STUDI KARAKTERISTIK TANAH PADA LAHAN TANAMAN JAGUNG HIBRIDA PIONEER 23 DI KECAMATAN TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN
JURNAL
RIZA FITRIANI NIM. 10030031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP ) PGRI PADANG SUMATERA BARAT 2014
Study Of Soil Characteristics On Hybrid Maize Pioneer 23 Land At Tigo Nagari Sub District Of Pasaman District by : Riza Fitriani* Dasrizal** Widya Prari Keslan** *Geography Education Department of STKIP PGRI Sumatera Barat ** Lecturer at Geography Education Department of STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT This research was conducted to know and to analyze the characteristics of the soil (structure, texture, pH andorganic matter) hybrid maize pioneer 23 land at Tigo Nagari sub districtof Pasaman district. This research method is descriptive. Map of land units used as the basis of sampling research. Land units obtained from the overlay of landforms, slope, map soil type, land use, andgeological maps. Soil sampling conducted by purposive sampling technique. The results showed that: 1.The soil structure on land units are crumb and blocky. 2.The soil texture on land units are texture loam and dusty clay. 3. The pH of the soil, on land units have excellent category. 4. Organic material in the sample categorized land units are excellent and good categories. Then the soil characteristics on hybrid maize pioneer 23 land atTigo Nagari sub district of Pasaman district. Categorized into two good and fair. Both categorieson land units V2.IV.Alv.Sw.Qat (sample I) and land units V4.II.Alv.Pm.Qat (sample II). While beingin the category of land units F1.I.Alv.TL.Tmv (sample III) Keywords: Soil Characteristics, Hybrid Maize Pioneer 23, land unit
PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara memiliki iklim tropis sehingga mendapatkan curah hujan yang sangat tinggi setiap tahunnya, curah hujan yang sangat tinggi ini sangat memudahkan pelapukan bahan organik dalam tanah sehingga memiliki tanah yang subur untuk dijadikan lahan pertanian untuk menopang kehidupan. Tanah merupakan akumulasi tubuh alam bebas atau “natural body” yang menempati sebagian besar permukaan bumi yang merupakan hasil proses pelapukan fisik, kimia, maupun biologi, dapat menumbuhkan tanaman yang memiliki sifat akibat pengaruhi
iklim dan jasat hidup terhadap bahan induk dalam kondisi topografi tertentu dan dalam jangka waktu tertentu pula. (Hermon, 2009: 4). Tanah merupakan salah satu tempat atau media untuk kehidupan tanaman. Tanah terdiri dari lapisan bumi paling luar yang berasal dari pelapukan batuan induk yang mempunyai kedalaman dan karakter yang berbeda beda. Sedangan bahan organik tanah merupakan hasil dari pelapukan sisa-sisa tanaman dan atau binatang yang bercampur dengan bahan mineral lain didalam tanah pada lapisan atas tanah. Tanah merupakan tempat/ media tanam
1
bagi tanaman salah satunya yaitu tanaman jagung. Dalam ekonomi tanaman pangan Indonesia, jagung merupakan komoditas penting kedua setelah padi/beras. Akan tetapi, dengan berkembang pesatnya industri peternakan, jagung merupakan komponen utama (60%) dalam ransum pakan. Diperkirakan lebih dari 55% kebutuhan jagung dalam negeri digunakan untuk pakan, sedangkan untuk konsumsi pangan hanya sekitar 30%, dan selebihnya untuk kebutuhan industri lainnya dan bibit. Perubahan pola permintaan jagung juga mendorong perubahan adopsi teknologi benih. Mulai awal tahun 1990an, industi benih jagung hibrida berkembang pesat yang diikuti oleh percepatan adopsi teknologi jagung hibrida. Percepatan adopsi ini terkait dengan promosi dan penyuluhan yang dilakukan oleh industri benih jagung hibrida. Diperkirakan luas areal tanam jagung hibrida lebih 30% dari total areal pertanaman jagung di Indonesia. (Tim Karya Tani Mandiri, 2010: 38) Wilayah Kabupaten Pasaman mempunyai luas 3.947,63 km dan berada pada ketinggian 50-2.912 meter diatas permukaan laut. Dengan wilayah yang relatif luas sangat mendukung kegiatan pertanian di Kabupaten Pasaman, masyrakat banyak bergerak di bidang pertanian tanaman pangan. Salah satunya masyrakat menanam tanaman jagung. (Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Tigo Nagari, 2013). Kecamatan Tigo Nagari merupakan salah satu daerah penghasil jagung di kabupaten pasaman didukung dengan adanya luas Kawasan peruntukan pertanian Tanaman jagung ±730 hektar. Kecamatan Tigo Nagari merupakan daerah yang memiliki tanah yang cukup subur karna posisi dekat dengan daerah vulkanis yaitu gunung pasaman, yang cocok untuk daerah
pertanian.(Tigo Nagari Dalam Angaka 2013) Sejak diperkenalakan tanaman jagung hibrida pioneer 23 pada masyarakat pada tahun 2006, masyarakat Tigo Nagari sudah mulai menggunakannya/ menanam jagung varietas ini. Luas kawasan peruntukan untuk jagung hibrida pioneer 23 ialah 50% atau ±365 ha dari luas kawasan tanaman jagung di Kecamatan Tigo Nagari. Jagung varietas ini lebih tahan terhadap hama serta karakteristik tanaman yang kuat dan kokoh. Bukan hanya dari sisi karakteristik tanaman nya saja namun hasilnya bisa meningkat dari sebelumnya, ketika petani menanam jagung varietas lain dalam satu hektarnya hanya bisa menghasilkan jagung maksimal 6-8 ton per hektar, sedangkan dengan penanaman jagung hibrida pioneer 23 maksimal 9-11 ton per hektar. (Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Tigo Nagari, 2013). Tapi pada kenyataan nya petani jagung di Tigo Nagari masih rendah memproduksi jagung dari hasil penanaman jagung hibrida pioneer 23 sebesar 9-11 to/ha. Petani jagung di Tigo Nagari hanya bisa menghasilkan produksi jagung 5-7 ton/ha saja, hal ini bisa saja di sebabkan karana petani belum memahami keadaan tanah yang cocok dari segi (struktur, tekstur, pH dan bahan organik tanah) untuk tanaman jagung hibrida pioneer 23, dreainase dan dari cara pengolahan lahanya. (Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Tigo Nagari, 2013). Penanaman jagung hibrida pioneer 23 mengalami banyak hambatan salah satunya adalah petani kurang memahami kondisi tanah yang cocok dijadikan lahan penanaman jagung hibrida pioneer 23 untuk itu penulis tergerak untuk melakukan Penelitian Tentang “Studi Karakteristik Tanah Pada Lahan Tanaman Jagung Hibrida
2
Pioneer 23 Di Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman” METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif. Deskriptif merupakan penelitian yang dimaksud untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah di sebutkan, yang hasilnya di paparkan dalam bentuk laporan penelitian. (Arikunto, 2010: 3) Menurut Tika (2005: 4) penelitian deskriptif merupakan penelitian lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis karakteristik tanah (struktur, tekstur, pH dan bahan organik) pada lahan tanaman jagung hibrida pioneer 23 di Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman. Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah di rumuskan, maka yang menjadi daerah penelitian adalah Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan teknik purposive sampling. Bahan dan alat terdiri dari, peta geologi, peta jenis tanah, peta topografi, peta kelas lereng, peta administrasi, peta bentukan lahan, peta penggunaan lahan, peta satuan lahan, peta sampel penelitian, cangkul, plastik, kamera, spidol, buku catatan dan lain-lain yang dibutuhkan untuk menunjang kelansungan penelitian. Teknik Analisis Data Untuk menetukan batas harkat tiap kelas karakteristik tanah dgunakan formula yang di kemukakan oleh Dibyosaputro (1999) dalam Hermon (2009).
I=
c -b k
I = besar jumlah interval kelas c = jumlah harkat kelas tertinggi (4 x 3 = 12) b = jumlah harkat kelas terendah (4 x 1= 4) K= jumlah kelas yang digunakan (3) Dari persamaan di atas, maka besar jarak untuk masing – masing kelas tanaman jagung hibrida pioneer 23 adalah sebagai berikut: I=
12 - 4 8 = = 2,66 3 3
Hasil perhitungan interval tingkat karakteristik tanah untuk tanaman jagung hibrida pioneer 23 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel Interval tingkat sifat ( karakteristik) tanah Kelas Interval Tinggkat karakteristik tanah I <6,66 Baik II 6,66 – 10,66 Sedang III >10,66 Kurang Sumber: Dibyosaputro, (1999) dalam Hermon (2009) HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama, berdasarkan hasil analisis struktur tanah yang diperoleh di lapangan, struktur tanah remah dengan kategori baik terdapat pada satuan lahan V2.IV.Alv.Sw.Qat (sampel I) dan satuan lahan V4.II.Alv.TL.Qat (sampel II). Sedangkan struktur tanah gumpal dengan kategori sedang terdapat pada satuan lahan F1.I.Alv.TL.Tmv (sampel III). Struktur tanah sangat mempengaruhi sifat dan keadaan tanah seperti gerakan air tanah, sehingga akan menentukan dreainase. Selain itu struktur tanah juga menentukan presentase ruang pori dan earasi tanah. Struktur tanah secara tidak lansung akan 3
mengambarkan kandungan bahan organik, liat dan pasir. Struktur tanah remah mencirikan tanah yang kaya akan bahan organik, sedangkan struktur gumpal mengambarkan tanah mengandung liat, dan struktur granular mencirikan tanah banyak mengandung pasir. (Hermon 2009). Kedua, berdasarkan analisis tekstur tanah yang diperoleh dari hasil uji laboratorium, tanah yang memiliki tekstur lempung berdebu dengan kategori baik terdapat pada satuan lahan V2.IV.Alv.Sw.Qat (sampel I) dan satuan lahan V4.II.Alv.TL.Qat (sampel II). Sedangkan tanah tekstur liat berdebu dengan kategori sedang, terdapat pada satuan lahan F1.I.Alv.TL.Tmv (sampel III). Tekstur tanah juga menentukan tata air dalam tanah, berupa kecepatan infiltrasi, penetrasi dan kemampuan pengikatan air oleh tanah. Tekstur tanah merupakan satu-satunya sifat tanah yang tetap dan tidak mudah diubah oleh manusia. Tapi mudah berubah akibat pengaruh dari erosi tanah. (Hermon 2009: 57) Ketiga, berdasarkan analisis pH tanah yang diperoleh dari hasil uji laboratorium, pH tanah terdapat satu kategori yaitu sangat baik, pada satuan lahan V2.IV.Alv.Sw.Qat (sampel I) (5,93), V4.II.Alv.TL.Qat (sampel II) (6,37) dan F1.I.Alv.TL.Tmv (sampel III) (5,17). pH tanah sangat penting untuk menentukan mudah tidaknya unsur hara diserap tanaman, menunjukan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun dan mempengaruhi perkembangan migroorganisme. Tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan pH nya dengan menambahkan kapur kedalam tanah, sedangkan tanah terlalu alkalis dapat diturun kan pH nya dengan penambahan belerang. (Harjowigeno: 2007).
Keempat, berdasarkan analisis bahan organik yang diperoleh dari hasil uji laboratorium, bahan organik pada setiap satuan lahan sampel penelitian terdapat dua kategori sangat baik terdapat pada satuan lahan V2.IV.Alv.Sw.Qat (Sampel I) (2,40). Kategori baik pada satuan lahan V4.II.Alv.TL.Qat (sampel II) (0,46) dan F1.I.Alv.TL.Tmv (sampel III) (1,00). Bahan organik berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya terhadap pertumbuhan tanaman yakni sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah, sumber unsur hara, menambah kemampuan tanah menahan air, menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara dan sumber energi bagi mikroorganisme. (Hardjowigeno: 2007). Selanjutnya karakteristik tanah pada lahan tanaman jagung hibrida pioneer 23 di Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman. Dikategorikan atas dua baik dan sedang. Kategori baik pada satuan lahan V2.IV.Alv.Sw.Qat (sampel I) dan satuan lahan V4.II.Alv.Pm.Qat (sampel II). Sedangkan katagori sedang pada satuan lahan F1.I.Alv.TL.Tmv (sampel III). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian tentang karakteristik tanah pada lahan tanaman jagung hibrida pioneer 23 di Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman, maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Struktur tanah pada satuan lahan sampel penelitian memiliki struktur tanah remah dan gumpal. 2. Tekstur tanah pada satuan lahan sampel penelitian memiliki tekstur lempung berdebu dan liat berdebu. 3. pH tanah, pada satuan lahan sampel penelitian memiliki pH kategori sangat baik.
4
4. Bahan organik pada satuan lahan sampel penelitian dikategori sangat baik dan kategori baik. Karakteristik tanah pada lahan tanaman jagung hibrida pioneer 23 di Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman . Dikategorikan atas dua baik dan sedang. Kategori baik pada satuan lahan V2.IV.Alv.Sw.Qat (sampel I) dan satuan lahan V4.II.Alv.Pm.Qat (sampel II). Sedangkan katagori sedang pada satuan lahan F1.I.Alv.TL.Tmv (sampel III). Saran 1. Untuk petani, berdasarkan faktor penghambat yang terdapat pada areal tanaman Jagung Hibrida Pioneer 23 di daerah penelitian hendak nya lebih memilah areal penanaman jagung hibrida pineer 23 dan pada daerah satuan lahan penelitian struktur dan tekstur tanahnya sedang dapat dilakukan pemakaian pupuk. 2. Untuk pemerintah disarankan agar dinas yang terkait dalam hal ini dimaksud dinas pertanian agar lebih memperhatikan tentang betapa pentingnya krakteristik tanah untuk lahan tanaman jagung hibrida pioneer 23 dan memberikan pengarahan dan pengetahuan kepada petani bagaimana cara mengolah tanah yang benar untuk bertanam tanaman jangung hibrida pioneer 23. Agar hasil tanam petani lebih meningkat. 3. Dengan adanya penelitian ini dapat sebagai pedoman penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini
Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP). Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman. 2013. BPS Pasaman (Tigo Nagari Dalam Angka 2013 ) 2013. Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Hardjowigeno, Sarwono. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo. Hermon, Dedi. & Khairani. 2009. Geografi Tanah: Suatu Tinjauan Teoritis, Metodologis, Dan Aplikasi Proposal Penelitian. Padang: Jihadul Khair Center. Tika, Pabundu Moh. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Jagung. Bandung: Nuansa Aulia
DAFTAR PUSATAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: RINEKA CIPTA.
5