PENGARUH KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU IPS Istu Handono SMA Negeri 1 Banyuwangi
Abstract This study aims to: (1) to determine the effect of teacher discipline with performance Banyuwangi district hight teachers. (2) To determine the effect of motivation to performance Banyuwangi district hight school teachers. (3) To determine the effect of discipline and motivation to performance Banyuwangi district hight school teachers. This research results show that: (1) there is a positive relationship between the teacher disciplined teacher performances. This can be proved by the results obtained for the correlation being 0.353 0.202 significance table price. (2) There is a positive relationship between work motivations with teacher performance. This can be proved by the results obtained by the correlation 0.485 0.202 dsignifikan while the price table. (3) There is a positive relationship between the discipline and motivation to work with teacher performance. Keywords: discipline, motivation, teacher performance. Guru adalah salah satu faktor yang diyakini paling berpengaruh terhadap keberhasilan proses pendidikan. Karena pengaruh guru ini penting, maka banyak penelitian yang menggali informasi tentang peran guru dalam mencapai tujuan pendidikan. Guru juga dianggap sebagai manajer yang akan mengendalikan dan mengarahkan tujuan pembelajaran di sekolah sehingga guru dianggap pula sebagai pelaksana utama tujuan pendidikan di sekolah. Karena itu guru harus memiliki kemampuan memimpin pembelajaran menuju tujuan sekolah dan selanjutnya guru memiliki kinerja yang baik untuk melaksanakan tujuan sekolah tersebut. Disiplin guru menjadi kontributor penting bagi disiplin murid. Artinya hanya sekolah yang gurunya disiplin saja yang muridnya juga disiplin. Untuk mencapai mutu pendidikan secara umum, juga
diperlukan peningkatan-peningkatan disiplin guru. Guna memperbaiki kinerja guru, pemerintah juga melakukan berbagai upaya peningkatan mutu dibidang pendidikan, ini terbukti dengan dirumuskannya kedalam Undang-undang nomor 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional, serta dituntaskannya gerakan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Jika berbicara masalah pendidikan, maka banyak hal yang terkait didalamnya diantaranya pendidik, peserta didik, lingkungan, pemerintah, masyarakat, dan sebagainya. Kedudukan dan peran guru sebagai aparatur negara mempunyai andil yang cukup besar dalam menentukan keberhasilan pembangunan nasional, khususnya dibidang pendidikan. Hal ini dilandasi suatu kenyataan bahwa guru merupakan tulang punggung negara dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional untuk 1073
1074
JPPI, Jilid 7, Nomor10, Edisi Pebruari 2015, hlm: 1021-1147
mewujudkan manusia seutuhnya (cerdas, terampil, berakhlakul karimah) banyak ditemukan oleh pelaksanaan tugas guru. Peningkatan kualitas guru, bertujuan mengubah tingkah laku ke arah tingkah laku yang lebih mampu untuk melaksanakan aktifitas disegala bidang. Perubahan tingkah laku kearah peningkatan kualitas guru dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain pendidikan, pelatihan, pembinaan, penyuluhan, motivasi, dan sikap atau tingkah laku disiplin. Bagi guru yang berada pada posisi yang relatif rendah atau bawahan, perubahan tingkah laku mereka lebih banyak dipengaruhi oleh sikap pemimpin atau atasan mereka. Kualitas tingkah laku guru juga dipengaruhi oleh motivasi guru itu sendiri, baik motivasi yang berasal dari dalam sendiri mereka maupun motivasi yang berasal dari Iuar. Kinerja yang tinggi merupakan perwujudan dari kualitas guru, dua hal ini cukup penting dalam rangka menunjang kelancaran pencapaian tujuan organisasi. Dengan kinerja yang tinggi, berarti para guru benar-benar dapat berfungsi sebagai penghasil kerja yang tepat guna dan berhasil pula sesuai dengan sasaran-sasaran organisasi yang hendak dicapai. Guru yang ada di sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah. Guru inilah sebagai seorang leadership. Para pelaksana atau guru dapat bekerja dengan baik bergantung kepada bagaimana pemimpin dapat mengarahkan para pelaksana tersebut, Kimball Willes (Supervision for Beffer School) menyebutkan leadership adalah bantuan yang diberikan untuk mencapai tujuan kelompok. Selain
sebagai seorang leadership kepala sekolah juga sebagai seorang supervisor. Peranan supervisor adalah pembantu, mensport, menstimulasikan dan ikut mengikutsertakan untuk memecahkan persoalan belajar mengajar dan agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Untuk dapat berperan demikian maka diperlukan sikap yang konstruktif dan kreatif. Seorang supervisorpun harus menyadari bahwa kondisi kreatifitas tidak tercipta selama guru-guru masih mengalami kelumpuhan pedagogis. Guru dan guru-guru harus saling kerjasama untuk dapat menganalisasi situasi belajar mengajar sebagai suatu sistem dan dapat berusaha meningkatkan proses belajar mengajar kearah yang lebih maju. Melihat banyaknya jumlah guru di tiap daerah, maka pembinaan dan motivasi para guru perlu dilakukan secara efektif dan berkesinambungan oleh masingmasing pimpinannya, sehingga mencapai kinerja yang optimal dan membawa dampak positif bagi mutu pendidikan. Jika Guru dapat memotivasi murid, tentu maka akan mempunyai kinerja yang baik akan membawa prestasi siswa akan baik pula. Hasil penelitian, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: (a) Bagi pelaksana pendidikan. (b) Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru untuk mengambil keputusan dalam rangka memberikan imbalan kepada guru. (c) Sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja guru. KAJIAN PUSTAKA Disiplin yang merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan kinerja mengkut penerapan
Istu Handono, Pengaruh Kedisiplinan…
kekuasaan dari pimpinan bergantung pada budaya dari negara atau organisasinya. Dalam budaya Indonesia kata "kekuasaan" seringkali mempunyai konotasi negatif. lstilah ini nampaknya secara erat dikaitkan dengan gagasan paksaan terhadap orang lain dan menampilkan bentuk hasrat untuk menanamkan kesan pada orang lain melalui kata-kata atau tindakan, usaha untuk mempengaruhi dalam menaikkan prestasi untuk kebaikan bersama, kepedulian akan reputasi dan kemampuan untuk secara spontan memberi dukungan atau nasehat. Manajemen tenaga kependidikan di sekolah bertujuan untuk mendayagunakan tenaga tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi manajemen tenaga kependidikan di sekolah yang harus dilaksanakan guru adalah menarik, mengembangkan, menggaji, dan memotivasi tenaga kependidikan sekolah guna mencapai tujuan pendidikan secara optimal, membantu tenaga kependidikan mencapai posisi dan standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karier, serta menyelaraskan tujuan individu, kelompok, dan organisasi. Pengertian motivasi ditafsirkan secara berbeda-beda oleh para ahli sesuai dengan tempat dan keadaan masing-masing, namun pada hakekatnya terdapat persamaan prinsip. Motivasi dapat juga diartikan sebuah jawaban mengapa seseorang bersedia melakukan pekerjaan tertentu. Motivasi menyangkut reaksi berantai yaitu dari adanya kebutuhan yang dirasakan, kemudian timbul
1075
keinginan atau sasaran yang hendak dicapai dan mencari usaha untuk mencapai sasaran, serta berakhir dengan pemuasan. Penghargaan prestasi apabila dipandang dari sudut kemanusiaan adalah untuk penghargaan prestasi yang dihasilkan atau jasa yang diberikan seseorang. Moenir menyatakan bahwa "penghargaan sering disamakan dengan insentif; karena mempunyai persamaan sifat dan makna. Sifat keduanya tidak membedakan dalam hal pemberian dan tidak dibatasi oleh waktu. Sedangkan maknanya sama-sama pemberian". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara disiplin, motivasi kerja dengan kinerja GuruSMA Negeri 1 Banyuwangi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah disiplin dan motivasi kerja, sedangkan variabel tergantung atau variabel tidak bebas adalah kinerja. Hubungan antara variabel-variabel penelitian tersebut jika digambarkan dalam bagan akan nampak seperti berikut: Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan landasan kerangka berfikir yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesa atau dugaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: (1) Ada hubungan positif antara disiplin guru dengan kinerja guru. (2) Ada hubungan positif antara motivasi kerja dengan kinerja guru. (3) Ada hubungan positif antara disiplin dan motivasi kerja dengan kinerja guru. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian korelasional (correlational research) yaitu: penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sejauh
1076
JPPI, Jilid 7, Nomor10, Edisi Pebruari 2015, hlm: 1021-1147
mana variabel-variabel pada suatu faktor berkaitan dengan variabelvariabel pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefesien korelasi (Arikunto, 2001: 48). Jika mengikuti pembagian jenis peneletian yang dilakukan maka jenis penelitian yang digunakan termasuk penelitian menguji hipotesa (hypothesis testing research). Penelitian ini menggunakan variasi metode korelasional dengan maksud untuk mengungkapkan korelasianal antara variabel yang dilibatkan dalam penelitian dan supaya mendapatkan informasi yang lengkap mengenai kaitan diantara variabel-variabel yang diteliti. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif korelasional, yaitu penelitian yang berusaha mendiskripsikan atau menggambarkan atau melukiskan fenomena atau hubungan antar fenomena yang diteliti dengan sistematis (Arikunto, 2000: 29). Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh antara variabel X1 (Disiplin guru) dan variabel X2 (Motivasi kerja) terhadap variabel Y (Kinerja Guru SMA Negeri 1 Banyuwangi). Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah: "Angket" yang didistribusikan kepada 60 Guru SMA Negeri 1 sebagai responden. Metode ini digunakan untuk data yang dibutuhkan terutama yang berhubungan dengan data, primer yang dianalisis untuk membuktikan hipotesis yang diajukan. Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada daftar pertanyaan atau quesioner, sehingga wawancara akan berlangsung sesuai dengan
kebutuhan akan data yang akan diteliti. Untuk lebih efektif dan efisien dalam penelitian ini tidak akan meneliti semua individu dalam populasi, yang penting walaupun dengan meneliti sebagian populasi, diharapkan hasil yang diteliti sudah dapat menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan. Populasi dari penelitian ini adalah semua guru SMA Negeri 1 Banyuwangi sejumlah 60 guru. Sebagai instrumen pengumpulan data utama dalam analisa kuantitatif, kuesioner menjadi sangat penting. Oleh sebab itu, kuesioner tersebut harus memenuhi syarat dan perlu diuji validitas dan reliabilitasnya. Kuesioner yang telah diisi oleh responden dikumpulkan, kemudian diseleksi, selanjutnya dibuat matrik data, dan nilai dalam matrik tersebut dijumlahkan sesuai kategori variabelvariabel penelitian. Instrumem dikatakan valid jika instrumen tersebut mampu untuk mengukur sesuai yang diinginkan secara tepat dan teliti.. Kuesioner atau instrumen pengumpulan data ini dibuat berdasarkan pada indikator yang mempengaruhi disiplin, indikator motivasi kerja, indikator kinerja. Tiap-tiap butir pertanyaan disertakan 4 (empat) pilihan jawaban. Nilai jawaban nantinya menggunakain skala likert yang bergradasi dengan sistem skor skala 4, sehingga nantinya masing-masing jawaban akan diubah menjadi nilai angka dengan ketentuan sebagai berikut: (1) Jawaban a memiliki skor 4, (2) Jawaban b memiliki skor 3, (3) Jawaban c memiliki skor 2, (4) Jawaban d memiliki skor 1. Untuk mengambil data dari indikator disiplin digunakan daftar pertanyaan
Istu Handono, Pengaruh Kedisiplinan…
nomor 1 sampai dengan nomor 20. Nilai tertinggi setiap pertanyaan adalah 4 (empat) sedangkan terendah adalah 1 (satu). Dengan demikian nilai / skor maksimal untuk variabel disiplin adalah 80 (delapan puluh). Sedangkan data indikator motivasi kerja diperoleh dengan menggunakan pertanyaan nomor 21 sampai nomor 35 dalam kuesioner. Masing-masing pertanyaan diatas mempunyai 4 (empat) jawaban dengan nilai tertinggi 4 (empat) dan nilai terendah 1 (satu). Dengan demikian nilai maksimal untuk variabel prestasi adalah 60 (enam puluh). Untuk mengambil data dari 20 indikator prestasi adalah dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan mulai nomor 36 sampai dengan nomor 55. Masing-masing pertanyaan diatas mempunyai 4 (empat) jawaban dengan nilai tertinggi 4 (empat) dan nilai terendah 1 (satu). Dengan demikian nilai maksimal untuk variabel prestasi adalah 80. Pada kegiatan ini kuesioner adalah merupakan salah satu alat pengumpul data yang perlu diuji terlebih dahulu, pengujian meliputi uji Validitas (kesahihan) dan uji reabilitas (keandalan). Apabila terdapat item-item (butir-butir) pertanyaan yang tidak valid, maka butir tersebut tidak dipakai. Selanjutnya butir pertanyaan yang valid saja yang diuji keandalan butirnya. Untuk mengukur kesahihan dari masing-masing alat pengambil data (kuesioner) dilakukan dengan jalan mengkorelasikan skor item butir-butir pertanyaan terhadap total skor pada setiap faktor masingmasing responden diuji coba. Korelasi yang dibentuk berdasarkan teknik korelasi product meoment dan
1077
kemudian dibandingkan dengan nilai tabel. Untuk mengukur tingkat keandalan daftar pertanyaan yang digunakan untuk mencari data dalam penelitian terlebih dahulu dilakukan dengan menggunakan koefisien reliabilitas (coefficien of reability). Pada penelitian ini nilai koefisein reliabilitas dilihat dengan menggunakan Cornbach alpa. Nilai koefisien reliabilitas berkisar antara 0 sampai dengan 1. Bila koefisien tersebut semakin mendekat 1 berarti menunjukkan bahwa butir pertanyaan dimaksud semakin reliabel. Batas seberapa nilai koefisien reabilitas bisa menunjukkan pertanyaan yang diuji reliabel ataukah tidak adalah bila nilai Cornbach alpa diatas 0,6. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antara variabel bergantung kinerja dari variabelvariabel bebas disiplin dan motivasi kerja adalah metode Analisis Regresi Multi Linier. Dengan menggunakan metode analisis ini bisa mengetahui hubungan langsung dari setiap variabel bebas yang diteliti terhadap variabel tergantung dengan jalan mengukur koefisien lintasan. Untuk mendapat hasil penelitian yang valid, maka tekknik analisa data yang digunakan adalah: (1) Teknik Product Moment, Teknik ini digunakan untuk menguji Korelasi Disiplin guru dengan kinerja guru. Formulasi dari teknik product moment person sebagai berikut: (2)Teknik Analisis, teknik ini digunakan untuk menguji korelasi disiplin dan motivasi kerja dengan kinerja guru ini menggunakan program bantu komputer SPSS sebagai wujud dari pemanfaatan hasil nyata dari teknologi canggih
1078
JPPI, Jilid 7, Nomor10, Edisi Pebruari 2015, hlm: 1021-1147
untuk memperoleh kumpulan hasil penelitian. Dengan metode ini maka akan dapat diketahui hubungan dari disiplin guru dengan kinerja, motivasi kerja dengan kinerja guru serta disiplin dan motivasi kerja dengan kinerja guru. Untuk membuktikan hipotesis dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Membandingkan besamya nilai F-hitung dengan besamya F-tabel, bila Fhitung lebih besar dari F = 0,05 berarti variabel terikat dipengaruhi varlabel bebasnya, demikian juga sebaliknya. Juga berarti ada hubungan secara nyata terhadap variabel terikat (tidak bebas). (b) Melihat besamya nilai koefisien regresi (R2), yang mengimplikasikan besamya hubungan variabel bebas terhadap variabel-variabel tidak bebas dalam satuan persen (%). (c) Melihat tanda dari nilai koefisien dari variabel bebas yang diteliti, bila bertanda posilif berarti varlabel bebas tersebut ada hubungan positif terhadap variabel tidak bebas (terikat) atau sebaliknya. Secara teoritis masalah penelitian tersebut diperoleh jawabannya dalam bentuk hipotesis untuk memastikan kebenaran hipotesis maka perlu dilakukan analisis terhadap data penelitian yang dalam hal ini akan ditetapkan metode analisis statistik. Dengan mempergunakan analisis statistik penyajian dilakukan, terhadap hipotesis nihil (Ho) dan tiga hipotesis alternatif (Ha) yang telah diajukan diubah dahulu menjadi hipotesis nihil. HASIL PENELITIAN Dari hasil angket atau kuesioner yang disebarkan kepada 60 orang responden, yaitu guru di SMA
Negeri Banyuwangi, dapat diketahui gambaran variabel dalam penelitian ini, baik variabel bebas maupun variabel terikat. Variabel bebasnya adalah disiplin dan motivasi kerja, sedangkan variabel terikatnya adalah kinerja guru. Berdasarkan hasil penelitian tentang disiplin guru, maka dapat diketahui bahwa alternatif b menduduki urutan pertama yaitu sebesar 62,3%, urutan kedua adalah alternatif a yaitu sebesar 19,6 % urutan ketiga adalah alternatif c yaitu sebesar 16,1, sedangkan urutan terakhir adalah alternatif d adalah 2 %. Antara kriteria sangat rendah dan rendah digabung maka disiplin guru adalah 18,1 % yang berarti rendah. Dan kriteria tinggi dan sangat tinggi digabung, maka disiplin guru adalah 81,9 % yang berarti tinggi. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa disiplin guru masuk dalam kriteria tinggi. Berdasarkan hasil penelitian motivasi kerja, maka bahwa alternatif b menduduki urutan pertama yaitu 61,19 %, urutan kedua alternatif c yaitu sebesar 23,6% urutan ketiga adalah alternatif a yaitu sebesar 7,3 % dun urutan terakhir adalah alternatif d , yaitu sebesar 7,2 %. Antara kriteria sangat rendah dan rendah digabung maka motivasi kerja diperoleh 30,8% , yang berarti rendah. Antara kriteria tinggi dan sangat tinggi digabung, maka motivasi kerja adalah 69,2 % yang berarti tinggi. Dari data tersebut maka dapat diketahui bahwa motivasi kerja sangal legitimite dalam memberikan motivasi kerja kepada guru. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa urutan pertama adalah alternatif b sebesar 48,2%, urutan kedua alternaitf c yaitu
Istu Handono, Pengaruh Kedisiplinan…
sebesar 28,8%, dan urutan ketiga adalah alternatif d yaitu sebesar 16,5%, sedangkan alternaitf terakhir adalah a yaitu 6,5%. Antara kriteria sangat rendah dan rendah digabung, maka kinerja guru adalah sebesar 45,3% yang berarti rendah. Antara kriteria tinggi dan sangat tinggi digabung maka kerja guru adalah sebesar 54,7% yang berarti tinggi. Dari data tersebut maka dapat diketahui bahwa kinerja guru masuk dalam kriteria tinggi. Selain di atas, data mentah juga diolah dengan mempergunakan statistik deskriptif, diantaranya: 1. Disiplin guru Selain diolah dengan menggunakan SPSS hasil perhitungan median = 61.00 mean = 59,8854 mode = 60.00 standart deviation = 6.0173. penyajian data dalam bentuk distribusi dan grafik histrogram terlampir (lampiran 3, lampiran 4, dan gambar 1) 2. Motivasi kerja Data juga diolah dengan mempergunakan SPSS. Hasil perhitungan variabel motivasi kerja adalah median 40,5 , mean = 40,1458, mode = 40,00 dan standart deviation = 3,5332, Penyajian data dalam bentuk ditribusi dan grafik histogram terlampir. (Lampiran 3, dan 4, gambar 2). 3. Kinerja Guru Data diolah dengan mempergunakan bantuan computer program SPSS. Hasil perhitungan variabel Kinerja Guru adalah median 48,00, mean = 49,0632, mode = 47,00 dan standart deviation = 5.4300. Penyajian data dalam bentuk distribusi dan grafik histogram terlampir (Lampiran 3, dan 5, gambar 3). Adapun range X1 = 37,00, X1 = 21,00, Y = 32,00, dan precentiles X1 = 53,7, X2 = 37,00, Y
1079
= 43,00. Kuartil 1 (K1) dari disiplin guru adalah 59,00, sedang kuartil 2 (K2) nya 63,00, kuartil 1 (K1) dari motivasi kerja adalah 38,00, sedang kuartil 2 (K2) nya 42,00. Kurtil 1 (K1) dari kinerja guru 40,00, sedangkan kuartil 2 (K2) nya 53,00. Dengan demikian data disiplin, motivasi kerja dan kinerja guru baik atau tinggi. Sebelum dilakukan pengujian hipotetis, terlebih dahulu melakukan pengujian persyaratan statistik. Layak atau tidak layaknya suatu penelitian untuk dikorelasikan. Adapun teknik analisis statistik yang digunakan sebagai berikut: (1) Regresi sederhana (Product momant). (a) Teknik analisis ini digunakan untuk mengkorelasikan antara disiplin guru (X1) dengan kinerja guru (Y). Sesuai hasil program SPSS, menunjukkan pearson correlation 0,383 (lihat lampiran 8), sedangkan harga tabel N = 60 dengan signifikans 5 % adalah 0,202. Ini berarti Rxyht lebih besar dari Rxytb, dengan demikian Ho ditolak Hi diterima. Yang artinya hubungan positif antara disiplin guru dengan kinerja guru. (b) Teknik analisis yang digunakan untuk mencari korelasi antara motivasi kerja (X2) dengan kinerja guru (Y) juga menggunakan program SPSS yaitu product moment. Hasil perhitungan 0,485. (lampiran 8). Sedangkan sig = 0,202. Dengan dimikian Ho ditolak Hi diterima yang artinya ada hubungan yang positif antara motivasi kerja dengan kinerja guru. (c) Sedangkan untuk mengetahui korelasi disiplin dan motivasi kerja dengan kinerja guru, penulis menggunakan regresi model Summary. Hasil perhitungan R = 0,489, R. Square = 0,240 Adjusted R.
1080
JPPI, Jilid 7, Nomor10, Edisi Pebruari 2015, hlm: 1021-1147
Square = 0,223. Dalam harga tabel tercantum N = 60. Karena hasil Rxyth 1ebih besar dari Rxytb, maka ada korelasi antara disiplin dan motivasi kerja dengan kinerja guru. Dengan demikian kata lain Ho ditolak Hi diterima, (lampiran 8). (2) Regresi Ganda, selain regresi sederhana yang digunakan oleh penulis peneliti, juga menggunakan regresi ganda (ANOVA). Sesuai dengan program SPSS, hasil perhitungan terakhir menunjukkan 14,495 (lampiran 9). Hasil Rxy lebih besar dari Rxy, dengan demikian ho ditolak hi diterima yang berarti ada hubungan yang positif antara disiplin dan motivasi kerja dengan kinerja guru. Dalam pengujian hipotesis telah terbaca hasil penelitian menggunakan tekhnik yang ada. Dengan demikian hasil akhir pengujian hipotesis sebagai berikut: (a) Ada hubungan positif antara disiplin guru dengan kinerja guru, karena rxy hitung > rxytb dengan hasil 0,386 > 0,202, sehingga ho ditolak dan hi diterima. (b) Ada hubungan positif antara motivasi kerja dengan kinerja guru, karena rxy hitung > rxytb dengan hasil 0,485 > 0,202 sehingga ho ditolak hi diterima. (c) Ada hubungan positif antara disiplin dan motivasi kerja dengan kinerja guru, karena hasil SPSS komputer 2000 menunjukan rxy hitung > rxytb, sehingga ho ditolak hi diterima. Mengingat teori / instrumen yang dilancarkan kurang banyak (belum maksimal), kemungkinan hasil penelitian ini juga kurang maksimal yang jelas peneliti berusaha dengan maksimal untuk memperoleh data dari responden dengan cara dan metode sesuai dengan yang direncanakan. Demi
pengembangan ilmu pengetahuan, selayaknya atau dengan harapan ada peneliti lain untuk lebih baik lagi pada yang sudah ada. Ini semua merupakan keterbatasan dari waktu, tenaga, moral, serta daya dari peneliti semata. KESIMPULAN Berdasarkan hasil keputusan yang telah dilakukan, maka peneliti akhimya mengambil kesimpulan atau keputusan sebagai berikut: (1) Berdasarkan taraf signifikasi 0,05 temyata ada hubungan yang positif antara disiplin guru dengan kinerja guru. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil korelasi yang diperoleh sebesar 0,353 sedang harga tabel signifikasi 0,202. (2) Berdasarkan taraf signifiknasi 0,05 ternyata ada hubungan yang positif antara motivasi kerja dengan kinerja guru. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil korelasi yang diperoleh sebesar 0,485 sedangkan harga tabel dsignifikan 0,202. (3) Berdasarkan taraf signifikasi 0,05 ternyata ada hubungan yang positif antara disiplin dan motivasi kerja dengan kinerja guru. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan Ke-8, Rineka Cipta. Yogyakarta I Nyoman Sudana Degeng ( 1989 ) Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel . Proyek Pengembangan Tenaga Kependidikan Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Istu Handono, Pengaruh Kedisiplinan…
Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan.. Bandung Moedjiarto.2002. Sekolah Unggul. Metodologi Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan. Duta Graha Pustaka. Jakarta. Nurhadi.Dkk. 2004. PAKEM ( Contekstual Teaching and Learning /CTL) dan Penerapanya Dalam KBK. Penerbit Universitas Negeri Malang. Malang. _________( 2004 ) Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Pengantar Oleh : Dr.H.Buchori Alma. CV. Alfabeta. Bandung. Trihendradi, Cornelius. 2005. SPSS.12. Statistik Inferen . Teori Dasar dan Aplikasinya. Andi Offset. Yogyakarta. Sudjana, Endang (2000) Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kreativitas Guru dalam, Proses Belajar Mengajar. Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
1081