PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MELALUI KEGIATAN PENDAMPINGAN TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 2 KANDANGAN Upik Ambarwati Suci SMA Negeri 2 Kandangan Jl Batuah No. 40 Kandangan Kab. HSS e-mail :
[email protected] Abstract: Teachers as a spearhead in guiding students to become competent human resources and qualified to have a very tough task. The curriculum in 2013, has a concept that requires teachers to constantly improve their competence and continuously develop innovations. Because of the demands of Curriculum 2013 for teachers to always develop learning activities so that students active with 5 M, then the teacher must improve its performance. Where the teacher's performance can be seen from the start to make the preparation of teachers to teach, implementing the learning that enable students, the evaluation and assessment and guide students in remedial. From the results of the research conducted at SMAN 2 Kandangan by respondents all teachers numbering 45 people, the large influence of work motivation, curriculum implementation in 2013 on teacher performance positively and significantly by 76.2%. The rest is influenced by many factors other Keywords : Work Motivation, Implementation of Curriculum 2013, the Teacher Performance. Guru sebagai ujung tombak dalam membimbing peserta didik menjadi sumber daya manusia yang handal dan mumpuni mempunyai tugas yang sangat berat. Kurikulum 2013, mempunyai konsep yang mengharuskan guru untuk selalu meningkatkan kompetensi dan selalu mengembangkan inovasi. Karena tuntutan Kurikulum 2013 terhadap guru untuk selalu mengembangkan kegiatan pembelajaran sehingga siswa aktif dengan 5 M, maka guru harus meningkatkan kinerjanya. Dimana kinerja guru dapat dilihat dari mulai guru membuat persiapan mengajar, melaksanakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa, melakukan evaluasi dan penilaian dan membimbing peserta didik dalam remedial. Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 2 Kandangan dengan responden seluruh guru yang berjumlah 45 orang, ternyata besar pengaruh antara motivasi kerja, implementasi kurikulum 2013 terhadap kinerja guru berpengaruh positif dan signifikan sebesar 76,2%. Sisanya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang lain Kata Kunci : Motivasi Kerja, Implementasi Kurikulum 2013, Kinerja Guru.
Latar Belakang Guru adalah salah satu unsur penting yang harus ada sesudah siswa. Apabila seorang guru tidak punya sikap profesional maka murid yang di didik akan sulit untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini karena guru adalah salah satu tumpuan bagi negara dalam hal pendidikan. Dengan adanya guru yang profesional dan berkualitas maka
akan mampu mencetak anak bangsa yang berkualitas pula. Kunci yang harus dimiliki oleh setiap pengajar adalah kompetensi. Kompetensi adalah seperangkat ilmu serta ketrampilan mengajar guru di dalam menjalankan tugas profesionalnya sebagai seorang guru sehingga tujuan dari pendidikan bisa dicapai dengan baik.Guru adalah komponen di sekolah yang sangat penting,
399
400 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 399-411
bahkan guru sering disebut sebagai ujung terhadap kinerja Guru di SMA Negeri 2 tombak dalam mengimplementasikan Kandangan ? kurikulum yang dicanangkan pemerintah diwajibkan memiliki kompetensi yang sangat Kajian Literatur penting dan mendasar. Berbagai hal telah Ada beberapa pengertian dari Motivasi dilakukan pemerintah untuk meningkatkan Kerja antara lain : kualitas guru. Dalam hal ini guru seolah-olah 1. Motivasi Kerja menurut kamus bahasa merupakan satu-satunya penentu mutu Indonesia adalah dorongan yang timbul pendidikan. Sementara itu, standard dalam diri seseorang secara sadar atau kompetensi yang tertuang ada dalam tidak sadar untuk melakukan suatu peraturan Menteri Pendidikan Nasional tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha mengenai standar kualifikasi akademik serta usaha yang dapat menyebabkan sesorang kompetensi guru dimana peraturan tersebut atau sekelompok orang tertentu bergerak menyebutkan bahwa guru profesional harus melakukan sesuatu karena ingin mencapai memiliki 4 kompetensi guru profesional yaitu tujuan yang dikehendakinya atau kompetensi : mendapat kepuasan atas perbuatannya. 1. Kompetensi pedagogik 2. Menurut Fachrudin (2000) motivasi Kerja 2. Kompetensi kepribadian dibedakan atas dua golongan yaitu : 3. Kompetensi professional a. Motivasi Kerja Asli adalah Motivasi 4. Kompetensi sosial Kerja untuk berbuat sesuatu atau dorongan untuk melakukan sesuatu Pelaksanaan kurikulum 2013 yang yang muncul secara kodrati pada diri diterapkan di SMA Negeri 2 Kandangan manusia menuntut pelaksanaan pembelajaran dengan b. Motivasi Kerja buatan adalah Motivasi menerapkan model 5M terhadap siswa untuk Kerja yang masuk pada diri seseorang sukses pembelajaran. Sebagai mana petunjuk baik usaha yang disengaja maupun implementasi Kurikulum 2013 proses secara kebetulan. pembelajaran yang menumbuhkan kreatifitas 3. Menurut Irianto (1997) Motivasi Kerja bagi siswa dan mendorong tumbuhnya eksternal adalah setiap pengaruh dengan masyarakat pembelajar yang berkarakter maksud menimbulkan, menyalurkan melalui penilai 3 ranah pendidikan pada atau memelihara perilaku manusia proses pembelajaran, yaitu pengetahuan, 4. Menurut Supardi dan Anwar (2004), keterampilan dan sikap melalui penilaian Motivasi Kerja adalah keadaan dalam outentik. Penerapan 5 M inilah yang menjadi pribadi seseorang yang mendorong kendala guru, dimana sebagian belum keinginan individu untuk melakukan mampu secara baik menerapkan satu persatu kegiatan kegiatan tertentu guna M secara kontinu didalam kelas. Demikian mencapai tujuan. Motivasi Kerja yang pula bahwa kepala sekolah kurang dalam ada pada seseorang akan mewujudkan melakukan supervisi sehingga pembinaan perilaku yang diarahkan pada mencapai guru cenderung terabaikan. Hal ini karena tujuan mencapai sasaran kepuasan. Jadi, padatnya kegiatan lain yang berhubungan Motivasi Kerja bukanlah sesuatu yang dengan tugas lainya sebagai kepala sekolah. dapat diamati tetapi adalah hal yang Berdasarkan latar belakang masalah dapat disimpulkan adanya karena yang dikemukakan di atas, maka dapat sesuatu perilaku yang tampak dirumuskan permasalahan penelitian sebagai 5. Menurut Mulia Nasution (2000) berikut: Motivasi Kerja dari luar adalah 1. Bagaimana pengaruh motivasi kerja pembangkit, penguat, penegak, dan terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 penggerak seseorang yang diarahkan Kandangan ? untuk mencapai tujuan. 2. Bagaimana pengaruh Impementasi 6. Menurut Heidjrachman dan Husnan Kurikulum 2013 melalui pendampingan Motivasi Kerja merupakan proses untuk
Pengaruh Motivasi Kerja dan Impementasi Kurikulum …. 401
mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan. 7. Menurut Hasibuan (2003) Motivasi Kerja berasal dari kata lain yaitu movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi Kerja ini hanya diberikan kepada manusia khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Motivasi Kerja ini penting karena dengan Motivasi Kerja ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. 8. Pengertian Motivasi Kerja menurut Wexley dan Yukl adalah pemberian motif. Dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. Jadi motovasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh karena itu Motivasi Kerja kerja pada psikologi kerja biasa disebut pendorong semangat kerja. Kuat atau lemahnya Motivasi Kerja kerja seseorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecil prestasinya. 9. Teori Motivasi Kerja Prestasi dari Mc. Clelland. Konsep penting lain dari teori Motivasi Kerja yang didasarkan dari kekuatan yang ada pada diri manusia adalah Motivasi Kerja prestasi menurut Mc Clelland seseorang dianggap mempunyai apabila dia mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang lain pada banyak situasi Mc. Clelland menguatkan pada tiga kebutuhan menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996) 10. Teori X dan Y dari Mc. Gregor. Teori Motivasi Kerja yang menggabungkan teori internal dan teori eksternal yang dikembangkan oleh Mc. Gregor. Ia telah merumuskan dua perbedaan dasar mengenai perilaku manusia. Kedua teori tersebut disebut teori X dan Y. Teori tradisional mengenai kehidupan organisasi banyak diarahkan dan dikendalikan atas dasar teori X. Adapun anggapan yang mendasari teori-teori X menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996) Wahap dalam Setyadi (2005) mengutip pendapat para pakar yang menyatakan bahwa
proses implementasi kebijakan tidak hanya menyangkut perilaku badan administratif yang bertanggungjawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, tetapi juga menyangkut jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi, dan social yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku semua pihak yang terlibat, dan pada akhirnya berpengaruh terhadap dampak negative maupun positif, dengan demikian dalam mencapai keberhasilan implemetasi, diperlukan kesamaan pandangan tujuan yang hendak dicapai dan komitmen semua pihak untuk memberikan dukungan. Keberhasilan implementasi suatu kebijakan, dapat diukur dengan melihat kesesuaian antara pelaksanaan atau penerapan kebijakan dengan desain, tujuan dan sasaran kebijakan itu sendiri serta memerikan dampak atau hasil yang positif bagi pemecahan permasalahan yang dihadapi (Ekowati, dkk 2005). Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Istilah kurikulum (curriculum), yang pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga, berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk memperoleh medali/penghargaan. Kemudian, pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah. Dari pengertian tersebut, dalam kurikulum terkandung dua hal pokok, yaitu adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa dan tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah. Terbitnya UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang disertai dengan munculnya kebijakankebijakan lainnya seperti PP Nomor 19/2005, Permendiknas Nomor 22, 23, dan 24 Tahun 2006 saat ini membawa pemikiran baru dalam pengelolaan sistem pendidikan di Indonesia yang mengarah pada berkembangnya keinginan untuk
402 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 399-411
melaksanakan otonomi pengelolaan pendidikan. Otonomi pengelolaan pendidikan ini diharapkan akan mendorong terciptanya peningkatan pelayanan pendidikan kepada masyarakat yang bermuara pada upaya peningkatan kualitas pengelolaan pendidikan pada tataran paling bawah (at the bottom) yaitu sekolah atau satuan pendidikan. Penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dewasa ini sebagai bukti bahwa sekolah diharapkan menjadi centre of excellence dari inovasi implementasi kebijakan pendidikan saat ini yang bukan hanya harus dikaji sebagai wacana dalam pengelolaan pendidikan namun sebaiknya dipertimbangkan sebagai langkah strategis ke arah peningkatan mutu pendidikan. Kepala sekolah dan guru berkesempatan juga melakukan penilaian langsung terhadap berhasil tidaknya kurikulum tersebut. Dengan melakukan penilaian dapat diketahui kekurangan dalam pelaksanaan dan pembinaan kurikulum yang sedapat mungkin diatasi, dicarikan upaya lain yang lebih baik, sehingga diperoleh hasil yang lebih optimal. Dalam hal inilah, peranan pengawas sekolah (supervisor) sangat dibutuhkan untuk membina kepala sekolah dan guru dalam merancang, melaksanakan, membina, mengembangkan, sampai mengevaluasi kurikulum pada tingkat satuan pendidikan tersebut. Kecenderungan yang nampak dari pelaksanaan kurikulum pada waktu yang lalu yaitu adanya penekanan makna mutu pendidikan yang lebih banyak dikaitkan dengan aspek kemampuan akademik, khususnya pada aspek kognitif. Hal tersebut berdampak pada terabaikannya aspek akhlak, budi pekerti, seni, dan kecakapan yang diperlukan oleh siswa untuk menghadapi kehidupannya. Apa sebenarnya fungsi kurikulum bagi guru, siswa, kepala sekolah/pengawas, orang tua, dan masyarakat? Pada dasarnya kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah dan pengawas, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulum itu berfungsi
sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi kurikulum sebagai berikut: (a) fungsi penyesuaian, (b) fungsi integrasi, (c) fungsi diferensiasi,(d) fungsi persiapan, (e) fungsi pemilihan, dan (f) fungsi diagnostik. Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah/madrasah memiliki peranan yang sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Terdapat tiga peranan yang dinilai sangat penting, yaitu: (a) peranan konservatif, (2) peranan kreatif, dan (3) peranan kritis/evaluatif (Oemar Hamalik,1990). Pengembangan kurikulum 2013 diorientasikan agar terjadi keseimbangan anatara kompetensi sikap (attitude), ketrampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge). Hal in sejalan dengan amanat UU No. 20 tahun 2003 sebagaiman tersurat dalam penjelasan pasal 35 : “ Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan sesuai dengan standar nasional pendidikan yeng telah disepakati. Hal ini sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan secara terpadu.” Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langaklangkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembang sense of inquiry, dan kemampuan berpikir kreatif siswa ( Alfred De Vito, 1989 ). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar ( Joice & Weil, 1996 ), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, ketampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, ketrampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni 2000; & Semiawan, 1998
Pengaruh Motivasi Kerja dan Impementasi Kurikulum …. 403
dalam Abdul Majid dan Chaerul Rochman, 2014 ). Kinerja merupakan kegiatan yang dijalankan oleh tiap-tiap individu dalam kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Berkaitan dengan hal tersebut terdapat beberapa definisi mengenai kinerja. Smith dalam (Mulyasa, 2005: 136) menyatakan bahwa kinerja adalah “…..output drive from processes, human or otherwise”. Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses. Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa bahwa kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil-hasil kerja atau unjuk kerja. Kinerja merupakan suatu konsep yang bersifat universal yang merupakan efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam menjalankan perannya dalam suatu organisasi untuk memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan tindakan serta hasil yang diinginkan. Menurut Prawirasentono (1999: 2): “Performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral ataupun etika”. Dessler (1997: 513) menyatakan pengertian kinerja hampir sama dengan prestasi kerja ialah perbandingan antara hasil kerja actual dengan standar kerja yang ditetapkan. Motivasi Kerja dan kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kinerja guru. Dengan adanya Motivasi Kerja dari manajemen dan kepuasan kerja yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang baik pula. Schulze et al. (2003) dalam Teck Hong dan Waheed (2011) menegaskan bahwa untuk memahami perilaku karyawan di tempat kerja, manajer harus menyadari konsep
kebutuhan atau motif, yang akan membantu karyawan mereka untuk bertindak dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini terjadi bukan saja secara individu tetapi juga dari organisasi yang ada. Kreatifitas, keandalan dan kualitas sumber daya manusia menjadi tumpuan satu organisasi. Dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia dibutuhkan suatu Motivasi Kerja dan kepuasan kerja seseorang untuk mencapai hasil kerja atau produktivitas. Kreitner dan Kinicki (2004) menganggap bahwa Motivasi Kerja mengandung" psikologis seorang karyawan yang menyebabkan timbulnya gairah , arah dan ketekunan tindakan dan tujuan yang telah ditentukan". Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individu sehingga akan terjadi dinamika atau perubahan-perubahan setiap waktu yang harus diantisipasi agar tidak berkembang ke arah hal-hal yang bersifat negatif yang merugikan instansi. Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti ditunjukkan pada gambar 1. Motivasi Kerja (X1)
Kinerja Guru (Y) Implementasi Kurikulum 2013 (X2) Gambar 1. Kerangka Koseptual
Berdasrkan kerangka berpikir pada gambar 1 dapat dijelaskan bahwa motivasi kerja (X1) akan mempengaruhi kinerja guru (Y) dan Implementasi Kurikulum 2013 (X2) akan mempengaruhi kinerja guru (Y). Dengan demikian, hipotesis pada penelitian ini adalah: H1: Motivasi Kerja (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru (Y) di SMA Negeri 2 Kandangan. H2: Implementasi Kurikulum 2013 (X2) melalui pendampingan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru (Y) di SMA Negeri 2 Kandangan. H3: Motivasi kerja (X1) dan implementasi Kurikulum 2013 (X2) melalui kegiatan
404 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 399-411
pendampingan akan berpengaruh positif terhadap kinerja guru (Y) di SMA Negeri 2 Kandangan. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan tujuan untuk menganalisis hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini termasuk penelitian korelasinal, yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud menganalisis hubungan antar variabel. Variabel variabel yang digunakan adalah motivasi kerja, implementasi kurikulum 2013, dan kinerja guru sebagaimana diungkapkan dalam hipotesis, masing-masing akan diuraikan dalam indikator yang sesuai dan selanjutnya diturunkan menjadi item pertanyaan dalam instrument pertanyaan. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, serta kuesioner yang dilanjutkan dengan uji validitas dan reliabilitas. Penelitian ini menguji hubungan antara 2 variabel yang terdiri dari: 1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain, terdapat dua variabel eksogen dalam penelitian yaitu Motivasi kerja dan Implementasi Kurikulum 2013. 2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, variabel endogen pada penelitian ini adalah peningkatan kinerja guru. Variabel variabel yang akan diuji hubungannya dalam penelitian ini adalah: 1. Motivasi Kerja (X1). Teori Motivasi Kerja mcclelland mengemukakan teorinya bahwa karyawan mempunyai cadangan energy potensial. Bagaimana energy dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi kerja seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Indikator Motivasi Kerja kenerja yang dikemukakan teori McClelland yaitu : a. Kebutuhan akan berprestasi b. Kebutuhan akan kesuksesan c. Kebutuhan akan afiliasi 2. Implementasi Kurikulum 2013 ( X2) Proses pembelajaran yang terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: a.
mengamati; b. menanya; c. mengumpulkan informasi; d. mengasosiasi; dan e. Mengkomunikasikan (5 M). Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum berikut ini : a. Mengamati: Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat) Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi b. Menanya : Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat . c. Mengumpulkan informasi: Melakukan eksperimen - membaca sumber lain selain buku teks mengamati objek/ kejadian/ - aktivitas - wawancara dengan nara sumber Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. d. Mengasosiasikan/mengolah data: Mengasosiasi/mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan data dari bahan bacaan, eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang mengembangkan sikap jujur, teliti,
Pengaruh Motivasi Kerja dan Impementasi Kurikulum …. 405
disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan, memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan . e. Mengkomunikasikan : Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. ( PP no 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013). Indikator dalam implementasi 2013 meliputi 3 komponen yang terdapat pada standar proses yaitu : a. Persiapan Pembelajaran, yaitu pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, pembuatan Bahan Ajar, pembuatan instrument penilaian b. Pelaksanaan pembelajaran dijabarkan menjadi: kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup c. Pelaksanaan Penilaian yaitu: penilaian sikap, pengetahuan dan ketrampilan (skill) 3. Kinerja Guru Kinerja guru dapat dinilai dengan menggunakan Penilaian Kinerja Guru. Hani Handoko (1994: 135) menjelaskan bahwa, “penilaian prestai kerja (performance appraisal) adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan”. Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Terdapat berbagai model instrumen yang dapat dipakai dalam penilaian kinerja guru. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada pasal 10
ayat (1) menyatakan bahwa “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi” oleh karena itu maka Penilaian Kinerja Guru dapat dinilai dengan menggunakan: a. Kompetensi Pedagogik b. Kompetensi Kepribadian c. Kompetensi Profesional d. Kompetensi Sosial Jenis dan sumber data dari penelitian ini menggunakan data primer yaitu data yang dihasilkan dari sumber tangan pertama ( Responden ). Jumlah responden terdiri dari 40 orang yang terdiri dari semua guru yang mengajar di SMA Negeri 2 Kandangan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMA Negeri 2 Kandangan yang berjumlah 45 orang guru. Dalam penelitian ini menggunakan 45 sampel yaitu seluruh guru di SMA Negeri 2 Kandangan, karena jumlah guru di SMA Negeri 2 Kandangan berjumlah 45 orang. Dalam penelitian ini teknik yang dipergunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan angket untuk instrumen Motivasi Kerja, Implementasi Kurikulum 2013 dan Penilaian kinerja Guru. Angket berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada guru-guru SMA Negeri 2 Kandangan yang dijadikan objek atau sampel dalam penelitian ini, dan instrumen Penilaian Kinerja guru adalah berupa isian yang juga diisi Guru di SMA Negeri 2 Kandangan. Angket merupakan daftar pertanyaan yang dipakai sebagai pedoman untuk mengadakan wawancara dan Tanya jawab dengan responden ( Suharsimi Arikunto, 2002 ). Analisis dilakukan menggunakan teknik analisis regresi berganda dengan bantuan program komputer SPSS. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan mengenai jenis kelamin, usia, pendidikan, dan massa kerja responden sebagai guru di SMA Negeri 2 Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Jenis
406 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 399-411
kelamin responden yang paling besar adalah laki-laki sebanyak 16 orang ( 35,6% ) kemudian perempuan sebanyaj 29 orang ( 64,4%). Hal tersebut menunjukkan bahwa guru di SMA Negeri 2 Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan mayoritas adalah laki-laki. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbesar berusia 30 – 35 tahun sebanyak 15 orang, kemudian diikuti responden berusia 51-59 tahun sebanyak 11 orang atau 24,4%, usia 36 – 40 tahun sebanyak 10 orang atau 22,2% dan usia 41 – 50 tahun sebanyak 9 orang atau 20,0%. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru di SMA Negeri 2 Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada umumnya masih berusia produktif yaitu masih dapat mengerjakan aktivitas kerja yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kulifikasi pendidikan GT dan GTT di SMA Negeri 2 Kandangan, mayoritas adalah Strata 1 sebanyak 34 orang atau 75,58%, diikuti kulifikasi pendidikan Strata 2 sebanyak 10 orang atau 22,2% dan Diploma 3 sebanyak 1 orang atau 2,22%. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa Guru di SMA Negeri 2 Kandangan adalah guru yang memliki pendidikan tinggi dan mengajar sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah. Data dalam penelitian ini merupakan suatu skala pengukuran kuantitatif dengan pemberian skor, dimana angka-angka tersebut menunjukkan suatu posisi berdasarkan atas tanggapan para responden terhadap masing-masing indikator yang dijadikan pertanyaan. Dari indikator 1 sampai indikator 16 tentang motivasi kerja, skor yang paling tinggi diperoleh angka ratarata 4,667 yaitu pada variabel 09 atau dari 45 responden rata-rata sebanyak 57,8 % responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan : saya sebagai guru mempunyai wewenang untuk memilih sumber belajar, metode dan media pembelajaran yang tepat. Dari Variabel 1 sampai variabel 16 skor yang paling rendah diperoleh angka rata-rata 3,6444 atau 42,2% dari 45 responden ratarata menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan indikator 6 yaitu saya sebagai guru akan mengajar dengan baik ketika ada atasan.
Variabel Motivasi Kerja guru dalam penelitian terdiri dari 15 indikator, dengan jumlah responden sebagai obyek penelitian berjumlah 45 orang yang terdiri dari seluruh guru di SMA Negeri 2 Kandangan. Berdasarkan data hasil penelitian, ringkasan jawaban responden tentang Motivasi Kerja Kerja Guru di SMA Negeri 2 Kandangan. Jawaban responden dalam variabel Motivasi Kerja kerja 45,04% menyatakan sangat setuju 42,1% menyatakan setuju, 11,1 % menyatakan cukup setuju, dan 1,15% menyatakan tidak setuju, dan 0,15% responden yang menyatakan sangat tidak setuju.Jadi lebih banyak responden menjawab sangat setuju pada variabel Motivasi Kerja Kerja. Impelementasi Kurikulum 2013 melalui kegiatan pendampingan dalam penelitian yang dilakukan terdiri dari 37 variabel. Dari jawaban responden tentang variabel Implementasi Kurikulum 2013 melalui kegiatan pendampingan di SMA Negeri 2 Kandangan dengan jumlah responden 45 orang terdiri dari seluruh guru baik guru tetap maupun guru tidak tetap dihasilkan data sebagai berikut : nilai ratarata presentase didapatkan 58,8% menyatakan setuju, diikuti dengan jumlah rata-rata presentase didapatkan 35.76% responden menyatakan sangat setuju, 5,14% menyatakan cukup setuju dan 0,18% tidak setuju, dan tidak satupun dari 45 responden yang manyatakan sangat tidak setuju. Variabel Kinerja Guru dalam penelitian ini terdiri dari 31 indikator. Semua indikator ini sudah diuji validitas, reliabilitas, homogenitas, Uji Normalitas, uji linieritas, dan Uji Regresi, dengan hasil semua varibel dinyatakan valid berdasarkan analisis menggunakan SPSS windows 15. Kinerja guru di SMA Negeri 2 Kandangan dari 45 orang guru menyatakan sangat setuju 47,2% dengan pernyataan peningkatan kinerja dalam kuisioner, 45,3% menyatakan setuju, 6,51% cukup setuju, 0,22% tidak setuju. infiksyot 14 dengan pernyataan saya sebagai guru mampu mengadakan tes kemampuan dasar yang merupakan bagian dari proses pembelajaran, mendapatkan respon setuju tertinggi 77,8% dan 20% dengan respon sangat setuju, sedangkan respon tertinggi
Pengaruh Motivasi Kerja dan Impementasi Kurikulum …. 407
Tabel 1. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Cronbach's Ket Alpha Motivasi Kerja 0.808 Reliabel Implementasi Kur 0.967 Reliabel Kinerja guru 0.963 Reliabel
Pengukuran keandalan butir pernyataan dengan sekali menyebarkan kuisioner pada responden, kemudian hasil skornya diukur korelasinya antar skor jawaban pada butir pernyataan yang sama dengan bantuan computer SPSS, dengan fasilitas cronbach’s Alpha (α ). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach’s alpha > 0,60. Dari hasil analisis reliabilitas dengan bantuan computer SPSS didapatkan data seperti tabel 5.10 di atas dengan hasil analisis pada Cronbanch’ alpha sebesar 0.808 untuk variabel motivasi kerja, 0,967 untuk Implemnetasi Kurikulum 2013 dan 0,963 untuk Kinerja Guru jadi alpha lebih besar dari 0,60 sehingga dapat disimpulkan butir pernyataan pada Motivasi Kerja kerja (X1), Implementasi kurikulum 2013 dan Kinerja guru adalah reliable untuk melakukan penelitian. Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masingmasing butir pernyataan dan total skor. Dari hasil pengujian data dan dengan membandingkan nilai r dari hasil penelitian dengan nilai r dari tabel yaitu 0,37, butir pernyataan menghasilkan r lebih besar dari 0,37. Dikatakan bahwa jika r dihitung untuk tiap butir pernyataan bernilai positif dan lebih besar dari r tabel maka pernyataan dalam kuisioner motivasi kerja (X1), Implementasi Kurikulum 2013 melalui pendampingan (X2) dan Kinerja guru (Y) tersebut dikatakan valid. Uji asumsi klasik diterapkan untuk menganalisa hubungan /pengaruh antar variabel bebas. Dikatakan terjadi
multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 ( r < 0,60) Menggunakan besaran koefisien korelasi antar variabel bebas dari output diketahui koefisien korelasi antar variabel bebas sebesar -0,718 berada jauh dibawah 0,06. Jadi dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas artinya korelasi antar variabel bebas bersifat linier. Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidaknya varians dari residual observasi satu dengan yang lainnya. Jika residualnya mempunyai varian yang sama disebut homogen, dan jika variannya tidak sama desebut heterogen. Persamaan yang baik adalah jika varian bersifat homogen. Grafik homogenitas ditunjukkan Scatterplot pada Gambar 2. Dependent Variable: VAR00003
3
2
Regression Studentized Residual
yaitu 75,6% sangat setuju terdapat pada variabel 16 dengan rincian pernyataan : saya sebagai guru selalu bertindak sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Dari hasil reliabilitas dengan menggunakan SPSS windows 15 didapatkan data hasil uji validitas seperti ditunjukkan pada Tabel 1.
1
0
-1
-2
-3
-3
__
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 2. Homogenitas Antar Variabel Penelitian
Dari analisis hasil output SPSS (gambar 2) di atas, didapatkan titik-titik menyebar di bawah serta ditas sumbu Y, dan tidak terdapat pola yang teratur. Jadi dapat disimpulah bahwa variabel bebas di atas tidak terjadi heterodastisitas atau bersifat homoskedasitisitas atau homogen. Selain uji linieritas dan homogenitas, uji asumsi klasik yang lain adalah uji normalitas. Uji normalitas akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah terdistribusi normal atau terdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel terikat terdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali. Variabel ( bebas atau terikat) terdistribusi normal jika Z < Z tabel.
408 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 399-411
Untuk menguji pengaruh Motivasi Kerja (X1), Implementasi Kurikulum 2013 (X2) terhadap Kinerja Guru (Y) secara parsial dengan taraf signifikan 0,05. Hipotesis diterima jika β>0 dan hipotesis ditolak jika β < 0. Hasil uji hipotesis dapat Histogram dilihat pada tabel. Hipotesis yang diajukan : Motivasi Kerja kerja berpengaruh positif dan Dependent Variable: VAR00003 signifikan terhadap kinerja guru, 8 Implementasi kurikulum 2013 berpengaruh 6 positif terhadap kinerja guru dan Motivasi Kerja Kerja dan Implementasi Kurikulum 4 2013 berpengaruh terhadap Kinerja guru. 2 Hasil penelitian diketahui Motivasi Kerja kerja menghasilkan data seperti ditunjukkan 0 Mean =-1.15E-15 -3 -2 -1 0 1 2 3 Std. Dev. =0.977 pada Tabel 2. N =45 Regression Standardized Residual Dari tabel 2 ditunjukkan hasil Gambar 3. Histogram dan Plot Kurva Normal penelitian mmenyatakan bahwa Motivasi Variabel Penelitian Normal P-P Plot of Regression Standardized Kerja kerja dan Implementasi kurikulum Residual 2013 menghasilkan koefisien regresi 0,873a Dependent Variable: VAR00003 artinya Motivasi kerja dan implementasi kurikulum 2013 berpengaruh positif dan kuat terhadap kinerja guru. Dari tabel diatas juga dapat dilihat R square yang dihasilkan sebesar 0,762 atau 76,2%. R square menunjukkan adanya pengaruh variabel satu terhadap variabel yang lain. Jadi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Motivasi Kerja kerja (X1), Implemenatsi Kurikulum 2013 melalui program pendampingan ( X2) berpengaruh signifikan Observed Cum Prob terhadap kinerja guru sebesar 76,2%, Gambar 4. Garis Kurva Normal Variabel Penelitian sedangkan pengaruh yang lain disebabkan oleh berbagai faktor yang tidak ikut diteliti Dari Gambar 3 dan 4, didapatkan garis pada penelitian ini. kurva normal, berarti data yang diteliti berdistribusi normal. Frequency
Penentuan normal atau normal sama sekali dapat juga menggunakan grafik histogram dan normal probability plots.Hasil analisis data variabel bebas terikat menggunakan histogram dan plots dapat dilihat pada Gambar 3.
1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Tabel 2. Pengujian Secara Simultan Model R R Square 1
.873a
.762
Adjusted R Square .751
Tabel 3. Tabel Signifikansi Regresi Model Sum of Squares 1 Regression 6500.189 Residual 2031.011 Total 8531.200
Df 2 42 44
Std. Error of the Estimate 6.95395
Mean Square 3250.095 48.357
Durbin-Watson 1.558a
F
Sig.
67.210
.000(a)
Pengaruh Motivasi Kerja dan Impementasi Kurikulum …. 409
Tabel 4. Koefisien Regresi Antar Variabel Unstandardized Coefficients B Std. Error 1 (Constant) -50.504 17.735 Motivasi kerja 1.382 .353 Implementasi .527 .110 Kurikulum 2013 Tampak dalam tabel 3, signifikansinya adalah 0,000 < 0,05 atau nilai F hitung regresi sebesar 67,210 > tabel F(0,05) dengan df 2. Hal ini menunjukkan variabel penjaminan mutkinerja guruu dapat diprediksi oleh variabel motivasi kerja, dan Implementasi Kurikulum 2013 melalui pendampingan secara bersama-sama sangat signifikan . Besarnya prediksi Kinerja Guru oleh variabel Motivasi Kerja dan Implementasi Kurikulum 2013 secara bersama-sama dapat dituangkan dalam persamaan garis regresi. Dengan batuan SPSS for Windows 15 dapat diketahui besarnya nilai a1, a2, a3, dan konstantanya seperti ditunjukkan pada tabel 4. Dari tabel 4 diketahui nilai a1 = 1.382, nilai a2 = 0.527, dan K = -50,504. Jadi persamaan regresinya adalah Y = 1.382 X1 + 0.527 X2 -50,504. Persamaan regresi ini dapat memprediksi kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Setiap penambahan satu satuan dari variabel motivasi kerja maka akan menaikkan skor kinerja guru sebesar 1.382 satuan. Setiap penambahan satu satuan dari variabel Implementasi Kurikulum 2013 melalui pendampingan maka akan menaikkan skor kinerja guru sebesar 0.527 satuan. Dari tabel hasil analisis dapat dijelaskan bahwa berdasarkan hasil analisis di atas, telah teruji secara parsial bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru dengan nilai t hitung 3,912 dan probabilitas 0,000 atau 0% di bawah 0,05 atau 5%. Sehingga motivasi kerja mendukung kinerja guru dan implementasi Kurikulum 2013 melalui kegiatan pendampingan berpengaruh positif
Standardized Coefficients Beta .423 .518
t B -2.848 3.912 4.786
Sig. Std. Error .007 .000 .000
dan signifikan terhadap kinerja guru dengan nilai t hitung 4,786 dan probabilitas 0,00 atau 0% dibawah 5%, sehingga Implementasi Kurikulum 2013 melalui kegiatan pendampingan mendukung kinerja guru di SMA Negeri 2 Kandangan. Berdasarkan analisis di atas, telah teruji secara simultan motivasi kerja dan Implementasi Kurikulum 2013 melalui kegiatan pendampingan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Kandangan, dengan nilai F hitung 67.210 dan probabilitas 0,00 atau 0% dibawah 5%. Berdasarkan hasil analisis hubungan dapat disimpulkan bahwa secara simultan motivasi kerja dan Implementasi Kurikulum 2013 melalui kegiatan pendampingan mempunyai hubungan yang kuat positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMA Negeri 2 Kandangan dengan R = .873. Secara parsial motivasi kerja mempunyai hubungan yang kuat positif dan signifikan terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Kandangan dengan r = 0,795 dan probabilitas 0,00 dibawah 0,05. Temuan yang terakhir adalah bahwa secara parsial Implementasi Kurikulum 2013 melalui kegiatan pendampingan mempunyai hubungan yang kuat positif dan signifikan terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Kandangan dengan r = 0,822 dan probabilitas 0,00 dibawah 0,05 Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland (Robbins, 2008) teori Motivasi Kerja McClelland mengemukakan teori motivasi berprestasi. Teori ini berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan energy potensial . bagaimana energy dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Energy akan
410 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 399-411
dimanfaatkan oleh karyawan karena dorongan oleh : 1. Kekuatan motif dan kekuatan dasar yang terlibat 2. Harapan terhadap keberhasilannya 3. Nilai insentif yang terletak pada tujuan. Berdasarkan analisis data mengenai pengaruh Motivasi Kerja kerja (X1), dengan Kinerja guru (Y) di SMA Negeri 2 Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat diketahui bahwa Motivasi Kerja kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Besar pengaruh Motivasi Kerja (X1) dengan Kinerja Guru (Y) dapat dilihat dari tabel 5.16 tentang korelasi antar variabel yaitu 79,5%. Pengaruh Implementasi Kurikulum 2013 melalui kegiatan pendampingan terhadap Kinerja Guru sebesar 82,2%, dan pengaruh keduanya yaitu Motivasi Kerja dan Implementasi Kurikulum 2013 melalui pendampingan dengan Kinerja guru di SMA Negeri 2 Kandangan, Kabupaten Hulu sungai Selatan dapat dilihat dari tabel 5.17 : Tabel Pengaruh X1, X2 dan Y pada R square sebesar 76,2%. Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan Motivasi Kerja ( X1) dan Implementasi Kurikulum 2013 melalui kegiatan pendampingan ( X2) dengan Kinerja Guru di SMA Negeri 2 Kandangan yaitu sebesar 76,2%. Kesimpulan Berdasarkan analisis data mengenai pengaruh motivasi kerja (X1), Implementasi Kurikulum 2013 melalui kegiatan pendampingan (X2) terhadap Kinerja guru (Y) di SMA Negeri 2 Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dari hasil penelitian diketahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru menghasilkan R square sebesar 63,2% dan tingkat signifikan sebesar 0,00 < 0,05 2. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengaruh implementasi kurikulum 2013 melalui kegiatan pendampingan terhadap kinerja guru menghasil R square sebesar 67,5% dan tingkat signifikan sebesar 0,00 < 0,05.
Dalam penelitian Motivasi Kerja kerja guru, implemntasi kurikulum 2013 melalui kegiatan pendampingan terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Kandangan, diberikan beberpa saran: 1. Pengambilan sampel dapat diperluas lagi sehingga tidak hanya di SMA Negeri 2 Kandangan tetapi dapat dilakukan di seluruh kabupaten Hulu Sungai Selatan yang sudah melaksanakan kurikulum 2013, sehingga dapat meMotivasi Kerja sekolah yang belum melaksanakan kurikulum 2013. 2. Bagi peneliti yang lain agar memasukkan variabel lain yang mempengaruhi kinerja guru selain Motivasi Kerja kerja dan implementasi kurikulum 2013, seperti misalnya lingkungan kerja, kompensasi, kepemimpinan dan pengembangan karir. 3. Diperlukan waktu yang lebih banyak untuk melaksanakan program kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh instruktur atau pengawas mata pelajaran dari Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, agar pelaksanaan kurikulum 2013 berjalan dengan lebih baik lagi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi, 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta. Arikunto Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta. Abdul Majid dan Chaerul Rochman, 2014. Pendekatan Ilmiah , Jakarta Bafadal Ibrahim, 2009. Manajemen Mutu Sekolah Dasar, Jakarta : Bumi Aksara. Danim, S., Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan profesionalisme Tenaga kependidikan, CV. Pustaka Setia. Bandung,2002. Danim Sudarwan, 2007. Visi Baru Manajemen Sekolah dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik, Jakarta, Bumi Akasara.
Pengaruh Motivasi Kerja dan Impementasi Kurikulum …. 411
Hamzah B. Uno, 2011. Teori Motivasi Kerja dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara Kusmianto, 2005. Pengaruh Kompensasi dan Karakteristik Pekerjaan Terhadapn Kinerja, Surabaya : Wacana. Permen no 81 A tahun 2013 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum 2013 Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Menengah Sunyoto Danang, 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, Yogyakarta : Media Pressindo
Undang –Undang No 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen Wardoyo Anton, dalam penelitiannya “ Pengaruh Persepsi Guru tentang setifikasi dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru di SMK 45 Wonosari Tahun 2009/2010” Dewi Atrya Cici , dalam penelitian “ Pengaruh Motivasi kerja terhadap Guru Honorer ( studi Kasus) SMAN Rumpun IPS se Kecamatan Temanggung“