PENGARUH INTENSITAS MENONTON TELEVISI TERHADAP KEDISIPLINAN DALAM MENJALANKAN IBADAH SALAT BAGI SISWA DI SD N TINGKIR LOR 2 KEC. TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan guna Memenuhi kewajiban dan Syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pen didikan Agama Islam dalam Ilmu Tarbiyah
OLEH SITI TASLIHAH NIM 11408023
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN) SALATIGA 2010
DEKLARASI
Dengan
penuh
rasa
tanggung
jawaba n
kejujuran,
penel iti
menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain. Demikian juga skripsi ini tidak berisi
satupun
pemikiran -pemikiran
dari
orang
lain
kecuali
informasi yang terdapat referensi yang dijadikan bahan ruj ukan. Apabila dikemudian hari ternyata terbukti terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan munaqosah skripsi. Demikian deklarasi ini dibuat untuk dapat dipah ami.
Salatiga, 28 Agustus 2010 Penulis
Siti Taslihah NIM. 11408023
ii
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 232706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id Email:
[email protected]
Dr. H. M. Zulfa, M.Ag Dosen ST AIN Salatiga Nota Pembimbing Lamp : 3 Eksemplar Hal : Naskah Skripsi Saudari Siti Taslihah Kepada, Yth. Ketua ST AIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum Wr.Wb. Setelah melakukan proses pembimbingan baik dari segi isi, bahasa, teknik penulisan dan perbaikan seperlunya atas skripsi saudara : Nama : SIT I T AS LIHAH NIM : 11408023 Progdi : Tarbi yah PAI Judul : PENGARU H INTENSIT AS MENONTON TE LEVISI TERHADAP KEDISIPLINAN DALAM MENJ ALANKAN IBADAH SALAT BAGI SISWA DI SD N TINGKIR LOR 2 KEC. TINGKIR KOT A SALAT IGA T AHUN 2009/2010 Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supa ya di manaqosahkan. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Salatiga, 06 Agustus 2010 Pembimbing
Dr. H. M. Zulfa, M.Ag
iii
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 232706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected]
PENGESAHAN Judul
:
Nama : NIM : Program Studi :
PENGARUH INTENSITAS MENONTON TELEVISI TERHADAP KEDISIPLINAN DALAM MENJALANKAN IBADAH SALAT BAGI SISWA DI SD N TINGKIR LOR 2 KEC. TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2009/2010 SITI TASLIHAH 11408023 Pendidikan Agama Islam (PAI)
Salatiga, 28 Agustus 2010 Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
H. Muh Irfan Helmy, Lc. MA NIP. 19740104 200003 1 003
Dra. Hj. Lilik sriyanti, MSi NIP. 19660814 199103 2 003
Dosen Pembimbing
Dr. H. M. Zulfa, M.Ag NIP. 19520430 197703 1 001
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk : 1. Bapak Ibu tersa yang, yang merupakan pembimbing utama hidupku dan do’a -do’anya. 2. Segenap keluarga, suami dan anak – anak tercinta. 3. Rekan – rekan guru di SDN Tingkir Lor 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. 4. Teman – teman kuliah sekeluarga.
v
MOTTO
“MEMANG SULIT MENCIPTAKAN ANAK YANG SUKSES DAN SALEH SEDANGKAN KITA TERLENA DALAM MENGARTIKAN KESUKSESAN DENGAN SUKSES MATERI DAN SUKSES DUNIAWI”
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan Sang pencipta alam r aya, yang telah memberikan karunia pada kita semua, dzat tempat kita memohon perlindungan dan keselamatan. Sholawat
dan salam
senantiasa terlimpah pada keluarga dan sahabat-sahabat beliau yang telah membimbing manusia menuju cahaya nur Ilahi yaitu iman dan Islam. Peneliti mengakui bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan
tanpa
bantuan
oleh
berbagai
pihak
demi
terselesainya penyusunan skripsi ini. Sebagai penyempurna maka penulis berharap kepada pembaca untuk dapat mengkritisi isi dari skripsi ini dengan kritik dan saran yang membangun. Penulis juga berkeinginan menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga 2. Bapak Drs. Joko Sutopo selaku ketua Jurusan Tarbiyah Ekstensi 3. Bapak Dr. H.M. Zulfa, M.Ag Selaku dosen pembimbing 4. Bapak dan Ibu Dosen ST AIN Salatiga yang dengan tulus ikhlas mendidik dan memberikan jasanya.
vii
5. Bapak Drs. Zaenal Abidin selaku Kepala Sekolah SDN Tingkir Lor 02 Kota Salatiga. 6. Dan semua pihak yang tidak mungk in penulis sebutkan satu per satu yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini. Akhir kata penulis hanya dapat berdo’a semoga amal baik yangtelah diberikan kepada penulis senantiasa mendapatkan balasan berlipat ganda serta mendapat taufik dan hidayah -Nya, Amin. Besar harapan bagi penulis jika skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya semoga dapat dijadikan sebagai tambahan literature pengetahyan.
Salatiga, 28 Agustus 2010 Penulis
SITI TASLIHAH NIM. 11408023
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDU L ................................................................
i
HALAMAN DE KLARASI ........................................................
ii
HALAMAN NOT A PEMBIMBING ........................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................
v
HALAMAN MOTTO ............................................................... vi KAT A PENGANT AR .............................................................. vii DAFT AR ISI .......................................................................... ix DAFT AR T ABE L .................................................................... xii BAB I
PENDAHU LUAN .......................................................
1
A. Latar Belakang ......................................................
1
B. Penjelasan Istilah ..................................................
4
C. Permasalahan ........................................................
5
D. Tujuan Penelitian ..................................................
6
E. Manfaat Hasil Penelitian ........................................
6
F. Hipotesis ..............................................................
7
G. Metode Penelitian .................................................
8
1. Populasi dan Sampel .........................................
8
2. Variabel Penelitian ...........................................
9
3. Metode Pengumpulan Data ................................ 11 4. Teknik Analisa Data ......................................... 12
ix
H. Sistematika Penulisan ............................................ 14 BAB II
T INJ AUAN PUST AKA ........................................... 17 A. Intensitas Menonton TV ......................................... 17 1. Tinjauan Umum Media Televisi .......................... 17 2. Sejarah Perkembangan Televisi ........................... 19 3. Program Acara Televisi ...................................... 22 4. Dampak Media Televisi ...................................... 25 B. Ibadah Salat .......................................................... 27 1. Pengertian Salat ............................................... 27 2. Dalil – Dalil Perintah Salat................................ 29 3. Macam – Macam Salat....................................... 31 4. Waktu – Waktu Salat Wajib ............................... 32 C. Hubungan Intensitas Menonton Televisi Terhadap Kedisiplinan Menjalankan Salat .............................. 38 D. Tayangan Acara Televisi Dan Akti fitas Beribadah Salat .................................................................... 39
BAB III
METODO LOGI PENE LITIAN .................................. 46 A. Gambaran Umum SDN Tingkir Lor 02 Salatiga ........ 46 1. Sejarah Berdirinya SDN Tingkir Lor 02 Sa latiga . 46 2. Letak Geografis ................................................ 48 3. Visi dan Misi SDN Tingkir Lor 02 Salatiga ......... 49 4. Data kepengurusan Sekolah ............................... 51
BAB IV
ANALISA DAT A .................................................... 55 1. Analisa Data ......................................................... 62 2. Analisa Uji Hipotesis ............................................ 62
x
BAB V
PENUTUP ................................................................. 64 A. Kesimpulan ............................................................ 64 B. Saran ..................................................................... 65
DAFT AR PUST AKA ............................................................... 67 LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Prosentase Acara Sia ran Televisi per januari (2004)..................................................................... 24 Tabel 2.2 Acara Siraman Rohani ............................................. 43 Tabel 3.1 Daftar Jumlah Siswa SDN Tingkir Lor 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga ............................... 52 Tabel 3.2 Data Guru SDN Tingkir Lor 02 Kota Salatiga .............. 53 Tabel 3.3 Sarana dan Pr asarana SDN Tingkir Lor 02 Kota Salatiga ................................................................... 54 Tabel 3.4 Pengurus SD N Tingkir Lor 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga........................................................... 54 Tabel 4.1 Angket Intensitas siswa menonton TV siswa SD N Tingkir Lor -02 Salatiga ........................................................ 56 Tabel 4.2 Kat egorisasi Hasil Pengukuran Intensitas Menonton Televisi .................................................................. 58 Tabel 4.3 Angket Kedisiplinan Menjalankan Ibadah Salat SDN Tingkir Lor 02 Kota Salatiga ..................................... 59 Tabel 4.4 Kategorisasi Hasil Pengukuran Kedisiplinan Menjalankan Ibadah Salat ............................................................ 61
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Media komunikasi seperti televisi berkembang pesat dan semakin semarak bukan saja jam tayang tetapi juga acara siarannya semakin menarik bagi si apa saja bagi semua lapisan laki-laki
perempuan,
tua
muda
sekolah,
nampaknya
manajer
terlebih di
anak -anak
setiap
usia
stasiun -stasiun
mempunyai strategi sendiri antara satu dengan yang lain saling berlomba -lomba menarik perhatian pemirsa. Informasi
yang
ditayangkan
lewat
televisi
dapat
dimanfaatkan untuk semua, dapat menambah pengalaman dll karena televisi sebenarnya mengandung 1. Tuntunan 2. Pendidikan 3. Hiburan (tontonan) 4. Komersial Dari
keempat
hal
diatas,
amat
bermanfaat
bagi
kemajuan bangsa walaupun pada perkembangan selanjutnya, karena pengaruh jaman ada sisi lain yang lebih menonjol yakni hibura n dan komersial.
1
2
Secara karakteristik tayangan televisi mempunyai ciri tersendiri apabila dibandingkan dengan media -media lain. Seseorang yang menonton televisi semua aktivitas akan tercurahkan seperti penglihatan, pendengaran, pemikiran dan perasaannya ak an senantiasa dikondisikan dengan sesuatu yang
baru
Artinya
atau
para
disebut
pemirsa
dengan
televisi
“ simulatex
akan
selalu
experience ”. mendapatkan
pengetahuan yang baru. Dari sinilah kepiawaian direktur yang membuat inovasi -inovasi baru. Kecepatan infor masi pada jaman sekarang memang amat diperlukan. Ketertarikan media televisi sudah merambah ditiap tiap wilayah, tidak saja diperkotaan tetapi didesa daerah terpencil sekalipun media ini sudah dapat dijangkau. Dari sisi kemaslahatan umat seperti pendapat E veret E. Moger. “bahwa penggunaan menimbulkan
media
informasi
perubahan
yang
dengan
baik
adalah
menerapkannya
untuk dalam
pembangunan berskala besar. Hal tersebut berkaitan dengan tugas media informasi yaitu untuk memperluas pendidikan publik yang berkaita n langsung dengan upa ya menumbuhkan inovasi baru masyarakat dalam menjalankan perikehidupannya dibeberapa sektor dan aspek kehidupan” 1
1
A. Alatas Fahmi, Bersama Televisi Merenda Nasib Bangsa, YKPN, Jakarta, 1997, hal. 11
3
Harus
disadari, meskipun media
informasi
secara
global merubah peradaban karakteristik kehidupan, tetapi tidak selalu mem bawa kearah kebaikan. Pengaruh media ini mewarnai
ga ya
cenderung
pola
mewah,
individualistik, menengah
dan
hal
keatas,
hidup
masyarakat
matrealistis itu
tidak
tetapi
hanya
masyarakat
malah
konsumtif, cenderung
masyarakat
tingkat
dari
rendah
tigkat
mengalami pola dan ga ya hidup serba matrealistik tanpa menghiraukan
pesan -pesan
moral
seperti
yang dirasakan
sekarang ini, bagi orang tua, pendidik, para ulama dan orang orang yang masih mendahulukan moralitas agama, merasa amat prihatin, dimana kultur buda ya send iri sudah mulai diabaikan, nilai -nilai moralitas tata karma, hormat kepada orang tua mulai diabaikan, cenderung meniru pola dan ga ya hidup Eropa. Meninggalkan nilai -nilai pendidikan yang digali dari budaya sendiri. Dalam suatu penelitian bahwa 7 stasiun te levisi yang mudah disaksikan anak -anak dalam satu meneyediakan 89 tayangan anak dengan 84 judul yang dita yangkan antara pukul 14.30 WIB s/d 18.00 WIB, sedang film -film untuk tontonan orang dewasa ditayangkan mulai pukul 18.00 WIB. Padahal pada jam tersebut biasanya anak -anak belum tidur karena sedang belajar atau sedang menjalankan tugas keagamaan
4
(mengaji dan salat maghrib bagi umat Islam) akibatnya mereka melalaikan kewajiban itu.
2
Menonton tayangan televisi pada suatu sisi dapat mengganggu aktivitas iba dah terutama salat. Sebab pada umumnya apabila bentuk porsi tayangannya dianggap sudah menarik atau menyebabkan lupa akan tugas dan kewajibannya apalagi orang tua tidak pernah mengarahkan anak -anaknya. Dalam
permasalahan
tersebut,
penulis
ingin
mengetahui pengaruh intesnsitas menonton televisi terhadap kedisiplinan siswa dalam menjalankan ibadah shalat siswa bagi siswa di SD N Tingkir Lor 2 Kec, Tingkir Kota Salatiga.
B. Penjelasan Istilah Dalam penelitian ini agar tidak menyimpang dari judul yang penulis bu at, beberapa batasan sebagai berikut : 1.
Intensitas Menonton Televisi Intensitas adalah “perihal meningkatkan kegiatan yang
lebih
hebat;
keadaan
tingkatan
atau
ukuran
intensitasnya” 3 jadi Intensitas menonton tayangan televisi artinya se genap upa ya untuk dic urahkan dengan disertai pengorbanan
waktu,
perhatian,
keaktifan
serta
meningkatkan frekuensi dalam menonton televisi. 2 3
Wawan Kusnadi, Komunikasi Masa Sebuah Analisis Media Televisi, Raneka Cipta, 1996, hal. 62 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2005, hal. 438
5
2. Kedisiplinan Siswa dalam Menjalankan Ibadah Salat. Kedisiplinan
adalah
:
“kepatuhan
terhadap
peraturan-peraturan (tata tertib)” 4 yang dimaksud disini kepatuhan
siswa
dalam
melaksanakan
ibadah
yang
mencakup tata tertib (tepat) waktu syarat dan rukunnya, serta khusu’ dan kesungguhan sedangkan salat
yang
dimaksud adalah “salat wajib dikerjakan oleh setiap muslim yang telah akil baligh dan ber akal, salat wajib yang dimaksud adalah salat subuh, salat dhuhur, salar ashar, salat maghrib dan salat isya’.
C. Permasalahan Pada latar belakang permasalahan diatas maka dapat dirumuskan beberpa pokok permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini seba gai berikut : 1. Ba gaimana intensitas menonton televisi bagi siswa SD N Tingkir Lor 2 2. Ba gaimana kedisiplinan siswa dalam melakukan ibadah salat bagi siswa SD N Tingkir Lor 2 3. Apa ada pengaruh intensitas menonton televisi terhadap kedisiplinan siswa dalam menja lankan ibadah salat siswa di SD N Tingkir Lor 2
4
Ibid, hal. 268
6
D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui intensitas menonton televisi bagi siswa di SD N Tingkir Lor 2
2. Untuk mengetahui kedisiplinan siswa dalam menjalankan ibadah salat di SD N Tingkir Lor 2 3. Untuk
mengetahui
ada
pengaruh
intensitas
menonton
televisi terhadap kedisiplinan siswa dalam menjalankan ibadah salat bagi siswa SD N Tingkir Lor 2
E. Manfaat Hasil Penelitian Dari aspek signifikansi, hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan kemanfaatan baik dari segi praktis maupun teoritik, 1. Ditinjau dari segi praktis, apabila ternyata ada pengaruh intensitas menonton televisi terhadap kedisiplinan dalam menjalankan ibadah shalat bagi siswa SD N Tingkir Lor 2 maka hal ini berarti ada manfaat bagi guru khususnya guru pendidikan agama Islam dapat memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya pengaruh i ntensitas menonton TV terhadap Selanjutnya
kedidiplinan guru
menjalankan
agama
dapat
ibadah
senantiasa
shalat. member i
7
bimbingan dan arahan bahwa pentingnya menjalankan ibadah shalat. 2. Dari segi teoritik, diharapkan dapat memberi sumbangan bagi dunia ilmu pengetahuan pada umumnya dan bidang pendidikan pada khususnya.
F. Hipotesis Untuk mengetahui lebih lanjut tentang permas alahan penelitian, maka harus diketahui apa itu hipotesis, menurut para ahli hipotesis adalah “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. 5 Berdasarkan pengamatan sementara penulis, s ampai ada
penelitian
NEGAT IF
lebih
lanjut
bahwa
INTENSIT AS
TERHADAP
:” ADA
PENGARUH
MENONTON
TE LEVISI
SISWA
DALAM
KEDISIPLIAN
MENJALANKAN IBADAH SALAT”. Atau dengan kata lain semakin
tinggi
menonton
televisi,
maka
semakin
tidak
disiplin dalam menjalankan ib adah salat dan sebaliknya semakin rendah intensitas menonton televisi semakin tinggi kedisiplinan dalam menjalankan ibadah salat.
5
Suharsini Ari Kunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Raneka Cipta, Jakarta 1996, hal. 67
8
Dari kesimpulan
hipotesis bahwa
diatas
terdapat
penulis pengaruh
dapat antara
menarik intensitas
menonton televisi terhadap kedisiplinan menjalankan salat. Artinya apabila anak menghabiskan waktu, perhatian banyak dihabisakn
untuk
menonton
televisi
dapat
menyebabkan
ibadah tidak tertib bahkan tidak disiplin.
G. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara utama yang dipergunak an untuk mencapai tujuan. Adapun beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang penulis gunakan adalah : 1. Populasi dan Sampel a.
Populasi Populasi adalah “keseluruhan seluruh subjek penelitian”.
6
sedangkan yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas IV, V, dan VI SD N Tingkir Lor 2 Ke c. Tingkir Salatiga tahun pelajaran 2009/2010, sebanyak 97 siswa. b. Sampel Sampel
adalah
“sebagian
dari
populasi”. 7
Menurut Suharsini Arikunto “untuk sekedar ancer ancer maka apabila subjek penelitian kurang dari 100 6
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakartam PT Rineka Cipta, 1998), hal. 115 7 Sutrisno Hadi, Metodologi 2, (Yogyakartam Andi Ofset, 2004), hal. 217
9
lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan
penelitian
populasi.
Dan
jika
jumlah
subjeknya besar daat diambil anatara 10 -15% atau 2025% atau lebih 8. Berdasarkan
pengertian
diatas,
maka
dalam
penelitian ini diamb il sampel siswa sebagai sampel dalam penelitian
yang berarti 50/224x100=22.32%
dan telah memenuhi ketentuan yang dikemukakan oleh Suharsini Arikunto sebagaimana tersebut diatas. c.
Sampling Sampling adalah “cara yang digunakan untuk mengambil
sampel” 9.
Setelah
selesai
dikumpulkan
kemudian diambil 50 siswa sebagai sampel dengan cara undian untuk menghindari reka yasa. 2. Variabel penelitian Variabel adalah “semua objek yang menjadi sasaran penelitian dan disebut sebagai gejala yang menunjukkan variasi, baik dal am jenis maupun dalam tingkatan” 10. Dalam penelitian ada dua variabel, yaitu a.
8
Intensitas Menonton Televisi
Suharsini Arikunto, Op. Cit, hal. 115 Ibid, hal. 70 10 Sutrisno Hadi, Metodologi Research 3, (Yogyakarta : Andi Ofset, 2004), hal. 250 9
10
Variabel
pengaruh
yang
di maksud
dalam
penelitian ini adalah intensitas menonton televisi siswa SD N Tingkir Lor 2 Kec. Tingkir Salatiga tahun 2009/2010. Yang diambil dari nilai angket intensitas menonton televisi yang kemudian disebut variabel pertama. Dan kedisiplinan dalam menjalankan ibadah shalat
sebagai
variabel
kedua,
dengan
indikator
intensitas menonton televisi : 1. Pagi sebelum sekolah 2. Pagi, siang, sore, malam hari pada hari libur 3. Siang hari setelah pulang sekolah 4. Sore hari sebelum belajar 5. Malam hari sesudah belajar / sebelum tidur 6. Pada saat saat waktu shalat apa juga menonton, sehingga agak terlambat shalatnya. b. Kedidiplinan dalam menjalankan shal at Variabel
terpengaruh
yang
di maksud
dalam
penelitian ini adalah kedisiplinan menjalankan ibadah salat dengan indikator sebagai berikut : 1. Mengawalkan waktu shalat 2. Memahami waktu dan rukun shalat 3. Memahami kaifiat/tata cara shalat 4. Menjawab jika ada adzan
11
5. Mengetahui urut -urutan bacaan shalat 6. Memposisikan jika makmum sendirian, dua orang, tiga orang atau lebih 3. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : a.
Field research (penelitian lapangan) yait u usaha dan informasi
secara
intensif
disertai
analisis
dan
pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan. Dalam hal ini penulis mengadakan penelitian lapangan kemudian metode yang dipakai. 1. Metode Angket Metode ini merupakan “suatu daftar yang berisi pertanyaan -pertanyaan yang harus dijawab atau
dikerjakan
oleh
orang/anak
yang
ingin
diselidiki atau direspon” 11. Metode ini penulis gunakan
untuk
memperoleh
data
intensitas
menonton televisi dan data tentang kedisiplinan dalam menjalankan ibadah shalat si swa SD N Tingkir
Lor
2
Kec.
Tingkir
Salatiga
tahun
2009/2010. 2. Metode Dokumentasi 11
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit F. Psikologi UGM, 1989), hal. 65
12
Metode
dokumentasi,
yaitu
:
“metode
pengumpulan data mengenai hal -hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah prasasti, notulen rapat, legger , agenda dan sebagainya” 12.
Metode
ini
dipergunakan
untuk
memperoleh data tentang sejarah singkat, sarana dan prasarana, letak geofrafis, keadaan siswa, guru, struktur organisasi dan tenaga administrasi dan lain-lain di SD N Tingkir Lor 2 Kec. Tingkir Salatiga. 3. Metode Wawancara Metode wawancara adalah “sesuatu proses tanya jawab lisan, dalam mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan suara dengan telinga sendiri” 13. Metode ini dipergunaka n wawancara dengan kepala sekolah, guru yang dipandang perlu dan membantu jalannya penelitian. 4. Te kni k Analisis Data Data yang telah terkumpul, penulis mengolah dan menganalisis secara kuantitatif dengan tabulasi silang dan 12 13
Suharsini Ari Kunto, Op. cit, hal 104. Sutrisno Hadi, Op. Cit., hal 217
13
analisis data atau kuantitatif, yaitu teknik analisis data statistik dengan teknik korelasional. Adapun langkah langkah dalam menganalisis adalah 1.
Analisis pendahuluan Yaitu menyusun tabel distri sederhana untuk setiap variabel
yang
terdapat
penelitian.
Dalam
hal
ini
intensitas menont on televisi dan kedisiplinan siswa dalam menjalankan ibadah shalat. Dengan tiga pilihan a.
Untuk alternatif jawaban b dengan nilai 3
b. Untuk alternatif jawaban c dengan nilai 2 c.
Untuk alternatif jawaban d dengan nilai 1
2.
Analisis Data Analisis ini digunakan un tuk menguji beberapa hipotesis
dengan
menghitung
lebih
lanjut
tabel
distribusi frekuensi pada analisis pendahuluan dengan menggunakan teknik konrigensi sebagai berikut :
f h )2
( f0
2
fh Keterangan : 2
f0
:
Chi Kwadrat
:
frekuensi yang diperoleh dari (diobservasi dalam) sampel
14
fh
:
frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan dari frekuensi yang diharapkan dalam populasi.
3.
Analisis Uji Hipotesis Analisis
ini
di gunakan
untuk
mengambil
kesimpulan dilaksanakan analis is uji hipotesis. Setelah diketahui hasil dari hipotesis hasil dari koefisien chi 2
square antara x dan y atau diperoleh dari hasil
,
maka langkah berikutnya adalah menghubungkan antara hasil perhitungan
2
dengan ta ble
2
, baik dalam taraf
signifikan 5 % atau 1%. Apa bila
nilai
2
yang
dihasilkan sama atau lebih tinggi dari nilai r pada tabel berarti hasil yang diperoleh adalah signifikan, maka hipotesis yang diajukan diterima k ebenarannya.
H. Siste mati ka Penulisan S kri psi Pada garis besarnya skripsi ini terdiri dari tiga bagian muka isi dan akhir. Ba gian muka skripsi terdiri dari Halaman Judul Skripsi, Deklarasi,
Nota
Pembimbing,
Pengesahan,
Motto,
Persembahan, Kata Pengantar, Da ftar Isi , Dan Daftar Tabel.
15
Ba gian isi terdiri dari 5 bab, sedangkan tiap -tiap bab terdiri dari beberapa sub bab dan selanjutnya dapat dijelaskan sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan Pendahuluan berisi : Latar Belakang Masalah, Penjelasan
Istilah
Permasal ahan,
Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesis, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan Skripsi. Bab II
Intensitas
Menonton
Televisi
Terhadap
Kedisiplinan Dalam Menjalankan Shalat Dalam bab ini diuraikan mengenai teori tentang intensitas menonton televisi yang meliputi Tinjauan Umum
Tentang
media
Televisi,
sejarah
Perkembangan Televisi, Program Acara Televisi, dampak Negatifnya. Kemudian membahas tentang ibadah shalat yang meliputi Pengertian Ibadah Shalat, Dalil -Dalil Perintah Shalat, Waktu -Waktu Shalat Wajib, Kedudukan dan Hikmah Shalat. Kemudian
yang
terakhir
dibahas
hubungan
intensitas menonton televisi terhadap kedisiplinan dalam menjalankan shalat. Bab III Gambaran Umum Sd N Tingkir Lor 2 Tingkir Salatiga
16
Bab ini membahas tentang SD N tingkir Lor 2 berisi
Gambaran Umum SD N tingkir
Lor 2
meliputi Sejarah Berdirinya, Letak Geografis, Visi Misi Sekolah, Data Kepengurusan Sekolah, dibahas pula
keadaan
sekolah
terdiri
Keadaan
Siswa,
Keadaan Guru, dan Keadaan Sarana Dan Prasarana, terakhir dibahas Data Penelitian dan Hasil Angket. Bab IV
Analisis Pengaruh Intensitas Menonton Televisi Terhadap Kedisiplinan Menjalankan Shalat Bab ini membahas analisa Pendahuluan, Analisis Data, dan Analisa Lanjut.
Bab V
Penutup Bab ini merupakan bab terakhir yang ter diri dari Kesimpulan,
Saran -Saran
dan
Kata
Penutup.
Kemudian bagian akhir Penulis lampirkan Daftar Kepustakaan,
Lampiran -Lampiran
dan
tentang
ini,
daftar
Riwa yat Hidup. Demikian
sepintas
sist ematika
mudah -
mudahan dapat mengantarkan pembaca kepada pemahama n yang terkandung didalamnya.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Intensitas Menonton Televisi 1. Tinjauan Umum tentang Media Televisi Menurut pengertian bahasa, istilah
sistem penyiaran
gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui label atau melalui angkasa yang menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar. Menurut
Darwanto
Sastro
Subrita
yang
14
dimaksud
televisi adalah (television broadcast) yaitu siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri -ciri berlangsung pesannya
satu bersifat
arah, umum
komunikatornya sasarannya
melembaga, menimbulkan
kerempakan dan komunikasinya heterogen. 15 Komunikasi antar sesama dan komunikasi itu satu arah, akan sangat menarik tanpa harus memakan waktu, tempat, dan biaya.
14
T im P e nyu su n, Kamus B esa r B ahasa I ndonesi a E di si Ke T i ga , ( Jakar t a : P usat Baha sa, Depar t e me n P e nd id ika n Nas io na l, Ba la i P u st aka, 2007) , ha l 1162 15 Oo ng Uc hja na E fe nd y, T el e vi si si aran d an Pra kt ek ( B a ndu ng : Ma ndar Ma ju. 1993) , ha l. 22.
17
18
Televisi alat penyampaian informasi media pada masa ini yang paling efektif, diberbagai lapisan kepentingan, informasi langsung dengan cepat dapat diterima diaks es oleh siapa saja dan apa saja, namun nampaknya yang paling urgen adalah bidang bisnis. Televisi adalah gabungan dari media dengar dan gambar sebab informasi yang disampaikan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual. Dengan hadirnya televisi yang merupakan alat ini, maka impian khalayak untuk dapat melihat sesuatu dari jarak jauh telah menjadi kenyataan, meskipun sampai saat ini masih tetap saja menjadi impian karena belum meratanya dalam hal kepemilikan seluruh lapis an masyarakat khususnya dinegara berkembang seperti di Indonesia. Tetapi bagaimanapun juga televisi masih tetap saja merupakan alat yang baru dalam perjalanan sejarah peradapan manusia. 16 Melalui wahana telekomunikasi, manusia mengadakan saling tukar inform asi jarak jauh, baik secara lisan (telepon, intercom,
(B
maupun
audiovisiual
perkembangan
radio),
yang
tulisan atau cepat
(telegram, televisi. dibidang
telekfaksimile), Dipacu 3C
oleh
( computer,
communication, control ) wahana komunikasi dari waktu 16
Dar want o S ast ro S ubrot o , Produksi A cara T el evi si ( Yo gyakar t a : Dut a Wa ca na U niver s it y P r es s, 1994) , Hal. 1
19
waktu semakin canggih. Hal ini dimungkinkan oleh apa yang disebut fenomena sinergik, yakni terjadinya interaksi 3 jenis teknologi
diatas
dewasa
ini
mulai
diperkenalkan
dan
digunakan suatu wahana telekomunikasi supra modern yang memadukan model -model telekomunikasi secara data dan tulisan serta gerak sekaligus, yang dikenal ISDN atau (integral servise digital network , jaringan digital layanan terpadu) 17 2. Sejarah Perkembangan Televisi Pada tahun 1862 seorang ahli Italia yang bernama Abbe Casseli
berhasil
menemukan
sist em
pengiriman
gambar
dengan listrik melalui kawat. Namun, dasar -dasar scaning televisi mekanis (gerak berkas electron dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah pada saat pengambilan gambar didalam tabung kamera serta dalam penyusunan kembali gambar dilayar televisi) untuk pengiriman gambar objek bergerak baru ditemukan oleh Paul Nipkow seorang Rusia yang hidup di Jerman tahun 1884.
18
Perkembangan selanjutnya seorang ahli menuangkan ga gasannya pada tahun 1935 di Perancis mulai diperkenalkan siaran televisi dengan hasil 180 garis setiap bingkai, di
17
18
Ded i S upr iyad i, E ra B aru B i sni s T el ekomuni kasi ( Ba ndu ng : Re ma ja Ro sdakar ya O ffs et , 1996) Hal. 7 P . C. S ut r is no , Pedoman Prakt i s Penul i san Skenari o T el evi si Dan Vi deo ( Jakar t a : P T Gr a med ia S ar a na I ndo ne s ia, 1993) ha l 4.
20
Inggris BBC memberi siaran televisi denagan siaran sistem Marconi EMI dengan 405 garis visual. 19 Selama perang dunia II, semua usaha memperkenalkan televisi behenti, namun kegiatan penelitian dibidang lain yaitu rada r, guna kepentingan militer ditingkatkan. Kondisi ini justru membantu mempercepat penyempurnaan televisi. Setelah perang selesai mulailah penyebaran televisi secara besar-besaran. meskipun demukian hingga tahun 1946 baru 4 negara yang mempunyai siaran tele visi. Jumlah ini meningkat menjadi 18 negara pada tahng 1953. Jadi, dapat dikatakan bahwa dari akhir tahun 1940 -1950 merupakan masa keemasan televisi ketika itu ketika itu segala macam program disiarkan langsung ari studio. 17 Agustus 1962 bertepatan denga n penyiaran pidato presiden Indonesia yang pertama merupakan hari yang bersejarah bagi dunia pertelevisian di Indonesia (meskipun secara resmi siaran televisi mengudara dalam jangkauan yang terbatas pada tanggal 24 a gustus 1962) tepat 100 tahun setelah
Abbe
Casseli
menemukan
alat -alat
gambar, dimulainya siaran televisi di Indonesia. Kedudukan
televisi
Republik
pengiriman 20
Indonesia
lebih
dikukuhkan lagi setelah diterbitkan Keppres RI No. 44 19 20
I bid, Ha l. 5 I bid, Ha l. 7
21
Tahun 1974. Setelah TVRI secara structural menjadi lebih jelas maka perkembangan televisi semakin cepat “sehingga pada than 1972 tercatat 13 stasiun penyiaran, 173 stasiun pemancar, 30 stadiun penghubung 2 rumah produksi. Jumlah pesawat televisipun meningkat dari 895.180 yang pada tahun 1977 menjadi 2.746.722 buah pada t ahun 1983 menjadi 29.866.000”.
21
Televisi resolusi tinggi atau high definition television (HDTV), yaitu: standar televisi digital internasional yang disiarkan dalam format 16:9 (TV biasa 4:3) HDTV memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog yang dig unkan di Indonesia.
22
Perkembangan
penyiaran
pertelevisian
di
Indonesia
sekarang ditinjau dari segi kuantitas mengalami peningkatan yang sangat tajam setelah munculnya stasiun televisi swasta namun sekali lagi dalam pengawasan tentang penyiaran itu dibutuhkan
suatu
control
yang
sangat
efektif,
maka
kemudian dibentuk komisi penyiaran oleh DPR yaitu komisi penyiar Indonesia (KPI). Mewujudkan KPI yang seharusnya bersifat independen dan akomodatif serta menjadi tumpuan masyarakat untuk merefleksikan ha katas i nformasi yang kreatif dan inovatif. 21 22
Oo ng Uchja na E fe nd i, Op. cit . , ha l. 21 HT T P : / / si cupuci t ra soci al rel at i onshi p. b l ogspot . com
22
Merealisasikan kelembagaan KPI yang independen dengan kemenangannya
merupakan
ide
besar
demikian
perkembangan pertelevisian di Indonesia selama ditinjau dari
segi
dikelola
kualitas, oleh
dengan
swasta
bertambahnya
memang
stasiun
menggembirakan
yang karena
masyarakat terdapat alternatif tayangan dilayar kaca tetapi apabila dibiarkan tumbuh tanpa pemikiran yang matang dalam
kaitannya
dengan
tatanan
social
dan
tatanan
kebudayaan Indonesia yang masih menonjolkan tata karma tayangan tersebut bukan fungsional bukannya meningkatkan kecerdasan bangsa seba gaimana yang diamanatkan oleh pembukaan UUD’ 45 melaikan menurunkan nilai -nilai moral karena masyarakat terlena oleh hiburan cerita barat yang tidak bermutu yang merupakan kebudayaan massal yang dinegara barat sendiri dikritk dengan genjar. 3. Program Acara Televisi Program ta yang acara televisi salah satu hal amat diperhatikan, karena merupakan sebuah sisi daya tarik bagi permirsa pengemar acara tayangan televisi sekarang ini sangat kompetitif dan selektif maka program tayang itu harus dapat memberi kepuasan bgi pemirsa, jika tidak maka acara-acara itu akan dilupakan oleh para penggemarnya.
23
Pada rinsipnya makna acara tayangan televisi harus memperhatikan
3
fungsi
:“fungsi
penerangan ,
fungsi
pendidikan dan fungsi hiburan” walaupun kenyataan yang ada
justru
yang
menonjol
adalah
dari
sisi
komersial
sedangkan tanyangan -tanyan lain seperti pendidikan porsi tayangnyahanya sedikit sekali, malah cenderung melanggar norma budaya yang ada. Usaha pemerintah khususnya dibidang pertelevisisan telah diupayakan untuk mengatasi bagaimana agar layanan bidang pendidikan bias diserap oleh masyarakat dalam hal ini lewat tayangangan TVE agar dapat menjadi suatu sistem layanan
pendidikan
menunjang
khusus
program
yaitu
penuntasan
sebag ai wajib
upaya
untuk
belajar.
TVE
diharapkan akan mampu memberikan layanan pendidikan khusus bagi para siswa pendidikan dasar (TK -PT) terutama didaerah-daerah pinggiran dan terpecil yang tidak mampu dijangkau oleh layanan pendi dikan secara konvensional disamping itu dengan kemampuan jangkauan dan kemudahan jangkauan
untuk
mengaksesnyam
memungkinkan
TVE
menjadi penunjang terhadap upaya mengingkatkan mutu dan memperluas akses kesempatan belajar untuk seluruh jenis, jalur dan jenja ng pendidikan.
23
23
P ust ekko m, T VE, E - dukasi. net dan P JJ ( Jakar t a: Depdik na s, 2007) , ha l. 14
24
Bidang pertelevisisan seperti TVRI, merupakan asset pemerintah mengudara mulai tanggal 19 Agustus 1962 dan pada tahun 1980 siaran TVRI dapat menjangkau 80% jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan televisi yang lain atau televisi swasta sejak tahun 2004 tambah berkembang pesat. Bak jamur tumbuh dimusim hujan. Sejak itulah maka tayangan -ta yanganpun lebih menarik, menurut penulis lebih tertata dan banyak tayangan lebih kreatif dan inovatif terutama bidang -bidang hiburan dan periklanan yang lebih menonjol. Tabel 2.1 Prosentase Acara Siaran Televisi (per Januari 2004) No
Acara
TVRI
RCTI
TPI
ANTV
SCTV
1
Berita penerangan
36.71
28.42
24.12
27.38
35.38
2
Hiburan
39.24
58.46
34.70
61.62
55.40
3
Olah raga
3.06
4.37
1.18
11.11
6.15
4
Pendidikan
9.62
6.01
31.18
0.00
2.56
5
Lain -lain
1.27
2.73
8.82
0.00
0.00
Dari prosentase data diatas dapat dilihat
24
bahwa acara
hiburan (bisnis menempati urutan yang paling tinggi apabila diurutkan akan manjadi seperti dibawah ini : 1. Hiburan 2. Berita penerangan 24
I shak S K, Duni a Penyi aran P rospek dan Penyi arannya . ( Jakar t a : PT gr a med ia P ust aka, 2004) ha l. 73
25
3. Pendidika n 4. Olahraga 5. Lai -lain Dari urutan prosentase diatas menunjukka bahwa betapa rendahya peran pendidikan dalam tayangan pertelevisian di Indonesia,
namun
demikian
ditingkatkan melalui televisi
upa ya
itu
terus
menerus
ya ng sudah penulis sedikit
singgung diatas. 4. Dampak Media Televisi Tayangan televisi besar pengaruhnya terhadap semua lapisan masuarakat mulai anak -anak sampai orang dewasa. Berbagai bidang mulai masalah politik, ekonomi, social, agama,
budaya
bahkan
sampai
dengan
masalah
dan
ketahanan dan keamana n Negara. Berbagai informasi yang ada apa yang terjadi di Negara lain bahkan diberbagai belahan dunia sekalipun televisi dapat menjangkau mulai yang bersifat positif yang membawa kepada kemajuan bahkan peristiwa yang ne gatif mulai dari sifat kekerasan, ker usakan, dan sifat -sifat negatif yang lainpun dapat dengan cepat mengakses. Maka dari itu kita harus peduli terhadap tayangan -t a yangan tersebut artinya mengadakan dan meningkatkan fungsi control terutama anak anak kita. Terutama kita sesibuk apapun masa den pan anak
26
kita harus diperhatikan dan bimbingan orang tua (BO) harus kita dahulukan. Keunggulan televisi sudah diakui kepada semua orang jika dibandingkan dengan media masa yang lain namun dari sisi yang lain punya kelemahan. Berdasarkan hasil riset di In donesia menunjuukan anak anak menonton televisi rata -rata 35 jam seminggu (Guntarto, 2004) anak-anak meluangkan
lebih banyak waktu untuk
menonton televisi dari pada untuk kegiatan apapun lainnya, kecuali tidur.
25
Data mengenai tindak kekerasan terhadap ka um wanita pada media masa khusus anak -anak selama ini relative belum banyak diketahui. Akan tetapi, adanya peran limitif yang dilakukan
oleh
kaum
wanita
pada
cerita
anak -anak
mengindikasikan adanya tindak kekerasan tersebut diduga, isi media televisi untuk anak-anak di Indonesia juga serupa dengan media untuk orang dewasa yaitu mempresentasikan tertentu terhadap kaum wanita terlebih kita mengacu pada seorang
ahli
Gerbner
(2003)
yang
menyatakan
bahwa
infiolence of television is on integral part a system of g lobal marketing. 26
25
26
S u mar t o, T el evi si Ke kera san Dan P ere mpuan ( Jak ar t a : P T Ko mpa s med ia Nusa nt ar a 2009), ha l. 7 I bid. Ha l. 6
27
Salah satu dampak negatif yang lain adalah pengaruh tayangan televisi
terhadap kepribadian anak dari
hasil
penelitian ya yasan kesejahteraan anak Indonesia (YKKI) dan litbang departemen
penerangan RI tahun
1993
tentang
“tayangan film untu k anak-anak di televisi terungkap 52% adalah adegan antisosial dan hanya 48 % proposional” Semua
penjelasan
diatas
banya k
sajian
27
berbentuk
teoritis namun pada realita yang ada hampir semua tayangan televisi
dapat
ditonton
oleh
semua
lapisan
termasuk
didalamnya anak-anak. Dampak negatif tayangn televisi sampai sekarang sudah begitu
mengkhawatirkan
anak -anak
kita
atau
generasi
penerus, para pemirsa dibuat terlena hingga melupakan kewajiban
yang
seharusnya
dikerjakan
kewajiban
yang
seharusnya dikerjakan yait u lupa waktu salat, mengaji dan kewajiban belajarnya.
B. Ibadah salat 1. Pengertian salat Salat berasal dari bahasa arab
-
-
yang
artinya “berdoa” pengertian serupa juga dapat dilihat dari firman Allah dalam surat at taubah a yat 103, sebagai be rikut: 27
Wawa n Kus nad i, Komodi ka si M asa Sebu ah A nal i si s M edi a T el evi si , ( Jakar t a : R inek a C ipt a 1996) , Hal. 35
28
Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan men sucikan mereka dan mendoalah untuk
mereka.
Sesungguhnya
doa
kamu
itu
(menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui (Qs At -Taubah : 103) 28 Sedangkan menurut H Sulaiman Rosjid asal makna solat menurut bahasa Arab ialah “doa”, tetapi yang dimaksud disini ialah “ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dari takbiratul ikhrom, disudahi dengan
salam,
ditentukan.
dan
memenuhi
beberapa
syarat
yang
29
Shalat dalam agama islam menempati kedudukan y ang tidak
dapat
ditandingi
oleh
ibadat
manapun
juga.
Ia
merupakan tiang agama dimana ia tak dapat tegak kecuali dengan itu.
28
30
Ia adalah ibadat yang mula pertama diwajibkan
S o enar jo , dkk A l quran dan T erj emahannya , ( Jakar t a : P ro yek P e ngadaa n Kit a b S uc i Alqur a n, Depar t eme n Aga ma RI , 2003), ha l. 297 29 S ula ima n Ro s jid, Fi ki h I sl am , ( Bandu ng : CV S inar Bar u, cet 36, 2003) , ha l. 53 30 S a yyid S a biq, Fi ki h Sunnah I ( Bandung : P T Alma ar if 1990) , ha l. 191
29
oleh Allah ta’ala, dimana titah itu disampaikan langsung olehNya tanpa perantara den gan berdialog dengan Rosul Nya pada maam mikroj. Dari ayat dan hadis serta pendapat diatas bahwa solat merupakan sendi ibadah mengatur hubungan (komunikasi) antara hamba dengan Allah. Manusia diwajibkan berdoa minta kepadaNya. Karena manusia ini diciptakan oleh Allah dalam keadaan lemah, kurang butuh pertolongan, dengan solat maka jiwa manusia akan menjadi sakanullahum, karena tidak ada manusia yang tidak menginginkan ketentraman dan kenyamanan dalam hidupnya. 2. Dalil-Dalil Perintah Shalat
Artinya : Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan)
keji
dan
mungkar
dan
Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) a dalah lebih besar (Qs ; Al Ankabut : 45).
31
S o enar yo , dkk, Op. cit . , ha l. 635
31
30
Artinya : Jadikanlah
sabar
dan
shalat
sebagai
penolongmu.
(Qs : Al Baqoroh : 45). 32
Solat
merupakan
amalan
yang
mula -mula
dihisap
diriwaayatkan Abdu llah Bin Qurth r.a.
Artinya : “ Amalan yang mula -m ula dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah solat. Jika ia baik, baiklah seluruh amalannya, sebaliknya jika jelek, jeleklah pula semua amalannya (HR Thobaroni)
33
Amalan solat adalah salah satu bentuk ibadah yang nilainya paling tinggi karena amalan -amalan itu mampu menghilangkan bentuk kemungkaran kemaksiatan dimana bentuk-bentuk itu akan membawa kehancuran moral manusia. Apabila manusia menginginkan pertolongan kepada Allah harus dilandasi sifat sabar karena orang yang sabar akan dikasihi Allah. Kepribadian manusia dapat dikatakan baik 32
I bid, Ha l. 16 33 S a yyid S a biq, Op. Cit , Hal 1992
31
dan tidak tergantung karena orang itu mengerjakan ibadah solat atau tidak. Solat merupakan amalan yang pertama besok akan dihisab diakhirat jika solat baik, maka amalan yang lain akan ikut menjadi baik. 3. Macam-Macam Shalat Solat sebagaimana dikemukaan oleh Muhammad Jawad Mughni yah, bahwa “solat itu dibagi pada yang wajib dan yang sunnah”.
34
Kategori solat wajib adalah solat fardhu lima waktu yaitu dhuhur, ashar, m aghrib, Isyak dan Subuh. Sedangkan solat Jumat hukumnya fardhu ain bagi tiap -tiap muslim yang mukalaf, laki -laki, merdeka, sehat bermukim atau (bertempat dalam suatu negeri) dab tidak solat jenazah, karena solat jenazah hukumnya fardlu kifayah. Adapun yang termasuk solat sunah disebutkan antara lain : a. Solat hari raya b. Solat gerhana (bulan dan matahari) c. Solat minta hujan d. Solat rowatib e. Solat sunnat jumat f. 34
Solat tahiyatul masjid
Mu ha m mad Jawad Mug hni ya h, Fi ki h L i ma M azhab , ( Jakar t a : Lent er a, 2002) , ha l. 71
32
g. Solat ketika bepergian h. Solat sunnat wudhu i.
Solat dhuha
j.
Solat tahajjud
k. Solat witir l.
Solat tarawih
m. Solat istikharoh n. Solat mutlak
35
4. Waktu-Waktu Solat Wajib Solat itu mempunyai waktu -waktu tertentu, disaat mana harus dikerjakan, berdasarkan firman Allah
Artinya : Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (Qs : An Nisa 103). 36
Adapun
batasan
waktu
berikut:
35 36
S u la i ma n Ro s j id, Op. Cit . , Hal. 133 - 153 S a yyid S a biq, Op. Cit . , Ha l. 208
solat
dijelaskan
sebagai
33
a.
Shalat Dhuhur Solat
dhuhur
adalah
solat
disiang
hari
setelah
tergelincirnya matahari solat itu terdiri dari 4 rokaat, hukum mengerjakannya wajib, bagi tiap -tiap muslim yang telah baligh. Diriwa yatkan dari Abu
Hurairah r.a
bahwa Nabi
Muhammad saw pernah bersabda “apabila cuaca panas tangguhkan sebentar pelaksanaan solat dhuhur, karena udar a panas yang sangat panas yang sangata menyengat itu berasal dari urp api neraka api neraka mengadu kepada Tuhannya : “ ya Tuhan bagian -ba gian kami salig menghancurkan” maka Allah mengijinkan untuk melakukan 2 kali hembusan, sekali hembusan pada musim dingi n dan sekali hembusan pada musim panas adalah cuaca panas yang engkau rasakan paling menyengat dan hembusannya pada musim dingin adalah cuaca yang kau rasakan paling mencemaskan (HR Bukhori) 37 b.
Shalat Ashar Hadis yang diriwa yatkan Anas r.a dia berkata : “Biasanya Rosulullah SAW mengerjakan shalat asyar ketika matahari masih terasa panas. Kemudian seorang pergi ke Al awaly (seusai sholat Ashar) dia tiba disana ketika matahari
37
I ma m Azza bid i, R i ngkasan Hadi s Soheh A l B ukhori ( Jakart a : P ust aka Ama i, 2002) , Hal 165
34
masih agak tinggi sedangkan jarak antara Al awaly dengan Madinah kira -kira 4 Mil (HR Bkhori). c.
38
Shalat Maghrib Diriwa yatkan dari Rofi’ Bin Khasi fah r.a, Dia berkata: biasanya kami melaksanakan solat maghrib bersama nabi SAW, kemudian sepulang dari solat salah seorang dari kami masih bisa melihat dimana tempatnya anak panah (HR Bukhori).
39
Maksud hadis diatas bahwa, waktu solat maghrib adalah
apabila
pengelihatan
seseorang
sudah
mulai
berkurang jelas karena sinar matahari tidak ada, dan waktu senja sudah mulai tiba itu adalah waktu solat maghrib. d.
Shalat Isya’ Sholat isya’ merupakan solat ya n g dikerjakan pada malam hari, adapun jumlah rokaatnya sebanyak 4 rokaat, waktu solat isyak adalah yang pal ing panjang dibandingkan dengan solat -solat yang lain. Anas r.a meriwayatkan bahwa Rosulullah SAW pernah menangguhkan pelaksanaan solat isya’ hingga t engah malam. Kata Anas sa ya melihat seakan ada lingkaran cahaya dari cincin Rosulullah SAW dimalam itu (HR Bukhori). 40
38
I bid, Ha l. 168 I bid, Ha l. 1 71 40 I bid, Ha l. 174 39
35
Rosulullah pernah tidak segera melaksanakan solat isyak sehingga Umar pernah memanggilnya. Dalam riwayat ini ada tambahan bahwa Aisyah men gatakan : Nabi SAW bersabda para sahabat melaksanakan solat isya’ dalam waktu antara hilangnya mega merah hingga sepertiga malam yang pertama. e.
41
Shalat Subuh Solat subuh adalah solat wajib yang paling sedikit rekaatnya, karena hanya terdiri dari 2 rokaat s aja, namun ia menjadi standar keimanan seseorang dan ujian terhadap kejujuran karena waktunya sempit. Sabda Nabi : “waktu solat dan terbit fajar sampai terbit matahari” HR Muslim
42
Dari Abu Zuharini yaitu Umroh bin Rud Waibah r.a katanya, “sa ya mendengar Rosulullah SAW bersabda tidak masuk neraka seseorang yang mengerjakan solat sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya yakni solat subuh dan ashar (HR Muslim).
43
Dari beberapa arti hadis yang telah diuraikan diatas, bahwa waktu solat fardhu dapat d isimpulkan sebagai berikut: 1. Solat
dhuhur
awal
waktunya
adalah
setelah
tergelincirnya matahari dari pertengahan langit. Akhir 41
I bid, Ha l, 175 Ro hib Ashir Ja ni, M i st eri Sol at Subuh ( So lo : Akwa m, 2006) , Hal. 25 43 HT T P: / / A kul ahamy. bl ogspot . com/ 2009/ 10/ Keut amaansal at subuhdanashar. ht ml 42
36
waktunya apabila bayang -ba yang sesuatu telah sama dengan panjangnya, selain dari ba yang -ba yang ketika matahaei menenggak (panasnya pa da ubun-ubun) 2. Solat ashar mulai habis waktu dhuhur bayang -ba yang sesuatu lebih dari pada panjangnya selain dari bayang ba yang ketika matahari sedang persis diatas sampai terbenamnya matahari 3. Solat
maghrib.
Waktunya
dari
terbenamnya
sampai
terbenamnya sya faq (teja’) merah. 4. solat isya’ waktunya dari terbenamnya syafa’ merah (habis solat maghrib) sampai terbit fajar yang kedua 5. solat subuh. Waktunya mulai dari terbit fajar kedua sampai terbenamnya matahari 5. Kedudukan dan Hikmah Solat Solat dalam agama islam me nempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh ibadat manapun juga karena solat merupakan tiangnya agama dimana ia tak dapat tegak kecuali dengan
itu
sabda
nabi
:
“pokok
urusan
ialah
islam”
sedangkan tiangnya adalah solat, dan puncaknya adalah berjuang dijalan Allah”.
44
Solat adalah alinea terakhir yang diamanatkan oleh Rosulullah SAW kepada umat sewaktu hendak berpisah
44
S a yyid s a biq, Op. Cit . , Hal. 191
37
meninggal dunia. Demikianlah ia bersabda, dalam saat -saat ia hendak menghembuskan nafasnya yang terakhir: jagalah salat… shalat, begitu pun hamba saha yamu. Melakukan solat subuh dan isya’ mempunyai hikmah (keistimewaan) seperti sabda nabi SAW: “barang siapa solat isya’ berjamaah maka seakan -akan dia telah solat setengah malam dan barang siapa solat subuh berjamaah maka seakan akan dia tela h melakukan solat malam penuh (HR Muslim).
45
Dari Abu Hurairah Nabi bersabda: “apabila salah seorang dari kamu mengerjakan solat ashar lalu matahari terbenam ketika baru mendapat satu rokaat hendaklah dia menyempurnakan solatnya dan apabila seorang dari ka mu mengerjakan solat subuh, lalu matahari terbit ketika baru mendapat
satu
rekaat,
hendaklah
ia
menyempurnakan
solatnya (HR. Bukhori) 46 Bahwasanya seberat -beratnya solat atas orang -orang munafik ialah solat isyak dan sola t fajar. Sekiranya mereka mengetahui mereka
46 47
yang
mendatanginya
merangkak.
45
apa
terkandung walaupun
didalamnya, dengan
tentulah terpaksa
47
Ro ghib As S ir ja ni, M i st eri Sol at Subuh , ( So lo : Aqwa m, 2006) , Hal. 49 I ma m Az Za bid i, Op. Cit . , Hal 70 Has bi As h s hid iq y, P edo ma n S o lar , ( Jakar t a: Bula n B int a ng, 1989) , ha l. 548
38
C. Hubungan
Antara
Intensitas
Menonton
Televisi
terhadap
Kedisiplinan Menjalankan Solat Televisi sebagai media yang efektif dalam menyampaikan informasi
kepada
masyarakat
disemua
lapisan,
keunggulan
tayangnnya langsung menyentuh sisi fisik dan psikologis, tidak saja pandangan, tetapi juga pendengaran dan perasaan yang kemudian langsung reaktif, pada saat tertentu. Reaksi cepat ini sudah barang tentu harus diant isipasi jika reaksi itu menuju kearah kemajuan pendidikan rasanya tidak menjadi persoalan namun apabila reaksi komunikasi tayangan televisi bersifat negatif
(terjadi
selama
ini),
maka
semua
pihak
terutama
pemerintah harus segera memberi peringatan keras ke pada pihak-pihak tertentu terutama stasiun televisi. Harus disadari, meskipun media informasi secara global merubah peradapan, karakteristik kehidupan, tetapi tidak selalu membawa kebaikan. Pengaruh media ini mewarnai ga ya dan pola hidup masyarakat konsumt i, cenderung mewah. Dunia anak-anak adalah sangat sensitif menerima dampak negatif dari tayangan televisi, orang tua dirumah kebanyakan tidak membuat aturan tegas bagi putra -putrinya atau cenderung diberi kebebasan maka kewajiban -kewajiban anak itu sendiri seperti mengaji, solat berjamaah dan kewajiban belajar porsi waktu habis dipakai untuk menonton televisi. Jadi intensitas
39
menonton televisi bagi anak -anak tiap hari bukan semakin berkurang tetapi bahkan semakin bertambah. Ketaatan ibadah bagi anak seharus nya dibiasakan mulai sekarang sebab menjadi anak yang baik (soleh/solihah) adalah hak mereka parra guru, orang tua bertugas membimbing, apabila anak ibadahnya baik maka prestasi belajarnya disekolah akan baik pula. D. Tayangan Acara Televisi dan Aktivitas Ber ibadah Salat Dari berbagai program siaran acara televisi, dari sisi yang lain
masih
banyak
juga
sisi -sisi
positif
yang
dapat
mendorong/berdampak dapat mempengaruhi aktivitas beribadah salat. pembagian jadwal tayangannya meliputi berbagai waktu : 1. Waktu Pagi Hari (Salat Subuh) Pada waktu pagi banyak hal ya ng dapat menambah pengetahuan
dan
pengalaman
ibadah
salat
subuh,
para
penderamah/ustadz dalam memberikan bahan/materi sangat bagus dengan dipilhkan materi yang tidak membosankan bagi para pemirsanya. Pencer amah tidak hanya menggunakan 1 metode tetapi penyampaiannya dengan menggunakan metode bermacam-macam, para pemirsa khususnya anak -anak dengan bimbingan orang tua sudah barang tentu akan bertambah pengetahuan agamanya dan sekaligus menambah aktif dalam menjalankan
ibadah
salatnya.
Dibawah
ini
salah
satu
40
diantaranya program ta yang. Pada waktu pagi bersamaan salat subuh adalah dari : TVRI dengan tema “Dakwah Islam” jam tayang mulai dari pukul 04.30 sedangkan pada waktu yang sama RCTI dengan tema dan sub tema “ Assalamualaikum ustadz”. Di TPI mulai pukul 05.00 yang dibawakan oleh mubalighah dengan tema yang bermacam -macam dibawakan oleh ustadzah Mama dan Aa. 2. Waktu Siang Hari (Salat Dzuhur) Sebenaranya pada waktu siang disela -sela kesibukan yang banyak menyita wak tu ada tayangan televisi yang cukup menarik untuk ditonton, walaupun pada jam -jam tayang waktu siang
seperti
ini
tidak
begitu
banyak
penonton
untuk
menyaksikannya. Pada hari rabu judul tema “Salam dari Desa” stasiun televisi TVRI tema “Damai Indonesiaku” p ukul 13.00, TVone pukul 12.30 stasiun TVE tema dan subtema “siaran pendidikan”,
jika
pemirsa
terutama
anak -anak
mau
memperhatikan tayangan tersebut diatas sudah barang tentu akan bertambah rajin dalam menjalankan ibadah. Di TRANS TV dengan judul “Mata Air dari Surga” jam tayangnya pukul 14.00 “Kuis Halal -Haram” stasiun Global TV pukul 14.30.
41
3. Waktu Sore Hari (Salat Ashar) Stasiun televisi yang dapat menambah kegiatan ibadah pada
waktu
sore
hari
yaitu
bersamaan
dengan
waktu
melaksanakan salat ashar. Waktu s alat ashar menurut hadis Nabi yang diriwa yatkan sahabat Anas r.a : biasa Rosulullah saw mengerjakan salat ashar ketika matahari masih terasa panas kemudian ada seseorang pergi ke Al Wal y (sesuai salat ashar) dia tiba disana ketika matahari masih agak tingg i sedangkan jarak antara Al Wal y dengan madinah kira -kira 4 mil (HR Bukhori) 48 Sesuai dengan maksud hadis tersebut diatas bahwa waktu-waktu ashar mempunyai waktu yang tidak panjang tetapi hendaknya digunakan dengan yang sebaik -baiknya. Untuk anak-anak yang pada umumnya mempunyai kegemaran menonton televisi perlu memilih program acara yang positif dengan memilih acara itu sudah barang tentu dapat menambah pengetahuan khususnya pengetahuan agama islam,dan juga akan menambah keaktifan beribadah salat. Stasiun t elevisi pada
hari
ahad
ada
acara
ya ng
menarik,
pukul
14.00
“Indonesia Menghafal” ustadz Yusuf Mansur, pukul 16.00 “Syiar dan Do’a” stasiun Semarang TV, sedang distasiun
48
I ma m Az Za bid i, Ringkasan Hadis Shoheh Al Bukhori, (Jakarta:Pustaka, 2002) hal. 168
42
televisi TVE dengan tema “Bengkel Rohani” jam tayang pukul 17.30. 4. Waktu Malam Hari (Sal at Maghrib dan Isya’) Saat
matahari
tenggelam
adalah
saat
berkeliaran
syaitan, hal ini diberitahukan Nabi, untuk itu ada beberapa hal yang harus kita lakukan kerika sampai pada waktu itu “jika malam mulai datang maka tahanlah anak -anak kalian (dalam rumah karena syaitan berkeliaran pada waktu itu” jika sudah berlalu
sebagai
malam
maka
lepaslah
kembali
mereka
(HR Bukhori dan Muslim) 49 Maksud hadis diatas bahwa waktu bagi kita amat sangat penting jika masalah waktu seseorang tidak memperhatikan niscaya
akan
terjadi
sebaliknya
artinya
waktu
akan
meninggalkan begitu saja. Orang tua pada waktu Maghrib hendakya lebih selektif/tegas untuk mengawasi anak -anaknya, karena menurut hadis diatas godaan syaitan pada waktu itu sangat rentan bagi anak -anak jangan dib iarkan anak-anak berkeliaran diluar rumah. Pada waktu maghrib dan isya’ program
ta yang
televisi
ada
yang
mena yangkan
acara
keagamaan, pada hari senin pukul 18.00 dengan tema “Islam KTP” di SCTV, pukul 19.00 di TRANS7 tema “Mata Air Surga”, pukul 20.00 seti ap hari kamis tema “Seni Menata
49
Ibid, Hal. 76
43
Hati” narasumber Prof. Dr. Ami n Syukur stasiun televisi Tvku. Jadwal jam tayang stasiun televisi dibawah ini sebagai bahan
pertimbangan
untuk
dijadikan
landasan
realisasi,
penulis ambil dari harian suara merdeka yang diterbi tkan pada hari ahad sampai hari sabtu tanggal 18 s.d 24 Juli 2010. Tabel 2.2 Acara-Acara Siraman Rohani Hari
Stasiun
Jam
Ahad
TVRI RCTI TPI TRANS TV TV One SMG TV
04.30 05.00 04.30 06.00 13.00 16.00
Senin
TVRI RCTI TPI INDOSIAR TVE TVE SCTV TRANS 7 SMG TV
04.30 05.00 04.30 05.00 12.30 17.30 18.00 19.00 22.05
Selasa
TVRI RCTI TPI INDOSIAR TRAN TV SCTV TRANS7
04.30 04.30 04.30 05.00 06.00 18.00 19.00
TVRI RCTI
04.30 04.30
Rabu
Tema dan sub tema Indonesia Berdo a Assalamualaikum Ustadz Siaran Qolbu Halal Demi Indonesiaku Syiar dan doa Syiar, Doa dan dzikir Assalamualaikum Ustadz Siaran Qolbu Siaran Pendidikan Bengkel Rohani Islam KTP Mata Air dari Surga Konsultasi Alam Ghaib Metafisika Dakwah Islam Assalamualaikum Ustadz Indahnya Sedekah Mana Kehidupan Islam KTP Mata Air Dari Surga Hikmah Pagi Assalamualaikum
Nama Ustadz Mama Aa -
Ust.Yusuf M Mama Aa -
Keterangan Pagi (Subuh) Siang (Dzuhur) Sore (Ashar) Pagi (Subuh) Siang (Dzuhur) Sore (Ashar) Maghrib Isya’ Pagi (Subuh) Maghrib Isya’ Pagi (Subuh) -
44
TPI INDOSIAR TVRI TRANS 7 TVE TRANS TV
04.30 05.00 13.00 14.00 14.30 18.00
Ustadz Indahnya Sedekah Salam dari Desa Mata Air dari Surga Siaran Pendidikan Islam KTP
Ust. Mansur Mama Aa -
Kamis
TVRI RCTI TPI INDOSIAR TRANS TV TVKu
04.30 04.30 04.30 05.00 06.00 20.00
Mimbar Nuru Salam Assalamualaikum Ustadz Siaran Qolbu Teropong Iman Seni Menata Hati
Jumat
TVRI RCTI TPI INDOSIAR TRANS TV TVRI TVRI TVRI Borobdr. TV TVRI RCTI SCTV SMG TV Borobudur. TV TVRI RCTI TRANS TV GLOBAL TV TV ONE
04.30 04.30 04.30 05.00 06.00 12.30 15.00 16.00 16.35 15.00 16.00 18.00 17.00 21.00
Teletilawah Assalamualaikum Ustadz Siaran Qolbu Teropong Iman Daerah Membangun Siaran Pendidikan Sentuhan Sanubari Siaran Qolbu Siaran Pendidikan Sentuhan Sanubari Islam KTP Rumahku Surgaku Mu’jizat
Qorutan Aini Mama Aa Aa Jimi Prof. Amin S Qurotan Aini Mama Aa Aa Jimi -
04.30 04.30 06.00 14.30 21.00
Hikmah Pagi Assalamualaikum Ustadz Halal Kuis Halal Jelajah
Sabtu
-
Siang (Dzuhur) Maghrib Isya’ Pagi (Subuh) Maghrib Isya’ Pagi (Subuh) Siang (Dzuhur) Sore (Ashar) Maghrib Isya’ Pagi (Subuh) Siang (Dzuhur) Isya’
BAB III LAPORAN PENELITIAN
A. Gambaran Umu m SD N Tingkir Lor 02 1.
Sejarah ber dirinya SDN Tingkir Lor 02 SDN Tingkir Lor 02 adalah sekolah yang pembinaannya dibawah naungan Departemen Pendidikan dan Kebuda yaan, sekarang berubah namanya menjadi kementrian pendidikan nasional (KEMENDIKNAS) Kota Salatiga. SDN Tingkir Lor 02 terletak di kelurahan Tingkir Lor kecamatan Tingkir, sejak berdiri sekolah ini namanya SDN Tingkir Lor, sekarang SD tingkir Lor 01 waktu itu jumlah murid melebihi kapasitas yaitu 350, sementara bangunan gedung hanya satu, maka dengan sang at terpaksa pinjam rumah penduduk agar murid dapat tertampung. Tokoh-tokoh masyarakat bersama bapak kepala desa kemudian menyusulkan kepada Pemerintah. Pada saat itu pendirian sekolah sangat berat, akan tetapi dengan alas an alasan yang realistis, usulan
itu diperkenankan, dengan
diterbitkannya SK INPRES Tahun 1983/1984 didirikan 3 ruang kelas, 1 ruang untuk kantor. Pada tahun 1984/1985 ditambah lagi 3 ruang kelas.
46
47
Mulai memenpati sekolah ini setelah diterbitkan SK No. 421-2/002/XIII/49/87 1 ) .,
maka
secara
resmi
pada
bulan
Februari 1987 SDN Tingkir Lor 02, dengan dasar pemikiran sebagai berikut : a.
Bahwa usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang diwujudkan
dalam
bentuk
pendidikan
nasional
pada
hakikatnya merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakatdan orang tua. b. Pendidikan nasional yang berakar pada budaya bangsa Indonesia
dan
berdasarkan
pancasila
dan
UUD
1945
diarahkan untuk mencerdaskan masyarakat serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang ber iman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha ESA, berkualitas dan , mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya dapat memenuhi
keutuhan
pembangunan
nasional
dan
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. c. Pendidikan Nasionalbertujuan u ntuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia
yaitu
manusia
yang
beriman
dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur dan berkepribadian mandiri, maju, tangguh. Cerdas,
kreatif,
terampil,
berdisiplin.
Beretos
kerja,
48
professional ber tanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Dengan demikian maka, atas dasar pemikiran tersebut, SDN Tingkir Lor 02 dapat maju dan berkembang sampai sekarang atas itu pula sekarang SDN Tingkir Lor 02 menjadi SD inti dan menjadi SDSSN (Seko lah Dasar Berstandar Nasional). 2. Letak Geografis SDN Tingkir Lor 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga yang menempati areal bengkok Kami Tua seluas 2100 m 2 , berada di ujung selatan dari kecamatan Tingkir Kota Salatiga, tepatnya di kelurahan Tingkir Lor Kota S alatga, atau jalan ra ya pos tingkir Suruh Km 05. Untuk lengkapnya identitas sekolah adalah sebagai berikut : Sebelah utara
: Perumahan dan jalan Ki Suropati menuju jalan ke Semarang Solo
Sebelah timur
:
Sebelah selatan : Sebelah barat
Perkebunan milik penduduk perke bunan bambu milik penduduk
: perkampungan.
49
3. Visi dan Misi SDN Ting kir Lor 02 a. Visi SDN Tingkir Lor 02 Maju dalam prestasi cakap dalam berkarya, berdasarkan iman dan taqwa. Untuk dapat mencapai visi tersebut terdapat indicator sebagai berikut : 1) Maju dalam prestasi, artinya siswa dapat mencapai hasil yang memuaskan dalam belajar sesuai dengan ukuran yang telah distandarisasi. 2) Cakap dalam berkarya dimaksudkan bahwa para siswa memiliki kemampuan dalam menciptakan kreatifitas kreatifitas yang men dukung prestasi. 3) Iman
dan
takwa
adalah
melaksanakan tugas serta
bahwa
para
kegiatannya
siswa
dalam
mendasarkan
pada keyakinan, keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai landasan pembentukan kepribadian yang kuat dalam menghadapi berbagai kesulitan. b. Misi SDN Tingkir Lor 02 Berdasarkan visi diatas, maka misi sekolah dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Ketaqwaan / keimanan : a.
Pembinaan keimanan dan perilaku sesuai dengan pancasila dan agama masing-masing.
50
b. Ke giatan Tadarus Al -Qur’an di bulan Ro madhon. c. Praktik Wudlu, sholat dan membaca Al -Qur’an d. Peringatan Hari Besar Agama e. Membiasakan siswa berinfaq f. Membiasakan
siswa
mengucapkan
salam
dan
berjabat tangan. 2) Pembelajaran : a. Melaksanakan proses belajar mengajar yang aktif, kreatif,
efektif
dan
menye na ngkan
dalam
pengembangan intelektual. b. Pelayanan yang sebaik -baiknya dalam KMB. c. Mengusahakan agar siswa dapat berprestasi dan membanggakan
sehingga
mampu
dan
unggul
di
Tingkat Kota. 3) Keterampilan a. Memberikan dasar -dasar keterampilan. b. Memasukkan pelajaran kete rampilan hidup secara integratif. 4) Kemasyarakatan Berusaha
menyatukan
sekolah
dengan
masyarakat
sehingga merupakan kesatuan untuk mencapai suatu tujuan buat anak didik .
51
4. Data Ke pengurusan Se kolah SDN Tingkir Lor 02 merupakan pendidikan formal yang didalamnya terhimpun berbagai komponen yang membentuk berbagai organisasi. Adapun struktur organisasi SDN Tingkir Lor 02 sebagai berikut : Struktur organisasi SDN Tingkir Lor 02 Kota Salatiga
NARASUMBER
KEPALA SEKOLAH Drs. Zaenal Abidin
KOMITE
GURU KELAS I Siti Taslihah
GURU KELAS II Nur Hayati
GURU KELAS III Suharmi, S.Pd
GURU KELAS IV Herlina Kasih Intan P
GURU KELAS V Mochamad Anief
GURU KELAS VI Ponijan Heriwianto
GURU AGAMA Surip
GURU BAHASA INGGRIS Dra. Umi Nuryanah
SISWA
MASYARAKAT SEKITAR
GURU PENJAS munarsih
52
1. Keadaan Siswa Jumlah siswa SDN Tingkir Lor 02 Tahun 200 9/ 2010 sebagai beikut: Tabel 3.1 Daftar Jumlah Sisw a SDN Tingki r Lor 02 Kecamatan Ting kir Kota Salatiga JUMLAH SISWA L P 1 I 30 21 2 II 17 11 3 III 19 16 4 IV 19 15 5 V 12 23 6 VI 16 23 JUMLAH 113 109 Sumber : Data yang diolah
NO
KELAS
JUMLAH 51 28 35 34 35 39 222
2. Keadaan Guru Guru
merupakan salah satu komponen
yang sangat
penting dalam proses belajar mengajar, karena di tangan guru sebagian besar tumpuan dan harapan kemajuan siswa SDN Tingkir Lor 02 Kota Salatiga mempunyai tenaga edukatif sebanyak 13 orang termasuk kepala sekolah yang terdiri dari 10 PNS dan 1 penjaga
53
Tabel 3.2 Data Guru SDN Ting kir Lor 02 Kelurahan Tingkir Lor Kecamatan Ting kir Kota Salatiga No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Drs. Zaenal Abidin Sri Haryati Mochamad Anief Ponijan Hari Wianto, SPd. Suharmi, SPd. Siti Taslihah Surip Nur Ha yati Munarsih Herlina Kasih Intan P. Zumroni Umi Nuryanah Indi Huli yana Tri Umi Handa yani
Jabatan Kepala Sekolah Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Agama Guru Agama Guru Kelas Guru Penjas Guru Kelas Penjaga Guru WB Guru WB
Pendidikan S1 DII DII S1 S1 DII DII DII DII DII SMA S1 DIII DIII
Pangkat/Gol IV/b III/d IV/a III/b III/b IV/a III/d III/b II/c II/b II/b -
Sumber: data yang diolah
3. Sarana dan Prasarana SDN
Tingkir
Lor
02
memiliki
sarana
pendidikan
yang
memadai karena SDSSN memerlukan sarana yang komplit, sarana tersebut adalah bangunan gedyng dan ruang kelas, ruang
guru,
ruang
kepala
Sekolah,
ruang
PSB,
ruang
perpustakaan dan truang UKS serta WC dan Kamar mandi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut :
54
Tabel 3.3 Sarana Prasarana SDN Tingkir Lor 02 No
Jumlah (ruang)
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ruang belajar Ruang perpustakaan Laboratorium Komputer Ruang kepala sekolah dan ruang tamu Ruang guru PSB UKS Musholla Ruang Gudang Kamar Kecil Sumber : Data yang diolah
8 1 1 1 1 1 1 1 1 5
Selain dari fasilitas pergedungan sebagaimana tersebut SDN
Tingkir
Lor
02,
masih
merencanakan
satu
ruang
kesenian, karena beberapa prestasi kejuaraan yang selama ini sudah banyak yang diraih. Tabel 3.4 Pengurus SDN Ting kir Lor 02 Ke lurahan Tingkir Lor Kecamatan Ting kir Kota Salatiga No Nama 1 H. Harun Kholil, BA 2 Drs. Fahrurrozi 3 P. Heri Wianto 4 Drs. H. Nurudin, M.Pdi 5 Siti Taslihah 6 Hj. Sri Yuliani, SE Sumber: data yang diolah
Jabatan Ketua I Ketua II Sekretaris I Sekretaris II Bendahara I Bendahara I
Pe kerjaan Pensiunan PNS PNS/Guru PNS PNS/Guru Pengusaha
BAB IV ANALISA DATA
Setelah data terkumpul secara lengkap, langka h selanjutnya adalah menganalisa data. Untuk me ngetahui ada tidaknya pengaruh intensitas
menonton
televis i
terhadap
kedisiplinan
dalam
menjalankan salat bagi siswa di SDN Tingkir Lor 02 Kelurahan Tingkir Kota Salatiga, Tahun Pelajaran 2009/2010, maka penulis akan memberikan analisis data dengan menggun akan data yang telah dianalisis dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat. adapun cara menganalisanya meliputi tiga tahap, yaitu : analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut. A.
Pada analisis pendahuluan ini penulis bermaksud mencatat jawaban dari tujuan yang pertama adapun langkah -langkah yang ditempuh adalah : 1.
Memberikan penilaian berjenjang pada tiap -tiap responden.
2.
Mencari leber interval .
3.
Menentukan klasifikasi pada variable pertama menjadi tiga kategori.
4.
Menetukan prosentasi frekuensi dan interpelasi. Selanjutnya akan dijabarkan pada analisis pendahuluan ini
terdiri dari variab el intensitas menonton televisi terhadap kedisiplinan dalam menjalankan ibadah salat bagi siswa di
55
56
SDN Tingkir Lor 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 2009/2010. 1.
Data tentang pengaruh intensitas menonton televisi. Untuk lebih jelasnya akan penulis mulai dengan langkah-langkah sebagai berikut : a.
Memberikan
penilaian
berjenjang
pada
tiap -tiap
responden dengan alternati f sebagai berikut : 1.
Untuk jawaban a dengan nilai 3
2.
Untuk jawaban b dengan nilai 2
3.
Untuk jawaban c dengan nilai 1 Untuk mengetahui intensitas menonton televis i,
penulis menghimpun data dari hasil angket yang telah disebarkan kepada responden, yang rekapitulasinya sebagai berikut. Tabel 4.1 Angket intensitas sisw a menonton TV Sisw a SDN Tingkir Lor 02 Kota Salatiga No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Sodi ki Taufi k M. Izz ul Haq Putra Mumtaz Ni kal Adrian Tariq M Javis Tariq Az hasi Mila Riz kia P Maurisaha Vega Z Ersadi Irfan M
Ite m Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 3 3 3 3 2 3 3 3 3
2 2 2 2 3 2 2 1 2
3 2 1 1 3 3 3 2 3
2 3 1 3 2 2 3 1 3
2 3 2 1 2 1 1 2 1
2 2 2 1 2 2 3 3 2
1 2 1 1 2 2 1 1 1
3 3 2 1 3 3 3 3 3
1 2 1 1 1 1 1 1 1
3 3 3 1 3 2 3 3 2
Total
RataRata
22 25 18 15 23 21 23 20 21
2.2 2.5 1.8 1.5 2.3 2.1 2.3 2 2.1
57
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Elsa R S Arina Veri ka Hera P Haasya Waldayanti Farih Dina A Wafi Arum a Amma Nafia A Lu'lu' e Bia Chiraz SP Alfat Putri Se kar Fadhilah Syarif Y Farhan M Sumiyati Seila Sasira Tsania Salsabila Mila Sofi O Ulya Latifa RA Yani Salsabila ND Rahtri Nugraheni B M Makasinul M Farhan Nanda Fi kri Rez a Nijw ad Husni Mubarok Wahyu Andi ka Riva M Riski Wisnu Suci M Hisbuna Maulana Riski A M Roz y A
3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3
2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3
2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 1 1 2 1 2 2 2 2
2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 1 3 2 3 3 2 2 2 1 1 1 2 2 3 2 2 2 2
2 1 2 2 2 2 2 3 1 1 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 3 3 2 2 1
2 3 2 2 1 2 2 2 3 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3
2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 3 1 1 1 1 2 1 2 2
3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 1 2 2 1 2 3 2 3 2 3
1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 3 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1
3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
22 23 22 23 21 21 20 21 20 17 21 23 22 23 23 19 23 24 23 22 24 21 22 21 24 24 22 23 19 17 23 17 19 21 23 21 20 21 23
2.2 2.3 2.2 2.3 2.1 2.1 2 2.1 2 1.7 2.1 2.3 2.2 2.3 2.3 1.9 2.3 2.4 2.3 2.2 2.4 2.1 2.2 2.1 2.4 2.4 2.2 2.3 1.9 1.7 2.3 1.7 1.9 2.1 2.3 2.1 2 2.1 2.3
58
3 2 1 2 2 2 1 2 1 49 Candra 3 2 2 2 3 2 1 3 1 50 Satya Rahmaw ati Sumber : Data yang diolah kembali
3 2
19 21
Berdasar data tersebut diatas, maka selanjutnya responden dikelompokkan kedalam kategori berdasar intesitas menonton televise. Interval yang digunaka n dalam membuat katgori adalah sebagai berikut :
skor tertinggi skor terendah banyaknya kategori
i
3 1 3
i
0,66
Dengan demikian tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel intesitas menonton televise dapat dikategorikan sebagai berikut: 2,33 ≤ x < 3
: Sangat Tinggi
1,67 ≤ x < 2,33
: Tinggi
1
≤ x < 1,66
: Rendah
Berdasar kategori tersebut dapat disusun sebuah table distribusi frekuensi sebagai berikut : Tabel 4.2 Kategorisasi Hasil Pengukuran Intensitas Menonton Televisi No 1 2 3
Kategori Interval N Prosentase Sangat Tinggi 2,34 – 3,00 5 10% Tinggi 1,67 – 2,33 44 88% Rendah 1,00 – 1,66 1 2% Jumlah 50 100% Rata-rata : Minimal = 1,5; Max = 2,5; Total = 2,132
1.9 2.1
59
Dari
data
diatas
dapat
dilihat
bahwa
kebanyakan
responden memiliki intensitas menonton televise pada kategori tinggi, yaitu sebanyak 88%, kemudian 10% pada kategori sangat tinggi dan hanya 2% pada kategori rendah. Rata -rata paling rendah adalah 1,5 yang tergolong kategori rendah, rata rata tertinggi sebesar 2,5 tergolon g sangat tinggi dan rata -rata keseluruhan
sebesar
2,312
ya ng
menunjukkan
rata -rata
intensitas menonton televise berada pada kategori tinggi. Tabel 4.3 Angket Ke disi plinan Menjalan kan Ibadah Salat Sisw a SDN Tingkir Lor 02 Kota Salatiga NO
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sodiki Taufik M. Izzul Haq P Mumtaz Nikal Adrian Tariq M Javis Tariq Azhasi Mila Rizkia P Maurisaha Vega Z. Ersadi Irfan M Elsa R S
11
Arina
12
Verika Hera P. Haasya Walda yanti Farih Dina A Wafi Arum a Amma Nafia A Lu'lu'
13 14 15 16 17 18 19
ITEM SOAL 1 3 3 2 1 3 3 3 2 3 2
2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2
3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3
4 3 3 2 2 3 1 2 2 2 3
5 3 2 1 3 3 3 3 3 2 2
6 2 2 3 3 2 3 3 1 3 3
7 3 3 3 1 3 3 1 1 3 2
8 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3
9 10 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 1 3 3 3 2 2 3 3
TOTAL
RATARATA
28 26 24 22 27 26 25 23 24 26
2.8 2.6 2.4 2.2 2.7 2.6 2.5 2.3 2.4 2.6
3 1 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3
3 2
27 22
2.7 2.2
3 2 3 3 2 2 3
2 3 3 3 2 2 2
22 21 26 28 17 24 26
2.2 2.1 2.6 2.8 1.7 2.4 2.6
2 2 2 2 1 2 2
2 2 3 3 2 2 2
2 2 2 3 1 3 3
2 1 3 3 1 2 3
2 2 3 3 2 3 2
2 2 2 2 2 3 3
2 3 2 3 2 2 3
3 2 3 3 2 3 3
60
20 21 22 23 24 25 26 27 28
e Bia Chiraz SP Alfat Putri Sekar Fadhilah Syarif Y Farhan M Sumi yati Seila Sasira Tsania Salsabila Mila Sofi 29 Oktaviani 30 Ul ya Latifa RA 31 Yani 32 Salsabila ND Rahtri Nugraheni 33 B 34 M Makasinul M 35 Farhan 36 Nanda Fikri 37 Reza 38 Nijwad 39 Husni Mubarok 40 Wahyu 41 Andika 42 Riva 43 M Riski 44 Wisnu 45 Suci 46 M Hisbuna 47 Maulana Riski A 48 M Rozy A 49 Candra 50 Sat ya Rahmawati Sumber : Data yang diolah
2 2 2 3 2 2 2 2 2
2 2 3 3 2 3 2 2 2
3 3 2 3 3 3 2 2 2
2 3 3 3 2 3 2 2 2
3 3 2 2 2 3 3 3 3
3 3 2 3 3 3 1 2 1
2 3 2 3 2 3 3 3 3
3 2 3 2 2 3 2 3 2
2 3 1 3 3 2 3 3 3
2 3 2 2 2 2 2 3 2
24 27 22 27 23 27 22 25 22
2.4 2.7 2.2 2.7 2.3 2.7 2.2 2.5 2.2
2 2 3 2
2 2 2 2
3 2 2 2
1 3 1 3
2 3 3 3
3 3 2 3
2 3 1 2
1 3 2 2
2 3 2 3
2 3 3 2
20 27 21 24
2 2.7 2.1 2.4
2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 kembali
3 2 1 1 1 1 2 3 3 2 3 3 2 3 1 2 2 2
3 2 3 3 2 3 3 3 2 1 2 3 2 3 2 3 3 3
2 2 3 2 3 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 3 2 3
3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 2 2 2 3 1 3 2 3
2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2
3 1 3 2 2 3 2 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3
25 22 23 21 22 25 22 22 25 20 23 27 21 25 21 25 22 26
2.5 2.2 2.3 2.1 2.2 2.5 2.2 2.2 2.5 2 2.3 2.7 2.1 2.5 2.1 2.5 2.2 2.6
Berdasar data tersebut diatas, maka selanjutnya responden dikelompokkan
kedalam
kategori
berdasar
kedisiplinanan
dalam menjalankan ibadah salat. Interval yang di gunakan
61
dalam membuat kategori sama denganinterval pada kategori intensitas, kareka skor yang digunkan adalah sama, yaitu mulai dari 1 (terendah) sampai 3 (tertinggi). Dengan interval tersebut maka tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel kedisiplinan dapat dikategorikan sebagai berikut: 2,33 ≤ x < 3
: Sangat Baik
1,67 ≤ x < 2,33
: Baik
1
≤ x < 1,66
: Kurang Baik
Tabel 4.4 Kategorisasi Hasil Pengukuran Kedisi plinan Menjalankan Ibadah Salat No
Kategori
Interval
N
Prosentase
1
Sangat Baik
2,34 – 3,00
27
54%
2
Baik
1,67 – 2,33
23
46%
3
Kurang Baik
1,00 – 1,66
0
0%
50
100%
Jumlah
Rata-rata : Minimal = 1,7; Max = 2,8; Total = 2,38
Dari
data
diatas
dapat
dilihat
bahwa
kebanyakan
responden memiliki tingkat kedisiplinan menjalankan ibadah salat pada kategori sangat baik, yaitu s ebanyak 54%, kemudian 46% pada kategori baik dan tidak ada yang berada pada kategori kurang baik. Rata -rata paling rendah adalah 1,7 yang tergolong
kategori
baik,
rata -rata
tertinggi
sebesar
2,8
62
tergolong sangat baik dan rata -rata keseluruhan sebesar 2,38 yang menunjukkan rata -rata tingkat kedisiplinan menjalankan ibadah salat berada pada kategori sangat baik. 1.
Analisis Data Analisis
ini
digunakan
untuk
menguji
beberapa
hipotesis dengan menghitung lebih lanjut tabel distribusi frekuensi pada analisis pend ahuluan dengan menggunakan teknik kontigensi sebagai berikut :
f h )2
( f0
2
fh Keterangan : 2
f0
:
Chi Kwadrat
:
frekuensi yang diperoleh dari (diobservasi dalam)
:
frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai
sampel fh
pencerminan dari frekuensi
yang diharapkan
dalam populasi. Dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS maka dapat diperoleh hasil perhitungan analisis chi square sebesar
51.927
dengan
perhitungan terlampir.
tingkat
signifikansi
0,555.
Hasil
63
2.
Analisis Uji Hipotesis Analisis ini digunakan untuk m engambil kesimpulan dilaksanakan analisis uji hipotesis. Setelah diketahui hasil dari hipotesis hasil dari koefisien korelasi antara x dan y atau diperoleh dari hasil menghubungkan
2
, maka langkah berikutnya adalah
antara
2
pada
tabel,
signifikan 5 % atau 1%. Apabila nilai
2
baik
dalam
taraf
yang dihasilkan dari
perhitungan sama atau lebih tinggi dari nilai
2
pada tabel
berarti hasil yang diperoleh adalah signifikan, maka hipotesis yang diajukan diterima kebenarannya. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa nilai 2
pada tabel dengan df 54 dan alpha 5% 2
Sedangkan nilai demikian nilai
adalah 68,0418.
hasil perhitungan adalah 51,927. Dengan
2
2
hitung <
table, maka Ha ditolak dan Ho
diterima, berarti hipotesis bahwa semakin tinggi intensitas menonton TV maka kedisiplinan sholat Siswa SDN Tingkir Lor 02 Kota Salatiga semakin rendah, ternyata ditolak. Dalam kenyataannya, meskipun intesitas menonton televisi tinggi ternyata kedisiplinan dalam beribadah sholat masih baik.
BAB V PENUTUP
A. Kesi mpulan Setelah diadakan pembahasan terhadap permasalahan pengaruh intensitas menonton televis i terhadap kedisiplinan dalam menjalankan ibadah salat bagi siswa SDN Tingkir Lor 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga tahun 2009/2010 maka dapat diambil kesimpulan , sebagai berikut : 1. Sebanyak 88% siswa memiliki intensitas menonton televise pada kategori tinggi, 10% pada kategori sangat tinggi dan hanya 2% pada kategori rendah. Rata -rata skor intesitas sebesar
2,312
yang
menunjukkan
rata -rata
intensitas
menonton televisi siswa SDN Tingkir Lor 02 Kecamatan Tingkir Kota Salat iga tahun 2009/2010 adalah tinggi . 2. Sebanyak 54% siswa memiliki tingkat kedisiplinan yang sangat baik dalam menjalankan ibadah salat, 46% pada kategori baik dan tidak ada yang berada pada kategori kurang baik. Rata -rata skor kedisiplinan adalah 2,38 yang menunjukkan kedisiplinan dalam menjalankan ibadah salat siswa SDN Tingkir Lor 02 Ke camatan Tingkir Kota Salatiga tahun pelajaran 2009/2010 adalah sangat baik.
64
65
3.
Tidak ada pengaruh intensitas menonton televi si terhadap kedisiplinan dalam menjalankan ibadah s halat bagi siswa SDN Tingkir Lor 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga tahun pelajaran 2009/2010 yang dibuktikan dengan nilai 2
2
hitung 51,927
<
intensitas
table 68,0418.
menonton
Dengan demikian makin tinggi televisi
tid ak
mempengaruhi
aktivitas terhadap ibadah shalat.
B. Saran-saran. Berdasar hasil -hasil peneltian ini, penulis memberikan masukan kepada berbagai pihak diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Kepada Orang Tua a.
Hendaknya orang tua menjadi orang pertama yang dapat memberi bimbingan/pendidikan kepada putera puterinya.
b. Hendaknya orang tua meningkatkan perhatian kepada putera-puterinya terutama dalam kegiatan ibadah salat dan menonton televisi . c.
Hendaknya
orang
tua
bis a
m emenuhi
kebutuhan
edukatif anaknya, a gar anak bi sa belajar dengan baik, dan dapat meraih cita -citanya.
66
2. Kepada Guru a.
Guru merupakan kunci sukses dalam proses belajar mengajar,
karena
meningkatkan
itu
guru
kualitas
hendaknya
diri,
dapat
meningkatkan
profesionalitas dan sekaligus sebagai suri tauladan bagi para siswa. b. Hendaknya guru dapat meningkatkan kompetensi, baik keilmuan maupun wawasannya. c.
Hendaknya guru dapat menggunakan metode yang tepat dalam proses kegiatan belajar mengajar demi meningkatkan prestasi siswa.
3. Kepada Siswa a.
Mempunyai melalui
tanggung
keaktifan
jawa b
belajar
atas
keberhasilannya
karena
usaha
dan
keberhasilan bukan dari siapa -siapa, bahkan Tuhanpun tidak akan merubah nasib kaumnya kecuali mereka merubah nasibnya sendiri. b. Keseriusan dan ketelitian merupakan kunci sukses dalam pendidik an, pendidikan tidak hanya dimengerti namun harus dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Praktek, Reneka Cipta, Jakarta, 1996
Suatu
Pendidikan
Bahasa Indonesia, Kamus Besar Edisi Ke Tiga, Balai Pustaka, Jakarta, 2005 Darwanto Sastro Subroto, Produk si Acara Televisi, Duta Wacana Universit y Press, Yogyakarta, 1994. Dedi
Supriyadi, Era Baru Bisnis Telekomunikasi , Rosdakarya Offset, Bandung, 1996.
Remaja
Fahmi, A. Alatas, Bersama Te levisi Merenda Wajah Bangsa , YKPN, Jakarta, 1997 Hadi Sutrisno, Metode Penelitian Research II , UGM Yogyakarta, 1996 Hasbi Ash shidiqy, Pedoman Solat , Bulan Bintang, Jakarta, 1989. HTTP://Akulaham y.blogspot.com/2009/10/Keutamaansalatsubuhdan ashar.html HTTP ://sicupucitrasocialrelationship.blogspot.com Imam Azzabidi, Ringkasan Hadis Soheh Al Bukhori , Pustaka Amai, Jakarta, 2002. Ishak
SK, Dunia Penyiaran Prospek gramedia Pustaka, Jakarta, 2004.
dan
Pen yiarannya,
PT
Khasan Mas’ud Abdul Khohar, Komunikas Masa Sebuah Analis Media Televisi , Reneka Cipta , Jakarta, 1999. Muhammad Jawad Mughni yah, Jakarta, 2002.
Fikih
Lima
Mazhab ,
Lentera,
Narbuko, Cholid, Pedoman Praktik C ara Menulis Proposal Penelitian, Fak. Tarbi yah IAIN Wa li Songo, 1999. Oong Uchjana Efendy, Televisi siaran dan Praktek , Mandar Maju, Bandung, 1993.
67
68
P. C. Sutrisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video, PT Gramedia Sarana Indonesia, Jaka rta, 1993. Pustekkom, TVE, E -dukasi.net dan PJJ, Depdiknas, Jakarta, 2007. Roghib As Sirjani, Misteri Solat Subuh , Aqwam, Solo 2006. Sa yyid Sabiq, Fikih Sunnah I , PT Almaarif, Bandung, 1990. Singa Rimbuin, Masri, Metode Penelitian Survey Soenarjo, dkk, Alquran dan Terjemahannya , Proyek Pengadaan Kitab Suci Alquran, Departemen Agama RI, Jakarta, 2003. Sulaiman Rosjid, Fikih Islam, CV Sinar Baru, Bandung 2003. Sumarto, Televisi Kekerasan dan Perempuan , PT Kompas media Nusantara, Jakarta, 2009. Surahmad Winarno, Dasar dan Te hnik Research , Tarsito, Bandung, 1992. Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke Tiga , Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka, Jakarta, 2007. Wawan Kusnadi, Komodikasi Masa Sebuah Analisis Media Tel evisi, Rineka Cipta, Jakarta, 1996.
69
Lampiran 1 Angket ANGKET INTENSITAS MENONTON TELEVISI Nama : Kelas : No :
……………………… ……………………… ………………………
Angket ini disusun berdasarkan indikator : 1. Pagi sebelum sekolah 2. Pagi, siang, sore, malam hari pada hari libur 3. Siang hari setelah pulang sekolah 4. Sore hari sebelum belajar 5. Malam hari sesudah belajar/sebelum tidur 6. Pada saat waktu shalat Angket ini berjumlah 10 pertanyaan dengan 3 item jawaban yang disediakan, dengan ketentuan : 1. Jawab a bernilai 3 ma suk kategori sangat baik 2. Jawab b bernilai 2 masuk kategori baik 3. Jawab c bernilai 1 masuk kategori kurang baik Petunjuk pengisian 1. Tulislah nama lengkap, kelas, nomor pada kolom atas 2. Berilah tanda (x) silang pada jawaban a, b, atau c yang sesuai dengan keadaan adik-adik 3. Jawaban langsung pada lembar soal 4. Jawablah dengan sejujurnya, jawaban saudara tidak mempengaruhi nilai raport 5. Jawaban Anda dijamin kerahasiaannya 1. Apakah adik pada waktu pagi sebelum berangkat sekolah jam 5.30 s.d 6.30, menonton televisi ? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu 2. Apakah adik siang hari sesudah pulang sekolah jam 13.00 s.d 15.30, menonton televisi ? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu 3. Sore hari jam 16.00 -17.30 apakah digunakan menonton televisi ? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu 4. Sebelum adik berangkat tidur, apakah masih sempat menonton televisi ? a. Tidak pernah
70
5.
6.
7.
8.
9.
10.
b. Kadang-kadang c. Selalu Pada hari libur misalnya hari minggu mulai jam berapa menonton televisi ? a. 06.00 b. 07.00 c. 08.00 Hari libur minggu berapa jam yang dipakai menonton tele visi ? a. 06.00 s.d 08.00 b. 08.00 s.d 10.00 c. 06.00 s.d 12.00 Apakah adik-adik ingat terhadap acara yang adik sukai ? a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ingat Berapakah waktu setiap harinya yang di gunakan menonton televisi ? a. 2 jam b. 3 jam c. 4 jam Ketika waktu shalat datang apakah digunakan untuk menonton televisi ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Ketika televisi dirumah adik rusak, apakah adik menonton ditempat tetangga? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Ya
71
ANGKET KEDISIPLINAN DALAM MENJALANKAN IBADAH SHALAT Nama : Kelas : No :
……………………… ……………………… ………………………
Angket ini disusun berdasarkan indikator : 1. Keterlibatan dalam menjalankan ibadah shalat 2. Memahami makna/arti bacaan shalat 3. Tumakninah antara satu rukun dengan rukun yang lain 4. Tumakninah antara satu herakan dengan ge rakan lain Angket ini berjumlah 10 pertanyaan dengan 3 item jawaban yang disediakan, dengan ketentuan : 1. Jawab a bernilai 3 masuk kategori sangat baik 2. Jawab b bernilai 2 masuk kategori baik 3. Jawab c bernilai 1 masuk kategori kurang baik Petunjuk pengisi an 1. Tulislah nama lengkap, kelas, nomor pada kolom atas 2. Berilah tanda (x) silang pada jawaban a, b, atau c yang sesuai dengan keadaan adik -adik 3. Jawaban langsung pada lembar soal 4. Jawablah dengan sejujurnya, jawaban saudara tidak mempengaruhi nilai raport 5. Jawaban Anda dijamin kerahasiaannya
1. Ketika ada panggilan shalat (adzan) datang apakah adik segera ke masjid/mushola untuk shalat berjama’ah ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 2. Apakah adik-adik dalam mengerjakan shalat, sering waktunya lebih awal ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 3. Apakah adik-adik termasuk aktif dalam mengerjakan shalat lima waktu ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
72
4. Apakah adik-adik sering tidak terburu -buru (khusuk) dalam mengerjakan shalat ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 5. Apakah adi k-adik tahu tentang kesamaan/keserasian antara bacaan dan gerakan shalat / a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak tahu 6. Apakah adik mengetahui urutan -urutan shalat mulai takbiratul ikhrom ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak tahu 7. Apakah adik mengetahui kaifiat shalat ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak tahu 8. Apakah adik menjawab jika ada suara muadzin? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak tahu 9. Apakah adik mengetahui tanda -tanda shalat akan dimulai? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak tahu 10. Apakah adik mengetahui hal -hal ya ng membatalkan shalat ? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
73
Lampiran 2 Output SPSS
74
75
Lampiran 3 Surat Ijin Surve y
76
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama Tempat dan Tanggal Lahir Jenis kelamin Warga ne gara Agama Alamat
: : : : : :
Siti Taslihah Boyolali, 11 Desember 1964 Perempuan Indonesia Islam Pa yaman, RT 2 RW 4, Kel. Tingkir Tengah, Kec. Tingkir, Kota Salatiga
Riwa yat pendidikan : o Lulus MI Kebonan tahun 1976 o
Lulus MTs N Susukan 1980
o
Lulus PGAN Salatiga 1983
o
DII IAIN Semarang 1996
Demikian daftar riwayat hidup ini sa ya buat dengan sebenar benarnya. Salatiga, 30 Agustus 2010 Penulis
Siti Taslihah 11408023