ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 12-23
PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU EKONOMI SMA SE-KOTA MALANG Tiara Anggia Dewi Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Muhammadiyah Metro E-mail:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan: (1) pengaruh profesionalisme guru terhadap kinerja guru ekonomi, (2) pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru ekonomi, (3) pengaruh profesionalisme guru dan motivasi kerja terhadap kinerja guru ekonomi. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian eksplanasi. Subjek penelitian ini adalah seluruh guru ekonomi di SMA Se-kota Malang yang berjumlah 82 orang. Data dikumpulkan dengan instrumen berupa kuesioner. Data dianalisis dengan analisis statistik inferensial dengan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan secara parsial profesionalisme guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru ekonomi dengan nilai sig. t sebesar (0,000) < α (0,05) dan t hitung (4,361) > t tabel (1,666). Analisis pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru ekonomi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan dengan nilai sig. t sebesar (0,000) < α (0,05) dan t hitung (3,650) > t tabel (1,666). Secara simultan profesionalisme guru dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru ekonomi dengan nilai sig. F sebesar (0,000) < α (0,05). Selain itu, dari hasil analisis regresi besar R Square adalah 0,530. Kata Kunci: profesionalisme, motivasi, kinerja THE EFFECT OF TEACHER’S PROFESSIONALISM AND WORKING MOTIVATION TO PERFORMANCE OF HIGH SCHOOL ECONOMICS TEACHER IN MALANG CITY Abstract This study aims to describe: (1) the effect professionalism of teacher to performance of economics teacher, (2) the effect of work motivation to performance of economics teacher, (3) the effect professionalism of teacher and work motivation to performance of economics teacher. The study was designed as an explanatory research. The research subjects are all off the economics teacher in Malang as many as 82 teachers. Data collected with the instrument like a questionnaire. The method employed in this research is quantitative method. The data analysis technique utilize inferential statistic analysis using multiple linear regression. Based on data analysis it is known partially that the professionalism of teacher brings positive significant effect on performance of economics teacher as the significance of t value is (0,000) < α (0,05) and its calculated t-value (4,361) > ttable (1,666). The analysis on work motivation to the performance of economics teacher shows that partially it brings positive significant effect as the significance value of t is (0,000) < α (0,05) and its calculated t-value (3,650) > ttable (1,666). Furthermore, simultaneously the effect of professionalism of teacher and work motivation is positive significant to performance of economics teacher since the significance value of F (0.000) < α (0.05). Also, from the regression analysis result, the R square value is 0.384. Keywords: professionalism, motivation, performance 12
ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 12-23
prasyarat minimal yang ditentukan oleh
PENDAHULUAN Peningkatan
kualitas
pendidikan
syarat-syarat
seorang
guru
yang
merupakan agenda besar pendidikan di
profesional. Undang-Undang
Indonesia. Dalam rangka
mewujudkan
Dosen No. 14 Tahun 2005 menjelaskan
pendidikan yang bermutu tentu tidak
bahwa profesional adalah pekerjaan atau
terlepas dari peranan berbagai pihak, salah
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
satunya adalah peran tenaga kependidikan.
dan menjadi sumber penghasilan kehidupan
Hamalik (2003 : 9) tenaga kependidikan
yang memerlukan keahlian, kemahiran,
merupakan suatu komponen yang penting
atau kecakapan yang memenuhi standar
dalam penyelenggaraan pendidikan, yang
mutu atau norma tertentu serta memerlukan
bertugas
menyelenggarakan
kegiatan
pendidikan profesi.
mengajar,
melatih,
meneliti,
Selanjutnya
mengembangkan,
mengelola
dan
kewenangan
dalam
Guru dan
melakukan
profesionalismenya,
guru
memberikan pelayanan teknis dalam bidang
dituntut memiliki seperangkat kemampuan
kependidikan.
(competency) yang beraneka ragam. Dalam
Dalam upaya peningkatan mutu
Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14
pendidikan, aspek utama yang ditentukan
Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah No.
adalah kualitas guru. Hal ini disebabkan
19
guru
merupakan
pembaharuan
dan
titik
Tahun
sentral
dalam
kompetensi
peningkatan
mutu
kepribadian,
2005 guru
dinyatakan meliputi
kompetensi
bahwa
kompetensi pedagogik,
pendidikan, dengan kata lain salah satu
kompetensi profesional dan
persyaratan penting bagi peningkatan mutu
sosial. Berlakunya undang-undang dan
pendidikan adalah apabila pelaksanaan
peraturan tersebut menuntut para guru
proses belajar mengajar dilakukan oleh
untuk meningkatkan profesionalismenya
pendidik-pendidik yang dapat diandalkan
melalui pelatihan, penulisan karya ilmiah,
keprofesionalannya.
dan sebagainya.
Agus F. Tamyong dalam Usman
Luthans
(2008:
kompetensi
158)
(2010:15) menyatakan pengertian guru
mengemukakan bahwa “Motivation is a
profesional adalah orang yang memiliki
process that starts with a physiological or
kemampuan dan keahlian khusus dalam
psychological deficiency or need that
bidang keguruan sehingga ia mampu
activates a behavior or a drive that is
melakukan tugas dan fungsinya sebagai
aimed at a goal or incentive”. Guru yang
guru
maksimal.
memiliki motivasi tinggi akan memandang
Kualifikasi pendidikan guru sesuai dengan
berbagai kekurangan yang ada di sekolah
dengan
kemampuan
13
ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 12-23
sebagai tantangan. Ia akan berusaha sedapat
guru
mungkin untuk mengatasi kekurangan itu.
profesionalitasnya. Guru ekonomi harus
Dengan
baik
senantiasa memperbaharui materi-materi
terhadap guru, akan dapat menimbulkan
serta isu-isu ekonomi terkini sehingga
motivasi para guru untuk berbuat yang
proses pembelajaran akan menjadi lebih
terbaik dalam melakukan tugas sehingga
menarik dan bermakna. Di samping itu,
menumbuhkan komitmen dalam melakukan
guru ekonomi harus memiliki kepekaan
pekerjaan
dan
yang tinggi terhadap perubahan-perubahan
kemajuan
yang terjadi dalam dunia pendidikan,
adanya
perhatian
yang
bertanggung
yang
berkualitas
jawab
demi
organisasi.
untuk
selalu
meningkatkan
seperti perubahan kurikulum 2013. Guru
Di dalam suatu organisasi, kinerja
harus
cepat
memiliki pengaruh yang sangat besar bagi
mengikuti
tercapainya
workshop
tujuan organisasi tersebut.
beradaptasi penataran,
agar
dapat
dengan
cara
pelatihan
dan
menyampaikan
Kinerja dapat diartikan sebagai hasil kerja
pembelajaran yang sesuai dengan peraturan
yang dapat dilihat secara kualitas maupun
kurikulum terbaru.
kuantitas ketika seseorang melakukan tugas yang
menjadi
tanggung
jawabnya.
Penelitian dilakukan di seluruh SMA
dikota
Malang
Ungkapan kemajuan yang didasari oleh
permasalahan
pengetahuan, keterampilan dan sikap serta
ditemukan terkait dengan kinerja guru di
motivasi
sesuatu
Kota Malang. Hal ini seperti yang diungkap
adalah kinerja (Fattah, 2003:27). Kinerja
oleh Santoso (2013:1) yang menyatakan
seorang guru dikatakan baik apabila guru
bahwa:
untuk
tersebut
menghasilkan
mampu
menguasai
dan
mengembangkan bahan pelajaran, kreatif dalam penyampaian pembelajaran, mampu menunjukkan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, disiplin dalam pekerjaan, melakukan kerjasama dengan semua warga sekolah, serta memiliki kepribadian yang menjadi panutan bagi siswa. Guru mengikuti
ekonomi
dituntut
untuk
perubahan-perubahan
yang
terjadi dalam pembelajaran ekonomi. Oleh karena itu, merupakan suatu keharusan bagi
yang
dikarenakan
masih
banyak
Guru bersertifikasi mau menerima uang tunjangan sertifikasi, tetapi enggan meningkatkan kualitas profesionalismenya. Banyak guru yang jam terbangnya sudah kadaluwarsa, namun metode mengajarnya masih konvensional. Pembelajaran masih berpusat pada guru, tidak terjadi interaksi yang multiarah (guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa, siswa dengan lingkungan pembelajaran). Sehingga sama sekali tak mencerminkan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Sedangkan masalah gairah mengajar terkait erat dengan menurunnya 14
ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 12-23
motivasi mengajar yang disebabkan oleh jamak alasan. Mengajar dianggap sebagai tugas rutin dan keseharian, bukan sebagai tugas profesional. Sehingga guru kurang termotivasi untuk melakukan berbagai pembaharuan. Akibatnya kreatifitas dan inovasi guru dalam merekayasa pembelajaran sering mandeg. Mengingat tugas guru yang sangat penting dalam menghasilkan siswa lulusan yang siap melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, kinerja guru SMA harus diperhatikan
dengan
Seorang profesional menjalankan pekerjaannya sesuai dengan tuntutan profesi atau dengan kata lain memiliki kemampuan dan sikap sesuai dengan tuntutan profesinya. Seorang profesional menjalankan kegiatannya berdasakan profesionalisme, dan bukan secara amatiran. Profesionalisme bertentangan dengan amatirisme. Seorang professional akan terus menerus meningkatkan mutu karyanya secara sadar, melalui pendidikan dan pelatihan.
sebaik-baiknya.
Hakikat guru profesional adalah
Dengan demikian, penelitian ini bertujuan
guru yang mampu memberikan pelayanan
untuk mengetahui seberapa besar faktor
yang terbaik bagi para siswanya dengan
profesionalisme guru dan motivasi kerja
kemampuan
yang mempengaruhi kinerja guru ekonomi
sehingga
di SMA, khususnya di kota Malang
memahami
khusus
siswa
yang
dapat
menerima
dan
materi
yang
tidak
hanya
penyampaian
diberikan.
Seorang
dimilikinya,
guru
KAJIAN PUSTAKA
dituntut untuk memiliki kemampuan teknis
1.
edukatif dalam melaksanakan tugasnya,
Hakikat Profesionalisme Guru Komarudin
205)
tetapi juga harus memiliki karakter yang
mengemukakan bahwa profesional berasal
dapat diandalkan sehingga dapat menjadi
dari
bahasa
(2000
latin
yaitu
:
“profesia”,
panutan
bagi
siswa,
keluarga,
pekerjaan, keahlian, jabatan, jabatan guru
masyarakat.
besar. Seorang yang melibatkan diri dalam
profesional
salah satu keahlian yang harus dipelajari
pengembangan potensi guru secara terus
dengan
Sagala
menerus dan berkesinambungan sesuai
diartikan
dengan kebutuhan pengajaran masing-
khusus.
Jarvis
dalam
(2006:198) profesional dapat
bahwa seseorang yang melakukan tugas profesi juga sebagai ahli (expert) apabila
Pembinaan
dan
guru
karakter mendorong
masing guru. Mulyasa
(2008:75)
kompetensi
dia secara spesifik memperolehnya dari
yang harus dimiliki guru dapat dijabarkan
belajar.
sebagai berikut:
Sedangkan
Tilaar
(2002:86)
mengemukakan bahwa: 15
ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 12-23
a.
Dalam Standar Nasional Pendidikan,
kependidikan, orang tua/wali peserta
penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a
didik, dan masyarakat sekitar.
dikemukakan pedagogik
bahwa adalah
kompetensi kemampuan
2.
Hakikat Motivasi Kerja
mengelola pembelajaran peserta didik
b.
c.
Perilaku
seseorang
pada
meliputi pemahaman terhadap peserta
hakikatnya ditentukan oleh keinginannya
didik, perancangan dan pelaksanaan
untuk mencapai tujuan tertentu. Keinginan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
merupakan istilah lain dari motivasi.
dan pengembangan peserta didik untuk
Menurut Hasibuan (2003:95), motivasi
mengaktualisasikan
berasal
berbagai
dari kata
dasar
Dalam Standar Nasional Pendidikan,
keinginan dan daya penggerak kemauan
penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b
bekerja seseorang. Sedangkan menurut
kompetensi
Robbins
adalah
suatu
yang
mempunyai
kepribadian
arti
motif,
kompetensi yang dimilikinya.
(2007:166),
perangsang,
motivasi
adalah
kemampuan kepribadian yang mantap,
kesediaan untuk mengeluarkan tingkat
stabil, dewasa, arif dan berwibawa,
upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi
menjadi teladan bagi peserta didik, dan
yang dikondisikan oleh kemampuan upaya
berakhlak mulia.
itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan
Dalam Standar Nasional Pendidikan,
individual.
penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c
Motivasi kerja seorang guru adalah
kompetensi
profesional
adalah
keadaan yang membuat guru mempunyai
kemampuan
penguasaan
materi
kemauan atau keinginan untuk mencapai
pembelajaran
secara
dan
tujuan tertentu melalui pelaksanaan tugas-
memungkinkannya
tugas keguruan. Motivasi kerja guru akan
membimbing peserta didik memenuhi
memberikan kekuatan untuk melaksanakan
standar kompetensi yang ditetapkan.
aktivitas pekerjaan sehingga menyebabkan
Dalam Standar Nasional Pendidikan,
seorang guru mengetahui adanya tujuan
penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d
yang relevan antara tujuan organisasi
Kemampuan sosial adalah kemampuan
dengan
pendidik
demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan
mendalam
d.
kerja
yang
sebagai
luas
bagian
dari
tujuan
pribadinya.
masyarakat untuk berkomunikasi dan
dan
bergaul secara efektif dengan peserta
sekolah akan tercapai apabila
didik,
komponen
sesama
pendidik,
tenaga
sasaran-sasaran
organisasi
dalam
Dengan
organisasi
termasuk
semua guru
16
ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 12-23
memiliki motivasi yang tinggi secara optimal.
Mangkuprawira
dalam
Yamin
(2007 : 155) menjelaskan bahwa kinerja
Adapun
faktor-faktor
yang
merupakan suatu kontruksi multi dimensi
mempengaruhi motivasi kerja guru menurut
yang
Roth et al (2007) yaitu:
mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut
a.
adalah :
Motivasi ekstrinsik yang meliputi: 1) Penghargaan
atas
usaha
dan
a)
prestasi guru
(skill),
3) Pengamatan
diri,motivasi
Sekolah
faktor
pengetahuan,
2) Kepuasan terhadap cara mengajar
Kepala
banyak
yang
Faktor Personal/individual, meliputi unsur
terhadap pekerjaan guru b.
mencakup
keterampilan
kemampuan, dan
kepecayaan
komitmen
yang
dimiliki oleh tiap individu guru.
Motivasi intrinsik yang meliputi:
b) Faktor kepemimpinan, meliputi aspek
1) Cara mengajar yang menyenangkan
kualitas manajer dan team leader
2) Hubungan dengan orang tua siswa
dalam
yang harmonis 3) Hubungan
memberikan
dorongan,
semangat, arahan, dan dukungan kerja
dengan
siswa
yang
harmonis
pada guru. c)
Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh
3.
rekan dalam satu tim, kepercayaan
Hakikat Kinerja Guru Kinerja merupakan terjemah dari
terhadap
sesema
anggota
tim,
bahasa inggris work performance atau job
kekompakan, dan keeratan anggota
performance atau performance saja. Dalam
tim.
kamus besar bahasa indonesia “Kinerja
d) Faktor system, meliputi system kerja,
adalah suatu yang dicapai, prestasi yang
fasilitas kerja yang diberikan oleh
diperlihatkan dalam kemampuan kerja”
pimpinan sekolah, proses organisasi
(Depdiknas,
dan kultur kerja dalam organisasi
2003).
Kinerja
sangat
berkaitan dengan hasil kerja. Hasibuan (2003:94) menyatakan bahwa kinerja atau
(sekolah). e)
Faktor
kontekstual
prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang
meliputi
dicapai seseorang dalam melaksanakan
lingkungan eksternal dan internal.
tugas yang dibebankan kepadanya yang
Guru merupakan faktor utama penentu
didasarkan atas kecakapan, pengalaman,
keberhasilan prestasi peserta didik.
dan kesungguhan serta waktu.
Ivor
tekanan
K.
dan
(situasional),
Davies
perubahan
(1987:35)
mengatakan bahwa seorang mempunyai 17
ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 12-23
empat fungsi umum yang merupakan ciri
keberhasilan memiliki peran dan fungsi
pekerja seorang guru, adalah sebagai
yang akan semakin kompleks di masa yang
berikut:
akan datang. Oleh karena itu, peningkatan
a.
Merencanakan yaitu pekerjaan seorang
kualitas guru membutuhkan penanganan
guru menyusun tujuan belajar.
yang lebih serius. Profesi guru menuntut
Mengorganisasikan
adanya kesadaran dan tanggung jawab yang
Yaitu pekerjaan seorang guru untuk
lebih kuat dalam menjalankan peran dan
mengatur dan menghubungkan sumber
fungsinya sebagai guru.
b.
sumber
belajar
sehingga
dapat
mewujudkan tujuan belajar dengan
METODE
cara yang paling efektif, efesien, dan
c.
ekonomis mungkin.
penelitian
Memimpin
research) yaitu menjelaskan hubungan
Yaitu pekerjaan seorang guru untuk
kausal antara variabel-variabel melalui
memotivasikan,
pengujian hipotesis. Apabila ditinjau dari
mendorong,
menstimulasikan
d.
Penelitian ini dirancang sebagai
dan
murid-muridnya,
tingkat
eksplanasi
eksplanasinya
(explanatory
termasuk
dalam
sehingga mereka siap mewujudkan
penelitian tingkat eksplanasi asosiatif yaitu
tujuan belajar.
untuk menemukan ada tidaknya pengaruh,
Mengawasi
dan apabila ada berapa besar pengaruh
Yaitu pekerjaan seorang guru untuk
variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
menentukan apakah fungsinya dalam
Penelitian
mengorganisasikan dan memimpin di
menjelaskan gejala-gejala yang timbul oleh
atas telah berhasil dalam mewujudkan
suatu objek penelitian, dalam hal ini data
tujuan yang telah dirumuskan. Jika
diperoleh dari guru ekonomi di SMA
tujuan belum dapat diwujudkan, maka
sekota Malang.
guru harus menilai dan mengatur kembali
situasinya
dan
bukunya
mengubah tujuan.
guru
dilakukan dengan cara
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah profesionalisme guru (X1) dan motivasi kerja (X2) sedangkan variabel
Pada tingkatan institusional dan instruksional
ini
berada
di
lapisan
terikatnya adalah kinerja guru ekonomi (Y). Berdasarkan tujuan penelitian ini maka
terdepan yang berhadapan langsung dengan
peneliti
menggunakan
peserta didik dan masyarakat. Guru sebagai
kuantitatif.
sebuah profesi yang akan mengantarkan
variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
anak-anak penerus bangsa untuk mencapai
berikut:
Adapun
pendekatan
hubungan
antar
18
ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 12-23
(statistical Product and Service Solution) versi 16.00 for windows.
X1 X3
HASIL DAN PEMBAHASAN
X2
Hasil
dalam
penelitian
ini
Gambar 1 Hubungan Antar Variabel Penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar guru
Keterangan:
tingkat keprofesionalan yang sangat tinggi,
X1
= Profesionalisme Guru
terbukti dengan mayoritas 80,52% guru
X2
= Motivasi Kerja
memiliki skor sangat tinggi. Sedangkan
Y
= Kinerja Guru
sebagian kecil responden yakni sekitar
= Pengaruh secara parsial
19,48%, memiliki tingkat keprofesionalan
= Pengaruh secara simultan
yang tinggi. Sehingga, secara keseluruhan
Populasi dalam penelitian ini adalah
rata-rata
ekonomi di SMA sekota Malang memiliki
tingkat
keprofesionalan
guru
seluruh guru ekonomi di SMA sekota
tergolong dalam klasifikasi tinggi. Selain
Malang yang berjumlah 82 orang. Sampel
itu,
yang
menunjukkan
digunakan dalam
penelitian
ini
berdasarkan
hasil
analisis
secara
data parsial
diambil dari seluruh populasi. Sampel
profesionalisme guru berpengaruh positif
tersebut diambil karena jumlah populasi
dan
kurang dari 100 orang. Instrumen yang
ekonomi dengan nilai sig. t sebesar (0,000)
digunakan dalam penelitian ini adalah
< α (0,05) dan thitung (4,361) > t tabel (1,666).
kuesioner (angket). Skala pengukuran yang
Temuan
digunakan dalam angket di penelitian ini
bahwa profesionalisme guru berpengaruh
adalah Skala Likert. Instrument yang telah
dan signifikan terhadap kinerja guru. Hal
disusun kemudian dilakukan uji coba
ini
kepada 32 orang responden.
profesional seorang guru dalam melakukan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Data dianalisis dengan analisis statistik deskriptif,
analisis
statistik
signifikan
hasil
dapat
pekerjaannya
terhadap
penelitian
diartikan
maka
kinerja
guru
menunjukkan
bahwa
semakin
kinerjanya
akan
semakin meningkat pula. Hasil
dalam
penelitian
ini
inferensial
menunjukkan bahwa sebagian besar guru
dengan analisis regresi linear berganda, uji
ekonomi di SMA sekota Malang memiliki
asumsi klasik, dan uji hipotesis dengan uji t
motivasi kerja yang tinggi, terbukti dengan
dan uji F dengan bantuan program SPSS
mayoritas 67,53% guru memiliki skor tinggi dan guru yang memiliki motivasi 19
ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 12-23
kerja sangat tinggi mencapai 27,27%.
kemampuan/kompetensi yang dimiliki guru
Namun demikian sebagian kecil guru
yang
5,20% masih memiliki motivasi kerja yang
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial
cukup. Secara keseluruhan rata-rata tingkat
dan kompetensi profesional. Seorang guru
motivasi kerja tergolong dalam klasifikasi
yang dapat menguasai materi serta konsep-
tinggi. Selain itu, berdasarkan hasil analisis
konsep mata pelajaran yang diampunya,
data menunjukkan secara parsial motivasi
akan dapat melakukan proses pembelajaran
kerja berpengaruh positif dan signifikan
dengan efektif. Menurut Effendi (1997)
terhadap kinerja guru ekonomi dengan nilai
faktor yang paling dominan berpengaruh
sig. t sebesar (0,000) < α (0,05) dan t hitung
terhadap kinerja guru dalam proses belajar
(3,650) > t
(1,666). Dengan demikian,
mengajar di sekolah adalah pengetahuan
dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
guru itu sendiri. Oleh karena itu, guru harus
pengaruh yang positif dan signifikan antara
senantiasa
motivasi
pengetahuannya agar mempunyai wawasan
tabel
kerja
terhadap
kinerja
guru
ekonomi.
meliputi
kompetensi
berusaha
pedagogik,
meningkatkan
yang luas demi peningkatan kinerjanya.
Hasil pengolahan data penelitian
Motivasi kerja yang dimiliki guru
dengan menggunakan analisis regresi linear
akan mendorong guru untuk bekerja atau
berganda
secara
mengarahkan aktivitas selama bekerja serta
simultan profesionalisme guru dan motivasi
menyebabkan guru mengetahui adanya
kerja berpengaruh positif dan signifikan
tujuan
terhadap kinerja guru ekonomi dengan nilai
organisasi dengan tujuan pribadinya. Jika
sig. F sebesar (0,000) < α (0,05). Hasil
seorang guru mempunyai motivasi kerja
analisis regresi besar R Square adalah
yang tinggi, maka guru tersebut akan
0,530. Hal ini berarti 53 % perubahan
melakukan pekerjaannya dengan keras,
variabel kinerja guru dipengaruhi oleh
tekun, dan dengan dedikasi tinggi sehingga
perubahan variabel profesionalisme guru
akan tercapai hasil yang maksimal. Hal ini
dan motivasi kerja, sedangkan sisanya
selaras dengan pendapat Uno (2008:67)
sebesar 47% dipengaruhi oleh faktor lain.
yang menyatakan bahwa motivasi erat
Dengan
disimpulkan
hubungannya dengan perilaku dan kinerja
bahwa, makin tinggi profesionalisme guru
atau prestasi kerja. Dengan demikian
dan motivasi kerja guru maka makin baik
semakin tinggi motivasi seseorang maka
kinerja guru.
semakin tinggi pula kinerjanya begitu pula
menunjukkan
demikian
bahwa
dapat
Guru yang profesional ditandai dengan
adanya
yang
relevan
antara
tujuan
sebaliknya.
penguasaan 20
ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 12-23
Castetter (dalam Sagala, 2007:4)
siswa
serta
memiliki
hubungan yang
menegaskan bahwa kualitas proses belajar
harmonis baik dengan siswa maupun orang
mengajar
oleh
tua siswa, akan berdampak pada kinerja
guru-gurunya.
guru yang optimal. Seorang guru dapat
sangat
kemampuan
dipengaruhi
profesional
Seorang guru akan dapat melaksanakan
melaksanakan
tugasnya
apabila memiliki tingkat motivasi dan
dengan
pengetahuan
dan
apabila
memiliki
dengan
baik
serta
kemampuan yang mendukung penyelesaian
wawasan yang luas dalam bidangnya. Hal
tugasnya tersebut. Motivasi yang dimiliki
ini didasarkan dengan pemikiran bahwa
seseorang untuk melakukan sesuatu tidak
seorang guru akan dapat melaksanakan
akan
tugasnya dengan baik apabila memiliki
pemahaman yang jelas tentang apa yang
pengetahuan
akan dikerjakan dan
dan
keterampilan
tugasnya
keterampilan
serta
efektif
tanpa
didukung
bagaimana
oleh
cara
wawasan yang luas dalam bidangnya.
mengerjakannya. Dengan demikian, aspek
Untuk
meningkatkan
guru
kemampuan dan motivasi seseorang secara
harus
selalu
menggunakan
kinerjanya,
berusaha
tepat
waktu,
bersama-sama akan berpengaruh terhadap
metode
dan
strategi
kinerjanya
pembelajaran dengan tepat, serta mengikuti seminar atau pelatihan sehingga dapat
KESIMPULAN DAN SARAN
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kesimpulan
Apabila guru memiliki motivasi kerja
yang
tinggi,
maka
guru
akan
Berdasarkan pembahasan
hasil
penelitian
analisis yang
dan telah
memberikan yang terbaik demi kemajuan
dikemukakan , maka kesimpulan dalam
organisasinya. Motivasi dalam hal ini
penelitian ini adalah sebagai berikut: a)
berfungsi sebagai pendorong usaha dalam
Profesionalisme guru memiliki pengaruh
pencapaian prestasi. Motivasi kerja guru
positif dan signifikan terhadap kinerja guru
dapat berasal dari dalam diri guru (motivasi
ekonomi.
intrinsik) maupun dari luar diri guru
pengaruh positif dan signifikan terhadap
(motivasi ekstrinsik). Motivasi yang berasal
kinerja guru ekonomi. c) Profesionalisme
dari dalam diri guru akan menimbulkan
guru dan motivasi kerja memiliki pengaruh
kesadaran akan tanggung jawab terhadap
positif dan signifikan terhadap kinerja guru
pekerjaannya yang lebih baik dibandingkan
ekonomi.
dengan dorongan yang berasal luar diri
Keterbatasan
guru.
Guru
yang
merasa
b) Motivasi kerja memiliki
mampu
Keterbatasan penelitian ini antara
menerapkan pembelajaran yang disenangi
lain: a) Penelitian ini mengungkap kinerja 21
ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 12-23
guru yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
strategik
faktor profesionalisme guru dan faktor
peningkatan profesionalisme guru secara
motivasi kerja, sedangkan faktor-faktor
berkesinambungan
yang mempengaruhi guru sangat kompleks
mengadakan
dan tidak diungkap dalam penelitian ini. b)
pendidikan bagi guru ekonomi. sedangkan
Pengukuran variabel profesionalisme guru
bagi peneliti selanjutnya, Dapat menjadikan
dalam penelitian ini hanya berdasarkan
penelitian ini sebagai referensi
pada persepsi guru-guru ekonomi sehingga
memecahkan permasalahan yang terkait
hasil yang dicapai tidak diberlakukan
dengan kinerja guru. Apabila peneliti
secara mutlak.
selanjutnya melakukan penelitian yang
Saran
sejenis dengan penelitian ini, disarankan
Saran bagi guru ekonomi yaitu gambaran
untuk mengukur variabel profesionalisme
profesionalisme dan motivasi guru yang
guru
berkategori tinggi perlu dipertahankan dan
kompetensi guru (UKG) yang diperoleh
ditingkatkan. Guru diharapkan mampu
dari masing-masing sekolah yang diteliti.
melakukan
perencanaan,
dalam
dengan
pengembangan
dan
dengan
cara
pelatihan-pelatihan
menggunakan
dan
dalam
data
uji
pengelolaan
pembelajaran serta evaluasi hasil belajar
DAFTAR PUSTAKA
siswa sehingga tujuan yang diharapkan
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif. Jakarta: Depdiknas. Davies, Ivor K. 1987. Pengelolaan Belajar. Jakarta: PT. Rajawali Pers Effendi. H.A.R. 1997. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Depdikbud. Fattah, Nanang. 2003. Landasan Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rodaskarya. Hamalik.Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan sistem. Yogyakarta: Andi Offset. Hasibuan, Malayu SP. 2003. Organisasi Dan Motivasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Komarudin. 2000. Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara. Luthans, Fred. 2008. Organizational Behaviour. New York: McGrawHill Inc, p. Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja RosdaKarya.
dapat tercapai. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan bahan koreksi atau
penilaian
diri
dalam
rangka
peningkatan kinerja mengajar guru secara berkelanjutan. Bagi sekolah, Koordinasi antara kepala sekolah, para guru dan karyawan perlu ditingkatkan agar tujuan yang diharapkan dapat dicapai dengan baik. Pihak
sekolah
diharapkan
dapat
mendukung program-program pemerintah dalam rangka peningkatan profesionalisme guru demi tercapainya pembelajaran yang berkualitas. Bagi Dinas Pendidikan, Dalam upaya mempertahankan serta meningkatkan kinerja guru, Dinas Pendidikan hendaknya senantiasa
melakukan
perencanaan
22
ISSN: 2337-4721 Vol.3.No.1 (2015) 12-23
Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. 2005. Jakarta: CV. Eko Jaya. Robbins, S. P. & Judge, T. A. 2007. Perilaku Organisasi. Alih Bahasa oleh Diana Angelina. Jakarta: Salemba Empat. Roth, G., Assor, A., Kanat-Maymon, Y, & Kaplan, H. 2007. Autonomous Motivation for Teaching: How SelfDitermined Teaching May Lead to Self-Determined Learning Journal of Education Psychology. 99 (4): 761774.Sagala, Saiful. 2006. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta Sagala, Saiful. 2006. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta Santoso, Kurniawan Adi. 02 September 2013. Guru, Jagalah Profesionlisme-mu. Malang Post, hlm 1. Tilaar, H. A. R. 2002. Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. Rineka Cipta. _____. 2005. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Usman, M. Uzer. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Yamin, M. 2007. Profesionalisme Guru & Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press
23