Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0199 pp. 91- 100
10 Pages
PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS TERHADAP MOTIVASI KERJA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PERKEBUNAN ACEH Gusdiana1, Jasman J. Ma’ruf2, Sulaiman3 1)
Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3)
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: This study aimed to determine the effect of education and technical training on work motivation and its impact on employees’ performance at the Aceh Plantations Department. The population of this study is overall employees who work at the Aceh Plantations Department that are 222 employees. Total sample of 100 employees were taken by using proportional random sampling. The analytical method used is multiple linear regressions. The results showed that the education and technical training simultaneously and significantly effect on work motivation and also the employee performance. However, it is only technical training not to have significant partially effect on employee performance. Work motivation acts as a partial mediator between education and the performance of employees and as fully mediators between them. The implication of this research is the Aceh Plantations Department need to increase work motivation through education and technical training, thus increasing employee performance. Keywords: Education, Technical Training, Work Motivation, and Employee Performance.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan teknis terhadap motivasi kerja serta dampaknya pada kinerja pegawai pada Dinas Perkebunan Aceh. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan pegawai yang bekerja pada Dinas Perkebunan Aceh yang berjumlah 222 pegawai. Jumlah sampel sebanyak 100 orang yang diambil dengan menggunakan proposional random sampling. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan teknis berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap motivasi kerja dan juga terhadap kinerja pegawai. Namun, hanya pelatihan teknis yang tidak berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Motivasi kerja berperan sebagai partial mediator diantara pendidikan dan kinerja pegawai dan fully mediator diantara pelatihan teknis dan kinerja pegawai. Implikasi dari penelitian ini, Dinas Perkebunan Aceh perlu meningkatkan motivasi kerja melalui pendidikan dan pelatihan teknis, sehingga kinerja pegawai meningkat. Kata Kunci : Pendidikan, Pelatihan teknis, Motivasi Kerja, dan Kinerja Pegawai
Namun
PENDAHULUAN
demikian,
pendidikan
dan
pelatihan saja belum cukup, diperlukan juga
Latar Belakang Penelitian Keberhasilan suatu organisasi dalam
adanya pembinaan dan motivasi kerja pegawai
mencapai tujuannya tidak terlepas dari peran
untuk menumbuhkan dan meningkatkan kinerja
Sumberdaya
pegawai yang kuat dalam rangka meningkatkan
Manusia
(SDM).Penanganan
sumberdaya manusia yang efektif, efesien dan terarah sangat penting dalam meningkatkan kinerja
Motivasi
merupakan daya penggerak
sumberdaya
yang menciptakan kegairahan kerja seseorang,
manusia dapat dilakukan melalui pendidikan
agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif
dan pelatihan teknis.
dan beritegrasi dengan segala daya upaya untuk
91 -
pegawai.Penanganan
prestasinya (Dwiyanto, 2003).
Volume 4, No. 4, November 2015
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala mencapai kepuasan. Motivasi adalah kondisi
terhadap motivasi kerja pegawai pada Dinas
yang sangat dibutuhkan oleh semua orang
Perkebunan Aceh.
(Hasibuan, 2006).
2. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan
Fenomena yang selama ini terjadi di
pelatihan teknis secara partial dan simultan
Dinas Perkebunan Aceh pada saat ini adalah
terhadap
terjadinya penurunan kinerja para pegawai yang
Perkebunan Aceh.
ditandai dengan tertundanya beberapa jadwal agenda
pelaksanaan
kegiatan
pertemuan
sehingga tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
dalam
Pelaksanaan
Rencana
Kegiatan
Operasional
(ROPAK).
Sebagai
kinerja
terhadap
kinerja
pada
pendidikan dan pelatihan teknis
motivasi
dilaksanakan pada bulan Maret 2014 namun
kegawai
Dinas
4. Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung
Statistik
seharusnya
Dinas
Perkebunan Aceh.
kinerja pegawai
yang
pada
3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja
contoh, Pelaksanaan pertemuan Validasi Data Perkebunan
pegawai
kerja
terhadap
yang dimediasi oleh pegawai
pada
Dinas
Perkebunan Aceh.
hingga bulan Juni 2014 belum terlaksana secara keseluruhan karena data-data pendukung belum semuanya terpenuhi dari berbagai bidang dibawah lingkup Disbun Aceh.
STUDI KEPUSTAKAAN Kinerja Pegawai Menurut Veitzal Rivai (2004) Kinerja
Dari pengamatan penulis sehari-hari,
merupakan
prilaku
yang
nyata
yang
penurunan motivasi kerja seperti yang tersebut
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja
di atas, juga dapat dipengaruhi oleh beberapa
yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan
faktor
perannya dalam organisasi. Selanjutnya Gomes
diantaranya
oleh
pendidikan
dan
pelatihan teknis.
(2003) mengemukakan bahwa kinerja adalah
Oleh karena itu, berdasarkan latar balakang penelitian
di
atas, dengan
maka
catatan yang dihasilkan atau ditampilkan setiap
perlu dilakukan
orang sebagai prestasi kerja dari fungsi suatu
“Pengaruh
pekerjaan tertentu atau kegiatan selama periode
judul
Pendidikan dan Pelatihan Teknis Terhadap
waktu tertentu.
Motivasi Kerja Serta Dampaknya Terhadap
Dari gambaran di atas, maka kinerja
Kinerja Pegawai Pada Dinas Perkebunan
pegawai dapat diartikan sebagai prestasi kerja
Aceh (Studi Kasus)”.
atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai pegawai per periode
Tujuan Penelitian
dalam melaksanakan tugasnya.
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan teknis secara simultan dan parsial Volume 4, No. 4, November 2015
- 92
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Motivasi Kerja
Pelatihan Teknis
Menurut
Wahjosumidjo
(2006),
Menurut
Amstrong
(2000)
“Motivasi merupakan suatu proses psikologis
mengemukan bahwa “pelatihan adalah konsep
yang mencermikan interaksi antara sikap,
terencana yang terintegrasi, yang cermat, yang
kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi
dirancang untuk menghasilkan
dalam diri sendiri”.
yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja
Lebih
pemahaman
pekerjaan”.
lanjut
Manulang
(2004)
bahwa
”Motivasi
adalah
Selanjutnya menurut Oemar Humalik
memberikan daya perangsang kepada pegawai
(2001), “pelatihan merupakan suatu fungsi
yang bersangkutan agar pegawai tersebut
Manajemen
bekerja dengan segala daya dan upayanya”.
menerus dalam rangka pembinaan ketenagaan
Sedangkan menurut Nawawi (2003), ”Motivasi
dalam organisasi. Secara spesifik, proses latihan
adalah suatu kondisi yang mendorong atau
itu merupakan
menjadi sebab seseorang melakukan suatu
dilaksanakan
perbuatan /kegiatan yang berlangsung secara
bertahap dan terpadu.”
menyatakan
yang perlu dilaksanakan
terus-
tindakan (upaya) secara
yang
berkesinambungan,
sadar”. Berdasarkan gambaran definisi di atas,
Pengaruh Pendidikan terhadap Motivasi Kerja
maka motivasi merupakan proses psikologis yang
berlangsung
kepribadian
yang
dalam
interaksi
berbeda-beda
Sebagaimana telah dijelaskan, bahwa
antar untuk
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting
memenuhi kebutuhan sebagai manusia.
dalam
kemampuan
meningkatkan professional
Sedarmayanti (2003).
Pendidikan Menurut Robbins (2006), pendidikan
kualitas individu,
Selain itu juga dapat
berfungsi sebagai alat penghasil tenaga terdidik
merupakan proses pembelajaran, pembelajaran
dan
adalah setiap perubahan prilaku yang relatif
penggerak pembangunan. Fungsi pendidikan
permanen yang terjadi sebagai hasil dari
dapat dikatakan sebagai suatu sistem pemasok
pengalaman.
tenaga
Selanjutnya
menurut
Sedarmayanti,
(2003) bahwa pendidikan dengan berbagai programnya mempunyai peranan penting dalam memperoleh
dan
meningkatkan
kualitas
kemampuan profesional individu.
93 -
Volume 4, No. 4, November 2015
terlatih yang
kerja
akan
yang
menjadi
terdidik,
sumber
terlatih
dan
dipercaya dapat mempengaruhi motivasi dan meningkatkan kinerja (Manulang, 2004). Berdasarkan uraian di atas, maka variabel
pendidikan
variabel motivasi kerja.
akan mempengaruhi
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Pengaruh Pelatihan Motivasi Kerja
Tehnis
terhadap
gairah kerja dan hasil optimal mempunyai bentuk linear dalam arti dengan pemberian
Seperti telah dijelaskan sebelumnya,
motivasi kerja yang baik, maka gairah kerja
bahwa pelatihan teknis pada dasarnya adalah
pegawai akan meningkat dan hasil kerja akan
proses belajar untuk mengubah tingkah laku
optimal
orang dalam melaksanakan pekerjaan mereka
organisasi yang telah ditetapkan.
sesuai
dengan
standar
kinerja
dan memberikan bantuan bagi para karyawan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
atau pekerja untuk menguasai keterampilan
disimpulkan semakin tinggginya keinginan atau
khusus atau membantu untuk memperbaiki
motivasi seeorang untuk berhasilnya sebuah
kekurangan dalam melaksanakan pekerjaan
pekerjaan yang dilakukan, dan setelah berhasil
mereka, Veithzal Rivai (2004) .Selain itu
mendapat penghargaan atas pekerjaannya, maka
pelatihan teknis juga dapat mempengaruhi,
akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja
memotivasi, dan mengarahkan suatu tindakan
pegawai dan organisasi.
pada diri seseorang atau sekelompok orang untuk tujuan
tertentu dalam memperoleh
Pengaruh Pendidikan Pegawai
terhadap Kinerja
keahlian dalam pekerjaannya. Berdasarkan uraian di atas, maka semakin tinggginya kemampuan, keterampilan atau keahlian teknis akan berpengaruh terhadap peningkatan motivasi kerja pegawai pada
Pendidikan
pembelajaran melalui proses dan prosedur yang sistematis yang terorganisir baik teknis maupun manajerial
mempunyai Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai adalah
proses
yang berlangsung dalam waktu
yang relatif lama (Robbins, 2006). Pendidikan
sebuah organisasi (Hasibuan, 2006).
Motivasi
merupakan
pemberian
daya
fungsi
sebagai
penggerak
sekaligus pemacu terhadap potensi kemapuan SDM dalam peningkatkan kinerja. Berdasarkan
uraian
di
atas
dapat
penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat
seseorang agar mereka mau bekerjasama,
pendidikan
bekerja efektif dan berintergrasi dengan segala
kinerja yang dicapai.
seseorang semakin besar tingkat
daya upaya untuk mencapai tujuan yang diinginkan,
Hasibuan
(2006).
Selanjutnya
Pegawai yang memiliki motivasi yang tinggi akan dapat melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik (Fuad Mas’ud, 2004). Lebih
lanjut,
menyebutkan bahwa
Soegiri
Pengaruh Pelatihan Kinerja Pegawai
Teknis
terhadap
Pelatihan teknis yang dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dan atau
(2004)
penguasaan keterampilan dibidang tugas yang
hubungan motivasi,
terkait dengan pekerjaan PNS sehingga mampu Volume 4, No. 4, November 2015
- 94
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala melaksanakan tugas dan
tangggungjawabnya
secara professional.
HA4: Terdapat pengaruh pendidikan, pelatihan
Hal ini dipertegas oleh Veithzal Rivai (2004)
“Pelatihan
adalah
sistematis mengubah
proses
secara
tingkah laku karyawan
untuk mencapai tujuan organisasi.
variabel
teknis dan motivasi kerja secara simultan, positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. HA5: Terdapat
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dijelaskan
motivasi kerja pegawai.
Pelatihan
teknisakan
mempengaruhi variabel kinerja pegawai.
pengaruh
pendidikan
secara
parsial, positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. HA6: Terdapat pengaruh pelatihan teknis secara parsial, positif dan signifikan terhadap
Kerangka Konseptual Penelitian
kinerja pegawai.
Mengacu pada latar belakang masalah, telaah pustaka, maka konseptual teoritis
atau
sebuah kerangka
model pemikiran
dapat dikembangkan dalam penelitian
ini, yaitu
seperti yang digambarkan dalam
diagram berikut:
HA7: Terdapat pengaruh motivasi kerja secara parsial, positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. HA8: Terdapat
pengaruh
tidak
langsung
pendidikan secara positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja.
Pendidikan
HA9: Terdapat Motivasi Kerja
pengaruh
pelatihan teknis
Kinerja Pegawai
signifikan
tidak
langsung
secara positif dan
terhadap
kinerja
pegawai
melalui motivasi kerja.
Pelatihan Teknis
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian
METODOLOGI
Hipotesis
Lokasi, Objek Penelitian
dan
Ruang
Lingkup
dan
Penelitian ini dilakukan pada Dinas
pelatihan teknis secara simultan, positif
Perkebunan Aceh. Sedangkan yang menjadi
dan signifikan terhadap motivasi kerja
objek penelitian adalah pengaruh pendidikan
pegawai
dan pelatihan teknis terhadap motivasi kerja
HA1: Terdapat
HA2: Terdapat
pengaruh
pengaruh
pendidikan
pendidikan
secara
serta dampaknya terhadap kinerja pegawai.
parsial, positif dan signifikan terhadap motivasi kerja pegawai
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah
HA3: Terdapat pengaruh pelatihan teknis secara parsial, positif dan signifikan terhadap 95 -
Volume 4, No. 4, November 2015
seluruh
pegawai
negeri
sipil
di
Dinas
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Perkebunan Aceh yang berjumlah 222 orang.
2. Reliabilitas
Jumlah sampel sebayak 100 orang. Penarikan sampel
dilakukan
Propability
berdasarkan
Sampling.
teknik
Penelitian
ini
menggunakan
Proporsional
Random
Sampling.
menggambarkan
proporsi
yang
Hasil pengujian reliabilitas item-total statistik terhadap 30 responden sebagaimana tertera pada tabel berikut ini: Tabel 1. Uji Reliabilitas
menurut bidang. X1 Desain Kuesioner
X2
Kuesioner penelitian ini dibagi dalam empat bagian. Bagian pertama yaitu pertanyaan tentang pendidikan. Bagian kedua berisikan pertanyaan tentang pelatihan teknis. Bagian ketiga
merupakan
pertanyaan
Y Z
Variabel/Sub Variabel Pendidikan Pelatihan Teknis Motivasi Kerja Kinerja Pegawai
Cronbach Reliabilitas Alpha 0.639 Reliabel 0.719
Reliabel
0.833
Reliabel
0.869
Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2015.
mengenai
Berdasarkan hasil uji sebagaimana tabel
motivasi kerja, dan bagian terakhir adalah
di atas, maka semua instrumen penelitian
pertanyaan tentang kinerja pegawai Dinas
dinyatakan handal.
Perkebunan Aceh. Analisis Faktor HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis faktor eksploratori juga Validitas dan Reliabilitas
menghasilkan keadaan di mana terdapat 3
Studi ini telah melaksanakan pilot
indikator pengukur variabel pendidikan, 4
project ebelum dilakukan penelitian utama,
indikator pengukur pelatihan teknis. Dari 6
yaitu unutk uji validitas dan reliabilitas
indikator pengukur pelatihan teknis, maka yang
terhadap
tersisa sebanyak 4 indikator yang memenuhi
kuesioner
yang
melibatkan
30
responden yang terpilih secara random.
syarat karena mempunyai nilai loading yang lebih besar dari 0,5. (Hair et al., 2006).
1. Validitas
Selanjutnya,
analisis
faktor
juga
Hasil pengujian instrumen penelitian
menunjukkan bahwa dari 5 indikator maka
terhadap 30 responden menunjukkan bahwa
tersisa 3 indikator pengukur motivasi kerja dan
semua item pernyataan untuk variabel-varibel
dari 8 indikator tersisa 6 indikator pengukur
independen mempunyai nilai korelasi r lebih
kinerja pegawai, yang masing-masing tersebar
besar dari 0.2310. Ini berarti item pernyataan
ke dalam 2 kolom faktor.
untuk semua variabel adalah valid.
Volume 4, No. 4, November 2015
- 96
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Berdasarkan
Pengujian Asumsi Klasik
disimpulkan
bahwa
garis
diagonal PP-Plot memberikan pola distribusi normal,
tersebut
dapat
dijelaskan bahwa tingkat signifikansi uji F
- Uji Normalitas Dapat
tabel
sehingga
model
regresi
layak
sebesar 0.000 atau Fhitung (13.303) > Ftabel (2.264), berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel pendidikan dan pelatihan teknis terhadap motivasi kerja.
digunakan (Ghozali, 2005: 110).
Selanjutnya, Uji-t dan hasil analisis regresi linear berganda dapat digambarkan
- Uji Multikolinearitas Dari
hasil
pengujian
menunjukkan
sebagai berikut:
tolerance value dari kedua variabel independen berada di atas 0.1. dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) di bawah 10, maka persamaan regresi
linear
berganda
tidak
terjadi
Tabel 3. Model Summary (b) Model 1
R
R Square .464(a)
Adjusted R Square .215
Std. Error of the Estimate
.199
1.018
multikolinearitas. (Ghozali, 2005: 91). a Predictors: (Constant), Pendidikan, Pelatihan Teknis. b Dependent Variable: Motivasi
- Uji Heteroskedastisitas Hasil pengujian menunjukkan karena
Nilai pengaruh variabel independent
tidak ada pola tertentu dalam grafik scatterplot dan titik-titik yang ada bentuk pola reguler tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit), dan titik-titik tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak ada heteroskedastisitas sesuai dengan pendapat
terhadap variable dependent sebesar 0.199 atau 19,9%.
Dengan
kata
lain,
bila
terjadi
peningkatan aktivitas pendidikan dan pelatihan teknis,
maka
motivasi
kerja
akan
meningkatkan
sebesar 19,9%
dari
derajat nilai
perubahan tersebut.
yang dikemukakan oleh Ghozali (2001).
Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
- Pembuktian Hipotesis Hubungan/ Pengaruh Langsung (Direct Effect) Berikut adalah hasil pengujian hipotesis
Model 1 (Constant) Pendidikan Pelatihan Teknis
Unstandardized Coefficients B Std. Error 5.320 1.455 .214 .086 .285 .079
Standardized Coefficients Beta .234 .340
t 3.657 2.492 3.628
Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .000 .014 .920 1.087 .000 .920 1.087
a. Dependent Variable: Motivasi Kerja
secara simultan, adalah: Hasil regresi di atas menunjukkan
Tabel 2. ANOVA (b)
bahwa terdapat hubungan secara partial, positif ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 27.551 100.449 128.000
dan signifikan antara variabel pendidikan df 2 97 99
Mean Square 13.776 1.036
F 13.303
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Pelatihan Teknis, Pendidikan b. Dependent Variable: Motivasi Kerja
97 -
Volume 4, No. 4, November 2015
dengan motivasi sebesar 0,234 atau 23,4% (P<0,05).
Selanjutnya,
pelatihan
teknis
memiliki hubungan secara partial, positif dan
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala signifikan dengan motivasi kerja dengan nilai
motivasi dengan kinerja pegawai sebesar 0,474
koefisien korelasi sebesar 0,340 atau 34,0% (P
atau 47,4% dengan nilai pengaruh variable
<0,05).
independent Tabel berikut menjelaskan pula hasil
pengujian
pengaruh
pendidikan,
terhadap
variable
dependent
sebesar 0,201 atau 20,1%.
pelatihan
Selanjutnya, koeefisien korelasi dari
teknis dan motivasi kerja secara simultan
regressi berganda dapat dilihat pada tabel
terhadap kinerja pegawai.
berikut: Tabel 7.
Tabel 5. ANOVA (b) Model 1 Regression Residual Total
Sum of Squares 119.008 409.632 528.640
Coefficientsa
df 3 96 99
Mean Square 39.669 4.267
F 9.297
Sig. .000(a)
(Constant) Pendidikan Pelatihan Teknis Motivasi Kerja
Standardized Coefficients Beta .213 .130 .280
t 2.725 2.207 1.300 2.759
Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .008 .030 .865 1.156 .197 .810 1.234 .007 .785 1.274
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Pendidikan, Pelatihan Teknis. b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai. Berdasarkan
Model 1
Unstandardized Coefficients B Std. Error 8.585 3.150 .398 .180 .221 .170 .569 .206
tabel
tersebut
dapat
Nilai koefisien regresi berganda dari variable pendidikan adalah sebesar 0,213 dengan
P value
menunjukkan
=
0,001
bahwa
<
0,05.
hubungan
Ini
antara
dijelaskan bahwa tingkat signifikansi uji F
pendidikan dan kinerja pegawai karyawan
sebesar 0.000 atau Fhitung (9.297) > Ftabel (2.264),
adalah
berarti ada pengaruh yang signifikan antara
regresi berganda dari variabel pelatihan teknis
variabel pendidikan, pelatihan teknis dan
adalah 0,130 atau 13,0% dengan tingkat
motivasi terhadap kinerja pegawai.
signifikan sebesar 0,197 > 0,05. Dan, nilai
signifikan. Kemudian, nilai koefisien
Selanjutnya, Uji-t dilakukan untuk
koefisien kolerasi dari motivasi dengan kinerja
mengetahui apakah pendidikan, pelatihan teknis,
pegawai sebesar 0,280 atau 28,0% dengan
dan motivsi berpengaruh secara parsial, positif
tingkat signifikansi adalah 0,007 < 0,05.
dan signifikan terhadap kinerja pegawai dapat - Pembuktian Hipotesis Hubungan/ Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect)
digambarkan sebagai berikut: Tabel 6. Model Summary(b)
Model 1
R
R Square .474(a)
.225
Gambar berikut akan
Adjusted R Square .201
Std. Error of the Estimate 2.066
membahas
tentang pengaruh variabel mediasi (motivasi) di antara hubungan tersebut.
a Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Pendidikan, Pelatihan Teknis b Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Hasil regresi di atas menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara variable pendidikan, pelatihan teknis dan Volume 4, No. 4, November 2015
- 98
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Rangkuman
MK β1= 0,234
P
2
MK = 0,234P
R = 0,199
F = 13,303
KP = 0,213P
R2 = 0,108
F = 12,997
2
KP = 0,325P + 0,280MK
dilihat sebagaimana dalam table berikut ini.
KP
β2 = 0.213
R = 0,195
Tabel 8.
Rangkuman Hipotesis
F = 13,007
P < .05
dari
Pembuktian
Hipotesis
Gambar 2. Pembuktian Pengaruh Mediasi dari Variabel Motivasi diantara Hubungan Variabel Pendidikan dengan Kinerja pegawai Dinas Perkebunan Aceh. Berdasarkan gambaran menunjukkan motivasi memiliki peran sebagai variabel mediasi parsial (Partially mediation) antara variable
ataupun
ditolaknya hipotesis dalam penelitian ini dapat
β4= 0,280 β3 = 0.325
diterima
pendidikan
dan
variabel
kinerja
pegawai. Selanjutnya, Gambar 3 akan membahas tentang pengaruh variabel mediasi (motivasi) di antara hubungan pelatihan teknis dan kinerja pegawai.
HA1 HA2
Kondisi
Terdapat pengaruh pendidikan dan pelatihan teknis secara simultan, positif dan signifikan terhadap motivasi kerja pegawai. Terdapat pengaruh pendidikan secara parsial, positif dan signifikan terhadap motivasi kerja pegawai.
HA3
Terdapat pengaruh pelatihan teknis secara parsial, positif dan signifikan terhadap motivasi kerja pegawai.
HA4
Terdapat pengaruh pendidikan, pelatihan teknis dan motivasi kerja secara simultan, positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Terdapat pengaruh pendidikan secara parsial, positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
HA5
√ √ √ √
√
HA6
Terdapat pengaruh pelatihan teknis secara parsial, positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
X
HA7
Terdapat pengaruh motivasi kerja secara parsial, positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
√
HA8 HA9
Terdapat pengaruh tidak langsung pendidikan secara positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja. Terdapat pengaruh tidak langsung pelatihan teknis secara positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai melalui motivasi kerja.
√ √
Note: √ = hipotesis tidak ditolak (hipothesis diterima) X = hipotesis ditolak Berdasarkan hasil dari analisis statistik,
MK
gambaran hubungan/pengaruh langsung (direct
β1= 0,340
PT
β4= 0,280 β3 = 0,335 β2 = 0,130
MK = 0,340 PT
effect) dalam model penelitian ini dapat dilihat KP
R2 = 0,156 2
F = 19,566
KP = 0,130 PT
R = 0,083
F = 9,957
KP = 0,335PT + 0,280MK
R2 = 0,169
F = 11,068
dengan jelas
sebagaimana
dalam gambar
berikut ini.
P < .05
Gambar 3. Pembuktian Pengaruh Mediasi dari Variabel Motivasi diantara Hubungan Variabel Pelatihan teknis dengan Kinerja pegawai Dinas Perkebunan Aceh.
R2= 0.199
Pendidikan
β3 = 0,213 (S) β1= 0,234(S) β5= 0,280(S) Motivasi Kerja
Kinerja Pegawai
β2 = 0,340(S) β4= 0,130 (NS)
Gambar di atas menunjukkan bahwa
Pelatihan Teknis
R2= 0.201
bila dikaitkan dengan metode dari Baron dan Kenny (1986) berarti bahwa variabel “pelatihan teknis” memiliki peran sebagai dimediasi penuh (Fully mediation) antara variable independen “Pelatihan teknis” dan variabel dependen “kinerja Pegawai”.
99 -
Volume 4, No. 4, November 2015
p < .05 ns = not significant Gambar 4. Kondisi Signifikansi Hubungan antar Variabel dalam Model.
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Pendidikan motivasi
maupun
mempengaruhi kinerja
baik
pegawai
Dinas
Perkebunan Aceh. Pelatihan teknis terbukti berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
motivasi, namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai. Faktor motivasi berperan sebagai variabel mediasi secara parsial diantara hubungan pendidikan dan kinerja pegawai, dan secara penuh terhadap hubungan pelatihan teknis dengan kinerja pegawai. Rekomendasi Untuk
dapat
menciptakan
kinerja
pegawai yang tinggi, maka pimpinan Dinas Perkebunan Aceh harus dapat meningkatkan pendidikan dengan memberikan lebih banyak pelatihan
kerja
dan
juga
memperhatikan
Hair, J. F., Anderson, R., E., Tatham, R.L., & Black, W.C. 2006. Multivariate data analysis. 7/E, Prentice Hall, Pearson Educational International. Hair, J.F., Bush, R.P., & Ortinau, D.J. 2006. Marketing research within a changing information environment. Third Edition (Revised International Edition), McGrawHill/Irwin, New York . Hasibuan, M. S.P. 2006. Manajemen Sumberdaya Manusia, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta Malhotra, K. N. 2006. Riset Pemasaran Pendekatan Terapan, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Manulang, M. 2004. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Administrasi Negara Edisi keempat, BPFE. Yogyakarta. Oemar, H. 2001. Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Robbins, S. P. 2001. Organization Behavior. Ninth Edition Prentice Hall. New Jersey. Robbins, S.P. 2006. Prilaku Organisasi, elompok Gramedia, Jakarta. Sedarmayanti. 2003. Manajemen Sumberdaya Manusia. Penerbit PT. Refika Aditia, Bandung. Veithzal, R. 2004. Manajemen Sumberdaya Manusia. Edisi Pertama. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada Jakarta. Wahjosumidjo. 2003. .Kepemimpinan dan Motivasi, Penerbit Galia Indonesia Jakarta.
pelatihan teknis.
DAFTAR PUSTAKA Amstrong, M. 2000. Pedoman Manajemen, Manajemen Sumberdaya Manusia, Elex Media Kompotindu. Jakarta. Baron and Kenny. 1986. Research Methods for Business. New York: Jhon Wiley and Sons. Inc. Dwiyanto, Agus, dkk. 2003. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia, Pusat Study Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gajah Mada Jakarta. Ghozali, Imam. 2009. Analisis Mulitivariate Dengan Program SPSS. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali. 2005. Prosedur Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Gomes, Cardoso and Faustino. 2003. Manajemen Sumberdaya Manusia. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
Volume 4, No. 4, November 2015
- 100