PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH (Periode 2011-2015)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
NURAFNI SULISTIYOWATI NIM 1112046100184
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016
HALAMAN JUDUL PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH (Periode 2011-2015)
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
NURAFNI SULISTIYOWATI NIM 1112046100184
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
LEMBAR PERNYATAAN
iv
ABSTRAK
Nurafni Sulistiyowati, NIM 1112046100184. Pengaruh Risiko Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah. Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1437H/ 2016 M. Skripsi ini membahas tentang pengukuran risiko pembiayaan Mudharabah dan risiko pembiayaan Musyarakah dan pengaruhnya terhadap profitabilitas perbankan syariah baik Bank Umum Syariah maupun Unit Usaha Syariah. Penelitian ini menggunakan metode Value at Risk (VaR) untuk mengukur potensi kerugin dan rasio Return On Asset (ROA) untuk mengukur profitabilitas perbankan syariah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data runtut waktu (time series) bulanan dari Januari 2011-Desember 2015 yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam laporan statistik perbankan syariah bulanan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Hasil penitian menunjukkan bahwa risiko Mudharabah dan risiko Musyarakah secara simultan terhadap profitabilitas perbankan syariah. Variabel risiko pembiayaan Mudharabah (VaR Mudharabah) berpengaruh positif terhadap profitabilitas perbankan syariah. Variabel risiko pembiayaan Musyarakah (VaR Musyarakah) berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perbankan syariah.
Kata Kunci
: ROA, VaR (Value at Risk), Risiko Pembiayaan, Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah, Profitabilitas
Pembimbing
: Dr. Buhanuddin Yusuf, MM, MA
v
KATA PENGANTAR Alhamdulillahi robbil ‘alamin, Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan karunia, rahmat dan nikmat sehingga skripsi dengan judul “PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH” ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa erurah kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari peradaban yang kelam menuju kebenaran yang hakiki. Selama penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit hambatan dan kendala yang dialami oleh penulis. Namun berkat doa, kesungguhan hati, ketekunan, kesabaran, kerja keras dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Dengan segala ketulusan hati ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1.
Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak A.M Hasan Ali, MA dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu selama perkuliahan sampai terselesaikannya skripsi ini.
3.
Bapak dosen pembimbing, Dr. Burhanuddin Yusuf, MM, MA, yang bersedia memberikan
waktu,
bimbingan
dan
ilmu
kepada
saya
sehingga
dapat
menyelesaikan skripsi ini. 4.
Pemimpin Perpustakaan, baik perpustakaan umum maupun perpustakaan fakultas yang telah memfasilitasi penulis dalam hal studi kepustakaan.
5.
Bapak dan Mama tercinta, Maskuri dan Wasilah yang telah memberikan segala dukungan baik materil maupun imateril. Terimakasih atas segala kerja keras dan perjuangan Bapak dan Mama. Semoga kesehatan, kebahagiaan, dan berkah Allah selalu bersama keluarga kita.
vi
6.
Adik tersayang, partner debat, peramai suasana rumah dan partner makan tengah malam. Semoga kamu selalu dilindungi Allah dan dipermudah kuliahnya.
7.
Sahabat SMA, Diah dan Shafa tersayang. Terimakasih atas segala hal-hal manis dan kebaikan kalian. Terima kasih selalu jadi sahabat yang menyenangkan walaupun ketemu hanya setahun beberapa kali. Semoga kalian selalu sehat, bahagia dan sukses kedepannya.
8.
Hammam Fari As‟ad, sahabat aneh yang sukanya bantu-bantu. Terima kasih atas bantuannya dan dorongan semangat selama pengerjaan skripsi ini.
9.
Tobi dan Cupil, sahabat termanis, penyemangat dan pelarian paling ampuh.
10. Sahabat-sahabat cantik terbaik, ciws : Maya, Sade, Dea, Hafsah, Kiki, Qoleb dan Dedew. Hal paling manis, paling aneh, paling heboh yang saya punya selama perkuliahan ini. Sahabat dari mulai jadi anak binder sampe anak kertas file tok. Kelompok belajar melantai yang heboh. Love you much, ciws. 11. Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah 2012, khususnya PS D. Terima kasih atas kebersamaan, bantuan dan segala memori dan mohon maaf atas kesalahan yang disengaja maupun tidak sengaja. 12. Teman-teman KKN MAHATMA, keluarga baru. Maaf dan terima kasih banyak telah menjadi keluarga baru. Lewat kalian, saya belajar banyak hal menarik. Terimakasih.. 13. Pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu namun tidak mengurangi rasa terimakasih saya
Ciputat, 22 September 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN........................................................................................... iv ABSTRAK ....................................................................................................................... v KATA PENGANTAR ................................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xiii BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 A.Latar Belakang ........................................................................................... 1 B.Identifikasi Masalah ................................................................................... 9 C.Pembatasan Masalah ................................................................................ 10 D.Perumusan Masalah ................................................................................. 10 E.Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 11 F.Hipotesis ................................................................................................... 12 G.Sistematika Penulisan .............................................................................. 13
BAB II
LANDASAN TEORI .................................................................................. 14
viii
A.Pembiayaan .............................................................................................. 14 1.Pengertian Pembiayaan ........................................................................ 14 3.Jenis-jenis Pembiayaan ........................................................................ 18 4.Pembiayaan Mudharabah .................................................................... 18 5.Pembiayaan Musyarakah ..................................................................... 23 B.Risiko ....................................................................................................... 28 1.Pengertian Risiko ................................................................................. 28 2.Jenis –jenis Risiko Perbankan Syariah ................................................ 31 3.Risiko Pembiayaan Perbankan Syariah ............................................... 33 C.Manajemen Risiko Perbankan Syariah .................................................... 41 1.Pengertian Manajemen Risiko ............................................................. 41 2.Proses Manajemen Risiko .................................................................... 42 3.Manajemen Risiko Bank Syariah......................................................... 45 D.Konsep Profitabilitas................................................................................ 47 E.Value at Risk (VaR) ................................................................................. 49 1.Pengertian Value at Risk ...................................................................... 49 2. Pengukuran VaR (Value at Risk) ........................................................ 53 3. Exponentially Weighted Moving Average (EWMA) ........................ 55 4. Confidence Level ................................................................................ 57
ix
5. Holding Period .................................................................................... 57 F.Review Studi Terdahulu ........................................................................... 57 G.Kerangka Konsep ..................................................................................... 68 BAB III
METODE PENELITIAN.......................................................................... 67 A.Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 67 B.Jenis dan Pendekatan Penelitian .............................................................. 67 C.Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 68 D.Objek Penelitian ....................................................................................... 69 E.Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 69 F.Operasi Variabel Penelitian ...................................................................... 70 G.Metode Analisis dan Hipotesis ................................................................ 74 1.Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 75 2.Uji Hipotesis ........................................................................................ 78
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................... 82 A.Analisis Deskripstif Data ......................................................................... 82 1.Pembiayaan .......................................................................................... 82 2.Return................................................................................................... 83 3.Profitabilitas Bank Syariah .................................................................. 86 B.Pengukuran VaR (Value at Risk) dan Rasio Profitabilitas....................... 90
x
1.Pengujian stasioneritas ......................................................................... 90 2.Pengukuran Decay Factor .................................................................... 92 3.Hasil perhitungan Value at Risk (VaR) dan analisis hasil ................... 94 C.Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 100 D.Analisis Regresi Linear Berganda ......................................................... 103 E.Uji Hipotesis ...................................................................................... 105 F. Pembahasan ........................................................................................... 110 1.Pengaruh risiko Mudharabah dan Musyarakah ROA ....................... 110 2.Pengaruh risiko pembiayaan Mudharabah terhadap ROA ................ 110 3.Pengaruh risiko pembiayaan Musyarakah terhadap ROA ................. 111 BAB V
PENUTUP ................................................................................................. 112 A.Kesimpulan ............................................................................................ 112 B. Saran...................................................................................................... 114
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 115 LAMPIRAN ................................................................................................................ 118
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur Pembiayaan Mudharabah ................................................................... 22 Gambar 2.2 Alur Pembiayaan Musyarakah .................................................................... 26 Gambar 2.3 Skema Alur Penelitian ................................................................................ 68
Gambar 4.1 Pergerakan Return Pembiayaan Perbankan Syariah (%)
85
Gambar 4.2 Total Aset Perbankan Syariah
87
Gambar 4.3 Earning Before Tax Perbankan Syariah
88
Gambar 4.4 Return On Asset (ROA) Perbankan Syariah
89
xii
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Komposisi Pembiayaan Perbankan Syariah 2010-2015 ................................... 5
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Return On Asset ................................................................ 49 Tabel 2.2 Review Studi Terdahulu ................................................................................. 61
Tabel 4.1 Pembiayaan yang Disalurkan Perbankan Syariah .......................................... 82 Tabel 4.2 Return Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah ....................................... 84 Tabel 4.3 Total Aset, Earning Before Tax dan ROA ..................................................... 86 Tabel 4.4 Hasil Pengukuran ADF-Test Data Return ...................................................... 91 Tabel 4.5 Hasil Pengukuran RMSE Pembiayaan Mudharabah ..................................... 92 Tabel 4.6 Hasil Pengukuran RMSE Pembiayaan Musyarakah ...................................... 93 Tabel 4.7 Hasil Pengukuran VaR Mudharabah ............................................................. 95 Tabel 4.8 Hasil Pengukuran VaR Musyarakah .............................................................. 97 Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas ..................................................................................... 100 Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas ......................................................................... 101 Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas ...................................................................... 102 Tabel 4.12 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................................ 103 Tabel 4.13 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ..................................................... 104 Tabel 4.14 Hasil Uji F (Simultan) ................................................................................ 105 Tabel 4.15 Hasil Uji T (Parsial) ................................................................................... 106 Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................................ 109
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan ekonomi suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan bank baik itu perorangan, lembaga, baik sosial ataupun perusahaan. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.1Dalam praktiknya perbankan di Indonesia saat ini terdapat dua jenis bank yang dibedakan berdasarkan prinsipnya, yaitu bank konvensional dan bank syariah. Perbedaan mendasar dari kedua bank tersebut adalah pada penerapan prinsip bunga pada bank konvensional dan penerapan prinsip bagi hasil (profit loss sharing) pada bank syariah. Pada bank konvesional, penentuan harga dan keuntungan didasarkan pada bunga sebagai harga dan penetapan biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu yang dikenal sebagai fee based income.2 Lain halnya dengan perbankan syariah yang menjalankan kegiatannya berdasarkan aturan yang terdapat pada Al-Quran dan Sunnah Rasul. Perbankan syariah mengharamkan penetapa harga produk perbankan
1 2
Undang-undang Perbankan No.21 Tahun 2008 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: Rajagrafindo, 2008), h. 25-26.
1
2
dan pengambilan keuntungan dari bunga. Dalam perbankan syariah bunga disebut riba dan terlarang dalam syariat Islam. Selain itu, dalam perbankan syariah juga harus terdapat beberapa nilai-nilai, yaitu: 1. Islam memandang harta yang dimiliki oleh manusia adalah titipan/amanah Allah SWT sehingga cara memperoleh, mengelola dan memanfaatkannya harus sesuai ajaran Islam, 2. Bank syariah mendorong nasabah untuk mengupayakan pengelolaan harta nasabah (simpanan) sesuai ajaran Islam. 3. Bank syariah menempatkan karakter/sikap baik nasabah maupun pengelolaan pada posisi yang sangat penting dan menempatkan sikap akhlakul karimah sebagai sikap dasar hubungan antara nasabah dan bank. 4. Ikatan emosional yang kuat didasarkan prinsip keadilan, prinsip kesederajatan dan prinsip ketentraman antara Pemegang Saham, Pengelola Bank dan nasabah atas jalannya usaha bank syariah. Bank syariah di Indonesia dalam rentang waktu yang relatif singkat telah memperlihatkan kemajuan yang cukup berarti dan semakin memperlihatkan eksistensinya dalam sistem perekonomian nasional. Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim menjadikan perkembangan perbankan syariah memiliki peluang yang besar.
3
Bagi umat Islam, bank-bank syariah yang tengah beroperasi di tengah kehidupan masyarakat menjadi harapan bagi upaya memberdayakan kehidupan perekonomian mereka. Bukan hanya menjalankan bisnis yang berorientasi pada keuntungan semata tapi ikut mendorong bangkitnya kekuatan ekonomi umat yang berbasis pada usaha kecil hingga mikro. Dalam beberapa tahun terakhir bank-bank syariah tumbuh dengan pesat di Indonesia. Total aset perbankan pada akhir 2008 sebesar 49.555 miliar naik menjadi 272.389 miliar pada akhir Juni 2015.3 Disamping pertumbuhan aset, secara kelembagaan bank syariah di Indonesia sampai bulan Juni 2015 tercatat sebanyak 21 Bank Umum syariah dan 2.121 Kantor Bank Umum Syariah serta 22 Unit Usaha Syariah dan 327 kantor Unit Usaha Syariah yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.4 Dengan demikian, terlihat bahwa bank syariah di Indonesia berkembang dengan baik. Salah satu tujuan akhir perbankan adalah menjaga kelangsungan hidup bank melalui usaha untuk meraih keuntugan (profit). Artinya, pendapatan harus lebih besar dari semua biaya yang dikeluarkan, karena bank bekerja dengan dana yang diperoleh dari masyarakat kegiatan operasional bank harus dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi bank dan nasabahnya.
3 4
www.ojk.go. Id, Statistik Perbankan Syariah Tahun 2008 www.ojk.go. Id, Statistik Perbankan Syariah Tahun 2015
4
Salah satu aspek yang terpenting adalah earning (pendapatan). Aspek earning atau profitabilitas dapat menilai kinerja bank dalam menghasilkan laba serta prospek laba pada masa depan. Profitabilitas adalah salah satu alat yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam menghasilkan laba atau keuntungan dari operasi usaha suatu bank. Untuk meningkatkan profitabilitas harus dilakukan upaya pemaksimalan perolehan laba, salah satunya adalah pemanfaatan aktiva produktif. Aktiva produktif akan menghasilkan profit jika bank menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk berbagai macam produk usaha. Menurut Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor 21 tahun 2008, bank syariah memiliki fungsi untuk menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat. Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupum investasi dan pembiayaan konsumtif yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.5 Jenis pembiayaan perbankan syariah dikelompokkan menjadi skim jual beli (Murabahah dan Istishna), skim bagi hasil (Mudharabah dan Musyarakah), dan skim jasa (Ijarah dan Qardh).
5
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Pers, 2001), h.106.
5
Berikut ini adalah data jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah periode Desember 2010 – Juni 2015:6 Tabel 1.1 Komposisi Pembiayaan Perbankan Syariah 2010-2015 (dalam Milyar Rupiah)
Akad Mudharabah
Musyarakah Murabahah Istishna Salam Ijarah Qardh Multijasa Total
2010
2011
2012
2013
2014
2015
65.471
75.807
99.361
106.851
122.467
158.936
217.954
246.796
321.131
426.528
567.658
613.206
1.621.526
2.154.494
2.854.646
3.546.361
3.965.543
4.367.727
27.598
23.673
20.751
17.614
13.237
11.772
45
20
197
26
16
16
13.499
13.515
13.522
8.318
5.365
6.554
63.000
72.095
81.666
93.325
96.207
115.858
51.344
89.230
162.245
234.469
233.456
287.629
2.060.437
2.675.930
3.553.520
4.433.492
5.004.436
5.561.698
Pembiayaan
Sumber: OJK – Statistik Perbankan Syariah Juni 2015 Dilihat dari data statistik perbankan syariah, pembiayaan perbankan syariah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Di samping meningkatkan return, pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah yang cepat selama ini berpotensi meningkatkan risiko industri perbankan syariah, karena jaringan layanan semakin
6
www.ojk.go.id di akses pada tanggal 16 Januari.
6
luas. Pertumbuhan yang tinggi membutuhkan monitoring, evaluasi dan supervisi yang tinggi, karena terdapat beberapa masalah yang berpotensi meningkatkan risiko. Produk pembiayaan yang berisiko tinggi adalah Mudharabah dan Musyarakah. Al-Mudharabah adalah akad kerja sama antara dua pihak di mana pihak pertama (shahibul mal) menyediakan seluruh pembiayaan, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola (mudharib). Keuntungan usaha secara Mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Untuk menghadapi kemungkinan risiko, bank Islam diperkenankan untuk melakukan pengawasan baik secara aktif dengan melakukan pemeriksaan secara langsung terhadap berkas-berkas nasabah, namun secara pasif dengan menerima laporan dari nasabah. Namun bank tidak diperkenankan ikut campur dalam pengelolaan usaha. Adanya ketentuan ini menyebabkan bank mengahadapi risiko yang sangat tinggi karena seluruh kerugian akan ditanggung bank sebagai shahibul maal (investor), kecuali terbukti bahwa kerugian tersebut merupakan kelalaian yang disengaja oleh mudharib. Dampak lainnya adalah timbul moral hazard oleh mudharib. Sedangkan Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/expertise dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan
7
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.7 Risiko yang dihadapi adalah kemungkinan kerugian dari hasil usaha/proyek yang dibiayai, dan ketidakjujuran mitra usaha. Risiko pembiayaan Musyarakah relatif lebih kecil daripada pembiayaan Mudharabah. Hal ini dikarenakan bank sebagai mitra dapat ikut mengelola usaha, di samping melakukan pengawasan secara lebih ketat dari usaha tersebut.8 Mudharabah dan Musyarakah termasuk ke dalam natural uncertainty contract product, artinya pembiayaan ini mendatangkan ketidakpastian dalam menghasilkan laba atau keuntungan dari dana yang telah disalurkan bank untuk membiayai proyek yang telah disepakati antara bank nasabah. Risiko pembiayaan atau yang disebut non performing finance (NPF) akan berpengaruh negatif terhadap pada profitabilitas perbankan syariah. Bank syariah harus memiliki sebuah sistem manajemen pengawasan risiko dengan segala tindakan pencegahan untuk meminimalisir yang ditimbulkan dari penyaluran pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah serta produk pembiayaan yang lainnya sehingga bank dapat menghasikan profit yang optimal. Untuk mengantisipasi dan mengambil tindakan yang tepat dalam menghadapi risiko yang timbul dari kegiatan perbankan syariah diperlukan adanya manajemen risiko. Dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 tanggal 2 November 2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit
7
Ibid, hlm.90. Veithzal Rivai, Islamic Risk Management For Islamic Bank: Risiko bukan untuk ditakuti, tapi dihadapi dengan cerdik, cerdas, dan profesional, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013), h.241. 8
8
Usaha Syariah, bank wajib menerapkan manajemen risiko secara efektif, baik secara invidual maupun secara bank secara konsolidasi dengan perusahaan anak.9 Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu metode logis dan sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktifitas atau proses.10 Sasaran manajemen risiko adalah mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan jalannya kegiatan usaha bank dengan tingkat risiko yang wajar secara terarah, terintegrasi dan berkesinambungan. Dalam perspektif Islam, manajemen risiko merupakan usaha untuk menjaga amanah Allah akan harta kekayaan demi untuk kemashlahatan manusia. Di Indonesia, bank syariah mengadopsi sistem manajemen risiko bank konvensional yang disesuaikan dengan karakteristik perbankan Islam. Kompleksnya bentuk risikorisiko yang dihadapi bank syariah menuntut kerangka manajemen risiko yang komprehensif. Manajemen risiko yang efisien sangat penting untuk mengurangi setiap tekanan risiko. IFSB (Islamic Financial Service Board) telah membuat satu set berisi prinsipprinsip untuk manajemen risiko. Prinsip ini harus diikuti oleh bank Islam untuk mengurangi semua tekanan risiko yang mereka hadapi. Salah satu prinsip IFSB atas manajemen risiko adalah institusi keuangan Islam harus memiliki proses untuk 9
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah 10 Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar Kesepakata Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanannya di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2001), h.5.
9
menghilangkan semua elemen manajemen risiko, termasuk risiko identifikasi, pengukuran, mitigasi, monitoring, pelaporan, dan kontrol.11 Salah satu alat ukur risiko yang diterima dan sering diaplikasikan adalah VaR (Value at Risk). VaR sebagai suatu alat mengukur kerugian potensial (“potential loss”) dalam suatu aset berisiko atau portofolio selama satu periode tertentu untuk suatu interval keyakinan tertentu. VaR dikatakan dapat merangkum seluruh substansi dalam mengukur dan mengelola risiko kredit. Dari uraian di atas, penulis tertarik menganalisis dalam bentuk penelitian skripsi dengan judul “Pengaruh Risiko Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Periode 2011-2015”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa masalah yang muncul terkait pengaruh risiko pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah terhadap profitabilitas perbankan syariah tahun 2011-2015, yaitu: 1. Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah yang disalurkan oleh perbankan syariah merupakan bentuk produk yang termasuk dalam produk natural uncertainty contracts atau pembiayaan tersebut mendatangkan pendapatan yang tidak pasti.
11
IFSB: Guiding principles of risk management for institutions (other than insurance institutions) offering only Islamic financial servies
10
2. Tingkat risiko pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah. 3. Moral hazard pengelola dana (mudharib) masih sering terjadi. 4. NPF (Non Performing Finance) perbankan syariah meningkat setiap tahunnya menunjukkan banyaknya pembiayaan bermasalah. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti pada aspek yang akan dianalisis agar permasalah dalam penelitian ini tidak meluas dan tidak terjadi penyimpangan, diantaranya: 1. Penelitian dilakukan pada perbankan syariah secara keseluruhan. 2. Alat pengukur risiko pembiayaan yang digunakan adalah VaR ( Value at Risk) dan rasio profitabilitas menggunakan ROA ( Return on Asset) 3. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data statistik perbankan syariah bulanan periode 2011-2015. 4. Penelitian dilakukan pada pembiayaan bank syariah berakad Mudharabah dan Musyarakah. D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
11
1. Bagaimana tingkat risiko pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah pada perbankan syariah periode 2011-2015? 2. Bagaimana tingkat profitabilitas perbankan syariah periode 2011-2015? 3. Bagaimana pengaruh risiko pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah terhadap profitabilitas perbankan syariah periode 2011-2015? E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini tidak lain untuk turut serta memberikan kontribusi peneliti terhadap wacana, pemikiran, kajian dan praktik perbankan syariah di Indonesia yang sedang berlangsung. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah: a. Untuk menganalisis tingkat risiko pembiayaan Mudharabah pada perbankan syariah periode 2011-2015. b. Untuk menganalisis tingkat risiko pembiayaan Musyarakah pada perbankan syariah periode 2011-2015. c. Untuk menganalisis profitabilitas perbankan syariah periode 2011-2015. d. Untuk menganalisis
pengaruh tingkat risiko pembiayaan Mudharabah dan
Musyarakah pada perbankan syariah periode 2011-2015. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh tingkat risiko pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah terhadap profitabilitas perbankan syariah akan diperoleh manfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut:
12
a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang manajemen risiko pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah perbankan syariah, serta sebagai pembanding antara teori-teori yang telah dipelajari. b. Bagi praktisi, sebagai bahan evaluasi penerapan manajemen risiko pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah yang diterapkan pada saat ini. c. Bagi akademisi, sebagai bahan bacaan dan sumber referensi atau bahan perbandingan bagi penelitian yang sudah ada maupun yang akan dilakukan. d. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan yang lebih tentang manajemen risiko pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah serta profitabilitas perbankan syariah. F. Hipotesis Adapun hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Risiko Pembiayaan Mudharabah Ho 1 : Tidak terdapat pengaruh positif antara risiko pembiayaan Mudharabah terhadap profitabilitas perbankan syariah. Ha 1 : Terdapat pengaruh positif antara risiko pembiayaan Mudharabah dengan profitabilitas perbankan syariah.
2. Risiko Pembiayaan Musyarakah Ho 1 : Tidak terdapat pengaruh positif antara risiko pembiayaan Musyarakah dengan profitabilitas perbankan syariah.
13
Ha 1 : Terdapat pengaruh positif antara risiko pembiayaan Musyarakah dengan profitabilitas perbankan syariah. G. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran secara sederhana agar memudahkan penulisan skripsi ini, maka disusun sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan secara garis besar mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review kajian terdahulu dan sistematika penulisan. BAB II: LANDASAN TEORI Bab ini merupakan kajian kepustakaan yaitu membahas tentang landasan dan kerangka teori yang dapat membantu penulis berpikir kritis dan bab ini analitis saat memahami dan menafsirkan data. Dalam bab ini tercantum pula review studi terdahulu yang mendeskripsikan hasil penelusuran penelitian yang serumpun. Dari review studi terdahulu akan terlihat kekurangan dan kelebihan skripsi yang ditulis peneliti dibandingkan penelitian sebelumnya. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menyajikan data penelitian, berupa deskripsi data berkenaan dengan variabel yang diuji secara objektif.
14
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan analisis terhadap data yang ada dideskripsikan guna menjawab masalah penelitian. Dalam kasus analisis juga dilakukan dengan interpretasi terhadap temuan penelitian ke dalam pengetahun yang telah mapan, memodifikasi teori yang telah ada atau menyusun teori baru. BAB V: PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi yang ditarik dari uraian yang telah ditulis terdahulu dan berkaitan erat dengan pokok masalah. Kesimpulan merupakan jawaban masalah berdasarkan data yang diperoleh.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan Salah satu fungsi bank syariah adalah menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun 2008. Penyaluran pembiayaan merupakan salah satu bisnis utama dan oleh karena itu menjadi sumber pendapatan utama bank syariah.12 Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang disalurkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. Pembiayaan adalah salah satu jenis kegiatan usaha bank syariah. Yang dimaksud dengan pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:13 a.
Transaksi bagi hasil dalam bentuk Mudharabah dan Musyarak
12
Ikatan Bankir Indonesia, Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015), h.10. 13 A. Wangsawijaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), h.79
14
15
b.
Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk Ijarah atau sewa beli dalam bentuk Ijarah Muntahiya Bittamlik;
c.
Transaksi jual beli dalam bentuk piutang Murabahah, Salam, dan Isthisna;
d.
Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang Qard; dan
e.
Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk Ijarah untuk transaksi multijasa, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dan/ atau UUS dan pihak lain (nasabah penerima fasilitas) yang mewajibkan pihak lain yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil. Pada dasarnya terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari pembiayaan,
yaitu:14 a.
Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari usaha yang dikelola, bersama nasabah.
b.
Safety, yaitu keamanan dari potensi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.
14
Veithzal Rivai dan Andira Permata Veithzal, Islami Financial Management (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h.4.
16
Pembiayaan dalam perbankan syariah menurut Al-Harran (1999) dapat dibagi tiga:15 a.
Return bearing financing, yaitu bentuk pembiayaan yang secara komersial menguntungkan ketika pemilik modal mau menanggung risiko kerugian dan nasabah juga memberikan keuntungan.
b.
Return free financing, yaitu bentuk pembiayaan yang tidak untuk mencari keuntungan yang lebih ditunjukan kepada orang yang membutuhkan (poor), sehingga tidak dapat keuntungan yang dapat diberikan.
c.
Charity financing, yaitu bentuk pembiayaan yang memang diberikan kepada orang miskin dan membutuhkan, sehingga tidak ada klaim terhadap pokok dari keuntungan. Produk-produk pembiayaan bank syariah, khususnya pada bentuk pertama,
ditujukan untuk menyalurkan investasi dan simpanan masyarakat ke sektor riil dengan tujuan produktif dalam bentuk investasi bersama (investment financing) yang dilakukan bersama mitra usaha (kreditor) menggunakan pola bagi hasil (Mudharabah, Salam dan Istishna) dan pola sewa (Ijarah dan Ijarah Muntahiya Bittamlik). 2. Perbedaan Pembiayaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
15
Ismail, Perbankan syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 89.
17
Sistem pemberian kredit bank konvensional dan pembiayaan bank syariah hampir sama. Namun, masih terdapat beberapa perbedaan antara bank konvensional dengan bank syariah, antara lain:16 a. Keuntungan yang diperoleh bank: bank konvensiona memperoleh keuntungan berupa bunga yang dibayarkan nasabah, sedangkan keuntungan yang diperoleh bank syariah berasal dari jumlah bagi hasil antara pihak bank dengan nasabah. b. Prinsip yang diterapkan dalam pemberian pembiayaan: bank konvensional mempunyai prinsip bahwa pemberian kredit yang disalurkan kepada nasabah ataupun debitu tidak terkait dengan hukum halal ataupun haram. Sedangkan prinsip yang diterapkan dalam pembiayaan syariah terdiri dari prinsip bagi hasil (mudharabah), prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), prinsip pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah), prinsip pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtinaI) c. Pengikatan kontrak dan perjanjian pihak bank dnegan pihak nasabah: tidak ada pengikatan kontrak dalam pemberian pembiayaan bank konvensional, namun bank menetapkan bunga kredit kepada debitur dengan jumlah prosentase pasti dan wajib dibayarkan dalam waktu yang telah ditentukan. Sedangkan pada bank syariah, terjadi perjanjian antara pihak bank dengan nasabah atau debitur
16
Achasih Nur Chikmah, “Analisis Perbandingan Sistem Pemberian Kredit Bank Konvensional Degan Pembiayaan Bank Syariah Pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah”, Jurnal Akuntansi UNESA Vol 2, No.2, (2014), h.17.
18
berupa bagi hasil, terjadinya untung atau rugi dalam bank akan ditanggung bersama oleh pihak bank maupun nasabah. d. Jenis pemberian pembiayaan yang diberikan oleh bank: bank konvensional menerima semua jenis pemberian kredit, tidak membedakan jenis usahanya, selama debitur dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan pihak bak. Sedangkan bank syariah hanya menerima jenis pemberian kredit yang sudah jelas hukum halal atau haram. 3. Jenis-jenis Pembiayaan Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua:17 a.
Pembiayaan Produktif Merupakan pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yakni untuk peningkatan usaha, baik usaha produktif, perdagangan, maupun investasi.
b.
Pembiayaan konsumtif Merupakan
pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan. 4. Pembiayaan Mudharabah Akad Mudharabah adalah transaksi penanaman dana dari pemilik dana (sahibul mal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah 17
h. 160.
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001),
19
pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Mudharabah dapat berupa Mudharabah Mutlaqah atau Mudharabah Muqayyadah. Dalam penyaluran pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad Mudharabah, Undang-undang Perbankan Syariah memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud dengan akad Mudharabah adalah akad kerja sama suatu usaha antara pihak pertama (malik, shahibul mal, atau bank syariah) yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua (amil, mudharib, atau nasabah) yang bertindak selaku pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad, sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya oleh bank syariah kecuali jika pihak kedua melakukan kesalahan yag disengaja, lalai atau menyalahi perjanjian. Bentuk pembiayaan mudhrabah merupakan salah satu pola kemitraan di mana salah satu mitra mengkontribusikan modal (rabb-ul-mal) dan yang lainnya adalah pengelola (mudarib). Bentuk ini juga merupakan salah satu pembiayaan ekuitas dan lebih populer dibandingkan dengan Musyarakah. Mitra yang menanamkan modal tidak bisa ambil bagian dalam pengelolaan perusahaan. Mitra yang menanamkan modal dapat menyertakan dana dengan sebuah batasan bahwa dana tersebut akan diinvestasikan di bisnis tertentu dan disebut dengan Mudharabah terbatas (restricted Mudharabah). Atau bisa juga rabb-ul-mal menginginkan mudharib untuk menanamkan modal di bisnis apapun, dan disebut dengan Mudharabah tidak terbatas (unrestricted Mudharabah).
20
Banyak yang menggunakan Mudharabah untuk memobilisasikan dana melalui rekening tabungan dan investasi.18 Lembaga keuangan yang sepakat atas kontrak Mudharabah mengandalkan kepercayaannya pada keahlian pelaksana usaha dalam menjalankan usaha yang menguntungkan. Di sisi lain, pelaksana usaha berkomitmen bahwa ia akan mendedikasikan pengetahuan praktis dan pengalaman terbaiknya sebagai pengimbang atas modal yang sudah diinvestasikan oleh lembaga keuangan untuk suatu usaha tertentu. Sebagai akibatnya, dengan memasuki kontrak Mudharabah, kedua pihak saling melengkapi satu dengan yang lainnya, yang memungkinkan dilakukanya pembiayaan atas suatu bisnis ventura. Produk Mudharabah juga digunakan untuk mobilisasi dana tabungan dan investasi. Mudharabah memiliki risiko tinggi bank karena bank menyerahkan modal kepada mudharib yang menjalankan usaha dan manajemen dan mudharib bertanggung jawab terhadap kerugian hanya jika ia lalai. Bank syariah mengambil langkah-langkah pencegahan untuk meminimalkan risiko dan memastikan eksekusi transaksi Mudharabah yang lebih baik.19 Mudharabah klasik seperti ini memiliki ciri-ciri khusus, yakni bahwa biasanya hubungan antara shahib al-mal dengan mudharib merupakan hubungan personal dan langsung serta dilandasi oleh rasa saling percaya (amanah). Shahib
18
M. Nur Rianto Al Arif dan Yuka Rachmawati, Manajemen Risiko Perbankan Syariah, (Jakarta: UIN Press, 2015), hal. 12 19 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah ,(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.173
21
al-mal hanya mau menyerahkan modalnya kepada orang yang ia kenal degan baik profesionalitasnya maupun karakternya. Modus Mudharabah seperti ini tidak efisien lagi dan kecil kemungkinannya untuk dapat diterapkan oleh bank, karena beberapa hal: 1)
Sistem kerja pada bank adalah investasi berkelompok, di mana mereka tidak saling mengenal. Jadi kecil sekali kemungkinannya terjadi hubungan yang langsung dan personal.
2)
Banyak investasi sekarang ini membutuhkan dana dalam jumlah besar, sehingga diperlukan puluhan bahkan ratus ribuan shahib al-mal untuk samasama menjadi kontributor dana untuk satu proyek tertentu.
3)
Lemahnya disiplin terhadap ajaran Islam menyebabkan sulitnya bank memperoleh jaminan atas modal yang disalurkan. Alur transaksi Mudharabah dapat digambarkan sebagai berikut:20
20
Rizal Yaya, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2014, h.114
22
Gambar 2.1 Alur Pembiayaan Mudharabah
Negosiasi dan Akad Mudharabah
Bank Syariah (Shahibul maal)
4a. Menerima porsi laba 5. Menerima kembalian modal.
2. Pelaksanaan Usaha Produktif
Nasabah (Mudharib)
4b. Menerima porsi laba
3. Membagi hasil usaha • •
Keuntungan dibagi sesuai nisbah Kerugian tanpa kelalaian nasabah ditanggung oleh Bank syariah.
Keterangan: 1)
Pengajuan permohonan pembiyaan oleh nasabah dengan mengisis formulir permohonan pembiayaan. Formulir tersebut diserahkan kepada bank syariah beserta dokumen pendukung. Pihak bank selanjutnya melakukan evaluasi kelayakan pembiayaan Mudharabah yang diajukan nasabah dengan analisa 5C (Character, Capacity, Capital, Commitment dan Collateral). Analisis diikuti kemudian dengan verifikasi. Bila nasabah dan usaha dianggap layak, selanjutnya diadakan perikatan dalam bentuk penandatanganan kontrak
23
Mudharabah dengan mudharib di hadapan notaris. Kontrak yang dibuat setidaknya memuat berbagai hal untuk memastikan terpenuhinya rukun Mudharabah. 2)
Bank mengkontribusikan modalnya dan nasabah mulai mengelola usaha yang disepakati berdasarkan kesepakatan dan kemampuan terbaiknya.
3)
Hasil usaha dievaluasi pada waktu
yang ditentukan berdasarkan
kesepakatan. Keuntungan yang diperoleh akan dibagi antara bank sebagai shahibul maal dengan nasabah sebagai mudharib sesuai dengan porsi yang telah disepakati. Seandainya terjadi kerugian yang tidak disebabkan oleh kelalaian nasabah sebagai mudharib, maka kerugian sepenuhnya ditanggung oleh bank. Adapun kerugian yang disebabkan oleh kelalaian nasabah sepenuhnya menjadi tanggung jawab nasabah. 4)
Bank dan nasabah menerima porsi bagi hasil masing-masing berdasarkan metode perhitungan yang telah disepakati.
5)
Bank menerima pengembalian modalnya dari nasabah. Jika nasabah telah mengembalikan semua modal milik bank, selanjutnya usaha menjadi milik nasabah sepenuhnya.
5. Pembiayaan Musyarakah Kontrak Musyarakah merupakan gabungan tindakan investasi dan manajemen.21 Musyarakah juga dikenal dengan nama “Pembiayaan kemitraan” atau “Pembiayaan joint venture”. Musyarakah adalah bentuk dari pembiayaan 21
M. Nur Rianto Al Arif dan Yuka Rachmawati, Manajemen Risiko Perbankan Syariah, (Jakarta: UIN Press), 2015, h. 25.
24
ekuitas yang merujuk pada sebuah kesepakatan kemitraan antara bank dan nasabah di mana ekuitas secara bersama dikontribusikan terhadap keuntungan dan kerugian berdasarkan batasan-batasan yang sudah disepakati, dan oleh karenanya bukan hanya semata meminjamkan uang.22 Modal yang digunakan bisa jadi dalam bentuk uang tunai atau dalam bentuk barang atau aset. Rasio pembagian keuntungan dapat ditentukan pada saat perjanjian dan jika rasio berbagi rugi tidak disebutkan maka kerugian akan secara otomatis dibagi berdasarkan proposal modal yang disertakan. Kedua pihak memiliki hak untuk mengelola meski salah satu dari kedua pihak bisa saja menyerahkan haknya kepada yang lain. Musyarakah jarang digunakan disebabkan oleh tinginya derajat ketidapastian atas peruntungan yang akan didapat. Musyarakah digunakan dalam kasus-kasus yang melibatkan besar dan untuk proyek-proyek joint venture. Dalam penyaluran pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad Musyarakah, Undang-Undang Perbankan Syariah memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud dengan akad Musyarakah adalah akad kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan
22
Ibid , hal.12
25
kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masingmasing.23 Dalam pembiayaan berdasarkan akad Musyarakah, bank dan nasabah masing-masing bertindak sebagai mitra usaha dengan bersama-sama menyediakan dana dan/atau barang untuk membiayai suatu kegiatan usaha tertentu. Nasabah bertindak sebagai pengelola usaha dan bank sebagai mitra usaha dapat ikut serta dalam pengelolaan usaha sesuai dengan tugas dan wewenang yang disepakati. Pembagian hasil usaha dari pengelolaan dana dinyatakan dalam bentuk nisbah yang disepakati. Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah sepanjang jangka waktu investasi, kecuali atas dasar kesepakatan para pihak. Pembiayan atas dasar akad Musyarakah diberikan dalam bentuk uang dan/atau barang, serta bukan dalam bentuk piutang atau tagihan. Dalam hal pembiayaan atas dasar akad Musyarakah diberikan dalam bentuk uang, maka harus dinyatakan secara jelas jumlahnya. Dalam hal pembiayaan atas dasar akad Musyarakah diberikan dalam bentuk barang, maka barang tersebut harus dinilai atas dasar harga pasar (net realize value) dan dinyatakan secara jelas jumlahnya. Pengembalian pembiayaan Musyarakah ini dilakukan dalam dua cara, yaitu secara angsuran ataupun sekaligus pada akhir periode akad, sesuai dengan jangka waktu pembiayaan atas dasar Musyarakah.
23
A. Wangsawijaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama), h.86.
26
Pembagian hasil usaha dilakukan berdasarkan laporan hasil usaha nasabah berdasarkan bukti pendukung yang dapat dipertanggungjawabkan. Bank dan nasabah menanggung kerugian secara proposional menurut porsi modal masingmasing. Alur transaksi Musyarakah digambarkan sebagai berikut:24 Gambar 2.2 Alur Pembiayaan Musyarakah
Bank Syariah (mitra pasif)
4a. Menerima porsi laba 5. Menerima kembalian modal.
Negosiasi dan Akad Musyarakah
2. Pelaksanaan Usaha Produktif
Nasabah (mitra aktif)
4b. Menerima porsi laba
3. Membagi hasil usaha - Keuntungan dibagi sesuai nisbah - Kerugian tanpa kelalaian nasabah ditanggung oleh Bank syariah.
Keterangan : 1)
Pengajuan permohonan pembiyaan oleh nasabah dengan mengisi formulir permohonan pembiayaan. Formulir tersebut diserahkan kepada bank syariah
24
Rizal Yaya, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2014, h.138.
27
beserta dokumen pendukung. Pihak bank selanjutnya melakukan evaluasi kelayakan pembiayaan Mudharabah yang diajukan nasabah dengan analisa 5C (Character, Capacity, Capital, Commitment dan Collateral). Analisis diikuti kemudian dengan verifikasi. Bila nasabah dan usaha dianggap layak, selanjutnya diadakan perikatan dalam bentuk penandatanganan kontrak Mudharabah dengan mudharib di hadapan notaris. Kontrak yang dibuat setidaknya memuat berbagai hal untuk memastikan terpenuhinya rukun Musyarakah. 2)
Bank dan nasabah mengkontribusikan modalnya masing-masing dan nasabah sebagai mitra aktif mulai mengelola usaha yang disepakati berdasarkan kesepakatan dan kemampuan terbaiknya.
3)
Hasil usaha dievaluasi pada waktu
yang ditentukan berdasarkan
kesepakatan. Keuntungan yang diperoleh akan dibagi antara bank sebagai shahibul maal dengan nasabah sebagai mudharib sesuai dengan porsi yang telah disepakati. Seandainya terjadi kerugian yang tidak disebabkan oleh kelalaian nasabah sebagai mudharib, maka kerugian sepenuhnya ditanggung oleh bank. Adapun kerugian yang disebabkan oleh kelalaian nasabah sepenuhnya menjadi tanggung jawab nasabah. 4)
Bank dan nasabah menerima porsi bagi hasil masing-masing berdasarkan metode perhitungan yang telah disepakati.
28
5)
Bank menerima pengembalian modalnya dari nasabah. Jika nasabah telah mengembalikan semua modal milik bank, selanjutnya usaha menjadi milik nasabah sepenuhnya.
B. Risiko 1. Pengertian Risiko Pengertian risiko dapat dilihat dari dua sisi. “Risiko merupakan bahaya: adalah ancaman atau kemungkinan suatu tindakan atau kejadian yang menimbulkan dampak yang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai”. “Risiko juga merupakan peluang: adalah sisi yang berlawanan dari peluang untuk mencapai tujuan”.25 Risiko dapat pula dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Terkait hal tersebut, Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut.26 1)
Risk is the chance of loss (risiko adalah kemungkinan terjadinya kerugian). Chance of loss berhubungan dengan suatu eksposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu.
25
Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan Pilar Kesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h.4. 26 Veithzal Rivai dan Andira Permata Veithzal, Islami Financial Management (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h.40.
29
2)
Risk is the possibility of loss (risiko adalah peluang terjadiya kerugian) Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada di antara nol dan satu. Berbeda dengan di atas, possibilty of loss tidak selalu tergantung kepada exposure karena dalam setiap kegiatan peluang terjadinya kerugian selalu ada.
3)
Risk is uncertainty (risiko adalah ketidakpastian) Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective. Subjective uncertainty merupakan penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu yang berkelanjutan. Objective uncertainty dapat dijelaskan sebagai penyebaran hasil aktual dari hasi yang diharapkan dan probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan.
4)
Risk is dispersion of actual from expected results (risiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan) Ahli statistik mendefinisikan risiko sebagai derajat penyimpangan sesuatu nilai di sekitar suatu posisis setral atau di sekitar titik rata-rata (overage point). Sehingga titik yang berada di luar posisi sentral atau di luar titik ratarata dapat dikatakan merupakan penyebaran/penyimpangan dari kondisi normal.
5)
Risk is the probability of any outcome different from the one excpected (risiko adalah probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan). Selain kemungkinan mengalami penyimpangan, peluang
30
terjadinya penyimpangan juga merupakan risiko yang harus diantisipasi dan dipertimbangkan. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia PBI No.13/25/PBI/2011 tentang penerapan manajemen risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, risiko didefinisikan sebagai potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa tertentu. Bank syariah sebagai suatu entitas bisnis tidak hanya mampu menghasilkan keuntungan yang dapat dibagihasilkan kepada nasabahanya, melainkan dapat pula mengalami kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa tertentu. Oleh karenanya bank syariah harus mampu mengelola risiko ini agar tidak terjadi kerugian kepada pihak bank selaku entitas bisnis. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa risiko adalah suatu kondisi yang timbul karena ketidakpastian dengan peluang kejadian tertentu yang jika terjadi akan menimbulkan konsekuensi tidak menguntungkan. Lebih lanjut lagi jika risiko pada usaha nasabah adalah suatu kondisi pada usaha yang timbul karena ketidakpastian dengan peluang kejadian tertentu yang jika terjadi akan menimbulkan konsekuensi fisik maupun finansial yang tidak menguntungkan bagi tercapainya sasaran usaha yaitu biaya, waktu dan mutu usaha.
31
2. Jenis –jenis Risiko Perbankan Syariah Risiko yang dihadapi bank syariah bisa diklasifikasikan menjadi dua bagian besar, yakni risiko yang sama dengan yang dihadapi bank konvensional dan risiko yang memiliki keunikan tersendiri karena harus mengikuti prinsip-prinsip syariah. Mayoritas risiko yang dihadapi bank konvensional, seperti risiko kredit, risiko pasar, risiko benchmark, risiko operasional, risiko likuiditas dan risiko hukum harus dihadapi bank syariah. Tetapi, karena harus mematuhi aturan syariah, risiko yang dihadapi bank syariah pun menjadi berbeda. Bank syariah juga harus menghadapi risiko-risiko yang unik (khas). Risiko unik ini muncul karena isi neraca bank syariah yang berbeda dengan bank konvensional. Dalam hal ini pola bagi hasil (profit and loss sharing) yang dilakukan bank syariah menambah kemungkinan munculnya risiko-risiko lain seperti withdrawal risk, fiduciary risk dan displaced commercial risk merupakan contoh risiko unik yang harus dihadapi bank syariah. Variasi ini bersama-sama dengan variasi model pembiayaan dan kepatuhan pada prinsip-prinsip Islam. Risiko-risiko pada bank syariah sebagaimana telah dijelaskan dalam peraturan ang diterbitkan oleh Bank Indonesia, yaitu Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum
32
Syariah dan Unit Usaha Syariah. Jenis-jenis risiko yang dimaksud adalah sebagai berikut:27 1)
Risiko kredit (risiko pembiayaan) adalah risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
2)
Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain risiko berupa perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau disewakan.
3)
Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas/atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa menggangu aktivitas dan kondisi keuangan bank.
4)
Risiko Operasional adalah risiko yang diakibatkan oleh proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang memengaruhi operasioanal bank.
5)
Risiko Hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau lemahan aspek yuridis.
6)
Risiko Reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.
27
A. Wangsawijaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), h.86.
33
7)
Risiko Strategik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputuasan starategik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
8)
Risiko Kepatuhan adalah risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku, serta prinsip syariah.
9)
Risiko Imbal Hasil (Rate of Return Risk) adalah risiko akibat perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan bank kepada nasabah, karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil yang diterima bank dari penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah dana pihak ketiga bank.
10)
Risiko Investasi (Equity Invesment Risk) adalah risiko akibat bank ikut menanggung kerugian usaha nasabah yang dibiayai dalam pembiayaan bagi hasil berbasis profit and loss sharing.
3. Risiko Pembiayaan Perbankan Syariah Risiko yang perlu menjadi perhatian bank dalam menyalurkan pembiayaan, antara lain:28 1)
Risiko politik, didasarkan atas kebijakan/kestabilan politik (termasuk kebijakan ekonomi, keamanan, sosial dan budaya suatu daerah/negara). Kebijakan politik yang tidak kondusif di suatu negara dapat memengaruhi aktivitas bisnis debitur.
28
Ikatan Bankir Indonesia, Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2014), h.75.
34
2)
Risiko sifat usaha, masing-masing bisnis/usaha mempunyai jenis dan tingkat risiko yang berbeda-beda. Karena itu, bank harus dapat memahami aktivitas bisnis debitur (seperti turn over usaha, spesifikasi/kekhususan usaha, bidang investasi dan jenis usaha) sehingga dapat melakukan mitigasi risiko untuk menjaga fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada debitur dapat berjalan dengan lancar.
3)
Risiko geografis, timbul karena faktor alam, lingkungan dan lokasi usaha. Bank harus menganalisis lokasi usaha debitur.
4)
Risiko persaingan. Bank harus memperhatikan bagaimana tingkat persaingan usaha debitur dalam pangsa pasar yang dimasukinya dan konsentrasi pembiayaan dalam suatu segmen usaha terkait persaingan bank dalam penyaluran pembiayannya.
5)
Risiko ketidakpastian usaha. Kecermatan dalam melakukan analisis dan proyeksi terhadap kondisi bisnis debitur, apakah dalam tahap start-up, growth, atau decline.
6)
Risiko infasi, akibat dari value of money (nilai uang) yang diperhitungakan dalam aktivitas penyaluran pembiayaan (cost of fund/money of borrowing). Secara lebih luas, setidaknya risiko pembiayaan mengandung tiga
komponen:29
29
Ikatan Bankir Indonesia, Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2014), h.76.
35
1)
Peluang gagal bayar (probability of default), yaitu ketidakmampuan debitur dalam memenuhi kewajibannya kepada bank,
2)
Eskposur pembiayaan (exposure financing), yaitu berkaitan dengan potensi jumlah kerugian jika debitur gagal bayar,
3)
Tingkat pemulihan (recovery rate), yaitu tingkat pengembalian pembiayaan yang telah gagal bayar sebagai upaya pemulihan kinerja bank. Terdapat beberapa risiko yang dapat muncul pada kontrak Musyarakah, yaitu:
Risiko pembiayaan, risiko operasional, risiko pasar dan risiko likuiditas adalah risiko-risiko utama yang dihadapi oleh lembaga keuangan ketika menjalankan kontrak Musyarakah.
Risiko-risiko yang dihadapi saat menjalani kontrak. Harus diingat bahwa lembaga keuangan yang melibatkan diri dalam kontrak Musyarakah harus mau berbagi baik keuntungan maupun kerugian. Rasio bagi untung yang disepakati bisa jadi berbeda dengan rasio modal, sementara rasio bagi rugi harus sama degan rasio modal. Pada situasi seperti ini, lembaga keuangan mengalami penyebaran porsi keuntungan dan kerugian yang tidak menguntungkan. Pada kontrak Musyarakah, risiko operasional utamanya disebabkan oleh
risiko bisnis. Lembaga keuangan yang mempunyai hak dalam pengelolaan usaha kemitraan semacam itu bisa berpartisipasi dan atau memonitor proses usaha yang dijalankan untuk meminimalisir risiko-risiko terkait lebih jauh lagi, polis asuransi
36
dapat digunakan untuk melindungi kerugian-kerugian besar yang disebabkan oleh kejadian-kejadian besar. Sama dengan pengeloaan risiko operasional, lembaga keuangan dapat meminimalisir risiko pembiayaan pada kontrak Musyarakah dengan cara terlibat langsung dalam aktifias bisnis dan atau memonitor kondisi neraca keuntungan dan kerugian usaha yang dijalankan. Untuk meminimalisir risiko pembiayaan dan risiko pasar, lembaga keuangan yang menjalani kontrak Musyarakah harus menetapkan pembayaran atas penjualan ekuitas kepada mitranya dengan sejumlah cicilan yang sudah disiapkan. Pada kontrak Musyarakah risiko likuiditas dapat dihindari dengan cara mengelola sumber dari mana risiko berasal atau dengan cara menahan (tidak memberi) modal tambahan. Lembaga keuangan yang menjalani kontrak Mudharabah dihadapkan pada risiko operasional, risiko pasar dan risiko likuiditas. Analisa terhadap identifikasi risiko pada kontrak Mudharabah dibagi menjadi dua periode: a) selama masa berjalannya investasi dari perjanjian yang dilakukan dan b) selama masa bagi untung dan tanggung rugi, jika ada. Masalah-masalah berkaitan dengan risiko yang muncul selama masa investasi dari kontrak Mudharabah terdiri dari:
37
Selama masa investasi kontrak kemitraan Mudharabah, lembaga keuangan dihadapkan pada risiko operasional. Risiko operasional muncul disebabkan oleh
kejadian-kejadian
eksternal
termasuk
kejadian
bencana
juga
disebabkan oleh kegagalan di internal usaha. Kejadian-kejadian semacam itu menyebabkan gangguan besar bagi perkembangan usaha dan menyebabkan kerugian (kecil dan besar) di mana lembaga keuangan diharuskan menanggung secara keseluruhan.
Sebagai akibat dari menanggung kerugian-kerugian di atas, lembaga keuangan dihadapkan pada risiko likuiditas. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa lembaga keuangan harus mencarikan modal usaha dengan jumlah di atas dari batas dan rencana yang seharusnya dan oleh karena itu lembaga keuangan sangat mungkin tidak mampu memenuhi kewajiban finansialnya yang lain (seperti menyediakan dana tunai untuk kontrak Mudharabah lainnya).
Kerugian-kerugian besar dapat terjadi disebabkan oleh ketidakmampuan mitra usaha untuk melanjutkan pengembangan usaha dan atau pelaksanaan proyek. Dalam kasus ini, lembaga keuangan menghadapi risiko likuiditas lainnya dan juga menghadapi risiko kredit yang disebabkan oleh kegagalan mitra usaha untuk mendatangkan cash flow yang diproyeksikan (di masa mendatang).
38
Masalah-masalah yang berkaitan dengan risiko yang muncul selama masa bagi untung rugi pada kontrak Mudharabah terdiri dari:
Setelah masa investasi awal, kontrak Mudharabah diharapkan memberikan keuntungan finansial (profit). Namun demikian, kontrak Mudharabah berpotensi menyebabkan lembaga keuangan yang merupakan mitra keuangan berhadapan pada risiko operasional, risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas sebagai berikut:
Karena lembaga keuangan
dalam kontrak Mudharabah memiliki andil
kemitraan pada bisnis aktual yang dibiayai olehnya maka lembaga keuangan secara serta merta dihadapkan pada risiko bisnis dan risiko operasional. Hal ini terjadi disebabkan oleh kejadian eksternal atau di internal usaha dan menyebabkan kerugian terhadap bisnis yang sedang dijalankan. Selanjutnya, atas kegiatan-kegiatan usaha yang berjalan tidak sebagaimana mestinya atau terjadinya kegagalan-kegagalan dalam usaha yang ada di luar cakupan “due dilligence‟ yang terjadi selama dijalankannya proses operasional dan aktifitas usaha yang menyebabkan kerugian, maka lembaga keuangan harus menanggung kerugian tersebut sepenuhnya.
Kerugian-kerugian besar pada kontrak Mudharabah dapat mengakibatkan ketidakmampuan lembaga keuangan untuk memberikan modal tambahan investasi Mudharabah dan bisnispun sangat mungkin tidak bisa beroperasi lagi. Kejadian ini akan menyebabkan terjadinya pembayaran ekuitas terakhir untuk pembagian ekuitas investasi. Dalam kasus ini, harga ekuitas sangat
39
mungkin mempunyai harga pasar yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai pada awal investasi dan mengakibatkan ancaman finansial kepada risiko pasar ekuitas.
Lembaga keuangan tentunya mencari keuntungan yang dihasilkan dari kontak Mudharabah. Sebagai sebuah konsekuensi dari kerugian-kerugian yang disebutkan di atas, para investor di bisnis Mudharabah tidak bisa memberikan keuntungan. Lembaga keuangan dihadapkan pada risiko kredit yang disebabkan oleh kegagalan mendapatkan expected cash in dari laba usaha.
Ketidakmampuan bayar yang disebutkan di atas menghadapkan lembaga keuangan pada risiko likuiditas karena besar kemungkian lembaga keuangan tidak bisa menyediakan dana tunai yang memadai untuk diberikan kepada investasi dan aktifitas-akifitas lainnya.
Pada kontrak finansial Mudharabah, lembaga keuangan mempunyai hak yang tidak kuat dalam hal pengelolaan bisnis kemitraan. Sebagaimana disebutkan di atas, batasan-batasan ini dapat menyebabkan munculnya risiko transparansi sehingga mendatangkan kerugian bagi lembaga keuangan. Oleh sebab itu, risiko transparansi harus sangat diperhatikan dan dikontrol oleh lembaga keuangan yang menyediakan kontrak Mudharabah.
40
Penilaian risiko akad Mudharabah dan Musyarakah ini meliputi: a.
Business Risk Faktor yang memengaruhi business risk: 1) Industry Risk, yaitu risiko yang terjadi pada jenis usaha yang ditentukan oleh: 2) Karakeristik masing-masing jenis usaha 3) Kinerja keuangan jenis usaha 4) Faktor negatif uang memengaruhi perusahaan, misalnya keadaan force majeure, permasalahan hukum, pemogokan, market risk (forex risk, interest risk, security risk)
b.
Shringking Risk Faktor yang memengaruhi shringking risk: 1) Unusual Business Risk, yaitu risiko bisnis yang luar biasa yang ditentukan oleh: Penurunan drastis tingkat penjualan bisnis yang dibiayai. Penurunan drastis harga jual barang/jasa dari bisnis yang dibiayai. Penurunan drastis harga barang/jasa dari bisnis yang dibiayai. 2) Jenis bagi hasil yang ditentukan (profit and loss sharing atau revenue sharing)
41
Profit and loss sharing: shringking risk muncul jika terjadi loss sharing yang harus ditanggung oleh bank. Revenue sharing: shringking risk terjadi jika nasabah tidak mampu menanggung biaya (nafaqah) yang seharusnya ditangggung nasabah tidak mampu melanjutkan usahannya. c.
Character Risk Faktor yang memengaruhi character risk: 1) Kelalaian nasabah dalam menjalankan bisnis yang dibiayai bank. 2) Pelanggaran ketentuan yang telah disepakati. 3) Pengelolaan internal perusahaan yang tidak dilakukan secara profesional sesuai standar pengelolaan yang disepakati antara bank dengan nasabah.
C. Manajemen Risiko Perbankan Syariah 1. Pengertian Manajemen Risiko Dalam upaya meningkatkan good corporate governance dan manajemen risiko pada industri perbankan, bank wajib menerapkan manajemen risiko secara efektif. Ketentuan manajemen risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah telah diatur dalam PBI No. 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
42
Manajemen risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank.30 Dalam pasal 2 Peraturan Bank Indonesia tersebut ditegaskan bahwa bank wajib menerapkan manajemen risiko secara efektif, baik untuk bank secara individual maupun untuk bank secara konsolidasi dengan perusahaan anak. 2. Proses Manajemen Risiko Pemahaman risk management memungkinkan manajemen untuk terlibat secara efektif dalam menghadapi uncertainty dengan risiko dan peluang yang berhubungan dan meningkatkan kemampuan organisasi untuk memberikan nilai tambah. Proses manajemen risiko pada dasarnya meliputi: identifikasi risiko, pengukuran risiko dan pengelolaan risiko. Pengalaman menunjukkan bahwa tahapan ini sangat membantu dalam menganalisis hal-hal tidak pasti yang akan terjadi di masa yang akan datang. Manajemen risiko memanfaatkan informasi tersebut untuk memusatkan perhatian pada masa depan apabila terdapat ketidakpastian dan kemudian mengembangkan rencana yang sesuai untuk mengatasi isu-isu potensial tersebut dari dampak yang merugikan.
30
A. Wangsawijaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), h.86.
43
Tahapan atau proses dalam manajemen risiko dapat dijelaskan sebagai berikut. 1)
Perencanaan (Planning) Proses pengembangan dan dokumentasi strategi dan metode yang terorganisasi, komprehensif dan interaktif, untuk keperluan identifikasi dan penelusuran isu-isu risiko, pengembangan rencana penanganan risiko, penilaian risiko yang kontinu untuk menentukan perubahan risiko, serta mengalokasikan sumber daya yang memenuhi.
2) Pengorganisasian (organization) Meyakinkan bahwa semua pihak/unit organisasi dalam perusahaan/bank terlibat secara aktif sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing sehingga dapat menjamin bahwa semua pihak akan berkontribusi dengan optimal. 3) Penilaian (assesment) Terdiri dari proses identifikasi dan analisis area-area dan proses-proses teknis yang memiliki risiko untuk meningkatkan kemungkinan dalam mencapai sasaran biaya, kinerja/perfomance, dan waktu penyelesaian kegiatan. a) Identifikasi (Identifying) Merupakan proses peninjauan area-area dan proses-proses teknis yang memiliki risiko potensial, untuk selanjutnya diidentifikasi dan didokumentasi sehingga jika kata ingin mengelola risiko dengan baik maka risiko harus bisa diidentifikasi, dipelajari karakteristiknya dan
44
kemudian diukur. Pengukuran tersebut ingin melihat indikator tinggi rendahnya risiko, dampak risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan. Jika kita bisa melakukan langkah-langkah tersebut, pengelolaan risiko bisa dilakukan lebih baik. Identifikasi risiko bisa dilakukan melalui berbagai teknik, seperti meneliti sumber risiko „risk factors’ peril „kerugian, mengidentifikasi sumber-sumber risiko dari lingkungan dan meneliti risiko yang barangkali bisa muncul dari setiap sumber tersebut, mewawancarai manajer mengenai risiko-risiko yang dianggap penting bagi organisasi. b) Analisis (analyzing) Merupakan proses menggali informasi/deskripsi lebih dalam terhadap risiko yang telah diidentifikasi yang dilanjutkan dengan mengukur risiko , yang terdiri atas: 1)
Kuantifikasi risiko dalam probabilitas dan konsekuensinya terhadap aspek biaya, waktu dan teknis proyeksi.
2)
Penyebab risiko.
3)
Keterkaitan antar risiko.
4)
Saat terjadinya risiko.
5)
Sensitivitas terhadap waktu.
6)
Mengukur risiko. Setiap risiko mempunyai karakteristik yang berbeda-beda sehingga
pengukuran risikonya juga berbeda-beda.
45
c) Penanganan (handling) Merupakan proses identifikasi, evaluasi, seleksi dan implementasi penanganan terhadap risiko dengan sasaran dan kendala masing-masing program, yang terdiri atas menahan risiko, menghindari risiko, mencgah risiko, mengontrol risiko dan mengalihkan risiko.
d) Pemantauan (monitoring) Merupakan proses penelusuran dan evaluasi yang sistematis dari hasil kerja proses penanganan risiko yang telah dilakukan dan digunakan sebagai dasar dalam penyusunan strategi penanganan risiko yang lebih baik di kemudian hari. e) Pengendalian Risiko Bank harus memiliki sistem pengendalian risiko yang memadai dengan mengacu pada kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan. Proses pengendalian risiko yang diterapkan bank harus disesuaikan dengan eksposur risiko atau tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko. Pengendalian risiko dapat dilakukan oleh bank antara lain dengan metode mitigasi risiko serta penambahan modal bank untuk menyerap potensi kerugian. 3. Manajemen Risiko Bank Syariah Kompleksnya risiko-risiko yang dihadapi oleh bank syariah menuntut kerangka manajemen risiko yang komprehensif, kerangka pelaporan risiko dan
46
pengendalian risiko. Diperlukan adanya pengembangan kerangka manajemen risiko dari suatu organisasi, yang cukup komprehensif untuk melakukan pengukuran, pelaporan, manajemen dan kontrol atas semua risiko dan semua instrumen. Manajemen risiko yang efisien dangat penting untuk mengurangi semua tekanan risiko. IFSB (Islamic Financial Service Board) telah membuat satu set berisi prinsip-prinsip untuk manajemen risiko. Prinsip ini harus diikuti oleh bank syariah untuk mengurangi berbagai risiko yang mereka hadapi. Prinsip IFSB (Islamic Financial Service Board) atas manajemen risiko: a.
Institusi keuangan Islam harus memiliki proses untuk menghilangkan semua elemen manajemen risiko, termasuk risiko identifikasi, pengukuran, mitigasi, monitoring pelaporan dan kontrol. Proses ini melibatkan implementasi kebijakan yang sesuai batasan, prosedur dan sistem informasi manajemen yang efektif.
b.
Institusi keuangan Islam, harus menjamin sebuah sistem pengendalian yang mencukupi dengan pemeriksaan yang sesuai. Kontrolnya, (1) harus sesuai dengan aturan syariah; (2) sesuai dengan peraturan dan kebijakan dan prosedur internal; (3) melakukan penyatuan proses manajemen risiko.
c.
Institusi keuangan Islam harus menjamin kualitas dan pelaporan risiko akan tersedia untuk pemegang wewenang pengaturan.
d.
Institusi keuangan Islam harus membuat informasi terbuka yang sesuai dan tepat waktu bagi para pemegang investasi sehingga investor dapat
47
memperkirakan risiko potensial dan upah atas investasi mereka dan juga untuk melindungi bunga mereka atas keputusan mereka melakukan proses.
D. Konsep Profitabilitas Profit (laba) merupakan kelebihan pendapatan dibandingkan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Analisa profitabilitas sangat penting bagi semua pengguna, khususnya investor dan kreditor. Bagi investor, laba umumnya merupakan sumber pembiayaan bunga dan pokok. Penilaian profitabilitas bank syariah dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Pada umumnya perusahaan berpendapat bahwa masalah profitabilitas merupakan masalah yang lebih penting dibandingkan hanya dengan masalah laba, karena laba yang besar saja bukan ukuran bahwa perusahaan itu telah bekerja dengan efisien. Dengan demikian profit merupakan ukuran kemampuan perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalam untuk menghasilkan. Rasio profitabilitas perbankan syariah adalah rasio yang menunjukkan tingkat efektivitas yang dicapai melalui usaha operasional bank. Rasio profitabilitas merupakan alat yang paling sederhana, mudah dimengerti dan mudah dipahami oleh masyarakat umum dalam menilai dan mengukur kinerja keuangan perusahaan dan merupakan rasio kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau proftabilitas.
48
Rasio profitabilitas selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba dalam periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Salah satu alat untuk mengukut rasio profitabilitas adalah ROA (Return on Asset). ROA adalah ukuran rasio yang dinyatakan dalam persentase antara pendapatan bersih setelah pajak yang diperoleh perusahaan dengan jumlah kekayaan yang dimiliki perusahaan. ROA adalah perbandingan (rasio) laba sebelum pajak (earning before tax/EBT) selama 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang sama. Semakin besar ROA, semakin besar pula keuntungannya yang dicapai oleh bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Indikator variabel ini diukur dengan:
𝑹𝑶𝑨 =
𝑵𝒆𝒕 𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕
Return on Asset (ROA) bertujuan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba. Semakin kecil rasio ini mengindikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan atau menekan biaya.
49
Klarifikasi tingkat Return on Asset (ROA) dinilai berdasarkan kriteria berikut: Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Return On Asset Peringkat
Kriteria
1
ROA > 1,5%
2
1,25% < ROA ≤ 1,5%
3
0,5% < ROA ≤ 1,25%
4
0% < ROA ≤ 0,5%
5
ROA ≤ 0%
E. Value at Risk (VaR) 1. Pengertian Value at Risk Value at Risk (VaR) merupakan metode yang banyak diterima diaplikasikan saat ini. Value at Risk pada saat ini dianggap sebagai metode standar di dalam mengukur risiko pasar (market risk) dan mulai banyak digunakan untuk mengukur risiko (portofolio) kredit. Value at Risk adalah suatu metode pengukuran risiko secara statistik yang memperkirakan kerugian maksimum yang mungkin terjadi atas suatu portofolio pada tingkat kepercayaan (level of confidence) tertentu. Nilai VaR selalu disertai dengan probabilitas yang menunjukkan seberapa mungkin kerugian yang terjadi akan lebih kecil daripada nilai VaR tersebut. VaR adalah suatu nilai kerugian yang mungkin dialami dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
50
Per definisi Value at Risk adalah kerugian terbesar yang mungkin terjadi dalam rentang waktu/periode tertentu (predicted worst-case loss with a specific confidence level ove a period of time”). Konsep VaR berdiri di atas observasi statistik atas data-data historis dan relatif dapat dikatakan sebagai suatu konsep yang bersifat objektif. Upaya untuk mengukur risiko telah dilakukan orang dengan berbagai cara.31
Berbagai indikator yang sering digunakan oleh bank dalam mengukur dan mengelola risiko kredit atas portofolio kreditnya, misalnya penetapan rating, pembatasan tenor, pembatasan sektor industri, penetapan watch list, dsb. VaR (Value at Risk) dikatakan dapat merangkum seluruh substansi yang ingin ditangkap dari alat-alat atau metode-metode tradisional tersebut. VaR (Value at Risk) juga mengakomodasi kebutuhan untuk mengetahui potensi kerugian atau eksposur tertentu. VaR (Value at Risk) juga dapat diterapkan pada berbagai level transaksi, mulai dari individual exposure sampai pada portofolio exsposures.32 Secara umum ada empat pertanyaan dasar yang akan dijawab dengan menggunakan konsep VaR (Value at Risk). 1)
31
Berapa banyak kerugian yang akan dialami bank?
Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Managetent For Islamic Bank, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013), h.135. 32 Ibid, 136
51
2)
Apakah kerugian tersebut akan terkonsentrasi pada satu aspek tertentu (obligor, area, jenis risiko)?
3)
Exposure mana yang akan meminimalkan risiko dari exposure yang lain?
4)
Berapa banyak keuntungan yang dapat diperoleh dengan mengambil risiko tersebut? Konsep Value at Risk (VaR) ini dipopulerkan oleh J.P Morgan pada tahun
1994 sebagai alat ukur risiko. Regulator sektor finansial telah mengadopsi VaR sebagai alat ukut risiko yang dapat digunakan secara umum.33 VaR menunjukkan berapa banyak perusahaan dapat kehilangan atau membuat probabilitas tertentu dalam waktu tertentu. VaR merangkum risiko keuangan yang melekat dalam portofolio menjadi beberapa sederhana. VaR memiliki tiga metode untuk melakukan perhitungan, yaitu Variancecovariance Method, Historical Simulation Method dan Monte Carlo Simulation Method. Ketiga metode tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing antara lain: 1)
Variance-covariance Method atau disebut juga Delta Normal Method memiliki keunggulan dari sisi kemudahan komputasi dan implementasi. Model ini diperkenalkan oleh JP.Morgan pada awal 1990-an. Asumsi yang digunakan dalam Variance-covariance Method adalah:
33
Sunaryo T.Manajemen Risiko Finansial.(Jakarta: Salemba Empat,2007), h.15.
52
Portofolio disusun atas aset-aset yang linier. Lebih tepanya, perubahan nilai dari suatu portofolio bersifat linier dependen pada semua perubahan yang terjadi pada nilai aset. Jadi, return portofolio juga bersifat dependen pada return aset.
Return aset berdistribusi normal. Selain memiliki keunggulan dalam hal kemudahan komputasi dan implementasi, metode ini memiliki kelemahan dalam akurasi (lebih lemah) dibandingkan dua metode lainnya.
2)
Historical Simulation Method merupakan metode yang paling sederhana dan paling transparan dalam perhitungan. Termasuk dalam perhitungan nilai portofolionya. Kelemahan metode ini tidak menggunakan distribusi normal pada return asetnya.
3)
Monte Carlo Simulation Method juga merupakan metode pengukuran yang relatif sederhana dibandingkan dengan Variance-covariane model. Monte Carlo Simulation Method memiliki keunggulan dalam akurasi, namun memiliki kelemahan dalam hal komputasi yang lebih rumit dibandingkan Historical Simulation Method. Kelebihan dari VaR adalah metode yang fokus pada downside risk, tidak
tergantung pada asumsi distribusi dari return dan pengukuran ini dapat diaplikasikan ke seluruh produk-produk finansial yang diperdagangkan. Angka yang diperoleh dari pengukuran dengan VaR merupakan perhitungan secara agregat atau menyeluruh terhadap risiko produk-produk sebagi suatu kesatuan.
53
2. Pengukuran VaR (Value at Risk) Metode pengukuran tingkat risiko dengan pendekatan VaR (Value at Risk) merupakan sebuah metode pengukuran tingkat risiko menggunakan pendekatan waktu dan tingkat kepercayaan dalam menghitungnya. Bentuk perhitungan VaR (Value at Risk) secara umum untuk aset tunggal menurut Phillipe Jorion menggunakan persamaan sebagai berikut:34
VaR = α x σ x W ...................(2.1) Keterangan : α
= Tingkat kepercayaan (Confidence Level)
σ
= Standar deviasi
W
= Nilai posisis aset/ nilai yang diinvestasikan Metode pengukuran bobot bersih risiko dihitung dengan melakukan estimasi
persentase kerugian potensial melalui VaR nilai absolut dan nilai relatif. Nilai VaR absolut adalah kerugian terhadap nol (zero) dan nilai VaR relatif adalah kerugian yang dibandingkan dengan rata-rata nilai pengembalian hasil yang diharapkan/ expected return (µ).35
34
Phillipe Jorion, Financial Risk Manager Handbook (New york: MacGraw Hill, 2007), h. 150. Yudha Prabowo, “Analisis Resiko dan Pengembalian Hasil pada Perbankan Syariah: Aplikasi Metode VaR dan RAROC pada Bank Syariah Mandiri”, La_Riba Jurnal Ekonomi Islam, no.1 (Juli 2009), h. 97. 35
54
VaR (mean) = A0 x σ x α x √𝑡 ..........................(2.2) VaR (zero) = A0(σ x α x √𝑡 - µ x t Keterangan
..........................(2.3)
:
A0
: Nilai pembiayaan
σ
: standar deviasi
α
: alpha (distribusi standar normal)
√
: waktu (dalam hari) atau holding period
µ
: pengembalian hasil yang diharapkan (expected return) Absolute VaR adalah kerugian sama dengan nol (zero), sedangkan relative
VaR adalah kerugian berbanding nilai tengah (mean). Standar deviasi digunakan untuk menghitung volatilitas data yang memiliki distribusi normal. Standar deviasi mengukur penyebaran distribusi yang merupakan jarak ratarata perubahan harga terhadap nilai rata-ratanya atau persamaan untuk menghitung standar deviasi adalah:
𝜎=
𝑛 𝑖
= 𝑅𝑖 − 𝑅 𝑛−1
2
.......................(2.4)
55
Keterangan : σ
: Standar deviasi Ri
Ri
: log return pada hari i
̅
: rata-rata return dalam periode sampel
n
: jumlah return dalam sampel Perhitungan standar deviasi yang telah dikemukakan di atas berasumsi
bahwa volatilitas data konstan dari waktu ke waktu. Hal ini jauh dari kenyataan yang ada. Volatilitas yang konstan disebut homoscedastis dan volatilitas yang tidak konstan disebut heteroscedastis. Banyak ahli yang telah mengembangkan metode perhitungan volatilitas heterocedastis. Adapun metode yang sering digunakan saat ini adalah metode Exponentially Weighted Moving Average (EWMA). 3. Exponentially Weighted Moving Average (EWMA) Exponentially Weighted Moving Average (EWMA) merupakan metode yang sering digunakan dalam perhitungan Value at Risk (VaR). Metode ini dikembangan oleh J.P Morgan.36 Exponentially Weighted Moving Average (EWMA) melakukan estimasi volatilitas dengan memberikan bobot pengaruh lebih besar terhadap volatilitas 36
Watini Anggun Pratiwi, Analisis Value at Risk Pada Saham Syariah dan Non-Syariah dengan Model EMWA dan GARCH (Studi Kasus pada BEI Periode 2009-2011), (Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h.27.
56
terbaru. Asumsi dasar dalam metode ini adalah nilai rata-rata nol dan mengikuti distribusi normal. Metode ini melakukan estimasi volatilitas dengan memberikan bobot pengaruh lebih besar terhadap volatilitas data terbaru. Metode ini menggunakan decay factor (λ) yang memberikan bobot terhadap perubahan nilai. Exponentially Weighted Moving Average (EWMA) dirumuskan sebagai berikut:
𝜎𝑡2 = 1 − 𝜆
𝑛
𝜆𝑛−1 𝑅 − 𝑅
2
𝑖=1
.................(2.5) Keterangan : 2
λ
: varian data imbal hasil (r) pada saat t : parameter (decay factor) Nilai λ menunjukan skala bobot 0 -1 dari pengamatan data terbaru dari data
sebelumnya. Semakin tinggi nilai λ pada sebuah data imbal hasil berarti semakin besar pengaruh volatilitas sebelumnya (persitence) namun semakin tidak reaktif terhadap informasi pasar imbal hasil terakhir. Sebaiknya semakin kecil nilai λ maka semakin reaktif volatilitas tersebut terhadap informasi pasar imbal hasil sebelumnya.
57
4. Confidence Level Confidence level merupakan suatu angka tertentu yang tidak akan dilampaui dengan probabilitas yang telah ditentukan. Tingkat kepercayaan didasarkan pada nilai distribusi standar normal (α) yang dapat dicari dari tabel kurva normal. Jika tingkat kepercayaan c 95% maka besar nilai distribusi yang ada di tabel sebesar 1,65% dan untuk kepercayaan 99% nilainya sebesar 2,33%. Value at Risk (VaR) lebih baik diukur menggunakan tingkat kepercayan yang lebih tinggi. 5. Holding Period Holding period didefinisikan sebagai lamanya waktu investasi. Pemilihan holding period sangat subyektif dan tergantung pada bisnis bank atau institusi keuangan dan juga tergantung pada jenis portofolio yang dianalisa. Idealnya, holding period dihubungkan dengan periode terpanjang yang diperlukan untuk melikuidasi portofolio. Semakin lama holding maka semakin besar pula nilai Value at Risk (VaR). F. Review Studi Terdahulu Dalam rangka penentuan fokus penelitian, peneliti telah membandingkan dengan penelitian terdahulu guna mendukung materi yang akan dibahas. Terdapat beberapa penelitian lain yang telah membahas risiko pembiayaan dan profitabilitas, yakni: 1.
Skripsi “Pengukuran Risk & Return pada Pembiayaan BPRS: Aplikasi Metode Value at Risk (VaR) dan Risk Adjusted Return on Capital (RAROC)” oleh Herdian Yusfan, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat,
58
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2014. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode analisis kuantitatif, yatu mengukur tingkat risiko pembiayaan murabahah, Musyarakah, dan Mudharabah dengan metode Var (Value at Risk) dan mengukur potensi imbal hasil yang telah disesuaikan dengan risiko dengan metode RAROC (Risk Adjusted Return on Capital). Hasil penelitian dengan metode VaR menunjukkan bahwa potensi kerugian yang paling tinggi terjadi pada akad Musyarakah, kemudian Mudharabah, dan yang paling stabil adalah pembiayaan murabahah. Sedangkan hasil dari penggunaan metode RAROC bernilai negatif memberikan kesimpulan bahwa return pembiayaan yang disesuaikan dengan risiko di BPRS menunjukkan adanya potensi kerugian akibat pendapatan yang diterima lebih kecil dibandingkan dengan kerugian yang diharapkan dan dapat menggerus modal BPRS jika kerugian menjadi kenyataan. 2.
Skripsi “Analisis Rasio Risiko dan Profitabulitas Bank Umum Syariah” oleh Asep Saepul Amri, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2009. Penelitian ini meneliti rasio risiko yaitu rasio risiko aset, rasio risiko deposito, dan rasio risiko kredit. Sedangkan rasio profitabilitas menggunakan ROE (Return on Equity) dan ROA (Return on Asset). Hasil penelitian setelah diuji menggunakan analisis regresi berganda menunjukkan: 1) pengaruh variabel bebas (rasio risiko yaitu rasio risiko aset, rasio risiko deposito, dan rasio risiko kredit) terhadap variabel terikat (ROE dan ROA) pada Bank Muamalat, bank Mandiri Syariah, Bank Mega Syariah
59
Indonesia menghasilkan angka signifikan yang bervariasi sesuai karakteristik dan kinerja keuangan masing-masing Bank Umum Syariah tersebut. 2) Secara deskriptif profitabilitas dan pengelolaan risiko deposito BMI lebih baik dari BSM dan BSMI dan rasio risiko kredit BSM lebih baik dari BMI dan BSMI. 3) Hasil uji regresi menunjukkan variabel risiko deposito signifikan mempengaruhi ROE di BMI, di BSM risiko aset dan risiko kredit signifikan mempengaruhi ROE dan risiko deposito siginifikan mempengaruhi ROA, rasio kredit siginifikan mempengaruhi ROE dan ROA di BSM. 3.
Penelitian “Pengaruh tingkat risiko pembiayaan Musyarakah dan pembiayaan murabahah terhadap tingkat profitabilitas bank syariah” yang ditulis oleh Fauzan Fahrul, Muhammad Arfan, dan Darwani pada tahun 2012 dalam Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syah Kuala. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat risiko pembiayaan Musyarakah dan pembiayaan Murabahah terhadap tingkat profitabilitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) risiko pembiayaan Musyarakah dan risiko pembiayaan Murabahah secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas Bank Syariah Banda Aceh (2) pengujian secara parsial menunjukkan bahwa risiko pembiayaan Musyarakah berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas Bank Syariah Banda Aceh (3) secara parsial memperlihatkan bahwa risiko pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas Bank Syariah Banda Aceh.
60
4.
Penelitian “Analaisis Resiko dan Pengembalian Hasil pada Perbankan Syariah: Aplikasi Metode VaR dan RAROC pada Bank Syariah Mandiri” oleh Yudho Prabowo pada tahun 2009. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat risiko serta pengembalian bagi hasil pada Bank Syariah Mandiri. Penlitian ini menggunakan laporan keuangan Bank Syariah Mandiri tahun 2004-2006. Hasil dari penelitian ini menunjukkan risiko deposito Mudharabah stabil dan cenderung kecil terlihat dari nilai VaR (zero) yang negatif. Sedangkan analisis RAROC menunjukkan bobot bersih pengembalian hasil (return) yang telah dipertimbangkan berdasarkan risiko dan pengembalian hasil mengalami potensi penurunan nilai selama periode observasi 2004-2006. Selain itu, hasil RAROC juga menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas tinggi terhadap pemanfaatan dan produktivitas usaha investasi.
5.
Jurnal “Analisis Portofolio Kredit Perbankan Umum dan Syariah Berdasarkan Sektor Ekonomi” oleh Ahmad Rifqi Zuhdi, Wiwiek Rabiatul Adawiyah, dan Najmudin dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan keterkaitan antara pembiayaan bank umum dan syariah dengan risiko berdasarkan sektor ekonomi kredit yang disalurkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Markowitz dan VaR (Value at Risk). Dari hasil metode Makowitz pada sepuluh sektor ekonomi pada masing-masing kategori perbankan tampak bahwa setiap kategori perbankan menghasilkan kombinasi portofolio kredit sektor ekonomi yang hampir sama. Pada masingmasing kategori perbankan diperoleh kombinasi dengan menitikberatkan
61
penyaluran kredit kepada beberapa sektor ekonomi yang meiliki risiko kredit terkecil sehingga diharapkan Non Performng Loan dapat diminimalisasi karena kualitas kredit semakin baik. Dari hasil perhitungan risiko portofoilo kredit pada kedua kategori perbankan tidak terdapat perbedaan yang signifikan karena perbandingan antara nilai NPL dan VaR dari kedua kategori perbankan adalah 1:4,5
Tabel 2.2 Review Studi Terdahulu No. 1
Identitas
Substansi
Perbedaan
Herdian
- Skripsi ini menjelaskan
Penulis melakukan
Yusfan/Pengukuran
tentang pengukuran risiko
penelitian terhadap
Risk & Return pada
dan return pembiayaan
Pembiayaan berskim
Pembiayaan BPRS:
BPRS pada kurun waktu
bagi hasil dan
Aplikasi Metode
2010-2014.
pengaruhnya pada
Value at Risk (VaR)
profitabilitas
dan Risk Adjusted
Metodologi penelitian
Return on Capital
adalah Deskriptif-kuantitatif
(RAROC)/ Skripsi
yaitu untuk mengukur VaR
Periode 2011-2015
Fakultas Syariah dan
dan RAROC lalu
menggunakan Var.
Hukum UIN Syarif
menganalisis hasil
Hidayatullah Jakarta
perhitungan keduanya.
tahun 2014.
perbankan syariah
Nilai VaR pada skripsi penulis
Hasil penelitian dengan
digunakan untuk
metode VaR menunjukkan
perhitungan risiko
bahwa potensi kerugian
dan dijadikan
yang paling tinggi terjadi
variabel x pada uji
62
pada akad Musyarakah,
pengaruh. Y pada
kemudian Mudharabah, dan
skripsi ini adalah
yang paling stabil adalah
ROA.
pembiayaan murabahah. Sedangkan hasil dari
Metode analisis data
penggunaan metode
yang digunakan
RAROC bernilai negatif
adalah dengan
memberikan kesimpulan
Regresi Linear
bahwa return pembiayaan
Berganda dengan
yang disesuaikan dengan
pengujian Hipotesis
risiko di BPRS
dan sumsi klasik
menunjukkan adanya
untuk mengetahui
potensi kerugian pada
seberapa besar
BPRS.
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
2
Asep Saepul Amri/
Skripsi ini membahas
- Penulis meneliti
Analisis Rasio Risiko
pengaruh rasio risiko yang
tentang pengaruh
dan Profitabilitas Bank
ada pada perbankan syariah
risiko pembiayaan
Umum Syariah/
dan pengaruhnya terhadap
terhadap profitabilitas
Skripsi Fakultas
ROA dan ROE.
perbankan syariah
UIN Syarif
Metode penelitian adalah
Periode 2011-2015
Hidayatullah Jakarta
kuantitatif yaitu
tahun 2009
berkonsentrasi terhadap
Variabel dependen :
fakta data yang
ROA
berhubungan dengan
Variabel indpenden :
masalah yang diuji.
VaR Mudharabah
Ekonomi dan Bisnis
(Risiko Mudharabah)
63
Hasil penelitian ini adalah
dan VaR Musyarakah
1) pengaruh variabel bebas
(Risiko pembiayaan
(rasio risiko yaitu rasio
Musyarakah)
risiko aset, rasio risiko deposito, dan rasio risiko kredit) terhadap variabel terikat (ROE dan ROA) pada Bank Muamalat, bank Mandiri Syariah, Bank Mega Syariah Indonesia menghasilkan angka signifikan yang bervariasi sesuai karakteristik dan kinerja keuangan masingmasing Bank Umum Syariah tersebut. 2) Secara deskriptif profitabulias dan pengelolaan risiko deposito BMI lebih baik dari BSM dan BSMI dan rasio risiko kredit BSM lebih baik dari BMI dan BSMI. 3) Hasil uji regresi menunjukkan variabel risiko deposito signifikan mempengaruhi ROE di BMI, di BSM risiko aser dan risiko kredit signifikan mempengaruhi ROE dan risiko deposito
64
siginifikan mempengaruhi ROA, rasio kredit siginifikan mempengaruhi ROE dan ROA di BSMI. 3
Fauzan Fahrul,
Metode yang digunakan
- Penulis meneliti
Muhammad Arfan,
dalam penelitian ini adalah
tentang pengaruh
dan Darwani/
deskriptif.
risiko pembiayaan
Pengaruh tingkat
terhadap profitabilitas
risiko pembiayaan
Analisis data dilakukan
Musyarakah dan
dengan menggunakan rasio
pembiayaan
keuangan. Alat analisis
murabahah terhadap
adalah SPSS.
tingkat profitabilitas
perbankan syariah
Periode 2011-2015
Variabel dependen :
bank syariah/ Jurnal
Hasil penelitian ini adalah:
ROA
Akuntansi
1) risiko pembiayaan
Variabel indpenden :
Pascasarjana
Musyarakah dan risiko
VaR Mudharabah
Universitas Syah
pembiayaan murabahah
(Risiko Mudharabah)
Kuala tahun 2012
secara bersama-sama
dan VaR Musyarakah
(simultan) berpengaruh
(Risiko pembiayaan
terhadap tingkat
Musyarakah)
profitabilitas bank syariah Banda Aceh (2) pengujian
- Metode analisis data
secara parsial menunjukkan
yang digunakan
bahwa risiko pembiayaan
adalah dengan
Musyarakah berpengaruh
Regresi Linear
terhadap tingkat
Berganda dengan
profitabilitas bank syariah
pengujian Hipotesis
Banda Aceh (3) secara
dan asumsi klasik
parsial memperlihatkan
untuk mengetahui
65
bahwa risiko pembiayaan
seberapa besar
murabahah berpengaruh
pengaruh variabel
terhadap tingkat
independen terhadap
profitabilitas bank syariah
variabel dependen.
Banda Aceh.
4
Yudho Prabowo/
- Jurnal ini untuk
- Penulis meneliti
Analaisis Resiko dan
mengetahui risiko dan
tentang pengaruh
Pengembalian Hasil
return investasi deposito
risiko pembiayaan
pada Perbankan
mudharabah di bank
terhadap profitabilitas
Syariah: Aplikasi
syariah mandiri Indonesia.
perbankan syariah
RAROC pada Bank
Metode analisis yang
Periode 2011-2015
Syariah Mandiri
digunakan adalah VaR dan
Metode VaR dan
RAROC.
Variabel dependen : ROA
Hasil penelitian ini
Variabel indpenden :
menunjukkan nilai gross
VaR Mudharabah
expected return terhadap
(Risiko Mudharabah)
equivalent rate cukup stabil
dan VaR Musyarakah
dan investasi deposito
(Risiko pembiayaan
mudhrabah cenderung
Musyarakah)
untung disebabkan VaR (zero) bernilai negatif.
- Metode analisis data
Analisis RAROC
yang digunakan
66
menunjukkan bahwa return
adalah dengan
yang dipertimbangkan
Regresi Linear
risiko mengalami potensi
Berganda dengan
penurunan nilai dan adanya
pengujian Hipotesis
tingkat.
dan asumsi klasik untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
5
Ahmad Rifqi Zuhdi,
Jurnal ini bertujuan untuk
- Penulis meneliti
Wiwiek Rabiatul
menemukan keterkaitan
tentang pengaruh
Adawiyah, dan
antara pembiayaan bank
risiko pembiayaan
Najmudin/ Analisis
umum dan syariah dengan
terhadap profitabilitas
Portofolio Kredit
risiko berdasarkan sektor
perbankan syariah
Perbankan Umum dan
ekonomi kredit yang
Syariah Berdasarkan
disalurkan.
Periode 2011-2015
Jurnal Ekonomi dan
Metode yang digunakan
Variabel dependen :
Bisnis tahun 2013
adalah Markowitz dan
ROA
Value at Risk (VaR).
Variabel indpenden :
Sektor Ekonomi/
VaR Mudharabah Hasil dari penelitian ini -
(Risiko Mudharabah)
setiap kategori perbankan
dan VaR Musyarakah
67
menghasilkan kombinasi
(Risiko pembiayaan
portofolio kredit sektor
Musyarakah)
ekonomi yang hampir sama - tidak terdapat perbedaan
- Metode analisis data
yang signifikan karena
yang digunakan
perbandingan antara nilai
adalah dengan
NPL dan VaR dari kedua
Regresi Linear
kategori perbankan
Berganda dengan pengujian Hipotesis dan asumsi klasik untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
68
G. Kerangka Konsep Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan di atas maka dapat dibuat kerangka pemikiran teoritis serta skema alur penelitian yang ditunjukkan pada gambar sebagai berikut: Gambar 2.3 Skema Alur Penelitian Bank Umum dan Unit Usaha Syariah
Variabel ROA
Variabel Independen: VaR Mudharabah, VaR Musyarakah.
Dihitung dengan rumus ROA
Dihitung dengan rumus VaR
Metode Regresi Linear Berganda Uji Asumsi Klasik
Uji F (simultan)
Koefisien Adjusted 2 R Interpretasi/Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Uji T (parsial)
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penulis memfokuskan penelitian pada variabel dependen yaitu Return on Asset (ROA) dan variabel independennya difokuskan pada Value at Risk (VaR) Mudharabah dan Value at Risk (VaR) Musyarakah. Ruang lingkup penelitian ini adalah dengan menganalisa nilai risiko dalam perhitungan Value at Risk (VaR) (variabel independen) yang memiliki dugaan sementara mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return on Asset (ROA) (variabel dependen) secara teoritis dan empiris. Penelitian ini dibatasi dengan menganalisa laporan keuangan gabungan perbankan syariah, khususnya data pembiayaan, Equivalent rate pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah dan komponen perhitungan rasio Return on Asset (ROA) yang tercantum dalam situs Otoritas Jasa Keuangan dengan menggunakan data runtun waktu (time series), yaitu berupa data bulanan periode Januari 2011 sampai dengan Desember 2015 yang dikeluarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta dari sumber-sumber lainnya yang terkait. B. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu merupakan salah satu jenis kegiatan penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan
67
68
terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitian, baik tentang tujuan penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, sampel data, sumber data, maupun metodologinya (mulai pengumpulan data hingga analisis data).37 Fokus peneilitian kuantitatif didefinisikan sebagai proses kerja yang berlangsung secara ringkas, terbatas dan memilah-milah permasalah menjadi bagian yang dapat diukur atau dinyatakan dalam angka-angka. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian deskriptif, penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian dekriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dari satu variabel. C. Jenis dan Sumber Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data sekunder. Data sekunder yang bersifat time series, yakni data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder yang diambil umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip data dokumenter yang dipublikasikan.38
37
Puguh Suharso, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnsi: Pendekatan Filosofis dan Praktis, (Jakarta: PT Indeks, cet.1, 2009), h.3. 38 Nur Indrianto dan Bambang Supomo, Metode Penelitian Bisnis,(Yogyakarta: BPFE, 2002). H.147.
69
Data dalam penelitian ini adalah data yang telah diperoleh dari laporan statistik perbankan syariah bulanan yang dipublikasikan di website Otoritas Jasa Keuangan (www.ojk.go.id) dari Januari 2011-Desember 2015. D. Objek Penelitian Objek pada penelitian ini yaitu seluruh bank syariah baik Bank Umum syariah maupun Unit Usaha Syariah yang ada di Indonesia selama periode Januari 2011Desember 2015. E. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan suatu hal yang penting dalam penelitian, karena metode ini merupakan startegi untuk mendapatkan data yang diperlukan. Keberhasilan penelitian sebagian besar tergantung pada teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan dan informasi yang dapat dipercaya.39 Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui berbagai cara, diantaranya sebagai berikut: 1. Studi Kepustakaan Metode ini merupakan pengumpulan data mengenai hal-hal yang diperoleh dengan cara membaca buku-buku, skripsi, tesis, jurnal maupun surat kabar yang berhubungan dengan tema penelitian yang penulis angkat. Metode ini digunakan untuk dapat memperoleh landasan dan konsep dalam penelitian.
39
Ibid, hal.143
70
2. Studi Dokumentasi Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan massalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap dan asli. Metode ini hanya mengambil data yang sudah ada. Misalnya: data komposisi pembiayaan, data rate of return, data laba dan data total aset . Data tersebut didapatkan dari website resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). F. Operasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari satu variabel terikat (dependen) yaitu Return On Asset (ROA) dan dua variabel bebas (independen) yaitu Value at Risk (VaR) Mudharabah dan Value at Risk (VaR) Musyarakah. 1. Variabel Bebas Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Value at Risk pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah. Teknik perhitungan Value at Risk (VaR) dijabarkan sebagai berikut: a.
Teknik pengumpulan data return Teknik pengumpulan data return yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data equivalent rate dari pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah yang selanjutnya digunakan untuk mencari
71
return ketiga pembiayaan tersebut. Periode data return sebanyak 60 data dari Januari 2011-Desember 2015. Equivalent Rate pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
R 𝑡 = ln
Pt 𝑃𝑡 − 1
Keterangan:
b.
Rt
: Return periode ke-i
Pt
: Harga pada waktu t
Pt-1
: Harga pada waktu t-1
Teknik Pengukuran Value at Risk (VaR) Sebelum melakukan perhitungan Value at Risk (VaR), data pembiayaan harus dilakukan pengujian terlebih dahulu. Pengujian ini perlu dilakukan untuk
mengetahui
bagaimana
karakteristik
dari
data
pembiayaan
Mudharabah dan Musyarakah dan return dari pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah. Pengujian ini dilakukan untuk mencari kesimpulan, namun hanya sebagai syarat sebelum dilakukan pengukuran VaR. Pengujian data tersebut adalah uji stasioner.
72
1) Uji Stasioner Uji stasioner pada data time series menunjukkan data itu memilki rata-rata variasi yang cenderung konstan. Pergerakan data akan cenderung berfluktuasi hanya dikisaran rata-rata data tersebut. Uji stasioner dilakukan dengan Test Aughmented Dickey Fuller (ADF) menggunakan software E-views 9. Data dapat dikatakan stasioner bila nilai ADF tidak melebihi 5%. Apabila data yang didapatkan tidak stasioner, maka perlu dilakukan penyesuaian dengan cara diferensi. Pada tingkat diferensi pertama, biasanya data sudah menjadi stasioner. Apabila ternyata belum, kemungkinan data pada diferensi kedua sudah stasioner. Setelah melakukan uji data sebagai syarat, langkah selanjutnya adalah tahap menghitung volatilitas. 2) Perhitungan Volatilitas Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung decay factor (λ) optimum. Decay factor optimum akan ditemukan melalui perhitungan dari Root Mean Error Square (RMSE). Langkah selanjutnya dilakukan perhitungan forecast variance menggunakan persamaan Exponentially Weighted Moving Average (EWMA).
73
3) Pengukuran Value at Risk (VaR) VaR memiliki banyak variasi dan dapat dihitung melalui berbagai cara. Bergantung pada basis perbandingannya, VaR dapat dihitung dengan cara absolute dan relative absolute. VaR adalah kerugian sama dengan nol (zero), yang dimaksud dengan potensi risiko kerugian terhadap nol adalah besarnya potensi terjadinya risiko kerugian yang dihitung dari saat pendapatan berada pada posisi titik nol atau tidak adanya pendapatan. Sedangkan relative VaR adalah potensi risiko kerugian terhadap nilai rata-rata pendapatan yang diharapkan (expected return) µ. Yang dimaksud potensi kerugian dari nilai rata-rata pendapatan adalah besarnya risiko kerugian yang dihitung dari nilai expected return yang diperoleh. 2. Variabel Terikat
ROA adalah ukuran rasio yang dinyatakan dalam persentase antara pendapatan bersih setelah pajak yang diperoleh perusahaan dengan jumlah kekayaan yang dimiliki perusahaan. ROA adalah perbandingan (rasio) laba sebelum pajak (earning before tax/EBT) selama 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang sama. Semakin besar ROA, semakin besar pula keuntungannya yang dicapai oleh bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
74
Indikator variabel ini diukur dengan:
𝐑𝐎𝐀 =
𝐍𝐞𝐭 𝐈𝐧𝐜𝐨𝐦𝐞 𝐱 𝟏𝟎𝟎% 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐬𝐞𝐭
Return on Asset (ROA) bertujuan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba. Semakin kecil rasio ini mengindikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan atau menekan biaya. G. Metode Analisis dan Hipotesis Teknik analisis yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah menggunakan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif adalah studi yang bertujuan untuk mencari uraian secara menyeluruh, teliti dan komprehensif berdasarkan data empiris. Langkah pertama untuk menilai Value at Risk adalah dengan melakukan uji syarat stasioneritas dengan E-Views 9, menghitung rumus-rumus turunan untuk mendapatkan nilai Value at Risk (mean) dan Value at Risk (zero) sesuai dengan rumus persamaan. Rumus-rumus tersebut dihitung dengan Ms.Excel. Hal ini berlaku untuk Mudharabah dan Musyarakah. Langkah selanjutnya adalah dengan menghitung nilai Return on Asset (ROA) dengan Ms.Excel.
75
Setelah semua variabel terhitung, nilai-nilai Var Mudharabah, VaR Musyarakah dan ROA dikonfersikan ke SPSS 20 untuk selanjutnya dianalisa menggunakan uji statistik. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan model berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan
:
Y = Return On Asse (ROA) a = Nilai Konstanta b = Koefisien Regresi X1 = Risiko Pembiayaan Mudharabah (VaR Mudharabah) X2 = Risiko Pembiayaan Musyarakah (VaR Musyarakah) e = Error Terms atau Faktor Pengganggu, diasumsikan 0 (nol) Secara terperinci langkah dalam pengujian statistik yaitu: 1. Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik yang dilakukan untuk memastikan bahwa autokorelasi, multikolinearitas dan heteroskedastisitas tidak terdapat dalam penelitian ini atau data yang dihasilkan berdistribusi normal. Apabila hal tersebut
76
tidak ditemukan maka asumsi klasik regresi telah terpenuhi. Beberapa uji asumsi klasik yang digunakan adalah: a.
Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi variabel terikat dan bebas keduanya terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui apakah data normal atau tidak normal digunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Nilai Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk mengetahui bagaimana distribusi normal data, jika:
b.
Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05 maka H0 ditolak, Ha diterima
Asymp. Sig (2-tailed) < 0,05 maka H0 diterima, Ha ditolak
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah ada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi yaitu dengan menggunakan VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance.40
40
Imam Ghazali, Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Ed.1. (Semarang: BPUD,2006), h.93.
77
a) Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 (VIF ≥ 10), maka model regresi bebas dari multikolinearitas. b) Nilai Tolerance tidak kurang dari 1 (Tolerance ≤ 1 atau 0,10 maka model regresi bebas dari multikolinearitas. c.
Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas yaitu kondisi dimana semua resdiual atau error mempunyai varian yang tidak konstan atau berubah-ubah.41 Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, dalam penelitian ini peneliti melihat nilai sig. Dasar pengambilan keputusan dalam uji ini adalah sebagai berikut:42 a) Jika nilai sig > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. b) Jika nilai sig. < 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas.
d.
Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah sutau keadaan di mana terjadi korelasi antara residual tahun ini dnegan tingkat kesalahan tahun sebelumnya. Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengkaji apakah suatu model regresi liniear terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1). Autokorelasi didefinisikan
41
Nachrowi dan Usman, Pendeketan Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia, 2006), h.109. 42 Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2000), h.240.
78
terjadinya korelasi antara data pengamatan sebelumnya, dengan kata lain munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya, jika terjadi korelasi, berarti ada masalah autokorelasi. Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi ialah dengan melakukan uji Durbin-Watson dengan ketentuan sebagai berikut: a) Terjadi autokorelasi positif, jika nilai d dibawah -2 (d < -2) b) Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai d berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤ d ≤ +2 c) Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai d diatas +2 atau d > +2 2. Uji Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan yang didefinisikan dengan baik mengenai karakteristik populasi dan merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.43 a.
Uji Stimulan (Uji F) Uji F statistik adalah uji secara bersama-sama atau simultan pengaruh variabel independen (VaR Mudharabah dan VaR Musyarakah) terhadap variabel dependen (ROA (Return on Asset)).
43
Prasetyo Bambang dan Mifathul Jannah Lina, Metode Penelitian Kuantitatidf:Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT Raja Garfindo Persada, 2005), h.76
79
Pengujan semua koefisien regresi secara bersama-sama dilakukan dengan uji-F dengan pengujian, yaitu:44 1) Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan perbandingan Fhitung dan F tabel Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat. Jika F < dan F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti variabel bebas secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat. 2) Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probability Jika P-value < α = 0,05 maka H0 diterima dan H1 diterima. Hal ini berarti variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat. Jika P-value > α = 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti variabel bebas secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat. b)
Uji Parsial (Uji t) Uji t statistik adalah uji parsial (individu) di mana uji ini dilakukan untuk menguji apakah seiap variabel bebas (independen) secara masing-
44
Ibid, h.17.
80
masing (parsial) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (dependen) pada tingkat signifikansi 0,05 (5%) dengan menganggap variabel bebas bernilai konstan. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk uji t dengan pengujian sebagai berikut:45 1) Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan perbandingan Thitung dan Ttabel Jika T hitung > T tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat. Jika T hitung < dan T tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat. 2) Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probability Bila probabiliy βi > o,05 berart tidak signifikan, H0 diterima dan H1 ditolak. Bila probability βi <0,05 berarti signifikan, H0 ditolak dan H1 diterima. c.
Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Semakin tinggi koefisien dterminasi, semakin
45
Ibid, h.18-19.
81
tinggi pula kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikat.46 Merupakan kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen (terikat). Koefisien determinasi yang dinotasikan dengan R2, merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi. Nilai koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y yag dapat dijelaskan oleh variabel bebas X. Bila koefisien determinasi sama dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari Y secara kesleuruhan dapat diterangkan oleh X. Nilai koefisien determinasi (R2) ini mengukur seberapa besar dari variabel trikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai koefisien sama dnegan 0 (R2 = 0), artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X, dengan kata lain jika Adjusted R2 mendekati 1 (satu)
maka
variabel
independen
mampu
menjelaskan
perubahan
independen, tetapi jika Adjusted R2 mendekati 0 (nol), maka variabel independen tidak mampu menjelaskan variabel independen. Bila R2 = 1, maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian baik atau buruknya persamaan regresi ditentukan oleh R2 nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu.
46
Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: ANDI, 2011),h.55
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskripstif Data 1. Pembiayaan Dalam pengukuran risiko pembiayaan yang terdapat pada akad pembiayaan skim bagi hasil Mudharabah dan Musyarakah di perbankan syariah di Indonesia secara keseluruhan baik Bank Umum Syariah (BUS) maupun Unit Usaha Syariah (UUS), terlebih dahulu dilihat seberapa besar penyaluran pembiayaan pada akad Mudharabah dan Musyarakah selama rentang waktu lima tahun. Berikut tabel mengenai total pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Januari 2011-Desember 2015. Tabel 4.1 Pembiayaan yang Disalurkan Perbankan Syariah Periode 2011-2015 Pembiayaan (Milyaran Rupiah) Mar-11 Jun-11 Sep-11 Des-11 Mar-12 Jun-12 Sep-12 Des-12 Mar-13 Jun-13
Mudharabah
Musyarakah
Murabahah
Istisna
Ijarah
Qard
8.644 9.156 9.925 10.194 10.098 10.578 11.187 11.663 12.062 12.274
14.755 15.583 16.977 18.313 19.162 21.323 23.285 26.354 29.282 23.179
39.238 44.244 48.930 54.169 57.988 64.730 74.570 84.261 93.291 100.380
346 318 324 327 310 309 353 366 407 487
2.475 2.762 3.164 3.579 4.134 5.053 5.752 6.897 7.897 9.225
6.350
82
6.923 9.990 13.048 11.520 11.074 10.684 10.928 12.004 12.664
83
Sep-13 Des-13 Mar-14 Jun-14 Sep-14 Des-14 Mar-15 Jun-15 Sep-15 Des-15 Mean
13.315 13.722 13.373 13.994 14.397 14.344 14.163 14.987 15.516 14.808 12.420
36.198 38.825 39.507 44.178 47.568 49.340 50.233 53.813 55.589 58.842 34.115
105.519 108.726 120.526 113.143 114.340 116.020 116.535 117.866 118.554 120.633 90.683
526 554 568 582 582 616 642 680 709 748 488
10.024
9.866 10.396 10.296 10.448 10.752 11.421 11.390 11.507 11.381 10.870 7.963
9.190 8.441 7.891 7.236 6.325 5.505 4.963 4.534 4.060 8.668
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (data diolah dengan Ms.Excel) Dapat dilihat pada tabel 4.1 di atas, jumlah pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
befluktuasi
setiap
bulannya.
Rata-rata
(mean)
pembiayaan
Mudharabah sebesar 12.240 miliar rupiah dan pembiayaan Musyarakah sebesar 34.114 miliar rupiah. Pembiayaan / merupakan pembiayaan yang mendominasi di perbankan syariah yaitu sebesar 90.683 miliar rupiah. Jumlah pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah yang disalurkan perbankan syariah befluktuasi setiap bulannya. 2. Return Dari segi return yang diberikan baik pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu. Untuk melihat besaran return yang diterima perbankan syariah dari pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah dapat dilihat pada tabel berikut.
84
Tabel 4.2 Return Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Perbankan Syariah Periode 2011-2015
Tanggal
Equivalent Rate (%)
Mar-11 Jun-11 Sep-11 Des-11 Mar-12 Jun-12 Sep-12 Des-12 Mar-13 Jun-13 Sep-13 Des-13 Mar-14 Jun-14 Sep-14 Des-14 Mar-15 Jun-15 Sep-15 Des-15
Mudharabah 17,09 16,73 16,33 16,15 15,91 15,91 15,93 15,52 15,88 15,34 15,19 14,71 14,35 19,11 20,12 21,33 12,74 12,28 11,80 12,10
Musyarakah 14,13 14,30 14,07 13,62 13,81 13,76 13,81 13,61 13,37 12,51 13,28 12,99 13,33 12,89 13,02 13,52 12,64 12,35 12,01 11,77
MEAN
15,73
13,24
Sumber : data diolah dengan Ms.Excel Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa pembiayaan skim bagi hasil yang memberikan return tinggi adalah Mudharabah memberikan selama periode penelitian dibandingkan pembiayaan Musyarakah yaitu rata-rata sebesar 15,73%. Hal ini menunjukkan bahwa Mudharabah merupakan akad yang berpotensi memberikan keuntungan yang tinggi bagi bank syariah. Return Mudharabah
85
berfluktuasi dari 17-15% di tahun 2011-2013, kemudian turun naik di tahun-tahun berikutnya, terakhir pada tahun 2015 sebesar 12,10%. Walaupun pembiayaan Mudharabah memberikan return yang lebih tinggi daripada pembiayaan jenis lain, risiko pembiayaan investasi lebih tinggi dibandingkan pembiayaan berskim lain. Utamanya risiko muncul karena tingkat ketidakpastian imbal hasil dan kebutuhan monitoring yang tinggi. Return pembiayaan Musyarakah cenderung sedikit lebih rendah dan berfluktuasi. Pada tahun 2011 return Musyarakah tercatat paling tinggi sebesar 14,30%, kemudian berfluktuasi pada tahun-tahun berikutnya. Terakhir return Musyarakah pada tahun 2015 sebesar 11,77%. Gambar 4.1 Pergerakan Return Pembiayaan Perbankan Syariah (%) 25,00 20,00 15,00 Mudharabah
10,00
Musyarakah 5,00
Nop-15
Jul-15
Mar-15
Nop-14
Jul-14
Mar-14
Nop-13
Jul-13
Mar-13
Nop-12
Jul-12
Mar-12
Nop-11
Jul-11
Mar-11
0,00
Dilihat dari grafik 4.1 di atas, return Musyarakah bergerak lebih stabil dibandingkan return Mudharabah.
86
3. Profitabilitas Bank Syariah Dalam perhitungan rasio profitabilitas ROA (Return On Asset) perbankan syariah baik Bank Umum Syariah (BUS) maupun Unit Usaha Syariah (UUS), terlebih dahulu dilihat sebesarapa besar laba sebelum pajak/ Earning Before Tax (EBT) dan total aset perbankan syariah. Besaran laba sebelum pajak/ Earning Before Tax dan Aset perbankan syariah periode 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Total Aset, Earning Before Tax dan ROA Perbankan Syariah Periode 2011-2015 (dalam Milyar Rupiah)
Tahun
Total Aset
Earning Before Tax
Mar-11 Jun-11 Sep-11 Des-11 Mar-12 Jun-12 Sep-12 Des-12 Mar-13 Jun-13 Sep-13 Des-13 Mar-14 Jun-14 Sep-14 Des-14
97.640 104.884 117.678 135.026 147.125 149.077 161.953 182.994 199.900 213.937 223.466 234.988 236.100 247.754 254.064 264.879
317 772 1.271 1.727 422 1.202 2.066 2.899 768 1.828 2.845 3.715 608 1.254 1.613 1.512
ROA 0,32% 0,74% 1,08% 1,28% 0,29% 0,81% 1,28% 1,58% 0,38% 0,85% 1,27% 1,58% 0,26% 0,51% 0,64% 0,57%
87
973 Mar-15 276.086 1.413 Jun-15 277.165 1.663 Sep-15 283.358 2.280 Des-15 295.723 MEAN 205.190 1.557 Sumber: Data diolah dengan Ms. Excel)
0,35% 0,51% 0,59% 0,77% 0,78%
Gambar 4.2 Total Aset Perbankan Syariah Periode 2011-2015
Total Aset 300.000 250.000 200.000 150.000 100.000 50.000
Nop-15
Jul-15
Mar-15
Nop-14
Jul-14
Mar-14
Nop-13
Jul-13
Mar-13
Nop-12
Jul-12
Mar-12
Nop-11
Jul-11
Mar-11
0
Dari tabel 4.3 dan gambar 4.2 di atas, dapat dilihat total aset perbankan syariah terus bertambah setiap periodenya. Pada 2011 triwulan pertama aset perbankan syariah sebesar 97.640 Milyar rupiah dan terus berkembang hingga sebesar 295.723 pada akhir periode tahun 2015. Dengan aset yang semakin
88
banyak, perbankan syariah juga dapat lebih banyak menyalurkan pembiayaannya untuk mendapatkan profit. Gambar 4.3 Earning Before Tax Perbankan Syariah Periode 2011-2015
Earning Before Tax
3.715 2.899
2.845 2.280 1.828
Des-15
Sep-15
Jun-15
Mar-15
Des-13
Sep-13
Jun-13
Mar-13
Des-12
Sep-12
Jun-12
Mar-12
Des-11
Sep-11
Jun-11
317
Des-14
768 422
Sep-14
1.202
772
Mar-11
1.663 1.613 1.512 1.413 1.254 973 608 Jun-14
1.727 1.271
Mar-14
2.066
Dari tabel dan grafik di atas dapat dilihat tingkat laba perbankan syariah berfluktuasi setiap periodenya. Laba terendah sebesar 317 Milyar rupiah ada pada tahun 2011. Laba terbesar sebesar 3.715 Milyar rupiah pada tahun 2013. Fluktuasi
89
laba perbankan syariah bisa disebabkan oleh inflasi, kenaikan volume pembiayaan, tingkat pembiayaan masalah yang tinggi dan sebagainya. Gambar 4.4 Return On Asset (ROA) Perbankan Syariah Periode 2011-2015
ROA 1,80% 1,60% 1,40% 1,20% 1,00% 0,80%
ROA
0,60% 0,40% 0,20% 0,00%
Dari tabel dan gambar di atas dapat dilihat bahwa tingkat ROA (Return on Asset) perbankan syariah berfluktuasi setiap periodenya. Return on Asset (ROA) terendah ada pada tahun 2014 sebesar 0,26% dan terbesar pada tahun 2012 sebesar 1,58%. Rata-rata Return on Asset adalah 0,79%. Berdasarkan kriteria penilaian Return on Asset (ROA) nilai 0,79% berada di peringkat ketiga artinya kemampuan perbankan syariah untuk mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal cukup tinggi.
90
B. Pengukuran VaR (Value at Risk) dan Rasio Profitabilitas Sebelum melakukan pengukuran nilai VaR (Value at Risk) pada pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah di perbankan syariah, langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan mengadakan tes atau uji data return dari pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah. Uji data ini dilakukan bukan untuk mengambil sebuah kesimpulan, melainkan hanya digunakan sebagai syarat dalam pengukuran nilai VaR (Value at Risk). Pengujian tersebut sebagai berikut. 1. Pengujian stasioneritas Data return pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah dapat dikatakan stasioner jika data return bersifat flat, tidak mengandung komponen trend, memiliki keragaman yang konstan dan tidak terdapat fluktuasi secara periodik. Untuk mengetahui hal tersebut perlu adanya uji stasioneritas. Pengujian stasioneritas menggunakan metode Augmented Dickey Fuller Test (ADF-Test) dengan bantuan software Eviews 9. Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan software Eviews 9 diperoleh nilai dari ADF-Test Statistic data return pembiayaan Mudharabah yaitu sebesar 8.012581 < test critical value 1-10% sehingga dapat disimpulkan data return pembiayaan Mudharabah stasioner. Nilai dari ADF-Test Statistic data return pembiayaan Musyarakah yaitu sebesar -9.539189 < test critical value 1-10% sehingga dapat disimpulkan data return pembiayaan Musyarakah stasioner. Nilai dari ADF-Test Statistic data return pembiayaan Murabahah yaitu sebesar -
91
11.43835 < test critical value 1-10% sehingga dapat disimpulkan data return pembiayaan Murabahah stasioner. Tabel 4.4 Hasil Pengukuran ADF-Test Data Return Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Null Hypothesis: RETURN_MUDHARABAH has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic
Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic
-8.012581
0.0000
Test critical values:
1% level
-3.546099
5% level
-2.911730
10% level
-2.593551
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: RETURN_MUSYARAKAH has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic
Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic
-9.539189
0.0000
Test critical values:
1% level
-3.548208
5% level
-2.912631
10% level
-2.594027
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Sumber : Hasil Output Eviews 9
92
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa hasil analisis menunjukkan semua data return pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah bersifat stasioner. Nilai ADF-Test semua data lebih kecil dibandingkan nilai critical value dengan tingkat kepercayaan 1%, 5%, dan 10%. Demikian tidak perlu dilakukan proses differencing atau pembedaan.
2. Pengukuran Decay Factor Setelah melakukan metode pengukuran VaR (Value at Risk) yang akan digunakan, hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari nilai dari decay factor yang menjadi salah satu faktor dalam menentukan pengukuran nilai VaR (Value at Risk). Adapun pada penelitian ini, nilai decay factor yang dipergunakan adalah sebesar 99% ini mengacu pada Phillipe Jorion bahwa mengukur nilai VaR (Value at Risk) lebih baik menggunakan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi yaitu 99%. Dimana decay factor yang optimal adalah decay factor yang memiliki hasil Root Mean Square Error (RMSE) yang paling minimal. Tabel 4.5 Hasil Pengukuran RMSE Pembiayaan Mudharabah Decay Factor
Root Mean Square Error (RMSE)
0,99 0,98 0,97 0,96
0,006101 0,011364 0,015785 0,019497
93
0,95 0,022612 0,94 0,025224 0,93 0,027414 0,92 0,029249 0,91 0,030788 0,9 0,032076 Sumber: data diolah dengan Ms.Excel Pada tabel 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa decay factor untuk pengukuran VaR (Value at Risk) pembiayaan Mudharabah 99% memiliki hasil Root Mean Square Error (RMSE) paling kecil di antara yang lain yaitu sebesar 0,006101.
Tabel 4.6 Hasil Pengukuran RMSE Pembiayaan Musyarakah
Decay Factor
Root Mean Square Error (RMSE)
0,99
0,001954
0,98
0,003508
0,97
0,004722
0,96
0,00567
0,95
0,00641
0,94
0,006988
0,93
0,007441
0,92
0,007749
0,91
0,008071
0,9 0,008287 Sumber: data diolah dengan Ms.Excel
94
Pada tabel 4.6 diatas, dapat diketahui bahwa decay factor untuk pengukuran VaR (Value at Risk) pembiayaan Musyarakah 99% memiliki hasil Root Mean Square Error (RMSE) paling kecil di antara yang lain yaitu sebesar 0,001954 Setelah menentukan nilai decay factor yang akan digunakan dalam pengukuran VaR (Value at Risk), selanjutnya adalah melakukan pengukuran dan analisis dari hasil VaR (Value at Risk) pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Istishna, Ijarah dan Qardh. 3. Hasil perhitungan Value at Risk (VaR) dan analisis hasil Pada sub bab ini akan membahas tentang hasil pengukuran metode VaR masing-masing akad pembiayaan perbankan syariah dan pengaruhnya terhadap ROA (Return on Assets) pada periode 2011-2015. Dengan diperolehnya hasil pengukuran tersebut dapat digunakan alat analisis dalam mengukur dan menilai risiko dan pengaruhnya terhadap profitabilitas perbankan syariah. a. Analisis Potensi Kerugian Berdasarkan VaR (Value at Risk) Setelah menghitung return pembiayaan dan standar deviasi akan diperoleh
nilai VaR. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya VaR digunakan
untuk melihat risiko pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah, dalam penelitian ini pada pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah. Dari hasil pengukuran dengan tingkat kepercayaan 99% diperoleh nilai VaR (mean) dan VaR (zero). Berikut hasil olahan data VaR selama periode 2011-2015 pada tabel dibawah ini.
95
a. Mudharabah
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran VaR Mudharabah
Keterangan Std. Deviasi σ
2011
2012
2013
2014
2015
0,00405
0,006
0,010
0,053
0,008
9.480
10.882
12.843
14.027
9.480
26
43
86
501
26
(98)
(98)
(297)
(2.180)
(98)
0,27
0,39
0,67
3,57
0,27
(1,03)
(0,90)
(2,31)
(15,54)
(1,03)
Ao (Exposure) VaR (Mean) VaR (Zero) VaR (Mean)% VaR (Zero)%
Sumber: Data diolah dengan Ms. Excel Setelah mendapatkan hasil pengolahan data VaR Mudharabah, selanjutnya dapat dilakukan analisis terkait hasil dari pengukuran VaR Mudharabah sebagai berikut: 1) Standar deviasi menunjukkan bahwa jika semakin besar nilai standar deviasi dari pengembalian hasil dan semakin tinggi pula tingkat risiko dari pembiayaan. Standar deviasi dalam pengukuran VaR Mudharabah tercatat
96
sebesar 0,00405; 0,006; 0,010; 0,053 dan 0,008 selama periode 2011-2015. Nilai standar deviasi terbesar terdapat pada periode 2014 sebesar 0,053 yang mengindikasikan bahwa pada tahun ini terdapat volatilitas atau perubahan yang paling besar dari distribusi variabel pengembalian hasil atau margin di pembiayaan Mudharabah. Sedangkan pada periode 2012 memiliki tingkat perubahan distribusi pengembalian hasil atau margin yang paling rendah di pembiayaan Mudharabah sebesar 0,006 yang mengindikasikan bahwa pada tahun ini terdapat volatilitas atau perubahan yang paling kecil dari distribusi variabel pengembalian hasil atau margin di pembiayaan Mudharabah. 2) VaR (mean) pembiayaan Mudharabah dalam nominal Milyaran rupiah sebesar 26; 43; 86; 501 dan 26 selama periode 2011-2015. Adapun dalam bentuk persentase nilai VaR (mean) sebesar 0,27%; 0,39%; 0,67%; 3,57% dan 0,27%. Bedasarkan pengukuran risiko VaR (mean) secara nominal pembiayaan Mudharabah diketahui potensi risiko terbesar yang dihadapi terjadi pada tahun 2014 yaitu maksimal sebesar 501 (Milyar rupiah) dan potensi risiko terendah yang dialami maksimal sebesar 26 (Milyar rupiah pada tahun 2011 dan 2015. Sama halnya jika dilihat dari persentase yang membandingkan antara nominal risiko Mudharabah dnegan pembiayaan Mudharabah yang diberikan. Potensi risiko pembiayaan Mudharabah secara persentase yang tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar 3,57% dan yang terendah pada tahun 2011 dan 2015 sebesar 0,27%.
97
3) VaR (zero) adalah potensi risiko kerugian terhadap zero (nol) dengan artian lain merupakan besarnya potensi terjadinya risiko kerugian yang dihitung pada saat pendapatan dititik nol atau tidak ada pendapatan. Nilai VaR (zero) pada pembiayaan Mudharabah dalam Milyaran rupiah sebesar (98); (98); (297); (2180) dan (98) secara berturut-turut selama lima tahun. Nilai VaR (zero)
pembiayaan
Mudharabah
negatif
berarti
terdapat
potensi
profitabilitas atas pembiayaan Mudharabah di perbankan syariah. Potensi profitabilitas terbesar pada tahun 2014 sebesar 2.180 miliyar rupiah dan terkecil sebesar 98 Milyar rupiah pada tahun 2011, 2012 dan 2014. Potensi profitabilitas pembiayaan Mudharabah secara persentase yang tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar 15,54% dan yang terendah pada tahun 2012 sebesar 0,90% b. Musyarakah Tabel 4.8 Hasil Pengukuran VaR Musyarakah
Keterangan
2011
2012
2013
2014
2015
Std. Deviasi σ
0,00517
0,004
0,026
0,028
0,004
Ao (Exposure)
16.407
22.531
31.871
45.148
54.619
VaR (Mean)
57
54
546
848
136
VaR (Zero)
(174)
(159)
(1.535)
(2.371)
(345)
98
VaR (Mean)%
0,35
0,24
1,71
1,88
0,25
VaR (Zero)%
(1,06)
(0,71)
(4,82)
(5,25)
(0,63)
Sumber : Data diolah dengan Ms.Excel Setelah mendapatkan
hasil
pengolahan data VaR
Musyarakah,
selanjutnya dapat dilakukan analisis terkait hasil dari pengukuran VaR Musyarakah sebagai berikut: 1. Standar deviasi menunjukkan bahwa jika semakin besar nilai standar deviasi dari pengembalian hasil dan semakin tinggi pula tingkat risiko dari pembiayaan. Nilai standar deviasi terbesar terdapat pada periode 2014 sebesar 0,028 yang mengindikasikan bahwa pada tahun ini terdapat volatilitas atau perubahan yang peling besar dari distribusi variabel pengembalian hasil atau margin di pembiayaan Musyarakah. Sedangkan pada periode 2012 memiliki tingkat perubahan distribusi pengembalian hasil atau margin yang paling rendah di pembiayaan Musyarakah sebesar 0,004. 2. VaR (mean) pembiayaan Musyarakah dalam nominal Milyaran rupiah sebesar 57; 54; 546; 848 dan 136 selama periode 2011-2015. Adapun dalam bentuk persentase nilai VaR (mean) sebesar 0,35%; 0,24%; 1,71%; 1,88% dan 0,25%. Bedasarkan pengukuran risiko VaR (mean) secara nominal pembiayaan Musyarakah diketahui potensi risiko terbesar yang dihadapi terjadi pada tahun 2013 dan 2014 yaitu maksimal sebesar 848 (Milyar
99
rupiah) dan potensi risiko terendah yang dialami maksimal sebesar 54 (Milyar rupiah pada tahun 2012. Beda halnya jika dilihat dari persentase yang
membandingkan
antara
nominal
risiko
Musyarakah
dnegan
pembiayaan Musyarakah yang diberikan. Potensi risiko pembiayaan Musyarakah secara persentase yang tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar 1,88% dan yang terendah pada tahun 2015 sebesar 0,27%. 3. VaR (zero) adalah potensi risiko kerugian terhadap zero (nol) dengan artian lain merupakan besarnya potensi terjadinya risiko kerugian yang dihitung pada saat pendapatan dititik nol atau tidak ada pendapatan. Nilai VaR (zero) pada pembiayaan Mudharabah dalam Milyaran rupiah sebesar (174); (159); (1.535); (2.371) dan (345) secara berturut-turut selama lima tahun. Nilai VaR (zero) pembiayaan Musyarakah negatif berarti terdapat potensi profitabilitas atas pembiayaan Musyarakah di perbankan syariah. Potensi profitabilitas terbesar pada tahun 2014 sebesar 2.371 miliyar rupiah dan terkecil pada tahun 2012 sebesar 159 Milyar rupiah. Potensi profitabilitas pembiayaan Musyarakah secara persentase yang tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar 5,25% dan yang terendah pada tahun 2012 sebesar 0,71%.
100
C. Uji Asumsi Klasik 1.
Uji Normalitas Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode One Sampel Kolmogorov-Smirnov untuk uji normalitas data. Cara mendeteksi normalitas data dengan metode One Sampel Kolmogorov-Smirnov adalah dengan melihat nilai signifikansi residual. Jika signifikansi lebih dari 0,05 maka residual terdistribusi secara normal.47 Hasil uji normalitas dengan menggunakan One Sample KolmogorovSmirnov dapat dilihat pada tabel hasil output SPSS berikut ini: Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual
N Normal a,b Parameters Most Extreme Differences
60 Mean Std. Deviation
0E-7 ,00410388
Absolute
,083
Positive Negative
,083 -,058
Kolmogorov-Smirnov Z
,641
Asymp. Sig. (2-tailed)
,805
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Hasil pengolahan data dari SPSS
4747
Duwi Priyatno, Mari Belajar Analisis Data dengan SPSS (Yogyakarta: Mediakom, 2013), h.51.
101
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah sebesar 0,805. Karena nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka residual terdistribusi normal. Dengan demikian, data variabel independen (VaR Mudharabah dan VaR Musyarakah) dan variabel dependen (ROA) merupakan data yang berdistribusi secara normal. 2. Uji Multikolinearitas Untuk menguji apakah antara variabel-variabel indpeenden yang digunakan mempunyai kolinearitas yang tinggi atau tidak digunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Jika VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1 maka model regresi bebas dari multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas terhadap nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) dapat dilihat pada tabel hasil output SPSS berikut ini: Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Collinearity Statistics Model Tolerance
VIF
(Constant)
1
VaRMudharabah
0,13
7,699
VaRMusyarakah
0,13
7,699
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: hasil pengolahan data dari SPSS
102
Pada tabel 4.10, hasil uji multikolinearitas diketahui tidak ada satupun variabel independen yang memilki nilai Tolerance kurang dari 0,10 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak ada yang lebih dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients
Model
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
7,700
4,509
lnVaRmudhara
-,824
,923
,459
,302
t
Sig.
Beta 1,708 ,093
1 lnVaRMusyarakah
-,205
-,893 ,376
,349 1,520 ,134
a. Dependent Variable: abresidlnroa
Sumber : hasil pengolahan data dari SPSS Berdasarkan Tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa nilai sig. VaR Mudharabah sebesar 0,093 > 0,05 artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada pengujian ini. Salh satu cara untuk menghilangkan heteroskedastisitas dalam model regresi adalah dengan mentransfornasikan data ke dalam LN.
103
4. Uji Autokorelasi Metode yang dipakai adalah dnegan melihat nilai Durbin-Watson (DW). Jika nilai durbin-watson berada pada kisaran -2 dan +2, maka dapat dikatakan tidak terjadi masalah autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dengan nilai durbin-watson dapat dilihat pada tabel hasil output SPSS berikut ini: Tabel 4.12 Hasil Uji Autokorelasi
b
Model Summary Model
1
R
,386
R Square
a
,149
Adjusted R Square ,119
Std. Error of the Estimate ,004175260
Durbin-Watson
,775
a. Predictors: (Constant), VaRMusyarakah, VaRMudharabah b. Dependent Variable: ROA
Sumber: Hasil pengolahan data dari SPSS Berdasarkan Tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa nilai Durbinwatson sebesar 0,775. Karena nilai Durbin-Watson tersebut berada pada kisaran -2 dan +2, maka tidak terjadi masalah autokorelasi dan model regresi ini layak digunakan. D. Analisis Regresi Linear Berganda Hasil analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada hasil output SPSS berikut ini
104
Tabel 4.13 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients
Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B
1
Std. Error
(Constant)
7,700
4,509
lnVaRmudharabah
-,824
,923
lnVaRMusyarakah
,459
,302
Beta 1,708
,093
-,205
-,893
,376
,349
1,520
,134
a. Dependent Variable: abresidlnroa
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel 4.13 di atas, didapat persamaan regresinya: Y = 7,700 – 0,824 VaR Mudharabah + 0,459 VaR Musyarakah Dari rumus regresi di atas dapat dinyatakan nilai koefisien regresinya sebagai berikut: a. Nilai konstan sebesar 7,700, hasil ini menunjukkan apabila semua variabel independen bernilai nol, maka profitabilitas bank syariah (ROA) nilainya akan sebesar 7,700. b. Koefisien regresi variabel Value at Risk (VaR) Mudharabah (X1) sebesar 0,824, artinya jika variabel independen lainnya bernilai tetap dan risiko Mudharabah (VaR Mudharabah) mengalami kenaikan sebesar 1% maka profitabilitas perbankan syariah (ROA) akan mengalami penurunan sebesar -0,824. c. Koefisien regresi variabel Value at Risk (VaR) Musyarakah (X2) sebesar 0,459, artinya jika variabel independen lainnya bernilai tetap dan risiko Mudharabah
105
(VaR Mudharabah) mengalami kenaikan sebesar 1% maka profitabilitas perbankan syariah (ROA) akan mengalami kenaikan sebesar -0,459.
E. Uji Hipotesis a. Uji F (simultan) Dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh simultan VaR Mudharabah dan VaR Musyarakah terhadap Return on Asset (ROA) maka digunakan Uji F. Uji F adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui arah pengaruh bersama-sama (simultan) variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel output SPSS berikut ini: Tabel 4.14 Hasil Uji F (Simultan)
ANOVAa Model Regression
Sum of Squares
df
Mean Square
,000
2
,000
Residual ,001 Total ,001 a. Dependent Variable: ROA
57 59
,000
1
F
Sig.
4,992 ,010b
b. Predictors: (Constant), VaRMusyarakah, VaRMudharabah Sumber : Hasil pengolahan data dari SPSS Pada tabel 4.13, Hasil uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 4,992. Dnegan menggunakan tingkat keyakinan 95%, α = 5%, df 1 (jumlah
106
variabel -1) atau (3-1=2) dan df 2 (n-k-1) atau 60-2-1 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen), maka hasil yang diperoleh untuk Ftabel adalah sebesar 3,158843. Karena nilai F hitung > F tabel (4,992 > 3,158843) , dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,010 < 0,05) maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi Return on Asset. Artinya, Value at Risk (VaR) Mudharabah dan Value at Risk Musyarakah secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perbankan syariah. b. Uji T (Parsial) Uji T bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel indpenden secara individual (parsial) terhadap variabel independen. Hasil analisis uji t dapat diliha dari hasil output SPSS berikut ini: Tabel 4.15 Hasil Uji T (Parsial) Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
B
(Constant) 1
Std. Error
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
-,003
,006
-,525 ,601
VaRMudharabah
3,867E005
,000
,789 2,329 ,023
,130 7,699
VaRMusyarakah
-3,467E005
,000
,005 2,942
,130 7,699
-,997
107
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Hasil pengolahan data dari SPSS 1) Uji parsial pengaruh Value at Risk (VaR) Mudharabah terhadap Return on Asset (ROA) a) Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan perbandingan thitung dan ttabel Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat diketahu thitung variabel Value at Risk (VaR_ Mudharabah sebesar 2,329. Tabel distribusi t dicari pada α = 5% dengan derajat kebebasan (df) (n-k-1) atau = 60-2-1= 57. Dengan pengujian menggunakan α = 5%, maka hasil yang diperoleh pada ttabel adalah sebesar 2,00246. Karena nilai thitung > ttabel (2,329 > 2,00246) maka H0 ditolak, artinya VaR Mudharbaha berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA). b) Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probabilitas Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat diketahui nilai probabilitis (sig) sebesar 0,000. Karena uji dua arah maka dengan tingkat kesalahan α = 5% atau 0,05.
108
Karena probabilitas (sig) < tingkat kesalahan α atau 0,023 < 0,05 maka artinya Value at Risk (VaR Mudharabah) berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset (ROA). 2) Uji parsial pengaruh Value at Risk (VaR Musyarakah) a. Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan perbanding thitung dan ttabel Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat diketahu thitung variabel Value at Risk (VaR) Mudharabah sebesar 2,942. Tabel distribusi t dicari pada α = 5% dengan derajat kebebasan (df) (n-k-1) atau = 60-2-1= 57. Dengan pengujian menggunakan α = 5%, maka hasil yang diperoleh pada ttabel adalah sebesar 2,00246. Karena nilai -thitung > -ttabel (-2,942 < 2,00246) maka H0 diterima, artinya tingkat bagi hasil tidak berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA). b. Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probabilitas Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat diketahui nilai probabilitis (sig) sebesar 0,000. Karena uji dua arah maka dengan tingkat kesalahan α = 5% atau 0,05.
109
Karena probabilitas (sig) < tingkat kesalahan α atau 0,05 ≤ 0,05 maka artinya Value at Risk (VaR) Musyarakah berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset (ROA). c. Koefisien Determinasi (R2) Merupakan kemampuan variabel indpenden menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R2) mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y yang dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila koefisien determnasi sama dengan nol (R2=0), artinya variasi Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi
b
Model Summary Model
1
R
,386
R Square
a
,149
Adjusted R Square
,119
Std. Error of the Estimate
,004175260
Durbin-Watson
,775
a. Predictors: (Constant), VaRMusyarakah, VaRMudharabah b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Berdasarkan tabel 4.15 diatas, pada model 3 diketahui hasil uji determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,119 atau 11,9%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan variabel independen yaitu Value
110
at Risk (VaR) Mudharabah dan Musyarakah terhadap variabel dependen yaitu Return On Asset (ROA) adalah sebesar 11,9%. Sedangkan sisanya sebesar 89,1% (100%-14,9=89,1%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar variabel yang dipilih. F. Pembahasan 1. Pengaruh risiko Mudharabah dan Musyarakah terhadap ROA Hasil analisis variabel independen Value at Risk (VaR) Mudharabah dan Musyarakah secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu Return On Asset (ROA). Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,010 yang jauh lebih kecil dari 0,05 dan F hitung > F tabel (4,992 > 3,158843). Pengaruh tersebut tergolong rendah dimana variabel independen mampu menjelaskan sebesar 11,9% terhadap variabel dependen. 2. Pengaruh risiko pembiayaan Mudharabah terhadap ROA Dalam penelitian ini, hasil perhitungan uji t dari variabel Value at Risk (VaR) Mudharabah menunjukkan bahwa secara parsial Value at Risk (VaR) Mudharabah berpengaruh positif dan siginifikan terhadap Return On Asset (ROA). Value at Risk (VaR) Mudharabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan Return On Asset (ROA) adalah ditolak. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi nilai risiko (dalam penelitian ini dijelaskan dengan nilai Value at Risk (VaR)) maka akan
111
menyebabkan nilai profitbilitas (ROA) menjadi turun. Hal ini dikarenakan jumlah potensi kerugian seluruh atau sebagian dari pembiayaan mempengaruhi tingkat profitabilitas perbankan syariah. 3. Pengaruh risiko pembiayaan Musyarakah terhadap ROA Dalam penelitian ini hasil perhitungan uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel Value at Risk (VaR) Musyarakah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA) ditunjukkan dengan nilai -thitung > ttabel (-2,942 < 2,00246) dan probabilitas (sig) 0,05 ≤ 0,05. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa Value at Risk (VaR) Musyarakah berpengaruh negatif adalah diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi Credit Risk , semakin rendah profitabilitas bank. Pada prinsipnya hal tersebut muncul melalui pemberian pembiayaan, tetapi juga dari berbagai kegiatan lain. Perubahan credit risk akan berpengaruh pada kinerja perusahaan, meningkatnya credit risk akan mengurangi profitabilitas dikarenakan banyaknya pinjaman yang tidak dibayarkan oleh nasabah.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
mengenai
pengaruh
risiko
pembiayaan
Mudharabah dan Musyarakah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah periode 2011-2015, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari penelitian ini bisa diketahui bahwa tingkat risiko pembiayaan Mudharabah terbesar diketahui dari persentase VaR (mean) sebesar 3,57%. Nilai VaR (zero) pembiayaan Mudharabah bernilai negatif mengindikasikan potensi profitabilitas. Persentase VaR (zero) terbesar ada pada tahun 2014 sebesar -15,54%. Dari penelitian ini bisa diketahui bahwa tingkat risiko pembiayaan Musyarakah terbesar diketahui dari persentase VaR (mean) sebesar 1,88%. Nilai VaR (zero) pembiayaan Musyarakah bernilai negatif mengindikasikan potensi profitabilitas. Persentase VaR (zero) terbesar ada pada tahun 2014 sebesar -5,25%. 2. Dari penelitian ini diketahui bahwa tingkat profitabililitas perbankan syariah yang diketahui dari rasio Return on Asset (ROA) berfluktuasi setiap periodenya. Ratarata nilai rasio Return on Asset (ROA) selama periode 2011-2015 adalah sebesar 0,79%. Beradasarkan kriteria, tingkat profitabilitas perbankan syariah tersebut berada di peringkat ketiga artinya kemampuan perbankan syariah untuk mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal cukup tinggi
112
113
3. Dari penelitian ini diketahui berdasarkan koefisien regresi secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Value at Risk (VaR) Mudharabah terhadap Return On Asset (ROA). Value at Risk (VaR) Mudharabah berpengaruh positif dan signifikan. Berarti hipotesis yag menyatakan bahwa nilai Value at Risk (VaR) Mudharabah berpengaruh positif terhadap profitabilitas perbankan syariah adalah ditolak. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi nilai risiko (dalam penelitian ini dijelaskan dengan nilai Value at Risk (VaR)) maka akan menyebabkan nilai profitbilitas (ROA) menjadi turun. Hal ini dikarenakan jumlah potensi kerugian seluruh atau sebagian dari pembiayaan mempengaruhi tingkat profitabilitas perbankan syariah. Berdasarkan koefisien regresi secara parsial terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara Value at Risk (VaR) Musyarkah terhadap Return On Asset (ROA).
Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa Value at Risk (VaR)
Musyarkah berpengaruh negatif adalah diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakahnbahwa semakin tinggi Credit Risk , semakin rendah profitabilitas bank. Pada prinsipnya hal tersebut muncul melalui pemberian pembiayaan, tetapi juga dari berbagai kegiatan lain. Perubahan credit risk akan berpengaruh pada kinerja perusahaan, meningkatnya credit risk akan mengurangi profitabilitas dikarenakan banyaknya pinjaman yang tidak dibayarkan oleh nasabah. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi (R2) diketahu bahwa nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,149 atau 14,9%. Hal ini menunjukkan
114
bahwa persentase sumbangan variabel independen yaitu Value at Risk (VaR) Mudharabah dan Musyarakah terhadap variabel dependen yaitu Return On Asset (ROA) adalah sebesar 11,9%. Sedangkan sisanya sebesar 86,1% (100%11,9=88,1%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar variabel yang dipilih. B. Saran Adapun saran yang bisa diberikan setelah melakukan penelitian ini antara lain: 1. Pihak bank syariah Agar pihak manajemen perbankan syariah terus melakukan peningkatan kualitas manajemen risiko pembiayaan yang ada sehingg dapat mengantisipasi risiko-risiko yang akan muncul dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Juga perbankan sangat penting dalam melakukan pengelolaan aset produktifnya dengan menggunakan pendekatan yang lebih baik sehingga return dari pemanfaatan aset produktif dapat meningkat. 2. Penelitian berikutnya. Agar penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti pengaruh tingkat risiko pembiayaan berskim lain yang ada pada perbankan syariah dengan menggunakan VaR. Untuk mengatahui pengaruh nilai VaR produk pembiayaan berskim lain terhadap profiabilitas perbankan syariah.
115
DAFTAR PUSTAKA
Al Arif, M. Nur Rianto dan Yuke Rahmawati, Manajemen Risiko Perbankan Syariah, Jakarta: UIN Press, 2015. Antonio, Muhammad Syafi‟i, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani Press, 2004. Arafat, Wilson, Manajemen Perbankan Indonesia, Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2006. Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006. financetrainingcourse.com di akses pada tanggal; 26 Februari 2016 Handayani, Floury, Pengukuran Risiko Pembiayaan Perbankan Syariah Indonesia (Pendekatan Value at Risk), 2013 Hidayati, Lina Nur, Mengukur Risiko Perbankan Dengan VaR (Value at Risk) dalam Jurnal Ilmu Manajemen, 2013 Huda, Nurul dan Mohammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoretis dan Praktis, Jakarta: Kencana, 2010. Idroes, Ferry N, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar Kesepakatan Bassel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Ihsan, Dwi Nurul, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, Tangerang Selatan: UIN Jakarta Press, 2013.
116
Ikatan Bankir Indonesia (IBI), Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: Gramedia, 2005. Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta: Kencana, 2011. Johannes, Supranto dan Muhammad Hakim, Pengambilan Risiko Secara Strategis bagi pengambilan Keputusan Bisnis, Jakarta:Rajawali Pers, 2013. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia tahun 2014. Prabowo, Yudho, Analisis Resiko dan Pengembalian Hasil pada Perbankan Syariah: Aplikasi Metode VaR dan RAROC pada Bank Syariah Mandiri, La Riba Jurnal Ekonomi Islam, 2009. Pransisca, Deby Novelia. (2014). Analisis Risiko Pembiayaan Mudharabah, Risiko Pembiayaan Musyarakah dan Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pasa PT.Bank Syariah Mandiri, Tbk 2004-2013) Rosdiana, Manajemen Risiko Pembiayaan Berprinsip Bagi Hasil Pada Bank Syariah Mandiri, [Skripsi]. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Taswan, Akuntansi Perbankan Transaksi dalam Valuta Rupiah, Semarang: UPP AMP IKPN, 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Wangasawijaya, A, Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: Gramedia, 2012. Wirdyaningsih dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2005 www.investopedia.com di akses pada tanggal 26 Februari 2016 www.value-at-risk.net di akses pada tanggal 26 Februari 2016
117
www.ojk.go.id diakses pada tanggal 16 Januari 2016 Yaya, Rizal, Aji Erlangga Martawireja, dan Ahim Abdurahim, Akuntansi Perbankan Syariah: Teori dan Praktik Kontemporer, Jakarta: Salemba Empat, 2014.
118
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Output ADF-Test Return Pembiayaan Mudharabah Null Hypothesis: RETURN_MUDHARABAH has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-8.012581 -3.546099 -2.911730 -2.593551
0.0000
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(RETURN_MUDHARABAH) Method: Least Squares Date: 09/03/16 Time: 19:35 Sample (adjusted): 2 60 Included observations: 59 after adjustments Variable
Coefficient
RETURN_MUDHARA BAH(-1) -1.059862 C -0.001836 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.529709 0.521458 0.093105 0.494112 57.36729 64.20146 0.000000
Std. Error
t-Statistic
0.132275 -8.012581 0.012124 -0.151427 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Prob. 0.0000 0.8802 0.000325 0.134591 -1.876857 -1.806432 -1.849366 2.011735
119
Lampiran 2. Hasil Output ADF-Test Return Pembiayaan Musyarakah Null Hypothesis: RETURN_MUSYARAKAH has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-9.539189 -3.548208 -2.912631 -2.594027
0.0000
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(RETURN_MUSYARAKAH) Method: Least Squares Date: 09/03/16 Time: 19:37 Sample (adjusted): 3 60 Included observations: 58 after adjustments Variable
Coefficient
RETURN_MUSYARAKA H(-1) -1.966233 D(RETURN_MUSYARA KAH(-1)) 0.406076 C -0.002920 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.748714 0.739576 0.046818 0.120554 96.80859 81.93712 0.000000
Std. Error
t-Statistic
Prob.
0.206122 -9.539189
0.0000
0.123251 3.294717 0.006155 -0.474416
0.0017 0.6371
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
5.56E-05 0.091742 -3.234779 -3.128204 -3.193266 2.057043
120
Lampiran 3. Perhitungan Value at Risk (VaR) Mudharabah Bulan/tahun
Equivalent Rate
Return
Decay Factor
(Ri-Rt)^2
DF^(t-1)
E*F
Actual Variance
Error
Error^2
0,99
VaR Mean
VaR Zero
VaR%
Eksposure
371,19
(1469)
4,34
8560
Jan-11
17,19
Feb-11
17,14
-0,00291
59
1,427E-06
5,583E-01
7,968E-07
8,46E-06
-7,66E-06
5,87E-11
373,18
(1472)
4,34
8606
Mar-11
16,93
-0,01225
58
1,111E-04
5,639E-01
6,262E-05
1,50E-04
-8,75E-05
7,65E-09
380,16
(1476)
4,34
8767
Apr-11
16,99
0,00354
57
2,765E-05
5,696E-01
1,575E-05
1,26E-05
3,19E-06
1,02E-11
383,46
(1495)
4,34
8843
Mei-11
16,75
-0,01413
56
1,541E-04
5,754E-01
8,864E-05
2,00E-04
-1,11E-04
1,23E-08
393,60
(1508)
4,34
9077
Jun-11
16,45
-0,01791
55
2,623E-04
5,812E-01
1,525E-04
3,21E-04
-1,68E-04
2,83E-08
414,07
(1550)
4,34
9549
Jul-11
16,15
-0,01824
54
2,730E-04
5,870E-01
1,603E-04
3,33E-04
-1,72E-04
2,97E-08
423,48
(1549)
4,34
9766
Agust-11
16,24
0,00557
53
5,310E-05
5,930E-01
3,148E-05
3,11E-05
4,29E-07
1,84E-13
433,15
(1596)
4,34
9989
Sep-11
16,61
0,02278
52
6,001E-04
5,990E-01
3,594E-04
5,19E-04
-1,60E-04
2,55E-08
434,50
(1647)
4,34
10020
Okt-11
16,25
-0,02167
51
3,984E-04
6,050E-01
2,410E-04
4,70E-04
-2,29E-04
5,23E-08
440,13
(1623)
4,34
10150
Nop-11
16,16
-0,00554
50
1,463E-05
6,111E-01
8,939E-06
3,07E-05
-2,17E-05
4,72E-10
442,43
(1620)
4,34
10203
Des-11
16,05
-0,00681
49
2,594E-05
6,173E-01
1,601E-05
4,63E-05
-3,03E-05
9,19E-10
443,56
(1610)
4,34
10229
15,99
-0,00374
48 4,098E-06
6,235E-01
2,555E-06
1,40E-05
-1,14E-05
1,30E-10
439,40
(1587)
4,34
10133
Feb-12
16,06
0,00438
47
3,711E-05
6,298E-01
2,337E-05
1,92E-05
4,21E-06
1,77E-11
438,92
(1594)
4,34
10122
Mar-12
16,03
-0,00187
46
2,372E-08
6,362E-01
1,509E-08
3,49E-06
-3,47E-06
1,21E-11
435,32
(1577)
4,34
10039
Apr-12
15,88
-0,00936
45
5,842E-05
6,426E-01
3,754E-05
8,76E-05
-5,00E-05
2,50E-09
448,76
(1607)
4,34
10349
Mei-12
15,82
-0,00378
44
4,262E-06
6,491E-01
2,766E-06
1,43E-05
-1,15E-05
1,32E-10
454,53
(1619)
4,34
10482
Jun-12
16,02
0,01264
43
2,061E-04
6,557E-01
1,351E-04
1,60E-04
-2,47E-05
6,10E-10
472,83
(1712)
4,34
10904
Jan-12
121
Jul-12
15,76
-0,01623
42
2,107E-04
6,623E-01
1,395E-04
2,63E-04
-1,24E-04
1,53E-08
477,99
(1695)
4,34
11023
Agust-12
16,08
0,02030
41
4,848E-04
6,690E-01
3,243E-04
4,12E-04
-8,79E-05
7,73E-09
484,80
(1763)
4,34
11180
Sep-12
15,94
-0,00871
40
4,889E-05
6,757E-01
3,304E-05
7,58E-05
-4,28E-05
1,83E-09
492,56
(1772)
4,34
11359
Okt-12
15,95
0,00063
39
5,482E-06
6,826E-01
3,742E-06
3,94E-07
3,35E-06
1,12E-11
495,98
(1786)
4,34
11438
Nop-12
15,72
-0,01442
38
1,614E-04
6,894E-01
1,113E-04
2,08E-04
-9,66E-05
9,34E-09
499,84
(1766)
4,34
11527
Des-12
14,90
-0,05216
37
2,545E-03
6,964E-01
1,772E-03
2,72E-03
-9,49E-04
9,00E-07
521,35
(1719)
4,34
12023
Jan-13
16,10
0,08054
36
6,765E-03
7,034E-01
4,759E-03
6,49E-03
-1,73E-03
2,98E-06
521,52
(1900)
4,34
12027
Feb-13
15,78
-0,01988
35
3,299E-04
7,106E-01
2,344E-04
3,95E-04
-1,61E-04
2,58E-08
522,78
(1856)
4,34
12056
Mar-13
15,77
-0,00063
34
1,167E-06
7,177E-01
8,376E-07
4,02E-07
4,36E-07
1,90E-13
524,78
(1862)
4,34
12102
Apr-13
15,61
-0,01015
33
7,110E-05
7,250E-01
5,154E-05
1,03E-04
-5,14E-05
2,64E-09
521,48
(1826)
4,34
12026
Mei-13
15,49
-0,00769
32
3,568E-05
7,323E-01
2,613E-05
5,91E-05
-3,30E-05
1,09E-09
527,64
(1830)
4,34
12168
Jun-13
14,93
-0,03615
31
1,186E-03
7,397E-01
8,773E-04
1,31E-03
-4,30E-04
1,85E-07
547,63
(1810)
4,34
12629
Jul-13
16,03
0,07368
30
5,684E-03
7,472E-01
4,247E-03
5,43E-03
-1,18E-03
1,40E-06
575,90
(2087)
4,34
13281
Agust-13
15,35
-0,04242
29
1,657E-03
7,547E-01
1,251E-03
1,80E-03
-5,49E-04
3,01E-07
576,68
(1976)
4,34
13299
Sep-13
15,04
-0,02020
28
3,416E-04
7,623E-01
2,604E-04
4,08E-04
-1,47E-04
2,17E-08
579,50
(1934)
4,34
13364
Okt-13
15,19
0,00997
27
1,366E-04
7,700E-01
1,052E-04
9,95E-05
5,72E-06
3,27E-11
592,51
(2003)
4,34
13664
Nop-13
14,55
-0,04213
26
1,634E-03
7,778E-01
1,271E-03
1,78E-03
-5,04E-04
2,54E-07
601,79
(1924)
4,34
13878
Des-13
14,40
-0,01031
25
7,388E-05
7,857E-01
5,805E-05
1,06E-04
-4,82E-05
2,33E-09
590,82
(1863)
4,34
13625
Jan-14
14,42
0,00139
24
9,628E-06
7,936E-01
7,641E-06
1,93E-06
5,71E-06
3,26E-11
577,68
(1825)
4,34
13322
Feb-14
14,35
-0,00485
23
9,862E-06
8,016E-01
7,906E-06
2,36E-05
-1,57E-05
2,45E-10
576,73
(1810)
4,34
13300
Mar-14
14,29
-0,00418
22
6,087E-06
8,097E-01
4,929E-06
1,75E-05
-1,26E-05
1,58E-10
585,31
(1827)
4,34
13498
Apr-14
14,13
-0,01120
21
8,992E-05
8,179E-01
7,355E-05
1,25E-04
-5,18E-05
2,69E-09
598,49
(1841)
4,34
13802
122
Mei-14
21,32
0,50885
20
2,607E-01
8,262E-01
2,154E-01
2,59E-01
-4,36E-02
1,90E-03
601,40
(3096)
4,34
13869
Jun-14
21,87
0,02580
19
7,569E-04
8,345E-01
6,316E-04
6,66E-04
-3,39E-05
1,15E-09
620,61
(3294)
4,34
14312
Jul-14
18,23
-0,16644
18
2,713E-02
8,429E-01
2,287E-02
2,77E-02
-4,83E-03
2,33E-05
631,32
(2688)
4,34
14559
Agust-14
21,37
0,17224
17
3,026E-02
8,515E-01
2,577E-02
2,97E-02
-3,90E-03
1,52E-05
619,09
(3196)
4,34
14277
Sep-14
20,75
-0,02901
16
7,452E-04
8,601E-01
6,409E-04
8,42E-04
-2,01E-04
4,03E-08
622,52
(3103)
4,34
14356
Okt-14
22,11
0,06554
15
4,523E-03
8,687E-01
3,930E-03
4,30E-03
-3,66E-04
1,34E-07
623,17
(3350)
4,34
14371
Nop-14
21,18
-0,04206
14
1,628E-03
8,775E-01
1,429E-03
1,77E-03
-3,41E-04
1,16E-07
620,39
(3169)
4,34
14307
Des-14
20,69
-0,02314
13
4,589E-04
8,864E-01
4,067E-04
5,35E-04
-1,29E-04
1,65E-08
622,43
(3092)
4,34
14354
Jan-15
12,92
-0,37554
12
1,397E-01
8,953E-01
1,251E-01
1,41E-01
-1,59E-02
2,53E-04
616,06
(1680)
4,34
14207
Feb-15
12,67
-0,01935
11
3,110E-04
9,044E-01
2,813E-04
3,74E-04
-9,31E-05
8,67E-09
613,45
(1628)
4,34
14147
Mar-15
12,63
-0,00316
10
2,082E-06
9,135E-01
1,902E-06
9,97E-06
-8,06E-06
6,50E-11
612,98
(1620)
4,34
14136
Apr-15
12,67
0,00317
9
2,382E-05
9,227E-01
2,198E-05
1,00E-05
1,20E-05
1,43E-10
623,90
(1656)
4,34
14388
Mei-15
12,06
-0,04815
8
2,156E-03
9,321E-01
2,009E-03
2,32E-03
-3,09E-04
9,52E-08
646,37
(1602)
4,34
14906
Jun-15
12,10
0,00332
7
2,531E-05
9,415E-01
2,383E-05
1,10E-05
1,28E-05
1,65E-10
679,37
(1692)
4,34
15667
Jul-15
12,13
0,00248
6
1,758E-05
9,510E-01
1,672E-05
6,15E-06
1,06E-05
1,12E-10
682,05
(1704)
4,34
15729
Agust-15
11,64
-0,04040
5
1,496E-03
9,606E-01
1,437E-03
1,63E-03
-1,94E-04
3,78E-08
679,76
(1602)
4,34
15676
Sep-15
11,64
0,00017
4
3,556E-06
9,703E-01
3,451E-06
2,95E-08
3,42E-06
1,17E-11
656,69
(1548)
4,34
15144
Okt-15
12,10
0,03934
3
1,685E-03
9,801E-01
1,652E-03
1,55E-03
1,04E-04
1,09E-08
647,19
(1611)
4,34
14925
Nop-15
11,98
-0,00992
2
6,730E-05
9,900E-01
6,662E-05
9,84E-05
-3,17E-05
1,01E-09
636,57
(1563)
4,34
14680
Des-15
12,21
0,01920
1
4,373E-04
1,000E+00
4,373E-04
3,69E-04
6,88E-05
4,73E-09
642,64
(1621)
4,34
14820
944,762
-0,1011252
0,0021964
32314,35
-113500,29
260,17680
########
TOTAL
0,419067328
123
Rata-rata
15,74603333
-0,001714
Keterangan
2011
2012
2013
2014
Std. Deviasi σ
0,004
0,006
0,010
Ao (Exposure)
9479,917
10881,583
VaR (Mean)
25,706
42,913
VaR (Zero)
-97,627
3,723E-05 RMSE
0,00610141
2015
Variance
0,00419067
0,053
0,008
alpha
2,32
12843,250
14027,250
9479,917
St dv
0,064735
85,993
500,713
25,706
Exposure
12420,15
-97,627
-297,214
-2179,637
-97,627
VaR Mean
540,68854
VaR (Mean)%
0,271
0,394
0,670
3,570
0,271
VaR Mean %
VaR (Zero)%
-1,030
-0,897
-2,314
-15,539
-1,030
VaR Zero
-1908,2879
Var Zero %
-0,1536445
4,3533%
-15,364451
538,57
-1891,67
4,3362801
12420,15
124
Lampiran 4. Tabel Perhitungan Value at Risk (VaR) Musyarakah Bulan /tahun Jan-11
Equivalent Rate
Return
13,96
Decay Factor
(Ri-Rt)^2
DF^(t1)
E*F
Actual Variance
Error
Error^2
0,99
VaR Mean
VaR Zero
346
(1048)
VaR%
Eksposure 14600
Feb-11
14,01
0,0036
59
0,000025
0,558
0,00001
1,28E-05
8,57E-07
7,34E-13
348
(1058)
2,369
14677
Mar-11
14,43
0,0300
58
0,000983
0,564
0,00055
8,99E-04
-3,45E-04
1,19E-07
355
(1124)
2,369
14988
Apr-11
14,15
-0,0194
57
0,000325
0,570
0,00019
3,77E-04
-1,91E-04
3,66E-08
357
(1100)
2,369
15057
Mei-11
14,33
0,0127
56
0,000199
0,575
0,00011
1,62E-04
-4,76E-05
2,26E-09
365
(1144)
2,369
15396
Jun-11
14,41
0,0056
55
0,000048
0,581
0,00003
3,12E-05
-3,08E-06
9,47E-12
386
(1219)
2,369
16295
Jul-11
14,23
-0,0125
54
0,000124
0,587
0,00007
1,56E-04
-8,34E-05
6,96E-09
389
(1209)
2,369
16421
Agust-11
14,18
-0,0035
53
0,000005
0,593
0,00000
1,23E-05
-9,62E-06
9,25E-11
406
(1255)
2,369
17131
Sep-11
13,81
-0,0261
52
0,000611
0,599
0,00037
6,81E-04
-3,15E-04
9,91E-08
412
(1229)
2,369
17379
Okt-11
13,75
-0,0043
51
0,000009
0,605
0,00001
1,89E-05
-1,35E-05
1,83E-10
421
(1250)
2,369
17769
Nop-11
13,48
-0,0196
50
0,000334
0,611
0,00020
3,86E-04
-1,82E-04
3,30E-08
431
(1247)
2,369
18209
Des-11
13,64
0,0119
49
0,000175
0,617
0,00011
1,41E-04
-3,27E-05
1,07E-09
449
(1319)
2,369
18960
Jan-12
13,76
0,0088
48
0,000103
0,624
0,00006
7,74E-05
-1,29E-05
1,68E-10
444
(1321)
2,369
18759
Feb-12
13,59
-0,0124
47
0,000121
0,630
0,00008
1,53E-04
-7,66E-05
5,87E-09
455
(1331)
2,369
19225
Mar-12
13,80
0,0155
46
0,000283
0,636
0,00018
2,39E-04
-5,88E-05
3,45E-09
462
(1378)
2,369
19503
Apr-12
13,82
0,0014
45
0,000008
0,643
0,00001
2,10E-06
3,01E-06
9,03E-12
483
(1444)
2,369
20396
Mei-12
13,81
-0,0007
44
0,000000
0,649
0,00000
5,24E-07
-2,53E-07
6,39E-14
504
(1505)
2,369
21275
Jun-12
13,65
-0,0116
43
0,000104
0,656
0,00007
1,34E-04
-6,58E-05
4,33E-09
528
(1553)
2,369
22298
Jul-12
13,70
0,0037
42
0,000025
0,662
0,00002
1,34E-05
3,36E-06
1,13E-11
529
(1562)
2,369
22322
125
Agust-12
13,80
0,0073
41
0,000075
0,669
0,00005
5,33E-05
-3,01E-06
9,05E-12
546
(1629)
2,369
23051
Sep-12
13,93
0,0094
40
0,000116
0,676
0,00008
8,87E-05
-1,01E-05
1,01E-10
580
(1752)
2,369
24481
Okt-12
13,68
-0,0179
39
0,000275
0,683
0,00019
3,22E-04
-1,35E-04
1,81E-08
597
(1761)
2,369
25207
Nop-12
13,70
0,0015
38
0,000008
0,689
0,00001
2,14E-06
3,39E-06
1,15E-11
620
(1833)
2,369
26187
Des-12
13,44
-0,0190
37
0,000310
0,696
0,00022
3,60E-04
-1,44E-04
2,08E-08
655
(1887)
2,369
27667
Jan-13
13,54
0,0074
36
0,000078
0,703
0,00005
5,54E-05
-7,63E-07
5,82E-13
666
(1935)
2,369
28092
Feb-13
13,45
-0,0066
35
0,000028
0,711
0,00002
4,42E-05
-2,44E-05
5,95E-10
685
(1973)
2,369
28896
Mar-13
13,13
-0,0238
34
0,000503
0,718
0,00036
5,66E-04
-2,05E-04
4,21E-08
731
(2039)
2,369
30857
Apr-13
12,97
-0,0122
33
0,000117
0,725
0,00008
1,48E-04
-6,37E-05
4,05E-09
765
(2098)
2,369
32288
Mei-13
12,25
-0,0555
32
0,002931
0,732
0,00215
3,08E-03
-9,35E-04
8,74E-07
799
(2027)
2,369
33743
Jun-13
12,32
0,0057
31
0,000050
0,740
0,00004
3,27E-05
4,46E-06
1,99E-11
83
(212)
2,369
3505
Jul-13
14,97
0,2151
30
0,046858
0,747
0,03501
4,63E-02
-1,13E-02
1,27E-04
853
(2832)
2,369
35997
Agust-13
14,31
-0,0441
29
0,001825
0,755
0,00138
1,94E-03
-5,66E-04
3,21E-07
850
(2661)
2,369
35883
Sep-13
12,74
-0,1097
28
0,011738
0,762
0,00895
1,20E-02
-3,09E-03
9,54E-06
870
(2328)
2,369
36715
Okt-13
12,80
0,0047
27
0,000037
0,770
0,00003
2,22E-05
6,28E-06
3,94E-11
898
(2420)
2,369
37921
Nop-13
12,67
-0,0102
26
0,000077
0,778
0,00006
1,03E-04
-4,31E-05
1,86E-09
916
(2435)
2,369
38680
Des-13
13,51
0,0663
25
0,004579
0,786
0,00360
4,40E-03
-7,98E-04
6,37E-07
945
(2739)
2,369
39874
Jan-14
12,57
-0,0696
24
0,004652
0,794
0,00369
4,84E-03
-1,15E-03
1,32E-06
916
(2408)
2,369
38685
Feb-14
12,64
0,0056
23
0,000048
0,802
0,00004
3,10E-05
7,58E-06
5,74E-11
930
(2463)
2,369
39254
Mar-14
14,79
0,1701
22
0,029400
0,810
0,02381
2,89E-02
-5,13E-03
2,63E-05
961
(3143)
2,369
40583
Apr-14
11,91
-0,1947
21
0,037387
0,818
0,03058
3,79E-02
-7,34E-03
5,39E-05
1015
(2473)
2,369
42830
Mei-14
13,28
0,1150
20
0,013549
0,826
0,01119
1,32E-02
-2,04E-03
4,15E-06
1044
(2957)
2,369
44055
126
Jun-14
13,48
0,0151
19
0,000270
0,835
0,00023
2,27E-04
-1,55E-06
2,39E-12
1081
(3126)
2,369
45648
Jul-14
12,67
-0,0601
18
0,003448
0,843
0,00291
3,61E-03
-7,04E-04
4,96E-07
1107
(2942)
2,369
46739
Agust-14
13,22
0,0434
17
0,002005
0,851
0,00171
1,88E-03
-1,77E-04
3,14E-08
1122
(3159)
2,369
47353
Sep-14
13,18
-0,0030
16
0,000003
0,860
0,00000
9,15E-06
-6,80E-06
4,62E-11
1152
(3229)
2,369
48611
Okt-14
13,49
0,0235
15
0,000620
0,869
0,00054
5,53E-04
-1,50E-05
2,26E-10
1152
(3333)
2,369
48627
Nop-14
13,46
-0,0022
14
0,000001
0,878
0,00000
4,95E-06
-4,30E-06
1,85E-11
1185
(3417)
2,369
50005
Des-14
13,61
0,0111
13
0,000157
0,886
0,00014
1,24E-04
1,46E-05
2,13E-10
1170
(3426)
2,369
49387
Jan-15
12,60
-0,0742
12
0,005306
0,895
0,00475
5,51E-03
-7,57E-04
5,73E-07
1170
(3084)
2,369
49369
Feb-15
12,72
0,0095
11
0,000119
0,904
0,00011
9,07E-05
1,66E-05
2,76E-10
1176
(3142)
2,369
49645
Mar-15
12,60
-0,0094
10
0,000065
0,914
0,00006
8,90E-05
-2,96E-05
8,75E-10
1224
(3228)
2,369
51686
Apr-15
12,49
-0,0087
9
0,000054
0,923
0,00005
7,62E-05
-2,62E-05
6,88E-10
1247
(3249)
2,369
52649
Mei-15
12,27
-0,0176
8
0,000264
0,932
0,00025
3,10E-04
-6,43E-05
4,13E-09
1280
(3253)
2,369
54032
Jun-15
12,30
0,0024
7
0,000015
0,941
0,00001
5,98E-06
7,72E-06
5,96E-11
1297
(3308)
2,369
54757
Jul-15
11,99
-0,0252
6
0,000568
0,951
0,00054
6,35E-04
-9,50E-05
9,02E-09
1287
(3167)
2,369
54322
Agust-15
12,02
0,0025
5
0,000015
0,961
0,00001
6,26E-06
8,14E-06
6,62E-11
1310
(3236)
2,369
55316
Sep-15
12,02
0,0001
4
0,000002
0,970
0,00000
6,92E-09
2,04E-06
4,16E-12
1353
(3342)
2,369
57128
Okt-15
11,74
-0,0234
3
0,000484
0,980
0,00047
5,46E-04
-7,18E-05
5,15E-09
1360
(3249)
2,369
57422
Nop-15
11,75
0,0009
2
0,000005
0,990
0,00000
7,26E-07
4,16E-06
1,73E-11
1383
(3308)
2,369
58391
Des-15
11,83
0,0068
1
0,000067
1,000
0,00007
4,64E-05
2,05E-05
4,21E-10
1438
(3473)
2,369
60713
796,351
-0,0808
13,27251667
-0,0014
TOTAL RATA-RATA
0,13549
0,00022521
2046911
3,8171E-06
67111,8
RMSE
0,00195
127
Keterangan
2011
2012
2013
2014
2015
Variance
Std. Deviasi σ
0,0052
0,004
0,02561
0,028
0,00373
alpha
2,23
Ao (Exposure)
16407
22531
31870,9
45148
54619,2
St dv
0,03681
VaR (Mean)
56,807
53,63
546,459
546,46
136,328
Exposure
67111,8
VaR (Zero)
-173,83
-159
-1534,7
-2371
-344,78
VaR Mean
VaR (Mean)%
0,3462
0,238
1,7146
1,2104
0,2496
VaR (Zero)%
-1,0595
-0,71
-4,81535
-5,251
-0,6312
VaR Mean % VaR Zero Var Zero %
1,4E-03
1590 0,0237
2,369
-4501 -0,0671
-6,706
128
Regression
Lampiran 5. Hasil Output SPSS 20 Warning # 849 in column 23. Text: in_ID The LOCALE subcommand of the SET command has an invalid parameter. It could not be mapped to a valid backend locale. REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT ROA /METHOD=ENTER VaRMudharabah VaRMusyarakah /RESIDUALS DURBIN /SAVE RESID.
Notes Output Created
09-SEP-2016 15:36:53
Comments Active Dataset
DataSet0
Filter
<none>
Input
129
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data
60
File
Definition of Missing Missing Value Handling
User-defined missing values are treated as missing. Statistics are based on
Cases Used
cases with no missing values for any variable used. REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
Syntax
/NOORIGIN /DEPENDENT ROA /METHOD=ENTER VaRMudharabah VaRMusyarakah /RESIDUALS DURBIN /SAVE RESID.
Resources
Processor Time
00:00:00,02
Elapsed Time
00:00:00,02
Memory Required Additional Memory Required for Residual Plots
1644 bytes
0 bytes
130
Variables Created or
RES_1
Modified
Unstandardized Residual
[DataSet0]
Variables Entered/Removed Model
Variables
Variables
Entered
Removed
a
Method
VaRMusyarakah 1
,
. Enter
VaRMudharaba h
b
a. Dependent Variable: ROA b. All requested variables entered.
b
Model Summary Model
1
R
,386
R Square
a
,149
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,119
,004175260
a. Predictors: (Constant), VaRMusyarakah, VaRMudharabah
Durbin-Watson
,775
131
b. Dependent Variable: ROA
a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
,000
2
,000
Residual
,001
57
,000
Total
,001
59
F
Sig.
4,992
,010
b
a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), VaRMusyarakah, VaRMudharabah
Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant) 1
Std. Error -,003
,006
VaRMudharabah
3,867E-005
,000
VaRMusyarakah
-3,467E-005
,000
Coefficients Model
Beta -,525
,601
,789
2,329
,023
-,997
-2,942
,005
a
Collinearity Statistics
132
Tolerance
VIF
(Constant) 1
VaRMudharabah
,130
7,699
VaRMusyarakah
,130
7,699
a. Dependent Variable: ROA
Collinearity Diagnostics Model
Dimension
Eigenvalue
a
Condition Index
Variance Proportions (Constant)
1
VaRMudharaba
VaRMusyaraka
h
h
1
2,912
1,000
,00
,00
,00
2
,086
5,826
,04
,00
,14
3
,002
35,760
,96
1,00
,86
a. Dependent Variable: ROA
Residuals Statistics Minimum Predicted Value Residual
Maximum
a
Mean
Std. Deviation
N
,00386769
,01703727
,00767485
,001717480
60
-,007228215
,008206455
0E-9
,004103883
60
133
Std. Predicted Value
-2,217
5,451
,000
1,000
60
Std. Residual
-1,731
1,965
,000
,983
60
a. Dependent Variable: ROA
Heteroskedastisitas setelah di ln Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B
1
Std. Error
(Constant)
7,700
4,509
lnVaRmudhara
-,824
,923
,459
,302
lnVaRMusyarakah a. Dependent Variable: abresidlnroa
Beta 1,708
,093
-,205
-,893
,376
,349
1,520
,134