia(data diolah) Pada tahun 2009 profitabilitas bank syariah sebesar 1.48%, seiring berjalannya tahun profitabilitas menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Namun pada tahun 2012 profitabilitas mencapai angka yang cukup baik yaitu 2.14% itu disebabkan oleh suku bunga yang terendah pada tahun 2012 yaitu 5.75% yaitu dimana pada saat suku bunga terendah maka daya masyarakat
102
untuk menyimpan dananya dibank syariah mengalamipeningkatan, maka secara otomatis profitabilitas yang di dapat bank syariah akan meningkat pula, Setelah itu pada tahun 2013 profitabilitas menurun menjadi 2.04% karena pada tahun yang sama suku bunga mengalami peningkatan yang cukup tinggi, yaitu sebesar 7.25% dimana saat suku bunga tinggi maka secara otomatis nasabah yang akan menyimpan dananya di bank syariah akan menurun. Karena nasabah pasti tidak mengharapkan dana yang mereka titipkan terkena suku bunga yang tinggi maka dari itulah profitabilitas yang didapat bank syariah menurun.
6.
Perkembangan Suku Bunga Bank Indonesia BI rate adalah merupakan suatu tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh Bank sentral (Bank Indonesia) sebagai indikator tingkat risiko. Apabila BI rate mengalami kenaikan maka artinya Bank Indonesia menaikkan tingat risiko pasar, karena dinilai perekonomian memburuk. Begitu juga sebaliknya. Surat berharga, seperti obligasi misalnya akan memberikan tingkat bunga yang melebihi BI rate, karena obligasi tersebut akan tidak menarik bagi investor apabila dibawah atau sama dengan BI rate. BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi
103
moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditasdi pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran
operasional
kebijakan
moneter
dicerminkan
pada
perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan. Dengan
mempertimbangkan
pula
faktor-faktor
lain
dalam
perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.Adapun Perkembangan Suku Bunga Bank Indonesia Periode 2009September 2013 dapat dilihat dilihat digambar dibawah ini.
104
Gambar 4.3 Perkembangan Suku Bunga Bank Di Indonesia Periode Desember 2009 – September 2013 8 7
Persentase%
6 5 4 3 2 1 0 2009
2010
2011
2012
2013.09
Periode Suku Bunga Bank Indonesia
Sumber: Bank Indonesia(data diolah). Pada taun 2009 Suku Bunga sebesar 6,50%, seiring berjalannya tahun , suku bunga mengalami penurunan, dapat kita lihat pada tahun 2010 suku bunga tetap di 6.50%, dan ditahun 2011 tetap 6.50%, namun pada saat tahun 2012 suku bunga mengalami penurunan menjadi 5,75. Ini tidak lepas dari tingginya profitabilitas bank syariah yang membuat suku bunga menurun, ini disebabkan pada saat suku bunga turun orang akan banyak menyimpan dan meminjam uang kebank yang akan menyebabkan profitabilitas bank akan
105
menaik. Beagitu juga sebaliknya apabila suku bunga tinggi mempengaruhi ke profitabiltas yang akan menurun. Minat masyarakat akan semakin menurun pula.
7.
Perkembangan Deposito Mudharabah Deposito Mudharabah adalah merupakan investasi melalui simpanan pihak ketiga (perseorangan atau badan hukum) yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu ( jatuh tempo) dengan mendapat bagi hasil. Deposito investasi Mudharabah adalah dana yang disimpan nasabah hanya bisa ditarik berdasarkan jangka waktu yang telah ditentukan, dengan bagi hasil keuntungan berdasarkan kesepakatan bersama . Simpanan dana pihak ketiga yang hanya dapat ditarik berdasarkan jangka waktu 1,3,6, dan 12 bulan serta dapat diperpanjang otomatis. Nominal minimal Rp 1.000.000,-. Nasabah akanmemperoleh bagi hasil sesuai kesepakatan pada saat akad, dan deposito dapat dipakai sebagai jaminan pembiayaan, adapun Perkembangan Deposito Mudharabah dapat dilihat di gambar berikut ini
106
Gambar 4.4 Perkembangan Deposito Mudharabah Di Indonesia Periode Desember 2009 – September 2013
35.0000 30.0000
Milyar
25.0000 20.0000 15.0000 10.0000 5.0000 0.0000 2009
2010
2011 Periode
2012
2013.09
Deposito Mudharabah
Sumber: Bank Indonesia(data diolah). Deposito mudhrabah pada tahun 2009 rp 17.530 milyar, setiap tahunnya deposito mudharabah mengalami peningkatan yang cukup baik. Dapat dilihat pada grafik diatas, nilai tertinggi deposito mudharabah pada tahun 2013 sebesar Rp 31.062 milyar ini menunjukkan betapa banyaknya daya masyarakat menyimpan dananya melalui deposito mudharabah. Karena deposito mudharabah pada tahun-tahun ini diminati masyarakat, sebab hasil yang didapat akan secara adil dan sesuai kesepakatan akan dibagi rata.
107
Mayarakat
akan
lebih
mengetahui
seberapa
besarnya
resiko
atau
keuntungannya mendepositokan melalui akad mudharabah.
B. Hasil Analisis dan Pembahasan Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder runtun waktu (time series) yang berbentuk bulanan mulai tahun 2009-2013. Penelitian mengenai Pembiayaan Murabahah disini menggunakan data pada Profitabilitas(ROA) Perbankan Syariah, Suku Bunga Bank Indonesia, Deposito Mudharabah. Keseluruhan data yang digunakan sebagai bahan penelitian diperoleh dari laporan bulanan Bank Indonesia. Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya model yang digunakan sebagai alat analisis adalah Ordinary Least Square (OLS). OLS bertujuan mengetahui hubungan antara suatu variabel dependen dan variabel independen, apabila terdapat beberapa variabel independen. Pengolahan data dilakukan secara elektronik dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan Eviews 6 untuk mempercepat perolehan hasil yang dapat menjelaskan variabelvariabel yang akan diteliti. Tahap awal dalam penyajian penelitian ini akan dilakukan beberapa pengujian untuk lebih menguatkan asumsi-asumsi melalui beberapa pengujian dengan menggunakan pengujian asumsi klasik dan uji statistik. Uji statistic menggunakan : uji t, uji F, Adjusted R Square sedangkan uji asumsi klasik
108
berupa : uji Normalitas, Uji Heterokestisitas, Uji Autokorelasi, Uji Stasioner, dan Uji Multikolinearitas.
1.
Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya faktor gangguan, µt menggunakan Jarque-Bera test. Menurut Winarno pengujian normalitas pada penelitian ini menggunakan JarqueBera test. (Winarno,2009:10). Uji Jarque-Bera ini dengan melihat nilai probability nya. Jika nilai probability lebih besar dari nilai derajat kesalahan α=0.05, maka penelitian ini tidak ada permasalahan normalitas atau dengan kata lain, data terdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai probability lebih kecil dari nilai derajat kesalahan α=0.05, maka dalam penelitian ini ada permasalahan normalitas atau dengan kata lain, data tidak terdistribusi normal. Setelah data diolah dengan menggunakan aplikasi eviews 6 maka terlihat hasil sebagai berikut:
109
Tabel 4.1 Uji Normalitas Jarque-Bera
12
Series: Residuals Sample 2009M11 2013M09 Observations 47
10
8
6
4
2
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
1.98e-15 -0.009448 0.160760 -0.176497 0.074903 -0.130308 2.687144
Jarque-Bera Probability
0.324690 0.850148
0 -0.2
-0.1
-0.0
0.1
Sumber : Lampiran 3 Berdasarkan tabel 4.1 menggambarkan bahwa penelitian ini sudah terdistribusi normal. Terlihat dari nilai probability sebesar 0.850148 yang lebih besar dari derajat kesalahan 5% yaitu (0.05) signifikan yang menyatakan H0 diterima, sehingga dikatakan data terdistribusi normal dan bisa dilanjutkan ke pengujian selanjutnya. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan (korelasi) yang signifikan diantara dua atau lebih variabel independen dalam model regresi. Deteksi adanya multikolinearitas dilakukan dengan manggunakan uji korelasi parsial antar variabel 110
independen. Dengan melihat nilai koefisien korelasi (r) antar variabel independen, dapat diputuskan apakah data terkena multikolinearitas atau tidak, yaitu dengan menguji koefisien korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat multikolinearitas, dimana model regresi yang baik adalah tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen dengan variabel dependen. Hasil pengujian multikolinearitas menggunakan uji korelasi (r) dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 4.2 Hasil Uji Correlation Matrix ROA
Suku Bunga
LN DM
ROA
1.000000
-0.408199
0.602720
Suku Bunga
-0.408199
1.000000
-0.527003
LN DM
0.602720
-0.527003
1.000000
dapat
hasil
Sumber : Lampiran 3 Dari
tabel
4.2
diatas
dilihat
analisis
uji
multikolinearitas dengan Correlation Matrix menunjukkan bahwa korelasi antar variabel independen antara ROA dan Suku Bunga maupun sebaliknya sebesar -0.408199, antara ROA dengan LN DM maupun sebaliknya sebesar 0.602720.
111
Terlihat dari tabel 4.2 diatas nilai korelasi variabel independen (yaitu ROA, Suku Bunga dan LN DM) tertinggi hanya mencapai 0.602720 yaitu antara ROA dengan Suku Bunga maupun sebaliknya. Karena nilai 0.602720 < 0.8 sehingga diputuskan tidak terdapat multikolinearitas. Hasil ini menginformasikan model Ordinary Least Square (OLS) yang dilakukan dapat dikatakan terbebas dari gejala multikolinearitas. c. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika Variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastistias dannjika variance tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan Heteroskedastisitas. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas pada penelitian ini adalah dengan melakukan Uji White.
112
Tabel 4.3 Hasil Uji White Heteroskedasticity Heteroskedasticity Test : White F-statistic
1.585550
Probability
0.1558
Obs*R-
13.08150
Probability
0.1590
squared Sumber : Lampiran 4 Dari tabel 4.3 diatas diketahui bahwa nilai Obs*Rsquared sebesar 13.08150 dan probabilitas sebesar 0.1590 yang mana lebih besar dari nilai α sebesar 0.05. karena nilai prbabilitas lebih besar dari α = 5% maka dalam hal ini H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model tidak ada masalah heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana terjadi korelasi antara residual tahun ini dengan tingkat kesalahan tahun sebelumnya. Untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit autokorelasi dalam suatu model, dapat dilihat dari nilai statistic Durbin-Watson. Selain dengan menggunakan Durbin-Watson, untuk melihat ada tidaknya naskah autokorelasi dapat juga digunakan uji Langrange Multiplier (LM) atau yang disebut uji Breusch-Godfrey dengan membandingkan nilai probabilitas R-squared dengan α = 0.05. Uji autokorelasi dilihat dari
113
nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi 5% maka terdapat autokorelasi dan sebaliknya jika probabilitas lebih kecil dari nilai 5% maka terdapat autokorelasi. Tabel 4.4 Hasil Uji Langrange Multiple Test (LM-Test) Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistik
0.3977210
Probability
0.0056
Obs*Rsquared
42.38228
Probability
0.0663
Sumber : Lampiran 5 (data diolah) Dari tabel 4.4 diatas diketahui bahwa nilai Obs*R-quared sebesar 042.38228 dan nilai probabilitas 0.0663 yang lebih besar dari nilai α sebesar 0.05. karena nilai probabilitas lebih besar dari α = 5% maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa di dalam model tidak terdapat masalah autokorelasi. 2.
Pengujian Hipotesis statistik Hasil pengolahan data atau hasil estimasi yang dilakukan dengan menggunakan program eviews 6 dengan menggunakan metode regresi linier berganda atau Ordinary Least Square (OLS) yang ditampilkan pada tabel berikut :
114
Tabel 4.5 Hasil regresi metode Ordinary Least Square (OLS) Dependent Variable: LNPM Method: Least Squares Date: 06/28/14 Time: 16:05 Sample: 2009M11 2013M09 Included observations: 47 Variable
Coefficient
ROA SBI LNDM C
0.165348 -0.020242 0.997499 -0.179388
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.972988 0.971103 0.077472 0.258079 55.61883 516.2923 0.000000
Std. Error
t-Statistic
0.056295 2.937182 0.031456 -0.643511 0.037029 26.93835 1.218074 -0.147272 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Prob. 0.0053 0.5233 0.0000 0.8836 31.59202 0.455741 -2.196546 -2.039087 -2.137293 0.474827
Sumber : Lampiran 6 Dari tabel 4.5 diatas, maka dapat disusun persamaan regresi linier PM = -0.179388 + 0.165348 ROA - -0.020242 SBI +0.997499 LN DM 1) Jika segala sesuatu variabel independen dianggap konstan atau bernilai nol, artinya variabel independen tidak terjadi kenaikan atau penurunan maka besarnya nilai Pembiayaan Murabahah (PM) adalah sebesar 0.179388 persen
115
2) Nilai koefisien regresi ROA sebesar 0.165348 persen berarti setiap peningkatan Inflasi sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan Pembiayaan Murabahah (PM) sebesar 0.165348 persen. 3) Nilai koefisien SBI sebesar -0.020242 persen berarti setiap penurunan SBI sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan Pembiayaan Murabahah (PM) sebesar -0.020242 persen. 4) Nilai koefisien Deposito Mudharabah (DM) sebesar 0.997499 persen berarti setiap kenaikan DM sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan Pembiayaan Murabahah (PM) sebesar 0.997499 persen. a. Uji Parsial (Uji t) Uji-t bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial (individu) variabel-variabel independen (ROA, SBI, DM) terhadap variabel dependen yaitu Pembiayaan Murabahah (PM). Salah satu cara untuk melakukan uji t adalah dengan melihat nilai probabilitas pada tabel uji statistic t. apabila nilai probabilitas lebih kecil dari nilai signifikansi α = 0.05 berarti variabel independen secara parsial (individu) mempengaruhi variabel dependen. Dari tabel 4.5, didapatkan hasil uji statistic t yang dilakukan yaitu sebagai berikut : 1) Pengaruh t-statistik untuk ROA terhadap Pembiayaan Murabahah (PM)
116
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh hasil t-hitung sebesar 2.937182 dengan tingkat signifikansi 0.0053. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka secara parsial ROA berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah (PM) Dengan demikian H0 di tolak, H1 diterima. 2) Pengaruh t-statistik untuk SBI terhadap Pembiayaan Murabahah (PM) Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh hasil t-hitung sebesar -0.643511 dengan tingkat signifikansi 0.5233. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari 0.05 maka secara parsial SBI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah (PM). Dengan demikian H0 diterima, H1 ditolak. 3) Pengaruh t-statistik untuk Deposito Mudharabah (DM) terhadap Pembiayaan Mudharabah (PM) Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh hasil t-hitung sebesar 26.93835 dengan tingkat signifikansi 0.0000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka secara parsial DM berpengaruh secara signifikan terhadap ROA, dengan demikian H0 diterima, H1 ditolak.
117
b. Uji F Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen (ROA, SBI, DM) secara stimultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen yaitu Pembiayaan Mudharabah (PM) . Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh hasil F-Statistik sebesar 516.2923 dengan nilai probabilitas F-Statistik sebesar 0.000000. Karena hasil probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari nilai α = 0.05 (0.00 < 0.05) berarti dapat disimpulkan bahwa ROA, SBI dan DM secara bersama-sama signifikan mempunyai pengaruh terhadap Pembiayaan Mudharabah (PM)
3. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi R2 (R-square) yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi terbaik. Hal tersebut dikarenakan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu. Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R-squared sebesar 0.971103. hal ini menunjukkan bahwa variasi variabel dependen Pembiayaan Mudharabah (PM) secara bersama-sama dapat dijelaskan oleh variabel independen (ROA, SBI, DM) sebesar 97,% sedangkan sisanya 3% dijelaskan oleh faktor atau variabel lain diluar variabel yang diteliti.
118
C. Analisis Ekonomi Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa regresi yang dihasilkan cukup baik untuk menerangkan perkembangan Pembiayaan Mudharabah (PM) pada perbankan syariah di Indonesia. Dari seluruh variabel utama yang dimasukkan, ternyata tidak semua variabel bebas signifikan. Hal ini berarti pada perbankan syariah hanya dipengaruhi oleh sebagian dari variabel bebas yang diuji. Selanjutnya hasil interpretasi dari hasil regresi dari penelitian ini terhadap signifikansi masing-masing variabel yang diteliti dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengaruh ROA terhadap Pembiayaan Mudharabah (PM) Hasil regresi Pembiayaan Murababah menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh dari hasil koefisien sebesar 0.165348 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.0053. Hal ini berarti ROA memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah (PM). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Eris Munandar (2009) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pembiayaan. Kenaikan ROA akan menigkatkan pembiayaan oleh BSM, begitu pula sebaliknya, penurunan ROA akan menurunkan pula tingkat pembiayaan BSM salah satu tujuan bank syariah adalah memaksimumkan kesejahteraan para stekholder dengan peningkatan nilai investasi para pemegang saham pada bank yang bersangkutan. 119
2. Pengaruh SBI terhadap Pembiayaan Mudharabah (PM) Hasil regresi Pembiayaan Murababah menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh dari koefisien sebesar -0.020242 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.5233. Hal ini berarti SBI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pembiayaan Murababah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ni Nyoman Aryaningsih (2010) yang menyatakan bahwa SBI tidak berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan. Bahwa pemerintah dalam kaitan dengan penerimaan permintaan dan penawaran uang akan meningkatkan perubahan suku bunga dan inflasi. Karena didasari oleh informasi dan news dan respon pasar akan mempengaruhi perubahan suku bunga yang sangat besar. Bahwa biaya alternatife yang tinggi muncul diantara suku bunga dan inflasi yang dapat menurunkan permintaan akan uang dalam bentuk pinjaman. 3. Pengaruh Deposito Mudharabah terhadap Pembiayaan Mudharabah (PM) Hasil regresi Pembiayaan Murababah menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh dari hasil koefisien sebesar 0.997499 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.0000. Hal ini berarti DM memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah (PM) Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wuri Arianti N.P (2009) yang menyatakan bahwa DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pembiayaan. karena semakin 120
besar sumber dana yang terkumpul maka bank akan menyalurkan pembiayaan semakin besar. Hal tersebut dikarenakan salah satu tujuan bank adalah mendapatkan profit sehingga bank tidak akan mengangurkan dananya begitu saja bank akan cenderung untuk menyalurkan dananya semaksimal mungkin untuk memperoleh keuntungan yang maksimal pula.
121
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dari penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Profitabilitas, SBI dan Deposito Mudharabah Terhadap Pembiayaan Mudharabah”, didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1.
Secara parsial variabel ROA berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap Pembiayaan Murabahah (PM), sedangkan SBI tidak berpengaruh terhadap variabel Pembiayaan Mudharabah (PM). Selain itu penelitian ini juga menunjukkan variabel Deposito Mudharabah (DM) berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap Pembiayaan Mudharabah
2.
Secara simultan (bersama-sama) variabel Profitabilitas, SBI dan Deposito Mudharabah
secara
bersama-sama
memiliki
pengaruh
terhadap
Pembiayaan Murabahah. 3.
Nilai Adjusted R Square yang dihasilkan pada penelitian ini adalah sebesar 0.971103. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 93% variasi dependen Pembiayaan Murabahah bisa dijelaskan atau dipengaruhi oleh variasi independen (ROA, SBI, DM). Sedangkan sisanya sebesar 3% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti.
122
B. Implikasi Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan pada penelitian tentang analisis pengaruh ROA, SBI, Deposito Mudarabah maka dapat ditarik implikasi teoritis yaitu: 1.
Bagi pemerintah untuk mengevaluasi dan lebih mengembangkan kinerja perbankan secara professional dari sistem perbankan syariah yang telah dijalankan saat ini sehingga dapat meningkatkan Pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
2.
Bagi Perbankan syariah di Indonesia untuk meningkatkan kinerja keuanganya dengan baik sehingga dapat memaksimalkan tingkat Pembiayaan. Selain itu juga bank syariah harus lebih menfokuskan pada Pembiayaan. menjadi sumber laba yang besar bagi perbankan syariah, maka dari itu manajemen perbankan harus lebih giat memperkenalkan sistem Pembiayaan yang ada pada perbankan syariah kepada masyarakat.
3.
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel lain yang kemungkinan dapat mempengaruhi pembentukan Pembiayaan .Selain itu, diharapkan peneliti selanjutnya dapat menambahkan periode yang lebih lagi untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.
123
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman, Karim Azwar. “Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer”, Bina Insani, Jakarta, 2001. Ajija, Shochrul Rohmatul, dkk.”Cara Cerdas Menguasai Eviews”, Salemba Empat, Jakarta, 2011. Antonio, Muhammad Syafi’i, “Bank Syariah dari Teori ke Praktik”, Gema Insani, Jakarta, 2001. Antonio, Muhammad Syafi’i, “Bank Syariah Bagi Bankir dan Prektisi Keuangan”, Cetakan Pertama, Tazkia, Jakarta, 1999 Dendrawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003. Arikunto, Suharsimi. “Prosedur Penelitian”, Rineka Cipta, Jakarta, 2002. Boediono. “Ekonomi Moneter”, BPFE, Yogyakarta, 1990. Budiono. “Ekonomi Moneter”, BPFE, Yogyakarta, 2001. Firdaus, Rachmat & Maya Ariyanti. “Manajemen Perkreditan Bank Umum”, Alfabeta, Bandung, 2009. Gujarati, Damadar. “Ekonometrika Dasar”, Erlangga, Jakarta, 2006. Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”, FEB UIN, Jakarta, 2012. Ismail. “Perbankan Syariah” Edisi Pertama, Kencana, Jakarta, 2011. Karim, Adiwarman, “Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan”, Raja Grafindo, Jakarta, 2009. Khalwaty. “Inflasi dan Solusinya”, Gramedia Pustaka, Jakarta, 2001. Kurnaliyah, Nur. “Permodalan Pembiayaan Mudharabah Perbankan Syariah dengan Metode System Dynamic”, UIN Jakarta, 2011.
xiv
Kuncoro, Mudrajad. “Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Bagaimana ,meneiliti dan menulis tesis, Erlangga, Jakarta, 2009. Malayu, Hasibuan. “Dasar-dasar Perbankan” PT Bumi Aksara, Jakarta, 2007. Miskhin, /Frederic. “Ekonomi Uang, Perbankan dan Pasar Keuangan”, Salemba Empat, Jakarta: 2008. Muhammad. “Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2005. Nachrowi, Hadius Usman. “Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”, FEUI, Jakarta, 2006. Riyadi, Slamet, “Banking Asset Liability Management”, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta, 2006. Rodoni, Ahmad, “Investasi Syariah”, Lembaga Penelitian UIN, Jakarta, 2009. Siamat, Dhlan. “Management Lembaga Keuangan”, LPFEUI, Jakarta, 2005. Sjahdeini, Sutan. “Perbankan Syariah Produk-Produk dan Aspek-Aspek Hukumnya”, IKAPI, Jakarta, 2010. Sudarsono, Heri. “ Bank dan Lembaga Keuangan Syariah : Deskripsi dan Ilustrasi”, Ekonisia, Jakarta. Suhardjono, Mudrajad Kuncoro. “Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi”, BPFE, Yogyakarta, 2002. Sukirno, Sadono. ”Pengantar Teori Ekonomi Makro”. Rajawali Press, Jakarta, 2004. Sutedi, Adrian. “ Perbankan Syariah, tinjauan dan Beberapa Segi Hukum”. Ghalia Indonesia, 2009. ________. “Undang-undang Ekonomi Syariah”. Fokus Media, Bandung, . “MakroEkonomiTeoriPengantar”, PT. Raja GrafindoPersada, Jakarta, 2004.
xv
Ulfah,
Maria.
“AnalisaPerkembangan
danPembiayaanPerbankanSyariah
di
Asset, Indonesia”,
Dana
PihakKetiga
Jurnal
(DPK)
(dipublikasikan)
UniversitasGunadarma, Jakarta, 2008. Veithzal, Rivai. “Bank dan Financial Institution Management (Conventional and Sharia System)”, PT. GrafindoPersada, Jakarta, 2007. Wirdyaningsih, Dkk. “Bank danAsuransi Islam di Indonesia, Kencana, Jakarta, 2005. www.bi.go.id www.bps.go.id www.google.com (www.indonesiafinancetoday.com) www.wikipedia.org
xvi
Lampiran Lampiran 1 : Data Penelitian Periode November 2009 – September 2013
Tahun 2009.11 2009.12 2010.1 2010.2 2010.3 2010.4 2010.5 2010.6 2010.7 2010.8 2010.9 2010.10 2010.11 2010.12 2011.1 2011.2 2011.3 2011.4 2011.5 2011.6 2011.7 2011.8 2011.9 2011.10 2011.11 2011.12 2012.1 2012.2 2012.3 2012.4 2012.5 2012.6 2012.7 2012.8 2012.9 2012.10 2012.11 2012.12 2013.1 2013.2 2013.3 2013.4 2013.5
PM 25570000000000 26321000000000 26532000000000 27288000000000 28269000000000 28922000000000 29744000000000 31108000000000 32027000000000 33310000000000 33967000000000 34831000000000 36214000000000 37508000000000 37855000000000 38983000000000 40877000000000 42453000000000 44118000000000 46161000000000 47453000000000 49455000000000 49883000000000 52148000000000 53993000000000 56365000000000 56473000000000 58326000000000 56165000000000 61895000000000 64544000000000 67752000000000 70730000000000 73826000000000 77153000000000 80953000000000 83826000000000 88004000000000 89665000000000 92792000000000 97415000000000 98368000000000 100184000000000
ROA 1.48 1.48 1.65 1.76 2.13 2.06 1.25 1.66 1.67 1.63 1.77 1.79 1.83 1.67 2,26 1.81 1.97 1.90 1.84 1.84 1.86 1.81 1.80 1.75 1.78 1.79 1.36 1.79 1.83 1.79 1.99 2.05 2.05 2.04 2.07 2.11 2.09 2.52 2.29 2.39 2.39 2.29 2.07 xvii
SBI 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50 6.75 6.75 6.75 6.75 6.75 6.75 6.75 6.75 6.75 6.75 6.00 6.00 6.00 5.75 5.75 5.75 5.75 5.75 5.75 5.75 5.75 5.75 5.75 5.75 5.75 5.75 5.75 5.75 5.75
DM 27506000000000 29595000000000 30760000000000 30371000000000 30243000000000 31215000000000 31584000000000 29689000000000 31675000000000 35159000000000 37044000000000 39225000000000 40051000000000 44072000000000 44191000000000 44496000000000 47435000000000 47824000000000 49851000000000 52121000000000 53896000000000 55788000000000 59350000000000 62184000000000 65338000000000 70806000000000 71547000000000 70653000000000 72081000000000 67919000000000 67712000000000 68888000000000 69721000000000 71757000000000 73505000000000 78504000000000 82819000000000 84372000000000 87823000000000 90568000000000 96422000000000 95351000000000 100746000000000
2013.6 2013.7 2013.8 2013.9
102588000000000 104718000000000 105061000000000 106770000000000
2.10 2.02 2.01 2.04
xviii
6.00 6.50 6.50 7.25
99677000000000 99368000000000 102395000000000 103799000000000
Lampiran 2: Uji Normalitas
12
Series: Residuals Sample 2009M11 2013M09 Observations 47
10
8
6
4
2
0 -0.2
-0.1
-0.0
0.1
Lampiran 3: Uji Multikolinearitas
ROA SBI LNDM
ROA
SBI
LNDM
1.000000 -0.408199 0.602720
-0.408199 1.000000 -0.527003
0.602720 -0.527003 1.000000
xix
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
1.98e-15 -0.009448 0.160760 -0.176497 0.074903 -0.130308 2.687144
Jarque-Bera Probability
0.324690 0.850148
Lampiran 4: Uji Heterokasdisitas Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS
1.585550 13.08150 9.236783
Prob. F(9,37) Prob. Chi-Square(9) Prob. Chi-Square(9)
0.1558 0.1590 0.4157
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 06/28/14 Time: 16:07 Sample: 2009M11 2013M09 Included observations: 47 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C ROA ROA^2 ROA*SBI ROA*LNDM SBI SBI^2 SBI*LNDM LNDM LNDM^2
-7.004332 -2.189523 0.005503 0.080088 0.052788 -0.271084 -0.009575 0.007375 0.630692 -0.012302
10.94903 1.075339 0.013472 0.034275 0.028473 0.504126 0.009783 0.017937 0.710628 0.011602
-0.639722 -2.036125 0.408428 2.336664 1.853956 -0.537730 -0.978751 0.411136 0.887513 -1.060327
0.5263 0.0489 0.6853 0.0250 0.0717 0.5940 0.3341 0.6833 0.3805 0.2959
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.278330 0.102788 0.006829 0.001725 173.3018 1.585550 0.155774
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
xx
0.005491 0.007209 -6.949013 -6.555364 -6.800880 1.712836
Lampiran 5: Uji Autokorelasi
3.Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
3.977210 42.38228
Prob. F(30,13) Prob. Chi-Square(30)
0.0056 0.0663
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 06/28/14 Time: 16:06 Sample: 2009M11 2013M09 Included observations: 47 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
ROA SBI LNDM C RESID(-1) RESID(-2) RESID(-3) RESID(-4) RESID(-5) RESID(-6) RESID(-7) RESID(-8) RESID(-9) RESID(-10) RESID(-11) RESID(-12) RESID(-13) RESID(-14) RESID(-15) RESID(-16) RESID(-17) RESID(-18) RESID(-19)
-0.168531 0.136777 -0.026086 0.245138 0.396129 -0.144965 -0.079975 0.005030 -0.100445 -0.075661 -0.164652 0.075220 -0.124397 -0.261695 -0.170149 -0.036694 -0.424203 0.073710 -0.627180 -0.294217 -0.147315 -0.275489 -0.152021
0.046352 0.101793 0.043771 1.788381 0.192555 0.202816 0.200418 0.211255 0.196483 0.197143 0.207921 0.210126 0.222777 0.289139 0.219249 0.250893 0.239653 0.242394 0.359052 0.221903 0.236048 0.265885 0.273563
-3.635903 1.343671 -0.595972 0.137072 2.057227 -0.714762 -0.399040 0.023811 -0.511214 -0.383786 -0.791895 0.357975 -0.558393 -0.905083 -0.776052 -0.146256 -1.770071 0.304094 -1.746767 -1.325878 -0.624086 -1.036120 -0.555706
0.0030 0.2020 0.5614 0.8931 0.0603 0.4874 0.6963 0.9814 0.6178 0.7073 0.4426 0.7261 0.5861 0.3819 0.4516 0.8860 0.1001 0.7659 0.1042 0.2077 0.5434 0.3190 0.5878
xxi
RESID(-20) RESID(-21) RESID(-22) RESID(-23) RESID(-24) RESID(-25) RESID(-26) RESID(-27) RESID(-28) RESID(-29) RESID(-30)
-0.575784 0.061110 -0.113653 -0.217339 0.233169 -0.245017 0.188314 -0.093546 -0.200246 0.259865 -0.064352
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.901751 0.652348 0.044164 0.025356 110.1446 3.615646 0.008371
0.284080 0.363810 0.294680 0.299023 0.349492 0.282835 0.296952 0.315483 0.315413 0.316605 0.284721
-2.026841 0.167973 -0.385681 -0.726832 0.667165 -0.866290 0.634158 -0.296516 -0.634870 0.820784 -0.226019
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
xxii
0.0637 0.8692 0.7060 0.4802 0.5163 0.4020 0.5370 0.7715 0.5365 0.4266 0.8247 1.98E-15 0.074903 -3.240196 -1.901792 -2.736546 1.216452
Lampiran 6: Hasil Regresi Metode Ordinary Least Square Dependent Variable: LNPM Method: Least Squares Date: 06/28/14 Time: 16:05 Sample: 2009M11 2013M09 Included observations: 47 Variable
Coefficient
ROA SBI LNDM C
0.165348 -0.020242 0.997499 -0.179388
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.972988 0.971103 0.077472 0.258079 55.61883 516.2923 0.000000
Std. Error t-Statistic Prob. 0.056295 0.031456 0.037029 1.218074 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
xxiii
2.937182 -0.643511 26.93835 -0.147272 31.59202 0.455741 -2.196546 -2.039087 -2.137293 0.474827
0.0053 0.5233 0.0000 0.8836