PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Kelas XI IPA SMA N 23 Jakarta) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh BAHARIA RIYANTI NIM. 108016100061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKUTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul: "Pengaruh Model Pembelajaran Portofolio Terhadap
Hasil Belajar Biologi siswa Pada Konsep sistem Reproduksi,, disusun oleh Baharia Riyanti NIM. 108016f00061- Proeram Studi Pendidikan Biologi Jurusan Penciidikan
IPA
Fakultas
llmu Tarbiyah dan
Keguruan
(FlrK) ulN
Syarif
Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan darr dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, Oktober 2013
Yang Mengesahkan
Pembimbing
I
Pembimbing
2 002
II
Nengsih Juanengsih, M. Pd NIP. r9790510 200604 2 001
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul: *Pengaruh Model Pembelajaran portofolio Terhadap
Easil Belajar Biologi siswa pada Konsep sistem Reproduksi,, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) rnN syarif Hidayatullah Jakarta' dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasyah pada 2Januari 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sl (S.Pd) dalam bidang pendidikan Biologi.
Jakarta" 02 Januari 2014
Panitia Ujian Munaqasyah Ketua Panitia (Ketua JunrsanlFrogram
Studi) Tanggal
BaiqHana Susanti. M. Sc NIP. 19700209 20a0Cs 2 0ol
Penguji
I
Ir. Mahmud M. Siregar. M.Si NIP. 19540310 198803 1001
Penguji
nl,
tr
Meiry Fadilah Noor M.Si NIP. 19800516 200710 2 001
rt^1
Mengetahui: Dekan Fakultas trmu Tarbiyah dan Keguruan
Nqrlena Kifa'i. IU,A,.. ph. D NIP.l959t020 198603 2 001
KEMEmRmNIEEA UIN
JAIGRTA
t
Jrwd€
b.
fl
g!:r"Pit
FoRM (FR). tg
tto"neGsiT6i
qqBAL
95 Crpraf
--: -IEiE.io-
rrrrlADdd,esi.
iDjm
:qryl . Y?t &ylE f.lfgY .ttrF"a,.;; Dosen Pembimbirtg
,, l.t,.. ZflElgNr vr rd ,. ..u?.*qi$--,r.9.ail
r*eiil.
.* .la
.
dengan
ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat beriar-benar hasil karya sencliri dan saya bertanggung jawab 'secai:a akademis atas apa yang saya turis
Jakart4
31
697666p zot3
Baharia Riyanti, 108016100061, Pengaruh Model Pembelajaran Portofolio Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Kelas XI Pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia, Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran portofolio terhadap hasil belajar biologi siswa SMA kelas XI pada konsep sistem reproduksi manusia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen dengan desain penelitian two group pretest posttest design. Populasinya adalah seluruh siswa SMA Negeri 23 Jakarta. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, sampel yang terpilih yaitu kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen (yang menggunakan model pembelajaran portofolio dengan penilaian kelas berbasis kinerja/ performance assessment) dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol (yang menggunakan pembelajaran konvensional). Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar biologi berbentuk pilihan ganda sebanyak 28 soal. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t, dan berdasarkan perhitungan uji-t diperoleh thitung 3,290 dan ttabel 1,67 pada taraf signifikansi 5% yang berarti thitung > ttabel (3,290 > 1,67). Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran portofolio terhadap hasil belajar biologi siswa. Kata kunci: model pembelajaran portofolio, performance assessment, hasil belajar
i
Baharia Riyanti, 108016100061, The Impact of Portfolio Based Learning Model on the Result of Biology Learning, Script of Science Education Department, Faculty of Tarbiya and Teacher Training, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta. ABSTRACT This research aims to determine the impact of portfolio based learning model on the result of biology learning. The method used was quasi experiment research using two group pretest posttest design. The population was the entire of State Senior High School 23 Jakarta students. By using purposive sampling technique, the samples taken were XI IPA 1 as an experiment class (which uses Portfolio based learning model with performance assessment) and XI IPA 2 as the controlling class (which uses conventional learning model). The instrument used was a biology achievement test formed 28 multple choice questions, students portfolio rubrics, and students performance assessment rubrics. The data analysis technique used in this study was t-test, and based on the calculation of t-test showed tcount 3,290 and ttable 1,67 at the significance level of 5% which means tcount > ttable (3,290 > 1,67), so it can be concluded that there was the impact of portfolio based learning model on the result of biology learning.
Keywords : Portfolio based learning model, performance assessment, biology learning
ii
KATA PENGANTAR
bismillahirrahmanirrahim Puji syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Portofolio Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia”. Penelitian ini dilaksanakan pada 20 – 31 Mei 2013 di SMA Negeri 23 Jakarta yang berada di Jalan Mandala Utara Tomang, Jakarta Barat. Dalam menyelesaikan skripsi
ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan,
masukan yang membangun serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Nurlena, MA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian skripsi ini. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pengarahan dan kesempatan dalam pelaksanaan penelitian. 3. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd Ketua Juruan Biologi dan juga sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan serta waktunya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 4. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd Dosen Pembimbing Akademik dan juga sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan serta waktu khususnya kepada penulis mulai dari bimbingan PKL, PPKT hingga skripsi ini dapat diselesaikan. 5. Ibu Gusma Sori Suryani S.Pd selaku guru biologi di SMA Negeri 23 Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga penelitian bisa dilaksanakan dengan lancar.
iii
iv
6. Keluarga yang telah memberikan dukungan materi serta semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Teman-teman seperjuangan Siti Hajar, Musripah yang selalu mendukung dan menyemangati serta teman-teman biologi B 2008 yang terus saling kompak dan mendukung. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih belum sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan. Akhirnya, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Jakarta, September 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK.....................................................................................................................i ABSTRACT.................................................................................................................ii KATA PENGANTAR................................................................................................iii DAFTAR ISI................................................................................................................v DAFTAR TABEL......................................................................................................vii DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................viii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.............................................................................1 B. Identifikasi Masalah.....................................................................................5 C. Pembatasan Masalah....................................................................................5 D. Perumusan Masalah.....................................................................................6 E. Tujuan Penelitian.........................................................................................6 F. Kegunaan Penelitian....................................................................................6 BAB II. KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik........................................................................................7 B. Hasil Penelitian yang Relevan...................................................................34 C. Kerangka Berpikir.....................................................................................35 D. Hipotesis Penelitian...................................................................................36 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................37 B. Metode dan Desain Penelitian...................................................................37 C. Populasi dan Sampel..................................................................................38 D. Teknik Pengumpulan Data........................................................................38 E. Kontrol Terhadap Validitas Internal..........................................................41 F. Teknik Analisis Data.................................................................................44
v
G. Hipotesis Statistik......................................................................................47 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Model Pembelajaran Portofolio............................................49 B. Analisis Data Hasil Belajar Siswa…………………….............................52 C. Pembahasan ..............................................................................................60 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...............................................................................................63 B. Saran..........................................................................................................63 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................64 LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Halaman 3.1 Desain Penelitian.............................................................................................37 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes....................................................................................39 4.1 Perbandingan Hasil Pretest Siswa...................................................................52 4.2 Perbandingan Hasil Posttest Siswa..................................................................52 4.3 Hasil Portofolio Siswa Kelas Eksperimen.......................................................53 4.4 Hasil Penilaian Kinerja Siswa Kelas Eksperimen...........................................54 4.5 Hasil N-Gain....................................................................................................54 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest............................................................................55 4.7 Hasil Uji Normalitas Posttest...........................................................................55 4.8 Hasil Uji Homogenitas Pretest.........................................................................56 4.9 Hasil Uji Homogenitas Posttest.......................................................................57 4.10 Hasil Uji Hipotesis Pretest.............................................................................57 4.11 Hasil Uji Hipotesis Posttest...........................................................................58
vii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I..............................................................67 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II............................................................77 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III...........................................................87 4. Rubrik Penilaian Portofolio Siswa...................................................................95 5. Rekap Nilai Portofolio Siswa..........................................................................98 6. Rubrik Penilaian Kinerja I.............................................................................100 7. Rubrik Penilaian Kinerja II............................................................................103 8. Rubrik Penilaian Kinerja III..........................................................................105 9. Rubrik Skoring Kinerja Siswa.......................................................................108 10. Rekap Nilai Kinerja Siswa.............................................................................109 11. Kisi-kisi Instrumen Penelitian (Indikator).....................................................111 12. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ......................................................................114 13. Rekap Analisis Butir Instrumen Penelitian....................................................131 14. Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol...................................................135 15. Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen.............................................137 16. Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol..................................................139 17. Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen...........................................141 18. Hasil N-Gain Kelas Kontrol..........................................................................143 19. Hasil N-Gain Kelas Eksperimen....................................................................145 20. Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol...................................................147 21. Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen............................................148 22. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol.................................................149 23. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Ekspeimen............................................150 24. Hasil Uji Homogenitas Pretest.......................................................................151 25. Hasil Uji Homogenitas Posttest.....................................................................152 26. Hasil Uji Hipotesis Pretest.............................................................................153 27. Hasil Uji Hipotesis Posttest...........................................................................155 viii
28. Foto Kegiatan Pembelajaran..........................................................................157 29. Contoh Penilaian Diri Siswa………………………………………….…….159 30. Contoh Hasil Ujian Siswa..............................................................................160 31. Contoh Hasil Portofolio Siswa......................................................................165
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sesuai kodratnya membutuhkan pendidikan dan menurut para ahli pendidikan sekurang-kurangnya enam tujuan dari sebuah proses pendidikan yang manusiawi; yaitu untuk menyesuaikan diri, untuk pematangan psikis, untuk pematangan intelektual, untuk pematangan watak, untuk mematangkan proses kelangsungan hidup, dan untuk pematangan independensi.1 Tujuan-tujuan diatas diharapkan tercapai melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat membentuk dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, yaitu belajar. Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.2 Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional, bab II pasal 3 menyebutkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional secara lebih luas: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.” 3 Sistem pendidikan nasional memberikan arahan pada semua tujuan khusus satuan-satuan pendidikan sesuai dengan fungsi dan tujuan umum pendidikan nasional yang hendak dicapai. Pendidikan Biologi merupakan salah satu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diharapkan dapat memenuhi tujuan pendidikan nasional melalui pencapaian tujuan-tujuan khusus yang telah
1
Hasan Aedy, Karya Agung Sang Guru Sejati, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 38-43 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), hal. 64 3 Himpunan Peratutan Perundang-undangan SISDIKNAS, (Bandung: Fokus Media, 2010), hal.6 2
1
2
ditetapkan. Pendidikan sains termasuk biologi menekankan pembelajaran yang memberikan pengalaman kepada siswa secara langsung dan aktif dalam proses belajar untuk mengembangkan kecerdasan dan kreativitas siswa. Pada dasarnya pembelajaran sains berupaya membekali siswa dengan berbagai kemampuan tentang cara mengetahui dan mengerjakan sesuatu untuk lebih memahami mengenai alam di sekitarnya. Akan tetapi, keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang (pasif) dan bertolak belakang dengan tujuan khusus satuan
pendidikan
IPA
yang
mengikutsertakan
siswa
dalam
kegiatan
pembelajaran (siswa aktif). Oleh sebab itu, peran siswa dalam kegiatan pembelajaran masih harus terus ditingkatkan agar sesuai dengan tujuan dan hasil yang diharapkan. Biologi dikenal dengan mata pelajaran yang sarat dengan konten-konten faktual yang wajib diingat dan dipahami sehingga minat dan motivasi siswa masih rendah dalam mempelajarinya. Sebuah proses pembelajaran memerlukan teknik, metode, dan pendekatan tertentu sesuai dengan karakterisktik tujuan, peserta didik, materi, dan sumber daya serta memerlukan strategi yang tepat dan efektif. Strategi pembelajaran merupakan suatu cara dan ilmu untuk membawa pembelajaran sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efisien dan efektif, salah satu yang dapat diterapkan adalah portofolio yang mengumpulkan hasil karya siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur. UNESCO mencanangkan empat pilar pendidikan sebagai landasan model pembelajaran portofolio adalah learning to do, learning to know, learning to be, dan learning to live together.
4
Dengan portofolio, siswa diarahkan untuk memperkaya
pengalaman belajarnya melalui interaksi dengan lingkungannya dan masyarakat, sehingga dapat membangun pengetahuannya dan kepercayaan diri. Portofolio dapat diartikan sebagai kumpulan karya siswa yang disusun secara sistematis dan terorganisir sebagai hasil dari usaha pembelajaran yang telah dilakukan dalam kurun waktu tertentu.5 Perkembangan yang ditunjukkan atas usaha tersebut dilihat 4
Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio, (Bandung: Ganesindo, 2003), hal. 4 5 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi KBK, (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 195
3
sejak permulaan pembelajaran sesuai standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator-indikator yang dituntut oleh kurikulum. Portofolio dapat memberikan masukan tentang minat belajar siswa, hal-hal yang telah diketahui siswa, hal-hal yang belum diketahui siswa, kemampuan belajar siswa, serta kesulitan belajar yang dialami siswa. Dengan mengacu pada portofolio, akan didapat langkahlangkah siswa dalam memahami materi pelajaran dari awal sampai akhir. Dalam proses pembelajaran berbasis portofolio, siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dan guru berperan sebagai fasilitator dengan menghidupkan suasana kelas agar menjadi lebih aktif dan siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar. Guru harus reaktif sehingga menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran (student centered). Pada pembelajaran biologi diharapkan model pembelajaran portofolio dapat memotivasi siswa untuk lebih berperan aktif dan meningkatkan aktivitas serta minat belajar siswa yang akan terlihat pada hasil belajar yang memuaskan. Dalam menerapkan model pembelajaran portofolio, banyak metode-metode yang dapat digunakan diantaranya metode inkuiri, pemecahan masalah, diskusi dan e-learning serta disinergikan dengan berbagai macam penilaian berbasis kelas untuk mendukung hasil belajar siswa. Selain itu, dalam pembelajaran IPA khususnya biologi, sistem penilaian yang masih terbatas dan biasanya didominasi dengan tes yang hanya menguji serta mengukur ingatan siswa terhadap informasiinformasi faktual yang telah dipelajari.
Akan tetapi, penilaian pembelajaran
dalam pelaksanaan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) memerlukan informasi yang berkaitan dengan pencapaian kompetensi pada siswa yang mencakup
pengetahuan
(kognitif),
sikap
(afektif),
dan
keterampilan
(psikomotorik). Oleh sebab itu, guru harus kreatif dalam mengembangkan berbagai alternatif penilaian hasil pembelajaran siswa agar mendapatkan cara yang tepat dalam menilai belajar siswa. Strategi penilaian yang digunakan dalam pembelajaran sangat penting dalam mencapai keberhasilan siswa sehingga siswa tidak hanya dinilai berdasarkan aspek kognitif saja, tetapi juga afektif dan psikomotor. Penilaian unjuk kerja
4
merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu.6 Penilaian unjuk kerja bertujuan untuk menilai keterampilan siswa dalam mempresentasikan pengetahuan yang telah didapat melalui sebuah kegiatan. Kegiatan-kegiatan yang dinilai merupakan kegiatan yang didasarkan pada materi-materi yang telah dipelajari siswa dan diimplementasikan dalam kegiatan praktek sehingga dapat diketahui bagaimana pemahaman siswa terhadap materi tersebut serta dapat mengasah keterampilan siswa. Model pembelajaran portofolio yang diterapkan pada mata pelajaran biologi dapat disinergikan dengan penilaian kinerja melalui kumpulan hasil pekerjaan siswa. Penilaian tersebut antara lain laporan hasil praktikum, rancangan kegiatan eksperimen, lembar kerja siswa dan lainnya. Dalam hal ini, portofolio dapat dikatakan secara sederhana sebagai kumpulan pekerjaan siswa dan catatan kemajuannya dari waktu ke waktu. Model pembelajaran portofolio melibatkan self assesment (penilaian diri) karena siswa turut menilai hasil kerjanya sendiri serta mengomentari pekerjaannya sendiri sehingga siswa memperoleh umpan balik (reflection) berdasarkan hasil penilaian diri sendiri. Umpan balik (reflection) dapat memberikan dampak yang positif bagi perkembangan kepribadian siswa (ranah afektif) sehingga kompetensi afektif pun diharapkan bisa ikut tercapai.
Oleh karena itu, dengan
menggabungkan prinsip performance assesment yang menilai kinerja siswa dan portofolio sebagai bukti kemajuan atau proses pembelajaran siswa, pembelajaran biologi bisa lebih bermakna dan sesuai dalam menilai berdasarkan tujuan yang diharapkan. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran portofolio dengan penilaian unjuk kerja siswa sebagai penilaian berbasis kelas yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Portofolio Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem Reproduksi”. 6
Mohammad Jauhar, Implementasi PAIKEM dari Behavioristik Sampai Kosntruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011), hal. 128
5
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang, maka timbul masalah antara lain dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Keterlibatan peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar yang masih sedikit. 2. Kurangnya variasi model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar biologi. 3. Kurangnya variasi penilaian yang diterapkan oleh guru dalam menilai proses belajar mengajar biologi baik dalam hal kinerja siswa, umpan balik dan catatan kemajuan siswa. 4. Masih rendahnya hasil belajar biologi siswa yang belum mencukupi kriteria ketuntasan minimal.
C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari agar masalah tidak terlalu menyimpang, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut: 1. Konsep yang dibahas adalah mengenai konsep sistem reproduksi pada manusia yang mencakup sistem organ, struktur serta penyakit sistem reproduksi. 2. Model yang dikembangkan adalah model pembelajaran portofolio yang menekankan kegiatan aktif siswa dalam mendokumentasikan hasil kegiatan belajar. 3. Penilaian berbasis kelas yang digunakan saat proses belajar berlangsung adalah penilaian unjuk kerja (performance assesment) siswa yang didasarkan pada rubrik penilaian unjuk kerja siswa. 4. Hasil belajar yang digunakan sebagai acuan adalah ranah kognitif jenjang C1C4.
6
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah model pembelajaran portofolio berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada pada konsep sistem reproduksi?” E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran portofolio terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem reproduksi.
F. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan hasil penelitian ini adalah: 1. Dijadikan masukan dan alternatif model pembelajaran serta penilaian bagi guru biologi dalam mengembangkan strategi pembelajaran. 2. Dijadikan masukan bagi peneliti maupun para calon guru biologi agar terus menambah wawasan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan berkaitan dengan penyusunan perencanaan pembelajaran dan sebagai alternatif model pembelajaran serta cara evaluasinya. 3. Diharapkan menjadi ide bagi peneliti lain untuk terus mengkaji hal-hal yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa biologi.
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1.
Hakikat Belajar Belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis memiliki
arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” dengan pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu yang belum dipunya sehingga dengan adanya kegiatan belajar tersebut manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dan dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu. Secara terminologis, menurut Cronbach dalam teori belajar dan pembelajaran oleh Baharudin “Learning in shown by change in behavior as result of experience”.1 Selanjutnya, mengenai hakikat belajar, dapat dijelaskan ciri-ciri, prinsip serta faktor yang mempengaruhinya yaitu: a. Ciri-ciri Belajar Dari berbagai definisi mengenai belajar, maka terdapat beberapa ciri-ciri belajar; yaitu belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang berarti belajar dapat diamati dari tingkah laku. Ciri selanjutnya perubahan perilaku relatif permanen yang berarti bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Ciri ketiga adalah perubahan tingkah laku tidak harus segera diamati karena belajar merupakan proses. Ciri selanjutnya adalah perubahan tingkah laku merupakan hasil dari latihan dan pengalaman.2 b. Prinsip-prinsip Belajar Menurut Soekamto dan Winatapura, di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar. Seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar yaitu: Pertama, apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif. Kedua, setiap siswa belajar sesuai 1
Baharuddin dan Esa Nur wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), hal.13 2 Ibid., hal. 15
7
8
dengan tingkat kemampuannya. Ketiga, siswa akan dapat belajar dengan baik jika mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar. Keempat, penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan akan membuat proses belajar menjadi lebih bermakna. Terakhir, motivasi belajar siswa akan lebih meningkat jika ia diberikan tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya. 3 c. Tujuan-tujuan Belajar Proses belajar yang baik adalah proses yang memenuhi tujuan-tujuan pembelajaran. Menurut Gagne dalam Abu Ahmadi dkk, ada lima tipe hasil belajar sebagai tujuan dalam mengembangkan berbagai kapabilitas, antara lain: 1) Kemampuan intelektual yaitu sejumlah kemampuan mulai dari membaca, menulis, menghitung sampai dengan memperhitungkan akibat devaluasi. 2) Strategi kognitif yaitu kemampuan mengatur “cara belajar dan berpikir” seseorang termasuk kemampuan memecahkan masalah. 3) Informasi verbal ialah kemampuan menyerap pengetahuan dalam arti informasi dan fakta termasuk kemampuan untuk mencari dan mengolah informasi sendiri. 4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan yang erat dengan keterampilan fisik seperti menggunakan berbagai alat. 5) Sikap dan nilai ialah kemampuan yang erat hubungannya dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang. 4 Dari berbagai penjelasan mengenai ciri-ciri, prinsip serta tujuan belajar di atas, selanjutnya di bawah ini akan dijelaskan mengenai macam-macam teori pembelajaran yang telah dicetuskan oleh para ahli. 2.
Teori-teori Pembelajaran Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai teori-teori yang mendasari
pembelajaran bagi manusia. Teori-teori pembelajaran tersebut diantaranya:
3 4
Ibid., hal 16 Abu Ahmadi dan Joko Tri P., Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hal. 30
9
a. Teori Behaviorisme Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara input berupa stimulus dan output berupa respon sehingga seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika telah menunjukkan perubahan perilakunya. Akan tetapi, pada teori ini proses yang terjadi antara stimuls dan respon tidak penting untuk diamati dan tidak dapat diukur. Dengan kata lain, teori behaviorisme merupakan aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi jasmaniah dan mengabaikan aspek-aspek mental serta tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu proses belajar. Peristiwa belajar hanya semata-mata melatih refleks-refleks sehingga akan menjadi kebiasaan yang dikuasai oleh individu tersebut. 5 Faktor yang dianggap penting pada teori behaviorisme ini adalah reinforcement atau penguatan dan hukuman atau punishment. Semakin banyak penguatan maka semakin kuat responnya, dan begitu pula sebaliknya. Dalam model pembelajaran portofolio, reinforcement dilakukan oleh siswa dengan menuliskan kembali pengetahuan yang telah dimiliki sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Teori-teori belajar yang dihasilkan dari behaviorisme antara lain teori belajar kondisioning klasik Ivan Pavlov, koneksionisme Thorndike, kondisioning operan B.F. Skinner.
b. Teori Kognitivisme Salah satu aliran yang mempunyai pengaruh terhadap praktik belajar yang dilaksanakan disekolah adalah aliran psikologi kognitif. Aliran ini memandang kegiatan belajar tidak hanya sekedar stimulus dan respon yang bersiat mekanistik, tetapi kegiatan belajar juga melibatkan kegiatan mental yang ada dalam individu yang sedang belajar. Oleh karena itu, belajar menurut aliran ini adalah proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Tokoh pencetus aliran ini adalah Piaget yang memberikan konsep bahwa 5
Mohammad Jauhar, op.cit., hal. 9
10
kemampuan untuk secara lebih tepat mempresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep adalah berdasar pada kenyataan. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai acuan untuk memahami kognitif individu yaitu teori tentang perkembangan individu yang meliputi empat tahap; yaitu periode sensori motor pada usia 0-2 tahun, periode pra-operasional pada usia 2-7 tahun, periode operasional konkret pada usia 7-11 tahun dan periode operasional formal pada usia 11 tahun sampai mencapai tahap kedewasaan. 6 Dalam model pembelajaran portofolio, kemampuan kognitif siswa menjadi salah satu faktor penting sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Dari hasil portofolio siswa, guru dapat memahami kekurangan dan kelebihan seorang siswa dibandingkan dengan siswa lainnya. Teori belajar yang dihasilkan berdasarkan aliran kognitivisme ini yaitu teori belajar Gestalt.
c. Teori Humanisme Teori humanistik muncul sebagai bentuk ketidaksetujuan akan dua pandangan sebelumnya yaitu pandangan psikoanalisis dan behaviorisme dalam menjelaskan tingkah laku manusia. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa pandangan psikoanalisis terlalu menunjukkan pesimisme suram serta keputusasaan, sedangkan pada pandangan behaviorisme dianggap terlalu kaku (mekanistik), pasif, statis, dan penurut dalam mendeskripsikan manusia hanyalah sosok yang hidup dan bertindak seperti robot. Prinsip penting dalam teori humanistik adalah manusia harus mempunyai kemampuan untuk mengarahkan sendiri perilakunya dalam belajar (self regulation learning), apa yang akan dipelajari dan sampai pada tingkatan mana, kapan dan bagaimana mereka akan belajar. Manusia harus belajar mengarahkan diri sendiri sekaligus memotivasi diri dalam belajar daripada hanya sekedar menjadi penerima pasif dalam proses belajar. Dengan kata lain, aliran humanistik dalam pembelajaran cenderung bersifat ekletik, yaitu memanfaatkan teknik belajar apapun asalkan tujuan belajar peserta didik tercapai. 6 7
Ibid., hal. 13 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 75
7
Model
11
pembelajaran portofolio menerapkan self-reflection, yaitu penilaian diri oleh siswa sendiri untuk mengukur sejauh mana siswa memahami kemampuan dirinya sendiri. Ini sejalan dengan teori humanistik yang dapat mengarahkan sendiri kemampuan diri siswa.
d. Teori Konstruktivisme Teori konstrutivisme dalam belajar dan pembelajaran berkembang didasarkan pada perpaduan antara beberapa penelitian dalam psikologi kognitif dan psikologi sosial. Pembentukan pengetahuan pada teori ini memandang subyek aktif dalam membangun struktur-struktur kognitif dalam interaksinya dengan lingkungan belajarnya dengan memberi makna pada pengetahuan sesuai pengalamannya. Belajar pada teori ini lebih diarahkan pada adaptasi kemanusiaan berdasarkan pengalaman konkret misalnya di laboratorium, diskusi dengan teman yang selanjutnya dikontemplasikan dan dijadikan ide dan pengembangan konsep baru. Dalam proses pembelajaran, siswa dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya serta bergelut dengan ide-ide baru. Siswa harus terlibat aktif dan menjadi pusat kegiatan belajar dan pembelajaran. Guru dapat memfasilitasi proses belajar dengan menggunakan cara yang bisa membuat informasi menjadi lebih bermakna dan relevan bagi siswa. Oleh karena itu,
guru
harus
memberi
kesempatan
siswa
untuk
menemukan
atau
mengaplikasikan ide-ide mereka sendiri. Fornot mengemukakan aspek-aspek konstruktivitik antara lain adaptasi, konsep pada lingkungan dan pembentukan makna dan dimaknai Piaget sebagai adaptasi yang dilakukan melalui proses asimiliasi dan akomodasi.8 Dari aliran konstruktivisme ini lahir teori-teori belajar yaitu teori konstruktivisme Jean Piaget dan Vygotsky. Pembelajaran berbasis portofolio merupakan bagian dari teori belajar konstruktivisme yang berpusat pada kegiatan aktif siswa dalam proses pembelajaran yaitu membangun atau mengkonstruk sendiri pemahamannya dan guru sebagai fasilitator pembelajaran. Untuk
memahami
lebih
dalam
tentang
aliran
konstruktivistik
ini,
dikemukakanlah ciri-ciri oleh Driver dan Oldham. Ciri-ciri yang dimaksud adalah: 8
Mohammad Jauhar, op. cit., hal. 35
12
a. Orientasi, yaitu siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik dengan memberi kesempatan melakukan observasi. b. Elisitasi, yaitu siswa memberikan idenya dengan jalan berdiskusi menulis, membuat poster dan lain-lain. c. Restrukturisasi ide , yaitu klarifikasi ide dengan ide orang lain, membangun ide baru, mengevaluasi ide baru. d. Penggunaan ide baru dalam bernagai situasi, yaitu ide atau pengetahuan yang telah terbentuk perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi. e. Review, yaitu dalam mengaplikasikan pengetahuan, gagasan yang ada perlu direvisi dengan menambahkan atau mengubah. 9 Model pembelajaran portofolio sejalan dengan teori konstrukstivisme karena siswa dapat membentuk sendiri pengetahuannya sesuai dengan ciri-ciri di atas, mulai dari orientasi hingga review dan siswa mengaplikasikan sendiri pembelajaran yang didapat dengan menuliskannya dalam portofolio dan penilaian diri. 3.
Pengertian dan Prinsip-prinsip Pembelajaran Pembelajaran menurut Winkel dalam Eveline dkk adalah seperangkat
tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa. Dikemukakan juga oleh Gagne dalan Eveline dkk bahwa pembelajaran adalah pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan membuatnya berhasil guna.10 Dari beberapa pengertian pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan upaya atau usaha dalam membuat siswa melakukan
9
Evaline Siregar dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hal.39 10 Ibid., hal 12
13
proses belajar dengan tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat terkendali dan hasil belajar yang memuaskan. Beberapa prinsip pembelajaran dikemukakan oleh Atwi Suparman dengan mengadaptasi pemikiran Fillbeck dalam Eveline dkk, sebagai berikut: a. Respon-respon baru yang diulang sebagai akibat dari respon yang terjadi sehingga perlu diberikan umpan balik (feedback) agar siswa tetap aktif dan tidak hanya diam. b. Perilaku tidak hanya dikontrol oleh respon, tetapi juga di bawah pengaruh kondisi-kondisi atau tanda-tanda lingkungan siswa sehingga perlu ditetapkan tujuan pembelajaran serta media dan berbagai metode untuk mendukung proses belajar. c. Perilaku yang ditimbulkan oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurang frekuensinya bila tidak diperkuat dengan implikasi atau umpan balik yang menyenangkan baik dengan latihan dan tes agar pengetahuan baru lebih dikuasai. d. Belajar yang berbentuk respon terhadap tanda-tanda yang terbatas akan ditransfer kepada situasi lain yang terbatas pula, yaitu pembelajaran yang kontekstual dan aktual yang didukung penyajian pembelajaran yang baik. e. Belajar menggeneralisasikan dan membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu yang kompleks sehingga perlu diberikan contoh-contoh yang sesuai dan relevan. f. Situasi mental siswa untuk menghadapi pelajaran akan mempengaruhi perhatian dan ketekunan siswa sehingga pembelajaran perlu menampilkan sesuatu yang menarik minat siswa. g. Kegiatan belajar yang dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan disertai umpan balik menyelesaikan tiap langkah, akan membantu siswa sehingga perlu dianalisisnya pengalaman belajar siswa serta hasilnya. h. Kebutuhan memecah materi yang kompleks menjadi kegiatan-kegiatan kecil dapat dikurangi dengan mewujudkannya dalam suatu model misalnya dengan penggunaan media pembelajaran atau model pembelajaran yang sesuai dengan materi.
14
i. Keterampilan tingkat tinggi (kompleks) terbentuk dari keterampilan dasar yang lebih sederhana. j. Belajar akan lebih cepat, efisien, dan menyenangkan bila siswa diberi informasi tentang kualitas penampilannya dan cara meningkatkannya. k. Perkembangan dan kecepatan belajar siswa sangat bervariasi sehingga semua siswa harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk maju menurut kecepatannya masing-masing. l. Dengan
persiapan,
siswa
dapat
mengembangkan
kemampuan
mengorganisasikan kegiatan belajarnya sendiri dan menimbulkan umpan balik bagi dirinya untuk membuat respon yang benar. 11
Dari berbagai penjelasan para ahli mengenai teori-teori pembelajaran di atas, maka muncullah berbagai jenis model pembelajaran sebagai realisasi dari berbagai teori-teori pembelajaran tersebut. Salah satu model pembelajaran yang muncul yaitu model pembelajaran portofolio. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai model pembelajaran portofolio, tujuan dan fungsi, langkah-langkah pembelajarannya, serta keuntungan dan kerugian dalam menerapkan model pembelajaran portofolio.
4.
Model Pembelajaran Portofolio Model pembelajaran sendiri merupakan desain atau pola kegiatan tertentu
dalam pembelajaran yang merupakan kombinasi tersusun dari bagian atau komponen untuk mencapai tujuan pembelajaran yang terdiri dari unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi. Portofolio berbeda dengan jenis penilaian yang lain karena memberikan pendekatan yang bisa mengukur kemampuan peserta didik dalam membangun serta merefleksikan apa yang sudah dipelajari serta kekurangan dan kelebihan dari peserta didik. Terlebih lagi, penerapan portofolio dilakukan secara berkesinambungan dengan pengumpulan hasil secara sistematik dalam kurun
11
Ibid., hal 14-16
15
waktu yang telah ditentukan sehingga pembelajaran akan lebih terarah karena sudah direncanakan sejak awal pembelajaran. Portofolio didefinisikan sebagai kumpulan pekerjaan siswa serta catatan tentang kemajuan belajarnya, yaitu tentang dua hal pokok: (a) tentang apa yang telah siswa pelajari dan bagaimana keberhasilan mereka dalam belajar; (b) tentang bagaimana
siswa
tersebut
berfikir,
bertanya,
menganalisa,
mensintesa,
memproduksi, dan berkreasi serta bagaimana siswa tersebut berinteraksi secara intelektual, emosional, dan sosial dengan yang lain.12 Portofolio merupakan suatu kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan. Portofolio merupakan karya terpilih dari seorang siswa, juga dapat berupa karya terpilih dari satu kelas secara keseluruhan yang bekerja kooperatif membuat kebijakan untuk memecahkan masalah.13 Portofolio adalah kumpulan pekerjaan seseorang dalam bidang pendidikan yang berarti kumpulan dari tugas-tugas siswa. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya terbaik dari peserta didik.14 Menurut Dophan model pembelajaran berbasis portofolio adalah koleksi pekerjaan siswa secara sistematis. Fungsinya sebagai wadah dan metode. Sebagai wadah karena berguna untuk menjaga catatan-catatan (proses, perkembangan, karya, dan perbaikan kemajuan atau refleksi diri), dan sebagai metode karena berguna untuk melihat, membandingkan, dan mengamati perkembangan siswa. Menurut para ahli, portofolio memiliki beberapa pengertian. Ada yang memandang sebagai benda/alat, dan ada pula yang memandang sebagai metode atau teknik atau cara. Portofolio sebagai suatu wujud benda fisik, atau kumpulan suatu hasil (bukti) dari suatu kegiatan, atau bundelan, yakni kumpulan dokumentasi atau hasil pekerjaan peserta didik mulai dari tes awal, tugas-tugas, 12
Ana Ratna Wulan, Penilaian Kinerja dan Portofolio pada Pembelajaran Biologi. (Jurnal Pendidikan, 2006), hal.8 13 Dasim Budimansyah, op. cit., hal.2 14 Muhammad Jauhar, op. cit., hal. 134
16
catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, sampai pada tes akhir.15 Pada model pembelajaran portofolio ini melibatkan penilaian diri (self assessment) oleh siswa. Dalam hal ini siswa yang bersangkutan dapat turut menilai proses serta hasil belajarnya berdasarkan kumpulan pekerjaan dan catatan hasil belajar mereka. Dengan demikian proses penilaian akan lebih bermakna serta menyenangkan bagi siswa. Hasil self assessment selain dapat memberikan umpan balik untuk perbaikan belajar siswa, juga membantu guru dalam mengetahui kesulitan belajar siswa dan kemajuan belajarnya, sehingga guru bersama siswa dapat merencanakan metode dan teknik belajar yang tepat.
5.
Tujuan dan Fungsi Model Pembelajaran Portofolio Tujuan portofolio ditentukan oleh apa yang harus dikerjakan oleh peserta
didik. Berikut ini penjelasan mengenai tujuan dari penerapan portofolio dalam pembelajaran, antara lain:16 a. Menghargai perkembangan peserta didik b. Mendokumentasikan proses pembelajaran c. Memberi perhatian pada prestasi kerja d. Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimentasi e. Meningkatkan efektivitas proses pembelajaran f. Bertukar informasi antara orang tua peserta didik dengan guru lain g. Mempercepat pertumbuhan konsep diri positif peserta didik h. Meningkatkan kemampuan refleksi diri i. Membantu peserta didik merumuskan tujuan Dengan demikian, portofolio dapat dijadikan bahan tindak lanjut dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan peserta didik. Selanjutnya, fungsi dari portofolio dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:17
15 16
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Rosdakarya, 2011), hal. 198 Ibid., hal 200
17
a. Portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik, tanggung jawab dalam belajar, perluasan dimensi belajar, dan inovasi pembelajaran. b. Portofolio sebagai alat pembelajaran merupakan komponen kurikulum, karena portofolio mengharuskan peserta didik untuk mengoleksi dan menunjukkan hasil kerja mereka. c. Portofolio sebagai alat penilaian autentik (authentic assessment) d. Portofolio sebagai sumber informasi bagi peserta didik untuk melakukan self-assessment. Maksudnya, peserta didik mempunyai kesempatan yang banyak untuk menilai diri sendiri dari waktu ke waktu.
6.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Portofolio Perlu diperhatikan bahwa isi portofolio dapat sangat bervariasi. Oleh karena
itu, guru harus mengarahkan siswa agar portofolio yang dibuat oleh siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Guru sebaiknya menentukan apa yang harus ada di dalam portofolio dan apa yang boleh ada di dalam portofolio meskipun produk yang istimewa di luar yang ditentukan tentu diizinkan untuk dimasukkan ke dalam portofolio. Penggunaan portofolio juga memberikan kesempatan kepada guru untuk memperluas wawasan, dan memahami kemampuan siswa-siswanya. Dalam rangka itu, sebaiknya portofolio dibahas dengan sesama guru, kepala sekolah, dan dengan orang tua siswa agar dapat memaksimalkan fungsi dan hasil dari portofolio itu sendiri. Agar pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran portofolio lebih terarah, maka harus dilakukan perencanaan yang teratur dan sistematis. Berikut ini langkah-langkah dalam menyusun model pembelajaran berbasis portofolio, yaitu:18 17 18
Ibid,. hal 201 S.Saron Moya & J. Michael O’Malley, A Portfolio Assesment Model For ESL, (Journal of Educational Issues of Language Minority Students, V), vol.13 page 17-18
18
a.
Langkah pertama mengidentifikasi tujuan dan fokus portofolio. Pada langkah ini, guru dan siswa bersama-sama merumuskan masalah berkenaan dengan materi yang dibahas sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pada tahap ini pula guru menginstruksikan siswa untuk membentuk kelompok portofolio. Guru menentukan fokus-fokus portofolio dan memberikan petunjuk-petunjuk membuat portofolio yang baik dan benar.
b.
Langkah kedua merencanakan aspek konten yang dinilai. Pada langkah ini guru menentukan prosedur-prosedur penilaian dan frekuensi dari penilaian tersebut dengan mengacu pada spesifikasi kontenkonten pada portofolio siswa.
c.
Langkah ketiga menentukan bentuk, susunan atau organisasi portofolio. Pada langkah ini guru menganalisis desain portofolio yang akan dibuat siswa dengan menentukan standar-standar dan kriteria portofolio tersebut. Pada tahap ini pula guru menentukan prosedur untuk mengintegrasikan informasi-informasi
yang
akan
dikumpulkan
serta
mengatur
pertanggungjawaban setiap kelompok untuk dianalisis. d.
Langkah keempat menentukan penggunaan portofolio. Pada langkah ini guru menyiapkan instruksi-instruksi pada portofolio. Guru merencanakan penggunaan instruksional dan umpan balik kepada siswa bahkan kepada orangtua siswa.
e.
Langkah kelima menentukan cara untuk menilai portofolio. Pada langkah ini guru merencanakan verifikasi dari prosedur-prosedur dengan membuat rubrik atau lembar untuk mengecek reliabilitas portofolio yang dibuat oleh siswa.
f.
Langkah keenam menentukan bentuk atau penggunaan rubrik. Pada langkah ini guru menginstruksikan siswa untuk mengimplementasikan portofolio sesuai dengan instruksi dan rubrik yang telah disepakati sebelumnya. Pada tahap ini pula guru menganalisis portofolio siswa untuk menentukan penilaian hasil belajar siswa tersebut.
19
7.
Keuntungan dan Kekurangan Model Pembelajaran Portofolio Selanjutnya, dalam artikel yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional mengenai portofolio, penggunaan portofolio untuk penilaian juga bermanfaat, karena portofolio memiliki berbagai kelebihan sebagai berikut:19 a.
Portofolio menyajikan atau memberikan “bukti” yang lebih jelas atau lebih lengkap tentang kinerja siswa daripada hasil tes di kelas.
b.
Portofolio dapat merupakan catatan penilaian yang sesuai dengan program pembelajaran yang baik.
c.
Portofolio merupakan catatan jangka panjang tentang kemajuan siswa.
d.
Portofolio memberikan gambaran tentang kemampuan siswa.
e.
Penggunaan portofolio penilaian memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menunjukkan
keunggulan
dirinya,
bukan
kekurangan
atau
kesalahannya dalam mengerjakan soal atau tugas. f.
Penggunaan portofolio penilaian mencerminkan pengakuan atas bervariasinya gaya belajar siswa.
g.
Portofolio memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam penilaian hasil belajar.
h.
Portofolio membantu guru dalam menilai kemajuan siswa.
i.
Portofolio membantu guru dalam mengambil keputusan tentang pembelajaran atau perbaikan pembelajaran.
j.
Portofolio merupakan bahan yang relatif lengkap untuk berdiskusi dengan orang tua siswa, tentang perkembangan siswa yang bersangkutan.
k.
Portofolio membantu pihak luar untuk menilai program pembelajaran yang bersangkutan.
Disamping memiliki beberapa keunggulan, penilaian portofolio juga mempunyai kelemahan. Validitas dan reliabilitas penilaian portofolio dipandang lebih rendah jika dibandingkan dengan tes. Pelaksanaan penilaian portofolio 19
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Pedoman Pengembangan Portofolio Untuk Penilaian. 2003 – 2004, hal.6-7
20
membutuhkan banyak waktu dan tidak dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat dan segera. Guru biologi juga seringkali tidak punya banyak waktu untuk melakukan penilaian portofolio karena banyaknya materi pembelajaran yang harus dituntaskan. Penilaian portofolio melibatkan banyak komponen sebagai alat penilaian yang berarti menuntut perhatian guru yang lebih bila dibandingkan penilaian jenis lainnya. Guru juga harus tekun dan sabar mengumpulkan pekerjaan siswa, mengurutkan secara kronologis serta membuat penafsiran darinya. Bagi guru yang kurang tekun dan punya sedikit waktu, hal ini akan sangat menyulitkan.20 Selain menggunakan model pembelajaran, kegiatan belajar mengajar juga erat hubungannya dengan evaluasi pembelajaran. Hal ini dapat ditunjukkan dengan berbagai metode penilaian di kelas yang dapat diterapkan oleh guru dalam mengukur
seberapa
jauh
kemampuan
peserta
didik
dalam
menerima
pembelajaran. Selanjutnya akan dibahas mengenai berbagai jenis penilaia berbasis kelas yang dapat digunakan.
8.
Pengertian Pengukuran, Evaluasi, dan Penilaian Dalam dunia pendidikan, terdapat beberapa istilah yang sering disalahartikan
dalam praktek evaluasi. Secara konseptual, istilah pengukuran, evaluasi dan penilaian berbeda satu sama lain tetapi memiliki hubungan yang sangat erat. a. Pengukuran Pengukuran (measurement) pada umumnya berkenaan dengan masalah kuantitatif untuk mendapatkan informasi yang diukur. Oleh sebab itu, dalam proses pengukuran diperlukan alat bantu tertentu.21 Pengukuran adalah proses membandingkan data dengan kriteria tertentu. Hasil pengukuran bersifat kuantitatif.22 Menurut Suharsimi, untuk dapat melakukan penilaian, maka harus diadakan pengukuran. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu
20
Ana Ratna Wulan, op. cit.,, hal.9 Wina Sanjaya, op. cit., hal. 181 22 Muhammad Jauhar, op. cit., hal. 124 21
21
ukuran dan bersifat kuantitatif. 23 Pengukuran ialah suatu usaha untuk mengetahui keadaan sesuatu sebagaimana adanya. Pengukuran berupa pengumpulan data tentang sesuatu misalnya, usaha untuk mengetahui dalamnya sumur disebut pengukuran kedalaman sumur itu.24 Unsur pokok dalam kegiatan pengukuran adalah: 1). Ada tujuan pengukuran; 2). Ada objek ukur; 3). Alat ukur; 4). Proses pengukuran, dan 5). Hasil pengukuran kuantitatif.25
b. Evaluasi Wina Sanjaya menjabarkan dua hal yang menjadi karakteristik evaluasi. Pertama, evaluasi merupakan suatu proses. Artinya dalam suatu pelaksanaan evaluasi mestinya terdiri dari berbagai macam tindakan yang harus dilakukan. Dengan demikian evaluasi bukanlah hasil atau produk, tetapi merupakan rangkaian kegiatan. Kedua, evaluasi berhubungan dengan pemberian nilai atau arti. Artinya, berdasarkan hasil pertimbangan evaluasi apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak. Dengan kata lain evaluasi dapat menunjukkan kualitas yang dinilai.26 Evaluasi adalah suatu proses di mana informasi dan pertimbangan diolah untuk membuat suatu keputusan untuk kebijaksanaan yang akan datang. Dengan kata lain, evaluasi memerlukan ruang lingkup yang lebih luas.27
c. Penilaian Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.28 Asesmen (assesment) yaitu proses pengumpulan berbagai informasi dan data pembelajaran yang dapat 23
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal.2-3 Basrowi, dkk., Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja, (Bandung: Karya Putra Darwati, 2012), hal.67 25 Ahmad Sofyan dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006). hal.2 26 Wina Sanjaya, loc. cit., hal. 181 27 Basrowi, dkk., op. cit., hal.1 28 Departemen Pendidikan Nasional, Rancangan Penilaian Hasil Belajar, 2008, hal.2 24
22
digunakan sebagai dasar untuk menetapkan keputusan profesional tentang program dan pelaksanaan pembelajaran serta memberikan balikan terhadap perkembangan siswa. 29 Penilaian adalah proses menggunakan data untuk keperluan tertentu. Inti dari proses penilaian adalah mengambil kesimpulan yang bersifat kualitatif. Sedangkan asesmen adalah kegiatan guru yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pelaksanaan pembelajaran dan pencapaian kompetensi peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran. Asesmen merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa.30 Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai pengertian penilaian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa penilaian adalah kegiatan atau proses pemberian nilai atau makna terhadap sesuatu melalui pengukuran sebelumnya berdasarkan
kriteria-kriteria
penilaian
yang
ditetapkan
sehingga
dapat
menunjukkan kualitas.
9.
Fungsi dan Tujuan Penilaian Penilaian oleh Muhammad Jauhar dijabarkan sebagai proses memberikan
nilai terhadap sesuatu dan memiliki fungsi sebagai:31 a.
Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
b.
Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik untuk memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun bimbingan penjurusan.
29
Masnur Muslich, KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal.94 30 Muhammad Jauhar, op. cit., hal. 124 31 Ibid., hal. 124
23
c.
Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru untuk menentukan apakah seseorang perlu mengikuti kegiatan remedial atau pengayaan.
d.
Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
e.
Kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta didik. Selain fungsi penilaian, dijelaskan pula tujuan-tujuan dari dilakukannya
penilaian. Tujuan-tujuan tersebut yaitu untuk: 32 a.
Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan
dan
kekurangannya
dalam
berbagai
bidang
studi
yang
ditempuhnya. b.
Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yaitu seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.
c.
Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pengajarannya.
d.
Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
10. Penilaian Berbasis Kelas a.
Pengertian Penilaian Berbasis Kelas Penilaian
berbasis
kelas
merupakan
bagian
integral
dalam
proses
pembelajaran yang dilakukan sebagai proses pengumpulan dan pemanfaatan informasi yang menyeluruh tentang hasil belajar yang diperoleh siswa untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan kompetensi seperti yang
32
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya, 2011), hal. 4
24
ditentukan dalam kurikulum dan sebagai umpan balik perbaikan proses pembelajaran.33 Ada beberapa pertimbangan tentang pentingnya penilaian berbasis kelas; antara lain:34 1) Pada hakikatnya, penilaian berbasis kelas bukan hanya untuk kepentingan guru, tetapi juga peserta didik, kepala sekolah, orang tua, dan pihak-pihak lain yang membutuhkannya. Untuk itu, harus ada pemahaman yang sama secara kolektif tentang apa, mengapa, dan bagaimana penilaian tersebut. 2) Berdasarkan hasil penelitian, masih banyak kekeliruan guru dalam memahami penilaian, baik secara konsepsional, implementasi maupun penggunaan hasil penelitian itu sendiri. 3) Pada umumnya guru-guru di sekolah jarang mendalami tentang penilaian, di samping karena kesibukan, buku-buku referensi yang tersedia di sekolah relatif kurang mendukung. 4) Ada kecenderungan guru-guru di sekolah melaksanakan penilaian apa adanya, tanpa memahami tujuan dan fungsi penilaian, objek dan prinsipprinsip penilaian, dan sebagainya sehingga hasil penilaian kurang dapat memuaskan semua pihak. 5) Penilaian yang dilakukan oleh guru pada umumnya kurang memperhatikan segi proses.
b. Tujuan dan Manfaat Penilaian Berbasis Kelas Tujuan dari penilaian berbasis kelas oleh guru hendaknya diarahkan pada empat hal berikut; yaitu:35 1) Penelusuran (Keeping track), yaitu unuk menelusuri agar proses pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana. Guru mengumpulkan informasi siswa selama pembelajaran melalui berbagai bentuk penilaian kelas agar memperoleh gambaran mengenai pencapaian kompetensi siswa.
33
Wina Sanjaya, op. cit., hal. 184 Zainal Arifin, op. cit., hal. 178-179 35 Basrowi, dkk., op. cit., hal.11 34
25
2) Pengecekan (Checking-up), yaitu untuk mengecek adakah kelemahankelemahan yang dialami oleh anak didik dalam proses pembelajaran. Melalui penilaian kelas, guru dapat mengecek kompetensi apa saja yang telah dikuasai maupun yang belum dikuasai. 3) Pencarian (Finding-up), yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan
terjadinya
kelemahan
dan
kesalahan
dalam
proses
pembelajaran. Guru harus selalu melakukan refleksi hasil penilaian kelas serta mencari faktor-faktor yang menyebabkan proses pembelajaran belum berjalan dengan efektif. 4) Penyimpulan (Summing-up), yaitu untuk menyimpulkan apakah anak didik telah mencapai kompetensi yang ditetapkan atau belum. Penyimpulan berperan penting khususnya jika diminta untuk melaporkan hasil belajar siswa baik kepada sekolah maupun orang tua. Penilaian berbasis kelas dilakukan untuk memberikan keseimbangan pada ketiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor dengan menggunakan berbagai bentuk dan model penilaian yag dilakukan secara sistematis dan sistemik, menyeluruh dan berkelanjutan.36 Selanjutnya, berdasarkan pengertian penilaian berbasis kelas, Wina Sanjaya menguraikan minimal ada tiga manfaat yang ingin dicapai oleh penilaian berbasis kelas, antara lain:37 1) Menjamin agar proses pembelajaran yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencapai kompetensi sesuai dengan rambu-rambu yang terdapat dalam kurikulum. 2) Menentukkan berbagai kelemahan dan kelebihan baik yang dilakukan siswa maupun guru selama proses pembelajaran berlangsung. Analisis kelemahan ini sangat berguna untuk perbaikan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
36 37
Zainal Arifin, op. cit., hal. 179 Wina Sanjaya, op. cit.,hal. 184
26
3) Menentukkan pencapaian kompetensi oleh siswa, apakah siswa telah mencapai seluruh kompetensi yang diharapkan atau belum, dan bagian kompetensi mana yang belum berhasil dikuasai. Penilaian berbasis kelas diharapkan bermanfaat untuk memperoleh data dan informasi secara utuh tentang gambaran (profile) prestasi dan kemajuan belajar peserta didik. Penilaian berbasis kelas juga bermaksud memberikan penghargaan dan keadilan terhadap semua kegiatan peserta didik.38
c. Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas Dalam
proses
pelaksanaan
penilaian
berbasis
kelas,
guru
harus
memperhatikan prinsip-prinsipnya. Hal ini dikarenakan penilaian berbasis kelas harus terencana dan terarah sesuai dengan tujuan kompetensinya serta bisa meningkatkan kualitas pembelajaran. Prinsip-prinsip penilaian berbasis kelas antara lain:39 1) Motivasi; penilaian berbasis kelas diarahkan untuk meningkatkan motivasi melalui pemahaman bahwa penilaian tidak hanya sekedar memberikan nilai, tetapi apa arti angka yang telah dicapai. 2) Validitas; penilaian berbasis kelas tidak menyimpang dari kompetensi yang ingin dicapai atau dengan kata lain menjamin validitas. 3) Adil; penilaian berbasis kelas menempatkan siswa dalam kesejajaran sehingga memiliki kesempatan yang sama untuk dievaluasi dan akan mendapat perlakuan yang sama. 4) Terbuka; penilaian berbasis kelas memberikan siswa hak untuk memahami jenis atau prosedur
penilaian yang akan dilakukan beserta kriteria
penilaiannya. 5) Berkesinambungan; penilaian berbasis kelas pada dasarnya merupakan bagian integral dari proses pembelajaran yang dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan.
38 39
Zainal Arifin, loc. cit.hal.179 Ibid. hal.185-187
27
6) Bermakna; penilaian berbasis kelas harus tersusun dan terarah sehingga hasilnya benar-benar memberikan makna kepada semua pihak khususnya siswa. 7) Menyeluruh; dalam melakukan penilaian berbasis kelas, guru perlu menggunakan berbagai ragam penilaian karena hasil penilaian harus memberikan informasi secara utuh tentang perkembangan setiap aspek. 8) Edukatif; hasil penilaian berbasis kelas tidak semata untuk mendeskripsikan pencapaian kompetensi siswa, tetapi juga memberikan umpan balik untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa.
d. Jenis-jenis Penilaian Berbasis Kelas Standar kompetensi atau indikator tertentu mungkin efektif jika dinilai dengan salah satu jenis tes, akan tetapi indikator lainnya mungkin tidak cocok jika menggunakan tes tersebut. Oleh karena itu, guru harus mengetahui bahwa tidak ada satu jenis tes yang tepat dipakai untuk semua indikator. Secara umum, jenisjenis penilaian berbasis kelas antara lain:40 1) Tes tertulis Tes tertulis merupakan alat penilaian berbasis kelas yang penyajiannya maupun penggunaannya dalam bentuk tertulis. Tes tertulis dapat diberikan pada saat ulangan harian atau ulangan umum. Bentuk tes tertulis dapat berupa pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, isian singkat, dan uraian. Tes tertulis biasanya sangat cocok untuk hampir semua kompetensi yang ada di dalam kurikulum. 2) Penilaian kinerja Penilaian kinerja atau tes perbuatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung yang memungkinkan terjadinya praktik. Pengamatan dilakukan terhadap perilaku peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung. Penjelasan lebih lanjut mengenai penilaian kinerja (performance asessment) dapat dilihat di sub-bab selanjutnya. 40
Sumarna Surapranata. Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum 2004. (Bandung: Rosdakarya, 2007), hal.18-21
28
3) Pemberian tugas Pemberian tugas dilakukan untuk semua mata pelajaran mulai dari awal kelas sampai akhir kelas sesuai dengan materi pelajaran dan perkembangan peserta didik. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pemberian tugas, yaitu: pertama, banyaknya tugas yang diberikan diusahakan agar tidak memberatkan peserta didik. Kedua, jenis dan materi pemberian tugas harus didasarkan pada tujuan yaitu untuk melatih peserta didik menerapkan atau menggunakan hasil pembelajarannya guna memperkaya wawasan dan pengetahuannya. Ketiga, diupayakan pemberian tugas dapat mengembangkan kreativitas dan rasa tanggung jawab serta kemandirian. 4) Penilaian proyek Penilaian proyek adalah penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Penilaian proyek dilakukan mulai dari pengumpulan, pengorganisasian, penilaian, hingga penyajian data. Proyek juga akan memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan peserta didik pada proses pembelajaran tertentu, kemampuan peserta didik dalam pengaplikasian
pengetahuan,
dan
kemajuan
peserta
didik
untuk
mengkomunikasikan informasi. 5) Penilaian produk Penilaian hasil kerja (produk) peserta didik adalah penilaian berbasis kelas terhadap penguasaan keterampilan peserta didik dalam membuat suatu produk (proses) dan penilaian kualitas hasil kerja peserta didik (produk). Dalam penilaian produk, terdapat dua konsep penilaian berbasis kelas yaitu penilaian peserta didik tentang pemilihan, cara menggunakan alat dan prosedur kerja serta kualitas teknis maupun estetik suatu karya atau produk. 6) Penilaian sikap Penilaian sikap merupakan penilaian berbasis kelas terhadap suatu konsep psikologis yang kompleks. Penilaian sikap dapat dilakukan berkaitan dengan berbagai objek sikap, seperti sikap terhadap guru mata pelajaran, sikap terhadap proses pembelajaran, sikap terhadap materi pembelajaran, dan lain
29
sebagainya. Untuk pengukuran sikap dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui skala sikap, observasi, perilaku, pertanyaan langsung. 7) Penilaian portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian berbasis kerja terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisir yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam penilaian portofolio antara lain:41 a. Portofolio dapat menggambarkan kemampuan, keterampilan, dan minat siswa. b. Sampel-sampel karya ditentukan bersama siswa. c. Penyimpanan karya secara baik dan efisien. d. Menentukan kriteria penilaiannya bersama siswa. e. Siswa dapat terlibat menilai karya secara berkesinambungan. f. Siswa mendapat kesempatan untuk memperbaiki karya. g. Jadwalkan waktu untuk membahas portofolio.
11. Penilaian Kinerja (Performance Assesment) a.
Pengertian Performance assesment Performance assesment (penilaian unjuk kerja) merupakan suatu penilaian
yang menginstruksikan siswa untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan dan kelakuan kerjanya ke dalam berbagai tugas yang bermakna dan melibatkan siswa sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Penilaian kinerja (Performance assessment) secara sederhana dapat dinyatakan sebagai penilaian terhadap kemampuan dan sikap siswa yang ditunjukkan melalui suatu perbuatan. Menurut para ahli penilaian kinerja merupakan penilaian terhadap perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses maupun produk.42 41 42
Masnur Muslich, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hal.88 Ana Ratna Wulan, op. cit.hal. 1
30
Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti praktek sholat, praktek olahraga, presentasi, diskusi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan lain-lain. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Penilaian unjuk kerja mempertimbangkan hal-hal berikut: 1) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi. 2) Kelengkapan dan ketetapan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut. 3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. 4) Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak sehingga semua dapat diamati. 5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang diamati. Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Pengamatan dalam menilai unjuk kerja siswa perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kompetensi tertentu.43 Penilaian kinerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas sebagaimana yang terjadi.44Danielson dalam Penilaian Unjuk Kerja oleh Puji Iryanti mendefinisikan penilaian unjuk kerja sebagai berikut: “Performance assesment means any assesment of student learning that requires the evaluation of student writing, products, or behavior. That is, that include all assesment with the exception of multiple choice, matching, true/false testing, or problems with a single correct answer. “ 43 44
Muhammad Jauhar op. cit., hal. 128 Masnur Muslich, op. cit., hal.95
31
Penilaian unjuk kerja adalah penilaian belajar siswa yang meliputi semua penilaian dalam bentuk tulisan, produk atau sikap kecuali bentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, atau jawaban singkat.45
b. Langkah-langkah Penilaian Unjuk Kerja (Performance Assesment) Perangkat
penilaian
kinerja
sebaiknya
dibuat
dengan
baik
serta
dikembangkan melalui uji coba dalam pembelajaran karena penilaian kinerja dapat digunakan untuk memastikan berbagai kemampuan atau kompetensi siswa, walaupun konsekuensinya adalah dibutuhkan kerja ekstra untuk menilainya. Guru dapat menguji dan menyesuaikan rubrik penilaian kinerja agar cocok dengan kondisi di kelasnya serta sesuai dengan kemampuan siswa. Uji coba untuk menguji perangkat penilaian kinerja (performance assesment) dapat dilakukan ketika guru mengajar di kelas atau saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil uji coba tersebut dapat dijadikan sebagai dasar perbaikan perangkat penilaian kinerja agar menjadi lebih feasible (dapat dikerjakan), lengkap dan aman dilakukan.46 Langkah-langkah utama yang perlu ditempuh ketika menyusun penilaian kinerja yaitu:47 1) Menentukan indikator kinerja yang akan dicapai siswa; 2) Memilih fokus asesmen (menilai proses/prosedur, produk, atau keduanya); 3)
Memilih tingkatan realisme yang sesuai (menentukan seberapa besar tingkat keterkaitannya dengan kehidupan nyata);
4) Memilih metode observasi, pencatatan dan penskoran; 5) Mengujicoba tugas dan rubrik pada pembelajaran; 6) Memperbaiki tugas dan rubrik berdasarkan hasil ujicoba untuk digunakan pada pembelajaran berikutnya. Dalam penilaian unjuk kerja (performance assesment), pedoman penilaian atau biasa disebut rubrik sangat penting peranannya. Penggunaan rubrik dalam menilai proses belajar siswa dapat dilakukan dalam satu dari dua rancangan rubrik 45
Puji Iryanti, Paket Pembinaan Penataran: Penilaian Unjuk Kerja, (Departemen Pendidikan Nasional, 2004), hal.6 46 Ana Ratna Wulan, op. cit., hal. 3 47 Ibid., hal.4
32
yang dapat digunakan dalam menilai kemampuan siswa. Rancangan rubrik yang dapat dibuat dalam penerapan penilaian unjuk kerja (performance assesment) antara lain, yaitu: 1) Rubrik holistik Rubrik holistik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan kesan keseluruhan atau kombinasi semua kriteria. Untuk rubrik holistik, biasanya digunakan tingkatan skor 1, 2, 3, sampai 4 dengan kriteria yang berbeda. 2) Rubrik analitik Rubrik analitik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan beberapa kriteria yang ditentukan. Dengan menggunakan rubrik ini dapat dianalisa kelemahan dan kelebihan seorang siswa terletak pada kriteria yang mana.48 Dalam penggunaan kedua rubrik di atas, guru perlu menentukan tujuan penilaian sehingga hasil yang didapat sesuai dengan fungsi rubrik tersebut. Guru dapat menggunakan rubrik holistik jika ingin menilai secara singkat pencapaian siswa dan sebagai satuan dimensi untuk menetukan kualitas siswa secara keseluruhan. Sedangkan guru dapat menggunakan rubrik analitik jika; 1) ingin melihat hubungan antara kelebihan dan kelemahan siswa; 2) menginginkan umpan balik yang jelas; 3) ingin menilai kompleksitas skill atau performance; serta 4) menginginkan siswa untuk menilai kinerja mereka sendiri.49
c.
Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Unjuk Kerja (Performance Assesment) Penggunaan penilaian kinerja (performance assesment) memiliki kelebihan
apabila dibandingkan dengan penilaian tes. Kelebihan tersebut diantaranya sebagai berikut:50 1) Siswa dapat mendemonstrasikan suatu proses 48
Puji Iryanti, op. cit., hal.13 Schreyer Institute for teaching Excellence, The Basics of Rubrics, (Penn State: University Park, 2007) 50 Ana Ratna Wulan, op. cit., hal.3 49
33
2) Proses yang didemonstrasikan dapat diobservasi langsung 3) Menyediakan evaluasi lebih lengkap dan alamiah untuk beberapa macam penalaran, kemampuan lisan, dan keterampilan-keterampilan fisik 4) Adanya kesepakatan antara guru dan siswa tentang kriteria penilaian dan tugas-tugas yang akan dikerjakan 5) Menilai hasil pembelajaran dan keterampilan-keterampilan yang kompleks 6) Memberi motivasi yang besar bagi siswa 7) Mendorong aplikasi pembelajaran pada situasi kehidupan yang nyata. Selain beberapa keunggulan di atas, model pembelajaran yang diintegrasikan dengan menggunakan penilaian unjuk kerja siswa (performance assesment) dapat lebih meningkatkan proses pembelajaran dan keseriusan. Sebagaimana yang diungkakan oleh Torulf Palm: “With an emphasis on a closer similarity between observed performances and the actual criterion situations, it can also in a positive way guide instruction and student learning and promote desirable student attitudes.”51 Penilaian unjuk kerja siswa yang dilakukan dengan penekanan pada kedekatan antara unjuk pengamatan dan situasi dengan kriteria yang aktual juga akan membimbing pembelajaran siswa secara positif dan meningkatkan perilaku siswa yang diharapkan. Jadi dalam hal ini, penilaian unjuk kerja siswa diharapkan meningkatkan minat siswa. Selain memiliki keunggulan, penilaian kinerja juga memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya: 1) Memerlukan waktu dan usaha yang lebih, baik untuk guru maupun siswa dibandingkan penilaian lainnya.
51
Torulf Palm, Performance Assessment and Authentic Assessment: A Conceptual Analysis of the Literature. (Journal of Practical Assessment Research & Evaluation Vol. 13, Number 4, April 2008)
34
2) Penskoran sifatnya lebih subyektif dan mempunyai reliabilitas yang cenderung rendah. 52 Meskipun penilaian kinerja memiliki keterbatasan, penilaian kinerja perlu dilaksanakan pada pembelajaran biologi untuk mengatasi kelemahan dari tes dalam menilai siswa yang hanya menilai kognitifnya saja.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian mengenai bagaimana penerapan peformance assesment dalam model pembelajaran portofolio diambil berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya diantaranya: 1.
Penelitian eksperimen mengenai pengaruh penilaian portofolio terhadap hasil belajar biologi siswa yang dilakukan oleh Heriati di SMA Negeri 2 Wattansoppeng. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X dengan membandingkan hasil tes kelas kontrol dan kelas eksperimen serta analisis statistik menggunakan t-test. Hasil penelitiannya menunjukkan t-test (11,82) > t-tabel (2,00) dengan α = 0,05. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan penilaian portofolio lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa yang tidak menggunakan penilaian portofolio. 53
2.
Penelitian mengenai pengembangan perangkat pembelajaran matematika melalui pendekatan kontekstual dengan penilaian portofolio yang dilakukan oleh Sumaji. Penelitian ini merupakan studi pengembangan desain instruksional antara lain rencana pembelajaran, lembar kerja siswa, tugas terstruktur, dan tes pencapaian. Hasil penelitiannya menunjukkan respon siswa dan guru pada penelitian ini sangat baik dan ketuntasan belajar siswa ≥ 65%.54
52
Ana Ratna Wulan, op. cit., hal.3 Heriati, Pengaruh Penilaian Portofolio Terhadap Hasil Belajar Siswa, (Jurnal Ilmu Kependidikan, Volume 3, Nomor 1, Mei 2006) 54 Sumaji, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Penilaian Portofolio, (Prodi Matematika, Universitas Ponorogo, Tahun 2007) 53
35
3.
Penelitian mengenai meningkatkan pemahaman konsep mata pelajaran biologi melalui Performance assesment yang dilakukan oleh Cheiriyah Idha. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas sebanyak dua siklus yang dilakukan pada siswa SMP Negeri 17 Balikpapan kelas IX. Hasil penelitiannya menunjukkan peningkatan pada siklus kedua yaitu sebanyak 80% siswa mendapatkan nilai minimal 63 untuk penilaian kinerja dan penilaian produk serta meningkatkan motivasi siswa dalam mata pelajaran biologi.55
C. Kerangka Berpikir Belajar merupakan proses yang dialami manusia yang terintepretasikan dalam proses latihan serta pengalaman-pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan yang lebih baik dari sebelumnya dalam diri manusia tersebut. Perubahan yang dimaksud meliputi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan tingkah laku (psikomotor). Faktor-faktor yang mempengaruhi pun turut berkontribusi dalam proses belajar manusia yakni faktor internal berupa psikologi kognitif dan faktor eksternal berupa lingkungan belajar diluar dirinya. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, penggunaan strategi dan model dalam pembelajaran menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan faktor eksternal-lah yang berperan aktif dalam mengarahkan pembentukan penguasaan suatu konsep. Guru harus inovatif dalam memberikan pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Selain itu, tuntutan siswa agar lebih berperan aktif dan lebih termotivasi pun termasuk dalam tujuan pembelajaran. Kedua hal tersebut dapat direalisasikan dengan membuat situasi belajar yang kondusif diintegrasikan dengan menggunakan perangkat penilaian yang tepat. Dalam pembelajaran sains termasuk biologi, guru harus kreatif dalam merancang pembelajaran agar siswa bisa lebih aktif dan termotivasi dalam belajar. Selain itu, menyusun perangkat penilaian untuk menilai siswa dalam kegiatan 55
Cheiriyah Idha, Meningkatkan Pemahaman Konsep Mata Pelajaran Biologi melalui Performance Assesment, (Jurnal Pendidikan Inovatif, Volume 3, Nomor 2, Maret 2008)
36
pembelajaran perlu dilakukan dengan tepat. Biologi merupakan mata pelajaran yang sarat dengan konsep-konsep sekaligus penerapannya sesuai dengan lingkungan sehari-hari. Oleh karena itu, dengan merancang pembelajaran yang menyenangkan salah satunya model pembelajaran portofolio yang berpusat pada kegiatan aktif siswa dan menyusun penilaian salah satunya penilaian unjuk kerja siswa diharapkan menjadi salah satu solusi kreatif agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan tujuan diharapkan dapat tercapai. Dengan menggunakan model pembelajaran portofolio, selain dapat meningkatkan kegiatan aktif siswa, juga dapat memberikan kesempatan bagi guru untuk dapat mengenal siswa lebih jauh karena portofolio juga mengikutsertakan penilaian diri (selfreflection) yang akan sangat berguna untuk menyusun pembelajaran-pembelajaran selanjutnya. Siswa diberi kesempatan untuk menilai perkembangan belajarnya sendiri, mulai dari kelemahan hingga kemajuan-kemajuan yang dirasakan. Hal ini membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa dapat memotivasi dirinya untuk berkembang serta lebih baik untuk pembelajaran selanjutnya. Pengaplikasian performance assesment pada model pembelajaran portofolio diharapkan dapat membuat siswa lebih kreatif dalam mengikuti kegiatan belajar berdasarkan prinsip penilaian kinerja yaitu belajar siswa aktif. Selain itu terbentuknya minat dan motivasi siswa akan sangat membantu pemahaman belajar siswa akan materi yang dipelajari. Jadi penggunaan performance assesment pada model pembelajaran portofolio diharapkan dapat mempengaruhi aktivitas aktif siswa dalam proses pembelajaran sehingga belajar menjadi lebih bermakna dan kepuasan guru dan siswa terlihat pada hasil pembelajaran terutama hasil belajar biologi.
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian: Terdapat pengaruh model pembelajaran portofolio terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem reproduksi manusia.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada siswa-siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 23 Jakarta kelas XI semester genap. Penelitian ini berlokasi di Sekolah Menengah Atas Negeri 23 Jakarta yang berada di Jalan Mandala Utara Tomang, yang berada di Jakarta Barat. Penelitian ini berlangsung pada bulan Mei tahun 2013 semester genap tahun ajaran 2012/2013.
B. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan teknik quasi eksperimen (eksperimen semu). Quasi eksperimen adalah suatu eksperimen penelitian yang menggunakan rancangan penelitian yang tidak dapat dikontrol secara penuh terhadap ciri-ciri dan karakteristik sampel yang akan diteliti, tetapi cenderung menggunakan rancangan yang memungkinkan pada pengontrolan sesuai dengan kondisi yang ada (situasional).1 Pada penelitian ini, desain atau rancangan penelitian yang digunakan adalah Two Group Pretest-Posttest Design. Dalam rancangan penelitian ini, digunakan dua kelompok (kelas) dan observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Dalam hal ini, dilihat perbedaan nilai yang didapat sebelum dan sesudah eksperimen. Adapun desain penelitian dapat dinyatakan sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian Two Group Pretest-Posttest Design
1
Pretest
Treatment
Posttest
O1
X1
O2
O3
X2
O4
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, hal.111-113
37
38
Keterangan O1 X1 X2 O2 O3 O4
: : hasil pretest kelompok eksperimen : perlakuan kelas dengan model pembelajaran portofolio : perlakuan kelas yang tidak menggunakan model pembelajaran portofolio : hasil posttest kelompok eksperimen : hasil pretest kelompok kontrol :hasil posttest kelompok kontrol
C. Populasi dan Sampel Populasi target adalah seluruh siswa siswi SMA Negeri 23 Jakarta yang ada pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Populasi terjangkau adalah siswa kelas XI yang berjumlah 76 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan adanya tujuan tertentu.2 Hal ini dikarenakan seluruh kelas XI SMA Negeri 23 Jakarta hanya berjumlah 2 kelas. Oleh karena itu, kelas yang digunakan sebagai sampel adalah 2 kelas tersebut sebagai populasi dan sampel, yaitu kelas XI-IPA 1 dan XI-IPA 2 dengan jumlah siswa sebanyak 76 siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dikumpulkan dengan setting alamiah atau natural setting. Dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber sebagai berikut: 1. Sumber primer; yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah hasil pretest dan posttest siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. 2. Sumber sekunder; yaitu sumber yang secara tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah hasil performance assesment siswa, observasi, dan wawancara kepada guru maupun siswa.3 2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hal. 183 3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), hal.308-309
39
Cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan metode sebagai berikut: 1.
Tes Tes yang digunakan untuk memperoleh gambaran hasil belajar biologi siswa berupa tes obyektif bentuk pilihan ganda (multiple choice). Tes obyektif ini digunakan pada pretest yang dimaksudkan untuk mengetahui penguasaan konsep yang akan dipelajari siswa sebelum proses pembelajaran dan posttest yaitu tes setelah mengalami pembelajaran dengan model pembelajaran portofolio dengan peformance assesment yang bertujuan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa setelah proses pembelajaran. Kisi-kisi tes yang digunakan yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, Kompetensi dasar
ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI, serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia
Indikator C1 Mengidentifikasi struktur dan 1*, 3 fungsi alat reproduksi lakilaki pada sistem reproduksi manusia Mengidentifikasi struktur dan fungsi alat reproduksi wanita pada sistem reproduksi manusia
5*, 6*
Membuat charta/model tahapan proses pembentukan sperma (spermatogenesis) Menjelaskan hormon-hormon yang mempengaruhi proses pembentukan sperma
Aspek kognitif C2 C3 C4 C5 2* 4
7*, 8*
10, 12*
13*
14*, 15*, 16*
9
C6
Jumlah Soal 4
4
11
4
4
40
(spermatogenesis) Membuat charta/model tahapan proses pembentukan ovum (oogenesis) Menjelaskan hormon-hormon yang mempengaruhi proses pembentukan ovum (oogenesis) Menjelaskan tahapan proses ovulasi pada wanita Menjelaskan proses yang terjadi pada siklus menstruasi wanita serta faktor-faktor yang mempengaruhinya Menjelaskan proses fertilisasi, kehamilan, dan perkembangan embrio pada janin serta proses persalinan Menjelaskan alasan pentingnya ASI bagi bayi Mendeskripsikan berbagai alat kontrasepsi pada pria dan wanita
18
19, 20*
22
21*, 23*
24
4
25*
26
2
31*
32*
17
28*
27, 30
33*, 39*, 40
34, 35, 36*, 37*, 38
4
29
4
10
41*, 42* 43*
Menjelaskan penyebab terjadinya kelainan/penyakit yang terkait sistem reproduksi Menjelaskan cara mencegah/merehabilitasi gangguan/penyakit berkaitan dengan sistem reproduksi Jumlah
2 44*
45*
3
47*, 48
3
50
49
2
12
14
46
9
14
1
0
50
*soal yang digunakan
2.
Rubrik performance assesment Rubrik performance assesment merupakan lembar penilaian kinerja siswa dalam melakukan kegiatan khususnya kegiatan presentasi yang terdiri dari panduan pemberian skor yang menunjukkan sejumlah kriteria serta hasil yang
41
diharapkan. Rubrik terdiri kriteria dimulai dari kinerja yang terbaik sampai yang terburuk disertai skor untuk tiap kriteria. 3.
Rubrik penilaian portofolio Rubrik penilaian portofolio merupakan lembar penilaian hasil portofolio siswa yang disusun berdasarkan fokus-fokus penilaian yang telah disepakati. Rubrik ini dibuat oleh guru sebagai bahan refleksi diri siswa serta self assesment siswa.
4.
Lembar observasi Lembar observasi merupakan lembar hasil pengamatan jalannya kegiatan belajar yang disusun oleh peneliti sebagai pengamat di dalam kelas. Lembar observasi ini dibuat sebagai bahan acuan tambahan saat menganalisis hasil pembelajaran di kelas untuk mendukung data yang telah didapat.
5.
Lembar Tugas Siswa Lembar tugas siswa merupakan serangkaian pertanyaan terkait materi pembelajaran yang digunakan sebagai acuan siswa dalam menjalani proses diskusi. Lembar tugas siswa ini dibuat berdasarkan materi pelajaran yang dibahas serta sesuai dengan kisi-kisi pada tes obyektif.
E. Kontrol Terhadap Validitas Internal Instrumen yang baik harus valid dan reliabel.Valid berarti instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
4
Instrumen yang valid
harus memiliki validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam instrumen secara teoritis telah mencerminkan apa yang diukur atau dapat dikatakan bahwa kriterianya ada di dalam instrumen itu. Kontrol terhadap validitas internal dilakukan dengan menguji validitas instrumen penelitian dengan menggunakan program anates sehingga dapat diketahui valid atau tidak instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Tingkat Kesukaran Untuk mengetahui apakah soal yang diberikan baik atau tidak, maka dilakukan uji taraf kesukaran. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu 4
Ibid, hal.172-175
42
mudah dan tidak terlalu sukar yang ditunjukkan oleh indeks kesukaran. Indeks kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang menunjukkan tingkat kesukaran suatu soal. Dalam penelitian kali ini, taraf kesukaran dihitung dengan menggunakan anates. Tingkat kesukaran suatu soal dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:5 Keterangan: P B JS
= proporsi (indeks kesukaran) = jumlah siswa yang menjawab benar = jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut: Soal sukar
= 0,00-0,25
Soal sedang
= 0,26-0,75
Soal mudah
= 0,76-1,00
Hasil dari uji coba instrumen sebanyak 28 soal valid, diperoleh 15 soal mudah, 3 soal sukar dan 10 soal sedang.6 2. Analisis Daya Pembeda Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya. Rumusnya adalah :
D = ( Ba - Bb) 0,5 N
Daya beda yang baik adalah D > 0,30 Keterangan : Ba : jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas Bb : jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah N : jumlah peserta tes.7
5
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara), hal. 214 Lampiran 13, hal.127-130 7 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006)., h.104. 6
43
Dari hasil uji coba instrumen diperoleh sebanyak 20 soal yang memiliki daya beda yang baik dan 8 soal yang memiliki daya beda kurang baik.8 3. Validitas Karakteristik instrumen yang baik sebagai alat evaluasi salah satunya adalah memiliki validitas yang baik. Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan atau kevalidan suatu instrumen. Suatu tes dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Perhitungan validitas pada penelitian kali ini menggunakan rumus korelasi point biserial sebagai berikut:9
√ Keterangan: rpbis = Angka indeks korelasi point biserial Mp = Mean responden yang menjawab benar Mt = Mean secara keseluruhan SDt = Standar deviasi total p = Proporsi responden yang menjawab benar q = Proporsi responden yang menjawab salah
Valid atau tidaknya suatu butir item, maka dilakukan perbandingan perhitungan rpbi dan rtabel dengan rtabel yang digunakan yaitu 0,631. Jika hasil perhitungan rpbi > rtabel maka butir soal tersebut dinyatakan valid, sedangkan jika hasil perhitungan rpbi < rtabel maka butir item dinyatakan tidak valid.10 Berdasarkan uji coba instrumen dengan jumlah soal 50 butir dan jumlah siswa sebanyak 80 orang, diperoleh soal valid sebanyak 28 soal.
4. Reliabilitas Instrumen penelitian harus memenuhi syarat reliabel agar memperoleh data yang dipercaya. Reliabilitas menunjukkan suatu instrumen cukup dapat dipercaya 8
Lampiran 13, hal.127-130 Ibid., hal. 238-284 10 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, op.cit., h. 112. 9
44
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Pada penelitian kali ini, untuk menguji reliabilitas tes digunakan rumus KR20 sebagai berikut: [
∑
]
Keterangan: rii = Koefisien reliabilitas tes k = Jumlah butir soal piqi = Varians skor butir pi = Proporsi jawaban benar untuk butir soal nomor i qi = Proporsi jawaban salah untuk butir soal nomor i = Varians skor total St2
Reliabilitas diklasifikasikan sebagai berikut: Reliabilitas kecil
= 0,00-0,20
Reliabilitas rendah
= 0,20-0,40
Reliabilitas sedang
= 0,40-0,70
Reliabilitas tinggi
= 0,70-0,90
Reliabilitas sangat tinggi
= 0,90-1,00
Hasil uji coba instrumen diperoleh reliabilitas tes sebesar 0,76. Hal ini berarti bahwa tes memiliki reliabilitas yang tinggi.11
F. Teknik Analisis Data 1.
Distribusi Fekuensi
a) Mean (rata-rata) Mean atau rata-rata merupakan nilai yang diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor dibagi dengan banyaknya subjek. Secara sederhana rumusnya adalah sebagai berikut: ̅
11 12
∑
12
Keterangan
:
X f X N
: rata-rata (mean) : frekuensi subjek : titik tengah interval skor : banyaknya subjek
Lampiran 13, hal.127 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hal.109
45
b) Median (nilai tengah) Median merupakan nilai atau titik tengah dari data yang telah diurutkan sehingga menjadi pembatas antara kelompok atas dan bawah. Untuk mencari median, digunakan rumus berikut:13 ∑ Keterangan : Li : batas bawah kelas median i : interval kelas ∑f1 : jumlah frekuensi kelas yang lebih rendah dari kelas median fmed : frekuensi kelas median n : banyaknya subjek
c) Modus Modus adalah skor yang paling banyak frekuensinya dilihat dari penyebaran skor. Oleh karena itu, modus merupakan ukuran kecenderungan memusat yang paling sederhana.14 2.
Uji Peningkatan Hasil Belajar Untuk menganalisis data hasil belajar, peneliti menggunakan N-gain yang
merupakan selisih antara nilai pretest dan posttest untuk menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah proses pembelajaran dengan model pembelajaran portofolio dengan performance assesment. Rumus normalized gain yang dinyatakan oleh Meltzer adalah sebagai berikut:
3.
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi
sampel yang akan diteliti. Uji normalitas yang digunakan adalah dengan 13 14
Ibid, hal.108 Ibid, hal.108
46
menggunakan uji chi-kuadrat. Langkah pertama adalah dengan menentukan rentang skor (R) dengan cara skor tertinggi yang didapat dikurangi dengan skor terendah. Selanjutnya menentukan banyaknya kelas interval (K) dengan cara 1+3,3 Log N dengan N adalah frekuensi banyaknya data yang didapat. Langkah ketiga yaitu menentukan panjang kelas (P) dengan cara rentang skor dibagi dengan banyaknya kelas interval. Uji normalitas dilanjutkan dengan menghitung rata-rata skor yang didapat dari seluruh data lalu menghitung standar deviasi dengan rumus: √
∑
∑
Keterangan: S : standar deviasi N : Jumlah data F : frekuensi data X : nilai data
Lalu menentukan batas kelas interval (BK). Batas kelas bisa ditentukan dengan mengurangi 0,5 dari nilai ujung bawah kelas dan menambahkan 0,5 dari nilai ujung atas kelas. Setelah didapat, dilanjutkan dengan mentransformasikan batas kelas interval ke dalam bentuk standar (Z) baik Zatas maupun Zbawah dengan menggunakan persamaan:
Lalu menghitung luas kelas interval (I) dengan menggunakan daftar Z pada tabel dengan cara Zatas-Zbawah. Dilanjutkan dengan menghitung frekuensi yang diharapkan dengan cara Ei = I x N. Terakhir, menghitung chi-kuadrat dengan rumus: ∑ Setelah didapat nilai chi kuadrat nya, tentukan derajat kebebasan (DB) dengan cara DK = K-1 sehingga dapat ditentukan perbandingan bilai nilai chi-kuadrat yang didapat dengan chi-kuadrat pada tabel chi-kuadrat. Menentukan kriteria
47
pengujian normalitas dilakukan dengan membandingkan X2 hitung dengan X2 tabel dengan kriteria sebagai berikut: a) Jika X2 hitung < X2 tabel , maka data terdistribusi normal b) Jika X2 hitung > X2 tabel atau diluar kriteria tersebut, maka data terdistribusi tidak normal.
4.
Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua varians
atau kedua kelompok (pretest dan posttest). Pengujian homogenitas dilakukan dengan uji homogenitas dua varians, rumus uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, yaitu: Keterangan: F S12 S22
Dengan nilai
∑
∑
= Homogenitas = Varians data terbesar = Varians data terkecil
dan dengan kriteria sebagai berikut:
a.
Jika Fhitung < Ftabel, maka sampel dikatakan homogen.
b.
Jika Fhitung > Ftabel, maka sampel dikatakan tidak homogen.
G. Hipotesis Statistik Setelah dilakukan uji prasyarat, maka dapat diketahui mengenai normalitas dan homogenitas data. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan syarat jika data homogen dan berdistribusi normal menggunakan Uji-tt dengan rumus sebagai berikut: ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
Dengan nilai √
Derajat kebebasannya = n1 + n2 – 2 Keterangan : X1 = Rata-rata data posttest X2 = Rata-rata data pretest N1 = Banyaknya data kelompok posttest
48
N2 S1 S2 t S2
= Banyaknya data pretest = Simpangan baku hasil belajar posttest = Simpangan baku hasil belajar pretest = hasil hitung distribusi t = Nilai deviasi gabungan
Dari hasil perhitungan diatas, kemudian dilakukan perbandingan t hitung dengan t tabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan kriteria: a) Menolak H0 jika t hitung > t tabel dan H1 diterima b) Menolak H1 jika t hitung < t tabel dan H0 diterima Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H0 : I II H1 : I II Keterangan : µI
: Rata-rata skor hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen
µII
: Rata-rata skor hasil belajar biologi siswa kelas kontrol
H0
: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara pretest dan posttest.
H1
: Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara pretest dan posttest.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Pelaksanaan Model Pembelajaran Portofolio Pada penelitian ini, data yang didapat dari penerapan model pembelajaran
portofolio adalah data hasil pretest dan posttest siswa baik kelas kontrol maupun eksperimen. Hasil pretest dan posttest siswa kedua kelas dibandingkan untuk mengetahui pengaruh dari penerapan model pembelajaran portofolio dalam proses pembelajaran. Pada
pelaksanaannya,
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran portofolio pada kelas eksperimen dilakukan dengan merencanakan bentuk portofolio dan konten yang akan dinilai terlebih dahulu. Proses perencanaan ini dilakukan oleh guru dengan menentukan atau membuat rubrik penilaian yang akan digunakan. Tahapan selanjutnya adalah menginformasikan kepada siswa hal-hal yang berkaitan dengan portofolio, yaitu bentuk portofolio, susunan, isi, cara penilaian serta jadwal pengumpulan agar pembelajaran lebih terarah dan tepat sasaran. Agar dapat lebih meningkatkan proses pembelajaran dan kemampuan siswa, model pembelajaran portofolio pada penelitian kali ini diintegrasikan dengan menggunakan penilaian unjuk kerja siswa (performance assesment). Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Torulf Palm yaitu: “With an emphasis on a closer similarity between observed performance and the actual criterion situations, it can also in a positive way guide instruction and student learning and promote desirable student attitudes. Furthermore, it is viewed as having better possibilities to measure complex skills and communication, which are considered important competencies and disciplinary knowledge needed in today’s society.”1 Torulf mengemukakan bahwa dengan menyeimbangkan antara observasi dan krireria penilaian secara kontekstual di kelas, ini dapat menjadi arahan 1
Torulf Palm, Performance Assessment & Authentic Assessment: A Conceptual Analysis of the Literature, (Practical Assessment, Research & Evaluation Journal, Volume 13, Number 4, April 2008, Umea University, Sweden)
49
50
pembelajaran siswa secara positif dan meningkatkan keseriusan siswa. Terlebih lagi, penilaian kinerja memungkinkan untuk mengukur skill siswa dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam kehidupannya. Penilaian unjuk kerja siswa dilakukan dengan membagi siswa menjadi kelompok-kelompok diskusi dan presentasi yang terdiri dari 6-7 orang. Setiap pertemuan, kelompok-kelompok tadi akan melakukan diskusi dan presentasi hasil diskusi di depan kelas sesuai dengan submateri yang sedang dipelajari. Dalam tiga kali pertemuan dengan menerapkan model pembelajaran model pembelajaran portofolio dan penilaian unjuk kerja siswa, masing-masing pertemuan dimulai dengan diskusi kelompok sesuai dengan jadwal dan submateri yang telah direncanakan pada pertemuan sebelumnya. Diskusi kelompok dilaksanakan pada setiap awal pembelajaran dengan waktu yang telah ditentukan yaitu 30 menit. Siswa berdiskusi mengenai lembar tugas siswa yang telah diberikan oleh guru pada tahapan awal perencanaan portofolio sehingga siswa sudah mengetahui apa saja yang akan dipresentasikan di depan kelas. Lembar tugas siswa berisi rangkaian pertanyaan materi yang harus diselesaikan dengan menggunakan sumber-sumber pembelajaran seperti buku bahan ajar, hasil pencarian melalui internet dan lain sebagainya. Selanjutnya, setiap kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka dan dilakukan penilaian dengan menggunakan rubrik penilaian unjuk kerja siswa. Pembelajaran dilanjutkan dengan penjelasan dari guru mengenai materi yang telah didiskusikan dan dipresentasikan oleh siswa. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi miskonsepsi sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Di akhir proses pembelajaran, siswa mengumpulkan hasil diskusi kelompok dan diinformasikan kembali mengenai portofolio agar siswa mengumpulkan tepat waktu yaitu pada pertemuan berikutnya. Proses ini dilakukan selama tiga kali pertemuan dan pada akhir pertemuan, semua portofolio siswa terlah terkumpul. Selanjutnya siswa dibagikan lembar self-reflection atau lembar penilaian diri. Lembar penilaian diri diisi oleh siswa berkaitan dengan pemahaman siswa mengenai kekurangan maupun kelebihan siswa. Lembar penilaian diri juga berisi
51
hal-hal yang berkaitan dengan materi seperti materi apa saja yang sudah dipelajari selama ini dan pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya. Lembar penilaian diri pun diisi dengan komentar siswa mengenai pembelajaran yang telah berlangsung, metode yang cocok menurut dirinya serta minat siswa untuk pembelajaran selanjutnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Margery dan Gorninda: “The crucial difference between a logbook and a portfolio is that the portfolio evidence is annotated by the learner’s reflections regarding his or her learning. The learners, depending on their reflective ability, may reflect on the learning experiences at three different cognitive levels: descriptive, analytical, and evaluative.”2
Lembar penilaian diri membedakan tugas biasa dengan portofolio karena bukti pembelajaran pada portofolio telah diberikan penjelasan lebih lanjut berdasarkan pengetahuan siswa tersebut. Selanjutnya, berdasarkan kemampuan merefleksikan pengetahuan mereka, siswa sendiri dapat melihat kemampuannya sendiri dalam mendeskripsikan, menganalisis, dan mengevaluasi hasil kerja mereka. Penerapan model pembelajaran portofolio dan penilaian unjuk kerja siswa ini merupakan pertama kalinya bagi kelas eksperimen selama pembelajaran biologi berlangsung dari semester ganjil. Oleh karena itu, pada pertemuan pertama, siswa masih perlu beradaptasi dengan model pembelajaran ini yang berpusat pada kegiatan aktif siswa, baik dalam berdiskusi maupun presentasi. Tetapi pada pertemuan selanjutnya, siswa sudah bisa menyesuaikan diri dengan model pembelajaran portofolio dan penilaian unjuk kerja siswa sehingga jadwal presentasi dan pengumpulan portofolio dapat terlaksana dengan baik dan teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan sebelumnya.
2
Margery H. Davis and Gorninda G. Ponnarnperurna, Portfolio Assessment, (JVME, Volume 32. Number 3, 2005)
52
B.
Analisis Data Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa yang didapat adalah nilai pretest dan posttest dari kelas
kontrol dan eksperimen. Sesuai dengan penjelasan pada bab sebelumnya, maka hasil belajar siswa diolah dengan menggunakan berbagai uji yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji-t untuk menentukan apakah hipotesis peneliti diterima atau ditolak. Selanjutnya di bawah ini akan dijabarkan mengenai hasil pengolahan data yang telah dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil yang didapat. 1.
Deskripsi Data Hasil Penelitian Di bawah ini akan dijabarkan data hasil pretest dan posttest siswa serta data
hasil portofolio dan penilaian kinerja siswa. a.
Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Deskripsi data hasil pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
sebagai berikut: Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Pretest Siswa No.
b.
Data
Kontrol
Eksperimen
1.
Nilai maksimum
35,7
50,0
2.
Nilai minimum
10,7
7,1
3.
Mean
25,66
23,68
4.
Median
28,22
21,05
5.
Modus
28,85
19,76
6.
Standar deviasi (Sd)
6,89
9,13
Deskripsi Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Deskripsi data hasil postest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
sebagai berikut: Tabel 4.2 Perbandingan Hasil Posttest Siswa No. 1.
Data Nilai maksimum
Kontrol
Eksperimen
78,6
96,4
53
c.
2.
Nilai minimum
42,9
53,6
3.
Mean
62,78
70,96
4.
Median
62,65
66,15
5.
Modus
61,85
67,95
6.
Standar deviasi (Sd)
9,27
12,20
Deskripsi Data Portofolio Siswa Kelas Eksperimen Deskripsi data hasil portofolio siswa pada kelas eksperimen adalah sebagai
berikut: Tabel 4.3 Hasil Portofolio Siswa Kelas Eksperimen No.
Kriteria Penilaian
Skor Maksimal
Skor Rata-
Rata-rata
rata Kelas
Portofolio 82,51
1
Pendahuluan
10
7,5
2
Kajian Pustaka
15
13,84
3
Analisis
25
20,74
4
Simpulan
25
20,03
5
Redaksional
15
12,16
Berdasarkan tabel, hasil portofolio siswa menunjukkan hasil yang baik dengan rata-rata nilai 82,51. Penilaian portofolio siswa didasarkan pada acuan nilai rubrik penilaian portofolio (lampiran 4). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa portofolio yang dikumpulkan siswa cukup memuaskan.
d.
Deskripsi Data Penilaian Kinerja Siswa Kelas Eksperimen Deskripsi data hasil penilaian kinerja siswa pada kelas eksperimen adalah
sebagai berikut:
54
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Kinerja Siswa Kelas Eksperimen No
1
Indikator
Skor
Rata-
Rata-
Rata-
Rata-
Penilaian
Maksimal
rata
rata
rata
rata
Kinerja
Kinerja
Kinerja
1
2
3
10
6,5
8
8
12
9,17
9,67
9,67
12
9,17
10
10
Pemahaman
83,5
Konsep 2
Pemecahan Masalah
3
Komunikasi
Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa rata-rata penilaian kinerja siswa dalam diskusi dan presentasi cukup baik dengan rata-rata kelas sebesar 83,5. Penilaian kinerja siswa dalam diskusi dan presentasi mengacu pada rubrik kriteria penilaian (lampiran 9). Dapat disimpulkan bahwa kinerja siswa dalam berdiskusi dan presentasi cukup baik sehingga memenuhi kriteria penilaian yang diharapkan (lampiran 6-8). 2.
Pengujian Persyaratan Analisis & Pengujian Hipotesis Berikut ini akan dijabarkan berbagai hasil tes uji persyaratan analisis dan
hipotesis berdasarkan data yang didapatkan baik pretest dan posttest. a.
Hasil Uji Peningkatan Hasil Belajar Untuk menguji peningkatan hasil belajar siswa, digunakan rumus N-gain
berdasarkan hasil pretest dan posttest siswa. Didapatkan hasil N-gain adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Uji N-Gain Kelas
Pretest
Posttest
N-Gain
Kriteria N-Gain
Kontrol
25,66
62,78
0,49
Sedang
Eksperimen
23,68
70,96
0,62
Sedang
55
Dari data peningkatan hasil belajar di atas, didapatkan indeks N-Gain adalah 0,49 untuk kelas kontrol dan 0,62 untuk kelas eksperimen. Jika dikonversikan ke dalam tabel kriteria indeks gain, maka peningkatan hasil belajar siswa kedua kelas termasuk dalam kategori sedang. b.
Hasil Uji Normalitas
1)
Uji normalitas pretest kelas kontrol dan eksperimen Hasil uji normalitas pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen Kelas
Dk
X2 hit
X2 tab
Kesimpulan data
Kontrol
5
10,488
11,070
Distribusi Normal
Eksperimen
5
2,420
11,070
Distribusi Normal
Berdasarkan tabel 4.6, didapat X2 hit kelas kontrol sebesar 10,488 dan X2 hit kelas eksperimen sebesar 2,420. Kelas kontrol dan eksperimen dengan derajat kebebasan (dk) = 5, didapat X2 tab pada taraf signifikan 0,05 sebesar 11,070. Perbandingan antara X2 hit < X2 tab untuk kelas kontrol (10,488 < 11,070) dan untuk kelas eksperimen (2,420 < 11,070), maka hipotesis 0 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa pretest kelas kontrol dan eksperimen berdistribusi normal. 2) Uji normalitas posttest kelas kontrol dan eksperimen Hasil uji normalitas posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen dk
X2 hit
X2 tab
Kesimpulan data
Kontrol
5
7,305
11,070
Distribusi Normal
Eksperimen
5
10,831
11,070
Distribusi Normal
Kelas
56
Berdasarkan tabel 4.7, didapat X2 hit kelas kontrol sebesar 7,305 dan X2 hit kelas eksperimen sebesar 10,831. Kelas kontrol dan eksperimen dengan derajat kebebasan (dk) = 5, didapat X2 tab pada taraf signifikan 0,05 sebesar 11,070. Perbandingan antara X2 hit < X2 tab untuk kelas kontrol (7,305 < 11,070) dan untuk kelas eksperimen (10,831 < 11,070), maka hipotesis 0 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa posttest kelas kontrol dan eksperimen berdistribusi normal.
c.
Hasil Uji Homogenitas Setelah data dinyatakan berdistribusi normal, maka selanjutnya dicari nilai
homogenitas. Untuk menguji homogenitas data, digunakan uji Fisher yang membandingkan varians kedua kelompok yaitu pretest kelas kontrol dan eksperimen dan posttest kelas kontrol dan eksperimen. Kriteria yang digunakan yaitu dinyatakan homogen bila Fhitung < Ftabel. 1)
Uji homogenitas pretest kelas kontrol dan eksperimen Hasil uji homogenitas pretest pada kelas kontrol dan eksperimen adalah
sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Pretest Data
Varians
Fhit
Ftab
Kesimpulan
Kontrol
47,511
1,755
1,84
Bervarians
Eksperimen
83,391
Homogen
Berdasarkan tabel 4.8, didapat Fhit pretest kelas kontrol dan eksperimen sebesar 1,755 sedangkan Ftab pada taraf signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) pembilang = 37 dan penyebut = 37 adalah 1,84. Perbandingan antara Fhit < Ftab (1,755 < 1,84), maka hipotesis 0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa data bervarians homogen.
57
2)
Uji homogenitas posttest kelas kontrol dan eksperimen Hasil uji homogenitas posttest pada kelas kontrol dan eksperimen adalah
sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Posttest Data
Varians
Fhit
Ftab
Kesimpulan
Kontrol
85,928
1,733
1,84
Bervarians
Eksperimen
148,957
Homogen
Berdasarkan tabel 4.9, didapat Fhit posttest kelas kontrol dan eksperimen sebesar 1,733 sedangkan Ftab pada taraf signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) pembilang = 37 dan penyebut = 37 adalah 1,84. Perbandingan antara Fhit < Ftab (1,733 < 1,84), maka hipotesis 0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa data bervarians homogen.
d.
Hasil Uji Hipotesis Setelah dilakukan prasyarat analisis data, diketahui bahwa data berdistribusi
normal dan bervarians homogen, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis yaitu uji t. 1)
Uji hipotesis pretest kelas kontrol dan eksperimen Hasil penghitungan nilai pretest kelas kontrol dan eksperimen dengan
menggunakan uji t dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis Pretest ̅
thit
ttab
Kesimpulan
Kontrol
25,66
1,067
1,671
H0 diterima
Eksperimen
23,68
Data
Pada tabel 4.10, didapat thit sebesar 1,067 sedangkan ttab = 1,671 pada taraf signifikan 0,05 dan derajat signifikan 74 dari n1 + n2 – 2 dengan n1 dan n2 masing-masing 38. Dengan perbandingan thit < ttab (1,067 < 1,671) , maka dapat
58
ditentukan bahwa H0 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan awal siswa baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. 2)
Uji hipotesis posttest kelas kontrol dan eksperimen Hasil penghitungan nilai posttest kelas kontrol dan eksperimen dengan
menggunakan uji t dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis Posttest Data
̅
Kontrol
62,78
Eksperimen
70,96
thit 3,290
ttab 1,671
Kesimpulan H0 ditolak
Pada tabel 4.11, didapat thit sebesar 3,290 sedangkan ttab = 1,671 pada taraf signifikan 0,05 dan derajat signifikan 74 dari n1 + n2 – 2 dengan n1 dan n2 masingmasing 38. Dengan perbandingan thit < ttab (3,290 > 1,671) , maka dapat ditentukan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya rata-rata hasil belajar kelas eksperimen berbeda dari hasil belajar biologi siswa kelas kontrol. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran portofolio terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem reproduksi. Pada penelitian ini, hasil penelitian adalah hasil data yang didapat hasil pretest dan posttest siswa baik kelas kontrol maupun eksperimen. Sebelum menerapkan model pembelajaraan portofolio, siswa diberikan pretest yang bertujuan untuk mengukur pengetahuan awal mengenai konsep sistem reproduksi manusia. Setelah melakukan proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaraan portofolio pada kelas eksperimen dan pembelajaran biasa pada kelas kontrol, dilakukan posttest untuk mengukur sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa. Data hasil pretest siswa adalah data yang diambil untuk mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai konsep yang akan dibahas yaitu konsep sistem
59
reproduksi manusia. Hasil pretest siswa pada kelas kontrol menunjukkan rata-rata 25,66 dengan nilai tertinggi 35,7 dan nilai terendah 10,7. Hasil pretest siswa pada kelas eksperimen menunjukkan rata-rata 23,68 dengan nilai tertinggi 50,0 dan nilai terendah 7,1. Data hasil pretest menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa mengenai konsep sistem reproduksi manusia masih kurang. Kesulitan lainnya terletak pada banyaknya istilah-istilah baru yang masih belum dikenal atau dipahami oleh siswa. Data
hasil
posttest
siswa
kelas
kontrol
menunjukkan
perbedaan
dibandingkan hasil posttest kelas eksperimen, yaitu rata-rata kelas kontrol 62,69 dan rata-rata kelas eksperimen 70,96. Selanjutnya membandingkan nilai tertinggi dan terendah kelas kontrol dan kelas eksperimen. Nilai tertinggi pada kelas kontrol adalah 78,6 dan nilai terendah kelas kontrol 42,9. Sedangkan nilai tertinggi pada kelas eksperimen adalah 96,4 dan nilai terendah 53,6. Ini menunjukkan peningkatan belajar yang dihitung berdasarkan uji peningkatan hasil belajar (N-Gain) baik pada kelas kontrol maupun eksperimen. Indeks peningkatan N-Gain kelas kontrol adalah 0,49 dan kelas eksperimen adalah 0,60
yang jika dikonversikan menurut tabel kriteria indeka N-Gain,
keduanya kelas berada pada kriteria sedang walaupun peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. Data ini didukung hasil uji hipotesis yaitu uji t yang menunjukkan thit > ttab yaitu 3,290 > 1,697 sehingga bisa disimpulkan bahwa H1 diterima atau terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran portoflio terhadap hasil belajar biologi siswa. Penerapan model pembelajaran portofolio serta diintegrasikan dengan penilaian unjuk kerja siswa (performance assesment) selama proses pembelajaran menunjukkan peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Data
hasil
posttest
siswa
kelas
kontrol
menunjukkan
perbedaan
dibandingkan hasil posttest kelas eksperimen, yaitu rata-rata kelas kontrol 62,78 dan rata-rata kelas eksperimen 70,96. Selanjutnya, hasil uji peningkatan hasil belajar (N-Gain) baik pada kelas kontrol maupun eksperimen menunjukkan indeks peningkatan N-Gain kelas kontrol adalah 0,49 dan kelas eksperimen adalah 0,60 yang jika dikonversikan menurut tabel kriteria indeks N-Gain, keduanya
60
kelas berada pada kriteria sedang walaupun peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. Data ini didukung hasil uji hipotesis yaitu uji-t yang menunjukkan thit > ttab yaitu 3,290 > 1,697 sehingga bisa disimpulkan bahwa H1 diterima atau terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran portoflio terhadap hasil belajar biologi siswa.
C.
Pembahasan Penerapan model pembelajaran portofolio serta diintegrasikan dengan
penilaian unjuk kerja siswa (performance assesment) selama proses pembelajaran menunjukkan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pengaruh ini ditunjukkan dengan adanya hasil uji N-gain atau uji peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan ini terjadi karena model pembelajaran portoflio dan penilaian unjuk kerja siswa (performance assesment) memberikan suasana belajar yang aktif, teratur, dan terarah sehingga proses pembelajaran bisa berlangsung dengan baik sesuai dengan tujuan dari pembelajaran walaupun siswa masih perlu pembiasaan bekerja sama dalam kelompok baik diskusi maupun presentasi. Tujuan
dari
pembelajaran
yang
ideal
adalah
pembelajaran
yang
mementingkan proses siswa dalam mendapatkan pengetahuan sehingga hasil belajar yang didapat tidak hanya sekedar nilai, melainkan ilmu yang bisa direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini diungkapakan oleh Will,dkk “In higher education focused on skill the central emphasis is on knowledge transfer and the training of isolated skills”.3 Portofolio menekankan pada transfer pengetahuan dan melatih kemampuan khusus pada tingkat pembelajaran yang lebih tinggi. Model pembelajaran portofolio memberikan kesempatan siswa dalam mengembangkan pengetahuan serta merefleksi pengetahuan yang telah didapat sehingga tujuan proses pembelajaran dapat tercapai. Sebagaimana diungkapkan oleh Birgin dan Baki: 3
Will Meeus, Linda Van Looy, and Peter Van Petergern, Portfolio in Higher Education: Time for a Clarificatory Framework, (International Journal of Teaching and Learning in Higher Education, Volume 17, Number 2, 2006)
61
“Portfolio assesment enables student to reflect their real performances, to show their weak and strong domain and observe student’s progress during the learning process and encourages students to take responsibilities for their own learning.”4 Birgin
dan
Baki
mengungkapkan
bahwa
penilaian
portofolio
memungkinkan siswa dalam mewakili pengetahuan mereka, menunjukkan kekurangan serta kelebihan siswa dan memungkinkan guru untuk lebih mengobservasi kemajuan siswa serta mendorong siswa dalam pembelajaran selanjutnya. Penerapan penilaian unjuk kerja (performance assesment) ternyata dapat membantu penggunaan model pembelajaran portofolio sehingga siswa lebih fokus dan mudah terkontrol saat pelaksanaan pembelajaran. Pada saat presentasi di depan kelas pun siswa tidak saling mengandalkan, tetapi saling bekerja sama dalam mempresentasikan hasil diskusi sehingga secara merata siswa memahami semua materi yang disampaikan. Hasil kinerja siswa dinilai berdasarkan kriteria-kriteria pemenuhan kompetensi yang juga telah diinformasikan sebelum siswa presentasi di depan kelas. Jadi, tahapan perencanaan pada penggunaan model pembelajaran portofolio sangat penting karena baik proses maupun produk hasil pembelajaran, siswa sudah mengetahui kompetensi apa saja yang akan dinilai. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Shouhong Wang “To teach and learn integrated reflection, we need structured instruments or guidelines for reflection.”5 Untuk meningkatkan pembelajaran. Kita membutuhkan instrumen terstruktur atau acuanacuan untuk merefleksikannya. Rubrik penilaian unjuk kerja pun dapat dijadikan sumber portofolio siswa sebagai bukti dan catatan perkembangan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Rubrik penilaian baik portofolio maupun penilaian kinerja siswa 4
Osman Birgin dan Adnan Baki, The Use of Portfolio to Assess Student’s Performance. (Journal of Turkish Science Education Vol. 4, Issue 2, September 2007) 5 Shouhong Wang, E-Portfolios for Integrated Reflection, (Issues in Informing Sciences and Information Technology, University of Massachussets Darmouth, USA, Volume 6, 2009)
62
mempengaruhi minat siwa dalam memaksimalkan kerja baik dalam berdiskusi maupun presentasi hasil diskusi di depan kelas. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi hasil belajar siswa. Dari data hasil temuan penelitian yang telah dijabarkan, ini sejalan dengan hasil temuan penelitian Heriati6 dan Sumaji7 bahwa pembelajaran portofolio dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Dengan merujuk pada hasil tes siswa dan uji hipotesis, dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran portofolio memberikan pengaruh yang terhadap hasil belajar siswa.
6
7
Heriati, Pengaruh Penilaian Portofolio Terhadap Hasil Belajar Siswa, (Jurnal Ilmu Kependidikan, Volume 3, Nomor 1, Mei 2006) Sumaji, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Penilaian Portofolio, (Prodi Matematika, Universitas Ponorogo, Tahun 2007)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian kali ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran portofolio terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA pada konsep sistem reproduksi manusia. Hal ini didukung oleh hasil uji thitung sebesar 3,290 dan ttabel 1,67 sehingga thitung > ttabel (3,290 > 1,67).
B. Saran Penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga penulis memberikan beberapa saran jika ingin menerapkan model pembelajaran portofolio pada kegiatan belajar mengajar, yaitu: 1. Dianjurkan untuk memilih konsep lain dengan ketersediaan waktu yang lebih banyak karena model pembelajaran portofolio memerlukan waktu ekstra mulai dari perencanaan hingga pengumpulan bundel tugas siswa. 2. Dianjurkan agar mengintegrasikan model pembelajaran portofolio dengan berbagai pendekatan maupun penilaian berbasis kelas lainnya sehingga pembelajaran makin menarik. 3. Model pembelajaran portofolio memberi kesempatan siswa untuk menilai diri sendiri (reflection) sehingga sangat dianjurkan untuk bisa memanfaatkan selfreflection untuk pembelajaran selanjutnya.
63
DAFTAR PUSTAKA Aedy, Hasan. 2009. Karya Agung Sang Guru Sejati. Bandung: Alfabeta Ahmadi, Abu dan Joko Tri P. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: Rosdakarya Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta _________________. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Badan Standar Nasional Pendidikan. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 2006 Baharuddin & Esa Nur W. 2010. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: ArRuzz Media Basrowi & Siskandar. 2012. Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Bandung: Karya Putra Darwati Birgin, Osman and Adnan Baki. The Use of Portfolio to Assess Student’s Performance. Journal of Turkish Science Education volume 4, Issue 2, September 2007 Budimansyah, Dasim. 2003. Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio. Bandung: Ganesindo Davis, Margery H. & Gorninda G. Ponnarnperurna. Portfolio Assessment. JVME, vol. 32 No.3 Departemen Pendidikan Nasional Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Pedoman Pengembangan Portofolio Untuk Penilaian. 2003 ______________________________. 2008. Rancangan Penilaian Hasil Belajar Hallman, Rick. Sample Performance Assessment Tasks for the New Jersey Biology Competency Test. New York: Amsco School Publication, May 2011
64
65
Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Heriati. Pengaruh Penilaian Portofolio Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Ilmu Kependidikan, Volume 3, Nomor 1, Mei 2006 Himpunan Peraturan Perundang-undangan SISDIKNAS. 2010. Bandung: Fokus Media International Journal for The Scholarship of Teaching and Learning Volume 1, Number 2. July 2007 Iryanti, Puji. 2004. Paket Pembinaan Penataran: Penilaian Unjuk Kerja. Departemen Pendidikan Nasional Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik Smapai Kosntruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustakaraya Majid, Abdul. 2012. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Rosdakarya Margono, S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Masitoh, Laksmi Dewi. 2009. Strategi Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI Meeus,Will , Linda Van Looy, and Peter Van Petergern. Portfolio in Higher Education: Time for a Clarificatory Framework. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education, Volume 17, Number 2. 2006 Moya, S.Saron & O’Malley J. Michael. 1994. A Portfolio Assesment Model For ESL. Journal of Educational Issues of Language Minority Students, vol.13 page 13-36 Muslich, Masnur. 2009. KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara ______________. 2010. Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: Refika Aditama National Forum of Educational Administration and Supervision Journal Electronic. Volume 23, Number 4E. 2004-2005 Oosterhof, Albert. 2003. Developing and Using Classroom Assesment. New Jersey: Pearson Education
66
Palm, Torulf. Performance Assessment and Authentuc Assessment: A Conceptual Analysis of the Literature. Journal Of Practical Assessment, Research & Evaluation, Volume 13, Number 4, April 2008 Rustaman, Nuryani. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Jakarta: Universitas Terbuka Sanjaya, Wina. 2011. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya Sumaji. 2007. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Penilaian Portofolio. Ponorogo: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo Surapranata, Sumarna. 2007. Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Rosdakarya Suryabrata, Sumadi. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Wang, Shouhong. E-Portfolios for Integrated Reflection. Issues in Informing Sciences and Information Technology. University of Massachussets Darmouth, USA, Volume 6. 2009 Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Wulan, Ana Ratna. Penilaian Kinerja dan Portofolio pada Pembelajaran Biologi. Jurnal pendidikan tahun 2006 Zubizarreta, John. 2009. The Learning Portfolio. USA: Jossey-Bass
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
I.
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas / Semester
: XI / Genap
Pertemuan
:1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
II.
Kompetensi Dasar : 3.7 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI, serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia
III.
Indikator :
Mengidentifikasi struktur dan fungsi alat reproduksi laki-laki dan wanita pada sistem reproduksi manusia
Membuat charta/model tahapan proses pembentukan sperma (spermatogenesis)
Menjelaskan
hormon-hormon
yang
mempengaruhi
proses
pembentukan sperma (spermatogenesis)
Membuat charta/model tahapan proses pembentukan ovum (oogenesis)
Menjelaskan
hormon-hormon
pembentukan ovum (oogenesis)
67
yang
mempengaruhi
proses
68
IV.
Materi Pembelajaran Organ reproduksi pria terdiri atas organ kelamin dalam dan luar. Organ kelamin luar berupa skrotum sebagai kantung pelindung testis dan penis berupa organ kelamin luar untuk kopulasi. Organ kelamin dalam berupa : 1. Testis yang berfungsi menghasilkan spermatozoa dan testosteron. 2. Saluran reproduksi yang meliputi: epididimis sebagai saluran keluar dari testis, vas deferens sebagai saluran penyalur sperma ke vesikula seminalis, saluran ejakulasi sebagai saluran pendek penghubung vesikula seminalis dengan uretra dan uretra sebagai saluran keluarnya sperma. 3. Kelenjar kelamin berupa kelenjar prostat yang merupakan kelenjar penghasil getah yang dialirkan ke saluran sperma dan kelenjar bulbouretra (Cowper) yang merupakan kelenjar kelamin penghasil getah berupa lendir yang dialirkan ke uretra. Proses pembentukan sperma dipengaruhi oleh hormon-hormon berikut: 1. FSH ( Follicle Stimulating Hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis, berfungsi untuk merangsang pembentukan sperma. 2. LH (Lutenizing Hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis, berfungsi untuk merangsang pembentukan testosteron dalam testis. 3. Testosteron dihasilkan oleh testis, yang berfungsi merangsang perkembangan
kelamin
sekunder
dan
mendorong
proses
spermatogenesis. Organ reproduksi wanita terdiri atas organ kelamin dalam dan luar. Organ kelamin luar adalah klitoris berupa tonjolan kecil dan vulva yaitu struktur berupa celah yang dibatasi oleh sepasang bibir besar (labium mayor) disebelah luar dan bibir kecil (labium minor) disebelah dalam. Organ kelamin dalam wanita terdiri atas ovariun (indung telur) yang jumlahnya sepasang berfungsi sebagai tempat pembentukan sel telur dan saluran reproduksi yaitu:
69
1. Infundibulum yaitu pelebaran saluran sel telur untuk menangkap sel telur yang dilepaskan ovarium 2. Oviduk (tuba fallopi) yaitu saluran untuk menyalurkan sel telur ke rahim dan tempat terjadinya fertilisasi 3. Uterus (rahim) yaitu tempat perkembangan dan pertumbuhan janin. 4. Vagina berfungsi sebagai organ kopulasi. Proses pembentukan ovum dipengaruhi oleh hormon-hormon berikut: 1. FSH ( Follicle Stimulating Hormone) berfungsi untuk memacu pertumbuhan folikel dalam ovarium sehingga bisa menghasilkan estrogen. 2. Estrogen berfungsi untuk menghentikan kerja FSH dan memacu produski hormon LH. 3. LH (Lutenizing Hormone) berfungsi untuk mempengaruhi sel folikel untuk segera melepaskan sel telur dan mempengaruhi folikel berkembang menjadi korpus luteum setelah ovulasi sehingga memproduksi progesteron. 4. Progesteron berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan selaput lendir rahim dan pembuluh darah.
V.
VI.
Metode Pembelajaran
Diskusi kelompok
Presentasi kelompok
Portofolio kelompok
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Kegiatan Awal
Kegiatan Guru Mengabsensi siswa Motivasi : apakah kalian
Siswa Menyimak guru Menjawab pertanyaan
Alokasi Tagihan yang waktu dikumpulkan 5 menit
70
Eksplo rasi
Kegiatan Inti
Elabor asi
Elabor asi
tahu bahwa guru individu berasal dari dua buah sel yang bersatu? Bagaimana bisa terbentuk sel sperma dan ovum pada manusia? Apersepsi: apa yang kalian tahu mengenai sistem reproduksi manusia? 80 Membagi siswa Duduk ke dalam berkelompok menit beberapa kelompok untuk diskusi Menginstruksikan Diskusi siswa untuk kelompok berdiskusi untuk mengenai mengidentif struktur dan ikasi letak fungsi alat alat reproduksi pria reproduksi dan wanita pria dan wanita dan kelenjar reproduksi dengan menggunak an gambar dan literatur Menginstruksika Berdiskusi n siswa untuk mengenai berdiskusi hormonmengenai proses hormon spermatogenesis yang dan oogenesis berpengaruh
Gambar identifikasi alat reproduksi pria dan wanita
Charta/ gambar tahapan spermatogenesis dan oogenesis
71
Konfirm asi
Kegiatan akhir Evalua si
serta hormonhormon yang mempengaruhi
dalam proses spermatogenesis dan oogenesis
Menginstruksikan siswa untuk mempresentasik an hasil diskusi di depan kelas dengan menggunakan charta/model yang telah dibuat
Membuat charta/ model pembentuka n spermatoge nesis dan oogenesis Mempresent asikan hasil diskusi di depan kelas dengan menggunak an charta/ model spermatogenesis dan oogenesis
Menjelaskan struktur dan fungsi alat reproduksi pria dan wanita serta tahapan spermatogenesis dan oogenesis
Mengevaluasi hasil presentasi siswa dan menyimpulkan mengenai sistem reproduksi manusia Menginstruksikan siswa untuk mengumpulkan portofolio
Menyimak penjelasan guru Menyimak guru
Mengumpul -kan portofolio kelompok
Laporan hasil diskusi kelompok
5 menit
72
selama proses pembelajaran dalam satu bundel VII.
VIII.
Alat, Bahan, dan Sumber Belajar
Buku acuan yang relevan
Charta/model spermatogenesis dan oogenesis
Penilaian
Teknik penilaian o Penilaian unjuk kerja kelompok o Portofolio siswa
Instrumen/alat penilaian o Laporan rangkuman hasil diskusi siswa o Rubrik penilaian unjuk kerja siswa (terlampir) o Rubrik portofolio siswa individu/kelompok (terlampir)
No. 1.
Indikator Mengidentifikasi struktur dan fungsi alat reproduksi lakilaki dan wanita pada sistem reproduksi manusia
Soal
Skor 20
73
Sebutkan alat-alat dan fungsi alat reproduksi pada pria dan wanita berdasarkan nomor pada gambar! 2.
Membuat
charta/model Buatlah charta/gambar tahapan
25
tahapan proses pembentukan proses pembentukan sperma sperma (spermatogenesis)
(spermatogenesis) berikut penjelasan singkat!
3.
Menjelaskan hormon-hormon Sebutkan hormon-hormon yang yang mempengaruhi proses
mempengaruhi proses
pembentukan sperma
pembentukan sperma
(spermatogenesis)
(spermatogenesis) serta
15
fungsinya! 4.
Membuat charta/model
Buatlah charta/gambar tahapan
tahapan proses pembentukan
proses pembentukan ovum
ovum (oogenesis)
(oogenesis) berikut penjelasan
25
singkat! 5.
Menjelaskan hormon-hormon Sebutkan hormon-hormon yang yang mempengaruhi proses
mempengaruhi proses
pembentukan ovum
pembentukan ovum (oogenesis)
(oogenesis)
serta fungsinya!
15
Kunci jawaban evaluasi: 1. Alat reproduksi pria: 1) Kandung kemih; berfungsi menampung urin sementara sebelum dikeluarkan. 2) Vas deferens; berfungsi menyalurkan sperma dari epididimis ke vesikula seminalis. 3) Uretra; berfungsi sebagai sluran keluarnya urin. 4) Epididimis; berfungsi sebagai saluran keluar sperma dari testis.
74
5) Testis; tempat pembentukan sperma Alat reproduksi wanita: 1) Oviduk; berfungsi sebagai saluran keluarnya ovum dari ovarium. 2) Ovarium; berfungsi sebagai tempat pembentukan ovum. 3) Uterus; tempat menempelnya embrio dan berkembangnya janin. 4) Kandung kemih; tempat menampung urin sementara. 5) Serviks; berfungsi tempat masuknya sperma menuju uterus
2. Tahapan spermatogenesis Spermatogonium (46) melakukan pembelahan mitosis menjadi 2 buah spermatogonium (46)
Spermatosit primer (2n) melakukan meiosis 1 menjadi spermatosit sekunder (23n)
Spermatosit sekunder melakukan meiosis II menjadi 4 spermatid masing-masing 23n
Spermatid mengalami spermiogenesis membentuk kepala dan ekor menjadi sperma
3. Proses pembentukan sperma dipengaruhi oleh hormon-hormon berikut: 1) FSH ( Follicle Stimulating Hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis, berfungsi untuk merangsang pembentukan sperma. 2) LH (Lutenizing Hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis, berfungsi untuk merangsang pembentukan testosteron dalam testis. 3) Testosteron dihasilkan oleh testis, yang berfungsi merangsang perkembangan spermatogenesis.
kelamin
sekunder
dan
mendorong
proses
75
4. Tahapan oogenesis
a) Oogenesis dimulai dari pembelahan mitosis oogonium pada masa janin dilanjutkan meiosis I dan berhenti pada profase I menjadi oosit primer. b) Selanjutnya pada masa pubertas, yaitu pada akhir meiosis I oosit primer dihasilkan . c) Oosit primer melakukan meiosis II dan berkembang menjadi oosit sekunder (pada waktu ovulasi) dan badan polar pertama. Jika tidak terjadi pembuahan oleh sperma, oosit sekunder akan mati. d) Jika terjadi pembuahan sperma, oosit sekunder akan melengkapi meiosis II dan menghasilkan satu sel besar (ootid) dan satu sel kecil (badan polar kedua). e) Sementara itu, badan polar pertama menghasilkan 2 badan polar dan menjelang terjadi peleburan inti sel telur dan sperma, ootid berkembang menjadi ovum. f) Hasil oogeneis adalah sel ovum yang besar dan tiga badan sel polar yang berdegenerasi.
76
5.
Proses pembentukan ovum dipengaruhi oleh hormon-hormon berikut: a) FSH ( Follicle Stimulating Hormone) berfungsi untuk memacu pertumbuhan folikel dalam ovarium sehingga bisa menghasilkan estrogen. b) Estrogen berfungsi untuk menghentikan kerja FSH dan memacu produski hormon LH. c) LH (Lutenizing Hormone) berfungsi untuk mempengaruhi sel folikel untuk segera melepaskan sel telur dan mempengaruhi folikel berkembang menjadi korpus luteum setelah ovulasi sehingga memproduksi progesteron. d) Progesteron berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan selaput lendir rahim dan pembuluh darah.
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
I.
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas / Semester
: XI / Genap
Pertemuan
:2
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
II.
Kompetensi Dasar : 3.7 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI, serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia
III.
Indikator :
Menjelaskan tahapan proses ovulasi pada wanita
Menjelaskan proses yang terjadi pada siklus menstruasi wanita serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
Menjelaskan proses fertilisasi, kehamilan, dan perkembangan embrio pada janin serta proses persalinan
IV.
Menjelaskan alasan pentingnya ASI bagi bayi
Materi Pembelajaran Pada wanita yang telah masuk masa pubertas, salah satu ciri perkembangan sekunder yang akan terjadi adalah proses menstruasi. Mestruasi biasanya berlangsung selama empat fase:
77
78
1. Fase menstruasi; terjadi jika sel telur yang sudah diovulasi tidak dibuahi oleh sperma sehingga produksi estrogen dan progesteron berhenti dan terjadi peluruhan dinding endometrium. 2. Fase praovulasi; dengan menurunnya progesteron, maka FSH dibentuk sehingga merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium diikuti produksi estrogen. 3. Fase ovulasi; kadar estrogen tinggi sehingga FSH terhenti dan memproduksi LH yang merangsang pelepasan folikel (ovulasi) lalu folikel mengerut menjadi korpus luteum. 4. Fase pascaovulasi; fase ini adalah waktu antara ovulasi dengan menstruasi berikutnya. Pada fase ini,peran progesteron lebih dominan dalam merangsang penebalan dinding rahim. Fertilisasi adalah proses meleburnya sel telur dengan sperma. Pada umumnya hanya satu sel sperma yang dapat membuahi sel telur dan selanjutnya terjadi pembentukan zigot lalu berubah menjadi blastosis yang bergerak menuju uterus dan tertanam dalam dinding rahim (implantasi). Setelah implantasi, sisi blastosis yang tebal tumbuh menjadi embrio dan sisi lainnya (trofoblas) berkembang menjadi membran ekstraembrio yang terdiri atas sakus vitelinus (kantong kuning telur), amnion, korion, dan alantonis. Masa kehamilan terjadi sekitar 9 bulan 10 hari, pada bulan terakhir kepala fetus mengarah ke pelvis ibu. Selama proses persalinan, srviks ibu melebar, fetus terus bergerak dari uterus melewati vagina.
V.
Metode Pembelajaran
Portofolio individu/kelompok
Diskusi kelompok
Presentasi kelompok
Pengamatan gambar
79
VI.
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Kegiatan Awal
Kegiatan Guru Mengabsensi siswa
apakah
Siswa
waktu
dikumpulkan
Menyimak
5 menit
:
Menjawab
kalian
pertanyaan
tahu bagaimana rasi
Tagihan yang
guru
Motivasi
Eksplo-
Alokasi
guru
proses seorang wanita
bisa
hamil
lalu
melahirkan? Bagaimana prosesnya sebuah bisa
janin menjadi
individu? Apersepsi: apa yang kalian tahu mengenai mestruasi, fertilisasi,
dan
perkembangan embrio? Kegiatan Inti
Menginstruksikan Duduk siswa duduk ke
75 menit
berkelompok
dalam kelompok diskusinya Elabor asi
Menginstruksik an siswa untuk
Diskusi kelompok
Gambar siklus menstruasi
80
berdiskusi
untuk
mengenai siklus
berdiskusi
menstruasi
mengenai
menggunakan
siklus
gambar
menstruasi
fase
menstruasi serta
menggunak
faktor-faktor
an gambar
yang
fase
mempengaruhi
menstruasi
pada wanita
serta faktorfaktor yang mempengar uhinya. Elabor asi
Menginstruksik
Berdiskusi
Rangkuman
an siswa untuk
mengenai
proses
berdiskusi
proses
fertilisasi,
mengenai
fertilisasi,
kehamilan, dan
proses
kehamilan
perkembangan
fertilisasi,
dan
embrio
perkemban
proses
perkembangan
gan embrio
persalinan
embrio
dalam
dalam
rahim
serta
kehamilan
dan
rahim serta
proses
proses
persalinan
persalinan
Menginstruksik
serta
Mencari
Laporan
an siswa untuk
berbagai
kandngan ASI
mencari
informasi
dan fungsinya
berbagai
mengenai
81
informasi
pentingnya
mengenai
ASI
pentingnya ASI
bayi
bagi
bagi bayi Menginstruksik-
Mempresen
an siswa untuk
-tasikan
diskusi
mempresentasik
hasil
kelompok
an hasil diskusi
diskusi
di depan kelas
depan kelas
dengan
dengan
menggunakan
menggunak
charta/gambar
an
fase menstruasi,
charta/gam
fertilisasi,
bar
dan
di
fase
perkembangan
menstruasi,
embrio
fertilisasi,
pada
janin
dan perkemban gan embrio pada janin
Konfir masi
Laporan hasil
Menjelaskan
Menyimak
fase menstruasi
penjelasan
serta
guru
faktor-
faktor
yang
mempengaruhin ya,
proses
fertilisasi, kehamilan
dan
82
perkembangan embrio
dalam
rahim
serta
proses persalinan, dan pentingnya ASI bagi bayi Mengevaluasi
Kegiatan akhir
hasil presentasi
Evalua
siswa
Menyimak
10 menit
guru
dan
menyimpulkan
si
mengenai mestruasi, fertilisasi, perkembangan embrio
dan
persalinan Menginstruksik
Mengumpu
an siswa untuk
lkan
mengumpulkan
portofolio
portofolio
kelompok
selama
proses
pembelajaran dalam
satu
bundel
VII.
Alat, Bahan, dan Sumber Belajar
Buku acuan yang relevan
LCD dan komputer
Gambar fase menstruasi pada wanita
Gambar perkembangan embrio pada janin
83
VIII.
Penilaian
Teknik penilaian o Penilaian unjuk kerja individu/ kelompok o Portofolio siswa
Instrumen/alat penilaian o Rubrik penilaian unjuk kerja siswa diskusi o Rubrik portofolio siswa individu/kelompok
No. 1.
Indikator Menjelaskan
tahapan
ovulasi pada wanita 2.
Menjelaskan
proses
Soal proses Jelaskan
Skor
tahapan
ovulasi pada wanita! yang Jelaskan
tahapan
terjadi pada siklus menstruasi menstruasi
wanita
wanita serta faktor-faktor yang faktor-faktor mempengaruhinya 3.
proses 25
siklus 25 serta yang
mempengaruhinya!
Menjelaskan proses fertilisasi, Sebutkan kehamilan, dan perkembangan proses
pengertian
yang
terjadi
serta 35 pada
embrio pada janin serta proses peristiwa berikut: persalinan
a) Fertilisasi b) Kehamilan c) Perkembangan embrio d) Persalinan
4.
Menjelaskan alasan pentingnya Sebutkan
kandungan
ASI bagi bayi
pada
terdapat
ASI
yang 15 dan
fungsinya!
Kunci jawaban evaluasi: 1. Ovulasi adalah proses pelepasan sel telur. Proses ovulasi dipengaruhi oleh hormon, yaitu LH dan FSH. Kedua hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis di dalam otak. Pada saat inilah seorang wanita dikatakan
84
mengalami masa subur. Masa subur bagi seorang wanita tidak berlangsung setiap hari. Satu siklus menstruasi (haid) akan dimulai pada hari pertama setelah hari terakhir masa haid sebelumnya dan berakhir pada hari pertama masa haid berikutnya. Mulai pada hari pertama siklus ini sel telur bersama folikelnya akan mengalami pematangan. Lalu pada sekitar 13 - 15 hari sebelum hari pertama haid akan terjadi ovulasi. Setelah sel telur masak, selanjutnya akan dikeluarkan dari ovarium. Dalam proses ini, sel telur berada di dalam folikel. Folikel dan dinding ovari robek, akhirnya sel telur yang sudah matang akan keluar dan masuk ke dalam oviduk (tuba falopi) melalui infundibulum, yaitu bagian yang berbentuk seperti jari-jari. Telur yang telah dewasa ini akan masuk ke dalam saluran telur (tuba falopi) yang akan menghanyutkannya ke dalam rahim dengan cairan khusus. Sel telur dewasa ini baru akan dapat dibuahi dalam tempo 24 jam setelah dilepaskan oleh indung telur (ovarium) yaitu pada saat dalam perjalanan menuju rahim Setelah sel telur dilepaskan, maka sel folikel menjadi kosong. Sel ini kemudian akan berubah menjadi korpus luteum. Pembentukan korpus luteum ini didikung oleh LH. Terbentuknya korpus luteum akan memicu terbentuknya hormon estrogen dan progesteron.
2. Mestruasi berlangsung selama empat fase: a. Fase menstruasi; terjadi jika sel telur yang sudah diovulasi tidak dibuahi oleh sperma sehingga produksi estrogen dan progesteron berhenti dan terjadi peluruhan dinding endometrium. b. Fase praovulasi; dengan menurunnya progesteron, maka FSH dibentuk sehingga merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium diikuti produksi estrogen. c. Fase ovulasi; kadar estrogen tinggi sehingga FSH terhenti dan memproduksi LH yang merangsang pelepasan folikel (ovulasi) lalu folikel mengerut menjadi korpus luteum.
85
d. Fase pascaovulasi; fase ini adalah waktu antara ovulasi dengan menstruasi berikutnya. Pada fase ini,peran progesteron lebih dominan dalam merangsang penebalan dinding rahim.
3. Peristiwa: a) Fertilisasi adalah proses meleburnya sel telur dengan sperma. Pada umumnya hanya satu sel sperma yang dapat membuahi sel telur dan selanjutnya terjadi pembentukan zigot lalu berubah menjadi blastosis yang bergerak menuju uterus dan tertanam dalam dinding rahim (implantasi). b) Masa kehamilan terjadi sekitar 9 bulan 10 hari, pada bulan terakhir kepala fetus mengarah ke pelvis ibu. c) Setelah implantasi, sisi blastosis yang tebal tumbuh menjadi embrio dan sisi lainnya (trofoblas) berkembang menjadi membran ekstraembrio yang terdiri atas sakus vitelinus (kantong kuning telur), amnion, korion, dan alantonis. d) Selama proses persalinan, serviks ibu melebar, fetus terus bergerak dari uterus melewati vagina.
4. Kandungan ASI: Jenis nutrisi
ASI (dalam persen)
Air
88,5
Lemak
3,3
Laktosa
6,8
Kasein
0,9
Laktalbumin & protein lain
0,4
Abu
0,2
86
Air susu ibu (ASI) mempunyai peranan yang penting bagi seorang bayi, yaitu untuk menjaga kesehatan dan mempertahankan kelangsungan hidup bayi. Ketika seorang bayi berusia di bawah 4 bulan, mereka belum diberikan makanan tambahan, karena pencernaannya masih halus sekali sehingga bayi hanya memerlukan makanan khusus yang berbentuk cair, yaitu susu. ASI mengandung zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan sangat sesuai dengan pencernaan bayi. Keutamaan ASI lainnya adalah bebas bakteri dan dapat memberikan kekebalan pasif pada bayi, serta dapat mengurangi resiko bayi terkena infeksi.
Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
I.
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas / Semester
: XI / Genap
Pertemuan
:3
Alokasi Waktu
: 1 x 45 menit
Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
II.
Kompetensi Dasar : 3.7 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI, serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia
III.
Indikator :
Mendeskripsikan berbagai alat kontrasepsi pada pria dan wanita
Menjelaskan penyebab terjadinya kelainan/penyakit yang terkait sistem reproduksi
Menjelaskan cara mencegah/merehabilitasi gangguan/penyakit berkaitan dengan sistem reproduksi
IV.
Materi Pembelajaran Kontrasepsi berarti mencegah terjadinya pembuahan sel telur oleh sel spermatozoa sehingga tidak terjadi kehamilan. Kontrasepsi dibedakan
87
88
dalam 2 metode yaitu kontrasepsi permanen dan nonpermanen. Kontrasepsi permanen dilakukan dengan cara operasi baik pada pria (vasektomi) dan wanita (tubektomi). Kontrasepsi nonpermanen dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu dan tanpa menggunakan alat bantu. Kontrasepsi tanpa menggunakan alat bantu dapat dilakukan dengan memperpanjang masa menyusui, tidak melakukan hubungan intim pada masa subur wanita, dan mengeluarkan sperma diluar tubuh. Kontrasepsi dengan menggunakan alat bantu yaitu: 1. Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron. 2. Susuk atau implant mencegah terjadinya ovulasi sehingga mengganggu siklus menstruasi 3. Suntikan hormon setiap 3 bulan sekali untuk mencegah ovulasi. 4. Spiral; dipasang pada dinding rahim untuk mencegah embrio menempel pada dinding rahim. 5. Jeli, tablet, busa, dan spons yang mengandung spermisida yaitu pembunuh sperma. 6. Diafrgama; yaitu cervical cap yang menutupi uterus sehingga sperma tidak masuk ke uterus. 7. Kondom; membuat sperma tertahan di dalam kondom. Penyakit menular seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual; meliputi gonorea, sifilis (raja singa), herpes genitasl, kalmidia, AIDS, dan lainnya.
V.
Metode Pembelajaran
Portofolio individu/kelompok
Diskusi kelompok
Presentasi kelompok
89
VI.
Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan
Kegiatan
Kegiatan Kegiatan Awal
Guru
Siswa
Mengabsensi
Menyimak
siswa
-rasi
ada
waktu
dikumpulkan
5 menit
guru
Motivasi : apakah Eksplo
Alokasi Tagihan yang
di
Menjawab
antar
pertanyaan
yang
guru
kalian
memilki saudara dengan umur
jarak tertentu?
Bagaimana caranya mengatur jarak
kehamilan
pada wanita? Apersepsi:
apa
yang kalian tahu mengenai
alat
kontrasepsi
dan
cara
berbagai
macam penyakit yang menyerang organ reproduksi? Kegiatan Inti
Menginstruksikan siswa duduk ke
Duduk berkelompok
35 menit
dalam kelompok diskusinya Elabora -si
Menginstruksikan siswa
untuk
Mencari
Laporan
berbagai
berbagai
alat
90
mencari berbagai
informasi
informasi tentang
tentang jenis-
jenis-jenis
jenis
alat
kontrasepsi
alat
kontrasepsi yang
kontrasepsi
dapat digunakan
yang
dapat
digunakan dari berbagai sumber Elabora si
Menginstruksikan
Berdiskusi
Rangkuman
mengenai
berbagai jenis
berdiskusi
berbagai
penyakit yang
mengenai
jenis
menyerang
siswa
untuk
berbagai
jenis
penyakit
organ
penyakit
yang
yang
reproduksi
menyerang organ
menyerang
reproduksi
organ reproduksi
Menginstruksikan
Mencari
Laporan
berbagai
mengenai cara
mencari berbagai
informasi
mencegah
informasi
mengenai
penyakit organ
cara
reproduksi dan
mencegah
cara
penyakit
kesehatan
organ
organ
reproduksi
reproduksi
siswa
untuk
mengenai
cara
mencegah penyakit
organ
reproduksi cara
dan
menjaga
kesehatan reproduksi
organ
dan
cara
menjaga kesehatan organ
menjaga
91
reproduksi Menginstruksikan siswa
untuk
Mempresenta sikan
Laporan hasil diskusi
hasil
mempresentasika
diskusi
n hasil diskusi di
depan kelas
kelompok
di
depan kelas Konfirmasi
Menjelaskan berbagai
Menyimak jenis
alat kontrasepsi, penyakit
penjelasan guru
organ
reproduksi
dan
cara mencegahnya Kegiatan
Mengevaluasi
akhir
hasil
Evalua
siswa
-si
Menyimak
presentasi
guru
dan
menyimpulkan mengenai berbagai
jenis
alat kontrasepsi, penyakit
organ
reproduksi
dan
cara mencegahnya Menginstruksikan siswa
untuk
mengumpulkan portofolio selama proses
Mengumpulk an portofolio kelompok
5 menit
92
pembelajaran dalam
satu
bundel
VII.
Alat, Bahan, dan Sumber Belajar
VIII.
Buku acuan yang relevan
Internet dan berbagai literatur yang relevan
Penilaian
Teknik penilaian o Penilaian unjuk kerja individu/ kelompok o Portofolio siswa
Instrumen/alat penilaian o Rubrik penilaian unjuk kerja siswa diskusi o Rubrik portofolio siswa individu/k
No. 1.
Indikator
Soal
Mendeskripsikan berbagai alat Jelaskan berbagai jenis alat kontrasepsi pada pria dan wanita
Skor 40
kontrasepsi pada pria dan wanita!
2.
Menjelaskan terjadinya
penyebab Sebutkan kelainan/penyakit kelainan/penyakit yang terkait sistem reproduksi
yang terkait sistem reproduksi 3.
Menjelaskan
30
cara
mencegah/ Sebutkan cara mencegah/
merehabilitasi gangguan/penyakit
serta penyebabnya!
merehabilitasi berkaitan gangguan/penyakit berkaitan
dengan sistem reproduksi
dengan sistem reproduksi!
Kunci jawaban evaluasi: 1. Kontrasepsi dengan menggunakan alat bantu yaitu: a) Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron.
30
93
b) Susuk
atau
implant
mencegah
terjadinya
ovulasi
sehingga
mengganggu siklus menstruasi c) Suntikan hormon setiap 3 bulan sekali untuk mencegah ovulasi. d) Spiral; dipasang pada dinding rahim untuk mencegah embrio menempel pada dinding rahim. e) Jeli, tablet, busa, dan spons yang mengandung spermisida yaitu pembunuh sperma. f) Diafrgama; yaitu cervical cap yang menutupi uterus sehingga sperma tidak masuk ke uterus. g) Kondom; membuat sperma tertahan di dalam kondom.
2. Beberapa jenis kelainan yang terjadi pada sistem reproduksi adalah sebagai berikut. a. Penyempitan Saluran Telur/Oviduk; Kelainan ini merupakan faktor bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena infeksi kuman tertentu. Saluran oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit untuk menjangkau bagian dalam saluran tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan sulit terjadi. b. Mandul (Infertilitas); Mandul dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Mandul berarti seorang laki-laki atau wanita tidak dapat memproduksi sel-sel sperma maupun ovum. Faktor paling besar dipengaruhi oleh gangguan hormon reproduksi. c. Impotensi; Kelainan ini dialami oleh laki-laki, yaitu suatu keadaan penis yang tidak dapat melakukan ereksi (tegang), sehingga sulit untuk melakukan kopulasi (fertilisasi). Biasanya impotensi disebabkan oleh faktor hormonal, yaitu terhambatnya fungsi hormon reproduksi, bisa juga disebabkan oleh faktor psikologis atau emosional seseorang. d. Kanker Cerviks (Mulut Rahim); Gangguan ini dialami oleh wanita. Penyakit ini dapat disebabkan oleh virus atau bakteri dan biasanya
94
menyerang seorang wanita usia 45 ke atas. Pada mereka persentase terbesar penyakit kanker adalah kanker cerviks. e. Kanker Payudara; Penyakit ini juga rentan menyerang wanita. Seorang wanita yang tidak pernah menyusui besar kemungkinan dapat menderita penyakit ini. f. Sifilis; Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, penyakit ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual, transfusi darah, atau luka mikroskopis. g. Herpes simplex; Penyakit ini disebabkan karena virus herpes simplex tipe II yang menyerang kulit di daerah alat reproduksi luar. Gejala penyakit ini adalah gatalgatal, kemerahan di kulit, pedih dan timbul beberapa lepuh kecil, yang kemudian menjadi keruh dan pecah. 3. Cara menjaga kesehatan organ reproduksi diantaranya: a. Tidak menggunakan celana ketat karena mengganggu suhu dan kelembaban organ reproduksi b. Melakukan sunat bagi pria agar tidak terjadi penumpukan kotoran c. Menggunakan air bersih untuk mencuci alat reproduksi d. Bagi wanita tidak menggunakan pembilas berlebihan jika terjadi infeksi e. Rutin melakukan pemeriksaan jika terjadi infeksi atau penyakit pada organ reproduksi.
Lampiran 4 Rubrik Penilaian Portofolio Siswa Nama
:
No. Absen
:
Kelas/ Smt
:
Tanggal penilaian : No.
Aspek yang Dinilai
1.
Latar belakang / Pendahuluan
2.
Kajian Pustaka
3.
Analisis Permasalahan
4.
Kesimpulan / Penutup
5.
Redaksional
Portofolio Siswa
Skor Total
Kriteria Penilaian : Skor maksimum untuk tiap aspek yang dinilai 1. Latar belakang / Pendahuluan ; skor maksimum 10 a. Dirumuskan dengan kalimat-kalimat yang runtut/ redaksinya benar (3) b. Menunjukkan pentingnya masalah (7) 2. Kajian Pustaka; skor maksimum 15 a. Isinya relevan/sesuai dengan permasalahan yang ada (5) b. Data diambil berdasarkan sumber/referensi yang benar (5) c. Dirumuskan dalam kalimat yang runtut (2) d. Cara penulisannya benar dan sesuai (3) 3. Pembahasan / Analisis ; skor maksimum 25 a. Mampu menafsirkan/menganalisis data yang ada (10) b. Menghubungkan antara data dengan referensi yang diambil (10)
95
96
c. Sesuai dengan tujuan pembelajara (5) 4. Rumusan simpulan ; skor maksimum 25 a. Relevan/sesuai dengan permasalahan (15) b. Relevan/sesuai dengan data dan pembahasannya (10) 5. Redaksional ; skor maksimum 15 a. Sesuai dengan EYD (10) b. Bentuk dan kerapihan dalam penulisan (5) Total skor maksimum : 90 Penilaian
97
Penilaian Diri (Self Reflection) Nama :
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas :
Tanggal :
Sejauh ini saya belajar banyak tentang:
Saya ingin tahu lebih banyak tentang:
Besok saya akan belajar:
Saya senang belajar dengan cara:
Saya sulit memahami:
Di kelas saya termasuk:
Mengetahui Orangtua / Wali
Tanda Tangan Siswa
Lampiran 5 Kajian Pustaka Analisis Pendahuluan
simpulan
redaksional
No. Subjek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20
Max skor 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3
Max skor 7 5 5 6 6 6 6 6 5 5 5 6 5 5 6 6 5 6 5 5 6
Max skor 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5
Max skor 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5
Max skor 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Max skor 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
98
Max skor 10 7 7 8 10 10 10 10 8 8 7 9 7 7 9 9 7 8 7 8 9
Max skor 10 7 7 9 8 8 9 9 8 8 7 9 8 7 10 9 7 8 8 8 9
Max skor 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5
Max skor 15 12 13 14 15 15 15 15 11 12 10 13 11 11 13 12 12 12 10 12 13
Max skor 10 9 8 8 10 10 10 10 9 9 7 9 7 7 8 9 7 8 9 8 9
Max skor 10 8 10 8 10 10 10 10 7 8 7 7 7 8 8 8 7 8 8 7 9
Max skor 5 3 4 4 5 5 5 5 4 5 3 5 3 3 5 5 4 5 5 4 5
Total Nilai 70 76 78 87 87 88 88 73 76 64 80 67 67 82 80 69 77 73 71 83
77,78 84,44 86,67 96,67 96,67 97,78 97,78 81,11 84,44 71,11 88,89 74,44 74,44 91,11 88,89 76,67 85,56 81,11 78,89 92,22
99
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 A31 A32 A33 A34 A35 A36 A37 A38
2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
5 5 5 6 5 5 5 6 5 5 5 6 6 5 5 5 5 3
4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4
4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
8 7 7 9 8 8 7 9 8 7 8 9 9 8 8 7 8 9
8 8 7 9 8 8 7 9 9 7 8 8 9 8 8 7 8 9
4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5
12 11 13 13 11 8 10 11 11 10 10 12 12 12 11 10 11 12
7 7 8 9 8 8 7 8 8 7 7 8 9 8 8 7 7 8
8 7 8 9 7 7 9 8 8 7 7 8 9 8 8 7 7 8
4 4 5 5 4 3 3 4 3 3 3 4 5 4 4 4 4 4 Ratarata
71 68 75 83 70 66 67 74 71 65 67 76 81 73 72 65 69 73
78,89 75,56 83,33 92,22 77,78 73,33 74,44 82,22 78,89 72,22 74,44 84,44 90,00 81,11 80,00 72,22 76,67 81,11
2822 74
3135,56 82,51
Lampiran 6
Rubrik Penilaian Unjuk Kerja Siswa – Diskusi & Presentasi 1 Standar Kompetensi 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar 3.7 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI, serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia
Indikator Mengidentifikasi struktur dan fungsi alat reproduksi laki-laki dan wanita pada sistem reproduksi manusia Membuat charta/model tahapan proses pembentukan sperma (spermatogenesis) dan ovum (oogenesis) Menjelaskan hormonhormon yang mempengaruhi proses pembentukan sperma (spermatogenesis) dan ovum (oogenesis)
A. Tugas Siswa 1. Diskusikan dengan teman sekelompok bagaimana struktur dan fungsi alat-alat reproduksi pria dan wanita berdasarkan gambar dan kajian literatur. 2. Buatlah susunan charta/model yang mendeskripsikan proses spermatogenesis dan oogenesis. 3. Diskusikan dengan teman sekelompokmu bagaimana tahapan proses terjadinya spermatogenesis dan oogenesis. 4. Komunikasikan hasil kegiatanmu di depan kelas. 5. Kumpulkan hasil kegiatanmu untuk portofolio.
100
101
B. Rubrik penilaian unjuk kerja (Kriteria Penilaian) No.
1.
Poin 4
Poin 3
Poin 2 (cukup
Poin 1 (tidak
(superior)
(memuaskan
memuaskan
memuaskan)
dengan sedikit
dengan banyak
kekurangan)
kekurangan)
Dengan
Dengan benar
Dengan benar
Dengan benar
benar dan
menunjukkan
menunjukkan
menunjukkan
menyeluruh
pemahaman
pemahaman
pemahaman
menunjukka
terhadap konsep-
terhadap
terhadap
n
konsep
hanya
sedikit
pemahaman
spermatogenesis
sebagian
pemahaman
lebih
dan oogenesis
besar konsep-
konsep-
terhadap
konsep
konsep
konsep-
spermatogenes spermatogene
konsep
is dan
sis dan
spermatogen
oogenesis
oogenesis
esis dan oogenesis 2.
Dengan
Dengan benar
Sebagian
Hanya
benar
mengidentifikasi
besar benar
sedikit benar
mengidentifi
alat reproduksi
mengidentifika
mengidentifi
kasi alat
pria dan wanita
si alat
kasi alat
reproduksi
reproduksi pria
reproduksi
pria dan
dan wanita
pria dan
wanita serta
wanita
menggunaka n gambar 3.
Mempresent
Mempresentasika
Hanya
Mempresenta
asikan hasil
n hasil diskusi
mempresentasi
sikan hasil
diskusi
sesuai hasil
kan hasil
diskusi
102
dengan tepat
diskusi kelompok diskusi
disertai
kelompok
kelompok dengan hasil
penjelasan-
yang kurang
penjelasan
tepat
secara ringkas 4.
Selalu
Biasanya
Jarang
Tidak
melakukan
melakukan kontak melakukan
melakukan
kontak
pandangan dan
kontak
kontak
pandangan
volume suara
pandangan dan
pandangan
dan volume
terdengar
volume suara
dan volume
suara
terdengar
suara
terdengar
kurang
terdengar
dengan baik
memadai
tidak memadai
Lampiran 7
Rubrik Penilaian Unjuk Kerja Siswa – Diskusi & Presentasi 2 Standar Kompetensi 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar 3.7 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI, serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia
Indikator Menjelaskan tahapan proses ovulasi pada wanita Menjelaskan proses yang terjadi pada siklus menstruasi wanita serta faktorfaktor yang mempengaruhinya Menjelaskan proses fertilisasi, kehamilan, dan perkembangan embrio pada janin serta proses persalinan Menjelaskan alasan pentingnya ASI bagi bayi
A. Tugas Siswa 1. Buatlah charta/gambar yang menunjukkan siklus menstruasi pada wanita. 2. Buatlah rangkuman urutan proses menstruasi, fertilisasi, perkembangan embrio hingga melahirkan. 3. Diskusikan dengan teman sekelompok dan komunikasikan hasil kegiatanmu di depan kelas. 4. Kumpulkan hasil kegiatanmu untuk portofolio.
B. Rubrik Penilaian Kinerja (Kriteria Penilaian) No
1.
Poin 4 (superior)
Dengan benar dan menyeluruh menunjukkan pemahaman
Poin 3 (memuaskan dengan sedikit kekurangan) Dengan benar menunjukkan pemahaman terhadap konsepkonsep proses
103
Poin 2 (cukup memuaskan dengan banyak kekurangan) Dengan benar menunjukkan pemahaman terhadap hanya sebagian besar
Poin 1 (tidak memuaskan)
Dengan benar menunjukkan pemahaman terhadap sedikit
104
2.
3.
4.
lebih terhadap konsepkonsep proses menstruasi, fertilisasi, perkembanga n embrio hingga melahirkan Dengan benar menjelaskan fase menstruasi wanita dengan menggunaka n gambar/chart a Mempresenta sikan hasil diskusi dengan tepat disertai penjelasanpenjelasan secara ringkas Selalu melakukan kontak pandangan dan volume suara terdengar dengan baik
menstruasi, fertilisasi, perkembangan embrio hingga melahirkan
konsep-konsep proses menstruasi, fertilisasi, perkembangan embrio hingga melahirkan
pemahaman konsep-konsep proses menstruasi, fertilisasi, perkembangan embrio hingga melahirkan
Dengan benar menjelaskan fase menstruasi wanita
Sebagian besar benar menjelaskan fase menstruasi wanita
Hanya sedikit benar menjelaskan fase menstruasi wanita
Mempresentasikan hasil diskusi sesuai hasil diskusi kelompok
Hanya mempresentasika n hasil diskusi kelompok
Mempresentasi kan hasil diskusi kelompok dengan hasil yang kurang tepat
Biasanya melakukan kontak pandangan dan volume suara terdengar
Jarang melakukan kontak pandangan dan volume suara terdengar kurang memadai
Tidak melakukan kontak pandangan dan volume suara terdengar tidak memadai
Lampiran 8
Rubrik Penilaian Unjuk Kerja Siswa – Diskusi & Presentasi 3 Standar Kompetensi 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar 3.7 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI, serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia
Indikator Mendeskripsikan berbagai alat kontrasepsi pada pria dan wanita Menjelaskan penyebab terjadinya kelainan/penyakit yang terkait sistem reproduksi Menjelaskan cara mencegah/merehabilita si gangguan/penyakit berkaitan dengan sistem reproduksi
A. Tugas Siswa 1. Diskusikan dengan teman sekelompok jenis-jenis alat kontrasepsi dan pengaruhnya terhadap pengguna serta pendapatmu cara paling aman yang dapat dilakukan dalam menggunakan kontrasepsi. 2. Buatlah kliping yang berhubungan dengan berbagai jenis penyakit yang menyerang organ reproduksi serta cara mencegah/merehabilitasinya dari berbagai sumber. 3. Diskusikan dengan teman sekelompokmu bagaimana cara menjaga dan mencegah penyakit yang dpat menyerang organ reproduksi manusia. 4. Komunikasikan hasil kegiatanmu di depan kelas. 5. Kumpulkan hasil kegiatanmu untuk portofolio.
105
106
B. Rubrik Penilaian Kinerja (Kriteria Penilaian) No
1.
Poin 4 (superior)
Poin 3
Poin 2 (cukup
Poin 1 (tidak
(memuaskan
memuaskan
memuaskan)
dengan sedikit
dengan banyak
kekurangan)
kekurangan)
Dengan benar
Dengan benar
Dengan benar
Dengan benar
dan menyeluruh
menunjukkan
menunjukkan
menunjukkan
menunjukkan
pemahaman
pemahaman
pemahaman
pemahaman lebih
terhadap
terhadap hanya
terhadap
terhadap konsep-
konsep-konsep
sebagian besar
sedikit
konsep jenis-jenis
jenis-jenis alat
konsep-konsep
pemahaman
alat kontrasepsi
kontrasepsi dan
jenis-jenis alat
konsep-konsep
dan pengaruhnya
pengaruhnya
kontrasepsi dan
jenis-jenis alat
terhadap
terhadap
pengaruhnya
kontrasepsi
pengguna
pengguna
terhadap
dan
pengguna
pengaruhnya terhadap pengguna
2.
Dengan jelas dan
Dengan jelas
Sebagian besar
Hanya sedikit
rinci menjelaskan
menjelaskan
benar dalam
benar dalam
berbagai jenis
berbagai jenis
menjelaskan
menjelaskan
penyakit yang
penyakit yang
berbagai jenis
berbagai jenis
menyerang organ
menyerang
penyakit yang
penyakit yang
reproduksi serta
organ
menyerang
menyerang
cara
reproduksi serta
organ
organ
mencegah/mereha cara
reproduksi serta
reproduksi
bilitasinya
mencegah/mere
cara
serta cara
habilitasinya
mencegah/mere
mencegah/
habilitasinya
merehabilitasin ya
107
3.
4.
Mempresentasika
Mempresentasik
Hanya
Mempresentasi
n hasil diskusi
an hasil diskusi
mempresentasik
kan hasil
dengan tepat
sesuai hasil
an hasil diskusi
diskusi
disertai
diskusi
kelompok
kelompok
penjelasan-
kelompok
dengan hasil
penjelasan secara
yang kurang
ringkas
tepat
Selalu melakukan
Biasanya
Jarang
Tidak
kontak pandangan melakukan
melakukan
melakukan
dan volume suara
kontak
kontak
kontak
terdengar dengan
pandangan dan
pandangan dan
pandangan dan
baik
volume suara
volume suara
volume suara
terdengar
terdengar
terdengar tidak
kurang memadai
memadai
Lampiran 9 Rubrik Penilaian (Skoring Penilaian) No.
Kriteria
Kelompok ke1
1.
Pemahaman Konsep
Menunjukkan pemahaman terhadap konsep spermatogenesis dan oogenesis
Kebenaran dan ketepatan mengidentifikasi alat reproduksi pria dan wanita berdasarkan gambar dan kajian literatur
2.
Komunikasi
Menyampaikan hasil diskusi kelompok dengan terorganisir
Menghargai perbedaan pendapat
Meyampaikan dengan komunikatif dan dapat dipahami
3.
Pemecahan Masalah
Menggunakan strategi penyampaian dengan tepat
Memenuhi permasalahan yang diinginkan
Kerapihan dan keindahan
108
2
3
4
5
6
Lampiran 10 Rekap Nilai Performance Siswa (Presentasi 1)
No. Klp. 1 Klp. 2 Klp. 3 2 3 3 1 4 3 4 2 3 4 3 3 3 2 4 4 3 2 3 5 3 2 3 6 4 2 3 7 4 4 3 8 Total 26 22 26 Nilai 81,25 68,75 81,25 Ratarata 77,60
Klp. 4 4 3 4 3 3 3 3 4 27 84,375
Klp. 5 4 3 3 3 3 3 3 3 25 78,125
Klp. 6 3 3 3 3 3 3 3 2 23 71,875
Total 19 20 20 18 17 17 18 20
Ratarata 3,167 3,333 3,333 3 2,833 2,833 3 3,333
Nilai 6,5
9,167
9,167
Rekap Nilai Performance Siswa (Presentasi 2)
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Total Nilai Ratarata
Klp. 1 4 4 4 3 3 4 4 4 30 93,75
Klp. 2 Klp. 3 Klp. 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 26 29 27 81,25 90,625 84,375
86,45833
109
Klp. 5 4 4 4 4 3 4 3 3 29 90,625
Klp. 6 4 4 3 3 3 2 3 3 25 78,125
Total 24 24 22 19 19 20 19 19
Ratarata 4 4 3,667 3,167 3,167 3,333 3,167 3,167
Nilai 8
10
9,667
110
Rekap Nilai Performance Siswa (Presentasi 3)
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Total Nilai Ratarata
Klp. 1 4 4 4 3 3 4 4 4 30 93,75
Klp. 2 4 4 3 3 3 3 3 3 26 81,25
Klp. 3 4 4 4 3 4 4 3 3 29 90,625
Klp. 4 4 4 4 3 3 3 3 3 27 84,375
86,458
Rata-rata Nilai Kinerja Siswa = = = 83,50
Klp. 5 4 4 4 4 3 4 3 3 29 90,625
Klp. 6 4 4 3 3 3 2 3 3 25 78,125
Total 24 24 22 19 19 20 19 19
Ratarata 4 4 3,667 3,167 3,167 3,333 3,167 3,167
Nilai 8 10
9,67
Lampiran 11 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Jenjang Sekolah
: SMA Negeri Kelas XI
Mata Pelajaran
: Biologi
Jumlah Soal
: 50
Bentuk Soal
: Tes Objektif – Pilihan Ganda
Standar Kompetensi
: Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar
: Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI, serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia
Sub Konsep Alat reproduksi laki-laki
Alat reproduksi wanita
Indikator C1 Mengidentifikasi struktur dan 1*, 3 fungsi alat reproduksi lakilaki pada sistem reproduksi manusia Mengidentifikasi struktur dan fungsi alat reproduksi wanita pada sistem reproduksi
5*, 6*
111
C2
Aspek kognitif C3 C4 2* 4
7*, 8*
Jumlah Soal C5
C6 4
4
112
manusia Spermatogenesis
Membuat charta/model tahapan proses pembentukan sperma (spermatogenesis)
10, 12*
9
11
4
Hormon-hormon yang Menjelaskan hormon-hormon mempengaruhi proses yang mempengaruhi proses pembentukan sperma pembentukan sperma (spermatogenesis) Oogenesis Membuat charta/model tahapan proses pembentukan ovum (oogenesis)
13*
14*, 15*, 16*
18
19, 20*
Hormon-hormon yang Menjelaskan hormon-hormon mempengaruhi proses yang mempengaruhi proses pembentukan ovum pembentukan ovum (oogenesis) Ovulasi Menjelaskan tahapan proses ovulasi pada wanita
22
21*, 23*
24
4
25*
26
2
Menstruasi wanita
Menjelaskan proses yang terjadi pada siklus menstruasi wanita serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
Fertilisasi, kehamilan, dan perkembangan embrio
Menjelaskan proses fertilisasi, kehamilan, dan
31*
32*
4
17
28*
27, 30
33*, 39*, 40
34, 35,
4
29
4
10
113
pada janin dan persalinan
perkembangan embrio pada janin serta proses persalinan
ASI
Menjelaskan alasan pentingnya ASI bagi bayi Mendeskripsikan berbagai alat kontrasepsi pada pria dan wanita
Alat kontrasepsi pada pria dan wanita
Kelainan/penyakit pada sistem reproduksi
Cara mencegah gangguan/penyakit sistem reproduksi
36*, 37*, 38 41*, 42* 43*
Menjelaskan penyebab terjadinya kelainan/penyakit yang terkait sistem reproduksi Menjelaskan cara mencegah/merehabilitasi gangguan/penyakit berkaitan dengan sistem reproduksi Jumlah
* Soal yang valid dan digunakan pada penelitian
2 44*
45*
3
47*, 48
3
50
49
2
12
9
46
9
13
4
4
50
Lampiran 12
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Jenjang Sekolah
: SMA N kelas XI
Mata Pelajaran
: Biologi
Jumlah Soal
: 50
Bentuk Soal
: Tes Objektif – Pilihan Ganda
Standar Kompetensi
: Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar
: Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI, serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia
No.
Indikator Soal 1. *
Menyebutkan bagianbagian dan fungsi alat reproduksi pria
Soal 1. Saluran tempat pertemuan antara sperma dan saluran urin adalah.... a. Prostat b. Epididimis c. Uretra d. Ureter e. Penis
114
Kunci C
Jenjang Kognitif C1
115
2. *
Mengurutkan saluran pengeluaran sperma pada pria
3.
Menyebutkan tempat pematangan sperma pada pria
4.
Menganalisis sumber energi pada sperma yang aktif bergerak
5. *
Menyebutkan bagian-
2. Saluran reproduksi pria 1) Duktus ejakulatorius 2) Vas deferens 3) Epididimis 4) Vesikula seminalis Sperma yang terbentuk akan disalurkan melalui.... a. 2 – 1 – 3 – 4 b. 2 – 4 – 1 – 3 c. 3 – 2 – 4 – 1 d. 3 – 1 – 4 – 2 e. 3 – 4 – 2 – 1 3. Tempat pematangan sperma lebih lanjut dan penyimpanan sperma sementara adalah.... a. Vas deferens b. Vesikula seminalis c. Duktus ejakulatorius d. Tubulus seminiferus e. Duktus epididimis 4. Sumber energi sperma yang berenang berasal dari.... a. Penyimpanan molekul lemak pada akrosom b. Penyimpanan molekul lemak pada kepala sperma c. Gula fruktosa disekitar cairan seminalis yang ditambahkan oleh vesikula seminalis d. Protein yang dipecah oleh mitokondria pada bagian tengah sperma e. Lemak terlarut pada cairan seminalis yang ditambahkan oleh kelenjar ptostat 5. Berikut ini alat reproduksi bagian luar, kecuali....
C
C3
E
C1
C
C4
E
C1
116
bagian alat reproduksi pada wanita
6. *
Menyebutkan fungsi organ uterus pada wanita
7. *
Mengurutkan saluran pengeluaran ovum pada wanita
a. Labia mayor b. Labia minor c. Vulva d. Himen e. Mulut rahim (serviks) 6. Organ wanita yang berfungsi sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan janin adalah .... a. Ovarium b. Ovulasi c. Serviks d. Uterus e. Fimbrae 7. Alat reproduksi wanita terdiri atas: 1). ovarium 2). tuba fallopi 3). uterus Jalannya sel telur sejak dibentuk sampai menjadi embrio secara berurutan dimulai dari.... a. 1 – 2 – 3 b. 1 – 3 – 2 c. 3 – 2 – 1 d. 2 – 3 – 1 e. 2 – 1 – 3
D
C1
A
C3
117
8. *
Menentukkan fungsi alat reproduksi dengan menggunakan gambar
A B
A
8. Penyumbatan pada daerah A dan B akan mengganggu proses.... a. Fertilisasi b. Pematangan gamet c. Pembuangan sisa metabolisme pada uretra d. Produksi hormon seks e. Munculnya karakteristik sekunder
C3
118
9.
Menentukan sifat (n) sel sperma pada diagram spermatogenesis
10.
Menjelaskan peristiwa spermiogenesis pada pria
11.
Mengorelasikan hasil spermatogenesis dengan sifat (n) yang dimiliki
12. *
Menyimpulkan hasil
9. Dari gambar spermatogenesis di samping, bagian sel sperma yang sudah bersifat haploid ditunjukkan oleh angka romawi... a. I dan II b. II dan III c. III dan IV d. IV dan V e. V saja
D
C3
E
C2
A
C4
E
C2
I II III IV V
10. Spermiogenesis adalah peristiwa.... a. Pembentukan spermatozoa b. Perubahan spermatid menjadi sperma c. Perubahan spermatogonium menjadi spermatosit d. Perubahan spermatosit primer menjadi spermatosit sekunder e. Perubahan spermatogonium menjadi spermatozoa 11. Proses meiosis II pada spermatogenesis akan menghasilkan.... a. 4 spermatid bersifat haploid b. 4 spermatid bersifat diploid c. 8 spermatid bersifat haploid d. 8 spermatid bersifat diploid e. 4 sperma bersifat haploid 12. Hasil akhir dari proses spermatogenesis pada testis adalah....
119
akhir dari spermatogenesis
13. *
Menyebutkan fungsi hormon FSH pada pria
14. *
Menjelaskan fungsi hormon gonadotropin pada pria
15. *
Menjelaskan berbagai fungsi hormon testosteron pada pria
16. *
Membandingkan fungsi
a. Gamet diploid b. Spermatid haploid c. Spermatozoa diploid d. Spermatosit e. Spermatozoa haploid 13. Hormon yang merangsang perkembangan tubulus seminiferus dan sel Sertoli untuk menghasilkan protein pengikat androgen adalah.... a. Testosteron b. Gonadotropin c. Adrenalin d. LH e. FSH 14. Hormon gonadotropin berfungsi untuk.... a. Merangsang sekresi testosteron oleh sel Leydig b. Merangsang pelepasan FSH dan LH oleh hipofisis c. Merangsang perkembangan organ seks sekunder d. Merangsang pembentukkan organ seks primer pada embrio e. Mengatur perkembangan alat reproduksi 15. Berikut ini fungsi hormon testosteron, kecuali.... a. Merangsang pembentukkan organ seks primer pada embrio b. Merangsang perkembangan ciri seks sekunder c. Menjaga ciri kelamin sekunder d. Memacu spermatogenesis e. Merangsang pelepasan hormon gonadotropin 16. LH (luteinizing hormon) pada wanita dikatakan sebagai
E
C1
B
C2
E
C2
D
C2
120
hormon LH pada pria dan wanita
17.
Menganalisis berbagai pernyataan mengenai proses oogenesis
18.
Menyebutkan masa pembentukan oosit primer pada oogenesis
19.
Meenyimpulkan hasil
hormon wanita karena berfungsi mengontrol ovarium. Sedangkan fungsi LH pada pria adalah.... a. Pria tidak memiliki LH karena pria tidak memiliki ovarium b. Terdapat di tingkat rudimentari karena LH diproduksi oleh kelenjar pituitari c. Kebalikan rantai kimia dari hormon-hormon pria sehingga membentuk antibodi/antigen d. Berperan dalam mengontrol produksi testoteron e. Tidak memiliki fungsi khusus 17. Manakah dari penyataan berikut yang salah mengenai oogenesis? a. Satu ovum dihasilkan dari tiap ovarium b. Oosit primer dapat bertahan pada tahap profase 1 selama bertahun-tahun c. Pada masa pubertas, satu oosit primer rata-rata memasuki tahap meiosis setiap 28 hari d. Sebuah badan polar dihasilkan tiap ovarium e. Meiosis II baru dimulai setelah oosit sekunder dibuahi sperma 18. Oogonium bermitosis membentuk oosit primer pada saat masa.... a. Embrio b. Pubertas c. Ovulasi d. Menjelang ovulasi e. Menstruasi 19. Pada masa ovulasi, oosit primer akan melakukan meiosis I
E
C4
E
C1
C
C2
121
akhir meiosis I pada oogenesis
20. *
Menyimpulkan hasil akhir proses oogenesis
21. *
Mengidentifikasi hormon-hormon yang bekerja pada sistem reproduksi wanita
22.
Menyebutkan tempat pembentukan hormon estrogen
23. *
Menjelaskan fungsi hormon progesteron pada wanita
dan akan menghasilkan.... a. Oosit primer dan oosit sekunder b. Oosit sekunder dan ootid c. Oosit sekunder dan badan polar pertama d. Oosit sekunder dan badan polar kedua e. Ootid dan badan polar kedua 20. Hasil akhir oogenesis adalah.... a. 1 ootid 1 polosit b. 2 ootid 2 polosit c. 3 ootid 1 polosit d. 1 ootid 3 polosit e. 4 ootid saja 21. Hormon yang tidak bekerja pada sistem reproduksi wanita adalah.... a. FSH, LH, progesteron b. FSH, LH, estrogen c. HCG, esterogen, testosteron d. HCG, LH, progesteron e. HCG, prolaktin, relaksin 22. Hormon estrogen dihasilkan oleh.... a. Folikel sekunder b. Folikel tersier c. Folikel de Graaf d. Korpus luteum e. Korpus rubrum 23. Hormon progesteron berfungsi dalam.... a. Mengatur perkembangan alat reproduksi b. Mengatur perkembangan ciri seks sekunder
D
C2
C
C2
C
C1
C
C2
122
24.
Mengelompokkan hormon-hormon yang mempengaruhi ciri kelamin sekunder pria dan wanita
25. *
Menjelaskan pengaruh hormon FSH pada proses ovulasi
26.
Menentukan jenis sel telur yang akan diovulasikan oleh ovarium
c. Menyiapkan uterus untuk kehamilan d. Menyiapkan uterus untuk menstruasi e. Menyiapkan ovarium untuk ovulasi 24. Hormon-hormon yang mempengaruhi ciri kelamin sekunder pria dan wanita adalah.... a. Estrogen, progesteron, dan gonadotropin b. FSH, LH, dan testosteron c. Estrogen, progesteron, dan LH d. Estrogen, testosteron, dan gonadotropin e. Estrogen, progesteron, dan testosteron 25. Ovulasi dipengaruhi oleh FSH karena hormon ini merangsang.... a. Pematangan folikel b. Folikel melepaskan ovum c. Pelepasan estrogen d. Pembentukan korpus luteum e. Pelepasan estrogen 26. Pada saat ovulasi, yang dilepaskan oleh ovarium adalah.... a. Ovum b. Ootid c. Badan polar kedua d. Oosit primer pada metafase I e. Oosit sekunder pada metafase II
E
C3
A
C2
E
C3
123
27.
Memperjelas peristiwa yang terjadi pada fase luteal pada siklus menstruasi
28. *
Mengurutkan fase-fase tahapan menstruasi pada wanita
29.
Mengaitkan proses degenerasi korpus albikan dengan produksi hormon saat menstruasi
27. Pada siklus menstruasi terjadi berbagai fase salah satunya fase luteal. Pada fase luteal terjadi peristiwa berikut, kecuali.... a. Korpus luteum menghasilkan progesteron b. Korpus luteum mengalami degenerasi c. Endometrium menebal dan lembut d. Endometrium mengandung banyak pembuluh darah e. Uterus siap menerima embrio 28. Urutan fase-fase dalam siklus menstruasi adalah.... a. Estrus – folikel – luteal – menstruasi b. Folikel – estrus– luteal – menstruasi c. Luteal - estrus – folikel –– menstruasi d. Menstruasi - luteal – folikel – estrus e. Folikel – luteal - estrus – menstruasi 29. Jika tidak terjadi pembuahan pada sel telur (ovarium), maka korpus luteum akan berdegenerasi menjadi korpus albikans. Korpus luteum yang tidak berfungsi akan menyebabkan.... a. Kadar ekstrogen meningkat, sedangkan kadar progesteron menurun b. Kadar ekstrogen menurun, sedangkan kadar
B
C5
B
C3
A
C4
124
30.
Menyimpulkan peristiwa yang terjadi saat menstruasi
31. *
Menamai proses penanaman embrio pada dinding rahim
32. *
Menyimpulkan fungsi enzim akrosinase dalam proses fertilisasi
progesteron meningkat c. Kadar ekstrogen dan progesteron menurun d. Kadar ekstrogen dan progesteron meningkat e. Kadar ekstrogen berproliferasi membentuk progesteron primer 30. Jika tidak tejadi fertilisasi, maka terjadi peristiwa berikut, kecuali.... a. Korpus luteum berdegenerasi b. Produksi progesteron menurun c. Produksi estrogen menurun d. Terjadi peluruhan dinding bagian dalam rahim e. Terjadi menstruasi 31. Tertanamnya blastosis ke dinding uterus disebut.... a. Fertilisasi b. Kopulasi c. Konsepsi d. Implantasi e. Ovulasi 32. Pada proses fertilisasi, beberapa sperma berusaha masuk melewati tiga lapisan pelindung sel telur ( Korona radiata, zona palisade, dan membran plasma sel telur) menuju inti sel telur. Untuk menembus ketiga lapisan sel telur tersebut, sperma mengeluarkan enzim-enzim khusus yang tersimpan pada akrosom. Berikut ini enzim yang berfungsi untuk melarutkan dan membuat lubang pada zona palisade sehingga spermatozoa dapat menembus masuk ke inti sel telur yaitu.... a. Hialuronidase
C
C4
D
C1
C
C2
125
b. c. d. e. 33. *
34.
Menentukkan tempat fertilisasi dengan menggunakan gambar
Menganalisis proses fertilisasi sperma dengan ovum
Enzim proteolitik Pelusidase Enterokinase Akrosinase
33. Pertemuan sel sperma dan ovum terjadi pada bagian bernomor....
B
C3
D
C4
2
1
3 a. 1 b. 2 4 5 c. 3 d. 4 e. 5 34. Secara umum, hanya satu sperma yang bisa membuahi sel telur. Hal ini dikarenakan.... a. Jumlah sperma yang sedikit sehingga tidak memungkinkan sampai pada waktu bersamaan b. Sperma saling bersaing sebelum masuk ke rahim dan hanya satu sperma yang dapat membuahi c. Banyak sperma yang bisa masuk tapi hanya satu pasang kromosom yang dapat bergabung dengan nukleus ovum dan sperma yang lainnya tereduksi d. Sperma pertama yang dapat menembus membran sel telur merangsang pembentukkan membran yang mencegah sperma lain masuk
126
35.
Menghubungkan pengaruh kehamilan terhadap hormon pengatur ovulasi
36. *
Menganalisis hubungan antara darah ibu dan janin pada proses kehamilan
37. *
Menganalisis peran dan pengaruh hormon HCG pada kehamilan
e. Sebuah lubang masuk yang disebut blastofor hanya bisa dimasuki satu sperma dan kemudian menutup lubangnya 35. Selama kehamilan tidak terjadi ovulasi karena.... a. FSH menghambat pelepasan progesteron b. Progesteron menghambat pelepasan FSH c. FSH menghambat pelepasan estrogen d. Progesteron menghambat pelepasan estrogen e. Estrogen menghambat pelepasan progesteron 36. Pernyataan yang benar tentang darah ibu dan darah janin adalah.... a. Tercampur tanpa membran b. Tercampur melalui membran c. Terpisah oleh jaringan ikat d. Darah ibu tidak dapat menularkan virus ke janin e. Darah ibu tidak dapat menularkan bakteri ke janin 37. Salah satu tanda seorang wanita positif hamil adalah ditemukannya hormon HCG di dalam urin dan darahnya. Penyataan berikut yang tidak tepat mengenai hormon tersebut adalah.... a. Diproduksi oleh jaringan ibu yang merupakan bagian dari plasenta b. Memiliki pengaruh yang serupa dengan salah satu gonadotropin yang diproduksi hipofisis c. Berperan mencegah degenerasi korpus luteum d. Konsentrasinya akan menurun setelah trimester pertama kehamilan e. Defisiensi sekresi HCG dapat mengakibatkan
A
C4
C
C4
A
C4
127
38.
Menghubungkan proses kehamilan dengan tahapan perkembangan organ-organ pada janin
39. *
Menentukan tahapan pembentukan bagianbagian embrio pada proses perkembangan embrio
40.
Mengurutkan tahapan perkembangan zigot sebelum Implantasi
41. *
Menjelaskan hormon
hormonyang
keguguran 38. Kasus keguguran janin dalam kandungan disebabkan banyak faktor diantaranya faktor gagalnya perkembangan organ tubuh pada janin. Saat janin berumur 6 bulan, janin akan tetap bertahan dalam rahim kecuali jika janin mengalami.... a. Ginjal yang gagal berfungsi b. Sistem pencernaan yang tidak lengkap c. Kelainan paru-paru d. Gangguan perkembangan otak e. Sistem peredaran darah yang tidak lengkap 39. Perkembangan blastula adalah.... a. Semua bagian membentuk embrioblas b. Semua bagian membentuk trofoblas c. Semua bagian membentuk plasenta d. Bagian dalam membentuk embrioblas, bagian luar membentuk trofoblas e. Bagian dalam membentuk trofoblas, bagian luar membentuk embrioblas 40. Urutan perkembangan zigot yang benar sebelum implantasi adalah .... a. Morula-blastula-gastrula b. Gastrula-morula-blastula c. Blastula-gastrula-morula d. Morula-gastrula-blastula e. Blastula-morula-gastrula 41. Hormon yang merangsang kontraksi uterus untuk persalinan adalah....
C
C4
D
C3
A
C3
A
C2
128
mempengaruhi persalinan
42. *
Menjelaskan hormon yang merangsang pertumbuhan kelenjar air susu
43. *
Menyebutkan ASI bagi bayi
44. *
Menentukkan alat kontrasepsi yang dapat mencegah terjadinya ovulasi
45. *
Memprediksikan pengaruh vasektomi pada laki-laki
manfaat
a. Estrogen dan oksitosin b. Estrogen dan progesteron c. Progesteron dan oksitosin d. Oksitosin dan prolaktin e. Prolaktin dan progesteron 42. Sesudah melahirkan, hormon yang berperan merangsang pertumbuhan kelenjar air susu adalah.... a. Progesteron b. Prolaktin c. Oksitosin d. Estrogen e. Gonadotropin 43. ASI yang pertama muncul dan kaya akan zat kekebalan tubuh disebut.... a. DHA b. Kolostrum c. Protein susu d. Lemak susu e. Asam folat 44. Kontrasepsi yang dapat mencegah ovulasi adalah.... a. Pil KB dan susuk b. IUD dan diafragma c. Jeli dan pil KB d. Diafragma dan susuk e. Pil KB dan diafragma 45. Pemotongan vas deferens (vasektomi) pada laki-laki akan mengakibatkan.... a. Tidak ada urin yang keluar
B
C2
B
C1
A
C3
B
C4
129
46.
Mencontohkan berbagai jenis penyakit menular seksual pada sistem reproduksi manusia
47. *
Mengaitkan penyakit yang menyerang organ kelamin dengan bakteri penyebabnya
48.
Menyimpulkan jenis penyakit kelamin yang menyerang sistem reproduksi berdasarkan ciri-cirinya
b. Tidak ada sperma yang dilepaskan c. Tidak ada hormon kelamin yang diproduksi d. Tidak ada cairan semen yang dibentuk e. Tidak ada darah yang sampai ke penis 46. Berikut ini merupakan jenis penyakit menular seksual, kecuali.... a. Sifilis b. Gonorea c. Kandidiasis d. Bisul e. Kutil kelamin 47. Banyak diantara laki-laki/pria yang menderita beberapa penyakit kelamin akibat hubungan sexsual yang tidak sehat atau karena hubungan sex bebas di luar nikah,dan sebagainya. Salah satu diantaranya yaitu terkena penyakit “Raja Singa” . Penyakit pada organ kelamin ini disebabkan oleh bakteri yaitu.... a. Diplococcus b. Treponema palidum c. Candida albicans d. Chlamydia trachomatis e. Neisseria gonorhoea 48. Seorang wanita dewasa melapor kepada seorang dokter bahwa suaminya mengidap penyakit kelamin. Dia menceritakan bahwa selain penyakit HIV/AIDS, suaminya ternyata juga mengidap penyakit dimana dibagian organ kelaminnya terdapat benjolan-benjolan yang merah dan membengkak, dan terkadang pecah dengan sendirinya.
D
C2
B
C4
A
C4
130
49.
Menyimpulkan berbagai cara penularan penyakit reproduksi HIV/AIDS
50.
Mengemukakan berbagai cara mencegah penyakit reproduksi
Soal Yang Digunakan
Indikasi lain memperlihatkan bahwa suaminya sering kencing nanah. Dari cerita/laporan di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang laki-laki (suami) tersebut menderita penyakit kelamin yaitu..... a. Gonorhoe b. Sifilis c. Gronuloma inguinale d. Herpes simplex e. Uleus 49. Penyakit AIDS dapat ditularkan dengan cara berikut, kecuali.... a. Hubungan seksual b. Transfusi darah c. Penggunaan jarum suntik bersama d. Penggunaan toilet bersama e. Penularan dari ibu kepada janin 50. Berikut ini adalah cara menjaga kesehatan organ reproduksi yang benar, kecuali.... a. Melakukan sunat bagi pria agar terhindar dari penumpukan kotoran b. Menggunakan celana ketat c. Menggunakan air bersih untuk mencuci alat reproduksi d. Melakukan pemeriksaan jika ditemukan infeksi e. Tidak menggunakan pembilas berlebihan jika terjadi infeksi
D
C4
B
C3
Lampiran 13 Rekap Analisis Butir Instrumen Penelitian Rata-Rata
= 32,06
Reliabilitas Tes
= 0,76
Simpangan Baku
= 5,19
Butir Soal
= 50
Korelasi XY
= 0,61
Jumlah Subyek
= 80
No.
Daya Pembeda
Soal
Tingkat
Korelasi
Kesimpulan
Kesukaran Nilai
Kriteria
Nilai
Kriteria
Nilai
Kriteria
(%) 1.
36,36
Mudah
0,279
Signifikan
Digunakan
2.
18,18
Sangat
0,286
Signifikan
Digunakan
0,039
-
Tidak
Mudah 3.
4,55
Sedang
Digunakan 4.
13,64
Sangat
0,195
-
Mudah
Tidak Digunakan
5.
31,82
Mudah
0,301
Signifikan
Digunakan
6.
18,18
Mudah
0,280
Signifikan
Digunakan
7.
18,18
Mudah
0,275
Signifikan
Digunakan
8.
27,27
Sangat
0,343
Signifikan
Digunakan
0,046
-
Tidak
Mudah 9.
4,55
Mudah
Digunakan 10. 18,18
Sukar
0,199
-
Tidak Digunakan
11.
9,09
Sangat
0,104
-
Mudah
Tidak Digunakan
12. 31,82
Sedang
0,291
Signifikan
Digunakan
13. 27,,27
Sukar
0,315
Signifikan
Digunakan
131
132
14. 50,00
Sedang
0,381
Sangat
Digunakan
Signifikan 15. 40,91
Sukar
0,428
Sangat
Digunakan
Signifikan 16. 45,45
Mudah
0,401
Sangat
Digunakan
Signifikan 17. -13,64
Sukar
-0,097
-
Tidak Digunakan
18. -4,55
Sangat
-0,066
-
Sukar 19.
4,55
Sangat
Tidak Digunakan
0,173
-
Mudah
Tidak Digunakan
20. 31,82
Mudah
0,291
Signifikan
Digunakan
21. 31,82
Sedang
0,319
Signifikan
Digunakan
22. -9,09
Mudah
-0,051
-
Tidak Digunakan
23. 40,91
Sukar
0,283
Signifikan
Digunakan
24. 13,64
Sedang
0,211
-
Tidak Digunakan
25. 36,36
Sedang
0,288
Signifikan
Digunakan
26.
Sangat
-0,029
-
Tidak
0,00
Sukar 27.
9,09
Sukar
Digunakan 0,112
-
Tidak Digunakan
28. 27,27
Sangat
0,357
Mudah 29. 22,73
Sedang
Sangat
Digunakan
Signifikan 0,178
-
Tidak Digunakan
30. 27,27
Sedang
0,157
-
Tidak Digunakan
133
31. 31,82
Mudah
0,366
Sangat
Digunakan
Signifikan 32. 54,55
Mudah
0,511
Sangat
Digunakan
Signifikan 33. 45,45
Sedang
0,373
Sangat
Digunakan
Signifikan 34. 22,73
Mudah
0,260
-
Tidak Digunakan
35. 18,18
Sukar
0,243
-
Tidak Digunakan
36. 63,64
Sedang
0,386
Sangat
Digunakan
Signifikan 37. 59,09
Sedang
0,400
Sangat
Digunakan
Signifikan 38.
4,55
Sukar
0,162
-
Tidak Digunakan
39. 36,36
Mudah
0,410
Sangat
Digunakan
Signifikan 40.
9,09
Sangat
0,135
-
Mudah 41. 72,27
Sedang
Tidak Digunakan
0,580
Sangat
Digunakan
Signifikan 42. 27,27
Sangat
0,357
Mudah 43. 27,27
Sangat
Sedang
Digunakan
Signifikan 0,384
Mudah 44. 72,73
Sangat
Sangat
Digunakan
Signifikan 0,450
Sangat
Digunakan
Signifikan 45. 36,36
Mudah
0,376
Sangat Signifikan
Digunakan
134
46. 13,64
Sangat
0,103
-
Mudah
Tidak Digunakan
47. 31,82
Sedang
0,296
Signifikan
Digunakan
48.
Sangat
0,181
-
Tidak
9,09
Mudah 49.
4,55
Sangat
Digunakan 0,089
-
Mudah 50.
4,55
Sangat Mudah
Tidak Digunakan
0,036
-
Tidak Digunakan
Lampiran 14 Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol
1. Banyak Data (n) = 38 2. Distribusi nilai = 10,7
10,7
10,7
17,9
17,9
17,9
17,9
21,4
21,4
21,4
21,4
21,4
21,4
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
28,6
28,6
28,6
28,6
32,1
32,1
32,1
32,1
32,1
32,1
32,1
35,7
35,7
35,7
35,7
3. Jangkauan = Data terbesar – Data terkecil = 35,7 – 10,7 = 25 4. Banyaknya Kelas Interval = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 38 = 6,21 6 (dibulatkan ke bawah) 5. Panjang Kelas Interval
=
J B
=
25 6
= 6,33 6 (dibulatkan ke bawah)
10,7 15,7 20,7 25,7 30,7 35,7
NILAI 14,7 19,7 24,7 29,7 34,7 39,7 SIGMA F
6. Mean
=
fixi fi
=
1012,6 38
F 3 4 6 14 7 4 38
X2 161,29 313,29 515,29 767,29 1069,29 1421,29 4247,74
X 12,7 17,7 22,7 27,7 32,7 37,7 151,2
= 25,66 135
F*X2 483,87 1253,16 3091,74 10742,06 7485,03 5685,16 28741,02
F*X 38,1 70,8 136,2 387,8 228,9 150,8 1012,6
136
7. Median
∑
=
1 / 2.38 13 = 25,65 + 6 14
= 25,65 + 2,571 = 28,22 8. Modus
b =b+ 1 p b1 b2 8 6 = 25,65 + 8 7
= 21,45 + 3,19 = 19,76 9. Standar Deviasi
= = = 47,51 Sd
√ = 6,89
Lampiran 15 Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen
1. Banyak Data (n) = 38 2. Distribusi nilai =
3.
7,1
10,7
10,7
10,7
14,3
14,3
14,3
17,9
17,9
17,9
17,9
17,9
21,4
21,4
21,4
21,4
21,4
21,4
21,4
25
25
25
25
25
28,6
28,6
28,6
28,6
28,6
28,6
28,6
32,1
32,1
32,1
32,1
35,7
39,3
50
Jangkauan = Data terbesar – Data terkecil = 50 – 7,1 = 42,9
4. Banyaknya Kelas Interval = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 38 = 6,21 6 (dibulatkan ke bawah) 5.
Panjang Kelas Interval =
=
J B
38 6
= 6,33 6 (dibulatkan ke bawah)
7,1 15,1 23,1 31,1 39,1 47,1
NILAI 14,1 22,1 30,1 38,1 46,1 54,1 SIGMA F
6. Mean
=
fixi fi
=
914,8 38
F 4 15 12 4 2 1 38
X 10,6 18,6 26,6 34,6 42,6 50,6 183,6
X2 112,36 345,96 707,56 1197,16 1814,76 2560,36 6738,16
137
F*X2 449,44 5189,4 8490,72 4788,64 3629,52 2560,36 25108,08
F*X 42,4 279 319,2 138,4 85,2 50,6 914,8
138
= 23,68 7. Median
∑
=
1 / 2.38 4 = 15,05 + 6 15
= 15,05 + 6 = 21,05 8. Modus
b =b+ 1 p b1 b2 11 = 15,05 + 6 11 3
= 15,05 + 4,71 = 19,76
9. Standar Deviasi
= = = 83,39 Sd
√ = 9,13
Lampiran 16 Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol
1. Banyak Data (n) = 38 2. Distribusi nilai = 42,9
42,9
42,9
46,4
53,6
53,6
53,6
57,1
57,1
57,1
57,1
60,7
60,7
60,7
60,7
60,7
64,3
64,3
64,3
64,3
64,3
64,3
64,3
64,3
64,3
64,3
67,9
67,9
67,9
71,4
71,4
75
75
75
75
75
75
78,6
3. Jangkauan = Data terbesar – Data terkecil = 78,6 – 42,9 = 35,7 4. Banyaknya Kelas Interval = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 38 = 6,21 6 (dibulatkan ke bawah) 5. Panjang Kelas Interval
=
J B
=
35,7 6
= 5,95 6 (dibulatkan ke atas)
NILAI 42,9 48,8 48,9 54,8 54,9 60,8 60,9 66,8 66,9 72,8 72,9 78,8 SIGMA F
6. Mean
=
fixi fi
=
2378,3 38
F 4 3 9 10 5 7 38
X 45,85 51,85 57,85 63,85 69,85 75,85 365,1
139
X2 2102,2225 2688,4225 3346,6225 4076,8225 4879,0225 5753,2225 22846,335
F*X2 8408,89 8065,2675 30119,6025 40768,225 24395,1125 40272,5575 152029,655
F*X 183,4 155,55 520,65 638,5 349,25 530,95 2378,3
140
= 62,78 7. Median
∑
=
1 / 2.38 16 = 60,85 + 6 10
= 60,85 + 1,8 = 62,65 8. Modus
b =b+ 1 p b1 b2 1 = 60,85 + 6 1 5
= 60,85 + 1 = 61,85
9. Standar Deviasi
= = = 85,93 Sd
√ = 9,27
Lampiran 17 Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen
1. Banyak Data (n) = 38 2. Distribusi nilai = 53,6
53,6
57,1
57,1
57,1
57,1
57,1
60,7
60,7
60,7
64,3
64,3
64,3
64,3
64,3
64,3
64,3
64,3
64,3
67,9
71,4
71,4
71,4
71,4
71,4
71,4
75
75
75
78,6
85,7
85,7
89,3
96,4
96,4
96,4
96,4
96,4
Jangkauan = Data terbesar – Data terkecil
3.
= 96,4 – 53,6 = 42,8 4. Banyaknya Kelas Interval = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 38 = 6,21 6 (dibulatkan ke bawah) 5.
=
J B
=
42,8 6
Panjang Kelas Interval
= 7,13 7 (dibulatkan ke bawah)
53,6 60,8 68 75,2 82,4 89,6
NILAI 60,7 67,9 75,1 82,3 89,5 96,7 SIGMA F
6. Mean
=
fixi fi
=
2661,3 38
F 10 10 9 1 3 5 38
X 57,15 64,35 71,55 78,75 85,95 93,15 450,9
X2 3266,1225 4140,9225 5119,4025 6201,5625 7387,4025 8676,9225 34792,335
141
f*X2 32661,225 41409,225 46074,6225 6201,5625 22162,2075 43384,6125 191893,455
F*X 571,5 643,5 643,95 78,75 257,85 465,75 2661,3
142
= 70,034 7. Median
∑
=
1 / 2.38 10 = 60,75 + 6 10
= 60,75 + 5,4 = 66,15 8. Modus
b =b+ 1 p b1 b2 0 = 67,95 + 6 0 1
= 67,95 + 0 = 67,95
9. Standar Deviasi
= = = 148,957 Sd
√ = 12,20
Lampiran 18 N-Gain Kelas Kontrol
Subjek Benar
Post-
Max-
N-
% N-
Pretest
Benar
Posttest
Pre
Pre
gain
gain
A1
8
28,6
17
60,71
32,14
71,43
0,45
30%
A2
10
35,7
19
67,86
32,14
64,29
0,50
30%
A3
3
10,7
13
46,43
35,71
89,29
0,40
30%
A4
6
21,4
19
67,86
46,43
78,57
0,59
50%
A5
7
25,0
18
64,29
39,29
75,00
0,52
40%
A6
9
32,1
16
57,14
25,00
67,86
0,37
30%
A7
7
25,0
12
42,86
17,86
75,00
0,24
20%
A8
5
17,9
18
64,29
46,43
82,14
0,57
50%
A9
9
32,1
16
57,14
25,00
67,86
0,37
30%
A10
9
32,1
16
57,14
25,00
67,86
0,37
30%
A11
6
21,4
21
75,00
53,57
78,57
0,68
50%
A12
9
32,1
18
64,29
32,14
67,86
0,47
30%
A13
6
21,4
18
64,29
42,86
78,57
0,55
40%
A14
6
21,4
17
60,71
39,29
78,57
0,50
40%
A15
9
32,1
18
64,29
32,14
67,86
0,47
30%
A16
10
35,7
17
60,71
25,00
64,29
0,39
30%
A17
10
35,7
19
67,86
32,14
64,29
0,50
30%
A18
7
25,0
21
75,00
50,00
75,00
0,67
50%
A19
8
28,6
12
42,86
14,29
71,43
0,20
10%
A20
7
25,0
12
42,86
17,86
75,00
0,24
10%
A21
5
17,9
22
78,57
60,71
82,14
0,74
60%
A22
5
17,9
21
75,00
57,14
82,14
0,70
60%
A23
8
28,6
15
53,57
25,00
71,43
0,35
30%
A24
7
25,0
15
53,57
28,57
75,00
0,38
30%
A25
7
25,0
15
53,57
28,57
75,00
0,38
30%
A26
9
32,1
18
64,29
32,14
67,86
0,47
30%
143
144
A27
7
25,0
21
75,00
50,00
75,00
0,67
50%
A28
7
25,0
18
64,29
39,29
75,00
0,52
40%
A29
7
25,0
18
64,29
39,29
75,00
0,52
40%
A30
6
21,4
18
64,29
42,86
78,57
0,55
40%
A31
8
28,6
20
71,43
42,86
71,43
0,60
40%
A32
7
25,0
17
60,71
35,71
75,00
0,48
40%
A33
7
25,0
18
64,29
39,29
75,00
0,52
40%
A34
5
17,9
20
71,43
53,57
82,14
0,65
50%
A35
6
21,4
17
60,71
39,29
78,57
0,50
40%
A36
3
10,7
16
57,14
46,43
89,29
0,52
40%
A37
9
32,1
21
75,00
42,86
67,86
0,63
40%
A38
9
32,1
21
75,00
42,86
67,86
0,63
40%
7,18
25,66
17,58
62,78
37,12
74,34
0,50
37%
Ratarata
% Rata-rata2 26% T2-T1 37% IS-T1 74,34% Analisis 49,94%
63%
Lampiran 19
N-Gain Kelas Eksperimen
Pretest Benar Posttest
Post-
Max-
N-
% N-
Pre
Pre
gain
gain
Subjek
Benar
B1
6
21,43
15
53,57
32,14
78,57
0,41
41%
B2
9
32,14
21
75,00
42,86
67,86
0,63
63%
B3
3
14,29
18
64,29
50,00
85,71
0,58
58%
B4
3
14,29
20
71,43
57,14
85,71
0,67
67%
B5
8
28,57
21
75,00
46,43
71,43
0,65
65%
B6
8
28,57
27
96,43
67,86
71,43
0,95
95%
B7
8
28,57
25
89,29
60,71
71,43
0,85
85%
B8
5
17,86
27
96,43
78,57
82,14
0,96
96%
B9
6
21,43
20
71,43
50,00
78,57
0,64
64%
B10
5
17,86
15
53,57
35,71
82,14
0,43
43%
B11
7
25,00
18
64,29
39,29
75,00
0,52
52%
B12
3
10,71
17
60,71
50,00
89,29
0,56
56%
B13
3
10,71
20
71,43
60,71
89,29
0,68
68%
B14
11
39,29
20
71,43
32,14
60,71
0,53
53%
B15
7
25,00
18
64,29
39,29
75,00
0,52
52%
B16
3
10,71
22
78,57
67,86
89,29
0,76
76%
B17
5
17,86
27
96,43
78,57
82,14
0,96
96%
B18
6
21,43
24
85,71
64,29
78,57
0,82
82%
B19
9
32,14
27
96,43
64,29
67,86
0,95
95%
B20
8
28,57
19
67,86
39,29
71,43
0,55
55%
B21
9
32,14
18
64,29
32,14
67,86
0,47
47%
B22
6
21,43
27
96,43
75,00
78,57
0,95
95%
B23
7
25,00
24
85,71
60,71
75,00
0,81
81%
B24
6
21,43
18
64,29
42,86
78,57
0,55
55%
B25
7
25,00
16
57,14
32,14
75,00
0,43
43%
145
146
B26
8
28,57
16
57,14
28,57
71,43
0,40
40%
B27
6
21,43
17
60,71
39,29
78,57
0,50
50%
B28
6
21,43
16
57,14
35,71
78,57
0,45
45%
B29
9
32,14
20
71,43
39,29
67,86
0,58
58%
B30
8
28,57
16
57,14
28,57
71,43
0,40
40%
B31
4
14,29
18
64,29
50,00
85,71
0,58
58%
B32
10
35,71
18
64,29
28,57
64,29
0,44
44%
B33
5
17,86
20
71,43
53,57
82,14
0,65
65%
B34
2
7,14
18
64,29
57,14
92,86
0,62
62%
B35
5
17,86
17
60,71
42,86
82,14
0,52
52%
B36
8
28,57
16
57,14
28,57
71,43
0,40
40%
B37
7
25,00
18
64,29
39,29
75,00
0,52
52%
B38
14
50,00
21
75,00
25,00
50,00
0,50
50%
23,68
19,87
70,96
47,27
76,32
0,62
62%
Rata2 % Rata2
24% T2-T1
47%
IS-T1
76,32%
Analisis 61,95%
71%
Lampiran 23 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
10,7 15,7 20,7 25,7 30,7 35,7
NILAI 14,7 19,7 24,7 29,7 34,7 39,7 SIGMA F
BATAS BAWAH 10,65 15,65 20,65 25,65 30,65 35,65
BATAS ATAS 14,75 19,75 24,75 29,75 34,75 39,75
F 3 4 6 14 7 4 38 Z BAWAH -0,2974118 -0,2974118 -0,2974118 -0,2974118 -0,2974118 -0,2974118
X 12,7 17,7 22,7 27,7 32,7 37,7 151,2
Z ATAS 0,29741186 0,29741186 0,29741186 0,29741186 0,29741186 0,29741186
X2 161,29 313,29 515,29 767,29 1069,29 1421,29 4247,74
F*X2 483,87 1253,16 3091,74 10742,06 7485,03 5685,16 28741,02
Luas Zi 0,59482373 0,59482373 0,59482373 0,59482373 0,59482373 0,59482373
Ei 1,78447119 2,37929492 3,56894238 8,32753222 4,16376611 2,37929492
F*X 38,1 70,8 136,2 387,8 228,9 150,8 1012,6
Oi-Ei (Oi-Ei)2 (Oi-Ei)2 /Ei 1,21552881 1,47751029 0,82798215 1,62070508 2,62668496 1,10397620 2,43105762 5,91004116 1,65596430 5,67246778 32,17689076 3,86391669 2,83623389 8,04422269 1,93195835 1,62070508 2,62668496 1,10397620 Chi Kuadrat 10,48777389
Derajat kebebasan (DK) = Banyak Kelas – 1 =6–1 =5 Bila dk 5 dan taraf kesalahan 0,05, maka Chi Kuadrat (lihat tabel chi kuadrat) = 11,070. Karena Chi Kuadrat hitung < Chi Kuadrat tabel (10,487 < 11,070), maka data berdistribusi normal. 147
Lampiran 23 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen NILAI
F
7,1 15,1 23,1 31,1 39,1 47,1
14,1 22,1 30,1 38,1 46,1 54,1
4 15 12 4 2 1 38
BATAS ATAS 14,15 22,15 30,15 38,15 46,15 54,15
Z BAWAH -0,3887481 -0,3887481 -0,3887481 -0,3887481 -0,3887481 -0,3887481
SIGMA F BATAS BAWAH 7,05 15,05 23,05 31,05 39,05 47,05
X2
X 10,6 18,6 26,6 34,6 42,6 50,6 183,6
Z ATAS 0,388748111 0,388748111 0,388748111 0,388748111 0,388748111 0,388748111
112,36 345,96 707,56 1197,16 1814,76 2560,36 6738,16
F*X2 F*X 449,44 42,4 5189,4 279 8490,72 319,2 4788,64 138,4 3629,52 85,2 2560,36 50,6 25108,08 914,8
Luas Zi 0,777496222 0,777496222 0,777496222 0,777496222 0,777496222 0,777496222
Ei 3,109984888 11,66244333 9,329954664 3,109984888 1,554992444 0,777496222
Oi-Ei 0,890015112 3,33755667 2,670045336 0,890015112 0,445007556 0,222503778
Derajat kebebasan (DK) = Banyak Kelas – 1 =6–1 =5 Bila dk 5 dan taraf kesalahan 0,05, maka Chi Kuadrat (lihat tabel chi kuadrat) = 11,070. Karena Chi Kuadrat hitung < Chi Kuadrat tabel (2,419 < 11,070), maka data berdistribusi normal. 148
(Oi-Ei)2 0,792126899 11,13928452 7,129142094 0,792126899 0,198031725 0,049507931 Chi Kuadrat
(Oi-Ei)2 /Ei 0,254704421 0,955141578 0,764113262 0,254704421 0,12735221 0,063676105 2,419691997
Lampiran 23 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol NILAI 42,9 48,9 54,9 60,9 66,9 72,9
F 48,8 54,8 60,8 66,8 72,8 78,8
SIGMA F
X 4 3 9 10 5 7 38
BATAS BATAS Z BAWAH ATAS BAWAH 42,85 48,85 -0,32363 48,85 54,85 -0,32363 54,85 60,85 -0,32363 60,85 66,85 -0,32363 66,85 72,85 -0,32363 72,85 78,85 -0,32363
45,85 51,85 57,85 63,85 69,85 75,85 365,1
F*X X2 183,4 2102,2225 155,55 2688,4225 520,65 3346,6225 638,5 4076,8225 349,25 4879,0225 530,95 5753,2225 2378,3 22846,335
Z ATAS 0,323632 0,323632 0,323632 0,323632 0,323632 0,323632
LUAS Z 0,647264 0,647264 0,647264 0,647264 0,647264 0,647264
F*X2 8408,89 8065,268 30119,6 40768,23 24395,11 40272,56 152029,7
Ei 2,58905738 1,941793035 5,825379105 6,47264345 3,236321725 4,530850415
(F*X)2 33635,56 24195,8025 271076,4225 407682,25 121975,5625 281907,9025 5656310,89
Oi-Ei 1,410943 1,058207 3,174621 3,527357 1,763678 2,46915
(OiEi)2/Ei 0,768913 0,576685 1,730054 1,922282 0,961141 1,345597
(Oi-Ei) 1,990759077 1,119801981 10,07821783 12,44224423 3,110561058 6,096699673 CHI KUADRAT 7,304671
Derajat kebebasan (DK) = Banyak Kelas – 1 =6–1 =5 Bila dk 5 dan taraf kesalahan 0,05, maka Chi Kuadrat (lihat tabel chi kuadrat) = 11,070. Karena Chi Kuadrat hitung < Chi Kuadrat tabel (7,305 < 11,070), maka data berdistribusi normal.
149
2
Lampiran 23 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen NILAI
F
53,6 60,8 68 75,2 82,4 89,6
60,7 67,9 75,1 82,3 89,5 96,7 SIGMA F
BATAS BAWAH 53,55 60,75 67,95 75,15 82,35 89,55
BATAS ATAS 60,75 67,95 75,15 82,35 89,55 96,75
X 10 10 9 1 3 5 38
Z BAWAH -0,294966 -0,294966 -0,294966 -0,294966 -0,294966 -0,294966
57,15 64,35 71,55 78,75 85,95 93,15 450,9
F*X X2 571,5 3266,1225 643,5 4140,9225 643,95 5119,4025 78,75 6201,5625 257,85 7387,4025 465,75 8676,9225 2661,3 34792,335
Z ATAS 0,294966 0,294966 0,294966 0,294966 0,294966 0,294966
LUAS Z 0,589932 0,589932 0,589932 0,589932 0,589932 0,589932
F*X2 (F*X)2 32661,23 326612,25 41409,23 414092,25 46074,62 414671,6025 6201,563 6201,5625 22162,21 66486,6225 43384,61 216923,0625 191893,5 7082517,69
Ei Oi-Ei 5,899320317 4,10068 5,899320317 4,10068 5,309388285 3,690612 0,589932032 0,410068 1,769796095 1,230204 2,949660158 2,05034
Derajat kebebasan (DK) = Banyak Kelas – 1 =6–1 =5 Bila dk 5 dan taraf kesalahan 0,05, maka Chi Kuadrat (lihat tabel chi kuadrat) = 11,070. Karena Chi Kuadrat hitung < Chi Kuadrat tabel (10,831 < 11,070), maka data berdistribusi normal. 150
(Oi-Ei)2 16,81557387 16,81557387 13,62061483 0,168155739 1,513401648 4,203893466 CHI KUADRAT
(Oi-Ei)2/Ei 2,850426 2,850426 2,565383 0,285043 0,85512769 1,42521281 10,8316174
Lampiran 24 Uji Homogenitas Pretest Uji homogenitas antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dilakukan dengan uji Fisher, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: Ho : Data memiliki varians homogen Ha : Data tidak memiliki varians homogen 1. Jumlah sampel ne = 38 nk = 38 2. Derajat kebebasan Db1 (pembilang) = ne-1 = 38-1 = 37 Db2 (penyebut) = nk-1 = 38–1 = 37 Rumus Uji Fisher Fhitung =
S2=
2 var ians terbesar S1 = 2 ; dengan var ians terkecil S 2
n fxi2 ( fxi ) 2 n(n 1)
3. Menentukan kriteria pengujian: Jika F hitung < F tabel maka terima ho Jika F hitung > F tabel maka terima ha 4. Menentukan F tabel Dari tabel distribusi F diperoleh nilai F(0,05:37,37) = 1,84 a. Uji homogenitas nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol Diketahui :
Varians Eksperimen : 83,391 Varians Kontrol
: 47,511
83,391 1,755 47,511 F hitung = 1,755 F tabel = 1,84 Karena Fhitung < Ftable (1,755 < 1,84 ), maka Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai pretest kelas eksperimen dan kontrol memiliki varians yang homogen.
F hitung:
151
Lampiran 25 Uji Homogenitas Posttest Uji homogenitas antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dilakukan dengan uji Fisher, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: Ho : Data memiliki varians homogen Ha : Data tidak memiliki varians homogen 5. Jumlah sampel ne = 38 nk = 38 6. Derajat kebebasan Db1 (pembilang) = ne-1 = 38-1 = 37 Db2 (penyebut) = nk-1 = 38–1 = 37 Rumus Uji Fisher Fhitung =
S2=
2 var ians terbesar S1 = 2 ; dengan var ians terkecil S 2
n fxi2 ( fxi ) 2 n(n 1)
7. Menentukan kriteria pengujian: Jika F hitung < F tabel maka terima ho Jika F hitung > F tabel maka terima ha 8. Menentukan F tabel Dari tabel distribusi F diperoleh nilai F(0,05:37,37) = 1,84 b. Uji homogenitas nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol Diketahui :
Varians Eksperimen : 148,96 Varians Kontrol
: 85,93
148 ,96 1,73 85,93 F hitung = 1,73 F tabel = 1,84 Karena Fhitung < Ftable (1,73 < 1,84 ), maka Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai posttest kelas eksperimen dan kontrol memiliki varians yang homogen.
F hitung:
152
Lampiran 26 Uji Hipotesis Pretest Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan langkahlangkah sebagai berikut: a. Perumusan hipotesis Ho : µ1 ≤ µ2 Ha : µ1 > µ2 Keterangan: µ1 = Rata-rata hasil belajar biologi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran portofolio. µ2 = Rata-rata hasil belajar biologi siswa yang diajar secara konvensional. b. Menentukan kriteria pengujian Terima Ho, Jika thitung < ttabel, dalam hal lainnya Ha ditolak. c. Menentukan uji statistik
Stotal
=
n1 1S1 2 n2 1S 2 2 n1 n2 2
=
38 1(47,51) 2 38 1(83,39) 2 38 38 2
=
1757 ,895 3085 ,474 74
=
65,45
= 8,09
153
154
t
=
x1 x 2 S total
=
=
1 1 n1 n 2
25,66 23,68 1 1 8,09 38 38
1,98 1,856
= 1,067 Nilai thitung = 1,067 Untuk menentukan ttabel , dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut, ttabel = t(1-α)(db). Dengan db = (n1 + n2 – 2) = (38 + 38 – 2) = 74 dan taraf signifikan α = 0,05, didapat (1 – (0,05)) = 0,95. Jadi ttabel = t(0,95)(74) adalah 1,67. Maka ttabel = 1,67 d. Pengambilan kesimpulan Karena thitung < ttabel (1,067 < 1,67), maka Ho diterima atau Ha ditolak. Artinya, nilai rata-rata pretest kedua kelas sama. Dengan mengasumsikan nilai pretest konsep reproduksi pada manusia sebagai kemampuan awal, maka kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama.
Lampiran 27 Uji Hipotesis Posttest Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan langkahlangkah sebagai berikut: a. Perumusan hipotesis Ho : µ1 ≤ µ2 Ha : µ1 > µ2 Keterangan: µ1 = Rata-rata hasil belajar biologi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran portofolio. µ2 = Rata-rata hasil belajar biologi siswa yang diajar secara konvensional. b. Menentukan kriteria pengujian Terima Ho, Jika thitung < ttabel, dalam hal lainnya Ha ditolak. c. Menentukan uji statistik
Stotal
=
n1 1S1 2 n2 1S 2 2 n1 n2 2
=
38 1(85,93) 38 1(148,96) 38 38 2
=
3179 ,37 5511 ,41 74
= 117 ,44 = 10,84
155
156
t
=
x1 x 2 S total
=
=
1 1 n1 n 2
70 ,96 62 ,78 1 1 10 ,84 38 38
8,18 2,47
= 3,290 Nilai thitung = 3,290 Untuk menentukan ttabel , dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut, ttabel = t(1-α)(db). Dengan db = (n1 + n2 – 2) = (38 + 38 – 2) = 74 dan taraf signifikan α = 0,05, didapat (1 – (0,05)) = 0,95. Jadi ttabel = t(0,95)(74) adalah 1,67. Maka ttabel = 1,67 d. Pengambilan kesimpulan Karena thitung < ttabel (3,290 < 1,67), maka Ho ditolak atau Ha diterima. Artinya,
nilai rata-rata posttest kedua kelas berbeda nyata. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran portofolio pada konsep reproduksi pada manusia terhadap hasil belajar biologi siswa.
Lampiran 28
157
158
Penilaian Diri (Sctf Reflectibn) Nama
:
Mata Pelajaran : Biologi
Monica R".rrdvnani
Kelas: Xt-tpA-l
Tanggal
: 3t
Mer ?ott
Sejauh ini saya belajar banyak tentang:
Stste"r PQprodurr'' Man'ria Saya ingin tahu lebih banyak tentang:
Maca* ''
PpngAer't yqg
dlr" mQngQrong @rq)n
^ rvrcintrrro.
Besok saya akan belajar:
lgbrh rc.t5(n don
grc
t
\rrgi
Saya senang belajar dengan cara:
tY\0rrratai
t,^nq
LtD hyqept',r &n
ptqora.' yoq
hangor SQobq ahftoyac, [gbi-t"
fil.,r lvtdeo
Y"f, rrfit,r*rn."t*rni
?,orr,
Mgnst ro^.
Di kelas saya termasuk:
}rarg
Wry
Vafu,ng Suka bercanda
Mengetahui Orangtua
/Wali
Tanda Tangan Sisrva
ten-
'/r'* i s**
Mm* P.ornodhani x t- \pl\ -1 1.
Saluran tempat pertemuan antaraspenna dan saluranurin adalah.... a. Prostat
b.
Epididimis
}( uietra d. Ureter e. Penis
2.
:
'
Saluran reproduksi pria
1.
Duktus ejakulatorius
2.
Vas deferens
3. 4.
Epididimis Vesikula seminalis
Sperma yang terbentuk akan disalurkan melalui....
a. 2-l-3-4 b. 2*4-1-3
,t. 3-2-4-l /. :- 1-4-2 e. 3-4-2-l 3.
4.
Berikut ini alat reproduksi bagian luar, kecuali.... a. Labiamayor b. Labia minor c. Vulva d. Himen X Mulut rahim (serviks) Organ wanita yang berfungsi sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan janin adalah ....
I Ovulasi 'b.
ovarium
c.
Serviks
d. Uterus e. Fimbrae 5.
AIat reproduksi wanita terdiri atas: 1). ovarium 2). tuba fallopi 3). uterus Jalannya sel telur sejak dibentuk sampai menjadi embrio secara berurutan dimulai dari..-.
a. 1-2-3
r-3-z fc. 3-2-l d. 2-3-l e. 2-l-3
6.
Penyumbatan pada daerah A dan B akan mengganggu proses....
)x
b.
fertilisasi Pematangan gamet
c. Pembuangan sisa metabolisme pada uretra d. Produksi hormon seks e.
Munculnya karakteristik sekunder 7. Hasil akhir dari proses spermatogenesis pada testis adalah.... a. Gamet diploid b. Spermatid haploid c. Spermatozoa diploid d. Spermatosit y Spermarozoa haploid 8' Hormon yang merangsang perkembangan tubulus seminiferus dan sel Sertoli untuk menghasilkan protein pengikat androgen adalah.... a. Testosteron b. Gonadotropin c. Adrenalin
d. 9.
X
LH FSH
Hormon gonadotropin berfungsi untuk.... 1. Merangsang sekresi testosteron oleh sel Leydig Merangsang pelepasan FSH dan LH oleh hipofisis X'c. Merangsang perkembangan organ seks sekunder d. Merangsang pembentukkan organ seks primer pada embrio e. Mengatur perkemban gan alatreproduksi 10. Berikut ini fungsi hormon testosteron, kecuali.... a. Merangsang pembentukkan organ seks primer pada embrio b. Merangsang perkembangan ciri seks sekunder c. Menjaga ciri kelamin sekunder d. Memacu spermatogenesis Merangsang pelepasan hormon gonadotropin /x 1 1' LH (luteinizing hormon) pada wanita dikatakan sebagai hormon wanita karena . berfungsi mengontrol ovarium. Sedangkan fungsi LH pada pria adalah.... Pria tidak memiliki LH karena pria tidak memiliki ovarium |^ b' Terdapat di tingkat rudimentari karena LH diproduksi oleh kelenjar pituitari
c.
Kebalikan rantai kimia dari hormon-hormon pria sehingga membentuk antibodi/antigen
d. Berperan dalam mengontrol produksi testoteron e. Tidak memiliki fungsi khusus 12. Hasil akhir oogenesis adalah....
a. lootidlpolosit
b. 2ootid2polosit
/r:ootidlpolosit d. lootid3polosit e. 4 ootid saja 13. Hormon yang tidak bekerja pada sistem reproduksi wanita adarah.... a. b.
FSH, LH, progesteron FSH, LH, estrogen
c.
HCG, esterogen, testosteron HCG, LH, progesteron y' HCC, prolaktin, relaksin 14. Ho'rmon progesteron berfungsi dalam.... a. Mengatur perkembangan alat reproduksi b. Mengafur perkembangan ciri seks sekunder c. Menyiapkan uterus untuk kehamilan d. Menyiapkan uterus untuk menstruasi f Menyiapkan ovarium untuk ovulasi 15. Ovulasi dipengaruhi oleh FSH karena hormon lnl merangsang....
d.
a.
Y
Pematangan folikel
Folikel melepaskan ovum
'c] Pelepasan estrogen d. Pembentukan korpus luteum e. Pelepasan estrogen
16. Urutan fase-fase dalam siklus menstruasiadalah....
a.
- folikel _ luteal _ menstruasi - estrus- Iuteal - menstruasi f c. Luteal - estrus - folikel _ menstruasi d. Menstnrasi - luteal _ folikel _ estrus e. Folikel - luteal - estrus _ menstruasi
.
Estrus
Eotit.t
17. Tertanamnya blastosis ke dinding uterus disebut....
a.
b. c.
Fertilisasi Kopulasi Konsepsi
Ie. ImRlantasi Ovulasi
18' Pada proses fertilisasi, beberapa sperma berusaha masuk merewati tiga lapisan
pelindung sel telur ( Korona radiat4zona palisade, dan membran plasma sel telur) "' menuju inti ser telur. untuk menembus ketiga lapisan ser terur,.rr.uur, ,*rr,u mengeluarkan enzim-enzim khusus yang tersimpan pada akrosom. Berikut ini enzim
yang berfungsi untuk melarutkan dan membuat lubang pada zonapalisade sehingga spermatozoa dapat menembus masuk ke inti sel telur yaitu....
d.
Hiulr.onidase Enzim proteolitik
b. c. Pelusidase d. Enterokinase e. Akrosinase
19. Perternuan sel sperma
pada bagian
dan ovum terjadi bernomor...-
a. l
(z
c.3 d.4
e.5 20. Secara umum, hanya satu sperma yang bisa membuahi sel telur. Hal ini dikarenakan....
a.
Jurnlah sperma yang sedikit sehingga tidak memungkinkan sampai pada w,aktu bersamaan
b.
X ''
d.
e'
Sperma saling bersaing sebelum masuk ke rahim dan hanya satu sperrna yang dapat membuahi
Banyak sperma yang bisa masuk tapi hanya satu pasang kromosom yang dapat bergabung dengan nukleus ovum dan sperrna yang lainnya tereduksi Sperma peftama yang dapat menembus membran sel ielur merangsang pembentukkan membran yang mencegah sperma lain masuk Sebuah lubang masuk yang disebut blastofor hanya bisa dimasuki satu spenxa dan kemudian menutup lubangnya
2l.Pemyataanyang benar tentang darah ibu dan darah janin adalah....
a. b.
f
Tercampur tanpa membran Tercampur melalui membran Terpisah oleh jaringan ikat
d.'
Darah ibu tidak dapat menularkan virus ke janin e Darah ibu tidak dapat menularkan bakteri ke janin 22. Salah satu tanda seorang wanita positif hamil adalah ditemukannya hormon HCG di dalam urin dan darahnya. Penyataan berikut yang tidak tepat mengenai hormon
.
tersebut adalah....
a. b.
Diproduksi oleh jaringan ibu yang merupakan bagian dari plasenta Memiliki pengaruh yang serupa dengan salah satu gonadotropin yang diproduksi hipofisis c. Berperan mencegah degenerasi korpus luteum d. Konsentrasinya akan menurun setelah trimester pertama kehamilan X Defisiensi sekresi HCG dapat mengakibatkan keguguran 23. Perktlmbangan blastu la adalah....
a. Semua bagian membentuk embrioblas
b. Semua bagian membentuk trofoblas c..
Semua bagian membentuk plasenta
easian dalam membentuk embrioblas, bagian luar membentuk trofoblas Bagian dalam membentuk trofoblas, bagian luar membentuk embrioblas 24' Hormon yang merangsang kontraksi uterus untuk persarinan adarah.... a. Estrogen dan oksitosin K estrogen dan progesteron c. Progesteron dan oksitosin d. Oksitosin dan prolaktin e. Prolaktin dan progesteron 25. Sesudah melahirkan, hormon yang berperan merangsang pertumbuhan kelenjar air
Ie'
I
susu adalah....
a.
Progesteron
Prolaktin c. Oksitosin d. Estrogen e. Gonadotropin 26. ASI yang pertama muncul dan kaya akan zat kekebalan tubuh disebut....
I
DHA K b. Kolostrum
c. Protein susu d. Lemak susu e. Asam folat 2T.Kontrasepsi yang dapat mencegah ovulasi adalah....
a.
-\
Pil KB dan susuk
IIID
dan diafragma
c. Jeli dan pil KB d. Diafragma dan susuk e. Pil KB dan diafragma
28. Pemotongan vas deferens (vasektomi) pada lakiJaki akan mengakibatkan....
a.
Tidak ada urin yang keluar ( fiOut ada sperma yang dilepaskan c. Tidak ada hormon kelamin yang diproduksi d. Tidak ada cairan semen yang dibentuk e. Tidak ada darah yang sampai ke penis 29'Banyak diantara laki-laki/priayangmenderita beberapa penyakit kelamin akibat hubungan sexsual yang tidak sehat atau karena hubungan sex bebas di luar nikah,dan sebagainya. salah satu diantaranya yaitu terkenu p.nyukit ,,Raja singa,; . ,"rr.ur, pada organ kelamin ini disebabkan oleh bakteri yaitu.... a. Diplococcus b. Treponema palidum c. Cdndida albicans d. Chlamydia trachomatis gonorhoea
X,afersseria
it
30. Penyakit AIDS dapat ditularkan dengan cara berikut, kecuali.... a. Hubungan seksual
b.
_.; A te.
Transfusi darah Penggunaan jarum suntik bersama Penggunaan toilet bersama Penularan dari ibu kepadajanin
\
lvlul Il t-t"\ \ \.\l
.
I
tuu"t' "-'
t'
X\-\PA-I
trctwr 5l,slntni ribrrrt
rllr
i
lrltpi.rrdi
Ii\rfir.it').iir prim+r,i.riipLritll tlulrirr 5rrrrlint: nrr.irnir
I
Spcrnrnt*iil x.kunrlcr lhrrPhiirl)
l,r: :r r,,r il Sprrt'nrrrirl th.rpluitli |'.1 !.
i,.rt.
5r'l sprr'nr lr il'.rrtluirti
I
I
ipitr
Stt gQrrniruL drspbut t
drrl
(:orurrr
"
m$1si')FnE+s,ii
fetg[oh
fl'io
ryr
rng!4bl.oh secwcl terw meneru, (snttort) . febaeron lum rneLcrg)tcon Q6qclcl fcrre a^n-L frnatoqenphf , \permatggonru ryr bprcr t^ \ ord-. Secnne rnitotrl ( niurn aFon berulaah r Sptrfrcrti:Ht -mpr urn ). srrncrtolrt ?rfrnpr fnernW[crh rnel.rf^dr tfermoiuftt e*epundpr.6c",r.. me\osi.i !. g{g-_0ng!qrrJ j-JPern^rrtorr't sQEuI{q rnqmbelah drri menlJi 4 spernn^rr"t .J"rq r"nh" bsn4ut don uburrrnnyo. Qtovrrutnfl, SpQrrnaLtcl befppmbanq ntGc.df Spenrna *ut..no u*o be.Stcat id Cn) Sele[av. lqlunan tctrdrrnri UICft M$YtWrbcunrrrt-
Selrt
.
Sgt'nua
rpl 1ni tergc\r lQ\onrcr
unfur hq.\ctEufcrn
cL.,c!'rlorn
drtebut
r \n\ /.1->\
/a stNn Ri\ \\DtJNrA't /
\v/
.
D\pl s
tooBnrr
odcr df ?adcr
tcrot
leUttn 1? hari
y_ur
dotorn
en[crra
,
Onergi
gc\\nq d"qunaEan
hrarcrl dori tq\-sa\ Serblc
fubuh gnbrro terc\apnt tEtrtar
6oo.ooo
hn\n lPl rndl{<
u
tnwrrbgtou, I Qccr-ra vngi o
,clot
GLr\"t r{u
ter dolcrrn q)arturnnqo.
,
,
00t-tt
ryr
.
cD\[L
QoO" u:qFtu
MQI!N.*'"
?
mtoh q)r& ?rrmer tampd, Lahrr. Selelqh fu.At L:rhrr , dll_-\trepq_h1q_ oorit prrmer U$glon 1$0out \:ttro\^at lom?ar t'na,la pubUnlol. u,n \utrnrn VJIut tcrq\ fnanTod., Sgl.fto.r a00.000 -400 ooo oolr]
r*i"
o!
mpr
) se\
tnt , outit brmpr
rd. Saiu le\ B herukuran bsnr clilpbut
00
[o"cton putub prrrner. PcrrU
llue hrt'rutnuo goru
Ita
oohd, Sernerntcrr
.
ba\ohun meioirr
berbedo uPurcrn
hI
t sb-urrdor
r
S
dan
hon
rncri,tin '-
Cp\
[r.rn
i
Pciclcl
bertt{
hopto-
dinarru*an
[\ Talp rni di ootit \rctrra,r,r' tgpundEn ma.mbqtoh clur t^e) sa,lv beruburan \Eui\n rpr;t. te\_yaberuk-uron \0e.,* di"*
rdpr
adc\ {Lr,l.,'tilah' Sat'u beruFuv-an bptcrr ctan
k+rn
rne\un \Fqn
c.tlQ Yvr€lrnr
leLtt
d-tnamaha,n \aactqn b-ufub fppunder.
, hctan Wtvlo Dnrner me.rnbEtah rn : dua Ote.l^ harprb-n,Ir, \ qhcL don \teuL 1' ta.rdan fuUbltllftdw_ ttmuaror,,, feutu ouNct ,4qd, lrontr*n lenehn i€\ ur (ouur^yr ) Vq mofuunq Wm"ra Ih.r vx^dan f,ecq,ro [rerexrroon
kutub honurr
alcru
Lo?it
/^
Lmengo.[cr.r'4i
ten/Uh'an)
Moni.o RomoJhon;
o
ffotOgr
k\- \P[\ 1 L-!:'-:-l
:"..:,iitl
\er\tuitn dcrhu[u sPl U0 d}'n0Yt'/10, 9q \oercurnpvr dgn a\'r Man[ M^-
belum
fnok{ln Eopulcrrr hdonua S'.rF Fg dlfrr (crturcrn [e
p{)
ich
tan rjPerrna berqvraF- rngnu Dl boqr,rn crtcul eru rcLuFl.ah ftryrr Je\ €\urdpt dUurrhi nllp-
.
Pruqel
panita
[uaqma ) htnqqo or,ridlk rnQla[ui .
?rqQFofan e.forng:{.
\p0rmct lrrAenqQimr Fcin enurn hr'c\(urodtnate dat\ se\ {elur nrterngr\utein rpctE'l.u €r}enfu . \ehabngct t lel laerhr-rrut t rutaLrh l.orono nad-rata Zr:nq WLuyr-
(perrna rngnen4bui 3 5an fe\ur dq , clan rngmbran plcrtma Selelotn cel lelur clr buohi o\eh lalu tpl t \e9€ra ie.l l-sLur Uarlc.Lv'\ ( eh$a tuc,t \er-lenh rrrenup 2ona Fe\uq;6. f-na bertf {crt Iord clan rei ktur fd. C n --:) icrornolorn ). yi.\tan \Ehual4 t_teof gcl l,rqrn rnbuoho.n lprnur pa scl {'elur qFon \nr A\.t\rolnq.* it utnVr , Zrcrot Vrerqprap rnQnw U\.en+ ol,\olurct ut,r€talul outcfup dan rnembptah (ecarr( !'A\tohi. grnbno Sdot \nl ztgol tuclct\n rnulqj Lerpernbr,mo nA ?embeIahcrn zrqot rvr€ng\^oi1\Kan Sp\ ', 9g \pentuPnrga [a,rnl dq.n flci$gnqc\ dsnsmavw\ .
,
rnoru\u
Cqn fcrrcnqa c{l'ncrmot qn blatful.r \"euitn g hari iele[ah k end,onlghrum dc^n rh\trari , b\qshoirt rngnemp€\ -t hgc^ clrnqmqvon mt\c\nYaK d'an MenggbcrbFc'n Fehc.ml [cn . Qq,nbqtcr\.ronnqc,r
hcLNlFqn
l,etcrshoHt
*^q
arnbanqan tlYlbro. ipev
Pno * r d\rn tubuh Frnblio.
L. lco/^l Csriode
\oerodo d\r, drruu\uinqc. \fn
ben\uFon orgcm bUu\n haqun d.dJirn . or,r.lal lpOrFeM\rarrqan dtawili dqn 6fllvtd.r,, baru 7l--\
// stNARi\
t\Dr!Nratl \: _2.
clipencul dqvr d"{Jslu\ dqn riqot dan
ben lu
rtt huua Pef*enrnir.n
Lulah \con Yvl€10
t.an
taY\qYu lo.at
d,t rnnurlcur-
I
sp
pp-luboron
frrh \rrax afa,.r bpLc.n
If
nnenqharr tFan
diri
rnOn
k-unnhanqan
gmbrlo dorr oucul
- Duo buLun + fefylua bucltorn *[tga
!
i
lcohcrnnr tc,n
vdtne tburh
-
-
Lahirran
tvi
ihr
ferbEnruP
Lulcrn -i rambut Turr.rbuh 'dN) -. Ltrrra bulqn tqv'rqan Tt\rn, bulan , \cQ WaLu terbuEa, 'lubuln Spmbf [y1 [yictn, \oagt ttlah .,[niUiUe " te
-
ru\n
"rrr.,
doxt Frtr'tnga anga beruaa d] \nc,rr^t^
berrcrul t
.
naap vnlvP-
.
€hir- Atqt hnkaJo crLuh
.
)
talu dluf
,
terlauc,.t clr Earot
LotleF
r-
, bQrbunfuL
fo,bur,
.
Sperrvrth rn.da
t6onfrufepf,
3
ronkcrs
ini
aCa\uh $gnUcuua h'ntrc.r
Vogtno dtq Ltngkoaon" crnulr di [q d\rn
[rcr
ut'tLoa,n Yatn
u)c)
W
wtern
aFcrfl rnenutu
nnu\u\ rulnirn
kuctri f0ru\',.rr ,
Frum
fun.uk
bi\,
dr
Vc.rq\fra
i\
Fb Kqunlorqqn
odqtuh
rAQwrbuat
/tqut
rqot
\l$efr5fr,toli'
q-
To
se
Mens.trror""
QMornehiurn
nap\ciuT
rahan . Hon[nga,
dtndr'ng gfQrv! bprubavr
b. fqst Proov,.riat,' u\qi hcrci re -s (ompai pa - 14 r {crse tqh' d\mu[cli laPnl hormon fIFl d..n \brrnon LH. ?odcr faJe rn
cr\e oVu\oL
rnsn
podo\ fort
i
(crnsat hbff--
fnr,
\4ormon
Tth
ouurn tdp dllo$hi
\^Qrffron proge\kaon Irgalorrri (gmundurc\n r,€hrno]4a TtQnthuaN' [QTrrdri LcembaU f,ose rcraqkq
grol.oG; MANFAAT DAN KANDUNGAN A5T BAGT BAYT
frs*'P&srxl Nomo
: Monico Romodhoni
Kelos
:
No. Absen
:29
Xf-fP A-I
MANFAAT ASI DAN KANDUNGANNYA ASI adalah makanan yang khusus diciptakan Tuhan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dari serangan penyakit. Didalamnya terkandung lebih dari 100 jenis zat gizi. Manfaat ASI bagi bayi
. . .
Mengurangi risiko infeksi. Zat Antibodi yang terdapay dalam ASI melindungi bayi dari serangan infeksi Meningkatkan daya tahan tubuh karena ASI mengandung imunoglobulin
Membentuk sistem pencernaan yang sehat. ASI mencegah perkembangan
bakteri jahat dan mendukung petumbuhan bakteri
baik Meningkatkan kecerdasan. hasil penelitian membuktikan bayi yang mendapat ASI eklusif selama 6 bulan memiliki lQ 5-10 poin lebih tinggi dari yang tidak dapat ASI
.
Mempererat jaringan kasih sayang antara anda dan buah hati. kontak kulit selama menyusui meningkatkan hubungan emosiaonal antara ibu dan bayi
.
Mengurangi risiko obesitas di kemudian hari
Manfaat bagi ibu
.
Memberikan efek menenangkan. menyusui menstimulasi produksi beta endorphin yang memberi perasaan damai dan rilek serta m,engurangi kecemasan
Melangsingkan. Menyusui mebutuhkan energi sekitar 200-500 kalori/hari setara 30 putaran lari atau bersepeda selama 1 jam. selain itu hormon yang merangsang kontraksi rahim dilepaskan, membantu mengendalikan perdaraham dan mengembalikan bentuk ke sebelum kehamilan Menguatkan tulang. Risiko osteoporosis berkurang 7so/o dibanding ibu yang memberisusu formula
.
Mengurangi risiko kanker payudara, kanker rahim , kanker ovarium
Keuntungan memberi ASI
. . .
ASI tidak perlu botol, sehingga steril dan tidak mudah tercemar ASI gratis, anda tidak perlu menyisishkan dana untuk m,emberi susu ASI praktis, anda tak perlu repo{ menyeduh air
Beberapa Zat Nutrien Penting Yang Dikandung dalam ASI (gratis)
:
1. Laktosa
Sebagai sumber penghasit energi, sebagai karbohidrat utama, meningkatkan penyerapan kalsium dalam tubuh, merangsang tumbuhnya laktobasilus bifidus.
2. Protein Memiliki fungsi untuk pengatur dan pembangun tubuh bayi. 3. Lemak Berfungsi sebagai penghasi kalor/energi utama, menurunkan resiko penyakit jantung di usia muda. 4. Vitamin A Vitamin yang sangat berguna bagiperkembangan penglihatan bayi. 5. Zat Besi
Zatyang membantu pembentukan darah untuk menghindarkan bayi dari penyakit kurang darah atau anemia. 6. Taurin Neotransmitter yang baik untuk perkembangan otak anak anda.
7. Laktobasilus Menghambat pertumbuhan mikroorganisme dalam tubuh bayiyang dapat menyebabkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan. 8. Laktoferin Menghambat perkembangan jamur kandida dan bakteri stafilokokus yang merugikan kesehatan bayi. 9. Lisozim Sangat bermanfaat untuk mengurangi karies dentis dan maloklusi serta dapat memecah dinding bakteri yang merugikan. 10. Kolostrum Zat penting yang mengandung banyak zat gizi dan zat pertahanan tubuh bayi dari serangan penyakit. AA dan DHA Zatyang didapat dari perubahan omega-3 dan omega-6 yang berfungsi untuk perkembangan otak janin dan bayi. 1'1.
Sumber : http:llsakinaidaman.com/berita/manfaat-dan-kandunsan-asi
BIOLOGI PENYAKTT YAN6 MENYERANG REPRODUKsT
Nomo Kelas No. Absen
: Monico Romodhoni :
Xf-fP A-l
: 29
PENYAKIT YANG MENYERANG ALAT REPRODUKSI Beberapa penyakit dapat menyerang sistem reproduksi manusia. Penyakit tersebut antara lain sebagai berikut.
1.
Gonorhea (Kencing Nanah) Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae dan ditularkan terutama melalui hubungan seksual. Bakteri ini selain menimbulkan radang pada organ reproduksi (vagina, saluran Fallopii, epididimis, kelenjar prostat), juga dapat menimbulkan radang pada saluran kemih, mata, persendian, dan selaput otak. Kalau tidak segera diobati, penyakit ini dapat menyebabkan kemandulan. Penyakit ini dapat menular dari seorang ibu yang terinfeksi kepada bayi yang dilahirkannya. Beberapa bayi menjadi buta karenanya. Adapun tanda dan gejala-gejala penyakit ini sebagai berikut.
. . . .
Terdapat nanah di ujung saluran kencing. Rasa terbakar pada saat buang air kecil Pada laki-laki, uretra menjadi sempit sehingga sulit buang air kecil. Pada beberapa kasus, testes menjadi rusak sehingga orang yang bersangkutan menjadi mandul. Pada wanita, terdapat nanah dari vagina yang mungkin dapat menyebar ke rahim dan indung telur. Akibatnva, wanita yang bersangkutan menjadi mandul.
2. Sifilis Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dan ditularkan terutama melalui hubungan seksual. Penyakit ini terdiri atas beberapa stadium. Pada stadium lanjut, sifilis tidak hanya menyerang organ-organ reproduksi, tetapi juga menyerang organorgan tubuh yang lain, misalnya hati, susunan saraf, dan otak.
3.
4.
Herpes Genital Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simpleks serotipe 2 dan ditularkan melalui hubungan seksual. Virus ini selain menyerang organ-organ reproduksi Iaki-laki dan perempuan, juga menyerang kulit. Sekarang sudah diketahui bahwa ada hubungan antara infeksi virus herpes dan kanker leher rahim.
Keputihan (Fluor Albus) Penyakit yang dialami perempuan ini disebabkan oleh berbagai parasit, antara lain jamur Candida albicans, Protozoa darijenis Trichomonas vaginalis, bakteri, dan virus. Candida albicans menyukai lingkungan yang mengandung gula dan hangat. Jamur inisering ditemukan pada perempuan hamitdan penderita diabetes melitus (kencing manis).
AIDS
AIDS merupakan singkatan dari Acquired lmmttne Deficiency Syndrome (sindrom hilangnya kekebalan karena bentukan). Penyakit ini disebabian oleh virus Hlv (Human lmmtmodeficiency Virus). sampai sekarang, penyakit mematikan ini belum ada obatnya. Orang yang terinfeksivirus HIV tid;k tangsung menderita AIDS. Penyakit ini baru terlihat setelah enam butan sampai lima tahun, bergantung pada ketahanan tubuh seseorang. Penyakit ini menyerang sel-sel darah putih yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. AtiUatnya, lifa terinfeksi kuman tertentu yang bagi orang biasa tidak membahayakan. penderita AIDS dapat meninggal. Kita tidak perlu panik menghadapi penyakit ini jika mengetahui cara penularannya. Tidak seperti influenza yang penularannya melalui udara, penyakit ini menular melalui cairan tubuh. Menghirup udara di sekitar penderita AIDS atau bersalaman dengan penderita -AIDS, tidak menyebabkan tertular. AIDS dapat menular melalui transfusi darah dari penderitaAlDS, melalui jarum suntik yang pernah dipakai penderita AIDS, dan berhubungan seksual dengan penderita AIDS. Bayi yang dikandung ibu penderita AIDS kemungkinan juga dapat tertular. Meskipun banyak penyakit yang dapat menyerang organ-organ reproduksi. Sebenarnya sebagian besar dapat dicegah dengan menjaga kebersihan secara umum dan kebersihan organ-organ reproduksi. Jamur yang menyukai tempat lembap dapat dihindari dengan selalu menjaga daerah perineum (selangkangan) selalu kering. Rasa gatal dapat dikurangi dengan mengenakan celana dari bahan katun. Cara pencegahan yang lain adalah tidak membiasakan bertukar handuk atau pakaian. selain kebersihan diri. Iingkungan juga perlu dijaga kebersihannya. misalnya selalu mencuci serimut atau alas tidur.
Sumber:
http://www.cravonpedia.orglmw/Sistem Reproduksi Dafr penvakit yane Berhubunsan Dengan istem Reproduksi Pada Manusia 9.1
S