PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP WUS DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DESA PABELAN
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh: PUTRI RIZKI MAHANANI J210.120.002
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016 i
ii
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP WUS DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DESA PABELAN
EFFECT OF HEALTH EDUCATION ON THE LEVEL OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE WOMEN OF FERTILE AGE IVA INVESTIGATION IN DOING IN THE VILLAGE PABELAN ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan wanita usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) untuk mendeteksi secara dini kanker serviks. Penelitian ini menggunakan metode studi diskriptif dengan pendekatan pre-experimental dengan design one group pre-test and post-test. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura tepatnya di Desa Pabelan di Dukuh Gumpang Lor dan dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 100 orang, sampel dalam penelitian ini berjumlah 78 orang. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji paired t-test. Hasil penelitian tingkat pengetahuan wanita usia subur mengenai pemeriksaan IVA sebelum diberikan perlakukan pendidikan kesehatan dalam kategori kurang dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan mengalami peningkatan dengan kategori baik. Sikap wanita usia subur mengenai pemeriksaan IVA sebelum diberikan pendidikan kesehatan dalam kategori kurang dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan meningkat menjadi baik. Terdapat pengaruh yag signifikan pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap wanita usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA sebesar sig 0,001<0,05 dan sig 0,001<0,05 . Kata Kunci: Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, Sikap
ABSTRACT This study aims to determine the effect of health education to increase knowledge of women of childbearing age in examinations VIA (Visual Inspection Acetic Acid) for early detection of cervical cancer. This study uses descriptive study with pre-experimental approach to design one group pre-test and post-test. This research was conducted in Puskesmas Kartasura precisely in the village Gumpang Pabelan in Dukuh Lor and was conducted in May 2016. The population in this study of 100 people, the sample in this study amounted to 78 people. Data analysis techniques using univariate and bivariate analysis by paired t-test. Results of research knowledge level of women of childbearing age about the VIA 1
examination before treatment is given health education in the poor category and after given health education has increased with both categories. The attitude of women of childbearing age about the VIA inspection before being given health education in the poor category and after given rise to good health education. There is a significant effect of health education to improve the knowledge and attitude of women of childbearing age in examinations VIA of sig 0.001 <0.05 and sig 0.001 <0.05. Keywords: Health Education, Knowledge, Attitude PENDAHULUAN Angka prevalensi kejadian kanker di dunia masih menduduki peringkat tertinggi setelah penyakit kardiovaskular dan menjadi penyebab utama kematian. Badan Organisasi Kesehatan Dunia/ World Health Organization (WHO) mengungkapkan, angka kesakitan akibat kanker di dunia pada tahun 2012 sekitar 14,1 juta dengan angka kematian 8,2 juta. Sebelumnya, tahun 2008 angka kesakitan akibat kanker 12,7 juta dengan angka kematian sebesar 7,6 juta. Indonesia sendiri angka kejadian kanker masih dibilang cukup tinggi, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan pada tahun 2010 menyebutkan bahwa angka kejadian tumor maupun kanker di Indonesia sendiri mencapai 1,4 per 1000 penduduk (sekitar 330.000 orang) (Riskesdas, 2013). Sedangkan, pada tahun 2013 jumlah penderita kanker meningkat menjadi 347.792 orang. Jumlah penderita kanker di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 sekitar 68.638 orang. Kanker serviks merupakan kanker kedua di dunia yang paling banyak diderita wanita setelah kanker payudara terutama di Negara Berkembang seperti Indonesia. IARC (International Agency For Research On Cancer) pada tahun 2012 menyebutkan prevalensi kejadian kanker payudara sebesar 40 per 100.000 wanita dan kanker leher rahim / serviks sebesar 26 per 100.000 wanita. Angka prevalensi kejadian untuk kanker servik tahun 2012 ada 528.000 kasus dengan angka kematian 266.000 kasus. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia pada tahun 2010, kasus rawat inap pada kanker payudara sebesar 12.014 kasus (28,7%) sedangkan untuk kanker leher rahim/ serviks sebesar 5.349 kasus (12,8%) di seluruh rumah sakit. Jumlah kasus kanker serviks di RS Kanker Dharmais pada tahun 2010 hingga 2013 mengalami peningkatan, pada tahun 2010 ada 296 kasus dengan 36 kematian, tahun 2011 ada 300 kasus dengan 35 kematian, tahun 2012 ada 343 kasus dengan 42 kematian, dan tahun 2013 ada 356 kasus dengan 65 kematian. Riset Kesehaan Dasar Indonesia mengungkapkan, pada tahun 2013 jumlah kasus kanker serviks di Indonesia meningkat menjadi 98.692 penderita dan kasus di Jawa Tengah ada 19.734 penderita (Depkes, 2015). Hal ini ditunjang dengan penelitian yang dilakukan Tommy pada tahun 2013 yang menyebutkan bahwa dari data yang didapat di RSUD Dr. Moewardi menyebutkan pada tahun 2009 ditemukan 1296 kasus kanker serviks pada berbagai stadium, kemudian tahun 2010 ada 2.782 kasus dan pada tahun 2011 terdapat 800 kasus. Data yang diperoleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dr. Yulianto Prabowo 2
M.Kes saat seminar di Semarang pada bulan Maret 2015 yang lalu mengatakan bahwa prevalensi kejadian kanker serviks di Jawa Tengah sendiri masih cukup tinggi yaitu sekitar 21.000 penderita (Humas Jateng, 2015). Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo mengatakan jumlah kasus neoplasma serviks di Sukoharjo pada tahun 2012 ada 69 kasus. Neoplasma adalah salah satu penyabab kematian akibat terlambatnya deteksi dini yang dilakukan oleh penderita maupun penyedia pelayanan kesehatan. Sympus (Sisten Informasi Manajemen Puskesmas) Puskesmas Kartasura tahun 2013 menyebutkan pada tahun 2012, kasus neoplasma serviks ada 12 kasus dengan stadium lanjut dan tahun 2013 pada bulan januari hingga agustus terdapat 14 kasus dengan 9 kasus lama dan 5 kasus baru (Andari, 2014). Meningkatnya jumlah kasus baru kanker serviks di Indonesia pada setiap tahunnya ini dapat menjadi ancaman besar bagi dunia kesehatan, karena mayoritas penderitanya baru terdeteksi dan datang pada stadim lanjut. Padahal kanker serviks dapat dicegah dan terdeteksi lebih awal jika wanita usia subur mempunyai pengetahuan yang baik dan kesadaran melakukan deteksi dini (Sulistiowati dan Anna, 2014). Metode skrinning dapat menurunkan tingkat kematian pada kanker serviks (American Cancer Society, 2014). Tingkat kematian di Amerika yang sudah menerapkan metode skrinning dari tahun 2006 hingga 2010 menurun 1,2 % per tahun. Metode skrinning dapat dilakukan salah satunya dengan IVA Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Pemeriksaan IVA dilakukan dengan mengamati secara langsung bagian serviks yang telah dipulas dengan cairan asam asetat (asam cuka) 3-5 % selama kurang lebih 1 menit (Delia, 2010). Metode skrinning IVA merupakan metode yang mudah, murah serta praktis. Pemeriksaan ini tersedia di puskesmas-puskesmas setempat sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat. Pemerintah mengharapkan program ini dapat mempermudah masyarakat dalam melakukan skrinning atau deteksi dini sehingga dapat menekan peningkatan kasus kanker serviks serta menurunkan angka mortalitas akibat kanker serviks. Pemeriksaan IVA mulai dikenal dimasyarakat semenjak ditetapkannya program pemerintah tentang deteksi dini kanker serviks yang bekerja sama dengan jaminan kesehatan, seperti Badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS). Melalui program ini masyarakat dapat melakukan pemeriksaan IVA secara gratis. Di Sukoharjo sendiri pemeriksaan IVA tahun 2014 baru mulai dibuka. Pada awal percobaan program ini warga yang ikut berpartisipasi berjumlah 142 warga yang terdiri dari 12 desa di Kartasura. Partisipasi masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura dalam melakukan pemeriksaan IVA untuk mendeteksi secara dini kanker serviks pada tahun 2015 menurun. Hal ini dilihat di tahun 2015 pada bulan Januari hingga November dari 20.884 WUS yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura, hanya 47 WUS atau sekitar 0,22% yang melakukan pemeriksaan IVA. Partisipasi dari warga di Desa Gumpang Lor bisa dibilang rendah, hal ini berdasarkan data yang ada di Puskesmas Kartasura bahwa dari bulan Januari hingga November 2015 belum ada warga yang melakukan pemeriksaan IVA di Puskesmas tersebut. 3
Pendidikan kesehatan memberikan pengaruh pada tingkat pengetahuan dan sikap dari seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh Muliana (2014) menunjukkan adanya pengaruh dari pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan (p=0.000) dan sikap (p=0.000) pada kelompok eksperimen dalam upaya pencegahan HIV/AIDS di Kabupaten Karanganyar. Berdasarkan wawancara dengan salah satu pihak puskesmas menuturkan bahwa pemeriksaan IVA ini masih tergolong baru, kurangnya tenaga yang berkualifikasi untuk melakukan program tersebut. Selama ini program tersebut masih di jalankan dengan strandar kerja minimum. Dari hasil temuan di masyarakat, faktor yang membuat terlambatnya deteksi dini yang dilakukan oleh wanita karena kurangnya pengetahuan terkait skrinning dan IVA tes. Hasil wawacara dari 6 orang wanita didapatkan 3 diantaranya tidak tahu mengenai skrinning maupun pemeriksaan untuk deteksi dini kanker serviks, 1 orang mengatakan mengetahui tentang skrinning IVA namun tidak tahu penjabarannya dan untuk 2 orang lagi mengatakan tahu mengenai deteksi dini kanker serviks (Pap Smear), tapi tidak tahu bagaimana pemeriksaannya dan dimana harus memeriksakannya. Disinilah pentingnya peran tenaga kesehatan untuk melakukan pendidikan kesehatan terkait skrinning IVA untuk deteksi dini kanker serviks kepada masyarakat. 1.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode studi diskriptif dengan pendekatan preexperimental design dengan one group pre-test dan post-test design Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura tepatnya di Desa Pabelan di Dukuh Gumpang Lor dan dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia subur telah menikah dan belum melakukan pemeriksaaan IVA sebelumnya yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kartasura Sukoharjo. Populasi wanita usia subur yang ada di wilayah dukuh Gumpang Lor Desa Pabelan yang berjumlah 100 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 78 orag. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji pairet sampel t-test. 2. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 2.1 Karakteristik responden Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan distribusi usia responden terbanyak dengan usia 27-36 tahun. Salah satu yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dan sikap seseorang adalah usia (Notoadmodjo, 2003: dalam Anwar, 2009). Usia dapat mempengaruhi daya ingat dan pola berfikir dari seseorang. Sernakin bertambahnya usia seseorang, maka semakin berkembang pula daya ingat dan pola pikir orang tersebut, sehingga pengetahuan yang didapat semakin baik. Usia seseorang sangat mempengaruhi dalam mendapatkan informasi baik itu secara langsung maupun tidak langsung, sehingga dapat menambah pengetahuan serta pengalaman dari seseorang tersebut. Distribusi pendidikan menunjukkan responden terbanyak dengan pendidikan terakhir SMA. Pendidikan mempengaruhi proses belajar mengajar, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut untuk menerima 4
informasi. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik itu dari orang lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. (Notoadmodjo, 2003: dalam Anwar, 2009). Sedangkan menurut Sulistiowati (2014) salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan perilaku seseorang adalah tingkat pendidikan, responden yang berpendidikan tinggi memiliki proporsi pengetahuan yang baik sehingga akan lebih mudah dalam menerima suatu informasi dibandingkan dengan responden yang berpendidikan rendah sehingga informasi akan lebih mudah diterima dan dilaksanakan. Firawan (2013) menyebutkan dalam penelitiannya bahwa pemahaman seseorang dalam menerima pendidikan kesehatan dan kurangnya pengetahuan secara keseluruhan dapat mempengaruhi tingkat pendidikan. Selain itu, penelitian Li Yu Song (2005), dalam penelitiannya mengatakan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka sikap yang ditunjukkannya kepada orang lain juga semakin positif (baik). Distribusi pekerjaan menunjukkan responden terbanyak dengan pekerjaan sebagai wiraswasta. Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingakat pengetahuan seseorang. Di tinjau dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain lebih banyak pengetahuannya bila di bandingkan dengan orang tanpa adanya interaksi antara orang lain (Notoadmodjo, 2003: dalam Anwar, 2009). 2.2 Tingkat pengetahuan wanita usia subur mengenai pemeriksaan IVA sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan Pengukuran tingkat pengetahuan menggunakan lembar kuesioner skala Guttman (Kuesioner Pengetahua l) dengan 2 alternatif jawaban yaitu benar dan salah. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan wanita usia subur mengenai pemeriksaan IVA sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan disajikan pada tabel berikut ini: Tabe1 1 Tingkat pengetahuan wanita usia subur mengenai pemeriksaan IVA sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Tirtgkat Penpetahuan
Frequency
Percent
Baik Kurang Total
33 45 78
42.3 57.7 100
Baik Kurang Total
57 21 78
73.1 26.9 100
Pre
Post
5
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan responden yang sebelumnya tingkat pengetahuan responden baik sebanyak 33 responden (42.3%) setelah diberikan pendidikan kesehatan meningkat menjadi 57 responden (73,1 %). Begitu pula dengan sebaliknya dengan tingkat pengetahuan kurang yang sebelumnya 45 responden (5 7,7%) setelah diberikan pendidikan kesehatan mengalami penurunan menjadi 21 responden (26,9%) 2.3 Sikap wanita usia subur mengenai pemeriksaan IV A sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Tabe1 2 Sikap wanita usia subur mengenai pemeriksaan IVA sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Sikap
Frequency
Percent
Pre baik kurang Total
35 43 78
44.9 55.1 100
baik kurang Total
64 14 78
82.1 17.9 100
Post
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan terdapat peningkatan sikap responden yang sebelumnya sikap responden baik sebanyak 35 responden (44,9%) setelah diberikan pendidikan kesehatan meningkat menjadi 67 responden (82.1%). Begitu pula dengan sebaliknya dengan sikap kurang yang sebelumnya 43 responden (55,1%) setelah diberikan pendidikan kesehatan mengalami penurunan menjadi 24 responden (17,9%) 2.4 Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan wanita usia subur dalam melakukan pemeriksaan IV A. Tabe1 3 Hasil Uji Paired t-est pengetahuan Variabel Pengetahuan Rata-rata P Pre test 9 0,001 Post test 11
pengetahuan 20 0
9 Pre test
11 pengetahuan Post test 6
Keputusan H0 ditolak
Gambar 1 Gambar rata-rata peningkatan pengetahuan Tabel 4.5 menunjukan hasil tingkat pengetahuan dari 78 responden, sebelum diberikan pendidikan kesehatan diperoleh nilai rata-rata 9. Nilai dari 9 masuk dalam kategori tingkat pengetahuan kurang. Nilai rata-rata pada post test menunjukan 11. Nilai 11 masuk dalam kategori tingkat pengetahuan baik.. Hasill uji statistik dengan paired t test menunjukan nilai p-value = 0,001. Berdasarkan hasil tersebut, keputusan yang diambil adalah menolak H0, artinya terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan wanita usia subur dalam melakukan pemeriksaan IV A. Hasi1 pengaruh pendidikan kesehatan tentang perubahan tingkat pengetahuan memperkuat penelitian Christian (2015) tentang Effect of health education on trainee teachers’ knowledge, attitudes, and first aid management of epilepsy: an interventional study yang menyimpulkan bahwa pendidikan kesehatan memberikan pengaruh yang signifikan dalam pengetahuan tentang epilepsi dan sikap terhadap epilepsi. Menurut Minn (2007) menjelaskan bahwa pengetahuan sesorang dapat diperbaiki dengan memberikan pendidikan. Peneliatian yang dilakukan Manal (2014) menunjukkan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah usia, pekerjaan, status ekonomi, sumber informasi dan salah satu pendidikan, pendidikan dapat diperoleh secara formal maupun informal.
2.5 Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap wanita usia subur dalam melakukan pemeriksaan IV A. Tabel 2 Hasil Uji Paired t-est Sikap Variabel sikap Rata-rata Pre test 20 Post test 25
P 0,001
Keputusan H0 ditolak
sikap 40 20
25
20
sikap
0 Pre test
Post test
Gambar 2 rata-rata peningkatan sikap Tabel 4.6 menunjukan hasil sikap dari 78 responden, sebelum diberikan pendidikan kesehatan diperoleh nilai rata-rata 20. Nilai dari 20 masuk dalam 7
kategori sikap kurang. Nilai rata-rata pada post test rnenunjukan 25. Nilai 25 masuk dalain kategori sikap baik.. Hasil uji statistik dengan paired t test menur jukan nilai p-value = 0,001. Berdasarkan hasil tersebut, keputusan yang diambil adalah menolak Ho, artinya terdapat pengaruh pendidil:an kesehatan terhadap sikap wanita usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2013) yang menyebutkan bahwa perubahan sikap tidak terlepas dari meningkatnya pengetahuan seseorang. Penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Sadik et al (2010) yang meneliti mengenai Public Perception Of Mental Health In Iraq menyimpulkan pengetahuan masyarakat tentang gangguan jiwa di Iraq cukup baik tetapi pada kenyataannya sikap masyarakat terhadap penderita gangguan jiwa masih buruk. Selain Sadik, penelitian Anthony (2008) mengenai sikap yang masih keliru pada masyarakat dalam menilai gangguan jiwa disebabkan adanya informasi yang salah mengenai penyebab orang mengalami gangguan jiwa. Adanya informasi yang kurang sesuai ini menjadikan sikap masyarakat dalam menilai pasien gangguan jiwa menjadi buruk. 3. PENUTUP Simpulan a. Tingkat pengetahuan wanita usia subur menge nai pemeriksaan IVA sebelum diberikan perlakukan pendidikan kesehatan dalam kategori kurang dari sesudah diberikan pendidikan kesehatan mengalami peningkatan dengan kategori baik. b. Sikap wanita usia subur mengenai pemeriksaan I VA sebelum diberikan pendidikan kesehatan dalam kategori kurang dan sesuda diberikan pendidikan lcesehatan meningkat menjadi baik. c. Terdapat pengaruh yag signifikan pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan wanita usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA. d. Terdapat pengaruh yag signifikan pendidikan kesehatan terhadap sikap wanita usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA. 4.
Persantunan Selesainya penelitian ini tak lepas dari dukungan dari beberapa pihak antara lain : kedua orang tua yang tidak hentinya memberikan doa, dukungan dan segala bentuk kasih sayangnya. Sulastri, S.Kp., M.Kes selaku pembimbing yang tidak hentinya memberikan bimbingan dan pengarahan hingga terselesaikanya penelitian ini. Sahabat sahabatku S1 keperawatan yang selalu membantu dan menjadi motivasi dalam proses penyelesian penelitian dan banyak pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
8
DAFTAR PUSTAKA American cancer society. 2014. Cancer Fact and Figures 2014, diambil dari http://www.cancer.org/research/cancerfactsstatistics/cancerfactsfigures2014/ yang diakses tanggal 8 Desember 2015. Anwar, Syaifuddin. 2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Anwar, Syaifuddin. 2011. Metode Penelitian. Yogyakata : Pustaka Pelajar. Andari, I’ana Aulia. 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dan Peer Group Terhadap Perilaki Ibu Melakukan Deteksi Dini Kanker Srviks, diambil dari http://eprints.ums.ac.id/30724 yang diakses tanggal 6 Desember 2015. Surakarta: UMS. Anthony F Jorm. 2008. Predictors Of Depression Stigma. BMC Psychiatry , 8:25 Arikunto , Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rinera Cipta. Artiningsih, Ninik. 2011. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Wanita Usia Subur Dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat Dalam Rangka Deteksi Dini Kanker Serviks Di Puskesmas Blooto Kecamatan Prajurit Kulon Mojokerto, diambil dari http://eprints.uns.ac.id/7417/ yang diakses tanggal 8 desember 2015. Surakarta : UNS. Christian N. Eze et al. 2015. Effect Of Health Education On Trainee Teachers Knowledge, Attitudes, And First Aid Management Of Epilepsy An Interventional Study. SEIZURE: European Journal of Epilepsy 14-16 Delia, Wijaya. 2010. Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Serviks. Yogyakarta : Sinar Kejora. Depkes RI. 2015. Infodatin : Stop Kanker, diambil dari http://www.depkes. go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-kanker.pdf yang diakses tanggal 6 Desember 2015. Jakarta : Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI. DKK Sukoharjo. 2015. Kanker Serviks, yang diambil dari http:// http://dkk. sukoharjokab.go.id/read/kanker-serviks yang diakses tangal 6 Desember 2015. Firawan, Wiskha Dany. 2013. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Tentang Demam Berdarah Dengue Di Desa Trosono Kabupaten Magetan, diambil dari eprints.ums.ac.id/27197/ tanggal 25 Juli 2016. Surakarta : UMS. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Metode Penelitian Kebidanan : Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2011. Metode Penelitian Kesehatan : paradigma Kuantitatif. Surabaya : Kepala Pariwarna. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2014. Metode Penelitian Kebidanan : Teknik Analisa Data Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika. Humas Jateng. 2015. IVA Test, Akurat Untuk Deteksi Kanker Serviks, diambil dari http://www.jatengprov.go.id/id/berita-utama/iva-test-akurat-untuk-deteksi9
kanker-serviks yang diakses tanggal 8 Desember 2015. Semarang : Humas Jateng. IARC, Globocan. 2012. Estimated Cancer Incidence,Mortality and Prevalence Worldwide In 2012, diambil dari http://globocan.iarc.fr/Default.aspx yang diakses tanggal 6 Desember 2015. Li Yu Song et al.2005. Community Attitudes Towards The Mentally “The Result Of A National Survey Of The Taiwan Population”. International Journal Of Social Psychiatry 51(2) 174-188. Manal Ibrahim Hanafi. 2014. Impact of health education on knowledge of, attitude to and practice of breastfeeding among women attending primary health care centres in Almadinah Almunawwarah, Kingdom of Saudi Arabia: Controlled preepost study Journal of Taibah University Medical Sciences) 9(3), 187-193 Miin-Huey Chiou. 2007. Effect Of Systematic Menstrual HealthEducation On Dysmenorrheic Female Adolescents’ Knowledge, Attitudes, And Self-Care Behavior. Kaohsiung J Med Sci April 2007 • Vol 23 • No 4 Notoadmodjo, Soekidjo. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nugroho, Taufan. 2011. Buku Ajar Obstentri Untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.. Nurwijawa, Hartanti, Andrijono, dan Suheimin. 2010. Cegah dan Deteksi Kanker Serviks. Jakarta : Elek Media Komputerindo. Pratama, Ryan Kendi Okta. 2013. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Tentang Kebiasaan Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat Siswa SD N 1 Mandong diambil dari eprints.ums.ac.id/27163/ pada 25 Juli 2016. Surakarta :UMS. Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan Dan Peneliti Pemula. Bandung : Alphabeta. Riduwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel Penelitian. Bandung : Alpabeta. Riset Kesehatan Dasar. 2010. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, diambil dari http://biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2014/Anlan2014%20%20Info%20Riskesdas2010.pdf yang diakses tanggal 8 Desember 2015. Jakarta : Litbang Riskesdas. Sadik, Sabah.et al. 2010. Public Perception Of Mental Health In Iraq. International Journal of Mental Health Systems, 4:26 diambil dari http:// www. ijmhs. com/ content/4/1/26 Sangadji , Etta Mamang dan Sopiah, 2010. Metodologi Penelitian : Pendektan Praktis Dalam Penelitian. Yogyakarta : ANDI. Sari, wening, dkk. 2012. Paduan Lengkap Kesehatan Wanita. Jakarta : Penebar Plus Septiana. 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Di Smp Islam Ruhama Ciputat, diambil dari http: //repository .uinjkt. ac.id/ dspace/ bitstream/ 123456789/ 10
25662/ 1/ Septiana%20-%20fkik.pdf yang diakses tanggal 8 Desember 2015. Jakarta : UIN syarif hidayatullah. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sulistiowati, Eva dan Anna Maria Sirait. 2014. Pengetahuan Tentang Faktor Risiko, Perilaku dan Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Pada Wanita Di Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Diambil dari http://ejournal. litbang. depkes.go.id /index. php/BPK /article/view/3632. Sulastri, Dyah I’ana Romadani dan Aulia Andari (2014). Efekifitas Promosi Kesehatatan Sebagai Deteksi Dini Kanker Serviks Untuk Menurunkan Angka Kematian, diambil dari http :// download. portalgaruda. org/article. php?article= 35686&val= 426&title= efetifitas%20 promosi%20 kesehatan%20 sebagai %20 deteksi% 20dini% 20kanker% 20serviks% 20untuk%20smenurunkan%20angka%20kematian yang diakses tanggal 8 Desember 2015. Surakarta : UMS. Sulistiowati, Eva dan Anna Maria S. 2014. Pengetahuan Tentang Faktor Resiko, Perilaku, Dan Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Pada Wanita Di Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor. Buletin Penelitian Kesehatan : Jurnal Kesehatan Vol 42 No. 3 Edisi September 2014. Suryabrata, Sumadi. 2000. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali. World Health Organization. 2012. Cancer, diambil dari http://www.who.int /cancer/en/index.html1 yang diambil pada 8 Desember 2015.
11