PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (Quasi Eksperimen di SDN Cirendeu III, Tangerang Selatan)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh: ANGGA PRANATA 108018300050 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435H/2013M
ABSTRAK
Angga Pranata (108018300050). Pengaruh Model Pe mbelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Cahaya. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Jurusan Kependidikan Islam, Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada konsep cahaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan di SDN. Cirendeu III, Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan selama 3 kali pertemuan ditambah pretest dan posttest, dimulai tanggal 26 Maret sampai 7 April 2013. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang berjumlah 45 siswa dan kelompok kontrol yang juga berjumlah 45 siswa. kelompok eksperimen adalah kelompok yang diajarkan dengan metode jigsaw, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang diajarkan secara konvensional. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes. Berdasarkan analisis data pengujian hipotesis dengan uji Nonparametris Samples tests data posttest yang dilakukan pada taraf kepercayaan 95%. Diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000, nilai Sig.(2-tailed) < 0,05, sehingga hipotesis alternative diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar IPA siswa.
Kata Kunci: Model pembelajaran kooperatif, metode jigsaw, hasil belajar siswa, konsep cahaya.
vi
ABSTRACT
Angga Pranata (108018300050). The Effect of cooperative learning model type jigsaw Approach Against Student Result on the concept of light. Thesis Learning Assistance Program for Islamic Elementary Schools, Departement of Islamic Education, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training State Islamic University (UIN) of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. The aims of this research is to determine the effect of jigsaw method approach Againts Student Result on the concept of light. The method of research used quasi experiments. The research was conducted at Elementary schools III Cirendeu. The research was done for three sessions plus a pretest and posttest, starting on 26th March to 7th April 2013. The sample in this study consisted of two groups: experimental groups totaling 45 students and a control group totaling 45 students too. The experimental group was taught to approach the jigsaw method, whereas the control group was taught in the conventional group. The research instrument used was a test instrument. Based on data analysis using the “ nonparametric samples tests” posttest data with performed on a 95% confidence level.Retrived Sig. (2-tailed) amounting to 0,000, Sig.(2-tailed) < 0,05, so the alternative hypothesis was accepted. Therefore it can be concoluded that there are significant of the use of cooperative learning model type jigsaw of the students learning light outcomes sains.
Keywords: Cooperative learning models. Jigsaw methods approach. Student’s learning outcomes, concept of light.
vii
KATA PENGANTAR Bismillahhirrahmanirrahim Segala puji serta syukur penulis sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Model
Pe mbelajaran
Koope ratif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar IPA Sis wa pada Konsep Cahaya”. Salawat serta salam tidak lupa penulis curahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad
S.A.W yang telah menjadi uswah bagi pengikutnya,
sehingga dapat melahirkan peradaban baru di dunia ini, yaitu peradaban Islam yang tidak pernah lekang oleh zaman. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat pencapaian gelar Sarjana Pendidikan (SP.d.) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1.
Nurlena Rifa’i, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed., M.Phill., Ketua Jurusan Kependidikan Islam.
3.
Bapak Fauzan M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Dra. Djunaedatul Munawarroh, MA., Dosen Penasehat Akademik Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan bimbingan dan motivasinya.
5.
Erina Hertanti, M.Si., dosen pembimbing skripsi, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
viii
6.
Engkay Rokayah, S.Pd., kepala sekolah SD Negeri Cirendeu III Tangerang Selatan yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin.
7.
Seluruh Dewan Guru SD Negeri Cirendeu III Tangerang Selatan, Staf dan siswa-siswi SDN Cirendeu III Tangerang Selatan, yang telah memberikan banyak masukan dan saran-saran selama proses penelitian berlangsung.
8.
Dra. Eri Rostatria, M.Ag., yang selalu memberikan dukungan dan motivasinya kepada penulis.
9.
Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah yang telah memberikan ilmunya sehingga penulis mampu menyelesaikan perkuliahan ini dengan sebaik-baiknya.
10. Terisitimewa untuk orang tua tercinta, Ayahanda Ir. Agni Budi Satrio, M.Eng.Sc dan Ibunda Anina Utari, SH., yang selalu mendo’akan dan memberikan kasih sayang, semangat serta dukungan yang tiada hentihentinya. 11. Adik-adik tersayang, Andhika Putra, Arkan Putra, dan Alwan Putra yang selalu setia memberikan dukungan dan do’anya disetiap saat. 12. Saudaraku tersayang, Pak Redi, Ibu Supaini (Almarhumah), Mba Lis, Mas Arnul, Mas Agus, Mas Erik, Iwan, dan Khoirul, yang selalu setia memberikan semangat serta perhatian yang tak terhingga, saat bersama kalian merupakan saat yang tidak akan pernah terlupakan dalam hidup ini dan semoga kehangatan kita tidak berhenti sampai di sini. 13. Sahabat setiaku Pa ustad Muhajirin Grinting, Ibu Anisa dan Bang Abu terima kasih atas siraman rohani dan doanya. 14. Wit Lailli Darmayanti, yang selalu memberikan motivasi, dukungan serta meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 15. Pak Iwan Setiawan dan Ka Ayu, yang selalu menjadi teman sharing di lab mengenai skripsi. 16. Wahyu, Sahid, Hary, Catur, Rizki, Amar, Jaka, Liana, Fitriyah, Amalina Nisail, Mufidah, Musyaropah, Eka, Rani dan Yunia.
ix
17. Seluruh teman-teman di Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah 2008 yang telah ikut membantu dalam pelaksanaan penelitian maupun penyelesaian skripsi. 18. Keluarga besar Seniora: Dimas, Deni, Agi, Imam, Fatih, Agus, Maulana, Akbar, Surur, Adit, Herey, Rama, Fatah, Irfan, Eko, Izet, Wajito, Arif, dan Feby. 19. Pencinta Futsal Om Abdi, Om Iwan, Om Heru, Mas Upek, Rulli, Dani, tanpa kalian aku tidak bisa olah raga yang menyenangkan ini. 20. Drs. Antonius Sartono, Ibu Eni Nuryanti, Pak Reno, Bu Dias, Pak Epi, Pak Miko, Pak Arif, keluarga besar Rumah Pelangi dan murid- muridku yang luar biasa. 21. Masjid Al-hijrah Vila Cendana khususnya untuk Bang Anwar, Bang Andi, Arif, Akbar, Maulana, Adoy, Marpit, Fahmi, Barku, Husen dan semua babe2h di sana yang begitu luar biasa kompak meberikan motivasi dan pengalamannya. 22. Fahrudin, Solihin, Bangga, Zainal, Fauzi, Dani, Imam, Hendra terima kasih atas tempat kosannya yang selalu saya singgahi untuk mengerjakan skripsi.
Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga bantuan, bimbingan, semangat, do’a dan dukungan yang diberikan pada penulis di balas oleh Allah S.W.T. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang membangun sebagai bahan perbaikan dari berbagai pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat, khusunya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca. Jakarta, 27 November 2013
Angga Pranata
x
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ...........................................
ii
SURAT PERNYATANAN KARYA SENDIRI .......................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN MUNAQASAH ............................................................ ABSTRAK...................................................................................................................
vi v
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...............................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL....................................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................
xvii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah ......................................................................................... 4 D. Perumusan Masalah.......................................................................................... 4 E. Tujuan Penelitian.............................................................................................. 4 F. Manfaat Penelitian............................................................................................ 5 BAB II. DESKRIPSI TEOERITIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ................................................................................................... 6 1. Pembelajaran Kooperatif............................................................................. 6 a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif.......................................................... 6 b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ........................................... 7 c. Model Pembelajaran Kooperatif ................................................................. 9 d. Tujuan Pembelajaran Kooperati................................................................ 10 xi
e. Langkah-Langkah Pembelajaram Kooperatif ........................................... 11 f. Macam-Macam Kooperatif ....................................................................... 13 g. Pengelolaan Kelas Model Kooperatif ....................................................... 16 2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ...................................................... 16 a. Pengertian Jigsaw ...................................................................................... 16 b. Langkah-Langkah Jigsaw......................................................................... 18 c. Kelebihan Jigsaw..................................................................................... 20 d. Kelebihan dan Kekurangan Jigsaw .......................................................... 20 e. Evaluasi Pembelajaran .............................................................................. 21 f. Pembelajaran IPA Dengan Jigsaw ............................................................ 23 3. Hasil Belajar .............................................................................................. 23 a. Hasil Belajar Ranah Kognitif .................................................................... 25 b. Pengukuran Hasil Belajar .......................................................................... 26 4. Konsep Cahaya......................................................................................... 27 a. Pengertian cahaya..................................................................................... 27 b. Sifat Cahaya .............................................................................................. 27 c. Cermin....................................................................................................... 28 d. Manfaat ..................................................................................................... 28 B. Hasil penelitiaan yang relevan ........................................................................ 29 C. Kerangka Pikir ................................................................................................ 31 D. Pengajuan Hipotesis ....................................................................................... 32 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 33 B. Metode dan Desain Penelitian ......................................................................... 33 C. Populasi dan Sampel ....................................................................................... 34 D. Prosedur penelitian.......................................................................................... 35 E. Variabel penelitian .......................................................................................... 36 F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 36
xii
G. Instrumen Penelitian....................................................................................... 36 H. Uji Coba Instrumen Tes .................................................................................. 39 I. Instrumen Tes Pilihan Ganda .......................................................................... 39 1. Validitas Instrumen ................................................................................... 39 2. Reliabilitas Instrumen ............................................................................... 40 3. Taraf Kesukaran ....................................................................................... 41 4. Daya Pembeda ........................................................................................... 43 5. Teknik Analisis data .................................................................................. 44 a. Uji Prasyarat Analisis ................................................................................ 44 b. Pengujian Hipotesis.................................................................................. 46 c. Hipotesis Statistik..................................................................................... 47 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil ................................................................................................................ 49 B. Hasil Analisis .................................................................................................. 53 1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ............................................................ 53 2. Pengujian Hipotesis.................................................................................. 55 C. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................................... 55 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan..................................................................................................... 59 B. Saran................................................................................................................ 59 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
61
LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................................
65
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar Konvensional ............................................................................................... 8 Tabel 2.2 Langkah- langkah Model Pembelajaran Kooperatif ................................... 12 Tabel 2.3 Perbandingan 4 Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif ................... 15 Tabel 2.4 Identifikasi bermacam tes dalam pembelajaran kooperatif ........................ 22 Tabel 3.1 Nonrandomized Control Group Pretest and Posstest Design ................... 34 Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 36 Tabel 3.3 Desain Kisi-kisi Instrumen ......................................................................... 38 Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen ..................................................................... 40 Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas .............................................................................. 41 Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen................................................................. 41 Tabel 3.7 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal............................................................. 42 Tabel 3.8 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal ............................................. 42 Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda .......................................................................... 43 Tabel 3.10 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal................................................. 43 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest. ............................................................ 49 Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest ........................................................ 53 Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Pretest-Posttest .................................................... 48
xiv
Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis Pretest-posttest............................................................ 49
xv
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Ilustrasi Menunjukkan Tipe Jigsaw .................................................................... 19 Gambar 2.2 Skema Proses hasil Belajar ................................................................................. 24 Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ............................................................................................. 35
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Peta Konsep Materi Cahaya ............................................ Lampiran 2 Rpp Kelas Eksperimen ....................................................
.65 66
Lampiran 3 Rpp Kelas Kontrol .......................................................... Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen ........................................................ Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen yang Valid ......................................
84 99 109
Lampiran 6 Tabel Kisi-Kisi Instrumen .............................................
110
Lampiran 7 Rekapitulasi Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen ..... 111 Lampiran 8 Instrumen Tes............................................................... Lampiran 9 Kunci Jawaban .............................................................. Lampiran 10 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...... Lampiran 11 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..... Lampiran 12 Uji Normalitas Pretest .................................................
112 116 117 119 121
Lampiran 13 Uji Normalitas Posttest ................................................
123
Lampiran 14 Uji Homogenitas Pretest .............................................. Lampiran 15 Uji Homogenitas Posttest ............................................. Lampiran 16 Uji Hipotesis Pretest ....................................................
125 127 128
Lampiran 17 Uji Uji Hipotesis Posttest ............................................. 130 Lampiran 18 Distribusi Pretest dan Posttest ..................................... 132 Lampiran 19 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Skor Data Dibobot ..134 Lampiran 20 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Reliabilitas Tes ....... 135 Lampiran 21 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Kelompok Unggul dan Ashor ......................................................................... 136 Lampiran 22 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Daya Pembeda ........ 141 Lampiran 23 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tingkat Kesukaran ..143
xvii
Lampiran 24 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Korelasi Skor Butir dengan Skor Total .......................................................
145
Lampiran 25 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Kualitas Pengecoh...147 Lampiran 26 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Rekap Analisis Butir149 Lampiran 27 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi........................... Lampiran 28 Surat Keterangan Telah Melakukan Observasi..............
151 152
Lampiran 28 Surat Permohonan Izin Penelitian .................................
153
Lampiran 30 Surat Keterangan Sekolah ............................................
154
Lampiran 31 Lembar Uji Referensi...................................................
155
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan formal di sekolah menjadi salah satu dasar bagi para siswa untuk dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dirinya dalam rangka peningkatan kualitas
sumber daya
manusia. Penyelenggaraan
pendidikan di sekolah melibatkan guru dan siswa, dalam bentuk interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru harus merencanakan kegiatan pembelajaran secara sistematis dan berpedoman pada kurikulum. Salah satu mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum SD kelas V adalah mata pelajaran IPA. Ilmu Pengetahuan Alam diajarkan di sekolah dengan tujuan agar siswa mengerti dan memahami proses dan gejala-gejala yang terjadi di alam semesta. Beragam
metode dan
model pembelajaran
dapat
digunakan
dalam
menyampaikan materi IPA di sekolah, khususnya di tingkat sekolah dasar. Proses pembelajaran IPA di tingkat sekolah dasar masih banyak ditemukan kecenderungan teacher centered. Pada pembelajaran di kelas, guru lebih senang menggunakan metode konvensional, siswa hanya menjadi obyek pendidikan tanpa memperhatikan berbagai karakteristik dan emosi yang dimiliki siswa itu sendiri, sehingga siswa menjadi kurang termotivasi dan pasif. Hal itulah yang menjadi satu penyebab kemampuan sains sis wa, khususnya Ilmu Pengetahuan Alam, rendah.1 Selain itu siswa tidak terbiasa memecahkan masalah dalam proses pembelajaran dengan cara berdiskusi. Siswa yang berkemampuan tinggi lebih mendominasi dalam belajar kelompok, sehingga siswa yang berkemampuan rendah tidak mengerti materi yang dikerjakan kelompok. Diskusi yang dilakukan masih bersifat konvensional. Akibatnya siswa yang berkemampuan rendah tidak merasakan kegembiraan dalam proses pembelajaran.
1
www. Ko mpas.com Kema mpuan Sains Rendah, diakses pada tanggal 14 desember 2012
1
2
Terlihat pula pada pembelajaran di kelas, guru lebih terfokus terhadap siswa yang juga terkesan bertanya dan memberikan tanggapan, tanpa memperhatikan apakah siswa lain telah memahami materi yang dipelajari. Strata sosial di sekolahpun begitu terasa. Terlihat banyak siswa yang hanya ingin bekerja dengan sesama teman yang sama tingkatan sosialnya dan budayanya. Mereka sulit bekerjasama dengan temannya yang lain. Salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan di atas adalah perlu diterapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Cooperative Learning. Pendekatan Cooperative Learning merupakan pembelajaran yang dituntut untuk bekerjasama, saling melengkapi dan dapat menyelesaikan masalah. Melalui strategi pembelajaran kooperatif, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam PBM, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama untuk sampai kepada pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman individu maupun kelompok.2 Pembelajaran
kooperatif
merupakan
fondasi
yang
baik
untuk
meningkatkan dorongan berprestasi siswa. Dengan memiliki dorongan atau motivasi yang positif seorang siswa akan menunjukan minatnya. Jenis-jenis pembelajaran Cooperative Learning, diantaranya Student Teams Achievement Division (STAD), Investivigasi kelompok, Pendekatan Struktural, dan Jigsaw. Dalam penelitian ini akan diterapkan model kooperatif tipe jigsaw. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dirancang untuk meningkatkan rasa tanggung
jawab
siswa
terhadap
pembelajarannya
sendiri
dan
juga
pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan tapi mereka juga harus siap untuk memberikan dan mengajarkan materi tersebut untuk anggota kelompok lainnya. Dengan demikian siswa tergantung satu sama lainnya dan harus 2
saling
bekerja secara kooperatif untuk
Masitoh dkk. Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendid ikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), hal. 233
3
mempelajari materi yang diajarkan. Dalam pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw siswa diberi kebebasan dan kesempatan untuk mengumpulkan informasi apa saja yang berkaitan dengan materi pembelajaran dari berbagai sumber belajar. Pada model kooperatif tipe jigsaw siswa dibagi menjadi beberapa kelompok asal, pada kelompok ini siswa memiliki kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kemudian masing- masing kelompok asal mengutus seorang anggotanya untuk bergabung menjadi kelompok ahli. Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Kelebihan dalam Cooperative Learning tipe Jigsaw, antara lain mengembangkan kerja tim dan kemampuan bekerja sama, mengembangkan kegembiraan belajar sejati, informasi, menghilangkan sikap mementingkan diri sendiri, dan strata sosial. Berdasarkan penjelasan di atas, pendekatan Cooperative Learning merupakan pendekatan yang sesuai untuk diterapkan pada pembelajaran IPA karena dalam pembelajaran IPA materi yang dipelajari sangat luas sehingga kerjasama dalam belajar juga dibutuhkan. Berdasarkan karakteristik tipe jigsaw tersebut, maka salah satu konsep yang cocok diterapkan dengan menggunakan jigsaw adalah konsep cahaya. Konsep cahaya memiliki cakupan yang luas yang cocok dibagi-bagi bahasannya untuk didiskusikan secara kelompok menggunakan tipe jigsaw, sehingga dalam pembahasan yang seharusnya menghabiskan waktu yang panjang dapat diefisienkan. Disini juga dapat memperkecil kemungkinan guru terlewat menjelaskan suatu materi. Atas dasar pertimbangan itu peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Pada Konsep Cahaya.
4
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah penting, diantaranya: 1. Kurangnya penggunaan model yang berorentasi pada siswa. Seperti, proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa pasif dan kurangnya minat belajar siswa terutama untuk bekerjasama dalam kelompok. 2. Kurang percaya diri siswa. Seperti kurang keterampilan untuk bertanya dan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat di depan kelas. 3. Siswa yang berkemampuan tinggi lebih mendominasi dalam kelompok belajar. Seperti tidak mau membantu teman atau berbagi dengan teman yang belum mengerti. 4. Siswa kurang aktif dalam berdiskusi dengan teman lainnya. 5. Siswa menganggap pelajaran IPA itu sulit. 6. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini akan dibatasi pada hasil belajar siswa yang difokuskan pada aspek kognitif dengan tingkatan memahami (C1), menjelaskan (C2), dan menerapkan (C3). Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif
tipe
jigsaw menurut Arends. D. Rumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
masalah,
identifikasi
masalah
dan
pembatasan masalah tersebut, maka peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti adalah “Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar IPA Siswa pada konsep cahaya?”. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada konsep cahaya.
5
F. Manfaat penelitian Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Memberikan informasi terkait penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. 2. Memberikan
pengalaman
belajar
pada
siswa
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. 3. Memberikan alternatif kepada guru dalam melakukan proses pembelajaran yang lebih bermakna.
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoritis 1. Pembelajaran Koope ratif a. Pengertian Pe mbelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif menurut Johnson dan Johnson adalah cara belajar menggunakan kelompok kecil sehingga siswa bekerja dan belajar satu sama lain. Untuk mencapai tujuan kelompok di dalam belajar kooperatif siswa berdiskusi dan saling membantu serta mengajak satu sama lain untuk memahami isi materi pelajaran. Sedangkan menurut Davidson dan Worsham pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang sistematis dengan mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang efektif dan mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademis. 1 Model pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu.2 Sehingga dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan siswa untuk saling ketergantungan positif, interaktif tatap muka, akutabilitas individual, dan keterampilan sosial.3
1Zulfiani
Slavin dan Karuru mendefinisikan
dkk, Strategi Pembelajaran Sain, lembaga Penelitian UIN Jakarta (Jakarta, 2009),
hal. 130. 2
hal.16.
Isjoni, Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok ,(Jakarta: Alfabeta, 2013),
3
Supriono, Penerapan Metode Pembelajran Kooperatif Model Jigsaw dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraaan.Jurnal Pendidikan Inovatif vol. 2.No mo r 1. September 2006. Hal. 19.
6
7
pembelajaran kooperatif sebagai suatu variasi metode pengajaran dimana siswa bekerja pada kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lainya dengan memahami suatu kelompok bahasan. Siswa diharapkan saling membantu, berdiskusi dan berargumen dengan
yang lainnya, sehingga dapat menekan
perbedaan pemahaman dan pengetahuan dalam mempelajari suatu pokok bahasan.4 Pembelajaran kooperatif merupakan fondasi yang baik untuk meningkatkan dorongan berprestasi siswa. Dengan memiliki dorongan atau motivasi yang positif seorang siswa akan menunjukan minatnya. b. Karakteristik Model Pembelajaran Koope ratif Ada beberapa karakteristik model pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah sebagai berikut5: 1) Pembelajaran secara tim Tim adalah tempat untuk mencapai tujuan, oleh karena itu tim harus membuat setiap siswa belajar. 2) Didasarkan pada manajemen kooperatif Manajemen kooperatif artinya dalam pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang, dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok, dan perlu ditentukan kriteria keberhasilannya. 3) Kemampuan untuk bekerjasama Prinsip bekerjasama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif.
4 Wina Ibid
Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan , (Jakarta:
5
Kencana Prenada Media Group, 2008), cet. V, h. 244-246.
8
4) Keterampilan bekerjasama Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan pendapat , dan memberikan kontribusi kepada keberhasilan kelompok. Ada beberapa perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar konvensional, yaitu:6 Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar Konvensional Kelompok Belajar Kooperatif Adanya saling ketergantungan positif, saling membangun, dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi positif Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok, dan kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik, dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang memberikan bantuan Pemimpin keloompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberiikan pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok Keterampilan sosial yang diperlikan
6
Kelompok Belajar Konvensional Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menguntungkan diri pada kelompok Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok sedangkan anggota kelompok lainnya hanya “mendompleng” keberhasilan “pemborong”
Kelompok belajar biasanya homogen
Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok diabiarkan untuk memilih pemimpinya dengan cara masing- masing Keterampilan sosial sering tidak secara
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrukvistik (Konsep, landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya), (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher,2007), cet.I, h.42
9
dalam kerja gotong royong seperti kepemimpinan, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung guru terus melakukan pemantauan melalui observasi dan melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam kerja sama antar anggota kelompok
c.
langsung diajarkan
Pemantauan melalui oobservasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung
Kelompok Belajar Kooperatif
Kelompok Belajar Konvensional
Guru memperhatiakn secara proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi yang saling menghargai)
Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompokkelompok belajar Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas
Model Pembelajaran Konvensional Model pembelajaran konvensional adalah sebuah pembelajaran secara klasikal yang biasa digunakan oleh setiap pendidik dalam mendidik siswanya. Yang dimaksud dengan pembelajaran ini adalah pembelajaran dengan pengajaran yang menempatkan guru sebagai inti dalam keberlangsungan proses belajar mengajar. Pembelajaran konvensional juga dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dilakukan dengan komunikasi satu arah sehingga situasi belajarnya terpusat pada pengajar. Ini berarti guru mengajar untuk memberikan informasi secara lisan dan data kepada siswa tanpa ada usaha mengembangkan keterampilan. Dalam pembelajaran ini, peran siswa adalah sebagai penerima informasi yang pasif, yaitu siswa lebih banyak belajar sendiri secara individual.
10
Beberapa ciri dalam model pembelajaran konvensional, yaitu: 1) Tujuan tidak dijelaskan secara spesifik dalam bentuk kelakuan yang dapat diamati dan diukur 2) Bahan disajikan kepada kelompok, sebagai keseluruhan tanpa memperhatikan individual murid. 3) Bahan ajar biasanya dalam bentuk ceramah, tugas tulis dan media lain menurut pertimbangan guru. 4) Berorientasi pada kegiatan guru dengan mengutamakan proses belajar 5) Siswa umumnya besifat pasif dalam pembelajaran 6) Keberhasilan dalam proses belajar dinilai secara subjektif oleh pengajar.
d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama temantemannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok. Kategori dalam pembelajaran kooperatif adalah yang pertama, adalah individual yaitu keberhasilan seseorang ditentukan oleh orang itu sendiri. Kedua, kompetitif, yaitu keberhasilan seseorang dicapai karena kegagalan orang lain. Dan yang ketiga, kooperatif, yaitu keberhasilan seseorang karena keberhasilan orang lain, orang tidak dapat mencapai keberhasila n dengan sendirian.7
7
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Refrensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, Jakarta: Kencana Prenada Group, 2009, hal. 271.
11
Sedangkan menurut Ibrahim yang dikutip Isjoni, pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan, yaitu8: 1) Hasil belajar akademik Dalam Cooperative Learning meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademik penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam hal membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukan model terstruktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. 2) Penerimaan terhadap individu Tujuan lain model Cooperative Learning adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. 3) Pengembangan keterampilan sosial 4) Tujuan penting ketiga Cooperative Learning adalah mengerjakan keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. e. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Agar model pembelajaran ini berjalan lebih kooperatif maka sebagai petunjuk tahap-tahap yang harus dilakukan berdasarkan komponen pembelajaran kooperatif sebagai berikut:9
8
Trianto, model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik , Jakarta : Presta Ibid,Hal. hal. 48-49. Pustaka, 2007. 44-45. 9
12
Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pe mbelajaran Kooperatif No.
Fase
Kegiatan
1.
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
2.
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
3.
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif Membimbing kelompok bekerja dan belajar Evaluasi
Guru menjelasakan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masingmasing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
4.
5.
6.
Dari tabel diatas, terdapat 6 langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase ini diikuti oleh penyajian informasi, seringkali dengan bahan bacaan daripada secara verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam tim- tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerjasama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok, atau evaluasi tentang apa yang akan telah mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha- usaha kelompok maupun individu.
13
f. Macam-macam pembelajaran kooperatif Menurut Arend ada empat pendekatan pembelajaran kooperatif. 10 Di sini akan diuraikan secara ringkas masing- masing pendekatan tersebut. 1) Student Teams Achievement Division (STAD) STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD juga mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok harus heterogen, terdiri dari laki- laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain untuk memahami dan atau melakukan diskusi. Secara individual setiap minggu atau setiap dua minggu siswa diberi kuis. Kuis itu di skor dan setiap individu diberi skor perkembangan. Skor perkembangan ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor yang lalu. Setiap minggu pada suatu lembar penilaian singkat atau dengan cara lain, diumumkan tim- tim dengan skor tertinggi, siswa
yang mencapai skor
perkembangan tinggi, atau siswa yang mencapai skor sempurna pada kuis-kuis itu. Kadang-kadang seluruh tim yang mencapai kriteria tertentu dicantumkan dalam lembar itu. 2) Investivigasi kelompok Investivigasi kelompok mungkin merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan. Model ini dikembangkan 10
20.
Muslimin Ibrahim dkk, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Uneversity Press,2001), h.
14
pertama kali oleh Thelan. Berbeda dengan STAD dan jigsaw, siswa terlibat dalam perencanaan baik topik yang dipelajari maupun bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit daripada pendekatan yang lebih terpusat pada guru. Dalam penerapan investivigasi kelompok ini guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa yang heterogen. Dalam beberapa kasus, kelompok dapa t dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyidikan yang mendalam atas topik yang dipilih itu. Selanjutnya menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas. 3) Pendekatan Struktural Pendekatan ini dikembangkan oleh Spencer Kagen dan kawan-kawan. Meskipun memiliki banyak kesamaan dengan pendekatan lain, namun pendekatan ini memberi penekanan pada pengguanaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur tugas yang dikembangkan oleh Kagen ini dimaksud sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional, seperti resitasi, dimana guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas dan siswa memberi jawaban setelah mengangkat tangan dan ditunjuk. Struktur yang dikembangkan oleh Kagen ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif, daripada penghargaan individual. Ada struktur yang dikembngakan untuk meningkatkan perolehan isi akademik, dan ada struktur yang dirancang untuk mengajarkan keterampilan sosial atau keterampilan kelompok. Dua macam struktur yang terkenal adalah think-pair-share dan number-head-together, yang dapat digunakan oleh guru untuk mengajarkan isi akademik atau untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi tertentu. Sedangkan active listening dan time token, merupakan dua contoh struktur yang dikembangkan untuk mengajarkan keterampilan sosial.
15
4) Jigsaw Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot aronson dan teman-teman di universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di universitas Jhon Hopkins. Table 2.3 Perbandingan 4 Pendekatan dalam Pe mbelajaran Kooperatif. 11 Aspek Tujuan kognitif
Pendekatan Struktural
STAD
Investi vigasi kelompok
Informasi akademik sederhana
Informasi akademik sederhana
Kerja kelo mpok dan kerjasama Kelo mpok belajar heterogen 4-5 orang
Kerja kelo mpok dan kerjasama Bervariasi berdua, bertiga kelo mpok dengan 4-5 orang
Pemilihan topik pel ajaran Tug as utama
Biasanya guru
Biasanya guru
Biasanya guru
Siswa menggunakan lembar kegiatan dan saling bantu untuk menuntaskan materi belajarnya
Siswa menyelesaikan tugas yang diberikan sosial dan kognitif
Siswa menyelesikan inkuiri ko mpleks
Penilaian
Tes mingguan
Bervariasi
Lembar pengetahuan dan publikasi lain
Bervariasi
Menyelesikan proyek dan menyerahkan laporan dan dapat menggunakan essay Lembar pengetahuan dan publiikasi lain
Tujuan social Struktur Tim
Pengakuan
Informasi akademik t ingkat tinggi dan keterampilan inkuiri Kerja kelo mpok dan kerjasama Kelo mpok belajar homogen 5-6 orang
Jigsaw Informasi akademik sederhana
Kerja kelo mpok dan kerjasama Kelo mpok heterogen 4-5 orang. Pola “kelo mpok ahli” dan “kelo mpok asli”. Biasanya guru
Siswa mempelajari materi pada kelo mpok ahli kemudian membantu anggota kelo mpok asal mempelajari materi tersebut Bervariasi, dapat berupa tes mingguan
Bervariasi
(sumber:http://luarsekolah.blogs pot.com) 11
Muslimin Ibrahim dkk, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: University Press,2001), h. 29.
16
g. Pengelolaan kelas model pe mbelajaran kooperatif Pengelolaan kelas pembelajaran kooperatif bertujuan untuk membina pembelajar dalam mengembangkan niat dan kiat bekerjasama dan berinteraksi dengan pembelajaran yang lainnya. Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas.12 Pertama adalah keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru di dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan suasana dan keadaan kelas dan peserta didik. Kedua adalah
keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian
kondisi belajar yang optimal. Kegiatan ini berkaitan dengan respon guru terhadap masalah dan gangguan yang dihadapi peserta didik yang berkelanjutan, sehingga guru bisa mengambil jalan remedial atau mengembalikan kondisi belajar yang optimal. 2. Pembelajaran Koope ratif Tipe Jigsaw a. Pengertian Jigsaw Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi untuk mencapai prestasi yang maksimal.13 Jadi, pada teknik jigsaw ini siswa dalam satu kelompok berpencar untuk berkumpul dengan anggota kelompok lain yang memiliki materi pembahasan yang sama. Menurut Arends pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw merupakan suatu
teknik dari model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari tim- tim belajar yang heterogen beranggotakan 4-6 siswa, setiap siswa bertanggungjawab atas
12
Isjoni, Pembelajaran visioner perpaduan Indonesia – Malaysia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hal. 91-98. 13 Zulfiani dkk, op cit. hal 143.
17
penguasaan materi belajar dan mampu mengajarkan bagian materi tersebut kepada anggotanya.14 Dalam jigsaw, siswa dituntut untuk saling ketergantungan yang positif (saling memberi tahu) terhadap teman sekelompoknya. Hal ini senada dengan pendapat Hinze sebagai berikut
Jigsaw
merupakan satu
metode yang
memungkinkan munculnya saling ketergantungan antar a nggota kelompok. Selain itu metode ini juga menunjang interaksi dan elaborasi kognitif, memunculkan rasa menghormati pada orang lain serta membangun pengetahuan bersama.15 Dari pendapat Hinze diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa dituntut
untuk saling
memberitahu antar sesama kelompoknya sehingga akan terjadi saling butuh diantara kelompok tersebut. Dalam jigsaw ini setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan sesama anggota kelompoknya. Dalam pembelajaran dengan metode jigsaw akan memungkinkan masing- masing siswa yang tergabung dalam kelompok ahli, akan menjadi seorang ahli dalam mengumpulkan informasi, konsep, dan kemampuannya lainnya yang terkait dengan topik yang mereka pelajari. Pemikiran dasar dari teknik ini adalah memberikan kesempatan siswa untuk berbagi dengan yang lain, mengajar serat diajar oleh sesama siswa merupakan bagian penting
dalam proses
belajar
dan sosialisasi
yang
berkesinambungan. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang ahli. Dengan
14 Sofan A mri, dkk, kontruksi pengembangan pembelajaran pengaruhnya terhadap mekanisme dan praktik kurikulum, Jakarta: Prestasi Pustaka. Hal.95. 15 Shlo mo Sharan,The Handbook Of Cooperative Learning, Inovasi Pengajaran dan Pembelajaran Untuk Memacu Keberhasilan Siswa Di Kelas. (Yogyakarta: Familia, 2012), hal.53.
18
demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan”. b. Langkah-Langkah Jigsaw Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Untuk pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut Aronson, Stephen, Sikes, dan Snapp, disusun langkah- langkah sebagai berikut.16 1) Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim 2) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda 3) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan 4) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka 5) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh 6) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi 7) Guru memberi evaluasi 8) Penutup.
16
Yatim Riyanto,op. cit, hal, 275.
19
Berikut adalah ilustrasi yang menunjukkan kelompok dalam Jigsaw TIM ASAL (5-6 kelompok heterogen dikumpulkan)
Gambar 2.1 Ilustrasi yang Menunjukkan Tim Jigsaw Menurut Arend langkah- langkah pembelajaran jigsaw sebagai berikut:17 1) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6) 2) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab 3) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya. Misalnya, jika materi yang disampaikan mengenai sistem ekskresi. Maka seorang siswa dari satu kelompok mempelajari tentang ginjal, siswa yang lain dari kelompok satunya memepelajari paru-paru begitupun siswa lainnya mempelajari kulit, dan lainnya lagi mempelajari hati. 4) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya 5) Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar teman-temannya 6) Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis individu
17Trianto,
op. cit. hal. 56-57
20
c. Kelebihan Jigsaw Kelebihan-kelebihan jigsaw yang dikemukakan oleh Teti Sobari diantaranya adalah:18 1) Meningkatkan hasil belajar 2) Meningkatkan daya ingat 3) Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi 4) Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsic 5) Meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen 6) Mengikatkan sikap anak yang positif terhadap guru dan sekolah 7) Meningkatkan harga diri anak 8) Meningkatkan penyesuaian sosial yang positif, dan 9) Meningkatkan keterampilan hidup gotong royong d. Kelebihan dan kekurangan jigsaw Adapun kelebihan-kelebihan jigsaw yang dikemukakan oleh Ibnu Hizam diantaranya adalah:19 1) Memudahkan siswa memiliki penyesuaian soal 2) Mengembangkan kegembiraan belajar sejati 3) Memungkinkan siswa saling belajar mengenai sikap, keterangan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan peserta lain. 4) Memungkinkan berkembangnya nilai-nilai social dan komitmen. 5) Menghilangkan sikap mementingkan diri sendiri 6) Mengaitkan kepekaan dan kesetiakawanan social 7) Menghilangkan siswa dari penderitaan akibat kesendirian ataupun keterasingan 8) Dapat menjadi acuan perkembangan kepribadian yang sehat dan terintegerasi 9) Meningkatkan saling percaya kepada manusia 10) Meningkatkan keyakinan terhadap ide atau gagasan sendiri 18
Rusman, Model-Model Pembelajaran:Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Raja wali press), hal. 219. 19 Ibnu Hizam,Koopertif Learning Metode Jigsaw (Orientasi dan aplikasinya dalam KBM) , Jurnal Studi Pendidikan STAI Muhammadiyah BIMA, Vo lu me III no mor 2 Mei 2006. h.64
21
11) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, norma, atau adat, etnis, strata sosial dan sebagainya 12) Mengembangkan kesadaran bertanggung jawab dan saling menjaga perasaan 13) Meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong 14) Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif 15) Memberikan harapan yang lebih besar bagi manusia biasa yang mampu menjalin hubungan positif dengan sesamanya, baik ditempat kerja maupun dimasyarakat. Ibnu Hizam juga mengemukakan pendapatnya mengenai kekurangan yang dimiliki metode jigsaw diantaranya adalah:20 1) Sulit membuat kelompok yang heterogen baik intelegensi, bakat, minat, atau daerah tempat tinggal 2) Murid- murid yang dianggap guru heterogen, sering tidak merasa cocok dengan kelompok itu 3) Pengertian tentang guru pengelompokkan ini kadang-kadang masih belum mencukupi 4) Dalam belajar bersama tidak terkendali sehingga menyimpang dari rencana dan berlarut- larut Untuk mengambil manfaat dan mengatasi kekurangan-kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tersebut, maka guru perlu membuat perencanaan-perencanaan yang sebaik-baiknya, dan juga diperlukan simulasi atau latihan dalam menerapkan model pembelajaran ini. e. Evaluasi Pe mbelajaran Asesmen dalam pembelajaran kooperatif biasanya terkait dengan empat hal yang khas, antara lain sebagai berikut. 1) Apakah sudah dikembangkan suatu rubrik atau criteria penilaian tertentu? 2) Bagaimanakah cara guru mengkomunikasikan kemajuan belajar kepada siswa?
20
Ibnu Hizam,Koopertif Learning Metode Jigsaw (Orientasi dan aplikasinya dalam KBM), Jurnal Studi Pendidikan STAI Muhammadiyah BIMA, Vo lu me III no mor 2 Mei 2006. h.65
22
3) Bagaimanakah cara guru mengkomunikasikan kemajuan pembelajaran kepada orang tua dan administrator sekolah? 4) Bagaimanakah cara siswa mengkomunikasikan kemajuan pembelajarannya kepada guru? Dalam hal ini, asesmen atau penilaian didefinisikan sebagai istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja (performance) individu peserta didik atau kelompok. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti untuk menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. 21 Johnson and Johnson pada publikasinya berjudul Cooperative Learning and Assesment, memerinci identifikasi bermacam- macam penilaian yang umum diterapkan dalam pembelajaran kooperatif seperti dinyatakan dalam tabel berikut ini. Tabel 2.4 Identifikasi Bermacam Tes dalam Pembelajaran Kooperatif 22 Tujuan Focus Setting Stakes Pemegang kepentingan Diagnostic Proses Buatan Rendah Siswa- orang tua pembelajaran (Ruang kelas) Formatif Proses Otentik Rendah Guru pengajaran (Dunia nyata) Sumatif Luaran Buatan Tinggi Administrator pembelajaran (Ruang kelas) Pembuat Luaran pengajaran kebijakan
Model pembelajaran dengan penilaian gotong royong perlu lebih sering dipakai dalam dunia pendidikan agar bisa kondusif bagi proses kedewasaan dan pengembangan siswa. Sistem belajar perlu memperhatikan pula aspek-aspek afektif. Sistem peningkatan hanya menekankan pada hasil belajar yang bersifat kognitif sedangkan sistem individual mulai memperhatikan aspek afektif untuk
21
Warsono dkk, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya: 2012), hal. 264-265. 22Warsono dkk, op. cit¸ hal 275-276.
23
mencapai hasil- hasil belajar kognitif. Namun patut disadari, sistem individu ini juga bisa membawa dampak afektif lainnya. Sistem pendidikan gotong royong merupakan alternatif menarik yang mencegah tumbuhnya keagresifan dalam sistem kompetensi dan keterasingan dalam sistem individu tanpa mengorbankan aspek kognitif. f. Pembelajaran IPA de ngan Jigsaw Seperti telah diuraikan diatas bahwa pembelajaran kooperatif memiliki beberapa pendekatan, salah satunya adalah jigsaw. Jigsaw merupakan salah satu variasi dari model pembelajaran kooperatif yang pertama kali dikembangkan oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di universitas pada tahun 1978.23 Jigsaw kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-temannya pada tahun 1980 di Universitas Jhon Hopskins. Jigsaw yang dikembangkan oleh Aronson dikenal dengan jigsaw I, kemudian jigsaw yang dikembangkan oleh Slavin di kenal dengan nama jigsaw II. Perbedaan jigsaw I dan jigsaw II terletak pada waktu pelaksanaan, dimana waktu pelaksanaan jigsaw I lebih singkat dibandingkan jigsaw II. Selain itu, dalam pembelajaran jigsaw I siswa menyelesaikan permasalahan yang berbeda dalam kelompok ahli sedangkan dalam jigsaw II siswa menyelesaikan permasalahan yang sama dalam kelompok ahli. Jigsaw yang dikembangkan oleh Slavin lebih praktis dan mudah diterapkan ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. 24 3. Hasil Belajar Kata hasil dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti sesuatu yang menjadi akibat dari usaha. Kata hasil sering dikaitkan dengan prestasi, hal ini karena arti prestasi itu adalah hasil yang telah dicapai. Selanjutnya Soetioe mengungkapkan pengertian belajar adalah perubahan mental pad a diri pelajar atau
23 Robert, E. Slav in, Cooperative Learning:What Makes Groupwork Work . (University of Yo rk and Jhons Hopkins university), h.6. 24 Robert E. Slavin, Coopererat ive Learning, teori, riset, dan praktik. (Bandung:Nusa Media , 2005), hal. 237.
24
memodifikasi kecenderungan. Jadi dapat disimpulkan hasil belajar adalah perubahan mental pada diri pelajar akibat dari usaha. Sejalan dengan pernyataan di atas Sudjana mengungkapkan bahwasannya hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar.25 Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti sesuatu yang terjadi pada diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan kognitif atau pengetahuan untuk kemudian berpengaruh kepada perilaku. Dengan demikian, perilaku belajar seseorang didasarkan kepada tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang dipelajari yang kemudian diketahui melalui tes dan pada akhirnya memunculkan hasil belajar dalam bentuk nilai ril atau non riel. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan kognitif memiliki pengaruh terhadap perilaku siswa, seperti yang d isajikan dalam skema berikut: Pengetahuan Belajar
Tes
Hasil Belajar
Nilai
Perilaku Gambar 2.2 Skema Proses Hasil Belajar Dari skema di atas mencerminkan bahwa hasil belajar diperoleh dari kegiatan evaluasi belajar (tes) dan evaluasi belajar dilakukan karena adanya kegiatan belajar. Baik buruknya hasil belajar sangat tergantung dari pengetahuan dan perubahan perilaku dari individu yang bersangkutan terhadap yang dipelajari. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu peristiwa yang bersifat internal pada diri seseorang setelah melakukan kegiatan 25
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h.22.
25
belajar. Suatu peristiwa ini ditandai dengan perubahan perilaku dan pengetahuan seseorang terhadap apa yang dipelajarinya. Kemudian hasil belajar dapat diperoleh dengan melakukan evaluasi atau penilaian terhadap perubahan perilaku dan pengetahuan tersebut. a. Hasil Belajar Ranah Kognitif Penilaian terhadap hasil belajar dalam ranah kognitif ini merupakan hasil belajar yang lebih banyak melibatkan kegiatan mental/otak. Pada ranah kognitif, terdapat enam jenjang, diantaranya: 1) Pengetahuan (knowledge) berhubungan dengan kemampuan mengingat pada materi pembelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya (recall). Contohnya, nama kepala negara, nama presiden, nama negara, rumus, dalil, hukum, dan sebagainya; 2) Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan memahami arti suatu materi pembelajaran. Contohnya, menafsirkan, menjelaskan atau meringkas/ merangkum suatu pengertian, seperti memahami isi suatu cerita; 3) Penerapan (application) adalah kemampuan menerapkan atau menafsirkan suatu materi pembelajaran yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru atau situasi yang konkrit, seperti menerapkan suatu dalil, metode, konsep, prinsip, atau teori. Contohnya, mampu memecahkan masalah sebagai penerapan dari informasi atau pengetahuan yang dimiliki sebelumnya; 4) Analisis (analysis) adalah kemampuan menguraikan atau menjabarkan sesuatu ke dalam komponen-komponen atau bagian, sehingga susunannya dapat dimengerti. Contohnya, menganalisis suatu bentuk bagan atau diagram; 5) Sintesis (synthesis) menunjukkan pada menghimpun bagian ke dalam suatu keseluruhan. Seperti merumuskan tema suatu rencana atau melihat hubungan abstrak dari berbagai informasi atau fakta. Contohnya, menyimpulkan suatu hasil diskusi, atau kesimpulan cerita;
26
6) Evaluasi (evaluation) yaitu kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan pada maksud atau kriteria tertentu. Contohnya, menilai dua hasil karya atau gambar lalu ditentukan, karya mana yang lebih baik dari yang lainnya.26 b. Pengukuran Hasil Belajar Hasil belajar ini dapat diketahui dari proses penilaian, yaitu kegiatan membandingkan hasil pengukuran (skor) sifat suatu objek dengan acuan yang relevan sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu kualitas kuantitatif. Pengukuran hasil belajar dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya yaitu pengukuran secara tertulis, pengukuran secara lisan, dan pengukuran melalui observasi. Setiap cara/prosedur memiliki keunggulan dan kelemahan masingmasing. Prosedur mana yang harus dipilih tergantung pada berbagai faktir yaitu: jenis kemampuan yang diukur, jumlah siswa, dan waktu yang tersedia. Dalam pembelajaran IPA khususnya IPA SD prosedur lisan pada umumnya jarang dilakukan, mengingat jumlah siswa yang jumlahnya banyak sedangkan waktunya terbatas. Adapun prosedurnya yang banyak dilakukan ialah prosedur tertulis dan observasi. Prosedur tertulis dipakai untuk mengukur hasil belajar yang sifatnya kognitif dan afektif. Sedangkan prosedur observasi digunakan untuk mengukur hasil belajar yang sifatnya psikomotor. Setiap pengukuran, baik melalui prosedur tertulis maupun prosedur observasi, memerlukan alat
ukur tertentu yang tetap.
Alat ukur dapat
dikelompokkan kedalam dua golongan besar yakni “tes” dan “bukan tes”. Tes adalah kumpulan pertanyaan atau soal yang harus dijawab oleh siswa dengan mengunakan pengetahuan-pengetahuan serta kemampuan penalarannya. Alat ukur yang bukan tes mencakup angket, skala sikap, dan sebagainya. Tes dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yakni tes uraian dan tes obyektif. Perbedaannya ialah tes uraian meminta jawaban uraian singkat yang disusun siswa
26
171.
Lu kmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), hal.
27
dengan memilih salah satu jawaban dari beberapa kata atau simbol untuk melengkapi pernyataan yang belum sempurna. 4. Konsep Cahaya a. Pengertian Cahaya Cahaya berasal dari sumber cahaya. Sumber cahaya terbesar yang memancarkan cahayanya ke bumi adalah matahari. Cahaya sangat penting bagi kehidupan di muka bumi. Tanpa cahaya, kamu tidak dapat melihat benda yang beraneka warna, bunga-bunga yang berwarna-warni, dan pemandangan alam yang sangat mempesona. Sumber cahaya terbagi menjadi dua yaitu sumber cahaya alami dan sumber cahaya buatan. Sumber cahaya alami adalah sumber cahaya yang tidak dapat dibuat oleh manusia. Misalnya matahari, beberapa hewan (kunang-kunang) dan beberapa hewan laut. Sedangkan sumber cahaya buatan adalah sumber cahaya yang dibuat oleh manusia. Misalnya lampu listrik, lampu minyak, lampu senter, lilin dan lain- lain. b. Sifat-sifat Cahaya Adapun cahaya memiliki sifat-sifat cahaya sebagai berikut: 1) Cahaya dapat merambat lurus Contoh ketika kita menggunakan senter 2) Cahaya dapat menembus benda bening Contoh air, kaca dan plastik 3) Cahaya dapat dibiaskan Contoh ikan di kolam yang jernih terlihat lebih besar dari aslinya, dasar kolam terlihat lebih dangkal, dan jalan beraspal pada siang hari yang panas terlihat seperti berair. 4) Cahaya dapat dipantulkan Pemantulan cahaya
terbagi menjadi dua
yaitu pemantulan konfus
(pemantulan teratur) dan pemantulan difus (pemantulan baur). Pemantulan konfus (pemantulan teratur) adalah berkas cahaya yang jatuh mengenai permukaan benda yang dipantulkan secara teratur. Sedangkan pemantulan difus (pemantulan baur)
28
adalah berkas cahaya mengenai permukaan yang tidak rata maka berkas cahaya tersebut dipantulkan ke berbagai arah. c. Cermin Cermin dapat membentuk bayangan benda seperti aslinya. Cermin dikelompokkan menjadi tiga bagian sebagai berikut. 1) Cermin datar Cermin datar adalah cermin yang memiliki bidang pantul datar dan titak melengkung. Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar sebagai berikut. a) Ukuran (besar dan tinggi) bayangan sama dengan ukuran benda. b) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin c) Bayangan bersifat semu atau maya. Artinya, bayangan dapat dilihat dalam cermin, tetapi tidak dapat di tangkap oleh layar. 2) Cermin cekung Cermin cekung adalah cermin yang memiliki bidang pantul melengkung kea rah dalam. Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung tergantung letak benda terhadap cermin. a) Jika letak benda dekat dengan cermin cekung maka akan berbentuk bayangan yang memiliki sifat semu(maya), lebih besar, dan tegak. b) Jika benda dijauhkan dari cermin cekung maka akan diperoleh bayangan yang bersifat nyata dan terbalik. 3) Cermin cembung Cermin cembung adalah cermin yang memiliki bidang pantul kea rah luar. Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung yaitu maya, tegak, dan diperkecil. Contoh kaca spion pada kendaraan. d. Manfaat Cahaya Manfaat cahaya sangatlah banyak baik di darat dan di dalam air. Tanpa cahaya matahari, tumbuhan tidak dapat melakukan fotosintesis. Akibatnya tumbuhan tidak dapat menyediakan makanan bagi makhluk hidup lain. Mungkin tidak ada lagi makhluk hidup yang dapat bertahan hidup jika tanpa ada matahari.
29
Beberapa manfaat cahaya dalam kehidupan sehari- hari yaitu sebagai berikut. 1) Manfaat cahaya di bidang kesehatan Salah satu maaf di bidang kesehatan adalah foto rontgen. Jika ada seseorang yang mengalami kecelakaan hingga patah tulang, maka untuk mengaetahui kondisi tulang dokter memerlukan foto rontgen. Manfaat lain dari cahaya bagi kesehatan yaitu digunakan dalam bentuk sinar laser sebagai pengganti pisau bedah. Cahaya matahari yang mengandung sinar ultraviolet juga dapat membunuh kuman penyakit dan dapat membantu proses pembentukkan vitamin D dalam tubuh. 2) Manfaat cahaya di bidang industri Cahaya dapat dimanfaatkan untuk memotong benda-benda yang memiliki sisi potong yang rumit. Misalnya pemotong pada industry besi dan baja. Cahaya yang digunakan untuk memotong di dalam bidang industry adalah sinar laser. Sifat-sifat cahaya juga diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusisa. Misalnya digunakan untuk memfotocopi, kamera foto, mikroskop, teleskop dan periskop. B. Hasil Penelitian yang Relevan Berikut ini merupakan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Hasil penelitian pendukung yang dimaksud yaitu hasil penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran IPA, antara lain: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Agasta Ika Wulandari tahun 2011 yang mengembangkan perangkat pembelajaran kooperatif jigsaw dipadu dengan eksperimen terhadap keterampilan proses sains siswa kelas X SMA Negeri 1 KARTASURA tahun pelajaran 2011/2012,
menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan hasil nilai siswa yang diajarkan menggunakan tipe jigsaw dengan siswa yang tidak diajarkan dengan jigsaw.”27 27
Agasta Ika Wulandari, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dipadu dengan Eksperimen Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012, Skripsi. Universitas Sebelas Maret. 2012, Hal.11.
30
2. Hasil penelitian oleh Lilin Yunarwati yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi Kelas VIID SMP Negeri 16 Surakarta ”
tahun
pelajaran 2010/2011, menyebutkan bahwa jigsaw dapat menunjukkan motivasi belajar menjadi meningkat dibandingkan tanpa menggunakan jigsaw. 28 3. Penelitian yang dilakukan oleh Tiwan MT tahun 2008, menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Bahan Teknik. Peningkatan terlihat pada peningkatan aktivitas dan peran serta selama pembelajaran. Kemampuan kooperatif mahasiswa semakin meningkat dan memberikan hasil yang positif pada pembelajaran secara kelompok.29 4. Penelitian yang dilakukan oleh Udo Hinze, dkk, menunjukkan bahwa jigsaw adalah metode yang sangat bagus untuk proses inisiasi positif da lam pembelajaran kolaborasi di CSCL. Selain itu, metode jigsaw dapat memudahkan pembelajaran yang kompleks menjadi lebih mudah. Metode ini dapat mengorganisasikan dan menyeimbangkan berbagai kondisi dan faktor dasar dari proses pengoptimalisasian pembelajaran. Penelitian ini, berfokus pada pembelajaran yang dibutuhkan. 30 5. Penelitian yang dilakukan oleh Yani Nurhaeni dalam jurnalnya yang berjudul “Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Listrik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas XI SMPN 43 Bandung”, menunjukkan bahwa menggunakan tindakan pembelajaran koopertif tipe jigsaw pada konsep listrik ternyata dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran fisika pada konsep listrik. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada ko nsep
28
Lilin Yunarwi, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi Kelas VIID SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011, Skipsi. Un iversitas Sebelas Maret. 2011, hal.7. 29 Tiwan MT., Peningkatan Kualitas Proses Dan Hasil Pembelajaran Bah an Teknik Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Jig Saw. Jurnal.Hal. 12. 30Udo Hinze, Jigsaw Method in the Context of CSCL. Jurnal.Hal. 6.
31
listrik pada pelajaran fisika ternyata sangat antusias, aktif dan efektif dapat dibuktikan dari hasil aktifitas belajar siswakelas IX SMPN 43 Bandung.31 C. Kerangka Berpikir Secara umum prestasi siswa dalam pembelajaran fisika masih dikategorikan rendah. Hal ini berdasarkan hasil studi TIMMSS-R (Third Internasional Mathematics and Science Study-Repeat)
yang menyatakan bahwasannya
kemampuan fisika siswa di sekolah menengah di Indonesia berada di urutan ke 32 dari 38 negara peserta. Penggunaan metode/model k lasik dalam proses pembelajaran ditenggarai sebagai salah satu faktor penyebab rendahnya prestasi belajar siswa. Harus disadari bahwa dewasa ini dalam proses pembelajaran fisika, masih banyak guru yang hanya menyampaikan produk tanpa memperhatikan proses kejadian. Peran guru dalam proses pembelajaran lebih dominan, artinya proses pembelajaran lebih berpusat pada guru (teacher centered). Hal tersebut akan membuat siswa cenderung pasif sehingga akan berrpengaruh dengan hasil belajar yang akan dicapai. Pada proses pembelajaran siswa akan lebih mudah memahami makna atau arti yang terkandung dalam pesan yang disampaikan, apabila mereka terlibat langsung dalam proses pembelajaran tersebut. Salah satu cara untuk mengatasi keadaan demikian adalah pemilihan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan sendiri pengetahuan melalui interaksinya dengan lingkungan dan juga lebih diarahkan kepada kegiatan yang mendorong siswa belajar aktif baik secara fisik, sosial maupun mental dalam memahami konsep. Melalui model kooperatif tipe jigsaw siswa akan lebih mudah memahami makna atau arti yang terkandung dalam pesan yang disampaikan. Dengan diterapkan model kooperatif tipe jigsaw, diharapkan siswa akan terlibat aktif. Tipe
31Yani
Nurhaeni, Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Listrik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas XI SMPN 43 Bandung.Jurnal.Hal. 88.
32
jigsaw membuat siswa dapat bekerjasama dalam kelompok, sehingga dapat menimbulkan saling ketergantungan positif antara sesama anggota kelompok. Dengan model pembelajaran ini siswa diberi kesempatan bukan hanya sekedar belajar tetapi, juga saling mengajarkan satu sama lain. Siswa tidak hanya dapat saling berbagi dalam proses memperoleh ilmu pengetahuan. Selanjutnya melalui proses kebersamaan tersebut akan melatih siswa mengembangkan keterampilan sosialnya, menghargai perbedaan, meningkatkan motivasi, sikap positif, dan mengurangi kecemasan sehingga, pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. D. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan
deskripsi
teoritis
dan
kerangka
berpikir
yang telah
dikemukakan diatas, maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar IPA siswa pada konsep cahaya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cirendeu III Tangerang Selatan pada kelas V. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 yaitu pada tanggal 26 Maret 2013. B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperiment. Penelitian quasi eksperiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya
mengontrol
pelaksanaan eksperimen.
variabel- variabel 1
luar
yang
mempengaruhi
Penggunaan metode quasi-eksperiment dalam
penelitian ini dipandang tepat karena penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pengaruh pendekatan pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar IPA siswa. Desain penelitian yang digunakan yaitu Non-Randomize Control Group Pretest and Posttest Design. Rancangan ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum diberikan perlakuan pada kedua kelas diberikan pretest. Selanjutnya kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw,
sedangkan
kelompok
kontrol
diberikan
pembelajaran
menggunakan pembelajaran konvensional. Setelah perlakuan kedua kelas diberikan posttest untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.
1 Sugiyono,
Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), cet.16, h.144
33
34
Tabel 3.1 Nonrandomized Control Group Pretest and Posttest Design Kelompok Tes Awal Perlakuan (x) Tes akhir Eksperimen
T₁
XM
T₂
Kontrol
T1
Xm
T2
Keterangan: T1 : T2
:
XM
:
Xm
:
Pretest (tes awal sebelum proses belajar mengajar dimulai dan belum diberikan perlakuan) Posttest (tes akhir setelah proses belajar mengajar berlangsung dan diberikan perlakuan) Pemberian proses belajar mengajar untuk kelompok eksperimen yang dikenai perlakuan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Pemberian proses belajar mengajar untuk kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional
C. Populasi dan Sampel Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. 2 Populasi pada penelitian ini adalah siswa SDN III Cirendeu. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelompok, yaitu: 1. Kelompok eksperimen Kelompok eksperimen, yaitu kelompok siswa yang mendapat pembelajaran IPA secara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Sampel yang terpilih sebagai kelompok eksperimen adalah siswa kelas V B yang berjumlah 45 siswa. 2. Kelompok kontrol Kelompok kontrol, yaitu kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran IPA secara konvensional. Sampel yang terpilih sebagai kelas kontrol adalah siswa kelas V A yang berjumlah 45 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan dari guru dan kepala sekolah. Penentuan sampel dilakukan dengan memilih dua 2Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. 14, h. 173-174
35
kelas yang memiliki kesamaan karakter, baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. D. Prosedur Penelitian Langkah- langkah pada setiap tahap prosedur penelitian dapat dilihat lebih jelas pada gambar dibawah: Tahapan Persiapan 1. Mengurus surat izin penelitian 2. Survei tempat uji coba instrumen dan penelitian 3. Membuat instrumen penelitian, RPP, LKS modul, dll 4. Uji coba instrumen, analisis hasil uji coba instrumen, dan perbaikan instrumen Tahap Pelaksanaan
Kelas eksperimen
Kelas kontrol
pretest
pretest
Pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif
Pembelajaran menggunakan pendekatan konvensional
posttest
posttest
Tahap Akhir 1. Analisis data 2. Hasil penelitian 3. Kesimpulan
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
36
E. Variabel Penelitian Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian.3 Maksudnya adalah hal yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: Variabel Bebas (X) : Pendekatan pembelajaran kooperatif Variabel Terikat (Y) : Hasil belajar IPA siswa pada konsep cahaya F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara-cara
yang dipergunakan
untuk
memperoleh data
empiris
yang
dipergunakan untuk penelitian. Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu ditentukan sumber data, kemudian jenis data, teknik pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik Jenis Data Pengumpulan Data Kelas Hasil belajar Melaksanakan eksperimen siswa sebelum tes awal dan kelas diterapkan (pretest) kontrol pendekatan pembelajaran kooperatifdan konvensional Kelas Hasil belajar Melaksanakan eksperimen siswa setelah tes akhir dan kelas diterapkan (posttest) kontrol pendekatan pembelajaran kooperatif dan konvensional Sumber Data
Instrumen Butir Pilihan ganda
Butir Pilihan ganda
G. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu instrumen tes. Instrumen tes tertulis berupa soal pilihan ganda. Tes disusun berdasarkan
3
25
Su madi, Su ryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h.
37
indikator yang disesuaikan dengan KTSP, tes dilakukan sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest). Skor yang digunakan pada pilihan ganda adalah bernilai satu (1) untuk jawaban yang benar dan nol (0) untuk jawaban yang salah. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen penelitian adalah sebagai berikut: 1. Menentukan konsep dan sub konsep berdadarkan KTSP 2. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian 3. Membuat soal berdasarkan instrumen penelitian 4. Instrumen yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan ke dosen pembimbing 5. Melakukan uji coba instrument Desain kisi-kisi instrumen penelitian pendekatan Kooperatif tipe jigsaw dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
38
Tabel 3.3 Desain Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kompetens i dasar
Konsep
6.1 Mendeskrip sikan sifatsifat cahaya
Sumbersumber cahaya
Sifat-sifat cahaya
6.2 Membuat suatu karya/ mode l misal : periskop/len sa dari bahan sederhana dengan menerap kan sifat-sifat cahaya
Urai an materi Pengertian cahaya, dispersi cahaya, dan penguraian cahaya
Indikator Menjelaskan pengertian cahaya, dan penguraian cahaya Menyebutkan sumber-sumber cahaya Menyebutkan sifatsifat cahaya Mencontohkan peristiwa yang menunjukkan sifatsifat cahaya Menunjukkan sifat pemantulan pada cermin datar, cekung dan cembung
Tingkat pengetahuan dan nomor soal C1 C2 C3 1*,2* 3,4* 5,6*
∑ Soal
% Soal
6
13,33 %
7,8,9*
10*, 11*
12*, 13*
7
15,56 %
14*, 15 20*, 21
16*, 17* 22*, 23*
18*, 19* 24*, 25*
6
13,33 % 13,33 %
26*, 27*, 28, 29*, 30*, 31*, 32* 38*, 39*
33*, 34*, 35*
36*, 37*
12
26,67 %
40*, 41*
42, 43*,4 4*,45 *
8
17,78 %
∑ soal
18
13
14
45
% soal
40%
28,89 %
31,11 %
100 %
Sifat-sifat cahaya
Cermin
Sifat pemantulan pada cermin datar, cekung, dan cembung
Manfaat cahaya
Manfaat cahaya bagi kehidupan sehari-hari
Menyebutkan manfaat cahaya bagi kehidupan seharihari
6
Keterangan. *Soal yang dipakai sebagai instrumen tes Dalam soal yang dinyatakan validitas ada 37 soal, akan tetapi yang dipakai hanya 25 soal dikarenakan soal yang akan dites untuk siswa harus bervariasi yaitu sangat mudah, mudah, sedang, sukar, dan sangat sukar. Sehingga untuk mengukur kemampuan siswa dalam meningkatkan hasil belajar.
100%
39
H. Uji Coba Instrumen Tes Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini uji instrumen dilakukan pada siswa di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu kelas VI MIN 15 Bintaro, Jakarta Selatan. yang terdiri dari 45 siswa. Setelah melakukan uji coba instrumen, langkah selanjutnya adalah mengolah data hasil uji coba dengan mencari validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. I. Instrumen Tes Pilihan Ganda 1. Validitas Instrumen Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur. Validitas tes yang digunakan adalah validitas butir soal dengan cara membandingkan skor siswa untuk tiap butir soal dengan skor total. Perhitungan validitas butir soal dengan korelasi point biserial sebagai berikut: 4
dimana: : koefisiensi korelasi biserial M : realita skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya M : realita skor total : standar deviasi dari skor total : populasi siswa yang menjawab benar
: populasi siswa yang menjawab salah
Jika harga rhitung> rtabel maka butir soal tersebut dinyatakan valid. Hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
4 Ahmad Sofyan, d kk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: LP UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), hal. 109
40
Statistik
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Item Soal
Jumlah Soal
45
Jumlah Siswa
45
Nomor Soal Valid
1,2,4,6,9,10,11,12,13,14,16,17,18,19,20,22,23,24, 25,26,27,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41, 43,44,45
Jumlah Soal Valid
37
Presentase (%)
82,22%
2. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas instrumen adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu alat evaluasi atau tes disebut reliabel jika, tes tersebut dapat dipercaya, konsisten, atau stabil produktif. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus K-R 20(kuder-Rochardson 20) karena instrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda, dengan rumus sebagai berikut:5
dimana: rII : reliabilitas tes secara keseluruhan : proporsi siswa yang menjawab benar : proporsi siswa yang menjawab salah ( ∑pq : jumlah hasil perkalian antara dan n : banyaknya item S : standar deviasi dari tes
)
dengan,
5Suharsimi
101
arikunto,Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal
41
Dengan kualifikasi koefisien reabilitas adalah sebagai berikut: Tabel 3.5 Interprestasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Krite ria Reliabilitas 0,91-1,00
Sangat tinggi
0,71-0,90
Tinggi
0,41-0,70
Cukup
0,21-0,40
Rendah
<0,20
Sangat rendah
Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada lampiran. Hasil uji coba reliabilitas instrument tes dengan menggunakan software anates versi 4.0 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Hasil uji reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada tabe l di bawah ini : Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Statistik Item Soal r11
0,80
Kesimpulan
Reliabilitas Tinggi
Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada lampiran. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai reliabilitas instrumen tes ini adalah 0,80. Nilai ini termasuk kategori reliabilitas tinggi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian ini. 3. Taraf Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Menurutnya, hal tersebut perlu diperhatikan karena soal yang terlalu mudah tidak meransang siswa untuk berfikir lebih maju, begitu pula sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan membuat siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat lagi untuk mencobanya. Oleh karena itu, soal yang dibuat untuk mengukur tes hasil belajar sebaiknya adalah soal yang dapat menjangkau semua kemampuan siswa. Untuk mengetahui taraf kesukaran soal yang dibuat, sebaiknya pembuat soal harus melakukan perhitungan
taraf
42
kesukaran soal. Atas dasar pertimbangan itu, dalam penelitian ini peneliti melakukan perhitungan taraf kesukaran soal dengan menggunakan rumus:6
dimana: P = indeks tingkat kesukaran B = jumlah siswa yang menjawab soal benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Interprestasi mengenai tingkat kesukaran yang diperoleh digunakan tabel klasifikasi dibawah ini: Tabel 3.7 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal Taraf Kesukaran Klasifikasi 0.00 - 0.15 0.15 - 0.30 0.30 - 0.70 0.70 – 0.85 0.85 – 1.00
Sangat sukar Sukar Sedang Mudah Sangat Mudah
Hasil uji coba instrument tes dengan menggunakan software anates versi 4.0 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Berikut kriteria tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisis pada 45 soal yang diujicobakan. Tabel 3.8 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Item Soal Kriteria No. Soal Jumlah Soal Sangat Mudah 1,3,5,11,12,13,18,19 8 Mudah 7,8,9,14,15,16,17,20,31,32 10 Sedang 10,21,22,24,28,30,33,34,37,38,40,44 12 Sukar 23,25,26,27,29 5 Sangat Sukar 2,4,6,35,36,39,41,42,43,45 10 Jumlah 45
Presentase 17,78% 22,22% 26,67% 11,11% 22,22% 100%
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 45 soal tes hasil belajar yang diujikan soal sangat mudah 8 soal, mudah 10 soal, sedang 12 soal, sukar 5 soal dan sangat sukar 10 soal. 6
Ahmad Sofyan, dkk, op.cit. hal. 103
43
4. Daya Pembeda Suharsimi Arikunto
mendefinisikan daya pembeda soal sebagai
kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda soal adalah: = dimana: D = daya pembeda BA= jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA = jumlah peserta kelompok atas JB = jumlah peserta kelompok bawah PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut: Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda Daya Klasifikasi Pembeda 0.00 – 0.20 Jelek 0.20 – 0.40 Cukup 0.40 – 0.70 Baik 0.70 – 1.00 Baik sekali
Hasil uji coba instrumen tes dengan menggunakan software anates versi 4.0 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Berikut kriteria daya pembeda berdasarkan hasil analisis pada 45 soal yang diujicobakan. Tabel 3.10 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Item Soal Krite ria
No. Soal
Jumlah
Presentase
Soal Jelek
1,3,5,7,15,21,39,41,42,43,45
11
24,44%
Cukup
4,6,8,9,11,12,13,16,18,20,24,28,29,36,40
15
33,33%
44
Item Soal Krite ria
No. Soal
Jumlah
Presentase
Soal Baik
2,10,14,17,19,22,23,31,32,33,35,37,38,44
13
28,90%
25,26,27,30,33,34
6
13,33%
45
100%
Baik Sekali
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 11 soal yang memiliki daya jelek, 15 soal dalam kategori cukup, 13 soal dalam kategori baik, dan 6 soal dalam kategori sangat baik. 5. Teknik Analisis Data Teknik analisis data intrumen tes ini meliputi uji prasyarat hipotesis dan pengujian hipotesis, yaitu sebagai berikut: a. Uji Prasyarat Analisis Sebelum melakukan pengujian hipotesis, perlu dilakukan uji prasyarat hipotesis, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. 1) Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah uji Chi-Kuadrat. Adapun langkah- langkah uji normalitas Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut:7 a) Mencari skor terbesar dan terkecil b) Mencari nilai rentangan (R) R = skor terbesar-skor terkecil c) Mencari banyaknya Kelas (BK) BK = 1 + 3,3 log N (Rumus Sturgess) d) Mencari nilai panjang kelas (i)
7
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula (Bandung: ALFABETA, 2009) h.121-124.
45
e) Membuat tabulasi dengan tabel penolong No. Kelas Nilai f Interval
Jumlah
xi 2
f .xi
f .xi 2
-
Σ f .xi
Σ
=
f .xi 2
Tengah ( xi )
Σ
-
f =
=
f) Mencari rata-rata (mean)
g) Mencari simpangan baku (standard deviasi)
h) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara: i. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri batas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5 ii. Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:
iii. Mencari luas O-Z dari tabel kurva normal 0-Z dengan menggunakan angkaangka untuk batas kelas. iv. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0-Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya. v. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden.
vi. Mencari chi-kuadrat hitung (χ2hitung))
46
vii.
Membandingkan χ2hitung dengan χ2tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n-1, dengan kriteria: Jika χ2hitung ≥ χ2tabel, artinya Distribusi Data Tidak Normal dan Jika χ2hitung ≤ χ2tabel, artinya Data Berdistribusi Normal.
2) Uji Homogenitas Setelah kelas diuji kenormalannya maka setelah itu kelas diuji kehomogenitasannya. Teknik yang digunakan untuk uji homogenitas pada penelitian ini adalah dengan uji Fisher. Adapun langkah- langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:8 a) Hipotesis b) Bagi data menjadi dua kelompok c) Cari masing- masing kelompok nilai simpangan bakunya d) Tentukan Fhitung dengan rumus: 2
F SA 2 SB
Keterangan: F
= Homogenitas
SA2
= Varians terbesar
SB2
= Varians terkecil
e) Tentukan kriteri pengujian: Jika Fhitung Ftabel maka H0 diterima, yang berarti populasi homogen . Jika F hitung Ftabel maka H0 ditolak, ang berarti populasi tidak homogen. b. Pengujian Hipotesis Metode statistika untuk menentukan uji hipotesis yang akan digunakan harus disesuaikan dengan asumsi-asumsi statistika seperti asumsi distribusi dan kehomogenan varians. Berikut ini kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan varians dari data hasil penelitian serta uji hipotesis yang seharusnya digunakan 8Riduwan, Op.
cit. hal. 120.
47
adalah data berdistribusi normal dan homogen. Data berdistribusi normal dan homogen, untuk menguji hipotesis digunakan statistik parametrik yaitu uji-t sesuai persamaan berikut:9
Langkah- langkah perhitungan uji-t adalah sebagai berikut: 1) Mencari mean yaitu 2) Mencari Standar Deviasi (SD), yaitu 3) Mencari Standar Eror mean (SEM), yaitu 4) Mencari Standar Eror dari perbedaan mean (SEM1-M2) antara variable:
5) Mencari “t” atau “t0 ”, yaitu Langkah selanjutnya adalah: 1) Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus : Dk = (n1 – 1) + (n2 – 1) 2) Menentukan nilai t-tabel 3) Menguji hipotesis Jika : – t tabel ≤ t hitung ≤ t
tabel
= Terima H0, Tolak Ha
– t tabel < t hitungatau t tabel < t hitung= Terima Ha, Tolak H0
c. Hipotesis Statistik Berikut adalah hipotesis statistik pada penelitian ini: Ho : µ1= µ2 Ha : µ1≠ µ2 Kriteria pengujian: Ho ditolak jika thitung> ttabel Ho diterima jika thitung
9
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan Cet. Ke-10 (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), h. 314-316.
48
Keterangan : Ho = hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar IPA siswa Ha = hipotesis alternatif, terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar IPA siswa µ1 =nilai rata-rata hasil belajar IPAyang telah diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw µ2 = nilai rata-rata hasil belajar IPA yang diajarkan secara konvensional.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil 1. Deskripsi Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan hasil perhitungan pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah dikelompokan ke dalam rentang nilai yang telah ditetapkan sebagai berikut: Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8
Rentang Nilai
Frekuensi ( f1) Pretest Eksperime n Kontrol
20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 99 Jumlah siswa
1 3 7 5 20 8 1 45
1 5 13 10 4 7 3 2 45
Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa perolehan nilai pretest antara kelas eksperimen maupun kelas kontrol secara umum tidak terlalu jauh perbedaannya. Perbedaan terlihat jelas pada rentang nilai 20 sampai 29, dimana pada kelas eksperimen siswa yang memperoleh nilai pada rentang tersebut ada 1 siswa, sedangkan pada kelas kontrol ada 1 siswa yang memperoleh nilai pada rentang tersebut. Kemudian pada rentang 40 sampai 49 pada kelas eksperimen sebanyak 7 siswa sedangkan kelas kontrol 13 siswa. Selanjutnya perolehan nilai pada rentang 80 sampai 89 untuk kelas eksperimen sebanyak 1 siswa yang memperoleh nilai tersebut, sedangkan kelas kontrol 3 siswa.
49
50
Hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol Pretest Pemusatan dan No Penyebaran Data Eksperime n Kontrol 1 2 3 4 5
Nilai Tertinggi Nilai Terendah Mean Median Standar Deviasi
80 20 58,76 60 13,39
92 20 55,56 52 17,03
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, menunjukan hasil pretest kedua kelompok. Terlihat bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa kelas eksperimen adalah 80 dan nilai terendah yang diperoleh kelompok eksperimen adalah 20, sedangkan kelas kontrol nilai tertinggi adalah 92 dan nilai terendah 20. Nilai rata-rata (Mean) tidak berbeda jauh kelas eksperimen 58,76 dan kelas kontrol 55,56. Nilai tengah (Median) kelas eksperimen 60 dan kelas kontrol 52. Untuk standar deviasi kelas eksperimen 13,39 dan kelas kontrol 17,03. Lampiran 18 halaman 132. 2. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berikut ini disajikan tabel hasil posttest kelompok eksperimen dan kontrol setelah dikelompokan ke dalam rentan nilai yang ditetapkan sebagai berikut: Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8
Rentang Nilai
Frekuensi ( f1) Posttest Eksperime n Kontrol
24 – 33 34 – 43 44 – 53 54 – 63 64 – 73 74 – 83 84 – 93 94 –100 Jumlah siswa
1 1 2 7 17 17 45
50
2 4 13 5 8 8 4 1 45
51
Dari tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa perolehan nilai posttest siswa pada kelas ekperimen pada rentang nilai 24 sampai 33 sebanyak 1 siswa, sedangkan kelas kontrol sebanyak 2 siswa. Kemudian perolehan rentang nilai 44 sampai 53 pada kelas eksperimen sebanyak 2 siswa, sedangkan kelas kontrol 13 siswa. Selanjutnya perolehan rentang nilai 74 sampai 83 lebih banyak pada kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen, siswa yang memperoleh rentang nilai 74 sampai 83 sebanyak 17 siswa, sedangkan pada kelas kontrol 8 siswa. Hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 4.4 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol Posttest Pemusatan dan No Penyebaran Data Eksperime n Kontrol 1 2 3 4 6
Nilai Tertinggi Nilai Terendah Mean Median Standar Deviasi
80 24 67,56 72 11,51
96 24 60,44 60 17,50
Tabel 4.4 di atas memperlihatkan hasil posttest nilai tertinggi yang diperoleh siswa kelas eksperimen adalah 80 dan nilai terendah yang diperoleh kelompok eksperimen adalah 24, sedangkan kelas kontrol nilai tertinggi adalah 96 dan nilai terendah 24. Nilai rata-rata (Mean) tidak berbeda jauh kelas eksperimen 67,56 dan kelas kontrol 60,44. Nilai tengah (Median) kelas eksperimen 72 dan kelas kontrol 60. Untuk standar deviasi kelas eksperimen 11,51 dan kelas kontrol 17,50. Lampiran 18 halaman 133. 3. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Berdasarkan hasil perhitungan pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang terdiri dari 45 siswa, diperoleh rekapitulasi data sebagai berikut:
51
52
Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol Pretest Posttest Distribusi No Frekuensi Eksperime n Kontrol Eksperime n Kontrol 1 2 3 4 5
Nilai Tertinggi Nilai Terendah Mean Median Standar Deviasi
80 20 58,76 60 13,39
92 20 55,56 52 17,03
80 24 67,56 72 11,51
96 24 60,44 60 17,50
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, menunjukan hasil pretest kedua kelas. Terlihat bahwa nilai tertinggi yang diperoleh kelas eksperimen adalah sebesar 80, sedangkan kelas kontrol adalah 92. Nilai terendah yang diperoleh kelas eksperimen adalah sebesar 20, sedangkan kelas kontrol adalah 20. Nilai ratarata (Mean) tidak berbeda jauh yaitu sebesar 58,76 dan 55,56. Nilai tengah (Median) kelas eksperimen 60 dan kelas kontrol 52. Untuk standar deviasi kelas eksperimen 13,39 dan kelas kontrol 17,03. Tabel 4.5 di atas memperlihatkan hasil posttest nilai tertinggi yang diperoleh kelas eksperimen adalah sebesar 80, sedangkan kelas kontrol 96. Nilai terendah yang diperoleh kelas eksperimen adalah sebesar 24, sedangkan kelas kontrol adalah sebesar 24. Nilai rata-rata (Mean) tidak berbeda jauh kelas eksperimen 67,56 dan kelas kontrol 60,44. Nilai tengah (Median) kelas eksperimen 72 dan kelas kontrol 60. Untuk standar deviasi kelas eksperimen 11,51 dan kelas kontrol 17,50. Sesudah melakukan penelitian terhadap kelas eksperimen dengan memberikan model pembelajaan kooperatif tipe jigsaw dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional, data di atas memberikan gambaran bahwa terjadi perubahan nilai baik terhadap kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Perubahan yang terbesar terjadi pada kelas eksperimen yaitu 58,76 menjadi 67,56, sedangkan kelas kontrol 55,56 menjadi 60,44. Artinya rata-rata nilai siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nilai siswa pada kelas kontrol.
52
53
B. Hasil Analisis 1. Pengujian Prasyarat Analisis Data Setelah data hasil penelitian di dapat, maka data akan dianalisis. Sebelum melakukan analisis, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan homogenitas guna mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen atau tidak. Adapun hasil yang didapat setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis data adalah sebagai berikut: a. Uji Normalitas Pretest dan Posttest Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan uji Shapiro Wilk pada program SPSS 17,0. Uji Shapiro Wilk digunakan karena n ≥ 45 buah. Perhitungan lengkap uji normalitas dapat dilihat pada lampiran. Hasil perhitungan uji normalitas dengan taraf kepercayaan 95% (
= 0,05) untuk
data pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ialah sebagai berikut. Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua sampel penelitian dapat dilihat seperti pada tebel 4.6. Statistik
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Eksperime n Pretest-Posttest Kontrol Pretest
Posttest
Pretest
Posttest
Sig.
0,017
0,000
0,147
0,442
Uji Shapiro-Wilk
Sig. ≥ 0,05
Sig. ≥ 0,05
Sig. ≥ 0,05
Kesimpulan
Tidak
Tidak
Normal
Normal
Normal
Normal
Sig.
0,05
Berdasarkan tabel 4.6, terlihat bahwa keempat data terdistribusi normal dan tidak normal. Nilai Sig. data pretest untuk kelas eksperimen sebesar 0,017, sedangkan posttest pada kelas eksperimen sebesar 0,000. Terlihat data pretest 0,017 < 0,05 dan data posttest 0,000 < 0,05 pada kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa data pretest dan posttest untuk kelas eksperimen tidak normal dan tidak normal. Nilai Sig. data pretest untuk kelas kontrol sebesar
53
54
0,147, sedangkan posttest pada kelas kontrol sebesar 0,442. Terlihat data pretest 0,147 > 0,05 dan data posttest 0,442 > 0,05 pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa data pretest dan posttest untuk kelas kontrol normal dan normal. b. Uji Homogenitas Pretest-Posttest Setelah kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dicari nilai homogenitas. Dalam penelitian ini homogenitas didapat dengan menggunakan Levene’s pada SPSS 17,0. Perhitungan secara lengkap untuk uji homogenitas kedua kelas dapat dilihat pada lampiran. Berikut adalah rekapitulasi hasil uji homogenitas pada kelas eksperimen dan kontrol. Tabel 4.7 Hasil Uji pada Homogenitas - Posttest Pretest kelas Pretest Posttest pada kelas Statistik
Sig Uji Levene’s Kesimpulan
Ekpe rimen dan
Eksperime n dan
Kontrol
Kontrol
0,094
0,002
Sig.
0,05
Sig.
Homogen
0,05
Tidak Homogen
Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa nilai Sig. pada pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,094 yang artinya 0,094 > 0,05. Sesuai dengan kriteria bahwa jika nila Sig.
0,05 maka sampel varians yang
homogen. Perolehan nilai ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen maupun kelas kontrol berasal dari populasi homogen. Sedangkan nilai Sig. pada posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,002 yang artinya 0,002 < 0,05. Sesuai dengan kriteria bahwa jika nilai Sig.
0,05 maka sampel varians
yang tidak homogen. Karena antara data pretest dan posttest menunjukkan hasil yang berbeda, maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen dan tidak homogen. Artinya kedua kelas memiliki kemampuan yang berbeda.
54
55
2. Pengujian Hipotesis a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Pretest Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik diperoleh bahwa data pretest dan posttest terdistribusi tidak normal dan tidak homogen, sehingga pengujian hipotesis parametrik yaitu uji Nonparametric Samples Tests pada program SPSS 17,0. Output uji Nonparametric Samples Tests untuk data pretest dan posttest secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. Berikut adalah tabel hasil uji hipotesis data pretest dan posttest menggunankan Nonparametric Samples Tests. Tabel 4.8 Hasil Uji Hiopotesis Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol Uji Hipotesis Pretest Posttest Nonparametric Samples Tests Kriteria
Sig (2-tailed)
0,05
Sig. (2-tailed)
0,003
0,000
Keputusan
Ho diterima
Ho diterima
Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa untuk data pretest diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,003. Nilai Sig (2-tailed)
0,05 artinya tidak terdapat
perbedaan nilai rata-rata kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Untuk data posttest diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Nilai Sig (2-tailed)
0,05
artinya tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pembelajaran cahaya terhadap hasil belajar IPA siswa. C. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil analisis data (uji homogenitas) sebelum diberikan perlakuan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol diperoleh nilai Sig. 0,094. Sig. > 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara kedua kelas tersebut. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa sebelum diberikan perlakuan pembelajaran kedua kelas memiliki kemampuan yang
55
56
sama berdasarkan uji statistik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil nilai pretest kelas eksperimen yaitu sebesar 58,76 yang tidak jauh berbeda dengan nilai kelas kontrol yaitu sebesar 56,56. Dengan asumsi tersebut, pengujian untuk
melihat
pengaruh
penggunaan
model kooperatif
tipe
jigsaw
pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa didasarkan pada hasil tes akhir (posttest). Hasil uji hipotesis pada posttest menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang menggunakan pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada konsep cahaya. Hal ini terlihat dari rata-rata siswa kelas eksperimen yang menggunakan model kooperatif tipe jigsaw lebih tinggi dibandingkan siswa kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional, terdapat selisih sebesar 7,12. Perbedaan tersebut signifikan jika dilihat dari perolehan uji Nonparametric Samples Tests untuk hasil akhir (posttest) pada taraf signifikansi 5% (
) dan tingkat kepercayaan
95%. Berdasarkan analisis tersebut, nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,000. Sig. (2tailed) < 0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk rata-rata hasil belajar antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw, dengan siswa yang memperoleh pembelajaran secara konvensional. Hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian Supriono, bahwa dengan metode kooperatif tipe jigsaw terjadi perubahan dalam proses pembelajaran yang meliputi peningkatan keterampilan sosial, interaksi, kerjasama antar siswa dan keberanian mengemukakan pendapat .1 Menurut Supriono pembelajaran ini terjadi pada saat peserta didik harus mempertanggung-jawabkan hasil diskusi mereka bersama kelompok ahli kepada kelompok induk. Ketika mempresentasikan tidak dengan sikap tanggung jawab dan percaya diri, maka akan memberikan hasil yang tidak maksimal untuk pemahaman kelompok induk terhadap konsep tersebut. Pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw dapat membantu siswa 1Supriono,
Penerapan Metode Pembe lajran Kooperatif Model Jigsaw dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraaan.Jurnal Pendid ikan Inovatif vol. 2.No mor 1. September 2006. Hal. 22.
56
57
meningkatkan pengetahuan, pemahaman,, dan penerapan siswa terhadap konsep yang sedang dipelajari. Peningkatan terhadap pengetahuan dan pemahaman dapat dilihat dari perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Peningkatan ini terjadi dikarenakan siswa secara langsung mencari dan memahami konsep serta menjelaskan kembali pada teman-teman satu kelompoknya, baik di kelompok induk maupun di kelompok ahli. Pada kelas eksperimen kemampuan kognitif siswa mengamalami peningkatan hasil belajar lebih tinggi dari pada kelas kontrol dengan perbandingan kelas eksperimen sebesar 67,56 sedangkan kelas kontro l sebesar 60,44. Peningkatan dikelas ekperimen disemua jenjang kognitif di jenjang C1C3, artinya bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw mempengaruhi hasil belajar siswa pada jenjang kognitif C1 yaitu pengetahuan, C2 yaitu pemahaman, dan C3 yaitu penerapan. Hal ini dikarenakan pada proses pembelajaran model jigsaw siswa diajak untuk melakukan tahapan berdiskusi dengan kelompok induk dan kelompok ahli sehingga memudahkan siswa dalam mengingat dan memahami konsep karena siswa yang melakukan kegiatan sendiri, sehingga informasi- informasi baru yang didapat dari pengalaman siswa menjadi lebih tahan lama. Hal ini sejalan dengan pendapat Mayer, bahwa siswa
melakukan proses kognitif secara aktif,
yakni
memperhatikan informasi relevan yang datang, mendata informasi ini di otak jadi gambaran yang koheren, dan memadukan informasi tersebut dengan pengetauan yang telah tersimpan di otak. 2 Peningkatan pada jenjang pengetahuan (C1) disebabkan dari adanya kegiatan membaca teks materi yang menjadi bahan diskusi. Dari kegiatan membaca mandiri, siswa dapat mengingat dan menghafal konsep yang akan dipelajari, sehingga siswa dapat mengidentifikasi dan mengingat konsep pada materi sifat-sifat cahaya. Peningkatan kognitif pada jenjang pemahaman (C2) dipengaruhi dengan adanya proses diskusi antara kelompok. Diskusi yang terjadi di dalam pembelajaran menggunakan model Jigsaw terjadi secara dua 2
Lorin W. Anderson, dan David R. Krathwolh, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, Agung Prihantoro (Terjemahan), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2010), h.98.
57
58
tahap, yaitu diskusi yang dilakukan di kelompok ahli dan kelompok induk. Pada tahap pertama, siswa berdiskusi mengenai konsep yang diperdalam secara mandiri oleh siswa dan berkumpul dengan anggota dari kelompok lain yang membahas materi yang sama. Dengan dilakukannya diskusi ini, siswa akan lebih memahami tentang materi yang diemban olehnya. Pada tahapan kedua, siswa kembali diskusi dengan kelompok induk, mempresentasikan mengenai hasil diskusi dengan kelompok ahli. Tingkatan kedua ini menuntut siswa untuk bertanggung jawab terhadap pemahaman anggota kelompok lainnya terhadap materi yang diembannya. Peningkatan pemahaman ini terjadi dikarenakan siswa menjelaskan dengan cara yang sesuai dengan kemampuan masingmasing siswa dalam belajar. Adanya peningkatan pada aspek
kognitif
penerapan (C3) ditunjukkan dari kemampuan siswa mempresentasikan kegunaan dan penerapan berbagai macam alat ya ng digunakan dalam kehidupan
sehari- hari
yang
menerapkan
konsep
cahaya
dalam
pengaplikasiannya. Pada saat diskusi dipertemuan ketiga, guru memfasilitasi diskusi siswa dengan membawa berbagai macam alat yang berhubungan dengan cahaya dalam kehidupan. Pada diskusi ini, siswa diminta untuk mendiskusikan manfaat cahaya dalam kehidupan. Pemberian alat peraga bertujuan supaya siswa mampu mengaitkan secara langsung manfaat cahaya dalam kehidupan. Dari alat peraga yang ada, guru meminta siswa untuk mempresentasikan kegunaan dan penerapan alat tersebut dalam kehidupan. Berdasarkan hasil yang didapatkan diketahui bahwa tipe jigsaw berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep cahaya. Artinya bahwa peran guru dalam
membimbing
pembelajaran
meningkatkan hasil belajar siswa.
58
kooperatif
tipe
jigsaw
berhasil
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar IPA siswa pada konsep cahaya di SDN Cirendeu III Tanggerang Selatan. Hal ini dapat dibuktikan dari hasi uji hipotesis Sig. (2-tailed)
yaitu sebesar
0,000. Nilai rata-rata hasil
pretest kelas eksperimen lebih besar dari pada rata-rata hasil prettest kelas kontrol, yaitu 58,76 untuk kelas eksperimen dan 55,56 untuk kelas kontrol. Sedangkan rata-rata hasil posttest kelas eksperimen lebih besar dari pada ratarata hasil posttest kelas kontrol, yaitu 67,56 untuk kelas eksperimen dan 60,44 untuk kelas kontrol. Demikian juga berdasarkan hasil perhitungan uji Nonparametric Samples Tests data pretest diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,003. Nilai Sig (2-tailed)
0,05 artinya tidak terdapat perbedaan nilai
rata-rata kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Untuk data posttest diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Nilai Sig (2-tailed)
0,05 artinya terdapat
perbedaan nilai rata-rata kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pembelajaran cahaya terhadap hasil belajar IPA siswa.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, selanjutnya dapat diajukan beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan, yaitu: 1. Pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan lembar observasi dan angket, untuk mengetahui ketercapaian proses pembelajaran dan persepsi siswa terhadap model kooperatif tipe jigsaw.
59
60
2. Guru hendaknya dapat menggunakan model kooperatif sebagai alternatif dalam proses belajar mengajar, karena model kooperatif berpengaruh positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
60
61
DAFTAR PUSTAKA
Amri,Sofan.kontruksi
pengembangan
pembelajaran
pengaruhnya
terhadap
mekanisme dan praktik kurikulum, Jakarta: Prestasi Pustaka. Arikunto,Suharsimi .Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta: Bumi Aksara, 20009. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Hakim, Lukmanul.Perencanaan Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima, 2009. Hinze, Udo. Jigsaw Method in the Context of CSCL.Jurnal. Hizam, Ibnu.Koopertif Learning Metode Jigsaw (Orientasi dan aplikasinya dalam KBM), Jurnal Studi Pendidikan STAI Muhammadiyah BIMA, Volume III nomor 2 Mei 2006. Ibrahim, Muslimin, dkk, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: University Press,2001. IkaWulandari, Agasta. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dipadu dengan Eksperimen Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012, Skripsi. Universitas Sebelas Maret. 2012, Isjoni, Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok, Jakarta: Alfabeta, 2013. Masitoh dkk. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009.
62
Nurhaeni, Yani. Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Listrik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas XI SMPN 43 Bandung.Jurnal. Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula Bandung: ALFABETA, 2009. Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Raja wali press. Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Refrensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, Jakarta: Kencana Prenada Group, 2009. Sharan, Shlomo. The Handbook Of Cooperative Learning, Inovasi Pengajarandan Pembelajaran Untuk Memacu Keberhasilan Siswa Di Kelas. Yogyakarta: Familia, 2012. Slavin, Robert.Cooperative Learning:What Makes Groupwork Work . (University of York and Jhons Hopkins university), h.6 Robert E. Slavin, Cooperative Learning, teori, riset, dan praktik. Bandung: Nusa Media, 2005. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001. Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2013.
63
Supriono, Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraaan.Jurnal Pendidikan Inovatif vol. 2.Nomor 1. September 2006. Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012. Sofyan, Ahmad. dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: LP UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006. Sofyan, Ahmad. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: LP UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006. Tiwan.Peningkatan Kualitas Proses Dan Hasil Pembelajaran Bahan Teknik Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif JigSaw. Trianto,model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, Jakarta : Presta Pustaka, 2007. Warsono Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, Bandung: PT Remaja Rosda Karya: 2012. W. Anderson, Lorin. dan David R. Krathwolh, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran,
danAsesmen,
Agung
Prihantoro
(Terjemahan),Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2010. WWW. Kompas.com .Kemampuan Sains Rendah, diakses pada tanggal 14 desember 2012 Yunarwi, Lilin. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi Kelas VIID
SMP
Negeri
16
Surakarta
Skipsi.Universitas Sebelas Maret. 2011.
Tahun
Pelajaran
2010/2011,
64
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains.Lembaga Penelitian UIN Jakarta :Jakarta, 2009.
65
LAMPIRAN 1
PETA KONSEP MATERI CAHAYA Pertemuan 1 Pengertian Cahaya
Pertemuan 1 Sumber-sumber cahaya
a. Alami b. Buatan
a. Merambat lurus b. Menembus benda CAHAYA
Pertemuan 1 Sifat-sifat cahaya
bening c. Dibiaskan d. Dipantulkan
Pertemuan 2 Cermin dan Lensa
a. Cermin datar b. Cermin cekung c. Cermin cembung d. Lensa cekung e. Lensa cembung
Pertemuan 3 Manfaat cahaya
a. Bagi kehidupan b. Untuk alat optik (kacamata, kamera, periskop, ohp, teropong, dan mikroskop)
66
LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen) Sekolah
: SDN III Cirendeu
Kelas/Semester
: V (lima)/ II (dua)
Waktu
: 2 x 35 Menit
Pertemuan ke
: 1 (satu)
A. Standar Kompetensi Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model B. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya C. Indikator Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan sumber-sumber cahaya 2. Siswa dapat mengelompokkan sumber-sumber cahaya berdasarkan cahaya alami dan cahaya buatan 3. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat cahaya 4. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat cahaya 5. Siswa dapat mengelompokkan sifat-sifat cahaya D. Tujuan Pembelajaran 1. Menyebutkan sumber-sumber cahaya 2. Mengelompokkan sumber-sumber cahaya berdasarkan cahaya alami dan cahaya buatan 3. Menyebutkan sifat-sifat cahaya 4. Menjelaskan sifat-sifat cahaya 5. Mengelompokkan sifat-sifat cahaya E. Karakteristik sis wa yang diharapkan: Disiplin (Discipline), Rasa Hormat (Respect), Perhatian (attention), Tekun (Diligence), Tanggung Jawab (Responcibility), dan Ketelitian (Carefulness)
F. Materi Ajar Sumber-sumber cahaya dan sifat-sifat cahaya G. Metode/Strategi Pembelajaran
67
Kooperatif / Jigsaw H. Sumber Belajar 1. Putri Arum, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Bandung: Acarya Media Utama, 2008) 2. BSE, Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Pusat Perbukuan KEMDIKNAS, 2010) 3. Berbagai sumber yang berkaitan dengan konsep cahaya I. Kegiatan Pembelajaran I Tahapan Pendahuluan
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Karakter
Memberi salam
Menjawab salam
Disiplin,
Mengkondisikan
Duduk dengan rapih
rasa
kelas dengan
hormat,
memperhatikan sikap
dan
dan tempat duduk
perhatian
Waktu
siswa, serta menanyakan kabar
5
Menanyakan pengertian cahaya
Menjawab petanyaan menit
dan mengajak siswa untuk menyebutkan
dari guru
sifat-sifat cahaya
Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa serta manfaatnya jika
Memperhatikan tujuan
siswa mampu yang harus dicapai
menguasai materi Kegiatan Inti
Memberikan
Eksplorasi
informasi
Menyimak informasi dari guru
20
pembelajaran model jigsaw
Membagi siswa menjadi beberapa
menit
Berkumpul dengan teman kelompok
68
kelompok induk Memberikan lima
induk
diberikan guru
materi yang berbeda ke setiap siswa pada
Menerima materi yang
Mendiskusikan
setiap kelompok
sumber-sumber
induk
cahaya dan sifat-sifat
1: pengertian cahaya,
cahaya bersama
sumber cahaya,
kelompoknya sesuai
dispersi cahaya
nomor
2: menjelaskan sifat cahaya dapat merambat lurus 3: menjelaskan sifat cahaya dapat dibiaskan 4: menjelaskan sifat cahaya dapat menembus benda bening 5 : menjelaskan sifat cahaya dapat dipantulkan Meminta siswa yang mendapatkan materi yang sama untuk berkumpul membentuk tim ahli dan mendiskusikan materi yang mereka dapatkan
69
Elaborasi
Meminta siswa pada
Kembali ke kelompok asalnya
kelompok ahli untuk kembali ke kelompok induk
Meminta dari
Saling bertukar
20
kelompok induk untuk menjelaskan
pengetahuan yang
materi ke kelompok
dimiliki
menit
induknya
Mempresentasikan hasil diskusi
Mempresentasikan di
kelompok induk di depan kelas
depan kelas Konfirmasi
Memberikan
penjelasan dengan
Mendengarkan
Disiplin,
penjelasan guru
tekun,
membahas hasil
tanggung
diskusi tiap-tiap
jawab, dan
kelompok
ketelitian
Membuka sesi tanya jawab bagi siswa-
siswa yang belum
15 menit
Bertanya hal- hal yang belum dimengerti
mengerti dan memberikan penguatan Penutup
Membuat kesimpulan
Ikut menyimpulkan
tentang materi yang
materi yang telah
telah dibahas
dipelajari
Memberikan
penghargaan kepada
Menerima penghargaan
perwakilan anggota kelompok terbaik
Memberikan soal latihan
Mengerjakan soal
perhatian dan
10
ketelitian menit
70
Membaca do’a
latihan
Membaca do’a
J. Penilaian Hasil Belajar Indikator Penilaian Pencapaian
Teknik
Bentuk
Kompetensi
Penilaian
Instrumen
Tes tertulis
Essay
Menyebutkan
Instrumen Soal
1. Sebutkan 2 sumber-
sumber-sumber cahaya
Skor
10
sumber cahaya 2. Sebutkan 5 contoh
20
sumber-sumber cahaya 3. Sebutkan sifat-sifat
20
cahaya 4. Sebutkan 3 contoh
25
peristiwa cahaya merambat lurus dan cahaya menembus benda bening
25
5. Sebutkan 3 contoh peristiwa cahaya dapat dipantulkan dan dapat dibiaskan
Kunci Jawaban: 1. Sumber cahaya alami dan sumber cahaya buatan 2. Matahari, lampu listrik, lampu minyak, lampu senter, dan lilin 3. Cahaya merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan, dan cahaya dapat dibiaskan 4. Cahaya merambat lurus contoh: lampu mobil, senter dan proyektor film. Cahaya dapat menembus benda bening contoh: kaca bening, plastik bening, dan air jernih 5. Cahaya dapat dipantulkan contoh: bidang yang datar cermin dan bidang yang tidak beraturan pecahan gelas atau pecahan kaca. Cahaya dapat dibiaskan contoh: sendok dan
71
pensil saat dimasukkan kedalam gelas berisi air, kolam renang yang begitu tenang nampak dasar kolam yang dangkal, dan jalan beraspal pada siang hari terlihat seperti berair.
Ciputat, April 2013 Peneliti
Angga Pranata NIM. 108018300050
72
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen) Sekolah
: SDN III Cirendeu
Kelas/Semester
: V (lima)/ II (dua)
Waktu
: 2 x 35 Menit
Pertemuan ke
: 2 (dua)
A. Standar Kompetensi Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model B. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya C. Indikator Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan cermin yaitu cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung 2. Siswa dapat menjelaskan cermin yaitu cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung 3. Siswa dapat memberikan contoh cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjalaskan dengan contoh cermin datar 2. Siswa dapat menjalaskan dengan contoh cermin cekung 3. Siswa dapat menjalaskan dengan contoh cermin cembung 4. Siswa dapat menjalaskan dengan contoh lensa cekung 5. Siswa dapat memberikan dengan contoh lensa cembung E. Karakteristik sis wa yang diharapkan: Disiplin (Discipline), Rasa Hormat (Respect), Perhatian (attention), Tekun (Diligence), Tanggung Jawab (Responcibility), dan Ketelitian (Carefulness) F. Materi Ajar Cermin dan lensa G. Metode/Strategi Pembelajaran Kooperatif / Jigsaw H. Sumber Belajar
73
1. Putri Arum, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Bandung: Acarya Media Utama, 2008) 2. BSE, Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Pusat Perbukuan KEMDIKNAS, 2010) 3. Berbagai sumber yang berkaitan dengan konsep cahaya I. Kegiatan Pembelajaran II Tahapan Pendahuluan
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Karakter
Memberi salam
Menjawab salam
Disiplin,
Mengkondisikan
Duduk dengan rapih
rasa
kelas dengan
hormat,
memperhatikan sikap
dan
dan tempat duduk
perhatian
Waktu
siswa, serta menanyakan kabar
Melakukan pretest, dengan menanyakan
Menjawab pertanyaan
5
pengertian cermin dan lensa dan
dari guru
mengajak siswa
menit
untuk menyebutkan contoh cermin dan lensa
Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa serta manfaatnya jika siswa mampu
Memperhatikan tujuan
menguasai materi yang harus dicapai Kegiatan Inti Eksplorasi
Membagi siswa
Mendengarkan dan
menjadi beberapa
memperhatikan
kelompok
penjelasan guru
Memberikan lima
Berkumpul dengan
20 menit
74
materi yang berbeda
teman kelompoknya
ke setiap siswa pada setiap kelompok. 1: menjelaskan sifat cermin datar, 2: menjelaskan sifat cermin cembung 3: menjelaskan sifat cermin cekung 4: menjelaskan lensa cekung 5 : menjelaskan lensa cembung Meminta siswa membaca dan memahami spintas materi yang
dibagikan kepada
Menerima materi yang diberikan guru
setiap siswa Meminta siswa yang
mendapatkan materi yang sama untuk berkumpul membentuk tim ahli dan mendiskusikan
Membaca sepintas
materi yang mereka
materi yang diberikan
dapatkan
guru
Mendiskusikan sumber-sumber cahaya dan sifat-sifat
75
cahaya bersama kelompoknya sesuai nomor
Elaborasi
Meminta siswa pada
Kembali kelompok asalnya
kelompok ahli untuk kembali ke kelompok asal dan menjelaskan
20
materi kepada setiap anggota kelompok
menit
Menjelaskan materi ke kelompok asalnya
Saling bertukar
pengetahuan yang dimiliki Konfirmasi
Memberikan
penjelasan dengan
Mendengarkan
Disiplin,
penjelasan guru
tekun,
membahas hasil
tanggung
diskusi tiap-tiap
jawab, dan
kelompok
ketelitian
Membuka sesi Tanya jawab bagi siswa-
siswa yang belum
15 menit
Bertanya hal- hal yang belum dimengerti
mengerti dan memberikan penguatan Penutup
Membuat kesimpulan
tentang materi yang
materi yang telah
telah dibahas
dipelajari
Memberikan soal
latihan
Ikut menyimpulkan
Membaca do’a
Mengerjakan soal latihan
Membaca do’a
perhatian dan ketelitian
10 menit
76
J. Penilaian Hasil Belajar Indikator
Penilaian
Pencapaian
Teknik
Bentuk
Kompetensi
Penilaian
Instrumen
Tes tertulis
Essay
Menyebutkan cermin
Instrumen Soal
Skor
1. Sebutkan 3 jenis
10
cermin 2. Sebutkan contoh
20
cermin datar, cermin cekung, dan cembung
20
3. Sebutkan 3 sinar cermin cekung dan cermin cembung 4. Sebutkan sifat
25
bayangan cermin datar 5. Sebutkan sifat
25
bayangan cermin cekung dan cembung
Kunci Jawaban: 1. Cermin ada 3 yaitu cermin datar, cermin cekung, cermin cembung 2. Cermin datar contohnya: cermin untuk berkaca Cermin cekung contohnya: sendok untuk makan Cermin cembung contohnya: spion pada mobil dan motor 3. Sinar istimewa pada cermin cekung, yaitu: a. Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus b. Sinar datang yang melalui titik fokus akan dipantulkan melalui pusat kelengkungan c. Sinar datang yang melalaui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan kembali melalui sumbu utama Sinar istimewa pada cermin cembung, yaitu:
77
a. Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari tititk fokus b. Sinar datang yang menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar dengan sumbu utama c. Sinar datang yang menuju titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui sumbu utama. 4. Bayangan pada cermin datar bersifat semu, tegak, dan sama besar dengan bendanya 5. Bayangan pada cermin cekung bersifat jika letaknya dekat dengan cermin cekung bersifat semu, lebih besar, dan tegak. Jika letaknya jauh dengan cermin cekung bersifat nyata (sejati), lebih kecil, dan terbaik. Bayangan pada cermin cembung bersifat semu, lebih kecil, dan tegak
Ciputat, ... April 2013 Peneliti
Angga Pranata NIM. 108018300050
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen) Sekolah
: SDN III Cirendeu
Kelas/Semester
: V (lima)/ II (dua)
Waktu
: 2 x 35 Menit
Pertemuan ke
: 3 (tiga)
A. Standar Kompetensi Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model B. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya C. Indikator Pembelajaran 1. Siswa dapat menunjukkan manfaat cahaya dalam kehidupan 2. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera 3. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik ohp 4. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kacamata 5. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik teropong D. Tujuan Pembelajaran 1. Menunjukkan manfaat cahaya dalam kehidupan 2. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya dengan alat optik kamera 3. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya denganalat optik ohp 4. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya dengan alat optik kacamata 5. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya dengan alat optik teropong E. Karakteristik sis wa yang diharapkan: Disiplin (Discipline), Rasa Hormat (Respect), Perhatian (attention), Tekun (Diligence), Tanggung Jawab (Responcibility), dan Ketelitian (Carefulness) F. Materi Ajar Manfaat cahaya G. Metode/Strategi Pembelajaran Kooperatif / Jigsaw H. Sumber Belajar
79
1.
Putri Arum, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Bandung: Acarya Media Utama, 2008)
2.
BSE, Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Pusat Perbukuan KEMDIKNAS, 2010)
3.
Berbagai sumber yang berkaitan dengan konsep cahaya
I. Kegiatan Pembelajaran III Tahapan Pendahuluan
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Karakter
Memberi salam
Menjawab salam
Disiplin,
Mengkondisikan kelas
Duduk dengan rapih
rasa
dengan memperhatikan
hormat,
sikap dan tempat duduk
dan
siswa, serta
perhatian
Waktu
menanyakan kabar
Menanyakan manfaat
5 menit
cahaya dan mengajak siswa untuk
Menjawab pertanyaan
menyebutkan contoh alat-alat optik
dari guru
Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa serta manfaatnya jika siswa mampu menguasai materi
Memperhatikan tujuan yang harus dicapai
80
Kegiatan Inti Eksplorasi
Membagi siswa
Mendengarkan dan
menjadi beberapa
memperhatikan
kelompok
penjelasan guru
Memberikan lima
teman kelompoknya
materi yang berbeda ke setiap siswa pada
Berkumpul dengan
Menerima menetima
setiap kelompok induk
materi yang diberikan
1: menjelaskan manfaat
guru
cahaya bagi kehidupan
Membaca sepintas materi yang diberikan
2: menjelaskan kegunaan alat optik kacamata
guru
Mendiskusikan sumbersumber cahaya dan sifat-
3: menjelaskan alat
sifat cahaya bersama
optic kamera
kelompoknya sesuai
4: menjelaskan alat optic periskop 5 : menjelaskan alat optic mikroskop Meminta siswa membaca dan memahami spintas materi yang dibagikan kepada setiap siswa Meminta siswa yang mendapatkan materi yang sama untuk berkumpul membentuk tim ahli dan mendiskusikan materi yang mereka dapatkan
nomor
20 menit
81
Elaborasi
Meminta siswa pada
Kembali kelompok asalnya
kelompok ahli untuk kembali ke kelompok asal dan menjelaskan
20
materi kepada setiap anggota kelompok
menit
Menjelaskan materi ke kelompok asalnya
Saling bertukar
pengetahuan yang dimiliki Konfirmasi
Memberikan penjelasan
dengan membahas hasil
Mendengarkan
Disiplin,
penjelasan guru
tekun,
diskusi tiap-tiap
tanggung
kelompok
jawab, dan
Membuka sesi Tanya
Bertanya hal- hal yang
15
ketelitian
menit
perhatian
10
jawab bagi siswa-siswa belum dimengerti
yang belum mengerti dan memberikan penguatan Penutup
Membuat kesimpulan
tentang materi yang
materi yang telah
telah dibahas
dipelajari
Memberikan soal
latihan
Ikut menyimpulkan
Membaca do’a
Mengerjakan soal latihan
Membaca do’a
dan ketelitian
menit
82
J. Penilaian Hasil Belajar Indikator
Penilaian
Pencapaian
Teknik
Bentuk
Kompetensi
Penilaian
Instrumen
Tes tertulis
Essay
Menyebutkan manfaat cahaya
Instrumen Soal
Skor
1. Sebutkan 3 manfaat
10
cahaya bagi kehidupan 2. Sebutkan 2 fungsi
20
cermin dalam pembuatan periskop 3. Sebutkan 3 macam
20
cacat mata dan cara mengatasinya 4. Sebutkan alat,
25
bahan, dan langkahlangkah yang digunakan dalam pembuatan periskop 5. Sebutkan
25
contoh
alat optik
Kunci jawaban 1. Manfaat cahaya diantaranya: a. Untuk membantu proses pembentukkan vitamin D dalam tubuh kita b. Bagi kehidupan makhluk hidup c. Bidang kesehatan untuk foto rotgen, sinar laser, dan lain- lainnya d. Bidang industri untuk mempermudah pekerjaan seperti memfotocopy, kamera foto, mikroskop, teleskop dan periskop. 2. Kegunaan dua buah cermin dalam pembuatan periskop sebagai pemantul yang berfungsi sebagai lubang objektif yang terletak di atas, sedangkan lubang okuler yang terletak di bawah supaya cahaya yang berasal dari benda dapat diteruskan melalui dua cermin tersebut.
83
3. Rabun jauh (miopi) menggunakan kacamata berlensa cekung Rabun dekat (hipermetropi) menggunakan berlensa cembung Cacat mata tua (presbiopi) menggunakan berlensa cembung. 4. Alat dan bahan: kotak pasta gigi berukuran besar, dua buah cermin datar yang sama ukurannya, solatip, dan pisau atau cutter Langkah- langkah pembuatan: - Buatlah lubang di bagian depan atas kotak pasta gigi bekas dengan cara mengeratkannya menggunakan cutter. Berhati-hatilah pada saat menggunakan cutter. - Buatlah pula lubang di bagian belakang bawah dengan ukuran yang sama, tetapi arahnya berlawanan. - Letakkan cermin pada bagian atas dengan posisi miring (45) menghadap ke lubang di bagian bawah, kemudian rekatkan menggunakan selotip. - Letakkan satu cermin lagi pada cermin bagaian bawah dengan posisi miring (45) menghadap ke lubang bagian atas, kemudian rekatkanlah dengan selotip. - Uji coba hasil karyamu itu dengan mengamati benda-benda yang berada pada tempat yang lebih tinggi. 5. Alat-alat optik yang banyak dipergunakan diantaranya sebagai berikut: a. Kacamata
e. Teropong
b. Kaca pembesar (LUP)
f. Periskop
c. Kamera
g. OHP
d. Mikroskop Ciputat, ... April 2013 Peneliti
Angga Pranata NIM. 108018300050
84
LAMPIRAN 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol) Sekolah
: SDN III Cirendeu
Kelas/Semester
: V (lima)/ II (dua)
Waktu
: 2 x 35 Menit
Pertemuan ke
: 1 (satu)
A. Standar Kompetensi Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model B. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya C. Indikator Pembelajaran 1. Siswa dapat meyebutkan sumber-sumber cahaya 2. Siswa dapat mengelompokkan sumber-sumber cahaya berdasarkan cahaya alami dan cahaya buatan 3. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat cahaya 4. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat cahaya 5. Siswa dapat mengelompokkan sifat-sifat cahaya D. Tujuan Pembelajaran 1. Menyebutkan sumber-sumber cahaya 2. Mengelompokkan sumber-sumber cahaya berdasarkan cahaya alami dan cahaya buatan 3. Menyebutkan sifat-sifat cahaya 4. Menjelaskan sifat-sifat cahaya 5. Mengelompokkan sifat-sifat cahaya E. Karakteristik sis wa yang diharapkan: Disiplin (Discipline), Rasa Hormat (Respect), Perhatian (attention), Tekun (Diligence), Tanggung Jawab (Responcibility), dan Ketelitian (Carefulness) F. Materi Ajar Sumber-sumber cahaya dan sifat-sifat cahaya G. Metode/Strategi Pembelajaran Ceramah dan Tanya Jawab/Drill
85
H. Sumber Belajar 1. Putri Arum, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Bandung: Acarya Media Utama, 2008) 2. BSE, Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Pusat Perbukuan KEMDIKNAS, 2010) 3. Berbagai sumber yang berkaitan dengan konsep cahaya I. Kegiatan Pembelajaran I Tahapan Pendahuluan
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Memberi salam
Menjawab salam
Mengkondisikan
Duduk dengan rapih
Menjawab pertanyaan
Waktu 10 menit
kelas dengan memperhatikan sikap dan tempat duduk siswa, serta menanyakan kabar
menanyakan pengertian cahaya dan mengajak siswa untuk menyebutkan sifat-
dari guru
sifat cahaya
Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa serta
manfaatnya jika siswa
Memperhatikan tujuan yang harus
mampu menguasai
dicapai
materi Kegiatan Inti
Menunjuk beberapa
Menyimak bacaan temannya
siswa untuk membaca buku paket, dimulai dari sub-bab cahaya secara bergilir Mengajukan beberapa pertanyaan kepada
Menjawab pertanyaan
50 menit
86
siswa untuk mulai menjelaskan materi
guru
pengertian cahaya
Mendengarkan penjelasan guru
dan sifat-sifat cahaya Membuka sesi tanya jawab bagi peserta
Bertanya hal- hal yang
didik yang belum belum dimengerti
mengerti dan memberikan tanggapan
Penutup
Membuat kesimpulan
tentang materi yang
materi yang telah
telah dibahas
dipelajari
Memberikan tugas
rumah berupa LKS
Ikut menyimpulkan
Membaca do’a
Siswa menandai tugas yang diberikan guru
Membaca do’a
10 menit
87
J. Penilaian Hasil Belajar Indikator
Penilaian
Skor
Pencapaian
Teknik
Bentuk
Kompetensi
Penilaian
Instrumen
Tes tertulis
Essay
Menyebutkan
Instrumen Soal
1. Sebutkan 2
sumber-sumber
sumber-sumber
cahaya
cahaya 2. Sebutkan 5 contoh
10
20
sumber-sumber cahaya 3. Sebutkan sifat-sifat
20
cahaya 4. Sebutkan 3 contoh
25
peristiwa cahaya merambat lurus dan cahaya menembus benda bening
25
5. Sebutkan 3 contoh peristiwa cahaya dapat dipantulkan dan dapat dibiaskan
Kunci Jawaban: 1. Sumber cahaya alami dan sumber cahaya buatan 2. Matahari, lampu listrik, lampu minyak, lampu senter, dan lilin 3. Cahaya merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan, dan cahaya dapat dibiaskan 4. Cahaya merambat lurus contoh: cahaya lampu mobil, senter dan proyektor film. Cahaya dapat menembus benda bening contoh: kaca bening, plastik be ning, dan air jernih 5. Cahaya dapat dipantulkan contoh: bidang yang datar cermin dan bidang yang tidak beraturan pecahan gelas atau pecahan kaca
88
Cahaya dapat dibiaskan contoh: sendok dan pensil saat dimasukkan kedalam gelas berisi air, kolam renang yang begitu tenang nampak dasar kolam yang dangkal, dan jalan beraspal pada siang hari terlihat seperti berair.
Ciputat, ... April 2013 Peneliti
Angga Pranata NIM. 108018300050
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol) Sekolah
: SDN III Cirendeu
Kelas/Semester
: V (lima)/ II (dua)
Waktu
: 2 x 35 Menit
Pertemuan ke
: 2 (dua)
A. Standar Kompetensi Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model B. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya C. Indikator Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan cermin yaitu cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung 2. Siswa dapat menjelaskan cermin yaitu cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung 3. Siswa dapat memberikan contoh cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan dengan contoh cermin datar 2. Siswa dapat menjelaskan dengan contoh cermin cekung 3. Siswa dapat menjelaskan dengan contoh cermin cembung 4. Siswa dapat menjelaskan dengan contoh lensa cekung 5. Siswa dapat memberikan dengan contoh lensa cembung E. Karakteristik sis wa yang diharapkan: Disiplin (Discipline), Rasa Hormat (Respect), Perhatian (attention), Tekun (Diligence), Tanggung Jawab (Responcibility), dan Ketelitian (Carefulness) F. Materi Ajar Cermin dan lensa G. Metode/Strategi Pembelajaran Ceramah dan Tanya Jawab/Drill H. Sumber Belajar
90
1. Putri Arum, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Bandung: Acarya Media Utama, 2008) 2. BSE, Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Pusat Perbukuan KEMDIKNAS, 2010) 3. Berbagai sumber yang berkaitan dengan konsep cahaya I. Kegiatan Pembelajaran II Tahapan Pendahuluan
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Memberi salam
Menjawab salam
Mengkondisikan
Duduk dengan rapih
kelas dengan
Menjawab pretest dari
memperhatikan sikap
Waktu 10 menit
guru
dan tempat duduk siswa, serta menanyakan kabar
Memperhatikan tujuan
Menanyakan pengertian cermin
yang harus dicapai
dan mengajak siswa untuk menyebutkan cermin dan lensa
Menyimak bacaan
Menyampaikan tujuan pembelajaran
temannya
kepada siswa serta manfaatnya jika siswa mampu menguasai materi Kegiatan Inti
Menunjuk beberapa
Menjawab pertanyaan guru
siswa untuk membaca buku paket, dimulai dari sub-bab cahaya secara bergilir
Mendengarkan
Mengajukan beberapa pertanyaan
penjelasan guru
50 menit
91
kepada siswa untuk mulai menjelaskan materi cermin dan lensa Membuka sesi tanya jawab bagi peserta
Bertanya hal- hal yang
didik yang belum belum dimengerti
mengerti dan memberikan tanggapan
Penutup
Membuat kesimpulan
tentang materi yang
materi yang telah
telah dibahas
dipelajari
Memberikan tugas
rumah berupa LKS
Ikut menyimpulkan
Membaca do’a
Siswa menandai tugas yang diberikan guru
Membaca do’a
10 menit
92
J. Penilaian Hasil Belajar Indikator
Penilaian
Pencapaian
Teknik
Bentuk
Kompetensi
Penilaian
Instrumen
Tes
Essay
Menyebutkan cermin
tertulis
Skor Instrumen Soal
1. Sebutkan 3 jenis
10
cermin 2. Sebutkan contoh
20
cermin datar, cermin cekung, dan cembung 3. Sebutkan 3 sinar
20
cermin cekung dan cermin cembung 4. Sebutkan sifat
25
bayangan cermin datar 5. Sebutkan sifat
25
bayangan cermin cekung dan cembung
Kunci Jawaban: 1. Cermin ada 3 yaitu cermin datar, cermin cekung, cermin cembung 2. Cermin datar contohnya: cermin untuk berkaca Cermin cekung contohnya: sendok untuk makan Cermin cembung contohnya: spion pada mobil dan motor 3. Sinar istimewa pada cermin cekung, yaitu: Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus Sinar datang yang melalui titik fokus akan dipantulkan melalui pusat kelengkungan Sinar datang yang melalaui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan kembali melalui sumbu utama Sinar istimewa pada cermin cembung, yaitu: Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari tititk fokus Sinar datang yang menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar dengan sumbu utama
93
Sinar datang yang menuju titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui sumbu utama. 4. Bayangan pada cermin datar bersifat semu, tegak, dan sama besar dengan bendanya 5. Bayangan pada cermin cekung bersifat jika letaknya dekat dengan cermin cekung bersifat semu, lebih besar, dan tegak. Jika letaknya jauh dengan cermin cekung bersifat nyata (sejati), lebih kecil, dan terbaik. Bayangan pada cermin cembung bersifat semu, lebih kecil, dan tegak
Ciputat, ... April 2013 Peneliti
Angga Pranata NIM. 108018300050
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol) Sekolah
: SDN III Cirendeu
Kelas/Semester
: V (lima)/ II (dua)
Waktu
: 2 x 35 Menit
Pertemuan ke
: 3 (tiga)
A. Standar Kompetensi Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model B. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya C. Indikator Pembelajaran 1. Siswa dapat menunjukkan manfaat cahaya dalam kehidupan 2. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera 3. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera 4. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera 5. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menunjukkan manfaat cahaya dalam kehidupan 2. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera 3. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera 4. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera 5. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera E. Karakteristik sis wa yang diharapkan: Disiplin (Discipline), Rasa Hormat (Respect), Perhatian (attention), Tekun (Diligence), Tanggung Jawab (Responcibility), dan Ketelitian (Carefulness) F. Materi Ajar Manfaat cahaya G. Metode/Strategi Pembelajaran Ceramah dan Tanya Jawab/Drill H. Sumber Belajar
95
1.
Putri Arum, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Bandung: Acarya Media Utama, 2008)
2.
BSE, Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Pusat Perbukuan KEMDIKNAS, 2010)
3.
Berbagai sumber yang berkaitan dengan konsep cahaya
I. Kegiatan Pembelajaran III Tahapan Pendahuluan
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Memberi salam
Menjawab salam
Mengkondisikan kelas
Duduk dengan rapih
Menjawab pretest dari
dengan memperhatikan sikap dan tempat duduk siswa, serta menanyakan kabar
Menanyakan manfaat cahaya dan mengajak
guru
siswa untuk menyebutkan manfaat cahaya bagi kehidupan dan alat optik
Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada
Memperhatikan
siswa serta manfaatnya jika siswa
tujuan yang harus
mampu menguasai
dicapai
materi
Waktu 10 menit
96
Kegiatan Inti
Menunjuk beberapa
Mengajukan beberapa pertanyaan kepada
Menjawab pertanyaan guru
dari sub-bab cahaya secara bergilir
50 menit
temannya
siswa untuk membaca buku paket, dimulai
Menyimak bacaan
Mendengarkan penjelasan guru
Bertanya hal- hal yang belum dimengerti
siswa untuk mulai menjelaskan materi manfaat cahaya Membuka sesi tanya jawab bagi peserta didik yang belum mengerti dan memberikan tanggapan
Penutup
Membuat kesimpulan
tentang materi yang
materi yang telah
telah dibahas
dipelajari
Memberikan tugas
rumah berupa LKS
Ikut menyimpulkan
Membaca do’a
Siswa menandai tugas yang diberikan guru
Membaca do’a
10 menit
97
J. Penilaian Hasil Belajar Indikator
Penilaian
Pencapaian
Teknik
Bentuk
Kompetensi
Penilaian
Instrumen
Tes
Essay
Menyebutkan manfaat cahaya
tertulis
Instrumen Soal
1. Sebutkan 3 manfaat
Skor
10
cahaya bagi kehidupan 2. Sebutkan 2 fungsi
20
cermin dalam pembuatan periskop
20
3. Sebutkan 3 macam cacat mata dan cara mengatasinya
25
4. Sebutkan alat, bahan, dan langkah- langkah yang digunakan dalam pembuatan periskop
25
5. Sebutkan contoh alat optik
Kunci jawaban 1. Manfaat cahaya diantaranya: a. Untuk membantu proses pembentukkan vitamin D dalam tubuh kita b. Bagi kehidupan makhluk hidup c. Bidang kesehatan untuk foto rotgen, sinar laser, dan lain- lainnya d. Bidang industri untuk mempermudah pekerjaan seperti memfotocopy, kamera foto, mikroskop, teleskop dan periskop. 2. Kegunaan dua buah cermin dalam pembuatan periskop sebagai pemantul yang berfungsi sebagai lubang objektif yang terletak di atas, sedangkan lubang okuler yang terletak di bawah supaya cahaya yang berasal dari benda dapat diteruskan melalui dua cermin tersebut. 3. Rabun jauh (miopi) menggunakan kacamata berlensa cekung
98
Rabun dekat (hipermetropi) menggunakan berlensa cembung Cacat mata tua (presbiopi) menggunakan berlensa cembung. 4. Alat dan bahan: kotak pasta gigi berukuran besar, dua buah cermin datar yang sama ukurannya, solatip, dan pisau atau cutter Langkah- langkah pembuatan: - Buatlah lubang di bagian depan atas kotak pasta gigi bekas dengan cara mengeratkannya menggunakan cutter. Berhati-hatilah pada saat menggunakan cutter. - Buatlah pula lubang di bagian belakang bawah dengan ukuran yang sama, tetapi arahnya berlawanan. - Letakkan cermin pada bagian atas dengan posisi miring (45) me nghadap ke lubang di bagian bawah, kemudian rekatkan menggunakan selotip. - Letakkan satu cermin lagi pada cermin bagaian bawah dengan posisi miring (45) menghadap ke lubang bagian atas, kemudian rekatkanlah dengan selotip. - Uji coba hasil karyamu itu dengan mengamati benda-benda yang berada pada tempat yang lebih tinggi. 5. Alat-alat optik yang banyak dipergunakan diantaranya sebagai berikut: a. Kacamata
e. Teropong
b. Kaca pembesar (LUP)
f. Periskop
c. Kamera
g. OHP
d. Mikroskop
Ciputat, ... April 2013 Peneliti
Angga Pranata NIM. 108018300050
LAMPIRAN 4
2. KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR PADA MATERI CAHAYA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Satuan Pendidikan
: MIN 15 BINTARO
Alokasi Waktu
: 2 x 30 menit
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Jumlah soal
: 45 PG
Kelas/Semester
: V (Lima) / II (Dua)
Bentuk Soal
: Pilihan Ganda
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 6.1 Mendeskripsikansi fat-sifatcahaya
: 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya / model Jenjang Konsep Indikator Soal Naskah Soal Kognitif C1 C2 C3 SumberMenjelaskan pengertian Benda yang dapat menghasilkan cahaya sendiri dinamakan ... sumber cahaya cahaya, dispersi cahaya, dan a. benda gelap c. sumber cahaya √ penguraian cahaya b. benda bening d. berkas cahaya Peristiwa penguraian cahaya disebut …. a. dispersi c. spektrum b. monokromik d. polikromik
√
√
√
Warna-warna yang membentuk cahaya putih disebut …. a. warna terang c. spektrum cahaya b. warna gelap d. pelangi Seragam sekolah biasanya dipilih yang berwarna putih, karena warna putih …. a. menyerap cahaya b. memantulkan cahaya c. tampak bersih d. enak dipandang
Kunci Jwb
No. Soal
C
1
A
2
C
3
B
4
99
Kompetensi Dasar
Konsep
Indikator Soal
Lanjutan … 6.1 Mendeskripsikansi fat-sifat cahaya
Lanjutan … Sumbersumber cahaya
Lanjutan … Menjelaskan pengertian cahaya, dispersi cahaya, dan penguraian cahaya
1 Kunci 0 Jwb 0
No. Soal
B
5
Pakaian hitam yang dijemur bersamaan dengan pakaian putih, maka pakaian hitam akan kering terlebih dahulu. Hal ini membuktikan bahwa warna hitam …. a. menyerap panas c. memantulkan cahaya b. merambatkan cahaya d. membiaskan cahaya
A
6
√
Semua benda yang dapat memancarkan cahaya sendiri disebut …. a. sumber benda c. sumber bening b. sumber keruh d. sumber cahaya
D
7
√
Di bawah ini yang merupakan sumber cahaya adalah …. a. matahari c. meteor b. planet d. komet
A
8
A
9
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
Cakram warna apabila diputar dengan cepat maka membentuk warna …. a. ungu c. merah b. putih d. biru
√
√
Menyebutkan sumbersumber cahaya
Naskah Soal
Sumber cahaya buatan manusia adalah …. √
a.
c.
b.
d.
Kompetensi Dasar
Konsep
Lanjutan … 6.1 Mendeskripsikansi fat-sifat cahaya
Lanjutan … Sumbersumber cahaya
Indikator Soal
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
Lanjutan … Menyebutkan sumbersumber cahaya
Naskah Soal
Kunci Jwb
No. Soal
D
10
A
11
A
12
A
13
Berikut ini yang tidak termasuk sumber-sumber cahaya adalah …. √
a.
c.
b.
d.
Di bawah ini yang merupakan sumber cahaya adalah …. a. matahari, lampu, dan api b. air, api, dan tanah c. batu batrai, tanah, dan air d. batu bata, matahari, dan api
√
√
√
Lampu listrik termasuk sumber cahaya …. a. buatan c. sederhana b. alami d. semua jawaban salah Jika cahaya mengenai permukaan benda yang berwarna gelap maka cahaya tersebut akan …. a. diserap c. dibiaskan b. dipantulkan d. dibelokkan
101
102 Kompetensi Dasar Lanjutan … 6.1 Mendeskripsikansi fat-sifat cahaya
Konsep Sifat-sifat cahaya
Indikator Soal
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
Menyebutkan sifat-sifat cahaya
Naskah Soal 1. cahaya dapat dibiaskan 2. cahaya dapat merambat lurus 3. cahaya dapat dipantulkan 4. cahaya terdiri dari satu warna sifat-sifat cahaya yang benar ditunjukkan oleh nomor …. a. 1 dan 2 c. 1, 2, dan 3 b. 1 dan 3 d. 1, 2, dan 4
√
Kunci Jwb
No. Soal
C
14
D
15
A
16
Seberkas cahaya selalu merambat …. a. c. √
b.
√
d.
Pernyataan berikut yang merupakan sinar-sinar istimewa pemantulan pada cermin cekung adalah …. a. sinar datang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus b. sinar datang sejajar dengan titik fokus dipantulkan melalui titik fokus c. sinar datang menuju titik fokus dipantulkan melalui titik pusat kelengkungan d. sinar datang tegak lurus dengan melalui sumbu utama
Kompetensi Dasar Lanjutan … 6.1 Mendeskripsikansi fat-sifat cahaya
Konsep Lanjutan … Sifat-sifat cahaya
Indikator Soal
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
Lanjutan … Menyebutkan sifat-sifat cahaya
Naskah Soal Sebuah pensil diletakkan di dalam gelas. Dan terlihat pensil seperti bengkok. Hal ini merupakan peristiwa ….
√
a. pemantulan cahaya
√
Mencontohkan peristiwa yang menunjukkan sifat-sifat cahaya
No. Soal
D
17
B
18
A
19
A
20
c. penguraian cahay
Gelas bening adapat ditembus oleh cahaya. Hal ini menunjukkan penguraian d. pembiasan cahay bahwa cahayab.memiliki sifatcahaya …. a a. merambat lurus c. dapat dipantulkan b. menembus benda bening d. dapat dibiaskan Dasar kolam yang airnya jernih terlihat lebih dangkal dari yang sebenarnya merupakan salah satu peristiwa …. a. pembiasan cahaya b. pemantulan cahaya c. penguraian cahaya d. penyerapan cahaya
√
Kunci Jwb
Contoh cahaya dapat merambat lurus adalah …. √
a.
b.
c.
d.
103
Kompetensi Dasar Lanjutan … 6.1 Mendeskripsikansi fat-sifat cahaya
Konsep Lanjutan … Sifat-sifat cahaya
Indikator Soal Lanjutan … Mencontohkan peristiwa yang menunjukkan sifat-sifat cahaya
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
Naskah Soal
Kunci Jwb
No. Soal
B
21
C
22
C
23
B
24
Salah satu contoh benda yang dapat ditembus oleh cahaya adalah …. √
a.
c.
b.
d.
Berikut ini yang termasuk benda bening adalah …. a. kayu dan kaca c. kaca dan air b. plastik dan seng d. air dan kertas Istilah untuk benda-benda yang dapat ditembus cahaya adalah …. a. lensa c. benda terang b. cermin d. benda gelap
√ √
Dibalik bahan x, tangan akan terlihat samar-samar. Bahan x yang mungkin adalah …. √ a.
c.
b.
d.
104
105 Kompetensi Dasar Lanjutan … 6.1 Mendeskripsikansi fat-sifat cahaya
Konsep Lanjutan … Sifat-sifat cahaya
cermin
Indikator Soal
Jenjang Kognitif C1 C2 C3
Lanjutan … Mencontohkan peristiwa yang menunjukkan sifat-sifat cahaya
Menunjukkan sifat pemantulan pada cermin datar, cekung, dan cembung
√
√
√
√
√
Naskah Soal
Kunci Jwb
No. Soal
C
25
A
26
C
27
B
28
C
29
Sinar datang dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat akan dibiaskan mendekati garis normal. Pernyataan tersebut adalah …. a. sinar-sinar istimewa pemantulan pada cermin cekung b. sinar-sinar istimewa pemantulan pada cermin cembung c. hukum pembiasan d. dispersi cahaya Benda-benda di muka cermin cembung memiliki bayangan yang selalu …. a. nyata c. lebih besar b. terbalik d. lebih kecil Kita dapat melihat benda di sekitar kita karena benda itu adalah …. a. Membiaskan cahaya c. Memantulkan cahaya b. menyerap cahaya d. membelokkan cahaya Pemantulan difus/tidak teratur terjadi jika bidang pantulnya …. a. halus c. mendatar b. kasar d. berwarna Bayangan benda yang dapat ditangkap oleh layar disebut bayangan …. a. tidak teratur c. nyata b. teratur d. Semu
106 Kompetensi Dasar Lanjutan … 6.1 Mendeskripsikansi fat-sifat cahaya
Konsep Lanjutan … cermin
Indikator Soal Lanjutan … Menunjukkan sifat pemantulan pada cermin datar, cekung, dan cembung
Jenjang Kognitif C1 C2 C3 √
√
√
√
√
√
√
Naskah Soal Sifat bayangan pada cermin datar adalah … dengan benda aslinya. a. lebih besar c. lebih dekat b. lebih kecil d. sama besar Cermin yang digunakan untuk mengaca merupakan contoh cermin …. a. datar c. cekung b. cembung d. cembung dan cekung Cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya berupa cekungan adalah …. a. cermin rangkap c. cermin datar b. cermin cembung d. cermin cekung Berkas cahaya dari pantulan yang dihasilkan teratur dan sejajar disebut pemantulan …. a. tidak teratur c. baur b. teratur d. Bias Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin, hal ini merupakan sifat bayangan pada …. a. cermin datar b. cermin cekung c. cermin cembung d. d. cermin lengkung Bayangan semu pada cermin cekung dapat terbentuk apabila …. a. jarak benda jauh dari cermin b. jarak benda dekat dengan cermin c. benda pada fokus cermin d. benda diluar fokus cermin Hukum pemantulan cahaya menyebutkan bahwa sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada …. a. bidang miring c. bidang datar b. bidang bergelombang d. bidang kasar
Kunci Jwb
No. Soal
D
30
A
31
D
32
B
33
A
34
B
35
C
36
107
Kompetensi Dasar
Kognitif Jenjang Konsep
Indikator Soal
C1
Naskah Soal
Kunci Jwb
C2 C3
No. Soal
6.2 Membuat suatu Manfaat cahaya karya/model misal : periskop/lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifatsifat cahaya
Menyebut manfaat cahaya bagi kehidupan sehari-hari
Cermin memiliki bagian pemantul cahaya yang datar adalah …. a. cermin cembung c. cermin reber b. cermin cekung d. cermin datar
√
D
37
D
38
D
39
A
40
Cermin cembung biasanya digunakan untuk ….
√
√
√
a.
c.
b.
d.
Cahaya matahari membantu pembentukkan vitamin … dalam tubuh. a. A c. C b B d. D Salah satu manfaat cahaya di bidang kesehatan adalah …. a. foto rontgen c. foto album b. foto copy d. album foto
108 Kompetensi Dasar
Konsep
Jenjang Kognitif
Indikator Soal C1
Lanjutan … 6.2 Membuat suatu karya/model misal : periskop/lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifatsifat cahaya
Lanjutan … Manfaat cahaya
Lanjutan … Menyebut manfaat cahaya bagi kehidupan sehari-hari
C2
Naskah Soal
Kunci Jwb
No. Soal
B
41
B
42
B
43
D
44
B
45
C3 √
√ √
√
√
Penderita rabun jauh dapat ditolong dengan kacamata berlensa …. a. datar c. cembung b. cekung d. cekung dan cembung Jenis teropong yang digunakan pada kapal selam adalah …. a. kamera c. mikroskop b. periskop d. Ohp Penggunaan periskop menerapkan sifat cahaya …. a. merambat lurus c. dapat dibiaskan b. dapat dipantulkan d. dapat diuraikan Peralatan yang memiliki periskop adalah sebagai berikut, kecuali …. a. kapal selam c. pesawat militer b. tank d. truk Cermin yang ada dalam periskop sebanyak …. a. 1 buah c. 3 buah b. 2 buah d. 4 buah
LAMPIRAN 5
109
KISI-KISI INSTRUMEN YANG VALID
C3
Jumlah Soal
4*
6*
3
9*
10*, 11*
12*, 13*
5
Menyebutkan sifat-sifat cahaya
14*
16*, 17*
18*
4
4.
Mencontohkan peristiwa yang menunjukkan sifat-sifat cahaya
20*
23*
24*, 25*
4
5.
Menunjukkan sifat pemantulan pada cermin datar, cekung dan cembung
26*, 29*
34*, 35*
36*, 37*
6
6.
Menyebutkan manfaat cahaya bagi kehidupan sehari- hari
38*
40*
44*
3
7
9
9
25
No
Indikator
1.
Menjelaskan Pengertian cahaya, dispersi cahaya, dan penguraian cahaya
2*
2.
Menyebutkan sumber- sumber cahaya
3.
Jumlah
Keterangan *
C1
Aspek Kognitif C2
: Instrumen yang valid
LAMPIRAN 6
No
Indikator
110
TABEL KISI-KISI INSTRUMEN Aspek Kognitif Jumlah Soal C1 C2 C3 1,2 3,4 5,6 6
% Soal 13,33%
1.
Menjelaskan Pengertian cahaya, dispersi cahaya, dan penguraian cahaya
2.
Menyebutkan sumber- sumber cahaya
7,8,9
10,11
12,13
7
15,56%
3.
Menyebutkan sifat-sifat cahaya
14,15
16,17
18,19
6
13,33%
4.
Mencontohkan peristiwa yang menunjukkan sifat-sifat cahaya
20,21
22,23
24,25
6
13,33%
5.
Menunjukkan sifat pemantulan pada cermin datar, cekung dan cembung
26,27,28, 29,30,31, 32
33,34,35
36,37
12
26,67%
6.
Menyebutkan manfaat cahaya bagi kehidupan sehari- hari
38,39
40,41
42,43,44,45
8
17,78%
18
13
14
45
100%
Jumlah
111 LAMPIRAN 7
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrume n Penelitian Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda NO
VALIDITAS
REALIBILITAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Vali d Vali d Ti dak Vali d Vali d Ti dak Vali d Vali d Ti dak Vali d Ti dak Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Ti dak Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Ti dak Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Ti dak Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Vali d Ti dak Vali d Vali d Vali d Vali d
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
TINGKAT KES UKARAN Sangat Mudah Sangat Sukar Sangat Mudah Sangat Sukar Sangat Mudah Sangat Sukar Mudah Mudah Mudah Sedang Sangat Mudah Sangat Mudah Sangat Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sangat Mudah Sangat Mudah Mudah Sedang Sedang Sukar Sedang Sukar Sukar Sukar Sedang Sukar Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Sangat Sukar Sangat Sukar Sedang Sedang Sangat Sukar Sedang Sangat Sukar Sangat Sukar Sangat Sukar Sedang Sangat Sukar
PEMBEDA DAYA
KEPUTUS AN
Jelek Baik Jelek Baik Jelek Cukup Jelek Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Baik Jelek Cukup Baik Cukup Baik Cukup Jelek Baik Baik Baik Cukup Baik sekali Baik Sekali Cukup Cukup Baik Sekali Baik Baik Baik Sekali Baik Sekali Baik Cukup Baik Baik Jelek Cukup Jelek Jelek Jelek Baik Jelek
Di buang Di pak ai Di buang Di pak ai Di buang Di pak ai Di buang Di buang Di pak ai Di pak ai Di pak ai Di buang Di pak ai Di pak ai Di buang Di pak ai Di pak ai Di pak ai Di pak ai Di pak ai Di buang Di pak ai Di pak ai Di pak ai Di pak ai Di pak ai Di pak ai Di buang Di pak ai Di pak ai Di pak ai Di pak ai Di pak ai Di pak ai Di pak ai Di pak ai Di pak ai Di pak ai Di buang Di pak ai Di buang Di pak ai Di buang Di pak ai Di buang
112 LAMPIRAN 8
Instrumen Tes Nama : Kelas : Petunjuk : 1. Soal dalam bentuk pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. 2. Kerjakan soal-soal berikut dengan teliti. 3. Pilihlah jawaban yang paling tepat.
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan me mberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d ! 1. Peristiwa penguraian cahaya disebut .... a. dispersi b. monokromik c. spektrum d. polikromik
3. Pakaian hitam yang dijemur bersamaan dengan pakaian putih, maka pakaian hitam akan kering terebih dahulu. Hal ini membuktikan bahwa warna hitam .... a. menyerap panas b. merambatkan cahaya
2.
c. memantukan cahaya d. membiaskan cahaya Seragam sekolah dipilih berwarna putih, karena warna putih ....
4. Sumber cahaya buatan manusia adalah ....
a. menyerap cahaya b. memantulkan cahaya
a.
c.
c. tampak bersih d. enak dipandang b.
d.
113
5. Berikut ini yang tidak termasuk sumber- sumber cahaya adalah ....
9. 1. cahaya dapat dibiaskan 2. cahaya dapat merambat lurus 3. cahaya dapat dipantulkan 4. cahaya terdiri dari satu warna
a.
c.
Sifat-sifat cahaya yang benar ditunjukkan oleh nomor ....
b.
d.
a. 1 dan 2 b. 1 dan 3
c. 1, 2, dan 3 d. 1, 2, dan 4
6. Lampu listrik termasuk sumber 10. Pernyataan berikut yang
cahaya .... a. buatan
c. sederhana
b. alami
d. semua salah
merupakan sinar-sinar istimewa pemantulan pada cermin cekung adalah ....
7. Di bawah ini yang merupakan
a. sinar datang sejajar dengan
sumber cahaya adalah ....
sumbu utama dipantulkan
a. matahari, lampu, dan api
melalui titik fokus b. sinar datang sejajar dengan titik
b. air, api, dan tanah c. batu batrai, tanah, dan air d. batu bata, matahari, dan api
fokus dipantulkan melalui titik fokus c. sinar datang tegak lurus dengan melalui titik fokus
8.
d. sinar datang tegak lurus dengan melalui sumbu utama Jika cahaya mengenai permukaan benda yang berwarna gelap maka cahaya tersebut akan .... a. diserap
c. dipantulkan
b. dibiaskan
d. dibelokkan
114
11.
15. Dibalik bahan x, tangan akan terlihat samar-samar. Bahan x yang mungkin adalah .... Sebuah pensil diletakkan didalam
a. kayu
c. cermin
gelas. Kemudian seakan-akan
b. kertas hvs
d. kursi
pensil terlihat seperti bengkok. Hal ini merupakan peristiwa ....
16.
a. pemantulan cahaya b. penguraian cahaya c. penyerapan cahaya d. pembiasan cahaya
Sinar datang dari zat yang kurang
12. Gelas bening dapat ditembus oleh
rapat ke zat yang lebih rapat akan
cahaya. Hal ini menunjukkan
dibiaskan mendekati garis normal.
bahwa cahaya memiliki sifat ....
pernyataan tersebut adalah ....
a. merambat lurus
a. sinar-sinar istimewa
b. menembus benda bening
pemantulan pada cermin
c. dapat dipantulkan
cekung
d. dapat dibiaskan
b. sinar-sinar istimewa
13. Contoh cahaya dapat merambat
pemantulan pada cermin cembung
lurus adalah ....
c. hukum pembiasan a.
c.
b.
d.
14. Benda yang ditembus cahaya dinamakan .... a. lensa
c. benda terang
b. cermin
d. benda gelap
d. dispersi cahaya
17. Benda-benda di muka cermin cembung memiliki bayangan yang selalu .... a. nyata
c. lebih besar
b. terbalik
d. lebih kecil
115
18. Bayangan benda yang dapat
22. Cermin memiliki bagian pemantul
ditangkap oleh layar disebut
cahaya yang datar adalah ….
bayangan ....
a. cermin cembung
a. tidak teratur
c. nyata
b. cermin cekung
b. teratur
d. semu
c. cermin reber
19. Jarak bayangan ke cermin sama
d. cermin datar
dengan jarak benda ke cermin, hal ini merupakan sifat bayangan pada ….
23. Cermin cembung biasanya digunakan untuk ….
a. cermin datar b. cermin cekung c. cermin cembung
a.
c.
b.
d.
d. cermin lengkung 20. Bayangan semu pada cermin cekung dapat terbentuk apabila …. a. jarak benda jauh dari cermin b. jarak benda dekat dari cermin c. benda fokus pada fokus cermin d. benda diluar fokus cermin
24. Salah satu manfaat cahaya di bidang kesehatan adalah …. a. foto rontgen c. foto album b. foto copy
d. album foto
21. Hukum pemantulan cahaya menyebutkan bahwa sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada …. a. bidang miring b. bidang bergelombang c. bidang datar d. bidang kasar
25. Peralatan yang memiliki periskop adalah sebagai berikut, kecuali .... a. kapal selam b. tank c. pesawat militer d. truk
116
LAMPIRAN 9
KUNCI JAWABAN SOAL INSTRUMEN PENELITIAN TES HASIL BELAJAR YANG DIPAKAI DALAM PENELITIAN 1. A 2. B 3. A 4. A 5. D 6. A 7. A 8. A 9. C 10.A
11. D 12. B 13. A 14. C 15. B 16. C 17. A 18. C 19. A 20. B
21. C 22. D 23. D 24. A 25. D
117
LAMPIRAN 10
Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen
No
Nilai
No
Nilai
No
Nilai
No
Nilai
No
Nilai
1
20
10
48
19
60
28
64
37
72
2
32
11
48
20
60
29
64
38
72
3
32
12
52
21
60
30
64
39
72
4
36
13
52
22
60
31
64
40
72
5
40
14
52
23
60
32
68
41
72
6
40
15
56
24
60
33
68
42
76
7
44
16
56
25
64
34
68
43
76
8
48
17
60
26
64
35
68
44
76
9
48
18
60
27
64
36
68
45
80
Berdasarkan data di atas maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ), median (Me) dan standar deviasi (S) nilai pretest. Data tersebut diolah menggunakan program SPSS 17.0. Berikut adalah langkah- langkahnya: 1. Input data yang akan dianalisis. 2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore 3. Pindahkan Variable nilai pretest dari kolom sebelah kiri ke kolom Dependent List yang berada di sebelah kanan 4. Klik Plots, kemudian isi beri tanda ceklist pada Normality Plots With Test 5. Klik Continue, kemudian OK
118
Data Hasil Pretest Kelas Kontrol No Nilai No Nilai No
No
Nilai
No
Nilai
Nilai
1
20
10
44
19
48
28
56
37
72
2
32
11
44
20
52
29
56
38
72
3
32
12
44
21
52
30
60
39
76
4
32
13
44
22
52
31
60
40
76
5
36
14
44
23
52
32
64
41
80
6
36
15
44
24
52
33
68
42
80
7
40
16
48
25
52
34
72
43
88
8
40
17
48
26
56
35
72
44
92
9
44
18
48
27
56
36
72
45
92
Berdasarkan data di atas maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ), median (Me) dan standar deviasi (S) nilai pretest. Data tersebut diolah menggunakan program SPSS 17.0. Berikut adalah langkah- langgkahnya: 1. Input data yang akan dianalisis. 2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore 3. Pindahkan variable nilai pretest dari kolom sebelah kiri ke kolom Dependent List yang berada di sebelah kanan 4. Klik Plots, kemudian isi beri tanda ceklist pada Normality Plots With Test Klik Continue, kemudian OK
119
LAMPIRAN 11
Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen No Nilai No Nilai No
No
Nilai
No
Nilai
1
24
10
60
19
68
28
72
37
76
2
40
11
60
20
68
29
76
38
76
3
48
12
64
21
68
30
76
39
76
4
52
13
64
22
68
31
76
40
80
5
56
14
64
23
72
32
76
41
80
6
56
15
64
24
72
33
76
42
80
7
56
16
64
25
72
34
76
43
80
8
60
17
64
26
72
35
76
44
80
9
60
18
64
27
72
36
76
45
80
Berdasarkan data di atas maka dapat ditentukan nilai rata-rata (
Nilai
), median (Me) dan
standar deviasi (S) nilai posttest. Data tersebut diolah menggunakan program SPSS 17.0. Berikut adalah langkah- langkahnya: 1. Input data yang akan dianalisis. 2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore 3. Pindahkan variable nilai pretest dari kolom sebelah kiri ke kolom Dependent List yang berada di sebelah kanan 4. Klik Plots, kemudian isi beri tanda ceklist pada Normality Plots With Test 5. Klik Continue, kemudian OK
120
Data Hasil Posttest Kelas Kontrol No Nilai No Nilai No
No
Nilai
No
Nilai
1
24
10
44
19
52
28
64
37
80
2
28
11
48
20
56
29
64
38
80
3
36
12
48
21
56
30
64
39
80
4
40
13
48
22
56
31
68
40
80
5
40
14
48
23
60
32
72
41
84
6
40
15
52
24
60
33
76
42
84
7
44
16
52
25
64
34
76
43
92
8
44
17
52
26
64
35
76
44
92
9
44
18
52
27
64
36
76
45
96
Berdasarkan data di atas maka dapat ditentukan nilai rata-rata (
Nilai
), median (Me) dan
standar deviasi (S) nilai posttest. Data tersebut diolah menggunakan program SPSS 17.0. Berikut adalah langkah- langkahnya: 1. Input data yang akan dianalisis. 2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore 3. Pindahkan variable nilai pretest dari kolom sebelah kiri ke kolom Dependent List yang berada di sebelah kanan 4. Klik Plots, kemudian isi beri tanda ceklist pada Normality Plots With Test 5. Klik Continue, kemudian OK
LAMPIRAN 12
121
UJI NORMALITAS
Berdasarkan data di atas maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ), median (Me) dan standar deviasi (S) nilai pretest. Data tersebut diolah menggunakan program SPSS 17.0. Berikut adalah langkah- langkahnya: 1. Input data yang akan dianalisis. 2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore 3. Pindahkan variable nilai pretest dari kolom sebelah kiri ke kolom Dependent List yang berada di sebelah kanan 4. Klik Plots, kemudian isi beri tanda ceklist pada Normality Plots With Test 5. Klik Continue, kemudian OK 6. Lihat pada tabel Test Of Normality 7. Karena jumlah n ≥ 45, maka pada tabel menggunakan data pada bagian Shapiro Wilk.
kriteria pengujiannya ialah sebagai berikut: a. Jika nilai Sig. > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi normal) b. Jika nilai Sig. < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data tidak terdistribusi normal)
a.1
Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Berikut ialah hasil uji nornalitas nilai pretest pada kelas eksperimen: Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov Statistic Eks_Pre
.18
Df
a
Shapiro-Wilk
Sig. 4
Statistic .001
1 Correction 5 a. Lilliefors Significance
.937
Df
Sig. 4
.01
5
7
Berdasarkan tabel di atas, nilai Sig. pada tabel Shipiro-Wilk menunjukkan angka 0,017. Hal tersebut berarti bahwa nilai Sig. 0,017 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi normal).
122
a.2 Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol Berikut ialah hasil uji normalitas nilai pretest pada kelas kontrol:
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Kon_Pre
Df
.138
Shapiro-Wilk Sig.
45
.031
Statistic .962
df
Sig. 45
.147
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel di atas, nilai Sig. pada tabel Shipiro-Wilk menunjukkan angka 0,147. Hal tersebut berarti bahwa nilai Sig. 0,147 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi normal).
123 LAMPIRAN 13
Uji Normalitas Berdasarkan data di atas maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ), median (Me) dan standar deviasi (S) nilai posttest. Data tersebut diolah menggunakan program SPSS 17.0. Berikut adalah langkah- langkahnya: 1. Input data yang akan dianalisis. 2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore 3. Pindahkan Variable nilai pretest dari kolom sebelah kiri ke kolom Dependent List yang berada di sebelah kanan 4. Klik Plots, kemudian isi beri tanda ceklist pada Normality Plots With Test 5. Klik Continue, kemudian OK 6. Lihat pada tabel Test Of Normality 7. Karena jumlah n ≥ 45, maka pada tabel menggunakan data pada bagian Shapiro Wilk.
kriteria pengujiannya ialah sebagai berikut: a. Jika nilai Sig. > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi normal) b. Jika nilai Sig. < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data tidak terdistribusi normal)
a.1
Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
Berikut ialah hasil uji nornalitas nilai posttest pada kelas eksperimen: Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov Statistic Eks_Pos
.16
Df
a
Shapiro-Wilk
Sig. 4
1 Correction 5 a. Lilliefors Significance
Statistic
Df
Sig.
.00
.85
4
.00
5
6
5
0
Berdasarkan tabel di atas, nilai Sig. pada tabel Shipiro-Wilk menunjukkan angka 0,000. Hal tersebut berarti bahwa nilai Sig. 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak terdistribusi normal).
124
a.2
Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
Berikut ialah hasil uji normalitas nilai posttest pada kelas kontrol: Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov Statistic Kon_Pos
.10
Df
a
Shapiro-Wilk
Sig. 4
7 Correction 5 a. Lilliefors Significance
.200 *
Statistic
Df
Sig.
.97
4
.44
5
5
2
*. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan tabel di atas, nilai Sig. pada tabel Shipiro-Wilk menunjukkan angka 0,442. Hal tersebut berarti bahwa nilai Sig. 0,442 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi normal).
LAMPIRAN 14
125
Uji Homogenitas Perhitungan homogenitas dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut: 1. Input data yang akan dianalisis. Pada variable view input, variable kelas eksperimen pretes dan variable kelas kontrol. Kemudian beri nama di kolom bawahnya nilai dan kelompok. Saat di bagian tabel jangan lupa tulis nilai dan juga kelompok. Khusus untuk variable kelas kita akan melakukan pengelompokkan serta pemberian kode (koding) bagi kelas Eksperimen 1 dan kelas Kontrol 2 2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore 3. Pindahkan variable kelas pretest dikelompokkan dipindahkan pada kolom Dependent List yang berada di sebelah kanan, demikian pula variable kelas yang sudah dikelompokkan dengan kode (koding) dipindahkan ke kolom Factor List 4. Klik Plots, kemudian pilih Untransformed pada bagian bawah Levene Test 5. Klik Countinue, kemudian OK 6. Pilih tabel Test Of Homogeneity Of Variance 7. Lihat Based On Mean pada kolom Sig.
126
Kriteria pengujiannya ialah sebagai berikut: a. Jika nilai Sig. > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data homogen) b. Jika nilai Sig. < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data tidak homogen) Hasil uji homogenitas nilai pretest ialah sebagai berikut: Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic Gab_Pre
df1
df2
Sig.
Based on Mean
2.86
1
8
.09
Based on Median
4
1
8
4
Based on Median and with
2.33
1
8
.13
adjusted df
3
8
0
Based on trimmed mean
2.33 3
1
83.58
.13
8
0
Berdasarkan data di atas, diperoleh nilai Sig. sebesar. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai Sig. sebesar 0,094 > 0,05 yang berarti bahwa Ha diterima dan Ho ditolak (data homogen) 3.04 8 .08 7
8
4
LAMPIRAN 15
127
Uji Homogenitas Perhitungan homogenitas dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut: 1. Input data yang akan dianalisis. Pada Variable View Input, variable kelas eksperimen pretes dan variable kelas kontrol. Kemudian beri nama di kolom bawahnya nilai dan kelompok. Saat di bagian tabel jangan lupa tulis nilai dan juga kelompok. Khusus untuk variable kelas kita akan melakukan pengelompokkan serta pemberian kode (koding) bagi kelas Eksperimen 1 dan kelas Kontrol 2 2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore 3. Pindahkan variable kelas pretest dikelompokkan dipindahkan pada kolom Dependent List yang berada di sebelah kanan, demikian pula variable kelas yang sudah dikelompokkan dengan kode (koding) dipindahkan ke kolom Factor List 4. Klik Plots, kemudian pilih Untransformed pada bagian bawah Levene Test 5. Klik Countinue, kemudian OK 6. Pilih tabel Test Of Homogeneity Of Variance 7. Lihat Based On Mean pada kolom Sig.
Kriteria pengujiannya ialah sebagai berikut: a. Jika nilai Sig. > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data homogen) b. Jika nilai Sig. < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data tidak homogen) Hasil uji coba homogenitas nilai posttest : Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic Gab_Pos
Based on Mean
df1
df2
Sig.
10.418
1
8
.00
Based on Median
9.383
1
8
2
Based on Median and with
9.383
1
8
.00
8
3
adjusted df Based on trimmed mean
10.560
1
87.442
.00 3
Berdasarkan data di atas, diperoleh nilai Sig. sebesar 0,002. Hal tersebut menunjukkan bahwa 8 nilai Sig. sebesar 0,002 < 0,05 yang berarti bahwa Ho diterima dan Ha ditolak (data.00 tidak homogen). 8
2
LAMPIRAN 16
128
Uji Hipotesis Data Pretest Hipotesis Statistik : Ho : µA = µB Ha : µA
µB
Keterangan : Ho : Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar IPA siswa Ha
Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap
:
hasil belajar IPA siswa µA
:
Nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah diajarkan dengan menggunakan kooperatif tipe jigsaw pembelajaran cahaya
µB : Nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah diajarkan dengan menggunakan konvensional Uji hipotesis dan data pretest dilakukan dengan menggunakan uji Non parametris pada program SPSS 17.0, karena uji prasyarat analisis menunjukkan data berdistribusi tidak normal dan homogen. Langkah- langkah melakukan uji Nonparametric Sample Tests adalah sebagai berikut: 1. Input data yang akan dianalisis. Pada Variabel View Input, variabel kelas dan variabel nilai. Khusus untuk variabel kelas kita akan melakukan pengelompokkan serta pmberian kode (koding) bagi kelas eksperimen 1 dan kelas kontrol 2. 2. Pada menu Analyze pilih Nonparametric Tests, kemudian pilih Two Related Samples Tests. 3. Pindahkan variable pretest kontrol pada kolom sebelah kiri ke kolom Test Variable (1) dan pada kolom Test Variable (2) yang berada di sebelah kanan, demikian pula variabel kelas dipindahkan ke kolom Test Pairs. 4. Klik data yang ada di sebelah kiri, kemudian isi variable 1 dengan pretest kontrol dan variable 2 dengan eksperimen pretest. 5. Klik Option pilih tingkat kepercayaan 95% serta Eclude Case Analysis By Analysis 6. Untuk Test Type biarkan saja dengan tanda centang ( ) di bagian Wilcoxon 7. Klik OK. Kriteria pengujian:
129
a. Sig.(2-tailed) > 0,05, maka Ho diterima. Artinya, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah diajarkan menggunakan pembelajaran cahaya sama dengan yang diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. b. Sig.(2-tailed) < 0,05, maka Ha diterima. Artinya, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah diajarkan menggunakan pembelajaran cahaya
tidak sama
dengan yang diajarkan
menggunakan pembelajaran konvensional.
Hasil uji hipotesis nilai pretest ialah sebagai berikut: Test Statisticsb Kon_Pre Eks_Pre Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Based on positive ranks.
-2.971 a
.00 3
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh angka Sig.(2-tailed) sebesar 0,003. Oleh karena angka signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima. dengan kata lain, nilai rata-rata pretest kelas eksperimen dan kontrol berbeda secara signifikan.
LAMPIRAN 17
130
Uji Hipotesis Data Posttest Ho : µA = µB Ha : µA
µB
Keterangan : Ho
: Hipotesis
nol, tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap
hasil belajar IPA siswa Ha
:
Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar IPA siswa
µA : Nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah diajarkan dengan menggunakan
kooperatif tipe
jigsaw pembelajaran cahaya µB : Nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah diajarkan dengan menggunakan
konvensional
Uji hipotesis dan data posttest dilakukan dengan menggunakan uji Non parametris pada program SPSS 17.0, karena uji prasyarat analisis menunjukkan data berdistribusi tidak normal dan tidak homogen. Langkah-langkah melakukan uji Non parametris adalah sebagai berikut: 1. Input data yang akan dianalisis. Pada Variabel View Input, variabel kelas dan variabel nilai. Khusus untuk variabel kelas kita akan melakukan pengelompokkan serta pmberian kode (koding) bagi kelas eksperimen 1 dan kelas kontrol 2. 2. Pada menu Analyze pilih Nonparametric, kemudian pilih Two Related Samples Tests. 1. Pindahkan variable pretest kontrol pada kolom sebelah kiri ke kolom Test Variable (1) dan pada kolom Test Variable (2) yang berada di sebelah kanan, demikian pula variabel kelas dipindahkan ke kolom Test Pairs. 2. Klik data yang ada di sebelah kiri, kemudian isi variable 1 dengan posttest kontrol dan variable 2 dengan ekperimen posttest. 3. Klik Option pilih tingkat kepercayaan 95% serta Eclude Case Analysis By Analysis 4. Untuk Test Type biarkan saja dengan tanda centang ( ) di bagian Wilcoxon 5. Klik OK.
131
Kriteria pengujian: a. Sig.(2-tailed) > 0,05, maka Ho diterima. Artinya, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah diajarkan menggunakan pembelajaran cahaya sama dengan yang diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. b. Sig.(2-tailed) < 0,05, maka Ho diterima. Artinya, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah diajarkan menggunakan pembelajaran cahaya
tidak sama
dengan yang diajarkan
menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil uji hipotesis nilai posttest ialah sebagai berikut: Test Statisticsb Kon_Pos Eks_Pos Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Based on positive ranks.
-4.206 a
.00 0
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh angka Sig.(2-tailed) sebesar 0,000. Apabila Nilai Sig.(2tailed) sebesar 0,000 < 0,05 maka Ha diterima. Artinya, nilai rata-rata posttest hasil belajar IPA yang telah diajarkan menggunakan pembelajaran cahaya tidak sama dengan yang diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional.
132
LAMPIRAN 18
TABEL DISTRIBUSI PRETEST DAN POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
Tabel distribusi pretest kelas eksperimen Descripti ves Statistic Eks_Pre
Std. Erro r
Mean
58.76
95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound
54.73
5% Trimmed Mean
59.48
Median
60.00
Variance
1.997
62.78
179.507
Std. Deviat ion
13.398
Minimu m
2
Maximu m
0
Range
8
Interquartile Range
0
Skewness
6
Kurtosis
0
.354
.695
1 8
Tabel distribusi pretest kelas kontrol Descripti ves
Kon_Pre
-.875 .483 Statistic Std. Erro r
Mean
55.56
95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound
50.44
5% Trimmed Mean
55.16
Median
52.00
Variance Std. Deviat ion
2.540
60.67
290.343 17.039
Minimu m
2
Maximu m
0
Range
9
Interquartile Range
2
Skewness
7
Kurtosis
2 2 8 .398 -.384
.354
.695
133
Tabel Distribusi Postest Kelas Eksperimen Descripti ves Statistic Eks_Pos
Std. Erro r
Mean
67.56
95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound
64.10
5% Trimmed Mean
68.74
Median
72.00
Variance
1.716
71.01
132.525
Std. Deviat ion
11.512
Minimu m
2
Maximu m
4
Range
8
Interquartile Range
0
Skewness
5
Kurtosis
6
.354
.695
1 4
Tabel distribusi postest kelas kontrol Descripti ves
-1.602 3.681 Statistic
Kon_Pos
Mean 95% Confidence Interval for Mean
Std. Erro r
60.44 Lower Bound Upper Bound
55.19 65.70
5% Trimmed Mean
60.44
Median
60.00
Variance Std. Deviat ion
2.609
306.343 17.503
Minimu m
24
Maximu m
96
Range
72
Interquartile Range
28
Skewness
.131
.354
Kurtosis
-.660
.695
134 LAMPIRAN 19 Analisis Hasil Uji Coba Instrume n SKOR DATA DIBOBOT Jumlah Subyek Butir soal Bobot untuk jawaban benar Bobot untuk jawaban salah No Urt No Subyek 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 13 13 14 14 15 15 16 16 17 17 18 18 19 19 20 20 21 21 22 22 23 23 24 24 25 25 26 26 27 27 28 28 29 29 30 30
= 30 = 45 =1 =0
Kode/Nama Benar Salah Kosong Satria... 10 35 0 Zeovan... 12 33 0 Muhamm... 14 31 0 Hasby Y 16 29 0 Praja H 18 27 0 Muhamm... 19 26 0 Shinta... 19 26 0 Vina A 19 26 0 Muhamm... 19 26 0 Bagus ...212402121 Abdhi ...212402121 Afifah... 22 23 0 Fikri N 23 22 0 Alicia... 23 22 0 Saresi... 23 22 0 Wina O... 23 22 0 Adinda... 27 18 0 Anggie... 27 18 0 Vira S... 26 19 0 Yazeed... 26 19 0 Sadam A 27 18 0 Karina 27 18 0 Suci S... 27 18 0 Difa I... 31 14 0 Risa R... 30 15 0 Ahmad ...321303232 Hudan ...331203333 Mutiar... 35 10 0 Delilah 34 11 0 Laili ...36903636
Skr Asli 10 12 14 16 18 19 19 19 19
Skr Bobot 10 12 14 16 18 19 19 19 19
22 23 23 23 23 27 27 26 26 27 27 27 31 30
22 23 23 23 23 27 27 26 26 27 27 27 31 30
35 34
35 34
135 LAMPIRAN 20 Analisis Hasil Uji Coba Instrume n RELIABILITAS TES Rata2= 24.00 Simpang Baku= 6.73 KorelasiXY= 0.66 Reliabilitas Tes= 0.80 No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
No. Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Satria Ilham R 7 Zeovanca Andr... 6 Muhammad Anwar S 9 Hasby Y 7 Praja H 12 Muhammad Nur F 13 Shinta Arnanda 11 Vina A 11 Muhammad Kadafi 10 Bagus Putra 12 Abdhi Karunia I 11 Afifah fitriah 12 Fikri N 13 Alicia Cinta A 10 Saresika Hana P 12 Wina Oktaviani 10 Adinda Cordia P 12 Anggie Dewi L 12 Vira Sabrina 12 Yazeed Ghinan A 12 Sadam A 13 Karina 15 Suci Sulistia 17 Difa Ilham C 18 Risa Risma W 13 Ahmad Nurofai 16 Hudan Al qish... 16 Mutiara Al zahwa 17 Delilah 16 Laili Nisrina 17
Skor Genap Skor Total 3 10 6 12 5 14 9 16 6 18 6 19 8 19 8 19 9 19 9 21 10 21 10 22 10 23 13 23 11 23 13 23 15 27 15 27 14 26 14 26 14 27 12 27 10 27 13 31 17 30 16 32 17 33 18 35 18 34 19 36
136 LAMPIRAN 21 Analisis Hasil Uji Coba Instrume n KELOMPOK UNGGUL DAN ASOR Kelompok Unggul No.Urut No Subyek 1 30 2 28 3 29 4 27 5 26 6 24 7 25 8 17 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Laili Nisrina Mutiara Al zahwa Delilah Hudan Al qish... Ahmad Nurofai Difa Ilham C Risa Risma W Adinda Cordia P
Skor 36 35 34 33 32 31 30 27
1 1 1 1 1 1 1 1 1 8
No.Urut No Subyek 1 30 2 28 3 29 4 27 5 26 6 24 7 25 8 17 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Laili Nisrina Mutiara Al zahwa Delilah Hudan Al qish... Ahmad Nurofai Difa Ilham C Risa Risma W Adinda Cordia P
Skor 36 35 34 33 32 31 30 27
8 1 1 1 1 1 1 6
No.Urut No Subyek 1 30 2 28 3 29 4 27 5 26 6 24 7 25 8 17 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Laili Nisrina Mutiara Al zahwa Delilah Hudan Al qish... Ahmad Nurofai Difa Ilham C Risa Risma W Adinda Cordia P
Skor 15 36 1 35 1 34 1 33 1 32 1 31 1 30 27 1 7
2 1 1 1 1 4
Butir Soal 3 4 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 - 1 7 4 7
Butir Soal 9 10 11 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 6 8 8
16 1 1 1 1 1 1 6
17 1 1 1 1 1 1 1 1 8
6 1 1 1 3
13 1 1 1 1 1 1 1 1 8
Butir Soal 18 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 8
20 1 1 1 1 1 1 1 7
7 1 1 1 1 1 1 6
14 1 1 1 1 1 1 1 1 8
21 1 1 1 1 1 1 6
137
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek 1 30 Laili Nisrina 2 28 Mutiara Al zahwa 3 29 Delilah 4 27 Hudan Al qish... 5 26 Ahmad Nurofai 6 24 Difa Ilham C 7 25 Risa Risma W 8 17 Adinda Cordia P Jml Jwb Benar
No.Urut No Subyek 1 30 2 28 3 29 4 27 5 26 6 24 7 25 8 17 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Laili Nisrina Mutiara Al zahwa Delilah Hudan Al qish... Ahmad Nurofai Difa Ilham C Risa Risma W Adinda Cordia P
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek 1 30 Laili Nisrina 2 28 Mutiara Al zahwa 3 29 Delilah 4 27 Hudan Al qish... 5 26 Ahmad Nurofai 6 24 Difa Ilham C 7 25 Risa Risma W 8 17 Adinda Cordia P Jml Jwb Benar
Skor 22 23 36 1 1 35 1 1 34 1 1 33 1 32 1 1 31 1 1 30 1 27 1 8 5
Skor 29 30 36 1 35 1 1 34 1 33 1 32 1 1 31 1 1 30 - 1 27 - 1 3 8
24 1 1 1 1 1 1 1 1 8
Butir Soal 25 26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 6
27 1 1 1 1 1 1 6
28 1 1 1 1 4
31 1 1 1 1 1 1 1 1 8
Butir Soal 32 33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 7
34 1 1 1 1 1 1 1 1 8
35 1 1 1 1 4
Butir Soal 39 40 1 1 1 1 1 1 1 0 7
41 0
42 1 1
Skor 36 37 38 36 - 1 1 35 1 1 1 34 - - 1 33 - 1 1 32 1 - 31 1 1 30 - 1 1 27 - 1 1 3 6 6
138
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek 1 30 Laili Nisrina 2 28 Mutiara Al zahwa 3 29 Delilah 4 27 Hudan Al qish... 5 26 Ahmad Nurofai 6 24 Difa Ilham C 7 25 Risa Risma W 8 17 Adinda Cordia P Jml Jwb Benar
Butir Soal Skor 43 44 45 36 - 1 35 - 1 34 - 1 33 - 1 32 - - 31 - - 30 - 1 27 - 1 0 6 0
Kelompok Asor No.Urut No Subyek 1 7 2 8 3 9 4 5 5 4 6 3 7 2 8 1 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Shinta Arnanda Vina A Muhammad Kadafi Praja H Hasby Y Muhammad Anwar S Zeovanca Andr... Satria Ilham R
No.Urut No Subyek 1 7 2 8 3 9 4 5 5 4 6 3 7 2 8 1 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Shinta Arnanda Vina A Muhammad Kadafi Praja H Hasby Y Muhammad Anwar S Zeovanca Andr... Satria Ilham R
Butir Soal Skor 1 2 3 4 5 6 19 1 - 1 - 1 19 1 - 1 - 1 19 1 - 1 - 1 18 1 - 1 - 1 16 1 - 1 - 1 14 1 - 1 - 1 12 1 - 1 - 1 10 1 - 1 - 1 8 0 8 0 8 0
Skor 8 19 1 19 1 19 1 18 1 16 14 12 10 4
7 1 1 1 1 1 1 1 7
Butir Soal 9 10 11 12 13 14 1 - 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 - - - 1 1 1 - 1 - - 1 - 1 1 5 2 6 6 6 4
139
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek 1 7 Shinta Arnanda 2 8 Vina A 3 9 Muhammad Kadafi 4 5 Praja H 5 4 Hasby Y 6 3 Muhammad Anwar S 7 2 Zeovanca Andr... 8 1 Satria Ilham R Jml Jwb Benar
Butir Soal Skor 15 16 17 18 19 20 21 19 1 1 1 1 1 - 19 1 1 1 1 1 - 19 1 1 1 1 1 1 18 1 1 - - 1 1 1 16 - - - 1 - 14 1 - 1 1 - 1 1 12 - - - - - - 1 10 1 - - - - 1 1 6 4 4 5 4 4 4
No.Urut No Subyek 1 7 2 8 3 9 4 5 5 4 6 3 7 2 8 1 Jml Jwb Benar
Butir Soal Skor 22 23 24 25 26 27 28 19 - - 1 - - - 19 - - 1 - - - 19 1 - 1 - - - 18 - - - - - - 16 1 1 1 - - - 1 14 - - - - - - 12 1 - 1 - - - 1 10 - - - - - - 3 1 5 0 0 0 2
No.Urut No Subyek 1 7 2 8 3 9 4 5 5 4 6 3 7 2 8 1 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Shinta Arnanda Vina A Muhammad Kadafi Praja H Hasby Y Muhammad Anwar S Zeovanca Andr... Satria Ilham R
Kode/Nama Subyek Shinta Arnanda Vina A Muhammad Kadafi Praja H Hasby Y Muhammad Anwar S Zeovanca Andr... Satria Ilham R
Skor 29 19 19 19 18 16 14 12 10 0
Butir Soal 30 31 32 33 34 35 - 1 1 - - - - 1 1 - - 1 - - 1 1 - 1 1 - - 1 - - 1 - 1 - - - - - - 2 3 4 1 2
0
140
No.Urut No Subyek 1 7 2 8 3 9 4 5 5 4 6 3 7 2 8 1 Jml Jwb Benar
No.Urut No Subyek 1 7 2 8 3 9 4 5 5 4 6 3 7 2 8 1 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek Shinta Arnanda Vina A Muhammad Kadafi Praja H Hasby Y Muhammad Anwar S Zeovanca Andr... Satria Ilham R
Butir Soal Skor 36 37 38 39 40 41 42 19 - - - - 1 - 19 - - - - 1 - 19 - - - - - - 18 - 1 - - - - 16 - - - - 1 - 14 - 1 1 - - - 12 - - - - 1 - 10 - - - - - - 0 2 1 0 4 0 0
Kode/Nama Subyek Shinta Arnanda Vina A Muhammad Kadafi Praja H Hasby Y Muhammad Anwar S Zeovanca Andr... Satria Ilham R
Butir Soal Skor 43 44 45 19 - - 19 - - 19 - - 18 - - 16 - 1 14 - - 12 - - 10 - 1 0 2 0
141 LAMPIRAN 22 Analisis Hasil Uji Coba Instrume n DAYA PEMBEDA
No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Kel. Atas 8 4 7 4 7 3 6 6 7 6 8 8 8 8 7 6 8 8 8 7 6 8 5 8 6 6 6 4 3 8 8 8 7 8 4 3 6 6
Kel. Bawah 8 0 8 0 8 0 7 4 5 2 6 6 6 4 6 4 4 5 4 4 4 3 1 5 0 0 0 2 0 2 3 4 1 2 0 0 2 1
Beda Indeks DP (%) 0 0.00 4 50.00 -1 -12.50 4 50.00 -1 -12.50 3 37.50 -1 -12.50 2 25.00 2 25.00 4 50.00 2 25.00 2 25.00 2 25.00 4 50.00 1 12.50 2 25.00 4 50.00 3 37.50 4 50.00 3 37.50 2 25.00 5 62.50 4 50.00 3 37.50 6 75.00 6 75.00 6 75.00 2 25.00 3 37.50 6 75.00 5 62.50 4 50.00 6 75.00 6 75.00 4 50.00 3 37.50 4 50.00 5 62.50
142 No Butir Baru 39 40 41 42 43 44 45
No Butir Asli 39 40 41 42 43 44 45
Kel. Atas 0 7 0 1 0 6 0
Kel. Bawah 0 4 0 0 0 2 0
Beda 0 3 0 1 0 4 0
Indeks DP (%) 0.00 37.50 0.00 12.50 0.00 50.00 0.00
143 LAMPIRAN 23 Analisis Hasil Uji Coba Instrume n TINGKAT KESUKARAN No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Jml Betul 30 4 28 4 26 3 25 22 24 15 27 27 27 25 25 23 25 27 26 23 13 18 7 20 8 8 9 10 5 20 25 25 18 20 4 3 20 15 0
Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 100.00 Sangat Mudah 13.33 Sangat Sukar 93.33 Sangat Mudah 13.33 Sangat Sukar 86.67 Sangat Mudah 10.00 Sangat Sukar 83.33 Mudah 73.33 Mudah 80.00 Mudah 50.00 Sedang 90.00 Sangat Mudah 90.00 Sangat Mudah 90.00 Sangat Mudah 83.33 Mudah 83.33 Mudah 76.67 Mudah 83.33 Mudah 90.00 Sangat Mudah 86.67 Sangat Mudah 76.67 Mudah 43.33 Sedang 60.00 Sedang 23.33 Sukar 66.67 Sedang 26.67 Sukar 26.67 Sukar 30.00 Sukar 33.33 Sedang 16.67 Sukar 66.67 Sedang 83.33 Mudah 83.33 Mudah 60.00 Sedang 66.67 Sedang 13.33 Sangat Sukar 10.00 Sangat Sukar 66.67 Sedang 50.00 Sedang 0.00 Sangat Sukar
144 No Butir Baru 40 41 42 43 44 45
No Butir Asli 40 41 42 43 44 45
Jml Betul 20 0 1 0 15 0
Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 66.67 Sedang 0.00 Sangat Sukar 3.33 Sangat Sukar 0.00 Sangat Sukar 50.00 Sedang 0.00 Sangat Sukar
145 LAMPIRAN 24 Analisis Hasil Uji Coba Instrume n KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Korelasi NAN 0.548 -0.182 0.533 -0.163 0.470 -0.149 0.262 0.340 0.373 0.353 0.302 0.319 0.568 0.108 0.310 0.514 0.537 0.652 0.298 0.234 0.493 0.512 0.406 0.718 0.718 0.637 0.192 0.432 0.620 0.622 0.541 0.709 0.694 0.533 0.437 0.374 0.473 NAN
Signifikansi NAN Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan NAN
146 No Butir Baru 40 41 42 43 44 45
No Butir Asli 40 41 42 43 44 45
Korelasi 0.342 NAN 0.253 NAN 0.353 NAN
Signifikansi Signifikan NAN NAN Signifikan NAN
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208 Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
147 LAMPIRAN 25 Analisis Hasil Uji Coba Instrume n KUALITAS PENGECOH No Butir Baru No Butir Asli 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 13 13 14 14 15 15 16 16 17 17 18 18 19 19 20 20 21 21 22 22 23 23 24 24 25 25 26 26 27 27 28 28 29 29 30 30 31 31 32 32 33 33 34 34 35 35 36 36 37 37 38 38 39 39
a 0 4** 1+ 12+ 1+ 3** 1+ 2+ 2++ 4++ 1++ 0-27** 1+ 2++ 3+ 1+ 1++ 2+ 23** 4+ 4++ 7++ 4++ 6++ 9++ 5+ 10** 8++ 3++ 2++ 1+ 4++ 3++ 10++ 3** 15++ 14+
b 0 10++ 1+ 4** 26** 10++ 25** 3++ 2++ 5++ 1++ 27** 2-1+ 25** 2++ 3-2-26** 411-3+ 8++ 3++ 8** 7++ 9** 117++ 2+ 1+ 25** 4++ 3++ 4** 13+ 20** 5++ 9++
c 30** 6+ 28** 11+ 1+ 9++ 3-22** 2++ 15** 1++ 2-1++ 3-2++ 23** 1+ 27** 1+ 2++ 25++ 7** 20** 8++ 6++ 9+ 7++ 5** 5+ 25** 3-4++ 20** 11+ 7++ 8--15** 7+
d 0 10++ 0-32+ 8++ 1+ 3++ 24** 6++ 27** 1++ 0-25** 1+ 2++ 25** 0-1+ 113** 18** 8++ 3++ 8++ 8** 7++ 210++ 20** 2++ 1+ 18** 4++ 5+ 7++ 15++ 0**
* 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
148 No Butir Baru No Butir Asli 40 40 41 41 42 42 43 43 44 44 45 45
Keterangan: ** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik + : Baik : Kurang Baik -: Buruk --: Sangat Buruk
a 20** 9++ 5+ 14+ 6++ 0**
b 6-0** 10++ 7+ 4++ 12++
c 1161** 9++ 5++ 11++
d 3++ 514+ 0** 15** 7+
* 0 0 0 0 0 0
149 LAMPIRAN 25 Analisis Hasil Uji Coba Instrume n REKAP ANALISIS BUTIR Rata-rata Simpang Baku KorelasiXY Reliabilitas Tes Butir Soal Jumlah Subyek
= 24.00 = 6.73 = 0.66 = 0.80 = 45 = 30
Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) 1 1 0.00 2 2 50.00 3 3 -12.50 4 4 50.00 5 5 -12.50 6 6 37.50 7 7 -12.50 8 8 25.00 9 9 25.00 10 10 50.00 11 11 25.00 12 12 25.00 13 13 25.00 14 14 50.00 15 15 12.50 16 16 25.00 17 17 50.00 18 18 37.50 19 19 50.00 20 20 37.50 21 21 25.00 22 22 62.50 23 23 50.00 24 24 37.50 25 25 75.00 26 26 75.00 27 27 75.00 28 28 25.00 29 29 37.50 30 30 75.00 31 31 62.50 32 32 50.00
T. Kesukaran Sangat Mudah Sangat Sukar Sangat Mudah Sangat Sukar Sangat Mudah Sangat Sukar Mudah Mudah Mudah Sedang Sangat Mudah Sangat Mudah Sangat Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sangat Mudah Sangat Mudah Mudah Sedang Sedang Sukar Sedang Sukar Sukar Sukar Sedang Sukar Sedang Mudah Mudah
Korelasi NAN 0.548 -0.182 0.533 -0.163 0.470 -0.149 0.262 0.340 0.373 0.353 0.302 0.319 0.568 0.108 0.310 0.514 0.537 0.652 0.298 0.234 0.493 0.512 0.406 0.718 0.718 0.637 0.192 0.432 0.620 0.622 0.541
Sign. Korelasi NAN Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan
150 Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) 33 33 75.00 34 34 75.00 35 35 50.00 36 36 37.50 37 37 50.00 38 38 62.50 39 39 0.00 40 40 37.50 41 41 0.00 42 42 12.50 43 43 0.00 44 44 50.00 45 45 0.00
T. Kesukaran Sedang Sedang Sangat Sukar Sangat Sukar Sedang Sedang Sangat Sukar Sedang Sangat Sukar Sangat Sukar Sangat Sukar Sedang Sangat Sukar
Korelasi 0.709 0.694 0.533 0.437 0.374 0.473 NAN 0.342 NAN 0.253 NAN 0.353 NAN
Sign. Korelasi Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan NAN Signifikan NAN NAN Signifikan NAN
Lampiran 27
151
Lampiran 28
152
Lampiran 29
153
Lampiran 30
154
Lampiran 31
155
156
157
158
159