PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS METODE PICTORIAL RIDDLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATUDAA PADA MATERI CAHAYA Ika Nurseptia, Nawir Sune*, Citron S.Payu** Jurusan Fisika, Program Studi S1, Pend. Fisika F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK
Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimen. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan model pembelajaran inkuiri berbasis metode pictorial riddle dengan yang menggunakan model pembelajaran kooperatif pada materi cahaya?”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri berbasis metode pictorial riddle dan yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas VIII1 dan VIII2 Dalam penelitian ini digunakan desain eksperimen pretest-posttest Control Group Design. Penelitian ini dilakukan dengan membagi siswa menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan instrument tes uraian. Teknik pengolahan data kuantitatif. Bedasarkan kriteria pengujian yang digunakan diperoleh bahwa terdapat perbedaan yang berarti pada hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis maka diperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 10,57 > 4,15 yang berarti menerima hipotesis (H1 diterima). Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran inkuiri berbasis metode pictorial riddle dan yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Kata Kunci : Inkuiri, Pictorial Riddle, Hasil Belajar. 1. PENDAHULUAN Pemahaman siswa yang rendah tentang fisika salah satunya dikarenakan oleh pembelajaran yang masih terpusat pada guru dan siswa dapat dikatakan hanya mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru serta mencatat hal-hal yang dianggap penting saja. Selama proses pembelajaran, guru lebih banyak memberikan ceramah berupa penyampaian produk sains. Hal ini membuat siswa kurang terlatih untuk mengembangkan daya fikir mereka dalam mengembangkan aplikasi konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata, sedangkan dalam pembelajaran fisika tak cukup dengan hanya menekankan pada produk, tetapi yang lebih penting adalah proses untuk membuktikan atau mendapatkan suatu teori atau hukum melalui 1
kegiatan ilmiah. Banyak cara dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan dimana peserta didik dapat mengembangkan aktivitas dan kreativitas belajarnya secara optimal, sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Beberapa alternatif model yang dapat digunakan salah satunya adalah model pembelajaran inkuiri berbasis metode pictorial riddle. Salah satu upaya untuk memecahkan masalah rendahnya pemahaman siswa yang berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa itu sendiri adalah dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri berbasis metode pictorial riddle yang diharapkan mampu memacu aktivitas dan kreativitas siswa sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep terhadap suatu materi sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. “Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut diatas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah melainkan komprehensif.” Suprijono (2009:7). Menurut Bloom dalam Suprijono (2009:6) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan),
analysis
(menguraikan,
menentukan
hubungan,
Shyntesis
(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru) dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan routinized. “Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang melatih siswa untuk belajar menemukan masalah, mengumpulkan, mengorganisasi dan memecahkan masalah, dapat dikatakan bahwa inkuiri merupakan suatu model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran fisika dan mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan atau informasi, atau mempelajari suatu gejala”
Wenning dalam Kristianingsih (2010). “Metode pictorial riddle
merupakan salah satu metode yang termasuk ke dalam model inkuiri” Sund dalam 2
Kristianingsih (2010). Metode pictorial riddle adalah suatu metode, teknik atau cara dalam mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam diskusi kelompok kecil maupun besar, melalui penyajian masalah yang disajikan dalam bentuk ilustrasi yang dapat berupa gambar baik di papan tulis, poster maupun gambar yang diproyeksikan dari suatu transparansi kemudian guru mengajukan pertanyaan yang terkait dengan riddle itu sendiri. Pictorial riddle merupakan pendekatan yang mempresentasikan informasi ilmiah dalam bentuk poster atau gambar yang digunakan dalam sumber diskusi. “Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.” Rusman (2010:203). Suprijono (2009:54) mengemukakan pembelajaran kolaboratif didefinisikan sebagai falsafah mengenai tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang dihadapkan pada mereka. Guru bertindak sebagai fasilitator, memberikan dukungan tetapi tidak mengarahkan kelompok kearah hasil yang sudah disiapkan sebelumnya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mecapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri berbasis metode pictorial riddle dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif pada materi cahaya.
2. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Batudaa kelas VIII tepatnya di desa Huntu, Pilobuhuta kecamatan Batudaa. Penelitian dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 2012/2013 selama ± 3 bulan. Hal ini mencakup tahap persiapan 3
selama 2 minggu, waktu pengambilan data selama 3 minggu dan penyelesaian hasil penelitian sampai dengan penyusunan selama 7 minggu. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VIII SMP Negeri 1 Batudaa yang tersebar di enam kelas. Kelas yang terpilih sebagai sampel adalah kelas VIII1 dan VIII 2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Dalam metode ini dilihat hubungan sebab akibat dari penggunaan perlakuan pada kelas eksperimen dan membandingkan hasilnya dengan kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan. Desain dari penelitian ini adalah dengan pretest-posttest control group design dengan satu macam perlakuan. Dalam model ini, sebelum dimulai perlakuan kedua kelompok diberi tes awal atau pretest untuk mengukur kondisi awal (01) selanjutnya pada kelompok eksperimen diberi perlakuan (X) dan pada kelompok pembanding tidak diberi. Sesudah selesai perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai posttest (02). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran inkuiri berbasis metode pictorial riddle dan model pembelajaran kooperatif. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Batudaa. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang diperoleh peneliti. Adapun rumus Pearson dimaksud adalah sebagai berikut : =
∑ (∑ )(∑ )
( ∑ (∑ ) )( ∑ (∑ ) )
(1)
(Arikunto,2010:171) Keterangan : rXY = Koefisien korelasi yang dicari X = Nilai Variabel 1 Y = Nilai Variabel 2 N = Jumlah responden/banyaknya subjek pemilik nilai Dalam penelitian ini, item tes hasil belajar dikatakan valid apabalia koefisien validitasnya yaitu r > 0,413 dan item tes hasil belajar dikatakan tidak valid apabila r
4
< 0,413. Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Pengujian reliabilitas tes dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha. Yaitu sebagai berikut : =
1 −
∑
(2) (Arikunto, 2010:180)
Keterangan : r11 = Reliabilitas instrument k = Banyaknya butir soal ∑ = Jumlah varians skor tiap-tiap item
= Varians total Untuk menghitung varians total setiap item digunakan persamaan berikut : =
∑ −
∑ (3)
Kenormalan data merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam analisis statistik. Pengujian normalitas data ini bertjuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil penelitian terdistribusi dengan normal atau tidak. Statistik uji yang akan digunakan adalah rumus Chi kuadrat = ∑
( ! ) !
(4) (Arikunto, 2010:312)
Keterangan
:
= Harga Chi kuadrat yang dicari
"# = Frekuensi yang ada ( frekuensi observasi atau frekuensi sesuai dengan keadaan) "$ = Frekuensi yang diharapkan, sesuai dengan teori Pengujian homogentias varians dengan tes Barlett a) Menentukan varians gabungan dari semua sampel
5
%& =
∑(' )
(5)
() (') )
b) Menentukan harga satuan B * = (log %& ) ∑(.& − 1)
(6)
c) = ln 101* − ∑(.& − 1) log %& 2
(7)
Dimana : ln 10 = 2.3026 merupakan bilangan tetap yang disebut logaritma asli daripada bilangan 10 d) Menghitung harga Chi-Kuadrat (X) dengan rumus : = 2,3026 ×1* − ∑(.& − 1) log %& 2
(8) (Arikunto, 2010 :319)
Skor hasil belajar siswa berupa pretest dan posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol akan diuji dengan menggunakan analisis kovarian atau anakova, dengan rumus berikut : Langkah 1 : Menghitung jumlah kuadrat total JKT untuk variable; X, Y, XY JK : = ∑ Y: −
(∑ <)
(9)
Langkah 2 : Menghitung jumlah kuadrat JKD untuk variabel X, Y, XY JK =(>) = ∑ X : −
(∑ <)
(10)
Langkah 3 : Menghitung jumlah kuadrat residu total, dalam kelompok, antar kelompok JkresD = ∑ Jkt F −
(GHI)
JkresK = ∑ JkdF −
(11)
GHJ
(GMJI)
(12)
GMJ
JkresN = JkresD − JkresK
(13)
Langkah 4 : menghitung derajat kebebasan (db) total, dalam kelompok, antar kelompok OPH = − 2
(14)
OPQ = R − 1
(15) 6
OPM = − S − 1
(16)
Langkah 5 : Menghitung varians residu dengan menghitung rata-rata kuadrat residu kelompok (Mkersa) TRUVQ =
WXYZ
(17)
MZ
Langkah 6 : Menghitung rasio F residu (F) \WXY
[ = \WXYZ
(18)
]
Keterangan : F = rasio F residu Mkresa = Varians kuadrat residu Mkresd = Varians residu pada antar kelompok (Arikunto, 2010:457) Kriteria pengujian : pengujian hipotesis ini berdasarkan pada hipotesis statistik penelitian. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah : H0 : µ0 = µ1 tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri berbasis metode pictorial riddle dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif. Ha : µ0 > µ1 terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri berbasis metode pictorial riddle dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif. (Arikunto, 2010:47) 3.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Skor Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen No 1 2
Pretest 0 2
Posttest 22 43 7
No 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Pretest 2 0 2 2 0 3 1 2 0 3 0 2 0 5 3 9
Posttest 26 26 44 39 29 34 27 45 24 22 44 39 35 35 36 33
\ Tabel 2 Skor Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Kontrol No Pretest Posttest 1 0 17 2 0 2 3 0 16 4 5 16 5 2 18 6 2 43 7 2 43 8 0 8 9 0 10 10 0 13 11 0 17 12 1 29 13 1 34 14 1 14 15 2 20 16 1 37 17 1 21 Proses numerik untuk pengujian normalitas data ini dapat dilihat pada lampiran 8. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga 2 untuk kelas eksperimen adalah
χ2hitung = 2,3508, sedangkan untuk kelas kontrol χ2hitung = 7,2182. Hasil 8
perhitungan ini menunjukkan bahwa χ2hitung < χ2tabel, karena nilai yang ditunjukkan
dalam tabel distribusi 2 adalah 11,070 untuk taraf α = 0,05 dan dk = 5. Dengan hasil analisis diperoleh bahwa χ2hitung < χ2tabel maka data skor tes hasil belajar siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal. Pengujian homogenitas merupakan hal yang sangat mutlak untuk dipenuhi. Pada penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan uji Barlet, dengan ketentuan
χ2hitung < χ2tabel. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut memiliki varians yang homogen atau tidak. Proses numerik untuk pengujian homogenitas varians ini dapat dilihat pada lampiran 10. Setelah dilakukan uji homogenitas di peroleh hasil uji yakni χ2hitung =7,1398 ˂ χ2tabel = 11,07, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen. Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui pengujian normalitas dan uji homogenitas, bahwa data tesebut berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pengujian hipotesis, dalam hal ini dilakukan uji analisis kovarian (Anakova) . Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pada siswa kelas eksperimen dan halsil belajar siswa kelas kontrol. Berdasarkan perhitungan pada lampiran 11 diperoleh bahwa harga [$&H`'a = 10,572 dan [HQXb = 4,15. Karena [$&H`'a > [HQXb , maka hipotesis H 0 ditolak dan H 1 diterima, sehingga sesuai dengan uji statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri berbasis metode pictorial riddle dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif. Tabel 3 Persentase rata-rata hasil belajar Pretest dan Posttest kelas eksperiment dan kelas kontrol untuk tiap butir soal Butir soal NO 1
Kelas Eksperiment Pretest Posttest 5,55 83,33
Kelas Kontrol Pretest Posttest 2,94 70,59 9
Aspek Kognitif C1
Kelas Eksperiment Pretest Posttest 14,81 96,3 5,55 100 11,11 38,89 0 77,78 0 61,11 0 74,07 0 94,44 0 33,33 11,1 58,3 0 30,3
Persentase Skor Hasil Belajar
Butir soal NO 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kelas Kontrol Pretest Posttest 27,45 72,55 2,94 82,35 0 14,71 0 80,39 0,73 11,76 0 43,14 0 17,65 0 23,53 0 61,8 0,53 33,16
Aspek Kognitif C1 C1 C3 C1 C3 C1 C2 C3 C3 C3
Pretest 30 20 Eksperimen
10
Kontrol
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Butir Soal
Gambar 1 :Persentase Rata-Rata Skor Pretest Kelas Yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Metode Pictorial Riddle Dan Kelas Yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Pada Masing Masing-Masing Item Test Hasil perolehan pretest sebelum diberikan perlakuan pada kedua kelas, terlihat bahwa butir soal tentang aspek pengetahuan yang diwakilkan oleh no soal 1 dan 3 skor rata-rata rata yang diperoleh kelas eksperimen hasilnya lebih tinggi dari hasil yang diperoleh kelas kontrol. Untuk soal nomor soal 2 skor yang diperoleh kelas eksperimen lebih rendah dari kelas kontrol. Soal nomor 5 dan 7, skor yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol sama. Aspek pemahaman diwakili no 8 skor ratarata rata hasil yang diperoleh kelas eksperimen dan kela kelass kontrol sama perolehannya. Pada aspek penerapan diwakili nomor 4 dan 10 skor rata rata-rata rata yang diperoleh kelas
10
eksperimen hasilnya lebih tinggi dari hasil yang diperoleh kelas kontrol. Nomor 6 dan 11 skor yang diperoleh kelas eksperimen lebih rendah dari ke kelas las kontrol. Nomor 9 skor rata-rata rata hasil yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol sama perolehannya nya (dapat dilihat pada tabel 33). Untuk kegiatan posttest, rata-rata rata skor hasil belajar siswa pada kelas
Persentase Skor Hasil Belajar
eksperimen dan kelas kontrol terdapat pada ggambar
Post test 100 80 60 40 20 0
Eksperimen Kontrol 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Butir Soal Gambar 2 : Persentase Rata-Rata Skor Posttest Kelas Yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Metode Pictorial Riddle Dan Kelas Yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Pada Masing Masing-Masing Item Test Hasil perolehan posttest setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri berbasis metode pictorial riddle pada kelas eksperimen dan model pembelajaran kooperatif pada kelas kontrol yaitu butir soal tentang aspek pengetahuan diwakilkan oleh no soal 1, 2, 3 dan 7 terlihat bahwa hasil belajar siswa yang diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu masing – masing memperoleh hasil 83,33%, 96,3%, 100%, dan 74,07% untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol 70,59% , 72,55% , 82,35% , 43,14%. Sedangkan pada butir soal no 5 hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih rendah dari kelas kontrol yaitu 77,78% untuk kelas eksperimen dan 80,39% untuk kelas kontrol. kontrol Selanjutnya untuk aspek pemahaman diwakili no 8 hasil yang diperoleh kelas eksperimen yaitu ya 94,44% dan pada kelas kontrol hasil yang diperoleh yaitu 17,65% terlihat bahwa hasil
11
belajar siswa yang diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol untuk aspek pemahaman. Pada aspek penerapan yang diwakili oleh no 4, 6 dan 9 hasil belajarr siswa yang diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu kelas eksperimen 38,89%, 61,11% ,33,33% dan kelas kontrol 14,71%, 11,76%, 23,53%. Untuk nomor 10 dan 11 hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih rendah dari kelas kontrol yaitu 58,3% ,30,3% untuk kelas eksperimen dan 61,8%, 33,16%.untuk kelas kontrol. Dengan demikian pada setiap item nomor soal, pada
persentase Pretest hasil belajar siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol hasil belajar yang diperoleh memiliki perbedaan.
8 6 4 2
Eksperimen
0
Kontrol
Gambar 3 :Persentase Rata-Rata Skor Pretest Kelas Yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Metode Pictorial Riddle Dan Kelas Yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Untuk Setiap Ranah Kognitif Gambar 3 menunjukkan bahwa pada kegiatan pretest,, persentase rata-rata rata skor hasil belajar ajar untuk kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran inkuiri berbasis pictorial riddle untuk tingkat pengetahuan sebesar 5%, tingkat pemahaman sebesar 0% dan tingkat penerapan sebesar 4,4%. Sedangkan untuk kelas kontrol yang menggunakan model pe pembelajarn mbelajarn kooperatif untuk tingkat pengetahuan sebesar 6,6%, tingkat pemahaman sebesar 0% dan tingkat penerapan 0,25%. Pada kegiatan posttest, persentase rata rata-rata rata skor hasil belajar siswa yang dicapai oleh kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tingkat kkognitif ognitif untuk aspek pengetahuan, pemahaman dan penerapan dapat dilihat pada gambar : 12
Persentase Posttest hasil belajar siswa
100 80 60 40
Eksperimen
20
Kontrol
0
Gambar 4 : Persentase Rata-Rata Skor Posttest Kelas Yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Metode Pictorial Riddle Dan Kelas Yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Untuk Setiap Ranah Kognitif Berdasarkan gambar 4 dapat dilihat bahwa pada kegiatan posttest, posttest persentase rata-rata rata skor hasil belajar untuk kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran inkuirii berbasis pictorial riddle untuk tingkat pengetahuan sebesar 86,29%, tingkat pemahaman sebesar 94,44% dan tingkat penerapan sebesar 44,38%. Sedangkan untuk kelas kontrol yang menggunakan model pembelajarn kooperatif untuk tingkat pengetahuan sebesar 69,8% 69,8%,, tingkat pemahaman sebesar 17,65% dan tingkat penerapan 28,99%. Dengan demikian berdasarkan perolehan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tiap ranah kognitif aspek pengetahuan, aspek pemahaman, dan aspek penerapan untuk Pretest dan Posttest hasil belajar siswa memiliki perbedaaan. Melihat rata-rata rata hasil belajar siswa pada pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, ternyata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri berbasis metode pictorial riddle lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif. Hal ini disebabkan pada kelas eksperimen, proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri berbasis metode pictorial ictorial riddle . Pembelajaran seperti ini tentunya akan membuat siswa lebih mudah memahami
13
karena selain siswa di berikan bimbingan dalam pelaksanaan praktikum, siswa juga di suguhi permainan berupa riddle atau teka-teki yang membuat siswa bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran dan lebih mudah untuk memahami materi yang di ajarkan.
4. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri metode pictorial riddle dengan kelas yang menggunakan pembelajaran Kooperatif. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji hipotesis yang diperoleh, di mana hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran inkuiri berbasis metode pictorial riddle secara signifikan lebih tinggi dari kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan kriteria pengujian pada taraf signifikan eα = 5% menggunakan statistik uji F pengujian diperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 10,57 > 4,15. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran hendaknya guru memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Menjadikan model pembelajaran inkuiri metode pictorial riddle sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi dalam kegiatan proses belajar mengajar. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Manejemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Giancoli, douglas. 2001. PHYSICS : Principal with applications, Fifth Edition. Jakarta: Erlangga Hanafiah dan Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Refika Utama Kristianingsih, Sukiswo, Khanafiyah. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiry Dengan Metode Pictorial Riddle Pada Pokok
14
Bahasan Alat-alat Optik Di SMP. ISSN:1693-1246. (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPFI/article/download/1095/1005 diakses 21 februari 2013) Riduwan. 2010. Alfabeta
Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian.
Bandung :
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Sagala, Syaiful. 2012.Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sarwono, Jonathan .2006. Metode Penelitian Kuantitaif Dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu Sopiliani. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Tentang Operasi Pengurangan Dan Penjumlahan Bilangan Bulat Melalui Penggunaan Media Papan Magnetik Dan DVD Berwarna. (http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_1008474_chapter2.pdf diakses 22 februari 2013) Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Yuniarita, Fitha. 2012. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Dan Pemahaman Konsep Siswa SMP.(http://repository.upi.edu/operator/upload/t_ipa_1007120_chapter2.pdf diakses 22 februari 2013
15