Jurnal
PENGARUH IMPLEMENTASI SISTEM ADMINISTRASI SEKOLAH (SAS) DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI JAKARTA TIMUR MACHMUD Sistem Informasi Bisnis Magiter Manajemen sistem informasi Universitas Gunadarma
[email protected]
ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis gambaran aktual sekarang tentang pengaruh implementasi sistem administrasi sekolah (SAS) dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru di SMA Negeri DKI Jakarta. Data yang digunakan dalam penelitian ini, diperoleh dari persepsi individu pemakai SAS pada empat SMA Negeri di Jakarta. Data dikumpulkan melalui angket berskala likert dengan jumlah responden sebanyak 60 orang. Analisa data dilakukan dengan menggunakan teknik regresi berganda dengan software SPSS17. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara implementasi SAS dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru, besarnya pengaruh antara variable implementasi SAS dan motivasi kerja terhadap kinerja guru adalah 59,5%, dengan tingkat signifikansi 0,05 pada pengujian secara bersama-sama implementasi SAS dan motivasi guru secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru. Kata-kata kunci: Implementasi system administrasi sekolah, kinerja guru. motivasi guru. PENDAHULUAN Di sekolah, peningkatan jasa layanan pendidikan yang diberikan kepada masyarakat, khususnya orang tua dan siswa menjadi kunci utama agar sekolah tersebut tetap eksis. Jasa layanan tersebut diantaranya adalah laporan hasil belajar yang setiap semester harus disampaikan kepada orang tua dan siswa dengan tepat waktu sesuai kalender pendidikan. Untuk membuat laporan hasil belajar ini, sekolah dan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta sejak lima tahun terakhir ini telah memfasilitasi kepada guru, administrator dan user lainnya untuk menggunakan program pengolahan nilai berbasis kompetensi yang merupakan bagian dari Sistem Administrasi Sekolah (SAS) online. Program ini menyediakan database Guru, Siswa, Orangtua/ Wali, Mata Ajaran dan nilai-nilai hasil belajar dan pengolahan komputer terhadap proses penilaian ( penyediaan rumusanrumusan perhitungan sesuai ketentuan kurikulum satuan pendidikan) yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Guru sebagai pendidik wajib mengembangkan dan memanfaatkan kemampuan profesionalnya, sehingga dapat meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas dan fungsionalnya, karena pendidikan masa datang menuntut keterampilan profesi pedidik yang berkualitas. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang sangatlah kompleks, Sutermeister (Sugiyono, 2007:27) menggambarkan faktor-faktor tersebut diantaranya : latihan dan pengalaman kerja, pendidikan sikap kepribadian, organisasi, para pemimpin, kondisi sosial, kebutuhan individu, kondisi fisik tempat kerja, kemampuan (menggunakan komputer dan internet), motivasi dan sebagainya. Menurut Cascio (Sukmanala, 2003:21) abilitas dan motivasi adalah sebagai faktor-faktor yang berinteraksi dengan kinerja . Abilitas seseorang dapat ditentukan oleh skill dan pengetahuan, sedangkan skill dapat dipengaruhi oleh kecakapan. Kepribadian dan pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pendidikan, pangalaman, latihan dan minat. Motivasi pada dasarnya dapat bersumber pada diri seseorang atau yang sering dikenal sebagai motivasi internal dan dapat pula bersumber dari luar diri seseorang yang biasa disebut motivasi eksternal. Faktor-faktor motivasi tersebut dapat berdampak positif atau dapat juga berdampak negatif bagi seorang guru. Berdasarkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang yang telah dikemukakan tersebut, dan dari hasil wawancara pendahuluan dengan beberapa teman guru kemudian pengamatan penulis di sekolah secara langsung yang terjadi malah sebaliknya ada keluhan dari guru dan user lainnya : 1. Dengan adanya SAS online pekerjaan guru semakin berat/banyak karena harus setup tagihan ( merancang banyaknya tes sesuai dengan standart kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diajarkan) , entry score (memasukkan skor tes yang telah dilaksanakan), menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang berhubungan dengan komputer dan internet, sementara kewajiban guru yang utama yaitu melaksanakan proses belajar mengajar (PBM), melakukan penilaian di kelas, membuat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran(Rpp) harus tetap dipersiapkan. 2. Pencetakan rapot akan terganggu bila ada guru yang kurang displin (kurang motivasi) untuk melaksanakan entry score sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh sekolah. Dengan memperhatikan beberapa faktor, waktu, biaya, tenaga dan hal-hal lain agar kajian ini lebih terarah, maka penulisan ini dibatasi pada masalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri Jakarta Timur dengan mengambil sampel SMAN 62, SMAN 48, SMAN 39 dan SMAN 36 2. Untuk analisis data dan pengujian hipotesis menggunakan statistik dengan bantuan software SPSS17 Dengan memperhatikan batasan dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah 1. Pengaruh implementasi sistem administrasi sekolah (SAS) dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru di SMA Negeri Jakarta Timur 2. Pengaruh implementasi sistem administrasi sekolah (SAS) terhadap kinerja guru di SMA Negeri Jakarta Timur 3. Pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja guru di SMA Negeri Jakarta Jakarta Timur
TINJAUAN PUSTAKA Setiap organisasi harus menyesuaikan SI dengan kebutuhan pemakai. Oleh karena itu tujuan penggunaan SI yang spesifik dapat berbeda-beda dari satu perusahaan dengan perusahaan lain dari suatu institusi dengan institusi lain, namun demikian, terdapat tiga tujuan utama yang umum bagi semua sistem (Hall, 2001, h.18) yaitu: 1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan (stewardship) manajemen. 2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen. 3. Mendukung kegiatan institusi hari demi hari. Menurut Hall (2001, h.17), informasi yang dihasilkan oleh SI dapat digunakan dalam pengambilan keputusan apabila informasi tersebut berkualitas artinya informasi tersebut harus memenuhi empat hal yaitu: 1. Relevan (relevance) 2. Akurasi (accuracy) 3. Tepat waktu (timeliness) 4. Lengkap (complete) SI merupakan sarana untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan organisasi dan menambah pengetahuan sehingga dapat mengurangi ketidakpastian bagi para pemakai infomasi. Apabila informasi yang disajikan tidak lengkap, maka keputusan yang diambil akan cenderung menyesatkan atau bahkan dapat menyebabkan masalah bagi institusi . Gambaran umum mengenai SAS yang telah digunakan oleh SMA Negeri Propinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut: Hubungan antara Server Dinas Pendidikan dan Server Sekolah dapat dilihat pada gambar 1, sedangkan hubungan antara server sekolah, Guru, dan user lainnya dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut.
SERVER DINAS PEND PROV DKI ADMIN (PASWORD) Ka.DINAS (PASWORD)
SERVER SMAN 62
SERVER SMAN ..
INTERNET
SERVER SMAN ..
……….
Gambar 1. Hubungan antara Server Dinas Pendidikan dan Server Sekolah
Keterangan gambar 1 Admin DINAS dan Ka DINAS dapat melihat dan mempergunakan data yang telah di entry oleh masing-masing sekolah, tetapi sekolah hanya bisa melihat hasil pekerjaannya (entry) datanya sendiri.
SERVER SMAN 62 ADMIN (PASWORD) KEPSEK (PASWORD)
KOMPUTER CLIENT 1 GURU(PASWORD)
KOMPUTER CLIENT 2 GURU(PASWORD)
KOMPUTER CLIENT 3 GURU(PASWORD)
KOMPUTER CLIENT … GURU(PASWORD)
Gambar 2. Hubungan antara Server Sekolah, guru dan user lainnya Keterangan gambar 2 Admin dan Kepala sekolah SMAN dapat melihat dan mempergunakan data yang telah di entry oleh masing-masing guru, tetapi guru hanya bisa melihat hasil pekerjaannya (entry) datanya sendiri. Motivasi Kerja Guru Berkaitan dengan motivasi kerja maka Mitchel in Ridwan 2009 berpendapat bahwa motivasi merupakan bagian dari unsur yang dapat membentuk atau mempengaruhi kinerja seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Dalam melaksanakan kerja pada sebuah organisasi Robbins in Ridwan 2009 mengemukakan pendapatnya bahwa motivasi didefinisikan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individu. Apabila seseorang termotivasi , maka seseorang akan mencoba sekuat tenaga dan selain itu harus diperhatikan juga kualitas dan upaya itu maupun intensitasnya.
Kinerja Guru Dalam Undang Undang Guru dan Dosen No 14 tahun 2005 pasal 8 disebutkan wujud dari kinerja guru direalisasikan oleh kompetensi, yaitu(1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi professional, (4) kompetensi sosial.
Kerangka pemikiran Memperhatikan beberapa pendapat tersebut menunjukkan bahwa peranan motivasi kerja guru dan implemetnasi sistem administrasi sekolah memiliki kaitan yang erat dengan kinerja guru, untuk melakukan tugasnya secara efektif sesuai dengan tujuantujuan yang telah ditentukan. Lebih jelasnya apabila diilustrasikan pengaruh tersebut dalam paradigma penelitian terdapat pada gambar 3. IMPLEMENTASI SISTEM ADMINISTRASI SEKOLAH (x1)
R x1 y
R x1 x2y
KINERJA GURU (y) MOTIVASI KERJA GURU (x2)
R x2 y
Gambar 3. Hubungan implementasi system administrasi sekolah, motivasi kerja guru dan kinerja guru Keterangan: Rx1y = korelasi implementasi sistem administrasi sekolah dan kinerja guru Rx2y = korelasi motivasi guru dan kinerja guru Rx1x2y = korelasi implementasi sistem administrasi sekolah dan motivasi guru terhadap kinerja guru Asumsi asumsi penelitian Untuk perumusan asumsi-asumsi penelitian ini dilakukan telaah berbagai konsep, teori dan fakta yang berkaitan dengan motivasi kerja , implementsi system administrasi dan kinerja guru dalam sebuah organisasi sekolah. Dalam kaitannya dengan penelitian ini dirumuskan asumsi-asumsi sebagai berikut: 1) Guru yang bermutu akan dihasilkan melalui pengalaman belajar sekaligus mengintegrasikan program pendidikan umum dengan latihan keguruan sejak awal. Samana in Ridwan 2009 2) Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan, dimana kuat lemahnya motivasi tersebut ikut menentukan tinggi rendahnya prestasi kinerjanya. Yuki.G in Ridwan 2009 3) Salah satu cara meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan meningkatkan kemampuan atau kompetensi guru baik yang bersifat kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, maupun kompetensi sosial.
Hipotesis Dengan memperhatikan asumsi-asumsi penelitian tersebut, diajukan hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Implementasi sistem administrasi sekolah (SAS) berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. 2. Motivasi kerja guru berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. 3. Implementasi sistem administrasi sekolah (SAS) dan motivasi kerja guru secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan (Reseach& Development ) dengan menggunakan metode survey. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, sedangkan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah guru SMA Negeri dan pegawai TU selaku administrator SAS SMAN Jakarta. Alasan penentuan Sekolah SMA Negeri dalam penelitian ini adalah pertama, karena merupakan sekolah yang telah menggunakan SAS sejak lima tahun terakhir ini dan diasumsikan selalu membutuhkan sistem informasi untuk menunjang aktivitas operasinya. Kedua, SMA Negeri yang memfokuskan pada penggunaan SAS yang selalu berkembang. Ketiga, guru/admin SMAN merupakan pegawai negeri sipil (PNS) dibawah pembinaan Suku Dinas Pendidikan yang sama yaitu Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur sehingga diasumsikan dapat mewakili semua guru (PNS) Jakarta Timur. Keempat SMAN yang diambil sebagai sample telah mewakili peringkat SMAN di Jakarta Timur. Sampel dari penelitian ini adalah guru dan admin SMAN 62, SMAN 48, SMAN 39 dan SMAN 36 Dengan responden sebanyak 60 orang guru/admin. Data yang diteliti Implementasi Sistem administrasi sekolah (Penggunaan SI) sebagai variabel bebas (variable dependen) pertama. Motivasi kerja guru sebagai variabel bebas(variable dependen) kedua dan Kinerja guru sebagai variabel terikat (variable independent) Teknik pengumpulan data Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner/angket dan studi dokumentasi. Kuesioner dikirimkan kepada responden ke sekolah masing-masing melalui wakil kepala sekolah. Teknik ini memungkinkan peneliti untuk memperoleh jawaban yang akurat dari responden. Studi dokumentasi juga dilakukan untuk mendapatkan data yang tidak diperoleh melalui kuesioner.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan skunder, instrumen penelitian adalah kuesioner/ angket berbentuk skala likert dengan alternative jawaban 1 – 5. Untuk mengukur semua variabel yang diteliti terdapat 45 item pertanyaan. Subyek yang menjadi sumber data adalah guru, pegawai TU selaku administrator SAS. Teknik analisis data Data hasil penelitian akan dianalisis melalui alat uji statistik dengan menggunakan software SPSS 17.0 dengan pengujian sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik Analisis Regresi • Analisis Korelasi Ganda (R) • Analisis Determinasi (R2) • Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F) • Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden Karakteristik responden digunakan untuk mengetahui gambaran umum tentang responden dalam penelitian ini. Responden dalam penelitian ini berjumlah 60 orang guru Mata Pelajaran dan admin SAS di SMA Negeri 36, 62, 48, dan 39 di wilayah Jakarta Timur. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Karakteristik Responden KARAKTERISTIK Jenis Kelamin
Umur
Pendidikan
Masa Kerja
Golongan
Laki- Laki Perempuan Total 21-30 31-40 41-50 51-60 Total S1 S2 Total 1-10 tahun 11-20 tahun 21-30 tahun 31-40 tahun Total III a III b III c
Jumlah 21 39 60 1 10 20 29 60 54 6 60 7 13 36 4 60 9 1 2
Persentase 35% 65% 100% 2% 17% 33% 48% 100% 90% 10% 100% 12% 21,67% 60% 6,67% 100% 15% 1,67% 3,33%
III d IV a IV b Honorarium Total
4 37 3 4 60
6,67% 61,67% 5% 6,67% 100%
Sumber : Data primer yang diolah Tabel 2 Jawaban Responden Variabel Implementasi Sistem Administrasi Sekolah PERTANYAAN NOMOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TOTAL RESPONDEN PERSENTASE
JAWABAN RESPONDEN STS TS RG 2 2 2 2 0 2 0 1 12 0 2 20 0 1 8 0 1 2 3 1 5 0 3 1 1 4 6 3 1 2 6 2 4 0 1 13 17 19 77 2.36% 2.63% 10.69%
S 21 24 23 24 28 25 26 25 25 16 23 26 286 39.72%
SS 33 32 24 14 23 32 25 31 24 38 25 20 321 44.58%
JUMLAH 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 720 100%
Sumber : Data primer yang diolah Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa 84,3% setuju dan sangat setuju dengan implementasi sistem administrasi sekolah dan 15,68% belum setuju dengan implementasi sistem administrasi sekolah. Tabel 3 Jawaban Responden Variabel Motivasi Guru PERTANYAAN NOMOR 1 2 3 4 TOTAL RESPONDEN PERSENTASE
JAWABAN RESPONDEN STS TS RG 0 4 18 0 5 12 3 4 5 1 1 8 4 14 43 1.66% 5.83% 17.91%
S 28 31 19 33 111 46.25%
SS 10 12 29 17 68 28.33%
JUMLAH 60 60 60 60 240 100%
Sumber : Data primer yang diolah Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa 74,58% memiliki motivasi yang tinggi dan 25,4% belum memiliki motivasi yang tinggi. Tabel 4 Jawaban Responden Variabel Kinerja Guru PERTANYAAN NOMOR 1 2 3
JAWABAN RESPONDEN STS TS RG 0 5 24 2 2 13 3 5 6
S 18 36 28
SS 13 7 18
JUMLAH 60 60 60
4 5 6 7 8 9 TOTAL RESPONDEN PERSENTASE
1 2 1 3 0 2 14 2.59%
1 0 1 4 6 3 27 5
5 4 13 3 18 10 96 17.77%
26 27 26 20 23 31 235 43.51%
27 27 19 30 13 14 168 31.11%
60 60 60 60 60 60 540 100%
Sumber : Data primer yang diolah Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa 74,62% memiliki kinerja yang baik dan 25,36% belum memiliki kinerja yang baik. Pengujian Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Untuk menguji tingkat validitas instrumen penelitian atau alat pengukuran data dapat digunakan teknik Corrected Item-Total Correlation. sebagai berikut : Tabel 5 Hasil Uji Validitas Item-Total Statistics Scale Mean Item Deleted
Cronbach's if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item Item Deleted Total Correlation Deleted
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8
92.2000 92.0333 92.4000 92.6000 92.1000 92.0000 92.4333 92.0667
212.648 219.137 227.076 229.972 225.679 224.483 213.564 218.961
.758 .632 .506 .400 .571 .667 .695 .732
.934 .936 .937 .939 .937 .936 .935 .935
Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24
92.2667 91.9000 92.1667 92.2667 92.7000 92.5333 92.5333 92.4000 92.7333 92.6000 92.5667 92.1000 92.1667 92.3333 92.3667 92.9000
222.271 214.576 216.144 227.099 227.941 224.189 223.637 224.386 225.306 224.800 218.599 216.921 213.868 218.506 210.930 225.197
.549 .694 .679 .436 .489 .515 .380 .590 .512 .510 .564 .758 .778 .689 .730 .482
.937 .935 .935 .938 .938 .937 .940 .937 .937 .937 .937 .934 .934 .935 .934 .938
Q25
92.4333
220.944
.689
.935
Sumber : Data diolah dengan SPSS 17
Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 5 dapat dilihat pada bagian Corrected Item Total Correlation menunjukkan nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel dengan ketentuan pengujian dua sisi dan tingkat signifikansi sebesar 0,05 menunjukkan angka 0,361. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan tersebut dapat dinyatakan valid. Dengan demikian semua pertanyaan dapat digunakan dan dapat dipercaya untuk mengumpulkan data yang diperlukan. 2. Uji Reliabilitas Untuk menguji reliabilitas instrumen dilakukan dengan metode Cronbach Alpha. Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.939
25
Sumber : Data diolah dengan SPSS 17 Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai koefisien Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 yaitu 0,939. Sehingga dapat disimpulkan bahwa alat ukur dalam penelitian tersebut reliabel. Uji Normalitas Pengujian normalitas dapat memperhatikan penyebaran data (titik) pada normal p-p plot regression standardized residual berikut:
Sumber : Data diolah dengan SPSS 17 Gambar 4. Hasil Uji Normalitas Berdasarkan gambar 4. pada grafik normal p-p plot terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data. Sehingga dalam penelitian tidak terjadi gangguan
normalitas, yang berarti berdistribusi normal. Dengan demikian, residual tersebut dikatakan normal. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas Pada pembahasan ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai inflation factor (VIF) pada model regresi berikut: Tabel 7 Hasil Uji Multikolinearitas a
Coefficients
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
SAS
.661
1.512
Motivasi
.661
1.512
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data diolah dengan SPSS 17 Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa nilai VIF variabel adalah : 1) SAS = 1,512 2) Motivasi = 1,512 Nilai VIF variabel- variabel tersebut kurang dari 5, maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah multikolinearitas. 2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas menggunakan gambar scatterplot berikut:
Sumber : Data diolah dengan SPSS 17 Gambar 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari gambar 5. dapat dilihat bahwa model regresi dalam penelitian ini untuk Kinerja Guru tidak ada gangguan heteroskedastisitas karena tidak ada pola yang jelas pada titiktitiknya. Titik-titiknya juga menyebar di atas dan di bawah nilai nol (0) pada sumbu Y. 3. Uji Autokorelasi Untuk masalah autokorelasi menggunakan Uji Durbin-Waston sebagai berikut: Tabel 8 Uji Autokorelasi b
Model Summary Model
Durbin-Watson
1
1.828
a
a. Predictors: (Constant), Motivasi, SAS b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data diolah dengan SPSS 17 Menolak Ho Bukti Autokorelasi Positif
0
Daerah Keraguraguan
dl 1,514
Menerima Ho Tidak ada Autokorelasi
du 1,652
DW 1,828
Daerah Keraguraguan
4-du 2,348
Menolak Ho Bukti Autokorelasi Negatif
4-dl 2,486
Sumber : Duwi Priyatno (2010:89) Gambar 6. Hasil Daerah Uji Durbin-Watson Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada tabel 8. diatas nilai Durbin-Watson yang dihasilkan dari model regresi adalah 1,828. Dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 60, jumlah variabel independen (k) = 2 diperoleh nilai dl sebesar 1,514 dan du sebesar 1,652. Sedangkan (4-dl) sebesar 2,486 dan (4-du) sebesar 2,348. Berdasarkan hasil daerah uji Durbin-Watson pada gambar 4.3 nilai DW terletak antara du dan (4-du) maka Ho diterima yang berarti tidak ada autokorelasi. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi berganda menggunakan nilai Unstandardizet Coefficients ( B ) sebagai berikut:.
Tabel 9. Hasil Uji Regresi Linear Berganda a
Coefficients
Model 1
(Constant)
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B
Std. Error
Beta
1.283
3.879
t
Sig.
.331
.742
Implementasi .285 SAS
.088
.338
3.258
.002
motivasi
.249
.525
5.066
.000
1.262
a. Dependent Variable: kinerja
Sumber : Data diolah dengan SPSS 17 Berdasarkan hasi uji regresi linear berganda pada tabel 9. diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Kinerja Guru = 1,283+ 0,285 Sistem Administrasi Sekolah + 1,262 Motivasi Guru Koefisien-koefisien persamaan regresi linear berganda diatas dapat diartikan sebagi berikut : 1. Konstanta (α) sebesar 1,283 artinya jika nilai dari Implementasi Sistem Administrasi Sekolah dan Motivasi Guru nilainya sama dengan 0, maka Kinerja Guru nilainya sebesar 1,283 atau mengalami kenaikan sebesar 1,283. 2. Koefisien regresi untuk Implementasi Sistem Administrasi Sekolah (X1) sebesar 0,285 artinya jika Implementasi Sistem Administrasi Sekolah mengalami kenaikan 1 pendapat dari responden, maka Kinerja Guru (Y) akan meningkat sebesar 0,285 dengan asumsi Motivasi Guru nilainya tetap. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Implementasi Sistem Administrasi Sekolah dengan Kinerja Guru. 3. Koefisien regresi untuk Motivasi Guru (X2) sebesar 1.262 artinya jika Motivasi Guru mengalami kenaikan 1 pendapat dari responden, maka Kinerja Guru (Y) akan meningkat sebesar 1,262 dengan asumsi Implementasi Sistem Administrasi Sekolah nilainya tetap. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Motivasi Guru dengan Kinerja Guru. 1. Analisis Korelasi Ganda (R) Analisis korelasi ganda menggunakan nilai koefisien korelasi R sebagai berikut: Tabel 10. Hasil Uji Korelasi Ganda ( R ) Model Summary Model
R
1
.772
a
R Square
Adjusted Square
.595
.581
R Std. Error of the Estimate 3.88299
a. Predictors: (Constant), motivasi, sas
Sumber : Data diolah dengan SPSS 17
Berdasarkan tabel 10. terlihat pada output model summary bahwa angka R sebesar 0,772. Koefisien korelasi ini menunjukkan tingkat keeratan hubungan antara variabel X1 (Implementasi sistem administrasi sekolah) dan variabel X2 (motivasi guru) terhadap variabel Y (kinerja guru) yaitu sebesar 77,2% atau terjadi hubungan yang kuat karena berada antara 0,60 – 0,799. 2. Analisis Determinasi (R2) Analisis determinasi menggunakan nilai determinasi R2 berikut: Tabel 11. Hasil Uji Determinasi ( R2 ) Model Summary Model
R
1
.772
a
R Square
Adjusted Square
.595
.581
R Std. Error of the Estimate 3.88299
a. Predictors: (Constant), motivasi, sas
Sumber : Data diolah dengan SPSS 17 Berdasarkan tabel 11, terlihat pada output model summary bahwa angka R square (R2) sebesar 0, 595 atau 59,5% artinya bahwa besarnya pengaruh antara variabel X1 (sistem administrasi sekolah) dan variabel X2 (motivasi guru) terhadap variabel Y (kinerja guru) sebesar 0,595 atau 59,5%. Sedangkan sisanya sebesar 40,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diketahui. 3. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F) Pengujian ini menggunakan uji F dengan derajat signifikansi 5% sebagai berikut:
Tabel 12. Hasil Uji F b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Regression
1264.976
2
632.488
41.949
.000
Residual
859.424
57
15.078
Total
2124.400
59
a
a. Predictors: (Constant), motivasi, sas b. Dependent Variable: kinerja
Sumber : Data diolah dengan SPSS 17 Berdasarkan pada tabel 12, diatas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000. Artinya angka ini lebih kecil dari pada 0,05 (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh signifikan antara sistem administrasi sekolah dan motivasi guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru. 4. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen X1 (sistem administrasi sekolah) dan variabel X2 (motivasi guru) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Y (kinerja guru).
Tabel 13 Hasil Uji t a
Coefficients
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
1.283
3.879
sas
.285
.088
motivasi
1.262
.249
Model 1
T
Sig.
.331
.742
.338
3.258
.002
.525
5.066
.000
a. Dependent Variable: kinerja
Sumber : Data diolah dengan SPSS 17 1) Sistem Administrasi Sekolah Dalam penelitian ini hipotesis yang dirumuskan adalah :
Ho1 : secara parsial tidak ada pengaruh antara Sistem Administrasi Sekolah terhadap Kinerja Guru. Ha1 : secara parsial ada pengaruh antara Sistem Administrasi Sekolah terhadap Kinerja Guru. Berdasarkan tabel 13, diperoleh nilai signifikansi sistem administrasi sekolah sebesar 0,002 Artinya angka ini lebih kecil daripada 0,05 (0,002 < 0,05), maka Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antara sistem administrasi sekolah terhadap kinerja guru. 2) Motivasi Guru Dalam penelitian ini hipotesis yang dirumuskan adalah : Ho2 : secara parsial tidak ada pengaruh antara Motivasi Guru terhadap Kinerja Guru. Ha2 : secara parsial ada pengaruh antara Motivasi Guru terhadap Kinerja Guru. Berdasarkan tabel 4.14, diperoleh nilai signifikansi motivasi guru sebesar 0,000 Artinya angka ini lebih kecil dari pada 0,05 (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antara motivasi guru terhadap kinerja guru.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis di atas, maka dalam penelitian ini menemukan bahwa : 1. Terjadi hubungan yang kuat antara implementasi SAS dan motivasi guru terhadap kinerja guru, besarnya pengaruh antara implementasi SAS dan motivasi guru terhadap kinerja guru sebesar 59,5%. Sedangkan sisanya sebesar 40,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diketahui, implementasi SAS dan motivasi guru secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru. 2.
Implementasi sistem administrasi sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru, artinya bila implementasi SAS kualitasnya meningkat maka akan meningkatkan kualitas kinerja guru dan sebaliknya bila implementasi SAS kualitasnya menurun maka akan menurunkan kualitas kinerja guru.
3.
Motivasi guru juga berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru, artinya bila motivasi guru kualitasnya meningkat maka akan meningkatkan kualitas
kinerja guru dan sebaliknya bila motivasi guru kualitasnya menurun maka akan menurunkan kualitas kinerja guru. 4.
Hasil penelitian ini dengan tingkat signifikansi 0,05 dapat digeneralisasikan dan berlaku untuk propinsi DKI Jakarta walaupun penelitian ini diadakan di Jakarta Timur mengingat yang di teliti adalah guru PNS yang dibina dan digaji oleh pemerintah DKI Jakarta dan SAS yang dibahas adalah milik Dinas Pendidikan Propinsi DKI Jakarta yang membawahi SAS SMA Negeri
Saran Dari hasil penelitian yang dilakukan, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Diharapkan bagi peneliti-peneliti selanjutnya dapat lebih mengembangkan atau menambahkan variabel-variabel penelitian atau faktor lain yang berpengaruh terhadap kinerja guru. 2. Diharapkan bagi peneliti-peneliti selanjutnya dapat menentukan ruang lingkup yang lebih luas dan diharapkan dapat menghasilkan output yang lebih baik. 3. Diharapkan bagi Pemerintah dapat lebih menfasilitasi Sarana dan Prasarana bagi SMA Negeri khususnya di DKI Jakarta agar dapat lebih meningkatkan kinerja guru. Daftar Pustaka Ali Zaki, Smit Dev Community; 2008, Berkomunikasi Murah via Internet, PT Elex Media Komputindo,Jakarta. Amidjaja, D.A. Tisna, 1980, Pola Pembaharuan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan, Depdikbud, Jakarta Arikunto, Suharsmi(2003), Prosedur Penelitian , Bina Aksara, Jakarta. Cascio, Wayne F(1991) Managing Human Resauece, Productivity, Quality of Work life .-5 th ed: Mc Graw Hill, New York Compeau and Huff, S., 1999, “Social Cognitive Theory and Individual Reaction of Computing Technology: A Longitudinal Study,” MIS Quarterly, Vol.23, No.2, pp.145-158. Duwi,Priyanto. 2010. Paham Statistik Data dengan SPSS. Cetakan Pertama. MediKom. Yogyakarta Ety Rochaety, dkk ((2009), Metodologi Penelitian Bisnis,Wira Wacana Widia, Jakarta Fattah, Nanang, (2000) Landasan Manajemen Pendidikan, PT Remaja Rosda Karya, Bandung. Ghozali, I., 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Hall, J.A., 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 3, Salemba Empat. Jakarta. Indriantoro, N., dan Supomo, B., 1999, Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, Badan Penerbit FE, Yogyakarta. Iskandar, Otto, 2000, Teknik Penulisan Arikel Ilmiah, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Jakarta.
KNSI , 2008, Makala-Makalah Sistem Informasi, Penerbit Informatika, Bandung Kenneth C.Laudon, Jane P. Laudon, 2007, Management Information Systems, Salemba Empat, Jakarta Kristanto, Harianto, 1994, Konsep dan Perancangan DATA BASE; Andi Yogyakarta. Martin, M.P., 1991, Analysis And Design of Business Information Sytems, Macmillan Publishing Company, New York. Marwansyah dan Mukaram , (1999) Manajemen Sumber Daya Manusia, Pusat Penerbit Administrasi Niaga Bandung. Novita. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) Pada Laporan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Publik Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2006). Riduwan, 2007, Metode & Teknik Menyusun Tesis , CV Alfabeta, Bandung Riduwan (2009), Metode & Teknik Menyusun Proposak Penelitian , CV Alfabeta, Bandung. Sculer,Randall S dan Jackson, Susan Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad ke-21, edisi ke enam, Erlangga, Jakarta. Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung. Suyanto, Hisyam Djihat (2004), Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Milinium III, Adi Cipta, Yogyakarta. Sutermeister, RobertA. (1976) Pople and Productivity New York: McGrawHill BookCompany. Supriadi, Dedi, (2002) Guru di Indonesia Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Jakarta UU. RI. No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Asokadiktadan Durat, Jakarta UU. RI. No. 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen, Citra Unbara , Bandung Venkatesh, V., Moris, M.G., Davis, G.B., and Davis F.D., 2003, “User Acceptance of Information Technology: Toward a Unified View,” MIS Querterly, Vol.27, No.3, September, pp.425-475. Wijaya, Cece dan Rusyan (1992) Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, PT Rosda Karya, Bandung