PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SD NEGERI NGAJARAN 03 KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh : JAROT ANDRI WIBISONO 11408092
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI EKSTENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
MOTTO
ﯿﺮﻓﻊﺍﷲﺍﻠﻨ ﯿﻦ ﺍﻤﻧﻭ ﺍﻤﻧﻜﻡ ﻭ ﺍﻠﻨ ﯿﻦ ﺍﻭﺘﻭﺍ ﺍﻠﻌﻠﻡ ﯿﺮ ﺠﺖ ﻭﺍﷲ ﺒﻤﺎ ﺘﻌﻤﻠﻭﻦ ﺨﺒﯿﺮ ”… niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” ( Al Mujaadilah : 11 )
”Keyakinan sendiri adalah jalan terbaik untuk maju, berbuatlah selagi ada kesempatan, dimana ada kemauan, di situ ada jalan …” ( Hikmah )
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada : 1.
Ayah dan Ibu yang tiada pernah lelah memberikan dorongan dan doa restunya.
2.
Kakak dan Adik-adikku tersayang yang selalu mendoakan dan memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
3.
Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal pengetahuan dan pengelaman.
4.
Ibu Sri Sugiarni sebagai Kepala SD Negeri Ngajaran 03 dan Bapak Baud Utsiri sebagai Kepala SD Negeri Ngajaran 02, serta Bapak Adi Susilo yang senantiasa memberikan kesempatan dan perhatian serta banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
5.
Rekan-rekan Guru SD Negeri Ngajaran 03 yang senantiasa memberi dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6.
Sahabat-sahabatku, Ernis Eka Aprillia, Badarudin, Runjiati, Wuryanti serta semua sahabatku yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu.
7.
Para pembaca yang budiman.
Tuntang, Februari 2010
Penulis
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah, kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa halangan suatu apapun. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang selalu kita nanti-nantikan syafaatnya besok di yaumul qiyamah. Amin Allahumma Amin. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi sebagian syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam ilmu tarbiyah STAIN Salatiga. Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut penulis hanya bisa mengucapkan terima kasih, dan dengan iringan doa semoga amal baik yang telah diberikan, mendapat pahala did\sisi Allah SWT. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada : 1.
Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2.
Bapak Drs.Sumarno Widjadipa, M.Pd. selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan kesabaran dan kebijaksanaannya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3.
Ibu Sri Sugiarni selaku Kepala SD Ngeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang selalu memberikan waktu kepada penulis untuk mengumpulkan data guna menyelesaikan skripsi ini.
4.
Bapak, Ibu dan segenap keluarga yang telah memberikan doa restunya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5.
Rekan-rekan yang telah membantu penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya serta dapat menunjang pembangunan ilmu pengetahuan.
Tuntang, Februari 2010
Penulis
ABSTRAK
Jarot Andri Wibisono, 2010, Skripsi ini berjudul : Pengaruh Kedisiplinan Belajar terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar PAI dengan pendekatan kedisiplinan belajar. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam [enelitian ini adalah : (1) Bagaimana tingkat kedisiplinan siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010? (2) Bagaimana prestasi belajar PAI siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010? (3) Adakah pengaruh antara tingkat kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar PAI siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010? Temuan penelitian ini menunjukkkan bahwa (1) Tingkat kedisiplinan belajar siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 terhitung baik (2) Presatasi belajar PAI siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 terhitung baik (3) Ada pengaruh yang signifikan antara tingkat kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar PAI siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.
DAFTAR ISI Hal Sampul. …………………………………………………………………………………i Gambar berlogo…………………………………………………………………………ii Persetujuan Pembimbing………………………………………………………………..iii Pengesahan Kelulusan………………………………………………………………….iv Pernyataan Keaslian Tulisan……………………………………………………………v Motto…………………………………………………………………………………..vi Persembahan…………………………………………………………………………...vii Kata Pengantar…………………………………………………………………………viii Abstrak………………………………………………………………………………....ix Daftar Isi………………………………………………………………………………..x Daftar Tabel……………………………………………………………………………xi Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah……………………………………………………………….1 Rumusan Masalah……………………………………………………………………..2 Tujuan Penelitian………………………………………………………………………3 Manfaat Penelitian……………………………………………………………………..3 Penegasan Istilah………………………………………………………………………4 Hipotesis………………………………………………………………………………6 Metodologi Penelitian…………………………………………………………………7 Sistematika Penulisan…………………………………………………………………12
Bab II Landasan Teori Kedisiplinan Belajar………………………………………………………………….14 Prestasi Belajar……………………………………………………………………….22 Pengaruh Kedisiplinan Belajar terhadap Prestasi Belajar…………………………….37 Bab III Laporan Penelitian Latar Belakang Masalah……………………………………………………………...41 Tinjauan Historis……………………………………………………………………..41 Kondisi Fisik Sekolah………………………………………………………………..42 Keadaan Siswa, Guru, dan Karyawan……………………………………………….43 Sarana dan Prasarana………………………………………………………………...44 Hasil Penelitian………………………………………………………………………46 Bab IV Analisis Data Analisis Dekriptif……………………………………………………………………50 Pengujian Hipotesis………………………………………………………………….58 Pembahasan………………………………………………………………………….62 Bab V Penutup Kesimpulan………………………………………………………………………….64 Saran-saran………………………………………………………………………….64 Penutup……………………………………………………………………………...67 Daftar Pustaka Lampiran-lampuran Daftar Riwayat Hidup Penulis
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1 TABEL INTERPRETASI NILAI ”r” TABEL 3.1 DATA SISWA SD NEGERI NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 TABEL 3.2 DAFTAR NAMA GURU DAN KARYAWAN SD NEGERI NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 TABEL 3.3 DAFTAR BANGUNAN/RUANG KELAS SD NEGERI NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 TABEL 3.4 DAFTAR INVENTARIS SD NEGERI NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 TABEL 3.5 DATA RESPONDEN TABEL 3.6 DAFTAR JAWABAN ANGKET KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA SD NEGERI NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010
TABEL 3.7 DAFTAR NILAI
PAI
RESPONDEN SISWA SD
NEGERI
NGAJARAN 03
KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 TABEL 4.1 SKOR JAWABAN RESPONDEN TERHADAP ANGKET TENTANG KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA SD NEGERI NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 TABEL 4.2 NOMINASI
JAWABAN
RESPONDEN
TERHADAP
ANGKET
TENTANG
KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA SD NEGERI NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 TABEL 4.3 PROSENTASE
TINGKAT
KEDISIPLINAN
BELAJAR
SISWA
SD
NEGERI
NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 TABEL 4.4 NILAI MATA PELAJARAN RESPONDEN TABEL 4.5 INTERVAL PRESTASI BELAJAR PAI RESPONDEN TABEL 4.6 PROSENTASE PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SD NEGERI NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010
TABEL 4.7 KOEFISIEN
KORELASI
KEDISIPLINAN
BELAJAR
TERHADAP
PRESTASI
BELAJAR PAI SISWA SD NEGERI NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 TABEL 4.8 TABEL KERJA PRODUCT MOMENT KOEFISIEN KORELASI PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SD NEGERI NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu, 1991, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta Narbuko, Cholid, 1998, Metode Penelitian Sosial.Semarang: FAk. Tarbiyah IAIN Walisongo Moloeng, Lexy, 1993, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pustaka Amirman, Ine I dan Zaenal Arifin, 1999, Penelitian dan Statistik Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Purwanto, M Ngalim, 2006, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,Bandung: Remaja Rasdakarya. Nasution, 2008, Tekonologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, Oemar, 1992, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru. Ahmadi, Abu & Widodo Supriyono, 1991, Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Wina Sanjaya, Wina. 2008, Pembelajaran dalam Imp;ementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana. Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda Karya Usman Uzer, 2002, Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya. Yamin, Martinis, 2005, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: GP Press. Djamarah, Syeful Bahri, 2002, Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Ary, Donald, Dkk, 1999, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Surabaya:Usaha Nasional. Ali, Mohammad, 1993, Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa. Gie, The Liang, 1977, Cara belajar yang Efisien, Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Sutrisno, Oteng, 1983, Administrasi Pendidikan, Bandung: Angkasa. Nawawi, Hadari, 1984, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung. Sudjarwo, 1998. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: MSP. Rusyan, A Tabrani Dkk. 1989, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remadja Karya. Depdiknas, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Sitorus, J. 1990, Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Tarsito. Hadi, Sutrisno, 1983, Metodologi Research, Yogyakarta: Yayasan Penerbit Psikologi UGM. Arikunto, Suharsini, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Slameto, 1991, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. STAIN Salatiga, 2008, Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir. Salatiga: STAIN www/kmpk.ugm.ac.id/data/SPMKK/3c-DISIPLIN(revPeb’03)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Angket Penelitian Kedisiplinan Belajar Siswa LAMPIRAN 2 Surat Pembinbing Skripsi LAMPIRAN 3 Surat Permohonan Ijin Penelitian LAMPIRAN 4 Surat Pemberian Ijin Penelitian LAMPIRAN 5 Surat Keterangan Benar-benar Mengadakan Penelitian
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1.
Nama
2.
Tempat / Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 18 Juni 1982
3.
Jenis Kelamin
: Laki-laki
4.
Warga Negara
: Indonesia
5.
Agama
: Islam
6.
Alamat
: Delik RT. 01 RW. 07 Kec, Tuntang Kab, Semarang
7.
Riwayat Pendidikan
: SD Delik 01
8.
9.
: Jarot Andri Wibisono
: 1994
MTSN Salatiga
: 1997
SMA ISSUDA
: 2000
D2 PGA SD/MI
: 2003
Pengalaman Organisasi : Anggota IRLASYA
: 1997 – 2000
Anggota RACANA
: 2002 – 2003
Anggota LPM DINAMIKA
: 2002 – 2003
Anggota BADKO TPQ
: 2000 - 2008
Riwayat Pekerjaan
: MI Lopait
: 2003 – 2004
Guru Wiyata Bhakti Ngajaran 01 : 2005 – sekarang Guru Wiyata Bhakti Ngajaran 03 : 2008 – sekarang Demikan DAftar Riwayat Hidup ini kami buat dengan sebenar-benarnya.
Tuntang, Agustus 2010 Penulis
Jarot Andri Wibisono NIM. 11408092
ANGKET PENELITIAN
Sehubungan dengan penelitian tentang ”Pengaruh Kedisiplinan Belajar terhadaap Prestasi Belajar PAI Siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.” Maka dengan kerendahan hati peneliti mohon siswa-siswi SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan tuntang Kabupaten Semarang untuk mengisi angket ini. Identitas Responden : Nama
:
Kelas :
Petunjuk Pengisian : 1.
Pilihlah alternatif a, b, atau c dengan member tanda silang (X) sesuai dengan kenyataan yang ada!
2.
Kejujuran kamu dalam menjawab pertanyaan ini sangat berharga bagi penelitian kami.
3.
Jangan takut terhadap jawaban yang kamu pilih, sebab ini tidak ada sanksi apapun.
4.
Jawaban yang kamu pilih insya Allah terjamin kerahasiaannya.
5.
Jawaban yang kamu beikan sangat membantu dan berguna bagi peneliti untuk itu peneliti ucapkan terima kasih.
Pertanyaan : 1.
Apakah kamu pernah memakai baju seragam sekolah tidak sesuai ketentuan? a. Pernah
2.
c. Selalu
d. Sering
e. Tidak pernah
Apakah kamu pernah ke sekolah memakai sepatu tidak hitam? a. Pernah
3.
b. Kadang-kadang
b. Kadang-kadang
c. Selalu
d. Sering
e. Tidak pernah
Apakah kamu mengikuti upacara bendera setiap hari Senin? a. Pernah
b. Kadang-kadang
c. Selalu
d. Sering
e. Tidak pernah
2.
Apakah kamu tiap hari belajar di rumah pada jam tertentu? a. Pernah
3.
d. Sering
e. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Selalu
d. Sering
e. Tidak pernah
Apakah kamu pernah tidak mengerjakan tugas dari guru di sekolah? a. Pernah
5.
c. Selalu
Apakah kamu mencatat materi yang diajarkan guru? a. Pernah
4.
b. Kadang-kadang
b. Kadang-kadang
c. Selalu
d. Sering
e. Tidak pernah
Setiap kali pulang dari sekolah dan ada tugas dari guru, apakah kamu langsung mengerjakan? a. Pernah
6.
c. Selalu
d. Sering
e. Tidak pernah
Apakah kamu belajar di rumah sesuai jadwal pelajaran? a. Pernah
7.
b. Kadang-kadang
b. Kadang-kadang
c. Sering d. Selalu
e. Tidak pernah
Apakah kamu pernah tidak membawa buku pelajaran sekolah dengan jadwal pelajaran? a. Pernah
8.
c. Sering d. Selalu
e. Tidak pernah
Apakah kamu pernah terlambat masuk sekolah? a. Pernah
9.
b. Kadang-kadang
b. Kadang-kadang
c. Sering d. Selalu
e. Tidak pernah
Apakah kamu pernah mengerjakan PR di sekolahan? a. Pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering d. Selalu
e. Tidak pernah
10. Apakah kamu hadir di sekolah 15 menit sebelum bel masuk berbunyi? a. Pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering d. Selalu
e. Tidak pernah
c. Sering d. Selalu
e. Tidak pernah
11. Apakah kamu tidur siang setiap hari? a. Pernah
b. Kadang-kadang
12. Apakah kamu segera masuk kelas ketika mendengar bel masuk berbunyi? a. Pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering d. Selalu
e. Tidak pernah
13. Apakah kamu meninggalkan lingkungan sekolah sebelum jam pulang sekolah? a. Pernah
b. Kadang-kadang
c. Sering d. Selalu
e. Tidak pernah
PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG DINAS PENDIDIKAN UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN TUNTANG
SD NEGERI NGAJARAN 03 Jalan Raya Jelog – Timo Km.4 Ngajaran Tuntang 50773
No
:
Hal
: Pemberian Izin Penelitian Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga
Menanggapi Surat dari STAIN Salatiga Nomor Sti.24/K-1/TL01/B109/2010 perihal sebagaimana pokok surat. Dengan ini yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Sri Sugiarni, S.Pd.
NIP
: 19621013 198304 2 003
Jabatan
: Kepala Sekolah SD Negeri Ngajaran 03
Memberikan izin kepada : Nama
: Jarot Andri Wibisono
NIM
: 11408092
Jurusan/Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Untuk melaksanakan penelitian di SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Demikian Surat Pemberian Izin penelitian ini dibuat, untuk digunakan sebagaimana mestinya. Ngajaran, 7 Agustus 2010 Kepala Sekolah
Sri Sugiarni, S.Pd. NIP. 19621013 198304 2 003
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Gerakan Disiplin Nasional (GDN) dalam kapasitasnya sebagai sebuah gerakan, berusaha untuk memobilisir segala potensi, baik yang masih tersembunyi maupun yang tampak. Salah satu potensi yang mahal adalah kualitas sumber daya manusia yang masih terlalu heterogen dalam menegakkan disiplin, maka jika GDN tercapai secara serempak dan menyeluruh dalam segala kehidupan, bangsa kita tidak hanya akan maju dalam aspek tertentu, tetapi hamper pasti aspek-aspek secara integral akan member bukti hasil kerja keras, sehingga tercipta budaya bersih, dan budaya kerja atau budaya belajar secara optimal. Dalam hal ini peneliti memiliki anggapan bahwa kedisiplinan sangatlah penting ditanamkan pada anak-anak, karena dengan adanya penanaman sikap disiplin pada anak yang sedini mungkin akan dapat menampakkan tingkah laku yang disiplin pula. Dengan adanya sikap yang selalu disiplin baik pada diri anak didik atau pada guru, tentunya proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas akan lebih berjalan lancar dan efektif sehingga akan dapat menciptakan hasil yang optimal. Seorang siswa dapat disebut disiplin apabila ia melakukan suatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan ketentuan, peraturan, norma yang berlaku dengan penuh kesadaran tanpa paksaan dari siapapun. Disiplin belajar siswa antara lain selalu mengikuti pelajaran, memperhatikan penjelasan guru, segera menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya, tidak
meninggalkan kelas sebelum waktunya, selalu menyelesaikan tugas rumah tepat waktu, rutin belajar di rumah, menghargai waktu dan sebagainya. Berangkat dari permasalahan di atas, kedisiplinan akan sangat mempengaruhi proses belajar mengajar di kelas. Dengan demikian akan sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, demikian juga dapat mempengaruhi mutu tidaknya pendidikan yang ada di Indonesia. Berdasarkan pengamatan penulis, kadang-kadang siswa yang naik kelas dengan nilai katrolan, tidak memenuhi atau sama dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Karena banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah standar, kemudian untuk semua siswa ditambah dengan nilai yang sama. Hal ini terjadi karena banyak siswa yang kurang disiplin, baik disiplin dalam mengikuti proses belajar mengajar khususnya pada pelajaran Pendidikan Agama Islam maupun disiplin di luar jam pelajaran. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ”PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SD NEGERI NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010” B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan maslah pokok penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah tingkat kedisiplinan belajar siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010?
2. Bagaimanakah prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010? 3. Adakah pengaruh kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010? C. Tujuan Penelitian Agar dapat memberikan gambaran yang konkret serta arah yang jelas dalam pelaksanaan penelitian ini, maka perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai yaitu: 1.
Mengetahui tingkat kedisiplinan belajar siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010?
2.
Mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010?
3.
Mengetahui pengaruh kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010?
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Menggambarkan sumbangan keilmuan bagi peneliti sendiri maupun para pembaca, khususnya masalah kedisiplinan guru dan prestasi belajar siswa. 2. Menemukan masukan kepada para pengelola lembaga pendidikan dalam meningkatkan prestasi siswa. 3. Menggambarkan kepada para pengelolal sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan.
E. Penegasan Istilah 1. Pengaruh Pengaruh adalah kekuatan yang ada atau timbul dari sesuatu, seperti orang, benda yang turut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.1 2. Kedisiplinan belajar Apa yang mesti dilakukan siswa kaitannya dengan belajar:2 1. Mengerjakan tugas yang dirikan guru (membangun eufering behavior) 2. Datang di sekolah tepat waktu 3. Siap dengan kelengkapan pembelajaran 4. Memperhatikan / menyimak kegiatan pembelajaran 5. Partisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran 6. Berperilaku santun dalam suasana pembelajaran 7. Melakukan apa yang diperintahkan guru terkait kegiatan pembelajaran 8. Menyelesaikan tugas dari guru tepat waktu 9. Kelengkapan catatan pelajaran 10. Kerapian catatan 11. Mentaati tata tertib yang terkait dengan pembelajaran 12. Mentaati tata tertib yang terkait dengan pakaian seragam sekolah 13. Mentaati tata tertib yang terkait dengan aturan/tata cara berpakaian 14. Menggunakan kesempatan bertanya pada waktu guru mempersilakan bertanya kepada siswa
1
Depdiknas, Kamis Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2002, hlm.849
2
Oteng Sutrisno, Administrasi Pendidikan, Angkasa, Bandung, 1983
15. Inisiatif siswa dalam memperdalam ilmu yang terkait langsung dengan pelajaran 16. Memberdayakan buku perpustakaan 17. Memberdayakan alat laboratorium 18. Memberdayakan sarana komputer untuk sarana pembelajaran 19. Memberdayakan sarana internet untuk sarana pembelajaran 20. Tanggung jawab dalam memelihara sarana pembelajaran milik sekolah Disipilin belajar adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan.3 Merupakan perilaku yang terkontrol karena pelatihan, ia dapat menyelesaikan pekerjaan yang berat itu karena disiplin yang baik. Disiplin berasal dari kata ”disciple” yang berarti belajar. Disiplin merupakan arahan untuk melatih dan membentuk seseorang melakukan sesuatu menjadi lebih lebik baik.4 Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban dalam belajar. Kedisiplinan belajar dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap siswa.
3
4
Ibid, hlm 268 www.kmpk.ugm.ac.id/data/SPMKK/3c-DISIPLIN (rev Peb 03).doc
3. Prestasi Belajar PAI Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari sesuatu yang telah dilakukan atau dikerjakan.5 Prestasi yang dimaksud disini adalah nilai rapor siswa. Ahli pendidikan modern merumuskan perbuatan belajar sebagai berikut: Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu, untuk memperoleh suatu perubahan tungkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannnya.6 Dengan adanya pengertian tentang prestasi belajar di atas, maka yang dimaksud prestasi adalah hasil yang dicapai dengan melalui proses perubahanperubahan pada diri seseorang, perubahan itu ke arah positif maju dan perbaikan. Prestasi belajar dalam hal ini adalah nilai hasil raport siswa semester gasal tahun ajaran 2009/2010. Parameter prestasi belajar tidak bias lepas dari standar kriteria ketuntasan minimal ( 6,0 ). Pendidikan Agama Islam adalah mata pelajaran yang dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari Pendidikan Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan.
5 6
Depdiknas, op.cit, hlm,195 Slameto, Balajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta,1991, hlm.2
Peningkatan potensi spiritual tersebut akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yangaktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. F. Hipotesis Menurut Sutrisno Hadi, Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah.7 Mengacu pada masalah penelitian yang dikaitkan dengan tinjauan pustaka, maka dalam penelitian ini hipotesa yang penulis ajukan adalah ada pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar siswa SD Negeri Ngajaran 03. Artinya semakin tinggi kedisiplinan belajar siswa, maka prestasi belajar siswa semakin baik dan sebaliknya. G. Metodologi Penelitian 1. Populasi dan Sampel a. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian.8 Yang menjadi populasi disini adalah Sekolah Dasar Negeri Ngajaran 03 Tahun Pelajaran 2009/2010 dari kelas I sampai dengan kelas VI. Berdasarkan pertimbangan, karena siswa kelas III sampai dengan kelas VI sudah lebih memahami pernyataan atau angket yang diberikan, maka diambil kelas III, IV, V. b. Teknik Sampling Teknik sampling adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel.9 7
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yayasan Penerbit Psikologi UGM Yogyakarta, 1983, hlm.63 Suahardini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prektek, Edisi Revisi IV, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hl,.115 9 Ibid, Sutrisno Hadi, Pokok-pokok Metodologi Research dan Penulisan Naskah, Yogyakarta, 1964. hlm.53-63 8
Proportional sampling adalah suatu sampling proporsi atau perimbangan unsurunsur atau kategori dalam populasi diperhatikan dan diwakili dalam sampel. Stratified sampling adalah populasi terdiri dari golongan-golongan yang mempunyai susunan bertingkat. Random sampling adalah suatu teknik mengambil individu untuk sampel dari populasi dengan cara random. Kelas III = 27, IV = 25, V = 18, berjumlah 70. 50% dari 70 = 36 dengan perincian kelas III = 14, IV = 13, V = 9. 2. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek penelitian. a. Kedisiplinan belajar siswa sebagai variable X, yang diteliti adalah kedisiplinan sebagai variable bebas. Untuk mengukur kedisiplinan belajar siswa digunakan satuan sebagai berikut: a. Sangat disiplin b. Disiplin c. Cukup disiplin d. Kurang disiplin e. Tidak disiplin 3. Teknik Pengumpulan Data Guna memperoleh data yang benar dan valid yang berkaitan dengan masalah penelitian, dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik pengumpulan data antara lain: a. Wawancara Wawancara sebagai proses interaksi antara peneliti dengan informan mempunyai peranan penting dalam penelitian kualitatif. Oleh sebab itu, teknik
wawancara yang dilakukan tidak dengan struktur yang ketat, melainkan secara longgar. Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka sehingga dapat diperoleh informasi yang lengkap dan mendalam. Kelonggaran ini senantiasa memberi kesempatan kepada informan untuk dapat memberikan jawaban yang secara bebas dan jujur bahkan tidak tersusun dengan rencana yang baik. Menurut Palton, wawancara semacam ini dapat pula disebut sebagai wawancara informal.10 Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif memakan waktu yang lama, maka jumlah sampael yang dipakai dalam penelitian biasanya sangat terbatas. Dengan dilengkapi wawancara dengan kepala sekolah dan guru mengenai kedisiplinan belajar dengan memberikan daftar hadir siswa. b. Observasi Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki.11 Cara yang digunakan peneliti adalah datang lebih awal, mengamati secara langsung anak mengenai kedisiplinan belajar. c. Metode Dokumentasi Metode
dokumentasi
adalah
cara
pengumpulan
data
melalui
peninggalan tertulis. Seperti arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori atau hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.
10 11
Monolog, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Pustaka Bandung, 1993, hlm. 185 Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian, Jakarta, Bumi Aksara, 1997, hlm. 70-76
Metode dokumentasi ukurannya adalah prestasi belajar, ini digunakan untuk mengetahui nilai siswa dari buku daftar nilai atau buku laporan pendidikan siswa. d. Teknik Analisis Data Penelitian ini adalah suatu studi korelasi, yang bertujuan menetapkan besarnya hubungan antar variabel.12 Setelah data terkumpul maka langkah yang penulis lakukan selanjutnya adalah melakukan analisis data yang sudah masuk tersebut. Analisis data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, sebab pada tahap ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah diajukan oleh penulis sebelumnya. Karena metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, maka teknik analisa datanya menggunakan teknik analisa data statistik, yang mana metode statistik adalah cara-cara tertentu yang perlu ditempuh dalam rangka mengumpulkan, menyusun, menyajikan, menganalisis dan memberikan interpretasi terhadap sekumpulan bahan keterangan yang berupa angka agar dapat memberikan pengertian dan makna tertentu yaitu: Untuk mengetahui bagaimana kedisplinan belajar siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang tahun Pelajaran 2008/2009, digunakan rumus: 𝐹
P = 𝑁 x 100%
12
Donald Ary, dkk, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1999, hlm. 429
Keterangan: P = Prosentase F = Frekwensi jawaban responden N = Jumlah banyaknya sampel Yang kemudian diteruskan dengan menggunakan rumus: x =
𝐹𝑜 𝐹ℎ
x 100%
Keterangan: x = Nilai prosentase yang dicari Fo = Nilai yang diperoleh Fh = Nilai yang diharapkan Dengan menggunakan standar penilaian prosentase sebagai berikut: - 76% sampai 100% terhitung sangat baik - 56% sampai 75% terhitung baik - 45% sampai 55% terhitung cukup baik - 35% sampai 45% terhitung kurang baik - 25% sampai 35% terhitung tidak baik Untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar siswa SD Negeri Ngajaran 03, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010, digunakan rumus statistik Product Moment yaitu: 𝑟𝑥𝑦 =
Σxy x2
y2
Keterangan: rxy = Angka indek korelasi ”r” xy = Jumlah hasil perkalian 𝑥2
= Jumlah seluruh skor x setelah dikuadratkan
𝑦2
= Jumlah seluruh skor y setelah dikuadratkan2 Selanjutnya untuk mengetahui besar kecilnya pengaruh kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar siswa, maka hasil perhitungan di atas diinterpretasikan dengan nilai r tabel yaitu: Tabel 1.13 Besar Nilai r
Interpretasi
0,80 – 0,100
A antara variabel x dan y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
0,60 – 0,80
Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,40 – 0,60
Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,20 – 0,40
Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang lemah atau rendah
0,00 – 0,20
Antara variabel x dan y memang terdapat korelasi akan tetapi korelasi tersebut sangat diabaikan (dianggap tidak ada korelasi anatara variabel x dan y
H. Sistematika Penulisan Skripsi yang penulis susun, terdiri dari tiga bagian yang merupakan rangkaian dari beberapa bab : ● Bagian muka memuat: halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran. ● Bagian isi memuat: Bab I adalah Pendahuluan yang berisi (a) Latar belakang masalah. (b) Rumusan Masalah, (c) Tujuan Penelitian, (d) Manfaat Penelitian, (e) Penegasan Istilah, (f) Hipotesis, (g) Metodologi Penelitian, dan (g) Sistematika Penulisan. Bab II berisi Landasan Teori terdiri atas tunjauan pustaka yang membahas tentang (a) Kedisiplinan, (b) Prestasi Belajar, dan (c) Pengaruh Kedisiplinan terhadap Prestasi Belajar. Bab III Laporan Penelitian membahas tentang kondisi umum SD Negeri Ngajaran 03 meliputi (a) Tinjauan Historis, (b) Letak Geografis, (c) Keadaan Siswa, Guru dan Karyawan, Sarana dan Prasarana, serta (d) Hasil Penelitian. Bab IV Analisa Data yang memuat uraian tentang (a) Pengelolaan Data, (b) Analisa Data, dan (c) Pengujian Hipotesis. Bab V Merupakan bagian penutup yang meliputi (a) Kesimpulan, (b) Saransaran, dan (c) Penutup ● Bagian akhir memuat: Daftar Pustaka, lampiran-lampiran, dan data riwayat hidup
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kedisiplinan Belajar 1. Pengertian Kedisiplinan Belajar Secara etimologi kedisiplinan belajar diambil dari kata disiplin yang berarti ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan di sekolah, tata tertib dan sebagainya.1 Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikembangkan bahwa disiplin belajar adalah semua bentuk tindakan yang dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dengan kata lain orang dikatakan disiplin apabila pikiran dan tindakannya selalu didasari oleh aturan-aturan yang berlaku. Istilah ”disiplin belajar” mengandung banyak arti. God’s Dictionary of Education sebagaimana dikutip Oteng Sutrisna menjelasakan
”disiplin belajar”2 sebagai
berikut: 1. Mengerjakan tugas yang dirikan guru (membangun eufering behavior) 2. Datang di sekolah tepat waktu 3. Siap dengan kelengkapan pembelajaran 4. Memperhatikan / menyimak kegiatan pembelajaran 5. Partisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran 6. Berperilaku santun dalam suasana pembelajaran 7. Melakukan apa yang diperintahkan guru terkait kegiatan pembelajaran
1. Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2002, hlm.268 2. Oteng Sutrisno, Administrasi Pendidikan, Angkasa, Bandung, 1983
8. Menyelesaikan tugas dari guru tepat waktu 9. Kelengkapan catatan pelajaran 10. Kerapian catatan 11. Mentaati tata tertib yang terkait dengan pembelajaran 12. Mentaati tata tertib yang terkait dengan pakaian seragam sekolah 13. Mentaati tata tertib yang terkait dengan aturan/tata cara berpakaian 14. Menggunakan kesempatan bertanya pada waktu guru mempersilakan bertanya kepada siswa 15. Inisiatif siswa dalam memperdalam ilmu yang terkait langsung dengan pelajaran 16. Memberdayakan buku perpustakaan 17. Memberdayakan alat laboratorium 18. Memberdayakan sarana komputer untuk sarana pembelajaran 19. Memberdayakan sarana internet untuk sarana pembelajaran 20. Tanggung jawab dalam memelihara sarana pembelajaran milik sekolah (SD Negeri Ngajaran 03) Oleh karena itu, disiplin belajar sangat penting artinya bagi para siswa untuk menentukan identitas dirinya. Bahkan para ahli mengatakan bahwa dengan disiplin, berbagai kebutuhan dengan sendirinya dapat dipenuhi. Jika seseorang telah membiasakan diri melakukan kegiatan dengan terencana, maka ia akan mulai disiplin atau sudah mulai teratur dengan sendirinya. Ia tinggal berlatih mematuhi rencana itu sendiri.
Disiplin belajar juga merupakan usaha untuk menanamkan kesadaran pada setiap personal tentang tugas dan tanggungjawabnya agar menjadi orang yang bersedia dan mampu memikul tanggungjawab atas semua pekerjaannya. 3 Setiap pekerjaan akan berhasil dengan baik jika dikerjakan dengan teratur dan disiplin. Lebih-lebih dalam hal belajar. Disamping teratur, siswa harus belajar disiplin. Hanya dengan kedisiplinan siswa akan memperoleh prestasi yang baik. Timbulnya sikap disiplin bukan peristiwa yang mendadak yang terjadi seketika. Kedisiplinan pada seorang siswa tidak dapat tumbuh tanpa adanya intervensi dari pendidik dan itupun dilakukan secara bertahap sedikit demi sedikit. Kebiasaan yang ditanamkan oleh orang tua dan orang-orang dewasa di dalam lingkungan keluarga akan terbawa oleh anak-anak dan sekaligus akan memberikan warna terhadap perilaku kedisiplinan anak dimana dengan disiplin akan menciptakan kemauan dalam bekerja secara teratur. Menurut Webster’s dalam New World Dictionary menjabarkan disiplin menjadi dua, yaitu ”Displin Belajar Negatif dan Disiplin Belajar Positif”.4 a. Disiplin Belajar Negatif Pendekatan negatif terhadap disiplin belajar menggunakan kekuatan dan kekuasaan. Hukuman diberikan kepada pelanggar peraturan untuk menjerakannya dan untuk menakuti orang lain sehingga meraka tidak akan berbuat kesalahan yang sama. Singkatnya, pendekatan displin belajar jenis ini menekankan penghindaran hukuman, tidak pada kerjasama yang bergairah, yang tulus ikhlas. 3 4
Hadari Nawawi. Administrasi Pendidikan, Gunung Agung, Jakarta, 1984, hlm. 128 Otong Sutrisno, op.cit. hlm. 98
b. Disipilin Belajar Positif Pendekatan positif terhadap disiplin belajar melibatkan penciptaan suatu sikap dan iklim organisasi dimana para anggotanya mematuhi peraturanperaturan yang perlu dari organisasi atau kemauannya sendiri. Dalam organisasi yang menerapkan disiplin belajar positif, beberapa individu kadang-kadang melanggar peraturan. Maka mereka dibuat melihat kesalahan dari tindakan mereka dan keharusan bagi pembetulan perbuatan dengan suatu bentuk hukuman. Dibawah konsep disiplin belajar positif, hukuman itu diberikan untuk memperbaiki dan membetulkan, bukan untuk melukai. 3. Manfaat Kedisiplinan Belajar Siswa Berdisiplin selain akan membuat seseorang memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses kearah pembentukan watak yang baik pula.5 Manfaat kedisiplinan adalah membuat siswa menjadi lebih tertib dan teratur dalam menjalankan kehidupannya, kehidupan aman dan teratur, mencegah hidup sembarangan, menghargai kepentingan orang lain, membiasakan hidup tertib di sekolah. Siswa juga dapat mengerti bahwa kedisiplinan itu amat sangat penting bagi masa depannya kelak, karena dapat membangun kepribadian siswa yang kokoh dan bisa diharapkan berguna bagi semua pihak. Dalam hal kedisiplinan dalam belajar baik itu di sekolah atau di rumah yang terjadi diperlukan, akan tetapi anjuran yang terlalu banyak akan membuat anak bosan pada siswa, perlu sekali adanya campur tangan dari orang dewasa terutama dari orang tua atau guru. 5
The Liang Gie, Cara Belajar yang efisien, Gajah Mada University Press, Yoyakarta, 1997, hlm. 51
Peran guru sebagai pembimbing dan pengasuh agar selalu mengarahkan anak didik pada sikap berbudi pekerti yang baik, berilmu, dan terampil. Sedang peran orang tua dalam menanamkan sikap disiplin belajar pada anaknya harus ditanamkan sejak kecil. Kita harus ingat bahwa tuntunan yang berupa contohcontoh dari orang tua (kata-katanya) akan lebih berkesan bila disertai dengan perbuatan. Namun bukan berarti anjuran tidak diperlukan, akan tetapi anjuran yang terlalu banyak akan membuat anak bosan. Untuk dapat mewujudkan harapan pada orang tua dalam mendidik anak, peran orang tua adalah mengarahkan anak untuk belajar dengan sungguh-sungguh dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi anak, maka anak akan senang (semangat) dalam belajar. 4.
Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Pendidikan umum pertama dan yang utama dilaksanakan adalah dalam lingkungan keluarga kemudian sekolah dan masyarakat. Dengan demikian keluarga merupakan salah satu lembaga yang mngemban tugas dan tanggung jawab dalam pencapaian tujuan pendidikan untuk anak. Untuk mencapai tujuan dalam mengupayakan anak menjadi pribadi yang utuh maka tugas dan tanggung jawab orang tua adalah menciptakan situasi dan kondisi yang memuat iklim yang dapat dipahami anak-anak untuk memperdalam dan memperluas makna-makna hidup. Mengembangkan disiplin diri berarti memiliki keteraturan diri berdasarkan acuan moral. Sehubungan dengan itu, disiplin diri dibangun dari asimilasi dan penggabungan nilai-nilai moral untuk diinternalisasikan oleh subyek didik sebagai dasar-dasar, untuk mengarahkan perilakunya.
Akan tetapi disiplin harus dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit, jika sekaligus anak akan merasa terkekang dan akan merasa terpenjara sehingga seorang anak akan selalu mencari jalan bagaimana keluar dari penjara tersebut. Begitu juga dengan disiplin belajar dimana disiplin belajar ini harus dan perlu upaya dari lingkungan keluarga yaitu orang tua untuk mengembangkan disiplin diri anak terutama waktu anak belajar. Belajar yang dilakukan secara rutin setiap hari dan selalu mengerjakan tugas dari guru merupakan salah satu bentuk dari disiplin belajar. Orang tua sangat dibutuhkan pada awal proses belajar dimana peran orang tua sangat membantu dalam terciptanya kedisiplinan. Adapun cara yang harus dilakukan orang tua dalam mendisiplinkan anak yaitu melaului pelatihan, membiasakan diri berperilaku berdasarkan acuan moral, perlu adanya kontrol dari orang tua untuk mengembangkannya. Ketiga upaya ini dinamakan sebagai kontrol eksternal. Kontrol yang berisonansi demokrasi dan keterbukaan ini memudahkan anak untuk membuka diri terhadap penguatan yang bermakna dalam memberikan ganjaran orang tua dengan nilai moral yang jelas sumbernya. 6 Dalam upaya pengontrolan ini upaya orang tua bukan hanya memberi contoh akan tetapi perilaku secara moral patut dicontoh oleh anak. Selain itu anak-anak juga harus diajak untuk berdialog memecahkan masalah yang berhungan dengan belajar, baik waktu di sekolah maupun di rumah itu sendiri.
6
Ibid, hlm. 291
Sikap disiplin itu bukan bawaan dari lahir, namun muncul setelah anak mengenal adanya tata tertib yang harus ditaatinya. Dari sinilah muncul sikap muncul sikap disiplin dan tidak disiplin. Sebelum anak mengenal adanya tata tertib maupun aturan yang harus mereka taati, mereka belum mengenal adamya sikap kedisiplinan. Mereka tumbuh dan berkembang secara alamiah tanpa ada aturan yang mengikatnya. Setelah mereka mengenal adanya tata tertib maupun aturan, maka dengan sendirinya mereka dituntut untuk memiliki sikap disiplin tersebut. Disiplin timbul dari jiwa karena dorongan untuk mentaati tata tertib. Sehingga dapat dipahami bahwa disiplin merupakan sikap patuh terhadap tata tertib atau aturan. Disiplin dapat muncul karena kesadaran maupun paksaan. Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan faktor seseorang dengan sadar bahwa hanya dengan disiplinlah akan didapatkan kesuksesan dalam segala hal, dengan disiplinlah akan didapatkan keteraturan dalam kehidupan, dengan disiplinlah akan dapat menghilangkan kekecewaan orang lain dan dengan disiplinlah orang lain akan mengagumi dan sebagainya. Sedangkan kedisiplinan karena keterpaksaan biasanya muncul karena adanya pengawasan dari pihak lain. 7 Untuk dapat menegakkan kedisiplinan tidak selalu melibatkan orang lain, bahkan hanya melibatkan diri sendiri sebenarnya bisa dilakukan. Bahkan dengan melibatkan diri sendiri itulah yang lebih penting karena disiplin yang timbul tersebut berasal dari kesadaran.
7
Syaeful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm. 12
Hal ini tentu akan bersifat lebih permanen, mengingat pentingnya kedisiplinan tidak hanya bagi anak semasa mereka sekolah saja, namun kedisiplinan tersebut akan terus berguna bagi kehidupannya kelak. Namun ada juga kedisiplinan yang timbul karena keterpaksaan. Keterpaksaan tersebut muncul karena takut akan dikenakan sanksi hukuman akibat pelanggaran tersebut. Disiplin seperti ini tidak sepenuhnya jelek, namun hasilnya akan tidak akan membentuk seseorang yang mempunyai sikap disiplin. Karena kedisiplinan tersebut dipaksakan dari luar dirinya. Akibat dari kedisiplinan yang muncul karena keterpaksaan ini maka setiap anak akan berlaku tidak disiplin dan melakukan pelanggaran terhadap aturan apabila tidak ada pihak lain yang mengawasinya. Hal semacam ini tentu bukan sikap yang diharapkan dari seorang siswa. Dalam belajar disiplin belajar sangat diperlukan. Disiplin dapat melahirkan semangat menghargai waktu, bukan menyia-nyiakan waktu berlalu dengan kehampaan. Setiap siswa yang mempunyai kedisiplinan akan mempunyai sikap selalu memanfaatkan waktu dan kesempatan yang ada, Setiap jam bahkan setiap detik sangat berarti bagi mereka untuk mendapatkan ilmu. Orang yang berhasil dalam belajar disebabkan mereka selalu menempatkan disiplin di atas semua tindakan dan perbuatan. Semua jadwal belajar yang telah mereka susun ditaati dengan ikhlas. Mereka melaksanakan dengan penuh semangat dan rela mengorbankan apa saja demi perjuangan menegakkan disiplin pribadi. 8
8
Ibid, hlm. 13
Disiplin merupakan kekuatan yang tidak tampak, namun demikian akan mampu melahirkan tenaga pendorong dalam perwujudan kepatuhan kepada tata tertib, dengan semangat belajar dan rela berkorban demi mencapai cita-cita. Dorongan tersebut bagi siswa sangat diperlukan untuk ditumbuhkan, dipupuk dan dipertahankan sehingga dimanfaatkan sebagai penggerak jiwa untuk melakukan aktivitas belajar.9 Tanpa kedisiplinan tersebut maka akan kehilangan daya dorong untuk melakukan aktivitas belajar, sehingga akan sulit tumbuh dari hati anak semangat untuk maju dalam kegiatan belajar mengajar. Anak tidak lagi memiliki semangat yang kuat. Dengan tidak adanya semangat belajar tersebut maka sulit diharapkan siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Apabila anak tidak dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik maka akan sulit pula mencapai tujuan pembelajaran yang baik. Dengan demikian disiplin merupakan hal yang sangat penting khususnya bagi anak yang masih di bangku sekolah. Dalam masalah pendidikan kedisiplinan dalam belajar akan dapat berjalan lancar dan baik apabila tingkah laku berpedoman pada garis yang berlandaskan pada prinsip kebebasan dan bertanggung jawab. Dalam hal ini kedisiplinan dalam belajar baik itu di sekolah atau di rumah, perlu sekali adanya campur tangan dari orang dewasa terutama dari orang tua/guru.
9
Ibid, hlm. 14-15
Peran guru sebagai pembimbing dan pengasuh agar selalu mengarahkan anak didik pada sikap berbudi pekerti yang baik, berilmu, dan terampil. Sedangkan peran orang tua dalam menanamkan sikap disiplin belajar pada anaknya harus ditanamkan sejak kecil. Kita harus ingat bahwa tuntunan yang berupa contoh-contoh dari orang tua (kata-katanya) akan lebih berkesan bila disertai dengan perbuatan. Namun bukan berarti anjuran tidak diperlukan, akan tetapi anjuran yang terlalu banyak akan membuat anak bosan. Untuk dapat mewujudkan harapan pada orang tua maupun guru dalam mendidik anak, peran orang tua dan guru adalah mengarahkan anak untuk belajar dengan sungguh-sungguh dengan menciptakan suasana belajar yang menyengkan bagi anak, maka anak akan senang (semangat) dalam belajar. B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar Pengertian belajar oleh para ahli didefinisikan secara berbeda-beda. Namun sebelumnya mungkin kita akan membicarakan arti penting belajar. Mengapa manusia harus belajar? Perlu kita sadari bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang istimewa. Hal ini secara jelas tersurat dalam Al-Qur’an surah At Tiin : 5
ﻠﻗﺪ ﺨﻠﻗﻨﺎ ﺍﻠﺈﻨﺴﺎﻦ ﻓﯽ ﺍﺤﺴﻦ ﺘﻗﻮ ﯿﻡ ”Sesungguhnya kami jadikan manusia sebaik-baik kejadian”. Lalu dimanakah letak keistimewaan manusia? Salah satunya adalah letak pada kemampuan mengolah informasi pada manusia merupakan cirri penting yang membedakan manusia dengan makhluk lain. 10
10
Marinis Yamin, Strategi Pembelajran Berbasis Kompetensi, GP Press, Jakarta, 2005, hlm. 10
Disinilah arti penting belajar. Belajar merupakan suatu proses yang berkelanjutan untuk mengembangkan potensi diri seseorang. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Az-Zumar : 9
ﻗﻝ ﮬﻝ ﯿﺴﺘﻮ ﯼ ﺍﻠﻨ ﯿﻦ ﯿﻌﻠﻤﻮﻦ ﻮﺍﻠﻨﯿﻦ ﻻﯿﻌﻠﻤﻮﻦ ﻘﻠﯽ ﺍﻨﻤﺎ ﯿﺘﺬﻛﺮﻮﺍ ﺍﻮﻠﻮ ﺍﻷﻠﺑﺎﺐ ”Katakanlah adakah sama antara orang-orang yang tidak berilmu pengetahuan dengan orang-orang yang berilmu pengetahuan”. Proses belajar diperlukan untuk dapat mengembangkan kemapuan seseorang secara optimal. Belajar adalah perubahan, namun bagaimana proses perubahan tersebut terjadi? Berbeda aliran psikologis yang dipakai sebagai landasan untuk menjelaskan perilaku manusia, termasuk perubahannya, tidak sama. Ahli-ahli yang menganut aliran Kognitif berpendapat bahwa belajar adalah peristiwa internal, artinya belajar baru dapat terjadi bila ada kemampuan dalam diri orang yang belajar. Kemampuan tersebut ialah kemampuan mengenal yang disebut dengan istikah kognitif. Berbeda dengan konsep belajar behavioristik, yang sangat mengandalkan pada lingkungan (stimulus), penganut aliran Kognitif memandang orang yang belajar sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk memahami obyek-obyek yang berada di luar dirinya (stimulus) dan mempunyai kemampuan untuk
melakukan suatu
tindakan (respon)
sebagai
akibat
pemahamannya itu. Perubahan dapat terjadi bila ada proses berfikir lebih dahulu dalam diri seseorang, yang kemudian menimbulkan respon berupa tindakan. 11
11
Ibid, hlm. 118
Dari pendapat di atas dapat diambil penahaman bahwa proses belajar pada diri seseorang mengandung tiga proses simultan. Pertama, proses untuk mendapatkan perolehan sesuatu dari informasi baru. Hal yang diperoleh dari informasi baru sering merupakan pengganti atau perbaikan atas pengetahuan sebelumnya. Kedua, proses transformasi
pengetahuan yang diperoleh disesuaikan
dengan kebutuhan atau tugas. Dalam proses ini terjadi analisis atas informasi lalu diubah dalam bentuk lain seperti simbol-simbol. Ketiga, prose evaluasi. Dalam prose ini terjadi penilaian apakah transformasi yang dilakukan sudah sesuai dengan kebutuhan atau tugas yang akan dihadapi. Proses belajar pada dasarnya adalah proses simultan dari ketiga hal tersebut. Adapun menurut Uzer Usman belajar, belajar diartikan sebagai proses perubahan tindak laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu, individu dan lingkungannya.12
Pada umumunya belajar dapat
diartikan kegiatan-kegiatan fisik dan psikis, kedua aspek itu saling melengkapi dan bertalian satu sama lain. Kegiatan manusia dalam pembuatannya selalu menuntut kegiatan jasmani dan rohani. Sedangkan menurut Hilgrad belajar bukan hanya hasil, namun juga proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan, baik dilakukan di laboratorium maupun lingkungan alamiah. Sehingga dapat dirangkun bahwa belajar adalah: 1.
Aktivitas yang dirancang dan bertujuan
2.
Perubahan perilaku secara utuh.
12
User Uzman, Menjadi Guru Profesional, Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. ²
3.
Bukan hanya hasil namun proses.
4.
Proses memecahkan masalah.13 Adapun menurut Skinner yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya
Educational Psichology ”The Teaching-Learning Process”, berpendapat bahwa: ”Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”. Sedangkan Hintzman dalam bukunya ”The Psichology of Learning and Memory” berpendapat bahwa belajar adalah ”Learning is a change in organism due to experience which can effect the organism’s behavior”, artinya adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organism (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organism tersebut.14 Dan Wittig dalam bukunya Psicology of Learning mendefinisikan belajar sebagai ”Any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that occurs as a result of experience”, belajar adalah ”Perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman”. 15
13 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kuikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta. 2008, hlm.89-90 14. Nuhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendektan Baru. Rosda Karya, Bandung, hlm. 90 15. Ibid, hlm. 90
Menurut James O. Whittaker, yang dikutip oleh Abi Ahmadi dan Widodo Supriyono, mengemukakan definisi belajar sebagai: ”Learning may be defined as the process by which behavior originates or is altered through training or experience” yaitu ”Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.16 Howard L Kingsley mengemukakan belajar sebagai berikut: ”Learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed” ”Proses dimana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan”.17 Menurut Hilgtad dan Brower mendefinisikan belajar sebagai “perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek, dan pengalaman”.18 Dan menurut Chaplin dalam Dictionary of psychology menayatakan bahwa belajar adalah prose perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat adanya latihan dan pengalaman. 19 Dengan kata lain, belajar bukan hanya sekedar pengalaman melinkan proses dari belum tahu menjadi tahu, belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dimana belajar itu membawa perubahan dan dari perubahan tersebut mendapatkan suatu kecakapan dan ketrampilan baru dengan usaha yang disengaja.
16
Nuhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendektan Baru. Rosda Karya, Bandung, hlm. 90 Ibid, hlm. 90 18 Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, h;m. 119 19 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendektan Baru. Rosda Karya, Bandung, hlm. 90 17
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar itu meliputi unsur-unsur sebagai berikut: a. Adanya kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar. b. Kegiatan tersebut meliputi aktivitas jasmani dan rohani. c. Kegiatan itu mengakibatkan perubahan yang bersifay positif, baik perubahan dari segi jasmani maupun rohani. Dengan kata lain bahwa yang dimaksud belajar adalah proses perubahan dalam diri seseorang yang berupa tingkah laku baru, sebagai akibat dari pengalaman dan latihan yang diusahakan secara sadar. Hal itu termasuk mengerjakan sesuatu dan hal itu terjadi pada usaha-usaha individu dalam memecahkan rintangan. Menurut Soemadi Soerjabrata, bahwa nolai-nilai yang pokok dalam belajar yaitu meliputi: a. Bahwa belajar itu membawa perubahan (behavior changes aktuil maupun potensiil). b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru. c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja). 20 Selama perubahan belajar itu berlangsung dapat diharapkan bahwa sekurang-kurangnya harus ada perubahan yang tetap dan dimiliki oleh anak dalam bentuk tingkah laku.
20
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendektan Baru. Rosda Karya, Bandung, hlm. 90
Belajar adalah suatu proses yang sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Penggunaan prinsip dan atas asas dalam belajar yang baik tergantung juga oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat berpengaruh terhadap hasil belajar yang maksimal atau dengan kata lain berhasil atau tidaknya belajar itu sangat tergantung pada faktor-faktor belajar yang bervariasi. Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu: a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa) yakni faktor dari dalam siswa sendiri yang mencakup 2 faktor
yakni faktor-faktor fisiologis (yang bersifat
jasmaniah) dan faktor-faktor psikologis (yang bersifat rohaniah). Faktor pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu, dimana faktor ini mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga semakin mendalam cara belajar siswa maka semakin baik hasilnya. 21 Untuk lebih jelasnya maka faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, dapat penulis uraikan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor Fisiologis Kondisi umum jasmani seseorang pada umumnya dapat dikatakan melatarbelakangi semangat dan intenstias siswa dalam mengikuti pelajaran. Keadaan jasmani yang sehat akan lain pengaruhnya dibandingkan jasmani yang kurang sehat.
21
Muhibbin Syah, op, cit, hlm. 132
Hal ini akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar seseorang. Untuk itu agar tetap sehat, maka kondisi makanan harus diperhatikan pula dan didukung dengan kegiatan olahraga. Dalam hal ini panca indera juga berpengaruh dalam belajar, karena panca indera merupakan pintu masuk pertama, segala apa yang dilihat, didengar, dan diucapkan dari hasil indera, otak dan hati baru dapat menerima, memahami dan beraksi. a. Faktor-faktor psikologis Salah satu faktor psikologis yang berpengaruh dalam belajar sesorang adalah adanya motivasi, adapun motivasi itu sebagaimana yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah yaitu keadaan internal organism, baik manusia atau hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu, dalam hal ini motivasi berarti paemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah. Motivasi disini dibedakan menjadi 2 macam yaitu: 1. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Misalnya, perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan. 2. Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Misalnya, ujian dan hadiah, suri tauladan orang tua, guru,
dimana semua itu merupakan contoh motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar.22 b. Faktor-faktor lingkungan sosial Faktor-faktor lingkungan sosial adalah faktor manusia itu sendiri, baik kedatangannya itu langsung maupun tidak langsung. Yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga temanteman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. c. Faktor-faktor lingkungan non sosial Faktor-faktor lingkungan non sosial antara lain: 1. Gedung sekolah dan letaknya 2. Rumah tempat tinggal siswa dan letaknya 3. Sarana yang dipakai untuk belajar, misalmya: alat tulis, buku. alatalat peraga, dan lain sebagainya. 4. Keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. 23 Dari beberapa keanekaragaman pendapat yang dipaparkan oleh para ahli psikologi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dengan visi dengan sudut pandang yang berbeda, kiranya akan semakin menambah pengertian kita tentang faktor-faktor tersebut. Selanjutnya suatu pendorong yang biasanya besar pengarunhya dalam belajarnya anak-anak didik ialah cita-cita.
22 23
Nuhibbin Syah, op, cit, hlm. 132 Ibid, hlm.137
Cita-cita merupakan pusat dari bermacam-macam kebutuhan, artinya kebutuhan biasanya disentralisasikan disekitar cita-cita, sehingga dorongan tersebut mampu memobilisasikan energy psikis untuk belajar. Perbuatan belajar dikatakan berhasil apabila isi belajar itu dapat diulangi kata demi kata, apabila suatu pikiran baru dapat diperoleh dari materi yang dipelajari itu dapat dipahami dan dapat mengartikan dengan kata-kata sendiri. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akibat terjadinya prose belajar pada diri seseorang adalah terjadinya perubahan perilaku yang dapat mencakup kawasan (domain) kognitif, afektif maupun psikomotorik. Perubahan perilaku sebagai akibat terjadinya proses belajar disebut hasil belajar atau prestasi belajar. Hasil belajar tidak hanya satu macam saja, akan tetapi ada bermacam-macam. Menurut Gegne dengan tujuan yang bermacam-macam itu untuk mempelajarinya diperlukan kondisi belajar tertentu yang khusus untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan. 24 Belajar akan membawa perubahan bila orang yang belajar bebas menentukan bahan pelajaran dan cara yang dipakai untuk mempelajarinya. Dengan demikian pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. Tentu saja kebebasan yang dimaksud tidak keluar dari kerangka belajar.
24
Nasution, Teknologi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. 2008. Hlm. 63
Pembelajaran yang bersifat humanistic ini mungkin sukar menerapkannya secara penuh, mengingat kondisi sosial dan budaya yang tidak menunjang. Setidaknya guru yang humanistik dapat memberikan layanan belajar yang menyenangkan bagi murid, sedangkan bahan belajar tetap berasal dari kurikulum yang berlaku, hanya gaya-gaya mengajar dengan penuh tekanan dan ancaman dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Secara sederhana prestasi belajar adalah tingkat pengetahuan, ketrampilan, atau capaian yang diperoleh peserta didik untuk bidang studi tertentu. Prestasi belajar seperti itu diukur melalui tes. Tes semscsm itu bukan hanya untuk mengukur kemampuan individual melainkan juga untuk mengevaluasi keefektifan suatu program pembelajaran. Tes biasa dilakukan setelah peserta didik mengikuti suatu program pembelajaran. Oleh karena itu, skor yang diperoleh dari tes seperti itu cenderung sebagai akibat dilakukannya proses pembelajaran bukan karena pengaruh tingkat intelegensi. Dari skor tersebut dapat diperoleh informasi tentang pengetahuan dan ketrampilan yang telah diperoleh siswa. Dengan demikian, prestasi belajar
memiliki
fungsi untuk
memperlihatkan sejauh mana peserta didik mampu menampilkan ketrampilan tertentu atau dengan kata lain memiliki fungsi untuk mengukur capaian kompetensi tertentu. Prestasi belajar juga dapat berfungsi untuk memberikan rangsangan belajar, disamping fungsi yang lain lagi yakni untuk dijadikan petunjuk seberapa jauh telah terjadi peningkatan kualitas pendidikan pada umumnya.
Terdapat hubungan yang erat antara tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran,dan evaluasi. Kegiatan pembelajaran harus mengacu pada tujuan pembelajaran yang ditetapkan, sedangkan evaluasi harus mengacu pada tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan namun sebaliknya dengan ada tujuan pembelajaran yang telah terumuskan akan memberikan arah dari kegiatan pembelajaran. Evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai. Dilihat dari segi proses langkah penyusunan alat evaluasi sudah barang tentu harus mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan. Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga harus mengacu atau disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Sebaliknya kegiatan pembelajaran juga harus mempunyai arah untuk keberhasilan evaluasi yang nantinya akan dilakukan. Hasil belajar siswa harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian standar kompetensi yang ditetapkan secara nasional. Penilaian pencapaian kompetensi siswa harus dilakukan secara komprehensif selama proses pembelajaran berlangsung antara lain melalui ujian/ulangan harian, mingguan, bulanan, atau akhir semester. Hasil pencapaian kompetensi siswa perlu dianalisis secara berkesinambungan, yang hasilnya digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tindak lanjut berupa program pembelajaran remedial atau program pengayaan. Penggunaan system
penilaian berkelanjutan diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan secara menyeluruh. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap peserta didik harus belajar tuntas untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. 25 Menurut teori BS Bloom mengatakan: 1. Jika peserta didik dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya untuk beberapa pelajaran dan diajar sesuai dengan karakteristik mereka maka sebagian besar dari mereka akan mencapai ketuntasan. (2) Apabila proses pembelajaran dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur maka semua peserta didik akan mampu menguasai semua bahan yang disajikan kepadanya. Sehingga belajar tuntas membutuhkan proses pembelajaran yang sistematis, terstruktur berkesinambungan untuk mencapai kompetensi yang disyaratkan.26 Dari uraian teori belajar dapatlah dimengerti bahwa banyak hal yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang, meliputi: 1. Faktor internal siswa, antara lain: a. Bakat Dasar kepandaian dan sifat pembawaan dari lahir yang dimiliki siswa sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa terhadap suatu bidang tertentu.
25 Martinis Yamin, M.Pd, op. cit.hlm. 127-130 26 Ibid, hlm. 133
b. Minat Minat dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, kalau seseorang menyenamgi dan berminat terhadap matematika maka ia akan berusaha
untuk
berhasil
dalam
mengikuti
seluruh proses
pembelajaran, sebaliknya apabila tidak menyenangi maka ia akan belajar dengan perasaan terpaksa, mengikuti proses pembelajaran hanya sekedar formalitas dan pembelajaran menjadi tidak bermakna. c. Kemauan belajar Salahsatu tugas guru mengubah yang tidak mau belajar menjadi antusias belajar dan menyenangi pelajaran tersebut. Sikap mental siswa Sikap
mental
siswa
sangat
mempengaruhi
dalam
proses
pembelajaran, sikap mental ini meliputi kematangan sosial emosional siswa dan pengetahuan yang dimilikinya untuk meningkatkan prestasi belajarnya. 27 Faktor eksternal, antara lain: a. Metode pembelajaran Terdapat kaitan yang erat antara belajar dan pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran adalah mendorong peserta didik belajar. Pembelajaran adalah upaya pengaturan informasi dan lingkungan sedemikian rupa untuk memfasilitasi terjadinya proses belajar pada diri peserta didik. Lingkungan pembelajaran meliputi metode, media, dan peralatan serta informasi dalam proses pembelajaran
menjadi tanggung jawab dari guru untuk merancang atau mendesainnya. Dengan demikian, metode pembelajaran adalah bagian dari proses pembelajaran yang merupakan langkah-langkah taktis bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. b. Kepribadian guru Kepribadian guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran siswa. Guru menurut tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantoro, dihadapan mata anak harus dapat menjadi suri tauladan yang baik, ditengah aktivitas dengan siswa dapat membangun keinginan dan minat siswa untuk belajar dan di belakang layar mampu memberdayakan siswanya untuk belajar lebih baik. c. Lingkungan belajar Lingkungan belajar siswa sangat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, jika lingkungan belajar siswa tertata dengan baik maka proses pembelajaran akan dapat berlangsung dengan baik, agar lingkungan pembelajaran dapat mendukung, usahakan: 1. Suasana pembelajaran member kesempatan siswa untuk melakukan penelitian. 2. Bersikap yang tidak berlebihan (wajar) jika mendapatkan jawaban yang tidak benar dari siswa. 3. Meningkatkan
kompetensi
keguruan
keberhasilan siswa dalam belajar meningkat.
dari
guru
agar
Adapun menurut A Tabrani Rusyan secara ringkas menyatakan bahwa perbedaan hasil belajar di kalangan peserta didik disebabkan beberapa faktor alternatif, antara lain faktor kematangan akibat kemajuan umur kronologis, latar belakang pribadi masing-masing, sikap dan bakat terhadap suatu pelajaran,
jenis
mata
pelajaran
yang
diberikan
dan
sebagainya.27 13 Pengaruh Kedisiplinan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Menurut Precival dan Ellington sebagaimana dikutip oleh Sudjarwo menyatakan bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi karena hubungan yang stabil antara stimulus yang diterima oleh organism secara individual dengan respon yang dilakukannya.28 Menurut
Cronbach kegiatan belajar
lebih ditekankan pada
pengalaman. Dalam bukunya Educational Psyhcology sebagaimana dikutip Tabrani menguraikan 7 elemen belajar yaitu: 1. Situation. Termasuk dalam elemen ini adalah senua obyek, manusia dan lambang dalam lingkungan individu. 2. Personal Characteristic. Termasuk disini adalah semua kemampuan dan semua respon yang khas yang dibawakan individu terhadap situasi. 3. Goals. Merupakan tujuan yang hendak dicapai dalam proses belajar mengajar. 4. Interpretations. Merupakan proses mengarahkan perhatian kepada bagian-bagian dari situasi menghubungkan observasi dengan pengalaman masa lalu dengan meramalkan apa yang diharapkan akan terjadi jika berbagai tindakan dilaksanakan.
27 A. Tabrani rusyan, dkk, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Remadja Karya, Bandung, 1989, hlm. 60 28
Sudjarwo S, Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar, MSp, Jakarya, 1998, hlm. 140
5. Actions. Tindakan seseorang termasuk gerakan dan pernyataan yang merupakan respon yang dapat diamati. Seseorang tentunya akan memilih tindakan yang akan memberikan kepuasan terhadap dirinya. 6. Comsequence; confirmation or contradiction. Beberapa kejadian yang mengikuti tindakan yang dianggap oleh siswa sebagai konsekuensi dari tindakannya. 7. Reaction to thwarting; adaptive or nonadaptive. Yaitu kemampuan siswa dalam mengahadapi rintangan yang ada, apakah dia mampu beradaptasi atau tidak. 29 Disini jelas bahwa belajar dan perilaku siswa merupakan bagian yang tak terpisahkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yang sebenarnya adalah perilaku siswa tersebut. Hasil belajar bergantung kepada apa yang dipelajari, bagaimana bahan pelajaran itu dipelajari, dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar (termasuk) kemampuan intelegensi dan bakat). Sebagaimana dijelaskan pada uraian di atas banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah gabungan dari kedua faktor tersebut. Hal ini sesuai dengan teori konvergensi.30 Meskipun demikian dalam hokum konvergensi ini masih menyisakan pertanyaan, faktor mana yang lebih menentukan kecerdasan manusia antara pembawaan dari lahir atau hasil perilaku manusia itu sendiri. 31 Namun demikian peranan perilaku siswa menurut hemat penulis mempunyai pengaruh yang besar terhadap hasil atau prestasi pembelajaran, apalagi didukung oleh faktor pembawaan yang baik. Termasuk perilaku yang baik disini tentunya adalah kedisiplinan. 29 A. Tabrani rusyan, dkk, op. cit hlm. 60-61 30 Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm. 94 31 M Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teorits dan Praktis, Remaja Rasdakarya, Bandung, 2006, hlm, 60
Dari uraian tentang macam-macam arti disiplin, dapat diintisarikan bahwa disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku. Berdasarkan pengertian di atas dapat dikembangkan bahwa disiplin belajar adalah semua bentuk tindakan yang dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku, maka kedisiplinan belajar yang dilakukan oleh setiap orang akan dilakukan dengan kesadaran yang tinggi, Tanpa kesadaran yang tinggi maka kedisiplinan tidak terwujud. Kedisiplinan belajar merupakan sikap mental yang sangat penting yang sangat penting bagi seorang siswa. Meskipun dalam pendapat beberapa ahli tuntutan kedisplinan yang berlabihan dapat menjadi kontra produktif terhadap prestasi belajar. Karena meskipun ketertiban diperlukan untuk mencapai tujuan, namun demikian kalau terlalu dipaksakan secara sepihak dapat menghambat proses belajar. 32 Namun demikian bagi seorang siswa kedisiplinan tetap merupakan hal yang penting. Setiap siswa terikat oleh peraturan, yang intinya menuntut kedisiplinan dari siswa, misalnya masuk tepat waktu. Hal ini bisamendatangkan banyak keuntungan ditinjau dari berbagai faktor seperti, dari segi kepribadian dia akan mendapat pujian, tidak terganggu konsentrasi belajarnya. Selain ittu secara fisik juga akan lebih tenang, jauh dari ketegangan sehingga alam pikirannya siap menerima pelajaran. Apabila ada anak terlambat masuk sekolah misalnya, akan mengganggu proses belajar, selain guru harus mengulang kembali materi yang sudah disampaikan. Karena itu kebiasaan tidak disiplin dapat menjadi penyebab kegagalan studi. Dan sebaliknya kedisiplinan dapat menjadi kunci meraih kesuksesan studi. 33
32 Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, Rmadja KArya, Bandung, 1973, hlm. 36 33 Syaeful Bahri Djamarah, op. cit, hlm. 97-98
Kedisiplinan belajar siswa dalam kehadiran mereka di kelas merupakan awal motivasi belajar yang baik.34 Sehingga dengan motivasi tersebut tentu dapat diharapkan hasil pembelajaran yang lebih baik. Dengan motivasi yang kuat dan kesiapan jasmani dan rohani yang baik maka dengan sendirinya akan diperoleh prestasi yang baik juga. Selain kedisplinan terhadap kehadiran di sekolah, kedisiplinan dalam mentaati pelajaran yang ditentukan dan pemanfaatan waktu dengan baik juga memberikan pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar. Harry Shaw sebagaiman dikutip The Liang Gie menyatakan: ”Learning to use time is a valuable acquired skill, one that will pay dividends not only studying but although life”. ”Belajar menggunakan waktu merupakan suatu ketrampilan perolehan yang berharga, ketrampilan yang tidak hanya memberikan keuntungan pada belajar, melainkan sepanjang hidup”.35 Kebiasaan belajar ini tidak merupakan hal yang alamiah atau pembawaan sejak lahir, namun merupakan perilaku yang sengaja dibiasakan dalam waktu yang lama.36 Sehingga diperlukan motivasi dan kedisiplinan yang tinggi untuk mencapainya. Dari uraian tersebut maka hemat penulis ada pengaruh yang besar dari sikap disiplin siswa terhadap prestasi belajar mereka. Semakin tinggi tingkat kedisiplinan siswa maka semakin baik prestasi belajar yang akan diperoleh siswa tersebut.
34 Dimyati, Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2006, hlm. 102 35 The Liang Gie, op. cit. hlm. 167-168 36 Ibid, hlm. 192
BAB III LAPORAN PENELITIAN
A. Latar Belakang Masalah 1. Tinjauan Historis SD Negeri Ngajaran 03 berada di Dusun Salakan, salah satu dusun dari Kelurahan Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Pada awalnya tanah lokasi SD Negeri Ngajaran 03 adalah milik Bapak Rokhan. Seiring dengan pertumbuhan anak usia sekolah yang semakin bertambah, maka atas inisiatif masyarakat mengajukan usul kepada Kepala Desa Ngajaran saat itu yakni Bapak Risman Taswi. Pada akhirnya tanah tersebut ditukar dengan tanah bengkok desa yang kemudian diserahkan untuk pembuatan Sekolah Dasar. Kepala Sekolah pertama pada saat itu adalah Bapak Sujarwo.1 SD Negeri Ngajaran 03 didirikan di atas tanah seluas 3200 m2, sedangkan bangunan gedung yang ada seluas 706,5 m2. Adapun Visi dan Misi dari SD Negeri Ngajaran 03 adalah sebagai berikut 2 : a. Visi Peningkatan prestasi dengan dasar iman dan taqwa b. Misi 1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Meningkatkan prestasi siswa dalam bidang ilmu pengetahuan.
1. Hasil Wawancara dengan Kepala SD Negeri Ngajaran 03 pada tanggal 4 Februari 2009 2. Papan Pajangan SD Negeri Ngajaran 03 Tahun Pelajaran 2009/2010
3.
Meningkatkan sikap yang mencerminkan watak luhur dalam kehidupan sehari-hari.
4. Meningkatkan kerjasama dengan masyarakat demi tercapainya kemajuan sekolah. 2. Kondisi Fisik Sekolah a. Keadaan Lingkungan Adapun kondisi fisik dari SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut : 1. Terletak di kawasan strategis yakni berada di tengah-tengah Desa Ngajaran dan akses jalan yang ada merupakan jalan utama di Desa Ngajaran. 2. Terletak di kawasan yang mudah dikenal karena berhadapan dengan SLTP Negeri 1 Tuntang dan dekat dekat Kantor Desa Ngajaran. 3. Fasilitas yang memadai karena SD Negeri Ngajaran 03 adalah salah satu SD yang baru saja mendapat DAK. 4. Luasnya lahan yang ada sehingga memungkinkan untuk melakukan berbagai macam kegiatan. b. Letak Geografis SD Negeri Ngajaran 03 terletak di Dusun Salakan Desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Letaknya sangat strategis karena merupakan daerah perbatasan desa dan kecamatan antara lain : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kunci Putih Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tapen Polosiri Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. 3.
Keadaan Siswa, Guru, dan Karyawan a. Keadaan Siswa Siswa adalah salah satu faktor yang mempengaruhi dan menentukan dalam suatu pembelajaran, sebab siswa merupakan subyek dalam pendidikan, terlebih lagi bila diinginkan hasil belajar/prestasi siswa yang maksimal, maka sebaiknya siswa tidak hanya dipandang sebagai obyek. Siswa di SD Negeri Ngajaran 03 berjumlah 145 siswa dengan perincian sebagai berikut3 : TABEL 3.1 DATA SISWA SD NEGERI NGAJARAN 03 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 NO 1 2 3 4 5 6
KELAS I II III IV V VI JUMLAH
LAKI-LAKI 12 14 13 23 10 8 80
PEREMPUAN 12 13 11 8 12 9 65
JUMLAH 24 27 24 31 22 17 145
b. Keadaan Guru dan Karyawan Peran guru dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan, sebab untuk memperlancar
jalannya
kegiatan
belajar
mengajar
dibutuhkan
tenaga
pengajar/guru yang bertanggung jawab terhadap mata pelajaran yang diampunya 3. Papan Pajangan SD Negeri Ngajaran 03 Tahun Pelajaran 2009/2010
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing serta keberadan penjaga sekolah dalam hal ini karyawan yang sangat membantu keamanan, ketertiban, kebersihan serta keindahan sekolah. Jumlah staf guru dan karuyawan SD Negeri Ngajaran 03 ada 13 orang, seperti dalam tabel di bawah ini4 : TABEL 3.2 DAFTAR NAMA GURU DAN KARYAWAN SD NEGERI NGAJARAN 03 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 NO
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Sri Sugiarni, S.Pd. Herminingsih, S.Pd. Purwanto, S.Pd. Ernis Eka Aprillia Badarudin Runjiati Suhartono Adi Susilo Paini Jarot Andri Wibisono Ariyadi Yulia Dian P Sutikno
JENJANG PENDIDIKAN S1 S1 S1 D2 D2 D2 S1 D2 D3 D2 SMA D2 SMP
TUGAS MENGAJAR Tb. Jawa IV-VI Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI Penjas Orkes I-VI Agama Kristen I-VI Agama Islam I-VI Bhs Ingris I-VI SBK IV-VI -
KET
Kary
4. Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana merupakan slah satu hal yang sangat penting dan merupakan fasilitas pendidikan yang sangat menunjang bagi berlangsungnya proses belajar mengajar demi pencapaian tujuan pendidikan5.
4. Arsip SD Negeri Ngajaran 03 Tahun Pelajaran 2009/2010 5. Arsip SD Negeri Ngajaran 03 Tahun Pelajaran 2009/2010
TABEL 3.3 DAFTAR BANGUNAN RUANG KELAS SD NEGERI NGAJARAN 03 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Bangunan/Ruang Ruang Belajar Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru Ruang Perpustakaan Ruang UKS Ruang Ibadah Gudang Kamar Kecil Rumah Dinas Kepala Sekolah Rumah Dinas Penjaga Ruang Komputer Kantin
Jumlah 6 Ruang 1Ruang 1Ruang 1Ruang 1Ruang 1Ruang 1Ruang 2Ruang 1Ruang 1Ruang 1Ruang 1Ruang
Adapun peralatan penunjang pendidikan yang dimiliki oleh SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, cukup memadai. TABEL 3.4 DAFTAR INVENTARIS SD NEGERI NGAJARAN 03 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Barang Meja murid Kursi murid Meja Guru Kursi Guru Almari Rak Buku Papan tulis Papan Data Meja kursi tamu Unit alat peraga Unit alat olah raga Unit alat kesehatan Almari perpustakaan Tape compo Computer TV 20” Speaker aktif Mesin ketik Keyboard Peralatan dapur
Jumlah 150 buah 80 buah 14 buah 14 buah 12 buah 2 buah 8 buah 10 buah 1 set 20 set 6 set 6 set 1 buah 1 buah 2 unit 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah 1 set
B. Hasil Penelitian 1. Data Nama Responden Dari seluruh siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 penulis ambil 36 siswa sebagai responden. Adapun nama responden tersebut adalah sebagai berikut : TABEL 3.5 DATA RESPONDEN No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama Siswa WAHYU WIJAYANTO PURNAMA AJI YONGGI ELVI DAMAYANTI EVA YOVIASIH FARIS ABDURAHMAN EVI YULIANTI REZA RIZKIKA GILANG RAMADHAN RIZKI WIJAYANTI SLAMET JATMIKO DHEAR PUJA KRISNO PRIYO GANI FRASTYAWAN WURI SETYA UTAMA VEGA AAN DEWI ARDIYANTI TRI YULIANTO ARIF PRABOWO PIPIT WIDYANINGSIH DWI YULIANA JOKO KUSMIYANTO ANDIKA RAFI PUTRA PUJI SETYAWAN MUHAMMAD NUR ALDI RAHMAT WAHYU AJI ANI PONIATI SIGIT KURNIAWAN ARYA HENDRA IRFAN NURKHOLIS RIRIT KURNIAWATI MILA FANI MIFTAHUDIN RAGIL TRI WAHYUDI ARTHANI DYAH
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kelas III III III III III III III III III III III III III III IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV V V V V V V V V V
2. Jawaban Angket Tentang Kedisiplinan Belajar Siswa Dari angket yang penulis sebarkan kepada 36 responden maka diperoleh data sebagai berikut : TABEL 3.6 DAFTAR JAWABAN ANGKET KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA SD NEGERI NGAJARAN 03 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Jumlah Skor
No Resp.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
E E B E D E E B B E E E B E B E E D B E E E B B D E B E E E B E E B E E
D E E E E E D E E D E E E E E E E E E E E E E E E D E E E E E E E E E E
E D C D C C C C C E C C C D C C C C C C C D C C C C C C C D C C D C C C
C D C D C D C D C C D C C C C D C D C D C C D C C C C C C C D C C C C C
D D D D C C C C D D C C B C C C C C B C C C C C C C B C C C C C D B C C
C E E E D E B E E C E D E E E E C E E E D E E E E B E C E E E E E E D C
C C E C C C C C E C C C C C B C C C C C C C C B D C E C C C C C C C C C
D D E D D D D D E D D D D B D C D D D D D B D D D D C D D B D D D D D D
E B E B B B E B E E B E E E E E B E E B E E B E E E D B E E B E E E E B
E B B B E E D E B E E E E E E E E D E E E E E E E D E E E E E E E E E E
E B E B E E E E E E E E E E B C E E E E E E E B E E E E E E E E E E E E
B D C D D D D D C B D D D C D D D D D D D C D D C D D D D C D D D D D D
A B B B B C E B B B C B B B B B B B B C B B B B B E B B B B B B B B B B
D D D D D B D D D D B D D D D D D D D B D D D D D D D D C D D C D D D D
D E D E C D D D D D D D B D B C D D B D D D D B C D B D C D D C B B D D
A -
B 1 4 3 4 2 2 1 3 2 2 2 1 4 2 5 1 2 1 4 2 1 2 3 5 1 1 4 2 1 2 3 1 1 4 1 2
C 3 1 3 1 5 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 6 5 3 3 4 4 4 3 3 5 4 3 5 6 4 3 6 2 3 4 5
D 5 6 3 6 5 4 6 5 3 5 4 5 3 3 3 3 4 7 3 4 5 6 5 3 4 6 3 4 2 3 5 2 6 3 5 4
E 5 4 6 4 3 5 4 4 6 5 5 5 5 6 4 5 3 4 5 5 5 3 4 4 5 4 5 3 6 6 4 6 6 5 5 3
3. Jawaban Angket Tentang Kedisiplinan Belajar Siswa Adapun nilai PAI responden siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 berdasarkan nilai rapor mereka adalah sebagai berikut : TABEL 3.7 DAFTAR NILAI RESPONDEN SISWA SD NEGERI NGAJARAN 03 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 No Responden
Nilai PAI Responden
1 2 3 4 5 6 7 8
6 5 6 5 6 7 7 8
9
6
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
6 7 9 8 8 7 7 8 8 8 7 9 8 8 7 7 7 8 8 9 8 8 9 8 8 9 8
BAB IV ANALISA DATA
A. Latar Belakang Masalah Setelah data terkumpul, maka langkah yang penulis ambil selanjutnya adalah menganalisa data dengan analisis deskriptif. Hal ini dumaksudkan untuk memperoleh jawaban-jawaban dari pokok permasalahan yang ditanyakan. Analisis deskriptif ini merupakan analisis dari masing-masing variabel. Untuk mempermudah memahami maka pada langkah ini penulis melakukan langkah analisis statistic deskriptif seperti distribusi frekwensi, interval masing-masing variabel dan berbagai table pendukung sehingga memudahkan pemahaman. Adapun dalam tujuan penelitian ini, sebagaimana telah disebutkan dalam bab pendahuluan, yaitu : 14. Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. 15.
Untuk mengetahui prestasi belajar PAI
siswa SD Negeri Ngajaran 03
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. 16.
Untuk mengetahui adakah pengaruh antara tingkat kedisiplinan belajar
terhadap preastasi belajar PAI siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Untuk mencapai tujuan utama penelitian ini maka penulis melakukan beberapa tahap analisis. Hal ini penulis lakukan untuk mempermudah penulis dalam mencapai tujuan tersebut. Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Analisis Data Tingkat Kedisiplinan Belajar Siswa Analisis pertama yaitu tentang tingkat kedisiplinan belajar siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Data tentang tingkat kedisiplinan siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 diperoleh dari penyebarab angket yang terdiri dari 15 item pertanyaan. Masing-masing pertanyaan disediakan tiga alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut : 1. alternatif jawaban A dengan sangat disiplin dengan nilai 5 2. alternatif jawaban B dengan disiplin dengan nilai 4 3. alternatif jawaban C dengan cukup disiplin dengan nilai 3 4. alternatif jawaban D dengan kurang disiplin dengan nilai 5. alternatif jawaban E dengan tidak disiplin dengan nilai 1 adapun data jawaban yang telah penulis sajikan perlu diberikan nilai dengan bobot tersebut. Sehingga tersaji dalam tabel 4.1. TABEL 4.1. No Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
2 3 2 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3
3 3 2 3 2 3 3 4 4 3 2 3 4 4 3 4
4 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3
5 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3
6 3 2 3 2 2 4 4 4 3 3 4 5 3 4 4
Nomor Item 7 8 9 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 11 12 13 14 15 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3
Jumlah 45 37 43 36 40 52 51 58 44 43 51 62 52 50 47
No Resp. 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3
3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4
4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 5 3
5 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4
6 4 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 4 3
Nomor Item 7 8 9 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3
10 11 12 13 14 15 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4
Jumlah 51 52 49 49 50 62 44 47 47 46 46 50 50 62 49 50 58 53 53 59 52
a. Mencari Interval Pengaruh tingkat kedisiplinan belajar siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Dari tabel 4.1. dapat diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 62 dan nilai terendah adalah 36. Kemudian diintervalkan dengan rumus : i =
𝑥𝑡 −𝑥𝑟 +1 𝐾𝑖
Keterangan : i
: Interval ideal
xt
: Nilai tertinggi ideal
xr : Nilai terendah ideal Ki : Kelas interval
i
= =
62−36 +1 5 27 5
= 5,4 Kemudian dimasukkan ke dalam tabel nominasi untuk mengetahui tingkat kedisplinan siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Adapun nominasi jawaban responden terhadap angket kedisiplinan belajar siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah sebagaimana dalam tabel 4.2. berikut : TABEL 4.2. Nilai Interval 58,8 – 64,4 53,1 – 58,7 47,4 – 53,0 41,7 – 47,3 36,0 – 41,6
Jumlah Responden 4 5 20 5 2
b. Mencari persentase masing-masing kategori 4
1. Kategori A : 36 x 100% = 11,2% 5
2. Kategori B : 36 x 100% = 13,9% 20
3. Kategori C : 36 x 100% = 55,6% 5
4. Kategori D : 36 x 100% = 13,9% 2
5. Kategori E : 36 x 100% = 5,56%
Nilai Nominasi A B C D E
Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel 4.3. berikut ini : TABEL 4.3 PROSENTASE TINGKAT KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA SD NEGERI NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010
No 1 2 3 4 5
Pengaruh Kedisiplinan Belajar Siswa Sangat tinggi Tinggi Sedang Kurang Rendah Jumlah
Frekuensi 4 5 20 5 2 36
Prosentase 11,2 13,9 55,6 13,9 5,56 100
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa tingkat kedisiplinan belajar siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 sebagian besar termasuk kategori tinggi, karena yang termasuk kategori tinggi adalah 55,6%, dan kategori rendah 5,56%, sedangkan kategori sedang adalah 11,1%. 2. Analisa Data Prestasi Belajar PAI Analisa kedua yaitu mencari tingkat prestasi belajar PAI siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Data tentang prestasi belajar PAI siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 penulis peroleh dari nilai rapor responden pada semester genap tahun ajaran 2009/2010 ini. Adapun hasilnya sebagaimana dalam tabel 4.4 berikut :
TABEL 4.4 NILAI MATA PELAJARAN PAI RESPONDEN No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nilai PAI Responden 6 5 6 5 6 7 7 8 6 6 7 9 8 8 7 7 8 8 8 7 9 8 8 7 7 7 8 8 9 8 8 9 8 8 9 8
Setelah data nilai PAI responden terkumpul, langkah penulis selanjutnya adalah : a. Mencari interval prestasi belajar PAI siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai terendah adalah 6 dan nilai tertinggi adalah 9. Untuk mencari interval prestasi belajar siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 penulis menggunakan rumus interval sebagai berikut : i = i
𝑥𝑡 −𝑥𝑟 +1 𝐾𝑖
=
9−5 +1 5 5
=5 =1 Kemudian dimasukkan ke dalam tabel untuk mengetahui tingkat prestasi belajar PAI siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 sebagaimana dalam tabel 4.5 berikut : TABEL 4.5 INTERVAL PRESTASI BELAJAR PAI RESPONDEN Nilai Interval 58,8 – 64,4 53,1 – 58,7 47,4 – 53,0 41,7 – 47,3 36,0 – 41,6
Jumlah Siswa 4 5 20 5 2
Nilai Nominasi A B C D E
b. Mencari prosentase masing-masing kategori 4
1. Kategori A : 36 x 100% = 11,2% 5
2. Kategori B : 36 x 100% = 13,9% 20
3. Kategori C : 36 x 100% = 55,6% 5
4. Kategori D : 36 x 100% = 13,9% 2
5. Kategori E : 36 x 100% = 5,56% Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel 4.6. berikut ini : TABEL 4.6 PROSENTASE TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA SD NEGERI NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010
No 1 2 3 4 5
Pengaruh Kedisiplinan Belajar Siswa Sangat tinggi Tinggi Sedang Kurang Rendah Jumlah
Frekuensi 4 5 20 5 2 36
Prosentase 11,2 13,9 55,6 13,9 5,56 100
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa tingkat prestasi belajar PAI siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 sebagian besar termasuj kategori sedang, karena yang termasuk kategori sangat tinggi adalah 11,2%, tinggi 13,9%, sedang 55,6%, kurang 13,9%, dan rendah 5,56%.
B. Pengujian Hipotesis Untuk melakukan uji hipotesis maka diperlukan analisis lanjutan. Analisis lanjutan ini akan mencari ada atau tidaknya pengaruh tingkat kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar PAI siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Dalam penyajian data pada bab ini akan dikorelasikan dalam tabel koefisien korelasi, dimana tingkat kedisiplinan siswa sebagai variabel x dan prestasi belajar PAI sebagai variabel y. Untuk jelasnya penulis sajikan dalam tabel 4.7 berikut ini : TABEL 4.7 TABEL KORELASI KEDISPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SD NEGERI NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
X 27 20 16 26 30 27 37 35 37 36 36 36 38 40 38 39 38 34 36 33
y
6 5 6 5 6 7 7 8 6 6 7 9 8 8 7 7 8 8 8 7
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
33 39 36 37 36 38 38 35 36 40 39 41 38 38 41 32
9 8 8 7 7 7 8 8 9 8 8 9 8 8 9 8
Untuk melakukan analisis tentang pengaruh antara tingkat kedisplinan belajar terhadap prestasi belajar PAI siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010, maka penulis menggunakan teknik analisa statistic. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus product moment, yaitu sebagai berikut : Ryx =
𝑥𝑦
2
(𝑥 2 )(𝑦 2 )
Keterangan : rxy : Angka undek korelasi ”r” xy : Jumlah hasil perkalian x2 : Jumlah skor x setelah dikuadratkan y2 : Jumlah skor y setelah dikuadratkan Untuk mengerjakan rumus di atas, dicari terlebih dahulu unsur-unsur yang dimiliki rumus tersebut. Adapun unsure yang dimiliki dalam rumus tersebut adalah x, y, x2, y2, dan xy. Maka perlu dibuat tabel kerja sebagaimana tersaji pada tabel 4.8 berikut ini :
TABEL 4.8 TABEL KERJA PRODUCT MOMENT KOEFISIEN KORELASI PENGARUH KEDISPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SD NEGERI NGAJARAN 03 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010
No
x
Y
x2
y2
Xy
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 ∑
27 20 16 26 30 27 37 35 37 36 36 36 38 40 38 39 38 34 36 33 33 39 36 37 36 38 38 35 36 40 39 41 38 38 41 32 1256
6 5 6 5 6 7 7 8 6 6 7 9 8 8 7 7 8 8 8 7 9 8 8 7 7 7 8 8 9 8 8 9 8 8 9 8 268
729 400 256 676 900 729 1369 1225 1369 1296 1296 1296 1444 1600 1444 1521 1444 1156 1296 1089 1089 1521 1296 1369 1296 1444 1444 1225 1296 1600 1521 1681 1444 1444 1681 1024 45010
36 25 36 25 36 49 49 64 36 36 49 81 64 64 49 49 64 64 64 49 81 64 64 49 49 49 64 64 81 64 64 81 64 64 81 64 1908
162 100 96 130 180 189 259 280 222 216 252 324 304 320 266 273 304 272 288 231 297 312 288 259 252 266 308 280 324 320 312 369 304 304 369 256 9488
Untuk mengetahui tingkat kedisplinan belajar siswa maupun prestasi belajar PAI siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010, digunakan rumus : 𝐹𝑜
x = 𝐹ℎ x 100% Dengan mengacu kepada ketentuan standar penilaian prosentase sebagai berikut : - 76% sampai 100% terhitung sangat baik - 56% sampai 75% terhitung baik - 45% sampai 55% terhitung cukup baik - 35% sampai 45% terhitung kurang baik - 25% sampai 35% terhitung tidak baik Maka tingkat kedisiplinan siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010, adalah : 𝐹𝑜
x = 𝐹ℎ x 100% 1256
= 1908 x 100% = 6,58% Artinya tingkat kedisplinan belajar siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 terhitung baik. Sedangkan prestasi belajar PAI siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah : 𝐹𝑜
x = 𝐹ℎ x 100% 1256
= 1908 x 100% = 6,58%
Artinya prestasi belajar PAI siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 masih terhitung baik. Namun adakah korelasi antara keduanya. Maka perlu dianalisa dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut : Ryx = = =
𝑥𝑦
2
(𝑥 2 )(𝑦 2 ) 9488 (45010 )(1908 ) 9488 (85.879 .080 )
9488
= 9265 = 1,024 Dengan mengacu kepada interpretasi nilai ”r” dengan aturan konvensional yang tertera pada tabel 1.1 maka hipotesis yang penulis susun yaitu : ”Ada pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar siswa SD Negeri Ngajaran 03”. Diterima dan terbukti dengan sangat menyakinkan. C. Pembahasan Dari hasil temuan di atas maka dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara tingkat kedisiplinan belajar siswa dengan prestasi belajar PAI anak. Hal ini sesuai dengan berbagai macam teori yang telah penulis ajukan sebelumnya dalam bab II. Meskipun ada sebagian pakar yang menganggap penekanan kedisplinan yang berlebihan dapat mengganggu perkembangan anak, namun hal itu tentu hanya berlaku pada penekanan kedisiplinan secara umum terlebih kedisiplinan belajar yang muncul dari kesadaran diri maka tentu sangat menunjang kegiatan belajar siswa tersebut.
Selama ini sebagian orang ada yang menganggap bahwa anak nakal dan tidak disiplin digambarkan sebagai anak yang pintar. Atau ada yang mengatakan anak tidak disiplin tidak apa-apa asalkan pintar. Namun demikian, dari bukti yang penulis temukandalam penelitian ini jelas sekali bahwa kedisiplinan mempunyai pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar anak. Artinya apabila anak tersebut disiplin belajar maka prestasi belajar yang akan dicapai kemungkinan besar akan lebih baik. Namun demikian temuan penelitian ini belum tentu akan berlaku secara konsisten. Hal ini karena prestasi belajar yang penulis ambil sebagai obyekpenelitian adalah pelajaran PAI yang memang lebih menekankan aspek kognitif.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari uraian panjang di atas maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : a.
Tingkat kedisiplinan belajar siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010termasuk kategori baik (80).
b.
Prestasi belajar PAI siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 juga masih termasuk kategori baik(80).
c.
Ada pengaruh yang sangat signifikan antara sikap kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar PAI siswa SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 (80).
B. Saran-saran 1. Untuk Siswa a. Siswa hendaknya menyadari bahwa kedisiplinan merupakan modal utama untuk meraih kesuksesan, baik kesuksesan belajar maupun kesuksesan mereka meraih masa depan. b. Siswa hendaknya sejak dini berlatih untuk selalu berperilaku disiplin dalam segala hal, khususnya dalam proses belajar. Hal ini karena akan membantu siswa mencapai prestasi belajar yang lebih baik dan tinggi. c. Siswa hendaknya memiliki jadwal kegiatan dan jadwal belajar yang baik sehingga dapat melatih untuk selalu bertindak secara disiplin.
d. Jadwal kediatan dan belajar yang telah disusun tersebut hendaknya dipatuhi dan dilaksanakan dengan konsisten dan bertanggungjawab. 2. Untuk Orang Tua a. Orang tua hendaknya menyadari bahwa kedisiplinan belajar anak merupakan bekal utama untuk mencapai presatasi di segala aspek kehidupan, bukan hanya di masa sekolah namun juga masa depan putraputri mereka. b. Orang tua siswa diharapkan member perhatian yang khusus terhadap perilaku disiplin putra-putrinya mengingat kedisiplinan ini memberikan pengaruh yang besar bagi prestasi belajar anak-anak. c. Orang tua hendaknya tidak hanya menyerahkan perkembangan pendidikan anak mereka kepada pihak guru atau sekolah sepenuhnya, mengingat perilaku disiplin anak tidak hanya diterapkan di sekolah saja namun juga di rumah dimana anak mengahabiskan sebagian besar waktu mereka. d. Mengingat lingkungan sangat mempengaruhi perilaku anak, maka orang tua harus benar-benar memperhatikan lingkungan bergaul anak di luar rumah. 3. Untuk Guru b. Guru hendaknya lebih memperhatikan perilaku disiplin belajar anak didiknya, mengingat perilaku disiplin belajar ini akan menunjang kegiatan proses belajar mengajar. c. Guru harus lebih memperhatikan anak didiknya, dalam mengerjakan tugas dan memberikan nasehat, teguran atau sanksi bagi siswa yang melalaikan tugasnya.
Hal ini disebabkan siswa akan cenderung tidak disiplin apabila para guru juga kurang memperhatikan kedisiplinan anak didik dalam mengerjakan tugasnya. d. Guru hendaknya selalu member contoh kepada anak didiknya dengan selalu berdisiplin dalam kegiatan belajar mengajar. 17.
Untuk Sekolah a. Sekolah hendaknya memberlakukan tata tertib sekolah dengan konsisten, sehingga siswa mempunyai rasa tanggung jawab untuk melaksanakan tata tertib tersebut. b. Sekolah khususnya kepala sekolah hendaknya memberikan nasehat, teguran maupun sanksi bagi siswa yang melanggar tata tertib sehingga siswa benar-benar dapat bersikap disiplin belajar dalam mentaati peraturan yang ada. c. Sekolah hendaknya selalu memberikan dorongan dan motivasi dengan membuat slogan-slogan yang ditulis di lingkungan sekolah yang berisi dorongan kepada siswa untuk berdisiplin belajar dan dengan disiplin itu prestasi belajar akan meningkat.
18.
Untuk Masyarakat a. Masyarakat hendaknya ikut bertanggung jawab terhadap perilaku anakanak di lingkungan mereka. Jangan diam saja apabila melihat perilaku tidak disiplin dari anak-anak di lingkungan masyarakat. b. Masyarakat diharapkan menasehati anak-anak untuk berperilaku disiplin di lingkungan masyarakat. Namun demikian nasihat itu hendaknya disampaikan dengan bijaksana.
c. Masyarakat hendaknya mendorong anak-anak di lingkungannya untuk selalu berperilaku disiplin belajar dengan memasang slogan-slogan yang memotivasi anak-anak untuk berperilaku disiplin belajar dimana saja.