Pengaruh Media Film Animasi terhadap Pemahaman Konsep Siswa (Kuasi Eksperimen di SMA N 2 Cibinong)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Ana Gustinawati NIM: 108016100039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK Ana Gustinawati., 108016100039. Pengaruh Media Film Animasi terhadap Pemahaman Konsep Siswa (Kuasi Eksperimen di SMA N 2 Cibinong). Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media film animasi terhadap pemahaman konsep siswa. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 2 Cibinong. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen, dengan rancangan penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Sampel penelitian yang pertama berjumlah 32 siswa untuk kelas eksperimen dengan menggunakan media belajar film animasi. Sampel yang kedua berjumlah 30 siswa untuk kelas kontrol dengan menggunakan media belajar power point. Analisis data kedua kelompok menggunakan uji-t diperoleh hasil thitung 2,57 dan ttabel 2,00, pada taraf signifikan 5% maka thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh media film animasi terhadap pemahaman konsep siswa.
Kata kunci: Media Film Animasi, Pemahaman Konsep Mekanisme Sistem Pertahanan Tubuh
i
ABSTRACT Ana Gustinawati., 108016100039. The Influence of an Animation Film Media Toward the Students’ Understanding of Concepts (Quasi Experiment in SMA N 2 Cibinong). BA Thesis, Biology Education Study Program, Department of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
The research is aimed to know the influence of an animation film media toward the students’ understanding of concepts. This research was conducted at SMA N 2 Cibinong. The research method was quasy experimental with PretestProtest Control Group Design as the research design. Sampling was taken with Purposive Sampling technique. The research sample were 32 students for experiment class by using animation film media and 30 students for control class by using power point media. The result of the processing data taken from both group are 2.57 for ttest and 2.00 for ttable at 5% significance level. Therefore, ttest > ttable. This shows that there is influence of an animation film media toward the students’ understanding of concepts.
Keywords: Animated Film Media, Understanding the Concept
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad SAW, pembawa kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat akdemis untuk menyelesaikan studi S1 Jurusan Pendidikan IPA Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dengan judul “Pengaruh Media Film Animasi terhadapPemahaman Konsep Siswa”. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, do’a dan partisipasi dari berbagai pihak. Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Ibu Dra. Nurlena, MA., Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahannya dalam penulisan skripsi ini.
4.
Ibu Eny S. Rosyidatun, S.Si, M.A., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti dalam penulisan skripsi ini.
5.
Ayah dan Ibu tercinta, yang selalu mencurahkan kasih sayangnya, memanjatkan do’a yang tiada henti serta memberi semangat kepada peneliti. Semoga Allah senantiasa melimpahkan kebahagiaan untuk mereka.
6.
Drs. Hidayat, MM., Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Cibinong, yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian dan memberikan bantuannya selama penelitian.
7.
Ibu Yanti, S.Pd., Guru bidang studi Biologi SMA Negeri 2 Cibinong, yang telah memberikan arahan dan motivasi kepada peneliti selama melakukan penelitian.
iii
8.
Kakak dan Adikku tersayang (Sella Nurmaya Sari, Fajar Faqihuddin, Muhammad Jauhari, Muhammad Taufiqurrohman) yang sabar menuntun dan memotivasi peneliti dalam penyelesaian skripsi ini, terima kasih atas do’a dan dukungannya.
9.
Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan 2008 yang memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Endang, Lidya, Yuli, Tika, Liah, Fitri, Rizal, Ruhyat, Iqbal, Lala terimakasih atas semangat dan dukungannya. 11. Rekan-rekan mahasiswa KAHFI, Maro, ka Yani, Lusi, Lita, Iin, Arifin, Hendra, ka Heru, ka Umam. Terimakasih atas semangat dan dukungannya. 12. Sahabat-sahabat kosan, teh Sofi, teh Epi, Gita, Rahma. Terimkasih atas semangat dan dukungannya. 13. Sahabat-sahabat terbaik, Nini, Nurma, dan Lulu terima kasih untuk do’a dan semangatnya selama ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak terlepas dari keterbatasan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amin.
Jakarta, Januari 2014
iv
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK............................................................................................. i KATA PENGANTAR.......................................................................... iii DAFTAR ISI ......................................................................................... v DAFTAR TABEL................................................................................. vii DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ Viii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah .......................................................... 4 C. Pembatasan Masalah ........................................................ 4 D. Rumusan Masalah ............................................................. 5 E. Tujuan dan Manfat Penelitian ........................................... 5
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik ............................................................. 6 1) Media Pembelajaran ................................................... 6 a.
Pengertian Media ................................................ 8
b.
Fungsi dan Manfaat Media ................................. 10
c.
Jenis dan Klasifikasi Media ................................ 12
d.
Pemilihan Media ................................................. 14
2) Film Animasi ............................................................. 17 3) Pemahaman Konsep ................................................... 22 B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................... 28 C. Kerangka Berpikir ............................................................. 31 D. Hipotesis Penelitian ........................................................... 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 33
v
B. Metode dan Desain Penelitian ........................................... 33 C. Populasi dan Sampel ......................................................... 34 D. Variabel Penelitian ……... ................................................ 34 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 34 F. Instrumen Penelitian …… ................................................ 35 G. Kontrol terhadap Validitas Internal ................................... 43 H. Teknik Analisis Data ......................................................... 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ................................................................. 52 1.
Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ..... 52
2.
Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 53
3.
Hasil Normal Gain Kelompok Eksperimen dan 55 Kontrol ....................................................................
55
B. Analisis Data ..................................................................... 56 1.
Uji Prasyarat Analisis Data ........................................ 56
2.
Hasil Observasi .......................................................... 59
3.
Hasil Angket .............................................................. 60
C. Pembahasan ....................................................................... 63 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................... 68 B. Saran .................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 69 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................... 72
vi
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Klasifikasi Media ..................................................................... 13 Tabel 2.2 Karakteristik Media Film.......................................................... 18 Tabel 2.3 Karakteristik Media Animasi.................................................... 20 Tabel 3.1 Desain Penelitian Pretest Posttest Control Group Design ...... 33 Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data........................................................ 34 Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ...................................... 36 Tabel 3.4 Indikator Lembar Observasi Guru ........................................... 37 Tabel 3.5 Indikator Angket Siswa …........................................................ 41 Tabel 4.1 Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol .................... 52 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pretest...................................................... 53 Tabel 4.3 Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol .................. 53 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Posttest..................................................... 54 Tabel 4.5 Hasil Uji Normal Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol.... 55 Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest Posttest ...................................... 56 Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest Posttest ................................... 57 Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Pretest Posttest.......................................... 58 Tabel 4.9 Hasil Observasi Kelompok Eksperimen & Kontrol.................. 59 Tabel 4.10 Frekuensi Jawaban Angket Siswa Keseluruhan...................... 60 Tabel 4.11 Hasil Persentase Frekuensi Angket Siswa Keseluruhan......... 62
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Soal ...................................................... 65 Lampiran 2 Rekapitulasi Analisis Butir Soal ........................................... 100 Lampiran 3 Lembar Observasi Guru ........................................................ 106 Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Angket ................................................... 114 Lampiran 5 Perhitungan Data Pretest ...................................................... 120 Lampiran 6 Perhitungan Data Posttest ..................................................... 128 Lampiran 7 Perhitungan Uji Normalitas .................................................. 136 Lampiran 8 Perhitungan Uji Homogenitas .............................................. 144 Lampiran 9 Perhitungan Uji Hipotesis .................................................... 146 Lampiran 10 Perhitungan Uji Normal Gain.............................................. 150 Lampiran 11 Perhitungan Hasil Observasi ............................................... 152 Lampiran 12 Perhitungan Hasil Angket ................................................... 160 Lampiran 13 RPP Kelompok Eksperimen ............................................... 165 Lampiran 14 RPP Kelompok Kontrol ...................................................... 182 Lampiran 15 LKS Pertemuan Pertama ..................................................... 198 Lampiran 16 LKS Pertemuan Kedua ....................................................... 202
viii
1
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Teknologi muncul sejak lama, karena adanya kebutuhan dari manusia.
Manusia membuat suatu produk atau alat yang dapat digunakan untuk mengefisienkan dan memudahkan pekerjaan mereka. 1 Seiring berkembangnya peradaban manusia, teknologipun ikut berkembang. Perkembangan teknologi ini berdampak pada bermunculannya berbagai jenis kegiatan berbasis teknologi, termasuk dalam dunia pendidikan yang salah satunya adalah media pembelajaran sebagai alat bantu tercapainya tujuan pendidikan. Pendidikan tentu saja merupakan salah satu faktor penentu berkembang atau tidaknya suatu negara. Saat ini, kualitas pendidikan indonesia masih
sangat
rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil survei yang diadakan oleh The Political and Economic Risk Consultancy bahwa kualitas pendidikan Indonesia sangat rendah dibandingkan negar-negara lain di Asia, bahkan lebih rendah dari Vietnam. Hal itu ditunjang oleh data yang dikeluarkan oleh indeks pengembangan sumber daya manusia (Human development index) bahwa pendidikan Indonesia menempati urutan ke-111 dari 175 negara yang terukur.2 Disinilah peran media pembelajaran sebagai salah satu produk teknologi diperlukan. Media pembelajaran digunakan agar proses belajar mengajar menjadi lebih berkesan dan bermakna sehingga membantu tercapainya sasaran dan tujuan pendidikan. Untuk mengembangkan suatu proses pendidikan, diperlukan strategi perencanaan pembangunan pendidikan yang tepat, sehingga mampu bersaing dengan negara-negara lain. Mengingat bahwa pendidikan itu sendiri adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran.3 1
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. 2, h. 50. 2 Ibid., h. 92. 3 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2010, Cet. 8, h. 3.
1
2
Disinilah guru sebagai fasilitator di dalam kelas, dihadapkan pada persoalan tentang bagaimana cara menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa agar materi tersebut dengan mudah dapat diterima dan dipahami oleh siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran adalah cara penyampaian materi dan pemilihan media pembelajaran yang tepat. Untuk itu, guru harus memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup tentang media pembelajaran. Belajar itu sendiri adalah berubahnya tingkah laku seseorang, yang disebabkan karena adanya interaksi seseorang tersebut dengan lingkungannya. 4 Dalam hal ini, lingkungan tersebut antara lain terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pembelajaran dan berbagai sumber belajar dan fasilitas. Lingkungan tersebut berpengaruh pada motivasi belajar siswa. Pemberian motivasi merupakan hal yang penting, sebab adanya motivasi yang kuat menunjukkan adanya minat untuk mencapai tujuan belajar. Mata pelajaran biologi merupakan bagian dari bidang sains yang menuntut kompetensi belajar pada ranah pemahaman tingkat tinggi. Namun, kebanyakan siswa cenderung hanya menghafal daripada memahami. Padahal pemahaman awal siswa merupakan modal dasar bagi penguasaan materi selanjutnya.5 Hal tersebut disebabkan karena kurangnya minat siswa pada saat melakukan proses pembelajaran. Media yang kurang menarik menyebabkan siswa cepat bosan dan jenuh, maka dari itu penggunaan media yang tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran memiliki fungsi yang sangat penting dalam menentukan tercapai atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, media telah dikenal sebagai alat bantu mengajar yang seharusnya dimanfaatkan oleh pengajar, namun kerap kali terabaikan oleh berbagai hambatan, termasuk terbatasnya pengetahuan guru dalam memanfaatkan berbagai sumber media yang ada.
4
A. Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. 1, h. 1. Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. 7, h.67. 5
3
Salah satu media pembelajaran berbasis teknologi yang sedang berkembang saat ini adalah media audio visual. Media audio visual adalah suatu alat penyampai informasi yang terdiri dari audio/suara dan visual/gambar. Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkret, baik dalam konsep maupun fakta. Pada berbagai jenjang pendidikan, terdapat konsep-konsep biologi yang bersifat abstrak dan sulit dipahami oleh pembelajar karena itu, media pembelajaran memiliki andil dalam meningkatkan pengalaman belajar ke arah yang lebih konkret sehingga siswa dapat lebih terbantu untuk memahami materi pembelajaran yang sifatnya abstrak tersebut. Maka dari itu diperlukan kreativitas guru untuk menyajikan media pembelajaran yang tepat. Salah satu jenis media audio visual yang dapat dimanfaatkan adalah film animasi. Film merupakan alat komunikasi yang sangat membantu proses pembelajaran efektif, karena apa yang dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga, akan lebih cepat dan mudah diingat dari pada apa yang hanya dibaca saja atau didengar saja.6 Penggunaan film dalam dunia pendidikan dirasa sangat penting, karena melalui film proses pembelajaran akan berlangsung lebih jelas dan menyenangkan karena mampu menarik minat siswa serta dapat mempersuasif siswa terhadap materi yang bersangkutan. 7 Sejalan dengan hal tersebut, film animasi mampu memperkaya pengalaman dan kompetensi siswa pada beragam materi ajar dikarenakan film animasi mampu menyediakan tampilan-tampilan visual yang lebih kuat dari berbagai fenomena dan informasi-informasi abstrak yang sangat berperan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. 8 Artinya, belajar dengan melibatkan dua indra sekaligus, dalam hal ini indra penglihatan dan indera pendengaran akan memberikan keuntungan yang lebih optimal jika hanya dibandingkan dengan satu jenis indera saja.
6
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Suatu Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung Persada Press, 2008), Cet. 1, h. 116. 7 Muslih Aris Handayani, Studi Peran Film dalam Dunia Pendidikan, INSANIA, Vol. 11, 2006, h. 176-186, (http://ejournal.stainpurwokerto.ac.id/index.php/insania/article/download/144/141). 8 Muhammad Rahmattullah, Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film Animasi terhadap Hasil Belajar, 2012, h. 178-186, (http://ejournal.unesa.ac.id/article/4272/19/article.pdf).
4
Konsep sistem pertahanan tubuh ditinjau dari struktur dan fungsi sulit dipahami oleh siswa, karena didalamnya terkandung konsep yang sifatnya abstrak dan sulit dijelaskan. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa siswa memerlukan bantuan media yang dapat mengantarkan konsep abstrak tadi menjadi terlihat lebih konkret. Konsep sistem pertahanan tubuh yang disampaikan dengan media film animasi diharapkan dapat mengantarkan konsep tersebut menjadi konsep yang lebih konkret sehingga siswa terbantu dalam hal pemahaman. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis tertarik mengadakan penelitian yang berjudul “pengaruh media film animasi terhadap pemahaman konsep siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh”. B.
Identifikasi Masalah 1. Guru yang belum maksimal menjalankan fungsinya sebagai fasilitator dikelas. 2. Pemahaman konsep siswa yang masih rendah. 3. Kurangnya minat belajar siswa yang disebabkan media kurang menarik. 4. Konsep sistem pertahanan tubuh merupakan konsep yang bersifat abstrak.
C.
Pembatasan Masalah Masalah penelitian ini dibatasi pada: 1. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Cibinong Bogor semester genap tahun pelajaran 2013/2014. 2. Konsep biologi sangat luas cakupannya maka penelitian ini dibatasi pada konsep “sistem pertahanan tubuh”. 3. Media pembelajaran sedang mengalami perkembangan yang pesat maka penelitian ini dibatasi pada penggunaan media audiovisual berupa film animasi. 4. Materi biologi membutuhkan pemahaman tingkat tinggi, maka dari itu penilaian konsep penelitian dilakukan berdasarkan tingkat pemahaman.
5
D.
Rumusan Masalah Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah ”bagaimanakah pengaruh
media film animasi terhadap pemahaman konsep siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh?” E.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media film animasi
terhadap pemahaman konsep siswa pada konsep mekanisme pertahanan tubuh pada kelas XI SMA Negeri 2 Cibinong Bogor. Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti a. Bertambahnya wawasan tentang pengaruh media film animasi bagi pemahaman siswa b. Hasil penelitian maupun beberapa keterbatasan yang dihadapi dapat dijadikan
salah
satu
rujukan
untuk
pengembangan
media
pembelajaran lebih lanjut. 2. Bagi Dunia Pendidikan a. Hasil
penelitian
ini
diharapkan
menjadi
masukan
dalam
pengembangan media pembelajaran sains di SMA b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai pengembangan media pembelajaran sebagai wahana pendidikan siswa SMA c. Sebagai bahan pertimbangan sebagai pendekatan media pembelajaran IPA yang dapat mempermudah siswa memahami materi pembelajaran sehingga pemahaman konsep yang dipahami dapat lebih kuat.
6
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. 1.
Deskripsi Teoretik Media Pembelajaran Piaget dalam Dimyati berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh
individu yang berinteraksi terus menerus dengan lingkungan yang senantiasa berubah, sehingga dari interaksi tersebut individu yang bersangkutan mengalami fungsi intelek yang makin berkembang.
1
Dari interaksi-interaksi antara
pengalaman baru dengan pengalaman yang sudah ada sebelumnya diharapkan menghasilkan suatu perubahan-perubahan sikap dan perilaku yang lebih baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa belajar atau pemerolehan pengetahuan adalah proses berkembangnya fungsi intelek dan perubahan pada sikap individu yang didapatkan karena adanya suatu interaksi antara pengalaman lama dengan pengalaman baru dalam suatu lingkungan tertentu. Pemerolehan pengetahuan dan informasi seseorang akan diterima melalui alat indera. Dale, dalam Daryanto mengemukakan bahwa sekitar 82% daya serap seseorang diperoleh melalui indera penglihatan, 11% melalui indera pendengaran, dan 7% melalui indera lain di sekitarnya.2 Hal diatas mengindikasikan bahwa, kebanyakan individu memiliki daya serap paling dominan atas alat indera visual yaitu mata, disusul dengan alat indera pendengaran dan selanjutnya alat indera yang lain. Meskipun jika suatu proses belajar hanya melibatkan penggunaan alat indera penglihatan saja yang sudah mencapai 82% daya serap suatu individu, namun suatu proses belajar yang melibatkan lebih dari satu keterlibatan alat indera tentunya akan memberikan hasil yang lebih menguntungkan karena bisa jadi daya serap individu tersebut dapat mencapai 90% atau lebih. Sehingga, guru sebagai salah satu pengatur lingkungan
1
Dimyati dan Mudiono, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2012), Cet. 4,
h. 13. 2
Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2012), Cet. 2, h. 14.
6 6
7
siswa dikelas harus berupaya untuk menampilkan stimulus yang dapat diproses dengan berbagai indera. Dalam
usaha
memanfaatkan
media,
Dale
dalam
Sadiman
mengklasifikasikan pengalaman menurut tingkat yang paling konkret ke tingkat yang paling abstrak, yang dikenal dengan kerucut pengalaman Edgar Dale.3
Gambar 2.1 : kerucut pengalaman Edgar Dale Seperti yang terlihat pada gambar diatas, bahwa kerucut pengalaman tersebut bukanlah disusun berdasarkan tingkat kesulitan, melainkan berdasarkan tingkat keabstrakan atau jumlah alat indera yang terlibat pada saat proses penerimaan pesan. Pengalaman langsung pada tingkat paling bawah akan memberikan kesan paling utuh dan konkret, karena melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba sekaligus. Sedangkan lambang kata pada tingkat paling atas, memiliki tingkat keabstrakan paling tinggi karena alat indera yang terlibat untuk menafsirkan lambang kata tersebut semakin terbatas, yakni indera penglihatan atau pendengaran saja.
3
Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Cet. 4, h. 8.
8
Dengan kata lain, semakin atas ke puncak kerucut maka semakin abstrak media penyampai pesan tersebut. Namun urutan kerucut pengalaman Dale ini bukan berarti proses belajar harus dimulai dari pengalam langsung (konkret) atau lambang kata (abstrak) terlebih dahulu, melainkan dimulai dengan jenis yang paling dibutuhkan dan paling sesuai dengan situasi belajar yang bersangkutan. a.
Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar” atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. 4 Kata tengah berarti berada diantara dua sisi dan bisa juga disebut sebagai penghubung atau suatu jembatan yakni suatu hal yang dapat menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari sisi ke sisi lainnya. Secara khusus, Briggs dalam indriana menyatakan bahwa, media dalam proses belajar cenderung pada alat-alat fisik yang dapat menyampaikan materi pelajaran untuk menstimulus daya pikir siswa agar ikut berpartisipasi melakukan proses pembelajaran.5 Media tersebut berarti merupakan alat-alat grafis, photogafis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, atau menyususun kembali informasi visual atau verbal yang didalamnya mengandung materi pelajaran yang akan disampaikan. Berdasarkan pengertian diatas, dapat dikatakan media pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan oleh pendidik untuk memudahkan informasi dan pesan (materi pelajaran) tersampaikan dengan baik ke peserta didik, sehingga peserta didik merasa terbantu dan terstimulus untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif dan efisien.
4
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2011), Cet. 5, h. 65. 5 Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran: Mengenal, Merancang, dan Mempraktikkannya, (Jogjakarta: Diva Press, 2011), h.14.
9
Bagan komunikasi ditambah dengan unsur media, dapat dilihat pada gambar dibawah:6
Pengirim
Penerima Pesan
Pesan
Media Pesan
Gambar 2.1: proses komunikasi dengan media Dalam bagan konteks komunikasi diatas, berarti media berfungsi sebagai alat untuk membantu guru dalam menyampaikan pesan kepada murid yang bersangkutan, sehingga pesan tersebut dapat diterima dengan baik dan sempurna. Guru sebagai pengirim pesan menuangkan ide berupa simbolsimbol tertentu yang berisi materi pembelajaran, yang selanjutnya siswa diharapkan dapat menafsirkan simbol tersebut sebagai materi pembelajaran yang memang hendak disampaikan. Beberapa pakar membuat batasan-batasan tertentu tentang media, diantaranya dikemukakan oleh Association of Education and Communication Technology (AECT) Amerika. Menurut AECT, media adalah segala bentuk dan
saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. 7
Sedangkan National Education Association (NEA) membatasi bahwa media merupakan segala bentuk komunikasi, baik cetak maupun audiovisual beserta peralatannya. Secara umum, media pengajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Ciri fiksatif; Ciri fiksatif menggambarkan kemampuan media dalam merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan cara ini, media memungkinan merekam suatu kejadian atau objek pada suatu kejadian tertentu ditanportasikan tanpa mengenal waktu.
6
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 4, h. 206. 7 Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. 2, h. 121.
10
2. Ciri manipulatif; Ciri manipulatif memungkinkan adanya suatu proses transformasi kejadian atau objek. Misalnya adalah suatu kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat dijadikan hanya beberapa menit saja kepada siswa. 3. Ciri distributif; ciri distributif memungkinkan suatu kejadian atau objek didistribusikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut didistribusikan kepada sejumlah siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut.8 b. Fungsi dan Manfaat Media Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar tentu saja berdampak baik bagi siswa, karena dapat membangkitkan minat dan memberikan stimulus lebih pada kegiatan belajar. Selain itu, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, dan metode mengajar menjadi lebih bervariasi. Belajar seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks dan tidak terlihat. Maka dari itu media memiliki andil untuk menjelaskan halhal yang abstrak dan menunjukkan hal-hal yang tersembunyi. Ketidakjelasan dan kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memberikan kebutuhan perorangan siswa mengingat banyak sekali fungsi dan manfaat media pembelajaran. Diantaranya, manfaat media menurut Nana adalah (1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar., (2) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami maknanya oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik., (3) metode mengajar akan lebih bervariasi dan; (4) siswa lebih banyak melakukan
8
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran: Manual dan Digital, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), Cet. 2, h. 12.
11
kegiatan belajar, sebab tidak hanya menguraikan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dll.9 Selain mengenai fungsi, banyak juga pakar yang menjabarkan manfaat media. Diantaranya sebagai berikut: 1. Membuat konkret berbagai konsep yang abstrak. Berbagai konsep abstrak dan sulit dijelaskan kepada siswa, dapat disederhanakan melalui media. 2. Menghadirkan berbagai objek yang berbahaya dan sukar didapat ke dalam lingkungan. Objek tersebut dapat digantikan dengan alat peraga dan media belajar lain. 3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil. 4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Manfaat lain yang didapatkan dari media adalah media dapat menyajikan pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis., mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera., mengatasi sikap pasif anak didik,. dan meminimalisir perbedaan pengalaman pada anak didik.10 Selain itu, Kemp dan Dayton dalam Hamzah mengemukakan bahwa media pembelajaran dapat memberikan kontribusi lain dalam proses belajar mengajar. 11 Kontribusi tersebut, diantarnya yaitu penyampaian pesan dapat lebih terstandar, pembelajaran menjadi lebih menarik, dan interaktif, waktu pelaksanaan pembelajaran bisa diperpendek, kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan,
proses
pembelajaran
dapat
dilakukan
kapanpun,
dan
dimanapun, meningkatkan sikap positif siswwa terhadap materi pelajaran, dan peran guru mengalami perubahan kearah positif. Dari berbagai uraian yang dikemukakan oleh ahli diatas, disimpulkan beberapa fungsi dan manfaat dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, yaitu media dapat memperjelas pesan yang disampaikan baik pesan konkret maupun abstrak karena teratasinya keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera sehingga media mampu 9
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2011), Cet. 10, h. 2. 10 Sadiman, dkk., op. cit., h. 17. 11 Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, op. cit., h. 124.
12
membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa serta memberikan kesamaan pengalaman belajar antar siswa yang bersangkutan. c.
Jenis dan Klasifikasi Media Jenis dan klasifikasi media sangat banyak ragamnya dan dapat dilihat dari berbagai sudut. Namun, secara umum media pengajaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Mengutamakan kegiatan membaca simbol visual. 2. Bersifat audio visual, proyeksi, nonproyeksi, dan berbentuk tiga dimensi. 3. Menggunakan teknik atau mesin. 4. Merupakan kumpulan benda-benda atau bahan-bahan. 5. Merupakan contoh dari kelakuan guru.12 Media berdasarkan perkembangan teknologi, dikelompokan menjadi empat, yakni (1) media hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi audiovisual, (3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer (4) media hasil gabungan media cetak dan komputer. Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi. Teknologi audio-visual cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin audio dan visual-visual pengajaran melalui audio-visual jelas pelajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Teknologi
berbasis
komputer
merupakan
cara
menghasilkan
atau
menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang bebasis micro-prosessor. Perbedaan antara media yang dihasilkan oleh teknologi berbasis komputer dengan yang dihasilkan dari dua teknologi lainnya adalah karena informasi/ materi disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan atau visual. Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.13 Media dilihat dari daya liputnya, dibagi menjadi 2 (dua), yaitu pertama media dengan daya liput luas/ serentak. 12
Indriana, op. cit., h. 54. A. Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. 1,
13
h. 29.
13
Media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama, misal radio dan televisi. Kedua, media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang adan tempat. Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan ruang tertutup dan gelap.14 Pengelompokkan media juga dikemukakan oleh Anderson dalam Sanjaya, yaitu sebagai berikut:15 Tabel 2.1 Klasifikasi Media Kelompok Media
Media Intruksional
Audio
Pita audio, piringan audio, radio
Cetak
Buku teks terprogram, buku pegangan, buku tugas
Audio-cetak
Buku latihan dilengkapi kaset, gambar/ poster
Proyeksi visual diam
Film bingkai (slide), film rangkai (berisi pesan verbal)
Proyeksi visual diam dengan audio
Film bingkai (slide) bersuara, film rangkai suara
Visual gerak
Film bisu dengan judul
Visual gerak dengan audio
Film suara, video
Benda
Benda nyata, model tiruan
Komputer
Media berbasis komputer
Media audio merupakan alat perantara yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran saja. Media audio dalam pembelajaran berarti berupa suara-suara ataupun bunyi yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Media ini bisa berupa pita audio, piringan audio, radio.
14
Fathurrohman dan Sutikno, op. cit., h. 68. Sanjaya, op. cit., h. 213.
15
14
Media cetak merupakan media dengan teknologi paling tua dalam pembelajaran, karena proses pembuatannya yang bekerja atas dasar prinsip mekanis. Media cetak dalam pembelajaran berarti berupa alat perantara penyampai pesan dalam bentuk salinan cetak, seperti buku teks terprogram, buku pegangan, buku tugas, grafik dan foto. Media audio-cetak merupakan alat perantara yang memiliki dua ciri sekaligus, yaitu berupa audio/ suara. Media audio-cetak dalam pembelajaran berarti alat perantara penyampai materi yang mengandung suara dan salinan cetak. Contoh media ini bisa berupa buku latihan yang dilengkapi dengan kaset. Berdasarkan pemahaman dari banyaknya pengkategorian diatas, klasifikasi tersebut dimaksudkan untuk membuat guru lebih mudah memilih dan menemukan media yang paling sesuai dengan kebutuhan dari tujuan pembelajaran agar media yang akan digunakan dapat tepat guna. d. Pemilihan Media Ketepatan pemilihan media tentu saja sangat penting karena setiap media memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pemilihan media yang sesuai akan berdampak positif terhadap proses belajar mengajar, tapi jika media yang dipilih adalah media yang tidak sesuai, bisa jadi media tersebut malah menjadi penghalang terjadinya proses belajar mengajar. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan terhadap pemilihan prioritas pengadaan media pembelajaran diantaranya adalah adanya relevansi pengadaan media pendidikan edukatif, adanya kelayakan pengadaan media, dan adanya kemudahan dalam pengadaan media yang bersangkutan.16 Berdasarkan ketiga faktor diatas, maka dalam memberikan prioritas pengadaan media pendidikan perlu diadakan pengukuran untuk ketiga faktor tersebut sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan di sekolah.
16
Harjanto, Perencanaan Pengajaran,(Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 238.
15
Selain faktor diatas disebutkan dalam Hamalik, ada dua pendekatan yang bisa dilakukan dalam usaha memilih media, yakni: 1.
Dengan cara memilih media yang telah tersedia di pasaran yang dapat dibeli guru dan langsung dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
2.
Memilih berdasarkan kebutuhan nyata yang telah direncanakan, khususnya yang berkenaan dengan tujuan yang telah dirumuskan secara khusus dan bahan pelajaran yang hendak disampaikan.17 Sudirman
dalam
Djamarah
mengemukakan
beberapa
prinsip
pemilihan media. Prinsip tersebut dibagi menjadi 3 kategori, sebagai berikut: 1.
Tujuan pemilihan. Media yang dipilih, harus jelas tujuannya. Apakah digunakan untuk sasaran TK, SD, SMP atau SMA. Apakah digunakan untuk pembelajaran atau digunakan untuk informasi yang sifatnya umum saja.
2.
Karakteristik media pengajaran. Setiap media memiliki karakteristik tertentu. Dengan mengenal karakteristik media pengajaran, akan memudahkan guru melihat mana yang lebih sesuai untuk digunakan. Disamping itu, pengenalan karakteristik akan memungkinkan guru menggunakan media pengajaran secara bervariasi.
3.
Alternatif pilihan. Setelah dilihat tujuan dan karakteristiknya, jika ternyata media yang memungkinkan terdiri dari banyak pilihan, maka guru bisa memilih dengan membandingkan mana media yang paling memberikan keuntungan.18 Selain prinsip di atas, ada pula beberapa faktor lain yang menentukan
tepat atau tidaknya sesuatu dijadikan media pembelajaran. Faktor-faktor tersebut adalah:
17
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), Cet. 5, h. 202. 18 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 4, h. 126.
16
1.
Ketepatannya dengan tujuan pengajaran; hal itu berarti media pengajaran dipilih atas suatu tujuan instruksional yang telah ditetapkan
2.
Dukungan terhadap isi bahan pelajaran;
3.
Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah diperoleh atau setidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.
4.
Keterampilan guru dalam menggunakannya; pada poin ini, nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak penggunaannya oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya.
5.
Tersedianya waktu untuk menggunakannya;
6.
Sesuai dengan taraf berpikir siswa.19 Ada juga prinsip yang menggunakan pola, yang dirumuskan dalam
satu kata yaitu ACTION, yang merupakan akronim dari acces, cost, technology, interactivity, organization, dan novelty. 20
Access menjadi
pertimbangan pertama dalam pemilihan media, yaitu apakah media tersebut tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan. Cost, mahalnya biaya harus dihitung dengan aspek manfaatnya. Technology, dalam hal ini kita mempertimbangkan apakah media tersebut tersedia, dan mudah digunakan. Interactivity, yaitu dapat menimbulkan interaksi dua arah atau tidak, walaupun perlu juga kesesuaian dengan tujuan pembelajaran yang bersangkutan. Organization, adalah dukungan organisasi. Misalnya, apakah kepala sekolah mendukung atau tidak. Novelty, yaitu kebaruan media yang dipilih. Media yang lebih baru biasanya akan lebih baik dan menarik bagi siswa. Prinsip-prinsip pemilihan media diatas dimaksudkan agar media pembelajaran yang digunakan dapat sesuai sasaran sehingga benar membantu proses belajar dan mengajar dikelas, mengingat bahwa setiap 19
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, op. cit., h. 4. Sanjaya, op. cit., h. 224.
20
17
media memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Walaupun terdiri dari banyak prinsip, diharapkan guru dapat membandingkan dan bijak dalam menentukan media yang akan digunakan. Sehingga, guru dapat memperkecil celah kelemahan dari media yang bersangkutan. 2. Film Animasi Film merupakan serangkaian gambar-gambar didalam frame. Setiap frame diluncurkan dengan cepat dan bergantian sehingga seolah-oleh terlihat hidup dan bergerak dan memberikan visualisasi yang kontinue. 21 Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar, mengingat bahwa film mengandung suara dan gambar sekaligus. Film animasi berasal dari dua disiplin ilmu. Film berakar pada dunia fotografi dan animasi berakar pada dunia gambar.22 Chabib & Wahyu menyatakan bahwa, film digunakan untuk mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan, dan kenyataan. Dalam hal ini berarti film digunakan untuk mengkomunikasikan atau menyampaikan materi pelajaran. Ide awal pembuatan film adalah ketika serangkaian gambar diam berurutan, diletakan rapat-rapat dan ditunjukkan berganti-ganti dengan kecepatan tinggi maka orang yang melihatnya akan merasa bahwa film itu bergerak dan hidup. Saat ini, teknologi perkembangan sudah sangat pesat dan serba digital sehingga memudahkan praktisi pendidikan untuk lebih kreatif dan inovatif lagi dalam pembuatan media film untuk pembelajaran. Film pembelajaran itu sendiri merupakan perpaduan antara pemaparan imajinatif, faktual dan teknis. 23 Dikatakan imajinatif karena pembuatan film memerlukan daya khayal. Dikatakan faktual karena imajinasi tersebut berisi informasi-informasi materi pelajaan yang akan disampaikan kepada peserta didik. Dan dikatakan teknis karena pembuatan film harus berdasarkan karakteristik peserta didik dan kompetensi dasar yang harus dicapai. 21
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, op. cit., h. 64. Chabib Syafrudin & Wahyu Pujiyono, Pembuatan Film Animasi Pendek “Dahsyatnya Sedekah” Berbasis Multimedia Menggunakan Teknik 2D Hybrid Animation dengan Pemanfaatan Graphic, Jurnal Sarjana Teknik Informatika, Vol. 1, 2013, 387-398. (http://journal.uad.ac.id/index.php/JSTIF/article/view/1783). 23 Daryanto, op. cit., h. 85. 22
18
Media film sangat mempunyai kemungkinan untuk memacu dan memberi stimulant pada daya apresiasi anak didik. Kisah-kisah yang ditampilkan melalui film dapat membantu anak memahami dan merespon kehidupan sekitarnya. 24 Media film disajikan sebagai media pengajaran untuk mengambil pesan dari alur cerita sesuai dengan tema dan subjek pelajaran yang diajarkan, sehingga anak didik akan mudah memahami dan mengambil pelajaran dari film yang ditonton. Manfaat dan karakteristik lain, menurut Munadhi dapat dilihat di tabel berikut:25 Tabel 2.2 Karakteristik Media Film Kelebihan
Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu; Film dapat diulangi bila perlu, untuk menambah kejelasan; Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diterima; Mengembangkan imajinasi peserta didik; Memperjelas hal-hal yang abstrak dan menggambarkan gambaran yang lebih realistis; Menumbuhkan minat dan motivasi belajar;
Kelemahan
Terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi; Penggunaan film dianggap menggunakan biaya yang tinggi;
Kemampuan media film dalam mengatasi keterbatasan jarak dan waktu maksudnya adalah film mampu mendatangkan suatu peristiwa yang terjadi di lokasi yang jauh atau berbeda dari lokasi yang kita diami. Film juga mampu memanipulasi suatu peristiwa yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu menjadi satu atau dua menit. Media film dapat juga dapat diulangi jika perlu. Terutama pada proses yang menggambarkan suatu langkah atau urutan peristiwa yang harus diingat, misal proses fotosintesis. 24
Tim Pustaka Familia, Warna Warni Kecerdasan Anak dan Pendampingannya, (Yogyakarta: Kansius, 2010), cet. Ke-5, h. 182. 25 Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Cipayung: Gaung Persada Press, 2008), cet. Ke-1, h. 116.
19
Selain karakteristik media film yang diatas, Arsyad juga menjabarkan beberapa kelebihan dan kelemahan media film, diantaranya:26 1.
Melengkapi pengalaman dasar siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, dan berpraktik. Misal, penglaman menyaksikan cara kerja denyut jantung.
2.
Menggambarkan suatu proses dan dapat disaksikan berulang-ulang.
3.
Meningkatkan motivasi dan segi afektif lain.
4.
Film dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.
5.
Dapat menyajikan peristiwa berbahaya yang jika dilihat secara langsung.
6.
Bisa digunakan untuk kelompok besar maupun kelompok kecil.
7.
Dengan kemampuan dan tekniknya, film yang dalam kecepatan normal membutuhkan waktu seminggu dapat dilihat dengan beberapa menit saja. Misal, proses mekarnya bunga. Disamping kelebihan-kelebihannya, Arsyad juga menjabarkan beberapa
kelemahan media film, diantaranya: 1.
Umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak.
2.
Pada waktu film dipertunjukkan dan gambar bergerak terus-menerus, tidak semua siswa dapat mengikuti informasi yang ingin disampaikan tersebut.
3.
Film yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali film tersebut memang dirancang khusus untuk media belajar. Film juga sangat mempunyai kemungkinan untuk memacu dan memberi
stimulan pada daya apresiasi anak. Kisah-kisah yang ditampilkan melalui film dapat membantu anak memahami dan merespon kehidupan sekitarnya. Selain itu, media film juga memberikan hiburan tersendiri bagi anak didik sehingga mereka merasa tidak bosan saat mengikuti sesi pembelajaran tersebut, namun mereka akan mendapatkan pesan yang diajarkan dari media film ini. Animasi berasal dari bahasa latin, yaitu “anima” yang berarti jiwa, hidup, semangat. Selain itu, kata animasi juga berasal dari kata animation yang berasal dari kata dasar to anime di dalam kamus Indonesia Inggris yang berarti menghidupkan. Animasi dalam arti menghidupkan disebut oleh N. Imamah, yaitu 26
Arsyad, op. cit., h. 49.
20
yaitu usaha untuk menggerakkan sesuatu yang tidak bisa bergerak sendiri. 27 Animasi juga adalah suatu tampilan yang menggabungkan media teks, grafis, dan audio dalam suatu aktivitas pergerakan. Neo & Neo dalam Munir menyebutkan bahwa animasi merupakan salah satu teknologi yang dapat menjadikan gambar yang diam menjadi seolah-olah hidup, dapat bergerak, beraksi, dan berkata-kata.28 Dengan begitu, animasi berarti merupakan hasil proses dari penggabungan berbagai objek/grafis diam. Objek atau gambar tersebut digerakan melalui perubahan yang sedikit demi sedikit dan diluncurkan dengan kecepatan tinggi dan ditambahkan audio sehingga gambar tersebut terkesan dapat beraksi, hidup, bergerak dan dapt berkata-kata. Proses-proses biologi yang kompleks dapat dengan mudah dijelaskan kepada siswa. Pada proses belajar mengajar, siswa sering dihadapkan pada materi yang abstrak dan diluar pengalaman sehari-hari sehingga materi pelajaran sulit diterima dan dipahami oleh siswa. Keistimewaan yang dimiliki oleh animasi intinya untuk memvisualisasikan konsep abstrak yang sulit dipraktekkan di kelas. Berikut tabel kelebihan dan kelemahan media animasi: Tabel 2.3 Karakteristik Media Animasi Kelebihan
Membawa bersama butiran informasi kedalam satu bentuk dasar yang dipertontonkan; Memberikan penekanan, karena butiran yang berubah dan bergerak dapat menarik perhatian penonton melihat topik dan merangsang pengguna untuk melaksanakan suatu tindakan; Menyediakan jembatan visual dan penarik perhatian pengguna secara 27
Kelemahan
Pengembangannya memerlukan adanya ahli profesional, tidak sembarang orang dapat membuatnya; Pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama; Memerlukan memori dan ruang penyimpanan yang lebih; Memerlukan peralatan yang khusus untuk presentasi kualitas.
N. Imamah, Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis Kontruktivisme Dipadukan dengan Video Animasi Materi Sistem Kehidupan Tumbuhan, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol. 1, 2012, h. 32-36, (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2010/2124). 28 Munir, Multimedia: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), cet. Ke-1, h. 18.
21
Kelebihan
Kelemahan
tidak disadari dari topik-topik yang disediakan; Peserta didik akan lebih cepat belajar, dan memiliki sikap terhadap pembelajaran yang lebih baik; Pembelajaran interaktif dengan liveaction animasi, simulasi, video, audio, grafik, umpan balik, saran ahli; Fleksibelitas dan keselamatan Menghilangkan frustasi; Praktis; Konsisten; Menarik perhatian. Media
animasi
diatas
dklasifikasikan
berdasarkan
kelebihan
dan
kelemahannya. Secara garis besar, media animasi memiliki kelebihan yang berkaitan dengan kemampuannya dalam menarik perhatian siswa. Karna kemampuannya yang dapat menekankan bagia-bagian tertentu dalam suatu konsep dengan perubahan gerakan. Selain itu media animasi juga menarik karna mampu
menjadi
jembatan
visual
bagi
konsep-konsep
abstrak
dengan
fleksibelitasnya. Sedangkan kelemahan media animasi secara garis besar, lebih ditekankan pada proses pembuatannya yang hanya dapat dibuat oleh tenaga ahli/ professional dengan alat khusus dan waktu pembuatan yang lama. Harrison dan Hummell dalam Rahmatulloh menyatakan bahwa media film animasi mampu memperkaya pengalaman dan kompetensi siswa pada beragam materi ajar. Agina juga dalam Rahmatulloh menjelaskan bahwa pemanfaatan film animasi dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. 29 Film animasi sebagai satu kesatuan, menurut Bogiages dan Hitt
29
Muhammad Rahmattullah, Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film Animasi terhadap Hasil Belajar, 2013, h. 178-186, (http://ejournal.unesa.ac.id/article/4272/19/article.pdf).
22
dalam Sukmaniar juga mampu meningkatkan minat, pemahaman, dan keterampilan dalam kerja kelompok.30 Dengan begitu, berarti media film animasi adalah suatu alat bantu pengajaran yang dapat memudahkan terbantunya siswa menerima pesan yang disampaikan. Terutama, karena media film animasi memiliki beberapa kelebihan dalam merekam suatu prosses juga memiliki nilai hiburan tersendiri bagi peserta didik. 3. Pemahaman Konsep Aspek penting dalam proses belajar mengajar adalah untuk mencapai suatu tujuan. Salah satu tujuan dari proses belajar mengajar adalah agar siswa mampu memahami akan sesuatu berdasarkan pengalaman dalam belajarnya. Setiap siswa memiliki pemahaman yang berbeda mengenai hal-hal yang ada dilingkungannya, termasuk yang ada disekolah seperti materi pelajaran. Dalam materi biologi, seringkali siswa kurang memahami konsep dasar secara mendalam. Padahal setiap konsep memiliki keterkaitan dengan konsep-konsep selanjutnya. Maka dari itu, setiap konsep pelajaran, memiliki nilai penting untuk dipahami. Menurut Yulaelawaty dalam Made, pemahaman merupakan suatu perangkat standar program pendidikan yang mereflesikan kompetensi sehingga dapat mengantarkan siswa untuk menjadi kompeten dalam bidang kehidupan.
31
Pemahaman itu sendiri adalah kemampuan untuk menangkap pengertian dari sesuatu, sehingga dapat ditunjukkan dalam bentuk menerjemahan sesuatu.32 Mengajar dengan sukses mengusahakan agar isi mata pelajaran bemakna bagi kehidupan anak sehingga dapat membentuk pribadinya. Salah satu cara mencapainya adalah dengan penanaman pemahaman yang baik karena, salah satu hasil belajar yang efektif adalah tercapainya pemahaman. Karena itulah
30
Fahma Sukmaniar, Ngadino, dan Karsono, Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi dengan Menggunakan Media Pembelajaran Animasi, 2013, (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2010/2124). 31 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. 7, h.67. 32 Harjanto, op. cit.,h. 60.
23
pemahaman yang didapatkan setiap peserta didik sangatlah penting dalam suatu proses pendidikan. Seseorang dikatakan memahami sesuatu ketika ia mampu membentuk arti dari sebuah pesan pembelajaran, baik berupa lisan, tulisan, grafis atau gambar. Dengan rincian mampu menjelaskan, membandingkan, meramalkan, meringkas, mengelompokkan, dan membuat contoh.33 Hal itu berarti, seseorang yang memahami sesuatu cenderung dapat menjelaskan kembali suatu hal tertentu dan bahkan bukan hanya dapat menjelaskan kembali, seseorang yang memiliki pemahaman yang baik cenderung dapat menyelesaikan suatu masalah atas suatu konflik tertentu berdasarkan analisis masalah yang dipahaminya. Edgar menyatakan bahwa memahami atau comprehend itu sendiri berarti memahami teks, konteks, jamak, tunggal, maupun bagian-bagiannya yang lain secara intelektual. 34 Hal itu berkenaan dengan salah satu dari tiga tujuan pendidikan menurut Bloom, yakni pada tujuan pendidikan ranah kognitif. Seperti yang disebutkan oleh Sofyan bahwa kemampuan intelektual merupakan bagian dari domain kognitif. Ranah kognitif merupakan kemampuan menyatakan kembali dan kemampuan intelektual.35 Maka dari itu aspek pemahaman menurut Bloom berarti mengacu pada kemampuan untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat dan memaknai arti dari bahan maupun materi yang dipelajari. Pada umumnya, unsur pemahaman ini menyangkut kemampuan menyangkut makna suatu konsep dengan kata-kata sendiri. Dari uraian diatas, berarti pemahaman bukanlah hanya sekedar tau melainkan suatu kemampuan seseorang menafsirkan dan menginterpretasikan sesuatu. Misal, menjelaskan suatu kalimat yang ia baca atau dengar dengan bahasanya sendiri tanpa mengubah kandungan makna. 33
Dewi Salma Prawidilaga, Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 2,
h. 95. 34
Edgar Morin, Tujuh Materi Penting bagi Dunia Pendidikan, (Yogyakarta: Kansius, 2009), Cet. 5, h. 104. 35 Ahmad S., Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.14.
24
Pemahaman dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori, yaitu: 1.
Pemahaman terjemahan. Pemahaman tingkat terjemahan merupakan tingkat terendah, yaitu terjemahan dalam arti yang sebenarnya. Misalnya menerjemahkan kalimat, mengartikan Pancasila, menerjemahkan sandi.
2.
Pemahaman penafsiran. Pemahaman penafsiran merupakan tingkat yang kedua, yaitu menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan bagian yang berikutnya, atau membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok. Misalnya, menafsirkan grafik.
3.
Pemahaman ekstrapolasi. Pemahaman ekstrapolasi merupakan tingkat yang tertinggi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat sesuatu dibalik yang tersirat, membuat ramalan tentang konsekuensi, atau dapat memperluas masalahnya.
persepsinya
dalam
arti
waktu,
dimensi,
kasus,
dan
36
Salah satu kompetensi yang dapat ditunjukkan peserta didik dalam melakukan prosedur tepat dipengaruhi oleh bagaimana pemahamannya mengenai suatu konsep. Dengan demikian pemahaman merupakan suatu faktor penting dalam pembelajaran Biologi. Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan antar konsep-konsep biologi tersebut. Konsep adalah suatu buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam suatu definisi tertentu sehingga melahirkan produk ilmu pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori. Menurut Kempt dalam Prawidilaga, konsep adalah kategori atau
ragam yang menunjukkan suatu
kemiripan gagasan, kejadian, objek atau kebendaan. 37 Menurut Rosser dalam Ratna, konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek, kejadian,
36
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010), Cet. 5, h. 24. 37 Prawidilaga, op. cit., h. 85.
25
yang memiliki atribut yang sama. 38 Konsep juga adalah suatu gagasan abstrak yang digeneralisasi dari contoh-contoh khusus.39 Berdasarkan pengertian diatas, konsep dapat diartikan sebagai suatu pemikiran orang atau sekelompok orang mengenai pengkategorian atas abstraksi objek, kejadian dan kegiatan tertentu yang dapat mewakili satu stimulus dan dinyatakan dengan suatu definisi sehingga melahirkan produk ilmu pengetahuan berupa prinsip, hukum, dan teori. Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Karena konsep merupakan batu pembangun pikir individu bagi proses mental yang lebih tinggi untuk memecahkan suatu masalah tertentu berdasarkan aturan-aturan yang diperolehnya.40 Belajar konsep timbul karena adanya suatu kesanggupan manusia dalam merepresentasi internalkan tentang dunia sekitarnya dengan menggunakan bahasa. Semakin sering siswa membentuk kesalingterkaitan antar dalam suatu konsep,
maka
semakin
mudah
mereka
mengingat,
memahami,
dan
menerapkannya. Ketika mereka membentuk banyak hubungan logis diantara berbagai konsep dan prinsip, mereka akan mendapatkan pemahaman konseptual. Ada 4 dasar untuk mendefinisikan perkataan yang menunjuk suatu konsep, yaitu berdasarkan: 1.
Sifat-sifat yang dapat diukur atau dapat diamati, misal semangka dan pepaya, sama-sama segar buahnya, namun berbeda warna an kulitnya.
2.
Sinonim, antonim, dan makna semantik lain, misal “sopan” diartikan sebagai beradab, tidak kasar, baik budi.
3.
Hubungan-hubungan logis dan aksioma/ definisi dari sudut ini tidak secara langsung menunjuk sifat-sifat tertentu, misal garis dibatasi sebagai jaraj terekat antara dua titik.
38
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h.
63. 39
Robert. E. Slavin, Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Indeks, 2008),
h. 298. 40
Dahar, op. cit., h. 62.
26
4.
Manfaat atau gunanya, misal pulpen untuk menulis, pisau untuk memotong.41 Suatu konsep memiliki banyak hubungan dengan konsep lain. Flavell dalam
Sagala menyarankan bahwa pemahaman konsep sebaiknya dibedakan dalam tujuh dimensi, yaitu: 1.
Atribut. Setiap konsep memiliki atribut yang berbeda. Contohnya konsep meja, meja harus memiliki suatu permukaan yang datar dan sambungansambungan yang mengarah kebawah sehingga permukaan tersebut terangkat keatas. Atribut bisa berupa bentuk, fisik, tinggi, fungsi, warna dll.
2.
Struktur. Struktur menyangkut cara terkaitnya atribut-atribut itu.
3.
Keabstrakan. Konsep-konsep dapat dilihat dan konkret atau konsep itu terdiri atas konsep-konsep lain. Contoh: suatu segitiga dapat dilihat, sedangkan keinginan tidak dapat dilihat.
4.
Keinklusifan. Ini ditunjukkan pada seberapa banyak contoh yang terlibat dalam konsep itu. Bagi anak kecil, konsep kucing hanya ditujukan pada hewan tertentu, yaitu kucing tertentu. Bila anak tersebut telah mengenal beberapa kucing lain, konsep kucing akan menjadi lebih luas dan lebih banyak contohnya.
5.
Keumuman. Bila diklasifikasikan, konsep dapat berbeda posisi superordinat dan subordinatnya. Konsep wortel adalah subordinat bagi konsep sayur, konsep sayur merupakan subordinat dari konsep tanaman yang dapat dimakan. Semakin umum suatu konsep, semakin banyak asosiasi yang dapat dibuat dengan konsep lainnya.
6.
Ketepatan. Ketepatan suatu konsep menyangkut apakah ada sekumpulan aturan yang membedakan contoh dan non contoh suatu konsep.
7.
Kekuatan. Kekuatan suatu konsep ditentukan oleh sejauh mana orang setuju bahwa konsep tersebut penting.42
41
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 5, h. 140. 42 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. 8, h. 72.
27
Konsep berkembang melalui satu seri tingkatan. Tingkatan-tingkatan itu mulai dengan hanya mampu menunjukkan contoh suatu konsep hingga dapat sepenuhnya menjelaskan atribut-atribut konsep. Menurut Klausmeier dalam Ratna, menyebutkan bahwa ada empat tingkatan pencapaian konsep, yaitu: 1.
Tingkat konkret. Seseorang dikatakan telah mencapai tingkat konkret apabila ia mampu mengenal suatu benda yang telah dihadapinya. Ia harus dapat memperlihatkan benda tersebut dan dapat membedakan benda-benda itu dari stimulus-stimulus yang ada disekitarnya.
2.
Tingkat identitas. Seseorang dikatakan mencapai tingkat identitas ketika ia sudah mampu mengeneralisasikan dua atau lebih dari bentuk yang identik dari benda yang sama adalah anggota dari kelas yang sama.
3.
Tingkat klasifikasi. Seseorang dikatakan mencapai tingkat klasifikasi ketika ia dapat mengenal persamaan dari dua contoh yang berbeda dari kelas yang sama.
4.
Tingkat formal. Seseorang dikatakan mencapai tingkat formal ketika ia mampu menentukan atribut-atribut yang membatasi konsep. Seperti mampu memberi nama konsep itu, mendefinisikan konsep tersebut dalam atributatribut kriterianya, mendriskriminasi dan memberi nama atribut-atribut yang membatasi, dan mengevaluasi atau memberikan secara verbal contoh dan noncontoh konsep.43 Trianto dalam Selvina dkk, menyatakan bahwa pemahaman konsep
merupakan pemahaman siswa terhadap fakta-fakta yang saling terkait, yang identik dengan kemampuan menangkap makna dari konsep yang dipaparkan dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut dengan situasi yang berbeda. 44 Hal tersebut berarti bahwa kemampuan dalam memahami suatu konsep abstrak dapat mendorong anak atau seseorang untuk berpikir lebih mendalam, karena konsep akan muncul dalam berbagai konteks, sehingga pemahaman suatu konsep yang ada akan saling berkaitan dengan konsep yang lainnya. 43
Dahar, op. cit.,h. 70. Selvina Reza Devita, Riyadi, Yulianti, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Concept Mapping terhadap Pemahaman Konsep Perubahan Lingkungan Fisik, 2013, (http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/download/2804/1922 ). 44
28
Dari uraian tersebut maka secara garis besar dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep adalah proses, cara, perbuatan mengerti atau mengetahui secara detail mengenai konsep yang tercermin dalam meningkatnya suatu hasil belajar siswa. Dengan memahami suatu konsep, ia dapat mengkategorikan dunia sekitarnya menurut konsep itu. Berdasarkan penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep dalam suatu pembelajaran sangatlah penting. Karena, paham atau tidaknya individu atas konsep dasar dalam suatu kajian awal mempunyai dampak pada pemahaman konsep pada kajian selanjutnya, yang dalam hal ini, pemahaman konsep dapat diukur dengan tes kognitif pada siswa. Maka dari itu, dampak pemahaman yang didapatkan siswa pada konsep yang bersangkutan tentu saja akan berimbas pada tercapai atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran yang dilaksanakan. B.
Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Animesh K. Mohapatra and Reena
Mohapatra dengan judul effect of animations in constructing and reconstructing students’ knowledge of cell division (mitosis) menunjukkan bahwa penggunaan animasi dalam pembelajaran biologi dalam hal ini mengenai mitosis dapat memberikan
pembelajaran
bermakna
meningkat. Hal ini dibuktikan dengan
sehingga
pemahaman
siswa
lebih
siswa yang belajar dengan animasi
menunjukkan skor rata-rata 88% lebih tinggi dari kelompok kontrol dengan skor rata-rata 69% mengenai struktur kromosom dan skor rata-rata 80% lebih tinggi dari kelompok kontrol dengan skor rata-rata 63% mengenai proses mitosis.45 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Danton H. O’Day dengan judul animated cell biology a quick and easy method for making effective, high quality teaching animations menunjukkan bahwa penggunakan media animasi dalam proses pembelajaran biologi sel dapat membantu siswa mendapatkan efek dan
45
Animesh K. Mohapatra dan Reena Mohapatra, Effect of Animations in Constructing and Reconstructing Students’ Knowledge of Cell Division (Mitosis), 2013, h. 358-362, (http://episteme4.hbcse.tifr.res.in/proceedings/strand-iii-curriculum-and-pedagogical studies-instme/mohapatra-mohapatra).
29
nilai tertentu terutama mengenai wawasan dalam suatu peristiwa dinamis, hal ini dibuktikan dengan siswa yang belajar dengan 3 atau lebih penyajian animasi menghasilkan skor rata-rata 84,4% dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan 3 atau lebih penyajian grafis yaitu
menghasilkan peningkatan kelas
71,3%.46 Penelitian yang dilakukan oleh King-Dow Su dengan judul an integrated science course designed with information technologies to enhance university student’s learning performance menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media teknologi informasi komunikasi dapat membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik dalam konsep ilmu yang ditargetkan dan memberikan sikap positif terhadap pembelajaran sains, hal ini dibuktikan dengan peningkatan kinerja sebesar 43,27% dan survei sikap enam subskala menunjukkan sikap positif terhadap pelajaran ilmu pengetahuan dengan respon > 3,50 untuk semua sikap.47 Penelitian yang dilakukan oleh Danton H. O’Day dengan judul the value of animation in biology teaching: a study of long-term memory retention menunjukkan bahwa penggunaan animasi dalam pembelajaran biologi kompleks dapat meningkatkan pemahaman biologi siswa dan memberikan dampak memori jangka panjang yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar tanpa menggunakan animasi. Hal ini dibuktikan dengan siswa yang belajar dengan animasi menunjukkan skor rata-rata 77,9% dengan penurunan skor (setelah tes memori) menjadi 43%, sedangkan siswa yang belajar tanpa animasi mendapatkan skor rata-rata 58,1% dengan penurunan skor (setelah tes memori) menjadi 35,8%.48
46
Danton H. O’Day, Animated Cell Biology: A Quick and Easy Method for Making Effective, High Quality Teaching Animations, Vol. 5, 2006, h. 255-263, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1618697). 47 King-Dow Su, An Integrated Science Course Designed with Information Technologies to Enhance University Student’s Learning Performance, ScienceDirect, Vol. 51, 2008, h. 1365-1374, (http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0360131508000171). 48 Danton H. O’Day, The Value of Animations in Biology Teaching: A Study of Long-Term Memory Retention, Vol 6, 2007, h. 217-223, (http://www.lifescied.org/content/6/3/217.full.pdf+html).
30
Penelitian yang dilakukan oleh Yosi Rotbain, Gili Marbach-Ad d anRuth Stavy dengan judul using a computer animation to teach high school molecular biology menunjukkan bahwa penggunaan animasi komputer dalam pembelajaran biologi dalam hal ini mengenai genetika molekuler dengan konsep yang abstrak dan proses menunjukkan bahwa nilai rata-rata posttest dari kelompok eksperimen secara signifikan lebih tinggi 73% dari rata-rata skor kelompok kontrol 61% dalam konten pengetahuan. Hal itu berarti bahwa penggunaan animasi secara signifikan dapat meningkatkan pemahaman siswa.49 Penelitian yang dilakukan oleh Sapto Haryoko, dengan judul Efektifitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen (media audiovisual) dibanding dengan kelas kontrol (konvensional). Hal itu ditunjukkan oleh peningkatan hasil belajar pada kedua kelas tersebut. Kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih tinggi yakni sebesar 16,25, sedangkan pada kelas kontrol hanya terjadi peningkatan sebesar 9,25. Hal itu menunjukkan bahwa penggunaan media audiovisual memberikan efek yang lebih baik.50 Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Rahmatullah, dengan judul pengaruh pemanfaatan media film animasi terhadap hasil belajar menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan (kelas eksperimen) dan tidak menggunakan (kelas kontrol) media pembelajaran film animasi setelah perlakuan (post test), rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Hal itu ditunjukkan oleh peningkatan hasil belajar pada kedua kelas tersebut. Kelas eksperimen
49
Yosi Rotbain, Gili Marbach-Ad dan Ruth Stavy, Using a Computer Animation to Teach High School Molecular Biology. J Sci Educ Technol, Vol. 17, 2008, h. 49-58, (http://link.springer.com/article/10.1007/s10956-007-9080-4?no-access=true). 50 Sapto Haryoko, Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi@Elektro, Vol. 5, 2009, h. 1-10, (http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/article/download/972/781).
31
mengalami peningkatan yang lebih tinggi yakni 0,34 (sedang), sedangkan pada kelas kontrol hanya terjadi peningkatan 0,10 (rendah).51 C.
Kerangka Berpikir Kemajuan dan perkembangan teknologi informasi demikian pesat sehingga
berengaruh pada munculnya berbagai jenis kegiatan berbasis pada teknologi terutama teknologi yang dimanfaatkan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan. Penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan sudah dimulai sejak lama. Media pembelajaran sebagai salah satu produk teknologi, mengalami kemajuan seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknolgi. Teknologi dapat membantu mencapai sasaran dan tujuan pendidikan sehingga proses belajar mengajar akan lebih berkesan dan bermakna. Salah satu masalah dalam pembelajaran sains adalah kesulitan dalam memahami hal-hal yang bersifat abstrak. Kebanyakan siswa hanya menghafal daripada memahami. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya minat siswa pada saat pembelajaran yang disebabkan kurang menariknya media belajar. Maka dari itu, penggunaan media yang tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran memiliki fungsi yang sangat penting dalam menentukan tercapai atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran. Salah satu media yang sedang berkembang saat ini adalah media audiovisual. Penggunaan media audiovisual yaitu, suatu alat perantara/ penyampai pesan yang terdiri dari suara dan gambar. Media audiovisual juga berkemampuan untuk memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Salah satu media audiovisual yang dapat digunakan adalah dengan pemanfaatan media film animasi, hal itu disebabkan karena film animasi dapat menjelaskan konsep yang sifatnya abstrak menjadi lebih konkrit, memberikan jembatan visual bagi siswa serta dapat diulang jika perlu. Pada berbagai jenjang pendidikan mulai dari pendidikan menengah (SMP, SMA) sampai pada jenjang perguruan tinggi terdapat konsep-konsep biologi yang
51
Muhammad Rahmattullah, Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film Animasi terhadap Hasil Belajar, 2013, h. 178-186, (http://ejournal.unesa.ac.id/article/4272/19/article.pdf).
32
bersifat abstrak dan sulit dipahami oleh pembelajar, maka diperlukan kreativitas guru untuk menyajikan pembelajaran sehingga lebih mudah dipahami oleh pembelajar. Kehadiran media animasi dalam pembelajaran Biologi sangat mendukung proses penyampaian berbagai informasi dari guru ke siswa. Film animasi juga diketahui dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan berpikir siswa, hal itu disebabkan film animasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi belajar. 52 Dengan demikian, pemanfaatan media film animasi diduga berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa. D.
Hipotesis Penelitian Berdasakan kajian teoritis dan penyusunan kerangka pikir, maka hipotesis
penelitian ini adalah : “Terdapat pengaruh media film animasi terhadap pemahaman konsep siswa”.
52
Miri Barak, Tamar Ashkar, Yehudit J. Dori, Teaching Science via Animated Movies: Its Effect on Students' Learning Outcomes and Motivation, 2013, h. 1-6, (http://www.sciencedirect.com/science/journal/03601315/56/3).
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Cibinong, yang berlokasi di Jalan Karadenan No. 5 Cibinong, Bogor 16913. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei semester genap tahun ajaran 2013/2014.
B.
Metode dan Desain Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment (eksperimen semu) 1 . Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran. Sampel dibagi dua bagian yaitu kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan media film animasi dan kelompok kontrol dengan tanpa perlakuan media film animasi. Oleh karena itu, rancangan penelitian yang digunakan adalah : desain kelompok pretest-posttest (pretest-posttest group design). Adapun desain penelitian dapat di lihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1. Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design Kelompok
Pretest
Perlakuan Postest
Eksperimen
YI
X1
Y2
Kontrol
Y1
X2
Y2
Keterangan: X1
: Perlakuan dengan media film animasi
X2
: Perlakuan tanpa media film animasi
Y1
: Pemberian pretest
Y2
: Pemberian posttest
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h. 123.
33
34
C.
Populasi dan Sampel Populasi adalah kumpulan dari sejumlah elemen. 2 Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh siswa SMA N 2 Cibinong. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.3 Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling karena dalam pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI 5 yang terdiri atas 32 siswa, sebagai kelompok eksperimen dan kelas XI 6 yang terdiri dari 30 siswa, sebagai kelompok kontrol.
D.
Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu:
E.
1.
Variabel bebas
2.
Variabel terikat : pemahaman konsep siswa
: media film animasi
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa tes dan non tes. Untuk tes berupa tes objektif pilihan ganda (pretest-posttest), sedangkan non tes berupa lembar observasi guru dan lembar angket. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data Sumber Data Siswa
2
Data tentang Pemahaman konsep pada
Teknik Pengumpulan Data Siswa
Instrumen Penelitian Soal
pretest-
siswa sebelum dan sesudah melaksanakan
posttest
dilakukan perlakuan
pilihan ganda
pretest-posttest
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), Cet. 5, h. 84. 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h. 174.
35
Sumber Data
Data tentang
Teknik Pengumpulan Data
Instrumen Penelitian
dengan penggunaan media film animasi dan media powerpoint Guru Pengamatan terhadap
Observer
Pedoman
ketelaksanaan rencana
mengisi lembar
pengamatan
pelaksanaan pembelajaran
observasi
Hasil pengamatan objektif
Siswa mengisi
Lembar
siswa saat menggunakan
lembar angket
angket
Siswa
media film animasi dalam proses belajar F.
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data antara lain: 1.
Tes hasil belajar Tes ini merupakan tes objektif pilihan ganda dengan 5 alternatif pilihan jawaban pada setiap butir, yaitu a, b, c, d dan e. Materi tes yang diberikan adalah mengenai sistem pertahanan tubuh manusia. Tes ini berisi 25 butir soal, yang diberikan dua kali terhadap siswa. tes pertama diberikan sebelum siswa memasuki pembelajaran (pretest) dan tes kedua diberikan setelah siswa melakukan pembelajaran (posttest).
36
Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Subkonsep Sistem limfatik
C1
C2
1*, 6
2*, 4
JUMLAH SOAL
C5
C6
Jumlah Soal
5
7
3*, 8*
9
9
10*, 16 19*, 20*, 25, 24, 27, 32*, 30, 33*, 31*, 36 37*, 38*, 39, 40, 41 42*, 43*
15*
17*
13*
11
8
23*, 29
22*, 26,34
21*, 28
18*, 35
26*
47*
46
45*
44, 50
49*
48*
7
53*
55
56
51*
52
54
6
15
14
6
8
7
6
56
12, 14
Sistem pertahanan tubuh
Aspek Kognitif C3 C4
Ket: * = Soal yang valid 2.
Lembar observasi guru Observasi atau pengamatan merupakan alat penilaian proses yang dapat mengungkapkan proses keterlaksanaannya suatu kegiatan yang dapat diamati. 4 Dalam penelitian ini, lembar observasi dibuat untuk mengamati sejauh mana guru melakukan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dirancang. Lembar observasi ini dibuat
4
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 15, h. 84.
37
untuk kedua kelompok, yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penskoran dilakukan dengan mengkonversi skor ke dalam standar 100. Observer dalam penelitian ini adalah guru bidang studi SMAN 2 Cibinong. Tabel 3.4. Indikator Lembar Observasi Guru N
Kegiatan Guru
Tahapan
(Kelompok
O Pembelajaran 1
Pertemuan Kegiatan Guru
Eksperimen)
ya
Kegiatan awal Pembukaan
3. Membuka
Membuka pembelajaran
pembelajaran
dengan memberi
dengan
salam
salam
dan
kehadiran siswa
kesiapan
materi
dan
kehadiran siswa
Mengulas secara 5. Mengulas sekilas
Motivasi
memberi
4. Mengecek
Mengecek kesiapan
sekilas
secara materi
sebelumnya
sebelumnya
Mengaitkan
Mengaitkan materi
materi
dengan
dengan
contoh
sehari-
sehari-hari
contoh
hari Apersepsi
Merespon jawaban
Merespon jawaban siswa
siswa
dan
dan mengaitkan
mengaitkan
pada
materi
materi yang akan
yang
akan
dipelajari
1
(Kelompok Kontrol)
dipelajari
pada
2 tdk
ya
tdk
38
N
Kegiatan Guru
Tahapan
(Kelompok
O Pembelajaran
Eksperimen)
Pertemuan Kegiatan Guru ya
Menyebutkan
Menyebutkan
Menyebutkan
tujuan
kompetensi
kompetensi
pembelajaran
yang
akan
yang
akan dicapai
dicapai 2
Kegiatan inti Elaborasi
Eksplorasi
Mengajukan
Mengajukan
pertanyaan pada
pertanyaan
siswa
siswa
Membimbing
c. Membimbing
siswa dalam
siswa dalam
membentuk
membentuk
kelompok
kelompok
Memberikan
pada
d. Memberikan
pengarahan
pengarahan pada
pada siswa
siswa mengenai
mengenai hal
hal yang harus
yang harus
dilakukan dalam
dilakukan dalam
kelompoknya
kelompoknya
masing- masing
masing- masing
e. Menjelaskan
Menyajikan
materi dengan
film animasi
power point yang
Memberikan
ditampilkan
LKS dan
1
(Kelompok Kontrol)
f. Memberikan LKS
membimbing
dan membimbing
siswa untuk
siswa untuk
mendiskusikan
mendiskusikan
2 tdk
ya
tdk
39
N
Kegiatan Guru
Tahapan
(Kelompok
O Pembelajaran
Eksperimen) nya
ya
g. Meminta
Meminta perwakilan
perwakilan siswa
siswa untuk
untuk
mempresentasik
mempresentasikan
an hasil
hasil diskusinya h. Menanggapi hasil
Menanggapi
telaah siswa dan
hasil telaah
memberikan
siswa dan
informasi yang
memberikan
sebenarnya
informasi yang sebenarnya Konfirmasi
d. Meluruskan
f. Meluruskan
kesalahan
kesalahan
pemahaman dan
pemahaman
memberikan
memberikan
penguatan
penguatan
terhadap materi
terhadap materi
e. Memberikan
dan
g. Memberikan
kesempatan
kesempatan pada
pada
siswa
untuk
siswa bertanya
bertanya
untuk tentang
tentang hal yang
hal yang belum
belum
dimengerti
dimengerti
1
(Kelompok Kontrol) nya
diskusinya
Pertemuan Kegiatan Guru
2 tdk
ya
tdk
40
N
Tahapan
O Pembelajaran 3
Kegiatan Guru (Kelompok Eksperimen)
Pertemuan Kegiatan Guru ya
Kegiatan akhir Kesimpulan
F. Meminta siswa K. Meminta
siswa
menyimpulkan
menyimpulkan
pembelajaran
pembelajaran
mengenai materi
mengenai
yang
yang bersangkutan
bersangkutan G. Menguatkan kesimpulan siswa
materi
L. Menguatkan kesimpulan siswa M. Meminta pengumpulan
H. Meminta
lembar
pengumpulan
jawaban
LKS
lembar jawaban N. Memberikan LKS
penghargaan
I. Memberikan
kepada kelompok
penghargaan
dengan
kepada
baik
kelompok dengan
kinerja
O. Memberi salam kinerja
baik J. Memberi salam
1
(Kelompok Kontrol)
2 tdk
ya
tdk
41
3.
Lembar angket Angket merupakan seperangkat pernyataan yang diberikan kepada responden untuk mengungkapkan pendapat, keadaan dan kesan. 5 Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui bagaimana respon
siswa
(kelompok
eksperimen)
terhadap
media
yang
disuguhkan dengan cara memilih kriteria SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Menurut Sobry Sutikno ada empat prinsip yang mendasari pemilihan media pembelajaran, maka dari itu indikator angket yang digunakan dalam penelitian ini mengenai respon siswa terhadap media belajar film animasi pada konsep sistem pertahanan tubuh adalah: Tabel 3.5. Indikator Angket Siswa Dimensi
Elemen
1) Menentukan
Jumlah
1, 9
5, 13
4
17, 25
21, 29
4
6, 14
4
a. Sesuai dengan
media
dengan
tujuan
tepat.
Media
bahan
dipilih
sesuai
pembelajaran
dengan
tujuan b. Membantu
dan
bahan
pelajaran
Nomor pernyataan Positif Negatif
yang
diajarkan
dan
memahami konsep pembahasan
2) Menetapkan dan a. Sesuai dengan 2, 10 mempertimbang
ketertarikan
kan
peserta
subjek
dengan
5
tepat,
didik
terhadap
penggunaan
media
yang
media
bersangkutan
Ahmad S., Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 34.
42
Dimensi diperhitungkan sesuai
Nomor pernyataan Jumlah Positif Negatif b. Sesuai dengan 18, 26 22, 30 4 Elemen
dengan
tingkat
tingkat
kemampuan/
kematangan/kem
pemahaman/
ampuan
kematangan
peserta
didik
daya
pikir
peserta didik 3) Menyajikan media
a. Teknik
dengan
dan 3, 11
4
8, 16
4
23
2
24, 28
4
metode
tepat, teknik dan
penyajian
metode
media
penggunaan
digunakan
media
7, 15
tepat
dalam b. Penyajian
4, 12
pengajaran harus
media
sesuai
disesuaikan
dengan bahan,
dengan
tujuan,
sarana belajar
bahan,
metode,
waktu,
dan
yang ada
sarana 4). Menempatkan
a. Media
yang 19
atau
disajikan,
memperlihatkan
diperlihatkan
media pada
pada
waktu, tempat
tempat
dan
dan situasi yang
situasi
yang
tepat
tepat b. media
waktu,
yang 20, 27
digunakan
43
Dimensi
Elemen
Nomor pernyataan Positif Negatif
Jumlah
dapat meningkatkan motivasi belajar Jumlah G.
30
Kontrol terhadap Validitas Internal Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data harus dimantapkan kualitasnya melalui suatu langkah yang disebut uji coba. Dari hasil uji coba perangkat tes dipilih butir soal yang memenuhi validitas, reabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Analisis perangkat uji coba meliputi: 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat keshahihan suatu instrumen.6 Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Perhitungan validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan program anates. Berikut
langkah-langkah
menghitung
validitas
menggunakan
program anates: a)
Pilih program anates untuk soal pilihan ganda.
b)
Pilih buat data mentah, kemudian tentukan jumlah subjek dan jumlah soal.
c)
Masukkan skor soal pada skor ideal.
d)
Kemudian kembali ke menu utama dan klik olah semua data atau pilih validitas.
Berdasarkan perhitungan anates dari 56 soal yang diberikan terdapat 28 soal yang valid yaitu 1, 2, 3, 8, 10, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h. 211.
44
26, 31, 32, 33, 37, 38, 42, 43, 45, 47, 48, 49, 51, dan 53. Dan hanya 25 butir soal yang digunakan sebagai soal pretest dan posttes, yaitu nomor 1, 2, 3, 8, 10, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 26, 31, 32, 33, 38, 45, 47, 48, 49, 51, dan 53 dikarenakan indikator yang sudah terwakili. 2. Uji Validitas Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana guru melakukan rencana pelaksanaan pembelajaran dikelas, dengan panduan RPP yang sudah dirancang. Uji validitas untuk lembar observasi menggunakan validitas lembar isi oleh praktisi pendidikan (dosen). 3. Uji Validitas Lembar Angket Lembar angket digunakan untuk mengetahui bagaimana
respon
siswa (kelompok eksperimen), baik pendapat, keadaaan, dan kesan terhadap media yang disuguhkan. Uji validitas untuk lembar angket menggunakan validitas lembar isi oleh praktisi pendidikan (dosen). 4. Reliabilitas Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya7, Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Adapun untuk mengetahui reabilitas soal, peneliti menggunakan program
anates.
Berikut
langkah-langkah
menghitung
validitas
menggunakan program anates:
7
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), Cet. 5, h. 120.
45
a)
Pilih program anates untuk soal pilihan ganda.
b)
Pilih buat data mentah, kemudian tentukan jumlah subjek dan jumlah soal.
c)
Masukkan skor soal pada skor ideal.
d)
Kemudian kembali ke menu utama dan klik olah semua data atau pilih validitas.
Berdasarkan hasil perhitungan, hasil uji coba instrumen memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,67 dengan kategori reliabilitas tinggi. 5. Tingkat Kesukaran Soal (Difficulty Index) Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. 8 Hasil perhitungannya merupakan hasil perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Rumus yang digunakan adalah :
P=
B JS
Keterangan : P
= Proporsi (Indeks Kesukaran)
B
= Jumlah siswa yang menjawab benar
JS
= Jumlah peserta tes/ siswa Kriteria indeks kesukaran dapat diklasifikasikan dengan ketentuan
berikut9: Jika P = 0-0,30 ----- sukar Jika P = 0,31-0,70 ---- sedang Jika P = 0,71-1,00 ---- mudah 8
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2006), Cet. 1, h. 137. 9 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),Cet. X, h. 210.
46
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran dengan menggunakan ANATES, diperoleh soal dengan kategori sangat sukar berjumlah 3 soal yaitu nomor 26, 36, dan 54. Sedangkan soal dengan kategori sukar berjumlah 11 soal yaitu nomor 4, 15, 16, 17, 18, 25, 32, 40, 43, 45, dan 47. Sedangkan untuk kategori sedang berjumlah 14 soal yaitu 6, 10, 11, 20, 21, 22, 27, 34, 37, 39, 41, 42, 51, dan 53. Sedangkan untuk soal dengan kategori mudah berjumlah 21 soal yaitu nomor 2, 3, 5, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 19, 23, 24, 28, 29, 30, 31, 38, 44, 48, 50, dan 55. 6.
Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.
10
Daya beda yang baik adalah D > 0,3. Rumus untuk
menentukan daya beda adalah: (Ba - Bb) D= 0,5 N
Keterangan: D
= Daya pembeda soal
Ba = Jumlah yang menjawab benar, pada kelompok atas Bb = Jumlah yang menjawab benar, pada kelompok bawah N
= jumlah peserta tes Berdasarkan
hasil
perhitungan
daya
beda
soal
dengan
menggunakan ANATES diperoleh hasil daya beda terendah sebesar 0,25 yang termasuk kategori Drop dan daya beda tertinggi sebesar 0,63 yang termasuk kategori baik sekali.
10
Ahmad S., Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 104.
47
H.
Teknik Analisis Data 1.
Pengujian prasyarat penelitian a. Uji Normal gain (N-gain) N-Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan bias penelitian. Karena pada nilai pretest kedua kelompok penelitian sudah berbeda maka digunakan uji normal gain dengan rumus11:
Dengan kategorisasi perolehan: tinggi : N-gain ≥ 0.70 sedang : 0.30 ≤ N-gain < 0.70 rendah : N-gain <0,30 b. Uji Normalitas Uji normalitas data ini untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu uji liliefors12, dengan rumus: Lo
= F (Zi) – S (Zi)
Keterangan:
11
Lo
= Harga mutlak terbesar
F (Zi)
= Peluang angka baku
S (Zi)
= Proporsi angka baku.
David E. Meltzer, The Relationship Between Mathematic Preparation and Conceptual Learning Gain in Physic: Possible-Hidden Variable “In Diagnostic Pretest Scores”.(http://physic.iastate.edu/per/docs/addenum_on_normalited.gain.pdf). Diakses 11 maret 2013. 12 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h.466.
48
Untuk mengetahui besar Lo, mulanya data sampel diurutkan dari data terkecil hingga data terbesar. Kemudian tentukan nilai Zi dengan rumus Zi = ((xi-x):s) dengan keterangan Zi adalah skor baku, xi adalah skor data, x adalah nilai rata-rata, dan s adalah simpangan baku. Selanjutnya, tentukan besar peluang untuk masing–masing nilai Zi dan sebut dengan F (Zi) dengan aturan, jika Zi > 0, maka F (Zi) = 0,57 (nilai tabel) dan jika Zi > 0, maka F (Zi) = 1 – (0,5 + nilai tabel). Jika besar peluang sudah ditentukan, selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2, Z3,…, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1, jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka rumus yang digunakan adalah S(Zi) = (( banyaknya Z1, Z2, Z3, …..,Zn: n)). Kemudian nilai selisih F (Zi) – S (Zi) dihitung dan tentukan harga mutlaknya. Nilai terbesar antara harga–harga mutlak selisih tersebutlah yang dinamakan nilai Lo. Untuk memberikan interpretasi Lo, caranya adalah dengan membandingkan dengan Lt. Lt adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis Uji Liliefors. Selanjutnya, langkah terakhir adalah mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt yang telah didapat. Apabila Lo < Lt, maka sampel berasal dari distribusi normal. Dengan kriteria pengujian: Jika L hit < L tab, berarti data berdistribusi normal Jika L hit > L tab, berarti data berdistribusi tidak normal c.
Uji Homogenitas Uji homogenitas data ini adalah untuk mengatahui kesamaan antara
dua keadaan atau populasi. Homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah Uji F, dengan rumus13:
13
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h.466.
49
Keterangan: F = Uji Fisher S12= Variansi Terbesar S22 = Variansi terkecil Untuk mendapatkan nilai F, mulanya hitung terlebih dahulu nilai Standar deviasi pada data, lalu nilai standar deviasi tersebut dikuadratkan untuk mendapatkan nilai varians. Setelah mendapatkan nilai varians, selanjutnya nilai varians dimasukkan dalam rumus Uji Fisher yaitu F = (, dengan keterangan adalah nilai varians terbesar dan adalah nilai varians terkecil. Nilai yang didapatkan dari perhitungan diatas adalah nilai homogenitas berdasarkan Uji Fisher. Selanjutnya, langkah terakhir adalah mengambil kesimpulan berdasarkan nilai uji yang didapat. Dengan kriteria pengujian: Jika F Hitung > F Tabel maka Ho diterima, berarti varians kedua populasi homogen. Jika F Hitung < F Tabel maka Ho ditolak, berarti varians kedua populasi tidak homogen Untuk taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan pembilang dk = nb–1 serta penyebut dk = nk-1, dengan nb merupakan ukuran sampel yang variansnya besar dan nk merupakan sampel yang variansnya kecil. d.
Uji Hipotesis Menganalisis data pretest dan posttest secara statistik untuk
mengetahui apakah kenaikkan hasil belajar biologi tersebut signifikan atau tidak. Dalam hal ini digunakan Uji-t karena data tersebut berdistribusi normal dengan taraf signifikansi α = 0,05.
50
1 2
t hitung dsg
1
n1
1 n2
Dengan dsg ( n 1 1)V 1 ( n 2 1)V 2 n1 n 2 2
Keterangan: N1
: Jumlah sampel kelompok eksperimen
N2
: Jumlah sampel kelompok kontrol
V1
: Varians data kelompok eksperimen
V2
: Varians data kelompok kontrol
Dsg
: Standar deviasi gabungan
X1
: Nilai rata-rata kelompok eksperimen
X2
: Nilai rata-rata kelompok kontrol
Adapun kriteria t tabel, jika: thitung< ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak thitung> ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima e. Teknik Analisis Lembar Observasi Lembar
observasi
digunakan
untuk
mengetahui
gambaran
keterlaksanaan proses pembelajaran. Adapun analisisnya dengan cara menjumlahkan indikator yang teramati, selanjutnya dihitung dengan mengkonversi skor ke dalam standar 100 dengan rumus:14 Presentase =
Skor yang diperoleh Skor ideal yang diharapkan
X 100%
f. Teknik Analisis Lembar Angket Lembar angket berisi seperangkat pertanyaan yang harus direspon siswa dengan memilih SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), 14
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),Cet. X, h. 242.
51
dan STS (sangat tidak setuju). Pemberian skor menggunakan skala likert. 15 Untuk pernyataan positif, SS, S, TS, dan STS diberi skor berturut-turut 4, 3, 2, dan 1. Untuk pernyataan negatif, SS, S, TS, dan STS diberi skor berturut-turut 1, 2, 3, dan 4. Adapun analisis perdimensi, digunakan rumus: Presentase =
2.
Skor yang diperoleh Skor ideal yang diharapkan
X 100%
Uji Hipotesis Statistik Hipotesis statistik digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang
telah dirumuskan. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : μA = μB Ha : μA > μB Keterangan : Ho = tidak terdapat pengaruh penggunaan media film animasi terhadap pemahaman konsep siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh. Ha = terdapat pengaruh penggunaan media film animasi
terhadap
pemahaman konsep siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh. μA = rata-rata skor hasil belajar siswa dengan menggunakan media film animasi. μB = rata-rata skor hasil belajar siswa dengan menggunakan media power point.
15
Ahmad S., Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 36.
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pada penelitian ini dikumpulkan dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa tes (pretest dan posttest) bentuk pilihan ganda sejumlah 25 soal yang diberikan kepada dua kelompok, yakni kelompok eksperimen menggunakan media film animasi sebanyak 32 siswa dan kelompok kontrol menggunakan media power point sebanyak 30 siswa, kemudian data kualitatif berupa lembar observasi dan angket. Berikut ini adalah hasil pretest dan posttest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol: 1.
Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan hasil pretest pada kelompok eksperimen dan kontrol sebelum
diberikan perlakuan yang berbeda diperoleh data sebagai berikut1: Tabel 4.1. Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Data
Kelompok Eksperimen
Kontrol
Nilai tertinggi
64
68
Nilai terendah
32
28
Rata-rata
43,37
42,66
Modus
34,68
37,68
Median
45,5
50,83
Simpangan baku
8,08
9,28
32
30
Jumlah siswa
Berdasarkan hasil perhitungan pretest diketahui bahwa pada kelompok eksperimen dengan sampel 32 siswa didapatkan skor terendah yakni 32. Skor 32 berada pada interval 32 sampai 36 dengan jumlah 9 siswa atau sebesar 28,13%. 1
Lampiran 5, h. 120.
52
53
Skor tertinggi 64 berada pada interval 62 sampai 66 dengan jumlah 1 siswa atau sebesar 3,13%. Hasil perhitungan pretest pada kelompok kontrol dengan sampel 30 siswa didapatkan skor terendah yakni 28. Skor 28 berada pada interval 28 sampai 34 dengan jumlah 5 siswa atau sebesar 16,67%. Skor tertinggi 68 berada pada interval 63 sampai 69 dengan jumlah 1 siswa atau sebesar 3,33%. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi pretest kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.2 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
NO
Kelompok Eksperimen Nilai Interval Tengah F f (%) (X)
1 32-36 2 37-41 3 42-46 4 47-51 5 52-56 6 57-61 7 62-66 Jumlah 2.
34 39 44 49 54 59 64
9 6 5 6 5 0 1 32
Kelompok Kontrol Nilai Interval Tengah F (X)
28,13 28-34 18,75 35-41 15,63 42-48 18,75 49-55 15,63 56-62 0 63-69 3,13 100% Jumlah
31 38 45 52 59 66
f (%)
5 12 6 3 3 1
16,67 40 20 10 10 3,33
30
100%
Hasil Posttestt Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan hasil posttest pada kelompok eksperimen dan kontrol setelah
diberikan perlakuan yang berbeda diperoleh data sebagai berikut2: Tabel 4.3. Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Data
Eksperimen
Kontrol
Nilai tertinggi
92
80
Nilai terendah
56
52
71,35
66
Rata-rata 2
Kelompok
Lampiran 6, h. 128.
54
Data
Kelompok Eksperimen
Kontrol
Modus
72
60,88
Median
70,73
60,67
Simpangan baku
8,77
7,59
32
30
Jumlah siswa
Berdasarkan hasil perhitungan posttest diketahui bahwa pada kelompok eksperimen dengan sampel 32 siswa didapatkan skor terendah yakni 56. Skor 56 berada pada interval 56 sampai 61 dengan jumlah 4 siswa atau sebesar 12,5%. Skor tertinggi 92 berada pada interval 92 sampai 97 dengan jumlah 1 siswa atau sebesar 3,12%. Hasil perhitungan posttest pada kelompok kontrol dengan sampel 30 siswa didapatkan skor terendah yakni 52. Skor 52 berada pada interval 52 sampai 56 dengan jumlah 6 siswa atau sebesar 20%. Skor tertinggi 80 berada pada interval 77 sampai 81 dengan jumlah 1 siswa atau sebesar 3,33%. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi posttest kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.4 Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Nilai Nilai NO Interval Tengah F f (%) Interval Tengah F (X) (X) 1 56-61 58,5 4 12,5 52-56 54 6 2 62-67 64,5 6 18,75 57-61 59 2 3 68-73 70,3 13 40,62 62-66 64 6 4 74-79 76,5 2 6,25 67-71 69 7 5 80-85 82,5 5 15,63 72-76 74 8 6 86-91 88,5 1 3,12 77-81 79 1 7 92-97 94,5 1 3,12 Jumlah 32 100% Jumlah 30
f (%) 20 6,67 20 23,33 26.67 3,33 100%
55
Tabel diatas menunjukkan bahwa kedua kelompok mengalami peningkatan hasil belajar. Tetapi jika dibandingkan, kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. 3.
Hasil Normal Gain Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Perhitungan N gain dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan
pemahaman konsep siswa. Hasil perhitungan N gain pada kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normal Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol Frekuensi Persentase (%) Kategori Eksperimen
Kontrol
Tinggi
9,38
0
Sedang
84,38
63,33
Rendah
6,25
36,67
Rata-rata Kategori
0,47
0,38
Sedang
sedang
Berdasarkan hasil perhitungan N gain pada tabel 4.5 di atas, diperoleh nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 0,47 dan kelompok kontrol sebesar 0,38. Pada kelompok eksperimen terdapat 3 siswa atau sebesar 9,38% dengan kategori tinggi, 27 siswa atau sebesar 84,38% dengan kategori sedang, dan 2 siswa atau sebesar 6,25% dengan kategori rendah, sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 0 siswa atau sebesar 0% dengan kategori tinggi, 19 siswa atau sebesar 63,33% dengan kategori sedang, dan 11 siswa atau sebesar 36,67% dengan kategori rendah. Terdapat perbedaan N gain yang diperoleh dari kedua kelompok sampel, yaitu nilai tertinggi yang diperoleh dari persentase pada kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol yakni 9,38% berbanding 0%.
56
Dari nilai tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat pemahaman konsep biologi antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.3 B. Analisis Data 1.
Uji Prasyarat Analisis Data a. Uji Normalitas Dalam penelitian ini, hasil uji normalitas didapat dengan menggunakan uji Lilifors. Uji normlitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berdistribusi normal bila memenuhi kriteria Lhitung (Lo) < Ltabel (Lt) pada taraf signifikan dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.6. Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05), baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Dari tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel penelitian berdistribusi normal karena memenuhi kriteria Lhitung (Lo) < Ltabel (Lt). Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Data N Lhitung (Lo) Ltabel (Lt)
Eksperimen Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest 32 32 30 30 0,059 0,019 0,119 0,103 0,157 0,157 0,162 0,162
Kesimpulan Data Berdistribusi Normal
Penentuan nilai Lo ditentukan dengan cara mengambil nilai terbesar dari harga-harga mutlak. Dari
perhitungan tersebut diperoleh Lo
pretest
kelompok eksperimen = 0,059 dan Lo pretest kelompok kontrol = 0,11, sedangkan Lt diambil dari harga kritis Liliefors dan diperoleh bahwa Lt kelompok eksperimen = 0,157 dengan n = 32 dan Lt kelompok kontrol =
3
Lampiran 10, h. 150.
57
0,162 dengan n = 30. Karena Lo kedua kelompok tersebut lebih kecil dari Lt maka Ho yang menyatakan bahwa populasi berdistribusi normal diterima4. b. Uji Homogenitas Setelah kedua kelompok sampel dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dicari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai homogenitas didapat dengan menggunakan uji Fisher. Kriteria yang digunakan adalah Ho diterima jika Fhit < Ftab (homogen) dan Ho ditolak jika Fhit > dari Ftab (tidak homogen), diukur pada taraf signifikan dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.7. Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05), baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Dari tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen karena memenuhi kriteria Fhitung < Ftabel .5 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Hasil Data Pretest Posttest
Eksperimen
Kontrol
Taraf Signifikasi (α)
65,22 76,89
86,03 57,65
0,05 0,05
Varians
Fhit
Ftab
Kesimpulan
1,32 1,33
1,84 1,84
Data Homogen
Dari hasil perhitungan pretest, diperoleh Fhit = 1,32 sedangkan Ftab = 1,84 pada taraf signifikan 5% untuk derajat bebas penyebut 29 dan pembilang 31 karena Fhit < Ftab, maka Ho diterima yang berarti sampel hasil pretest kelompok eksperimen dan kontrol homogen. Dari hasil perhitungan posttest, diperoleh Fhit = 1,33 sedangkan Ftab = 1,84
pada taraf signifikan 5%
untuk derajat bebas penyebut 29 dan
pembilang 31, karena Fhit < Ftab, maka Ho diterima yang berarti sampel hasil posttest kelompok eksperimen dan kontrol homogen. 4 5
Lampiran 7, h. 136. Lampiran 8, h. 144.
58
c. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pada hasil pretest dan posttest siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil perhitungan uji hipotesis pretest posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tertera pada tabel 4.8 dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor pretest kelompok kontrol dan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest
kelompok eksperimen dengan rata-rata skor posttest kelompok kontrol.6 Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Data Pretest Posttest
Kelompok
N
Mean
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
32 30 32 30
43,37 42,66 71,35 66
Thitung Ttabel Kesimpulan 0,325
2
Ho diterima Ha ditolak
2,57
2
Ho ditolak Ha diterima
Berdasarkan tabel 4.8 di atas diperoleh data pretest thitung = 0,325 dan ttabel = 2 atau thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak pada taraf signifikan 5% atau dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan ratarata skor pretest kelompok kontrol. Sehingga menunjukkan bahwa kelompok eksperimn dan kontrol memiliki kemampuan awal yang sama. Berdasarkan tabel 4.8 di atas diperoleh data posttest thitung = 2,57 dan ttabel = 2 atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf signifikan 5% atau dapat dikatakan bahwa
terdapat perbedaan yang
signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dengan ratarata skor posttest kelompok kontrol. Sehingga menunjukkan bahwa kelompok eksperimen memiliki tingkat pemahaman yang lebih baik.
6
Lampiran 9, h. 146.
59
2.
Hasil Observasi Observasi terhadap guru dilakukan untuk melihat keterlaksanaan kegiatan guru dalam melakukan tahap pembelajaran. Observasi ini dilakukan di kelas eksperimen dan kontrol pada pertemuan ke-1 dan ke-2. Data hasil observasi kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.11. Persentase pertemuan pertama pada kelompok eksperimen adalah 88,8% dan pada kelompok kontrol 94,4%. Persentase pertemuan kedua pada kelompok eksperimen adalah 100% dan pada kelompok kontrol 100%.7 Tabel 4.9 Hasil Observasi Kelompok Eksperimen dan Kontrol N O
Tahap Pembelajaran
1
Kegiatan Awal
2 3
Kelompok eksperimen
Kelompok Kontrol
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 1
Pertemuan 2
66,40%
100%
83,30%
100%
Kegiatan Inti
100%
100%
100%
100%
Kegiatan Akhir
100%
100%
100%
100%
88,8%
100%
94,43%
100%
Rata-rata
Berdasarkan data hasil observasi yang dilakukan terlihat jelas bahwa proses pembelajaran berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada saat observasi, terlihat pengajar telah melakukan tahapan dengan baik. Hasil persentase pada pertemuan pertama kelompok eksperimen adalah sebesar 88,8%, karena pada kegiatan awal tidak mengulas secara sekilas materi sebelumnya dan tidak menyebutkan kompetensi yang akan dicapai dan kelompok kontrol 94,43%, karena juga pada kegiatan awal tidak menyebutkan kompetensi yang akan dicapai sedangkan hasil persentase pada pertemuan kedua, baik kelompok eksperimen maupun kontrol sebesar 100%.
7
Lampiran 11, h. 152.
60
Berdasarkan hasil observasi yang dihubungkan dengan hasil belajar siswa, terlihat adanya perubahan yang signifikan hal ini terlihat dari perolehan data posttest. Hal inipun menunjukkan adanya pemahaman yang baik pada siswa mengenai konsep sistem pertahanan tubuh. 3.
Hasil Angket Penyebaran angket pada siswa dimaksudkan untuk mengetahui informasi mengenai media belajar film animasi yang disuguhkan. Angket yang dibuat meliputi 4 prinsip pemilihan media pembelajaran menurut Sobri Sutikno, yaitu menentukan media dengan tepat, media dipilih sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan; menetapkan dan mempertimbangkan subjek dengan tepat, penggunaan media diperhitungkan sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan peserta didik; menyajikan media dengan tepat, teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu, dan sarana; menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. Berdasarkan angket dengan empat alternatif jawaban yang disebar kepada 32 siswa kelas XI IPA 5, dalam mata pelajaran biologi pada konsep sistem pertahanan tubuh diperoleh8 : Tabel 4.10. Frekuensi Jawaban Angket Siswa Secara Keseluruhan Butir Pernyataan
8
Frekuensi Jawaban Siswa
Jumlah Siswa
SS
S
TS
STS
1
5
22
2
3
32
2
2
26
4
0
32
3
3
22
6
1
32
4
5
14
11
2
32
5
1
4
20
7
32
6
0
5
18
9
32
7
1
3
21
7
32
8
5
9
14
4
32
Lampiran 12, h. 160.
61
Butir Pernyataan
Frekuensi Jawaban Siswa
Jumlah Siswa
SS
S
TS
STS
9
1
29
2
0
32
10
7
23
2
0
32
11
7
24
1
0
32
12
8
22
2
0
32
13
0
2
28
2
32
14
2
3
17
10
32
15
0
3
27
2
32
16
6
12
8
6
32
17
5
20
7
0
32
18
3
28
1
0
32
19
3
29
0
0
32
20
7
25
0
0
32
21
0
8
21
3
32
22
0
2
28
2
32
23
0
6
24
2
32
24
1
1
25
5
32
25
6
24
1
1
32
26
3
25
4
0
32
27
3
3
20
6
32
28
7
25
0
0
32
29
0
1
24
7
32
30
0
2
26
4
32
62
Secara rinci, hasil persentase frekuensi jawaban siswa dalam tabel berikut: Tabel 4.11. Hasil Persentase Frekuensi Jawaban Angket Siswa Secara Keseluruhan No 1
2
3
4
Dimensi
Persentase
Menentukan media dengan tepat, media dipilih sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan Menetapkan dan mempertimbangkan subjek dengan tepat, penggunaan media diperhitungkan sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan peserta didik Menyajikan media dengan tepat, teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu, dan sarana Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat
Kategori
= 767 X 100 1024 = 74,9%
Tinggi
= 781 X 100 1024 = 76,3%
Tinggi
= 733 X 100 1024 = 71,6%
Tinggi
= 588 X 100 768 = 76,6%
Tinggi
Data hasil angket dengan empat prinsip pemilihan media, dapat dijabarkan sebagai berikut: Prinsip pertama menentukan media dengan tepat, media dipilih sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan. Dari hasil perhitungan persentase
data
diperoleh
74,9%.
Prinsip
kedua
menetapkan
dan
mempertimbangkan subjek dengan tepat, penggunaan media diperhitungkan sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan peserta didik. Dari hasil perhitungan persentase data diperoleh 76,3%. Prinsip ketiga menyajikan media dengan tepat, teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu, dan sarana. Dari hasil perhitungan persentase data diperoleh 71,6%. Dan prinsip keempat
63
menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. Dari hasil perhitungan persentase data diperoleh 76,6%. C. Pembahasan Hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan media film animasi pada kelompok eksperimen mampu memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap peningkatan pemahaman belajar siswa dari pretest ke posttest bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal itu terjadi karena penggunaan media animasi dapat memberikan pembelajaran bermakna sehingga membuat pemahaman siswa lebih meningkat. Hal itu sejalan dengan hasil sebuah penelitian yang dilakukan oleh Animesh K. Mohapatra dan Reena Mohapatra dengan judul effect of animation in reconstructing students’ knowledge of cell division (mitosis)9 yang menunjukkan bahwa penggunaan media animasi dapat memberikan pembelajaran bermakna. Lebih besarnya penguasaan konsep kelompok eksperimen juga disebabkan karena dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media film animasi, proses-proses biologis yang kompleks dapat lebih mudah dijelaskan pada siswa dengan cara analogi maupun dengan mengkonkretkan proses-proses yang abstrak sehingga membantu siswa dalam hal visualisasi yang kuat, serta dorongan minat belajar siswa. Hal tersebut sejalan dengan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Yosi Rotbain, Gili Marbach-Ad d dan Ruth Stavy dengan judul using a computer animation to teach high school molecular biology 10 yang menyatakan bahwa media animasi mampu membantu pemahaman siswa dalam hal visualisasi, penggambaran konsep abstrak, serta memberikan dorongan dalam hal minat belajar . Seperti yang dinyatakan oleh Munadhi, bahwa media film animasi memang memiliki kelebihan-kelebihan yang terkait dengan optimalisasi pembelajaran.
9
Animesh K. Mohapatra dan Reena Mohapatra, Effect Of Animation In Reconstructing Students’ Knowledge Of Cell Division (mitosis. Proceedings of epiSTEME 4, India. H. 358-362 10 Yosi Rotbain, Gili Marbach-Ad d dan Ruth Stavy, Usinng A Computer Animation To Teach High School Molecular Biology. J Sci Educ Technol (2008) 17:49-58. DOI 10.1007/s10956-0079080-4
64
Misalnya, pesan yang disampaikan menjadi cepat dan mudah diingat siswa. 11 Muhammad Rahmatullah dalam sebuah penelitian yang berjudul pengaruh pemanfaatan media pembelajaran film animasi terhadap hasil belajar 12 juga menyatakan bahwa film animasi mampu memperkaya pengalaman dan kompetensi siswa dalam beragam materi ajar, juga mampu menyediakan tampilan-tampilan visual yang lebih kuat dari berbagai fenomena abstrak, meningkatkan minat dan pemahaman, serta meningkatkan proses dan kualitas hasil belajar. Sehingga pembelajaran konsep sistem pertahanan yang kompleks dapat dengan mudah dijelaskan pada siswa. Tahap penggunan media dikedua kelompok memiliki proses yang sejalan. Keduanya menggunakan pendekatan kontruktivisme dengan metode diskusi dan tanya jawab. Namun, berbeda dengan siswa yang belajar dengan menggunakan media film animasi, media power point dianggap hanya menenakankan pada pengenalan visual saja.13 Sedangkan media film animasi, ia masuk pada golongan media audiovisual yang berarti menekankan keterlibatan indera visual dan audio sekaligus. Dengan kata lain, penekanan dua sensor indera sekaligus dalam proses pembelajaran akan memberikan dampak yang lebih positif dibanding dengan menekankan pada satu jenis indera saja. Pada pertemuan pertama kelompok eksperimen, mulanya guru memberikan sedikit ulasan mengenai konsep sistem pertahanan tubuh. Lalu siswa diarahkan untuk membentuk lima kelompok diskusi. Setelah itu, siswa diberikan penjelasan materi dan dengan bantuan penyajian media film animasi mengenai konsep sistem pertahanan tubuh, lalu setelah media film animasi tersebut disajikan, masingmasing kelompok dibagikan lembar LKS untuk didiskusikan dan dipresentasikan. Setelah seluruh kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka, selanjutnya diadakan tanya jawab untuk menanggapi dan memperkuat pemahaman siswa. Pada pertemuan kedua kelompok eksperimen, mulanya guru memberikan sedikit ulasan mengenai konsep sistem pertahanan tubuh, selanjutnya siswa diarahkan 11
Munadi, yudhi, Media Pembelajaran, (Ciputat: Gaung persada Press, 2008), h. 116. Muhammad Rahmatullah, Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film Animasi terhadap Hasil Belajar. Edisi khusus no. 1, Agustus 2011 ISSN 1412-565X 13 Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: Satu Nusa, 2012), Cet. 2, h. 157. 12
65
membentuk lima kelompok. Setelah itu, siswa diberikan penjelasan materi dan dengan bantuan penyajian media film animasi mengenai konsep sistem pertahanan tubuh, lalu setelah film animasi disajikan, guru dan siswa melakukan evaluasi dengan menggunakan kuis course review horray, yang selanjutnya soalsoal dalam kuis tersebut dibahas dan didiskusikan secara bersama untuk memperkuat pemahaman siswa. Pada pertemuan pertama kelompok kontrol, mulanya guru memberikan sedikit ulasan mengenai konsep sistem pertahanan tubuh dan mengarahkan siswa membentuk 5 kelompok diskusi. Setelah itu, siswa diberikan penjelasan materi dengan menggunakan media power point yang ditampilkan, selanjutnya masingmasing kelompok diberikan lembar LKS untuk didiskusikan dan dipresentasikan. Setelah seluruh kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka, selanjutnya diadakan tanya jawab untuk menanggapi dan memperkuat pemahaman siswa. Pada pertemuan kedua kelompok kontrol, mulanya guru memberikan sedikit ulasan mengenai konsep sistem pertahanan tubuh, selanjutnya siswa diarahkan membentuk lima kelompok. Setelah itu, siswa diberikan penjelasan materi dengan menggunakan media power point yang ditampilkan. Lalu setelah media power point ditampilkan, guru dan siswa melakukan evaluasi dengan menggunakan kuis course review horray, yang selanjutnya soal-soal dalam kuis tersebut dibahas dan didiskusikan secara bersama untuk memperkuat pemahaman siswa. Berkaitan dengan kelebihan media film animasi, film animasi mengandung media audiovisual sekaligus yang mampu menarik perhatian siswa. menurut teori tingkat pengolahan, dalam faktor yang meningkatkan daya ingat jangka panjang, disebutkan bahwa makin banyak perhatian yang diberikan pada bagian-bagian tertentu, makin banyak pengolahan mental yang dilakukan atas bagian tertentu, maka makin besar pula kemungkinan bagian-bagian tertentu tersebut diingat. 14 Hal itulah yang menjadi salah satu faktor film animasi mampu memberikan dampak positif yang lebih kuat. Diketahui selanjutnya, film juga yang melibatkan
14
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT indeks, 2008), h.231.
66
legenda tokoh, yang ternyata juga mampu meningkatkan retensi memori jangka panjang.15 Peningkatan siswa didukung juga oleh hasil analisis lembar observasi dan angket. Berdasarkan hasil observasi terhadap guru mengenai keterlaksanaan kegiatan guru dalam melakukan tahap pembelajaran, menunjukkan bahwa pengajar telah melakukan tahapan kegiatan pembelajaran dengan baik. Berdasarkan hasil observasi yang dihubungkan dengan hasil belajar siswa, terlihat adanya perubahan tingkat pemahaman konsep yang lebih baik. Hal ini terlihat dari perolehan data posttest yang secara signifikan meningkat. Berdasarkan perhitungan angket, dari keempat prinsip pemilihan media, secara keseluruhan mendapatkan kategori yang tinggi. Baik pada prinsip pertama, kedua, ketiga maupun keempat. Berikut penjabaran respon siswa mengenai angket yang disebar: Prinsip pertama yaitu, menentukan media dengan tepat atau media dipilih sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan. Dengan kata lain, pemilihan media yang tepat akan akan mempengaruhi sampai atau tidaknya informasi dari pendidik kepada peserta didik. Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa media film animasi yang disuguhkan merupakan media belajar yang tepat, sesuai dengan bahan dan tujuan pembelajaran sehingga dapat membantu memahami konsep yang diajarkan. Prinsip yang kedua yaitu, menetapkan dan mempertimbangkan subjek dengan tepat, penggunaan media diperhitungkan sesuai dengan tingkat kematangan/ kemampuan peserta didik. Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa media film animasi yang disuguhkan membuat proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dan menyenangkan dengan alur cerita yang dapat dipahami dengan baik. Hal itu berarti media film animasi yang disuguhkan sesuai dengan tingkat kematangan berpikir peserta didik. 15
Danton H. O’Day, The Value of Animations in Biology Teaching: A Study of LongTerm Memory Retention. CBE—Life Sciences Education. Vol. 6, 217–223, Fall 2007. h. 217-223.
67
Prinsip yang ketiga, yaitu menyajikan media dengan tepat, teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu, dan sarana; Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa media film animasi yang disuguhkan merupakan media yang teknik penyajiannya mudah digunakan, tepat guna dan sesuai bahan dan sarana belajar yang ada. Prinsip yang ke empat, yaitu menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat; Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat, menunjukkan sebagian besar siswa menyatakan bahwa media film animasi yang disuguhkan diperlihatkan pada waktu, tempat dan situasi yang tepat sehingga menambah motivasi belajar. Berdasarkan perhitungan yang didapat, maka hasil angket menunjukkan kategori tinggi sehingga berkolerasi positif dengan hasil posttest pada kelompok eksperimen. Film animasi sebagai media pembelajaran memiliki banyak kelebihan. Disamping film animasi mampu merekam suatu proses, lebih mengkonkretkan konsep yang abstrak, dapat diputar ulang jika dibutuhkan, film animasi juga memiliki nilai hiburan tersendiri bagi peserta didik. Sehingga siswa merasa tertarik dan materi yang disampaikan dapat terekam dan dipahami dengan baik oleh siswa. Maka, berdasarkan olah data dan pembahasan yang didapat, disimpulkan bahwa penggunaan media film animasi berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa pada konsep sistem mekanisme pertahanan tubuh.
68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh media film animasi terhadap pemahaman konsep siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh. Hal ini ditunjukkan oleh uji statistik menggunakan uji-t yakni thitung (2,57) > ttabel (2,00), pada taraf signifikan yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Pengaruh perlakuan juga dapat dilihat dari rata-rata nilai pottest antar kelompok yakni, kelompok eksperimen sebesar 71,35 dan kelompok kontrol sebesar 66,00. Selain itu, pengaruh dari perlakuan juga ditunjukkan oleh rata-rata N-Gain untuk kelompok eksperimen 0,47 dan kelompok kontrol 0,38.
B.
SARAN Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh maka dapat diberikan saran sebagai berikut: 1.
Penggunaan media film animasi dapat dijadikan alternatif media pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah, karena dapat memberikan hasil belajar
yang baik, memberikan variasi
pembelajaran, juga bernilai hiburan tersendiri bagi siswa. 2.
Diharapkan adanya pengembangan lebih lanjut mengenai kualitas media film animasi, baik menyangkut rancangan tampilan film animasi itu sendiri maupun kualitas materi yang dibutuhkan siswa didalamnya.
68
69
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011. Barak, Miri., Ashkar, Tamar., dan Dori, Yehudit J. “Teaching Science via Animated Movies: Its Effect on Students' Learning Outcomes and Motivation”, http://www.sciencedirect.com/science/journal/03601315/56/3, 25 Februari 2013. Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Erlangga, 2011. Daryanto. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2012. Devita, Selvina Reza., Riyadi., Yulianti. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Concept Mapping terhadap Pemahaman Konsep Perubahan Lingkungan Fisik”, http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/download/2804/19 22, 17 September 2013. Dimyati., dan Mudiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2012. Djamarah, Syaiful Bahri., dan Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sobry. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama, 2007. Hamalik, Oemar. Perencanaan Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Handayani, Muslih Aris. “Studi Peran Film dalam Dunia Pendidikan”, INSANIA, Vol. 11, 2006, http://ejournal.stainpurwokerto.ac.id/index.php/insania/article/download/ 144/141. Harjanto. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Haryoko, Sapto. “Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran”. Jurnal Edukasi@Elektro, Vol. 5, 2009, http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/article/download/972/781.
70
Imamah, N. “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis Kontruktivisme Dipadukan dengan Video Animasi Materi Sistem Kehidupan Tumbuhan”, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol. 1, 2012, http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2010/2124. Indriana, Dina. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran: Mengenal, Merancang, dan Mempraktikkannya Jogjakarta: Diva Press, 2011. Kustandi, Cecep., dan Sutjipto, Bambang. Media Pembelajaran: Manual dan Digital, Bogor: Ghalia Indonesia, 2013. Mohapatra, Animesh K,. dan Mohapatra, Reena. “Effect of Animations in Constructing and Reconstructing Students’ Knowledge of Cell Division (Mitosis)”, http://episteme4.hbcse.tifr.res.in/proceedings/strand-iiicurriculum-and-pedagogical studies-in-stme/mohapatra-mohapatra, 25 Februari 2013. Morin, Edgar. Tujuh Materi Penting Bagi Dunia Pendidikan. Yogyakarta: 2009. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran:Suatu Pendekatan Baru. Ciputat: Gaung Persada Press, 2008. Munir. Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2012. O’Day, “Danton H. Animated Cell Biology: A Quick and Easy Method for Making Effective, High Quality Teaching Animations”, Vol. 5, 2006, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1618697. _____. “The Value of Animations in Biology Teaching: A Study of Long-Term Memory Retention”, Vol. 6, 2007, http://www.lifescied.org/content/6/3/217.full.pdf+html, 25 Februari 2013. Prawidilaga, Dewi Salma. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2008. Rahmattullah, Muhammad. “Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film Animasi terhadap Hasil Belajar”, http://ejournal.unesa.ac.id/article/4272/19/article.pdf, 17 September 2013. Rotbain, Yosi., Marbach-Ad, Gili., dan Stavy, Ruth. “Using a Computer Animation to Teach High School Molecular Biology”. J Sci Educ Technol, Vol. 17, 2008, http://link.springer.com/article/10.1007/s10956007-9080-4?no-access=true.
71
Sadiman, Arief S., Rahardjo, R., Haryono. Anung., dan Rahardjito. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali, 2010. Sagala,
Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran: untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta, 2010.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana, Cet. 4, 2008. Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 5, 2010. Slavin, Robert. E. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks, 2008. Sofyan, Ahmad., Feronika, Tonih., dan Milama, Burhanudin. Evaluasi Pembelajaran IPA. Ciputat: UIN Jakarta Press, 2006. Su, King-Dow. “An Integrated Science Course Designed with Information Technologies to Enhance University Student’s Learning Performance”, ScienceDirect, Vol. 51, 2008, http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0360131508000171. Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, Cet. 6, 2005. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010. Sudjana, Nana., dan Ahmad Rivai. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2011. Sukmaniar, Fahma., Ngadino., dan Karsono. “Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi dengan Menggunakan Media Pembelajaran Animasi, http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2010/2124, 17 September 2013. Syafrudin, Chabib., dan Pujiyono, Wahyu. “Pembuatan Film Animasi Pendek “Dahyatnya Sedekah” Berbasis Multimedia Menggunakan Teknik 2D Hybrid Animation dengan Pemanfaatan Graphic”, Jurnal Sarjana Teknik Informatika, Vol.1, 2013, http://journal.uad.ac.id/index.php/JSTIF/article/view/1783. Uno, Hamzah B., dan Lamatenggo, Nina. Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
65
Lampiran 1 KISI-KISI INSTRUMEN Jenjang Sekolah : XI IPA Mata Pelajaran : Biologi Materi : Sistem Pertahanan Tubuh Manusia Alokasi Waktu : 90 menit Jumlah Soal : 56 Bentuk Soal : Tes Objektif Pilihan ganda Standar Kompetensi : 5. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu. Kelainan dan atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas. Kompetensi Dasar : 5.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit Aspek Kognitif Subkonsep
Indikator pertemuan 1
Indikator pertemuan 2
C1
C2
C3
C4
C5
Jumlah Soal C6
Jumlah soal valid
Menyebutkan dan menjelaskan Sistem pembuluh limfa limfatik dan organ-organ limfoid
-
1*, 6
2*, 4
5
7
3*, 8*
9
9
4
Sistem pertaha
-
12, 14
10*, 16
15*
17*
13*
11
8
4
Menjelaskan fungsi sistem
Jumlah soal yang digunakan 4 (1*, 2*, 3*, 8*)
4 (10*, 15*,
66
Aspek Kognitif Subkonsep nan tubuh
Indikator pertemuan 1
Indikator pertemuan 2
C1
C2
C3
C4
C5
Jumlah Soal C6
Jumlah soal valid
pertahanan tubuh Menyebutkan Komponen dan respon imun nonspesifik dan spesifik
Jumlah soal yang digunakan 17*, 13*)
20*, 24, 27, 30, 31*, 36 38*, 40, 41
-
-
Menjelaskan macam-macam pertahanan tubuh (kekebalan aktif dan pasif)
-
Menyebutkan kelainan pada sistem pertahanan tubuh
11 19*, 25, 32*, 33*, 37*, 39, 42*, 43*
23*, 29
22*, 26,3 4
21*, 28
18 *, 35
26*
14
(20*, 31*, 38*, 10*, 32*, 33*, 23*, 22*, 21*, 18*, 26*) 4
47*
46
45*
44, 50
49*
48 *
7
4
(47*, 45*, 49*, 48*)
2 53*
Jumlah Keterangan : Tanda bintang (*) adalah soal valid
55
56
51*
52
54
6
2
(53*, 51*)
56
28
25
67
Jenjang Sekolah : XI IPA Mata Pelajaran : Biologi Materi : Sistem Pertahanan Tubuh Manusia Alokasi Waktu : 90 menit Jumlah Soal : 56 Bentuk Soal : Tes Objektif Pilihan ganda Standar Kompetensi : 5. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu. Kelainan dan atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas. Kompetensi Dasar : 5.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit
Sub konsep
Indikator
Soal
Sistem limfatik
Pembuluh limfa Organ limfoid
1. Ilmu yang mempelajari sistem imun atau kekebalan tubuh dinamakan … a. Vaksinasi b. Embriologi c. Immunologi d. Virology e. Zoologi 2. Sel darah putih memegang peranan penting dalam sistem pertahanan tubuh. Karena .... a. Beberapa sel darah putih berperan dalam proses fagositosis b. Sel darah putih mengandung HB untuk mengikat
C1
No Butir Asli 1
No Butir Baru 1
C2
2
2
Jawa ban
Tingkat Kognitif
C
A
68
Sub konsep
Indikator
Soal oksigen c. Sel darah putih berperan dalam proses pembekuan darah pada luka d. Sel darah putih mengandung pigmen empedu e. Sel darah putih dapat mengembalikan sisa metabolisme ke ginjal untuk disekresikan 3. Pernyataan yang tidak benar tentang fungsi sistem limfatik adalah .... a. Mengalirkan cairan nterstitial b. Menghasilkan imunitas c. Mentransfer lemak hasil penyerapan makanan ke darah d. Memfasilitasi reaksi imun e. Mendistribusikan hormon-hormon untuk mengatur fungsi sel-sel tubuh 4. Tonsil merupakan salah satu organ pertahanan tubuh yang berfungsi .... a. Melawan infeksi pada saluran pernafasan bagian atas b. Sebagai tempat pembuatan limfosit c. Memproduksi hormon yang berfungsi dalam pematangan sel limfosit T d. Menghasilkan cairan limfa yang mengalir dalam pembuluh limfatik e. Mengandung sel-sel limfosit dan makrofag
Jawa ban
Tingkat Kognitif
No Butir Asli
No Butir Baru
E
C5
3
3
A
C2
4
-
69
Sub konsep
Indikator
Soal 5. Manakah dibawah ini yang bukan termasuk organ limfoid? 1) Tonsil 5) hati 2) Limpa 6) ginjal 3) Timus 7) nodus limfa 4) Sumsum tulang merah a. 1 dan 2 d. 5 dan 6 b. 3 dan 4 e. 6 dan 7 c. 4 dan 5 6. Timus ditunjukkan oleh bagian nomor ....
2
1 3 5
4
a. 1 b. 2 c. 3
d. 4 e. 5
C3
No Butir Asli 5
No Butir Baru -
C1
6
-
Jawa ban
Tingkat Kognitif
D
E
70
Sub konsep
Indikator
Soal 7. Seorang siswa menemukan organ limfoid dengan ciriciri berikut: 1) Memiliki dua lobus yang pada tiap lobusnya terdiri atas korteks dan medulla 2) Terletak dibagian atas tulang dada 3) Bertugas memproduksi hormon yang berungsi dalam pematangan sel limfosit T Organ yang dimaksud adalah .... a. Timus b. Tonsil c. Limpa d. Nodus limfa e. Sumsum tulang 8. Dibawah ini, merupakan ciri-ciri organ: 1) Tempat ppembentukkan limfosit 2) Terdapat didalam tulang pipih 3) Terdapat pada epifise tulang pipa pada orang dewasa Organ yang dimaksud adalah .... a. Hati b. Tonsil c. Limpa d. Paru-paru e. Sumsum tulang
C4
No Butir Asli 7
No Butir Baru -
C5
8
4
Jawa ban
Tingkat Kognitif
A
E
71
Sub konsep
Sistem pertahanan tubuh
Indikator
Fungsi sistem pertahanan tubuh
C6
No Butir Asli 9
No Butir Baru -
D
C2
10
5
A
C6
11
-
Jawa ban
Tingkat Kognitif
9. Dibawah ini merupakan pernyataan mengenai limpa. Kecuali .... a. Berbentuk oval b. Panjangnya sekitar 12cm c. Terletak diantara perut dan diafragma d. Mengandung dua bagian, yang disebut pulpa putih dan pulpa merah e. Terdiri dari korteks dan medulla
E
10. Sistem pertahanan tubuh yakni … a. Keberhasilan tubuh memproduksi sel kekebalan b. Kemampuan memakan antigen yang masuk c. Berhasil menjalani persaingan dalam kehidupan d. Kemampuan mempertahankan tubuh dari penyakit e. Keberhasilan menghasilkan limfosit dewasa 11. Hasil pengamatan siswa mengemukakan bahwa tubuh kita memliki sistem pertahanan terhadap patogen yang masuk kedalam tubuh. Pernyataan dibawah ini yang termasuk sistem fungsi sitem pertahanan yakni .... a. Menghancurkan sel kanker dan sel abnormal b. Menyaring zat-zat kimia yang masuk kedalam tubuh c. Mempertahankan keseimbangan cairan tubuh
Soal
72
Sub konsep
Indikator
Soal d. Membunuh jaringan tubuh yang sehat e. Menghancurkan patogen yang ada di udara 12. Alergen Zat asing seperti virus, protein asing, mikroorganisme dan bakteri yang masuk kedalam tubuh disebut … a. Antibodi b. Imunitas c. Antigen d. Leukosit e. Vaksin 13. Perhatikan komponen dibawah ini! 1) Makrofag 4) Alergen 2) Limfosit 5) Antigen 3) Sel pengenal antigen Komponen yang tidak termasuk ke dalam sistem imun adalah .... a. 1 dan 4 c. 3 dan 4 e. 1 dan 5 b. 2 dan 5 d. 4 dan 5 14. Antibodi yang dapat menawarkan racun disebut .... a. Presipitin b. Antitoksin c. Lisin d. Toksoid e. Vaksin 15. Dalam suatu praktikum di lab, ada seorang siswa
Jawa ban
Tingkat Kognitif
No Butir Asli
No Butir Baru
C
C1
12
-
D
C5
13
6
B
C1
14
-
D
C3
15
7
73
Sub konsep
Indikator
Soal teluka karena teriris silet. Apa yang sebaiknya segera ia lakukan? a. Menutup luka dengan plester luka b. Membalut luka dengan perban c. Menghentikan darah dengan menekan daerah sekitar luka d. Membersihkan luka dengan alkohol e. Menghisap aliran darah yang keluar 16. Tubuh kita tidak mudah terkena patogen yang masuk bersama makanan karena .... a. Adanya tonsil di pangkal mulut b. Lambung menghasilkan HCL dan enzim pencerna protein c. Air ludah mengandung ptialin d. Patogen hancur melalui pencernaan mekanis e. Patogen dalam makanan akan diserang oleh limfosit 17. Apabila kita terkena luka, seringkali luka tersebut membengkak atau menjadi radang. Sebenarnya, hal apa yang menyebabkan terjadi demikian .... a. Terjadinya peningkatan aliran darah b. Hilangnya kemampuan pertahanan dalam tubuh c. Terjadinya infeksi berlebihan d. Terhambatnya pertumbuhan dan
Jawa ban
Tingkat Kognitif
No Butir Asli
No Butir Baru
B
C2
16
-
A
C4
17
8
74
Sub konsep
Indikator
Soal perkembangan patogen Didalam tubuh terjadi kompetisi antara bakteri tidak berbahaya dengan virus yang masuk 18. Pernyataan yang tidak benar mengenai sistem pertahanan tubuh lapisan pertama yakni … a. Mukosa berperan untuk menyekresi lendir yang kental dan lengket untuk memerangkap patogen b. Mukosa berperan menghalangi patogen pada saluran pencernaan, pernafasan dan genitouriner c. Kelenjar minyak dan keringat pada kulit menyekresikan zat yang asam d. Lambung menghasilkan larutan HCL yang dapat membunuh mikroba e. Jenis sel darah putih tertentu mampu menelan patogen yang masuk dalam tubuh 19. Kelenjar ludah dan kelenjar air mata turut berperan dalam sistem pertahanan tubuh karena .... a. Menyekresi cairan yang mengandung enzim lisozim yang dapat mencerna bakteri b. Menyekresi lendir yang kental dan lengket untuk memerangkap mikroba c. Menghasilkan larutan HCL yang dapat membunuh mikroba d. Menghasilkan larutan garam yang dapat
Jawa ban
Tingkat Kognitif
No Butir Asli
No Butir Baru
E
C6
18
9
A
C2
19
10
e.
Komponen dan respon imun nonspesifik dan spesifik
75
Sub konsep
Indikator
Soal membunuh mikroba e. Tersusun dari epitelium yang berlapis keratin 20. Berikut ini merupakan pertahanan secara kimiawi oleh tubuh, kecuali .... a. Kelenjar minyak b. Keringat c. Air ludah d. Air mata e. Antibodi 21. Kulit dapat berperan sebagai sistem pertahanan tubuh karena alasan berikut, kecuali .... a. Kulit tersusun atas lapisan epitelium berlapis keratin sehingga sulit ditembus oleh mikroba b. Hasil sekresi kulit bersifat asam sehingga menghambat pertumbuhan bakteri c. Keratin pada kulit tahan terhadap racun dan enzim bakteri d. Kulit menyekresi minyak yang dapat menghambat bakteri e. Kulit memiliki kelenjar penghasil antibodi yang dapat melawan mikroba 22. Inflamasi/ peradangan merupakan respon imun non spesifik yang disebabkan .... a. Arteri prakapiler menyempit, venula pascakapiler berdilatasi
Jawa ban
Tingkat Kognitif
No Butir Asli
No Butir Baru
E
C1
20
11
E
C5
21
12
B
C4
22
13
76
Sub konsep
Indikator
Soal Arteri prakapiler berdilatasi, venula pascakapiler menyempit c. Arteri prakapiler menyempit, venula pascakapiler menyempiti d. Arteri prakapiler berdilatasi, venula pascakapiler berdilatasi e. Pembuluh darah mengembang 23. Berikut ini adalah beberapa respon pertahanan: 1) Inflamasi 2) Antibodi 3) Antibiotik 4) Fagositosis Respon imun yang bersifat non spesifik adalah .... a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 4 d. 2 dan 3 e. 3 dan 4 24. Zat yang menyebabkan alergi disebut .... a. Antigen b. Antibodi c. Alergen d. Protein e. Toksin 25. Sel natural killer memiliki sifat-sifat berikut ini,
Jawa ban
Tingkat Kognitif
No Butir Asli
No Butir Baru
C
C3
23
14
C
C1
24
-
E
C2
25
-
b.
77
Sub konsep
Indikator
Soal kecuali .... a. Termasuk sel darah putih b. Diaktifkan oleh interferon c. Termasuk sistem imunitas bawaan d. Mampu membunuh sel-sel kanker e. Mampu memfagosit mikroba patogen 26. Seorang siswa mengamati suatu “komponen” didalam lab. Komponen tersebut merupakan hasil tumbuh dari monosit. Ia berumur panjang dan mampu menjulurkan kaki-kaki semu yang dapat ditempelkan pada polisakarida mikroba dan memakannya. Komponen yang diamati oleh siswa adalah .... a. Interferon b. Sel natural killer c. Leukosit d. Neutrofil e. Makrofag 27. Perpanjangan makrofag yang dapat menangkap bakteri pada proses fagositosis disebut .... a. Interferon b. Fagosit c. Limfosit d. Glikoprotein e. Pseudopodia
Jawa ban
Tingkat Kognitif
No Butir Asli
No Butir Baru
E
C4
26
15
E
C1
27
-
78
Sub konsep
Indikator
Soal 28. Berikut ini merupakan ciri respon imun nonspesifik: 1) Timbul warna kemerahan 2) Timbul panas 3) Terjadi pembengkakan 4) Timbul rasa sakit Ciri-ciri respon imun yang dimaksud adalah .... a. Terjadinya inflamasi b. Mulai bekerjanya Natural Killer c. Mulai aktifnya protein antimikroba d. Mulai aktifnya limfosit dan antibodi e. Terjadinya kegagalan respon pertahanan 29. Monosit, neutrofil, eosinofil, basofil dan limfosit merupakan sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap patogen. Manakah diantara kelima komponen tersebut yang berkemampuan khusus untuk memfagositosis? a. Monosit dan neutrofil b. Eusinofil dan basofil c. Makrofag dan eosinofil d. Eosinofil dan limfosit e. Limfosit dan monosit 30. Jika tubuh terserang penyakit maka tubuh akan melawannya dengan membentuk . . . . a. Antigen b. Interferon
C5
No Butir Asli 28
No Butir Baru -
A
C3
29
-
E
C1
30
-
Jawa ban
Tingkat Kognitif
A
79
Sub konsep
Indikator
Soal c. Limfosit d. Monosit e. Antibodi 31. Limfosit dapat mengalami pematangan menjadi .... a. Sel B dan sel T b. Eosinofil dan neutrofil c. Monosit dan makrofag d. Sel-sel fagosit e. Antibodi dan antitoksin 32. Limfosit berperan dalam kekebalan tubuh dengan cara ..... a. Menghasilkan antibodi yang sesuai dengan antigen yang dilawannya b. Memakan kuman penyakit atau benda-benda asing yang ada di dalam tubuh c. Menghasilkan zat asam yang dapat menyebabkan terjadinya lisis sel bakteri atau virus d. Menghancurkan kuman dan benda asing dengan menggunakan sekret dari lisosom e. Menghasilkan enzim yang akan menguraikan kuman dan benda asing yang ada di dalam tubuh 33. Apabila tubuh terinfeksi virus cacar kemudian sembuh, untuk jangka waktu tertentu orang tersebut
Jawa ban
Tingkat Kognitif
No Butir Asli
No Butir Baru
A
C1
31
16
A
C2
32
17
A
C2
33
18
80
Sub konsep
Indikator
Soal akan mengalami kekebalan terhadap penyakit cacar air. Kekebalan ini disebabkan karena didalam tubuh sudah terbentuk .... a. Sel limfosit T memori b. Sel limfosit T pembantu c. Sel limfosit T pembunuh d. Sel limfosit T supresor e. Antibodi 34. Ketika seseorang terkena suatu virus, tubuh tidak selalu mengalami sakit yang meluas (parah) dan berlangsung lama. Hal itu disebabkan karena .... a. Bagian tubuh maupun sel yang terkena virus mengeluarkan interferon b. Terbentuk kompleks antibodi-antigen di dalam tubuh c. Tubuh mempertahankan keseimbangan cairan tubuh d. Virus yang masuk kedalam tubuh merupakan virus yang lemah e. Lambung menghasilkan HCL dan enzim pencerna protein
Jawa ban
Tingkat Kognitif
No Butir Asli
No Butir Baru
A
C4
34
-
81
Sub konsep
Indikator
Soal
Jawa ban
35. Diketahui ciri-ciri respon imun nonspesifik dan C spesifik: 1) Respon timbul terhadap jaringan tubuh yang rusak (terluka) dan bukan terhadap penyebab kerusakan itu sendiri 2) Memastikan pertahanan tubuh tidak berbalik melawan jaringan tubuh sendiri 3) Timbul dari dua sistem yang saling bekerjasama (imunitas diperantarai antibodi & diperantarai sel) 4) Respon berupa inflamasi dan fagositosis Perbandingan ciri-ciri respon nonspesifik dengan spesifik adalah? a. 1,2 dengan 3, 4 d. 2,3 dengan 1,4 b. 1, 3 dengan 2, 4 e. 3,4 dengan 1,2 c. 1, 4 dengan 2, 3 36. Pernyataan yang tidak benar mengenai aksi A antibodi terhadap antigen adalah .... a. Mengingat antigen yang spesifik dan akan merespon dengan cepat bila terkena infeksi yang kedua b. Menyebabkan antigen saling melekat (aglutinasi) c. Menstimulus fagositosis oleh neutrofil d. Berperan sebagai antitoksin dan
C6
No Butir Asli 35
No Butir Baru -
C5
36
-
Tingkat Kognitif
82
Sub konsep
Indikator
Soal menyebabkan pengendapan toksin bakteri e. Menetralisasi antigen yang masuk 37. Suatu sel diketahui berperan dalam respon imun spesifik yang diperantarai sel dan berfungsi menurunkan serta menghentikan respon imun yang teraktivasi. Sel yang dimaksud adalah .... a. Sel B Plasma b. Sel B pembelah c. Sel T Pembantu d. Sel T Penmbunuh e. Sel T Supresor 38. Berikut yang bukan merupakan tipe-tipe immunoglobulin pada manusia adalah .... a. IgA b. IgX c. IgG d. IgD e. IgE 39. Dalam reaksi alergi, ig E .... a. Melekat pada sel patogen dan menandainya untuk kemudian dilumpuhkan b. Membuat lubang pada membran sel patogen c. Berikatan pada permukaan mastosit, dan menginduksinya untuk menghasilkan histamin d. Memicu limfosit untuk menghasilkan antibodi
Jawa ban
Tingkat Kognitif
No Butir Asli
No Butir Baru
E
C1
37
-
B
C1
38
19
C
C2
39
-
83
Sub konsep
Indikator
Soal Memicu sekresi antibodi ke dalam saluran pencernaan dan saluran pernafasan 40. Jenis antibodi yang memegang peranan penting pada pertahanan tubuh terhadap masuknya mikroorganisme melalui permukaan yang dilapisi selaput lendir, seperti hidung, mata, paru-paru dan usus merupakan antibodi jenis .... a. IgM b. IgA c. IgD d. IgE e. IgG 41. Antibodi pertama yang disekresikan sebagai respon kekebalan tubuh.... a. IgM b. IgA c. IgD d. IgE e. IgG 42. Sel T penolong berfungsi untuk.... a. Membunuh sel yang terinfeksi b. Mengurangi produksi antibodi c. Mengontol komponen imun spesifik lain d. Mengingat informasi antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh
Jawa ban
Tingkat Kognitif
No Butir Asli
No Butir Baru
A
C1
40
-
A
C1
41
-
C
C2
42
-
e.
84
Sub konsep
Indikator
Macam-macam pertahanan tubuh (aktif dan pasif)
Soal e. Reseptor antigen 43. Interferon berfungsi untuk .... a. Menghsilkan imunoglobin b. Menghasilkan antibodi c. Menghasilkan antigen d. Mencegah replikasi virus e. Mencegah infeksi bakteri 44. Di dalam ASI pertama terdapat antibodi yang berguna untuk kekebalan bayi, ASI tesebut merupakan contoh dari . . . . a. Kekebalan aktif alami b. Kekebalan aktif buatan c. Kekebalan pasif alami d. Kekebalan pasif buatan e. Vaksinasi 45. Berikut pernyataan yang benar mengenai vaksin adalah .... a. Merupakan antibodi yang siap diinjeksikan kedalam tubuh b. Sama seperti antibodi monoklonal c. Memiliki waktu perlindungan aktif yang singkat d. Dapat memberantas semua penyakit yang diakibatkan virus e. Merupakan modifikasi bakteri/ virus yang
Jawa ban
Tingkat Kognitif
No Butir Asli
No Butir Baru -
D
C2
43
C
C4
44
-
E
C3
45
20
D
-
85
Sub konsep
Indikator
Soal dilemahkan dan dapat merangsang kekebalan tubuh
46. Pemberian vaksin polio menyebabkan seorang anak .... a. Sembuh dari penyakit polio b. Memperoleh zat antivirus polio c. Menularkan penyakit polio d. Membentuk antibodi pencegah polio e. Terkena penyakit polio 47. Pemberian serum pada tubuh dapat menimbulkan kekebalan .... a. Aktif alami b. Aktif buatan c. Pasif alami d. Pasif buatan e. Adaptif
D
No Butir Baru 21
D
22
Jawa ban
Tingkat Kognitif
No Butir Asli
C2
46
C1
47
B
23
C
86
Sub konsep
Indikator
Soal 48. Seorang anak disuntikkan vaksin tetanus sehingga tubuhnya mengembangkan sistem kekebalan dengan cara memproduksi antibodi khusus untuk melawan tetanus. Dari peristiwa tersebut dapat disimpulkan bahwa tubuh anak tersebut mengalami proses .... a. Kekebalan aktif alami b. Kekebalan aktif buatan c. Kekebalan pasif alami d. Kekebalan pasif buatan e. Netralisasi 49. Beberapa penyakit: 1) Tipus 4) Bronkitis 2) Campak 5) Gondongan 3) Malaria 6) Cacar Air Penyakit yang dapat menimbulkan kekebalan aktif alami ialah .... a. 1, 3, 5 b. 2, 4, 6 c. 2, 5, 6 d. 1, 2, 3 e. 3, 5, 6 50. Ketika seseorang mengalami cacar dan sembuh, orang tersebut dalam jangka waktu tertentu akan mengalami kebal terhadap cacar. Hal tersebut
C6
No Butir Asli 48
No Butir Baru -
C
C5
49
22
A
C4
50
23
Jawa ban
Tingkat Kognitif
A
87
Sub konsep
Indikator
Soal
Jawa ban
Tingkat Kognitif
No Butir Asli
No Butir Baru
D
C4
51
24
C
C5
52
-
merupakan bagian dari pertahanan tubuh .... a. Kekebalan aktif alami b. Kekebalan aktif buatan c. Kekebalan pasif alami d. Kekebalan pasif buatan e. Imunitas Kelainan pada sistem pertahanan tubuh
51. HIV sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian karena .... a. Dapat merusak jaringan tubuh b. Menyerang sel limfosit c. Dapat ditularkan melalui kontak cairan tubuh d. Menurunkan kekebalan tubuh sehingga memudahkan infeksi penyakit yang lain e. Merusak antibodi 52. Perhatikanlah data penyakit berikut! 1) Alergi 4) Kanker 2) Lupus 5) SCID 3) AIDS 6) Anemia Yang bukan merupakan penyakit imunitas adalah .... a. 1 dan 3 b. 2 dan 4 c. 4 dan 6
88
Sub konsep
Jawa ban
Tingkat Kognitif
No Butir Asli
No Butir Baru
53. Suatu sindrom yang menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh adalah .... a. Demam rematik b. Kencing manis c. AIDS d. SCID e. Alergi
C
C1
53
25
54. Dalam suatu pengamatan ditemukan bahwa terdapat suatu kondisi yang mana molekul normal didalam tubuh dianggap sebagai antigen asing oleh antibodi. Dapat disimpulkan bahwa kondisi tersebut menunjukkan terjadinya .... a. Alergi b. Autoimunitas c. Defisiensi imun d. Penolakan transplantasi e. Serangan patogen asing dalam tubuh
B
C6
54
-
55. Antigen yang menyebabkan influenza adalah .... a. Bakteri b. Mikroba
C
C2
55
-
Indikator
Soal d. e.
1 dan 4 4 dan 5
89
Sub konsep
Indikator
Soal c. d. e.
Jawa ban
Tingkat Kognitif
No Butir Asli
No Butir Baru
D
C3
56
-
Virus Substansi asing Protein asing
56. Terdapat beberapa penyakit imun diantaranya alergi, artritis reumatoid dan AIDS. AIDS merupakan salah satu yang dapat menyebabkan kematian. Manakah pernyataan dibawah ini yang berkenaan dengan AIDS sebagai salah satu penyebab kematian .... a. AIDS menyebabkan kerusakan pada jaringan darah b. AIDS menyerang sistem pernafasan c. AIDS menyebabkan kanker paru-paru d. AIDS menurunkan kinerja sistem pertahanan tubuh e. AIDS membuat kerja otot jantung terganggu
Sumber:
Aryulina, Diah. Dkk., Esis Biologi 2, SMA dan MA untuk kelas XI, (Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2007) Cambell Reece, Mitchell., Biologi. (Jakarta: Erlangga, 2004). Saktiyono, Seribu Pena BIOLOGI untuk SMA/ MA Kelas XI. (Jakarta: Erlangga, 2008).
90
INSTRUMEN SOAL MATERI SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA
NAMA: KELAS: Pilihlah Satu Jawaban yang Paling Benar dengan Memberi Tanda Silang (x) pada Huruf a, b, c, d, atau e! 1. Ilmu yang mempelajari sistem imun atau kekebalan tubuh dinamakan … a. Vaksinasi b. Embriologi c. Immunologi d. Virology e. Zoologi 2. Sel darah putih memegang peranan penting dalam sistem pertahanan tubuh. Karena .... a. Beberapa sel darah putih berperan dalam proses fagositosis b. Sel darah putih mengandung HB untuk mengikat oksigen c. Sel darah putih berperan dalam proses pembekuan darah pada luka d. Sel darah putih mengandung pigmen empedu e. Sel darah putih dapat mengembalikan sisa metabolisme ke ginjal untuk disekresikan
d. e.
4.
a.
b. c.
d.
e.
5. 3. Pernyataan yang tidak benar tentang fungsi sistem limfatik adalah .... a. Mengalirkan cairan nterstitial b. Menghasilkan imunitas c. Mentransfer lemak hasil penyerapan makanan ke darah
Memfasilitasi reaksi imun Mendistribusikan hormon-hormon untuk mengatur fungsi sel-sel tubuh
Tonsil merupakan salah satu organ pertahanan tubuh yang berfungsi .... Melawan infeksi pada saluran pernafasan bagian atas Sebagai tempat pembuatan limfosit Memproduksi hormon yang berfungsi dalam pematangan sel limfosit T Menghasilkan cairan limfa yang mengalir dalam pembuluh limfatik Mengandung selsel limfosit dan makrofag
Manakah dibawah ini yang bukan termasuk organ limfoid? 1) Tonsil 5) hati 2) Limpa 6) ginjal 3) Timus 7) nodus limfa 4) Sumsum tulang merah
91
a.
1 dan 2
d.
3 dan 4
e.
2) Terdapat didalam tulang pipih 3) Terdapat pada epifise tulang pipa pada orang dewasa Organ yang dimaksud adalah .... a. Hati b. Tonsil c. Limpa d. Paru-paru e. Sumsum tulang
5 dan 6 b. 6 dan 7 c.
4 dan 5
6. Timus ditunjukkan oleh bagian nomor .... a. 1 d. 4 b. 2 e. 5 c. 3
2
1 3 5
4
7. Seorang siswa menemukan organ limfoid dengan ciri-ciri berikut: 1) Memiliki dua lobus yang pada tiap lobusnya terdiri atas korteks dan medulla 2) Terletak dibagian atas tulang dada 3) Bertugas memproduksi hormon yang berungsi dalam pematangan sel limfosit T Organ yang dimaksud adalah .... a. Timus b. Tonsil c. Limpa d. Nodus limfa e. Sumsum tulang 8. Dibawah ini, merupakan ciri-ciri organ: 1) Tempat ppembentukkan limfosit
9. Dibawah ini merupakan pernyataan mengenai limpa. Kecuali .... a. Berbentuk oval b. Panjangnya sekitar 12cm c. Terletak diantara perut dan diafragma d. Mengandung dua bagian, yang disebut pulpa putih dan pulpa merah e. Terdiri dari korteks dan medulla 10. Sistem pertahanan tubuh yakni … a. Keberhasilan tubuh memproduksi sel kekebalan b. Kemampuan memakan antigen yang masuk c. Berhasil menjalani persaingan dalam kehidupan d. Kemampuan mempertahankan tubuh dari penyakit e. Keberhasilan menghasilkan limfosit dewasa 11. Hasil pengamatan siswa mengemukakan bahwa tubuh kita memliki sistem pertahanan terhadap patogen
92
yang masuk kedalam tubuh. Pernyataan dibawah ini yang termasuk sistem fungsi sitem pertahanan yakni .... a. Menghancurkan sel kanker dan sel abnormal b. Menyaring zat-zat kimia yang masuk kedalam tubuh c. Mempertahankan keseimbangan cairan tubuh jaringan d. Membunuh tubuh yang sehat e. Menghancurkan patogen yang ada di udara 12. Alergen Zat asing seperti virus, protein asing, mikroorganisme dan bakteri yang masuk kedalam tubuh disebut … a. Antibodi b. Imunitas c. Antigen d. Leukosit e. Vaksin 13. Perhatikan komponen dibawah ini! 1) Makrofag 4) Alergen 2) Limfosit 5) Antigen 3) Sel pengenal antigen.... Komponen yang tidak termasuk ke dalam sistem imun adalah .... a. 1 dan 4 d. 4 dan 5 b. 2 dan 5 e. 1 dan 5 c. 3 dan 4 14. Antibodi yang dapat menawarkan racun disebut .... a. Presipitin b. Antitoksin c. Lisin d. Toksoid
e.
Vaksin
15. Dalam suatu praktikum di lab, ada seorang siswa teluka karena teriris silet. Apa yang sebaiknya segera ia lakukan? a. Menutup luka dengan plester luka b. Membalut luka dengan perban c. Menghentikan darah dengan menekan daerah sekitar luka d. Membersihkan luka dengan alkohol e. Menghisap aliran darah yang keluar 16. Tubuh kita tidak mudah terkena patogen yang masuk bersama makanan karena .... a. Adanya tonsil di pangkal mulut b. Lambung menghasilkan HCL dan enzim pencerna protein c. Air ludah mengandung ptialin d. Patogen hancur melalui pencernaan mekanis e. Patogen dalam makanan akan diserang oleh limfosit 17. Apabila kita terkena luka, seringkali luka tersebut membengkak atau menjadi radang. Sebenarnya, hal apa yang menyebabkan terjadi demikian .... a. Terjadinya peningkatan aliran darah b. Hilangnya kemampuan pertahanan dalam tubuh c. Terjadinya infeksi berlebihan
93
d.
Terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan patogen e. Didalam tubuh terjadi kompetisi antara bakteri tidak berbahaya dengan virus yang masuk 18. Pernyataan yang tidak benar mengenai sistem pertahanan tubuh lapisan pertama yakni … a. Mukosa berperan untuk menyekresi lendir yang kental dan lengket untuk memerangkap patogen berperan b. Mukosa menghalangi patogen pada saluran pencernaan, pernafasan dan genitouriner c. Kelenjar minyak dan keringat pada kulit menyekresikan zat yang asam d. Menghasilkan larutan HCL yang dapat membunuh mikroba e. Jenis sel darah putih tertentu mampu meelan patogen yang masuk dalam tubuh 19. Kelenjar ludah dan kelenjar air mata turut berperan dalam sistem pertahanan tubuh karena .... a. Menyekresi cairan yang mengandung enzim lisozim yang dapat mencerna bakteri b. Menyekresi lendir yang kental dan lengket untuk memerangkap mikroba c. Menghasilkan larutan HCL yang dapat membunuh mikroba
d.
Menghasilkan larutan garam yang dapat membunuh mikroba e. Tersusun dari epitelium yang berlapis keratin 20. Berikut ini merupakan pertahanan secara kimiawi oleh tubuh, kecuali .... a. Kelenjar minyak b. Keringat c. Air ludah d. Air mata e. Antibodi 21. Kulit dapat berperan sebagai sistem pertahanan tubuh karena alasan berikut, kecuali .... a. Kulit tersusun atas lapisan epitelium berlapis keratin sehingga sulit ditembus oleh mikroba b. Hasil sekresi kulit bersifat asam sehingga menghambat pertumbuhan bakteri c. Keratin pada kulit tahan terhadap racun dan enzim bakteri d. Kulit menyekresi minyak yang dapat menghambat bakteri e. Kulit memiliki kelenjar penghasil antibodi yang dapat melawan mikroba 22. Inflamasi/ peradangan merupakan respon imun non spesifik yang disebabkan .... a. Arteri prakapiler menyempit, venula pascakapiler berdilatasi b. Arteri prakapiler berdilatasi, venula pascakapiler menyempit
94
c.
d.
e.
Arteri prakapiler menyempit, venula pascakapiler menyempiti Arteri prakapiler berdilatasi, venula pascakapiler berdilatasi Pembuluh darah mengembang
23. Berikut ini adalah beberapa respon pertahanan: 1) Inflamasi 2) Antibodi 3) Antibiotik 4) Fagositosis Respon imun yang bersifat non spesifik adalah .... a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 4 d. 2 dan 3 e. 3 dan 4 24. Zat yang menyebabkan alergi disebut .... a. Antigen b. Antibodi c. Alergen d. Protein e. Toksin 25. Sel natural killer memiliki sifat-sifat berikut ini, kecuali .... a. Termasuk sel darah putih b. Diaktifkan oleh interferon c. Termasuk sistem imunitas bawaan d. Mampu membunuh selsel kanker e. Mampu memfagosit mikroba patogen 26. Seorang siswa mengamati suatu “komponen” didalam lab. Komponen tersebut
merupakan hasil tumbuh dari monosit. Ia berumur panjang dan mampu menjulurkan kaki-kaki semu yang dapat ditempelkan pada polisakarida mikroba dan memakannya. Komponen yang diamati oleh siswa adalah .... a. Interferon b. Sel natural killer c. Leukosit Neutrophil d. e. Makrofag 27. Perpanjangan makrofag yang dapat menangkap bakteri pada proses fagositosis disebut .... a. Interferon b. Fagosit c. Limfosit d. Glikoprotein e. Pseudopodia 28. Berikut ini merupakan ciri respon imun nonspesifik: 1) Timbul warna kemerahan 2) Timbul panas 3) Terjadi pembengkakan 4) Timbul rasa sakit Ciri-ciri respon imun yang dimaksud adalah .... a. Terjadinya inflamasi proses b. Terjadinya fagositosis c. Mulai bekerjanya Natural Killer d. Mulai aktifnya protein antimikroba e. Mulai aktifnya limfosit dan antibodi
95
29. Monosit, neutrofil, eosinofil, basofil dan limfosit merupakan sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap patogen. Manakah diantara kelima komponen tersebut yang berkemampuan khusus untuk memfagositosis? a. Monosit dan neutrofil b. Eusinofil dan basofil c. Makrofag dan eosinofil d. Eosinofil dan limfosit e. Limfosit dan monosit 30. Jika tubuh terserang penyakit maka tubuh akan melawannya dengan membentuk . . . . a. Antigen b. Interferon c. Limfosit d. Monosit e. Antibodi 31. Limfosit dapat mengalami pematangan menjadi .... a. Sel B dan sel T b. Eosinofil dan neutrofil c. Monosit dan makrofag d. Sel-sel fagosit e. Antibodi dan antitoksin 32. Limfosit berperan dalam kekebalan tubuh dengan cara ..... a. Menghasilkan antibodi yang sesuai dengan antigen yang dilawannya b. Memakan kuman penyakit atau bendabenda asing yang ada di dalam tubuh c. Menghasilkan zat asam yang dapat menyebabkan
d.
e.
terjadinya lisis sel bakteri atau virus Menghancurkan kuman dan benda asing dengan menggunakan sekret dari lisosom Menghasilkan enzim yang akan menguraikan kuman dan benda asing yang ada di dalam tubuh
33. Apabila tubuh terinfeksi virus cacar kemudian sembuh, untuk jangka waktu tertentu orang tersebut akan mengalami kekebalan terhadap penyakit cacar air. Kekebalan ini disebabkan karena didalam tubuh sudah terbentuk .... a. Sel limfosit T memori b. Sel limfosit T pembantu c. Sel limfosit T pembunuh d. Sel limfosit T supresor e. Antibodi 34. Ketika seseorang terkena suatu virus, tubuh tidak selalu mengalami sakit yang meluas (parah) dan berlangsung lama. Hal itu disebabkan karena .... a. Bagian tubuh maupun sel yang terkena virus mengeluarkan interferon b. Terbentuk kompleks antibodi-antigen di dalam tubuh c. Tubuh mempertahankan keseimbangan cairan tubuh yang masuk d. Virus kedalam tubuh merupakan virus yang lemah
96
e.
Lambung menghasilkan HCL dan enzim pencerna protein 35. Diketahui ciri-ciri respon imun nonspesifik dan spesifik: 1) Respon timbul terhadap jaringan tubuh yang rusak (terluka) dan bukan terhadap penyebab kerusakan itu sendiri 2) Memastikan pertahanan tubuh tidak berbalik melawan jaringan tubuh sendiri 3) Timbul dari dua sistem yang saling bekerjasama (imunitas diperantarai antibodi & diperantarai sel) 4) Respon berupa inflamasi dan fagositosis Perbandingan ciri-ciri respon nonspesifik dengan spesifik adalah? a. 1,2 dengan 3, 4 d. 2,3 dengan 1,4 e. 3,4 b. 1, 3 dengan 2, 4 dengan 1,2 c. 1, 4 dengan 2, 3 36. Pernyataan yang tidak benar mengenai aksi antibodi terhadap antigen adalah .... a. Mengingat antigen yang spesifik dan akan merespon dengan cepat bila terkena infeksi yang kedua b. Menyebabkan antigen saling melekat (aglutinasi)
c.
d.
e.
Menstimulus fagositosis oleh neutrofil Berperan sebagai antitoksin dan menyebabkan pengendapan toksin bakteri Menetralisasi antigen yang masuk
37. Suatu sel diketahui berperan dalam respon imun spesifik yang diperantarai sel dan berfungsi menurunkan serta menghentikan respon imun yang teraktivasi. Sel yang dimaksud adalah .... a. Sel B Plasma b. Sel B pembelah c. Sel T Pembantu d. Sel T Penmbunuh e. Sel T Supresor yang 38. Berikut merupakan immunoglobulin manusia adalah .... a. IgA b. IgX c. IgG d. IgD e. IgE
bukan tipe-tipe pada
39. Dalam reaksi alergi, ig E .... a. Melekat pada sel patogen dan menandainya untuk kemudian dilumpuhkan b. Membuat lubang pada membran sel patogen c. Berikatan pada permukaan mastosit, dan menginduksinya
97
d.
e.
untuk menghasilkan histamin Memicu limfosit untuk menghasilkan antibodi Memicu sekresi antibodi ke dalam saluran pencernaan dan saluran pernafasan
40. Jenis antibodi yang memegang peranan penting pada pertahanan tubuh terhadap masuknya mikroorganisme melalui permukaan yang dilapisi selaput lendir, seperti hidung, mata, paru-paru dan usus merupakan antibodi jenis .... a. IgM b. IgA c. IgD d. IgE e. IgG 41. Antibodi pertama yang disekresikan sebagai respon kekebalan tubuh.... a. IgM b. IgA c. IgD d. IgE e. IgG 42. Sel T penolong berfungsi untuk.... a. Membunuh sel yang terinfeksi b. Mengurangi produksi antibodi c. Mengontol kmponen imun spesifik lain d. Mengingat informasi antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh
e.
Reseptor antigen
43. Interferon berfungsi untuk .... a. Menghsilkan imunoglobin b. Menghasilkan antibodi c. Menghasilkan antigen d. Mencegah replikasi virus e. Mencegah infeksi bakteri 44. Di dalam ASI pertama terdapat antibodi yang berguna untuk kekebalan bayi, ASI tesebut merupakan contoh dari . . . . a. Kekebalan aktif alami b. Kekebalan aktif buatan c. Kekebalan pasif alami d. Kekebalan pasif buatan e. Vaksinasi 45. Berikut pernyataan yang benar mengenai vaksin adalah .... a. Merupakan antibodi yang siap diinjeksikan kedalam tubuh b. Sama seperti antibodi monoklonal c. Memiliki waktu perlindungan aktif yang singkat d. Dapat memberantas semua penyakit yang diakibatkan virus e. Merupakan modifikasi bakteri/ virus yang dilemahkan dan dapat merangsang kekebalan tubuh
98
46. Pemberian vaksin polio menyebabkan seorang anak .... a. Sembuh dari penyakit polio b. Memperoleh zat antivirus polio c. Menularkan penyakit polio antibodi d. Membentuk pencegah polio e. Terkena penyakit polio 47. Pemberian serum pada tubuh dapat menimbulkan kekebalan .... a. Aktif alami b. Aktif buatan c. Pasif alami d. Pasif buatan e. Adaptif
48. Seorang anak disuntikkan vaksin tetanus sehingga tubuhnya mengembangkan sistem kekebalan dengan cara memproduksi antibodi khusus untuk melawan tetanus. Dari peristiwa tersebut dapat disimpulkan bahwa tubuh anak tersebut mengalami proses .... a. Kekebalan aktif alami b. Kekebalan aktif buatan c. Kekebalan pasif alami d. Kekebalan pasif buatan e. Netralisasi 49. Beberapa penyakit: 1) Tipus 4) Bronkitis 2) Campak 5) Gondongan 3) Malaria 6) Cacar Air Penyakit yang dapat menimbulkan kekebalan aktif alami ialah ....
a. b. c. d. e.
1, 3, 5 2, 4, 6 2, 5, 6 1, 2, 3 3, 5, 6
50. Ketika seseorang mengalami cacar dan sembuh, orang tersebut dalam jangka waktu tertentu akan mengalami kebal terhadap cacar. Hal tersebut merupakan bagian dari pertahanan tubuh .... a. Kekebalan aktif alami b. Kekebalan aktif buatan c. Kekebalan pasif alami d. Kekebalan pasif buatan e. Imunitas 51. HIV sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian karena .... a. Dapat merusak jaringan tubuh b. Menyerang sel limfosit c. Dapat ditularkan melalui kontak cairan tubuh d. Menurunkan kekebalan tubuh sehingga memudahkan infeksi penyakit yang lain e. Merusak antibodi 52. Perhatikanlah data penyakit berikut! 1) Alergi 4) Kanker 2) Lupus 5) SCID 3) AIDS 6) Anemia Yang bukan merupakan penyakit imunitas adalah .... a. 1 dan 3 b. 2 dan 4 c. 4 dan 6 d. 1 dan 4 e. 4 dan 5
99
53. Suatu sindrom yang menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh adalah .... a. Demam rematik b. Kencing manis c. AIDS d. SCID e. Alergi
a.
54. Dalam suatu pengamatan ditemukan bahwa terdapat suatu kondisi yang mana molekul normal didalam tubuh dianggap sebagai antigen asing oleh antibodi. Dapat disimpulkan bahwa kondisi tersebut menunjukkan terjadinya .... a. Alergi b. Autoimunitas c. Defisiensi imun d. Penolakan transplantasi e. Serangan patogen asing dalam tubuh
e.
55. Antigen yang menyebabkan influenza adalah .... a. Bakteri b. Mikroba c. Virus d. Substansi asing e. Protein asing 56. Terdapat beberapa penyakit imun diantaranya alergi, artritis reumatoid dan AIDS. AIDS merupakan salah satu yang dapat menyebabkan kematian. Manakah pernyataan dibawah ini yang berkenaan dengan AIDS sebagai salah satu penyebab kematian ....
b. c. d.
AIDS menyebabkan kerusakan pada jaringan darah AIDS menyerang sistem pernafasan AIDS menyebabkan kanker paru-paru AIDS menurunkan kinerja sistem pertahanan tubuh AIDS membuat kerja otot jantung terganggu
100
Lampiran 2 Rekapitulasi Analisis Butir Soal Jumlah subjek: 30 Butir soal: 56 Reabilitas soal: 0,67 (Tinggi)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 -
1 2 3 8 10 13 15 17 18 19 20 21 22 23 26 31 32 33 37
Tingkat Kesukaran Indeks Kategori Indeks Kategori 0,25 Kurang 0,93 Mudah 0,25 Kurang 0,83 Mudah 0,38 Baik 0,80 Mudah 0,13 Kurang 0,77 Mudah 0,50 Baik 0,67 Sedang 0,25 Kurang 0,77 Mudah 0,25 Kurang 0,27 Sedang 0,38 Baik 0,20 Sukar 0,38 Baik 0,23 Sukar 0,38 Baik 0,80 Mudah 0,38 Baik 0,63 Sedang 0,38 Baik 0,40 Sedang 0,13 Kurang 0,33 Sedang 0,50 Baik 0,77 Mudah 0,13 Kurang 0,13 Sukar 0,38 Baik 0,77 Mudah 0,38 Baik 0,30 Sedang 0,13 Kurang 0,90 Mudah 0,63 Baik 0,50 Sedang
19 -
38 42
0,38 0,38
Baik Baik
0,73 0,70
Sedang Sedang
0,29 0,25
Valid Valid
-
43
0,00
Kurang
0,23
Sukar
0,35
Valid
20 21 22 23 24 25
45 47 48 49 51 53
0,00 0,25 0,50 0,13 0,13 0,38
Kurang Kurang Baik Kurang Kurang Baik
0,23 0,17 0,80 0,93 0,50 0,70
Sukar Sukar Mudah Mudah Sedang Sedang
0,29 0,40 0,38 0,28 0,28 0,27
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Butir Butir Baru Asli
Daya Beda
Validitas Indeks 0,48 0,36 0,42 0,30 0,48 0,29 0,28 0,50 0,39 0,34 0,27 0,36 0,30 0,35 0,46 0,30 0,33 0,30 0,54
Kategori Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Keterangan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan
101
INSTRUMEN SOAL SOAL PRETEST-POSTEST Sistem Pertahanan Tubuh Manusia Nama Kelas Mata Pelajaran Alokasi Waktu
: : XI : Biologi : 90 menit
1. Ilmu yang mempelajari sistem imun atau kekebalan tubuh dinamakan … a. Vaksinasi Embriologi b. c. Immunologi d. Virology e. Zoologi 2. Sel darah putih memegang peranan penting dalam sistem pertahanan tubuh. Karena .... a. Beberapa sel darah putih berperan dalam proses fagositosis b. Sel darah putih mengandung HB untuk mengikat oksigen c. Sel darah putih berperan dalam proses pembekuan darah pada luka d. Sel darah putih mengandung pigmen empedu e. Sel darah putih dapat mengembalikan sisa metabolisme ke ginjal untuk disekresikan 3. Pernyataan yang tidak benar tentang fungsi sistem limfatik adalah .... a. Mengalirkan cairan nterstitial b. Menghasilkan imunitas c. Mentransfer lemak hasil penyerapan makanan ke darah
d. Memfasilitasi reaksi imun e. Mendistribusikan hormonhormon untuk mengatur fungsi sel-sel tubuh 4. Dibawah ini, merupakan ciri-ciri organ: 1) Tempat pembentukkan limfosit 2) Terdapat didalam tulang pipih 3) Terdapat pada epifise tulang pipa pada orang dewasa Organ yang dimaksud adalah .... a. Hati b. Tonsil c. Limpa d. Paru-paru e. Sumsum tulang 5. Sistem pertahanan tubuh yakni … a. Keberhasilan tubuh memproduksi sel kekebalan b. Kemampuan memakan antigen yang masuk c. Berhasil menjalani persaingan dalam kehidupan d. Kemampuan mempertahankan tubuh dari penyakit e. Keberhasilan menghasilkan limfosit dewasa
102
6. Perhatikan komponen dibawah ini! 1) Makrofag 4) Alergen 2) Limfosit 5) Antigen 3) Sel pengenal antigen Komponen yang tidak termasuk ke dalam sistem imun adalah .... a. 1 dan 4 c. 3 dan 4 b. 2 dan 5 d. 4 dan 5 e. 1 dan 5 7. Dalam suatu praktikum di lab, ada seorang siswa teluka karena teriris silet. Apa yang sebaiknya segera ia lakukan? a. Menutup luka dengan plester luka b. Membalut luka dengan perban c. Menghentikan darah dengan menekan daerah sekitar luka d. Membersihkan luka dengan alkohol e. Menghisap aliran darah yang keluar 8. Apabila kita terkena luka, seringkali luka tersebut membengkak atau menjadi radang. Sebenarnya, hal apa yang menyebabkan terjadi demikian .... a. Terjadinya peningkatan aliran darah b. Hilangnya kemampuan pertahanan dalam tubuh c. Terjadinya infeksi berlebihan d. Terhambatnya pertumbuhan patogen e. Didalam tubuh terjadi kompetisi antara bakteri tidak berbahaya dengan virus yang masuk
9. Pernyataan yang tidak benar mengenai sistem pertahanan tubuh lapisan pertama yakni … a. Mukosa berperan untuk menyekresi lendir yang kental dan lengket untuk memerangkap patogen b. Mukosa berperan menghalangi patogen pada saluran pencernaan, pernafasan dan genitouriner c. Kelenjar minyak dan keringat pada kulit menyekresikan zat yang asam larutan d. Menghasilkan HCL yang dapat membunuh mikroba e. Jenis sel darah putih tertentu mampu meelan patogen yang masuk dalam tubuh 10. Kelenjar ludah dan kelenjar air mata turut berperan dalam sistem pertahanan tubuh karena .... a. Menyekresi cairan yang mengandung enzim lisozim yang dapat mencerna bakteri b. Menyekresi lendir yang kental dan lengket untuk memerangkap mikroba c. Menghasilkan larutan HCL yang dapat membunuh mikroba d. Menghasilkan larutan garam yang dapat membunuh mikroba e. Tersusun dari epitelium yang berlapis keratin
103
ini merupakan 11. Berikut pertahanan secara kimiawi oleh tubuh, kecuali .... a. Kelenjar minyak b. Keringat c. Air ludah d. Air mata e. Antibodi
pascakapiler menyempit d. Arteri prakapiler berdilatasi, venula pascakapiler berdilatasi e. Pembuluh darah mengembang
12. Kulit dapat berperan sebagai sistem pertahanan tubuh karena alasan berikut, kecuali .... a. Kulit tersusun atas lapisan epitelium berlapis keratin sehingga sulit ditembus oleh mikroba b. Hasil sekresi kulit bersifat asam sehingga menghambat pertumbuhan bakteri c. Keratin pada kulit tahan terhadap racun dan enzim bakteri d. Kulit menyekresi minyak yang dapat menghambat bakteri e. Kulit memiliki kelenjar penghasil antibodi yang dapat melawan mikroba
14. Berikut ini adalah beberapa respon pertahanan: 1) Inflamasi 2) Antibodi 3) Antibiotik 4) Fagositosis Respon imun yang bersifat non spesifik adalah .... a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 4 d. 2 dan 3 e. 3 dan 4
13. Inflamasi/ peradangan merupakan respon imun non spesifik yang disebabkan .... a. Arteri prakapiler menyempit, venula pascakapiler berdilatasi b. Arteri prakapiler berdilatasi, venula pascakapiler menyempit c. Arteri prakapiler menyempit, venula
15. Seorang siswa mengamati suatu “komponen” didalam lab. Komponen tersebut merupakan hasil tumbuh dari monosit. Ia berumur panjang dan mampu menjulurkan kaki-kaki semu yang dapat ditempelkan pada polisakarida mikroba dan memakannya. Komponen yang diamati oleh siswa adalah .... a. Interferon b. Sel natural killer c. Leukosit d. Neutrofil e. Makrofag 16. Limfosit dapat mengalami pematangan menjadi .... a. Sel B dan sel T b. Eosinofil dan neutrofil c. Monosit dan makrofag
104
d. Sel-sel fagosit e. Antibodi dan antitoksin 17. Limfosit berperan dalam kekebalan tubuh dengan cara ..... a. Menghasilkan antibodi yang sesuai dengan antigen yang dilawannya b. Menelan kuman penyakit atau benda-benda asing yang ada di dalam tubuh c. Menghasilkan zat asam yang dapat menyebabkan terjadinya lisis sel bakteri atau virus d. Menghancurkan kuman dan benda asing dengan menggunakan sekret dari lisosom e. Menghasilkan enzim yang akan menguraikan kuman dan benda asing yang ada di dalam tubuh 18. Apabila tubuh terinfeksi virus cacar kemudian sembuh, untuk jangka waktu tertentu orang tersebut akan mengalami kekebalan terhadap penyakit cacar air. Kekebalan ini disebabkan karena didalam tubuh sudah terbentuk .... a. Sel limfosit T memori b. Sel limfosit T pembantu c. Sel limfosit T pembunuh d. Sel limfosit T supresor e. Antibodi 19. Berikut yang merupakan immunoglobulin manusia adalah .... a. IgA b. IgX
bukan tipe-tipe pada
c. d. e.
IgG IgD IgM
20. Berikut pernyataan yang benar mengenai vaksin adalah .... a. Merupakan antibodi yang siap diinjeksikan kedalam tubuh b. Sama seperti antibodi monoklonal c. Memiliki waktu perlindungan aktif yang singkat d. Dapat memberantas semua penyakit yang diakibatkan virus e. Merupakan modifikasi bakteri/ virus yang dilemahkan dan dapat merangsang kekebalan tubuh 21. Pemberian serum pada tubuh dapat menimbulkan kekebalan .... a. Aktif alami b. Aktif buatan c. Pasif alami d. Pasif buatan e. Adaptif 22. Seorang anak disuntikkan vaksin tetanus sehingga tubuhnya mengembangkan sistem kekebalan dengan cara memproduksi antibodi khusus untuk melawan tetanus. Dari peristiwa tersebut dapat disimpulkan bahwa tubuh anak tersebut mengalami proses .... a. Kekebalan aktif alami b. Kekebalan aktif buatan c. Kekebalan pasif alami d. Kekebalan pasif buatan
105
e.
Netralisasi
23. Beberapa penyakit: 1) Tipus 4) Bronkitis 2) Campak 5) Gondongan 3) Malaria 6) Cacar Air Penyakit yang dapat menimbulkan kekebalan aktif alami ialah .... a. 1, 3, 5 b. 2, 4, 6 c. 2, 5, 6 d. 1, 2, 3 e. 3, 5, 6 24. HIV sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian karena .... a. Dapat merusak jaringan tubuh
b. c.
d.
e.
Menyerang sel limfosit Dapat ditularkan melalui kontak cairan tubuh Menurunkan kekebalan tubuh sehingga memudahkan infeksi penyakit yang lain Merusak antibodi
25. Suatu sindrom yang menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh adalah .... a. Demam rematik b. Kencing manis c. AIDS d. SCID e. Alergi
114
Lampiran 4 KISI-KISI INSRUMEN PENGARUH MEDIA FILM ANIMASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA Menurut Sobry Sutikno ada empat prinsip yang mendasari pemilihan media pembelajaran, yaitu: 1. Menentukan media dengan tepat. Media dipilih sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang diajarkan; 2. Menetapkan dan mempertimbangkan subjek dengan tepat, penggunaan media diperhitungkan sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan peserta didik; 3. Menyajikan media dengan tepat, tenik dan metode penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu, dan sarana; 4. Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat.
Nomor Dimensi
1) Menentukan media
Elemen
tujuan dan bahan
dipilih sesuai
pembelajaran
Positif
Negatif
1, 9
5, 13
4
17, 25
21, 29
4
2, 10
6, 14
4
b. Membantu
bahan pelajaran
memahami konsep
yang diajarkan
pembahasan
2) Menetapkan dan
Jumlah
a. Sesuai dengan
dengan tepat. Media
dengan tujuan dan
pernyataan
a. Sesuai dengan
115
Nomor Dimensi
Elemen
mempertimbangkan
ketertarikan
subjek dengan tepat,
peserta didik
penggunaan media
terhadap media
diperhitungkan
yang bersangkutan
sesuai dengan
b. Sesuai dengan
tingkat
tingkat
kematangan/kemam
kemampuan/
puan peserta didik
pemahaman/
pernyataan
Jumlah
Positif
Negatif
18, 26
22, 30
4
7, 15
4
4, 12
8, 16
4
19
23
2
20, 27
24, 28
4
kematangan daya pikir peserta didik 3) Menyajikan media
a. Teknik dan metode 3, 11
dengan tepat, teknik
penyajian media
dan metode
tepat digunakan
penggunaan media
b. Penyajian media
dalam pengajaran
sesuai dengan
harus disesuaikan
bahan, sarana
dengan tujuan,
belajar yang ada
bahan, metode, waktu, dan sarana 4) Menempatkan
atau a. Media yang
memperlihatkan
disajikan,
media pada waktu,
diperlihatkan pada
tempat dan situasi
waktu, tempat dan
yang tepat
situasi yang tepat b. media yang digunakan dapat
116
Nomor Dimensi
pernyataan
Elemen
Positif
Jumlah
Negatif
meningkatkan motivasi belajar Jumlah 30 ANGKET TENTANG PENGARUH MEDIA FILM ANIMASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA A. Petunjuk Pengisian a. Identitas Siswa i.
Nama siswa
ii.
Kelas/Nomor Absen :..................................................................
:..................................................................
b. Mohon Anda menjawab sejujurnya dan sesuai dengan apa adanya. c.
Instrumen ini terdiri dari kolom pernyataan dan kolom jawaban. Silahkan anda memberi jawaban dengan cara memberi tanda cek (√) pada tempat yang telah disediakan.
B. Pernyataan kuesioner Jawaban No
Pernyataan SS
S
TS
ST S
1
2
3
Isi dari media film animasi yang digunakan, dapat tersampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran Saya senang belajar menggunakan media film animasi . Media film animasi tepat guna karena dapat diulang-ulang dan diberhentikan sesuai dengan kebutuhan
117
Jawaban No
Pernyataan SS
S
TS
ST S
4
Penggunaan media film animasi sesuai dengan waktu yang disediakan sekolah
5
Isi dari film animasi yang digunakan tidak sesuai dengnan tujuan pembelajaran
6
Saya tidak senang belajar dengan media film animasi
7
8
Penggunaan media film animasi tidak tepat guna karena pengaturannya yang sulit digunakan Penggunaan media film animasi terlalu menuntut ketersediaan waktu belajar disekolah
9
Isi dari film animasi, sesuai dengan bahan belajar
10
Film animasi membuat proses belajar menjadi lebih menarik
11
Penayangan media film terlihat tepat dan simple
12
Penggunaan media film animasi sesuai dengan ketersediaan sarana disekolah
13
Isi dari film animasi yang digunakan, melenceng dari bahan belajar yang seharusnya
118
Jawaban No
Pernyataan SS
S
TS
ST S
14
15
16
Film animasi membuat proses belajar menjadi cepat bosan Cara penayangan film terlihat rumit Penggunaan media film animasi terlalu menuntut ketersediaan sarana belajar disekolah
17
Film animasi membantu saya memahami konsep yang diajarkan
18
Saya mengerti alur cerita film animasi yang ditayangkan
19
Film animasi ditayangkan pada waktu dan situasi yang tepat
20
Saya lebih termotivasi untuk melakukan kegiatan pembelajaran
21
Film animasi tidak membantu saya memahami konsep yang diajarkan
22
Saya tidak mengerti alur cerita film yang ditayangkan
23
Film animasi ditayangkan pada waktu dan situasi yang tidak tepat
24
Saya tidak ingin belajar dengan media film animasi
119
Jawaban No
Pernyataan SS
S
TS
ST S
25
Film animasi merupakan media belajar yang tepat untuk materi sistem pertahanan
26
Film yang ditayangkan dapat saya pahami dengan baik
27
Saya tidak memperhatikan pelaksanaan pembelajaran
28
Media film animasi membuat saya lebih memperhatikan pembelajaran
29
Film animasi tidak tepat jika digunakan untuk materi sistem pertahanan
30
Saya tidak paham maksud dari film animasi tersebut
120
Lampiran 5 PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI DATA PRETEST KELAS EKSPERIMEN
1. Banyaknya data (n)
= 32
2. Data pretest siswa kelas eksperimen 32
32
32
36
36
36
36
36
36
40
40
40
40
40
40
44
44
44
44
44
48
48
48
48
48
48
52
52
52
52
52
52
3. Nilai terbesar
= 64
4. Nilai terkecil
= 32
5. Rentang data (R)
= nilai terbesar- nilai terkecil = 64-32 = 32
6. Jumlah interval kelas (k)
= 1+ 3,3 log n = 1+ 3,3 log 32 = 1+ 3,3 (1,505) = 5,966 =6
7. Panjang interval kelas (i)
=
R k
=
32 6
= 5,333 = 5
121
8. Tabel distribusi frekuensi Interval kelas
F
X
Fx
x2
32 – 36 37 – 41 42 – 46 47 – 51 52 – 56 57 – 61 62 – 66
9 6 5 6 5 0 1
34 39 44 49 54 59 64
1156 1521 1936 2401 2916 3481 4096
Total
32 (n)
306 234 220 294 270 0 64 1388
Batas nyata Bawah 31,5 36,5 41,5 46,5 51,5 56,5 61,5
Atas 36,5 41,5 46,5 51,5 56,5 61,5 66,5
fkb
fka
Frekuensi relatif
32 23 17 12 6 1 1
9 15 20 26 31 31 32
28,125 18,75 15,625 18,75 15,625 0 3,125
fx
Keterangan : f
: Frekuensi yang mengandung median
x
: Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median a
fk : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median
9. Perhitungan nilai mean Rumus mean metode panjang Mx
=
Keterangan: Mx : Mean
fx
N
122
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masingmasing interval dengan titik tengah N
: Number of cases
fx
=
Mx
N
=
1388 32
= 43,375 10. Perhitungan nilai median Mdn
½N - fx fi
=
b
i
Keterangan: Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N
: Number of Cases
fxb
: Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi
: Frekuensi dari interval yang mengandung median
i
: Panjang interval kelas
Mdn = =
½N - fx fi
b
i
16 - 12 41,5 5 5
= 41,5 + 4 = 45,5 11. Perhitungan nilai modus M0
=
fa i f f b a
123
Keterangan: M0
: Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa
:
frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb
:
frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i
:
Panjang interval kelas
M0
=
fa f f b a
=
5 31 , 5 7 56
i
= 31,5 + 3,181 = 34,681
12. Standar deviasi
SD
= 8,076
13. Varians (S2) S2
= SD2 = 8,0762 = 65,235
124
PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI DATA PRETEST KELAS KONTROL
1. Banyaknya data (n)
= 30
2. Data pretest siswa kelas kontrol
44
68
40
48
40
32
40
56
32
40
40
36
44
52
44
60
56
32
44
48
28
32
52
40
40
52
40
40
36
40
3. Nilai terbesar
= 68
4. Nilai terkecil
= 28
5. Rentang data (R)
= nilai terbesar- nilai terkecil = 68-28 = 40
6. Jumlah interval kelas (k)
= 1+ 3,3 log n = 1+ 3,3 log 30 = 1+ 3,3 (1,477) = 5,874
7. Panjang interval kelas (i)
=
R k 40
=
5,874
= 6,809 = 7
125
8. Tabel distribusi frekuensi Interval kelas
F
X
Fx
x2
28 - 34 35 - 41 42 - 48 49 - 55 56 - 62 63 - 69
5 12 6 3 3 1
31 38 45 52 59 66
961 1444 2025 2704 3481 4356
Total
30 (n)
155 456 270 156 177 66 1280
Batas nyata Bawah Atas 27,5 34,5 34,5 41,5 41,5 48,5 48,5 55,5 55,5 62,5 62,5 69,5
fkb
fka
Frekuens i relatif
30 25 13 7 4 1
5 17 23 26 29 30
16,66 40 20 10 10 3,33
fx
Keterangan : f
: Frekuensi yang mengandung median
x
: Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah 2
x
: Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median 9. Perhitungan nilai mean Rumus mean metode panjang Mx
=
fx
N
Keterangan: Mx : Mean ∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah N : Number of cases
126
fx
=
Mx
N
1280
=
30
= 42,66 10. Perhitungan nilai median
Mdn
½N - fx fi
=
b
i
Keterangan: Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N
: Number of Cases
fxb
: Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi
: Frekuensi dari interval yang mengandung median
i
: Panjang interval kelas
Mdn = =
½N - fx fi
b
i
15 - 7 41,5 7 6
= 41,5 + 9,33 = 50,833 11. Perhitungan nilai modus M0
=
fa i f f a b
Keterangan: M0
: Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
127
fa
:
frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb
:
frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i
:
Panjang interval kelas
M0
=
fa f f b a
=
5 34 , 5 7 56
i
= 34,5 + 3,18 = 37, 68
12. Standar deviasi data kelompokkan SD
= 9,275
13. Varians (S2) S2
= SD2 = 9,2752 = 86,025
128
Lampiran 6 PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI DATA POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
1. Banyaknya data (n)
= 32
2. Data postest siswa kelas eksperimen
56
64
64
84
72
72
60
68
76
64
68
64
68
68
80
64
68
80
72
68
76
64
84
92
72
68
80
72
86
60
56
72
3. Nilai terbesar
= 92
4. Nilai terkecil
= 56
5. Rentang data (R)
= nilai terbesar- nilai terkecil = 92 – 56 = 36
6. Jumlah interval kelas (k)
= 1+ 3,3 log n = 1+ 3,3 log 32 = 1+ 3,3 (1,505) = 5,966 =6
7. Panjang interval kelas (i)
=
R k
=
36 6
= 6
129
8. Tabel distribusi frekuensi Interval kelas
F
X
Fx
x2
56-61 62-67 68-73 74-79 80-85 86-91 92-97
4 6 13 2 5 1 1
58,5 64,5 70,3 76,5 82,5 88,5 94,5
234 387 913,9 153 412,5 88,5 94,5
3422,25 4160,25 4942,09 5852,25 6806,25 7832,25 8930,25
Total
32
Batas nyata Frekuensi fkb fka relatif Bawah Atas 55,5 61,5 67,5 73,5 79,5 85,5 91,5
61,5 67,5 73,5 79,5 85,5 91,5 97,5
32 28 22 9 7 2 1
4 10 23 25 30 31 32
12,5 18,75 40,625 6,25 15,625 3,125 3,125
2283,4
Keterangan : f
: Frekuensi yang mengandung median
x
: Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median 9. Perhitungan nilai mean Rumus mean metode panjang Mx
=
fx
N
Keterangan: Mx : Mean ∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah N : Number of cases
130
fx
=
Mx
N
2283 , 4
=
32
= 71,35 10. Perhitungan nilai median Mdn
½N - fx fi
=
b
i
Keterangan: Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N
: Number of Cases
fxb
: Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi
: Frekuensi dari interval yang mengandung median
i
: Panjang interval kelas
Mdn = =
½N - fx fi
i
b
16 - 9 67,5 6 13
= 67,5+3,23 = 70,73 11. Perhitungan nilai modus M0
=
fa f f b a
i
Keterangan: M0
: Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa
:
frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
131
fb
:
frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i
:
Panjang interval kelas
M0
=
fa f f b a
=
6 67 , 5 6 62
= 67,5 + 4,5 = 72
12. Standar deviasi SD
= 8,769
13. Varians (S2) S2
= SD2 = 8,7692 = 76,895
i
132
PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI DATA POSTTEST KELAS KONTROL
1. Banyaknya data (n)
= 30
2. Data postest siswa kelas kontrol
52
76
72
64
76
52
76
68
60
72
52
56
72
64
64
68
80
72
68
68
64
68
56
64
72
68
52
60
68
64
3. Nilai terbesar
= 80
4. Nilai terkecil
= 52
5. Rentang data (R)
= nilai terbesar- nilai terkecil = 80 - 52 = 28
6. Jumlah interval kelas (k)
= 1+ 3,3 log n = 1+ 3,3 log 30 = 1+ 3,3 (1,477) = 5,874
7. Panjang interval kelas (i)
=
R k 28
=
5,874
= 4,766 = 5
133
8. Tabel distribusi frekuensi Interval kelas
F
X
Fx
x2
52 – 56 57 – 61 62 – 66 67 – 71 72 – 76 77 – 81
6 2 6 7 8 1
54 59 64 69 74 79
2916 3481 4096 4761 5476 6241
Total
30 (n)
324 118 384 483 592 79 1980
Batas nyata Bawah Atas 51,5 56,5 56,5 61,5 61,5 66,5 66,5 71,5 71,5 76,5 76,5 81,5
fkb
fka
Frekuensi relatif
30 24 22 16 9 1
6 8 14 21 29 30
20 6,66 20 23,33 26,66 3,33
fx
Keterangan : f
: Frekuensi yang mengandung median
x
: Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median a
fk : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median
9. Perhitungan nilai mean Rumus mean metode panjang Mx
=
Keterangan: Mx : Mean
fx
N
134
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah : Number of cases
N
=
Mx
fx N
=
1980 30
= 66 10. Perhitungan nilai median Mdn
½N - fx fi
=
b
i
Keterangan: Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N
: Number of Cases
fxb
: Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi
: Frekuensi dari interval yang mengandung median
i
: Panjang interval kelas
Mdn = =
½N - fx fi
b
i
15 - 16 61,5 5 6
= 61,5 - 0,833 = 60,677 11. Perhitungan nilai modus M0
=
fa i f f b a
135
Keterangan: M0
: Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa
:
frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb
:
frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i
:
Panjang interval kelas
M0
=
fa f f b a
=
7 56 , 5 5 7 1
i
= 56,5 + 4,375 = 60,875
12. Standar deviasi SD
= 7,593
13. Varians (S2) S2
= SD2 = 7,5932 = 57,653
136
Lampiran 7 UJI NORMALITAS DATA PRETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL Data Pretest Kelas Eksperimen No
xi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
32 32 32 36 36 36 36 36 36 40 40 40 40 40 40 44 44 44 44 44 48 48 48 48 48 48 52 52 52 52 56 64
ximean -11,375 -11,375 -11,375 -7,375 -7,375 -7,375 -7,375 -7,375 -7,375 -3,375 -3,375 -3,375 -3,375 -3,375 -3,375 0,625 0,625 0,625 0,625 0,625 4,625 4,625 4,625 4,625 4,625 4,625 8,625 8,625 8,625 8,625 12,625 20,625
zi
luas zi
fzi
szi
I fzi-szi I
-1,41 -1,41 -1,41 -0,91 -0,91 -0,91 -0,91 -0,91 -0,91 -0,42 -0,42 -0,42 -0,42 -0,42 -0,42 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,57 0,57 0,57 0,57 0,57 0,57 1,07 1,07 1,07 1,07 1,56 2,55
0,4207 0,4207 0,4207 0,3186 0,3186 0,3186 0,3186 0,3186 0,3186 0,1628 0,1628 0,1628 0,1628 0,1628 0,1628 0,0319 0,0319 0,0319 0,0319 0,0319 0,2157 0,2157 0,2157 0,2157 0,2157 0,2157 0,3577 0,3577 0,3577 0,3577 0,4406 0,4946
0,079 0,079 0,079 0,181 0,181 0,181 0,181 0,181 0,181 0,337 0,337 0,337 0,337 0,337 0,337 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,716 0,716 0,716 0,716 0,716 0,716 0,858 0,858 0,858 0,858 0,941 0,995
0,031 0,063 0,094 0,125 0,156 0,188 0,219 0,250 0,281 0,313 0,344 0,375 0,406 0,438 0,469 0,500 0,531 0,563 0,594 0,625 0,656 0,688 0,719 0,750 0,781 0,813 0,844 0,875 0,906 0,938 0,969 1,000
0,048 0,017 -0,014 0,056 0,025 -0,006 -0,037 -0,069 -0,100 0,025 -0,007 -0,038 -0,069 -0,100 -0,132 0,032 0,001 -0,031 -0,062 -0,093 0,059 0,028 -0,003 -0,034 -0,066 -0,097 0,014 -0,017 -0,049 -0,080 -0,028 -0,005
137
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar. Lhitung
= 0,059
2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors. Ltabel
=
0 ,886 32
= 0 ,886 = 0,157 5 , 66
Lhitung < Ltabel (0,059 < 0,157), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas eksperimen berdistribusi normal.
138
Data Pretest Kelas Kontrol No
xi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
28 32 32 32 32 36 36 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 44 44 44 44 48 48 52 52 52 56 56 60 68
ximean -14,66 -10,66 -10,66 -10,66 -10,66 -6,66 -6,66 -2,66 -2,66 -2,66 -2,66 -2,66 -2,66 -2,66 -2,66 -2,66 -2,66 1,34 1,34 1,34 1,34 5,34 5,34 9,34 9,34 9,34 13,34 13,34 17,34 25,34
zi
luas zi
fzi
szi
I fzi-szi I
-1,58 -1,15 -1,15 -1,15 -1,15 -0,72 -0,72 -0,29 -0,29 -0,29 -0,29 -0,29 -0,29 -0,29 -0,29 -0,29 -0,29 0,14 0,14 0,14 0,14 0,58 0,58 1,01 1,01 1,01 1,44 1,44 1,87 2,73
0,4429 0,3749 0,3749 0,3749 0,3749 0,2642 0,2642 0,1141 0,1141 0,1141 0,1141 0,1141 0,1141 0,1141 0,1141 0,1141 0,1141 0,0557 0,0557 0,0557 0,0557 0,219 0,219 0,3438 0,3438 0,3438 0,4251 0,4251 0,4693 0,4968
0,057 0,125 0,125 0,125 0,125 0,236 0,236 0,386 0,386 0,386 0,386 0,386 0,386 0,386 0,386 0,386 0,386 0,556 0,556 0,556 0,556 0,719 0,719 0,844 0,844 0,844 0,925 0,925 0,969 0,997
0,033 0,067 0,100 0,133 0,167 0,200 0,233 0,267 0,300 0,333 0,367 0,400 0,433 0,467 0,500 0,533 0,567 0,600 0,633 0,667 0,700 0,733 0,767 0,800 0,833 0,867 0,900 0,933 0,967 1,000
0,024 0,058 0,025 -0,008 -0,042 0,036 0,002 0,119 0,086 0,053 0,019 -0,014 -0,047 -0,081 -0,114 -0,147 -0,181 -0,044 -0,078 -0,111 -0,144 -0,014 -0,048 0,044 0,010 -0,023 0,025 -0,008 0,003 -0,003
139
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar. Lhitung = 0,119 2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors. Ltabel
=
0 ,886
=
30
0 , 886
= 0,1617
5 , 477
Lhitung < Ltabel (0,119 < 0,1617), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas kontrol berdistribusi normal.
140
UJI NORMALITAS DATA POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL Data Posttest Kelas Eksperimen No
xi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
56 56 60 60 64 64 64 64 64 64 68 68 68 68 68 68 68 72 72 72 72 72 72 76 76 80 80 80 84 84 86 92
ximean -15,35 -15,35 -11,35 -11,35 -7,35 -7,35 -7,35 -7,35 -7,35 -7,35 -3,35 -3,35 -3,35 -3,35 -3,35 -3,35 -3,35 0,65 0,65 0,65 0,65 0,65 0,65 4,65 4,65 8,65 8,65 8,65 12,65 12,65 14,65 20,65
zi
luas zi
fzi
szi
I fzi-szi I
-1,75 -1,75 -1,29 -1,29 -0,84 -0,84 -0,84 -0,84 -0,84 -0,84 -0,38 -0,38 -0,38 -0,38 -0,38 -0,38 -0,38 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,53 0,53 0,99 0,99 0,99 1,44 1,44 1,67 2,35
0,4599 0,4599 0,4015 0,4015 0,2996 0,2996 0,2996 0,2996 0,2996 0,2996 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,0279 0,0279 0,0279 0,0279 0,0279 0,0279 0,2019 0,2019 0,1628 0,3389 0,3389 0,4251 0,4251 0,4525 0,4906
0,040 0,040 0,099 0,099 0,200 0,200 0,200 0,200 0,200 0,200 0,352 0,352 0,352 0,352 0,352 0,352 0,352 0,528 0,528 0,528 0,528 0,528 0,528 0,702 0,702 0,663 0,839 0,839 0,925 0,925 0,953 0,991
0,031 0,063 0,094 0,125 0,156 0,188 0,219 0,250 0,281 0,313 0,344 0,375 0,406 0,438 0,469 0,500 0,531 0,563 0,594 0,625 0,656 0,688 0,719 0,750 0,781 0,813 0,844 0,875 0,906 0,938 0,969 1,000
0,009 -0,022 0,005 -0,027 0,044 0,013 -0,018 -0,050 -0,081 -0,112 0,008 -0,023 -0,054 -0,086 -0,117 -0,148 -0,179 -0,035 -0,066 -0,097 -0,128 -0,160 -0,191 -0,048 -0,079 -0,150 -0,005 -0,036 0,019 -0,012 -0,016 -0,009
141
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar. Lhitung = 0,019 2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors. Ltabel
=
0 ,886 32
= 0 ,886 = 0,157 5 , 66
Lhitung < Ltabel (0,019 < 0,157), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas eksperimen berdistribusi normal.
142
Data Posttest Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
xi 52 52 52 52 56 56 60 60 64 64 64 64 64 64 68 68 68 68 68 68 68 72 72 72 72 72 76 76 76 80
ximean -14 -14 -14 -14 -10 -10 -6 -6 -2 -2 -2 -2 -2 -2 2 2 2 2 2 2 2 6 6 6 6 6 10 10 10 14
zi
luas zi
fzi
szi
I fzi-szi I
-1,84 -1,84 -1,84 -1,84 -1,32 -1,32 -0,79 -0,79 -0,26 -0,26 -0,26 -0,26 -0,26 -0,26 0,26 0,26 0,26 0,26 0,26 0,26 0,26 0,79 0,79 0,79 0,79 0,79 1,32 1,32 1,32 1,84
0,4671 0,4671 0,4671 0,4671 0,4066 0,4066 0,2852 0,2852 0,1026 0,1026 0,1026 0,1026 0,1026 0,1026 0,1026 0,1026 0,1026 0,1026 0,1026 0,1026 0,1026 0,2852 0,2852 0,2852 0,2852 0,2852 0,4066 0,4066 0,4066 0,4671
0,033 0,033 0,033 0,033 0,093 0,093 0,215 0,215 0,397 0,397 0,397 0,397 0,397 0,397 0,603 0,603 0,603 0,603 0,603 0,603 0,603 0,785 0,785 0,785 0,785 0,785 0,907 0,907 0,907 0,967
0,033 0,067 0,100 0,133 0,167 0,200 0,233 0,267 0,300 0,333 0,367 0,400 0,433 0,467 0,500 0,533 0,567 0,600 0,633 0,667 0,700 0,733 0,767 0,800 0,833 0,867 0,900 0,933 0,967 1,000
0,000 -0,034 -0,067 -0,100 -0,073 -0,107 -0,019 -0,052 0,097 0,064 0,031 -0,003 -0,036 -0,069 0,103 0,069 0,036 0,003 -0,031 -0,064 -0,097 0,052 0,019 -0,015 -0,048 -0,081 0,007 -0,027 -0,060 -0,033
143
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar. Lhitung = 0,103 2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors. Ltabel
=
0 ,886
=
30
0 , 886
= 0,1617
5 , 477
Lhitung < Ltabel (0,103 < 0,1617), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas kontrol berdistribusi normal.
144
Lampiran 8 UJI HOMOGENITAS DATA PRETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
1. F hitung =
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
N
32
30
x
43,38
42,66
SD Varians
8,08 65,22
9,28 86,03
S1 S2
2 2
=
=
=
varians
terbesar
varians
terkecil
varians
terbesar
varians
terkecil
86,03 65,22
= 1,319 = 1,32 2. Menentukkan Ftabel dari db (derajat bebas). db pembilang
= n-1 = 32-1 = 31
db penyebut
= n-1 = 30-1 = 29
Ftabel adalah 1,84 Fhitung < Ftabel (1,32 < 1,84), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kedua kelas memiliki varians yang homogen.
145
UJI HOMOGENITAS DATA POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
3. F hitung =
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
N
32
30
x
71,35
66
SD
8,77
7,56
Varians
76,89
57,65
S1 S2
2 2
=
=
=
varians
terbesar
varians
terkecil
varians
terbesar
varians
terkecil
76,89 57,65
= 1,333 = 1,3 4. Menentukkan Ftabel dari db (derajat bebas). db pembilang
= n-1 = 32-1 = 31
db penyebut
= n-1 = 30-1 = 29
Ftabel adalah 1,84 Fhitung < Ftabel (1,3 < 1,84), sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest kedua kelas memiliki varians yang homogen.
146
Lampiran 9 UJI HIPOTESIS
Rumus uji t X1 - X
t= dsg
1
2
, dimana dsg = 1
n1
( n 1 - 1)V
1
(n
2
- 1)V
n1 n 2 - 2
n2
Keterangan: X1
: Rata-rata data kelompok 1
X2
: Rata-rata data kelompok 2
dsg : Nilai standar deviasi gabungan kelompok 1 dan 2 n1
:
Banyaknya data kelompok 1
n2
: Banyaknya data kelompok 2
Data Pretest 1. dsg
Menentukkan thitung =
= =
( n 1 - 1)V
1
(n
2
- 1)V
n1 n 2 - 2
( 3 2 - 1)65,235 ( 30 - 1)86,023 32 30 - 2 ( 31)65,235 (29)86,023 60
=
2022 , 285 2494 , 667 60
=
4516 , 952 60
=
2
75 , 282
= 8,676
2
147
t
X1 - X
= dsg
1
2
n1
=
1 n2
43,375 - 42,66 8,68
1
1
32
30
0 , 715
= 8,68
0 , 03 0 , 03
0 , 715
=
8,68
0 , 06
0 , 715
=
8 , 68 ( 0 , 253 )
=
0 , 715 2,2
= 0,325
2. dk
Menentukkan ttabel = n1 + n2 – 2 = 32 + 30 – 2 = 60 ttabel pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 2,00.
thitung < ttabel (0,325 < 2,00), sehingga Ho diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa sebelum menggunakan media film animasi dalam pembelajaran sistem pertahanan pada kelas eksperimen.
148
Data Posttest 1.
Menentukkan thitung ( n 1 - 1)V
=
dsg
1
(n
2
- 1)V
( 3 2 - 1)76,908 ( 3 0 - 1)57,667
=
32 30 - 2 ( 31)76,908 ( 29 )57,667
=
60
2384 ,148 1672 , 243
=
60 4056 , 391
=
60
=
67 , 6
= 8,22
t
X1 - X
=
1
dsg
2
n2
71,35 - 66 1
8,22
30
5 , 35 8,22
=
1
32
=
0 , 06
5 , 35 8,22 (0,253)
=
1
n1
=
2
n1 n 2 - 2
5 , 35 2 , 079
= 2,57
149
2.
Menentukkan ttabel
dk
= n1 + n2 – 2 = 32 + 30 – 2 = 60
ttabel pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 2,00. thitung
>
ttabel (2,57 > 2,00), sehingga Ho ditolak. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media film animasi dalam pembelajaran sistem pertahanan manusia terhadap pemahaman konsep siswa.
150
Lampiran 10 Tabel N-Gain Kelas Eksperimen
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE FF
EKSPERIMEN Pretest Posttest 44 56 40 64 32 64 48 84 40 72 40 72 56 60 52 68 40 76 48 64 32 68 36 64 44 68 44 68 36 80 48 64 52 68 52 80 36 72 48 68 64 76 44 64 48 84 36 92 48 72 52 68 32 80 40 72 40 86 36 60 36 56 44 72
N-gain 0,21 0,40 0,47 0,69 0,53 0,53 0,09 0,33 0,60 0,31 0,53 0,44 0,43 0,43 0,69 0,31 0,33 0,58 0,56 0,38 0,33 0,36 0,69 0,88 0,46 0,33 0,71 0,53 0,77 0,38 0,31 0,50 0,47
Kategori rendah sedang sedang sedang sedang sedang rendah sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang tinggi sedang sedang tinggi sedang tinggi sedang sedang sedang sedang
151
Tabel N-Gain Kelas Kontrol KONTROL No 1
Nama A
Pretest 44
Posttest 52
N-gain 0,14
Kategori rendah
2
B
68
76
0,25
rendah
3
C
40
72
0,53
sedang
4
D
48
68
0,38
sedang
5
E
40
72
0,53
sedang
6
F
32
76
0,65
sedang
7
G
40
68
0,47
sedang
8
H
56
64
0,18
rendah
9
I
32
68
0,53
sedang
10
J
40
68
0,47
sedang
11
K
40
72
0,53
sedang
12
L
36
60
0,38
sedang
13
M
44
64
0,36
sedang
14
N
52
64
0,25
rendah
15
O
44
52
0,14
rendah
16
P
60
64
0,10
rendah
17
Q
56
72
0,36
sedang
18
R
32
68
0,53
sedang
19
S
44
68
0,43
sedang
20
T
48
60
0,23
rendah
21
U
28
76
0,67
sedang
22
V
32
52
0,29
rendah
23
W
52
80
0,58
sedang
24
X
40
56
0,27
rendah
25
Y
40
68
0,47
sedang
26
Z
52
52
0,00
rendah
27
AA
40
56
0,27
rendah
28
BB
40
72
0,53
sedang
29
CC
36
64
0,44
sedang
30
DD
40
64
0,40
sedang
0,38
sedang
152
Lampiran 11 PERHITUNGAN DATA LEMBAR OBSERVASI
NO
Tahap Pembelajaran
1
Kegiatan Awal
2
Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Rata-rata
3
Kelompok eksperimen
Kelompok Kontrol
Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan 1 2 1 2 66,40%
100%
83,30%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
88,8%
100%
94,43%
100%
153
Data Lembar Observasi Kelompok Eksperimen N
Tahapan
O
Pembelajaran
1
Kegiatan awal
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Ya
Ya
Kegiatan Guru Tidak
4X100 = 64,4%
6X100 = 100%
6 Pembukaan
Membuka
Tidak
6
√
√
pembelajaran dengan memberi salam
√
Mengecek kesiapan
√
dan kehadiran siswa
√ √
Mengulas secara sekilas materi sebelumnya
Motivasi
Mengaitkan materi
√
√
√
√
dengan contoh sehari-hari Apersepsi
Merespon jawaban siswa dan mengaitkan pada materi yang akan dipelajari
2
Menyebutkan
Menyebutkan
tujuan
kompetensi yang
pembelajaran
akan dicapai
Kegiatan inti
√
9X100 = 100% 9
√
9X100 = 100% 9
154
N
Tahapan
O
Pembelajaran Elaborasi
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Ya
Ya
Kegiatan Guru
Mengajukan pertanyaan
Tidak
√
√
√
√
√
√
pada siswa
Eksplorasi
Membimbing siswa dalam membentuk kelompok
Memberikan pengarahan pada siswa mengenai hal yang harus dilakukan dalam
√
kelompoknya masing- masing
√
Menyajikan film animasi
√ √
Memberikan LKS √
dan membimbing siswa untuk
√
mendiskusikannya
√
Meminta perwakilan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya
Menanggapi hasil telaah siswa dan memberikan informasi yang
√
Tidak
155
N
Tahapan
O
Pembelajaran
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Ya
Ya
Kegiatan Guru Tidak
Tidak
sebenarnya Konfirmasi
Meluruskan
√
√
√
√
5X100 = 100%
5X100 = 100%
kesalahan pemahaman dan memberikan penguatan terhadap materi
Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum dimengerti
3
Kegiatan akhir
5 Kesimpulan
Meminta siswa
√
5 √
menyimpulkan pembelajaran mengenai materi yang
√
bersangkutan
Menguatkan
√
√
kesimpulan siswa
Meminta pengumpulan
√
lembar jawaban LKS
√
156
N
Tahapan
O
Pembelajaran
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Ya
Ya
Kegiatan Guru
Tidak
Tidak
Memberikan penghargaan
√
kepada kelompok √
dengan kinerja baik
Memberi salam
Data Lembar Observasi Kelompok Kontrol N
Tahapan
O
Pembelajaran
1
Kegiatan awal
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Ya
Ya
Kegiatan Guru Tidak
5X100 = 83,3%
6X100 = 100%
6 Pembukaan
Membuka
6
√
√
√
√
pembelajaran dengan memberi salam
Mengecek √
kesiapan dan kehadiran siswa
√
Mengulas secara sekilas materi sebelumnya
Motivasi
Mengaitkan materi dengan contoh seharihari
√
Tidak
√
157
N
Tahapan
O
Pembelajaran Apersepsi
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Ya
Ya
Kegiatan Guru
Merespon jawaban
Tidak
Tidak
√
√
√
√
9X100 = 100%
9X100 = 100%
siswa dan mengaitkan pada materi yang akan dipelajari
2
Menyebutkan
Menyebutkan
tujuan
kompetensi yang akan
pembelajaran
dicapai
Kegiatan inti
9 Elaborasi
Mengajukan
9
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
pertanyaan pada siswa Eksplorasi
Membimbing siswa dalam membentuk kelompok
Memberikan pengarahan pada siswa mengenai hal yang harus dilakukan dalam kelompoknya masing- masing
Menjelaskan materi dari power point yang ditampilkan
158
N
Tahapan
O
Pembelajaran
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Ya
Ya
Kegiatan Guru
Tidak
Tidak
Memberikan LKS √
√
√
√
penguatan terhadap √
√
dan membimbing siswa untuk mendiskusikannya
Meminta perwakilan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya
Menanggapi hasil telaah siswa dan memberikan informasi yang sebenarnya
Konfirmasi
Meluruskan kesalahan pemahaman dan memberikan
materi
Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum dimengerti
3
Kegiatan akhir
5X100 = 100%
5X100 = 100%
159
N
Tahapan
O
Pembelajaran
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Ya
Ya
Kegiatan Guru Tidak
5 Kesimpulan
Meminta siswa
5
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
menyimpulkan pembelajaran mengenai materi yang bersangkutan
Menguatkan kesimpulan siswa
Meminta pengumpulan lembar jawaban LKS
Memberikan penghargaan kepada kelompok dengan kinerja baik
Memberi salam
Tidak
160
LAMPIRAN 12
SMAN 2 CIBINONG NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 3 4 5 6 7 8 TS S S TS TS TS TS SS ts s s ts ts ts ts ss S S S TS TS TS TS S s s s ts ts ts ts s S TS STS TS S TS S TS s s s s ts ts ts ts S SS S SS TS S TS TS s s s s sts sts sts sts S S S TS TS TS S S s s s s s s s s S S S TS TS TS TS S s s s ts ts ts ts s S S TS S TS TS TS TS s s s ts ts ts ts s S S S TS TS TS TS S s s s ts ts ts ts s SS S TS STS TS S SS TS sts ts ts ss sts sts sts ss STS TS TS SS STSSTSSTS SS sts ts ts ss sts sts sts ss
9 S s S s S s S s S s S s S s S s TS s S s
10 S s S s TS s S ss S s S s S s S s TS s S s
11 S s S s S ss S s S s S s S s S s S s S s
12 SS ss S s TS ss SS ss S s S s S s S s S s S s
BUTIR SOAL 13 14 15 16 17 TS TS TS SS S ts ts ts ss s TS TS TS S TS ts ts ts s ts S TS S TS S ts ts ts ts s TS SS TS STS S sts ts sts ts s S S S S S ts ts ts ts s TS TS TS S TS ts ts ts s ts TS STS TS STS S ts ts ts s ts TS TS TS S TS ts ts ts s ts TS S TS TS SS ts ts ts ss s TS TS TS SS S ts ts ts ss s
18 S s S s TS s S s S s S s S s S s S s S s
19 S s S s S ss S s S s S s S s S s S s S s
20 21 22 S TS TS s ts ts S TS TS s ts ts TS S TS ss ts ts SS TS TS ss ts ts S S TS s ts ts S TS TS s ts ts S TS TS s ts ts S TS TS s ts ts S TS TS s sts ts S STS TS s sts ts
23 24 25 26 27 28 29 30 S TS S S TS S TS TS s ts s s ts s ts ts TS TS S S TS S TS TS ts ts s s ts s ts ts S TS S TS S S TS S sts sts ss s ss ss ts ts TS STSSTS S STS SS TS TS ts ts ss ss ss s ts sts TS TS S S S S TS TS ts ts s s s ss ts ts TS TS S S TS S TS TS ts ts s s ts s ts ts TS TS S S TS SS TS TS ts ts s s ts s ts ts TS TS S S TS S TS TS ts ts s s ts s ts ts S TS S S STS S TS STS ts ts s s ts s sts ts TS TS S S TS S STS TS ts ts s s ts s sts ts
161
NO 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
1 SS s S ss S s S s SS s SS s
2 S s S s S ss S s S s S s
3 4 5 6 7 8 9 TS STS TS S TS STS S s s ts ts ts ts s S S S TS TS TS S ss s sts sts sts ts s S S TS STS TS TS S ss ss ss sts ts ts ss S S S S TS TS TS s s ts sts sts sts s S S STS TS TS TS S s s ts ts sts ts s SS S STSSTS TS STS S s s ts ts ts ts s
10 SS s SS ss S ss S s S ss SS s
11 S s SS ss S ss TS ss SS ss S s
12 S s SS s S ss TS ss S s S s
BUTIR SOAL 13 14 15 16 17 TS STS TS S S ts sts ts ts s TS STS TS TS S ts sts ts sts ss TS STS TS TS S ts ss ts ss s TS S S S S sts sts ts sts ss TS STS TS STS SS ts sts ts sts s TS STSSTS TS SS ts ts ts ts s
18 S s S s S s S ss SS s SS s
19 S s S s S ss S ss S s S s
20 S s SS ss S ss SS ss S s SS s
21 S s S ts S s S ts TS ts TS ts
22 23 24 S S S ts ts ts TS TS SS sts ts sts TS TS TS ts ts ts S TS TS ts ts sts TS TS TS sts ts sts TS STS TS ts ts ts
25 TS s S ss S s S ss SS s SS s
26 27 28 TS TS S s ts s TS SS SS s sts ss S TS S s sts ss S STS S ts ss s SS STS S ss ts s S TS SS s ts ts
29 30 TS STS ts ts TS TS sts ts TS TS ts ts S TS ts sts TS TS ts s TS STS s s
162
Butir 1 Pilihan jawaban sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju Jumlah
Butir 2 F 5 22 2 3 32
Persentase 16,666667 73,333333 6,6666667 10 106,66667
Butir 3 Pilihan jawaban sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju
F 3 22 6 1 32
Persentase 10 73,333333 20 3,3333333 106,66667
F 1 4 20 7 32
Persentase 3,3333333 13,333333 66,666667 23,333333 106,66667
Pilihan jawaban sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju
F 5 14 11 2 32
Persentase 16,666667 46,666667 36,666667 6,6666667 106,66667
Pilihan jawaban sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju Jumlah
F 0 5 18 9 32
Persentase 0 16,666667 60 30 106,66667
Butir 8 F 1 3 21 7 32
Persentase 3,3333333 10 70 23,333333 106,66667
Butir 9 Pilihan jawaban sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju
Persentase 6,6666667 86,666667 13,333333 0 106,66667
Butir 6
Butir 7 Pilihan jawaban sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju
F 2 26 4 0 32
Butir 4
Butir 5 Pilihan jawaban sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju
Pilihan jawaban sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju
F 1 29 2 0 32
Persentase 3,3333333 96,666667 6,6666667 0 106,66667
Pilihan jawaban sangat setuju setuju tidak setuju sangat tidak setuju
F 5 9 14 4 32
Persentase 16,666667 30 46,666667 13,333333 106,66667
Butir 10 Pilihan jawaban F sangat setuju 7 setuju 23 tidak setuju 2 sangat tidak setuju 0 32
Persentase 23,333333 76,666667 6,6666667 0 106,66667
163
Butir 11 Pilihan jawaban F sangat setuju 7 setuju 24 tidak setuju 1 sangat tidak setuju 0 Jumlah 32 Butir 13 Pilihan jawaban F sangat setuju 0 setuju 2 tidak setuju 28 sangat tidak setuju 2 32 Butir 15 Pilihan jawaban F sangat setuju 0 setuju 3 tidak setuju 27 sangat tidak setuju 2 32 Butir 17 Pilihan jawaban F sangat setuju 5 setuju 20 tidak setuju 7 sangat tidak setuju 0 32 Butir 19 Pilihan jawaban F sangat setuju 3 setuju 29 tidak setuju 0 sangat tidak setuju 0 32
Persentase 23,333333 80 3,3333333 0 106,66667
Butir 12 Pilihan jawaban F Persentase sangat setuju 8 26,666667 Setuju 22 73,333333 tidak setuju 2 6,6666667 sangat tidak setuju 0 0 32 106,66667
Persentase 0 6,6666667 93,333333 6,6666667 106,66667
Butir 14 Pilihan jawaban F sangat setuju 2 Setuju 3 tidak setuju 17 sangat tidak setuju 10 32
Persentase 0 10 90 6,6666667 106,66667
Butir 16 Pilihan jawaban F Persentase sangat setuju 6 20 setuju 12 40 tidak setuju 8 26,666667 sangat tidak setuju 6 20 Jumlah 32 106,66667
Persentase 6,6666667 10 56,666667 33,333333 106,66667
Persentase 16,666667 66,666667 23,333333 0 106,66667
Butir 18 Pilihan jawaban F sangat setuju 3 setuju 28 tidak setuju 1 sangat tidak setuju 0 32
Persentase 10 93,333333 3,3333333 0 106,66667
Persentase 10 96,666667 0 0 106,66667
Butir 20 Pilihan jawaban F sangat setuju 7 setuju 25 tidak setuju 0 sangat tidak setuju 0 32
Persentase 23,333333 83,333333 0 0 106,66667
164
Butir 21 Pilihan jawaban F Persentase sangat setuju 0 0 setuju 8 26,666667 tidak setuju 21 70 sangat tidak setuju 3 10 Jumlah 32 106,66667
Butir 22 Pilihan jawaban F sangat setuju 0 setuju 2 tidak setuju 28 sangat tidak setuju 2 32
Butir 23 Pilihan jawaban F sangat setuju 0 setuju 6 tidak setuju 24 sangat tidak setuju 2 32
0 20 80 6,6666667 106,66667
Butir 24 Pilihan jawaban F sangat setuju 1 setuju 1 tidak setuju 25 sangat tidak setuju 5 32
Persentase 3,3333333 3,3333333 83,333333 16,666667 106,66667
Persentase 20 80 3,3333333 3,3333333 106,66667
Butir 26 Pilihan jawaban F sangat setuju 3 setuju 25 tidak setuju 4 sangat tidak setuju 0 Jumlah 32
Persentase 10 83,333333 13,333333 0 106,66667
Butir 27 Pilihan jawaban F Persentase sangat setuju 3 10 setuju 3 10 tidak setuju 20 66,666667 sangat tidak setuju 6 20 32 106,66667
Butir 28 Pilihan jawaban F sangat setuju 7 setuju 25 tidak setuju 0 sangat tidak setuju 0 32
Persentase 23,333333 83,333333 0 0 106,66667
Butir 29 Pilihan jawaban F sangat setuju 0 setuju 1 tidak setuju 24 sangat tidak setuju 7 32
Butir 30 Pilihan jawaban F sangat setuju 0 setuju 2 tidak setuju 26 sangat tidak setuju 4 32
Persentase 0 6,6666667 86,666667 13,333333 106,66667
Butir 25 Pilihan jawaban F sangat setuju 6 setuju 24 tidak setuju 1 sangat tidak setuju 1 32
Persentase
Persentase 0 3,3333333 80 23,333333 106,66667
Persentase 0 6,6666667 93,333333 6,6666667 106,66667
165 LAMPIRAN 13 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN) Nama Sekolah Mata Pelajaran Materi Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan KeAlokasi waktu Media
I.
: : : : : : :
SMA N 2 CIBINONG Biologi Sistem Pertahanan Tubuh Manusia XI / II 1&2 2 x 45 (2 kali pertemuan) Film Animasi (Youtube)
Standar Kompetensi : 5. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu. Kelainan dan atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
II. III.
Kompetensi Dasar : 5.8. menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit Indikator Indikator pertemuan pertama: Menyebutkan dan menjelaskan pembuluh limfa dan organ-organ limfoid Menjelaskan fungsi sistem pertahanan tubuh Menyebutkan komponen dan respon imun nonspesifik dan spesifik Indikator pertemuan kedua: Menjelaskan macam-macam pertahanan tubuh (kekebalan aktif dan pasif) Menyebutkan kelainan yang dapat terjadi pada sistem pertahanan tubuh
166 IV.
Tujuan pembelajaran Setelah melakukan pembelajaran peserta didik mampu: Menjelaskan fungsi dan mekanisme sistem pertahanan tubuh Menjelaskan fungsi dari masing-masing komponen sistem pertahanan Membedakan macam respon pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan penyakit
V.
Materi pembelajaran SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA Sistem pertahanan tubuh tersusun dari sel dan jaringan yang membentuk suatu imunitas/ kekebalan tubuh terhadap infeksi atau penyakit. Sel dan jaringan tersebut terdiri atas pembuluh limfatik, jaringan dan organ limfatik (sumsum tulang merah, kelenjar timus, nodus limfe, limpa, nodulus limfatikus). Sistem ini memiliki beberapa fungsi, diantaranya penangkal “benda” asing yang masuk ke dalam tubuh, untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh yang telah tua, dan sebagai pendeteksi adanya abnormal, termutasi, atau ganas serta menghancurkannya. Sistem pertahanan tubuh terdiri atas tiga lapisan pertahanan yakni 1) kulit dan membran mukosa; 2) sel fagosit dan protein antimikroba; 3) sistem kekebalan limfosit dan antibodi. Gambaran umum 3 lapis pertahanan tubuh: Mekanisme pertahanan nonspesifik Garis pertahanan pertama (eksternal)
K ulit
Membran mukosa
Sekresi dari kulit dan
Garis pertahanan kedua (internal)
Sel darah putih fagositik
Protein antimikroba
Respon peradangan/ inflamasi
Mekanisme pertahanan spesifik Garis pertahanan ketiga
Antibodi (diperantarai antibodi)
Limfosit (diperantarai sel)
167 Mekanisme pertahanan nonspesifik Garis pertahanan pertama (eksternal)
Mekanisme pertahanan spesifik
Garis pertahanan kedua (internal)
Garis pertahanan ketiga
membran mukosa Ada dua macam pertahanan tubuh terhadap antigen yang masuk, yaitu kekebalan aktif dan pasif. Kekebalan aktif adalah kekebalan tubuh yang dihasilkan karena limfosit teraktivasi oleh antigen yang terdapat dipermukaan patogen yang masuk kedalam tubuh. Sedangkan kekebalan pasif adalah kekebalan yang timbul ketika seseorang menjadi kebal sementara terhadap suatu antigen karena menerima antibodi dari orang lain. Gambaran umum macam pertahanan tubuh:
alami kekebalan aktif > jangka waktu kebal lebih panjang
buatan ex: vaksinasi
macam pertahanan tubuh alami ex: ASI kekebalan pasif > menerima dr luar > sementara
buatan ex: serum
168 Kesalahan mekanisme sistem pertahanan akan mengakibatkan tubuh terkena penyakit infeksi. Immunodefisiensi (penurunan kemampuan imun) contohnya pada AIDS dan autoimunitas (tubuh membuat antibodi yang menyerang sel tubuh normal) contohnya pada penyakit lupus.
VI.
Pendekatan : Konstruktivisme Metode
VII.
: Diskusi kelompok dan tanya jawab
Skenario Pembelajaran Pertemuan pertama Guru
Tahapan Kegiatan Awal (10
Pembukaan
menit)
Siswa
Memberi salam
Menjawab salam
Perhatian, menyimak orang
Mengecek kesiapan
Mengkondisikan diri
yang sedang berbicara
siswa
untuk memulai
Mengulas secara
pembelajaran
Waktu
Nilai karakter
(menit) 1’ – 5’
sekilas materi sebelumnya Motivasi
Mengaitkan materi
Menyimak dan
dengan contoh sehari-hari menjawab peranyaan (mengapa kita dapat terserang penyakit? Hal
yang diajukan guru
Perhatian dan menghargai
5’ – 10’
169
Guru
Tahapan Kegiatan
Siswa
Waktu
Nilai karakter
(menit)
apa saja yang bisa terjadi ketika kita sakit? Apakah kamu pernah menyadari bahwa naiknya suhu tubuh adalah merupakan mekanisme pertahanan tubuh?) Apersepsi
Merespon jawaban siswa
Menyimak pemaparan
dan mengaitkan pada
guru
Perhatian
materi yang akan dipelajari. Memberikan
Menyebutkan kompetensi Mendengarkan
tujuan
yang akan dicapai.
penjelasan guru
Mengajukan
Merespon pertanyaan
Perhatian, melalui
(70
pertanyaan pada
guru dengan berusaha
mendengarkan, menghormati,
menit)
siswa, yaitu:
menjawab dari buku
memperhatikan dan menyimak
Apa yang dimaksud
sumber yang ada
guru yang sedang berbicara
Pembelajara n Inti
Elaborasi
10’ – 25’
170
Guru
Tahapan Kegiatan
Siswa
Waktu
Nilai karakter
(menit)
dengan sistem pertahanan tubuh?
Eksplorasi
Membimbing siswa
Mengkondisikan
dalam pembentukkan
diri untuk duduk
kelompok.
tiap kelompok
Memberikan
Menyimak
pengarahan pada
pengarahan dari
siswa mengenai hal
guru
25’ – 35’
35’ – 50’
Disiplin dalam mengikuti pengarahan dari guru.
yang harus dilakukan dalam kelompoknya masing- masing.
Menjelaskan dengan menyajikan film animasi yang berisi materi fungsi sistem
Memperhatikan film yang disajikan
Perhatian
171
Guru
Tahapan Kegiatan
Siswa
Waktu
Nilai karakter
(menit)
pertahanan tubuh dan mekanisme sistem pertahanan tubuh (imun nonspesifik dan spesifik)
Membagikan lembar
LKS untuk
Mendiskusikan
Bekerjasama
lembar LKS
Menghargai pendapat orang
didiskusikan
Meminta perwakilan
50’– 75’
75’ – 80’
lain
siswa untuk
Mempresentasikan hasil diskusi
mempresentasikan hasil diskusinya
Konfirmasi
Menanggapi hasil
Mencermati
telaah siswa dan
tanggapan guru dan
memberikan
menyimak
informasi yang
informasi yang
sebenarnya.
diberikan guru.
Meluruskan
Mencermati dan
kesalahan pemahaman berusaha memahami
Perhatian dan keberanian dalam mengemukakan pendapat
172
Guru
Tahapan Kegiatan
dan memberikan
Siswa
Waktu
Nilai karakter
penjelasan guru.
dan mengajukan pertanyaan.
Perhatian
Tanggung jawab terhadap
(menit)
penguatan terhadap materi sistem pertahanan tubuh.
Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum dimengerti
Akhir
Kesimpulan
Meminta siswa
(10
menyimpulkan
menit)
pembelajaran
Menyimpulkan dan memperhatikan
mengenai materi yang bersangkutan (fungsi dan mekanisme pertahanan tubuh)
Menguatkan kesimpulan siswa
Meminta
Mengumpulkan
80’ – 90’
173
Guru
Siswa
Nilai karakter
pengumpulan lembar
LKS yang telah
penyelesaian tugas yang
jawaban LKS
dievaluasi bersama
telah diberikan
Tahapan Kegiatan
Memberikan
Waktu (menit)
Perhatian terhadap apresiasi
penghargaan kepada
diri dalam mengikuti proses
kelompok dengan
pebelajaran.
kinerja baik
Memberi salam
Memberikan tugas baca
Menyimak guru.
tentang pembahasan selanjutnya.
Pertemuan kedua Tahapan Kegiatan Awal
Pembukaan
Guru
Siswa
Nilai karakter
Memberi salam
Menjawab salam
Perhatian, menyimak orang
(10
Mengecek kesiapan
Mengkondisikan diri
yang sedang berbicara
menit)
siswa
untuk memulai pembelajaran
Waktu (menit) 1’ – 5’
174
Tahapan Kegiatan Motivasi
Guru
Siswa
Mengaitkan materi
Menyimak dan
dengan contoh sehari-
menjawab peranyaan
hari (bersin adalah salah
yang diajukan guru
Nilai karakter Perhatian dan menghargai
Waktu (menit) 5’ – 10’
satu respon pertahanan tubuh, mengapa demikian? Bagaimana pertahanan tubuh kita sapat bekerja?) Apersepsi
Merespon jawaban siswa
Menyimak pemaparan
dan mengaitkan pada
guru
Mendengarkan
materi yang akan dipelajari Memberikan
Menyebutkan tujuan
tujuan
pembelajaran hari ini.
Menyimak guru
Pembelajaran Inti
Elaborasi
Mengajukan
Merespon
Perhatian, melalui
(70
pertanyaan pada
pertanyaan guru
mendengarkan, menghormati,
menit)
siswa, yaitu:
dengan berusaha
memperhatikan dan menyimak
Sebutkan struktur
menjawab dari buku
guru yang sedang berbicara
10’ – 25’
175
Tahapan Kegiatan
Guru
Siswa
kekebalan tubuh
Eksplorasi
Nilai karakter
Waktu (menit)
sumber yang ada
Membimbing siswa
Mengkondisikan diri
dalam pembentukkan
untuk duduk tiap
kelompok.
kelompok
Memberikan pengarahan pada
Memperhatikan
Disiplin dalam mengikuti
25’ – 35’
35’ – 50’
pengarahan dari guru.
Perhatian
pengarahan dari guru
siswa mengenai hal yang harus dilakukan dalam kelompoknya masing- masing.
Menjelaskan dengan
Memperhatikan film
menyajikan
yang disajikan
film
animasi yang berisi materi materi sistem pertahanan
manusia
mengenai
macam
kekebalan tubuh dan kelainan yang dapat terjadi pada sistem
176
Tahapan Kegiatan
Guru
Siswa
Nilai karakter
Waktu (menit)
pertahanan tubuh
Menyiapkan ppt
course review horray
Konfirmasi
Membahas satu
Duduk tiap
Ketelitian, kerjasama
kelompok
dengan kelompok dan
Bersiap menjawab
tanggung jawab, keaktifan
pertanyaan-
diri terlibat dalam
pertanyaan yang
menjawab pertanyaa-
disediakan
pertanyaan yang disediakan.
50’ – 75’
Menyimak guru
Perhatian
75’ – 85’
Mendengar
85’ -90’
persatu pertanyaan yang disiapkan
Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum dimengerti
Akhir
Kesimpulan
Meminta siswa
Menyimak
(10
menyimpulkan
kesimpulan yang
menit)
pembelajaran
dijelaskan temannya
mengenai macam sistem kekebalan dan
177
Tahapan Kegiatan
Guru
Siswa
Nilai karakter
Waktu (menit)
kelainannya
Menguatkan kesimpulan yang dibuat siswa
Memberikan tugas baca
Menyimak guru
tentang pembahasan selanjutnya
VIII.
Penilaian 1. Penilaian pertemua pertama a.
Penilaian kelompok
No
Tes LKS
Kriteria
Skor
1
Sebutkan organ-organ limfoid dan berikan penjelasannya!
Jelas, tepat dan lengkap
20
Jelas dan lengkap
25
Jelas dan lengkap
20
Tepat
35
Buatlah tabel fungsi dan komponen dari pertahanan tubuh 2
nonspesifik! Jelaskan pertahanan tubuh lapisan ketiga dan berikan contoh kasus
3
dalam kehidupan sehari-hari yang kamu temui! Temukanlah 14 istilah pada sistem pertahanan di bawah ini, dan
4
178
No
Tes LKS
Kriteria
Skor
jelaskan 3 diantaranya! (Kanan ke kiri, Atas ke bawah)
I R E S E P T O R A H P R N L
Total Skor
N B N I S Y R X A F I S I C I
F A G O S I T N D I S E P R M
E M I L K Y A N A K T U M A F
K A N K A N X C N E A D U E O
S A M O R F O L G I M O K G S
I N F L A M A S I U I P U O I
Q T W I S A L S M O N O S I T
I I L S K K U I U I W D U D I
S G I I R R C P N M I I C O M
N E S S I O K P I P L A C I U
Y N I A P F U O T I D R E T S
A K N L S A W H A A N M S N F
K I B I I G I S S A L O T C I
U T U P U L C R A N G T A U A
100
179
2. Penilaian pertemuan kedua a. No 1
Penilaian kelompok Tes course review horrey
1
Kriteria
skor
No
Tepat
4
14
Tes course review horrey
14
Kriteria
Skor
Tepat
4
Tepat
4
Sel T memori diproduksi untuk ....
Sistem pertahanan tubuh yakni … ‘mengingat’ informasi antigen yang telah (pernah) masuk ke dalam tubuh
Kemampuan mempertahankan tubuh dari penyakit
2
2
Protein jenis X berperan dalam respon alergi…
Tepat
4
15
15
Limfosit B berbentuk dan dimatangkan di ....
Ig G Sumsum tulang
180
No 3
Tes course review horrey
3
Kriteria
skor
No
Tepat
4
16
Tes course review horrey
16
Kriteria
Skor
Tepat
4
Tepat
4
Sebutkan dua contoh yang berfungsi sebagai imunitas nonspesifik !
Ilmu yang mempelajari sistem imun atau kekebalan tubuh dinamakan …
kulit, air mata, air liur immunologi
4
4
Tepat
4
17
Sel penghasil antibodi ialah …
17
Sel fagosit berfungsi untuk ...
limfosit Menghancurkan benda asing yang masuk dengan cara menelannya
25
.....................................
Tepat
4
Total skor
100
181 b.
Penilaian individu (pretest dan posttest)
Jenis instrumen
: pilihan ganda
Butir soal
: 25 soal
182
Lampiran 14 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS KONTROL) Nama Sekolah Mata Pelajaran Materi Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan KeAlokasi waktu Media IX.
: : :
:
: SMA N 2 CIBINONG Biologi Sistem Pertahanan Tubuh Manusia XI / II : 1&2 : 2 x 45 (2 kali pertemuan) PowerPoint
Standar Kompetensi : 5. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu. Kelainan dan atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
X. XI.
Kompetensi Dasar : 5.8. menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit Indikator
Indikator pertemuan pertama: Menyebutkan dan menjelaskan pembuluh limfa dan organ-organ limfoid Menjelaskan fungsi sistem pertahanan tubuh Menyebutkan komponen dan respon imun nonspesifik dan spesifik Indikator pertemuan kedua: Menjelaskan macam-macam pertahanan tubuh (kekebalan aktif dan pasif) Menyebutkan kelainan yang dapat terjadi pada sistem pertahanan tubuh XII.
Tujuan pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran peserta didik mampu: Menjelaskan fungsi dan mekanisme sistem pertahanan tubuh
183 Menjelaskan fungsi dari masing-masing komponen sistem pertahanan Membedakan macam respon pertahanan tubuh terhadap benda asing Mengetahui kelainan yang dapat terjadi pada sistem pertahanan tubuh
XIII.
Materi pembelajaran SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA
Sistem pertahanan tubuh tersusun dari sel dan jaringan yang membentuk suatu imunitas/ kekebalan tubuh terhadap infeksi atau penyakit. Sel dan jaringan tersebut terdiri atas pembuluh limfatik, jaringan dan organ limfatik (sumsum tulang merah, kelenjar timus, nodus limfe, limpa, nodulus limfatikus). Sistem ini memiliki beberapa fungsi, diantaranya penangkal “benda” asing yang masuk ke dalam tubuh, untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh yang telah tua, dan sebagai pendeteksi adanya abnormal, termutasi, atau ganas serta menghancurkannya. Sistem pertahanan tubuh terdiri atas tiga lapisan pertahanan yakni 1) kulit dan membran mukosa; 2) sel fagosit dan protein antimikroba; 3) sistem kekebalan limfosit dan antibodi. Gambaran umum 3 lapis pertahanan tubuh: Mekanisme pertahanan nonspesifik Garis pertahanan pertama (eksternal)
K ulit
Membran mukosa
Sekresi dari kulit dan
Garis pertahanan kedua (internal)
Sel darah putih fagositik
Protein antimikroba
Respon peradangan/ inflamasi
Mekanisme pertahanan spesifik Garis pertahanan ketiga
Antibodi (diperantarai antibodi)
Limfosit (diperantarai sel)
184 membran mukosa
Ada dua macam pertahanan tubuh terhadap antigen yang masuk, yaitu kekebalan aktif dan pasif. Kekebalan aktif adalah kekebalan tubuh yang dihasilkan karena limfosit teraktivasi oleh antigen yang terdapat dipermukaan patogen yang masuk kedalam tubuh. Sedangkan kekebalan pasif adalah kekebalan yang timbul ketika seseorang menjadi kebal sementara terhadap suatu antigen karena menerima antibodi dari orang lain. Gambaran umum macam pertahanan tubuh: alami kekebalan aktif > jangka waktu kebal lebih panjang
buatan ex: vaksinasi
macam pertahanan tubuh alami ex: ASI kekebalan pasif > menerima dr luar > sementara
buatan ex: serum
Kesalahan mekanisme sistem pertahanan akan mengakibatkan tubuh terkena penyakit infeksi. Immunodefisiensi (penurunan kemampuan imun) contohnya pada AIDS dan autoimunitas (tubuh membuat antibodi yang menyerang sel tubuh normal) contohnya pada penyakit lupus.
185 XIV.
Pendekatan : Konstruktivisme
Metode
XV.
: Diskusi kelompok dan tanya jawab
Skenario Pembelajaran
Pertemuan pertama Guru
Tahapan Kegiatan
Siswa
Nilai karakter
Memberi salam
Menjawab salam
Perhatian, menyimak
(10
Mengecek kesiapan siswa
Mengkondisikan diri untuk
orang yang sedang
menit)
Mengulas secara sekilas
memulai pembelajaran
berbicara
Mengaitkan materi dengan
Menyimak dan menjawab
Perhatian dan
contoh sehari-hari (mengapa
peranyaan yang diajukan
menghargai
kita dapat terserang penyakit?
guru
Awal
Pembukaan
Waktu (menit) 1’- 5’
materi sebelumnya Motivasi
Hal apa saja yang bisa terjadi ketika kita sakit? Apakah kamu pernah menyadari bahwa naiknya suhu tubuh adalah merupakan mekanisme pertahanan tubuh?)
5’- 10’
186
Guru
Siswa
Merespon jawaban siswa dan
Menyimak pemaparan guru
Tahapan Kegiatan Apersepsi
Nilai karakter
Waktu (menit)
mengaitkan pada materi yang akan dipelajari. Memberikan
Menyebutkan kompetensi
Mendengarkan penjelasan
tujuan
yang akan dicapai.
guru
Mengajukan pertanyaan
Merespon pertanyaan guru
Perhatian, melalui
pada siswa, yaitu:
dengan berusaha menjawab
mendengarkan,
dari buku sumber yang ada
menghormati,
Pembelajaran Inti
Elaborasi
(70 menit)
Apa yang dimaksud dengan
10’ – 25’
memperhatikan dan
sistem pertahanan tubuh?
menyimak guru yang sedang berbicara
Eksplorasi
Membimbing siswa dalam
Mengkondisikan diri
pembentukkan kelompok.
untuk duduk tiap
mengikuti pengarahan
kelompok
dari guru.
Memberikan pengarahan pada siswa mengenai hal yang harus dilakukan dalam kelompoknya
Memperhatikan pengarahan dari guru
Disiplin dalam
25’ – 35’
187
Guru
Tahapan Kegiatan
Menjelaskan materi
Siswa
dengan power point yang
Menyimak penjelasan
Nilai karakter
Waktu (menit)
Perhatian
35’- 50’
Kerjasama dengan
50’- 75’
dari guru
ditampilkan, mengenai fungsi sistem pertahanan tubuh dan mekanisme sistem pertahanan tubuh (imun nonspesifik dan spesifik)
Memberikan LKS dan
Menerima lembar
membimbing siswa untuk
LKSdan
kelompok dan
mendiskusikannya
mendiskusikannya
tanggung jawab, keaktifan diri terlibat dalam mendiskusikan dan mengerjakan LKS.
Meminta perwakilan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya
Mempresentasikan hasil diskusi
Perhatian
188
Guru
Tahapan Kegiatan
Menanggapi hasil telaaah
Siswa
siswa
Nilai karakter
Waktu (menit)
Mencermati tanggapan guru dan menyimak informasi yang diberikan guru.
Konfirmasi
Meluruskan kesalahan
Mencermati dan berusaha
Perhatian dan
pemahaman dan
memahami penjelasan guru.
keberanian dalam
memberikan penguatan
mengemukakan pendapat
terhadap materi sistem
dan mengajukan
pertahanan tubuh.
pertanyaan.
75’- 80’
Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum dimengerti
Akhir
Kesimpulan
Meminta siswa
(10
menyimpulkan
menit)
pembelajaran mengenai fungsi dan mekanisme sistem pertahnan tubuh
Mengatkan kesimpulan
Memperhatikan kesimpulan akhir
80’ – 90’
189
Guru
Tahapan Kegiatan
siswa
Siswa Mengumpulkan LKS
Nilai karakter
Waktu (menit)
Tanggung jawab
Meminta pengumpulan
yang telah dievaluasi
terhadap penyelesaian
lembar jawaban LKS
bersama
tugas yang telah diberikan
Memberikan penghargaan
Perhatian terhadap
kepada kelompok dengan
apresiasi diri yang
kinerja baik
totalitas dalam
Memberi salam
mengikuti proses pebelajaran.
Memberikan tugas baca
Menyimak guru.
tentang pembahasan selanjutnya.
Pertemuan kedua Tahapan Kegiatan Awal (10 menit)
Pembukaan
Guru
Siswa
Nilai karakter
Memberi salam
Menjawab salam
Perhatian, menyimak
Mengecek kesiapan siswa
Mengkondisikan diri untuk
orang yang sedang
memulai pembelajaran
berbicara
Waktu (menit) 1’- 5’
190
Tahapan Kegiatan Motivasi
Guru
Siswa
Nilai karakter
Mengaitkan materi dengan
Menyimak dan menjawab
Perhatian dan
contoh sehari-hari (bersin
peranyaan yang diajukan
menghargai
adalah salah satu respon
guru
Waktu (menit) 5’ – 10’
pertahanan tubuh, mengapa demikian? Bagaimana pertahanan tubuh kita sapat bekerja?) Apersepsi
Merespon jawaban siswa dan
Menyimak pemaparan guru
mengaitkan pada materi yang akan dipelajari Memberikan
Menyebutkan tujuan
tujuan
pembelajaran hari ini.
Menyimak guru
Pembelajaran Inti (60 menit)
Elaborasi
Mengajukan pertanyaan
Merespon pertanyaan guru
Perhatian, melalui
pada siswa, yaitu:
dengan berusaha menjawab
mendengarkan,
dari buku sumber yang ada
menghormati,
Apa yang dimaksud dengan sistem pertahanan tubuh?
memperhatikan dan menyimak guru yang sedang berbicara
10’ – 25’
191
Tahapan Kegiatan
Eksplorasi
Guru
Siswa
Membimbing siswa dan
Mengkondisikan diri
Nilai karakter
Disiplin dalam
pengarahan siswa dalam
untuk duduk tiap
mengikuti pengarahan
pembentukkan kelompok
kelompok
dari guru
materi
Menjelaskan
Memperhatikan
dengan power point yang
pengarahan dari guru
ditampilkan,
Menyimak penjelasan
mengenai
macam kekebalan tubuh
Perhatian
Kerjasama dengan
Waktu (menit)
25’ – 50’
dari guru
dan kelainan yang dapat terjadi
pada
sistem
pertahanan tubuh
Melakukan evaluasi
dengan course review horrey
Menjawab pertanyaan yang tertera
kelompok, tanggung
Mencermati tanggapan
jawab, keaktifan diri
guru dan menyimak
terlibat dalam
informasi yang diberikan
mendiskusikan
guru.
jawaban
Menghargai orang lain
50’ – 75’
192
Tahapan Kegiatan
Guru
Siswa
Nilai karakter
Waktu (menit)
Menyimak guru
Perhatian
75’- 85’
Meminta siswa
Menyimak kesimpulan yang
Mendengarkan
85’ – 90’
(10
menyimpulkan macam
dikemukakan
menit)
kekabalan tubuh dan
Konfirmasi
Meluruskan kesalahan pemahaman dan memberikan penguatan terhadap materi macam kekebalan tubuh dan kelainan yang dapat terjadi pada sistem pertahanan tubuh
Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum dimengerti
Akhir
Kesimpulan
kelainannya
Memberikan penguatan atas kesimpulan yang dikemukakan siswa
193
Tahapan Kegiatan
Guru
Siswa
Memberikan tugas baca
Nilai karakter
Menyimak guru
tentang pembahasan selanjutnya
XVI.
Penilaian 3. Penilaian pertemua pertama b.
Penilaian kelompok
No
Tes LKS
Kriteria
Skor
1
Sebutkan organ-organ limfoid dan berikan penjelasannya!
Jelas, tepat dan lengkap
20
Jelas dan lengkap
25
Jelas dan lengkap
20
Tepat
35
Buatlah tabel fungsi dan komponen dari pertahanan tubuh 2
nonspesifik! Jelaskan pertahanan tubuh lapisan ketiga dan berikan contoh kasus
3
dalam kehidupan sehari-hari yang kamu temui! Temukanlah 14 istilah pada sistem pertahanan di bawah ini, dan
4
jelaskan 3 diantaranya! (Kanan ke kiri, Atas ke bawah) I R E S E
N B N I S
F A G O S
E M I L K
K A N K A
S A M O R
I N F L A
Q I T I W L I S S K
S G I I R
N E S S I
Y N I A P
A K N L S
K I B I I
U T U P U
Waktu (menit)
194
No
Tes LKS P T O R A H P R N L
Total Skor
Y R X A F I S I C I
Kriteria I T N D I S E P R M
Y A N A K T U M A F
N X C N E A D U E O
F O L G I M O K G S
M A S I U I P U O I
A L S M O N O S I T
K U I U I W D U D I
R C P N M I I C O M
O K P I P L A C I U
F U O T I D R E T S
A W H A A N M S N F
G I S S A L O T C I
Skor
L C R A N G T A U A
100
195 4. Penilaian pertemuan kedua c. No 1
Penilaian kelompok Tes course review horrey
1
Kriteria
skor
No
Tepat
4
14
Tes course review horrey
14
Kriteria
Skor
Tepat
4
Tepat
4
Ilmu yang mempelajari sistem imun atau kekebalan tubuh dinamakan …
Sistem pertahanan tubuh yakni … Immunologi
Kemampuan mempertahankan tubuh dari penyakit
2
2
Protein jenis X berperan dalam respon alergi… Ig G
Tepat
4
15 Limfosit B berbentuk dan dimatangkan di ....
Sumsum tulang
196
No
Tes course review horrey
3
Kriteria
skor
No
Tepat
4
16
Tes course review horrey
Ilmu yang mempelajari sistem imun atau kekebalan tubuh dinamakan …
4
Skor
Tepat
4
Tepat
4
Sebutkan dua contoh yang berfungsi sebagai imunitas nonspesifik !
immunologi
4
16
Kriteria
kulit, air mata, air liur
Tepat
4
17
Sel penghasil antibodi ialah …
17
Sel fagosit berfungsi untuk ...
limfosit Menghancurkan benda asing yang masuk dengan cara menelannya
25
.....................................
Tepat
4
Total skor
100
197 d.
Penilaian individu (pretest dan posttest)
Jenis instrumen
: pilihan ganda
Butir soal
: 25 soal
198
Lampiran 15 LEMBAR KERJA SISWA Sistem Pertahanan Tubuh Manusia Pertemuan ke 1 Nama Kelompok : ..............
..............
..............
..............
..............
..............
Tujuan Pembelajaran : 1. Menjelaskan fungsi dan mekanisme sistem pertahanan tubuh 2. Menjelaskan fungsi dari masing-masing komponen sistem pertahanan 3. Membedakan macam respon imun tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit Materi: SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA
Sistem pertahanan tubuh tersusun dari sel dan jaringan yang membentuk suatu imunitas/ kekebalan tubuh terhadap infeksi atau penyakit. Sel dan jaringan tersebut terdiri atas pembuluh limfatik, jaringan dan organ limfatik (sumsum tulang merah, kelenjar timus, nodus limfe, limpa, nodulus limfatikus). Sistem ini memiliki beberapa fungsi, diantaranya penangkal “benda” asing yang masuk ke dalam tubuh,
untuk
keseimbangan
fungsi
tubuh
terutama
menjaga
keseimbangan komponen tubuh yang telah tua, dan sebagai pendeteksi adanya abnormal, termutasi, atau ganas serta menghancurkannya. Sistem pertahanan tubuh terdiri atas tiga lapisan pertahanan yakni 1) kulit dan membran mukosa; 2) sel fagosit dan protein antimikroba; 3) sistem kekebalan limfosit dan antibodi. Selamat Mengerjakan
199
Gambaran umum 3 lapis pertahanan tubuh: Mekanisme pertahanan nonspesifik
Mekanisme pertahanan spesifik
Garis pertahanan pertama Garis (eksternal)
kedua (internal)
Kulit
Me
mbran mukosa
pertahanan Garis
membran mukosa
darah
ketiga putih Antibodi
fagositik
(diperantar
Protein
ai antibodi)
antimikroba
Sekresi dari kulit dan
Sel
pertahanan
Limfosit
Respon
(diperantarai sel)
peradangan/ inflamasi
Ada dua macam pertahanan tubuh terhadap antigen yang masuk, yaitu kekebalan aktif dan pasif. Kekebalan aktif adalah kekebalan tubuh yang dihasilkan karena limfosit teraktivasi oleh antigen yang terdapat dipermukaan patogen yang masuk kedalam tubuh. Sedangkan kekebalan pasif adalah kekebalan yang timbul ketika seseorang menjadi kebal sementara terhadap suatu antigen karena menerima antibodi dari orang lain. Gambaran umum macam pertahanan tubuh:
Selamat Mengerjakan
200
alami kekebalan aktif > jangka waktu kebal lebih panjang
buatan ex: vaksinasi
macam pertahanan tubuh alami ex: ASI kekebalan pasif > menerima dr luar > sementara
buatan ex: serum
Kesalahan mekanisme sistem pertahanan akan mengakibatkan tubuh terkena penyakit infeksi. Immunodefisiensi (penurunan kemampuan imun) contohnya pada AIDS dan autoimunitas (tubuh membuat antibodi yang menyerang sel tubuh normal) contohnya pada penyakit lupus. Soal: I.
Sebutkan organ-organ limfoid dan berikan penjelasannya! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
II.
Buatlah tabel fungsi dan komponen dari pertahanan tubuh nonspesifik! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
III.
Jelaskan pertahanan tubuh lapisan ketiga dan berikan contoh kasus dalam kehidupan sehari-hari yang kamu temui! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
IV.
Temukanlah 14 istilah pada sistem pertahanan di bawah ini, dan jelaskan 3 diantaranya! (Kanan ke kiri, Atas ke bawah) ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
Selamat Mengerjakan
201
I R E S E P T O R A H P R N L
N B N I S Y R X A F I S I C I
F A G O S I T N D I S E P R M
E M I L K Y A N A K T U M A F
K A N K A N X C N E A D U E O
S A M O R F O L G I M O K G S
I N F L A M A S I U I P U O I
Q T W I S A L S M O N O S I T
I I L S K K U I U I W D U D I
Selamat Mengerjakan
S G I I R R C P N M I I C O M
N E S S I O K P I P L A C I U
Y N I A P F U O T I D R E T S
A K N L S A W H A A N M S N F
K I B I I G I S S A L O T C I
U T U P U L C R A N G T A U A
202
Lampiran 16 EVALUASI Konsep: Sistem Pertahanan Tubuh Manusia Pertemuan: ke 2 Media: Course Review Horrey
Slide 1
Slide 2
EVALUASI SISTEM PERTAHANAN TUBUH Pertemuan ke-2
Slide 3
1
14
13
21
20
22
2
12
6
11
3
25
4
7
10
23
5
16
18
19
24
15
17
8
9
Slide 4
Sistem pertahanan tubuh yakni …
Protein jenis Ig ..... berperan dalam respon alergi Ig G
Kemampuan mempertahankan tubuh dari penyakit
Slide 5
Slide 6
Ilmu yang mempelajari sistem imun atau kekebalan tubuh dinamakan …
immunologi
Sel penghasil antibodi ialah … limfosit
203
Slide 7
Slide 8
Zat asing seperti virus, protein asing, mikroorganisme dan bakteri disebut … Antigen
Slide 9
Sebutkan tiga tipe immunoglobin (Ig) pada manusia ... Ig M, Ig A, Ig D, Ig E, Ig G
Slide 10
Di dalam ASI pertama terdapat antibodi yang berguna untuk kekebalan bayi. ASI tersebut dinamakan ....
Orgnisme yang menyebabkan penyakit disebut organisme.....
Patogen
Kolostrum
Slide 11
Slide 12
Perpanjangan makrofag yang dapat menangkap bakteri pada proses fagositosis disebut ..... Pseudopodia
Secara garis besar, sistem pertahanan tubuh dibedakan atas .... Pertahanan tubuh non spesifik dan spesifik
204
Slide 13
Slide 14
Iimunoglobulin atau antibodi, berfungsi untuk ....
Antibodi pertama yang disekresikan sebagai respons kekebalan tubuh....
Mengenali dan mengikat sel asing dan melumpuhkannya
Slide 15
Ig M
Slide 16
Suatu sindrom yang menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh adalah ....
Sel T memori diproduksi untuk ....
AIDS
‘mengingat’ informasi antigen yang telah (pernah) masuk ke dalam tubuh
Slide 17
Slide 18
Limfosit B berbentuk dan dimatangkan di ....
Sebutkan dua contoh yang berfungsi sebagai imunitas nonspesifik !
Sumsum tulang
kulit, air mata, air liur
205
Slide 19
Slide 20
Sel fagosit berfungsi untuk ...
Sebutkan 3 cara antibodi menghancurka patogen!
Menghancurkan benda asing yang masuk dengan cara menelannya
Netralisasi, penggumpalan, pengendapan dan pengaktifan sistem komplemen
Slide 21
Slide 22
Kekebalan aktif adalah ....
Contoh kekebalan tubuh pasif....
Kekebalan tubuh yang diperoleh setelah pulih dari suatu penyakit
Kolostrum asi untuk bayi
Slide 23
Respon kekebalan tubuh dapat dilakukan atas dua cara, yaitu adalah ....
Imunitas humoral dan imunitas seluler
Slide 24
AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus ....
Human Immunodeficiency Virus (HIV)
206
Slide 25
Slide 26
Alergi merupakan sensitivitas yang berlebihan terhadap suatu hal. Nama lain alergi adalah .... Anaphylaxis
Slide 27
Suatu keadaan sistem kekebalan tubuh membentuk antibodi untuk menyerang sel tubuh yang lain, adalah ....
Autoimun
Zat yang menyebabkan alergi disebut.....
Alergen
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213