PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE PEER GROUP TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI (Effect Of Peer Group Helath Promotion to Knowledge and Attitude in Health Reproduction Among Girls Teenager) Ulty Desmarnita, Sri Djuwitaningsih, Rochimah Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III Email:
[email protected] ABSTRAK Permasalahan remaja saat ini sangat kompleks dan mengkhawatirkan. Hal ini ditunjukkan masih rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Remaja usia 14-19 tahun mengaku mempunyai teman pernah melakukan hubungan seksual pranikah masing-masing mencapai 48,6 % dan 46,5 % (SKRRI, 2002-2003). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan metode peer group terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang kesehatan reproduksi. Rancangan penelitian adalah quasi experimental sederhana dengan rancangan randomized pretest-posttest. Sample adalah remaja putri SMAN X Jakarta Timur dengan besar sampel 21 orang. Analisa yang digunakan adalah uji hipotesis yang akan digunakan adalah t test berpasangan (Paired t test). Karakteristik remaja putri yang menjadi reponden sebagian besar berusia 16 tahun, merupakan anak kedua, beragama Islam, pendidikan tinggi orang tua SMA dan sarjana, pekerjaan orang tua adalah swasta. Hasil pengujian univariat tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi mean skor meningkat pada tingkat pengetahuan sebesar 1.61 poin dengan selisih nilai standar deviasi 1.27 dan sikap 0.38 poin dengan selisih nilai standar deviasi 3.23 sebelum dan sesudah intervensi. Analisis bivariat pengaruh pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi dengan metode peer group terhadap sikap adalah 0.38 dengan standar deviasi 5.98 dan nilai probabilitas 0.773 dan tingkat pengetahuan adalah 45.76 dengan standar deviasi 5.21 Kata kunci : kesehatan reproduksi, peer group, tingkat pengetahuan, sikap ABSTRACT Teen issues today are very complex and worrisome. Adolescents aged 14-19 years admitted had a sexual friend premarital respectively reached 48.6 % and 46.5 % (IYARHS, 2002-2003). The study aims to determine the effect of giving health methode peer group on young women’s reproduction helath attitude and knowledge improvement. Research design is simple quasi-experimental with randomized pretest-posttest design . 21 students in SMAN “X” East Jakarta as samples. Analysis is used to test hypotheses using paired T-test. Respondents univariate characteristics test results mostly 16 years old, second son, Islam, parent’s job and education are employee and highschool. Health reproduction knowledge level rate score increased 1.61 points with difference deviation standard level 1.27 and mean attitude 0.38 points with difference standard level 3.23, before and after intervention . Bivariate looks difference mean knowledege between before and after treatment 1.55 with standard deviation 2:04 and probability value 0.003, concluded there was significant difference between attitudes before and after treatment. There is difference attitude mean between before and after treatment 5.98 with standard deviation 0:38 and probability values 0.773, concluded there was no significant difference between attitudes before and after treatment . Keywords : reproductive healt , peer group, knowledge level, attitude
55
56
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 55-62
15-19 tahun = 57,4 %) (Depkes, 2012).
PENDAHULUAN Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial
Berdasarkan
remaja dan 85% diantaranya hidup di negara
berkembang
(UNFPA,
2000).
Untuk Indonesia jumlah remaja 31,88% selalu
meningkat
0,99%
pertahun
(Iriyadi,T. 2001). Banyak sekali remaja yang sudah aktif secara seksual meski bukan atas pilihannya sendiri. Kegiatan
seksual
menempatkan
remaja pada tantangan risiko terhadap berbagai masalah kesehatan reproduksi. Setiap tahun kira-kira 15 juta remaja berusia
15-19 tahun melahirkan, 4 juta
melakukan aborsi, dan hampir 100 juta terinfeksi
Penyakit
Menular
Seksual
(PMS) yang masih dapat disembuhkan.
Statistik,
tahun. Perkiraan terakhir jumlah remaja dengan kasus HIV di Indonesia yang dilaporkan hingga 2012 mencapai 21.511 orang. Sedangkan kasus AIDS sudah mencapai 5.686 orang, dimana separuh dari kasus ini adalah kaum muda (umur
Penduduk
BAPPENAS,
dan
UNFPA
jumlah remaja usia 10-24 tahun pada tahun 2007 adalah sekita 64 juta jiwa atau 28,64 %
dari
jumlah
perkiraan
penduduk
Indonesia sebanyak 222 juta jiwa. Permasalahan remaja saat ini sangat kompleks dan mengkhawatirkan. Hal ini ditunjukkan
dengan
masih
rendahnya
pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Remaja perempuan dan lakilaki yang tahu tentang masa subur baru mencapai
29%
dan
32,3%.
Remaja
perempuan dan remaja laki-laki yang mengetahui
risiko
kehamilan
melakukan
hubungan
seksual
jika sekali,
masing-masing baru mencapai 49,5% dan 45,5%. Remaja perempuan dan remaja laki-laki usia 14-19 tahun yang mengaku mempunyai teman yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah masing-masing mencapai 48,6 % dan 46,5 % (SKRRI, 2002-2003). Kehidupan sosial saat ini sangat
Secara global, 40% dari semua kasus HIV/AIDS terjadi pada kaum muda 15-24
Proyeksi
Remaja yang diterbitkan oleh Biro Pusat
kultural (WHO). Sekitar 1 milyar manusia atau 1 dari 6 manusia di bumi ini adalah
data
kompleks, seperti halnya gaya hidup yang penuh dengan kemewahan terutama di kota besar seperti Jakarta. Terkait dengan kota
Jakarta,
sangat
kompleks
permasalahan kehidupan yang terjadi. Kehidupan di Jakarta penuh dengan gaya yang
berlebihan
sehingga
menuntut
ekonomi yang cukup, namun kondisi
57
Ulty Desmarnita: Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Peer Group Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kesehatan Reproduksi
ekonomi tidak seimbang. Banyak remaja
kehamilan
melakukan tindakan yang menimbulkan
2005).
resiko
terutama
memberikan gambaran tentang pengaruh
untuk
pemberian pendidikan kesehatan metode
terhadap
kesehatan
kesehatan
reproduksi,
hanya
memenuhi gaya hidup tersebut.
peer
Peer group merupakan salah satu agen sosialisasi bagi individu. Dalam kelompok
inilah
berisiko
tinggi
(BKKBN,
Adapun tujuan penelitian ini
group
pengetahuan
terhadap dan
sikap
peningkatan remaja
putri
tentang kesehatan reproduksi.
berlangsungnya
penurunan nilai budaya suatu kebudayaan,
METODE
norma, acuan bertingkah laku, sistem dan
Penelitian ini merupakan penelitian
pola berfikir sekelompok masyarakat, dan
quasi experimental dengan rancangan
sebagainya. Semakin dewasa seseorang
randomized pre test – post test. Populasi
maka akan semakin kuat pula pengaruh
pada penelitian ini adalah seluruh remaja
dari peer group, sehingga pengaruh dari
putri dengan jumlah sampel 21 orang yang
keluarga
melemah.
sesuai dengan kriteria inklusi. Yang dibagi
Santrock, 1998 mengatakan peer adalah
dalam kelompok diskusi yang terdiri 4-5
individu- individu yang memiliki usia dan
orang dengan satu orang peer konselor.
akan
semakin
tingkat kematangan yang sama, dimana interaksi dengan teman sebaya merupakan merupakan permulaan persahabatan. Pentingnya kesehatan
pengetahuan
reproduksi,
remaja
tentang perlu
mendapat informasi yang cukup, sehingga mengetahui
hal-hal
yang
seharusnya
dilakukan dan yang seharusnya dihindari (Wardah, tentang
2007).
Dengan
kesehatan
mengetahui
reproduksi
remaja
secara benar, kita dapat menghindari halhal yang negatif yang mungkin akan dialami
oleh
mempunyai tentang
remaja
pengetahuan
kesehatan
(Wardah, menyadari
2007). tidak
yang
tidak
yang
cukup
reproduksi Remaja
remaja
juga
perlu
diharapkan
atau
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden adalah siswa SMA remaja putri yang sebagian besar berusia diantara 15 sampai dengan 17 tahun, beragama Islam, dengan urutan anak dalam keluarga adalah anak pertama dan kedua, memiliki orang tua yang bekerja di sektor swasta dan orangtua
memilki
pendidikan
tingkat
Sekolah Menengah Atas. Terkait dengan usia murid SMA bahwa remaja putri sebagai responden pada SMA X Jakarta Timur berada dalam kelompok
usia
sebaya
atau
dalam
kelompok atau Peer Group. Usia remaja putri
sesuai
dengan
karakter
yang
58
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 55-62
diinginkan. Hal ini dapat dinilai dimana
dan dapat berkembang pesat jika adanya
remaja
kebutuhan yang sama.
sikap
sosialnya
berkembang
terhadap hubungan dengan teman sebaya Tabel 1. Hasil Tingkat Pengetahuan pd kelompok perlakuan PERLAKUAN VARIABEL
Mean
N
Min
Max
Sebelum (Pre)
16.85
21
13
20
Sesudah (Post)
18.46
21
16
20
Pengetahuan
1.61
Berdasarkan tabel di atas nilai rerata skor
Secara garis besar menurut Notoatmodjo
tingkat pengetahuan tentang
kesehatan
(2005)
reproduksi
perlakuan
(kognitif) mempunyai enam tingkatan,
pada
kelompok
domain
kesehatan didapatkan peningkatan mean
meliputi:
sebesar 1.61
menggunakan,
poin dengan selisih nilai
tingkat
mengetahui,
pengetahuan
memahami, menguraikan,
standar deviasi 1.27. Pengetahuan remaja
menyimpulkan dan mengevaluasi. Ciri
akan
diberikan
pokok dalam taraf pengetahuan adalah
Pemberian
ingatan tentang sesuatu yang diketahuinya
pendidikan kesehatan dapat disampaikan
baik melalui pengalaman, belajar, ataupun
dengan berbagai metoda. Khusus untuk
informasi yang diterima dari orang lain.
meningkat
pendidikan
apabila
kesehatan.
penelitian ini diberikan dengan metoda peer group.
dkk (2008) tentang pengaruh edukasi
Plato yang menyatakan pengetahuan sebagai
Berdasarkan penelitian Siti Aisyah,
“kepercayaan
terhadap
perubahan
perilaku
yang
pencegahan anemia gizi besi pada wanita
true
usia subur di kota Semarang, bahwa
belief”). Menurut Notoatmodjo (2003),
terdapat perbedaan tingkat pengetahuan
pengetahuan merupakan hasil dan ini
sebelum dan sesudah dilakukan edukasi
terjadi
kelompok sebaya dengan beda mean 2.02
dibenarkan
(valid)”
setelah
penginderaan
sejati
sebaya
(“justified
orang
terhadap
tertentu. Proses belajar
melakukan suatu
obyek
dipengaruhi
berbagai faktor dari dalam seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya.
59
Ulty Desmarnita: Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Peer Group Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kesehatan Reproduksi
Tabel 2. Skor Sikap pada kelompok Perlakuan
VARIABEL
Mean
Sikap Sebelum (Pre) Sesudah (Post)
46.14 45.76 0.38
PERLAKUAN N Min
21 21
Max
43 30
49 50
Berdasarkan tabel di atas nilai rerata skor
menunjukkan hasil r hitung = 0,618 lebih
sikap terhadap kesehatan reproduksi pada
besar dari r tabel 0,181. Hasil signifikasi
kelompok
0,000 yang berarti p value 0 < 0,05.
perlakuan
didapatkan
peningkatan mean sebesar 0.38
poin
Disamping itu menurut Papalia,
dengan selisih nilai standar deviasi 3.23.
1995 bahwa peer group membantu anak-
Pada remaja putri terjadi peningkatan
anak remaja dalam menentukan nilai-nilai
sikap
yang mereka anut dan memberikan rasa
setelah
diberikan
pendidikan
kesehatan melalui metoda peer group.
aman
secara
emosional.
Sedangkan
Peningkatan ini dikarenakan terjadinya
menurut Wolman, 1985, dimana peer
peningkatan pengetahuan.
group merupakan kelompok pertemanan
Paparan ini didukung oleh Zulaikha
yang mana sebelumnya mereka sudah
FLF, 2010, bahwa terdapat hubungan yang
saling kenal satu sama lain dan sebagai
signifikan antara pengetahuan kesehatan
sumber informasi
reproduksi
terhadap
sikap
dalam
menghadapi premenstrual syndrome di SMA N 5 Surakarta. Sikap premenstrual syndrome semakin positif apabila semakin baik
pengetahuan
reproduksi.
Hasil
tentang
kesehatan
analisis
statistik
Tabel 3. Hasil uji T test Tk. Pengetahuan VARIABEL Tk. Pengetahuan Perlakuan Pre-Post
Mean
SD
SE
t
Pvalue
1.55
2.04
0.46
3.401
0.003
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
antara sebelum dan setelah perlakuan peer
terlihat
group selama 2 minggu adalah 1.55
perbedaan
rerata
pengetahuan
60
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 55-62
dengan standar deviasi 2.04 dan nilai
Tingkat pengetahuan yang terjadi pada
probabilitas
dapat
responden dalam penelitian ini menjawab
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
apa yang diungkapkan pada paparan di
signifikan antara pengetahuan sebelum dan
atas. Kelompok intervensi atau perlakuan
sesudah perlakuan.
mendapatkan materi dari teman sebayanya
0.003.
Hasil
penelitian
menyatakan
bahwa
Maka
Masruroh
dkk
kesiapan
sebagai sarana penyampaian informasi.
masa
Disamping
pubertas pada remaja putri perlu secara
responden
terhadap
bersamaan
diketahui.
Pengetahuan
dengan
pengetahuan
ibu
peningkatan
tentang
kesehatan
keingintahuannya
hubungannya
hal
dengan
yang sangat faktor
dari belum erat yang
reproduksi. Hasil penelitiannya terdapat p
mempengaruhi dari teman sebaya, selain
value
itu seperti pengalaman, informasi dari
0,000
dimana
hubungan
yang
bermakna antara pengetahuan ibu tentang
media
kesehatan
pendidikan/sekolah dan lainnya termasuk
reproduksi
dengan
upaya
massa,
keluarga,
mempersiapkan remaja putri menghadapi
tenaga
masa pubertas. Hasil uji korelasi pearson
pengetahuan akan lebih baik apabila
memiliki keeratan hubungan 0,923 antara
mendapatkan masukan atau pengalaman,
pengetahuan
pembelajaran yang sering didapat atau
ibu
tentang
kesehatan
reproduksi dengan upaya mempersiapkan
kesehatan.
dari
Disamping
itu
dilakukan.
remaja putri menghadapi masa pubertas Tabel 4. Uji T test Sikap VARIABEL
Mean
Sikap Perlakuan Pre-Post
0.38
SD
SE
5.98 1.30
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
T
Pvalue
0.292
0.773
Hal ini kemungkinan dapat dinilai
terlihat perbedaan rerata sikap antara
dari
tumbuh kembangnya responden
sebelum dan setelah perlakuan peer group
dalam kehidupan dimana lingkungannya
selama 2 minggu adalah 0.38 dengan
berada. Menurut Hetherintong dan Pareke
standar deviasi 5.98 dan nilai probabilitas
( 2003) bahwa teman sebaya merupakan
0.773. Maka dapat disimpulkan
bahwa
peran yang sangat banyak terhadap remaja.
tidak ada perbedaan yang signifikan antara
Perannya antara lain: sebagai penguat
sikap sebelum dan sesudah perlakuan.
dalam menginginkan sesuatu, misalnya
61
Ulty Desmarnita: Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Peer Group Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kesehatan Reproduksi
mendapat pujian, sebagai model untuk
menggunakan kelompok sosial
dapat dicontoh, memiliki hubungan yang
bentuk peer group pada remaja putri.
kuat
Program ini dapat dilakukan di lingkungan
dengan
perbandingan
harga terhadap
diri
melalui
nilai-nilai
dalam
dan
sekolah pada saat mereka terjadi sosialisasi
sebagai penunjuk untuk menumbuhkan
pada jam-jam aktifitas sekolah terutama
rasa kebersamaan.
pada saat istirahat melalui sesamanya.
SIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN
Penjelasan atau paparan di atas dapat dipahami bahwa peer group atau teman sebaya pada remaja merupakan kelompok yang terjalin hubungan erat dan tinggi berdasarkan kepentingan, minat secara pribadi.
Disamping
mencurahkan
atau
itu
tempat
mendiskusikan
Andrews, G. 2010. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Asfriyati. Juni 2005. The Journal of Public Health Info Kesehatan Masyarakat Tentang Kehamilan Pranikah. Vol.IX No.I. Diterbitkan Oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
permasalahan yang dihadapi namun tidak ditemukan di rumah. Hal yang mereka diskusikan
adalah
sesuatu
yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan namun membutuhkan dukungan dapat dipercaya.
yang
Disamping itu teman
sebaya juga selalu melakukan perilaku tolong menolong, kerja sama walaupun ada yang melakukan persaingan karena berbeda minat atau keinginan. Apabila dihubungkan dengan kebutuhan kesehatan reproduksi untuk mudah dipahami oleh remaja
sangat
baik
sekali
dengan
menggunakan metoda peer group, karena usia responden berada dalam rentang usia remaja. Hasil penelitian ini bagi tenaga kesehatan
khususnya
mengembangkan
perawat
program
dapat layanan
kesehatan reproduksi bagi remaja dengan
Antika, CS. November 2005. Artikel Media The Indonesian Journal of Public HealthTentang Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Wanita Pedesaan untuk Hamil di Usia Muda.Vol. 2 -No. 2 / November-2005. Diterbitkan Oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Wanita Pedesaan untuk Hamil di Usia MudaBadan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Seminar Nasional Hasil Riset Kesehatan Dasar. 2010. Jakarta. Glasier, A. Gebbie, Ailsa. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Edisi 4. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 55-62
Heriana, C. Hermansyah, H. Solihati. 2008. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kehamilan Pranikah Di Kalangan Pelajar Di Desa Setianegara Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan Tahun 2008. STIKES Kuningan. Hurlock, E.B. 1993, Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan, edisi ke 5, Istiwidayanti dan Soedjarwo Penerj. Erlangga, Jakarta Hidayat, DR. 2009. Ilmu Perilaku Manusia Pengantar Psikologi Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta. Penerbit Trans Info Media. Hurlock, E.B. 1993, Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan, edisi ke 5, Istiwidayanti dan Soedjarwo Penerj. Erlangga, Jakarta Hurlock, E.B. 2003. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta. Penerbit Erlangga. Hetherington E.M, and Parke 1996, Child Pschology; a contemporary viewpoint, New York, McGraw-Hill. In blackwell handbook of early childhood development, edtr: Kathleen Mccartney and Deborah Phillips. UK: Blackwell Publishing Ltd
62
Kusumayarni, Merry Sri Widyanti. Determinan Prilaku Pacaran Remaja : Analisis Data Kesehatan Reproduksi Remaja 2002.http://lontar.ui.ac.id Kementrian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2007. Angka Kematian Ibu Rancang Bangun Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu Untuk Mencapai Sasaran Millenium Development Goals (Mdgs). Lesnapurnawan. Wanita Hamil Pranikah. Diakses 2 maret 2013. http://lesnapurnawan.wordpress.com Notoatmodjo, 1997, Ilmu Kesehatan Masyarakat, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Yogyakarta Manuaba, IBG. Dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk Pendidikan Bidan. Edisi 2. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Papalia D.E & Olds S.W.1995, Human development, 6 th edition, McGrawHill, New York