PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS BERITA DI KELAS VIII SMPN 2 TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN Resi Septari Rumita1), Hasnul Fikri 2), Gusnetti2) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta
[email protected] 1)
ABSTRACT The purpose of this research was to describe the effect of using project based learning on the student’s skill in writing news in class VIII of SMPN 2 Tigo Nagari. The theories applied in this research were those proposed by Semi (2009) about the nature of writting and steps in writting, Chaer (2010) about nature, types and the elements of news, and Wena (2008) about project based learning and convensional learning. This was a quasi experimental research. The population of the research was the students in class VIII of SMPN 2 Tigo Nagari. The sample was chosen by using random sampling technique because homogeneus relative population so that chosen class VIII C as experimental class and class VIII A as control class. The step of data analyzed are (1) calculating the average first test and the last average test students in writing news, (2) achievemen test by using normality test and variance homogeneity test regarding the sample, and (3) hypothesis test. Based on the result of the research, it was relevaled by: (1) The student’s skill to write news was getting better after project based learning was applied in which the value of ttable was 1,67 and tcalculated was 2,41 indicating tcalculated ˃ ttable, indicating zero hypothesis μ1 ≤ μ2 was rejected, (2) student’s skill to write news was getting better after project based learning was applied in which the value of ttable was 1,67 and tcalculated was 2,64 showing that tcalculated ˃ ttable. Hence, the use of project based learning significantly affects the student’s skill to write news item texts in class VIII of SMPN 2 Tigo Nagari. Keywords: writting skill, news, project based learning berbahasa
PENDAHULUAN Kemampuan
berbahasa
erat
berarti
melatih
keterampilan
aspek
keterampilan
berpikir.
hubungannya dengan kemampuan berfikir,
Ada
sebab bahasa seseorang mencerminkan
berbahasa
yaitu
pikirannya. Tarigan (2005:1) menyatakan
membaca
dan
bahwa
seseorang
menulis menduduki posisi paling akhir
berbahasa, semakin cerah dan jelas pula
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat
Walaupun begitu, menulis sangat penting
diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek
bagi pengembangan intelektual seseorang,
dan banyak latihan. Melatih keterampilan
salah satunya adalah untuk mengemukakan
semakin
terampil
empat
menyimak, menulis.
berbicara,
Keterampilan
sesuatu. Menurut Tarigan (2005:3) menulis
merupakan suatu keterampilan berbahasa
berita, unsur-unsur berita, nilai-nilai yang
yang dipergunakan untuk berkomunikasi
terdapat dalam berita, dan kelayakan suatu
secara tidak langsung, tidak secara tatap
berita, (3) metode yang digunakan guru
muka dengan orang lain. Salah satu
dalam pembelajaran masih monoton dan
kegiatan menulis adalah menulis berita.
kurang menarik minat siswa untuk menulis
Berita
berita.
adalah
laporan
peristiwa
atau
Kriteria
Ketuntasan
Minimum
pendapat yang aktual, menarik dan penting
(KKM) yang ditetapkan di SMPN 2 Tigo
serta
Nagari adalah ≥ 75. Karena keterampilan
kejadian
menggunakan
yang
diulang
kata-kata,
dengan
sering
juga
menulis
merupakan
keterampilan
yang
ditambah dengan gambar, atau hanya
kurang diminati oleh siswa kelas VIII
berupa
SMPN
gambar-gambar
saja.
(Siregar,
2010:11).
2
Tigo
Nagari
dibandingkan
keterampilan membaca, menyimak, dan
Pelajaran menulis berita merupakan
berbicara,
perlu
dicarikan
solusi
salah satu materi yang terdapat dalam
membangkitkan minat siswa dalam menulis
Kurikulum
berita antara lain dengan menerapkan model
Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP) tahun 2006, mata pelajaran Bahasa Indonesia
Sekolah
Menengah
pembelajaran yang lebih baik dan variatif.
Pertama
Penulis
(SMP) kelas VIII semester dua dengan
pembelajaran
Standar
mengungkapkan
pelajaran menulis berita karena pendekatan
informasi dalam bentuk rangkuman, teks
ini belum pernah digunakan dalam pelajaran
berita, dan slogan/poster dengan indikator
menulis berita. Menurut pendapat Thomas
menulis teks berita secara singkat, padat,
dkk. (dalam Wena, 2008:144) pembelajaran
dan jelas.
berbasis
Kompetensi
Berdasarkan
berbasis
proyek
menggunakan proyek
merupakan
pada
model
dan
pembelajaran yang memberikan kesempatan
wawancara dengan salah satu guru Bahasa
kepada guru untuk mengelola pembelajaran
Indonesia di SMPN 2 Tigo Nagari, Bapak
di kelas dengan melibatkan kerja proyek.
Drs. Yupisar pada tanggal 12 Januari 2015,
Selanjutnya,
diperoleh
2008:147) menyatakan bahwa pembelajaran
informasi
observasi
memilih
bahwa
dalam
Moursund
proyek
dapat
(dalam
Wena,
pembelajaran keterampilan menulis berita
berbasis
meningkatkan
(1) siswa masih banyak beranggapan bahwa
motivasi belajar siswa, dapat meningkatkan
menulis berita merupakan hal yang mudah
kemampuan
sehingga siswa menjadi asal-asalan dalam
membuat siswa lebih aktif, dan berhasil
menulis berita, (2) siswa masih banyak yang
memecahkan
belum bisa menulis berita dari segi teras
kompleks.
memecahkan
masalah
yang
masalah,
bersifat
Berdasarkan
dan
sistematis. Dengan adanya keterampilan ini
batasan masalah, maka rumusan masalah
memungkinkan tulisan dapat diikuti oleh
penelitian adalah apakah terdapat pengaruh
pembaca
yang
keterampilan
signifikan
latar
belakang
pembelajaran
berbasis
dengan
mudah.
perwajahan,
Ketiga,
keterampilan
proyek terhadap kemampuan menulis berita
perwajahan adalah keterampilan pengaturan
siswa kelas VIII SMPN 2 Tigo Nagari?.
tipograf dan pemanfaatan sarana tulis secara
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan berbasis
pengaruh
proyek
terhadap
pembelajaran kemampuan
menulis berita siswa kelas VIII SMPN 2 Tigo Nagari.
efektif dan efisien, seperti penyusunan format, pemilihan ukuran kertas, tipe huruf, penjilidan, penyusunan tabel, dan lain-lain. Keterampilan ini mendukung kesempurnaan serta kerapian tulisan. Langkah-langkah menulis menurut
KAJIAN TEORETIS
Semi (2009: 6-12) ada tujuh. Pertama,
Semi (2009:2) menyatakan bahwa
pemilihan dan penetapan topik, merupakan
menulis tidaklah sulit, tetapi tidak pula
suatu langkah awal yang penting sebab tidak
gampang.
hakikatnya
ada tulisan tanpa ada sesuatu yang hendak
memindahkan pikiran ke dalam bentuk
ditulis. Topik tulisan adalah masalah atau
lambang-lambang
Selanjutnya,
gagasan yang hendak disampaikan di dalam
menurut Semi (2009:5) untuk menghasilkan
tulisan yang diperoleh melalui pengalaman,
suatu tulisan yang baik mengharuskan setiap
pengamatan, imajinasi serta pendapat dan
penulis memiliki tiga keterampilan dasar
keyakinan. Kedua, pengumpulan informasi,
dalam
Menulis
menulis.
pada
bahasa.
Pertama,
keterampilan
perlu dilakukan agar tulisan menjadi tulisan
keterampilan
berbahasa
yang berbobot dan meyakinkan. Informasi
merupakan keterampilan paling penting yang
dan data yang dikumpulkan itu adalah
mencakup keterampilan menggunakan ejaan,
informasi dan data yang relevan dengan
tanda baca, pembentukan kata, pemilihan
topik atau pokok bahasan dan sesuai dengan
kata, dan penggunaan kalimat yang efektif.
tujuan tulisan. Ketiga, penetapan tujuan,
Kedua, keterampilan penyajian, keterampilan
sesuatu yang penting sebelum menulis
penyajian adalah keterampilan pembentukan
karena tujuan sangat berpengaruh dalam
dan pengembangan paragraf, keterampilan
menetapkan bentuk, panjang, sifat, dan cara
memerinci pokok bahasan menjadi subpokok
penyajian tulisan. Keempat, perancangan
bahasan, menyusun pokok bahasan dan
tulisan, merupakan kegiatan menilai kembali
subpokok bahasan ke dalam susunan yang
informasi dan data, memilih subtopik yang
berbahasa,
perlu dimuat, melakukan pengelompokkan
dan diuraikan dengan kata-kata yang mudah
topik-topik kecil ke dalam kelompok yang
dipahami khalayak.
lebih besar, dan memilih suatu sistem notasi dan sistem penyajian yang dianggap paling baik. Kelima, penulisan draf, di dalam penulisan perlu dipilih organisasi dan sistem penyajian yang tepat. Artinya, tepat menurut jenis tulisan, tepat menurut topik, dan tepat menurut tujuan atau sasaran tulisan. Keenam, penyuntingan
atau
revisi,
di
dalam
menyunting dilakukan kegiatan mengecek ketepatan
angka-angka
atau
nama,
menghilangkan yang tidak perlu, menambah sesuatu yang perlu ditambah. Di samping itu, dilakukan pula perbaikan kalimat dan ejaan. Kosa kata yang kurang tepat diganti dengan yang lebih tepat. Ketujuh, penulisan naskah jadi, dalam penulisan naskah jadi perlu diperhatikan ejaan dan tanda baca serta perwajahan karena kesempurnaan sebuah tulisan
tidak
hanya
terbatas
pada
kesempurnaan isi dan ketepatan pemakaian perangkat kebahasaan, tetapi juga masalah susunan, kejelasan, dan ketepatan pemakaian sarana tulis lainnya.
Menurut Siregar (dalam Chaer, 2010:11) berita adalah kejadian yang diulang dengan kata-kata,
sering
juga
ditambah dengan gambar, atau hanya berupa gambar-gambar
saja.
berita yang dimuat pada setiap surat kabar lazim dibedakan atas tiga jenis. Pertama, berita langsung ( straight news), berita langsung adalah berita yang disusun untuk menyampaikan
Berita
merupakan
peristiwa-peristiwa yang disiarkan melalui media massa (radio, televisi, dan internet)
kejadian-kejadian
atau
peristiwa-peristiwa yang secepatnya harus diketahui
oleh
pembaca
atau
anggota
masyarakat. Misalnya, gempa bumi di daerah pedalaman Papua, atau terjadinya bahaya kelaparan di pulau terpencil di ujung Nusa Tenggara Timur. Kedua, berita ringan (soft news), berita ringan yaitu berita yang tidak memerlukan unsur penting dan keaktualan tetapi mementingkan unsur manusia dari peristiwa itu. Misalnya pemulung tewas tertabrak mobil. Ketiga, berita kisah atau fitur (featur), berita kisah yaitu tulisan yang dapat
menyentuh
perasaan
ataupun
menambah pengetahuan, tidak terikat, dan aktualisasi karena nilai utamanya adalah pada
unsur
kejadian
Selanjutnya dibahas tentang berita.
menggunakan
Menurut Chaer (2010:15-17) berita-
manusiawinya.
manusiawinya
Misalnya
Tuanku
Imam
Bonjol, Sultan Hasanudin, ataupun Jendral Gatot Subroto. Adapun unsur-unsur berita menurut Chaer (2010: 17-19) semua berita itu harus mengungkap unsur 5W+1H, yaitu what (Apa), unsur what berkenaan dengan faktafakta yang berkaitan dengan hal-hal yang dilakukan oleh pelaku ataupun korban dari
kejadian itu, who (Siapa), unsur who
Sejalan dengan pendapat Thomas dkk.
berkenaan dengan fakta-fakta yang berkaitan
(dalam
dengan orang atau pelaku yang terlibat dalam
pembelajaran berbasis proyek merupakan
kejadian itu, why (Mengapa), unsur why
model
berkenaan dengan fakta-fakta mengenai latar
kesempatan kepada guru untuk mengelola
belakang dari suatu tindakan ataupun suatu
pembelajaran di kelas dengan melibatkan
kejadian yang telah diketahui unsur what-
kerja proyek.
nya,
where
(Dimana),
unsur
where
berkenaan dengan tempat peristiwa terjadi. Di
sini
nama
tempat
harus
dapat
diidentifikasi dengan jelas, when (Kapan), unsur
when
berkenaan
dengan
waktu
kejadian. Waktu mungkin ada yang sudah terjadi, tetapi mungkin juga yang sedang terjadi, ataupun yang akan terjadi and how (Bagaimana), unsur how berkenaan dengan proses kejadian yang diberitakan. Melihat begitu
banyak
fakta-fakta
yang
harus
dikumpulkan mengenai suatu peristiwa atau kejadian yang diangkat menjadi berita menyebabkan memiliki
seorang
indera
wartawan
keenam
harus
sehingga
mengungkap peristiwa di dalam peristiwa lain. Selanjutnya
dibahas
pembelajaran berbasis Richmond
dan
tentang
proyek.
Striley
Menurut
(dalam
Wena,
2008:144) kerja proyek dapat dipandang sebagai
bentuk
activity-based bagian
dari
open-ended
learning, proses
dan
contextual merupakan
pembelajaran
yang
memberi penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha kolaboratif.
Wena,
2008:144)
pembelajaran
Menurut
mengatakan
yang
pendapat
memberikan
Gaer
(dalam
Wena, 2008:145) pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk memberi pengalaman belajar yang lebih menarik
dan
bermakna
bagi
siswa.
Sedangkan Thomas (dalam Wena, 2008:145) mengatakan
bahwa
fokus
pembelajaran
berbasis proyek ini terletak pada prinsip dan konsep
inti
melibatkan
dari
suatu
siswa
disiplin
dalam
ilmu,
investigasi
pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan siswa
bekerja
secara
otonom
dalam
mengonstruksi pengetahuan mereka sendiri dan
mencapai
puncaknya
untuk
menghasilkan produk nyata. Langkah-langkah
pembelajaran
berbasis
proyek ada enam. Pertama, penentuan pertanyaan mendasar (star with the essential question).
Pertanyaan
yang
ditentukan
hendaknya dapat memberi penugasan kepada peserta
didik
dalam
melakukan
suatu
kegiatan dengan cara mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai
dengan
sebuah
investigasi
mendalam. Contohnya berita apa saja yang
cara memfasilitasi peserta didik pada setiap
sedang hangat diperbincangkan saat ini?.
proses dan merekam keseluruhan aktivitas
Kedua,
mendesain
perencanaan
proyek
(design a plan for the project). Pengajar dan peserta didik merencanakan aturan main
yang
penting.
mengontrol
dan
Contohnya
pengajar
mengendalikan
seluruh
keadaan dan aktivitas siswa di dalam kelas.
pemilihan aktivitas yang dapat mendukung
Kelima, menguji hasil (assess the qutcome).
dalam menjawab pertanyaan yang penting
Pengajar menilai kemajuan masing-masing
dengan
berbagai
peserta didik untuk mengukur ketercapaian
subjek yang mungkin, serta mengetahui alat
standar dan memberi umpan balik tentang
dan
untuk
tingkat pemahaman yang sudah dicapai
membantu penyelesaian proyek. Contohnya
peserta didik agar pengajar dapat menyusun
siswa diminta untuk menulis sebuah berita
strategi pembelajaran berikutnya. Contohnya
aktual dalam sebuah kertas kerja.
pengajar melakukan evaluasi atas tugas yang
cara
bahan
Ketiga,
mengintegrasikan
yang
dapat
menyusun
schedule).
Pengajar
menyusun
jadwal
menyelesaikan timeline
jadwal
proyek
untuk
diakses
dan
(create
peserta
didik
aktivitas seperti
menyelesaikan
a
dalam membuat
telah dikerjakan siswa, apakah sudah tercapai tujuan
pembelajaran
dan
memberikan
penguatan mengetahui tugas siswa dalam menulis berita.
proyek,
Keenam,
mengevaluasi
membuat deadline penyelesaian proyek,
(evaluate
the
membawa peserta didik agar merencanakan
mengevaluasi pengalaman peserta didik
cara yang baru, membimbing peserta didik
mengungkapkan
ketika mereka membuat cara yang tidak
pengalamannya
berhubungan dengan proyek, dan meminta
proyek. Contohnya pengajar dan peserta
peserta didik untuk membuat penjelasan
didik mengembangkan diskusi dalam rangka
(alasan)
memperbaiki
kinerja
Contohnya siswa dapat menyelesaikan tugas
pembelajaran,
sehingga
dengan tepat waktu.
ditemukan suatu temuan baru (new inquiry)
tentang
pemilihan
suatu
cara.
Keempat, memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (monitor the students tnd the progress of the project). Pengajar
untuk
pengalaman
experience).
Dalam
perasaan selama
menjawab
dan
menyelesaikan
selama pada
proses akhirnya
permasalahan
yang
diajukan pada tahap pertama pembelajaran. Hipotesis
penelitian
yaitu
bertanggungjawab terhadap aktivitas peserta
Ada terdapat pengaruh yang signifikan
didik selama penyelesaian proyek dengan
pembelajaran
berbasis
proyek
terhadap
kemampuan menulis berita siswa kelas VIII SMPN 2 Tigo Nagari.
Agar siswa dapat menulis berita maka dia ditugaskan untuk merekam berita di rumah
METODOLOGI PENELITIAN
per kelompok dan berdasarkan proyek
Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif
Instrumen untuk kerja proyek yaitu
eksperimen
semu.
Sukardi
tersebut siswa disuruh menulis berita dengan menerapkan
unsur
5W+1H.
Sedangkan
(2003:179) mengemukakan bahwa metode
Instrumen untuk tes akhir yaitu Buatlah
penelitian
berita tentang jatuhnya pesawat AirAsia
eksperimen
adalah
metode
penelitian yang paling produktif, karena jika
QZ8501 dengan
penelitian tersebut dilakukan dengan baik
5W+1H, menulis berita minimal 2 paragraf!
dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan hubungan sebab akibat.
menerapkan unsur berita
Teknik pengumpulan data dilakukan langkah-langkah
sebagai
berikut:
(1)
Populasi penelitian ini adalah seluruh
melaksanakan tes kepada sampel untuk
siswa kelas VIII SMPN 2 Tigo Nagari tahun
menulis berita, (2) mengumpulkan hasil tes,
pelajaran 2014/2015. Dalam mengambil
(3) mengelompokkan hasil kerja sampel
sampel
berdasarkan aspek yang diteliti .
peneliti
random (2003:61)
menggunakan
sampling. teknik
Menurut cluster
cluster Sukardi
sampling
ini
TEKNIK ANALISIS DATA
memilih sampel bukan didasarkan pada
Analisis data dilakukan dengan langkah
individual, tetapi lebih didasarkan pada
(1) menghitung skor hasil tes awal dan tes
kelompok, daerah, atau kelompok subjek
akhir siswa dalam menulis berita, (2)
yang secara alami berkumpul bersama.
melakukan
Aggoro, dkk. (2008:4.7) mengemukakan
homogenitas variansi terhadap sampel, dan
bahwa sampel acak cluster berarti penarikan
(3) menguji hipotesis.
dari populasi yang telah dikelompokkan terlebih dahulu, dalam sampel acak cluster
Proses
pembelajaran
kedua
sampel
langsung, tetapi melalui kelompok yang
pada
dipilih secara acak.
pembelajaran
eksperimen dan kelas VIII A sebagai kelas kontrol.
normalitas,
dan
uji
PROSEDUR PENELITIAN
kita tidak memilih individu-individu secara
Sampel kelas VIII C sebagai kelas
uji
pembelajaran
yaitu
dengan berbasis
dilaksanakan satu
kelas
menerapkan proyek
(kelas
eksperimen) dan satu kelas lagi diajarkan dengan pembelajaran biasa (kelas kontrol).
HASIL
PENELITIAN
DAN
2 dengan alokasi waktu 2x40 menit.Setelah
PEMBAHASAN
kegiatan awal, peneliti bertanya jawab
1. Pembelajaran Dalam Pengambilan
dengan siswa tentang materi pertemuan pertama. Peneliti bertanya jawab dengan
Data Tes Awal Kelas Eksperimen Dalam pengambilan data tes awal kelas eksperimen, peneliti langsung menjadi guru, dilakukan proses belajar mengajar selama 4x40 menit, pada jam pelajaran ke-1 dan ke2 dengan alokasi waktu 2x40 menit. Setelah kegiatan awal, peneliti menayangkan video tentang
eksekusi
mati
enam
terpidana
narkoba dan memberikan tes awal pada siswa yaitu membuat berita tentang eksekusi mati enam terpidana narkoba tersebut dengan menerapkan unsur 5W+1H. Setelah tes awal selesai
dilaksanakan,
peneliti
menyuruh
siswa mengumpulkan tes awal. Selanjutnya, peneliti melakukan kegiatan inti dan kegiatan penutup, pada akhir pembelajaran, peneliti membagi siswa menjadi 5 kelompok. Agar siswa dapat
menulis berita
maka
dia
siswa
tentang
rekaman
berita
yang
ditugaskan pada pertemuan pertama. Setelah itu siswa mempresentasikan di depan kelas tentang kerja proyek yang dilakukannya di rumah yaitunya merekam berita dengan analisis unsur berita 5W+1H. Peneliti dan siswa
membahas
bersama-sama
tentang
rekaman berita yang dipresentasikan di depan
kelas.
menayangkan
Selanjutnya, video
peneliti
tentang
jatuhnya
pesawat AirAsia QZ8501 dan memberikan tes akhir kepada siswa yaitu membuat berita tentang jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 dengan menerapkan unsur berita 5W+1H. Selanjutnya
peneliti
menyuruh
siswa
mengumpulkan tes akhir. 3. Proses Pembelajaran Dalam
ditugaskan untuk merekam berita di rumah
Pengambilan Data Tes Awal Kelas
per kelompok dan berdasarkan proyek
Kontrol
tersebut siswa disuruh menulis berita dengan menerapkan unsur 5W+1H.
Dalam pengambilan data tes awal kelas kontrol, peneliti langsung menjadi guru,
Dalam
dilakukan proses belajar mengajar selama
Pengambilan Data Tes Akhir Kelas
4x40 menit, pada jam pelajaran ke-1 dan ke-
Eksperimen
2 dengan alokasi waktu 2x40 menit.Setelah
2. Proses
Pembelajaran
Dalam pengambilan data tes akhir kelas eksperimen, peneliti langsung menjadi guru, dilakukan proses belajar mengajar selama 4x40 menit, pada jam pelajaran ke-1 dan ke-
kegiatan awal, peneliti menayangkan video tentang
eksekusi
mati
enam
terpidana
narkoba dan memberikan tes awal pada siswa yaitu membuat berita tentang eksekusi mati enam terpidana narkoba tersebut dengan
menerapkan unsur 5W+1H. Setelah tes awal
55,6 dan modus 67,5. Jika dibandingkan
selesai
dengan nilai KKM, secara keseluruhan
dilaksanakan,
peneliti
menyuruh
siswa mengumpulkan tes awal. Selanjutnya,
dapat
peneliti
median,
menjelaskan
pelajaran
dengan
menggunakan metode ceramah. 4. Proses
Pembelajaran
disimpulkan dan
bahwa
modus
baik
belum
mean,
mencapai
sasaran. Dalam
2. Hasil Tes Akhir Kelas Eksperimen
Pengambilan Data Tes Akhir Kelas Kontrol
Pada tes akhir kelas eksperimen didapatkan hasil perhitungan dengan data
Dalam pengambilan data tes akhir kelas
sebanyak 26 siswa, dengan nilai tertinggi
kontrol, peneliti langsung menjadi guru,
98, nilai terendah 50, dan nilai rata-ratanya
dilakukan proses belajar mengajar selama
75,19. Mean dari tes akhir kelas eksperimen
4x40 menit, pada jam pelajaran ke-1 dan ke-
adalah 75,19, mediannya 64,7 dan modus
2 dengan alokasi waktu 2x40 menit.Setelah
75,7. Jika dibandingkan dengan nilai KKM,
kegiatan awal, peneliti bertanya jawab
secara
dengan siswa tentang materi pertemuan
bahwa mean mencapai sasaran, median
pertama. Peneliti lalu menayangkan video
belum
tentang jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501
mencapai sasaran.
dan memberikan tes akhir kepada siswa yaitu membuat berita tentang jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 dengan menerapkan unsur
keseluruhan
mencapai
dapat
sasaran,
disimpulkan
dan
modus
3. Hasil Tes Awal Kelas Kontrol Berdasarkan
hasil
perhitungan,
berita 5W+1H. Setelah itu peneliti menyuruh
bahwa nilai tes awal pada kelas eksperimen
siswa mengumpulkan tes akhir.
dengan jumlah data sebanyak 26 siswa, dengan nilai tertinggi 86, nilai terendah 46,
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN 1. Hasil Tes Awal Kelas Eksperimen Berdasarkan hasil perhitungan, nilai tes awal pada kelas eksperimen dengan jumlah data sebanyak 27 siswa, dengan nilai
dan nilai rata-ratanya adalah 66. Mean tes awal kelas kontrol adalah 66, mediannya 54,5, dan modus 64,5. Jika dibandingkan dengan KKM, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa baik mean, median, dan modus belum mencapai sasaran.
tertinggi 98, nilai terendah 42, dan nilai rataratanya adalah 63,70. Mean dari tes awal kelas eksperimen adalah 63,70, mediannya
4. Hasil Tes Akhir Kelas Kontrol
Pada tes akhir kelas eksperimen
Untuk menguji Homogenitas variansi
didapatkan hasil perhitungan dengan data
dilakukan uji F. Dalam hal ini akan diuji
sebanyak 26 siswa, dengan nilai tertinggi 82,
dimana
nilai terendah 52, dan nilai rata-ratanya
dari masing-masing kelompok.
67,46. Mean dari tes akhir kelas kontrol
σ1 dan σ2 adalah simpangan baku Rumus
yang
digunakan
untuk
adalah 67,46, mediannya 72,5, dan modus
menguji hipotesis ini menurut Sudjana
61. Jika dibandingkan dengan KKM, secara
(2002:249) adalah:
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa baik mean, median, dan modus belum mencapai sasaran. UJI PRASYARAT 1. Uji Normalitas Dari hasil uji normalitas data kelas
Maka,
eksperimen didapatkan Lo maks│F (Z1)-S (Z1)│ = 0,1650 dengan taraf nyata a = 0,05 dan Ltabel = 0,234 dari tabel uji liliefors. Dari perbandingan Lo dan Ltabel untuk kedua kelas Kriteria pengujian terima H0 jika
sampel maka diperoleh Ltabel = 0,234 lebih besar dari Lo = 0,1650 (Lo ≤ Ltabel). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar menulis
berita
siswa
kelas
(
)(
)(
maka terima H0
(
(
kontrol didapatkan Lo maks │F (Z1)-
dan Ltabel = 0,227 dari tabel uji liliefors. Dari perbandingan Lo dan Ltabel untuk kedua kelas sampel maka diperoleh Ltabel = 0,3512 lebih besar dari Lo = 0,227 (Lo ≤ Ltabel). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar menulis berita siswa kelas
) )
)
.
F (0,975)( 25,25)
S
(Z1)│ = 0,3512 dengan taraf nyata a = 0,05
)(
)(
(
Dari hasil uji normalitas data kelas
2. Uji Homogenitas Variansi
sampel
berdistribusi normal.
sampel berdistribusi normal.
)
(
)(
). Untuk
mencari F(0,975)(25,25) menggunakan )(
rumus f(
(
Hasil
) (
)
((
1,95 ) didapatkan
dengan
menggunakan daftar tabel F. F25=F24
(
)
)
(
)
(
=1,96 =1,96 +
(
)
)
digunakan uji t dengan hipotesis Ho : μ1 ≤ μ2 dan H1: μ1 ˂ μ2
.1
dari data yang terlebih dahulu dicari harga S, yaitu:
=1,96 + (-0,00667) =1,96 - 0,00667 =1,95
(
)
(
)
(
)
(
)
(
) (
)
Dari perhitungan di atas didapat ( - )(
-
- )
Sementara
(
-
- )
dengan demikian
didapatkan bahwa
.
Berdasarkan perhitungpan di atas, karena didapat
√ S = 8,64
maka H0
diterima dengan taraf nyata a = 0,10 , sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki variansi yang homogen.
Selanjutnya, digunakan uji t sebagai berikut: ̅
̅
√
3. Menguji Hipotesis Berdasarkan hasil uji normalitas data dan uji homogenitas variansi yang telah
√
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen. Untuk menguji hipotesis,
√
√ KESIMPULAN Hasil belajar siswa dalam menulis berita setelah diterapkan model pembelajaran berbasis proyek lebih baik daripada hasil belajar siswa dalam menulis berita sebelum diterapkan model pembelajaran berbasis
2,64
proyek dengan ttabel = 1,67 dan thitung = 2,41, ttabel didapatkan dengan menggunakan daftar
berarti thitung ˃ ttabel, artinya hipotesis nol μ1 ≤
tabel t, dapat dijelaskan sebagai berikut:
μ2 ditolak dan hasil belajar siswa dalam
t50
= t40 +
(
)
= 1,68 +
(
menulis berita setelah diterapkan model
)
pembelajaran berbasis proyek lebih baik daripada
. 10
setelah
diterapkan
model
pembelajaran biasa karena didapat ttabel = = 1,68 +
(
)
1,67 dan thitung = 2,64, berarti thitung ˃ ttabel.
. 10
Berdasarkan = 1,68 +
(
)
. 10
= 1,68 - 0,005
hasil
pengaruh
yang
berbasis
proyek
penelitian
terdapat
signifikan
pembelajaran
terhadap
kemampuan
menulis berita siswa kelas VIII SMPN 2 Tigo Nagari karena pembelajaran berbasis
= 1,67
proyek melibatkan siswa dalam investigasi Harga t hitung dibandingkan dengan t tabel dengan dk = n1 +n2 – 2 = 50, pada
pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan
taraf kepercayaan a = 0,05 diperoleh ttabel =
siswa
1,67 dan thitung 2,64, ternyata didapat thitung ˃
mengonstruksi pengetahuan mereka sendiri
ttabel, maka diperoleh hipotesis Ho : μ1 ≤ μ2
dan
ditolak, sehingga didapat rata-rata hasil
bekerja
mencapai
secara
otonom
puncaknya
dalam
untuk
menghasilkan produk nyata.
belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas
kontrol.
Dengan
demikian
dapat
Dapat disimpulkan bahwa terdapat
disimpulkan bahwa pembelajaran menulis
pengaruh
yang
signifikan
pembelajaran
berita dengan penerapan model pembelajaran
berbasis
proyek
terhadap
kemampuan
berbasis proyek berpengaruh positif terhadap
menulis berita siswa kelas VIII SMPN 2
hasil belajar siswa.
Tigo Nagari.
DAFTAR PUSTAKA Anggoro, M.Toha, dkk. 2008. Metode Penelitian.
Jakarta:
Universitas
Terbuka.
Chaer, Abdul. 2010. Bahasa Jurnalistik. Jakarta:
Rineka
Cipta.
Semi, M. Atar. 2009. Menulis Efektif. Padang: UNP Press.
Sudjana. 2001. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjono, Anas. 2001 . Pengantar Statistik Pendidikan.
Jakarta:
PT.
Raja
Grafindo
Sukardi.
2003.
Metodologi
Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono.
2010.
Metode
Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, Hendri Guntur. 2005. Menulis Sebagai
Suatu
Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Wena, Made. 2008. Strategi Pembelajaran Inovatif
Kontemporer.
Bumi Aksara.
Malang: