PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MINDS-ON HANDS-ON ACTIVITY TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PRAYA BARAT TAHUN AJARAN 2015/2016
JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram
OLEH: RENA ISWARI NIM. E1M 012 054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MINDS-ON HANDS-ON ACTIVITY TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PRAYA BARAT TAHUN AJARAN 2015/2016 THE EFFECT OF INQUIRY LEARNING MODEL WITH MINDS-ON HANDS-ON ACTIVITY TOWARDS CHEMISTRY LEARNING OUTCOME OF GRADE X STUDENTS OF SMAN 1 PRAYA BARAT ACADEMIC YEAR IN 2015/2016
Rena Iswari1*, Agus Abhi Purwoko1, Lalu Rudyat Telly Savalas1 Universitas Mataram, Mataram, 83125 email:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri dengan minds-on hands-on activity terhadap hasil belajar kimia siswa kelas X SMAN 1 Praya Barat Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experimental) dengan desain nonequivalent group pretest-posttest design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMAN 1 Praya Barat yang berjumlah 247 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling. Sampel yang terpilih yaitu kelas X2 sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan model pembelajaran inkuiri dengan minds-on hands-on activity dan kelas X1 sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan model pembelajaran langsung(direct instruction). Pengujian hipotesis menggunakan Anakova pada taraf signifikan 5% menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel yaitu 6,33 > 4,00. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri dengan minds-on hands-on activity memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar kimia siswa kelas X SMA Negeri 1 Praya Barat Tahun Ajaran 2015/2016. Kata Kunci: model pembelajaran, model inkuiri, minds-on hands-on activity, hasil belajar.
ABSTRACT In this study, the effect of inquiry learning model with minds-on hands-on activity towards chemistry learning outcomes of grade X student of SMAN 1 Praya Barat in academic year of 2015/2016 was investigated. This study was tested investigated was a quasi experiment with a nonequivalent group pretest-posttest design. The population of this research were all grade X students of SMAN 1 Praya Barat consisting of 247 students, and the sampling technique used in this research was non probability sampling technique. Class X2 was selected as the experiment class and class X1 was selected as the control class in which the direct intruction model was applied. The hypothesis tested using anacova test at significant level of 5% showed that F-count is higher than F-table, i.e 6.33 and 4.00, respectively. Based on this result, it can be concluded that inquiry learning model with minds-on hands-on activity gave better effect towards chemistry learning outcome for grade X students of SMAN 1 Praya Barat in academic year of 2015/2016 . Key words: Learning model, inquiry model, minds-on hands-on activity, learning outcomes.
PENDAHULUAN Salah satu faktor yang berhubungan langsung dengan hasil belajar adalah penggunaan metode pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran, sebagaimana banyak dijumpai di tempat lain, pembelajaran seringkali dilakukan menggunakan metode ceramah yang didominasi oleh guru dan siswa hanya mencatat serta mendengarkan sehingga siswa menjadi tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran. Model pembelajaran yang dipandang mampu mengembangkan hasil belajar siswa yaitu model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran inkuiri menurut Colburn (2000) dalam Suarnithi (2012) tidak hanya mendikte tentang konsep, tetapi mendorong pengalaman belajar siswa untuk memahami konsep-
konsep ilmiah, yang dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam, membuat konsep lebih lama diingat dan bermakna bagi siswa. Dalam proses pembelajaran inkuiri, siswa secara individu atau kelompok termotivasi untuk melakukan aktivitas masing-masing karena mereka harus menghasilkan produk yang berbeda untuk dijadikan satu dalam laporan kerja kelompok. Model pembelajaran inkuiri memberikan kebebasan dan kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi dengan mengumpulkan fakta-fakta melalui kegiatan observasi ataupun eksperimen sehingga dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap konsep yang dipelajari (Marheni, 2012). Purwanto (2012) mengatakan bahwa 72,73 siswa dapat memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Bruck and Towns (2009) says that inquiry has been defined as “a pedagogical method that combines hands-on activities with student centered discussion and discovery of concept”. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa inkuiri didefinisikan sebagai metode pedagogis yang menggabungkan kegiatan keterampilan fisik (keterampilan praktikum) dengan kegiatan diskusi yang berpusat pada siswa (student centered) dan penemuan konsep oleh siswa itu sendiri. Robello & Zolman (1999) dalam Manurung (2010) menyatakan bahwa kegiatan tangan didasarkan pada penggunaan gadget sehari-hari, perakitan sederhana atau biaya rendah.Peralatan dapat ditemukan dan dirakit dengan sangat mudah.Dengan demikian, hands-on activity adalah kegiatan eksperimen siswa untuk menemukan pengetahuan secara langsung melalui pengalaman sendiri, mengkontruksi pemahaman dan pengertian pengetahuan. Menurut Ates & Eryilmaz (2011) dalam manurung (2010) “Minds-on activity adalah aktivitas berpusat pada konsep inti, dalam hal ini siswa mengembangkan proses berpikir (secara mental) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan untuk menemukan konsep pengetahuan dan memahaminya dalam kehidupan sehari-hari”. Sehingga, dari pemaparan oleh para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa model inkuiri
dengan minds-on hands-on activity merupakan suatu cara yang digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran dengan mengarahkan siswa untuk belajar lebih mandiri. Proses pembelajaran tersebut dapat dilakukan secara individual maupun secara berkelompok. Model tersebut dapat meningkatkan keaktifan siswa dengan memberikan siswa peran dan tanggung jawab dalam pembelajaran.
METODE PENELITIAN Subyek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Praya Barat kelas X semester genap tahun ajaran 2015/2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental design) dengan desain Nonequivalent Control Group Design (Rancangan Kelompok Nonekuivalen) dimana pemilihan kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen tidak dipilih secara random.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri Praya Barat yang berjumlah 247 siswa. Dan sampel yang diambil adalah dua kelas yaitu kelas eksperimen diberikan perlakuan model pembelajaran inkuri dengan minds-on hands-on activity dan kelas kontrol diberikan perlakuan model pembelajaran langsung yaitu Direct Intruction.Teknik pengambilan sampel secara Purposive Sampling (Sugiono, 2012). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes, untuk mengukur aspek pengetahuan kognitif siswa dalam bentuk soal pilihan ganda untuk pretest dan uraian untuk postest. Instrumen yang telah diuji validitas, yang berjumlah 20 soal untuk pretest dan 10 soal untuk postest. Pada awal penelitian dilakukan pretest terhadap kedua kelas dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, kemudian diakhir penelitian dilakukan posttest terhadap kedua kelas untuk mendapatkan data akhir serta untuk menentukan sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan model inkuiri dengan minds-on hands-on activity. Penerapan model pembelajaran dilakukan sebanyak 7 kali pertemuan selama 2
jam pelajaran setiap kali pertemuan (2x 45 menit).Adapun bentuk rancangan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Rancangan Penelitian Kelas Eksperimen
Pretest Ya
Kontrol
Ya
Perlakuan Posttest Model inkuiri dengan minds-on Ya hands-on activity Pembelajaran langsung (Direct Ya Instruction) (Setyosari:2012)
Analisis data menggunakan Aiken’s V untuk mengetahui validitas isi instrumen, pemodelan Rasch untuk mengetahui reliabilitas instrumen serta nilai logit siswa serta statistik anacova untuk menguji hipotesis penelitian.Pemodelan Rasch merupakan langkah pengolahan data yang mengutamakan prinsip utama pengukuran yang sebenarnya yaitu menggunakan instrumen yang memiliki skala, satuan, titik tolak dan bersifat linear (seperti garis lurus).Oleh karena itu, tidak perlu melakukan uji Normalitas maupun Uji Homogenitas karena prinsipnya adalah
pengukuran
yang
dilakukan
sudah
dalam
ranah
normal
dan
homogen.Kemudian dilakukan uji hipotesis dengan uji anacova untuk mengetahui hasil penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun yang menjadi fokus pengamatan pada penelitian ini adalah hasil belajar kimia khususnya nilai kognitif siswa yang dapat dicapai siswa setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan model inkuiri dengan minds-on handson activity. Pemilihan pembelajaran menggunakan model inkuiri dengan minds-on hands-on activity pada kelas eksperimen bertujuan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami konsep-konsep pembelajaran kimia terutama pada materi reaksi oksidasi dan reduksi. Siswa diharapkan tidak lagi menghafal dan menerima suatu konsep dari guru melainkan menemukan dan memahami konsep-konsep dari kegiatan yang dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung sehingga membuat
siswa lebih lama mengingat dan merasa diberi tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam hal ini adalah dengan melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan pembelajaran dan dengan mengaitkan materi yang diajarkan dengan peristiwa-peristiwa yang ada dilingkungan sekitar yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Adapun sintaks pembelajaran menggunakan model inkuiri dengan minds on-hands on activity yang diterapkan dikelas eksperimen
mengikuti tahapan-tahapan
pembelajaran inkuiri yaitu merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan membuat kesimpulan (Gulo,2000) dalam Al-Thabany (2014). Berdasarkan analisis data pretest dan posttest, nilai rata-rata pretest yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 18,23 sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh untuk kelas kontrol sebesar 16,61. Sedangkan nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 50,06, sedangkan untuk kelas kontrol memperoleh nilai ratarata sebesar 46,45. Selisih antara nilai pretest dan nilai posttest ditunjukkan pada Grafik 1 di bawah ini. Grafik 1 Nilai Rata-rata Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Grafik 5.1 Nilai Rata-rata Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 60 Nilai rata-rata
50 40
30
kelas eksperimen
20
kelas kontrol
10 0 pretest
posttest
Uji statistik yang digunakan yaitu uji anakova. Pada proses perhitungan, data pretest dijadikan sebagai kovariat. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai Fhitung sebesar 6,33, kemudian dikonsultasikan dengan Ftabel sebesar 4,00 pada
taraf signifikan 5%. Nilai Fhitung> Ftabel menunjukkan bahwa hipotesis (Ho) ditolak dan hipotesis (Ha) diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa model inkuiri dengan kegiatan minds-on hands-on activity memberikan pengaruh yang yang lebih baik terhadap hasil belajar kimia siswa kelas X SMAN 1 Praya Barat Tahun Ajaran 2015/2016”. Keberhasilan tersebut didukung juga oleh perilaku siswa pada kedua kelas yang semakin hari semakin baik dan beberapa faktor yang terjadi pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas. Seperti halnya pada kelas eksperimen, sebagian besar siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran sangat antusias dalam belajar, hal ini ditandai dengan adanya siswa yang aktif bertanya ketika mengikuti pembelajaran, aktif berdiskusi dan bekerja sama dengan baik bersama anggota kelompoknya dalam menjawab LKS maupun tugas yang diberikan secara berkelompok serta dalam melaksanakan praktikum dan aktif mencari tahu jawaban dari permasalahan yang diberikan dengan cara membaca literatur seperti buku kimia yang terdapat di sekolah tersebut. Berbeda halnya dengan kelas kontrol, meskipun pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol langsung menerima materi pembelajaran dari peneliti, keadaan siswa sangat tidak kondusif seperti ketika peneliti menjelaskan materi pembelajaran sebagian siswa memperhatikan penjelasan peneliti dan sebagiannya lagi mengerjakan yang lain seperti mengobrol dengan temannya dan keluar dari kelas supaya tidak mengikuti kegiatan pembelajaran. Peneliti melengkapi penggunaan model inkuiri dengan minds-on hands-on activity pada kelas eksperimen menggunakan lembar kerja siswa (LKS), yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran, dimana setiap LKS yang dibagikan pada saat diskusi berlangsung saling berkaitan satu sama lain sehingga lebih mudah dalam pengerjaannya dan dilengkapi dengan beberapa contoh soal untuk memperkuat konsep yang didapat dalam LKS. Menurut Hamdani (2011) tujuan dari diberikannya LKS ini sendiri yaitu untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar serta mampu membimbing siswa untuk memproses hasil belajarnya yakni membuktikan atau menemukan konsep
yang dipelajarinya, selain itu akan memperkaya konsep yang telah dipelajari untuk diterapkan didalam kehidupan nyata.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dengan minds-on hands-on activity memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar kimia pada materi reaksi oksidasi dan reduksi siswa kelas X SMAN 1 Praya Barat Tahun Ajaran 2015/2016.
DAFTAR PUSTAKA [1] Al-Tabany, T. 2014. Mendesain Model pembelajaran Inovatif, Progresif, dan kontekstual. Surabaya: Prenasdamedia Group. [2] Colburn, A. 2000. An Inquiry primer.Science Scope, Maret 2000. [3] Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. Pustaka Setia. [4] Marheni, N.P., I Wayan, M & I Nyoman, T. 2014. Studi Komparasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Pembelajaran Sains SMP. E-jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha program Studi IPA. Vol. 4. Hal: 1-11. [5] Purwanto, A. 2012. Kemampuan Berpikir Logis Siswa SMA Negeri 8 Kota Bengkulu dengan Menerapkan Model Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Fisika. Jurnal Exacta. Vol. X. No. 2. Hal: 133-135. [6] Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. [7] Suanithi, Ni Nengah. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Bebas dalam meningkatkan Penguasaan Konsep Biologi dan Keyakinan Diri Siswa SMA dalam Pembelajaran Biologi. Tesis (tidak diterbitkan). Singaraja: Universitas pendidikan Ganesha. [8] Sugiyono.2012. Statistika untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta. [9] Sumintono, Bambang & Widhiarso, Wahyu. 2015. Aplikasi Pemodelan Rasch pada Assessment Pendidikan.Cimahi. Trim Komunikata.