Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2
Pengaruh Motivasi Kerja Guru Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri Di Kota Sibolga The Influence Of Teacher Working Motivation And Organization Culture On Teachers’ Performance At The State Senior High Schools In Sibolga Mishan
[email protected] Program Pascasarjana Universitas Terbuka Graduate Studies Program Indonesia Open University Abstrak Penelitian ini bertujuan mengukur besarnya pengaruh motivasi kerja guru, dan budaya organisasi terhadap kinerja guru. Instrumen berbentuk kuisioner digunakan sebagai alat untuk mendeteksi respon dari 63 responden yang ditarik secara acak dari 176 guru Sekolah Menengah Atas Negeri se Kota Sibolga yang berlokasi di wilayah seputar kota Sibolga,. Pengumpulan data dilaksanakan selama 1,5 bulan, yaitu antara bulan Oktober 2012 sampai dengan pertengahan bulan November 2012. Variabel yang digunakan adalah motivasi kerja guru, budaya organisasi sebagai variabel independen (X), dan kinerja guru sebagai variabel dependen (Y). Data dianalisis menggunakan analisis regresi berganda, Uji t, Uji F, dan Uji determinasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa motivasi kerja guru dan budaya organisasi secara bersama-sama memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja guru (F hit =25.792 ). Sedangkan pengujian secara parsial menunjukkan bahwa motivasi kerja guru dan budaya organisasi memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja guru dengan t hit berturut-turut sebesar 3.150 dan 3.437. Disimpulkan bahwa motivasi kerja guru dan budaya organisasi merupakan faktor yang mampu mempengaruhi kinerja guru, tetapi budaya organisasi merupakan faktor yang paling menonjol mempengaruhi kinerja guru yang seharusnya menjadi focus perhatian otoritas pendidikan setempat. Dalam upaya memperbaiki budaya organisasi di Iingkungan SMA N se Kota Sibolga Pemerintah Pusat di daerah yang jauh haruslah memberikan perhatian yang serius untuk peningkatan kinerja. Kata Kunci: Motivasi Kerja Guru, Budaya Organisasi, Kinerja Guru, Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Sibolga. Abstract The aim of this study was to measure the strength of the influence of teacher working motivation and organization culture on teachers’ performance. A questionnaire was used to obtain the responses of 63 respondents selected randomly from a population of 176 teachers of State Senior High Schools situated around Sibolga City. Data were collected from October 2012 to the middle of November 2012. ISSN : 2356-3893
1
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2
Variables used in this study were teacher working motivation, and organization culture as independent variables (X), and teachers’ performance as dependent variable (Y). Data was analyzed using double regression analysis, t-test, F-test, and determination test. The outcome showed that teacher working motivation and organization culture simultaneously had a positive and significant influence on teachers’ performance (Fcount = 25.792). The partial tests also showed that teacher working motivation and organization culture had a positive and significant influence on teachers’ performance with a tcount of 3.150 and 3.437 respectively. Therefore, it can be concluded that teacher working motivation and organization culture were obviously the factors that were able to influence teachers’ performance, but organization culture alone turned out to be the most crucial factor in influencing teachers’ performance. These two variables should become the central attention of the local education authorities. In order to improve the organization culture at State Senior High Schools throughout Sibolga City, the Central Government should pay serious attention to improve teachers’ performance in remote areas. Keywords: teacher working motivation, organization culture, state high schools in Sibolga.
Pendahuluan Guru haruslah mempunyai motivasi dan semangat yang tinggi dalam pengabdiannya untuk mendidik anak bangsa. Motivasi tersebut dapat dilihat dari cara guru tersebut dalam mempersiapkan segala sesuatu untuk menunjang keberhasilan tujuan yang akan dicapai. Seorang guru mempunyai kesiapan dalam pembelajaran, meliputi penguasaan bahan ajar, kemampuan untuk menghubungkan materi prasyarat kepada materi pokok yang akan disampaikan, Strategi penyampaian materi pembelaran, tehnik penyampaian, kemampuan untuk
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran agar sistematis dan dapat
menggambarkan penyampaian materi pokok yang dinginkan silabus,serta kemampuan dalam pembuatan bahan evaluasi yang dapat mewakili setiap indicator dalam materi pokok. Pimpinan sekolah haruslah mampu dan siap meninjau ulang kebijakan yang selama ini diterapkan untuk lebih memperbaiki suasana sekolah agar tetap kondusif, terutama budaya yang ada disekolah. Dari uraian di atas Guru sebagai tenaga pendidik yang profesional merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan mencapai tujuan pendidikan, hal ini disebabkan
guru langsung bersinggungan dengan peserta didik, untuk memberikan
pembelajaran, bimbingan, pendidikan, dan pengalaman yang akan menghasilkan tamatan yang diharapkan. Guru merupakan sumber daya manusia dalam fungsinya haruslah membuat perencanaan, pengelolaan ISSN : 2356-3893
dan sekaligus menjadi pelaku
serta
pengevaluasi dari 2
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2
perencanaan
yang
dibuatnya.
Hal
ini
memungkinkan
adanya
evaluasi
yang
berkesinambungan untuk mencapai hasil belajar siswa yang maksimal dan sekaligus tercapainya tujuan pendidikan. Hal yang sangat menunjang kegiatan guru diperlukan iklim sekolah yang kondusif dan hubungan yang baik antar unsur-unsur yang ada di sekolah antara lain kepala sekolah, guru, tenaga administrasi dan siswa. Serta hubungan baik antar unsurunsur yang ada di sekolah dengan orang tua murid/masyarakat, hubungan yang baik diharakan akan menciptakan budaya yang kuat. Khusus dalam penelitian ini yang diteliti adalah kinerja guru Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Sibolga. Kinerja Guru dapat di katakan baik dapat di lihat dari perangkat pembelajaran yang telah dibuatnya. Dalam perangkat Pembelajaran telah mencakup perencanaan pembelajaran, perencanaan alokasi waktu, perencanaan metode pembelajaran yang merupakan tehnik dalam kegiatan penyampaian materi ajar
serta
pengeloaan kelas yang baik saat penyampaian materi pembelajaran, dan mampu mempersiapkan bahan evaluasi untuk mengukur tingkat ketercapaian materi ajar yang telah disampaikan. Hasil pembelajaran atau nilai yang diperoleh para siswa merupakan bukti keberhasilan guru dalam penyampaian materi ajar dengan baik. Nilai siswa dimaksudkan adalah nilai kognitif maupun nilai apektif atau nilai sikap yang melekat pada diri siswa di dalam kegiatan kesehariannya. Adanya perubahan pengetahuan yang dimiliki, perubahan pengalaman dan nilai sikap yang dimiliki siswa dapat terjadi setelah berlangsung proses kegiatan pembelajaran dengan baik. Proses perubahan pengalaman, perubahan pengetahuan dan nilai sikap berlangsung dengan baik apabila telah memenuhi tahapan kegiatan pembelajaran dengan baik. Tahapan kegiatan pembelajaran ini tentunya dilakukan oleh guru, apakah guru dengan segala konsekwensinya sudah mampu meningkatkan kwalitas pembelajaran yang dilakukan ? tentu
jawabannya harus mampu, meskipun belum
sepenuhnya, masih perlu pembenahan. Bagaimana cara pemerintah
dalam hal ini
pemerintahan Kota Sibolga membantu guru meningkatkan kwalitas pembelajaran yang dilakukan, salah satunya dengan peningkatan kesejahteraan, walaupun tidak dominan aspek financial penentu peningkatan tersebut, tentunya ada aspek lain yang perlu diperhatikan juga, seperti aspek paedagodik, kompetensi guru dalam pemahaman bahan ajar, kompetensi kepribadian dan kompetensi social. Dengan melakukan kegiatan pelatihan penguasaan materi ajar dan pembuatan perangkat pembelajaran, mulai dari penentuan apersepsi sampai kepada penarikan kesimpulan pada perangkat pembelajaran yag di buat memungkinkan guru ISSN : 2356-3893
3
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2
mampu melaksanakan pengelolaan kelas dengan baik. Budaya sekolah yang membiasakan pemberian penghargaan kepada guru yang berinovasi dalam pembuatan perangkat pembelajaran salah satu cara meningkakan motivasi dan budaya untuk berprestasi dalam diri guru di SMA Negeri di Kota Sibolga. Proses kegiatan pembelajaran berhubugan dengan kinerja guru. Menurut
Sanjaya
(2005), kinerja guru meliputi tugas perencanaan, pengelolalan pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa. Sebagai perencana, guru harus mampu mendesain pembelajaran yang sesuai dengan kondisi di lapangan, sebagai pengelola guru harus mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif sehingga siswa dapat belajar dengan balk, dan sebagai evaluator guru harus mampu melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang di atas ada masalah penelitian merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Pengaruh Motivasi Kerja guru terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di Kota Sibolga. 2. Bagaimana Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di Kota Sibolga. 3. Bagaimana Pengaruh Motivasi Kerja Guru dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di Kota Sibolga. Penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi kerja guru dan budaya organisasi terhadap kinerja guru SMA Negeri di Kota Sibolga. Adapun kegunaan penelitian ini adalah : a. Menyajikan hasil empiris motivasi kerja guru dan budaya organisasi terhadap kinerja guru SMA Negeri di Kota Sibolga. b. Bagi
Kepala SMA Negeri di
Kota
Sibolga dapat menjadi salah satu sumber
informasi untuk meninjau kembali kebijakan yang telah dilakukan dalam kaitannya untuk memotivasi kerja guru dan menciptakan budaya organisasi di SMA yang dipimpinnya c. Bagi para penentu kebijakan penddikan di Dinas Pendidikan
Kota Sibolga dapat
menjadi salah satu sumber informasi untuk mengevaluasi kembali kebijakan yang telah dilakukan. Bagi para peneliti, sebagai salah satu bahan kajian empirik terutama
ISSN : 2356-3893
4
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2
menyangkut mengenai motivasi kerja guru dan budaya organisasi terhadap kinerja guru. Landasan Teori. 1.
Kinerja Guru Menurut Sanjaya ( 2005 ), kinerja guru meliputi tugas perencanaan, pengelolalan
pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa. Sebagai perencana, guru harus mampu mendesain pembelajaran yang sesuai dengan kondisi di lapangan, sebagai pengelola guru harus mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif sehingga siswa dapat belajar dengan balk, dan sebagai evaluator guru harus mampu melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar siswa. Menurut Sardiman (2000) menjelaskan tugas dan peranan guru, antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan Kegiatan Belajaran Mengajar ( KBM ) sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan belajar siswa. Pembelajaran sebagai wujud dari kinerja guru, maka semua kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru harus menyatu, menjiwai, dan menghayati tugas-tugas yang relevan dengan tingkat kebutuhan, minat, bakat dan kemampuan peserta didik serta kemampuan guru dalam mengorganisasi pembelajaran dengan penggunaan berbagai media dan
teknologi
pembelajaran yang memadai. Menurut Silverius
(2003), guru adalah tokoh sentral dalam pendidikan untuk
menyiapkan kader bangsa di masa depan, kunci sukses reformasi pendidikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa, faktor guru mendapat perhatian yang pertama dan utama, karena baik- buruknya pelaksanaan kurikulum pendidikan pada akhirnya bergantung pada aktivitas dan kreativitas guru dalam menjabarkan dan merealisasikan
kurikulum tersebut.
Oleh karena itu, guru harus profesional dalam
menjalankan tugasnya. Berdasarkan Undang - Undang No.14/2005
tentang Guru dan Dosen,
standar
kompentensi yang harus dimiliki oleh seorang guru agar mendapat sertifikasi untuk melaksanakan tugas dan wewenang sebagai tenaga kependidikan meliputi: 1) Kompetensi Pedagogik, 2) Kompetensi Kepribadian, 3) Kompetensi Sosial, 4) Kompetensi Profesional 2. Motivasi kerja Teori Motivasi
ISSN : 2356-3893
5
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2
Menurut Handoko ( 1996) ada beberapa ahli yang mengemukakan beberapa pendapat mengenai kebutuhan atau kepuasan ( motivasi ) diantaranya sebagai berikut : a. Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Moslow ( Moslow Need ) yang terkenal dengan 1). Physiologis Needs ) ,2). Kebutuhan Kesalamatan dan Keamanan, 3). social need ,4). Esteem Needs, 5). Self Actualization Needs b. Achievement Theory atau Teori achievement Mc Clelland (1961), Dikemukakan oleh David Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu: a). Need for achievement (kebutuhan akan prestasi), b). Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial), hampir sama dengan soscialneednya Maslow),c). Need for Power (dorongan untuk mengatur) 3.Budaya Organisasi Menurut Robbins ( 2007 : 511 ) budaya organisasi adalah organizational culture, refers to a system of shared meaning held by members that distinguishes the organization from other organizations. Karakteristik budaya menurut Robbins ( 2007 : 511-512 ) dikemukakan
ada tujuh
karekter primer yang secara bersama-sama menangkap hakikat pengertian budaya organisasi. Yaitu : inovasi dan mengambil resiko, perhatian pada rincian, orientasi hasil, orientasi manusia, orientasi tim, agresivitas, dan stabilitas. Kerangka Berpikir Hubungan Motivasi dengan Kinerja Guru Motivasi Kerja Guru ( X 1) Teori achievement Mc Clelland (1961) 1. Kebutuhan untuk berprestasi 2. Kebutuhan afiliasi 3. Kebutuhan untuk mendaptkan jabatan
ISSN : 2356-3893
Kinerja Guru ( Y ) Sanjaya (2006) 1. Perencanaan Pembelajaran 2. Pengelolaan Pembelajaran 3. Pelaksanaan Penilaian Hasil Pembelajaran 4. Pelaksanaan Program perbaikan dan pengayaan terhadap siswa
6
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2
Kerangka Berpikir Gambar : 2.1 Hubungan Budaya Organisasi dengan Kinerja Guru Budaya Organisasi ( X2) 1.
Robbins ( 2007) 1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko 2. Perhatian terhadap rincian atau detil pekerjaan. 3. Orientasi pada hasil 4. Orientasi pada anggota 5. Orientasi pada tim 6. Agresivitas 7. Stabilitas
2. 3. 4.
Kinerja Guru ( Y ) Sanjaya (2006) Perencanaan Pembelajaran Pengelolaan Pembelajaran Pelaksanaan Penilaian Hasil Pembelajaran Pelaksanaan Program perbaikan dan pengayaan terhadap siswa
Kerangka Berpikir Gambar : 2.2 Motivasi kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja guru Motivasi Kerja Guru ( X 1) Teori achievement Mc Clelland (1961) 1. Kebutuhan untuk berprestasi 2. Kebutuhan afiliasi 3. Kebutuhan untuk mendaptkan jabatan
Budaya Organisasi ( X2) Robbins ( 2007) 1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko 2. Perhatian terhadap rincian atau detil pekerjaan. 3. Orientasi pada hasil 4. Orientasi pada anggota 5. Orientasi pada tim 6. Agresivitas 7. Stabilitas ISSN : 2356-3893
Kinerja Guru ( Y ) Sanjaya (2006) 1. Perencanaan Pembelajaran 2. Pengelolaan Pembelajaran 3. Pelaksanaan Penilaian Hasil Pembelajaran 4. Pelaksanaan Program perbaikan dan pengayaan terhadap siswa
7
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2
Kerangka Berpikir Gambar : 2.3 Hipotesis Berdasarkan pengembangan kajian pustaka dan model kerangka pemikiran teoritis di atas, maka dapat hipotesis penelitian ini disusun sebagai berikut: a. Ha : Motivasi Kerja Guru berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di Kota Sibolga, Ho : Motivasi Kerja Guru tidak berpengaruh
terhadap kinerja
Guru SMA Negeri di Kota Sibolga. b. Ha : Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di Kota Sibolga, Ho : Budaya Organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja Guru SMA Negeri di Kota Sibolga. c. Ha : Motivasi kerja guru dan Budaya Organisasi berpengaruh
positif terhadap
Kinerja Guru SMA Negeri di Kota Sibolga, Ho : Motivasi kerja guru dan Budaya Organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja Guru SMA Negeri di Kota Sibolga. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survey, yang dipakai untuk tujuan eksplorasi, Sugiyono (2005). Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada sebuah populasi tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian – kejadian relative, distribusi, dan hubungan – hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui keterkaitan atau pengaruh motivasi kerja guru dan budaya organisasi terhadap kinerja guru SMA Negeri di Kota Sibolga. Populasi dan Sampel penelitian ini adalah seluruh Guru SMA Negeri 1 Sibolga, SMA Negeri 2 Sibolga dan SMA Negeri 3 Sibolga Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara : (1). Observasi terhadap SMAN 1 Sibolga, SMAN 2 Sibolga dan SMAN 3 Sibolga. (2). Wawancara dengan warga SMA Negeri 1 Sibolga, SMA Negeri 2 Sibolga dan SMA Negeri 3 Sibolga. (3). Mengumpulkan tanggapan melalui penyebaran pertanyaan ( kuisioner ) (4). Studi dokumentasi. ISSN : 2356-3893
8
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2
Metode Analisis Data Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan evaluasi terhadap
kemungkinan
pelanggaran
asumsi
klasik
regresi
yaitu
normalitas,
heteroskedastisitas dan multikolineritas. Pembahasan Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan hasil analisis regresi linear berganda hal ini disebabkan karena variable-variabel yang akan diteliti lebih dari 2 variabel. Variabel dalam penelitian ini sebanyak 3 variabel, yaitu Variabel Motivasi Kerja Guru Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Sibolga dan Budaya Organisasi Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Sibolga merupakan Sekolah Menengah Atas
variabel – variabel bebas sedangkan Kinerja Guru
di Kota Sibolga sebagai variabel terikat. Hasil regresi linier
dari Output Program SPSS dari jumlah akumulasi
pendapat responden pada variabel
motivasi kerja guru sebanyak 14 pernyataan dan variabel budaya organisasi sebanyak 18 pernyataan serta variabel terikat variabel kinerja guru sebanyak 32 pernyataan
pada
penelitian ini dapat di lihat seperti pada Tabel 1 berikut : Tabel 1 Hasil regresi variabel X1, X2 terhadap variabel Y Coefficients Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
.451
19.697
MOTKER
.953
.303
BUDORG
.996
.290
Beta
t
Sig.
.023
.982
.366
3.150
.003
.399
3.437
.001
a. Dependent Variable: KINGUR
Sumber : Hasil pengolahan data dengan program SPSS Hasil Output Program SPSS dan analisis regresi linear berganda pada Tabel 1 menunjukkan nilai konstanta a = 0,451 sedangkan koefisien variabel motivasi kerja guru a 1 sebesar 0,953 dan besarnya nilai koefeisien variabel budaya Organisasi a 2 sebesar 0.996 sehingga rumus persamaan regresi linear dalam penelitian ini adalah : ISSN : 2356-3893
9
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2
Y = 0,451 +0, 953 X1 + 0, 996 X2 + e Dimana : Y : Kinerja Guru SMA Negeri Kota Sibolga X1 : Motivasi Kerja Guru SMA Negeri di Kota Sibolga X2 : Budaya Organisasi SMA Negeri di Kota Sibolga Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan bahwa pengaruh variabel Motivasi kerja guru (X1) sebesar 0,953 dan Budaya Organisasi (X2) sebesar 0,996. Secara matematis regresi ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh Kinerja guru SMA Negeri Kota Sibolga berpengaruh dengan masing – masing variabel motivasi kerja dan budaya Organisasi setiap kenaikan harga satu satuan. Dari persamaan juga dapat diartikan bahwa walaupun motivasi kerja guru dan budaya organisasi SMA N di kota Sibolga tidak mendukung, namun kinerja guru dapat dijelaskan terjadi sebesar 0,451 hal ini disebabkan karena adanya minat atau hal selain motivasi kerja dan budaya sekolah di SMA N di Kota Sibolga tersebut. Namun jika motivasi kerja guru SMA Negeri di Kota Sibolga tinggi maka kinerja guru akan ikut meningkat, peningkatan tersebut secara nominal sebesar 0.953 /persatuan motivasi kerja. Bagaimana budaya sekolah tersebut dapat ditingkatkan, budaya sekolah haruslah di tata sedemikian agar setiap warga sekolah menyadari akan keberadaan budaya sekolah tersebut. Table 2 UJI SEREMPAK ANOVAb Mean
Model
Sum of Squares 1
Regression
4501.329
df
Square 2 2250.66
F 25.792
Sig. .000a
5 Residual
5235.655
60
Total
9736.984
62
87.261
Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Motivasi kerja ;Dep. Variable: Kinerja Guru Sumber : Hasil pengolahan data dengan program SPSS
Pengaruh variabel Motivasi Kerja Guru (X1) dan Budaya Organisasi (X2) secara serempak dapat dilihat dari Tabel 2 diatas. Dari F hitung diperoleh nilai sebesar 25.792 dengan signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti secara serempak terdapat pengaruh Motivasi kerja (X1) dan
ISSN : 2356-3893
10
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2
Budaya Organisasi (X2) secara signifikan terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di kota Sibolga. Uji Parsial Tabel 3 Uji Parsial Masing-Masing variable Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
1 (Constant)
.451
19.697
MOTKER
.953
.303
BUDORG
.996
.290
Beta
t
Sig.
.023
.982
.366
3.150
.003
.399
3.437
.001
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Sumber : Hasil pengolahan data dengan program SPSS a. Pengaruh Motivasi Kerja Guru Terhadap
Kinerja
Guru
SMA Negeri
di Kota Sibolga. Pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 3.150 dengan signifikansi sebesar 0,003. Nilai t hitung dan hasil signifikansi ini nilainya lebih kecil dari 5 % atau 0,05 sesuai dengan hipotesa maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa variabel Motivasi Kerja Guru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di Kota Sibolga. b. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja guru SMA Negeri di Kota Sibolga Pada Tabel 3 diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 3.437 dengan signifikansi sebesar 0,01. Nilai t hitung dan hasil signifikansi nilainya kecil dari 0,05 atau 5 %, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa variabel Budaya Organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di Kota Sibolga. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel Budaya Organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja guru SMA Negeri di Kota Sibolga. Budaya Organisasi yang dikembangkan meliputi keberadaan organisasi dalam membuat inovasi dan dalam mengambil resiko sebuah keputusan. Memperhatikan setiap rinci dari kegiatan yang dilakukan, melakukan sesuatu dengan orientasi hasil, kemudian melakukan ISSN : 2356-3893
11
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2
sesuatu dengan orientasi individu, melakukan kegiatan dengan orientasi tim., melakukan kegiatan pembelajaran dengan agresivitas yang tinggi dan senantiasa tanggap menerima perubahan serta menganalisa setiap perubahan yang berlaku. Simpulan dan Saran Simpulan Hasil penelitian tentang pengaruh motivasi kerja guru dan budaya organisasi terhadap kinerja guru SMA Negeri di Kota sibolga yang dilakukan menunjukkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Motivasi kerja guru berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di Kota Sibolga. 2. Budaya Organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja
Guru SMA
Negeri di Kota Sibolga. 3. Motivasi kerja guru dan Budaya Organisasi mempunyai pengaruh positif terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di Kota Sibolga. Saran Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa adanya pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja guru SMA Negeri di Kota Sibolga. Motivasi kerja guru akan meningkat apabila guru
tersebut mempunyai kemauan untuk berprestasi, kemauan guru untuk
berprestasi tinggi jika ada kesempatan dan wadah yang menjembatani prestasi tersebut. serta adanya tindak lanjut hasil kegiatan yang dimaksud.
Beberapa kegiatan yang dapat
memberikan motivasi kerja guru di SMA Negeri di Kota Sibolga menjadi baik adalah sebagai berikut : 1. Mengadakan kegiatan Lomba Penelitian Tindakan Kelas (LPTK) tingkat Kota Sibolga yang
berlangsung
secara
objektif,
jujur,
terprogram
dan
terevaluasi
serta
berkesinambungan 2. Mengadakan Lomba Pembuatan Silabus ( LPS) dan Kegiatan Lomba Penguasaan Materi ( LPM)
tingkat Sekolah yang berlangsung secara objektif, jujur, terprogram dan
terevaluasi serta berkesinambungan Budaya sekolah kuat, apabila seiap individu merasakan kehadiran nilai dan norma yang menjadi sikap sekolah tersebut, dengan adanya
pengawasan dan evaluasi secara
berkesinambungan yang dilakukan pihak yang berwenang dan mempunyai tujuan dan tindak ISSN : 2356-3893
12
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2
lanjut jelas. Pihak yang mengawasi dan mengevaluasi budaya sekolah tersebut dapat dilakukan oleh : 1. Kepala sekolah senantiasa melakukan monitoring dan evaluasi terhadap prangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru. 2. Wakil kepala sekolah bagian kurikulum senantiasa mengevaluasi ke dalaman isi setiap perangkat pembelajaran yang dibuat guru. Kinerja Guru akan meningkat di SMA Negeri di Kota Sibolga, apabila
kepala
sekolah mampu menciptakan suasana yang kondusif di sekolah, meningkatkan perhatian kepada pihak bawahan dan memperhatikan kebutuhan yang diperlukan oleh guru seperti : 1. Memberikan penambahan informasi tentang bahan ajar setiap mata pelajaran, apakah melalui internet dan memfasilitasinya. 2. Mengadakan pelatihan dalam penguasaan bahan ajar setiap mata pelajaran dengan memanggil para ahli di bidang masing-masing 3. Memberikan kesempatan kepada guru untuk mengadakan diskusi sesama rumpun mata pelajaran agar tercipta suasana kekeluargaan dan saling mengisi atas kekurangan masing - masing. 4. Memberikan pencerahan tentang pembuatan perangkat pembelajaran setiap mata pelajaran dan mengadakan evaluasi dan perbaikan terhadap hasil kerja yang dilakukan. 5. Menyelesaikan setiap permasalahan yang timbul dalam pembuatan perangkat pemelajaran 6. Memfasilitasi guru untuk membuat Silabus, bahan ajar, Media dan alat peraga yang akan dibutuhkan setiap guru mata pelajaran.
Daftar Pustaka Ashley Mitchell, May 2012, Journal An Analysis of Intrinsic and Extrinsic Factors of Student Motivation and Academic Performance Daulatram B. Lund 2003, “Organizational Culture ang Job Satisfaction”, Journal of Business and Industrial Marketing, Vol. 18, No. 3. Depdiknas. Pengembangan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan Abad ke 21 (SPTK-21). Jakarta: Depdiknas. 2002. ISSN : 2356-3893
13
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. 2, 2014, artikel 2
------------- Standar Kompetensi Guru (SKG).Jakarta: Depdiknas.2003 Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta. 2005 Gibson J. H., Ivancevich J. M. & Donnally Jr. J. H., (1991), Organization: Behaviour, Stucture, Processes, Homeword III: Richard D. Irwin, Inc. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2012. Diambil pada 12 November 2012 dari http:/pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ Masturin, 2011,Budaya Organisasi dan Kinerja Guru, Jurnal penelitian STAIN Kudus Vol. 2 No. 1 Jan- Juni 2011 Mc Clelland,D.C, (1993) The Concept of competence, in Spencer,L.M, and Spencer SM, 1993 Competence at Work, New York ; John Wiley and Sons Nurdin, Syafruddin. Guru Profesional & Implementasi Kurikulum. Jakarta: Quantum Teaching. 2005. Robbins, Stephen R, (2003), Perilaku Organisasi( terjemahan Bahasa Indonesia ) PT Prenhallindo, Jakarta Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000. Situmorang, Syafrizal Helmi dan Lufti Muslich, 2012 Analisis data, USU Pres. Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Bisnis. CV.Alfabeta, Jakarta Undang-Undang RI No. 20 Th. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Widodo, Pengaruh Motivasi dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru, Jurnal Pendidikan Penabur, Vol No. 16 Tahun ke 10 Juni 2011.
ISSN : 2356-3893
14