PENGARUH SALAT MALAM BERJAMAAH TERHADAP KEDISIPLINAN SANTRI (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta-Barat) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Oleh: SHOFA 1110011000007
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK Shofa, 1110011000007, Pengaruh Salat Malam Berjamaah terhadap Kedisiplinan Santri studi kasus di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol JakartaBarat. Di bawah bimbingan Dr. H. Munzier Suparta, MA. Salat merupakan ibadah yang harus dilaksanakan oleh umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, apabila ada sebagian dari mereka tidak mengerjakan salat maka mereka termasuk orang-orang yang merugi, karena dalam salat memiliki pengaruh bagi yang melaksanakannya, sebagaimana seorang mukmin melaksanakan salat fardu maupun sunah dengan baik dan benar, dan dengan mentaati ketentuan salat, rukun-rukun dalam salat serta memperhatikan syarat sahnya salat maka mereka termasuk orang-orang yang menjalankan amar ma‟ruf nahi munkar. Hal ini disampaikan oleh Allah SWT dalam firmannya surah al-Ankabut ayat 45:
“Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar”
Pondok pesantren merupakan tempat menuntut ilmu dan memiliki peraturan yang bertujuan untuk menjadikan seorang remaja (santri) dapat disiplin dan berakhlakul karimah, apakah ada pengaruh kegiatan salat malam berjamaah dengan kedisiplinan santri di pondok pesantren? Bagaimana sikap santri dalam mengikuti kegiatan tersebut? dan bagaimana para pengurus dalam menghadapi sikap santri yang enggan mengikuti salat malam berjamaah? Menghadapi hal tersebut penulis tertarik untuk mengetahui dan mengungkap prihal tentang Pengaruh Salat Malam berjamaah terhadap Kedisiplian Santri studi kasus di pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta-Barat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah Kegiatan Salat Malam berjamaah mempengaruhi sikap kedisiplinan santri dalam berkaktivitas seharihari. Dalam skripsi ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif deskriptip analisis, yang ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalu penelitian lapangan (field research), adapun untuk mengathui data yang diperlukan penulis menggunakan teknik pengumpulan data di antaranya observasi, interview (wawancara) dan angket atau kuesioner, sebelum instrument digunakan dalam penelitian maka terlebih dahulu penulis melakukan uji validitas dan reabilitas. Kesimpulan dari penelitian ini, hasil perhitungan yang telah didapat bahwa nilai = 0,005 setelah dibandingkan dengan r tabel dan df 94 maka didapat nilai r pada taraf signifikan 5% = 0,202 dengan nilai < r tabel (0,005 < 0,202), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi atau pengaruh yang positif antara salat malam berjamaah dengan kedisiplinan santri di pondok Pesantren AlHidayah Basmol, dengan Interpretasi antara 0,000-0,20 merupakan variabel X dan Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan, adapun secara keseluruhan dan hasil wawancara penulis mengatakan bahwa salat malam berjamaah tidak mempengaruhi sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari.
i
ABSTRACT Shofa, 1110011000007, Effect of Evening Prayer congregation to discipline Pupils case study in Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol-West Jakarta. Under the guidance of Dr. H. Munzier Suparta, MA. Prayer is the worship that should be implemented by the Muslims to get closer to God, if there are some of them not to pray, they include people who are losers, because in prayer for those who carry it out have influence, as a believer perform prayers obligatory or sunna properly, and to comply with the provisions of prayer, the pillars of prayers and observe the condition of the validity of prayer, they include people who run commanding the good and forbidding the evil. It is delivered by God in his word surah al-Ankabut paragraph 45:
....ِحشَآءِ وَالْمُنكَر ْ َالةَ تَنْهَى عَنِ الْف َ ّص َ إِّنَ ال... "Indeed prayer restrains from (deeds) cruel and unjust" Boarding school is a place to study and have regulations that aim to make a teenager (students) can be disciplined and berakhlakul karimah, whether there is influence activity night prayer in congregation with the discipline of students in boarding school? What is the attitude of students in participating in these activities? and how the managers in the face of students who are reluctant to follow the night prayer in congregation? Facing the authors are interested to know and reveal prihal of Influence Evening Prayer in congregation against Kedisiplian Pupils lodge a case study in Pesantren Al-Hidayah Basmol-West Jakarta. The purpose of this study to determine whether activities Evening Prayer in congregation affect attitudes berkaktivitas discipline students in everyday. In this paper the author uses descriptive analysis of quantitative research, which is supported by data obtained through field research (field research), while the data needed to mengathui author uses data collection techniques among observation, interviews (interviews) and questionnaire or questionnaires, before the instrument used in the study, the first author to test the validity and reliability. The conclusion of this study, the results of the calculations have been obtained that the value r_xy = 0.005 when compared with r table and df 94, the obtained value of r at the significant level of 5% = 0.202 r_xy value
ii
KATA PENGANTAR Alhamdulillahi rabbil „alamin, senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas ridho dan karunia-Nya. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh kewajiban dan perjuangan dalam menyusun skripsi ini, yang berjudul “Pengaruh Salat Malam Berjamaah Terhadap Kedisiplinan Santri” di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada mereka yang sudah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Prof. Dr. H. Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 3. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. 4. Marhamah Saleh, LC, MA. Selaku Sekretarus Jurusan Pendidikan Agama Islam. 5. Dr. Munzier Suparta, M.A. selaku pembimbing skripsi, yang telah memberikan arahan, bimbingan dan nasihat, serta kesabaran dalam mendidik penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Irfan Mufid, MA. selaku Dosen Penasehat Akademik dan para dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dari awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini. 7. K.H. Hisyam Al-Burhani selaku pimpinan Pondok Pesantren Putri AlHidayah dan seluruh Santri Putri Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol yang telah memberikan bantuan, dukungan dan inormasi kepada penulis. 8. Para Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta seluruh akademik dan administrasi yang tidak saya disebutkan satu persatu. 9. Seluruh petugas Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah membantu penulis dalam menyediakan referensi dalam penulisan skripsi ini.
iii
10. Abi tercinta H. Muaz Djaelani Fadhil dan Umi tersayang Hj. Farhanatin yang telah memberikan dukungan material dan juga tak henti-hentinya memanjatkan doa untuk putrinya “Shofa” sebagai penulis, agar selalu mendapatkan ridho-Nya setiap langkah perjuangan menempuh kesuksesan dunia dan akhirat. 11. Abang saya Fadhil yang selalu sabar dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Keluarga besar H. Djaelani yang selalu memberikan motivasi dan doanya untuk penulis. 13. Sahabat saya Aqilatul Munawwaroh, S.Pd.I, Herdiyanti Fhauziah S,Pd.I dan Siti Fujiyati, S.Pd.I serta teman-teman seperjuangan PAI kelas A yang selalu memberikan arahan, doa dan dukungannya kepada penulis, 14. Ananda Istiqomah Wulandari selaku Pengurus Pondok pesantren putri AlHidayah yang mampu meluangkan waktunya untuk memberikan informasinya kepada penulis dalam tehnik wawancara. 15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung yang turut memberikan dukungan dan doa. Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan yang terdapat dalam penyusunan skripsi ini dan dengan kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran, besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat. Jakarta, 04 Maret 2015 Penulis
Shofa
iv
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK .......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .....................................................................................
iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................
7
C. Pembatasan Masalah ...........................................................................
7
D. Perumusan Masalah ............................................................................
8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................................
8
BAB II KAJIAN TEORI ...............................................................................
10
A. Hakikat Salat ........................................................................................
10
1. Pengertian dan Kaifiat Salat ...........................................................
10
2. Keutamaan Salat.............................................................................
17
3. Pengertian Salat Sunah ...................................................................
18
4. Pengertian Salat Berjamaah ...........................................................
19
5. Manfaat Salat Berjamaah .................................................... ..........
21
B. Hakikat Disiplin ...................................................................................
24
1. Pengertian Disiplin .........................................................................
24
2. Perlunya Disiplin ...........................................................................
26
3. Faktor yang mempengaruhi Disiplin .............................................
28
C. Salat Berjamaah dan Disiplin ................................................... ...........
30
D. Kerangka Berfikir ................................................................................
31
E. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................
32
F. Pengajuan Hipotesis .............................................................................
33
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................
34
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................
34
B. Metode Penelitian.................................................................................
34
C. Populasi dan Sampel ............................................................................
34
D. Teknik Pengumpulan data ....................................................................
35
1. Observasi .....................................................................................
38
2. Wawancara ...................................................................................
36
3. Angket / Kuesioner .....................................................................
36
4. Dokumentasi ...............................................................................
36
E. Uji coba Instrumen ...................................................................... .......
37
1. Validitas Instrumen .......................................................................
37
2. Reliabilitas Instrumen ...................................................................
37
F. Teknik Pengolahan Data .....................................................................
38
G. Tehnik Analisis Data ...........................................................................
39
H. Instrumen Penelitian ...........................................................................
42
BAB IV HASIL PENELITIAN .....................................................................
43
A. Pondok Pesantren Al-Hidayah .............................................................
43
1. Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah ..........................................
43
2. Aktifitas Santri Pesantren Al-Hidayah ...........................................
46
3. Ciri Khas atau Kajian Utama .........................................................
46
B. Visi dan Misi ........................................................................................
46
C. Perhitungan Data ..................................................................................
48
D. Pengujian Persyaratan Analisis ............................................................
61
1. Validitas Instrumen ........................................................................
61
2. Reliabilitas Instrumen ....................................................................
61
E. Pengujian Hipotesis ..............................................................................
62
1. Uji Korelasi ....................................................................................
62
2. Uji Signifikan .................................................................................
62
vi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................
64
A. Kesimpulan ..........................................................................................
64
B. Saran .....................................................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
66
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 : Interpretasi nilai “r” .................................................................
43
Tabel 3.2 : Kisi-kisi Angket........................................................................
45
Tabel 4.1 : Daftar Guru Santri Putri Pondok Pesantren Al-hidayah...........
47
Tabel 4.2 : Sarana dan Prasarana Pondok Putri ..........................................
47
Tabel 4.3 : Jadwal keseharian santri ...........................................................
48
Tabel 4.4 : Kesadaran melaksanakan salat lima waktu sehari ....................
51
Tabel 4.5 : Kesadaran untuk bangun malam ..............................................
51
Tabel 4.6 : Kewajiban salat berjamaah meskipun mengantuk ...................
52
Tabel 4.7 : Hafal doa salat Tahajjud ...........................................................
52
Tabel 4.8 : Salat malam hanya di lakukan di Pondok Pesantren ................
53
Tabel 4.9 : Salat berjamah di lakukan ketika ada pengurus .......................
54
Tabel 4.10 : Merugi karena adanya salat malam ..........................................
54
Tabel 4.11 : Disiplin terhadap peraturan Pondok Pesantren.........................
54
Tabel 4.12 : Merasa tenang setelah melaksanakan salat malam ...................
55
Tabel 4.13 : Tidak ada manfaat dari kegiatan salat malam berjamaah .........
55
Tabel 4.14 : Terganggu dengan pelaksanaan salat malam berjamaah ..........
56
Tabel 4.15 :
56
Mengikuti kegiatan salat malam meskipun tidak ada pengurus
Tabel 4.16 : Hukuman tidak mengikuti salat malam ....................................
57
Tabel 4.17 : Adanya manfaat salat berjamaah .............................................
57
Tabel 4.18 : Posisi salat di shaf terdepan ......................................................
58
Tabel 4.19 : Munculnya sikap disiplin setelah melaksanakn salat berjamaah
58
Tabel 4.20 : Tidak tenang jika meninggalkan salat malam ..........................
59
Tabel 4.21 : Sikap disiplin sangat penting ....................................................
59
Tabel 4.22 : Munculnya sikap disiplin setelah melaksanakn salat berjamaah
60
Tabel 4.23 : Tepat waktu dalam Ibadah........................................................
60
Tabel 4.24 : Tertekan dengan peraturan pondok Pesantren ..........................
61
Tabel 4.25 : Tepat waktu dalam menyelesaikan tugas .................................
61
Tabel 4.26 : Terlambat datang ke Sekolah ...................................................
62
Tabel 4.27 : Malas jika ada paksaan dalam salat ..........................................
62
viii
Tabel 4.28 : Kegiatan salat berjamaah mempengaruhi sikap displin seharihari.. ..........................................................................................
63
Tabel 4.29 : Kedisiplinan seseorang dalam menjalani aktivitas sehari-hari .
63
Tabel 4.30 : Kegiatan salat malam berjamaah mengurangi waktu tidur ......
64
Tabel 4.31 : Mendapat hukuman ketika meninggalkan salat berjamah........
64
Tabel 4.32 : Hukuman membuat para santri menyesal.................................
65
Tabel 4.33 : Paksaan dalam Ibadah membuat para santri menyesal.............
65
Tabel 4.33 : Hasil Uji Reabilitas Salat Malam berjamaah............................
66
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Kisi-kisi Angket
Lampiran 2
: Kuesinoer Angket
Lampiran 3
: Kuesioner Wawancara
Lampiran 4
: Perhitungan Uji Validitas
Lampiran 5
: Perjitungan Uji Reabilitas
Lampiran 6
: Perhitungan Uji Korelasi
Lampiran 7
: Perhitungan Uji Signifikan
Surat Bimbingan Skripsi Surat Permohonan Izin Penelitian Surat Keterangan telah mengadakan Penelitian Dokumentasi
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salat merupakan salah satu rukun Islam yang kedua dari beberapa rukun Islam lainnya. Salat merupakan kewajiban bagi umat muslim untuk menyembah Allah yang menjadi salah satu ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Perintah Allah dalam memerintahkan salat terdapat dalam Firman-Nya QS. Thaha: 14 Artinya : “Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku”1 Kita harus tunduk kepada hikmah syariat dan beriman bahwasanya salat adalah kewajiban hamba kepada Allah dan bahwa salat merupakan garis pemisah antara kafir dan muslim, merupakan syarat untuk mencapai keselamatan, dan merupakan penjaga iman seseorang.2 Salat merupakan serangkaian kegiatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Dengan gerakan tersebut terdapat banyak pujian yang ditujukan kepada Allah, guna memuji akan kebesaran Allah. Dengan melaksanakan salat hati menjadi tentram, damai dan sejuk. Ketika Rasulullah kehilangan semua perasaan gembira dalam kegalauan yang memuncak beliau bisa mengatakan: “Wahai Bilal, senangkanlah kami dengan
1
Al-Quran dan Terjemahan Abulhasan Ali Abdul Hayyi Al-Hasani An-Nadwi, Empat Sendi Agama Islam,Ter. dari The four Pillars of lslam (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), Cet.I., h. 19 2
1
2
azan!”.3 Dengan begitu salat menentukan kekuatan dan kekokohannya sebagai tolak ukur ibadah lainnya, apabila salat kita bagus maka ibadah lainnya dianggap bagus, dan apabila salatnya rusak maka ibadah lainnya juga rusak. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
“Hal yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamt adalah salat. Apabila salatnya baik maka seluruh amalnya pun baik. Apabila salatnya buruk maka seluruh amalnya pun buruk.”(HR. AtThabrani)4 Dalam konsepsi Islam juga dikatakan bahwa ibadah merupakan kerangka umum bagi setiap ajarannya. Jika ibadah dilaksanakan dengan baik, sebagai imbasnya, baik pula kehidupan moral dan sosial seseorang. Sebaliknya, jangan pernah percaya bahwa seseorang punya kehidupan moral dan sosial yang baik sementara ibadahnya amburadul.5 Dalam salat tersimpan suatu rahasia yang menyelamatkan agama, dan dengan seorang hamba dapat berkomunikasi langsung dengan Allah Ta’ala. Juga dengan salat ia dapat tetap tinggal di bawah keteduhan Islam, dan berjalan
pada
jalan
kaum
Mukmin
yang
hanya
Allah-lah
yang
mengetahuinya.6 Salat secara umum terbagi menjadi dua macam, yakni salat wajib yang dilakukan disetiap waktunya sesuai yang telah ditentukan dan salat sunnah 3
Sudirman Tebba, Jalan Keselamatan Dunia dan Akhirat, (Ciputat: Pustaka irVan, 2007), Cet, I.,h. 13-14 4 Abu Al-Qasim Sulaiman bin Ahmad At-Thabrani, Majmul Ausath, (Beirut: Darul Qutub), Juz.II., h.512 5 Syekh Tosun Bayrak, Murtadha Muthahhari, Energi Ibadah, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2007), h., 43 6 Op.cit., h. 24
3
yang tidak di wajibkan melaksanakannya. Salat sunah yang dimaksud oleh penulis adalah salat tahajjud yang akan dijelaskan di dalam skripsi ini. Salat bisa dilakukan di mana saja terkecuali bagi laki-laki yang diwajibkan megikuti salat jamaah di masjid, sedangkan bagi wanita tidak diwajibkan untuk salat di masjid, dan diperbolehkan mengikuti salat jamaah di masjid dan tetap mendapatkan pahala orang yang mengikuti salat berjamaah. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
“(Ungkapan Syekh Zainuddin Al-Malibari: Salat Fardhu berjamaah di masjid lebih utama bagi laki-laki) hal tersebut berdasarkan hadits: salatlah kalian di rumah-rumah kalian karena salat yang paling utama adalah salatnya seseorang di rumahnya kecuali salat fardhu……..dan disini terdapat pengecualian bagi perempuan. Untuk perempuan salat berjamaah lebih utama dilaksanakan di rumahnya dari pada di masjid.”(HR. Abu Hurairah)7 Salat merupakan bentuk pengajaran bagi seorang muslim untuk memiliki sikap disiplin. Misalnya ketika tiba waktu salat subuh manusia yang sedang tertidur pulas harus dibangunkan untuk salat, ketika ia bangun dan bergegas untuk mengambil air wudu disitulah kedisiplinan muncul pada dirinya. Memiliki sikap disiplin tentulah harus adanya niat dan keistiqomahan yang melekat pada diri, dengan begitu sikap displin akan terus mengiringi kita dalam berbagai kegiatan. Sikap disiplin adalah suatu bentuk kegiatan dan komitmen seseorang dalam menjalankan aturan. Sikap ini tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi ia harus dibangun dan dijaga. 7
Syekh Abu Bakr bin Muhammad Ad-Dimyati, I’anatut Thalibin,(ttp.tp.tt)) Juz.II., h.5
4
Menurut para psikolog, sesorang yang membiasakan diri pada sesuatu akan menghadapi dua hal yang bertentangan. Di satu sisi, semakin banyak waktu yang diluangkan untuk kebiasaannya itu dan ketika semakin sering mengulanginya, semakin mudah ia melakukannya. Karena itu, Islam sangat menekankan pentingnya niat, ibadah takkan berubah menjadi rutinitaspekerjaan yang dilakukan tanpa kehendak dan kesadaran.8 Islam sebagai agama yang menghendaki umatnya memiliki sikap disiplin atau Istiqomah, hal ini dijelaskan pada hadist Rasulullah SAW:
“Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA Rasulullah di dalam Islam ada sebuah bertanya kecuali kepada mu” Rasulullah beriman kepada Allah SWT kemudian Muslim)9
aku berkata (bertanya)” Ya perkataan yang tidak akan menjawab “Katakanlah aku kamu bistiqomahkan”(HR.
Umat muslim didorong untuk melakukan salat bersama di masjid. Salat bersama ini selain memiliki aspek spiritual, juga memiliki aspek sosial, di mana umat muslim dapat bekumpul bersama-sama membahas masalah yang mereka hadapi.10 Cara terbaik untuk menguatkan hati dan jiwa adalah dengan mengerjakan salat malam, yang disebut tahajud. Dalam Al-Quran terdapat anjuran khusus
8
Op.cit., h.103-104 Imam Muslim, Shahih Muslim, (Al-Azhar: Jumhur Al-Arabiah,tt), juz. I.,h. 35 10 Aliah B. Purwakania Hasan, Pengantar Psikologi Kesehatan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h., 126 9
5
untuk menjalankan salat ini, Rasulullah pun tidak pernah meninggalkan salat ini.11 Sebagaimana yang ditemukan di berbagai pondok pesantren yang mewajibkan para santri untuk salat berjamaah dengan kiyai-nya. Sistem pondok pesantren dalam beribadah sangatlah ketat. Salah satu ciri pondok pesantren memiliki peraturaan-peraturan yang telah disepakati oleh para Ustadz untuk ditaati oleh santri. Adanya peraturan di pondok pesantren untuk melatih santri dalam sikap disiplin. Namun kenyataanya meskipun ada peraturan yang berlaku di pondok, ada saja santri yang masih melanggar peraturan tersebut. Seperti pada kegiatan salat malam, di mana salat malam ini santri dibangunkan di malam hari. Meskipun begitu ada saja santri yang malas untuk bangun karena merasa tidurnya terganggu dan bagi mereka yang tidak mengikuti salat akan diberikan sanksi berupa materi sebesar Rp. 5000., dihitung dalam 1x tidak mengikuti salat malam. Menurut penulis, pemberian sanksi ini tidak etis diberikan kepada santri, karena bagi mereka yang memiliki uang lebih mampu membayar terus menerus denda tersebut dan bagi yang tidak memiliki uang akan memberatkan mereka dan merasa menjadi tiak ihlas dalam menjalani hukuman. Alangkah baiknya jika sanksi yang diberikan yang mendidik santri tersebut agar tidak mengulanginya lagi. Salah satu faktor untuk memiliki sikap disiplin yaitu dengan adanya dorongan dari orang-orang sekitar, contohnya pada Kiyai pondok Pesantren
11
Abulhasan Ali, Op.cit., h.75
6
yang selalu tepat waktu datang ke masjid untuk salat berjamaah mampu memberikan pengajaran disiplin kepada santrinya. Kemampuan seorang pendidik/Ustadz merupakan faktor yang sangat menentukan demi tercapainya suatu tujuan pendidikan, oleh karena itu, program pengajaran yang telah dicanangkan guru harus sejalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya, jika seorang guru memiliki jiwa dinamis, bertanggung jawab dan disiplin terhadap tugasnya, maka tujuan pendidikan yang direncanakan akan mudah diraih, dan tidak kalah pentingnya mencapai tujuan pendidikan adalah sikap disiplin baik dari pendidik dan peserta didik.12 Kedisiplinan santri merupakan faktor penting dalam mendukung keberhasilan pendidikan. Menanamkan kedisiplinan kepada para peserta didik bukanlah sesuatu hal yang mudah. Kesemuanya diperlukan motivasi dan juga dukungan dari setiap materi pelajaran yang berhubungan dengan kedisipilan santri. Salat fardu berjamaah menjadi kegiatan yang wajib. Hampir 99% Pondok pesantren mewajibkan salat fardu berjamaah. Namun tidak semua pondok pesantren mewajibkan salat-salat sunah lainnya dalam berjamaah. Seperti salat Dhuha maupun salat malam (Tahajud). Misalnya di pondok pesantren AlHidayah Jakarta salat tahajud menjadi kewajiban bagi santri. Dahulu penulis menjadi salah satu bagian dari pesantren tersebut. Penulis menetap selama 2 tahun. Sebelum pergantian kepengurusan, pondok pesantren tersebut tidak menjadikan salat malam berjamaah sebagai kegiatan rutin, tapi selang tahun 12
Syamsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam (Jakata: Gaya Media Pratama, 2001)h.6
7
belakang ini kegiatan salat malam menjadi kegiatan yag wajib, dan jika tidak melaksanakan akan mendapatkan sanksi. Harus kita ketahui salat malam adalah suatu keistimewaan bagi hamba Allah untuk meminta. Di pondok pesantren tersebut mewajibkan santri untuk salat berjamaah, guna mendidik kedisiplinan santri dalam mentaati peraturan. Penulis ingin melihat dampak positif yang ada terlebih lagi dalam kedisiplinan santri dalam menaati peraturan. Apakah santri menjalankan salat malam berjamaah sesuai dengan niat dalam hati atau takut mendapatkan ta’zir (sanksi) yang diberikan pengurus keamanan saja?. Disinilah perlunya keistiqomahan dan kedisiplinan santri. Dapat ditemukan bahwa santri mengikuti salat malam berjamaah hanyalah karena takut akan taziran yang berikan pengurus atau hanya menjalani formalitas semata. Dengan begitu maka santri akan dengan sendirinya melakukan kedisplinan tanpa harus dipaksa atau disuruh-suruh dan juga dapat merasakan manfaat kedisiplinan baik dalam melakukan kegiatan aktivitas di Asrama maupun di Sekolah maupun kegiatan sehari-hari. Dari latar belakang tersebut yang penulis tuturkan di atas, maka penulis tertarik untuk mendalami masalah ini lebih jauh lagi dalam bentuk penelitian dengan judul “Pengaruh Salat Malam Berjamaah Terhadap Kedisiplinan Santri Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat”. Agar bisa menjelaskan adanya pengaruh atau tidak bagi santri yang telah mengerjakan salat malam berjamaah dapat mempengaruhi sikap disiplin pada setiap kegiatan yang dijalani.
8
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengdientifikasi masalah sebagai berikut: 1. Pelaksanaan salat malam berjamaah di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta. 2. Kesadaran santri untuk melaksanakan salat malam berjamaah 3. Kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta. 4. Pengaruh salat malam berjamaah bagi santri di Pondok Pesantren AlHidayah Basmol Jakarta. 5. Kurangnya ketegasan bagi pengurus dalam memberikan sanksi. C. Pembatasan Masalah Dari beberapa permasalahan yang telah dijelaskan, penulis membatasi permasalahan pada: 1. Pelaksanaan salat malam berjamaah di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta. 2. Kedisipilinan santri di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta. 3. Pengaruh salat malam berjamaah di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis membuat rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Sejauh mana kegiatan salat malam berjamaah mempengaruhi kedisiplinan santri di Pondok pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat?”
9
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan batasan dan rumusan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan salat malam berjamaah di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta. 2. Untuk mengetahui kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta. 3. Untuk mengetahui pengaruh salat malam berjamaah di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian Ilmu yang tetap di pondok pesantren dari pengaruh salat malam berjamaah terhadap pembentukan sikap disiplin. b. Untuk menambah referensi, khususnya bagi masyarakat yang membaca penulisan skripsi ini. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Peneliti ini menjadi pengalaman sebagai masukan sekaligus sebagai pengetahuan dalam mengetahui tingkat kedisiplinan santri dalam mengikuti kegiatan salat malam berjamaah. b. Bagi Lembaga Meningkatkan kualitas peraturan dan sanksi dalam mengikuti kegiatan salat malam berjamaah.
10
c. Bagi Santri Dapat menambah pengetahuan santri dalam meningkatkan kualitas kedisiplinan mengikuti kegiatan salat malam berjamaah. Manfaat bagi pendidikan, melalui penelitian diharapkan dapat menjadi renungan bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab dengan pelaksana, agar dapat menyuguhkan pendidikan yang lebih berkualitas. d. Bagi Masyarakat Dapat memberikan ilmu pengetahuan yang tidak bisa didapatkan oleh semua orang, bahwa salat malam memiliki keistimewaan yang baik bahkan dapat kita rasakan manfaat dari pelaksanaan salat malam tersebut.
BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Salat 1.
Pengertian dan Kaifiat Salat Salat secara bahasa berarti doa.1 Secara istilah, salat diartikan sebagai pernyataan bakti dan memuliakan Allah dengan gerakan-gerakan badan dan perkataan-perkataan tertentu dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan taslim (salam) dan dilakukan di waktu-waktu tertentu setelah memenuhi syarat-syarat tertentu.2 Sedangkan arti Salat menurut syara‟ adalah beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir dan menuntut syarat-syarat yang ditentukan.3 Salat sebagai sarana bermunajat dan menghadap pada sang Khalik, merupakan bentuk dialog antara hamba dan Tuhan. Maka sangat disayangkan jika ada seorang hamba yang enggan melaksanakan kewajiban ini dengan alasan masih banyak melakukan dosa. Tetapi sebenarnya, salat tidak sekedar berfungsi sebagai dialog saja, yang mengharuskan kesucian hati dan amal hamba, tetapi juga merupakan sarana yang diberikan oleh Allah SWT. kepada hamba-hamba-Nya yang ingin menghapus dosa-dosanya. Hal ini disampaikan oleh Allah SWT. dalam firman-Nya, surat al-Ankabut (29) ayat 45:
1
Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Ibadah, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004), Cet. I, h. 115 Ahmad Thib Raya, Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk-beluk Ibadah dalam Islam, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 174 3 H. M. Ardani, Fikih Ibadah Praktis, (Jakarta: PT Mitra Cahaya Utama, 2008), Cet. I, h. 8588 2
11
12
“Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar4”
Salat adalah tempat segala pengaduan dan menghaturkan segala kejujuran yang tidak terungkap pada manusia. Penyesalan atas dosa yang telah dilakukan, tidaklah mampu melunakkan hati untuk kembali suci, jika tidak dibarengi ketundukan yang penuh. Menurut Al-Azhari, sebagaimana yang dikutip doleh Sudirman Tebba mengatakan bahwa: salat adalah seluzum-luzumnya (setetaptetapnya, sekekal-kekalnya) apa yang difardhukan oleh Allah kepada manusia. Salat adalah sebesar-besarnya kewajiban yang diperintahkan untuk dikerjakan dengan tetap, kekal, terus-menerus dan kontinyu.5 Menurut A. Fazlur Rahman, sebagaimana yang dikutip oleh Sudirman Tebba mengatakan bahwa salat merupakan salah satu bentuk ibadah sebagai wujud kepercayaan dan ketundukan seseorang terhadap Tuhan, sang Pencipta Yang Maha Kuasa yang menyediakan sumber daya dan sarana hidup bagi makhluk-Nya, melalui ibadah kepada-Nya manusia dapat memperoleh keagungan dan kesempurnaan yang hakiki.6 Salat juga merupakan bentuk dari zikir, sehingga seseorang yang beriman mengalami pencerahan spiritual atas jiwanya dalam salat. Ia merasakan kehadiran dalam Tuhan dalam salat dan hal ini membantunya untuk menyucikan jiwa dan raganya dari seluruh kotoran dan kejahatan.7 Sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat At-Taubah ayat 103: 4
Bachtiar Surin (penyusun), Terjemah dan Tafsir al-Qur‟an;Huruf Arab dan Latin, (Bandung: Fa. Sumatra, 1980), Cet. VIII, h.885. 5 Sudirman Tebba, Nikmatnya Salat Jamaah, (Jakarta: Pustaka irvan, 2008), Cet. I, h.13 6 Ibid, h.13 7 _____________, Nikmatnya salat yang khsusyuk, (Jakarta: Pustaka Irvan, 2008), h. 81
13
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka, karena sesungguhnya doamu itu akan menjadi ketentraman jiwa bagi mereka.”8 Beberapa pengertian salat diatas lebih mendefinisikan pada pengertian doa, padahal pengertian salat itu banyak artinya. Seperti yang dikemukakan oleh fuqaha yang mendefiniskan salat sebagai beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syaratsyarat yang telah ditentukan.9 Dalam bukunya, Sudirman Tebba, menjelaskan bahwa salat itu merupakan tanda keislaman seseorang. Barangsiapa melakukan salatnya dengan
khusyuk,
mengerjakannya
tepat
pada
waktunya
serta
memperhatikan rukun dan sunnahnya, maka pastilah ia orang mukmin.10 Salat itu diperintahkan bagi orang mukmin, jikalau kita ingin mengetahui ciri-ciri orang mukmin maka salah satunya adalah dia menjalankan salat yang diperintahkan Allah dengan mengikuti segala rukun dan sunnahnya. Definisi salat menurut ulama hakikat, bahwa salat ialah menghadapkan jiwa kepada Allah yang mendatangkan rasa takut kepada-
8
Syaikh Hasan Ayyub, Op.cit,. h. 115 Op. cit., h. 12 10 Sudirman Tebba, Nikmatnya Salat, (Jakarta: Pustaka irVan, 2008), Cet. I, h. 51 9
14
Nya serta menumbuhkan dalam jiwa rasa keagungan, kebesaran dan kesempurnaan kekuatan-Nya.11 Dari penjelasan salat di atas, dapat disimpulakan bahwa salat adalah berdoa, meminta segalanya kepada Allah SWT. Salat diwajibkan bagi seluruh umat muslim di dunia, dengan cara tersebut terlepas dari segala beban yang ada. Salat dilakukan bagi mereka umat muslim yang sudah baligh dan berakal sehat. Salat harus dilakukan dengan niat dari setiap individu, niat seseorang dalam melakukan salat adalah dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Terlepas dari pengertian salat, salat memiliki cara-cara yang sudah diatur oleh Allah untuk makhluknya dalam melaksanakan salat. Disetiap gerakan yang Allah atur mempunyai arti tersendiri. Dari pengertian salat yang mengatakan bahwa salat itu di awali dengan takbiratul ihram dan di akhiri dengan salam. Itu akan di jelaskan pada bagian kaifiat salat, guna memperindah gerakan salat dibuatlah beberapa gerakan. Salat diperintahkan terus-menerus melalui Al-Quran. Pertama kali, umat Islam menghadap Jerussalam selama salat, namun sewaktu Nabi Muhammad hidup. Terdapat perintah untuk menghadap Ka‟bah.12 Sesuai dengan Firman Allah SWT Surat: Al-Baqarah: 144
ۚ ۟
ۖ ۗۥ
ۚ ۗ
11
Loc. cit., h. 12 Aliah B. Purwakania Hasan, Pengantar Psikologi Kesehatan Islami, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 126 12
15
“Kami melihat wajahmu (Muhmmad) sering mengadah ke langit, maka akan kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu kea rah masjidil haram, dan dimana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orangorang yang diberi kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa pemindahan kiblat adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS: AL-baqarah: 144)13 Kewajiban melakukan salat lima kali sehari juga dapat dipandang sebagai bentuk praktis dari olahraga. Keseluruhan gerakan dalam salat bersifat tenang, berulang-ulang dan melibatkan semua otot dan persendian. Kelompok otot yang berbeda di aktifkan selama salat. Panas atau kalori yang dikeluarkan secara teratur dapat menjaga keseimbangan energi.14 Adapun tata-tata cara salat adalah sebagai berikut: a.
Bersuci Sebelum melaksanakan salat terlebih dahulu harus bersuci yaitu membersihkan segala kotoran yang ada ditubuh kita agar salat yang dilakukan menjadi sah, bersuci ini yang disebut dengan berwudhu. Wudhu artinya menggunakan air untuk anggota badan yang ditentukan dengan di mulai niat.15
b. Menghadap kiblat Setelah berwudu bersiaplah untuk melaksanakan salat dengan menghadap kiblat, yakni kiblatnya orang muslim di tanah air adalah Ka‟bah yang bertempat di Masjidil Haram. Menghadap ke arah yang 13
Al- Quran dan Terjemahan, Surat Al-Baqarah: 144 Ibid., h. 131 15 H.M. Masykuri Abdurrahman, Kaifiyah dan Hikmah Salat Versi Kitab Salaf, (Sidogiri: Pustaka Sidogiri, 2006), Cet. VII, h. 15 14
16
sama itu adalah simbol persatuan, bahwa umat Muslim harus bersatu, bersaudara dan tolong-menolong.16 c. Berdiri Lurus Orang yang hendak mengerjakan salat harus menghadap Ka‟bah dalam posisi berdiri.17 Sesuai dengan firman Allah surat Al-Baqarah ayat 238-239: “Peliharalah semua salat (mu), dan (peliharalah) salat wustha. Berdirilah untuk Allah (dalam salatmu) dengan khusyu'. Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), Maka salatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (salatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” d. Niat Sebagaimana ibadah lainnya salat juga tidak sah bila tidak disertai dengan niat. Mengenai hal ini terdapat kesepakatan (ijma) ulama, walaupun ada perbedaan dalam menempatkannya sebagai rukun atau syarat dalil nash yang dikemukakan untuk ini.18 e. Takbiratul Ihram Niat mengerjakan salat selalu diiringi dengan takbir yang biasa dengan takbiratul ihram, yaitu menyebut “Allahu Akbar”.19
16
Sudirman Tebba, op.cit., h. 43 Ibid, h. 44 18 Lahmuddin Nasution, Fiqih 1, (Jakarta: Pustaka, 2001), h. 67 19 Sudirman Tebba, Op.cit., h. 51 17
17
f. Membaca Al-Fatihah Membaca surat alfatihah termasuk rukun, karena berlandaskan Hadis Bukhari Muslim yang berbunyi:
“Salat tidak sah bagi orang yang tidak membaca surat AlFatihah”.20 g. Rukuk Setelah membaca Surat Al-Fatihah dan ayat-ayat Al-Quran yang lain dalam salat Rasulullah diam sejenak, kemudian beliau mengangkat tangan seperti melakukan takbiratul ihram. Setelah itu beliau membaca takbir, lalu beliau pun rukuk.21 h. I‟tidal I‟tidal yang wajib ialah kembali setelah rukuk kepada keadaan semula sebelum rukuk. Ketika bangkit dari rukuk wajiblah ia hanya bertujuan I‟tidal.22 i. Sujud Sabda Rasulullah SAW:
طمَئّنَ سَبجِذًا ْ ثُ َّم الّسُجُوْد َت “kemudian sujudlah sehingga engkau tuma‟ninah dalam keadaan sujud”23 Sekurang-kurangnya sujud ialah meletakkan dahi ke lantai disertai tekanan bobotnya.24 20
Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Matan Bukhari Bihasiyatis Sanady, (Indonesia, Haramain:tt)., h.138 21 Sudirman Tebba, Loc. cit., h. 57 22 Ahmad Isa Asyur, Al-Fiqhul Muyassar, (Jakarta: Pustaka Amani, 1994), h. 82 23 Sayyid Alawi bin Sayyid Abbas Al-Maliki, Fathul Qarib Mujib „Ala Tahzib At-Targhib wa At-Tarhib, (Darul Qutuk, Beirut: Libanon, 1891)., h. 44
18
j. Tasyahud Akhir Duduk terakhir dan membaca tasyahud di dalamnya serta membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW. Yang dimaksud,25ada tasyahud awal dan ada tasyahud akhir. Pada tasyahud akhir cara duduknya adalah tawarruk, yaitu meletakkan paha kaki kanan berhimpit dengan betis kaki kanannya yang ujung jarinya ditegakkan. Sedang kaki kiri diletakkan di antara betis dan ujung kaki kanan yang ditegakkan. Ujung kaki kiri menyembul keluar dari kaki kanannya.26 k. Salam Setelah membaca tasyahud akhir orang yang mengerjakan salat mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri. Pernyataan salam ini ditunjukkan kepada dua malaikat pencatat amal yang masing-masing duduk seimbang di atas pundak, mencatat segala amal perbuatan baik dan buruk.27 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa gerakan-gerakan salat tersebut telah dilakukan oleh Rasulullah SAW. ketika mi‟raj, dan kita diperintahkan untuk mengikutinya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
)صَلِي (البخبري ّ ُصلُوا ًكمَب َرأَيُْتمُوْنِيْ ا َ “Salatlah kaliam sebagaimana kalian melihatku salat”. (HR. Bukhori)28
24
Lahmuddin Nasution, Op.cit., h. 73 Ahmad Isa Asyur, Op.cit., h. 83 26 Sudirman Tebba, Op.cit., h. 74 27 Ibid, h. 75 28 Imam Bukhari, Shaheh Bukhari, (Beirut Lebanon: Darul Kutub Al-Islamiyahtt), Juz IV, h.136 25
19
Islam itu mudah, dan Allah memberikan gerakan-gerakan ini juga memberikan manfaat kepada orang yang sakit bahwa gerakan mulai dari mengangkat tangan, menurunkan bahu dan lainnya adalah bentuk olahraga dalam menyehatkan sel-sel yang ada dalam tubuh kita. 2.
Keutamaan Salat Banyak keutamaan dalam melaksanakan salat, diantaranya agar terhindar diri kita dari api neraka. Maka dari itu siapa orang yang takut akan api neraka maka laksanakanlah salat, itu juga dijadikan motivasi agar mereka ingin menjalankan perintah Allah. Mengenai
keutaman
salat,
Nabi
Muhammad
bersabda:
“Barangsiapa yang memelihara salat, maka salat itu baginya menjadi sinar, petunjuk dan jalan keselamatan pada hari kiamat, dan barangsiapa yang tidak memelihara salatnya, maka salat itu tidak akan menjadi cahaya, petunjuk dan keselamatan baginya.”29 Hadits lain yang mengatakan keutamaan salat ialah:
“Ikatan yang membedakan antara kita (orang Muslim) dan mereka (orang kafir) adalah salat, siapa yang meninggalkannya maka telah kafir”. (HR. Ahmad, Abu Daud, an-Nasai, dan Ibnu Majah, dll)30 Selain dari penjelasan diatas mengenai keutamaan salat yang diangkat dari hadits nabi, ada beberapa macam keutamaan salat yang dikutip dari buku “Salat Hikmah, Syariat & Wirid-wiridnya”, bahwa
29
Sudirman Tebba, op.cit., h.50 Ahmad bin Abdurrahman Al-Bana, Al-Fathu Ar-Rabbani Li Tartil Musnad Al-Imam Ahmad bin Hambal As-Syaibani, (Beirut: Darul Qutub,tt)., h. 318 30
20
keutamaan salat terbagi pada: (a) Perintah pertama yang diwajibkan Allah atas umatku adalah salat dan pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah salat. (b) salat adalah tiang agama, (c) salat adalah cahaya orang-orang yang beriman, (d) selama seseorang menjaga salatnya, maka perhatian Allah selalu tercurah kepadanya. Tetapi jika ia melalaikan salatnya, maka perhatian Allah akan terlepas darinya, (e) amal yang paling disukai Allah adalah salat tepat pada waktunya.31 Ketuamaan salat sangatlah penting diketahui bagi orang yang mempercayai dengan adanya Tuhan, terlebih lagi bagi mereka yang masih awam, karena Allah telah menjanjikan bagi
mereka yang
menjaga salatnya akan Allah selamatkan dari api neraka dan menjadikan motivasi agar disiplin dan taat dalam menjalankan salat. 3.
Pengertian Salat Sunah Salat tatawwu‟ adalah salat yang dianjurkan kepada orang mukallaf untuk mengerjakannya sebagai tambahan bagi salat fardhu, tetapi tidak diharuskan. Ia di syariatkan untuk menambal kekurangan yang mungkin terjadi pada salat-salat fardhu di samping karena salat itu mengandung keutamaan yang tidak terdapat pada ibadah-ibadah lain.32 Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud disebutkan bahwa salat-salat sunnah disyariatkan, agar menjadi penyempurna bagi
31
Sudirman Tebba, Loc.cit., h. 51-52 Abdul Qadir Ar-Rahbawi, Salat Empat Mazhab, (Jakarta: PT Pustaka Litera Antarnusa, 1995), Cet. II, h. 272 32
21
kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi ketika melaksanakan salatsalat fardhu.33 Rasulullah SAW, telah mensunahkan untuk mengerjakan beberapa akad sebelum dan sesudah salat wajib. Rasulullah tidak pernah meninggalkan salat sunah ini meskipun dalam keadaan darurat. Salat sunah ini menyempurnakan kekurangan yang terdapat pada salat wajib.34 Dari beberapa penjelasan di atas mengenai pengertian salat sunnah, bahwa salat sunnah merupakan pekerjaan yang biasa dilakukan Rasulullah dalam hal apapun, sekalipun dalam keadaan darurat. Meskipun salat sunnah tidak diwajibkan, hanya saja salat sunnah sebagai penyempurna dari kekurangan dalam salat wajib. Tiap-tiap melakukan salat sunnah memilki tujuan nya masingmasing, seperti contoh, kita menginginkan suatu harapan, kita melaksanakan salat hajat, meminta rezeki melakukan salat dhuha dll. 4.
Pengertian Salat Berjamaah Salat berjamaah adalah salat bersama, minimal dua orang yakni imam dan makmum. Salat yang disunnahkan berjamaah adalah salat fardhu yang lima, salat dua hari raya, salat istisqo‟, salat gerhana matahari, salat jenazah, salat tarawih dan salat witir di bulan Ramadhan.35
33
Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fikih Praktis, (Bandung: Mizan, 2001), h. 159 Abulhasan Ali, Op.cit., h. 71 35 Firdaus Wajdi dan Saira Rahmani, Buku pintar Salat wajib dan sunnah, (Jakarta: Zaman, 2006), h. 95 34
22
Disebut jamaah, karena ijtima‟nya (berkumpulnya) orang-orang untuk melakukan salat dalam satu waktu dan tempat. Bila berbeda keduanya (waktu dan tempat) atau salah satunya, maka tidak disebut jamaah. Karena itu, salat mengikuti imam melalui radio atau televisi tidak sah, karena yang demikian itu bukan salat jamaah.36 Salat jamaah adalah pendidikan untuk semua kehidupan. Maka barangsiapa yang tidak bisa melaksanakan hal ini secara baik, ia tidak akan melaksanakan pekerjaan duniawi dan ukhrawi dengan baik.37 Sedangkan menurut Abu Zahra‟ salat berjamaah adalah salat bersama-sama yang dipimpin seorang imam salat yang adil. Imam salat yang adil itu adalah orang yang saleh 38. Menurut Shalih salat berjamaah adalah keterikatan antara salat seorang makmum dan salat seorang imam dengan syarat-syarat tertentu.39 Dari beberapa pendapat diatas mengenai arti salat berjamaah adalah salat jamaah adalah salat yang dilakukan bersama-sama yang dipimpin oleh imam, dan makmum mengikuti gerakan imam dengan syarat-syarat tertentu. Salat berjamaah menjadi wajib bagi kaum laki-laki untuk melaksanakannya di masjid, sedangkan bagi kaum wanita salat jamaah tidaklah diwajibkan. Dalam salat berjamaah Allah melipatgandkan
36
Aan Anwariyah, Et.all., Taudhih Al-Ahkam Min Bulugh Al-Maram, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2010), h. 458 37 Abulhasan Ali, Op.cit., h. 63 38 Abu Zahra, Sholat Nabi SAW, (Bandung: Penerbit Kota Ilmu, 2001), h. 100 39 Shalih bin Ghanim as-Sadlan, Fiqih Salat Berjamaah, (Jakarta: Pustaka As-Sunnah, 2006), h. 28
23
pahala yang diperoleh sebanyak 27 derajat dibanding dengan salat seorang diri. Adapun keutamaan salat berjamaah lainnya adalah : a) Hadist Ibnu Umar:
“Salat jamaah lebih utama atas shalat munfarid dengan selisih 27 derajat”.(HR. Bukhori dan Muslim)40
b) Hadits riwayat Abu Said Al-Khudri:
“Salat berjamaah setara dengan dua puluh lima salat. jika ia mengerjakannya di tempat terbuka dan ia menyemprunakan ruku‟ dan sujudnya maka setara dengn lima puluh salat.” (HR. Bukhari, Ibnu Majah, Abu Daud dan Ahmad)41
c) Hadits Riwayat Utsman bin Affan bahwa Rasulullah SAW. bersabda:
“Barangsiapa berwudhu dengan sempurna untuk mengerjakan salat, kemudian ia berjalan menuju tempat pelaksanaan salat fardhu, kemudian ia mengerjakannya bersama orang banyak, bersama jamaah atau di masjid maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.” (HR Bukhori dan Muslim) 42
40
K.H. Bisri Mustofa, Sullamul Afham terjemah Bulughul Maram Juz 1-2, (Rembang: Menara Kudus, 1957), h.29 41 Imam Muslim, Shahih Muslim, (Al-Azhar: Jumhur Al-Arabiah,tt), juz. I.,h. 122 42 ——————, Shahih Muslim.(Beirut: Darul Kutub,tt) juz I., h.232
24
d) Hadits Riwayat Bukhori:
“Sesungguhnya orang yang mendapatkan pahala salat paling besar adalah orang yang berjalan kaki paling jauh, kemudian orang yang berjalan kaki lebih jauh lagi, dan orang yang menunggu salat supaya ia bisa melakukannya bersama imam, itu pahalanya lebih besar daripada orang yang salat lalu tidur.”(HR. Bukhori)43
Dari bebrapa penjelasan hadits di atas mengenai keutamaan seorang muslim yang menjalankan salat berjamaah adalah mendapatkan pahala yang berlipat dari pada salat sendiri yakni 27 derajat. Salat berjamaah yang dilakukan bersama-sama di masjid juga mendapat penjelasan dari hadis diatas bahwa salat yang dilakukan di masjid secara bersama-sama Allah jaminkan surga untuknya. alangkah bahagianya bagi mereka yang mengetahui keutamaan-keutamaan dalam salat berjamaah tersebut. 5.
Manfaat Salat Berjamaah Di dalam ajaran Islam salat dapat mencegah manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang terlarang, terlarang bagi orang lain maupun bagi dirinya sendiri. Sebab, dengan mendirikan salat dapat menjauhkan kita dari perbuatan keji dan munkar. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Ankabut ayat 45:
43
Al-Imam An-Nawawi, Al- Mu‟jamul Ausath, (Beirut: Darul Kutub,tt) h. 54
25
“ Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. 44
Sedemikian besar keutamaan salat jamaah, dibanding salat sendirian, tentu ada hikmah dan makna yang tersirat dibalik keutamaan yang dinyatakan Rasulullah SAW.Nikmatnya salat akan lebih terasa kalau orang yang mengerjakan ibadah ini menghayati manfaatnya.45 Disini akan dibahas mengenai hikmah atau manfaat salat. a.
Jika ditinjau dari segi kejiwaan, maka salat berjamaah itu dapat membantu konsentrasi pikiran. Di samping itu setiap pekerjaan yang dilakukan dengan bersama-sama akan menambah semangat orang yang melakukannya, seperti timbulnya perasaan bahwa yang dikerjakan itu penting, sehingga dorongan untuk mengerjakannya meningkat.
b.
Anak-anak yang dapat melakukan salat berjamaah, akan mendapat pengalaman melalui contoh bacaan imam.
c.
Salat berjamaah juga membawa dampak yang positif bagi remaja, karena suasana keagamaan yang terjadi dalam setiap kali salat berjamaah dilaksanakan, menimbulkan rasa akrab dengan seluruh anggota keluarga.
44
Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahannya, h. 566
45
Sudirman Tebba, Op.cit., h. 50
26
d.
Manfaat lainnya dari salat jamaah juga mampu memberikan pengajaran kepada Imam dalam berlaku disiplin dan jujur terhadap jamaah.46
e.
Menumbuhkan rasa persaudaraan diantara para jamaah. Pertemuan sukarela itu memberikan masyarakat muslim kecepatan untuk bertindak pada saat-saat darurat. Mereka berkumpul pada saat panggilan salat dikumandangkan. Dengan itu pertemuanlah yang menyatukan mereka dengan tujuan yang sama untuk mematuhi perintah Tuhan.47
f.
Doanya tidak ditolak. Ada waktu dimana doa yang tidak ditolak antara azan dan iqomat. Faktor yang menyebabkan kita menggunakan waktu yang berharga tersebut untuk berdoa diantaranya adalah salat berjamaah. Sebab pada umunya, orang yang datang ke masjid sebelum iqamat selalu menyibukkan diri dengan zikir dan doa.48
g.
Rasulullah sangat memperhatikan lurusnya shaf-shaf salat, karena hal ini merupakan sarana utama untuk terwujudnya faedah berjamaah. Shaf salat yang benar seumpama bangunan yang kokoh.49
46
Zakiah Darajat, op.cit., Cet.ke. VII, h. 87-88 Sudirman Tebba,op.cit. h.117 48 Abu Abdillah Musnid Al-Qathani, 40 Manfaat Salat Berjamaah, (Jakarta: Yayasan AlSofwa, 1997) Cet.I., h. 64 49 Abulhasan Ali, Op.cit., h.63 47
27
Dari beberapa penjelasan mengenai keutamaan salat berjamaah, dapat disimpulkan bahwa setiap perbuatan yang baik akan menimbulkan manfaat yang tidak merugikan setiap orang. Salah satunya adalah kegiatan salat berjamaah yang dilakukan bersama-sama di masjid. Dari beberapa penjelasan mengenai manfaat yang terjadi bila kita menjalankan salat berjamaah salah satunya adalah mempererta tali persaudaraan antar ummat. Dimana Allah menjaminkan surga bagi mereka yang terus menjaga tali silaturrahmi hambanya. Dengan ini yang hanya bertemu satu orang, di masjid ia akan lebih banyak bertemu dengan orang yang belum dikenalinya hingga persaudaraan itu terus berjalan. Manfaat itu sendiri akan dirasakan bagi mereka yang bersungguh-sungguh menjalankan salat berjamaah tersebut.
B. Hakikat Disiplin 1. Pengertian Disiplin Istilah disiplin berasal dari bahasa latin “Discere” yang berarti berawal dari kita, dasar ini timbul kata “displus” yang artinya murid adalah pelajaran, dan kata “dispiclina” yang artinya latihan.50 Mendikbud menambahlan arti disiplin dengan pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengemangan tabiat.51
50
Neiny Rachmaningsih, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMU Kelas 2, (Bandung: Srafindo Media Prtama, 1997) h. 58 51 Markijot, Manajeen Kepegawaian Personal Manajemen, (Bandung: Alumni, 1987) h. 195
28
Kata disiplin sering digunakan dalam dunia pendidikan. Kata disiplin menggambarkan sifat positif yakni tingkah laku yang dikehendaki atau patut. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (1999), kata „disiplin‟ mempunyai tiga arti, dua diantaranya tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan (tata tertib dsb). Sebagai istilah pendidikan,kata „disiplin‟ pengertiannya mengacu kesuasana kelas waktu peljaran berlangsung, seperti murid-murid berisik, berkelahi di kelas. Masalah disiplin hakikatnya adalah masalah tingkah laku.52 Sejalan dengan itu Drs. Peter Salim dan Yeny Salim dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer mengartikan istilah disiplin “sebagai kepatuhan kepada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan,53 sehingga dalam pembicaraan sehari-hari istilah tersebut mengikuti pola-pola tertentu yang terarah ditetapkan terlebih dahulu.54 Pengetian yang sama juga dikemukakan oleh Prof. Komaruddin yaitu “suatu kedaan yang menunjukkan suatu yang ditertibkan dan teratur yang dihasilkan oleh rang-orang yang berada di bawah naungan sebuah organisasi karena peraturan yang berlaku harus dihormati dan ditaati.55 Adapun pengertian disiplin menurut H. M Alisuf Sabri disiplin adalah adanya kesediaan untuk mematuhi ketentuan peraturan-peraturan yang berlaku. Kepatuhan disini bukanlah karena terpaksa, tetapi kebutuhan atas dasar kesadaran tentang nilai dan pentingnya memathui peraturan52
Munandir, Ensikopedia Pendidikan, (Malang: UM-Press, 2001), Cet. I, h. 51 Peter Salim dan Yeny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press, 1991), h. 345 54 Soejono Soekanto, Remaja dan Masalahnya, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), Cet. II, h. 79 55 Komaruddin, Ensiklopedia Manajemen, (Jakarta: Bumi Askara,2001), Cet. II, h. 239 53
29
peraturan itu. Disiplin harus ditanamkna dan ditumbuhkan dalam diri siswa, sehingga akhirnya rasa disiplin itu akan tumbuh dari hati sanubai siswa itu sendiri. dengan demikian pada akhirnya disiplin itu menjadi disiplin diri (Self Dispicliner).56 Dalam Kamus Ilmiah Populer Istilah disiplin mengandung arti yaitu tata tertib, ketaatan kepada peraturan.57Sedangkan dalam Kamus Saku Bhasa Indonesia disiplin mengandung arti latihan batin dan watak supaya menaati tata tertib; kepatuhan dan peraturan.58 Dari beberapa penjelasan tentang pengertian disiplin, dapat disimpulkan bahwa disiplin berarti aturan-aturan yang harus di taati oleh setiap individu. Dimana tujuan dekat dari disiplin adalah untu membuat siswa-siswa terlatih dan terkontrol, dengan mengajarkan kepada mereka bentuk-bentuk tingkah laku yang pantas dan tidak pantas atau masih asing bagi mereka. munculnya sikap disiplin karena keseriusan dan kesunngguhan dalam mentaati segala peraturan yang ada. Munculnya sikap kedisiplinan juga tidak dari diri sendiri, namun adanya dorongan dan motivsi dari orangorang sekeliling, terutama bagi orang tua. 2.
Perlunya Disiplin Disiplin sangatlah penting bagi kehidupan. Karena hidup itu merupakan peraturan yang harus dijalani. Jika tidak adanya aturan dalam hidup bagaimana kita bisa mempertanggung jawabkan diri kita sendiri. dengan itu perlunya disiplin supaya kehidupan kita lebih teratur dan jelas. 56
H. M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya: 1999), Cet. I, h. 400 Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: GITAMEDIA, 2006), Cet. I, h. 92 58 Pius Abdillah dan Anwar Syarifuddin, Kamus Saku Bahasa Indonesia, (Surabaya: Arkola,t.t), h. 89 57
30
Masing-masing hal pokok ini berperan sekali dalam perkembangan moral selama masa kanak-kanak, pokok ini akan dibahas secara terpisah. Dalam tiap pembahasan akan diusahakan untuk menerangkan peran pokok itu dalam perkembangan moral dan sumbangan pada perilaku moral anak. a. Peraturan Peraturan, sebagaimana diterangkan sebelumnya, peraturan adalah pola yang diterapkan untuk tingkah laku. Pola tersebut mungkin ditetapkan oang tua, guru atau teman bermain. Tujuannya adalah membekali anak dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam prilaku tertentu. b. Hukuman Hukuman berasal dari kata kerja latin, punite dan berarti menjatuhkan hukuman pada seseorang karena suatu kesalahan, perlawanan atau pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan. Hukuman diberika kepada seseorang yang melakukan kesalahan dengan disengaja atau seseorang yang mengetahui bahwa perbuatan itu salah tetapi tetap melakukannya. c. Penghargaan Penghargaan diberikan untuk suatu hasil yang baik. Pengarhgaan tidak perlu berbentuk materi, tetapi dapat berupa kata-kata pujian, senyuman, atau tepukan di punggung. d. Konistensi Konsistensi harus menjadi ciri semua aspek disiplin. Harus ada konsistensi dalam peraturan yang digunakan sebagai pedoman
31
perilaku, konsistensi dalam cara peraturan ini diajarkan dan dipaksakan, dalam hukuman yang diberikan pada mereka yang menyesuaikan pada standar, dan dalam pengahrgaan bagi mereka yang menyesuaikannya.59 Disiplin sangatlah perlu dimiliki oleh setiap orang, karena sikap tersebut yang akan selalu mengatur kegiatan yang akan kita kerjakan. Sebelum memiliki sikap tersebut haruslah kita bekali diri kita dahulu seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa adanya sikap disiplin di mulai dari adanya peraturan, ketika kita melakukan suatu kegiatan, terlebih dahulu kita sudah menyiapkan peraturan yang terjadi ketika kita melanggar kegiatan yang akan dikerjakan. Ketika kita sudah melanggar itu berarti kita belum mampu menjalankan sikap disiplin. Se-sering mungkin kita melanggar peraturan akan menyadari betapa penting nya peraturan agar kita terbiasa tepat waktu dalam menjalankan kegiatan. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Dalam melaksanakan suatu disiplin terdapat suatu hambatan yang terkadang membuat siswa-siswi tidak melaksanakan kedisiplinan atau tidak menaati pertauran sekolah dengan baik. Kedisiplinan belajar dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain: a. Teladan Pemimpin Dalam hal ini pemimpin dimaksud adalah kepala sekolah, dewan guru, dan para staf lainnya. Pada dasrnya setiap orang cenderung 59
84
Elizabeth B Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 1978), h.
32
untuk mengikuti sikap dan tingkah laku pimpinan. Dalam kepemimpian itusendiri terdapat proses saling mempengaruhi. Selain itu kepala sekolah, dewan guru, dan staf lainnya adalah orang-orang yang bertugas menjalankan disiplin sesuai dengan peraturan yang dibuatnya. Sebab alah satu syarat terjadinya internalisasi nilai-nilai adalah adanya model, maka model-model disini adalah staf akademik, staf administrasi, dan orang-orang yang menjalankan disiplin itu.60 Dari contoh sikap keteladan bisa diambil dari keteladan seorang pemimpin yang perbuatannya kerap diikuti oleh bawahannya. Teladan pemimpin ini dapat dicontohkan mulai dari kedatangan, pembelajaran, adabberpakaian, dan lainnya. Misalnya saja seorang kepala seklah yang sangat mengeaskan kepada siswa akan pentingnya kehadiran di sekolah sebelum bel dibunyikan maka begitupun dengan kepala sekolah ia juga harus berada di sekolah sebelum bel berbunyi. Selain itu rasa segan atau wibawa juga muncul jika pimpina mempunyai adab dan sopan santun yang baik seperti cara berpakaian yang rapid an sopan, tutur kata yang halus dan ramah, dn saling menghormati. Jika kepala sekolah melakukan teladan pimpinan ini dengan baik maka bukan hanya siswa yang termotivasi untuk melakukan hal yang sama tetapi para guru dan staf lainnya pun juga
60
Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam, (Jakarta: PT. Maha Grafindo, 1985), Cet. II, h. 160
33
akan ikut termotivasi untuk memperlihatkan keteladan msekipun secara bertahap. b. Pengawasan Pengawasan
merupakan
tindakan
nyatayang
efektif
untuk
mewujudkan kedisiplina. Dengan adnya pengawasan yang konsisten maka akan mempengaruhi juga terhadap disiplin siswa karena tentunya siswa akan merasa selalu mendapat perhatian dan pengarahan apabila berbuat kesalahan. Pengawasan dapat dilakukan oleh kepala sekolah kepada para guru dan juga siswa, pengawsan guru kepada murid, dan pengawasan murid kepada murid linnya. Pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah kepada para guru dapat dilaksanakan dengan memperhatikan kehadiran guru dalam melaksakan jadwal pembelajaran yang telah ditetapkan, memperhatikan adab berpakaian dan tutur kata yang baik. Pengawasan yang dilakukan kepada siswa dapat dilaksanakan dengan mengawasi langsung kebersihan kelas, kerapihan berpakaian siswa dan lain sebagainya. Sedanngkan pengawasan murud terhadap murid lainnya dapat dilakukan dengan cara melaksanakan pemilihan ketua kelas yang nantiya akan bertanggung jawab dengan kedisplinan dalam kelas. c. Sanksi dan Hukuman Sanksi dan hukuman diperlukan dalam memlihara kedisiplian. Pemberian sanksi dan hukuman dimaksudkan disini tidak seperti
34
hukuman penjara atau hukuman potong tangan. Tetapi adalah hukuman yang bersifat mendidik, hukuman yang bersifat mendidik inilah yang diperlukan dalam pendidikan. Kesalahan anak didik dalam melanggar disiplin dapat diberikan hukuman berupa sanksi menyapu lantai, mencatat bahan pelajaran yang ketinggalan atau apa saja yang bersifat mendidik.61 Dari beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa yang telah diuraikan diatas. Sikap kedisiplinan itu muncul tidak hanya dari diri sendiri, tapi ada beberapa faktor agar munculnya sikap kedisiplinan,
dengan
adanya
faktor,
siswa
akan
diberikan
penambahan sikap agar dirinya memiliki sikap displin. Sikap disiplin sangatlah penting dalam kehidupan, setiap kegiatan yang kita lakukan menunjukkan arti kedisiplinan, maka dari itu dispilin haruslah dibiasakan dari dini.
C. Salat Berjamaah dan Disiplin Perintah untuk mengerjakan salat dalam Al-Quran banyak sekali, dan dalam mengerjakan salat tidak terbatas pada keadaan tertentu saja, seperti pada waktu badan sehat, situsi aman, tidak sedang berpergian dan lain-lain melakukan dalam keadaan tertentu diberikan keringanan-keringanan. Melihat begitu ketatnya perintah salat, maka hal ini menunjukkan bahwa salat salah satu indikator orang bertakwa kepada Allah. Begitu juga 61
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rieneka Cipta, 2006), h. 156
35
dengan pelaksanaan salat secara berjamaah yang dinilai sangat penting sampai-sampai Rasulullah SAW pernah bersabda melalui hadits yang disanadkan oleh Abu Hurairah :
“Salat jamaah lebih utama atas shalat munfarid dengan selisih 27 derajat”.(HR. Bukhori dan Muslim)62 Dikatakan kelak pada hari kiamat, ada sekelompok orang yang dibangkitkan
dalam
keadaan
wajah-wajah
mereka
laksana
bintang
gemerlapan. Malaikat akan bertanya kepada mereka :”apa gerangan amalamal kalian?” dan mereka akan menjawab:”Kami dahulu, apabila mendengan azan segera bangkit untuk berwudhu, tak satupun menyibukkan kami darinya”. Kemudian akan dibangkitkan sekelompok lainnya, wajah-wajah mereka laksana bulan purnama dan setelah ditanya, mereka akan berkata “kami
selalu
berwudhu,
sebelum
masuk
waktu
salat.
“kemudian,
dibangkitkan pula lainnya, wajah-wajah mereka laksana matahari dan mereka akan berkata, “kami selalu mendengar azan di dalam masjid”.63 Banyak sekali manfaat atau hikmah dalam salat berjamaah, jika kita dengan bersungguh-sungguh melakukan salat jamaah tersebut tidak akan terasa nikmat yang kita dapatkan melalui salat jamaah tersebut. Salat berjamaah salah satu pengaplikasian kita dalam menerapkan sikap disiplin, karena ketika azan berkumandang, itu berarti panggilan untuk kita agar tergegas ke masjid untuk salat. Dengan begitu kita bisa mengatur waktu 62
K.H. Bisri Mustofa, Sullamul Afham terjemah Bulughul Maram Juz 1-2, loc.cit. h.29 Al Ghozali, Buku Rahasia-rahasia Sholat, Ter. Dari Asrar As-Shalah wa Muhimmatuha oleh Muhammad Al Baqir, (Bandung: Karisma, 2005), Cet. XIV, h. 24 63
36
ketika datangnya waktunya salat semua aktivitas harus kita tinggalkan. Disitulah sikap kedisiplinan muncul dengan sendirinya.
D. Kerangka Berfikir Dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Salat Malam Berjamaah terhadap Kedisiplinan santri (studi kasus di Pondok Pesantren AlHidayah Basmol Jakarta Barat)” memiliki dua variabel yaitu kegiatan salat malam berjamaah sebagai variabel X dan kedisiplinan santri sebagai variabel Y. Menurut penulis, kegiatan salat malam berjamaah mengajarkan santri untuk membiasakan bangun malam dan salat. Namun tidak semua pondok pesantren menginginkan hal yang demikian. Tidak hanya salat malam yang mengajarkan untuk memiliki sikap disiplin, namun tiap peraturan yang memiliki sanksi bagi santri yang melanggarnya juga mengajarkan arti kedisiplinan. Hanya saja salat malam membutuhkan kesadaran dan kesabaran yang lebih bagi santri ketika terlelap dalam tidurnya harus dibangunkan untuk salat.
Namun
apakah
dengan
melakukan
kegiatan
tersebut
akan
mempengaruhi sikap kedisiplinan santri. Penulis mempunyai kerangka berfikir “jika santri giat dan bersungguh-sungguh mengikuti kegiatan salat malam berjamaah dengan kemauan sendiri dan tanpa adanya paksaan maka akan menimbulkan sikap displin dan tidak mendapatkan sanksi, dan sebaliknya “jika santri masih bermalas-malasan mengikuti kegiatan salat malam berjamaah dan merasa itu adalah hanyalah peraturan dan bukan kemauan dari diri sendiri, maka tidak
37
akan menunjukkan sikap kedisplinan santri. Tidak hanya di asrama, ketika santri berada di rumah, maupun santri yang sudah keluar dari asrama, apakah sikap mereka mempengaruhi kegiatan-kegiatan diluar setelah menjalankan salat malam. Itulah yang akan diteliti, bagaimana sikap seseorang yang telah menjalankan secara rutin kegiatan salat malam akan mempengaruhi sikap kedisiplinan setiap kegiatan.
E. Hasil Penelitian yang Relevan Hasil penelitian ini dilakukan dengan mencari beberapa skripsi yang sesuai dengan kajian pokok skripsi, guna memberikan arahan dalam skripsi ini dari penelitian-penelitian sebelumnya. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh: 1. Iin Inayati dengan judul “Pengaruh Salat Berjamaah terhadap kedisiplinan Siswa (Studi Kasus di MTs Attaqwa 06 Bekasi Utara)” yang menyatakan bahwa salat itu memiliki keutamaan yang luar biasa terutama dalam kegiatan salat Ashar diantaranya adalah memperlihatkan kesamaan, kekuatan barisan dan kekuatan bahasa. Dengan begitu hasil yang dilakukan disini menggunakan angket dengan sampel siswa/I kelas II di MTs Ataqqwa yang menyatakan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara kegiatan salat berjamaah terhadap kedisiplinan siswa. Hal ini menunjukkan terlihat dari perolehan data bahwa nilai rxy (0,502) lebih
38
besar daripada r tabel yang signifikan 5% yaitu 0,304 maka dari itu hipotesa alternatif diterima dan hipotesis nol ditolak.64 2. Hasil penelitian yang berjudul “Peranan Pelaksanaan Salat Berjamaah Terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas 4 dan 5 MI AL-Islamiyah Kamal Kalideres”, yang disusun oleh Madudin (8090110000097). Dalam penulisan skrpsi ini menyatakan bahwa salat itu sangatlah berperan dalam membentuk sikap kedisiplian siswa, sehingga penelitian ini mampu menjadikan skripsi ini diterima di masyarakat. Sesuai dengan perhitungan data skripsi ini menggunakan instrument angket dan wawancara.65 Dari hasil penelitian relevan yang penulis temukan, maka penulis mengasumsikan bahwa salat itu bukan menjadi tolak ukur sikap disiplin santri namun salat sudah menjadi bagian dari sikap Penelitian yang relevan hanyalah dijadikan bahan acuan dalam pembuatan skripsi ini sehingga lebih mudah dalam penyusunan skripsi ini.
F. Pengajuan Hipotesis Sebelum perhitungan dilakukan, penulis mengajukan hipotesi nihil (Ho) dan hipotesi alternatif (Ha) sebagai berikut: Ho
=
ada korelasi yang signifikan antara kegiatan salat malam berjamaah dengan kedisiplinan santri.
64
Iin Inayati dengan judul “Pengaruh Salat Berjamaah terhadap kedisiplinan Siswa (Studi Kasus di MTs Attaqwa 06 Bekasi Utara”, Jurusan Pendidikan Agama Islam, h. 58 65 Hasil penelitian yang berjudul “Peranan Pelaksanaan Salat Berjamaah Terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas 4 dan 5 MI AL-Islamiyah Kamal Kalideres”, Jurusan Pendidikan Agama Islam, h. 65
39
Ha
=
tidak ada korelasi yang signifikan antra kegiatan salat malam berjamaah dengan kedisiplinan santri.
Untuk menguji hipotesisi tersebut dilakukan dengan membandingkan harga “rxy” yang diperoleh dengan besarnya “r” yang tercantum dalam tabel nilai “r” product moment. Jika rxy sama dengan atau lebih besar dari r tabel maka hipotesis alternatif (Ha) disetujui atau diterima, sebaliknya jika rxy lebih kecil dari r tabel maka hipoesis alternatif (Ha) ditolak dan hipotesis nihil (Ho) diterima.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang berjudul “Pengaruh Shalat Malam Berjamaah Terhadap Kedisiplinan Santri” ini dilaksanakan dalam waktu beberapa bulan, dengan pengaturan waktu sebagai berikut: bulan November 2014 sampai bulan Februari 2015 digunakan untuk pengumpulan data dan penelitian yang dilaksanakan di komplek pondok pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat.
B. Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Dalam pelaksanaan penelitian ini metode yang digunakan adalah metode studi korelasi “Pearson Product Moment” metode ini dipilih berdasarkan varibel yang diteliti, masalah yang dirumuskan dan hipotesis yang diajukan.
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.1 Dalam penulisan ini yang menjadi populasi adalah santri putri pondok pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat, populasi terjangkau adalah 124 orang santri putri. 1
Sugiyono, Metode Penulisan Kombinasi (Mixed Method), (Bandung: Alfabeta, 2004), h.
119
40
41
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.2 Sampel yang diambil yaitu 96 orang santri putri, penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling yaitu pengambilan dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Pengambilan sampel menggunakan rumus
D. Teknik Pengumpulan Data Dalam suatu penelitian, dibutuhkan data untuk mendukung dan menjawab masalah yang ada. Adapun teknik pengumpulan data skripsi ini adalah sebagai berikut: 1.
Penelitian Pustaka, yaitu menelaah buku-buku yang relevan dengan pembahasan untuk memperoleh informasi.
2.
Penulisan Lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan di pondok pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat secara langsung dengan teknik sebagai berikut:
2
Sugiyono, Metode Penulisan Kependidikan, (Jakarta: PT Ciputat Press, 2006), h. 68
42
a. Observasi Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dimana penulis mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti dengan menggunakan seluruh alat indera.3 Dalam observasi ini penulis melakukan pengamatan langsung terhadap subyek penulisan yakni santri putri pondok pesantren AlHidayah Basmol Jakarta Barat. Teknik ini merupakan langkah awal bagi penulis untuk melakukan penelitian. Observasi yang dilakukan penulis ini gun melihat bagaimana kejadian langsung kegiatan salat malam berjamaah di pondok pesantren guna memperkuat hasil penulisan skiripsi ini. b. Wawancara Wawancara merupakan pengumpulan informasi informasi dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan pula. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang terkait yakni kepada salah satu pengurus keibadahan santri putri di pondok pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat, dan dua orang alumni dari pondok pesantren tersebut berhubungan dengan masalah yang diteliti, guna memperkuat hasil penulisan skripsi ini. c. Angket (Kuisioner) Teknik angket yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menyusun beberapa pertanyaan secara tertulis kepada responden dan dijawab secara tertulis pula oleh responden. Angket ini dilakukan 3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penulisan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 145
43
untuk memperoleh informasi dan diajukan kepada 96 santri putri pondok pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat yang dijadikan sebagai sampel dan responden dengan hanya memilih salah satu jawaban yang dianggap tepat baginya. Hasil dari penyebaran angket ini akan menyimpulkan adakah pengaruh bagi sikap disiplin santri di pondok pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat setelah menjalankan salat malam berjamaah. d. Dokumentasi Studi dokumentasi merupakan bagian yang mendukung dalam proses mengungkapkan dan mendeskripsikan hasil penelitian. Dalam dokumentasi ini penulis mengumpulkan data-data santri ketika mengerjakan salat malam berjamaah di pondok pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta.
E. Uji Coba Instrumen Sebelum instrumen digunakan, terlebih dulu dilakukan uji coba pada instrumen tersebut. Uji coba dilakukan untuk memeriksa keabsahan (validitas) serta keajegan (realibilitas), sehingga angket tersebut memenuhi syarat untuk digunakan. Pengujian ini dilakukan pada sampel santri Putri pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta-Barat sebanyak 96 orang. Setelah melakukan uji coba, selanjutnya dilakukan analisis item untuk memeriksa validitas dan reliabilitas dari masing-masing item. 1. Validitas instrumen Suatu intsrumen penelitian dikatakan baik apabila memenuhi syarat valid dan reliabel. Oleh karena itu sebelum instrumen diguanakan, perlu
44
dilakukan validasi instrumen agar instrumen yang digunakan valid atau tepat mengukur apa yang harus diukur. Menurut Nana Shaodih Sukmadinata “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.4Untuk menguji validitas konstruk setiap item dalam indikatornya dilakukan analisis dengan rumus korelasi product moment angka kasar sebagai berikut: Keterangan: r hitung
: koefisien korelasi satu item dengan item total
∑
: jumlah skor setiap item
∑
: jumlah skor seluruh item
∑
: jumlah hasil kali skor X dan Y
N
: jumlah responden Dimana, jika r hitung > r tabel maka instrumen dinyatakan valid
namun jika r hitung < r tabel maka instrumen dinyatakan tidak valid.
2. Reliabilitas Instrumen Arikunto menjelaskan “Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa isntrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat suatu pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.”5 Untuk menguji realibilitas instrumen agar dapat dipercaya maka digunakan rumus alpha yaitu:
4
Nana Syaodih Sukamdinata, Metode Penelitian, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h.
269 5
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), edisi V, h. 178
45
(
) ∑
Keterangan : : Realiabilitas : banyaknya butir pertanyaan ∑
: jumlah varians skor tiap-tiap item : jumlah varians total
Langkah-langkah perhitungan reliabilitas adalah sebagai berikut: 1) Membuat lembar kerja berdasarkan skor butir yang diperoleh. 2) Menghitung varians tiap butir dengan menggunakan rumus : ∑
∑
3) Menghitung varians total dengan rumus :
∑
∑
4) Menghitung Realiabilitas. Uji realibilitas ini menggunakan statistik alpha cronchbarth, dapat dikatakan reliable apabila harga r hitung > r tabel. Secara teoritis bisa ditulis ( Jika (
berarti reliable
Jika (
berarti tidak reliable
pada taraf signifikan 0,05%
F. Tehnik Pengolahan Data Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data adalah sebagai berikut: 1. Editing Yaitu mengedit atau memeriksa daftar pertanyaan dengan sedetail mungkin terhadap angket yang akan disebarkan kepada sampel yang ada.
46
Tujuannya adalah mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada di dalam daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan sampai sejauh mungkin. 2. Skoring Yaitu pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan yang ada pada angket dengan memperlihatkan jenis data yang ada, sehingga tidak terjadi kesalahan terhadap butir pertanyaan yang tidak layak diberikan skor. 3. Tabulating Yaitu mentabulasikan data jawaban yang berhasil dikumpulkan kedalam table yang telah disediakan sehingga terlihat jawaban yang satu dengan yang lain bertujuan untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap item yang penulis lakukan. 4. Uji Korelasi Digunakan untuk mengukur ada tidaknya korelasi antara 2 variabel dengan menegaskan pendekatan “Pearson Product Moment”. Rumusnya ialah: ∑ √
∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
G. Tehnik Analisis Data Setelah data terkumpul selanjutnya adalah melakukan analisis data, dengan menggunakan tabel dan menggunakan teknik deskriptif persentase, untuk memperoleh nilai frekuensi relatif (angka persenan) digunakan rumus
Keterangan: P= Angka persentase F= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N= Number of Case (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)
47
1.
Menggunakan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi “r” product moment. Tabel 3.1 Interpretasi nilai “r” Besarnya “r”
Interpretasi
Product Moment 0,002-0,20
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan Y)
0,20-0,40
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah)
0,40-0,70
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,70-0,90
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,90-1,00
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau sangat tinggi
2. Interpretasi menggunakan tabel nilai “r” product momet (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degress of freedom (df), dengan rumusnya sebagai berikut: df= N-nr df
: derajat bebas
48
N
: Number of Case
Nr
: banyaknya variabel
Dengan diperolehnya db atau df maka dapat dicari besarnya “r” product moment, baik pada tarif signifikan 5% maupun pada taraf 1%, jika nilai r tabel sama dengan atau lebih besar r hitung maka hipotesis alternatif (Ha) disetujui atau diterima atau terbukti kebenarannya. Jika sebaliknya maka hipotesis nihil (Ho) tidak disetujui atau tidak terbukti kebenarannya, berarti memang benar antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi positif (atau korelasi negatif) yang signifikan. Sebaliknya hipotesis nihil (Ho) tidak dapat disetujui atau tidak dapat diterima atau tidak terbuti kebenarannya. Ini berarti bahwa hipotesis nihil yang mnenyatakan tidak adanya korelasi antara variabel X dan variabel Y itu salah.6 Setelah diperoleh angka indeks korelasi “r”product moment, maka dilakukan interpretasi secara sederhana yaitu dengan mencocokan hasil penulisan dengan angka indeks korelasi product moment, prosedurnya adalah sebagai berikut: a. Merumuskan hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (Ho). b. Menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis yang telah diajukan di atas. Kemudian untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel X menunjang keberhasilan variabel Y, maka terlebih dahulu suatu koefisien disebut coefficient of determination (koefisien penentuan) dengan rumus sebagai berikut
6
195
Anas Sudiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali pers, 2010), Cet.22, h.193-
49
H. Instrumen Penelitian Adapun untuk mempermudah dalam pembuatan instrumen penelitian, peneliti membuat kisi-kisi instrumen sebagai berikut: Tabel 3.2
Kisi – kisi Angket “Pengaruh Shalat Malam berjamaah terhadap Kedisiplinan santri" di pondok pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat No
Pertanyaan
Indikator
No item
pokok penelitian 1.
Shalat sunnah
Jumlah item
Hukum shalat
14
1
1, 2, 3
3
6,7,10,11,13,15,16
7
4,5,8,9,12,17
6
3, 4, 7, 8, 10, 11, 12, 13
8
9
1
1, 2, 3, 7, 5, 6
6
berjamaah Keutamaah shalat berjamaah Kesadaran santri Pembiasaan 2
Disiplin
Sanksi Motivasi Disiplin dalam sehari-hari
Jumlah
30
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Pondok Pesantren Al-Hidayah 1. Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Pondok Pesantren Al-Hidayah Jakarta Barat, merupakan rintisan dari kegiatan Madrasah Diniyah yang dimulai sejak tahun 1954 oleh K.H. M. Hasyim. Pada saat sekolah ini di buka K.H. M. Hasyim membiayai sendiri sekolahnya. Tujuan sekolah ini didirikan adalah untuk mengenalkan anakanak tentang ajaran yang menjadi rukun Islam, dan huruf arab sebagai alat mengkaji ajaran-ajaran Islam, dengan tujuan seperti itu, kurikulumnya dibuat berdasarkan pengalamannya sendiri dan di bantu dengan pengalaman istrinya sewaktu bejalar di Jami’at Al-Khair. Dalam perkembanganya dengan menggunakan tanah wakaf dari orang tua K.H. M. Hasyim seluas 3.600 mm, dibanun sekolah yang di bantu oleh masyarakat hingga dua tingkat, kemudian untuk menampung murid baru dari Madrasah Ibtidaiyah maka pada tahun 1973 dibukalah Madrasah Tsanawiyah. Untuk itu, di atas tanah wakaf tambahan dari H. Abdul Hakim seluas 4.000 mm, dibangun sebuah bangunan berlantai dua yang dipergunakan untuk kegiatan stanawiyah dan aliyah. Untuk memantapkan status sekolah baik Madrasah Ibtidaiyah dan tsanawiyah tidak hanya dari masyarakat sekitar tetapi dari luar kecamatan, untuk menampung seluruh siswa dan mendapat perlajaran tambahan, maka dibukalah pondok pesantren pada tahun 1986, baik untuk putrid maupun putra. Pesantren putra berdekatan dengan MTS dan MA yang dikelola oleh
50
51
K.H. Alawi Zein (K.H. M. Hasyim) sedangkan santri putrid berdekatan dengan K.H. M. Hasyim.7 Setelah K.H. M. Hasyim wafat Pondok Pesantren dipimpin oleh anaknya yang bernama K.H. Hisyam Hasyim Al-Burhani, ia merupakan lulusan Ar-Rusyaifah Saudi Arabia. Pondok Pesantren Alhidayah Memiliki Nilai yang baik dalam masyarakan karna budaya belajarnya seperti budaya mengkaji kitab kuning menghafal kitab-kitab tertentu sebagai alat membantu mengkaji kitab kuning, mengenalkan anak-anak tentang ajaran yang menjadi rukun Islam, dan huruf arab sebagai alat untuk mengkaji ajaran-ajaran Islam dan budaya disiplin waktu baik itu berlajar, ibadah, dan budaya-budaya lainnya yang sudah di teraokan di pondok pesantren alhidayah ini. Tabel. 4.1 Daftar Guru Santri Putri Pondok Pesantren Al-hidayah No Nama Guru 1
7
Kitab yg di pelajari
KH. Hisyam Hasyim Al-
Riyadus Sholihin, Targib Wa Tarhib,
burhani
Tarikhul Hawadis dan Hadits Arbain Ta'lim wal mutaalim, Mukhtasor Jiddan,
2
KH. A. Zawawi Mas'ud
3
KH. Syarifudin Abd. Ghoni
Fathul Mu'in
4
KH. Alawi Zein
Ibnu Aqil wal Bulughul Maram
5
H. Abdurrahman
6
Ustadz Ishak
Mutammimah
7
Ustadz Mawardi
Fathul Qarib, Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
8
Ustadz Sobri
Al-qur'anul Karim, Qori atau Qoriah
9
Ustadz Thoifuri
Safinatun Najah
Matan Jurumiyah, Allughotul Arabiyah
Mukhtasor Jiddan Wa Safinatun Najah, Mutmainnah, Riyadul Badiah
Amin Haidari, Direktori Pesantren (Jakarta direktoran pendidikan diniyah dan pondok Pesantren, Jendr. Pendidikan Islam Departement Agama RI 2007), cet. Kelima, hal. 168
52
10
Ustadz Abdul Ghoni
Matan Jurumiyah wal Akhlakul Banin
11
Ustadzah Ro'fah
Matan Jurumiyah wa Amtsilati Tasrif
12
Hj. Mimi Ilmiyah
13
Hj. Fauziah
14
Hj. Tarwiyah
15
Hj. Fathiyah
16
Ustadzah Dewi Ratna
17
Ustadzah Lubna
18
Ustadzah Ma'wah
Al-qur'an dan Tajwid
Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Putri Toilet & No
Tempat
Keterangan
Wudhu Ada 15 kamar terdiri dari: Aula baru bawah (kamar 1, kamar 2, kamar3), Aula baru atas (kamar 4, kamar 5, 1
Kamar
kamar 6), Aula lama bawah (kamar 1, kamar 2, kamar 3), Aula lama atas (kamar 4, kamar 5, kamar 6), Lantai 3 (kamar Pengurus, Kamar 7, kamar 8) Tempat Santri Shalat Berjama'ah, Mengaji dan Belajar
2
Aula
3
Majlis Ta'lim
Tempat Santri Mengkaji dan Menghafal Kitab
4
Koperasi
Menyediakan Kitab-kitab yang digunakan oleh santri
5
Kantin
6
Dapur Toilet &
7
Tempat Wudhu
8
Kantor Sekretaris
(Mutholaah)
53
2. Aktivitas Santri Putri Tabel 4.3 Jadwal Keseharian Santri Waktu
Jenis Kegiatan
Keterangan
04.00-04.30
Bangun tidur
04.30-05.00
Shalat shubuh berjama'ah dan wirid latifiyah Di Aula
05.00-05.30
Kajian hadis dan Bahasan arab
05.30-06.00
Piket pagi, mandi dan sarapan
06.00-06.30
Persiapan kesekolah
06.30-07.00
Belajar di sekolah
07.00-13.30
Shalat dzuhur dan makan siang
Di Aula
13.30-14.00 14.00-15.00
Istrahat dan penganjian MTs
Di Aula
15.00-15.30
Shalat ashar
Berjamaah
15.30-17.00
Pengajian kitab MTs dan MA
Menurut Jadwal
17.00-17.45
Piket sore dan persiapan shalat
17.45-19.00
Shalat maghrib berjama'ah dan Wirid ratib al-haddad
19.00-19.30
Pengajian Al-qur'an, tajwid dan kitab
19.30-20.30
Shalat isya dan makan malam
20.30-22.00
Pengajian kitab (MA)
22.00-04.00
Wajib Belajar dan istrahat malam (tidur)
54
Jadwal Mingguan
Waktu
Jenis Kegiatan
Keterangan Dipimpin oleh Ustadzah Hj.
1. Membaca Yasin dan Tahlil
Fauziah
Kamis
2. Muhadarah
Malam
3. Pembacaan Qishoh Maulid
Dipimpin oleh santri
4. Shalawatan 1x dalam sebulan
yang bertugas Dipimpin oleh santri yang bertugas
Minggu
Kerja bakti Membersihkan pondok
Pagi
pesantren dan sekitar
Minggu Siang
Belajar qiro'ah di masjid
Seluruh santri Dipimpin oleh Ustadz Sobri
Jadwal Bulanan Waktu
Jenis Kegiatan
Minggu
Pengajian bulanan wali santri (hadist &
Pertama
Fiqih)
Minggu
Pengajian alumni (Hadits ahkam &
Kedua
irsyadul ibad
Keterangan Dipimpin oleh Ustadz KH. Syarifudin Dipimpin oleh Ustadz KH. Hisyam Al-Burhani
3. Ciri Khas Atau Kajian Utama Ciri khas utama kajian kegiatan yang ada dipondok pesantren alhidayah Jakarta barat adalah pendidikan Islam dengan mengacu kepada kitab-kitab kuning atau salaf sebagai penunjang mata pelajaran yang ada di madrasah.
55
B. Visi dan Misi Visi: Unggul dalam ilmu dan amal, berlandaskan akhlakul karimah menuju SDM yang berkualitas Misi: 1. Meningkatkan silaturahmi yang harmonis antara sesame muslim. 2. Mengoptimalkan proses pembelajaran antara kurikulum dan ekstra kurikulum (pondok pesantren). 3. Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan yang baik dan professional serta berakhlakul karimah.Mewujudkan lingkungan madrasah yang indah asli da STRUKTUR ORGANISASI Ketua: Hurul Aini
Sekertaris: Noer Irene Rahmah
Seksi Pendidikan: Nuralimah Safitri Nadia Fadilah Nurfifah
Seksi Konsumsi: Habiatun Nawiyah Diba Turmudzi Bela Sofiana Indah
Wakil Ketua: Futihat Albarokat
Bendahara: Intan Safitri
Seksi Ibadah: Istiqomah Wulandari Syifa Asudur Nur Aini Selviana
Seksi Kebersihan: Rizka NurKholisoh Selvi Iklimah Tri Agustina Yolanda
Seksi Muhadoroh:
Seksi Kesehatan:
Siti Humairoh Siti Nuraizah Erni Yuningsih
Tajmahjarana Talita Fitria Fitri
56
C. Perhitungan Data Perhitungan data merupakan proses penilaian angket yang telah disebarkan sebanyak 96 sampel yang terdiri dari 30 butir pertanyaan. Dalam perhitungan ini penulis mendeskripsikan berapa persen santri yang menjawab sangat setuju, setuju, tidak setuju serta sangat tidak setuju. Setelah penulis mendeskripsikan penlaian angket melaui tabel, maka langkah selanjutnya adalah pengujian data melalui Instrumen Uji Realibilitas yang akan di jelaskan pada bagian selanjutnya. Angket Variabel X (Salat Malam Berjamaah) Tabel 4.4 Kesadaran melaksanakn salat lima waktu sehari No
Alternatif Jawaban
A
Sangat Setuju
B
Setuju
C
Tidak Setuju
D
Sangat Tidak Setuju Jumlah
Frekuensi
Persentase
76
79.2%
20
20.8%
0
-
0
-
96
100
Berdasarkan tabel di atas dapat di nyatakan bahwa 79.17% menjawab sangat setuju bahwa sntri melaksanakan salat lima waktu dengn kesadaran sendiri. Dikarenakan salat wajib lima kali sehari sangtalah penting dilakukan di pondok pesantren maupun di rumah. Tabel 4.5 Kesadaran Untuk bangun malam hari No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
A
Sangat Setuju
0
B
Setuju
50
C
Tidak Setuju
44
D
Sangat Tidak Setuju
2
Persentase 52% 46% 2%
Jumlah
96
100%
57
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 52% santri menjawab setuju terhadap kesadaran sendiri ketika bangun di malam hari. Sebagian 46 % santri menjaab tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa hampir sebagian santri merasa malas untuk bangun di malam hari. Tabel 4.6 Kewajiban salat berjamaah meskipun mengantuk No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
Sangat Setuju
33
34.375%
B
Setuju
57
59.375%
C
Tidak Setuju
6
6.25%
D
Sangat Tidak Setuju
0
-
96
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 59% santri menjawab setuju dengan alasan salat berjamaah dijadikan kewajiban bagi santri meskupun dalam keadaan mengantuk, dan 6.25% mengatakan tidak setuju bahwa salat jamaah tidak mewajibakan mereka melakasanakannya. Hal ini menunjukkan bahwa santri merasa kegiatan salat berjamaah sangat penting meskipun santri dalam keadaan mengantuk Tabel 4.7 Hafal Doa salat Tahajjud No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
10
10.41%
Sangat Setuju
B
37
38.54%
Setuju
C
Tidak Setuju
43
D
Sangat Tidak Setuju Jumlah
6 96
44.8% 6.25% 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 44% santri menjawab tidak setuju dengan pernyataan bahwa salat tahajjud tidak mengharuskan hafal doa salat tahajjud. Hal ini menunjukan bahwa sebagian santri menjawab mereka tidak hafal doa salat tahajjud meskipun kegiatan tersebut sering mereka laksanakan.
58
Tabel 4.8 Salat malam hanya dilakukan di pondok Pesantren No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase 4.17%
A
Sangat Setuju
4
B
Setuju
52
C
35
36.46%
Tidak Setuju
D
5
5.2%
Sangat Tidak Setuju Jumlah
96
100%
54.17%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 54% santri mengatakan setuju bahwa salat malam hanyalah dilakukan di pondok pesantren saja. Hal ini menunjukkan bahwa sebagaian santri masih merasa kegiatan salat malam di pondok hanyalah sebagai formalitas. Tabel 4.9 Salat berjamaah dilakukan ketika ada pengurus No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
Sangat Setuju
5
5.20%
B
Setuju
19
19.8%
C
Tidak Setuju
66
68.75%
D
Sangat Tidak Setuju Jumlah
6
6.25% 100%
96
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 68% santri menjawaba tidak setuju bhwa setiap salat berjamaah yang dilakukan di pondok pesantren harus diawasi oleh pengurus. Tabel 4.10 Merugi karena adanya kegiatan salat malam No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase -
A
Sangat Setuju
0
B
Setuju
10
C
Tidak Setuju
58
D
28
29.17%
Sangat Tidak Setuju Jumlah
96
100%
10.42% 60.41%
59
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 60.42% santri menjawab tidak setuju dengan pernyataan bahwa santri tidak merasa dirugikan dengan adanya kegiatan salat malam, karena menurut mereka salat itu kewajiban seorang hamba kepada Tuhannya. Tabel 4.11 Disiplin terhadap peraturan pondok Pesantren No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
Sangat Setuju
13
13.54%
B
Setuju
72
75%
C
Tidak Setuju
9
9.38%
D
Sangat Tidak Setuju Jumlah
2
2.08% 100%
96
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 13.54% santri menjawab sangat setuju bahwa santri harus memiliki sikap disiplin terhadap peraturan di pondok, karena itu merupakan kewajiban seorang santri terhdapa peratira-peraturan pondok pesantren. Tabel 4.12 Merasa tenang setelah melaksanakan salat malam No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
Sangat Setuju
48
50%
B
Setuju
42
43.75%
C
Tidak Setuju
6
6.25%
D
Sangat Tidak Setuju Jumlah
0
-
96
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 50% santri menjawab sangat setuju. Mereka merasakan ketenangan setelah melaksanakan setelah malam. Tabel 4.13 tidak ada manfaat dari salat malam berjamaah No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
Sangat Setuju
48
50%
B
Setuju
42
43.75%
C
Tidak Setuju
6
6.25%
D
Sangat Tidak Setuju Jumlah
0
-
96
100%
60
Berdasarkan tabel di tas dapat dinyatakan bahwa 43.75% santri menjawab setuju dengan pernyataan tersebut. Menurut merka kegiatan salat malam berjamaah tidak memberikan manfaat tersendiri dalam menjalankan salat malam. Tabel 4.14 Terganggu dengan pelaksanaan salat malam berjamaah No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
Sangat Setuju
0
-
B
Setuju
8
8.33%
C
Tidak Setuju
59
61.46%
Sangat Tidak Setuju Jumlah
29
30.21% 100%
D
96
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 61% santri menjawab tidak setuju bahwa mereka tidak merasa terganggu dengan kegiatan pelaksanaan salat malam di pondok pesantren. Tabel 4.15 Mengikuti kegiatan salam malam meskipun tidak ada pengurus No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
Sangat Setuju
26
27.08%
B
Setuju
61
63.54%
C
Tidak Setuju
9
D
Sangat Tidak Setuju Jumlah
0
9.38% -
96
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 63.54% santri menjawab setuju bahwa mereka tetap melaksanakan salat malam berjamaah di pondok sekalipun tidak ada pengurus yang mendampinginya. Tabel 4.16 Hukuman tidak mengikuti salat malam No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
Sangat Setuju
19
19.79%
B
Setuju
48
50.00%
C
Tidak Setuju
27
28.13%
D
Sangat Tidak Setuju Jumlah
2 96
2.08% 100%
61
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 50% santri menjawab setuju mendapatkan hukuman jika tidak mengikuti kegiatan salat malam berjamaah di pondok pesantren. Tabel 4.17 Adanya manfaat salat berjamaah No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
Sangat Setuju
54
56.25%
B
Setuju
35
36.46%
C
Tidak Setuju
7
7.29%
D
Sangat Tidak Setuju Jumlah
0 96
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 56.25% mereka menjawab sangat setuju. Mereka mengatakan kegiatan salat malam berjamaah memberikan manfaat yang baik bagi diri mereka sendiri. Tabel 4.18 Posisi Salat di Shaf terdepan No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
Sangat Setuju
10
10.42%
B
Setuju
29
30.21%
C
Tidak Setuju
56
58.33%
D
Sangat Tidak Setuju Jumlah
1
1.04% 100%
96
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 58.33% santri menjawab tidak setuju bahwa mereka tidak memposisikan diri mereka di shaf terdepan ketika dalam menjalankan salat malam berjamaah. Tabel 4.19 Munculnya sikap disiplin setelah melaksanakan salat berjamaah No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
Sangat Setuju
24
25%
B
Setuju
52
54.17%
C
Tidak Setuju
20
D
Sangat Tidak Setuju Jumlah
0
20.83% -
96
100%
62
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 54.17% santri menjawab setuju dengan pernyataan bahwa kegiatan salat berjamaah mampu memunculkan sikap disiplin dalam diri mereka. Tabel 4.20 Tidak tenang jika meninggalkan salat No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
Sangat Setuju
29
30.21%
B
Setuju
51
53.13%
C
Tidak Setuju
16
D
Sangat Tidak Setuju Jumlah
0
16.66% -
96
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 53.13% santri menjawab setuju dengan [ernyataan bahwa mereka merasakan tidak ketenangan jika meninggalkan salat. Variabel Y ( Kedisplinan Santri ) Tabel 4.21 Sikap disiplin sangat penting No
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
49
51.04%
B
Setuju
45
46.88%
C
Tidak Setuju
2
D
Sangat Tidak Setuju Jumlah
0
2.08% -
96
100%
A
Alternatif Jawaban
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 51.04% santri menjawab sangat setuju bahwa menurut mereka memiliki sikap disiplin sangatlah penting. Karena sikap disiplin merupakan suatu kegiatan dan komitmen seseorang dalam menjalankan aturan. Tabel 4.22 Munculnya sikap disiplin setelah melaksanakan salat berjamaah No
Frekuensi
Persentase
Sangat Setuju
16
16.66%
B
Setuju
51
53.13%
C
Tidak Setuju
29
D
Sangat Tidak Setuju Jumlah
0
30.21% -
96
100%
A
Alternatif Jawaban
63
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 53.13% santri menjawab setuju. Mereka berpendapat bahwa kegiatan salam berjamaah mampu memberikan sikap kedisplinan dalam diri mereka. Tabel 4.23 Tepat waktu dalam Ibadah No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
Sangat Setuju
4
4.17%
B
Setuju
42
43.75%
C
Tidak Setuju
50
52.08%
D
Sangat Tidak Setuju
0
-
96
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 52.08% santri menjawab tidak setuju. Bagi mereka salat itu tidak harus selalu tepat waktu, dan mereka pasti ada yang suka mengulurkan waktunya dalam beribadah kepada Allah. Baik di pondok pesantren maupun di rumah. Tabel 4.24 Tertekan dengan Peraturan pondok pesantren No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
Sangat Setuju
6
6.25%
B
Setuju
24
25%
C
Tidak Setuju
50
52.08%
D
Sangat Tidak Setuju
16
16.67%
96
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 52.08% santri menjawab tidak setuju yang mengatakan bahwa mereka tidak merasa tertekan dalam menjalani peraturan pondopk karena disetiap pondok pesantren memiliki peraturan-peraturan yang harus dijalani, dan bagi mereka itu merupakan kewajiban yang harus diikuti. Tabel 4.25 Tepat waktu dalam menyelesaikan tugas No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
Sangat Setuju
5
5.21%
B
Setuju
55
57.29%
C
Tidak Setuju
36
37.50%
D
Sangat Tidak Setuju
0
-
96
100%
Jumlah
64
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 57.29% saantri menjawab setuju yang menyatakan bahwa mereka selalu tepat waktu dalam menyelesaikan tugas di pondok pesantren maupun di sekolah. Tabel 4.26 Terlambat datang ke Sekolah No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
Sangat Setuju
42
43.75%
B
Setuju
41
42.71%
C
Tidak Setuju
10
10.42%
D
Sangat Tidak Setuju
3
3.12%
96
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 43.75% santri menjawab sangat setuju yang menyatakan bahwa mereka selalu terlambat datang kesekolah, karena mereka belum membiasakan diri untuk disiplin dalam menjalankan tugas maupun aturan. Tabel 4.27 Malas jika ada paksaan dalam Ibadah No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
Sangat Setuju
7
7.29%
B
Setuju
36
37.50%
C
Tidak Setuju
33
34.38%
D
Sangat Tidak Setuju
20
20.83%
96
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 37.50% santri menjawab setuju dan 34.38% santri menjawab tidak setuju, hanya beda beberapa persen yang yang mengatakan bahwa sebagian santri ada yang merasakan malas jika dipakasakan dalam ibadah, dan sebagian santri mengatakan Ibadah itu merupakan kewajiban hamba kepada Tuhannya, sehingga pelaksanaan ibadah tidak perlu dijadikan paksaan. Tabel 4.28 Kegiatan salat berjamaah mempengaruhi sikap disiplin sehari-hari No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
Sangat Setuju
7
7.29%
B
Setuju
36
37.50%
C
Tidak Setuju
32
33.33%
D
Sangat Tidak Setuju
21
21.88%
96
100%
Jumlah
65
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 37.50% santri menjawab setuju dengan pernyataan bahwa kegiatan salat malam berjamaah mampu memunculkan sikap displin santri dalam kegiatan sehari-hari. Tabel 4.29 Kedisplinan seseorang dalam menjalani aktivitas sehari-hari No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
Sangat Setuju
45
46.88%
B
Setuju
42
43.75%
C
Tidak Setuju
9
9.37%
D
Sangat Tidak Setuju
0
-
96
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 46.88% santri menjawab sangat setuju yang menyatakan bahwa mereka selalu tepat waktu dalam menjalankan kegatan sehari-hari. Tabel 4.30 Kegiatan salat malam berjamaah mengurangi waktu tidur No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
Sangat Setuju
7
7.29%
B
Setuju
29
30.21%
C
Tidak Setuju
45
46.88%
D
Sangat Tidak Setuju
15
15.62%
96
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 46.88% santri menjawab tidak setuju yang mengatakan bahwa waktu tidur mereka tidak merasa terganggu dengan adanya kegiatan salat malam karena peraturan di pondok merupakan kewajiban yang harus dijalani oleh semua santri. Tabel 4.31 Mendapat hukuman ketika meninggalkan kegiatan salat berjamaah No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
Sangat Setuju
22
22.92%
B
Setuju
38
39.58%
C
Tidak Setuju
26
27.08%
D
Sangat Tidak Setuju
10
10.42%
96
100%
Jumlah
66
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 39.58% santri menjawab setuju yang mengatakan bahwa mereka siap mendapat hukuman jika meninggalkan salat berjamaah. Tabel 4.32 Hukuman membuat para santri menyesal No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
Sangat Setuju
41
42.71%
B
Setuju
51
53.13%
C
Tidak Setuju
4
D
Sangat Tidak Setuju Jumlah
0
4.16% -
96
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 53.13% santri menjawab setuju dengan menyatakan bahwa hukuman yang diberikan pengurus karena kesalahan mereka membuta para santri menyesalinya dan enggan untuk mengulanginya lagi. Tabel 4.33 Paksaan dalam Ibadah membuat para santri menjadi malas No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
A
Sangat Setuju
2
2.08%
B
Setuju
21
21.88%
C
Tidak Setuju
43
44.79%
D
Sangat Tidak Setuju Jumlah
30
31.25% 100%
96
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 44.79% santri menjawab tidak setuju yang menyatakan bahwa Ibadah harus dijalani dengan kesadraan sendiri tanpa harus adanya paksaan dari seseorang, karena Ibadah merupakan bentuk kewajiban hamba kepada Tuhannya.
D. Pengujian Persyaratan Analisis 1.
Validitas Instrumen Hasil uji validitas angket dalam angket salat malam berjamaah dan kedisiplinan santri dari 30 butir item, didapat 25 yang valid dan 5 item yang tidak valid. Item yang tidak valid dari variabel x adalah nomer
67
5,6,10 dan variabel y adalah nomer 1 dan 3. Selengkapnya dapat dilihat dari lampiran.
2.
Realibilitas Intrumen Hasil uji realibilitas pada angket salat malam berjamaah dan kedisiplinan santri sebagai berikut: Tabel 4.34 Hasil Uji Reabilitas Salat Malam Berjamaah N= 96 Variabel
Alpha
Salat Malam Berjamaah
0,62036
Hasil Uji Reabilitas Kedisiplinan Santri N= 96 Variabel
Alpha
Kedisiplinan Santri
0,300355
Dari perhitungan didapat r hitung pada variabel x sebesar 0,62036 yang dibulatkan menjadi 0,623, dan variabel y sebesar 0,300355 dibulatkan menjadi 0,301 sedangkan r tabel dengan N-2= 96-2= 94 dan alpha a= 0,05 adalah 0,202, karena r hitung pada variabel x > r tabel maka skala salat malam berjamaah dinyatakan reliabel, dan pada variabel y terdapat r hitung > r tabel maka skala kedisiplinan santri dinyatakan reliabel
E. Pengajuan Hipotesis 1.
Uji Korelasi Sebelum dilakukan pengajuan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koofisien korelasinya. Untuk mengetahui koofisien korelasi antara Salat malam berjamaah dengan kedisiplinan santri digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu:
68
∑ ∑
√
∑ ∑
∑ ∑
∑
Adapun kekuatan hubungan yang diperoleh sebesar 0,005. Antara salat malam berjamaah dengan kedisiplinan santri dengan signifikan 5% yang telah didapat dari nilai r tabel product moment dengan sampel 96, didapat 0,202 terletak antara 0,00-0,20. Dengan demikian secara sederhana dapatlah diinterpretasikan bahwa pengaruh salat malam berjamaah dengan kedisiplinan santri termasuk dalam kategori sangat lemah atau sangat rendah. 2.
Uji Signifikan Rumus yang dugunakan untuk mencari nilai
adalah:
√
√
Jadi nilai
yang diperoleh adalah 0,0484. Selanjutnya
dibandingkan dengan berarti
<
pada taraf sifnifikan
= 0,05 yaitu 1, 661
sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Ini berarti
koofisien korelasi tidak signifikan, atau dengan kata lain tidak terdapat hubungan positif yang signifikan anatara salat malam berjamaah dengan kedisiplinan santri di pondok pesantren Al-Hidayah Basmol.
69
Adapun mengenai pembahasan di atas mengenai hasil identifikasi angket bahwa tidak ada korelasi antara pengaruh salat malam berjamaah (X) dengan kedisiplinan santri (Y) mengatakan tidak adanya pengaruh atau korelasi yang positif antara salat malam berjamaah dengan kedisiplinan santri di pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta. Adapun secara keseluruhan dan hasil wawancara penulis dengan beberapa santri dan alumni mengatakan bahwa tidak adanya pengaruh kegiatan salat malam berjamaah dengan kedisiplinan santri karena menurut mereka salat malam hanyalah dilakukan di pondok saja dan ketika para alumni santri sudah lulus dari pondok pesantren mereka tidak melakukan salat malam.8 Begitu juga para santri yang masih tinggal di pondok pesantren, pada saat liburan banyak santri putri yang tidak melakukan salat malam. Dalam hal ini, salat malam hanya sebagai kegiatan wajib di pondok pesantren dan bukan merupakan kesadaran bagi santri itu sendiri. Dengan kata lain kegiatan ini tidak mempengaruhi sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa hasil dari perhitungan angket dan keseluruhan mengatakan tidak adanya pengaruh yang positif dalam hubungan yang sangat lemah dan dalam keseluruhan dan hasil wawancara dapat dikatakan tidak memiliki pengaruh yang negatif, sehingga korelasi ini di abaikan.
8
Hasil wawancara dengan Nurul Rahma pada tanggal 24 Janari 2015
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasIl penelitian yang dilakukan dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka pada bab ini penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: Dari hasil perhitungan yang telah didapat bahwa nilai
= 0,005 setelah
dibandingkan dengan r tabel dan df 94 maka didapat nilai r pada taraf signifikan 5% = 0,202 dengan nilai
< r tabel (0,005 < 0,202), maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada korelasi atau pengaruh yang positif antara salat malam berjamaah dengan kedisiplinan santri di pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol, dengan Interpretasi antara 0,000-0,20 merupakan variabel X dan Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan. Adapun secara keseluruhan dan hasil wawancara penulis mengatakan bahwa salat malam berjamaah tidak mempengaruhi sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan observasi penulis, terlihat ketika santri mengikuti kegiatan pengajian atau salat berjamaah lainnya, masih adanya santri yang telat mengikuti kegiatan tersebut ini membuktikan bahwa sikap disiplin mereka masih sangat kurang.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka penulis ingin memberikan saran mengenai “Pengaruh Salat Malam Berjamaah terhadap Kedisplinan Santri” di Pondok pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta-Barat, yaitu sebagai berikut: 1.
Saran untuk pengurus pondok pesantren putri Al-Hidayah, hendaknya pengurus ibadah pondok lebih disiplin dalam membangunkan santri untuk salat malam berjamaah, meskipun tugas pengurus ibadah hanyalah membangunkan para santrinya. Begitu pula kepada pengurus keamanan,
70
71
hendaknya lebih memperketat lagi hukuman yang diberikan kepada santri yang tidak mengikuti salat malam ataupun telat, agar santri merasa bersalah dan tidak akan mengulanginya lagi. 2.
Saran untuk orang tua santri a.
Hendaknya orang tua lebih mengawasi dan mengingatkan anaknya ketika berada di rumah untuk tetap menjaga ibadah salat malamnya. Tidak hanya itu, para orang tua juga mesti memberikan contoh melaksanakan salat malam yang benar agar anak mampu melaksanakannya dengan baik. Tugas orang tua bukanlah hanya menitipkan anak-anak mereka di pondok pesantren. Namun, mereka tetap harus mengontrol dan mengawasi berbagai kegiatan anak mereka setelah lulus.
b.
Hendaknya orang tua santri juga turut mengambil andil dalam hal memperhatikan prestasi belajar anak mereka.
3.
Saran untuk santri a.
Hendaknya para santri memiliki prinsip keistiqomahan dalam beribadah dan menjalankan peraturan yang terdapat di pondok pesantren, seperti kegiatan salat malam, karena biasanya santri yang melakukan salat malam di pondok pesantren hanya sebatas takut akan ta’ziran (hukuman).
b.
Seyogyanya para santri harus mematuhi segala peraturan pondok pesantren, salah satunya yakni kewajiban melaksanakan salat malam secara berjamaah, dan bertanggung jawab atas konsekuensi yang harus diterimanya bila melanggar peraturan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Abdillah, Pius, dan Anwar Syarifuddin. Kamus Saku Bahasa Indonesia, Surabaya: Arkola, 2001. Abdurrahman, M. Masykuri. Kaifiyah dan Hikmah Shalat Versi Kitab Salaf, Sidogiri: Pustaka Sidogiri, 2006, Cet. VII. Anwariyah, Aan. et.all., Taudhih Al-Ahkam Min Bulugh Al-Maram, Jakarta: Pustaka Azzam, 2010. Ardani, M. Fikih Ibadah Praktis, Jakarta: PT Mitra Cahaya Utama, 2008, Cet. I. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penulisan, Jakarta: Rineka Cipta, 1998. Asyur, Ahmad Isa. Al-Fiqhul Muyassar, Jakarta: Pustaka Amani, 1994. Ayyub, Syaikh Hasan. Fikih Ibadah, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004, Cet. I. Bayrak, Syekh Tosun, dan Murtadha Muthahhari. Energi Ibadah, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2007. Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahannya. Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rieneka Cipta, 2006. Ghozali, Al-. Buku Rahasia-rahasia Sholat, Ter. dari Asrar As-Shalah wa Muhimmatuha oleh Muhammad Al Baqir, Bandung: Karisma, 2005, Cet. XIV. Habsyi, Muhammad Bagir, Al-. Fikih Praktis, Bandung: Mizan, 2001. Hasan, Aliah B. Purwakania. Pengantar Psikologi Kesehatan Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008. Hidayat, Komaruddin. Ensiklopedia Manajemen, Jakarta: Bumi Askara, 2001, Cet. II. Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 1978. Ja’fari, Sayyid Saleh, Al-. Dahsyatnya Salat, Depok: Gema Insani, 2007, Cet.I. Langgulung, Hasan. Pendidikan dan Peradaban Islam, Jakarta: PT. Maha Grafindo, 1985, Cet. II. Markijot. Manajemen Kepegawaian Personal Manajemen, Bandung: Alumni, 1987. Munandir. Ensikopedia Pendidikan, Malang: UM-Press, 2001, Cet. I.
72
73
Nadwi, Abulhasan Ali Abdul Hayyi Al-Hasani, An-. Empat Sendi Agama Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 1992, Cet.I. Nasution, Lahmuddin. Fiqih 1, Jakarta: Pustaka, 2001. Nizar, Syamsul. Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakata: Gaya Media Pratama, 2001. Qathani, Abu Abdillah Musnid, Al-. 40 Manfaat Salat Berjamaah, Jakarta: Yayasan Al-Sofwa, 1997, Cet.I. Rachmaningsih, Neiny. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMU Kelas 2, Bandung: Srafindo Media Prtama, 1997. Rahbawi, Abdul Qadir, Ar-. Shalat Empat Mazhab, Jakarta: PT Pustaka Litera Antarnusa, 1995, Cet. II. Raya, Ahmad Thib, dan Siti Musdah Mulia. Menyelami Seluk-beluk Ibadah dalam Islam, Jakarta: Kencana, 2003. Sabri, M. Alisuf. Ilmu Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya: 1999, Cet. I. Sadlan, Shalih bin Ghanim, As-. Fiqih Shalat Berjamaah, Jakarta: Pustaka asSunnah, 2006. Salim, Peter, dan Yeny Salim. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English Press, 1991. Soekanto, Soejono. Remaja dan Masalahnya, Jakarta: Balai Pustaka, 1990, Cet. II. Sudiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali pers, 2010, Cet. XXII. Sugiyono, Metode Penulisan Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta, 2004. Sugiyono. Metode Penulisan Kependidikan, Jakarta: PT Ciputat Press, 2006. Surin, Bachtiar (penyusun). Terjemah dan Tafsir al-Qur’an; Huruf Arab dan Latin, Bandung: Fa. Sumatra, 1980, Cet. VIII. Tebba, Sudirman. Jalan Keselamatan Dunia dan Akhirat, Ciputat: Pustaka Irfan, 2007, Cet, I. Tim Prima Pena. Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Gitamedia, 2006, Cet. I. Wajdi, Firdaus, dan Saira Rahmani. Buku Pintar Salat Wajib dan Sunnah, Jakarta: Zaman, 2006.
74
Yahya, Imam Abi Zakaria, bin Syarif An-Nawawi At- Damsyik, Riyadhus As Shalihin, Zahra, Abu. Sholat Nabi SAW, Bandung: Penerbit Kota Ilmu, 2001.
Lampiran 1
Kisi – kisi Angket “PENGARUH SHALAT MALAM BERJAMAAH TERHADAP KEDISIPLINAN SANTRI" DI PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH BASMOL JAKARTA BARAT
No
Pertanyaan Pokok Penelitian
1.
Shalat sunnah
Indikator
No item
Jumlah item
Hukum shalat berjamaah
Keutamaan shalat berjamaah Kesadaran santri
14
1
1, 2, 3
3
6,7,10,11,13,1 5,16
7
4,5,8,9,12,17
6
3, 4, 7, 8, 10, 11, 12, 13
8
9
1
1, 2, 3, 7, 5, 6
6
Pembiasaan
Sanksi
Motivasi 2
Disiplin Disiplin dalam sehari-hari
Jumlah
30
Lampiran 2 ANGKET PENELITIAN “PENGARUH SHALAT MALAM BERJAMAAH TERHADAP KEDISIPLINAN SANTRI" DI PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH BASMOL JAKARTA BARAT
Identitas Responden Nama : Petunjuk Pengisian : a. Bacalah petunjuk pengisian sebelum mengisi angket b. Sebelum menjawab, bacalah terlebih dahulu setiap pernyataan dengan teliti, kemudian tentukan jawaban anda terhadap masing-masing pernyataan, dan c. Berilah tanda centrang ( v ) pada kolom yang sesuai dengan pilihan anda (Setuju) (Tidak Setuju) (Sangat Tidak Setuju) NO
ØS Ø TS Ø STS PERNYATAAN
1
Saya melaksanakan shalat lima waktu sehari
2
Saya merasa malas untuk bangun malam
3
Saya tetap melaksanakan shalat berjamaah meskipun saya mengantuk
4
Karena terbiasa melaksanakan shalat berjamaah, saya menjadi hafal doa tahajud
5
Saya shalat malam hanya ketika di pondok saja
6
Saya melaksanakan shalat malam berjamaah jika ada pengurus
7
Shalat malam berjamaah banyak membuang waktu tidur saya
8
Saya selalu mengikuti peraturan asrama
9
Saya merasa tenang setelah melaksanakan shalat tahajud?
10
Saya merasa tidak ada manfaat dari kewajiban shalat malam berjamaah ini
SS
S
TS
STS
NO
PERNYATAAN
11
Saya merasa terganggu dengan pelaksanaan shalat malam berjamaah
12
Saya tetap melaksanakan shalat berjamaah walaupun tidak didampingi oleh pengurus
13
Saya diberikan hukuman jika saya tidak berjamaah
14
Saya merasakan banyak manfaat dari sholat berjamaah
15
Saya selalu berada di shaf depan
16
Saya merasa lebih disiplin setelah melaksanakan shalat berjamaah
17
Saya merasa tidak tenang jika saya meninggalkan shalat malam
18
Saya mengetahui disiplin sangat penting
19
Saya merasa sudah disiplin setelah melaksanakan shalat malam berjamaah
20
Saya selalu tepat waktu untuk beribadah
21
Peraturan di asrama membuat saya tertekan
22
Saya selalu menyelesaikan tugas tepat waktu
23
Saya malu jika saya datang terlambat ke sekolah
24
Saya malas jika pengurus memaksa untuk berjamaah
25
Kegiatan pelaksanaan berjamaah membiasakan saya untuk disiplin dalam berbagai hal
26
Dengan disiplin, saya menjadi lebih teratur dalam menjalankan aktivitas
27
Saya merasa waktu tidur saya berkurang karena adanya kewajiban shalat malam
28
Saya sering mendapatkan sanksi karena tidak mengikuti shalat berjamah
29
Saya menyesal jika saya melanggar peraturan
30
Semakin dipaksa untuk shalat, saya semakin tidak mau untuk melaksanakannya
SS
S
TS
STS
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN PENGURUS PONDOK ALHIDAYAH BASMOL JAKARTA BARAT Nama
: Istiqomah Wulandari
Jenis Kelamin : Perempuan
1. Sejak kapan pesantren ini di bangun, dan apa tujuan didirikannya pesantren tersebut? Jawab: Pesantren ini dibangun pada tahun 1986 yang di dirikan oleh KH. Muhamad Hasyim, dan ujuan dari lembaga ini untuk membentuk santri yang berakhlakul karimah dan meneladani sikap kedisiplinan. 2. Apa motivasi lembaga dalam membentuk pelaksanaan shalat malam berjamaah? Jawab: Pondok Pesantren ini membentuk kegiatan salat malam berjamaah untuk memberikan pengajaran agar para santri terbiasa dengan kegiatan salat malam baik di pondok maupun di rumah. 3. Sejak kapan diterapkannya shalat malam berjamaah? Jawab: Kegiatan salat malam berjamaah di bentuk sejak pergantian Pimpinan Pondok Pesantren oleh Ayahnya ketika meninggal kepada anak sulungnya yang sekarang menjadi Pimpinan pondok pesantren. 4. Bagaimana penerapan kegiatan shalat malam berjamaah? Jawab: setiap minggu nya ada jadwal salat di shaf terdepan bagi tap kamarnya, membiasakan santri untuk disiplin salat di shaf terdepan 5. Strategi apa yang dilakukan pengurus dalam membangunkan santri untuk shalat malam? Jawab : menggedor-gedor pintu kamar santri. 6. Apa kendalanya dalam melaksanakan kegiatan shalat malam berjamaah? Jawab : para santri masih susah dibangunkan untuk salat malam dan masih banyak santri yang tidak mengikuti salat malam
7. Bagaimana mengatasi santri yang malas mengikuti shalat malam berjamaah? Jawab : bagi santri yang tidak mengikuti salat malam akan diberikan hukuman oleh pengurus pondok pesantren. 8. Hukuman apa yang diberikan bagi santri yang tidak mengikuti shalat malam berjamaah? Jawab: hukuman yang diberikan berupa uang sebesar 5.000.9. Apakah dengan melaksanakan shalat malam berjamaah santri menjadi disiplin? Jawab: sesuai dengan individu setiap anak, jika ia istiqomah dengan apa yang ia jalani, sikap disiplin akan muncul dengan sendirinya.
Jakarta, 19 Desember 2014
Istiqomah Wulandari
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN ALUMNI SANTRI PONDOK AL-HIDAYAH BASMOL JAKARTA BARAT
Nama
: Siti Rukoyyah
Jenis Kelamin : Perempuan
1. Mengapa anda lebih memilih pondok pesantren untuk menuntut ilmu? Jawab: karena pondok pesantren itu pergaulannya lebih bagus, selain kita mendapatkan ilmu Agama, pondok pesantren juga mengajarkan sikap kebersamaan.
2. Apa tanggapan anda mengenai kegiatan salat malam berjamaah di pondok pesantren? Jawab: menurut saya, itu kegiatan yang sangat bagus. Karena dengan membiasakan diri salat malam santri lebih dekat dengan Allah.
3. Berapa lama anda menjadi santri di pondok pesantren Al-Hidayah Basmol? Jawab: 3 tahun
4. Ketika anda berada di rumah, apakah anda melaksanakan salat malam? Jawab: ketika di rumah saya melaksanakn salat malam, namun tidak seintensif ketika di pondok pesantren.
5. Apa yang membuat anda malas untuk mengerjakan salat malam di rumah? Jawab: Ketika di rumah, terkadang saya tidak bisa melawan rasa kantuk, kemudian jika saya salat malam, salat subuh saya jadi kesiangan.
6. Menurut anda, apakah kegiatan salat malam di pondok pesantren membuat santri menjadi disiplin dalam kegiatan sehari-hari? Jawab: menurut saya mempengaruhi, Karena dengan dibiasaknnya mengerjakan salat malam kita pun akan terlatih mengerjakan segala sesuatunya dengan disiplin.
Jakarta, 24 Januari 2015
Siti Rukoyyah
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN ALUMNI SANTRI PONDOK AL-HIDAYAH BASMOL JAKARTA BARAT
Nama
: Nurul Rahmah
Jenis Kelamin : Perempuan
1. Mengapa anda lebih memilih pondok pesantren untuk menuntut ilmu? Jawab: menurut pengamatan saya, pergaulan di pondok pesantren lebih bagus, karena disana diajarkan banyak ilmu agama, selain di ajarkan banyak ilmu agama, para santri diajarkan pula kebersamaan, kedisiplinan dan rasa tanggung jawab agar tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
2. Apa tanggapan anda mengenai kegiatan salat malam berjamaah di pondok pesantren? Jawab: Menurut pendapat saya kegiatan salat malam di pondok sangat bagus, karena tidak semua pondok pesantren melakukan kegiatan tersebut, dengan adanya kegiatn salat malam melatih santri untuk membiasakan diri bangun malam agar terbiasa pada saat mereka berada di rumah.
3. Berapa lama anda menjadi santri di pondok pesantren Al-Hidayah Basmol? Jawab: saya bermukim di pondok pesantren hanya 1 tahun saja, setelah saya keluar dari pondok peantren saya meneruskan sekolah yang saya sukai.
4. Ketika anda berada di rumah, apakah anda melaksanakan salat malam? Jawab: sangat jarang, karena di rumahpun tidak ada yang menjalankan salat malam sehingga saya tidak terlatih untuk menjalankan salat malam tersebut.
5. Apa yang membuat anda malas untuk mengerjakan salat malam di rumah? Jawab: dikarnakan saya sering tidur larut malam ketika saya berada di rumah, oleh sebab iu sayapun sangat jarang sekali menjalankan ibadah salat malam.
6. Menurut anda, apakah kegiatan salat malam di pondok pesantren membuat santri menjadi disiplin dalam kegiatan sehari-hari?
Jawab: pendapat saya tidak mempengaruhi, karena sikap diiplin itu timbul dari keistiqomahan seseorang yang sangat kuat. Menurut pandangan saya kenyataannya masih saja ada beberapa santri yang tidak tepat waktu dalam menjalankan rutinitas di pondok pesantren misalnya menjalankan ibadah salat subuh masih tidak tepat waktu, mengaji dan lain sebagainya.
Jakarta, 24 Januari 2015
Nurul Rahmah
Lampiran 4 Uji Validitas A. Perhitungan Uji Validitas Variabel X No 1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
X 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4
Y 45 48 47 43 46 48 43 45 45 46 43 51 47 50 46 46 47 54 42 44 48 43 50 53 41 46 44 49 52 45 48 54 45 48
X² 16 9 9 9 16 16 9 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 9 9 16 16 16 16 9 16 16 9 16 16 16 16 16 16
Y² 2025 2304 2209 1849 2116 2304 1849 2025 2025 2116 1849 2601 2209 2500 2116 2116 2209 2916 1764 1936 2304 1849 2500 2809 1681 2116 1936 2401 2704 2025 2304 2916 2025 2304
XY 180 144 141 129 184 192 129 180 180 184 172 204 188 200 184 184 188 216 126 132 192 172 200 212 123 184 176 147 208 180 192 216 180 192
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74
4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
46 52 44 46 53 44 44 55 45 44 43 50 51 47 46 45 54 48 45 52 49 47 46 41 52 50 43 48 45 44 54 47 46 46 51 47 52 50 45
16 16 16 16 16 16 9 16 16 9 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 9 16 16 9 16 16 16 16 9 9 16 16 16 16 16 16 16 16 16
2116 2704 1936 2116 2809 1936 1936 3025 2025 1936 1849 2500 2601 2209 2116 2025 2916 2304 2025 2704 2401 2209 2116 1681 2704 2500 1849 2304 2025 1936 2916 2209 2116 2116 2601 2209 2704 2500 2025
184 208 176 184 212 176 132 220 180 132 172 200 204 188 184 180 216 192 180 208 147 188 184 123 208 200 172 192 135 132 216 188 184 184 204 188 208 200 180
75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3
56 44 44 50 46 44 43 46 43 46 43 51 43 48 48 46 42 47 49 46 46 41
∑ = 360
∑ = 4461
∑ √ √ √ √ √
∑
16 9 16 16 16 16 16 16 16 16 9 16 16 16 9 9 16 9 16 16 16 9 ∑
∑ ∑
= 1380
∑ ∑
∑
3136 1936 1936 2500 2116 1936 1849 2116 1849 2116 1849 2601 1849 2304 2304 2116 1764 2209 2401 2116 2116 1681 ∑
= 210621
224 132 176 200 184 176 172 184 172 184 129 204 172 192 144 138 168 141 196 184 184 123 ∑
=16951
Interpretasi Outpot: Pada uji ini diperoleh responden 96 santri dengan taraf signifikan 5% sehingga diperoleh r tabel = 0,202, sehingga kesimpulannya sebagai berikut:
Soal nomor 1 terdapat r hitung 0.33489 > r tabel 0,202 = valid Soal nomor 2 terdapat r hitung 0.239478 > r tabel 0,202 = valid Soal nomor 3 terdapat r hitung 0.35274 > r tabel 0,202 = valid Soal nomor 4 terdapat r hitung 0.354803 > r tabel 0,202 = valid Soal nomor 5 terdapat r hitung 0.019239 < r tabel 0,202 = tidak valid Soal nomor 6 terdapat r hitung 0.182039 < r tabel 0,202 = tidak valid Soal nomor 7 terdapat r hitung 0.207238 > r tabel 0,202 = valid Soal nomor 8 terdapat r hitung 0.305904 > r tabel 0,202 = valid Soal nomor 9 terdapat r hitung 0.465399 > r tabel 0,202 = valid Soal nomor 10 terdapat r hitung 0.012884 > r tabel 0,202 = valid Soal nomor 11 terdapat r hitung 0.318232 > r tabel 0,202= valid Soal nomor 12 terdapat r hitung 0.302229 > r tabel 0,202 = valid Soal nomor 13 terdapat r hitung 0,54794 > r tabel 0,202 = valid Soal nomor 14 terdapat r hitung 0,42916 > r tabel 0,202 = valid Soal nomor 15 terdapat r hitung 0,48583 > r tabel 0,202 = valid Soal nomor 16 terdapat r hitung 0,45291 > r tabel 0,202 = valid Soal nomor 17 terdapat r hitung 0,59047 > r tabel 0,202 = valid
B. Uji Validitas Variabel Y No 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
X 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 4
Y
X²
Y²
XY
31 34 38 35 37 34 39 33 36 41 39 36 35 38 34 40 39 33 37 33 39 40 36 38 36 34 31 37 34 37 36 31 33 37
9
961
93
9
1156
102
16
1444
152
16
1225
140
16
1369
148
9
1156
102
16
1521
156
16
1089
132
16
1296
144
16
1681
164
9
1521
117
16
1296
144
9
1225
105
16
1444
152
9
1156
102
16
1600
160
16
1521
156
16
1089
132
16
1369
148
16
1089
132
16
1521
156
9
1600
120
9
1296
108
9
1444
114
4
1296
72
16
1156
136
9
961
93
16
1369
148
9
1156
102
9
1369
111
9
1296
108
16
961
124
9
1089
99
16
1369
148
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 4
35 31 35 35 30 32 41 35 40 34 38 39 36 36 39 41 39 40 39 40 40 34 38 35 37 33 38 36 34 34 37 34 37 36 31 31 37
9
1225
105
9
961
93
16
1225
140
9
1225
105
9
900
90
16
1024
128
9
1681
123
9
1225
105
9
1600
120
16
1156
136
16
1444
152
9
1521
117
16
1296
144
9
1296
108
16
1521
156
16
1681
164
9
1521
117
16
1600
160
16
1521
156
16
1600
160
9
1600
120
9
1156
102
16
1444
152
16
1225
140
16
1369
148
16
1089
132
9
1444
114
4
1296
72
16
1156
136
9
1156
102
16
1369
148
9
1156
102
9
1369
111
9
1296
108
16
961
124
9
961
93
16
1369
148
72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96
3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 ∑ = 335
33 35 32 37 34 37 33 37 35 36 39 41 39 40 40
∑
9
1089
99
9
1225
105
16
1024
128
9
1369
111
16
1156
136
16
1369
148
9
1089
99
9
1369
111
9
1225
105
16
1296
144
16
1521
156
16
1681
164
9
1521
117
16
1600
160
16
1600
160
37
16
1369
148
40 38 39 30 40 37 41 38 35
9 16 9 9 9 9 16 16 9
1600 1444 1521 900 1600 1369 1681 1444 1225
120 152 117 90 120 111 164 152 105
3481
∑
1197
∑
127017
∑
12173
∑ √
∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
√ √ √ √
Interpretasi Outpot: Pada uji ini diperoleh responden 96 santri dengan taraf signifikan 5% sehingga diperoleh r tabel = 0,202, sehingga kesimpulannya sebagai berikut:
Soal nomor 1 terdapat r hitung 0,17275 < r tabel 0,202 = tidak valid Soal nomor 2 terdapat r hitung 0,34592 > r tabel 0,202 = valid Soal nomor 3 terdapat r hitung 0,16576 < r tabel 0,202 = tidak valid Soal nomor 4 terdapat r hitung 0,47146 > r tabel 0,202 = valid Soal nomor 5 terdapat r hitung 0, 21127 > r tabel 0,202 = valid Soal nomor 6 terdapat r hitung 0,41734 > r tabel 0,202 = valid Soal nomor 7 terdapat r hitung 0,23891 > r tabel 0,202 = valid Soal nomor 8 terdapat r hitung 0,25975 > r tabel 0,202 = valid Soal nomor 9 terdapat r hitung 0,25435 > r tabel 0,202 = valid Soal nomor 10 terdapat r hitung 0,2543 > r tabel 0,202 = valid Soal nomor 11 terdapat r hitung 0,59491 > r tabel 0,202= valid Soal nomor 12 terdapat r hitung 0,27041 > r tabel 0,202 = valid Soal nomor 12 terdapat r hitung 0,33799 > r tabel 0,202 = valid
Lampiran 5
Uji Realibilitas Variabel X No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
X 39 36 42 39 36 38 40 36 39 39 39 37 47 41 43 38 41 42 47 36 37 40 37 44 47 35 39 37 43 47 39 42 44 38
Y 26 29 32 28 31 27 33 24 29 34 33 30 29 31 29 33 32 27 31 27 33 34 30 32 30 28 25 30 28 32 30 25 28 30
X² 1521 1296 1764 1521 1296 1444 1600 1296 1521 1521 1521 1369 2209 1681 1849 1444 1681 1764 2209 1296 1369 1600 1369 1936 2209 1225 1521 1369 1849 2209 1521 1764 1936 1444
Y² 676 841 1024 784 961 729 1089 576 841 1156 1089 900 841 961 841 1089 1024 729 961 729 1089 1156 900 1024 900 784 625 900 784 1024 900 625 784 900
XY 1014 1044 1344 1092 1116 1026 1320 864 1131 1326 1287 1110 1363 1271 1247 1254 1312 1134 1457 972 1221 1360 1110 1408 1410 980 975 1110 1204 1504 1170 1050 1232 1140
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
41 41 46 38 43 46 38 36 49 39 37 36 43 46 42 41 40 46 42 39 47 43 40 38 35 46 44 37 40 38 38 47 42 41 38 43 39 47 43
29 26 29 29 25 26 36 30 35 28 32 34 30 30 33 34 35 33 32 34 35 29 31 29 31 27 32 30 28 28 30 28 32 30 25 26 30 27 29
1681 1681 2116 1444 1849 2116 1444 1296 2401 1521 1369 1296 1849 2116 1764 1681 1600 2116 1764 1521 2209 1849 1600 1444 1225 2116 1936 1369 1600 1444 1444 2209 1764 1681 1444 1849 1521 2209 1849
841 676 841 841 625 676 1296 900 1225 784 1024 1156 900 900 1089 1156 1225 1089 1024 1156 1225 841 961 841 961 729 1024 900 784 784 900 784 1024 900 625 676 900 729 841
1189 1066 1334 1102 1075 1196 1368 1080 1715 1092 1184 1224 1290 1380 1386 1394 1400 1518 1344 1326 1645 1247 1240 1102 1085 1242 1408 1110 1120 1064 1140 1316 1344 1230 950 1118 1170 1269 1247
74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96
39 52 41 38 45 43 37 36 39 37 38 36 43 36 40 42 39 37 41 44 38 38 35 ∑
26 32 28 31 28 33 29 30 35 34 33 33 36 30 35 32 34 23 34 33 34 31 30 ∑
3893
1521 2704 1681 1444 2025 1849 1369 1296 1521 1369 1444 1296 1849 1296 1600 1764 1521 1369 1681 1936 1444 1444 1225
∑
Varians Total = ∑
∑
2911
∑
∑
x²
= 159159 ∑
∑
N
= 96
159159
676 1024 784 961 784 1089 841 900 1225 1156 1089 1089 1296 900 1225 1024 1156 529 1156 1089 1156 961 900 ∑
89099
1014 1664 1148 1178 1260 1419 1073 1080 1365 1258 1254 1188 1548 1080 1400 1344 1326 851 1394 1452 1292 1178 1050 ∑
118084
(
)
( (
) )
Uji Realibilitas Variabel Y ∑
Varians Total = ∑
∑ ∑
∑
(
(
)
)
∑
x²
= 89099
N
= 96
Lampiran 6
Uji Korelasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
X 39 36 42 39 36 38 40 36 39 39 39 37 47 41 43 38 41 42 47 36 37 40 37 44 47 35 39 37 43 47 39 42 44 38
Y 26 29 32 28 31 27 33 24 29 34 33 30 29 31 29 33 32 27 31 27 33 34 30 32 30 28 25 30 28 32 30 25 28 30
X² 1521 1296 1764 1521 1296 1444 1600 1296 1521 1521 1521 1369 2209 1681 1849 1444 1681 1764 2209 1296 1369 1600 1369 1936 2209 1225 1521 1369 1849 2209 1521 1764 1936 1444
Y² 676 841 1024 784 961 729 1089 576 841 1156 1089 900 841 961 841 1089 1024 729 961 729 1089 1156 900 1024 900 784 625 900 784 1024 900 625 784 900
XY 1014 1044 1344 1092 1116 1026 1320 864 1131 1326 1287 1110 1363 1271 1247 1254 1312 1134 1457 972 1221 1360 1110 1408 1410 980 975 1110 1204 1504 1170 1050 1232 1140
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
41 41 46 38 43 46 38 36 49 39 37 36 43 46 42 41 40 46 42 39 47 43 40 38 35 46 44 37 40 38 38 47 42 41 38 43 39 47 43
29 26 29 29 25 26 36 30 35 28 32 34 30 30 33 34 35 33 32 34 35 29 31 29 31 27 32 30 28 28 30 28 32 30 25 26 30 27 29
1681 1681 2116 1444 1849 2116 1444 1296 2401 1521 1369 1296 1849 2116 1764 1681 1600 2116 1764 1521 2209 1849 1600 1444 1225 2116 1936 1369 1600 1444 1444 2209 1764 1681 1444 1849 1521 2209 1849
841 676 841 841 625 676 1296 900 1225 784 1024 1156 900 900 1089 1156 1225 1089 1024 1156 1225 841 961 841 961 729 1024 900 784 784 900 784 1024 900 625 676 900 729 841
1189 1066 1334 1102 1075 1196 1368 1080 1715 1092 1184 1224 1290 1380 1386 1394 1400 1518 1344 1326 1645 1247 1240 1102 1085 1242 1408 1110 1120 1064 1140 1316 1344 1230 950 1118 1170 1269 1247
74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96
39 52 41 38 45 43 37 36 39 37 38 36 43 36 40 42 39 37 41 44 38 38 35 ∑
26 32 28 31 28 33 29 30 35 34 33 33 36 30 35 32 34 23 34 33 34 31 30 ∑
3893
1521 2704 1681 1444 2025 1849 1369 1296 1521 1369 1444 1296 1849 1296 1600 1764 1521 1369 1681 1936 1444 1444 1225
2911
∑ √
√ √ √ √
∑
∑
159159
∑ ∑
676 1024 784 961 784 1089 841 900 1225 1156 1089 1089 1296 900 1225 1024 1156 529 1156 1089 1156 961 900 ∑
∑ ∑
∑
89099
1014 1664 1148 1178 1260 1419 1073 1080 1365 1258 1254 1188 1548 1080 1400 1344 1326 851 1394 1452 1292 1178 1050 ∑
118084
Lampiran 7
Uji Signifikan √
√
Foto bersama Pimpinan Pondok Pesantren Putri Al-Hidayah
Suasana Salat Malam berjamaah di Imami oleh pengurus Pondok putri AlHidayah
Suasana Salat Malam berjamaah di pondok putri Al-Hidayah
Keakraban dengan santri setelah melaksanakan salat
Foto bersama dengan pengurus setelah wawancara